Anda di halaman 1dari 357

BUPATI SIKKA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI SIKKA


NOMOR 20 TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SIKKA TAHUN 2015 - 2035

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI SIKKA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sikka Tahun
2015 - 2035;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 1


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor
5769);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6405);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5802);
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1154);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 2 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sikka Tahun 2012–2032 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sikka Nomor 2 Tahun 2012);

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 2


9. Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 3 Tahun
2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2018–2023
(Lembaran Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2019
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sikka Nomor 118), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 8 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Sikka Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sikka Tahun 2018–2023 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sikka Tahun 2020 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sikka Nomor 128);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA INDUK


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 – 2035.

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Induk adalah sebuah perencanaan yang menitik beratkan
uraian kebijakan Institusi.
2. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disingkat SPAM
adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari
prasarana dan sarana air minum.
3. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan
kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 3


4. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya
disingkat RISPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20
tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air
minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang
dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem
beserta dimensi - dimensinya.
5. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-
fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan
hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan
air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
6. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara,
merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik
(teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
7. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
8. Daerah adalah Kabupaten Sikka.
9. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sikka.
10. Bupati adalah Bupati Sikka.

Pasal 2
Penyusunan RISPAM dimaksudkan sebagai Pedoman Pemerintah Daerah
dalam sistem pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana Air
Minum untuk jangka waktu 20 (dua puluh) Tahun dalam rangka
pemenuhan Pelayanan Air Minum yang mengedepankan standar
kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 4


Pasal 3
Pengaturan RISPAM bertujuan untuk:
a. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau;
b. tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan
penyediaan jasa pelayanan; dan
c. tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.

Pasal 4
(1) RISPAM ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
(2) RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditinjau ulang
setiap 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan perubahan dengan
memperhatikan perkembangan penataan ruang wilayah Daerah.
(3) Peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk
pertama kali, dilakukan paling lambat pada tahun 2022.
(4) Tanggung jawab peninjauan ulang, pengawasan dan pemantauan
terhadap pelaksanaan RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berada pada Perangkat Daerah yang membidangi urusan air minum.
(5) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dilaksanakan
oleh Tim yang dibentuk oleh Bupati.

Pasal 5
RISPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 5


Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Sikka.

Ditetapkan di Maumere
pada tanggal 20 Agustus 2021

BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO

Diundangkan di Maumere
pada tanggal 20 Agustus 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIKKA,
CAP,TTD.
ADRIANUS FIRMINUS PARERA

BERITA DAERAH KABUPATEN SIKKA TAHUN 2021 NOMOR 20

Salinan sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIKKA,

MADERLUNG

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 6


LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI SIKKA
NOMOR 20 TAHUN 2021
TANGGAL 20 AGUSTUS 2021
TENTANG
RENCANA INDUK SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SIKKA TAHUN
2015 - 2035

DOKUMEN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN


AIR MINUM KABUPATEN SIKKA TAHUN 2015 – 2035

BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO

Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2021 Nomor 20 7


PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
JALAN MAWAR No. 24 Tlp. (0382)-21885, Fax.(0382) 21696
MAUMERE - 86112

DOKUMEN
MASTERPLAN AIR BERSIH
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

RISPAM
KABUPATEN SIKKA

TAHUN 2015 - 2035


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035
MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035
MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

III. SPAM EKSISTING


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

IV. KRITERIA PERENCANAAN SPAM


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

V. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

VI. POTENSI SUMBER AIR


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

VII. KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035

VIII. ANALISA INVESTASI


MASTERPLAN AIR BERSIH (RENCANA
INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM –
RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2015 - 2035
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... I-1
1.1.1 Maksud dan Tujuan .................................................................. I-2
1.1.2 Sasaran ...................................................................................... I- 3
1.1.3 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan .............................................. I-3
1.1.4 Otorisasi .................................................................................... I-4
1.1.5 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM …………………… I-4
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ………………………………….. I-6
1.3 Metodologi Pekerjaan ……………………………………… I–9
1.4 Sistematika Laporan………………………………………… I - 13

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


2.1 Kondisi Fisik Daerah ......................................................... II - 1
2.2 Sarana Dan Prasarana ............................................................. II – 7
2.3 Sosial, Ekonom Dan Budaya................................................... II - 18
2.4 Sarana Kesehatan Lingkungan ........................................... II - 21
2.5 Ruang Dan Lahan............................................................. II - 22
2.6 Kependudukan.................................................................. II - 38
2.7 Keuangan Daerah............................................................. II - 40

BAB III SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING


3.1 Aspek Teknis …….......................................................... III - 1
3.2 Aspek Non Teknik ……………………….................... III - 13
3.3 Permasalahan SPAM……………….................... III - 15

ii
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB IV KRITERIA RENCANA PENGEMBANGAN SPAM


4.1 Standar Kebutuhan Air…………………………………. IV – 1
4.2 Kriteria Perencanaan……………………………………. IV - 5
4.3 Periode Perencanaan ……………………………………….. IV - 21

BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM


5.1 Rencana Pemanfaatan Ruang V- 1
5.2 Arah Pengembangan Jaringa Utilitas V - 13
5.3 Rencana Daerah Pelayanan V - 15
5.4 Proyeksi Jumlah Penduduk V - 18
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum V - 20

BAB VI POTENSI SUMBER AIR BAKU


6.1 Potensi Air Permukaan ……………………………….. VI - 1
6.2 Potensi Air Tanah ……………. ………………. VI - 8
6.3 Neraca Air ……………………………………………… VI - 12
6.4 Alternatip Sumber Air Baku …………………………… VI - 12
6.5 Perijinan ……………………………………………….. VI - 13

BAB VII KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN SPAM


7.1 Kebijakan, Struktur dan pola Pemanfaatan Ruang wilayah VII - 1
7.2 Rencana Sistem Pelayanan VII - 7
7.3 Rencana Pengembangan SPAM VII - 15
7.4 Rencana Kapasitas Sistem VII - 21
7.5 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum VII - 22
7.6 Potensi Pencemar Sumber Air Baku VII - 23

BAB VIII ANALISA INVESTASI


8.1 Umum VIII - 1
8.2 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan VIII - 2
8.3 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan VIII - 7
8.4 Hasil Analisis Kelayakan Finansial VIII - 9

iii
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB IX KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN SPAM


9.1 Umum IX - 1
9.2 Lembaga Penyelenggara SPAM di Kabupaten Sikka IX - 3
9.3 Struktur Organisasi IX - 4
9.4 Kebutuhan SDM IX - 18
9.5 Rencana Pengembangan SPAM IX - 19

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya, laporan ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Laporan ini adalah Laporan Akhir dari CV. TRI MATRA DISAIN yang
dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam Kerangka Acuan Kerja/TOR.
Dokumen ini berisi tentang pendahuluan yang berisi latar belakang,
maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan, gambaran umum wilayah
studi, kondisi SPAM eksisting, kriteria rencana pengembangan SPAM,
proyeksi kebutuhan air minum, potensi sumber air baku, konsep rencana
pengembangan SPAM, analisa investasi dalam rencana induk SPAM serta
analisa kelembagaan pengembangan SPAM pada MASTERPLAN AIR
BERSIH (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Sikka). Atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya laporan ini, kami
sampaikan terimakasih.

Denpasar, 2015
CV. TRI MATRA DISAIN

Kompiang Gede Pasek Wedha, ST.

i
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air bersih merupakan sumber air minum yang penting untuk manusia, mengingat
pentingnya arti air bersih maka perlu diusahakan Penyediaan air bersih secara
memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, sehingga aman untuk dikonsumsi
oleh manusia.
Pesatnya pertumbuhan penduduk pada suatu daerah akan berdampak terhadap
besarnya kebutuhan air bersih. Perkembangan penduduk tidak terkonsentrasi
hanya pada daerah yang dekat dengan sumber air, tetapi seiring dengan perjalanan
waktu semakin meluas dan jauh dari sumber air. Untuk itu diperlukan adanya usaha-
usaha pemenuhan kebutuhan antara lain melalui penambahan kapasitas produksi air
bersih. Salah satu usaha itu adalah dengan peningkatan pelayanansistem jaringan
distribusi yang baik dan mampu untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk
yang tinggal di daerah tersebut.
Usaha pemenuhan tersebut sangat erat kaitannya dengan pemilihan sumber-sumber
air yang baru, dimana ketelitian dalam pemilihan ini mutlak diperlukan karena adanya
resiko yang kemungkinan dapat mengakibatkan peningkatan beban pencemaran air
seiring dengan pesatnya pembangunan. Perencanaan sebuah jaringan distribusi
air bersih dihitung dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek, diantaranya
ditinjau dari segi penggunaan bahan dan teknis pelaksanaan. Perencanaan
tersebut dibuat secara utuh dan membentuk suatu sistem jaringan distribusi air bersih
yang terpadu.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sikka sebagai penyedia
air bersih untuk wilayah Kabupaten Sikka dalamoperasionalnya terus
melakukan pengembangan-pengembangan untuk memperluas jangkauan sasaran
layanan dan peningkatan pelayanan terhadap pengguna air/konsumen sebagai
perwujudan dari aspek pelayanan sosial maupun untuk memenuhi tuntutan kinerja
perusahaan daerah dalam memperoleh keuntungan (profit).

BAB I - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Pengembangan sistem penyediaan air minum di wilayah Kabupaten Sikka,


selain mengutamakan peningkatan terhadap prasarana, kualitas, kuantitas air bersih juga
memperhatikan kualitas lingkungan sekitar, baik terhadap sektor kesehatan, sektor
ekonomi, dan sektor lainnya.
Namun untuk mewujudkan hal tersebut di atas, masih ditemui berbagai kendala, antara
lain adalah banyaknya pipa jaringan yang umurnya sudah tua sehingga rentan terhadap
kebocoran, topografi wilayah Kabupaten Sikka yang berbukit-bukit membutuhkan
biaya yang sangat besar dalam pengelolaanya. Di samping itu keterbatasan kemampuan
keuangan daerah membawa dampak dalam hal investasi, sehingga menghambat dalam
merealisasikan rencana pengembangan. Lebih lanjut, hingga saat ini masih ada sebagian
anggota masyarakat masih berpandangan bahwa air sebagai sumber kehidupan semata-
mata merupakan benda sosial (public good) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma
serta tidak mempunyai nilai ekonomi. Pandangan ini mengakibatkan masyarakat tidak
dapat menghargai air sebagai benda langka yang mempunyai nilai ekonomi.
Dampaknya adalah masyarakat mengeksploitasi air secara bebas dan berlebihan serta
tidak mempunyai keinginan untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya air baik
kualitas maupun kuantitasnya. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
dibutuhkan kajian dari berbagai segi/aspek secara lebih komprehensif.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air minum dan memaksimalkan
pengelolaan air minum serta memanfaatkan sumber-sumber air minum yang potensial
di Kabupaten Sikka, maka perlu dibuat rencana induk pengembangan sistem
penyediaan air minum di Kabupaten Sikka.

1.1.1. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
adalah merencanakan pengembangan SPAM secara umum, baik sistem dengan jaringan
perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan dan sebagai pedoman bagi penyelenggara
dan Pemerintah Kabupaten Sikka dalam mengembangkan SPAM melalui program yang
terpadu dan berkelanjutan.

BAB I - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

b. Tujuan
Tujuan penyusunan rencana induk SPAM adalah untuk memperoleh gambaran terhadap
kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana pembiayaan, rencana jaringan pipa utama
dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk jangka panjang serta untuk
mendapatkan izin prinsiphak guna air oleh pemerintah.

1.1.2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum di Kabupaten Sikka ini adalah:
1. Pengembangan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum.
2. Adanya kesepahaman dan kesepakatan mengenai SPAM yang terpadu dan
berkelanjutan.
3. Peningkatan pelayanan air minum dan nilai investasi pengelolaan SPAM di
Kabupaten Sikka.

1.1.3. Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan


a. Indikator Keluaran
Dari pelaksanaan pekerjaan ini diharapakan indikator keluaran yang yang dihasilkan
dan tertuang dalam Dokumen Rencana Induk SPAM adalah :
1) Gambaran Umum
2) Rencana Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum
3) Rencana Program dan Pengembangan SPAM untuk Jangka Pendek (1-2 tahun),
Jangka Menengah (5 Tahun), dan Jangka Panjang (10-15 tahun)
4) Rencana Sumber Air Baku dan Alokasi Air Baku
5) Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi
6) Rencana pembiayaan dan Pola Investasi Pengembangan SPAM
7) Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM.

b. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang siap ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten untuk
menjadi dokumen legal (Draft Ranperda/Draft SK Kepala Daerah).

BAB I - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1.1.4. Otorisasi
Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Bappeda Kabupaten Sikka dan dilaksanakan oleh
pihak ketiga (Konsultan CV. Tri Matra Disain ). Jangka waktu pelaksanaan kegiatan
penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Sikka berlangsung selama 5 (lima) bulan.

1.1.5. Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM


Dasar hukum yang digunakan dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Sikka adalah:
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247);
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Repubik Indonesia Nomor 579);
- Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

BAB I - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang


Pengelolaaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
- Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010 - 2030
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 Nomor 02 Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0045);
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sikka Tahun 2008 Nomor 1 Seri F, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sikka
Nomor 37);
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sikka Tahun 2009 – 2013 (Lembaran
Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2008 Nomor 5 Seri F Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sikka Nomor 48);
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sikka Tahun 2012 – 2032 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sikka Tahun 2012 Nomor 2);
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Penetapan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sikka Tahun Anggaran 2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2014 Nomor 10);
- Peraturan Bupati Sikka Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sikka Tahun Anggaran 2015 (Berita
Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2014 Nomor 47).

1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan


Untuk memenuhi maksud dan tujuan Penyusunan RISPAM Kabupaten Sikka, maka
kegiatan-kegiatan utama pada ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

BAB I - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

A. Muatan Rencana Induk Pengembangan SPAM


1) Rencana Umum, meliputi :
1) Evaluasi kondisi kota/kawasan, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi
strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan.
2) Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi
peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
2) Rencana Jaringan
Rencana Jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi.
Sistem distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik untuk
SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan perpipaan.
3) Program Kegiatan Pengembangan dalam penyusunan rencana induk
Program Kegiatan Pengembangan dalam penyusunan rencana induk meliputi
identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan
identifikasi air baku.
4) Kriteria dan Standar Pelayanan
Kriteria dan Standar Pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan
dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survey
maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal
seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan dan jenis pelayanan yang
dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan di direalisasikan.
5) Rencana sumber dan alokasi air baku
Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas penggunaa sumber
air tersebut dan harus sudah mendapat izin tertulis (SIPA/Surat Izin Pemakaian Air)
dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana
alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas
sumber air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.
6) Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi
Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi, terdiri dari :
- Identifikasi potensi pencemaran air baku
- Indentifikasi area perlindungan air baku
- Proses pengolahan buangan dari IPA
Keterpaduan dengan PS sanitasi adalah bahwa penyelenggaraan pengembangan SPAM
dan PS sanitasi memperhatikan keterkaitan satu dengan lainnya dalam setiap tahapan

BAB I - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

penyelenggaraan, terutama dalam upaya perlindungan terhadap baku mutu sumber air
baku. Keterpaduan SPAM dengan PS sanitasi dilaksanakan berdasarkan prioritas
adanya sumber air baku. Misalnya bila pada suatu daerah terdapat air tanah dangkal
dengan kualitas yang baik, maka sistem sanitasi harus menggunakan sistem terpusat
(off site system) atau dengan contoh lainnya adalah peletakan lokasi pengambilan air
minum di hulu dari outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan
Lumpur Terpadu dan tempat pembuangan akhir sampah.
7) Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi
Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi berupa indikasi besar biaya tingkat awal,
sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh
komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah dan
perizinan.
8) Rencana Pengembangan Kelembagaan
Kelembagaan penyelenggaraan meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli
sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu kepada peraturan perundangan
yang berlaku.

B. Persyaratan Teknis
1) Kriteria Umum
- Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan air minum.
- Tersedianya air setiap waktu.
- Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
- Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi.
Kriteria perencanaan untuk suatu tempat dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
Rencana Induk Pengembangan SPAM harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Berorientasi ke depan
 Mudah dilaksanakan atau realisasi
 Mudah direvisi atau fleksibel
2) Kriteria Teknis
Kriteria Teknis meliputi :
- Periode Perencanaan 15-20 Tahun
- Sasaran dan prioritas penanganan

BAB I - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis.
Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota.
3) Strategi Penanganan
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan
permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai
berikut:
- Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik
- Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity
- Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR)
- Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan :
- Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan.
- Pemakaian air (L/o/h)
Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun
- Ketersediaan air
4) Kapasitas Sistem
Komponen utama sistem air minumharus mampu untuk mengalirkan air pada
kebutuhan air maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan
kebutuhan jam puncak.
- Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya
berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata.
Untuk itu, keseluruhan tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RISPAM
Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:
a) Seminar Laporan Pendahuluan dan penyerahan Laporan Pendahuluan.
b) Pelaksanaan survey

BAB I - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

c) Seminar Laporan Fakta dan Analisa dan Penyerahan Laporan Fakta dan Analisa.
d) Focus Group Discussion (FGD)
e) Seminar Laporan Rancangan Rencana dan penyerahan Laporan Rancangan
Rencana
f) Penyerahan Laporan Rencana/Dokumen Laporan Rencana.

1.3 Metodologi Pekerjaan


Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum, meliputi :
a. Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dimulai, antara lain :
- Pemahaman terhadap lingkup pekerjaan dan lingkup tugas sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
- Menyusunan kebutuhan data dan persiapan survei
- Mengumpulkan data/informasi dan merumuskan isu strategis yang terkait dengan
sistem penyediaan air minum Kabupaten Klungkung
- Menyusun kerangka kerja secara keseluruhan dan pentahapan pelaporan.

b. Tahap Pengumpulan Data


Konsultan melakukan pekerjaan survei dan pengumpulan data yakni mendapatkan
data-data di lapangan guna memenuhi kebutuhan utama dalam melakukan analisis
pengembangan prasarana air minum di Kabupaten Klungkung. Pelaksanaan survei
tersebut, meliputi:
- Pengukuran lapangan untuk menghasilkan peta dasar dengan skala yang
disesuaikan.
- Pengumpulan data sekunder dengan data yang dibutuhkan antara lain ; keberadaan
dan permasalahan terkait penyediaan air minum skala perkotaan dan pedesaan
bagi masyarakat Klungkung.
Dalam upaya perencanaan air bersih, diperlukan suatu data yang akurat mengenai
sumber air baku, jaringan pelayanan eksisting yang terdiri dari jaringan primer,
sekunder dan tersier dan data lainnya.

BAB I - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

c. Identifikasi dan analisis kondisi saat ini dan masa mendatang


Untuk mengetahui permasalahan spesifik sistem penyediaan air minum di Kabupaten
Klungkungdengan melakukan analisis dan indikasi faktor-faktor yang dominan
berpengaruh terhadap kualitas penyediaan sarana dan prasarana air minum. Analisis
terhadap data-data yang didapatkan dari survei untuk mengetahui perkiraan kebutuhan
sistem penyediaan air minum di masa mendatang.

d. Analisis Kebutuhan air minum


Kebutuhan air minum suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
1) Jumlah penduduk saat perencanaan sampai dengan akhir tahun perencanaan.
2) Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air bersih yang diperhitungkan
berdasarkan jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air bersih sesuai
dengan anjuran pemerintah.
3) Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:
- Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum
- Fasilitas siosial
- Fasilitas perdagangan
- Industri
- Kebutuhan khusus
4) Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan
air harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak.
5) Jumlah air yang hilang.
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor penting
dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk pembuatan
prakiraan kebutuhan air bersih. Parameter kependudukan yang harus dicermati
meliputi julah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran.

e. Potensi Sumber daya Air


Sumber air yang ada di bumi dan dimanfaatkan oleh kehidupan meliputi sumber air
permukaan, mata air dan air tanah.Inventarisasisumber air ini berdasarkan studi
literatur, studi terdahulu mengenai potensi sumber air dan hasil survey lapangan.
Sumber air yang ada di Kabupaten Klungkung yang bisa dimanfaatkan bagi

BAB I - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

kehidupan, menurut keberadaannya terdiri dari sumur, mata air, cubang dan
lainnya.Potens isumber-sumber air baku yang ada sangat tergantung dari kondisi
wilayahnya seperti ;kondisi geografi, topografi, vegetasi sekitar daerah aliran sungai,
klimatologi, hidrologi, hidrogeologi, dan geologi daerah setempat.

f. Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting


Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum ini dilakukan sebagai langkah persiapan
dalam penyusunan program kegiatan pelayanan air minum. Pada evaluasi ini juga
menggambarkan kondisi kapasitas sistem penyediaan air minum dan kebutuhan yang
perlu dilakukan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memantapkan sistem
penyediaan air minum yang dikaitkan dengan proyeksi kebutuhan air minum pada
wilayah pelayanan.
Tahapan evaluasi sistem penyediaan air minum ini, meliputi:
1) Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi
strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
2) Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam
menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk
pengembangan SPAM kabupaten/kotatersebut.
3) Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan
dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
4) Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air danidentifkasi air baku.
1) Menentukan criteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang
meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis
pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
5) Menyusun rencana kebutuhan air minum
6) Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air
baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana
alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
7) Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan
air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah
dan persampahan) di sekitar sumber air baku potensial.

BAB I - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

g. Penyusunan Program dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air


Minum
Proses ini dilakukan dengan estimasi dan korelasi antara kondisi sosial ekonomi
dengan prediksi permintaan serta penyediaan sarana dan prasarana air minum,
meliputi:
- Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2
tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah
studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan
pengembangan, rencana pengembangan kelembagaandan SDM, rekayasa awal
sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, serta rencana tindaklanjut studi kelayakan.
- Mengembangkan berbagai alternatif strategi sistem penyediaan air minum
berdasarkan hasil analisis, rencana dan usulan yang ada serta hasil diskusi dengan
instansi terkait dan stake holders lainnya.
- Melakukan analisis tahapan penanganan dengan mempertimbangkan rencana
implementasi, biaya dan jadwal penanganan yang disusun menurut periode jangka
pendek, menengah dan panjang.
- Melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan di wilayah studi sebagai
pertimbangan untuk menentukan rencana pengembangan sistem penyediaan air
minum (SPAM).
- Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM
dan rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut. Konsep ini mencakup
tinjauan terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latarbelakang
keahliannya.

1.4 Sistematika Laporan


Sistematika Laporan Pendahuluan “ Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air MInum (RI SPAM) Kabupaten Sikka :
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan
dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum Kabupaten Sikka.

BAB I - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi


Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi fisik
dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi sosial
ekonomi budaya Kabupaten Sikka.

Bab III Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting


Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten Sikka yang meliputi
aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAM eksisting serta aspek
non teknis (keuangan, institusional, dan kelembagaan).

Bab IV Kriteria Rencana Pengembangan SPAM


Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan SPAM
yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air, kebutuhan air,
kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.

Bab V Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Bab ini menguraikan hasil proyeksi penduduk dan kebutuhan air baku pada
wilayah perencanaan.

Bab VI Potensi Sumber Air Baku


Bab ini menguraikan potensi sumber-sumber air baku di wilayah Kabupaten Sikka
yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM sampai dengan akhir tahun
periode perencanaan 2033.

Bab VII Konsep Rencana Pengembangan SPAM


Bab ini menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang dan kawasan Kabupaten
Sikka, pengembangan daerah pelayanan, rencana pentahapan pengembangan dan
skenario/konsep pengembangan SPAM Kabupaten Sikka.

Bab VIII Analisa Investasi


Bab ini menguraikan kebutuhan akan sumber pendanaan, kajian tentang sumber-
sumber dana investasi dan alternatif-alternatif sumber pendanaan dengan

BAB I - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

mempertimbangkan aturan dan tata tertib yang ada pada pengembangan SPAM
Kabupaten Sikka.

Bab IX Kelembagaan Pengembangan SPAM


Bab ini menguraikan rencana pengembangan kelembagaan penyelenggaraan
SPAM Kabupaten Sikka meliputi beberapa hal pokok yaitu bentuk badan
pengelola dan struktur organisasi yang menangani SPAM Kabupaten Sikka, yang
disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya serta mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB I - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH STUDI
2.1. Kondisi Fisik Daerah
2.1.1. Geografis Wilayah Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka terletak diantara 8o22’00” – 9o50’00” Lintang Selatan dan
121o55’40” – 122o41’30” Bujur Timur. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores.
Sebelum tahun 2007, Sikka terdiri dari 12 Kecamatan, seiring dengan
diberlakukannya UU Otonomi daerah, terjadi pemekaran wilayah Kecamatan menjadi
21 Kecamatan, yaitu Paga, Tanawawo, Mego, Lela, Bola, Doreng, Mapitara, Talibura,
Waiblama, Waigete, Kewepante, Hewokloang, Kangae, Nelle, Koting, Palue, Nita,
Magepanda, Alok, Alok Barat, dan Alok Timur.
Kabupaten Sikka merupakan daerah kepulauan dengan luas total daratan 1.731,91
km2. Terdapat 18 pulau, baik yang didiami ataupun tidak, dimana pulau terbesar
adalah Pulau Besar (3,07%). Sedangkan pulau yang terkecil adalah Pulau Kambing
(Pulau Pemanah Kecil) yang luasnya tidak sampai 1 km2. Dari 18 pulau yang terdapat
di wilayah administrative Kabupaten Sikka, sebanyak 9 Pulau merupakan pulau yang
tidak dihuni dan 9 pulau dihuni.
Batas-batas wilayah Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kabupaten Flores Timur
Sebelah Barat : Kabupaten Ende
Sebelah Utara : Laut Flores
Sebelah Selatan : Laut Sawu
Kecamatan Talibura adalah Kecamatan yang memiliki luas daerah terbesar
dibandingkan dengan Kecamatan lainnya, yaitu 260,11 km2 (15,02%). Kecamatan
yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Alok dengan luas wilayah 14,64
km2 (0.85%).

BAB II - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.1 Luas Daerah Kabupaten Sikka Menurut Pulau Tahun 2013
Luas
No Pulau Persentase
Daerah (Km2)
Kabupaten Sikka
1 1613.18 93.14
(Daratan)
2 Babi/Bater 5.63 0.33
3 Pangabatang 0.40 0.02
4 Kambing (Pemana Kecil) 0.00 0
5 Damhila 6.25 0.36
6 Permaan 0.35 0.02
7 Besar 53.13 3.07
8 Palue 41.00 2.37
9 Sukun 5.00 0.29
10 Pemana Besar 6.60 0.38
11 Lainnya 0.37 0.02
Total 1731.91 100
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

Tabel 2.2 Luas Daerah Kabupaten Sikka Menurut Kecamatan Tahun 2013
Luas
No Kecamatan Persentase
Daerah (Km2)
1 Paga 82.85 4.78
2 Tanawawo 79.78 4.61
3 Mego 111.26 6.42
4 Lela 31.33 1.81
5 Bola 56.83 3.28
6 Doreng 30.41 1.76
7 Mapitara 81.02 4.68
8 Talibura 260.11 15.02
9 Waiblama 144.36 8.34
10 Waigete 217.65 12.57
11 Kewapante 24.14 1.39
12 Hewokloang 17.58 1.02
13 Kangae 38.43 2.22
14 Nele 14.65 0.85
15 Koting 23.56 1.36

BAB II - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

16 Palue 41 2.37
17 Nita 141.07 8.15
18 Magepanda 166.15 9.59
19 Alok 14.64 0.85
20 Alok Barat 62.75 3.62
21 Alok Timur 92.34 5.33
Total 1731.91 100
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

Pada wilayah administratif Kabupaten Sikka terdiri dari 21 Kecamatan dan Ibukota
Kabupaten adalah Kecamatan Alok. Sedangkan dari 160 Desa yang ada, 22 diantaranya
adalah hasil pemekaran pada tahun 2001 lalu, dan 5 desa pada tahun 2007.
Kecamatan yang mempunyai jumlah Desa terbanyak adalah Talibura dengan 12 Desa,
sedangkan Kecamatan yang paling sedikit Desanya adalah Kecamatan Mapitara, yaitu hanya
4 Desa.

Tabel 2.3 Banyaknya Desa/Kelurahan di Kabupaten Sikka


Ibukota
No Kecamatan Desa Kelurahan
Kecamatan
1 Paga Paga 8 -
2 Tanawawo Wolofeo 10 -
3 Mego Lekebai 8 -
4 Lela Lela 9 -
5 Bola Bola 6 -
6 Doreng Waihawa 7 -
7 Mapitara Hebing 4 -
8 Talibura Talibura 12 -
9 Waiblama Tanarawa 6 -
10 Waigete Waigete 9 -
11 Kewapante Kewapante 8 -
12 Hewokloang Baowunut 7 -
13 Kangae Waippare 9 -
14 Nele Nelle Urung 6 -
15 Koting Koting D 5 -

BAB II - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

16 Palue Uwa 8 -
17 Nita Nita 12 -
18 Magepanda Magepanda 5
19 Alok Kota Uneng 3 4
20 Alok Barat Waioti - 4
21 Alok Timur Wailiti 5 5
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

Tabel 2.4 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Perkembangan Desa per Kecamatan

No Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada

1 Paga 4 4 0
2 Tanawawo 8 0 0
3 Mego 7 3 0
4 Lela 2 5 2
5 Bola 3 3 0
6 Doreng 5 2 0
7 Mapitara 3 1 0
8 Talibura 7 4 1
9 Waiblama 5 1 0
10 Waigete 6 3 0
11 Kewapante 4 1 3
12 Hewokloang 4 3 0
13 Kangae 5 4 0
14 Nele 3 2 0
15 Koting 4 1 1
16 Palue 6 2 0
17 Nita 8 3 1
18 Magepanda 4 1 0
19 Alok 2 1 4
20 Alok Barat 0 4 0
21 Alok Timur 4 1 5
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

BAB II - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Sikka

2.1.2. Topografi dan Fisiografi


Kondisi topografi wilayah daratan sebagian besar merupakan perbukitan. Tabel 2.5
Menunjukkan bahwa lebih dari 29% wilayah di Kabupaten Sikka berada pada
ketinggian dibawah 100 meter dari permukaan laut, ketinggian (100 – 500) meter dpl
sekitar 28 % dan sekitar 43 % di atas 100 meter dari permukaan laut. Wilayah yang
landau dan merupakan dataran rendah hanya sebagian kecil dan kebanyakan terletak di
wilayah pantai.Lokasi pemukiman penduduk berada pada daerah dataran rendah. Di
wilayah perbukitan sebagian ditanami tanaman keras/perkebunan dan sebagian yang
lain telah gundul.

BAB II - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.5 Letak Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Sikka


Kecamatan Nama Tempat Tinggi dari Permukaan Laut (m)
Wolofeo 440
Woloara 550
Renggarasi 850
Paga
Mbotulena 962
Nuabari 1.001
Puubuti 1.341
Waulejo 362
Waturia 550
Lekebai 114
Wolosoko 240
Mego
Kurutupa 1.050
Mbotulelenggo 1.136
Woloangga 750
Kelibhera 630
Jati Benda 475
Nd. Bou 309
Wolokutubapa 269
Nita Mudetelu 1.141
L. Kimangbuleng 1.446
Nita 276
Mbana Detu 200
Wolosambi 86
Lela
Ililewa 752
Woloara 126
Nggai 906
Ili Pigang 956
Ili Jele 786
Koting 250
Pulau Babi 351
Maumere Pulau Besar 931
Pulau Damhila (Puncak 1) 291
Pemana (Puncak 2) 181
Pemana 299
Pemana Ngolo 102
Pemana Kecil 75
Pemana Sukun 264
Palue Ili Pepi (Rokatenda) 875
Ili 150
Wetakara 40
Kewapante Bau Batun 220
Bao Kremot 410
Botang 280

BAB II - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Ili Ladan 797


Ili Dobo 810
Wolomotong 390
Kloangpopot 450
Umauta 200
Bola
Ili Hangak 800
Kongas 380
Ili Liku 420
Ili Darat (Puncak 1) 563
Ili Darat (Puncak 2) 506
Ili Darat (Puncak 3) 315
Ili Wuli 925
Talibura
Ili Namak 775
Ili Wongot 1.056
Ili Teu 700
Ili Wuko 1.446
Ili Wodong 1.313
Wolomapa 510
Ili Namang 1.307
Waigete Ilin Egon 1.617
Ilin Moat 1.472
Ilin Tara 1.454
Ili Bau 1.448
Alok Ili Getang 60
Sumber : Sikka Dalam Angka 2014

2.1.3. Geologi
Berdasarkan data Geologi dan Tata Lingkungan di Kabupaten Sikka terdapat batuan
dan formasi batuandengan gambaran umum sebagai berikut :
a. Aluvium dan Endapan Pantai
Kerakal dan kerikil dari andesit, basal serta granit, diorite, granodiorit, pasir, lumpur
dan lanau yangterendapkan dalam lingkungan sungai dan pantai. Dijumpai terutama
di daerah pantai dekat muarasungai, untuk endapan pantai didominasi oleh pasir, pasir
lempungan dan kerikil. Satuan ini umumnyabersifat lepas, kurang padat. Di beberapa
tempat endapan pasir bersisipan lempung pasir dan lempunglempung ini
memperlihatkan perlapisan mendatar. Jenis tanah bervariasi dari mediteran dan
kambisol.

BAB II - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

b. Formasi Kiro
Lava, breksi, aglomerat, tufa pasiran dan batu pasir tufaan, dijumpai berupa sisipan
berwarna kelabu, berbutir halus-kasar, menyudut – membundar tanggung, berlapis
baik dengan kemiringan 25 – > 50% dan arah jurusan barat – barat laut – timur
tenggara. Sebaran mendominasi daerah Magepanda. Tebalnya diperkirakan ±750
meter. Jenis tanah kebanyakan litosol dan mediteran haplik, beberapa berupa
kambisol.
c. Batuan Gunung Api Tua
Lava, breksi, pasir dan abu, bersusunan andesit dan basal, bersisipan tufa dan tufa
batuan apung (lapili) dan pasir gunung api. Umumnya berwarna abu-abu, tua
kecoklatan hingga kehitaman. Batuan ini merupakan hasil gunung api yang masih
aktif, seperti di sekitar Gunung Egon. Jenis tanah dominasi oleh litosol dan kambisol
distrik.
 Stratigrafi litologi wilayah Kabupaten Sikka berumur diantara tersier bawah
(lowersampai kuarter dengan jenis bahan litoral dan deposit, endapan alluvial, koral,
batuan andesit yang berasal dari erupsi gunung api tua, erupsi gunung api muda yang
terjadi pada zaman kuarter serta terdapat batuan intrusi granodiorit yang berumur
tersier bawah.
 Bila dilihat dari keadaan struktur geologi wilayah Kabupaten Sikka termasuk labil
karena terdapat jalur patahan yang masih aktif dengan arah 10 – 30o NE sebanyak 7
jalur.Diantara jalur patahan ini ada yang berhubungan langsung dengan jalur patahan
yang melintasi Kecamatan Tanjung Bunga daerah Flores Timur, sebanyak 2 jalur.
Secara geologi lingkungan, wilayah Kabupaten Sikka atau Pulau Flores secara umum
berada pada jalur patahan subduksi antara Lempeng Benua Australia dengan Lempeng
Indo-Eurasia. Jalur patahan ini memanjang mulai dari Nicobar-Andaman (India) –
Aceh – Pantai selatan Sumatera – Pantai Selatan Jawa – Bali – Nusa Tenggara Barat –
Nusa Tenggara Timur hingga Banda. Jalur ini sekaligus jalur gempa tektonis sekaligus
jalurgunungapiaktif.

2.1.4. Hidrologi dan Klimatologi, Hidrogeologi


Tingkat kelembaban rata-rata sepanjang tahun 2013 di Kabupaten SIkka adalah 79%
dengan tekanan terendah 1007,4 pada Februari dan tertinggi 1013,1 pada Agustus.
Temperature udara selama 2013 rata-rata mencapai 27,5oC.

BAB II - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.6 Kelembaban, Arah/Kecepatan Angin dan Tekanan di Kabupaten Sikka Menurut
Bulan Tahun 2013
Arah/Kecepatan Angin Tekanan
Kelembaban
Bulan Arah Kecepatan (Milibar)
(%)
Terbanyak Terbesar
Januari 88 Calm 16 1007.5
Februari 80 Calm 12 1007.4
Maret 87 Calm 10 1009.4
April 80 Calm 7 1010.5
Mei 81 Calm 11 1010.7
Juni 82 220 15 1012.5
Juli 81 230 13 1012.4
Agustus 70 Calm 14 1013.1
September 68 230 14 1012.3
Oktober 71 Calm 16 1011.7
November 76 Calm 14 1009.3
Desember 82 Calm 16 1008.7
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

Tabel 2.7 Temperatur Udara Maksimum dan Minimum Kabupaten Sikka Menurut Bulan
Tahun 2013

Bulan Minimum Maksimum Rata-rata

Januari 24.6 30.8 27.0


Februari 24.5 31.4 27.3
Maret 24.3 31.7 27.2
April 24.3 32.8 27.8
Mei 24.7 32.7 27.9
Juni 22.8 30.5 26.0
Juli 23.3 30.3 26.2
Agustus 22.4 31.9 26.4
September 23.6 32.5 27.5
Oktober 24.9 34.1 29.1
November 25.3 33.3 29.0
Desember 24.6 31.9 28.1
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

BAB II - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.8 Rata-Rata Curah Hujan di Kabupaten Sikka Tahun 2013


Tinggi Curah Hujan (mm)
Stasiun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Paga 394 197 62 100 122 127 31 - - 23 97 290
Lela 343 107 86 66 143 99 41 - 3 36 149 289
Ledalero 385 289 302 120 30 29 - 30 - 49 65 286
Magepanda 564 559 198 102 171 119 - 30 - 15 220 396
Maumere 353 311,7 89,7 150,7 86,7 - 6,9 36,4 - 55,7 55,9 209,6
Habiwetak 168 122 60 77 200 75 10 50 - 32 83 244
Bola 173 128 18 78 50 78 - - - 31 165 271
Waigete 536 588 200 128 114 73 - - - 69 103 296
Patiahu 461 387 13 13 12 - - - - 79 169
Ogolidi -
Nelle 556 169 420 120 86 172 5 32 - 22 57 143
Sumber: Sikka Dalam Angka 2014

2.2. Sarana dan Prasarana


2.2.1 Air Limbah
Penanganan limbah padat rumah tangga dilakukan dengan sistem pengelolaan air limbah
setempat (on site) dan untuk kawasan permukiman padat digunakan sistem pengelolaan
air limbah terpusat (off site). Penanganan limbah untuk kawasan ekonomi, sistem
gabungan antara sistem individual dan kolektif. Penanganan limbah untuk kawasan
industri dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah termasuk pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pengadaan sarana dan prasarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja
dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Komunal yang diprioritaskan berada di
Kecamatan Magepanda.

2.2.2 Persampahan
Pengembangan prasarana persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c
dilakukan dengan prinsip mengurangi (re-duce), menggunakan kembali (re-use) dan
mendaur ulang (re-cycle) meliputi :rencana lokasi TPA, rencana lokasi TPS, dan
rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga.
Rencana sistem jaringan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (3) meliputi:
- TPA terletak di Kecamatan Magepanda;
- TPST dan transfer dipo tersebar di Perkotaan Maumere dan Perkotaan Kewapante;

BAB II - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- TPST dan TPS tersebar di Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan
Palue; dan
- pengelolaan sampah dari rumah tangga ke TPS dan ke TPA.

2.2.3 Drainase
Drainase adalah sistem prasarana dalam wilayah atau kota yang intinya berfungsi selain
untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan secara aman,
juga untuk menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu
dan atau mencemari lingkungan perkotaan/permukiman. Jadi drainase merupakan sarana
untuk membuang air baik air yang belum tercemar berlebih maupun air tercemar (air
limbah) ke tempat yang aman.
Permasalahan umum yang sering dihadapi pada setiap musim hujan adalah masalah
banjir dan genangan air. Banjir dan genangan akan berdampak pada terganggunya
kelancaran lalu lintas dan dapat menurunkan derajat kesehatan penduduk dan
lingkungan. Terjadinya banjir dan genangan disebabkan oleh fungsi drainase kota belum
tertangani secara menyeluruh baik dari segi perencanaan teknis maupun pelaksanaan
fisiknya dan disamping kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran
yang ada disekitarnya. Permasalahan tersebut merupakan dampak dari perkembangan
penduduk dan bangunan fisik yang sangat cepat tapi tidak terkontrol dimana terjadi
penyempitan areal resapan air terutama pada musim hujan, limpasan permukaan air
langsung menuju saluran drainase. Berkurangnya daerah resapan air menyebabkan
saluran drainase tidak mampu menampung sehingga terjadi luapan dan banjir.
Rencana sistem jaringan drainase meliputi:
o sistem jaringan primer yaitu sistem jaringan drainase yang kemudian bermuara ke
sungai Waioti, Napun Mu’u, Nangameting/ Kalimati, Nangalimang/Kalimati, Nanga
Lanang, Napung Langir, Wairklau, Wolomarang, Wailiti, Wair Nubat, Wair Ojang
dan Patisomba; dan
o sistem jaringan sekunder terdapat di kiri dan kanan jalan Arteri Primer, Kolektor
Primer dan Lokal dengan jenis dan tipe saluran terbuka dan tertutup.

2.2.4 Irigasi
Sawah irigasi seluas kurang lebih 3.106 Ha terdapat di Kecamatan Paga, Kecamatan
Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan

BAB II - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Nita, Kecamatan Waiblama dan Kecamatan Magepanda. Sawah non irigasi seluas
kurang lebih 524 Ha terdapat di Kecamatan Magepanda, Kecamatan Tanawawo,
Kecamatan Lela, Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan Kangae dan
Kecamatan Nita; dan lahan kering seluas 47.109 Ha tersebar di seluruh wilayah.
Dilihat dari produktivitas tanaman pangan, padi sawah memiliki tingkat produktivitas
tertinggi dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Pada tahun 2013 produktivitas
padi sawah mencapai 35,09 kw/ ha. Selain padi sawah, produktivitas jagung dan padi
ladang masih lebih tinggi daripada komoditas yang lain, yaitu 33,44 kw/ha dan 18,57
kw/ha.
Produksi tanaman pangan tertinggi ditempati oleh komoditas jagung sebesar 44.656 ton.
Produksi jagung pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
produksi tahun 2012.Produksi ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

Tabel 2.8 Statistik Tanaman Pangan Sikka

2.2.5 Sarana Perekonomian


Selama tahun 2006 - 2012, jumlah usaha perdagangan mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, namun meskipun jumlah usaha perdagangan mengalami peningkatan

BAB II - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

setiap tahunnya, jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor tersebut tidak terlalu
berubah. Perubahan yang cukup terlihat baru di tahun 2011.
Berdasarkan klasifikasi usaha perdagangan di Kabupaten Sikka, terdapat empat jenis
usaha perdagangan yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sikka. Usaha perdagangan terkate-gori menjadi pedagang besar, pedagang me-nengah,
pedagang kecil, dan mikro.
Jumlah usaha perdagangan menengah yang tercatat sebanyak 45 usaha. Sedangkan
jumlah usaha perdagangan kecil dan mikro sebanyak 110 dan 23 usaha.

Tabel 2.13 Banyaknya Pedagang Menurut Golongan dan Kecamatan, 2012

2.2.6 Sarana Sosial Dan Kesehatan


Keberhasilan pebangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari kualitas pendidikan di
wilayah tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada penduduk untuk merasakan pendidikan,
terutama pada penduduk usia sekolah, yaitu 7-24 tahun. Ditambah dengan pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, maka peningkatan sumber daya
manusia akan dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.

BAB II - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Pada tahun ajaran 2012/2013, jumlah penduduk yang terdaftar sebagai murid di berbagai
jenjang pendidikan relatif telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini
terlihat pada tabel 5.9 yang menampilkan jumlah murid, guru, sekolah, dan rasio
masing-masingnya. Pada tahun ajaran 2012/2013, rasio guru sekolah untuk jenjang
Sekolah Dasar (SD) adalah 14, artinya secara rata-rata setiap 1 sekolah mempunyai 14
orang guru. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah 17, dan untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah 27.Semakin tinggi rasio guru sekolah,
menandakan semakin banyak guru yang tertampung dan berpengaruh terhadap beban
mengajarnya.

Tabel 2.12 Banyaknya Sekolah, Guru, Murid di Kabupaten Sikka TA 2012/2013


Rata-
Jenjang
No Sekolah Guru Murid rata
Pendidikan Guru
1 TK 104 119 1531 1
2 SD 335 3298 50108 9
3 SDLB 2 35 170 18
4 SMTP Umum 80 1222 16047 15
5 SMTA Umum 20 223 2861 11
6 SMTA Kejuruan 13 253 3066 19
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

2.2.7 Sarana Peribadatan


Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk di Kabupaten Sikka adalah Katolik,
dengan jumlah 89,22% dari total penduduk, kemudian Islam 9,58%, Protestan 1,11%
dan sisanya Hindu dan Budha.
Menurut sejarahnya, agama katolik diperkenalkan pertama kali oleh Bangsa Portugis
dan kemudian dalam prosesnya menjadi bagian dalam kehidupan beragama mayoritas
penduduk di Kabupaten Sikka.Sedangkan agama lainnya, seperti Islam lebih banyak
dianut oleh pendatang.

BAB II - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.14 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sikka Diperinci Menurut Kecamatan
Tahun 2013
Agama
No Kecamatan
Islam Katolik Protestan Hindu Budha
1 Paga 375 20175 4 2 -
2 Tanawawo - 10467 - - -
3 Mego 112 12635 - 2 -
4 Lela 3 12245 3 8 -
5 Bola 4 11356 5 1 -
6 Doreng - 12529 10 - -
7 Mapitara - 7096 1 - -
8 Talibura 3044 17309 37 5 -
9 Waiblama 8 6236 1 - -
10 Waigete 335 22680 60 1 -
11 Kewapante 1156 12957 226 8 9
12 Hewokloang 1 9916 2 - -
13 Kangae 1268 15719 73 5 -
14 Nele 33 5801 19 6 -
15 Koting - 6660 5 - -
16 Palue - 10221 - - -
17 Nita 22 22591 17 4 -
18 Magepanda 1278 10221 34 - -
19 Alok 8974 16885 719 - -
20 Alok Barat 6075 7897 447 - -
21 Alok Timur 6685 22178 1734 176 59
Kab. Sikka 29393 273774 3397 218 68
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

2.2.8 Sarana Transportasi


1. Perhubungan Darat
Komunikasi dan transportasi adalah sektor penting untuk meningkatkan aktivitas
pereekonomian. Semakin meningkatnya kualitas komunikasi dan transportasi akan
berdampak pada keleluasaan pelaku kegiatan ekonomi dalam melakukan aktivitasnya.
Jalan adalah salah satu prasarana yang sangat penting peranannya dalam memudahkan
mobilitas penduduk. Di Kabupaten Sikka pada tahun 2013 panjang jalan mencapai

BAB II - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1.023,48 kilometer, dirinci untuk jalan diaspal sepanjang 661,88 kilometer, jalan kerikil
115,26 kilometer, jalan tanah 202,39 kilometer. Menurut statusnya, jalan di Kabupaten
Sikka dibagi menjadi jalan negara sepanjang 183,62 kilometer, jalan propinsi 28,57 dan
jalan kabupaten sepanjang 811,29 kilometer. Jika dilihat data panjang jalan menurut
jenis permukaannya, jenis jalan aspal adalah yang terpanjang, kebanyakan dari jalan
tersebut adalah merupakan jalan penghubung antar kecamatan untuk mempermudah
transportasi dan hubungan masyarakat antar kecamatan di Kabupaten Sikka.

2 Perhubungan Udara
Kabupaten Sikka mempunyai Bandar Udara Frans Seda sebagai gerbang masuk melalui
udara, beberapa maskapai penerbangan nasional seperti Merpati Nusantara, Batavia Air,
Wings Air dan Trans Nusa melayani penerbangan ke berbagai tujuan domestic seperti
Kupang, Denpasar dan Surabaya. Pada tahun 2013 banyaknya penerbangan yang datang
dan berangkat melalui Bandara Waioti adalah 1.579 kali. Sedangkan jumlah penumpang
yang datang pada tahun 2013 mencapai 66.775 orang, jumlah ini lebih rendah
dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 65.269 orang.

