Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS DAERAH SISTEM PENYEDIAAN AIR


MINUM (JAKSTRADA SPAM) KAB. SANGGAU
Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan
bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar tersebut diperlukan sistem
penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif,
terintegrasi dengan sektor sektor lainnya sehingga masyarakat
dapat hidup sehat dan produktif. Peraturan Pemerintah Nomor 122
Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum mengemukakan
bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) diselenggarakan
untuk memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat,
memenuhi hak rakyat atas air minum serta terpenuhinya
kebutuhan pokok air minum sehari-hari dan penyelenggaraannya
merupakan urusan wajib Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan Sistem Penyediaan
Air Minum diperlukan suatu landasan bagi pemerintah daerah
berupa kebijakan dan strategi penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 122
Tahun 2015 pada pasal 20 ayat 5 menyatakan bahwa kebijakan
dan strategi penyelenggaraan sistem penyediaan air minum
merupakan arah pengembangan dan pengelolaan sistem
penyediaan air minum dalam 5 (lima) tahun mendatang dan
ditetapkan oleh pemerintah daerah melalui peraturan kepala daerah
pada masing-masing daerah.
Dalam rangka peningkatan akses terhadap pelayanan air minum
kepada masyarakat serta mewujudkan misi dalam RPJMD Kab.
Sanggau “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sanggau Yang
Mandiri, Maju, Sejahtera dan Demokratis Berbasis Agro Industri dan
Sebagai Beranda Terdepan Negara” maka Pemerintah Kabupaten
Sanggau pada tahun 2022 melalui Dinas Perumahan, Cipta Karya,
Tata Ruang dan Pertanahan Kab. Sanggau akan melaksanakan
pekerjaan Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah Sistem
Penyediaan Air Minum (JAKSTRADA SPAM) Kab. Sanggau dengan
tujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan
sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,
keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang
utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat
menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.

2. Maksud dan Tujuan a. Maksud dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun adalah
untuk memberikan arahan dan pegangan bagi pelaksanaan
pekerjaan Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA)
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) (JAKSTRADA SPAM)
Kabupaten Sanggau sesuai dengan pedoman serta ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
b. Tujuan dari Pekerjaan Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah
(JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
(JAKSTRADA SPAM) Kabupaten Sanggau ini adalah untuk
pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau, Pengelola
PERUMDAM dan bukan PERUMDAM) dan pemangku

1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
kepentingan lainnya dalam melaksanakan penyelenggaraan
SPAM yang berkualiatas untuk memberikan pelayanan air
minum kepada masyarakat untuk memenuhi hak rakyat atas air
minum.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai terkait dengan Program Pengelolaan


dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kegiatan
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) di daerah Kabupaten/Kota Sub Kegiatan Penyusunan
Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis SPAM pada Pekerjaan
Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA) Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) (JAKSTRADA SPAM) Kabupaten
Sanggau ini adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi isu strategis dan permasalahan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Kabupaten Sanggau.
b. Tersusunnya Skenario penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kabupaten Sanggau
c. Tersusunnya Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Sanggau
d. Tersusunnya Rencana Aksi Percepatan Investasi Bidang Air
Minum Kabupaten Sanggau dan
e. Tersusunnya Rancangan Peraturan Bupati Sanggau tentang
Kebijakan Strategi Daerah Penyelenggaraan Sistem Air Minum
Tahun 2022 – 2027.

4. Lokasi Kegiatan Lokasi Pekerjaan Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah


(JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) (JAKSTRADA
SPAM) Kabupaten Sanggau berada di Kab. Sanggau.

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan :


APBD Kab. Sanggau Tahun Anggaran 2022 Dana Transfer Umum
Daerah – Dana Alokasi Umum (DAU) dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 228.738.000,00 (Dua Ratus Dua Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus
Tiga Delapan Ribu Rupiah)
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakkan dan Peraturan Pemerintah No. 9
Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
No. 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Penghasilan dari
usaha konstruksi, maka akan dilakukan pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang kena pajak kena tarif sebesar
11 % (sebelas persen).

