Anda di halaman 1dari 40

RENCANA AKSI DAERAH

AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN


(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA
TAHUN 2015 - 2019

Ensuring access to water and adequate sanitation services is


one of the most efficient ways to break the poverty cycle.

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan


(POKJA AMPL) Kabupaten Dharmasraya
2015
KATA PENGANTAR

Migration from rural to urban areas poses a major challenge for city planners; extending basic drinking
water and sanitation services to periurban and slum areas to reach the poorest people is of the utmost
importance to prevent outbreaks of cholera and other water-related diseases in these often overcrowded
places. (WHO & UNICEF, 2006)
Permasalahan penyediaan air minum yang sangat terkait dengan pola hidup masyarakat akan
semakin tertekan sebagai akibat proses migrasi yang semakin tinggi. Dalam konteks ini proses
urbanisasi dan kemiskinan menjadi salah satu pemicu makin tingginya kebutuhan akan air minum
yang layak khususnya pada daerah kumuh maupun daerah pinggiran kota. Permasalahan air minum
yang layak dan penyehatan lingkungan perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan milenium (MDGs). Ketersediaan air minum yang layak semakin sulit
akibat tekanan atau beban suatu kota atau daerah maupun akibat kondisi sanitasi yang tidak baik
yang berakibat terhadap kualitas air baku yang ada.
About 770 million and 700 million urban people gained access to improved drinking water and
sanitation, respectively, during 1990–2004. (WHO & UNICEF, 2006)
Menyadari bahwa ketersediaan air minum yang layak dan perbaikan lingkungan yang lebih baik
saling berkelit kelindan dalam konteks penyediaan air minum yang layak, Pemerintah Republik
Indonesia berkomitmen untuk memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu
upaya untuk lebih memfokuskan pada aspek penyediaan air minum yang layak adalah bagaimana
pencapaian terhadap pencapaian tujuan 7C yang memfokuskan pada AMPL.
Penyusunan RAD AMPL pada Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia merupakan bentuk
nyata komitmen pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai pelaku langkung pembangunan untuk
bersama-sama mewujudkan target pada tujuan7C ini. Penyusunan RAD AMPL Kabupaten
Dharmasraya secara umum bertujuan untuk mampu mengembangkan kapasitas daerah dalam
penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun.
Setiap komponen pelaku pembangunan dengan adanya RAD-AMPL akan mampu untuk
berkomitmen dan makin berperan dalam perluasan program pelayanan AMPL. Peran serta
masyarakat dalam hal ini merupakan salah satu kunci keberhasilan program AMPL sehingga
pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat sangat ditekankan dalam pelaksanaan
kedepan. Kita berharap RAD-AMPL ini akan menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang
AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL. Koordinasi dan
sinkronisasi program/kegiatan merupakan kata kunci dalam keberhasilan pembangunan AMPL di
Kabupaten Dharmasraya. Untuk itu kita berharap dengan adanya RAD AMPL ini, seluruh
stakeholders yang terlibat mampu melakukan koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatannya
dalam memenuhi target MDGs yang diharapkan khususnya pada target 7C.
Kami menyadari banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan buku RAD AMPL
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011-2015 ini. Masukan dan perbaikan dari seluruh pelaku
pembangunan dan stakeholders lainnya akan sangat membantu dalam perbaikannya. Semoga buku ini
bermanfaat dan menjadi salah satu bagian dalam proses perencanaan pembangunan yang kita
laksanakan

Tim Penyusun

i
SAMBUTAN BUPATI DHARMASRAYA

SAMBUTAN BUPATI DHARMASRAYA

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten
Dharmasraya merupakan dokumen rencana pengembangan kapasitas daerah dalam penyediaan
pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. Sebagai rencana
pengembangan kapasitas daerah, RAD-AMPL merupakan acuan bagi program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya yang bertanggung jawab
pada sektor bidang AMPL. Dengan adanya RAD-AMPL ini diharapkan SKPD terkait sektor Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan dapat menghasilkan program/kegiatan yang lebih terarah,
terpadu dan berkelanjutan.
AMPL sendiri merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menggerakkan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menanggulangi kemiskinan serta mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Dengan ditetapkannya RAD AMPL Kabupaten Dharmasraya 2015-2019 ini diharapkan
memberikan hasil nyata dalam meningkatkan cakupan akses dan kualitas pelayanan air minum dan
sanitasi daerah sesuai target RPJMN tahun 2019 dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan dan
produktivitas masyarakat yang lebih baik. Mengingat penyediaan layanan dasar termasuk air minum
dan sanitasi merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.
Koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan AMPL yang ada di setiap SKPD
diharapkan akan lebih baik dengan disusunnya RAD AMPL ini. Kita berharap pada tahun 2019
pemenuhan target RPJMN tahun 2019 akan dapat dipenuhi sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Pada akhirnya kami berharap seluruh stakeholders yang terlibat dalam pencapaian RAD
AMPL ini dapat menjalankan dan senantiasa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya.

