MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Induk adalah sebuah perencanaan yang menitik beratkan
uraian kebijakan Institusi.
2. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disingkat SPAM
adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari
prasarana dan sarana air minum.
3. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan
kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
Pasal 2
Penyusunan RISPAM dimaksudkan sebagai Pedoman Pemerintah Daerah
dalam sistem pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana Air
Minum untuk jangka waktu 20 (dua puluh) Tahun dalam rangka
pemenuhan Pelayanan Air Minum yang mengedepankan standar
kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Pasal 4
(1) RISPAM ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
(2) RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditinjau ulang
setiap 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan perubahan dengan
memperhatikan perkembangan penataan ruang wilayah Daerah.
(3) Peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk
pertama kali, dilakukan paling lambat pada tahun 2022.
(4) Tanggung jawab peninjauan ulang, pengawasan dan pemantauan
terhadap pelaksanaan RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berada pada Perangkat Daerah yang membidangi urusan air minum.
(5) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dilaksanakan
oleh Tim yang dibentuk oleh Bupati.
Pasal 5
RISPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
Ditetapkan di Maumere
pada tanggal 20 Agustus 2021
BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO
Diundangkan di Maumere
pada tanggal 20 Agustus 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIKKA,
CAP,TTD.
ADRIANUS FIRMINUS PARERA
MADERLUNG
BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO
DOKUMEN
MASTERPLAN AIR BERSIH
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
RISPAM
KABUPATEN SIKKA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... I-1
1.1.1 Maksud dan Tujuan .................................................................. I-2
1.1.2 Sasaran ...................................................................................... I- 3
1.1.3 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan .............................................. I-3
1.1.4 Otorisasi .................................................................................... I-4
1.1.5 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM …………………… I-4
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ………………………………….. I-6
1.3 Metodologi Pekerjaan ……………………………………… I–9
1.4 Sistematika Laporan………………………………………… I - 13
ii
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
iii
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya, laporan ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Laporan ini adalah Laporan Akhir dari CV. TRI MATRA DISAIN yang
dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam Kerangka Acuan Kerja/TOR.
Dokumen ini berisi tentang pendahuluan yang berisi latar belakang,
maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan, gambaran umum wilayah
studi, kondisi SPAM eksisting, kriteria rencana pengembangan SPAM,
proyeksi kebutuhan air minum, potensi sumber air baku, konsep rencana
pengembangan SPAM, analisa investasi dalam rencana induk SPAM serta
analisa kelembagaan pengembangan SPAM pada MASTERPLAN AIR
BERSIH (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Sikka). Atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya laporan ini, kami
sampaikan terimakasih.
Denpasar, 2015
CV. TRI MATRA DISAIN
i
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
b. Tujuan
Tujuan penyusunan rencana induk SPAM adalah untuk memperoleh gambaran terhadap
kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana pembiayaan, rencana jaringan pipa utama
dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk jangka panjang serta untuk
mendapatkan izin prinsiphak guna air oleh pemerintah.
1.1.2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum di Kabupaten Sikka ini adalah:
1. Pengembangan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum.
2. Adanya kesepahaman dan kesepakatan mengenai SPAM yang terpadu dan
berkelanjutan.
3. Peningkatan pelayanan air minum dan nilai investasi pengelolaan SPAM di
Kabupaten Sikka.
b. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang siap ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten untuk
menjadi dokumen legal (Draft Ranperda/Draft SK Kepala Daerah).
BAB I - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
1.1.4. Otorisasi
Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Bappeda Kabupaten Sikka dan dilaksanakan oleh
pihak ketiga (Konsultan CV. Tri Matra Disain ). Jangka waktu pelaksanaan kegiatan
penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Sikka berlangsung selama 5 (lima) bulan.
BAB I - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
penyelenggaraan, terutama dalam upaya perlindungan terhadap baku mutu sumber air
baku. Keterpaduan SPAM dengan PS sanitasi dilaksanakan berdasarkan prioritas
adanya sumber air baku. Misalnya bila pada suatu daerah terdapat air tanah dangkal
dengan kualitas yang baik, maka sistem sanitasi harus menggunakan sistem terpusat
(off site system) atau dengan contoh lainnya adalah peletakan lokasi pengambilan air
minum di hulu dari outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan
Lumpur Terpadu dan tempat pembuangan akhir sampah.
7) Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi
Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi berupa indikasi besar biaya tingkat awal,
sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh
komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah dan
perizinan.
8) Rencana Pengembangan Kelembagaan
Kelembagaan penyelenggaraan meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli
sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu kepada peraturan perundangan
yang berlaku.
B. Persyaratan Teknis
1) Kriteria Umum
- Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan air minum.
- Tersedianya air setiap waktu.
- Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
- Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi.
Kriteria perencanaan untuk suatu tempat dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
Rencana Induk Pengembangan SPAM harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Berorientasi ke depan
Mudah dilaksanakan atau realisasi
Mudah direvisi atau fleksibel
2) Kriteria Teknis
Kriteria Teknis meliputi :
- Periode Perencanaan 15-20 Tahun
- Sasaran dan prioritas penanganan
BAB I - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis.
Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota.
3) Strategi Penanganan
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan
permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai
berikut:
- Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik
- Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity
- Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR)
- Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan :
- Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan.
- Pemakaian air (L/o/h)
Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun
- Ketersediaan air
4) Kapasitas Sistem
Komponen utama sistem air minumharus mampu untuk mengalirkan air pada
kebutuhan air maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan
kebutuhan jam puncak.
- Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya
berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata.
Untuk itu, keseluruhan tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RISPAM
Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:
a) Seminar Laporan Pendahuluan dan penyerahan Laporan Pendahuluan.
b) Pelaksanaan survey
BAB I - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
c) Seminar Laporan Fakta dan Analisa dan Penyerahan Laporan Fakta dan Analisa.
d) Focus Group Discussion (FGD)
e) Seminar Laporan Rancangan Rencana dan penyerahan Laporan Rancangan
Rencana
f) Penyerahan Laporan Rencana/Dokumen Laporan Rencana.
BAB I - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
kehidupan, menurut keberadaannya terdiri dari sumur, mata air, cubang dan
lainnya.Potens isumber-sumber air baku yang ada sangat tergantung dari kondisi
wilayahnya seperti ;kondisi geografi, topografi, vegetasi sekitar daerah aliran sungai,
klimatologi, hidrologi, hidrogeologi, dan geologi daerah setempat.
BAB I - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB I - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
mempertimbangkan aturan dan tata tertib yang ada pada pengembangan SPAM
Kabupaten Sikka.
BAB I - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH STUDI
2.1. Kondisi Fisik Daerah
2.1.1. Geografis Wilayah Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka terletak diantara 8o22’00” – 9o50’00” Lintang Selatan dan
121o55’40” – 122o41’30” Bujur Timur. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores.
Sebelum tahun 2007, Sikka terdiri dari 12 Kecamatan, seiring dengan
diberlakukannya UU Otonomi daerah, terjadi pemekaran wilayah Kecamatan menjadi
21 Kecamatan, yaitu Paga, Tanawawo, Mego, Lela, Bola, Doreng, Mapitara, Talibura,
Waiblama, Waigete, Kewepante, Hewokloang, Kangae, Nelle, Koting, Palue, Nita,
Magepanda, Alok, Alok Barat, dan Alok Timur.
Kabupaten Sikka merupakan daerah kepulauan dengan luas total daratan 1.731,91
km2. Terdapat 18 pulau, baik yang didiami ataupun tidak, dimana pulau terbesar
adalah Pulau Besar (3,07%). Sedangkan pulau yang terkecil adalah Pulau Kambing
(Pulau Pemanah Kecil) yang luasnya tidak sampai 1 km2. Dari 18 pulau yang terdapat
di wilayah administrative Kabupaten Sikka, sebanyak 9 Pulau merupakan pulau yang
tidak dihuni dan 9 pulau dihuni.
Batas-batas wilayah Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kabupaten Flores Timur
Sebelah Barat : Kabupaten Ende
Sebelah Utara : Laut Flores
Sebelah Selatan : Laut Sawu
Kecamatan Talibura adalah Kecamatan yang memiliki luas daerah terbesar
dibandingkan dengan Kecamatan lainnya, yaitu 260,11 km2 (15,02%). Kecamatan
yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Alok dengan luas wilayah 14,64
km2 (0.85%).
BAB II - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.1 Luas Daerah Kabupaten Sikka Menurut Pulau Tahun 2013
Luas
No Pulau Persentase
Daerah (Km2)
Kabupaten Sikka
1 1613.18 93.14
(Daratan)
2 Babi/Bater 5.63 0.33
3 Pangabatang 0.40 0.02
4 Kambing (Pemana Kecil) 0.00 0
5 Damhila 6.25 0.36
6 Permaan 0.35 0.02
7 Besar 53.13 3.07
8 Palue 41.00 2.37
9 Sukun 5.00 0.29
10 Pemana Besar 6.60 0.38
11 Lainnya 0.37 0.02
Total 1731.91 100
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
Tabel 2.2 Luas Daerah Kabupaten Sikka Menurut Kecamatan Tahun 2013
Luas
No Kecamatan Persentase
Daerah (Km2)
1 Paga 82.85 4.78
2 Tanawawo 79.78 4.61
3 Mego 111.26 6.42
4 Lela 31.33 1.81
5 Bola 56.83 3.28
6 Doreng 30.41 1.76
7 Mapitara 81.02 4.68
8 Talibura 260.11 15.02
9 Waiblama 144.36 8.34
10 Waigete 217.65 12.57
11 Kewapante 24.14 1.39
12 Hewokloang 17.58 1.02
13 Kangae 38.43 2.22
14 Nele 14.65 0.85
15 Koting 23.56 1.36
BAB II - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
16 Palue 41 2.37
17 Nita 141.07 8.15
18 Magepanda 166.15 9.59
19 Alok 14.64 0.85
20 Alok Barat 62.75 3.62
21 Alok Timur 92.34 5.33
Total 1731.91 100
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
Pada wilayah administratif Kabupaten Sikka terdiri dari 21 Kecamatan dan Ibukota
Kabupaten adalah Kecamatan Alok. Sedangkan dari 160 Desa yang ada, 22 diantaranya
adalah hasil pemekaran pada tahun 2001 lalu, dan 5 desa pada tahun 2007.
Kecamatan yang mempunyai jumlah Desa terbanyak adalah Talibura dengan 12 Desa,
sedangkan Kecamatan yang paling sedikit Desanya adalah Kecamatan Mapitara, yaitu hanya
4 Desa.
BAB II - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
16 Palue Uwa 8 -
17 Nita Nita 12 -
18 Magepanda Magepanda 5
19 Alok Kota Uneng 3 4
20 Alok Barat Waioti - 4
21 Alok Timur Wailiti 5 5
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
Tabel 2.4 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Perkembangan Desa per Kecamatan
1 Paga 4 4 0
2 Tanawawo 8 0 0
3 Mego 7 3 0
4 Lela 2 5 2
5 Bola 3 3 0
6 Doreng 5 2 0
7 Mapitara 3 1 0
8 Talibura 7 4 1
9 Waiblama 5 1 0
10 Waigete 6 3 0
11 Kewapante 4 1 3
12 Hewokloang 4 3 0
13 Kangae 5 4 0
14 Nele 3 2 0
15 Koting 4 1 1
16 Palue 6 2 0
17 Nita 8 3 1
18 Magepanda 4 1 0
19 Alok 2 1 4
20 Alok Barat 0 4 0
21 Alok Timur 4 1 5
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
BAB II - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2.1.3. Geologi
Berdasarkan data Geologi dan Tata Lingkungan di Kabupaten Sikka terdapat batuan
dan formasi batuandengan gambaran umum sebagai berikut :
a. Aluvium dan Endapan Pantai
Kerakal dan kerikil dari andesit, basal serta granit, diorite, granodiorit, pasir, lumpur
dan lanau yangterendapkan dalam lingkungan sungai dan pantai. Dijumpai terutama
di daerah pantai dekat muarasungai, untuk endapan pantai didominasi oleh pasir, pasir
lempungan dan kerikil. Satuan ini umumnyabersifat lepas, kurang padat. Di beberapa
tempat endapan pasir bersisipan lempung pasir dan lempunglempung ini
memperlihatkan perlapisan mendatar. Jenis tanah bervariasi dari mediteran dan
kambisol.
BAB II - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
b. Formasi Kiro
Lava, breksi, aglomerat, tufa pasiran dan batu pasir tufaan, dijumpai berupa sisipan
berwarna kelabu, berbutir halus-kasar, menyudut – membundar tanggung, berlapis
baik dengan kemiringan 25 – > 50% dan arah jurusan barat – barat laut – timur
tenggara. Sebaran mendominasi daerah Magepanda. Tebalnya diperkirakan ±750
meter. Jenis tanah kebanyakan litosol dan mediteran haplik, beberapa berupa
kambisol.
c. Batuan Gunung Api Tua
Lava, breksi, pasir dan abu, bersusunan andesit dan basal, bersisipan tufa dan tufa
batuan apung (lapili) dan pasir gunung api. Umumnya berwarna abu-abu, tua
kecoklatan hingga kehitaman. Batuan ini merupakan hasil gunung api yang masih
aktif, seperti di sekitar Gunung Egon. Jenis tanah dominasi oleh litosol dan kambisol
distrik.
Stratigrafi litologi wilayah Kabupaten Sikka berumur diantara tersier bawah
(lowersampai kuarter dengan jenis bahan litoral dan deposit, endapan alluvial, koral,
batuan andesit yang berasal dari erupsi gunung api tua, erupsi gunung api muda yang
terjadi pada zaman kuarter serta terdapat batuan intrusi granodiorit yang berumur
tersier bawah.
Bila dilihat dari keadaan struktur geologi wilayah Kabupaten Sikka termasuk labil
karena terdapat jalur patahan yang masih aktif dengan arah 10 – 30o NE sebanyak 7
jalur.Diantara jalur patahan ini ada yang berhubungan langsung dengan jalur patahan
yang melintasi Kecamatan Tanjung Bunga daerah Flores Timur, sebanyak 2 jalur.
Secara geologi lingkungan, wilayah Kabupaten Sikka atau Pulau Flores secara umum
berada pada jalur patahan subduksi antara Lempeng Benua Australia dengan Lempeng
Indo-Eurasia. Jalur patahan ini memanjang mulai dari Nicobar-Andaman (India) –
Aceh – Pantai selatan Sumatera – Pantai Selatan Jawa – Bali – Nusa Tenggara Barat –
Nusa Tenggara Timur hingga Banda. Jalur ini sekaligus jalur gempa tektonis sekaligus
jalurgunungapiaktif.
BAB II - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.6 Kelembaban, Arah/Kecepatan Angin dan Tekanan di Kabupaten Sikka Menurut
Bulan Tahun 2013
Arah/Kecepatan Angin Tekanan
Kelembaban
Bulan Arah Kecepatan (Milibar)
(%)
Terbanyak Terbesar
Januari 88 Calm 16 1007.5
Februari 80 Calm 12 1007.4
Maret 87 Calm 10 1009.4
April 80 Calm 7 1010.5
Mei 81 Calm 11 1010.7
Juni 82 220 15 1012.5
Juli 81 230 13 1012.4
Agustus 70 Calm 14 1013.1
September 68 230 14 1012.3
Oktober 71 Calm 16 1011.7
November 76 Calm 14 1009.3
Desember 82 Calm 16 1008.7
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
Tabel 2.7 Temperatur Udara Maksimum dan Minimum Kabupaten Sikka Menurut Bulan
Tahun 2013
BAB II - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2.2.2 Persampahan
Pengembangan prasarana persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c
dilakukan dengan prinsip mengurangi (re-duce), menggunakan kembali (re-use) dan
mendaur ulang (re-cycle) meliputi :rencana lokasi TPA, rencana lokasi TPS, dan
rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga.
Rencana sistem jaringan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (3) meliputi:
- TPA terletak di Kecamatan Magepanda;
- TPST dan transfer dipo tersebar di Perkotaan Maumere dan Perkotaan Kewapante;
BAB II - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- TPST dan TPS tersebar di Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan
Palue; dan
- pengelolaan sampah dari rumah tangga ke TPS dan ke TPA.
2.2.3 Drainase
Drainase adalah sistem prasarana dalam wilayah atau kota yang intinya berfungsi selain
untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan secara aman,
juga untuk menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu
dan atau mencemari lingkungan perkotaan/permukiman. Jadi drainase merupakan sarana
untuk membuang air baik air yang belum tercemar berlebih maupun air tercemar (air
limbah) ke tempat yang aman.
Permasalahan umum yang sering dihadapi pada setiap musim hujan adalah masalah
banjir dan genangan air. Banjir dan genangan akan berdampak pada terganggunya
kelancaran lalu lintas dan dapat menurunkan derajat kesehatan penduduk dan
lingkungan. Terjadinya banjir dan genangan disebabkan oleh fungsi drainase kota belum
tertangani secara menyeluruh baik dari segi perencanaan teknis maupun pelaksanaan
fisiknya dan disamping kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran
yang ada disekitarnya. Permasalahan tersebut merupakan dampak dari perkembangan
penduduk dan bangunan fisik yang sangat cepat tapi tidak terkontrol dimana terjadi
penyempitan areal resapan air terutama pada musim hujan, limpasan permukaan air
langsung menuju saluran drainase. Berkurangnya daerah resapan air menyebabkan
saluran drainase tidak mampu menampung sehingga terjadi luapan dan banjir.
