Anda di halaman 1dari 597

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
petunjuknya maka Laporan Akhir Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021-2041 dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Review RISPAM ini disusun untuk mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi
di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yang mana perubahan ini
belum masuk kedalam Laporan RISPAM 2014 – 2034. Dalam proses penyusunan review,
dilakukan pertemuan dengan segenap pemangku kepentingan untuk mendapatkan masukan dan
saran dalam bidang SPAM untuk dua puluh tahun kedepan.

Laporan RISPAM terdiri dari Sembilan (9) bab. Bab I menyajikan informasi pendahuluan yang
menjelaskan latar belakang, maksud & tujuan, sasaran, lingkup pekerjaan, keluaran dan
sistematika laporan. Bab II merupakan Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo yang secara
jelas menjelaskan tentang karakteristik fisik dasar, penggunaan lahan, kondisi sarana dan
prasarana, kondisi sosial ekonomi, fungsi dan peran Kabupaten Kulon Progo dan Keuangan
Daerah. Bab III menjelaskan kondisi eksisting Kabupaten Kulon Progo dimana dalam bab ini
dijelaskan tentang SPAM PDAM dan SPAM perdesaan di Kabupaten Kulon Progo. Bab IV berisi
tentang standar.kriteria perencanaan yang berisi standar kebutuhan air, kriteria perencanaan ,
periode pelayanan dan kriteria daerah layanan. Bab V memberikan informasi Rencana
pemanfaatan daerah, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah pendidik dan Proyeksi
Kebutuhan Air. Bab VI.berisi tentang potensi air baku. Bab VII tenang rencana induk dan pra
desain pengembangan SPAM. Bab VII memberikan informasi dan data-data abalisis Keuangan.
Bab IX yang merupakan Bab terakhir menjeaskan dari sisi pengembangan kelembagaan
pelayanan air minum.

Laporan review RISPAM ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi segenap pemangku
kepentingan dalam bidang Sistem Penyediaan Air Minum untuk menyusun rencana
pengembangan SPAM tahun 2021 sampai dengan tahun 2041. Akhir kata, semoga Laporan
Review RISPAM 2021-2041 dapat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Kulon Progo.

Yogyakarta, 12 April 2022

Tim Penyusun

i
RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan salah satu prioritas pembangungan yang
tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2025 – 2029 dengan target capaian 100% akses air minum
yang aman pada tahun 2030. Dengan memperhatikan target tersebut, kondisi capaian akses air
minum di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2020 adalah 94% layak. Capaian tersebut masih
harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria akses air minum aman, sehingga masih diperlukan
komitmen dan upaya yang lebih besar dan serius oleh pemerintah daerah. Selain itu Dalam kurun
5 (lima) tahun terakhir ini, telah terjadi perubahan pada kondisi eksisting SPAM di Kabupaten
Kulon Progo diakibatkan perubahan proyeksi pengembangan wilayah yang tertuang di Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo yang mengakibatkan perubahan pada dinamika
pembangunan di Kabupaten Kulon Progo. Beberapa dinamika pembangunan tersebut diantaranya
adalah dengan ditetapkannya beberapa Proyek Strategis Nasional yang berada di Kabupaten
Kulon Progo yaitu pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) dan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional Borobudur. Selain itu, adanya SPAM Regional Bendung Kamijoro
dan Bendung Bener yang akan segera direalisasikan pembangunannya. Maka dari itu untuk
mencapai akses air aman dan menyikapi perubahan kondisi eksisting SPAM dan dinamika
pembangunan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi terhadap terhadap perencanaan SPAM yang
telah disusun. Maka dari itu dilakukanlah review dokumen RISPAM 2014-2034 sehingga
didapatkan dokumen baru RISPAM 2021-2041.

Morfologi Kabupaten Kulon Progo terdiri atas wilayah landai, perbukitan dan pegunungan
dengan kemiringan lereng beragam antara 0% s.d. >25%. Topografi di wilayah Kabupaten Kulon
Progo sangat bervariasi dengan bagian selatan (daerah pantai) memiliki ketinggian <7 m sampai
dengan ketinggian >500 m di wilayah yang terletak di arah Barat Laut (Kecamatan Samigaluh
dan Girimulyo). Sebagai sumber air untuk SPAM dan irigasi, Kabupaten Kulon Progo memiliki
32 sungai yang dan 24 embung/waduk. Penggunaan air dari embung terutamanya digunakan
untuk pasokan air irigasi. Kabupaten Kulon Progo juga memiliki mata air yang tidak sedikit
terutama di daerah Samigaluh dan Girimulyo. Mata air tersebut dimanfaatkan masyarakat
setempat sebagai sumber air bersih secara individu maupun melalui pengelolaan SPAM
perdesaan. Menurut catatan Dinas Kesehatan pada tahun 2020, terdapat 77.061 sumur gali yang
terletak menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Guna lahan Kulon Progo
didominasi permukiman sebesar 34,58%, dan peruntukan kegiatan agraris yaitu kebun 18,05%,
sawah irigasi 18,06%, dan tegalan/ladang 12,53% dari total luas wilayah Kabupaten Kulon Progo
sebesar 58.627,512 ha. Berdasarkan data sosial ekonomi, kelompok lapangan usaha Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang memiliki andil dalam menyumbang
Rp14,312 milyar untuk PDRB Kabupaten Kulon Progo. Jumlah tersebut masih rendah
dibandingkan tingkat kebutuhan air di Kulon Progo yang terus meningkat. Perkembangan
Kawasan strategis seharusnya dapat mendongkrak nilai PDRB kelompok lapangan usaha
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang.

Infrastruktur penyediaan air minum yang dikelola PDAM Tirta Binangun pada saat ini memiliki
7 wilayah pelayanan yaitu wilayah pelayanan Lendah, Sentolo, Salamrejo, Clereng, Sermo,
Kalibawang dan Samigaluh. Total kapasitas sumber terpasang sebesar 400 l/detik dengan sumber

ii
air yang berasal dari Sungai Progo, Waduk Sermo dan mata air Clereng melayani 111.129
pelanggan (cakupan pelayanan 25,18%). Cakupan pelayanan Jaringan Perpipaan (JP) yang
diwakili oleh jumlah pelanggan di PDAM dan SPAMDes di tahun 2021 adalah 41,39% dan bukan
jaringan pipa (BJP) 58,61%. Total panjang pipa distribusi di PDAM Tirta Binangun sebesar
960.492 m dimana prosentase panjang pipa terbanyak (21%) ada di Unit Wates (wilayah
pelayanan Clereng) dan yang terkecil terdapat di unit Sendagsari (wilayah pelayanan Clereng).
Kehilangan air di unit produksi dan unit distribusi masing-masing sebesar 3,36% dan 23,49%
dimana total kehilangan air sebesar 26,85%. Nilai kehilangan air ini masih lebih tinggi dari
standar kehilangan air yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 18-20%. Cakupan
pelayanan SPAM oleh SPAM Perdesaan pada tahun 2020 adalah 16,72%, dari total jumlah
penduduk sebesar 441.338 jiwa. Terdapat 160 kelompok pengelola swadaya air minum di
Kabupaten Kulon Progo. Sumber air yang digunakan oleh SPAM perdesaan (SPAMDes) pada
umumnya adalah sumur gali, sumur bor dan mata air. Pengelola SPAMDes terdiri dari pengola
SPAMDes dengan program PAMSIMAS dan pengelola SPAMDes yang tidak mendapatkan
program PAMSIMAS. Sistem pengaliran di SPAMDes Non PAMSIMAS umumnya adalah
pemompaan (71,43%), hal ini yang membuat operasional SPAM Perdesaan mahal. Secara umum
kinerja keuangan PDAM Tirta Binangun cukup baik. Kondisi tersebut terlihat dari peningkatan
nilai aktiva yang ada pada tahun 2020 sebesar 59.867.077.185,51, lebih tinggi 57,42 persen
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp38.027.816.654,05. Dari 160 kelompok SPAMDes, hanya
155 kelompok saja yang menetapkan tarif untuk layanannya dan 11 sisanya tidak menetapkan
tarif layanan. Permasalahan teknis yang muncul pada pengelola SPAM PDAM adalah masih
kecilnya cakupan pelayanan PDAM di Kabupaten Kulon Progo, sistem operasi yang mahal
karena menggunakan pemompaan dan masalah kualitas air baku yang semakin memburuk
sehingga meningkatkan biaya dasar produksi. Sedangkan untuk pengelola SPAMDes
permasalahan muncul adalah akibat banyak infrastruktur yang rusak dan belum dapat diperbaiki
karena kendala biaya serta kuantitas dan kualitas air baku yang semakin turun dari tahun ke tahun.
Permasalahan non teknis yang ditemukan antar pengelola SPAM di Kabupaten Kulon Progo
adalah tumpang tindihnya wilayah pelayanan dan perbedaan tarif air minum antar penyelenggara
SPAM.

Perhitungan kebutuhan air didapatkan dari proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2041,
perhitungan kebutuhan non-domestik (15% x kebutuhan domestik) dan kebutuhan air kawasan
strategis di Kabupaten Kulon Progo serta kehilangan air yang direncanakan sesuai dengan kriteria
perencanaan yaitu sekitar 18-20%. Kawasan strategis yang dipertimbangkan dalam kajian
RISPAM ini adalah kawasan Bandara YIA, Kantor Air NAV, Pelabuhan Tanjung Adhikarto,
Industri Pasir Besi, Aetropolis, Wates Baru, Pariwisata dan industri. Kebutuhan air rata-rata
(kebutuhan air total+kehilangan air) di tahun 2026, 2031, 2036 dan 2041 masing-masing adalah
987,26 l/detik; 1258,60 l/detik; 1529,69 l/detik dan 1805,27 l/detik. Potensi sumber air baku
SPAM di Kabupaten Kulon Progo didapatkan dari tiga sumber air permukaan yaitu sungai Progo,
Serang dan Bogowonto dan Embung. Waduk Sermo merupakan waduk yang mendapatkan
pasokan utama dari Sungai Serang. Potensi air tanah didapatkan dari mata air dan sumur. Sumber
air alternatif yang dapat dijadikan pertimbangan alah sumber air Penampungan air hujan dan
desalinasi air laut. Namun teknologi desalinasi membutuhkan biaya yang sangat tinggi karena
kebutuhan listriknya sekitar 2,5-4 KWh/m3.

iii
Berdasarkan pertimbangan topografi wilayah layanan, sebaran penduduk, peruntukan wilayah
dan sumber air, wilayah kabupaten Kulon Progo dibagi menjadi 4 zona pelayanan. Skenario
pengembangan wilayah SPAM di Kabupaten Kulon Progo memperhatikan target pemerintah
untuk mendapatkan akses air aman 100% ditahun 2030. Arah pengembangan pelayanan SPAM
bagian tengah-selatan dirancang untuk ditingkatkan pelayanan PDAM, pelayanan SPAMDes
diatur tetap, sedangkan pelanggan bukan jaringan pipa (BJP) semakin dikurangi menuju tahun
2030. Wilayah tengah-utara Kabupaten Kulon Progo, pelayanan PDAM (JP) dibuat tetap.
Sedangkan SPAMDes pelayanannya ditingkatkan (JP). Pengguna air yang berasal dari BJP
semakin dikurangi menuju tahun 2030. Berdasarkan hasil neraca air antara pasokan dan
kebutuhan air PDAM, dibutuhkan tambahan pasokan air dengan pembangunan IPAM baru di
Kamijoro, Salamrejo, Sermo, Kalibawang, Bener dan Sindutan. Rencana pengembangan SPAM
dibuat menjadi empat tahap yaitu tahap mendesak (2022-2023), tahap pendek (2024-2026), tahap
menengah (2027-2031) dan tahap panjang (2032-2041). Total jumlah rencana pembangunan,
perbaikan dan optimalisasi untuk SPAM yang dikelola PDAM adalah 10 kegiatan dan untuk
SPAM yang dikelola oleh SPAMDes berjumlah pengembangan 182 unit baru SPAMDes.

Analisis kelayakan ekonomi bagi PDAM menyatakan bahwa Nilai NPV rencana pengembangan
selama 20 tahun kedepan bernilai positif. Hal ini tersebut menunjukkan bahwa proyeksi
pendapatan dari proyek pengembangan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu,
pembangunan, perbaikan, dan optimalisasi 10 rencana pekerjaan PDAM (Non SPAMDes) yang
direncanakan layak untuk dijalankan. Payback period dari investasi yang dilakukan adalah 10
tahun 3 bulan. Nilai NPV yang dihasilkan oleh proyeksi keuangan SPAMDes yang akan
dikembangkan dalam periode 20 tahun bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa proyek
pembangunan SPAMDes sebanyak 182 unit layak untuk dijalankan. Payback period
pengembangan SPAMDes adalah 7 tahun 1 bulan. Nilai affordabilitas untuk SPAM PDAM
sebesar 3,55 persen dan untuk SPAMDes bernilai 3,46%. Hal ini masih berada di bawah ketentuan
maksimal yaitu 4 persen.

Bentuk kelembagaan yang disusun untuk menjadi badan hukum secara sah dan mapan hanya
dimiliki oleh Perumda Air Minum Tirta Binangun, sedangkan untuk SPAMDes program
PAMSIMAS dan SPAMDes Non PAMSIMAS membutuhkan kelembagaan yang harus
diperjelas. Penyelenggaraan SPAMDes dapat dilakukan dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa
atau Lembaga Badan Layanan Umum (BLU). BUMDes menjadi sebuah kelembagaan yang
paling strategis dalam upaya pelembagaan dan pengorganisasian SPAMDes karena telah
ditetapkan dalam UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. Skema kedua pengelolaan SPAMDes adalah
lembaga Badan Layanan Umum (BLU). Rencana kerja BLU dapat menjadi bagian dari APBDes.
Jumlah SDM di PDAM Tirta Binangun pada tahun 2021 adalah 89 pegawai dengan jumlah
pelanggan 37.187 SR. Dengan mengacu pada rasio pegawai : pelanggan sebesar 1 : 125, maka
jumlah pegawai tahun 2021 masih defisit sebesar 209 pegawai. Perhitungan proyeksi jumlah
pegawai semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pegawai. Jumlah kebutuhan
pegawai untuk SPAMDes disesuaikan dengan jumlah kebutuhan struktur organisasinya karena
jumlah pelanggan SPAMDes yang tidak terlalu banyak. Untuk penentuan sumber daya manusia
di PDAM Tirta Binangun dan SPAMDes diperlukan kajian beban kerja yang bersifat riil sehingga
kebutuhan SDM secara rasional dapat diketahui. Program-program pelatihan yang dibutuhkan
oleh PDAM maupun SPAMDes harus diidentifikasi dan dijalankan untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia.

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 26

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 26


1.1.1 Aspek Legal ........................................................................................... 26
1.1.2 Isu Utama dari Kondisi Eksisting SPAM Kabupaten Kulon Progo ...... 28
1.1.3 Isu Permasalahan Utama SPAM Kabupaten Kulon Progo ................... 29
1.1.4 Proyeksi Pengembangan Kabupaten Kulon Progo ................................ 31
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 34
1.2.1 Maksud .................................................................................................. 34
1.2.2 Tujuan .................................................................................................... 34
1.3 Sasaran .............................................................................................................. 35
1.4 Lingkup Kegiatan ............................................................................................. 35
1.5 Keluaran ........................................................................................................... 40
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ........................................................................ 40

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO ............................ 48

2.1 Karakteristik Fisik Dasar .................................................................................. 48


2.1.1 Geografi ................................................................................................. 48
2.1.2 Iklim ...................................................................................................... 50
2.1.3 Kemiringan Lereng ................................................................................ 52
2.1.4 Morfologi (Bentuk Lahan) .................................................................... 54
2.1.5 Geologi .................................................................................................. 56

v
2.1.5.1 Stratigrafi ......................................................................................... 56
2.1.5.2 Struktur Geologi............................................................................... 59
2.1.6 Hidrologi dan Hidrogeologi .................................................................. 61
2.1.6.1 Air Permukaan ................................................................................. 61
2.1.6.2 Air Tanah ......................................................................................... 68
2.1.6.3 Curah Hujan ..................................................................................... 71
2.1.6.4 Penggunaan Lahan ........................................................................... 74
2.2 Kondisi Sarana dan Prasarana .......................................................................... 79
2.2.1 Unit Air baku dan Infrastruktur SPAM ................................................. 79
2.2.2 Infrastruktur pengelolaan Air Limbah ................................................... 81
2.2.3 Infrastruktur Pengelolaan Sampah ........................................................ 89
2.2.4 Infrastruktur Drainase ............................................................................ 91
2.2.5 Listrik .................................................................................................... 93
2.2.6 Telepon .................................................................................................. 94
2.2.7 Jalan ....................................................................................................... 94
2.2.8 Pariwisata .............................................................................................. 96
2.3 Kondisi Sosial Ekonomi ................................................................................... 98
2.3.1 Kependudukan ....................................................................................... 98
2.3.2 Ketenagakerjaan .................................................................................. 100
2.3.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ......................................... 102
2.4 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo .................................................... 106
2.4.1 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo sesuai RTRW Nasional ... 106
2.4.2 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo Sesuai RTRW Provinsi ... 107
2.4.3 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo Sesuai RTRW Kabupaten109
2.5 Keuangan Daerah ........................................................................................... 112
2.5.1 Penerimaan Daerah .............................................................................. 112
2.5.2 Pengeluaran Daerah ............................................................................. 116
2.5.3 Pembiayaaan Daerah ........................................................................... 121

BAB III KONDISI EKSISTING SPAM KABUPATEN/KOTA ............................ 126

3.1 Umum ............................................................................................................. 126


3.1.1 Tingkat Kehilangan Air ....................................................................... 132

vi
3.1.1.1 NRW Produksi ............................................................................... 132
3.1.1.2 NRW Distribusi ............................................................................. 133
3.1.2 Tingkat Konsumsi Air ......................................................................... 134
3.2 Aspek Teknis .................................................................................................. 134
3.2.1 Sistem Penyediaan Air Minum PDAM ............................................... 134
3.2.1.1 Perumda Air Minum Tirta Binangun Kulon Progo ....................... 135
3.2.2 SPAM Pedesaan (SPAMDes) ............................................................. 162
3.2.2.1 Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (SPAMDes) ................. 162
3.2.2.2 SPAMDes PAMASKARTA .......................................................... 171
3.2.2.3 SPAMDes Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) ........................................................................... 177
3.3 Aspek Non Teknis .......................................................................................... 180
3.3.1 Keuangan ............................................................................................. 180
3.3.1.1 PDAM Tirta Binangun ................................................................... 180
3.3.1.2 SPAMDes ...................................................................................... 186
3.3.2 Kelembagaan ....................................................................................... 187
3.3.3 Peraturan .............................................................................................. 198
3.4 Kendala dan Permasalahan ............................................................................. 200
3.4.1 Teknis .................................................................................................. 200
3.4.1.1 Unit Air Baku................................................................................. 200
3.4.1.2 Unit Produksi, Distribusi dan Pelayanan ....................................... 201
3.4.2 Non-Teknis .......................................................................................... 215
3.4.2.1 Keuangan dan Institusional ............................................................ 215
3.4.2.2 Manajemen ..................................................................................... 216

BAB IV STANDAR KRITERIA PERENCANAAN................................................ 222

4.1 Standar Kebutuhan Air ................................................................................... 222


4.1.1 Kebutuhan Domestik ........................................................................... 222
4.1.2 Kebutuhan Non Domestik ................................................................... 225
4.2 Kriteria Perencanaan ...................................................................................... 227
4.2.1 Unit Air Baku ...................................................................................... 227
4.2.2 Unit Transmisi ..................................................................................... 236

vii
4.2.3 Unit Produksi ....................................................................................... 245
4.2.4 Unit Distribusi ..................................................................................... 246
4.2.4.1 Sistem Perpipaan Distribusi Primer ............................................... 247
4.2.4.2 Sistem Perpipaan Distribusi Sekunder ........................................... 247
4.2.4.3 Sistem Perpipaan Distribusi Tersier............................................... 247
4.2.5 Unit Pelayanan .................................................................................... 250
4.2.5.1 Hidran Umum (HU) ....................................................................... 250
4.2.5.2 Sambungan Rumah (SR)................................................................ 251
4.2.5.3 Terminal Air (TA).......................................................................... 252
4.3 Periode Perencanaan ....................................................................................... 252
4.4 Kriteria Daerah Layanan ................................................................................ 253

BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR.................................................................. 264

5.1 Rencana Pemanfaatan Ruang ......................................................................... 264


5.2 Rencana Daerah/Wilayah Pengembangan Pelayanan Serta Tingkat Pelayanan
265
5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk ............................................................................ 267
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum .................................................................... 271

BAB VI POTENSI AIR BAKU.................................................................................. 287

6.1 Potensi Air Permukaan ................................................................................... 287


6.1.1 Sungai Progo ....................................................................................... 289
6.1.2 Sungai Serang ...................................................................................... 301
6.1.3 Sungai Bogowonto .............................................................................. 306
6.1.4 Embung ............................................................................................... 310
6.2 Potensi Air Tanah ........................................................................................... 314
6.2.1 Mata Air .............................................................................................. 317
6.2.2 Sumur .................................................................................................. 321
6.3 Alternatif Sumber Air Baku ........................................................................... 326
6.3.1 Pemanen Air Hujan ............................................................................. 326
6.3.2 Desalinasi Air Laut .............................................................................. 327

BAB VII RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN PENGEMBANGAN SPAM . 329

7.1 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Studi ......................................... 329

viii
7.1.1 Kebijakan Tata Ruang ......................................................................... 329
7.1.2 Struktur Tata Ruang ............................................................................ 331
7.1.3 Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah ...................................................... 335
7.2 Pengembangan Wilayah/Daerah Pelayanan (Zonasi) .................................... 338
7.3 Tingkat Pelayanan .......................................................................................... 344
7.4 Rencana Pentahapan Pengembangan (5 Tahunan) ......................................... 347
7.4.1 Sistem Zona Pelayanan I ..................................................................... 354
7.4.2 Sistem Zona Pelayanan II .................................................................... 355
7.4.3 Sistem Zona Pelayanan III .................................................................. 357
7.4.4 Sistem Zona Pelayanan IV .................................................................. 358
7.5 Kebutuhan Air ................................................................................................ 360
7.5.1 Klasifikasi Pelanggan .......................................................................... 360
7.5.2 Kebutuhan Air Domestik..................................................................... 362
7.5.3 Kebutuhan Air Non Domestik ............................................................. 365
7.5.4 Kehilangan Air .................................................................................... 376
7.5.5 Rekapitulasi Kebutuhan Air ................................................................ 377
7.6 Alternatif Rencana Pengembangan ................................................................ 377
7.6.1 Sumber Air Baku ................................................................................. 377
7.6.2 Rencana Pengembangan Pelayanan Air Minum ................................. 378
7.6.2.1 Rencana Pengembangan Perumda PDAM Tirta Binangun ........... 379
7.6.2.2 Rencana Pengembangan SPAMDes .............................................. 380
7.7 Penurunan Tingkat Kebocoran ....................................................................... 384
7.8 Potensi Air Baku ............................................................................................ 390
7.8.1 Perhitungan Water Balance ................................................................. 390
7.8.2 Rekomendasi Sumber Air yang Digunakan ........................................ 400
7.9 Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi ...................................... 441
7.9.1 Potensi Pencemar Air .......................................................................... 441
7.9.1.1 Air Pemukaan................................................................................. 441
7.9.1.2 Air Tanah ....................................................................................... 444
7.9.1.3 Air Hujan ....................................................................................... 444
7.9.2 Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku ..................................... 448
7.10 Perkiraan Kebutuhan Biaya ............................................................................ 458

ix
7.10.1 Metode Kajian.................................................................................. 458
7.10.2 Rencana Anggaran Biaya PDAM (Non-SPAMDes) ....................... 458
7.10.3 Rencana Anggaran Biaya SPAMDes .............................................. 513

BAB VIII ANALISIS KEUANGAN .......................................................................... 519

8.1 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan ................................................. 519


8.1.1 Kebutuhan Investasi ............................................................................ 519
8.1.1.1 SPAMDes ...................................................................................... 519
8.1.1.2 Non SPAMDes............................................................................... 520
8.1.2 Sumber Pendanaan .............................................................................. 521
8.1.3 Pentahapan ........................................................................................... 525
8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan ............................................................... 525
8.2.1 Perhitungan Arus Kas Perumda PDAM Tirta Binangun..................... 526
8.2.2 Perhitungan Arus Kas SPAMDes........................................................ 531
8.2.3 Kenaikan Tarif Air .............................................................................. 532
8.2.4 Kenaikan Beban Usaha ....................................................................... 534
8.2.5 Tingkat Suku Bunga ............................................................................ 534
8.2.6 Depresiasi ............................................................................................ 535
8.2.7 Pajak Penghasilan ................................................................................ 535
8.3 Hasil Analisis Kelayakan Ekonomi dan Analisis Sensitivitas ....................... 535
8.3.1 Analisis Kelayakan Ekonomi .............................................................. 535
8.3.1.1 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes....................................... 535
8.3.1.2 Analisis Kelayakan Ekonomi Perumda PDAM Tirta Binangun.... 538
8.3.2 Analisis Sensitivitas ............................................................................ 540
8.3.2.1 Analisis Sensitivitas SPAMDes ..................................................... 540
8.3.2.2 Analisis Sensitivitas Non SPAMDes ............................................. 543

BAB IX PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM .. 547

9.1 Organisasi ....................................................................................................... 547


9.1.1 Organisasi Perumda PDAM Tirta Binangun ....................................... 547
9.1.2 Organisasi SPAMDes PAMSIMAS .................................................... 548
9.1.3 Organisasi SPAMDes Non PAMSIMAS ............................................ 551
9.1.4 Sinkronisasi Kelembagaan SPAM ...................................................... 552

x
9.1.5 Bentuk Badan Pengelola ..................................................................... 557
9.2 Sumber Daya Manusia ................................................................................... 562
9.2.1. Jumlah ................................................................................................. 563
9.2.2. Kualifikasi ........................................................................................... 565
9.3 Pelatihan ......................................................................................................... 566
9.4 Perjanjian Kerjasama ...................................................................................... 570
9.4.1 Tujuan .................................................................................................. 570
9.4.2 Organisasi Mitra yang Terlibat ............................................................ 571
9.4.3 Mekanisme Kesepakatan ..................................................................... 572

LAMPIRAN ................................................................................................................. 574

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Presentase Luas Masing-masing Kapanewon ............................................ 49

Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kulonprogo ................................................ 50

Gambar 2. 3 Peta Kelerengan Kabupaten Kulon Progo .................................................. 53

Gambar 2. 4 Pembagian Fisiografi Pulau Jawa .............................................................. 54

Gambar 2. 5 Grafik Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Dirinci
Per-Kapanewon ............................................................................................................... 55

Gambar 2. 6 Peta Topografi Kabupaten Kulon Progo .................................................... 56

Gambar 2. 7 Peta Geologi Kabupaten Kulon Progo ....................................................... 60

Gambar 2. 8 Peta Lokasi Sungai di Kulon Progo ........................................................... 62

Gambar 2. 9 Peta Lokasi Danau/Embung ....................................................................... 64

Gambar 2. 10 Peta Saluran Irigasi di Kulon Progo ......................................................... 67

Gambar 2. 11 Peta Lokasi Mata Air di Kulon Progo ...................................................... 68

Gambar 2. 12 Peta Cekungan Air Tanah ........................................................................ 71

Gambar 2. 13 Curah Hujan Bulanan Rata-rata 5 Tahun Terakhir (2016 – 2020)........... 72

Gambar 2. 14 Peta Pola Curah Hujan Kabupaten Kulon Progo ..................................... 73

Gambar 2. 15 Peta Pola Ruang Kulon Progo .................................................................. 75

Gambar 2. 16 Peta Struktur Ruang Kulon Progo ............................................................ 78

Gambar 2. 17 Peta Kawasan Strategis Kulon Progo ....................................................... 79

Gambar 2. 18 Peta Jaringan IPAL .................................................................................. 88

Gambar 2. 19 Peta Lokasi TPA Banyuroto Kabupaten Kulon Progo ............................. 91

Gambar 2. 20 Peta Jaringan Drainase Kabupaten Kulon Progo ..................................... 93

Gambar 2. 21 Peta Jalan Kabupaten Kulon Progo .......................................................... 96

Gambar 2. 22 Peta Kawasan Wisata Kulon Progo .......................................................... 98

Gambar 2. 23 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama ....... 101

Gambar 3. 1 Unit Produksi Kalibawang ....................................................................... 143

xii
Gambar 3. 2 Skema SPAM Kalibawang ....................................................................... 144

Gambar 3. 3 Unit Produksi Sistem Lendah................................................................... 145

Gambar 3. 4 Skema SPAM Lendah .............................................................................. 147

Gambar 3. 5 Unit Produksi Sistem Sentolo .................................................................. 148

Gambar 3. 6 Skema SPAM Sentolo .............................................................................. 150

Gambar 3. 7 Unit Produksi Sistem Salamrejo .............................................................. 151

Gambar 3. 8 Skema SPAM Salamrejo .......................................................................... 153

Gambar 3. 9 Unit Produksi Sistem Sermo .................................................................... 154

Gambar 3. 10 Skema SPAM Sermo.............................................................................. 156

Gambar 3. 11 Unit Produksi Sistem Clereng ................................................................ 157

Gambar 3. 12 Skema SPAM Clereng ........................................................................... 159

Gambar 3. 13 Prersentase Pipa Tiap Unit ..................................................................... 161

Gambar 3. 14 Peta Pembagian Sistem Perpipaan PDAM Air Kulon Progo ................. 162

Gambar 3. 15 Struktur Organisasi Perumda Air Minum Tirta Binangun ..................... 191

Gambar 3. 16 Perubahan Tujuan Penataan Ruang ........................................................ 220

Gambar 4. 1 Sistem Perpipaan Looping ....................................................................... 249

Gambar 4. 2 Sistem Perpipaan Dead end ...................................................................... 250

Gambar 4. 3 Grafik Jumlah BPSSPAM yang Terlayani Oleh Pamsimas ..................... 254

Gambar 4. 4 Peta Persebaran Lokasi Pamsimas di Kabupaten Kulon Progo ............... 255

Gambar 4. 5 Grafik Jumlah Layanan SPAM Non PDAM Tiap Kapanewon ............... 256

Gambar 4. 6 Peta Persebaran Lokasi SPAM Non PDAM di Kabupaten Kulon Progo 257

Gambar 4. 7 Grafik Jumlah Unit Sambungan Rumah PDAM Tiap Kapanewon ......... 258

Gambar 4. 8 Peta Persebaran Sambungan Rumah PDAM Kabupaten Kulon Progo.... 259

Gambar 4. 9 Peta Persebaran Jaringan PDAM Kabupaten Kulon Progo Per Unit ....... 259

Gambar 4. 10 Peta Persebaran Jaringan PDAM Kabupaten Kulon Progo Per Tahun .. 260

Gambar 5. 1 Kawasan Strategis .................................................................................... 266

Gambar 5. 2 Peta Pola Ruang ....................................................................................... 266

xiii
Gambar 5. 3 Rencana Pengembangan Daerah Layanan SPAM ................................... 267

Gambar 6. 1 Peta DAS Kabupaten Kulon Progo .......................................................... 288

Gambar 6. 2 Sungai Progo di Intake Kalibawang ........................................................ 290

Gambar 6. 4 Sungai Progo di Intake Bantar ................................................................. 294

Gambar 6. 5 Ketersediaan Air Sungai Progo di Intake Bantar ..................................... 294

Gambar 6. 6 Sungai Progo di Bendung Kamijoro ........................................................ 295

Gambar 6. 7 Ketersediaan Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro ............................ 296

Gambar 6. 8 Bendung Sapon (kiri) dan Intake SPAM Lendah (kanan) ....................... 298

Gambar 6. 9 Ketersediaan Air Sungai Progo di Bendung Sapon ................................. 299

Gambar 6. 10 Waduk Sermo ......................................................................................... 302

Gambar 6. 11 Debit Aliran Masuk ke Waduk Sermo ................................................... 303

Gambar 6. 12 Bagian hilir Sungai Bogowonto yang melintasi Kabupaten Kulon Progo
....................................................................................................................................... 306

Gambar 6. 13 Lokasi Pembangunan Waduk Bener (kiri); Jalur Transmisi Air Baku dari
Waduk Bener ke Kabupaten Kulon Progo (kanan) ....................................................... 309

Gambar 6. 14 Aliran masuk ke Waduk Bener Tahun 2020 Sumber: Hasil Analisis
(Fauziah, 2022) ............................................................................................................. 310

Gambar 6. 15 Lokasi Embung di Kabupaten Kulon Progo .......................................... 313

Gambar 6. 16 Peta Cekungan Air Tanah Wates ........................................................... 315

Gambar 6. 17 Pemanfaatan Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 ............ 316

Gambar 6. 18 Persentase Pemanfaatan Air Tanah Berdasarkan Peruntukan .............. 317

Gambar 6. 19 Peta Penyebaran Mata Air Kabupaten Kulon Progo .............................. 320

Gambar 6. 20 Peta Sumur Air Baku Kulon Progo ........................................................ 323

Gambar 6. 21 Jenis Teknologi Desalinasi ..................................................................... 328

Gambar 7. 1 Peta Rencana Pembagian Wilayah Pengembangan ................................. 331

Gambar 7. 2 Peta Struktur Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo ................................. 334

Gambar 7. 3 Peta Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo................................................ 338

xiv
Gambar 7. 4 Peta Pengembangan Wilayah/Daerah Layanan Air Bersih ...................... 340

Gambar 7. 5 Peta Pengembangan Wilayah/Daerah Layanan Air Bersih ...................... 342

Gambar 7. 6 Peta Pembangunan Tahap Mendesak Non-SPAMDes............................. 349

Gambar 7. 7 Peta Pembangunan Tahap Pendek Non-SPAMDes ................................. 351

Gambar 7. 8 Peta Program Tahap Menengah Non-SPAMDes ..................................... 352

Gambar 7. 9 Peta Program Tahap Panjang Non-SPAMDes ......................................... 353

Gambar 7. 10 Peta Ringkasan Program Pembangunan Non-SPAMDes Kulon Progo . 353

Gambar 7. 11 Skema Rinci Kehilangan Air.................................................................. 376

Gambar 7. 12 Peta CAT Wates dan Menoreh (Hendrayana dan Ramadhika, 2016) ... 391

Gambar 7.13 Neraca Air Tanah Kabupaten Kulon Progo ............................................ 392

Gambar 7.14 Peta Daerah Sungai di Kabupaten Kulon Progo dan Titik Pemantauan
Debit .............................................................................................................................. 396

Gambar 7.15 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (dekat intake
Kalibawang) .................................................................................................................. 397

Gambar 7.16 Neraca Air Sungai Progo di Stasiun Bantar (dekat intake Sentolo dan
Salamrejo) ..................................................................................................................... 397

Gambar 7.17 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro (intake SPAM Kamijoro)
....................................................................................................................................... 398

Gambar 7.18 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Sapon (dekat intake Lendah) ...... 398

Gambar 7.19 Neraca Air Waduk Sermo ....................................................................... 399

Gambar 7.20 Proyeksi Neraca Air Waduk Bener ......................................................... 400

Gambar 7. 21 Neraca air kebutuhan dan penyediaan air baku Kabupaten Kulon Progo
....................................................................................................................................... 401

Gambar 7.22 Lokasi sumber air baku PDAM ............................................................... 402

Gambar 7.23 Rencana pengembangan air baku PDAM ............................................... 403

Gambar 7.24 Peta lokasi PDAM eksisting dan rencana pengembangan. ..................... 405

Gambar 7. 25 Wilayah yang sulit terjangkau layanan PDAM. ..................................... 433

Gambar 7.26 Embung yang Sumber Air Utamanya Berasal dari Sungai ..................... 438

xv
Gambar 7.27 Embung yang Sumber Air Utamanya Berasal dari Mata Air.................. 439

Gambar 7.28 Embung yang Hanya Mendapat Air dari Hujan (Embung Tadah Hujan)
....................................................................................................................................... 440

Gambar 7. 29 Peta Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo.............................................. 448

Gambar 7. 30 (a) Pengolahan Lumpur di IPA Clereng, (b) Pengolahan Lumpur di IPA
Lendah ........................................................................................................................... 454

Gambar 7. 31 Work Breakdown Structure Rab Non-Spamdes (PDAM) ...................... 459

Gambar 7. 32 Work Breakdown Structure Unit Air Baku Non-Spamdes (PDAM) ..... 459

Gambar 7. 33 Work Breakdown Structure Unit Produksi Non-Spamdes (PDAM) ...... 460

Gambar 7. 34 Work Breakdown Structure RAB SPAMDes ......................................... 513

Gambar 9. 1 Struktur Organisasi Perumda Air Minum Tirta Minum ........................... 547

Gambar 9. 2 Data Sumber Daya Manusia Tahun 2021 menurut Struktur Organisasi .. 562

Gambar 9. 3 Jumlah SDM Perumda PDAM Tirta Binangun ....................................... 563

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah Kelurahan, Dusun, Luas (km2) dan Presentase Luas Menurut
Kapanewon...................................................................................................................... 49

Tabel 2. 2 Suhu, Kelembaban, Kecepatan Angin, Tekanan Udara, Curah Hujan dan
Penyinaran Mataharari di Kabupaten Kulon Progo ........................................................ 51

Tabel 2. 3 Topografi Wilayah Kabupaten Kulon Progo ................................................. 52

Tabel 2. 4 Luas Tanah Menurut Kemiringannya per-Kapanewon .................................. 52

Tabel 2. 5 Luas Tanah (ha) Menurut Ketinggiannya Per Kapanewon ............................ 55

Tabel 2. 6 Kolom Statigrafi Formasi di Wilayah Kabupaten Kulon Progo .................... 58

Tabel 2. 7 Pengelompokan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan ....................................... 60

Tabel 2. 8 Daftar Sungai Kulon Progo ............................................................................ 61

Tabel 2. 9 Daftar Embung di Kulon Progo ..................................................................... 63

Tabel 2. 10 Daftar Daerah Irigasi Permukaan di Kulon Progo ....................................... 64

Tabel 2. 11 Daftar Sumur di Kulon Progo ...................................................................... 69

Tabel 2. 12 Data Curah Hujan Rerata Bulanan Tahun 2016 – 2020............................... 72

Tabel 2. 13 Curah Hujan Tahunan Tahun 2016 – 2020 .................................................. 73

Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo ........................................... 74

Tabel 2. 15 Kawasan Lahan Terbangun di Kulon Progo ................................................ 78

Tabel 2. 16 Infrastruktur SPAMDes ............................................................................... 81

Tabel 2. 17 Daftar IPAL di Kabupaten Kulon Progo...................................................... 82

Tabel 2. 18 Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kulon Progo .................. 84

Tabel 2. 19 Kebutuhan Lahan TPA di Kabupaten Kulon Progo .................................... 89

Tabel 2. 20 Desa Rawan Banjir dan Luas Wilayah Terdampak ..................................... 91

Tabel 2. 21 Jumlah Pelanggan Listrik di Kulon Progo 2016-2021 ................................. 93

Tabel 2. 22 Sambungan Telepon di Kulon Progo Tahun 2020 ....................................... 94

xvii
Tabel 2. 23 Kondisi Jalan Kabupaten di Kulon Progo .................................................... 95

Tabel 2. 24 Jumlah Jembatan di Kulon Progo ................................................................ 95

Tabel 2. 25 Obyek Wisata di Kulon Progo Tahun 2020 ................................................. 96

Tabel 2. 26 Jumlah Penduduk Kulon Progo Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin ... 99

Tabel 2. 27 Laju Pertumbuhan Penduduk Kulon Progo Per Tahun 2010-2020.............. 99

Tabel 2. 28 Kepadatan Penduduk Kulon Progo Per Tahun 2010-2020 ........................ 100

Tabel 2. 29 PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran ..... 102

Tabel 2. 30 PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran .... 102

Tabel 2. 31 Laju Pertumbuhan PDRB Kulon Progo menurut Pengeluaran .................. 104

Tabel 2. 32 PDRB Atas Dasar harga Konstan Menurut Pengeluaran Kulon Progo ..... 104

Tabel 2. 33 Penerimaan Daerah Kulon Progo Periode 2017-2020 ............................... 114

Tabel 2. 34 Pengeluaran Darah Kulon Progo Periode 2017-2020 ................................ 118

Tabel 2. 35 Pembiayaan Daerah Periode 2017-2020 .................................................... 124

Tabel 3. 1 Kapasitas Terpasang Per Sistem .................................................................. 126

Tabel 3. 2 Cakupan Pelayanan Tahun 2020 dan 2021 .................................................. 127

Tabel 3. 3 NRW Produksi per Unit ............................................................................... 132

Tabel 3. 4 NRW Distribusi per Unit ............................................................................. 133

Tabel 3. 5 Tingkat Konsumsi Air.................................................................................. 134

Tabel 3. 6 Dokumentasi unit air baku ........................................................................... 135

Tabel 3. 7 Sumber Air Baku ......................................................................................... 138

Tabel 3. 8 Detail Unit Produksi .................................................................................... 141

Tabel 3. 9 Unit Reservoir Sistem Lendah ................................................................... 146

Tabel 3. 10 Unit Reservoir Sentolo ............................................................................... 149

Tabel 3. 11 Unit Reservoir Salamrejo ........................................................................... 152

Tabel 3. 12 Unit Reservoir Sermo................................................................................. 155

Tabel 3. 13 Unit Reservoir Clereng .............................................................................. 158

Tabel 3. 14 Panjang Jaringan Pipa Sampai Tahun 2021 ............................................... 160

xviii
Tabel 3. 15 Daerah Layanan SPAMDes Kab. Kulon Progo Tahun 2021 ..................... 162

Tabel 3. 16 Paguyuban Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA) ........ 172

Tabel 3. 17 Kondisi BPSPAMS dan SPAM Desa PAMSIMAS Kabupaten Kulon Progo
....................................................................................................................................... 178

Tabel 3. 18 Kondisi Keuangan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo ........ 181

Tabel 3. 19 Tarif Pemakaian Air PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo ..... 182

Tabel 3. 20 Pendapatan Usaha PDAM Tirta Binangun ................................................ 184

Tabel 3. 21 Pengeluaran Usaha PDAM Tirta Binangun ............................................... 184

Tabel 3. 22 Laba Rugi Usaha Perumda PDAM Tirta Binangun ................................... 185

Tabel 3. 23 Sejarah Kelembagaan Perumka Air Minum Tirta Binangun ..................... 189

Tabel 3. 24 Data Jumlah Kelompok Swadaya Masayarakat SPAM ............................. 196

Tabel 3. 25 Kendala dan Permasalahan Teknis di Wilayah Pelayanan ........................ 203

Tabel 3. 26 Aset dan Permasalahan Teknis di SPAMDES ........................................... 206

Tabel 3. 27 Kendala dan Permasalahan Non Teknis..................................................... 215

Tabel 3. 28 Kerjasama Manajemen ............................................................................... 221

Tabel 4. 1 Kriteria Kebutuhan Air Domestik ................................................................ 223

Tabel 4. 2 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV..................... 225

Tabel 4. 3 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Desa ............................................. 225

Tabel 4. 4 Kebutuhan Air Non-Domestik Kategori Lainnya ........................................ 225

Tabel 4. 5 Persyaratan Kualitas Air .............................................................................. 235

Tabel 4. 5 Persyaratan Kualitas Air .............................................................................. 244

Tabel 4. 8 Evaluasi pada Unit Produksi ........................................................................ 245

Tabel 4. 9 Jumlah BPSSPAM yang Terlayani Oleh Pamsimas .................................... 253

Tabel 4. 10 Jumlah Layanan SPAM Non PDAM Tiap Kapanewon............................. 255

Tabel 4. 11 Jumlah Unit Sambungan Rumah PDAM Tiap Kapanewon....................... 257

Tabel 4. 12 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Pusat Kegiatan Wilayah


(PKW) ........................................................................................................................... 261

xix
Tabel 4. 13 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Wilayah Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) .................................................................................................................. 262

Tabel 4. 14 Kriteria Perencanaan yang Akan DigunakanDi Wilayah Pusat Pelayanan


Kawasan (PPK) ............................................................................................................. 262

Tabel 4. 15 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Wilayah Pedesaan .......... 263

Tabel 5. 1 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk pada Sensus Penduduk .......................... 269

Tabel 5. 2 Proyeksi Penduduk Tahun 2021, 2026, 2031 dan 2041............................... 269

Tabel 5. 3 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik .............................................................. 272

Tabel 5. 4 Kebutuhan Air Bandar Udara YIA .............................................................. 274

Tabel 5. 5 Kebutuhan Air Pelabuhan Tanjung Adhikarto............................................. 275

Tabel 5. 6 Kebutuhan Air Kawasan Aerotropolis YIA ................................................. 276

Tabel 5. 7 Kebutuhan Air Kawasan Kota Wates Baru.................................................. 277

Tabel 5. 8 Kebutuhan Air Kawasan Industri ................................................................. 277

Tabel 5. 9 Kebutuhan Air Kawasan Pariwisata ............................................................ 278

Tabel 5. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik .................................................... 279

Tabel 5. 11 Perhitungan Kebutuhan Air ....................................................................... 283

Tabel 6. 1 Peruntukan Debit Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang Kabupaten Kulon


Progo ............................................................................................................................. 288

Tabel 6. 2 Wilayah Administratif Sungai Progo ........................................................... 289

Tabel 6. 3 Debit Sungai Progo di Intake Kalibawang ................................................... 291

Tabel 6. 4 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (titik terdekat intake Unit
Kalibawang) tahun 2018 ............................................................................................... 291

Tabel 6. 5 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (titik terdekat intake Unit
Kalibawang) tahun 2020 ............................................................................................... 292

Tabel 6. 6 Debit Sungai Progo di Intake Bantar ........................................................... 295

Tabel 6. 7 Debit Sungai Progo di Bendung Kamijoro ................................................. 296

Tabel 6. 8 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro (titik terdekat dari intake
Kamijoro, Salamrejo, dan Banguncipto) tahun 2020 .................................................... 297

xx
Tabel 6. 9 Debit Sungai Progo di Bendung Sapon ....................................................... 299

Tabel 6. 10 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake
SPAM Lendah) tahun 2018........................................................................................... 299

Tabel 6. 11 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake
SPAM Lendah) tahun 2019........................................................................................... 300

Tabel 6. 12 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake
SPAM Lendah) tahun 2020........................................................................................... 301

Tabel 6. 13 Debit aliran masuk ke Waduk Sermo ........................................................ 303

Tabel 6. 14 Kualitas Air di Waduk Sermo 2018 ........................................................... 304

Tabel 6. 15 Kualitas Air di Waduk Sermo 2019 ........................................................... 304

Tabel 6. 16 Kualitas Air di Waduk Sermo 2020 ........................................................... 305

Tabel 6. 17 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2018 ................. 307

Tabel 6. 18 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2019 ................. 307

Tabel 6. 19 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2020 ................. 308

Tabel 6. 20 Debit Aliran Masuk ke Waduk Bener ........................................................ 310

Tabel 6. 21 Daftar Embung di Kabupaten Kulon Progo ............................................... 311

Tabel 6. 22 Daftar Cekungan Air Tanah di Kabupaten Kulon Progo ........................... 315

Tabel 6. 23 Sumber Mata Air di Kulon Progo .............................................................. 317

Tabel 6. 24 Sumber Air Baku yang Berasal dari Mata Air ........................................... 318

Tabel 6. 25 Data Kualitas Mata Air Tahun 2020 .......................................................... 320

Tabel 6. 26 Daftar Sumur yang Dikelola SPAMDes di Kabupaten Kulon Progo ........ 321

Tabel 6. 27 Jumlah Sumur Gali Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo ..................... 323

Tabel 6. 28 Data Kualitas Sumur Gali di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2019 .......... 324

Tabel 6. 29 Data Kualitas Air Sumur Gali di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 .... 325

Tabel 7. 1 Pertimbangan Pemilihan Blok Pelayanan .................................................... 343

Tabel 7. 2 Tingkat Pelayanan SPAM di Kabupaten Kulon Progo ................................ 346

Tabel 7. 3 Zona Pelayanan I .......................................................................................... 354

xxi
Tabel 7. 4 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan I ................................................. 354

Tabel 7. 5 Zona Pelayanan II ........................................................................................ 355

Tabel 7. 6 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan II ................................................ 355

Tabel 7. 7 Zona Pelayanan III ....................................................................................... 357

Tabel 7. 8 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan III ............................................... 357

Tabel 7. 9 Zona Pelayanan IV ....................................................................................... 358

Tabel 7. 10 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan IV............................................. 358

Tabel 7. 11 Pelanggan Perumda Tirta Binangun .......................................................... 360

Tabel 7. 12 Kebutuhan Air Domestik Zona I................................................................ 362

Tabel 7. 13 Kebutuhan Air Domestik Zona II .............................................................. 363

Tabel 7. 14 Kebutuhan Air Domestik Zona III ............................................................. 364

Tabel 7. 15 Kebutuhan Air Domestik Zona IV ............................................................. 365

Tabel 7. 16 Kebutuhan Air Non Domestik Zona I ........................................................ 365

Tabel 7. 17 Kebutuhan Air Non Domestik Zona II ...................................................... 366

Tabel 7. 18 Kebutuhan Air Non Domestik Zona III ..................................................... 367

Tabel 7. 19 Kebutuhan Air Non Domestik Kawasan Strategis Wates Baru ................. 368

Tabel 7. 20 Kawasan Strategis Pariwisata Zona I ......................................................... 369

Tabel 7. 21 Kawasan Strategis Pariwisata Zona II ....................................................... 370

Tabel 7. 22 Kawasan Strategis Pariwisata Zona III ...................................................... 371

Tabel 7. 23 Kawasan Strategis Pariwisata Zona IV ...................................................... 371

Tabel 7. 24 Kawasan Strategis Industri Zona I ............................................................. 372

Tabel 7. 25 Kawasan Strategis Industri Zona II ............................................................ 373

Tabel 7. 26 Kawasan Strategis Aerotropolis ................................................................. 374

Tabel 7. 27 Kawasan Strategis Aerotropolis Zona II .................................................... 375

Tabel 7. 28 Standar NRW yang Diijinkan .................................................................... 376

Tabel 7. 29 Rekapitulasi Kebutuhan Air ....................................................................... 377

Tabel 7. 30 Sumber Air Baku SPAM Baru ................................................................... 378

xxii
Tabel 7. 31 Program Layanan Air Minum Pedesaan .................................................... 381

Tabel 7. 32 Kehilangan Air Produksi dan Distribusi di Wilayah SPAM PDAM ......... 384

Tabel 7. 33 Rekomendasi Kegiatan .............................................................................. 387

Tabel 7. 34 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 ............... 392

Tabel 7. 35 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021 ............... 393

Tabel 7.36 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2026 ................ 394

Tabel 7. 37 Perhitungan potensi air sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air
....................................................................................................................................... 402

Tabel 7. 38 Rencana Pengembangan air baku PDAM .................................................. 406

Tabel 7. 39 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2026 ............ 408

Tabel 7.40 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2031 ............. 409

Tabel 7.41 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2036 ............. 410

Tabel 7.42 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2041 ............. 411

Tabel 7.43 Pembagian air baku per kalurahan tahun 2026 ........................................... 413

Tabel 7.44 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2031 ...................................... 418

Tabel 7.45 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2036 ...................................... 423

Tabel 7.46 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2041 ...................................... 428

Tabel 7. 47 Rencana penyediaan air baku SPAMDes................................................... 435

Tabel 7.48 Rekomendasi Pengembangan Sumber Air Baku Non-PDAM ................... 436

Tabel 7. 49 Jumlah Sampel Air dari Sumber Air yang Diperiksa Dinas Kesehatan .... 446

Tabel 7. 50 Pengawasan Kualitas Air Eksternal oleh Dinas Kesehatan pada Tahun 2019
....................................................................................................................................... 450

Tabel 7. 51 Daftar Alokasi Pohon Pelindung di Sekitar Mata Air................................ 456

Tabel 7. 52 Bantuan Penghijauan CSR PDAM Tirta Binangun ................................... 457

Tabel 7. 53 Rencana Anggaran Biaya Tahap Mendesak .............................................. 461

Tabel 7. 54 Rencana Anggaran Biaya Tahap Pendek ................................................... 469

Tabel 7. 55 Rencana Anggaran Biaya Tahap Menengah .............................................. 482

xxiii
Tabel 7. 56 Rencana Anggaran Biaya Tahap Panjang 2032-2036................................ 492

Tabel 7. 57 Rencana Anggaran Biaya Tahap Panjang 2037-2041................................ 501

Tabel 7. 58 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ...................................................... 511

Tabel 7. 59 Hasil Akhir Anggaran Biaya ...................................................................... 512

Tabel 7. 60 Rencana Anggaran Biaya SPAMDES Tahun 2022-2029 .......................... 514

Tabel 7. 61 Rencana Anggaran Biaya SPAMDES Tahun 2030-2041 .......................... 516

Tabel 7. 62 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya SPAMDES .................................. 518

Tabel 8. 1 Rincian Pendanaan Komponen SPAMDes .................................................. 519

Tabel 8. 2 Rincian Pendanaan Komponen SPAMDes .................................................. 521

Tabel 8. 3 Arus Kas Perumda PDAM Tirta Binangun Tahun 2016-2021 .................... 527

Tabel 8. 4 Arus Kas SPAMDes Tahun 2020 ................................................................ 532

Tabel 8. 5 Tarif Pemakaian Air PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo ....... 532

Tabel 8. 6 Analisis kelayakan ekonomi SPAMDes ...................................................... 536

Tabel 8. 7 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes ..................................................... 537

Tabel 8. 8 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes ..................................................... 539

Tabel 8. 9 Nilai Affordabilitas Pembangunan SPAMDes ............................................. 540

Tabel 8. 10 Nilai Dasar ................................................................................................. 540

Tabel 8. 11 Skenario 1 .................................................................................................. 541

Tabel 8. 12 Skenario 2 .................................................................................................. 541

Tabel 8. 13 Skenario 3 .................................................................................................. 542

Tabel 8. 14 Nilai Dasar ................................................................................................. 543

Tabel 8. 15 Skenario 1 .................................................................................................. 543

Tabel 8. 16 Skenario 2 .................................................................................................. 544

Tabel 8. 17 Skenario 3 .................................................................................................. 545

Tabel 9. 1 Peraturan Terkait SPAMS............................................................................ 550

Tabel 9. 2 Kebutuhan Pegawai PDAM Berdasarkan Jumlah Pelanggan ...................... 564

Tabel 9. 3 Kebutuhan Pegawai SPAMDes Berdasarkan Pelanggan ............................. 565

xxiv
Tabel 9. 4 Kualifikasi Pegawai PDAM yang Dibutuhkan ............................................ 565

Tabel 9. 5 Pengembangan SDM di Perumda Air Minum Tirta Binangun .................... 566

Tabel 9. 6 Kompetensi Pegawai .................................................................................... 566

Tabel 9. 7 Diklat yang Telah Ditempuh oleh Pegawai ................................................. 568

Tabel 9. 8 Rencana Kebutuhan Diklat 2022 ................................................................. 568

Tabel 9. 9 Kebutuhan Jenis Pelatihan PDAM............................................................... 569

Tabel 9. 10 Kebutuhan Jenis Pelatihan untuk KPSPAMS ............................................ 569

xxv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Aspek Legal

Air merupakan kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan. Seiring dengan
perkembangan aktivitas kehidupan masyarakat, kebutuhan air semakin meningkat
sehingga dapat menimbulkan risiko ketidakseimbangan jumlah ketersediaan air.
Pengelolaan sumber daya air dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan
ekonomi secara selaras perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan air dimasa yang akan
dating. Sinergi dan keterpaduan antarwilayah, antarsektor, dan antar generasi untuk
menjaga keberlanjutan pasokan air merupakan hal kunci untuk pemenuhan kebutuhan air
masyarakat.

Sebagaimana ditegaskan di dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 17 Tahun


2019 tentang Sumber Daya Air (UU Sumber Daya Air), air merupakan kebutuhan dasar
hidup manusia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh bangsa
Indonesia. Air sebagai bagian dari Sumber Daya Air merupakan cabang produksi yang
penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara untuk
dipergunakan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat Pasal 33 Ayat
(2) dan Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Oleh karena itu, pengelolaan Sumber Daya Air harus ditujukan untuk
mengoptimalkan kemanfaatan bagi masyarakat sesuai amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 6 UU Sumber Daya Air mengamanatkan bahwa hak rakyat atas air sebagai
kebutuhan pokok minimal sehari-hari dijamin pemenuhannya oleh Negara. Mengaras
pada pertimbangan ini, pemenuhan ketersediaan air minum merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh Pemerintah sebagai representasi dari Negara. Ketersediaan air

26
minum sebagai kebutuhan pokok minimal sehari-hari juga akan menunjang
perkembangan dan pertumbuhan kawasan baik pada lingkup perkotaan maupun
perdesaan.

Pemenuhan hak rakyat atas air diwujudkan dalam penyediaan air untuk kebutuhan pokok
sehari hari; air untuk pertanian rakyat; dan penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem
Penyediaan Air Minum. Atas dasar penguasaan negara terhadap Sumber Daya Air,
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah diberi tugas dan wewenang untuk
mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, termasuk tugas untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari atas air bagi masyarakat.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, perlu adanya pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) di kawasan perkotaan dan perdesaan. Dalam mendukung pembangunan
SPAM tersebut, dibutuhkan suatu tata kelola untuk menjamin perencanaan, pengelolaan,
dan sekaligus pengawasan atas kegiatan penyediaan air minum bagi masyarakat. Tata
kelola atas SPAM tersebut tertuang di dalam Rencana Induk SPAM yang meliputi
dokumen perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan Air Minum bukan
jaringan perpipaan, yang disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu
periode tertentu dan dibagi dalam beberapa tahapan, serta memuat komponen utama
sistem beserta dimensi-dimensinya.

Komponen utama Rencana Induk SPAM meliputi gambaran tentang wilayah dan potensi
dari daerah (kondisi lahan, sarana-prasarana, sosial-ekonomi, keuangan, serta aspek
kelembagaan); gambaran tentang kondisi SPAM eksisting; rencana pengembangan,
pengelolaan, pengawasan, dan penyediaan pelayanan SPAM; kajian atas keuangan dan
pendanaan; serta pengembangan kelembagaan dalam pelayanan SPAM. Terkait dengan
pengembangan kelembagaan ini, UU Sumberdaya Air juga memberikan kewenangan
Pengelolaan Sumber Daya Air kepada pemerintah desa untuk membantu pemerintah
dalam Pengelolaan Sumber Daya Air serta mendorong prakarsa dan partisipasi
masyarakat desa dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya.

Kebijakan Pemerintah dalam pengelolaan Sumber Daya Air, khususnya dalam


penyediaan air minum meliputi tiga isu utama: 1) peningkatan akses air minum yang

27
aman; 2) mengembangkan SPAM dalam rangka pelayanan kebutuhan minimal; dan 3)
mengembangkan SPAM dalam rangka mendukung kemandirian ekonomi di kawasan
kepentingan strategis nasional. Di dalam kegiatan pengembangan SPAM, sesuai dengan
kebijakan Pemerintah dalam pembangunan, perlu adanya pembenahan di semua aspek
terutama sarana dan prasarana air minum. Perencanaan prasarana air minum yang kurang
terencana dengan baik, dapat mengakibatkan semakin menurunnya kualitas dan kuantitas
pelayanan SPAM, dan selanjutnya dapat membawa dampak kerugian yang lebih besar.
Mendasarkan pada hal tersebut, diperlukan perencanaan dalam pembangunan sistem
penyediaan air minum secara bertahap untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menjamin
akses dan ketersediaan penduduk akan air minum, khususnya di Kabupaten Kulon Progo.

Arah dari kebijakan pembangunan penyediaan air minum memprioritaskan pada aspek
penyediaan infrastuktur dalam SPAM, pemerataan pembangunan sarana dan prasarana
pendukung SPAM, pembenahan aspek kelembagaan dan lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya, serta menuntaskan permasalahan yang ada terutama dalam
pendistribusian air minum. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo menyelenggarakan kajian atas Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) Kabupaten Kulon Progo Periode 2021 - 2041. Penyusunan RISPAM
Kabupaten Kulon Progo ini telah mengacu pada peraturan perundangan terkini di bidang
Sumberdaya Air, dan sekaligus secara teknis telah mengacu kepada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum.

1.1.2 Isu Utama dari Kondisi Eksisting SPAM Kabupaten Kulon Progo

Pemenuhan kebutuhan air minum berkualitas bagi masyarakat sesuai dengan Sustainable
Development Goals (SDGs) nomor 6, perlu ditunjang dengan infrastruktur SPAM yang
memadai dan terencana terutama dalam pemanfaatan sumber air baku. Ketersediaan air
baku sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan air masa depan, sehingga sangat
penting untuk menjaga sumber air baku. Pemanfaatan sumber air baku seharusya
disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak melakukan eksploitasi berlebihan sehingga
sumber air baku dapat terjaga.

28
Pembangunan infrastruktur air minum di perkotaan dan pedesaan pasti terdapat
permasalahan atau kekurangan, sehingga kegiatan pemenuhan kebutuhan air bersih
belum dapat optimal. Masih banyak penduduk yang belum menikmati air bersih yang
disebabkan infrastruktur pendistribusian yang belum memenuhi kebutuhan dan masih
banyaknya kendala pada lembaga penyedia air minum, baik yang melalui PDAM maupun
yang dikelola oleh kelompok masyarakat, terutama menyangkut aspek keuangan,
pembenahan manajemen dan aspek teknis yang menyangkut masalah kebocoran, efisiensi
produksi, jam operasi produksi, kualitas, dan idle capacity. Hal ini mencerminkan masih
diperlukannya peningkatan dan penyempurnaan dalam sistem penyediaan air bersih yang
ada. Cakupan pelayanan air minum perpipaan saat ini yang relatif masih rendah. Selain
itu juga terdapat overlapping daerah pelayanan antara PDAM Kabupaten Kulon Progo
dan SPAM Pedesaan (SPAMDES/PAMSIMAS) serta adanya masalah perbedaan tarif
antar pengelola sistem penyediaan air minum.

Untuk itu, perlu adanya pembenahan di semua aspek terutama pada aspek cakupan
pelayanan, dan kebutuhan sarana dan prasarana air minum. Perencanaan prasarana air
minum yang kurang terencana dengan baik, akan mengakibatkan makin menurunnya
kualitas dan kuantitas pelayanan dan akan membawa dampak kerugian yang lebih besar.
Dengan demikian, diperlukan perencanaan dalam pembangunan sistem penyediaan air
minum secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan penduduk tentang air minum,
khususnya di Kabupaten Kulon Progo.

1.1.3 Isu Permasalahan Utama SPAM Kabupaten Kulon Progo

Pemenuhan terhadap air minum merupakan persyaratan yang mutlak guna menunjang
perkembangan dan pertumbuhan suatu kawasan di perkotaan maupun perdesaan. Sesuai
dengan Kebijakan Pemerintah dalam pembangunan di bidang perumahan dan
pemukiman, yaitu adanya upaya penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat. Untuk itu,
perlu dilakukan peningkatan aktifitas masyarakat di berbagai sektor, terutama pelayanan
air minum.

Sejalan dengan hal tersebut, penyediaan akses air minum menjadi salah satu prioritas
pembangungan yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2025 – 2029 dengan

29
target capaian 100% akses air minum yang aman pada tahun 2030. Dengan
memperhatikan target tersebut, kondisi capaian akses air minum di Kabupaten Kulon
Progo pada tahun 2020 adalah 94% layak. Capaian tersebut masih pada kriteria akses air
minum layak dan belum mencapai pada kriteria akses air minum aman, sehingga masih
diperlukan komitmen dan upaya yang lebih besar dan serius untuk mencapai target yang
ditetapkan tersebut.

Dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir ini, telah terjadi perubahan pada kondisi eksisting
SPAM di Kabupaten Kulon Progo diakibatkan perubahan proyeksi pengembangan
wilayah yang tertuang di Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo. Selain
itu, cukup banyak dinamika pembangunan yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo yang
berpengaruh secara signifikan terhadap arah perkembangan wilayah dan fungsi strategis
wilayah dalam konstelasi regional dan nasional. Beberapa dinamika pembangunan
tersebut diantaranya adalah dengan ditetapkannya beberapa Proyek Strategis Nasional
yang berada di Kabupaten Kulon Progo yaitu pembangunan Bandar Udara Internasional
Yogyakarta (YIA) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur. Selain itu,
adanya SPAM Regional Bendung Kamijoro dan Bendung Bener yang akan segera
direalisasikan pembangunannya. Perubahan kondisi eksisting SPAM dan dinamika
pembangunan tersebut perlu dievaluasi atau dikaji pengaruhnya terhadap perencanaan
SPAM yang telah disusun. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi atau pengkajian ulang
terhadap dokumen RISPAM yang telah disusun untuk mendapatkan pedoman
perencanaan dalam penyelenggaran SPAM yang lebih representatif melalui kegiatan
penyusunan Reviu RISPAM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021 – 2041.

Arah dari kebijakan pembangunan penyediaan air minum memprioritaskan pada aspek
pemerataan pembangunan dan menuntaskan permasalahan yang ada terutama
pendistribusian air minum, dan pembenahan institusi. Dimana nantinya akan berkaitan
dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian akan tercapai tujuan nasional yaitu
keadilan sosial, dimana hal tersebut mempunyai arti penting berkaitan dengan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.

30
1.1.4 Proyeksi Pengembangan Kabupaten Kulon Progo

Proyeksi pengembangan Kabupaten Kulon Progo dilakukan berdasarkan telaah tiga


kebijakan terkait, yaitu: (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 – 2025; (2) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 – 2022; serta (3)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kulon Progo 2012 – 2032.

Berdasarkan telaah Rencana Pembangunan Jangan Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten


Kulon Progo Tahun 2005 – 2025, nilai strategis kawasan Kabupaten Kulon Progo
merupakan kawasan strategis penunjang kegiatan sektor strategis. Pengembangannya
diarahkan untuk menampung dan atau mewadahi perkembangan kegiatan industri,
perdagangan dan permukiman. Sebagian wilayah Kabupaten Kulon Progo merupakan
kawasan strategis kritis, dengan arahan kebijakannya adalah mengendalikan dan
merehabilitasi penurunan fungsi lindung. Berdasarkan fungsi kawasan, fungsi-fungsi
budidaya yang dikembangkan di Kabupaten Kulon Progo meliputi kawasan-kawasan
pariwisata, pertanian, permukiman, pesisir dan kelautan, perindustrian, pertambangan
dan kawasan khusus militer. Sementara dalam pengembangan sistem kota-kota Provinsi
DIY, Kota Wates dan Nanggulan diarahkan untuk berperan sebagai pusat pertumbuhan
penunjang sektor strategis.

Beberapa arahan pengembangan tersebut kemudian diejawantahkan pada program


pembangunan RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 – 2022 yang memedomani
Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari:

a. kawasan lindung, dengan prioritas mempertahankan fungsi lindung dan


memanfaatkan sesuai dengan ketentuan aturan zonasi.
b. kawasan budidaya, dengan prioritas menyediakan sarana dan prasarana pendukung,
menyediakan dokumen perencanaan spasial dan memperhatikan fungsi dan
kelestarian lingkungan.

Arahan yang ada dalam beberapa kebijakan tersebut juga selaras dengan visi
pengembangan Kabupaten Kulon Progo yang tertuang di dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kulon Progo 2012 – 2032, yaitu mewujudkan pembangunan daerah

31
yang bertumpu pada sektor pertanian dan pariwisata dengan didukung bahari,
kebudayaan, pertambangan, perdagangan jasa, dan industri secara terpadu dan
berkelanjutan berbasis mitigasi bencana dan prinsip pelestarian lingkungan hidup.
Pengembangan Kabupaten Kulon Progo memperhatikan keberadaan Kawasan Strategis
atas sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi serta sosial dan budaya. Kawasan Strategis
atas sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi mencakup:

a. Kawasan Strategis Provinsi koridor yang menghubungkan Temon-Prambanan;


b. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan penyangga BOP Borobudur meliputi Desa
Pagerharjo, Ngargosari, Gerbosari, dan Sidoharjo Kecamatan Samigaluh;
c. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Agropolitan, berada di Kecamatan
Kalibawang dengan pusat kota tani utama Dekso;
d. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Minapolitan dengan luas kurang lebih 3.225
(tiga ribu dua ratus dua puluh lima) hektar, di Kecamatan Nanggulan;
e. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan koridor pengembangan dan pengendalian
pertumbuhan Bedah Menoreh, meliputi: Kecamatan Temon; Kecamatan Kokap;
Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Samigaluh; dan 5. Kecamatan Kalibawang
f. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Bandar Udara Yogyakarta International
Airport (YIA) meliputi:
i. Kawasan Inti di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo,
Desa Temon Wetan, Desa Temon Kulon, Desa Kaligintung, Desa Glagah, Desa
Kalidengen, Desa Janten, Desa Karangwuluh, Desa Demen dan Desa Kedundang,
Desa Plumbon, dan Desa Kulur Kecamatan Temon; sebagian Desa Karangwuni,
Desa Sogan, sebagian Desa Triharjo, sebagian Kelurahan Wates, Desa Kulwaru,
sebagian Desa Bendungan, dan Desa Ngestiharjo Kecamatan Wates; Desa
sebagian Hargorejo Kecamatan Kokap; sebagian Desa Karangsari, Desa
Tawangsari, dan sebagian Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih; dan
ii. Kawasan penyangga di sebagian Desa Krembangan, sebagian Desa Cerme,
sebagian Desa Gotakan, Desa Tayuban, Desa Panjatan, Desa Bojong, Desa
Depok, Desa Kanoman, sebagian Desa Bugel, Desa Pleret, dan Desa Garongan
Kecamatan Panjatan; sebagian Desa Hargotirto, sebagian Desa Hargowilis, Desa

32
Kalirejo, sebagian Desa Hargorejo, dan Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap; dan
Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur.
g. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan Strategis atas sudut kepentingan sosial budaya meliputi: Kawasan


strategis Provinsi Makam Keluarga Pakualaman Girigondo; Kawasan strategis
Provinsi Perbukitan Menoreh; Kawasan strategis Provinsi Pusat Kota Wates; dan
Kawasan strategis Provinsi Pantai Selatan.

Adapun beberapa hal penting yang perlu dijadikan prioritas pada proyeksi
pengembangan Kabupaten Kulon Progo, adalah:

i. Pengembangan Perkotaan Wates sebagai pusat Pemerintahan Daerah dan pusat


pengembangan utama Kabupaten;
ii. Pengembangan Perkotaan setingkat Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) sebagai
simpul-simpul strategis pergerakan dan sebagai penyediaan ruang untuk kegiatan
permukiman perkotaan;
iii. Pengembangan kawasan strategis Bandara Internasional Yogyakarta sebagai pintu
masuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan fungsi perhubungan internasional
dengan didukung kawasan Aerotropolis;
iv. Pengembangan dan pengendalian Koridor Bedah Menoreh sebagai
pengembangan ekonomi perdesaan melalui pariwisata khususnya industri
pariwisata dan pengembangan industri komoditas setempat;
v. Pengembangan agropolitan dan minapolitan;
vi. Pengembangan konektivitas dan aksesibilitas kawasan yang kurang terjangkau
dengan pengembangan sistem jaringan jalan yang dapat menghubungkan antar
pusat-pusat kegiatan wilayah perkotaan dan pedesaan;
vii. Pengembangan dan peningkatan sistem transportasi yang terintegrasi dengan
wilayah pusat pertumbuhan regional-nasional terutama dalam konteks
Aerotropolis; dan
viii. Pengembangan dan penyediaan ruang dalam rangka mendukung pengembangan
Sumber Daya Manusia, meliputi ruang pendidikan dan pelatihan, peningkatan
kualitas sanitasi lingkungan dan pengembangan budaya.

33
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud

Maksud dari penyusunan RISPAM ini adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum di Kabupaten Kulon Progo.


2. Menyusun perencanaan jangka panjang tentang penyediaan air minum.
3. Mengetahui program yang dibutuhkan dalam pencapaian target pelayanan SPAM
dan sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemerintah
Provinsi/Pusat dalam hal pengembangan prasarana dan sarana air minum di
Kabupaten Kulon Progo secara terpadu dan berkelanjutan.
4. Melakukan pengkajian ulang terhadap RISPAM yang telah disusun pada tahun 2016
untuk disesuaikan dengan kondisi dan dinamika pembangunan pada saat ini.
5. Menyediakan pedoman bagi Pemerintah dan penyelenggara penyedia air minum
dalam merencanakan pengembangan sistem penyediaan air minum baik melalui
sistem jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan dalam rangka
meningkatkan cakupan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat Kulon Progo
hingga tahun 2041 (periode 20 tahun kedepan).

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan RISPAM ini adalah:

1. Menghasilkan dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang berisi program


investasi pengembangan SPAM untuk waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan, yang
secara operasional berfungsi sebagai pedoman/acuan dalam komposisi pembiayaan
program dan pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan sarana prasarana air
minum di Kabupaten Kulon Progo
2. Tersusunnya dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Kulon Progo hingga tahun
2041 (periode 20 tahun kedepan).

34
3. Tersusunnya strategi dan program penyelenggaraan SPAM jangka menengah dan
panjang dalam rangka peningkatan cakupan layanan air minum bagi masyarakat
sesuai dengan pelayanan minimal.

1.3 Sasaran

Sasaran dari penyusunan RISPAM ini adalah:

1. Teridentifikasinya isu strategis dan permasalahan terkait penyelenggaraan SPAM di


Kabupaten Kulon Progo;
2. Tersusunnya kajian penyelenggaraan SPAM Daerah yang memuat antara lain
tentang:
a. proyeksi kebutuhan air;
b. potensi air baku;
c. rencana induk dan pra desain penyelenggaraan SPAM;
d. analisis keuangan; dan
e. pengembangan kelembagaan pelayanan air minum.
3. Tersusunnya rencana pengembangan wilayah SPAM baik melalui sistem jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
4. Tersusunnya target cakupan pelayanan SPAM baik melalui sistem jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
5. Tersusunnya strategi dan program penyelenggaraan SPAM terkait pola investasi,
pembiayaan, tahapan pembangunan SPAM serta pemeliharaan sarana prasarana
SPAM;
6. Tersusunnya mekanisme penyelenggaraan SPAM untuk menentukan sistem dan
penyedia pada jaringan perpipaan.

1.4 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pekerjaan ini meliputi pengkajian ulang terhadap dokumen RISPAM
Kabupaten Kulon Progo yang telah disusun pada tahun 2016/2017 untuk disesuaikan

35
dengan perkembangan kondisi saat ini. Adapun pengkajian yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Evaluasi kondisi umum wilayah untuk mengetahui karakter wilayah, fungsi strategis
dan konteks perencanaan wilayah dalam lingkup regional dan nasional. Kondisi umum
wilayah yang dievakuasi meliputi:
a. Kondisi fisik dasar;
b. Penggunaan lahan;
c. Kondisi sarana dan prasarana wilayah;
d. Kondisi sosial ekonomi dan budaya daerah;
e. Fungsi dan peranan kabupaten berdasarkan RTRW Nasional, RTRW Provinsi DIY,
RTRW Keistimewaan RTRW, Reviu RTRW Kulon Progo;
f. Kawasan dan Kegiatan Strategis di Kulon Progo;
g. Kondisi keuangan daerah.
2. Evaluasi dan analisis kondisi SPAM eksisting baik dari aspek teknis maupun non-
teknis.
a. Aspek teknis meliputi:
1) Tingkat pelayanan ar minum, tingkat konsumsi air, dan tingkat kebocoran kondisii
saa ini dengan rincian kriteria:
a) PDAM dan lembaga pengelolaan PDAM;
b) Sistem Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan Perpipan (terlindung dan Tak
terlindungi);
c) Ibukota Kabupaten/Kota, Ibukota Kecamatan (IKK) dan pedesaan.
2) Kondisi Sistem Jaringan Perpipaan pada Ibukota Kabupaten dan Sistem Jaringan
Perpipaan Pedesaan yang meliputi:
a) Unit Air Baku;
b) Unit Produksi;
c) Kinerja Unit Produksi;
d) Unit Distribusi;
e) Unit Pelayanan;
f) Skematik SPAM Eksisting.

36
b. Aspek non teknis (PDAM dan SPAM Pedesaan) meliputi:
1) Aspek Keuangan meliputi:
a) Kondisi dan kinerja keuangan;
b) Tarif dan retribusi;
c) Pendapatan;
d) Pengeluaran;
e) Permasalahan keuangan.
2) Aspek Institusional dan Manajemen (PDAM dan SPAM Perdesaan) meliputi:
a) Dasar hukum pembentukan organisasi pengelola SPAM dan bentuk struktur
organisasinya;
b) Peraturan terkait pelayanan SPAM;
c) Sumber Daya Manusia.
3) Aspek Pembiayaan meliputi:
a) Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM;
b) Identifikasi pembiayaan operasional SPAM;
3. Evaluasi dan analisis standar/kriteria perencanaan dalam pengembangan SPAM
(PDAM dan SPAM Pedesaan) meliputi:
a. Penentuan standar kebutuhan air baik kebutuhan domestik maupun non domestik;
b. Penentuan kriteria perencanaan unit air baku, unit transmisi, unit produksi, unit
distribusi dan unit pelayanan;
c. Perencanaan periode pelayanan air minum;
d. Penentuan prioritas sasaran daerah pelayanan air minum (daerah rawan air, daerah
kepadatan tinggi, kawasan strategis);
e. Perumusan strategi pengembangan layanan air minum yang optimal sesuai skala
prioritas melalui:
1) Pemanfaatan idle capacity;
2) Penurunan NRW/ATR/kebocoran;
3) Pembangunan SPAM baru;
4) Kerjasama antar sistem SPAM.
f. Perumusan strategi perencanaan pengembangan daerah layanan SPAM:

37
1) Peningkatan daerah layanan bukan jaringan perpipaan menjadi daerah layanan
jarigan perpipaan dengan pertimbangan aspek sosial ekonomi penduduknya;
2) Peningkatan cakupan wilayah dengan akses layanan layak berkelanjutan menjadi
akses aman berkelanjutan.
4. Evaluasi proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan rencana pemanfaatan ruang,
proyeksi jumlah penduduk, tingkat pelayanan, tingkat konsumsi air dan penurunan
kehilangan air;
5. Evaluasi dan analisis rencana daerah pelayanan air minum baik melalui sistem jaringan
perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan;
6. Evaluasi dan analisis potensi air baku baik potensi air permukaan (sungai, danau,
embung, dan sumber lainnya), potensi air tanah dan sumber air baku lainnya (PDAM
dan SPAM Pedesaan) meliputi:
a. Debit rerata musim hujan dan kemarau;
b. Debit minimum;
c. Kualitas air saat musim hujan dan kemarau;
d. Elevasi sumber air (broncaptering), intake dan jaraknya dari daerah pelayanan;
e. Neraca air:
1) Debit yang sudah dimanfaatkan;
2) Debit sisa;
3) Potensi yang masih bisa dimanfaatkan.
f. Pemilihan sumber air yang akan digunakan dengan skala prioritas dan
mempertimbangkan aspek teknis pemanfaatannya, ekonomis dan aman bagi
lingkungan;
g. Perhitungan kebutuhan kapasitas air baku untuk menentukan alokasi air baku untuk
pengembangan SPAM yang direncanakan;
h. Rencana pemanfaatan air baku baru disertai dengan draft Surat Izin Pemakaian Air
(SIPA).
7. Evaluasi dan analisis rencana pengembangan SPAM (PDAM dan SPAM Pedesaan)
meliputi:
a. Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah;

38
b. Rencana pengembangan wilayah/daerah pelayanan (zonasi) dan pembagian
wilayah pengembangan SPAM sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan dalam zona pelayanan.;
c. Tingkat pelayanan;
d. Rencana pentahapan pengembangan (5 tahunan) untuk masing-masing zona
pelayanan SPAM Perkotaan dan Pedesaan termasuk unit-unit pelayanannya (unit
produksi, distribusi dan pelayanan);
e. Kapasitas pelayanan, prioritas dan urgensi dalam pentahapan pengembangan
SPAM Perkotaan dan Pedesaan baik sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan;
f. Rencana kebutuhan air meliputi:
1) Penentuan klasifikasi pelanggan;
2) Kebutuhan air domestik;
3) Kebutuhan air no domestik;
4) Tingkat kehilangan air secara fisik dan komersial;
5) Proyeksi kebutuhan air untuk setiap sistem zona pelayanan yang akan
dikembangkan sampai dengan akhir periode perencanaan dan proyeksi setiap
tahapan 5 tahunan.
g. Alternatif rencana pengembanga SPAM untuk setiap sistem yang akan
dikembangkan dan alternatif terpilih yang direkomendasikan berdasarkan
pembagian tahap pengembangan yang direncanakan;
h. Rekomendasi program-program penurunan kebocoran air secara teknis maupun
non teknis;
i. Keterpaduan penyelanggaraan SPAM yang direncanakan dengan pengembangan
prasarana dan sarana sanitasi meliputi:
1) Identifikasi potensi pencemar air baku yang akan digunakan dalam pengembangan
SPAM;
2) Rekomendasi upaya untuk melindungi dan mengamankan air baku yang
direncanakan akan digunakan dalam pengembangan SPAM.
j. Kebutuhan investasi untuk masing-masing sistem yang akan dikembangkan pada
setiap tahap dan fase yang direncanakan;

39
8. Evaluasi dan analisis kebutuhan investasi dan sumber pendanaan (PDAM dan SPAM
Pedesaan) meliputi:
a. Kebutuhan investasi berdasarkan tahap-tahap penyelenggaraan SPAM berdasarkan
prioritas kebutuhan masyarakat, arah pengembangan wilayah dan sumber air baku;
b. Sumber pendanaan dan pentahapan sumber pendanaan;
c. Dasar penentuan asumsi keuangan;
d. Analisis kelayakan keuangan untuk investasi pengembangan SPAM.
9. Evaluasi dan analisis pengembangan kelembagaan pelayanan air minum (PDAM dan
SPAM Pedesaan) meliputi:
a. Bentuk alternatif kelembagaan pengelola SPAM;
b. Struktur organisasi kelembagaan yang diperlukan;
c. Kebutuhan SDM dan rekomendasi peningkatan kapasitas SDM lembaga pengelola
SPAM;
d. Bentuk kerjasama dalam rencana pengembangan SPAM.

1.5 Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah berupa dokumen Review Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang siap ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk menjadi dokumen legal tentang Review
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Kulon Progo Tahun
2021 – 2041.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan Antara Review Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Kulon Progo terdiri atas 9 BAB antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan, sasaran, lingkup kegiatan, keluaran dan sistematika penulisan

40
laporan yang diharapkan dalam kegiatan Penyusunan Review Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Kulon Progo.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Bab ini menguraikan gambaran umum daerah yang mengacu pada RTRW
Kabupaten, anatara lain :

1. Menjelaskan karakteristik fisik dasar daerah, antara lain : Iklim,


Kerimirngan Lereng, Morfologi (bentuk lahan), Geologi, dan
Hidrogeologi.
2. Menguraikan Kawasan Lahan Terbangun dan Kawasan Belum
Terbangun di Kabupaten Kulon Progo.
3. Menguraikan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air
limbah, persampahan, drainase, listrik, telepon, jalan, dan obyek wisata.
4. Menguraikan data Jumlah Penduduk tiap Kecamatan/Kapanewon
dalam bentuk uraian dan tabulasi
5. Menjelaskan fungsi dan peran kabupaten sesuai dengan RTRW
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/kota.
6. Menjelaskan uraian kondisi keuangan daerah antara lain :
a. Penerimaan Daerah
b. Pengeluaran Daerah
c. Pembiayaan Daerah

BAB III KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN/KOTA

Bab ini menguraikan kondisi SPAM eksisting Kabupaten Kulon Progo,


antara lain:

1. Menjelaskan tingkat pelayanan air minum, tingkat konsumsi air


(liter/orang/hari), dan tingkat kebocoran air saat ini.
2. Menjelaskan kondisi SPAM Eksisting SPAM PDAM dan Non PDAM
Kab/kota yang terdiri dari uraian berikut :
a. Unit Air Baku
b. Unit Produksi

41
c. Unit Distribusi
d. Unit Pelayanan
3. Menjelaskan Aspek Non Teknis Kondisi SPAM Yang terdiri dari :
a. Keuangan
b. Kelembagaan
c. Pengaturan
4. Menguraikan kendala dan permasalahan kondisi eksisting SPAM baik
dari aspek teknis dan non teknis, antara lain :
a. Menguraikan jenis-jenis permasalahan aspek teknis yang dihadapi oleh
PDAM dan lembaga pengelola Non PDAM di Kabupaten Kulon Progo,
yang meliputi unit air baku, transmisi, produksi, distribusi, dan
pelayanan
b. Menguraikan jenis-jenis permasalahan aspek non teknis yakni
menyangkut aspek keuangan, aspek institusional dan manajemen.

BAB IV STANDAR/KRITERIA PELAYANAN

Bab ini menguraikan standar kebutuhan air di Kabupaten Kulon Progo;


antara lain :

1. Standar Kebutuhan Air yang berupa :


a. Standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan SPAM
b. Parameter yang pelu diperhatikan:
− Kondisi Eksisting
− Arah Pengembangan Kota
c. Menguraikan Standar Kebutuhan Domestik
d. Menguraikan Standar Kebutuahn Non-Domestik
2. Kriteria Perencanaan
3. Menguraikan beberapa hal, antara lain:
a. Prioritas sasaran daerah pelayanan
b. Tujuan Pelayanan Air Minum
c. Matriks Kriteria Utama Penyusunan RISPAM dalam berbagai
Klasifikasi

42
4. Menguraikan strategi pemenuhan air minum sesuai skala prioritas
untuk mendapatkan SPAM yang paling optimal :
a. Pemanfaatan iddle capacity
b. Penurunan NRW
c. Pembangunan SPAM baru.

BAB V RENCANA KEBUTUHAN AIR

Bab ini menguraikan rencana kebutuhan air di Kabupaten Kulon Progo,


antara lain :

1. Rencana Pemanfaatan Ruang yang mengacu pada RTRW, disertai


dengan peta Pemanfaatan Ruang
2. Rencana Daerah Pelayanan yang menjelaskan tentang rencana
daerah/wilayah pengembangan pelayanan serta tingkat pelayanannya
sampai 15-20 tahun kedepan
3. Proyeksi Jumlah Penduduk didasarkan pada data proyeksi jumlah
penduduk dalam dokumen RTRW Kabupaten Kulon Progo
4. Proyeksi Kebutuhan Air Minum didasarkan yang menggunakan
parameter:
a. Tingkat pelayanan
b. Tingkat kebutuhan air
c. Penuruan kehilangan air

BAB VI POTENSI AIR BAKU

Bab ini menguraikan mengenai potensi air baku yang ada di Kabupaten
Kulon Progo, antara lain :

1. Potensi Air Permukaan yang menyebutkan dan menjelaskan mengenai


semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara.
2. Potensi Air Tanah yang menjelaskan kondisi potensi air tanah, dari Peta
Geologi Air Tanah dan laporan sumur uji yang dilakukan Direktorat
Geologi Tata Lingkungan (DGTL), sumur air tanah dalam eksisting ,

43
data sumur air tanah dalam dari dinas terkait yang ada di Kabupaten
Kulon Progo..
3. Sumber Lain yang menguraikan mengenai potensi sumber air baku lain
yang ada di Kabupaten Kulon Progo, termasuk kemungkinan Sumber
yang berasal dari Kabupaten/Kota lain (melalui kerjasama antar
daerah).

BAB VII RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN PENGEMBANGAN SPAM

Bab ini menguraikan mengenai rencana induk dan pra desain


pengembangan
SPAM, yaitu :

1. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Studi yang menguraikan


rencana pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan
budidaya di Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan RTRW yang ada
dilengkapi dengan peta Pemanfaatan Ruang dan Peta Pola Pemanfaatan
Ruang. Pembahasan ini meliputi:
a. Kebijakan Stategi pengembangan struktur tata ruang Kabupaten Kulon
Progo.
b. Struktur pengembangan tata ruang Kabupaten Kulon Progo
c. Pola pemanfaatan tata ruang Kabupaten Kulon Progo.
2. Pengembangan Wilayah/Daerah Layanan (Zonasi) yang menguraikan
mengenai blok pelayanan yang disesuaikan dengan RTRW, kondisi
topografi, sebaran penduduk, dan peruntukan daerah
3. Tingkat Pelayanan yang menguraikan dasar angkan dalam peta
administrasi. 7.3. Diuraikan dasar proyeksi tingkat pelayanan dan
diproyeksikan berdasarkan tingkat pelayanan eksisting.
4. Rencana Pentahapan Pengembangan (5 tahunan) yang menjelaskan
mengenai Rencana pengembangan dibagi sesuai pentahapan 5 tahunan
SPAM Perkotaan dan Perdesaan (unit air baku, unit produksi, distribusi
dan pelayanan).

44
5. Kebutuhan Air membahas mengenai hasil perhitungan proyeksi
kebutuhan air sesuai perhitungan di BAB 5 dan menuangkan kebutuhan
air minum sesuai dengan periode tahun perencanaan dan wilayah
pelayanan.
6. Alternatif Rencana Pengembangan yang menguraikan setiap alternatif
rencana Pengembangan SPAM untuk setiap sistem yang akan
dikembangkan dan alternatif terpilih yang direkomendasikan
berdasarkan Pembagian Tahap Pengembangan yang direncanakan yang
meliputi:
a. Sumber Air Baku untuk Sistem Zona Pelayanan
b. Rencana Sistem Zona Pelayanan Tahap I, Tahap II dan Tahap III
7. Penurunan Tingkat Kebocoran yang menguraikan mengenai hal-hal
yang direkomendasikan/program-program penurunan kebocoran air
secara teknis dan non teknis.
8. Potensi Air Baku yang menjelaskan mengenai hasil analisa sumber air
baku berdasarkan:
a. Perhitungan Water Balance
b. Rekomendasi Sumber Air Yang Digunakan
9. Keterepaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi yang menguraikan
mengenai keterpaduan Penyelenggaraan SPAM yang direncanakan
dengan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Sanitasi.
10. Perkiraan Kebutuhan Biaya menguraikan kebutuhan investasi untuk
masing-masing sistem yang akan dikembangkan pada setiap tahap dan
fase yang direncanakan.

BAB VIII ANALISIS KEUANGAN

Bab ini menjelaskan mengenai analisis keuangan dalam RISPAM


Kabupaten Kulon Progo, antara lain :

1. Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan

45
2. Dasar Penentuan Asumsi Keuangan yang menjelaskan mengenai
asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan seperti: tingkat inflasi, jangka waktu
proyeksi, tingkat suku bunga deposito , tingkat inflasi, kebijakan
kenaikan tarif (yang diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga
dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya
3. Hasil Analisi Kelayakan menjelaskan mengenai analisis kelayakan
keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial untuk
investasi pengembangan RISPAM jangka pendek/mendesak, yaitu
dengan menghitung PayBack Periode (PB), Internal Rate Of Return
(IRR), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) sensitivity
analysis,. Investasi disebut layak untuk diimplementasikan apabila : PB
< nilai ekonomis; NPV bernilai positif; IRR > diskon faktor/Bank
Indonesia Rate dan BCR > 1.

BAB IX PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM

Bab ini menjelaskan mengenai pengembangan kelembagaan pelayanan air


minum RISPAM Kabupaten Kulon Progo, antara lain:

1. Organisasi menjelaskan mengenai PP 122/2015 yang menyebutkan


bentuk alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM.
2. Sumber Daya Manusia menjelaskan mengenai SDM yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan dan merawat SPAM.
3. Pelatihan menjelaskan mengenai pelatihan-pelatihan di bidang teknis,
kelembagaan dan keuangan yang bekerja sama dengan lembaga-
lembaga pendidikan/pelatihan untuk mengembangkan Sumber Daya
Manusia.
4. Perjanjian Kerjasama menjelaskan mengenai pembahasan perjanjian
kerjasama yang harus diuraikan secara rinci, antara lain:
a. tujuan yang lebih spesifik sesuai dengan bagian sistem atau wilayah
yang akan dikerjasamakan

46
b. organisasi mitra kerjasama yang dapat terlibat dalam pengembangan
SPAM
c. dasar ketentuan/dasar hukum maupun dasar perhitungan yang akan
digunakan untuk menyusun point- point kesepakatan seperti kualitas air
minum, kuantitas volume air, kontinuitas pengaliran, tekanan air, harga
jual air, dll.

47
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO

2.1 Karakteristik Fisik Dasar


2.1.1 Geografi

Kabupaten Kulon Progo secara geografis terletak antara 7°38'42" s.d. 7°59'3" Lintang
Selatan dan 110°1'37" s.d. 110°16'26" Bujur Timur dan merupakan wilayah bagian
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibatasi oleh:

Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah

Sebelah Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Prov. D.I. Yogyakarta

Sebelah Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Sebelah Selatan: Samudera Hindia

Luas area Kabupaten Kulon Progo adalah 58.627,512 ha yang meliputi 12 kapanewon,
87 kalurahan, dan 918 dukuh. 24,87% luas daerah ini berada di wilayah selatan yang
meliputi Kapanewon Temon, Wates, Panjatan dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang
meliputi Kapanewon Lendah, Pengasih, Sentolo, Kokap dan 36,97 % di wilayah utara
yang meliputi Kapanewon Girimulyo, Nanggulan, Sungaibawang dan Samigaluh. Luas
Kapanewon antara 3.200 - 7.380 Ha, yang memiliki wilayah paling luas adalah
Kapanewon Kokap seluas 73.8 km² sedangkan wilayah paling kecil adalah Kapanewon
Wates seluas 32 km². Presentase luas masing-masing desa dapat dilihat pada Gambar
2.1 dan Tabel 2.1.

48
Samigaluh; 11,82% Temon; 6,19%
Wates; 5,46%

Kalibawang; 9,03% Panjatan; 7,61%

Galur; 5,61%
Nanggulan; 6,76%
Lendah; 6,07%

Girimulyo; 9,36%
Sentolo; 8,98%

Kokap; 12,59% Pengasih; 10,52%

Gambar 2. 1 Presentase Luas Masing-masing Kapanewon

Tabel 2. 1 Jumlah Kelurahan, Dusun, Luas (km2) dan Presentase Luas Menurut Kapanewon
Jumlah Jumlah Luas Wilayah
No. Kapanewon Luas (km²)
Kalurahan Dusun (%)
1 Temon 15 96 36,3 6,19
2 Wates 8 52 32 5,46
3 Panjatan 11 100 44,59 7,61
4 Galur 7 75 32,91 5,61
5 Lendah 6 62 35,59 6,07
6 Sentolo 8 84 52,65 8,98
7 Pengasih 7 78 61,66 10,52
8 Kokap 5 63 73,8 12,59
9 Girimulyo 4 57 54,9 9,36
10 Nanggulan 6 61 39,61 6,76
11 Sungaibawang 4 84 52,96 9,03
12 Samigaluh 7 106 69,29 11,82
Jumlah 88 918 586,26 100
Sumber: Database daerah Kabupaten Kulon Progo, 2021

49
Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kulonprogo

2.1.2 Iklim

Kabupaten Kulon Progo terletak diantara Bukit Menoreh dan Samudera Hindia dilalui
Sungai Progo di sebelah timur dan Sungai Bogowonto dan Sungai Glagah di bagian barat
dan tengah. Secara astronomis, Kabupaten Kulon Progo terletak antara 7°38’42” -
7°59’3” Lintang Selatan dan antara 110°1’37” - 110°16’26” Bujur Timur.

Menurut Kulon Progo dalam angka tahun 2021, suhu rata-rata di Kabupaten Kulon Progo
pada tahun 2020 adalah 27,96oC. Sedangkan kelembaban udara rata-rata adalah 77,98%.
Kecepatan angin rata yang tercatat di stasiun iklim adalah 1,88 m/detik. Tekanan udara
di Kabupaten Kulon Progo yaitu 989,58 mbar. Curah hujan, hari hujan dan penyinaran
matahari rata-rata sebesar 254,82 mm, 15,10 hari dan 68,97%. Data parameter iklim dapat
dilihat pada Tabel 2.2.

50
Tabel 2. 2 Suhu, Kelembaban, Kecepatan Angin, Tekanan Udara, Curah Hujan dan Penyinaran Mataharari di Kabupaten Kulon Progo
Suhu/Temperature (oC) Kelembaban (%) Kecepatan Angin (m/detik) Tekanan Udara (mb) Jumlah Jumlah
Penyinaran
Curah Hari
Bulan Matahari
Min. Rata2 Maks. Min. Rata2 Maks. Min. Rata2 Maks. Min. Rata2 Maks. Hujan Hujan
(%)
(mm) (day)
Januari 22,2 28,22 33,2 53 77,6 98 calm 1,62 7,72 933,4 989,36 999 273,6 20 66,34
Februari 22,2 27,87 33 59 80,11 98 calm 1,6 6,17 985,5 989,93 998,6 286,2 23 61,21
Maret 22,1 27,93 33,2 56 80,48 98 calm 1,34 10,29 986 989,63 998,7 699,2 25 61,81
April 21,8 28,57 33,8 53 77,57 99 calm 1,35 8,23 985,7 989,73 999 352,7 22 62,03
Mei 22,6 28,49 33 52 78,12 99 calm 1,57 7,72 984,4 989,5 998,8 270,1 13 74,15
Juni 19,9 28,15 33 48 73,83 97 calm 1,76 6,17 900,6 989,93 998,6 41,4 5 80,58
Juli 17,3 27,56 32,2 52 76,23 96 calm 1,99 6,17 986,2 989,88 998,4 2,8 1 83,63
Agustus 20 27,57 34,2 49 79,17 97 calm 2,17 6,17 939,9 990,11 998,6 37,9 5 87,46
September 21 28,03 35,5 49 77,95 96 calm 2,48 6,69 968,9 990,33 998,4 42 5 82,63
Oktober 21,8 27,61 34,8 45 78,22 97 calm 2,21 7,72 900,4 989,3 998,1 236,5 18 50,21
November 21,7 28,15 34,2 48 77,21 100 calm 2,22 10,29 985,7 989,43 998,62 262,9 22 64,13
Desember 22,2 27,42 33,2 48 79,34 99 calm 2,27 6,69 983,8 987,85 991 552,5 22 53,5
Sumber: Kabupaten Kulon Progo dalam Angka 2021)

51
2.1.3 Kemiringan Lereng

Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Kulon Progo dibedakan menjadi 3


bagian, yaitu Bagian Utara, Tengah dan Selatan. Bagian utara merupakan dataran tinggi/
perbukitan menoreh dengan kelerengan > 25% dan ketinggian antara 500 s.d. 1000 meter
dari permukaan air laut. Wilayah pegunungan ini terletak di bagian barat membentang
mulai bagian barat daya ke arah timur laut meliputi wilayah Girimulyo, Nanggulan,
Sungaibawang, dan Samigaluh. Bagian Tengah merupakan daerah perbukitan dengan
kelerengan 15 s.d. 25% dan ketinggian antara 100 s.d. 500 meter dari permukaan air laut,
meliputi wilayah Sentolo, Pengasih, Kokap. Sedangkan Bagian Selatan merupakan
dataran rendah dengan kelerengan sampai dengan 8% dan ketinggian sampai dengan 100
meter dari permukaan air laut. Dataran ini dibedakan menjadi dataran pantai dan dataran
aluvial. Wilayah ekosistem dataran meliputi wilayah Kapanewon Temon, Panjatan,
Wates, Lendah dan Galur. Tabel 2.3 berikut menyajikan persebaran topografi di wilayah
Kabupaten Kulon Progo.

Tabel 2. 3 Topografi Wilayah Kabupaten Kulon Progo


Bagian Ketinggian Kelerengan
No Wilayah Kapanewon
Wilayah (meter) (%)
Girimulyo,Nanggulan, Sungaibawang,
1 Bagian Utara >500 >25
dan Samigaluh

2 Bagian Tengah 100 - 500 15 s.d. 25 Sentolo, Pengasih, Kokap

Temon, Panjatan, Wates, Lendah dan


3 Bagian Selatan 0 - < 100 0 s.d. 8
Galur
Sumber: Kabupaten Kulon Progo dalam Angka, 2021

Variasi kemiringan lereng juga dimiliki oleh masing-masing Kapanewon di wilayah


Kabupaten Kulon Progo, keterangan luas tanah disampaikan dalam Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Luas Tanah Menurut Kemiringannya per-Kapanewon


Kemiringan
No Kecamatan Total (ha)
<2° 2°-15° 15°-40° >40°
1 Sungaibawang 432,90 3.158,86 1.461,42 9,34 5.062,51
2 Lendah 1.148,70 2.593,52 14,16 - 3.756,37
3 Pengasih 913,99 3.845,71 1.030,41 3,49 5.793,60

52
Kemiringan
No Kecamatan Total (ha)
<2° 2°-15° 15°-40° >40°
4 Girimulyo 102,45 2.594,27 3.497,89 27,73 6.222,34
5 Panjatan 2.201,37 2.196,65 - - 4.398,02
6 Temon 2.107,23 1.411,89 90,56 0,094 3.609,77
7 Galur 1.741,77 1.508,30 - - 3.250,08
8 Kokap 386,39 3.384,03 3.192,62 5,57 6.968,62
9 Sentolo 1.393,97 3.931,54 16,04 - 5.341,55
10 Nanggulan 781,93 3.051,32 49,15 - 3.882,40
11 Samigaluh 39,06 2.495,03 3.319,23 51,23 5.904,53
12 Wates 1.817,53 1.409,91 3,02 - 3.230,46
Sumber: analisis RTRW Kabupaten Kulon Progo, 2021

Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Kulon Progo Sebagian besar pada kemiringan
<2°, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon
Progo pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Peta Kelerengan Kabupaten Kulon Progo

53
2.1.4 Morfologi (Bentuk Lahan)

Morfologi Kabupaten Kulon Progo terdiri atas wilayah landai, perbukitan dan
pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0% s.d. 25%. Secara fisiografi
Kabupaten Kulon Progo termasuk bagian dari Zona Serayu Selatan bagian timur
merupakan Dome atau Kubah Pegunungan Kulon Progo dan sebagian merupakan bagian
dari zona dataran Pantai Jawa Tengah bagian selatan sesuai gambar Gambar 2.5. Dome
Pegunungan Kulon Progo mempunyai ketinggian maksimum ketinggian 1.022 meter di
atas permukaan laut. Morfologi pegunungan Kulon Progo lebih menonjol dibandingkan
daerah di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pegunungan ini terletak di antara dataran
Purworejo dan dataran Sungai Progo. Dataran pantai terletak di bagian selatan dengan
ketinggian topografi kurang dari 15 meter dan terbentuk sand dune/gumuk pasir
ketinggian 5 s.d. 15 meter di atas permukaan air laut. Gumuk pasir sejajar dengan garis
pantai dengan lebar 100 s.d. 200 meter dari garis pantai. Daerah Kulon Progo terletak di
antara sungai Bogowonto di bagian barat dan di bagian timur oleh sungai Progo.

Gambar 2. 4 Pembagian Fisiografi Pulau Jawa


Sumber: Van Bemmelen, 1949
Ketinggian wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu
ketinggian 0 s.d. 7 meter meliputi wilayah Kapanewon Temon, Wates, Panjatan, Galur,
Lendah dan sebagian kecil dari Sentolo, Pengasih dan Kokap. Ketinggian 7 s.d. 25 meter
meliputi wilayah Kapanewon Temon, Wates, Pengasih, Lendah, Sentolo, Panjatan, Galur
dan sebagian Kokap. Ketinggian 26 s.d. 100 meter meliputi hampir seluruh kapanewon
di Kabupaten Kulonprogo kecuali Kapanewon Samigaluh. Ketinggian 101 s.d. 500 meter

54
juga hamper meliputi seluruh kapanewon kecuali Kapanewon Panjatan dan Galur.
Ketinggian lebih tinggi 500meter meliputi wilayah Kapanewon Samigaluh, Girimulyo,
sebagian Kokap dan Sungaibawang serta sebagian kecil Pengasih. Sedangkan luas tanah
menurut pembagian berdasarkan ketinggian tersebut per kapanewon (ha) dapat dilihat
pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Luas Tanah (ha) Menurut Ketinggiannya Per Kapanewon


Ketinggian
No Kecamatan Total
<7 7 - 25 25 - 100 100 - 500 > 500
1 Galur 1.433,4 1.836,6 7,2 - - 3.277,1
2 Girimulyo - - 14,3 3.532,5 2.675,9 6.222,8
3 Sungaibawang - - 185,1 4.765,0 99,0 5.049,1
4 Kokap - 360,1 1.420,5 4.953,0 213,8 6.947,4
5 Lendah 155,0 1.429,1 2.188,1 - - 3.772,1
6 Nanggulan - - 2.565,4 1.307,1 - 3.872,6
7 Panjatan 1.225,3 2.528,1 667,2 - - 4.420,7
8 Pengasih 18,7 619,8 3.097,8 2.048,9 18,7 5.803,8
9 Samigaluh - - - 3.093,5 2.787,8 5.881,3
10 Sentolo 8,6 150,7 5.139,5 18,7 - 5.317,4
11 Temon 763,3 2.581,2 242,5 57,4 - 3.644,4
12 Wates 368,7 2.414,8 433,3 11,5 - 3.228,3
Sumber: analisis RTRW Kabupaten Kulon Progo, 2021

5500
4500
<7
3500
LUAS (HA)

8 s.d. 25
2500
26 s.d. 100
1500 101 s.d. 500
500 > 500

-500

KAPANEWON

Gambar 2. 5 Grafik Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Dirinci Per-Kapanewon

55
Gambar 2. 6 Peta Topografi Kabupaten Kulon Progo

2.1.5 Geologi
2.1.5.1 Stratigrafi

Stratigrafi daerah Kulon Progo tersusun dari formasi sebagai berikut.

1) Formasi Nanggulan yang terdapat di sebelah barat Desa Nanggulan dengan


pelamparan yang tidak begitu luas. Formasi ini tersusun oleh litologi batu pasir yang
selang-seling dengan lignit, napal pasiran, batu lempung gampingan struktur
konkresi, selang-seling napal dan batu gamping, batu pasir dan tuf, kaya foraminifera
dan moluska foraminifera, serta moluska.
2) Formasi Andesit Tua yang membentuk pegunungan dengan puncak Gunung Ijo di
bagian barat daya, Gunung Gajah di bagian tengah, dan Gunung Menoreh di bagian
utara. Proses volkanisme paling tua terjadi di Gunung Gajah yang tersusun oleh
andesit basaltik augit-hiperstene. Gunung Ijo tersusun oleh andesit basaltis piroksen,
sedangkan Gunung Menoreh tersusun oleh andesit tuf dan breksi andesit hornblende-
augit. Formasi ini memiliki pelamparan yang sangat luas mulai dari barat daya

56
(daerah Temon) ke arah timur laut, yaitu meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo,
Samigaluh, dan Sungaibawang. Formasi ini tersusun oleh litologi Breksi andesit, tuf,
lapilli tuf, aglomerat, dan berselingan dengan lava andesit serta terdapat fragmen
batuan lebih tua.
3) Formasi Sungaigesing yang tersusun oleh litologi breksi laharik dengan sisipan lava
andesit, batupasir, dan tufaan. Berdasarkan radiometroi, formasi ini berumur
Oligosen dan menumpang tidak selaras di atas Formasi Nanggulan. Formasi ini
terdapat di bagian tengah sisi selatan barat dan barat laut dari kubah Kulon Progo.
4) Formasi Dukuh yang tersusun oleh perselangselingan antara breksi, batupasir
kerikilan, batu gamping, dan batu lempung. Litologi satuan ini menunjukkan
perlapisan baik dan silang-siur, serta sejajar pada batu lempung dan batu pasir.
Formasi ini tidak selaras di atas Formasi Nanggulan. Formasi ini berumur Oligo-
Miosen dengan pelamparan yang terletak di daerah Dukuh Kecamatan Samigaluh.
5) Formasi Jonggrangan yang terletak di pelamparan setempat pada bagian tengah ke
arah utara dengan pelamparan tidak begitu luas, yaitu meliputi Girimulyo,
Samigaluh, dan Sungaibawang. Litologi penyusun meliputi bagian bawah
konglomerat, di atasnya napal tufaan dan batu pasir gampingan, berselang-seling
dengan lignit, dan bagian atas batu gamping berlapis ke arah atas menjadi batu
gamping koral.
6) Formasi Sentolo yang pelamparannya agak luas, yaitu meliputi sebagian kecil
Temon, Wates, Pengasih, Sentolo, Panjatan, dan Lendah. Litologi penyusun formasi
ini terdiri atas bagian bawah konglomerat alas, di atasnya napal tufaan, serta
berselingan dengan vitriks tuf dan bagian atas batu gamping berlapis baik kaya
foraminifera.
7) Satuan Endapan Vulkanik Kuarter merupakan endapan Gunung Merapi yang
tersusun oleh breksi sisipan lava dan endapan lahar. Satuan ini berumur Pliosen-
Pleistosen. Satuan ini terdapat di atas semua formasi dan terdapat di bagian timur.
8) Satuan Endapan Aluvial merupakan satuan yang tersusun oleh endapan kerikil, pasir,
lanau, dan lempung, serta bongkah sepanjang sungai dan dataran pantai.

Formasi stratigrafi di Kulon Progo terangkum pada Tabel 2.6.

57
Tabel 2. 6 Kolom Statigrafi Formasi di Wilayah Kabupaten Kulon Progo
Umur Formasi Deskripsi Litologi Ketebalan (m)

Kuarter Aluvium Kerikil, pasir, lanau dan lempung sepanjang 100


sungai dan dataran pantai.

Pliosen- Endapan Vulkanik Breksi sisipan lava dan endapan lahar 20


Pleistosen Kuarter

Bagian atas batu gamping berlapis baik kaya


akan foraminifera
Miosen Sentolo 950
Bawah Bagian bawah konglomerat alas di atasnya
napal tufaan bersalangan dengan vitriks tuf

Bagian atas batu gamping berlapis ke arah atas


menjadi batu gamping koral
Miosen Jonggrangan 250
Bawah Bagian bawah konglomerat di atasnya napal
tufaan dan batu pasir gampingan berselang-
seling dengan lignit

Oligo – Perselang-selingan antara breksi, batu pasir 660


Dukuh
Miosen kerikilan, batu gamping dan batu lempung

Breksi laharik dengan sisipan lava andesit, 600


Oligosen Sungaigesing
batu pasir tufaan

Breksi andesit, tuf, lapilli tuf, aglomerat dan 660


Oligo-
Andesit Tua berselingan dengan lava andesit. Terdapat
Miosen
fragmen batua lebih tua.

Batu pasir seling-seling dengan lignit, napal


pasiran, batu lempung gampingan struktur
Eosen Atas 300
Nanggulan konkresi, selang-seling napal dan batu
–Oligosen
gamping, batu pasir dan tuf, kaya foraminifera
dan moluska foraminifera dan moluska.

Sumber: Van Bemmelen, 1949 dan Wartono, Rahardjo, dkk, 1977

58
2.1.5.2 Struktur Geologi

Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa
kubah atau menyerupai kubah (Dome) yang terletak di bagian utara dan sisi barat wilayah
Kulon Progo. Struktur geologi Kulon Progo terdiri dari hal berikut.

1. Struktur geologi perlipatan batuan (fold) yang terletak di formasi Sentolo. Perlipatan
ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo,
Panjatan, Lendah, dan Galur.
2. Struktur geologi patahan/sesar (fault) yang merupakan bagian dari batuan yang saling
bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok batuan lain yang dipisahkan
oleh zona patahan atau pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan
di wilayah Kulon Progo terbagi menjadi 2 (dua) bagian sebagai berikut.
3. Patahan regional yang merupakan satu kesatuan patahan Yogyakarta. Patahan ini
adalah Patahan Graben Yogyakarta yang terdiri dari Patahan Opak dan Patahan
Progo yang menyebabkan wilayah Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah
dataran tinggi dan Kota Yogyakarta menjadi daratan rendah. Patahan Opak berarah
barat daya-timur laut, sedangkan Patahan Progo berarah utara-selatan. Patahan ini
terletak di bagian timur Kulon Progo, meliputi wilayah Sungaibawang bagian timur,
Nanggulan bagian timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.
4. Patahan lokal yang hanya terjadi di Kulon Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian
pegunungan atau kubah di Kulon Progo utara bagian barat. Patahan berarah relatif
radial berarah barat laut-tenggara, barat-timur, dan barat daya-timur laut. Patahan ini
terdapat di wilayah Kecamatan Kokap, Temon bagian utara, Pengasih, dan Naggulan
bagian barat.
5. Struktur kekar (joint) yang merupakan pecahan batuan yang tidak mengalami
pergerakan. Struktur kekar ini secara sangat intensif terdapat di formasi batuan
andesit dan andesit tua.

Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung api


(40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%), dan batuan
terobosan (4,43%) seperti pada Tabel 2.7.

59
Tabel 2. 7 Pengelompokan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan
Luas Satuan Batuan (Ha)
No Kecamatan Endapan Batuan Batuan G. Batuan
Jumlah
Gunung Api Sedimen Api Trobosan
1 Temon 3.688 - - - 3.688
2 Wates 3.063 138 - - 3.197
3 Panjatan 3.872 588 - - 4.454
4 Galur 2.229 - 1.063 - 3.288
5 Lendah 2.009 1.075 475 - 3.555
6 Sentolo 3.165 1.175 925 - 5.259
7 Pengasih 4.342 1.825 - - 6.161
8 Kokap 550 4.230 - 2.600 7.372
9 Girimulyo 125 5.366 - - 5.485
10 Nanggulan 250 2.736 975 - 3.957
11 Sungaibawang 375 3.971 950 - 5.290
12 Samigaluh - 6.929 - - 6.922
TOTAL 23.667 28.032 4.388 2.600 58.628
Prosentase 40,37% 47,81% 7,48% 4,43%
Sumber: Bappeda Kabupaten Kulon Progo 2007

Gambar 2. 7 Peta Geologi Kabupaten Kulon Progo

60
2.1.6 Hidrologi dan Hidrogeologi
2.1.6.1 Air Permukaan

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam Daerah Aliran Sungai
(DAS) Progo dan DAS Serang, sedangkan sebagian kecil lainnya termasuk ke dalam
DAS Bogowonto. Keberadaan sungai dengan air yang mengalir sepanjang tahun di
wilayah Kabupaten Kulon Progo memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
pengembangan wilayah antara lain karena memiliki pontensi ketersediaan air untuk
memenuhi berbagai kebutuhan domestik, perkotaan, industri maupun untuk irigasi
pertanian. Tabel 2.8 menyajikan data inventarisasi sungai yang mengalir di Kabupaten
Kulon Progo beserta panjang dan debitnya.

Tabel 2. 8 Daftar Sungai Kulon Progo

Debit (m3/detik)
No Nama Panjang (km)
Maksimum Minimum
1 Sungai Rowojembangan 7,14 20 0
2 Sungai Ngiwo 7,34 - -
3 Sungai Jelontoro 1,46 - -
4 Sungai Kayangan 21,71 - -
5 Sungai Ledeng 2,06 - -
6 Sungai Pringtali 5,49 - -
7 Sungai Kedunglesung 7,05 - -
8 Sungai Tretes 5,92 - -
9 Sungai Bibis 9,09 - -
10 Sungai Nagung 8,11 180 0
11 Sungai Bubrah 3,31 - -
12 Sungai Jenes 7,16 - -
13 Sungai Serang 25,89 650 0
14 Sungai Tinalah 13,4 0 0
15 Sungai Tlegung 6,53 - -
16 Sungai Ngancar 5,46 0 0
17 Sungai Penter 0,93 - -
18 Sungai Tedunan 3,45 - -
19 Sungai Papah 13,77 160 0
20 Sungai Banyumeneng 3,29 - -
21 Sungai Pancuran 3,19 - -
22 Sungai Kamal 3,51 0 0
23 Sungai Keso 1,28 - -

61
Debit (m3/detik)
No Nama Panjang (km)
Maksimum Minimum
24 Sungai Secang 5,89 - -
25 Sungai Krengseng 0,49 - -
26 Sungai Progo 57,41 1500 0
27 Sungai Salak 4,28 0 0
28 Sungai Bogowonto 9,54 - -
29 Sungai Pasir 4,09 - -
30 Sungai Plampang 11,74 - -
31 Sungai Seceng 3,48 - -
32 Sungai Sembur 3,26 - -
Sumber data: analisis RTRW Kabupaten Kulon Progo, 2021

Gambar 2. 8 Peta Lokasi Sungai di Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo memiliki danau buatan yaitu Waduk Sermo yang terletak di
Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap dengan luas genangan waduk sebesar 157 ha
dan kapasitas volume tampungan sebesar 25.000.000 m3. Waduk ini dibuat dengan
membendung Sungai Menguri dan anak-anak cabangnya, Sungai Pantaran, Sungai
Kembang, Sungai Papon dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Sungai Ngrancah.

62
Waduk Sermo berfungsi sebagai suplesi irigasi sawah yang berada di Kapanewon Temon,
Wates dan Pengasih dan sebagian suplesi kebutuhan air minum. Kabupaten Kulon Progo
juga memiliki sejumlah embung yang dapat menjadi sumber air alternatif. Daftar embung
di Kabupaten Kulon Progo beserta lokasi dan kapasitasnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2. 9 Daftar Embung di Kulon Progo


No. Nama Embung Lokasi Kapasitas (m3)
1 Blubuk Dusun Girinyono, Kalurahan Sendangsari, Kap. Pengasih 18.655
2 Bogor Dusun Girinyono, Kalurahan Sendangsari, Kap. Pengasih 6.000
3 Batur Dusun Batur, Kalurahan Sendangsari, Kap. Pengasih 8.900
4 Sungaibukol Kalurahan Sungairejo, Kap. Kokap 6.170
5 Kayangan Dusun Paingan, Kalurahan Sendangsari, Kap. Pengasih 6.000
6 Kedungmoro Kalurahan Giripurwo, Kap. Girimulyo 3.500
7 Ngroto Kalurahan Kebonharjo, Kap. Samigaluh 6.000
8 Penggung Kalurahan Hargorejo, Kap. Kokap 4.000
9 Tangkisan I Kalurahan Hargomulyo, Kap. Kokap 35.000
10 Tangkisan II Kalurahan Hargomulyo, Kap. Kokap 7.500
11 Plampang Kalurahan Hargomulyo, Kap. Kokap 1.500
12 Weden Kalurahan Sentolo, Kap. Sentolo 3.500
13 Dawetan Kalurahan Giripurwo, Kap. Girimulyo 4.000
14 Cikli Kalurahan Giripurwo, Kap. Girimulyo 3.000
15 Sambeng Dusun Anjir, Kalurahan Hargowilis, Kap. Kokap 12.000
16 Bibis Dusun Klepu, Kalurahan Hargowilis, Kap. Kokap 40.000
17 Jurug Kalurahan Sidorejo, Kap. Lendah 9.000
18 Samigaluh Kap. Samigaluh 6.523
19 Krapyak Kalurahan Banjaroya, Kap. Sungaibawang 35.400
20 Tonogoro Kalurahan Banjaroyo, Kap. Sungaibawang 10.000
21 Kleco Kec. Girimulyo 8.000
22 Gorolangu Kalurahan Sidoharjo, Kap. Samigaluh 10.000
23 Talunombo Kap. Pengasih 1.800
24 Dlingseng Ds. Banjaroya, Kap. Sungaibawang -
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon Progo, Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, 2020)

63
Gambar 2. 9 Peta Lokasi Danau/Embung

Sektor pendapatan pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat


Kabupaten Kulon Progo. Sektor pertanian merupakan sektor dengan kebutuhan air yang
dominan dan memiliki daerah irigasi yang cukup luas. Tabel 2.10 menyajikan daftar
daerah irigasi yang sumber airnya berasal dari air permukaan. Dua daerah irigasi yang
paling luas adalah Daerah Irigasi Sungaibawang dengan luas area 7.152 ha dan Daerah
Irigasi Sapon dengan luas area 1900 ha. Kedua daerah irigasi tersebut mengambil air dari
Sungai Progo dengan debit masing-masing dari intake Sungaibawang di hulu sebesar 7
m3/s dan dari intake Sapon di hilir sebesar 4,5 m3/s. Selain dua daerah irigasi tersebut,
terdapat 90 daerah irigasi lainnya dengan luas yang kecil, kurang dari 150 ha. Daerah-
daerah irigasi tersebut tersebar di wilayah utara dan tengah dan dilayani oleh bendung-
bendung pada hulu.