BUPATI DHARMASRAYA

SUTAN RISKA

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... i
Sambutan Bupati Dharmasraya ........................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
Daftar Tabel......................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ...................................................................................................................... v
Daftar Peta ........................................................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.3. Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Air Minum dan Penyehatan lingkungan. .......................... 2
1.4. Ruang Lingkup ............................................................................................................................................. 4
1.4.1. Pengertian Air Minum dan Sanitasi ......................................................................................................... 4
1.4.2. Rencana Aksi Daerah Bidang AMPL ..................................................................................................... 5
2. KONDISI UMUM PENCAPAIAN, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ........ 6
2.1. Gambaran Umum Kabupaten ................................................................................................................... 6
2.1.1. Air Minum .......................................................................................................................................... 10
2.1.2. Sanitasi ............................................................................................................................................... 10
2.2. Permasalahan ..............................................................................................................................................12
2.2.1. Air Minum .......................................................................................................................................... 12
2.2.2. Sanitasi ............................................................................................................................................... 13
3. ISSUE STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................. 18
3.1. Issue Strategis .............................................................................................................................................18
3.2. Arah Kebijakan 2015 – 2019 ..................................................................................................................19
3.3. Strategi Pencapaian 2015 – 2019 .............................................................................................................19
4. PROGRAM DAN KEGIATAN....................................................................................20
4.1. Program dan kegiatan bidang Air Minum 2015 – 2019 .......................................................................20
4.2. Program dan kegiatan bidang Sanitasi 2015 – 2019 .............................................................................21
5. KEBUTUHAN INVESTASI .......................................................................................22
5.1. Perkiraan Kebutuhan Investasi................................................................................................................22
5.2. Rencana Pembiayaan .................................................................................................................................25
6. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................................................26
6.1. Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi....................................................................................................26
6.2. Formulir Pemantauan dan Evaluasi ........................................................................................................28
7. PENUTUP ...................................................................................................................30
List of References ................................................................................................................32

iii
DAFTAR TABEL
Table 1-1 Definisi Sarana Air Minum dan Sanitasi yang Layak / Improved .............................................................4
Table 2-1 Pembagian dan Luas Wilayah Kabupaten Dharmasraya .............................................................................6
Table 2-2 Jumlah Penduduk Tahun 2013 dan Proyeksi Tahun 2019 Kabupaten Dharmasraya ............................7
Table 2-3 Perkembangan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2003 – 2014................................................7
Table 2-4 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2014 .......................................8
Table 2-5 Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Air Minum Tahun 2012-2014 ................................. 10
Table 2-6 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Fasilitas Buang Air Besar Tahun 2012-2014 .......................... 11
Table 2-7 Permasalahan Mendesak Air Minum ........................................................................................................... 12
Table 2-8 Permasalahan Mendesak Sanitasi ................................................................................................................. 13
Table 2-9 Permasalahan Mendesak Air Limbah Dimestik......................................................................................... 14
Table 2-10 Permasalahan Mendesak Persampahan..................................................................................................... 15
Table 2-11 Permasalahan Mendesak Drainage ............................................................................................................ 16
Table 3-1 Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL Jangka Menengah........................................................................ 18
Table 4-1 Program dan Kegiatan di Bidang Air Minum 2015 -2019 ....................................................................... 20
Table 4-2 Program dan Kegiatan di Bidang Sanitasi 2015 -2019 .............................................................................. 21
Table 5-1 Analisis Kebutuhan Investasi Pelayanan Air Minum ................................................................................ 22
Table 5-2 Analisis Kebutuhan Investasi Pelayanan Sanitasi ...................................................................................... 23
Table 5-3 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Tahun 2009 - 2013 ......................................................... 24
Table 5-4 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 - 2013 .............................................. 24
Table 5-5 Rencana Pembiayaan...................................................................................................................................... 25
Table 6-1 Formulir Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL 2015-2019 ................................................................. 28

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Potensi Kerugian akibat Sanitasi dan Air Minum yang Buruk...............................................................5
Gambar 2-1 Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2003 – 2014 ..............................7
Gambar 2-2 Persentase akses Air Minum Tahun 2012 dan 2014............................................................................. 10
Gambar 2-3 Persentase akses Sanitasi Tahun 2012 dan 2014 ................................................................................... 11

v
DAFTAR PETA
Peta 2-1 Peta Administrasi Kabupaten Dharmasraya .............................................................................................................9
Peta 2-2 Distribusi Layanan Air Minum Dharmasraya .............................................................................................. 17

vi
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

1. PENDAHULUAN
Today, just over half the global population lives in towns and cities, and it is projected that by 2050, over 70 percent
of us will reside in urban areas. At the same time, around 884 million people globally are without access to safe
drinking water, while more than 2.6 billion lack access to toilets and other sanitation facilities. Every year, more than
two million people die due to a lack of safe drinking water and diseases caused by polluted water.

1.1. Latar Belakang


Air minum dan Sanitasi yang merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi keberlangsungan
kehidupan manusia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
penyediaan air minum dan sanitasi merupakan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar
tingkatan dan/atau susunan pemerintahan, Pemerintah Pusat memiliki peran penting khususnya dalam
rangka pencapaian sasaran nasional dan pengendalian pelaksanaan untuk perwujudan standar pelayanan
minimal.
Berdasarkan data BPS tahun 2013 cakupan layanan air minum di Kabupaten Dharmasraya
berdasarkan data Susenas mengalami penurunan mencapai 42,7%. Penurunan ini disebabkan
masyarakat pada umumnya beralih menggunakan air kemasan/depot isi ulang sebagai sumber air
minumnya. Sedangkan cakupan akses sanitasi 81.7 % dimana angka ini menunjukan peningkatan yang
cukup signifikan. Adapun sesuai RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015-2019, diharapkan
cakupan ini dapat meningkat menjadi 100% untuk air minum dan 100% untuk sanitasi.
Sehubungan dengan hal ini diperlukan suatu perencanaan program air minum dan sanitasi yang
akan menjadi acuan seluruh pihak yang berkepentingan. Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan
Sanitasi (RAD-AMPL) yang disusun ini akan berguna sebagai acuan lebih lanjut.