3 Angkutan Laut
Sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan
angkutan laut menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat penting utamanya
dalam aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Arus
kunjungan kapal di Pelabuhan Maumere mencapai 484 kali. Jumlah penumpang yang
datang sebanyak 109.349 orang, sedangkan jumlah penumpang yang berangkat
mencapai 67.285 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi peningkatan
jumlah penumpang yang cukup signifikan meskipun jumlah kapal yang datang tidak
terlalu bertambah.

2.2.9 Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutu-han mendasar bagi kehidupan masyarakat. Sebagai
sumber penerangan dan energi baik untuk sektor rumah tangga maupun industri, listrik
memegang peranan yang sangat vital. Jumlah listrik terjual di Kabupaten Sikka selama
kurun waktu 2006 - 2012 mengalami kenaikan yang cukup besar. Pada tahun 2006,

BAB II - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

jumlah listrik terjual sebanyak 23.622.068 Kwh, kemudian naik menjadi 47.159.442
Kwh pada tahun 2012.

Tabel 2.11 Banyaknya Tenaga Listrik yang Dibangkitkan oleh PLN Ranting Maumere,
2012

2.2.10 Telpon
Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan adanya transformasi dari sisi
kebutuhan akan alat komunikasi. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan telepon rumah di
Kabupaten Sikka mencapai 2.643. jika dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat
sedikit penurunan.

Tabel Jumlah Langganan Telepon di Kabupaten Sikka Tahun 2009-2013


Tahun Pemerintah Swasta Jumlah
2009 186 2.481 2.667
2010 190 2.436 2.626
2011 190 2.430 2.620
2012 205 2.580 2.785
2013 194 2.449 2.643
Sumber : Sikka Dalam Angka 2014

2.2.11 Kawasan Strategis


Kawasan strategis yang terdapat di kabupaten meliputi:
a. kawasan strategis provinsi; dan
b. kawasan strategis kabupaten.

BAB II - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten, meliputi:


a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi:
- kawasan Strategis Perkotaan Maumere;
- kawasan Nebe di Kabupaten Sikka; dan
- kawasan Waiwajo di Kabupaten Sikka;
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
meliputi:
- Kawasan Konservasi Laut Sawu;
- Kawasan Konservasi Laut Flores;
- Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu II; dan
- Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Flores.

Kawasan strategis kabupaten terdiri atas:


a. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
- Kawasan Strategis Perkotaan Kewapante;
- Kawasan Agropolitan di Kecamatan Magepanda, Kecamatan Waigete, Kecamatan
Paga, Kecamatan Mego dan Kecamatan Talibura;
- Kawasan Strategis Bandara Frans Seda di Kecamatan Alok Timur;
- Kawasan Strategis Pelabuhan L. Say di Kecamatan Alok;
- Kawasan Sentra Kerajinan Tenun di Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Bola,
Kecamatan Nelle, Kecamatan Koting dan Kecamatan Nita;
- Kawasan Minapolitan di Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok. Kecamatan
Alok Timur, Kecamatan Lela, Kecamatan Talibura, Kecamatan Magepanda,
Kecamatan Paga dan Kecamatan Kewapante; dan
- Kawasan pusat pemerintahan di Kecamatan Kewapante.
b. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
- Kawasan Konservasi Teluk Maumere; dan
- Kawasan Konservasi Laut Sawu.
c. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya.
- kawasan Gereja Tua Sikka dan Logu Sinhor di Kecamatan Lela;
- kawasan Watu kruz di Kecamatan Bola; dan
- kawasan Kubur Batu Nuabari di Kecamatan Paga.

BAB II - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 2.2 Peta Infrastruktur Kabupaten Sikka

BAB II - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

2.3 Sosial, Ekonomi dan Budaya


2.3.1 PDRB
Seperti daerah-daerah di Indonesia pada umumnya, kategori yang mendominasi
perekonomian Kabupaten Sikka tahun 2014 adalah pertanian. Kate-gori pertanian
menyumbangkan peranan sebanyak 36,08 persen. Selain pertanian, kategori yang men-
dominasi adalah administrasi pemerintahan, per-tahanan, dan sosial wajib sebanyak
12,42 persen. Sektor yang paling kecil peranan ekonominya adalah kategori pengadaan
listrik dan gas.
PDRB per kapita merupakan salah satu indi-kator yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro. Nilai PDRB per kapita
atas dasar harga konstan pada tahun 2014 yang menggambarkan pendapatan riil
penduduk Ka-bupaten Sikka jika dibandingkan dengan PDRB per kapita harga berlaku
hanya meningkat sebesar 3,61 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sikka berada pada kisaran 4 persen. Pada tahun 2012
pertumbuhan ekonomi sebesar 3,91 persen. Pada tahun 2013 naik menjadi 3,96 persen
dan pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar 4,42 persen. Pertumbuhan ekonomi ini
menunjukkan kenaikan kuantitas produksi barang/ jasa yang tidak dipengaruhi oleh
harga barang.

Tabel 2.15 Perkembangan PDRB di Kabupaten Sikka


Uraian 2012 2013 2014

PDRB Harga Berlaku (Juta Rp.) Rp 2.710.099,0 Rp 2.975.033,0 Rp 3.283.383,0


PDRB Harga Konstan Seri 2010 (Juta
Rp.) Rp 2.396.480,0 Rp 2.491.336,0 Rp 2.601.432,0

PDRB/Kapita Harga Berlaku (Rp.) Rp 8.986.366,0 Rp 9.627.690,0 Rp 10.543.569,0

PDRB/Kapita Harga Konstan (Rp.) Rp 7.946.442,0 Rp 8.062.370,0 Rp 8.353.696,0

Pertumbuhan Ekonomi (%) 3,91 3,96 4,42


Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Sikka 2015

2.3.2 Mata Pencaharian Penduduk


Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, pola penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Sikka masih didominasi oleh sektor primer, yaitu sebesar 57,42 persen pada tahun 2010,

BAB II - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

kemudian 48,82 persen pada tahun 2011, dan 46,21 persen pada tahun 2012. Sektor
primer adalah sektor pertanian. Walaupun sektor ini masih mendominasi penyerapan
tenaga kerja, akan tetapi dari tahun 2010 sampai 2012 terus terjadi penurunan persentase
penyerapan tenaga kerja. Hal ini menunjukan bahwa mulai terjadi pergeseran
penyerapan tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder atau tersier.
Penyerapan tenaga kerja di sektor tersier lebih besar daripada sektor sekunder, baik pada
tahun 2011 maupun tahun 2012.Sektor sekunder adalah sektor Pertambangan &
Penggalian, Industri, Listrik Gas & Air Minum, dan Kontruksi. Sektor tersier adalah
sektor perdagangan, Angkutan, Keuangan, dan Jasa. Sedangkan sektor primer adalah
sektor pertanian. Pada tahun 2011 penyerapan tenaga kerja di sektor tersier sebesar
33,78 persen, kemudian meningkat menjadi 36,58 persen di tahun 2012.

Tabel Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2013
Lapangan Usaha
Pria (Jiwa) Wanita (Jiwa)
Pertanian, Perkebunan
Kehutanan dan Perikanan 35.927 17.716
Pertambangan dan
Penggalian 293 0
Industri 4.140 11.895
Listrik, Gas dan Air Minum 318 189
Bangunan 5.538 0
Perdagangan, Rumah
Makan dan Hotel 4.607 4.746
Transportasi dan
Komunikasi 7.966 363
Lembaga Keuangan, Real
Estate, Persewaan dan jasa
Perusahaan 473 699
Jasa Kemasyarakatan,
Sosial dan Perorangan 9.907 9.975
Sumber : Sikka Dalam Angka 2014

2.3.3 Adat Istiadat Dan Budaya


Terdapat lima kelompok adat budaya yang masing-masing memiliki bahasa sendiri
atau dialeg khas, pakaian, kesenian dan tari-tarian serta ritual adatnya yang khas unik
dan menarik.

BAB II - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1) Adat Budaya Lio: Yang Mendiami Bagian Barat Kabupaten Sikka.


Inilah pakaian adat Lio busana wanita dikenal dengan lawo-lambu dan busana ada
pria dikenal dengan regi-semba-lesu.
Kesenian khas adalah tarian ga’i atau gawi yang mengungkapkan pentingnya
kebersamaan dalam menantang alam dan merenda kehidupan ga’I atau gawi
aslinyaditarikan dengan iringan tempurng kelapa.
2) Adat Budaya Sikka Krowe: Yang Mendiami Bagian Tengah Kabupaten Sikka.
Busana adat permpuan Sikka-Krowe trediri utan,dong,dan labu. Dengan tatanan
rambut yang disebut konde. Sementara busanan prianya terdiri dari lipa/ragi, lensu
dan labu.Tarian khasnya disebut soka hegong, diiringi musik tradisional gong-
waning….
3) Adat Budaya Palue: Berdiam Dipulau Palue
Masyarakat paluepun memiliki ritus adat unik PATIKARAPAU yakni upacara
pemberian makan kepada nenek moyang berupa penyemblihan kerbau, acara ini
kerap disatukan dengan peresmian perahu besar yang dibuat digunung dan pada saat
PATIKARAPAU digotong kelaut.
4) Adat Budaya Muhang/Tana Ai: Mendiami Bagian Paling Timur Kabupaten Sikka.
Pakaian dan tarian budaya muhang sama dengan Sikka krowe. Yang membedakan
adalah dialeg bahasa dan terutama ritual adat.Seperti adat saat manajemen dan
kawin-kawin.
5) Adat Budaya Bajo/Bugis: Umumnya Mendiami Pesisir Pantai.
Budaya ini dibawa oleh perantau oleh bene, buton, bugis dan bajo di Sulawesi
Selatan. Namun kini kesemua kelompok budaya dan etnis tersebut umumnya hidup
berbaur bersama

2.4 Sarana Kesehatan dan Lingkungan


Selain pendidikan, kesehatan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam
kesejahteraan sangat tinggi.Semakin tingkat kesehatan suatu kelompok masyarakat
maka dapat dikatakan tingkat kesejahteraannya juga semakin tinggi.
Pembangunan di bidang kesehatan harus dimulai dengan peningkatan mutu standar
pelayanan kesehatan dengan penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar dengan
didukung oleh sumber daya manusia di bidang kesehatan.

BAB II - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.16 Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Kecamatan
dan Jenis Rumah Sakit Tahun 2013
R. S Umum R. S Swasta
No Kecamatan Rumah Tempat Rumah Tempat
Sakit Tidur Sakit Tidur
1 Paga - - - -
2 Tanawawo - - - -
3 Mego - - - -
4 Lela - - 1 100
5 Bola - - - -
6 Doreng - - - -
7 Mapitara - - - -
8 Talibura - - - -
9 Waiblama - - - -
10 Waigete - - - -
11 Kewapante - - 1 50
12 Hewokloang - - - -
13 Kangae - - - -
14 Nele - - - -
15 Koting - - - -
16 Palue - - - -
17 Nita - - - -
18 Magepanda - - - -
19 Alok 1 205 - -
20 Alok Barat - - - -
21 Alok Timur - - - -
Kab. Sikka 1 250 2 150
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

BAB II - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.17 Banyaknya Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Menurut Kecamatan dan
Jenis Fasilitas Tahun 2013
Puskesmas Pembantu
No Kecamatan Puskesmas
Pemerintah Swasta
1 Paga 1 5 -
2 Tanawawo 1 4 -
3 Mego 1 4 -
4 Lela 1 3 1
5 Bola 1 5 -
6 Doreng 1 2 -
7 Mapitara 1 1 -
8 Talibura 2 8 -
9 Waiblama 1 1 -
10 Waigete 1 5 -
11 Kewapante 1 - -
12 Hewokloang 1 3 -
13 Kangae 1 5 -
14 Nele 1 - -
15 Koting 1 1 -
16 Palue 2 4 -
17 Nita 1 4 -
18 Magepanda 1 3 -
19 Alok 2 3 2
20 Alok Barat 1 1 -
21 Alok Timur 1 2 -
Kab. Sikka 24 62 3
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

2.5 Ruang Dan Lahan


2.5.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah terdiri atas:
a. rencana pusat kegiatan;
b. rencana sistem jaringan prasarana utama; dan
c. rencana sistem jaringan prasarana lainnya.

BAB II - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1. Rencana Pusat Kegiatan sebagai berikut:


a. Pusat Kegiatan Nasional Promosi;
b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi;
c. Pusat Pelayanan Kawasan; dan
d. Pusat Pelayanan Lingkungan.
 PKNp yaitu Perkotaan Maumere, sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat
pelayanan perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, pendidikan, kesehatan dan
transportasi.
 PKLp yaitu Perkotaan Kewapante sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten,
perdagangan, transportasi, industri dan pergudangan.
 PPK yaitu Kawasan Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue
sebagai pusat pelayanan pendidkan, perdagangan, perikanan, pertanian dan perkebunan,
transportasi dan pariwisata.
 PPL yaitu Perkotaan Bola, Hewokloang, Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Koting,
Tanawawo, Mego dan Pemana sebagai pusat pelayanan perdagangan, perikanan,
pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata.

2. Rencana sistem jaringan prasarana utama terdiri atas:


a. Rencana sistem jaringan transportasi darat;
Rencana sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
 jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan jalan dan jembatan,
jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, dan jaringan layanan lalu lintas;
 jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan meliputi terminal penumpang dan
barang, jembatan timbang dan pengujian kendaraan bermotor; dan
 jaringan transportasi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP).

b. Rencana sistem jaringan transportasi laut


Rencana sistem jaringan transportasi laut terdiri atas:
 rencana tatanan kepelabuhan; dan
 rencana alur pelayaran.

c. Rencana sistem jaringan transportasi udara.


Rencana sistem jaringan transportasi udara terdiri atas:

BAB II - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 rencana tatanan kebandarudaraan; dan


 rencana ruang udara untuk penerbangan.

3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


Rencana sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas: rencana sistem jaringan energi;
rencana sistem jaringan telekomunikasi; rencana sistem jaringan sumber daya air; dan
rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

A. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Rencana sistem jaringan sumber daya air meliputi:
a. Wilayah sungai;
Wilayah sungai sebagaimana yang dimaksud adalah wilayah sungai Flores yang
merupakan wilayah sungai strategis nasional dengan DAS.

b. CAT;
CAT Maumere yang merupakan CAT Lintas Kabupaten yang merupakan potensi air
tanah yang pemanfaatannya harus efisien dan diatur dengan mengutamakan air
permukaan serta pemantauan dengan jaringan monitoring muka air tanah.

d. JI;
JI meliputi:
 DI kewenangan Pemerintah Provinsi meliputi DI. Kolisia dan DI. Magepanda; dan
 DI kewenangan Kabupaten meliputi DI. Kolisia, DI. Delang, DI. Ahuwair, DI.
Hebing, DI. Ijuartubou, DI. Kaliwajo, DI. Koro, DI. Nangarasong, DI. Nebe, DI.
Oeroang, DI. Pruda, DI. Puunaka, DI. Tendaki, DI. Umatau, DI. Wairita, DI.
Waigete, dan DI. Wairhewat.

e. Jaringan air baku untuk air minum;


Rencana sistem jaringan air baku untuk air minum melalui rencana pengembangan
sumber air baku yang meliputi:
1) bendungan/dam Nebe, Bendungan Waigete dan Bendungan Waturia;
2) sumber mata air di Kota Maumere meliputi Sumur Pengeboran Kuburan, Dua
Toru, Nara, M. Subu Sadipun, Kolang Renang, Litbang, Wolomarang, Wailiti,

BAB II - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Teka Iku, Sumber Intake Galery Sungai Wairpuang, dan mata air Wairpuang
dengan kapasitas 125 liter/detik;
3) sumber mata air di Kecamatan Nita meliputi mata air Elang, Sorusoa, Melong,
Watutekang, Mapang dengan kapasitas 81 liter/detik, Nita meliputi sumber
Brond Kaptering Mata Air Wairpuang, dan Brond Kaptering Mata Air Kibung
dengan kapasitas kurang lebih 8 liter/detik;
4) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Lela meliputi Sumber Intake Galery
Sungai Batik Wair, dan Brond Kaptering Mata Air Batik Wair dengan
kapasitas kurang lebih 5 liter/detik;
5) sumber mata air di Kecamatan Paga meliputi mata air Lia Wangge dengan
kapasitas kurang lebih 20 liter/detik, sumber Intake Galery Sungai Loko Po’o
dengan kapasitas kurang lebih 2 liter/detik;
6) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Bola yaitu sumber Brond Kaptering
Mata Air Wairterang, dan Sumur Pompa Ian dengan kapasitas kurang lebih 5
liter/detik;
7) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Kewapante yaitu Sumur Pompa
Kloang Lagot dengan kapasitas kurang lebih 15 liter/detik;
8) sumber mata air di Kecamatan Waigete meliputi mata air wairita, Malang I,
Malang II, Dolomein, Tuna Duet dengan kapasitas kurang lebih 65 liter/detik;
9) sumber mata air di Kecamatan Talibura meliputi mata air Bokor dengan
kapasitas kurang lebih 30 liter/detik;
10) sumber mata air di Kecamatan Koting meliputi mata air Wair Puan dengan
kapasitas kurang lebih 12,5 liter/detik; dan
11) sumber mata air di Kecamatan Magepanda meliputi mata air Aelobang dengan
kapasitas kurang lebih 4 liter/detik, mata air Gute dengan kapasitas kurang
lebih 1 liter/detik, mata air Kalitanga dengan kapasitas kurang lebih 5
liter/detik, mata air Masekae dengan kapasitas kurang lebih 9 liter/detik, mata
air Nawalongga dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair
Pasambase dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair Delang
dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair Nokerua dengan
kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wairii dengan kapasitas kurang
lebih 1 liter/detik, mata air Wairroang dengan kapasitas kurang lebih 1

BAB II - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

liter/detik, dan mata air Wair Wolokoli dengan kapasitas kurang lebih 11
liter/detik.

B. Rencana sistem pengendalian banjir, erosi dan longsor yaitu meliputi:


a. pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir;
b. konservasi lahan;
c. normalisasi sungai; dan
d. penetapan zona banjir.

C. Rencana sistem pengamanan pantai dilakukan dengan:


a. Sistem vegetasi/konservasi sempadan pantai terdapat di Kecamatan Magepanda,
Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Mapitara, Kecamatan Doreng, Kecamatan Waigete dan Kecamatan Bola,
Kecamatan Kangae, dan Kecamatan Waiblama;
b. Sipil teknis terdapat di Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Alok, Kecamatan Paga,
Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Kewapante dan Kecamatan
Talibura, Kecamatan Kangae, dan Kecamatan Waiblama.

2.5.2 Penggunaan Lahan


Rencana pola ruang wilayah terdiri atas:
 kawasan lindung; dan
 kawasan budidaya.
1. Kawasan lindung terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung;
Kawasan hutan lindung meliputi:
1) kawasan hutan lindung Egon Ilimedo terdapat di Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Bola dan Kecamatan Hewokloang, dengan luas kurang lebih 19.457,80
Ha;
2) kawasan hutan lindung Iliwuli terdapat di Kecamatan Talibura dan Waiblama,
dengan luas kurang lebih 575,43 Ha;

BAB II - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3) kawasan hutan lindung Iligai terdapat di Kecamatan Lela, Kecamatan Nelle,


Kecamatan Koting, Kecamatan Kangae dan Kecamatan Bola, dengan luas kurang
lebih 1.226,20 Ha;
4) kawasan hutan lindung Ilindobo terdapat di Kecamatan Bola, Kecamatan
Hewokloang dan Kecamatan Kewapante dengan luas kurang lebih 230 Ha;
5) kawasan hutan lindung Wukoh Lewoloroh terdapat di Kecamatan Talibura dan
Kecamatan Waiblama, dengan luas kurang lebih 3.250 Ha;
6) kawasan hutan lindung Telorawa II terdapat di Kecamatan Paga, Kecamatan
Tanawawo dan Kecamatan Mego, dengan luas kurang lebih 6.000 Ha;
7) kawasan hutan lindung Mbotulena – Keliwenda terdapat di Kecamatan Paga dan
Kecamatan Tanawawo, dengan luas kurang lebih 670 Ha;
8) kawasan hutan lindung Kimang Buleng terdapat di Kecamatan Nita,Kecamatan
Magepanda dan Kecamatan Alok Barat, dengan luas kurang lebih 5.514 Ha;
9) kawasan hutan lindung Ilidarat terdapat di Kecamatan Talibura, dengan luas kurang
lebih 700 Ha;
10) kawasan hutan lindung Mengkuri (Pulau Besar) terdapat di Kecamatan Alok Timur,
dengan luas kurang lebih 400 Ha; dan
11) kawasan hutan lindung Rokatenda terdapat Kecamatan Palue, dengan luas kurang
lebih 420 Ha.

b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;


Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa
kawasan resapan air.Kawasan resapan air seluas kurang lebih 134 Ha yang tersebar
di seluruh wilayah kabupaten.

c. kawasan perlindungan setempat;


Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
 kawasan sempadan pantai;
 kawasan sempadan sungai;
 kawasan sekitar danau atau waduk;
 kawasan sekitar mata air;
 kawasan pulau-pulau kecil; dan
 kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

BAB II - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;


Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 huruf d, meliputi:
o kawasan suaka alam laut;
- Kawasan Suaka Alam Laut Flores; dan
- Kawasan Suaka Alam Laut Sawu.
o kawasan suaka margasatwa; terdapat di kawasan hutan lindung Egon Ilimedo.
- Taman Wisata Alam Pulau Besar; dan
- Taman Wisata Alam Egon Ilimedo.
o kawasan pantai berhutan bakau;
o kawasan taman wisata alam;
o kawasan taman wisata alam laut; yaitu Taman Wisata Alam Laut Gugus Pulau
Teluk Maumere.
o kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
- Gereja Tua Sikka, Rumah Raja Sikka, dan Wisung Fatima di Kecamatan Lela;
- Watu Krus, Gereja Bola dan Sumur Tua Baluk di Kecamatan Bola;
- Gereja Salib Suci Mauloo, Lepa Ria Kunu Mbengu dan Kubur Batu Nua Bari
di Kecamatan Paga;
- Gereja Tua Nita, Regalia Kerajaan Nita, Patung Maria Bunda Segala Bangsa
Nilo dan Museum Bikon Blewut di Kecamatan Nita;
- Gereja Tua Imakulata Lekebai di Kecamatan Mego;
- Gereja Tua Koting di Kecamatan Koting;
- Gereja Tua Nelle di Kecamatan Nelle;
- Patung Kristus Raja, Gereja Katedral St. Yoseph, Makam Raja Sikka di
Kecamatan Alok;
- Jong Dobo, Moko dan Kumbang Porselin di Kecamatan Kewapante;
- Lepo Kirek dan Benda Pusaka di Kecamatan Hewokloang; dan
- Gereja Tua Lei di Kecamatan Palue.

BAB II - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

e. kawasan rawan bencana;


o kawasan rawan tanah longsor;
Kawasan rawan longsor sebagaimana meliputi Kecamatan Mego, Kecamatan Tana
Wawo, Kecamatan Alok Timur dan di Wilayah Kepulauan, Kecamatan Palue,
Kecamatan Mapitara, Kecamatan Talibura dan Kecamatan Waiblama.
o kawasan rawan gelombang pasang;
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau
meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Doreng, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Palue, Kecamatan Mego, Kecamatan Kewapante dan Kecamatan
Waiblama serta pulau-pulau.
o kawasan rawan banjir;
Kawasan rawan banjir meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kewapante,
Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Magepanda, Kecamatan
Talibura, Kecamatan Mego, dan Kecamatan Kangae.
o kawasan rawan angin topan.
Kawasan rawan angin topan meliputi Kecamatan Tana Wawo,Kecamatan Paga,
Kecamatan Mego, Kecamatan Nita, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Bola, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Waiblama, Kecamatan
Hewokloang dan Kecamatan Waigete.

f. kawasan lindung geologi;


Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
o kawasan rawan gempa dan gerakan tanah;
Kawasan rawan gempa dan gerakan tanah terdapat di seluruh wilayah kecamatan
baik wilayah laut maupun darat.
o kawasan rawan letusan gunung berapi;
Kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi:
- Kawasan pegunungan Rokatenda di Kecamatan Palue; dan
- Kawasan Gunung Egon di Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara dan
Kecamatan Doreng.

BAB II - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

o kawasan rawan tsunami.


Kawasan rawan tsunami terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau meliputi
Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Lela,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Bola, Kecamatan Doreng, Kecamatan
Mapitara, Kecamatan Mego, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok
Timur dan Kecamatan Palue.

g. kawasan lindung lainnya.


o Kawasan pengungsian satwa, meliputi:
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Laut Flores.
o Kawasan terumbu karang, meliputi:
- kawasan Terumbu Karang Laut Sawu; dan
- kawasan Gugus Pulau Teluk Maumere.
o Kawasan koridor jenis satwa/biota laut yang dilindungi meliputi :
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Gugus Pulau Teluk Maumere.

2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya seluas kurang lebih 177.460,80 Ha, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 8.933 Ha terdiri atas:
o kawasan peruntukan hutan produksi tetap;
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 1.354Ha terdapat
di Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Kangae, Kecamatan Nelle, Kecamatan Koting, Kecamatan Magepanda
dan Kecamatan Alok Timur.
o kawasan peruntukan hutan produksi terbatas.
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 7.579 ha, terdapat
di Kecamatan Paga, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Nita
dan Kecamatan Magepanda.

BAB II - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

b. kawasan peruntukan pertanian;


o Kawasan budidaya tanaman pangan, terdiri atas:
- sawah irigasi seluas kurang lebih 3.106 Ha terdapat di Kecamatan Paga,
Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waigete, Kecamatan Nita, Kecamatan Waiblama dan Kecamatan Magepanda;
- sawah non irigasi seluas kurang lebih 524 Ha terdapat di Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Tanawawo, Kecamatan Lela, Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Kangae dan Kecamatan Nita; dan
- lahan kering seluas 47.109 Ha tersebar di seluruh wilayah.
o Kawasan budidaya hortikultur seluas kurang lebih 2.233 ha, terdapat di Kecamatan
Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Nelle,
Kecamatan Nita, Kecamatan Magepanda, Kecamatan Palue dan Kecamatan Alok.
o Kawasan budidaya perkebunan seluas kurang lebih 12.019 ha meliputi seluruh
wilayah.
o Kawasan budidaya peternakan terdiri atas:
- peternakan besar terdapat di Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete,
Kecamatan Mapitara, dan Kecamatan Magepanda seluas kurang lebih 5.451
ha; dan
- peternakan kecil terdapat di seluruh wilayah.

c. kawasan peruntukan perikanan;


o Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di Perairan Laut Sawu dan Laut
Flores.
o Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdapat di Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Kewapante,
o Kecamatan Magepanda, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Paga, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola dan Kecamatan Alok.
o Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok
Timur, Kecamatan Alok, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Paga, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola dan Kecamatan Magepanda.

BAB II - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. kawasan peruntukan pertambangan;


o Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam terdapat di Kecamatan Paga,
Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Mapitara, Kecamatan Waigete, Kecamatan Waiblama, Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Kewapante, dan Kecamatan Talibura.
o Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam terdapat di Kecamatan
Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan Magepanda, Kecamatan Mego,
Kecamatan Paga, dan Kecamatan Tana Wawo.
o Kawasan peruntukan pertambangan mineral batuan terdapat di Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Kangae, Kecamatan Bola, Kecamatan Nelle, Kecamatan
Doreng, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Nita, Kecamatan Lela, Kecamatan Alok,
Kecamatan Paga, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Alok
Timur, Kecamatan Talibura, Kecamatan Mego dan Kecamatan Waigete.

e. kawasan peruntukan industri;


o Kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga terdapat di seluruh wilayah
daerah.
o Kawasan peruntukan industri terdapat di Perkotaan Maumere, Kecamatan
Kewapante, Kecamatan Waigete, Kecamatan Talibura, Kecamatan Magepanda,
dan Kecamatan Palue, dan Kecamatan Paga.
o Kawasan peruntukan industri besar terdapat di luar Kawasan Perkotaan Maumere
dan Perkotaan Kewapante.

f. kawasan peruntukan pariwisata;


o Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:
- Taman Laut Gugus Pulau Teluk Maumere di kawasan laut Kecamatan
Kewapante, Kecamatan Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Kewapante, dan Kecamatan Alok Barat;
- Danau Semparong, Pantai Pasir Putih Pulau Sukun, Pantai Pasir Putih Pulau
Kambing, Pantai Pasir Putih Pulau Pemana di Kecamatan Alok;
- Hutan Wisata Pulau Besar, Pantai Pasir Putih Pulau Besar, Pantai Pasir Putih
Pulau Pangabatang, Pantai Pasir Putih Pulau Babi, Pulau Kondo di Kecamatan
Alok Timur;

BAB II - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Puncak Buleng, Tebing Alam Halar Hawata dan Puncak Kimang di Kecamatan
Nita;
- Mata Air Panas Blidit, Air Terjun Wairhoret, Danau Ranoklahit, Air Tejun
Tunahohok, Gua Alam Patiahu, Gunung Api Egon, Hutan Wisata Egon, Agro
Wisata Waigete, Pantai Wairbleler, Pantai Wairterang dan Pantai Nangatobong
di Kecamatan Waigete;
- Air Terjun Morosobe di Kecamatan Tana Wawo;
- Air Terjun Glak di Kecamatan Mapitara;
- Air Panas dan Watu Irung Bura di Kecamatan Waiblama;
- Mata Air Panas Baokrenget di Kecamatan Mapitara;
- Tebing Alam Raganatar dan Pantai Ipir di Kecamatan Bola;
- Pantai Doreng dan Gua Alam Keytimu di Kecamatan Doreng;
- Pantai Nangahure dan Pantai Wailiti di Kecamatan Alok Barat;
- Pantai Sikka dan Pantai Bangboler di Kecamatan Lela;
- Pantai Waiara di Kecamatan Kewapante;
- Pantai Waipare di Kecamatan Kangae;
- Pantai Kajuwulu, Pantai Wingawoka dan Pantai Waturia Kecamatan
Magepanda;
- Pantai Wailamung dan Pantai Tanjung Darat Kecamatan Talibura;
- Penyulingan Uap Panas Bumi, Gunung Api Rokatenda dan Pantai Pasir Putih
Reruwairere di Kecamatan Palue; dan
- Tebing Alam Watungesu, Pantai Paga dan Pantai Koka di Kecamatan Paga.

o Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi:


- Toja Bobu, Ule Nale, Logu Sinhor, Gereja Tua Sikka dan Kampung Adat Sikka
Natar di Kecamatan Lela;
- Tempat Ziarah dan Rumah Retret Santo Nabi Elia Mageria, Tempat Pertapaan
di Kelikeo, Loka Poo dan Kubur Batu di Kecamatan Paga;
- Loka Mase dan Ai Ripa di Kecamatan Mego;
- Tempat Ziarah Nilo dan Museum Bikon Blewut di Kecamatan Nita;
- Gareng Lameng dan Gren Mahe di Kecamatan Waiblama;
- Tempat Ziarah Watusoking, Tempat Ziarah Dian Desa di Kecamatan Waigete;
- Gua Maria Krokowolon di Kecamatan Kewapante;

BAB II - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Gua Maria Kesokoja, Pati Karapu dan Tu Teu di Kecamatan Palue;


- Pire Tana dan Gua Fatima Hokor di Kecamatan Bola;
- Wair Nokerua di Kecamatan Magepanda;
- Kampung Tradisional Wuring di Kecamatan Alok Barat;
- Tige Temu di Kecamatan Alok Timur;
- Patung Kristus Raja dan Kampung Garam di Kecamatan Alok;
- Kampung Adat Watublapi dan Kampung Adat Hewokloang di Kecamatan
Hewokloang; dan
- Pertunjukan Sendratari dan Musik tradisional tersebar di seluruh wilayah
kabupaten.
o Kawasan peruntukan pariwisata buatan/taman rekreasi
- taman rekreasi kota di setiap Ibu Kota Kabupaten/Kecamatan; dan
- agro wisata di Kecamatan Waigete, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Nita, Kecamatan Koting.

g. kawasan peruntukan permukiman; dan


o Kawasan permukiman perkotaan diimbangi dengan tersedianya pusat pelayanan
yang terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Maumere, Perkotaan Kewapante,
Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue.
o Kawasan permukiman perdesaan terdapat di Kecamatan Bola, Hewokloang,
Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Tana Wawo, Mego dan Koting.

h. kawasan peruntukan lainnya.


Kawasan peruntukan lainnyaseluas kurang lebih 33,80 Ha adalah Kawasan
pertahanan dan keamanan.

2.5.3 Rencana Pengembangan Tata Kota


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sikka, sebagai pusat kegiatan :
 PKNp yaitu Perkotaan Maumere, sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat
pelayanan perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, pendidikan, kesehatan dan
transportasi.
 PKLp yaitu Perkotaan Kewapante sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten,
perdagangan, transportasi, industri dan pergudangan.

BAB II - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 PPK yaitu Kawasan Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue
sebagai pusat pelayanan pendidkan, perdagangan, perikanan, pertanian dan perkebunan,
transportasi dan pariwisata.
 PPL yaitu Perkotaan Bola, Hewokloang, Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Koting,
Tanawawo, Mego dan Pemana sebagai pusat pelayanan perdagangan, perikanan,
pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata.

2.5.4 Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas


Kawasan strategis ekonomi merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi ekonomi
untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam dan melalui pusat-pusat
pengembangan penduduk, sehingga jika diterapkan teknologi dan modal maka daerah
tersebut diharapkan menjadi fungsi dan peran khusus bagi daerah sekitarnya
(hinterland) guna mencapai tujuan pengembangan wilayah itu sendiri. Kawasan ini
dapat menghubungkan perkembangan antar wilayah dengan melakukan percepatan
pemerataan ekonomi. Kawasan strategis yang dikembangkan :
a. Kawasan Agropolitan Nebe-Konga terletak di kawasan perbatasan dari Kecamatan
Talibura di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.
Dalam RTRW Provinsi NTT menetapkan bahwa kawasan ini dianggap sebagai
kawasan prioritas sebagai wilayah pusat pertumbuhan/sentra pertanian dan
perkebunan berdasarkan potensi ekonomi, sektor ini menggerak pertumbuhan
ekonomi, berpotensi ekspor sehingga mempercepat pertumbuhan Kabupaten Sikka
b. Kawasan Agropolitan Kecamatan Magepanda, Kecamatan Waigete, Kecamatan
Paga, Kecamatan Mego dan Kecamatan Talibura
Sebagai daerah lumbung padi di Kabupaten Sikka, kawasan ini sebagai salah satu
sentra pertanian berdasarkan potensi ekonomi, sektor ini menggerak pertumbuhan
ekonomi
c. Kawasan Strategis Perkotaan Maumere
Kota Maumere menpunyai peluang sebagai daerah Otonom yang berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Nasiona Promosi (PKNp). Kenyataan ini memberikan peluang sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan melayani wilayah Pulau Flores maupun
provinsi Nusa Tenggara Timur. Berupa pusat pertumbuhan sektor ekonomi pertanian,
jasa-jasa, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi dan keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan.

BAB II - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. Kawasan Strategis Bandara Frans Seda


Pengembangan Bandara Frans Seda sebagai pintu gerbang utama jalur udara
Kabupaten Sikka akan membawa dampak perkembangan ekonomi di Pulau Flores
pada umumnya dan di Kabupaten Sikka khususnya..
e. Kawasan Strategis Pelabuhan L Say.
Kabupaten Sikka sebagai wilayah kepulauan, membutuhkan pintu gerbang dari jalur
laut dan penyeberangan. Pengembangan Pelabuhan L. Say memberikan dampak
posistidi Kabupaten Sikka sesuai perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Sikka.
f. Kawasan Sentra Kerajinan Tenun
Sentra kerajinan ini berada pada kawasan desa-desa yang terkenal tenun ikatnya
antara di Desa Heopuat dan Watublapi (Kecamatan Hewokloang), Bola, Nelle,
Koting, Nita dan kecamatan lain potensi kerjainan Tenun ikat di wilayah masing-
masing. Sektor kerjainan Tenun ini adalah potensi strategis dalam menggerakkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat serta ikut mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten dan membutuhkan dukungan jaringan
prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.
g. Kawasan Minapolitan (Kawasan ini sepertidi desa/ Kelurahan Wuring, Kelurahan
Kota Uneng, kelurahan Beru, Desa Sikka, Desa Koja Doi, Desa Permaan, Desa
Pemana, Desa Nangahale, Desa Reroroja, dan Gliting)

2.5.5 Kawasan Lindung


1. Kawasan lindung terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung;
Kawasan hutan lindung meliputi:
1. kawasan hutan lindung Egon Ilimedo terdapat di Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara, Kecamatan
Doreng, Kecamatan Bola dan Kecamatan Hewokloang, dengan luas kurang
lebih 19.457,80 Ha;
2. kawasan hutan lindung Iliwuli terdapat di Kecamatan Talibura dan Waiblama,
dengan luas kurang lebih 575,43 Ha;
3. kawasan hutan lindung Iligai terdapat di Kecamatan Lela, Kecamatan Nelle,
Kecamatan Koting, Kecamatan Kangae dan Kecamatan Bola, dengan luas
kurang lebih 1.226,20 Ha;

BAB II - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

4. kawasan hutan lindung Ilindobo terdapat di Kecamatan Bola, Kecamatan


Hewokloang dan Kecamatan Kewapante dengan luas kurang lebih 230 Ha;
5. kawasan hutan lindung Wukoh Lewoloroh terdapat di Kecamatan Talibura dan
Kecamatan Waiblama, dengan luas kurang lebih 3.250 Ha;
6. kawasan hutan lindung Telorawa II terdapat di Kecamatan Paga, Kecamatan
Tanawawo dan Kecamatan Mego, dengan luas kurang lebih 6.000 Ha;
7. kawasan hutan lindung Mbotulena – Keliwenda terdapat di Kecamatan Paga
dan Kecamatan Tanawawo, dengan luas kurang lebih 670 Ha;
8. kawasan hutan lindung Kimang Buleng terdapat di Kecamatan
Nita,Kecamatan Magepanda dan Kecamatan Alok Barat, dengan luas kurang
lebih 5.514 Ha;
9. kawasan hutan lindung Ilidarat terdapat di Kecamatan Talibura, dengan luas
kurang lebih 700 Ha;
10. kawasan hutan lindung Mengkuri (Pulau Besar) terdapat di Kecamatan Alok
Timur, dengan luas kurang lebih 400 Ha; dan
11. kawasan hutan lindung Rokatenda terdapat Kecamatan Palue, dengan luas
kurang lebih 420 Ha.

b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;


Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa
kawasan resapan air.Kawasan resapan air seluas kurang lebih 134 Ha yang
tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

c. kawasan perlindungan setempat;


Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
 kawasan sempadan pantai;
 kawasan sempadan sungai;
 kawasan sekitar danau atau waduk;
 kawasan sekitar mata air;
 kawasan pulau-pulau kecil; dan
 kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

BAB II - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;


Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 huruf d, meliputi:
o kawasan suaka alam laut;
- Kawasan Suaka Alam Laut Flores; dan
- Kawasan Suaka Alam Laut Sawu.
o kawasan suaka margasatwa; terdapat di kawasan hutan lindung Egon Ilimedo.
- Taman Wisata Alam Pulau Besar; dan
- Taman Wisata Alam Egon Ilimedo.
o kawasan pantai berhutan bakau;
o kawasan taman wisata alam;
o kawasan taman wisata alam laut; yaitu Taman Wisata Alam Laut Gugus Pulau
Teluk Maumere.
o kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
- Gereja Tua Sikka, Rumah Raja Sikka, dan Wisung Fatima di Kecamatan Lela;
- Watu Krus, Gereja Bola dan Sumur Tua Baluk di Kecamatan Bola;
- Gereja Salib Suci Mauloo, Lepa Ria Kunu Mbengu dan Kubur Batu Nua Bari
di Kecamatan Paga;
- Gereja Tua Nita, Regalia Kerajaan Nita, Patung Maria Bunda Segala Bangsa
Nilo dan Museum Bikon Blewut di Kecamatan Nita;
- Gereja Tua Imakulata Lekebai di Kecamatan Mego;
- Gereja Tua Koting di Kecamatan Koting;
- Gereja Tua Nelle di Kecamatan Nelle;
- Patung Kristus Raja, Gereja Katedral St. Yoseph, Makam Raja Sikka di
Kecamatan Alok;
- Jong Dobo, Moko dan Kumbang Porselin di Kecamatan Kewapante;
- Lepo Kirek dan Benda Pusaka di Kecamatan Hewokloang; dan
- Gereja Tua Lei di Kecamatan Palue.

BAB II - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

e. kawasan rawan bencana;


o kawasan rawan tanah longsor;
Kawasan rawan longsor sebagaimana meliputi Kecamatan Mego, Kecamatan Tana
Wawo, Kecamatan Alok Timur dan di Wilayah Kepulauan, Kecamatan Palue,
Kecamatan Mapitara, Kecamatan Talibura dan Kecamatan Waiblama.
o kawasan rawan gelombang pasang;
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau
meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Doreng, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Palue, Kecamatan Mego, Kecamatan Kewapante dan Kecamatan
Waiblama serta pulau-pulau.
o kawasan rawan banjir;
Kawasan rawan banjir meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kewapante,
Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Magepanda, Kecamatan
Talibura, Kecamatan Mego, dan Kecamatan Kangae.
o kawasan rawan angin topan.
Kawasan rawan angin topan meliputi Kecamatan Tana Wawo,Kecamatan Paga,
Kecamatan Mego, Kecamatan Nita, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Bola, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Waiblama, Kecamatan
Hewokloang dan Kecamatan Waigete.

a. kawasan lindung geologi;


Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
o kawasan rawan gempa dan gerakan tanah;
Kawasan rawan gempa dan gerakan tanah terdapat di seluruh wilayah kecamatan
baik wilayah laut maupun darat.
o kawasan rawan letusan gunung berapi;
Kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi:
- Kawasan pegunungan Rokatenda di Kecamatan Palue; dan
- Kawasan Gunung Egon di Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara dan
Kecamatan Doreng.

BAB II - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

o kawasan rawan tsunami.


Kawasan rawan tsunami terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau meliputi
Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Lela,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Bola, Kecamatan Doreng, Kecamatan
Mapitara, Kecamatan Mego, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok
Timur dan Kecamatan Palue.

b. kawasan lindung lainnya.


o Kawasan pengungsian satwa, meliputi:
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Laut Flores.
o Kawasan terumbu karang, meliputi:
- kawasan Terumbu Karang Laut Sawu; dan
- kawasan Gugus Pulau Teluk Maumere.
o Kawasan koridor jenis satwa/biota laut yang dilindungi meliputi :
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Gugus Pulau Teluk Maumere.

2.5.6 Laju Perubahan Tata Guna Lahan


Jenis penggunaan tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Sikka terdiri dari beberapa
jenis penggunaan tanah, namun didominasi lahan pertanian yaitu seluas 90.138 Ha
(52,05%), sedangkan penggunaan tanah lainnya yaitu kawasan hutan seluas 38.442,43
Ha (22,20%), semak belukar seluas 23.745 Ha (13,71%) dan lain-lain seluas 20.865,57
Ha (12,05%).
Permasalahan saat ini yang dihadapi di kabupaten Sikka adalah angka pertumbuhan
penduduk kabupaten Sikka setiap tahun cukup tinggi dan mayoritas masyarakat bekerja
di sektor pertanian. Kondisi ini memaksa masyarakat memperluas lahan pertanian.
Perluasan lahan pertanian telah merambah daerah yang seharusnya dilindungi guna
melindungi ekosistem (flora dan fauna) dan memberikan suplai air untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih dan air untuk daerah persawahan.
Kerusakan yang terparah dirasakan masyarakat petani di kabupaten Sikka saat ini adalah
wilayah sekitar DAS Nangagete di Kabupaten Sikka.Degradasi lingkungan di sekitar

BAB II - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

kawasan DAS berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan air oleh masyarakat, terutama
berdampak pada kekurangan air untuk konsumsi dan irigasi.

BAB II - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 2.4 Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Sikka

BAB II - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 2.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sikka


BAB II - 45
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 2.6 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Sikka


BAB II - 46
RENCANA INDUK LAPORAN AKHIR
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

2.6 Kependudukan
2.6.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Sikka adalah 309008 jiwa. Kepadatan penduduk yang begitu tinggi di Kecamatan Alok
sebenarnya bisa dimaklumi karena Alok merupakan ibukota Kabupaten Sikka dimana
hampir seluruh kegiatan ekonomi dan pemerintahan terpusat di sini. Jika dilihat dari
rasio jenis kelamin, maka untuk semua kecamatan mempunyai rasio jenis kelamin
kurang dari 100. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
laki.
Pada tahun 2013, jumlah Anak Lahir Hidup (ALH) dari wanita berusia 10 tahun ke atas
yang pernah kawin, yang berada di kisaran 1-2, sebesar 36,60 persen. Sementara untuk
ALH dengan jumlah di atas 2, sebesar 56,90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
program KB di Kabupaten Sikka masih belum berjalan dengan sempurna.
Penolong kelahiran paling banyak dilakukan oleh bidan dengan persentase sebesar
80,64%. Sementara untuk Dokter dan dukun masing-masing sebesar 10,32% dan
7,50%.

Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis kelamin, dan Rasio Jenis
Kelamin Tahun 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio

1 Paga 7409 8506 15915 87.1


2 Tanawawo 5855 6381 12236 91.76
3 Mego 4150 4741 8891 87.53
4 Lela 5531 6573 12104 84.15
5 Bola 5025 6398 11423 78.54
6 Doreng 5600 6128 11728 91.38
7 Mapitara 3228 3529 6757 91.47
8 Talibura 9988 10883 20871 91.78
9 Waiblama 10806 11843 22649 91.24
10 Waigete 3416 3773 7189 90.54
11 Kewapante 6303 7419 13722 84.96

BAB II - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

12 Hewokloang 3986 4537 8523 87.86


13 Kangae 7621 9126 16747 83.51
14 Nele 4212 5685 9897 74.09
15 Koting 3072 3516 6588 87.37
16 Palue 2823 3316 6139 85.13
17 Nita 10457 11262 21719 92.85
18 Magepanda 5816 6160 11976 94.42
19 Alok 16529 17304 33833 95.52
20 Alok Barat 8467 8685 17152 97.49
21 Alok Timur 15710 17239 32949 91.11
Kab. Sikka 146004 163004 309008 89.57
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

2.6.2 Penyebaran Penduduk


Dengan luas wilayah sekitar 1731,91 km2, sebenarnya dapat dikatakan distribusi
penduduk di Kabupaten Sikka belum merata. Jika dilihat kepadatan penduduk yang ada
di Tabel 2.19, terlihat bahwa kepadatan tertinggi ada pada Kecamatan Alok, yaitu
sekitar 2311 jiwa per kilometer persegi, padahal luas wilayahnya hanya sekitar 0,84%
saja dari luas Sikka secara keseluruhan. Kecamatan Talibura yang mempunyai wilayah
paling luas, tingkat kepadatan penduduknya hanya sekitar 80 jiwa per kilometer persegi.

Tabel 2.19 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan
Tahun 2013
Luas Kepadatan
No Kecamatan Penduduk
Wilayah (Km2) per Km2
1 Paga 15195 82.85 192.09
2 Tanawawo 12236 111.26 109.98
3 Mego 8891 79.78 111.44
4 Lela 12104 31.33 386.34
5 Bola 11423 56.83 201.00
6 Doreng 11728 30.41 385.66
7 Mapitara 6757 81.02 83.40
8 Talibura 20871 260.11 80.24
9 Waiblama 22649 144.36 156.89
10 Waigete 7189 217.65 33.03
11 Kewapante 13722 24.14 568.43

BAB II - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

12 Hewokloang 8523 17.58 484.81


13 Kangae 16747 38.43 435.78
14 Nele 9897 14.65 675.56
15 Koting 6588 23.56 279.63
16 Palue 6139 41.00 149.73
17 Nita 21719 141.07 153.96
18 Magepanda 11976 166.15 72.08
19 Alok 33833 14.64 2311.00
20 Alok Barat 17152 62.75 273.34
21 Alok Timur 32949 92.34 356.79
Kab. Sikka 309008 1731.91 178.42
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)

2.7 Keuangan Daerah


Realisasi penerimaandaerah otonom menurut jenispenerimaan tahun anggaran 2013 dapat
dilihat pada tabel 2.20, terlihat jumlah total yang diterima Kabupaten Sikka Rp.
709.137.177.862, terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu, bagian
pendapaztn asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Penerimaan daerah otonom selanjutnya dibelanjakan oleh pemerintah Kabupaten Sikka
untuk kepentingan bersama. Realisasi pengeluaran daerah otonom Tingkat II Sikka
menurut jenis pengeluaran tahun anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel 2.20 sebesar Rp.
659.436.882.241, yang terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung.