6. Nama dan Organisasi Nama KPA/PPK :


KPA/PPK - AGUS HIDAYAT, ST, M.Ec. Dev
Proyek/Satuan Kerja :
- Bidang Permukiman Dinas Perumahan, Cipta Karya, Tata Ruang
dan Pertanahan Kabupaten Sanggau

7. Kualifikasi Untuk Penyedia Jasa dengan Kualifikasi Usaha Kecil, Sub Klasifikasi
Jasa Nasehat dan Konsultansi Rekayasa Teknik (RE101) atau KLBI
2017 (71102) atau Sub Klasifikasi Jasa Rekayasa Lainnya (RK005)
atau KBLI 2020 (71102).
Data Penunjang2

8. Data Dasar Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan


konsultasi terlebih dahulu dengan Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pengendali Kegiatan, yaitu
untuk mendapatkan konfirmasi mengenai pekerjaan Penyusunan
Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) (JAKSTRADA SPAM) Kabupaten Sanggau yang akan
dilaksanakan.
Adapun data-data yang diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan
sebagai berikut :
a. Data-data dokumen kontrak sesuai dengan Penyedia Barang/Jasa
yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan;
b. Data lokasi untuk membantu proses selanjutnya;
c. Usulan-usulan teknis lain dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya;
d. Studi-studi terdahulu maupun data-data sekunder lainnya yang
diperlukan dan dianggap penting.

9. Standar Teknis Dalam kegiatan Supervisi/Pengawasan seperti yang dimaksud pada


KAK ini, Konsultan Pengawas/Penyedia Jasa harus memperhatikan
persyaratan-persyaratan serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

A. Persyaratan Umum Pekerjaan


Setiap bagian dari kegiatan pengawasan harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas dan memberikan hasil yang telah
ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa/Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pengendali
Kegiatan.

B. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang
obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut
macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.

C. Persyaratan Fungsional
Kegiatan pelaksanaan supervisi baik yang menyangkut waktu,
mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan
profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi sebagai
Konsultan Pengawas.

D. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pelaksanaan
tugas/pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku.

E. Kriteria Lain-lain
Selain kriteria umum di atas, untuk Kegiatan Pengawas berlaku
pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan
peraturan yang berlaku, antara lain ketentuan yang
diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan, yaitu
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak), dan
ketentuan-ketentuan lain sebagai dasar perjanjiannya.

Adapun standar teknis dalam melaksanakan Pekerjaan Penyusunan


Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air

2 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Minum (SPAM) (JAKSTRADA SPAM) Kabupaten Sanggau
menggunakan daftar referensi teknis sebagai dasar pelaksanaan.
Referensi dimaksud adalah :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014
Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
5. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh
Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan
permasalahan bangunan.

10. Studi-Studi Terdahulu

11. Referensi Hukum

Ruang Lingkup

12. Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan adalah Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah (
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Penyusunan Kebijakan
Strategis Daerah (JAKSTRADA) Kabupaten Sanggau Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan dengan tahapan atau
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Identifikasi dan analisis kondisi pelayanan penyediaan air minum
pada saat itu, baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui UPTD/BLU (bila ada), melalui BUMD, maupun yang
dilaksanakan oleh badan usaha swasta dan masyarakat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan sendiri. Identifikasi ini meliputi
cakupan layanan (dalam satuan sambungan rumah (SR) dan
prosentase yang telah mendapatkan pelayanan dibandingkan
dengan total penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan),
kinerja pelayanan, kelembagaan dan pembiayaan.
Identifikasi dan analisis produk kebijakan yang telah ada, seperti
RPJPD, RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Renstra
SKPD, serta kebijakan dan strategi sektor/bidang sumber daya
air dan sektor/bidang lain yang telah ada, yang penerapannya
dapat terkait dengan sektor/bidang air minum, untuk
mengetahui sejauh mana keterkaitan permasalahan dan/atau
akan mempengaruhi kebijakan dan strategi yang akan diambil
untuk sektor/bidang air minum.
Identifikasi target nasional dalam pengembangan SPAM yang
merupakan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai
sasaran MDG’s serta target Pemerintah sebagaimana dituangkan
dalam RPJPN dan RPJMN yang sedang berjalan atau yang telah
lewat. Target ini menjadi salah satu pertimbangan diperlukannya
Jakstra Pengembangan SPAM, sehingga rumusan kebijakan dan
strategi nantinya dapat mengarah kepada upaya pencapaian
target tersebut.
Identifikasi peraturan perundang-undangan (aspek legal) yang
mewajibkan penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM, yang
hal ini akan menjadi gambaran awal tentang latar belakang
perlunya disusun Jakstra Pengembangan SPAM dan sebagai
landasan hukum dari penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM
yang bersangkutan. Arah kebijakan juga diambil dari hasil
indentifikasi peraturan perundang-undangan ini.
Identifikasi dan analisis struktur organisasi penyelenggara
pengembangan SPAM beserta analisis terhadap uraian tugas
dan fungsi, sumber daya manusia, dan ketatalaksanaannya
sebagai dasar untuk melihat dan menentukan lingkup tanggung
jawab masing-masing dalam pengembangan SPAM.
Inventarisasi data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan
analisis, penyusunan dan pengambilan keputusan selama proses
penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM.