Tabel 2. 10 Daftar Daerah Irigasi Permukaan di Kulon Progo


Nama Daerah Irigasi Luas Areal
No. Kewenangan
Permukaan (ha)
1 Daerah Irigasi Sungai Bawang 7.152 Pemerintah Pusat
2 Daerah Irigasi Sapon 1.900 Provinsi
3 Daerah Irigasi Balong V 7 Kabupaten

64
Nama Daerah Irigasi Luas Areal
No. Kewenangan
Permukaan (ha)
4 Daerah Irigasi Banaran 3 Kabupaten
5 Daerah Irigasi Banjaran 17 Kabupaten
6 Daerah Irigasi Belik II 4 Kabupaten
7 Daerah Irigasi Bogor 15 Kabupaten
8 Daerah Irigasi Borongaren 8 Kabupaten
9 Daerah Irigasi Brangkalan 21 Kabupaten
10 Daerah Irigasi Cikli 36 Kabupaten
11 Daerah Irigasi Clangkring 4 Kabupaten
12 Daerah Irigasi Clumprit 5 Kabupaten
13 Daerah Irigasi Dasnganten 30 Kabupaten
14 Daerah Irigasi Dukuh 8 Kabupaten
15 Daerah Irigasi Dungdekem 8 Kabupaten
16 Daerah Irigasi Duren/Mudal 26 Kabupaten
17 Daerah Irigasi Gergunung 7 Kabupaten
18 Daerah Irigasi Gemalang 11 Kabupaten
19 Daerah Irigasi Grembul 6 Kabupaten
20 Daerah Irigasi Jambeaji 30 Kabupaten
21 Daerah Irigasi Jati 6 Kabupaten
22 Daerah Irigasi Jetis 8 Kabupaten
23 Daerah Irigasi Jurug 59 Kabupaten
24 Daerah Irigasi Kanjangan 37 Kabupaten
25 Daerah Irigasi Karang/Togor 12 Kabupaten
26 Daerah Irigasi Kayangan 198 Kabupaten
27 Daerah Irigasi Kebonharjo 24 Kabupaten
28 Daerah Irigasi Kedung Bathang 5 Kabupaten
29 Daerah Irigasi Kedung Bisu 5 Kabupaten
30 Daerah Irigasi Kedung Kobong 5 Kabupaten
31 Daerah Irigasi Kedung Mojing 4 Kabupaten
32 Daerah Irigasi Kembangmalang 4 Kabupaten
33 Daerah Irigasi Klampok 3 Kabupaten
34 Daerah Irigasi Kluwihan 8 Kabupaten
35 Daerah Irigasi Mejing 6 Kabupaten
36 Daerah Irigasi Melar 30 Kabupaten
37 Daerah Irigasi Ngobarab (3bd) 30 Kabupaten
38 Daerah Irigasi Niten 125 Kabupaten
39 Daerah Irigasi Nyemani 15 Kabupaten
40 Daerah Irigasi Pandan 7 Kabupaten
41 Daerah Irigasi Penggung 32 Kabupaten

65
Nama Daerah Irigasi Luas Areal
No. Kewenangan
Permukaan (ha)
42 Daerah Irigasi Pengkol 34 Kabupaten
43 Daerah Irigasi Pereng 7 Kabupaten
44 Daerah Irigasi Plelen 74 Kabupaten
45 Daerah Irigasi Promasan 5 Kabupaten
46 Daerah Irigasi Sarigono 30 Kabupaten
47 Daerah Irigasi Sarimulyo 4 Kabupaten
48 Daerah Irigasi Secang/Ngancar 9 Kabupaten
49 Daerah Irigasi Seprati 6 Kabupaten
50 Daerah Irigasi Siliran 8 Kabupaten
51 Daerah Irigasi Singo Goweng 25 Kabupaten
52 Daerah Irigasi Soka 8 Kabupaten
53 Daerah Irigasi Sumitro 98 Kabupaten
54 Daerah Irigasi Tulangan 15 Kabupaten
55 Daerah Irigasi Wadas 20 Kabupaten
56 Daerah Irigasi Balong 11 Kabupaten
57 Daerah Irigasi Bancik 6 Kabupaten
58 Daerah Irigasi Belik 7 Kabupaten
59 Daerah Irigasi Besole 6 Kabupaten
60 Daerah Irigasi Bimo 5 Kabupaten
61 Daerah Irigasi Blekok 8 Kabupaten
62 Daerah Irigasi Blimbing 4 Kabupaten
63 Daerah Irigasi Cikal 5 Kabupaten
64 Daerah Irigasi D. Cengkek 4 Kabupaten
65 Daerah Irigasi Dersono 5 Kabupaten
66 Daerah Irigasi Dhung Winong 10 Kabupaten
67 Daerah Irigasi Dlimas 5 Kabupaten
68 Daerah Irigasi Dung Biru 10 Kabupaten
69 Daerah Irigasi Dung Bulu 8 Kabupaten
70 Daerah Irigasi Dung Cingklok 21 Kabupaten
71 Daerah Irigasi Dung Wutah 7 Kabupaten
72 Daerah Irigasi Dungpucung 10 Kabupaten
73 Daerah Irigasi Dungsalak 5 Kabupaten
74 Daerah Irigasi Dungsono 10 Kabupaten
75 Daerah Irigasi Gimong 8 Kabupaten
76 Daerah Irigasi Jangkang 5 Kabupaten
77 Daerah Irigasi Jarakan 5 Kabupaten
78 Daerah Irigasi Sungai Ngiwo 21 Kabupaten
79 Daerah Irigasi Kembang 10 Kabupaten

66
Nama Daerah Irigasi Luas Areal
No. Kewenangan
Permukaan (ha)
80 Daerah Irigasi Kembang 8 Kabupaten
81 Daerah Irigasi Kleben 6 Kabupaten
82 Daerah Irigasi Ngroto 17 Kabupaten
83 Daerah Irigasi Pengason 12 Kabupaten
84 Daerah Irigasi Sebalong 5 Kabupaten
85 Daerah Irigasi Sendat 5 Kabupaten
86 Daerah Irigasi Separang 15 Kabupaten
87 Daerah Irigasi Sinogo 25 Kabupaten
88 Daerah Irigasi Sriten 5 Kabupaten
89 Daerah Irigasi Tlogo 5 Kabupaten
90 Daerah Irigasi Wareng 7 Kabupaten
91 Daerah Irigasi Watu Payung 11 Kabupaten
92 Daerah Irigasi Wiyu 4 Kabupaten
Sumber data: Lampiran I, II, dan III Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No 14/PRT/M/2015

Gambar 2. 10 Peta Saluran Irigasi di Kulon Progo

67
Selain memiliki saluran irigasi yang banyak, Kabupaten Kulon Progo juga memiliki mata
air yang tidak sedikit terutama di daerah Samigaluh dan Girimulyo. Mata air tersebut
dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai sumber air bahkan hingga dikelola oleh
SPAMDes. Peta lokasi mata air dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2. 11 Peta Lokasi Mata Air di Kulon Progo

2.1.6.2 Air Tanah

Kabupaten Kulon Progo mempunyai potensi air tanah yaitu Cekungan Air Tanah (CAT)
tersendiri yang tidak melampaui ke wilayah kabupaten lain yaitu Cekungan Wates dengan
luas area 150 km2 dan potensi air tanah bebas sejumlah 38.000.000 m3/tahun. Secara
keseluruhan, rata-rata kedalaman air tanah di Kabupaten Kulon Progo berkisar antara 2-
15 meter di bawah permukaan tanah, dan sebagian beberapa desa yang berada di
pegunungan, kedalaman air tanah lebih dari 15 meter. Penyebaran zona akuifer, aquitard
dan aquiclude air tanah di Kabupaten Kulon Progo meliputi:.

a. Zona Akuifer Kulon Progo, Air tanah dijumpai dalam celahan pada Formasi "Old
Andesite" dan Formasi Nanggulan, yang tersusun oleh batu pasir kuarsa bersisipan
batu lempung dan lignit, lava dan breksi andesit, dengan potensi kecil.

68
b. Zona Akuifer Sentolo, Air tanah di bawa oleh lapisan batuan Formasi Sentolo pada
kaki Pegunungan Kulon Progo. Pada daerah di mana Formasi Sentolo tersingkap
merupakan air tanah bebas, sedangkan pada daerah (dimana Formasi Sentolo
tertutup endapan muda, merupakan air tanah tertekan. Potensi air tanah tergolong
sedang.
c. Zona Akuifer Wates, Air tanah di bawa oleh endapan aluvial pada daerah dataran
di sebelah selatan Pegunungan Kulon Progo. Merupakan air tanah bebas dengan
potensi sedang.
d. Zona Akuifer Volkanik, Formasi geologi pembawa air tanah terdiri alas batuan dan
endapan gunung api tua dan muda, menempati cekungan Temanggung-Magelang-
Yogyakarta. Formasi ini merupakan akuifer bebas dan mempunyai potensi air tanah
yang besar.
e. Zona Aquiclude, Zona ini praktis tidak memiliki potensi air tanah (non akuifer) dan
merupakan batuan dasar dari sistem akuifer di atasnya, tersusun oleh batuan yang
kedap air.

Air tanah merupakan sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan air domestik
khususnya di Kabupaten Kulon Progo. Tabel 2.11 menunjukkan lokasi sumur-sumur
yang memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan domestik berdasarkan data dari
BPPSPAM dan SPAMDes. Namun berdasarkan data Dinas Kesehatan di tahun 2020,
terdapat 77.061 sumur gali yang terlekan meyebar di Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaat
sumur tersebut adalah penyelenggara air minum Non-PDAM, sedangkan PDAM Kulon
Progo tidak memanfaatkan air tanah sebagai sumber air baku.

Tabel 2. 11 Daftar Sumur di Kulon Progo


Lokasi Jenis
No
Desa Kecamatan Koordinat Sumur
1 Janten Temon 07° 52´ 44.14" S 110°03´47.14" E Dalam
2 Salamrejo Sentolo 07° 52´ 20.69" S 110°13´45.98" E Dalam
3 Sungairejo Kokap 07° 49´ 21.12" S 110° 03´ 45.92" E Dalam
4 Kembang Nanggulan 07° 45´ 10.10" S 110° 12´ 29.25" E Dalam
5 Banjarharjo Sungaibawang 07° 41´ 15.16" S 110° 14´ 27.92" E Dalam
6 Tuksono Sentolo 07° 52´ 37.90" S 110° 15´ 48.80" E Dangkal
7 Garongan Panjatan 07° 55´ 48.00" S 110° 07´ 57.20" E Dangkal
8 Wijimulyo Nanggulan 07° 47´ 31.40" S 110° 13´ 18.80" E Dangkal

69
Lokasi Jenis
No
Desa Kecamatan Koordinat Sumur
9 Kebonrejo Temon 07° 52' 44.3" S 110° 04' 21.8" E Dangkal
10 Karangwuni Wates 07° 55' 12.9" S 110° 06' 24.6" E Dangkal
11 Jangkaran Temon 07° 53 ' 610" S 110° 02' 460" E Dangkal
12 Sindutan Temon 07° 52' 614" S 110° 02' 734" E Dangkal
13 Kedundang Temon 07° 52' 59.35" S 110 ° 06' 11.46" E Dangkal
14 Bugel Panjatan 07° 56´ 27.77" S 110° 10´ 02.26" E Dangkal
15 Demen Temon 07°53´13.80" S 110°05´08.34" E Dangkal
16 Jatisarono Nanggulan 07° 45´ 27.01" S 110° 12´ 53.07" E Dangkal
17 Plumbon Temon 07° 53´ 47.50" S 110° 06´ 09.20" E Dangkal
18 Tayuban Panjatan 07° 54´ 35.64" S 110° 08´ 54.24" E Dangkal
19 Giripeni Wates 07° 52´ 36.78" S 110° 09´ 43.69" E Dangkal
20 Margosari Pengasih 07° 50´ 59.50" S 110° 11´ 26.89" E Dalam
21 Kebon Romo, Giripurwo Girimulyo 07° 45' 48.73" S 110° 10' 58.15" E Dangkal
22 Tempel, Pendoworejo Girimulyo 07° 44' 27.04" S 110° 11' 1.60" E Dangkal
23 Banjaran, Giripurwo Girimulyo 07° 45' 34.89" S 110° 10' 11.95" E Dangkal
24 Ngesong, Giripurwo Girimulyo 07° 46' 19.84" S 110° 09' 48.55" E Dangkal
25 Wadas, Giripurwo Girimulyo 07° 47’ 7.41" S 10° 10’ 14.4" E Dangkal
26 Jetis, Pendoworejo Girimulyo 07° 45' 1.21" S 110° 11' 3.16" E Dangkal
27 Kebon Romo, Giripurwo Girimulyo 07° 45' 54.00" S 110° 10' 55.88" E Dangkal
28 Banjaran I, giripurwo Girimulyo 07° 45' 30.74" S 110° 10' 7.98" E Dangkal
29 Bandung, Donomulyo Nanggulan 07° 48’ 32.3" S 110° 11' 33.8"E Dangkal
30 Jambon, Donomulyo Nanggulan 07° 49' 2.71" S 110° 11' 0.5" E Dangkal
31 Wareng, Donomulyo Nanggulan 07° 48' 42.9" S 110° 11' 11.5"E Dangkal
32 Semaken III, Banjararum Sungaibawang 07° 43' 36.69" S 110° 12 '21.77" E Dangkal
33 Popohan, Banjararum Sungaibawang 07° 43' 28.91" S 110° 11' 24.42" E Dangkal
34 Semaken, Banjararum Sungaibawang 07° 43' 43" S 110° 13' 3.4" E Dangkal
35 Plengan, Banjaroyo Sungaibawang 07° 39' 17.1" S 110° 14' 17.3" E Dangkal
36 Padaan Wetan, Banjarharjo Sungaibawang 07° 40' 40.5" S 110° 15' 8.4" E Dangkal
37 Jurang, Banjarharjo Sungaibawang 07° 42' 3.98" E 110° 15' 6.3" S Dangkal
38 Ngrajun, Banjarharjo Sungaibawang 07° 41' 2.1" E 110° 14' 58.5" S Dangkal
39 Sangkrek, Hargorejo Kokap 07° 50' 24.74" S 110° 6' 15.21" E Dangkal
40 Tapen, Hargomulyo Kokap 07° 52' 8.42" S 110° 2' 44.83" E Dangkal
41 Tono Bakal, Hargomulyo Kokap 07° 52' 14.04"S 110° 4' 11.87" E Dangkal
42 Pedukuhan II, Pleret Panjatan 07° 55' 58.90" S 110° 8' 38.78" E Bor
Sumber: Data BPSPAMS dan SPAM Desa Pamsimas 2014, 2015, 2017, 2018, dan 2019
Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Layanan Spam Non PDAM Kabupaten Kulon Progo

70
Gambar 2. 12 Peta Cekungan Air Tanah

Air tanah juga dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pompa, meskipun dalam jumlah yang
sangat kecil (50 ha) dibandingkan dengan irigasi air permukaan (> 10.000 ha).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No 14/PRT/M/2015, terdapat tiga daerah irigasi air tanah (DIAT) di Kabupaten
Kulon Progo, yaitu DIAT Brosot seluas 20 ha, DIAR Cepitan/Wijimulyo seluas 15 ha,
dan DIAT Tritis/Banjararum seluas 15 ha.

2.1.6.3 Curah Hujan

Curah hujan dan banyaknya hari hujan bulanan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2016-
2020 terlihat pada Tabel 2.12, sedangkan curah hujan bulanan rata-rata dalam lima tahun
terakhir (2016 – 2020) disajikan oleh Gambar 2.13. Curah hujan yang tinggi tercatat
pada bulan November – Maret. Di sisi lain, bulan Mei – Agustus merupakan bulan yang
kering dengan total curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm.

Tabel 2.13 dan Gambar 2.14 menunjukkan distribusi spasial curah hujan tahunan per
kecamatan di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2016 – 2020. Kecamatan yang berlokasi

71
di selatan atau dekat dengan pesisir, seperti Lendah cenderung memiliki curah hujan yang
relatif rendah daripada kecamatan yang berada di sisi utara, seperti Samigaluh dan
Sungaibawang. Rata-rata curah hujan tahunan di kabupaten Kulon Progo dalam 5 tahun
terakhir adalah 2433 mm. Tabel 2.12 juga menunjukkan fluktuasi curah hujan tahunan,
kondisi paling kering terjadi pada tahun 2019 dan kondisi basah terjadi pada tahun 2016.

Tabel 2. 12 Data Curah Hujan Rerata Bulanan Tahun 2016 – 2020


2016 2017 2018 2019 2020
Bulan curah hari curah hari curah hari curah hari curah hari
hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan
(mm) (hh) (mm) (hh) (mm) (hh) (mm) (hh) (mm) (hh)
Januari 199 12 310 21 492 24 393 23 357 20
Februari 408 16 381 21 352 19 284 17 368 18
Maret 292 17 329 18 289 16 533 21 538 20
April 180 12 344 19 82 9 76 7 182 10
Mei 129 11 95 18 9 2 17 2 158 12
Juni 318 9 25 3 2 1 2 1 30 4
Juli 114 9 17 4 0 0 0 1 6 2
Agustus 37 6 3 2 3 2 1 1 12 3
September 301 14 86 6 12 2 0 0 26 6
Oktober 357 16 239 14 2 2 0 0 181 14
November 552 20 716 23 305 17 54 7 282 17
Desember 270 12 171 11 290 19 246 18 520 22
Sumber: Kulon Progo dalam Angka 2017-2021

500

400
Curah Hujan (mm)

300

200

100

Bulan

Gambar 2. 13 Curah Hujan Bulanan Rata-rata 5 Tahun Terakhir (2016 – 2020)

72
Tabel 2. 13 Curah Hujan Tahunan Tahun 2016 – 2020
Curah hujan tahunan (mm)
Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020 Rata-rata
Temon 3274 2956 1837 1626 2940 2527
Wates 2990 2494 1788 1324 2026 2124
Panjatan 3021 4644 1572 1427 2737 2680
Galur 2624 2327 1473 1339 2805 2114
Lendah 2705 2428 1563 1527 1966 2038
Sentolo 2609 2309 1592 1688 2538 2147
Pengasih 3110 2548 1685 1170 2487 2200
Kokap 3253 2571 1785 1666 2626 2380
Girimulyo 2985 2492 1751 1798 2726 2350
Nanggulan - 2913 1881 1537 2518 2212
Sungaibawang 3804 3496 3123 1754 3181 3072
Samigaluh 4371 4176 2471 2403 3338 3352
Rata-rata 3159 2946 1877 1605 2657 2433
Sumber: Kulon Progo dalam Angka 2017-2021

Gambar 2. 14 Peta Pola Curah Hujan Kabupaten Kulon Progo

73
2.1.6.4 Penggunaan Lahan

Guna lahan Kulon Progo didominasi permukiman sebesar 34,58%, dan peruntukan
kegiatan agraris yaitu kebun 18,05%, sawah irigasi 18,06%, dan tegalan/ladang 12,53%.
Data penggunaan lahan di Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo


Dalam ha
No Kecamatan
Rumah Perkantoran Industri Taman Lain Lain Total
1 Galur 911,55 - - 5,75 2.369,46 3286,76
2 Girimulyo 1.557,11 - - 1,43 4.697,23 6255,78
3 Sungaibawang 1.903,62 - - 7,18 3.209,12 5119,94
4 Kokap 2.724,59 - - 2,87 4.284,59 7012,06
5 Lendah 1.738,27 - 514,72 7,18 1.515,42 3775,61
6 Nanggulan 1.467,97 - 168,22 4,31 2.270,25 3910,76
7 Panjatan 1.541,30 - - 8,62 2.871,25 4421,17
8 Pengasih 2.900,00 28,75 - 11,50 2.874,12 5814,39
9 Samigaluh 1.432,03 - - 2,87 4.517,51 5952,41
10 Sentolo 1.485,22 - 1.654,88 11,50 2.227,12 5378,74
11 Temon 901,48 - 31,63 8,62 2.708,78 3650,52
12 Wates 1.237,93 7,18 0 17,25 1..965,44 3227,82
Sumber: Peta RTRW Kab.Kulon Progo

Berdasarkan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo 2013 - 2032, Kabupaten
Kulon Progo dibagi menjadi dua fungsi kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan Lindung difungsikan untuk melindungi keseimbangan ekosistem dan
kelestarian lingkungan, sedangkan Kawasan Budidaya dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan. Kawasan Lindung yang terdapat di
Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan pada RTRW Kabupaten Kulon Progo, meliputi:

a. Hutan lindung;
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. Kawasan perlindungan setempat;
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
e. Kawasan rawan bencana alam; dan
f. Kawasan lindung geologi.

74
Gambar 2. 15 Peta Pola Ruang Kulon Progo

Adapun pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang terkait dengan sistem
pelayanan air minum, mengacu pada peraturan zonasi pada RTRW Kabupaten Kulon
Progo, yaitu pada:

a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perlindungan setempat berupa ketentuan


umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar waduk;
b. Ketentuan umum peraturan kawasan perlindungan setempat berupa ketentuan umum
peraturan zonasi untuk RTH kawasan perkotaan;
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung geologi, yaitu kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap air tanah; serta
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
air tanah.

Sedangkan arahan pemanfaatan ruang pada Kawasan Budidaya, meliputi guna lahan
untuk: hutan produksi; hutan rakyat; pertanian; perikanan; pertambangan; industri;
pariwisata; permukiman; dan peruntukan lainnya.

75
Pembangunan dan pengembangan Kabupaten Kulon Progo juga memperhatikan dan
mengacu pada struktur ruang yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan
prasarana wilayah. Sistem Pusat Kegiatan diterjemahkan ke dalam penetapan Pusat
Kegiatan Lingkungan (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL).

Pengembangan PPL di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Perkotaan Wates;
b. Perkotaan Galur;
c. Perkotaan Sentolo;
d. Perkotaan Nanggulan; dan
e. Perkotaan Dekso.

Pengembangan PPK di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Perkotaan Panjatan;
b. Perkotaan Lendah;
c. Perkotaan Kokap;
d. Perkotaan Girimulyo;
e. Perkotaan Sungaibawang; dan
f. Perkotaan Samigaluh.

Pengembangan PPL di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Desa Pandowan Kecamatan Galur;


b. Sebagian Desa Hargorejo Kecamatan Kokap;
c. Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo;
d. Sebagian Desa Banjaroyo Kecamatan Sungaibawang;
e. Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh; dan
f. Sebagian Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Struktur ruang Kabupaten Kulon Progo terkait sistem jaringan prasarana wilayah,
terutama berkenaan dengan sistem pelayanan air minum, meliputi:

a. Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi

76
1. wilayah sungai strategis nasional Serayu - Bogowonto berupa DAS Bogowonto;
2. wilayah sungai lintas provinsi Progo - Opak - Serang meliputi: DAS Progo; dan
DAS Serang.
b. Sistem pengelolaan waduk, embung dan bendung yang meliputi
1. Waduk Sermo di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap;
2. Embung yang tersebar di beberapa kecamatan; dan
3. Bendung yang tersebar di seluruh kecamatan.
c. Pengembangan potensi Sumber Daya Air untuk pemenuhan kebutuhan akan Air
Baku yang berasal dari:
1. Waduk Sermo;
2. Sungai Progo;
3. Sungai Bogowonto;
4. Waduk Bener;
5. Mata Air Clereng; dan
6. Desalinasi Air Laut.
d. Sistem jaringan air baku untuk air bersih yang meliputi:
1. Pengoptimalan sumber mata air tersebar di beberapa kecamatan;
2. Pengoptimalan pemanfaatan Waduk Sermo;
3. Pengoptimalan pemanfaatan embung tersebar di beberapa kecamatan;
4. Pengoptimalan sistem intake dan pengolahan air Sungai Progo dan Sungai
Bogowonto, meliputi Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo, Desa Banjaroya
Kecamatan Sungaibawang, Desa Sidorejo Kecamatan Lendah, Bendung Kamijoro
(bagian dari pelayanan KAPET Kulon Progo – Bantul), Waduk Bener, Kabupaten
Purworejo, Desa Jangkaran dan Desa Sindutan.
5. Pengoptimalan pemanfaatan cekungan air tanah; dan
6. Pengembangan desalinasi air laut di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan
Galur.

77
Gambar 2. 16 Peta Struktur Ruang Kulon Progo

Tabel 2. 15 Kawasan Lahan Terbangun di Kulon Progo


Luas Lahan Terbangun (ha)
No Kecamatan
Rumah Perkantoran Industri Taman Lain Lain Total
1 Galur 911,6 5,8 2.369,5 3.286,8
2 Girimulyo 1.557,1 1,4 4.697,2 6.255,8
3 Sungaibawang 1.903,6 7,2 3.209,1 5.119,9
4 Kokap 2.724,6 2,9 4.284,6 7.012,1

78
Luas Lahan Terbangun (ha)
No Kecamatan
Rumah Perkantoran Industri Taman Lain Lain Total
5 Lendah 1.738,3 514,7 7,2 1.515,4 3.775,6
6 Nanggulan 1.468,0 168,2 4,3 2.270,3 3.910,8
7 Panjatan 1.541,3 8,6 2.871,3 4.421,2
8 Pengasih 2.900,0 28,8 11,5 2.874,1 5.814,4
9 Samigaluh 1.432,0 2,9 4.517,5 5.952,4
10 Sentolo 1.485,2 1654,9 11,5 2.227,1 5.378,7
11 Temon 901,5 31,6 8,6 2.708,8 3.650,5
12 Wates 1.237,9 7,2 17,3 1.965,4 3.227,8
Sumber: analisis RTRW Kabupaten Kulon Progo, 2021

Gambar 2. 17 Peta Kawasan Strategis Kulon Progo

2.2 Kondisi Sarana dan Prasarana


2.2.1 Unit Air baku dan Infrastruktur SPAM

Penduduk di Kabupten Kulon Progo memanfaatkan sumber air bersih/air minum melalui
berbagai sumber. Sumber unit baku yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum

79
merupakan waduk, mata air, sumur gali, sumur bor, maupun cekungan air. Namun begitu,
beberapa wilayah seperti Kelurahan Kalirejo, Samigaluh, serta Girimulyo belum
memiliki sumber air baku sehingga kebutuhan air minum masih sangat terbatas.
Ketersediaan air baku di beberapa tempat juga mengalami kendala dimana debit belum
dapat memenuhi kebutuhan air minum. Beberapa upaya pemerintah dilakukan untuk
menjaga debit air tanah yaitu dengan melakukan pembuatan sumur resapan.

Kondisi air unit air baku yang sudah tersedia saat ini juga mengalami penurunan kualitas.
Di SPAM Sermo didapatkan bahwa air aku yang disediakan memiliki konsentrasi algae
yang cukup tinggi. Ditemukan juga indikasi pencemaran air di unit air baku Sungai Progo
dimana hal ini memerlukan tambahan unit maupun biaya pengolahan air sebelum
didistribusikan ke masyarakat. Jenis unit air baku lain baik dari mata air dan sumur bor
memiliki indikasi penurunan kualitasnya berdasarkan sampel air yang diuji. Didapatkan
hanya sekitar 30% air memenuhi syarat. Hal ini perlu tinjauan lebih lanjut mengenai
kondisi infrastruktur air baku yang terlalu dekat letaknya dengan titik pengolahan air
limbah maupun sampah. Selain itu, perlu tinjauan lebih lanjut mengenai perlu tidaknya
penambahan infrastruktur pengolahan air untuk menanggulangi indikasi pencemaran
tersebut.

Selain kondisi unit air baku eksisting, ditemukan pula potensi untuk menambah titik unit
air baku yaitu Bendung Kamijoro, Bendung Bener maupun mangkok-mangkok air di
pesisir selatan dan wilayah utara. Hal ini dapat menjadi potensi dalam penambahan
kapasitas pelayanan maupun pemenuhan debit kebutuhan air. Distribusi air di beberapa
tempat perlu menggunanakan sistem pemompaan air mengingat kondisi geografis dimana
elevasi daerah yang cukup tinggi. Hal ini berdampak pada biaya operasional yang akan
bertambah di kawasan tertentu karena adanya penambahan peralatan. Peralatan
mekanikal maupun elektrikal yang mendukung pelayanan ini memiliki kendala dimana
di beberapa titik mengalami kerusakan seperti di SPAM Samigaluh. Berikut data
infrastruktur SPAM disajikan pada Tabel 2.16.

80
Tabel 2. 16 Infrastruktur SPAMDes
Panjang Total Jumlah
Kapasitas Jumlah
Kecamatan Jenis Air Baku Pipa Distribusi Penduduk
Pengolahan Penduduk
(m) Terlayani
Temon Mata Air 1,6 - 28.263 453
Air Tanah 0,37 1.500 262
Sentolo 49.961
Sumbur Bor 1,5 1.000 233
Sumur Dangkal 7 775 431
Kokap 35.244
Mata Air 2,8 10.000 3.446
Mata Air 116,52 58.800 8.639
Sungai 36,2 20.400 2.021
Samigaluh 27.199
Sumur Bor 2 2.000 450
Sumur Gali 0,3 200 288
Pengasih Mata Air 1,7 2.850 52.514 905
Panjatan Sumur Bor 15 2.500 38.179 1.592
Mata Air - 3.000 460
Nanggulan Sumur Dangkal 2,33 10.000 30.358 1.562
Sumur Gali 0 1.600 568
Mata Air 1,3 4.600 640
Sungaibawang 29.448
Sumur Dangkal 7,4 16.250 145
Mata Air 20,4 15.490 3.024
Girimulyo Sungai 2,6 4.000 24.088 882
Sumur Dangkal 7,8 12.670 1.888
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kulon Progo, 2021

2.2.2 Infrastruktur pengelolaan Air Limbah

Pengolahan air limbah domestik, masyarakat di kawasan pedesaan didominasi


penggunaan closet cemplung (cubluk). Fasilitas penyedotan lumpur tinja hanya terbatas
di wilayah kota Wates dan sarana pengolahan lumpur tinja yang berada di lokasi IPLT
Banyuroto. Namun, telah ada beberapa masyarakat yang menggunakan jamban tuang
siram pribadi (private pour-flush toilet) yang dihubungkan dengan tangki septik.

Kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah terpusat di Kulon Progo dikelola oleh
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Kulon Progo dengan jumlah 14 KSM. Data KSM dapat dilihat pada Tabel 2.17.

81
Tabel 2. 17 Daftar IPAL di Kabupaten Kulon Progo

Desa / Th. Pemanfaat


No Nama Kelompok Kecamatan
Kalurahan Pembuatan
KK Jiwa
1 KSM “TIRTO
Wates Wates 2010 115 112
PRONO”
2 KSM “RAHARJA” Wates Wates 2010 10 35
3 KSM “SUMBER
Wates Wates 2011 56 400
WARAS”
4 KSM “RAHARJA” Wates Wates 2011 54 204
5 KSM “SEHATI” Hargotirto Kokap 2011 16 69
6 KSM “BERSAMA” Wates Wates 2012 70 350
7 KSM “TINGKAS” Pengasih Pengasih 2012 50 241
8 KSM “SEHAT” Sentolo Sentolo 2012 48 171
9 KSM“BLUMBANG
Banjaarum Sungaibawang 2013 43 215
SEHAT”
10 KSM “SUNGAI
Gerbosari Samigaluh 2013 30 150
JAMBE SEHAT”
11 KSM “SIDO
Hargorejo Kokap 2013 31 155
SEHAT”
12 KSM “CUMPRIT” Bendungan Wates 2013 35 175
13 KSM “SOLE
Karangsari Pengasih 2013 34 170
SEHAT”
14 KSM “SIDEMAN
Giripeni Wates 2013 41 123
BERSIH”
15 KSM “GUYUP
Kedundang Temon 2014 69 276
SEHAT”
16 KSM “JOGO
Wates Wates 2014 73 295
KRIYO SEHAT”
17 KSM “NGUDI
Sungaigintung Temon 2014 33 105
WARAS”
18 KSM “MAWAR
Gotakan Panjatan 2014 26 90
12”
19 KSM “PULO
Brosot Galur 2014 35 156
BARU”
20 KSM “SUMBER
Jatirejo Lendah 2015 50 145
WARAS”
21 KSM “MARGI
Gotakan Panjatan 2015 55 242
SEHAT”
22 KSM
Wijimulyo Nanggulan 2015 51 185
“MANUNGGAL”

82
Desa / Th. Pemanfaat
No Nama Kelompok Kecamatan
Kalurahan Pembuatan
KK Jiwa
23 KSM “BANTAR
BANGUN Banguncipto Sentolo 2015 33 185
HUSADA”
24 KSM “RUMAKET” Pengasih Pengasih 2015 55 100
25 Karangsewu Galur 2015 47 70
26 KSM “BRONTO
Margosari Pengasih 2015 60 60
SEHAT”
27 KSM “SEMEN
Sukoreno Sentolo 2015 46 52
SEHAT”
28 KSM “SUMBER
Banjaroyo Sungaibawang 2015 47 70
WARAS”
29 Triharjo Wates 2015 55 275
30 Wijimulyo Nanggulan 2016 63 315
31 KSM “DUKUH
Giripeni Wates 2016 60 300
SEHAT”
32 Jatisarono Nanggulan 2016 59 295
33 Banjarharjo Sungaibawang 2016 57 285
34 KSM “TAMBAK
Triharjo Wates 2016 83 415
MAKMUR”
35 KSM “MARGO
Margosari Pengasih 2016 67 335
SARAS”
36 Resik Dadi Apik Wates Wates 2017 61 305
37 Tambak Makmur Triharjo Wates 2017 63 315
Jumlah Pengguna 1.959 7.759
Sumber: Dinas PUPKP Kab. Kulon Progo 2018)
Kondisi pengelolaan limbah domestik berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel 2.18.

83
Tabel 2. 18 Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kulon Progo
Akses Sistem Setempat (KK) Akses
Tangki Sistem
Jumlah Tangki
No Desa/Kalurahan Septik Terpusat
KK Septik Sharing
Tidak / IPAL
Aman (KK)
Aman
Kecamatan Temon

1 Jangkaran 547 382 51 114 -

2 Sindutan 666 486 14 166 -

3 Palihan 708 518 2 188 -

4 Glagah 735 601 16 118 -

5 Sungaidengen 376 347 15 14 -

6 Plumbon 631 546 21 64 -

7 Kedundang 627 521 77 29 69

8 Demen 362 327 22 13 -

9 Kulur 823 704 79 40 -

10 Sungaigintung 459 381 52 26 33

11 Temon Wetan 480 368 79 33 -

12 Temon Kulon 491 428 42 21 -

13 Kebon Rejo 401 310 2 89 -

14 Janten 366 283 5 78 -

15 Karang Wuluh 297 246 6 45 -

Total Kec. Temon 7.969 6.448 483 1.038 102

Kecamatan Wates

1 Karangwuni 815 812 3 - -

2 Sogan 566 560 6 - -

3 Kulwaru 693 685 8 - -

4 Ngestiharjo 765 763 2 -

5 Triharjo 1.652 1647 5 - 201

6 Bendungan 1.923 1.916 7 - 35

7 Giripeni 1.967 1.956 6 5 101

8 Wates 3.401 3.385 5 11 439

84
Akses Sistem Setempat (KK) Akses
Tangki Sistem
Jumlah Tangki
No Desa/Kalurahan Septik Terpusat
KK Septik Sharing
Tidak / IPAL
Aman (KK)
Aman
Total Kec. Wates 11.782 11.724 40 18 776

Kecamatan Panjatan

1 Garongan 999 809 16 174 -

2 Pleret 1.414 1.007 84 323 -

3 Bugel 1.372 974 52 346 -

4 Kanoman 611 524 67 20 -

5 Depok 826 657 106 63 -

6 Bojong 1.190 939 59 192 -

7 Tayuban 791 604 92 95 -

8 Gotakan 739 579 130 30 81

9 Panjatan 443 404 23 16 -

10 Cerme 961 926 14 21 -

11 Krembangan 1.444 971 448 25 -

Total Kec. Panjatan 10.790 8.394 1.091 1.035 81

Kecamatan Galur

1 Karangsewu 2.684 1.941 638 105 47

2 Banaran 1.822 1.181 178 463 -

3 Kranggan 810 500 34 276 -

4 Nomporejo 638 400 109 129 -

5 Brosot 1.598 1.267 230 101 35

6 Pandowan 693 536 137 20 -

7 Tirtorahayu 2.328 1.436 746 146 -

Total Kec. Galur 10.573 7.261 2.072 1.240 82

Kecamatan Lendah

1 Wahyuharjo 598 496 43 59 -

2 Numireko 2.681 1.924 565 192 -

85
Akses Sistem Setempat (KK) Akses
Tangki Sistem
Jumlah Tangki
No Desa/Kalurahan Septik Terpusat
KK Septik Sharing
Tidak / IPAL
Aman (KK)
Aman
3 Jatirejo 1.963 1.576 272 115 50

4 Sidorejo 2.562 1.699 753 110 -

5 Gulurejo 2.329 1.587 442 300 -

6 Ngentakrejo 2.253 1.804 293 156 -

Total Kec. Lendah 12.386 9.086 2.368 932 50

Kecamatan Sentolo

1 Demangrejo 972 644 92 236 -

2 Srikayangan 1.635 1.092 438 105 -

3 Tuksono 2.545 1.575 920 50 -

4 Salamrejo 1.213 963 87 163 -

5 Sukoreno 2.478 2.028 450 - 46

6 Sungaiagung 1.866 1.640 226 - -

7 Sentolo 2.640 2.298 342 - 48

8 Banguncipto 1.165 627 538 - 33

Total Kec. Sentolo 14.514 10.867 3.093 554 94

Kecamatan Pengasih

1 Tawangsari 1.104 706 390 8 -

2 Karangsari 2.511 1.574 926 11 34

3 Kedungsari 1.108 762 302 44 -

4 Margosari 1.286 1.053 227 6 127

5 Pengasih 2.583 1.879 678 26 105

6 Sendangsari 2.013 1.894 106 13 -

7 Sidomulyo 1.515 1.291 224 - -

Total Kec. Pengasih 12.120 9.159 2.853 108 266

Kecamatan Kokap

1 Hargomulyo 2.406 1.780 370 256 -

86
Akses Sistem Setempat (KK) Akses
Tangki Sistem
Jumlah Tangki
No Desa/Kalurahan Septik Terpusat
KK Septik Sharing
Tidak / IPAL
Aman (KK)
Aman
2 Hargorejo 2.856 2.347 319 190 31

3 Hargowilis 1.834 1.315 451 68 -

4 Sungairejo 1.325 944 259 122 -

5 Hargotirto 1.953 1.180 741 32 16

Total Kec. Kokap 10.374 7.566 2.140 668 47

Kecamatan Girimulyo

1 Jatimulyo 1.912 1.550 260 102 -

2 Giripurwo 1.743 1.128 493 122 -

3 Pendoworejo 1.442 856 406 180 -

4 Purwosari 1.360 1.082 240 38 -

Total Kec. Girimulyo 6.457 4.616 1.399 442 -

Kecamatan Nanggulan

1 Banyuroto 1.150 774 185 191 -

2 Donomulyo 2.015 1.437 482 186 -

3 Wijimulyo 1.479 1.282 75 122 114

4 Tanjungharjo 1.204 897 164 143 -

5 Jatisarono 1.476 1.260 24 192 59

6 Kembang 1.434 1.194 53 187 -

Total Kec. Nanggulan 8.758 6.754 983 1.021 173

Kecamatan Sungaibawang

1 Banjararum 2.443 2.177 107 159 43

2 Banjarsari 1.340 1.148 125 67 -

3 Banjarharjo 2.004 1.714 48 242 57

4 Banjaroyo 2.201 1.685 290 226 47

Total Kec. 7.988 6.724 570 694 147


Sungaibawang

87
Akses Sistem Setempat (KK) Akses
Tangki Sistem
Jumlah Tangki
No Desa/Kalurahan Septik Terpusat
KK Septik Sharing
Tidak / IPAL
Aman (KK)
Aman
Kecamatan Samigaluh

1 Kebonharjo 676 450 182 44 -

2 Banjarasri 969 691 151 127 -

3 Purwoharjo 1.292 857 430 5 -

4 Sidoharjo 1.495 1.140 351 4 -

5 Gerbosari 1.637 1.323 314 - 30

6 Ngargosari 1.205 940 265 - -

7 Pagerharjo 1.382 1.104 108 170 -

Total Kec. Samigaluh 8.656 6.505 1.801 350 30

Total Kabupaten 122.367 95.104 18.893 8.370 1.848


Sumber: Dinas Kabupaten Kulon Progo, 2018

Gambar 2. 18 Peta Jaringan IPAL

88
2.2.3 Infrastruktur Pengelolaan Sampah

Sampah di Kabupaten Kulonprogo berasal dari sampah pemukiman, pertokoan, pasar,


perkantoran, penyapuan jalan serta sampah dari sarana umum lainnya. Pengelolaan
kebersihan dilaksanakan oleh UPTD Balai Kebersihan DPU. Kabupaten Kulon Progo
memiliki prasarana pengumpulan sampah yaitu Tempat Penampungan Sementara (TPS)
sebanyak 45 unit dengan kapasitas masing-masing 6 m3. Selain itu memiliki 1 unit
transfer stasiun dengan kapasitas 200 m2, dan Stasiun Peralihan Antara (SPA) sebanyak
1 unit dengan kapasitas 180 m2. Adapun TPA berlokasi di Desa Banyuroto, Kecamatan
Nanggulan yang berkapasitas 70-90 m3 sampah perhari. Selain itu, terdapat pula armada
pengangkutan sampah ke TPA berupa dump truck (5 unit), arm roll truck (18 unit), dan
compactor truck (1 unit). Selain dibuang di TPA, pengolahan sampah secara domestik
dilakukan dengan pembakaran, pembungan ke lahan kosong, maupun dibuang di sungai.

Infrastruktur pengelolaan sampah ini dapat ditingkatkan dengan adanya potensi


pembangunan SPALD-T Aerotropolis yang mencakup 13 desa + 1 desa zona penyangga
dengan prediksi pelayanan pada 2038 mencapai 11.686 jiwa. Berdasarkan hasil Analisa,
kebutuhan landfill TPA Banyuroto sampai tahun 2022 adalah seluas 1,7 Ha. Dengan
ketersediaan lahan di TPA Banyuroto yang hanya mampu beroperasi sampai tahun 2021
maka dibutuhkan lahan baru untuk TPA. Kebutuhan lahan untuk TPA di Kulon Progo
hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2. 19 Kebutuhan Lahan TPA di Kabupaten Kulon Progo


Akumulasi
Timbulan Vol. Sampah
Vol. Sampah Kebutuhan
Sampah dan Tanah Kebutuhan
No Tahun dan Tanah Lahan Ket
Kabupaten Terkompaksi Lahan (m2)
Terkompaksi (ha/5 thn)
(ton/hari) (m3/hari)
(m3/hari)

1 2019 233,08 18.171,94 3.2517,18 3.096,87


TPA
2 2020 238,92 37.515,02 70.032,20 6.669,73 1,71
Banyuroto
3 2021 197,78 46.593,03 116.625,24 11.107,17
4 2022 200,36 62.931,97 179.557,21 17.100,69
5 2023 202,97 79.689,67 259.246,88 24.690,18
6 2024 205,62 96.875,28 356.122,16 33.916,40 5,00 TPA Baru
7 2025 208,30 114.498,14 470.620,30 44.820,98
8 2026 211,03 115.996,84 586.617,14 55.868,30

89
Akumulasi
Timbulan Vol. Sampah
Vol. Sampah Kebutuhan
Sampah dan Tanah Kebutuhan
No Tahun dan Tanah Lahan Ket
Kabupaten Terkompaksi Lahan (m2)
Terkompaksi (ha/5 thn)
(ton/hari) (m3/hari)
(m3/hari)
9 2027 213,80 117.517,58 704.134,72 67.060,45
10 2028 216,60 119.060,73 823.195,45 78.399,57
11 2029 219,45 120.626,64 943.822,10 89.887,82
12 2030 222,34 122.215,68 106.6037,77 101.527,41 4,69
13 2031 225,28 123.828,20 118.9865,97 113.320,57
14 2032 228,25 125.464,59 1.315.330,57 125.269,58
15 2033 231,27 127.125,24 1.442.455,81 137.376,74
16 2034 234,34 128.810,52 1.571.266,32 149.644,41
17 2035 237,45 130.520,83 1.701.787,15 162.074,97
6,30
18 2036 240,61 132.256,57 1.834.043,72 174.670,83
19 2037 243,81 134.018,16 1.968.061,88 187.434,46
20 2038 247,07 135.806,00 2.103.867,88 200.368,37
Kebutuhan landfill di TPA Banyuroto sampai tahun 2021 1,71 Ha
Kebutuhan landfill TPA baru 15,98 Ha
Kebutuhan lahan TPA baru total (landfill + bangunan penunjang) 22,83 Ha
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Review masterplan & DED Persampahan Kabupaten Kulon
Progo TA 2018

90
Gambar 2. 19 Peta Lokasi TPA Banyuroto Kabupaten Kulon Progo

2.2.4 Infrastruktur Drainase

Pembangunan drainase kawasan di Kabupaten Kulon Progo diatur oleh Dinas Pekerjaan
Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Penanganan drainase mencakup dari
perencanaan, pembangunan, maupun pemeliharaan. Didapatkan bahwa drainase di
beberapa titik dirasa kurang memadai dan kurang menjangkau daerah rawan genangan.
Di Kecamatan Wates sering terjadi genangan lebih dari 30 centimeter jika terjadi hujan
lebih dari dua jam di pemukiman kumuh. Hal ini perlu ditingkatkan agar potensi
pencemaran akibat genangan air kotor di beberapa titik unit air baku dapat ditanggulangi.
Berikut data desa rawan banjir disajikan dalam Tabel 2.20.

Tabel 2. 20 Desa Rawan Banjir dan Luas Wilayah Terdampak


No Lokasi Ketinggian (m) Luas (ha)
1 Kedunggalih 0,5 26
2 Perum. Dayakan 1,5 8,5
3 Karangtengah Lor 0,5 27,6
4 Karangtengah Kidul 0,5 15,9
5 Gunung Gondang 0,5 42,8

91
No Lokasi Ketinggian (m) Luas (ha)
6 Triharjo 0,5 137,4
7 Bojong, Garongan 0,5 130,1
8 Gawok 0,5 8,6
9 Pepen 1,0 3,7
10 Kedung Dowo & Durungan 1,25 11,2
11 Giripeni 2 5,8
12 Kedunggong, Dipan 0,75 11
13 Wonosidi Lor, Dipan 0,5 5,4
14 Triharjo, Toyan 0,5 69,8
15 Toyan, Tawangsari 0,5 81,6
16 Sogan 0,5 58,2
17 Garongan 0,5 19,3
18 Sogan 0,5 83,1
19 Ngestiharjo 0,5 144
20 Kulwaru 0,5 145,3
21 Demen 1,0 77,4
22 Demen 1,0 165,3
23 Bendungan 0,75 122,8
24 Bendungan & Tayuban 1,0 95,4
25 Depok 0,5 234,5
26 Garongan 0,5 213,5
27 Janten 0,7 68,2
28 Seling dan Kebon Rejo 1,0 32,5
29 Bugel 1,0 275,3
30 Karangsari 1,0 17,6
31 Temon Wetan & Sungaigintung 0,35 0,0
Sumber: Dokumen Review RISPAM,2016

92
Gambar 2. 20 Peta Jaringan Drainase Kabupaten Kulon Progo

2.2.5 Listrik

Kebutuhan energi listrik di Kulon Progo mayoritas dipasok oleh PLN dan sudah mulai
dikembangkan energi listrik alternatif dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai
sumber energi lampi traffic light. Sumber energi lain yang sudah dikembangkan adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Jurang Banjarharjo, Kecamatan
Sungaibawang. Jumlah pelanggan listrik PLN di Kulon Progo pada tahun 2020 mencapai
134.670 pelanggan. Data jumlah pelanggan listrik di Kulon Progo dapat dilihat pada
Tabel 2.21.

Tabel 2. 21 Jumlah Pelanggan Listrik di Kulon Progo 2016-2021


Bulan 2016 2017 2018 2019 2020
Januari 107.953 112.652 119.246 125.132 130.417
Februari 108.112 113.068 119.796 125.485 130.734
Maret 108.286 113.422 120.233 125.770 131.083
April 108.547 113.700 120.514 126.173 131.407
Mei 108.911 114.067 120.793 126.543 131.681
Juni 109.331 114.531 121.100 126.775 132.067

93
Bulan 2016 2017 2018 2019 2020
Juli 109.549 114.951 121.552 127.093 132.450
Agustus 109.919 115.497 122.038 127.463 132.814
September 110.322 116.059 122.812 127.987 133.251
Oktober 110.726 116.729 123.397 128.586 133.754
November 111.238 117.484 123.996 129.218 134.145
Desember 112.120 118.367 124.770 129.960 134.670
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2021

2.2.6 Telepon

Dampak dari penggunaan telepon seluler semakin menurunkan penggunaan jasa warung
telekomunikasi (wartel) maupun penggunaan sambungan telepon pribadi. Pada tahun
2020, sambungan telepon di Kulon Progo hanya berjumlah 570 sambungan. Data
sambungan telepon tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.22.

Tabel 2. 22 Sambungan Telepon di Kulon Progo Tahun 2020


Telepon
Perorangan/ Intansi Dinas
Kecamatan Umum/ Jumlah
Perusahaan Pemerintah Telkom
Wartel
Temon 107 3 - - 110
Wates 160 4 4 - 169
Panjatan 26 - - - 26
Galur 19 - - - 19
Lendah 21 - - - 21
Sentolo 67 1 - - 68
Pengasih 125 - - - 125
Kokap 28 - - - 28
Girimulyo - - - - -
Nanggulan 4 - - - 4
Sungaibawang - - - - -
Samigaluh - - - - -
Kulon Progo 557 8 4 - 570
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2021

2.2.7 Jalan

Sampai dengan tahun 2020, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten
Kulon Progo terus mengalami perkembangan. Panjang jalan kabupaten di Kulon Progo

94
adalah 636.025 km dengan 86,53% merupakan jalan beraspal, 5,23% jalan beton dan
8,24% jalan kerikil. Kondisi jalan di Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 2.23.

Tabel 2. 23 Kondisi Jalan Kabupaten di Kulon Progo


Kondisi Jalan 2018 2019 2020
Baik 312,910 345,050 297,312
Sedang 128,815 136,110 147,522
Rusak 100,460 85,635 102,378
Rusak Berat 83,840 69,230 88,813
Jumlah 636,025 636,025 636,025
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2021
Selain jalan, terdapat pula jembatan sebanyak 156 buah yang lebih banyak berada di
daerah-daerah dengan keadaan geografis pegunungan yang dipisahkan oleh jurang dan
sungai-sungai seperti Kecamatan Sungaibawang, Samigaluh dan Kokap. Data jembatan
di tiap kecamatan di Kulon Progo dapat dilihat di Tabel 2.24.

Tabel 2. 24 Jumlah Jembatan di Kulon Progo


Jembatan
Kecamatan
Negara Provinsi Kabupaten Jumlah
Temon - - 10 10
Wates - - 12 12
Panjatan - - 8 8
Galur - - 2 2
Lendah - - 1 1
Sentolo - - 5 5
Pengasih - - 20 20
Kokap - - 22 22
Girimulyo - - 12 12
Nanggulan - - 14 14
Sungaibawang - - 27 27
Samigaluh - - 23 23
Kabupaten
- - 156 156
Kulon Progo
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2021

95
Gambar 2. 21 Peta Jalan Kabupaten Kulon Progo

2.2.8 Pariwisata

Sektor pariwisata di Kulon Progo berjumlah 47 obyek wisata yang didominasi oleh desa
wisata dan wisata alam dengan jumlah pengunjung pada tahun 2020 mencapai 1.106.532
pengunjung dan pendapatan mencapai Rp8.494.052.577,-. Data obyek wisata di Kulon
Progo disajikan pada Tabel 2.25.

Tabel 2. 25 Obyek Wisata di Kulon Progo Tahun 2020


Jumlah
Kecamatan Obyek Wisata Pendapatan (Rp)
Pengunjung
Temon Pantai Glagah 332.360 1.994.160.000
Pantai Congot 60.577 363.462.000
Mangrove Pantai Pasir
41.965 420.680.000
Kadilangu
Mangrove Jembatan Api-
33.327 99.981.000
Api
Mangrove Wanatirta 698 3.490.000
Galur Pantai Trisik 8.739 52.434.000
Kokap Waduk Sermo 91.875 551.250.000

96
Jumlah
Kecamatan Obyek Wisata Pendapatan (Rp)
Pengunjung
Kawasan Menoreh Barat
(Sungaibiru, Pule Payung, 26.215 52.430.000
Canting Mas)
Desa Wisata Sermo 930 93.000.000
Sungaibiru 40.517 405.193.717
Pule Payung 42.448 509.211.837
Bukit Cendana 980 9.800.000
Segajih Live In 1.580 197.500.000
Canting Mas/ Puncak
458 2.290.000
Dipowono
Gunung Kuniran 11.018 -
Taman Bambu Air 18.532 -
Girimulyo Goa Kiskendo 4.925 29.550.000
Kawasan Jatimulyo
(Kedung Pedhut, Sungai 21.324 42.648.000
Mudal, Kembang Soka)
Desa Wisata Jatimulyo 769 46.140.000
Desa Wisata Purwosari 2.218 15.526.000
Grojogan Sewu 447 2.235.000
River Tubing Pringtali 70 210.000
Watubolong 266 798.000
Kedhung Pendhut 32.863 372.465.203
Air Terjun Kembagn Soka 17.653 117.316.614
Ekowisata Sungai Mudal 64.765 295.206.712
Samigaluh Puncak Suroloyo 9.992 59.562.000
Kebun The Nglinggo 30.551 91.653.000
Wisata Alam Tritis 4.407 13.221.000
Desa Wisata Sidoarjo 1.926 50.265.000
Desa Wisata Tinalah
3.742 187.100.000
Purwoharjo
Desa Wisata Nglinggo 22.359 67.077.000
Puncak Kleco 1.140 6.400.000
Rumah Sandi Negara 920 2.760.000
Desa Wisata Banjaroya 54.043 162.129.000
Desa Wisata Banjarasri 15.547 46.461.000
Embung Tonogoro/
29.055 87.015.000
Banjaroya
Makam Nyi Ageng Serang 497 1.491.000
Dolan Ndeso Boro 12.244 1.761.443.953
Gua Maria Sendangsono 25.621 48.444.000

97
Jumlah
Kecamatan Obyek Wisata Pendapatan (Rp)
Pengunjung
Panjatan Goa Kebon 11.806 26.248.541
Tubing Sungai Serang - -
Pantai Mlarangan Asri 8.900 -
Sentolo Towilfielts 30 9.000.000
Arus Progo Rafting 250 37.500.000
Taman bendung Kamijoro 11.668 35.004.000
Lendah Desa Wisata Sidorejo 3.315 24.300.000
Jumlah 1.106.532 8.494.052.577
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2021

Gambar 2. 22 Peta Kawasan Wisata Kulon Progo

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi


2.3.1 Kependudukan

Kulon Progo memiliki penduduk sebanyak 436.395 jiwa dengan jumlah penduduk laki-
laki berjumlah 216.167 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 220.228 jiwa.
Kecamatan Pengasih menjadi daerah dengan jumlah penduduk tertinggi sebanyak 52.514
jiwa, disusul oleh Kecamatan Sentolo sebanyak 49.961 jiwa, dan Kota Wates dengan
48.738 jiwa.

98
Tabel 2. 26 Jumlah Penduduk Kulon Progo Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Kulon Progo Menurut Kecamatan dan Jenis
Kecamatan Kelamin, Tahun 2020 (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Total
Temon 14.071 14.192 28.263
Wates 24.241 24.497 48.738
Panjatan 18.887 19.292 38.179
Galur 15.864 16.183 32.047
Lendah 20.116 20.240 40.356
Sentolo 24.720 25.241 49.961
Pengasih 25.820 26.694 52.514
Kokap 17.530 17.714 35.244
Girimulyo 11.852 12.236 24.088
Nanggulan 14.995 15.363 30.358
Sungaibawang 14.449 14.999 29.448
Samigaluh 13.622 13.577 27.199
Kabupaten
216.167 220.228 436.395
Kulon Progo

Pertumbuhan penduduk Kulon Progo per tahun 2010-2020 mencapai 1,12 persen.
Berdasarkan laju pertumbuhan tersebut, setiap tahunnya diperkirakan peduduk Kulon
Progo bertambah 4.000 jiwa. Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi
adalah Kecamatan Pengasih sebesar 1,47 persen dengan jumlah penduduk sebanyak
52.514 jiwa. Kecamatan Temon berada di urutan kedua sebesar 1,40 persen dengan
jumlah penduduk sebanyak 28.263 jiwa, disusul oleh Kecamatan Panjatan sebesar 1,30
persen dengan jumlah penduduk sebanyak 38.179 jiwa.

Tabel 2. 27 Laju Pertumbuhan Penduduk Kulon Progo Per Tahun 2010-2020


Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Kecamatan Jumlah Penduduk
2010-2020 (%)
Temon 28.263 1,40

Wates 48.738 1,00

Panjatan 38.179 1,30

Galur 32.047 0,93

Lendah 40.356 0,99

Sentolo 49.961 1,12

Pengasih 52.514 1,47

99
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Kecamatan Jumlah Penduduk
2010-2020 (%)
Kokap 35.244 1,21

Girimulyo 24.088 0,93

Nanggulan 30.358 1,05

Sungaibawang 29.448 0,92

Samigaluh 27.199 0,94


Kabupaten
436.395 1,12
Kulon Progo
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2020

Tabel 2. 28 Kepadatan Penduduk Kulon Progo Per Tahun 2010-2020

Jumlah Kepadatan
Luas Jumlah
No Kecamatan Penduduk Penduduk
(km2) Kelurahan/Desa
(jiwa) (jiwa/km2)

1 Temon 35,30 15 28.263 779

2 Wates 32,00 8 48.738 1523

3 Panjatan 44,59 11 38.179 856

4 Galur 32,91 7 32.047 974

5 Lendah 35,59 6 40.356 1134

6 Sentolo 52,65 8 49.961 949

7 Pengasih 61,66 7 52.514 852

8 Kokap 73,80 5 35.244 478

9 Girimulyo 54,90 4 24.088 439

10 Nanggulan 39,61 6 30.358 766

11 Sungaibawang 52,96 4 29.448 556

12 Samigaluh 69,29 7 27.199 393


Kabupaten Kulon
586,28 88 436.395 744
Progo
Sumber: Kabupaten Kulon Progo dalam Angka 2021
2.3.2 Ketenagakerjaan

Angkatan kerja di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2020 mencapai 269.426 jiwa dari
total penduduk sebanyak 436.396 jiwa. Jika dilihat lebih dalam, angkatan kerja dengan

100
status bekerja berjumlah 259.421 jiwa. Sedangkan pengangguran terbuka mencapai
10.005 jiwa.

Jumlah penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama, buruh atau karyawan
menjadi pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh penduduk Kulon Progo sebanyak
87.042 jiwa. Status pekerjaan berusaha dibantu buruh tidak tetap berada di urutan kedua
dengan 53.670 jiwa dan pekerja keluarga atau tidak dibayar berada di urutan ketiga
dengan 42.681 jiwa.

Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama, sektor Perdagangan
Besar, Eceran; Rumah Makan dan Hotel; Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi;
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan, Jasa
kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan (S) menjadi sektor dengan jumlah Angkatan
kerja terbanyak sejumlah 105.721 jiwa. Sektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan
Perikanan (A) berada di posisi kedua sejumlah 81.435 jiwa dan sektor Pertambangan dan
Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air; Konstruksi (M) sejumlah 72.265
jiwa.

Gambar 2. 23 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

(Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) ,2020)

101
2.3.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang terbentuk dari keseluruhan kegiatan
perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. PDRB disajikan
berdasarkan atas dasar harga berlaku dan berdasarkan atas dasar harga konstan.

Pada tahun 2020, nilai PDRB atas harga berlaku menurut pengeluaran sebesar Rp11,655
triliun, lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp11,996 triliun. Sedangkan
PDRB atas harga konstan menurut pengeluaran sebesar Rp8,414 triliun, lebih rendah
dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp8,770 triliun. Penurunan tersebut terjadi
akibatnya pandemi COVID-19 yang mempengaruhi perekonomian di Kulon Progo.

Tabel 2. 29 PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
PDRB PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Pengeluaran [Seri (Juta Rupiah)
2010] 2016 2017 2018 2019 2020
Pengeluaran
Konsumsi Rumah 5.968.525,47 6.504.292,10 6.931.129,31 7.385.698,25 7.512.558,87
tangga
Pengeluaran
272.637,66 329.781,14 357.305,30 408.470,90 3854.37,49
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
Konsumsi 1.470.714,42 1.579.710,10 1.720.888,24 1.795.178,72 1.824.231,90
Pemerintah
Pembentukan
Modal Tetap 2.630.353,31 3.085.334,90 4.605.963,22 7.858.200,61 6.383.861,51
Domestik Bruto
Perubahan
49.946,16 52.917,49 50.064,57 48.882,28 52.993,03
Inventori
Net Ekspor Barang -
-2.491.570,40 -3.352.826,24 -5.500.030,73 -4.503.949,95
dan Jasa 2.080.172,40
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2020

Tabel 2. 30 PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran
PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran (Juta
PDRB Pengeluaran Rupiah)
[Seri 2010]
2016 2017 2018 2019 2020
Pengeluaran Konsumsi
4.146.619,77 4.357.871,46 4.527.476,54 4.698.348,78 4.636.539,24
Rumah tangga
Pengeluaran Konsumsi
202.000,27 227.449,54 232.415,71 258.481,44 239.941,16
LNPRT
Pengeluaran Konsumsi
1.047.409,15 1.074.399,66 1.107.829,08 1.132.813,87 1.122.392,79
Pemerintah

102
PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran (Juta
PDRB Pengeluaran Rupiah)
[Seri 2010]
2016 2017 2018 2019 2020
Pembentukan Modal
1.847.728,66 2.032.606,28 2.796.878,15 4.418.931,44 3.484.488,55
Tetap Domestik Bruto
Perubahan Inventori 41.258,30 42.347,77 39.471,35 37.986,19 40.368,66
Net Ekspor Barang dan -
-704.339,19 -761.269,14 -975.661,71 -1.775.811,27
Jasa 1.108.976,29
PDRB 6.580.676,97 6.973.405,56 7.728.409,13 8.770.750,46 8.414.754,11
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2020

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih memiliki porsi tertinggi pada PDRB Kulon
Progo menurut pengeluaran. Meski mengalami peningkatan pada PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku pada tahun 2020, pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami
penurunan pada PDRB Atas Harga Konstan. Penurunan juga terjadi pada komponen
lainnya, seperti Pengeluaran Konsumsi LNPRT, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, dan
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Sedangkan komponen Perubahan Inventori
mengalami peningkatan meski tidak signifikan. Komponen Net Ekspor Barang dan Jasa
mengalami peningkatan karena menurunnya impor yang dilakukan oleh Pemerintah
Kulon Progo.

Jika dilihat dari tabel di atas, pertumbuhan PDRB Kabupaten Kulon Progo memiliki tren
positif hingga tahun 2019. Peningkatan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018,
meningkat lebih dari 5 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, penurunan
signifikan terjadi akibat pandemic COVID-19 yang melanda Indonesia. Pertumbuhan
PDRB Kabupaten Kulon Progo menyentuh angka -4,06 persen, jauh di bawah
pertumbuhan pada tahun 2019 yang mencapai 13,49 persen.

103
Tabel 2. 31 Laju Pertumbuhan PDRB Kulon Progo menurut Pengeluaran

Laju Pertumbuhan PDRB Kulon Progo menurut


PDRB Pengeluaran [Seri 2010] Pengeluaran (Persen)

2016 2017 2018 2019 2020


Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 4,64 5,09 3,89 3,80 -1,32
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,20 12,60 2,18 9,92 -7,17
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,69 2,58 3,48 3,24 -0,92
Pembentukan Modal Tetap Domestik
6,76 10,01 37,40 68,78 -21,15
Bruto
Perubahan Inventori - - - - -
Net Ekspor Barang dan Jasa - - - - -
PDRB 4,76 5,97 10,84 13,49 -4,06
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2020

Jika dilihat dari komposisi nilai PDRB atas harga berlaku berdasarkan lapangan usaha
tahun 2020, sektor dengan kontribusi terbesar adalah sektor konstruksi sebesar Rp1,962
triliun. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berada di posisi kedua dengan
kontribusi sebesar Rp1,952 triliun diikuti oleh sektor perdagangan besar dan perdagangan
kecil; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar Rp1,485 triliun. Sektor dengan kontribusi
terendah adalah sektor pengadaan listrik dan gas sebesar Rp9,834 milyar.

Tabel 2. 32 PDRB Atas Dasar harga Konstan Menurut Pengeluaran Kulon Progo
PDRB Kabupaten Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan
1.656.160,75 1.725.338,82 1.817.867,67 1.906.259,71 1.959.623,60
dan Perikanan
Pertambangan dan
115.205,85 131.693,49 168.485,23 177.131,15 167.512,04
Penggalian
Industri Pengolahan 1.023.907,38 1.124.647,38 1.240.500,65 1.321.327,60 1.305.125,00
Pengadaan Listrik dan
6.823,96 8.345,04 9.015,37 10.022,14 9.834,81
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
11.00719 11.956,40 12.744,30 13.918,05 14.312,74
Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi 708.409,49 824.928,31 1.376.340,63 2.388.774,74 1.962.138,85
Perdagangan Besar
dan kecil; Reparasi
1.132.301,23 1.263.364,30 1.389.394,94 1.483.242,33 1.485.153,34
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
668.632,52 709.036,70 773.043,17 906.821,71 903.321,64
Pergudangan

104
PDRB Kabupaten Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2016 2017 2018 2019 2020
Penyediaan
Akomodasi dan Makan 321.636,80 349.976,80 377.881,90 413.186,32 393.206,29
Minum
informasi dan
414.314,10 451.340,63 488.914,09 514.085,67 601.323,29
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
273.517,34 287.561,16 317.063,22 348.695,13 329.351,68
Asuransi
Real Estate 280.548,10 305.761,67 330.860,76 362.482,90 388.220,08
Jasa Perusahaan 23.344,48 25.107,52 27.288,77 30.246,16 31.685,69
Administrasi
Pemerintahan,
758.942,73 844.496,73 907.117,35 959.943,85 949.826,14
Pertahanan dan Jminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 485.151,21 530.264,36 571.364,89 612.041,23 633.964,95
Jasa Kesehatan dan
122.042,17 133.316,83 142.358,02 154.735,67 189.184,72
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 310.059,32 333.329,18 362.283,43 393.485,67 331.348,00
PDRB 8.312.004,62 9.060.465,33 10.312.524,40 11.996.400,03 11.655.132,86
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2020

Jika dikaitkan dengan RISPAM, kelompok lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang memiliki andil terutama dalam penyediaan air di Kulon
Progo. Lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
menyumbang Rp14,312 milyar untuk PDRB Kulon Progo. Jumlah tersebut masih rendah
dibandingkan tingkat kebutuhan air di Kulon Progo yang terus meningkat. Perkembangan
Kawasan Aerotropolis dan kebutuhan air di daerah yang tidak memiliki sumber air,
seperti Samigaluh seharusnya dapat mendongkrak nilai PDRB kelompok lapangan usaha
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang. Saat ini, terdapat lebih
dari 150 SPAM Desa dan lima SPAM kapasitas besar, seperti SPAM Sermo, SPAM
Clereng, SPAM Sentolo, SPAM Lendah, dan SPAM Sungaibawang yang sudah
beroperasi di Kulon Progo. SPAM Kamijoro dan SPAM Bener menjadi fasilitas baru
dengan kapasitas lebih dari 250 liter/detik yang akan beroperasi di Kulon Progo. Dengan
adanya kedua SPAM tersebut dan kemungkin bertambahnya SPAM Desa, diharapkan
kelompok lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
memberikan sumbangan lebih besar kepada PDRB Kulon Progo di masa depan.

105
2.4 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo

Peran Kabupaten Kulon Progo ditekankan pada bagaimana Kabupaten Kulon Progo dapat
berkontribusi pada pengembangan dan pembangunan wilayah di sekitarnya dan wilayah
yang lebih luas, baik di tingkat Provinsi maupun Nasional.

2.4.1 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo sesuai RTRW Nasional

Fungsi Kabupaten Kulon Progo sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 melekat pada fungsi
kegiatan di kawasan Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) sebagai Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Fungsi Kabupaten Kulo Progo sebagai PKSN
melekat pada Kasawan Bandar Udara YIA karena melingkupi beberapa kriteria Berikut.

a. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang


menghubungkan dengan negara tetangga,
b. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya, dan/atau,
c. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Sesuai dengan RTRWN Kabupaten Kulon Progo juga berfungsi sebagai kawasan
penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur yang ditetapkan
dengan kriteria:

a. merupakan warisan budaya dunia;


b. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan cagar budaya beserta adat
istiadatnya atau budaya, serta nilai kemasyarakatan; dan/atau
c. merupakan tempat peningkatan kualitas warisan budaya.

Peranan Kabupaten Kulon Progo terhadap pembangunan internalnya sesuai dengan


RTRWN selaras dengan bebrapa poin strategi untuk peningkatan akses pelayanan
perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang meliputi:

a. menjaga dan mewujudkan keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan


perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di
sekitarnya;

106
b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan;
c. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya;
d. mengembangkan pelayanan kawasan perkotaan yang mendukung sektor unggulan;
dan
e. mengembangkan kota dan kawasan perkotaan baru secara holistik dan terintegrasi,
inklusif, serta berkelanjutan.

Serta selaras dengan strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana meliputi peningkatan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi udara dan darat.

2.4.2 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo Sesuai RTRW Provinsi

Fungsi Kabupaten Kulon Progo sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertuang dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2019 – 2039 melekat pada fungsi Kabupaten sebagai sebagai Pusat
Kegiatan Lingkungan (PKL) yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten
atau beberapa kecamatan. PKL di Kabupaten Kulon Progo yang tercakup dalam RTRWP
terdiri atas ibu kota kecamatan dan satuan permukiman yang meliputi:

a. Kawasan Perkotaan Wates Kabupaten Kulon Progo;


b. Ibu kota Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo;
c. Ibu kota Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo;
d. Ibu kota Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo;
e. Ibu kota Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo; dan
f. Satuan permukiman Dekso, Kecamatan Sungaibawang Kabupaten Kulon Progo.

Kabupaten Kulon Progo juga berfungsi sebagai Kawasan Strategis Provinsi dari sudut
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi yakni Kawasan
Pantai Selatan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dan Gelombang Laut. Selain itu,
Kabupaten Kulon Progo juga berfungsi sebagai:

107
a. Kawasan bandar udara terdapat di Kecamatan Temon dengan luas 603,40 (enam
ratus tiga koma empat) hektar;
b. Kawasan pelabuhan di Kecamatan Wates seluas 23,07 (dua puluh tiga koma nol
tujuh) hektar;
c. Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Sentolo dan Kecamatan Lendah dengan
luas 3.809,43 (tiga ribu delapan ratus sembilan koma empat tiga) hektar;
d. Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Nanggulan dengan luas 305,31 (tiga
ratus lima koma tiga satu) hektar;
e. Kawasan peruntukan permukiman meliputi Kecamatan Temon, Kecamatan Wates,
Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur, Kecamatan Lendah, Kecamatan Sentolo,
Kecamatan Pengasih, Kecamatan Kokap, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan
Nanggulan, Kecamatan Sungaibawang, dan Kecamatan Samigaluh dengan luas
17.217,64 (tujuh belas ribu dua ratus tujuh belas koma enam empat) hektar; serta
f. Kawasan bentang alam Karst di Kecamatan Kokap, Kecamatan Girimulyo,
Kecamatan Sungaibawang, dan Kecamatan Samigaluh.

Sesuai RTRWP Kabupaten Kulon Progo berperan dalam:

a. Pemantapan bandar udara internasional sebagai pengumpul primer di Kecamatan


Temon, dan pengembangan kawasan bandar udara di Kecamatan Temon dengan
melengkapi fasilitas transportasi yang mengkombinasikan angkutan intermoda
berupa angkutan bus dan kereta api;
b. Pembangunan jaringan air baku untuk kebutuhan air minum domestik dan non
domestik terdiri atas:
• penyediaan air baku dari air permukaan dari Sungai Progo, Sungai Opak, Sungai
Serang;
• penyediaan air baku dari air permukaan dari embung di Kabupaten Sleman, Bantul,
Kulon Progo dan Gunungkidul, serta permukaan Waduk Sermo di Kabupaten Kulon
Progo dan rencana Waduk Bener di Kabupaten Purworejo;
c. Pembangunan instalasi pengolah air limbah terpusat berskala kota di Kecamatan
Wates, Kabupaten Kulon Progo;

108
d. Pembangunan instalasi pengolah air limbah terpusat berskala kawasan di Kecamatan
Temon dan Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo;
e. Pengembangan sistem penyediaan air minum Regional Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Kulon Progo;
f. Pengembangan dan pengelolaan tempat pemrosesan akhir sampah di Kecamatan
Nanggulan dan Kecamatan Pengasih;
g. Pengembangan energi listrik tenaga air di Waduk Sermo dan saluran irigasi
Sungaibawang; dan
h. Pengembangan Kawasan pendidikan tinggi di luar Kawasan Perkotaan Yogyakarta.

2.4.3 Fungsi dan Peran Kabupaten Kulon Progo Sesuai RTRW Kabupaten

Fungsi Kabupaten Kulon Progo ditekankan pada bagaimana Kabupaten Kulon Progo
dapat memberikan manfaat dan melayani masyarakat di dalam wilayahnya. Adapun
fungsi tersebut melekat pada fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan dan sistem
perdesaan. Fungsi yang melekat pada fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan, yaitu:

a. PKL Perkotaan Wates dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pemerintahan,


pendidikan, kesehatan, olahraga, perdagangan dan jasa, industri kecil pendukung
komoditas Kulon Progo, permukiman perkotaan, transportasi darat, dan udara,
pariwisata, perikanan, serta pertahanan dan keamanan;
b. PKL Perkotaan Galur dengan fungsi pelayanan sebagai pemerintahan, perdagangan
dan jasa, pendidikan, kesehatan, permukiman perkotaan, wisata bahari, industri kecil,
dan pengumpul hasil pertanian;
c. PKL Perkotaan Sentolo dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan simpul
pergerakan arteri, simpul pergantian moda kereta api dengan moda lainnya, simpul
perangkutan barang moda kereta api dengan moda lainnya, pemerintahan, kesehatan,
pendidikan, perdagangan dan jasa skala lokal, permukiman perkotaan, serta industri
kecil;
d. PKL Perkotaan Nanggulan dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa skala lokal,
industri kecil, bagian dari agropolitan dan minapolitan serta simpul pergerakan
kolektor;

109
e. PKL Perkotaan Dekso dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan kota tani utama,
agropolitan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, permukiman perkotaan, industri
kecil, perdagangan dan jasa skala lokal dan simpul pergerakan pariwisata;
f. PPK Perkotaan Kokap dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pelayanan
pertambangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, kehutanan, industri kecil dan
perdagangan dan jasa skala kecamatan;
g. PPK Perkotaan Girimulyo dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pengumpul
hasil pertanian, bagian dari agropolitan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan,
industri kecil, perdagangan dan jasa skala kecamatan dan pendukung pariwisata;
h. PPK Perkotaan Sungaibawang dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pengumpul
hasil pertanian, bagian dari agropolitan, industry kecil, pendidikan, pemerintahan,
kesehatanserta perdagangan dan jasa skala kecamatan dan pendukung wisata;
i. PPK Perkotaan Panjatan dengan fungsi pelayanan sebagai pengumpul dan
pengembangan peternakan, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan,
kesehatan, industri kecil, dan perdagangan dan jasa skala kecamatan;
j. PPK Perkotaan Samigaluh dengan fungsi pelayanan sebagai sentra dan
pengembangan industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan,
kesehatan, dan perdagangan dan jasa skala kecamatan;
k. PPK Perkotaan Lendah dengan fungsi pelayanan sebagai sentra dan pengembangan
industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan, kesehatan dan
perdagangan dan jasa skala kecamatan;
l. PPL Desa Pandowan Kecamatan Galur dengan fungsi sebagai pengembangan
industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan dan
perdagangan dan jasa skala antar desa;
m. PPL sebagian Desa Hargorejo Kecamatan Kokap dengan fungsi sebagai
pengembangan industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan
dan perdagangan dan jasa skala antar desa;
n. PPL Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo dengan fungsi sebagai pengembangan
industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan dan
perdagangan dan jasa skala antar desa;

110
o. PPL sebagian Desa Banjaroyo Kecamatan Sungaibawang dengan fungsi sebagai
pengembangan industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan
dan perdagangan dan jasa skala antar desa;
p. PPL Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh dengan fungsi sebagai pengembangan
industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan dan
perdagangan dan jasa skala antar desa;
q. PPL sebagian Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah dengan fungsi sebagai
pengembangan industri kecil, pengumpul hasil pertanian, pendidikan, pemerintahan
dan perdagangan dan jasa skala antar desa;

Fungsi yang melekat pada fungsi pusat pelayanan sistem perdesaan, yaitu:

a. Permukiman perdesaan dengan fungsi permukiman perdesaan, pelayanan jasa


pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang dilengkapi dengan
fasilitas sosial dan fasilitas umum. Fungsi ini meliputi semua desa kecuali desa-desa
yang termasuk dalam Sistem Perkotaan.
b. Kota tani yang merupakan kawasan permukiman perdesaan dengan fungsi pelayanan
kegiatan pengembangan pertanian agribisnis di sekitarnya. Fungsi ini melekat pada
Desa Banjararum Kecamatan Sungaibawang dan Desa Wijimulyo Kecamatan
Nanggulan.

Sesuai dengan Misi ke-8 dari RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 – 2022, yaitu
terwujudnya Kulon Progo berperan penting dalam lingkup regional maupun nasional,
ditandai hal-hal sebagai berikut:

a. Mewujudkan Kabupaten Kulon Progo dan mempromosikan identitas daerah sebagai


Kabupaten demokratis dalam tatanan masyarakat regional maupun nasional;
b. Meningkatnya keamanan dan ketertiban untuk mendukung 111 erjasama daerah,
regional, nasional dan Internasional dalam rangka peningkatan pembangunan daerah;
c. Terwujudnya kemandirian daerah dalam konstelasi regional, Nasional maupun
global;
d. Meningkatnya investasi perusahaan-perusahaan tingkat nasional maupun Luar
Negeri di Kabupaten Kulon Progo.

111
Sejalan dengan beberapa poin tersebut di atas, Kabupaten Kulon Progo memiliki peranan
penting sebagai:

a. koridor yang menghubungkan Temon-Prambanan;


b. penyangga KSPN Borobudur;
c. koridor pengembangan dan pengendalian pertumbuhan Bedah Menoreh; dan
d. kawasan Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) yang dapat
meningkatkan aksesibilitas dan konektifitas Kabupaten dan wilayah di sekitarnya.

2.5 Keuangan Daerah


2.5.1 Penerimaan Daerah

Penerimaan Daerah Kulon Progo terdiri dari beberapa komponen, yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Realisasi
Pendapatan Kulon Progo pada tahun 2020 sebesar Rp1,582 triliun, lebih rendah 5,37
persen dibandingkan tahun 2019 mencapai Rp1,672 triliun. Dalam empat tahun terakhir,
PAD Kulon Progo mencapai rata-rata Rp240 milyar. Meski terkena dampak COVID-19,
realisasi PAD Kulon Progo mengalami peningkatan sebesra 6,96 persen mencapai
Rp254,422 milyar pada tahun 2020, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pendapatan
Pajak Daerah menyumbang Rp80,314 milyar, jauh di atas realisasi tahun 2019 sebesar
Rp64,577 milyar. Realisasi Hasil Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan tahun 2020 hanya mencapai Rp8,877 milyar dan Rp12,652
milyar. Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tahun 2020 mengalami
peningkatan mencapai Rp152,577 milyar, lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar Rp149,523
milyar.

Realisasi Dana Perimbangan mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi sebesar
Rp949,989 milyar, lebih rendah 8,65 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai
Rp1,039 triliun. Penurunan terjadi akibat dampak dari COVID-19 sehingga terjadi
penyesuaian di beberapa bidang. Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
mengalami peningkatan dengan capaian sebesar Rp24,809 milyar, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar Rp13,999 milyar. Penyesuaian yang terjadi
di beberapa bidang membuat realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) mengalami penurunan. Realisasi DAU pada tahun 2020 turun menjadi

112
Rp658,092 milyar, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp732,088
milyar. Sedangkan realisasi DAK mencapai Rp267,087 milyar, lebih rendah
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp293,857 milyar.

Penurunan juga terjadi pada realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pada tahun
2020, realisasi mencapai Rp378,023 milyar, lebih rendah 4,16 persen dibandingkan 2019
sebesar Rp394,447 milyar. Jika diuraikan, realisasi Pendapatan Hibah dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya pada tahun 2020 meningkat
sebesar Rp51,315 milyar dan Rp170,547 milyar, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019
yang mencapai Rp44,046 milyar dan Rp100,162 milyar. Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya mengalami penurunan pada tahun 2020
menjadi sebesar Rp88,092 milyar. Sedangkan realisasi Dana Penyesuasian dan Otonomi
Khusus turun menjadi Rp68,069 milyar, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2019
yang mencapai Rp68,604 milyar. Namun pada tahun 2020, Dana Desa tidak terealisasi
meski dalam penganggaran mencapai Rp93,551 milyar.

113
Tabel 2. 33 Penerimaan Daerah Kulon Progo Periode 2017-2020
Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Pendapatan 1.440.881.554.674,81 1.425.110.286.517,18 1.520.999.707.376,67 1.559.832.133.338,56 1.679.140.832.603,91 1.672.270.191.535,16 1.641.669.995.259,23 1.582.435.615.633,32

Pendapatan Asli
242.829.753.091,61 249.692.648.563,65 203.857.992.504,14 211.047.699.573,07 231.402.904.457,38 237.876.805.206,17 217.553.839.147,12 254.422.026.357,32
Daerah

Pendapatan Pajak
43.024.098.351,29 47.237.503.606,60 56.432.581.290,89 59.412.848.633,73 66.230.562.823,51 64.577.518.904,65 64.503.230.550,00 80.314.805.810,86
Daerah

Hasil Retribusi
7.407.197.578,13 7.340.858.186,19 8.789.535.814,00 9.488.343.029,14 10.006.827.562,00 9.232.109.563,71 7.168.144.770,00 8.877.076.277,97
Daerah

Hasil Pengelolaan
Kekayaaan Daerah 15.783.395.763,54 15.783.395.763,54 14.475.590.011,99 14.475.590.011,99 14.842.021.205,84 14.543.795.959,54 12.754.961.197,22 12.652.222.287,37
yang Dipisahkan

Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang
Sah 176.615.061.398,65 179.330.891.007,32 124.160.285.387,26 127.670.917.898,21 140.323.492.866,03 149.523.380.778,27 133.127.502.629,90 152.577.921.981,12

Dana Perimbangan 967.937.059.000,00 942.334.184.917,00 984.788.557.396,00 973.566.098.525,00 1.066.693.536.778,00 1.039.945.781.336,00 948.284.519.327,00 949.989.624.014,00

Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak 28.244.713.000,00 26.200.469.908,00 26.819.824.429,00 19.814.049.431,00 21.319.166.054,00 13.999.608.766,00 21.101.123.000,00 24.809.141.696,00

Dana Alokasi Umum


705.868.940.000,00 705.868.940.000,00 705.868.940.000,00 705.868.940.000,00 727.019.748.000,00 732.088.720.000,00 663.335.010.000,00 658.092.730.000,00

114
Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Dana Alokasi
Khusus 233.823.406.000,00 210.264.775.009,00 252.099.792.967,00 247.883.109.094,00 318.354.622.724,00 293.857.452.570,00 263.848.386.327,00 267.087.752.318,00

Lain-lain Pendapatan
230.114.742.563,20 233.083.453.036,53 332.353.157.476,53 375.218.335.240,49 381.044.391.368,53 394.447.604.992,99 475.831.636.785,11 378.023.965.262,00
Daerah yang sah

Pendapatan Hibah 6.293.736.576,00 5.407.024.795,00 41.842.199.608,00 80.391.400.426,00 40.139.800.000,00 44.046.763.848,00 48.704.300.000,00 51.315.079.000,00

Dana Bagi Hasil


Pajak dari Provinsi
75.878.394.634,20 79.733.816.373,00 79.733.816.868,53 84.339.593.814,49 79.733.816.868,53 91.295.705.627,99 84.822.943.360,11 88.092.018.037,00
dan Pemerintah
Daerah Lainnya

Dana Penyesuasian
50.890.070.000.00 50.890.070.000.00 62.250.000.000,00 62.250.000.000,00 68.604.961.000,00 68.604.961.000,00 68.069.773.000,00 68.069.773.000,00
dan Otonomi Khusus

Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau
19.425.064.373,00 19.425.064.373,00 71.846.331.000,00 71.556.531.000,00 102.227.906.500,00 100.162.270.517,00 180.682.812.425,00 170.547.095.225,00
Pemerintah Daerah
Lainnya

Dana Desa 77.627.477.000,00 77.627.477.000,00 76.680.810.000,00 76.680.810.000,00 90.337.907.000,00 90.337.907.000,00 93.551.808.000,00 0,00

Sumber: Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD),2020

115
2.5.2 Pengeluaran Daerah

Pengeluaran daerah Kulon Progo terdiri dua komponen, yaitu Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung. Realisasi Pengeluaran daerah Kulon Progo pada tahun 2020
mencapai Rp1,5 triliun, lebih rendah 10,26 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar
Rp1,671 triliun. Realisasi Belanja Tidak Langsung mengalami penurunan tahun 2020
menjadi sebesar Rp781,274 milyar, lebih rendah 7,98 persen dibandingkan tahun 2019
yang mencapai Rp848,995 milyar.

Jika diuraikan, Realisasi Belanja Pegawai pada tahun 2020 mencapai Rp609,043 milyar,
lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp626,229 milyar. Penurunan juga terjadi
di beberapa komponen lain, yaitu Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi
Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa, dan Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik. Pada tahun 2020,
Realisasi Belanja Bunga sebesar Rp139,969 juta, lebih rendah dibandingkan tahun 2019
yang mencapai Rp289,819 juta. Realisasi Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp10,984
milyar, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 mencapai Rp17,838 milyar. Realisasi
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa sebesar Rp7,44
milyar, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp10,393 milyar. Realisasi
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai
Politik pada tahun 2020 sebesar Rp67,934 milyar, jauh di bawah realisasi tahun 2019
yang mencapai Rp165,958 milyar. Namun, realisasi Belanja Hibah dan Belanja Tidak
Terduga mengalami peningkatan pada tahun 2020. Realisasi Belanja Hibah mencapai
Rp31,391 milyar, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp28,014 milyar.
Realisasi Belanja Tak Terduga mencapai Rp54,339 milyar, lebih tinggi dibandingkan
tahun 2019 yang hanya sebesar Rp275,675 juta.

Realisasi Belanja Langsung Kulon Progo pada tahun 2020 mencapai Rp718,765 milyar,
lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp822,666 milyar. Pada tahun 2020,
realisasi Belanja Pegawai dan Belanja Modal mengalami penurunan. Realiasi Belanja
Pegawai mencapai Rp34,672 milyar, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar
Rp44,616 milyar. Sedangkan, realiasi Belanja Modal mencapai Rp323,349 milyar, lebih

116
rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp421,935 milyar. Namun, realisasi Belanja
Barang dan Jasa mengalami peningkatan menjadi Rp360.744 milyar, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp356,114 milyar.

Realisasi pengeluaran yang lebih rendah dibandingkan tahun 2019 membuat posisi
keuangan Kulon Progo dalam posisi baik. Bahkan, posisi keuangan Kulon Progo pada
tahun 2020 lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang surplus sebesar Rp78,823 milyar.
Pada tahun 2020, Kulon Progo mengalami surplus sebesar Rp82,395 milyar, jauh lebih
tinggi dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar Rp608,380 juta.

117
Tabel 2. 34 Pengeluaran Darah Kulon Progo Periode 2017-2020
Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Belanja 1.500.272.761.386,65 1.430.456.003.967,17 1.560.794.867.238,52 1.481.008.335.926,97 1.771.951.990.877,35 1.671.661.810.766,28 1.702.946.243.715,55 1.500.039.941.735,15

Belanja Tidak
847.339.962.069,65 810.863.636.032,00 837.484.546.403,52 792.780.442.090,00 899.911.142.770,11 848.995.357.678,06 949.692.989.618,16 781.274.058.571,00
Langsung

Belanja Pegawai 626.381.850.126,54 605.074.534.860,00 628.214.926.494,92 592.498.792.458,00 670.216.028.766,22 626.229.036.008,00 649.934.819.997,81 609.043.277.362,00

Belanja Bunga 463.757.840,00 461.445.589,00 477.109.379,00 362.173.265,00 315.134.375,00 286.819.882,06 167.711.324,00 139.969.730,00

Belanja Hibah 30.208.075.000,00 21.776.383.400,00 23.812.240.000,00 23.611.461.499,00 31.251.825.000,00 28.014.985.418,00 32.231.170.000,00 31.391.854.253,00

Belanja Bantuan
27.731.054.400,00 25.261.804.400,00 21.477.200.000,00 20.518.400.000,00 18.725.700.000,00 17.838.800.000,00 20.040.000.000,00 10.984.500.000,00
Sosial

Belanja Bagi
Hasil kepada
Provinsi/Kab/Kota 6.288.916.745,00 4.600.444.223,00 6.522.213.000,00 4.004.687.872,00 11.372.633.000,00 10.393.985.452,00 7.926.939.994,00 7.440.234.929,00
dan Pemerintah
Desa

118
Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kab/Kota
152.750.618.660,00 152.702.639.556,00 151.617.662.000,00 151.617.651.996,00 165.958.055.072,00 165.958.055.072,00 162.327.953.974,00 67.934.789.000,00
dan Pemerintah
Desa dan Partai
Politik

Belanja Tak
3.515.689.298,11 986.384.004,00 5.363.195.529,60 167.275.000,00 2.071.766.556,89 275.675.846,00 77.064.394.328,35 54.339.433.297,00
Terduga

Belanja Langsung 652.932.799.317,00 619.592.367.935,17 723.310.320.835,00 688.227.893.836,97 872.040.848.107,24 822.666.453.088,22 753.253.254.097,39 718.765.883.164,15

Belanja Pegawai 35.975.078.012,00 34.134.405.526,18 36.239.560.690,00 34.857.358.904,00 47.067.018.595,00 44.616.748.009,96 35.650.677.507,00 34.672.320.773,10

Belanja Barang
347.468.351.781,40 326.691.503.384,50 327.492.687.089,00 312.876.148.505,00 363.331.032.561,24 356.114.161.315,55 376.757.255.995,39 360.744.025.017,05
dan Jasa

- Barang/Jasa selain
Hibah dan 347.468.351.781,40 326.691.503.384,50 327.492.687.089,00 312.876.148.505,00 363.331.032.561,24 356.114.161.315,55 376.757.255.995,39 360.744.025.017,05
Bantuan Sosial

Belanja Modal 269.489.369.523,60 258.766.459.024,49 359.578.073.056,00 340.494.386.427,97 461.642.796.951,00 421.935.543.762,71 340.845.320.595,00 323.349.537.374,00

119
Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Surplus/Defisit (59.391.206.711,84) (5.345.717.449,99) (39.795.159.861,85) 78.823.797.411,59 (92.811.158.273,44) 608.380.768,88 (61.276.248.456,32) 82.395.673.898,17

Sumber: Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD),2020

120
2.5.3 Pembiayaaan Daerah

Pembiayaan daerah Kulon Progo terdiri dari dua komponen, yaitu Penerimaan
Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Pada tahun 2020, realisasi
Penerimaan Pembiayaan Daerah mengalami penurunan menjadi sebesar Rp102,804
milyar, lebih rendah 14,91 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp120,822
milyar. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
mencapai Rp95,204 milyar, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp118,896
milyar. Realisasi Penerimaan Pinjaman Daerah mengalami peningkatan mencapai Rp7,6
milyar, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,833 milyar. Namun, Kulon
Progo tidak mendapatkan Penerimaan Piutang Daerah pada tahun 2020, sedangkan di
tahun 2019 Realisasi Penerimaan Piurang Daerah mencapai Rp2,75 juta.

Pengeluaran Pembiayaan Daerah mengalami peningkatan pada tahun 2020 mencapai


Rp43,412 milyar, lebih tinggi 12,63 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp26,175
milyar. Jika diuraikan, Realisasi Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
meningkat mencapai Rp32,527 milyar, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar
Rp25 milyar. Realisasi Pembayaran Pokok Utang juga mengalami peningkatan mencapai
Rp10,884 milyar, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,175 milyar.

Realisasi Pembiayaan Netto Kulon Progo pada tahun 2020 mencapai Rp59,392 milyar,
lebih rendah 37,25 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp94,647 milyar. Kondisi
tersebut mempengaruhi realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA). Realisasi
SILPA pada tahun 2020 mencapai Rp141,788 milyar, lebih tinggi 48,85 persen
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp95,255 milyar. Kondisi tersebut membuat Kulon
Progo memiliki dana ekstra yang dapat dialokasikan untuk kegiatan yang dianggarkan
pada tahun 2021.

Berdasarkan Pasal 165 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, SILPA tahun
anggaran sebelumnya dapat digunakan dengan beberapa ketentuan, sebagai berikut:

121
a. Keadaan yang menyebabkan SILPA tahun anggaran sebelumnya harus digunakan
dalam tahun anggaran berjalan dapat berupa:
1) Menutupi defisit anggaran;
2) Mendanai kewajiban pemerintah daerah yang belum tersedia anggarannya;
3) Membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang melampaui
anggaran yang tersedia mendahului perubahan apbd;
4) Melunasi kewajiban bunga dan pokok utang;
5) Mendanai kenaikan gaji dan tunjangan pegawai asn akibat adanya kebijakan
pemerintah;
6) Mendanai program, kegiatan, dan sub kegiatan yang belum tersedia anggarannya;
dan/atau
7) Mendanai sub kegiatan yang capaian Sasaran Kinerjanya ditingkatkan dari yang
telah ditetapkan dalam DPA SKPD tahun anggaran berjalan, yang dapat
diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berjalan.
b. Penggunaan SILPA tahun anggaran sebelumnya untuk pendanaan pengeluaran
tersebut di atas diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DPA-SKPD
dan/atau RKA-SKPD.
c. Mendanai kewajiban pemerintah daerah merupakan kewajiban kepada pihak lain
yang terkait dengan:
1) Pekerjaan yang telah selesai pada tahun anggaran sebelumnya; atau
2) Akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht)
dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya.
d. Pekerjaan yang telah selesai merupakan pekerjaan yang telah ada berita acara serah
terima pekerjaan dan telah terbit SPM namun belum dilakukan pembayaran.
e. Penganggaran atas pekerjaan yang telah selesai pada tahun anggaran sebelumnya
harus dianggarkan kembali pada akun belanja dalam APBD Tahun Anggaran
berikutnya sesuai kode rekening berkenaan dan dianggarkan pada SKPD berkenaan.
f. Penganggaran atas akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht) dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya harus dianggarkan

122
kembali pada akun belanja dalam APBD tahun anggaran berikutnya sesuai kode
rekening belanja berkenaan dan dianggarkan pada SKPD berkenaan.
g. Tata cara penganggaran penggunaan SILPA tahun anggaran sebelumnya terlebih
dahulu melakukan perubahan atas Perkada tentang penjabaran APBD tahun anggaran
berikutnya untuk selanjutnya dituangkan dalam Perda tentang perubahan APBD
tahun anggaran berikutnya atau ditampung dalam laporan realisasi anggaran bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan perubahan APBD tahun anggaran
berikutnya.

123
Tabel 2. 35 Pembiayaan Daerah Periode 2017-2020
Tahun

Uraian 2017 2018 2019 2020

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Pembiayaan
Daerah

Penerimaan
Pembiayaan 69.122.706.711,84 69.126.549.811,84 54.049.332.361,85 54.052.533.361,85 118.986.158.273,44 120.822.028.916,44 95.255.409.685,32 102.804.962.466,32
Daerah

Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran Tahun 69.874.496.542,84 69.126.549.811,84 54.049.332.361,85 54.049.533.361,85 118.983.158.273.44 118.986.158.590,44 95.255.409.685,32 95.204.809.066,32
Anggaran
Sebelumnya

Penerimaan
(751.789.831,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 1.833.120.326,00 0,00 7.600.153.400,00
Pinjaman Daerah

Penerimaan
0,00 0,00 0,00 3.000.000,00 3.000.000,00 2.750.000,00 0,00 0,00
Piutang Daerah

Pengeluaran
Pembiayaan 9.731.500.000,00 9.731.500.000,00 14.254.172.500,00 13.890.172.500,00 26.175.000.000,00 26.175.000.000,00 33.979.161.229,00 43.412.434.955,00
Daerah

124
Tahun

Uraian 2017 2018 2019 2020

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Penyertaan Modal
(Investasi)
9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 13.000.000.000,00 13.000.000.000,00 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00 32.527.792.564,00 32.527.792.564,00
Pemerintah
Daerah

Pembayaran
731.500.000,00 731.500.000,00 1.254.172.500,00 890.172.500,00 1.175.000.000,00 1.175.000.000,00 1.451.368.665,00 10.884.642.391,00
Pokok Utang

Pembiayaa Netto 59.391.206.711,84 59.395.049.811,84 39.795.159.861,85 40.162.360.861,85 92.811.158.273,44 94.647.028.916,44 61.276.248.456,32 59.392.527.511,32

Sisa Lebih
Pembiayaan 0.00 54.049.332.361,85 0,00 118.986.158.273,44 0,00 95.255.409.685,32 0,00 141.788.201.409,49
Anggaran(SILPA)

Sumber: Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD),2020

125
BAB III
KONDISI EKSISTING SPAM KABUPATEN/KOTA

3.1 Umum

Perumda Air Minum Tirta Binangun adalah perusahaan daerah yang bergerak di bidang
jasa penyediaan air untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo. Perumda Air Minum Tirta
Binangun dilayani oleh enam sistem utama, yaitu Sistem Clereng, Sistem Sermo, Sistem
Kalibawang, Sistem Salamrejo, Sistem Lendah, dan Sistem Sentolo, dengan kapasitas
masing-masing sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Kapasitas Terpasang Per Sistem


Kap. Sumber
No. Unit Pengolahan Jenis Sumber terpasang
l/dt
1 Clereng / Sendangsari Mata Air 125
2 Lendah Sungai Progo 80
3 Sermo dan Soko Waduk Sermo 75
4 Sentolo Sungai Progo 40
5 Salamrejo Sungai Progo 20
6 Klangon (Kalibawang) Sungai Progo 50
7 Tonogoro (kalibawang) Mata Air 10

Jumlah 400

Sumber: Data PDAM 2020

Penduduk Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2020 berjumlah 436.395 jiwa, dengan
jumlah penduduk terlayani Perumda Air Minum Tirta Binangun berjumlah 131.068 jiwa
(30,03%) dan penduduk terlayani terlayani SPAM Perdesaan (SPAMDes) berjumlah
76.753 jiwa. Sedangkan pada tahun 2021 jumlah penduduk 441.338 dan jumlah penduduk
terlayani oleh PDAM sebesar 111.129 jiwa (25,18%). Sedangkan untuk cakupan
pelayanan SPAMDes tahun 2021 adalah sebesar 16,72%. Data penduduk terlayani
Perumda Air Minum Tirta Binangun dan SPAMDes dapat dilihat pada Tabel 3.2.

126
Tabel 3. 2 Cakupan Pelayanan Tahun 2020 dan 2021
Kondisi eksisting tahun 2020 Kondisi eksisting tahun 2021

Terlayani Terlayani
Perumda Perumda
% % % %
Kapanewon Desa Air Terlayani % Air Terlayani %
terlayani terlayani terlayani terlayani
Penduduk Minum SPAMDes individu Penduduk Minum SPAMDes individu
PDAM SPAMDes PDAM SPAMDes
Tirta (jiwa) (BJP) Tirta (jiwa) (BJP)
(JP) (JP) (JP) (JP)
Binangun Binangun
(jiwa) (jiwa)
Temon Jangkaran 1.977 0 177 0 8,95 91,05 2.006 0 177 0 8,82 91,18
Temon Sindutan 2.171 0 1.216 0 56,01 43,99 2.203 0 1.216 0 55,20 44,80
Temon Palihan 1.848 276 0 14,94 0 85,06 1.875 231 0 12,32 0 87,68
Temon Glagah 2.932 0 0 0 0 100 2.975 0 0 0 0 100
Temon Kalidengen 1.416 379 0 26,77 0 73,23 1.437 318 0 22,13 0 77,87
Temon Plumbon 2.312 848 60 36,68 2,60 60,73 2.346 711 60 30,31 2,56 67,14
Temon Kedundang 2.442 551 357 22,56 14,62 62,82 2.477 462 357 18,65 14,41 66,94
Temon Demen 1.463 168 788 11,48 53,86 34,65 1.484 141 788 9,50 53,10 37,40
Temon Kulur 2.777 115 1.578 4,14 56,82 39,03 2.817 96 1.578 3,41 56,02 40,58
Temon Kaligintung 1.705 773 667 45,34 39,12 15,54 1.730 648 667 37,46 38,55 23,99
Temon
Temon 1.535 254 328 16,55 21,37 62,08 1.557 213 328 13,68 21,07 65,25
Wetan
Temon
Temon 1.725 555 0 32,17 0 67,83 1.750 465 0 26,57 0 73,43
Kulon
Temon Kebonrejo 1.485 0 299 0 20,13 79,87 1.507 0 299 0 19,84 80,16
Temon Janten 1.415 0 690 0 48,76 51,24 1.436 0 690 0 48,05 51,95
Temon Karangwuluh 1.060 0 429 0 40,47 59,53 1.075 0 429 0 39,91 60,09
Wates Karangwuni 3.501 0 329 0 9,40 90,60 3.565 0 329 0 9,23 90,77

127
Kondisi eksisting tahun 2020 Kondisi eksisting tahun 2021

Terlayani Terlayani
Perumda Perumda
% % % %
Kapanewon Desa Air Terlayani % Air Terlayani %
terlayani terlayani terlayani terlayani
Penduduk Minum SPAMDes individu Penduduk Minum SPAMDes individu
PDAM SPAMDes PDAM SPAMDes
Tirta (jiwa) (BJP) Tirta (jiwa) (BJP)
(JP) (JP) (JP) (JP)
Binangun Binangun
(jiwa) (jiwa)
Wates Sogan 2.066 709 440 34,32 21,30 44,39 2.092 594 440 28,39 21,03 50,57
Wates Kulwaru 2.859 899 234 31,44 8,18 60,37 2.891 753 234 26,05 8,09 65,86
Wates Ngestiharjo 3.327 723 0 21,73 0 78,27 3.366 606 0 18,00 0 82,00
Wates Bendungan 7.014 1.758 0 25,06 0 74,94 7.103 1.473 0 20,74 0 79,26
Wates Triharjo 7.756 1.883 0 24,28 0 75,72 7.888 1.578 0 20,01 0 79,99
Wates Giripeni 8.447 7.181 482 85,01 5,71 9,28 8.552 6.018 482 70,37 5,64 23,99
Kelurahan
Wates 13.768 8.560 0 62,17 0 37,83 13.778 7.173 0 52,06 0 47,94
Wates
Panjatan Garongan 3.616 0 2.159 0 59,71 40,29 3.669 0 2.159 0 58,84 41,16
Panjatan Pleret 4.832 322 3.118 6,66 64,53 28,81 4.897 270 3.118 5,51 63,67 30,81
Panjatan Bugel 4.392 2.109 351 48,02 7,99 43,99 4.443 1.767 351 39,77 7,90 52,33
Panjatan Kanoman 2.000 1.876 0 93,80 0 6,20 2.014 1.572 0 78,05 0 21,95
Panjatan Depok 3.089 2.284 0 73,94 0 26,06 3.116 1.914 0 61,42 0 38,58
Panjatan Bojong 4.357 2.352 465 53,98 10,67 35,35 4.405 1.971 465 44,74 10,56 44,70
Panjatan Tayuban 2.315 1.378 135 59,52 5,83 34,64 2.351 1.155 135 49,13 5,74 45,13
Panjatan Gotakan 2.993 415 383 13,87 12,80 73,34 3.035 348 383 11,47 12,62 75,91
Panjatan Panjatan 1.502 1.502 0 100 0 0 1.520 1.520 0 100 0 0
Panjatan Cerme 3.720 942 112 25,32 3,01 71,67 3.776 789 112 20,90 2,97 76,14
Panjatan Krembangan 5.363 2.671 0 49,80 0 50,20 5.451 2.238 0 41,06 0 58,94
Galur Banaran 5.469 1.450 1.214 26,51 22,20 51,29 5.515 1.215 0 22,03 0 77,97
Galur Kranggan 2.560 383 360 14,96 14,06 70,98 2.589 321 360 12,40 13,90 73,70

128
Kondisi eksisting tahun 2020 Kondisi eksisting tahun 2021

Terlayani Terlayani
Perumda Perumda
% % % %
Kapanewon Desa Air Terlayani % Air Terlayani %
terlayani terlayani terlayani terlayani
Penduduk Minum SPAMDes individu Penduduk Minum SPAMDes individu
PDAM SPAMDes PDAM SPAMDes
Tirta (jiwa) (BJP) Tirta (jiwa) (BJP)
(JP) (JP) (JP) (JP)
Binangun Binangun
(jiwa) (jiwa)
Galur Nomporejo 2.115 75 0 3,55 0 96,45 2.136 63 0 2,95 0 97,05
Galur Karangsewu 8.092 315 0 3,89 0 96,11 8.175 264 0 3,23 0 96,77
Galur Tirtorahayu 6.956 401 0 5,76 0 94,24 7.018 336 0 4,79 0 95,21
Galur Pandowan 2.014 0 0 0,00 0 100,00 2.026 0 0 0,00 0 100,00
Galur Brosot 4.841 1.808 0 37,35 0 62,65 4.884 1.515 0 31,02 0 68,98
Lendah Wahyuharjo 1.913 322 0 16,83 0 83,17 1.936 270 0 13,95 0 86,05
Lendah Bumirejo 8.963 1.117 0 12,46 0 87,54 9.057 936 0 10,33 0 89,67
Lendah Jatirejo 6.881 1.135 0 16,49 0 83,51 6.940 951 0 13,70 0 86,30
Lendah Sidorejo 7.918 2.749 0 34,72 0 65,28 7.992 2.304 0 28,83 0 71,17
Lendah Gulurejo 7.358 1.980 0 26,91 0 73,09 7.434 1.659 0 22,32 0 77,68
Lendah Ngentakrejo 7.323 2.488 487 33,98 6,65 59,37 7.397 2.085 487 28,19 7 65,23
Sentolo Demangrejo 3.328 870 0 26,14 0 73,86 3.360 729 0 21,70 0 78,30
Sentolo Srikayangan 5.195 2.033 0 39,13 0 60,87 5.243 1.704 0 32,50 0 67,50
Sentolo Tuksono 8.497 2.535 2.527 29,83 29,74 40,43 8.569 2.124 2.527 24,79 29,49 45,72
Sentolo Salamrejo 5.787 2.875 930 49,68 16,07 34,25 5.869 2.409 930 41,05 15,85 43,11
Sentolo Sukoreno 8.327 2.288 1.026 27,48 12,32 60,20 8.432 1.917 1.026 22,73 12,17 65,10
Sentolo Kaliagung 6.268 2.502 1.576 39,92 25,14 34,94 6.337 2.097 1.576 33,09 24,87 42,04
Sentolo Sentolo 8.596 3.505 480 40,77 5,58 53,64 8.690 2.937 480 33,80 5,52 60,68
Sentolo Banguncipto 3.963 1.575 1.228 39,74 30,99 29,27 4.023 1.320 1.228 32,81 30,52 36,66
Pengasih Tawangsari 4.880 1.586 0 32,50 0 67,50 4.931 1.329 0 26,95 0 73,05

129
Kondisi eksisting tahun 2020 Kondisi eksisting tahun 2021

Terlayani Terlayani
Perumda Perumda
% % % %
Kapanewon Desa Air Terlayani % Air Terlayani %
terlayani terlayani terlayani terlayani
Penduduk Minum SPAMDes individu Penduduk Minum SPAMDes individu
PDAM SPAMDes PDAM SPAMDes
Tirta (jiwa) (BJP) Tirta (jiwa) (BJP)
(JP) (JP) (JP) (JP)
Binangun Binangun
(jiwa) (jiwa)
Pengasih Karangsari 10.977 4.804 731 43,76 6,66 49,58 11.156 4.026 731 36,09 6,55 57,36
Pengasih Kedungsari 4.514 1.446 586 32,03 12,98 54,98 4.561 1.212 586 26,57 12,85 60,58
Pengasih Margosari 6.551 4.586 1.965 70 30 0 6.665 4.887 181 73,32 2,72 23,96
Pengasih Pengasih 10.317 8.950 0 86,75 0,00 13,25 10.488 7.500 0 71,51 0 28,49
Pengasih Sendangsari 9.956 4.962 0 49,84 0,00 50,16 10.102 4.158 0 41,16 0 58,84
Pengasih Sidomulyo 5.319 0 1.126 0 21,17 78,83 5.383 0 1.126 0 20,92 79,08
Kokap Hargomulyo 7.846 0 675 0 8,60 91,40 7.948 0 675 0 8,49 91,51
Kokap Hargorejo 9.420 4.303 3.268 45,68 34,69 19,63 9.542 3.606 3.268 37,79 34,25 27,96
Kokap Hargowilis 6.338 4.683 561 73,89 8,85 17,26 6.413 3.924 561 61,19 8,75 30,06
Kokap Kalirejo 4.672 820 228 17,55 4,88 77,57 4.737 687 228 14,50 4,81 80,68
Kokap Hargotirto 6.968 1.632 1.085 23,42 15,57 61,01 7.031 1.368 1.085 19,46 15,43 65,11
Girimulyo Jatimulyo 7.166 0 1.481 0 20,67 79,33 7.238 0 1.481 0 20,46 79,54
Girimulyo Giripurwo 6.821 995 3.148 14,59 46,15 39,26 6.888 834 3.148 12,11 45,70 42,19
Girimulyo Pendoworejo 5.476 115 2.503 2,10 45,71 52,19 5.530 96 2.503 1,74 45,26 53
Girimulyo Purwosari 4.625 0 2.407 0 52,04 47,96 4.656 0 2.407 0 51,70 48,30
Nanggulan Banyuroto 4.017 974 540 24,25 13,44 62,31 4.080 816 540 20 13,24 66,76
Nanggulan Donomulyo 6.414 913 2.868 14,23 44,71 41,05 6.486 765 2.868 11,79 44,22 43,99
Nanggulan Wijimulyo 5.354 1.453 2.161 27,14 40,36 32,50 5.405 1.218 2.161 22,53 39,98 37,48
Nanggulan Tanjungharjo 4.577 1.701 0 37,16 0 62,84 4.634 1.425 0 30,75 0 69,25
Nanggulan Jatisarono 5.121 2.463 653 48,10 12,75 39,15 5.148 2.064 653 40,09 12,68 47,22

130
Kondisi eksisting tahun 2020 Kondisi eksisting tahun 2021

Terlayani Terlayani
Perumda Perumda
% % % %
Kapanewon Desa Air Terlayani % Air Terlayani %
terlayani terlayani terlayani terlayani
Penduduk Minum SPAMDes individu Penduduk Minum SPAMDes individu
PDAM SPAMDes PDAM SPAMDes
Tirta (jiwa) (BJP) Tirta (jiwa) (BJP)
(JP) (JP) (JP) (JP)
Binangun Binangun
(jiwa) (jiwa)
Nanggulan Kembang 4.875 1.360 1.178 27,90 24,16 47,94 4.925 1.140 1.178 23,15 23,92 52,93
Kalibawang Banjararum 9.172 3.329 1.815 36,30 19,79 43,92 9.256 2.790 1.815 30,14 19,61 50,25
Kalibawang Banjarasri 4.463 347 509 7,78 11,40 80,82 4.484 291 509 6,49 11,35 82,16
Kalibawang Banjarharjo 7.347 2.037 2.183 27,73 29,71 42,56 7.414 1.707 2.183 23,02 29,44 47,53
Kalibawang Banjaroyo 8.466 3.720 1.485 43,94 17,54 38,52 8.563 3.117 1.485 36,40 17,34 46,26
Samigaluh Kebonharjo 2.263 0 2.165 0 95,67 4,33 2.285 0 2.165 0 94,75 5,25
Samigaluh Banjarsari 3.113 0 2.013 0 64,66 35,34 3.143 0 2.013 0 64,05 35,95
Samigaluh Purwoharjo 3.458 0 1.504 0 43,49 56,51 3.492 0 1.504 0 43,07 56,93
Samigaluh Sidoharjo 5.038 0 2.754 0 54,66 45,34 5.087 0 2.754 0 54,14 45,86
Samigaluh Gerbosari 4.596 0 4.596 0 100 0 4.641 0 4.641 0 100 0
Samigaluh Ngargosari 3.899 0 1.369 0 35,11 64,89 3.937 0 1.369 0 34,77 65,23
Samigaluh Pagerharjo 4.832 0 4.571 0 94,60 5,40 4.879 0 4.571 0 93,69 6,31
Jumlah 436.395 131.068 73.800 26,50 19,83 53,67 441.337 111.140 73.800 22,33 19,06 58,62
Sumber: Data Perumda Air Minum Tirta Binangun, 2021 dan 2021

131
3.1.1 Tingkat Kehilangan Air

Penyebab kehilangan air adalah kebocoran atau Non Revenued Water (NRW) yang terdiri
dari NRW produksi dan NRW distribusi. Kehilangan air adalah perbedaan antara volume
air yang didistribusikan dengan volume air yang dikonsumsi pelanggan. Kehilangan air
secara teknis disebabkan oleh kebocoran pada jaringan distribusi. Kehilangan air juga
disebabkan oleh faktor non teknis seperti sambungan liar, konsumsi air tidak resmi,
ketidak-akuratan meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data.

3.1.1.1 NRW Produksi

NRW produksi pada tahun 2020 sebesar 3,36% dengan total 330,9 liter/detik. Persentase
NRW produksi pada tahun 2020 lebih kecil dibandingkan dengan NRW produksi yang
terjadi pada tahun 2018 sebesar 4,41%.

NRW produksi disebabkan oleh pemakaian air untuk menggelontor sedimentasi dan
pencucian filter. Upaya Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo
untuk menurunkan NRW produksi adalah dengan melakukan optimalisasi, perbaikan, dan
penyempurnaan instalasi produksi.

Instalasi produksi maupun distribusi Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten
Kulon Progo belum seluruhnya mempunyai meter induk, sementara meter induk
terpasang sebagian tidak berfungsi, sehingga perhitungan volume produksi dan NRW
belum sepenuhnya didukung oleh data yang akurat. Selain itu, data NRW pada SPAMDes
tidak diketahui karena tidak adanya data yang terhimpun dari pengurus setiap SPAMDes
di Kulon Progo. Data NRW produksi Perumda Air Minum Tirta Binangun dapat dilihat
pada Tabel 3.3.

Tabel 3. 3 NRW Produksi per Unit

NRW
Kap. Produksi
No Unit Pengolahan Jenis Sumber Produksi
l/dt %
1 Clereng / Sendangsari Mata Air 108.47 0.21
2 Lendah Sungai Progo 80.00 4.10
3 Sermo Waduk Sermo 54.83 11.40
4 Sentolo Sungai Progo 37 2.14
5 Salamrejo Sungai Progo 20 1.72
6 Klangon (Kalibawang) Sungai Progo 24.13 0.87

132
NRW
Kap. Produksi
No Unit Pengolahan Jenis Sumber Produksi
l/dt %
7 Tonogoro (Kalibawang) Mata Air 6.50 0

Jumlah 330.9 3.36

Sumber: Data PDAM 2020

3.1.1.2 NRW Distribusi

Total NRW distribusi yang terjadi pada tahun 2020 adalah 23,49% atau 252,9 liter/detik.
Persentase NRW tersebut lebih besar dari NRW pada tahun 2018, sebesar 23,29%.

Penyebab terjadinya NRW Distribusi antara lain:

a. Water meter pelanggan sudah tidak akurat/rusak.


b. Jaringan pipa distribusi yang sudah tua.
c. Cara menghitung volume air pada produksi dilakukan dengan menggunakan sistem
formula (rumus) Thompson/Pinot karena meter induk tidak berfungsi, selain itu
perhitungan tidak dilakukan secara berkala dan tertib.

Upaya PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo untuk menurunkan NRW
distribusi adalah dengan melakukan penggantian water meter induk dan water meter
pelanggan yang rusak secara bertahap, membentuk tim pengendali kebocoran dan
melakukan perbaikan jaringan pipa distribusi yang bocor.

Tabel 3. 4 NRW Distribusi per Unit


NRW
Distribusi
Distribusi
No Unit Pengolahan Jenis Sumber
l/dt %

88.42 13.84
1 Clereng / Sendangsari Mata Air
60.66 23.18
2 Lendah Sungai Progo
45.36 41.29
3 Sermo Waduk Sermo
4 32.67
Sentolo Sungai Progo 22.95
5 12.81
Salamrejo Sungai Progo
6 11.74
Klangon (Kalibawang) Sungai Progo 30.36
1.23
7 Tonogoro (kalibawang) Mata Air

133
NRW
Distribusi
Distribusi
No Unit Pengolahan Jenis Sumber
l/dt %

Jumlah 252.9 23.49

Sumber: Data PDAM 2020

3.1.2 Tingkat Konsumsi Air

Tingkat konsumsi air di seluruh unit pengolahan pada tahun 2020 apabila dijumlahkan
maka akan mendapatkan angka sebesar 193,87 liter/detik. Data tingkat konsumsi air
untuk setiap unit pengolahan pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3. 5 Tingkat Konsumsi Air


Konsumsi
No Unit Pengolahan Jenis Sumber
l/dt
1 Clereng / Sendangsari Mata Air 76.18
2 Lendah Sungai Progo 46.60
3 Sermo Waduk Sermo 27
4 Sentolo Sungai Progo
35.05
5 Salamrejo Sungai Progo
6 Klangon (Kalibawang) Sungai Progo
9.04
7 Tonogoro (Kalibawang) Mata Air
Jumlah 193.87
Sumber: Data PDAM 2020

3.2 Aspek Teknis


3.2.1 Sistem Penyediaan Air Minum PDAM

Sistem penyediaan air bersih untuk wilayah perkotaan dan ibukota kapanewon yang
dilayani oleh Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo terdiri dari
beberapa wilayah pelayanan, yaitu :

a. Wilayah Pelayanan Lendah


b. Wilayah Pelayanan Sentolo
c. Wilayah Pelayanan Salamrejo

134
d. Wilayah Pelayanan Clereng
e. Wilayah Pelayanan Sermo
f. Wilayah Pelayanan Kalibawang
g. Wilayah Pelayanan Samigaluh

Air baku dari wilayah pelayanan bersumber dari beberapa air permukaan, yaitu dari
Sungai Progo, Waduk Sermo, dan mata air Clereng.

3.2.1.1 Perumda Air Minum Tirta Binangun Kulon Progo

A. Unit Air Baku

Pemanfaaatan sumber air baku Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten
Kulon Progo diambil dari beberapa sumber air permukaan (sungai/waduk) dan mata
air. Dokumentasi unit air baku dapat dilihat pada Tabel 3.6, sedangkan daftar sumber
air baku yang digunakan oleh Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3. 6 Dokumentasi unit air baku


Dokumentasi Keterangan

Intake Soko

Intake Sermo

135
Dokumentasi Keterangan

Mata Air Clereng

Intake Lendah

Intake Salamrejo

Intake Sentolo

136
Dokumentasi Keterangan

Intake Kalibawang

Booster SPAM Nggrembul

Mata Air Nggrembul

137
Tabel 3. 7 Sumber Air Baku
Lokasi Debit Panjang &
Kualitas Kuantitas Jenis Jenis Pompa Intake
Wilayah Jenis Air Intake Air Yang Tahun Jenis Diameter Jenis Pipa
No. Sumber Sumber Bangunan dan Kapasitas
Pelayanan Baku Baku Dapat Pembangunan Pengaliran Pipa Transmisi
Air Air (LPS) Intake Pengambilan Pompa
(koordinat) Diambil Transmisi
Submersible
-7.8197826 , Air P = ± 500 m
1 Soko Waduk 80 15 Intake Ponton 2016 - 2020 Pemompaan - Q=-
110.1196644 Berwarna D= -
H=-
P = ± 500 Submersible
-7.8238889 , Air m
2 Sermo Waduk 80 60 Intake Ponton 1991 Pemompaan GI Q = 20 LPS & 30 LPS
110.1211111 Berwarna D = 90 – 150
mm H = 41 m

Sentrifugal

Air Q = 100 LPS (3


-7.8255556 , mengan- P = ± 100 m pompa)
3 Clereng Mata Air 125 125 Broncaptering 1984 & 2015 Pemompaan -
110.1611111 dung D=- 20 LPS (2 pompa)
kapur 50 LPS (1 pompa)
H = 36 m
Air Keruh Submersible
dan P = 345 m Q = 50 LPS (2 pompa)
-7.9227778 ,
4 Lendah Sungai mengan- 1081 80 Intake langsung 2010 & 2015 Pemompaan GI
110.2558333 D = 250 mm 30 LPS (2 pompa)
dung
sampah H = 10 m
Air Keruh
dan Submersible (1 pompa)
-7.839444 , P = 150 m
5 Salamrejo Sungai mengan- 7536 20 Intake langsung 2015 Pemompaan GI Q=-
110.2219444 D = 250 mm
dung H = 20 m
sampah
Air Keruh Submersible
dan P = ±100 Q = 20 LPS (4 pompa)
-7.8052778 ,
6 Sentolo Sungai mengan- 7536 40 Intake langsung 1992 - 1993 Pemompaan -
110.2277778 D=- 10 LPS (1 pompa)
dung
sampah H = 20 m

138
Lokasi Debit Panjang &
Kualitas Kuantitas Jenis Jenis Pompa Intake
Wilayah Jenis Air Intake Air Yang Tahun Jenis Diameter Jenis Pipa
No. Sumber Sumber Bangunan dan Kapasitas
Pelayanan Baku Baku Dapat Pembangunan Pengaliran Pipa Transmisi
Air Air (LPS) Intake Pengambilan Pompa
(koordinat) Diambil Transmisi
Pompa Booster 1
Sentrifugal
Q = 20 LPS (1 pompa)
37.5 LPS (3 pompa)
H = 40 m

Submersible
(3 pompa)
Air Keruh Q=-
dan P = ± 85 m
-7.6442061 , H =35 m
7 Kalibawang Sungai mengan- 11741 50 Intake langsung 2016 Pemompaan GI
110.2591616 D = 250 m Pompa Booster
dung
sampah sentrifugal
Q = 55 LPS (2 pompa)
H = 62 m
Submersible
Q=-
Mata Air P=- H =53 mPompa
8 Nggrembul - - - 10 Broncaptering 1997 Gravitasi -
Grembul D=- Booster entrifugal
Q=-
H= 102,50 m

139
B. Unit Produksi

Unit produksi pada SPAM Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo memiliki sistem pengolahan yang berbeda-beda tergantung kepada jenis
sumber air bakunya. Detail unit produksi yang digunakan di Kabupaten Kulon Progo
dapat dilihat pada Tabel 3.8.