1.2. Maksud dan Tujuan


RAD-AMPL ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah, Penyelenggara, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan penyelenggaraan pengembangan Air Minum dan
Sanitasi yang berkualitas.
RAD-AMPL ini bertujuan untuk:
1. Menyelesaikan permasalahan dan tantangan pengembangan Air Minum dan Sanitasi;
2. Menyelenggarakan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan prasarana
dan sarana sanitasi;
3. Memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Melalui Program Nasional Pamsimas, Pemerintah Pusat bermaksud membantu Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dalam peningkatan akses masyarakat miskin
terhadap air minum dan sanitasi. Pada akhir program ini Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan
dapat memiliki Kebijakan dan Strategi Daerah mengenai Pengembangan Sistem Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL), baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat dengan
model Pamsimas.
Dalam rangka membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengarusutamaan kebijakan air
minum dan penyehatan lingkungan, termasuk yang berbasis masyarakat maka Pamsimas mendorong
1
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengakomodasikan kebijakan pengembangan AMPL, terutama


yang berbasis masyarakat seperti model Pamsimas, ke dalam dua cara:
(1) Penyusunan kebijakan dan program prioritas Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
daerah jangka menengah dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) Bidang AMPL sebagai
dokumen pendukung RPJMD (dan menjadi substansi RPJMD bagi Kabupaten/Kota yang sedang
menyusun RPJMD) dalam pencapaian target RPJMN 2019 bidang air minum dan penyehatan
lingkungan, yang implementasinya dilakukan melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD
(Rencana Kerja Pemerintah Daerah), RenstraSKPD terkait, dan Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM) Kabupaten/Kota.
(2) Peningkatan kapasitas pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
melalui (1) peningkatan kapasitas organisasi non pemerintah, antara lain Asosiasi Pengelola SPAMS
perdesaan, BPSPAMS, dan Kader AMPL, dan (2) peningkatan dukungan kebijakan anggaran
daerah, antara lain penerapan pagu indikatif APBD untuk AMPL, pengembangan Sistem Informasi
Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan Berbasis Masyarakat, dan (3) pengembangan
regulasi yang mengatur penyelenggaraan AMPL-BM.

1.3. Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Air Minum dan Penyehatan lingkungan.
Arah kebijakan yang menjadi dasar pemikiran dari penyusunan RAD-AMPL ini adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat;
4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah;
8) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
11) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
12) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
13) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air ;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum;
15) Peraturan Pemerintah Nomor26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
16) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
17) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2014 tentang Hak Guna Air;
18) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;

2
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

19) Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi;
20) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019;
21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum:
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
24) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pemukiman (KSNP-
SPALP);
25) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan:
26) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2011 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

Sesuai dengan kebijakan nasional yang tercantum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengembangan Air
Minum, untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera baik di perkotaan maupun
di perdesaan, maka dibutuhkan ketersediaan air minum yang memadai baik kuantitas, kualitas,
kontinuitas, dan keterjangkauan. Secara umum, daerah perkotaan dan perdesaan yang dilayani oleh air
minum yang berkualitas mempunyai kriteria sebagai berikut:
a) Seluruh masyarakat mendapatkan akses pelayanan air minum yang aman, baik di lingkungan
perumahan, perdagangan, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya;
b) Masyarakat dapat meminum air secara langsung dari SPAM dengan jaringan perpipaan,
maupun bukan jaringan perpipaan;
c) Masyarakat terlindungi dari berbagai penyakit terkait dengan air, seperti disentri, tipus, diare,
dan sebagainya;
d) Berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi;
e) Masyarakat dapat menikmati peningkatan kesejahteraan dari pengusahaan air minum yang
efisien, profesional, dan terjangkau, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah;
f) Masyarakat dan dunia usaha secara aktif dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM; dan
g) Pemerintah Pusat dan Daerah bersama masyarakat bersama-sama mengamankan ketersediaan
sumber air baku bagi keberlanjutan pelayanan SPAM.
Bidang Sanitasi memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi
masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah
permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri
atas air limbah domestic (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci dapur dan tinja manusia
dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan
Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan
dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan
penyakit seperti diare, typus, kolera dan lain-lain.
Beberapa upaya pencapaian sasaran RPJMN 2015 – 2019, kebijakan dan strategi yang dapat
dilakukan meliputi :
3
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

1. Peningkatan akses pelayanan sanitasi, baik melalui system on-site maupun off-site di perkotaan dan
perdesaan.
2. Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi .
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan system sanitasi.
4. Penguatan kelembagaan.
5. Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan.

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Pengertian Air Minum dan Sanitasi


 Sumber air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum non-perpipaan
terlindung yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan atau lebih dari 10
meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber
air minum layak meliputi air leding, keran umum, sumur bor atau pompa, sumur terlindung
dan mata air terlindung, serta air hujan;
 Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air di mana jarak antara sumber
air dan tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter dan/atau tidak terlindung dari
kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur galian yang tak terlindung,
mata air tak terlindung, air yang diangkut dengan tangki/drum kecil, dan air permukaan dari
sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase;
 Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis, dan nyaman,
yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari kontak dengan kotoran
manusia. Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet guyur (flush
toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tangki septik, termasuk
jamban cemplung (pit latrine) terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos;
 Fasilitas sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke selokan,
saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban cemplung tanpa segel slab, wadah
ember, dan toilet gantung;

Table 1-1 Definisi Sarana Air Minum dan Sanitasi yang Layak / Improved

Sarana Improved/Layak Unimproved*)/Tidak layak


Air Minum  House connection (Sambungan rumah (SR))  Unprotected well (sumur tak terlindungi)
 Standpost/pipe (hidran)  Unprotected spring (mata air tak terlindungi)
 Borehole (sumur bor)  Vendor-provided water (Air dari penjual/ pedagang)
 Protected spring or well (sumur terlindungi)  Botlled water (Air kemasan)
 Collected rain water (air hujan)  Water provided by tanker truck (air dari tanker
 Water disinfected at the point of use truck)