2. Perumusan Visi dan Misi


Visi dari Jakstra Pengembangan SPAM pada dasarnya merupakan
suatu rumusan umum mengenai keadaan atau kondisi yang
diinginkan pada akhir periode pelaksanaan kebijakan dan strategi
pengembangan SPAM di daerah provinsi/kabupaten/kota yang
bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut, Visi harus
dapat memberikan gambaran tentang kondisi pengembangan
SPAM (penyediaan air minum) selama 5 tahun mendatang di
daerah yang bersangkutan.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan
visi antara lain :
 Visi harus dapat memberikan arah pandangan ke depan
terkait dengan kinerja kebijakan dan strategi pengembangan
SPAM.
 Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi
pengembangan SPAM di akhir periode pelaksanaan
kebijakan dan strategi;
 Visi harus bersifat rasional, realistis dan mudah dipahami;
 Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam
pencapiannya;
 Visi harus bersifat fleksibel, sehingga bisa beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang mungkin terjadi;
 Visi kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah
harus mendukung pencapaian visi daerah dan/atau visi
kepala daerah.
Misi Jakstrada Pengembangan SPAM adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi, dan oleh karena itu misi harus sejalan dengan
upaya pencapaian visi. Kriteria yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam merumuskan misi Jakstra Pengembangan SPAM
antara lain:
Dapat merupakan penjabaran secara umum dari kebijakan dan
strategi nasional pengembangan SPAM;
Menggambarkan tindakan yang akan dilakukan agar visi yang
diinginkan (jangka waktu 5 tahun) bisa tercapai; dan
Menjembatani penjabaran visi kepada tujuan.

3. Identifikasi dan Analisis Isu Strategis, Permasalahan dan


Tantangan
Identifikasi dan analisis isu strategis, permasalahan dan
tantangan pengembangan SPAM merupakan langkah bagi Tim
atau SKPD penyusun jakstra untuk menganalisis isu,
permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan
jangka menengah yang sekiranya akan dihadapi dalam rangka
implementasi Jakstra Pengembangan SPAM nantinya. Analisis
terhadap isu, permasalahan, potenssi, kelemahan, peluang serta
tantangan tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis
perubahan-perubahan kebijakan yang akan terjadi, baik pada
lingkungan internal organisasi, maupun eksternal organisasi. Inti
dari langkah ini adalah untuk menemukan permasalahan apa
yang sekiranya dihadapi dalam melaksanakan pengembangan
SPAM di daerah yang bersangkutan.
Sebagai rujukan dan untuk lebih memudahkan dalam melakukan
identifikasi dan analisis isu strategis, permasalahan dan
tantangan pengembangan SPAM, disampaikan di sini 7 (tujuh)
arahan kebijakan dalam Jakstra Nasional Pengembangan SPAM
atau 7 (tujuh) aspek utama yang perlu untuk diidentifikasi dan
dianalisis tersebut, sebagaimana yang juga telah digunakan
dalam penyusunan Jasktra Nasional Pengembangan SPAM.
Ketujuh aspek utama tersebut adalah :
 Akses aman peduduk terhadap air minum.
 Pendanaan.
 Kelembagaan.
 Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-
undangan.
 Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum.
 Peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.
 Inovasi teknologi.