BAB II - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 2.20 Realisasi Penerimaan Daerah Otonom Tingkat II Sikka Menurut Jenis Penerimaan
Tahun Anggaran 2013

Sumber : Sikka Dalam Angka 2014

BAB II - 50
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3.1 Aspek Teknis


Pengelolaan air minum di kabupaten Sikka dilakukan oleh PDAM dan dan beberapa
desa pengelolaan air minum dilakukan oleh bpspams secara swadaya. PDAM kabupaten
Sikka saat ini hanya mampu melayani Kota Maumere, dan 5 (empat) kecamatan yakni ;
kecamatan Nita, Lela, Bola, Paga dan Kecamatan Kewapante. Tingkat pelayanan air
minum di kabupaten Sikka baru mencapai 70 %, dan tingkat pelayanan 23 % baru bisa
dilakukan oleh PDAM sedangkan 47 % pelayanan air minum di kabupaten Sikka
dilakukan oleh Desa secara swadaya (bpspams).
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Sikka merupakan badan usaha
milik pemerintah Kabupaten Sikka. Pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Sikka
mulanya dilaksanakan oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 022/KPTS/CK/III 1981
tanggal 25 Maret 1981. Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 17 tahun
1983 tanggal 3 September 1983 tentang pendirian PDAM Kabupaten Sikka, status
BPAM berubah menjadi PDAM Kabupaten Sikka.

3.1.1. SPAM Kabupaten


 Jaringan Perpipaan (JP)
Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20
tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama
sistem beserta dimensi-dimensinya.
Sistem penyediaan air baku (SPAB) berdasarkan kriteria perencanaan harus terdapat
beberapa unit SPAM seperti :

BAB III - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Unit Air Baku


Bangunan pengambilan Air Baku :
Intake
Intake adalah jenis bangunan pengambilan air baku yang bersumber dari air
permukaan yaitu danau/ situ/ kolam dan sungai. Bangunan intake harus dapat
menjamin penyaluran air baku dari sumbernya ke sistim penyediaan air minum
setiap saat, baik pada tinggi permukaan air di sumber air baku dalam keadaan
maksimum maupun minimum.
Sumur Bor Air Tanah Dalam (Deep Well)
Sumur bor air tanah dalam adalah bangunan pengambilan sumber air baku yang
berasal dari air tanah dalam yang berada di lapisan aquifer di bawah tanah. Pada
umumnya kedalaman sumur bor antara 60 m hingga 200 m, tergantung dari
kedalaman keberadaan lapisan aquifer di dalam tanah.

Broncaptering (Bangunan Penangkap Mata Air)


Broncaptering adalah bangunan untuk menangkap mata air yang keluar dari
sumbernya. Pembangunan Broncaptering harus memperhatikan karakter
lingkungan alam yang ada seperti struktur batuan yang membentuk lapisan aquifer,
elevasi keluarnya sumber air, pemanfaatan air yang telah berlangsung sebelumnya,
dsb.

- Unit Produksi
Unit produksi adalah bangunan yang akan mengolah air baku menjadi air minum.
Unit produksi terdiri dari Inastalasi Pengolahan Air, Reservoir, Desinfektan,
Reservoir, Hydrophor dan Pompa air

- Unit Distribusi
Jaringan perpipaan distribusi berfungsi untuk mengalirkan air dari unit produksi ke
pelanggan. Jaringan distribusi menggunakan pipa dengan aliran yang bertekanan,
dimana disepanjang perpipaannya dihubungkan dengan sambungan pelanggan.
Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan.Unit distribusi wajib

BAB III - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran.


Kontinuitas pengaliran wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.

- Unit Pelayanan
Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum
harus dipasang alat ukur berupa meter air.

Gambar 3.1 Skematis Sistem Penyediaan Air Minum

UNIT PRODUKSI
UNIT DISTRIBUSI DAN
(dapat termasuk Water Meter Induk, Pipa
PELAYANAN
APBN Pusat dan Propinsi (APBD
Prop/Kab/Kota/DAK)

Gambar 3.2 Unit-unit Pada Sistem Penyediaan Air Minum

BAB III - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Sistem Penyediaan Air Baku Kota Maumere


Penyediaan air minum wilayah pelaayanan kota Maumere diselenggarakan oleh
PDAM Kabupaten Sikka. Cakupan pelayanan air minum unit PDAM Kota Maumere
meliputi 3 (tiga) Kecamatan yakni ; kecamatan Alok Timur, Alok dan Alok Barat.
Banyaknya pelanggan pada unit BNA Sikka berdasarkan laporan teknis (2015) yakni
sebesar 7.951 sambungan rumah (SR). Pemanfaatan air baku pada SPAM ini
menggunakan 9 sumur pompa, 1 instalasi pengolah air (IPA) Gravitasi Guru, dan
mata air Waliti. Kapasitas sumber air baku yang terpasang sebesar 132,50 liter/dt.
 Sumber Air Baku
Sumber air baku yang digunakan pada unit PDAM Kota Maumere adalah 9
sumur pompa, 1 instalasi pengolah air (IPA) Gravitasi Guru, dan mata air
Waliti. Kapasitas sumber air baku yang terpasang sebesar 132,50 liter/dt.

Tabel 3.1 Kapasitas Produksi Pada SPAM PDAM Unit Kota Maumere
Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
BNA/KOTA MAUMERE
1 SP. Kuburan 15.00 15.00
2 SP. Dua Toru 5.00 5.00
3 SP. Nara 2.50 2.50
4 SP. M. Subu Sidapun 10.00 10.00
5 SP. Kolam Renang 10.00 10.00
6 SP. Litbang 13.00 13.00
7 SP. Wolomarang 15.00 15.00
8 Waliti 10.00 10.00
9 IPA Gravitasi Guru 30.00 30.00
10 SP. Teka IKU 10.00 10.00
11 SP. Inspektorat 12.00 12.00
Total 132.50
Sumber : PDAM, 2015

 Unit Transmisi
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum Kota Maumere
dilakukan melalui pipa, dan sistem pengaliran dengan cara kombinasi gravitasi

BAB III - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

dan pemompaan. Pengaliran air dari sumber menuju reservoir dengan sistem
gravitasi diantaranya ; pengaliran dari IPA gravitasi Guru. Sedangkan
pengaliran menggunakan pompa adalah SPAM yang memanfaatkan sumber air
baku air tanah melalui sumur bor.

 Distribusi
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM Kota Maumere terbagi menjadi sistem cabang dan sistem Loop. Sistem
loop berlangsung pada bagian Kota yang jaringan distribusinya sudah berbentuk
loop, sedangkan bagian kota yang dicapai melalui jaringan satu arah adalah
distribusi yang perkembangan permukiman satu arah mengikuti jalan.

 Pelayanan
Kecendrungan masyarakat untuk menggunakan air bersih terlihat meningkat
sejalan dengan peningkatan kondisi sosial masyarakat. Peningkatan ini terlihat
dengan permintaan masyarakat mengenai sambungan pipa air bersih, dan satu
sisi pihak pengelola belum bisa memenuhi karena keterbatasan kemampuan.
Banyaknya pelanggan pada unit BNA Sikka berdasarkan laporan teknis (2015)
yakni sebesar 7.951 sambungan rumah (SR).

BAB III - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.2 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM Kota Maumere
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)

I. Kecamatan Alok Barat


1 Wuring 5,130.00 7,951.00 32,638.86 41.92
2 Hewuli 1,756.00
3 Wailiti 2,847.00
4 Wolomarang 7,977.00
Sub Total 17,710.00

II. Kecamatan Alok


1 Kota Uneng 9,552.00
2 Nangalimang 3,243.00
3 Madawat 6,829.00
4 Kabor 3,123.00
5 Pemana 3,992.00
6 Gunung Sari 1,601.00
7 Samparong 1,030.00
Sub Total 29,370.00

III. Kecamatan Alok Timur


1 Kota Baru 5,741.00
2 Beru 3,467.00
3 Nangameting 4,148.00
4 Wairotang 2,437.00
5 Waioti 6,197.00
6 Watugong 2,439.00
7 Kojadoi 1,523.00
8 Kojagete 1,430.00
9 Perumaan 1,983.00
10 Lepolima 1,421.00
Sub Total 30,786.00
JUMLA 77,866.00
H
NB : 1 SR = 4.105 jiwa

GB.3.1 SKEMATIK SPAM UNIT PDAM KOTA MAUMERE

BAB III - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)


Yang termasuk bukan jaringan perpipaan (BP) adalah system penyediaan air minum
dengan pemanfaatan sumur gali, pengambilan air langsung ke sumber air baku
(sumber mata air, air permukaan) yang terdekat.

3.1.1 IKK
 Jaringan Perpipaan
Sistem penyediaan air minum (SPAM) di tingkat kecamatan pada wilayah Kabupaten
Sikka, berdasarkan laporan teknik PDAM (2015) baru terdapat 5 (lima) IKK yakni ;
IKK Nita, IKK Lela, IKK Paga, IKK Bola dan IKK Kewapante. Dan cakupan
pelayanan air minum eksisting masih dominan dilakukan secara swadaya oleh
masyarakat melalui bpspams.

Gambar 3. 2 Model Pengembangan SPAM

1. IKK Nita
Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM IKK Nita adalah mata air Batik
Wair, mata air Kibung. Kapasitas produksi pada SPAM IKK Nita sebesar 8.20 L/dt.
Banyaknya pelanggan pada SPAM ini 1.222 sambungan rumah (SR).

BAB III - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Nita dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan gravitasi. Pengaliran air dari sumber menuju
reservoir dengan sistem gravitasi.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM IKK Nita melalui sistem cabang. Pada jalur tertentu sistem jaringan distribusi
melalui jaringan satu arah dan disesuaikan perkembangan permukiman.

Tabel 3.3 Kapasitas Produksi Pada SPAM IKK Nita


Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
IKK NITA
1 Mata Air Batik Wair 7.00 7.00
2 Mata Air Kibung 1.20 1.20
Total 8.20 8.20

Tabel 3.4 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Nita
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)

UNIT PDAM IKK NITA


1 Tilang 2,710.00 1,222.00 5,010.20 21.59
2 Lusitada 1,672.00
3 Bloro 2,163.00
4 Tebuk 2,036.00
5 Nita 2,624.00
6 Takaplager 2,108.00
7 Nita Kloang 2,059.00
8 Wuliwutik 1,286.00
9 Ladogahar 1,129.00
10 Riit 1,653.00
11 Nirangkliung 2,939.00
12 Mahebora 823.00
Total 23,202.00

NB : 1 SR = 4.105 jiwa

BAB III - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

2. IKK Lela
Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM IKK Lela adalah mata air Galeri S
Batik Wair, mata air Batik Wair. Kapasitas produksi pada SPAM IKK Lela sebesar
5.00 L/dt. Banyaknya pelanggan pada SPAM ini 590 sambungan rumah (SR).
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Lela dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan gravitasi. Pengaliran air dari sumber menuju
reservoir dengan sistem gravitasi.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM IKK Lela melalui sistem cabang. Pada jalur tertentu sistem jaringan distribusi
melalui jaringan satu arah dan disesuaikan perkembangan permukiman.

Tabel 3.5 Kapasitas Produksi Pada SPAM IKK Lela


Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
IKK Lela
1 MA. Galeri S. Batik Wair 2.50 2.50
2 Mata Air Batik Wair 2.50 2.50
Total 5.00 5.00

Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Lela
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)

UNIT PDAM IKK LELA


1 Kolidetung 1,554.00 590.00 2,419.00 19.89
2 Korowuwu 1,091.00
3 Hepang 1,922.00
4 Lela 2,463.00
5 Watutedang 903.00
6 Sikka 1,401.00
7 Iligae 1,463.00
8 Baopaat 776.00
9 Du 591.00
Total 12,164.00
NB : 1 SR = 4.105 jiwa

BAB III - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3. IKK Bola
Sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih IKK Bola adalah berasal dari
mata air dan air tanah dalam. Kapasitas sumber air terpasang dan produksi tercantum
pada tabel 2.7.

Tabel 3.7 Kapasitas Produksi Pada SPAM IKK Bola


Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
IKK Bola
1 MA. Wair Terang 2.50 2.50
2 SP. IAN 2.50 2.50
Total 5.00 5.00

Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Bola dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan cara kombinasi gravitasi dan pemompaan.
Pengaliran air dari sumber menuju reservoir dengan sistem gravitasi diantaranya ;
pengaliran dari sumber mata air Wair Terang menuju reservoir. Sedangkan pengaliran
menggunakan pompa adalah SPAM yang memanfaatkan sumber air baku air tanah
melalui sumur bor.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih IKK
Bola dengan sistem cabang. Ada bagian kota yang dicapai melalui jaringan satu arah
adalah pendistribusian air disesuaikan perkembangan penduduk mengikuti arah jalan.

Tabel 3.8 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Bola
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)

UNIT PDAM IKK BOLA


1 Hokor 1,359.00 371.00 1,521.10 13.29
2 Wolonwalu 2,409.00
3 Wolokoli 1,807.00
4 Bola 1,541.00
5 Umaula 2,170.00
6 Ipir 2,159.00
Total 11,445.00

NB : 1 SR = 4.105 jiwa

BAB III - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

4. IKK Kewapante
Sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih IKK Bola adalah berasal dari
air tanah dalam. Kapasitas sumber air terpasang dan produksi tercantum pada tabel
3.9.

Tabel 3.9 Kapasitas Produksi Pada SPAM IKK Kewapante


Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
IKK Kewante
1 SP. Kioang Lagot 15.00 15.00

Total 15.00 15.00

Transmisi air baku untuk penyediaan air bersih IKK Kewapante melalui perpipaan
dengan sistem pompa dari sumber mata air ke reservoar dan pengaliran gravitasi dari
reservoar distribusi ke daerah pelayanan.

Tabel 3.10 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Kewapante
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)

UNIT PDAM IKK BOLA


1 Umagera 1,198.00 570.00 2,337.00 16.04
2 Ian Tena 2,000.00
3 Kopong 1,367.00
4 Seusina 1,217.00
5 Namangkewa 2,445.00
6 Waiara 2,512.00
7 Geliting 2,202.00
8 Wairkoja 1,626.00
Total 14,567.00

 Bukan Jaringan Perpipaan BJP


Yang termasuk bukan jaringan perpipaan (BP) adalah system penyediaan air minum
dengan pemanfaatan sumur gali, pengambilan air langsung ke sumber air baku
(sumber mata air, air permukaan) yang terdekat. Bukan jaringan perpipaan yang
terdapat pada pedesaan di Kabupaten Sikka yakni pengambilan air minum langsung

BAB III - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

ke sumber mata air. Bukan jaringan perpipaan (BJP) di wilayah pedesaan tersaji pada
gambar 3.3 sampai gambar 3.

BAB III - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 3.6 BJP Pedesaan di Kecamatan Mapitera

BAB III - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 3.9 BJP Pedesaan di Kecamatan Waiblama

BAB III - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 3.11 BJP Pedesaan di Kecamatan Paga

BAB III - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3.1.3 Perdesaan
 Jaringan Perpipaan
Sistem penyediaan air minum yang dilakukan secara swadaya melaui bpspam lebih
banyak menggunakan pengaliran dari sumber mata air ke reservoir secara gravitasi
dan dari reservoir ke daerah pelanggan terdekat dengan perpipaan. Untuk daerah
pelayanan yang penyebaran penduduknya tidak merata lebih banyak menggunakan
kran umum.

a. Sambungan rumah

b. Kran umum

BAB III - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 BJP (Terlindungi & Tidak Terlindungi)


Yang termasuk bukan jaringan perpipaan (BJP) pedesaan adalah system penyediaan
air minum di pedesaan dengan pemanfaatan sumur gali, pengambilan air langsung ke
sumber air baku (sumber mata air, air permukaan) yang terdekat.

3.1.4 SPAM Pedesaan


Penyediaan air minum pedesaan yang dikelola oleh kelompok masyarakat jangkauan
pelayanannya sangat terbatas. Hali ini disebabkan kapasitas sumber air baku dan sistem
penyediaan air miinum yang terbatas. Cakupan pelayanan air minum yang dikelola oleh
bpspams di Kabupaten Sikka memberikan andil yang cukup besar yakni pelayanan
sebesar 47,00 %.
Penyediaan air minum non PDAM yang terdiri dari pengelolaan oleh Desa maupun
kelompok masyarakat yang ada di Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut.

BAB III - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.11 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Nita
Akses Air Bersih

Jumlah Mata Air yg digunakan


No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
Perkiraan Pembangunan
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi
Debit
Pelayanan

(Ltr/dtk) (Km)

I Nita 1. Nitakloang 2271 Nitakloang 683 Napungpaud 0,8 2 2003 PU Baik


2015 Pamsimas Baik
Elasekang 0,5 2 2015 Pamsimas Baik
Kojalaka 581 Wairpuang PAM Baik
Baoponu 707 Wairpuang PAM Baik
Blatat 300 wairpuang PAM Baik

2. Bloro 1523 Koligahar 356 Diruk 90-an Misi, AMD


Wukak 270 Diruk 90-an Misi, AMD
Bloro 422 2007 Pamsimas
Siransina 475 2007 Pamsimas

3. Riit 1381 Belat 488 Wairdenak 2 2 2011 PU, Pamsimas 10% rusak
Riit 405 Hungale 0,5 2,5 2011 PU, Pamsimas 30% rusak
Nirulero 488 Hungalea 0,5 2,5 2011 PU, Pamsimas 30 % rusak
Wairpua sangat kecil 1,5 2011 PU, Pamsimas 25 % rusak

BAB III - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Lanjutan Tabel 3.11 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Nita
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

11 Nita 1. Wuliwutik 1449/354 Koja Tada 311/78


Nilo 557/130 Wair Ladan 3 7 1999 2010 Aus Aid Pamsimas Baik
Liringkelan 581/146
2. Takaplager 1727/278 Guru 97 KK
Wairpelit 35 KK Baik
Pomat 30 KK
3. Ladogahar 1190/289 Rotat 588/154 Wairban 0.8 2.5
1993/2009/
Wua Pii 1 2.5 YKS/PUPE/ Pamsimas Berfungsi Sebagian
2011
Napun Peut 1.5 2.5
Wair Ladan (Ds.
Natawulu 407/94 Wuliwutik) 6 14 1993/2009 YKS/PUPE Berfungsi Sebagian
Petun Piret 0.5 1.2
Dota 165/44 Wair Mude 2 0.5 1.5 2000/ 2009 PPK/ PUPE Berfungsi Sebagian
Dusun Nirangkliung (3
5. Nirangkliung 4063/824 RT dari 6 RT) 377/84
Dusun Detung Likong
Kali Koja Laka 10 1 2010 Pamsimas Berfungsi Sebagian
(2 RT dari 5 RT) 430/105

Dusun Kojamota (4 RT) 824/160


6. Tilang 2553/653 Dusun Tilang 3 RT 377/84 Wairkotit 0.5 3 2011/2013 Pamsimas/PUPE Berfungsi Sebagian
Conect PDAM
Dusun Ribang 5 RT 890/228 Nirangkliung 2014/2015 Provinsi/ APBN Berfungsi
7. Lusitada 1722/412 Key 361/87
Wolonbetan 462/114 Mude 0.1 5 1989 PPK Berfungsi Sebagian
Nataweru 364/82
8. Mahebora 815/174 Watuliting 188/39
Wair Ladan 1 5 2006 PU Berfungsi
Hagarahu 354/79
Sarajawa 269/61 Horet 1 1.5 2006 PU Berfungsi

BAB III - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.12 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

80-an, AMD, PKSBBM,PNPM,


5 % rusak
2 Talibura 1. Nebe 1853 Blawuk A 423 Gegowair 1,6 600 m 2006,2012,2013 Pamsimas
80-an, AMD, PKSBBM,PNPM,
5 % rusak
Blawuk B 531 Gegowair 1,6 600 m 2006,2012,2013 Pamsimas
80-an, AMD, PKSBBM,PNPM,
5 % rusak
Wairmitak 583 Gegowair 1,6 600 m 2006,2012,2013 Pamsimas
Lalangkleler 316 Sumur Bor
2. Kringa 1462 Boganatar 634 Ledoneing 2 3 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
Helir 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas 50 % rusak
Bedaterang 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
Kringa 746 Ledoneing 2 3 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
Helir 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas 50 % rusak
Bedaterang 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
Ogolidi 82 Ledoneing 2 3 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
Helir 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas 50 % rusak
Bedaterang 2 4 80-an, 2009,2015 Misi, PNPM, Pamsimas
3. Hikong 2186 Natarmude 527 Teranggete 2 2,5 2010 PPIP rusak pipa

Lanjutan Tabel 2.12 Penyediaan Air Minum Yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura

BAB III - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Akses Air Bersih


Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

pipa rusak, kran


rusak, debit air
2 Talibura 4. Timutawa 811 Ekko 297 Waikesiin 1 1,4 80-an,2006,2014 Misi, PNPM, Pamsimas berkurang
pipa rusak, kran
rusak, debit air
Dungan 343 Waikesiin 1 1,4 80-an,2006,2014 Misi, PNPM, Pamsimas berkurang
pipa rusak, kran
rusak, debit air
Bubuk 171 Waikesiin 1 1,4 80-an,2006,2014 Misi, PNPM, Pamsimas berkurang
5. Ojang 1103 Tanabae 274 gereleang besar 3 1997 Care Baik
umannatan besar 4 2010 PPIP Baik
Ojang 486 Jabowain Kecil 4 2011 Pamsimas Baik

Odang Watolabaan besar 1 2012 Sosnakertrans Baik


Kolit 179 Watouba besar 3 2010 PPIP Baik
Lewomudat 164 Helirmatan besar 1,5 2011 Pamsimas Baik
6. Wailamung 1679 Wailamung 798 Bilong 1 1,5 1998 Ausaid Baik
Lungunbong Kering 2 2013 Pamsimas Baik
Waibletet 5 2008 Plan Baik
Kajowain 567 Walang 1 2 2007 Plan Baik
Nuhawaiin 1 3 2007 Plan Baik
Baokremot 423 Wailoke 3 3 2008 Plan Baik
Baokremot 2 7 2008 Plan Baik
7. Lewomada 1640 Henga waibuha besar 2 1999 Plan Baik
waikepi besar 1,5 2013 Pamsimas Baik
Bokang waimaho besar 4 1997 Betesda Baik
Hia waimaho besar 3,5 1997 Betesda Baik

BAB III - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Lanjutan Tabel 3.12 Penyediaan Air Minum Yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

12 Talibura 1. Bangkoor 2286/528 Nebe A Wair Tuir


Kojablo 0.7 2013 Pamsimas Tidak Berfungsi
Nebe B, C
2. Nangahale 3946/1025 semua dusun Bekor (Ds. Runut) >3 5 2013 Tidak Berfungsi
3. Talibura 2112/631 Tanamerah 139 Berfungsi
Wairlaking >3 5 1999/2010 Bina Daya / Pamsimas
Habihodot Berfungsi Sebagian
Talibura 513 Bina Daya / Pamsimas / Berfungsi
Conect PDAM 1999/2010/ 2015
Kampung Baru 707 PDAM Berfungsi
Tanamerah (ds.
Berfungsi
4. Darat Pantai 1352/390 Wairua 525/117 Talibura) 3 7 2012 Pamsimas
5. Darat Gunung 1541/442 Wairbura 313/85 Tanamerah (ds.
3 8 2011 Bina Daya/ Pamsimas Tidak berfungsi
Nataleba 507/156 Talibura)
Natarita 306/97 Uru (Kec. Waiblama) 3 2015 Plan Berfungsi

BAB III - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.13 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waigete
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

3 Waigete 1. Runut 2835 Ewa 1500 Wairlodo 2 0,7 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Enak 0,5 4 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Ewa 0,5 0,5 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Lodong 1084 Wairlodo 2 6 1994 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
Biri 1 600 m 1997 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
Tanah Hikong 256 Wairulun 1 3 1997 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
2. Wairterang 2225 Wodong 987 Wairbak 2,5 1 70an Misi Baik
Wairterang 1,5 500 m 2006 Child fund Baik
Wairtemuk 1 500 m 2010 Pamsimas Baik
Wairbukan 1,5 1 2010 Pamsimas Baik
Aimita 0,7 500 m 2006 PU Sikka 70 % Baik
Dirawair 1,5 100 m 2001 PU Sikka Baik
Waihekang 747 Wairtoke 2 2 1992 Care Rusak Total
Wairnakat 1 1 2010 Pamsimas Rusak
Watubala 491 Wairtoke 2 2 1992 Care Rusak Total
Wairnakat 1 1 2010 Pamsimas Rusak
3. Nangatobong 2560 Wairhang 913 Wairheit 1,5 3 70an misi
70 % baik
2010 Pamsimas
Ahuwair 699 Wairwuat 1,5 3 70an misi
70 % baik
2005 PNPM
Wairarat 1,5 3 2005 PNPM
70 % baik
Tuna Bura 1,5 3 70an misi
Habilogut 946 Wairwuat 1,5 3 70an misi
70 % baik
2005 PNPM
Wairarat 1,5 3 2005 PNPM
70 % baik
Tuna Bura 1,5 3 70an misi

BAB III - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Lanjutan Tabel 3.13 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waigete
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

3 Waigete 4. Egon 4175 Waigete 1321 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
Pigang 1364 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
Blidit 1490 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
5. Hoder 2689 Lua 1093 Wairkoja 3 2014 Pamsimas Baik
Wairbleler 762 Wairwarut 2 2014 PU Sikka Baik
Daranatar 835 Klarawair 4 2001 Yayasan Bina Daya 50 % baik
Wairlago 4 2001 Yayasan Bina Daya 50 % baik

6. Wairbleler 2874 Habijanang 1001 Wairkoro 0,5 1 2013 Pamsimas 60 % baik


Jaringan tidak ada
hanya bantuan
Nangahaledoi 1473 Sumur bor 2006 dan 2010 P2AT berupa mesin
Wolomapa 400

7. Watudiran 2019 Warut 408 Terang 2,5 1999 PNPM Rusak ringan
RW Kilawair 407 Wuaian 3,5 2008 PNPM rusak
RT.05 107 Arat 500 m 2015 ADD Baik
RW Rung 292 Kojat 3,5 2014 PNPM Baik
RT.011 191 Wiowair 1,5 2013 LSM Baik
RT.012 227 Terang 2,5 1998 PNPM Rusak
RT. 013 109 Tolanengar 1 2012 Pamsimas Baik
RW Klahit 400 Wairpuan 3 2011 PNPM Baik

BAB III - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.14 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Kewapante
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

sumur dan PAM dari


4 Kewapante 1. Namangkewa 2638 Kewapante 917 kloanglagot 3 90 an Pemerintah Baik
sumur dan PAM dari
Baik
Namangjawa 1106 kloanglagot 3 90 an Pemerintah
Napungseda 615 Sumur Bor 3 2009 Pamsimas tidak baik
2. Kopong 1362 Nitakloang 800 Sumur pompa (RT.2) 300 m 2011 Pamsimas tidak Baik
P2AT (RT.1) 300 m 2000 PU propinsi
Belum Ada Akses air
Napunggete bersih
Belum Ada Akses air
Kopong bersih
3. Seusina 1147 Wegoknatar 465 P2AT (RT.10) 5 100 m 2012 PU propinsi Baik
Magerobak 98 P2AT (RT.9) 5 500 m 2012 PU propinsi Baik
Belum Ada Akses air
Kewagunung 584 bersih
langsung
4. Umagera 1031 Habilopong 400 P2AT di dusun 2003 PU propinsi Baik
Belum Ada Akses air
Apinggoot bersih
Belum Ada Akses air
Getang bersih
langsung di
5. Iantena 2003 Habihogor 1014 dusun 2011 pamsimas Baik
Dobo
Baobatung

BAB III - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.15 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waiblama
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

5 Waiblama 1. Tuabao 899 Denak 343 Alegawan 0,5 5 2012 Pamsimas


10 % rusak
2006 PNPM
Jaringannya
1999 Ausaid
Liwunmitak 0,5 5 2012 Pamsimas
10 % rusak
2006 PNPM
Jaringannya
1999 Ausaid
Tuabao 381 Alegawan 0,5 5 2012 Pamsimas
10 % rusak
2006 PNPM
Jaringannya
1999 Ausaid
Liwunmitak 0,5 5 2012 Pamsimas
10 % rusak
2006 PNPM
Jaringannya
1999 Ausaid
Utadetun 175 Sueinan 1,5 2 2010 Pamsimas 10 % Rusak
1999 Ausaid 10 % Rusak
2. Ilinmedo 793 Urudetun 258 Watuwenit 5 3 2007 PNPM Baik
Lelabura 229 Wairhewat 12 5 2011 Pamsimas Baik
Uruledu 306 Wuet 5 2 2007 PNPM Baik
Watuwenit 5 2 2007 PNPM Baik
Dua Bupur Pleman 2,5 7 2011 Pamsimas Baik
3. Tanarawa 1316 Wolometang 559 Wairpuang 4 2 90 an Misi
Baik
2009 Pamsimas
Helir 4 1,5 2006 PPIP
Baik
2009 Pamsimas
Ketor 4 3,5 2006 PPIP
Baik
2009 Pamsimas
Lemak 233 Wairpuang 4 2 90 an Misi
Baik
2009 Pamsimas
Helir 4 1,5 2006 PPIP
Baik
2009 Pamsimas
Ketor 4 3,5 2006 PPIP
Baik
2009 Pamsimas
Tanakepi 524 Wainulir 3 3 2000 PPK Baik
2009 Pamsimas Baik
2006 PPIP Baik
Watuelen 1 1 2014 Pamsimas Baik

BAB III - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Lanjutan Tabel 3.15 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waiblama
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

5 Waiblama 4. Pruda 2223 Pauklor 446 Wairwuat 3 4 2007 Plan Baik


Riiduen 828 Wainii 4 500 m 2001 PNPM Baik
Irulau 4 1,5 1997 Ausaid Baik
Wainore 3 3 1997 Ausaid
Jaringan Baik, air
2010 Plan
tidak keluar/Macet
2012 Pamsimas
Pruda 1010
5. Natarmage 1199 Karoknatar 269 Waibana 0,5 5 2003 Plan Sikka 40 % rusak
2009 Pamsimas Ganti yang rusak
Belan 0,5 2 2009 Pamsimas Baik
Natarmage 487 Waibana 0,5 5 2003 Plan Sikka 40 % rusak
2009 Pamsimas Ganti yang rusak
Blidit 443 Terang 0,25 3 2003 Plan Sikka
40 % rusak
2009 Pamsimas
Sueinan 0,5 6 2003 Plan Sikka
40 % rusak
2009 Pamsimas
Dusun Hila (5 RT,2
6. Werang 1678 RW) 673 Wairtour 0,7 3,2 1998 Ausaid Rusak
Waineron 1,2 500 m 1998 Ausaid Baik
Luber 0,6 700 m 1998 Ausaid Baik
Dusun Hobuai (5 RT, 2
RW) 609 Bakat Niur 1,3 1,2 2013 Pamsimas Baik
Dusun Werang (3 RT/2
RT) 396 Klodeng 0,5 300 m 2012 Plan Sikka Baik

BAB III - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.16 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Lela
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

6 Lela 1. Hepang 972 Bangboler 539 Batikwair 2005 PDAM Baik

Debit menurun,
2. Korowuwu 1210 Dihit 429 Kali Nangablo 1 2012 Pamsimas Jaringan Baik
Watubara 605 Kali Nangablo 2 2012 Pamsimas

Belum diserahkan ke
3. Kolidetung 1581 Nanga 555 Wairmuu 2 1 2013 Pamsimas Desa /air tidak keluar
Belum diserahkan ke
Patimoa 518 Wairmuu 2 3 2013 Pamsimas Desa /air tidak keluar

4. Lela 2443 Lela 836 Batikwair 2010 PU Sikka Baik


Ruuwalong 545 Batikwair 2010 PU Sikka
Waturedang 470 Batikwair 2010 PU Sikka

Sumur gali dan Bor,


5. Watutedang 828 Tikang 266 PAM
Sumur gali dan Bor,
Ililewa 451 PAM
Belum Ada Akses air
Rengsina 111 bersih

6. Du 578 Du 339 Wairmea 2 2007 PU Sikka 40 % rusak


Ragaregang 144 Wairmea 2
Wolongkepi 95 Wairmea 2

7. Sikka 1378 Sikka Wairmea 5 2014 Pamsimas Baik


Wukur Wairtopo 0,7 2006 PPIP Baik
Bidara Wairmea 7 2014 Pamsimas Baik

BAB III - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.17 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Hewokloang, Bola dan Doreng
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

7 Hewokloang 1. Rubit 1 Desa Wairpuat 2.5 3 2012 PNPM Berfungsi Sebagian


2. Munerana 1252/377 Dusun Bula Butu Sumur Bor 1980 Rusak

8 Bola 1. Wolokoli 1785/506 Gedo Total jumlah


pelangganny
Wuu a 175 jiw a/45
Wairterang 1.5 2014 P2AT/PDAM Baik
Wolokoli kk
2. Hokor 2334/345 Pomat 580 Wairwuri 2.5 1.5 2011 Pamsimas Berfungsi Sebagian
3. Wolonwalu 2553/681
4. Bola 1561/423 1 desa 1561/423 Wairterang 2.5 7 1982/1990 PPSAB/PDAM Baik
5. Ipir 2135/608 Baluk Wairterang 2.5 7 1982/1990 PPSAB/PDAM Baik
6. Umauta 2124/565 Wololora 70/15 Wairterang 2.5 7 1982/1990 PPSAB/ PDAM Baik
Umauta 100/20

9 Doreng 1. Wolomotong 2843/588 1 desa 2843/588 Petun Piret 2 3 Pamsimas


Berfungsi Sebagian
Butak Liat 4 3.5 2014 WVI

2. Wogalirit 1498/307
3. Kloangpopot 2568/581 1 desa 2568/581 Belat 1 2 PPIP 2009
Berfungsi Sebagian
Watuwogat 0.3 6 Pamsimas 2012
Belat (ds.
4. Wolonterang 1115/254 1 desa 55 kk Watumerak) 2 2 PNPM 2012 Baik
2 dusun dari total 3
5. Waihawa 1034/237 dusun Hebar (Ds. Nenbura) 4 10 2008 Provinsi Tidak berfungsi
6. Watumerak 114/246 1 desa 415/99 Klekor 2.5 1 2011 PNPM Baik
Petun Sodet 2.5 1
Lelo Leat 2.5 1
2523/537 Doreng 60 kk Wair Alo 0.5 3 2012 Pamsimas Berfungsi Sebagian
Hebar 229 kk Wairlelo, Wairuit,
0.5 2 2007 Provinsi Tidak berfungsi
Wukak Gahar 82 kk Wairbleler

BAB III - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 3.18 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Mapitara
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)

10 Mapitara 1. Natakoli 2356/302 Umatawu Kali Waigete 1.5 1 1999


Wolomotong 2356/302 Murun Buluk 2 2.5 1999 AusAid
Baik
Natakoli Wair Bata 0.5 1 2010 Pamsimas
Lelowair 2 2 2006 PU Prov
2 Hale 2513/603 Watuwolet 728/168 2012 PNPM Tidak berfungsi
Wair Brumat 3 3
Napungkontas 1229/291 2012 Pamsimas Berfungsi
Wairwoni (Ds. Egon
3. Hebing 2015/425 Galit 450/90 Gahar) 3 2012 Pamsimas Berfungsi
Hebig 500/124 Wair Brumat (Ds. 1993, 2009,
6 Aus Aid, PNPM, PU Berfungsi Sebagian
Watubaler 1031/211 Hale) 2014
4. Egon Gahar 1425/283 Baokrenget 428/90 Sokan Petut 1.5 3 2009 PNPM Berfungsi Sebagian
Welin Watut 318/68 Rejo Gajot 27 0.5 2010 Unicef Baik
Lere 678/133 Wairterang 1 Dian Desa Berfungsi Sebagian

BAB III - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3.2 Aspek Non Teknis


3.2.3 Kelembagaan
Struktur organisasi dan tata kerja PDAM Kabupaten Sikka ditetapkan dalam surat
Keputusan Bupati Sikka Nomor 78 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003. Saat ini direktur
PDAM Kabupaten Sikka dijabat oleh Lambertus Lette, S.Ip dengan dibantu oleh dua
kepala bagian yakni Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, Kepala Bagian
Teknik. Selain itu Direktur PDAM Kabupaten Sikka membawahi 4 (empat) unit IKK
yang tersebar di Kabupaten Sikka.
Bagian Administrasi dan Keuangan membawahi lima seksi, yaitu ;
- Seksi Keuangan
- Seksi Pembukuan
- Seksi Langganan
- Seksi Umum
- Seksi Kepegawaian
Sedangkan bagian teknik membawahi langsung atas lima seksi, yaitu ;
- Seksi Produksi
- Seksi Distribusi
- Seksi Perencanaan Teknik
- Seksi Peralatan
- Seksi Pemeliharaan Teknik
Jumlah karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sikka sampai tanggal
10 Januari 2015 adalah sebanyak 83 (delapan puluh tiga) orang dengan klasifikasi
pendidikan sebagai berikut :
- Pendidikan Sarjana : 4 orang
- Sarjana muda : 6 orang
- Pendidikan SLTA : 59 orang
- Pendidikan SLTP : 8 orang
- Pendidikan SD : 6 orang
Pengelolaan SPAM bertujuan untuk menghasilkan air minum yang sesuai dengan
standar yang berlaku dan agar prasarana dan sarana air minum terpelihara dengan
baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum masyarakat secara
berkesinambungan. Standar pelayanan minimum air minum harus memenuhi
ketentuan sesuai peraturan yang berlaku. Penyelenggara SPAM dapat melibatkan

BAB III - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan,


perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam
penyelenggaraan SPAM. Keterlibatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
SPAM dapat difasilitasi oleh penyelenggara SPAM, antara lain melalui pembentukan
forum pelanggan, pembentukan unit khusus yang mudah dihubungi untuk
menampung keluhan dan laporan masyarakat mengenai pengelolaan SPAM, dan
lain-lain.
Permasalahan umum yang menyangkuk aspek kelembagaan adalah sebagai berikut :
- Pengelolaan SPAM belum sepenuhnya dapat menghasilkan air minum yang sesuai
dengan standar yang berlaku .
- Pemeliharaan prasarana dan sarana air minum belum dapat dilakukan dengan baik
sehingga belum optimalnya pelayanan air minum kepada masyarakat.
- Belum dapat dipenuhi standar pelayanan minimum air minum yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

3.2.4 Pengaturan
a. PDAM
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 17 tahun 1983 tanggal 3 September
1983 tentang pendirian PDAM Kabupaten Sikka.
- Struktur organisasi dan tata kerja PDAM Kabupaten Sikka ditetapkan dalam surat
Keputusan Bupati Sikka Nomor 78 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003.
b. Badan pengelola Sarana Air Bersih
- Penetapan Kabupaten/Kota Sasaran Program Penyediaan Air Minum Dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No 79
/KPTS/DC/2013.
- Pengelolaan sarana air bersih diatur dalam anggaran rumah tangga dari badan
pengelola sarana air bersih.

3.2.5 Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan PDAM Kabupaten Sikka dari tahun 2009 sampai
tahun 2012 diketahui bahwa kinerja keuangan dalam 4 (empat) tahun terakhir tidak
stabil. Pada tahun 2009 nilai aktiva PDAM sebesar Rp. 3.711.685.978 kemudian
tahun 2010 nilai aktiva PDAM kabupaten Sikka mengalami kenaikan sebesar Rp.

BAB III - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

56.906.706 (1,53 %) menjadi Rp. 3.768.592.684. Pada tahun 2011 nilai aktiva PDAM
Kabupaten Sikka mengalami penurunan sebesar Rp. 253.242.304. (6,71 %) dan pada
tahun 2012 nilai aktiva PDAM Kabupaten Sikka mengalami kenaikan sebesar Rp.
658.244.643 (1,87 %) menjadi Rp. 4.173.595.023.
Berdasarkan profil laba/rugi perusahaan PDAM selama empat tahun terakhir kondisi
keuangan PDAM Kabupaten Sikka tidak stabil. Kerugian ini disebabkan oleh
tingginya biaya operasional yang tidak bisa ditutupi oleh pendapatan yang diterima
oleh PDAM Kabupaten Sikka.

3.3 Permasalahan SPAM


a. Keterbatasan Sumber Air Baku
Keterbatasan sumber air baku sebagai penopang utama disuplai ke reservoir induk
untuk selanjutnya disalurkan ke pelanggan. Sistem penyediaan air minum PDAM unit
kota Maumere mengandalkankan sumber air tanah sebagai air baku air minum.
Sehingga operasional SPAM menjadi lebih mahal disbanding dengan pemanfaatan
sumber mata air sebagai sumber air baku. Keterbatasan sumber air baku yang
dimanfaatkan saat ini pada unit IKK Nita, IKK Lela, IKK Bola dan IKK Kewapante
sangat kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan air minum pada daerah pelayanan
pada masing-masing unit.

b. Topografi Berbukit-bukit
Kondisi topografi kabupaten Sikka berbukit-bukit dan terdiri dari 18 (delapan belas)
Pulau menyebabkan PDAM dan bpspams selaku pengelola air minum mengalami
kesulitan dalam mengembangkan sistem jaringan perpipaan pada unit SPAM.
Disamping itu kondisi penyebaran penduduk dan lokasi pemukiman saling berjauhan
juga menjadi hambatan dalam pengembangan SPAM.

c. Kapasitas Sistem Terbatas


Kapasitas system penyediaan air minum yang ada saat ini mempunyai kapasitas yang
terbatas dan tidak mampu melayani perkembangan penduduk saat ini. Disamping itu
pada system jaringan induk terdapat beberapa titik kebocoran sehingga mengganggu
pelayanan. System yang terbangun saat ini sudah melebihi umur rencana atau lebih
besar 20 tahun, sehingga kontinuitas aliran pada system ini sudah menurun.

BAB III - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. Keterbatasan Sumber Dana


Keterbatasan sumber dana yang berasan dari dana APBD dalam membangun SPAM
sangat terbatas sehingga keberlanjutan program pengembangan SPAM menjadi
hambatan.

BAB III - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6 " PVC

JL. ELTARI
3 " PVC

(2 -4) " PVC

JL. A. YANI

(3-4) " PVC

JL. SUKARNO HATTA


4 " PVC

6 " PVC
8 " PVC

6 " PVC

4 " GIP
400 M3

JL. ADI SUCIPTA


6 " ACP

6 " PVC
(6 -8) " PVC
SP. DUA T 2

BAB III - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 45
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INTAKE GALERI SUNGAI


IR

DAERAH PELAYANAN
KOTA KECAMATAN
LELA

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK LELA

BAB III - 46
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB III - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INTAKE GALERI SUNGAI


LOKO POO

INTAKE GALERI SUNGAI LIA


WANGGE

KOTA KECAMATAN
PAGA

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK PAGA

BAB III - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

DAERAH PELAYANAN

DAERAH PELAYANAN

6 " GIP
G

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK KEWANTE

BAB III - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB IV
KRITERIA PERENCANAAN
TEKNIS
4.1 Kriteria Perencanaan
4.1.1 Unit air Baku
Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku. Unit air
baku terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/ penyadapan,
alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan
sarana pembawa serta perlengkapannya.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air
minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi. Studi tersebut terutama
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air
b. Debit optimum (safe yield) sumber
c. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini.
Pada umumnya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber
terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata
uang, dan penilaian bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang
dilayani. Untuk kota-kota yang lebih kecil bobot penilaiannya lebih besar dari kota
besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah
teridentifikasi menurut jenis sumber air:
• Mata air (Dalam studi ini akan memanfaatkan MATA AIR)
• Sungai, saluran
• Danau
• Air Tanah
• Air Hujan
Dalam melakukan pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu
dipertimbangkan, seperti:

BAB IV-1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

a. Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum


sehingga sumber air baru dapat diperbandingkan dengan mata air hanya apabila
lokasi penyadapan (intake) terletak dengan daerah pelayanan.
b. Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau
beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air
permukaan (sungai), apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-
sungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama dari aliran
sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami.
c. Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana
walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh
pada bahan pipa (korosi). Proses untukmenghilangkannya harus dilakukan
sedekat mungkin ke lokasi sumber.
d. Sumur dangkal/dalam, kualitas air tanah secara bakteriologi lebih aman daripada
air permukaan.

Parameter Kualitas Air


Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yang baik untuk air
minum, maka mutu air baku tersebut harus sesuai dengan standar kualitas mutu air,
apabila ternyata mutu air tersebut telah diperiksa tidak memenuhi standar yang ada,
maka unsur-unsur didalam air tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai air minum, karena jika tidak diolah akan membahayakan kesehatan
manusia dan akan mempengaruhi peralatan-peralatan untuk mendistribusikan air.
Unsur-unsur tersebut baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun bakteriologis, tidak
diperkenankan melebihi standar yang dibuat berdasarkan percobaan-percobaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Standar-standar (yang dibuat oleh organisasi dan instansi
yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat baik internasional maupun nasional)
tersebut dibuat berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ketahanan tubuh
manusia, keadaan lingkungan dan sebagainya. Standar-standar yang banyak dikenal di
Indonesia adalah standar WHO dan Departemen Kesehatan RI.
Air mengandung senyawa pencemar baik sebatas yang dijinkan maupun sampai pada
kadar yang membahayakan. Kebanyakan air sungai mengandung sisa atau limbah dari
perumahan, pertanian dan industri. Apakah air tersebut kelihatan jernih atau keruh,

BAB IV-2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minum harus dibersihkan dan dimurnikan.
Pengolahan air ditujukan untuk memenuhi standar kualitas air minum sebagaimana
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yang merupakan
standar kualitas air minum di Indonesia.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu diperoleh
dari air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah atau air buangan.
Saat ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasal dari air tanah dan air
permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatif murah jika dibandingkan
dengan pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik seperti
kekeruhan, warna, bau dan sebagainya dibatasi atas dasar estetika. Sedang parameter
kimia, biologis dan radioaktif dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh karena itu
Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan parameter-parameter
standar kualitas air minum.Parameter – parameter kualitas air tersebut seperti berikut:

1. Syarat fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur
yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur tersebut
dalam standar kualitas.
a. Suhu
Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20 C – 26 C). Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalam air dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air. Atas dasar
itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air minum yang
berguna untuk:
Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat.
Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yang
mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin.
Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
b. Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.

BAB IV-3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,


yaitu warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan oleh koloida-
koloida organik atau zat-zat terlarut. Sedang warna semu disebabkan oleh
suspensi partikel-partikel penyebab kekeruhan. Air yang berwarna dalam batas
tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan kemungkinan pencarian sumber air lain
yang kurang aman. Penetapan standar warna ini diharapkan bahwa semua air
minum yang diperuntukkan masyarakat akan dapat langsung diterima oleh
masyarakat.
c. Bau dan rasa
Air yang memenuhi standar kesehatan harus terbebas dari bau yang biasanya
disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk serta karena senyawa
kimia seperti phenol. Biasanya bau dan rasa terjadi karena proses dekomposisi
bahan organik didalam air. Pengukuran bau biasanya dinyatakan dalam TON
(Threshold Odor Number), yaitu jumlah pelarutan suatu sampel dengan air
yang bebas bau untuk dideteksi dengan tes bau. Dalam pengolahan air, bau-
bau biasanya berasal dari sumber-sumber biologis seperti algae, pembusukan
zat-zat organik dan bakteri.
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air ini
diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbau dan berasa
ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis, sehingga hal
ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain yang kurang
terjamin kesehatannya.
d. Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur
dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini antara lain yaitu:
tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-partikel kecil yang
tersuspensi lainnya. Kekeruhan biasanya disebabkan karena butiran-butiran
halus yang melayang (koloid). Penyimpangan terhadap standar kualitas
kekeruhan akan menyebabkan gangguan estetika dan mengurangi efektifitas
desinfeksi air.