140
Tabel 3. 8 Detail Unit Produksi
Kapasitas Kapasitas Kapasitas
Wilayah Jumlah Jenis dan Unit Bangunan Tahun Mekanikal & Elektrikal
No. Terpasang Produksi Terjual Kondisi IPA Bangunan Penunjang
Pelayanan Instalasi IPA Pembangunan Pendukung
(LPS) (LPS) (LPS)
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
• Ruang Pompa • Pompa Dosing;
1 (15 Pengolahan Lengkap • Genset
1 Soko 15 15 15 (Koagulasi - Flokulasi- 2016 - 2020 Baik • Ruang Genset
liter/detik) • Mixer pengaduk
Sedimentasi- Filtrasi-
larutan
Disinfeksi - Clear well)
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
3 (10 • Ruang Pompa • Pompa Dosing;
liter/detik; 20 Pengolahan Lengkap
2 Sermo 60 54,83 (Koagulasi - Flokulasi – 1991 Baik • Ruang Genset • Genset
liter/detik & 30
Sedimentasi - Filtrasi- • Mixer pengaduk
liter/detik)
Disinfeksi - Clear well) larutan
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
• Ruang Pompa • Pompa Dosing;
3 (50 Pengolahan Lengkap • Genset
liter/detik; 50 (Koagulasi - Flokulasi- • Ruang Genset
3 Clereng 125 108,47 1984 & 2015 Baik • Mixer pengaduk
liter/detik & 25 Sedimentasi – Filtrasi –
larutan
liter/detik) Disinfeksi - Clear well)
Slowsand Filter
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
• Ruang Pompa • Pompa Dosing;
2 (30 Pengolahan Lengkap
4 Lendah 80 80 liter/detik; & 2010 & 2015 Baik • Ruang Genset • Genset
(Koagulasi – Flokulasi –
50 liter/detik) • Mixer pengaduk
Sedimentasi – Filtrasi –
larutan
Disinfeksi - Clear well)
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
• Ruang Pompa • Pompa Dosing;
1 (20 Pengolahan Lengkap • Genset
5 Salamrejo 20 20 (Koagulasi – Flokulasi – 2015 Baik • Ruang Genset
liter/detik) • Mixer pengaduk
Sedimentasi – Filtrasi –
larutan
Disinfeksi - Clear well)

141
Kapasitas Kapasitas Kapasitas
Wilayah Jumlah Jenis dan Unit Bangunan Tahun Mekanikal & Elektrikal
No. Terpasang Produksi Terjual Kondisi IPA Bangunan Penunjang
Pelayanan Instalasi IPA Pembangunan Pendukung
(LPS) (LPS) (LPS)
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
• Ruang Pompa • Pompa Dosing;
2 (20 Pengolahan Lengkap
6 Sentolo 40 37 liter/detik; & 1992 - 1993 Baik • Ruang Genset • Genset
(Koagulasi - Flokulasi-
20 liter/detik) • • Mixer pengaduk
Sedimentasi – Filtrasi – Ruang Arsip
larutan
Disinfeksi - Clear well)
IPA Paket Baja • Kantor • Pompa;
2 (20 Pengolahan Lengkap • Ruang Pompa • Pompa Dosing;
Kalibawang
7 50 30.63 liter/detik; & (Koagulasi – Flokulasi – 2016 Baik • Ruang Genset • Genset
30 liter/detik) Sedimentasi – Filtrasi – • Mixer pengaduk
Disinfeksi - Clear well) larutan
8 Grembul 10 - - - Tanpa Pengolahan 1997 Baik - • Pompa

142
Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo memenuhi kebutuhan air
bersih di Kabupaten Kulon Progo dengan enam sistem SPAM, yaitu:

1. Sistem Kalibawang

Sistem Kalibawang mempunyai IPA dengan kapasitas 50 liter/detik yang


memanfaatkan Sungai Progo sebagai air baku. Dua buah booster pump Klangon
adalah pompa yang digunakan dan masing-masing mempunyai kapasitas 55
liter/detik. Sistem Kalibawang mempunyai pipa distribusi utama dengan diameter
250 mm. Wilayah pelayanan meliputi Kalurahan Banjarasri, Kalurahan Banjaroyo,
Kalurahan Banjarharjo, Kalurahan Banjararum, Kalurahan Kembang, Kalurahan
Jatisarono, Kalurahan Nanggulan, dan Kalurahan Wijimulyo. Reservoir dari sistem
ini mempunyai kapasitas 400 m3. Dokumentasi Unit Produksi Sistem Kalibawang
dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Unit Produksi Kalibawang

143
Gambar 3. 2 Skema SPAM Kalibawang

144
2. Sistem Lendah

Sistem Lendah bersumber dari Sungai Progo, kemudian dialirkan ke 2 unit IPA
berkapasitas masing-masing 50 liter/detik dan 48 liter/detik, lalu menuju ke clear
well. Dilengkapi dengan pipa transmisi utama berdiameter 250 mm. Sistem ini
melayani Yogyakarta International Airport, AirNav, Kalurahan Panjatan,
Bendungan Panjatan, Kalurahan Cerme, Kalurahan Krembangan, Kalurahan
Demangrejo, Kalurahan Srikayangan, Kalurahan Bumirejo, Kalurahan
Ngentakrejo, Kalurahan Gulurejo, Kalurahan Sidorejo, Kalurahan Brosot,
Kalurahan Pandowan, Kalurahan Tirtorahayu, Kalurahan Kranggan, dan
Kalurahan Banaran. Pompa yang digunakan adalah 2 buah pompa intake
berkapasitas 50 liter/detik, 2 buah pompa intake berkapasitas 30 liter/detik, dan 5
buah pompa transfer yang masing-masing berkapasitas 125 m3/jam (34,7
liter/detik). Kondisi wilayah pelayanan SPAM lebih tinggi daripada sumber air,
sehingga air perlu dipompa ke 3 reservoir yang masing-masing berkapasitas 300
m3, 300 m3, dan 500 m3. Sebelum dialirkan ke reservoir, air ditampung di clear
well yang berkapasitas 50 liter/detik. Dokumentasi Unit Produksi Lendah dapat
dilihat pada gambar 3.3. dan dokumentasi reservoir yang digunakan untuk Sistem
Lendah dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Gambar 3. 3 Unit Produksi Sistem Lendah

145
Tabel 3. 9 Unit Reservoir Sistem Lendah
SPAM / Lokasi Elevasi
Peruntukan / Kapasitas
No. Reservoir / Unit Jenis Status Tahun
Penempatan (m) ( ± m3 )
kerja
1 Sapon, Sidorejo Ro ( Produksi ) R, Beton 50 Fungsi 27 2013
2 Jekeling, Sidorejo R Jekeling R, Beton 1 300 Fungsi 120 2013
3 Jekeling, Sidorejo R Jekeling R, Beton 2 300 Fungsi 120 2013
4 Brosot, Galur Ro, Pelayanan R, Baja 10 Tidak Fungsi - -
5 Jekeling, Sidorejo R Jekeling R, Baja 500 Fungsi 120 2018

146
Gambar 3. 4 Skema SPAM Lendah

147
3. Sistem Sentolo

Sistem Sentolo melayani wilayah Sentolo, Nanggulan, Girimulyo dan Banyuroto.


Air baku pada sistem ini diambil dari Sungai Progo menggunakan 4 buah pompa
dengan kapasitas 20 liter/detik dan 1 pompa dengan kapasitas 10 liter/detik.
Karena perbedaan elevasi antara unit intake dan instalasi pengolahan air cukup
tinggi, maka ditambahkan 3 pompa booster berkapasitas 37,5 liter/detik dan 1
pompa booster berkapasitas 20 liter/detik. Terdapat 2 unit instalasi pengolahan air
dengan kapasitas 10 liter/detik dan 1 unit dengan kapasitas 20 liter/detik yang
dilengkapi dengan reservoir berkapasitas 400 m3. Untuk melayani wilayah
Sentolo, pengaliran dilakukan secara gravitasi yang mengalir langsung dari
reservoir, sedangkan untuk wilayah Nanggulan, Girimulyo dan Banyuroto
ditambah dengan pompa berkapasitas 20 liter/detik. Untuk melayani ketiga
wilayah tersebut, dibangun booster pump di Dusun Klajuran yang berkapasitas 10
liter/detik dan 20 liter/detik, reservoir yang berkapasitas 50 dan 100 m3 di Dukuh
Dengok, dan reservoir kapasitas 24 m3 di Gunung Gamping. Dokumetasi Unit
Produksi Sentolo dapat dilihat pada Gambar 3.5. dan dokumentasi reservoir yang
digunakan untuk sistem Sentolo

Gambar 3. 5 Unit Produksi Sistem Sentolo

148
Tabel 3. 10 Unit Reservoir Sentolo
SPAM / Lokasi
Peruntukan / Kapasitas Elevasi
NO Reservoir / Unit Jenis Status Tahun
Penempatan (m3) (±m)
kerja
Ro,Pelayanan
Gunung Kinjeng, (Sentolo,
1 R, Beton 400 Fungsi 96 1993
Sentolo Nanggulan &
Girimulyo)

2 Klajoran, Girimulyo R klajoran, Booster R, Beton 20 Fungsi 110 2004

R dengok, R, Beton
3 Dengok, Girimulyo 100 Fungsi 190 2004
Pelayanan 1
R dengok, R, Beton
4 Dengok, Girimulyo 50 Fungsi 190 2004
Pelayanan 2
Banyuroto, R banyuroto,
5 R, Beton 25 Fungsi 136 2002
Girimulyo Pelayanan
Tdk
6 Girimulyo R gm, Pelayanan R, Beton 100 - -
Fungsi
R kluwih ,
7 Kluwih,Girimulyo R, Beton 10 Fungsi 200 2012
Pelayanan

8 Salamrejo, Sentolo R1 , produksi R, Beton 400 Fungsi 49 2015

Ngangkruk,
9 R2 , pelayanan R, Baja 200 Fungsi 83 2015
Salamrejo

149
Gambar 3. 6 Skema SPAM Sentolo

150
4. Sistem Salamrejo

Sistem Salamrejo melayani Kalurahan Salamrejo, Kalurahan Sukoreno,


Kalurahan Tuksono, dan pabrik CV. KHS (Karya Hidup Sentosa). Air baku untuk
Sistem Salamrejo diambil dari Sungai Progo kemudian dialirkan ke IPA yang
berkapasitas 20 liter/detik menggunakan pipa transmisi berdiameter 150 mm. Air
dialirkan dari IPA menuju ke clear well berkapasitas 400 m3, kemudian dialirkan
melalui pipa transmisi berdiameter 200 mm dan ditampung di reservoir dengan
kapasitas 200 m3 sebelum akhirnya dialirkan menuju ke daerah pelayanan.
Dokumentasi Unit Produksi dapat dilihat pada Gambar 3.7. Reservoir yang
digunakan untuk sistem Salamrejo dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Gambar 3. 7 Unit Produksi Sistem Salamrejo

151
Tabel 3. 11 Unit Reservoir Salamrejo
SPAM / Lokasi
Peruntukan / Kapasitas Elevasi
No Reservoir / Unit Jenis Status Tahun
Penempatan (m3) (±m)
kerja

1 Salamrejo, Sentolo R1 , produksi R, Beton 400 Fungsi 49 2015

Ngangkruk,
2 R2 , pelayanan R, Baja 200 Fungsi 83 2015
Salamrejo

152
Gambar 3. 8 Skema SPAM Salamrejo

153
5. Sistem Sermo

Sistem Sermo mengambil air baku dari Waduk Sermo dengan mempergunakan
intake terapung dengan 2 buah pompa kapasitas 30 liter/detik dan 1 buah pompa
dengan kapasitas 15 liter/detik. Selain itu juga ditambahkan 1 unit pompa
submersible dengan kapasitas 20 liter/detik. Untuk mengolah air baku yang
berasal dari waduk digunakan 3 unit paket IPA dengan kapasitas masing-masing
adalah 10, 20 dan 30 liter/detik. Untuk menampung hasil pengolahan dibuat 3 unit
clearwell dengan masing-masing berkapasitas 75 m3. Sistem ini melayani daerah
Kokap, Klepu, Karangsari, Hargowilis, Hargorejo, Karangwuni, Margosari,
Kedungsari, Pengasih, Kaliagung, Hargotirto, Hargowilis dan Kalibiru.
Dokumentasi Unit Produksi Sistem Sermo dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Reservoir yang digunakan untuk sistem sermo dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Gambar 3. 9 Unit Produksi Sistem Sermo

154
Tabel 3. 12 Unit Reservoir Sermo
SPAM / Lokasi
Kapasitas Elevasi
No. Reservoir / Unit Peruntukan / Penempatan Jenis Status Tahun
(m3) (±m)
Kerja

1 Sermo, Kokap Ro (Produksi / Clear Well ) R, Fiber 1 75 Fungsi 171 1999

2 Sermo, Kokap Ro (Produksi / Clear Well ) R, Fiber 2 75 Fungsi 171 1999

3 Sermo, Kokap Ro (Produksi / Clear Well ) R, Fiber 3 75 Fungsi 171 1999

4 Klepu, Kokap R1, Pelayanan Kokap R, Beton 275 Fungsi 244 1999

5 Kalibiru, Kokap R2a, Pelayanan & booster R, Beton 1 25 Fungsi 271 2013

6 Kalibiru, Kokap R2a, Pelayanan & booster R, Beton 2 25 Fungsi 271 2013

7 Kalibiru, Kokap R2b, Pelayanan R, Beton 10 Fungsi 483 2013

8 Clapar, Kokap R7, Pelayanan R, Beton 100 Fungsi 493 2010

9 Soka, Hargowilis R Soka, Produksi R, Beton 100 Fungsi 167 2010


Gunung Penthul,
10 R gp1, Pelayanan R, Beton 50 Fungsi 140 2003
Kokap
Gunung Penthul, Tidak
11 R gp2, Pelayanan R, Beton 20 - -
Kokap Fungsi
12 Clawer, Kokap R3, Pelayanan R, Baja 1 100 Fungsi 139 2000

13 Clawer, Kokap R3, Pelayanan R, Baja 2 100 Fungsi 139 2000

14 Clawer, Kokap R3, Pelayanan R, Baja 3 300 Fungsi 139 2000

15 Kriyan, Kokap R4, Pelayanan R, Baja 100 Fungsi 71 2004

16 Kaliagung, Sentolo R5, Pelayanan R, Beton 85 Fungsi 104 2006

17 Kaliagung, Sentolo R5a, pelayanan R, Beton 10 Fungsi 124 2007

18 Giripeni, Wates R6, Pelayanan R, Beton 100 Fungsi 87 2010

19 Kalirejo Kokap R8, booster R, Beton 1 10 Fungsi 171 2013

20 Kalirejo Kokap R8, booster R, Beton 2 10 Fungsi 286 2013

21 Kalirejo Kokap R10, pelayanan R, Beton 40 Fungsi 367 2013

155
Gambar 3. 10 Skema SPAM Sermo

156
6. Sistem Clereng

Sistem ini mengambil air baku dari mata air Clereng di Kalurahan Sendangsari,
Kapanewon Pengasih. Sistem ini melayani unit Wates, Temon, Pengasih,
Bendungan, Panjatan, Tawangsari, Gegunung, Blubuk, Pereng, Girinyono. Unit
pengolahan air terdiri dari unit Slow Sand Filter dan Unit Paket IPA, sedangkan
reservoir yang sudah dibangun untuk melayani wilayah sekitarnya sebanyak 6 unit
reservoir. Dokumentasi Unit Produksi dapat dilihat pada Gambar 3.11. dan Detail
unit Reservoir dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Gambar 3. 11 Unit Produksi Sistem Clereng

157
Tabel 3. 13 Unit Reservoir Clereng

SPAM / Lokasi
Peruntukan / Kapasitas Elevasi
No Reservoir / Jenis Status Tahun
Penempatan (m3) (±m)
Unit kerja

Clereng, R1, pelayanan Unit


1 R, Beton 400 Fungsi 60 1984
Sendangsari Wates
R2, pelayanan unit
Clereng,
2 Wates (Mrunggi, R, Beton 400 Fungsi 113 1995
Sendangsari
Dondong)
Clereng, R3, pelayanan Unit
3 R, Baja 500 Fungsi 58 2009
Sendangsari Temon
Girinyono,
4 R Girinyono, pelayanan R, Beton 40 Fungsi 101 1994
Sendangsari
Girinyono, Tidak
5 R Blubuk, pelayanan R, Beton 35 157 1994
Sendangsari Fungsi
Girinyono,
6 R Pentu, pelayanan R, Beton 40 Fungsi 179 1994
Sendangsari
Girinyono,
7 R Gegunung, pelayanan R, Beton 50 Fungsi 99 1994
Sendangsari
Ngramang, Tidak
8 R ngr 1, Boster R, Beton 10 - -
Wates Fungsi
Ngramang, Tidak
9 R ngr 2, Pelayanan R, Beton 50 - -
Wates Fungsi
Tidak
10 Kulur, Temon R Kulur, Pelayanan R, Beton 50 - -
Fungsi

158
Gambar 3. 12 Skema SPAM Clereng

159
C. Unit Distribusi

Sistem pengaliran yang digunakan di Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten


Kulon Progo adalah system gravitasi yang berdasarkan kontur daerah layanan dan
menggunakan pompa untuk mengalirkan air ke daerah yang lebih tinggi. Jaringan
pipa yang digunakan untuk sistem distribusi dengan ukuran 63 mm – 250 mm dan
sebagian besar distribusi air dilakukan dari reservoir. Jaringan pipa distribusi yang
dipasang oleh Perumda PDAM Tirta Binangun untuk melayani daerah pelayanan
mengalami peningkatan setiap tahunnya, karena pengembangan dan kebutuhan air
bersih yang meningkat tiap tahunnya. Persentase penambahan pipa dapat dilihat pada
Tabel 3.14.

Tabel 3. 14 Panjang Jaringan Pipa Sampai Tahun 2021


Penambahan
Tahun Ø 300 Ø 250 Ø 200 Ø 150 Ø 100 Ø 75 Ø 50 Ø 40 Ø 25 Total panjang pipa
(%)

2016 19.043 18.434 22.436 75.207 145.299 187.762 238.024 21.856 74.683 802.744 -

2017 - - - 576 102 5.513 7.005 2.836 5.516 21.548 2,24%

2018 - - - - 78 8.687 17.311 3,937 9.543 39.556 4,12%

2019 - 2.138 - 6 1.700 8.138 16.458 4.004 9.064 41.508 4,32%

2020 - - - - 1.154 10.216 28.825 1.520 12.351 54.066 5,63%

2021 - - - 2.178 8.392 6.348 45.430 - 13.405 75.753 7,89%

Total 19.043 20.572 22.436 77.967 156.725 226.664 353.053 34.153 49.879 960.492 -

Rata-rata 4,84%

Proporsi pipa pada setiap sistem pelayanan dengan rincian diameter pipa, dapat
dilihat pada Gambar 3.13.

160
Gambar 3. 13 Prersentase Pipa Tiap Unit

(Sumber: Data Pipa PDAM Tirta Binangun)

Berdasarkan Gambar 3.13 dapat dijelaskan bahwa proporsi pipa terbanyak pada Unit
Wates dengan persentase 21% dan persentase pipa paling sedikit yaitu pada Unit
Sendangsari dengan total 2% dari keseluruhan pipa.

D. Unit Pelayanan

Kondisi eksisting cakupan pelayanan Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten


Kulon Progo sesaui dengan tabel 3.2 sebesar 30.03% dengan jumlah pelanggan
terlayani sebesar 131.068 jiwa. Unit Pelayanan Perumda Tirta Binangun dapat dilihat
pada Gambar 3.14.

161
Gambar 3. 14 Peta Pembagian Sistem Perpipaan PDAM Air Kulon Progo

3.2.2 SPAM Pedesaan (SPAMDes)


3.2.2.1 Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (SPAMDes)

SPAM Perdesaan atau disingkat SPAMDes adalah Sistem Penyediaan Air Minum
Perpipaan yang diselenggarakan oleh desa atau kelompok. Di Kabupaten Kulon Progo
sendiri jumlah pelanggan dari SPAMDes mencapai 21.293 KK atau 73.901 jiwa.
SPAMDes di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari SPAMDes yang dinaungi oleh
Paguyuban Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA) dan SPAMDes yang
mendapatkan program PAMSIMAS.

Tabel 3. 15 Daerah Layanan SPAMDes Kab. Kulon Progo Tahun 2021

Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

Tirta Manunggal
1 Kleben Kebonharjo Samigaluh 57 177
Karya
49
KPSPAMS Tirto
2 Pringtali Kebonharjo Samigaluh 388 1319
Manunggal Karso

162
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

3 Tirta Aji Gebang Kebonharjo Samigaluh 36 190

Tirta Manunggal
4 Kaliduren Kebonharjo Samigaluh 36 63
Kaliduren

5 Singodipo Jarakan Jarakan Kebonharjo Samigaluh 21 62

6 Banyu Aji Kalirandu Kebonharjo Samigaluh 45 159

7 Gondang Tirto Jarakan Kebonharjo Samigaluh 60 195

8 Tirto Rahayu Waru x Banjarsari Samigaluh 135 415

9 Tirta Lestari Kaliapak, Banjarsari Samigaluh 70 267

10 Tirta Kembar Waru x rt21 Banjarsari Samigaluh 20 60

11 Alam Tirta Balong VI Banjarsari Samigaluh 17 45

12 Sido Dadi Ngaran2 Banjarsari Samigaluh 45 135

Jumblangan
13 Tirta Manunggal Banjarsari Samigaluh 65 199
XIV
KPSPAMS Tirto
14 Kaliwunglon Banjarsari Samigaluh 190 703
Lestari
Jumblangan
15 Marsudi Warih Banjarsari Samigaluh 12 39
11
Kelompok Tani
16 Waru x Banjarsari Samigaluh 43 150
Manunggal Karya
Petet(Ngemp
17 Tirto Sari Ngargosari Samigaluh 32 89
lak)
KPSPAMS Tirto Nguntuk
18 Ngargosari Samigaluh 246 805
Sari Manunggal untuk
Ngalian
19 Sari Tirto Gunung A Ngargosari Samigaluh 156 475
dan B

20 Banyu Bening Mendolo, Pagerharjo Samigaluh 53 161

KPSPAMS Upaya
21 Jobolawang Pagerharjo Samigaluh 504 1612
Tirta
Jobolawang
22 Tirto Harjo Rw16,Pagerh Pagerharjo Samigaluh 32 122
arjo

163
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

23 Tirto Raharjo Plono Timur Pagerharjo Samigaluh 40 170

Jobolawang
24 Bulu Sari RT 34/ RW Pagerharjo Samigaluh 31 93
17

25 Tirto Sari Sarigono Pagerharjo Samigaluh 51 350

26 Tirta Sejahtera Sinogo Pagerharjo Samigaluh 60 258

Ngentak/Nga
27 Tirta Lestari Pagerharjo Samigaluh 10 44
glik

28 Warih Rahayu Ngentak Pagerharjo Samigaluh 24 110

29 OPA NOLO Separang Pagerharjo Samigaluh 135 415

Pamdes Watu
30 Beteng 74/37 Pagerharjo Samigaluh 309 1236
Belah
Taman
31 Warih Mulyo Purwoharjo Samigaluh 32 160
Parangan,
Sendang
32 Sami Remen Purwoharjo Samigaluh 73 257
Mulyo

33 Tukharjo Tukharjo Purwoharjo Samigaluh 35 140

KPSPAMS Tirto Bangunrejo,


34 Purwoharjo Samigaluh 296 947
Aji Plarangan

35 Darma Tirto Sumoroto Sidoharjo Samigaluh 37 85

Paguyuban Air
Munggang
36 Bersih Munggang Sidoharjo Samigaluh 66 250
Lor
Lor "Bekti"
Tuk mudal,
KPSPAMS Warih Tetes,
37 Sidoharjo Samigaluh 613 1905
Sumber Mulyo Gorolangu,
Sumoroto
Wonogiri,Sid
38 Tirta Menoreh Sidoharjo Samigaluh 20 70
oarjo

39 Tirta Aji Nyemani Sidoharjo Samigaluh 75 225

40 Menoreh Subur Wonogiri Sidoharjo Samigaluh 73 219

KPSPAM Tirto Jati, dukuh,


41 Gerbosari Samigaluh 868 2604
Manunggal Jetis,

164
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

Clumprit,
Karang

42 Dersono 3 Karang Gerbosari Samigaluh 136 770

Kelompok
Pemakai Air
43 Kayudede Gerbosari Samigaluh 32 98
Minum Kemumu
Sari
Kelompok
Pemakai Air
44 Kayudede Gerbosari Samigaluh 17 57
Minum Ngrenceh
Suci
Tirto Rahayu
45 Keceme, Gerbosari Samigaluh 30 109
Suroloyo

46 Tirto Langgeng Ngroto Gerbosari Samigaluh 43 206

Tirto Sari II Manggerma-


47 Gerbosari Samigaluh 189 752
Sekepyar lang
Langgeng Tirto
48 Jeruk Gerbosari Samigaluh 72 216
Aji
Dharma Tirta
49 Karang Gerbosari Samigaluh 49 196
Dersono II

50 Tirto Giri Penggung Giripurwo Girimulyo 54 227

51 Tirto Giri Sekaro, Giripurwo Girimulyo 30 120

OKAM Tirto
52 Sabrang Giripurwo Girimulyo 61 284
Sabrang Mandiri
“Okam Ngudi Kebon
53 Giripurwo Girimulyo 99 495
Tirto” Romo,

54 Rejo Mulyo Tileng, Pendoworejo Girimulyo 100 432


27
55 Tirto Makmur Kepek Pendoworejo Girimulyo 70 210

56 Tirto Makmur Ngrancah Pendoworejo Girimulyo 126 378

“Tirta Mulya
57 Tempel, Pendoworejo Girimulyo 82 256
Tempel”

58 Okam Kali Jetis Jetis, Pendoworejo Girimulyo 58 200

Okam Tirto
59 Gunturan Pendoworejo Girimulyo 89 273
Gunturan

165
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

KPSPAMS Tirto Balak, Jetis,


60 Pendoworejo Girimulyo 222 754
Lestari Tempel

61 Tirto Agung Banjaran Giripurwo Girimulyo 49 245

62 Tirto Wening Banjaran Giripurwo Girimulyo 58 260

63 Tirto Asih Wadas Wadas Giripurwo Girimulyo 60 240

Paguyuban Tirto
64 Banjaran I Giripurwo Girimulyo 54 270
Wening

65 Marem Ngesong Giripurwo Girimulyo 42 126

Sidi,
KPSPAMS Tirta
66 kepundung, Giripurwo Girimulyo 243 826
Manunggal Karso
karanganyar

67 Sumber Sari Kebon Romo Giripurwo Girimulyo 50 150

OKAM Tirta Sabrang


68 Purwosari Girimulyo 53 175
Martani Kidul,
Sabrang
69 Tirto Sari Mulyo Purwosari Girimulyo 53 175
12/06

70 Tirto Sari Penggung Purwosari Girimulyo 70 205

Wonosari,Ng
KPSPAM Tirto aglik,
71 Purwosari Girimulyo 579 1852
Margosari Penggung,Ng
roto

72 Okam Tuk Mudal Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo 70 21

73 Tirto kencono Jonggangan Jatimulyo Girimulyo 148 44

74 Marsudi Makmur Karanggede, Jatimulyo Girimulyo 73 256

75 Tirto Bening Sibolong Jatimulyo Girimulyo 114 550

KPSPAMS Tirto
76 Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo 173 610
Saras
KPSPAMS Sindu
77 Bandung Donomulyo Nanggulan 441 1584
Wening
12
78 Tirto Sari Ponces Jambon Donomulyo Nanggulan 84 336

166
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

PAM Tirto
79 Wareng Donomulyo Nanggulan 100 348
Manunggal

80 Okam Tirto Sari Plugon Donomulyo Nanggulan 150 600

KPSPAMS Tirta Pundak IV,


81 Kembang Nanggulan 357 1178
Amreta Pundak V
KPSPAMS Tirto Rejoso,
82 Wijimulyo Nanggulan 435 1305
Wening kemiri
SPAMS Tirto
83 Krinjing Wijimulyo Nanggulan 105 435
Rogo

84 Tirto Rogo Demen Wijimulyo Nanggulan 90 421

85 Tirto Aji Gayam Banyuroto Nanggulan 72 252

Tanjung
86 Tanjung Tirto Tanjungharjo Nanggulan 20 60
Gunung
KPSPAM Guno
87 Dlinggo Banyuroto Nanggulan 72 288
Tirto
KPSPAM Tirta
88 Grubug Jatisarono Nanggulan 204 653
Jati

89 Tirto Kalisoko Aji Degan II Banjararum Kalibawang 54 194

Paguyuban
Semaken III,
90 Pemakai Air Gal Banjararum Kalibawang 11 35
Banjararum
Miri

91 Tirta Makmur Ngantak Banjararum Kalibawang 94 282

92 Tirto Rejo Popohan, Banjararum Kalibawang 80 250

KPSPAM
93 Banjararum Banjararum Kalibawang 173 692
Pancuran
24
Kelompok Air
94 Semaken, Banjararum Kalibawang 31 120
Bersih Banyumili
Kelompok
95 Pengguna Air Semaken II Banjararum Kalibawang 30 120
"Tirta Langgeng"

96 Girgo Arum Semaken III Banjararum Kalibawang 40 120

97 Ngudi Makmur Kemesu Banjararum Kalibawang 5 2

KPSPAM Tirto
98 Plengan Banjaroyo Kalibawang 247 805
Menoreh

167
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

99 Tirto Wening Semagung Banjaroyo Kalibawang 24 100

100 Tirto Waluyo Jati Plengan, Banjaroyo Kalibawang 117 360

101 Ngudi Rahayu Semawung Banjaroyo Kalibawang 45 220

Paddan
102 Tirto Aji Banjarharjo Kalibawang 33 120
Wetan,
Padaan
103 Tirto Mulyo Banjarharjo Kalibawang 35 105
Wetan,
Salak
104 Tirto Lestari Banjarharjo Kalibawang 26 95
Malang,
KPSPAM Tirto
105 Beku Banjarharjo Kalibawang 330 1122
Mukti

106 Tirto Lestari Jurang, Banjarharjo Kalibawang 16 52

107 Guyub Rukun Kliwonan Banjarharjo Kalibawang 14 60

Padaan
108 Kliwonan Banjarharjo Kalibawang 18 80
Kliwonan
Padaan
109 Padaan Kulon Banjarharjo Kalibawang 35 120
Kulon

110 Tirto Rahayu Kali Sentul Banjarharjo Kalibawang 65 230

111 Tirto Mulyo Ngrajun Banjarharjo Kalibawang 53 199

KPSPAMS Tirto Nglebeng,Su


112 Banjarasri Kalibawang 150 509
Giri Asri mbersari

113 KAB Penggung Penggung Hargorejo Kokap 50 200

114 Tirto Lestari Sangkrek Hargorejo Kokap 28 89

KPSPAMS Tirto
115 Anjir Hargorejo Kokap 473 1762
Kencono
PAMDES Tirto
116 10 Anjir Hargorejo Kokap 266 1217
Kencono
KPSPAMS Sido
117 Tapen, Hargomulyo Kokap 172 510
Mulyo

118 Tunas Tirta Tono Bakal Hargomulyo Kokap 22 165

168
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

KPSPAMS Umbul
119 Clapar 3 Hargowilis Kokap 165 561
Minterkeh
Plampang 1,
KPSPAMS Tirto
120 Sangon 1, Kalirejo Kokap 75 228
Rahayu
Sangon 2

121 Tirto Mulyo Teganing I Hargitirto Kokap 21 65

Sungapan1,
KPSPAMS
122 Menguri dan Hargotirtio Kokap 300 1020
Sumber Tirto Asri
Sebatang
Pereng,
KPSPAM Tirto
123 1 Temben, Ngentakrejo Lendah 158 487
Suriwening
Bendo
Air Bersih Tirta
124 Pedukuhan II Pleret Panjatan 450 1350
Guna Dharma
KPSPAMS Tirta Dusun
125 Garongan Panjatan 635 2159
Rahayu 4,5,6,7,8,9
KPSPAMS
126 Dusun 4,5,6 Gotakan Panjatan 120 383
Terbolo Pusuh
6
KPSPAM Tirto Dusun I,
127 Tayuban Panjatan 47 135
Wening Dusun II
Pedukuhan1,
KPSPAM Sumber
128 Pedukuhan2, Bojong Panjatan 155 465
Rejeki
Pedukuhan 3
KPSPAM Tirto Pedukuhan 3,
129 Bugel Panjatan 117 351
Sari Pedukuhan 4
Tirto Sendang Sendang,Kar
130 Pengasih 165 650
Mudal angsari
Kedungsogo,
KPSPAMS Tirta kradenan,
131 Kedungsari Pengasih 163 586
Jati gletak,
cumetuk
Kemaras,
KPSPAMS Tirta
132 banaran, Sidomulyo Pengasih 135 486
Manunggal
nabin, secang
7
133 Tirto Sari Mulyo Dukuh Sidomulyo Pengasih 85 255

134 Tirta Guna Secang Sidomulyo Pengasih 115 385

Kalipetir
KPSPAM Segoro
135 Kidul, Margosari Pengasih 59 181
Amatir
Kalosoko
Gunung
KPSPAM Mili
136 Pentul dan Karangsari Pengasih 27 81
Migunani
Ngruno

169
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

KPSPAMS Telogo
137 Kemiri Kaliagung Sentolo 343 1166
Wening

138 Tirto Sari Jetak Kaliagung Sentolo 82 410

PAMDES Tirto
139 Gembongan, Sukoreno Sentolo 72 292
Agung
PAMDES Tirto
140 Blimbing Sukoreno Sentolo
Agung
KPSPAMS Tirto Ngrandu,
141 Salamrejo Sentolo 186 930
Handayani Dhisil, Salam
Kalisono,
KPSPAMS Progo kaliwiru,
142 10 Tuksono Sentolo 665 2327
Makmur paten,
wonobroto
Taruban
143 Sumber Makmur Tuksono Sentolo 52 200
Kulon
Bantarejo,
banaran lor,
KPSPAMS
144 Banaran Banguncipto Sentolo 242 728
Banguntirto
kidul,
jangkang

145 Bina Tirta Jangkang Lor Banguncipto Sentolo 112 500

KPSPAM Banyu Mertan,


146 Sukoreno Sentolo 216 734
Bening Ngaglik
Polodadi,Tru
KPSPAM Tirta
147 kan,Setro,Kal Kulur Temon 331 1,125
Gayam
igayam
Siwates,Kali
KPSPAM Tirta gintung Lor,
148 Kaligintung Temon 196 667
Karya Kaligintung
Kidul
KPSPAM Ngudi Kibon,Weton
149 Kebonrejo Temon 88 299
Warih ,Dumpoh
Kaligayam,K
150 11 Tirto Gayam Temon 110 453
ulur
Jomboran,
KPSPAM Tirto
151 Janten, Janten Temon 203 690
Lestari
Dukuh
Candi wetan,
KPSPAMS Banyu kulon,
152 Karangwuluh Temon 147 429
Bening kangwuluh
wetan, kulon
Sindutan A,
KPSPAM Tirto
153 Sindutan A, Sindutan Temon 338 1,216
Kencono
Panginan

170
Jumlah Pelanggan
No Jml/Kec Nama Kelompok Alamat Kecamatan
KK Jiwa

Ngentak,Nge
KPSPAM Sumber lak,
154 Jangkaran Temon 60 177
Rahayu Kledekan
Lor
Kedundang 1
155 KPSPAM Tirta Aji Kedundang Temon 106 357
-6
Demen 1,
Demen II,
KPSPAM Tirta
156 Dukuh 1, Demen Temon 102 367
Persada
Dukuh
II,Kendeng
Sringkel,Plu
KPSPAM Tirta
157 mbon,Genan Plumbon Temon 27 60
Barokah
g I,Gebang II
KPSPAM Tirto Jetis,
158 Sogan Wates 120 440
Sumringah Trimulyo
Kriyan,
KPSPAM Sumber
159 3 Karangrejo, Karangwuni Wates 108 329
Waras
Karanganyar
KPSPAM Dobangsan,
160 Giripeni Wates 142 482
Banyugiri Jurangjero
KPSPAMS
161 Dusun 1.2 Cerme 28 112
Sejahtera

162 KKM Tirta Lestari Kulwaru Wates 65 234

KPSPAMS Tirto
163 nepi Kranggan Galur 90 360
Aji
KPSPAMS Tirta
164 Temon Wetan Temon 82 328
Agung
KPSPAMS Tirta
165 Dusun 12,9 Pleret Panjatan 442 1768
Guna Darma
KPSPAM Tirto
166 Sentolo Lor Sentolo Sentolo 120 480
Aji

Jumlah 21293 73901

3.2.2.2 SPAMDes PAMASKARTA

Paguyuban Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA) PAMASKARTA


melayani 7515 pelanggan atau 29.274 jiwa yang terbagi menjadi 112 kelompok. Data
PAMASKARTA dapat dilihat pada Tabel 3.16.

171
Tabel 3. 16 Paguyuban Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA)

No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

1 Argo Mulyo Puser Banjar Arum Kalibawang Mata Air Pompa

2 Tirto Makmur Ngentak Banjar Arum Kalibawang Mata Air Pompa

3 Tirto Rejo Popohan Banjararum Kalibawang Mata Air Pompa

Tirta Langgeng
4 Semaken 2 Banjararum Kalibawang Sumur Gali Pompa
Sari

5 Girgo Arum Semaken 3 Banjar Arum Kalibawang Sumur Gali Pompa

6 Kab Banyu Mili Semaken 2 Banjararum Kalibawang Sumur Gali Pompa

Pos Tirto Kali


7 Kliwonan Banjar Harjo Kalibawang Mata Air Pompa
Srogol
Catur Tunggal Bogo ,Salak
8 Banjar Harjo Kalibawang Mata Air Pompa
Ngudi Tirto Malang

9 Tirta Aji Padaan Wetan Banjar Harjo Kalibawang Sumur Gali Pompa

10 Tirta Boga Padaan Wetan Banjar Harjo Kalibawang Sumur Gali Pompa

11 Tirta Lestari Jurang Banjar Harjo Kalibawang Mata Air Pompa

12 Tirta Lestari Salak Malang Banjar Harjo Kalibawang Mata Air Pompa

13 Tirta Mulya Ngrajun Banjar Harjo Kalibawang Sumur Gali Pompa

14 Tirta Mulyo Padaan Wetan Banjar Harjo Kalibawang Sumur Gali Pompa

15 Tirto Harjo 2 Padaan Kulon Banjar Harjo Kalibawang Sumur Gali Pompa

16 Tirto Rahayu Kali Sentul Banjar Harjo Kalibawang Mata Air Pompa

17 Tirta Giri Asri Nglebeng Banjarasri Kalibawang Mata Air Gravitasi

18 Tirta Giri Asri Tosari,Tirip Banjarasri Kalibawang Mata Air Pompa

19 Ngudi Rahayu Semawung Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa

172
No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

20 Pab Tirto Aji Dlingseng Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa

Pompa
21 Tirta Waluyo Jati Plengan Banjaroya Kalibawang Mata Air
Tunda 2x

22 Tirta Wening Semagung Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa

Pompa
23 Tirto Rahayu Pantok Wetan Banjaroya Kalibawang Sumur Gali
Tunda 3x

24 Mulyo Tirto Penggung Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

25 Ngudi Tirto Kebonromo Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

26 Okam Marem Ngesong Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

27 Sumber Mulyo Sekaro Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

28 Sumber Sari Kebonromo Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

Tirta Manunggal
29 Sidi Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa
Rasa

30 Tirto Agung Banjaran Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

31 Tirto Asih Wadas Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

32 Tirto Giri Sekaro Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

33 Tirto Manunggal Penggung Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

Tirto Sabrang
34 Sabrang Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa
Mandiri

35 Tirto Wening Banjaran Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa

36 Marsudi Makmur Karang Gede Jatimulyo Girimulyo Mata Air Gravitasi

Okam Tirto
37 Manunggal Tuk Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa
Mudal
Sab Tirto
38 Beteng Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa
Kiskendo

39 Tirto Kencono Jongrangan Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa

173
No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

40 Tirto Wening Sibolong Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa

Okam Tirto
41 Gunturan Pendoworejo Girimulyo Mata Air Pompa
Gunturan

42 Rejo Mulyo Tileng Pendoworejo Girimulyo Mata Air Pompa

Tirta Mulya
43 Tempel Pendoworejo Girimulyo Sumur Gali Pompa
Tempel
Resapan / Mata
44 Tirto Abadi Balak Pendoworejo Girimulyo Pompa
Air

45 Tirto Aji Ngroto Pendoworejo Girimulyo Sumur Bor Pompa

46 Tirto Gondang Muten Pendoworejo Girimulyo Mata Air Pompa

47 Tirto Kayangan Turusan Pendoworejo Girimulyo Sumur Resapan Pompa

Tirto Ngesti
48 Banaran Pendoworejo Girimulyo Mata Air Pompa
Makmur

49 Tirto Raharjo Tegalsari Purwosari Girimulyo Sumur Resapan Pompa

Pamdes Tirto
50 Wareng Donomulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa
Manunggal

51 Gendol Banyuroto Gendol Banyuroto Nanggulan Sumur Gali Pompa

52 Okam Tirto Sari Plugon Donomulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa

Tanjung
53 Tanjung Tirto Tanjung Harjo Nanggulan Sumur Gali Pompa
Gunung

54 Tirta Aji Gayam Banyuroto Nanggulan Sumur Gali Pompa

55 Tirta Raharja Brangkal Banyuroto Nanggulan Sumur Bor Pompa

56 Tirto Rogo Krinjing Wijimulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa

57 Tirto Saras Demen Wijimulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa

58 Tirto Sari Ponces Jambon Donomulyo Nanggulan Sumur Bor Pompa

59 Alam Tirta Balong VI Banjarsari Samigaluh Mata Air Gravitasi

174
No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

Jumblangan
60 Marsudi Warih Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa
XI
Jumblangan
61 Mentes Banjarsari Samigaluh Mata Air Gravitasi
XII

62 Tirta Kembar Waru X Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa

63 Tirta Lestari Kaliapak Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa

64 Tirta Rahayu Waru X Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa

65 Tirta Wening Balong I Banjarsari Samigaluh Sumur Gali Pompa

66 Tirto Makmur Ngaran II Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa

Jumblangan
67 Tirto Manunggal Banjarsari Samigaluh Mata Air Gravitasi
XIV
Kel. Air Ngrenceh
68 Kayugede Gerbosari Samigaluh Mata Air Pompa
Suci
Langgeng Tirto
69 Jeruk Gerbosari Samigaluh Mata Air Gravitasi
Aji

70 Tirta Lestari Jetis Gerbosari Samigaluh Mata Air Gravitasi

71 Tirto Langgeng Ngroto Gerbosari Samigaluh Mata Air Gravitasi

Tirto Rahayu
72 Keceme Gerbosari Samigaluh Mata Air Pompa
Suroloyo
Kali Duren/
73 Banyu Aji Kebonharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
Kalirandu

74 Gondang Tirto Jarakan Kebonharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

75 Singodipo Jarakan Kebonharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

Tirta Manunggal
76 Kaliduren Kebonharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
Kaliduren

77 Tirto Aji Gebang Kebonharjo Samigaluh Sungai Gravitasi

Tirto Manunggal Kaliduren,


78 Kebonharjo Samigaluh Sungai Pompa
Karso Kedung Gupit
Tirto Manunggal
79 Kleben Kebonharjo Samigaluh Sungai Gravitasi
Karya

175
No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

80 Arum Sari Tritis Ngargosari Samigaluh Mata Air Gravitasi

81 Asa Tirta Petet Ngargosari Samigaluh Mata Air Gravitasi

Ngaliyan
82 Sari Tirto Ngargosari Samigaluh Mata Air Pompa
Gunung A/B

83 Tirto Sari Petet Ngargosari Samigaluh Sungai Gravitasi

Tirto Sari Nguntuk


84 Ngargosari Samigaluh Mata Air Gravitasi
Manunggal Untuk

85 Banyu Bening Mendolo Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

Jobolawang
86 Buko Sari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
RT 34/17
Jobalong Rt
87 Bukosari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
34/17

88 Oponolo Separang Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

Pamdes Watu
89 Beteng Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
Belah
Ngentak /
90 Tirta Lestari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
Ngaglik

91 Tirta Raharjo Ngaglik Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

92 Tirta Sejahtera Sinogo Pagerharjo Samigaluh Sungai Gravitasi

Jobolawang
93 Tirto Harjo Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
RW 16

94 Tirto Raharjo Plono Timur Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

95 Tirto Sari Sarigono Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

Gerbajing,
96 Upaya Tirto Jobolawang, Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi
Ngemulak

97 Warih Rahayu Ngentak Pagerharjo Samigaluh Mata Air Gravitasi

98 Andono Warih Taman Purwoharjo Samigaluh Sungai Pompa

99 Ngudi Subur Junut Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa

176
No Nama Kelompok Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem

Sendang
100 Sami Remen Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa
Mulyo

101 Tirto Langgeng Sendangrejo Purwoharjo Samigaluh Sungai Pompa

102 Tirto Rahayu Pagutan Purwoharjo Samigaluh Sumur Gali Pompa

103 Tukharjo Tukharjo Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa

104 Warih Mulyo Taman Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa

Munggang
105 Bekti Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa
Lor

106 Enggal Ngalir Keweron Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa

107 Tirto Aji Nyemani Sidoharjo Samigaluh Sungai Gravitasi

108 Tirto Menoreh Wonogiri Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa

Warih Sumber
109 Tetes Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa
Mulyo
Menggerma-
110 Tirto Sari Gerbosari Samigaluh Mata Air Gravitasi
lang

111 Tirta Sari Jetak Kali Agung Sentolo Sumur Bor Pompa

112 Tirta Sari Bumi Demen Ii Demen Temon Sumur Bor Pompa

3.2.2.3 SPAMDes Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS)

SPAMDes yang mendapatkan program PAMSIMAS di Kabupaten Kulon Progo


berjumlah 42 kelompok yang tersebar di seluruh Kecamatan. Total sambungan rumah
yang dikelola oleh SPAMDes PAMSIMAS adalah 4394 SR dengan total 17150 jiwa.

177
Tabel 3. 17 Kondisi BPSPAMS dan SPAM Desa PAMSIMAS Kabupaten Kulon Progo

Data PAMSIMAS

Pamsimas
No Desa Kecamatan
Tahun Nama
Dusun Sasaran
BPSPAMS

Tulangan, Ngaliyan A,
1 Ngargosari Samigaluh 2014 Sari Tirto Ngaliyan B,Canden,
Nguntuk Nguntuk

2 Kaliagung Sentolo 2014 Telogo Wening Degung, Kemiri

3 Jatimulyo Girimulyo 2014 Tirto Saras Sokomoyo

Wonosari, Ngaglik,
4 Purwosari Girimulyo 2014 Tirto Margosari
Penggung, Ngroto
Bandung, Wareng,
5 Donomulyo Nanggulan 2014 Sindu Wening
Karang Wetan
Ngentak, Gegerbajing,
6 Pagerharjo Samigaluh 2015 Upaya Tirta
Jobolawang, Ngaglik
Tirto Manunggal
7 Kebonharjo Samigaluh 2015 Pringtali dan Gebang
Karso 1

8 Hargowilis Kokap 2015 Umbul Minterkeh Clapar 3

Jomboran, Janten,
9 Janten Temon 2015 Tirto Lestari
Dukuh
Ngrandu, Dhisil,
10 Salamrejo Sentolo 2015 Tirto Handayani
Salam

11 Hargomulyo Kokap 2015 Sido Mulyo Tapen

Plampang 1, Sangon
12 Kalirejo Kokap 2015 Tirto Rejo
1, Sangon 2

13 Kembang Nanggulan 2015 Tirta Amerta Pundak IV, Pundak V

Nglebeng,
14 Banjarasri Kalibawang 2015 Tirta Asri
Sumbersari
Beku, Srandu,
15 Banjarharjo Kalibawang 2015 Tirto Mukti Gerpule, Padakan
Ngasem

16 Banjaroya Kalibawang 2015 Tirta Waluya Jati Plengan

178
Data PAMSIMAS

Pamsimas
No Desa Kecamatan
Tahun Nama
Dusun Sasaran
BPSPAMS

Pendoworej Balak, Ngepek Jetis,


17 Girimulyo 2017 Tirto Lestari
o Muten

18 Banjarsari Samigaluh 2017 Tirto Agung Kaliwunglon

Bangunrejo,Tukharjo,
19 Purwoharjo Samigaluh 2017 Tirto Aji
Plaragan
Karang, Clumprit,
20 Gerbosari Samigaluh 2017 Tirta Lestari
Jetis, Jati, Dukuh
Warih Sumber Tetes, Gorolangu,
21 Sidoharjo Samigaluh 2017
Mulyo Tukmudal, Sumoroto
Kalisono, Kaliwiru,
22 Tuksono Sentolo 2017 Progo Makmur
Paten, Wonobroto
Bantarejo, Banaran
23 Banguncipto Sentolo 2017 Banguntirto Lor, Banaran Kidul,
Jangkang
Kedungsogo,
24 Kedungsari Pengasih 2017 Tirta Jati kradenan, gletak,
cumetuk
Tirta Manunggal Kemaras, Banaran,
25 Sidomulyo Pengasih 2017
Rasa Nabin, Secang
Sidi, Kepundung,
26 Giripurwo Girimulyo 2017 Tirta Manunggal
Karanganyar

27 Garongan Panjatan 2017 Tirta Marga Saras Dusun 4,5,6,7,8,9

28 Gotakan Panjatan 2017 Tirto Lestari Dusun 4,5,6

Candi Wetan, Kulon,


Karangwulu
29 Temon 2017 Banyu Bening Kangwuluh Wetan,
h
Kulon

30 Hargorejo Kokap 2017 Tirto Kencono Anjir

31 Wijimulyo Nanggulan 2017 Tirto Wening Rejoso, Kemiri

32 #ERROR! #ERROR! 2018 Tirto Suriwening Temben, Pereng

Polodadi, Trukan,
33 Kulur Temon 2018 Tirta Gayam
Tegaron, Setro
Kalisono, Kaliwiru,
34 Banyuroto Nanggulan 2018 Guno Tirto
Paten, Wonobroto

179
Data PAMSIMAS

Pamsimas
No Desa Kecamatan
Tahun Nama
Dusun Sasaran
BPSPAMS

35 Sukoreno Sentolo 2018 Banyu Bening Mertan, Ngaglik

36 Kebonrejo Temon 2018 Ngudi Warih Dumpoh, Kibon

Kriyan, Karangrejo,
37 Karangwuni Wates 2018 Sumber Waras
Karanganyar

38 Sogan Wates 2018 Jetis, Trimulyo

Balong, Siwates,
39 Kaligintung Temon 2018 Tirta Karya Kaligintung Lor,
Kaligintung Kidul
Jangkaran, Ngentak,
40 Jangkaran Temon 2018 Sumber Rahayu
Ngelak, Kledekan Lor
Sindutan A, B,
41 Sindutan Temon 2018 Tirto Kencono
Panginan

42 Kedundang Temon 2018 Tirto Aji Kedundang 1,2,3,4,5,6

3.3 Aspek Non Teknis


3.3.1 Keuangan
3.3.1.1 PDAM Tirta Binangun

a. Kondisi dan Kinerja Keuangan

Secara umum kinerja keuangan PDAM Tirta Binangun cukup baik. Kondisi tersebut
terlihat dari peningkatan nilai aktiva yang ada pada tahun 2020 sebesar
59.867.077.185,51, lebih tinggi 57,42 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar
Rp38.027.816.654,05. Aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar 33,45 persen
karena peningkatan nilai kas, piutang usaha, dan persediaan bahan yang dimiliki oleh
PDAM Tirta Binangun. Peningkatan aktiva tetap sebesar 68,54 persen merupakan
investasi Perumda PDAM dalam penambahan jaringan baru.

Peningkatan tersebut juga berdampak pada peningkatan ekuitas sebesar 63,14 persen
menjadi Rp53.130.653.632,19 pada tahun 2020. Kewajiban yang harus diselesaikan

180
oleh PDAM Tirta Binangun mengalami peningkatan sebesar 23,33 persen.
Peningkatan tersebut terjadi karena kewajiban jangka pendek yang juga peningkatan
mencapai 52,36 persen. Kewajiban janga panjang hanya mengalami peningkatan
sebesar 6,24 persen.

Jika dilihat dari beberapa rasio keuangan, PDAM Tirta Binangun mampu mengelola
perusahaan dengan baik. Hal tersebut bisa dilihat dari komponen rasio likuiditas yang
menunjukkan nilai positif, yaitu rasio lancar sebesar 4,25, rasio cepat sebesar 3,08,
dan rasio kas sebesar 2,13. Kinerja baik juga ditunjukkan dalam rasio solvabilitas
yang rendah dengan nilai rasio utang terhadap aktiva sebesar 0,11 dan rasio utang
terhadap ekuitas sebesar 0,13. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, PDAM Tirta
Binangun memiliki margin laba kotor sebesar 10,22 persen, margin laba bersih
sebesar 8,02 persen dan rasio pengembalian aset sebesar 10,64. Rincian kondisi
keuangan PDAM Tirta Binangun dapat dilihat pada Tabel 3.18.

Tabel 3. 18 Kondisi Keuangan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo

No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

I Aktiva :

- Aktiva Lancar 8,154,916,980.98 9,896,441,000.07 13,206,484,761.46

- Aktiva Tetap 22,308,329,468.58 26,905,511,586.46 45,347,265,954.41

- Aktiva Lain-lain 1260014908.22 1,225,864,067.52 1,313,326,469.64

Total Aktiva 31,723,261,357.78 38,027,816,654.05 59,867,077,185.51

II Kewajiban dan Ekuitas

a. Kewajiban

- Kewajiban Jangka Pendek 2,195,840,435.85 2,037,549,461.57 3,104,453,679.30

- Kewajiban Jangka Panjang 1,265,250,398.00 3,268,282,368.00 3,472,326,091.00

- Kewajiban Lain-lain 103,003,878.93 156,381,280.00 159,641,783.02

Sub Jumlah Kewajiban 3,564,094,712.78 5,462,213,109.57 6,736,423,553.32

181
No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

b. Ekuitas dan Cadangan 28,159,166,645.00 32,565,603,544.48 53,130,653,632.19

Total Kewajiban dan Ekuitas 31,723,261,357.78 38,027,816,654.05 59,867,077,185.51

b. Tarif Retribusi

PDAM Tirta Binangun menerapkan tarif berdasarkan Peraturan Bupati Kulon Progo
Nomor 92 Tahun 2019, dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 3.19.

Tabel 3. 19 Tarif Pemakaian Air PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo
Harga Air
Tingkat Pemakaian
Full Cost
Kelompok Blok 1 Blok 2 Blok 3
No. Golongan Recovery
Tarif (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
0 - 10 m3 10 - 20 m3 <20 m3

1 Kelompok I Sosial Umum


13.000 3.000 3.000 3.000

Sosial Khusus
13.000 3.000 3.100 3.300

2 Kelompok II Rumah Tangga A1 13.000 3.000 3.200 3.600

Rumah Tangga A2 13.000 3.000 3.700 4.100

Rumah Tangga A3 13.000 3.000 3.800 4.200

Rumah Tangga A4 13.000 3.000 3.800 4.300

Rumah Tangga B1 13.000 3.100 4.000 4.500

Instansi Pemerintah 13.000 3.400 4.400 5.000


A
Niaga 1 13.000 3.900 5.100 5.700

3 Kelompok III Rumah Tangga B2 13.000 4.400 5.100 6.600

Rumah Tangga B3 13.000 4.500 5.200 6.800

182
Harga Air
Tingkat Pemakaian
Full Cost
Kelompok Blok 1 Blok 2 Blok 3
No. Golongan Recovery
Tarif (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
0 - 10 m3 10 - 20 m3 <20 m3

Instansi Pemerintah B 13.000 4.600 5.300 6.900

Niaga 2 13.000 4.800 5.800 7.500

Niaga 3 13.000 5.100 6.000 7.800

Industri Kecil 13.000 5.700 6.700 8.700

Industri Besar 13.000 7.200 8.400 10.900

4 Kelompok Kesepakatan non 13.000


Khusus komersial
Kesepaktan 13.000
komersial:
a. Pelabuhan Laut 13.000 15.000 15.000 15.000

b. Pelabuhan Udara 13.000 15.000 15.000 15.000

c. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo tahun
2020 sebesar Rp33.535.439.848,29, lebih tinggi 19,65 persen dibandingkan
pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp28.027.055.909,31. Capaian tersebut terjadi
karena adanya peningkatan pendapatan air yang merupakan hasil penjualan air
kepada konsumen sebesar 22,36 persen. Namun, Pendapatan Non Air atau hasil
penjualan atau pemasangan instalasi jaringan baru ke konsumen justru mengalami
penurunan sebesar 10,83 persen menjadi Rp2.193.361.175,00. Rincian pendapatan
usaha Perumda PDAM Tirta Binangun dapat dilihat pada Tabel 3.20.

183
Tabel 3. 20 Pendapatan Usaha PDAM Tirta Binangun

Tahun
No. Uraian
2018 2019 2020

1 Pendapatan Air 21,360,999,788.00 25,408,978,980.00 31,089,434,997.00

2 Pendapatan Non Air 1,836,091,331.00 2,459,862,584.00 2,193,361,175.00

3 Pendapatan Lain-lain 100,767,831.39 158,214,345.31 252,643,676.29

Jumlah Pendapatan Usaha 23,297,858,950.39 28,027,055,909.31 33,535,439,848.29

d. Pengeluaran Usaha

Pengeluaran usaha Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo terdiri
dari beban sumber air, beban pengolahan air, beban transmisi dan distribusi, beban
umum dan administrasi, serta beban lain-lain. Pada tahun 2020, pengeluaran usaha
PDAM Tirta Binangun mencapai Rp30.107.073.178,86, lebih tinggi 17,96%
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp25.522.102.184,26. Peningkatan terjadi di
hampir semua kategori Beban, seperti Beban Sumber Air sebesar 30,88%, Beban
Pengolahan Air sebesar 39,01 persen, Beban Transmisi dan Distribusi sebesar 14,47
persen, dan Beban Umum dan Administrasi sebesar 8,63%. Sedangkan Beban Lain-
lain mengalami penurunan sebesar 76,36 persen. Rincian pengeluaran usaha
Perumda PDAM Tirta Binangun dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 21 Pengeluaran Usaha PDAM Tirta Binangun


Tahun
No. Uraian
2018 2019 2020

1 Beban Sumber Air 5.632.705.206,16 6.480.199.074,73 8.481.144.259,87

2 Beban Pengolahan Air 1.775.388.052,08 2.394.626.336,53 3.328.687.999,37

Beban Transmisi dan


3 5.345.347.501,46 6.492.280.616,84 7.431.483.301,07
Distribusi

184
Beban Umum dan
4 8.539.135.774,50 9.959.900.105,53 10.819.631.877,10
Administrasi

5 Beban Lain-lain 584.153.037,70 195.096.050,63 46.125.741,45

Jumlah Beban Usaha


21.876.729.571,90 25.522.102.184,26 30.107.073.178,86
Langsung

e. Laba Rugi Usaha

Perumda PDAM Tirta Binangun berhasil membukukan laba pada tahun 2020 sebesar
Rp2.690.443.395.13, lebih tinggi 47,72% dibandingkan laba yang dihasilkan pada
tahun 2019 sebesar Rp1.885.124.377,48. Peningkatan tersebut terjadi karena
pendapatan air Perumda PDAM Tirta Binangun meningkat lebih dari Rp 4 milyar
pada tahun 2019. Peningkatan pendapatan lainnya juga turun serta mendongkrak
perolehan laba Perumda PDAM Tirta Binangun. Peningkatan pendapatan diikuti juga
oleh peningkatan pengeluaran usaha. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya
peningkatan layanan, seperti penambahan jalur distribusi dan pengolahan air. Secara
keseluruhan, kinerja yang dilakukan oleh Perumda PDAM Tirta Binangun sudah
lebih baik dibanding tahun sebelumnya dengan mengoptimalisasikan pengeluaran
untuk meningkatkan pendapatan.

Tabel 3. 22 Laba Rugi Usaha Perumda PDAM Tirta Binangun


Tahun
No. Uraian
2018 2019 2020

1 Pendapatan Usaha

Pendapatan Air 21.360.999.788,00 25.408.978.980,00 31.089.434.997,00

Pendapatan Non Air 1.836.091.331,00 2.459.862.584,00 2.193.361.175,00

Pendapatan Lain-lain 100.767.831,39 158.214.345,31 252.643.676,29

Jumlah Pendapatan
23.297.858.950,39 28.027.055.909,31 33.535.439.848,29
Usaha

2 Beban Usaha
Beban Sumber Air 5.632.705.206,16 6.480.199.074,73 8.481.144.259,87
Beban Pengolahan
1.775.388.052,08 2.394.626.336,53 3.328.687.999,37
Air
Beban Transmisi dan
5.345.347.501,46 6.492.280.616,84 7.431.483.301,07
Distribusi

185
Tahun
No. Uraian
2018 2019 2020
Beban Umum dan
8.539.135.774,50 9.959.900.105,53 10.819.631.877,10
Administrasi
Beban Lain-lain 584.153.037,70 195.096.050,63 46.125.741,45
Julan Beban Usaha
21.876.729.571,90 25.522.102.184,26 30.107.073.178,86
Langsung

Laba/Rugi Kotor
3 1.421.129.378,49 2.504.953.725,05 3.428.366.669,43
Usaha
PPh Badan Kini -362.493.030,85 -619.829.347,57 -737.931.274,30

4 Laba/Rugi Bersih 1.058.636.347,64 1.885.124.377,48 2.690.435.395,13

3.3.1.2 SPAMDes

a. Jumlah SPAMDes

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Kulon Progo, SPAMDes


hadir untuk melayani daerah-daerah yang belum atau tidak dicapai oleh layanan
Perumda PDAM Tirta Binangun. SPAMDes tersebar di penjuru Kabupaten Kulon
Progo terutama daerah perifer. Saat ini jumlah SPAMDes yang terdapat di Kabupaten
Kulon Progo sebanyak 166 kelompok dengan rata-rata jumlah pengguna sebanyak
128 kepala keluarga dan 445 jiwa per kelompok. Dari keseluruhan kelompok, 161
kelompok memiliki fasilitas yang berfungsi baik, sedangkan lima kelompok lainnya
hanya sebagian fasilitas saja yang berfungsi. Selain itu, 155 kelompok menetapkan
tarif untuk layanannya dan 11 sisanya tidak menetapkan tarif layanan.

b. Tarif SPAMDes

Tarif yang ditetapkan oleh masing-masing SPAMDes cukup beragam. Saat ini, tiga
SPAMDes menerapkan tarif minimal sebesar Rp10.000/m3. Tarif tertinggi sebesar
Rp18.000/m3 diterapkan oleh kelompok Tirto Agung di Banjaran, Giripurwo,
Girimulyo, sedangkan kelompok Tirta Lestari di Ngentak, Pagerharjo, Samigaluh
dan Marsudi Warih di Jumblangan, Banjarsari, Samigaluh menetapkan masing-
masing Rp10.000/m3.

Tarif terendah yang diterapkan oleh SPAM Non PDAM adalah sebesar Rp300/m3
oleh kelompok Tirto Rahayu di Banjarsari, Samigaluh. Tarif SPAM Non PDAM

186
lainnya berkisar antara Rp1.000/m3 hingga Rp5.000/m3. Jika dihitung rerata dari tarif
yang diterapkan oleh seluruh SPAM Non PDAM di Kulon Progo, tarif yang
diterapkan sebesar Rp3342,86/m3. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan tarif
yang diberikan PDAM sebesar Rp3000/m3 yang mengalami peningkatan jika
pemakaian air melebihi 10 m3.

3.3.2 Kelembagaan

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik kelembagaan ini


menyangkut wadah maupun tata kelola. Dengan demikian kelembagaan akan membedah
peran dan fungsi dalam pengelolaan sumberdaya air. Di samping itu keterkaitan antar
lembaga dan antara lembaga dan masyarakat juga menjadi perhatian penting. Sehubungan
dengan kelembagaan secara untuh disampaikan oleh Saharuddin (2001) kelembagaan
merupakan seperangkat hubungan norma-norma, keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai
yang nyata, yang terpusat pada kebutuhan-kebutuhan sosial dan serangkaian tindakan
yang penting dan berulang (Wibowo, 2011). Menurut Wibowo (2011) lahirnya
kelembagaan di masyarakat sebagai bentuk aturan (rule) yang ada dan mengikat guna
untuk memperoleh serta memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosialnya.

Kelembagaan seharusnya menjadi dasar dari seluruh proses pembangunan baik sosial,
ekonomi, politik, teknologi maupun pengelolaan sumber daya alam. Tatanan
kelembagaan adalah pengaturan kelembagaan yang mencerminkan tatanan kekuasaan
dan kewenangan perangkat pemerintahan secara efektif. Sedangkan inti ide dari paham
kelembagaan (institusionalism) adalah mengenai kelembagaan (institusions), kebiasaan
(habits), aturan (rules), dan perkembangannya (evolution) (Yustika, 2006). Sistem
kemitraan yang dibangun pada umumnya belum mempunyai kaitan fungsional, dan masih
berperan secara parsial (Hastuti & Irawan, 2004).

Kelembagaan secara kontinyu selalu dituntut untuk berubah. Faktornya sangat bervariasi,
mulai dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan juga ditambah
dengan perubahan lingkungan global yang semakin massif (seperti Pandemi Covid-19).
Dinamika global dan memudarnya garis batas negara menjadikan kelembagaan lebih
dinamis dan adaptif. Kelembagaan tidak lagi bisa berada pada status quo. Ada tenaga
endogen dan eksogen yang menjadikan kelembagaan lebih fleksibel dalam menghadapi
dinamisme perubahan yang pesar dan massif. Penataan kelembagaan organisasi publik

187
meliputi perubahan kelembagaan (institutional change) dan perencanangan desain
kelembagaan (institutional design). Faktor internal dan eksternal organisasi baik berupa
internalitas nilai-nilai baru seperti adanya perkembangan kebutuhan masyarakat bahkan
globalisasi menjadi isu-isu yang dipertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah
strategis dalam perencanaan jangka menengah maupun jangka panjang.

Pengertian lembaga menurut Djogo, et al. (2003) secara umum diarahkan kepada
organisasi, wadah atau pranata. Namun pandangan tentang kelembagaan yang
komprehensif adalah mencakup juga aturan main, etika, kode etik, sikap dan tingkah laku
seseorang atau suatu organisasi atau suatu sistem. Bertolak dari teori ini, maka penekanan
sebuah kelembagaan tidak hanya pada kebutuhan pertimbangan struktur atau bagan
organisasi, melainkan harus dipadukan dengan aturan main, serta watak yang harus
dibentuk dalam wadah organisasi, sehingga sesuai dengan kebutuhan. Dilihat dari bidang
ilmu, kelembagaan dimaknai secara berbeda-beda, menurut proporsi, manfaat, dan nilai
urgensinya. Menurut Djogo, et al. (2003), dalam bidang ilmu politik kelembagaan banyak
ditekankan pada aturan main (the rules) dan kegiatan kolektif (collective action) untuk
kepentingan bersamaatau umum (public).

a. Ilmu psikologi melihat kelembagaan dari sudut tingkah laku manusia (behaviour).
b. Ilmu hukum menegaskan pentingnya kelembagaan dari sudut hukum, aturan dan
penegakan hukum serta instrumen dan proses litigasinya.
c. Ilmu biologi, ekologi atau lingkungan melihat institusi dari sudut analisis sistem
lingkungan (ecosystem) seperti produktivitas, stabilitas, sustainabilitas, penyebaran
dan kemerataanya.

1. Kelembagaan Perumda Air Minum Tirta Binangun

Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kolon Progo menjadi aset yang
sangat vital bagi kehidupan masyarakat, khususnya pelanggan air minum di daerah
Kabupaten Kulon Progo. Secara prinsip Perumda Air Minum Tirta Binangun
mengemban visi yang ingin dicapai, yakni; “Menjadi Perusahaan Air Minum
yang Sehat, Mandiri, Profesional dan Terbaik dalam Pelayanan”. Visi tersebut
diimplementasikan ke dalam 4 misi strategis organisasi sebagai dasar untuk
pengejawantahan program secara operasional. Misi tersebut terdiri dari: (1) Perumda

188
Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kolon Progo; (2) Melakukan Pengelolaan
usaha secara profesional dengan teknologi tepat guna dan prinsip-prinsip
manajemen; (3) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia; dan (4) Turut
berpartisipasi dalam mengemban tanggungjawab sosial secara proporsional.

Maksud pendirian Perumda Air Minum Tirta Binangun sesuai dengan pasal 5 Bab
III Perda No 6 tahun 2020 tentang Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten
Kulon Progo adalah untuk mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat
melalui penyediaan air minum. Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam hal ini
menurut pasal 6 Bab III adalah:

1. Tujuan pendirian Perumda Air Minum Tirta Binangun yaitu untuk memenuhi
kebutuhan air minum guna meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan
mendukung Pendapatan Asli Daerah.
2. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Perumda Air Minum
Tirta Binangun berpedoman pada tata kelola perusahaan yang baik, berdasarkan
asas:
a. Optimalisasi sumber daya;
b. Pelestarian lingkungan hidup; dan
c. Ekonomi dan daya saing.

Dari aspek sejarah kelembagaan Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten
Kulon Progo, menglami beberappa penyesuaian bentuk dan statusnya. Hal ini
dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan agar dapat
memperbesar layanan kepada masyarakat pengguna air minum. Tabel berikut ini
menunjukkan perjalanan sejarah kelembagaan Perumda Air Minum Tirta Binangun
Kabupaten Kolon Progo:

Tabel 3. 23 Sejarah Kelembagaan Perumka Air Minum Tirta Binangun


BPAM dibentuk Kementerian NO : 022/KPTS/CK/1984
Kelembagaan

Pekerjaan Umum
Sejarah

Alih Status ke PDAM Perda Kabupaten/Kota Nomor :4 TAHUN 1991


Menjadi PERUMDA Perda Kabupaten/Kota Nomor :6 TAHUN 2020
SK Struktur Organisasi SK No : 20/KPTS/PUDAM.KP/II/2021
Perbup tentang Tarif Air Minum Nomor: 75 TAHUN 2020
Sumber: Perumda Air Minum Tirta Binangun, Kulon Progo, 2021

189
Secara kelembagaan, Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kolon Progo
mengalami beberapa kali perubahan, baik secara institusional maupun organisasi.
Tercatat bahwa ada 3 skema besar perubahan yakni:

1. Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Kulon Progo berdiri


berdasar pada Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (Kemen PU) No:
022/KPTS/CK/1984 tentang Pembentukan BPAM Kabupaten Kulon Progo.
Pendirian dilakukan dengan Lembaran Daerah No 4 tahun 1991. Pengumuman
secara resmi disampaikan melalui Lembaran Daerah No 07 tahun 1991.
2. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo merupakan alih status dari BPAM (Badan Pengelola Air Minum) yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 722/KPTS/1992
tentang Penyerahan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Penyediaan Air Bersih di
Kabupaten Kulon Progo kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
3. Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Kulon Progo yang didirikan
berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 022/KPTS/CK/1984
tentang Pembentukan BPAM Kabupaten Kulon Progo.
4. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo
didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 04
Tahun 1991 dan diumumkan pada Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor 07 Tahun 1991 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kulon
Progo.
5. Peraturan Daerah yang mengatur alih status ke PDAM adalah Peraturan Daerah
Nomor: 02 Tahun 2009 yang mengubah nama Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Kulon Progo menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo.
6. Terakhir PDAM menjadi Perumda melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Binangun.

190
Berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Nomor 20/KPTS/PUDAM.KP/II/2021,
struktur organisasi Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kolon Progo,
adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 15 Struktur Organisasi Perumda Air Minum Tirta Binangun

Perumda Air Minum Tirta Binangun memiliki lingkup tugas dan wewenang untuk
mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan air
minum. Hal ini tentu saja, memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan air minum
guna meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan mendukung Pendapatan Asli
Daerah. Untuk mencapai tujuan ini, maka standar pengelolaan Perumda Air Minum
Tirta Binangun berpedoman berdasarkan asas: (1) optimalisasi sumber daya; (2)
pelestarian lingkungan hidup; dan (3) ekonomi dan daya saing (Pasal 5 dan 6 Perda
Kabupaten Kulom Progo Nomor 6 tahun 2020).

Dalam Perda Kabupaten Kulom Progo Nomor 6 tahun 2020, Pasal 8 menyebutkan
bahwa tugas pokok Perumda Air Minum Tirta Binangun meliputi:

1. Mengusahakan air minum yang berkualitas, berkuantitas dan berkesinambungan


untuk keperluan masyarakat;

191
2. Mengelola pendapatan guna pengembangan dan menjaga kelangsungan usaha;
dan
3. Mengusahakan sarana pengembangan Perumda Air Minum Tirta Binangun dalam
rangka pembangunan Daerah.

Sementara itu, fungsi yang diemban sesuai dengan Pasal 9 di antaranya: (1)
pelayanan umum; (2) penyelenggaraan kemanfaatan umum; dan (3) mendukung
pendapatan Asli Daerah.

Ada 3 stakeholder strategis dalam struktur organisasi Perumda Air Minum Tirta
Binangun, yang terdiri dari KPM, Dewan Pengawas, dan Direksi. KPM dijabat oleh
Bupati sebagai kepala Daerah yang berperan sebagai pemilik modal dan memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan atau kebijakan. Sementara itu, Dewan
Pengawas adalah organ Perumda Air Minum Tirta Binangun yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan Perumda Air Minum Tirta Binangun. Sedangkan Direksi
adalah organ Perumda Air Minum Tirta Binangun yang bertanggung jawab atas
pengurusan Perumda Air Minum Tirta Binangun untuk kepentingan dan tujuan
Perumda Air Minum Tirta Binangun serta mewakili Perumda Air Minum Tirta
Binangun baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.

KPM sangat penting karena sebagai organ perusahaan umum Daerah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan umum Daerah dan memegang
segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas.
Selain itu, KPM memiliki wewenang antara lain:

1. Perubahan anggaran dasar;


2. Pengalihan aset tetap;
3. Kerja sama;
4. Investasi dan pembiayaan, termasuk pembentukan anak perusahaan dan/atau
penyertaan modal;
5. Penyertaan modal Pemerintah Daerah bersumber dari modal kapitalisasi
cadangan dan keuntungan revaluasi aset;

192
6. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas dan Direksi;
7. Penetapan penghasilan Dewan Pengawas dan Direksi;
8. Penetapan besaran penggunaan laba;
9. Pengesahan laporan tahunan;
10. Penggabungan, pemisahan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran
Perumda Air Minum Tirta Binangun; dan
11. Jaminan aset berjumlah lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah
kekayaan bersih Perumda Air Minum Tirta Binangun dalam 1 (satu) transaksi
atau lebih.

Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur independen dan unsur lainnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, yang memiliki tugas dan kewajiban untuk:

1. Melakukan pengawasan terhadap Perumda Air Minum Tirta Binangun;


2. Mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan pengurusan
Perumda Air Minum Tirta Binangun;
3. Melaporkan hasil pengawasan kepada KPM; dan
4. Membuat dan memelihara risalah rapat.

Data eksisting saat ini (data Tahun 2021) terkait dengan sumber daya masnusia
(SDM) yang ada di Perumda Air Minum Tirta Binangun berjumlah 89 orang, yang
terdiri dari 1 Direktur Utama, 2 Bagian SPI, 37 Bagian Administrasi Keuangan, 39
Bagian Teknis, 8 Bagian Pelayanan Langganan, dan 2 Bagian AMDK. Jumlah SDM
ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang berjumlah 95 orang. Untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai pendidikan dan pelatihan
senantiasa dilakukan. Tercatat ada beberapa kali kegiatan diklat yang telah dilakukan
antara lain:

1. Pelatihan Metode penyusunan RPAM


2. Motivasi struktural
3. Pelatihan Scada
4. Sosialisasi dana pensiun
5. Maintance pengoperasian dosing pump & pengenalan product controller
6. Work shop implementasi PP No 58/2021

193
7. Training maintance pengoperasian pump
8. Teknik penggunaan WM portabel tester
9. Training public relatioan menjadi humas efekktif citra emas
10. Training public relation
11. Training SAK ETAP
12. Pelatihan tingkat muda
13. Pelatihan teknis
14. Maintance pengoperasian dosing pump & pengenalan product controller
15. Work shop implementasi PP No 58/2021
16. Training maintance pengoperasian pump
17. Teknik penggunaan WM portabel tester

Kegiatan diklat ini kurang lebih telah diikuti sebanyak 174 pegawai. Sementara untuk
rencana pengembangan SDM ke depan, ada beberapa kebutuhan diklat yang harus
dilaksanakan yaitu:

1. Audit Tingkat Dasar


2. Audit Kinerja
3. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga
4. Manajemen SDM
5. Pengadan Barang dan Jasa
6. Asistensi GCG BUMD
7. Penulusuran Aset
8. Identifikasi & Analisa Resiko
9. Manajemen Pengawasan
10. Pengawasan Internal Berbasis Resiko
11. Pelatihan Operator

Pola perekrutan karyawan yang telah dilakukan berdasarkan sistem merit, artinya
adalah sistem terbuka dan transparan. Sebagai contoh, pemilihan anggota Dewan
pengawas dilakukan melalui seleksi yang terdiri dari seleksi administrasi, tahapan uji
kelayakan dan kepatuhan yang dilakukan oleh tim atau lembaga professional dan
yang terakhir adalah wawancara. Pemberlakukan sistem kedisiplinan karyawan juga
ditetapkan sebagai pola manajemen pegawai yang professional. Pegawai bisa

194
diberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam reward & punishment, terutama dalam pemberian insentif dan bonus
yang dikaitkan dengan kinerja Perumda Air Minum Tirta Binangun dianggarkan dan
diperhitungkan dalam Perda Kabupaten Kulom Progo Nomor 6 tahun 2020.

Dalam hal menjaga kualitas, maka kinerja harus selalu dievaluasi dengan
menggunakan parameter tertentu. Hasil dari evaluasi ini tentu saja akan membarikan
dampak yang positif bagi perbaikan ke depan. Hal ini sejalan dengan ketentuan
Kementerian PUPR penilaian kinerja BUMD penyelenggara SPAM menggunakan
empat aspek. Adapun empat aspek tersebut adalah: (1) aspek keuangan; (2)
pelayanan; (3) operasional; dan (4) sumber daya manusia. Adapun untuk klasifikasi
hasil penilaian kinerja dari BUMD penyelenggara SPAM di kabupaten/kota ini
ditentukan ada tiga katagori sesuai dengan ketentuan Kemneterian PUPR yaitu: (1)
Sehat, dengan nilai lebih dari 2,8. (2) Kurang Sehat, dengan nilai 2,2 s.d 2,8. Dan (3)
Sakit, dengan nilai kurang dari 2,2. Berdasarkan hasil penilaian dari Kemneterian
PUPR, kinerja Perumda Air Minum Tirta Binangun mendapatkan nilai 3.47 artinya
adalah berkinerja Sehat.

Kelembagaan perlu dievaluasi, pengelolaan juga perlu dievaluasi. Tipenya apakah


sudah cukup dan apakah perlu ada perubahan (Irda Kab. Kulon Progo, FGD 7 Okt
2021). Dengan melihat sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas
penting untuk dioptimalkan. Hubungan antara Perumda Air Minum dengan Dewan
Pengawas perlu difokuskan pada upaya pengendalian secara professional. Dengan
demikian fungs-fungsi Dewan Pengawasn penting untuk ditajamkan dan diperkuat.
Sedangkan dalam pelaksanaan evaluasi bukan sekedar untuk menjalankan dan
melakukan pemenuhan secara formal. Arah dari monitoring dan evaluasi hendaknya
benar-benar untuk mengantarkan Perumda Air Minum ini untuk mencapai
produktivitas, efisiensi, efektivitas da kinerja yang baik. Pengawasan juga diarahkan
untuk membantu agar Perumda Air Minum dapat semakin sehat.

195
2. Kelembagaan Badan Usaha Swasta (BUS)

Badan Usaha Swasta (BUS) memiliki peran yang sangat penting dan sekaligus
sebagai stakeholder atau institusi yang berkepentingan dalam peningkatan pelayanan
air bersih kepada masyarakat/ konsumen.

3. Kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai salah satu stakeholder dalam


pengelolaaan dan penyelenggaraan SPAM yang berbasis desa atau kelompok
memiliki andil yang cukup penting. Di Kabupaten Kulon Progo, ada 3 klasifikasi
SPAM yang dikelola dengan basis masyarakat, yaitu (1) SPAMDes, (2) Paguyuban
Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA), dan (3) Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Sesuai dengan data,
SPAMDes yang berada di Kabupaten Kulon Progo berjumlah 166 dengan jumlah
pelanggan tercatat ada 21.293 KK atau 73.901 jiwa.. Sedangkan Paguyuban
Masyarakat Air Minum Yogyakarta (PAMASKARTA) terbagi menjadi 112
kelompok dengan jumlah pelanggan yaitu 7.515 pelanggan atau 29.274 jiwa.
Sementara itu data jumlah kelompok dalam Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) yaitu sebanyak 42 kelompok dengan jumlah
pelanggan yaitu 4.394 KK dan 17.150 jiwa. Secara detail dapat dilihat pada Tabel
3.24.

Tabel 3. 24 Data Jumlah Kelompok Swadaya Masayarakat SPAM


Pelanggan Pelanggan
Jumlah
No Jenis KSM SPAM berdasarkan berdasarkan
Kelompok
KK Jiwa
1 SPAMDes 166 21.293 73.901
2 Paguyuban Masyarakat 112 7.515 29.274
Air Minum Yogyakarta
(PAMASKARTA)
3 Penyediaan Air Minum 42 4.394 17.150
dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
(PAMSIMAS)
Sumber: diolah dari Perumda Air Minum Tirta Binangun Kulon Progo, 2021

196
Dari data tebel tersebut dapat dianalisis bahwa jumlah keseluruhan penyelenggara
SPAM berbasis masyarakat berjumlah 320 kelompok, dan ini merupakan jumlah
yang besar. Ada potensi yang sangat besar jika pengelolaannya dapat dikelola dengan
baik dan efisien, serta tentu saja akan memberikan dampak yang optimal bagi
Pemerintah Daerah. Selama ini, permasalahan yang dihadapi tiap kelompok berbeda-
beda karena karakteristik dan dinamika lapangan pun berbeda. Akan tetapi ada
kesamaan permasalahan yang dihadapi, yakni terkait dengan pembinaan.
Berdasarkan data yang ditemukan, selama ini, pembinaan belum dilakukan secara
optimal, padahal dari segi manajemen, pembinaan ini sangat penting sekali, dan
memiliki andil besar dalam membentuk suatu kelembagaan. Artinya pembinaan
pengorganisasian kelompok perlu dilakukan secara berkala atau periodik untuk
memberikan nilai manfaat yang berkelenjutan. Jika pembinaan ini tidak dilakukan,
maka yang akan terjadi adalah semua kelompok berjalan sesuai dengan kemauan
masing-masing kelompok.

4. Kelembagaan Koperasi

Koperasi menjadi salah satu asset bagi Pemerintah Daerah untuk menambah income
generating untuk kesejahteraan pegawai. Salah satu koperasi yang mengelola atau
fokus dalam bidang air minum di Kabupaten Kulon Progo adalah Koperasi karyawan
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo “Tirta Sari” atau sebutan lainnya Koperasi Tirta Sari. Produk unggulan dari
koperasi ini tentu saja adalah AirKu yang digagas secara inovatif dan kreatif oleh
Bupati sebelumnya, Bapak Hasto Wardoyo. Prestasi dari Koperasi Tirta Sari ini juga
sangat membanggakan, karena berdasarkan penilaian oleh Dinas Koperasi dan
UKM, Koperasi Tirta Sari mendapatkan skor penilaian sebesar 81% pada tahun 2021
yang termasuk dalam kategori Sehat.

197
3.3.3 Peraturan

Penyusunan RISPAM Kabupaten Kulon Progo diselenggarakan dengan mengacu pada


beberapa peraturan perundangan sebagai berikut:

1) Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6405);
3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4859);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5570);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 344, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5801);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5802);

198
8) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5887);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6173);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6634);
11) Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 389)
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2016
tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dalam Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 752);
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2016
tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum untuk
Memenuhi Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1005);
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1154);
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2020
tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 130);
16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penerimaan Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dan Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Daerah Air Minum dalam rangka
Penyelesaian Hutan Perusahaan Daerah Air Minum kepada Pemerintah Pusat Secara
Non Kas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1101);

199
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan
Penetapan Tarif Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1400);
18) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007 Nomor 9);
19) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 – 2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 Nomor 1);
20) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017 – 2022 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 53) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2019 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 79);
21) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Binangun (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2020 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86);

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah kepada Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 87).

3.4 Kendala dan Permasalahan


3.4.1 Teknis
3.4.1.1 Unit Air Baku

Permasalahan yang terdapat pada air baku yang digunakan Perumda PDAM Tirta
Binangun Kulon Progo antara lain:

1. Beberapa air baku yang digunakan mengandung kapur, banyak sampah dan keruh.

200
2. Terdapat beberapa kerusakan pada pompa.
3. Pasokan listrik yang kurang stabil/sering mati sehingga mempengaruhi umur pompa
dan pelayanan.
4. Desain intake yang digunakan untuk pengambilan air baku di beberapa sumber
kurang tepat karena tidak dilengkapi dengan ruang pengendapan tetapi langsung
masuk ruang pompa.
5. Sumber air baku yang kurang terlindungi.
6. Debit air yang fluktuatif dan cenderung kurang saat musim kemarau.
7. Terdapat pendangkalan pada beberapa sumber air.

3.4.1.2 Unit Produksi, Distribusi dan Pelayanan

a. Unit Produksi
Beberapa permasalahan Unit Produksi yang dihadapi oleh Perumda PDAM Tirta
Binangun Kabupaten Kulon Progo dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten
Kulon Progo, yaitu:
1. Jam operasi produksi kurang dari 24 jam (5 jam)
2. Terdapat Non-Revenue Water (NRW) produksi total sebesar 2,92%
3. Terdapat kapasitas menganggur yang cukup besar karena jaringan perpipaan yang
belum maksimal
4. Kualitas air yang diproduksi yang belum memenuhi persyaratan kualitas air minum
sesuai PerMenKes no 492/MENKES/PER/V/2010
5. Kontinuitas air yang kurang reliable karena beberapa keterbatasan seperti :
- Tingginya tingkat kehilangan air
- Kondisi daerah yang memiliki elevasi tidak merata
- Keterbatasan air baku

b. Unit Distribusi
Beberapa jenis permasalahan Unit Distribusi, meliputi Reservoir Distribusi, Jaringan
Perpipaan Distribusi, Pompa Distribusi dan kehilangan air yang dihadapi oleh PDAM

201
Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten
Kulon Progo adalah :
1. Terdapat Non-Revenue Water (NRW) distribusi yang cukup besar yaitu sebesar
26,32%. Hal ini disebabkan karena adanyan kerusakan pada jaringan distribusi.
2. Meter air pelanggan sebagian mengalami kerusakan
3. Peneraan ulang meter air pelanggan belum dilaksanakan
c. Unit Pelayanan
Berdasarkan laporan audit kinerja oleh BPKP, Beberapa jenis permasalahan Unit
Pelayanan yang dihadapi oleh Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon
Progo dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Kulon Progo, yaitu :
1. Jangkauan pelayanan Perumda PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo
masih rendah yaitu sebesar 25,18% dari total jumlah penduduk.
2. Terdapat wilayah-wilayah kecamatan yang sulit terjangkau jaringan PDAM
karena tidak adanya sumber air baku yang memadai dan kondisi geografi yaitu
berupa daerah perbukitan, seperti Kecamatan Samigaluh dan beberapa di
Kecamatan Girimulyo
3. Sebagian masyarakat masih mengandalkan air sumur
4. Terbatasnya jaringan pipa transmisi dan distribusi
5. Minimnya dana investasi yang tersedia untuk perluasan jaringan

202
Tabel 3. 25 Kendala dan Permasalahan Teknis di Wilayah Pelayanan

Permasalahan Aspek Teknis


No. SPAM
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

1 a Soko • Pada musim kemarau, konsentrasi alga di Biaya operasional Kualitas air di pelanggan belum kualitas air
waduk sermo tinggi produksi tinggi karena aman.
• Pendangkalan waduk sermo. pemompaan.
• Debit waduk sermo pada musim kemarau
tidak mecukupi kebutuhan air PDAM.
b Sermo • Pada musim kemarau, konsentrasi alga di • Biaya operasional • Konsumsi air domestik rendah (17,65
waduk sermo tinggi produksi tinggi karena m3/bulan/pelanggan)
• Pendangkalan waduk sermo. pemompaan. • Cakupan pelayanan <50% (36%)
• Debit waduk sermo pada musim kemarau • Jam operasi produksi < • Sebaran pelanggan PDAM di
tidak mecukupi kebutuhan air PDAM. 24 jam (19 jam) Kapanewon tidak merata
• Kualitas air di pelanggan belum kualitas
air aman.
c Clereng Debit air baku di mata air Clereng semakin • Biaya operasional Nilai NRW yang • Konsumsi air domestik rendah (17,06
menurun produksi tinggi karena masih melebihi 20% m3/bulan/pelanggan)
pemompaan. (27%) • Cakupan pelayanan <50% (49%)
• Jam operasi produksi < • Sebaran pelanggan PDAM di
24 jam (17 jam) Kapanewon tidak merata
d Lendah • Sungai Progo semakin tercemar (keruh dan • Biaya operasional • Konsumsi air domestik rendah (16,57
banyak sampah). produksi tinggi karena m3/bulan/pelanggan)
• Pada musim kemarau, terdapat kejadian level pemompaan. • Cakupan pelayanan <50% (30%)
muka air baku tidak mencapai pipa intake, • Jam operasi produksi < • Sebaran pelanggan PDAM di
terutama apabila ada kegiatan pemeliharaan 24 jam (21 jam) Kapanewon tidak merata
dari PU Pengairan Bendung Sapon.
• Desain bangunan intake kurang tepat karena
tidak dilengkapi dengan ruang pengendapan
tetapi langsung masuk ruang pompa.

203
Permasalahan Aspek Teknis
No. SPAM
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

e Salamrejo • Sungai Progo semakin tercemar (keruh dan • Biaya operasional • Konsumsi air domestik rendah (15,07
banyak sampah). produksi tinggi karena m3/bulan/pelanggan)
• Pada musim kemarau, terdapat kejadian level pemompaan. • Sebaran pelanggan PDAM di
muka air baku tidak mencapai pipa intake. • Jam operasi produksi < Kapanewon tidak merata
• Terkadang level lumpur mencapai level pipa 24 jam (20 jam)
intake.
f Sentolo • Sungai Progo semakin tercemar (keruh dan • Biaya operasional Nilai NRW yang • Konsumsi air domestik rendah (15,07
banyak sampah). produksi tinggi karena masih melebihi 20% m3/bulan/pelanggan)
• Pada musim kemarau, terdapat kejadian level pemompaan. (25%) • Sebaran pelanggan PDAM di
muka air baku tidak mencapai pipa intake. • Jam operasi produksi < Kapanewon tidak merata
• Desain bangunan intake kurang tepat karena 24 jam (20 jam)
tidak dilengkapi dengan ruang pengendapan
tetapi langsung masuk ruang pompa.
g Kalibawang • Sungai Progo semakin tercemar (keruh dan • Biaya operasional • Konsumsi air domestik rendah (11,67
banyak sampah). produksi tinggi karena m3/bulan/pelanggan)
• Desain bangunan intake kurang tepat karena pemompaan. • Cakupan pelayanan <50% (44%)
tidak dilengkapi dengan ruang pengendapan • Jam operasi produksi < • Sebaran pelanggan PDAM di
tetapi langsung masuk ruang pompa. 24 jam (5 jam) Kapanewon tidak merata
• Kualitas air di pelanggan belum kualitas
air aman.
2 SPAMDes • Debit air baku kurang, terutama pada musim Umumnya pengolahan Infrastruktur • Kualitas air di pelanggan belum kualitas
PAMSIMAS kemarau. hanya berupa bak perpipaan banyak air aman.
• Infrastruktur pemompaan banyak rusak. tampungan, belum ada yang rusak.
penambahan senyawa
disinfektan.

204
Permasalahan Aspek Teknis
No. SPAM
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

3 SPAMDes Non • Debit air baku kurang, terutama pada musim Umumnya pengolahan Infrastruktur • Meteran air sudah dianggarkan namun
PAMSIMAS kemarau. hanya berupa bak perpipaan banyak masih belum terpasang.
• Pasokan listrik yang kurang stabil/sering tampungan, belum ada yang rusak. • Banyak HU yang sudah tidak lagi
mati sehingga mempengaruhi umur pompa penambahan senyawa difungsikan.
dan pelayanan. disinfektan. • Kualitas air di pelanggan belum kualitas
• Panel pompa sering rusak. air aman.
• Air baku mengandung kapur
• Infrastruktur pemompaan banyak rusak.
• Sumber air baku belum terlindungi.

205
Tabel 3. 26 Aset dan Permasalahan Teknis di SPAMDES
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Mesin Kebakar, Otomatisnya
Banjar
1 Argo Mulyo Puser Kalibawang Mata Air Pompa 100 400 2015 V V 15,000 5,000 Diragukan, Pipa Besi Berkarat (
Arum
Paling Extrim)
Banjar Listrik Sering Padam , Panel
2 Tirto Makmur Ngentak Kalibawang Mata Air Pompa 97 388 2010 V V 5,000 3,000
Arum Terbakar
Listrik Mati Jadi Problem, Bak Cor
3 Tirto Rejo Popohan Banjararum Kalibawang Mata Air Pompa 70 280 2016 V V 5,000 3,000
Pecah
0-10=2000,
11-20=2500,
Tirta Pipa Dari Sumber Ke Bak Ukuran
4 Semaken 2 Banjararum Kalibawang Sumur Gali Pompa 36 144 2008 30,000,000 V V 10,000 21-30=3000,
Langgeng Sari Tidak Sesuai Panjang 280 m
31
Keatas=3500
Banjar Sumber Utama Kebanjiran, Buat
5 Girgo Arum Semaken 3 Kalibawang Sumur Gali Pompa 40 160 V V 7,500 1,500
Arum Sumur Cadangan
Kab Banyu Belum Ada Otomatis, Bak Resevor
6 Semaken 2 Banjararum Kalibawang Sumur Gali Pompa 24 96 50,000,000 V V 5,000 7,000
Mili Pecah
Pos Tirto Kali Banjar
7 Kliwonan Kalibawang Mata Air Pompa 23 92 2019 V V
Srogol Harjo
Catur Tunggal Bogo ,Salak Banjar
8 Kalibawang Mata Air Pompa 41 164 2005 V V 3,000 3,000
Ngudi Tirto Malang Harjo
Padaan Banjar
9 Tirta Aji Kalibawang Sumur Gali Pompa 35 140 V V 3,500 2,000 Listrik Mati
Wetan Harjo
Padaan Banjar
10 Tirta Boga Kalibawang Sumur Gali Pompa 20 80 V V 2,000 3,000
Wetan Harjo
Banjar 5000/ Butuh Pipa Bak Pompa Untuk
11 Tirta Lestari Jurang Kalibawang Mata Air Pompa 22 88 V V
Harjo Bln Melayani 50 Kk
Banjar
12 Tirta Lestari Salak Malang Kalibawang Mata Air Pompa 41 164 2005 87,000,000 V V 5,000 3,000 Bak Tampungan Di Lokasi Sumber
Harjo
Banjar
13 Tirta Mulya Ngrajun Kalibawang Sumur Gali Pompa 110 440 V V 5,000 3,000 Tidak Ada Kendala
Harjo
Padaan Banjar
14 Tirta Mulyo Kalibawang Sumur Gali Pompa 36 144 V V 5,000 3,500 Otomatis Sering Terbakar
Wetan Harjo
Padaan Banjar
15 Tirto Harjo 2 Kalibawang Sumur Gali Pompa 42 168 2020 350,000,000 V V 5,000 3,500
Kulon Harjo
Banjar Butuh Pipa Untuk Pengembangan
16 Tirto Rahayu Kali Sentul Kalibawang Mata Air Pompa 64 256 2003 254,000,000 V V 7,500 7,500
Harjo Ke Ger Pule 1,5 Km
1-5=1000,
6-10=2000,
17 Tirta Giri Asri Nglebeng Banjarasri Kalibawang Mata Air Grafitasi 163 652 2015 300,000,000 V V 5,000
11-15=3000,
16-20=4000,

206
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
21
Keatas=5,000

18 Tirta Giri Asri Tosari,Tirip Banjarasri Kalibawang Mata Air Pompa 160 640 2020 300,000,000 V V 5,000 5,000
Pipa Didtribusi Tidak Sesuai
19 Ngudi Rahayu Semawung Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa 45 180 V V 10,000 3,000
Ukuranya Kurang Besar
Butuh Pipa Hdpe 2 Rol , Pompa
20 Pab Tirto Aji Dlingseng Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa 37 148 2002 69,000,000 V V 6,000 6,000
Sering Mati 1,1 Pk
0-10=6000,
Tirta Waluyo Pompa
21 Plengan Banjaroya Kalibawang Mata Air 244 976 2016 V V 4,000 11-20=9000,
Jati Tunda 2x
21-30=12000
Pompa, Pipa
Kurang Pipa Hdpe 1,5=3,2"=3
22 Tirta Wening Semagung Banjaroya Kalibawang Mata Air Pompa 48 192 2018 Jaringan 3 V V 10,000 3,000
.0,5=2 Dan Pompa
Km
Sumur ,
Jam Operasional Dibatasi, Belum
Pompa
Ada Managemen Yang Baik, Pipa
Pantok Pompa Kecil 3 20,000/ Sebatas Bayar
23 Tirto Rahayu Banjaroya Kalibawang Sumur Gali 20 80 2009 V Masih Kurang ,Pompa
Wetan Tunda 3x Buah , Bulan Listrik
Menggunakan Pompa Kecil 4 Unit
Jaringan
Model Estafet
Pipa
24 Mulyo Tirto Penggung Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 80 240 2020 200,000,000 V V 3,000 5,000
25 Ngudi Tirto Kebonromo Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 125 400 2011 637,000,000 V V 5,000 5,000
26 Okam Marem Ngesong Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 18 75 2012 50,000,000 V V 5,000 5,000
27 Sumber Mulyo Sekaro Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 38 120 2021 50,000,000 V V 5,000 5,000
28 Sumber Sari Kebonromo Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 28 100 2015 100,000,000 V V 5,000 5,000
Tirta
29 Manunggal Sidi Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 128 384 2017 500,000,000 V V 5,000 5,000
Rasa
30 Tirto Agung Banjaran Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 80 240 2014 300,000,000 V V 5,000 5,000
31 Tirto Asih Wadas Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 65 195 1999 112,000,000 V V 8500/Bulan Belum Pakai Meter Air
32 Tirto Giri Sekaro Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 18 60 2012 190,000,000 V V 5,000 5,000
Tirto
33 Penggung Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 11 53 2019 25,000,000 V V 5,000 5,000
Manunggal
Tirto Sabrang
34 Sabrang Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 92 412 2014 450,000,000 V V 5,000 5,000
Mandiri
35 Tirto Wening Banjaran Giripurwa Girimulyo Mata Air Pompa 70 210 2012 350,000,000 V V 5,000 5,000
Belum Semua Pakai Water Meter,
Marsudi Jadi Pembayaran Masih Belum
36 Karang Gede Jatimulyo Girimulyo Mata Air Grafitasi 79 240 1983 70,000,000 V V 5,000 5,000
Makmur Memenuhi Standar Sering Tombok
Untuk Perawatan

207
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Okam Tirto
37 Manunggal Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa 50 240 2018 200,000,000 V V 5,000 5,000
Tuk Mudal
Sab Tirto
38 Beteng Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa 55 250 2016 70,000,000 V V 3,000 2,500
Kiskendo
39 Tirto Kencono Jongrangan Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa 118 378 2014 V V 5,000 2,500
40 Tirto Wening Sibolong Jatimulyo Girimulyo Mata Air Pompa 125 400 2015 213,500,000 V V 4,000 3,000
3 Pompa ,
Sumur
Resapan, 1
Pompa
Okam Tirto Pendoworej Cadangan, 2 5000/m3 dan Pada Musim Kemarau Debit Tidak
41 Gunturan Girimulyo Mata Air Pompa 2014 V V 5,000
Gunturan o Bak Boster, 8000/m3 Mencukupi
Reservoir 4
Torn
Pelepas
Tekan
Pompa ,
Kualitas Air Keruh , Perlu Bak
Pendoworej Sumur,Rese
42 Rejo Mulyo Tileng Girimulyo Mata Air Pompa 149 462 2013 V V 5,000 5,000 Pengolahan , Dan Zat Besi Terlalu
o rvoar, Dan
Tinggi
Pengolah

Pompa,
Tirta Mulya Pendoworej Resevoir,Ba
43 Tempel Girimulyo Sumur Gali Pompa 83 500 2010 V V 4,000 4,000
Tempel o k Pelepas
Tekan

Bak
Intake,2
Pompa , 2
Pompa Mata Air Terdampak Bencana,
Pendoworej Resapan /
44 Tirto Abadi Balak Girimulyo Pompa 120 360 2017 Cadangan,1 V V 5,000 3,000 Resapan Kurang Kurang Maksimal,
o Mata Air
Bak Kemarau Debit Kurang
Reservoar, 4
Bak Pelepas
Tekan
Pompa
Pendoworej
45 Tirto Aji Ngroto Girimulyo Sumur Bor Pompa 50 169 2020 Sumur V V 5,000 3,000
o
Reservoar
Sumur,
Pendoworej
46 Tirto Gondang Muten Girimulyo Mata Air Pompa 60 240 Pompa, Bak V V 5,000 3,000
o
Reservoar

208
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Sumur,Pom
pa
Tirto Pendoworej Sumur
47 Turusan Girimulyo Pompa 68 272 2017 ,Reservoar, V V 5,000 3,000
Kayangan o Resapan
Bak Pelepas
Tekan
2 Pompa
Pada Musim Kemarau Debit
Tirto Ngesti Pendoworej Aktif,1 Bak
48 Banaran Girimulyo Mata Air Pompa 40 160 2018 V V 5,000 3,000 Berkurang,Disuplay Dari Resapan
Makmur o Boster, 1
Sungai Dialirkanlk 1 Km
Reservoar
Sumur,Pom
pa
Sumur
49 Tirto Raharjo Tegalsari Purwosari Girimulyo Pompa 74 246 2014 ,Reservoar, V V 3,500 5,000
Resapan
Bak Pelepas
Tekan
Pamdes Tirto 1.Nambah Jaringan Ke Jambon 1
50 Wareng Donomulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa 105 420 2011 V V 3,000 2,500
Manunggal Km Belum Punya Pipa
Pompa Masih Estafet 4 , Pakai
Gendol 0-10=2500,10
51 Gendol Banyuroto Nanggulan Sumur Gali Pompa 16 64 2008 25,000,000 V V 5,000 Pompa Biasa, Dan Pipa Ukuran 1
Banyuroto Ke Atas 3000
Inch Untuk Distribusi
Okam Tirto
52 Plugon Donomulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa 140 560 2008 500,000,000 V V 3,000 3,000 Debit Musim Kemarau Kurang
Sari
Tanjung Tanjung 40,000 Iuran Pukul Rata 40 Ribu, Butuh
53 Tanjung Tirto Nanggulan Sumur Gali Pompa 14 56 V V
Gunung Harjo Flat Pompa, Dan Meter Air
Pompa Ada Di Seberang Sungai .
54 Tirta Aji Gayam Banyuroto Nanggulan Sumur Gali Pompa 35 140 V V 5,000 2,500 Sekarang Pakai Seling Untuk Marik
Pipa Dan Kabel Listrinya
Butuh Pipa Untuk Pengembangan 3
55 Tirta Raharja Brangkal Banyuroto Nanggulan Sumur Bor Pompa 22 88 2017 V V 25,000 2,500
Km
1 Kurang Bak 6 M3 ( 1 Unit ),
56 Tirto Rogo Krinjing Wijimulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa 109 436 2010 220,000,000 V V 5,000 3,000 Listrik Mati Belum Punya Mesin
Genset
1 Kurang Bak Penampungan 1 ( Vol
57 Tirto Saras Demen Wijimulyo Nanggulan Sumur Gali Pompa 123 492 2007 190,000,000 V V 5,000 2,000
11 M3)
Tirto Sari
58 Jambon Donomulyo Nanggulan Sumur Bor Pompa 92 368 V V 3,000 2,500 Butuh Pipa Untuk Pengembangan
Ponces
Pipa Hdpe
400
Pipa Hdpe Sering Rusak,Bak
M,Penampu
Penampung Sdh Tua 2008,Belum
59 Alam Tirta Balong Vi Banjarsari Samigaluh Mata Air Grafitasi 10 28 2008 ng 50 Liter V V
Ada Meteran Air, Kemarau Kurang,
2 Buah,Pipa
Sekarang Pakai Pompa
Plastik 400
M

209
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Met
Jumblangan Listrik,Pom
60 Marsudi Warih Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa 23 72 2010 V V 3,000 2,000
Xi pa, Bak Air,
Meteran Air
Jumblangan
61 Mentes Banjarsari Samigaluh Mata Air Grafitasi V Mangkrak, Perlu Pendampingan
Xii
Pompa2,Ba
k
3rb-3,5
62 Tirta Kembar Waru X Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa 20 66 2008 ,Pipa3/4=20 V V 5,000
/M3
0,Pipa
1,5=1 Km
1. Debit Kemarau Turun , Lewat
1-10=3500,
Perbukitan Rawan Longsor,Perlu
Pompa2,Ba 11-20=4,000,
Penambahan Sumber Air, Belum
63 Tirta Lestari Kaliapak Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa 73 235 1997 k7,Meter V V 5,000 21-20=4,500,
Adanya Sdm Yang Mampu
Air 73 31
Menyusun Pembukuan Perlu
Lebih=10,500
Bimbingan
Pompa3,
64 Tirta Rahayu Waru X Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa 175 550 2000 Bak 7 Buah, V V 5,000 4,000
Meteran Air
Toren,
65 Tirta Wening Balong I Banjarsari Samigaluh Sumur Gali Pompa 20 60 2020
Pompa,Pipa
Bak , Meter Debit Air Kurang, Rencana Cari
Listrik, Pipa Sumber Baru Belum Ada Meteran
66 Tirto Makmur Ngaran Ii Banjarsari Samigaluh Mata Air Pompa 82 216 Pralon 200 V Air, Pompa Rusak, Bak Tidak
M, Pompa, Fungsi,Pipa Pralon Funsi
Bak 4 Sebagian,Perlu Pendampingan
Bak 1,Meter
Air,(Pompa
Tirto Jumblangan 1 Cadangan
67 Banjarsari Samigaluh Mata Air Grafitasi 39 117 2006 V V 1,000 1,500
Manunggal Xiv Saat
Kemarau ) ,
Pipa Hdpe
Kel. Air
68 Kayugede Gerbosari Samigaluh Mata Air Pompa 40 160 1982 V V 5,000 2,500 Pompa Rusak
Ngrenceh Suci
Bila Musim Hujan Air Cukup,
Langgeng
69 Jeruk Gerbosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 73 252 2018 V V Kalau Kemarau Kurang, Bahkan
Tirto Aji
Tdk Ada
70 Tirta Lestari Jetis Gerbosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 583 1749 2017 350,000,000 V V 5,000 500
Tirto
71 Ngroto Gerbosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 51 197 2015 V V 5,000 500
Langgeng
Tirto Rahayu
72 Keceme Gerbosari Samigaluh Mata Air Pompa 25 79 2014 V V 5,000 4,000
Suroloyo

210
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Kali Duren/
73 Banyu Aji Kebonharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 30 156 2012 V V 5,000 2,000
Kalirandu
Pipa 1,5 X
1500m, 2
10,000/
74 Gondang Tirto Jarakan Kebonharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 20 64 2000 Buah Bak V V Aman Tanpa Kendala
Bln/Kk
11ribu Liter,
Meteran Air
1 Bak 11 10,000/
75 Singodipo Jarakan Kebonharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 20 60 2013 V V
M3 , Pipa Bln/Kk
Tirta
3,000/
76 Manunggal Kaliduren Kebonharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 15 60 2012 V V
Bulan
Kaliduren
Pipa 1inc Saluram Ke Rumah Pinjam
1,5km,Bak Perkebunan 300m,Perlu
77 Tirto Aji Gebang Kebonharjo Samigaluh Sungai Grafitasi 21 80 1998 V V 2,000 2,000
5m3=1,3m3 Ppeningkatan Ukuran Pipa,Belum
=1 Semua Memakai Meteran
Pompa2,Gr
ountak1,Res
Tirto Kaliduren, ervoqr1,2
78 Manunggal Kedung Kebonharjo Samigaluh Sungai Pompa 63 260 2020 Rumah V V 4,000 6,000
Karso Gupit Panel,2
Listrik
4400watt
Bak 3 M3 3
Tirto
Buah Pipa
79 Manunggal Kleben Kebonharjo Samigaluh Sungai Grafitasi 50 200 2015 V V
Pvc 2,5 Inch
Karya
5,000 M
Debit Air Mengecil Pada Musim
Bak , Pipa , 20,000/
80 Arum Sari Tritis Ngargosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 75 315 2014 V V Kemarau, Dan Masalah Listrik,
Listrik Bulan
Tampa Meteran Air
81 Asa Tirta Petet Ngargosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 15 345 2018 V V 2,000 500 Pipa Utama Perlu Perbaikan
Ngaliyan Pipa Sambungan Ke Konsumen
82 Sari Tirto Ngargosari Samigaluh Mata Air Pompa 156 624 2014 V V 5,000 4,000
Gunung A/B Pecah
1. Kalau Hujan Keruh Perlu Filter
83 Tirto Sari Petet Ngargosari Samigaluh Sungai Grafitasi 35 140 2014 V V 3,000 500
Saringan
Tirto Sari Nguntuk
84 Ngargosari Samigaluh Mata Air Grafitasi 35 165 2011 V V
Manunggal Untuk
Pipapvc=2k
m,Meterair=
31,Bak 5,000/ Kalau Hujan Keruh Kena Blader,
85 Banyu Bening Mendolo Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 40 147 2015 V V
12kubik Bulan Dan Perlu Bak Saringan
=2,Torn
5m3=1

211
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Jobolawang
86 Buko Sari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 20 86 1979 V V Bila Hujan Deras Air Keruh
Rt 34/17
Jobalong Rt
87 Bukosari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 20 86 1979 V V Bila Hujan Air Keruh
34/17
Jaringan
1. Debit Menurun Sat Kemarau, 2
3,280m,
5,000/ Pengggunaan Air Oleh Konsumen
88 Oponolo Separang Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 65 325 2011 Bak Bagi 5, V V
Bulan Kurang Merata/ Keadilan Belum
Kas
Berjalan
1,750,000
Belum Punya Sumber Yang Baik ,
Pipa=3 Km,
Pamdes Watu Ada Diwilayah Perhutani
89 Beteng Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 225 690 2009 Kas V V 3,000 1,000
Belah Purworejo, Pipa Belum Terpasang
90386,800
3,000 M
Pralon ,Sering Rusak , Lewat
Ngentak / Sawah, Kualitas Kurang Baik,
90 Tirta Lestari Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 14 45 2014 Pipa 2 Km V V
Ngaglik Minta Torn 5000 Liter Dan Pipa
Hdpe 1120 M
Pipa2,5 Debit Musim Kemarau Kurang,Saat
Km,Bak Ini Bak Intake Bocor, Sementara Air
40.000/
91 Tirta Raharjo Ngaglik Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 33 160 1995 Bagi5,Bak V V - Ambil Dari Sungai, Musim Hujan
Tahun
Intake1,Kas Air Keruh,Debit Ke Konsumen
576.000 Sangat Kecil Dan Sangat Kurang
2,000/ Belum Pakai Meter Air, Pemakain
92 Tirta Sejahtera Sinogo Pagerharjo Samigaluh Sungai Grafitasi 50 200 2015 V V
Bulan Kurang Adil
Bak
Jobolawang 3000/B Pipa Besi Terjadi Karatan , Minta
93 Tirto Harjo Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 36 122 1980 Tampung, V V V
Rw16 ulan Diganti Hdpe
Pipa Besi
Pipa Hdpe
2=600m,Pip
a Pvc
2=624,Pipa
Pvc1,5=122
Masih Butuh Pipa Hdpe Untuk
1,Gate 10,000/
94 Tirto Raharjo Plono Timur Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 27 100 2018 V V Jaringan, Lk 6 Km, Belum
Valve=3,Ba Bulan
Memakai Meteran
k Torn
5m3=4,Air
Valve1
Manometer
1
Dari Mata Air Sampai Bak
3000/B
95 Tirto Sari Sarigono Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 55 300 2004 V V Penampungan Rawan Patah / Pipa
ulan
4m Kurang Aman

212
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Gerbajing,Jo
Pipa 1,5 Mohon Bantuan Pipa 1150 Batang
96 Upaya Tirto bolawang, Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 310 2575 2015 V V 2,000 500
Inch=1016 Ukuran 1,5 Inch
Ngemulak
Pipa Rusak 70 X 4 = 280m, Minta
97 Warih Rahayu Ngentak Pagerharjo Samigaluh Mata Air Grafitasi 22 68 1985
Ganti Hdpe, Saat Hujan Keruh
Bak, Pompa
Belum Mennetukan Tarif Dan
98 Andono Warih Taman Purwoharjo Samigaluh Sungai Pompa 15 50 2020 , Pipa 500 V
Beban
M
Bak Air 2,
Sumber Mata Air Kurang
99 Ngudi Subur Junut Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 26 38 2020 Pipa 1400m, V V V 5,000 5,000
Mencukupi
Meteran Air
Sendang
100 Sami Remen Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 2019
Mulyo
Bak 2 , Pipa
Tirto 600m, Bak Penampung Air Kurang Dan
101 Sendangrejo Purwoharjo Samigaluh Sungai Pompa 21 75 2019 V V 5,000 4,500
Langgeng Meter Air Debit Kecil
22
Pompa2,Ba
k Air Letak Pelanggan Jauh Dari Pipa
102 Tirto Rahayu Pagutan Purwoharjo Samigaluh Sumur Gali Pompa 2019 2,Meteran Utama, Jarak Sumur Dan Bak
Listrik2, Penanpung Cukup Jauh
Pipa
103 Tukharjo Tukharjo Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 60 180 2014 V V 5,000 4,000

Bak Air5,
104 Warih Mulyo Taman Purwoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 28 96 2015 V V Iuran 5000/ Bulan, Debit
Pipa, Listrik

Munggang Kurang Debitnya, Perlu Segera


105 Bekti Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 70 175 2013 V V 2,000 3,000
Lor Menambah Sumbermata Air
Bak,Pipa
106 Enggal Ngalir Keweron Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 111 437 2018 Pompa,Listr V V 5,000 4,500
ik
Membuat Tanggul Dan Kawat
107 Tirto Aji Nyemani Sidoharjo Samigaluh Sungai Grafitasi 70 230 2013 V V
Bronjong
108 Tirto Menoreh Wonogiri Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 15 60 2010 V V 5,000 2,500
Warih Sumber Bak, Pompa
109 Tetes Sidoharjo Samigaluh Mata Air Pompa 253 1043 2017 V V 5,000 4,500
Mulyo , Pipa
Menggermala Pipa Utama Banyak Bocor Perlu
110 Tirto Sari Samigaluh Mata Air Grafitasi 46 150 2014 Bak, Pipa V V 5000 500
ng Ganti

213
Status Fungsi Iuran Tarif
Nama Ber-
No Pedukuhan Kalurahan Kapanewon Sumber Sistem Pelanggan Jiwa Aset fungsi Permasalahan
Kelompok diri Tdk fungsi Per
sebagia Ada Tdk Progresif
fungsi Baik Beban m3
n
Pompa, Pipa
111 Tirta Sari Jetak Kali Agung Sentolo Sumur Bor Pompa 81 324 2012 2km, Bak 5, V V - 2,000
Diesel Air 1
Pipa 4584
M, 1 Bak
Tirta Sari
112 Demen Ii Demen Temon Sumur Bor Pompa 55 160 2018 Reservoie, 1 V V 5,000 2,000
Bumi
Pompa, 1
Sumur Bor
7515 29274

214
3.4.2 Non-Teknis

Kendala dan permasalahan non-teknis dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten


Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 3.27.

Tabel 3. 27 Kendala dan Permasalahan Non Teknis

No. Lembaga Pengelola SPAM Permasalahan Aspek Non Teknis


• Perlu koordinasi dengan penyelenggara SPAM lain untuk
pembagian wilayah pelayanan.
Perumda PDAM Tirta • Tumpang tindih wilayah pelayanan
1 • Belum ada regulasi terkait dengan pembagian wilayah
Binangun, Kab Kulon Progo
pelayanan.
• Perbedaan tarif air minum antar penyelenggara SPAM.

3.4.2.1 Keuangan dan Institusional

Pada prinsipnya, institusi ditempatkan sebagai aturan main yang mengintegrasikan aturan
formal (hukum dan regulasi) dengan konstrain informal (norma, konvensi, dan praktik-
praktik interaksi sosial). Hal ini seperti yang dijelsakan oleh North (1990) mendefinisikan
institusi sebagai “…the rules of the game in a society or, more formally, are the humanly
devised constraints that shape human interaction”. Institusi juga dapat dipahami dengan
melihat relasi antara aturan (rules) dan peran (roles). Relasi antara institusi dan peran
inilah yang memungkinkan terjadinya kesenjangan antara apa yang dilakukan oleh aktor-
aktor kebijakan dan apa yang diharapkan oleh pemangku kepentingan kebijakan yang
lain.

Peters (1999) mengidentifikasi tiga ciri yang melekat pada institusi. Pertama, terkait
dengan substansi institusi; institusi mencerminkan struktur formal dan informal yang
terdapat dalam suatu masyarakat. Kedua, berkenaan dengan fisibilitas perubahan
institusi; institusi terdiri dari serangkaian aturan, norma dan prosedur yang relatif stabil
dan stabilitas inilah yang memungkinkan institusi untuk eksis dan mapan dalam jangka
waktu yang relatif lama. Ketiga mengungkap sifat dan fungsi institusi; institusi
membatasi pilihan-pilihan individu untuk bertindak karena institusi melibatkan
mekanisme insentif dan disinsentif yang mempengaruhi perilaku individu dalam
kehidupan organisasi maupun dalam setting sosial politik yang lebih luas. Pemahaman

215
mengenai ketiga ciri ini menjadi penting untuk menyediakan landasan konseptual bagi
perkembangan teori institusi.

Berdasarkan hasil FGD (7 Okt 2021) dengan pemangku kepentingan, ditemukan


beberapa kendala dalam lingkup institusi pengelolaan air minum di daerah Kabupaten
Kulon Progo yang dapat dilihat dari relasi antar aktor dalam subsistem kebijakan.

1. Belum adanya regulasi terkait dengan wilayah pelayanan


Kondisi eksisting menyebutkan bahwa masih banyak terjadi tumpang tindih
pelayanan dan disparitas tarif dasar air minum. Hal ini ditengarai adanya dasar
regulasi yang belum ada secara khusus atau belum diimplementasikan secara
optimal. Ada asumsi yang menyebutkan bahwa, kurangnya komunikasi, sinergi,
kolaborasi, dan integrasi menyebabkan tingkan efisiensi dan efektivitas pengelolan
manajemen penyedia layanan air bersih menjadi bermasalah.
2. Tumpang tindih wilayah pelayanan
Hal ini terjadi karena stakeholders mapping (Pamsimas, Pamaskarta, dan Perumda)
terkait dengan pelayanan kewilayahan belum dilaksanakan secara optimal. Prinsip
kemajuan organisasi dengan mengedepankan kolaborasi perlu dikaji kembali, karena
ruang lingkup ketugasan bukan hanya penetapan wilayah saja namun lebih kepada,
bagaimana peran stakeholders yang banyak perlu dikelola secara optimal.
3. Perbedaan tarif air minum antar penyelengara SPAM
Kebutuhan akan adanya regulasi tunggal sebagai dasar untuk penetapan tarif dasar
air minum sangat diperlukan. Kondisi ini berdampak pada persepsi peyelenggara
SPAM yang bervariasi dalam menentukan tarif. Kondisi eksisting tarif dasar air
berkisar antara Rp2.500 – Rp4.000. Pembaharuan sistem berbasis teknologi juga
perlu segera diimplementasikan, agar disparitas antar penyelenggara SPAM dapat
dikurangi. Saat ini, regulasi yang sudah ditetapkan untuk tarif dasar air minum adalah
Peraturan Bupati Kabupaten Kulon Progo Nomor 75 Tahun 2020 tentang Tarif Air
Minum. Maka dari itu, melalui peraturan terbaru, disparitas dan persepsi terkait
dengan tariff air minum dapat teratasi dengan baik.