4. Perumusan Tujuan dan Sasaran


Banyak arti atau pengertian dari tujuan dan sasaran, yang salah
satu pengertian dari tujuan dan sasaran tersebut antara lain:
Tujuan adalah sesuatu yang telah menjadi niat
organisasi/lembaga untuk dicapai pada suatu saat, sedangkan
Sasaran adalah Sesuatu yang ingin dicapai/dihasilkan oleh
organisasi/lembaga dalam jangka waktu tertentu. Dari
pengertian tersebut, perumusan sasaran diharapkan dapat
menghasilkan suatu pernyataan spesifik yang menyangkut
pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan mempunyai
kerangka waktu dalam pencapaiannya. Dalam penentuan Tujuan
dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Tujuan harus sejalan dengan visi dan misi, serta berlaku
pada periode Jasktra Pengembangan SPAM (periode 5
tahun/jangka menengah).
b. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang
ingin dicapai paling kurang pada periode Jasktra
Pengembangan SPAM .
c. Tujuan harus dapat dicapai dengan kemampuan
yang dimiliki organisasi pelaksana Jakstra
Pengembangan SPAM.
d. Tujuan harus dapat mengarahkan perumusan sasaran,
strategi dan kebijakan dalam rangka merealisasikan misi.
Pernyataan “Tujuan” pada umumnya relatif tidak dapat
ditarik kejelasan dan keterincian, oleh karena itu “Sasaran”
berfungsi untuk memperjelas maksud, rincian dan ukuran
ketercapaian “Tujuan”. Sesuai dengan pengertian-pengertian
tersebut di atas, maka rumusan tujuan dan sasaran dari
Jasktra Pengembangan SPAM disusun berdasarkan hasil
identifikasi dari isu, permasalahan dan tantangan yang akan
dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka
mewujudkan visi dan melaksanakan misi Jasktra
Pengembangan SPAM, sedangkan untuk kerangka waktu
pencapaian dari sasaran ditetapkan untuk kurun waktu
atau masa berlakunya Jakstra Pengembangan SPAM, yaitu 5
(lima) tahun.