Sanitasi  Sewer connection (sewer)  Service or bucket latrines


 Septic tank  Public latrines
 Pour flush (closet duduk)  Latrines with an open pit
 Simple pit latrine (cubluk)
 Ventilated Improved Pit-latrine (cubluk dengan
ventilasi udara)
*) Karena tidak aman atau harga per satuannya lebih mahal
Sumber: Global Water Supply and Sanitation 2000 Report

4
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

1.4.2. Rencana Aksi Daerah Bidang AMPL


Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL)
adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk
periode 5 (lima) tahun. RAD AMPL berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah
untuk perluasan program pelayanan AMPL serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis
masyarakat (Pamsimas). RAD AMPL akan menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang
AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5
(lima) tahun.
Ruang lingkup RAD AMPL mencakup:
1) Penyediaan akses air minum layak dan berkelanjutan
2) Pemicuan perubahan perilaku (PHBS)—melalui CTPS dan SBS—dan penyediaan akses
sanitasi layak dan berkelanjutan
3) Pengelolaan air limbah
4) Pengelolaan limbah rumah tangga
5) Penanganan pengelolaan kebersihan makanan
Mengingat salah satu fungsi RAD AMPL ini adalah sebagai “channel” internalisasi
program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam program/kegiatan SKPD yang
menangani bidang AMPL, maka program kunci RAD AMPL adalah program-program yang
berhubungan dengan:
1) Program peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum berbasis masyarakat
2) Program peningkatan akses penggunaan sanitasi yang layak
3) Program pemicuan perubahan perilaku (PHBS)
4) Program pengelolaan lingkungan
5) Program penguatan kelembagaan pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di tingkat
masyarakat dan Kabupaten/Kota

Gambar 1-1 Potensi Kerugian akibat Sanitasi dan Air Minum yang Buruk

5
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

2. KONDISI UMUM PENCAPAIAN,


PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

2.1. Gambaran Umum Kabupaten


Kabupaten Dharmasraya merupakan satu dari 19 Kabupaten/Kota yang terletak di Provinsi
Sumatera Barat dengan luas daerah sekitar 296.113 Ha yang terbagi pada 11 Kecamatan dan terdiri dari
52 Nagari dan 262 Jorong. Kondisi dan topografi Kabupaten Dharmasraya juga ada bervariasi antara
berbukit, bergelombang dan datar dengan variasi ketinggian dari 97 M sampai 1.525 M dari permukaan
laut. Daerah dengan dataran paling tinggi berada di kecamatan Sungai Rumbai yaitu 1.525 m d.p.l.
sedangkan dataran yang paling rendah berada di kecamatan Koto Baru dengan ketinggian 97 m d.p.l.
Kabupaten Dharmasraya berada pada posisi geografis 00O48’25,367”–1O41’40,269” LS dan
101 8’32,52”–101O53’30,166”. Secara administrasi Kabupaten Dharmasraya berbatasan dengan :
O

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Gadang dan Kecamatan Kamang Baru
Kabupaten Sijunjung, serta Kabupaten Kuantan Singingi - Provinsi Riau.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Kerinci - Propinsi Jambi
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo - Propinsi Jambi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok serta Kecamatan
Sangir Jujuhan dan Kecamatan Sangir Batang Kabupaten Solok Selatan
Wilayah administrasi Kabupaten Dharmasraya beserta batas administrasinya ditunjukkan pada
Peta 2.1.
Table 2-1 Pembagian dan Luas Wilayah Kabupaten Dharmasraya

Jumlah Luas Wilayah


No Kecamatan
Nagari Jorong (Km2)
1 Sungai Rumbai 4 24 51.06
2 Koto Besar 7 32 560.57
3 Asam Jujuhan 5 22 485.41
4 Koto Baru 4 26 221.20
5 Koto Salak 5 27 121.45
6 Tiumang 4 17 134.43
7 Padang Laweh 4 17 60.62
8 Sitiung 4 22 124.57
9 Timpeh 5 21 323.01
10 Pulau Punjung 6 31 443.16
11 Sembilan Koto 4 21 500.50
52 260 3,025.98
Sumber : Dharmasraya dalam Angka 2014 – Badan Pusat Statistik Kab. Dharmasraya

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2013 adalah 210.691 jiwa. Jumlah
penduduk Kabupaten Dharmasraya terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan 3.09% per
tahun telah mengalami perubahan dan pertumbuhan, karena pada tahun 2012 jumlahnya mencapai
202.601 jiwa. Selama 10 tahun telah terjadi penambahan penduduk sejumlah 40.818 jiwa dimana pada
awal pemekaran pada tahun 2004 jumlah penduduk Dharmasraya baru 169.871 jiwa.

6
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-2 Jumlah Penduduk Tahun 2013 dan Proyeksi Tahun 2019 Kabupaten Dharmasraya

2013 2019
No Kecamatan Luas wilayah Luas wilayah
Jumlah (jiwa) Jumlah (jiwa)
(Km2) (Km2)
1 Sungai Rumbai 20.735 51.06 26.105 51,06
2 Koto Besar 24.216 560.57 26.458 560,57
3 Asam Jujuhan 13.218 485.41 19.159 485,41
4 Koto Baru 31.114 221.20 35.175 221,20
5 Koto Salak 15.924 121.45 17.333 121,45
6 Tiumang 11.457 134.43 12.013 134,43
7 Padang Laweh 6.351 60.62 8.353 60,62
8 Sitiung 24.618 124.57 27.359 124,57
9 Timpeh 14.318 323.01 15.772 323,01
10 Pulau Punjung 40.780 443.16 50.205 443,16
11 Sembilan Koto 7.958 500.50 9.040 500,50
Total 210.689 3.025,98 246.972 3.025,98
Sumber : Dharmasraya dalam Angka 2014 – Badan Pusat Statistik Kab. Dharmasraya dan Analisis

Berdasarkan rincian tabel diatas, jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2013
sebesar 210.689 jiwa. Sedangkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2019 sebesar 246.972 Jiwa. Berikut
table perkembangan penduduk Kabupaten Dharmasraya dari tahun 2003 sampai 2014.