Rencana sistem jaringan drainase meliputi:
o sistem jaringan primer yaitu sistem jaringan drainase yang kemudian bermuara ke
sungai Waioti, Napun Mu’u, Nangameting/ Kalimati, Nangalimang/Kalimati, Nanga
Lanang, Napung Langir, Wairklau, Wolomarang, Wailiti, Wair Nubat, Wair Ojang
dan Patisomba; dan
o sistem jaringan sekunder terdapat di kiri dan kanan jalan Arteri Primer, Kolektor
Primer dan Lokal dengan jenis dan tipe saluran terbuka dan tertutup.
2.2.4 Irigasi
Sawah irigasi seluas kurang lebih 3.106 Ha terdapat di Kecamatan Paga, Kecamatan
Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan
BAB II - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Nita, Kecamatan Waiblama dan Kecamatan Magepanda. Sawah non irigasi seluas
kurang lebih 524 Ha terdapat di Kecamatan Magepanda, Kecamatan Tanawawo,
Kecamatan Lela, Kecamatan Talibura, Kecamatan Waigete, Kecamatan Kangae dan
Kecamatan Nita; dan lahan kering seluas 47.109 Ha tersebar di seluruh wilayah.
Dilihat dari produktivitas tanaman pangan, padi sawah memiliki tingkat produktivitas
tertinggi dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Pada tahun 2013 produktivitas
padi sawah mencapai 35,09 kw/ ha. Selain padi sawah, produktivitas jagung dan padi
ladang masih lebih tinggi daripada komoditas yang lain, yaitu 33,44 kw/ha dan 18,57
kw/ha.
Produksi tanaman pangan tertinggi ditempati oleh komoditas jagung sebesar 44.656 ton.
Produksi jagung pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
produksi tahun 2012.Produksi ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
BAB II - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
setiap tahunnya, jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor tersebut tidak terlalu
berubah. Perubahan yang cukup terlihat baru di tahun 2011.
Berdasarkan klasifikasi usaha perdagangan di Kabupaten Sikka, terdapat empat jenis
usaha perdagangan yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sikka. Usaha perdagangan terkate-gori menjadi pedagang besar, pedagang me-nengah,
pedagang kecil, dan mikro.
Jumlah usaha perdagangan menengah yang tercatat sebanyak 45 usaha. Sedangkan
jumlah usaha perdagangan kecil dan mikro sebanyak 110 dan 23 usaha.
BAB II - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Pada tahun ajaran 2012/2013, jumlah penduduk yang terdaftar sebagai murid di berbagai
jenjang pendidikan relatif telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini
terlihat pada tabel 5.9 yang menampilkan jumlah murid, guru, sekolah, dan rasio
masing-masingnya. Pada tahun ajaran 2012/2013, rasio guru sekolah untuk jenjang
Sekolah Dasar (SD) adalah 14, artinya secara rata-rata setiap 1 sekolah mempunyai 14
orang guru. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah 17, dan untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah 27.Semakin tinggi rasio guru sekolah,
menandakan semakin banyak guru yang tertampung dan berpengaruh terhadap beban
mengajarnya.
BAB II - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.14 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sikka Diperinci Menurut Kecamatan
Tahun 2013
Agama
No Kecamatan
Islam Katolik Protestan Hindu Budha
1 Paga 375 20175 4 2 -
2 Tanawawo - 10467 - - -
3 Mego 112 12635 - 2 -
4 Lela 3 12245 3 8 -
5 Bola 4 11356 5 1 -
6 Doreng - 12529 10 - -
7 Mapitara - 7096 1 - -
8 Talibura 3044 17309 37 5 -
9 Waiblama 8 6236 1 - -
10 Waigete 335 22680 60 1 -
11 Kewapante 1156 12957 226 8 9
12 Hewokloang 1 9916 2 - -
13 Kangae 1268 15719 73 5 -
14 Nele 33 5801 19 6 -
15 Koting - 6660 5 - -
16 Palue - 10221 - - -
17 Nita 22 22591 17 4 -
18 Magepanda 1278 10221 34 - -
19 Alok 8974 16885 719 - -
20 Alok Barat 6075 7897 447 - -
21 Alok Timur 6685 22178 1734 176 59
Kab. Sikka 29393 273774 3397 218 68
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
BAB II - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
1.023,48 kilometer, dirinci untuk jalan diaspal sepanjang 661,88 kilometer, jalan kerikil
115,26 kilometer, jalan tanah 202,39 kilometer. Menurut statusnya, jalan di Kabupaten
Sikka dibagi menjadi jalan negara sepanjang 183,62 kilometer, jalan propinsi 28,57 dan
jalan kabupaten sepanjang 811,29 kilometer. Jika dilihat data panjang jalan menurut
jenis permukaannya, jenis jalan aspal adalah yang terpanjang, kebanyakan dari jalan
tersebut adalah merupakan jalan penghubung antar kecamatan untuk mempermudah
transportasi dan hubungan masyarakat antar kecamatan di Kabupaten Sikka.
2 Perhubungan Udara
Kabupaten Sikka mempunyai Bandar Udara Frans Seda sebagai gerbang masuk melalui
udara, beberapa maskapai penerbangan nasional seperti Merpati Nusantara, Batavia Air,
Wings Air dan Trans Nusa melayani penerbangan ke berbagai tujuan domestic seperti
Kupang, Denpasar dan Surabaya. Pada tahun 2013 banyaknya penerbangan yang datang
dan berangkat melalui Bandara Waioti adalah 1.579 kali. Sedangkan jumlah penumpang
yang datang pada tahun 2013 mencapai 66.775 orang, jumlah ini lebih rendah
dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 65.269 orang.
3 Angkutan Laut
Sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan
angkutan laut menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat penting utamanya
dalam aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Arus
kunjungan kapal di Pelabuhan Maumere mencapai 484 kali. Jumlah penumpang yang
datang sebanyak 109.349 orang, sedangkan jumlah penumpang yang berangkat
mencapai 67.285 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi peningkatan
jumlah penumpang yang cukup signifikan meskipun jumlah kapal yang datang tidak
terlalu bertambah.
2.2.9 Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutu-han mendasar bagi kehidupan masyarakat. Sebagai
sumber penerangan dan energi baik untuk sektor rumah tangga maupun industri, listrik
memegang peranan yang sangat vital. Jumlah listrik terjual di Kabupaten Sikka selama
kurun waktu 2006 - 2012 mengalami kenaikan yang cukup besar. Pada tahun 2006,
BAB II - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
jumlah listrik terjual sebanyak 23.622.068 Kwh, kemudian naik menjadi 47.159.442
Kwh pada tahun 2012.
Tabel 2.11 Banyaknya Tenaga Listrik yang Dibangkitkan oleh PLN Ranting Maumere,
2012
2.2.10 Telpon
Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan adanya transformasi dari sisi
kebutuhan akan alat komunikasi. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan telepon rumah di
Kabupaten Sikka mencapai 2.643. jika dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat
sedikit penurunan.
BAB II - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
kemudian 48,82 persen pada tahun 2011, dan 46,21 persen pada tahun 2012. Sektor
primer adalah sektor pertanian. Walaupun sektor ini masih mendominasi penyerapan
tenaga kerja, akan tetapi dari tahun 2010 sampai 2012 terus terjadi penurunan persentase
penyerapan tenaga kerja. Hal ini menunjukan bahwa mulai terjadi pergeseran
penyerapan tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder atau tersier.
Penyerapan tenaga kerja di sektor tersier lebih besar daripada sektor sekunder, baik pada
tahun 2011 maupun tahun 2012.Sektor sekunder adalah sektor Pertambangan &
Penggalian, Industri, Listrik Gas & Air Minum, dan Kontruksi. Sektor tersier adalah
sektor perdagangan, Angkutan, Keuangan, dan Jasa. Sedangkan sektor primer adalah
sektor pertanian. Pada tahun 2011 penyerapan tenaga kerja di sektor tersier sebesar
33,78 persen, kemudian meningkat menjadi 36,58 persen di tahun 2012.
Tabel Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2013
Lapangan Usaha
Pria (Jiwa) Wanita (Jiwa)
Pertanian, Perkebunan
Kehutanan dan Perikanan 35.927 17.716
Pertambangan dan
Penggalian 293 0
Industri 4.140 11.895
Listrik, Gas dan Air Minum 318 189
Bangunan 5.538 0
Perdagangan, Rumah
Makan dan Hotel 4.607 4.746
Transportasi dan
Komunikasi 7.966 363
Lembaga Keuangan, Real
Estate, Persewaan dan jasa
Perusahaan 473 699
Jasa Kemasyarakatan,
Sosial dan Perorangan 9.907 9.975
Sumber : Sikka Dalam Angka 2014
BAB II - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.16 Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Kecamatan
dan Jenis Rumah Sakit Tahun 2013
R. S Umum R. S Swasta
No Kecamatan Rumah Tempat Rumah Tempat
Sakit Tidur Sakit Tidur
1 Paga - - - -
2 Tanawawo - - - -
3 Mego - - - -
4 Lela - - 1 100
5 Bola - - - -
6 Doreng - - - -
7 Mapitara - - - -
8 Talibura - - - -
9 Waiblama - - - -
10 Waigete - - - -
11 Kewapante - - 1 50
12 Hewokloang - - - -
13 Kangae - - - -
14 Nele - - - -
15 Koting - - - -
16 Palue - - - -
17 Nita - - - -
18 Magepanda - - - -
19 Alok 1 205 - -
20 Alok Barat - - - -
21 Alok Timur - - - -
Kab. Sikka 1 250 2 150
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
BAB II - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.17 Banyaknya Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Menurut Kecamatan dan
Jenis Fasilitas Tahun 2013
Puskesmas Pembantu
No Kecamatan Puskesmas
Pemerintah Swasta
1 Paga 1 5 -
2 Tanawawo 1 4 -
3 Mego 1 4 -
4 Lela 1 3 1
5 Bola 1 5 -
6 Doreng 1 2 -
7 Mapitara 1 1 -
8 Talibura 2 8 -
9 Waiblama 1 1 -
10 Waigete 1 5 -
11 Kewapante 1 - -
12 Hewokloang 1 3 -
13 Kangae 1 5 -
14 Nele 1 - -
15 Koting 1 1 -
16 Palue 2 4 -
17 Nita 1 4 -
18 Magepanda 1 3 -
19 Alok 2 3 2
20 Alok Barat 1 1 -
21 Alok Timur 1 2 -
Kab. Sikka 24 62 3
Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka (2014)
BAB II - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
b. CAT;
CAT Maumere yang merupakan CAT Lintas Kabupaten yang merupakan potensi air
tanah yang pemanfaatannya harus efisien dan diatur dengan mengutamakan air
permukaan serta pemantauan dengan jaringan monitoring muka air tanah.
d. JI;
JI meliputi:
DI kewenangan Pemerintah Provinsi meliputi DI. Kolisia dan DI. Magepanda; dan
DI kewenangan Kabupaten meliputi DI. Kolisia, DI. Delang, DI. Ahuwair, DI.
Hebing, DI. Ijuartubou, DI. Kaliwajo, DI. Koro, DI. Nangarasong, DI. Nebe, DI.
Oeroang, DI. Pruda, DI. Puunaka, DI. Tendaki, DI. Umatau, DI. Wairita, DI.
Waigete, dan DI. Wairhewat.
BAB II - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Teka Iku, Sumber Intake Galery Sungai Wairpuang, dan mata air Wairpuang
dengan kapasitas 125 liter/detik;
3) sumber mata air di Kecamatan Nita meliputi mata air Elang, Sorusoa, Melong,
Watutekang, Mapang dengan kapasitas 81 liter/detik, Nita meliputi sumber
Brond Kaptering Mata Air Wairpuang, dan Brond Kaptering Mata Air Kibung
dengan kapasitas kurang lebih 8 liter/detik;
4) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Lela meliputi Sumber Intake Galery
Sungai Batik Wair, dan Brond Kaptering Mata Air Batik Wair dengan
kapasitas kurang lebih 5 liter/detik;
5) sumber mata air di Kecamatan Paga meliputi mata air Lia Wangge dengan
kapasitas kurang lebih 20 liter/detik, sumber Intake Galery Sungai Loko Po’o
dengan kapasitas kurang lebih 2 liter/detik;
6) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Bola yaitu sumber Brond Kaptering
Mata Air Wairterang, dan Sumur Pompa Ian dengan kapasitas kurang lebih 5
liter/detik;
7) sumber mata air di Ibukota Kecamatan Kewapante yaitu Sumur Pompa
Kloang Lagot dengan kapasitas kurang lebih 15 liter/detik;
8) sumber mata air di Kecamatan Waigete meliputi mata air wairita, Malang I,
Malang II, Dolomein, Tuna Duet dengan kapasitas kurang lebih 65 liter/detik;
9) sumber mata air di Kecamatan Talibura meliputi mata air Bokor dengan
kapasitas kurang lebih 30 liter/detik;
10) sumber mata air di Kecamatan Koting meliputi mata air Wair Puan dengan
kapasitas kurang lebih 12,5 liter/detik; dan
11) sumber mata air di Kecamatan Magepanda meliputi mata air Aelobang dengan
kapasitas kurang lebih 4 liter/detik, mata air Gute dengan kapasitas kurang
lebih 1 liter/detik, mata air Kalitanga dengan kapasitas kurang lebih 5
liter/detik, mata air Masekae dengan kapasitas kurang lebih 9 liter/detik, mata
air Nawalongga dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair
Pasambase dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair Delang
dengan kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wair Nokerua dengan
kapasitas kurang lebih 1 liter/detik, mata air Wairii dengan kapasitas kurang
lebih 1 liter/detik, mata air Wairroang dengan kapasitas kurang lebih 1
BAB II - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
liter/detik, dan mata air Wair Wolokoli dengan kapasitas kurang lebih 11
liter/detik.
BAB II - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya seluas kurang lebih 177.460,80 Ha, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 8.933 Ha terdiri atas:
o kawasan peruntukan hutan produksi tetap;
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 1.354Ha terdapat
di Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Kangae, Kecamatan Nelle, Kecamatan Koting, Kecamatan Magepanda
dan Kecamatan Alok Timur.
o kawasan peruntukan hutan produksi terbatas.
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 7.579 ha, terdapat
di Kecamatan Paga, Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Nita
dan Kecamatan Magepanda.
BAB II - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- Puncak Buleng, Tebing Alam Halar Hawata dan Puncak Kimang di Kecamatan
Nita;
- Mata Air Panas Blidit, Air Terjun Wairhoret, Danau Ranoklahit, Air Tejun
Tunahohok, Gua Alam Patiahu, Gunung Api Egon, Hutan Wisata Egon, Agro
Wisata Waigete, Pantai Wairbleler, Pantai Wairterang dan Pantai Nangatobong
di Kecamatan Waigete;
- Air Terjun Morosobe di Kecamatan Tana Wawo;
- Air Terjun Glak di Kecamatan Mapitara;
- Air Panas dan Watu Irung Bura di Kecamatan Waiblama;
- Mata Air Panas Baokrenget di Kecamatan Mapitara;
- Tebing Alam Raganatar dan Pantai Ipir di Kecamatan Bola;
- Pantai Doreng dan Gua Alam Keytimu di Kecamatan Doreng;
- Pantai Nangahure dan Pantai Wailiti di Kecamatan Alok Barat;
- Pantai Sikka dan Pantai Bangboler di Kecamatan Lela;
- Pantai Waiara di Kecamatan Kewapante;
- Pantai Waipare di Kecamatan Kangae;
- Pantai Kajuwulu, Pantai Wingawoka dan Pantai Waturia Kecamatan
Magepanda;
- Pantai Wailamung dan Pantai Tanjung Darat Kecamatan Talibura;
- Penyulingan Uap Panas Bumi, Gunung Api Rokatenda dan Pantai Pasir Putih
Reruwairere di Kecamatan Palue; dan
- Tebing Alam Watungesu, Pantai Paga dan Pantai Koka di Kecamatan Paga.
BAB II - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
PPK yaitu Kawasan Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue
sebagai pusat pelayanan pendidkan, perdagangan, perikanan, pertanian dan perkebunan,
transportasi dan pariwisata.
PPL yaitu Perkotaan Bola, Hewokloang, Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Koting,
Tanawawo, Mego dan Pemana sebagai pusat pelayanan perdagangan, perikanan,
pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata.
BAB II - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
kawasan DAS berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan air oleh masyarakat, terutama
berdampak pada kekurangan air untuk konsumsi dan irigasi.
BAB II - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2.6 Kependudukan
2.6.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Sikka adalah 309008 jiwa. Kepadatan penduduk yang begitu tinggi di Kecamatan Alok
sebenarnya bisa dimaklumi karena Alok merupakan ibukota Kabupaten Sikka dimana
hampir seluruh kegiatan ekonomi dan pemerintahan terpusat di sini. Jika dilihat dari
rasio jenis kelamin, maka untuk semua kecamatan mempunyai rasio jenis kelamin
kurang dari 100. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
laki.
Pada tahun 2013, jumlah Anak Lahir Hidup (ALH) dari wanita berusia 10 tahun ke atas
yang pernah kawin, yang berada di kisaran 1-2, sebesar 36,60 persen. Sementara untuk
ALH dengan jumlah di atas 2, sebesar 56,90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
program KB di Kabupaten Sikka masih belum berjalan dengan sempurna.