5. Perumusan Kebijakan dan Strategi


Skenario Pengembangan SPAM
Sebelum menguraikan langkah-langkah perumusan kebijakan
dan strategi, perlu kiranya diuraikan terlebih dahulu tentang
“skenario pengembangan SPAM”. Skenario secara umum
dapat diartikan sebagai suatu urutan cerita yang disusun agar
sesuatu peristiwa terjadi sesuai dengan yang diinginkan. Dengan
menggunakan pengertian tersebut, skenario pengembangan
SPAM akan menguraikan kondisi pengembangan SPAM yang
telah dapat dicapai oleh daerah sampai dengan saat ini (pada
saat Jakstra disusun);
kondisi capaian layanan PDAM dan peran masyarakat dalam
pengembangan SPAM; proyeksi target yang harus dicapai
daerah pada kurun waktu 5 tahun mendatang dengan
mendasarkan pada target Jakstranas Pengembangan SPAM,
MDG’s, RPJMN, dan RPJMD; serta prioritas atau fokus yang
dipilih dari serangkaian sasaran yang ada, sehingga
pengembangan SPAM daerah dapat berjalan dan berhasil seperti
yang diharapkan. Uraian “skenario pengembangan SPAM”
intinya adalah pada rumusan prioritas atau fokus yang dipilih
dari serangkaian sasaran pengembangan SPAM yang ada.
Kebijakan dan strategi Pengembangan SPAM
Secara umum kebjakan dan strategi disusun sebagai
pendekatan dalam memecahkan permasalahan
yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam
kurun waktu jangka menengah serta mempunyai dampak yang
besar terhadap pencapaian sasaran. Dengan demikian kebijakan
dan strategi akan memuat langkah-langkah berupa program-
program indikatif untuk memecahkan permasalahan penting
dan mendesak tersebut, yang bisa mempengaruhi pencapaian
tujuan dan sasaran, sebagai upaya untuk mencapai visi dan misi
kebijakan dan strategi pengembangan SPAM.
Dalam Jasktra Nasional Pengembangan SPAM dijelaskan bahwa
kebijakan pengembangan SPAM dirumuskan untuk menjawab
isu strategis dan permasalahan dalam pengembangan SPAM,
yang rumusan substansinya adalah sama dengan rumusan arahan
kebijakan (yang terdiri dari 7 (tujuh) aspek dan juga sama
dengan substansi rumusan isu dan permasalahan yang dianalisis,
yang cara-cara analisisnya telah diuraikan dalam Langkah Ketiga
dari pedoman ini.
Perlu dijelaskan, bahwa dalam satu kebijakan pengembangan
SPAM dapat dirumuskan lebih dari satu strategi, yang tentunya
hal ini sangat berhubungan erat dan tergantung dari hasil
analisis dari masing- masing isu strategis dan permasalahan yang
telah dilakukan dalam Langkah Ketiga.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kebijakan
pengembangan SPAM yang dipilih dan ditulis dalam Jakstra
Daerah Pengembangan SPAM dapat menggunakan kebijakan
sebagaimana yang tercantum dalam Jakstra Nasional
Pengembangan SPAM dengan permasalahan yang telah
dianalisis dalam Langkah Ketiga, tentunya dengan penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan kondisi masing-masing daerah.
Kebijakan Nasional Pengembangan SPAM yang dapat digunakan
untuk perumusan Kebijakan Daerah
Pengembangan SPAM tersebut adalah (dengan sedikit
penyesuaian untuk daerah):
1. Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat
di perkotaan dan perdesaan.
2. Pengembangan kemampuan pendanaan.
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan
pengembangan SPAM.
4. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-
undangan di daerah.
5. Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara
berkelanjutan.
6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan
masyarakat.
7. Pemanfaatan dan inovasi teknologi SPAM.
Kebijakan Pengembangan SPAM bisa jadi sama antara yang
tertuang dalam Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
SPAM dengan yang terumuskan dalam Kebijakan dan Strategi
Daerah Pengembangan SPAM, namun yang akan membedakan
adalah rumusan strategi-strategi dari masing- masing kebijakan
yang akan ditempuh untuk pelaksanaan kebijakan yang
bersangkutan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Pemilihan dan penulisan strategi untuk satu
kebijakan dilakukan dengan menuliskan kebijakannya terlebih
dahulu, kemudian disusul dengan penulisan strategi- strategi
yang dipilih untuk kebijakan yang bersangkutan.

6. Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Investasi


Langkah Keenam dilakukan dalam rangka menyusun rencana
aksi percepatan pelaksanaan kebijakan, strategi dan program
(rencana tindak) agar tujuan dan sasaran Jakstra Daerah
Pengembangan SPAM dapat segera terwujud. Rencana aksi dari
Jakstra Daerah Pengembangan SPAM menguraikan kegiatan-
kegiatan strategis yang harus dilakukan untuk beberapa isu atau
permasalahan penting agar percepatan investasi segera dapat
diwujudkan dan cakupan pelayanan bisa segera ditingkatkan.
Hal yang paling penting dan sangat mendasar dalam rangka
percepatan investasi tersebut adalah masalah pendanaan atau
lebih tepatnya alternatif sumber pendanaan. Bagi pemerintah
daerah tertentu, mengandalkan sumber pendanaan asli daerah
dan juga pendanaan PDAM seringkali menjadi kendala yang
cukup berarti (serius) karena keterbatasan fiskal daerah dan
rendahnya kemampuan pendanaan dari PDAM. Berkaitan
dengan hal tersebut, hal-hal yang telah dianalisis dan telah
disimpulkan dalam Langkah Ketiga, khususnya yang terkait
aspek pendanaan, serta kebijakan dan strategi yang telah
dirumuskan untuk permasalahan tersebut, perlu lebih diuraikan
pada Langkah Keenam ini dengan merincinya ke dalam kegiatan
pokok yang harus ditempuh dalam rangka percepatan investasi
dimaksud.
Alternatif sumber pendanaan tidaklah hanya berkisar pada
sumber pendanaan dari pemerintah (APBN dan APBD), namun
terbuka lebar untuk bisa mengakses sumber pendanaan lain di
luar, tentunya dengan persyaratan yang harus bisa dipenuhi
oleh pemerintah daerah dan/atau PDAM. Dalam rencana aksi
ini agar diuraikan langkah atau upaya yang akan dilakukan
untuk masing-masing sumber pendanaan terpilih, sehingga
sumber pendanaan yang diharapkan dapat tersedia tepat pada
saat diperlukan.
Di samping mengakses sumber pendanaan yang bersifat dana
segar, untuk percepatan investasi pengembangan SPAM bias juga
ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan Badan Usaha
berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling
membutuhkan. Apabila peningkatan peran badan usaha juga
dipilih dalam perumusan kebijakan dan strategi daerah
pengembangan SPAM, maka perlu pula diuraikan upaya yang
akan dilakukan dalam rangka mempercepat realisasi kerjasama
dimaksud, misalnya seperti: identifikasi proyek pengembangan
SPAM yang potensial untuk dikerjasamakan badan usaha;
penyusunan prastudi kelayakan proyek yang akan
dikerjasamakan; pembentukan TIM KPS di daerah; pembuatan
peraturan daerah tentang kerjasama pemerintah daerah dengan
badan usaha, atau peraturan direksi PDAM tentang kerjasama
pengusahaan pengembangan SPAM.
Kegiatan dan prioritas yang dapat dirumuskan dalam rencana
aksi ini adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat koordinasi,
fasilitasi, sosialisasi, pendampingan, peningkatan kapasitas
kelembagaan, dan beberapa kegiatan penunjang lainnya yang
lebih bersifat bukan teknis, seperti penyusunan Rencana Induk
Pengembangan SPAM, sehingga ada dasar yang lebih
konsepsional dalam meminta bantuan pendanaan dari
Pemerintah Pusat; peningkatan koordinasi dengan DPRD dalam
rencana penambahan penyertaan modal kepada PDAM, atau
dalam memberikan bantuan proyek kepada PDAM dalam
mendukung pemberian bantuan dari Pemerintah Pusat;
peningkatan kooordinasi dan konsultasi dengan DPRD dalam
rangka penyesuaian tarif PDAM berdasarkan prinsip full cost
recovery; sosialisasi kepada masyarakat perdesaan terkait
pentingnya pembangunan SPAM BJP terlindungi; koordinasi
dengan Pokja AMPL dalam rangka percepatan pengembangan
SPAM BJP terlindungi atau dalam rangka pendampingan
masyarakat perdesaan dalam pengembangan SPAM BJP
terlindungi.

13. Keluaran3 Adapun Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan Penyusunan


Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) (JAKSTRADA SPAM) Kabupaten Sanggau yang
diminta dari Konsultan Supervisi berdasarkan KAK ini diantaranya :
a. Laporan Pendahuluan
Merupakan Laporan awal pelaksanaan yang memuat
tanggapan terhadap kerangka acuan kerja kegiatan dan
rencana/program kerja pelaksana secara keseluruhan dari
kegiatan pekerjaan yang disampaikan oleh pemberi tugas,
berkaitan dengan rencana survei, jenis survei yang akan
dilaksanakan, pendekatan dan metodologi. Jumlah laporan
pendahuluan yang harus diserahkan kepada pemberi tugas
sebanyak 5 (lima) eksemplar buku dan laporan dalam bentuk
data digital (Flasdisk), pada akhir bulan 1 (satu) sejak terbitnya
SPMK.
b. Laporan Antara
Memuat hasil pengumpulan data (hasil survey primer dan
sekunder) dan analisis dari data-data yang diterima dari hasil
survey, rumusan isu permasalahan SPAM di Kabupaten
Sanggau, tantangan yang dihadapi, rumusan kriteria dan
indikator untuk disampaikan kepada pemberi tugas. Jumlah
laporan antara yang harus diserahkan kepada pemberi tugas
sebanyak 5 (lima) eksemplar buku dan laporan dalam bentuk
data digital (Flasdisk), pada akhir bulan 2 (dua) sejak terbitnya
SPMK.
c. Laporan Akhir
Merupakan laporan akhir Penyusunan Kebijakan Strategis
Daerah (JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
yang telah didiskusikan dengan pihak terkait. Berupa semua
data dan analisis yang disimpulkan dalam rencana 5 tahun
mendatang sesuai dengan sistematika yang ditetapkan dalam
pedoman Kebijakan Strategis Daerah Sistem Penyediaan Air
Minum disertai dengan Draft Rancangan Peraturan Bupati
Sanggau, Jumlah laporan Akhir yang harus diserahkan kepada