3.4.2.2 Manajemen

Manajemen dapat dikaitkan sebagai kegiatan operasional dari organisasi. Ada lima
aktivitas utama dalam manajemen yang harus selalu dilaksanakan yaitu Fayol (2001):

216
(1) Planning yaitu merencanakan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dengan tepat; (2)
Organizing yaitu memobillisasikan sumberdaya manusia dan material organisasi; (3)
Commanding, yaitu mengarahkan dan memotivasi para anggota organisasi; (4)
Coordinating yaitu menyelaraskan kegiatan berbagai unit agar tidak terjadi duplikasi, dan
saling negasi; (5) Controlling: mengawasi jalannya rencana agar selalu sesuai dengan apa
yang direncanakan. Sementara Gullick (2017), berargumen bahwa manajemen dapat
dijalankan dengan prinsip-prinsip: perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan,
koordinasi, penganggran dan pengontrolan (POSDCORB).

Dewasa ini, pentingnya pengaruh lingkungan terhadap organisasi telah disadari karena
selalu menghadapi ketidakpastian, begitu pula dengan manajemen yang selalu dinamis.
Hal ini juga dihadapi dalam pengelolaan air minum (baik barupa air bersih maupun air
baku). Pengaturan lalu lintas dan transaksi pelayanan air bersih dan air baku ini
diperlukan manajemen yang sehat, dengan melalui kelembagaan yang memenuhi syarat
legalitas. Secara umum kelembagaan seringkali dihubungkan dengan organisasi.
Sementara itu kelembagaan menunjuk sesuatu yang mapan, sudah memiliki pola, serta
memiliki pranata dan aturan yang baik.

Tata kelola kelembagaan memiliki konsekuensi logis dalam setiap prosesnya.


Konsekuensi logis tersebut mencakup aturan main berupa vision-mission driven,
regulation driven, potential driven, functional driven, dan conceptual-technical driven
(Sulistiyani, 2015). Oleh karena itu, penataan kelembagaan harus mempetimbangkan: (1)
visi dan misi; (2) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mendukung; (3)
potensi daerah secara kontekstual; dan (4) gambaran aktivitas teknis organisasi yang jelas.
Jika empat prasyarat ini dapat terpenuhi maka pentingnya suatu lembaga itu berdiri,
menjadi sangat kuat.

Perumda Air Minum Tirta Binangun merupakan lembaga pemerintah yang melaksanakan
tugas dan fungsi pemerintahan di bidang penyelenggaraan kebutuhan air minum yang
berkualitas, berkuantitas dan berkesinambungan untuk keperluan masyarakat. Tugas dan
fungsi ini bagian yang tidak terpisahkan dalam konteks pelayanan prima.

Keberhasilan dari manajemen dapat diukur atau dievaluasi dalam parameter tertentu.
Proses dalam melakukan manajemen sebuah organisasi akan selalu berhadapan dengan

217
dinamika yang ada. Oleh karena itu, segala bentuk permaslahan harus diidentifikasi,
sehingga dapat mengetahui derajad ketepatan dalam mendiagnosa akar permasalahan.
Akar permasalahan tersebut kemudian dianalisis menjadi isu-isu strategis yang harus
diselesaikan. Analisa perumusan masalah manajemen di Perumda Air Minum Tirta
Binangun dijelaskan ke dalam beberapa kasus sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan penyelenggara SPAM lainnya belum optimal. Perumda Tirta


Binangun tidak satu-satunya institusi yang melayani dan menyediakan kebutuhan air
bersih. Oleh karena itu, koordinasi dengan Perangkat Daerah dan institusi terkait
sangat diperlukan untuk tujuan mendapatkan dukungan dalam pelayanan kepada
masyarakat. Ruang lingkup yang sangat luas menjadi konsentrasi untuk melakukan
akslerasi sinergi dan kolaborasi dengan institusi penyedia kebutuhan air bersih
lainnya dan juga meningkatkan peran masyarakat (seperti penyediaan air berbasis
lokal untuk kebutuhan sehari-hari dan irigasi pertanian).

SPAMDES dan PAMSIMAS secara eksisiting sudah memiliki peran penting dalam
mencukupi kebutuhan air minum kepada masyarakat. Oleh karena itu keberadaannya
benar-benar meringankan beban masyarakat. Apalagi dengan harga yang sangat
murah, maka benar-benar menjadikan menguntungkan secara ekonomi kepada
masyarakat. Kehadiran SPAMDES ini sangat membantu masyarakat. Harga air yang
sangat murah, yaitu sebesar Rp 3000 – 4000 per meter3.
Dalam rangka pengembangan SPAMDES juga melakukan kemitraan dengan
perguruan tinggi, seperti kemitraan dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
“Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berlangsung di Dusun Kaliapak, Desa
Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan melibatkan
Kelompok Air Bersih Tirta Lestari, Dusun Kaliapak, Desa Banjarsari, Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo (Cahyana, B., 2021). Di samping itu SPAMDES
lain juga kerjasama pengabdian dengan UMY, yalni dengan Organisasi Kelola
Mandiri (OKAM) Tirto Sari di Dusun Plugon, Desa Donomulyo, Kecamatan
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo (Barid, B. & Hairani, A., 2021).
a. Integrasi perkembangan teknologi untuk mengoptimalkan kinerja sumber
daya manusia perlu diakslerasi.

218
Sesuai dengan salah satu misi Perumda, pengelolaan usaha harus dilakukan secara
profesional dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dan sesuai dengan prinsip
manajemen. Sumber daya manusia harus didorong untuk berintegrasi dengan
sistem manajemen profesional berbasis teknologi. Permasalahan bukan hanya
terletak pada rasio jumlah SDM, namun lebih mengarah pada implementasi sistem
manajemen yang profesional dan berbasis teknologi.

Dalam rangka peningkatan kapasitas SDM ini maka melakukan kerjasama dengan
pihak PT Angkasa Pura. “Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, dan Direktur PDAM
Tirta Binangun Jumantoro di Kulon Progo, DI Yogyakarta dan PT Angkasa Pura I
(Persero) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding
(MoU) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo dan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) PDAM Tirta Binangun Kulon Progo (Media Bisnis, 2018).
Adapun tujuan dalam peningkatan SDM yang dimaksud adalah mencakup upaya
pemberian ketrampilan kepada:

1) Masyarakat terdampak bandara untuk tujuan seleksi, pendidikan dan pelatihan


2) Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan koperasi (Media Bisnis, 2018).

Salah satu upaya yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi digital adalah
sistem pembayaran PDAM non-tunai. Sesuai dengan Surat Edaran Perumda Air
Minum Tirta Binangun Nomor 440/178/PDAM/III/2020, maka pelanggan dapat
memanfaatkan pelayanan-pelayanan non tunai dalam pembayaran rekening air.
PDAM telah bekerjasama dengan toko-toko online terkemuka maupun perbankan
untuk keperluan transaksi, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, i-saku, atau Link
Aja. Selain itu, bisa juga melalui Indomaret, Alfamart, Fast Pay, PPOB, Kantor Pos,
ATM/BPD DIY, BTN, BNI, dan BRI. Artinya upaya pengintegrasian antara
teknologi dan SDM ini secara gradual sudah bertransformasi dengan baik.

b. Belum terdapat dokumen khusus tentang proyeksi pengembangan wilayah.

Dokumen perencanaan sebagai salah satu pedoman dalam pembangunan memiliki


sifat yang penting. Dokumen tersebut pada dasarnya akan berisi tentang tujuan
jangka pendek, menengah, dan panjang. Kebutuhan tentang dokumen
pengembangan wilayah ini sebagai bentuk respon dari berbagai pembangunan yang

219
sifatnya strategis baik dalam level daerah maupun nasional, seperti: keberadaan
Bandara Internasional Yogyakarta, pembangunan jalan tol, konsep aerotropolis,
dan KSPN Borobudur. Perubahan tujuan penataan ruang tersebut sebagai bagian
dari pengembangan dan kemajuan pembangunan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat. Pergeseran tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Sektor primer (penggerak Sektor sekunder/tersier:


Tahun 2012 - 2032

Tahun 2021 - 2041


ekonomi utama): pertanian perdagangan jasa, dan
industri

Mewujudkan Kabupaten
sebagai basis komoditas Mewujudkan pembangunan
pertanian didukung daerah yang bertumpu pada
pariwisata, pertambangan, sektor pertanian dan pariwisata
serta industri bahari dengan dengan didukung bahari,
mensinergikan wilayah kebudayaan, pertambangan,
perdagangan jasa, dan
industri secara terpadu dan
berkelanjutan berbasis mitigasi
bencana dan prinsip pelestarian
lingkungan hidup

Gambar 3. 16 Perubahan Tujuan Penataan Ruang

Oleh karena itu, integrasi terhadap proyeksi pengembangan wilayah sebagai bentuk
adaptasi dari proses bisnis yang dijalankan oleh Perumda Air Minum Tirta
Binangun. Hal ini tentu saja akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) jika
peluang ini dimanfaatkan secara optimal.

c. Adaptasi terhadap perubahan struktur dan pola ruang belum optimal.

Sistem manajemen yang baik adalah sistem yang mampu beradaptasi dan responsif
terhadap tuntutan eksternal maupun internal. Kondisi lingkungan yang mengalami
perubahan harus dimitigasi dengan rencana strategis yang matang. Adanya
perubahan terhadap struktur dan pola ruang juga harus diindahkan dengan
pengelolaan sistem SPAM yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perubahan struktur dan pola ruang tersebut antara lain karena adanya; (a)
pertumbuhan jaringan infratrusktur pendukung ekonomi yang semakin
berkembang; (b) pertumbuhan pusat kegiatan ekonomi yang semakin luas; (c)
adanya perubahan sistem perkotaan dan fungsi pusat pelayanan; (d) pertumbuhan

220
kawasan peruntukan permukiman, perdagangan jasa; dan (e) penyediaan ruang
untuk kegiatan komersial dan bisnis di kawasan Aerotropolis (kawasan campuran).

Dalam rangka peningkatan manajemen, melakukan kerjasama dengan banyak pihak


untuk memperbesar omzet. Khususnya pada masa pandemi covid-19 untuk air
minum kemasan AirKu mengalami penurunan omzet. Untuk itulah Perumda Tirta
Binangun juga memperluas kerjasama dengan banyak pihak. Data tentang
kerjasama yang ditempuh oleh manajemen adalah:

Tabel 3. 28 Kerjasama Manajemen


No Kerjasama dengan Tujuan
1 PT Angkasa Pura Bantuan CSR
2 PT Angkasa Pura Supplay air bersih ke
bandara
3 Kedai Ampirono di Kalurahan Pandowo Pemasaran AirKu
Pandoworejo, Kapanewon, Girimulyo
4 SMK 2 Pengasih Pendidikan dan
Ketenagakerjaan
5 program promosi pemasangan gratis sebanyak Membantu masyarakat
1.575 untuk keluarga kategori MBR berpenghasilan rendah

Sumber: Disarikan dari berbagai berita daerah, Kulon Progo,2018-2021

Kerjasama yang dilakukan dengan Kedai Ampirono di kalurahan Pandowo


Pandoworejo, Kapanewon, Girimulyo adalah untuk meningkatkan omzet penjualan
produk AirKu. Sedangkan kerjasama yang dilakukan dengan pihak SMK 2
Pengasih adalah untuk pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan. Adapun tenaga
kerja trampil luusan SMK 2 Pengasih yang dibutuhkan adalah: Konstruksi Gedung
dan Sanitasi Perawatan, Teknik Pengelasan, Teknik Permesinan, serta Teknik
Instalasi Tenaga Listrik. Oleh karena itu, narasi tentang peningkatan dukungan
manajemen terhadap perubahan struktur dan pola ruang perlu direncanakan secara
matang untuk mewujudkan kualitas pelayanan kepada pelanggan

221
BAB IV
STANDAR KRITERIA PERENCANAAN

4.1 Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah kebutuhan yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan
manusia yang dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non
domestik.

a. Kebutuhan air domestik: digunakan untuk keperluan rumah tangga


b. Kebutuhan air non-domestik: digunakan untuk keperluan industri, pariwisata, tempat
ibadah, tempat sosial, dan tempat umum lainnya.

4.1.1 Kebutuhan Domestik

Kebutuhan air domestik ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita.
Proyeksi populasi untuk masa yang akan datang merupakan salah satu parameter utama
dalam menentukan kebutuhan air domestik. Standar kebutuhan air domestik yaitu
kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi
hajat hidup sehari-hari, seperti pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan
yang dipakai adalah liter/orang/hari. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air
ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi
sosial ekonomi.

Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Kota kategori I (Metropolitan)


2. Kota kategori II (Kota Besar)
3. Kota kategori III (Kota Sedang)
4. Kota kategori IV (Kota Kecil)
5. Kota kategori V (Desa)

Berdasarkan lima kategori daerah pelayanan tersebut, kriteria kebutuhan air untuk sektor
domestik dapat dilihat pada Tabel 4.1.

222
Tabel 4. 1 Kriteria Kebutuhan Air Domestik
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)
500.000 - 100.000 - 20.000 -
No Uraian > 1.000.000 < 20.000
1.000.000 500.000 100.000
Metropolitan Besar Sedang Kecil Desa
Konsumsi Unit
1 Sambungan Rumah 190 170 150 130 30
(SR) (L/org/hari)
Konsumsi Unit
2 Hidran Umum (HU) 30 30 30 30 30
(L/org/hari)
Konsumsi Unit Non
3 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 10
Domestik (%)
4 Kehilangan Air (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20
Faktor Hari
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Maksimum
6 Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah Jiwa per SR 5 5 6 6 10
8 Jumlah Jiwa per HU 100 100 100 100 - 200 200
Sisa Tekan di
9 Jaringan Distribusi 10 10 10 10 10
(meter kolom air)
10 Jam Operasi 24 24 24 24 24
Volume Reservoir
11 (%) ( Kebutuhan 20 20 20 20 20
Maksimum)
50 : 50 50:50
12 SR : HU sampai sampai 80 : 20 70 : 30 70 : 30
80 : 20 80 : 20
13 Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000
Untuk mencari kebutuhan air, dasarnya adalah kebutuhan harian maksimum dan
kebutuhan air jam maksimum dengan referensinya adalah kebutuhan air rata-rata.

a. Kebutuhan Air Rata-rata Harian (Qrh)

Kebutuhan air rata-rata harian adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik dan non domestik ditambah dengan kehilangan air.
Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑄𝑟ℎ = 𝑄𝑑𝑜𝑚 + 𝑄𝑛𝑜𝑛𝑑𝑜𝑚 + 𝑄𝑘ℎ

Keterangan:

Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

Qdom = kebutuhan air domestik (m3/detik)

Qnondom = kebutuhan air non domestik (m3/detik)

223
Qkha = kehilangan air sebesar 10-20% dari kebutuhan domestik (m3/detik)

b. Kebutuhan Air Harian Maksimum (Qhm)

Kebutuhan air harian maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar pada
suatu hari dalam satu tahun dan didasarkan pada Qrh. Untuk menghitung Qhm
diperlukan faktor kebutuhan air maksimum. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑄ℎ𝑚 = 𝑓ℎ𝑚 × 𝑄𝑟ℎ

Dimana, Qhm = kebutuhan air harian maksimum (m3/detik)

fhm = faktor harian maksimum sebesar 1,5

Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

c. Kebutuhan Air Jam Maksimum (Qjm)

Kebutuhan air jam maksimum adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada jam
tertentu dalam satu hari. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑄𝑗𝑚 = 𝑓𝑗𝑚 × 𝑄𝑟ℎ

Dimana, Qjm = kebutuhan air jam maksimum (m3/detik)

fjm = faktor jam maksimum sebesar 1,5 - 2

Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

d. Kebutuhan Air Harian Minimum (Qhmin)

Kebutuhan air harian minimum adalah banyaknya kebutuhan air terkecil yang
diperlukan dalam satu hari. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑄ℎ𝑚𝑖𝑛 = 𝑓ℎ𝑚𝑖𝑛 × 𝑄𝑟ℎ

Dimana, Qhmin = kebutuhan harian minimum (m3/detik)

fhmin = faktor harian minimum sebesar 0,25

Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

224
4.1.2 Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan air non domestik merupakan air yang digunakan untuk keperluan industri,
pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial serta tempat komersial dan umum lainnya.

Kebutuhan air non domestik yang dibedakan berdasarkan kategori daerah pelayanan
dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV
Unit Kebutuhan Air Satuan
Sekolah 10 L/Murid/Hari
Rumah Sakit 200 L/Bed/Hari
Puskesmas 2.000 L/Unit/Hari
Masjid 3.000 L/Unit/Hari
Gereja 1.000 L/Unit/Hari
Kantor 10 L/Pegawai/Hari
Pasar 12.000 L/Pegawai/Hari
Hotel 150 L/Tempat Tidur/Hari
Rumah Makan 100 L/Tempat Duduk/Hari
Kompleks Militer 60 L/Orang/Hari
Kawasan Industri 0,2 – 0,8 L/det/ha
Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 L/det/ha
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000

Tabel 4. 3 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Desa


Unit Kebutuhan Air Satuan
Sekolah 5 L/Murid/Hari
Rumah Sakit 200 L/Bed/Hari
Puskesmas 1.200 L/Unit/Hari
Hotel/Losmen 90 L/Hari
Komersial/Industri 10 L/Hari
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000

Tabel 4. 4 Kebutuhan Air Non-Domestik Kategori Lainnya


Unit Kebutuhan Air Satuan
Lapangan Terbang 10 L/det
Pelabuhan 50 L/det
Stasiun KA - Terminal Bus 1.200 L/det
Kawasan industry 90 L/det
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000
Kebutuhan air dapat dihitung apabila telah diketahui perkiraan jumlah penduduk pada
tahun mendatang sesuai rencana. Perhitungan jumlah penduduk di masa mendatang dapat
menggunakan beberapa metode antara lain Metode Rata-rata Aritmatika, Metode Regresi
Linier, Metode Chi-square dan Metode Geometrik.

225
a. Metode Rata-rata Aritmatika

Metode Rata-rata Aritmatika sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk


yang selalu bertambah secara konstan dengan rumus sebagai berikut.

𝑃𝑛 = 𝑃0 + (𝑟 × 𝑛)

Keterangan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

P0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa).

r = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

b. Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier juga sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk
yang mempunyai kecenderungan garis linier meskipun perkembangan penduduk
tidak selalu bertambah. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑃𝑛 = 𝑎 + (𝑏 × 𝑛)

Keterangan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

∑ 𝑃 ∑ 𝑋 2 −∑ 𝑋 (∑ 𝑃.𝑋)
a = 2 (jiwa)
𝑁 ∑ 𝑋 −(∑ 𝑋)2

𝑁 (∑ 𝑃.𝑋) −∑ 𝑋 ∑ 𝑃
b = 2 (jiwa)
𝑁 ∑ 𝑋 −(∑ 𝑋)2

c. Metode Geometrik

Proyeksi dengan Metode Geometrik menganggap bahwa perkembangan penduduk


secara otomatis berganda dengan pertambahan penduduk. Metode ini tidak
memperhatikan jika suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,

226
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. Rumusnya adalah sebagai
berikut.

𝑃𝑛 = 𝑃0 × (1 + 𝑟)𝑛

Keterangan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

P0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa).

r = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

4.2 Kriteria Perencanaan

Kriteria perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jaringan Perpipaan (JP)
dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum Lampiran III dan Lampiran IV.

4.2.1 Unit Air Baku

Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku yang telah
memenuhi baku mutu. Parameter kualitas air baku mengacu pada Permenkes No 492
tahun 2010. Parameter kuantitas adalah debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15-20
tahun yaitu dengan cara mengkaji neraca air dari sumber air yang akan diambil. Khusus
pengambilan sumber dari badan sungai maka neraca air bisa diambil dari bendung
terdekat (data diperoleh dari BBWS). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sumber air baku: 1) Warna 2) Kekeruhan 3) Salinitas 4) pH. Untuk sumber air baku yang
belum ada pengkajian neraca air, perlu dilakukan Survei dan Pengkajian Sumber Daya
Air Baku oleh tenaga ahli yang bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) yang
berpengalaman dalam bidang air minum minimal 5 tahun. Selain itu, perlu dilakukan
pengkajian untuk mengetahui kemungkinan pengaliran air baku secara gravitasi dengan
mengacu pada Peta Rupa Bumi dari BAKOSURTANAL atau Peta Citra Satelit yang
mempunyai fasilitas identifikasi elevasi. Titik pengambilan (intake) yang sudah

227
disepakati lokasi dan debit air bakunya, segera diusulkan kepada Pemerintah Daerah
untuk diproses SIPA nya

Berdasarkan sumber air baku yang digunakan, maka air baku dapat dibedakan menjadi:

a. Mata Air

Sistem penyediaan air minum komunal mata air adalah sistem penyediaan air minum
yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum dengan cara
melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada
masyarakat pemakai. Pada umumnya, kuantitas mata air relatif kecil dibandingkan
dengan sumber air lainnya dengan kualitas yang cukup baik. Agar dapat difungsikan
sebagai sebagai sumber air bersih, debit minimum harus lebih besar dari debit
rencana kebutuhan yang dihitung sesuai kriteria perencanaan. Lokasi sumber mata
air perlu dilakukan survei yang lebih teliti untuk memastikan bahwa lokasi tersebut
memang mata air dan bukan air yang berasal rembesan dari air yang lain (air sawah,
rembesan air dari air irigasi, ataupun akibat hujan yang terjadi diatasnya).

Penyediaan air minum dari mata air dilakukan dengan cara melindungi dan
menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada konsumen.
Secara umum bangunan pengambilan mata air dibedakan menjadi bangunan
penangkap dan bangunan pengumpul sumuran.

1. Bangunan penangkap dipilih dengan pertimbangan pemunculan mata air cenderung


kearah horisontal dimana muka air semula tidak berubah dan mata air yang muncul
dari kaki perbukitan. Apabila keluaran mata air melebar maka bangunan
pengambilan perlu dilengkapi dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet
mata air.
2. Bangunan pengumpul dipilih dengan pertimbangan pemunculan mata air
cenderung kearah vertical serta mata air yang muncul pada daerah datar dan
membentuk tampungan. Apabila outlet mata air pada satu tempat maka digunakan
tipe sumuran, apabila outlet mata air pada beberapa tempat dan tidak berjatuhan
maka digunakan bangunan pengumpul atau dinding keliling.

228
b. Air Tanah

Air tanah merupakan air yang tersimpan dan/atau mengalir pada lapisan
tanah/batuan, yang lazim disebut akuifer. Upaya untuk mendapatkan air tanah
ditempuh dengan cara membuat lubang vertikal pada tanah/batuan di daerah yang
mempunyai potensi ketersediaan air tanah. Penentuan tipe bangunan pengambilan air
tanah, didasarkan pada beberapa faktor antara lain.

1. Faktor geologi dan hidrogeologi daerah yang berhubungan dengan pola akuifer
dan potensi air tanahnya.
2. Faktor kemudahan dalam pelaksanaannya.
3. Faktor kuantitas/jumlah air yang diinginkan, termasuk kualitasnya.

Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah bebas (air tanah dangkal) dan air tanah
tertekan (air tanah dalam). Pada umumnya, air tanah dangkal mempunyai kuantitas
yang sangat terbatas dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 20 meter dan
dipengaruhi oleh keadaan musim, sedangkan air tanah dalam memiliki kedalaman
lebih dari 20 meter dan relatif tidak dipengaruhi oleh musim karena berasal dari
lapisan akuifer. Jenis lain dari air tanah yakni sebagai berikut.

1. Air tanah bebas

Air tanah bebas atau air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat di dalam suatu
lapisan pembawa air (akuifer) yang di bagian atasnya tidak tertutupi oleh lapisan
kedap air (impermeable). Umumnya sumur gali milik penduduk merupakan tipe air
tanah bebas atau dangkal. Air tanah dangkal diperoleh dari kedalaman tanah tidak
lebih dari 20 meter. Sumur dangkal dapat dipilih jika kebutuhan air di daerah
perencanaan kecil dan potensi sumur dangkal dapat mencukupi kebutuhan air bersih
di daerah perencanaan (dalam kondisi akhir musim kemarau/kondisi kritis).

2. Air tanah tertekan

Air tanah tertekan atau air tanah dalam merupakan air tanah yang terdapat di dalam
suatu lapisan pembawa air (akuifer) yang terkurung oleh lapisan kedap air
(impermeable) baik pada bagian atas maupun bagian bawah. Tipe air tanah tertekan
umumnya dimanfaatkan dengan cara membuat bangunan konstruksi sumur dalam.
Air tanah dalam diperoleh dari lapisan tanah pada kedalaman lebih dari 20 meter

229
yang berdasarkan penelitian hidrogeologis berpotensi memiliki cadangan air tanah
dengan debit pengambilan mencukupi dari lapisan akuifer. Sumur dalam dipilih jika
kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar dan potensi sumur dangkal tidak
dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah perencanaan.

c. Air Hujan

Pemanfaatan air hujan sebagai sumber penyediaan air bersih memerlukan survei
yang lebih seksama sehingga curah hujan mencukupi kebutuhan minimal pada
musim kemarau. Untuk kebutuhan penyediaan air bersih, diperlukan bangunan
penampung air hujan (PAH) yang mencukupi untuk persediaan air pada musim
kemarau selama 4 -5 bulan. PAH dibedakan menjadi 2 seperti berikut.

1. Sistem Individual

Sistem individual memiliki kelebihan karena proses konstruksi mudah dikerjakan.


Selain itu, teknik pengambilan air relatif sederhana. Akan tatapi, segi kuantitas sistem
individual umumnya kurang handal karena air hujan langsung ditampung dari atap
ke dalam tangki. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut.

▪ Volume air yang dibatasi oleh biaya konstruksi.


▪ Kontinuitas curah hujan tidak dapat diperkirakan dengan tepat.
▪ Volume air yang ditampung sebanding dengan luasan atap.
▪ Dari segi kualitas relatif bagus, akan tetapi miskin mineral dan nilai pH juga
rendah.
2. Skala Komunal

Sistem komunal memiliki kelebihan karena biaya air per m3 relatif lebih murah
dibandingkan sistem individu. Selain itu, teknik pengambilan air juga relatif
sederhana. Dari segi kualitas, sistem komunal memiliki air yang relatif cukup baik
karena efek impounding. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan pengolahan
agar air minum memenuhi standar baku mutu. PAH skala komunal memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut.

▪ Umumnya direncanakan untuk menghadapi musim kering (2-3) bulan saja.


▪ Kapasitas kolam/danau/embung tergantung pada kondisi dan luas catchment area.

230
▪ Banyaknya kehilangan air terjadi karena penguapan dan rembesan.

d. Air Permukaan

Sistem penyediaan air minum komunal air permukaan adalah sistem penyediaan air
minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air baku untuk air
minum.

Bangunan pengambilan air baku untuk masing-masing solusi teknis tergantung dari
jenis sumber air baku yang digunakan. Secara umum, persyaratan lokasi penempatan
dan konstruksi bangunan pengambilan air baku adalah sebagai berikut.

a. Bangunan pengambilan harus terlindung dari polusi yang disebabkan oleh


pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan makhluk hidup lain).
b. Penempatan bengunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-
lain).
c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai,
terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (uplift).
d. Penempatan bangunan pengambilan diusahakan dapat menggunakan sistem
gravitasi dalam pengoperasiannya.
e. Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan
harian maksimum.
f. Dimensi inlet dan outlet letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian
muka air.
g. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik
sumber air baku
h. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
i. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan manggunakan material
lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar

Tipe pengambilan air baku untuk air minum berdasarkan sumber air permukaan
adalah sebagai berikut.

231
1. Sungai

Secara garis besar tipe bangunan pengambilan air baku (intake) pada sumber air
permukaan dibagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu.

i. Intake bebas,
Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) bebas adalah fluktuasi muka
air tidak terlalu besar, dan ketinggian air cukup untuk dapat masuk inlet.
ii. Intake dengan bendung
Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) dengan bendung adalah
ketebalan air tidak cukup untuk intake bebas, sehingga muka air perlu dinaikkan
dengan bendung.
iii. Intake ponton digunakan jika fluktuasi muka air di sungai besar.
iv. Intake jembatan digunakan apabila muka air jauh dari daratan dan tidak ada lalu
lintas kapal besar di sungai.
v. infiltrasi galeri.
Pertimbangan pemilihan saluran resapan (Infiltration galleries) adalah ketebalan air
sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk lumpur sedikit, kondisi tanah dasar cukup
poros (porous), aliran air bawah tanah cukup untuk dimanfaatkan, muka air tanah
terletak maksimum 2 meter dari dasar sungai.

2. Danau

Secara umum persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan


untuk sumber mata air danau adalah sebagai berikut.

i. Penentuan lokasi bangunan pengambilan didasarkan pertimbangan sebagai


berikut.
▪ Lokasi di tepi danau yang masih tergenang pada kondisi elevasi muka air danau
minimum.
▪ Lokasi yang berdasarkan data geoteknik mempunyai daya dukung yang optimal
dan mempunyai faktor keamanan cukup tinggi.
▪ Lokasi yang aman terhadap pengaruh luar seperti longsoran tanah dari bukit
diatasnya, jalur drainase atau parit dari daratan ke areal tampungan dan lokasi
perumahan yang memungkinkan pencemaran.

232
▪ Penentuan elevasi inlet minimal 0,6 m di bawah muka air danau minimum
▪ Penentuan elavasi puncak bangunan pengambilan minimal 0,5 di atas muka air
danau tertinggi.

ii. Penentuan tipe bangunan pengambilan

Tipe bangunan pengambilan air danau dan pertimbangan pemanfaatan jenis intake
adalah sebagai berikut.

a) Intake bebas
Untuk intake bebas, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi muka air danau tidak terlalu besar.
• Penempatan pada tepi danau yang mempunyai ketebalan air cukup.
• Kondisi tanah pada tepi danau cukup stabil.
• Kemiringan tanah di tepi danau cukup landau.
b) Intake ponton
Untuk intake ponton, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi air danau besar.
• Penempatan pada tepi danau yang landai dan hanya tergenang air pada
kondisi muka air danau maksimum (penempatan intake memungkinkan
menjorok ke danau).
• Kondisi tanah pada lereng danau cukup stabil.
c) Intake jembatan
Untuk intake jembatan, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi air danau tidak terlalu besar.
• Penempatan pada tepi danau yang landai dan hanya tergenang air pada
kondisi muka air danau maksimum (penempatan intake memungkinkan
menjorok ke danau).
• Kondisi tanah pada dasar danau cukup stabil.

3. Waduk

Waduk yang digunakan untuk penyediaan air minum harus memiliki fasilitas
penyediaan air baku air minum. Dengan demikian pemanfaatan air waduk dapat

233
langsung memanfaatkan fasilitas yang terbangun. Pertimbangan yang diperlukan
untuk menentukan lokasi pengambilan air waduk dan tipe bangunan pengambilan air
waduk adalah sama dengan bangunan pengambilan sumber air danau.

4. Embung

Embung dapat dijadikan sebagai sumber air baku jika memenuhi persyaratan lokasi
penempatan dan konstruksi bangunan pengambil sebagai berikut.

▪ Pertimbangan bangunan pengambilan ditentukan pada titik yang mempunyai


kedalaman air maksimum.
▪ Apabila kedalaman air di embung cukup besar, maka penempatan titik pompa
sebaiknya mengacu pada standar spesifikasi pompa, khususnya daya hisap
optimum ± 6 m dari permukaan air embung.
▪ Lokasi penempatan bangunan ditentukan berdasarkan data geoteknik dengan
daya dukung yang optimal dan mempunyai faktor keamanan cukup tinggi.

Tipe bangunan pengambilan dan pertimbangan pemilihan jenis intake pengambilan


dengan sumber air baku berupa embung adalah:

i. Intake bebas
Untuk intake bebas, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi levelling dasar embung relatif datar dan kedalaman air maksimum
berada ditepi embung.
• Kondisi tanah di tepi embung cukup stabil.
ii. Intake jembatan
Untuk intake jembatan, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi permukaan dasar bervariasi dan cenderung berbentuk valley,
kedalaman air maksimum merata di tengah embung.
• Kondisi tanah di tengah embung cukup stabil.
iii. Intake ponton
Untuk intake ponton, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi levelling dasar bervariasi dan kedalaman air tidak merata
• Kondisi air dasar embung stabil

234
Undang-undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dalam Pasal 22
menyebutkan bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada wilayah sungai
dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan
mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Oleh karena itu, dalam pemilihan sumber
air baku penggunaan air permukaan perlu lebih diutamakan, sedangkan penggunaan air
tanah perlu dibatasi. Perencanaan sistem penyediaan air minum perlu memperhatikan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RP-SDA) wilayah sungai terkait.

Analisis kualitas air dari sumber air baku diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik,
kimiawi, dan kondisi biologis air baku yang nantinya dipergunakan untuk merencanakan
sistem pengolahan air sehingga menghasilkan air bersih yang sesuai dengan persyaratan.
Kualitas air yang digunakan untuk air baku air minum harus memenuhi baku mutu kelas
satu. Baku mutu air nasional diatur dalam Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021. Air minum hasil olahan air baku harus memiliki kualitas air yang baik sesuai
standar persyaratan yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, sedangkan
hasil olahan air baku yang digunakan untuk sanitasi dan higiene harus memenuhi
persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum. Baku mutu beberapa parameter penting kualitas air disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Persyaratan Kualitas Air


Kadar Maksimum
Sanitasi
No Parameter Satuan Air Air Baku
1 dan
Minum Kelas 13
Higiene2
Parameter yang berhubungan
1.
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
CFU / -
1) E. Coli 0 0
100ml
CFU / 1000
2) Koliform 0 50
100ml
Parameter yang tidak langsung
2.
berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
Tidak Tidak -
1) Bau
berbau berbau
2) Warna TCU 15 50 15
3) Total zat terlarut (TDS)* mg/l 500 1000 1000

235
Kadar Maksimum
Sanitasi
No Parameter Satuan Air Air Baku
dan
Minum1 2 Kelas 13
Higiene
4) Kekeruhan NTU 5 25 -
Tidak -
5) Rasa Tidak berasa
berasa
Suhu udara Suhu udara Suhu udara
6) Suhu ⁰C
±3 ±3 ±3
b. Parameter Kimiawi -
1) Kesadahan mg/L 500 500
2) pH 6,5 – 8,5 6,5 – 8,5 6–9
1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
3
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 berlaku untuk air sungai dan danau
* salinitas didekati dengan TDS

4.2.2 Unit Transmisi

Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku yang telah
memnuhi baku mutu. Parameter kualitas air baku mengacu pada Permenkes No 492 tahun
2010. Parameter kuantitas adalah debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15-20 tahun
yaitu dengan cara mengkaji neraca air dari sumber air yang akan diambil. Khusus
pengambilan sumber dari badan sungai maka neraca air bisa diambil dari bendung
terdekat (data diperoleh dari BBWS). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
sumber air baku: 1) Warna 2) Kekeruhan 3) Salinitas 4) pH. Untuk sumber air baku yang
belum ada pengkajian neraca air, perlu dilakukan Survei dan Pengkajian Sumber Daya
Air Baku oleh tenaga ahli yang bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) yang
berpengalaman dalam bidang air minum minimal 5 tahun. Selain itu, perlu dilakukan
pengkajian untuk mengetahui kemungkinan pengaliran air baku secara gravitasi dengan
mengacu pada Peta Rupa Bumi dari BAKOSURTANAL atau Peta Citra Satelit yang
mempunyai fasilitas identifikasi elevasi. Titik pengambilan (intake) yang sudah
disepakati lokasi dan debit air bakunya, segera diusulkan kepada Pemerintah Daerah
untuk diproses SIPA nya

Berdasarkan sumber air baku yang digunakan, maka air baku dapat dibedakan menjadi:

a. Mata Air

Sistem penyediaan air minum komunal mata air adalah sistem penyediaan air minum
yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum dengan cara

236
melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada
masyarakat pemakai. Pada umumnya, kuantitas mata air relatif kecil dibandingkan
dengan sumber air lainnya dengan kualitas yang cukup baik. Agar dapat difungsikan
sebagai sebagai sumber air bersih, debit minimum harus lebih besar dari debit rencana
kebutuhan yang dihitung sesuai kriteria perencanaan. Lokasi sumber mata air perlu
dilakukan survei yang lebih teliti untuk memastikan bahwa lokasi tersebut memang
mata air dan bukan air yang berasal rembesan dari air yang lain (air sawah, rembesan
air dari air irigasi, ataupun akibat hujan yang terjadi diatasnya).

Penyediaan air minum dari mata air dilakukan dengan cara melindungi dan menangkap
air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada konsumen. Secara umum
bangunan pengambilan mata air dibedakan menjadi bangunan penangkap dan
bangunan pengumpul sumuran.

1. Bangunan penangkap dipilih dengan pertimbangan pemunculan mata air cenderung


kearah horisontal dimana muka air semula tidak berubah dan mata air yang muncul
dari kaki perbukitan. Apabila keluaran mata air melebar maka bangunan
pengambilan perlu dilengkapi dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet
mata air.
2. Bangunan pengumpul dipilih dengan pertimbangan pemunculan mata air
cenderung kearah vertical serta mata air yang muncul pada daerah datar dan
membentuk tampungan. Apabila outlet mata air pada satu tempat maka digunakan
tipe sumuran, apabila outlet mata air pada beberapa tempat dan tidak berjatuhan
maka digunakan bangunan pengumpul atau dinding keliling.

b. Air Tanah

Air tanah merupakan air yang tersimpan dan/atau mengalir pada lapisan tanah/batuan,
yang lazim disebut akuifer. Upaya untuk mendapatkan air tanah ditempuh dengan cara
membuat lubang vertikal pada tanah/batuan di daerah yang mempunyai potensi
ketersediaan air tanah. Penentuan tipe bangunan pengambilan air tanah, didasarkan
pada beberapa faktor antara lain.

237
a. Faktor geologi dan hidrogeologi daerah yang berhubungan dengan pola akuifer
dan potensi air tanahnya.
b. Faktor kemudahan dalam pelaksanaannya.
c. Faktor kuantitas/jumlah air yang diinginkan, termasuk kualitasnya.

Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah bebas (air tanah dangkal) dan air tanah
tertekan (air tanah dalam). Pada umumnya, air tanah dangkal mempunyai kuantitas
yang sangat terbatas dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 20 meter dan
dipengaruhi oleh keadaan musim, sedangkan air tanah dalam memiliki kedalaman
lebih dari 20 meter dan relatif tidak dipengaruhi oleh musim karena berasal dari lapisan
akuifer. Jenis lain dari air tanah yakni sebagai berikut.

1. Air tanah bebas

Air tanah bebas atau air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat di dalam suatu
lapisan pembawa air (akuifer) yang di bagian atasnya tidak tertutupi oleh lapisan kedap
air (impermeable). Umumnya sumur gali milik penduduk merupakan tipe air tanah
bebas atau dangkal. Air tanah dangkal diperoleh dari kedalaman tanah tidak lebih dari
20 meter. Sumur dangkal dapat dipilih jika kebutuhan air di daerah perencanaan kecil
dan potensi sumur dangkal dapat mencukupi kebutuhan air bersih di daerah
perencanaan (dalam kondisi akhir musim kemarau/kondisi kritis).

2. Air tanah tertekan

Air tanah tertekan atau air tanah dalam merupakan air tanah yang terdapat di dalam
suatu lapisan pembawa air (akuifer) yang terkurung oleh lapisan kedap air
(impermeable) baik pada bagian atas maupun bagian bawah. Tipe air tanah tertekan
umumnya dimanfaatkan dengan cara membuat bangunan konstruksi sumur dalam. Air
tanah dalam diperoleh dari lapisan tanah pada kedalaman lebih dari 20 meter yang
berdasarkan penelitian hidrogeologis berpotensi memiliki cadangan air tanah dengan
debit pengambilan mencukupi dari lapisan akuifer. Sumur dalam dipilih jika
kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar dan potensi sumur dangkal tidak
dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah perencanaan.

238
c. Air Hujan

Pemanfaatan air hujan sebagai sumber penyediaan air bersih memerlukan survei yang
lebih seksama sehingga curah hujan mencukupi kebutuhan minimal pada musim
kemarau. Untuk kebutuhan penyediaan air bersih, diperlukan bangunan penampung
air hujan (PAH) yang mencukupi untuk persediaan air pada musim kemarau selama 4
-5 bulan. PAH dibedakan menjadi 2 seperti berikut.

1. Sistem Individual

Sistem individual memiliki kelebihan karena proses konstruksi mudah dikerjakan.


Selain itu, teknik pengambilan air relatif sederhana. Akan tatapi, segi kuantitas sistem
individual umumnya kurang handal karena air hujan langsung ditampung dari atap ke
dalam tangki. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut.

▪ Volume air yang dibatasi oleh biaya konstruksi.


▪ Kontinuitas curah hujan tidak dapat diperkirakan dengan tepat.
▪ Volume air yang ditampung sebanding dengan luasan atap.
▪ Dari segi kualitas relatif bagus, akan tetapi miskin mineral dan nilai pH juga rendah.
2. Skala Komunal

Sistem komunal memiliki kelebihan karena biaya air per m3 relatif lebih murah
dibandingkan sistem individu. Selain itu, teknik pengambilan air juga relatif
sederhana. Dari segi kualitas, sistem komunal memiliki air yang relatif cukup baik
karena efek impounding. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan pengolahan agar
air minum memenuhi standar baku mutu. PAH skala komunal memiliki beberapa
kelemahan sebagai berikut.

▪ Umumnya direncanakan untuk menghadapi musim kering (2-3) bulan saja.


▪ Kapasitas kolam/danau/embung tergantung pada kondisi dan luas catchment area.
▪ Banyaknya kehilangan air terjadi karena penguapan dan rembesan.

d. Air Permukaan

Sistem penyediaan air minum komunal air permukaan adalah sistem penyediaan air
minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air baku untuk air minum.

239
Bangunan pengambilan air baku untuk masing-masing solusi teknis tergantung dari
jenis sumber air baku yang digunakan. Secara umum, persyaratan lokasi penempatan
dan konstruksi bangunan pengambilan air baku adalah sebagai berikut.

a. Bangunan pengambilan harus terlindung dari polusi yang disebabkan oleh pengaruh
luar (pencemaran oleh manusia dan makhluk hidup lain).
b. Penempatan bengunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain).
c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap
gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (uplift).
d. Penempatan bangunan pengambilan diusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi
dalam pengoperasiannya.
e. Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan
harian maksimum.
f. Dimensi inlet dan outlet letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka
air.
g. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber
air baku
h. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
i. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan manggunakan material lokal
atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar

Tipe pengambilan air baku untuk air minum berdasarkan sumber air permukaan
adalah sebagai berikut.

1. Sungai

Secara garis besar tipe bangunan pengambilan air baku (intake) pada sumber air
permukaan dibagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu.

a. Intake bebas,
Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) bebas adalah fluktuasi muka air
tidak terlalu besar, dan ketinggian air cukup untuk dapat masuk inlet.

240
b. Intake dengan bendung
Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) dengan bendung adalah
ketebalan air tidak cukup untuk intake bebas, sehingga muka air perlu dinaikkan
dengan bendung.
c. Intake ponton digunakan jika fluktuasi muka air di sungai besar.
d. Intake jembatan digunakan apabila muka air jauh dari daratan dan tidak ada lalu lintas
kapal besar di sungai.
e. infiltrasi galeri.
Pertimbangan pemilihan saluran resapan (Infiltration galleries) adalah ketebalan air
sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk lumpur sedikit, kondisi tanah dasar cukup poros
(porous), aliran air bawah tanah cukup untuk dimanfaatkan, muka air tanah terletak
maksimum 2 meter dari dasar sungai.

2. Danau

Secara umum persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan


untuk sumber mata air danau adalah sebagai berikut.

i. Penentuan lokasi bangunan pengambilan didasarkan pertimbangan sebagai berikut.


▪ Lokasi di tepi danau yang masih tergenang pada kondisi elevasi muka air danau
minimum.
▪ Lokasi yang berdasarkan data geoteknik mempunyai daya dukung yang optimal dan
mempunyai faktor keamanan cukup tinggi.
▪ Lokasi yang aman terhadap pengaruh luar seperti longsoran tanah dari bukit diatasnya,
jalur drainase atau parit dari daratan ke areal tampungan dan lokasi perumahan yang
memungkinkan pencemaran.
▪ Penentuan elevasi inlet minimal 0,6 m di bawah muka air danau minimum
▪ Penentuan elavasi puncak bangunan pengambilan minimal 0,5 di atas muka air danau
tertinggi.

ii. Penentuan tipe bangunan pengambilan

Tipe bangunan pengambilan air danau dan pertimbangan pemanfaatan jenis intake
adalah sebagai berikut.

241
a) Intake bebas
Untuk intake bebas, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi muka air danau tidak terlalu besar.
• Penempatan pada tepi danau yang mempunyai ketebalan air cukup.
• Kondisi tanah pada tepi danau cukup stabil.
• Kemiringan tanah di tepi danau cukup landau.
b) Intake ponton
Untuk intake ponton, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi air danau besar.
• Penempatan pada tepi danau yang landai dan hanya tergenang air pada kondisi muka
air danau maksimum (penempatan intake memungkinkan menjorok ke danau).
• Kondisi tanah pada lereng danau cukup stabil.
c) Intake jembatan
Untuk intake jembatan, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Fluktuasi air danau tidak terlalu besar.
• Penempatan pada tepi danau yang landai dan hanya tergenang air pada kondisi muka
air danau maksimum (penempatan intake memungkinkan menjorok ke danau).
• Kondisi tanah pada dasar danau cukup stabil.

3. Waduk

Waduk yang digunakan untuk penyediaan air minum harus memiliki fasilitas
penyediaan air baku air minum. Dengan demikian pemanfaatan air waduk dapat
langsung memanfaatkan fasilitas yang terbangun. Pertimbangan yang diperlukan
untuk menentukan lokasi pengambilan air waduk dan tipe bangunan pengambilan air
waduk adalah sama dengan bangunan pengambilan sumber air danau.

4. Embung

Embung dapat dijadikan sebagai sumber air baku jika memenuhi persyaratan lokasi
penempatan dan konstruksi bangunan pengambil sebagai berikut.

▪ Pertimbangan bangunan pengambilan ditentukan pada titik yang mempunyai


kedalaman air maksimum.

242
▪ Apabila kedalaman air di embung cukup besar, maka penempatan titik pompa
sebaiknya mengacu pada standar spesifikasi pompa, khususnya daya hisap
optimum ± 6 m dari permukaan air embung.
▪ Lokasi penempatan bangunan ditentukan berdasarkan data geoteknik dengan daya
dukung yang optimal dan mempunyai faktor keamanan cukup tinggi.

Tipe bangunan pengambilan dan pertimbangan pemilihan jenis intake pengambilan


dengan sumber air baku berupa embung adalah:

i. Intake bebas
Untuk intake bebas, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi levelling dasar embung relatif datar dan kedalaman air maksimum berada
ditepi embung.
• Kondisi tanah di tepi embung cukup stabil.
ii. Intake jembatan
Untuk intake jembatan, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi permukaan dasar bervariasi dan cenderung berbentuk valley, kedalaman
air maksimum merata di tengah embung.
• Kondisi tanah di tengah embung cukup stabil.
iii. Intake ponton
Untuk intake ponton, bangunan pengambilan harus memenuhi syarat berikut.
• Kondisi levelling dasar bervariasi dan kedalaman air tidak merata
• Kondisi air dasar embung stabil

Undang-undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dalam Pasal 22
menyebutkan bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada wilayah sungai
dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan
mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Oleh karena itu, dalam pemilihan sumber
air baku penggunaan air permukaan perlu lebih diutamakan, sedangkan penggunaan air
tanah perlu dibatasi. Perencanaan sistem penyediaan air minum perlu memperhatikan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RP-SDA) wilayah sungai terkait.

243
Analisis kualitas air dari sumber air baku diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik,
kimiawi, dan kondisi biologis air baku yang nantinya dipergunakan untuk merencanakan
sistem pengolahan air sehingga menghasilkan air bersih yang sesuai dengan persyaratan.
Kualitas air yang digunakan untuk air baku air minum harus memenuhi baku mutu kelas
satu. Baku mutu air nasional diatur dalam Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021. Air minum hasil olahan air baku harus memiliki kualitas air yang baik sesuai
standar persyaratan yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, sedangkan
hasil olahan air baku yang digunakan untuk sanitasi dan higiene harus memenuhi
persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum. Baku mutu beberapa parameter penting kualitas air disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 6 Persyaratan Kualitas Air


Kadar Maksimum
Sanitasi
No Parameter Satuan Air Air Baku
1 dan
Minum Kelas 13
Higiene2
Parameter yang berhubungan
1.
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
CFU / -
3) E. Coli 0 0
100ml
CFU / 1000
4) Koliform 0 50
100ml
Parameter yang tidak langsung
2.
berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
Tidak Tidak -
7) Bau
berbau berbau
8) Warna TCU 15 50 15
9) Total zat terlarut (TDS)* mg/l 500 1000 1000
10) Kekeruhan NTU 5 25 -
Tidak -
11) Rasa Tidak berasa
berasa
Suhu udara Suhu udara Suhu udara
12) Suhu ⁰C
±3 ±3 ±3
b. Parameter Kimiawi -
3) Kesadahan mg/L 500 500
4) pH 6,5 – 8,5 6,5 – 8,5 6–9
1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
3
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 berlaku untuk air sungai dan danau
* salinitas didekati dengan TDS

244
4.2.3 Unit Produksi

Unit pengolahan direncanakan tergantung pada kualitas air baku yang hendak diolah,
misalnya:

1. unit Pengolahan Lengkap yaitu pengolahan yang diperlukan untuk air baku yang
mempunyai turbidity (kekeruhan) antara >5 sampai 50 NTU (net turbidity unit) misal
instalasi pengolahan air lengkap dengan pembubuhan kimia penurun kekeruhan
seperti Alum, PAC, dsb. Sedangkan pembubuhan bahan kimia pengontrol pH yang
dapat digunakan seperti Soda Ash, dsb, pembubuhan bahan kimia untuk suci hama
(desinfektan);
2. pengolahan Parsial yaitu pengolahan untuk air baku dengan kekeruhan < 5 NTU
misal saringan pasir lambat tanpa pembubuhan kimia kecuali desinfektan.
3. pengolahan khusus (air gambut/ berwarna). Karakteristik air gambut/ berwarna
antara lain ukuran partikel yang sangat halus yaitu sekitar 0,01 µm dan memiliki pH
sekitar 4 – 5. Oleh karena itu dalam pengolahan air gambut/berwarna harus
memperhatikan beberapa persyaratan berikut:

● proses pengadukan di bak flokulator menggunakan Gv dan Td lama


● aliran di bak flokulator harus berpurat/steering
● pembubuhan koagulan harus dibarengi dengan pembubuhan weighing agent/
bahan pengeruh
● unit sedimentasi menggunakan beban permukaan rendah.

Evaluasi yang dapat dilakukan dalam menentukan jenis pengolahan yang dibutuhkan
dalam perencanaan unit produksi dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4. 7 Evaluasi pada Unit Produksi


Parameter Masalah Kualitas Pengolahan Kesimpulan
Dapat dipakai jika
Kemungkinan dengan
Bau tanah percobaan
saringan karbon aktif
pengolahan berhasil
Aerasi + saringan
pasir lambat, atau Bisa dipakai dengan
Bau besi
aerasi + saringan pengolahan
Bau karbon aktif
Dapat dipakai jika
Bau sulfur Kemungkinan aerasi percobaan
pengolahan berhasil
Dapat dipakai jika
Bau lain Tergantung jenis bau percobaan
pengolahan berhasil

245
Parameter Masalah Kualitas Pengolahan Kesimpulan
Tergantung kadar Cl
Aerasi + saringan
Rasa asin/payau dan pendapat
karbon aktif
masyarakat
Kemungkinan dengan Bisa dipakai dengan
Rasa Rasa besi
saringan karbon aktif pengolahan
Rasa tanah tanpa Mungkin bisa dipakai
Saringan karbon aktif
kekeruhan dengan pengolahan
Rasa lain Tergantung jenis rasa Tidak dapat dipakai
Kekeruhan sedang, Bisa dipakai dengan
Saringan pasir lambat
coklat dari lumpur pengolahan
Bisa dipakai dengan
Kekeruhan tinggi, Pembubuhan PAC +
pengolahan, dengan
coklat dari lumpur saringan pasir lambat
biaya relatif besar
Dapat dipakai jika
Kekeruhan
Putih Pembubuhan PAC percobaan
pengolahan berhasil
Aerasi + saringan
Agak kuning Dapat dipakai jika
pasir lambat, atau
sesudah air sebentar percobaan
aerasi + saringan
di ember pengolahan berhasil
karbon aktif
Dapat dipakai jika
Coklat tanpa Kemungkinan dengan
percobaan
kekeruhan saringan karbon aktif
pengolahan berhasil
Coklat bersama Sama dengan Sama dengan
dengan kekeruhan kekeruhan kekeruhan
Warna Dapat dipakai jika
Kemungkinan dengan
Putih percobaan
pembubuhan PAC
pengolahan berhasil
Dapat dipakai jika
Tergantung jenis
Warna lain percobaan
warna
pengolahan berhasil

4.2.4 Unit Distribusi

Sistem distribusi merupakan komponen pipa yang membagi dan menyalurkan air terakhir
sampai ke pihak pelanggan. Ciri umum pipa distribusi:

1. diameter pipa lebih kecil dari pipa transmisi


2. jalur pipa mengikuti topologi dan alur jalan
3. banyak memakai aksesoris pipa dalam sambungan banyak terdapat peralatan
pemeliharaan seperti fire hydrant, katup isolasi, blow off dan lain-lain.

Sistem distribusi berfungsi untuk mendistribusikan air yang telah ditampung dari instalasi
produksi air atau dari tapping pipa transmisi sampai ke pelanggan.

Berdasarkan fungsi pelayanannya sistem distribusi dibagi menjadi beberapa bentuk


sistem perpipaan antara lain.

246
4.2.4.1 Sistem Perpipaan Distribusi Primer

Sistem perpipaan ini umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Sistem perpipaan ini umumnya berbentuk jaringan distribusi utama.


2. Mengambil air langsung dari reservoir atau sumber air yang difungsikan untuk
melayani beberapa zona.
3. Sistem ini tidak boleh langsung di tapping oleh pipa tersier maupun pipa pelayanan.
4. Sistem ini membentuk sistem jaringan utama yang saling terkait dengan jaringan
utama lainnya dalam satu sistem jaringan distribusi.
5. Sistem ini berpengaruh luas terhadap beberapa zona.

Sistem perpipaan distribusi primer direncanakan berdasarkan kebutuhan pada kebutuhan


hari maksimum. Sedangkan tekanan kerja dalam pipa diusahakan minimal 3,0 kg/cm2 dan
tidak lebih dari 7,5 kg/cm2 untuk menghindari kebocoran. Sedangkan kecepatan
minimum yang direkomendasikan adalah 1,5 m/dt pada saat kebutuhan jam puncak.

4.2.4.2 Sistem Perpipaan Distribusi Sekunder

Sistem ini umumnya dicirikan sebagai berikut.

1. Mengambil air dari jaringan pipa distribusi primer.


2. Atau mengambil langsung air dari reservoir tapi hanya untuk satu zona atau area yang
tidak terlalu luas.

Sistem perpipaan distribusi sekunder direncanakan berdasarkan kebutuhan pada


kebutuhan jam puncak. Sedangkan tekanan kerja dalam pipa diusahakan minimal 1,5
kg/cm2 dan tidak lebih dari 7,5 kg/cm2 untuk menghindari kebocoran. Sedangkan
kecepatan minimum yang direkomendasikan adalah 1,5 m/dt pada saat kebutuhan jam
puncak.

4.2.4.3 Sistem Perpipaan Distribusi Tersier

Sistem ini dicirikan sebagai.

1. Sistem perpipaan setelah meter air sub zona

247
2. Sistem perpipaan ini tidak boleh langsung mengambil air dari sistem distribusi
primer tetapi dapat mengambil dari sistem distribusi sekunder
3. Sistem perpipaan ini dapat berfungsi sebagai penyuplai sambungan pelanggan.

Sistem perpipaan distribusi tersier ini direncanakan berdasarkan kebutuhan pada


kebutuhan jam puncak. Sedangkan tekanan kerja dalam pipa diusahakan minimal 1,5
kg/cm2 dan tidak lebih dari 3,0 kg/cm2 untuk menghindari kebocoran. Sedangkan
kecepatan minimum yang direkomendasikan adalah 0,6 – 0,8 m/dt pada saat kebutuhan
jam puncak.

Bentuk jaringan pipa distribusi akan memberikan pengaruh pada pola keseimbangan
hidrolis pada pipa, yaitu yang terkait dengan kecepatan aliran, tekanan pipa serta
pemerataan aliran dalam suatu area. Dalam sistem distribusi ada dua bentuk jaringan
distribusi, yaitu:

1. Sistem Distribusi dengan model loop (melingkar)

Model ini pipa dalam jaringan distribusi akan saling berhubungan membentuk kurva
tertutup (ujung ujung pipa saling berhubungan) seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Sistem ini umumnya digunakan untuk jaringan PDAM yang luas dan jumlah
pelanggan yang cukup banyak, selain itu topografi wilayahnya relatif datar.
Keuntungan dari model ini antara lain.
● Dimungkinkan untuk membagi air secara merata di seluruh wilayah dengan
tekanan yang relatif sama, karena terbentuknya sistem keseimbangan aliran dan
tekanan.
● Mengurangi adanya endapan karena aliran air yang terlalu rendah, seperti pada
ujung pipa di sistem dead end.
● Memudahkan dalam penanganan perbaikan tanpa mengganggu area pelanggan
yang cukup luas karena mudah untuk mengisolasi dan aliran air di wilayah lain
dapat terus berjalan.

248
Sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan pipa yang relatif lebih banyak, sistem
perpipaan rumit dan perlengkapan pipa (aksesoris pipa) yang cukup banyak.

Gambar 4. 1 Sistem Perpipaan Looping


(Sumber: Haestad Methods)

2. Sistem Distribusi dengan model dead end

Sistem distribusi model dead end merupakan pipa jaringan yang membentuk kurva
terbuka, dimana pipa jaringan distribusi membentuk percabangan dengan ujung mati
atau tidak saling berhubungan seperti terlihat pada Gambar 4.2. Sistem distribusi ini
umumnya dipakai untuk tingkat pelayanan yang tidak terlalu besar dan pada daerah
dengan topografi yang bergelombang, serta jalan yang ada tidak berbentuk melingkar
(ring).

Keuntungan dari sistem ini adalah lebih sederhana dalam perhitungan dimensi,
namun kelemahan dari sistem ini antara lain.
● Memungkinkan untuk terjadinya endapan yang banyak terutama pada ujung pipa
sehingga pembersihan rutin harus dilakukan untuk menghindari bau.
● Bila terjadi kerusakan, perbaikan akan mengganggu sistem dibawahnya
sehingga jika kerusakan terjadi di daerah paling awal maka gangguan yang
terjadi akan cukup luas

249
● Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup bila ada sambungan baru.

Gambar 4. 2 Sistem Perpipaan Dead end


(Sumber: Haestad Methods)
4.2.5 Unit Pelayanan
4.2.5.1 Hidran Umum (HU)

Hidran umum adalah cara pelayanan air bersih yang transportasi airnya dilakukan dengan
sistem perpipaan, sedangkan pendistribusian kepada masyarakat melalui tangki HU,
supply air dapat berasal dari PDAM atau tapping dari sumber air lainnya (misalnya
SiPAS-mata air, SiPAS-sumur dalam, SiPAS-instalasi penjernihan air sederhana, dll).
HU dipilih apabila daerah pelayanan berada sekitar 3 km dari jaringan distribusi PDAM
dan/atau sumber air minum lainnya. Biaya investasi untuk hidran umum kurang lebih Rp
150.000,- per kapita.

Komponen modul hidran umum terdiri dari:

1. jaringan perpipaan (PVC, PE, GIP dll)


2. tangki hidran umum kapasitas 3 m³, 2 m³, 1 m³ (sesuai kebutuhan)
3. bila perlu dapat dibangun booster pump
4. perlengkapan lainnya (bila diperlukan sesuai dengan situasi/kondisi) antara lain
berupa gerobak dorong, jerigen air 20 lt dan 10 lt.

Kriteria desain dalam perencanaan hidran umum adalah:

1. diasumsikan 1 (satu) hidran umum ukuran volume 3 m3 melayani + 300 jiwa atau
60 KK (asumsi I KK = 5 jiwa)

250
2. untuk HU dengan ukuran volume 2 m3 atau 1 m3, jumlah tangki yang dibutuhkan
disesuaikan dengan pelayanan yang direncanakan
3. jumlah HU yang diperlukan di suatu daerah pelayanan ditentukan berdasarkan
parameter-parameter berikut, yaitu jumlah jiwa yang akan dilayani dan kapasitas
produksi air bersih.

Ketentuan teknis dalam pembuatan hidran umum adalah:

1. Tangki hidran umum dapat terbuat dari bahan fiberglass, polyethylene (PE),
pasangan batu bata, kayu ulin (kedap air), plastik, atau bahan lainnya sesuai dengan
kondisi setempat.
2. Ketinggian hidran umum terhadap permukaan tanah minimum 60 cm
3. Tebal dinding tangki umum dan bahan fiberglass untuk volume 3 m3 adalah 5 mm
dan untuk volume 2 m3 adalah 4 mm.
4.2.5.2 Sambungan Rumah (SR)

Sambungan rumah adalah cara pelayanan air minum dari sistem perpipaan melalui
sambungan langsung ke rumah yang airnya berasal dari sistem jaringan PDAM. Sistem
ini dipilih apabila daerah pelayanan berada sekitar 3 km dari jaringan distribusi PDAM
selama masih tersedia kapasitas dan tekanan.

Spesifikasi teknis sambungan rumah murah adalah sebagai berikut.

1. Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan program pengembangan SPAM


sederhana agar tepat mutu dan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan, maka
pengadaan pipa dan assesories mengikuti ketentuan sebagai berikut.
● Untuk pipa PVC sesuai standar SNI 06-0084-1987-A/SII-0344-1982, kelas pipa
S-12,5 dengan tekan kerja minimal 8 bar
● Untuk pipa PE sesuai standar SNI 06-4829-1998/ISO 4427.96 klas pipa SDR-17
(S-8) dengan tekanan kerja minimal 8 bar
● Untuk pipa galvanis (GIP) menggunakan klas medium dengan tekanan kerja
nominal sebesar 10 bar
2. Penyambungan pipa PVC dengan menggunakan sistem cincin karet (rubber ring)
khusus untuk diameter 2 inchi (63 mm) dan lebih ekcil dapat menggunakan sistem

251
sambungan lem PVC (solvent cement), untuk pipa PE menggunakan fiting PE
(compression fitting) atau pengelasan (butt fusion welding)
3. Perubahan rah (traser) jalur pipa vertikal dan horisontal harus dilakukan dengan
menggunakan assesories belokan yang sesuai (untuk belokan 90° harus
menggunakan long bend dan atau dengan menggunakan bend ukuran 2 x 45° dengan
panjang pipa diantaranya disesuaikan kondisi belokan jalan)
4. Belokan arah aliran pipa, penyambungan pada perkecilan/perbesaran diameter pipa
dll tidak boleh dilakukan dengan cara pemanasan dan tidak dibenarkan ditanam di
dalam dinding beton.
5. Fitting dan asesories harus terbuat dari bahan yang memiliki karakteristik dan
kekuatan yang sama atau lebih baik dari bahan pipa yang digunakan.
4.2.5.3 Terminal Air (TA)

TA adalah cara pelayanan air minum yang transportasi airnya dilakukan dengan mobil
tangki air sedangkan pendistribusian kepada masyarakat melalui tangki terminal air (TA),
air minumnya dapat berasal dari PDAM atau dari sumber air lainnya (SiPAS-mata air,
SiPAS-sumur dalam, SiPAS-IPAS).

1. Dipilih jika daerah pelayanan berada 3 – 10 Km dari jaringan distribusi PDAM dan
atau terdapat sumber air minum lainnya yang layak digunakan
2. modul terminal air dengan biaya Rp 250.000.000,- mampu melayani sekitar 1000
jiwa, dengan demikian biaya investasi Rp 250.000,- per kapita.

Modul terminal air terdiri dari:

1. Satu unit mobil tangki air


2. Tangki terminal air (tTA) kapasitas 3 m³, 2 m³, 1 m³ (sesuai dengan kebutuhan)
3. Perlengkapan lainnya berupa gerobak dorong, jerigen air 20 lt disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesepakatan dengan masyarakat setempat.

4.3 Periode Perencanaan

Periode perencanaan dalam RISPAM 2021 dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun, yaitu
dari tahun 2021 sampai tahun 2041 dengan dilakukan evaluasi setiap 5 tahun sekali yang
terbagi dalam tahapan sebagai berikut:

252
a. Tahap I : tahun 2021 sampai tahun 2025
b. Tahap II : tahun 2026 sampai tahun 2030
c. Tahap III : tahun 2031 sampai tahun 2035
d. Tahap IV : tahun 2036 sampai tahun 2041

4.4 Kriteria Daerah Layanan

Kondisi saat ini, Pamsimas atau Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat
telah melayani sejumlah 59 Badan Pendukung Pengembangan Penyedia Air Minum
(BPSSPAM) yang tersebar di 12 kapanewon di Kabupaten Kulon Progo. Terlihat pada
Tabel 4.9 bahwa persebaran BPSSPAM berbeda jumlahnya tiap kapanewon, dimana
jumlah BPSSPAM paling sedikit berjumlah satu di Kapanewon Lendah dan Kapanewon
Galur. Sedangkan jumlah BPSSPAM paling banyak di satu kapanewon berjumlah 11 ada
di Kapanewon Temon. Untuk persebaran jumlah BPSSPAM dapat juga dilihat melalui
grafik pada Gambar 4.3 dan peta pada Gambar 4.4.

Tabel 4. 8 Jumlah BPSSPAM yang Terlayani Oleh Pamsimas


No. Kapanewon Jumlah BPSSPAM
1 Temon 11
2 Wates 4
3 Panjatan 7
4 Galur 1
5 Lendah 1
6 Sentolo 6
7 Pengasih 4
8 Kokap 5
9 Girimulyo 4
10 Nanggulan 5
11 Kalibawang 4
12 Samigaluh 7
Jumlah 59

253
Jumlah BPSSPAM
12
11

10

8
7 7

6
6
5 5

4 4 4 4
4

2
1 1

Gambar 4. 3 Grafik Jumlah BPSSPAM yang Terlayani Oleh Pamsimas

254
Gambar 4. 4 Peta Persebaran Lokasi Pamsimas di Kabupaten Kulon Progo

Sedangkan untuk daerah layanan Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta tersebar
di 11 kapanewon di Kabupaten Kulon Progo. Terlihat pada Tabel 4.10 bahwa persebaran
BPSSPAM tiap kecamatan berbeda-beda jumlahnya, dimana jumlah layanan SPAM Non
PDAM di beberapa kapanewon berjumlah 0, yaitu di Kapanewon Wates, Kapanewon
Galur dan Kapanewon Lendah. Sedangkan jumlah layanan SPAM Non PDAM paling
banyak terdapat di Kapanewon Girimulyo dengan jumlah 25 dan Kapanewon Samigaluh
berjumlah 43. Untuk persebaran jumlah layanan SPAM Non PDAM dapat dilihat melalui
grafik pada Gambar 4.5 dan peta pada Gambar 4.6.

Tabel 4. 9 Jumlah Layanan SPAM Non PDAM Tiap Kapanewon


No. Kapanewon Jumlah Layanan SPAM Non PDAM
1 Temon 1
2 Wates 0
3 Panjatan 1
4 Galur 0
5 Lendah 0
6 Sentolo 3
7 Pengasih 2
8 Kokap 4

255
No. Kapanewon Jumlah Layanan SPAM Non PDAM
9 Girimulyo 25
10 Nanggulan 0
11 Kalibawang 12
12 Samigaluh 43
Jumlah 91

Jumlah Layanan SPAM Non PDAM


50
45 43

40
35
30
25
25
20
15 12
10
3 4
5 1 1 2
0 0 0 0
0

Gambar 4. 5 Grafik Jumlah Layanan SPAM Non PDAM Tiap Kapanewon

256
Gambar 4. 6 Peta Persebaran Lokasi SPAM Non PDAM di Kabupaten Kulon Progo

Sebagian besar PDAM melayani pada daerah bagian tengah dan bagian selatan yang
dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9, sedangkan untuk detail jumlah unit
sambungan rumah ditunjukkan pada Tabel 4.11. Layanan PDAM hanya melayani
sebagian kecil wilayah Kapanewon Samigaluh dan Kapanewon Girimulyo serta sebagian
di wilayah Kapanewon Kalibawang dan Pengasih. Jaringan layanan PDAM sudah cukup
merata dalam melayani penduduk di daerah masing-masing kapanewon lainnya seperti
Kapanewon Galur, Lendah, Sentolo, Panjatan, Wates, Nanggulan, Kokap dan Temon.
Sedangkan untuk persebaran jaringan PDAM per tahunnya ditunjukkan pada Gambar
4.10.

Tabel 4. 10 Jumlah Unit Sambungan Rumah PDAM Tiap Kapanewon


No. Kapanewon Jumlah Unit Sambungan Rumah

1 Temon 940

2 Wates 4731

3 Panjatan 4062

4 Galur 544

5 Lendah 2069

257
No. Kapanewon Jumlah Unit Sambungan Rumah

6 Sentolo 4454

7 Pengasih 4906

8 Kokap 1959

9 Girimulyo 128

10 Nanggulan 1843

11 Kalibawang 1169

12 Samigaluh 12

Jumlah 26817

Jumlah Unit Sambungan Rumah


6000

4906
5000 4731
4454
4062
4000

3000

2069 1959
2000 1843

1169
940
1000
544
128 12
0

Gambar 4. 7 Grafik Jumlah Unit Sambungan Rumah PDAM Tiap Kapanewon

258
Gambar 4. 8 Peta Persebaran Sambungan Rumah PDAM Kabupaten Kulon Progo

Gambar 4. 9 Peta Persebaran Jaringan PDAM Kabupaten Kulon Progo Per Unit

259
Gambar 4. 10 Peta Persebaran Jaringan PDAM Kabupaten Kulon Progo Per Tahun

Kriteria daerah pelayanan didasarkan kepada pembagian wilayah di Kabupaten kulon


Progo yang terdiri atas wilayah perkotaan dan perdesaan.

a. Pengembangan PKWp berada di Perkotaan Wates

Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKW termasuk PKWp pada
hirarki perkotaan berfungsi sebagai pusat kegiatan dalam lingkup wilayah Provinsi
DIY.
b. Pengembangan PKL meliputi:
1. Perkotaan Temon;
2. Perkotaan Brosot;
3. Perkotaan Sentolo;
4. Perkotaan Nanggulan; dan
5. Perkotaan Dekso.
c. Pengembangan PPK meliputi:
1. Perkotaan Panjatan;

260
2. Perkotaan Lendah;
3. Perkotaan Kokap;
4. Perkotaan Girimulyo;
5. Perkotaan Kalibawang; dan
6. Perkotaan Samigaluh.
d. Pengembangan sistem pelayanan untuk mengembangkan sistem perdesaan di
Kabupaten Kulon Progo berupa pengembangan PPL meliputi:
1. Desa Glagah Kecamatan Temon;
2. Desa Panjatan Kecamatan Panjatan;
3. Desa Brosot dan Desa Tirtorahayu berada di Kecamatan Galur;
4. Desa Sentolo Kecamatan Sentolo;
5. Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap;
6. Desa Jatisarono Kecamatan Nanggulan;
7. Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo;
8. Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang; dan
9. Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh

Tabel 4. 11 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Tahun
No Uraian Satuan
2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040
Cakupan Pelayanan % 100 100 100 100
● Jaringan Perpipaan % 45 55 65 70
1
● Non Jaringan
% 55 45 35 30
Perpipaan (Sumur)
Konsumsi Sambungan
2 lt/org/hari 120 130 140 150
Rumah (SR)
Konsumsi Sambungan
3
Hidran Umum (HU) lt/org/hari 30 30 30 30
4 Jumlah Jiwa/SR Orang 5 5 5 5
5 Jumlah Jiwa/HU Orang 100 100 100 100
Konsumsi Unit Non
6 % 15 20 25 30
Domestik
7 Kehilangan Air % 23 21 20 18
Perbandingan antara SR :
8 - 70 : 30 70 : 30 70 : 30 70 : 30
HU
9 Faktor Hari Maksimum - 1.10 1,15 1,15 1,15
10 Faktor Jam Puncak - 1,65 1,75 2,00 2,00
11 Volume Reservoir % 20 20 20 20
12 Jam Operasi Jam 24 24 24 24
Sisa Tekanan di jaringan
13 mka 12 14 15 15
Distribusi terjauh
Sumber: Hasil analisis Konsultan

261
Tabel 4. 12 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Wilayah Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Tahun
No Uraian Satuan
2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040
1 Cakupan Pelayanan % 100 100 100 100
● Jaringan Perpipaan % 45 55 65 70
● Non Jaringan
% 55 45 35 30
Perpipaan
Konsumsi Sambungan
2 lt/org/hari 100 110 120 130
Rumah (SR)
Konsumsi Sambungan
3 Hidran Umum (HU) lt/org/hari 30 30 30 30
4 Jumlah Jiwa/SR Orang 5 5 5 5
5 Jumlah Jiwa/HU Orang 100 100 100 100
Konsumsi Unit Non
6 % 15 20 25 30
Domestik
7 Kehilangan Air % 25 23 21 20
Perbandingan
8 - 70 : 30 70 : 30 70 : 30 70 : 30
antara SR : HU
9 Faktor Hari Maksimum - 1.10 1,10 1,10 1,10
10 Faktor Jam Puncak - 1,50 1,50 1,50 1,50
11 Volume Reservoir % 20 20 20 20
12 Jam Operasi Jam 24 24 24 24
Sisa Tekanan dijaringan
13 mka 10 10 10 10
Distribusi terjauh
Sumber: Hasil analisis Konsultan

Tabel 4. 13 Kriteria Perencanaan yang Akan DigunakanDi Wilayah Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Tahun
No Uraian Satuan
2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040
1 Cakupan Pelayanan % 100 100 100 100

● Jaringan Perpipaan % 45 55 65 70
● Non Jaringan % 55 45 35 30
Perpipaan
Konsumsi Sambungan
2 lt/org/hari 100 110 120 130
Rumah (SR)
Konsumsi Sambungan
3 Hidran Umum (HU) lt/org/hari 30 30 30 30
4 Jumlah Jiwa/SR Orang 5 5 5 5
5 Jumlah Jiwa/HU Orang 100 100 100 100
Konsumsi Unit Non
6 % 15 20 25 30
Domestik
7 Kehilangan Air % 25 23 21 20
Perbandingan
8 - 70 : 30 70 : 30 70 : 30 70 : 30
antara SR : HU

262
Tahun
No Uraian Satuan
2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040
9 Faktor Hari Maksimum - 1.10 1,10 1,10 1,10
10 Faktor Jam Puncak - 1,50 1,50 1,50 1,50
11 Volume Reservoir % 20 20 20 20
12 Jam Operasi Jam 24 24 24 24
Sisa Tekanan dijaringan
13 mka 10 10 10 10
Distribusi terjauh
Sumber data: Hasil analisis Konsultan

Tabel 4. 14 Kriteria Perencanaan yang Akan Digunakan di Wilayah Pedesaan


Tahun
No Uraian Satuan
2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
1 Cakupan Pelayanan % 100 100 100 100
● Jaringan Perpipaan % 45 55 65 70
● Non Jaringan
% 55 45 35 30
Perpipaan
Konsumsi Sambungan
2 lt/org/hari 70 80 90 100
Rumah (SR)
Konsumsi Sambungan
3 Hidran Umum (HU) lt/org/hari 30 30 30 30
4 Jumlah Jiwa/SR Orang 6 6 6 6
5 Jumlah Jiwa/HU Orang 200 200 200 200
Konsumsi Unit Non
6 % 10 15 20 25
Domestik
7 Kehilangan Air % 25 23 21 20
Perbandingan
8 - 70 : 30 70 : 30 70 : 30 70 : 30
antara SR : HU
9 Faktor Hari Maksimum - 1.10 1,10 1,10 1,10
10 Faktor Jam Puncak - 1,50 1,50 1,50 1,50
11 Volume Reservoir % 20 20 20 20
12 Jam Operasi Jam 24 24 24 24
Sisa Tekanan dijaringan
13 mka 10 10 10 10
Distribusi terjauh
Sumber data: Hasil analisis Konsultan

263
BAB V
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

5.1 Rencana Pemanfaatan Ruang

Penataan wilayah Kabupaten Kulon Progo bertujuan mewujudkan pembangunan daerah


yang bertumpu pada sektor pertanian dan pariwisata dengan didukung bahari,
kebudayaan, pertambangan, perdagangan jasa, dan industri secara terpadu dan
berkelanjutan berbasis mitigasi bencana dan prinsip pelestarian lingkungan hidup.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kulon Progo melingkupi beberapa


prioritas pembangunan, yaitu:

a. Pengembangan Perkotaan Wates sebagai pusat Pemerintahan Daerah dan pusat


pengembangan utama Kabupaten;
b. Pengembangan Perkotaan setingkat Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) sebagai
simpul-simpul strategis pergerakan dan sebagai penyediaan ruang untuk kegiatan
permukiman perkotaan;
c. Pengembangan kawasan strategis Bandara Internasional Yogyakarta sebagai pintu
masuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan fungsi perhubungan internasional dengan
didukung kawasan Aerotropolis;
d. Pengembangan dan pengendalian Koridor Bedah Menoreh sebagai pengembangan
ekonomi perdesaan melalui pariwisata khususnya industri pariwisata dan
pengembangan industri komoditas setempat;
e. Pengembangan agropolitan dan minapolitan;
f. Pengembangan konektivitas dan aksesibilitas kawasan yang kurang terjangkau
dengan pengembangan sistem jaringan jalan yang dapat menghubungkan antar pusat-
pusat kegiatan wilayah perkotaan dan pedesaan;
g. Pengembangan dan peningkatan sistem transportasi yang terintegrasi dengan wilayah
pusat pertumbuhan regional-nasional terutama dalam konteks Aerotropolis; dan
h. Pengembangan dan penyediaan ruang dalam rangka mendukung pengembangan
Sumber Daya Manusia, meliputi ruang pendidikan dan pelatihan, peningkatan
kualitas sanitasi lingkungan dan pengembangan budaya.

264
5.2 Rencana Daerah/Wilayah Pengembangan Pelayanan Serta Tingkat Pelayanan

Rencana wilayah pengembangan di Kabupaten Kulon Progo mengikuti arah perubahan


struktur ruang dan pola ruang yang dicantumkan pada dokumen RTRW perubahan tahun
2021-2041. Perubahan ini dipicu oleh adanya keberadaan Bandara Internasional
Yogyakarta, pembangunan jalan tol, keberadaan Kawasan aetropolis dan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur). Tujuan penataan ruang di RTRW
tahun 2021-2032 yang berorientasi pada sektor pertanian dan hanya didukung oleh
pariwisata, pertambangan dan industri bahari berubah menjadi berorientasi pada sektor
pertanian, pariwisata didukung oleh industri bahari, kebudayaan, pertambangan,
perdagangan jasa dan industri pada tahun 2021-2041. Perubahan tujuan penataan ruang
mengakibatkan perubahan polar uang dengan adanya pertumbuhan kawasan peruntukan
permukiman dan perdagangan jasa serta kegiatan komersial dan bisnis di kawasan
strategis.

Kabupaten Kulon Progo memiliki beberapa kawasan strategis yang tidak semuanya
membutuhkan air dengan kualitas layak dan aman. Maka dari itu dari 18 kawasan
strategis, hanya 9 kawasan strategis yang dialokasikan untuk dibangun SPAM, seperti
terlihat pada Gambar 5.1. Sembilan kawasan strategis yang dipilih adalah Kawasan
Aetropolis Bandar Udara Internasional, Kawasan Pengembangan Strategis Bandara,
Kawasan Penyangga BOP Borobudur, Kawasan Koridor Pengembangan dan
Pengendalian Pertumbuhan Bedah Menoreh, Kawasan Peruntukan Industri Sentolo,
Kawasan Peruntukan Industri Temon, Kawasan Strategis Ekonomi Galur-Lendah-
Sentolo, Kawasan Strategis Peruntukan Pertambangan Pasir Besi, Kawasan Strategis
Pusat Kota Wates. Prioritas pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) akan
mengikuti kebutuhan perkembangan kawasan dimana prioritas SPAM adalah kawasan
permukiman perkotaan dan perdesaan, kawasan perdagangan jasa, kawasan pariwisata,
dan komersial serta kawasan industri. Adapun peta pola ruang RTRW Kabupaten Kulon
Progo tahun 2021-2041 dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan Gambar Rencana Daerah
Pelayanan SPAM Kabupaten Kulon Progo yang telah mengikuti perubahan pola ruang
dapat dilihat pada Gambar 5.3.

265
Gambar 5. 1 Kawasan Strategis

Gambar 5. 2 Peta Pola Ruang

266
Gambar 5. 3 Rencana Pengembangan Daerah Layanan SPAM

5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air pada tahun yang
akan datang. Proyeksi penduduk dihitung menggunakan metode aritmatika, regresi
linear, dan geometri. Berikut merupakan rumus dan hasil perhitungan proyeksi penduduk:

a. Metode Rata-rata Aritmatika


Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu
bertambah secara konstan.

Pn = P0 + (r * n)

Keterangan: P0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa).

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

r = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

267
b. Metode Regresi Linier

Metode ini juga sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang
mempunyai kecenderungan garis linier meskipun perkembangan penduduk tidak
selalu bertambah.

Pn = a + (b * n)

Keterangan : Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

a =

b =
c. Metode Geometri

Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa perkembangan penduduk secara


otomatis berganda dengan pertambahan penduduk. Metode ini tidak memperhatikan
jika suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan
kepadatan penduduk mendekati maksimum.

Pn = P0 * (1 + r)n

Keterangan : Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).

P0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa).

r = rasio pertambahan penduduk / populasi (%).

n = kurun waktu proyeksi (tahun).

Metode geometri dipergunakan untuk perhitungan proyeksi penduduk pada Rencana


Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Kulon Progo. Metode ini dipilih
karena merupakan metode yang dipakai dalam perhitungan penduduk oleh BPS
Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan rata-rata pertumbuhan penduduk yang diperoleh
dari hasil perkembangan penduduk sesuai sensus penduduk karena menunjukkan
kondisi sebenarnya.

268
Tabel 5. 1 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk pada Sensus Penduduk
Jumlah Penduduk Pada Sensus
Rata-rata Pertumbuhan
Kecamatan Tahun
Penduduk
2010 2020
Temon 24.471 28.263 0,014
Wates 43.995 48.738 0,010
Panjatan 33.397 38.179 0,013
Galur 29.120 32.047 0,009
Lendah 36.447 40.356 0,010
Sentolo 44.525 49.961 0,011
Pengasih 45.175 52.514 0,015
Kokap 31.124 35.244 0,012
Girimulyo 21.893 24.088 0,009
Nanggulan 27.239 30.358 0,010
Kalibawang 26.802 29.448 0,009
Samigaluh 24.681 27.199 0,009
Jumlah 388869 436.395 0,011

Berikut adalah hasil proyeksi penduduk untuk periode perencanaan 2021, 2026, 2031 dan
2041 dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5. 2 Proyeksi Penduduk Tahun 2021, 2026, 2031 dan 2041


Proyeksi Penduduk (Jiwa)
Jiwa
Kecamatan Desa Laju Pertumbuhan
(2020) 2021 2026 2031 2036 2041

Temon Jangkaran 1.977 0,014 2.006 2.155 2.316 2.490 2.675


Temon Sindutan 2.171 0,014 2.203 2.367 2.544 2.734 2.938
Temon Palihan 1.848 0,014 1.875 2.015 2.165 2.327 2.501
Temon Glagah 2.932 0,014 2.975 3.197 3.435 3.692 3.968
Temon Kalidengen 1.416 0,014 1.437 1.544 1.659 1.783 1.916
Temon Plumbon 2.312 0,014 2.346 2.521 2.709 2.911 3.129
Temon Kedundang 2.442 0,014 2.477 2.662 2.861 3.075 3.305
Temon Demen 1.463 0,014 1.484 1.595 1.714 1.842 1.980
Temon Kulur 2.777 0,014 2.817 3.028 3.254 3.497 3.758
Temon Kaligintung 1.705 0,014 1.730 1.859 1.998 2.147 2.307
Temon Temon Wetan 1.535 0,014 1.557 1.674 1.799 1.933 2.077
Temon Temon Kulon 1.725 0,014 1.750 1.881 2.021 2.172 2.334
Temon Kebonrejo 1.485 0,014 1.507 1.619 1.740 1.870 2.010
Temon Janten 1.415 0,014 1.436 1.543 1.658 1.782 1.915
Temon Karangwuluh 1.060 0,014 1.075 1.156 1.242 1.335 1.434
Wates Karangwuni 3.501 0,018 3.565 3.903 4.274 4.680 5.124
Wates Sogan 2.066 0,012 2.092 2.226 2.369 2.520 2.682
Wates Kulwaru 2.859 0,011 2.891 3.057 3.232 3.417 3.612
Wates Ngestiharjo 3.327 0,011 3.366 3.567 3.781 4.008 4.248
Wates Bendungan 7.014 0,012 7.103 7.566 8.059 8.583 9.142
Wates Triharjo 7.756 0,017 7.888 8.582 9.336 10.157 11.050
Wates Giripeni 8.447 0,012 8.552 9.095 9.673 10.288 10.942

269
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
Jiwa
Kecamatan Desa Laju Pertumbuhan
(2020) 2021 2026 2031 2036 2041

Wates Kelurahan Wates 13.768 0,001 13.778 13.826 13.874 13.923 13.972
Panjatan Garongan 3.616 0,014 3.669 3.947 4.246 4.567 4.913
Panjatan Pleret 4.832 0,013 4.897 5.237 5.600 5.988 6.404
Panjatan Bugel 4.392 0,011 4.443 4.704 4.981 5.274 5.584
Panjatan Kanoman 2.000 0,007 2.014 2.087 2.162 2.240 2.320
Panjatan Depok 3.089 0,008 3.116 3.258 3.405 3.559 3.721
Panjatan Bojong 4.357 0,011 4.405 4.653 4.914 5.190 5.482
Panjatan Tayuban 2.315 0,015 2.351 2.539 2.742 2.961 3.198
Panjatan Gotakan 2.993 0,014 3.035 3.255 3.491 3.745 4.016
Panjatan Panjatan 1.502 0,012 1.520 1.614 1.714 1.821 1.934
Panjatan Cerme 3.720 0,015 3.776 4.070 4.387 4.728 5.096
Panjatan Krembangan 5.363 0,016 5.451 5.916 6.421 6.968 7.562
Galur Banaran 5.469 0,008 5.515 5.750 5.996 6.252 6.519
Galur Kranggan 2.560 0,011 2.589 2.740 2.900 3.069 3.248
Galur Nomporejo 2.115 0,010 2.136 2.244 2.357 2.476 2.601
Galur Karangsewu 8.092 0,010 8.175 8.600 9.048 9.519 10.014
Galur Tirtorahayu 6.956 0,008 7.018 7.336 7.668 8.015 8.379
Galur Pandowan 2.014 0,006 2.026 2.089 2.153 2.220 2.288
Galur Brosot 4.841 0,009 4.884 5.105 5.337 5.578 5.831
Lendah Wahyuharjo 1.913 0,012 1.936 2.052 2.176 2.308 2.447
Lendah Bumirejo 8.963 0,010 9.057 9.543 10.054 10.593 11.161
Lendah Jatirejo 6.881 0,009 6.940 7.244 7.561 7.891 8.237
Lendah Sidorejo 7.918 0,009 7.992 8.375 8.776 9.197 9.637
Lendah Gulurejo 7.358 0,010 7.434 7.825 8.236 8.669 9.125
Lendah Ngentakrejo 7.323 0,010 7.397 7.778 8.179 8.600 9.044
Sentolo Demangrejo 3.328 0,009 3.360 3.522 3.693 3.872 4.059
Sentolo Srikayangan 5.195 0,009 5.243 5.492 5.752 6.024 6.310
Sentolo Tuksono 8.497 0,008 8.569 8.940 9.326 9.729 10.150
Sentolo Salamrejo 5.787 0,014 5.869 6.298 6.758 7.252 7.781
Sentolo Sukoreno 8.327 0,012 8.432 8.977 9.557 10.174 10.831
Sentolo Kaliagung 6.268 0,011 6.337 6.693 7.070 7.467 7.887
Sentolo Sentolo 8.596 0,010 8.690 9.174 9.685 10.224 10.794
Sentolo Banguncipto 3.963 0,015 4.023 4.336 4.673 5.037 5.429
Pengasih Tawangsari 4.880 0,010 4.931 5.196 5.474 5.768 6.077
Pengasih Karangsari 10.977 0,016 11.156 12.095 13.114 14.218 15.415
Pengasih Kedungsari 4.514 0,010 4.561 4.803 5.058 5.327 5.609
Pengasih Margosari 6.551 0,017 6.665 7.265 7.920 8.633 9.411
Pengasih Pengasih 10.317 0,016 10.488 11.388 12.365 13.426 14.578
Pengasih Sendangsari 9.956 0,014 10.102 10.867 11.690 12.574 13.526
Pengasih Sidomulyo 5.319 0,012 5.383 5.714 6.065 6.438 6.833
Kokap Hargomulyo 7.846 0,013 7.948 8.478 9.044 9.647 10.291

270
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
Jiwa
Kecamatan Desa Laju Pertumbuhan
(2020) 2021 2026 2031 2036 2041

Kokap Hargorejo 9.420 0,013 9.542 10.173 10.846 11.564 12.330


Kokap Hargowilis 6.338 0,011 6.413 6.800 7.211 7.647 8.108
Kokap Kalirejo 4.672 0,014 4.737 5.078 5.444 5.836 6.256
Kokap Hargotirto 6.968 0,009 7.031 7.357 7.698 8.055 8.428
Girimulyo Jatimulyo 7.166 0,010 7.238 7.611 8.004 8.416 8.850
Girimulyo Giripurwo 6.821 0,010 6.888 7.232 7.593 7.973 8.371
Girimulyo Pendoworejo 5.476 0,010 5.530 5.806 6.096 6.401 6.721
Girimulyo Purwosari 4.625 0,007 4.656 4.811 4.972 5.138 5.310
Nanggulan Banyuroto 4.017 0,016 4.080 4.411 4.768 5.154 5.572
Nanggulan Donomulyo 6.414 0,011 6.486 6.861 7.258 7.677 8.121
Nanggulan Wijimulyo 5.354 0,010 5.405 5.670 5.947 6.238 6.544
Nanggulan Tanjungharjo 4.577 0,013 4.634 4.931 5.247 5.583 5.941
Nanggulan Jatisarono 5.121 0,005 5.148 5.283 5.422 5.564 5.710
Nanggulan Kembang 4.875 0,010 4.925 5.184 5.457 5.744 6.045
Kalibawang Banjararum 9.172 0,009 9.256 9.690 10.144 10.619 11.117
Kalibawang Banjarasri 4.463 0,005 4.484 4.593 4.704 4.818 4.935
Kalibawang Banjarharjo 7.347 0,009 7.414 7.757 8.117 8.493 8.886
Kalibawang Banjaroyo 8.466 0,012 8.563 9.067 9.601 10.166 10.764
Samigaluh Kebonharjo 2.263 0,010 2.285 2.399 2.518 2.644 2.775
Samigaluh Banjarsari 3.113 0,010 3.143 3.300 3.464 3.636 3.817
Samigaluh Purwoharjo 3.458 0,010 3.492 3.666 3.848 4.040 4.241
Samigaluh Sidoharjo 5.038 0,010 5.087 5.340 5.606 5.885 6.178
Samigaluh Gerbosari 4.596 0,010 4.641 4.872 5.114 5.369 5.636
Samigaluh Ngargosari 3.899 0,010 3.937 4.133 4.339 4.555 4.781
Samigaluh Pagerharjo 4.832 0,010 4.879 5.122 5.377 5.645 5.926
TOTAL 441338 466984 494256 441.338 466.984
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2021 dan Analisis Tim Reviu RISPAM, 2021

5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Kebutuhan pengembangan prasarana air bersih sampai dengan akhir tahun perencanaan
dihitung berdasarkan atas pendekatan dan perhitungan kebutuhan air bersih untuk
kebutuhan domestik menggunakan standar kriteria sebagai berikut:

a. keperluan rumah tangga (kebutuhan domestik) diperhitungkan atas dasar kriteria


kota dengan penduduk 20.000-100.000 yang termasuk kota kecil dengan kebutuhan
per orang 130 liter/org/hari dan atas dasar kriteria desa dengan penduduk <20.000
yang termasuk pedesaan dengan kebutuhan per orang 100 liter/org/hari

271
b. perbandingan jumlah sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU) adalah 80 : 20.
Satu SR diasumsikan untuk 3 orang, sedangkan hidran umum diasumsikan 30
liter/orang/hari hanya diperhitungkan untuk daerah pedesaan saja.

Hasil proyeksi kebutuhan air domestik dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5. 3 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan Air Domestik
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)

2026 2031 2036 2041


Jangkaran 5,31 4,39 5,05 5,74
Sindutan 4,68 5,58 6,20 6,85
Palihan 2,61 1,59 2,24 2,94
Glagah 7,03 7,08 7,37 7,72
Kalidengen 2,62 3,18 3,57 3,96
Plumbon 5,46 4,18 4,85 5,56
Kedundang 4,11 4,92 6,26 6,83
Temon Demen 3,24 3,71 4,05 4,39
Kulur 5,44 6,44 7,91 8,63
Kaligintung 4,93 5,89 7,34 8,05
Temon Wetan 2,61 2,78 2,97 3,19
Temon Kulon 2,94 3,12 3,34 3,58
Kebonrejo 3,50 4,06 4,47 5,63
Janten 3,67 4,59 4,97 5,36
Karangwuluh 2,23 4,22 4,54 4,88
Karangwuni 7,17 3,52 10,45 12,17
Sogan 3,70 2,93 4,75 5,29
Kulwaru 4,92 0,60 6,08 6,67
Ngestiharjo 5,44 5,77 6,11 6,48
Wates Bendungan 11,54 9,27 13,09 13,94
Triharjo 13,09 11,20 15,49 16,86
Giripeni 13,87 10,96 15,69 16,69
Kelurahan
21,09 13,86 21,91 22,33
Wates
Garongan 6,13 6,74 7,40 8,08
Pleret 8,13 8,89 9,70 10,55
Bugel 4,94 5,45 5,96 6,50
Kanoman 3,18 3,30 3,42 3,54
Depok 4,97 5,20 5,43 5,67
Panjatan Bojong 7,10 7,49 7,92 8,36
Tayuban 3,87 4,18 4,52 4,87
Gotakan 3,29 3,52 3,78 4,05
Panjatan 2,46 2,62 2,78 2,95
Cerme 4,11 4,42 4,77 5,14
Krembangan 5,97 6,48 7,03 7,64
Banaran 3,62 4,26 4,63 5,04
Galur Kranggan 3,17 5,75 6,09 6,46
Nomporejo 1,23 3,51 3,71 3,90

272
Kebutuhan Air Domestik
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)

2026 2031 2036 2041


Karangsewu 9,72 13,83 15,20 16,61
Tirtorahayu 8,27 13,41 14,16 14,94
Pandowan 1,42 2,97 3,10 3,24
Brosot 6,89 9,85 10,37 10,88
Wahyuharjo 2,84 2,92 3,16 3,40
Bumirejo 13,30 13,53 14,58 15,64
Jatirejo 11,99 12,13 13,01 13,92
Lendah
Sidorejo 14,27 14,30 15,47 16,67
Gulurejo 8,61 8,80 9,57 10,35
Ngentakrejo 8,61 8,70 9,38 10,09
Demangrejo 4,37 4,09 4,03 3,98
Srikayangan 5,38 3,21 3,83 4,43
Tuksono 9,57 12,20 14,55 15,42
Salamrejo 8,12 5,56 5,60 4,19
Sentolo
Sukoreno 17,70 22,40 23,36 24,37
Kaliagung 8,36 7,22 7,63 8,83
Sentolo 9,41 7,66 8,16 9,45
Banguncipto 5,98 7,00 8,42 11,39
Tawangsari 8,11 8,86 11,73 15,09
Karangsari 12,20 13,23 14,76 16,30
Kedungsari 4,85 5,10 5,54 5,93
Pengasih Margosari 11,08 12,08 13,55 15,04
Pengasih 11,49 12,47 13,94 15,42
Sendangsari 10,96 11,80 13,06 14,31
Sidomulyo 5,77 6,11 6,69 7,23
Hargomulyo 15,36 15,45 21,05 26,65
Hargorejo 12,82 12,49 17,28 21,94
Kokap Hargowilis 6,87 7,30 8,09 8,93
Kalirejo 5,25 5,49 5,98 6,71
Hargotirto 7,48 7,83 8,64 9,50
Jatimulyo 11,37 14,69 19,35 23,39
Giripurwo 7,32 7,49 8,05 8,56
Girimulyo
Pendoworejo 6,30 6,17 6,53 7,10
Purwosari 5,78 6,97 8,76 10,60
Banyuroto 4,52 4,81 5,25 5,83
Donomulyo 7,15 7,54 8,42 10,52
Wijimulyo 6,10 6,34 6,25 6,74
Nanggulan
Tanjungharjo 5,32 5,62 6,09 6,55
Jatisarono 5,92 5,96 6,86 9,78
Kembang 8,51 8,88 9,51 10,11
Banjararum 14,79 15,47 16,24 17,07
Banjarasri 7,01 7,17 7,37 7,58
Kalibawang
Banjarharjo 7,83 8,19 8,59 9,03
Banjaroyo 9,16 9,69 10,28 10,93
Kebonharjo 2,79 3,42 4,05 4,70
Samigaluh
Banjarsari 3,83 4,67 5,54 6,41

273
Kebutuhan Air Domestik
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)

2026 2031 2036 2041


Purwoharjo 4,37 5,78 7,24 8,72
Sidoharjo 9,95 15,17 21,11 27,05
Gerbosari 7,42 13,32 18,46 23,59
Ngargosari 6,21 9,59 12,98 16,36
Pagerharjo 10,95 15,87 20,80 25,73
TOTAL 622,99 666,46 787,41 883,68

Kebutuhan air bersih terkait dengan pengembangan kawasan strategis ekonomi, industri
dan pariwisata merupakan kebutuhan non domestik yang dihitung berdasarkan data
eksising konsumsi air atau berdasarkan luas lahan atau jumlah pegawai. Berikut adalah
daftar kawasan pengembangan yang ada di Kabupaten Kulon Progo:

1. Bandar Udara Internasional YIA


Kebutuhan air untuk Bandar Udara Internasional YIA menggunakan acuan kebutuhan
air dari dokumen rencana KPBU SPAM Regional Kamijoro yang dibuat oleh Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM dan dilakukan penyesuaian terhadap pasokan
air SPAM Regional Kamijoro. Bandar Udara YIA terletak di Desa Palihan, sehingga
kebutuhan air yang telah ditentukan ditempatkan pada kebutuhan air Desa Palihan.
Berikut adalah kebutuhan air di Bandar Udara YIA dalam periode 5 tahun-an.

Tabel 5. 4 Kebutuhan Air Bandar Udara YIA


Tahun 2026 2031 2036 2041

Kebutuhan Air
36,27 40,90 40,90 40,90
(liter/detik)

2. Kantor Air NAV


Kantor Air NAW merupakan kantor pusat pelayanan navigasi penerbangan di Bandar
Undara YIA, Kabupaten Kulon Progo. Kebutuhan air kantor Air NAV menurut
dokumen rencana KPBU SPAM Regional Kamijoro yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan
Umum Perumahan dan ESDM adalah sebesar 2 liter/detik dan jumlah kebutuhan air
ini tetap mulai tahun 2023-2029. Maka dari itu, kajian RISPAM ini juga menggunakan
yang jumlah kebutuhan air yang sama untuk proyeksi kebutuhan air sampai dengan
tahun 2041. Menurut informasi yang didapat dari website Air NAV, lokasi kantor Air

274
NAV di Kabupaten Kulon Progo terdapat di Desa Glagah, maka dari itu kebutuhan air
yang telah ditentukan diatas diletakkan pada kebutuhan air Desa Glagah.

3. Pelabuhan Tanjung Adhikarto


Dalam kajian RISPAM ini kebutuhan air untuk Pembangunan Pelabuhan Tanjung
Adhikarto tetap diperhitungkan meskipun sampai sekarang masih belum ada kejelasan
terkait waktu selesanya pembangunan Pelabuhan dan waktu beroperasinya Pelabuhan.
Kebutuhan air untuk Pelabuhan Tanjung Adhikarto mengacu kepada dokumen rencana
KPBU SPAM Regional Kamijoro yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum
Perumahan dan ESDM namun terdapat penyesuaian terhadap pasokan air yang
dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo. Berikut adalah kebutuhan air per lima tahun di
Pelabuhan Tanjung Adhikarto.

Tabel 5. 5 Kebutuhan Air Pelabuhan Tanjung Adhikarto


Tahun 2026 2031 2036 2041

Kebutuhan Air
5 15 15 15
(liter/detik)

4. Industri Pasir Besi


Industri Pasir Besi di Kabupaten Kulon progo dikelola oleh PT. Jogja Magasa Iron
(JMI). Pada saat dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD) dengan segenap
pemangku kepentingan di Kabupaten Kulon Progo dalam rangka penyusunan
RISPAM, PT. JMI masih belum memiliki jumlah kebutuhan air di dalam kawanan
Industri Pasir Besi. Dalam dokumen rencana KPBU SPAM Regional Kamijoro yang
dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM ditetapkan kebutuhan air
di Industri Pasir Besi pada tahun 2023-2029 adalah sebesar 5 liter/detik. Jumlah
kebutuhan ini diadopsi di kajian RISPAM dengan menetapkan kebutuhan air sebesar
5 liter/detik sampai dengan tahun 2041.

5. Kawasan Strategis Aerotropolis


Data analisis kebutuhan air kawasan strategis aerotropolis dapat dilihat pada Tabel
5.6.

275
Tabel 5. 6 Kebutuhan Air Kawasan Aerotropolis YIA
Keb. Air Kawasan Aerotropolis
Luas Kawasan (ha)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Jangkaran 3,84 17,31 31,88 46,38 1,15 5,19 9,56 13,91
Sindutan 2,76 12,79 23,81 34,81 0,83 3,84 7,14 10,44
Palihan 0,51 3,48 9,76 18,02 0,15 1,04 2,93 5,41
Glagah 5,77 27,52 52,01 76,66 1,73 8,26 15,60 23,00
Kalidengen 1,48 6,98 13,09 19,18 0,44 2,09 3,93 5,75
Plumbon 3,20 14,74 27,38 39,98 0,96 4,42 8,21 11,99
Temon Kedundang 1,31 6,76 13,02 19,39 0,39 2,03 3,91 5,82
Demen 0,68 3,59 6,98 10,42 0,20 1,08 2,09 3,13
Kulur 1,95 9,64 18,33 27,11 0,58 2,89 5,50 8,13
Kaligintung 3,32 14,95 27,54 40,04 1,00 4,48 8,26 12,01
Kebonrejo 1,48 7,01 13,14 19,29 0,44 2,10 3,94 5,79
Janten 1,41 6,67 12,50 18,35 0,42 2,00 3,75 5,51
Karangwuluh 1,63 7,45 13,81 20,13 0,49 2,24 4,14 6,04
Karangwuni 32,58 104,85 85,20 111,44 9,77 31,46 25,56 33,43
Wates Sogan 11,59 38,61 31,79 41,89 3,48 11,58 9,54 12,57
Kulwaru 10,68 37,17 31,04 41,21 3,20 11,15 9,31 12,36
Pengasih Tawangsari 9,62 20,86 25,10 27,76 2,89 6,26 7,53 8,33
Hargomulyo 16,13 40,93 53,60 66,24 4,84 12,28 16,08 19,87
Kokap
Kalirejo 0,00 0,00 1,59 3,20 0,00 0,00 0,48 0,96
TOTAL 109,92 381,30 491,57 681,51 32,97 114,39 147,47 204,45

6. Kawasan Kota Wates Baru


Perhitungan kebutuhan air untuk kawasan Kota Wates Baru mengacu pada luasan
wilayah yang menjadi area Kota Wates Baru. Karena menjadi area perkantoran, maka
diasumsikan sebagai berikut:
• Luasan untuk 1 orang adalah 10,7 m2.
• Kebutuhan air pegawai adalah 10 liter/pegawai/detik.
• Ruang Terbuka Hijau sebesar 42% dan jalan akses sebesar 20%.
Sehingga diperoleh kebutuhan air untuk kawasan Kota Wates Baru pada Tabel 5.7.

276
Tabel 5. 7 Kebutuhan Air Kawasan Kota Wates Baru
Tahun 2026 2031 2036 2041
Luas Kawasan (ha) 26,47 2,51 89,30 120,67
Kebutuhan Air 2,86 0,27 9,66 13,05
(liter/det)

7. Kawasan Industri
Perhitungan kebutuhan air untuk kawasan industri didasarkan pada luasan wilayah
yang menjadi area industri seperti kawasan industri Temon, kawasan industri Sentolo
dan kawasan industri pasir besi. Karena menjadi area industri, digunakan asumsi
sebagai berikut:
• Luasan untuk 1 orang adalah 10,7 m2.
• Kebutuhan air pegawai adalah 10 liter/pegawai/detik.
• Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 42% dan jalan akses sebesar 20%.
Sehingga diperoleh kebutuhan air untuk kawasan industri di Kulon Progo disajikan
pada Tabel 5.8.

Tabel 5. 8 Kebutuhan Air Kawasan Industri


Keb. Air Kawasan Industri
Luas Kawasan (ha)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Temon Kaligintung 2,67 6,42 10,17 14,00 0,29 0,69 1,10 1,51
Wates Karangwuni 30,12 157,98 79,21 103,65 3,26 17,09 8,57 11,21
Garongan 17,37 33,06 48,61 64,22 1,88 3,58 5,26 6,95
Panjatan Pleret 22,76 43,35 63,87 84,39 2,46 4,69 6,91 9,13
Bugel 24,02 45,03 66,11 87,13 2,60 4,87 7,15 9,42
Banaran 8,61 4,72 12,03 20,98 0,93 0,51 1,30 2,27
Galur
Karangsewu 40,58 32,38 60,45 88,35 4,39 3,50 6,54 9,56
Jatirejo 20,16 49,45 73,68 97,84 2,18 5,35 7,97 10,58
Lendah Sidorejo 29,82 71,23 104,98 138,74 3,23 7,70 11,36 15,01
Gulurejo 15,91 40,76 61,49 82,29 1,72 4,41 6,65 8,90
Demangrejo 5,75 17,02 26,75 36,56 0,62 1,84 2,89 3,95
Srikayangan 31,00 74,24 109,61 144,98 3,35 8,03 11,86 15,68
Tuksono 12,62 32,22 48,61 64,92 1,37 3,48 5,26 7,02
Sentolo
Salamrejo 35,24 83,20 122,14 161,01 3,81 9,00 13,21 17,42
Kaliagung 16,48 43,07 65,48 87,83 1,78 4,66 7,08 9,50
Sentolo 17,32 40,76 59,74 78,65 1,87 4,41 6,46 8,51
Nanggulan Donomulyo 12,10 29,21 42,03 43,60 1,31 3,16 4,55 4,72

277
Wijimulyo 0,00 0,00 2,57 3,96 0,00 0,00 0,28 0,43
Jatisarono 24,44 52,18 72,06 73,24 2,64 5,64 7,80 7,92
TOTAL 366,97 856,28 1129,60 1476,35 39,70 92,62 122,19 159,70

8. Kawasan Pariwisata
Perhitungan kebutuhan air kawasan pariwisata didasarkan pada luasan yang termasuk
kedalam area pariwisata seperti area pengembangan strategis bandara, area penyangga
BOP Borobudur, area strategis ekonomi Galur-lendah-Sentolo dan area strategis
perbukitan Menoreh. Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Ruang terbuka hijau sebesar 60% dan jalan akses sebesar 20% luas.
• Kebutuhan air pariwisata untuk kota besar adalah 0,1 liter/detik/ha
Sehingga diperoleh kebutuhan air untuk kawasan pariwisata di Kulon Progo dapat
dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5. 9 Kebutuhan Air Kawasan Pariwisata


Keb. Air Kawasan Pariwisata
Luas Kawasan (ha)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Kulur 0,00 1,10 2,91 4,76 0,00 0,11 0,29 0,48
Temon Kaligintung 6,98 14,51 22,01 29,50 0,70 1,45 2,20 2,95
Janten 0,00 0,00 0,00 0,14 0,00 0,00 0,00 0,01
Banaran 29,22 5,89 19,74 37,10 2,92 0,59 1,97 3,71
Kranggan 16,42 5,57 14,28 22,94 1,64 0,56 1,43 2,29
Nomporejo 13,79 4,66 11,95 19,22 1,38 0,47 1,19 1,92
Galur
Tirtorahayu 39,18 13,54 34,95 56,38 3,92 1,35 3,49 5,64
Pandowan 9,24 3,33 8,68 14,07 0,92 0,33 0,87 1,41
Brosot 20,00 7,26 19,03 31,01 2,00 0,73 1,90 3,10
Wahyuharjo 6,10 14,85 21,97 29,17 0,61 1,48 2,20 2,92
Bumirejo 30,32 73,18 108,26 143,41 3,03 7,32 10,83 14,34
Jatirejo 7,13 21,52 34,02 46,52 0,71 2,15 3,40 4,65
Lendah
Sidorejo 11,66 32,20 49,70 67,20 1,17 3,22 4,97 6,72
Gulurejo 4,59 16,52 27,20 37,80 0,46 1,65 2,72 3,78
Ngentakrejo 22,71 55,38 82,27 109,09 2,27 5,54 8,23 10,91
Demangrejo 1,47 8,62 15,38 22,04 0,15 0,86 1,54 2,20
Srikayangan 15,37 40,96 62,64 84,43 1,54 4,10 6,26 8,44
Tuksono 4,63 15,75 25,64 35,43 0,46 1,58 2,56 3,54
Sentolo
Salamrejo 18,22 46,52 70,33 94,09 1,82 4,65 7,03 9,41
Kaliagung 5,48 20,66 34,25 47,82 0,55 2,07 3,42 4,78
Sentolo 8,96 22,80 34,34 45,81 0,90 2,28 3,43 4,58
Kokap Hargomulyo 25,70 61,14 78,30 95,76 2,57 6,11 7,83 9,58

278
Keb. Air Kawasan Pariwisata
Luas Kawasan (ha)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Hargorejo 76,30 169,17 211,33 255,03 7,63 16,92 21,13 25,50
Hargowilis 3,02 11,97 17,48 22,66 0,30 1,20 1,75 2,27
Kalirejo 0,00 0,00 1,57 3,20 0,00 0,00 0,16 0,32
Hargotirto 4,62 15,98 22,72 29,12 0,46 1,60 2,27 2,91
Jatimulyo 15,55 34,54 34,27 36,46 1,55 3,45 3,43 3,65
Girimulyo
Purwosari 6,62 12,66 12,66 13,85 0,66 1,27 1,27 1,39
Purwoharjo 6,12 6,63 6,82 6,93 0,61 0,66 0,68 0,69
Sidoharjo 33,23 32,56 32,32 32,19 3,32 3,26 3,23 3,22
Samigaluh
Gerbosari 28,46 27,97 27,79 27,68 2,85 2,80 2,78 2,77
Ngargosari 18,00 17,92 17,88 17,87 1,80 1,79 1,79 1,79
TOTAL AKTUAL 489,10 815,35 1162,68 1518,69 48,91 81,53 116,27 151,87

Perhitungan kebutuhan air non-domestik menggunakan faktor pengali 15% dari


kebutuhan air domestik total, dan kebutuhan air kawasan strategis dapat dilihat pada
Tabel 5.10. Pada kajian RISPAM ini diasumsikan untuk wilayah desa yang masuk dalam
kawasan strategis yang memiliki kebutuhan air maka tidak dihitung kebutuhan air non-
domestik yang berjumlah 15% dari kebutuhan domestik.

Tabel 5. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Jangkaran 0 0 0 0
Sindutan 0 0 0 0
Palihan 0 0 0 0
Glagah 0 0 0 0
Kalidengen 0 0 0 0
Plumbon 0 0 0 0
Kedundang 0 0 0 0
Demen 0 0 0 0
Temon
Kulur 0 0 0 0
Kaligintung 0 0 0 0

Temon Wetan 0,28 0,34 0,37 0,40

Temon Kulon 0,32 0,38 0,42 0,45


Kebonrejo 0 0 0 0
Janten 0 0 0 0
Karangwuluh 0 0 0 0
Karangwuni 0 0 0 0
Wates
Sogan 0 0 0 0

279
Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kulwaru 0 0 0 0
Ngestiharjo 0,73 0,77 0,83 0,87
Bendungan 1,55 1,65 1,76 1,88
Triharjo 1,76 1,92 2,08 2,27
Giripeni 1,86 1,98 2,11 2,24
Kelurahan
0 0 0 0
Wates
Garongan 0 0 0 0
Pleret 0 0 0 0
Bugel 0 0 0 0
Kanoman 0,43 0,45 0,46 0,48
Depok 0,67 0,70 0,73 0,77
Panjatan Bojong 0,95 1,01 1,07 1,12
Tayuban 0,52 0,56 0,61 0,66
Gotakan 0,44 0,48 0,51 0,55
Panjatan 0,33 0,35 0,37 0,39
Cerme 0,55 0,60 0,64 0,69
Krembangan 0,80 0,87 0,95 1,02
Banaran 0 0 0 0
Kranggan 0 0 0 0
Nomporejo 0 0 0 0
Galur Karangsewu 0 0 0 0
Tirtorahayu 0 0 0 0
Pandowan 0 0 0 0
Brosot 0 0 0 0
Wahyuharjo 0 0 0 0
Bumirejo 0 0 0 0
Jatirejo 0 0 0 0
Lendah
Sidorejo 0 0 0 0
Gulurejo 0 0 0 0
Ngentakrejo 0 0 0 0
Demangrejo 0 0 0 0
Srikayangan 0 0 0 0
Tuksono 0 0 0 0
Salamrejo 0 0 0 0
Sentolo
Sukoreno 0 0 0 0
Kaliagung 0 0,96 1,02 1,07
Sentolo 0 0 0 0
Banguncipto 0 0 0 0
Tawangsari 0 0 0 0
Pengasih
Karangsari 1,64 1,78 1,51 1,34

280
Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kedungsari 0,65 0,69 0,56 0,49
Margosari 1,49 1,62 1,39 1,24
Pengasih 1,55 1,68 1,43 1,27
Sendangsari 1,48 1,58 1,33 1,18
Sidomulyo 0,77 0,83 0,68 0,59
Hargomulyo 0 0 0 0
Hargorejo 0 0 0 0
Kokap Hargowilis 0 0 0 0
Kalirejo 0,56 0,74 0 0
Hargotirto 0 0 0 0
Jatimulyo 0 0 0 0
Giripurwo 0,43 0,44 0,33 0,26
Girimulyo
Pendoworejo 0,35 0,35 0,26 0,21
Purwosari 0 0 0 0
Banyuroto 0,53 0,64 0,66 0,55
Donomulyo 0 0 0 0
Wijimulyo 0,39 0,47 0 0
Nanggulan
Tanjungharjo 0,32 0,39 0,30 0,25
Jatisarono 0 0 0 0
Kembang 0,46 0,56 0,43 0,35
Banjararum 1,97 2,08 2,14 2,16
Banjarasri 0,93 0,96 0,97 0,96
Kalibawang
Banjarharjo 1,05 1,10 1,13 1,14
Banjaroyo 1,22 1,30 1,35 1,39
Kebonharjo 0 0 0 0
Banjarsari 0 0 0 0
Purwoharjo 0 0 0 0
Samigaluh Sidoharjo 0 0 0 0
Gerbosari 0 0 0 0
Ngargosari 0 0 0 0
Pagerharjo 0 0 0 0
TOTAL 27,02 30,23 28,38 28,25

Perhitungan kebutuhan air total didapatkan dari penjumlahan kebutuhan air domestik,
kebutuhan air non domestik, dan kebutuhan air kawasan strategis. Untuk perhitungan
kebutuhan air rata-rata diperoleh dari penjumlahan antara kebutuhan air total dengan
jumlah kehilangan air sebesar 20% dari kebutuhan air total. Sedangkan untuk menghitung
kebutuhan air hari maksimum diperoleh dari koefisien 1,1 dikalikan kebutuhan air rata-
rata. Perhitungan kebutuhan air jam puncak diperoleh dari perkalian antara koefisien 1,5

281
dengan kebutuhan air rata-rata, sehingga hasil perhitungan kebutuhan air rata-rata,
kebutuhan maksimum, dan kebutuhan jam puncak dapat dilihat pada Tabel 5.11 dibawah.