Penolong kelahiran paling banyak dilakukan oleh bidan dengan persentase sebesar
80,64%. Sementara untuk Dokter dan dukun masing-masing sebesar 10,32% dan
7,50%.
Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis kelamin, dan Rasio Jenis
Kelamin Tahun 2013
BAB II - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.19 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan
Tahun 2013
Luas Kepadatan
No Kecamatan Penduduk
Wilayah (Km2) per Km2
1 Paga 15195 82.85 192.09
2 Tanawawo 12236 111.26 109.98
3 Mego 8891 79.78 111.44
4 Lela 12104 31.33 386.34
5 Bola 11423 56.83 201.00
6 Doreng 11728 30.41 385.66
7 Mapitara 6757 81.02 83.40
8 Talibura 20871 260.11 80.24
9 Waiblama 22649 144.36 156.89
10 Waigete 7189 217.65 33.03
11 Kewapante 13722 24.14 568.43
BAB II - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB II - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 2.20 Realisasi Penerimaan Daerah Otonom Tingkat II Sikka Menurut Jenis Penerimaan
Tahun Anggaran 2013
BAB II - 50
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- Unit Produksi
Unit produksi adalah bangunan yang akan mengolah air baku menjadi air minum.
Unit produksi terdiri dari Inastalasi Pengolahan Air, Reservoir, Desinfektan,
Reservoir, Hydrophor dan Pompa air
- Unit Distribusi
Jaringan perpipaan distribusi berfungsi untuk mengalirkan air dari unit produksi ke
pelanggan. Jaringan distribusi menggunakan pipa dengan aliran yang bertekanan,
dimana disepanjang perpipaannya dihubungkan dengan sambungan pelanggan.
Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan.Unit distribusi wajib
BAB III - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- Unit Pelayanan
Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum
harus dipasang alat ukur berupa meter air.
UNIT PRODUKSI
UNIT DISTRIBUSI DAN
(dapat termasuk Water Meter Induk, Pipa
PELAYANAN
APBN Pusat dan Propinsi (APBD
Prop/Kab/Kota/DAK)
BAB III - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.1 Kapasitas Produksi Pada SPAM PDAM Unit Kota Maumere
Kapasitas (L/dt)
No Uraian
Sumber Produksi
BNA/KOTA MAUMERE
1 SP. Kuburan 15.00 15.00
2 SP. Dua Toru 5.00 5.00
3 SP. Nara 2.50 2.50
4 SP. M. Subu Sidapun 10.00 10.00
5 SP. Kolam Renang 10.00 10.00
6 SP. Litbang 13.00 13.00
7 SP. Wolomarang 15.00 15.00
8 Waliti 10.00 10.00
9 IPA Gravitasi Guru 30.00 30.00
10 SP. Teka IKU 10.00 10.00
11 SP. Inspektorat 12.00 12.00
Total 132.50
Sumber : PDAM, 2015
Unit Transmisi
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum Kota Maumere
dilakukan melalui pipa, dan sistem pengaliran dengan cara kombinasi gravitasi
BAB III - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
dan pemompaan. Pengaliran air dari sumber menuju reservoir dengan sistem
gravitasi diantaranya ; pengaliran dari IPA gravitasi Guru. Sedangkan
pengaliran menggunakan pompa adalah SPAM yang memanfaatkan sumber air
baku air tanah melalui sumur bor.
Distribusi
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM Kota Maumere terbagi menjadi sistem cabang dan sistem Loop. Sistem
loop berlangsung pada bagian Kota yang jaringan distribusinya sudah berbentuk
loop, sedangkan bagian kota yang dicapai melalui jaringan satu arah adalah
distribusi yang perkembangan permukiman satu arah mengikuti jalan.
Pelayanan
Kecendrungan masyarakat untuk menggunakan air bersih terlihat meningkat
sejalan dengan peningkatan kondisi sosial masyarakat. Peningkatan ini terlihat
dengan permintaan masyarakat mengenai sambungan pipa air bersih, dan satu
sisi pihak pengelola belum bisa memenuhi karena keterbatasan kemampuan.
Banyaknya pelanggan pada unit BNA Sikka berdasarkan laporan teknis (2015)
yakni sebesar 7.951 sambungan rumah (SR).
BAB III - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.2 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM Kota Maumere
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)
BAB III - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3.1.1 IKK
Jaringan Perpipaan
Sistem penyediaan air minum (SPAM) di tingkat kecamatan pada wilayah Kabupaten
Sikka, berdasarkan laporan teknik PDAM (2015) baru terdapat 5 (lima) IKK yakni ;
IKK Nita, IKK Lela, IKK Paga, IKK Bola dan IKK Kewapante. Dan cakupan
pelayanan air minum eksisting masih dominan dilakukan secara swadaya oleh
masyarakat melalui bpspams.
1. IKK Nita
Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM IKK Nita adalah mata air Batik
Wair, mata air Kibung. Kapasitas produksi pada SPAM IKK Nita sebesar 8.20 L/dt.
Banyaknya pelanggan pada SPAM ini 1.222 sambungan rumah (SR).
BAB III - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Nita dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan gravitasi. Pengaliran air dari sumber menuju
reservoir dengan sistem gravitasi.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM IKK Nita melalui sistem cabang. Pada jalur tertentu sistem jaringan distribusi
melalui jaringan satu arah dan disesuaikan perkembangan permukiman.
Tabel 3.4 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Nita
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)
NB : 1 SR = 4.105 jiwa
BAB III - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. IKK Lela
Sumber air baku yang dimanfaatkan pada SPAM IKK Lela adalah mata air Galeri S
Batik Wair, mata air Batik Wair. Kapasitas produksi pada SPAM IKK Lela sebesar
5.00 L/dt. Banyaknya pelanggan pada SPAM ini 590 sambungan rumah (SR).
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Lela dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan gravitasi. Pengaliran air dari sumber menuju
reservoir dengan sistem gravitasi.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih
PDAM IKK Lela melalui sistem cabang. Pada jalur tertentu sistem jaringan distribusi
melalui jaringan satu arah dan disesuaikan perkembangan permukiman.
Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Lela
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)
BAB III - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3. IKK Bola
Sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih IKK Bola adalah berasal dari
mata air dan air tanah dalam. Kapasitas sumber air terpasang dan produksi tercantum
pada tabel 2.7.
Transmisi air baku untuk sistem penyediaan air minum IKK Bola dilakukan melalui
pipa, dan sistem pengaliran dengan cara kombinasi gravitasi dan pemompaan.
Pengaliran air dari sumber menuju reservoir dengan sistem gravitasi diantaranya ;
pengaliran dari sumber mata air Wair Terang menuju reservoir. Sedangkan pengaliran
menggunakan pompa adalah SPAM yang memanfaatkan sumber air baku air tanah
melalui sumur bor.
Sistem pelayanan melalui jaringan distribusi pada sistem penyediaan air bersih IKK
Bola dengan sistem cabang. Ada bagian kota yang dicapai melalui jaringan satu arah
adalah pendistribusian air disesuaikan perkembangan penduduk mengikuti arah jalan.
Tabel 3.8 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Bola
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)
NB : 1 SR = 4.105 jiwa
BAB III - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
4. IKK Kewapante
Sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih IKK Bola adalah berasal dari
air tanah dalam. Kapasitas sumber air terpasang dan produksi tercantum pada tabel
3.9.
Transmisi air baku untuk penyediaan air bersih IKK Kewapante melalui perpipaan
dengan sistem pompa dari sumber mata air ke reservoar dan pengaliran gravitasi dari
reservoar distribusi ke daerah pelayanan.
Tabel 3.10 Cakupan Pelayanan SPAM Pada Unit PDAM IKK Kewapante
JUMLAH TERLAYANI TINGKAT PELAYANAN
NO DAERAH PELAYANAN JML. PENDUDUK (JIWA)
PELANGGAN(SR) PENDUDUK (JIWA) (%)
BAB III - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
ke sumber mata air. Bukan jaringan perpipaan (BJP) di wilayah pedesaan tersaji pada
gambar 3.3 sampai gambar 3.
BAB III - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3.1.3 Perdesaan
Jaringan Perpipaan
Sistem penyediaan air minum yang dilakukan secara swadaya melaui bpspam lebih
banyak menggunakan pengaliran dari sumber mata air ke reservoir secara gravitasi
dan dari reservoir ke daerah pelanggan terdekat dengan perpipaan. Untuk daerah
pelayanan yang penyebaran penduduknya tidak merata lebih banyak menggunakan
kran umum.
a. Sambungan rumah
b. Kran umum
BAB III - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.11 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Nita
Akses Air Bersih
(Ltr/dtk) (Km)
3. Riit 1381 Belat 488 Wairdenak 2 2 2011 PU, Pamsimas 10% rusak
Riit 405 Hungale 0,5 2,5 2011 PU, Pamsimas 30% rusak
Nirulero 488 Hungalea 0,5 2,5 2011 PU, Pamsimas 30 % rusak
Wairpua sangat kecil 1,5 2011 PU, Pamsimas 25 % rusak
BAB III - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Lanjutan Tabel 3.11 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Nita
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.12 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
Lanjutan Tabel 2.12 Penyediaan Air Minum Yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura
BAB III - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Lanjutan Tabel 3.12 Penyediaan Air Minum Yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Talibura
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.13 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waigete
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
3 Waigete 1. Runut 2835 Ewa 1500 Wairlodo 2 0,7 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Enak 0,5 4 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Ewa 0,5 0,5 1994 Yayasan Bina Daya Baik
1995 PKSBBM Baik
2012 Pamsimas Rusak
Lodong 1084 Wairlodo 2 6 1994 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
Biri 1 600 m 1997 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
Tanah Hikong 256 Wairulun 1 3 1997 Yayasan Bina Daya Baik
2012 Pamsimas Baik
2. Wairterang 2225 Wodong 987 Wairbak 2,5 1 70an Misi Baik
Wairterang 1,5 500 m 2006 Child fund Baik
Wairtemuk 1 500 m 2010 Pamsimas Baik
Wairbukan 1,5 1 2010 Pamsimas Baik
Aimita 0,7 500 m 2006 PU Sikka 70 % Baik
Dirawair 1,5 100 m 2001 PU Sikka Baik
Waihekang 747 Wairtoke 2 2 1992 Care Rusak Total
Wairnakat 1 1 2010 Pamsimas Rusak
Watubala 491 Wairtoke 2 2 1992 Care Rusak Total
Wairnakat 1 1 2010 Pamsimas Rusak
3. Nangatobong 2560 Wairhang 913 Wairheit 1,5 3 70an misi
70 % baik
2010 Pamsimas
Ahuwair 699 Wairwuat 1,5 3 70an misi
70 % baik
2005 PNPM
Wairarat 1,5 3 2005 PNPM
70 % baik
Tuna Bura 1,5 3 70an misi
Habilogut 946 Wairwuat 1,5 3 70an misi
70 % baik
2005 PNPM
Wairarat 1,5 3 2005 PNPM
70 % baik
Tuna Bura 1,5 3 70an misi
BAB III - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Lanjutan Tabel 3.13 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waigete
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
3 Waigete 4. Egon 4175 Waigete 1321 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
Pigang 1364 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
Blidit 1490 Wairheret 5 4 2010 PNPM 60% Baik
Napunghikot 0,5 4 2010 PNPM 80 % baik
5. Hoder 2689 Lua 1093 Wairkoja 3 2014 Pamsimas Baik
Wairbleler 762 Wairwarut 2 2014 PU Sikka Baik
Daranatar 835 Klarawair 4 2001 Yayasan Bina Daya 50 % baik
Wairlago 4 2001 Yayasan Bina Daya 50 % baik
7. Watudiran 2019 Warut 408 Terang 2,5 1999 PNPM Rusak ringan
RW Kilawair 407 Wuaian 3,5 2008 PNPM rusak
RT.05 107 Arat 500 m 2015 ADD Baik
RW Rung 292 Kojat 3,5 2014 PNPM Baik
RT.011 191 Wiowair 1,5 2013 LSM Baik
RT.012 227 Terang 2,5 1998 PNPM Rusak
RT. 013 109 Tolanengar 1 2012 Pamsimas Baik
RW Klahit 400 Wairpuan 3 2011 PNPM Baik
BAB III - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.14 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Kewapante
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.15 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waiblama
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Lanjutan Tabel 3.15 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Waiblama
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.16 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Lela
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
Debit menurun,
2. Korowuwu 1210 Dihit 429 Kali Nangablo 1 2012 Pamsimas Jaringan Baik
Watubara 605 Kali Nangablo 2 2012 Pamsimas
Belum diserahkan ke
3. Kolidetung 1581 Nanga 555 Wairmuu 2 1 2013 Pamsimas Desa /air tidak keluar
Belum diserahkan ke
Patimoa 518 Wairmuu 2 3 2013 Pamsimas Desa /air tidak keluar
BAB III - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.17 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Hewokloang, Bola dan Doreng
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
2. Wogalirit 1498/307
3. Kloangpopot 2568/581 1 desa 2568/581 Belat 1 2 PPIP 2009
Berfungsi Sebagian
Watuwogat 0.3 6 Pamsimas 2012
Belat (ds.
4. Wolonterang 1115/254 1 desa 55 kk Watumerak) 2 2 PNPM 2012 Baik
2 dusun dari total 3
5. Waihawa 1034/237 dusun Hebar (Ds. Nenbura) 4 10 2008 Provinsi Tidak berfungsi
6. Watumerak 114/246 1 desa 415/99 Klekor 2.5 1 2011 PNPM Baik
Petun Sodet 2.5 1
Lelo Leat 2.5 1
2523/537 Doreng 60 kk Wair Alo 0.5 3 2012 Pamsimas Berfungsi Sebagian
Hebar 229 kk Wairlelo, Wairuit,
0.5 2 2007 Provinsi Tidak berfungsi
Wukak Gahar 82 kk Wairbleler
BAB III - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 3.18 Penyediaan Air Minum yang dikelola PAM Desa di Kecamatan Mapitara
Akses Air Bersih
Jumlah
Mata Air yg digunakan
No. Kecamatan Desa Penduduk Daerah Pelayanan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Perkiraan Tahun
Perkiraan Yang Membangun Kondisi
(Nama Dusun/RT/RW) Nama Jarak Lokasi Pembangunan
Debit
Pelayanan
(Ltr/dtk) (Km)
BAB III - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3.2.4 Pengaturan
a. PDAM
- Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 17 tahun 1983 tanggal 3 September
1983 tentang pendirian PDAM Kabupaten Sikka.
- Struktur organisasi dan tata kerja PDAM Kabupaten Sikka ditetapkan dalam surat
Keputusan Bupati Sikka Nomor 78 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003.
b. Badan pengelola Sarana Air Bersih
- Penetapan Kabupaten/Kota Sasaran Program Penyediaan Air Minum Dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No 79
/KPTS/DC/2013.
- Pengelolaan sarana air bersih diatur dalam anggaran rumah tangga dari badan
pengelola sarana air bersih.
3.2.5 Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan PDAM Kabupaten Sikka dari tahun 2009 sampai
tahun 2012 diketahui bahwa kinerja keuangan dalam 4 (empat) tahun terakhir tidak
stabil. Pada tahun 2009 nilai aktiva PDAM sebesar Rp. 3.711.685.978 kemudian
tahun 2010 nilai aktiva PDAM kabupaten Sikka mengalami kenaikan sebesar Rp.
BAB III - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
56.906.706 (1,53 %) menjadi Rp. 3.768.592.684. Pada tahun 2011 nilai aktiva PDAM
Kabupaten Sikka mengalami penurunan sebesar Rp. 253.242.304. (6,71 %) dan pada
tahun 2012 nilai aktiva PDAM Kabupaten Sikka mengalami kenaikan sebesar Rp.
658.244.643 (1,87 %) menjadi Rp. 4.173.595.023.
Berdasarkan profil laba/rugi perusahaan PDAM selama empat tahun terakhir kondisi
keuangan PDAM Kabupaten Sikka tidak stabil. Kerugian ini disebabkan oleh
tingginya biaya operasional yang tidak bisa ditutupi oleh pendapatan yang diterima
oleh PDAM Kabupaten Sikka.
b. Topografi Berbukit-bukit
Kondisi topografi kabupaten Sikka berbukit-bukit dan terdiri dari 18 (delapan belas)
Pulau menyebabkan PDAM dan bpspams selaku pengelola air minum mengalami
kesulitan dalam mengembangkan sistem jaringan perpipaan pada unit SPAM.
Disamping itu kondisi penyebaran penduduk dan lokasi pemukiman saling berjauhan
juga menjadi hambatan dalam pengembangan SPAM.
BAB III - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
6 " PVC
JL. ELTARI
3 " PVC
JL. A. YANI
6 " PVC
8 " PVC
6 " PVC
4 " GIP
400 M3
6 " PVC
(6 -8) " PVC
SP. DUA T 2
BAB III - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 45
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
DAERAH PELAYANAN
KOTA KECAMATAN
LELA
BAB III - 46
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB III - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KOTA KECAMATAN
PAGA
BAB III - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
DAERAH PELAYANAN
DAERAH PELAYANAN
6 " GIP
G
BAB III - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV
KRITERIA PERENCANAAN
TEKNIS
4.1 Kriteria Perencanaan
4.1.1 Unit air Baku
Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku. Unit air
baku terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/ penyadapan,
alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan
sarana pembawa serta perlengkapannya.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air
minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi. Studi tersebut terutama
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air
b. Debit optimum (safe yield) sumber
c. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini.