3 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.


pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku dan
laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir
pekerjaan (bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.
d. Laporan SMKK
Merupakan ringkasan laporan SMKK dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Laporan SMKK yang harus diserahkan kepada
pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku dan
laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir
pelaksanaan pekerjaan (bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.
e. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Merupakan ringkasan laporan akhir dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Jumlah Executive Summary yang harus diserahkan
kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku
dan laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir
pelaksanaan pekerjaan (bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.

14. Peralatan, Material, Pejabat Pembuat Komitmen akan menugaskan juga personil
Personil dan Fasilitas pengawasan dari instansi untuk melengkapi pekerjaan dari konsultan
dari Pejabat Pembuat supervisi. Untuk fasilitas dari PPK hanya menyediakan ruang untuk
Komitmen rapat-rapat rutin beserta perlengkapannya.

15. Peralatan dan Material Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
dari Penyedia Jasa dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Konsultansi pekerjaan sebagai berikut :
a. Kendaraan Roda 2 (dua) sebanyak 2 (dua) unit;
b. Komputer/Laptop dan Printer sebanyak 4 (empat) unit;
c. Kamera digital sebanyak 2 (dua) unit.

16. Lingkup Kewenangan Penyedia jasa dalam hal ini adalah konsultan, mempunyai kewajiban
Penyedia Jasa dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan berdasarkan ketentuan
perjanjian kerjasama yang ditetapkan.
b. Konsultan berkewajiban melaksanakan pekerjaan berdasarkan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan. Jika
dalam hal konsultan berpikir perlu perubahan maka perlu
dikonsultasikan dan dimusyawarahkan bersama dan harus
disetujui oleh pemberi pekerjaan.
c. Konsultan harus bertanggung jawab terhadap kebenaran hasil
pekerjaan dan dapat selesai tepat pada waktunya serta dinyatakan
berakhir sampai dengan telah dinyatakan selesai sampai
keseluruhan.
d. Konsultan harus memberikan seluruh hasil survey lapangan,
produk kerja peta-peta digital kedalam bentuk aplikasi Web GIS.
e. Dalam melaksanakan presentasi, konsultan wajib menyediakan
waktu hadir untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

17. Jangka Waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender


Penyelesaian Kegiatan

18. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah orang


Pengalaman (Tahun) Bulan
SKA
Tenaga Ahli:
Team Leader Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –
(Ahli Perencana tingkat Pendidikan minimal 3 (tiga) bulan
Wilayah dan Kota) S-1 (Strata-1) Teknik
Planologi/ Perencanaan
Wilayah dan Kota, ,
berpengalaman kerja
profesional dibidang
keahlian selama 4 (empat)
tahun sebagai ahli.

Ahli Infrastruktur Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –


Perkotaan Bid. Air tingkat Pendidikan minimal 3 (tiga) bulan
Minum S-1 (Strata-1) Jurusan
Teknik Sipil, berpengalaman
kerja profesional dibidang
keahlian selama 3 (tiga)
tahun sebagai ahli.

Ahli Regulasi dan Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –


Kelembagaan tingkat Pendidikan minimal 3 (tiga) bulan
S-1 (Strata-1) Hukum/
Administrasi Negara, ,
berpengalaman kerja
profesional dibidang
keahlian 2 (dua) tahun
sebagai ahli.

Ahli Pembiayaan Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –


dan Pembangunan tingkat Pendidikan minimal 2 (dua) bulan
S-1 (Strata-1) Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi
Pembangunan,
berpengalaman kerja
profesional dibidang
keahlian 1 (satu) tahun
sebagai ahli.

Ahli K3 Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –


tingkat Pendidikan minimal 1 (satu) bulan
S-1 (Strata-1) Jurusan Sipil,
berpengalaman kerja
profesional dibidang
keahlian 1 (satu) tahun
sebagai ahli.

Tenaga Pendukung :
CAD Operator Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –
tingkat pendidikan minimal 3 (tiga) bulan
STM/SMK Jurusan Teknik
Bangunan, berpengalaman
dibidang minimal 2 (dua)
tahun dihitung dari tahun
kelulusan/ijazah.