Table 2-3 Perkembangan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2003 – 2014

Tahun Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio


2003 83,836 79,220 163,056 105.83
2004 84,334 82,537 166,871 105.81
2005 84,059 81,135 165,194 103.60
2006 86,718 83,722 170,440 103.58
2007 88,811 86,762 175,573 102.36
2008 92,521 88,394 180,915 104.67
2009 96,006 90,348 186,354 106.26
2010 99,093 93,059 192,152 106.48
2011 102,360 95,938 198,298 106.69
2012 105,642 98,838 204,480 106.88
2013 108,939 101,750 210,689 107.07
2014 112,227 104,678 216,905 107.21
Sumber : Dharmasraya dalam Angka 2015

Gambar 2-1 Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2003 – 2014

250,000 210,689 216,905


198,298 204,480
186,354 192,152
175,573 180,915
200,000 163,056 166,871 165,194 170,440

150,000

100,000
50,000

-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Dharmasraya dalam Angka 2015


7
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-4 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2014

Rata-rata
Rumah Penduduk
No Kecamatan penduduk per
Tangga (Jiwa)
RT
Sungai Rumbai 4,925 21,649 4.40
2 Koto Besar 6,100 24,614 4.04
3 Asam Jujuhan 3,441 14,175 4.12
4 Koto Baru 7,791 31,830 4.09
5 Koto Salak 4,308 16,174 3.75
6 Tiumang 3,165 11,555 3.65
7 Padang Laweh 1,604 6,686 4.17
8 Sitiung 5,993 25,102 4.19
9 Timpeh 3,923 14,575 3.72
10 Pulau Punjung 9,222 42,397 4.60
11 Sembilan Koto 1,988 8,148 4.10
Dharmasraya 52,460 216,905 4.13

8
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Peta 2-1 Peta Administrasi Kabupaten Dharmasraya

9
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

2.1.1. Air Minum


Status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Dharmasraya tahun 2013 adalah
42.7 % rumah tangga telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak,
perkotaan dan perdesaan. Kondisi ini menunjukan trend penurunan akses yang sangat drastic.
Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan air kemasan dan isi ulang sebagai
sumber air minumnya yang secara ekonomis merupakan askes yang tidak layak berdasarkan
indicator World Bank. Ditinjau dari sistem penyediaan air minum-nya, capaian kinerja pelayanan air
minum Kabupaten Dharmasraya ditampilkan dalam Tabel berikut ini:

Table 2-5 Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Air Minum Tahun 2012-2014

Persentase Ket
No. Sumber Air Minum
2012 2013 2014
1 Air Kemasan dan Isi Ulang 33.9 35.41 30.9 Tidak Layak
2 Leding 0.2 0.5 0 Layak
3 Pompa 9.9 3.5 7.7 Layak
4 Sumur Terlindung 29.4 31.79 15.3 Layak
5 Sumur tak Terlindung 18.3 23.91 38.3 Tidak Layak
6 Mata Air Terlindung 3.2 2.34 2.3 Layak
7 Mata Air tak Terlindung 2.3 2.05 2.4 Tidak Layak
8 Air Sungai 2.7 0.28 3.1 Tidak Layak
9 Lainnya 0.1 0.22 0
100 100 100

Gambar 2-2 Persentase akses Air Minum Tahun 2012 dan 2014

38.30
40 35.41
33.90
35 30.90 31.79
29.40
30 2012
23.91 2013
25
18.30 2014
20 15.30
15 9.90
7.70
10
3.50 2.30 2.05 2.40 2.70
3.20 2.34 3.20 0.22
5 0.50 -
0.20 2.30 0.28 0.10 -
-
Air Leding Pompa Sumur Sumur Tak Mata Air Mata Air Tak Air Sungai Lainnya
Kemasan Terlindung Terlindung Terlindung Terlindung

2.1.2. Sanitasi

Status capaian kinerja pelayanan sanitasi Kabupaten Dharmasraya tahun 2014 adalah
81,70 % rumah tangga telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan
perdesaan. Ditinjau dari sistem penyediaan sanitasi-nya, capaian kinerja pelayanan sanitasi
Kabupaten Dharmasraya ditampilkan dalam Tabel berikut ini:

10
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-6 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Fasilitas Buang Air Besar Tahun 2012-2014

Fasilitas
No 2012 2013 2014
Buang Air Besar
1 WC Sendiri 70.90 77.97 72.90
2 WC Bersama 11.00 5.03 8.20
3 WC Umum 2.00 1.89 0.60
4 Tidak Ada 16.10 15.11 18.30
100.00 100.00 100.00

Gambar 2-3 Persentase akses Sanitasi Tahun 2012 dan 2014

77.97
72.90
80.00 70.90
70.00
60.00
50.00 2012
40.00 2013
30.00 15.11 18.30 2014
16.10
20.00 11.00 5.03 8.20
0.60
10.00 2.00 1.89
-
WC Sendiri WC Bersama WC Umum Tidak Ada

11
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

2.2. Permasalahan

2.2.1. Air Minum


Table 2-7 Permasalahan Mendesak Air Minum

A. Sistem Air minum Permukiman:


1.Aspek Pengembangan  Jumlah SR di Kab. Dharmasraya adalah 432 unit dari SPAM yang dikelola UPTD
Sarana dan Prasarana: SPAMS Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan jumlahnya penduduknya adalah
sebanyak 216.905 Jiwa dengan jumlah Rumah Tanga sebanyak 52.460 Rumah
User Interface: Tangga.
 Akses Air minum sistem perpipaan pada umumnya didukung oleh SPAMS Pedesaan
yang dibangun melalui program PAMSIMAS yang telah menyentuh 82 Jorong dari
260 Jorong yang adan di Kabupaten Dharmasraya.
 Saat ini juga dikembangkan beberapa jaringan SPAMS oleh UPTD SPAM Dinas PU
seperti di Sungai Rumbai, Sungai Duo dan Koto Besar serta Kawasan Pulau Punjung.