Pada umumnya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber
terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata
uang, dan penilaian bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang
dilayani. Untuk kota-kota yang lebih kecil bobot penilaiannya lebih besar dari kota
besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah
teridentifikasi menurut jenis sumber air:
• Mata air (Dalam studi ini akan memanfaatkan MATA AIR)
• Sungai, saluran
• Danau
• Air Tanah
• Air Hujan
Dalam melakukan pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu
dipertimbangkan, seperti:
BAB IV-1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minum harus dibersihkan dan dimurnikan.
Pengolahan air ditujukan untuk memenuhi standar kualitas air minum sebagaimana
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yang merupakan
standar kualitas air minum di Indonesia.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu diperoleh
dari air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah atau air buangan.
Saat ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasal dari air tanah dan air
permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatif murah jika dibandingkan
dengan pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik seperti
kekeruhan, warna, bau dan sebagainya dibatasi atas dasar estetika. Sedang parameter
kimia, biologis dan radioaktif dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh karena itu
Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan parameter-parameter
standar kualitas air minum.Parameter – parameter kualitas air tersebut seperti berikut:
1. Syarat fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur
yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur tersebut
dalam standar kualitas.
a. Suhu
Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20 C – 26 C). Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalam air dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air. Atas dasar
itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air minum yang
berguna untuk:
Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat.
Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yang
mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin.
Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
b. Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.
BAB IV-3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. Syarat kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan bersifat
racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga dan lain-lain.
Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimia yang diantaranya
yaitu:
a. Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam
atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman air akan
sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan dilaksanakan, misalnya
dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air dan dalam
pencegahan korosi.
Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salah satu
faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik dalam
pH 6,0 – 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkan perubahan kimiawai dalam
air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dari itu akan menyebabkan
terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah dan
pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah tanah lapis
atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari
daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi pembentukan batuan kapur.
Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan karena air mengandung
kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah yang berlebihan. Air sadah tidak enak
diminum selain itu dapat mengurangi efektifitas kerja sabun dan deterjen.
b. Zat organik (sebagai KMnO4)
Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam (misalnya
minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol sellulose, gula, pati
BAB IV-5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu rendah
(dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada anak-anak atau
dental caries.
g. Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan kerusakan pada
hati.
h. Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-persenyawaan
arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead arsenate, calcium
arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu racun sistemik yang
paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh. Arsen dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.
i. Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah racun.
Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melalui
makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yang ditimbulkan
akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalam tubuh manusia yang
akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalam tubuh. Konsentrasi
standar yang diperbolehkan untuk air minum oleh Depkes RI adalah 0,1 mg/lt.
j. Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak mampu
mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi CN dalam air
minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak membahayakan.
k. Air raksa (Hg)
Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat juga
menyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.
BAB IV-7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3. Syarat radioaktif
Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada
lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.
Zat-zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan
biologis atau terlarut dalam air. Oleh karena itu keberadaannya dalam air
minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas dari Depkes RI telah ditetapkan
bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar
beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.
4. Syarat mikrobiologi
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah karena
dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air minum harus
terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali serta bakteri
golongan coli sampai melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli atau
100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah.
Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air diantaranya yaitu:
Bakteri typhsum
BAB IV-8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Vibrio colerae
Bakteri dysentriae
Entamoeba hystolotica
Bakteri enteritis
BAB IV-9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
c. Menjaga kontinuitas
8. Meter Air.
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat
pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiap sambungan yang
dipasang secara kontinyu.
9. Penyebrangan Sungai
Jika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:
a. Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge) konstruksi ini sering
dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia untuk mendukung pipa, kondisi ini
paling ekonomis dan senang dipakai. Jalur pipa selalu digantung dibawah papan
kerangka jembatan atau jarang ditempatkan diatas papan kerangka tersebut.
Jembatan harus cukup kuat untuk menahan beban pipa tersebut. Ketika jembatan
eksisting tidak tersedia maka jembatan harus dibangun. Dalam kasus tersebut air
valve, thrust block, fleksible joint penting untuk dipasang.
b. Jembatan pipa (pipe beam bridge).
Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi sungai, pipa ini
sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini harus mendapat persetujuan
dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. pipa steel disarankan untuk jembatan pipa
2. pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai
3. semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o dan belokan harus
dipasang thrust block.
4. tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan downstream dari
jembatan pipa.
5. tempat jalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa untuk pemeriksaan
dan perbaikan.
c. Siphon
Metode ini juga sering dipergunakan secara luas dibandingkan dengan jembatan
pipa. Konstruksi siphon tidak begitu sulit. Hal yang perlu diperhatikan dalam
konstruksi hampir sama dengan jembatan pipa.
BAB IV-11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
10. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk penyambungan pipa
antara lain:
a. Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipa lainnya. Untuk
menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan defleksi (sudut
sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengan gasket.
b. Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang dekat
dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur baut maka
diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
d. Increacer dan reducer
Increacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter
besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk menyambung dari
diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45 o, 22,5°, dan
11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa pada percabangan.
f. Tapping Band
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain. Dalam hal
ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut disekeliling dengan
memeriksa agar cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak menutup
lubang tapping. Apabila dimensi peyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi
dapat dipotong selanjutnya dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
BAB IV-12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Kebutuhan khusus
d. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan air
harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak.
e. Jumlah air yang hilang
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor penting
dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk pembuatan
prakiraan kebutuhan air minum. Parameter kependudukan yang harus dicermati
meliputi jumlah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran. Jumlah penduduk akan
menentukan jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk
memberikan indikasi perlunya sistem perpiipaan diterapkan pada daerah yang
bersangkutan. Hal ini mengingat bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan
meningkatkan kompleksitas permasalahan termasuk permasalahan air minum.
Perencanaan kebutuhan air yang memenuhi syarat tentunya harus dapat digunakan
untuk dapat melayani seluruh warga masyarakat dimulai saat perencanaan sampai
suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini maka informasi tentang laju pertumbuhan
penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan prasarana air minum.Terakhir
keadaan sebaran penduduk perlu pula diketahui menentukan penentuan sistem
jaringan yang akan digunakan baik yang menyangkut sistem jaringan maupun dalam
sistem distribusinya.
Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana air minum selain untuk
memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga bagi warga masyarakat
baik melalui sambungan langsung maupun melalui kran umum, juga diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan air pada berbagai fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum,
fasilitas bisnis/perdagangan maupun untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan
khusus.
Dalam menentukan daerah pelayanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Mengingat bahwa prasarana penyediaan air minum harus dapat melayani sejak
perencanaan hingga suatu kurun waktu tertentu, maka perencanaannya harus
mengacu pada skenario perkembangan kota yang telah dibuat. Rencana
pengembangan daerah perkotaan dan rencana tata guna tanah yang mana daerah
pengembangan tersebut akan termasuk dalam daerah pelayanan.
Kepadatan penduduk, merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebutuhan.
Daerah-daerah dimana kepadatan penduduk kecil dibandingkan dengan biaya
BAB IV-21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi dari
pemakaian air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian air
pada hari maksimum.
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan beberapa faktor pengali untuk
pemakaian air hari maksimum dan jam puncak, maka faktor-faktor tersebut diambil
dari Standar Cipta Karya, yaitu:
Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata
BAB IV-24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IV-27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB V
PROYEKSI KEBUTUHAN
AIR MINUM
5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah terdiri atas:
1. Rencana Pusat Kegiatan sebagai berikut:
a. Pusat Kegiatan Nasional Promosi;
b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi;
c. Pusat Pelayanan Kawasan; dan
d. Pusat Pelayanan Lingkungan.
PKNp yaitu Perkotaan Maumere, sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat
pelayanan perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, pendidikan, kesehatan dan
transportasi.
PKLp yaitu Perkotaan Kewapante sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten,
perdagangan, transportasi, industri dan pergudangan.
PPK yaitu Kawasan Perkotaan Waigete, Talibura, Nita, Paga, Magepanda, dan Palue
sebagai pusat pelayanan pendidkan, perdagangan, perikanan, pertanian dan perkebunan,
transportasi dan pariwisata.
PPL yaitu Perkotaan Bola, Hewokloang, Doreng, Waiblama, Mapitara, Lela, Koting,
Tanawawo, Mego dan Pemana sebagai pusat pelayanan perdagangan, perikanan,
pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata.
BAB V - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya seluas kurang lebih 177.460,80 Ha, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 8.933 Ha terdiri atas:
o kawasan peruntukan hutan produksi tetap;
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki luas kurang lebih 1.354Ha terdapat
di Kecamatan Tana Wawo, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Bola,
Kecamatan Kangae, Kecamatan Nelle, Kecamatan Koting, Kecamatan Magepanda
dan Kecamatan Alok Timur.
BAB V - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB V - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB V - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB V - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.1 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kota, Unit Kecamatan Nita dan Lela
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER
BAB V - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.2 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Bola, Kewapante dan
Tolibura
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER
Tabel 5.3 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Magapanda, Koting,
Hewokloang, Waigete, dan Kangae.
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER
7 UNIT KECAMATAN
MAGAPANDA DP IKK Magapanda Rencana pengamb
Mata air Kalitanga
PEDESAAN Mata air Masekae
Kolisia Pengembangan sumur
Magepanda pompa
Reroroja
Kolisia B
Done
BAB V - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.4 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Mago dan Kec. Paga
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER
PEDESAAN
Korobhera
Dobo
Bhera
Wolodhesa
Gera
Liakutu
Prabubu
Dobo Nuapuu
Kowi
Napugera
PEDESAAN
Wolowiro
Mauloo
Mbengu
Paga
Lenandareta
Masebewa
Wlorega
Wolowona
Tabel 5.5 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Unit Kecamatan Waiblama, Tanamawo,
Doreng, Nelle, Mapitara, dan Palue
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH RENCANA PEMANFAATAN
NO
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER
BAB V - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KANGAE, KAWAPANTE,
RENC. DAERAH
KEC. PAGA
BAB V - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 5.4 Rencana daerah Pelayanan SPAM Unit kecamatan Waiblama, Tanamawo, Doreng, Bola,
Mapitara, Nelle, Koting, Talibura dan Palue
BAB V - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. Metode Geometri
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan secara
otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan penurunan jumlah
penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = Po (1 + r)n
Dimana:
Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n : periode waktu proyeksi
r : rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun (%)
n t t
2 2
a =
n P.t t P
b=
2
n x x
2
Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu
menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode dengan nilai uji
koefisien korelasi paling mendekati satu dipakai untuk memproyeksikan penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah:
n xy y x
r =
Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah
jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalah ln dari jumlah
penduduk dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.
BAB V - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3. Kehilangan Air.
Dalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari terjadinya
kemungkinan kehilangan air dari sistem.Kehilangan air yang terjadi bias disebabkan
oleh factor teknis maupun non teknis. Faktor teknis, kehilangan air disebabkan oleh
kebocoran pipa, kerusakan meter air. Sedangkan factor non teknis, kehilangan air
disebabkan oleh kesalahan pembacaan meteran/pencatatan, kesalahan
penjumlahan/pengurangan dll.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen
tidak tergangu bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh factor teknis
maupun oleh faktor non teknis. Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari
kebutuhan arata-rata air bersih penduduk. Besar kehilangan air ini diperkirakan
konstan mulai awal sampai tahun rencana.
BAB V - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB V - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.1. PerhitunganKebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Paga KabupatenSIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Paga Jiwa 18,085.50 20,552.01 23,354.91 26,540.07
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 14,468.40 18,496.81 22,187.16 25,213.06
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 12.06 15.41 18.49 21.01
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.00 1.28 1.54 1.75
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 13.06 16.70 20.03 22.76
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 15.67 20.04 24.04 27.31
BAB V - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.2. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Mego Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Mego Jiwa 13,904.75 15,801.09 17,956.06 20,404.92
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 11,123.80 14,220.98 17,058.25 19,384.67
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.27 11.85 14.22 16.15
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.77 0.99 1.18 1.35
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 10.04 12.84 15.40 17.50
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 12.05 15.41 18.48 21.00
BAB V - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.3. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Tanamawo Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Tanamawo Jiwa 10,103.56 11,481.49 13,047.34 14,826.75
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 8,082.85 10,333.34 12,394.98 14,085.41
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 6.74 8.61 10.33 11.74
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.56 0.72 0.86 0.98
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 7.30 9.33 11.19 12.72
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 8.76 11.19 13.43 15.26
BAB V - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel5. 4. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Lela Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Lela Jiwa 13,754.75 15,630.63 17,762.35 20,184.79
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 11,003.80 14,067.57 16,874.23 19,175.55
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.17 11.72 14.06 15.98
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.76 0.98 1.17 1.33
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.93 12.70 15.23 17.31
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.92 15.24 18.28 20.77
BAB V - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.5. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Bola Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Bola Jiwa 12,980.88 14,751.22 16,763.00 19,049.15
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,384.70 13,276.10 15,924.85 18,096.69
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 8.65 11.06 13.27 15.08
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.72 0.92 1.11 1.26
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.38 11.99 14.38 16.34
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.25 14.38 17.25 19.60
BAB V - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.6. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Doreng Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Doreng Jiwa 13,327.47 15,145.08 17,210.58 19,557.77
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,661.98 13,630.57 16,350.05 18,579.88
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 8.88 11.36 13.63 15.48
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.74 0.95 1.14 1.29
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.63 12.31 14.76 16.77
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.55 14.77 17.71 20.13
BAB V - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.7. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Mapitara Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Mapitara Jiwa 7,678.52 8,725.73 9,915.75 11,268.06
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 6,142.82 7,853.15 9,419.96 10,704.66
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 5.12 6.54 7.85 8.92
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.43 0.55 0.65 0.74
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.55 7.09 8.50 9.66
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.65 8.51 10.20 11.60
BAB V - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.8. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Talibura Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Talibura Jiwa 23,717.40 26,952.00 30,627.73 34,804.76
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 18,973.92 24,256.80 29,096.34 33,064.52
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 15.81 20.21 24.25 27.55
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.32 1.68 2.02 2.30
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 17.13 21.90 26.27 29.85
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 20.56 26.28 31.52 35.82
BAB V - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.9. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Waiblama Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Waiblama Jiwa 25,737.89 29,248.04 33,236.90 37,769.77
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 20,590.31 26,323.23 31,575.06 35,881.28
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 17.16 21.94 26.31 29.90
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.43 1.83 2.19 2.49
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 18.59 23.76 28.51 32.39
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 22.31 28.52 34.21 38.87
BAB V - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.10. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Waigete Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Waigete Jiwa 8,169.44 9,283.59 10,549.70 11,988.47
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 6,535.55 8,355.23 10,022.21 11,389.05
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 5.45 6.96 8.35 9.49
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.45 0.58 0.70 0.79
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.90 7.54 9.05 10.28
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 7.08 9.05 10.86 12.34
BAB V - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5. 11. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Kewapane Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Kewapane Jiwa 15,593.42 17,720.06 20,136.73 22,882.99
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 12,474.73 15,948.05 19,129.89 21,738.84
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 10.40 13.29 15.94 18.12
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.87 1.11 1.33 1.51
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 11.26 14.40 17.27 19.63
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 13.51 17.28 20.72 23.55
BAB V - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.12. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Hewoklong Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Hewoklong Jiwa 9,685.37 11,006.27 12,507.31 14,213.07
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 7,748.30 9,905.64 11,881.95 13,502.41
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 6.46 8.25 9.90 11.25
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.54 0.69 0.83 0.94
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 6.99 8.94 10.73 12.19
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 8.39 10.73 12.87 14.63
BAB V - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.13. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Kangae Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Kangae Jiwa 19,030.97 21,626.42 24,575.85 27,927.52
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 15,224.77 19,463.78 23,347.06 26,531.14
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 12.69 16.22 19.46 22.11
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.06 1.35 1.62 1.84
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 13.74 17.57 21.08 23.95
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 16.49 21.09 25.29 28.74
BAB V - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.14. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Nelle Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Nelle Jiwa 11,246.76 12,780.60 14,523.63 16,504.37
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 8,997.41 11,502.54 13,797.45 15,679.15
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 7.50 9.59 11.50 13.07
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.62 0.80 0.96 1.09
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 8.12 10.38 12.46 14.15
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 9.75 12.46 14.95 16.99
BAB V - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.15. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Koting Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Koting Jiwa 7,486.48 8,507.49 9,667.74 10,986.24
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 5,989.18 7,656.74 9,184.36 10,436.92
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 4.99 6.38 7.65 8.70
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.42 0.53 0.64 0.72
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.41 6.91 8.29 9.42
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.49 8.29 9.95 11.31
BAB V - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.16. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Palue Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Palue Jiwa 6,976.24 7,927.67 9,008.85 10,237.48
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 5,580.99 7,134.90 8,558.40 9,725.60
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 4.65 5.95 7.13 8.10
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.39 0.50 0.59 0.68
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 5.04 6.44 7.73 8.78
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 6.05 7.73 9.27 10.54
BAB V - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.17. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Nita Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Nita Jiwa 24,681.05 28,047.07 31,872.15 36,218.89
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 19,744.84 25,242.36 30,278.54 34,407.95
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 16.45 21.04 25.23 28.67
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 1.37 1.75 2.10 2.39
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 17.83 22.79 27.33 31.06
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 21.39 27.35 32.80 37.28
BAB V - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.18. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec.Magepanda Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Magepanda Jiwa 13,609.29 15,465.34 17,574.51 19,971.34
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 10,887.44 13,918.81 16,695.79 18,972.77
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 90.00 90.00 90.00 90.00
HU L/or/hr 30.00 30.00 30.00 30.00
5 Perbandingan SR : HU 80 SR/20 HU 81 SR/20 HU 82 SR/20 HU 83 SR/20 HU
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 9.07 11.60 13.91 15.81
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.76 0.97 1.16 1.32
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 9.83 12.57 15.07 17.13
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 11.79 15.08 18.09 20.55
BAB V - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5. 19. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Jiwa 38,447.17 43,690.62 49,649.17 56,420.36
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 30,757.73 39,321.56 47,166.71 53,599.34
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 42.72 54.61 65.51 74.44
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 42.72 54.61 65.51 74.44
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 51.26 65.54 78.61 89.33
BAB V - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.20. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Barat Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Barat Jiwa 19,491.20 22,149.42 25,170.18 28,602.90
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 15,592.96 19,934.48 23,911.67 27,172.76
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 21.66 27.69 33.21 37.74
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 21.66 27.69 33.21 37.74
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 25.99 33.22 39.85 45.29
BAB V - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 5.21. Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum di Wilayah Kec. Alok Timur Kabupaten SIKKA
Proyeksi Tahun ke
No Uraian Satuan
2018 2023 2028 2033
1 Jumlah Penduduk Kec. Alok Timur Jiwa 37,442.61 42,549.05 48,351.92 54,946.19
2 Tingkat Pelayanan % 80.00 90.00 95.00 95.00
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 29,954.09 38,294.15 45,934.33 52,198.88
4 Tingkat Konsumsi Pelayanan Domestik
SR L/or/hr 120.00 120.00 120.00 120.00
HU L/or/hr 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Perbandingan SR : HU 100/0 100/0 100/0 100/0
6 Jumlah Kebutuhan Air untuk SR L/dt 41.60 53.19 63.80 72.50
7 Jumlah Kebutuhan Air untuk HU L/dt 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Total Kebutuhan Air untuk Domestik L/dt 41.60 53.19 63.80 72.50
11 Total Kebutuhan Air Domestik + non Domestik L/dt 49.92 63.82 76.56 87.00
BAB V - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VI
POTENSI SUMBER AIR
BAB VI - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Berdasarkan Permen PU No.11A Tahun 2006, Nusa Tenggara Barat memiliki 6 (enam)
Wilayah Sungai (WS) yaitu:
a. WS Wae-Jamal terdiri dari DAS Wae Jamal, Wae Raho/Lembor, Wae Pesi, P.