BAB IV-4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

e. Jumlah zat padat terlarut


Jumlah zat padat terlarut dapat memberi rasa yang tidak enak pada lidah, rasa
mual yang disebabkan karena natrium sulfat, magnesium sulfat dan dapat
menimbulkan cardia disease toxemia pada wanita hamil.

2. Syarat kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan bersifat
racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga dan lain-lain.
Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimia yang diantaranya
yaitu:
a. Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam
atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman air akan
sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan dilaksanakan, misalnya
dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air dan dalam
pencegahan korosi.
Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salah satu
faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik dalam
pH 6,0 – 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkan perubahan kimiawai dalam
air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dari itu akan menyebabkan
terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah dan
pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah tanah lapis
atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari
daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi pembentukan batuan kapur.
Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan karena air mengandung
kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah yang berlebihan. Air sadah tidak enak
diminum selain itu dapat mengurangi efektifitas kerja sabun dan deterjen.
b. Zat organik (sebagai KMnO4)
Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam (misalnya
minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol sellulose, gula, pati

BAB IV-5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagai persenyawaan dan buah-


buahan yang dihasilkan dari proses-proses dalam pabrik), dari fermentasi
(misalnya alkohol acetone, glyserol, antibiotik, asama-asam dan sejenisnya
yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik).
Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumah tangga,
pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,
keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya
(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penyimpangan
terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak sedap dan dapat
menyebabkan sakit perut.
c. Gas CO2 agresif
Hasil dari perombakan zat organik oleh bakteri tertentu akan menghasilkan zat
mineral yang salah satunya adalah CO2 agresif. Zat ini larut dalam air sehingga
dapat mengakibatkan korosif pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam. Gas
CO2 ini dapat dihilangkan dengan proses aerasi dan pembubuhan CaO atau
kedua-duanya.
d. Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada unsur
ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-merahan
sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat membentuk endapan
pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
e. Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat menimbulkan
noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan bau dan rasa pada
minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf : insomnia, kemidian lemah
pada kaki dan otot muka seerti beku sehingga tampak seperti topeng, bila
terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-refleksi, clonus
pada platella dan tumir, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
f. Fluorida (F)
Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.

BAB IV-6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu rendah
(dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada anak-anak atau
dental caries.
g. Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan kerusakan pada
hati.
h. Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-persenyawaan
arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead arsenate, calcium
arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu racun sistemik yang
paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh. Arsen dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.
i. Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah racun.
Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melalui
makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yang ditimbulkan
akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalam tubuh manusia yang
akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalam tubuh. Konsentrasi
standar yang diperbolehkan untuk air minum oleh Depkes RI adalah 0,1 mg/lt.
j. Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak mampu
mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi CN dalam air
minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak membahayakan.
k. Air raksa (Hg)
Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat juga
menyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.

BAB IV-7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan oleh Depkes RI yaitu sebesar


0,001 mg/lt.
l. Nitrat, nitrit dan amoniak
Air minum yang mengandung nitrat, nitrit dan amoniak menunjukkan bahwa
air tersebut tercemar oleh kotoran. Kelebihan unsur-unsur tersebut akan
mengakibatkan terbentuknya methalmoglobine yang dapat menghalangi
peredaran oksigen dalam tubuh.
n. Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam air bersih dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam air bersih umumnya berasal
dari buangan-buangan industri.
o. Chlorida
Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin jika air
tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-tiba dalam air
menandakan masuknya air kotor (sewage).

3. Syarat radioaktif
Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada
lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.
Zat-zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan
biologis atau terlarut dalam air. Oleh karena itu keberadaannya dalam air
minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas dari Depkes RI telah ditetapkan
bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar
beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.

4. Syarat mikrobiologi
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah karena
dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air minum harus
terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali serta bakteri
golongan coli sampai melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli atau
100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah.
Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air diantaranya yaitu:
 Bakteri typhsum

BAB IV-8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 Vibrio colerae
 Bakteri dysentriae
 Entamoeba hystolotica
 Bakteri enteritis

4.1.2 Unit Transmisi


Dalam sistim transmisi terdapat aksesoris pipa dan bangunan pelengkap pipa antara
lain:
1. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutup dan
membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi
2. Air Release Valve (katup angin)
Valve ini berfungsiuntuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran ketika ada
akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air dalam pipa menjadi
negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari jalur pipa tertinggi dan mempunyai
tekanan lebih rendah dari 1 atm, karena udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Air valve seharusnya:
a. Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa.
b. Dipakai dua (Double Type) jika diameter pipa 400mm keatas.
c. Dipasang stop valve antara air valve dan jalur pipa.
d. Posisinya harus lebih tinggi dari tinggi muka air tanah untuk mencegah
kemungkinan polusi.
3. Blow off Valve (Katup Pembungan Lumpur)
Blow off biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah dari jalur pipa dan di
tempat-tempat sebelum jembatan untuk mengeluarkan kotoran atau endapan yang
terdapat pada jalur pipa. Masuknya kotoran dalam pipa antara lain dapat terjadi pada
saat pemasangan pipa, perbaikan pipa atau kotoran yang berasal dari karat pipa. Jalur
pipa setelah blow off dipasang valve.
4. Check Valve
Valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya chek valve dipasang
pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve, tujuannya bila pompa mati maka
pukulan akibat aliran balik tidak merusak pipa.

BAB IV-9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5. Bangunan Perlintasan Pipa


Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, jalan kereta api dan pipa yang
memotong jalan, untuk memberikan keamanan pada pipa.
6. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi thrust block diperlukan pada pipa yang
mengalami baban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada pergantian diameter,
akhir pipa dan belokan. Gaya-gaya ini akan menggeser jaringan pipa dari kedudukan
semula, jika hal ini dibiarkan lama-lama dapat merusak pipa pada sambungan-
sambungannya.
Oleh karena itu gaya-gaya tersebut harus ditahan dengan cara memasang angker-
angker blok (thrust block) pada sambungan pipanya, menjaga agar fitting tidak
bergerak, umumnya lebih praktis memasang thrust block setelah saluran ditimbun
dengan tanah dan dipadatkan sehingga menjamin mampu menahan galian/gaya
hidrolik atau beban lain. Thrust Block hendaknya dipasang pada sisi pant untuk
menahan gaya geseran atau menggali sebuah lubang masuk ke dalam dinding parit.
Gaya gaya yang dibebankan pada thrust block diantaranya adalah:
a. Tumpuan Belokan
Selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus dapat menahan
gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yang membelok.
b. Tumpuan Sebelum dan Sesudah Katup
Karena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat diletakkan pipa
dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat menahan berat pipa, berat katup, berat
fluida dalam pipa dari katup serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
c. Tempat dimana pipa berubah diameter
d. Tempat dimana pipa berakhir
e. Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan pada sambungan-
sambungan, katup-katup.
7. Meter Tekan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa. Kontrol
perlu dilakukan untuk
a. Menjaga keamanan distribusi
b. Menjaga keamanan tekanan kerja pompa dan

BAB IV-10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

c. Menjaga kontinuitas
8. Meter Air.
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat
pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap sambungan yang
dipasang secara kontinyu.
9. Penyebrangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
a. Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge) konstruksi ini sering
dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia untuk mendukung pipa, kondisi ini
paling ekonomis dan senang dipakai. Jalur pipa selalu digantung dibawah papan
kerangka jembatan atau jarang ditempatkan diatas papan kerangka tersebut.
Jembatan harus cukup kuat untuk menahan beban pipa tersebut. Ketika jembatan
eksisting tidak tersedia maka jembatan harus dibangun. Dalam kasus tersebut air
valve, thrust block, fleksible joint penting untuk dipasang.
b. Jembatan pipa (pipe beam bridge).
Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi sungai, pipa ini
sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini harus mendapat persetujuan
dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. pipa steel disarankan untuk jembatan pipa
2. pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai
3. semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan belokan harus
dipasang thrust block.
4. tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan downstream dari
jembatan pipa.
5. tempat jalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa untuk pemeriksaan
dan perbaikan.
c. Siphon
Metode ini juga sering dipergunakan secara luas dibandingkan dengan jembatan
pipa. Konstruksi siphon tidak begitu sulit. Hal yang perlu diperhatikan dalam
konstruksi hampir sama dengan jembatan pipa.

BAB IV-11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

10. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk penyambungan pipa
antara lain:
a. Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipa lainnya. Untuk
menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan defleksi (sudut
sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengan gasket.
b. Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang dekat
dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur baut maka
diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
d. Increacer dan reducer
Increacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter
besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk menyambung dari
diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45 o, 22,5°, dan
11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa pada percabangan.
f. Tapping Band
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain. Dalam hal
ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut disekeliling dengan
memeriksa agar cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak menutup
lubang tapping. Apabila dimensi peyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi
dapat dipotong selanjutnya dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.

BAB IV-12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 4.1 Standar Kriteria Desain Penyediaan Air


Non
Domestik Kehilangan
Domestik Jumlah Kebutuhan Kebutuhan
Loh Loh SR TA Loh % % Loh Puncak Jumlah
Loh Loh
SR TA % % (Rerata) Dom Jumlah
Bina program/CK
Populasi kota >1.000.000 50 50 60 - 60 - - 120 120
500.000-1.000.000 50 50 60 - 40 - - 100 100
100.000-500.000 50 50 60 - 30 - - 90 90
20.000-100.000 50 50 45 - 15 - - 60 60
3.000-20.000 50 50 30 - 15 - - 45 45
Desa - - 20 - 110 - - 30 30
DAB/CK 1
Populasi kota >1.000.000 120 30 50 50 120 60 72 20 48 240 1,15 276
500.000-1.000.000 170 30 50 50 100 40 40 20 35 175 1,15 210
100.000-500.000 150 30 50 50 90 30 27 20 29 146 1,15 168
20.000-100.000 90 30 50 50 60 20 12 20 18 90 1,15 104
3.000-20.000 60 30 50 50 45 5 23 20 12 60 1,10 66
Desa - - - - 60 - - - - 60 - 60

BAB IV-18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

DAB/CK 1 210 30 80 20 174 60 104 20 70 348 1,15 400


Populasi kota>1.000.000 170 30 80 20 142 40 57 20 50 249 1,15 256
500.000-1.000.000 150 30 80 20 126 30 38 20 41 205 1,15 236
100.000-500.000 90 30 80 20 78 20 16 20 24 118 1,15 136
20.000-100.000 60 30 80 20 54 5 2,7 20 14 71 1,15 78
3.000-20.000 - - - - 60 - - - - 60 - 60
Desa

BAB IV-19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

4.1.3 Unit Produksi


Unit produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan biologi.Unit produksi
terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.

4.1.4 Unit Distribusi


Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan.Unit distribusi wajib memberikan
kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran. Kontinuitas pengaliran
wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.

4.1.5 Unit Pelayanan


Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus
dipasang alat ukur berupa meter air.

4.2 Standar Kebutuhan Air


Penyediaan air baku di daerah studi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku
meliputi air bersih penduduk (domestik) dan fasilitas umum, dengan demikian maka
diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor yang dapat menunjang atau
menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih
Kebutuhan air minum suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Jumlah penduduk saat perencanaan sampai dengan akhir tahun perencanaan.
b. Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air minum yang diperhitungkan berdasarkan
julah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air minum sesuai dengan anjuran
pemerintah.
c. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:
 Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum
 Fasilitas siosial
 Fasilitas perdagangan
 Industri

BAB IV-20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 Kebutuhan khusus
d. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan air
harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak.
e. Jumlah air yang hilang
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor penting
dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk pembuatan
prakiraan kebutuhan air minum. Parameter kependudukan yang harus dicermati
meliputi jumlah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran. Jumlah penduduk akan
menentukan jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk
memberikan indikasi perlunya sistem perpiipaan diterapkan pada daerah yang
bersangkutan. Hal ini mengingat bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan
meningkatkan kompleksitas permasalahan termasuk permasalahan air minum.
Perencanaan kebutuhan air yang memenuhi syarat tentunya harus dapat digunakan
untuk dapat melayani seluruh warga masyarakat dimulai saat perencanaan sampai
suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini maka informasi tentang laju pertumbuhan
penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan prasarana air minum.Terakhir
keadaan sebaran penduduk perlu pula diketahui menentukan penentuan sistem
jaringan yang akan digunakan baik yang menyangkut sistem jaringan maupun dalam
sistem distribusinya.
Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana air minum selain untuk
memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga bagi warga masyarakat
baik melalui sambungan langsung maupun melalui kran umum, juga diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan air pada berbagai fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum,
fasilitas bisnis/perdagangan maupun untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan
khusus.
Dalam menentukan daerah pelayanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
 Mengingat bahwa prasarana penyediaan air minum harus dapat melayani sejak
perencanaan hingga suatu kurun waktu tertentu, maka perencanaannya harus
mengacu pada skenario perkembangan kota yang telah dibuat. Rencana
pengembangan daerah perkotaan dan rencana tata guna tanah yang mana daerah
pengembangan tersebut akan termasuk dalam daerah pelayanan.
 Kepadatan penduduk, merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebutuhan.
Daerah-daerah dimana kepadatan penduduk kecil dibandingkan dengan biaya

BAB IV-21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

pemasangan pipa distribusi biasanya tidak dimasukkan ke dalam daerah pelayanan


dipandang dari sudut keuangan pengadaan air.
 Konstruksi jalan-jalan umum, konstruksi atau pelebaran jalan akan mempengaruhi
pengembangan komersil, pengembangan daerah perumahan dan bentuk-bentuk
lainnya dari pengembangan daerah perkotaan sehingga rencana daerah pelayanan
akan dibuat berdasarkan rencana konstruksi jalan-jalan tersebut.
Tidak semua penggunaan yang terdapat di daerah pelayanan akan dilayani dengan air
minum. Hal ini terjadi karena tidak semua penduduk yang bersedia memberikan
kompensasi biaya terhadap pelayanan air minum yang diberikan. Hal ini
berhubungan dengan pemasangan sambungan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah akan berkeberatan karena menyangkut biaya/retribusi sehingga mereka akan
mengambil dari sumur-sumur dangkal dan bagi masyarakat yang air tanahnya tidak
baik akan menggunakan air dari kran-kran umum yang tersedia.
Kriteria perencanaan teknis yang akan digunakan menyangkut proyeksi kebutuhan air
bersih secara ringkas dan jelas akan dijabarkan pada subbab dibawah ini.

4.2.1 Kebutuhan Domestik


Kebutuhan air untuk rumah tangga/domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas di
lingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga
dihitung dengan berdasarkan:
 Jumlah penduduk
 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
 Cara pelayanan air
 Konsumsi pemakaian air (lt/org/hari)
Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat pelayanan air bersih
yang akan direncanakan meliputi:
1. Konsumsi pemakaian air bersih
Untuk konsumsi pemakaian air bersih domestik perkotaan ditentukan untuk SR
sebesar 120 L/dt dan SU sebesar 30 L/dt. Untuk konsumsi domestik perdesaan
ditentukan sebesar 60 L/or/hr.
2. Jumlah Persambungan
Jumlah jiwa per sambungan rumah dihitung berdasarkan jumlah rata-rata untuk
SR sebesar 5 jiwa/sambungan dan KU sebesar 100 jiwa/sambungan.

BAB IV-22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

4.2.2 Kebutuhan non-domestik


Yang dimaksud sebagai kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah pemakaian
air di luar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk ke dalam kelompok kebutuhan
air untuk keperluan non domestik meliputi niaga, kesehatan, sosial, perkantoran,
pendidikan dan peibadatan. Kebutuhan air non domestik dihitung sebesar 20% dari
kebutuhan air domestik.

4.2.3 Kehilangan Air


Kehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara banyaknya air yang disediakan
(water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Dalam setiap
penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari terjadinya kemungkinan
kehilangan air dari sistem. Kehilangan air yang terjadi bisa disebabkan oleh faktor
teknis maupun non teknis. Kehilangan air yang bersifat teknis disebabkan oleh
kebocoran pipa distribusi atau kerusakan meter air. Sedangkan kehilangan air yang
bersifat non teknis misalnya adanya pencurian air dari pipa distribusi air minum.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kehilangan air. Besarnya kehilangan air tersebut diperkirakan sebesar 20% dari
kebutuhan air total. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai
tahun rencana. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen
tidak terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh faktor teknis
maupun non teknis.

4.2.4 Fluktuasi Pemakaian Air


Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, dikenal istilah fluktuasi
pemakaian air pada waktu hari maksimum dan fluktuasi pemakaian air pada saat jam
puncak. Yang dimaksud dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada saat jam puncak
adalah sebagai berikut:
 Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih tinggi
dari pemakaian per jam rata-rata.
 Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jam
puncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari. Sedangkan yang dimaksud
dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada waktu hari maksimum.

BAB IV-23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi dari
pemakaian air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian air
pada hari maksimum.
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan beberapa faktor pengali untuk
pemakaian air hari maksimum dan jam puncak, maka faktor-faktor tersebut diambil
dari Standar Cipta Karya, yaitu:
 Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
 Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata

4.2.5 Kapasitas Sistem


Kapasitas sistem dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga/domestik
ditambah dengan kebutuhan untuk non domestik. Kebutuhan rumah tangga dihitung
berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, prosentase pelayanan dan besarnya konsumsi
kebutuhan. Sedangkan kebutuhan air non domestik dihitung berdasarkan konsumsi
kebutuhan air bersih tiap unit dan jumlah unit fasilitas. Disamping hal-hal di atas, ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Kebocoran/kehilangan air
Kebocoran atau kehilangana ir diperkirakan sebesar 20% dari kapasitas produksi.
Kebocoran tersebut meliputi pemakaian air di instalasi, kehilangan pada unit
transmisi, kehilangan pada reservoir dan kebocoran pada jaringan distribusi.
2. Kapasitas pengambilan air baku
Kapasitas pengambilan sumber air baku disesuaikan dengan kapasitas produksi
atau debit hari maksimum.
3. Fluktuasi kebutuhan air bersih
Kebutuhan rata-rata meliputi pemakaian domestik dan non domestik, sedangkan
pemakaian hari maksimum diperkirakan sebesar 1,15 kali kebutuhan rata-rata dan
pemakaian jam puncak diperkirakan sebesar 1,75-2 kali pemakaian rata-rata.
4. Jaringan pipa transmisi
Jaringan pipa transmisi direncanakan untuk dapat mengalirkan air sesuai dengan
kapasitas hari maksimum.

BAB IV-24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5. Kapasitas reservoir distribusi


Kapasitas reservoir distribusi direncanakan untuk dapat menampung sisa kapasitas
produksi pada saat pemakaian jam minimum dan mampu mensuplai pada saat
pemakaian jam puncak.
Perencanaan penyediaan air baku dilakukan dengan pengembangan sistem
penampungan dengan reservoir. Kapasitas reservoir ditentukan oleh beberapa hal
yaitu debit sumber mata air, besarnya kemampuan reservoir yang akan
direncanakan untuk menampung kapasitas produksi dari sumber mata air yang
dikaitkan dengan besarnya proyeksi kebutuhan air.
V = ( 20 % x 86.400 dt/hr x K )/1/1.000 m3/lt
Dimana :
V = volume reservoir rencana (m3)
K = kebutuhan air hari maksimum
6. Jaringan pipa induk distribusi
Jaringan pipa induk distribusi direncanakan mampu mengalirkan air bersih pada
saat pemakaian jam puncak.
Secara lebih rinci batasan-batasan perencanaan yang digunakan antara Lain :
 Kapasitas sistem perpipaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan air pada jam
puncak dan jam maksimum.
 Kecepatan aliran dalam pipa direncanakan minimum 0,3 m/dt dan maksimum
3,0 m/dt. Sisa tekanan minimum yang dikehendaki pada jaringan pipa induk
pada titik kritis minimal 10 m kolom air atau 1 atm.
 Daerah pelayanan dibagi menjadi blok-blok pelayanan dan kebutuhan air tiap
blok disesuaikan dengan kebutuhan air bagi penduduk dan aktifitas yang
berada dalam blok tersebut.
 Kelas pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan tekanan air
yang melalui pipa tersebut.
7. Kapasitas aliran dalam pipa
Kecepatan aliran minimum dalam pipa direncanakan sebesar 0,5 m/dt, sedangkan
kecepatan aliran maksimum direncanakan sebesar 3 m/dt.

BAB IV-25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

8. Koefisien kekasara pipa


Dasar perhitungan kapasitas hidrolis baik pada pipa transmisi maupun distribusi
menggunakan koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen-Williem) sebagai
berikut:
 pipa PVC baru: 120-140
 pipa baja bar : 100-120

4.3 Periode Perencanaan


Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun, sehingga periode
perencanaan menjadi 4 tahap atau perlima tahun agar memudahkan adanya evaluasi dan
pelaksanaan terhadap rencana induk di lapangan.

4.4 Kriteria Daerah Layanan


4.4.1 Prioritas Sasaran Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan disesuaikan dengan arah pengembangan yang ada dalam RTRW
serta memperhatikan daerah potensial, daerah yang tinggi kepadatan penduduknya,
daerah strategi (wisata, industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan
rendah (MBR), daerah rawan air, serta kebijakan pemerintah kabupaten dalam
ppenyediaan air minum. Upayakan daerah yang Bukan Jarinan Perpipaan tak
terlindungi dijadikan Bukan Jarinan Perpipaan terlindungi atau diubah menjadi
Jaringan Perpipaan.

4.4.2 Tujuan Pelayanan Air Minum


a. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi air
minum
b. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai
d. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan operasi

Matriks Kriteria Utama Penyusunan RI SPAM Berbagai Klasifikasi

BAB IV-26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 4.2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan RISPAM Berbagai Klasifikasi

Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007

BAB IV-27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB V
PROYEKSI KEBUTUHAN
AIR MINUM
5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah terdiri atas:
1. Rencana Pusat Kegiatan sebagai berikut:
a. Pusat Kegiatan Nasional Promosi;
b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi;
c. Pusat Pelayanan Kawasan; dan
d. Pusat Pelayanan Lingkungan.
 PKNp yaitu Perkotaan Maumere, sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat
pelayanan perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, pendidikan, kesehatan dan
transportasi.
 PKLp yaitu Perkotaan Kewapante sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten,
perdagangan, transportasi, industri dan pergudangan.
 PPK yaitu Kawasan Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue
sebagai pusat pelayanan pendidkan, perdagangan, perikanan, pertanian dan perkebunan,
transportasi dan pariwisata.
 PPL yaitu Perkotaan Bola, Hewokloang, Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Koting,
Tanawawo, Mego dan Pemana sebagai pusat pelayanan perdagangan, perikanan,
pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata.

2. Rencana sistem jaringan prasarana utama terdiri atas:


a. Rencana sistem jaringan transportasi darat;
Rencana sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
 jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan jalan dan jembatan,
jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, dan jaringan layanan lalu lintas;
 jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan meliputi terminal penumpang dan
barang, jembatan timbang dan pengujian kendaraan bermotor; dan
BAB V - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 jaringan transportasi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP).

b. Rencana sistem jaringan transportasi laut


Rencana sistem jaringan transportasi laut terdiri atas:
 rencana tatanan kepelabuhan; dan
 rencana alur pelayaran.

c. Rencana sistem jaringan transportasi udara.


Rencana sistem jaringan transportasi udara terdiri atas:
 rencana tatanan kebandarudaraan; dan
 rencana ruang udara untuk penerbangan.

3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


Rencana sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas: rencana sistem jaringan energi;
rencana sistem jaringan telekomunikasi; rencana sistem jaringan sumber daya air; dan
rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

5.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah


Rencana pola ruang wilayah terdiri atas:
1. Kawasan lindung terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung;
Kawasan hutan lindung meliputi:
1) kawasan hutan lindung Egon Ilimedo terdapat di Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Bola dan Kecamatan Hewokloang, dengan luas kurang lebih 19.457,80
Ha;
2) kawasan hutan lindung Iliwuli terdapat di Kecamatan Talibura dan Waiblama,
dengan luas kurang lebih 575,43 Ha;
3) kawasan hutan lindung Iligai terdapat di Kecamatan Lela, Kecamatan Nelle,
Kecamatan Koting, Kecamatan Kangae dan Kecamatan Bola, dengan luas kurang
lebih 1.226,20 Ha;
4) kawasan hutan lindung Ilindobo terdapat di Kecamatan Bola, Kecamatan
Hewokloang dan Kecamatan Kewapante dengan luas kurang lebih 230 Ha;
BAB V - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5) kawasan hutan lindung Wukoh Lewoloroh terdapat di Kecamatan Talibura dan


Kecamatan Waiblama, dengan luas kurang lebih 3.250 Ha;
6) kawasan hutan lindung Telorawa II terdapat di Kecamatan Paga, Kecamatan
Tanawawo dan Kecamatan Mego, dengan luas kurang lebih 6.000 Ha;
7) kawasan hutan lindung Mbotulena – Keliwenda terdapat di Kecamatan Paga dan
Kecamatan Tanawawo, dengan luas kurang lebih 670 Ha;
8) kawasan hutan lindung Kimang Buleng terdapat di Kecamatan Nita,Kecamatan
Magepanda dan Kecamatan Alok Barat, dengan luas kurang lebih 5.514 Ha;
9) kawasan hutan lindung Ilidarat terdapat di Kecamatan Talibura, dengan luas kurang
lebih 700 Ha;
10) kawasan hutan lindung Mengkuri (Pulau Besar) terdapat di Kecamatan Alok Timur,
dengan luas kurang lebih 400 Ha; dan
11) kawasan hutan lindung Rokatenda terdapat Kecamatan Palue, dengan luas kurang
lebih 420 Ha.

b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;


Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa
kawasan resapan air. Kawasan resapan air seluas kurang lebih 134 Ha yang tersebar di
seluruh wilayah kabupaten.

c. Kawasan perlindungan setempat;


Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
 kawasan sempadan pantai;
 kawasan sempadan sungai;
 kawasan sekitar danau atau waduk;
 kawasan sekitar mata air;
 kawasan pulau-pulau kecil; dan
 kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;


Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi:
o kawasan suaka alam laut;
- Kawasan Suaka Alam Laut Flores; dan
BAB V - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Kawasan Suaka Alam Laut Sawu.


o kawasan suaka margasatwa; terdapat di kawasan hutan lindung Egon Ilimedo.
- Taman Wisata Alam Pulau Besar; dan
- Taman Wisata Alam Egon Ilimedo.
o kawasan pantai berhutan bakau;
o kawasan taman wisata alam;
o kawasan taman wisata alam laut; yaitu Taman Wisata Alam Laut Gugus Pulau
Teluk Maumere.
o kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
- Gereja Tua Sikka, Rumah Raja Sikka, dan Wisung Fatima di Kecamatan Lela;
- Watu Krus, Gereja Bola dan Sumur Tua Baluk di Kecamatan Bola;
- Gereja Salib Suci Mauloo, Lepa Ria Kunu Mbengu dan Kubur Batu Nua Bari
di Kecamatan Paga;
- Gereja Tua Nita, Regalia Kerajaan Nita, Patung Maria Bunda Segala Bangsa
Nilo dan Museum Bikon Blewut di Kecamatan Nita;
- Gereja Tua Imakulata Lekebai di Kecamatan Mego;
- Gereja Tua Koting di Kecamatan Koting;
- Gereja Tua Nelle di Kecamatan Nelle;
- Patung Kristus Raja, Gereja Katedral St. Yoseph, Makam Raja Sikka di
Kecamatan Alok;
- Jong Dobo, Moko dan Kumbang Porselin di Kecamatan Kewapante;
- Lepo Kirek dan Benda Pusaka di Kecamatan Hewokloang; dan
- Gereja Tua Lei di Kecamatan Palue.

e. kawasan rawan bencana;


o kawasan rawan tanah longsor;
Kawasan rawan longsor sebagaimana meliputi Kecamatan Mego, Kecamatan Tana
Wawo, Kecamatan Alok Timur dan di Wilayah Kepulauan, Kecamatan Palue,
Kecamatan Mapitara, Kecamatan Talibura dan Kecamatan Waiblama.
o kawasan rawan gelombang pasang;
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau
meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Doreng, Kecamatan Talibura, Kecamatan
BAB V - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur,


Kecamatan Palue, Kecamatan Mego, Kecamatan Kewapante dan Kecamatan
Waiblama serta pulau-pulau.
o kawasan rawan banjir;
Kawasan rawan banjir meliputi Kecamatan Paga, Kecamatan Kewapante,
Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Magepanda, Kecamatan
Talibura, Kecamatan Mego, dan Kecamatan Kangae.
o kawasan rawan angin topan.
Kawasan rawan angin topan meliputi Kecamatan Tana Wawo,Kecamatan Paga,
Kecamatan Mego, Kecamatan Nita, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Bola, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Waiblama, Kecamatan
Hewokloang dan Kecamatan Waigete.

f. kawasan lindung geologi;


Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
o kawasan rawan gempa dan gerakan tanah;
Kawasan rawan gempa dan gerakan tanah terdapat di seluruh wilayah kecamatan
baik wilayah laut maupun darat.
o kawasan rawan letusan gunung berapi;
Kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi:
- Kawasan pegunungan Rokatenda di Kecamatan Palue; dan
- Kawasan Gunung Egon di Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara dan
Kecamatan Doreng.

o kawasan rawan tsunami.


Kawasan rawan tsunami terdapat di kecamatan pesisir dan pulau-pulau meliputi
Kecamatan Paga, Kecamatan Kangae, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Lela,
Kecamatan Magepanda, Kecamatan Bola, Kecamatan Doreng, Kecamatan
Mapitara, Kecamatan Mego, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok
Timur dan Kecamatan Palue.

BAB V - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

g. kawasan lindung lainnya.


o Kawasan pengungsian satwa, meliputi:
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Laut Flores.
o Kawasan terumbu karang, meliputi:
- kawasan Terumbu Karang Laut Sawu; dan
- kawasan Gugus Pulau Teluk Maumere.
o Kawasan koridor jenis satwa/biota laut yang dilindungi meliputi :
- kawasan Perairan Laut Sawu; dan
- kawasan Perairan Gugus Pulau Teluk Maumere.

2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya seluas kurang lebih 177.460,80 Ha, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 8.933 Ha terdiri atas:
o kawasan peruntukan hutan produksi tetap;
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 1.354Ha terdapat
di Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Kangae, Kecamatan Nelle, Kecamatan Koting, Kecamatan Magepanda
dan Kecamatan Alok Timur.

o kawasan peruntukan hutan produksi terbatas.


Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 7.579 ha, terdapat
di Kecamatan Paga, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Nita
dan Kecamatan Magepanda.

b. kawasan peruntukan pertanian;


o Kawasan budidaya tanaman pangan, terdiri atas:
- sawah irigasi seluas kurang lebih 3.106 Ha terdapat di Kecamatan Paga,
Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waigete, Kecamatan Nita, Kecamatan Waiblama dan Kecamatan Magepanda;

BAB V - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- sawah non irigasi seluas kurang lebih 524 Ha terdapat di Kecamatan


Magepanda, Kecamatan Tanawawo, Kecamatan Lela, Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Kangae dan Kecamatan Nita; dan
- lahan kering seluas 47.109 Ha tersebar di seluruh wilayah.
o Kawasan budidaya hortikultur seluas kurang lebih 2.233 ha, terdapat di Kecamatan
Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Nelle,
Kecamatan Nita, Kecamatan Magepanda, Kecamatan Palue dan Kecamatan Alok.
o Kawasan budidaya perkebunan seluas kurang lebih 12.019 ha meliputi seluruh
wilayah.
o Kawasan budidaya peternakan terdiri atas:
- peternakan besar terdapat di Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete,
Kecamatan Mapitara, dan Kecamatan Magepanda seluas kurang lebih 5.451
ha; dan
- peternakan kecil terdapat di seluruh wilayah.

c. kawasan peruntukan perikanan;


o Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di Perairan Laut Sawu dan Laut
Flores.
o Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdapat di Kecamatan Talibura,
Kecamatan Waigete, Kecamatan Kewapante,
o Kecamatan Magepanda, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Paga, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola dan Kecamatan Alok.
o Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok
Timur, Kecamatan Alok, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Paga, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola dan Kecamatan Magepanda.

d. kawasan peruntukan pertambangan;


o Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam terdapat di Kecamatan Paga,
Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola, Kecamatan Doreng,
Kecamatan Mapitara, Kecamatan Waigete, Kecamatan Waiblama, Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Kewapante, dan Kecamatan Talibura.

BAB V - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

o Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam terdapat di Kecamatan


Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan Magepanda, Kecamatan Mego,
Kecamatan Paga, dan Kecamatan Tana Wawo.
o Kawasan peruntukan pertambangan mineral batuan terdapat di Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Kangae, Kecamatan Bola, Kecamatan Nelle, Kecamatan
Doreng, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Nita, Kecamatan Lela, Kecamatan Alok,
Kecamatan Paga, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Alok
Timur, Kecamatan Talibura, Kecamatan Mego dan Kecamatan Waigete.

e. kawasan peruntukan industri;


o Kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga terdapat di seluruh wilayah
daerah.
o Kawasan peruntukan industri terdapat di Perkotaan Maumere, Kecamatan
Kewapante, Kecamatan Waigete, Kecamatan Talibura, Kecamatan Magepanda,
dan Kecamatan Palue, dan Kecamatan Paga.
o Kawasan peruntukan industri besar terdapat di luar Kawasan Perkotaan Maumere
dan Perkotaan Kewapante.

f. kawasan peruntukan pariwisata;


o Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:
- Taman Laut Gugus Pulau Teluk Maumere di kawasan laut Kecamatan
Kewapante, Kecamatan Waigete, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Timur,
Kecamatan Kewapante, dan Kecamatan Alok Barat;
- Danau Semparong, Pantai Pasir Putih Pulau Sukun, Pantai Pasir Putih Pulau
Kambing, Pantai Pasir Putih Pulau Pemana di Kecamatan Alok;
- Hutan Wisata Pulau Besar, Pantai Pasir Putih Pulau Besar, Pantai Pasir Putih
Pulau Pangabatang, Pantai Pasir Putih Pulau Babi, Pulau Kondo di Kecamatan
Alok Timur;
- Puncak Buleng, Tebing Alam Halar Hawata dan Puncak Kimang di Kecamatan
Nita;
- Mata Air Panas Blidit, Air Terjun Wairhoret, Danau Ranoklahit, Air Tejun
Tunahohok, Gua Alam Patiahu, Gunung Api Egon, Hutan Wisata Egon, Agro

BAB V - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Wisata Waigete, Pantai Wairbleler, Pantai Wairterang dan Pantai Nangatobong


di Kecamatan Waigete;
- Air Terjun Morosobe di Kecamatan Tana Wawo;
- Air Terjun Glak di Kecamatan Mapitara;
- Air Panas dan Watu Irung Bura di Kecamatan Waiblama;
- Mata Air Panas Baokrenget di Kecamatan Mapitara;
- Tebing Alam Raganatar dan Pantai Ipir di Kecamatan Bola;
- Pantai Doreng dan Gua Alam Keytimu di Kecamatan Doreng;
- Pantai Nangahure dan Pantai Wailiti di Kecamatan Alok Barat;
- Pantai Sikka dan Pantai Bangboler di Kecamatan Lela;
- Pantai Waiara di Kecamatan Kewapante;
- Pantai Waipare di Kecamatan Kangae;
- Pantai Kajuwulu, Pantai Wingawoka dan Pantai Waturia Kecamatan
Magepanda;
- Pantai Wailamung dan Pantai Tanjung Darat Kecamatan Talibura;
- Penyulingan Uap Panas Bumi, Gunung Api Rokatenda dan Pantai Pasir Putih
Reruwairere di Kecamatan Palue; dan
- Tebing Alam Watungesu, Pantai Paga dan Pantai Koka di Kecamatan Paga.

o Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi:


- Toja Bobu, Ule Nale, Logu Sinhor, Gereja Tua Sikka dan Kampung Adat Sikka
Natar di Kecamatan Lela;
- Tempat Ziarah dan Rumah Retret Santo Nabi Elia Mageria, Tempat Pertapaan
di Kelikeo, Loka Poo dan Kubur Batu di Kecamatan Paga;
- Loka Mase dan Ai Ripa di Kecamatan Mego;
- Tempat Ziarah Nilo dan Museum Bikon Blewut di Kecamatan Nita;
- Gareng Lameng dan Gren Mahe di Kecamatan Waiblama;
- Tempat Ziarah Watusoking, Tempat Ziarah Dian Desa di Kecamatan Waigete;
- Gua Maria Krokowolon di Kecamatan Kewapante;
- Gua Maria Kesokoja, Pati Karapu dan Tu Teu di Kecamatan Palue;
- Pire Tana dan Gua Fatima Hokor di Kecamatan Bola;
- Wair Nokerua di Kecamatan Magepanda;
- Kampung Tradisional Wuring di Kecamatan Alok Barat;
BAB V - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Tige Temu di Kecamatan Alok Timur;


- Patung Kristus Raja dan Kampung Garam di Kecamatan Alok;
- Kampung Adat Watublapi dan Kampung Adat Hewokloang di Kecamatan
Hewokloang; dan
- Pertunjukan Sendratari dan Musik tradisional tersebar di seluruh wilayah
kabupaten.
o Kawasan peruntukan pariwisata buatan/taman rekreasi
- taman rekreasi kota di setiap Ibu Kota Kabupaten/Kecamatan; dan
- agro wisata di Kecamatan Waigete, Kecamatan Talibura, Kecamatan
Magepanda, Kecamatan Nita, Kecamatan Koting.

g. kawasan peruntukan permukiman; dan


o Kawasan permukiman perkotaan diimbangi dengan tersedianya pusat pelayanan
yang terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Maumere, Perkotaan Kewapante,
Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue.
o Kawasan permukiman perdesaan terdapat di Kecamatan Bola, Hewokloang,
Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Tana Wawo, Mego dan Koting.

h. kawasan peruntukan lainnya.


Kawasan peruntukan lainnya seluas kurang lebih 33,80 Ha adalah Kawasan
pertahanan dan keamanan.

BAB V - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 5.1 Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Sikka


BAB V - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sikka


BAB V - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5.2 Rencana Daerah Pelayanan


Adapun rencana daerah pelayanan pada pengembangan SPAM tersaji pada Tabel 5.1
sampai Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kota, Unit Kecamatan Nita dan Lela
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER

1 UNIT KOTA MAUMERE KEC. ALOK BARAT Mengoptimalkan sumber


air eksisting
KEC. ALOK Pengemb. Sumur Bor

KEC. ALOK TIMUR

2 UNIT KECAMATAN NITA DP IKK NITA Mengoptimalkan sumber


air eksisting
Tilang Peningkatan kapasitas
Lusitada Unit SPAM
Bloro
Tebuk
Takaplager
Nita Kloang
Wuliwutik
Ladogahar
Riit
Nirangkliung

3 UNIT KECAMATAN LELA DP IKK LELA Mengoptimalkan sumber


air eksisting
PEDESAAN Peningkatan kapasitas
Kolidetung Unit SPAM
Korowuwu
Hepang
Watutedang
Sikka
Iligae
Baopaat

BAB V - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.2 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Bola, Kewapante dan
Tolibura
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER

4 UNIT KECAMATAN BOLA DP IKK BOLA Mengoptimalkan sumber


air eksisting
PEDESAAN Peningkatan kapasitas
Hokor Unit SPAM
Wolonwalu
Wolokoli
Umaula
Ipir

5 UNIT KECAMATAN DP IKK Kewapante Mengoptimalkan sumber


KEWAPANTE air eksisting
PEDESAAN Peningkatan kapasitas
Umagera Unit SPAM
Ian Tena
Kopong
Seusina
Namangkewa
Waiara
Geliting
Wairkoja

6 UNIT KECAMATAN DP IKK Tolibura Rencana pengamb


TOLIBURA Mata air Bokor
PEDESAAN Nanga Merah
Wair Terang
Wair Laka

Tabel 5.3 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Magapanda, Koting,
Hewokloang, Waigete, dan Kangae.
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER

7 UNIT KECAMATAN
MAGAPANDA DP IKK Magapanda Rencana pengamb
Mata air Kalitanga
PEDESAAN Mata air Masekae
Kolisia Pengembangan sumur
Magepanda pompa
Reroroja
Kolisia B
Done

8 UNIT KECAMATAN KOTING DP IKK Koting Mata air Wair Puan


Rencana Embung dan
PEDESAAN IPA
Koting A
Koting B
Koting C
Koting D'
Ribang
Paubekor

9 SPAM KEC. Hewokloang DP IKK Hewokloang Rencana Pengamb


10 SPAM KEC. Waigete IKK. Waigete MA. Wairita
11 SPAM KEC. Kangae IKK. Kangae MA. Mata Malang 1
MA. Mata Malang 2
PEDESAAN MA. Doleman
Weir Koja

BAB V - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.4 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Mago dan Kec. Paga
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER

12 SPAM KEC. Mego DP IKK Mego Rencana IPA Mego

PEDESAAN
Korobhera
Dobo
Bhera
Wolodhesa
Gera
Liakutu
Prabubu
Dobo Nuapuu
Kowi
Napugera

13 SPAM KEC. Paga DP IKK Paga Rencana IPA Mego

PEDESAAN
Wolowiro
Mauloo
Mbengu
Paga
Lenandareta
Masebewa
Wlorega
Wolowona

Tabel 5.5 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Waiblama, Tanamawo,
Doreng, Nelle, Mapitara, dan Palue
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER

14 WAIBLAMA Kota dan Perdesaan Penyempurnaan PAM Desa

15 TANAMAWO Kota dan Perdesaan Pengemb. Dan pemanfaatan


MA. Muru Sobe, MA.
Udu Kana
16 DORENG Kota dan Perdesaan Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Wair Bamerak

17 NELLE Kota dan Perdesaan Pembangunan PAH dan


Embung

18 MAPITARA Kota dan Perdesaan Pengembangan Sumber


Mata Air
19 PALUE Pulau Pemanfaatan dan Pengemb.
Air Curah

BAB V - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

KANGAE, KAWAPANTE,

RENC. DAERAH

KEC. PAGA

Hewokloang, Waigete, Magepanda, Paga, Mego, Nita, Lela.

BAB V - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM RENC. DAERAH PELAYANAN


KEPULAUAN SPAM TALIBURA

RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM


KEC. NELLE

RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM


KEC. DORENG

RENC. DAERAH PELAYANAN


RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM SPAM KEC. WAIBLAMA
RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM
KEC. TANAMAWO KEC. BOLA

RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM


RENC. DAERAH PELAYANAN SPAM
KEC. KOTING
KEC. MAPITARA

Gambar 5.4 Rencana daerah Pelayanan SPAM Unit kecamatan Waiblama, Tanamawo, Doreng, Bola,
Mapitara, Nelle, Koting, Talibura dan Palue

BAB V - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk


Metode proyeksi penduduk beragam dan banyak macamnya. Adapun metode proyeksi
penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara lain:
1. Metode Aritmatik
Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek sama dengan kurun waktu
perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = Po + (r.n)
Dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n : periode waktu proyeksi
r : rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa)

2. Metode Geometri
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan secara
otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan penurunan jumlah
penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = Po (1 + r)n
Dimana:
Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n : periode waktu proyeksi
r : rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun (%)

3. Metode Least Square


Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y
dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara
menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua
dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat.
Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = a + (b.n)
Dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
BAB V - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

n : beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal


a dan b: konstanta, dimana:
 P  t   t P.t 
2

n t    t 
2 2

a =
n P.t  t P

b=
 2

n  x   x 
2

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu
menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji
koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah:
n xy   y x
r =

Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah
jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalah ln dari jumlah
penduduk dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.

5.4 Proyeksi Kebutuhan Air


Penyediaan air bersih di daerah studi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan baku
meliputi air bersih penduduk (domestik) dan fasilitas umum, dengan demikian maka
diperhitungkan dengan mempertimbangkan factor yang dapat menunjang atau
menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
 Pertambahan jumlah penduduk
 Tingkat sosial ekonomi penduduk
 Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya
 Keadaan system penyediaan air bersih pada saat sekarang
 Keadaan sosial ekonomi dari daerah setempat

BAB V - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1. Kebutuhan Air Untuk Rumah Tangga (Domestik).


Kebutuhan air untuk rumah tangga/domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas
dilingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga
dihitung dengan berdasarkan :
 Jumlah penduduk
 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
 Cara pelayanan air
 Konsumsi pemakaian air (lt/orang/hari)

2. Kebutuhan Air Untuk Non Domestik.


Yang dimaksud sebagai kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah pemakaian
air diluar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk ke dalam kelompok kebutuhan
air untuk keperluan non domestik meliputi niaga, kesehatan, sosial, perkantoran,
pendidikan dan peribadatan. Kebutuhan air non domestik dihitung sebesar 20% dari
kebutuhan air domestik.

3. Kehilangan Air.
Dalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari terjadinya
kemungkinan kehilangan air dari sistem.Kehilangan air yang terjadi bias disebabkan
oleh factor teknis maupun non teknis. Faktor teknis, kehilangan air disebabkan oleh
kebocoran pipa, kerusakan meter air. Sedangkan factor non teknis, kehilangan air
disebabkan oleh kesalahan pembacaan meteran/pencatatan, kesalahan
penjumlahan/pengurangan dll.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen
tidak tergangu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh factor teknis
maupun oleh faktor non teknis. Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari
kebutuhan arata-rata air bersih penduduk. Besar kehilangan air ini diperkirakan
konstan mulai awal sampai tahun rencana.