B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah
 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
 Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
3. Aspek Kelembagaan:  Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
 Belum optimalnya peran BPSPAMS dan Asosiasi SPAMS Perdesaan
4. Aspek Peraturan  Belum memadainya perangkat Peraturan perundangan (Perda/Perbup dll ) yang
Perundangan dan diperlukan dalam pengelolaan
penegakan hukum:  Belum adanya Peraturan perundangan ( Perda / Perbup/perwal, dll ) terkait
pengembangan sistem penyediaan air minum
5. Aspek Peran serta  Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Masyarakat dan Dunia  Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Usaha / Swasta:  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
6. Aspek Komunikasi,  Masih rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam mulai proses perencanaan
PMJK ( Pemberdayaan sampai monev.
Masyarakat Jender dan  Masih kurangnya perhatian dari para pengusaha dan pebisnis dalam usaha air minum.
Kemiskinan ) dll.
 Belum terbentuknya Perusahaan/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang khusus
mengelolah PDAM.
 Masih maraknya penambang liar/PETI yang bisa merusak lingkungan dan sumber air
minum.
 Masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
 Masih adanya perusahaan yang belum memperhatikan AMDAL.

12
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

2.2.2. Sanitasi
Table 2-8 Permasalahan Mendesak Sanitasi

A. Sistem Sanitasi Permukiman:


1.Aspek Pengembangan  Jumlah keluarga di Kab. Dharmasraya yang sudah memiliki jamban sendiri baru
Sarana dan Prasarana: mencapai 72,90% dimana masih terdapat 27,10% dari Rumah Tangga (14.217 RT)
yang berlum memiliki jamban.
User Interface:

B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah
 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
 Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
3. Aspek Kelembagaan:  Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
4. Aspek Peraturan  Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan
Perundangan dan  Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
penegakan hukum:
5. Aspek Peran serta  Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Masyarakat dan Dunia  Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Usaha / Swasta:  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
6. Aspek Komunikasi,  Masih minimnya media sosialisasi berkaitan PHBS.
PMJK ( Pemberdayaan  Masih belum adanya Perusahaan/BUMD yang khusus mengelolah sampah.
Masyarakat Jender dan  Masih dibuangnya sampah di sembarang tempat, sungai, dan sepanjang lintas
Kemiskinan ) dll.
sumatera.
 Masih belum termanfaatkannya sampah untuk pupuk/kompos.
 Masih belum termanfaatkannya sampah untuk daur ulang/home industri.

13
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-9 Permasalahan Mendesak Air Limbah Dimestik

A. Sistem Air Limbah Permukiman


1. Aspek Pengembangan  Kepemilikan jamban di Kab. Dharmasraya adalah 77%, dengan rincian Jamban pribadi 73% dan
Sarana dan Prasarana : MCK/WC umum 4%, sedangkan sisanya masih belum memiliki jamban
User Interface : Series1, Series1, lubang Series1, Lainnya, , Series1
Series1, , 0, 0%
selokan/parit/got ,galian , 1.96, 2% 1.04, 1% Series1, Tidak tahu , , , 0,
.27, 0%Series1, , 0, 0% 0%
1.00, 1% Series1, , 0, 0%
Series1, Series1, , 0, 0%
kebun/pekarangan , Series1, , 0, 0%
1.15, 1%
Series1,
sungai/pantai/laut ,
16.77, 17%
Series1, , 0, 0%
Series1
Series1, WC
, , 0,
helikopter , 1.73,
0%
2%
Series1, MCK/WC
Umum , 4.08,
4% Series1, Jamban
pribadi , 72.00,
Series1, , 0, 0% 72%
Keterangan :
- Jumlah penduduk Kab. Dharmasraya Tahun 2012 sebesar : 197.599 jiwa ( 90.863 KK)
- Jumlah penduduk perkotaan Kab. Dharmasraya Tahun 2012 sebesar : 73.880 jiwa
- Jumlah penduduk perdesaan Kab. Dharmasraya Tahun 2012 sebesar : 56.081 jiwa
Kesimpulan :
 Kepemilikan akses jamban pribadi & MCK = 76% ( 150.333 jiwa ) ( 30.067 KK)
 BABS = 24 % ( 47.266 jiwa) ( 9.453 KK) yang meliputi ;
- BABS WC Helikopter = 2 % ( 3.418 jiwa) ( 684 KK)
- Sungai = 17 % ( 33.135 jiwa) ( 6.627 KK )
- BABS Selokan/Parit/Got = 1 % ( 1.976 jiwa) ( 395 KK )
- BABS Kebun/Pekarangan = 1% ( 2.278 jiwa) ( 456 KK )
- BABS Lubang galian = 2% ( 3.875 jiwa) ( 775 KK )
- Lainnya = 1% ( 2.053 jiwa) ( 441 KK )
- Tidak tahu = 0,27 % ( 530 jiwa ) ( 106 KK )
Pengumpulan &  Porsentase tangki septik aman = 57 %
Penampungan/Pengelolaan
Awal : Series1, Tidak tahu,
Series1,
22.0, 22%
Kebun/tanah
Series1, lapang, 0 , 0%
Kolam/sawah, 1.5,
1% Series1,
Sungai/danau/pant
ai, 1.9, 2%
Series1, Langsung Series1,
ke drainase, 0.7 , Tangki
1% septik,
Series1, 57.0, 57%
Cubluk/lobang Series1, Pipa
tanah, 15.9, 16% sewer, 1.1, 1%