Komodo
b. WS Sumba terdiri dari DAS Baing, Kambaniru, Memboro, Polapare, Wanakoka
c. WS Aesesa terdiri dari DAS Aesesa, Wae Mokel, Naggaroro, Mautenda, Wolowona,
Waiwajo, Nebe
d. WS Flotim-Lembata-Alor terdiri dari DAS Konga, P. Adonara, P. Solor, P. Lomblen,
P. Alor, P. Pantar
e. WS Benanain terdiri dari DAS Benanain dan Mena
f. WS Noel Mina terdiri dari DAS Noel Mina, N.Termanu, Nungkurus, P. Rote, P. Sabu
Dari ketiga WS tersebut 3 (tiga) WS dikelola Pemerintah Pusat yang tanggung jawab
pelaksanaan pengelolaannya berada pada Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara I, yaitu WS Aesesa (strategis nasional), WS Benanain (lintas
negara) dan WS Noel Mina (lintas negara).
BAB VI - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Air permukaan (sungai) yang mempunyai aliran kontinyu sepanjang tahun yang
terdapat di Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut :
- Lowo Kaliwajo
- Lowo Mego (IPA Mego), daerah pelayanan Desa Dokot, Desa Lekebai, Desa Wara,
Desa Witerea, Paga, Desa Dika, Desa Dike.
- Lowo Kowi, Lowo Dagegoge, Lowo Mbojo, Lowo Lamba, Lowo Regi,
Sungai – sungai tersebut diatas terdapat di Kecamatan Mego dan Kecamatan Paga dan
bisa dikembangkan dan pemanfaatan air sungai tersebut sebagai sumber air baku air
minum untuk SPAM wilayah pelayanan terdekat.
a. Model Statistik
BAB VI - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Data debit terukur dengan alat pencatatat automatis yang terdapat di daerah aliran
dilakukan análisis debit andalan dengan metode statistik.
Berdasarkan debit aliran hasil simulasi maupun debit terukur kemudian dihitung
debit andalan 80 % dan 90 % dengan analisa probabilitas. Debit andalan (dependable
discharge) untuk memperkirakan luas daerah pelayanan baik diperuntukan irigasi
maupun air minum. Debit andalan dapat dicari dengan membuat terlebih dahulu
garis durasi untuk debit-debit yang disamai atau dilampui, kemudian kita
menetapkan suatu debit andalan, yaitu suatu frekuensi kejadian dimana didalamnya
terdapat paling sedikit satu kegagalan.
b. ModelMock
Apabila dalam suatu daerah aliran sungai (DAS) tidak terdapat data debit histories
dari hasil pengukuran yang cukup panjang atau tidak sama sekali dan untuk
membangkitkan data yang mempunyai tujuan untuk mensimulasi data debit dari data
curah hujan yang tersedia, maka dapat digunakan model FJ. Mock. Peningkatan
kualitas data baik data hujan maupun data aliran sangat diperlukan untuk dapat
memperkirakan potensi ketersediaan air dengan lebih baik.
Mata Air
Sumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang berbeda dan
penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangat tergantung dari kondisi
hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi. Penyebaran sumber
mata air yang ada di masing-masing Kabupaten di NTT tidak merata dan sebagian lagi
potensi sumbernya kecil. Pemanfaatan sumber mata air eksisting pada umumnya untuk
penyediaan air bersih dan juga digunakan untuk air irigasi.
Hampir sebagian besar elevasi sumber mata air berada jauh di bawah dan aliran mata air
menyatu dengan aliran permukaan sungai. Kondisi daerah aliran sungai (DAS) dengan
vegetasi yang baik dan masih berfungsi sebagai daerah resapan maka aliran yang terjadi
adalah aliran kontinyu pada sungai.
Untuk mengetahui besarnya debit pada mata air, dilakukan dengan pengukuran langsung
pada mata air dengan menggunakan current meter dan bak ukur. Identifikasi potensi
dimulai dengan mengukur kecepatan aliran pada beberapa titik, kemudian mengukur luas
BAB VI - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
tampang aliran. Bila dari hasil pengukuran kecepatan didapatkan nilai kecepatan pada
beberapa titik berbeda secara signifikan maka sebaiknya tampang aliran dibagi dalam
beberapa pias sehingga diperoleh debit masing-masing pias. Debit total merupakan
penjumlahan dari debit masing-masing pias tersebut. Namun bila diperoleh kecepatan
pada beberapa titik tersebut yang hampir seragam, maka kecepatan tempang merupakan
nilai rata-rata dari kecepatan tiap titik. Selanjutnya debit aliran adalah perkalian dari
kecepatan rerata tampang dengan luas total tampang aliran.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu harus ditentukan lokasi yang tepat untuk
pengukuran kecepatan. Syarat yang harus dipenuhi adalah:
1. Aliran air relatif konstan, tidak ada turbulensi/olakan,
2. Situasi saluran relatif lurus,
3. Penampang aliran diusahakan segi empat atau trapezium,
4. Semua debit air dapat mengumpul tanpa ada yang masuk ke tempat lain.
Secara lengkap penelitian debit dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi pengukuran kecepatan
2. Gambar sketsa tampang aliran
3. Tentukan titik-titik pengukuran, jika kedalaman aliran memungkinkan diambil 6
titik pengukuran yaitu :
- Titik 1 : Kiri Atas
- Titik 2 : Kiri Bawah
- Titik 3 : As Atas
- Titik 4 : As Bawah
- Titik 5 : Kanan Atas
- Titik 6 : Kanan Bawah
BAB VI - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
5. Masukkan Current Meter dalam air secara perlahan sampai semua baling-baling
tenggelam
6. Lakukan pengukuran setelah putaran baling-baling konstan
7. Box Counter akan mencatat jumlah putaran
8. Hidupkan stopwatch saat Box Counter mulai dinyalakan
Matikan stopwatch saat Box Counter dimatikan
Jumlah putaran per detik (n) diperoleh dengan membagi angka pembacaan di Box
Counter dengan waktu pencatatan dari stopwatch
Lakukan langkah 5 sampai 10 untuk titik yang lain
Ukur lebar saluran dengan roll meter
Ukur kedalaman aliran pada beberapa titik (minimal 3 titik : kiri, as dan kanan)
Semua hasil pengukuran dicatat atau ditabelkan
Hitung luas tampang aliran (A)
Debit aliran dapat di hitung, Q = v x A
Box Counter
Atas
Berdasarkan hasil survey dan pengukuran debit sumber mata air yang dilaksanakan
pada tahun 2015 melalui kegiatanpenyusunan RISPAM Kabupaten Sikka dapat dilihat
pada Lampiran dan Tabel berikut ini.
BAB VI - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 6.2 Potensi Sumber Mata Air yang Terdapat di Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka
Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi
No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa
KECAMATAN TALIBURA
1 MATA AIR POLE AWIR 0.744602 irigasi Ai minum (MCK) 08°42'772'' LS 122°22'599'' BT 13m dpl HABIHODOT TALIBURA
2 WAIR PUANG 2.776814 Ai minum (MCK) 08°42'772'' LS 122°22'599'' BT 34 m dpl NATAR LEBA DARAT GUNUNG
3 WAIR MATAN 6.421691 Ai minum (MCK) 08°44'416'' LS 122°26'935'' BT 39 m dpl BLAWUK B NEBE
4 WAITOPO 1 3.448276 Ai minum (MCK) 08°24'728'' LS 122°39'027'' BT 859 m dpl OJANG OJANG
, Upacara adat
5 WAITOPO 2 3.49345 belum di fungsikan 08°26'882'' LS 122°39'850'' BT 859 m dpl OJANG OJANG
6 WAIR PAU 3.494976 belum di fungsikan 08°43'250'' LS 122°23'108'' BT 419 m dpl BLAWUK NEBE
7 KOJA LABANG 0.063335 irigasi Ai minum (MCK) 08°38'150'' LS 122°13'359'' BT 23 m dpl DUNGAN TIMUTAWA
8 WAIR JEGU 0.474834 Ai minum (MCK) 08°37'129'' LS 122°24'507'' BT 19 m dpl EKKO TIMUTAWA
9 KESOWAIN 0.208507 Ai minum (MCK) 08°37'129'' LS 122°24'507'' BT 19 m dpl HIA LEWOMADA
10 REWOKEI 0.159286 Ai minum (MCK) 08°37'30,5'' LS 122°12'428'' BT 30 m dpl BOKANG LEWOMEDA
Tabel 6.3 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Mapitara, Bola, Doreng, dan Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka
BAB VI - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KECAMATAN MAPITARA
1 WAIR BALE 3.942829 belum dimanfaatkan 08°41'304'' LS 122°26'261'' BT 1200 m dpl WATUBALER HEBING
2 WAIR NAU 4.542873 Air Minum (MCK) 08°43'108'' LS 122°26'432'' BT 286 m dpl WATUBALER HEBING
3 WAIR HEBING 0.459453 Air Minum (MCK) 08°43'402'' LS 122°26'544'' BT 159 m dpl HEBING HEBING
4 WAIR BALIK 0.547945 Air Minum (MCK) 08°42'422'' LS 122°26'347'' BT 373 m dpl WATUBALER HEBING
5 WAIR TERANG 0.550812 Air Minum (MCK) 07°05'433'' LS 118°43'922'' BT 528 m dpl RAGA SORU EGON GAHAR
6 MATA AIR REJO GAJOT 11.49425 Air Minum (MCK) 08°41'755'' LS 122°26'056'' BT 701 m dpl RAGA SORU EGON GAHAR
KECAMATAN BOLA
1 WAIR TERANG 0.260712 (PAM untuk kecamatan bola 08°43'042'' LS 122°17'367'' BT 664 m dpl IAN BOLA
,PNPM untk desa wolokoli)
KECAMATAN DORENG
1 WAIR BAMERAK 17.1123 belum di fungsikan 08°42'771'' LS 122°22'596'' BT 1100 m dpl WAIDAHI WOGALIRIT
KECAMATAN HEWOKLOANG
1 WAIR GAHU 3.10559 Air Minum (MCK) 08°43'171'' LS 122°19'210'' BT 312 m dpl TADAT BOMEKOT
2 WAIR PUAT 0.296121 Air Minum (MCK) 08°42'076'' LS 122°19'308'' BT 0 TADAT BOMEKOT
3 WAIR TERANG 0.384615 Air Minum (MCK) 08°43'267'' LS 122°19'110'' BT 174 m dpl TADAT BOMEKOT
Tabel 6.4 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Magepanda, Waiblama, dan Kecamatan Nita Kabupaten Sikka
BAB VI - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KECAMATAN MAGEPANDA
1 AILABO 0.26976 Air Minum (MCK) 08°37'305'' LS 122°12'428'' BT 30 m dpl KOLI KOLISIA
2 KALITANA 3.298969 Air Minum (MCK) 08°37'303'' LS 122°12'428'' BT 27 m dpl KOLI KOLISIA
3 MURUBEWA 13.19588 Irigasi 08°35'383'' LS 121°00'668'' BT 13.19587629 KOLI RERO ROJA
4 MURU BIJI 6.451613 Belum di gunakan masyarak 122°26'347'' BT 08°42'422'' LS 373 m dpl WATUWA DONE
5 GOMOPERI 3.70199 Belum di gunakan masyarak 122°18'344'' BT 08°38'294'' LS 18 m dpl REROROJA MAGEPANDA
6 KOJADEKA 3.434951 Air Minum MCK 08°37'394'' LS 122°13'352'' BT 7 m dpl EDO KOLISIA B
KECAMATAN WAIBLAMA
1 WUA BAHANG 0.71582 Air Minum (MCK) 07°05'433'' LS 118°43'922'' BT 250 m dpl LELA BURA ILIMEDO
2 WAIR HEWAT 7.640068 Irigasi Air Minum (MCK) 08°33'656'' LS 122°35'892'' BT 290 m dpl LELA BURA ILIMEDO
3 AI MERA 4.383562 Air Minum (MCK) 08°33'859'' LS 122°35'891'' BT 259 m dpl LELA BURA ILIMEDO
4 TOHAN 3.494976 Irigasi Air Minum (MCK) 08°33'760'' LS 122°35'782'' BT 252 m dpl LELA BURA ILIMEDO
KECAMATAN NITA
1 WAIR KIBUNG 0.718133 Air Minum (MCK) 08°38'823'' LS 122°09'830'' BT 363 m dpl KOJA TADA WULIWUTIK
2 KARA WURENG 0.877193 Air Minum (MCK) 08°38' 137'' LS 122° 05' 118'' BT 846 m dpl JALO NIRANGKLIUNG
3 LIANG MAPA 1.476015 Air Minum (MCK) 08°37'953'' LS 122°05'988'' BT 850 m dpl DETUNG LIKONG NIRANGKLIUNG
4 AIR ELANG 1.481481 Irigasi Air Minum (MCK) 08°37' 924'' LS 122° 05' 270'' BT 787 m dpl JALO NIRANGKLIUNG
Tabel 6.5 Potensi Sumber Mata Air Yang Terdapat di Kecamatan Paga, Tanamawo, Alok Timur, Weigete dan Kecamatan Lela
BAB VI - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Kabupaten Sikka
Debit Pemanfaatan (m³/dt) Lokasi
No Nama Mata Air LS BT Elevasi Keterangan
( l/dt ) Irigasi PDAM Lainnya Dusun Desa
X. KECAMATAN TANAMAWO
1 MURU SOBE 27.21499849 Belum digunakan 08'46 '015' LS 122°00'564'' BT 935 m dpl DETU KI POMA
2 UDU KANA 16.04278075 08'43 '265' LS 121°58'592'' BT 635 m dpl WOLO FEO RENGGARASI
BAB VI - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VI - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- Pembuatan sumur bor kedua yang berlokasi didesa Nara. Pelaksanaan pemboran
berlangsung dengan tingkat kesulitan yang tinggi karena menemui formasi batuan
yang keras namun akhirnya pembuatan sumur bor kedua inipun dapat diselesaikan.
Pada saat proses pemboran berlangsung didapat indikasi bahwa permukaan air
didalam sumur bor cukup dalam, diperkirakan akan mencapai kedalaman lebih dari 40
meter sedangkan akifer teratas terdapat pada kedalaman sekitar 46 meter. Dengan
kondisi seperti itu dan kondisi potensi air tanah di Maumere yang termasuk pada
kategori kecil sampai sedang. Dari proses pemompaan uji tersebut dapat diketahui
bahwa kapasitas yang didapat pada sumur tersebut ternyata cukup lumayan yaitu 4
liter/detik.