BAB V - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

4. Fluktuasi Pemakaian Air


Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, dikenal istilah fluktuasi
pemakaian air pada waktu hari maksimum dan fluktuasi pemakaian air pada saat jam
puncak.
Yang dimaksud dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada saat jam puncak adalah
sebagai berikut :
 Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih tinggi
dari pemakaian perjam rata-rata.
 Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jam
puncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari. Sedangkan yang dimaksud
dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada waktu hari maksimum.
 Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi dari
pemakaian perhari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian air pada
hari maksimum.
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan berapa factor penggali untuk
pemakaian hari maksimum dan jam puncak, maka factor-faktor tersebut diambil dari
Standard Cipta Karya, yaitu :
 Hari maksimum = 1.2 x Kebutuhan rata-rata
 Jam puncak = 1.5 x Kebutuhan rata-rata

BAB V - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.1. PerhitunganKebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Paga KabupatenSIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Paga Jiwa 18,085.50 20,552.01 23,354.91 26,540.07
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 14,468.40 18,496.81 22,187.16 25,213.06
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 12.06 15.41 18.49 21.01
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.00 1.28 1.54 1.75

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 13.06 16.70 20.03 22.76

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 2.61 3.34 4.01 4.55

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 15.67 20.04 24.04 27.31

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 3.13 4.01 4.81 5.46

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 18.81 24.05 28.84 32.78

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 21.63 27.65 33.17 37.69

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 32.45 41.48 49.75 56.54
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.2. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Mego Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Mego Jiwa 13,904.75 15,801.09 17,956.06 20,404.92
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 11,123.80 14,220.98 17,058.25 19,384.67
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.27 11.85 14.22 16.15
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.77 0.99 1.18 1.35

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 10.04 12.84 15.40 17.50

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 2.01 2.57 3.08 3.50

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 12.05 15.41 18.48 21.00

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.41 3.08 3.70 4.20

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 14.46 18.49 22.18 25.20

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 16.63 21.26 25.50 28.98

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 24.95 31.89 38.25 43.47
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.3. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Tanamawo Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Tanamawo Jiwa 10,103.56 11,481.49 13,047.34 14,826.75
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 8,082.85 10,333.34 12,394.98 14,085.41
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 6.74 8.61 10.33 11.74
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.56 0.72 0.86 0.98

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 7.30 9.33 11.19 12.72

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.46 1.87 2.24 2.54

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 8.76 11.19 13.43 15.26

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.75 2.24 2.69 3.05

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 10.51 13.43 16.11 18.31

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 12.08 15.45 18.53 21.06

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 18.13 23.17 27.80 31.59
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel5. 4. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Lela Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Lela Jiwa 13,754.75 15,630.63 17,762.35 20,184.79
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 11,003.80 14,067.57 16,874.23 19,175.55
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.17 11.72 14.06 15.98
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.76 0.98 1.17 1.33

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.93 12.70 15.23 17.31

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.99 2.54 3.05 3.46

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.92 15.24 18.28 20.77

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.38 3.05 3.66 4.15

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 14.30 18.29 21.94 24.93

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 16.45 21.03 25.23 28.67

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 24.68 31.55 37.84 43.00
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.5. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Bola Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Bola Jiwa 12,980.88 14,751.22 16,763.00 19,049.15
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,384.70 13,276.10 15,924.85 18,096.69
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 8.65 11.06 13.27 15.08
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.72 0.92 1.11 1.26

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.38 11.99 14.38 16.34

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.88 2.40 2.88 3.27

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.25 14.38 17.25 19.60

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.25 2.88 3.45 3.92

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 13.50 17.26 20.70 23.53

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 15.53 19.85 23.81 27.05

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 23.29 29.77 35.71 40.58
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.6. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Doreng Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Doreng Jiwa 13,327.47 15,145.08 17,210.58 19,557.77
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,661.98 13,630.57 16,350.05 18,579.88
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 8.88 11.36 13.63 15.48
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.74 0.95 1.14 1.29

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.63 12.31 14.76 16.77

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.93 2.46 2.95 3.35

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.55 14.77 17.71 20.13

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.31 2.95 3.54 4.03

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 13.86 17.72 21.26 24.15

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 15.94 20.38 24.44 27.78

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 23.91 30.57 36.66 41.67
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.7. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Mapitara Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Mapitara Jiwa 7,678.52 8,725.73 9,915.75 11,268.06
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 6,142.82 7,853.15 9,419.96 10,704.66
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 5.12 6.54 7.85 8.92
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.43 0.55 0.65 0.74

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.55 7.09 8.50 9.66

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.11 1.42 1.70 1.93

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.65 8.51 10.20 11.60

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.33 1.70 2.04 2.32

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 7.99 10.21 12.25 13.92

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 9.18 11.74 14.08 16.00

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 13.78 17.61 21.12 24.01
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.8. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Talibura Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Talibura Jiwa 23,717.40 26,952.00 30,627.73 34,804.76
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 18,973.92 24,256.80 29,096.34 33,064.52
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 15.81 20.21 24.25 27.55
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.32 1.68 2.02 2.30

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 17.13 21.90 26.27 29.85

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 3.43 4.38 5.25 5.97

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 20.56 26.28 31.52 35.82

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 4.11 5.26 6.30 7.16

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 24.67 31.53 37.83 42.98

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 28.37 36.26 43.50 49.43

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 42.55 54.40 65.25 74.15
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.9. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Waiblama Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Waiblama Jiwa 25,737.89 29,248.04 33,236.90 37,769.77
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 20,590.31 26,323.23 31,575.06 35,881.28
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 17.16 21.94 26.31 29.90
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.43 1.83 2.19 2.49

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 18.59 23.76 28.51 32.39

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 3.72 4.75 5.70 6.48

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 22.31 28.52 34.21 38.87

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 4.46 5.70 6.84 7.77

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 26.77 34.22 41.05 46.65

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 30.78 39.35 47.20 53.64

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 46.17 59.03 70.81 80.46
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.10. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Waigete Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Waigete Jiwa 8,169.44 9,283.59 10,549.70 11,988.47
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 6,535.55 8,355.23 10,022.21 11,389.05
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 5.45 6.96 8.35 9.49
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.45 0.58 0.70 0.79

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.90 7.54 9.05 10.28

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.18 1.51 1.81 2.06

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 7.08 9.05 10.86 12.34

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.42 1.81 2.17 2.47

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 8.50 10.86 13.03 14.81

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 9.77 12.49 14.98 17.03

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 14.66 18.74 22.47 25.54
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5. 11. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Kewapane Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Kewapane Jiwa 15,593.42 17,720.06 20,136.73 22,882.99
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 12,474.73 15,948.05 19,129.89 21,738.84
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 10.40 13.29 15.94 18.12
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.87 1.11 1.33 1.51

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 11.26 14.40 17.27 19.63

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 2.25 2.88 3.45 3.93

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 13.51 17.28 20.72 23.55

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.70 3.46 4.14 4.71

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 16.22 20.73 24.87 28.26

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 18.65 23.84 28.60 32.50

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 27.97 35.76 42.90 48.75
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.12. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Hewoklong Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Hewoklong Jiwa 9,685.37 11,006.27 12,507.31 14,213.07
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 7,748.30 9,905.64 11,881.95 13,502.41
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 6.46 8.25 9.90 11.25
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.54 0.69 0.83 0.94

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 6.99 8.94 10.73 12.19

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.40 1.79 2.15 2.44

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 8.39 10.73 12.87 14.63

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.68 2.15 2.57 2.93

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 10.07 12.88 15.45 17.55

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 11.58 14.81 17.76 20.19

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 17.38 22.21 26.65 30.28
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.13. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Kangae Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Kangae Jiwa 19,030.97 21,626.42 24,575.85 27,927.52
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 15,224.77 19,463.78 23,347.06 26,531.14
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 12.69 16.22 19.46 22.11
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.06 1.35 1.62 1.84

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 13.74 17.57 21.08 23.95

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 2.75 3.51 4.22 4.79

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 16.49 21.09 25.29 28.74

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 3.30 4.22 5.06 5.75

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 19.79 25.30 30.35 34.49

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 22.76 29.10 34.90 39.66

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 34.14 43.65 52.36 59.50
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.14. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Nelle Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Nelle Jiwa 11,246.76 12,780.60 14,523.63 16,504.37
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 8,997.41 11,502.54 13,797.45 15,679.15
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 7.50 9.59 11.50 13.07
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.62 0.80 0.96 1.09

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 8.12 10.38 12.46 14.15

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.62 2.08 2.49 2.83

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 9.75 12.46 14.95 16.99

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.95 2.49 2.99 3.40

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 11.70 14.95 17.94 20.38

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 13.45 17.20 20.63 23.44

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 20.18 25.79 30.94 35.16
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.15. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Koting Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Koting Jiwa 7,486.48 8,507.49 9,667.74 10,986.24
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 5,989.18 7,656.74 9,184.36 10,436.92
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 4.99 6.38 7.65 8.70
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.42 0.53 0.64 0.72

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.41 6.91 8.29 9.42

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.08 1.38 1.66 1.88

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.49 8.29 9.95 11.31

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.30 1.66 1.99 2.26

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 7.79 9.95 11.94 13.57

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 8.95 11.45 13.73 15.60

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 13.43 17.17 20.60 23.40
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.16. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Palue Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Palue Jiwa 6,976.24 7,927.67 9,008.85 10,237.48
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 5,580.99 7,134.90 8,558.40 9,725.60
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 4.65 5.95 7.13 8.10
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.39 0.50 0.59 0.68

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.04 6.44 7.73 8.78

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.01 1.29 1.55 1.76

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.05 7.73 9.27 10.54

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 1.21 1.55 1.85 2.11

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 7.26 9.28 11.13 12.64

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 8.34 10.67 12.79 14.54

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 12.52 16.00 19.19 21.81
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.17. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Nita Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Nita Jiwa 24,681.05 28,047.07 31,872.15 36,218.89
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 19,744.84 25,242.36 30,278.54 34,407.95
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 16.45 21.04 25.23 28.67
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.37 1.75 2.10 2.39

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 17.83 22.79 27.33 31.06

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 3.57 4.56 5.47 6.21

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 21.39 27.35 32.80 37.28

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 4.28 5.47 6.56 7.46

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 25.67 32.82 39.36 44.73

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 29.52 37.74 45.27 51.44

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 44.28 56.61 67.90 77.16
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.18. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec.Magepanda Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Magepanda Jiwa 13,609.29 15,465.34 17,574.51 19,971.34
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,887.44 13,918.81 16,695.79 18,972.77
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.07 11.60 13.91 15.81
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.76 0.97 1.16 1.32

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.83 12.57 15.07 17.13

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 1.97 2.51 3.01 3.43

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.79 15.08 18.09 20.55

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 2.36 3.02 3.62 4.11

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 14.15 18.09 21.70 24.66

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 16.28 20.81 24.96 28.36

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 24.42 31.21 37.44 42.55
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5. 19. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Jiwa 38,447.17 43,690.62 49,649.17 56,420.36
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 30,757.73 39,321.56 47,166.71 53,599.34
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 42.72 54.61 65.51 74.44
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 42.72 54.61 65.51 74.44

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 8.54 10.92 13.10 14.89

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 51.26 65.54 78.61 89.33

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 10.25 13.11 15.72 17.87

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 61.52 78.64 94.33 107.20

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 70.74 90.44 108.48 123.28

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 106.11 135.66 162.73 184.92
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.20. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Barat Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Barat Jiwa 19,491.20 22,149.42 25,170.18 28,602.90
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 15,592.96 19,934.48 23,911.67 27,172.76
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 21.66 27.69 33.21 37.74
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 21.66 27.69 33.21 37.74

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 4.33 5.54 6.64 7.55

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 25.99 33.22 39.85 45.29

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 5.20 6.64 7.97 9.06

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 31.19 39.87 47.82 54.35

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 35.86 45.85 55.00 62.50

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 53.80 68.77 82.50 93.75
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 5.21. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Timur Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Timur Jiwa 37,442.61 42,549.05 48,351.92 54,946.19
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 29,954.09 38,294.15 45,934.33 52,198.88
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 41.60 53.19 63.80 72.50
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00

8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 41.60 53.19 63.80 72.50

9 Prosentase Kebutuhan Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00


10 Total Kebutuhan Air non Domestik L/dt 8.32 10.64 12.76 14.50

11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 49.92 63.82 76.56 87.00

12 Tingkat Kebocoran % 20.00 20.00 20.00 20.00


13 Jumlah Kebocoran L/dt 9.98 12.76 15.31 17.40

14 Kebutuhan Air Rata - rata L/dt 59.91 76.59 91.87 104.40

15 Faktor Hari Maksimum 1.15 1.15 1.15 1.15


16 Kapasitas Hari Maksimum L/dt 68.89 88.08 105.65 120.06

17 Faktor Jam Puncak 1.50 1.50 1.50 1.50


18 Kapasitas Jam Puncak L/dt 103.34 132.11 158.47 180.09
Sumber : Hasil Analisis 2015

BAB V - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB VI
POTENSI SUMBER AIR

6.1 Potensi Air Permukaan


Data yang diperlukan dalam penyusunan studi ini meliputi data primer yang diperoleh
langsung dari survey lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari pihak lain bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari
kantor/dinas/instansi terkait, diantaranya Subdinas SDA, Dinas Pekerjaan Umum , Balai
Meteorologi dan Geofisika .
Data hidrologi yang diperlukan dalam analisis ini diantaranya;
- Curah hujan
Data curah hujan diperoleh dari pencatatan stasiun hujan yang terdekat dengan
daerah studi. Pencatatan data curah hujan dapat diperoleh dari instansi Balai
Meteorologi dan Geofisika. Data curah hujan dapat berupa data curah hujan jam-
jaman, curah hujan harian dan bulanan. Data curah hujan jangka pendek seperti ;
data curah hujan jam - jaman didapat dari stasiun pencatatan secara otomatis.
Namun jenis alat ini sangat sulit didapat dan biasanya pencatatan curah hujan
jenis penakar sederhana yang ada di lapangan yang berupa data curah hujan harian.
- Data Klimatologi
Data klimatologi diperoleh dari stasiun terdekat dengan daerah perencanaan. Data
klimatologi berupa data suhu (C), kelembaban udara relatif (%), kecepatan angin
(m/dt), dan penyinaran matahari (%).
- Debit Sungai
Data debit terukur dari pencatatan AWLR sangat diperlukan dalam menentukan
potensi air permukaan di Sub-Sub SWS sehingga keandalan debit dapat ditentukan.
- Data Kehilangan Air Akibat Evaporasi
Data kehilangan air akibat evaporasi dihitung dengan menggunakan metode Penmann.

BAB VI - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Berdasarkan Permen PU No.11A Tahun 2006, Nusa Tenggara Barat memiliki 6 (enam)
Wilayah Sungai (WS) yaitu:
a. WS Wae-Jamal terdiri dari DAS Wae Jamal, Wae Raho/Lembor, Wae Pesi, P.
Komodo
b. WS Sumba terdiri dari DAS Baing, Kambaniru, Memboro, Polapare, Wanakoka
c. WS Aesesa terdiri dari DAS Aesesa, Wae Mokel, Naggaroro, Mautenda, Wolowona,
Waiwajo, Nebe
d. WS Flotim-Lembata-Alor terdiri dari DAS Konga, P. Adonara, P. Solor, P. Lomblen,
P. Alor, P. Pantar
e. WS Benanain terdiri dari DAS Benanain dan Mena
f. WS Noel Mina terdiri dari DAS Noel Mina, N.Termanu, Nungkurus, P. Rote, P. Sabu
Dari ketiga WS tersebut 3 (tiga) WS dikelola Pemerintah Pusat yang tanggung jawab
pelaksanaan pengelolaannya berada pada Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara I, yaitu WS Aesesa (strategis nasional), WS Benanain (lintas
negara) dan WS Noel Mina (lintas negara).

Tabel 6.1 Wilayah Sungai di Provinsi Nusa Tenggara Timur

BAB VI - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.1 Peta Wilayah Sungai di Provinsi NTT

Air permukaan (sungai) yang mempunyai aliran kontinyu sepanjang tahun yang
terdapat di Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut :
- Lowo Kaliwajo
- Lowo Mego (IPA Mego), daerah pelayanan Desa Dokot, Desa Lekebai, Desa Wara,
Desa Witerea, Paga, Desa Dika, Desa Dike.
- Lowo Kowi, Lowo Dagegoge, Lowo Mbojo, Lowo Lamba, Lowo Regi,
Sungai – sungai tersebut diatas terdapat di Kecamatan Mego dan Kecamatan Paga dan
bisa dikembangkan dan pemanfaatan air sungai tersebut sebagai sumber air baku air
minum untuk SPAM wilayah pelayanan terdekat.

Analisis debit andalan


Untuk menghitung potensi air permukaan sungai yang ada menggunakan 2 (dua) metode
yakni :

a. Model Statistik
BAB VI - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Data debit terukur dengan alat pencatatat automatis yang terdapat di daerah aliran
dilakukan análisis debit andalan dengan metode statistik.
Berdasarkan debit aliran hasil simulasi maupun debit terukur kemudian dihitung
debit andalan 80 % dan 90 % dengan analisa probabilitas. Debit andalan (dependable
discharge) untuk memperkirakan luas daerah pelayanan baik diperuntukan irigasi
maupun air minum. Debit andalan dapat dicari dengan membuat terlebih dahulu
garis durasi untuk debit-debit yang disamai atau dilampui, kemudian kita
menetapkan suatu debit andalan, yaitu suatu frekuensi kejadian dimana didalamnya
terdapat paling sedikit satu kegagalan.

b. ModelMock
Apabila dalam suatu daerah aliran sungai (DAS) tidak terdapat data debit histories
dari hasil pengukuran yang cukup panjang atau tidak sama sekali dan untuk
membangkitkan data yang mempunyai tujuan untuk mensimulasi data debit dari data
curah hujan yang tersedia, maka dapat digunakan model FJ. Mock. Peningkatan
kualitas data baik data hujan maupun data aliran sangat diperlukan untuk dapat
memperkirakan potensi ketersediaan air dengan lebih baik.

Mata Air
Sumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang berbeda dan
penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangat tergantung dari kondisi
hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi. Penyebaran sumber
mata air yang ada di masing-masing Kabupaten di NTT tidak merata dan sebagian lagi
potensi sumbernya kecil. Pemanfaatan sumber mata air eksisting pada umumnya untuk
penyediaan air bersih dan juga digunakan untuk air irigasi.
Hampir sebagian besar elevasi sumber mata air berada jauh di bawah dan aliran mata air
menyatu dengan aliran permukaan sungai. Kondisi daerah aliran sungai (DAS) dengan
vegetasi yang baik dan masih berfungsi sebagai daerah resapan maka aliran yang terjadi
adalah aliran kontinyu pada sungai.
Untuk mengetahui besarnya debit pada mata air, dilakukan dengan pengukuran langsung
pada mata air dengan menggunakan current meter dan bak ukur. Identifikasi potensi
dimulai dengan mengukur kecepatan aliran pada beberapa titik, kemudian mengukur luas

BAB VI - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

tampang aliran. Bila dari hasil pengukuran kecepatan didapatkan nilai kecepatan pada
beberapa titik berbeda secara signifikan maka sebaiknya tampang aliran dibagi dalam
beberapa pias sehingga diperoleh debit masing-masing pias. Debit total merupakan
penjumlahan dari debit masing-masing pias tersebut. Namun bila diperoleh kecepatan
pada beberapa titik tersebut yang hampir seragam, maka kecepatan tempang merupakan
nilai rata-rata dari kecepatan tiap titik. Selanjutnya debit aliran adalah perkalian dari
kecepatan rerata tampang dengan luas total tampang aliran.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu harus ditentukan lokasi yang tepat untuk
pengukuran kecepatan. Syarat yang harus dipenuhi adalah:
1. Aliran air relatif konstan, tidak ada turbulensi/olakan,
2. Situasi saluran relatif lurus,
3. Penampang aliran diusahakan segi empat atau trapezium,
4. Semua debit air dapat mengumpul tanpa ada yang masuk ke tempat lain.
Secara lengkap penelitian debit dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi pengukuran kecepatan
2. Gambar sketsa tampang aliran
3. Tentukan titik-titik pengukuran, jika kedalaman aliran memungkinkan diambil 6
titik pengukuran yaitu :
- Titik 1 : Kiri Atas
- Titik 2 : Kiri Bawah
- Titik 3 : As Atas
- Titik 4 : As Bawah
- Titik 5 : Kanan Atas
- Titik 6 : Kanan Bawah

Gambar 6.2 Titik-titik pengukuran kecepatan


4. Siapkan Current Meter dan assesorisnya

BAB VI - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5. Masukkan Current Meter dalam air secara perlahan sampai semua baling-baling
tenggelam
6. Lakukan pengukuran setelah putaran baling-baling konstan
7. Box Counter akan mencatat jumlah putaran
8. Hidupkan stopwatch saat Box Counter mulai dinyalakan
Matikan stopwatch saat Box Counter dimatikan
Jumlah putaran per detik (n) diperoleh dengan membagi angka pembacaan di Box
Counter dengan waktu pencatatan dari stopwatch
Lakukan langkah 5 sampai 10 untuk titik yang lain
Ukur lebar saluran dengan roll meter
Ukur kedalaman aliran pada beberapa titik (minimal 3 titik : kiri, as dan kanan)
Semua hasil pengukuran dicatat atau ditabelkan
Hitung luas tampang aliran (A)
Debit aliran dapat di hitung, Q = v x A

Box Counter

Atas

Arah Aliran Propeller


Bawah

Gambar 6.3 Sketsa penempatan current meter pada pengukuran kecepatan

Berdasarkan hasil survey dan pengukuran debit sumber mata air yang dilaksanakan
pada tahun 2015 melalui kegiatanpenyusunan RISPAM Kabupaten Sikka dapat dilihat
pada Lampiran dan Tabel berikut ini.

BAB VI - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 6.2 Potensi Sumber Mata Air yang Terdapat di Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka
Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi
No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa

KECAMATAN TALIBURA
1 MATA AIR POLE AWIR 0.744602 irigasi Ai minum (MCK) 08°42'772'' LS 122°22'599'' BT 13m dpl HABIHODOT TALIBURA
2 WAIR PUANG 2.776814 Ai minum (MCK) 08°42'772'' LS 122°22'599'' BT 34 m dpl NATAR LEBA DARAT GUNUNG
3 WAIR MATAN 6.421691 Ai minum (MCK) 08°44'416'' LS 122°26'935'' BT 39 m dpl BLAWUK B NEBE
4 WAITOPO 1 3.448276 Ai minum (MCK) 08°24'728'' LS 122°39'027'' BT 859 m dpl OJANG OJANG
, Upacara adat
5 WAITOPO 2 3.49345 belum di fungsikan 08°26'882'' LS 122°39'850'' BT 859 m dpl OJANG OJANG
6 WAIR PAU 3.494976 belum di fungsikan 08°43'250'' LS 122°23'108'' BT 419 m dpl BLAWUK NEBE
7 KOJA LABANG 0.063335 irigasi Ai minum (MCK) 08°38'150'' LS 122°13'359'' BT 23 m dpl DUNGAN TIMUTAWA
8 WAIR JEGU 0.474834 Ai minum (MCK) 08°37'129'' LS 122°24'507'' BT 19 m dpl EKKO TIMUTAWA
9 KESOWAIN 0.208507 Ai minum (MCK) 08°37'129'' LS 122°24'507'' BT 19 m dpl HIA LEWOMADA
10 REWOKEI 0.159286 Ai minum (MCK) 08°37'30,5'' LS 122°12'428'' BT 30 m dpl BOKANG LEWOMEDA

Sumber :SurveiPengukuran Debit, 2015.

Tabel 6.3 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Mapitara, Bola, Doreng, dan Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka
BAB VI - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi


No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa

KECAMATAN MAPITARA
1 WAIR BALE 3.942829 belum dimanfaatkan 08°41'304'' LS 122°26'261'' BT 1200 m dpl WATUBALER HEBING
2 WAIR NAU 4.542873 Air Minum (MCK) 08°43'108'' LS 122°26'432'' BT 286 m dpl WATUBALER HEBING
3 WAIR HEBING 0.459453 Air Minum (MCK) 08°43'402'' LS 122°26'544'' BT 159 m dpl HEBING HEBING
4 WAIR BALIK 0.547945 Air Minum (MCK) 08°42'422'' LS 122°26'347'' BT 373 m dpl WATUBALER HEBING
5 WAIR TERANG 0.550812 Air Minum (MCK) 07°05'433'' LS 118°43'922'' BT 528 m dpl RAGA SORU EGON GAHAR
6 MATA AIR REJO GAJOT 11.49425 Air Minum (MCK) 08°41'755'' LS 122°26'056'' BT 701 m dpl RAGA SORU EGON GAHAR

KECAMATAN BOLA
1 WAIR TERANG 0.260712 (PAM untuk kecamatan bola 08°43'042'' LS 122°17'367'' BT 664 m dpl IAN BOLA
,PNPM untk desa wolokoli)

KECAMATAN DORENG
1 WAIR BAMERAK 17.1123 belum di fungsikan 08°42'771'' LS 122°22'596'' BT 1100 m dpl WAIDAHI WOGALIRIT

KECAMATAN HEWOKLOANG
1 WAIR GAHU 3.10559 Air Minum (MCK) 08°43'171'' LS 122°19'210'' BT 312 m dpl TADAT BOMEKOT
2 WAIR PUAT 0.296121 Air Minum (MCK) 08°42'076'' LS 122°19'308'' BT 0 TADAT BOMEKOT
3 WAIR TERANG 0.384615 Air Minum (MCK) 08°43'267'' LS 122°19'110'' BT 174 m dpl TADAT BOMEKOT

Sumber :SurveiPengukuran Debit, 2015.

Tabel 6.4 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Magepanda, Waiblama, dan Kecamatan Nita Kabupaten Sikka

BAB VI - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi


No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa

KECAMATAN MAGEPANDA
1 AILABO 0.26976 Air Minum (MCK) 08°37'305'' LS 122°12'428'' BT 30 m dpl KOLI KOLISIA
2 KALITANA 3.298969 Air Minum (MCK) 08°37'303'' LS 122°12'428'' BT 27 m dpl KOLI KOLISIA
3 MURUBEWA 13.19588 Irigasi 08°35'383'' LS 121°00'668'' BT 13.19587629 KOLI RERO ROJA
4 MURU BIJI 6.451613 Belum di gunakan masyarak 122°26'347'' BT 08°42'422'' LS 373 m dpl WATUWA DONE
5 GOMOPERI 3.70199 Belum di gunakan masyarak 122°18'344'' BT 08°38'294'' LS 18 m dpl REROROJA MAGEPANDA
6 KOJADEKA 3.434951 Air Minum MCK 08°37'394'' LS 122°13'352'' BT 7 m dpl EDO KOLISIA B

KECAMATAN WAIBLAMA
1 WUA BAHANG 0.71582 Air Minum (MCK) 07°05'433'' LS 118°43'922'' BT 250 m dpl LELA BURA ILIMEDO
2 WAIR HEWAT 7.640068 Irigasi Air Minum (MCK) 08°33'656'' LS 122°35'892'' BT 290 m dpl LELA BURA ILIMEDO
3 AI MERA 4.383562 Air Minum (MCK) 08°33'859'' LS 122°35'891'' BT 259 m dpl LELA BURA ILIMEDO
4 TOHAN 3.494976 Irigasi Air Minum (MCK) 08°33'760'' LS 122°35'782'' BT 252 m dpl LELA BURA ILIMEDO

KECAMATAN NITA
1 WAIR KIBUNG 0.718133 Air Minum (MCK) 08°38'823'' LS 122°09'830'' BT 363 m dpl KOJA TADA WULIWUTIK
2 KARA WURENG 0.877193 Air Minum (MCK) 08°38' 137'' LS 122° 05' 118'' BT 846 m dpl JALO NIRANGKLIUNG
3 LIANG MAPA 1.476015 Air Minum (MCK) 08°37'953'' LS 122°05'988'' BT 850 m dpl DETUNG LIKONG NIRANGKLIUNG
4 AIR ELANG 1.481481 Irigasi Air Minum (MCK) 08°37' 924'' LS 122° 05' 270'' BT 787 m dpl JALO NIRANGKLIUNG

Sumber :SurveiPengukuran Debit, 2015.

Tabel 6.5 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Paga, Tanamawo, Alok Timur, Weigete dan Kecamatan Lela

BAB VI - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Kabupaten Sikka
Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi
No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa

IX. KECAMATAN PAGA


1 LOWOWEGE 6.49203E-05 Belum digunakan 08°46'482'' LS 122°00'206'' BT 179 m dpl KANGA RUSA WOLOWIRO
2 WOLO SALA 0.620732464 Belum digunakan 08'46 '486' LS 122°00'110'' BT 227 m dpl KANGA RUSA WOLOWIRO
3 OJA WATU DERU 39.50617284 Kebutuhan sehari-hari 08'45 '671' LS 122°00'062'' BT 404 m dpl IJU KUTU WOLOWIRO
4 TIMU RAMA 15.25423729 kebutuhan sehari-hari 08'43 '186' LS 122°00'661'' BT 279m dpl PAMA MASHEBEWA
5 RATU NGGUA 11.60541586 IRIGASI 08'41 '598' LS 122°01'398'' BT 457 m dpl BHANA WOLOREGA

X. KECAMATAN TANAMAWO
1 MURU SOBE 27.21499849 Belum digunakan 08'46 '015' LS 122°00'564'' BT 935 m dpl DETU KI POMA
2 UDU KANA 16.04278075 08'43 '265' LS 121°58'592'' BT 635 m dpl WOLO FEO RENGGARASI

XI. KECAMATAN ALOK TIMUR


1 PANGAJI 3.418803419 MCK, dan PAMSIMAS 08°35' 349'' LS 122° 00' 68'' BT 332 m dpl koja gete koja gete

XII. KECAMATAN WAIGETE


1 WAIRLODO 32.60869565 Baru dimanfaatkan 1 sumber 08'37 '951' LS 122°30'300'' BT 442 m dpl EWA RUNUT
dari 3 sumber yang ada

XIII. KECAMATAN LELA


1 BATIK WAIR 20.27809965 Air Minum MCK 08'36 '360' LS 122°124'454'' BT 254 m dpl TADA LELA

Sumber :SurveiPengukuran Debit, 2015.

BAB VI - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6.2 Potensi Air Tanah


Kandungan air tanah terletak pada lapisan akuifer dan lapisan ini merupakan lapisan
tanah lulus air (permeable) yang mempunyai kemampuan menahan, menampung, dan
mengalirkan dalam jumlah yang cukup. Potensi air tanah tergantung pada kondisi
geologi, hujan, tata guna lahan, cekungan-cekungan (tampungan) air, dan lain-lain.
Potensi air baku yang berasal dari air tanah, secara umum dapat dikelompokkan
menjadi sumber air tanah dangkal dan sumber air tanah dalam. Sumber air tanah
dangkal merupakan salah satu sumber bagi pemakai-pemakai air terutama didaerah
dekat pantai dengan memanfaatkan sumur gali. Potensi air tanah di daerah penyelidikan
didasarkan atas kondisi geologi, hidrologi, morfologi dan hidrogeologi yang diperoleh
dengan melakukan pengamatan dan pengukuran serta analisis kimia dan fisika.Pada
wilayah Kabupaten yang potensi sumber mata air kecil, sehingga pengambilan air tanah
sangat dominan.
Sumber air terdiri dari air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dengan curah hujan rata-
rata 1.000 – 1.500 mm/tahun. Mata air umumnya muncul secara alami ke permukaan
tanah, karena terpotongnya aliran air tanah oleh bentuk topografi setempat. Debit air
bervariasi antara 1 – 40 liter/detik. Secara umum terdapat sumber air tanah sepanjang
pesisir pantai utara, selatan dan pesisir pulau-pulau. Disamping sumber air tanah juga
ada sumber air permukaan yang sebagian besar terdapat di sungai-sungai yang ada
dalam skala sedang dan kecil.
Pemompaanujisumurbor yang dilakukanolehProyekPengembangan Air Tanah (P2AT)
Flores tahun 1995 menunjukkanbahwa :
- Pelaksanaanujisumurbordidesa Wairklau, desa Wairklau yang terletak dibagian barat
utara dari kota Maumere, merupakan dataran dengan hamparan lahan yang luas yang
merupakan tanah sawah tadah hujan/tegalan.Setelah tahap pembuatan sumur bor
dapat selesai kemudian dilanjutkan dengan tahap pemompaan uji yaitu proses
pemompaan air dari dalam sumur bor dengan cara tertentu yang dibarengi dengan
pengamatan dan pencatatan kedudukan muka air didalam sumur bor tersebut selama
proses pemompaan uji berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas dari
sumur bor tersebut. Dari pemompaan uji tersebut diketahui bahwa kapasitas sumur
cukup besar lebih dari 10 liter/detik

BAB VI - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Pembuatan sumur bor kedua yang berlokasi didesa Nara. Pelaksanaan pemboran
berlangsung dengan tingkat kesulitan yang tinggi karena menemui formasi batuan
yang keras namun akhirnya pembuatan sumur bor kedua inipun dapat diselesaikan.
Pada saat proses pemboran berlangsung didapat indikasi bahwa permukaan air
didalam sumur bor cukup dalam, diperkirakan akan mencapai kedalaman lebih dari 40
meter sedangkan akifer teratas terdapat pada kedalaman sekitar 46 meter. Dengan
kondisi seperti itu dan kondisi potensi air tanah di Maumere yang termasuk pada
kategori kecil sampai sedang. Dari proses pemompaan uji tersebut dapat diketahui
bahwa kapasitas yang didapat pada sumur tersebut ternyata cukup lumayan yaitu 4
liter/detik.

BAB VI - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

SUNGAI LOWO MEGO

Gambar 6.3 Potensi Air Permukaan di KabupatenSikka

BAB VI - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.4 Potensi Air Tanah di KabupatenSikka (sumber :PetaHidrogeologi)

BAB VI - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6.3 Neraca Air


Potensi sumber mata air yang yang kurang dari 5 l/dt perlu dikembangkan untuk sistem
penyediaan air minum (SPAM) Pedesaan, sumber mata air potensi (5 – 10) l/dt untuk
pengembangan SPAM IKK dan potensi sumber mata air diatas 10 l/dt untuk
pengembangan SPAM lintas kecamatan. Pemanfaatan sumber air eksisting belum
dilakukan optimal ke daerah pelayanan. Dari sumber mata air yang mempunyai potensi
cukup besar biasanya juga sebagai aliran dasar (base flow) dari sungai yang
dimanfaatkan sebagai air baku air irigasi, sedangkan sumber mata air yang lain hanya
dimanfaatkan oleh sekelompok maasyarakat yang dekat dengan lokasi sumber. Untuk
rencana pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air untuk system penyediaan air
baku (SPAB) perlu dilakukan analisis keseimbangan air (water balance) khususnya
sumber mata air Lia Wangge, mata air Bokor, mata air Wair Puan, dan mata air Wair Wolokoli .
Sedangkan pemanfaatan air permukaan (sungai) dengan unit pengolahannya hanya
dilakukan pengambilan sesuai dengan kebutuhan daerah pelayanan, karena pada SPAB
yang akan dibangun menggunakan pendekatan dengan memperbesar penampungan di
reservoir karena pengaliran pada unit transmisi secara gravitasi.

Tabel 6. 6 Neraca Sumber Daya Air Pemanfaatan Air Baku Air Minum
PEMANFAATAN (L/dt)
NO SUMBER DAYA AIR POTENSI (L/dt) NERACA
Eksisting Proyeksi

I AIR PERMUKAAN
a. Waduk Nepung Teke 400.00
b. IPA Mego 40.00
c. Sungai 80.00

II SUMBER MATA AIR


a. Potensi < 5 L/dt 354.99 15.70
747.46 Surplus
b. Potensi (5-10) L/dt 63.12 301.75
c. Potensi > 10 L/dt 597.21

III AIR TANAH


a. Sumur Bor Eksisting 140.00 145.00
b. Pengemb. SB 11 titik 120.00
1,795.32 462.45 747.46 1,047.86

sumber : Hasil Analisis, 2015

6.4 Alternatif Sumber Air Baku


BAB VI - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6.4.1 Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Mata Air


1 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Waipurang Pada SPAM Kota
2 Pengembangan dan pemanfaatan air tanah melalui sumur bor pada unit Kota
Maumere
3 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Nirangkliung 45 l/dt
4 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Batik Wair 25 l/dtPada SPAM Lela.
5 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Liang Mapang, MA. Wairpuang Pada
SPAM Nita.
6 Peningkatan dan pemanfaatan Mata air Wai Terang Pada SPAM Bola
7 Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor unit SPAM Kecamatan Kewapante
8 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Bokor, Nanga merah, Wai Terang dan Wai
Laka Daerah Pelayanan Kecamatan Tolibura.
9 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Kalitanga dan Mata Air Ma Muru Biji
Pada SPAM Magapanda
10 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Puan Pada SPAM Koting
11 Pengembangan dan pemanfaatan Mata air Wairita, Mata air Mata Malang 1, MA mata
Malang 2, Mata air Doleman, Mata air Wair Koja Pada Daerah Pelayanan
Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
12 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Rejo Gajot Pada SPAM Mapitara.
13 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Muru Sobe, MA. Udu Kana Pada SPAM
Tanamawo.
14 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Hewat Pada SPAM Waiblama
15 Pengembangan dan Pemanfaatan Mata Air Wair Lodo Pada SPAM Waigete.
16 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Bamerak pada SPAM Doreng.
17 Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada
SPAM Paga.

6.4.2 Pengembangan dan Pemanfaatan Air Permukaan (Sungai)


1. Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo Mego kapasitas 40 l/dt
2. Pengembangan dan pemanfaatan penampung air hujan (PAH)
3. Pembangunan Embung
4. Pembangunan Waduk

BAB VI - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6.4.3 Pengembangan dan Pemanfaatan Air Tanah


1. Pemanfaatan air tanah melalui sumur bor di Kecamatan Alok, Alok Timur dan Barat
2. Pemanfaatan air tanah melalui sumur bor di Kecamatan Kewapante, Kange dan Palue

BAB VI - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.5 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Hewokloang (sumber : survey 2015).
BAB VI - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.6 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Bola (sumber : survey 2015).

BAB VI - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.7 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Doreng (sumber : survey 2015).

BAB VI - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.8Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Mapitara (sumber : survey 2015).

BAB VI - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.9 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Nita (sumber : survey 2015).

BAB VI - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.10 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Talibura (sumber : survey 2015).

BAB VI - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.11 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Waiblama (sumber : survey 2015).

BAB VI - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.12 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Magepanda (sumber : survey 2015).

BAB VI - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.13 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Paga (sumber : survey 2015).

BAB VI - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.14 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Tanamawo (sumber : survey 2015).

BAB VI - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.15 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Kangae, Kawapante,
Hewokloang, Waigete (sumber : survey 2015).

BAB VI - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 6.14 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Lela (sumber : survey 2015).

BAB VI - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6.5 Perizinan
Untuk memastikan pengambilan air baku yang diijinkan untuk pengembangan SPAM
terlebih dahulu harus dilakukan analisis water balance. Dari analisis water balance akan
diketahui pengambilan sumber air baku untuk SPAM termasuk tingkat keandalan. Hasil
water balance ini digunakan sebagai pedoman pengembangan SPAM dan dilanjutkan
dengan sosialisasi dengan instansi terkait dan pengguna air sebelumnya pada tingkat
DAS.
Sebelum tahapan konstruksi pengembangan SPAM terlebih dahulu harus dilakukan
proses perijinan pemanfaatan sumber air (SIPA). Perijinan (SIPA) sangat penting
dilakukan untuk menghindari adanya konflik antar pengguna air sebelumnya dengan
pengguna air untuk SPAM.
Perijinan sumber air baku disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan wilayah
pelayanan. Oleh sebab itu bila telah mendapatkan kepastian tentang wilayah pelayanan
yang dimaksud secepatnya diproses perijinannya.

6.5.1 Perijinan Pengambilan Mata Air


Pengambilan mata air hanya dapat dilaksanakan oleh instansi Pemerintah yang memiliki
tugas dan fungsi di bidang air tanah, masyarakat atau badan usaha yang telah memiliki
izin. Pengambilan mata air baru bisa dilaksanakan apabila terlebih dahulu sudah
dilakukan pengkajian hidrogeologi sehingga tidak mengganggu kepentingan masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan mata air dilengkapi dengan
persyaratan minimal :
- Persetujuan pemanfaatan lahan di sekitar lokasi sumber mata air.
- Rencana lokasi sumber mata air pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan peta topografi
skala 1 ; 50.000.
- Kajian Hidrogeologi serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL.
- Persyaratan lain yang ditetapkanPemerintah Kabupaten/Kota.

6.5.2 Perizinan Pengambilan Air Tanah


Setiap izin pengambilan air tanah berlaku dalam periode waktu tertentu dan dapat
diperpanjang sesuai dengan peraturan daerah setempat. Pengambilan dan pemanfaatan

BAB VI - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum dan rumah tangga dengan batas
pengambilan tertentu (< 50 m3/bulan) dapat dilakukan tanpa izin aepanjang tidak
menimbulkan kerusakan air tanah dan lingkungan disekitarnya. Apabila pengambilan
dan pemanfaatan air tanah ternyata menimbulkan kerusakan, yang bersangkutan wajib
mengganti sesuai dengan peraturan perundangan-perundangan yang berlaku.
Izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah menjadi batal apabila secara alamiah tidak
ada lagi persediaan air tanah pada akuifer yang bersangkutan. Dalam keadaan memaksa
izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah dapat dibekukan sementara untuk
kepentingan konservasi dan pemenuhan prioritas penggunaan air tanah.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan air tanah dilengkapi dengan persyratan
minimal :
- Laporan pengeboran yang dilampiri dengan izin pengeboran, gambar penampang
litologi, konstruksi sumur bor, hasil uji pemompaan, dan analisis fisika kimia air
tanah.
- Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten/kota.

6.5.3 Perizinan Pengambilan Air Permukaan


Pengambilan air permukaan hanya dapat dilakukan oleh instansi Pemerintah yang
memiliki tugas dan fungsi di air permukaan, dan masyarakat atau badan usaha yang telah
memiliki izin. Izin pengembilan air bisa dilakukan setelah dilakukan pengkajian
keseimbangan air (water balance) yang menunujukkan potensi sumber daya air,
pemanfaatan dan keseimbangan air sehingga tidak mengganggu kepentingan masyarakat
sekitarnya.
Permohonanan untuk memperoleh izin pengambilan air permukaan dilengkapi dengan
persyaratan minimal :
- Informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya air.
- Rencana lokasi intake pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan pada peta topografi skala
1 : 50.000
- Kajian Water balance serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL
- Persyaratan lain yang ditetapkan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air.

BAB VI - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB VII
RENCANA INDUK
PENGEMBANGAN SPAM
7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kawasan strategis kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan
ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan
strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten
akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
a. potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
c. potensi ekspor;
d. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan;
g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi; atau
h. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
kabupaten;
Kawasan strategis ekonomi merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi ekonomi
untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam dan melalui pusat-pusat
pengembangan penduduk, sehingga jika diterapkan teknologi dan modal maka daerah
tersebut diharapkan menjadi fungsi dan peran khusus bagi daerah sekitarnya
(hinterland) guna mencapai tujuan pengembangan wilayah itu sendiri. Kawasan ini
dapat menghubungkan perkembangan antar wilayah dengan melakukan percepatan
pemerataan ekonomi. Kawasan strategis yang dikembangkan :
BAB VII - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

a. Kawasan Agropolitan Nebe-Konga terletak di kawasan perbatasan dari Kecamatan


Talibura di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.
Dalam RTRW Provinsi NTT menetapkan bahwa kawasan ini dianggap sebagai
kawasan prioritas sebagai wilayah pusat pertumbuhan/sentra pertanian dan
perkebunan berdasarkan potensi ekonomi, sektor ini menggerak pertumbuhan
ekonomi, berpotensi ekspor sehingga mempercepat pertumbuhan Kabupaten Sikka
b. Kawasan Agropolitan Kecamatan Magepanda, Kecamatan Waigete, Kecamatan
Paga, Kecamatan Mego dan Kecamatan Talibura
Sebagai daerah lumbung padi di Kabupaten Sikka, kawasan ini sebagai salah satu
sentra pertanian berdasarkan potensi ekonomi, sektor ini menggerak pertumbuhan
ekonomi
c. Kawasan Strategis Perkotaan Maumere
Kota Maumere menpunyai peluang sebagai daerah Otonom yang berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Nasiona Promosi (PKNp). Kenyataan ini memberikan peluang sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan melayani wilayah Pulau Flores maupun
provinsi Nusa Tenggara Timur. Berupa pusat pertumbuhan sektor ekonomi pertanian,
jasa-jasa, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi dan keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan.
d. Kawasan Strategis Bandara Frans Seda
Pengembangan Bandara Frans Seda sebagai pintu gerbang utama jalur udara
Kabupaten Sikka akan membawa dampak perkembangan ekonomi di Pulau Flores
pada umumnya dan di Kabupaten Sikka khususnya..
e. Kawasan Strategis Pelabuhan L Say.
Kabupaten Sikka sebagai wilayah kepulauan, membutuhkan pintu gerbang dari jalur
laut dan penyeberangan. Pengembangan Pelabuhan L. Say memberikan dampak
posistidi Kabupaten Sikka sesuai perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Sikka.
f. Kawasan Sentra Kerajinan Tenun
Sentra kerajinan ini berada pada kawasan desa-desa yang terkenal tenun ikatnya
antara di Desa Heopuat dan Watublapi (Kecamatan Hewokloang), Bola, Nelle,
Koting, Nita dan kecamatan lain potensi kerjainan Tenun ikat di wilayah masing-
masing. Sektor kerjainan Tenun ini adalah potensi strategis dalam menggerakkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat serta ikut mempercepat pertumbuhan kawasan

BAB VII - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

tertinggal di dalam wilayah kabupaten dan membutuhkan dukungan jaringan


prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.
g. Kawasan Minapolitan (Kawasan ini sepertidi desa/ Kelurahan Wuring, Kelurahan
Kota Uneng, kelurahan Beru, Desa Sikka, Desa Koja Doi, Desa Permaan, Desa
Pemana, Desa Nangahale, Desa Reroroja, dan Gliting)
Berupa kawasan sentra perikanan sebagai kawasan cepat tumbuh dan potensi eksport
yang ikut menggerakan ekonomi Kabupaten Sikka. Seperti desa/ kampung nelayanan
nelayan, dengan meningkatkan sarana prasarana dan teknologi penangkapan ikan.

Arahan pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi adalah :


1. Penetapan lokasi kawasan ekonomi potensial sebagai sentra ekonomi dan basis
pengembangannya;
2. Pembentukan dan pengembangan jaringan (linkage) antar sentra ekonomi didasarkan
pada kedekatan lokasi (jarak), kesamaan tema, dan/atau komplementaritas fungsi;
3. Penyediaan dan peningkatan sarana-prasarana penunjang kegiatan di masing-masing
kawasan sentra ekonomi.
4. Penataan kawasan khusus berdasarkan karakteristik kawasan diarahkan agar lokasinya
jauh dari kegiatan umum perkotaan dan masyarakat umum;
5. Penetapan jarak bebas aman kawasan.
6. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Ekonomi

Kabupaten Sikka sampai dengan 20 tahun mendatang direncanakan tetap menjadi


wilayah dengan sektor utama yang didominasi oleh perikanan laut, pertanian, dan
perkebunan. Kegiatan industri, pariwisata dan perdagangan merupakan tiga kegiatan yang
direncanakan didorong lebih intensif. Sektor perkebunan dan peternakan merupakan
kegiatan eksisting yang telah berkembang dan akan dipertahankan di wilayah Kabupaten
Sikka dan terus dikelola untuk menjadi bagian dari pengembangan agribisnis di wilayah
Sikka .
Dengan demikian Rencana Struktur Kegiatan wilayah Kabupaten Sikka sampai dengan
20 tahun mendatang meliputi :
1. Kegiatan Sektor Pertanian
 Sub Sektor Perikanan
 Sub Sektor Perkebunan
BAB VII - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

2. Kegiatan Sektor Transportasi


3. Kegiatan Sektor Perdagangan dan Jasa
4. Kegiatan Sektor Pariwisata

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sikka


Rencana pola ruang wilayah terdiri atas:
 kawasan lindung; dan
 kawasan budidaya.

BAB VII - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sikka


BAB VII - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.2 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Sikka


BAB VII - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

7.2 Rencana Sistem Pelayanan


Dalam pemenuhan kebutuhan air baku air minum sesuai hasil proyeksi kebutuhan air
minum di Kabupaten Sikka diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Waipurang
Pengembangan dan pemanfaatan Mata air waipurang direncanakan untuk memenuhi
daerah pelayanan air minum pada unit SPAM Kota Maumere. Kapasitas SPAM unit
Kota Maumere eksisting sebesar 132.50 l/dt dan pengambilan sumber air baku berasal
dari air tanah melalui sumur pompa. Rencana pengambilan Mata air Waipurang
sebesar 125 l/dt. Pengaliran dari sumber mata air Waipurang ke reservoir penampung
dilakukan secara gravitasi. Untuk memaksimalkan pengambilan Mata air Waipurang
bisa dilakukan dengan memperbesar volume reservoir dan memperkecil volume air
terbuang pada reservoir pada saat pemakaian air di daerah pelanggan menurun.

2. Pengembangan dan pemanfaatan air tanah melalui sumur bor pada unit Kota Maumere
SPAM unit Kota Maumere yang melayani 3 (tiga) Kecamatan yakni ; kecamatan Alok
Barat, kecamatan Alok dan kecamatan Alok Timur. Untuk memenuhi kebutuhan air
minum pada SPAM unit Kota Maumere sesuai proyeksi kebutuhan air 20 tahun
kedepan harus dilakukan pengembangan dan pemanfaatan sumur bor dengan kapasitas
pengambilan 50 l/dt.

Tabel 7.1 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM Kota
Maumere
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

1 UNIT KOTA MAUMERE KEC. ALOK BARAT SP. Kuburan 15.00 Pemanfaatan sumber
SP. Dua Toru 5.00 air eksisting
KEC. ALOK SP. Nara 2.50
SP. M. Subu Sidapun 10.00
KEC. ALOK TIMUR SP. Kolam Renang 10.00
SP. Litbang 13.00
SP. Wolomarang 15.00
Waliti 10.00
IPA Gravitasi Guru 30.00
SP. Teka IKU 10.00
SP. Inspektorat 12.00
TOTAL 132.50

Sumber : Analisis 2015.

BAB VII - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Nirangkliung 45 l/dt


Sumber air baku pada SPAM unit IKK Nita memanfaatkan sumber air yang bersal dari
Mata air Batik Wair 7.50 l/dt dan Mata air Kibung 1.2 l/dt. Pelayanan SPAM IKK Nita
hanya melayani kota kecamatan Nita dan untuk pengembangan SPAM Kecamatan
Nita perlu mencari sumber air baku air minum untuk dapat melayani wilayah
pedesaan. Rencana pengembangan dan pemanfaatan Mata air Nirangkliung sebesar 45
l/dt untuk melayani daerah pedesaan sehingga cakupan pelayanan di kecamatan Nita
meningkat.