Site Officer Memiliki ijazah dengan 1 (satu) orang –


Manager/Adminis tingkat pendidikan minimal 3 (tiga) bulan
trator SMA Sederjat.

19. Jadwal Tahapan Sesuai dengan kebutuhan tersebut di atas maka untuk efektifitas
Pelaksanaan Kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Kebijakan Strategis
Daerah (JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
perlu diatur penjadwalan penugasan personil yaitu sebagai berikut
:

No. Profesi/Keahlian Jadwal Pelaksanaan OB


Bulan Kegiatan
Bulan Bulan
TENAGA AHLI/ PROFESIONAL STAF k k k
1 Ahli Perencana Wilayah dan e e e 3,0
Kota - - -
2 Ahli Infrastruktur Perkotaan 1 2 3 3,0
Bid. Air Minum
3 Ahli Regulasi dan 3,0
Kelembagaan
4 Ahli Pembiayaan 2,0
Pembangunan
5 Ahli K3 1,0

Laporan

20. Laporan Pendahuluan Merupakan Laporan awal pelaksanaan yang memuat tanggapan
terhadap kerangka acuan kerja kegiatan dan rencana/program
kerja pelaksana secara keseluruhan dari kegiatan pekerjaan yang
disampaikan oleh pemberi tugas, berkaitan dengan rencana
survei, jenis survei yang akan dilaksanakan, pendekatan dan
metodologi. Jumlah laporan pendahuluan yang harus diserahkan
kepada pemberi tugas sebanyak 5 (lima) eksemplar buku dan laporan
dalam bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir bulan 1 (satu) sejak
terbitnya SPMK.

21. Laporan Antara Memuat hasil pengumpulan data (hasil survey primer dan
sekunder) dan analisis dari data-data yang diterima dari hasil
survey, rumusan isu permasalahan SPAM di Kanbupaten Sanggau,
tantangan yang dihadapi, rumusan kriteria dan indikator untuk
disampaikan kepada pemberi tugas. Jumlah laporan antara yang
harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 5 (lima)
eksemplar buku dan laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk),
pada akhir bulan 2 (dua) sejak terbitnya SPMK.
22. Laporan Akhir Merupakan laporan akhir Penyusunan Kebijakan Strategis Daerah
(JAKSTRADA) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah
didiskusikan dengan pihak terkait. Berupa semua data dan analisis
yang disimpulkan dalam rencana 5 tahun mendatang sesuai
dengan sistematika yang ditetapkan dalam pedoman Kebijakan
Strategis Daerah Sistem Penyediaan Air Minum disertai dengan
Draft Rancangan Peraturan Bupati Sanggau, Jumlah laporan Akhir
yang harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar buku dan laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk),
pada akhir pekerjaan (bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.

23. Laporan SMKK Merupakan ringkasan laporan SMKK dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Laporan SMKK yang harus diserahkan kepada pemberi
tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku dan laporan dalam
bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir pelaksanaan pekerjaan
(bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.

24. Ringkasan Eksekutif Merupakan ringkasan laporan akhir dari hasil pelaksanaan
(Executive Summary) pekerjaan. Jumlah Executive Summary yang harus diserahkan
kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku dan
laporan dalam bentuk data digital (Flasdisk), pada akhir
pelaksanaan pekerjaan (bulan ke-3) sejak terbitnya SPMK.

Hal-Hal Lain

25. Produksi dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

26. Persyaratan Kerjasama

27. Pedoman Pengumpulan Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengumpulan data lapangan
Data Lapangan sesuai persyaratan dan kaidah teknis maupun regulasi yang berlaku
di bidang / layanan pekerjaan pengawasan.

28. Alih Pengetahuan Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).

Sanggau, Mei 2022

Kepala Bidang Permukiman


Dinas Perumahan, Cipta Karya, Tata Ruang
dan Pertanahan Kab. Sanggau
Selaku KPA yang merangkap sebagai PPK
TTD
TTD

AGUS HIDAYAT, ST, M.EC. DEV

NIP. 19710810 199703 1 006

Anda mungkin juga menyukai