BAB VI - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VI - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VI - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 6. 6 Neraca Sumber Daya Air Pemanfaatan Air Baku Air Minum
PEMANFAATAN (L/dt)
NO SUMBER DAYA AIR POTENSI (L/dt) NERACA
Eksisting Proyeksi
I AIR PERMUKAAN
a. Waduk Nepung Teke 400.00
b. IPA Mego 40.00
c. Sungai 80.00
BAB VI - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VI - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.5 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Hewokloang (sumber : survey 2015).
BAB VI - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.6 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Bola (sumber : survey 2015).
BAB VI - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.7 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Doreng (sumber : survey 2015).
BAB VI - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.8Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Mapitara (sumber : survey 2015).
BAB VI - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.9 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Nita (sumber : survey 2015).
BAB VI - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.10 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Talibura (sumber : survey 2015).
BAB VI - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.11 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan PAM Desa di Kecamatan Waiblama (sumber : survey 2015).
BAB VI - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.12 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Magepanda (sumber : survey 2015).
BAB VI - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.13 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Paga (sumber : survey 2015).
BAB VI - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.14 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Tanamawo (sumber : survey 2015).
BAB VI - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.15 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Kangae, Kawapante,
Hewokloang, Waigete (sumber : survey 2015).
BAB VI - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 6.14 Alternatip Sumber Mata Air Untuk Pengembangan SPAM di Kecamatan Lela (sumber : survey 2015).
BAB VI - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
6.5 Perizinan
Untuk memastikan pengambilan air baku yang diijinkan untuk pengembangan SPAM
terlebih dahulu harus dilakukan analisis water balance. Dari analisis water balance akan
diketahui pengambilan sumber air baku untuk SPAM termasuk tingkat keandalan. Hasil
water balance ini digunakan sebagai pedoman pengembangan SPAM dan dilanjutkan
dengan sosialisasi dengan instansi terkait dan pengguna air sebelumnya pada tingkat
DAS.
Sebelum tahapan konstruksi pengembangan SPAM terlebih dahulu harus dilakukan
proses perijinan pemanfaatan sumber air (SIPA). Perijinan (SIPA) sangat penting
dilakukan untuk menghindari adanya konflik antar pengguna air sebelumnya dengan
pengguna air untuk SPAM.
Perijinan sumber air baku disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan wilayah
pelayanan. Oleh sebab itu bila telah mendapatkan kepastian tentang wilayah pelayanan
yang dimaksud secepatnya diproses perijinannya.
BAB VI - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum dan rumah tangga dengan batas
pengambilan tertentu (< 50 m3/bulan) dapat dilakukan tanpa izin aepanjang tidak
menimbulkan kerusakan air tanah dan lingkungan disekitarnya. Apabila pengambilan
dan pemanfaatan air tanah ternyata menimbulkan kerusakan, yang bersangkutan wajib
mengganti sesuai dengan peraturan perundangan-perundangan yang berlaku.
Izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah menjadi batal apabila secara alamiah tidak
ada lagi persediaan air tanah pada akuifer yang bersangkutan. Dalam keadaan memaksa
izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah dapat dibekukan sementara untuk
kepentingan konservasi dan pemenuhan prioritas penggunaan air tanah.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan air tanah dilengkapi dengan persyratan
minimal :
- Laporan pengeboran yang dilampiri dengan izin pengeboran, gambar penampang
litologi, konstruksi sumur bor, hasil uji pemompaan, dan analisis fisika kimia air
tanah.
- Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten/kota.
BAB VI - 31
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII
RENCANA INDUK
PENGEMBANGAN SPAM
7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kawasan strategis kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan
ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan
strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten
akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
a. potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
c. potensi ekspor;
d. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan;
g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi; atau
h. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
kabupaten;
Kawasan strategis ekonomi merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi ekonomi
untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam dan melalui pusat-pusat
pengembangan penduduk, sehingga jika diterapkan teknologi dan modal maka daerah
tersebut diharapkan menjadi fungsi dan peran khusus bagi daerah sekitarnya
(hinterland) guna mencapai tujuan pengembangan wilayah itu sendiri. Kawasan ini
dapat menghubungkan perkembangan antar wilayah dengan melakukan percepatan
pemerataan ekonomi. Kawasan strategis yang dikembangkan :
BAB VII - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
2. Pengembangan dan pemanfaatan air tanah melalui sumur bor pada unit Kota Maumere
SPAM unit Kota Maumere yang melayani 3 (tiga) Kecamatan yakni ; kecamatan Alok
Barat, kecamatan Alok dan kecamatan Alok Timur. Untuk memenuhi kebutuhan air
minum pada SPAM unit Kota Maumere sesuai proyeksi kebutuhan air 20 tahun
kedepan harus dilakukan pengembangan dan pemanfaatan sumur bor dengan kapasitas
pengambilan 50 l/dt.
Tabel 7.1 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM Kota
Maumere
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
1 UNIT KOTA MAUMERE KEC. ALOK BARAT SP. Kuburan 15.00 Pemanfaatan sumber
SP. Dua Toru 5.00 air eksisting
KEC. ALOK SP. Nara 2.50
SP. M. Subu Sidapun 10.00
KEC. ALOK TIMUR SP. Kolam Renang 10.00
SP. Litbang 13.00
SP. Wolomarang 15.00
Waliti 10.00
IPA Gravitasi Guru 30.00
SP. Teka IKU 10.00
SP. Inspektorat 12.00
TOTAL 132.50
BAB VII - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 7.2 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Nita
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
2 UNIT KECAMATAN NITA DP IKK NITA Mata Air Batik Wair 7.00 Pemanfaatan sumber
Mata Air Kibung 1.20 air eksisting
Tilang
Lusitada
Bloro
Tebuk
Takaplager
Nita Kloang
Wuliwutik
Ladogahar
Riit
Nirangkliung
TOTAL 8.20
BAB VII - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 7.3 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Lela
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
3 UNIT KECAMATAN LELA DP IKK LELA MA. Galeri S. Batik Wair 2.50 Pemanfaatan sumber
Mata Air Batik Wair 2.50 air eksisting
PEDESAAN
Kolidetung
Korowuwu
Hepang
Watutedang
Sikka
Iligae
Baopaat
TOTAL 5.00
Tabel 7.4 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Bola
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
4 UNIT KECAMATAN BOLA DP IKK BOLA MA. Wair Terang 2.50 Pemanfaatan sumber
SP. IAN 2.50 air eksisting
PEDESAAN
Hokor
Wolonwalu
Wolokoli
Umaula
Ipir
TOTAL 5.00
BAB VII - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 7.5 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Kewapante
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
5 UNIT KECAMATAN DP IKK Kewapante SP. Kioang Lagot 10.00 Pemanfaatan sumber
KEWAPANTE air eksisting
PEDESAAN
Umagera
Ian Tena
Kopong
Seusina
Namangkewa
Waiara
Geliting
Wairkoja
TOTAL 10.00
7. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Bokor, Nanga merah, Wai Terang dan Wai
Laka.
Rencana pengembangan SPAM Kecamatan Tolibura dengan daerah pelayanan wilayah
kecamatan Tolibura dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa sumber mata air ;
mata air Bokor, Nanga Merah, Wai Terang dan Wai Laka dengan kapasitas total
sebesar 50 l/dt.
8. Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Kalitanga dan Mata Air Masekae
Rencana pengembangan SPAM Kecamatan Mapaganda dilakukan dengan
memanfaatkan Mata air Kalitanga 9 l/dt dan Mata air Masekae 5 l/dt.Dengan
pemanfaatan ke 2 (dua) sumber mata air tersebut tidak cukup dilakukan dan harus
BAB VII - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
dilakukan pemanfaatan air tanah yang potensial sehingga daerah pelayanan bisa
sampai pedesaan.
Tabel 7.6 Rencana Daerah Pelayanan Dan Kapasitas Sumber Pada Unit SPAM
Kecamatan Tolibura, Kecamatan Magapanda, dan Kecamatan Koting.
SISTEM PENYEDIAAN RENCANA DAERAH KAPASITAS EKSISTING (L/dt)
NO KETERANGAN
AIR MINUM (SPAM) PELAYANAN SUMBER AIR KAPASITAS
Rencana pengamb
6 UNIT KECAMATAN DP IKK Tolibura Mata air Bokor
TOLIBURA Nanga Merah
PEDESAAN Wair Terang
Wair Laka
7 UNIT KECAMATAN
MAGAPANDA DP IKK Magapanda Rencana pengamb
Mata air Kalitanga
PEDESAAN Mata air Masekae
Kolisia Pengembangan sumur
Magepanda pompa
Reroroja
Kolisia B
Done
10. Pengembangan dan pemanfaatan Mata air Wairita, Mata ait Mata Malang 1, MA mata
Malang 2,Mata air Doleman dan Mata air Wair Koja.
BAB VII - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
PEDESAAN
Korobhera
Dobo
Bhera
Wolodhesa
Gera
Liakutu
Prabubu
Dobo Nuapuu
Kowi
Napugera
PEDESAAN
Wolowiro
Mauloo
Mbengu
Paga
Lenandareta
Masebewa
Wlorega
Wolowona
BAB VII - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Bagian ini berfungsi untuk menangkap air hujan yang selanjutnya dialirkan
menuju ke bak penampung. Bidang penangkap air terbuat dari beton bertulang
yang kedap air.
Bak Pengendap Sedimen
Penempatan bak pengendap sedimen ini sebelum bak penampung air hujan.
Dinding dibuat dari pasangan bata kedap air.
Saringan
Bagian ini berfungsi untuk menyaring air hujan dari kotoran. Saringan ini
diletakkan pada tempat pemasukan air hujan.
Bak Penampung
Menampung air hujan sebagi persediaan pada musim kemarau. Konstruksi bak
penampung dari beton bertulang dan posisi bak penampung di bawah tanah untuk
menjamin konstruksi dinding tidak pecah yang menyebabkan kebocoran.
Lubang Kontrol
Fungsinya memberikan akses untuk masuk ke dalam bak penampung pada saat
pemeliharaan atau perbaikan.
Pipa Peluap
Meluapkan air hujan yang melebihi kapasitas penampung dan berfungsi sebagai
pipa udara.
Kran pengambil Ar
Penempatan kran sebagai alat pengambilan air bagi konsumen sangat tergantung
dari kondisi topografi rencana PAH.
Kran Penguras
Sebagai alat untuk menguras penampung air hujan.
2) Kriteria Desain
- Penampung air hujan harus kedap air
- Air hujan yang jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh langsung
ditampung
- Pengambilan air harus melalui kran
- Lubang pemeriksa harus di bagian atas bak penampung dan ditutup
- Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku
BAB VII - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.3 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Kota Maumere
BAB VII - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.4 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM IKK Hewokloang
BAB VII - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.5 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Bola
BAB VII - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.6 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Doreng
BAB VII - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.7 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mapitera
BAB VII - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.8 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Nita
BAB VII - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.9 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Talibura
BAB VII - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.10 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Waiblama
BAB VII - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.11 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Magepanda
BAB VII - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.12 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Paga
BAB VII - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.12 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Tanamawo
BAB VII - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.13 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Kangae, Kawapante,
Hewokloang dan Waigete
BAB VII - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.14 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Lela
BAB VII - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.15 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Nelle
BAB VII - 29
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Gambar 7.16 Rencana Daerah Pelayanan Dan Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mego
BAB VII - 30
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
20) Pemanfaatan air tanah melalui sumur bor di Kecamatan Kewapante, Kange dan
Palue
21) Pengembangan dan pemanfaatan penampung air hujan (PAH)
Pengembangan dan pemanfaatan PAH diperuntukkan untuk daerah pelayanan atas
yang tidak bisa dijangkau oleh SPAM pengaliran secara gravitasi. Penempatan PAH
di daerah pelayanan atas, diantaranya :
- Kecamatan Kewapante
- Koting
- Mapeganda
- Bola
- Mapitera
- Nelle
- Talibura
- Waiblama
22) Pembangunan Embung
- Nelle
- Waiblama
- Hewokloang
- Waigete
- Mapitera
- Mego
- Nita
- Paga
- Talibura
- Tanamawo
23) Pembangunan Waduk
BAB VII - 32
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 7.8 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kota
Maumere
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
Tabel 7.9 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit
Kecamatan Nita, Lela, Bola dan Kewapante
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
II NITA 8.20 30.2 38.40 29.52 37.74 45.27 51.44 13.04 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Nirangkiung
III LELA 5 9.5 14.50 16.45 21.03 25.23 28.67 14.17 Optimalisasi. Dan pengemb.
MA. Batik Wair
IV BOLA 5 10 15.00 15.53 19.85 23.81 27.05 12.05 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Waiterang
V KEWAPANTE 10.00 10 20.00 18.65 23.84 28.60 32.50 12.50 Pengemb. Dan pemanfaatan
Sumur Bor
Sumber : Analisis 2015.
BAB VII - 33
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 7.10 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Talibura, Magapanda, dan Koting
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
VI TALIBURA 0 35.8 35.8 28.37 36.26 43.50 49.43 13.63 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Bokor, MA Waiterang
VII MAGAPANDA 0 0 0 16.28 20.81 24.96 28.36 28.36 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Muru Biji dan sumur bor
VIII KOTING 0 0 0 8.95 11.45 13.73 15.60 15.60 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. WairPuan
Tabel 7.11 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Hewokloang, Waaigete dan Kange
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
IX HEWOKLOANG 0 2.5 2.50 11.58 14.81 17.76 20.19 17.69 Pengemb. Dan pemanfaatan
- MA. Malang, MA. Doleman
-
X WAIGETE 0 62.7 62.70 9.77 12.49 14.98 17.03 (45.67) Penyempurnaan PAM Desa
-
-
XI KANGAE 0 0 - 22.76 29.10 34.90 39.66 39.66 Pengemb. Sumur Bor dan PAH
BAB VII - 34
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel7.12 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan
Mego, Paga dan Waiblama
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
XII MEGO 0 0 0 16.63 21.26 25.50 28.98 28.98 Pengemb. Dan pemanfaatan
IPA Lowo Mego
XIII PAGA 0 0 0 21.63 27.65 33.17 37.69 37.69 Pengemb. Dan pemanfaatan
MA. Oja Wetu Deru, MA.
Timu Rama
XIV WAIBLAMA 0 81 81 30.78 39.35 47.20 53.64 (27.36) Penyempurnaan PAM Desa
Tabel 7.13 Rencana Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Tanamawo, Doreng dan Nelle
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
XVII NELLE 0 0 0 13.45 17.20 20.63 23.44 23.44 Pembangunan PAH dan
Embung
Tabel 7.14 Rencana Pengembangan SPAM Unit Kecamatan Mapitara dan Palue
KAPASITAS EKSISTING (L/dt) KEBUTUHAN AIR TAHUN PROYEKSI PENAMBAHAN
NO SPAM RENC. PEMENUHAN
PDAM PAM DESA TOTAL 2018 2023 2088 2033 KAPASITAS (L/dt)
XVIII MAPITARA 0 37.5 37.5 9.18 11.74 14.08 16.00 -21.50 Penyempurnaan PAM Desa
XIX PALUE 0 0 0 8.34 10.67 12.79 14.54 14.54 Peengembangan dan Peman
faatan Sumur Bor
BAB VII - 35
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
B. Pemenuhan Kapasitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh bpspam scara
swadaya
Penyediaan air minum yang dilakukan bpspam Desa eksisting hampir sebagian besar
kurang memenuhi aspek teknis SPAM. Untuk bisa memenuhi air minum dari aspek
kontinuitas maupun kualitas harus dilakukan penyempurnaan SPAM yang dilakukan
bpspam secara swadaya masyarakat. Penyediaan air minum oleh bpspam Desa yang
terdapat di kabupaten Sikka memberikan andil yang cukup besar dalam pelayanan air
minum. Sistem penyediaan air minum perdesaan yang telah terbangun saat ini terdapat di
10 (sepuluh) kecamatan :
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Nita
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Talibura
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Waigete
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Kewapante
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Waiblama
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Lela
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Hewokloang
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Bola
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Doreng
- SPAM Perdesaan di Kecamatan Mapitara
C. Perbaikan Kualitas Pemenuhan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
BAB VII - 36
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 37
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.15 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2016
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2016
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN Rp HARGA RP Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
1 Studi Potensi Air Tanah melalui Geolistrik di wilayah Unit 1.00 550,000,000.00 550,000,000.00 550,000,000.00
Kota Kecamatan Paga dan Doreng
2 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Unit 1.00 450,000,000.00 450,000,000.00 450,000,000.00
Batik Wair 15 l/dt Pada SPAM Lela, Koting dan Nelle.
3 Perencanaan embung air baku SPAM di Unit 1.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00
Kecamatan Nelle dan Waiblama
BAB VII - 38
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.16 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2017
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2017
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
1 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Liang Mapang, MA. Wairpuang Pada SPAM Nita.
2 Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Unit 1.00 450,000,000.00 450,000,000.00 450,000,000.00
Regional Dengan Pemanfaatan Air Curah antar Pulau
Untuk Pelayanan Wilayah Pulau di kabupaten Sikka
3 Studi pengembangan dan pemanfaatan Mata Air unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga
4 Perencanaan embung air baku SPAM di unit 1.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00
Kecamatan Tanamawo dan talibura
5 Perenc. Pengemb SPAM memanfaatan Mata air Wai unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Terang Pada SPAM Bola
BAB VII - 39
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.17 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2018
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2018
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
1 Perencanaan Teknis PAH di Kecamatan Nelle unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
dan Kecamatan Waiblama
2 Perencanaan Teknis SPAM Mata Air Bokor, unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Nanga merah, Wai Terang dan Wai Laka Daerah Pelayanan
Kecamatan Tolibura.