Tabel 7.2 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Nita
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

2 UNIT KECAMATAN NITA DP IKK NITA Mata Air Batik Wair 7.00 Pemanfaatan sumber
Mata Air Kibung 1.20 air eksisting
Tilang
Lusitada
Bloro
Tebuk
Takaplager
Nita Kloang
Wuliwutik
Ladogahar
Riit
Nirangkliung
TOTAL 8.20

Sumber : Analisis 2015.

4. Peningkatan Intake dan IPA Sungai Batik Wair 25 l/dt.


Sistem penyediaan air minum (SPAM) Kecamatan Lela saat ini hanya melayani kota
kecamatan Lela. Sumber air yang dimanfaatkan untuk SPAM IKK Lela adalah
MA.Galeri S. Batik Wair dengan kapasitas 5/dt.Untuk dapat melayani daerah pedesaan
di Kecamatan Lela harus dilakukan peningkatan kapasitas intake dan IPA Sungai Batik
wair sebesar 25 ldt.

BAB VII - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 7.3 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Lela
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

3 UNIT KECAMATAN LELA DP IKK LELA MA. Galeri S. Batik Wair 2.50 Pemanfaatan sumber
Mata Air Batik Wair 2.50 air eksisting
PEDESAAN
Kolidetung
Korowuwu
Hepang
Watutedang
Sikka
Iligae
Baopaat
TOTAL 5.00

Sumber : Analisis 2015.

5. Peningkatan dan pemanfaatan Mata air Wai Terang


Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM IKK Bola saat ini berasal dari Mata
air Wai Terang dan sumur pompa IAN dengan kapasitas sebesar 5 l/dt. Untuk
meningkatkan pelayanan SPAM kecamatan Bola yang meliputi daerah pedesaan perlu
dilakukan peningkatan kapasitas produksi dengan memanfaatkan sumber MA. Wai
Terang dan perlu alternatip lain dengan membangun embung yang dilengkapi IPA 25
l/dt.

Tabel 7.4 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Bola
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

4 UNIT KECAMATAN BOLA DP IKK BOLA MA. Wair Terang 2.50 Pemanfaatan sumber
SP. IAN 2.50 air eksisting
PEDESAAN
Hokor
Wolonwalu
Wolokoli
Umaula
Ipir
TOTAL 5.00

Sumber : Analisis 2015.

BAB VII - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor unit SPAM Kecamatan Kewapante


Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM Kecamatan Kewapante berasal dari
sumur bor Kioang Lagot 10l/dt. Untuk melayani daerah pedesaan di Kecamatan
Kewapante diperlukan tambahan kapasitas sumber air baku sebesar 20 l/dt dari
pemanfaatan air tanah melalui sumur pompa. Daerah pelayanan permukiman yang
berada di daerah pegunungan dan letaknya berjauhan perlu direncanakan penampung
air hujan (PAH) berupa cubing dengan kapasitas 8 – 10 m3 atau PAH komunal untuk
pemukiman penduduk yang letaknya berdekatan.

Tabel 7.5 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Kewapante
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

5 UNIT KECAMATAN DP IKK Kewapante SP. Kioang Lagot 10.00 Pemanfaatan sumber
KEWAPANTE air eksisting
PEDESAAN
Umagera
Ian Tena
Kopong
Seusina
Namangkewa
Waiara
Geliting
Wairkoja
TOTAL 10.00

Sumber : Analisis 2015.

7. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Bokor, Nanga merah, Wai Terang dan Wai
Laka.
Rencana pengembangan SPAM Kecamatan Tolibura dengan daerah pelayanan wilayah
kecamatan Tolibura dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa sumber mata air ;
mata air Bokor, Nanga Merah, Wai Terang dan Wai Laka dengan kapasitas total
sebesar 50 l/dt.

8. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Kalitanga dan Mata Air Masekae
Rencana pengembangan SPAM Kecamatan Mapaganda dilakukan dengan
memanfaatkan Mata air Kalitanga 9 l/dt dan Mata air Masekae 5 l/dt.Dengan
pemanfaatan ke 2 (dua) sumber mata air tersebut tidak cukup dilakukan dan harus
BAB VII - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

dilakukan pemanfaatan air tanah yang potensial sehingga daerah pelayanan bisa
sampai pedesaan.

9. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Puan


Potensi sumber Mata air Wair Puan sebesar 10 l/dt tidak cukup melayani keseluruhan
wilayah Kecamatan Koting sehingga perlu dicari alternatip pemanfaatan sumber air
baku dengan pembangunan PAH maupun embung.

Tabel 7.6 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Tolibura, Kecamatan Magapanda, dan Kecamatan Koting.
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
Rencana pengamb
6 UNIT KECAMATAN DP IKK Tolibura Mata air Bokor
TOLIBURA Nanga Merah
PEDESAAN Wair Terang
Wair Laka

7 UNIT KECAMATAN
MAGAPANDA DP IKK Magapanda Rencana pengamb
Mata air Kalitanga
PEDESAAN Mata air Masekae
Kolisia Pengembangan sumur
Magepanda pompa
Reroroja
Kolisia B
Done

8 UNIT KECAMATAN KOTING DP IKK Koting Mata air Wair Puan


Rencana Embung dan
PEDESAAN IPA
Koting A
Koting B
Koting C
Koting D'
Ribang
Paubekor

Sumber : Analisis 2015.

10. Pengembangan dan pemanfaatan Mata air Wairita, Mata ait Mata Malang 1, MA mata
Malang 2,Mata air Doleman dan Mata air Wair Koja.

BAB VII - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Rencana pengembangan SPAM secara terintegrasi dengan daerah pelayanan


Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae dengan
memanfaatan Mata air Wairita, Mata ait Mata Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air
Doleman dan Mata air Wair Koja. Total kapasitas ke 4 (empat) sumber tersebut
adalah sebesar 70 l/dt.

11. Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo Mego kapasitas 40 l/dt


Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo Mego kapasitas 40 l/dt untuk pelayanan
pada SPAM Kecamatan Mego dan Kecamatan Paga. Sumber air baku dari air
permukaan Lowo Mego sangat potensial dikembangkan karena aliran kontinyu
sepanjang musim.
Tabel 7.7 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Waigete, Kecamatan Mego dan Kecamatan Paga.

BAB VII - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)


NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS

9 SPAM KEC. Hewokloang DP IKK Hewokloang Rencana Pengamb


10 SPAM KEC. Waigete IKK. Waigete MA. Wairita
11 SPAM KEC. Kangae IKK. Kangae MA. Mata Malang 1
MA. Mata Malang 2
PEDESAAN MA. Doleman
Weir Koja

12 SPAM KEC. Mego DP IKK Mego Rencana IPA Mego

PEDESAAN
Korobhera
Dobo
Bhera
Wolodhesa
Gera
Liakutu
Prabubu
Dobo Nuapuu
Kowi
Napugera

13 SPAM KEC. Paga DP IKK Paga Rencana IPA Mego

PEDESAAN
Wolowiro
Mauloo
Mbengu
Paga
Lenandareta
Masebewa
Wlorega
Wolowona

Sumber : Analisis 2015.

12. Pengembangan dan pemanfaatan penampung air hujan (PAH)


Pemanfaatan air bersih dengan system penyediaan air melalui PAH dapat langsung
dari bak penampung maupun disalurkan menggunakan kran umum. Penggunaan
langsung dari bak penampung atau melalui kran umum sangan ditentukan oleh lokasi
kemiringan topografi rencana penempatan PAH.
1) Komponen PAH
PAH yang direncanakan terdiri dari beberapa komponen yaitu ;
 Bidang Penangkap Air

BAB VII - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Bagian ini berfungsi untuk menangkap air hujan yang selanjutnya dialirkan
menuju ke bak penampung. Bidang penangkap air terbuat dari beton bertulang
yang kedap air.
 Bak Pengendap Sedimen
Penempatan bak pengendap sedimen ini sebelum bak penampung air hujan.
Dinding dibuat dari pasangan bata kedap air.
 Saringan
Bagian ini berfungsi untuk menyaring air hujan dari kotoran. Saringan ini
diletakkan pada tempat pemasukan air hujan.
 Bak Penampung
Menampung air hujan sebagi persediaan pada musim kemarau. Konstruksi bak
penampung dari beton bertulang dan posisi bak penampung di bawah tanah untuk
menjamin konstruksi dinding tidak pecah yang menyebabkan kebocoran.
 Lubang Kontrol
Fungsinya memberikan akses untuk masuk ke dalam bak penampung pada saat
pemeliharaan atau perbaikan.
 Pipa Peluap
Meluapkan air hujan yang melebihi kapasitas penampung dan berfungsi sebagai
pipa udara.
 Kran pengambil Ar
Penempatan kran sebagai alat pengambilan air bagi konsumen sangat tergantung
dari kondisi topografi rencana PAH.
 Kran Penguras
Sebagai alat untuk menguras penampung air hujan.

2) Kriteria Desain
- Penampung air hujan harus kedap air
- Air hujan yang jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh langsung
ditampung
- Pengambilan air harus melalui kran
- Lubang pemeriksa harus di bagian atas bak penampung dan ditutup
- Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku

BAB VII - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Perhitungan Kapasitas Bak Penampung


Kapasitas bak penampung air hujan (PAH) ditentukan berdasarkan :
- Kurva IDF hasil analisis hidrologi
- Luas bidang tangkapan (Ha)
- Lama hari hujan dalam setahun
- Kebutuhan pokok pemakaian air sesuai standar PAH sebesar 15 lt/orang/hari.

13. Pembangunan Embung


Embung merupakan cekungan yang dalam di suatu daerah perbukitan.Air embung
berasal dari limpasan air hujan yang jatuh di daerah tangkapan.Ukuran embung di
klasifikasikan sangat keci, sedang, besar dan sangat besar.
Berdasarkan lama embung menampung air, diklasifikasikan menjadi embung dengan
tampungan sebentar (kemampuan menyimpan air antara 0-2 bulan), embung denga
tampungan menengah (kemampuan menyimpan air antara 3-5 bulan), dan embung
dengan tampungan panjang/lestari (kemampuan menyimpan air antara 6-8 bulan).
Penempatan embung bisa di alur sungai atau dengan beberapa pertimbangan teknis
yang terkait dengan sedimentasi yang terjadi penempatan embung di luar alur sungai.
Kapasitas embung sangat tergantung dari luas daerah irigasi yang dilayani, system
pemberian air irigasi yang direncanakan, jenis tanaman, dan kondis tanah. Volume
tampungan embung sebesar 2.25 x 105 m3memerlukan lahan yang dipelukan dalam
penempatan embung ± 3 ha. Volume embung 2.25 x 105 m3, dengan kebutuhan air
minum 50 l/orang/hari dapat melayani penduduk sebanyak 300 jiwa selama 4.6 bulan.
Permasalahan setelah operasi embung adalah sedimentasi yang berasal dari daerah
tangkapan menjadikan pendangkalan pada dasar embung yang selanjutnya mengurangi
kapasitas tampung embung. Selain problem sedimentasi, masalah yang timbul adalah
kehilangan air yang besar oleh penguapan dan kebocoran-kebocoran baik pada dasar
maupun pada dinding embung. Temperatur udara yang tinggi dilokasi tersebut
menyebabkan penguapan pada embung juga tinggi.Permasalahan-permasalahan yang
timbul bisa dikurangi apabila pada saat perencanaan teknis dilakukan dengan teliti dan
cermat.

14. Pembangunan Waduk

BAB VII - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.3 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Kota Maumere
BAB VII - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.4 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM IKK Hewokloang
BAB VII - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.5 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Bola
BAB VII - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.6 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Doreng

BAB VII - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.7 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mapitera

BAB VII - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.8 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Nita
BAB VII - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.9 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Talibura
BAB VII - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.10 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Waiblama
BAB VII - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.11 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Magepanda
BAB VII - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.12 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Paga
BAB VII - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.12 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Tanamawo
BAB VII - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.13 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Kangae, Kawapante,
Hewokloang dan Waigete
BAB VII - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.14 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Lela
BAB VII - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.15 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Nelle
BAB VII - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Gambar 7.16 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mego
BAB VII - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

7.3 Rencana Pengembangan SPAM


Berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan air minum sampai tahun 2033, untuk
memenuhi kebutuhan air minum di Kabupaten Sikka perlu dilakukan beberapa langkah
penyempurnaan sistem, peningkatan kapasitas produksi air baku, pengembangan dan
pemanfaatan sumber mata air maupun air permukaan. Rencana pengembangan sistem
penyediaan air minum (SPAM) di kabupaten Sikka adalah sebagai berikut :
1) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Waipurang Pada SPAM Kota
2) Pengembangan dan pemanfaatan air tanah melalui sumur bor pada unit Kota
Maumere
3) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Nirangkliung 45 l/dt
4) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Batik Wair 25 l/dt Pada SPAM Lela.
5) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Liang Mapang, MA. Wairpuang Pada
SPAM Nita.
6) Peningkatan dan pemanfaatan Mata air Wai Terang Pada SPAM Bola
7) Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor unit SPAM Kecamatan Kewapante
8) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Bokor, Nanga merah, Wai Terang dan Wai
Laka Daerah Pelayanan Kecamatan Tolibura.
9) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Kalitanga dan Mata Air Ma Muru Biji
Pada SPAM Magapanda
10) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Puan Pada SPAM Koting
11) Pengembangan dan pemanfaatan Mata air Wairita, Mata ait Mata Malang 1, MA
mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air Wair Koja Pada Daerah Pelayanan
Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
12) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Rejo Gajot Pada SPAM Mapitara.
13) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Muru Sobe, MA. Udu Kana Pada SPAM
Tanamawo.
14) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Hewat Pada SPAM Waiblama
15) Pengembangan dan Pemanfaatan Mata Air Wair Lodo Pada SPAM Waigete.
16) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair Bamerak pada SPAM Doreng.
17) Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada
SPAM Paga.
18) Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo Mego kapasitas 40 l/dt
19) Pemanfaatan air tanah melalui sumur bor di Kecamatan Alok, Alok Timur dan Barat
BAB VII - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

20) Pemanfaatan air tanah melalui sumur bor di Kecamatan Kewapante, Kange dan
Palue
21) Pengembangan dan pemanfaatan penampung air hujan (PAH)
Pengembangan dan pemanfaatan PAH diperuntukkan untuk daerah pelayanan atas
yang tidak bisa dijangkau oleh SPAM pengaliran secara gravitasi. Penempatan PAH
di daerah pelayanan atas, diantaranya :
- Kecamatan Kewapante
- Koting
- Mapeganda
- Bola
- Mapitera
- Nelle
- Talibura
- Waiblama
22) Pembangunan Embung
- Nelle
- Waiblama
- Hewokloang
- Waigete
- Mapitera
- Mego
- Nita
- Paga
- Talibura
- Tanamawo
23) Pembangunan Waduk

7.4 Kapasitas Sistem


Dalam pemenuhan air baku Kabupaten Sikka yang dapat melayani air minum dengan
waktu 15 – 20 tahun mendatang, dibutuhkan sumber air baku yang handal baik kualitas
maupun kuantitas. Pemenuhan air baku eksisting yang terdapat pada masing-masing unit
SPAM Kecamatan maupun Sarana Air bersih secara swadaya tetap dipertahankan dan

BAB VII - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

dioptimalkan fungsinya, sehingga kekurangan kapasitas produksi air baku (sesuai


proyeksi) yang digunakan sebagai dasar penentuan besaran sistem.
A. Pemenuhan Kapasitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Tabel 7.8 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kota
Maumere
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

I KOTA MAUMERE 132.50 0 132.50


1 ALOK BARAT 35.86 45.85 55.00 62.50 55 Pengemb. Sumur bor

2 ALOK 70.74 90.44 108.48 123.28 70 Pengemb. Sumur bor

3 ALOK TIMUR 68.89 88.08 105.65 120.06 50 Pengemb. Sumur bor

132.50 0 175.50 224.37 269.13 305.83 175.00


Sumber : Analisis 2015.

Tabel 7.9 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit
Kecamatan Nita, Lela, Bola dan Kewapante
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

II NITA 8.20 30.2 38.40 29.52 37.74 45.27 51.44 13.04 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Nirangkiung

III LELA 5 9.5 14.50 16.45 21.03 25.23 28.67 14.17 Optimalisasi. Dan pengemb.
MA. Batik Wair

IV BOLA 5 10 15.00 15.53 19.85 23.81 27.05 12.05 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Waiterang

V KEWAPANTE 10.00 10 20.00 18.65 23.84 28.60 32.50 12.50 Pengemb. Dan pemanfaatan
Sumur Bor
Sumber : Analisis 2015.

BAB VII - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 7.10 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Talibura, Magapanda, dan Koting
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

VI TALIBURA 0 35.8 35.8 28.37 36.26 43.50 49.43 13.63 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Bokor, MA Waiterang

VII MAGAPANDA 0 0 0 16.28 20.81 24.96 28.36 28.36 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Muru Biji dan sumur bor

VIII KOTING 0 0 0 8.95 11.45 13.73 15.60 15.60 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. WairPuan

Sumber : Analisis 2015.

Tabel 7.11 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Hewokloang, Waaigete dan Kange
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

IX HEWOKLOANG 0 2.5 2.50 11.58 14.81 17.76 20.19 17.69 Pengemb. Dan pemanfaatan
- MA. Malang, MA. Doleman
-
X WAIGETE 0 62.7 62.70 9.77 12.49 14.98 17.03 (45.67) Penyempurnaan PAM Desa
-
-
XI KANGAE 0 0 - 22.76 29.10 34.90 39.66 39.66 Pengemb. Sumur Bor dan PAH

Sumber : Analisis 2015

BAB VII - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel7.12 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Mego, Paga dan Waiblama
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

XII MEGO 0 0 0 16.63 21.26 25.50 28.98 28.98 Pengemb. Dan pemanfaatan
IPA Lowo Mego

XIII PAGA 0 0 0 21.63 27.65 33.17 37.69 37.69 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Oja Wetu Deru, MA.
Timu Rama
XIV WAIBLAMA 0 81 81 30.78 39.35 47.20 53.64 (27.36) Penyempurnaan PAM Desa

Sumber : Analisis 2015

Tabel 7.13 Rencana Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Tanamawo, Doreng dan Nelle
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

XV TANAMAWO 0 0 0 12.08 15.45 18.53 21.06 21.06 Pengemb. Dan pemanfaatan


MA. Muru Sobe, MA.
Udu Kana
XVI DORENG 0 21.8 21.8 15.94 20.38 24.44 27.78 5.98 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Wair Bamerak

XVII NELLE 0 0 0 13.45 17.20 20.63 23.44 23.44 Pembangunan PAH dan
Embung

Sumber : Analisis 2015

Tabel 7.14 Rencana Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mapitara dan Palue
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)

XVIII MAPITARA 0 37.5 37.5 9.18 11.74 14.08 16.00 -21.50 Penyempurnaan PAM Desa

XIX PALUE 0 0 0 8.34 10.67 12.79 14.54 14.54 Peengembangan dan Peman
faatan Sumur Bor

Sumber : Analisis 2015

BAB VII - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

B. Pemenuhan Kapasitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh bpspam scara
swadaya
Penyediaan air minum yang dilakukan bpspam Desa eksisting hampir sebagian besar
kurang memenuhi aspek teknis SPAM. Untuk bisa memenuhi air minum dari aspek
kontinuitas maupun kualitas harus dilakukan penyempurnaan SPAM yang dilakukan
bpspam secara swadaya masyarakat. Penyediaan air minum oleh bpspam Desa yang
terdapat di kabupaten Sikka memberikan andil yang cukup besar dalam pelayanan air
minum. Sistem penyediaan air minum perdesaan yang telah terbangun saat ini terdapat di
10 (sepuluh) kecamatan :
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Nita
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Talibura
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Waigete
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Kewapante
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Waiblama
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Lela
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Hewokloang
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Bola
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Doreng
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Mapitara
C. Perbaikan Kualitas Pemenuhan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

7.5 Perkiraan Kebutuhan Biaya


1. Perkiraan Biaya Pembangunan SPAM Tahap I (2016 – 2019)
Rencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di Unit SPAM Kota,
SPAM Kecamatan Nita, Lela, Koting, Nelle, Bola, Kewapante, dan Paga. Rencana
tahap I adalah pemenuhan kebutuhan air minum pada akhir tahun 2019.
2. Rencana Tahap II (2020 – 2024)
Rencana tahap II ini merupakan lanjutan dari program jangka pendek dalam
penyediaan air baku pada pengembanngan SPAM Kabupaten Sika . Rencana tahap II
adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2020 –
2024).

BAB VII - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3. Rencana Tahap III (2025 – 2029)


Pada rencana tahap III adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu
dari tahun (2025 – 2029).
4. Rencana Tahap IV (2030 – 2034)
Untuk rencana tahap IV periode tahun 2030 – 2034 adalah program lanjutan
pemenuhan SPAM Kabupaten Sika sampai tahun 2034 termasuk program peningkatan
dan penambahan kapasitas desain disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan
dilayani dan peningkatan cakupan pelayanan.Rencana program pada tahap IV adalah
rencana pengembangan jaringan distribusi dan peningkatan jumlah pelanggan.
Penanganan program pada tahapan ini meliputi :
a. Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar (RD)
pada sistem penyediaan air baku dan sampai rencana blok pelayanan.
b. Penambahan pipa pada jaringan pipa distribusi utama maupun bagi secara pararel
c. Perluasan jaringan pipa distribusi pada unit PDAM terutama yang belum tersentuh
air bersih maupun daerah permukiman baru.
d. Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun.
e. Penempatan valve dan accesories lainnya pada titik tertentu untuk mengatur aliran
f. Pergantian water meter yang rusak / kurang berfungsi dengan baik.

BAB VII - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.15 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2016
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2016
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN Rp HARGA RP Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Studi Potensi Air Tanah melalui Geolistrik di wilayah Unit 1.00 550,000,000.00 550,000,000.00 550,000,000.00
Kota Kecamatan Paga dan Doreng

2 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Unit 1.00 450,000,000.00 450,000,000.00 450,000,000.00
Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle.

3 Perencanaan embung air baku SPAM di Unit 1.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00
Kecamatan Nelle dan Waiblama

4 Pembangunan SPAM memanfaatan Mata Air


Waipurang Pada SPAM Kota
a. Reservoar 600 m3 unit 1.00 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 3,500.00 891,249.80 3,119,374,300.00 3,119,374,300.00
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 2,700.00 660,612.51 1,783,653,782.40 1,783,653,782.40
d. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 2,280.00 397,587.40 906,499,266.81 906,499,266.81
e. Pemasangan Pipa diameter 100 mm m 3,000.00 156,504.06 469,512,167.54 469,512,167.54
c. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 3,900.00 102,550.00 399,945,000.00 399,945,000.00
d. Pemasangan SR SR 2,000.00 2,500,000.00 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00

5 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui


sumur bor pada unit Kota Maumere
a. Pembuatan sumur bor unit 2.00 224,241,382.63 448,482,765.26 448,482,765.26
b. Pemasangan Pompa unit 2.00 737,960,366.17 1,475,920,732.33 1,475,920,732.33
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 - 200 mm m 4,200.00 660,612.51 2,774,572,550.40 2,774,572,550.40
c. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 4,800.00 156,504.06 751,219,468.06 751,219,468.06
d. Pemasangan M & E unit 2.00 4,717,218.87 9,434,437.75 9,434,437.75
e. Pemasangan SR m 1,800.00 2,500,000.00 4,500,000,000.00 4,500,000,000.00

BAB VII - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.16 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2017
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2017
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Liang Mapang, MA. Wairpuang Pada SPAM Nita.

2 Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Unit 1.00 450,000,000.00 450,000,000.00 450,000,000.00
Regional Dengan Pemanfaatan Air Curah antar Pulau
Untuk Pelayanan Wilayah Pulau di kabupaten Sikka

3 Studi pengembangan dan pemanfaatan Mata Air unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga

4 Perencanaan embung air baku SPAM di unit 1.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00
Kecamatan Tanamawo dan talibura

5 Perenc. Pengemb SPAM memanfaatan Mata air Wai unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Terang Pada SPAM Bola

6 Lanjutan Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air


Waipurang Pada SPAM Kota
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 1,800.00 660,612.51 1,189,102,521.60 1,189,102,521.60
b. Pemasangan Pipa 150 mm m 1,520.00 397,587.40 604,332,844.54 604,332,844.54
c. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 mm m 2,000.00 156,504.06 313,008,111.69 313,008,111.69
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 2,600.00 102,550.00 266,630,000.00 266,630,000.00
e. Pemasangan SR SR 1,600.00 2,500,000.00 4,000,000,000.00 4,000,000,000.00

7 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui


sumur bor pada unit Kota Maumere
a. Pembuatan sumur bor unit 3.00 224,241,382.63 672,724,147.88 672,724,147.88
b. Pemasangan Pompa unit 3.00 737,960,366.17 2,213,881,098.50 2,213,881,098.50
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 - 200 mm m 6,500.00 660,612.51 4,293,981,328.00 4,293,981,328.00
c. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 8,900.00 156,504.06 1,392,886,097.03 1,392,886,097.03
d. Pemasangan M & E unit 3.00 4,717,218.87 14,151,656.62 14,151,656.62
e. Pemasangan SR SR 2,700.00 2,500,000.00 6,750,000,000.00 6,750,000,000.00

8 Pemb. SPAM Paga memanfaatan Sumur Bor 10 L/dt


a. Pembuatan sumur bor unit 2.00 224,241,382.63 448,482,765.26 448,482,765.26
b. Pemasangan Pompa unit 2.00 737,960,366.17 1,475,920,732.33 1,475,920,732.33
c. Pembuatan Reservoar 200 m3 m 1.00 389,749,449.18 389,749,449.18 389,749,449.18
d. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 3,400.00 397,587.40 1,351,797,152.26 1,351,797,152.26
e. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 4,200.00 156,504.06 657,317,034.55 657,317,034.55
f. Pemasangan M & E unit 2.00 4,717,218.87 9,434,437.75 9,434,437.75
g. Pemasangan SR SR 1,200.00 2,500,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00

BAB VII - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.17 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2018
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2018
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Perencanaan Teknis PAH di Kecamatan Nelle unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
dan Kecamatan Waiblama

2 Perencanaan Teknis SPAM Mata Air Bokor, unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Nanga merah, Wai Terang dan Wai Laka Daerah Pelayanan
Kecamatan Tolibura.

3 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Kalitanga dan Mata Air Masekae Pada SPAM Magapanda

4 Studi Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo unit 1.00 500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00
Mego kapasitas 40 l/dt

5 Perencanaan Teknis SPAM Mata Air Wair Puan unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
PadaSPAM Koting

6 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Liang Mapang,


MA.Waipurang Pada SPAM Nita
a. Reservoar 250 m3 unit 1.00 487,186,811.47 487,186,811.47 487,186,811.47
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 3,200.00 660,612.51 2,113,960,038.40 2,113,960,038.40
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 - 150 mm m 4,800.00 397,587.40 1,908,419,509.08 1,908,419,509.08
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 4,700.00 102,550.00 481,985,000.00 481,985,000.00
c. Pemasangan SR SR 750.00 2,500,000.00 1,875,000,000.00 1,875,000,000.00

7 Pembangunan dan pengembangan Air Curah Antar


Pulau Untuk Pelayanan Wilayah Kepulauan Sikka
a. Pembuatan sumur bor unit 2.00 224,241,382.63 448,482,765.26 448,482,765.26
b. Pemasangan Pompa unit 2.00 737,960,366.17 1,475,920,732.33 1,475,920,732.33
c. Pembuatan Reservoar 80 m3 unit 3.00 233,849,669.51 701,549,008.52 701,549,008.52
d. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 3,700.00 397,587.40 1,471,073,371.58 1,471,073,371.58
e. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 3,800.00 102,550.00 389,690,000.00 389,690,000.00
f. Pemasangan SR SR 1,200.00 2,500,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00

8 Pembangunan SPAM dengsn pemanfaatan Mata Air


Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle.
a. Reservoar 250 m3 unit 1.00 487,186,811.47 487,186,811.47 487,186,811.47
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 6,720.00 660,612.51 4,439,316,080.64 4,439,316,080.64
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 - 150 mm m 10,080.00 397,587.40 4,007,680,969.07 4,007,680,969.07
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 9,870.00 102,550.00 1,012,168,500.00 1,012,168,500.00
c. Pemasangan SR SR 900.00 2,500,000.00 2,250,000,000.00 2,250,000,000.00

9 Lanjutan Pemb. SPAM Paga memanfaatan Sumur Bor


10 L/dt
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 1,360.00 397,587.40 540,718,860.91 540,718,860.91
b. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 1,680.00 102,550.00 172,284,000.00 172,284,000.00
c. Pemasangan SR SR 800.00 2,500,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00

BAB VII - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.18 REN CANA PR OGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIA AN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHU N 2019
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2019
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Pembangunan Embung di Kecamatan Nelle


a. Pembangunan Embung unit 2.00 6,500,000,000.00 13,000,000,000.00 13,000,000,000.00
b. IPA 20 L/dt uit 2.00 117,868,387.78 235,736,775.56 235,736,775.56
c. Pemasangan Pipa JDU 150 - 200 mm m 8,800.00 660,612.51 5,813,390,105.60 5,813,390,105.60
d. Pemasangan Kran Umum dan water meter unit 77.00 2,200,000.00 169,400,000.00 169,400,000.00

2 Pembangunan PAH di Kecamatan Nelle


dan kecamatan waiblama unit 35.00 350,000,000.00 12,250,000,000.00 12,250,000,000.00

Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Muru


3 unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Sobe, MA. Udu Kana Pada SPAM Tanamawo.

4 Perencanaan Teknis Embung di Kecamatan Mapitera d unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewokloang

5 Perencanaan PAH di Kecamatan Koting unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00


dan Mapaganda

6 Lanjutan Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air ,


Liang Mapang, MA.Waipurang Pada SPAM Nita
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 1,280.00 660,612.51 845,584,015.36 845,584,015.36
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 - 150 mm m 1,920.00 397,587.40 763,367,803.63 763,367,803.63
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 1,880.00 102,550.00 192,794,000.00 192,794,000.00
c. Pemasangan SR SR 750.00 2,500,000.00 1,875,000,000.00 1,875,000,000.00

7 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui


sumur bor pada unit Kecamatan Kewapante
a. Pembuatan sumur bor unit 1.00 224,241,382.63 224,241,382.63 224,241,382.63
b. Pemasangan Pompa unit 1.00 737,960,366.17 737,960,366.17 737,960,366.17
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 - 200 mm m 3,700.00 397,587.40 1,471,073,371.58 1,471,073,371.58
c. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 4,300.00 102,550.00 440,965,000.00 440,965,000.00
d. Pemasangan M & E unit 1.00 4,717,218.87 4,717,218.87 4,717,218.87
e. Pemasangan SR SR 1,000.00 2,500,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00

8 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Wai Terang,


Pada SPAM Kecamatan Bola
a. Reservoar 200 m3 unit 1.00 389,749,449.18 389,749,449.18 389,749,449.18
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 2,200.00 660,612.51 1,453,347,526.40 1,453,347,526.40
c. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 - 150 mm m 4,200.00 397,587.40 1,669,867,070.44 1,669,867,070.44
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 5,100.00 102,550.00 523,005,000.00 523,005,000.00
e. Pemasangan SR SR 1,000.00 2,500,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00

9 Pembangunan dan pengembangan Air Curah Antar


Pulau Untuk Pelayanan Wilayah Kepulauan Sikka
a. Pengadaan kapal tangki air unit 1.00 8,500,000,000.00 8,500,000,000.00 8,500,000,000.00
b. Pengadaad mobil tangki unit 4.00 450,000,000.00 1,800,000,000.00 1,800,000,000.00
c. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 3,800.00 102,550.00 389,690,000.00 389,690,000.00
d. Pemasangan SR SR 800.00 2,500,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00

10 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Wai Terang,


Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga 20 L/dt)
a. Pembuatan Reservoar 300 m3 unit 1.00 591,310,833.90 591,310,833.90 591,310,833.90
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 3,600.00 891,249.80 3,208,499,280.00 3,208,499,280.00
c. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 3,800.00 660,612.51 2,510,327,545.60 2,510,327,545.60
d. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 3,200.00 397,587.40 1,272,279,672.72 1,272,279,672.72
e. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 4,800.00 102,550.00 492,240,000.00 492,240,000.00
f. Pemasangan SR SR 1,200.00 2,500,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00

BAB VII - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.19 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2020
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2020
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewat Pada SPAM Waiblama

2 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Bamerak pada SPAM Doreng.

3 Lanjutan Pembangunan SPAM memanfaatan Mata Air


Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 - 150 mm m 1,440.00 397,587.40 572,525,852.72 572,525,852.72
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 2,160.00 102,550.00 221,508,000.00 221,508,000.00
c. Pemasangan SR SR 800.00 2,500,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00

4 Lanjutan Pembangunan Jaringan Pipa SPAM


Batik Wair Pada SPAM Kecamatan Lela
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 - 200 mm m 4,900.00 397,587.40 1,948,178,248.85 1,948,178,248.85
b. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 3,950.00 102,550.00 405,072,500.00 405,072,500.00
c. Pemasangan SR SR 1,600.00 2,500,000.00 4,000,000,000.00 4,000,000,000.00

BAB VII - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.20 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2021
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2021
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt)
a. Pembuatan Reservoar 500 m3 unit 1.00 946,097,334.24 946,097,334.24 946,097,334.24
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 7,170.00 660,612.51 4,736,591,711.04 4,736,591,711.04
c. Pemasangan Pipa 150 mm m 10,125.00 397,587.40 4,025,572,401.96 4,025,572,401.96
c. Pemasangan Pipa 100 mm m 14,250.00 156,504.06 2,230,182,795.80 2,230,182,795.80
d. Pemasangan SR SR 1,440.00 2,500,000.00 3,600,000,000.00 3,600,000,000.00

2 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt)
a. Pembuatan Reservoar 800 m3 unit 1.00 1,537,408,168.14 1,537,408,168.14 1,537,408,168.14
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 4,780.00 891,249.80 4,260,174,044.00 4,260,174,044.00
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 6,750.00 660,612.51 4,459,134,456.00 4,459,134,456.00
c. Pemasangan Pipa 150 mm m 9,500.00 397,587.40 3,777,080,278.39 3,777,080,278.39
c. Pemasangan Pipa 100 mm m 8,800.00 156,504.06 1,377,235,691.44 1,377,235,691.44
d. Pemasangan SR SR 3,000.00 2,500,000.00 7,500,000,000.00 7,500,000,000.00

3 Lanjutan Pembangunan Jaringan Pipa SPAM Mata Air


Pada SPAM Kecamatan Lela
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 100 mm m 1,580.00 156,504.06 247,276,408.24 247,276,408.24
c. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 640.00 660,612.51 422,792,007.68 422,792,007.68
c. Pemasangan SR SR 600.00 2,500,000.00 1,500,000,000.00

BAB VII - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.21 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2022
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2022
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt)
c. Pemasangan Pipa 150 mm m 4,050.00 397,587.40 1,610,228,960.79 1,610,228,960.79
c. Pemasangan Pipa 100 mm m 5,700.00 156,504.06 892,073,118.32 892,073,118.32
d. Pemasangan SR SR 960 2,500,000.00 2,400,000,000.00 2,400,000,000.00

2 Lanjutan Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt)
Kecamatan Talibura
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 1,912.00 891,249.80 1,704,069,617.60 1,704,069,617.60
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 13,500.00 102,550.00 1,384,425,000.00 1,384,425,000.00
c. Pemasangan SR SR 2,000.00 2,500,000.00 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00

3 Pembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan Mata Air


Masekae Pada IKK Magapanda (15 l/dt)
a. Pembuatan Reservoar 250 m3 unit 1.00 487,186,811.47 487,186,811.47 487,186,811.47
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 3,200.00 660,612.51 2,113,960,038.40 2,113,960,038.40
c. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 5,100.00 397,587.40 2,027,695,728.40 2,027,695,728.40
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 4,400.00 102,550.00 451,220,000.00 451,220,000.00
e. Pemasangan SR SR 900.00 2,500,000.00 2,250,000,000.00 2,250,000,000.00

4 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Waiblama.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 10,800.00 397,587.40 4,293,943,895.43 4,293,943,895.43
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 12,600.00 102,550.00 1,292,130,000.00 1,292,130,000.00
c. Pemasangan SR SR 800.00 2,500,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00

5 Pembangunan Embung Air baku SPAM waiblama


a. Pembangunan Embung unit 1.00 7,000,000,000.00 7,000,000,000.00 7,000,000,000.00
b. IPA 15 L/dt unit 1.00 94,294,710.23 94,294,710.23 94,294,710.23
c. Pemasangan Pipa JDU 200 mm m 5,300.00 660,612.51 3,501,246,313.60 3,501,246,313.60
d. Pemasangan Pipa 100 -150 mm m 4,350.00 397,587.40 1,729,505,180.10 1,729,505,180.10
d. Pemasangan Kran Umum dan water meter unit 25 2,200,000.00 55,000,000.00 55,000,000.00

BAB VII - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.22 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2023
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2023
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 LanjutanPembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan


Mata Air Masekae Pada IKK Magapanda
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 2,040.00 397,587.40 811,078,291.36 811,078,291.36
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 1,760.00 102,550.00 180,488,000.00 180,488,000.00
c. Pemasangan SR SR 360.00 2,500,000.00 900,000,000.00 900,000,000.00

2 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Tolibura.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 10,200.00 397,587.40 4,055,391,456.79 4,055,391,456.79
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 21,500.00 102,550.00 2,204,825,000.00 2,204,825,000.00
c. Pemasangan SR SR 1,000.00 2,500,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00

Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Bola.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 11,200.00 397,587.40 4,452,978,854.52 4,452,978,854.52
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 19,500.00 102,550.00 1,999,725,000.00 1,999,725,000.00
c. Pemasangan SR SR 800.00 2,500,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00

3 Pembangunan Embung Air baku SPAM Tanamawo


a. Pembangunan Embung unit 1.00 6,000,000,000.00 6,000,000,000.00 6,000,000,000.00
b. IPA 10 L/dt unit 1.00 70,721,032.67 70,721,032.67 70,721,032.67
c. Pemasangan Pipa JDU 150 m 5,350.00 397,587.40 2,127,092,577.83 2,127,092,577.83
d. Pemasangan pipa diameter 80 - 100 mm m 6,200.00 102,550.00 635,810,000.00 635,810,000.00
d. Pemasangan Kran Umum dan water meter unit 30 2,200,000.00 66,000,000.00 66,000,000.00

BAB VII - 45
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.23 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2024
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2024
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Perencanaan Teknis Embung di Kecamatan Mapitera dan unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewokloang

2 Perencanaan PAH di Kecamatan Koting unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00


dan Mapaganda

3 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata


Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
a. Pembuatan Reservoar 500 m3 unit 1.00 974,373,622.95 974,373,622.95 974,373,622.95
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 4,850.00 891,249.80 4,322,561,530.00 4,322,561,530.00
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 6,800.00 660,612.51 4,492,165,081.60 4,492,165,081.60
d. Pemasangan Pipa 150 mm m 5,600.00 397,587.40 2,226,489,427.26 2,226,489,427.26
e. Pemasangan Pipa 100 mm m 5,200.00 156,504.06 813,821,090.40 813,821,090.40
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 8,900.00 102,550.00 912,695,000.00 912,695,000.00
e. Pemasangan SR SR 1,800.00 1,500,000.00 2,700,000,000.00 2,700,000,000.00

4 Pembangunan Embung Air baku SPAM Talibura


a. Pembangunan Embung unit 1.00 7,000,000,000.00 7,000,000,000.00 7,000,000,000.00
b. IPA 10 L/dt unit 1.00 70,721,032.67 70,721,032.67 70,721,032.67
c. Pemasangan Pipa JDU 150 mm m 4,700.00 397,587.40 1,868,660,769.31 1,868,660,769.31
d. Pemasangan pipa diameter 80 - 100 mm m 6,400.00 102,550.00 656,320,000.00 656,320,000.00
d. Pemasangan Kran Umum dan water meter unit 33.00 2,200,000.00 72,600,000.00 72,600,000.00

5 Pembangunan PAH di Kecamatan Talibura unit 8.00 350,000,000.00 2,800,000,000.00 2,800,000,000.00

6 Pengembangan SPAM Mata Air Muru


Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo (20 L/dt).
a. Pembuatan Reservoar 300 m3 unit 1.00 670,274,030.88 670,274,030.88 670,274,030.88
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 200 mm m 3,780.00 660,612.51 2,497,115,295.36 2,497,115,295.36
c. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 5,300.00 397,587.40 2,107,213,207.94 2,107,213,207.94
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 6,400.00 102,550.00 656,320,000.00 656,320,000.00
e. Pemasangan SR SR 1,200.00 2,500,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00

BAB VII - 46
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.24 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2025
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2025
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
a. Pembuatan Reservoar 1000 m3 unit 1.00 1,998,630,618.58 1,998,630,618.58 1,998,630,618.58
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 4,550.00 891,249.80 4,055,186,590.00 4,055,186,590.00
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 2,970.00 660,612.51 1,962,019,160.64 1,962,019,160.64
d. Pemasangan Pipa 150 mm m 2,508.00 397,587.40 997,149,193.49 997,149,193.49
e. Pemasangan Pipa 100 mm m 3,300.00 156,504.06 516,463,384.29 516,463,384.29

2 Pengembangan IPA Lowo Mego


Pada SPAM Mego .
a. Pembuatan IPA 40 L/dt unit 1.00 235,736,775.56 235,736,775.56 235,736,775.56
b. Pembuatan Reservoar 600 m3 unit 1.00 591,310,833.90 591,310,833.90 591,310,833.90
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 3,300.00 891,249.80 2,941,124,340.00 2,941,124,340.00
c. Pemasangan Pipa 150 - 200 mm m 4,650.00 660,612.51 3,071,848,180.80 3,071,848,180.80
d. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 4,200.00 102,550.00 430,710,000.00 430,710,000.00
e. Pemasangan SR SR 2,400.00 1,500,000.00 3,600,000,000.00 3,600,000,000.00

3 Lanjutan Pengembangan SPAM Mata Air Muru


Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 2,140.00 397,587.40 850,837,031.13 850,837,031.13
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 2,480.00 102,550.00 254,324,000.00 254,324,000.00
c. Pemasangan SR SR 800.00 1,500,000.00 1,200,000,000.00 1,200,000,000.00

4 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata


Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
a. Pemasangan Pipa 200 mm m 2,720.00 660,612.51 1,796,866,032.64 1,796,866,032.64
b. Pemasangan Pipa 150 mm m 2,240.00 397,587.40 890,595,770.90 890,595,770.90
c. Pemasangan Pipa 100 mm m 2,080.00 156,504.06 325,528,436.16 325,528,436.16
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 3,560.00 102,550.00 365,078,000.00 365,078,000.00
e. Pemasangan SR SR 600.00 1,500,000.00 900,000,000.00 900,000,000.00

BAB VII - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.25 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2026
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2026
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Nita.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 7,500.00 397,587.40 2,981,905,482.94 2,981,905,482.94
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 9,200.00 102,550.00 943,460,000.00 943,460,000.00
c. Pemasangan SR SR 935.00 1,500,000.00 1,402,500,000.00 1,402,500,000.00

2 Pembangunan PAH di Kecamatan Koting unit 15.00 350,000,000.00 5,250,000,000.00 5,250,000,000.00

3 LanjutanPengembangan IPA Lowo Mego


Pada SPAM Mego .
c. Pemasangan Pipa 150 - 200 mm m 1,395.00 397,587.40 554,634,419.83 554,634,419.83
d. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 1,260.00 102,550.00 129,213,000.00 129,213,000.00
e. Pemasangan SR SR 800.00 1,500,000.00 1,200,000,000.00 1,200,000,000.00

4 Lanjutan Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
a. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 2,275.00 891,249.80 2,027,593,295.00 2,027,593,295.00
b. Pemasangan Pipa 200 mm m 1,485.00 660,612.51 981,009,580.32 981,009,580.32
c. Pemasangan Pipa 150 mm m 1,254.00 397,587.40 498,574,596.75 498,574,596.75
d. Pemasangan Pipa 100 mm m 1,650.00 156,504.06 258,231,692.15 258,231,692.15

BAB VII - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.26 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2027
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2027
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Kewapante.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 5,800.00 397,587.40 2,306,006,906.80 2,306,006,906.80
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 6,600.00 102,550.00 676,830,000.00 676,830,000.00
c. Pemasangan SR SR 850.00 1,500,000.00 1,275,000,000.00 1,275,000,000.00

2 Lanjutan Pengembangan IPA Lowo Mego


Pada SPAM Mego .
a. Pemasangan Pipa 050 - 150 mm m 1,162.50 397,587.40 462,195,349.86 462,195,349.86
b. Pemasangan Pipa 80 - 100 mm m 1,050.00 102,550.00 107,677,500.00 107,677,500.00
c. Pemasangan SR SR 720.00 1,500,000.00 1,080,000,000.00 1,080,000,000.00

3 Pembangunan PAH di Kecamatan Mapaganda unit 8.00 350,000,000.00 2,800,000,000.00 2,800,000,000.00

4 Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada


IKK Doreng (10 L/dt).
b. Pembuatan Reservoar 200 m3 unit 1.00 389,749,449.18 389,749,449.18 389,749,449.18
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 4,800.00 397,587.40 1,908,419,509.08 1,908,419,509.08
c. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 6,700.00 102,550.00 687,085,000.00 687,085,000.00
d. Pemasangan SR SR 600.00 1,500,000.00 900,000,000.00 900,000,000.00

5 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kangae
a. Pembuatan Reservoar 500 m3 unit 1.00 946,097,334.24 946,097,334.24 946,097,334.24
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 2,425.00 891,249.80 2,161,280,765.00 2,161,280,765.00
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 3,400.00 660,612.51 2,246,082,540.80 2,246,082,540.80
d. Pemasangan Pipa 150 mm m 2,800.00 397,587.40 1,113,244,713.63 1,113,244,713.63
e. Pemasangan Pipa 100 mm m 2,600.00 156,504.06 406,910,545.20 406,910,545.20

BAB VII - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.27 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2028
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2028
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa


di Kecamatan Weigete.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 5800 397,587.40 2,306,006,906.80 2,306,006,906.80
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 6300 102,550.00 646,065,000.00 646,065,000.00
c. Pemasangan SR SR 780 1,500,000.00 1,170,000,000.00 1,170,000,000.00
-
2 Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air Wair Puan -
Pada SPAM Koting (10 L/dt). -
a. Pembuatan Reservoar 200 m3 unit 1.00 389,749,449.18 389,749,449.18 389,749,449.18
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 150 mm m 5,380.00 397,587.40 2,139,020,199.76 2,139,020,199.76
c. Pemasangan Pipa 100 mm m 6,700.00 156,504.06 1,048,577,174.17 1,048,577,174.17
d. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 4,100.00 102,550.00 420,455,000.00 420,455,000.00
e. Pemasangan SR SR 600.00 1,500,000.00 900,000,000.00 900,000,000.00

3 Lanjutan Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada


IKK Doreng.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 1,920.00 397,587.40 763,367,803.63 763,367,803.63
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 2,680.00 102,550.00 274,834,000.00 274,834,000.00
c. Pemasangan SR SR 400.00 1,500,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00

4 Pembangunan Embung Air baku SPAM Mapitera


a. Pembangunan Embung unit 1.00 6,500,000,000.00 6,500,000,000.00 6,500,000,000.00
b. IPA 10 L/dt unit 1.00 70,721,032.67 70,721,032.67 70,721,032.67
c. Pemasangan Pipa JDU 100 - 150 mm m 6,800.00 397,587.40 2,703,594,304.53 2,703,594,304.53
d. Pemasangan Kran Umum dan water meter unit 32.00 2,200,000.00 70,400,000.00 70,400,000.00

Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kawapante
a. Pembuatan Reservoar 600 m3 unit 1.00 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 2,182.50 891,249.80 1,945,152,688.50 1,945,152,688.50
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 3,060.00 660,612.51 2,021,474,286.72 2,021,474,286.72
d. Pemasangan Pipa 150 mm m 2,520.00 397,587.40 1,001,920,242.27 1,001,920,242.27
e. Pemasangan Pipa 100 mm m 2,340.00 156,504.06 366,219,490.68 366,219,490.68

BAB VII - 50
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.28 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2029
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2029
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Lanjutan Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air