282
Tabel 5. 11 Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan Hari Maksimum
Kebutuhan Air Total (l/det) Kebutuhan Air Rata-rata l/detik Kebutuhan Hari Puncak (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Jangkaran 6,46 9,58 14,61 19,65 7,75 11,50 17,54 23,58 8,53 12,65 19,29 25,94 12,80 18,98 28,94 38,91
Sindutan 5,51 9,42 13,35 17,29 6,61 11,30 16,02 20,75 7,27 12,43 17,62 22,82 10,91 18,65 26,43 34,23
Palihan 39,04 43,53 46,07 49,25 46,84 52,24 55,28 59,10 51,53 57,46 60,81 65,00 77,29 86,20 91,21 97,51
Glagah 10,76 17,34 24,97 32,72 12,92 20,80 29,96 39,26 14,21 22,89 32,96 43,18 21,31 34,33 49,44 64,78
Kalidengen 3,07 5,27 7,49 9,71 3,68 6,33 8,99 11,65 4,05 6,96 9,89 12,82 6,08 10,44 14,84 19,23
Plumbon 6,42 8,60 13,07 17,55 7,70 10,32 15,68 21,06 8,47 11,35 17,25 23,17 12,71 17,03 25,88 34,76
Kedundang 4,50 6,95 10,17 12,64 5,40 8,34 12,20 15,17 5,94 9,17 13,42 16,69 8,91 13,76 20,13 25,04
Temon Demen 3,44 4,79 6,14 7,52 4,13 5,75 7,37 9,02 4,54 6,32 8,11 9,92 6,81 9,48 12,17 14,88
Kulur 6,02 9,44 13,70 17,23 7,23 11,33 16,45 20,68 7,95 12,46 18,09 22,75 11,93 18,69 27,14 34,13
Kaligintung 6,91 12,52 18,90 24,53 8,29 15,03 22,68 29,44 9,12 16,53 24,95 32,38 13,68 24,80 37,43 48,57
Temon Wetan 2,89 3,11 3,34 3,59 3,47 3,74 4,01 4,31 3,82 4,11 4,41 4,74 5,73 6,17 6,62 7,11
Temon Kulon 3,26 3,50 3,76 4,04 3,91 4,20 4,51 4,85 4,30 4,62 4,96 5,33 6,45 6,93 7,44 8,00
Kebonrejo 3,94 6,17 8,41 11,42 4,73 7,40 10,09 13,70 5,20 8,14 11,10 15,07 7,80 12,21 16,65 22,61
Janten 4,09 6,59 8,72 10,88 4,91 7,91 10,46 13,05 5,40 8,70 11,51 14,36 8,10 13,05 17,27 21,54
Karangwuluh 2,72 6,45 8,68 10,92 3,26 7,75 10,42 13,11 3,59 8,52 11,46 14,42 5,39 12,78 17,19 21,63
Karangwuni 20,20 52,07 44,58 56,82 24,25 62,48 53,49 68,18 26,67 68,73 58,84 75,00 40,01 103,10 88,26 112,50
Sogan 7,17 14,52 14,29 17,86 8,61 17,42 17,15 21,43 9,47 19,16 18,86 23,57 14,21 28,74 28,29 35,36
Kulwaru 8,13 11,75 15,39 19,03 9,75 14,10 18,46 22,84 10,73 15,51 20,31 25,12 16,10 23,27 30,47 37,68
Wates Ngestiharjo 6,17 6,55 6,93 7,35 7,41 7,85 8,32 8,82 8,15 8,64 9,15 9,70 12,23 12,96 13,73 14,55
Bendungan 13,09 10,92 14,85 15,82 15,71 13,10 17,82 18,98 17,28 14,41 19,60 20,88 25,92 21,62 29,40 31,32
Triharjo 14,85 13,12 17,58 19,12 17,82 15,75 21,09 22,95 19,60 17,32 23,20 25,24 29,40 25,98 34,80 37,86
Giripeni 15,73 12,95 17,80 18,93 18,88 15,54 21,36 22,72 20,77 17,09 23,50 24,99 31,16 25,64 35,25 37,49

283
Kebutuhan Hari Maksimum
Kebutuhan Air Total (l/det) Kebutuhan Air Rata-rata l/detik Kebutuhan Hari Puncak (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Kelurahan
23,95 14,13 31,57 35,38 28,75 16,95 37,88 42,45 31,62 18,65 41,67 46,70 47,43 27,98 62,51 70,05
Wates
Garongan 8,01 10,32 12,66 15,03 9,61 12,38 15,19 18,04 10,57 13,62 16,71 19,84 15,86 20,43 25,07 29,76
Pleret 10,59 13,58 16,61 19,68 12,71 16,30 19,94 23,62 13,98 17,93 21,93 25,98 20,97 26,90 32,90 38,97
Bugel 7,54 10,32 13,11 15,92 9,05 12,38 15,74 19,11 9,95 13,62 17,31 21,02 14,93 20,43 25,97 31,53
Kanoman 3,61 3,74 3,88 4,02 4,34 4,49 4,65 4,82 4,77 4,94 5,12 5,30 7,16 7,41 7,68 7,95
Depok 5,64 5,89 6,16 6,44 6,76 7,07 7,39 7,73 7,44 7,78 8,13 8,50 11,16 11,67 12,20 12,75
Panjatan Bojong 8,05 8,50 8,98 9,48 9,66 10,20 10,78 11,38 10,63 11,22 11,86 12,52 15,95 16,83 17,79 18,78
Tayuban 4,39 4,74 5,12 5,53 5,27 5,69 6,15 6,64 5,80 6,26 6,76 7,30 8,70 9,39 10,14 10,95
Gotakan 3,73 4,00 4,29 4,60 4,47 4,80 5,15 5,52 4,92 5,28 5,66 6,07 7,38 7,92 8,49 9,11
Panjatan 2,80 2,97 3,15 3,35 3,35 3,56 3,78 4,02 3,69 3,92 4,16 4,42 5,54 5,88 6,24 6,63
Cerme 4,66 5,02 5,41 5,83 5,59 6,03 6,49 7,00 6,15 6,63 7,14 7,70 9,23 9,95 10,71 11,55
Krembangan 6,77 7,35 7,98 8,66 8,13 8,82 9,57 10,39 8,94 9,70 10,53 11,43 13,41 14,55 15,80 17,15
Banaran 17,47 25,36 27,91 31,02 20,96 30,43 33,49 37,22 23,06 33,47 36,84 40,95 34,59 50,21 55,25 61,42
Kranggan 4,81 6,31 7,52 8,75 5,77 7,57 9,03 10,50 6,35 8,33 9,93 11,55 9,53 12,50 14,90 17,33
Nomporejo 2,61 3,98 4,90 5,83 3,14 4,77 5,88 6,99 3,45 5,25 6,47 7,69 5,18 7,88 9,71 11,54
Galur Karangsewu 14,11 17,33 21,73 26,17 16,93 20,80 26,08 31,40 18,62 22,88 28,69 34,54 27,93 34,32 43,04 51,81
Tirtorahayu 12,19 14,77 17,66 20,58 14,63 17,72 21,19 24,69 16,09 19,49 23,31 27,16 24,14 29,24 34,97 40,74
Pandowan 2,34 3,30 3,97 4,64 2,81 3,96 4,76 5,57 3,09 4,36 5,24 6,13 4,64 6,54 7,86 9,20
Brosot 8,89 10,58 12,27 13,98 10,66 12,69 14,73 16,78 11,73 13,96 16,20 18,46 17,60 20,94 24,30 27,69
Wahyuharjo 3,45 4,40 5,36 6,32 4,15 5,28 6,43 7,58 4,56 5,81 7,07 8,34 6,84 8,72 10,61 12,51
Bumirejo 16,33 20,85 25,40 29,98 19,60 25,02 30,48 35,98 21,56 27,52 33,53 39,58 32,34 41,28 50,30 59,37
Lendah
Jatirejo 14,89 19,63 24,38 29,15 17,86 23,55 29,25 34,98 19,65 25,91 32,18 38,48 29,48 38,87 48,27 57,72
Sidorejo 18,66 25,22 31,80 38,40 22,39 30,26 38,15 46,08 24,63 33,29 41,97 50,69 36,95 49,94 62,96 76,04

284
Kebutuhan Hari Maksimum
Kebutuhan Air Total (l/det) Kebutuhan Air Rata-rata l/detik Kebutuhan Hari Puncak (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Gulurejo 10,80 14,86 18,94 23,03 12,95 17,83 22,73 27,64 14,25 19,61 25,00 30,40 21,38 29,42 37,50 45,60
Ngentakrejo 10,88 14,23 17,61 21,00 13,05 17,08 21,13 25,20 14,36 18,79 23,24 27,72 21,54 28,19 34,86 41,58
Demangrejo 5,14 6,80 8,46 10,14 6,16 8,15 10,15 12,16 6,78 8,97 11,17 13,38 10,17 13,46 16,76 20,07
Srikayangan 10,27 15,34 21,95 28,55 12,32 18,41 26,34 34,26 13,55 20,25 28,97 37,69 20,33 30,38 43,46 56,54
Tuksono 11,39 17,26 22,37 25,98 13,67 20,71 26,85 31,18 15,04 22,78 29,53 34,30 22,56 34,17 44,30 51,45
Salamrejo 13,75 19,21 25,85 31,02 16,50 23,05 31,02 37,22 18,15 25,36 34,12 40,94 27,23 38,04 51,18 61,41
Sentolo
Sukoreno 17,70 22,40 23,36 24,37 21,25 26,88 28,04 29,25 23,37 29,57 30,84 32,17 35,06 44,36 46,26 48,26
Kaliagung 10,69 14,91 19,15 24,18 12,83 17,89 22,98 29,02 14,11 19,68 25,28 31,92 21,17 29,52 37,92 47,88
Sentolo 12,18 14,35 18,05 22,54 14,62 17,22 21,66 27,05 16,08 18,94 23,83 29,75 24,12 28,41 35,75 44,63
Banguncipto 5,98 7,00 8,42 11,39 7,17 8,40 10,11 13,66 7,89 9,24 11,12 15,03 11,84 13,86 16,68 22,55
Tawangsari 10,99 15,12 19,26 23,42 13,19 18,15 23,11 28,10 14,51 19,96 25,42 30,91 21,77 29,94 38,13 46,37
Karangsari 13,85 15,01 16,27 17,64 16,62 18,01 19,53 21,17 18,28 19,81 21,48 23,29 27,42 29,72 32,22 34,94
Kedungsari 5,50 5,79 6,10 6,42 6,60 6,95 7,32 7,71 7,26 7,64 8,05 8,48 10,89 11,46 12,08 12,72
Pengasih Margosari 12,57 13,70 14,94 16,28 15,08 16,45 17,93 19,54 16,59 18,09 19,72 21,49 24,89 27,14 29,58 32,24
Pengasih 13,04 14,15 15,37 16,69 15,65 16,98 18,45 20,03 17,21 18,68 20,29 22,03 25,82 28,02 30,44 33,05
Sendangsari 12,44 13,38 14,39 15,48 14,93 16,05 17,27 18,58 16,42 17,66 19,00 20,44 24,63 26,49 28,50 30,66
Sidomulyo 6,54 6,94 7,37 7,82 7,85 8,33 8,85 9,38 8,63 9,16 9,73 10,32 12,95 13,74 14,60 15,48
Hargomulyo 22,77 33,84 44,95 56,10 27,33 40,61 53,95 67,32 30,06 44,67 59,34 74,05 45,09 67,01 89,01 111,08
Hargorejo 20,45 29,41 38,41 47,45 24,54 35,29 46,09 56,94 26,99 38,82 50,70 62,63 40,49 58,23 76,05 93,95
Kokap Hargowilis 7,17 8,49 9,83 11,20 8,61 10,19 11,80 13,44 9,47 11,21 12,98 14,78 14,21 16,82 19,47 22,17
Kalirejo 5,81 6,23 6,61 7,99 6,97 7,48 7,94 9,59 7,67 8,23 8,73 10,55 11,51 12,35 13,10 15,83
Hargotirto 7,95 9,42 10,91 12,41 9,54 11,31 13,09 14,89 10,49 12,44 14,40 16,38 15,74 18,66 21,60 24,57
Jatimulyo 12,92 18,14 22,77 27,04 15,51 21,77 27,33 32,45 17,06 23,95 30,06 35,69 25,59 35,93 45,09 53,54
Girimulyo
Giripurwo 7,75 7,93 8,37 8,83 9,30 9,52 10,05 10,59 10,23 10,47 11,05 11,65 15,35 15,71 16,58 17,48

285
Kebutuhan Hari Maksimum
Kebutuhan Air Total (l/det) Kebutuhan Air Rata-rata l/detik Kebutuhan Hari Puncak (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan (liter/detik)
2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041 2026 2031 2036 2041
Pendoworejo 6,64 6,52 6,80 7,31 7,97 7,83 8,15 8,77 8,77 8,61 8,97 9,65 13,16 12,92 13,46 14,48
Purwosari 6,44 8,23 10,03 11,98 7,73 9,88 12,04 14,38 8,50 10,87 13,24 15,82 12,75 16,31 19,86 23,73
Banyuroto 5,05 5,45 5,90 6,38 6,05 6,55 7,08 7,65 6,66 7,20 7,79 8,42 9,99 10,80 11,69 12,63
Donomulyo 8,46 10,70 12,96 15,23 10,15 12,84 15,55 18,28 11,17 14,12 17,11 20,11 16,76 21,18 25,67 30,17
Wijimulyo 6,49 6,81 6,53 7,17 7,79 8,17 7,84 8,60 8,57 8,99 8,62 9,46 12,86 13,49 12,93 14,19
Nanggulan
Tanjungharjo 5,64 6,01 6,39 6,80 6,77 7,21 7,67 8,16 7,45 7,93 8,44 8,98 11,18 11,90 12,66 13,47
Jatisarono 8,56 11,61 14,65 17,70 10,27 13,93 17,58 21,25 11,30 15,32 19,34 23,37 16,95 22,98 29,01 35,06
Kembang 8,97 9,44 9,94 10,46 10,76 11,33 11,93 12,55 11,84 12,46 13,12 13,81 17,76 18,69 19,68 20,72
Banjararum 16,77 17,55 18,38 19,23 20,12 21,06 22,05 23,08 22,13 23,17 24,26 25,39 33,20 34,76 36,39 38,09
Banjarasri 7,95 8,14 8,34 8,54 9,54 9,76 10,01 10,25 10,49 10,74 11,01 11,27 15,74 16,11 16,52 16,91
Kalibawang
Banjarharjo 8,88 9,29 9,72 10,17 10,65 11,15 11,66 12,21 11,72 12,26 12,83 13,43 17,58 18,39 19,25 20,15
Banjaroyo 10,38 10,99 11,64 12,32 12,45 13,19 13,96 14,78 13,70 14,51 15,36 16,26 20,55 21,77 23,04 24,39
Kebonharjo 2,79 3,42 4,05 4,70 3,35 4,10 4,86 5,64 3,68 4,51 5,35 6,20 5,52 6,77 8,03 9,30
Banjarsari 3,83 4,67 5,54 6,41 4,59 5,61 6,65 7,69 5,05 6,17 7,31 8,46 7,58 9,26 10,97 12,69
Purwoharjo 4,98 6,45 7,92 9,41 5,97 7,74 9,51 11,29 6,57 8,51 10,46 12,42 9,86 12,77 15,69 18,63
Samigaluh Sidoharjo 13,27 18,42 24,34 30,27 15,93 22,11 29,21 36,32 17,52 24,32 32,13 39,95 26,28 36,48 48,20 59,93
Gerbosari 10,27 16,12 21,23 26,36 12,32 19,35 25,48 31,63 13,55 21,28 28,03 34,79 20,33 31,92 42,05 52,19
Ngargosari 8,01 11,38 14,77 18,15 9,61 13,65 17,72 21,78 10,57 15,02 19,49 23,96 15,86 22,53 29,24 35,94
Pagerharjo 10,95 15,87 20,80 25,73 13,15 19,05 24,95 30,87 14,46 20,95 27,45 33,96 21,69 31,43 41,18 50,94
TOTAL 823 1048 1274 1504 987 1259 1530 1805 1086 1384 1683 1985 1629 2076 2523 2978

286
BAB VI
POTENSI AIR BAKU

6.1 Potensi Air Permukaan

Potensi air baku permukaan berasal dari sungai, danau, embung, waduk, dan lain-lain.
Sesuai dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air Pasal 22,
pendayagunaan air diutamakan menggunakan air permukaan daripada air tanah. Oleh
karena itu, air permukaan diarahkan untuk menjadi sumber air baku yang utama.

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah kesatuan ekosistem yang dibatasi
oleh pemisah topografi. DAS berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan penyalur air,
sedimen, dan unsur hara dalam sistem sungai untuk kemudian dikeluakan melalui outlet
tunggal. DAS merupakan suatu rumah tangga dari sistem jaringan sungai yang di
dalamnya terjadi interaksi antar berbagai komponen lingkungan (abiotik, biotik, dan
budaya) yang membentuk satu kesatuan ekosistem.

Di Kabupaten Kulon Progo terdapat tiga DAS, yaitu DAS Progo, Serang, dan
Bogowonto. Berdasarkan data Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RPSDA) Wilayah
Sungai Progo Opak Serang dan Serayu Bogowonto tahun 2016, luas masing-masing DAS
adalah sebagai berikut.

a. DAS Progo memiliki luas total mencapai 2.421,21 km2 dengan luas wilayah di
Kabupaten Kulon Progo sebesar 280,95 km2 (48% total wilayah kabupaten).
b. DAS Serang memiliki luas total 279,69 km2 yang seluruhnya berada di wilayah
administratif Kabupaten Kulon Progo (47% total wilayah kabupaten).
c. DAS Bogowonto memiliki luas total 605,91 km2 dengan luas wilayah administratif
Kabupaten Kulon Progo sebesar 29,48 km2 (5% total wilayah kabupaten).

Peta DAS Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 6.1.

287
Gambar 6. 1 Peta DAS Kabupaten Kulon Progo

Berdasarkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air, peruntukan debit Wilayah Sungai
Progo-Opak Serang di Kabupaten Kulon Progo ditampilkan pada Tabel 6.1.

Tabel 6. 1 Peruntukan Debit Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang Kabupaten Kulon Progo


Peruntukan Debit Tahun
(m3/detik) 2015 2020 2025 2030 2035
Kebutuhan Air Rumah 0,420 0,547 0,667 0,784 0,894
Tangga
Kebutuhan Air 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
Perkotaan
Kebutuhan Air Industri 0,480 0,910 1,001 1,091 1,131
Kebutuhan Air RKI 0,911 1,468 1,678 1,886 2,036
Irigasi 18,07 18,07 18,07 18,07 18,07
Sumber: RPSDA Wilayah Sungai Progo Opak Serang, 2016

Pemerintah Daerah DIY telah menyusun master plan sejak tahun 2015 untuk memenuhi
kebutuhan air dalam jangka panjang. Merujuk pada rencana induk sistem pengelolaan air
minum, Pemerintah Daerah DIY berencana membangun empat Sistem Penyediaan Air

288
Minum (SPAM) Regional untuk memenuhi kebutuhan air dalam jangka panjang, yaitu
SPAM Regional Kartamantul, SPAM Regional Kamijoro, SPAM Banyusoco
Gunungkidul, dan satu SPAM dari air bawah tanah yang lokasinya berdekatan dengan
Banyusoco. Di antara SPAM yang direncanakan tersebut, Kabupaten Kulon Progo akan
mendapatkan layanan dari SPAM Regional Kamijoro.

Di sisi lain, pemerintah pusat juga sedang membangun Waduk Bener di Kabupaten
Purworejo yang salah satu manfaatnya adalah sebagai sumber air baku di Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi DIY. Kabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten di Provinsi
DIY yang memiliki jarak terdekat dari Waduk tersebut sehingga air baku dari Waduk
Bener akan dialirkan ke Kabupaten Kulon Progo.

6.1.1 Sungai Progo

Sungai Progo menjadi sumber utama air baku jaringan perpipaan di Kabupaten Kulon
Progo. Berdasarkan RPSDA Wilayah Sungai Progo Opak Serang tahun 2016, secara
administrasif DAS Progo terletak di Provinsi Jawa Tengah dan DIY dengan luas
±2.421,21 km2. DAS Progo mencakup 10 wilayah administratif kabupaten/kota dengan
masing-masing luas disajikan pada tabel berikut.

Tabel 6. 2 Wilayah Administratif Sungai Progo

No. Wilayah Administratif Luas (km2) Provinsi


1. Temanggung 543,05
2. Kabupaten Magelang 1.085,76
3. Kota Magelang 18,12 Jawa Tengah
4. Kendal 42,75
5. Wonosobo 5,16
6. Boyolali 13,17
7. Sleman 291,07
8. Kota Yogyakarta 0,80
DIY
9. Kulon Progo 280,95
10. Bantul 140,58

Panjang sungai utama Sungai Progo mencapai ±138 km. Berdasarkan hasil analisis
RPSDA Wilayah Sungai Progo Opak Serang tahun 2016, Sungai Progo memiliki debit
maksimum 239,9 m3/detik dan minimum 26,4 m3/detik.

289
Sumber air yang melayani Kabupaten Kulon Progo sebagian diambil dari Sungai Progo.
Terdapat beberapa intake di DAS Progo, yaitu Kalibawang, Bantar, Kamijoro, dan
Lendah.

a. Intake Kalibawang
Intake Kalibawang (Gambar 6.2) terletak di Kepanewon Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Merujuk pada Rencana Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Kulon Progo tahun 2015-2019,
terdapat rencana pengembangan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Kalibawang
dengan kapasitas instalasi pengolahan air (IPA) sebesar 50 liter/detik. IPA
Kalibawang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di tiga kecamatan,
yaitu Kalibawang, Nanggulan, dan Girimulyo serta Kawasan Industri Sentolo.

Gambar 6. 2 Sungai Progo di Intake Kalibawang

Berdasarkan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) tahun 2021/2022, intake


Kalibawang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif RKI/PDAM
sebesar 0,08 m3/detik dan irigasi sebesar 3,36 m3/detik serta non konsumtif berupa
pemeliharaan sungai sebesar 2,6 m3/detik. Ketersediaan air setengah bulanan di
intake Kalibawang pada tahun kering, normal, dan basah dapat dilihat pada Gambar
6.3.

290
140
Kondisi Kering

Ketersediaan Air (m3/detik)


120 Kondisi Normal
Kondisi Basah
100

80

60

40

20

0 Mar I
Mar II

Mei I

Ags I
Jan I

Mei II

Ags II
Jan II

Jun I
Feb I

Okt I
Feb II

Jun II
Jul I
Jul II

Okt II
Nov I
Nov II
Sep I
Sep II
Apr I
Apr II

Des I
Des II
Waktu
Gambar 6. 3 Ketersediaan Air Sungai Progo di Intake Kalibawang

Sumber: Lampiran RAAT WS Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022

Debit maksimum dan minimum pada intake Kalibawang untuk masing-masing


kondisi disajikan pada Tabel 6.3.

Tabel 6. 3 Debit Sungai Progo di Intake Kalibawang


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 15,02 104,44
Normal 18,03 123,79
Basah 21,66 133,25
Air baku harus memenuhi standar baku mutu kelas I menurut Peraturan Pemerintah
No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup agar dapat digunakan sebagai sumber air minum. Berdasarkan
data Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak (BBWS SO) tahun 2018 dan 2020,
kualitas air pada intake Kalibawang dapat dilihat pada Tabel 6.4 dan Tabel 6.5.

Tabel 6. 4 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (titik terdekat intake Unit
Kalibawang) tahun 2018
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 27 27 deviasi 3

291
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

µmhos/c -
2 DHL 0,18 1,00
m

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,1 0,2 1000

Kekeruhan -
4 mg/L 121 118
(Turbidity)

5 pH Lapangan - 8,1 8,1 6–9

Oksigen Terlarut >6


6 mg/L 8,0 5,1
(DO)

7 COD mg/L 6,5 4,2 10

8 BOD mg/L 0,3 0,9 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 1,1 2,7 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 6,5 3,6 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,34 0,17 0,3

Zat Tersuspensi / 40
12 mg/L 54,2 78,0
TSS

13 Amonium (NH4) mg/L 0,01 0,14 0,1

14 Total Phospat mg/L ≤ 0,02 11,20 0,2

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2018


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

Tabel 6. 5 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (titik terdekat


intake Unit Kalibawang) tahun 2020
Musim Baku
Pengambilan Mutu
Parameter Satuan Air
Hujan Kemarau Sungai
Kelas I
0
1 Temperatur C 25,5 27 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,14 0,315 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,105 0,205 1000

292
Musim Baku
Pengambilan Mutu
Parameter Satuan Air
Hujan Kemarau Sungai
Kelas I

Kekeruhan
4 mg/L 492,5 15 -
(Turbidity)

5 pH Lapangan - 6,75 7,55 6–9

Oksigen Terlarut
6 mg/L 22,6 14,5 >6
(DO)

7 COD mg/L 26,25 26,65 10


8 BOD mg/L 2,5 2,95 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 4,4 6 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 26,85 25,5 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 1,4 0,4 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 208 4 40

13 Total Phospat mg/L 1,475 0,475 0,1

14 Amoniak (NH3-N) mg/L 0,005 0,035 0,2

Deterjen sebagai
15 µg/L 2 182,5 200
MBAS

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2020


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

b. Intake Bantar
Intake Bantar (Gambar 6.4) yang merupakan titik terdekat dari intake Salamrejo dan
Banguncipto (Sentolo) terletak di Padukuhan Klangon, Kalurahan Ngargosari,
Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Intake Bantar memiliki kapasitas total 760
liter/detik. Berdasarkan RPSDA Wilayah Sungai Progo Opak Serayu, Intake Bantar
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk dua SPAM dan dua Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) dengan rincian yaitu SPAM Kebonagung dengan debit

293
0,3 m3/detik, PDAM Sentolo 0,04 m3/detik, PDAM Salamrejo 0,02 m3/detik, dan
SPAM Bantar 0,4 m3/detik.

Gambar 6. 3 Sungai Progo di Intake Bantar

Berdasarkan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) tahun 2021/2022, intake Bantar
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif RKI/PDAM sebesar 0,76
m3/detik serta non konsumtif berupa pemeliharaan sungai sebesar 1,95 m3/detik.
Intake Bantar direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di empat
kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan
Kabupaten Kulon Progo. Ketersediaan air setengah bulanan di Intake Bantar pada
tahun kering, normal, dan basah dapat dilihat pada Gambar 6.5.

250
Ketersediaan Air (m3/detik)

Kondisi Kering
200 Kondisi Normal

150 Kondisi Basah

100

50

0
Mei I
Jan I

Mei II
Jan II

Mar I
Mar II

Ags I
Ags II
Jun I
Jun II

Nov I
Nov II
Feb I
Feb II

Jul I

Okt I
Okt II
Apr II

Jul II

Sep I
Sep II

Des II
Apr I

Des I

Waktu

Gambar 6. 4 Ketersediaan Air Sungai Progo di Intake Bantar

Sumber: Lampiran RAAT WS Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022

294
Debit maksimum dan minimum pada Bendung Kamijoro untuk masing-masing
kondisi dapat dilihat pada Tabel 6.6.

Tabel 6. 6 Debit Sungai Progo di Intake Bantar


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 8,69 97,37
Normal 17,49 167,57
Basah 29,64 214,21
Data kualitas air di intake Bantar tidak tersedia sehingga tidak ditampilkan. Titik
pengujian kualitas air yang terdekat dari intake Salamrejo dan Banguncipto adalah di
Bendung Kamijoro.
c. Bendung Kamijoro
Bendung Kamijoro (Gambar 6.6) terletak di Kalurahan Kamijoro, Kecamatan
Pajangan, Kabupaten Bantul. Bendung Kamijoro rencananya dimanfaatkan untuk
pengembangan SPAM Regional Kamijoro (KAPET Kulonprogo dan Pajangan).
Berdasarkan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) tahun 2021/2022, Bendung
Kamijoro dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif RKI/PDAM
sebesar 0,57 m3/detik dan irigasi sebesar 0,42 m3/detik serta non konsumtif berupa
pemeliharaan sungai sebesar 2,75 m3/detik.

Gambar 6. 5 Sungai Progo di Bendung Kamijoro

Berdasarkan Dokumen Persiapan Proyek Sistem Penyediaan Air Minum Regional


Kamijoro, saat ini sistem pelayanan eksisting untuk wilayah SPAM Regional

295
Kamijoro memiliki kapasitas total 285 liter/detik. Ketersediaan air setengah bulanan
di Bendung Kamijoro pada tahun kering, normal, dan basah dapat dilihat pada
Gambar 6.7.
250
Kondisi Kering
Ketersediaan Air (m3/detik)

200 Kondisi Normal


Kondisi Basah
150

100

50

0
Mei II
Jan II

Mar I
Mar II

Mei I

Ags I
Ags II
Jan I

Jun II

Nov II
Sep I
Feb I

Jun I
Feb II

Jul I
Jul II

Okt I
Sep II

Okt II
Nov I
Apr I
Apr II

Des I
Des II
Waktu

Gambar 6. 6 Ketersediaan Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro

(Sumber: Lampiran RAAT WS Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022)

Debit maksimum dan minimum pada Bendung Kamijoro untuk masing-masing


kondisi dapat dilihat pada Tabel 6.7.

Tabel 6. 7 Debit Sungai Progo di Bendung Kamijoro


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 3,54 145,79
Normal 5,50 188,48
Basah 12,22 230,81
Agar dapat digunakan sebagai sumber air minum yang baik, air sungai seharusnya
memenuhi standar baku mutu kelas I menurut Peraturan Pemerintah No 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak (BBWS SO) tahun
2018-2020, kualitas air pada intake Kalibawang dapat dilihat pada Tabel 6.8.

296
Tabel 6. 8 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro (titik terdekat dari intake
Kamijoro, Salamrejo, dan Banguncipto) tahun 2020
Musim Baku
Pengambilan Mutu
Parameter Satuan Air
Hujan Kemarau Sungai
Kelas I
0
1 Temperatur C 28 27,5 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,285 0,345 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,185 0,225 1000

Kekeruhan
4 mg/L 91,15 36,6 -
(Turbidity)

5 pH Lapangan - 6,25 7,7 6–9

Oksigen Terlarut
6 mg/L 3,9 3,5 >6
(DO)

7 COD mg/L 14,05 15,35 10


8 BOD mg/L 2,95 2,15 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 9 3,6 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 21,2 21,5 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,15 0,225 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 34,5 5 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,35 0,1 0,1

14 Total Phospat mg/L 0,01 0,025 0,2

Deterjen sebagai
15 µg/L 119,1 5,6 200
MBAS

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2020


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

297
d. Bendung Sapon
Bendung Sapon terletak di berada di Dukuh Sapon, Kalurahan Sidorejo, Kecamatan
Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Bendung Sapon merupakan titik
terdekat dari intake SPAM Lendah. IPA Lendah dengan kapasitas 80 liter/detik
telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.

Gambar 6. 7 Bendung Sapon (kiri) dan Intake SPAM Lendah (kanan)

Berdasarkan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) tahun 2021/2022, Bendung


Sapon dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif RKI/PDAM sebesar
0,08 m3/detik dan irigasi sebesar 1,62 m3/detik serta non konsumtif berupa
pemeliharaan sungai sebesar 3,16 m3/detik. Pada saat ini, SPAM Lendah melayani
kebutuhan air baku di Kecamatan Galur dan Lendah. IPA Lendah juga akan
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih di kawasan bandara sebelum sumber air baku
dari Kamijoro beroperasi. Ketersediaan air setengah bulanan di Bendung Sapon pada
tahun kering, normal, dan basah dapat dilihat pada Gambar 6.9.
300
Kondisi
Ketersediaan Air (m3/detik)

250 Kering
Kondisi
200 Normal

150

100

50

0
Mar II

Mei I

Ags I
Jan I

Mei II

Ags II
Jan II

Mar I

Jun I

Nov II
Feb II

Jun II

Jul II

Sep II

Okt II
Nov I

Des I
Feb I

Apr I
Apr II

Jul I

Sep I

Okt I

Des II

Waktu

298
Gambar 6. 8 Ketersediaan Air Sungai Progo di Bendung Sapon
Sumber: Lampiran RAAT WS Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022
Debit maksimum dan minimum di Bendung Sapon untuk masing-masing kondisi
dapat dilihat pada Tabel 6.10.

Tabel 6. 9 Debit Sungai Progo di Bendung Sapon


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 4,44 166,28
Normal 6,35 222,30
Basah 10,49 268,43
Air sungai harus memenuhi standar baku mutu kelas I menurut Peraturan Pemerintah
No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup agar dapat digunakan sebagai sumber air minum,. Berdasarkan
data Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak (BBWS SO) tahun 2018-2020,
kualitas air pada intake Kalibawang dapat dilihat pada Tabel 6.10 hingga Tabel
6.12.

Tabel 6. 10 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake SPAM
Lendah) tahun 2018
Musim Pengambilan Baku Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau Kelas I

0
1 Temperatur C 28 29 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,31 0,22 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,20 0,14 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 20,6 - -

5 pH Lapangan - 7,8 7,4 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 4,3 7,8 >6

7 COD mg/L 11,7 7,6 10

8 BOD mg/L 4,8 0.3 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 1,72 1.00 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 0,78 8,92 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,00 1,06 0,3

299
Musim Pengambilan Baku Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau Kelas I

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 18 190 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,13 ≤ 0,01 0,1

14 Total Phospat mg/L 6,05 ≤ 0,02 0,2

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2018


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

Tabel 6. 11 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake SPAM
Lendah) tahun 2019
Musim Pengambilan Baku Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau Kelas I

0
1 Temperatur C 30 29 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,27 0,29 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,175 0,19 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 78 149 -

5 pH Lapangan - 6,7 8,9 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 8,7 114,5 >6

7 COD mg/L 7.7 12,0 10

8 BOD mg/L 3,15 19,6 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 3,85 3,4 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 27,35 25,2 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,04 < 0,01 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 69 35 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,31 0,25 0,1

14 Total Phospat mg/L 0,03 0,09 0,2

15 Deterjen sebagai MBAS µg/L 200,5 <2 200

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2019


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

300
Tabel 6. 12 Kualitas Air Sungai Progo di Bendung Sapon (titik terdekat dari intake SPAM Lendah)
tahun 2020
Musim
Pengambilan Baku Mutu Air Sungai
Parameter Satuan
Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 28,47 28,5 deviasi 3

µmhos/c 0,26 0,355 -


2 DHL
m

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,17 0,23 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 177,5 45,5 -

5 pH Lapangan - 5,65 8,1 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 3,85 19,15 >6

7 COD mg/L 13,25 13,95 10

8 BOD mg/L 2,4 1,7 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 3,65 2,6 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 20,5 26 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,415 0,17 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 239 4 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,36 0,095 0,1

14 Total Phospat mg/L 0,005 0,005 0,2

15 Deterjen sebagai µg/L 47 5,6 200


MBAS

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2020


Parameter berwarna merah dicetak tebalartinya tidak memenuhi baku mutu

6.1.2 Sungai Serang

DAS Serang mempunyai luas DAS sebesar 279,69 km2 dengan panjang sungai utama
sepanjang ±28 km. DAS Serang dimulai dari hulu sungai di daerah Jatimulyo sampai ke
daerah hilir yaitu di Pantai Glagah. Berdasarkan hasil analisis RPSDA Wilayah Sungai
Progo Opak Serang tahun 2016, Sungai Serang memiliki debit maksimum 28,5 m3/detik

301
dan minimum 3,3 m3/detik. Sungai Serang dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi
masyarakat sekitar dan sumber irigasi.

Saat ini di wilayah Kabupaten Kulon Progo juga sedang beroperasi Waduk Sermo yang
membendung Sungai Ngrancah (anak Sungai Serang). Waduk Sermo (Gambar 6.10)
terletak di Kalurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Waduk
Sermo memiliki luas tampungan air sebesar 22 km 2 dan kapasitas 25 juta m3.

Gambar 6. 9 Waduk Sermo

Waduk Sermo mempunyai multi-purpose, yaitu untuk keperluan irigasi, air baku
PDAM, pengendalian banjir, penggelontoran kota, perikanan, dan pariwisata.
Berdasarkan data BBWS Serayu Opak, Waduk Sermo dimanfaatkan sebagai sumber air
baku dan air minum Kabupaten Kulon Progo sebesar 150 liter/detik serta
penggelontoran Kota Wates sebesar 50 liter/detik. Waduk Sermo juga dimanfaatkan
sebagai sumber air baku pada IPA Sermo yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo. IPA Sermo memiliki kapasitas
pelayanan sebesar 60 liter/detik dengan daerah pelayanan yang berada di Kokap,
Kaliagung, dan Kalipetir. Untuk peningkatan pelayanan, kapasitas pelayanan Waduk
Sermo akan ditingkatkan sebesar 50 liter/detik. Sistem pengambilan air baku pada IPA
Sermo menggunakan sistem pompa karena bangunan IPA terletak pada elevasi +163,29
m sedangkan elevasi muka air normal waduk adalah +136,6 m.

302
Berdasarkan Lampiran Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai (WS)
Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022, ketersediaan air setengah bulanan di Waduk
Sermo pada tahun kering, normal, dan basah tersaji pada Gambar 6.11.

3,0
Kondisi Kering
Aliran masuk (m3/detik)

2,5
Kondisi Normal
2,0

1,5

1,0

0,5

0,0
Jun 1
Jun 2
Jan 1
Jan 2

Mar 1
Mar 2
Feb 1
Feb 2

Sep 1
Sep 2
Ags 1
Ags 2

Okt 1
Okt 2
Mei 1
Mei 2

Jul 1
Jul 2

Nov 1
Nov 2
Apr 1
Apr 2

Des 1
Des 2
Waktu

Gambar 6. 10 Debit Aliran Masuk ke Waduk Sermo

Sumber: Lampiran RAAT WS Progo – Opak – Serang tahun 2021/2022

Debit maksimum dan minimum aliran masuk ke Waduk Sermo untuk masing-masing
kondisi dapat dilihat pada Tabel 6.13.

Tabel 6. 13 Debit aliran masuk ke Waduk Sermo


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 0,06 1,11
Normal 0,11 2,19
Basah 0,10 2,23
Air baku yang baik harus memenuhi baku mutu air kelas I menurut Peraturan
Pemerintah No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak
(BBWS SO) tahun 2018-2020, kualitas air pada Waduk Sermo dapat dilihat pada Tabel
6.14 hingga Tabel 6.16. Sebagian parameter kualitas air masih belum memenuhi baku
mutu.

303
Tabel 6. 14 Kualitas Air di Waduk Sermo 2018
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 28 28 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,24 0,17 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,16 0,11 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 1,59 1,95 -

5 pH Lapangan - 6,9 7,1 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 1,2 1,7 >6

7 COD mg/L 4,9 3,2 10

8 BOD mg/L 2,6 0,6 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 1,2 0,0 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 1,6 7,5 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 1,6 0,1 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 21 5,6 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,1 ≤ 0,0 0,1

14 Total Phospat mg/L < 0,02 ≤ 0,02 0,2

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2018


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

Tabel 6. 15 Kualitas Air di Waduk Sermo 2019


Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 29 28 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,265 0,24 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,175 0,51 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 67,60 5,67 -

5 pH Lapangan - 6,2 7,8 6–9

304
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 6,55 4,7 >6

7 COD mg/L 8,85 28,80 10

8 BOD mg/L 2,84 6,85 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 4,8 0,24 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 28,95 14,70 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,025 < 0,01 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 79,55 49,50 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,295 < 0,09 0,1

14 Total Phospat mg/L 0,1 0,15 0,2

15 Deterjen sebagai MBAS µg/L 60,5 28 200

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2019


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

Tabel 6. 16 Kualitas Air di Waduk Sermo 2020


Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 28 28,5 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,29 0,165 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,19 0,11 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 1,32 14,64 -

5 pH Lapangan - 6,8 6,75 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 3,7 18,15 >6

7 COD mg/L 25,8 43,6 10

8 BOD mg/L 2,8 4,65 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 0,5 0,45 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 29 30,5 300

305
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,17 0,065 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 5 6 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,12 0,035 0,1

14 Total Phospat mg/L 0 0 0,2

15 Deterjen sebagai MBAS µg/L 39,9 239 200

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2020


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

6.1.3 Sungai Bogowonto

Sungai Bogowonto melintasi Kabupaten Kulon Progo di Kalurahan Jangkaran dan


Kalurahan Sindutan, Kecamatan Temon (Gambar 6.12). Sungai Bogowonto bermuara di
Pantai Selatan dan membagi dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan DIY. Berdasarkan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Serayu Bogowonto tahun 2016, Sungai
Bogowonto mempunyai panjang ± 92 km dengan luas tangkapan air 639,6 km2.
Berdasarkan Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Profil Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak tahun 2010, Sungai Bogowonto memiliki debit minimum 600 liter/detik dan
debit maksimum 1.187 liter/detik.

Sindutan

Jangkaran

Gambar 6. 11 Bagian hilir Sungai Bogowonto yang melintasi Kabupaten Kulon Progo

306
Titik sampel pengujian kualitas air Sungai Bogowonto yang paling dekat dengan
Kabupaten Kulon Progo adalah di Bendung Pungangan. Berdasarkan data Balai Besar
Wilayah Sungai Serayu – Opak (BBWS SO) tahun 2018-2020, kualitas air Sungai
Bogowonto dapat dilihat pada Tabel 6.17 hingga Tabel 6.19.

Tabel 6. 17 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2018


Musim Pengambilan Kriteria Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau
Kelas II
0
1 Temperatur C 29 27 deviasi 3
2 DHL µmhos/cm 0,12 0,15 -
3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,08 0,10 1000
4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 30,40 28,20 -
5 pH Lapangan - 8,1 7,6 6–9
6 Oksigen Terlarut (DO) Lap mg/L 8,9 4,8 >6
7 COD mg/L 3,4 6,9 10
8 BOD mg/L 0,1 5,3 2
9 Nitrat (NO3) mg/L 0,9 0,8 10
10 Sulfat (SO4) mg/L 3,4 1,4 300
11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,41 0,07 0.3
12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 75.5 67.0 40
13 Amonium (NH4) mg/L ≤ 0.00 0.12 0.1
14 Total Phospat mg/L ≤ 0.02 1.39 0.2
Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2018
Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

Tabel 6. 18 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2019


Musim Pengambilan Baku Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau Kelas I

0
1 Temperatur C 28 26 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,09 0,13 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,08 0,08 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 108 246 -

5 pH Lapangan - 7 7,6 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 5,3 27,2 >6

7 COD mg/L 12,25 15,8 10

8 BOD mg/L 1,7 15,3 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 2,45 1,1 10

307
Musim Pengambilan Baku Mutu
Parameter Satuan Air Sungai
Hujan Kemarau Kelas I

10 Sulfat (SO4) mg/L 3,85 10,5 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,19 0,31 0,3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 43,15 16,3 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,245 < 0,09 0,1

14 Total Phospat mg/L 0,01 0,19 0,2

15 Deterjen sebagai MBAS µg/L 129,5 26 200

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2019


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu
Tabel 6. 19 Kualitas Air Sungai Bogowonto di Bendung Pungangan 2020
Musim Pengambilan
Baku Mutu Air
Parameter Satuan
Sungai Kelas I
Hujan Kemarau

0
1 Temperatur C 27,5 28,5 deviasi 3

2 DHL µmhos/cm 0,115 0,165 -

3 Zat Terlarut / TDS mg/L 0,075 0,105 1000

4 Kekeruhan (Turbidity) mg/L 265 133 -

5 pH Lapangan - 6,56 7,2 6–9

6 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 6,2 15,7 >6

7 COD mg/L 18,95 36,25 10

8 BOD mg/L 2,15 3,65 2

9 Nitrat (No.3) mg/L 3,35 0,1 10

10 Sulfat (SO4) mg/L 16,55 12,5 300

11 Besi Terlarut (Fe) mg/L 0,60 0,25 0.3

12 Zat Tersuspensi / TSS mg/L 492 11,5 40

13 Amonium (NH4) mg/L 0,49 0,015 0.1

14 Total Phospat mg/L 0,005 0,025 0.2

15 Deterjen sebagai MBAS µg/L 77,7 137,75 200

Sumber: Data Kualitas Air BBWSO 2020


Parameter berwarna merah dicetak tebal artinya tidak memenuhi baku mutu

308
Sungai Bogowonto direncanakan menjadi salah satu sumber air baku untuk mengatasi
lonjakan kebutuhan air di Kabupaten Kulon Progo. Perencanaan tersebut akan
diwujudkan dengan pembangunan SPAM Sindutan yang memiliki kapasitas pelayanan
sebesar 100 liter/detik.

Pemanfaatan Sungai Bogowonto juga akan dioptimalkan melalui pembangunan Waduk


Bener yang berlokasi di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo (Gambar 6.13).
Berdasarkan data PT Indra Karya tahun 2015, Waduk Bener direncanakan memiliki
tampungan efektif sebesar 68,346 juta m³. Waduk Bener direncanakan sebagai waduk
serba guna yang berfungsi sebagai untuk irigasi lahan seluas 12.314 Ha, pengendalian
debit banjir sebesar 2008 m³/detik, dan pasokan air baku sebesar 1,50 m³/detik serta
sebagai pembangkit listrik mikrohidro.

Gambar 6. 12 Lokasi Pembangunan Waduk Bener (kiri); Jalur Transmisi Air Baku dari Waduk Bener ke
Kabupaten Kulon Progo (kanan)

Waduk Bener memiliki kapasitas pelayanan total air baku sebesar 1.500 liter/detik yang
akan dialokasikan untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar 800 liter/detik dan Provinsi DIY
sebesar 700 liter/detik. Seluruh alokasi air untuk Provinsi DIY akan dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Kulon Progo dengan jarak pengambilan
sekitar 40 km dari rencana lokasi tempat pengolahan air di Kelurahan Hargomulyo,
Kepanewon Kokap. Berdasarkan hasil analisis Fauziah (2022), aliran air masuk ke
Waduk Bener pada tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 6.14.

309
16 Kondisi Kering

Debit Aliran Masuk


14 Kondisi Normal
12 Kondisi Basah

(m3/detik)
10
8
6
4
2
0
Jan II
Jan I

Jun I

Jul II
Feb I
Feb II
Mar I

Sep II

Okt II
Mei II

Ags II
Sep I

Okt I
Ags I
Mei I

Jul I
Apr II

Jun II

Nov I
Nov II

Des II
Apr I

Des I
Mar II
Waktu

Gambar 6. 13 Aliran masuk ke Waduk Bener Tahun 2020


Sumber: Hasil Analisis (Fauziah, 2022)

Debit aliran masuk maksimum dan minimum ke Waduk Bener untuk masing-masing
kondisi dapat dilihat pada Tabel 6.20.

Tabel 6. 20 Debit Aliran Masuk ke Waduk Bener


Debit (m3/detik)
Kondisi
Minimum Maksimum
Kering 0,86 10,10
Normal 1,19 11,29
Basah 1,36 14,04

6.1.4 Embung

Embung dapat digunakan sebagai sumber alternatif penyediaan air baku. Dengan
kapasitas yang relatif kecil, embung dapat dimanfaatkan sebagai sumber air yang dikelola
masyarakat secara komunal melalui Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan
(SPAMDes). Daftar embung di Kabupaten Kulon Progo beserta lokasi dan kapasitasnya
dapat dilihat pada Tabel 6.21.

310
Tabel 6. 21 Daftar Embung di Kabupaten Kulon Progo
Nama Kapasitas
No Lokasi
Embung (m3)

Dusun Girinyono, Kalurahan


1 Blubuk 18.655
Sendangsari, Kap. Pengasih

Dusun Girinyono, Kalurahan


2 Bogor 6.000
Sendangsari, Kap. Pengasih

Dusun Batur, Kalurahan


3 Batur 8.900
Sendangsari, Kap. Pengasih

4 Kalibukol Kalurahan Kalirejo, Kap. Kokap 6.170

Dusun Paingan, Kalurahan


5 Kayangan 6.000
Sendangsari, Kap. Pengasih

Kalurahan Giripurwo, Kap.


6 Kedungmoro 3.500
Girimulyo

Kalurahan Kebonharjo, Kap.


7 Ngroto 6.000
Samigaluh

Kalurahan Hargorejo, Kap.


8 Penggung 4.000
Kokap

Kalurahan Hargomulyo, Kap.


9 Tangkisan I 35.000
Kokap

311
Nama Kapasitas
No Lokasi
Embung (m3)

Kalurahan Hargomulyo, Kap.


10 Tangkisan II 7.500
Kokap

Kalurahan Hargomulyo, Kap.


11 Plampang 1.500
Kokap

12 Weden Kalurahan Sentolo, Kap. Sentolo 3.500

Kalurahan Giripurwo, Kap.


13 Dawetan 4.000
Girimulyo

Kalurahan Giripurwo, Kap.


14 Cikli 3.000
Girimulyo

Dusun Anjir, Kalurahan


15 Sambeng 12.000
Hargowilis, Kap. Kokap

Dusun Klepu, Kalurahan


16 Bibis 40.000
Hargowilis, Kap. Kokap

Kalurahan Sidorejo, Kap.


17 Jurug 9.000
Lendah

18 Samigaluh Kap. Samigaluh 6.523

Kalurahan Banjaroya, Kap.


19 Krapyak 35.400
Kalibawang

312
Nama Kapasitas
No Lokasi
Embung (m3)

Kalurahan Banjaroyo, Kap.


20 Tonogoro 10.000
Kalibawang

21 Kleco Kec. Girimulyo 8.000

Kalurahan Sidoharjo, Kap.


22 Gorolangu 10.000
Samigaluh

23 Talunombo Kap. Pengasih 1.800

24 Dlingseng Ds. Banjaroya, Kap. Kalibawang -

Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kabupaten Kulon Progo, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo,
2020
Peta lokasi embung di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 6.15.

Gambar 6. 14 Lokasi Embung di Kabupaten Kulon Progo

313
6.2 Potensi Air Tanah

Air tanah merupakan sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan air domestik,
khususnya di Kabupaten Kulon Progo. Untuk kebutuhan air irigasi, pemanfaatan air tanah
hanya sebagian kecil dari potensi air yang ada. Pemanfaatan air tanah sangat terkait
dengan potensi air permukaan (base flow), dimana pemanfaatan potensi air tanah yang
terlalu besar akan memperkecil base flow aliran permukaan. Keberadaan air tanah
dipengaruhi oleh zona akuifer, yaitu lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang
mengandung air dan dapat dirembesi air.

Jenis akuifer air tanah di wilayah sungai Progo-Opak-Oyo dapat dikelompokkan menjadi
2 jenis akuifer yaitu: akuifer bebas dan akuifer tertekan. Akuifer bebas terdapat di semua
cekungan air tanah yang ada, sedangkan akuifer tertekan hanya terdapat pada Cekungan
Air Tanah Progo. Jenis tampungan air tanah terdiri dari tampungan air tanah statis dan
tampungan air tanah dinamis. Tampungan air tanah statis adalah tampungan air tanah
yang terjebak dalam reservoir air tanah yang keberadaannya telah bertahun-tahun,
sedangkan tampungan air tanah dinamis adalah tampungan air tanah yang bersifat
sementara, dipengaruhi oleh fluktuasi musiman, merupakan bagian dari siklus hidrologi
dan berasal dari perkolasi air hujan. Potensi air tanah yang dihitung adalah potensi air
tanah dinamis, di mana potensi tampungan air tanah tersebut merupakan bagian dari
siklus hidrologi dan bersifat terbaharui.

Berdasarkan dokumen Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RPSDA) Wilayah Sungai
Progo Opak Serang 2016, tampungan air baik berupa waduk, embung untuk air baku
maupun embung konservasi akan memberikan imbuhan terhadap recharge air tanah.
Perkiraan recharge air tanah Wilayah Sungai Progo-Opak Serang di Kabupaten Kulon
Progo adalah sebesar 428.672,59 m3/tahun.

Salah satu potensi air tanah di Kulon Progo berasal dari cekungan air tanah (CAT) Wates
yang terletak pada bagian selatan Kabupaten Kulon Progo dan meliputi Kepanewon
Wates, Temon, Panjatan, Lendah, dan sebagian kecil Pengasih dan Sentolo seperti pada
Gambar 6.16. CAT Wates hanya memiliki air tanah bebas dengan debit sekitar 38 juta
m3/tahun. Selain itu, masih ada potensi air tanah lain yaitu Cekungan Air Tanah Menoreh.
Kajian Cekungan Air Tanah Menoreh diinisiasi oleh Fakultas Teknik Geologi UGM
dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Energi Sumber Daya Mineral

314
Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2016. Namun demikian, cekungan air tanah Menoreh
belum secara formal terdata di Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 2
tahun 2017. CAT Menoreh meliputi Kepanewon Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan,
Girimulyo, Kokap, Sentolo, Pengasih, dan Kokap. CAT Menoreh memiliki total potensi
airtanah sebesar 56.889.340 m3/tahun Hendrayana et al. (2020).

Gambar 6. 15 Peta Cekungan Air Tanah Wates

Data cekungan air tanah di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 6.22.

Tabel 6. 22 Daftar Cekungan Air Tanah di Kabupaten Kulon Progo

Debit (m3/tahun)
Peringkat
Nama Wilayah (Kepanewon) Jenis Air Tanah Air Tanah
Penyelidikan
Terkekang Bebas
Wates Wates, Temon, Lendah, – Air tanah 0 38.000.000
Panjatan dan sebagian kecil bebas
Pengasih dan Sentolo

315
Air tanah dimanfaatkan sebagai air baku antara lain untuk kegiatan domestik, pertanian,
peternakan, industri melalui pengambilan dari mata air dan sumur. Pemanfaatan air tanah
yang terbesar di Kulon Progo adalah untuk kebutuhan domestik. Gambar 6.17
menunjukkan pemanfaatan air tanah di Kulon Progo per wilayah Kepanewon pada tahun
2016, sedangkan Gambar 6.17 menunjukkan pemanfaatan air tanah berdasarkan
tujuannya. Berdasarkan Gambar 6.18 tampak bahwa proporsi pengambilan air tanah
yang tidak terdaftar masih cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan
pengawasan yang lebih ketat untuk pemanfaatan air tanah. Pemanfaatan air tanah juga
perlu dikendalikan agar pengambilan air tanah tidak melebihi potensi air tanah dan
kemampuan recharge air tanah.

3,00 2,80
Pemanfaatan air tanah (juta m3/tahun)

2,50

2,00 1,85 1,79


1,51 1,55
1,50
1,18
1,03 1,01 1,06 0,98
1,00 0,88 0,82

0,50

0,00

Gambar 6. 16 Pemanfaatan Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016

316
Tidak terdaftar
23%

Non Domestik
2%
Domestik
Industri dan perorangan
Komersil 58%
1%
Pertanian
12%
PDAM
4%

Gambar 6. 17 Persentase Pemanfaatan Air Tanah Berdasarkan Peruntukan

6.2.1 Mata Air

Berdasarkan data Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM), dan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kulon Progo 2018 dalam RKPD Kabupaten
Kulon Progo 2022, mata air di Kabupaten Kulon Progo tersaji pada Tabel 6.23.

Tabel 6. 23 Sumber Mata Air di Kulon Progo


No Sumber Mata Air Debit (liter/detik)
1. Mata Air Clereng 125
2. Tuk Mudal 5 - 15
3. Tuk Gua Kiskenda 24 - 60
4. Tuk Grembul 5 - 10
5. Tuk Gua Upas 1,5 – 3,5
6 Mata Air Sekepyar dan Kayangan -
7 Tuk Mudal Anjir 3 - 11
Sumber : Bappeda, DPU, Disperindag ESDM, PDAM Kabupaten Kulon Progo,
2018
Mata Air Clereng menjadi sumber air minum andalan Kabupaten Kulon Progo dan telah
dimanfaatkan oleh PDAM. Mata Air Clereng mempunyai debit sumber 100 liter/detik pada
saat musim kemarau sedangkan pada musim penghujan 350 liter/detik. Pemanfaatan dari
mata air ini sudah maksimal sehingga diperlukan alternatif sumber air baku lainnya.

317
Berdasarkan data base survey Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo tahun
2021, terdapat 68 sumber air baku SPAMDes (non-PDAM) yang berasal dari mata air
seperti pada Tabel 6.24.

Tabel 6. 24 Sumber Air Baku yang Berasal dari Mata Air


Kapasitas
No Nama Sumber Air Baku Desa Kecamatan
Produksi
1 Tirto Gayam Kulur Temon 1.6
2 Tirto Sari II Sekepyar Gerbosari Samigaluh 20
3 Kelompok Pemakai Air Minum Gerbosari Samigaluh
0.1
Kemumu Sari
4 Kelompok Pemakai Air Minum Gerbosari Samigaluh
0.5
Ngrenceh Suci
5 Kemusari Sekepyardua Gerbosari Samigaluh 2
6 Langgeng Tirto Aji Gerbosari Samigaluh 0.1
7 Dharma Tirta DERSONO II Gerbosari Samigaluh 2
8 Tirto Rahayu Suroloyo Gerbosari Samigaluh 0.8
9 Tirta Menoreh Wonogiri Sidoarjo Samigaluh 0.5
10 Menoreh subur Sidoarjo Samigaluh 2
11 Paguyuban Air Bersih Sidoharjo Samigaluh
0.3
Munggang Lor "Bekti"
12 Watu Putih sidoharjo Samigaluh 15
13 Tirta Nglampar Sidoharjo Samigaluh 2
14 PAMDES Tukharjo Purwoharjo Samigaluh 0.5
15 Warih Mulyo Purwoharjo Samigaluh 1
16 Sari Tirto Ngagorsari Samigaluh 0.6
17 Tirto Sari Manunggal Ngargosari Samigaluh 187
18 Banyu Bening Pagerharjo Samigaluh 2
19 BPSPAM Upaya Tirta Pagerharjo Samigaluh 2
20 Tirto Harjo Pagerharjo Samigaluh 1.5
21 Plono Timur Pagerharjo Samigaluh
22 Opa Nolo Sumber 1 Pagerharjo Samigaluh 3
23 Opa Nolo Sumber 2 Pagerharjo Samigaluh -
24 Watu Belah Pagerharjo Samigaluh -
25 Pamdes Watu Belah Pagerharjo Samigaluh 2
26 Tirta Lestari Pagerharjo Samigaluh 2
27 Warih rahayu Pagerharjo Samigaluh 2
28 Tirto Manunggal,Karso Kebonharjo Samigaluh 2.2 dan 1.5
29 Tirta Aji Kebonharjo Samigaluh 0.56
30 Singodipo Kebonharjo Samigaluh 0.5
31 Banyu aji Kebonharjo Samigaluh 2
32 Tirto Rahayu Sumber 1 Banjarsari Samigaluh 4
33 Tirto Rahayu Sumber 2 Banjarsari Samigaluh 1.1
34 Kelompok Tani Manunggal Banjarsari Samigaluh
7
Karya
35 Tirta Kembar Banjarsari Samigaluh 1.5
36 Tirta Lestari (Kaliapak) Banjarsari Samigaluh 0.5
37 Tirta Lestari (Jomblangan 13) Banjarsari Samigaluh 0.5
38 Alam Tirta Banjarsari Samigaluh 0.5
39 Tirta Manunggal Banjarsari Samigaluh 0.5
40 Marsudi Warih Banjarsari Samigaluh 0.4
41 Tirto Sendang Mudal Karangsari Pengasih 0.8
42 Tirto Sari Mulyo Sidomulyo Pengasih 0.9

318
Kapasitas
No Nama Sumber Air Baku Desa Kecamatan
Produksi
43 Sindu Wening 2 Sidomulyo Nangulan 2
44 PAMDES Tirto Kencono Hargorejo Kokap 0.8
45 Tirto Kencono Hargorejo Kokap 0.8
46 UMBUL BENING Hargowilis Kokap 1.2
47 Gondang Tirto Kebonharjo Kebonharjo 0.5
48 Tirta Makmur Banjararum Kalibawang 0.8
49 organisasi perpipaan banjaroyo Banjaroyo Kalibawang
50 KKM Tirto Mukti Banjarharjo Kalibawang 0.5
51 Tirto Giri Giripurwo Girimulyo 1
52 Mulyo Tirto Giripurwo Girimulyo 1
53 Tirto Giri Sumber ke-1 Girimulyo Girimulyo -
54 Tirto Giri Sumber ke-2 Giripurwo Girimulyo -
55 Tirto Giri Sumber ke-3 Giripurwo Girimulyo 0.9
56 OKAM Tirto Sabrang Mandiri giripurwo Girimulyo 1
57 Rejo Mulyo Pendoworejo Girimulyo 1.3
58 Tirto Makmur Sumber Baru Pendoworejo Girimulyo 1.5
59 Tirto saras Jatimulyo Girimulyo 1
60 Okam Tuk Mudal Jatimulyo Girimulyo 5
61 Marsudi Makmur Jatimulyo Girimulyo 4
62 Tirto kencono Jatimulyo Girimulyo 1
63 Tirto Wening Jatimulyo Girimulyo 1.5
64 OKAM Tirta Martani Purwosari Girimulyo 1.5
65 Tirto sari Mulyo Purwosari Girimulyo 1
66 Tirta Raharja (Tirto Lestari) Pagerharjo Samigaluh
67 Tirta Manunggal Karso Kebonherjo Samigaluh 0.5
68 Tirta Manunggal Banjar Sari Samigaluh 1
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo tahun 2021
Peta penyebaran mata air yang digunakan sebagai sumber air baku SPAMDes di
Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 6.19.

319
Gambar 6. 18 Peta Penyebaran Mata Air Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan data sampling Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, kualitas mata air
pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 6.25. Berdasarkan hasil pengujian, sebagian
besar sampel masih belum memenuhi syarat air minum aman, sehingga perlu pengolahan
lebih lanjut. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kualitas air tanah yang menjadi sumber
mata air kurang baik, bisa karena kondisi geologi maupun pencemaran oleh kegiatan
manusia.

Tabel 6. 25 Data Kualitas Mata Air Tahun 2020


Persentase
Tidak Persentase
Jumlah Memenuhi Tidak
Kecamatan Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Memenuhi
Syarat Syarat
Syarat

Temon 0 0 0 0,00% 0,00%

Wates 0 0 0 0,00% 0,00%

Panjatan 1 0 1 0,00% 100,00%

Galur 0 0 0 0,00% 0,00%

Lendah 0 0 0 0,00% 0,00%

320
Persentase
Tidak Persentase
Jumlah Memenuhi Tidak
Kecamatan Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Memenuhi
Syarat Syarat
Syarat

Sentolo 0 0 0 0,00% 0,00%

Kokap 1 1 0 100,00% 0,00%

Pengasih 6 5 1 83,33% 16,67%

Nanggulan 1 0 1 0,00% 100,00%

Girimulyo 8 1 7 12,50% 87,50%

Samigaluh 11 2 9 18,18% 81,82%

Kalibawang 2 0 2 0,00% 100,00%

Total 30 9 21 30,00% 70.00%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

6.2.2 Sumur

Masyarakat memanfaatkan cadangan air tanah dengan menggunakan sumur yang


terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sumur bor, sumur dangkal, dan sumur gali. Berdasarkan
data base survey Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo tahun 2021,
sumber air baku SPAMDes yang berasal dari sumur tersaji pada Tabel 6.26.

Tabel 6. 26 Daftar Sumur yang Dikelola SPAMDes di Kabupaten Kulon Progo


Nama Sumber Air Kapasitas
No Desa Kecamatan Keterangan
Baku Produksi
1 PAMDES Tirto Agung Sukoreno Sentolo 1.5 Sumur Bor
2 PAMDES Tirto Agung Sukoreno Sentolo 0.7 Sumur Bor
titik 2 (OFF)
3 Tirto Lestari Hargorejo Kokap 5 Sumur Dangkal
4 Sido Mulyo Hargomulyo Kokap 2 Sumur Dangkal
5 Pancuran Kebonharjo Samigaluh 0.3 Sumur Gali
6 Tirto Waru Banjarsari Samigaluh 2 Sumur Bor
7 Air Bersih Tirta Guna Pleret Panjatan 15 Sumur Bor
Dharma
8 Sindu wening Donomulyo Nangulan 2 Sumur Dangkal
9 Tirto Sari Ponces Donomulyo Nangulan 0.08 Sumur Dangkal
10 PAM Tirto Manunggal Donomulyo Nangulan 0.25 Sumur Dangkal
11 Gayam Banyuroto Nangulan Sumur Gali
12 LPMD desa wijimulyo Wijimulyo Nangulan sumur bor
13 Tirto Aji Sadang Nangulan Sumur dangkal
14 Tunas Tirta Hargomulyo Kokap - Sumur Dangkal

321
Nama Sumber Air Kapasitas
No Desa Kecamatan Keterangan
Baku Produksi
15 Kelompok Air Bersih Banjararum Kalibawang 0.8 Sumur Dangkal
Banyumili
16 Tirto Langggeng Banjararum Kalibawang Sumur Dangkal
17 Paguyuban Pemakai Banjararum Kalibawang Sumur Dangkal
Air Gal Miri
18 Tirto Rejo Banjararum Kalibawang 1 Sumur Dangkal
19 Tirto Menoreh Banjaroyo Kalibawang 0.4 Sumur Dangkal
20 Tirto Aji Banjarharjo Kalibawang 0.5 Sumur Dangkal
21 Tirto Mulyo Banjarharjo Kalibawang 0.5 Sumur Dangkal
22 Catur Tunggal Ngudi Banjarharjo Kalibawang 1.2 Sumur Dangkal
Tirto
23 Tirto Lestari Banjarharjo Kalibawang 1.2 Sumur Dangkal
24 Tirto Lestari Banjarharjo Kalibawang 0.5 Sumur Dangkal
25 Tirto Mulyo Banjarharjo Kalibawang 0.3 Sumur Dangkal
26 Paguyuban Tirto Giripurwo Girimulyo 1 Sumur Dangkal
wening Sumber ke-1
27 Tirto Wening Sumber Giripurwo Girimulyo Sumur Dangkal
ke-2
28 Tirto Agung Giripurwo Girimulyo 1 Sumur Dangkal
29 Marem Giripurwo Girimulyo 1.5 Sumur Dangkal
30 Tirto Asih Wadas Giripurwo Girimulyo 1.5 Sumur Dangkal
31 Sumber Sari Giripurwo Girimulyo 1 Sumur Dangkal
32 Okam Ngudi Tirto giripurwo Girimulyo Sumur Dangkal
33 Okam Kali Jetis Pendoworejo Girimulyo 0.8 Sumur Dangkal
34 Tirta Mulya Tempel Pendoworejo Girimulyo 1 Sumur Dangkal
Sumber Baru
35 Sumber Makmur Banjarharjo Kalibawang 0.5 Sumur Dangkal
36 Girgo Banjararum Kalibawang 0.5 Sumur Dangkal
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo tahun 2021
Peta persebaran sumur yang dikelola oleh SPAMDes di Kabupaten Kulon Progo dapat
dilihat pada Gambar 6.20.

322
Gambar 6. 19 Peta Sumur Air Baku Kulon Progo

Selain sumur yang dikelola SPAMDes, terdapat sumur gali yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Kabupaten Kulon Progo secara perorangan sebagai sumber air baku.
Jumlah sumur gali di Kabupaten Kulon Progo per wilayah kepanewon dan perkiraan
debitnya dapat dilihat pada Tabel 6.27. Perhitungan debit dilakukan dengan asumsi
bahwa satu sumur melayani satu keluarga dengan jumlah orang per keluarga adalah 3
orang dan kebutuhan air adalah 120 liter per orang per hari.

Tabel 6. 27 Jumlah Sumur Gali Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo


Debit
Kepanewon Jumlah
(liter/detik)

Temon 7.136 29,73

Wates 10.346 3,06

Panjatan 7.005 29,19

Galur 15.012 62,55

Lendah 9.330 38,88

Sentolo 8.358 34,83

323
Debit
Kepanewon Jumlah
(liter/detik)

Pengasih 6.617 27,57

Kokap 2.595 10,81

Girimulyo 586 2,44

Nanggulan 8.788 5,18

Kalibawang 2.288 4,22

Samigaluh 958 3,99

Total 79.199 287,28

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo


Kualitas air sumur di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2019 dan 2020 hasil pengujian
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel
6.28 dan Tabel 6.29. Berdasarkan hasil pengujian, kualitas air di sebagian besar sumur
gali dinyatakan tidak memenuhi syarat. Penyebab utama buruknya kualitas air sumur
terutama yang berupa sumur gali dan sumur dangkal adalah pencemaran oleh air limbah
rumah tangga. Banyak rumah tangga yang tidak memiliki instalasi pengolahan limbah
yang memadai, sehingga air limbah meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah.

Tabel 6. 28 Data Kualitas Sumur Gali di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2019
Persentase
Tidak Persentase
Jumlah Memenuhi Tidak
Kepanewon Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Memenuhi
Syarat Syarat
Syarat

Temon 44 13 31 29,55% 70,45%

Wates 22 3 19 13,64% 86,36%

Panjatan 32 6 26 18,75% 81,25%

Galur 32 3 29 9,38% 90,63%

Lendah 35 4 31 11,43% 88,57%

Sentolo 55 21 34 38,18% 61,82%

Kokap 36 3 33 8,33% 91,67%

Pengasih 42 14 28 33,33% 66,67%

Nanggulan 19 3 16 15,79% 84,21%

324
Persentase
Tidak Persentase
Jumlah Memenuhi Tidak
Kepanewon Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Memenuhi
Syarat Syarat
Syarat

Girimulyo 34 0 34 0,00% 100,00%

Samigaluh 35 6 29 17,14% 82,86%

Kalibawang 49 4 45 8,16% 91,84%

Total 435 80 355 18,39% 81,61%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

Tabel 6. 29 Data Kualitas Air Sumur Gali di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020
Persentase
Tidak Persentase
Jumlah Memenuhi Tidak
Kepanewon Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Memenuhi
Syarat Syarat
Syarat

Temon 20 9 11 45,00% 55,00%

Wates 12 5 7 41,67% 58,33%

Panjatan 26 7 19 26,92% 73,08%

Galur 24 4 20 16,67% 83,33%

Lendah 25 4 21 16,00% 84,00%

Sentolo 20 10 10 50,00% 50,00%

Kokap 22 6 16 27,27% 72,73%

Pengasih 18 8 10 44,44% 55,56%

Nanggulan 14 3 11 21,43% 78,57%

Girimulyo 4 0 4 0,00% 100,00%

Samigaluh 12 1 11 8,33% 91,67%

Kalibawang 17 3 14 17,65% 82,35%

Total 214 60 154 28,04% 71,96%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

325
6.3 Alternatif Sumber Air Baku

Waduk Bener yang terletak di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, akan
menjadi sumber air baku Kabupaten Kulon Progo yang berasal dari wilayah lain.
Pembangunan Waduk Bener merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional. Jumlah
air baku Waduk Bener yang dialokasikan untuk Kabupaten Kulon Progo adalah sebesar
700 liter/detik. Pada tahun 2021, Waduk Bener masih dalam proses pembangunan. Sistem
penyediaan air minum dari Waduk Bener diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2030.

Sumber air baku alternatif lainnya adalah dari air hujan dan air laut. Kulon Progo
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selain air hujan, terdapat air laut yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air baku karena letak Kabupaten Kulo Progo yang dekat
dengan laut. Air hujan dan air laut tidak dapat dimanfaat secara langsung serta memiliki
cara pemanenan dan pengolahannya masing-masing yaitu sebagai berikut.

6.3.1 Pemanen Air Hujan

Pemanen air hujan (rainwater harvesting) merupakan teknik pengumpulan dan


penampungan air hujan yang berasal dari atap bangunan ataupun permukaan tanah ke
dalam tangki sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Terdapat dua jenis
pemanen air hujan berdasarkan luas area tangkapan atau catchment area, yaitu sistem
atap (roof system) dan Sistem permukaan tanah (land surface catchment areas).

Penerapan pemanen air hujan dapat dilakukan dengan membangun bak tampungan yang
dihubungkan dengan talang dan pipa air. Bak tampungan berfungsi untuk menampung
dan menyimpan air hujan. Air di dalam bak tampungan akan disaring dengan filter pada
dasar bak tampungan, sehingga air yang keluar dari bak tampungan merupakan air jernih
yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan non konsumsi seperti mandi, menyiram tanaman,
mencuci, dan lain-lain.

Air hujan yang ditampung tidak bisa dikonsumsi secara langsung. Berdasarkan data
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG, 2021), pH air hujan di
Indonesia berkisar antara 4,7 – 6,2. Dengan demikian, air hujan tidak memenuhi
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa pH air
minum yang layak konsumsi berkisar antara 6 – 9 (bersifat basa). Oleh karena itu,
diperlukan pengolahan lanjutan agar air hujan dapat dikonsumsi sebagai air minum.

326
6.3.2 Desalinasi Air Laut

Berdasarkan Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032,
pemerintah Kabupaten Kulon Progo berencana untuk mengembangkan potensi yang
berasal dari air laut. Menurut penelitian Nugraha dan Mahida (2013), air laut tidak dapat
dikonsumsi secara langsung karena memiliki kandungan total dissolve solid (TDS) lebih
besar dari 3000 ppm. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, batas maksimal kandungan TDS pada air
minum adalah 500 mg/l atau 500 ppm. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, dan Pemandian Umum, air bersih harus memiliki TDS kurang dari 1000 ppm. Oleh
karena itu, diperlukan pengolahan air laut agar air laut dapat dijadikan alternatif sumber
air baku.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan desalinasi air laut, yaitu proses
untuk penghilangan kandungan garam berlebih dalam air laut. Berdasarkan Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, pengembangan
desalinasi air laut direncanakan berada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.
Pada umumnya, terdapat 2 jenis teknologi desalinasi, yaitu thermal desalination atau
desalinasi yang memanfaatkan energi panas dan membrane desalination atau desalinasi
yang menggunakan membran seperti skema pada Gambar 6.21.

327
Teknologi
Desalinasi

Thermal Membrane
Desalination Desalination

Multi Stage Flash Reverse Osmosis


Evaporation (MSF) (RO)

Multi Effect
Distilation (MED) Electrodialysis (ED)

Vapor Compression
(VC), Mechanical
(MVC), & Thermal
(TVC)

Gambar 6. 20 Jenis Teknologi Desalinasi

Meskipun dapat mengolah air laut menjadi air tawar, instalasi teknologi desalinasi air laut
memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu, konsumsi energi yang digunakan juga
tidak sedikit. Berdasarkan penelitian Darwish (1987), instalasi MSF dengan kapasitas 6
mgd (263 L/detik) untuk air dengan TDS 50.000 ppm rata-rata membutuhkan listrik 2,5
– 4 KWh/m3 dengan biaya capital sebesar $84.350.000 (1,1 trililliun rupiah). Sedangakan
instalasi RO dengan kapasitas dan TDS yang sama mengkonsumsi sekitar 14,29 MW
energi listrik (Darwish, 1987) dan memerlukan biaya instalasi sebesar $41.000.000 (540
miliar rupiah). Dengan demikian, teknologi desalinasi air laut sebagai solusi alternatif
penyediaan air baku kurang direkomendasikan.

328
BAB VII
RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN PENGEMBANGAN SPAM

7.1 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Studi


7.1.1 Kebijakan Tata Ruang

Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kulon Progo mengakomodir tujuan


penataan ruang dan dituangkan ke dalam beberapa poin berikut:

a. Penyediaan aksesibilitas dan jaringan infrastruktur transportasi yang memadai;


b. Penguatan dan penyiapan Sumber Daya Manusia;
c. Pengembangan sektor pertanian dan pariwisata sebagai prioritas;
d. Pengembangan sektor bahari melalui penguatan kelembagaan, dan peningkatan
prasarana;
e. Penyediaan akses dan infrastruktur serta prasarana pada wilayah-wilayah terjangkau;
f. Pengembangan pertambangan yang berkelanjutan;
g. Pengembangan industri berbahan baku setempat;
h. Pengembangan pusat-pusat kegiatan yang menyinergikan kawasan perkotaan dan
perdesaan;
i. Perlindungan dan pelestarian alam;
j. Perlindungan dan pelestarian budaya;
k. Peningkatan upaya mitigasi bencana secara terpadu dan berkelanjutan.
l. Pemantapan kawasan pendukung Program Strategis Nasional (PSN) Bandar Udara
Internasional dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur;
m. Pemantapan kawasan pendukung pertahanan dan keamanan;
n. Pemantapan pelayanan infrastruktur dan jaringan prasarana wilayah; dan
o. Perwujudan perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang praktis dan sinergis.

Dari seluruh kebijakan penataan ruang tersebut di atas, ada beberapa kebijakan yang
menjadi perhatian, yaitu: (1) pengembangan pariwisata sebagai prioritas; (2)
pengembangan sektor bahari melalui penguatan kelembagaan, dan peningkatan

329
prasarana; (3) perlindungan dan pelestarian budaya; (4) peningkatan upaya mitigasi
bencana secara terpadu dan berkelanjutan; dan (5) pemantapan kawasan pendukung
Program Strategis Nasional (PSN) Bandar Udara Internasional dan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.

Beberapa kebijakan penataan ruang yang terkait dengan sistem air minum diantaranya
adalah:

a. Penyediaan akses dan infrastruktur serta prasarana pada wilayah-wilayah


terjangkau

Kebijakan ini terkait dengan penyediaan prasarana dan infrastruktur air minum,
terutama pada bagian membuka konektivitas terhadap permukiman terhadap layanan
air minum di Perbukitan Menoreh dengan tetap mengendalikan pertumbuhan
permukiman, serta melakukan penataan dan pengembangan sarana dan prasarana air
bersih di kawasan perdesaan.

b. Perlindungan dan pelestarian alam

Kebijakan ini dapat mendukung upaya perlindungan terhadap mata air dan sumber
air baku yang ada di Kabupaten Kulon Progo, melalui penetapan kawasan lindung,
pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan lindung, serta penyusunan rencana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

c. Pemantapan pelayanan infrastruktur dan jaringan prasarana wilayah

Kebijakan ini juga dapat meningkatkan kualitas layanan air bersih dan air minum
untuk masyarakat melalui upaya memantapkan dan melestarikan jaringan sumber
daya air.

330
Gambar 7. 1 Peta Rencana Pembagian Wilayah Pengembangan

7.1.2 Struktur Tata Ruang

Pembangunan dan pengembangan Kabupaten Kulon Progo memperhatikan dan mengacu


pada struktur ruang yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana
wilayah. Sistem Pusat Kegiatan diterjemahkan ke dalam penetapan Pusat Kegiatan
Lingkungan (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL).

Pengembangan PPL di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Perkotaan Wates;
b. Perkotaan Galur;
c. Perkotaan Sentolo;
d. Perkotaan Nanggulan; dan
e. Perkotaan Dekso.

331
Pengembangan PPK di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Perkotaan Panjatan;
b. Perkotaan Lendah;
c. Perkotaan Kokap;
d. Perkotaan Girimulyo;
e. Perkotaan Kalibawang; dan
f. Perkotaan Samigaluh.

Pengembangan PPL di Kabupaten Kulon Progo meliputi:

a. Desa Pandowan Kecamatan Galur;


b. Sebagian Desa Hargorejo Kecamatan Kokap;
c. Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo;
d. Sebagian Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang;
e. Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh; dan
f. Sebagian Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Struktur ruang Kabupaten Kulon Progo terkait sistem jaringan prasarana wilayah,
terutama berkenaan dengan sistem pelayanan air minum, meliputi:

a. Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi


1. wilayah sungai strategis nasional Serayu - Bogowonto berupa DAS Bogowonto;
2. wilayah sungai lintas provinsi Progo - Opak - Serang meliputi: DAS Progo; dan
DAS Serang.
b. Sistem pengelolaan waduk, embung dan bendung yang meliputi
1. Waduk Sermo di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap;
2. Embung yang tersebar di beberapa kecamatan; dan
3. Bendung yang tersebar di seluruh kecamatan.
c. Pengembangan potensi Sumber Daya Air untuk pemenuhan kebutuhan akan Air
Baku yang berasal dari:
1. Waduk Sermo;
2. Sungai Progo;
3. Sungai Bogowonto;
4. Waduk Bener;

332
5. Mata Air Clereng; dan
6. Desalinasi Air Laut.
d. Sistem jaringan air baku untuk air bersih yang meliputi:
1. pengoptimalan sumber mata air tersebar di beberapa kecamatan;
2. pengoptimalan pemanfaatan Waduk Sermo;
3. pengoptimalan pemanfaatan embung tersebar di beberapa kecamatan;
4. pengoptimalan sistem intake dan pengolahan air Sungai Progo dan Sungai
Bogowonto, meliputi:
i. Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo;
ii. Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang;
iii. Desa Sidorejo Kecamatan Lendah;
iv. Bendung Kamijoro (bagian dari pelayanan KAPET Kulon Progo – Bantul);
v. Waduk Bener, Kabupaten Purworejo; dan
vi. Desa Jangkaran dan Desa Sindutan.
5. pengoptimalan pemanfaatan cekungan air tanah; dan
6. pengembangan desalinasi air laut di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan
Galur.
e. Sistem Jaringan Air Minum
1. Peningkatan kapasitas produksi instalasi pengolah air minum, meliputi:
i. Mata Air Clereng, Kecamatan Pengasih;
ii. Waduk Sermo, Kecamatan Kokap;
iii. Sungai Progo di Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo;
iv. Sungai Progo di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang;
v. Sungai Progo di Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah;
vi. Sungai Progo di Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah;
vii. Sungai Bogowonto;
viii. Bendung Kamijoro (bagian dari pelayanan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Kulon Progo – Bantul).
2. perluasan jaringan pelayanan di seluruh kecamatan
3. pengoptimalan sumur penyedia air minum tersebar di seluruh kecamatan; dan
4. pengembangan jaringan air minum dari Waduk Bener Kabupaten Purworejo.

333
Gambar 7. 2 Peta Struktur Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo

334
7.1.3 Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

Berdasarkan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo 2013 - 2032, Kabupaten
Kulon Progo dibagi menjadi dua fungsi kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan Lindung difungsikan untuk melindungi keseimbangan ekosistem dan
kelestarian lingkungan, sedangkan Kawasan Budidaya dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan. Kawasan Lindung yang terdapat di
Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan yang ada pada RTRW Kabupaten Kulon Progo,
meliputi:

a. Hutan lindung
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, termasuk
Kawasan resapan air seluas 9.743,42 Ha yang terdapat di Kecamatan Samigaluh,
Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kokap, Kecamatan Temon, Kecamatan Wates,
Kecamatan Panjatan, Kecamatan Lencah, Kecamatan Galur, Kecamatan Sentolo, dan
Kecamatan Pengasih.
c. Kawasan perlindungan setempat, termasuk Kawasan sempadan sungai dan Kawasan
sekitar waduk. Kawasan sempadan sungai meliputi Sungai Progo, Sungai Serang,
dan Sungai Bogowonto serta anak- anak sungainya dengan luas kurang lebih 376 Ha.
Sedangkan Kawasan sekitar waduk berada di sepanjang tepian Waduk Sermo di
Sebagian Kecamatan Kokap dengan luas 167 Ha dengan radius paling sedikit 50
meter.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana alam
f. Kawasan lindung geologi, termasuk kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap air tanah, berupa:
1. Kawasan imbuhan air tanah terdiri atas cekungan air tanah Wates dan cekungan
air tanah Menoreh
2. Sempadan mata air dengan radius 200 meter, meliputi:
i. Sumber mata air Clereng dan Tuk Mudal Anjir berada di Kecamatan Pengasih;
ii. Tuk Mudal dan Tuk Gua Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo;

335
iii. Tuk Grembul berada di Kecamatan Kalibawang;
iv. Tuk Gua Upas dan mata air Sekepyar berada di Kecamatan Samigaluh;
v. Kayangan berada di Kecamatan Girimulyo; dan
vi. Mata air lain yang tersebar di seluruh kecamatan.
3. Kawasan bentang alam karst dengan luas 1.753,41 Ha meliputi Desa Pagerharjo,
Ngargosari, Gerbosari, Purwoharjo, Banjarsari Kecamatan Samigaluh, Desa
Purwosari, Jatimulyo Kecamatan Girimulyo, Desa Hargotirto Kecamatan Kokap;
dan Desa Kecamatan Kalibawang

Arahan pemanfaatan ruang pada Kawasan Budidaya, meliputi guna lahan untuk: hutan
produksi; hutan rakyat; pertanian; perikanan; pertambangan; industri; pariwisata;
permukiman; dan peruntukan lainnya.

a. Kawasan peruntukan hutan produksi berupa hutan produksidi Desa Kalirejo, Desa
Hargomulyo, dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap dan Desa Kaligintung dan Desa
Kulur di Kecamatan Temon dengan luas 605,89 Ha.
b. Kawasan peruntukan hutan meliputi:
1. Kecamatan Temon dengan luas 540 hektar;
2. Kecamatan Wates dengan luas 154 hektar;
3. Kecamatan Panjatan dengan luas 651 hektar;
4. Kecamatan Galur dengan luas 291 hektar;
5. Kecamatan Lendah dengan luas 572 hektar;
6. Kecamatan Sentolo dengan luas 937 hektar;
7. Kecamatan Pengasih dengan luas 1.169 hektar;
8. Kecamatan Kokap dengan luas 3.947 hektar;
9. Kecamatan Nanggulan dengan luas 435 hektar;
10. Kecamatan Girimulyo dengan luas 3.095,5 hektar;
11. Kecamatan Samigaluh dengan luas 3.675 hektar;
12. Kecamatan Kalibawang dengan luas 1.855,37 hektar.
c. Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:
1. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan;
2. kawasan peruntukan pertanian hortikultura;
3. kawasan peruntukan perkebunan; dan

336
4. kawasan peruntukan peternakan.
Pengembangan kawasan pertanian juga berupa pengembangan kawasan agropolitan
Kalibawang di Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang.
d. Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas:
1. kawasan peruntukan perikanan tangkap;
2. kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan
3. kawasan peruntukan pengolahan.
e. Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas:
1. kawasan peruntukan pertambangan mineral; dan
2. kawasan peruntukan pertambangan rakyat
f. Kawasan peruntukan industri terdiri atas:
1. Industri besar dan menengah; dan
2. Industri kecil dan mikro.
g. Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:
1. kawasan peruntukan pariwisata alam;
2. kawasan peruntukan pariwisata budaya; dan
3. kawasan peruntukan pariwisata buatan.
h. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :
1. peruntukan permukiman perkotaan; dan
2. peruntukan permukiman pedesaan.

Pengembangan kawasan permukiman pendukung kegiatan industri besar dan


menengah diarahkan untuk berada di Kawasan Peruntukan Industri di Kecamatan
Sentolo, Kecamatan Lendah, dan Kecamatan Nanggulan. Sedangkan Pengembangan
kawasan permukiman pendukung kegiatan pertambangan pasir besi diarahkan untuk
berada di Kecamatan Galur, Kecamatan Panjatan dan Kecamatan Wates.
Pemanfaatan kawasan peruntukan permukiman berada di seluruh kecamatan, terdiri
atas:

1. pengembangan permukiman swadaya;


2. kawasan permukiman siap bangun; dan
3. permukiman baru.

337
i. Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:
1. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
2. kawasan pertahanan dan keamanan
3. kawasan pendidikan tinggi.

Gambar 7. 3 Peta Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo

7.2 Pengembangan Wilayah/Daerah Pelayanan (Zonasi)

Pengembangan Kabupaten Kulon Progo memperhatikan keberadaan Kawasan Strategis,


baik kawasan strategis provinsi maupun kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis
tersebut terdiri atas sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi serta sosial dan budaya.
Kawasan Strategis atas sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi mencakup:

a. Kawasan Strategis Provinsi koridor yang menghubungkan Temon-Prambanan;


b. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan penyangga BOP Borobudur meliputi Desa
Pagerharjo, Ngargosari, Gerbosari, dan Sidoharjo Kecamatan Samigaluh;
c. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Agropolitan, berada di Kecamatan
Kalibawang dengan pusat kota tani utama Dekso;

338
d. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Minapolitan dengan luas kurang lebih 3.225
(tiga ribu dua ratus dua puluh lima) hektar, di Kecamatan Nanggulan;
e. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan koridor pengembangan dan pengendalian
pertumbuhan Bedah Menoreh, meliputi: Kecamatan Temon; Kecamatan Kokap;
Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Samigaluh; dan 5. Kecamatan Kalibawang
f. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Bandar Udara Yogyakarta International
Airport (YIA) meliputi:
i. Kawasan Inti di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo,
Desa Temon Wetan, Desa Temon Kulon, Desa Kaligintung, Desa Glagah, Desa
Kalidengen, Desa Janten, Desa Karangwuluh, Desa Demen dan Desa
Kedundang, Desa Plumbon, dan Desa Kulur Kecamatan Temon; sebagian Desa
Karangwuni, Desa Sogan, sebagian Desa Triharjo, sebagian Kelurahan Wates,
Desa Kulwaru, sebagian Desa Bendungan, dan Desa Ngestiharjo Kecamatan
Wates; Desa sebagian Hargorejo Kecamatan Kokap; sebagian Desa Karangsari,
Desa Tawangsari, dan sebagian Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih; dan
ii. Kawasan penyangga di sebagian Desa Krembangan, sebagian Desa Cerme,
sebagian Desa Gotakan, Desa Tayuban, Desa Panjatan, Desa Bojong, Desa
Depok, Desa Kanoman, sebagian Desa Bugel, Desa Pleret, dan Desa Garongan
Kecamatan Panjatan; sebagian Desa Hargotirto, sebagian Desa Hargowilis, Desa
Kalirejo, sebagian Desa Hargorejo, dan Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap;
dan Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur.
g. Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Peruntukan Industri Sentolo
h. Kawasan Strategis Peruntukan Pertambangan Pasir Besi
i. Kawasan Pengembangan Pesisisr dan Pengelolaan Hasil Laut
j. Kawasan Strategis Ekonomi Galur - Lendah – Sentolo

Kawasan Strategis atas sudut kepentingan sosial budaya meliputi:

a. Kawasan strategis Provinsi Makam Keluarga Pakualaman Girigondo yang berada di


Desa Kaligintung
b. Kawasan strategis Provinsi Perbukitan Menoreh
c. Kawasan strategis Provinsi Pusat Kota Wates
d. Kawasan strategis Provinsi Pantai Selatan

339
e. Kawasan Bentang Alam Karst
f. Kawasan Penyelamatan Penyu
g. Kawasan Perlindungan Mangrove

Pengembangan Wilayah/Daerah Pelayanan (Zonasi) disesuaikan dengan penentuan


zonasi kawasan strategis Kabupaten Kulon Progo yang sudah tertuang di dalam RTRW
dan mempertimbangkan juga struktur ruang, pola ruang, serta rencana pengembangan
pipa air minum seperti yang ditunjukkan oleh peta di bawah ini.

Gambar 7. 4 Peta Pengembangan Wilayah/Daerah Layanan Air Bersih

Dalam menentukan pengembangan wilayah pelayanan, maka dibentuklah zona pelayanan


air minum di Kabupaten Kulon Progo yang mengacu kepada beberapa kriteria. Kriteria
pertimbangan dalam menentukan wilayah pelayanan adalah :

a. Topografi Wilayah Layanan


Kabupaten Kulon Progo memiliki perbedaan topografi yang ekstrem antara daerah
utara dan selatan. Maka dari itu dalam membuat blok pelayanan, faktor topografi
harus dipertimbangkan untuk memudahkan dalam pelayanan dan efisien secara
ekonomi. Kriteria topografi ini juga sangat menentukan kelayakan finansial.

340
Topografi yang curam akan cenderung memiliki biaya operasional yang tinggi yaitu
biaya listrik untuk pemompaan. Apabila biaya operasional tinggi, maka tarif yang
akan dikenakan ke pelanggan juga akan tinggi.
b. Sebaran Penduduk
Wilayah permukiman perkotaan di Kabupaten Kulon Progo terpusat di wilayah
tengah ke selatan, sedangkan wilayah permukiman pedesaan letaknya tersebar namun
proporsi permukimannya lebih banyak pada bagian tengah keselatan. Sedangkan
wilayah tengah ke utara lebih didominasi oleh hutan dan lahan tanah produktif.
c. Peruntukan Wilayah
Adanya perubahan orientasi rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon
Progo membuat adanya pembagian wilayah-wilayah strategis baru yang memerlukan
pasokan air. Kawasan strategis yang banyak memerlukan air adalah Kawasan
strategis yang berada di daerah Selatan yaitu Kawasan Strategis Aerotropolis dan
bandara YIA, Kawasan Pantai Selatan dan Tanjung Adhikarto. Kawasan yang berada
di wilayah timur adalah Kawasan strategis Industri Sentolo dan Pasir Besi yang
daerahnya terbentang dari Galur, Lendah dan Sentolo. Sedangkan kawasan pariwisata
terletak di daerah Barat Laut (Barat-Utara) merupakan Kawasan yang dilintasi dengan
jalur Bedah Menoreh dimana jalur ini dikembangkan untuk meningkatkan aktifitas
pada BOP Borobudur. Kawasan strategis yang berada di wilayah Tengah adalah
Kawasan Strategis Wates Baru yang direncanakan akan menjadi pusat pemerintahan
Kabupatan Kulon Progo.
d. Sumber Air
Sumber air di wilayah Kabupaten Kulon Progo berasal dari air permukaan, air sumur
dan mata air. Untuk PDAM, umunya menggunakan air permukaan yang berupa
sungai dan waduk. Namun ada satu sumber air yang berasal dari mata air yaitu mata
air Clereng. Sedangkan untuk SPAMDes, sumbernya beragam, namun didominasi
oleh sumur dangkal, sumur dalam dan mata air. Lokasi sumber air yang berjauhan
menyebabkan Blok Pelayanan juga harus disesuaikan dengan keberadaan mata air
yang berada dalam zona pelayanan.

341
Gambar 7. 5 Peta Pengembangan Wilayah/Daerah Layanan Air Bersih

Pertimbangan dalam pemilihan blok/zona pelayanan diatas dapat dilihat pada Tabel 7.1.

342
Tabel 7. 1 Pertimbangan Pemilihan Blok Pelayanan
Nama
Sebaran Pengelola Sumber
Zona Kecamatan Kelurahan Topografi Peruntukan Wilayah
Penduduk Air
Pelayanan
* Semua Temon
Banyak kawasan strategis
* Semua Wates
Temon, Sebagian Perdagangan, jasa, bisnis,
* Semua Galur
Pengasih, Wates, pusat pemerintahan wilayah, Mayoritas dilayani
* Pengasih (Tawangsari)
I Sebagian Panjatan, Datar (< 25 dpl) tinggi permukiman perkotaan PDAM, Minoritas
* Panjatan (Garongan; Pleret;
Galur, Sebagian (100%), permukiman Non PDAM
Bugel; Kanoman; Depok; Bojong;
Lendah perdesaan, pertanian lahan
Panjatan; Tayuban)
basah
* Lendah (Wahyuharjo)
* Semua Kokap
* Semua Sentolo
* Semua Nanggulan Banyak kawasan strategis
Sebagian Lendah,
* Lendah (Bumirejo; Jatirejo; industri, permukiman
Sentolo, Sebagian Berimbang antara
Sidorejo; Gulurejo; Ngentakrejo) pedesaan; pertanian lahan
II Panjatan, Sebagian Sedang (25 - 100 dpl) sedang PDAM dan Non
* Pengasih (Karangsari; basah; pertanian lahan
Pengasih, Nanggulan, PDAM
Sendagsari; Margosari; Kedungsari, kering; kawasan konservasi
Kokap
Pengasih, Sidomulyo) air (pariwisata)
* Panjatan (Cerme; Gotakan;
Krembangan)
* Semua Kalibawang Banyak kawasan konservasi
Mayoritas di layani
Kalibawang, sebagian * Girimulyo (Pendoworejo; air (pariwisata), agropolitan,
Non PDAM,
III Girimulyo, Sebagian Giripurwo) Tinggi (100 - 500 dpl) rendah hutan rakyat; pertanian lahan
sebagian kecil
Samigaluh * Samigaluh (Sidoharjo; kering; permukiman
PDAM
Purwoharjo) pedesaan.
* Girimulyo (Purwosari; Jatimulyo) Banyak kawasan konservasi Hanya di layani oleh
Sebagian Girimulyo, * Samigaluh (Pagerharjo; Sangat Tinggi (>500 air (pariwisata), hutan Non PDAM, hanya
IV rendah
Sebagian Samigaluh Ngargosari; Kebonharjo; dpl) lindung; permukiman 5% KK dilayani
Banjarsari; Gerbosari) pedesaan. oleh PDAM.

343
7.3 Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan adalah prosentase jumlah penduduk yang dilayani dari total jumlah
penduduk di daerah pelayanan. Penduduk yang dilayani sangat tergantung pada beberapa
hal seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat, kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berlangganan, kondisi topografi daerah, kepadatan penduduk, ketersediaan sumber
air yang digunakan oleh masyarakat dan pertumbuhan pelanggan eksisting. Pertimbangan
lain dalam menentukan tingkat pelayanan adalah target Sustainable Development Goals
(SDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2030 seluruh wilayah di Indonesia harus
mencapai 100% cakupan pelayanan air layak dan aman.

Tingkat pelayanan dari Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
diarahkan untuk mengikuti target Sustanainable Development Goals (SDGs) yang tertulis
dalam Dokumen Perencanaan dari Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Sasaran SDGs bidang
Perumahan dan Permukiman adalah pada tahun 2030, mencapai akses universal dan
merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua. Indikator SDGs yang
digunakan adalah prosentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber
air minum layak dan berkelanjutan. Pada kajian RISPAM asumsi tingkat pelayanannya
mengukuti target air aman pada tahun 2030 disesuaikan dengan target pada tingkatan
(ladder) SDGs nomor lima (5). Ladder nomor 5 menyatakan akses air aman adalah rumah
tangga yang menggunakan sumber air minum layak (terlindungi), sumber air memiliki
jarak >10 m dari tempat penampungan limbah dan pembuangan sampah, lokasi sumber
air berada didalam atau dihalaman rumah (on-premises), tersedia setiap saat dibutuhkan,
dan kualitas air minum yang dipergunakan memenuhi syarat kualitas air minum
Permenkes 492/2010. Meskipun sudah terdapat informasi akan jumlah IPAL Komunal
dan lokasi TPA, namun informasi akan tempat pembuangan sampah, lokasi bak kontrol
air limbah dan kemungkinan potensi lokasi kotoran-kotoran yang lain juga masih belum
tersedia. Maka untuk mengejar target air aman di tahun 2030 maka pelayanan air pada
tahun tersebut dilayani oleh jaringan perpipaan yang dikelola oleh SPAMDes dan PDAM.
Target akses air aman akan lebih mudah tercapai apabila penyedia air adalah sebuah
lembaga penyedia yang jelas dan mudah diminta pertanggung jawaban.

344
Ketersediaan air baku merupakan permasalahan yang paling besar di Kabupaten Kulon
Progo, dimana pada tahun 2023 berdasarkan hasil analisis supply and demand, PDAM
akan mengalami defisit di tahun ini. Maka strategi pelayanan dan tingkat pelayanan antara
PDAM dan SPAMDes harus disesuaikan dengan acuan dari ketersediaan air baku. Selain
itu adanya amanat pemerintah Republik Indonesia dalam Undang-Undang No. 17 Tahun
2019 Tentang Sumber Daya Air menyarankan adanya pembatasan penggunaan air tanah
dan lebih mengutamakan penggunaan air permukaan. Maka dari itu dengan berbagai
kendala terutama permasalahan ketersediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo dan
untuk mematuhi amanat UU No. 17/2019 dan pemenuhan target SDGs untuk akses air
aman pada tahun 2030, maka target pemenuhan 100% cakupan pelayanan oleh pengelola
SPAM yang diakui oleh pemerintah (PDAM dan SPAMDes) ditetapkan akan tercapai
pada tahun 2031. Penentuan tingkat pelayanan berdasarkan pembagian wilayah
pelayanan dapat dilihat pada Tabel 7.2.

Tingkat pelayanan yang ditentukan untuk SPAM Kabupatan Kulon Progo adalah sebagai
berikut:

1. Tahun 2021: Tingkat Pelayanan → JP : 41,39%; BJP : 58,61%


2. Tahun 2026: Tingkat Pelayanan → JP : 75,20%; BJP : 24,8%
3. Tahun 2031: Tingkat Pelayanan → JP : 100,00%; BJP : 0%
4. Tahun 2036: Tingkat Pelayanan → JP : 100,00%; BJP : 0%
5. Tahun 2041: Tingkat Pelayanan → JP : 100,00%; BJP : 0%

345
Tabel 7. 2 Tingkat Pelayanan SPAM di Kabupaten Kulon Progo
2021 2026 2031 2036 2041

SPAM SPAM SPAM SPAM SPAM


PDAM PDAM, PDAM PDAM, PDAM
Kapanewon Des BJP Des BJP Des BJP Des BJP Des BJP
(JP) (JP) (JP) (JP) (JP)
(JP) (%) (JP) (%) (JP) (%) (JP) (%) (JP) (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
(%) (%) (%) (%) (%)

Temon 12 24 64 66 9 25 94 6 0 95 5 0 96 4 0

Wates 29 6 65 68 2 30 98 2 0 99 1 0 99 1 0

Panjatan 41 15 44 69 14 17 88 12 0 89 11 0 90 10 0

Galur 11 2 87 53 4 43 97 3 0 98 2 0 100 0 0

Lendah 20 1 79 56 1 44 100 0 0 99 1 0 100 0 0

Sentolo 30 15 55 67 10 23 93 7 0 94 6 0 95 5 0

Pengasih 39 6 55 70 3 27 91 9 0 85 15 0 78 22 0

Nanggulan 25 22 53 55 24 21 76 24 0 72 28 0 65 35 0

Kokap 27 14 59 57 16 27 83 17 0 84 16 0 85 15 0

Girimulyo 4 40 56 13 55 32 21 79 0 17 83 0 16 84 0

Kalibawang 24 19 57 52 30 18 63 37 0 64 36 0 62 38 0

Samigaluh 0 69 31 25 61 14 26 74 0 20 80 0 18 82 0

346
7.4 Rencana Pentahapan Pengembangan (5 Tahunan)

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Kulon Progo


direncanakan berdasarkan hasil analisis kebutuhan air yang secara umum dibagi menjadi
4 (empat) tahapan, yaitu:

a. Tahap Program Mendesak


Tahap program mendesak dilaksanakan pada tahun 2022 sampai 2023.

b. Tahap Program Pendek


Tahap program pendek dilaksanakan pada tahun 2024 sampai 2026

c. Tahap Program Menengah


Tahap program menengah dilaksanakan pada tahun 2027 sampai tahun 2031

d. Tahap Program Panjang


Tahap program panjang dilaksanakan pada tahun 2032 sampai tahun 2041
Dalam pelaksanaanya, program pengembangan 5 tahun berada pada tahap program
mendesak dan pendek. Program ini difokuskan pada pemenuhan water supply, sehingga
fokus utama berupa pembangunan unit air baku dan unit produksi. Adapun detail Tahap
Program Mendesak dan Tahap Program Pendek adalah sebagai berikut:

a) Program Tahap Mendesak


Lingkup pembangunan Program Tahap Mendesak didetailkan pada bagian ini.
Pemetaan penyebaran Program Tahap Mendesak ditujukkan pada Gambar 7.5.
1. Pembangunan SPAM Kamijoro
SPAM Kamijoro sebagai salah satu unit yang akan melayani YIA dan kawasan
aerotropolis direncanakan perlu pembangunan unit air baku, unit produksi dan
unit distribusi.
2. Pembangunan SPAM Salamrejo
SPAM Salamrejo direncanakan memerlukan pembangunan unit air baku dan unit
produksi untuk meningkatkan jumlah produksi air yang akan dialirkan menuju
wilayah pelayanan yang telah ada.
3. SPAM Sermo

347
Dilakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan SPAM Sermo dengan
melakukan pembangunan reservoar Kaliagung.
4. SPAM Kalibawang
Upaya peningkatan kinerja pelayanan SPAM Kalibawang dilaksanakan dengan
pembangunan unit distribusi.
5. SPAM Lendah
Dilaksanakan pengembangan unit distribusi untuk meningkatkan kinerja
pelayanan SPAM Lendah.
6. SPAMDes
Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan air masyarakat, SPAMDes dibangun
pada wilayah pelayanan yang sulit atau belum dapat terjangkau oleh PDAM.
Program Tahap Mendesak direncanakan dapat membangun total 20 SPAMDes
baru.
7. Penurunan kehilangan air fisik dan non-fisik
Lingkup kajian Program Tahap Mendesak yang selanjutnya akan terus diterapkan
setiap tahun adalah perbaikan saluran pemipaan untuk menghindari kehilangan
air.
8. Lainnya
Selain pembangunan unit SPAM, direncanakan juga program optimalisasi
infrastruktur eksisting terutama pada unit air baku dan unit produksi agar
kondisinya tetap layak untuk memberikan pelayanan kapasitas produksi yang
direncanakan.

348
Gambar 7. 6 Peta Pembangunan Tahap Mendesak Non-SPAMDes

b) Tahap Pendek
Lingkup pembangunan Program Tahap Pendek didetailkan pada bagian ini.
Pemetaan penyebaran Program Tahap Pendek ditujukkan pada Gambar 7.6.
a. SPAM Kamijoro
Upaya peningkatan kinerja pelayanan SPAM Kamijoro dilaksanakan dengan
pembangunan unit distribusi.
b. SPAM Sermo
SPAM Sermo sebagai unit yang akan memenuhi kebutuhan air masyarakat
dan kawasan strategis direncanakan perlu pembangunan unit air baku dan unit
produksi untuk meningkatkan jumlah produksi air serta pembangunan unit
distribusi.
c. SPAM Kalibawang
SPAM Kalibawang sebagai unit yang akan memenuhi kebutuhan air
masyarakat dan kawasan strategis direncanakan perlu pembangunan unit air
baku dan unit produksi untuk meningkatkan jumlah produksi air serta
pembangunan jaringan unit distribusi

349
d. SPAM Bener
SPAM Bener sebagai unit yang akan memenuhi kebutuhan air masyarakat
dan kawasan strategis direncanakan perlu pembangunan unit air baku dan unit
produksi untuk meningkatkan jumlah produksi air.
e. SPAM Samigaluh
Sebagai upaya peningkatan kinerja pelayanan SPAM Kamijoro maka
dilaksanakan pengembangan dengan pembangunan unit produksi berupa
reservoir dan unit distribusi.
f. SPAM Lendah
Sebagai upaya peningkatan kinerja pelayanan SPAM Lendah maka
dilaksanakan pengembangan dengan pembangunan jaringan unit distribusi.
g. SPAM Sindutan
SPAM Sindutan merupakan SPAM baru yang mengambil sumber air dari
Sungai Bogowonto, sebagai unit yang akan memenuhi kebutuhan air
masyarakat dan kawasan strategis, direncanakan pembangunan unit air baku
dan unit produksi untuk meningkatkan jumlah produksi air, serta
pembangunan jaringan unit distribusi.
h. SPAMDes
SPAMDes dibangun untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan air
masyarakat pada wilayah pelayanan yang sulit atau belum dapat terjangkau
oleh PDAM. Pada tahap mendesak direncanakan dapat membangun total 27
SPAMDes baru.

350
Gambar 7. 7 Peta Pembangunan Tahap Pendek Non-SPAMDes

c) Tahap Menengah
Pengembangan SPAM di Kabupaten Kulon Progo pada tahap menengah
merupakan pengembangan pada unit distribusi PDAM untuk SPAM Kamijoro,
SPAM Sermo, SPAM Bener, SPAM Sentolo dan SPAM Sindutan. Sedangkan
untuk SPAMDes, pada tahap menengah ini akan dikembangkan 45 SPAMDes
baru.

351
Gambar 7. 8 Peta Program Tahap Menengah Non-SPAMDes

d) Tahap Panjang
Pada tahap Panjang, wilayah pelayanan PDAM akan mengembangkan unit
distribusi di SPAM Salamrejo, SPAM Bener, SPAM Samigaluh, SPAM Clereng
dan SPAM Sentolo. Untuk pengembangan SPAMDes, direncanakan akan ada 90
SPAMDes baru pada periode pengembangan Tahap Panjang.

352
Gambar 7. 9 Peta Program Tahap Panjang Non-SPAMDes

Rekapitulasi program pembangunan per tahapan dapat dilihat pada peta berikut.

Gambar 7. 10 Peta Ringkasan Program Pembangunan Non-SPAMDes Kulon Progo

353
7.4.1 Sistem Zona Pelayanan I

Zona pelayanan I terdiri dari kecamatan dan kelurahan pada Tabel 7.3.

Tabel 7. 3 Zona Pelayanan I


Nama
Zona Kecamatan Kelurahan
Pelayanan
* Semua Temon
Temon, Sebagian * Semua Wates
Pengasih, Wates, * Semua Galur
I Sebagian Panjatan, * Pengasih (Tawangsari)
Galur, Sebagian * Panjatan (Garongan; Pleret; Bugel; Kanoman; Depok; Bojong;
Lendah Panjatan; Tayuban)
* Lendah (Wahyuharjo)
Tahapan pengembangan untuk Zona Pelayanan I yang mengacu kepada tahapan
pengembangan sesuai dengan wilayah SPAM nya dapat dapat dilihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7. 4 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan I


Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
• Peningkatan intake • Pipa distribusi • Pipa distribusi
Kamijoro kapasitas dari offtake dari offtake
SPAM 286 l/detik Jeleing Jeleing
Kamijoro • Pembuatan IPA • Pipa distribusi • Pipa distribusi
baru Kamijoro kap dari offtake dari offtake
286 l/detik Tuksono Tuksono
• Pekerjaan outlet
Bendung Bener
• Paket pipa
transmisi outlet
-WTP • Pengadaan
• Pengadaan dan
Wonotopo dia dan
Pemasangan
1200 HDPE PN Pemasangan
SPAM Bener jaringan pipa
12,5 jaringan pipa
distribusi
• Pembangunan distribusi
HDPE
IPA HDPE
• Pembuatan
reservoir
destribusi
Hargomulyo
• Pengadaan dan • Pengadaan dan
pemasangan pemasangan
SPAM Lendah jaringan pipa jaringan pipa
distribusi HDPE D- distribusi
110 HDPE
SPAM Clereng
• Pembuatan • Pengadaan
SPAM Sindutan •
paket intake dan

354
Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
kapasitas 100 pemasangan
l/detik jaringan pipa
• Pembuatan IPA distribusi
Sindutan HDPE
• Pengadaan dan
pemasangan
jaringan pipa
distribusi
HDPE
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
jumlah jumlah jumlah
• Penambahan
pelanggan pelanggan pelanggan
jumlah pelanggan
domestik domestik domestik
domestik
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
• Penambahan
jumlah jumlah jumlah
SPAM PDAM jumlah pelanggan
pelanggan non pelanggan pelanggan non
non domestik
domestik non domestik domestik
• Penurunan
• Penurunan • Penurunan • Penurunan
kehilangan
kehilangan kehilangan kehilangan
• Program lain-lain
• Program lain- • Program lain- • Program lain-
lain lain lain
• SPAMDes di • SPAMDes di • SPAMDes di • SPAMDes di
SPAMDES Lendah Panjatan Panjatan Pengasih

7.4.2 Sistem Zona Pelayanan II

Zona pelayanan II terdiri dari kecamatan dan kelurahan pada Tabel 7.5.

Tabel 7. 5 Zona Pelayanan II


Nama
Zona Kecamatan Kelurahan
Pelayanan
* Semua Kokap
Sebagian Lendah, * Semua Sentolo
Sentolo, Sebagian * Semua Nanggulan
II Panjatan, Sebagian * Lendah (Bumirejo; Jatirejo; Sidorejo; Gulurejo; Ngentakrejo)
Pengasih, Nanggulan, * Pengasih (Karangsari; Sendagsari; Margosari; Kedungsari,
Kokap Pengasih, Sidomulyo)
* Panjatan (Cerme; Gotakan; Krembangan)
Tahapan pengembangan untuk Zona Pelayanan II yang mengacu kepada tahapan
pengembangan sesuai dengan wilayah SPAM nya dapat dapat dilihat pada Tabel 7.6.

Tabel 7. 6 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan II


Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
• Pengadaan • Pengadaan dan
SPAM • Peningkatan
dan pemasangan
Salamrejo kapasitas intake
pemasangan jaringan pipa

355
Salamrejo jaringan pipa distribusi
Kapasitas 50 l/detik distribusi HDPE
• Pembuatan IPA HDPE
baru Salamrejo
Kapasitas 50 l/detik
• Peningkatan
kapasitas intake
Sermo kap 50
l/detik
• Pengadaan
• Pembuatan IPA
dan • Pengadaan dan
• Reservoir baru Sermo
pemasangan pemasangan
SPAM Sermo Kaliagung 100 m3 kapsitas 50
jaringan pipa jaringan pipa
• l/detik
distribusi distribusi HDPE
• Pengadaan dan
HDPE
pemasangan
jaringan pipa
distribusi
HDPE
• Pengadaan dan • Pengadaan dan
pemasangan pemasangan
SPAM Lendah jaringan pipa jaringan pipa
distribusi HDPE D- distribusi
110 HDPE
• Pengadaan
• Pengadaan dan
dan
pemasangan
pemasangan
SPAM Sentolo jaringan pipa
jaringan pipa
distribusi
distribusi
HDPE
HDPE
SPAM Clereng
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
jumlah jumlah jumlah
• Penambahan
pelanggan pelanggan pelanggan
jumlah pelanggan
domestik domestik domestik
domestik
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
• Penambahan
jumlah jumlah jumlah
SPAM PDAM jumlah pelanggan
pelanggan non pelanggan pelanggan non
non domestik
domestik non domestik domestik
• Penurunan
• Penurunan • Penurunan • Penurunan
kehilangan
kehilangan kehilangan kehilangan
• Program lain-lain
• Program lain- • Program lain- • Program lain-
lain lain lain
• SPAMDes di • SPAMDes di
• SPAMDes di • SPAMDes di
SPAMDES Sentolo & Lendah &
Kokap Pengasih
Naggulan Panjatan

356
7.4.3 Sistem Zona Pelayanan III

Zona pelayanan III terdiri dari kecamatan dan kelurahan pada Tabel 7.7.

Tabel 7. 7 Zona Pelayanan III


Nama
Zona Kecamatan Kelurahan
Pelayanan
Kalibawang, sebagian * Semua Kalibawang
III Girimulyo, Sebagian * Girimulyo (Pendoworejo; Giripurwo)
Samigaluh * Samigaluh (Sidoharjo; Purwoharjo)
Tahapan pengembangan untuk Zona Pelayanan III yang mengacu kepada tahapan
pengembangan sesuai dengan wilayah SPAM nya dapat dapat dilihat pada Tabel 7.8.

Tabel 7. 8 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan III


Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
• Peningkatan
kapasitas intake
Sermo kap 50
l/detik
• Peningkatan
• Pembuatan IPA
Pengadaan dan
baru Sermo
pemasangan
SPAM Sermo kapsitas 50
jaringan pipa
l/detik
distribusi
• Pengadaan dan
HDPE
pemasangan
jaringan pipa
distribusi
HDPE •
• Peningkatan
kapasitas intake
Kalibawang 50
l/detik
• Pengadaan dan
• Pembuatan IPA
SPAM pemasangan
Baru 50l/detik
Kalibawang jaringan pipa
• Pengadaan dan
distribusi HDPE
pemasangan
jaringan pipa
distribusi
HDPE
• Pembuatan IPA
kapasitas 50
l/detik
• Pekerjaan
• Pengadaan dan
reservoir,
SPAM pemasangan
bangunan
Samigaluh jaringan pipa
penunjang dan
distribusi HDPE
pompa
• Pengadaan dan
pemasangan
jaringan pipa

357
Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
distribusi
HDPE
• Penambahan • Penambahan
jumlah jumlah
• Penambahan • Penambahan
pelanggan pelanggan
jumlah pelanggan jumlah pelanggan
domestik domestik
domestik domestik
• Penambahan • Penambahan
• Penambahan • Penambahan
jumlah jumlah
SPAM PDAM jumlah pelanggan jumlah pelanggan
pelanggan non pelanggan non
non domestik non domestik
domestik domestik
• Penurunan • Penurunan
• Penurunan • Penurunan
kehilangan kehilangan
kehilangan kehilangan
• Program lain-lain • Program lain-lain
• Program lain- • Program lain-
lain lain
• SPAMDES di • SPAMDES di
• SPAMDES di • SPAMDES di
Girimulyo, Girimulyo,
SPAMDES Girimulyo & Girimulyo &
Samigaluh, Samigaluh,
Samigaluh Samigaluh
Kalibawang Kalibawang

7.4.4 Sistem Zona Pelayanan IV

Zona pelayanan IV terdiri dari kecamatan dan kelurahan pada Tabel 7.9.

Tabel 7. 9 Zona Pelayanan IV


Nama
Zona Kecamatan Kelurahan
Pelayanan
* Girimulyo (Purwosari; Jatimulyo)
Sebagian Girimulyo,
IV * Samigaluh (Pagerharjo; Ngargosari; Kebonharjo; Banjarsari;
Sebagian Samigaluh
Gerbosari)
Tahapan pengembangan untuk Zona Pelayanan IV yang mengacu kepada tahapan
pengembangan sesuai dengan wilayah SPAM nya dapat dapat dilihat pada Tabel 7.10.

Tabel 7. 10 Tahapan Pengembangan Zona Pelayanan IV


Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
• Peningkatan
kapasitas intake
Sermo kap 50 • Peningkatan
l/detik Pengadaan
• Pembuatan IPA dan
SPAM Sermo baru Sermo pemasangan
kapsitas 50 jaringan pipa
l/detik distribusi
• Pengadaan dan HDPE
pemasangan
jaringan pipa

358
Program
SPAM
Mendesak Pendek Menengah Panjang
distribusi
HDPE
• Pembuatan IPA
kapasitas 50
l/detik
• Pekerjaan
reservoir, • Pengadaan dan
bangunan pemasangan
SPAM penunjang dan jaringan pipa
Samigaluh pompa distribusi
• Pengadaan dan HDPE
pemasangan
jaringan pipa
distribusi
HDPE
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
jumlah jumlah jumlah
• Penambahan
pelanggan pelanggan pelanggan
jumlah pelanggan
domestik domestik domestik
domestik
• Penambahan • Penambahan • Penambahan
• Penambahan
jumlah jumlah jumlah
SPAM PDAM jumlah pelanggan
pelanggan non pelanggan pelanggan non
non domestik
domestik non domestik domestik
• Penurunan
• Penurunan • Penurunan • Penurunan
kehilangan
kehilangan kehilangan kehilangan
• Program lain-lain
• Program lain- • Program lain- • Program lain-
lain lain lain
• Peningkatan
kapasitas intake
Sermo kap 50
• Peningkatan
l/detik
Pengadaan
• Pembuatan IPA
dan
baru Sermo
SPAMDES pemasangan
kapsitas 50
jaringan pipa
l/detik
distribusi
• Pengadaan dan
HDPE
pemasangan
jaringan pipa
distribusi HDPE

359
7.5 Kebutuhan Air
7.5.1 Klasifikasi Pelanggan

Klasifikasi pelanggan PDAM yang terekam pada tahun 2021 tersaji pada Tabel 7.11
berikut:

Tabel 7. 11 Pelanggan Perumda Tirta Binangun


Kelompok
No Golongan Uraian
Pelanggan
▪ Hidran Umum
Sosial Umum
▪ Kamar Mandi Umum
1. Kelompok I
▪ Terminal Air
Sosial Khusus
▪ Tempat Ibadah
Rumah Type A1
Rumah Type A2
Rumah Type A3
▪ Ditentukan berdasar hasil perhitungan indikator
Rumah Type A4
Rumah Type A5
Rumah Type B1
▪ Instansi Pemerintah Pada Tingkat Kecamatan
▪ Sekolah Negeri/Swasta
Instansi Pemerintah
▪ Rumah Sakit Pemerintah
A
▪ Koperasi dan Badan Usaha Kredit Pedesaan
▪ Lembaga Keuangan Mikro
▪ Warung makan/Resto/Kafe dengan Karyawan s/d 10
Orang
▪ Salon Kecantikan/Barber Shop dengan karyawan s/d
5 Orang
▪ Penampungan Barang Bekas
▪ Penjahit dengan karyawan s/d 10 Orang
2. Kelompok II
▪ Pencucian Motor/Mobil
▪ Showroom/los penjualan yang berlokasi di pedesaan
▪ Tempat praktek bidan/dokter
▪ Tempat praktek khitan
▪ Asrama dan/atau tempat kos
▪ Tempat isi ulang air galon
Niaga Kecil
▪ Sarana Olahraga
▪ Fotocopy
▪ Apotek/Lab Kesehatan
▪ Kantor Notaris/Pengacara
▪ Lembaga Kursus
▪ Ruko atau sejenisnya
▪ Agen/biro jasa
▪ Percetakan
▪ Mini market
▪ Usaha Pertanian/peternakan kecil
▪ Kantor Perusahaan non
Perbankan(CV/PT/BUMD/BUMN)
Rumah Type B2
▪ Ditentukan berdasar hasil perhitungan indikator
Rumah Type B3
3. Kelompok III
Instansi Pemerintah
▪ Instansi Pemerintah pada tingkat kabupaten/provinsi
B

360
Kelompok
No Golongan Uraian
Pelanggan
▪ Warung makan/restoran/kafe dengan jumlah
karyawan s/d 10 orang
▪ salon kecantikan//Barber shop dengan karyawan
lebih dari 5 orang
▪ Showroom/dealer motor dan/atau mobiil
▪ SPBU
▪ Klinik Kesehatan
▪ Toko Swalayan
▪ Toko Emas
▪ Bank
Niaga Besar ▪ Hotel
▪ Bioskop
▪ Eksportir/Importir
▪ Tempat hiburan/karaoke
▪ Kantor Asuransi
▪ Kolam renang
▪ Losmen dan /atau penginapan
▪ Penjualan air curah dengan truk tangki air non
PDAM
▪ Bengkel Besar
▪ Stasiun Kereta Api
▪ Kerajinan Tangan
▪ Kerajinan Rumah Tangga
Industri Kecil ▪ Perusahaan Perakitan atau karoseri
▪ Konveksi/garmen kecil
▪ Industri Kecil lainnya
▪ Pabrik
▪ Usaha Pertanian/Peternakan Besar
Industri Besar
▪ Usaha Perkayuan
▪ Air Untuk Industri Pembangunan
▪ Bandar Udara
▪ Pelabuhan Laut
4. Kelompok Khusus Kelompok Khusus
▪ Kesepakatan Komersial
▪ Kesepakatan Non Komersial
Sumber: http://pdam-kulonprogo.id/v1/halaman/detail/golongan-pelanggan

Tabel 7.11 menunjukkan adanya penggolongan pelanggan menjadi 4 golongan besar,


yang selanjutnya dispesifikasi lagi setiap golongan tersebut. Golongan I adalah kelompok
sosial umum dan sosial khusus. Golongan II adalah rumah bertipe kecil, instansi dan niaga
kecil. Golongan III adalah rumah tipe besar dan niaga besar. Sedangkan golongan IV
adalah kelompok khusus, seperti bandara, pelabuhan, kesepakatan komersial dan non
komersial. Pelayanan terhadap semua golongan tersebut perlu ditingkatkan secara
bertahap, dengan demikian omzet pelayanan akan mengalami peningkatan juga secara
signifikan.

361
Apabila dilihat dari Kelompok Pengelola SPAM, domisili, serta cakupan pelayanan di
wilayah Kabupaten Kulon Progo telah terdata dengan baik. Pelayanan air minum oleh
pengelola SPAMDes tidak memiliki klasifikasi pelanggan. Namun iuran yang dikenakan
kepada pelanggan sudah diatur meskipun besarnya iuran tersebut belum terdata dengan
baik. Sementara itu terdapat bahwa tarif antar pengelola SPAMDes bervariasi, dimana
nilainya tergantung kepada harga biaya pokok produksi dan kemampuan membayar
masyarakat.