3 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air unit 1.00 350,000,000.00 350,000,000.00 350,000,000.00
Kalitanga dan Mata Air Masekae Pada SPAM Magapanda
4 Studi Pengembangan dan pemanfaatan IPA Lowo unit 1.00 500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00
Mego kapasitas 40 l/dt
5 Perencanaan Teknis SPAM Mata Air Wair Puan unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
PadaSPAM Koting
BAB VII - 40
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.18 REN CANA PR OGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIA AN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHU N 2019
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2019
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
4 Perencanaan Teknis Embung di Kecamatan Mapitera d unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewokloang
BAB VII - 41
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.19 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2020
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2020
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
1 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewat Pada SPAM Waiblama
2 Studi Pengembangan dan pemanfaatan Mata Air Wair unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Bamerak pada SPAM Doreng.
BAB VII - 42
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.20 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2021
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2021
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 43
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.21 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2022
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2022
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 44
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.22 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2023
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2023
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 45
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.23 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2024
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2024
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
1 Perencanaan Teknis Embung di Kecamatan Mapitera dan unit 1.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00
Hewokloang
BAB VII - 46
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.24 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2025
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2025
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 47
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.25 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2026
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2026
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 48
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.26 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2027
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2027
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 49
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.27 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2028
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2028
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 50
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.28 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2029
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2029
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 51
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.29 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2030
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2030
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 52
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.30 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2031
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2031
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 53
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.31 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2032
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2032
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 54
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.32 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2033
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2033
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 55
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 7.33 RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN SIKKA TAHUN 2034
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN : 2034
PROGRAM : AIR MINUM KABUPATEN/KOTA : SIKKA
PENDANAAN
NO KEGIATAN POKOK SATUAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA Rp. 10^3 Keterangan
Pusat Propinsi Kab/Kota Masy Swasta/PDAM
BAB VII - 56
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
sungai yang mempunyai potensi tercemar adalah Sungai Tukad Sangsang, dan
Sungai/tukad Melangit
BAB VII - 58
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 59
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.35 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Nita
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
1. SPAM Unit Mata Air Batik Wair Mata Air Air baku air Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan Mata Air Kibung minum lahan (tata guna lahan) di
Nita sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas
sumber air .
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
Pengelolaan sampah secara
BAB VII - 60
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 61
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.36 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Lela
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
2. SPAM Unit Mata Air Air baku air Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan minum lahan (tata guna lahan) di
Lela sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas sumber
air .
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
Pengelolaan sampah secara
BAB VII - 62
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Pengembangan IPA Air permukaan S. Air Sungai Air baku air Pengaturan pemanfaatan
S. Batik Wair Batik Wair minum lahan (tata guna lahan) di
sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas air
permukaan.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
Pengelolaan limbah cair dan
BAB VII - 63
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.37 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Bola
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air Pengawasan dan pemeliharaan
Bola tanaman vegetasi di DAS
dekat sumber mata air,
Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
BAB VII - 64
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 65
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.38 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Kewapante
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Air tanah Pengaturan pemanfaatan lahan
Kewapante (tata guna lahan) di sekitar
SP. Kioang Lagot pemanfaatan air tanah, untuk
memberikan resapan/
pengisian air tanah.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.
BAB VII - 66
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.39 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Tolibura
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
3. SPAM Unit Mata air Bokor Mata Air Air baku air Pengaturan pemanfaatan
Kecamatan Nanga Merah minum lahan (tata guna lahan) di
Tolibura Wair Terang sekitar daerah aliran sungai
Wair Laka (DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas
sumber air .
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun
industri,
Pengelolaan limbah cair
dan padat dari industri,
BAB VII - 67
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.40 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Magapanda
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air Mata air Kalitanga Pengawasan dan
Magapanda Mata air Masekae pemeliharaan tanaman
vegetasi di DAS dekat
sumber mata air,
Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
BAB VII - 68
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 69
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.41 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Koting
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air Mata air Wair Puan Pengawasan dan
Koting pemeliharaan tanaman
vegetasi di DAS dekat
sumber mata air,
Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
dan kualitas sumber.
Sumur Bor Rencana Embung dan Pengaturan pemanfaatan
IPA lahan (tata guna lahan) di
sekitar pemanfaatan air
tanah, untuk memberikan
resapan/ pengisian air tanah.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
BAB VII - 70
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.42 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Hewokloang, Waigete, Kangae
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Mata Air MA. Wairita Pengawasan dan
Hewokloang MA. Mata Malang 1 pemeliharaan tanaman
Waigete MA. Mata Malang 2 vegetasi di DAS dekat
Kangae MA. Doleman sumber mata air,
Pengaturan dan pemanfaatan
sumber mata air,
Upaya konservasi
tanaman/vegetasi di DAS
secara periodik untuk
mempertahankan kuantitas
BAB VII - 71
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VII - 72
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL7.43 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Pada SPAM Unit Kecamatan Mego dan Pada
Rencana Perlindungan Air
SPAM Sumber Air Baku Jenis Sumber Lokasi Pemanfaatan
Baku
Unit Kecamatan Air permukaan S. Air Sungai Air baku air Pengaturan pemanfaatan
Mego dan Batik Wair minum lahan (tata guna lahan) di
Kecamatan Pada sekitar daerah aliran sungai
(DAS), untuk menjaga
kualitas dan kuantitas air
permukaan.
Mengelola limbah air
domestik,
Penertiban penggunaan air
tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri,
Pengelolaan limbah cair dan
padat dari industri,
Pengelolaan sampah secara
terpadubaik yang dilakukan
secara swadaya maupun
pemerintah.
BAB VII - 73
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII
ANALISA INVESTASI
BAB VIII - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
daerah sulit dilaksanakan, mengingat beban operasional PDAM pada umunya cukup
tinggi. Sehingga diperlukan juga tingkat kinerja tinggi agar obligasi pada rentang
waktu hingga jatuh tempo pembayaran hanya membayar bunga saja. Apabila terjadi
penurunan jumlah kas, tidak membuat posisi kas menjadi negatif.
Pada intinya semua alternatif perlu dipertimbangkan, mengingat kondisi kinerja
PDAM sebagai operator dan daerah sebagai pemilik SPAM. Diperlukan juga
pertimbangan peraturan terkait, yaitu skema pendanaan sistem penyediaan air
minum, dimana pola investasi untuk pengembangan pada unit air baku sampai unit
produksi didanai oleh pemerintah pusat. Unit air baku akan didanai oleh PABN pusat
melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan unit produksi melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya. Sedangkan unit distribusi didanai oleh daerah, dimana dari
distribusi utama/primer sampai distribusi sekunder oleh APBD I dan dari distribusi
sekunder sampai tersier atau pelanggan oleh APBD II dan atau swadaya. Secara
skematik dapat dilihat pada gambar berikut :
BAB VIII - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
a. Persiapan
b. Pembuatan reservoar transmisi
c. Pekerjaan galian
d. Pengadaan pipa
e. Pekerjaan pemasangan pipa
f. Pembuatan ambang datar intake
g. Pembuatan jembatan pipa
h. Pengadaan dan pemasangan asesoris pipa
BAB VIII - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Jika dalam pembangunan pelaksanaan proyek tersebut ada dana yang berasal dari
hibah, maka dana tersebut dapat digunakan sebagai pengurang kebutuhan dana
investasi proyek yang direncanakan.
BAB VIII - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
11. Tingkat penyesuaian harga pokok produski (HPP) setiap 2 tahun diperhitungkan
sebesar 10% - 20%.
12. Harga air diperoleh dari rata-rata yaitu sebesar Rp. 3.500,-
BAB VIII - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
1. Analisa Finansial
Dalam analisis finansial, proyek dinilai pengaruhnya terhadap lingkungan
yang sempit proyek itu sendiri dan merupakan analisis manfaat proyek yang
dihitung berdasarkan harga finansial (market price). Tujuan analisis finansial
adalah untuk memperlihatkan dampak proyek terhadap salah satu pelaku proyek.
Yang dimaksud pelaku proyek adalah investor, penerima manfaat atau pelaku
lainnya.
Untuk pembangunan penyediaan air baku, analisis finansial hanya dilakukan
untuk melihat dampak proyek terhadap pendapatan penerima manfaat yaitu
pendapatan petani dengan dan tanpa proyek.
2. Cash Flow
Alokasi Biaya Ekonomi
Untuk menentukan alokasi biaya tiap tahun selama pelaksanaan pekerjaan
diperhitungkan berdasarkan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga
diperoleh kebutuhan biaya tiap tahun.
Cash Flow
Cash Flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu pada suatu
perusahaan. Dalam ekonomi teknik, cash flow investasi bersifat
estimasi/prediktif, karena kegiatan evaluasi investasi pada umumnya
dilakukan sebelum investasi tersebut direalisasikan. Dalam suatu investasi cash
flow terdiri dari empat komponen utama, yaitu ;
- Investasi
- Operasional cost
- Maintenence cost
- Benefit/manfaat
Biaya
- Biaya (cost) yang dimaksud adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.
BAB VIII - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
- Biaya Operasional
Yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin
atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai
dengan jadwal kegiatan. Contoh pemakaian biaya ini antara lain :
a. Pembelian bahan baku produk
b. Pembayaran gaji karyawan
c. Pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha
- Biaya Perawatan
Yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga performa kerja
fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan.
Sifat pengeluaran ini umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu :
BAB VIII - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
3. Analisa Finansial
Untuk mengetahui apakah proyek yang direncanakan tersebut dapat meningkatkan
pendapatan nasional, maka dilakukan perhitungan ekonomi yang lazim dipakai,
yaitu :
a. Internal Rate of Return atau Economic Internal Rate of Return (EIRR)
b. Net Present Value atau Net Present Worth
c. Benefit Cost Ratio
Dalam analisis ekonomi untuk kelayakan suatu proyek SPAM yang digunakan
sebagai indikator adalah sebagai berikut :
a. Net Present Value
n n
Dimana :
NPV = Nilai Sekarang Neto
( C )t = aliran kas masuk tahun ke-
( Co )tn= aliran kas keluar tahun ke-
I = arus pengembalian (biaya)
t = waktu
b. Return of Investment
ROI = pemasukan x 100%
investasi
Atau
ROI = pemasukan netto (sebelum/setelah) pajak 100%
biaya investasi
BAB VIII - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.1 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku
BAB VIII - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.2 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesories Unit Air Baku
BAB VIII - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.3 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP I (2016 -2019)
UNIT DISTRIBUSI (Rp x 10^3) UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
Utama (200-300) + aksr ama (100-150) + akayanan (40-80) + aksUnit Distribusi Unit Pelayanan
BAB VIII - 14
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.4 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^6)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku
BAB VIII - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.5 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesorie Unit Produksi
BAB VIII - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.6 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP II (2020 -2024)
UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
ma (200-300) + ama (100-150) + a anan (40-80) + a Unit Distribusi Unit Pelayanan
1 Lanjutan Pembangunan SPAM memanfaatan Mata Air 2020 572,525.85 221,508.00 794,033.85 4,000,000.00 4,000,000.00
Oja Wetu Deru, MA. Timu Rama Pada SPAM Paga
2 Lanjutan Pembangunan Jaringan Pipa SPAM
Batik Wair Pada SPAM Kecamatan Lela 2020 1,948,178.25 405,072.50 2,353,250.75 4,000,000.00 4,000,000.00
3 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
IPA Nirangkliung Daerah Pelayanan Kota (30 L/dt) 2021 4,736,591.71 5,635,801.36 3,122,255.91 13,494,648.99 6,000,000.00 6,000,000.00
4 Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan
Wai Bekor Daerah Pelayanan Talibura dan Kota (50 L/dt) 2021 4,459,134.46 5,481,149.90 2,761,660.69 12,701,945.04 12,500,000.00 12,500,000.00
5 Pembangunan SPAM Mata Air Kalitanga dan Mata Air
Masekae Pada IKK Magapanda (15 l/dt) 2022 2,113,960.04 2,838,774.02 631,708.00 5,584,442.06 3,150,000.00 3,150,000.00
6 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Waiblama. 2022 4,293,943.90 1,292,130.00 5,586,073.90 2,000,000.00 2,000,000.00
7 Pembangunan Embung Air baku SPAM Waiblama 2022 1,729,505.18 1,729,505.18 3,459,010.36 55,000.00 55,000.00
8 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Tolibura. 2023 4,055,391.46 2,204,825.00 6,260,216.46 2,500,000.00 2,500,000.00
9 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa
di Kecamatan Bola. 2023 4,452,978.85 1,999,725.00 6,452,703.85 2,000,000.00 2,000,000.00
10 Pembangunan Embung Air baku SPAM Tanamawo 2023 2,127,092.58 1,729,505.18 3,856,597.76 66,000.00 66,000.00
11 Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 2024 2,226,489.43 3040310.518 912,695.00 6,179,494.94 2,700,000.00 2,700,000.00
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
12 Pembangunan Embung Air baku SPAM Talibura 2024 1,868,660.77 656,320.00 2,524,980.77 3,000,000.00 3,000,000.00
13 Pengembangan SPAM Mata Air Muru
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo (20 L/dt). 2024 4,604,328.50 2,107,213.21 656,320.00 7,367,861.71 3,000,000.00 3,000,000.00
Sumber ; Analisis, 2015
BAB VIII - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.7 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT AIR BAKU (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
Intake Pipa Transmisi Reservoar
Unit Air Baku
BAB VIII - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.8 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT PRODUKSI (Rp x 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Sumur Dalam Total Investasi
IPA Reservoar
pipa + aksesorie Unit Produksi
BAB VIII - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.9 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP III (2025 -2029)
UNIT DISTRIBUSI (Rp x 10^3) UNIT PELAYANAN
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Total Investasi Total Investasi
SR
ama (200-300) + aama (100-150) + a yanan (40-80) + ak Unit Distribusi Unit Pelayanan
1 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2025-2026 2,943,028.74 2,460,593.76 774,695.08 6,178,317.57 -
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kota
2 Pengembangan IPA Lowo Mego Pada SPAM Mego 2025-2026 3,071,848.18 3,626,482.60 667,600.50 7,365,931.28 5,880,000.00 5,880,000.00
3 Lanjutan Pengembangan SPAM Mata Air Muru 2025 850,837.03 254,324.00 1,105,161.03 1,200,000.00 1,200,000.00
Sobe, MA. Udu Kana Pada IKK Tanamawo.
4 Lanj. Pembangunan SPAM Mata air Wairita, Mata ait Mata 2025 2,246,082.54 1,113,244.71 406,910.55 3,766,237.80 900,000.00 900,000.00
Malang 1, MA mata Malang 2,Mata air Doleman, Mata air
Wair Koja Pada Daerah Pelayanan Kecamatan Hewokloang,
Kecamatan Waigete dan Kecamatan Kangae.
5 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa 2026 2,981,905.48 943,460.00 3,925,365.48 1,402,500.00 1,402,500.00
di Kecamatan Nita.
6 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa 2027 2,306,006.91 676,830.00 2,982,836.91 1,275,000.00 1,275,000.00
di Kecamatan Kewapante.
7 Pembangunan SPAM Mata Air Wair Bamerak pada 2027-2028 961,919.00 961,919.00 1,875,000.00 1,875,000.00
IKK Doreng (10 L/dt).
8 Pemasangan Jaringan Pipa SPAM Mata Air Wair Puan 2028 2,139,020.20 420,455.00 2,559,475.20 900,000.00 900,000.00
Pada SPAM Koting (10 L/dt).
9 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kangae 2027 2,246,082.54 1,113,244.71 406,910.55 3,766,237.80
10 Optimalisasi dan Peningkatan PAM Desa -
di Kecamatan Weigete. 2028 2,306,006.91 646,065.00 2,952,071.91 1,170,000.00 1,170,000.00
11 Perluasan Jaringan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Kawapant 2028 2,021,474.29 2,021,474.29 366,219.49 4,409,168.06 -
12 Pembangunan Embung Air baku SPAM Mapitera 2,703,594.30 2,703,594.30 70,400.00 70,400.00
13 Optimalisasi dan Peningkatan SPAM Perdesaan 2029 993,968.49 432,761.00 1,426,729.49 975,000.00 975,000.00
di Kecamatan Hewokloang.