IKK Doreng
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 768.00 397,587.40 305,347,121.45 305,347,121.45
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 1,072.00 102,550.00 109,933,600.00 109,933,600.00
c. Pemasangan SR SR 250.00 1,500,000.00 375,000,000.00 375,000,000.00

2 Optimalisasi dan Peningkatan SPAM Perdesaan


di Kecamatan Hewokloang.
a. Pemasangan Pipa 100 - 150 mm m 2,500.00 397,587.40 993,968,494.31 993,968,494.31
b. Pemasangan Pipa 40 - 80 mm m 4,220.00 102,550.00 432,761,000.00 432,761,000.00
c. Pemasangan SR SR 650.00 1,500,000.00 975,000,000.00 975,000,000.00

3 Pembangunan PAH di Kecamatan Kewapante unit 5.00 350,000,000.00 1,750,000,000.00 1,750,000,000.00

4 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Waigete
a. Pembuatan Reservoar 600 m3 unit 1.00 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80 1,182,621,667.80
b. Pemasangan Pipa JDU diameter 300 mm m 3,928.50 891,249.80 3,501,274,839.30 3,501,274,839.30
c. Pemasangan Pipa 200 mm m 4,896.00 660,612.51 3,234,358,858.75 3,234,358,858.75
d. Pemasangan Pipa 150 mm m 4,032.00 397,587.40 1,603,072,387.63 1,603,072,387.63
e. Pemasangan Pipa 100 mm m 3,744.00 156,504.06 585,951,185.09 585,951,185.09

BAB VII - 51
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.29 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2030
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2030
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kota Maumere
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 2,930,944,203.79 2,930,944,203.79 2,930,944,203.79
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 2,279,623,269.62 2,279,623,269.62 2,279,623,269.62
c. Pergantian water meter unit 1 1,302,641,868.35 1,302,641,868.35 1,302,641,868.35

2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Nita
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,423,345,119.02 1,423,345,119.02 1,423,345,119.02
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 1,107,046,203.68 1,107,046,203.68 1,107,046,203.68
c. Pergantian water meter unit 1 632,597,830.68 632,597,830.68 632,597,830.68

3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Lela
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,150,648,087.24 1,150,648,087.24 1,150,648,087.24
setiap blok pelayanan - -
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 894,948,512.30 894,948,512.30 894,948,512.30
c. Pergantian water meter unit 1 639,248,937.36 639,248,937.36 639,248,937.36

4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit

PAM Desa Nita dan PAM Desa Talibura


a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,438,523,680.39 1,438,523,680.39 1,438,523,680.39
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 1,118,851,751.42 1,118,851,751.42 1,118,851,751.42
c. Pergantian water meter unit 1 639,343,857.95 639,343,857.95 639,343,857.95

5 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Weigete
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,182,629,221.67 1,182,629,221.67 1,182,629,221.67
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 919,822,727.96 919,822,727.96 919,822,727.96
c. Pergantian water meter unit 1 525,612,987.41 525,612,987.41 525,612,987.41

BAB VII - 52
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.30 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2031
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2031
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Palue
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 457,608,150.00 457,608,150.00 457,608,150.00
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 355,917,450.00 355,917,450.00 355,917,450.00
c. Pergantian water meter unit 1 203,381,400.00 203,381,400.00 203,381,400.00

2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Kewapante
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 726,159,240.80 726,159,240.80 726,159,240.80
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 564,790,520.62 564,790,520.62 564,790,520.62
c. Pergantian water meter unit 1 322,737,440.35 322,737,440.35 322,737,440.35

3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Bola dan PAM Desa Waiblama
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,711,672,530.54 1,711,672,530.54 1,711,672,530.54
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 1,331,300,857.09 1,331,300,857.09 1,331,300,857.09
c. Pergantian water meter unit 1 760,743,346.91 760,743,346.91 760,743,346.91

4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Kawapante
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 556,479,707.42 556,479,707.42 556,479,707.42
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 618,310,786.02 618,310,786.02 618,310,786.02
c. Pergantian water meter unit 1 247,324,314.41 247,324,314.41 247,324,314.41

BAB VII - 53
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.31 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2032
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2032
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Paga
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,248,182,206.64 1,248,182,206.64 1,248,182,206.64
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 970,808,382.95 970,808,382.95 970,808,382.95
c. Pergantian water meter unit 1 554,747,647.40 554,747,647.40 554,747,647.40

2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Talibura
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 4,184,936,179.50 4,184,936,179.50 4,184,936,179.50
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 3,254,950,361.83 3,254,950,361.83 3,254,950,361.83
c. Pergantian water meter unit 1 1,859,971,635.33 1,859,971,635.33 1,859,971,635.33

3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Mapaganda
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,244,919,897.40 1,244,919,897.40 1,244,919,897.40
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 968,271,031.31 968,271,031.31 968,271,031.31
c. Pergantian water meter unit 1 553,297,732.18 553,297,732.18 553,297,732.18

4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Waiblama
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,347,713,106.71 1,347,713,106.71 1,347,713,106.71
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 1,048,221,305.22 1,048,221,305.22 1,048,221,305.22
c. Pergantian water meter unit 1 598,983,602.98 598,983,602.98 598,983,602.98

5 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Lela
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 3,766,442,561.55 3,766,442,561.55 3,766,442,561.55
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 2,929,455,325.65 2,929,455,325.65 2,929,455,325.65
c. Pergantian water meter unit 1 1,673,974,471.80 1,673,974,471.80 1,673,974,471.80

6 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Hewokloang
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 324,233,481.73 324,233,481.73 324,233,481.73
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 252,181,596.90 252,181,596.90 252,181,596.90
c. Pergantian water meter unit 1 144,103,769.66 144,103,769.66 144,103,769.66

BAB VII - 54
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.32 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2033
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2033
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Koting
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 708,750,000.00 708,750,000.00 708,750,000.00
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 551,250,000.00 551,250,000.00 551,250,000.00
c. Pergantian water meter unit 1 315,000,000.00 315,000,000.00 315,000,000.00

2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Tanamawo
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,011,247,520.88 1,011,247,520.88 1,011,247,520.88
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 786,525,849.57 786,525,849.57 786,525,849.57
c. Pergantian water meter unit 1 449,443,342.61 449,443,342.61 449,443,342.61

3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Hewokloang
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 887,873,710.62 887,873,710.62 887,873,710.62
setiap blok pelayanan -
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 690,568,441.59 690,568,441.59 690,568,441.59
c. Pergantian water meter unit 1 394,610,538.05 394,610,538.05 394,610,538.05

4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Bola
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 760,743,346.91 760,743,346.91 760,743,346.91
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 591,689,269.82 591,689,269.82 591,689,269.82
c. Pergantian water meter unit 1 338,108,154.18 338,108,154.18 338,108,154.18

5 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit


PAM Desa Doreng
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 852,354,425.25 852,354,425.25 852,354,425.25
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 662,942,330.75 662,942,330.75 662,942,330.75
c. Pergantian water meter unit 1 378,824,189.00 378,824,189.00 378,824,189.00

BAB VII - 55
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.33 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2034
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2034
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA

PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Mego
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 972,300,402.00 972,300,402.00 972,300,402.00
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 756,233,646.00 756,233,646.00 756,233,646.00
c. Pergantian water meter unit 1 432,133,512.00 432,133,512.00 432,133,512.00

2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Doreng
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 710,295,354.38 710,295,354.38 710,295,354.38
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 552,451,942.29 552,451,942.29 552,451,942.29
c. Pergantian water meter unit 1 315,686,824.17 315,686,824.17 315,686,824.17

3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kecamatan Mapitara
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 1,051,280,475.43 1,051,280,475.43 1,051,280,475.43
setiap blok pelayanan
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 817,662,592.00 817,662,592.00 817,662,592.00
c. Pergantian water meter unit 1 467,235,766.86 467,235,766.86 467,235,766.86

4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM


Kepulauan
a. Pergantian dan penempatan head pressure pada unit 1 2,102,560,950.87 2,102,560,950.87 2,102,560,950.87
setiap blok pelayanan -
b. Pergantian Valve dan aksesoris unit 1 1,635,325,184.01 1,635,325,184.01 1,635,325,184.01
c. Pergantian water meter unit 1 934,471,533.72 934,471,533.72 934,471,533.72

BAB VII - 56
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

7.6 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum


7.6.1 Penurunan Kebocoran Teknis
Untuk dapat mengontrol dan melakukan tindakan untuk mengurangi kehilangan air
secara fisik maka diperlukan hal-hal sebagai berikut :
 Peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi: letak, dimensi, jenis,
tahun pemasangan, dan asesoris yang terpasang.
 Meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik.
 Peralatan deteksi kebocoran serta peralatan untuk melakukan perbaikan.
 Zona-zona distribusi/pelayanan air yang dilengkapi dengan asesoris untuk melakukan
kontrol kehilangan air serta pelaksanaan perbaikan.
 SDM yang memiliki kemampuan berkaitan perbaikan dan pemasangan jaringan
perpipaan.
 SOP untuk O&M perpipaan.

7.6.2 Penurunan Kebocoran Non Teknis


Dalam upaya mengurangi kehilangan air secara non fisik maka harus dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
 Inventarisasi pelanggan meliputi: lokasi, tipe/kelas, dimensi meteran, dan pemakaian
airnya.
 Data teknis meteran pelanggan: jenis/tipe, tahun pembuatan, tahun pemasangan,
informasi perbaikan/kalibrasi yang pernah dilakukan.
 Pembacaan meteran pelanggan secara cermat dan teratur.

7.7 Potensi Pencemar Sumber Air Baku


7.6.1 Identifikasi Potensi Pencemar Air Baku
1. Sumber Air Permukaan
Pencemaran dapat terjadi di semua sumber air baku, terutama air permukaan. Hal ini
dapat dimaklumi karena air permukaan memiliki fungsi mengalirkan segala jenis
buangan cair. Kualitas air buangan industri telah diatur dalam peraturan Menteri
Lingkungan Hidup namun karena lemahnya pengawasan lapangan dan tindakan
hukum, potensi pencemaran air permukaan akan terjadi di lingkungan DAS. Sumber-
sumber air permukaan yang berpotesi tercemar adalah sungai bagian hilir dengan
daerah tangkapan penggunaan lahan untuk permukiman dan prasarana kota. Sungai-
BAB VII - 57
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

sungai yang mempunyai potensi tercemar adalah Sungai Tukad Sangsang, dan
Sungai/tukad Melangit

2. Sumber Mata Air


Pencemaran mata air dapat terjadi di dekat sumber mata air terutama pada DAS yang
mengalami perubahan tata guna lahan dari tanaman lindung menjadi tanaman
produktif. Perubahan tata guna lahan di DAS akan berdampak pada penurunan
kualitas dan kuantitas sumber mata air. Untuk itu Pemda dan pihak terkait secepatnya
melakukan pengamanan sumber air tersebut. Untuk meminimalkan pencemaran pada
sumber-sumber mata air diperlukan kerjasama antara Pemerintah dengan masyarakat
di sekitar DAS dekat dengan lokasi sumber mata air. Tahap-tahap perlindungan pada
sumber air dapat dilihat pada Tabel 7.34

BAB VII - 58
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 7.34 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku


Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kota Maumere SP. Kuburan Air tanah dalam Air baku air minum  Pengaturan pemanfaatan
SP. Dua Toru lahan (tata guna lahan) di
SP. Nara sekitar pemanfaatan air tanah,
SP. M. Subu Sidapun untuk memberikan resapan/
SP. Kolam Renang pengisian air tanah.
SP. Litbang  Mengelola limbah air
SP. Wolomarang domestik,
Waliti  Penertiban penggunaan air
SP. Teka IKU tanah baik yang dilakukan
SP. Inspektorat perorangan maupun industri,
IPA Gravitasi Guru  Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
Air Permukaan terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 59
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.35 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Nita
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
1. SPAM Unit Mata Air Batik Wair Mata Air Air baku air  Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan Mata Air Kibung minum lahan (tata guna lahan) di
Nita sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas
sumber air .
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara

BAB VII - 60
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

terpadubaik yang dilakukan


secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 61
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.36 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Lela
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
2. SPAM Unit Mata Air Air baku air  Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan minum lahan (tata guna lahan) di
Lela sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas sumber
air .
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara

BAB VII - 62
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

terpadubaik yang dilakukan


secara swadaya maupun
pemerintah.

Pengembangan IPA Air permukaan S. Air Sungai Air baku air  Pengaturan pemanfaatan
S. Batik Wair Batik Wair minum lahan (tata guna lahan) di
sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas air
permukaan.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan

BAB VII - 63
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

padat dari industri,


 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

TABEL7.37 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Bola
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air  Pengawasan dan pemeliharaan
Bola tanaman vegetasi di DAS
dekat sumber mata air,
 Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.

BAB VII - 64
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Sumur Bor  Pengaturan pemanfaatan lahan


(tata guna lahan) di sekitar
pemanfaatan air tanah, untuk
memberikan resapan/
pengisian air tanah.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 65
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.38 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Kewapante
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Air tanah  Pengaturan pemanfaatan lahan
Kewapante (tata guna lahan) di sekitar
SP. Kioang Lagot pemanfaatan air tanah, untuk
memberikan resapan/
pengisian air tanah.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 66
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.39 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Tolibura
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
3. SPAM Unit Mata air Bokor Mata Air Air baku air  Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan Nanga Merah minum lahan (tata guna lahan) di
Tolibura Wair Terang sekitar daerah aliran sungai
Wair Laka (DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas
sumber air .
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun
industri,
 Pengelolaan limbah cair
dan padat dari industri,

BAB VII - 67
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

 Pengelolaan sampah secara


terpadubaik yang
dilakukan secara swadaya
maupun pemerintah.

TABEL7.40 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Magapanda
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air Mata air Kalitanga  Pengawasan dan
Magapanda Mata air Masekae pemeliharaan tanaman
vegetasi di DAS dekat
sumber mata air,
 Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS

BAB VII - 68
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

secara periodik untuk


mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.

Sumur Bor Pengembangan sumur  Pengaturan pemanfaatan


pompa lahan (tata guna lahan) di
sekitar pemanfaatan air
tanah, untuk memberikan
resapan/ pengisian air tanah.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 69
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.41 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Koting
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air Mata air Wair Puan  Pengawasan dan
Koting pemeliharaan tanaman
vegetasi di DAS dekat
sumber mata air,
 Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
Sumur Bor Rencana Embung dan  Pengaturan pemanfaatan
IPA lahan (tata guna lahan) di
sekitar pemanfaatan air
tanah, untuk memberikan
resapan/ pengisian air tanah.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air

BAB VII - 70
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

tanah baik yang dilakukan


perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

TABEL7.42 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Hewokloang, Waigete, Kangae
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air MA. Wairita  Pengawasan dan
Hewokloang MA. Mata Malang 1 pemeliharaan tanaman
Waigete MA. Mata Malang 2 vegetasi di DAS dekat
Kangae MA. Doleman sumber mata air,
 Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
 Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas

BAB VII - 71
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

dan kualitas sumber.

Sumur Bor Weir Koja  Pengaturan pemanfaatan


lahan (tata guna lahan) di
sekitar pemanfaatan air
tanah, untuk memberikan
resapan/ pengisian air tanah.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 72
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL7.43 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Mego dan Pada
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Air permukaan S. Air Sungai Air baku air  Pengaturan pemanfaatan
Mego dan Batik Wair minum lahan (tata guna lahan) di
Kecamatan Pada sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas air
permukaan.
 Mengelola limbah air
domestik,
 Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
 Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
 Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.

BAB VII - 73
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB VIII
ANALISA INVESTASI

8.1 Kebutuhan Investasi Sumber dan Pola Pendanaan


Kebutuhan investasi pengembangan air minum yang relatif besar sangat sulit untuk
mendapatkan pendanaannya, apalagi kebutuhan dasar ini non profit oriented. Namun
di lain pihak harus dipenuhi mendorong bagi perencana Rencana Induk SPAM untuk
mencari alternatif sumber pendanaannya tidak mengabaikan kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi apabila sumber dana didapatkan dan dipakai dalam
investasi air minum.
Investasi infrastruktur khususnya SPAM, mutlak diperlukan dan memerlukan
pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu dilakukan perencanaan yang baik untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan serta mendapat manfaat yang optimal. Kebutuhan
pendanaan yang tidak sedikit tersebut membutuhkan kajian sumber-sumber
pendanaan yang mengikuti kaedah-kaedah peraturan undang-undang yang berlaku.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas dan untuk memenuhi kebutuhan akan sumber
pendanaan, diperlukan berbagai kajian tentang sumber-sumber dana investasi dan
alternatif-alternatif sumber pendanaan dengan mempertimbangkan aturan dan tata
tertib yang ada. Alternatif sumber atau opsi pendanaan tersebut adalah :
- Internal Cash
Alternatif ini mengasumsikan bahwa semua kebutuhan investasi akan didanai
dengan mempergunakan keuangan dari hasil operasioanl. Kebutuhan dana yang
relatif besar, alternatif ini umumnya bukanlah menjadi pilihan. Oleh karena itu
perlu inovasi, kreatifitas dalam hal pendanaan yang memberikan kinerja yang
optimal.

- Menggunakan dana pinjaman dari bank komersial


Alternatif ini mengasumsikan bahwa kebutuhan investasi akan ditutup oleh
pinjaman komersial hingga kondisi keuangan internal cukup untuk membiayai
kebutuhan investasi tersebut. Pada simulasi pinjaman komersial ini, pinjaman

BAB VIII - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

diambil pada 5 tahun pertama, kebutuhan investasi selanjutnya dipenuhi oleh


keuangan internal, dengan asumsi kinerja teknis dan keuangan seperti di atas
maka diharapkan hasil operasional perusahaan cukup mampu untuk menutup
kebutuhan biaya-biaya tersebut. Persyaratan pinjaman komersial biasanya akan
tergantung pada :
a. Tingkat suku bunga komersial per tahun, dimana untuk tahun lalu 2013 rata-
rata suku bunganya adalah 6,11% per tahun.
b. Jangka waktu pembayaran, jangka waktu pendek termasuk masa tenggang 2
tahun, biasanya 8-10 tahun.

- Menggunakan dana penerbitan obligasi daerah


Dengan alternatif penerbitan obligasi ini maka kebutuhan biaya investasi dipenuhi
oleh dana dari penjualan obligasi. Persyaratan penerbitan obligasi ini adalah :
a. Tingkat suku bunga persen per tahun (lebih tinggi tingkat bunga acuan)
b. Adanya jatuh tempo pembayaran pokok ( misalnya 8-10 tahun)

- Mengundang investor untuk melakukan investasi dibawah program kemitraan di


kawasan potensial tertentu yang belum mampu untuk dilayani PDAM.

- Mengusahakan pinjaman lunak dengan jangka waktu pengembalian minimal 15


tahun termasuk masa tenggang 5 tahun dari lembaga keuangan internasional atau
Rekening Pembangunan Daerah.

- Hibah bantuan bilateral atau multilateral melalui pemerintah pusat.

- Pinjaman komersial melalui lembaga keuangan nasional atau internasional dengan


atau tanpa jaminan donor dan/atau pemerintah pusat.

Alternatif-alternatif tersebut diperlukan dengan memperhitungkan keuntungan dan


kerugiannya. Alternatif pertama biasanya sulit/jarang terlaksana. Hal ini disebabkan
oleh pengembangan SPAM cukup tinggi. Demikian juga dengan penerbitan obligasi
oleh pemerintah daerah sulit dilaksanakan, mengingat beban operasional PDAM pada
umumnya cukup tinggi. Demikian juga dengan penerbitan obligasi oleh pemerintah

BAB VIII - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

daerah sulit dilaksanakan, mengingat beban operasional PDAM pada umunya cukup
tinggi. Sehingga diperlukan juga tingkat kinerja tinggi agar obligasi pada rentang
waktu hingga jatuh tempo pembayaran hanya membayar bunga saja. Apabila terjadi
penurunan jumlah kas, tidak membuat posisi kas menjadi negatif.
Pada intinya semua alternatif perlu dipertimbangkan, mengingat kondisi kinerja
PDAM sebagai operator dan daerah sebagai pemilik SPAM. Diperlukan juga
pertimbangan peraturan terkait, yaitu skema pendanaan sistem penyediaan air
minum, dimana pola investasi untuk pengembangan pada unit air baku sampai unit
produksi didanai oleh pemerintah pusat. Unit air baku akan didanai oleh PABN pusat
melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan unit produksi melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya. Sedangkan unit distribusi didanai oleh daerah, dimana dari
distribusi utama/primer sampai distribusi sekunder oleh APBD I dan dari distribusi
sekunder sampai tersier atau pelanggan oleh APBD II dan atau swadaya. Secara
skematik dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 8.1 Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum

8.2.1 Kebutuhan Investasi


Rencana pembiayaan pembangunan SPAM Kabupaten Sikka disesuaikan dengan
rencana tahapan program SPAM dengan periode waktu sampai tahun rencana.
Perkiraan biaya dasar konstruksi ini diperhitungkan meliputi biaya untuk pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
- Komponen - komponen utama

BAB VIII - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

a. Persiapan
b. Pembuatan reservoar transmisi
c. Pekerjaan galian
d. Pengadaan pipa
e. Pekerjaan pemasangan pipa
f. Pembuatan ambang datar intake
g. Pembuatan jembatan pipa
h. Pengadaan dan pemasangan asesoris pipa

Gambar 8.2 Komponen Utama SPAM

8.2.2 Sumber Pendanaan


Investasi yang dilakukan oleh PDAM, baik menggunakan dana sendiri, dana dari
pihak ketiga (pinjaman bank atau kreditur yang lain) maupun dana bantuan dari
Pemda setempat dilakukan secara transparan. Pemilihan pelaksana jika dananya dari
Pemda dilakukan dengan tender terbuka dan harus sesuai dengan Keppres No. 80
Tahun 2003 dan Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
Untuk aktiva tetap yang berupa bantuan atau hibah pada dasarnya diakui sebesar nilai
wajarnya dan disusutkan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku dalam sistem
akuntansi PDAM. Apabila ada PPn yang harus dibayarkan oleh PDAM, maka jumlah
PPn yang dibayarkan tersebut akan diakui sebagai penambah nilai investasi yang
berasal dari hibah.

BAB VIII - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Apabila kebutuhan investasi tidak mendesak, maka pelaksanaannya dapat


direncanakan untuk periode yang akan datang sesuai dengan kemampuan pendanaan
yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi jika proyek investasi tersebut mendesak, maka
perusahaan akan segera merencanakan pelaksanaan proyeknya, dengan
memperhatikan kemampuan pendanaan yang tersedia. Pelaksanaan proyek dapat
dilaksanakan dengan tahapan- tahapan tertentu sesuai dengan ketersediaan dana.
Dalam kebutuhan investasi ini perlu direncanakan :
a. Besarnya dana yang berasal dari pinjaman dan periode pencairan dana dari
pinjaman
b. Besarnya ekuitas dari investor
c. Dana yang dimiliki oleh PDAM
d. Dana Inpres
e. Dana APBN (DAU/DAK)
f. Bantuan Luar Negeri (BLN)
g. Modal Hibah

Jika dalam pembangunan pelaksanaan proyek tersebut ada dana yang berasal dari
hibah, maka dana tersebut dapat digunakan sebagai pengurang kebutuhan dana
investasi proyek yang direncanakan.

8.2.3 Penahapan Sumber Pendanaan


Kebutuhan pendanaan relatif sangat besar. Sementara kemampuan Perusahaan
dengan sosial oriented menyulitkan perusahaan untuk mewujudkan kebutuhan
infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Oleh karena
itu diperlukan pentahapan perencanaan sumber pendanaan berdasarkan skala
prioritas.

8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan


Salah satu kegunaan proyeksi keuangan adalah untuk memprediksi kondisi
kinerja keuangan suatu perusahaan/lembaga/swadaya masyarakat sebagai penerima
dana selama beberapa tahun ke depan, dengan memperhatikan aspek lain yang
berkaitan seperti aspek teknik ataupun aspek manajemen. Proyeksi ini
menyesuaikan dengan bagian perencanaan infra struktur dalam bab di atas.

BAB VIII - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Proyeksi keuangan yang digunakan adalah proyeksi keuangan yang telah


ditetapkan untuk dapat digunakan suatu perusahaan/BUMD/PDAM dalam
meningkatkan optimalisasi dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Namun proyeksi keuangan juga digunakan untuk melihat seberapa besar harga air
didapat jika pendanaan dikeluarkan pada suatu kelembagaan tersebut. Dengan kata
lain, untuk melihat dampak penentuan suatu harga yang akan ditetapkan terhadap
kinerja keuangan pengelola yang diberlakukan.
Proyeksi keuangan juga digunakan untuk melihat suatu nilai investasi dari proyek
yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang
dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan, dengan melihat indikasi biaya
dan pola investasi yang dihitung dalam bentuk nilai sekaran (present value) dan
harus dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value), berdasarkan
metode analisis financial, serta sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dalam perhitungan proyeksi
keuangan diperlukan asumsi-asumsi yang akan berpengaruh langsung maupun
tidak terhadap hasil perhitungan/analisis. Kelayakan suatu proyek/investasi yang juga
diperlukan sebagai gambaran dari dampak pengguna sejumlah investasi. Dimana
dengan melihat nilai IRR (Internal Rate Return) dan NPV (Net Present Value) yang
dibandingkan dengan Discount Factor (DF) atau tingkat bunga acuan antar bank.
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisa keuangan/financial adalah :
1. Porsi pinjaman yang paling mungkin ditawarkan adalah 60% dan 40% adalah
modal sendiri.
2. Jangka waktu pinjaman tidak melebihi jangka waktu perencanaan Rencana
Induk SPAM yaitu 15 tahun.
3. Untuk menjaga intensitas air baku, masa kerja operasioanl pendistribusian
(dalam hal Jaringan Distribusi Utama) adalah 8 jam kerja per hari.
4. Tingkat kebocoran sampai jaringan Distribusi Utama tidak melebihi 20%.
5. Persentasi Loan Disbursement adalah 2 tahap dalam 2 tahun.
6. Masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan adalah tahun ke-3 atau tahun ke-5.
7. Tingkat suku bunga adalah 7% lebih tinggi dari tingkat bunga acuan.
8. Discount Factor yang digunakan adalah sebesar 6,5%.
9. Tidak ada kenaikan harga air curah selama waktu analisis.
10. Harga Pokok Produksi (HPP) tahun ke-1 antara Rp. 2.500,-

BAB VIII - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

11. Tingkat penyesuaian harga pokok produski (HPP) setiap 2 tahun diperhitungkan
sebesar 10% - 20%.
12. Harga air diperoleh dari rata-rata yaitu sebesar Rp. 3.500,-

8.3 Analisis Kelayakan Keuangan


Setelah rincian biaya yang dikeluarkan dan nilai manfaat proyek diketahui, maka
besarnya biaya dan manfaat tersebut perlu dianalisis berdasarkan nilai waktu dari
uang. Secara umum rumus sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut :
F=P(1+i)n
Dimana :
F = Jumlah uang pada akhir waktu
P = Jumlah uang yang dikeluarkan pada awal
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahunan
Kalau ditinjau dari rencana pendanaan pembangunan S P A M , maka dalam aliran
biaya dan manfaat proyek terlihat bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan setiap
tahunnya tidak sama, demikian juga dengan manfaat yang diperoleh setiap
tahunnya juga tidak sama, oleh karena itu untuk menghitung PV (Present Value)
perlu dilakukan satu per satu.
Apabila biaya yang dikeluarkan atau manfaat yang diperoleh pada tahun yang
akan datang akan dinilai untuk saat sekarang, maka dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
F
P
(1 i) n
Selanjutnya untuk menghitung EIRR (Economic Internal Rate of Return) dilakukan
dengan mencari nilai discount rate yang menghasilkan selisih nilai antara Present
Value Benefit dan Present Value Cost atau Net Present Valuenya mendekati atau
sama dengan nol.
Bila discount rate yang berlaku lebih kecil dari EIRR, maka proyek dinyatakan
memadai untuk dilaksanakan, tetapi bila terjadi sebaliknya maka sebaliknya
proyek tidak dilaksanakan.

BAB VIII - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

1. Analisa Finansial
Dalam analisis finansial, proyek dinilai pengaruhnya terhadap lingkungan
yang sempit proyek itu sendiri dan merupakan analisis manfaat proyek yang
dihitung berdasarkan harga finansial (market price). Tujuan analisis finansial
adalah untuk memperlihatkan dampak proyek terhadap salah satu pelaku proyek.
Yang dimaksud pelaku proyek adalah investor, penerima manfaat atau pelaku
lainnya.
Untuk pembangunan penyediaan air baku, analisis finansial hanya dilakukan
untuk melihat dampak proyek terhadap pendapatan penerima manfaat yaitu
pendapatan petani dengan dan tanpa proyek.

2. Cash Flow
Alokasi Biaya Ekonomi
Untuk menentukan alokasi biaya tiap tahun selama pelaksanaan pekerjaan
diperhitungkan berdasarkan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga
diperoleh kebutuhan biaya tiap tahun.

Cash Flow
Cash Flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu pada suatu
perusahaan. Dalam ekonomi teknik, cash flow investasi bersifat
estimasi/prediktif, karena kegiatan evaluasi investasi pada umumnya
dilakukan sebelum investasi tersebut direalisasikan. Dalam suatu investasi cash
flow terdiri dari empat komponen utama, yaitu ;
- Investasi
- Operasional cost
- Maintenence cost
- Benefit/manfaat

Biaya
- Biaya (cost) yang dimaksud adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.

BAB VIII - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

- Pengeluaran yang dimaksud disini biasanya berkaitan dengan sejumlah uang


yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil
yang diharapkan.
Dari pengertian diatas, biaya mempunyai pengertian yang jauh lebih lengkap
dan mendalam dari pengeluaran.
- Biaya Investasi
Yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada
awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak
jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut. Investasi sering
juga dianggap sebagai modal dasar usaha yang dibelanjakan untuk
penyiapan dan pembangunan sarana prasarana dan fasilitas usaha
termasuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusianya.
a. Pembuatan bangunan unit SPAM
b. Penyediaan fasilitas produksi, mesin-mesin, peralatan dan fasilitas
kerja lainnya
c. Pengadaan sarana pendukung
d. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

- Biaya Operasional
Yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin
atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai
dengan jadwal kegiatan. Contoh pemakaian biaya ini antara lain :
a. Pembelian bahan baku produk
b. Pembayaran gaji karyawan
c. Pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha

- Biaya Perawatan
Yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga performa kerja
fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan.
Sifat pengeluaran ini umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu :

BAB VIII - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

a. Biaya perawatan rutin


b. Biaya perawatan insidental
Rencana investasi pembangunan SPAM Kabupaten Sikka dari tahun 2016
sampai tahun 2034 tersaji pada Tabel 8.1 – Tabel 8.11

3. Analisa Finansial
Untuk mengetahui apakah proyek yang direncanakan tersebut dapat meningkatkan
pendapatan nasional, maka dilakukan perhitungan ekonomi yang lazim dipakai,
yaitu :
a. Internal Rate of Return atau Economic Internal Rate of Return (EIRR)
b. Net Present Value atau Net Present Worth
c. Benefit Cost Ratio
Dalam analisis ekonomi untuk kelayakan suatu proyek SPAM yang digunakan
sebagai indikator adalah sebagai berikut :
a. Net Present Value

n n

NPV = S (C)t - S (Co)t


t=0 (1+i)t t=0 (1+i)t

Dimana :
NPV = Nilai Sekarang Neto
( C )t = aliran kas masuk tahun ke-
( Co )tn= aliran kas keluar tahun ke-
I = arus pengembalian (biaya)
t = waktu

b. Return of Investment
ROI = pemasukan x 100%
investasi
Atau
ROI = pemasukan netto (sebelum/setelah) pajak 100%
biaya investasi

BAB VIII - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Analisis Kelayakan Keuangan pembangunan SPAM tersaji pada Tabel 8.12

BAB VIII - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.1 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku

1 Pembangunan SPAM Mata Air


Waipurang Pada SPAM Kota 2016 3,119,374.30 3,119,374.30
2 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Liang Mapang,
MA.Waipurang Pada SPAM Nita 2018 2,959,544.05 2,959,544.05
3 Pembangunan dan pengembangan Air Curah Antar
Pulau (pembelian kapal tangki dan mobil tangki) 2018 10,300,000.00 10,300,000.00
4 Pembangunan SPAM dengsn pemanfaatan Mata Air 2018
Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle. 4,439,316.08 4,439,316.08
5 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Wai Terang, 2019 1,453,347.53 1,453,347.53
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga 20 L/dt)
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.2 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesories Unit Air Baku

1 Pembangunan SPAM Mata Air


Waipurang Pada SPAM Kota 2016 1,182,621.67 1,182,621.67
2 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui
sumur bor pada unit Kota Maumere 2016 2,620,713.74 2,620,713.74
3 Pemb. SPAM Paga memanfaatan Sumur Bor 10 L/dt 2018 1,933,837.94 1,933,837.94
4 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Liang Mapang,
MA.Waipurang Pada SPAM Nita 2018 487,186.81 487,186.81
5 Pembangunan dan pengembangan Air Curah Antar
Pulau Untuk Pelayanan Wilayah Kepulauan Sikka 2018 701,549.01 701,549.01
6 Pembangunan SPAM dengsn pemanfaatan Mata Air
Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle. 2018 487,186.81 487,186.81
7 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui
sumur bor pada unit Kecamatan Kewapante 2019 966,918.97 966,918.97
8 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Wai Terang, 2019 591,310.83 591,310.83
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga 20 L/dt)
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.3 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT DISTRIBUSI (Rp x 10^3) UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
Utama (200-300) + aksr ama (100-150) + akayanan (40-80) + aksUnit Distribusi Unit Pelayanan

1 Pembangunan SPAM Mata Air


Waipurang Pada SPAM Kota 2016-2017 4,903,028.08 469,512.17 399,945.00 5,772,485.25 5,000,000.00 5,000,000.00
2 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui
sumur bor pada unit Kota Maumere 2016-2017 7,068,553.88 2,144,105.57 2,144,105.57 11,356,765.01 3,000,000.00 3,000,000.00
3 Pemb. SPAM Paga memanfaatan Sumur Bor 10 L/dt 2016-2017 1,892,516.01 829,601.03 2,722,117.05
4 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Liang Mapang,
MA.Waipurang Pada SPAM Nita 2018 2,959,544.05 2,671,787.31 674,779.00 6,306,110.37 3,750,000.00 3,750,000.00
5 Pembangunan dan pengembangan Air Curah Antar
Pulau Untuk Pelayanan Wilayah Kepulauan Sikka 2018-2019 1,471,073.37 779,380.00 2,250,453.37 5,000,000.00 5,000,000.00
6 Pembangunan SPAM dengsn pemanfaatan Mata Air
Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle. 2018-2019 4,439,316.08 4,007,680.97 1,012,168.50 9,459,165.55 2,250,000.00 2,250,000.00
7 Pembangunan dan pemanfaatan air tanah melalui
sumur bor pada unit Kecamatan Kewapante 2019 1,471,073.37 440,965.00 1,912,038.37 2,500,000.00 2,500,000.00
8 Pemb. SPAM memanfaatan Mata Air Wai Terang, 2019 5,718,826.83 1,272,279.67 492,240.00 7,483,346.50 3,000,000.00 3,000,000.00
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga 20 L/dt)
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.4 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^6)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku

1 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt) 2021 946,097.33 946,097.33
2 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt) 2021 4,260,174.04 4,260,174.04
3 Pembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan Mata Air
Masekae Pada IKK Magapanda (15 l/dt) 2022 2,113,960.04 2,113,960.04
4 Pembangunan Embung Air baku SPAM Tanamawo 2022 6,000,000.00 2,127,092.58 8,127,092.58
5 Pembangunan Embung Air baku SPAM Waiblama 2022 7,000,000.00 3,501,246.31 10,501,246.31
6 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 2023 4,322,561.53 4,322,561.53
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
7 Pembangunan Embung Air baku SPAM Talibura 2024 7,000,000.00 7,000,000.00
8 Pengembangan SPAM Mata Air Muru 2024 2,497,115.30 2,497,115.30
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo (20 L/dt).
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.5 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesorie Unit Produksi

1 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan


IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt) 2021 946,097.33 946,097.33
2 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt) 2021 1,537,408.17 1,537,408.17
3 Pembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan Mata Air
Masekae Pada IKK Magapanda (15 l/dt) 2022 487,186.81 487,186.81
4 Pembangunan Embung Air baku SPAM Tanamawo 2022 94,294.71 94,294.71
5 Pembangunan Embung Air baku SPAM Waiblama 2022 94,294.71 94,294.71
6 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 974,373.62 974,373.62
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air 2023 974,373.62
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
7 Pembangunan Embung Air baku SPAM Talibura 2024 70,721.03 70,721.03
8 Pengembangan SPAM Mata Air Muru 2024 670,274.03 670,274.03
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo (20 L/dt).
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.6 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
ma (200-300) + ama (100-150) + a anan (40-80) + a Unit Distribusi Unit Pelayanan

1 Lanjutan Pembangunan SPAM memanfaatan Mata Air 2020 572,525.85 221,508.00 794,033.85 4,000,000.00 4,000,000.00
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga
2 Lanjutan Pembangunan Jaringan Pipa SPAM
Batik Wair Pada SPAM Kecamatan Lela 2020 1,948,178.25 405,072.50 2,353,250.75 4,000,000.00 4,000,000.00
3 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt) 2021 4,736,591.71 5,635,801.36 3,122,255.91 13,494,648.99 6,000,000.00 6,000,000.00
4 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt) 2021 4,459,134.46 5,481,149.90 2,761,660.69 12,701,945.04 12,500,000.00 12,500,000.00
5 Pembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan Mata Air
Masekae Pada IKK Magapanda (15 l/dt) 2022 2,113,960.04 2,838,774.02 631,708.00 5,584,442.06 3,150,000.00 3,150,000.00
6 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Waiblama. 2022 4,293,943.90 1,292,130.00 5,586,073.90 2,000,000.00 2,000,000.00
7 Pembangunan Embung Air baku SPAM Waiblama 2022 1,729,505.18 1,729,505.18 3,459,010.36 55,000.00 55,000.00
8 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Tolibura. 2023 4,055,391.46 2,204,825.00 6,260,216.46 2,500,000.00 2,500,000.00
9 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Bola. 2023 4,452,978.85 1,999,725.00 6,452,703.85 2,000,000.00 2,000,000.00
10 Pembangunan Embung Air baku SPAM Tanamawo 2023 2,127,092.58 1,729,505.18 3,856,597.76 66,000.00 66,000.00
11 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 2024 2,226,489.43 3040310.518 912,695.00 6,179,494.94 2,700,000.00 2,700,000.00
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
12 Pembangunan Embung Air baku SPAM Talibura 2024 1,868,660.77 656,320.00 2,524,980.77 3,000,000.00 3,000,000.00
13 Pengembangan SPAM Mata Air Muru
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo (20 L/dt). 2024 4,604,328.50 2,107,213.21 656,320.00 7,367,861.71 3,000,000.00 3,000,000.00
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.7 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku

1 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2025 6,082,779.89 6,082,779.89


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
2 Pengembangan IPA Lowo Mego Pada SPAM Mego 2025 591,310.83 591,310.83
3 Pembangunan PAH di Kecamatan Koting
4 Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada 2027 1,908,419.51 1,908,419.51
IKK Doreng (10 L/dt).
5 Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air Wair Puan 2028 2,139,020.20 2,139,020.20
Pada SPAM Koting (10 L/dt).
6 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2027 2,161,280.77 2,161,280.77
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kangae
7 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kawapant 2028 1,945,152.69 1,945,152.69
8 Pembangunan Embung Air baku SPAM Mapitera 2028 6,500,000.00 6,500,000.00
9 Pembangunan PAH di Kecamatan Kewapante 2029 1,750,000.00 1,750,000.00
10 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2029 3,501,274.84 3,501,274.84
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Waigete
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.8 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesorie Unit Produksi

1 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2025-2026 1,998,630.62 1,998,630.62


Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
2 Pengembangan IPA Lowo Mego Pada SPAM Mego 2025 235,736.78 235,736.78
3 Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada 2027 389,749.45 389,749.45
IKK Doreng (10 L/dt).
4 Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air Wair Puan 2028 2,139,020.20 2,139,020.20
Pada SPAM Koting (10 L/dt).
5 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2027 946,097.33 946,097.33
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kangae
6 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kawapant 2028 1,182,621.67 1,182,621.67
7 Pembangunan Embung Air baku SPAM Mapitera 2028 70,721.03 70,721.03
8 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2029
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Waigete 1,182,621.67 1,182,621.67
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.9 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT DISTRIBUSI (Rp x 10^3) UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
ama (200-300) + aama (100-150) + a yanan (40-80) + ak Unit Distribusi Unit Pelayanan

1 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2025-2026 2,943,028.74 2,460,593.76 774,695.08 6,178,317.57 -
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
2 Pengembangan IPA Lowo Mego Pada SPAM Mego 2025-2026 3,071,848.18 3,626,482.60 667,600.50 7,365,931.28 5,880,000.00 5,880,000.00
3 Lanjutan Pengembangan SPAM Mata Air Muru 2025 850,837.03 254,324.00 1,105,161.03 1,200,000.00 1,200,000.00
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo.
4 Lanj. Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 2025 2,246,082.54 1,113,244.71 406,910.55 3,766,237.80 900,000.00 900,000.00
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
5 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa 2026 2,981,905.48 943,460.00 3,925,365.48 1,402,500.00 1,402,500.00
di Kecamatan Nita.
6 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa 2027 2,306,006.91 676,830.00 2,982,836.91 1,275,000.00 1,275,000.00
di Kecamatan Kewapante.
7 Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada 2027-2028 961,919.00 961,919.00 1,875,000.00 1,875,000.00
IKK Doreng (10 L/dt).
8 Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air Wair Puan 2028 2,139,020.20 420,455.00 2,559,475.20 900,000.00 900,000.00
Pada SPAM Koting (10 L/dt).
9 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kangae 2027 2,246,082.54 1,113,244.71 406,910.55 3,766,237.80
10 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa -
di Kecamatan Weigete. 2028 2,306,006.91 646,065.00 2,952,071.91 1,170,000.00 1,170,000.00
11 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kawapant 2028 2,021,474.29 2,021,474.29 366,219.49 4,409,168.06 -
12 Pembangunan Embung Air baku SPAM Mapitera 2,703,594.30 2,703,594.30 70,400.00 70,400.00
13 Optimalisasi dan Peningkatan SPAM Perdesaan 2029 993,968.49 432,761.00 1,426,729.49 975,000.00 975,000.00
di Kecamatan Hewokloang.
14 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2029 3,234,358.86 1,603,072.39 585,951.19 5,423,382.43 -
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Waigete
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.10 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP IV (2030 -2034)
PROGRAM PENURUNAN KEBOCORAN (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
head pressure valve + aksr water meter
pergantian aksr

1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 2,930,944.20 2,279,623.27 1,302,641.87 6,513,209.34
Kota Maumere
2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 1,423,345.12 2,279,623.27 632,597.83 4,335,566.22
Kecamatan Nita
3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 1,150,648.09 894,948.51 639,248.94 2,684,845.54
Kecamatan Lela
4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2030 1,438,523.68 1,118,851.75 639,343.86 3,196,719.29
PAM Desa Nita dan PAM Desa Talibura
5 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2030 1,182,629.22 919,822.73 525,612.99 2,628,064.94
PAM Desa Weigete
6 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2031 457,608.15 355,917.45 203,381.40 1,016,907.00
Kecamatan Palue
7 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2031 726,159.24 564,790.52 322,737.44 1,613,687.20
Kecamatan Kewapante
8 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2031 1,711,672.53 1,331,300.86 760,743.35 3,803,716.73
PAM Desa Bola dan PAM Desa Waiblama
9 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2031 556,479.71 618,310.79 247,324.31 1,422,114.81
PAM Desa Kawapante
10 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 1,248,182.21 970,808.38 554,747.65 2,773,738.24
Kecamatan Paga
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

TABEL 8.11 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP IV (2030 -2034)
PROGRAM PENURUNAN KEBOCORAN (Rp. X 10^6)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
head pressure valve + aksr water meter
pergantian aksr

11 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 4,184,936.18 3,254,950.36 1,859,971.64 9,299,858.18
Kecamatan Talibura
12 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 1,244,919.90 968,271.03 553,297.73 2,766,488.66
Kecamatan Mapaganda
13 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 1,347,713.11 1,048,221.31 760,743.35 3,156,677.76
PAM Desa Waiblama
14 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 3,766,442.56 2,929,455.33 1,673,974.47 8,369,872.36
PAM Desa Lela
15 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 324,233.48 252,181.60 144,103.77 720,518.85
PAM Desa Hewokloang
16 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 708,750.00 551,250.00 315,000.00 1,575,000.00
Kecamatan Koting
17 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 1,011,247.52 786,525.85 449,443.34 2,247,216.71
Kecamatan Tanamawo
18 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 887,873.71 690,568.44 394,610.54 1,973,052.69
Kecamatan Hewokloang
19 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2033 760,743.35 591,689.27 338,108.15 1,690,540.77
PAM Desa Bola
20 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2033 852,354.43 662,942.33 378,824.19 1,894,120.95
PAM Desa Doreng
21 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 972,300.40 756,233.65 432,133.51 2,160,667.56
Kecamatan Mego
22 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 710,295.35 552,451.94 315,686.82 1,578,434.12
Kecamatan Doreng
23 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 1,051,280.48 817,662.59 467,235.77 2,336,178.83
Kecamatan Mapitara
24 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 2,102,560.95 1,635,325.18 934,471.53 4,672,357.67
Kepulauan
Sumber ; Analisis, 2015

BAB VIII - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB.JDU SPAM KOTA MAUMERE Rp6,955,106,917.74


JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN 20 TAHUN
ASUMSI TINGKAT BUNGA YANG BERLAKU 10%
ASUMSI KENAIKAN TARIF YANG BERLAKUYANG BERLAKU
3 TAHUN SEKALI SEBESAR 20% DARI TARIF DASAR
ASUMSI HARGA JUAL RP3500 PER METER KUBIK, TERJUAL 75% DISTRIBUSI

TAHUN KE PENYUSUTAN/TH LABA BERSIH PROCEED F. BUNGA NILAI TUNAI PROCEED


1 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.90909091 Rp751,505,286.83
2 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.82644628 Rp683,186,624.39
3 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.7513148 Rp621,078,749.45
4 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.68301346 Rp564,617,044.95
5 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.62092132 Rp513,288,222.69
6 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.56447393 Rp466,625,656.99
7 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.51315812 Rp424,205,142.72
8 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.46650738 Rp385,641,038.83
9 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.42409762 Rp350,582,762.57
10 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.38554329 Rp318,711,602.34
11 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.3504939 Rp289,737,820.31
12 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.31863082 Rp263,398,018.46
13 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.28966438 Rp239,452,744.06
14 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.26333125 Rp217,684,312.78
15 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.23939205 Rp197,894,829.80
16 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.21762914 Rp179,904,390.73
17 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.19784467 Rp163,549,446.12
18 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.17985879 Rp148,681,314.65
19 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.16350799 Rp135,164,831.50
20 Rp347,755,345.89 Rp478,900,469.63 Rp826,655,815.52 0.14864363 Rp122,877,119.55

Rp6,955,106,917.74 Rp7,037,786,959.72

NPV = Rp82,680,041.99 LAYAK


BAGI INVESTOR PROYEK TERSEBUT FISIBEL
KARENA NILAI TUNAI DARI INVESTASI < NILAI TUNAI PENGEMBALIAN INVESTASI ATAU NPV POSITIF

BAB VIII - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB. JDU SPAM KOTA MAUMERE 6,955,106,917.74


JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN 20 TAHUN
ASUMSI TINGKAT BUNGA YANG BERLAKU
ASUMSI KENAIKAN TARIF YANG BERLAKUYANG BERLAKU 20% SETIAP 3 TAHUN
ASUMSI HARGA JUAL RP3.500 PER METER KUBIK, TERJUAL 75% DISTRIBUSI
ASUMSI NILAI RESIDU RP0,00, DEPRESIASI GARIS LURUS.