7.5.2 Kebutuhan Air Domestik

Proyeksi kebutuhan air domestik di Kabupaten Kulon Progo berasal dari hasil proyeksi
penduduk Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2021-2041. Laju pertumbuhan penduduk
menggunakan data BPS tahun 2020. Nilai laju pertumbuhan penduduk mengacu kepada
nilai per kelurahan sehingga nilainya berbeda-beda seperti dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Kebutuhan air domestik yang disesuaikan dengan zona pelayanan dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 7. 12 Kebutuhan Air Domestik Zona I


Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 5,31 4,39 5,05 5,74
Temon Sindutan 4,68 5,58 6,20 6,85
Temon Palihan 2,61 1,59 2,24 2,94
Temon Glagah 7,03 7,08 7,37 7,72
Temon Kalidengen 2,62 3,18 3,57 3,96
Temon Plumbon 5,46 4,18 4,85 5,56
Temon Kedundang 4,11 4,92 6,26 6,83
Temon Demen 3,24 3,71 4,05 4,39
Temon Kulur 5,44 6,44 7,91 8,63
Temon Kaligintung 4,93 5,89 7,34 8,05
Temon Temon Wetan 2,61 2,78 2,97 3,19
Temon Temon Kulon 2,94 3,12 3,34 3,58
Temon Kebonrejo 3,50 4,06 4,47 5,63
Temon Janten 3,67 4,59 4,97 5,36
Temon Karangwuluh 2,23 4,22 4,54 4,88
Wates Karangwuni 7,17 3,52 10,45 12,17
Wates Sogan 3,70 2,93 4,75 5,29
Wates Kulwaru 4,92 0,60 6,08 6,67

362
Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Wates Ngestiharjo 5,44 5,77 6,11 6,48
Wates Bendungan 11,54 9,27 13,09 13,94
Wates Triharjo 13,09 11,20 15,49 16,86
Wates Giripeni 13,87 10,96 15,69 16,69
Wates Kelurahan Wates 21,09 13,86 21,91 22,33
Galur Banaran 3,62 4,26 4,63 5,04
Galur Kranggan 3,17 5,75 6,09 6,46
Galur Nomporejo 1,23 3,51 3,71 3,90
Galur Karangsewu 9,72 13,83 15,20 16,61
Galur Tirtorahayu 8,27 13,41 14,16 14,94
Galur Pandowan 1,42 2,97 3,10 3,24
Galur Brosot 6,89 9,85 10,37 10,88
Pengasih Tawangsari 8,11 8,86 11,73 15,09
Panjatan Garongan 6,13 6,74 7,40 8,08
Panjatan Pleret 8,13 8,89 9,70 10,55
Panjatan Bugel 4,94 5,45 5,96 6,50
Panjatan Kanoman 3,18 3,30 3,42 3,54
Panjatan Depok 4,97 5,20 5,43 5,67
Panjatan Bojong 7,10 7,49 7,92 8,36
Panjatan Tayuban 3,87 4,18 4,52 4,87
Panjatan Panjatan 2,46 2,62 2,78 2,95
Lendah Wahyuharjo 2,84 2,92 3,16 3,40
TOTAL Zona I 227,24 233,08 287,97 313,81

Tabel 7. 13 Kebutuhan Air Domestik Zona II


Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kokap Hargomulyo 15,36 15,45 21,05 26,65
Kokap Hargorejo 12,82 12,49 17,28 21,94
Kokap Hargowilis 6,87 7,30 8,09 8,93
Kokap Kalirejo 5,25 5,49 5,98 6,71
Kokap Hargotirto 7,48 7,83 8,64 9,50
Sentolo Demangrejo 4,37 4,09 4,03 3,98
Sentolo Srikayangan 5,38 3,21 3,83 4,43
Sentolo Tuksono 9,57 12,20 14,55 15,42
Sentolo Salamrejo 8,12 5,56 5,60 4,19
Sentolo Sukoreno 17,70 22,40 23,36 24,37
Sentolo Kaliagung 8,36 7,22 7,63 8,83
Sentolo Sentolo 9,41 7,66 8,16 9,45
Sentolo Banguncipto 5,98 7,00 8,42 11,39

363
Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Nanggulan Banyuroto 4,52 4,81 5,25 5,83
Nanggulan Donomulyo 7,15 7,54 8,42 10,52
Nanggulan Wijimulyo 6,10 6,34 6,25 6,74
Nanggulan Tanjungharjo 5,32 5,62 6,09 6,55
Nanggulan Jatisarono 5,92 5,96 6,86 9,78
Nanggulan Kembang 8,51 8,88 9,51 10,11
Lendah Bumirejo 13,30 13,53 14,58 15,64
Lendah Jatirejo 11,99 12,13 13,01 13,92
Lendah Sidorejo 14,27 14,30 15,47 16,67
Lendah Gulurejo 8,61 8,80 9,57 10,35
Lendah Ngentakrejo 8,61 8,70 9,38 10,09
Pengasih Karangsari 12,20 13,23 14,76 16,30
Pengasih Kedungsari 4,85 5,10 5,54 5,93
Pengasih Margosari 11,08 12,08 13,55 15,04
Pengasih Pengasih 11,49 12,47 13,94 15,42
Pengasih Sendangsari 10,96 11,80 13,06 14,31
Pengasih Sidomulyo 5,77 6,11 6,69 7,23
Panjatan Cerme 4,11 4,42 4,77 5,14
Panjatan Krembangan 5,97 6,48 7,03 7,64
Panjatan Gotakan 3,29 3,52 3,78 4,05
TOTAL Zona II 280,69 289,71 324,10 363,06

Tabel 7. 14 Kebutuhan Air Domestik Zona III


Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kalibawang Banjararum 14,79 15,47 16,24 17,07
Kalibawang Banjarasri 7,01 7,17 7,37 7,58
Kalibawang Banjarharjo 7,83 8,19 8,59 9,03
Kalibawang Banjaroyo 9,16 9,69 10,28 10,93
Girimulyo Giripurwo 7,32 7,49 8,05 8,56
Girimulyo Pendoworejo 6,30 6,17 6,53 7,10
Samigaluh Purwoharjo 4,37 5,78 7,24 8,72
Samigaluh Sidoharjo 9,95 15,17 21,11 27,05
TOTAL Zona III 66,72 75,14 85,42 96,04

364
Tabel 7. 15 Kebutuhan Air Domestik Zona IV
Kebutuhan Air Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Girimulyo Jatimulyo 11,37 14,69 19,35 23,39
Girimulyo Purwosari 5,78 6,97 8,76 10,60
Samigaluh Kebonharjo 2,79 3,42 4,05 4,70
Samigaluh Banjarsari 3,83 4,67 5,54 6,41
Samigaluh Gerbosari 7,42 13,32 18,46 23,59
Samigaluh Ngargosari 6,21 9,59 12,98 16,36
Samigaluh Pagerharjo 10,95 15,87 20,80 25,73
TOTAL Zona IV 48,34 68,53 89,93 110,78

7.5.3 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non-domestik terdiri dari kebutuhan air non domestik yang didapatkan dari
15% kebutuhan air domestik, dan kebutuhan air kawasan strategis. Pada kajian ini diatur
beberapa desa yang sudah masuk dalam kategori kawasan strategis tidak lagi ditetapkan
kebutuhan air non domestik yang memiliki nilai 15% dari kebutuhan air domestik.

Kebutuhan air non domestik yang merupakan hasil perkalian factor non domestik 15%
dengan kebutuhan domestik dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 7. 16 Kebutuhan Air Non Domestik Zona I


Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Sindutan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Palihan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Glagah 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kalidengen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Plumbon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kedundang 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Demen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kulur 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kaligintung 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Wetan 0,28 0,44 0,49 0,53
Temon Temon Kulon 0,32 0,50 0,55 0,60
Temon Kebonrejo 0,00 0,00 0,00 0,00

365
Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Janten 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Karangwuluh 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Karangwuni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Sogan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kulwaru 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Ngestiharjo 0,73 0,77 0,83 0,87
Wates Bendungan 1,55 1,65 1,76 1,88
Wates Triharjo 1,76 1,92 2,08 2,27
Wates Giripeni 1,86 1,98 2,11 2,24
Kelurahan
Wates 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates
Galur Banaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Kranggan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Nomporejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Karangsewu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Tirtorahayu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Pandowan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Brosot 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Tawangsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Garongan 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Pleret 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bugel 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Kanoman 0,43 0,45 0,46 0,48
Panjatan Depok 0,67 0,70 0,73 0,77
Panjatan Bojong 0,95 1,01 1,07 1,12
Panjatan Tayuban 0,52 0,56 0,61 0,66
Panjatan Panjatan 0,33 0,35 0,37 0,39
Lendah Wahyuharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL Zona I 9,42 10,33 11,06 11,81

Tabel 7. 17 Kebutuhan Air Non Domestik Zona II


Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kokap Hargomulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Kokap Hargorejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Kokap Hargowilis 0,00 0,00 0,00 0,00
Kokap Kalirejo 0,56 0,74 0,00 0,00
Kokap Hargotirto 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Demangrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Srikayangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Tuksono 0,00 0,00 0,00 0,00

366
Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Sentolo Salamrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Sukoreno 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Kaliagung 0,00 0,96 1,02 1,07
Sentolo Sentolo 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Banguncipto 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Banyuroto 0,53 0,64 0,66 0,55
Nanggulan Donomulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Wijimulyo 0,39 0,47 0,00 0,00
Nanggulan Tanjungharjo 0,32 0,39 0,30 0,25
Nanggulan Jatisarono 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Kembang 0,46 0,56 0,43 0,35
Lendah Bumirejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Jatirejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Sidorejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Gulurejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Ngentakrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Karangsari 1,64 1,78 1,51 1,34
Pengasih Kedungsari 0,65 0,69 0,56 0,49
Pengasih Margosari 1,49 1,62 1,39 1,24
Pengasih Pengasih 1,55 1,68 1,43 1,27
Pengasih Sendangsari 1,48 1,58 1,33 1,18
Pengasih Sidomulyo 0,77 0,83 0,68 0,59
Panjatan Cerme 0,55 0,79 0,85 0,91
Panjatan Gotakan 0,44 0,48 0,51 0,55
Panjatan Krembangan 0,80 0,87 0,95 1,02
TOTAL Zona II 11,64 14,09 11,61 10,81

Tabel 7. 18 Kebutuhan Air Non Domestik Zona III


Kebutuhan Air Non Domestik (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kalibawang Banjararum 1,97 2,08 2,14 2,16
Kalibawang Banjarasri 0,93 0,96 0,97 0,96
Kalibawang Banjarharjo 1,05 1,10 1,13 1,14
Kalibawang Banjaroyo 1,22 1,30 1,35 1,39
Girimulyo Giripurwo 0,43 0,44 0,33 0,26
Girimulyo Pendoworejo 0,35 0,35 0,26 0,21
Samigaluh Purwoharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Samigaluh Sidoharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL Zona III 5,96 6,23 6,18 6,13

367
Untuk kebutuhan air non domestik kawasan strategis per zona pelayanan akan dibagi
menjadi empat kawasan strategis yaitu kawasan strategis Aetropolis, kawasan strategis
Wates baru, kawasan strategis pariwisata dan kawasan strategis industri.

Tabel 7. 19 Kebutuhan Air Non Domestik Kawasan Strategis Wates Baru


Kebutuhan Air Wates Baru (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Sindutan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Palihan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Glagah 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kalidengen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Plumbon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kedundang 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Demen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kulur 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kaligintung 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Wetan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Kulon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kebonrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Janten 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Karangwuluh 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Karangwuni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Sogan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kulwaru 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Ngestiharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Bendungan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Triharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Giripeni 0,00 0,00 0,00 0,00
Kelurahan
Wates 2,86 0,27 9,66 13,05
Wates
Galur Banaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Kranggan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Nomporejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Karangsewu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Tirtorahayu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Pandowan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Brosot 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Tawangsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Garongan 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Pleret 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bugel 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Kanoman 0,00 0,00 0,00 0,00

368
Kebutuhan Air Wates Baru (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Panjatan Depok 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bojong 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Tayuban 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Panjatan 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Wahyuharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Wates Baru 2,86 0,27 9,66 13,05

Tabel 7. 20 Kawasan Strategis Pariwisata Zona I


Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 0 0 0 0
Temon Sindutan 0 0 0 0
Temon Palihan 0 0 0 0
Temon Glagah 0 0 0 0
Temon Kalidengen 0 0 0 0
Temon Plumbon 0 0 0 0
Temon Kedundang 0 0 0 0
Temon Demen 0 0 0 0
Temon Kulur 0,00 0,11 0,29 0,48
Temon Kaligintung 0,70 1,45 2,20 2,95
Temon Temon Wetan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Kulon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kebonrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Janten 0,00 0,00 0,00 0,01
Temon Karangwuluh 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Karangwuni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Sogan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kulwaru 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Ngestiharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Bendungan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Triharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Giripeni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kelurahan Wates 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Banaran 2,92 0,59 1,97 3,71
Galur Kranggan 1,64 0,56 1,43 2,29
Galur Nomporejo 1,38 0,47 1,19 1,92
Galur Karangsewu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Tirtorahayu 3,92 1,35 3,49 5,64
Galur Pandowan 0,92 0,33 0,87 1,41
Galur Brosot 2,00 0,73 1,90 3,10
Pengasih Tawangsari 0,00 0,00 0,00 0,00

369
Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Panjatan Garongan 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Pleret 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bugel 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Kanoman 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Depok 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bojong 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Tayuban 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Panjatan 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Wahyuharjo 0,61 1,48 2,20 2,92
Total Pariwisata Zona I 14,09 7,07 15,55 24,43

Tabel 7. 21 Kawasan Strategis Pariwisata Zona II


Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kokap Hargomulyo 2,57 6,11 7,83 9,58
Kokap Hargorejo 7,63 16,92 21,13 25,50
Kokap Hargowilis 0,30 1,20 1,75 2,27
Kokap Kalirejo 0,00 0,00 0,16 0,32
Kokap Hargotirto 0,46 1,60 2,27 2,91
Sentolo Demangrejo 0,15 0,86 1,54 2,20
Sentolo Srikayangan 1,54 4,10 6,26 8,44
Sentolo Tuksono 0,46 1,58 2,56 3,54
Sentolo Salamrejo 1,82 4,65 7,03 9,41
Sentolo Sukoreno 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Kaliagung 0,55 2,07 3,42 4,78
Sentolo Sentolo 0,90 2,28 3,43 4,58
Sentolo Banguncipto 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Banyuroto 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Donomulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Wijimulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Tanjungharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Jatisarono 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Kembang 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Bumirejo 3,03 7,32 10,83 14,34
Lendah Jatirejo 0,71 2,15 3,40 4,65
Lendah Sidorejo 1,17 3,22 4,97 6,72
Lendah Gulurejo 0,46 1,65 2,72 3,78
Lendah Ngentakrejo 2,27 5,54 8,23 10,91
Pengasih Karangsari 0 0 0 0
Pengasih Kedungsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Margosari 0,00 0,00 0,00 0,00

370
Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Pengasih Sendangsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Pengasih 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Sidomulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Cerme 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Gotakan 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Krembangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Pariwisata Zona II 24,02 61,23 87,54 113,94

Tabel 7. 22 Kawasan Strategis Pariwisata Zona III


Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kalibawang Banjararum 0,00 0,00 0,00 0,00
Kalibawang Banjarasri 0,00 0,00 0,00 0,00
Kalibawang Banjarharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Kalibawang Banjaroyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Girimulyo Giripurwo 0,00 0,00 0,00 0,00
Girimulyo Pendoworejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Samigaluh Purwoharjo 0,61 0,66 0,68 0,69
Samigaluh Sidoharjo 3,32 3,26 3,23 3,22
Total Pariwisata Zona III 3,93 3,92 3,91 3,91

Tabel 7. 23 Kawasan Strategis Pariwisata Zona IV


Kebutuhan Air Pariwisata (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Girimulyo Jatimulyo 1,55 3,45 3,43 3,65
Girimulyo Purwosari 0,66 1,27 1,27 1,39
Samigaluh Kebonharjo 0 0 0 0
Samigaluh Banjarsari 0 0 0 0
Samigaluh Gerbosari 2,85 2,80 2,78 2,77
Samigaluh Ngargosari 1,80 1,79 1,79 1,79
Samigaluh Pagerharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Pariwisata Zona IV 6,86 9,31 9,26 9,59

371
Tabel 7. 24 Kawasan Strategis Industri Zona I
Kebutuhan Air Industri (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Sindutan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Palihan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Glagah 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kalidengen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Plumbon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kedundang 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Demen 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kulur 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kaligintung 0,29 0,69 1,10 1,51
Temon Temon Wetan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Kulon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kebonrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Janten 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Karangwuluh 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Karangwuni 3,26 17,09 8,57 11,21
Wates Sogan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kulwaru 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Ngestiharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Bendungan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Triharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Giripeni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kelurahan Wates 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Banaran 0,93 0,51 1,30 2,27
Galur Kranggan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Nomporejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Karangsewu 4,39 3,50 6,54 9,56
Galur Tirtorahayu 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Pandowan 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Brosot 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Tawangsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Garongan 1,88 3,58 5,26 6,95
Panjatan Pleret 2,46 4,69 6,91 9,13
Panjatan Bugel 2,60 4,87 7,15 9,42
Panjatan Kanoman 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Depok 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Bojong 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Tayuban 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Panjatan 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Wahyuharjo 0 0 0 0
Total Industri Zona I 15,81 34,93 36,83 50,05

372
Tabel 7. 25 Kawasan Strategis Industri Zona II
Kebutuhan Air Industri (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kokap Hargomulyo 0 0 0 0
Kokap Hargorejo 0 0 0 0
Kokap Hargowilis 0 0 0 0
Kokap Kalirejo 0 0 0 0
Kokap Hargotirto 0 0 0 0
Sentolo Demangrejo 0,62 1,84 2,89 3,95
Sentolo Srikayangan 3,35 8,03 11,86 15,68
Sentolo Tuksono 1,37 3,48 5,26 7,02
Sentolo Salamrejo 3,81 9,00 13,21 17,42
Sentolo Sukoreno 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Kaliagung 1,78 4,66 7,08 9,50
Sentolo Sentolo 1,87 4,41 6,46 8,51
Sentolo Banguncipto 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Banyuroto 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Donomulyo 1,31 3,16 4,55 4,72
Nanggulan Wijimulyo 0,00 0,00 0,28 0,43
Nanggulan Tanjungharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Nanggulan Jatisarono 2,64 5,64 7,80 7,92
Nanggulan Kembang 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Bumirejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Lendah Jatirejo 2,18 5,35 7,97 10,58
Lendah Sidorejo 3,23 7,70 11,36 15,01
Lendah Gulurejo 1,72 4,41 6,65 8,90
Lendah Ngentakrejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Karangsari 0 0 0 0
Pengasih Kedungsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Margosari 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Sendangsari 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Pengasih 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengasih Sidomulyo 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Cerme 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Gotakan 0,00 0,00 0,00 0,00
Panjatan Krembangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Industri Zona II 23,89 57,69 85,36 109,64

373
Tabel 7. 26 Kawasan Strategis Aerotropolis
Kebutuhan Air Aerotropolis (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Temon Jangkaran 1,15 5,19 9,56 13,91
Temon Sindutan 0,83 3,84 7,14 10,44
Temon Palihan 0,15 1,04 2,93 5,41
Temon Glagah 1,73 8,26 15,60 23,00
Temon Kalidengen 0,44 2,09 3,93 5,75
Temon Plumbon 0,96 4,42 8,21 11,99
Temon Kedundang 0,39 2,03 3,91 5,82
Temon Demen 0,20 1,08 2,09 3,13
Temon Kulur 0,58 2,89 5,50 8,13
Temon Kaligintung 1,00 4,48 8,26 12,01
Temon Temon Wetan 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Temon Kulon 0,00 0,00 0,00 0,00
Temon Kebonrejo 0,44 2,10 3,94 5,79
Temon Janten 0,42 2,00 3,75 5,51
Temon Karangwuluh 0,49 2,24 4,14 6,04
Wates Karangwuni 9,77 31,46 25,56 33,43
Wates Sogan 3,48 11,58 9,54 12,57
Wates Kulwaru 3,20 11,15 9,31 12,36
Wates Ngestiharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Bendungan 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Triharjo 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Giripeni 0,00 0,00 0,00 0,00
Wates Kelurahan Wates 0,00 0,00 0,00 0,00
Galur Banaran 0 0 0 0
Galur Kranggan 0 0 0 0
Galur Nomporejo 0 0 0 0
Galur Karangsewu 0 0 0 0
Galur Tirtorahayu 0 0 0 0
Galur Pandowan 0 0 0 0
Galur Brosot 0 0 0 0
Pengasih Tawangsari 2,89 6,26 7,53 8,33
Panjatan Garongan 0 0 0 0
Panjatan Pleret 0 0 0 0
Panjatan Bugel 0 0 0 0
Panjatan Kanoman 0 0 0 0
Panjatan Depok 0 0 0 0
Panjatan Bojong 0 0 0 0
Panjatan Tayuban 0 0 0 0
Panjatan Panjatan 0 0 0 0

374
Kebutuhan Air Aerotropolis (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Lendah Wahyuharjo 0 0 0 0
Total Aerotropolis Zona I 28,14 102,11 130,91 183,62

Tabel 7. 27 Kawasan Strategis Aerotropolis Zona II


Kebutuhan Air Aerotropolis (liter/detik)
Kapanewon Kalurahan
2026 2031 2036 2041
Kokap Hargomulyo 4,84 12,28 16,08 19,87
Kokap Hargorejo 0,00 0,00 0,00 0,00
Kokap Hargowilis 0,00 0,00 0,00 0,00
Kokap Kalirejo 0,00 0,00 0,48 0,96
Kokap Hargotirto 0,00 0,00 0,00 0,00
Sentolo Demangrejo 0 0 0 0
Sentolo Srikayangan 0 0 0 0
Sentolo Tuksono 0 0 0 0
Sentolo Salamrejo 0 0 0 0
Sentolo Sukoreno 0 0 0 0
Sentolo Kaliagung 0 0 0 0
Sentolo Sentolo 0 0 0 0
Sentolo Banguncipto 0 0 0 0
Nanggulan Banyuroto 0 0 0 0
Nanggulan Donomulyo 0 0 0 0
Nanggulan Wijimulyo 0 0 0 0
Nanggulan Tanjungharjo 0 0 0 0
Nanggulan Jatisarono 0 0 0 0
Nanggulan Kembang 0 0 0 0
Lendah Bumirejo 0 0 0 0
Lendah Jatirejo 0 0 0 0
Lendah Sidorejo 0 0 0 0
Lendah Gulurejo 0 0 0 0
Lendah Ngentakrejo 0 0 0 0
Pengasih Karangsari 0 0 0 0
Pengasih Kedungsari 0 0 0 0
Pengasih Margosari 0 0 0 0
Pengasih Sendangsari 0 0 0 0
Pengasih Pengasih 0 0 0 0
Pengasih Sidomulyo 0 0 0 0
Panjatan Cerme 0 0 0 0
Panjatan Gotakan 0 0 0 0
Panjatan Krembangan 0 0 0 0
Total Aerotropolis Zona II 4,84 12,28 16,56 20,83

375
7.5.4 Kehilangan Air

Pemanfaatan idle capacity untuk mengurangi tingkat kehilangan air di PDAM Kabupaten
Kulon Progo tidak dapat dilaksanakan dikarenakan pada tahun 2023 sudah tidak terdapat
idle capacity. Sehingga banyak wilayah pelayanan yang pada akhirnya harus dilayani oleh
SPAMDes. Tingkat kehilangan air di PDAM Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2020
adalah sebesar 30,4% yang terdiri dari 2,92% kehilangan air di unit produksi dan 26,32%
kehilangan air di unit distribusi. Penanggulangan kehilangan air memerlukan identifikasi
sumber-sumber yang menjadi penyebab timbulnya nilai kehilangan air. Kehilangan air
disebabkan oleh kebocoran non fisik dan kebocoran fisik. Dimana penyebab kebocoran
fisik dan non fisik dapat disebabkan oleh komponen lainnya seperti dijabarkan seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 7. 11 Skema Rinci Kehilangan Air

Program-program NRW yang dirancang oleh PDAM Kabupaten Kulon Progo mengikuti
standar prosentase kehilangan air yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. 28 Standar NRW yang Diijinkan


No. Komponen NRW Nilai

1. Kebocoran pada sistem distribusi (sambungan, katup, dsb) 5%

2. Ketelitian pengukuran meter air 3 – 5%

3. Kebocoran pipa konsumen 5%

376
No. Komponen NRW Nilai

4. Pemakaian untuk operasi dan pemeliharaan, sosial, dan hidran


3%
kebakaran

5. Kehilangan air non fisik lain (kesalahan administrasi,


2%
pembacaan meter, sambungan liar, dsb)

Total 18 – 20%

7.5.5 Rekapitulasi Kebutuhan Air

Rekapitulasi penggunakan air per zona yang didapat dari hasil penjumlahan kebutuhan
air domestik, non domestik, air kawasan-kawasan strategis dan kehilangan air di setiap
zona dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. 29 Rekapitulasi Kebutuhan Air


Kebutuhan Air Rata-rata (liter/detik)
Zona Pelayanan
2026 2031 2036 2041
I 415,00 540,84 665,85 791,61
II 414,08 522,00 630,20 741,94
III 91,94 102,35 114,61 127,29
IV 66,25 93,41 119,03 144,44
TOTAL 9876 1259 1530 1805

7.6 Alternatif Rencana Pengembangan


7.6.1 Sumber Air Baku

Sumber air baku yang digunakan SPAM PDAM di Kabupaten Kulon Progo adalah
sumber air permukaan seperti sungai, mata air, dan waduk. Namun begitu, sumber air
SPAMDes yang berasal dari sumber air permukaan maupun air tanah ini harus
disesuaikan dengan ketersediaan sumber air di lokasi PDAM. Sumber air yang akan
digunakan dalam pembangunan baru ditunjukkan pada Tabel 7.30. Adapun untuk
SPAMDes sumber air baku didapatkan dari sumur bor maupun air permukaan lain yang
dibahas pada subab 4.1.

377
Tabel 7. 30 Sumber Air Baku SPAM Baru

IPA Sumber Air Baku


IPA Kamijoro Sungai Progo
IPA Salamrejo 2 Sungai Progo
IPA Sermo 2 Waduk Sermo
IPA Kalibawang 2 Sungai Progo
IPA Bener Sungai Bogowonto
IPA Sindutan Sungai Bogowonto

7.6.2 Rencana Pengembangan Pelayanan Air Minum

Rencana pengembangan dibuat sesuai SPAM dengan empat tahapan yaitu mendesak,
pendek, menengah, dan panjang seperti dijelaskan pada Bab 7.4. Pembangunan
dilaksanakan sesuai dengan tahun tahapan yang telah direncanakan kondisi hidrologi dan
tingkat urgensi.

Infrastruktur yang dibangun diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Unit Air Baku

Unit air baku merupakan infrastruktur pengambilan air baku dari sumber hingga air
baku sampai di unit pengolahan. Unit air baku yang dibangun juga memiliki jenis
desain yang berbeda sesuai dengan lokasi pembangunannya. Secara garis besar,
komponen bangunan unit air baku terdiri dari bangunan pengambil, pompa, jaringan
transmisi, dan bangunan penunjang.
b) Unit Produksi

Unit produksi merupakan infrastruktur pengolahan dari air baku hingga menjadi air
minum. Unit produksi yang direncanakan sesuai dengan lokasi dan kapasitas
produksi yang diperlukan. Komponen unit produksi adalah bangunan IPA paket baja,
pipa transmisi, MEP, landscape, reservoar, dan bangunan penunjang.
c) Unit Distribusi

Unit distribusi merupakan infrastruktur jaringan air dari reservoir produksi menuju
ke pelanggan. Komponen unit produksi adalah pengadaan dan pemasangan jaringan
perpipaan.

378
d) SPAMDes

Pembangunan SPAMDes baru secara umum diprioritaskan pada wilayah yang belum
terdapat akses PDAM maupun wilayah yang segera membutuhkan air untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Perencanaan SPAMDes disesuaikan dengan jenis
mata air, kebutuhan masyarakat, dan cakupan pelayanan.

7.6.2.1 Rencana Pengembangan Perumda PDAM Tirta Binangun

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum mengikuti kriteria topografi


wilayah layanan, sebaran penduduk, peruntukan wilayah dan keberadaan sumber air.
Kriteria yang disebutkan sebelumnya telah digunakan untuk membagi zona pelayanan.
Berdasarkan pembagian zona pelayanan maka rancangan skenario pengembangan
pelayanan SPAM dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

a. Wilayah Bagian Tengah – Selatan:


- Pelayanan PDAM ditingkatkan
- Pelayanan SPAMDes tetap
- Pelanggan Bukan jaringan Pipa (BJP) semakin dikurangi menuju tahun 2030
(ditahun 2031 ditargetkan BJP = 0%) untuk memenuhi target akses air aman.
b. Wilayah Tengah – Utara :
- Pelayanan PDAM tetap
- Pelayanan SPAMDes ditingkatkan
- Pelanggan Bukan jaringan Pipa (BJP) semakin dikurangi menuju tahun 2030
(ditahun 2031 ditargetkan BJP = 0%) untuk memenuhi target akses air aman.

Dua calon sumber air baru yaitu SPAM Regional Kamijoro dan SPAM Regional Bener
akan melayani area pelayanan yang sama yaitu wilayah Tengah-Selatan karena kebutuhan
air di wilayah tersebut didominasi oleh kebutuhan air non domestik yang berasal dari
Bandara YIA, Kantor Air NAV, Pelabuhan Tanjung Adhikarto, Kawasan Industri Sentolo
serta adanya wilayah pusat perkantoran di daerah Wates Baru. Dari kajian analisis supply
and demand didapatkan bahwa air yang berasal dari SPAM Regional Kamijoro tidak akan
bisa melayani sampai dengan tahun 2041, maka dari itu pasokan air dari SPAM Regional

379
Bener juga diperlukan untuk menyediakan sumber air baku bagi wilayah pelayanan yang
sama.

Pengembangan yang dilakukan dalam pelayanan publik terkait dengan air minum di
Kulon Progo mencapai hasil yang signifikan. Disampaikan bahwa suksesnya produksi
serta pemasaran air minum dalam kemasan (AMDK) dengan branding AirKu di wilayah
Kabupaten Kulon Progo mengindikasikan bahwa Perumda Tirta Binangun memiliki
kapasitas pengembangan produk yang memadai. Hal ini menandakan bahwa Perumda Air
Minum Tirta Binangun memiliki kapasitas dalam merealisasikan semnagat Bela Beli
Kulon Progo. Produk AirKu menjadi bukti nyata kekuatas pengembangan produkasi dan
pelayanan publik yang menyentuh kebutuhan dasar bagi masyarakat luas. Air merupakan
kebutuhan vital yang tidak dapat ditiadakan. Kebutuhan dasar yang diperlukan oleh
semua orang. Dengan demikian AirKu merupakan produk yang strategis dan penting
untuk dikembangkan. Manajemen usaha dalam pengembangan Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) AirKU tersebut pada awalnya dirintis oleh Perusahaan Daerah Aair
Mimum (PDAM) Tirta Binangun yang selanjutnya diubah menjadi Permuka Air Minum
Tira Binangun. Dalam pengembangan usaha tersebut dilakukan melalui sebuah
bekerjasama dengan Perumda Aneka Usaha. Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk
mendukung pemasaran produk. Beberapa target yang diwujudkan pada awalnya adalah
(1) Para pegawai Pemda Kulon Progo; (2) Masyarakat Kulon Progo; dan (3) Menjalin
kerjasama dalam jaringan pemasaran (FGD, 7 Okt 2021).

7.6.2.2 Rencana Pengembangan SPAMDes

Data di dalam Tabel 7.31 menunjukkan tentang program yang dikembangkan guna
menunjang pelayanan kebutuhan air minum dan air bersih oleh SPAMDes. Data
dilengkapi dengan target kinerja pelayanan yang dicanangkan. Secara umum semua
program menghendaki pencapaian target 100%.

380
Tabel 7. 31 Program Layanan Air Minum Pedesaan
KELUARAN

NAMA NAMA TOLOK PAGU RENCANA RENCANA


NO TARGET KETERANGAN LOKASI OPD
PROGRAM KEGIATAN UKUR ANGGARAN DUSUN SUMBER
KINERJA SUMBER
KINERJA SASRAN AIR

1 2 3 4 5 7 8 9
1 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 560,000,000 80 SR Plampang dan Sumur Bor DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan Sangon
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Desa Bersih
Kalirejo, Kokap
2 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 620,000,000 90 SR Tangkisan 1 Sumur Bor DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan dan Tangkisan
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air 2
masyarakat Desa Bersih
Hargomulyo,
Kokap
3 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 450,000,000 65 SR Tirto dan Mata Air Crangah DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan Crangah, (Brouncap)
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Desa Bersih
Hargotirto, Kokap
4 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 560,000,000 80 SR Jumblangan Mata Air Jumblangan, DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan dan (Brouncap) Klendrekan
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air Klendrekan
masyarakat Bersih
Banjarsari,
Samigaluh

381
KELUARAN

NAMA NAMA TOLOK PAGU RENCANA RENCANA


NO TARGET KETERANGAN LOKASI OPD
PROGRAM KEGIATAN UKUR ANGGARAN DUSUN SUMBER
KINERJA SUMBER
KINERJA SASRAN AIR

5 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 450,000,000 65 SR Trayu, Pucung Mata Air Trayu. DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan (Brouncap) Pucung ada
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air sumur Bor
masyarakat Desa Bersih Exiting
Ngargosari, tidak ada
Samigaluh jaringan
6 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 450,000,000 65 SR Gedong, Pateh Mata air Gedong, DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan ombo (Brouncap) Patih Ombo
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Bersih
Purwosari,
Girimulyo
7 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 380,000,000 55 SR Kalingiwo, Mata Air Kalingiwo DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan Banaran (Brouncap)
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Desa Bersih
Pendoworejo,
Girimulyo
8 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 450,000,000 65 SR Pring Apus Sumur Bor DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Desa Bersih
Giripurwo,
Girimulyo

382
KELUARAN

NAMA NAMA TOLOK PAGU RENCANA RENCANA


NO TARGET KETERANGAN LOKASI OPD
PROGRAM KEGIATAN UKUR ANGGARAN DUSUN SUMBER
KINERJA SUMBER
KINERJA SASRAN AIR

9 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 480,000,000 70 SR Kalisoka, Mata Air Sendang DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan Sendang (Brouncap) lanang
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air Lanang
masyarakat Desa Bersih
Banjarasri,
Kalibawang
10 Layanan Air Peningkatan dan Meningkatkan 100% Rp 560,000,000 80 SR Brajan Mata Air Brajan DPUPKP
Bersih pengembangan Cakupan (Brouncap)
Pedesaan layanan air bersih Layanan Air
masyarakat Desa Bersih
Banjararum,
Kalibawang

383
7.7 Penurunan Tingkat Kebocoran

Hal yang seringkali di luar kontrol adalah terjadinya kebocoran, sehingga menimbulkan
dampak kerugian yang tidak terprediksi. Dari sisi penanganan kebocoran ini
membutuhkan upaya yang bersifat dua arah, yakni top down dan bottom up. Secara top
down diperlukan penguatan manajemen dan sistem pengawasan. Sedangkan secara
bottom up diperlukan kesadaran pelanggan dan partisipasi masyarakat untuk
pengendalian kebocoran.

Secara teknis kebocoroan dapat disebabkan oleh instalasi jaringan yang sudah keropos,
sehingga tidak mampu mewadahi aliran air secara normal. Hal ini menyebabkan air akan
keluar dari perpipaan. Namun kebocorna kedua disebabkan oleh perilaku masyarakat
yang kurang berpartisipasi dalam memelihara dan menjaga serta disiplin dalam
pemanfaatan air. Di samping itu perbuatan curang, sehingga menimbulkan
ketidaksesuaian antara air yang dikonsumsi dengan retribusi yang haris dibayarkan.
Seolah–oleh mayarakat hanya menggunakan sedikit air, namun sesungguhnya yang
kurang termonitor tersebut lebih banyak.

Kebocoran yang bersifat teknis antara lain terjadi ketika ada masalah fisik yang menimpa
jaringan perpipaan. Data ini diambil dai website PDAM Kulon Progo http://pdam-
kulonprogo.id/v1/kategori/detail/perbaikan?i=1

Pada laporan PDAM kehilangan air fisik dan non fisik tidak dibedakan namun hanya satu
kesatuan nilai kehilangan air di produksi dan distribusi seperti terlihat pada tabel dibawah
ini.

Tabel 7. 32 Kehilangan Air Produksi dan Distribusi di Wilayah SPAM PDAM


Total
NRW Produksi NRW Distribusi
No. Unit Pengolahan Jenis Sumber NRW
% % %
1 Clereng / Sendangsari Mata Air 0.21 13.84 14
2 Lendah Sungai Progo 4.10 23.18 27
3 Sermo Waduk Sermo 11.40 41.29 53
4 Sentolo Sungai Progo 2.14
22.95 27
5 Salamrejo Sungai Progo 1.72
6 Klangon (Kalibawang) Sungai Progo 0.87 30.36 31

384
Total
NRW Produksi NRW Distribusi
No. Unit Pengolahan Jenis Sumber NRW
% % %
7 Tonogoro (kalibawang) Mata Air 0
Jumlah 30,4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa wilayah SPAM Sermo memerlukan penanganan
yang mendesak untuk menurunkan tingkat kehilangan airnya. Sistem SPAM Kalibawang
dan Sentolo/Salamrejo juga memiliki tingkat kehilangan air yang cukup tinggi lebih dari
20%. Adapun program penanganan yang dibutuhkan untuk setiap wilayah PDAM adalah
sebagai berikut :

a. Program Jangka Mendesak (Sampai 2023)


Dalam program jangka mendesak, perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :
- Pembentukan tim penanggulangan kehilangan air dengan komposisi tim adalah
personil yang memiliki kualifikasi dan kompetensi serta pengalaman yang cukup
dalam bidang penanggulangan kehilangan air di unit produksi dan unit
distribusi.
- Pelatihan personil yang terlibat
- Menentukan jadwal dan kegiatan, serta target hasil kegiatan.
- Pengumpulan data jaringan dan wilayah pelayanan.
- Investigasi data kehilangan air total dan nilai dari setiap komponen kehilangan
air.
- Melakukan step test
- Pemeriksaan akurasi meter
- Investigasi kesalahan pembacaan dan kesalahan admin
- Deteksi sambungan illegal
- Buat neraca air.
- Buat prioritas penanganan dengan melihat hasil neraca air, komponen
kehilangan air terbesar seharusnya mendapatkan prioritas penanganan. Wilayah
yang memiliki komponen kehilangan air terbesar dipilih menjadi wilayah
prioritas.
- Analisis kelayakan program penurunkan kehilangan air

385
b. Program Jangka Pendek (2023-2026)
Dalam jangka pendek, program penurunan kehilangan air melakukan kegiatan
berikut.
- Pelatihan personil yang terlibat
- Pendampingan teknis untuk merencanakan pembentukan district meter area dan
pelaksanaannya di lapangan.
- Merencanakan District meter area (DMA)
- Pemasangan district meter air
- Pemasangan katup-katup isolasi
- Pemeriksaan akurasi meter air induk dan pelanggan
- Penggantian dan perbaikan meter air induk dan pelanggan
- Penilaian kinerja Instalasi Pengolahan Air untuk mengurangi kehilangan air
- Merencanakan pressure management
- Pemasangan katup-katup pengatur tekanan yang dibutuhkan
c. Program Jangka Menengah (2026-2031)
- Investigasi tingkat kehilangan air. Investigasi pada tahap ini dilakukan untuk
melihat hasil kegiatan yang telah dilakukan. Pada jangka pendek.
- Melakukan update neraca air.
- Melakukan update analisis ekonomi
- Evaluasi hasil kegiatan penurunan kehilangan air
- Melakukan pemeliharaan infrastruktur unit produksi dan unit distribusi
- Melakukan pressure management
d. Program Jangka Panjang (2031-2041)
- Investigasi tingkat kehilangan air. Investigasi pada tahap ini dilakukan untuk
melihat hasil kegiatan yang telah dilakukan. Pada jangka pendek.
- Melakukan update neraca air.
- Melakukan update analisis ekonomi
- Evaluasi hasil kegiatan penurunan kehilangan air
- Melakukan pemeliharaan infrastruktur unit produksi dan unit distribusi
- Melakukan pressure management

Rekomendasi kegiatan fisik untuk setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

386
Tabel 7. 33 Rekomendasi Kegiatan
Kapanewo Program
n/
Kecamatan Mendesak (2024) Pendek (2026) Menengah (2031) Panjang (2041)
• Melakuk • Melakuk
an update neraca an update neraca
air. air.
• Melakuk • Melakuk
an update an update
• Merencanak analisis ekonomi analisis ekonomi
an pressure • Evaluasi • Evaluasi
management hasil kegiatan hasil kegiatan
• Merencanak penurunan penurunan
an District meter kehilangan air kehilangan air
Clereng /
Sendangsari area (DMA) • Melakuk • Melakuk
• Pemasangan an pemeliharaan an pemeliharaan
district meter air infrastruktur infrastruktur
• Pemasangan unit produksi unit produksi
katup-katup isolasi dan unit dan unit
distribusi distribusi
• Melakuk • Melakuk
an pressure an pressure
management management

• Merencanak
an District meter • Melakuk • Melakuk
area (DMA) an update neraca an update neraca
• Pemasangan air. air.
district meter air • Melakuk • Melakuk
• Melakuka • Pemasangan an update an update
n step test katup-katup isolasi analisis ekonomi analisis ekonomi
• Pemeriksa • Pemeriksaan • Evaluasi • Evaluasi
an akurasi meter akurasi meter air hasil kegiatan hasil kegiatan
• Investigasi induk dan penurunan penurunan
kesalahan pelanggan kehilangan air kehilangan air
Lendah pembacaan dan • Penggantian • Melakuk • Melakuk
kesalahan admin dan perbaikan an pemeliharaan an pemeliharaan
• Deteksi meter air induk dan infrastruktur infrastruktur
sambungan illegal pelanggan unit produksi unit produksi
• Buat • Merencanak dan unit dan unit
neraca air. an pressure distribusi distribusi
management • Melakuk • Melakuk
• Pemasangan an pressure an pressure
katup-katup management management
pengatur tekanan
yang dibutuhkan

387
Kapanewo Program
n/
Kecamatan Mendesak (2024) Pendek (2026) Menengah (2031) Panjang (2041)
• Merencanak
an District meter
area (DMA)
• Pemasangan • Melakuk • Melakuk
district meter air an update neraca an update neraca
• Pemasangan air. air.
katup-katup isolasi • Melakuk • Melakuk
• Melakuka • Pemeriksaan an update an update
n step test akurasi meter air analisis ekonomi analisis ekonomi
• Pemeriksa induk dan pelanggan • Evaluasi • Evaluasi
an akurasi meter • Penggantian hasil kegiatan hasil kegiatan
• Investigasi dan perbaikan meter penurunan penurunan
kesalahan air induk dan kehilangan air kehilangan air
Sermo pembacaan dan pelanggan • Melakuk • Melakuk
kesalahan admin • Penilaian an pemeliharaan an pemeliharaan
• Deteksi kinerja Instalasi infrastruktur infrastruktur
sambungan illegal Pengolahan Air unit produksi unit produksi
• Buat untuk mengurangi dan unit dan unit
neraca air. kehilangan air distribusi distribusi
• Merencanak • Melakuk • Melakuk
an pressure an pressure an pressure
management management management
• Pemasangan
katup-katup
pengatur tekanan
yang dibutuhkan
• Merencanak
an District meter • Melakuk • Melakuk
area (DMA) an update neraca an update neraca
• Pemasangan air. air.
district meter air • Melakuk • Melakuk
• Melakuka • Pemasangan an update an update
n step test katup-katup isolasi analisis ekonomi analisis ekonomi
• Pemeriksa • Pemeriksaan • Evaluasi • Evaluasi
an akurasi meter akurasi meter air hasil kegiatan hasil kegiatan
• Investigasi induk dan penurunan penurunan
kesalahan pelanggan kehilangan air kehilangan air
Sentolo pembacaan dan • Penggantian • Melakuk • Melakuk
kesalahan admin dan perbaikan an pemeliharaan an pemeliharaan
• Deteksi meter air induk dan infrastruktur infrastruktur
sambungan illegal pelanggan unit produksi unit produksi
• Buat • Merencanak dan unit dan unit
neraca air. an pressure distribusi distribusi
management • Melakuk • Melakuk
• Pemasangan an pressure an pressure
katup-katup management management
pengatur tekanan
yang dibutuhkan

388
Kapanewo Program
n/
Kecamatan Mendesak (2024) Pendek (2026) Menengah (2031) Panjang (2041)
• Merencanak
Salamrejo
an District meter • Melakuk
Klangon • Melakuk an update neraca
area (DMA)
(Kalibawan an update neraca air.
• Pemasangan
g) air. • Melakuk
district meter air
• Melakuk an update
• Melakuka • Pemasangan
an update analisis ekonomi
n step test katup-katup isolasi
analisis ekonomi •
• Pemeriksa • Pemeriksaan Evaluasi
an akurasi meter • Evaluasi hasil kegiatan
akurasi meter air
hasil kegiatan
• Investigasi induk dan penurunan
penurunan kehilangan air
kesalahan pelanggan
kehilangan air • Melakuk
pembacaan dan • Penggantian
kesalahan admin • Melakuk an pemeliharaan
Tonogoro dan perbaikan
an pemeliharaan
(Kalibawan • Deteksi meter air induk dan infrastruktur
infrastruktur unit produksi
g) sambungan illegal pelanggan
unit produksi dan unit
• Buat • Merencanak
dan unit distribusi
neraca air. an pressure
distribusi • Melakuk
management
• Melakuk an pressure
• Pemasangan
an pressure management
katup-katup
management
pengatur tekanan
yang dibutuhkan
• Melakuk
• Melakuk an update neraca
an update neraca air.
air. • Melakuk
• Melakuk an update
an update analisis ekonomi
analisis ekonomi • Evaluasi
• Merencanak • Evaluasi hasil kegiatan
an District meter hasil kegiatan penurunan
area (DMA) penurunan kehilangan air
Samigaluh • Pemasangan kehilangan air • Melakuk
district meter air • Melakuk an pemeliharaan
• Pemasangan an pemeliharaan infrastruktur
katup-katup isolasi infrastruktur unit produksi
unit produksi dan unit
dan unit distribusi
distribusi • Melakuk
• Melakuk an pressure
an pressure management
management

389
7.8 Potensi Air Baku

Sumber air baku di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari air permukaan, air tanah, dan
sumber alternatif lainnya. Analisis untuk mener air baku di Kabupaten Kulon Progo
diperlukan untuk mengetahui keandalan sumber air baku yang akan digunakan dalam
pemenuhan kebutuhan air. Potensi air baku dianalisis berdasarkan prinsip neraca air atau
water balance.

7.8.1 Perhitungan Water Balance

Perhitungan water balance (neraca air) dilakukan untuk menentukan potensi air yang
masih dapat dimanfaatkan. Perhitungan neraca air meliputi analisis kondisi neraca air
tanah dan neraca air permukaan yang dijelaskan sebagai berikut ini.

1. Analisis Kondisi Neraca Air Tanah

Kabupaten Kulon Progo memiliki dua cekungan air tanah (CAT), yaitu CAT Wates
yang telah ditetapkan secara formal dan CAT Menoreh yang sudah dikaji oleh
Fakultas Teknik UGM dan DPUP-ESDM Provinsi DIY pada tahun 2016, tetapi
belum ditetapkan secara formal. Gambar 7. 12 5 menyajikan batas-batas CAT Wates
dan Menoreh. CAT Wates memiliki cadangan air tanah sekitar 38 juta m 3/tahun.
CAT Wates meliputi kepanewon Wates, Temon, Lendah, Panjatan dan sebagian
kecil Pengasih dan Sentolo. Di sisi lain, CAT Menoreh memiliki cadangan air tanah
sekitar 57 juta m3/tahun. CAT Menoreh meliputi hampir seluruh Kabupaten Kulon
Progo, kecuali Kepanewon Galur. Meskipun memiliki cadangan air yang lebih besar
daripada CAT Wates, CAT Menoreh relatif lebih sulit diakses karena faktor formasi
lapisan batuan di atasnya.

Total cadangan atau ketersediaan air tanah dinamis di Kabupaten Kulon Progo dari
CAT Wates dan Menoreh adalah sekitar 87 juta m3/tahun. Air tanah dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, yaitu untuk kegiatan domestik perorangan (58%), PDAM
(4%), pertanian (12%), industri dan komersial (1%), non domestik (2%), serta masih
ada 23% pemanfaatan air tanah yang tidak terdaftar. Meskipun masih jauh lebih kecil
daripada cadangan air tanah dinamis, total pemanfaatan air tanah di Kabupaten Kulon
Progo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Gambar 7.16. Total pemanfaatan
air tanah pada tahun 2016 adalah 15.596.502 m3/tahun (18%), pada tahun 2021

390
airtanah juga terjadi di Kabupaten Kulon Progo
kualitasnya lebih bagus dibandingkan air yaitu tepatnya di CAT Wates dan Menoreh
permukaan (Purnama, 2010). Saat ini pemanfaatan (Gambar 1). Namun penelitian terkait
airtanah di dunia terus mengalami peningkatan pemanfaatan airtanah cukup minim dilokasi
(Wada et al. 2010). Peningkatan tersebut kajian. Penelitian yang ada berfokus pada potensi
diakibatkan oleh meningkatnya pemanfaatan airtanah dan kualitas airtanah baik di CAT
airtanah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menoreh dan CAT Wates (Santosa, 2010; Adji and
adalahairtanah
Pemanfaatan sebesaruntuk
16.793.419 m3/tahun
kebutuhan (19%)Sejati,
manusia dan proyeksi tahun 2026
2014; Hendrayana danadalah sebesar2016;
Ramadhika,
dapat berupa domestik,
18.728.544 industri,
m3/tahun (21%).danSecara
pertanian Ramadhika
keseluruhan, dan Hendrayana,
Kabupaten 2016; Thin
Kulon Progo et al 2017;
tergolong
(Gracia-de-Rentería et al. 2020; Dalin et al. 2019). Kurniawan et al. 2019; Poetra et al. 2020). Oleh
memiliki cadangan air tanah yang cukup aman untuk dimanfaatkan (sisa cadangan
Selain itu potensi airtanah mengalami penurunan karena itu diperlukan penelitian terkait
sekitar 80%).
akibat perubahan Akan tetapi,
penggunaan lahanapabila meninjau
(Lamichhane lebih jauh ke
pemanfaatan setiapsehingga
airtanah kepanewon,
dapatterdapat
melengkapi
and Shakya, 2019),kepanewon
beberapa perubahan iklim
yang (Kløve
perlu etpembatasan
al. penelitian sebelumnya baik
dan pengendalian terkait potensi
pemanfaatan air
2013), dan penggunaan airtanah yang berlebihan airtanah dan kualitas airtanah.
tanah yang lebih ketat karena persentase pemanfaatannya sudah cukup besar.
(Dillon et al. 2018). Hal tersebut jika dibiarkan

Gambar 1. Peta CAT Wates dan Menoreh (Hendrayana dan Ramadhika, 2016a)
Gambar 7. 12 Peta CAT Wates dan Menoreh (Hendrayana dan Ramadhika, 2016)
78| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian

391
Cadangan Dinamis Total Pemanfaatan
100
87,24 87,24 87,24

80
Debit (juta m3/tahun)

60

40

15,60 16,79 18,73


20

0
2016 2021 2026
Tahun

Gambar 7.13 Neraca Air Tanah Kabupaten Kulon Progo

Tabel 7.34, Tabel 7.35 dan Tabel 7.36 menunjukkan analisis kondisi air tanah per
kepanewon di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2016, 2021, dan 2026.
Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat tiga kepanewon yang memanfaatkan
cadangan air tanah lebih dari 40%, yaitu Kokap, Samigaluh, dan Kalibawang. Sisa
cadangan yang kurang dari 60% dapat diartikan bahwa sisa cadangan air tanah sudah
tergolong rawan dimanfaatkan.

Tabel 7. 34 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Cadangan Total
Saldo
Kepanewon Dinamis Pemanfaatan % Saldo
(m3/tahun)
3 3
(m /tahun) (m /tahun)

Kokap 2.799.457 1.177.977 1.621.480 57,92

Lendah 12.112.430 1.554.304 10.558.126 87,16

Nanggulan 9.788.323 1.056.571 8.731.752 89,20

Samigaluh 1.560.948 881.267 679.681 43,54

Pengasih 17.126.825 1.789.105 15.337.720 89,55

392
Cadangan Total
Saldo
Kepanewon Dinamis Pemanfaatan % Saldo
(m3/tahun)
3 3
(m /tahun) (m /tahun)

Wates 8.560.466 2.798.045 5.762.421 67,31

Temon 5.608.537 165.745 5.442.792 97,04

Panjatan 12.417.878 1.508.372 10.909.506 87,85

Sentolo 8.450.807 1.848.968 6.601.839 78,12

Galur 3.622.107 1.009.942 2.612.165 72,12

Kalibawang 1.519.313 983.176 536.137 35,29

Girimulyo 3.667.958 823.030 2.844.928 77,56

Total 87.235.049 15.596.502 71.638.547 82,12

Tabel 7. 35 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Cadangan
Total Pemanfaatan Saldo
Kepanewon Dinamis % Saldo
3
(m /tahun) (m3/tahun)
3
(m /tahun)

Kokap 2.799.457 1.283.888 1.515.569 54,13

Lendah 12.112.430 1.745.947 10.366.483 85,58

Nanggulan 9.788.323 1.115.988 8.672.335 88,60

Samigaluh 1.560.948 913.838 647.110 41,45

Pengasih 17.126.825 1.934.499 15.192.326 88,70

Wates 8.560.466 2.946.259 5.614.207 65,58

Temon 5.608.537 173.782 5.434.755 96,90

Panjatan 12.417.878 1.770.850 10.647.028 85,74

393
Cadangan
Total Pemanfaatan Saldo
Kepanewon Dinamis % Saldo
3
(m /tahun) (m3/tahun)
3
(m /tahun)

Sentolo 8.450.807 2.020.005 6.430.802 76,09

Galur 3.622.107 1.034.324 2.587.783 71,42

Kalibawang 1.519.313 1.011.222 508.091 33,50

Girimulyo 3.667.958 842.818 2.825.140 77,02

Total 87.235.049 16.793.419 70.441.630 80,75

Tabel 7.36 Analisis Debit Air Tanah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2026

Cadangan Dinamis Total Pemanfaatan Saldo


Kepanewon % Saldo
3 3
(m /tahun) (m /tahun) (m3/tahun)

Kokap 2.799.457 1.428.132 1.371.325 48,98

Lendah 12.112.430 2.052.339 10.060.091 83,06

Nanggulan 9.788.323 1.215.762 8.572.561 87,58

Samigaluh 1.560.948 961.863 599.085 38,38

Pengasih 17.126.825 2.135.718 14.991.107 87,52

Wates 8.560.466 3.186.563 5.373.903 62,77

Temon 5.608.537 182.433 5.426.104 96,75

Panjatan 12.417.878 2.244.473 10.173.405 81,92

Sentolo 8.450.807 2.286.205 6.164.602 72,95

Galur 3.622.107 1.073.106 2.549.001 70,37

Kalibawang 1.519.313 1.071.737 447.576 29,46

394
Cadangan Dinamis Total Pemanfaatan Saldo
Kepanewon % Saldo
3 3
(m /tahun) (m /tahun) (m3/tahun)

Girimulyo 3.667.958 890.213 2.777.745 75,73

Total 87.235.049 18.728.544 68.506.505 78,53

2. Analisis Kondisi Neraca Air Permukaan

Analisis neraca air permukaan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan air


tengah bulanan pada kondisi tahun kering dan kebutuhan air di beberapa stasiun
pemantauan debit berdasarkan data Rencana Alokasi Air Tahunan Wilayah Sungai
Progo-Opak Serang tahun 2021/2022. Ketersediaan debit tahun kering dapat
diartikan sebagai risiko kegagalan adalah 35%, atau kemungkinan debit ketersediaan
air sungai akan disamai atau dilampaui adalah sebesar 65%. Kondisi tahun kering
dipilih karena merupakan kondisi yang paling kritis dan memiliki risiko kegagalan
yang lebih kecil daripada tahun basah dan tahun normal. Kebutuhan air yang
diperhitungkan termasuk kebutuhan air baku PDAM di Kabupaten Kulon Progo,
kebutuhan air baku di wilayah lain (Sleman dan Bantul), kebutuhan irigasi di
Kabupaten Kulon Progo dan wilayah lain, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai,
serta kebutuhan lainnya apabila ada.

Kabupaten Kulon Progo terdiri atas tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS
Progo, DAS Serang, dan sebagian kecil DAS Bogowonto. DAS Progo yang berada
di Kabupaten Kulon Progo memiliki luas 280,95 km2 atau sekitar 48% total wilayah
kabupaten. DAS Serang memiliki luas total 279,69 km2 yang seluruhnya berada di
wilayah administratif Kabupaten Kulon Progo. Sebesar 47% Kabupaten Kulon Progo
berada di DAS Serang. Sementara itu, sekitar 29,48 km2 atau 5% wilayah Kabupaten
Kulon Progo merupakan bagian dari DAS Bogowonto. Gambar 7.14 menunjukkan
pembagian wilayah DAS di Kabupaten Kulon Progo dan beberapa stasiun
pemantauan debit yang penting, atau yang dekat dengan lokasi pengambilan air baku
Kabupaten Kulon Progo.

395
Gambar 7.14 Peta Daerah Sungai di Kabupaten Kulon Progo dan Titik Pemantauan Debit

Sungai Progo merupakan sungai utama di DAS Progo dan menjadi batas sebelah
timur Kabupaten Kulon Progo. Pada saat ini, Sungai Progo merupakan sumber air
permukaan yang paling banyak dimanfaatkan oleh PDAM Kulon Progo, yaitu untuk
SPAM Kalibawang, SPAM Sentolo (Banguncipto), SPAM Salamrejo, SPAM
Kamijoro, dan SPAM Lendah. Terdapat beberapa stasiun pemantauan debit di
Sungai Progo yang digunakan sebagai acuan perhitungan neraca air. Stasiun
pemantauan debit yang terdekat dengan SPAM Kalibawang adalah Bendung
Karangtalun. SPAM Salamrejo dan Sentolo diperhitungkan di stasiun pemantauan
Bantar, sedangkan stasiun pemantauan debit di Bendung Kamijoro digunakan untuk
pengembangan SPAM Kamijoro. Stasiun pemantauan debit yang paling hilir yaitu
Bendung Sapon digunakan untuk memperhitungkan pengambilan air SPAM Lendah.
Hasil analisis neraca air pada stasiun-stasiun pemantauan debit Sungai Progo dapat
dilihat pada Gambar 7.15 hingga Gambar 7.18. Berdasarkan hasil perhitungan,
neraca air di stasiun-stasiun pemantauan debit yang ditinjau menunjukkan nilai
positif atau ketersediaan air lebih besar daripada total kebutuhan air. Hal ini dapat
diartikan bahwa masih ada potensi Sungai Progo yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan air baku.

396
Total Kebutuhan Air Ketersediaan Air
200 200
Ketersediaan Ai r (m3/detik)

Total Kebutuhan (m3/detik)


150 150

104
98 96
100 86 82 88 90 100
75
70 70
56 61
46
50 34 50
20 20 23 24 21 20
18 16 15 17
8,9 7,3 5,8 7,3 8,2 6,6 7,9 8,5 8,9 9,7 9,8 5,9 6,3 6,1 5,4 5,1 3,4 2,5
3,3 4,5 3,5 3,4 3,4 3,5
0 0

Periode Tengah Bulan

Gambar 7.15 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Karangtalun (dekat intake Kalibawang)

Total Kebutuhan Air Ketersediaan Air


200 200
Ketersediaan Air (m3/detik)

150 150 Total Kebutuhan (m3/detik)

93 97
100 100
70 70 71 69
62
48 47
50 40 38 43 50
29
21 21 23 20
14 14 10 9 9 9 10
1,5 1,5 1,8 2,2 3,1 2,8 3,1 3,9 4,2 5,4 5,6 4,3 4,3 4,2 2,7 2,9 1,8 1,9 1,7 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
0 0

Periode Tengah Bulan


Gambar 7.16 Neraca Air Sungai Progo di Stasiun Bantar (dekat intake Sentolo dan Salamrejo)

397
Total Kebutuhan Air Ketersediaan Air
200 200

Total Kebutuhan (m3/detik)


Ketersediaan Air (m3/detik)

146
150 132
150
119
104 101 104
95 95 96
100 100
73 75

46
50 38 50
20
14 14 10
8 5 5
5 4
1,6 3,2 6,1 5,9 5,6 5,6 6,8 7,5 8,2 6,1 5,7 4,5 4,6 2,8 1,8 1,6 4 4
3,8 1,3 1,4 1,3 1,1 1,1 1,0 1,1
0 0

Periode Tengah Bulan

Gambar 7.17 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Kamijoro (intake SPAM Kamijoro)

Total Kebutuhan Air Ketersediaan Air


200 200
166
156

Total Kebutuhan (m3/detik)


Ketersediaan Air (m3/detik)

138 142
150 150
118 123
104108 105
100 91 87 100

46
50 40 50
21 20
12
5 5 2 4 2,9 4,2 7,1 5,5 9,1 7,2 8,8 9,710,28,0 9,0 4,6 5,2 2,8
5 3,5
4 3,4
3,4
6 6
2,1 2,2 2,1 1,8 1,4 1,2 1,1
0 0

Periode Tengah Bulan

Gambar 7.18 Neraca Air Sungai Progo di Bendung Sapon (dekat intake Lendah)

Sumber air baku lain yang dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo adalah Waduk
Sermo yang berada di wilayah DAS Serang, tepatnya di wilayah Kalurahan
Hargowilis Kepanewon Kokap. Waduk Sermo memiliki volume tampungan total

398
sebesar 25 juta m3 dan volume tampungan efektif 21,9 m3. Ketersediaan air yang ada
di Waduk Sermo tidak hanya dipengaruhi oleh debit aliran yang masuk ke waduk,
melainkan juga oleh volume tampungan atau tinggi muka air waduk pada periode
tertentu. Selain sebagai sumber air baku PDAM, Waduk Sermo juga dimanfaatkan
untuk suplesi daerah irigasi Clereng, Pengasih, dan Pekik Jamal, terutama pada
musim kemarau. Gambar 7.19 menunjukkan neraca air di Waduk Sermo periode
tengah bulanan.

Kebutuhan Air Ketersediaan Air


20 20

15 15
Ketersediaan Air (m3/detik)

Total Kebutuhan (m3/detik)


15 14
15 14 14 15
13 13 12 13
12
12

10 9 10
8
7
5
4 4
5 4 3 4 5
3 3 3
2,4
1,7
0,7 0,7 0,9 0,9 0,7 0,7 0,7 0,8 0,7 0,9 0,9 0,9
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,4 0,2 0,1
0 0

Periode Tengah Bulan

Gambar 7.19 Neraca Air Waduk Sermo

Sungai Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil Kabupaten Kulon Progo, yaitu
hanya sekitar 5% keseluruhan wilayah. Pada saat ini, belum ada pemanfaatan Sungai
Bogowonto sebagai sumber air baku Kabupaten Kulon Progo. Namun demikian,
pada masa yang akan datang, Sungai Bogowonto memiliki peran yang penting
sebagai sumber air baku Kabupaten Kulon Progo dengan adanya proyek
pembangunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo. Air dari Waduk Bener
akan dialokasikan sebagai sumber air baku Kabupaten Kulon Progo sebanyak 700
liter/detik. Selain itu, Waduk Bener juga dimanfaatkan sebagai sumber air baku
wilayah lain sebesar 800 liter/detik, suplesi irigasi, dan pemeliharaan sungai.

399
Gambar 7.20 menunjukkan proyeksi neraca air tengah bulanan di Waduk Bener
dengan asumsi kondisi tahun kering. Selain Waduk Bener, lokasi lain di Sungai
Bogowonto yang akan dikembangkan untuk sumber air baku adalah di Kalurahan
Sindutan. Di lokasi tersebut, belum ada pemanfaatan lain dan belum ada stasiun
pemantauan debit. Oleh karena itu, potensi air baku akan dihitung berdasarkan debit
minimum Sungai Bogowonto.

Kebutuhan Air Ketersediaan Air


100 100

77 77

Total Kebutuhan (m3/detik)


73 75 75
Ketersediaan Air (m3/detik)

80 80
65 64
60
60 51 60
50
41 40 38
38
40 34 40
30 28
19 21
16 19,6
16 16,8 15
20 12 14 13,0 20
9,8 9,1 9,7 8,510,49,5 7,9 9,4
5,6 5,9 7,0 5,2
2,9 2,9 3,0 2,9 2,5 2,2 2,6 3,4 5,4
0 0

Periode Tengah Bulan

Gambar 7.20 Proyeksi Neraca Air Waduk Bener

7.8.2 Rekomendasi Sumber Air yang Digunakan

Pembahasan mengenai rekomendasi air baku yang digunakan dibagi menjadi sumber air
baku PDAM dan sumber air baku non-PDAM (SPAMDes). Gambar 7.21 menyajikan
proyeksi jumlah kebutuhan air baku lima tahunan sampai dengan tahun 2041 dan rencana
penyediaan airnya. Pada saat ini, proporsi penduduk yang menggunakan sumber air baku
pribadi (bukan jaringan perpipaan, BJP) masih cukup besar. Sumber air baku pribadi
antara lain adalah sumur gali, selang-selang, dan sumber lainnya. Proporsi BJP akan
dikurangi secara bertahap hingga pada tahun 2031 diharapkan seluruh penduduk akan
terlayani dari jaringan perpipaan baik yang dikelola PDAM atau non-PDAM.

400
Pengurangan proporsi BJP selaras dengan Sustainable Development Goals 2030.
dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa air yang diterima penduduk
merupakan air minum aman.

Gambar 7. 21 Neraca air kebutuhan dan penyediaan air baku Kabupaten Kulon Progo

1. Sumber air baku PDAM


Rekomendasi sumber air baku yang digunakan PDAM disusun berdasarkan potensi
air sungai yang akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Perhitungan dilakukan
berdasarkan ketersediaan air pada kondisi yang kritis, yaitu pada bulan terkering
dengan asumsi kondisi tahun kering. Gambar 7.22 menunjukkan titik-titik lokasi
sumber air baku PDAM, sedangkan Tabel 7.37 menyajikan perhitungan potensi air
di sumber-sumber yang masih dapat dimanfaatkan.

401
Gambar 7.22 Lokasi sumber air baku PDAM

Tabel 7. 37 Perhitungan potensi air sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air
Lokasi yang ditinjau
Debit
Sungai Progo Waduk S. Bogowonto
(m3/detik)
Karangtalun Bantar Kamijoro Sapon Sermo Bener Sindutan

PDAM
0,08 0,06 0,29 0,08 0,055 0,70 –
Kulon Progo

PDAM
– 0,70 0,29 – – 0,80 –
wilayah lain

Irigasi 2,53 – 0,30 3,14 2,37 6,51 –

Pemeliharaa
0,75 0,44 0,18 0,22 0,15 0,10 0,03
n sungai

Total
3,36 1,20 1,05 3,44 2,57 8,11 0,03
kebutuhan

Debit
15,02 8,69 3,54 4,44 3,89 8,31 0,60
tersedia min.

Sisa potensi 11,66 7,49 2,49 1,00 1,31 0,20 0,57

402
Pada saat ini, PDAM Kabupaten Kulon Progo memiliki unit-unit SPAM, yaitu unit
Lendah dengan kapasitas 80 liter/detik, Unit Salamrejo dengan kapasitas 20
liter/detik, unit Sentolo dengan kapasitas 40 liter/detik, unit Kalibawang dengan
kapasitas 60 liter/detik, unit Sermo dengan kapasitas 50 liter/detik, dan unit Clereng
dengan kapasitas 125 liter/detik.
Rencana pengembangan air baku PDAM pada masa yang akan datang diilustrasikan
pada Gambar 7.23. PDAM telah membuat beberapa rencana pengembangan air
baku yang tercantum dalam rencana bisnisnya. Beberapa lokasi yang akan
ditingkatkan kapasitas produksinya adalah unit Sermo sebesar 50 liter/detik, unit
Samigaluh sebesar 20 liter/detik, unit Salamrejo sebesar 50 liter/detik, serta unit
Kamijoro sebesar 285 liter/detik. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air,
pengembangan unit Salamrejo dan Sermo direncanakan beroperasi mulai tahun
2024. Pengembangan unit Sermo mulai beroperasi tahun 2025, sedangkan unit
Samigaluh mulai beroperasi pada tahun 2026. Pengembangan unit air baku dari
Waduk Bener memiliki kapasitas yang besar, tetapi jarak sumber air sangat jauh dari
wilayah pelayanan di Kulon Progo. Oleh karena itu, pembangunannya akan
memakan waktu yang lama sehingga direncanakan mulai beroperasi pada tahun
2030.

Gambar 7.23 Rencana pengembangan air baku PDAM

403
Namun demikian, pemenuhan target SDGs tidak akan mungkin tercapai pada tahun
2030 dengan rencana pengembangan yang sudah ada pada saat ini. Untuk dapat
melayani 100% kebutuhan air aman pada tahun 2031, perlu ada penambahan sumber
air lain yang akan memenuhi kebutuhan air terutama sebelum SPAM dari Waduk
Bener dapat beroperasi. Sumber air lain yang diusulkan adalah peningkatan kapasitas
produksi PDAM unit Kalibawang sebesar 65 liter/detik dan pembuatan unit baru
yang mengambil air Sungai Bogowonto di Sindutan, Kepanewon Temon dengan
kapasitas produksi sebesar 100 liter/detik. Peningkatan produksi di unit Kalibawang
diusulkan dengan pertimbangan Sungai Progo masih memiliki potensi yang cukup
besar, khususnya di intake Kalibawang (dekat Bendung Karangtalun). Peningkatan
produksi di Kalibawang akan digunakan untuk memenuhi wilayah di sisi timur dan
utara.
Unit SPAM baru di Sindutan diusulkan dengan pertimbangan bahwa lokasi ini telah
disebutkan dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo sebagai lokasi pengembangan
sumber daya air. Selain Desa Sindutan, Desa Jangkaran juga dilintasi Sungai
Bogowonto dan diusulkan sebagai lokasi pengembangan air baku. Akan tetapi, lokasi
Desa Jangkaran sudah terlalu dekat dengan pantai, sehingga dikhawatirkan kualitas
air sudah tidak memenuhi syarat karena pengaruh air laut. Desa Sindutan berada di
sebelah utara desa Jangkaran, sehingga lebih jauh dari pantai dan pengaruh air laut
sudah tidak banyak. Pada masa yang akan datang, wilayah selatan Kulon Progo
diproyeksikan memiliki kebutuhan air yang sangat besar dengan berkembangnya
kawasan-kawasan strategis, seperti bandara, pelabuhan, dan kawasan industri. Unit
SPAM baru di Sindutan diarahkan untuk melayani kebutuhan air di bagian selatan-
barat, seperti Temon, Wates, Panjatan, dan sebagian Kokap.
Peta lokasi PDAM eksisting dan rencana pengembangan ditunjukkan oleh Gambar
7.24. Tabel 7.38 menyajikan rencana pengembangan air baku PDAM secara rinci
dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2041, beserta lokasi sumber, kapasitas
produksi, rencana penyediaan dan sisa kapasitas produksi yang ada.

404
Gambar 7.24 Peta lokasi PDAM eksisting dan rencana pengembangan.

Air bersih yang diproduksi PDAM akan didistribusikan ke wilayah-wilayah


kepanewon hingga kelurahan dengan mempertimbangkan jarak, kondisi topografi,
dan total kebutuhan air baku setiap wilayah. Daerah pelayanan air PDAM diarahkan
ke wilayah yang kebutuhan airnya tinggi, kondisi topografi mendukung, jarak lebih
dekat ke sumber, dan memiliki kemampuan ekonomi. Tabel 7.39 sampai dengan
Tabel 7.42 menyajikan rekomendasi penyediaan air baku dari unit-unit PDAM ke
wilayah kepanewon pada tahun 2026, 2031, 2036, dan 2041. Lebih detail lagi,
pembagian air baku di tingkat kelurahan pada tahun 2026, 2031, 2036, dan 2041
dapat dilihat pada Tabel 7.43 sampai dengan Tabel 7.46.

405
Tabel 7. 38 Rencana Pengembangan air baku PDAM
Kapasitas produksi (liter/detik) pada tahun
Koordinat
Nama Unit Sumber Air
Intake 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
7°49'33.6"S
Sermo 1 Waduk Sermo 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
110° 6'58.4"E
7°49'33.6"S
Sermo 2 Waduk Sermo – – – – 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
110° 6'58.4"E
7°49'33.6"S
Soko Waduk Sermo 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
110° 6'58.4"E
7°49'33.4"S
Clereng Mata Air Clereng 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
110° 9'40.1"E
7°38'44.5"S
Kalibawang 1 Sungai Progo 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
110°15'32.5"E
7°38'44.5"S
Kalibawang 2 Sungai Progo – – – – – – 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
110°15'32.5"E
7°38'44.5"S
Samigaluh Sungai Progo – – – – – – 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
110°15'32.5"E
7°50'21.84"S
Salamrejo 1 Sungai Progo 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
110°13'14.5"E
7°50'21.84"S
Salamrejo 2 Sungai Progo – – – 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
110°13'14.5"E
7°49'36.09"S
Sentolo Sungai Progo 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
110°13'26.5"E
7°52'46.34"S
Kamijoro Tuksono Sungai Progo – – – 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
110°15'54.6"E
7°52'46.34"S
Kamijoro Jekeling Sungai Progo – – – 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242 242
110°15'54.6"E
7°55'15.19"S
Lendah Sungai Progo 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
110°15'13.0"E
7°35'54.59"S
Bener Waduk Bener – – – – – – – – – 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700
110°1'12.84"E
7°52'58.10"S
Sindutan Sungai Bogowonto – – – – – – 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
110° 2'32.6"E

406
Kapasitas produksi (liter/detik) pada tahun
Koordinat
Nama Unit Sumber Air
Intake 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041

Total Kapasitas Produksi (liter/detik) 400 400 400 736 786 871 971 971 971 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671 1671

Total Penyediaan Air Baku PDAM (liter/detik) 300 339 356 439 530 626 720 818 919 1027 1148 1198 1247 1296 1345 1395 1446 1495 1545 1593 1642

Sisa Kapasitas PDAM (liter/detik) 100 61 44 297 256 245 251 153 52 644 523 473 424 375 326 276 225 176 126 78 29

407
Tabel 7. 39 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2026
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 132 144 87 83 99 115 99 57 85 45 58 71
(liter/detik)
Sermo 1 9 32 19
Sermo 2 12 8
Penyediaan air baku jaringan perpipaan (liter/detik)

Soko 8
Clereng 29 51 19 25
Salamrejo 1 20
Salamrejo 2 10 10
Sentolo 22 18
Kalibawang
10 6 26
1
Kalibawang
4 4
2
Samigaluh 20
Kamijoro
35
Tuksono
Kamijoro
47 38 20 26 23 13
Jekeling
Bener
Lendah 11 11 18 22
Sindutan
SPAMDes 12 3 12 3 1 11 7 14 13 24 17 43
BJP (liter/detik) 35 44 14 36 43 27 23 11 23 13 10 9

408
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 132 144 87 83 99 115 99 57 85 45 58 71
(liter/detik)
Total
Penyediaan 134 144 86 83 99 115 99 57 84 43 57 72
(liter/detik)

Tabel 7.40 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2031
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total Kebutuhan
198 180 101 104 131 155 111 66 115 54 61 101
(liter/detik)
Penyediaan air baku jaringan perpipaan (liter/detik)

Sermo 1 9 32 19
Sermo 2 30 20
Soko 15
Clereng 29 51 19 26
Salamrejo 1 20
Salamrejo 2 15 35
Sentolo 22 18
Kalibawang
14 11 31
1
Kalibawang
13 18 7 6
2
Samigaluh 20
Kamijoro
44
Tuksono
Kamijoro
60 50 25 52 40 15
Jekeling

409
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total Kebutuhan
198 180 101 104 131 155 111 66 115 54 61 101
(liter/detik)
Bener 42 35 15 25 33 31 21
Lendah 19 15 24 22
Sindutan 35 32 27 6
SPAMDes 12 3 12 3 1 11 10 16 19 42 23 74
BJP (liter/detik) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Penyediaan
197 180 101 104 131 155 111 66 115 53 61 100
(liter/detik)

Tabel 7.41 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2036
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 263 215 115 126 163 195 124 74 146 63 63 130
(liter/detik)
Sermo 1 9 32 19
Penyediaan air baku jaringan

Sermo 2 30 20
perpipaan (liter/detik)

Soko 15
Clereng 29 51 19 26
Salamrejo 1 20
Salamrejo 2 15 35
Sentolo 22 18
Kalibawang
14 11 31
1
Kalibawang
17 22 9 6
2

410
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 263 215 115 126 163 195 124 74 146 63 63 130
(liter/detik)
Samigaluh 20
Kamijoro
44
Tuksono
Kamijoro
60 50 25 52 40 15
Jekeling
Bener 108 71 29 46 66 71 48
Lendah 19 15 24 22
Sindutan 35 32 27 6
SPAMDes 12 3 12 3 1 11 19 20 24 52 23 104
BJP (liter/detik) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
Penyediaan 263 216 115 125 164 195 124 74 147 63 63 130
(liter/detik)

Tabel 7.42 Rekomendasi penyediaan air baku setiap kepanewon tahun 2041
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 329 251 130 147 195 235 137 84 178 73 66 160
(liter/detik)
Penyediaan air baku

Sermo 1 9 32 19
jaringan perpipaan

Sermo 2 30 20
(liter/detik)

Soko 15
Clereng 29 51 19 26
Salamrejo 1 20
Salamrejo 2 15 35
Sentolo 22 18

411
Kepanewon Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Nanggulan Kokap Girimulyo Kalibawang Samigaluh
Total
Kebutuhan 329 251 130 147 195 235 137 84 178 73 66 160
(liter/detik)
Kalibawang
14 12 31
1
Kalibawang
19 23 10 8
2
Samigaluh 20
Kamijoro
44
Tuksono
Kamijoro
60 50 25 52 40 15
Jekeling
Bener 174 107 44 68 98 111 77
Lendah 19 15 24 22
Sindutan 35 32 27 6
SPAMDes 12 3 12 3 1 11 30 29 26 61 25 132
BJP (liter/detik) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
Penyediaan 329 252 130 147 196 235 137 84 178 73 66 160
(liter/detik)

412
Tabel 7.43 Pembagian air baku per kalurahan tahun 2026
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kebutuhan Air Total
Kepanewon Kalurahan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
(liter/detik)

Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan

Total
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Jangkaran 12.0 3.2 4.2 1.2 0.3 8.9
Sindutan 10.3 2.3 3.3 0.9 2.3 8.7
Palihan 12.4 3.4 4.8 1.3 0.0 9.5
Glagah 20.0 5.5 7.3 2.1 0.0 14.9
Kalidengen 6.05 1.2 2.2 0.5 0.0 3.9
Plumbon 11.47 2.6 4.3 1.0 0.2 8.0
Kedundang 7.94 1.1 2.6 0.4 0.7 4.8
Temon Demen 4.54 0.6 1.2 0.2 1.5 3.4
Kulur 9.95 1.6 2.6 0.6 3.0 7.8
Kaligintung 12.12 3.4 5.3 1.3 1.3 11.3
Temon Wetan 3.82 0.2 1.3 0.1 0.6 2.2
Temon Kulon 4.3 0.2 2.0 0.1 0.0 2.3
Kebonrejo 6.2 1.2 2.0 0.5 0.6 4.2
Janten 5.9 1.2 1.9 0.4 1.3 4.8
Karangwuluh 5.59 1.3 2.2 0.5 0.8 4.8
REKAP 132.49 29.0 47.0 11.0 12.4 99.4
Karangwuni 26.67 2.6 5.5 11.4 0.6 20.2
Sogan 9.47 1.1 2.9 2.6 0.8 7.5
Wates Kulwaru 10.73 1.0 5.0 2.3 0.5 8.8
Ngestiharjo 8.15 1.1 4.3 1.0 0.0 6.4
Bendungan 17.28 0.8 8.6 1.6 0.0 10.9

413
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kebutuhan Air Total
Kepanewon Kalurahan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
(liter/detik)

Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan

Total
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Triharjo 19.6 0.9 8.1 2.3 0.0 11.3
Giripeni 20.77 0.6 6.3 8.5 0.9 16.3
Kelurahan Wates 31.62 0.9 10.1 8.3 0.0 19.4
REKAP 144.29 9.0 51.0 38.0 2.8 100.8
Garongan 10.57 1.1 0.4 1.4 0.2 4.0 7.1
Pleret 13.98 2.0 0.9 1.7 0.3 5.8 10.8
Bugel 9.95 2.2 1.2 3.5 2.5 0.4 9.8
Kanoman 4.77 0.7 1.4 1.1 0.9 0.0 4.1
Depok 7.44 2.4 0.6 3.1 0.7 0.0 6.8
Panjatan Bojong 10.63 2.6 1.8 1.6 0.9 0.9 7.8
Tayuban 5.8 1.2 1.0 1.9 0.5 0.3 4.8
Gotakan 4.92 1.6 0.4 1.3 0.4 0.6 4.3
Panjatan 3.69 1.0 0.3 2.0 0.3 0.0 3.6
Cerme 6.15 1.9 0.5 0.9 1.5 0.4 5.2
Krembangan 8.94 2.3 1.5 1.4 2.8 0.0 7.9
REKAP 86.84 19.0 10.0 20.0 11.0 12.4 72.4
Banaran 17.6 8.6 6.0 2.32 16.9
Kranggan 6.75 1.8 1.3 0.68 3.8
Nomporejo 4.05 1.5 1.1 0.0 2.6
Galur Karangsewu 21.62 4.8 4.4 0.0 9.2
Tirtorahayu 17.69 4.4 3.0 0.0 7.4
Pandowan 3.49 1.0 0.7 0.0 1.7
Brosot 11.73 3.7 1.5 0.0 5.3

414
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kebutuhan Air Total
Kepanewon Kalurahan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
(liter/detik)

Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan

Total
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
REKAP 82.93 26.0 18.0 3.0 47.0
Wahyuharjo 4.56 0.4 0.9 0.9 0.0 2.2
Bumirejo 21.56 2.0 4.5 4.3 0.0 10.8
Jatirejo 19.65 1.9 4.3 4.1 0.0 10.3
Lendah
Sidorejo 24.63 2.9 6.6 6.3 0.0 15.7
Gulurejo 14.25 1.4 3.3 3.1 0.0 7.8
Ngentakrejo 14.36 1.5 3.4 3.2 0.6 8.8
REKAP 99.01 10.0 23.0 22.0 0.6 55.6
Sentolo Demangrejo 6.78 1.2 1.4 2.2 0.0 4.8
Srikayangan 8.55 1.3 0.9 2.9 0.0 5.0
Tuksono 20.04 4.3 4.3 7.4 3.1 19.1
Salamrejo 15.65 1.8 2.0 5.2 1.8 10.8
Sukoreno 27.37 5.5 6.1 6.7 2.0 20.3
Kaliagung 10.11 1.3 1.8 2.8 2.1 8.0
Sentolo 16.08 2.3 3.6 4.1 0.6 10.6
Banguncipto 10.39 2.2 2.0 3.8 1.5 9.5
REKAP 114.97 20.0 22.0 35.0 11.1 88.1
Pengasih Tawangsari 14.51 5.8 1.8 3.9 0.0 11.5
Karangsari 18.28 6.0 1.9 3.9 0.0 11.8
Kedungsari 7.26 2.0 0.7 1.6 0.9 5.2
Margosari 16.59 5.6 1.7 5.1 0.7 13.0
Pengasih 17.21 4.7 3.3 4.7 0.4 13.0
Sendangsari 16.42 4.5 1.7 4.5 0.0 10.7

415
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kebutuhan Air Total
Kepanewon Kalurahan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
(liter/detik)

Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan

Total
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Sidomulyo 8.63 3.4 0.9 1.3 0.0 5.6
REKAP 98.9 32.0 12.0 25.0 6.6 75.6
Kokap Hargomulyo 30.06 6.1 1.1 3.6 5.4 3.3 19.6
Hargorejo 26.99 8.9 3.7 1.7 5.6 4.0 23.9
Hargowilis 9.47 2.4 2.1 2.1 0.2 0.7 7.6
Kalirejo 7.67 0.7 0.3 0.3 0.9 2.0 4.1
Hargotirto 10.49 1.0 0.7 0.2 0.9 3.3 6.1
REKAP 84.68 19.0 8.0 8.0 13.0 13.4 61.4
Girimulyo Jatimulyo 16.36 1.4 5.5 6.9
Giripurwo 10.93 2.8 7.0 9.8
Pendoworejo 8.77 0.6 6.1 6.7
Purwosari 8.5 1.2 5.8 6.9
REKAP 44.56 6.0 24.4 30.4
Banyuroto 6.66 2.9 1.3 0.3 0.8 5.3
Donomulyo 11.17 3.5 1.0 0.8 3.9 9.2
Wijimulyo 8.57 2.8 1.0 0.4 3.0 7.2
Nanggulan
Tanjungharjo 7.45 1.6 1.9 0.4 2.0 5.8
Jatisarono 11.3 4.1 3.0 1.6 0.9 9.6
Kembang 11.84 3.0 1.4 0.6 3.4 8.3
REKAP 56.99 18.0 10.0 4.0 13.8 45.8
Banjararum 22.13 9.9 1.5 5.9 17.4
Kalibawang Banjarasri 10.49 4.7 0.7 4.0 9.4
Banjarharjo 11.72 5.3 0.8 3.3 9.3

416
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kebutuhan Air Total
Kepanewon Kalurahan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
(liter/detik)

Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan

Total
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Banjaroyo 13.7 6.1 0.9 4.2 11.3
REKAP 58.04 26.0 4.0 17.3 47.3
Kebonharjo 3.68 3.2 3.2
Banjarsari 5.05 4.2 4.2
Purwoharjo 6.57 1.0 4.8 5.8
Samigaluh Sidoharjo 16.52 4.0 9.7 13.7
Gerbosari 14.55 10.0 3.9 13.9
Ngargosari 10.57 3.0 5.6 8.6
Pagerharjo 14.46 12.2 12.2
REKAP 71.4 18.0 43.5 63.5
Total Penyediaan 1075.1 60.0 20.0 8.0 124.0 20.0 20.0 40.0 41.5 8.0 18.0 35.0 167.0 0.0 62.0 0.0 156.7 780.2
Kapasitas Produksi 60.0 50.0 15.0 125.0 20.0 50.0 40.0 60.0 65.0 20.0 44.0 242.0 0.0 80.0 0.0

417
Tabel 7.44 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2031
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kebutuhan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Kepanewon Kalurahan Air Total

Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
(liter/detik) Total

Jangkaran 18.7 3.2 5.9 3.9 1.9 3.5 0.3 18.7


Sindutan 15.4 2.3 4.3 2.8 1.4 2.5 2.3 15.4
Palihan 19.3 3.4 6.3 4.0 2.0 3.7 0.0 19.3
Glagah 31.3 5.5 10.1 6.5 3.2 5.9 0.0 31.3
Kalidengen 8.96 1.2 2.9 2.2 0.9 1.7 0.0 9.0
Plumbon 17.35 2.6 5.6 4.0 1.8 3.3 0.2 17.4
Kedundang 11.17 1.1 3.4 3.0 1.1 2.0 0.7 11.2
Temon Demen 6.32 0.6 1.6 1.3 0.5 0.9 1.5 6.3
Kulur 14.46 1.6 3.7 2.8 1.2 2.2 3.0 14.5
Kaligintung 19.53 3.4 5.9 3.6 1.9 3.5 1.3 19.5
Temon Wetan 4.11 0.2 1.3 0.9 0.4 0.7 0.6 4.1
Temon Kulon 4.62 0.2 2.0 1.0 0.5 0.9 0.0 4.6
Kebonrejo 9.14 1.2 2.3 2.6 0.9 1.6 0.6 9.1
Janten 8.7 1.2 2.2 1.9 0.8 1.4 1.3 8.7
Karangwuluh 8.52 1.3 2.5 1.6 0.8 1.5 0.8 8.5
REKAP 197.57 29.0 60.0 42.0 19.0 35.0 12.4 197.4
Karangwuni 42.73 2.6 5.5 11.9 14.4 7.6 0.6 42.7
Sogan 14.16 1.1 2.9 3.8 3.1 2.4 0.8 14.2
Kulwaru 15.51 1.0 5.0 3.8 2.5 2.7 0.5 15.5
Wates Ngestiharjo 8.64 1.1 4.3 1.4 0.2 1.6 0.0 8.6
Bendungan 18.41 0.8 8.6 5.2 0.5 3.3 0.0 18.4
Triharjo 21.32 0.9 8.1 5.0 3.4 3.9 0.0 21.3
Giripeni 22.09 0.6 6.3 8.5 2.0 3.8 0.9 22.1

418
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kebutuhan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Kepanewon Kalurahan Air Total

Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
(liter/detik) Total

Kelurahan
36.65 0.9 10.1 10.4 8.6 6.6 0.0 36.7
Wates
REKAP 179.51 9.0 51.0 50.0 35.0 32.0 2.8 179.8
Garongan 13.62 1.1 1.4 3.1 1.8 2.2 4.0 13.6
Pleret 17.93 2.0 1.9 2.4 3.4 2.3 5.8 17.9
Bugel 13.62 2.2 1.7 4.2 2.5 2.5 0.4 13.6
Kanoman 4.94 0.7 1.9 1.1 0.4 0.9 0.0 4.9
Depok 7.78 2.4 0.6 3.2 0.9 0.7 0.0 7.8
Panjatan Bojong 11.22 2.6 2.3 1.9 2.6 0.9 0.9 11.2
Tayuban 6.26 1.2 1.0 2.2 1.1 0.5 0.3 6.3
Gotakan 5.28 1.6 0.9 1.3 0.4 0.4 0.6 5.3
Panjatan 3.92 1.0 0.3 2.0 0.3 0.3 0.0 3.9
Cerme 6.63 1.9 1.0 1.3 0.6 1.5 0.4 6.6
Krembangan 9.7 2.3 2.0 2.2 0.4 2.8 0.0 9.7
REKAP 100.9 19.0 15.0 25.0 15.0 15.0 12.4 101.4
Banaran 23.98 11.1 4.4 6.1 2.32 24.0
Kranggan 8.33 3.9 1.9 1.8 0.68 8.3
Nomporejo 5.25 2.7 1.3 1.2 0.0 5.3
Galur Karangsewu 26.88 13.8 7.7 5.4 0.0 26.9
Tirtorahayu 21.49 11.0 5.4 5.1 0.0 21.5
Pandowan 4.36 2.2 1.1 1.0 0.0 4.4
Brosot 13.96 7.2 3.5 3.3 0.0 14.0
REKAP 104.25 52.0 25.0 24.0 3.0 104.0

419
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kebutuhan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Kepanewon Kalurahan Air Total

Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
(liter/detik) Total

Wahyuharjo 5.81 1.6 1.8 1.6 0.9 0.0 5.8


Bumirejo 27.52 7.4 8.4 7.3 4.3 0.0 27.5
Jatirejo 25.91 7.0 8.0 6.9 4.1 0.0 25.9
Lendah
Sidorejo 33.29 8.9 10.2 7.8 6.3 0.0 33.3
Gulurejo 19.61 5.3 6.0 5.2 3.1 0.0 19.6
Ngentakrejo 18.79 4.9 5.6 4.5 3.2 0.6 18.8
REKAP 130.93 35.0 40.0 33.0 22.0 0.6 130.6
Demangrejo 8.97 1.2 1.4 2.7 1.9 1.7 0.0 9.0
Srikayangan 11.25 1.3 0.9 3.4 3.6 2.1 0.0 11.3
Tuksono 28.78 4.3 4.3 7.9 4.4 4.8 3.1 28.8
Salamrejo 20.36 1.8 2.0 5.7 5.6 3.5 1.8 20.4
Sentolo
Sukoreno 37.57 5.5 6.1 10.9 6.4 6.7 2.0 37.6
Kaliagung 10.68 1.3 1.8 2.6 1.3 1.6 2.1 10.7
Sentolo 21.94 2.3 3.6 6.5 4.9 4.0 0.6 21.9
Banguncipto 15.24 2.2 2.0 4.2 2.7 2.6 1.5 15.2
REKAP 154.79 20.0 22.0 44.0 31.0 27.0 11.1 155.1
Tawangsari 19.96 5.8 5.3 3.9 2.8 2.2 20.0
Karangsari 19.81 6.0 5.2 3.9 2.2 2.4 19.7
Kedungsari 7.64 2.0 1.8 1.6 0.8 1.4 7.6
Pengasih Margosari 18.09 5.6 5.2 5.1 1.6 0.7 18.1
Pengasih 18.68 4.7 5.0 4.7 2.6 1.7 18.7
Sendangsari 17.66 4.5 4.8 4.5 2.3 1.4 17.6
Sidomulyo 9.16 3.4 2.7 2.3 0.7 0.0 9.1

420
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kebutuhan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Kepanewon Kalurahan Air Total

Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
(liter/detik) Total

REKAP 111 32.0 30.0 26.0 13.0 9.6 110.6


Hargomulyo 44.67 6.1 7.5 5.0 5.9 11.4 2.4 6.3 44.7
Hargorejo 38.82 8.9 7.3 5.4 5.6 5.4 2.2 4.0 38.8
Kokap Hargowilis 11.21 2.4 2.6 2.6 1.7 0.0 0.6 1.2 11.2
Kalirejo 8.23 0.7 1.0 0.8 0.9 1.3 0.3 3.3 8.2
Hargotirto 12.44 1.0 1.6 1.2 0.9 2.6 0.5 4.6 12.4
REKAP 115.37 19.0 20.0 15.0 15.0 21.0 6.0 19.2 115.2
Jatimulyo 22.35 3.4 18.9 22.3
Giripurwo 11.47 3.8 7.6 11.4
Girimulyo
Pendoworejo 9.21 1.6 7.6 9.2
Purwosari 10.87 2.2 8.8 10.9
REKAP 53.9 11.0 42.3 53.3
Banyuroto 7.2 2.9 1.3 1.8 1.2 7.2
Donomulyo 14.12 3.5 2.5 3.8 4.3 14.1
Wijimulyo 8.99 2.8 1.5 1.3 3.4 9.0
Nanggulan
Tanjungharjo 7.93 1.6 2.4 2.0 2.0 7.9
Jatisarono 15.32 4.1 3.5 5.9 1.8 15.3
Kembang 12.46 3.0 2.9 3.2 3.4 12.5
REKAP 66.02 18.0 14.0 18.0 16.3 66.3
Banjararum 23.17 12.9 2.7 7.5 23.2
Kalibawan Banjarasri 10.74 4.7 1.1 5.0 10.7
g Banjarharjo 12.26 5.3 2.0 5.0 12.3
Banjaroyo 14.51 8.1 1.1 5.2 14.5

421
Penyediaan air baku (liter/detik)

Kebutuhan

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Kepanewon Kalurahan Air Total

Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
(liter/detik) Total

REKAP 60.68 31.0 7.0 22.6 60.6


Kebonharjo 4.51 4.5 4.5
Banjarsari 6.17 6.2 6.2
Purwoharjo 8.51 1.5 7.0 8.5
Samigaluh Sidoharjo 24.32 2.0 4.5 17.8 24.3
Gerbosari 21.28 3.0 10.5 7.8 21.3
Ngargosari 15.02 1.0 3.5 10.5 15.0
Pagerharjo 20.95 21.0 21.0
REKAP 100.76 6.0 20.0 74.5 100.5
TOTAL 1375.7 60.0 50.1 15.0 125.0 20.0 50.0 40.0 56.0 44.0 20.0 44.0 242.0 201.4 80.0 100.0 227.7 1375.3
Kapasitas Produksi 60.0 50.0 15.0 125.0 20.0 50.0 40.0 60.0 65.0 20.0 44.0 242.0 700.0 80.0 100.0

422
Tabel 7.45 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2036
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Sentolo

Bener
Soko
Total

Jangkaran 25.3 3.2 5.9 10.5 1.9 3.5 0.3 25.3


Sindutan 20.6 2.3 4.3 8.0 1.4 2.5 2.3 20.6
Palihan 26.3 3.4 6.3 11.0 2.0 3.7 0.0 26.3
Glagah 42.6 5.5 10.1 17.8 3.2 5.9 0.0 42.6
Kalidengen 11.89 1.2 2.9 5.2 0.9 1.7 0.0 11.9
Plumbon 23.25 2.6 5.6 9.9 1.8 3.3 0.2 23.3
Kedundang 14.42 1.1 3.4 6.2 1.1 2.0 0.7 14.4
Temon Demen 8.11 0.6 1.6 3.1 0.5 0.9 1.5 8.1
Kulur 19.09 1.6 3.7 7.4 1.2 2.2 3.0 19.1
Kaligintung 26.95 3.4 5.9 11.0 1.9 3.5 1.3 27.0
Temon Wetan 4.41 0.2 1.3 1.2 0.4 0.7 0.6 4.4
Temon Kulon 4.96 0.2 2.0 1.4 0.5 0.9 0.0 5.0
Kebonrejo 12.1 1.2 2.3 5.5 0.9 1.6 0.6 12.1
Janten 11.51 1.2 2.2 4.7 0.8 1.4 1.3 11.5
Karangwuluh 11.46 1.3 2.5 4.6 0.8 1.5 0.8 11.5
REKAP 263.02 29.0 60.0 108.0 19.0 35.0 12.4 263.4
Karangwuni 58.84 2.6 5.5 11.9 30.5 7.6 0.6 58.8
Sogan 18.86 1.1 2.9 3.8 7.8 2.4 0.8 18.9
Kulwaru 20.31 1.0 5.0 3.8 7.3 2.7 0.5 20.3
Wates Ngestiharjo 9.15 1.1 4.3 1.4 0.7 1.6 0.0 9.2
Bendungan 19.6 0.8 8.6 5.2 1.7 3.3 0.0 19.6
Triharjo 23.2 0.9 8.1 5.0 5.3 3.9 0.0 23.2
Giripeni 23.5 0.6 6.3 8.5 3.4 3.8 0.9 23.5

423
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Sentolo

Bener
Soko
Total

Kelurahan Wates 41.67 0.9 10.1 10.4 13.6 6.6 0.0 41.7
REKAP 215.13 9.0 51.0 50.0 71.0 32.0 2.8 215.8
Garongan 16.71 1.1 1.4 3.1 4.9 2.2 4.0 16.7
Pleret 21.93 2.0 1.9 2.4 7.4 2.3 5.8 21.9
Bugel 17.31 2.2 1.7 4.2 6.2 2.5 0.4 17.3
Kanoman 5.12 0.7 1.9 1.1 0.5 0.9 0.0 5.1
Depok 8.13 2.4 0.6 3.2 1.2 0.7 0.0 8.1
Panjatan Bojong 11.86 2.6 2.3 1.9 3.3 0.9 0.9 11.9
Tayuban 6.76 1.2 1.0 2.2 1.6 0.5 0.3 6.8
Gotakan 5.66 1.6 0.9 1.3 0.8 0.4 0.6 5.7
Panjatan 4.16 1.0 0.3 2.0 0.5 0.3 0.0 4.2
Cerme 7.14 1.9 1.0 1.3 1.1 1.5 0.4 7.1
Krembangan 10.53 2.3 2.0 2.2 1.2 2.8 0.0 10.5
REKAP 115.31 19.0 15.0 25.0 29.0 15.0 12.4 115.4
Banaran 30.38 11.1 10.8 6.1 2.32 30.4
Kranggan 9.93 3.9 3.5 1.8 0.68 9.9
Nomporejo 6.47 2.7 2.5 1.2 0.0 6.5
Galur Karangsewu 32.19 13.8 13.0 5.4 0.0 32.2
Tirtorahayu 25.31 11.0 9.2 5.1 0.0 25.3
Pandowan 5.24 2.2 2.0 1.0 0.0 5.2
Brosot 16.2 7.2 5.7 3.3 0.0 16.2
REKAP 125.72 52.0 46.0 24.0 3.0 125.0
Lendah Wahyuharjo 7.07 1.6 1.8 2.9 0.9 0.0 7.1

424
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Sentolo

Bener
Soko
Total

Bumirejo 33.53 7.4 8.4 13.4 4.3 0.0 33.5


Jatirejo 32.18 7.0 8.0 13.1 4.1 0.0 32.2
Sidorejo 41.97 8.9 10.2 16.5 6.3 0.0 42.0
Gulurejo 25 5.3 6.0 10.6 3.1 0.0 25.0
Ngentakrejo 23.24 4.9 5.6 8.9 3.2 0.6 23.2
REKAP 162.99 35.0 40.0 66.0 22.0 0.6 163.6
Demangrejo 11.17 1.2 1.4 2.7 4.1 1.7 0.0 11.2
Srikayangan 13.97 1.3 0.9 3.4 6.3 2.1 0.0 14.0
Tuksono 37.53 4.3 4.3 7.9 13.1 4.8 3.1 37.5
Salamrejo 25.12 1.8 2.0 5.7 10.3 3.5 1.8 25.1
Sentolo
Sukoreno 47.84 5.5 6.1 10.9 16.6 6.7 2.0 47.8
Kaliagung 11.28 1.3 1.8 2.6 1.9 1.6 2.1 11.3
Sentolo 27.83 2.3 3.6 6.5 10.8 4.0 0.6 27.8
Banguncipto 20.12 2.2 2.0 4.2 7.6 2.6 1.5 20.1
REKAP 194.86 20.0 22.0 44.0 71.0 27.0 11.1 195.1
Tawangsari 25.42 5.8 5.3 3.9 3.5 6.9 25.4
Karangsari 21.48 6.0 5.2 3.9 3.0 3.4 21.5
Kedungsari 8.05 2.0 1.8 1.6 1.1 1.5 8.0
Pengasih Margosari 19.72 5.6 5.2 5.1 2.7 1.2 19.7
Pengasih 20.29 4.7 5.0 4.7 2.8 3.1 20.3
Sendangsari 19 4.5 4.8 4.5 2.6 2.5 19.0
Sidomulyo 9.73 3.4 2.7 2.3 1.3 0.0 9.7
REKAP 123.69 32.0 30.0 26.0 17.0 18.6 123.6
Kokap Hargomulyo 59.34 6.1 7.5 5.0 5.9 25.1 2.4 7.3 59.3

425
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Sentolo

Bener
Soko
Total

Hargorejo 50.7 8.9 7.3 5.4 5.6 16.3 2.2 5.0 50.7
Hargowilis 12.98 2.4 2.6 2.6 1.7 1.2 0.6 1.7 13.0
Kalirejo 8.73 0.7 1.0 0.8 0.9 1.3 0.3 3.8 8.7
Hargotirto 14.4 1.0 1.6 1.2 0.9 3.6 0.5 5.6 14.4
REKAP 146.15 19.0 20.0 15.0 15.0 48.0 6.0 24.2 147.2
Jatimulyo 28.36 3.4 24.9 28.4
Giripurwo 12.05 3.8 8.3 12.1
Girimulyo
Pendoworejo 9.67 1.6 8.1 9.7
Purwosari 13.24 2.2 11.1 13.2
REKAP 63.32 11.0 52.3 63.3
Banyuroto 7.79 2.9 1.3 2.4 1.2 7.8
Donomulyo 17.11 3.5 2.5 4.5 6.6 17.1
Wijimulyo 8.62 2.8 1.5 1.3 3.4 9.0
Nanggulan
Tanjungharjo 8.44 1.6 2.4 2.6 2.0 8.5
Jatisarono 19.34 4.1 3.5 7.1 4.5 19.2
Kembang 13.12 3.0 2.9 4.0 3.4 13.3
REKAP 74.42 18.0 14.0 22.0 20.3 74.3
Banjararum 24.26 12.9 3.8 7.5 24.3
Banjarasri 11.01 4.7 1.3 5.0 10.9
Kalibawang
Banjarharjo 12.83 5.3 2.0 5.0 12.3
Banjaroyo 15.36 8.1 1.8 5.2 15.2
REKAP 63.46 31.0 9.0 22.6 62.6
Samigaluh Kebonharjo 5.35 5.4 5.4

426
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Kamijoro

Kamijoro

Sindutan
Tuksono

Jekeling
Sermo 1

Sermo 2

Clereng

Lendah
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Sentolo

Bener
Soko
Total

Banjarsari 7.31 7.3 7.3


Purwoharjo 10.46 1.5 9.0 10.5
Sidoharjo 32.13 2.0 4.5 25.6 32.1
Gerbosari 28.03 3.0 10.5 14.5 28.0
Ngargosari 19.49 1.0 3.5 15.0 19.5
Pagerharjo 27.45 27.5 27.5
REKAP 130.22 6.0 20.0 104.5 130.5
TOTAL 1678.3 60.0 50.1 15.1 125.0 20.0 50.0 40.0 56.0 53.9 20.0 44.0 242.0 437.3 80.0 100.0 284.5 1677.9
Kapasitas Produksi 60.0 50.0 15.0 125.0 20.0 50.0 40.0 60.0 65.0 20.0 44.0 242.0 700.0 80.0 100.0

427
Tabel 7.46 Penyediaan Air Baku Per Kalurahan Tahun 2041
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan
Sermo 1

Sermo 2

Clereng
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Total

Jangkaran 31.9 3.2 5.9 17.2 1.9 3.5 0.3 31.9


Sindutan 25.8 2.3 4.3 13.2 1.4 2.5 2.3 25.8
Palihan 33.4 3.4 6.3 18.1 2.0 3.7 0.0 33.4
Glagah 54.0 5.5 10.1 29.2 3.2 5.9 0.0 54.0
Kalidengen 14.82 1.2 2.9 8.1 0.9 1.7 0.0 14.8
Plumbon 29.17 2.6 5.6 15.8 1.8 3.3 0.2 29.2
Kedundang 17.69 1.1 3.4 9.5 1.1 2.0 0.7 17.7
Temon Demen 9.92 0.6 1.6 4.9 0.5 0.9 1.5 9.9
Kulur 23.75 1.6 3.7 12.1 1.2 2.2 3.0 23.8
Kaligintung 34.38 3.4 5.9 18.4 1.9 3.5 1.3 34.4
Temon Wetan 4.74 0.2 1.3 1.6 0.4 0.7 0.6 4.7
Temon Kulon 5.33 0.2 2.0 1.8 0.5 0.9 0.0 5.3
Kebonrejo 15.07 1.2 2.3 8.5 0.9 1.6 0.6 15.1
Janten 14.36 1.2 2.2 7.6 0.8 1.4 1.3 14.4
Karangwuluh 14.42 1.3 2.5 7.5 0.8 1.5 0.8 14.4
REKAP 328.76 29.0 60.0 174.0 19.0 35.0 12.4 329.4
Karangwuni 75 2.6 5.5 11.9 46.7 7.6 0.6 75.0
Sogan 23.57 1.1 2.9 3.8 12.5 2.4 0.8 23.6
Kulwaru 25.12 1.0 5.0 3.8 12.1 2.7 0.5 25.1
Wates Ngestiharjo 9.7 1.1 4.3 1.4 1.2 1.6 0.0 9.7
Bendungan 20.88 0.8 8.6 5.2 3.0 3.3 0.0 20.9
Triharjo 25.24 0.9 8.1 5.0 7.3 3.9 0.0 25.2
Giripeni 24.99 0.6 6.3 8.5 4.9 3.8 0.9 25.0

428
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan
Sermo 1

Sermo 2

Clereng
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Total

Kelurahan Wates 46.7 0.9 10.1 10.4 18.7 6.6 0.0 46.7
REKAP 251.2 9.0 51.0 50.0 107.0 32.0 2.8 251.8
Garongan 19.84 1.1 1.4 3.1 8.1 2.2 4.0 19.8
Pleret 25.98 2.0 1.9 2.4 11.5 2.3 5.8 26.0
Bugel 21.02 2.2 1.7 4.2 9.9 2.5 0.4 21.0
Kanoman 5.3 0.7 1.9 1.1 0.7 0.9 0.0 5.3
Depok 8.5 2.4 0.6 3.2 1.6 0.7 0.0 8.5
Panjatan Bojong 12.52 2.6 2.3 1.9 3.9 0.9 0.9 12.5
Tayuban 7.3 1.2 1.0 2.2 2.2 0.5 0.3 7.3
Gotakan 6.07 1.6 0.9 1.3 1.2 0.4 0.6 6.1
Panjatan 4.42 1.0 0.3 2.0 0.8 0.3 0.0 4.4
Cerme 7.7 1.9 1.0 1.3 1.6 1.5 0.4 7.7
Krembangan 11.43 2.3 2.0 2.2 2.1 2.8 0.0 11.4
REKAP 130.08 19.0 15.0 25.0 44.0 15.0 12.4 130.4
Banaran 36.79 11.1 17.2 6.1 2.32 36.8
Kranggan 11.55 3.9 5.1 1.8 0.68 11.6
Nomporejo 7.69 2.7 3.7 1.2 0.0 7.7
Galur Karangsewu 37.54 13.8 18.4 5.4 0.0 37.5
Tirtorahayu 29.16 11.0 13.0 5.1 0.0 29.2
Pandowan 6.13 2.2 2.9 1.0 0.0 6.1
Brosot 18.46 7.2 8.0 3.3 0.0 18.5
REKAP 147.32 52.0 68.0 24.0 3.0 147.0
Lendah Wahyuharjo 8.34 1.6 1.8 4.1 0.9 0.0 8.3

429
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan
Sermo 1

Sermo 2

Clereng
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Total

Bumirejo 39.58 7.4 8.4 19.4 4.3 0.0 39.6


Jatirejo 38.48 7.0 8.0 19.4 4.1 0.0 38.5
Sidorejo 50.69 8.9 10.2 25.2 6.3 0.0 50.7
Gulurejo 30.4 5.3 6.0 16.0 3.1 0.0 30.4
Ngentakrejo 27.72 4.9 5.6 13.4 3.2 0.6 27.7
REKAP 195.21 35.0 40.0 98.0 22.0 0.6 195.6
Demangrejo 13.38 1.2 1.4 2.7 6.3 1.7 0.0 13.4
Srikayangan 16.69 1.3 0.9 3.4 9.0 2.1 0.0 16.7
Tuksono 46.3 4.3 4.3 7.9 21.9 4.8 3.1 46.3
Salamrejo 29.94 1.8 2.0 5.7 15.1 3.5 1.8 29.9
Sentolo
Sukoreno 58.17 5.5 6.1 10.9 27.0 6.7 2.0 58.2
Kaliagung 11.92 1.3 1.8 2.6 2.5 1.6 2.1 11.9
Sentolo 33.75 2.3 3.6 6.5 16.7 4.0 0.6 33.8
Banguncipto 25.03 2.2 2.0 4.2 12.5 2.6 1.5 25.0
REKAP 235.18 20.0 22.0 44.0 111.0 27.0 11.1 235.1
Tawangsari 30.91 5.8 5.3 3.9 4.0 11.9 30.9
Karangsari 23.29 6.0 5.2 3.9 2.3 5.9 23.3
Kedungsari 8.48 2.0 1.8 1.6 1.1 2.0 8.5
Pengasih Margosari 21.49 5.6 5.2 5.1 4.0 1.7 21.5
Pengasih 22.03 4.7 5.0 4.7 4.0 3.6 22.0
Sendangsari 20.44 4.5 4.8 4.5 3.2 3.4 20.4
Sidomulyo 10.32 3.4 2.7 2.3 0.4 1.5 10.3
REKAP 136.96 32.0 30.0 26.0 19.0 29.6 136.6
Kokap Hargomulyo 74.05 6.1 7.5 5.0 5.9 37.0 2.4 10.1 74.1

430
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan
Sermo 1

Sermo 2

Clereng
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Total

Hargorejo 62.63 8.9 7.3 5.4 5.6 28.3 2.2 5.0 62.6
Hargowilis 14.78 2.4 2.6 2.6 1.7 3.0 0.6 1.7 14.8
Kalirejo 10.55 0.7 1.0 0.8 0.9 3.1 0.3 3.8 10.6
Hargotirto 16.38 1.0 1.6 1.2 0.9 5.5 0.5 5.6 16.4
REKAP 178.39 19.0 20.0 15.0 15.0 77.0 6.0 26.2 178.2
Jatimulyo 34.39 4.4 30.0 34.4
Giripurwo 12.65 3.8 8.9 12.7
Girimulyo
Pendoworejo 10.15 1.6 8.5 10.2
Purwosari 15.62 2.2 13.4 15.6
REKAP 72.81 12.0 61.3 73.3
Banyuroto 8.42 2.9 1.3 2.4 1.8 8.4
Donomulyo 20.11 3.5 2.5 4.5 9.6 20.1
Wijimulyo 9.46 2.8 1.5 1.3 3.9 9.5
Nanggulan
Tanjungharjo 8.98 1.6 2.4 2.6 2.5 9.0
Jatisarono 23.37 4.1 3.5 8.2 7.5 23.3
Kembang 13.81 3.0 2.9 4.0 3.9 13.8
REKAP 84.15 18.0 14.0 23.0 29.3 84.3
Banjararum 25.39 12.9 3.8 8.5 25.3
Banjarasri 11.27 4.7 1.3 5.4 11.3
Kalibawang
Banjarharjo 13.43 5.3 2.0 6.0 13.3
Banjaroyo 16.26 8.1 2.8 5.2 16.2
REKAP 66.35 31.0 10.0 24.6 65.6
Samigaluh Kebonharjo 6.20 6.2 6.2

431
Penyediaan Air Baku (liter/detik)

Kamijoro Tuksono

Kamijoro Jekeling
Kalibawang 1

Kalibawang 2
Salamrejo 1

Salamrejo 2

Samigaluh

SPAMDes
Sindutan
Sermo 1

Sermo 2

Clereng
Kepanewon Kalurahan Kebutuhan Air Total (liter/detik)

Lendah
Sentolo

Bener
Soko
Total

Banjarsari 8.46 8.5 8.5


Purwoharjo 12.42 1.5 10.9 12.4
Sidoharjo 39.95 2.0 4.5 33.5 40.0
Gerbosari 34.79 4.0 10.5 20.3 34.8
Ngargosari 23.96 2.0 3.5 18.5 24.0
Pagerharjo 33.96 34.0 34.0
REKAP 159.74 8.0 20.0 132.5 160.5
TOTAL 1986.2 60.0 50.1 15.1 125.0 20.0 50.0 40.0 57.0 60.0 20.0 44.0 242.0 677.4 80.0 100.0 345.2 1985.9
Kapasitas Produksi 60.0 50.0 15.0 125.0 20.0 50.0 40.0 60.0 65.0 20.0 44.0 242.0 700.0 80.0 100.0

432
2. Sumber air baku non-PDAM (SPAMDes)
Pelayanan air baku non-PDAM dikelola oleh SPAMDes, daerah layanannya
diutamakan pada daerah-daerah yang karena kondisi alamnya sangat sulit terjangkau
PDAM. Gambar 7.25 menunjukkan wilayah yang sulit terlayani oleh sumber air
baku PDAM yang meliputi Kepanewon Samigaluh, dan Girimulyo, serta sebagian
Kepanewon Pengasih, Nanggulan, dan Kokap. Di wilayah-wilayah tersebut sumber
air baku non-PDAM akan dikembangkan dengan besar pengembangan disesuaikan
dengan kebutuhan air total per wilayah.
Untuk wilayah kepanewon yang lain, yaitu Temon, Panjatan, Wates, Galur, Lendah,
dan Sentolo, pengembangan air baku non-PDAM tidak dilakukan. Pengecualian
dapat dilakukan apabila pengembangan sumber air baku PDAM tidak dapat
beroperasi sesuai rencana, sedangkan kebutuhan air sudah mendesak. SPAMDes
yang sudah ada saat ini tetap akan dipertahankan dengan kapasitas yang ada.

Gambar 7. 25 Wilayah yang sulit terjangkau layanan PDAM.

Tabel 7.47 menyajikan rincian rencana penyediaan air baku non-PDAM untuk setiap
kepanewon dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2041. Berdasarkan hasil
433
analisis, Kepanewon Samigaluh merupakan wilayah dengan kebutuhan air baku non-
PDAM yang paling besar. Selanjutnya adalah Kepanewon Girimulyo dengan
kebutuhan sekitar setengah dari kebutuhan di Samigaluh. Kepanewon lain yang
memerlukan tambahan air baku non-PDAM adalah Nanggulan, Pengasih, Kokap,
dan Tidak seperti sumber air baku PDAM, sumber air baku non-PDAM sulit
ditentukan lokasi sumber air baku dan neraca airnya secara detil. Penyebabnya adalah
titik lokasinya tersebar dengan kondisi alam yang sulit dan bervariasi. Oleh karena
itu, rekomendasi sumber air baku akan dijelaskan secara umum berdasarkan kondisi
wilayah sebagaimana ditampilkan pada

434
Tabel 7. 47 Rencana penyediaan air baku SPAMDes
Penyediaan Air Baku SPAMDes (liter/detik) pada tahun
Kapanewon
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
Temon 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Wates 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Panjatan 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Galur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lendah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sentolo 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Nanggulan 4 4 5 5 6 7 7 8 8 9 10 12 13 15 17 19 21 24 26 28 30
Pengasih 11 11 14 13 13 14 14 15 15 16 16 16 16 18 20 20 22 23 25 27 29
Kokap 9 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 19 21 22 22 24 24 24 24 26 26
Girimulyo 14 14 16 18 20 24 26 28 31 36 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 61
Kalibawang 11 11 13 15 17 17 18 19 20 21 23 23 23 23 23 23 23 24 24 24 25
Samigaluh 25 25 29 32 38 43 46 54 61 67 74 80 86 92 99 104 108 114 120 126 132
TOTAL 118 118 129 138 149 161 169 182 195 209 227 237 248 261 274 285 295 308 320 334 346

435
Tabel 7.48 Rekomendasi Pengembangan Sumber Air Baku Non-PDAM

Sumber air baku non-PDAM


Kepanewon
Air tanah Air permukaan

Nanggulan V V

Pengasih V V

Kokap X V

Girimulyo O V

Kalibawang X V

Samigaluh X V
V = direkomendasikan
O = direkomendasikan untuk sebagian wilayah
X = tidak direkomendasikan, yang sudah ada boleh dipertahankan

a. Sumber air tanah

Pengembangan sumber air baku non-PDAM dengan sumber air tanah


direkomendasikan untuk wilayah-wilayah yang memiliki sisa cadangan air tanah
yang cukup aman (> 60%), yaitu di Kepanewon Nanggulan (sisa cadangan air tanah
8.572.561 m3/tahun atau 87,58%), Pengasih (sisa cadangan air tanah 14.991.107
m3/tahun 87,52%), dan Girimulyo (sisa cadangan air tanah 2.777.745 m3/tahun atau
75,73%). Namun demikian, Kepanewon Girimulyo perlu perhatian khusus karena
sebagian wilayahnya merupakan daerah imbuhan air tanah (Kalurahan Jatimulyo,
Purwosari, dan Kebonharjo), sehingga pengambilan air tanah tidak
direkomendasikan. Di wilayah yang merupakan imbuhan air tanah, sumber air baku
yang direkomendasikan adalah air permukaan.

Sumber air tanah tidak direkomendasikan di Kepanewon Samigaluh, Kokap, dan


Kalibawang karena sisa cadangan air tanah kurang dari 50%, sehingga pemanfaatan
air tanah harus dibatasi. Pemanfaatan air tanah oleh SPAMDes di wilayah
Samigaluh, Kokap, dan Kalibawang yang sudah ada saat ini dapat tetap
dipertahankan, tetapi tidak boleh menambah kapasitas pelayanannya.

Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur, baik sumur dangkal
maupun sumur dalam. Pengelola SPAMDes memiliki kewajiban untuk memastikan
436
kualitas air yang dialirkan sudah memenuhi syarat dengan pengolahan air dan
pemantauan kualitas air. Selain itu, untuk menjaga ketersediaan air tanah, perlu
dilakukan konservasi wilayah-wilayah yang menjadi daerah imbuhan dengan
menjaga daerah hutan yang ada atau penghutanan kembali daerah imbuhan yang
telah rusak.

b. Sumber air permukaan

Sumber air permukaan direkomendasikan terutama untuk daerah-daerah yang


cadangan air tanahnya telah menipis, yaitu Kepanewon Kokap (sisa cadangan air
tanah 1.371.325 m3/tahun 48,98%), Kepanewon Kalibawang (sisa cadangan air
tanah 447.576 m3/tahun 29,46%), dan kepanewon Samigaluh (sisa cadangan air
tanah 599.085 m3/tahun 38,38%). Selain itu, sebagian Kepanewon Girimulyo yang
merupakan daerah imbuhan air tanah juga direkomendasikan untuk menggunakan air
permukaan sebagai sumber air baku. Untuk wilayah Kepanewon yang lain, sumber
air permukaan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku non-PDAM
(SPAMDes) apabila memang tersedia sumbernya.

Pemanfaatan air permukaan oleh SPAMDes dapat dilakukan dengan memanfaatkan


sumber-sumber air, seperti mata air, embung, dan sumber air permukaan lain.
Apabila di wilayah tersebut tidak ditemukan sumber air, usaha yang dapat dilakukan
adalah dengan membuat tampungan-tampungan buatan. Surat Edaran Menteri PUPR
Nomor: 07/SE/M/2018 yang menjelaskan tentang Pedoman Pembangunan Embung
Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa. Meskipun pada pedoman
tersebut embung kecil dibuat untuk tujuan pertanian, pedoman pembangunan
embung kecil tersebut juga relevandigunakan sebagai acuan perencanaan embung
kecil untuk memenuhi kebutuhan air baku. Embung kecil didefinisikan sebagai
bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air limpasan
serta sumber air lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dengan volume
tampungan 500 m3 sampai 3.000 m3, dan kedalaman dari dasar hingga puncak
tanggul embung maksimum adalah 3 m.