14 Perluasan Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan 2029 3,234,358.86 1,603,072.39 585,951.19 5,423,382.43 -
Air Baku Waduk Nepung Kete Wilayah Pelayanan Kec. Waigete
Sumber ; Analisis, 2015
BAB VIII - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.10 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP IV (2030 -2034)
PROGRAM PENURUNAN KEBOCORAN (Rp. X 10^3)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
head pressure valve + aksr water meter
pergantian aksr
1 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 2,930,944.20 2,279,623.27 1,302,641.87 6,513,209.34
Kota Maumere
2 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 1,423,345.12 2,279,623.27 632,597.83 4,335,566.22
Kecamatan Nita
3 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2030 1,150,648.09 894,948.51 639,248.94 2,684,845.54
Kecamatan Lela
4 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2030 1,438,523.68 1,118,851.75 639,343.86 3,196,719.29
PAM Desa Nita dan PAM Desa Talibura
5 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2030 1,182,629.22 919,822.73 525,612.99 2,628,064.94
PAM Desa Weigete
6 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2031 457,608.15 355,917.45 203,381.40 1,016,907.00
Kecamatan Palue
7 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2031 726,159.24 564,790.52 322,737.44 1,613,687.20
Kecamatan Kewapante
8 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2031 1,711,672.53 1,331,300.86 760,743.35 3,803,716.73
PAM Desa Bola dan PAM Desa Waiblama
9 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2031 556,479.71 618,310.79 247,324.31 1,422,114.81
PAM Desa Kawapante
10 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 1,248,182.21 970,808.38 554,747.65 2,773,738.24
Kecamatan Paga
Sumber ; Analisis, 2015
BAB VIII - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
TABEL 8.11 RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SIKKA TAHAP IV (2030 -2034)
PROGRAM PENURUNAN KEBOCORAN (Rp. X 10^6)
NO KEGIATAN POKOK TH. ANGGARAN Total Investasi
head pressure valve + aksr water meter
pergantian aksr
11 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 4,184,936.18 3,254,950.36 1,859,971.64 9,299,858.18
Kecamatan Talibura
12 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2032 1,244,919.90 968,271.03 553,297.73 2,766,488.66
Kecamatan Mapaganda
13 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 1,347,713.11 1,048,221.31 760,743.35 3,156,677.76
PAM Desa Waiblama
14 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 3,766,442.56 2,929,455.33 1,673,974.47 8,369,872.36
PAM Desa Lela
15 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2032 324,233.48 252,181.60 144,103.77 720,518.85
PAM Desa Hewokloang
16 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 708,750.00 551,250.00 315,000.00 1,575,000.00
Kecamatan Koting
17 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 1,011,247.52 786,525.85 449,443.34 2,247,216.71
Kecamatan Tanamawo
18 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2033 887,873.71 690,568.44 394,610.54 1,973,052.69
Kecamatan Hewokloang
19 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2033 760,743.35 591,689.27 338,108.15 1,690,540.77
PAM Desa Bola
20 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM Unit 2033 852,354.43 662,942.33 378,824.19 1,894,120.95
PAM Desa Doreng
21 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 972,300.40 756,233.65 432,133.51 2,160,667.56
Kecamatan Mego
22 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 710,295.35 552,451.94 315,686.82 1,578,434.12
Kecamatan Doreng
23 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 1,051,280.48 817,662.59 467,235.77 2,336,178.83
Kecamatan Mapitara
24 Program penurunan kebocoran air Pada SPAM 2034 2,102,560.95 1,635,325.18 934,471.53 4,672,357.67
Kepulauan
Sumber ; Analisis, 2015
BAB VIII - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Rp6,955,106,917.74 Rp7,037,786,959.72
BAB VIII - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KETERANGAN HARGA JUAL RP3.000/75% HARGA JUAL RP3.500/75% HARGA JUAL RP4.000/45%
Biaya Tetap Rp347,755,345.89 Rp347,755,345.89 Rp347,755,345.89
Biaya Variabel /Unit 1,100.00 1,100.00 1,100.00
Harga Jual Satuan 3,000.00 3,100.00 3,500.00
Jumlah Distribusi 883,008.00 883,008.00 883,008.00
Jumlah Terjual 662,256.00 662,256.00 397,353.60
Pendapatan Lain-lain(10%) Rp198,676,800.00 Rp205,299,360.00 Rp139,073,760.00
BEP (dalam unit) 158,070.61 150,543.44 126,456.49
Total pengasilan 2,185,444,800.00 2,258,292,960.00 1,529,811,360.00
BEP (dalam rupiah) 549,087,388.24 539,020,786.12 507,143,212.75
Dari hasil simulasi sensitifitas ini, proyek investasi tersebut layak dilakukan bila harga jual min. Rp3.100 , karena
Jum lah debit air yang dihasikan lebih besar dari jumlah BEP dalam unit, sehingga menghasilkan ROI positif dan > tingkat bunga umum (as. 10%).
mulai tahun ke delapan.
BAB VIII - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 26
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB VIII - 27
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
KETERANGAN HARGA JUAL RP3.000/75% HARGA JUAL RP3.500/75% HARGA JUAL RP4.000/45%
Biaya Tetap Rp368,296,564.07 Rp368,296,564.07 Rp368,296,564.07
Biaya Variabel /Unit 1,100.00 1,100.00 1,100.00
Harga Jual Satuan 3,200.00 3,300.00 3,500.00
Jumlah Distribusi 883,008.00 883,008.00 883,008.00
Jumlah Terjual 662,256.00 662,256.00 397,353.60
Pendapatan Lain-lain(10%) Rp211,921,920.00 Rp218,544,480.00 Rp139,073,760.00
BEP (dalam unit) 152,188.66 145,571.76 133,926.02
Total pengasilan 2,331,141,120.00 2,403,989,280.00 1,529,811,360.00
BEP (dalam rupiah) 561,213,811.92 552,444,846.11 537,099,155.94
Dari hasil simulasi sensitifitas ini, proyek investasi tersebut layak dilakukan bila harga jual min. Rp3.200 , karena
Jumlah debit air yang dihasikan lebih besar dari jumlah BEP dalam unit, sehingga menghasilkan ROI positif dan > tingkat bunga umum (as. 10%).
mulai tahun ke enam.
BAB VIII - 28
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
BAB IX
KELEMBAGAAN
PENGEMBANGAN SPAM
9.1. Umum
Pengembangan kelembagaan SPAM dimaksudkan untuk mewujudkan pengelolaan dan
pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau sehingga tercapai
kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan sekaligus
terjadi peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Hal tersebut sejalan
dengan upaya pengembangan SPAM yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan
penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Sikka
meliputi beberapa hal pokok yaitu bentuk badan pengelola dan struktur organisasi yang
menangani SPAM Kabupaten Sikka, sumberdaya manusia baik jumlah maupun
kualifikasinya dan penempatan tenaga kerja yang disesuaikan dengan latar belakang
pedidikannya serta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelembagaan penyelenggara air minum sekurang-kurangnya memiliki:
1. Organisasi meliputi struktur organisasi kelembagaan dan personil pengelola unit
SPAM.
2. Tata laksana meliputi uraian tugas pokok dan fungsi, serta pembinaan karir pegawai
penyelenggara SPAM.
3. Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia
yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Untuk itu pengkajian pengembangan dan kelayakan kelembagaan SPAM di Kabupaten
Sikka dilakukan terhadap sumber daya Manusia (tingkat pendidikan, kualitas), struktur
organisasi dan penempatan kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan, dan alternatif kelembagaan kerjasama
pemerintah dan swasta.
IX - 1
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Jenis dan bentuk kelembagaan sebagai pengelola SPAM dari sebuah sistem penyediaan
air minum yang dibangun sangat bergantung pada kemampuan karakteristik daerah.
Dengan kata lain kelembagaan SPAM pada suatu daerah adalah bersifat kondisional
sehingga jenis dan bentuk lembaga pengelola dari suatu daerah dengan daerah lain tidak
selalu sama. Namun ada hal sangat mendasar yang harus dipenuhi untuk setiap pilihan
yang diambil. Lembaga pengelola harus dapat beroperasi dengan baik dan berkelanjutan
dalam melaksanakan layanan air minum pada konsumen atau pelanggan.
Prinsip utama dalam pengembangan kelembagaan SPAM adalah aktivitas
pengorganisasian masyarakat yang didasarkan pada prinsip-prinsip: (a) kebersamaan,
(b) keputusan ada di tangan masyarakat, (c) berorientasi pada komunitas lokal, dan (d)
tidak berorientasi mendapatkan keuntungan tetapi untuk kemanfaatan bersama.
Lembaga yang dikembangkan diharapkan mengikuti azas-azas kejujuran, keadilan dan
berkelanjutan.Untuk itu pengembangan kelembagaan suatu SPAM yang dibangun
diarahkan untuk tujuan sebagai berikut:
1. Terpenuhinya kebutuhan air minum bagi pelanggan sesuai prinsip tepat kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan.
2. Memaksimakan pelayanan bagi pelanggan.
3. Meminimalkan biaya operasi dan pemeliharaan SPAM.
4. Memajukan kesejahteraan pelanggan pada khususnya dan masyarakat umumnya.
5. Ikut membangun tatanan perekonomian daerah dan nasional dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
Berkaitan dengan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor 16 tahun 2005, pengaturan SPAM bertujuan untuk mendorong:
1. terciptanya pengelolaan dan penyediaan air minum yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau,
2. terciptanya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan, dan
3. meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan.
PDAM sebagai salah satu instrumen Pemerintah Daerah mempunyai peranan strategis
guna mendukung kewajiban Pemerintah Daerah untuk menyediakan air bagi kebutuhan
IX - 2
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 3
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
sebagainya dibawah pembinaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten atau instansi terkait
lainnya.
Bpspams di Kabupaten Sikka bersifat swakelola dengan menggunakan sistem
organisasi yang sederhana. Sumber air yang digunakan dalam sistem penyediaan air
minum perdesaan tersebut lebih banyak menggunakan sumber air yang ada di wilayah
desa setempat atau dari luar wilayah desa yang bersangkutan. Untuk pembiayaan
pembuatan jaringan pipanya ada yang bersumber dari swadaya masyarakat desa selaku
pengguna air, dan ada pula yang mengajukan usulan dana ke Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Pemerintah Provinsi NTT. Sedangkan untuk biaya pengelolaannya di
tanggung oleh masyarakat pengguna air atau melalui bantuan pemerintah.
Secara struktural Bpspams di Kabupaten Sikkatidak berkaitan langsung dengan PDAM
Kabupaten Sikka, namun bila dibutuhkan PDAM Kabupaten Sikka memberikan
bantuan secara teknis maupun non teknis kepada Bpspams seperti bantuan teknis
pengembangan perpipaan, pelatihan manajemen pengelolaan, dan lain sebagainya.
IX - 4
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 5
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Masa jabatan anggota badan pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali 1 (satu) kali masa jabatan. Badan Pengawas PDAM Kabupaten
Sikkamempunyai tugas sebagai berikut :
1. Mengawasi perusahaan.
2. Memberikan pendapat dan usul kepada Bupati terhadap pengangkatan Direktur.
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja yang
diajukan Direktur.
4. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana perubahan status
kekayaan PDAM.
5. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana pinjaman dan
ikatan hukum dengan pihak lain.
6. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap laporan neraca dan
perhitungan rugi/laba.
Badan pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :
1. Memberi peringatan kepada direktur yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
program kerja yang telah disetujui.
2. Memeriksa direktur yang diduga merugikan PDAM.
IX - 6
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Struktur organisasi PDAM Kabupaten Sikkaexisting dapat dilihat pada Gambar 9.1,
sedangkan struktur organisasi PAM Desa seperti pada Gambar 9.2.
IX - 7
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
f. Perusahaan belum melakukan pemetaan resiko baik pada level corporate maupun level
kegiatan utama, demikian pula rencana aksi untuk meminimalkan dampak dari resiko
yang mungkin timbul.
g. PDAM Kabupaten Sikka dalam struktur organisasinya belum terdapat Satuan
Pengawasan Internal (SPI) sehingga kontrol terhadap sistem pengendalian pengelolaan
(manajemen) dan pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal, pengawasan dan
pemeriksaan atas pengelolaan keuangan, materiil dan personil PDAM secara internal
tidak dilakukan, dan direktur tidak mendapatkan bahan pertimbangan dari
ketidakberadaan SPI untuk menentukan kebijaksanaan atau tindakan-tindakan yang
perlu diambil.
h. PDAM Kabupaten Sikka belum memiliki bidang/bagian Penelitian dan Pengembangan
sehingga perencanaan dan evaluasi sistem pengelolaan belum optimal.
i. Perusahaan belum sepenuhnya mengimplementasikan standar operasional prosedur
(SOP) yang dimiliki, akurasi pengukuran produksi dan distribusi, evaluasi penyebab
utama kehilangan air, belum ada indikator kinerja kunci, dan peningkatan review
berkala pencapaian target-target yang ditetapkan.
j. Masih rendahnya jumlah pegawai yang mengikuti diklat untuk peningkatan
kompetensi.
k. Manajemen perusahaan telah menggunakan berbagai bentuk dan sarana dalam
mengkomunikasikan informasi penting kepada pegawai dan stakeholders lainnya, tetapi
perlu dirancang dan diterapkan sistem informasi yang lebih komprehensif disertai
dengan sosialisasi dan pelatihan atas pengembangan dan pembenahan sistem informasi
yang ada saat ini.
l. Belum diterapkannya sistem pelanggan secara on-line untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih prima kepada stakeholders.
IX - 8
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 9
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 10
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 11
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 12
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
memberatkan pelanggan. Cara tersebut disatu sisi akan dapat mendidik pelanggan untuk
memanfaatkan air secara lebih efisien, menghargai bahwa air ketersediaannya semakin
terbatas dan meningkatkan pendapatan PAM Desa, sedangkan disisi lain PAM Desa dapat
meningkatkan kinerjanya dan dapat membayar petugas/pegawainya sesuai ketentuan upah
minimum yang ditetapkan pemerintah sehingga kualitas layanannya semakin meningkat.
IX - 13
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Direktur
Keuangan
Pelaksana Teknik
Pelaksana Tata
Usaha
Camat
Kepala Desa/
Lurah
Ketua
PAM Desa
Bendahara
Sekretaris PAM Desa
PAM Desa
Anggota/Pelanggan
PAMDES
Gambar 8.2. Bagan Struktur Organisasi Exisiting PAM Desa di Kabupaten Sikka
IX - 15
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN
SIKKA
Direktur
Internal
Keuangan
Meter
IX - 16
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 17
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Kepala Desa/
Lurah
Ketua Stakeholders/instansi
PAM Desa swasta/investor
Bendahara
Sekretaris PAM Desa
PAM Desa
Anggota/Pelanggan
PAM Desa
Gambar 8.4. Bagan Struktur Organisasi Exisiting PAMDES di Kabupaten Sikka dan
Kaitannya dengan PDAM Setelah Pengembangan
IX - 18
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 8.2. Data Personalia PDAM Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Sikka
Tahun 2012
SDM
No Uraian / Bagian Tetap Tidak Tetap Jumlah
1. Direktur 1 0 1
2. Kepala Bagian Keuangan 1 0 1
3. Seksi Keuangan dan Pembukuan 9 1 10
4. Seksi Langganan 6 1 7
5. Seksi Umum 2 1 3
6. Seksi Kepegawaian 3 0 3
7. Kepala Bagian Teknik 1 0 1
8. Seksi Produksi/Produksi 13 3 16
9. Seksi Perencanaan Teknik 4 0 4
10. Seksi Peralatan dan Pemeliharaan 10 0 10
11. Unit Pelayanan Teknik 0 0 0
12. Kepala Unit IKK 4 0 4
13. Staf Unit IKK 9 5 14
Total 63 11 74
Sumber: PDAM Kabupaten Sikka, 203
Jumlah sambungan PDAM Kabupaten Sikka pada tahun 2012 adalah 10.000 sambungan
rumah dan pegawai 74 orang, maka rasio perbandingan antara jumlah pegawai
dibandingkan dengan pelanggan adalah 7 :1000. Rasio ini masih berada dibwah standar
maksimal terkait dengan rasio pegawai dengan jumlah pelanggan yaitu pada angka 8 :
1000 pada daerah Kabupaten.Dengan demikian kebutuhan SDM untuk PDAM
Kabupaten Sikkauntuk saat ini saja kekurangan 6 pegawaiagar memenuhi jumlah yang
dilayani yaitu 10.000 sambungan rumah dan kebutuhan tenaga akan meningkat untuk
memenuhi target peningkatan 3150 sambungan tiap tahun sampai tahun proyeksi.
IX - 19
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 8.4. Spesialisasi Tenaga Pegawai yang Dibutuhkan Sesuai Kebutuhan Rasio 8 per
1000 Pelanggan
No. Spesialisasi kebutuhan Jumlah (orang)
1. Sarjana Teknik Sipil 2
2. Teknik Mesin/Elektro 2
3. Sarjana Teknik Arsitektur 1
4. Sarjana Kimia 2
5. Sarjana Teknik Teknik Lingkungan 2
6. Sarjana Hukum 1
7. Sarjana Ekonomi 2
8. Diploma 4 6
9. Diploma 3 6
10. Diploma 2 6
11. Diploma 1 6
12. SMA/SMK 12
Jumlah 48
IX - 20
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 21
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
Tabel 8.5. Rencana Pengembangan SDM Penyelenggara SPAM (PDAM dan PAM Desa)
Isu / Tahu Sumbe
No Kondisi Permasalahan Sasaran Progra n r
m 201 201 201 201 202
Eksisting Biaya
6 7 8 9 0
1. Manajemen Belum adanya Manajemen Membentuk Satuan √ √ PDAM
tidak satuan mendapatkan Pengawasan
mendapatkan pengawasan masukan dari Internal dan
bahan internal terhadap sistem merekrut SDM yang
pertimbangan penendalian pengawasan kompeten untuk itu
dari pengelolaan interal untuk
ketidakberada manajemen dan menentukan
an SPI. pelaksanaannya. kebijaksanaan
atau tindakan-
tindakan
yang perlu
diambil.
IX - 22
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 23
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 24
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 25
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KABUPATEN SIKKA
IX - 26