Keterangan :
- Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman (Pribadi+MCK) = 57% ( 112.631 jiwa) (
22.526 KK )
- Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman/BABS (Cubluk dan Lainnya) = 43 % (
84.968 jiwa ) ( 16.994 KK )
Pengangkutan/Pengaliran  Hanya ada 1 (satu) truk penyedot tinja, adapun tempat pembuangan tinja tersebut sampai saat ini
masih memanfaatkan badan sungai, kebun ataupun lahan-lahan terbuka.
 Praktek pengurasan tangki septik 24,1 % ( 9.524 KK)
 Persentase keluarga yang memiliki SPAL 73,7%
Pengelolaan Akhir Terpusat  Belum adanya Intalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat (IPLT) di Kabupaten Dharmasraya
Daur Ulang/Pembuangan  Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah
Akhir
Perencanaan Teknis dll  Sudah adanya Master Plan Air Limbah yang disusun pada tahun 2014 yang terintegrasi dengan
RTRW Kabupaten Dharmasraya

14
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-10 Permasalahan Mendesak Persampahan


A. SISTEM PERSAMPAHAN
1. Aspek Pengembangan Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) adalah sebagai berikut :
Saran dan Prasarana  Tingkat layanan penanganan sampah RT : 2% diangkut tukang sampah, 98% tidak diangkut tukang
User Interface sampah (dikubur, ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb)
 Pengelolaan samapah pada RT dapat dilihat pada chart berikut:
Keterangan :
- Mayoritas masyarakat langsung membakar sampah RT mereka yaitu 89%, 2,9% penduduk membuang sampahnya ke
badan sungai ataupun ke selokan, 2,1% dibuang ke lahan kosong,hutan, kebun, 0,4% penduduk membiarkan sampah
RTnya membusuk dan 0,5% membuangnya ke lobang dan ditutup dengan tanah.
- 0,7% sampah RT yang dikumpulkan oleh kolektor informal untuk di daur ulang
- Produksi sampak Kabupaten Dharmasraya per hari = 296.399 M3/Hari
- Timbulan sampah wilaya perkotaan per hari = 111.762 M3/Hari
- Pelayanan sampah 2 % per hari = 1.676 m3/hari (wilayah perkotaan)
Keterangan :
- Sebagian besar RT di Kabupaten Dharmasraya tidak melakukan pemilhan terhadap sampah RTnya
Series1, Pengolahan
sampah setempat Ya,
diolah, 13.4 Series1, Pengolahan
sampah setempat
Series1,
Tidak diolah, 86.6Ketepatan
waktu pengangkutan
sampah Tidak tepat
Series1, Frekuensi waktu, 100.0
pengangkutan sampah
Ya, memadai, 21.1 Series1, Frekuensi
pengangkutan sampah
Series1, Pengelolaan Tidak memadai, 78.9
sampah Ya, memadai,
2.7 Series1, Pengelolaan
sampah Tidak
memadai , 97.3

-
Pengumpulan setempat  Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
 Sampai saat ini sudah ada TPAS di Kabupaten Dharmasraya tapi belum optimal dikarenakan
keterbatasan peralatan alat berat serta keterbatasan SDM pengelola TPAS
Penampungan sementara  Sampai saat ini tersedia 7 Unit Kontainer (TPS), kapasitas 5 m3 (5 unit tidak layak pakai)
(TPS) :
Pengangkutan :  Sampai saat ini belum tersedia gerobag/bentor untuk pelayanan sampah RT (masyarakat biasanya
mengantarkan langsung ke TPS sampah RT nya)
 Sampai saat ini tersedia 1 unit Armrol Truck dengan kapasitas terlayani 8,20 m3/hari ke TPAS
(Semi) Pengolahan Akhir  0% masih belum melakukan pemilahan, baru ada 1 Kelompok proyek 3R (Kondisi tidak berfungsi)
Terpusat
Daur Ulang/Tempat  Sampai saat ini sudah ada TPAS yang berlokasi di Sitiung V Ragusa dengan luas 6 Ha, kapasitas
Pemrosesan Akhir (TPAS): tampung 16.000 m3 dengan sistem Sanitary Landfill dan dilengkapi dengan pengendalian pencemaran
(Leachet) yaitu : leachet tratment, buffler zone, saluran pengumpul air lindi, drainase air hujan.
 Saat ini TPAS sudah difungsikan namun belum maksimal karena keterbatasan peralatan alat berat, alat
angkut ke TPAS serta keterbatasan SDM pengelola yang ada
 Sampah yang masuk ke TPAS rata-rata hanya berasal dari 28 Pasar tradisional yang ada di Kabupaten
Dharmasraya.
B. Lain-lain :
2. Aspek Kelembagaan  Dinas masih berfungsi sebagai regulator sekaligus menjalankan kegiatan sebagai operator
 Masih belum didukung oleh SDM yang memadai
 Masih rendahnya koordinasi dalam pengelolaan sampah
3. Aspek Pendanaan  Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai 0,71%
 Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas
 Pola penanganan sampah belum optimal
 Rendahnya dana penarikan restribusi
4. Aspek Peran Serta  Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis
Masyarakat dan Dunia  Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya 3R
Usaha/Swasta  Rendahnya investasi dunia usaha/swasta
5. Aspek Peraturan  Belum adanya Perda tentang pengaturan/pengelolaan sampah
Perundangan hukum

15
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 2-11 Permasalahan Mendesak Drainage