437
Embung dapat menampung air dari berbagai sumber air misalnya air hujan, limpasan
sungai, dan mata air seperti diilustrasikan pada Gambar 7.2626 sampai Gambar
7.28. Sumber air yang disarankan adalah sumber yang menyediakan air sepanjang
tahun sebesar 1-5 liter/detik agar embung tidak kering. Embung sebaiknya
ditempatkan atau mengambil air dari sungai kecil atau anak sungai atau gulley.
Lokasi tempat pengembangan embung status kepemilikannya jelas (tidak dalam
a. Embung sungai adalah embung yang sumber air utamanya adalah dari
sengketa) dan tidak ada ganti rugi yang dilengkapi dengan surat pernyataan oleh
air sungai dan ditambah dengan air hujan yang masuk ke dalamnya.
kelompok penerima manfaat.
Sungai yang dimaksud adalah saluran off stream atau saluran diluar
badan sungai (lihat Gambar I. 4)

Keterangan : 5. Pelimpah
1. Sumber dari air sungai debit minimum 5 lt/dtk 6. Pintu penguras
2. Bak pengendap 7. Pipa distribusi PVC
3. Batas daerah tadah hujan 8. Bak air untuk rumah tangga
4. Kolam embung tampungan 500 m³ - 3000 m³ 9. Bak air untuk hewan ternak
10. Bak air untuk tanaman
11.

Gambar I.Gambar
4. Embung yang
7.26 Embung Sumber
yang AirUtamanya
Sumber Air Utamanya Berasal
Berasal dari Sungai
dari Sungai

b. Embung tadah hujan yang hanya mendapatkan air dari hujan saja.
Daerah tangkapannya dibatasi oleh tepi dari sisi-sisi kolam embung.
Bila embung berada di daerah cekungan besar, daerah tangkapan
embung tidak lagi dibatasi oleh sisi kolam embung, namun daerah
topografi tertinggi di sekeliling embung. Oleh karena itu, diusahakan
agar embung ini harus memiliki daerah tangkapan air hujan dari
438
sekitarnya yang masuk ke embung. Ilustrasi dari embung tadah hujan
ada pada Gambar I. 5.
Gambar I. 5. Embung yang Hanya Mendapat Air dari Hujan

c. Embung mata air adalah embung yang sumber air utamanya adalah
dari mata air dan ditambah dengan air hujan yang masuk ke
dalamnya.Ilustrasi disajikan pada Gambar I. 6.

Keterangan :
1. Sumber dari mata air 6. Pipa distribusi PVC
2. Batas daerah tadah hujan 7. Bak air untuk rumah tangga
3. Kolam embung tampungan 500 m³ - 3.000 m³ 8. Bak air untuk hewan ternak
4. Pelimpah 9. Bak air untuk tanaman
5. Pintu penguras

Gambar Gambar
I. 6. Embung yang
7.27 Embung Sumber
yang AirUtamanya
Sumber Air Utamanya Berasal
Berasal dari
dari Mata Air.Mata Air

7
JDIH Kementerian PUPR

439
Keterangan :
6. Pipa distribusi PVC
1. Sumber dari air hujan 7. Bak air untuk rumah tangga
2. Batas daerah tadah hujan
8. Bak air untuk hewan ternak
3. Kolam embung tampungan 500 m³ - 3.000 m³
9. Bak air untuk tanaman
4. Pelimpah
5. Pintu penguras

Gambar
Gambar I. 5. Embung
7.28 Embung yang
yang Hanya Hanya
Mendapat AirMendapat Air dari
dari Hujan (Embung Hujan
Tadah Hujan)

c. Embung mata air


Luas permukaan adalah
embung embung
ditentukan yang
oleh sumber
tinggi air utamanya
hujan tahunan adalah
di daerah yang akan
dari mataembung.
dibangun air dan
Dataditambah dengan
hujan ini adalah tinggi air
hujanhujan
selama yang masuk
satu tahun ke
didapatkan
dalamnya.Ilustrasi disajikan
dari stasiun hujan terdekat. pada
Apabila Gambar
hujan dalamI.satu
6. tahun adalah 2000 mm (2 m),
maka embung dengan volume 3000 m3 akan memiliki luas permukaan 1500 m2.
Keterangan :
1. Sumber dari mata air 6. Pipa distribusi PVC
Untuk
2. suatu wilayah
Batas daerah tadahdusun
hujan yang tidak memiliki sumber air sungai dan mata air,
7. Bak air untuk rumah tangga
3. Kolam embung tampungan 500 m³ - 3.000 m³
embung kecil tadah hujan dengan kapasitas 3000 m8.
4. Pelimpah
3 Bak air untuk hewan ternak
dapat melayani kebutuhan air
9. Bak air untuk tanaman
5. Pintu penguras
500 orang selama 60 hari berturut-turut tanpa hujan dengan asumsi kebutuhan air di
pedesaan adalah 100 liter/orang/hari.

Pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya ini dilaksanakan
di desa dengan menggunakan dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dengan prioritas pada pembangunan desa yang melalui
sistem padat karya. Pembangunan bangunan penampung dengan kapasitas yang
besar, dapat digunakan dengan bantuan anggaran dari instansi pemerintah atau
bantauan pihak swasta.

440

Gambar I. 6. Embung yang Sumber Air Utamanya Berasal dari Mata Air
7.9 Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi

Adapun strategi dalam aspek lingkungan bertujuan mendukung terselenggaranya alokasi


air baku dan pelayanan air bersih yang optimal dan memenuhi kaidah-kaidah konservasi
dan daya dukung lingkungan. 1. Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih,
memiliki dua sasaran: Pengembangan sumber-sumber air baku baru yang tepat sasaran;
Meningkatkan pemeliharaan kualitas air baku. 2. Strategi peningkatan daya dukung
lingkungan, memiliki dua sasaran sebagai berikut: Melakukan perbaikan kualitas
sumberdaya alam dan lingkungan sumber daya air; Langkah lainnya adalah pendekatan
material balancedengan menerapkan instrumen baku mutu lingkungan sumberdaya air;
Upaya mengendalikan alokasi air baku. Alokasi air baku yang tidak terukur dilakukan
oleh rumah tangga dan jasa atau industri dalam bentuk air sumur, mata air, sumur dalam,
atau air permukaan

7.9.1 Potensi Pencemar Air

Sumber air baku Kabupaten Kulon Progo berasal ari sumber yang beragam. PDAM
mengambil air permukaan baik dari sungai maupun waduk dan mata air. Sedangkan
SPAMDes banyak memiliki sumber sumur dangkal, sumur dalam dan mata air. Hanya
beberapa SPAMDes yang memiliki sumber air permukaan. Selain itu terdapat juga
penduduk yang memanfaatkan Penampung Air Hujan (PAH) untuk mencukupi
kebutuhan air individu. Dilihat dari potensi pencemaran baku pada setiap sumber, berikut
adalah penjabarannya.

7.9.1.1 Air Pemukaan

a.) Sungai Progo


Daerah aliran sungai (DAS) Progo memiliki luas 254.854 Ha yang meliputi Kab.
Bantul, Kab. Boyolali, Kota Magelang, Kab. Kota Yogyakarta, Kab. Kulon Progo,
Kab. Magelang, Kab. Purworejo, Kab. Semarang, Kab. Sleman, Kab. Temanggung
dan Kab. Wonosobo. Pada tahun 2019 kepadatan penduduk di DAS Progo mencapai
12,53 jiwa/Ha dan status kekritisan airnya adalah telah kritis pada angka 24,42.
Sumber pencemar utama dari air permukaan sungai adalah pencemar domestik yaitu

441
permukiman dan non domestik yaitu industri besar dan kecil, aktifitas niaga,
pertanian dan peternakan yang berada dalam DAS Progo. Dispepanjang sungai Progo
banyak berdiri industri pabrik gula, tepung tapioka, tekstil, susu, tahu dan kecap.
Lahan pertanian yang berada di DAS Progo juga menghasilkan sisa pupuk dan
pestisida yang hanyut terbawa air sungai.
Permasalahan kualitas air di Sungai Progo selain tingginya tingkat pencemaran
adalah permasalahan erosi. Tingkat erosi di DAS Progo masuk dalam klasifikasi
sedang, agak tinggi, tinggi dan sangat tinggi. Dimana tingkat erosi dengan kriteria
agak tinggi mencakup luasan 372,66 km2 (15,30%) dan kriteria tingkat erosi sedang
mencakup luas 116,35 km2.

b.) Sungai Bogowonto


Luas Daerah aliran sungai (DAS) Bogowonto adalah 605,91 km2 yang termasuk
meliputi wilayah Kabupaten Wonosobo, Temanggung, Magelang, Purworejo
Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kulon Progo Provinsi D.I. Yogyakarta. Aliran
sungai Progo ,emgalir dari lereng Gunungn sumbing sepanjan 91 km. Permasalahan
kualitas air yang terdapat di Sungai Bogowonto adalah pencemaran dari air limbah
dan sampah pemukiman, industri besar dan kecil, pertanian dan peternakan. Selain
itu kejadian banjir rutin setiap tahun juga mengakibatkan banyak sampah dan
tingginya tingkat erosi tanah yang masuk ke Sungai Bogowonto. Dari data
Kementerian PUPR, indeks pencemaran dengan indikator Plankton dan Bentos di
Sungai Bogowonto terkategori ringan (untuk plankton) dan Berat (untuk Benthos)
serta masuk dalam klasifikasi sungai kelas B. Pencemaran utama adalah sistem
pembuangan air limbah rumah tangga yang berada disepanjang Sungai Bogowonto
belum baik dan limbah pestisida, fungisida dan pupuk yang masuk ke Sungai
Bogowonto dari pertanian yang berada di wilayah hulu sungai yaitu Kabupaten
Wonosobo. Sumber pencemaran air lainnya diakibatkan oleh kegiatan industri
tapioka, dan limbah penggergajian kayu

442
c.) Waduk Sermo
Waduk Sermo terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang. Waduk Sermo
berfungsi untuk usaha pertanian. Waduk Sermo berfungsi untuk irigasi pertanian
dan air minum di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Pengasih, dan Kokap.
Permasalahan kualitas air yang sering muncul dan menganggu proses produksi air
minum adalah sedimentasi dan timbulnya alga. Munculnya alga di waduk Sermo
diakibatkan oleh aktifitas pertanian yang tinggi disekitar waduk Sermo sehingga
mengakibatkan runoff yang mengandung pupuk dan pestisida masuk kedalam
waduk, serta pencemaran pertanian maupun dari pemukiman yang masuk ke anak-
anak sungai yang bermuara di Waduk Sermo. Selai itu kegiatan perikanan berupa
keramba apung juga memberikan kontribusi terhadap tingginya kandungan nutrien
di waduk Sermo.Hasil pemodelan kualitas air waduk Sermo menyimpulan kualitas
air di bagian Selatan sampai ke bagian tengah Waduk Sermo memiliki kualitas yang
lebih baik dibanding kualitas utara dan barat. Bagian utra dan barat adalah inlet utama
Waduk Sermo

d.) Mata Air


Potensi pencemar di mata air adalah kontaminasi dari manusia yang menggunakan
mata air. Parameter kontaminan yang umumnya cukup tinggi adalah kandungan besi
dan mangan serta kandungan kapur didalam air. Mata air Clereng yang digunakan
PDAM memiliki tingkat kekeruhan yang kecil namun terdapat kandungan kapur
yang cukup tinggi. Kontaminan kapur ini berasal dari karakter batu-batuan yang
dilewati oleh air tanah. Efek dari adanya kapur didalam air adalah timbulnya endapan
di perpipaan maupun di pelanggan karena adanya reaksi kimia yang terjadi.
Penumpukan kapur akan menyebabkan penyumbatan pipa. Pencemar organik akan
muncul di air yang berasal dari mata air apabila disekitar keluarnya mata air tidak
mendapatkan perlindungan air yang baik. Kontaminan yang harus diwaspadai adalah
pencemaran bakteri koliform dan koliform tinja yang pada umumnya hadir didalam
air karena mata air berdekatan dengan genangan air kotor atau tangka-tangki septik
dan cubluk warga.

443
7.9.1.2 Air Tanah

a.) Sumur Dalam


Pengelola SPAM perdesaan banyak menggunakan air dari sumur dalam sebagai
sumber airnya. Potensi pencemaran air sumur dalam lebih diakibatkan oleh batuan
dalam bumi yang dialiri oleh air tanah. Pada umumnya air sumur dalam memiliki
karakteristik pH rendah, kandungan besi dan mangan tinggi. Apabila air melewati
gunung kapur, maka air juga akan mengandung kapur. Air sumur dalam tidak
mendapatkan pengaruh yang besar dari aktifitas penduduk diatas adan disekitar
sumur karena kedalaman sumur yang pada umumnya lebih besar dari 60 m.

b.) Sumur Dangkal


Kualitas air sumur dangkal sangat dipengaruhi oleh aktifitas antropogenik. Kualitas
sanitasi yang buruk, adanya genangan air disekitar sumur dan aktifitas manusia
disekitarnya akan dengan mudah mengubah kualitas air sumur dangkal. Maka dari
itu, penggunaan sumur dangkal harus disertai dengan perlindungan sumber air yang
ketat untuk menghindari kontaminasi air. Penggunaan sumber sumur dangkal akan
sangat rentan apabila berlokasi di wilayah padat penduduk. Selain itu juga kuantitas
air dari sumur dangkal juga dipengaruhi oleh masyarakat disekitarnya. Apabila
penarikan air dari sumur pleh warga terjadi di sekitar sumur-sumur yang menjadi
sumber air Bersama, maka terdapat kemungkinan level air sumur dangkal akan
semakin menurun.

7.9.1.3 Air Hujan

Air hujan memiliki kualitas air yang baik sebelum melewati atap-atap penangkap air
hujan. Kontaminasi akan terjadi apabila atap untuk penangkap air hujan dalam kondisi
kotor. Beberapa literatur menyatakan bahwa sumber pencemar terbesar dari air hujan
yang dikumpulkan adalah kandungan organik yang berasal dari atap dan kandungan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan misalkan seperti burung, tikus atau binatang lain
yang tertinggal di atap. Jenis atap juga sangat mempengaruhi kualitas air hujan. Pada
umumnya pH air hujan adalah asam, sehingga dapat mengikis lapisan atap penangkap air
444
hujan. Beberapa literatur telah mengungkapkan, bahwa air hujan akan memiliki
kandungan logan Zinc apabila melewati atap yang memiliki kandungan Zinc pula.
Dibeberapa tempat juga dilaporkan bahwa air hujan mengandung logam Pb (lead) yang
umumnya ditemui di bahan bakar kendaraan. Pencemaran udara dari kendaraan, industry,
dll juga berpotensi untuk mencemari air hujan.

Di Kabupaten Kulon Progo, daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan perpipaan
misalkan di Kecamatan Samigaluh dan Girimulyo, alternatif air hujan sebagai salah satu
sumber air dapat dimanfaatkan. Kondisi lingkungan sekitar yang masih baik dan potensi
curah hujan yang tinggi menyebabkan penggunaan air hujan di daerah ini masih layak
untuk dipertimbangkan.

Dinas kesehatan telah mengambil sampel kualitas air baku, dan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini bahwa ada beberapa sumber air yang digunakan baik oleh PDM, SPAMDes
maupun masyarakat sudah tercemar bakteri coliform. Bakteri coliform mengindikasikan
adanya potensi bakteri pathogen lain yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

445
Tabel 7. 49 Jumlah Sampel Air dari Sumber Air yang Diperiksa Dinas Kesehatan
2020 2021
Sumber Sumber
No. Puskesmas SPAMDes Masyarakat Masyarakat
PDAM Sumur Mata Sumur Sumur Sumur PDAM SPAMDes Sumur Sumur
Gali Air Bor Gali Bor Gali Bor
1 Temon 1 4 0
2 Temon 2 4
3 Wates 4 2 1 3
4 Panjatan 1 1 9 4
5 Panjatan 2 3
6 Galur 1 10
7 Galur 2 10
8 Lendah 1 6 1 1 4
9 Lendah 2 10
10 Sentolo 1 1 3 1 4 0
11 Sentolo 2 1 2 8
12 Kokap 1 4 1
13 Kokap 2 1 8 1 0
14 Pengasih 1 1 5 1 2
15 Pengasih 2
16 Nanggulan 1 1 1 1 0 0
17 Girimulyo 1 3 3 0 0
18 Girimulyo 1 4 0 0 0

446
2020 2021
Sumber Sumber
No. Puskesmas SPAMDes Masyarakat Masyarakat
PDAM Sumur Mata Sumur Sumur Sumur PDAM SPAMDes Sumur Sumur
Gali Air Bor Gali Bor Gali Bor
19 Samigaluh 1 3 1 5
20 Samigaluh 2 6 4
21 Kalibawang 2 4 1 0

447
7.9.2 Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku

Rekomendasi pengamanan sumber air baku sebagai berikut.

a. Melindungi Kawasan strategis area resapan air melalui penetapan peraturan terkait
RTRW.

Didalam peta pola ruang yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kulon
Progo N0. 1 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PerBup Kulon Progo No. 13 Tahun
2019 tentang Pedoman Teknis Penataan Ruang dicantumkan bahwa area barat laut
sampai dengan utara Kabupaten Kulon Progo merupakan Kawasan Konservasi dan
Resapan Air utama selain Ruang Terbuka Hijau di kecamatan lainnya seperti terlihat
pada Gambar 7.29. Perlu adanya komitmen bersama bahwa kawasan konservasi air
yang harus dijaga kelestariannya dan tidak dapat dialih fungsikan lahan.

Gambar 7. 29 Peta Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo

448
b. Menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menunjang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pemerintah telah menetapkan PP No. 22 tahun 2021 tentang perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup. Dalam PP ini diatur hal-hal mengenai: a.)
PersetujuanLingkungan; b.) Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air; c.)
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara; d.) Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Laut; e.) Pengendalian Kerursakan Lingkungan Hidup; f.) Pengelolaan Limbah 83
dan Pengelolaan Limbah non B3; g.) dana penjaminan untuk pemulihan fu.ngsi
Lingkungan Hidup: h.) Sistem Informasi Lingkungan Hidup; i.) pernbinaan dan
Pengawasan; dan j.) pengenaan Sanksi Administratif.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo seharusnya dapat mengawal pelaksanaan PP


No. 22/2021 dengan koordinasi dibawah Dinas Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Kulon Progo.

c. Monitoring berkala kualitas sumber air.

Pemantauan kualitas air yang digunakan oleh masyarakat, PDAM maupun


SPAMDes telah diatur oleh Permenkes 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air. Terdapat dua pihak pengawas yaitu pengawas internal dan
pengawas eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan dari pihak pengelola
SPAM, sedangkan pengawan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Parameter kualitas yang ditinjau meliputi
parameter fisik, kimia dan mikrobiologi. Pihak pengelola SPAM juga berkewajiban
untuk melaporkan hasil pengawasannya kepada pihak eksternal yaitu Dinas
Kesehatan. Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Kesehatan telah melakukan
pengambilan sampel pada sumber air PDAM, SPAMDes dan masyarakat melalui
unit-unit puskesmas di setiap Kecamatan atau kelurahan.

449
Tabel 7. 50 Pengawasan Kualitas Air Eksternal oleh Dinas Kesehatan pada Tahun 2019
Total Komunal SAB/Sumur Gali
No. Puskesmas
Jml Sampel Sampel MS % Sampel Jml Sampel Sampel MS Jml Sampel Sampel MS % Sampel
1 Temon 1 25 0 0,0 4 0 21 0 0,00
2 Temon 2 19 13 68,4 4 3 15 10 66,67
3 Wates 22 3 13,6 4 1 18 2 11,11
4 Panjatan 1 16 0 0,0 4 0 12 0 0,00
5 Panjatan 2 16 6 37,5 0 0 16 6 37,50
6 Galur 1 16 0 0,0 0 0 16 0 0,00
7 Galur 2 16 3 18,8 0 0 16 3 18,75
8 Lendah 1 16 0 0,0 0 0 16 0 0,00
9 Lendah 2 19 4 21,1 4 4 15 0 0,00
10 Sentolo 1 30 12 40,0 4 1 26 11 42,31
11 Sentolo 2 25 9 36,0 3 3 22 6 27,27
12 Pengasih 1 22 8 36,4 1 1 21 7 33,33
13 Pengasih 2 20 6 30,0 3 3 17 3 17,65
14 Kokap 1 14 0 0,0 0 0 14 0 0,00
15 Kokap 2 22 3 13,6 1 1 21 2 9,52
16 Girimulyo 1 15 0 0,0 4 0 11 0 0,00
17 Girimulyo 2 19 0 0,0 7 0 12 0 0,00
18 Nanggulan 19 3 15,8 4 1 15 2 13,33
19 Kalibawang 49 4 8,2 3 0 46 4 8,70
20 Samigaluh 1 16 4 25,0 8 1 8 3 37,50
21 Samigaluh 2 19 2 10,5 8 0 11 2 18,18
Jumlah 435 80 18,4 66 19 369 61 16,53

450
d. Menetapkan Kegiatan Rencana Pengamanan Air Minum

RPAM merupakan usaha pencegahan, perlindungan, serta pengendalian pasokan air


minum bagi masyarakat Indonesia. RPAM merupakan adopsi dari konsep Water
Safety Plan milik World Health Organization yang mengamankan air minum melalui
pendekatan manajemen risiko. Konsep ini dilakukan dengan sistem dinamik yang
diawali dengan mengidentifikasi risiko dari hulu sampai ke tangan konsumen dan
selanjutnya dapat ditentukan tindakan pengendaliannya. Secara umum RPAM
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan air yang lebih baik di seluruh Indonesia
dan dapat menjamin terwujudnya kesejahteraan masyarakat. RPAM terdiri dari tiga
komponen yaitu RPAM Sumber, RPAM Operator dan RPAM Konsumen.

RPAM sumber berupa program pengamanan air minum di wilayah sumber air yang
dapat berupa mata air, sungai, danau, laut, air tanah dangkal, maupun air tanah dalam.
RPAM-Sumber bertujuan untuk mengendalikan pencemaran dan meningkatkan
kualitas sumber air baku bagi operator air minum maupun para konsumen/pengguna
yang langsung menggunakan air dari sumber air baku seperti mata air, dan lain
sebagainya.
e. Menetapkan Daya Tampung Beban Pencemaran

Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) yang juga sering disebut dengan beban
harian maksimum total (total maximum daily loads) merupakan kemampCuan air
pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa
mengakibatkan air tersebut menjadi cemar. Penetapan DTBP merupakan
pelaksanaan pengendalian pencemaran air yang menggunakan pendekatan kualitas
air (water quality-based control). Pendekatan ini bertujuan mengendalikan zat
pencemar yang berasal dari berbagai sumber pencemar yang masuk ke dalam sumber
air dengan mempertimbangkan kondisi intrinsik sumber air dan baku mutu air yang
ditetapkan.

Tahapan yang dilakukan dalam perhitungan DTBP adalah sebagai berikut:

451
1. Menetapkan prioritas sumber air yang akan ditentukan DTBP-nya yang
didasarkan pada:
• Hasil kajian status mutu air dan status tropik air, yaitu sungai yang memiliki
status mutu air paling tercemar.
• Sumber air yang dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum.
• Tingkat potensi sumber pencemar yang berpotensi menerima jumlah beban
pencemar yang terbesar.
2. Melakukan inventarisasi dan identifikasi kondisi hidrologi, morfologi dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kondisi sumber air yang akan
ditentukan DTBP-nya yang meliputi paling sedikit:
• Peta dasar (peta rupa bumi atau peta topografi).
• Data klimatologi dan meteorologi, antara lain: radiasi sinar matahari, curah
hujan, suhu udara, kecepatan angin dan kelembaban udara.
• Data hidrolik sumber air yang meliputi: debit, volume, panjang, lebar,
kedalaman, kemiringan hidrolis, kecepatan air.
• Data kualitas air sumber air
3. Melakukan identifikasi baku mutu air untuk sungai yang akan ditentukan DTBP-
nya. Apabila baku mutu air atau kriteria tropik air belum ditetapkan, dapat
digunakan kualitas air kelas II sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
4. Melakukan inventarisasi dan identifikasi jenis, jumlah beban (debit dan
konsentrasi) dan karakteristik sumber pencemar yang meliputi:
• Sumber pencemar tertentu (point source): saluran irigasi, drainase, anak
sungai, oulet limbah industri atau domestik (IPAL rumah tangga terpadu,
hotel, dan rumah sakit)
• Sumber pencemar tak tentu (non-point/diffuse source) : rumah tangga tanpa
IPAL, pertanian, peternakan dan pertambangan.
5. Melakukan identifikasi pemanfaatan sumber air.
6. Melakukan perhitungan DTBP sumber air dengan menggunakan Metode Neraca
Massa.

452
f. Mengelola limbah cair dan padat rumah tangga, industri dan Kawasan niaga lainnya

Pengelolaan limbah cair dan padat rumah tangga, industry dan Kawasan niaga
lainnya perlu dilakukan agar agar bahan pencemar yang masuk kebadan air
permukaan sesuai dengan daya tampung lingkungan badan air. Pemasangan IPAL
komunal untuk Kamwasan padat penduduk dan penyelenggaraan pengolahan
individu elalui septic tank yang tata cara pemasangannya mengikuti SNI 2398 tahun
2017 harus selalu dipantau pelaksanaannya.

g. Mengelola limbah cair dan limbah lumpur yang diproduksi oleh PDAM

Limbah cair dan lumpur yang berasal dari proses produksi air minum, umumnya
dibuang ke badan air penerima. Praktik pembuangan ini berpotensi mengakibatkan
pencemaran sungai/air permukaan dan terjadinya pendangkalan PDAM. Maka dari
itu, PDAM wajib mengelola buangan lumpurnya misalkan dengan sludge drying bed
sehingga lumpur yang tertinggal atau sudah kering dapat diperuntukkan sebagai
produk berguna lainnya.

Beberapa unit pengolahan PDM Tirta Binangun telah melaksanakan pengelolaan


sendiri terhadap limbah yang diproduksi. Terdapat dua IPA yang telah melakukan
pengelolaan limbahnya yaitu IPA Lendah dan IPA Clereng seperti yang terlihat pada
Gambar. Kedua IPA ini memiliki bak penampung lumpur. Lumpur yang
dikumpulkan dapat menjadi tanah urug dan kebutuhan-kebutuhan usaha lainnya

453
(a)

(b)
Gambar 7. 30 (a) Pengolahan Lumpur di IPA Clereng, (b) Pengolahan Lumpur di IPA Lendah

h. Pengelolaan Sumber Daya Air sesuai dengan UU Sumber Daya Air No 17/2019.

Dalam peraturan ini dibahas berbagai hal terkait dengan pengaturan sumber daya air
yaitu penguasaan negara dan hak rakyat atas Air; tugas dan wewenang dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air; Pengelolaan Sumber Daya Air; perizinan; sistem
informasi Sumber Daya Air; pemberdayaan dan pengawasan; pendanaan; hak dan
kewajiban; partisipasi masyarakat; dan koordinasi. Pada Bab IX pasal 57 juga dijabar
terkait pendanaan dalam penggunaan sumber daya air yang mana ini kemudian
diturunkan menjadi peraturan yang mengatur tentang SIPA (Surat Ijin Pengusahaan
Air Tanah). Pada pasal 57 poin 6 secara jelas dijabarkan bahwa badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik desa, koperasi, badan usaha
swasta, dan perseorangan yang melalsanakan penggunaan Sumber Daya Air untuk
kegiatan usaha, pendanaannya ditanggung oleh tiap-tiap pihak yang melaksanakan
kegiatan tersebut. Dalam hal ini jelas, bahwa bila PDAM maupun SPAMDes
menggunakan air tanah, maka wajib bagi pengelola tersebut untuk dapat memiliki
SIPA.

i. Melakukan program reboisasi terutama pada wilayah tangkapan air tanah

Untuk melindungi cadangan air tanah maka perlu dilakukan langkah konservasi yang
berupa penanaman pohon di area-area yang teridentifikasi sebagai daerah tangkapan
454
mata air atau sumur. Program reboisasi ini telah dilaksanakan dengan pemrakarsa
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo. Terdapat bantuan pohon yang
disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk melaksanakan reboisasi.
Selain itu, PDAM Tirta Binangun juga memberikan dana CSR (Community Social
Responsibility) dalam bentuk dana untuk penghijauan. Berikut adalah daftar wilayah
yang telah menerima bantuan reboisasi untuk konservasi air tanah pada Tahun 2021.
Dalam tahun-tahun mendatang, program ini semakin digalakkan sehingga cadangan
air tanah di Kabupaten Kulon Progo akan tetap terjaga.

Kedepannya, pemerintah Kabipaten Kulon Progo dapat meminta adanya upaya


konservasi air oleh pengelola SPAMDes dalam bentuk penanaman pohon,
pemeliharaan lokasi sumber dan sekitarnya optimalisasi penggunaan air serta
meminimalkan kehilangan air di sumber maupun di jaringan distribusi.

455
Tabel 7. 51 Daftar Alokasi Pohon Pelindung di Sekitar Mata Air

Jenis Pohon
Luas Jumlah
No. Nama Kelompok Pupuk
Lahan Pohon

Beringin Aren Gayam Pucung/Kluwak Alpukat Manggis Klengkeng


KTH. Wana Menoreh
1 3 ha 60 80 60 50 35 35 15 320
Subur
2 KTH. Ngudi Lestari 1.5 ha 35 45 35 25 15 15 8 170
KTH. Manunggal Raos
3 1.5 ha 35 45 35 25 15 15 8 170
Balong 5
KTH. Wono Rahayu
4 2.5 ha 45 60 45 40 25 25 13 240
Balong 8
5 KTH. Embung Krapyak 1 ha 25 20 25 10 10 10 40 6 140
Jumlah 200 250 200 150 100 100 40 50 1,040

456
Tabel 7. 52 Bantuan Penghijauan CSR PDAM Tirta Binangun

Nama Luas Jenis Pohon Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
No. Pupuk Jumlah
Kelompok Lahan Pohon Pohon Penanaman Pupuk Penyiangan/Dangir Stimulan
Beringin Aren
KTH.
Wana
1 3 ha 5 5 15 10 1.000.000 500,000 375,000 1.320.000 500,000 3.695.000
Menoreh
Subur
KTH.
2 Ngudi 1.5 ha 5 5 10 10 1.000.000 500,000 250,000 720,000 500,000 2.970.000
Lestari
KTH.
Manunggal
3 1.5 ha 5 5 10 10 1.000.000 500,000 250,000 720,000 500,000 2.970.000
Raos
Balong 5
KTH.
Wono
4 2.5 ha 5 5 10 10 1.000.000 500,000 250,000 1.000.000 500,000 3.250.000
Rahayu
Balong 8
KTH.
5 Embung 1 ha 5 5 5 10 1.000.000 500,000 125,000 600,000 500,000 2.725.000
Krapyak
Jumlah 25 25 50 50 5.000.000 2.500.000 1.250.000 4.360.000 2.500.000 15.610.000

457
7.10 Perkiraan Kebutuhan Biaya

Perkiraan kebutuhan biaya pembangunan pengamanan sistem air minum di Kabupaten


Kulon Progo sebagai landasan analisis investasi pendanaan. Setiap tahapan yang telah
direncanakan dihitung anggaran biaya yang diperlukan. Perkiraan kebutuhan biaya dibuat
untuk SPAMDes dan PDAM.

7.10.1 Metode Kajian

Dalam melakukan rencana anggaran biaya dilaksanakan kajian meliputi :

1. Cakupan pekerjaan tiap fase dengan melakukan kajian hasil desain SPAM pada
setiap bangunan
2. Volume pekerjaan dilakukan dengan melakukan estimasi setiap detail pekerjaan
3. Harga satuan pekerjaan, harga satuan barang dan jasa diambil dari SHBJ Kabupaten
Kulon Progo disertai dengan data inflasi harga barang/jasa (nilai inflasi Bulan
Desember 2021: 1.8%), maupun indeks kemahalan harga (IKK) jika material tidak
tercantum dalam SHBJ. Selain itu, harga satuan pekerjaan juga diestimasi
berdasarkan data sebagai berikut:
a. Rencana Bisnis PDAM Tirtabinangun
b. Presentasi: Perjanjian Kerja Sama SPAM Regional Kamijoro (Agustus 2020)
c. Presentasi: Sistem Planning Bendungan Bener (21 Juli 2021)
d. Historical Data DED Pembanguan SPAMDes
e. Historical Data DED Pembanguan SPAM
4. Rencana anggaran biaya, dilakukan dengan mengestimasi harga satuan pekerjaan dan
volume yang diperlukan
5. Selanjutnya, rencana anggaran biaya ini dipecah dengan mempertimbangkan fase
pembangunannya.

7.10.2 Rencana Anggaran Biaya PDAM (Non-SPAMDes)

Rencana Anggaran Biaya Non-SPAMDES dikelompokkan berdasarkan unit air baku,


unit produksi, unit distribusi, unit pelanggan dan lain-lain seperti yang ditunjukkan pada

458
Gambar 7.31. Setiap kelompok unit diklasifikasikan berdasarkan wilayah SPAM yang
dilayani untuk mempermudah inventarisasi infrastruktur yang perlu dibangun. Adapun di
setiap unit air baku didetailkan tipe infrastruktur yang dibangun seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7.32. Pendetailan ini juga dilakukan pada unit produksi yang ditunjukkan
pada Gambar 7.33. Rencana anggaran biaya Tahap Mendesak ditunjukkan pada Tabel
7.53, Tahap Pendek pada Tabel 7.54, Tahap Menengah pada Tabel 7.55, Tahap Panjang
pada Tabel 7.56.

RAB

Unit Unit
Unit air baku Unit produksi Lain-lain
distribusi pelanggan

Pipa
Intake IPA SR domestik Pelatihan
distribusi

Pipa SR non Optimalisasi


Pipa tramisi
transmisi domestik intake

Bangunan Penurunan Optimalisasi


Reservoar
penunjang kebocoran IPA

Bangunan
penunjang

Gambar 7. 31 Work Breakdown Structure Rab Non-Spamdes (PDAM)

Unit air baku

Bangunan
Intake Pipa transmisi
pendukung

Bangunan
Flowmeter Rumah pompa
penangkap

Pompa
sentrifugal/ Gate valve
submersible

Aksesoris
lainnya

Gambar 7. 32 Work Breakdown Structure Unit Air Baku Non-Spamdes (PDAM)

459
Unit
produksi

Pipa Bangunan
IPA Reservoar
transmisi penunjang

IPA paket Reservoar Ruang


Flowmeter
baja beton pengelola,

Ruang
Gate valve
SCADA

Aksesoris Ruang
lainnya kimia

DLL

Gambar 7. 33 Work Breakdown Structure Unit Produksi Non-Spamdes (PDAM)

460
Tabel 7. 53 Rencana Anggaran Biaya Tahap Mendesak

TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
I. UNIT AIR BAKU
1 SPAM Kamijoro
Peningkatan intake Kamijoro kap 286 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa submersible 167 liter/s
4
H 55 m Unit Rp1.171,158.910 Rp4,684.635.640 4.684.635.640
2) Paket pipa transmisi intake-IPA GSP 500mm dan
asesories m 1,330 Rp2.727.273 Rp3.627.272.727 3.627.272.727
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.319.689.816 Rp1.319.689.816 1.319.689.816
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Kamijoro Rp9.631.598.183 Rp9.631.598.183 Rp-
2 SPAM Salamrejo
Peningkatan kapasitas intake Salamrejo kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa submersible 60
2
liter/detik H 18 m Unit Rp158.641.063 Rp317.282.125 323.215.301
2) Paket pipa transmisi GI dia 150mm dan asesories m 250 Rp818.182 Rp204.545.455 208.370.455
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Salamrejo Rp521.827.580 Rp- Rp531.585.755
3 SPAM Sermo
Peningkatan kapasitas intake Sermo kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa submersible 60 liter/s
2
H 79 m Unit Rp590.808.906 Rp1.181.617.813
2) Peket pipa transmisi intake-IPA HDPE dia 250 mm dan
asesories m 230 Rp492.517 Rp113.278.868
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Sermo Rp1.294.896.681 Rp- Rp-

461
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
4 SPAM Kalibawang
Peningkatan kapasitas intake Kalibawang kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa submersible 60 liter/s
H 88 m Unit 2 Rp654.571.375 Rp1.309.142.750
2) Pekerjaan bangunan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp833.333.042 Rp833.333.042
4) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan asesories ls 1 Rp626.840.500 Rp626.840.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Kalibawang Rp3.388.992.425 Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Outlet unit 1 Rp3.187.319.300 Rp3.187.319.300
2) Paket pipa transmisi outlet - WTP Wonotopo dia 1200
HDPE PN 12,5 m 6,700 Rp32.260.437 Rp216.144.927.900
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Bener Rp219.332.247.200 Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
Tidak ada pengadaan
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Samigaluh Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
Pembuatan intake kapasitas 100 l/detik
1) Pembuatan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
2) Pompa submersible 50 liter/s H 55 m Unit 3 Rp350.646.380 Rp1.051.939.141
3) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan asesories ls 1 Rp565.064.500 Rp565.064.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku Sindutan Rp2.236.679.774 Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT AIR BAKU Rp236.406.241.842 Rp9.631.598.183 Rp531.585.755
II. UNIT PRODUKSI

462
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
1 SPAM Kamijoro
Pembuatan IPA baru Kamijoro kap 286 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 100 l/detik Unit 1 Rp59.633.679.300 Rp59.633.679.300 59.633.679.300
2) Reservoar Tuksono kap 1000 m3 Unit 1 Rp5.635.104.790 Rp5.635.104.790 5.635.104.790
3) Reservoar Jekeling kap 4500 m3 Unit 1 Rp24.418.787.425 Rp24.418.787.425 24.418.787.425
4) Paket mekanikal termasuk pompa submersible Q 45
liter/detik H 55m (Tuksono) Unit 2 Rp420.775.656 Rp841.551.313 841.551.313
5) Paket mekanikal termasuk pompa submersible Q 135
liter/detik H 65 m (Jekeling) Unit 3 Rp981.809.865 Rp2.945.429.594 2.945.429.594
6) Paket pipa transmisi HDPE dia 250 mm (IPA-reservoar
Tuksono) m 810 Rp492.517 Rp398.938.623 398.938.623
7) Paket pipa transmisi BS dia 600 mm (IPA-reservoar
Jekeling) m 6,460 Rp3.272.727 Rp21.141.818.182 21.141.818.182
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp20.464.642.650 Rp20.464.642.650 20.464.642.650
9) MEP ls 1 Rp14.821.563.653 Rp14.821.563.653 14.821.563.653
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Kamijoro Rp150.301.515.529 Rp150.301.515.529 Rp-
2 SPAM Salamrejo
Pembuatan IPA baru Salamrejo kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000 5.231.024.500
2) Paket pipa transmisi GI dia 200 mm m 3,210 Rp910.000 Rp2.921.100.000 2.975.724.570
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.235.412.777 Rp1.235.412.777 1.258.514.995
4) Paket mekanikal termasuk pompa booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000 700.091.388
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Salamrejo Rp9.978.752.777 Rp- Rp10.165.355.453
3 SPAM Sermo
a. Pembuatan IPA baru Sermo kap 50 l/detik

463
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 150 mm meter 230 Rp682.000 Rp156.860.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) pipa transmisi HDPE diameter. 250 mm ls 1 Rp4.876.548.800 Rp4.876.548.800
5) Reservoar Kaliagung 100 m3 ( Lokasi R.10 ) ls 1 Rp850.000.000 Rp850.000.000 850.000.000
6) Reservoar Clawer 500 m3 ls 1 Rp3.000.000.000 Rp3.000.000.000
7) Reservoar Kriyan 200 m3 ls 1 Rp1.700.000.000 Rp1.700.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Sermo Rp16.405.648.800 Rp850.000.000 Rp-
4 SPAM Kalibawang
a. Pembuatan IPA baru Kalibawang kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 380 Rp1.137.000 Rp432.060.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp5.836.914.343 Rp5.836.914.343
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Kalibawang Rp12.091.214.343 Rp- Rp-
5 SPAM Bener
a) Pembuatan IPA
WTP, complete treatment plant ls 1 Rp98.590.630.600 Rp98.590.630.600
Ground reservoir 20% WTP Production ls 1 10.564.033.200 Rp10.564.033.200
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Paket pipa transmisi dia 800 mm ke offtake Hargomulyo meter 7,800 Rp8.324.343 Rp64.929.875.790
2) Reservoar Hargomulyo 1000 m3 Unit 5 Rp5.409.700.599 Rp27.048.502.994
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Kalibawang Rp201.133.042.584 Rp- Rp-

464
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
6 SPAM Samigaluh
a) Pembuatan IPA
sudah ada IPA eksisting
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Reservoar kap 200 m3 unit 1 Rp1.288.023.952 Rp1.288.023.952
2) Paket mekanikal termasuk pompa booster kap 20 l/detik unit 4 Rp348.128.000 Rp1.392.512.000
3) Reservoar antara kap 100 m3 unit 4 Rp772.814.371 Rp3.091.257.485
2) Reservoar Totogan kap 100 m3 unit 1 Rp772.814.371 Rp772.814.371
3) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 22,078 Rp1.363.636 Rp30.106.363.636
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.427.532.825 Rp1.427.532.825
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Samigaluh Rp38.078.504.269 Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 2 Rp5.135.000.000 Rp10.270.000.000
2) Reservoir Hargomulyo 500 m3 Unit 1 Rp2.833.652.695 Rp2.833.652.695
3) Pompa submersible 100 liter/s H 51 m Unit 2 Rp625.000.000 Rp1.250.000.000
4) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 5,200 Rp1.363.636 Rp7.090.909.091
5) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp7.256.208.683 Rp7.256.208.683
6) MEP ls 1 9.899.486.080 Rp9.899.486.080
7) Pembebasan Lahan Kawasan 1 Rp9.924.000.000 Rp9.924.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi Sindutan Rp48.524.256.548 Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT AIR
PRODUKSI Rp476.512.934.851 Rp151.151.515.529 Rp10.165.355.453
III. UNIT DISTRIBUSI
1 SPAM Kamijoro

465
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
1) Pipa distribusi dari R. Jekeling Ls 1 Rp454.620.000.000 Rp454.620.000.000 125.660.000.000
2) Pipa distribusi dari R. Tuksono Ls 1 Rp23.170.000.000 Rp23.170.000.000 8.340.000.000
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Kamijoro Rp477.790.000.000 Rp- Rp134.000.000.000
2 SPAM Salamrejo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 5,750 Rp180.590 Rp1.038.389.625
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 8,250 Rp121.763 Rp1.004.546.813
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 6,500 Rp59.776 Rp388.543.616
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 9,750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Salamrejo Rp2.660.216.702 Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 6,500 Rp180.590 Rp1.173.831.750
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 8,000 Rp121.763 Rp974.106.000
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 8,750 Rp59.776 Rp523.039.483
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 6,750 Rp23.460 Rp158.356.141
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sermo Rp2.829.333.374 Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 13,000 Rp180.590 Rp2.347.663.500 1.173.831.750 1.195.782.404
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 21,000 Rp121.763 Rp2.557.028.250 1.302.422.339
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 15,000 Rp59.776 Rp896.639.113 456.703.132
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 11,000 Rp23.460 Rp258.061.860
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Kalibawang Rp6.059.392.723 Rp1.173.831.750 Rp2.954.907.875
5 SPAM Bener
1) Pipa Distribusi D 110 mm menuju wilayah pelayanan meter 20,400 244.358 Rp4.984.903.200

466
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 9,750 Rp180.590 Rp1.760.747.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 5,750 Rp121.763 Rp700.138.688
4) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 9,750 Rp59.776 Rp582.815.423
5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 7,750 Rp23.460 Rp181.816.310
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Bener Rp8.210.421.246 Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 14,000 Rp180.590 Rp2.528.253.000
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 18,000 Rp121.763 Rp2.191.738.500
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 11,000 Rp59.776 Rp657.535.350
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 12,000 Rp23.460 Rp281.522.029
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Samigaluh Rp5.659.048.879 Rp- Rp-
7 SPAM Lendah
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 13,000 Rp180.590 Rp2.347.663.500 597.891.202
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 5,500 Rp121.763 Rp669.697.875
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 7,750 Rp59.776 Rp463.263.542
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 9,750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Lendah Rp3.709.361.565 Rp- Rp597.891.202
8 SPAM Sentolo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 26,000 Rp180.590 Rp4.695.327.000
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 15,000 Rp121.763 Rp1.826.448.750
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 17,750 Rp59.776 Rp1.061.022.950
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 13,000 Rp23.460 Rp304.982.198
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sentolo Rp7.887.780.899 Rp- Rp-

467
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
9 SPAM Clereng
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 3,000 Rp180.590 Rp541.768.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 6,500 Rp121.763 Rp791.461.125
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 6,000 Rp59.776 Rp358.655.645
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-32 meter 3,500 Rp23.460 Rp82.110.592
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp1.773.995.862 Rp- Rp-
10 SPAM Sindutan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-110 meter 22,400 Rp244.358 Rp5.473.619.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-90 meter 4,500 Rp121.763 Rp547.934.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-63 meter 4,000 Rp59.776 Rp239.103.763
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp6.260.657.588 Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT DISTRIBUSI 522.840.208.838 1.173.831.750 137.552.799.077
IV. UNIT PELANGGAN
1 Penambahan Jumlah Pelanggan Domestik SR 43,911 Rp1.500.000 Rp65.866.500.000 4.750.500.000 4.839.334.350
2 Penambahan Jumlah Pelanggan Non-Domestik SR 14,640 Rp2.100.000 Rp30.744.000.000 2.217.600.000 2.259.069.120
3 Penurunan kehilangan air fisik dan non fisik SR 1,461,171 Rp4.742 Rp6.928.332.249 554.266.580 564.631.365
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Pelanggan Rp103.538.832.249 Rp7.522.366.580 Rp7.663.034.835
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT DISTRIBUSI 103.538.832.249 7.522.366.580 7.663.034.835
V. LAIN-LAIN
1 Pelatihan Unit 38 Rp10.000.000 380.000.000 20.000.000 20.374.000
2 Optimalisasi Intake ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.500.000.000 1.528.050.000
3 Optimalisasi IPA ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.500.000.000 1.528.050.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Lain-lain Rp60.380.000.000 Rp3.020.000.000 Rp3.076.474.000

468
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
2022 2023
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA LAIN-LAIN 60.380.000.000 3.020.000.000 3.076.474.000
JUMLAH Rp1.399.678.217.779 Rp172.499.312.042 Rp158.989.249.121
PPN 10% Rp139.967.821.778 Rp17.249.931.204 Rp15.898.924.912
TOTAL Rp1.539.646.039.557 Rp189.749.243.246 Rp174.888.174.033
PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989 Rp4.743.731.081 Rp4.372.204.351
ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582 Rp7.589.969.730 Rp6.995.526.961
JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129 Rp202.082.944.057 Rp186.255.905.345

Tabel 7. 54 Rencana Anggaran Biaya Tahap Pendek


HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
I. UNIT AIR BAKU
1 SPAM Kamijoro
Peningkatan intake Kamijoro kap 286
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
4
submersible 167 liter/s H 55 m Unit Rp1.171.158.910 Rp4.684.635.640
2) Paket pipa transmisi intake-IPA GSP
500mm dan asesories m 1.330 Rp2.727.273 Rp3.627.272.727
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.319.689.816 Rp1.319.689.816
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kamijoro Rp9.631.598.183 Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo

469
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
Peningkatan kapasitas intake Salamrejo kap
50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/detik H 18 m Unit Rp158.641.063 Rp317.282.125
2) Paket pipa transmisi GI dia 150mm dan
asesories m 250 Rp818.182 Rp204.545.455
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Salamrejo Rp521.827.580 Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
Peningkatan kapasitas intake Sermo kap 50
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/s H 79 m Unit Rp590.808.906 Rp1.181.617.813 1.226.223.519
2) Peket pipa transmisi intake-IPA HDPE
dia 250 mm dan asesories m 230 Rp492.517 Rp113.278.868 117.555.110
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sermo Rp1.294.896.681 Rp1.343.778.629 Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
Peningkatan kapasitas intake Kalibawang
kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible 60 liter/s H 88 m Unit 2 Rp654.571.375 Rp1.309.142.750 1.383.967.601
2) Pekerjaan bangunan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133 655.094.100
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp833.333.042 Rp833.333.042 880.962.700

470
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
4) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp626.840.500 Rp626.840.500 662.667.951
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kalibawang Rp3.388.992.425 Rp- Rp3.582.692.352 Rp-
5 SPAM Bener
1) Outlet unit 1 Rp3.187.319.300 Rp3.187.319.300 3.307.639.616
2) Paket pipa transmisi outlet - WTP
Wonotopo dia 1200 HDPE PN 12,5 m 6.700 Rp32.260.437 Rp216.144.927.900 224.304.331.923
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Bener Rp219.332.247.200 Rp227.611.971.539 Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
Tidak ada pengadaan
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Samigaluh Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
Pembuatan intake kapasitas 100 l/detik
1) Pembuatan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133 667.344.360
2) Pompa submersible 50 liter/s H 55 m Unit 3 Rp350.646.380 Rp1.051.939.141 1.132.858.948
3) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp565.064.500 Rp565.064.500 608.531.758
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sindutan Rp2.236.679.774 Rp- Rp- Rp2.408.735.066
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR BAKU Rp236.406.241.842 Rp228.955.750.168 Rp3.582.692.352 Rp2.408.735.066

471
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
II. UNIT PRODUKSI
1 SPAM Kamijoro
Pembuatan IPA baru Kamijoro kap 286
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 100 l/detik Unit 1 Rp59.633.679.300 Rp59.633.679.300
2) Reservoar Tuksono kap 1000 m3 Unit 1 Rp5.635.104.790 Rp5.635.104.790
3) Reservoar Jekeling kap 4500 m3 Unit 1 Rp24.418.787.425 Rp24.418.787.425
4) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 45 liter/detik H 55m
(Tuksono) Unit 2 Rp420.775.656 Rp841.551.313
5) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 135 liter/detik H 65 m
(Jekeling) Unit 3 Rp981.809.865 Rp2.945.429.594
6) Paket pipa transmisi HDPE dia 250 mm
(IPA-reservoar Tuksono) m 810 Rp492.517 Rp398.938.623
7) Paket pipa transmisi BS dia 600 mm
(IPA-reservoar Jekeling) m 6.460 Rp3.272.727 Rp21.141.818.182
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp20.464.642.650 Rp20.464.642.650
9) MEP ls 1 Rp14.821.563.653 Rp14.821.563.653
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kamijoro Rp150.301.515.529 Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Pembuatan IPA baru Salamrejo kap 50
l/detik

472
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 200 mm m 3.210 Rp910.000 Rp2.921.100.000
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.235.412.777 Rp1.235.412.777
4) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Salamrejo Rp9.978.752.777 Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
a. Pembuatan IPA baru Sermo kap 50
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000 5.328.844.658
2) Paket pipa transmisi GI dia 150 mm meter 230 Rp682.000 Rp156.860.000 162.781.416
3) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000 713.183.097
4) pipa transmisi HDPE diameter. 250 mm ls 1 Rp4.876.548.800 Rp4.876.548.800 5.155.270.917
5) Reservoar Kaliagung 100 m3 ( Lokasi
R.10 ) ls 1 Rp850.000.000 Rp850.000.000
6) Reservoar Clawer 500 m3 ls 1 Rp3.000.000.000 Rp3.000.000.000 3.171.466.828
7) Reservoar Kriyan 200 m3 ls 1 Rp1.700.000.000 Rp1.700.000.000 1.764.174.473
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sermo Rp16.405.648.800 Rp7.968.983.644 Rp8.326.737.745 Rp-
4 SPAM Kalibawang
a. Pembuatan IPA baru Kalibawang kap 50
l/detik

473
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000 5.428.494.053
2) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 380 Rp1.137.000 Rp432.060.000 456.754.653
3) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000 726.519.621
4) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp5.836.914.343 Rp5.836.914.343 6.170.526.739
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp12.091.214.343 Rp- Rp12.782.295.065 Rp-
5 SPAM Bener
a) Pembuatan IPA -
WTP, complete treatment plant ls 1 Rp98.590.630.600 Rp98.590.630.600 102.312.396.342
Ground reservoir 20% WTP Production ls 1 10.564.033.200 Rp10.564.033.200 10.962.822.178
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Paket pipa transmisi dia 800 mm ke
offtake Hargomulyo meter 7.800 Rp8.324.343 Rp64.929.875.790 68.640.982.396
2) Reservoar Hargomulyo 1000 m3 Unit 5 Rp5.409.700.599 Rp27.048.502.994 28.594.476.661
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp201.133.042.584 Rp113.275.218.521 Rp97.235.459.057 Rp-
6 SPAM Samigaluh
a) Pembuatan IPA
sudah ada IPA eksisting
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Reservoar kap 200 m3 unit 1 Rp1.288.023.952 Rp1.288.023.952 1.361.641.746

474
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
2) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 20 l/detik unit 4 Rp348.128.000 Rp1.392.512.000 1.472.101.872
3) Reservoar antara kap 100 m3 unit 4 Rp772.814.371 Rp3.091.257.485 3.267.940.190
2) Reservoar Totogan kap 100 m3 unit 1 Rp772.814.371 Rp772.814.371 816.985.047
3) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 22.078 Rp1.363.636 Rp30.106.363.636 31.827.111.191
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.427.532.825 Rp1.427.532.825 1.509.124.333
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Samigaluh Rp38.078.504.269 Rp- Rp40.254.904.378 Rp-
7 SPAM Sindutan
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 2 Rp5.135.000.000 Rp10.270.000.000 11.060.013.784
2) Reservoir Hargomulyo 500 m3 Unit 1 Rp2.833.652.695 Rp2.833.652.695 3.051.629.782
3) Pompa submersible 100 liter/s H 51 m Unit 2 Rp625.000.000 Rp1.250.000.000 1.346.155.524
4) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 5.200 Rp1.363.636 Rp7.090.909.091 7.636.373.154
5) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp7.256.208.683 Rp7.256.208.683 7.814.388.320
6) MEP ls 1 9.899.486.080 Rp9.899.486.080 9.899.486.080
7) Pembebasan Lahan Kawasan 1 Rp9.924.000.000 Rp9.924.000.000 9.924.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sindutan Rp48.524.256.548 Rp- Rp- Rp50.732.046.644
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR PRODUKSI Rp476.512.934.851 Rp121.244.202.165 Rp158.599.396.246 Rp50.732.046.644
III. UNIT DISTRIBUSI
1 SPAM Kamijoro

475
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026

1) Pipa distribusi dari offtake Jekeling Ls 1 Rp454.620.000.000 Rp454.620.000.000 69.840.000.000 78.240.000.000 53.020.000.000
2) Pipa distribusi dari offtake Tuksono Ls 1 Rp23.170.000.000 Rp23.170.000.000 4.000.000.000 3.480.000.000 3.440.000.000
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kamijoro Rp477.790.000.000 Rp73.840.000.000 Rp81.720.000.000 Rp56.460.000.000
2 SPAM Salamrejo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 5.750 Rp180.590 Rp1.038.389.625
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 8.250 Rp121.763 Rp1.004.546.813
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 6.500 Rp59.776 Rp388.543.616
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Salamrejo Rp2.660.216.702 Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 6.500 Rp180.590 Rp1.173.831.750 632.064.038
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 8.000 Rp121.763 Rp974.106.000 524.519.269
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 8.750 Rp59.776 Rp523.039.483 281.636.995
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 6.750 Rp23.460 Rp158.356.141 85.268.798

476
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Sermo Rp2.829.333.374 Rp- Rp- Rp1.523.489.100
4 SPAM Kalibawang
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 21.000 Rp121.763 Rp2.557.028.250 1.351.588.379
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 15.000 Rp59.776 Rp896.639.113 482.806.278
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 11.000 Rp23.460 Rp258.061.860 277.913.119
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kalibawang Rp6.059.392.723 Rp- Rp1.351.588.379 Rp760.719.397
5 SPAM Bener
1) Pipa Distribusi D 110 mm menuju
wilayah pelayanan meter 20.400 244.358 Rp4.984.903.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 9.750 Rp180.590 Rp1.760.747.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 5.750 Rp121.763 Rp700.138.688
4) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 9.750 Rp59.776 Rp582.815.423
5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 7.750 Rp23.460 Rp181.816.310

477
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Bener Rp8.210.421.246 Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 14.000 Rp180.590 Rp2.528.253.000 1.336.378.420
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 18.000 Rp121.763 Rp2.191.738.500 1.158.504.325
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 11.000 Rp59.776 Rp657.535.350 347.558.591
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 12.000 Rp23.460 Rp281.522.029 148.806.296
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Samigaluh Rp5.659.048.879 Rp- Rp2.991.247.632 Rp-
7 SPAM Lendah
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500 609.071.767 620.461.409 632.064.038
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 5.500 Rp121.763 Rp669.697.875 694.978.762
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 7.750 Rp59.776 Rp463.263.542 489.741.652
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649 246.332.082
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Lendah Rp3.709.361.565 Rp1.304.050.530 Rp1.110.203.061 Rp878.396.120
8 SPAM Sentolo

478
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 26.000 Rp180.590 Rp4.695.327.000
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 15.000 Rp121.763 Rp1.826.448.750
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 17.750 Rp59.776 Rp1.061.022.950
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 13.000 Rp23.460 Rp304.982.198
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Sentolo Rp7.887.780.899 Rp- Rp- Rp-
9 SPAM Clereng
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 3.000 Rp180.590 Rp541.768.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 6.500 Rp121.763 Rp791.461.125
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 6.000 Rp59.776 Rp358.655.645
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE
D-32 meter 3.500 Rp23.460 Rp82.110.592
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Clereng Rp1.773.995.862 Rp- Rp- Rp-
10 SPAM Sindutan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 22.400 Rp244.358 Rp5.473.619.200 4.710.476.240

479
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 4.500 Rp121.763 Rp547.934.625 295.042.089
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 4.000 Rp59.776 Rp239.103.763 128.748.341
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Clereng Rp6.260.657.588 Rp- Rp- Rp5.134.266.670
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 522.840.208.838 75.144.050.530 87.173.039.072 64.756.871.286
IV. UNIT PELANGGAN
1 Penambahan Jumlah Pelanggan Domestik SR 43.911 Rp1.500.000 Rp65.866.500.000 5.153.983.835 5.369.293.339 5.590.853.122
Penambahan Jumlah Pelanggan Non-
14.640
2 Domestik SR Rp2.100.000 Rp30.744.000.000 2.353.616.297 2.450.909.564 2.553.280.105
Penurunan kehilangan air fisik dan non
1.461.171
3 fisik SR Rp4.742 Rp6.928.332.249 575.189.971 585.946.024 298.451.607
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Pelanggan Rp103.538.832.249 Rp8.082.790.104 Rp8.406.148.927 Rp8.442.584.834
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 103.538.832.249 8.082.790.104 8.406.148.927 8.442.584.834
V. LAIN-LAIN
1 Pelatihan Unit 38 Rp10.000.000 380.000.000 20.754.994 21.143.112 21.538.488
2 Optimalisasi Intake ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.556.624.535 1.585.733.414 1.615.386.629
3 Optimalisasi IPA ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.556.624.535 1.585.733.414 1.615.386.629
Jumlah Kebutuhan Biaya Lain-lain Rp60.380.000.000 Rp3.134.004.064 Rp3.192.609.940 Rp3.252.311.746

480
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2024 2025 2026
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
LAIN-LAIN 60.380.000.000 3.134.004.064 3.192.609.940 3.252.311.746

JUMLAH Rp1.399.678.217.779 Rp436.560.797.030 Rp260.953.886.537 Rp129.592.549.577


PPN 10% Rp139.967.821.778 Rp43.656.079.703 Rp26.095.388.654 Rp12.959.254.958

TOTAL Rp1.539.646.039.557 Rp480.216.876.733 Rp287.049.275.190 Rp142.551.804.534


PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989 Rp12.005.421.918 Rp7.176.231.880 Rp3.563.795.113
ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582 Rp19.208.675.069 Rp11.481.971.008 Rp5.702.072.181

JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129 Rp511.430.973.720 Rp305.707.478.078 Rp151.817.671.829

481
Tabel 7. 55 Rencana Anggaran Biaya Tahap Menengah
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
I. UNIT AIR BAKU
1 SPAM Kamijoro
Peningkatan intake Kamijoro kap 286
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
4
submersible 167 liter/s H 55 m Unit Rp1.171.158.910 Rp4.684.635.640
2) Paket pipa transmisi intake-IPA GSP
500mm dan asesories m 1.330 Rp2.727.273 Rp3.627.272.727
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.319.689.816 Rp1.319.689.816
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Kamijoro Rp9.631.598.183 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Peningkatan kapasitas intake Salamrejo
kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/detik H 18 m Unit Rp158.641.063 Rp317.282.125
2) Paket pipa transmisi GI dia 150mm dan
asesories m 250 Rp818.182 Rp204.545.455
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Salamrejo Rp521.827.580 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
Peningkatan kapasitas intake Sermo kap
50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/s H 79 m Unit Rp590.808.906 Rp1.181.617.813
2) Peket pipa transmisi intake-IPA HDPE
dia 250 mm dan asesories m 230 Rp492.517 Rp113.278.868
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Sermo Rp1.294.896.681 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-

482
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
4 SPAM Kalibawang
Peningkatan kapasitas intake Kalibawang
kap 50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible 60 liter/s H 88 m Unit 2 Rp654.571.375 Rp1.309.142.750
2) Pekerjaan bangunan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp833.333.042 Rp833.333.042
4) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp626.840.500 Rp626.840.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Kalibawang Rp3.388.992.425 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Outlet unit 1 Rp3.187.319.300 Rp3.187.319.300
2) Paket pipa transmisi outlet - WTP
Wonotopo dia 1200 HDPE PN 12,5 m 6.700 Rp32.260.437 Rp216.144.927.900
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Bener Rp219.332.247.200 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
Tidak ada pengadaan
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Samigaluh Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
Pembuatan intake kapasitas 100 l/detik
1) Pembuatan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
2) Pompa submersible 50 liter/s H 55 m Unit 3 Rp350.646.380 Rp1.051.939.141
3) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp565.064.500 Rp565.064.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air
Baku Sindutan Rp2.236.679.774 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-

483
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
UNIT AIR BAKU Rp236.406.241.842 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
II. UNIT PRODUKSI
1 SPAM Kamijoro
Pembuatan IPA baru Kamijoro kap 286
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 100 l/detik Unit 1 Rp59.633.679.300 Rp59.633.679.300
2) Reservoar Tuksono kap 1000 m3 Unit 1 Rp5.635.104.790 Rp5.635.104.790
3) Reservoar Jekeling kap 4500 m3 Unit 1 Rp24.418.787.425 Rp24.418.787.425
4) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 45 liter/detik H 55m
(Tuksono) Unit 2 Rp420.775.656 Rp841.551.313
5) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 135 liter/detik H 65 m
(Jekeling) Unit 3 Rp981.809.865 Rp2.945.429.594
6) Paket pipa transmisi HDPE dia 250 mm
(IPA-reservoar Tuksono) m 810 Rp492.517 Rp398.938.623
7) Paket pipa transmisi BS dia 600 mm
(IPA-reservoar Jekeling) m 6.460 Rp3.272.727 Rp21.141.818.182
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp20.464.642.650 Rp20.464.642.650
9) MEP ls 1 Rp14.821.563.653 Rp14.821.563.653
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Kamijoro Rp150.301.515.529 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Pembuatan IPA baru Salamrejo kap 50
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 200 mm m 3.210 Rp910.000 Rp2.921.100.000
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.235.412.777 Rp1.235.412.777

484
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
4) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Salamrejo Rp9.978.752.777 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
a. Pembuatan IPA baru Sermo kap 50
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 150 mm meter 230 Rp682.000 Rp156.860.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) pipa transmisi HDPE diameter. 250 mm ls 1 Rp4.876.548.800 Rp4.876.548.800
5) Reservoar Kaliagung 100 m3 ( Lokasi
R.10 ) ls 1 Rp850.000.000 Rp850.000.000
6) Reservoar Clawer 500 m3 ls 1 Rp3.000.000.000 Rp3.000.000.000
7) Reservoar Kriyan 200 m3 ls 1 Rp1.700.000.000 Rp1.700.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Sermo Rp16.405.648.800 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
a. Pembuatan IPA baru Kalibawang kap
50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 380 Rp1.137.000 Rp432.060.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp5.836.914.343 Rp5.836.914.343
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Kalibawang Rp12.091.214.343 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener

485
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
a) Pembuatan IPA
WTP, complete treatment plant ls 1 Rp98.590.630.600 Rp98.590.630.600
Ground reservoir 20% WTP Production ls 1 10.564.033.200 Rp10.564.033.200
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Paket pipa transmisi dia 800 mm ke
offtake Hargomulyo meter 7.800 Rp8.324.343 Rp64.929.875.790
2) Reservoar Hargomulyo 1000 m3 Unit 5 Rp5.409.700.599 Rp27.048.502.994
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Kalibawang Rp201.133.042.584 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
a) Pembuatan IPA
sudah ada IPA eksisting
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Reservoar kap 200 m3 unit 1 Rp1.288.023.952 Rp1.288.023.952
2) Paket mekanikal termasuk pompa
booster kap 20 l/detik unit 4 Rp348.128.000 Rp1.392.512.000
3) Reservoar antara kap 100 m3 unit 4 Rp772.814.371 Rp3.091.257.485
2) Reservoar Totogan kap 100 m3 unit 1 Rp772.814.371 Rp772.814.371
3) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 22.078 Rp1.363.636 Rp30.106.363.636
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.427.532.825 Rp1.427.532.825
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Samigaluh Rp38.078.504.269 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 2 Rp5.135.000.000 Rp10.270.000.000
2) Reservoir Hargomulyo 500 m3 Unit 1 Rp2.833.652.695 Rp2.833.652.695
3) Pompa submersible 100 liter/s H 51 m Unit 2 Rp625.000.000 Rp1.250.000.000
4) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 5.200 Rp1.363.636 Rp7.090.909.091

486
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
5) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp7.256.208.683 Rp7.256.208.683
6) MEP ls 1 9.899.486.080 Rp9.899.486.080
7) Pembebasan Lahan Kawasan 1 Rp9.924.000.000 Rp9.924.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Produksi Sindutan Rp48.524.256.548 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
UNIT AIR PRODUKSI Rp476.512.934.851 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
III. UNIT DISTRIBUSI
1 SPAM Kamijoro

1) Pipa distribusi dari offtake Jekeling Ls 1 Rp454.620.000.000 Rp454.620.000.000 64.990.000.000 35.190.000.000 27.680.000.000
2) Pipa distribusi dari offtake Tuksono Ls 1 Rp23.170.000.000 Rp23.170.000.000 1.300.000.000 1.300.000.000 1.300.000.000
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kamijoro Rp477.790.000.000 Rp66.290.000.000 Rp36.490.000.000 Rp28.980.000.000 Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 5.750 Rp180.590 Rp1.038.389.625 1.139.178.739
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 8.250 Rp121.763 Rp1.004.546.813 551.025.523 561.329.700
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 6.500 Rp59.776 Rp388.543.616 434.227.790
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649 255.631.042
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Salamrejo Rp2.660.216.702 Rp1.690.204.262 Rp1.251.188.532 Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 6.500 Rp180.590 Rp1.173.831.750 693.414.010

487
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 8.000 Rp121.763 Rp974.106.000 575.430.633
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 8.750 Rp59.776 Rp523.039.483 308.973.501
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 6.750 Rp23.460 Rp158.356.141 93.545.235
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Sermo Rp2.829.333.374 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp1.671.363.379
4 SPAM Kalibawang
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 21.000 Rp121.763 Rp2.557.028.250
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 15.000 Rp59.776 Rp896.639.113
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 11.000 Rp23.460 Rp258.061.860
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kalibawang Rp6.059.392.723 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Pipa Distribusi D 110 mm menuju
wilayah pelayanan meter 20.400 244.358 Rp4.984.903.200 2.785.509.030 2.837.598.048
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 9.750 Rp180.590 Rp1.760.747.625 1.002.285.064
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 5.750 Rp121.763 Rp700.138.688 398.545.788
4) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 9.750 Rp59.776 Rp582.815.423 331.760.887
5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 7.750 Rp23.460 Rp181.816.310 103.496.816

488
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Bener Rp8.210.421.246 Rp- Rp2.785.509.030 Rp4.673.686.603 Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 14.000 Rp180.590 Rp2.528.253.000
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 18.000 Rp121.763 Rp2.191.738.500
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 11.000 Rp59.776 Rp657.535.350
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 12.000 Rp23.460 Rp281.522.029
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Samigaluh Rp5.659.048.879 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Lendah
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 5.500 Rp121.763 Rp669.697.875
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 7.750 Rp59.776 Rp463.263.542
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Lendah Rp3.709.361.565 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
8 SPAM Sentolo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 26.000 Rp180.590 Rp4.695.327.000 2.623.697.037
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 15.000 Rp121.763 Rp1.826.448.750 1.020.599.454
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 17.750 Rp59.776 Rp1.061.022.950 592.887.944
489
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 13.000 Rp23.460 Rp304.982.198 170.420.695
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Sentolo Rp7.887.780.899 Rp- Rp4.407.605.130 Rp- Rp- Rp-
9 SPAM Clereng
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 3.000 Rp180.590 Rp541.768.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 6.500 Rp121.763 Rp791.461.125
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 6.000 Rp59.776 Rp358.655.645
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa
HDPE D-32 meter 3.500 Rp23.460 Rp82.110.592
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Clereng Rp1.773.995.862 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
10 SPAM Sindutan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-110 meter 22.400 Rp244.358 Rp5.473.619.200 1.206.342.439
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-90 meter 4.500 Rp121.763 Rp547.934.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE
D-63 meter 4.000 Rp59.776 Rp239.103.763
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Clereng Rp6.260.657.588 Rp1.206.342.439 Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
UNIT DISTRIBUSI 522.840.208.838 69.186.546.701 44.934.302.691 33.653.686.603 - 1.671.363.379
IV. UNIT PELANGGAN
1 Penambahan Jumlah Pelanggan Domestik SR 43.911 Rp1.500.000 Rp65.866.500.000 5.548.944.177 5.776.760.589 6.012.864.640 6.255.778.907 6.510.992.071
Penambahan Jumlah Pelanggan Non-
14.640
2 Domestik SR Rp2.100.000 Rp30.744.000.000 2.658.622.246 2.637.931.069 2.747.030.406 2.859.287.600 2.974.782.605

490
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2027 2028 2029 2030 2031
Penurunan kehilangan air fisik dan non
1.461.171
3 fisik SR Rp4.742 Rp6.928.332.249 304.032.652 309.718.063 315.509.791 321.409.824 327.420.188
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit
Pelanggan Rp103.538.832.249 Rp8.511.599.075 Rp8.724.409.721 Rp9.075.404.837 Rp9.436.476.331 Rp9.813.194.863
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
UNIT DISTRIBUSI 103.538.832.249 8.511.599.075 8.724.409.721 9.075.404.837 9.436.476.331 9.813.194.863
V. LAIN-LAIN
1 Pelatihan Unit 38 Rp10.000.000 380.000.000 21.941.258 22.351.560 22.769.534 23.195.324 23.629.077
2 Optimalisasi Intake ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.645.594.359 1.676.366.973 1.707.715.036 1.739.649.307 1.772.180.749
3 Optimalisasi IPA ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.645.594.359 1.676.366.973 1.707.715.036 1.739.649.307 1.772.180.749
Jumlah Kebutuhan Biaya Lain-lain Rp60.380.000.000 Rp3.313.129.975 Rp3.375.085.506 Rp3.438.199.605 Rp3.502.493.937 Rp3.567.990.574
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA
LAIN-LAIN 60.380.000.000 3.313.129.975 3.375.085.506 3.438.199.605 3.502.493.937 3.567.990.574

JUMLAH Rp1.399.678.217.779 Rp81.011.275.751 Rp57.033.797.918 Rp46.167.291.045 Rp12.938.970.268 Rp15.052.548.816


PPN 10% Rp139.967.821.778 Rp8.101.127.575 Rp5.703.379.792 Rp4.616.729.105 Rp1.293.897.027 Rp1.505.254.882

TOTAL Rp1.539.646.039.557 Rp89.112.403.326 Rp62.737.177.710 Rp50.784.020.150 Rp14.232.867.295 Rp16.557.803.698


PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989 Rp2.227.810.083 Rp1.568.429.443 Rp1.269.600.504 Rp355.821.682 Rp413.945.092
ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582 Rp3.564.496.133 Rp2.509.487.108 Rp2.031.360.806 Rp569.314.692 Rp662.312.148

JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129 Rp94.904.709.543 Rp66.815.094.261 Rp54.084.981.459 Rp15.158.003.669 Rp17.634.060.938

491
Tabel 7. 56 Rencana Anggaran Biaya Tahap Panjang 2032-2036
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
I. UNIT AIR BAKU
1 SPAM Kamijoro
Peningkatan intake Kamijoro kap 286 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
4
submersible 167 liter/s H 55 m Unit Rp1.171.158.910 Rp4.684.635.640
2) Paket pipa transmisi intake-IPA GSP
500mm dan asesories m 1.330 Rp2.727.273 Rp3.627.272.727
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.319.689.816 Rp1.319.689.816
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kamijoro Rp9.631.598.183 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Peningkatan kapasitas intake Salamrejo kap 50
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/detik H 18 m Unit Rp158.641.063 Rp317.282.125
2) Paket pipa transmisi GI dia 150mm dan
asesories m 250 Rp818.182 Rp204.545.455
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Salamrejo Rp521.827.580 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
Peningkatan kapasitas intake Sermo kap 50
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/s H 79 m Unit Rp590.808.906 Rp1.181.617.813
2) Peket pipa transmisi intake-IPA HDPE dia
250 mm dan asesories m 230 Rp492.517 Rp113.278.868
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sermo Rp1.294.896.681 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
492
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
Peningkatan kapasitas intake Kalibawang kap
50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible 60 liter/s H 88 m Unit 2 Rp654.571.375 Rp1.309.142.750
2) Pekerjaan bangunan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp833.333.042 Rp833.333.042
4) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp626.840.500 Rp626.840.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kalibawang Rp3.388.992.425 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Outlet unit 1 Rp3.187.319.300 Rp3.187.319.300
2) Paket pipa transmisi outlet - WTP Wonotopo
dia 1200 HDPE PN 12,5 m 6.700 Rp32.260.437 Rp216.144.927.900
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Bener Rp219.332.247.200 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
Tidak ada pengadaan
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Samigaluh Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
Pembuatan intake kapasitas 100 l/detik
1) Pembuatan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
2) Pompa submersible 50 liter/s H 55 m Unit 3 Rp350.646.380 Rp1.051.939.141
3) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp565.064.500 Rp565.064.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sindutan Rp2.236.679.774 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-

493
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR BAKU Rp236.406.241.842 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
II. UNIT PRODUKSI
1 SPAM Kamijoro
Pembuatan IPA baru Kamijoro kap 286 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 100 l/detik Unit 1 Rp59.633.679.300 Rp59.633.679.300
2) Reservoar Tuksono kap 1000 m3 Unit 1 Rp5.635.104.790 Rp5.635.104.790
3) Reservoar Jekeling kap 4500 m3 Unit 1 Rp24.418.787.425 Rp24.418.787.425
4) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 45 liter/detik H 55m (Tuksono) Unit 2 Rp420.775.656 Rp841.551.313
5) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 135 liter/detik H 65 m (Jekeling) Unit 3 Rp981.809.865 Rp2.945.429.594
6) Paket pipa transmisi HDPE dia 250 mm
(IPA-reservoar Tuksono) m 810 Rp492.517 Rp398.938.623
7) Paket pipa transmisi BS dia 600 mm (IPA-
reservoar Jekeling) m 6.460 Rp3.272.727 Rp21.141.818.182
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp20.464.642.650 Rp20.464.642.650
9) MEP ls 1 Rp14.821.563.653 Rp14.821.563.653
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kamijoro Rp150.301.515.529 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Pembuatan IPA baru Salamrejo kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 200 mm m 3.210 Rp910.000 Rp2.921.100.000
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.235.412.777 Rp1.235.412.777
4) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Salamrejo Rp9.978.752.777 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
494
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
3 SPAM Sermo
a. Pembuatan IPA baru Sermo kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 150 mm meter 230 Rp682.000 Rp156.860.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) pipa transmisi HDPE diameter. 250 mm ls 1 Rp4.876.548.800 Rp4.876.548.800
5) Reservoar Kaliagung 100 m3 ( Lokasi R.10
) ls 1 Rp850.000.000 Rp850.000.000
6) Reservoar Clawer 500 m3 ls 1 Rp3.000.000.000 Rp3.000.000.000
7) Reservoar Kriyan 200 m3 ls 1 Rp1.700.000.000 Rp1.700.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sermo Rp16.405.648.800 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
a. Pembuatan IPA baru Kalibawang kap 50
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 380 Rp1.137.000 Rp432.060.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp5.836.914.343 Rp5.836.914.343
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp12.091.214.343 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
a) Pembuatan IPA
WTP, complete treatment plant ls 1 Rp98.590.630.600 Rp98.590.630.600
Ground reservoir 20% WTP Production ls 1 10.564.033.200 Rp10.564.033.200
b) Pembuatan jaringan distribusi

495
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
1) Paket pipa transmisi dia 800 mm ke offtake
Hargomulyo meter 7.800 Rp8.324.343 Rp64.929.875.790
2) Reservoar Hargomulyo 1000 m3 Unit 5 Rp5.409.700.599 Rp27.048.502.994
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp201.133.042.584 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
a) Pembuatan IPA
sudah ada IPA eksisting
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Reservoar kap 200 m3 unit 1 Rp1.288.023.952 Rp1.288.023.952
2) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 20 l/detik unit 4 Rp348.128.000 Rp1.392.512.000
3) Reservoar antara kap 100 m3 unit 4 Rp772.814.371 Rp3.091.257.485
2) Reservoar Totogan kap 100 m3 unit 1 Rp772.814.371 Rp772.814.371
3) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 22.078 Rp1.363.636 Rp30.106.363.636
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.427.532.825 Rp1.427.532.825
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Samigaluh Rp38.078.504.269 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 2 Rp5.135.000.000 Rp10.270.000.000
2) Reservoir Hargomulyo 500 m3 Unit 1 Rp2.833.652.695 Rp2.833.652.695
3) Pompa submersible 100 liter/s H 51 m Unit 2 Rp625.000.000 Rp1.250.000.000
4) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 5.200 Rp1.363.636 Rp7.090.909.091
5) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp7.256.208.683 Rp7.256.208.683
6) MEP ls 1 9.899.486.080 Rp9.899.486.080
7) Pembebasan Lahan Kawasan 1 Rp9.924.000.000 Rp9.924.000.000

496
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sindutan Rp48.524.256.548 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR PRODUKSI Rp476.512.934.851 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
III. UNIT DISTRIBUSI
1 SPAM Kamijoro

1) Pipa distribusi dari offtake Jekeling Ls 1 Rp454.620.000.000 Rp454.620.000.000


2) Pipa distribusi dari offtake Tuksono Ls 1 Rp23.170.000.000 Rp23.170.000.000
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kamijoro Rp477.790.000.000 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 5.750 Rp180.590 Rp1.038.389.625
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 8.250 Rp121.763 Rp1.004.546.813
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 6.500 Rp59.776 Rp388.543.616
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Salamrejo Rp2.660.216.702 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 6.500 Rp180.590 Rp1.173.831.750
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 8.000 Rp121.763 Rp974.106.000
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 8.750 Rp59.776 Rp523.039.483

497
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 6.750 Rp23.460 Rp158.356.141
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sermo Rp2.829.333.374 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 21.000 Rp121.763 Rp2.557.028.250
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 15.000 Rp59.776 Rp896.639.113
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 11.000 Rp23.460 Rp258.061.860
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kalibawang Rp6.059.392.723 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Pipa Distribusi D 110 mm menuju wilayah
pelayanan meter 20.400 244.358 Rp4.984.903.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 9.750 Rp180.590 Rp1.760.747.625 1.141.078.183
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 5.750 Rp121.763 Rp700.138.688 453.735.090
4) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 9.750 Rp59.776 Rp582.815.423 377.702.037
5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 7.750 Rp23.460 Rp181.816.310 117.828.712

Jumlah biaya unit distribusi SPAM Bener Rp8.210.421.246 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp2.090.344.021
6 SPAM Samigaluh
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 14.000 Rp180.590 Rp2.528.253.000 1.549.886.528

498
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 18.000 Rp121.763 Rp2.191.738.500 1.343.594.163
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 11.000 Rp59.776 Rp657.535.350 403.086.708
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 12.000 Rp23.460 Rp281.522.029 172.580.513
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Samigaluh Rp5.659.048.879 Rp- Rp3.469.147.913 Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Lendah
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 5.500 Rp121.763 Rp669.697.875
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 7.750 Rp59.776 Rp463.263.542
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Lendah Rp3.709.361.565 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
8 SPAM Sentolo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 26.000 Rp180.590 Rp4.695.327.000 1.493.508.960
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 15.000 Rp121.763 Rp1.826.448.750 580.964.344
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 17.750 Rp59.776 Rp1.061.022.950 337.494.552
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 13.000 Rp23.460 Rp304.982.198 97.009.994

Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sentolo Rp7.887.780.899 Rp- Rp- Rp- Rp2.508.977.850 Rp-
9 SPAM Clereng

499
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 3.000 Rp180.590 Rp541.768.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 6.500 Rp121.763 Rp791.461.125
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 6.000 Rp59.776 Rp358.655.645
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 3.500 Rp23.460 Rp82.110.592
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp1.773.995.862 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
10 SPAM Sindutan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 22.400 Rp244.358 Rp5.473.619.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 4.500 Rp121.763 Rp547.934.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 4.000 Rp59.776 Rp239.103.763
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp6.260.657.588 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 522.840.208.838 - 3.469.147.913 - 2.508.977.850 2.090.344.021
IV. UNIT PELANGGAN
1 Penambahan Jumlah Pelanggan Domestik SR 43.911 Rp1.500.000 Rp65.866.500.000 1.130.130.651 1.167.815.814 1.204.641.737 1.242.436.575 1.281.223.689
2 Penambahan Jumlah Pelanggan Non-Domestik SR 14.640 Rp2.100.000 Rp30.744.000.000 3.096.124.707 538.114.815 556.046.139 571.788.015 590.646.065
3 Penurunan kehilangan air fisik dan non fisik SR 1.461.171 Rp4.742 Rp6.928.332.249 333.542.945 339.780.198 346.134.088 352.606.795 359.200.542

Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Pelanggan Rp103.538.832.249 Rp4.559.798.303 Rp2.045.710.827 Rp2.106.821.964 Rp2.166.831.385 Rp2.231.070.296
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 103.538.832.249 4.559.798.303 2.045.710.827 2.106.821.964 2.166.831.385 2.231.070.296
V. LAIN-LAIN
1 Pelatihan Unit 38 Rp10.000.000 380.000.000 24.070.940 24.521.067 24.979.611 25.446.730 25.922.583

500
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2032 2033 2034 2035 2036
2 Optimalisasi Intake ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.805.320.529 1.839.080.023 1.873.470.819 1.908.504.723 1.944.193.762
3 Optimalisasi IPA ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.805.320.529 1.839.080.023 1.873.470.819 1.908.504.723 1.944.193.762

Jumlah Kebutuhan Biaya Lain-lain Rp60.380.000.000 Rp3.634.711.998 Rp3.702.681.112 Rp3.771.921.249 Rp3.842.456.176 Rp3.914.310.107
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA LAIN-
LAIN 60.380.000.000 3.634.711.998 3.702.681.112 3.771.921.249 3.842.456.176 3.914.310.107

JUMLAH Rp1.399.678.217.779 Rp8.194.510.300 Rp9.217.539.852 Rp5.878.743.212 Rp8.518.265.412 Rp8.235.724.424


PPN 10% Rp139.967.821.778 Rp819.451.030 Rp921.753.985 Rp587.874.321 Rp851.826.541 Rp823.572.442

TOTAL Rp1.539.646.039.557 Rp9.013.961.331 Rp10.139.293.838 Rp6.466.617.534 Rp9.370.091.953 Rp9.059.296.867


PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989 Rp225.349.033 Rp253.482.346 Rp161.665.438 Rp234.252.299 Rp226.482.422
ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582 Rp360.558.453 Rp405.571.754 Rp258.664.701 Rp374.803.678 Rp362.371.875

JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129 Rp9.599.868.817 Rp10.798.347.937 Rp6.886.947.673 Rp9.979.147.930 Rp9.648.151.163

Tabel 7. 57 Rencana Anggaran Biaya Tahap Panjang 2037-2041


HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
I. UNIT AIR BAKU
1 SPAM Kamijoro
Peningkatan intake Kamijoro kap 286 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
4
submersible 167 liter/s H 55 m Unit Rp1.171.158.910 Rp4.684.635.640
2) Paket pipa transmisi intake-IPA GSP 500mm
dan asesories m 1.330 Rp2.727.273 Rp3.627.272.727
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.319.689.816 Rp1.319.689.816

501
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kamijoro Rp9.631.598.183 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Peningkatan kapasitas intake Salamrejo kap 50
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/detik H 18 m Unit Rp158.641.063 Rp317.282.125
2) Paket pipa transmisi GI dia 150mm dan
asesories m 250 Rp818.182 Rp204.545.455
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Salamrejo Rp521.827.580 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
Peningkatan kapasitas intake Sermo kap 50
l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
2
submersible 60 liter/s H 79 m Unit Rp590.808.906 Rp1.181.617.813
2) Peket pipa transmisi intake-IPA HDPE dia
250 mm dan asesories m 230 Rp492.517 Rp113.278.868
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sermo Rp1.294.896.681 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
Peningkatan kapasitas intake Kalibawang kap
50 l/detik
1) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible 60 liter/s H 88 m Unit 2 Rp654.571.375 Rp1.309.142.750
2) Pekerjaan bangunan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
3) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp833.333.042 Rp833.333.042
4) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp626.840.500 Rp626.840.500

502
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Kalibawang Rp3.388.992.425 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Outlet unit 1 Rp3.187.319.300 Rp3.187.319.300
2) Paket pipa transmisi outlet - WTP Wonotopo
dia 1200 HDPE PN 12.5 m 6.700 Rp32.260.437 Rp216.144.927.900
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Bener Rp219.332.247.200 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
Tidak ada pengadaan
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Samigaluh Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
Pembuatan intake kapasitas 100 l/detik
1) Pembuatan intake ls 1 Rp619.676.133 Rp619.676.133
2) Pompa submersible 50 liter/s H 55 m Unit 3 Rp350.646.380 Rp1.051.939.141
3) Paket pipa transmisi GI dia 250mm dan
asesories ls 1 Rp565.064.500 Rp565.064.500
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Sindutan Rp2.236.679.774 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR BAKU Rp236.406.241.842 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
II. UNIT PRODUKSI
1 SPAM Kamijoro
Pembuatan IPA baru Kamijoro kap 286 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 100 l/detik Unit 1 Rp59.633.679.300 Rp59.633.679.300
2) Reservoar Tuksono kap 1000 m3 Unit 1 Rp5.635.104.790 Rp5.635.104.790
3) Reservoar Jekeling kap 4500 m3 Unit 1 Rp24.418.787.425 Rp24.418.787.425

503
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
4) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 45 liter/detik H 55m (Tuksono) Unit 2 Rp420.775.656 Rp841.551.313
5) Paket mekanikal termasuk pompa
submersible Q 135 liter/detik H 65 m (Jekeling) Unit 3 Rp981.809.865 Rp2.945.429.594
6) Paket pipa transmisi HDPE dia 250 mm
(IPA-reservoar Tuksono) m 810 Rp492.517 Rp398.938.623
7) Paket pipa transmisi BS dia 600 mm (IPA-
reservoar Jekeling) m 6.460 Rp3.272.727 Rp21.141.818.182
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp20.464.642.650 Rp20.464.642.650
9) MEP ls 1 Rp14.821.563.653 Rp14.821.563.653
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kamijoro Rp150.301.515.529 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
2 SPAM Salamrejo
Pembuatan IPA baru Salamrejo kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 200 mm m 3.210 Rp910.000 Rp2.921.100.000
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.235.412.777 Rp1.235.412.777
4) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Salamrejo Rp9.978.752.777 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
a. Pembuatan IPA baru Sermo kap 50 l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 150 mm meter 230 Rp682.000 Rp156.860.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) pipa transmisi HDPE diameter. 250 mm ls 1 Rp4.876.548.800 Rp4.876.548.800
5) Reservoar Kaliagung 100 m3 ( Lokasi R.10 ) ls 1 Rp850.000.000 Rp850.000.000
504
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
6) Reservoar Clawer 500 m3 ls 1 Rp3.000.000.000 Rp3.000.000.000
7) Reservoar Kriyan 200 m3 ls 1 Rp1.700.000.000 Rp1.700.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sermo Rp16.405.648.800 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
a. Pembuatan IPA baru Kalibawang kap 50
l/detik
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 1 Rp5.135.000.000 Rp5.135.000.000
2) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 380 Rp1.137.000 Rp432.060.000
3) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 60 l/detik Unit 2 Rp343.620.000 Rp687.240.000
4) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp5.836.914.343 Rp5.836.914.343
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp12.091.214.343 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
a) Pembuatan IPA
WTP. complete treatment plant ls 1 Rp98.590.630.600 Rp98.590.630.600
Ground reservoir 20% WTP Production ls 1 10.564.033.200 Rp10.564.033.200
b) Pembuatan jaringan distribusi
1) Paket pipa transmisi dia 800 mm ke offtake
Hargomulyo meter 7.800 Rp8.324.343 Rp64.929.875.790
2) Reservoar Hargomulyo 1000 m3 Unit 5 Rp5.409.700.599 Rp27.048.502.994
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Kalibawang Rp201.133.042.584 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
a) Pembuatan IPA
sudah ada IPA eksisting
b) Pembuatan jaringan distribusi

505
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
1) Reservoar kap 200 m3 unit 1 Rp1.288.023.952 Rp1.288.023.952
2) Paket mekanikal termasuk pompa booster
kap 20 l/detik unit 4 Rp348.128.000 Rp1.392.512.000
3) Reservoar antara kap 100 m3 unit 4 Rp772.814.371 Rp3.091.257.485
2) Reservoar Totogan kap 100 m3 unit 1 Rp772.814.371 Rp772.814.371
3) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 22.078 Rp1.363.636 Rp30.106.363.636
8) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp1.427.532.825 Rp1.427.532.825
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Samigaluh Rp38.078.504.269 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Sindutan
1) Unit IPA baru kapasitas 50 l/detik Unit 2 Rp5.135.000.000 Rp10.270.000.000
2) Reservoir Hargomulyo 500 m3 Unit 1 Rp2.833.652.695 Rp2.833.652.695
3) Pompa submersible 100 liter/s H 51 m Unit 2 Rp625.000.000 Rp1.250.000.000
4) Paket pipa transmisi GI dia 250 mm meter 5.200 Rp1.363.636 Rp7.090.909.091
5) Pekerjaan bangunan penunjang ls 1 Rp7.256.208.683 Rp7.256.208.683
6) MEP ls 1 9.899.486.080 Rp9.899.486.080
7) Pembebasan Lahan Kawasan 1 Rp9.924.000.000 Rp9.924.000.000
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi
Sindutan Rp48.524.256.548 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
AIR PRODUKSI Rp476.512.934.851 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
III. UNIT DISTRIBUSI
1 SPAM Kamijoro

1) Pipa distribusi dari offtake Jekeling Ls 1 Rp454.620.000.000 Rp454.620.000.000


2) Pipa distribusi dari offtake Tuksono Ls 1 Rp23.170.000.000 Rp23.170.000.000
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kamijoro Rp477.790.000.000 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-

506
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
2 SPAM Salamrejo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 5.750 Rp180.590 Rp1.038.389.625
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 8.250 Rp121.763 Rp1.004.546.813 Rp 661.946.122
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 6.500 Rp59.776 Rp388.543.616 Rp 256.030.816
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649 Rp 150.726.015
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Salamrejo Rp2.660.216.702 Rp- Rp- Rp1.068.702.952 Rp- Rp-
3 SPAM Sermo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 6.500 Rp180.590 Rp1.173.831.750
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 8.000 Rp121.763 Rp974.106.000
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 8.750 Rp59.776 Rp523.039.483
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 6.750 Rp23.460 Rp158.356.141
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sermo Rp2.829.333.374 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
4 SPAM Kalibawang
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 21.000 Rp121.763 Rp2.557.028.250
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 15.000 Rp59.776 Rp896.639.113
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 11.000 Rp23.460 Rp258.061.860

507
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Kalibawang Rp6.059.392.723 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
5 SPAM Bener
1) Pipa Distribusi D 110 mm menuju wilayah
pelayanan meter 20.400 244.358 Rp4.984.903.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 9.750 Rp180.590 Rp1.760.747.625
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 5.750 Rp121.763 Rp700.138.688
4) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 9.750 Rp59.776 Rp582.815.423
5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 7.750 Rp23.460 Rp181.816.310
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Bener Rp8.210.421.246 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
6 SPAM Samigaluh
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 14.000 Rp180.590 Rp2.528.253.000
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 18.000 Rp121.763 Rp2.191.738.500
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 11.000 Rp59.776 Rp657.535.350
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 12.000 Rp23.460 Rp281.522.029
Jumlah biaya unit distribusi SPAM
Samigaluh Rp5.659.048.879 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
7 SPAM Lendah
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 13.000 Rp180.590 Rp2.347.663.500
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 5.500 Rp121.763 Rp669.697.875

508
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 7.750 Rp59.776 Rp463.263.542
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 9.750 Rp23.460 Rp228.736.649
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Lendah Rp3.709.361.565 Rp- Rp- Rp-
8 SPAM Sentolo
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 26.000 Rp180.590 Rp4.695.327.000 1.638.473.279
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 15.000 Rp121.763 Rp1.826.448.750 637.354.432
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 17.750 Rp59.776 Rp1.061.022.950 370.252.754
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 13.000 Rp23.460 Rp304.982.198 106.426.066
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Sentolo Rp7.887.780.899 Rp- Rp- Rp- Rp2.752.506.531 Rp-
9 SPAM Clereng
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 3.000 Rp180.590 Rp541.768.500 728.709.865
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 6.500 Rp121.763 Rp791.461.125 1.064.560.840
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 6.000 Rp59.776 Rp358.655.645 482.412.519
4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE D-
32 meter 3.500 Rp23.460 Rp82.110.592 110.443.480
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp1.773.995.862 Rp- Rp2.386.126.703 Rp- Rp- Rp-
10 SPAM Sindutan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
110 meter 22.400 Rp244.358 Rp5.473.619.200
2) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
90 meter 4.500 Rp121.763 Rp547.934.625

509
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041
3) Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE D-
63 meter 4.000 Rp59.776 Rp239.103.763
Jumlah biaya unit distribusi SPAM Clereng Rp6.260.657.588 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 522.840.208.838 - 2.386.126.703 1.068.702.952 2.752.506.531 -
IV. UNIT PELANGGAN
1 Penambahan Jumlah Pelanggan Domestik SR 43.911 Rp1.500.000 Rp65.866.500.000 1.323.007.524 1.365.906.043 1.407.891.008 1.453.062.318 1.499.430.709
2 Penambahan Jumlah Pelanggan Non-Domestik SR 14.640 Rp2.100.000 Rp30.744.000.000 610.009.457 629.890.497 650.301.774 668.324.916 689.780.784
3 Penurunan kehilangan air fisik dan non fisik SR 1.461.171 Rp4.742 Rp6.928.332.249 365.917.592 372.760.251 379.730.868 386.831.835 394.065.591

Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Pelanggan Rp103.538.832.249 Rp2.298.934.573 Rp2.368.556.791 Rp2.437.923.650 Rp2.508.219.069 Rp2.583.277.084
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT
DISTRIBUSI 103.538.832.249 2.298.934.573 2.368.556.791 2.437.923.650 2.508.219.069 2.583.277.084
V. LAIN-LAIN
1 Pelatihan Unit 38 Rp10.000.000 380.000.000 26.407.336 26.901.153 27.404.205 27.916.663 28.438.705
2 Optimalisasi Intake ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.980.550.185 2.017.586.473 2.055.315.341 2.093.749.737 2.132.902.857
3 Optimalisasi IPA ls 20 Rp1.500.000.000 30.000.000.000 1.980.550.185 2.017.586.473 2.055.315.341 2.093.749.737 2.132.902.857

Jumlah Kebutuhan Biaya Lain-lain Rp60.380.000.000 Rp3.987.507.706 Rp4.062.074.100 Rp4.138.034.886 Rp4.215.416.138 Rp4.294.244.420
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA LAIN-
LAIN 60.380.000.000 3.987.507.706 4.062.074.100 4.138.034.886 4.215.416.138 4.294.244.420

JUMLAH Rp1.399.678.217.779 Rp6.286.442.279 Rp8.816.757.594 Rp7.644.661.488 Rp9.476.141.738 Rp6.877.521.503


PPN 10% Rp139.967.821.778 Rp628.644.228 Rp881.675.759 Rp764.466.149 Rp947.614.174 Rp687.752.150

TOTAL Rp1.539.646.039.557 Rp6.915.086.507 Rp9.698.433.354 Rp8.409.127.637 Rp10.423.755.912 Rp7.565.273.654


PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989 Rp172.877.163 Rp242.460.834 Rp210.228.191 Rp260.593.898 Rp189.131.841
ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582 Rp276.603.460 Rp387.937.334 Rp336.365.105 Rp416.950.236 Rp302.610.946

510
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2037 2038 2039 2040 2041

JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129 Rp7.364.567.130 Rp10.328.831.522 Rp8.955.720.933 Rp11.101.300.046 Rp8.057.016.441

Tabel 7. 58 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH

I. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT AIR BAKU Rp236.406.241.842

II. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT PRODUKSI Rp476.512.934.851

III. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT DISTRIBUSI Rp522.840.208.838

IV. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT PELANGGAN Rp103.538.832.249

V. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA LAIN-LAIN Rp60.380.000.000

JUMLAH Rp1.399.678.217.779

PPN 10% Rp139.967.821.778

TOTAL Rp1.539.646.039.557

PERIJINAN 2.5% Rp38.491.150.989

ENGINEERING SERVICE 4% Rp61.585.841.582

JUMLAH TOTAL Rp1.639.723.032.129

511
Tabel 7. 59 Hasil Akhir Anggaran Biaya
NO. URAIAN JUMLAH

I. RAB PENGEMBANGAN NON-SPAMDES Rp1.639.723.032.129

II. RAB PENGEMBANGAN SPAMDES Rp127.329.257.220

JUMLAH TOTAL Rp1.767.052.289.349

512
7.10.3 Rencana Anggaran Biaya SPAMDes

Tujuan pembangunan SPAMDes adalah sebagai upaya percepatan pelayanan air minum
masyarakat untuk area yang belum terlayani oleh non-SPAMDes. Struktur atau
komponen pembangunan SPAMDes yang direncakan dapat dilihat pada Gambar 7.34.
Namun, cakupan pembangunan tiap tahun dapat berbeda dari struktur yang telah dibuat
mengingat perlu penyesuaian dengan kondisi di lokasi pembangunan. Pembangunan
SPAMDes diasumsikan merata yaitu 9 SPAMDes baru setiap tahun kecuali pada tahun
2022 sejumlah 11 SPAMDes baru. Detail perhitungan RAB SPAMDes ditunjukkan pada
Tabel 7.60 dan Tabel 7.61.

RAB

Unit Unit Komponen


Unit air baku Unit produksi Pemeliharaan Rehabilitas
distribusi pelanggan pendukung

Pipa Pelumas Pengujian Penggantian


Sumur Bor IPAS SR domestik
distribusi mesin kualitas air Pipa

SR non PAC Pelatihan Perbaikan


Pipa transmisi
domestik Penjernih pengelola IPAS

Hidran Alat
Reservoar Kaporit
Umum pendukung

Bangunan
pendukung

Gambar 7. 34 Work Breakdown Structure RAB SPAMDes

513
Tabel 7. 60 Rencana Anggaran Biaya SPAMDES Tahun 2022-2029
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
I. UNIT AIR BAKU
Pengadaan unit air
1 baku baru
a. Pembuatan Sumur
182
Bor SPAMDes Unit Rp175.000.000 Rp31.850.000.000.00 1.925.000.000 1.604.452.500 1.634.455.762 1.665.020.084 1.696.155.960 1.727.874.077 1.760.185.322 1.793.100.787
b. ME Unit 182 Rp14.000.000 Rp2.548.000.000.00 154.000.000 128.356.200 130.756.461 133.201.607 135.692.477 138.229.926 140.814.826 143.448.063
Peningkatan unit air
2 baku eksisting
a. Pengadaan Genset
80
5000W Unit Rp15.000.000 Rp1.200.000.000.00 300.000.000 305.610.000 311.324.907 317.146.683
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit Air
Baku Rp35.598.000.000 Rp2.379.000.000 Rp2.038.418.700 Rp2.076.537.130 Rp2.115.368.374 Rp1.831.848.437 Rp1.866.104.003 Rp1.901.000.147 Rp1.936.548.850

II. UNIT PRODUKSI


Pembangunan IPA
Sederhana dan 182
1 Reservoir 18 m3 Unit Rp125.000.000 Rp22.750.000.000.00 1.375.000.000 1.146.037.500 1.167.468.401 1.189.300.060 1.211.539.971 1.234.195.769 1.257.275.230 1.280.786.277
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit
Produksi Rp22.750.000.000 Rp1.375.000.000 Rp1.146.037.500 Rp1.167.468.401 Rp1.189.300.060 Rp1.211.539.971 Rp1.234.195.769 Rp1.257.275.230 Rp1.280.786.277

III. UNIT DISTRIBUSI


Pengadaan dan
Pemasangan Pipa 273.000
1 HDPE D-63 Meter Rp57.000 Rp15.561.000.000 940.500.000 783.889.650 798.548.386 813.481.241 828.693.340 844.189.906 859.976.257 876.057.813
Pengadaan dan
Pemasangan Pipa 182.000
2 HDPE D-32 Meter Rp23.000 Rp4.186.000.000 253.000.000 210.870.900 214.814.186 218.831.211 222.923.355 227.092.021 231.338.642 235.664.675
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit
Distribusi Rp19.747.000.000 Rp1.193.500.000 Rp994.760.550 Rp1.013.362.572 Rp1.032.312.452 Rp1.051.616.695 Rp1.071.281.927 Rp1.091.314.899 Rp1.111.722.488

UNIT
IV. PELANGGAN
Penambahan Jumlah
Pelanggan Domestik SR 15671 1.000.000 15.671.000.000 1.354.000.000 798.660.800 813.595.757 828.809.998 844.308.745 860.097.318 876.181.138 892.565.725

514
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
Penambahan Jumlah
Pelanggan Non-
Domestik SR 2.351 1.200.000 2.820.780.000 211.200.000 144.247.920 146.945.356 149.693.234 152.492.498 155.344.107 158.249.042 161.208.299
Penambahan Jumlah
HU HU 546 6.000.000 3.276.000.000 264.000.000 165.029.400 168.115.450 171.259.209 174.461.756 177.724.191 181.047.633 184.433.224
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit
Pelanggan Rp21.767.780.000 Rp1.829.200.000 Rp1.107.938.120 Rp1.128.656.563 Rp1.149.762.441 Rp1.171.262.998 Rp1.193.165.616 Rp1.215.477.813 Rp1.238.207.248

V. PEMELIHARAAN
Pelumas Genset dan
182
Pompa Dosing Paket 650.000 118.300.000 7.150.000 5.959.395 6.070.836 6.184.360 6.300.008 6.417.818 6.537.831 6.660.089
PAC Penjernih Air Sak 364 350.000 127.400.000 7.700.000 6.417.810 6.537.823 6.660.080 6.784.624 6.911.496 7.040.741 7.172.403
Kaporit Ember 364 600.000 218.400.000 13.200.000 11.001.960 11.207.697 11.417.281 11.630.784 11.848.279 12.069.842 12.295.548
Jumlah Kebutuhan
Biaya
Pemeliharaan Rp464.100.000 Rp28.050.000 Rp23.379.165 Rp23.816.355 Rp24.261.721 Rp24.715.415 Rp25.177.594 Rp25.648.415 Rp26.128.040

KOMPONEN
VI. PENDUKUNG
Pengujian Kualitas
Air Sampel 3640 1.100.000 4.004.000.000 242.000.000 201.702.600 205.474.439 209.316.811 213.231.035 217.218.455 221.280.440 225.418.385
Pelatihan Pengelola Orang 728 650.000 473.200.000 28.600.000 23.837.580 24.283.343 24.737.441 25.200.031 25.671.272 26.151.325 26.640.355
Alat Pendukung Paket 182 4.500.000 819.000.000 49.500.000 41.257.350 42.028.862 42.814.802 43.615.439 44.431.048 45.261.908 46.108.306
Bangunan
182
Pendukung Unit 3.000.000 546.000.000 33.000.000 27.504.900 28.019.242 28.543.201 29.076.959 29.620.698 30.174.606 30.738.871
Jumlah Kebutuhan
Biaya Komponen
Pendukung Rp5.842.200.000 Rp353.100.000 Rp294.302.430 Rp299.805.885 Rp305.412.255 Rp311.123.465 Rp316.941.473 Rp322.868.279 Rp328.905.916

VII. REHABILITASI
Penggantian dan
Penambahan Pipa 40.000
HDPE D-63 Meter Rp57.000 2.280.000.000 1.140.000.000 1.161.318.000
Perbaikan dan
12
Pengamanan SPAM Unit 20.000.000 240.000.000 240.000.000
Jumlah Kebutuhan
Biaya Rehabilitasi Rp2.520.000.000 Rp1.380.000.000 Rp1.161.318.000 Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
JUMLAH Rp108.689.080.000 Rp8.537.850.000 Rp6.766.154.465 Rp5.709.646.907 Rp5.816.417.304 Rp5.602.106.982 Rp5.706.866.382 Rp5.813.584.784 Rp5.922.298.819
PPN 10% Rp10.868.908.000 Rp853.785.000 Rp676.615.447 Rp570.964.691 Rp581.641.730 Rp560.210.698 Rp570.686.638 Rp581.358.478 Rp592.229.882
TOTAL Rp119.557.988.000 Rp9.391.635.000 Rp7.442.769.912 Rp6.280.611.598 Rp6.398.059.034 Rp6.162.317.680 Rp6.277.553.021 Rp6.394.943.262 Rp6.514.528.701

515
HARGA TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
PERIJINAN 2.5% Rp2.988.949.700 Rp234.790.875 Rp186.069.248 Rp157.015.290 Rp159.951.476 Rp154.057.942 Rp156.938.826 Rp159.873.582 Rp162.863.218
ENGINEERING
SERVICE 4% Rp4.782.319.520 Rp375.665.400 Rp297.710.796 Rp251.224.464 Rp255.922.361 Rp246.492.707 Rp251.102.121 Rp255.797.730 Rp260.581.148
JUMLAH TOTAL Rp127.329.257.220 Rp10.002.091.275 Rp7.926.549.956 Rp6.688.851.351 Rp6.813.932.872 Rp6.562.868.329 Rp6.685.593.967 Rp6.810.614.574 Rp6.937.973.067

Tabel 7. 61 Rencana Anggaran Biaya SPAMDES Tahun 2030-2041


TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN
2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
I. UNIT AIR BAKU
Pengadaan unit air baku
1 baru
a. Pembuatan Sumur Bor
SPAMDes 1.826.631.772 1.860.789.786 1.895.586.555 1.931.034.024 1.967.144.360 2.003.929.959 2.041.403.450 2.079.577.694 2.118.465.797 2.158.081.108 2.198.437.224 2.239.548.000
b. ME 146.130.542 148.863.183 151.646.924 154.482.722 157.371.549 160.314.397 163.312.276 166.366.216 169.477.264 172.646.489 175.874.978 179.163.840
Peningkatan unit air baku
2 eksisting
a. Pengadaan Genset
5000W - -
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit Air Baku Rp1.972.762.314 Rp2.009.652.969 Rp2.047.233.480 Rp2.085.516.746 Rp2.124.515.909 Rp2.164.244.356 Rp2.204.715.726 Rp2.245.943.910 Rp2.287.943.061 Rp2.330.727.596 Rp2.374.312.202 Rp2.418.711.840

II. UNIT PRODUKSI


Pembangunan IPA
Sederhana dan Reservoir
1 18 m3 1.304.736.980 1.329.135.562 1.353.990.397 1.379.310.017 1.405.103.114 1.431.378.542 1.458.145.321 1.485.412.639 1.513.189.855 1.541.486.505 1.570.312.303 1.599.677.143
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit Produksi Rp1.304.736.980 Rp1.329.135.562 Rp1.353.990.397 Rp1.379.310.017 Rp1.405.103.114 Rp1.431.378.542 Rp1.458.145.321 Rp1.485.412.639 Rp1.513.189.855 Rp1.541.486.505 Rp1.570.312.303 Rp1.599.677.143

III. UNIT DISTRIBUSI


Pengadaan dan
Pemasangan Pipa HDPE
1 D-63 892.440.094 909.128.724 926.129.431 943.448.052 961.090.530 979.062.923 997.371.400 1.016.022.245 1.035.021.861 1.054.376.770 1.074.093.615 1.094.179.166
Pengadaan dan
Pemasangan Pipa HDPE
2 D-32 240.071.604 244.560.943 249.134.233 253.793.043 258.538.973 263.373.652 268.298.739 273.315.926 278.426.933 283.633.517 288.937.464 294.340.594
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit Distribusi Rp1.132.511.699 Rp1.153.689.667 Rp1.175.263.664 Rp1.197.241.095 Rp1.219.629.503 Rp1.242.436.575 Rp1.265.670.139 Rp1.289.338.170 Rp1.313.448.794 Rp1.338.010.287 Rp1.363.031.079 Rp1.388.519.760

516
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN
2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
IV. UNIT PELANGGAN
Penambahan Jumlah
Pelanggan Domestik 909.256.704 926.259.805 943.580.863 961.225.825 979.200.748 997.511.802 1.016.165.273 1.035.167.563 1.054.525.197 1.074.244.818 1.094.333.196 1.114.797.227
Penambahan Jumlah
Pelanggan Non-Domestik 164.222.895 167.293.863 170.422.258 173.609.154 176.855.645 180.162.846 183.531.891 186.963.937 190.460.163 194.021.768 197.649.975 201.346.030
Penambahan Jumlah HU 187.882.125 191.395.521 194.974.617 198.620.642 202.334.848 206.118.510 209.972.926 213.899.420 217.899.339 221.974.057 226.124.972 230.353.509
Jumlah Kebutuhan
Biaya Unit Pelanggan Rp1.261.361.724 Rp1.284.949.188 Rp1.308.977.738 Rp1.333.455.622 Rp1.358.391.242 Rp1.383.793.158 Rp1.409.670.090 Rp1.436.030.921 Rp1.462.884.699 Rp1.490.240.643 Rp1.518.108.143 Rp1.546.496.765

V. PEMELIHARAAN
Pelumas Genset dan
Pompa Dosing 6.784.632 6.911.505 7.040.750 7.172.412 7.306.536 7.443.168 7.582.356 7.724.146 7.868.587 8.015.730 8.165.624 8.318.321
PAC Penjernih Air 7.306.527 7.443.159 7.582.346 7.724.136 7.868.577 8.015.720 8.165.614 8.318.311 8.473.863 8.632.324 8.793.749 8.958.192
Kaporit 12.525.475 12.759.701 12.998.308 13.241.376 13.488.990 13.741.234 13.998.195 14.259.961 14.526.623 14.798.270 15.074.998 15.356.901
Jumlah Kebutuhan
Biaya Pemeliharaan Rp26.616.634 Rp27.114.365 Rp27.621.404 Rp28.137.924 Rp28.664.104 Rp29.200.122 Rp29.746.165 Rp30.302.418 Rp30.869.073 Rp31.446.325 Rp32.034.371 Rp32.633.414
KOMPONEN
VI. PENDUKUNG
Pengujian Kualitas Air 229.633.708 233.927.859 238.302.310 242.758.563 247.298.148 251.922.623 256.633.577 261.432.624 266.321.414 271.301.625 276.374.965 281.543.177
Pelatihan Pengelola 27.138.529 27.646.020 28.163.000 28.689.648 29.226.145 29.772.674 30.329.423 30.896.583 31.474.349 32.062.919 32.662.496 33.273.285
Alat Pendukung 46.970.531 47.848.880 48.743.654 49.655.161 50.583.712 51.529.628 52.493.232 53.474.855 54.474.835 55.493.514 56.531.243 57.588.377
Bangunan Pendukung 31.313.688 31.899.253 32.495.770 33.103.440 33.722.475 34.353.085 34.995.488 35.649.903 36.316.557 36.995.676 37.687.495 38.392.251
Jumlah Kebutuhan
Biaya Komponen
Pendukung Rp335.056.456 Rp341.322.012 Rp347.704.734 Rp354.206.812 Rp360.830.480 Rp367.578.010 Rp374.451.718 Rp381.453.966 Rp388.587.155 Rp395.853.735 Rp403.256.199 Rp410.797.090

VII. REHABILITASI
Penggantian dan
Penambahan Pipa HDPE
D-63
Perbaikan dan
Pengamanan SPAM
Jumlah Kebutuhan
Biaya Rehabilitasi Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-

JUMLAH Rp6.033.045.807 Rp6.145.863.764 Rp6.260.791.416 Rp6.377.868.216 Rp6.497.134.351 Rp6.618.630.764 Rp6.742.399.159 Rp6.868.482.023 Rp6.996.922.637 Rp7.127.765.090 Rp7.261.054.298 Rp7.396.836.013
PPN 10% Rp603.304.581 Rp614.586.376 Rp626.079.142 Rp637.786.822 Rp649.713.435 Rp661.863.076 Rp674.239.916 Rp686.848.202 Rp699.692.264 Rp712.776.509 Rp726.105.430 Rp739.683.601

TOTAL Rp6.636.350.388 Rp6.760.450.140 Rp6.886.870.558 Rp7.015.655.037 Rp7.146.847.786 Rp7.280.493.840 Rp7.416.639.075 Rp7.555.330.226 Rp7.696.614.901 Rp7.840.541.599 Rp7.987.159.727 Rp8.136.519.614
PERIJINAN 2.5% Rp165.908.760 Rp169.011.254 Rp172.171.764 Rp175.391.376 Rp178.671.195 Rp182.012.346 Rp185.415.977 Rp188.883.256 Rp192.415.373 Rp196.013.540 Rp199.678.993 Rp203.412.990

517
TAHUN ANGGARAN
NO. URAIAN
2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
ENGINEERING
SERVICE 4% Rp265.454.016 Rp270.418.006 Rp275.474.822 Rp280.626.201 Rp285.873.911 Rp291.219.754 Rp296.665.563 Rp302.213.209 Rp307.864.596 Rp313.621.664 Rp319.486.389 Rp325.460.785

JUMLAH TOTAL Rp7.067.713.163 Rp7.199.879.399 Rp7.334.517.144 Rp7.471.672.615 Rp7.611.392.893 Rp7.753.725.940 Rp7.898.720.615 Rp8.046.426.690 Rp8.196.894.869 Rp8.350.176.803 Rp8.506.325.110 Rp8.665.393.389

Tabel 7. 62 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya SPAMDES


NO. URAIAN JUMLAH
I. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT AIR BAKU Rp35.598.000.000
II. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT PRODUKSI Rp22.750.000.000
III. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT DISTRIBUSI Rp19.747.000.000
IV. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA UNIT PELANGGAN Rp21.767.780.000
V. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN Rp464.100.000
JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA KOMPONEN
VI. PENDUKUNG Rp5.842.200.000
VII. JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA REHABILITASI Rp2.520.000.000
JUMLAH Rp108.689.080.000
PPN 10% Rp10.868.908.000
TOTAL Rp119.557.988.000
PERIJINAN 2.5% Rp2.988.949.700
ENGINEERING SERVICE 4% Rp4.782.319.520
JUMLAH TOTAL Rp127.329.257.220

518
BAB VIII
ANALISIS KEUANGAN

8.1 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan


8.1.1 Kebutuhan Investasi
8.1.1.1 SPAMDes

SPAMDes menjadi salah satu penyokong sistem penyediaan air minum di Kabupaten
Kulon Progo. SPAMDes tersebar hampir di seluruh Kepanewon yang ada di Kulon Progo
dan menjadi alternatif penyediaan air selain PDAM. Namun, dari sekitar 166 SPAMDes
yang ada di Kulon Progo, tidak semuanya memiliki kondisi yang layak. Di samping itu,
masih banyak daerah daerah yang belum terlayani oleh sistem penyediaan air sehingga
masyarakat masih kesulitan mendapatkan air yang aman untuk dikonsumsi. Oleh karena
itu penambahan SPAMDes diperlukan untuk memberikan akses air yang aman bagi
warga Kulon Progo terutama di daerah perifer.

Rencana anggaran biaya yang sudah dirancang dalam jangka waktu 20 tahun akan
dibangun 182 SPAMDes yang tersebar di seluruh Kulon Progo. Pembangunan SPAMDes
dimulai dari tahun 2022 hingga tahun 2041. Pada tahun 2022, akan dibangun sekitar 11
SPAMDes dan tahun 2023 hingga 2041 akan dibangun 9 SPAMDes setiap tahunnya.

Total anggaran yang diperlukan untuk pembangunan 182 SPAMDes adalah


Rp127.329.257.220 yang dibagi ke dalam tujuh komponen. Komponen pembangunan
SPAMDes, yaitu Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, Unit Pelanggan,
Pemeliharaan, Komponen Pendukung, dan Rehabilitasi. Rincian pendanaan masing-
masing komponen adalah sebagai berikut.

Tabel 8. 1 Rincian Pendanaan Komponen SPAMDes


Komponen Anggaran yang Dibutuhkan
Unit Air Baku Rp35.598.000.000
Unit Produksi Rp22.750.000.000
Unit Distribusi Rp 19.747.000.000
Unit Pelanggan Rp21.767.780.000
Pemeliharaan Rp464.100.000
Komponen Pendukung Rp 5.842.200.000
Rehabilitasi Rp2.520.000.000

519
Komponen Anggaran yang Dibutuhkan
PPN 10% Rp 10.868.908.000
Perizinan 2,5% Rp2.988.949.700
Engineering Service 4% Rp4.782.319.520
Jumlah Total Rp127.329.257.220

8.1.1.2 Non SPAMDes

Non SPAMDes merupakan unit yang dimiliki atau bekerja sama dengan Perumda PDAM
Tirta Binangun dalam rangka penyediaan air minum di Kulon Progo. SPAM tersebut
berada di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan juga di luar wilayah Kabupaten Kulon
Progo. Oleh karena itu, Perumda PDAM Tirta Binangun juga memiliki kemungkinan
untuk melayani daerah di luar Kulon Progo, seperti Bantul dan Purworejo.

Dalam RAB yang dirancang sebelumnya, SPAM yang akan dibangun, diperbaiki, dan
dioptimalisasikan berjumlah 10 SPAM. SPAM tersebut, yaitu SPAM Kamijoro, SPAM
Salamrejo, SPAM Sermo, SPAM Kalibawang, SPAM Bener, SPAM Samigaluh, SPAM
Lendah, SPAM Sentolo, SPAM Clereng, dan SPAM Sindutan. Rencana pembangunan,
perbaikan, dan optimaliasi SPAM tersebut dilakukan dalam periode 20 tahun dimulai
pada tahun 2022 hingga tahun 2041.

Total anggaran yang diperlukan untuk pembangunan, perbaikan, dan optimalisasi 10


SPAM tersebut adalah sebesar Rp1.639.723.032.129 yang dibagi ke dalam lima
komponen. Komponen pembangunan, perbaikan, dan optimalisasi Non SPAMDes, yaitu
Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, Unit Pelanggan, dan Lain-lain. Rincian
pendanaan masing-masing komponen adalah sebagai berikut.

520
Tabel 8. 2 Rincian Pendanaan Komponen SPAMDes
Komponen Anggaran yang Dibutuhkan
Unit Air Baku Rp236.406.241.842
Unit Produksi Rp476.512.934.851
Unit Distribusi Rp522.840.208.838
Unit Pelanggan Rp103.538.832.249
Lain-Lain Rp60.380.000.000
PPN 10% Rp139.967.821.778
Perizinan 2,5% Rp38.491.150.989
Engineering Service 4% Rp61.585.841.582
Jumlah Total Rp1.639.723.032.129

8.1.2 Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dapat dibagi dalam
Pendanaan/pembiayaan Masyarakat (Public Finance) dan Pendanaan/Pembiayaan
Swasta (Private Finance). Sumber-sumber pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) dari Public Finance dan Private Finance adalah sebagai berikut :

a. Public Finance
i. Pemerintah Pusat : APBN, Hibah, Pinjaman
ii. Pemerintah Provinsi : APBD (hibah), Obligasi
iii. Pemerintah Kabupaten/Kota : APBD (hibah), Obligasi
iv. PDAM : Cash Flow, Bank Komersil, Obligasi
v. Pemerintah Daerah Lain : Kerja Sama Pendanaan
b. Private Finance
i. Modal swasta
ii. Pinjaman bank komersil

Pendanaan SPAM juga dapat diklasifikasikan berdasarkan unit yang dibangun, seperti
sebagai berikut.

a. Pendanaan Unit Air Baku bersumber dari APBN Sumber Daya Air
b. Pendanaan Unit Distribusi bersumber dari APBN Cipta Karya

521
c. Pendanaan Unit Produksi bersumber dari APBD I, APBD II, dan Swadaya
d. Pengembangan infrastruktur SPAM bersumber dari swasta dengan pola Kerja Sama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Pendanaan dari APBN salah satunya bersumber dari APBN SDA dan APBN CK melalui
Kementerian PUPR. Dalam RAPBN 2022, Kementerian PUPR mendapat alokasi dana
sebesar Rp100,5 triliun. Alokasi dana untuk Ditjen Sumber Daya Air mencapai Rp41,23
triliun dan alokasi dana untuk Ditjen Cipta Karya mencapai Rp12,51 triliun. Dana APBN
SDA menjadi sumber pendanaan utama untuk pembangunan Unit Air Baku SPAM.
Sementara Dana APBN CK menjadi sumber pendanaan untuk pembangunan Unit
Distribusi SPAM.