TAHUN KE NILAI BUKU INVESTASI PENYUSUTAN/TH LABA BERSIH ROI


0 6,955,106,917.74
1 6,607,351,571.85 347,755,345.89 478,900,469.63 6.89%
2 6,259,596,225.96 347,755,345.89 478,900,469.63 7.25%
3 5,911,840,880.07 347,755,345.89 478,900,469.63 7.65%
4 5,564,085,534.19 347,755,345.89 478,900,469.63 8.10%
5 5,216,330,188.30 347,755,345.89 478,900,469.63 8.61%
6 4,868,574,842.41 347,755,345.89 478,900,469.63 9.18%
7 4,520,819,496.53 347,755,345.89 478,900,469.63 9.84%
8 4,173,064,150.64 347,755,345.89 478,900,469.63 10.59%
9 3,825,308,804.75 347,755,345.89 478,900,469.63 11.48%
10 3,477,553,458.87 347,755,345.89 478,900,469.63 12.52%
11 3,129,798,112.98 347,755,345.89 478,900,469.63 13.77%
12 2,782,042,767.09 347,755,345.89 478,900,469.63 15.30%
13 2,434,287,421.21 347,755,345.89 478,900,469.63 17.21%
14 2,086,532,075.32 347,755,345.89 478,900,469.63 19.67%
15 1,738,776,729.43 347,755,345.89 478,900,469.63 22.95%
16 1,391,021,383.55 347,755,345.89 478,900,469.63 27.54%
17 1,043,266,037.66 347,755,345.89 478,900,469.63 34.43%
18 695,510,691.77 347,755,345.89 478,900,469.63 45.90%
19 347,755,345.89 347,755,345.89 478,900,469.63 68.86%
20 0.00 347,755,345.89 478,900,469.63 137.71%

ROI DARI TAHUN KE 8 S/D TAHUN KE 20 > TK BUNGA LAYAK


BAGI INVESTOR PROYEK TERSEBUT FISIBEL
KARENA ROI DARI TAHUN KE DELAPAN S.D TAHUN KE 20 > DARI TINGKAT BUNGA PASAR
RATA-RATA 10%

BAB VIII - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB. JDU SPAM KOTA MAUMERE Rp6,955,106,917.74


UMUR EKONOMIS 20 TAHUN
BIAYA PENYUSUTAN PER TAHUN METODE GARIS LURUS Rp347,755,345.89

SIMULASI HASIL PERENCANAAN


PADA PRODUKSI DIRENCANAKAN DENGAN TINGKAT KEHILANGAN 25%

KETERANGAN HARGA JUAL RP3.000/75% HARGA JUAL RP3.500/75% HARGA JUAL RP4.000/45%
Biaya Tetap Rp347,755,345.89 Rp347,755,345.89 Rp347,755,345.89
Biaya Variabel /Unit 1,100.00 1,100.00 1,100.00
Harga Jual Satuan 3,000.00 3,100.00 3,500.00
Jumlah Distribusi 883,008.00 883,008.00 883,008.00
Jumlah Terjual 662,256.00 662,256.00 397,353.60
Pendapatan Lain-lain(10%) Rp198,676,800.00 Rp205,299,360.00 Rp139,073,760.00
BEP (dalam unit) 158,070.61 150,543.44 126,456.49
Total pengasilan 2,185,444,800.00 2,258,292,960.00 1,529,811,360.00
BEP (dalam rupiah) 549,087,388.24 539,020,786.12 507,143,212.75

IP 1.58 1.55 1.46


ROI 12.41% 13.38% 8.22%

Dari hasil simulasi sensitifitas ini, proyek investasi tersebut layak dilakukan bila harga jual min. Rp3.100 , karena
Jum lah debit air yang dihasikan lebih besar dari jumlah BEP dalam unit, sehingga menghasilkan ROI positif dan > tingkat bunga umum (as. 10%).
mulai tahun ke delapan.

PEMB. SPAM KOTA MAUMERE


NO URAIAN SATUAN Alt 1 Alt 2

Nilai Kebutuhan Investasi Rp. 6,955,106,917.74 6,955,106,917.74


1 Tingkat Suku Bunga % 10.00 10.00
2 Harga Air Rp. 3,000.00 3,100.00
3 Umur Ekonomis Th 20.00 20.00
4 Volume Air Terjual m3 662,256.00 662,256.00
5 Tingkat Kehilangan Air % 25.00 25.00
6 Biaya Tetap per tahun Rp. 347,755,345.89 347,755,345.89
7 Asumsi kenaikan harga air / 2tahun % 20.00 20.00

8 Net Present Value (NPV) Rp. (366,669,468.81) 82,680,041.99


9 Indeks Profitabilitas (IP) % 0.95 1.01
10 Return On Investment (ROI) % 12.41 13.38
11 Rekomendasi TIDAK Layak Layak

BAB VIII - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB.JDU SPAM IPA MEGO Rp7,365,931,281.43 28,097,215,979.73


JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN 20 TAHUN
ASUMSI TINGKAT BUNGA YANG BERLAKU 10%
ASUMSI KENAIKAN TARIF YANG BERLAKUYANG BERLAKU
3 TAHUN SEKALI SEBESAR 20% DARI TARIF DASAR
ASUMSI HARGA JUAL RP3500 PER METER KUBIK, TERJUAL 75% DISTRIBUSI
Alt 1 (harga air Rp 3100)
TAHUN KE PENYUSUTAN/TH LABA BERSIH PROCEED F. BUNGA NILAI TUNAI PROCEED LABA BERSIH PROCEED NILAI TUNAI PROCEED
1 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.90909091 Rp845,719,595.33 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp798,006,786.61
2 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.82644628 Rp768,835,995.76 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp725,460,715.10
3 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.7513148 Rp698,941,814.32 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp659,509,741.00
4 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.68301346 Rp635,401,649.39 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp599,554,310.00
5 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.62092132 Rp577,637,863.08 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp545,049,372.73
6 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.56447393 Rp525,125,330.07 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp495,499,429.76
7 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.51315812 Rp477,386,663.70 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp450,454,027.05
8 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.46650738 Rp433,987,876.09 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp409,503,660.95
9 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.42409762 Rp394,534,432.81 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp372,276,055.41
10 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.38554329 Rp358,667,666.19 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp338,432,777.65
11 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.3504939 Rp326,061,514.72 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp307,666,161.50
12 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.31863082 Rp296,419,558.84 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp279,696,510.45
13 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.28966438 Rp269,472,326.21 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp254,269,554.96
14 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.26333125 Rp244,974,842.01 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp231,154,140.87
15 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.23939205 Rp222,704,401.83 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp210,140,128.06
16 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.21762914 Rp202,458,547.12 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp191,036,480.06
17 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.19784467 Rp184,053,224.65 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp173,669,527.33
18 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.17985879 Rp167,321,113.32 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp157,881,388.48
19 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.16350799 Rp152,110,103.02 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp143,528,534.98
20 Rp368,296,564.07 Rp561,994,990.79 Rp930,291,554.86 0.14864363 Rp138,281,911.84 Rp509,510,901.21 Rp877,807,465.28 Rp130,480,486.35

Rp7,365,931,281.43 Rp7,920,096,430.30 Rp7,473,269,789.31

NPV = Rp554,165,148.87 LAYAK NPV = Rp107,338,507.88


BAGI INVESTOR PROYEK TERSEBUT FISIBEL
KARENA NILAI TUNAI DARI INVESTASI < NILAI TUNAI PENGEMBALIAN INVESTASI ATAU NPV POSITIF

BAB VIII - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB. JDU SPAM IPA MEGO 7,365,931,281.43


JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN 20 TAHUN
ASUMSI TINGKAT BUNGA YANG BERLAKU
ASUMSI KENAIKAN TARIF YANG BERLAKUYANG BERLAKU 20% SETIAP 3 TAHUN
ASUMSI HARGA JUAL RP3.500 PER METER KUBIK, TERJUAL 75% DISTRIBUSI
ASUMSI NILAI RESIDU RP0,00, DEPRESIASI GARIS LURUS.

TAHUN KE NILAI BUKU INVESTASI PENYUSUTAN/TH LABA BERSIH ROI


0 7,365,931,281.43
1 6,997,634,717.35 368,296,564.07 561,994,990.79 7.63%
2 6,629,338,153.28 368,296,564.07 561,994,990.79 8.03%
3 6,261,041,589.21 368,296,564.07 561,994,990.79 8.48%
4 5,892,745,025.14 368,296,564.07 561,994,990.79 8.98%
5 5,524,448,461.07 368,296,564.07 561,994,990.79 9.54%
6 5,156,151,897.00 368,296,564.07 561,994,990.79 10.17%
7 4,787,855,332.93 368,296,564.07 561,994,990.79 10.90%
8 4,419,558,768.86 368,296,564.07 561,994,990.79 11.74%
9 4,051,262,204.78 368,296,564.07 561,994,990.79 12.72%
10 3,682,965,640.71 368,296,564.07 561,994,990.79 13.87%
11 3,314,669,076.64 368,296,564.07 561,994,990.79 15.26%
12 2,946,372,512.57 368,296,564.07 561,994,990.79 16.95%
13 2,578,075,948.50 368,296,564.07 561,994,990.79 19.07%
14 2,209,779,384.43 368,296,564.07 561,994,990.79 21.80%
15 1,841,482,820.36 368,296,564.07 561,994,990.79 25.43%
16 1,473,186,256.29 368,296,564.07 561,994,990.79 30.52%
17 1,104,889,692.21 368,296,564.07 561,994,990.79 38.15%
18 736,593,128.14 368,296,564.07 561,994,990.79 50.86%
19 368,296,564.07 368,296,564.07 561,994,990.79 76.30%
20 0.00 368,296,564.07 561,994,990.79 152.59%

ROI DARI TAHUN KE 6 S/D TAHUN KE 20 > TK BUNGA LAYAK


BAGI INVESTOR PROYEK TERSEBUT FISIBEL
KARENA ROI DARI TAHUN KE ENAM S.D TAHUN KE 20 > DARI TINGKAT BUNGA PASAR
RATA-RATA 10%

BAB VIII - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

INVESTASI PEMB. JDU SPAM IPA MEGO Rp7,365,931,281.43


UMUR EKONOMIS 20 TAHUN
BIAYA PENYUSUTAN PER TAHUN METODE GARIS LURUS Rp368,296,564.07

SIMULASI HASIL PERENCANAAN


PADA PRODUKSI DIRENCANAKAN DENGAN TINGKAT KEHILANGAN 25%

KETERANGAN HARGA JUAL RP3.000/75% HARGA JUAL RP3.500/75% HARGA JUAL RP4.000/45%
Biaya Tetap Rp368,296,564.07 Rp368,296,564.07 Rp368,296,564.07
Biaya Variabel /Unit 1,100.00 1,100.00 1,100.00
Harga Jual Satuan 3,200.00 3,300.00 3,500.00
Jumlah Distribusi 883,008.00 883,008.00 883,008.00
Jumlah Terjual 662,256.00 662,256.00 397,353.60
Pendapatan Lain-lain(10%) Rp211,921,920.00 Rp218,544,480.00 Rp139,073,760.00
BEP (dalam unit) 152,188.66 145,571.76 133,926.02
Total pengasilan 2,331,141,120.00 2,403,989,280.00 1,529,811,360.00
BEP (dalam rupiah) 561,213,811.92 552,444,846.11 537,099,155.94

IP 1.52 1.50 1.46


ROI 13.25% 14.16% 7.47%

Dari hasil simulasi sensitifitas ini, proyek investasi tersebut layak dilakukan bila harga jual min. Rp3.200 , karena
Jumlah debit air yang dihasikan lebih besar dari jumlah BEP dalam unit, sehingga menghasilkan ROI positif dan > tingkat bunga umum (as. 10%).
mulai tahun ke enam.

PEMB. SPAM IPA MEGO


NO URAIAN SATUAN Alt 1 Alt 2

Nilai Kebutuhan Investasi Rp. 7,365,931,281.43 7,365,931,281.43


1 Tingkat Suku Bunga % 10.00 10.00
2 Harga Air Rp. 3,200.00 3,300.00
3 Umur Ekonomis Th 20.00 20.00
4 Volume Air Terjual m3 662,256.00 662,256.00
5 Tingkat Kehilangan Air % 25.00 25.00
6 Biaya Tetap per tahun Rp. 368,296,564.07 368,296,564.07
7 Asumsi kenaikan harga air / 2tahun % 20.00 20.00

8 Net Present Value (NPV) Rp. 107,338,507.88 554,165,148.87


9 Indeks Profitabilitas (IP) % 1.01 1.08
10 Return On Investment (ROI) % 13.25 14.16
11 Rekomendasi Layak Layak

BAB VIII - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

BAB IX
KELEMBAGAAN
PENGEMBANGAN SPAM
9.1. Umum
Pengembangan kelembagaan SPAM dimaksudkan untuk mewujudkan pengelolaan dan
pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau sehingga tercapai
kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan sekaligus
terjadi peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Hal tersebut sejalan
dengan upaya pengembangan SPAM yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan
penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Sikka
meliputi beberapa hal pokok yaitu bentuk badan pengelola dan struktur organisasi yang
menangani SPAM Kabupaten Sikka, sumberdaya manusia baik jumlah maupun
kualifikasinya dan penempatan tenaga kerja yang disesuaikan dengan latar belakang
pedidikannya serta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelembagaan penyelenggara air minum sekurang-kurangnya memiliki:
1. Organisasi meliputi struktur organisasi kelembagaan dan personil pengelola unit
SPAM.
2. Tata laksana meliputi uraian tugas pokok dan fungsi, serta pembinaan karir pegawai
penyelenggara SPAM.
3. Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia
yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Untuk itu pengkajian pengembangan dan kelayakan kelembagaan SPAM di Kabupaten
Sikka dilakukan terhadap sumber daya Manusia (tingkat pendidikan, kualitas), struktur
organisasi dan penempatan kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan, dan alternatif kelembagaan kerjasama
pemerintah dan swasta.

IX - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Jenis dan bentuk kelembagaan sebagai pengelola SPAM dari sebuah sistem penyediaan
air minum yang dibangun sangat bergantung pada kemampuan karakteristik daerah.
Dengan kata lain kelembagaan SPAM pada suatu daerah adalah bersifat kondisional
sehingga jenis dan bentuk lembaga pengelola dari suatu daerah dengan daerah lain tidak
selalu sama. Namun ada hal sangat mendasar yang harus dipenuhi untuk setiap pilihan
yang diambil. Lembaga pengelola harus dapat beroperasi dengan baik dan berkelanjutan
dalam melaksanakan layanan air minum pada konsumen atau pelanggan.
Prinsip utama dalam pengembangan kelembagaan SPAM adalah aktivitas
pengorganisasian masyarakat yang didasarkan pada prinsip-prinsip: (a) kebersamaan,
(b) keputusan ada di tangan masyarakat, (c) berorientasi pada komunitas lokal, dan (d)
tidak berorientasi mendapatkan keuntungan tetapi untuk kemanfaatan bersama.
Lembaga yang dikembangkan diharapkan mengikuti azas-azas kejujuran, keadilan dan
berkelanjutan.Untuk itu pengembangan kelembagaan suatu SPAM yang dibangun
diarahkan untuk tujuan sebagai berikut:
1. Terpenuhinya kebutuhan air minum bagi pelanggan sesuai prinsip tepat kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan.
2. Memaksimakan pelayanan bagi pelanggan.
3. Meminimalkan biaya operasi dan pemeliharaan SPAM.
4. Memajukan kesejahteraan pelanggan pada khususnya dan masyarakat umumnya.
5. Ikut membangun tatanan perekonomian daerah dan nasional dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur.

Berkaitan dengan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor 16 tahun 2005, pengaturan SPAM bertujuan untuk mendorong:
1. terciptanya pengelolaan dan penyediaan air minum yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau,
2. terciptanya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan, dan
3. meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan.
PDAM sebagai salah satu instrumen Pemerintah Daerah mempunyai peranan strategis
guna mendukung kewajiban Pemerintah Daerah untuk menyediakan air bagi kebutuhan

IX - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

pokok minimal masyarakat dan mendukung pembangunan kesehatan dalam bentuk


penyediaan air bersih sesuai dengan standar kesehatan dengan harga yang terjangkau.
Keseimbangan antara air yang berkualitas dan harga yang terjangkau menjadi
permasalahan tersendiri dalam pengelolaan PDAM. Permendagri Nomor 23 tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum memberikan panduan dalam penyusunan tarif harga jual, rata-rata
tarif harga jual hendaknya mampu menutupi seluruh biaya operasional atau full cost
recovery. Dengan penetapan tarif full cost recovery diharapkan PDAM tidak menderita
kerugian sehingga mampu menyediakan air bersih kepada masyarakat secara
berkesinambungan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat yaitu sebesar biaya
operasionalnya.

9.2. Lembaga Penyelenggara SPAM di Kabupaten Sikka


Lembaga penyelenggara SPAM di Kabupaten Sikka dilaksanakan melalui 2 (dua)
bentuk yaitu oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kabupaten dan KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) atau bpspams.
PDAM Kabupaten Sikka merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Kabupaten Sikka
yang menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Oleh karena
itu PDAM Kabupaten Sikka berusaha menjamin air minum yang diproduksi memenuhi
syarat kesehatan dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air
yang diproduksi dan melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelola
dari segala bentuk pencemaran.
Bpspams di Kabupaten Sikka merupakan bentuk lembaga penyelenggara air minum
pedesaan yang dikelola oleh desa atau kelompok swadaya masyarakat. Bpspams
memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan air bersih di tingkat desa yang
tidak dijangkau oleh unit-unit PDAM, yaitu untuk penyediaan air bersih dalam skala
kecil yang dikelola oleh lembaga desa (Bpspams). Pada Bpspams, penduduk
desa/lembaga desa atau kelompk swadaya masyarakat mengelola untuk memenuhi
kebutuhan air minum secara swadaya, manajemen pengelolaan air minum yang
diproduksi sepenuhnya dilaksanakan oleh masing-masing desa/kelompok masyarakat,
mulai dari penggunaan, pengembangan, perawatan, penarikan rekening air, dan lain

IX - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

sebagainya dibawah pembinaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten atau instansi terkait
lainnya.
Bpspams di Kabupaten Sikka bersifat swakelola dengan menggunakan sistem
organisasi yang sederhana. Sumber air yang digunakan dalam sistem penyediaan air
minum perdesaan tersebut lebih banyak menggunakan sumber air yang ada di wilayah
desa setempat atau dari luar wilayah desa yang bersangkutan. Untuk pembiayaan
pembuatan jaringan pipanya ada yang bersumber dari swadaya masyarakat desa selaku
pengguna air, dan ada pula yang mengajukan usulan dana ke Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Pemerintah Provinsi NTT. Sedangkan untuk biaya pengelolaannya di
tanggung oleh masyarakat pengguna air atau melalui bantuan pemerintah.
Secara struktural Bpspams di Kabupaten Sikkatidak berkaitan langsung dengan PDAM
Kabupaten Sikka, namun bila dibutuhkan PDAM Kabupaten Sikka memberikan
bantuan secara teknis maupun non teknis kepada Bpspams seperti bantuan teknis
pengembangan perpipaan, pelatihan manajemen pengelolaan, dan lain sebagainya.

9.3. Strukutur Organisasi


9.3.1. Struktur Organisasi Saat Ini (Existing)
Tujuan pendirian PDAM Kabupaten Sikka sebagaimana diatur dalam Perda, yaitu turut
serta melaksanakan pembangunan daerah Kabupaten, serta pembangunan ekonomi
nasional pada umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi
kebutuhan air minum penduduk menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sikka merupakan Badan Usaha
milik Pemerintah kabupaten Sikka yag didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sikka. Pelayanan air minum di wilayah Kabupaten Sikka pada mulanya
dilaksanakan oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 022/KPTS/CK/ III 1981 tanggal 25
Maret 1981. Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 17 Tahun 1983 tanggal
3 September 1983 tentang pendirian PDAM Kabupaten Sikka, status BPAM berubah
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sikka. Pada tanggal 22
Nopember 1983, Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 76/HK/1983 mengesahkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 17 Tahun 1983 tanggal 3 September 1983
tentang pendirian PDAM Kabupaten Sikka.

IX - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Adapun tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum adalah menyelenggarakan


Pengelolaan Air Minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup
aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum. Dari tugas pokok perusahaan melakukan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
- Pelayanan Umum/Jasa
- Penyelenggaraan Kemanfaatan Umum
- Pemupukan Pendapatan
Kepengurusan PDAM Kabupaten mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri No 25
Tahun 1999 tentang kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengatur
Direksi dan Badan Pengawas. Keputusan Menteri tersebut ditujukan kepada PDAM
seluruh Indonesia bahwa PDAM harus lebih profesional, lebih bebas menentukan visi
dan misi dan tujuan perusahaan, maka:
 Direksi PDAM, diutamakan dari swasta atas usulan Badan Pengawas dengan
pendidikan minimal Sarjana dan mempunyai pengalaman minimal lima tahun
dalam perusahaan yang sejenis.
 Badan Pengawas terdiri dari :
- Pejabat Daerah : Fungsinya membina perusahaan daerah
- Perorangan : Fungsinya profesional terarah, mantan/unsur
PDAM
- Masyarakat Konsumen : Tokoh masyarakat pelanggan air minum yang
mengetahui manajemen perusahaan dan mampu
menjembatani antara PDAM dengan masyarakat
pelanggan air minum.
Arah dan tujuan pembangunan prasarana air minum pada hakekatnya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk menjaga kesinambungan ketersediaan air minum,
maka pengelolaan sistem penyediaan air minum harus dilakukan oleh lembaga yang
mempunyai kemampuan teknis, administrasi dan keuangan.
PDAM secara administratif sebagai perangkat operasional PEMDA dengan tujuan
menyelenggarakan kemanfaatan umum guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
dan menunjang peningkatan PAD (Pasal 78 UU No. 22 Tahun 1999)

IX - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

DirekturPDAM Kabupaten Sikkabertanggung jawab kepada Bupati dengan masa


jabatan paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan. Direktur mempunyai tugas sebagai berikut.
1. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan
operasional, merencanakan pengembangan PDAM
2. Membina pegawai
3. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM Kabupaten
4. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum dan keuangan dan kegiatan teknik
5. Menyampaikan laporan bulanan mengenai seluruh kegiatan termasuk laporan
keuangan dan laporan teknik secara rutin.
6. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 tahunan (Bussines Plan/Coorparate Plan)
serta menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM
kepada Kepala Daerah melalui Dewan Pengawas.
7. Mengadakan dan membina hubungan baik dengan karyawan bawahan maupun
dengan instansi-instansi yang terkait untuk kelancaran dan kemajuan PDAM.

Masa jabatan anggota badan pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali 1 (satu) kali masa jabatan. Badan Pengawas PDAM Kabupaten
Sikkamempunyai tugas sebagai berikut :
1. Mengawasi perusahaan.
2. Memberikan pendapat dan usul kepada Bupati terhadap pengangkatan Direktur.
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja yang
diajukan Direktur.
4. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana perubahan status
kekayaan PDAM.
5. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana pinjaman dan
ikatan hukum dengan pihak lain.
6. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap laporan neraca dan
perhitungan rugi/laba.
Badan pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :
1. Memberi peringatan kepada direktur yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
program kerja yang telah disetujui.
2. Memeriksa direktur yang diduga merugikan PDAM.

IX - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Struktur organisasi PDAM Kabupaten Sikkaexisting dapat dilihat pada Gambar 9.1,
sedangkan struktur organisasi PAM Desa seperti pada Gambar 9.2.

9.3.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan PDAM Kabupaten Sikka


Struktur organisasi PDAM Kabupaten Sikka yang ada saat ini kedepannya perlu
disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi agar dapat mengatasi
berbagai permasalahan internal maupun eksernal dengan tujuan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan dari segala aspek dalam rangka untuk memenuhi keinginan,
permintaan dan harapan para stakeholder.
Permasalahan umum yang dihadapi PDAM Kabupaten Sikka, baik terkait langsung
maupun tidak langsung dengan aspek kelembagaan adalah sebagai berikut:
a. Upaya meningkatkan cakupan layanan dilakukan melalui penambahan debit air dengan
cara mencari sumber air baru, optimalisasi jaringan pipa distribusi dengan mengganti
ukuran pipa kecil dengan pipa baru yang lebih besar, dan membuat sumur bor.
b. Pengelolaan PDAM perlu melakukan upaya peningkatan pemenuhan kepastian
mengenai kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas (3K) air. Kualitas air belum memenuhi
syarat yang ditetapkan dalam Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
c. Masih tingginya persentase air tanpa rekening (Non Revenue Water/NNRW) yaitu NRW
produksi karena adanya over flow dan flushing di beberapa unit, dan NRW distribusi
diatas 25 % disebabkan karena sebagian besar meter air pelanggan mengalami
kerusakan, instalasi distribusi yang telah berumur lama dan kondisinya rusak berat,
tidak ada meter air induk, perhitungan jumlah produksi dan disitribusi hanya
berdasarkan kapasitas pompa, jam kerja pompa, dan jumlah penjualan air kepada
pelanggan.
d. Sumber air baku berupa mata air yang digunakan PDAM Kabupaten Sikka tingkat
pemanfaatannya belum maksimal karena keterbatasan biaya operasional. Selain itu
masih terdapat sumber air yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air baku
tetapi belum dimanfaatkan.
e. Belum ada pemantauan secara optimal atas pelaksanaan tata kelola perusahaan
(Corporate Governance) dan belum ada kebijakan sumberdaya manusia yang memadai
terkait dengan perekrutan, peningkatan kompetensi, dan penjenjangan karir.

IX - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

f. Perusahaan belum melakukan pemetaan resiko baik pada level corporate maupun level
kegiatan utama, demikian pula rencana aksi untuk meminimalkan dampak dari resiko
yang mungkin timbul.
g. PDAM Kabupaten Sikka dalam struktur organisasinya belum terdapat Satuan
Pengawasan Internal (SPI) sehingga kontrol terhadap sistem pengendalian pengelolaan
(manajemen) dan pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal, pengawasan dan
pemeriksaan atas pengelolaan keuangan, materiil dan personil PDAM secara internal
tidak dilakukan, dan direktur tidak mendapatkan bahan pertimbangan dari
ketidakberadaan SPI untuk menentukan kebijaksanaan atau tindakan-tindakan yang
perlu diambil.
h. PDAM Kabupaten Sikka belum memiliki bidang/bagian Penelitian dan Pengembangan
sehingga perencanaan dan evaluasi sistem pengelolaan belum optimal.
i. Perusahaan belum sepenuhnya mengimplementasikan standar operasional prosedur
(SOP) yang dimiliki, akurasi pengukuran produksi dan distribusi, evaluasi penyebab
utama kehilangan air, belum ada indikator kinerja kunci, dan peningkatan review
berkala pencapaian target-target yang ditetapkan.
j. Masih rendahnya jumlah pegawai yang mengikuti diklat untuk peningkatan
kompetensi.
k. Manajemen perusahaan telah menggunakan berbagai bentuk dan sarana dalam
mengkomunikasikan informasi penting kepada pegawai dan stakeholders lainnya, tetapi
perlu dirancang dan diterapkan sistem informasi yang lebih komprehensif disertai
dengan sosialisasi dan pelatihan atas pengembangan dan pembenahan sistem informasi
yang ada saat ini.
l. Belum diterapkannya sistem pelanggan secara on-line untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih prima kepada stakeholders.

Berdasarkan permasalahan umum dan permasalahan pada aspek kelembagaan tersebut,


rencana pengembangan yang akan dilakukan adalah:
1. Penyesuaian struktur organisasi akan dilakukan sesuai dengan permasalahan dan
tantangan yang dihadapi seperti pengadaan unit SPI, unit Penelitian dan
Pengembangan, dan lain-lain, dengan tujuan mampu memenuhi keinginan,
permintaan dan harapan para stakeholders agar perusahaan dikelola berdasarkan
prinsip transparansi dan akuntabel serta prinsip-prinsip good corporate governance

IX - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

yaitu adil, terbuka, transparan, bersaing, bertanggung gugat, saling menguntungkan,


saling membutuhkan dan saling mendukung.
2. Berbagai permasalahan manajemen organisasi akan diatasi dengan melakukan
penguatan kelembagaan melalui:
a. Melakukan pemetaan terhadap kompetensi pegawai dan mengadakan pelatihan
yang diperlukan oleh pegawai untuk meningkatkan kompetensinya.
b. Menyusun dan memperbaharui pedoman tata kelola perusahaan yang baik (code of
corporate governance) yang mengatur hubungan kerja antara pemilik, Dewan
Pengawas dan Direktur.
c. Menyusun pedoman kode etik dan prilaku (code of conduct) yang mengatur prilaku
seluruh insan perusahaan serta menyusun rencana strategis jangka menengah dan
program diklat bagi karyawan.
d. Melaksanakan pemetaaan resiko baik pada level corporate maupun level kegiatan
utama, demikian pula rencana aksi untuk meminimalkan dampak dari resiko yang
mungkin timbul.
e. Melakukan perbaikan sistem informasi perusahaan sesuai dengan perubahan
kondisi yang ada.
f. Menyusun sistem pengendalian intern yang efektif, sekurang-kurangnya memenuhi
kriteria terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat, terselenggaranya
penilaian resiko, terselenggaranya aktivitas pengendalian, terselenggaranya system
informasi dan komunikasi, terselanggaranya kegiatan pemantauan pengendalian
sehingga memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan
perusahaan yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas operasi, dan dipatuhinya peraturan perundang-undangan.
g. Melakukan upaya pemenuhan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas air antara lain
melalui mencari sumber mata air baru, optimalisasi pemanfaatan sumber air yang
ada, menambah jam operasional pompa, menjaga kebersihan sumber mata air, dan
mengintensifkan kaporitisasi.
h. Mengurangi air tanpa rekening/tingkat kebocoran air dengan cara mengupayakan
water meter pada pipa distribusi masing-masing area pelayanan, secara bertahap
melakukan rehabilitasi atas pipa-pipa yang telah melebihi umur teknisnya,
melakukan pergantian water meter pelanggan yang rusak, meningkatkan akurasi

IX - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

pembacaan water meter pelanggan, dan up-dating klasifikasi golongan pelanggan


secara berkesinambungan.
Rencana Pengembangan kelembagaan PDAM Kabupaten Sikka dilakukan untuk mencapai
tiga sasaran pokok, yaitu:
1. Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor air bersih. Dalam
hal ini hubungan antara PDAM sebagai produsen dan pelanggan sebagai
konsumen akan digali sedemikian rupa sehingga semua potensi keuntungan dalam
pembangunan air bersih dapat tercipta untuk kepuasan pelanggan disatu pihak
dan keuntungan PDAM di pihak lainnya. Disamping mengggali partisipasi
masyarakat, juga melibatkan sektor-sektor yang profesional dibidangnya,
dilanjutkan dengan pembentukan jaringan komunikasi antar stakeholders yang
terlibat dalam pembangunan asir bersih, seperti unsur pemerintah, masyarakat
konsumen, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta dan lembaga
litbang/perguruan tinggi. Jaringan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi
pemecahan masalah dan sebagai media untuk mengetahui prilaku konsumsi air
bersih dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Terwujudnya kelembagaan ekonomi sektor air bersih yang efisien dan
berkelanjutan. Sampai saat ini keberadaan PDAM Kabupaten Sikka sebagai
lembaga ekonomi pelaku air bersih sepenuhnya terkait dengan Pemerintah
Kabupaten Sikka. Keadaan seperti ini disatu sisi menyebabkan keberadaan
PDAM diayomi oleh Pemerintah Kabupaten tetapi disisi lain efisiensi alokasi
sumber-sumber air baku tidak bisa dilakukan secara optimal sehingga potensi
benefit tidak terealisasi akibat dari struktur kelembagaan seperti saat ini. Oleh
karena itu langkah operasional yang perlu dikembangkan adalah merumuskan
hubungan kelembagaan yang ideal antara PDAM dengan pemerintah dan sektor
swasta yang menjamin efisiensi alokasi air baku dan operasi pelayanan pelanggan.
Berdasarkan pola hubungan kelembagaan yang dibangun tersebut, selanjutnya
dapat ditetapkan pilihan-pilihan pengelolaan yang paling menguntungkan untuk
semua pihak dan membangun mekanisme kelembagaan yang mendukung otoritas
dan kemandirian PDAM terhadap pembinaan secara fungsional oleh Pemda dan
secara teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum, atau instansi terkait lainnya.
3. Terwujudnya kelembagaan hukum sektor air besih dengan menerapkan system
reward dan punishment atau insentif dan disinsentif. Insentif berupa

IX - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

penghargaan diberikan kepada stakeholders dan staf yang berjasa dalam


mengembangkan atau mendukung pembangunan sektor air bersih di Kabupaten
Sikka, dan sebaliknya sanksi diberikan kepada pelanggar atau kontra produktif
dengan upaya-upaya peningkatan pelayanan air bersih.

9.3.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan PAM Desa


Rencana pengembangan kelembagaan PAM Desa adalah penguatan (empowerment)
penyelenggaraan yang didasarkan pada konsep pemberdayaan masyarakat, dengan
harapan program ini dapat mengembangkan potensi masyarakat yang ada serta menjaga
program yang berkelanjutan.Oleh karena itu penguatan institusi yang dikembangkan di
masyarakat menjadi agenda pokok dalam pengembangan kelembagaan PAM Desa.
Rencana pengembangan kelambagaan PAM Desa diperlukan karena pelayanan air
minum bagi masyarakat perlu pengelolaan yang baik, oleh sebab itu perlu dibentuk
kelembagaan atau institusi yang akan bertanggung jawab atas pengoperasian dan
pemeliharaan sistem pelayanan. Tanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan
berarti akan menjamin terjadinya air minum melalui sistem perpipaan yang memenuhi
syarat kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Kelembagaan penyelenggara SPAM harus
dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk kepentingan penguatan institusi
PAM Desa di Kabupaten Sikka antara lain:
a. Penguatan jaringan, dimana masyarakat (institusi masyarakat) perlu diberi peluang
dan akses lebih banyak kepada pelaku-pelaku lain, supaya dapat mengembangkan
potensi yang ada dan membuka diri terhadap peluang yang disediakan oleh pelaku-
pelaku lain yang terkait dengan kondisi mereka.
b. Peningkatan kapasitas masyarakat berupa penciptaan peluang bagi pendidikan dan
pelatihan, baik untuk materi-materi yang menyangkut teknis penyediaan sistem air
minum, maupun materi-materi non-teknis, seperti manajemen, keuangan dan
administrasi, sistem data-base, dan sebagainya,
c. Memberikan peluang masyarakat untuk dapat mengelola aset yang ada, tidak saja
pada hak pemanfaata, tetapi sepanjang memungkinkan sesuai peraturan dan
perundangan-udangan yang ada juga kepemilikan, agar penyelengaraan PAM Desa
dapat menjadi aset yang berkelanjutan dikembangkan oleh masyarakat.

IX - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

d. Meningkatkan hubungan koordinatif antara PDAM Kabupaten Sikka dengan PAM


Desa dalam berbagai hal seperti aspek teknis, menajemen pengelolaan, data dan
informasi, dan lain-lain.
Sebagai alternatif untuk lebih membuka akses dan peluang lebih bagi masyarakat
untuk meningkatkan posisi tawarnya, khususnya dalam jaringan penyediaan air minum,
kelembagaan lokal PAM Desa sebaiknya diperkuat dengan aspek legal (hukum).Oleh
karena itu kondisi kelembagaan PAM Desa harus dilengkapi dengan aspek organisasi
berbadan hukum agar memiliki kekuatan dasar hukum yang kuat. Beberapa keuntungan
pengembangan kelembagaan PAM Desa menjadi lembaga berbadan hukum, antara lain:
a. Keamanan terhadap aspek legal, sehingga segala hal yang berkaitan dengan keamanan,
baik hak, kewajiban, aset dan kepemilikan, sampai dengan mekanisme
penyelenggaraan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
b. Peluang dan akses terhadap berbagai jaringan pelaku lain akan lebih terbuka, seperti
akses terhadap lembaga perbankan atau donor lain, apabila diperlukan untuk
mengembangkan sistem yang telah ada.
c. Meningkatkan posisi tawar masyarakat sebagai salah satu institusi yang diakui oleh
berbagai pelaku terkait, sehingga terbuka kemudahan untuk membuka jaringan dan
memperkuat kelembagaan yang ada di masyarakat. Untuk menjadi badan hukum,
kelembagaan PAM Desa yang ada dirubah kedalam bentuk kelembagaan formal,
dimana perlu dilengkapi dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan daftar
kepemilikan asset. Sesudah berbadan hukum, keputusan tertinggi akan dipegang oleh
rapat anggota, dan mekanisme operasional sesuai dengan ketentuan kelembagaan
berbadan hukum yang berlaku.
Salah satu hal penting yang perlu disosialisasikan dalam majamenen kelembagaan
PAM Desa adalah bahwa PAM Desa tidak bisa selamanya “menjual air murah” kepada
pelanggannya seperti yang dilakukan saat ini. Penjualan air dengan harga murah mendidik
masyarakat kurang menghargai air, padahal ketersediaan air kedepan akan semakin
berkurang baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya karena persaiangan pemanfataan
untuk berbagai kepentingan dan semakin berkurangnya sumber air akibat perubahan iklim
global. Untuk itu, pelanggan perlu dikondisikan bahwa PAM Desa tidak selamanya bisa
mensuplai air dengan harga murah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mulai mengenakan pajak atas pemakaian sumber air serta menaikkan harga jual air secara
perlahan dan bertahap dengan harapan agar kenaikan tersebut tidak dirasakan

IX - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

memberatkan pelanggan. Cara tersebut disatu sisi akan dapat mendidik pelanggan untuk
memanfaatkan air secara lebih efisien, menghargai bahwa air ketersediaannya semakin
terbatas dan meningkatkan pendapatan PAM Desa, sedangkan disisi lain PAM Desa dapat
meningkatkan kinerjanya dan dapat membayar petugas/pegawainya sesuai ketentuan upah
minimum yang ditetapkan pemerintah sehingga kualitas layanannya semakin meningkat.

IX - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Direktur

Keuangan

Seksi Seksi Produksi Seksi Distribusi Seksi Peralatan Seksi


Seksi Umum

Pelaksana Teknik
Pelaksana Tata
Usaha

Gambar 8.1. Bagan Struktur Organisasi Exisiting PDAM


Kabupaten Sikka
IX - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Camat

Kepala Desa/
Lurah

Ketua
PAM Desa

Bendahara
Sekretaris PAM Desa
PAM Desa

Anggota/Pelanggan
PAMDES

Gambar 8.2. Bagan Struktur Organisasi Exisiting PAM Desa di Kabupaten Sikka

IX - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN
SIKKA

Bupati Kepala Daerah


Badan Pengawas

Direktur

Internal
Keuangan

Kasie Kasie Produksi Kasie Perwatan


Personalia Distribusi

Kasubsie Personlia Kasubsie /Gedung


& Distribusi

Kasubsie Genset, Pompa &


Anggaran Kendaraan

Meter

Kasubsie Kasubsie Kasubsie Kasubsie


KasubsieTun Gudang Pengolahan Penyegelan Pengawasan
ggakan Rek Sub Seksi Hub.
Masyarakat dan
Pemasaran
Kasubsie Aset
dan perpajakan

IX - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Sub Seksi Teknologi


Informasi

Gambar 8.3. Bagan Struktur


Sub Seksi Teknologi Organisasi PDAM Kabupaten Sikka
Informasi KA Unit PDAM
Setelah Pengembangan

Sie Teknik Sie Umum & Keuangan

IX - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Bupati Kepala Daerah

Dinas Pekerjaan Umum


(Cipta Karya) dan PDAM
Camat Kabupaten Sikka

Kepala Desa/
Lurah

Ketua Stakeholders/instansi
PAM Desa swasta/investor

Bendahara
Sekretaris PAM Desa
PAM Desa

Anggota/Pelanggan
PAM Desa

Gambar 8.4. Bagan Struktur Organisasi Exisiting PAMDES di Kabupaten Sikka dan
Kaitannya dengan PDAM Setelah Pengembangan

IX - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

8.4. Kebutuhan SDM


Jumlah pegawai PDAM Kabupaten Sikka per 31 Desember 2012 sebanyak 74 orang
terdiri dari pegewai tetap 63 orang dan pegawai tidak tetap 11 orang. Data personalia dan
jenjang pendidikan karyawan PDAM Kabupaten Sikka seperti pada Tabel 8.2 dan 8.3.

Tabel 8.2. Data Personalia PDAM Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Sikka
Tahun 2012

SDM
No Uraian / Bagian Tetap Tidak Tetap Jumlah

1. Direktur 1 0 1
2. Kepala Bagian Keuangan 1 0 1
3. Seksi Keuangan dan Pembukuan 9 1 10
4. Seksi Langganan 6 1 7
5. Seksi Umum 2 1 3
6. Seksi Kepegawaian 3 0 3
7. Kepala Bagian Teknik 1 0 1
8. Seksi Produksi/Produksi 13 3 16
9. Seksi Perencanaan Teknik 4 0 4
10. Seksi Peralatan dan Pemeliharaan 10 0 10
11. Unit Pelayanan Teknik 0 0 0
12. Kepala Unit IKK 4 0 4
13. Staf Unit IKK 9 5 14
Total 63 11 74
Sumber: PDAM Kabupaten Sikka, 203

Jumlah sambungan PDAM Kabupaten Sikka pada tahun 2012 adalah 10.000 sambungan
rumah dan pegawai 74 orang, maka rasio perbandingan antara jumlah pegawai
dibandingkan dengan pelanggan adalah 7 :1000. Rasio ini masih berada dibwah standar
maksimal terkait dengan rasio pegawai dengan jumlah pelanggan yaitu pada angka 8 :
1000 pada daerah Kabupaten.Dengan demikian kebutuhan SDM untuk PDAM
Kabupaten Sikkauntuk saat ini saja kekurangan 6 pegawaiagar memenuhi jumlah yang
dilayani yaitu 10.000 sambungan rumah dan kebutuhan tenaga akan meningkat untuk
memenuhi target peningkatan 3150 sambungan tiap tahun sampai tahun proyeksi.

IX - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

SDM yang dibutuhkan untuk operasi/perawatan SPAM adalah Sarjana Teknik


Mesin/Elektro, Teknik Sipil, sarjana Kimia, Ekonomi, Hukum dan lain-lain sesuai
dengan Kebutuhan. Penempatan SDM harus disesuaikan antara latar belakang
pendidikan dan pengalaman dengan job deskripsi dari struktur organisasi yang dibentuk.
Sesuai tahun proyeksi sampai tahun 2034 ada peningkatan sambungan sebesar 47.300
SR. untuk mencapai standar rasio pegawai dengan jumlah pelanggan 8 : 1000 diperlukan
jumlah pegawai sebanyak 48 orang.Kualifikasi dan jenjang pendidikan untuk memenuhi
tambahan 48 pegawai agar kebutuhan SDM dapat memenuhi standar rasio 8 per 1000
pelanggan seperti pada Tabel8.4.

Tabel 8.4. Spesialisasi Tenaga Pegawai yang Dibutuhkan Sesuai Kebutuhan Rasio 8 per
1000 Pelanggan
No. Spesialisasi kebutuhan Jumlah (orang)
1. Sarjana Teknik Sipil 2
2. Teknik Mesin/Elektro 2
3. Sarjana Teknik Arsitektur 1
4. Sarjana Kimia 2
5. Sarjana Teknik Teknik Lingkungan 2
6. Sarjana Hukum 1
7. Sarjana Ekonomi 2
8. Diploma 4 6
9. Diploma 3 6
10. Diploma 2 6
11. Diploma 1 6
12. SMA/SMK 12
Jumlah 48

8.5. Rencana Pengembangan SDM


Rencana pengembangan sumberdaya manusia yang paling mendesak dalam jangka
pendek adalah melakukan pemataan terhadap potensi pegawai dan mengadakan pelatihan
yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensinya.Hal tersebut sangat diperlukan
karena sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang mendukung
keberhasilan kinerja suatu organisasi kedepannya.

IX - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Rencana pengembangan sumber daya manusia yang dirumuskan diharapkan akan


mendukung strategi pengembangan pelayanan pelanggan di wilayah operasional.
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknik, kelembagaan,
keuangan, manajemen dan teknologi informasi yang berkerja sama dengan lembaga-
lembaga pendidikan/pelatihan, mengirim staf untuk mengikuti seminar, workshop,
lokakarya dan sejenisnya untuk meningkatkan pemahaman dan layanan, dan melakukan
transfer pengetahuan oleh pegawai/staf yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
kepada pegawai lain.
Dilihat dari Kinerja PDAM Kabupaten Sikkayang masuk kategori baik maka
pengembangan SDM pada aspek operasional, keuangan dan Administrasi perlu
dilakukan secara berkesinambungan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja
kedepannya. Rencana Pengembangan SDM penyelenggara SPAM di Kabupaten Sikka
dapat dilihat pada tabel 8.5.

IX - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

Tabel 8.5. Rencana Pengembangan SDM Penyelenggara SPAM (PDAM dan PAM Desa)
Isu / Tahu Sumbe
No Kondisi Permasalahan Sasaran Progra n r
m 201 201 201 201 202
Eksisting Biaya
6 7 8 9 0
1. Manajemen Belum adanya Manajemen Membentuk Satuan √ √ PDAM
tidak satuan mendapatkan Pengawasan
mendapatkan pengawasan masukan dari Internal dan
bahan internal terhadap sistem merekrut SDM yang
pertimbangan penendalian pengawasan kompeten untuk itu
dari pengelolaan interal untuk
ketidakberada manajemen dan menentukan
an SPI. pelaksanaannya. kebijaksanaan
atau tindakan-
tindakan
yang perlu
diambil.

IX - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

2. Terbatasnya Belum handalnya Peningkatan Pelaksanaan √ √ √ √ √ PDAM


pengetahuan pengusasaan TI, kualitas SDM program pelatihan
tentang layanan data, demi penguasaan
teknologi dan penguasaan menunjang Teknologi Informasi
informasi dan software kinerja dan software
penguasaan pengelolaan operasional penunjang
software PDAM pdam
penunjang
pengelolaan
PDAM
yang baik

IX - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

3. Belum Belum Meningkatny Pembayaran rekening √ √ √ √ PDAM


optimalnya dilaksanakannya a ketepatan secara on-line
pemungutan pemberian reward waktu bekerjasama dengan
dan dan punishment pembayaran pihak ketiga dan
pembayaran kepada staf dan rekening dan pemberian reward dan
rekening air pelanggan berkurangny punishment secara
a berkesinambungan
kebocoran
4. Kualitas Pengelolaan Menjamin Pelaksanaan √ √ √ PDAM
sumber daya SPAM belum dapat tercukupiny program pelatihan
manusia di memenuhi standar a dengan lembaga
bidang teknik yang berlaku pengetahua pendidikan khusus di
kurang n karyawan bidang operasional
memadai dan atau teknik
meningkatk pelaksanaan
an motivasi
dalam
bekerja

IX - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

5. Kualitas sumber Belum terwujudnya Menjamin Pelaksanaan √ √ √ PDAM


daya manusia transparansi dan tercukupiny program pelatihan
di bidang akuntabilitas sesuai a dengan lembaga
manajemen dan dengan kaidah pengetahua pendidikan khusus
keuangan akuntasi n karyawan pada bidang
kurang dan manajemen atau
memadai meningkatk akuntasi
an motivasi
dalam
bekerja

IX - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA

6. Pemasaran, Masih rendahnya Peningkatan Pelaksanaan √ √ PDAM


kehumasan kulaitas SDM kualitas SDM program
dan kinerja dibidang demi pendidikan dan
operational pemasaran, menunjang latihan untuk
belum optimal kehumasan dan kinerja pegawai dengan
pemeliharaan operasional materi pelayanan,
sarana dan pdam pemasaran dan
prasarana air kehumasan
Minum
7. PAMDES tidak Posisi PAMDES Peningkat PAMDES berbadan √ √ √ √ APBD
berbadan lemah dan an hukum dan
hukum dan penyelesaian pelayanan pelaksanaan
lemahnya masalah hanya PAMDES pelatihan dengan
sumber daya diselesaikan lembaga pendidikan
manusia dalam dengan khusus di bidang
pengelolaan berdasarkan pemeliharaan sarana
sarana dan pengetahuan dan dan prasarana air
prasarana pengalaman yang minum PAMDES
PAMDES ada

IX - 26

Anda mungkin juga menyukai