Pendanaan untuk membiayai proyek juga bisa didapatkan dari program Pemerintah Pusat
untuk penyediaan air minun, yaitu Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS). Pendanaan melalui PAMSIMAS ditujukan untuk penyediaan
air minum di daerah pedesaan dan pinggiran kota yang belum atau tidak dijangkau oleh
Perumda PDAM Tirta Binangun. Saat ini, terdapat 166 SPAMDes yang tersebar di
beberapa desa di Kulon Progo. Namun, hanya 66 SPAMDes yang sudah menerima
bantuan program PAMSIMAS. Sedangkan, 100 SPAMDES lainnya masih belum
mendapatkan pendanaan dari program PAMSISMAS. Alokasi dana dari program
PAMSIMAS berkisar hingga Rp245 juta untuk setiap SPAM.

Pendanaan menggunakan DAU dan DAK juga dapat dipertimbangkan. Dalam


ketentuannya, penggunaan DAU dan DAK diserahkan sepenuhnya kepada daerah.
Penggunaan DAU dan DAK pada akhirnya bergantung kepada skala prioritas yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo. Realisasi DAU Kabupaten
Kulon Progo pada tahun 2020 mencapai Rp658.092.730.000,00, lebih rendah
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp732.088.720.000,00. Penurunan juga terjadi pada
realisasi DAK Kabupaten Kulon Progo tahun 2020 menjadi sebesar Rp
267,087,752,318.00, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp
293.857.452.570,00.

522
Sumber pendanaan lain yang dapat dipertimbangkan adalah Dana Keistimewaan (Danais)
Daerah Istimewa Yogyakarta. Danais DIY adalah dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan untuk mendanai kewenangan
istimewa dan merupakan bagian dari dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa. Danais
DIY dialokasikan sesuai dengan target dari keistimewaan DIY yang tercantum dalam
RPJMD Provinsi DIY Tahun 2017-2022. Target tersebut diarahkan untuk mendorong
terwujudnya visi Provinsi DIY yaitu ‘Menyongsong "Abad Samudera Hindia" untuk
Kemuliaan Martabat Manusia Yogya’ dengan misi 1) Meningkatkan Kualitas Hidup,
Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berkeadaban dan 2)
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis. Hingga tahun 2018, sebagian besar
Danais DIY dialokasikan untuk urusan kebudayaan dan urusan tata ruang (BAKN, 2020).
Namun, perubahan rencana penggunaan Danais DIY dapat dilakukan, seperti pada tahun
2020 di mana Danais DIY digunakan untuk penanggulangan COVID-19. Perubahan
tersebut harus diusulkan terlebih dahulu kepada Kementerian Keuangan, sebelum
kemudian disetujui, dan disahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Penggunaan yang
sudah direncanakan sebelumnya tidak perlu melakukan usulan kepada Kementerian
Keuangan. Oleh karena itu, pendanaan menggunakan Danais DIY tergantung dari skala
prioritas proyek yang akan dilaksanakan dan kemudian dianggarkan untuk direalisasikan.

Pendanaan mandiri oleh Pemerintah Kulon Progo juga dapat dilakukan untuk
merealisasikan proyek-proyek penyediaan air minum. Menurut Bappeda Kabupaten
Kulon Progo pendanaan untuk penyediaan air minum saat ini hanya sekitar 2-3 persen
dari APBD. Jumlah tersebut masih terbilang kecil karena kebutuhan air di daerah Kulon
Progo cukup tinggi dan masih banyak daerah yang belum terlayani oleh fasilitas air
bersih.

Pendanaan mandiri oleh Pemerintah Kulon Progo berasal dari dana SILPA yang
dialokasikan untuk pendanaan di tahun berikutnya. Pada tahun 2020, dana SILPA
Kabupaten Kulon Progo mencapai Rp141.788.201.409,49, meningkat signifikan
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp95.255.409.685,32. Peningkatan tersebut terjadi
karena adanya pembiayaan yang tidak dilakukan atau belum direalisasikan pada tahun
berjalan. Oleh karena itu, ruang fiskal Pemerintah Kulon Progo untuk melakukan

523
investasi dalam penyediaan air minum cukup besar. Jika hanya menggunakan dana
SILPA, besaran pendanaan investasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kulon Progo
sebesar Rp2,8 milyar hingga Rp4,3 milyar (berdasarkan dana SILPA tahun 2020).

Perumda PDAM Tirta Binangun juga dapat memberikan pendanaan terutama untuk
investasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan. Saat ini, kondisi keuangan
Perumda PDAM Tirta Binangun dalam kondisi baik. Kondisi tersebut tercermin dalam
beberapa rasio keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas yang menunjukkan nilai
positif, yaitu rasio lancar sebesar 4,25, rasio cepat sebesar 3,08, dan rasio kas sebesar
2,13. Kinerja baik juga ditunjukkan dalam rasio solvabilitas yang rendah dengan nilai
rasio utang terhadap aktiva sebesar 0,11 dan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,13.
Jika dilihat dari rasio profitabilitas,Perumda PDAM Tirta Binangun memiliki margin laba
kotor sebesar 10,22 persen, margin laba bersih sebesar 8,02 persen dan rasio
pengembalian aset sebesar 10,64.

Rasio tersebut menunjukkan kemampuan Perumda PDAM Tirta Binangun dalam


melakukan pendanaan investasi. Rasio likuiditas yang positif menunjukkan Perumda
PDAM Tirta Binangun mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Kewajiban
jangka pendek tersebut merupakan kewajiban yang diharus dipenuhi dalam jangka waktu
satu tahun. Selain itu, rasio solvabilitas yang rendah menunjukkan bahwa Perumda
PDAM Tirta Binangun mampu melunasi hutang dan seluruh kewajibannya dengan
menggunakan jaminan modal maupun aktiva yang dimiliki dalam jangka panjang serta
jangka pendek. Kondisi tersebut membuat Perumda PDAM Tirta Binangun diharapkan
mampu melakukan investasi jangka panjang terutama dalam hal perluasan jaringan
layanan ke daerah-daerah perifer di Kulon Progo.

Pendanaan melalui kerja sama dengan daerah lain yang juga dapat dilakukan, terutama
jika proyek yang akan dijalankan juga menyangkut kepentingan daerah tersebut.
Penyediaan air minum menjadi prioritas tidak hanya bagi Kabupaten Kulon Progo saja,
tetapi juga daerah lain di sekitar Kulon Progo, seperti Purworejo, Bantul, dan Magelang.
Oleh karena itu, kerja sama antar daerah menjadi salah satu solusi apabila pendanaan
mandiri oleh Kabupaten Kulon Progo masih belum mencukupi.

524
Selain pendanaan mandiri, dari APBN, APBD, PDAM, dan kerja sama dengan daerah
lain, pendanaan oleh pihak swasta juga dapat menjadi pilihan. Pendanaan tersebut
dilakukan dengan sistem Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). KPBU
ditujukan untuk pendanaan skala besar, seperti penyediaan infrastruktur dan jaringan
pendukungnya. Meski memakan waktu yang lebih lama dalam realisasinya, pendanaan
dengan KPBU dapat meringankan beban pendanaan oleh APBD yang kemudian bisa
dialokasikan untuk program lainnya. Saat ini, pendanaan dengan KPBU yang dilakukan
di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah pembangunan SPAM Regional Kamijoro
senilai Rp347 milyar.

Pendanaan oleh pihak swasta melalui bank komersil juga dapat menjadi salah satu opsi.
Namun, pendanaan tersebut tergantung dari badan usaha yang mengajukan, dalam hal ini
hanya Perumda PDAM Tirta Binangun dan SPAMDes saja yang memungkinkan untuk
mengakses pendanaan tersebut. Perumda PDAM Tirta Binangun dapat mengajukan
pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan dengan memberikan jaminan aset.
SPAMDes akan sulit mengajukan pendanaan tersebut karena ada kemungkinan aset yang
dimiliki tidak dapat dijadikan jaminan.

8.1.3 Pentahapan

Tahapan pembangunan SPAMDes dilaksanakan dengan jumlah yang sama setiap tahun,
yaitu 9 SPAMDes baru. Jumlah pembangunan ini direncanakan berdasarkan dari
pengalaman dan anggaran yang telah terlaksana. Pembangunan juga disesuaikan dengan
kebutuhan pada lokasi yang yang membutuhkan air.

8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan

Dalam melakukan perhitungan proyeksi keuangan kegiatan RISPAM tentunya


diperlukan asumsi-asumsi perhitungan. Asumsi-asumsi tersebut dapat berhubungan
langsung dengan RISPAM atau pun yang tidak berhubungan langsung. Asumsi-asumsi
tersebut terdiri dari:

1. Perhitungan arus kas PDAM Tirta Binangun;


2. Perhitungan arus kas SPAMDES;
3. Kenaikan tarif air;

525
4. Kenaikan pendapatan dan beban usaha;
5. Tingkat suku bunga deposito;
6. Tingkat inflasi;
7. Pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, perhitungan proyeksi keuangan akan dilakukan


dalam satu periode atau lima tahun. Setelah proyeksi keuangan diketahui, perhitungan
kelayakan dari proyek tersebut dapat dilakukan. Perhitungan kelayakan tersebut meliputi
perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period
(PP), dan analisis sensitivitas.

8.2.1 Perhitungan Arus Kas Perumda PDAM Tirta Binangun

Perumda PDAM Tirta Binangun merupakan pemeran utama dalam pelaksanaan RISPAM
di Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu, perhitungan proyeksi keuangan memerlukan
nilai dari arus kas Perumda PDAM Tirta Binangun. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, Perumda PDAM Tirta Binangun memiliki kinerja keuangan yang cukup
baik jika dilihat dari berbagai rasio keuangan. Perumda PDAM Tirta Binangun mampu
membukukan peningkatan laba bersih sebesar 47,72 persen pada tahun 2020. Peningkatan
tersebut membuat laba bersih Perumda PDAM Tirta Binangun mencapai
Rp2.690.443.395,13. Besaran nilai arus kas Perumda PDAM Tirta Binangun adalah
sebagai berikut.

526
Tabel 8. 3 Arus Kas Perumda PDAM Tirta Binangun Tahun 2016-2021
Tahun
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020
1 Arus Kas dari Aktivasi Operasi
Laba Rugi Bersih 392.925.434.09 715.527.547.47 1.058.636.347.64 1.885.124.377.48 2.690.435.395.13

2 Penyesuaian Untuk:
Biaya penyusutan. Penurunan Nilai AT dan
Persediaan 1.963.031.964.56 2.195.003.602.90 3.664.366.958.03 4.402.724.473.02 8.977.561.150.77
Biaya Penyisihan Piutang 154.910.295.00 -346.374.945.00 20.765.780.00 -3.852.965.00 -34.115.210.00
Amortisasi Aset Tak Berwujud 18.168.470.04 18.168.470.04 18.168.470.04 18.168.470.04 18.168.470.04
Laba Ditahan 24.492.810.76 -3.956.024.760.10 -1.873.027.837.00 -1.791.667.140.00 -588.415.105.46
Laba Rugi sebelum Penyesuaian
Perubahan Modal Kerja 2.553.528.974.45 -1.373.700.084.69 2.888.909.718.71 4.510.497.215.54 11.063.634.700.48

Laba Rugi Operasi sebelum Perubahan


3 Modal Kerja
Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha -78.029.550.00 403.525.809.00 -277.222.831.00 -182.695.794.00 -466.071.810.00
Penurunan (Kenaikan) Investasi Jangka Pendek 108.000.000.00 200.000.000.00 - - -1.000.000.000.00
Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain -31.148.043.00 22.921.272.00 -32.147.488.00 -48.729.407.93 43.500.114.97
Penurunan (Kenaikan) Persediaan 399.378.153.03 74.535.308.58 -881.213.730.22 -1.000.999.863.85 -442.284.470.60
Penurunan (Kenaikan) Pembayaran di Muka 17.250.000.00 -1.600.000.00 -64.704.000.00 60.404.000.00 -15.112.950.00
Kenaikan (Penurunan) Hutang Usaha 175.929.300.00 -69.249.204.00 740.813.606.00 -109.925.697.00 334.976.635.00
Kenaikan (Penurunan) Pendapatan Diterima di
Muka 1.840.000.00 -765.000.00 -795.000.00 -20.000.00 -1.815.000.00

527
Tahun
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020
Kenaikan (Penurunan) Hutang Pajak 158.605.447.43 -44.980.879.10 555.045.426.52 -435.277.764.28 -57.575.212.27
Kenaikan (Penurunan) Uang Muka Pemasangan
SR 181.252.500.00 91.800.000.00 -68.175.000.00 -2.400.000.00 -
Kenaikan (Penurunan) Beban yang Masih Harus
Dibayar 115.044.000.00 93.493.000.00 74.449.000.00 18.235.830.00 -17.261.974.00
Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Lainnya 3.391.085.18 - 7.585.202.00 - -
Kenaikan (Penurunan) Pend. Utang Imbalan
Kerja Jk. Pendek -24.732.785.20 173.866.385.39 -837.778.913.19 -216.903.343.00 760.579.769.00
Kenaikan (Penurunan) Pend. Utang Jk. Pnjg.
Jatuh Tempo - - - 588.000.000.00 48.000.000.00
Jumlah Kenaikan (Penurunan) 1.026.780.107.44 572.960.691.87 -784.143.727.89 -1.330.312.040.06 -813.064.897.90
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 3.580.309.081.89 -800.739.392.82 2.104.765.990.82 3.180.185.175.48 10.250.569.802.58

4 Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Pengurangan (Penambahan) Aset Tetap -3.286.383.796.47 -3.286.383.796.47 -12.716.971.202.98 -8.999.906.590.90 -27.419.315.518.72
Pengurangan (Penambahan) Aset dalam
Penyelesaian 131.232.806.55 -49.514.833.70 63.340.419.55 15.982.370.66 31.376.542.84
Pengurangan (Penambahan) Jaminan Listrik &
Jaminan Lainnya -116.625.000.00 126.225.000.00 - - -137.007.415.00
Pengurangan (Penambahan) Aset Tidak
Berwujud - - - - -
Pengurangan (Penambahan) Aset Tetap Tidak
Berfungsi - - - - -
Pengurangan (Penambahan) Utang Imbalan
Kerja Jk. Panjang 287.386.415.20 -1.041.676.152.97 -209.546.432.23 -680.644.877.00 835.475.723.00
Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Investasi -2.984.389.574.72 -4.037.174.916.70 -12.863.177.215.66 -9.664.569.097.24 -26.689.470.667.88

528
Tahun
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020

5 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Kenaikan (Penurunan) Utang Lain Jangka
Panjang - 5.155.291.75 - 93.377.401.08 3.260.503.01
Pengurangan (Penambahan) Utang Jk Panjang
Dalam Negeri - - - 2.683.676.847.00 -631.430.000.00
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Dana
Kesejahteraan. Sosial - - - - -
Kenaikan (Penurunan) Penyertaan Pemda 1.025.507.189.24 3.460.942.473.83 10.508.792.343.17 3.267.513.022.00 19.343.768.081.00
Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Angs.
Kendaraan Jk. Panjang 19.174.000.00 -19.174.000.00 40.000.000.00 -40.000.000.00 -
Kenaikan (Penurunan) Penyertaan Pusat yg.
Blm. Dit. Statusnya - - - - -
Kenaikan (Penurunan) Modal Hibah - 30.600.900.00 - 147.918.420.00 -
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Umum - 78.585.086.82 - - -
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Tujuan - 78.585.086.82 - - -
Kenaikan (Penurunan) Cad. Sos. Pendidikan.
Kesejahteraan - 39.292.543.41 - - -
Kenaikan (Penurunan) Selisih Penilaian Kembali
Aset Tetap - - - - -
Kenaikan (Penurunan) Keuntungan (Kerugian)
Aktuaria -1.572.118.082.00 5.363.504.611.00 - - -
Kenaikan (Penurunan) Penilaian Kembali
Imbalan Pasca Kerja -2.529.479.084.00 1.047.325.345.42 897.548.220.00 -1.596.055.492.00
Kenaikan (Penurunan) Akumulasi Modal Disetor 238.924.473.83 - 715.317.209.04
Kenaikan (Penurunan) Pembayaran Bag. Laba ke
Pemkab. - 6.508.012.909.63 - - -

529
Tahun
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Pendanaan -527.436.892.76 6.508.012.909.63 11.835.042.162.42 7.050.033.910.08 17.834.860.301.05

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara


6 Kas 68.482.614.41 1.670.098.600.11 1.076.630.937.58 565.649.988.32 1.395.959.435.75
7 Kas dan Setara Kas Awal Periode 822.830.197.23 891.312.811.64 2.561.411.411.75 3.638.042.349.33 4.203.692.337.65

8 Kas dan Setara Kas Akhir Periode 891.312.811.64 2.561.411.411.75 3.638.042.349.33 4.203.692.337.65 5.599.651.773.40

530
PDAM Tirta Binangun memiliki nilai kas dan setara kas pada akhir periode tahun 2020
sebesar Rp5,599,651,773.40. Jumlah tersebut meningkat sebesar 33,20 persen
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp4.203.692.337,65. Capaian tersebut membuat
PDAM Tirta Binangun memiliki ruang yang cukup besar untuk melakukan investasi
terutama dalam rangka memperluas jaringan pelayanan.

8.2.2 Perhitungan Arus Kas SPAMDes

SPAMDes berperan dalam penyediaan air minum di daerah perifer yang ada di Kulon
Progo. Saat ini, terdapat sekitar 166 SPAMDes yang ada di Kulon Progo dan 66
SPAMDes di antaranya telah mengikuti program PAMSIMAS. Peran SPAMDes yang
penting dalam penyediaan air minum, nilai arus kas SPAMDes menjadi salah satu acuan
dalam perhitungan proyeksi keuangan. Meski secara nilai arus kas SPAMDes tidak terlalu
besar, namun sebagian kelompok masyarakat lebih memilih SPAMDes karena faktor
penggunaan air tanah yang tidak berbau.

SPAMDes yang menjadi acuan telah mengikuti program PAMSIMAS dan mendapatkan
bantuan dana hingga mencapai Rp250.000.000. Penambahan modal usaha oleh
masyarakat membuat modal awal SPAMDes tersebut mencapai Rp350.000.000. Modal
awal tersebut digunakan untuk membuat sumur-sumur bor, pompa air, dan pemasangan
jaringan dari sumber air. Hingga tahun 2021, aset yang dimiliki oleh SPAMDes tersebut
mencapai Rp1,28 milyar. Adanya penyertaan modal oleh masyarakat membuat pengurus
SPAMDes tersebut mengembalikan sebagian laba kepada masyarakat yang menjadi
pelanggan setiap tahunnya.

Pendapatan usaha yang dibukukan oleh SPAMDes yang menjadi acuan adalah sebesar
Rp69.180.000 pada tahun 2020. Saat ini, jumlah pelanggan SPAMDes tersebut sebanyak
320 jiwa. Besaran tarif yang dikenakan, yaitu sebesar Rp5.000 untuk abonemen dan
Rp3.000 untuk pemakaian per meter3. Besaran rata-rata pemakaian per hari adalah
sebesar 0,15 m3 hingga 0,25 m3 sehingga besaran pemakaian per bulan mencapai 6 m3.
Selanjutnya beban listrik per tahun untuk menjalankan pompa mencapai Rp22.800.000
atau Rp1.900.000 per bulan. Beban perawatan mencapai Rp6.000.000 per tahun atau
Rp500.000 per bulan. Beban lain berupa gaji diberikan kepada enam pengurus dan juga

531
tujuh juru tagih. Besaran gaji untuk enam pengurus adalah Rp30.000 per bulan dan untuk
juru tagih sebesar Rp1.000 untuk setiap kepala dan Rp200 untuk pembacaan meteran.
SPAMDes tersebut juga menganggarkan dana senilai Rp25.000.000 untuk melakukan
investasi. Nilai arus kas SPAMDes per tahun 2020 adalah senilai Rp8.684.000. Nilai arus
kas SPAMDes tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 8. 4 Arus Kas SPAMDes Tahun 2020


No. Uraian 2020
1 Pendapatan usaha 69.180.000
2 Pengeluaran usaha
Beban listrik 22.800.000
Beban perawatan 6.000.000
Beban gaji 6.696.000
Total pengeluaran usaha 35.496.000
3 Investasi per tahun 25.000.000
4 Kas 8.684.000

8.2.3 Kenaikan Tarif Air

Tarif air yang digunakan dalam perhitungan adalah tarif yang diberikan oleh Perumda
PDAM Tirta Binangun. Sementara tarif SPAMDES dianggap sama karena jika dirata-
rata tarif yang diberikan oleh SPAMDES tidak berbeda jauh dengan tarif Perumda PDAM
Tirta Binangun.

Tarif tersebut diperkirakan akan naik dalam jangka waktu lima tahun sebesar 10 persen.
Asumsi kenaikan tarif tersebut dibuat dengan mempertimbangkan peningkatan jumlah
pelanggan dan jumlah pemakaian air.

Tabel 8. 5 Tarif Pemakaian Air PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo
Harga Air Tingkat Pemakaian
Full Cost Blok 1 Blok 2 Blok 3
Kelompok
No. Golongan Recovery
Tarif (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
0 - 10 m3 10 - 20 m3 <20 m3

1 Kelompok I Sosial Umum 13.000 3.000 3.000 3.000

Sosial Khusus 13.000 3.000 3.100 3.300

532
Harga Air Tingkat Pemakaian
Full Cost Blok 1 Blok 2 Blok 3
Kelompok
No. Golongan Recovery
Tarif (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
0 - 10 m3 10 - 20 m3 <20 m3

2 Kelompok II Rumah Tangga A1 13.000 3.000 3.200 3.600

Rumah Tangga A2 13.000 3.000 3.700 4.100

Rumah Tangga A3 13.000 3.000 3.800 4.200

Rumah Tangga A4 13.000 3.000 3.800 4.300

Rumah Tangga B1 13.000 3.100 4.000 4.500

Instansi Pemerintah A 13.000 3.400 4.400 5.000

Niaga 1 13.000 3.900 5.100 5.700

3 Kelompok III Rumah Tangga B2 13.000 4.400 5.100 6.600

Rumah Tangga B3 13.000 4.500 5.200 6.800

Instansi Pemerintah B 13.000 4.600 5.300 6.900

Niaga 2 13.000 4.800 5.800 7.500

Niaga 3 13.000 5.100 6.000 7.800

Industri Kecil 13.000 5.700 6.700 8.700

Industri Besar 13.000 7.200 8.400 10.900

4 Kelompok Kesepakatan non 13.000


Khusus komersial

Kesepakatan komersial: 13.000


a. Pelabuhan Laut 13.000 15.000 15.000 15.000
b. Pelabuhan Udara 13.000 15.000 15.000 15.000

Perhitungan tarif juga dilakukan menggunakan tarif rata-rata yang dibayarkan oleh
masing-masing kelompok berdasarkan Ikhtiar Rekening Air Tahun 2020. Kelompok
Rumah Tangga memiliki rata-rata tarif sebesar Rp5.473, kelompok Industri sebesar
Rp7.300, kelompok Niaga sebesar Rp6.784, kelompok Instansi sebesar Rp6.139, dan
kelompok Sosial sebesar Rp3.838. Selain itu, perhitungan juga menggunakan tarif yang
533
ditetapkan untuk kawasan khusus Yogyakarta International Airport dan Pelabuhan
Tanjung Adhikarto sebesar Rp15.000, Industri Pasir Besi sebesar Rp7.100, dan Air Nav
sebesar Rp5.000. Perumda PDAM Tirta Binangun juga diperkirakan melayani kawasan
Bantul, Kebumen, dan Purworejo. Perhitungan tarif untuk ketiga kawasan tersebut
menggunakan rata-rata tarif air di Bantul sebesar Rp5.890.

8.2.4 Kenaikan Beban Usaha

Kenaikan beban usaha juga menjadi pertimbangan dalam melakukan perhitungan


proyeksi keuangan. Asumsi dibuat dengan mengacu pada kenaikan yang terjadi pada
kinerja keuangan Perumda PDAM Tirta Binangun. Peningkatan beban usaha Perumda
PDAM Tirta Binangun pada tahun 2020 mencapai 17,96 persen. Jika mempertimbangkan
skenario optimis-pesismis, maka besaran peningkatan sebesar 10 persen akan digunakan
dalam melakukan perhitungan proyeksi keuangan.

Poyeksi keuangan SPAMDes juga meliputi beban listrik, beban perawatan, dan beban
gaji pengurus masuk ke dalam komponen perhitungan. Perhitungan menggunakan asumsi
kenaikan beban listrik sebesar 2 persen per tahun, kenaikan beban perawatan sebesar 5
persen setiap lima tahun, dan kenaikan beban gaji sebesar 10 persen setiap lima tahun.

8.2.5 Tingkat Suku Bunga

Perhitungan proyeksi keuangan, tingkat suku bunga deposito juga berpengaruh terutama
dalam perhitungan kelayakan. Tingkat suku bunga di Indonesia berbeda-beda tergantung
perhitungan yang dilakukan bank-bank yang memberikan. Namun, seluruh bank tersebut
mengacu kepada suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Perhitungan proyeksi
keuangan SPAMDes menggunakan suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia
pada tahun 2021 sebesar 3,5 persen.

Proyeksi Perumda PDAM Tirta Binangun menggunakan suku bunga corporate loan yang
diberikan oleh Bank BUMN. Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri menetapkan suku
bunga corporate loan sebesar 8 persen. Proyeksi juga mempertimbangkan kemungkinan
naik-turunnya suku bunga sebesar 2 persen sebagai acuan perhitungan kelayakan
ekonomi dari proyek Perumda PDAM Tirta Binangun

534
8.2.6 Depresiasi

Perhitungan menggunakan periode 20 tahun sehingga tingkat depresiasi yang digunakan


untuk pehitungan proyeksi keuangan SPAMDes dan Perumda PDAM Tirta Binangun
adalah 5 persen setiap tahun.

8.2.7 Pajak Penghasilan

Perhitungan proyeksi keuangan menggunakan tarif Pajak Penghasilan yang ditentukan


sebesar 20 persen pada tahun 2022, sedangkan apabila masih dalam keadaan rugi, besaran
tarif pajak yang digunakan adalah sebesar 1% dari penghasilan bruto perusahaan.

8.3 Hasil Analisis Kelayakan Ekonomi dan Analisis Sensitivitas

Analisis kelayakan ekonomi diperlukan untuk mengetahui sebuah proyek


menguntungkan untuk dijalankan atau tidak. Dalam RISPAM Kulon Progo, penyediaan
SPAM dilakukan melalui dua kelompok, yaitu SPAMDes dan Non SPAMDes. Total
SPAMDes yang akan dibangun hingga tahun 2041 adalah sebanyak 182 SPAMDes,
sedangkan Perumda PDAM Tirta Binangun yang akan dibangun, diperbaiki, atau
dioptimalisasikan sebanyak 10 SPAM.

8.3.1 Analisis Kelayakan Ekonomi


8.3.1.1 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes

Analisis kelayakan ekonomi SPAMDes menggunakan asumsi perhitungan arus kas salah
satu SPAMDes yang telah menerima pendanaan dari program PAMSIMAS. Rata-rata
pemakaian air per SR di Kabupaten Kulon Progo mencapai 173,88 m3 per tahun. Selain
itu, pemasangan SR domestik mencapai 784 SR per tahun sedangakan pemasangan SR
non domestik mencapai 118 SR per tahun. Jumlah tersebut merupakan kalkulasi
pemasangan SR di sembilan SPAMDes yang akan dibangun setiap tahunnya..

Tarif yang digunakan dibagi ke dalam dua jenis tarif, yaitu tarif abonemen dan tarif air
per m3. Tarif abonemen ditetapkan sebesar Rp5.000 per bulan dan tarif air per m3
ditetapkan sebesar Rp5.000. Kenaikan tarif air per m3 diperkirakan naik sebesar 10 persen
setiap lima tahun. Biaya pemasangan SR domestik ditetapkan sebear Rp1.000.000
535
sedangkan pemasangan SR non domestik ditetapkan sebesar Rp1.200.000. Pertumbuhan
pemasangan SR diasumsikan sebesar 10 persen per tahun untuk SR yang telah dibangun.

Beban usaha yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi SPAMDes, yaitu beban
listrik, beban perawatan, dan beban gaji. Beban listrik diasumsikan sebesar Rp24.000.000
per tahun dengan perkiraan kenaikan sebesar 2 persen per tahun. Beban perawatan
diasumsikan sebesar Rp6.000.000 per tahun dengan perkiraan kenaikan sebesar 5 persen
setiap lima tahun. Beban gaji diasumsikan sebesar Rp24.000.000 untuk empat orang
pegawai dengan perkiraan kenaikan sebesar 10 persen setiap lima tahun.

Suku bunga yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi SPAMDes adalah suku
bunga Bank Indonesia sebesar 3,5 persen. Tingkat depresiasi yang digunakan adalah 5
persen setiap tahunnya dalam periode 20 tahun. Pajak Penghasilan Badan yang digunakan
adalah sebesar 20 persen setiap tahunnya dan 1 persen dari pendapatan bruto apabila
mengalami kerugian.

Berdasarkan asumsi tersebut, analisis kelayakan ekonomi SPAMDes adalah sebagai


berikut.

Tabel 8. 6 Analisis kelayakan ekonomi SPAMDes


Acuan Nilai

NPV Rp125.315.918.346

IRR 18,87%

Payback Period 7,12 Tahun

Debt Coverage Ratio (DCR) 4,12

Nilai NPV yang dihasilkan oleh proyeksi keuangan SPAMDes yang akan dibangun dalam
periode 20 tahun adalah Rp125.315.918.346. Nilai NPV yang positif tersebut
menunjukkan bahwa proyeksi pendapatan dari proyek lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Oleh karena itu, proyek pembangunan SPAMDes sebanyak 182 unit layak
untuk dijalankan.

536
Jika mengacu pada nilai IRR, proyeksi keuangan SPAMDes menunjukkan nilai IRR
sebesar 18,87 persen. Nilai tersebut jauh di atas nilai suku bunga yang digunakan sebesar
3,5 persen. Tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan untuk pembangunan
SPAMDes tinggi dan menguntungkan untuk dilakukan. Dengan nilai NPV yang positif
sebesar Rp125.315.918.346,93 dan nilai IRR sebesar 18,87 persen, pembangunan
SPAMDes di Kulon Progo layak untuk dijalankan.

Payback period berdasarkan proyeksi keuangan menunjukkan bahwa periode


pengembalian dari investasi yang dilakukan selama 7 tahun 1 bulan. Net operating
income selama periode 20 tahun adalah sebesar Rp525.160.122.698. Dengan total nilai
investasi sebesar Rp127.329.257.220 maka debt coverage ratio dari proyek
pembangunan SPAMDes di Kulon Progo adalah 4,12. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
SPAMDes mampu menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kewajibannya dalam
pengembalian investasi.

Indikator lain dalam kelayakan pembangunan SPAMDes adalah tingkat affordabilitas


dari masyarakat untuk membayar pemakaian air. Tingkat affordabilitas yang diacu adalah
di bawah 4 persen dari pendapatan per kapita. Perhitungan menggunakan proyeksi
pemakaian air sebanyak 173,88 m3 per tahun, tarif abonemen sebesar Rp5.000, dan tarif
per m3 sebesar Rp5.000. Nilai pendapatan per kapita yang digunakan dalam perhitungan
adalah pendapatan per kapita dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan asumsi tersebut nilai affordabilitas dari pembangunan
SPAMDes adalah sebagai berikut.

Tabel 8. 7 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes


Kabupaten/Kota Pendapatan Per Kapita Nilai Affordabilitas
Kulon Progo Rp26.830.000 3,46%
Bantul Rp25.400.000 3,66%
Yogyakarta Rp82.050.000 1,13%
Sleman Rp37.180.000 2,50%
Gunung Kidul Rp25.320.000 3,67%

537
Berdasarkan nilai affordabilitas di atas, nilai affordabilitas di Kulon Progo masih berada
di bawah 4 persen, yaitu sebesar 3,46 persen. Nilai tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai affordabilitas di Bantul dan Gunung Kidul sebesar 3,66 persen
dan 3,67 persen. Sementara nilai affordabilitas terendah dimiliki oleh Kota Yogyakarta
dengan nilai 1,13 persen dan Sleman dengan 2,5 persen.

8.3.1.2 Analisis Kelayakan Ekonomi Perumda PDAM Tirta Binangun

Analisis kelayakan ekonomi Perumda PDAM Tirta Binangun menggunakan asumsi


perhitungan arus kas Perumda PDAM Tirta Binangun. Perhitungan rata-rata penggunaan
air dibagi ke dalam 13 kelompok, yaitu Rumah Tangga, Niaga, Wates Baru, Pariwisata,
Industri, Industri Pasir Besi, Yogyakarta International Airport, Air Nav, Tanjung
Adhikarto, Aerotropolis, Bantul, Kebumen, dan Purworejo. Tarif yang digunakan untuk
perhitungan adalah tarif rata-rata kelompok berdasarkan Ikhitiar Rekening Air Perumda
PDAM PDAM Tirta Binangun Tahun 2020. Tarif yang digunakan untuk Industri Pasir
Besi, Yogyakarta International Airport, Air Nav, dan Tanjung Adhikarto menggunakan
tarif yang ditentukan berdasarkan harga jual dari SPAM Kamijoro. Tarif air di Bantul
digunakan untuk perhitungan proyeksi pendapatan dari penjualan di luar daerah Kulon
Progo, seperti Bantul, Kebumen, dan Purworejo. Tarif diproyeksikan mengalami
kenaikan sebesar 10 persen setiap lima tahun. Tarif pemasangan SR domestik dipatok
sebesar Rp1.500.000 dan pemasangan SR non domestik sebesar Rp2.100.000.

Pengeluaran usaha yang digunakan untuk perhitungan adalah beban usaha dari Perumda
PDAM Tirta Binangun. Pengeluaran usaha dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
beban sumber air, beban pengolahan air, beban transmisi dan distribusi, beban umum dan
administrasi, dan beban lain-lain. Kenaikan komponen pengeluaran usaha diperkirakan
sebesar 10 persen setiap tahun.

Suku bunga yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi Non SPAMDes adalah
suku bunga corporate loan Bank BUMN sebesar 8 persen. Tingkat depresiasi yang
digunakan adalah 5 persen setiap tahunnya dalam periode 20 tahun. Pajak Penghasilan
Badan yang digunakan adalah sebesar 20 persen setiap tahunnya dan 1 persen dari

538
pendapatan bruto apabila mengalami kerugian. Berdasarkan asumsi tersebut, analisis
kelayakan ekonomi SPAMDes adalah sebagai berikut.

Tabel 8. 8 Analisis Kelayakan Ekonomi SPAMDes


Acuan Nilai
NPV Rp468.075.839.695
IRR 15%
Payback Period 10,33 Tahun
Debt Coverage Ratio (DCR) 4,36

Nilai NPV yang dihasilkan oleh proyeksi keuangan Perumda PDAM Tirta Binangun yang
akan dibangun dalam periode 20 tahun adalah Rp468.075.839.695. Nilai NPV yang
positif tersebut menunjukkan bahwa proyeksi pendapatan dari proyek lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pembangunan, perbaikan, dan optimalisasi 10
Non SPAMDes yang direncanakan layak untuk dijalankan.

Jika merujuk pada nilai IRR, proyeksi keuangan Perumda PDAM Tirta Binangun
menunjukkan nilai IRR sebesar 15 persen. Nilai tersebut berada di atas nilai suku bunga
yang digunakan sebesar 8 persen. Oleh karena itu, meski hanya lebih tinggi 7 persen dari
nilai suku bunga, pembangunan, perbaikan, dan optimalisasi Perumda PDAM Tirta
Binangun menguntungkan untuk dilakukan.

Payback period berdasarkan proyeksi keuangan menunjukkan bahwa periode


pengembalian dari investasi yang dilakukan selama 10 tahun 3 bulan. Net operating
income selama periode 20 tahun adalah sebesar Rp7.155.200.293.825. Dengan total nilai
investasi sebesar Rp1.639.723.032.129 maka debt coverage ratio dari proyek
pembangunan SPAMDes di Kulon Progo adalah 4,36. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Perumda PDAM Tirta Binangun mampu menghasilkan pendapatan untuk memenuhi
kewajibannya dalam pengembalian investasi.

Indikator lain dalam kelayakan pembangunan SPAMDes adalah tingkat affordabilitas


dari masyarakat untuk membayar pemakaian air. Tingkat affordabilitas yang diacu adalah
di bawah 4 persen dari pendapatan per kapita. Perhitungan menggunakan proyeksi
pemakaian air sebanyak 173,88 m3 per tahun, dan tarif per m3 sebesar Rp5.473. Nilai
539
pendapatan per kapita yang digunakan dalam perhitungan adalah pendapatan per kapita
dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan
asumsi tersebut nilai affordabilitas dari pembangunan SPAMDes adalah sebagai berikut.

Tabel 8. 9 Nilai Affordabilitas Pembangunan SPAMDes


Kabupaten/Kota Pendapatan Per Kapita Nilai Affordabilitas

Kulon Progo Rp26.830.000 3.55%


Bantul Rp25.400.000 3.74%
Yogyakarta Rp82.050.000 1.16%
Sleman Rp37.180.000 2.56%
Gunung Kidul Rp25.320.000 3.76%

Berdasarkan nilai affordabilitas di atas, nilai affordabilitas di Kulon Progo masih berada
di bawah 4 persen, yaitu sebesar 3,55 persen. Nilai tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai affordabilitas di Bantul dan Gunung Kidul sebesar 3,74 persen
dan 3,76 persen. Sementara nilai affordabilitas terendah dimiliki oleh Kota Yogyakarta
dengan nilai 1,16 persen dan Sleman dengan 2,56 persen.

8.3.2 Analisis Sensitivitas


8.3.2.1 Analisis Sensitivitas SPAMDes

Analisis sensitivitas dilakukan untuk memperhitungkan pengaruh risiko yang mungkin


terjadi terhadap kondisi penerimaan dan biaya. Risiko dihitung terhadap faktor kenaikan
biaya investasi dan penurunan pendapatan. Asumsi yang digunakan, yaitu kenaikan biaya
sebesar 10 persen dan penurunan pendapatan 10 persen.

Tabel 8. 10 Nilai Dasar


Asumsi Acuan Nilai

Kenaikan biaya investasi 0 NPV Rp125.315.918.346


persen & penurunan IRR 18.87%
pendapatan 0 persen Payback Period 7.12 Tahun

540
a. Skenario 1

Skenario menggunakan asumsi kenaikan biaya sebesar 10 persen. Nilai NPV yang
dihasilkan sebesar Rp116.736.582.507 dengan nilai IRR sebesar 17,47 persen.
Payback period menunjukkan bahwa periode pengembalian dari investasi yang
dilakukan selama 7 tahun 1 bulan.

Tabel 8. 11 Skenario 1
Asumsi
Acuan Nilai

NPV Rp116.736.582.507
Kenaikan biaya investasi 10
persen & penurunan IRR 17,47%
pendapatan 0 persen
Payback Period 7.15 Tahun

Berdasarkan skenario 1, meski tidak signifikan nilai NPV lebih rendah 6,85 persen
dibandingkan nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 1,4 persen dibandingkan nilai
dasar dan payback period masih dalam 7 tahun 1 bulan. Skenario 1 menunjukkan
meski terjadi kenaikan biaya investasi sebesar 10 persen, investasi pembangunan
SPAMDes masih layak untuk dilakukan karena nilai NPV masih positif dan nilai IRR
jauh di atas tingkat suku bunga sebesar 3,5 persen.

b. Skenario 2

Skenario menggunakan asumsi penurunan pendapatan sebesar 10 persen. Nilai NPV


yang dihasilkan sebesar Rp95,256,199,777 dengan nilai IRR sebesar 15,97 persen.
Payback period menunjukkan bahwa periode pengembalian dari investasi yang
dilakukan selama 7 tahun 1 bulan.

Tabel 8. 12 Skenario 2
Asumsi Acuan Nilai

Kenaikan biaya investasi 0 NPV Rp9.,256.199.777


persen & penurunan IRR 15,97%
pendapatan 10 persen Payback Period 7.17 Tahun

541
Berdasarkan skenario 2, NPV lebih rendah cukup signifikan sebesar 23,99 persen
dibandingkan nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 2,9 persen dibandingkan nilai
dasar dan payback period masih dalam 7 tahun 1 bulan. Skenario 1 menunjukkan
meski terjadi kenaikan penurunan pendapatan sebesar 10 persen, investasi
pembangunan SPAMDes masih layak untuk dilakukan karena nilai NPV masih
positif dan nilai IRR di atas tingkat suku bunga sebesar 3,5 persen.

c. Skenario 3

Skenario menggunakan asumsi kenaikan biaya investasi 10 persen dan penurunan


pendapatan sebesar 10 persen. Nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp86.676.863.937
dengan nilai IRR sebesar 14,66 persen. Payback period menunjukkan bahwa periode
pengembalian dari investasi yang dilakukan selama 7 tahun 2 bulan.

Tabel 8. 13 Skenario 3
Asumsi Acuan Nilai

NPV Rp86.676.863.937
Kenaikan biaya investasi 10
persen & penurunan IRR 14,66%
pendapatan 10 persen
Payback Period 7.20 Tahun

Bedasarkan skenario 3, NPV lebih rendah cukup signifikan sebesar 30,83 persen
dibandingkan nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 4,21 persen dibandingkan nilai
dasar dan payback period masih dalam 7 tahun 2 bulan. Skenario 1 menunjukkan
meski terjadi kenaikan penurunan pendapatan sebesar 10 persen, investasi
pembangunan SPAMDes masih layak untuk dilakukan karena nilai NPV masih
positif dan nilai IRR di atas tingkat suku bunga sebesar 3,5 persen.

Skenario di atas menunjukkan bahwa investasi SPAMDes lebih sensitif terhadap


penurunan pendapatan dibandingkan kenaikan biaya investasi. Hal tersebut dapat
dilihat pada skenario 2, terjadi penurunan NPV sebesar 23,99% dan IRR 2,9 persen
dibandingkan nilai dasar. Pada skenario 3 dengan nilai NPV dan IRR lebih rendah
jika ditambahkan asumsi kenaikan biaya investasi dibandingkan nilai dasar.

542
Berdasarkan ketiga skenario, dapat disimpulkan bahwa investasi pembangunan
SPAMDes layak untuk dilakukan. Namun, kemungkinan penurunan pendapatan
perlu diperhatikan karena memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap
kondisi keuangan dibandingkan kenaikan biaya investasi.

8.3.2.2 Analisis Sensitivitas Non SPAMDes

Analisis sensitivitas dilakukan untuk memperhitungkan pengaruh risiko yang mungkin


terjadi terhadap kondisi penerimaan dan biaya. Risiko dihitung terhadap faktor kenaikan
biaya investasi dan penurunan pendapatan. Asumsi yang digunakan, yaitu kenaikan biaya
sebesar 10 persen dan penurunan pendapatan 10 persen. Selain itu, perkiraan terjadinya
kenaikan suku bunga menjadi 10 persen dan penurunan suku bunga 6 persen.

Tabel 8. 14 Nilai Dasar


Discount
Asumsi NPV IRR PP
Rate
Kenaikan biaya 8% Rp468.075.839.695
investasi 0 persen & 10% Rp206.589.333.211 15.00% 10 Tahun
penurunan pendapatan
0 persen 6% Rp820.228.293.901

a. Skenario 1

Skenario menggunakan asumsi kenaikan biaya sebesar 10 persen. Nilai NPV yang
dihasilkan dengan tingkat suku bunga 8 persen sebesar Rp330.425.234.940. Jika
suku bunga turun menjadi 6 persen maka nilai NPV yang dihasilkan meningkat
menjadi sebesar Rp674.453.086.835. Namun jika suku bunga naik menjadi 10 persen
maka nilai NPV yang dihasilkan turun menjadi sebesar Rp76.209.306.151. Nilai IRR
yang dihasilkan adalah sebesar 10,79 persen. Payback period menunjukkan bahwa
periode pengembalian dari investasi yang dilakukan selama 11 tahun 4 bulan.

Tabel 8. 15 Skenario 1
Discount
Asumsi NPV IRR PP
Rate
Kenaikan biaya investasi 10 8% Rp330.425.234.940
persen & penurunan 11,43
10% Rp76.209.306.151 10,79%
pendapatan 0 persen Tahun
6% Rp674.453.086.835

543
Berdasarkan skenario 1, nilai NPV turun lebih rendah dibandingkan nilai dasar. Jika
suku bunga 8 persen, nilai NPV lebih rendah 29,4 persen dibandingkan nilai dasar.
Jika suku bunga 10 persen, nilai NPV lebih rendah 63,11 persen dibandingkan nilai
dasar. Jika suku bunga 6 persen, nilai NPV lebih rendah 17,77 persen dibandingkan
nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 4,21 persen dibandingkan nilai dasar dan
payback period dalam 11 tahun 4 bulan. Skenario 1 menunjukkan meski terjadi
kenaikan biaya investasi sebesar 10 persen, investasi pembangunan Non SPAMDes
masih layak untuk dilakukan karena nilai NPV masih positif. Namun, perlu
diperhatikan apabila tingkat suku bunga naik menjadi 10 persen karena nilai IRR
hanya terpaut 0,79 persen dan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat suku bunga 8 persen.

b. Skenario 2

Skenario menggunakan asumsi penurunan pendapatan sebesar 10 persen. Nilai NPV


yang dihasilkan dengan tingkat suku bunga 8 persen sebesar Rp142.193.888.715.
Jika suku bunga turun menjadi 6 persen maka nilai NPV yang dihasilkan meningkat
menjadi sebesar Rp421.591.198.040. Namun jika suku bunga naik menjadi 10 persen
maka nilai NPV yang dihasilkan turun menjadi sebesar -Rp63.288.769.516. Nilai
IRR yang dihasilkan adalah sebesar 9,38 persen. Payback period menunjukkan
bahwa periode pengembalian dari investasi yang dilakukan selama 11 tahun 4 bulan.

Tabel 8. 16 Skenario 2
Discount
Asumsi NPV IRR PP
Rate
Kenaikan 8% Rp142.193.888.715
biaya
10% -Rp63.288.769.516
investasi 0
11,60
persen & 9,38%
Tahun
penurunan
pendapatan
10 persen 6% Rp421.591.198.040

Berdasarkan skenario 2, nilai NPV turun lebih rendah dibandingkan nilai dasar. Jika
suku bunga 8 persen, nilai NPV lebih rendah 70 persen dibandingkan nilai dasar. Jika
suku bunga 10 persen, nilai NPV lebih rendah 131,64 persen dibandingkan nilai

544
dasar. Jika suku bunga 6 persen, nilai NPV lebih rendah 48,6 persen dibandingkan
nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 5,62 persen dibandingkan nilai dasar dan
payback period dalam 11 tahun 6 bulan. Skenario 2 menunjukkan meski terjadi
penurunan pendapatan sebesar 10 persen, investasi pembangunan Non SPAMDes
masih layak untuk dilakukan karena nilai NPV masih positif dengan catatan tingkat
suku bunga berkisar antara 6 persne hingga 8 persen. Namun, perlu diperhatikan
apabila tingkat suku bunga naik menjadi 10 persen karena nilai NPV menunjukkan
angka negatif sehingga investasi menjadi tidak layak. Jika mengacu pada nilai IRR,
apabila suku bunga berkisar di angka 6 persen hingga 8 persen maka investasi
pembangunan Non SPAMDes memiliki resiko yang rendah dan layak untuk
dijalankan karena nilai IRR berada di atas nilai suku bunga. Sedangkan jika nilai
suku bunga mencapai 10 persen maka nilai IRR terpaut sebesar 0.62 persen di bawah
suku bunga dan dengan nilai NPV yang negatif, investasi dengan tingkat suku bunga
10 persen menjadi tidak layak.

c. Skenario 3

Skenario menggunakan asumsi kenaikan biaya investasi dan penurunan pendapatan


sebesar 10 persen. Nilai NPV yang dihasilkan dengan tingkat suku bunga 8 persen
sebesar Rp4,543,283,960. Jika suku bunga turun menjadi 6 persen maka nilai NPV
yang dihasilkan meningkat menjadi sebesar Rp275,815,990,975. Namun jika suku
bunga naik menjadi 10 persen maka nilai NPV yang dihasilkan turun menjadi sebesar
-Rp193,668,796,576. Nilai IRR yang dihasilkan adalah sebesar 8,04 persen. Payback
period menunjukkan bahwa periode pengembalian dari investasi yang dilakukan
selama 12 tahun 8 bulan.

Tabel 8. 17 Skenario 3
Discount
Asumsi NPV IRR PP
Rate
Kenaikan biaya 8% Rp4,543,283,960
investasi 10 persen
10% -Rp193,668,796,576 12,81
& penurunan 8,04%
Tahun
pendapatan 10
persen 6% Rp275,815,990,975

545
Berdasarkan skenario 3, nilai NPV turun lebih rendah dibandingkan nilai dasar. Jika
suku bunga 8 persen, nilai NPV lebih rendah 99,02 persen dibandingkan nilai dasar.
Jika suku bunga 10 persen, nilai NPV lebih rendah 193,75 persen dibandingkan nilai
dasar. Jika suku bunga 6 persen, nilai NPV lebih rendah 66,37 persen dibandingkan
nilai dasar. Nilai IRR juga lebih rendah 6,96 persen dibandingkan nilai dasar dan
payback period dalam 12 tahun 8 bulan. Skenario 3 menunjukkan meski terjadi
kenaikan biaya investasi sebesar 10 persen dan penurunan pendapatan sebesar 10
persen, investasi pembangunan Perumda PDAM Tirta Binangun masih layak untuk
dilakukan karena nilai NPV masih positif dengan catatan tingkat suku bunga berkisar
antara 6 persen hingga 8 persen. Perlu diperhatikan apabila tingkat suku bunga naik
menjadi 10 persen karena nilai NPV menunjukkan angka negatif sehingga investasi
menjadi tidak layak. Jika mengacu pada nilai IRR, apabila suku bunga berkisar di
angka 6 persen maka investasi pembangunan Perumda PDAM Tirta Binangun
memiliki risiko yang rendah dan layak untuk dijalankan karena nilai IRR berada di
atas nilai suku bunga. Namun, jika suku bunga berada di angka 8 persen, investasi
pembangunan Perumda PDAM Tirta Binangun berisiko tinggi karena nilai IRR
hanya terpaut lebih besar 0,04 persen dibandingkan tingkat suku bunga. Sedangkan
jika nilai suku bunga mencapai 10 persen maka nilai IRR terpaut sebesar 1,96 persen
di bawah suku bunga dan dengan nilai NPV yang negatif, investasi dengan tingkat
suku bunga 10 persen menjadi tidak layak.

Skenario di atas menunjukkan bahwa investasi Perumda PDAM Tirta Binangun lebih
sensitif terhadap penurunan pendapatan dibandingkan kenaikan biaya investasi.
Berdasarkan ketiga skenario, dapat disimpulkan bahwa investasi pembangunan
SPAMDes layak untuk dilakukan dengan catatan tingkat suku bunga berkisar di angka 6
persen hingga 8 persen. Namun, perlu diperhatikan apabila tingkat suku bunga meningkat
menjadi 10 persen, maka investasi Perumda PDAM Tirta Binangun berisiko tinggi dan
cenderung tidak layak.

546
BAB IX
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM

9.1 Organisasi
9.1.1 Organisasi Perumda PDAM Tirta Binangun

Bentuk organisasi Perumda PDAM Tirta Binangun Kulon Progo berdasarkan SK Nomor
20/KPTS/PUDAM.KP/II/2021 dan struktur organisasi Perumda PDAM Tirta Binangun
Kabupaten Kolon Progo dapat dilihat pada Gambar 9.1.

Gambar 9. 1 Struktur Organisasi Perumda Air Minum Tirta Minum

Pengembangan kelembagaan merupakan bagian yang perlu dilakukan terkait dengan


pelayanan air minum. Dasar dari kelembagaan dalam pelayanan air minum ini adalah
Permen PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM). Pasal 1 ayat (12) disebutkan bahwa Pengelolaan SPAM adalah kegiatan
yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun
yang meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia,
547
serta kelembagaan. Sementara itu, pada Pasal 1 ayat (19) disebutkan bahwa
Pengembangan kelembagaan adalah kegiatan untuk mewujudkan pelaksanaan
Pengelolaan SPAM yang mengikuti tata kelola perusahaan yang profesional dan
akuntabel.

Aspek kelembagaan dalam penyelenggaraan pemerintahan banyak ditekankan pada


aturan main (the rules) dan penyelenggaraan kegiatan kolektif (collective action) dalam
rangka memberikan pemenuhan kepentingan bersama atau umum (public). Sejalan
dengan pendapat Uphoff (1986), suatu himpunan atau tatanan norma–norma dan tingkah
laku yang bisa berlaku dalam suatu periode tertentu untuk melayani tujuan kolektif yang
akan menjadi nilai bersama. Institusi ditekankan pada norma-norma prilaku, nilai budaya
dan adat istiadat.

Organisasi Perumda PDAM Tirta Binangun terdiri atas dua bagian yang penting untuk
dicermati, pertama adalah pengelola yang diampu oleh Direksi, kedua adalah pengawas.
Sesuai dengan Perda No 6 tahun 2020 yang dimaksud dengan Direksi adalah organ
Perumda PDAM Tirta Binangun yang bertanggung jawab atas pengurusan Perumda
PDAM Tirta Binangun untuk kepentingan dan tujuan Perumda PDAM Tirta Binangun
serta mewakili Perumda PDAM Tirta Binangun baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Sesuai dengan Perda No 6 tahun 2020 yang
dimaksud Dewan Pengawas adalah organ Perumda PDAM Tirta Binangun yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan Perumda PDAM Tirta Binangun.

9.1.2 Organisasi SPAMDes PAMSIMAS

Menurut Kementerian PUPR untuk pengelolaan PAMSIMAS dilakukan dengan


membentuk suatu kelembagaan. Pembentukan kelembagaan ini dilakukan oleh
masyarakat yang diberikan kuasa untuk pengelolaan SPAM tersebut. Langkah yang
dilakukan oleh masyarakat adalah membentuk suatu badan pengelola yang disebut Badan
Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS)
(http://pamsimas.org/profil/asosiasi-kpspams/). Adapun manajemen tersebut dilakukan
oleh pengurus BP-SPAMS. Guna menjaga keberlanjutan BP-SPAMS diperlukan

548
kesepakatan dari para pengurus BP-SPAMS pada tingkat kabupaten/kota. Untuk itu maka
perlu dibentuk forum kebersamaan diantara BP-SPAMS dan Kelompok Pengelola Sarana
Air Minum lainnya yang dinamakan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan
Kabupaten/Kota. Asosiasi ini menjadi wadah bagi BP-SPAMS untuk bertukar informasi,
pengalaman/pembelajaran, serta memperjuangkan kebutuhan akan pembangunan air
minum dan sanitasi perdesaan.

Guna memperjelas program PAMSIMAS diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai


ruang lingkupnya. Dengan ruang lingkup tersebut, maka dapat menggambarkan
pengorganisasian yang diperlukan. adapun ruang lingkup Program PAMSIMAS
mencakup lima komponen program:

1) pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa;


2) peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;
3) penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;
4) hibah insentif; dan,
5) dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.

Susunan Pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan
Air Minum Dan Sanitasi (SPAMS) Perdesaan “Tirta Nusantara Lestari” Periode 2018 –
2023, yang disebut sebagai Pengurus Asosiasi KPSPAMS hasil Musyawarah Nasional di
Semarang, 22 – 25 Mei 2018” terdiri atas:

1) ketua umum;
2) ketua I;
3) ketua II;
4) ketua III;
5) sekretaris umum;
6) sekretaris I;
7) sekretaris II;
8) bendahara umum;
9) bendahara I;
10) bendahara II;

549
11) bidang organisasi dan sdm;
12) bidang teknik dan advokasi;
13) bidang kemitraan;
14) bidang keuangan;
15) koordinator wilayah timur;
16) koordinator wilayah tengah;
17) koordinator wilayah barat;

Pengelolaan organisasi di tingkat daerah perlu menyesuaikan dari struktur kepengurusan


Asosiasi KPSPAMS di tingkat nasional tersebut. Dengan demikian semua wilayah
memiliki asosiasi yang baku. Berjalannya asosiasi tersebut juga hendaknya
memperhatikan peraturan yang terkait dengan SPAM. Adapun beberapa peraturan terkait
dengan kelembagaan SPAM tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 9. 1 Peraturan Terkait SPAMS


Tangga Bidang
Judul Dokumen
l terkait
03/12/2
PerMendagri No 144 Tahun 2014 Pedoman Pembangunan Desa Keuangan
019
03/12/2 Pengadaan
Per Dirjen Pembendaharaan No. 19 PB 2013
019 Barang
03/12/2 Pengadaan
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
019 Barang
03/12/2 Pengadaan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
019 Barang
03/12/2 Pengadaan
Guidelines Selection and Employment
019 Barang
03/12/2 Pengadaan
Guidelines on Procurement English
019 Barang
03/12/2 PerMen Keuangan No. 11/PMK 0.2/2018 Tata Cara Revisi Anggaran
Keuangan
019 TA 2018
03/12/2 PerMen Keuangan No.135/PMK 0.5/2016/ Tata Cara Penyediaan &
Keuangan
019 Pengembalian Dana
03/12/2 PerDirjen Perbendaharaan No 13/PB/2018 Pedoman Penerimaan &
Keuangan
019 Pengeluaran Negara TA 2018
03/12/2
PerMendagri No 113 Tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa Keuangan
019
02/12/2 PerMen Keuangan No 168/PMK.05/2015 Mekanisme Pelaksanaan
Keuangan
019 Aanggaran Bantuan Pemerintah

550
Tangga Bidang
Judul Dokumen
l terkait
02/12/2 PerMen Keuangan No 173/PMK. 05/2016 Perubahan Atas PerMen
Keuangan
019 Keuangan No 168/PMK. 05/2015
02/12/2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kesehatan
019 No.492/MENKES/PER/IV/2010
02/12/2 PerMen PUPR No 24/PRT/M/2016 Mekanisme Pelaksanaan Aanggaran
Keuangan
019 Bantuan Pemerintah
04/12/2 Pengadaan
ProcurementGLs
019 Barang
08/03/2
Permen ESDM Nomor 02 Tahun 2017 Cekungan Air Tanah Indonesia
021
Sumber: http://pamsimas.org/pustaka/perundangan/

Asosiasi pada tingkat kabupaten/kota menjadi perpanjangan tangan dan koordinasi Badan
pengelola SPAM. Untuk memberikan pedoman pelaksanaan SPAM diperlukan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang tersusun dan sah. Pada tingkat nasional
Asosiasi KPSPAMS telah menyusun Anggaran Dasar.

Asosiasi PAMSIMAS di Kabupaten Kulon Progo ternyata belum terdata pada data
asosiasi nasional. Hal ini menjadikan komunikasi dan koordinasi pada level nasional
menjadi kurang efektif. Bertolak dari peraturan yang tersedia, maka sebaiknya asosiasi
pada tingkat daerah segera dilengkapi dengan kepengurusan yang sesuai, menjalankan
peran dan fungsi yang telah ditetapkan oleh Anggaran Dasar dan secara efektif melakukan
koordinasi serta konsultasi baik ke bawah yakni kepada BP-SPAMS di semua desa,
maupun kepada Asosiasi di tingkat provinsi dan tingkat pusat.

9.1.3 Organisasi SPAMDes Non PAMSIMAS

Lembaga SPAMDes Non PAMSIMAS adalah berupa kelompok yang di Kulon Progo
berbentuk Organisasi Kelola Mandiri (OKAM). Kelompok tersebut sifatnya hanya
sederhana, dengan struktur yang terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara. Dalam hal
ini tidak mencerminkan organisasi profesional pelayanan air minum. Kepengurusan
sifatnya hanya administratif, bukan untuk menyelenggarakan pelayanan yang
komprehensif terkait dengan perawatan jaringan, usaha-usaha teknis pengembangan dan
peningkatan kapasitas organisasi, SDM, manajemen dan pemupukan keuntungan.

551
SPAMDes dengan menilik bentuk organisasinya hanyalah merupakan lembaga sosial
yang bergerak di bidang air minum. Hal ini menguntungkan masyarakat, akan tetapi
dalam jangka panjang akan terancam gulung tikar, karena tidak ada skema untuk
peningkatan permodalan, pemeliharaan aset, peningkatan manajemen dan target
pelayanan serta keuntungan.

Kondisi OKAM dalam SPAMDes yang merupakan kelompok pengelola belum sebaik
yang ada di dalam SPAMSIMAS. Paraturan di SPAMSIMAS sudah menyambungkan
dari pemerintah pusat, provinsi, dengan daerah hingga ke PAMSIMAS. Untuk SPAMDes
ini organisasi pengelola yang berupa kelompok mandiri memiliki kepengurusan yang
bersifat administratif yaitu:

1) ketua
2) sekretaris
3) bendahara.

Kepengurusan yang sudah ada saat ini belum mencakup pengelolaan urusan teknis
pelayanan dan pemeliharaan jaringan secara teknis. Sementara itu untuk kepentingan
pelayanan yang berkelnajutan membutuhkan seksi atau bidang yang menyangkut hal-hal
yang bersifat teknis tersebut, sehingga investasi yang dilakukan untuk pembangunan
jaringan perpipaan dan aset-aset yang lain dapat terpelihara dengan baik dan
berkelanjutan.

Menurut Barid dan Hairani (https://tekniksipil.umy.ac.id/pengelolaan-air-bersih-


berbasis-masyarakat-di-dusun-plugon-kabupaten-kulon-progo/) pada umumnya
pengelola SPAMDes terkendala dukungan finansial untuk membiayai investasi yang
dibutuhkan dalam peningkatan kemampuan pelayanan, serta pengembangan sumber daya
manusia. Pengelolaan jaringan SPAMDes tergantung pada kemandirian pengelola,
dukungan masyrakat pengguna air, dan pendampingan pemerintah. Karena kondisi ini,
sistem pengelolaan SPAMDes di setiap kelompok pengelola sangat bervariasi. Pola
pendampingan pemerintah untuk mewujudkan keberlanjutan SPAM berbasis masyarakat
perlu memperhatikan karakteristik masing-masing kelompok pengelola.

9.1.4 Sinkronisasi Kelembagaan SPAM


552
Tercapainya tujuan perubahan kelembagaan tergantung dengan adanya fisibilitas dari
sebuah birokrasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik
terkait dengan arah kebijakan kelembagaan nasional maupun daerah. Terlepas dari
adanya variasi dalam pendekatan dan bentuk, perubahan kelembagaan pada umumnya
dilaksanakan melalui perencanaan struktur birokrasi dan perubahan aturan main atau
‘structural manipulation and changes of rules’ (Linder & Peters, 1995: 156).

Preferensi kelompok dalam rangka melembagakan sebuah organisasi perlu


dipertimbangkan untuk mengikuti aturan main, mensikapi lingkungan sehingga terbentuk
sikap dan perilaku kerja yang efektif. Sesuai dengan pendapat Ruttan & Hayami (1984),
bahwa lembaga merupakan aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi
yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan harapan
di mana setiap orang dapat bekerjasama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Dalam organisasi telah ada aturan yang harus
diikuti, namun mengingat sekumpulan orang-orang yang bestatus sebagai anggota juga
memiliki kepentingan, maka seringkali terpengaruh oleh beberapa faktor. Sebagaimana
disampaikan oleh North (1990) aturan main di dalam suatu kelompok sosial dan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, sosial dan politik.

Kondisi lingkungan yang saling berhubungan satu dengan lain perlu diperhatikan untuk
mencapai hasil yang terbaik dalam adaptasi kelembagaan. Oleh karena itu, setiap orang
dalam organisasi hendaknya memperhatikan aturan main. Ostrom (1985; 1986)
menyampaikan bahwa aturan dan rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para
anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau
saling tergantung satu sama lain. Penataan institusi (institutional arrangements) dapat
ditentukan oleh beberapa unsur: (1) aturan operasional untuk pengaturan pemanfaatan
sumber daya; (2) aturan kolektif untuk menentukan; (3) menegakan hukum atau aturan
itu sendiri; (4) merubah aturan operasional; dan (5) mengatur hubungan kewenangan
organisasi.

Tim PAKEM merupakan bentuk sinkronisasi dan konsolidasi organisasi dalam


pengelolaan, manajemen dan pelayanan air minum. PAKEM ini terdiri dari: Perumda

553
PDAM Tirta Binangun, Masyarakat, LSM, 4 dinas (PU, Bappeda, Pemberdayaan
Masyarakat, Dinas Kesehatan). Dalam hal ini ada unusr pemerintah yang menjadi
representasi dari pemegang kekuasaan yang sah untuk membuat kebijakan melakukan
pengaturan. Sementara itu unsur masyarakat dan LSM menjadi bagian yang selai
menerima manfaat pelayanan, juga diberikan ruang partisipasi dalam pembuatan
keputusan maupun pengawasan. Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan
kebutuhan air bersih ini dapat berjalan dengan responsive, efisien, efektif, transpaan dan
akuntabel.

Terdapat beberapa tugas yang dimandatkan kepada Tim PAKEM guna memperlancar dan
mensukseskan pelayanan kebutuhan air minum ini. Beberapa tugas tersebut adalah:

1. sosialisasi;
2. verifikasi;
3. perencanaan;
4. pencairan dana;
5. uji fungsi;
6. pengambilan sampel air pra dan pasca pembangunan bekerjasama dengan Dinkes (6
bulan sekali).

Upaya pengelolaan pelayanan air minum dan air bersih yang dilakukan oleh beberapa
fasilitator ini membutukan sinkronisasi. Lembaga terkait yang perlu disinkronisasikan
dalam hubungan antar lembaga pengelola SPAM adalah mencakup:

1. Perumda PDAM Tirta Binangun: dewan pengarah/pertimbangan terkait pengelolaan


kelembagaan/keuangan
2. SPAMDes: KKM, monev/pemberdayaan kelompok oleh DPUPKP
3. Pembagian layanan perkotaan vs perdesaan: peran PAKEM dan pokja PKP

Adanya penataan kelembagaan dan hubungan antar lembaga yang jelas, overlap yang
terjadi antara lembaga tersebut dapat diatasi dengan baik. Forum pembinaan ini perlu
diefektifkan dengan melakukan konsultasi kepada KP SPAMS dan kelompok pengeloa
SPAMDes secara intensif. Pertemuan berkala diagendakan untuk mengatasi masalah-

554
masalah yang muncul di sekitar pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna air
minum dan air bersih.

Kewenangan lembaga yang memiliki tugas untuk penyelenggaraan pelayanan air minum
terdirir atas Perumda PDAM Tirta Binangun, Aturan mengenai pengelolaan rencana
induk SPAM yang sifatnya adalah lintas provinsi di atur dalam Pasal 10 ayat (5).
Kemudian ditegaskan kembali bahwa cakupan rencana induk terkait dengan kelembagaan
pelayanan air minum yaitu rencana bisnis, rencana strategis bisnis dan rencana bisnis
anggaran (sebagaimana disebutkan pada Pasal 19 ayat (5)). Pada Pasal 20 terkait dengan
studi kelayakan juga dilihat dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial di wilayah pelayanan tersebut. Pada Pasal 24
kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (4) huruf c, dan pengembangan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (4) huruf d meliputi manajemen mutu dan pemanfaatan.

Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c, yang dilakukan pada
kegiatan operasi dan pemeliharaan, pengembangan sumber daya manusia, perbaikan, dan
pengembangan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) meliputi:
pendataan kinerja dan pengawasan dan pengendalian kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Lebih lanjut pendataan kinerja dilakukan secara berkala untuk mengetahui kinerja SPAM.
Di samping itu juga dilakukan evaluasi kelembagaan dan keuangan serta pelayanan air
minum. Pasal 40 Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf b
terhadap Penyelenggara dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota
sesuai dengan kewenangannya meliputi:

1. pendampingan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria;


2. bimbingan, supervisi, dan konsultasi;
3. pendidikan dan pelatihan;
4. bantuan teknis dan bantuan program; dan
5. pengawasan teknis.

Pasal 42 menjelaskan bahwa pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


41 ayat (2) antara lain meliputi.

555
1. Penyusunan Rencana Induk SPAM.
2. Penyusunan Jakstra SPAM Provinsi dan Jakstra SPAM Kabupaten/Kota.
3. Keterpaduan penyelenggaraan SPAM dengan penyelenggaraan infrastruktur sanitasi.
4. Pemanfaatan sumber Air Baku oleh beberapa daerah dalam rangka peningkatan
efisiensi dan mencegah benturan kepentingan.
5. Penyelesaian permasalahan antara daerah terkait dengan pemenuhan kebutuhan Air
Minum.
6. penyelenggaraan infrastruktur Air Minum.
7. Pemenuhan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Strategis
Penyelenggara SPAM.

Pasal 43 Koordinasi pemanfaatan sumber air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 huruf d dilakukan apabila: (a) sumber air baku bersifat lintas provinsi atau
kabupaten/kota; atau (b) sumber air baku dinilai lebih efektif dan efisien jika
dimanfaatkan secara regional. Dan dijelaskan kembali pada Pasal 44 tentang pemberian
norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b dan
Pasal 40 huruf a mencakup seluruh aspek dalam Penyelenggaraan SPAM.

Pasal 25 Perda No 2 tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum, Dewan
Pengawas berasal dari unsur pejabat Pemerintah Daerah, profesional dan/atau masyarakat
konsumen yang diangkat oleh Bupati dan batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65
(enam puluh lima) tahun. Sementara di Pasal 26 calon anggota Dewan Pengawas harus
memenuhi persyaratan:

1. menguasai manajemen PDAM setelah melalui uji kelayakan dan kepatutan yang
dilaksanakan oleh Tim ahli yang ditunjuk oleh Bupati;
2. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
3. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/ Wakil Bupati atau Dewan Pengawas
yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga menurut garis lurus atau kesamping
termasuk menantu dan ipar.

Pengaturan lainnya yang terdapat pada Pasal 27 menjelaskan bahwa, jumlah anggota
Dewan Pengawas setidaknya ditetapkan paling banyak 3 (tiga) orang. Penentuan jumlah

556
Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
asas efisiensi pengawasan dan efektifitas pengambilan keputusan. Anggota Dewan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat seorang sebagai Ketua
merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris merangkap Anggota. Dalam hal
pengangkatan, Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Bupati.

Pada Pasal 31 disampikan bahwa Evaluasi Penyelenggaraan SPAM oleh BUMN atau
BUMD dilaksanakan dalam rangka pemenuhan standar kualitas, kuantitas, kontinuitas
Penyelenggaraan SPAM terhadap pemenuhan hak rakyat atas air. Peningkatan kinerja
Penyelenggaraan SPAM berdasarkan hasil pemantauan yang didapat sejak dimulainya
perencanaan hingga pemantauan kegiatan Penyelenggaraan SPAM dengan
memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya setempat dalam kurun waktu
tertentu saat dilakukan pemantauan. Pengaturan teknis tersebut meliputi: (1) evaluasi
teknis; (2) evaluasi keuangan; (3) evaluasi kelembagaan, sumber daya manusia; dan (4)
evaluasi pelayanan air minum.

9.1.5 Bentuk Badan Pengelola

SPAMDES dan PAMSIMAS. Bentuk kelembagaan yang disusun untuk menjadi badan
hukum secara sah dan mapan hanya dimiliki oleh . Perumda Air Minum Tirta Binangun,
sedangkan untuk PAMSIMAS dan SPAMDes membutuhkan kelembagaan yang jelas
agar.

a. Asosiasi BPSPAMS memiliki peran dan fungsi yang jelas. Beberapa rumusan yang
dihasilkan oleh Asosiasi BPSPAMS mengenai peran asosiasi berdasarkan ketentuan
Anggaran Dasar dari Asosiasi KPSPAMS adalah sebagai berikut:
b. Fasilitasi pertukaran/penyebarluasan informasi dan pembelajaran bagi
pengembangan SPAMS Berbasis Masyarakat.
c. Fasilitasi penyediaan bantuan teknis peningkatan kinerja pengelolaan SPAMS BM
d. Memfasilitasi peningkatan kinerja badan pengelola SPAMS BM
e. Fasilitasi kemitraan dan promosi pengelola SPAMS BM dengan para mitra potensial.

557
f. Mitra Pemerintah dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan SPAMS
BM.
g. Memediasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk penguatan pemberdayaan.

Di samping peran yang dilakukan oeh BPSPAMS ada juga serentetan fungsi yang
dilakukannya. Adapun fungsi-fungsi yang dilakukan oleh BPSPAMS ini berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dari Asosiasi KPSPAMS adalah sebagai berikut:

a. Penyedia informasi terkini status kinerja pengelolaan SPAMS BM


b. Perumusan standar pelayanan dan pengelolaan SPAMS BM
c. Penyedia konsultasi bagi masalah pengelolaan SPAMS BM
d. Pengembangan kemitraan/kerjasama
e. Saluran aspirasi pengelola SPAMS BM

Untuk pengembangan organisasi pengelola yang berupa Badan Pengelola SPAMSIMAS


ini diperlukan untuk membandingkan dengan Best Practice yang dilakukan oleh lembaga
sejenis di daerah lain. Dalam naskah ini mengambil pengalaman dari Asosiasi Pengelola
Sistem Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi (Spams) Perdesaan “Tirta Nusantara Lestari”
Berdasarkan data yang dikutip dari (http://pamsimas.org/profil/asosiasi-kpspams/ ), maka
terdapat organisasi pada tingkat pusat. Untuk menjaga peran tata hubung dan pengelolaan
setiap daerah tentunya membutuhkan organisasi Asosiasi pada tingkat kabupaten/kota.
Berdasarkan Anggaran Dasar Assosiasi KPSPAMS pada pasal 2 disebutkan bahwa:

a. Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik
b. Indonesia.
c. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Provinsi Asosiasi berkedudukan di Ibu kota
Provinsi.
d. Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kab/kota Asosiasi berkedudukan di Ibu kota
Kabupaten/Kota.

Pada Pasal 34 disampaikan Pelaksanaan Penyelenggaran SPAM oleh Kelompok


Masyarakat dilakukan untuk memberikan pelayanan Air Minum kepada masyarakat pada
wilayah yang berada di luar jangkauan pelayanan BUMN/BUMD dan UPT/UPTD dan
dikelola secara mandiri dan gotong royong. Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
558
(1) dilakukan terbatas pada lingkup wilayah administratif atau desa tempat Kelompok
Masyarakat bermukim dan dapat diperluas atas izin Pemerintah Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh Kelompok Masyarakat berhak mendapatkan
pembinaan dan perlindungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota.

Sementara itu, Pasal 35 menyebutkan bahwa: Perencanaan dalam Penyelenggaraan


SPAM oleh Kelompok Masyarakat dilakukan dengan:

a. Masyarakat dapat merencanakan secara mandiri atau dibantu dengan fasilitator yang
disediakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;
b. Membentuk unit pengelola atau institusi pengelola yang menetapkan iuran,
penetapan struktur kelembagaan pengelola atau AD/ART, serta susunan pengurus;
dan
c. Penetapan iuran oleh unit pengelola atau institusi pengelola sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b menetapkan Iuran secara mufakat dengan memperhatikan
kebutuhan biaya operasional dan pengembangan.

Pasal 38 mengatur terkait pengendalian atas izin pengusahaan sumber daya air, penentuan
tarif, dan penyediaan Air Minum yang memenuhi standar kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas bagi seluruh lapisan masyarakat. Pengendalian dilakukan dengan cara
memberikan pembinaan dan pengawasan. Pasal 39 Pembinaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (2) huruf a terhadap Gubernur dan/atau Bupati/Walikota dalam
penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh Menteri, meliputi:

a. Koordinasi dalam pemenuhan kebutuhan air minum;


b. Proses penyusunan sampai dengan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria
c. Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, bantuan teknis;
d. Bantuan teknis dan bantuan program; dan
e. Pendidikan dan pelatihan.

Variasi kelompok yang menimbulkan perbedaan baik dalam pengaturan, manajemen dan
pelayanan tentu tidak mudah untuk diseragamkan. OKAM ini yang berupa pengelolaan
SPAMDes. Khususnya di DIY termasuk Kulon Progo, semua SPAMDes kemudian

559
bergabung ke dalam Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (Pamaskarta).
Pamaskarta memiliki beberapa peran sebagai berikut:

a. Mengatur distribusi air minum dari dan untuk komunitas


b. Berkontribusi dalam implementasi Water Safety Plan (WSP) atau Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) di Provinsi Yogyakarta.

Menurut Peraturan Gubernur No 27 tahun 2015 tentang Penyediaan Air Baku untuk Air
Minum Perdesaan. Dalam penyelenggaraan PAMDes diperlukan pengelolaan yang baik.
Pada pasal 5 Pergub tersebut disamapaikan bahawa PAMDes sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan oleh :

a. Badan Usaha Milik Desa; atau


b. Penyelenggara.

BUMDes menjadi sebuah kelembagaan yang paling strategis dalam upaya pelembagaan
dan pengorganisasian SPAMDes. Lembaga ini kuat karena telah ditetapkan dalam UU
No 6 tahun 2014 tentang Desa. Di dalam UU Desa ini diatur tentang BUMDes sebagai
lembaga yang sah terkait dengan usaha ekonomi produktif di desa. SPAMDes yang
kelembagaan masih lemah, berupa OKAM dengan kelompok yang memiliki struktur
lemah, tidak mencerminkan kemampuan teknis operasional pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasan akan terancam keberlanjutannya. Agar benar-benar dapat berlanjut maka
SPAMDes perlu mengubah pola orientasi dengan memperoleh margin keuntungan yang
dapat menjamin pengembangan usaha, perawatan jaringan, dan memberikan dampak
pada kesejahteraan sosial masyarakat. BUMDes menjadi lembaga berbadan hukum yang
sesuai untuk pengelolaan SPAMDes secara berkelanjutan.

Dengan menggunakan BUMDes sebagai kelembagaan pengelola SPAMDes, Posisi


SPAMDes adalah sebagai unit usaha BUMDes. Di dalam BUMDes terdapat beberapa
usaha yang memungkinkan untukdikembangkan. Oleh karena itu struktur BUMDes
secara umum terdiri atas beberapa unit usaha. Dengan menjadi unit usaha BUMdes, maka
akan ada beberapa keuntungan dari aspek kelembagaan yaitu:

560
a. Sesuai dengan pergub No 27 tahun 2015 dan UU Desa No 6 tahun 2014
b. BUMDes berbadan hukum sehingga memiliki kekuatan legal yang kuat dan dapat
bertindak sebagai pihak yang mampu bekerjasama secara luas, sehingga dapat
berkembang
c. Dapat memperoleh modal usaha dengan peluang yang lebih luas
d. Pemeliharaan aset dapat berkelanjutan
e. Memberikan nilai usaha yang lebih terbuka.
f. Akan ada penyertaan modal dari desa sebesar 60%, sehingga memperkuat SPAMDes

Dengan menjadi bagian usaha BUMDes, maka KPSPAMS adalah menjadi unit usaha
BUMDes. yang memperoleh penambahan modal dengan saham dari Desa 60%,
sedangkan KPSPAMS diwajibkan memenuhi 40% sahamnya. Untuk itu maka nanti ada
pembagian deviden yang diatur dalam anggaran dasar.

Skema kedua pengelolaan SPAMDes dapat menjadi lembaga Badan Layanan Umum
(BLU). Rencana kerja BLU menjadi bagian dari APBDes. Sifat dari BLU adalah
kekayaan desa yang tidak dipisahkan BLU di bawah pembinaan keuangan dan pembinaan
teknis oleh daerah. Rencana Anggaran BLU ini adalah bagian dari Rencana Anggaran
Pembangunan dan Belanja Desa (RAPBDes). Oleh karena itu laporan keungan BLU juga
menjadi bagian dari laporan keuangan desa. pendapatan BLU juga dikonsolidasikan
dengan pendapatan desa, Akan tetapi pendapatan BLU dapat secara langsung untuk
pembiayaan BLU tersebut.

Pembinaan terhadap SPAMSIMAS dan SPAMDes hendaknya dilakukan oleh pemerintah


daerah, dengan memberikan peranserta antar lembaga. Adapun beberapa lembaga terkait
dalam pembinaan SPAMSIMAS dan SPAMDes, ini mencakup bidang:

a. Pembinaan manajemen, organisasi dan pelayanan


b. Pembinaan untuk pemeliharaan dan peningkatan fisik prasarana prasarana
c. Pembinaan administrasi dan keuangan

561
Pembinaan tersebut sebaiknya ada tim gabungan antar dinas daerah yang memiliki
kompetensi dalam bidang-bidang di atas. Pembinaan manajemen, organisasi dan
pelayanan dilakukan oleh Dinas pemberdayaan masyarakat, pembinaan untuk
pemeliharaan dan peningkatan sisik sarana dan prasarana oleh Dinas PU, pembinaan
administrasi dan keuangan dilakukan oleh Badan Pengeloaan Pendapatan Daerah

9.2 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia sebagai motor penggerak dari struktur organisasi tersebut
mengalami jumlah data yang fluktuaktif. Dalam rangka meningkatkan kondisi, kapasitas
dan kinerja Perumda Air Minum ini diperlukan dukungan SDM yang professional dan
memiliki kompetensi yang tepat sesuai dengan tupoksi masing-masing. Data tentang
kondisi sumber daya manusia Perumda Air Minum Tirta Binangun Kabupaten Kolon
Progo pada linimasa tahun 2013 sampai dengan tahun 2021 tersaji sebagai berikut:

45
39
40 37
35
30
25
20
15
10 8
5 1 2 2
0
Direktur Utama Bagian SPI Abgian Bagian Teknis Bagian Bagian AMDK
Administrasi pelayanan
Keuangan langganan

Jumlah SDM

Gambar 9. 2 Data Sumber Daya Manusia Tahun 2021 menurut Struktur Organisasi

Komposisi SDM sesuai dengan struktur organisasi eksisting mencakup penempatan pada
6 nomenklatur jabatan yaitu:

a. Direktur utama
b. Bagian SPI
562
c. Bagian Administrasi keuangan
d. Bagian Teknis
e. Bagian Pelayanan langganan
f. Bagian AMDK

Untuk SDM SPAMDES PAMSIMAS dan SPAMDes Non PAMSIMAS adalah terdiri
atas pemerintah lokal (pemerintah Kalurahan, Kapanewon), pengurus kelompok dan
masyarakat. Semua komponen SDM ini memiliki keterbatasan tentang teknis pelayanan
air minum. Latar belakang kemampuan di bidang air minum sangat terbatas. Khususnya
untuk personel yang duduk dalam kepengurusan dalam KPSPAMS dan Kelompok
Pengelola Mandiri SPAMDes sangat terbatas baik dalam jumlah, posisi jabatan ketua,
sekretaris dan bendahara. Sedangkan masyarakat secara umum yang memiliki akses
kepada SPAMDes juga merupakan masyarakat umum yang kurang memiliki kemampuan
teknis di bidang air minum.

9.2.1. Jumlah

Dilihat dari jumlah SDM Perumda Air Minum Tirta Binangun ada 89 orang sesuai data
pada tahun 2021. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang
mencakup 95 orang. Data selengkapnya dapat dicermati pada diagram SDM yang tersaji
di bawah ini.

95

89
87
86

Jumlah SDM
2008 2009 2013 2021

Gambar 9. 3 Jumlah SDM Perumda PDAM Tirta Binangun

563
Ke depan pengembangan jumlah SDM didasarkan pada kompetensi SDM yang
diperlukan, dan ketersediaan SDM eksisting. Pemenuhan beban kerja yang bersifat riil
perlu diperhitungkan, sehingga dapat diketahui kebutuhan SDM secara rasional.

Total jumlah pelanggan PDAM Tirta Binangun pada tahun 2021 adalah sebanyak 37.187
sambungan pelanggan yang terrdiri dari pelanggan rumah tangga, industri, niaga, onsyasi,
sosial dan kelompok khusus. Rasio pegawai : pelanggan untuk tahun 2021 adalah 1
pegawai melayani 418 pelanggan (SR). Hal ini jauh melampaui rasio yang ditetapkan
yaitu 1 pegawai melayani 125 SR. Idealnya jumlah pegawai di PDAM Kabupaten Kulon
Progo pada tahun 2021 adalah 298 pegawai (1 pegawai melayani 125 SR). Kebutuhan
pegawai seharusnya akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
pelanggan sampai tahun 2041. Berikut adalah perhitungan kebutuhan pegawai PDAM
berdasarkan jumlah pelanggan yang didapat dari proyeksi kebutuhan air.

Tabel 9. 2 Kebutuhan Pegawai PDAM Berdasarkan Jumlah Pelanggan


Tahun 2021 2026 2031 2036 2041
Total Jumlah Pelanggan 37.187 57.718 81.196 85.481 90.048
Jumlah Pegawai sekarang 89
Ideal Total Jumlah Pegawai (Rasio 1
298 462 650 684 721
pegawai : 125 SR)
Defisit
Catatan 209
pegawai

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SR PDAM diatas dapat disimpulkan bahwa


kebutuhan pegawai di PDAM Tirta Binangun masih sangat kurang terutama apabila
melihat target proyeksi sampai tahun 2041. Namun sesuai masukan dari Forum Group
Discussion Review RISPAM 2021-2041, kebutuhan jumlah pegawai juga harus
mempertimbangkan kemajuan teknologi, sehingga terdapat beberapa pekerjaan yang bisa
digantikan dengan system informasi teknologi. Kemajuan teknologi ini membawa

564
konsekuensi akan semakin menurunnya kebutuhan manusia yang diperlukan dalam
sebuah instansi.

Kebutuhan SDM di SPAMDes tergantung kepada jumlah pelanggan. Berdasarkan data,


jumlah pelanggan SPAMDes sangat bervariasi, dimana yang terbanyak adalah 868 KK
dan syang terkecil adalah 11 KK. Rata-rata jumlah pelanggan SPAMDes adalah 129 KK.
Berdasarkan proyeksi kebutuhan air untuk SPAMDes, direncanakan terdapat
penambahan jumlah SPAMDes sebanyak 20 SPAMDes di tahun 2026, 27 SPAMDes di
tahun 2031, 45 SPAMDes di tahun 2036 dan 90 SPAMDes di tahun 2041. Perhitungan
kebutuhan pegawai dapat dilihat pada Tabel 9.3 berikut.

Tabel 9. 3 Kebutuhan Pegawai SPAMDes Berdasarkan Pelanggan


Tahun 2026 2031 2036 2041
Asumsi jumlah pelanggan/SPAMDes (KK) 129 129 129 129
Jumlah SPAMDes yang akan dikembangkan 20 27 45 90
Jumlah pelanggan (KK) 2580 3483 5805 11610
Ideal Kebutuhan Pegawai (1 pegawai : 125 pelanggan) 21 28 46 93
Ideal kebutuhan pegawai per SPAMDes yang dikembangkan
(pegawai) 1 1 1 1

Karena jumlah kebutuhan pegawai untuk setiap SPAMDes sangat minmimal, maka
kebutuhan pegawai disesuaikan dengan struktur organisasi SPAMDes ditambah dengan
1 tenaga operasional.

9.2.2. Kualifikasi

Kualifikasi minimal sangat penting dalam memenuhi ketentuan dan standasisasi SDM.
Sumber daya manusia yang dibutuhkan seharusnya dinilai melalui proses analisa jabatan
dan analisis beban kerja. Adapun sesuai dengan Gambar 9.2 terdapat enam (6) bagian
jabatan dalam struktur organisasi PDAM Tirta Binangun. Adapun kualifikasi yang
dibutuhkan untuk setiap bagian/jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel 9. 4 Kualifikasi Pegawai PDAM yang Dibutuhkan


Bagian/Jabatan Kualifikasi
Direktur Utama Minimum Sarjana Sosial/Teknik/Ilmu Pasti
SPI Sarjana Hukum
Administrasi Keuangan Sarjana Ekonomi Akuntasi/Manajemen

565
Bagian/Jabatan Kualifikasi
Sarjana Administrasi Niaga
Teknis Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Lingkungan
Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Sipil
Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Mesin
Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Elektro
Pelayanan Langganan Sarjana Komunikasi
Sarjana Administrasi Niaga
AMDK Sarjana Administrasi Niaga
Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Mesin
Sarjana/Diploma (D4/D3) Teknik Elektro

9.3 Pelatihan

Untuk itulah mengetahui kompeteni SDM itu sangat penting. Pemberdayaan dilakukan
guna menjangkau pelayanan yang memadai. Secara akumulatif pelatihan senantiasa
dilakukan, untuk menambah kapasitas pelayanan publik.

Tabel 9. 5 Pengembangan SDM di Perumda Air Minum Tirta Binangun


No Deskripsi perkembangan individu Jumlah
1 Jumlah Yang Telah Mengikuti Pelatihan 105
2 Jumlah Yeng Belum Mengikuti Pelatihan 27
3 Jumlah Karyawan+ Tenaga Kontrak 132
Untuk meningkatkan kemampuan pegawai diperlukan diklat yang sesuai dengan
kebutuhan. Secara umum diklat yang diperlukan mencakup diklat manajerial, diklat
teknis yang dapat menunjang operasionalisasi pelayanan secara komprehensif. Jika
dilihat dari jumlah SDM yang mengikuti pelatihan dibadingkan dengan jumlah riil
pegawai yang ada di dalam diagram di atas, maka diantara pegawai ada yang memperoleh
pelatihan berkali-kali, sehingga yang terdata adalah frekuensi pelatihan SDM. Artinya
beberapa pegawai memperoleh pelatihan dari beberapa jenis palatihan tersebut.

Guna meningkatkan kapasitas dan profesionalisme maka diperlukan beberapa jenis


pelatihan. Berikut ini merupakan diklat yang diikuti oleh sejumlah pegawai Perumda Air
Minum Tirta Binangun adalah sebagai berikut:

Tabel 9. 6 Kompetensi Pegawai

566
Jumlah pegawai
No Kompetensi yang dimiliki pegawai
yang telah diklat
1 Pelatihan Metode penyusunan RPAM 9
2 Motivasi struktural 16
3 Pelatihan Scada 5
4 Sosialisasi dana pensiun 6
5 Maintance pengoperasian dosing pump & pengenalan 26
product controller
6 Work shop implementasi PP No 58/2021 11
7 Training maintance pengoperasian pump 11
8 Teknik penggunaan WM portabel tester 15
9 Training public relatioan menjadi humas efekktif citra 16
emas
10 Training public relation 16
11 Training SAK ETAP 16
12 Pelatihan tingkat muda 6
13 Pelatihan teknis 21
Jumlah 174
Sumber: Perumda Tirta Binangun, 2021

Jumlah pegawai yang didiklat cukup banyak, namun dari jumlah tersebut terbaca ada
beberapa pegawai yang mengalami beberapa jenis diklat. Tentu saja hal ini sangat baik
untuk penegmbangan kemampuan pegawai. Ke depan pengembangan diklat hendaknya
mencakup beberapa jensi diklat yaitu:

a. DIKLAT manajerial dan DIKLAT Pimpinan


b. DIKLAT administrasi dan keuangan
c. DIKLAT teknis

Khususnya dalam pengelolaan SPAMDes PAMSIMAS dan SPAMDES Non


PAMSIMAS didukung oleh SDM yang seadanya. Karena sifat usahanya yang lebih
menekankan pada pemertaan pelayanan kebutuhan air bagi masyarakat dengan tidak
terlalu menekankan keuntungan, maka yang penting dapat berjalan. Belum ada program
kegiatan peningkatan kapasitas manusia secara rutin. Secara umum kompetensi yang
dibutuhkan adalah kompetensi manajerial dan komptensi teknis.

Untuk meningkatkan kemampuan pegawai diperlukan diklat yang sesuai dengan


kebutuhan. Namun hal ini tidak secara mudah untuk bisa sampai pada kemampuan

567
profesional dan penuh dedikasi, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Dari
data diperoleh pada masa pandemi adalah:

Tabel 9. 7 Diklat yang Telah Ditempuh oleh Pegawai


Anggaran
No Nama Diklat Waktu Mitra
(Rp)
1 Pelatihan Metode penyusunan RPAM 11-14 Jan 21 75.826.000
2 Motivasi struktural 27 Feb 21
3 Pelatihan Scada 8 Maret21 606.000
4 Sosialisasi dana pensiun 5-6 April 21 6.000.000
5 Maintance pengoperasian dosing pump & 2 Juni 21 PT. Dwi Abadi 330.000
pengenalan product controller Surya
Kharisma
6 Work shop implementasi PP No 58/2021 4-5 Juni 21 5.200.000
7 Training maintance pengoperasian pump
8 Teknik penggunaan WM portabel tester
9 Training public relatioan menjadi humas Citra emas 1.500.000
efekktif citra emas
10 Training public relation Hiwarda 27.697.000
consultant
11 Training SAK ETAP Water Org 37.087.200
12 Pelatihan tingkat muda DPD Perpam 39.000.000
13 Pelatihan teknis PT Urip 19.000.000
Gumulyo
Sumber: Diklat Istimewa, 2021

Dari beberapa data, menunjukkan bahwa secara dominan jumlah trainng yang jelas, maka
akan mengamati lebih lanjut tentang diklat yang telah diberikan. Beberapa kebutuhan
diklat yang sesuai adalah sebagai berikut:

Tabel 9. 8 Rencana Kebutuhan Diklat 2022


No Nama Diklat Unit
1 Audit Tingkat Dasar SPI
2 Audit Kinerja SPI
3 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA K/L; Team RKAP
Kementrian/Lembaga
4 Manajemen SDM Bagian Umum
5 Pengadan Barang dan Jasa Kabag Admin Dan Keu
6 Asistensi GCG BUMD SPI
7 Penulusuran Aset Bagian Keuangan
8 Identifikasi & Analisa Resiko Bagian Keuangan
9 Manajemen Pengawasan SPI

568
10 Pengawasan Internal Berbasis Resiko PIBR, SPI
11 Pelatihan Operator
Sumber: Perumda Tirta Binangun, 2021

Perumda Air Minum Tirta Binangun relatif sudah memiliki rencana kebutuhan diklat ke
depan. Akan tetapi dari rencana kebutuhan tersebut penting untuk ditingkatkan dan
ditambahkan tentang diklat bidang manajemen dan organisasi pelayanan. Beberapa jenis
pelatihan yang disarankan merupakan jenis pelatihan yang tertera pada Keputusan
Menteri Ketenagakerjaan No. 45/2017 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia.

Tabel 9. 9 Kebutuhan Jenis Pelatihan PDAM


No. Jenis Pelatihan Sumber Biaya

1 Manajemen usaha PDAM


2 Diklat pemasaran PDAM
3 Diklat coplaint handling system PDAM
4 Diklat kualitas pelayanan dan SPM PDAM
5 Diklat SOP dan SPP PDAM
6 Diklat manajemen SDM (muda, madya, utama) PDAM
7 Diklat penghitungan Analisis Beban Kerja PDAM
8 Diklat tentang peningkatan kinerja PDAM
9 Sistem pengawasan, monitoring dan evaluasi PDAM
10 Sistem administrasi dan keuangan PDAM
11 Perencanaan jaringan distribusi dengan menggunakan PDAM/PUPR
software

12 Evaluasi sistem transmisi dan distribusi PDAM/PUPR


13 Manajemen pengendalian resiko PDAM
14 Pemantauan dan evaluasi proses produksi PDAM/PUPR
15 Pemantauan dan pengawasan kualitas air PDAM/PUPR

Untuk KPSPAMS dan Kelompok Pengelola SPAMDes, jenis pelatihan yang dibutuhkan
adalah:

Tabel 9. 10 Kebutuhan Jenis Pelatihan untuk KPSPAMS


No. Jenis Pelatihan Sumber Biaya

569
1 Manajemen usaha air PUPR
2 Diklat perawatan infrastruktur PUPR
3 Diklat pengolahan air dan distribusi air PUPR
4 Diklat penetapan tarif PUPR

9.4 Perjanjian Kerjasama

Pelaksanaan kerjasama dalam penyelenggaraan SPAM sangat dimungkinkan. Hal ini


telah tertuang di dalam Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air Minum, yang menyatakan bahwa dalam hal BUMN atau BUMD
tidak mampu membiayai kebutuhan Penyelenggaraan SPAM dengan jaringan perpipaan
di dalam maupun di luar pelayanan wilayah BUMN atau BUMD, BUMN atau BUMD
dapat melakukan kerjasama dengan badan usaha swasta dengan prinsip tertentu.

Prinsip tertentu ini meliputi: a) Surat Izin Pengambilan Air dimiliki oleh BUMN atau
BUMD; dan b) penyelenggaraan SPAM yang dilakukan dengan kerjasama
mengutamakan masyarakat berpenghasilan rendah.

Kerjasama dengan badan usaha swasta ini hanya dapat dilakukan dalam bentuk:

a. investasi Pengembangan SPAM dan/atau Pengelolaan SPAM terhadap unit Air Baku
dan unit produksi;
b. investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasikan dan dikelola oleh BUMN atau
BUMD yang bersangkutan; dan/atau
c. investasi teknologi pengoperasian dan pemeliharaan dalam rangka mengupayakan
Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan efisien dengan mekanisme kontrak
berbasis kinerja.

Kaitannya dengan BUMDes, maka sebagaimana telah diamanatkan di dalam UU Desa


maupun PP BUMDes, maka status hukum dan sekaligus hak-kewajiban BUMDes dalam
penyelenggaraan SPAM sudah jelas dan tegas. Dukungan dari Pemerintah Daerah dan
sekaligus alur kerja dan alur koordinasi dengan Perumda PDAM Tirta Binangun dalam
penyelenggaraan SPAM diperlukan untuk hal ini.

9.4.1 Tujuan

570
PAMASKARTA telah bekerja sama dan perlu untuk terus melakukan koordinasi serta
mempertegas alur koordinasi ini dengan PDAM dan SPAMDes PAMSIMAS agar dalam
pelayanan penyediaan air tidak tumpang tindih. Kerja sama antara ketiga lembaga
tersebut perlu untuk diberikan kerangka pengelolaannya di dalam RISPAM ini, utamanya
dengan mendasarkan pada konsep pembagian lingkup kerja. Pembagian lingkup kerja ini
bisa didasarkan pada sasaran pengguna SPAM atau juga berdasarkan batasan daerah.
Semisal, berdasarkan pemetaan cakupan layanan air bersih pada tahun 2019,
penyelenggaraan SPAM oleh Perumda Tirta Binangun masih terkonsentrasi di wilayah
Selatan. Sementara Pamaskarta lebih banyak di wilayah utara di mana jaringan pipa
PDAM dan Pamsimas masih cukup jarang. Pada keadaan ini, harmonisasi kerjasama ini
diperlukan untuk menghindari dan sekaligus menyelesaikan isu overlapping kewenangan
antara PDAM dan Pamsimas.

9.4.2 Organisasi Mitra yang Terlibat

Penyelenggaraan Rencana Induk SPAM Daerah dilakukan oleh Perusahaan Umum


Daerah Air Minum Tirta Binangun selaku BUMD yang memiliki hak dan kewenangan
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan air minum di daerah. Dalam pelaksanaannya,
terdapat kemitraan yang wajib dilakukan dengan pengelola SPAM berbasis Masyarakat.

Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat yang ada di Kabupaten
Kulon Progo, dengan memperhatikan kondisi pelaksanaan yang ada saat ini,
diselenggarakan melalui tiga bentuk kelembagaan utama.

a. Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum Masyarakat (BP-SPAMS) untuk


pengelolaan yang dilaksanakan dalam bentuk hibah.
b. Kelompok masyarakat (Pokmas) penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum Desa
untuk pengelolaan yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat dan hibah.
c. BUMDes untuk pengelolaan yang dibentuk atas inisiatif Pemerintah Desa.

Ketiga bentuk kelembagaan inilah yang nantinya terlibat dalam kerjasama kelembagaan
dengan Perumda PDAM Tirta Binangun dalam pengelolaan dan penyelenggaraan air
minum di daerah.

571
9.4.3 Mekanisme Kesepakatan

Mekanisme kesepakatan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan air minum di daerah


didasarkan pada jangkauan layanan dan zonasi pengelolaan yang telah dilakukan selama
ini, Penetapan jangkauan layanan dan zonasi pengelolaan dalam penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum Daerah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan tata ruang
wilayah daerah dan rencana pembangunan daerah.

Berdasarkan data jangkauan layanan dan zonasi pengelolaan yang telah ada, maka untuk
pengelolaan dan penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum di daerah perkotaan,
daerah komersial, maupun daerah kawasan khusus diselenggarakan oleh Perumda PDAM
Tirta Binangun.

Pengelolaan untuk daerah kawasan khusus ini meliputi sekurangnya:

a. Kawasan Strategis Nasional di Daerah;


b. Kawasan Strategis Provinsi di Daerah;
c. Kawasan Strategis Kabupaten;
d. Kawasan Industri Terpadu Sentolo;
e. Kawasan Pariwisata Strategis;
f. Kawasan Pelabuhan Tanjung Adikarto; dan
g. Kawasan Aerotropolis Yogyakarta International Airport.

Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum untuk daerah perdesaan diselenggarakan oleh
pengelola Sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat sesuai dengan daerah
layanannya yang sudah ada saat ini. Pengelola SPAMS dan SPAMDes diperkenankan
untuk mengembangkan usaha dan kegiatannya, namun terbatas pada lingkup daerah
pelayanan yang sudah ada saat ini, atau berdasarkan penetapan dan kerjasama dengan
Pemerintah Daerah.

Hak untuk bekerjasama adalah kemestian yang dimiliki oleh setiap pihak. Pemerintah
Daerah, BUMD maupun penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum berbasis
masyarakat berhak untuk melakukan kerjasama dalam penyelenggaraan Sistem

572
Penyediaan Air Minum dengan menjunjung prinsip keberlanjutan, kesetaraan,
kemanfaatan, dan sekaligus berwawasan lingkungan.

573
LAMPIRAN

RANCANGAN

PERATURAN BUPATI

KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG

RENCANA INDUK

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2021 - 2041

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KULON PROGO


WATES

JANUARI 2022
PENGANTAR

RANCANGAN PERATURAN BUPATI

KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2021 – 2041

A. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENYUSUNAN

Pemenuhan akan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat


daerah Kabupaten Kulon Progo yang semakin meningkat seiring
dengan pertambahan populasi penduduk, dilakukan dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Kebutuhan ini
semakin tinggi dengan adanya pembangunan Bandara Yogyakarta
International Airport di Temon, pengembangan Kawasan Strategis
Nasional Bedah Menoreh, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Borobudur, serta pengembangan Kawasan Industri di Sentolo.

Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut merupakan


tanggungjawab Pemerintah Kabupaten. Namun demikian, hal ini pun
perlu mendapatkan dukungan dan teknis pembinaan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan dari daerah, baik dari pemerintah pusat
maupun pemerintah provinsi. Hal ini diperlukan untuk
melaksanakan penyelenggaraan SPAM secara optimal menyeluruh,
berkelanjutan dan dilakukan secara terpadu dengan prasarana
sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.
Pada wilayah Kabupaten Kulon Progo, telah dibentuk institusi
penyelenggara SPAM di daerah yang berbentuk Badan Usaha Milik
Daerah yang biasa disebut dengan PERUMDA. Dimana di Kabupaten
Kulon Progo berdasarkan Peraturan Daerah Kulon Progo Nomor 6
Tahun 2020, kewenangan ini dilaksanakan oleh PERUMDA Air
Minum Tirta Binangun. Secara umum, penyelenggaraan SPAM lebih
diutamakan dengan sistem jaringan perpipaan, sehingga SPAM non
perpipaan lebih sering berjalan tanpa badan penyelenggara dan
pengelola yang resmi dari pemerintah. Atas pertimbangan ini,
mendasar perlunya Rencana Induk dalam pengembangan SPAM.

Pengembangan SPAM merupakan kegiatan yang dilakukan terkait


dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka
memenuhi kuantitas, kualitas dan kontinuitas Air Minum yang
meliputi pembangunan baru, peningkatan dan perluasan. Hal ini
sesuai dengan ketentuan dan amanat dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum.

Materi muatan Peraturan Bupati adalah untuk melaksanakan


peraturan daerah atau atas perintah peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi. Peraturan Bupati disusun dan diprakarsai oleh
SKPD yang bertugas untuk menyusun Rancangan Peraturan
Bupati sesuai dengan materi muatan yang menjadi kewenangan
SKPD tersebut.

Demikian halnya dengan Peraturan Bupati ini yang didasarkan pada


urgensi penetapan atas Rencana Induk dalam pengembangan SPAM
(RISPAM) Kabupaten Kulon Progo yang disusun untuk jangka waktu
20 (dua puluh) tahun. Materi Peraturan Bupati tentang Rencana
Induk SPAM Daerah ini diharapkan dapat menjadi panduan hukum
bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan dan
penyediaan air baku dan air minum yang lebih menyeluruh dan
sistematis di Kabupaten Kulon Progo.
B. SASARAN YANG INGIN DIWUJUDKAN

Sasaran yang ingin diwujudkan dari adanya Peraturan Bupati


mengenai Rencana Induk SPAM Daerah ini didasarkan pada jaminan
pengaturan dan kepastian hukum atas kegiatan Pengelolaan SPAM
sebagai kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi
sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan
pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta
kelembagaan. Dengan adanya amanat pengelolaan SPAM pada
Perumda Air Minum Tirta Binangun, serta dengan pembangunan dua
waduk skala besar di seputaran wilayah Kabupaten Kulon Progo yang
akan berkontribusi pada ketersediaan air baku di Daerah, maka perlu
perencanaan yang sistematis dan integratif di dalam Rencana Induk
SPAM.

C. MATERI POKOK YANG DIATUR

Materi pokok yang diatur di dalam Peraturan Bupati ini adalah


Rencana Induk SPAM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021 – 2041
yang menjadi Lampiran dan sekaligus sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Muatan dari Rencana Induk SPAM tersebut meliputi bagian-bagian


sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo;
2. Kondisi SPAM Eksisting Kabupaten Kulon Progo;
3. Standar/Kriteria Perencanaan;
4. Proyeksi Kebutuhan Air;
5. Potensi Air Baku;
6. Rencana Induk dan Pra Desain Pengembangan SPAM;
7. Analisis Keuangan; dan
8. Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum

D. PENUTUP
Proses penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) dalam upaya pengembangan SPAM adalah merupakan
tahapan paling awal dari penyelenggaraan SPAM yang harus
dilaksanakan dan disusun dengan benar sesuai dengan panduan,
tata cara ataupun pedoman pada Lampiran II dari Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 27/PRT/M/2016
Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.

Rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum di


Kabupaten Kulon Progo ini diharapkan dapat lebih melengkapi dan
memantapkan tahapan rencana pengembangan SPAM di wilayah
administratif Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI KULON PROGO

NOMOR .... TAHUN ....

TENTANG

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2021 – 2041

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15


huruf (k) dan Pasal 16 huruf (i) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air,
perlu disusun suatu Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2021 – 2041.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1951 tentang Perubahan Undang-Undang Nr 15 Tahun
1950 Republik Indonesia Untuk Penggabungan Daerah-
Daerah Kabupaten Kulon-Progo dan Adikarto dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Satu
Kabupaten dengan Nama Kulon-Progo (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 101);
2. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6405);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015
tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
344, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5801);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
345, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5802);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5887);
9. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014
tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 389)
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2016
tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam
Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 752);
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2016
tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum untuk Memenuhi
Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1005);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1154);
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 130);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun
2016 tentang Pedoman Penerimaan Hibah dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dan
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada
Perusahaan Daerah Air Minum dalam rangka
Penyelesaian Hutan Perusahaan Daerah Air
Minum kepada Pemerintah Pusat Secara Non Kas
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1101);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun
2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air
Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1400);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor
16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
2007 Nomor 9);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 – 2032
(Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
2012 Nomor 1);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor
12 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2017 – 2022
(Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
2017 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 53) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun
2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2017-2022 (Lembaran
Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2019
Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Nomor
79);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6
Tahun 2020 tentang Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Binangun (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7
Tahun 2020 tentang Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah kepada Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Binangun (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 87).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA INDUK


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN
KULON PROGO TAHUN 2021 – 2041

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Bupati adalah Bupati Kulon Progo.
2. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan di
bidang tertentu.
5. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku, adalah air yang dapat berasal dari sumber permukaan, air
tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai Air Baku
untuk Air Minum.
6. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
7. Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang digunakan untuk
keperluan minum, masak, mandi, cuci, peturasan, dan ibadah
8. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapat kehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif.
9. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum.
10. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2021 – 2041 yang selanjutnya disebut Rencana Induk
SPAM adalah dokumen perencanaan air minum jaringan perpipaan
dan perencanaan air minum bukan jaringan perpipaan berdasarkan
proyeksi kebutuhan air minum untuk periode 20 (dua puluh) tahun
yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama
sistem beserta dimensi-dimensinya, terhitung sejak tahun 2021
sampai dengan tahun 2041.
11. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan
prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk
penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
12. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait
dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka
memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang
meliputi pembangunan baru,
peningkatan, dan perluasan.
13. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
penyelenggara adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
14. Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan
kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang
meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber
daya manusia, serta kelembagaan.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disebut RPJMD adalah dokumen Perencanaan Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
16. Badan Usaha Milik Daerah penyelenggara sistem penyediaan Air
Minum yang selanjutnya disebut BUMD adalah badan usaha yang
dibentuk khusus untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan
sistem penyediaan air minum yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Daerah.
17. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
18. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
19. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
Bersama Badan Permusyawaratan Desa.
20. Pelanggan adalah masyarakat atau institusi yang terdaftar sebagai
penerima layanan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk


menyusun suatu konsep strategis pengelolaan sarana dan
prasarana air minum di Daerah dalam kurun waktu perencanaan
20 tahun, sehingga membantu Pemerintah Daerah memfungsikan
secara optimal sarana dan prasarana air minum seiring dengan
perkembangan pembangunan Daerah.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai acuan
bagi Pemerintah Daerah dan/atau Lembaga lainnya dalam
pelaksanaan pembangunan pengembangan air minum di Daerah
untuk kurun waktu 20 tahun, sehingga kegiatan pembangunan air
minum berjalan efekftif dan efisien sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini adalah:


a. Sistimatika dan Penetapan Rencana Induk SPAM;
b. Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
c. Perlindungan dan Pengendalian; dan
d. Pengendalian dan Evaluasi.

BAB IV
SISTIMATIKA DAN PENETAPAN

Pasal 4

(1) Sistimatika Rencana Induk SPAM di Daerah disusun sebagai


berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO
BAB III KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN KULON PROGO
BAB IV STANDAR/KRITERIA PERENCANAAN
BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
BAB VI POTENSI AIR BAKU
BAB VII RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN PENGEMBANGAN
SPAM
BAB VIIIANALISIS KEUANGAN
BAB IX PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR
MINUM
BAB X PENUTUP
(2) Rencana Induk SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 5

(1) Jangka waktu Rencana Induk SPAM adalah 20 (dua puluh) tahun.
(2) Rencana Induk SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
ulang setiap 5 (lima) tahun.
(3) Tanggung jawab peninjauan ulang Rencana Induk SPAM
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada SKPD yang
membidangi pengelolaan pekerjaan umum dan kawasan
permukiman.

BAB V

PENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu

Kebijakan Penyelenggaraan

Pasal 6

(1) Pengaturan Rencana Induk SPAM merupakan kewajiban dalam


pemenuhan hak rakyat atas Air, prioritasisasi hak rakyat atas Air
sebagai kebutuhan pokok sehari hari, dan dalam rangka
penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha guna
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem Penyediaan
Air Minum.

(2) Penyusunan dan penyelenggaraan Rencana Induk SPAM Daerah


dilaksanakan sesuai dan dengan memperhatikan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah;
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
c. Rencana Strategis Perangkat Daerah;
d. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM; dan
e. Kondisi Daerah.

Bagian Kedua

Kelembagaan

Pasal 7

(1) Penyelenggaraan Rencana Induk SPAM Daerah dilakukan oleh


Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Binangun selaku
BUMD.
(2) Dalam pengembangan penyelenggaraan Rencana Induk SPAM
Daerah, Bupati dapat membentuk dan menugaskan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) tertentu sebagai pelaksana
pendukung penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
Daerah.

Pasal 8

Pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum Daerah meliputi kegiatan


sekurangnya:
a. penyediaan dan pengembangan infrastruktur pendukung layanan
SPAM;
b. penyediaan infrastruktur untuk pengolahan dan peningkatan
kualitas air bersih;
c. pengembangan sistem jaringan perpipaan maupun bukan jaringan
perpipaan dalam sistem penyediaan air minum;
d. pengembangan cakupan pelayanan air minum;
e. peningkatan kualitas pelayanan air minum; dan
f. pengawasan kontinuitas pelayanan kepada konsumen;

Bagian Ketiga
Jangkauan Pelayanan

Pasal 9
(1) Jangkauan layanan dan zonasi pengelolaan dalam penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum Daerah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan tata ruang wilayah Daerah dan rencana
pembangunan Daerah.
(2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum untuk daerah
perkotaan, daerah komersial, daerah Kawasan Khusus
diselenggarakan oleh BUMD.
(3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum untuk daerah perdesaan
diselenggarakan oleh pengelola Sistem Penyediaan Air Minum
berbasis masyarakat sesuai dengan daerah layanannya.

Pasal 10

Kawasan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)


meliputi:
a. Kawasan Strategis Nasional di Daerah;
b. Kawasan Strategis Provinsi di Daerah;
c. Kawasan Strategis Kabupaten;
d. Kawasan Industri Terpadu Sentolo;
e. Kawasan Pariwisata Strategis;
f. Kawasan Pelabuhan Tanjung Adikarto; dan
g. Kawasan Aerotropolis Yogyakarta International Airport.

Bagian Keempat
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat

Pasal 11

(1) Dalam penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum berbasis


masyarakat, Pemerintah Daerah melakukan integrasi perizinan
penggunaan sumberdaya air untuk kebutuhan usaha dan
kebutuhan bukan usaha melalui pemenuhan Perizinan Berusaha
atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) Perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
memperhatikan fungsi kawasan dan kelestarian lingkungan hidup.
(3) Integrasi perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber
Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
untuk menjamin kesesuaian standar air baku/air minum yang
diusahakan melalui Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat.
(3) Perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat disewakan atau
dipindahtangankan, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pasal 12

(1) Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat


diselenggarakan melalui bentuk kelembagaan:
a. Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum Masyarakat (BP-
SPAMS) untuk pengelolaan yang dilaksanakan dalam bentuk
hibah.
b. Kelompok masyarakat (Pokmas) penyelenggara Sistem
Penyediaan Air Minum Desa untuk pengelolaan yang
dilaksanakan atas inisiatif masyarakat dan hibah.
c. BUMDesa untuk pengelolaan yang dibentuk atas inisiatif
Pemerintah Desa.
(2) Integrasi melalui BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c difungsikan untuk meningkatkan peran dan kinerja
kelembagaan ekonomi yang ada di desa sebagai pembaga yang
bertugas mengelola Sistem Penyediaan Air Minum perdesaan
berbasis masyarakat.
(3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menjamin
Sistem Penyediaan Air Minum yang dibangun tetap terpelihara,
berfungsi dengan optimal sehingga mampu memberikan dan/atau
meningkatkan jangkauan pelayanan air minum di perdesaan, dan
peningkatan pendapatan asli Desa.

Pasal 13
Kegiatan pengintegrasian kegiatan pembangunan Sistem Penyediaan
Air Minum perdesaan berbasis masyarakat ke dalam BUM Desa
meliputi:
a. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum Desa, termasuk menyiapkan rencana
usulan pembangunan dan potensi pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum Desa;
b. penganggaran dan pembiayaan pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum Desa;
c. penguatan kapasitas kelembagaan dan pengelolaan Sistem
Penyediaan Air Minum Desa; dan
d. pengelolaan air minum perdesaan berbasis masyarakat oleh BUM
Desa.

Pasal 14

(1) Dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum berbasis


masyarakat di perdesaan, Desa dapat membentuk Kelompok
Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum Desa sebagai unit
usaha BUM Desa yang bertugas dan bertanggungjawab dalam
menjalankan usaha bisnis sosial berupa penyediaan air minum
desa.
(2) Penatausahaan serta sistem laporan kelembagaan dan keuangan
dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Desa mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pengintegrasian pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Desa ke
dalam unit usaha BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Bagian Kelima
Tarif Pelayanan Penyediaan Air Minum

Pasal 15

(1) Bupati menetapkan tarif pelayanan penyediaan air minum bagi


pelanggan.
(2) Tarif pelayanan penyediaan air minum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat ditentukan secara khusus bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
(3) Penetapan tarif pelayanan penyediaan air minum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada:
a. keterjangkauan tarif yang disesuaikan dengan kemampuan
membayar pelanggan;
b. keadilan bagi pelanggan melalui penetapan tarif diferensiasi
dengan subsidi silang dan tarif progresif;
c. keseimbangan dengan mutu pelayanan yang diterima
pelanggan;
d. pemulihan biaya untuk menutup kebutuhan operasional dan
pengembangan pelayanan air minum;
e. efisiensi pemakaian air dan perlindungan air baku; dan
f. transparansi serta akuntabilitas dalam proses perhitungan dan
penetapan tarif.
(4) Tarif pelayanan air minum dibagi menjadi taruf rendah, tarif dasar,
tarif penuh, dan tarif kesepakatan.
(5) Perhitungan dan penetapan tarif pelayanan penyediaan air minum
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan
memperhatikan tarif batas atas dan tarif batas bawah.

Pasal 16

(1) Tarif pelayanan penyediaan air minum ditetapkan sesuai dengan


kelompok pelanggan, yang terdiri atas:
a. Kelompok I;
b. Kelompok II;
c. Kelompok III; dan
d. Kelompok Khusus.
(2) Kelompok I merupakan kelompok Pelanggan yang paling sedikit
meliputi masyarakat berpenghasilan rendah dan untuk
kepentingan pendidikan dan sosial dengan membayar tarif rendah.
(3) Kelompok II merupakan kelompok Pelanggan rumah tangga yang
menggunakan Air Minum untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok Air Minum sehari-hari dengan membayar tarif dasar.
(4) Kelompok III merupakan kelompok Pelanggan yang menggunakan
kebutuhan Air Minum untuk mendukung kegiatan perekonomian
dengan membayar tarif penuh.
(5) Kelompok Khusus merupakan kelompok Pelanggan yang
mendukung kebutuhan pokok dan/atau perekonomian yang
membayar tarif berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam
perjanjian, baik untuk kepentingan komersial maupun
nonkomersial.

Pasal 17

(1) BUMD menetapkan struktur dan variasi tarif berdasarkan


ketentuan blok konsumsi, kelompok pelanggan, dan jenis tarif.
(2) Penetapan blok konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada:
a. konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok; dan
b. konsumsi air minum untuk pemakaian di atas standar
kebutuhan pokok.
(2) Blok konsumsi untuk pelayanan di daerah Kawasan Khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat dibagi dalam
beberapa blok.

Bagian Keenam
Kerjasama

Pasal 18

Pemerintah Daerah, BUMD maupun penyelenggara Sistem Penyediaan


Air Minum berbasis masyarakat berhak untuk melakukan kerjasama
dalam penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
menjunjung prinsip keberlanjutan, kesetaraan, kemanfaatan, dan
berwawasan lingkungan.
BAB VI
PELINDUNGAN DAN PENGAMANAN

Pasal 19

(1) Pemerintah Daerah, BUMD maupun penyelenggara Sistem


Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat bersama-sama
melakukan pelindungan dan pemangaman Sistem Penyediaan Air
Minum.
(2) Pelindungan dan pengamanan Sistem Penyediaan Air Minum
difungsikan untuk menjamin perlindungan, konservasi, dan
ketersediaan dari sumber daya air dan ekosistemnya.
(3) Pelindungan dan pengamanan Sistem Penyedia Air Minum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sekurangnya pada:
a. pelindungan dan pengamanan secara fisik pada infrastruktur,
sarana dan prasarana Sistem Penyediaan Air Minum;
b. pelindungan dan pengamanan sumber air;
b. pelindungan dan pengamanan kelembagaan dalam penyediaan
air minum; dan
c. pelindungan dalam pemberian akses dan jaminan hak
masyarakat atas ketersediaan air.

BAB VII
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 20

Setiap orang berkewajiban dalam mendukung penyelenggaraan Sistem


Penyediaan Air Minum yang lestari dan berkelanjutan sebagai bagian
dari upaya pengendalian.

Pasal 21

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan Rencana Induk SPAM paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun.
(2) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Induk SPAM
dilaksanakan sebagai bagian dalam pengendalian pemanfaatan
ruang dan pelaksanaan konservasi sumber daya air.
Pasal 22

(1) Bupati melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap


pelaksanaan pengintegrasian penyelenggaraan dan pengelolaan
Sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat.

(2) Bupati melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui SKPD terkait.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi


sekurangnya pembinaan terkait rencana strategi bisnis, rencana
bisnis, dan rencana pengelolaan bisnis dalam pengelolaan Sistem
Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 23

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, Peraturan Bupati Kulon


Progo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minuj Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 – 2036
(Berita Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Nomor 13)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
78 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Kulon Progo
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minuj Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 – 2036 (Berita
Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 Nomor 80) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Kulon Progo.

Ditetapkan di Wates
pada tanggal …
BUPATI KULON
PROGO,

TTD

SUTEDJO

Diundangkan di Wates
pada tanggal ….

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KULON PROGO,

TTD

ASTUNGKORO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN .... NOMOR


.......

Anda mungkin juga menyukai