DRAINASE
User Interface  Lamanya genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 Hari :
 Rumah tangga yang mengalami banjir rutin
 Bila dilihat grafik kejadian banjir yang terjadi secara rutin di Kabupaten Dharmasraya persentasenya
34,7%, dan yang menyatakan tidak persentasenya 65,3% ini dikarenakan masyarakat Dharmasraya yang
kurang mengerti arti genangan, arti genangan sendiri adalah diatas 30 CM lama genangan 2 jam lebih
dan luas genangan satu hektar, tapi bila kita melihat grafik berikut maka akan terjawab kejadian kejadian
banjir per periodenya.
Keterangan :
- Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 8,1% rumah tangga, sementara 91,8% tidak
secara rutin mengalami banjir
Penampungan/Pengola Kondisi Drainase
han awal Jumlah
Kondisi Drainase Saat
Kecamatan Ini
Jorong Nagari Lancar Mampet
Sungai Rumbai 24 4 √ -
Koto Besar 32 7 √ -
Asam Jujuhan 22 5 - √
Koto Baru 26 4 √ -
Koto Salak 27 5 √ -
Tium ng 17 4 - √
Padang Laweh 17 4 √ -
Sit ung 22 4 - √
Timpeh 21 5 - √
Pulau Punjung 31 6 - √
IX Koto 21 4 - √
Penampungan  Gray water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan
/Pengolahan Awal
Pengangkutan/Pengalir  Minimnya sarana drainase lingkungan yang memenuhi standar
an
Dokumen Perencanaan  Belum adanya rencana induk pengelolaan drainase di Kabupaten Dharmasraya (di dalamnya termasuk
data base, peraturan perundangan, kelembagaan/tupoksi, SDM, sarana prasarana)

16
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Peta 2-2 Distribusi Layanan Air Minum Dharmasraya

17
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

3. ISSUE STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN


STRATEGI
Table 3-1 Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL Jangka Menengah

Target Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Pada Tahun Ke-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatkan cakupan Meningkatnya cakupan Cakupan penduduk yang
akses air minum yang akses air minum yang mengakses air minum
67 69 75 83 91
layak dan berkelanjutan layak dan berkelanjutan yang layak dan
dari 60.62 % berkelanjutan
Tambahan cakupan di
77 83 89 95 100
perkotaan
Tambahan cakupan di
65 74 83 95 100
perdesaan
Meningkatkan cakupan Meningkatnya cakupan Cakupan penduduk yang
akses sanitasi yang layak akses sanitasi yang layak mengakses sanitasi yang
75 81 87 93 100
dan berkelanjutan dan berkelanjutan dari layak dan berkelanjutan
71.03 % menjadi 100 %
Tambahan cakupan di
83 87 91 95 100
perkotaan (jiwa)
Tambahan cakupan di
71 78 85 92 100
perdesaan
Meningkatkan kinerja Meningkatnya kapasitas Unit IPA baru dengan
teknis dan pengelolaan produksi kapasitas 20 lt/detik 1 1 2 2 1
SPAM / UPT
Penambahan Sambungan 2500 3000 2500 2500 2500
Rumah unit unit unit unit unit
Penurunan kebocoran air 40% 35% 30% 25% 20%
Mengoptimalkan Meningkatkan peran serta Dokumen Perencanaan
kebijakan anggaran Kelompok Kerja bidang air minum dan
penyediaan air minum dan Sanitasi/AMPL dalam sanitasi.
sanitasi serta merumuskan kebijakan 1 0 0 0 0
meningkatkan peran penganggaran bidang air
pemerintah dalam minum dan sanitasi.
pelibatan dunia usaha

3.1. Issue Strategis


Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dan tantangan Kabupaten Dharmasraya dalam
penyediaan air minum dan sanitasi, maka isu strategis yang akan diprioritaskan penanganannya sampai
dengan 2019 adalah :
1) Kesiapan teknis dan pengelolaan UPTD SPAM untuk memenuhi target cakupan pelayanan;
2) Rendahnya cakupan akses air minum di pedesaan;
3) Terbatasnya sumber pasokan air yang sustainable dan dapat diandalkan;
4) Rendahnya kesadaran untuk menerapkan PHBS
5) Belum optimalnya dukungan kebijakan anggaran bagi perluasan cakupan akses air minum dan
sanitasi, khususnya di pedesaan
6) Belum optimalnya fasilitasi pemerintah daerah untuk melibatkan dunia usaha dan lembaga
donor dalam pendanaan pembangunan air minum dan sanitasi
18
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

3.2. Arah Kebijakan 2015 – 2019


Berdasarkan tujuan dan sasaran peningkatan pelayanan AMPL Kabupaten Dharmasraya 2015-
2019, arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memprioritaskan perluasan cakupan pelayanan SPAM baik UPTD pada kawasan perkotaan
dan maupun SPAMS Pedesaan untuk kawasan pengembangan SPAM Pedesaan;
2. Menerapkan pendekatan berbasis masyarakat untuk perluasan cakupan akses air minum yang
layak dan berkelanjutan di kawasan perdesaan dan kawasan yang tidak terjangkau pelayanan
UPTD SPAM;
3. Menggalang kerjasama pendanaan dengan dunia usaha bagi perluasan akses air minum dan
sanitasi pada kawasan-kawasan pariwisata;
4. Menggalakkan program STBM bagi Kelurahan/Desa dengan tingkat cakupan akses sanitasi
rendah/di bawah rata-rata kabupaten;
5. Menggalakkan kampanye dan pendidikan PHBS melalui mobilisasi tenaga promosi kesehatan,
tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, dan media massa;
6. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan sumber daya air untuk menjamin kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas pasokan air baku serta meningkatkan sinergi partisipasi elemen pelaku
dalam melestarikan sumber air baku;
7. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas pelaku pembangunan air minum dan
sanitasi melalui penguatan peran Bappeda;
8. Meningkatkan alokasi APBD untuk memenuhi minimal 40% kebutuhan investasi AMPL
Kabupaten Dharmasraya dalam rangka pencapaian target RPJMN tahun 2019. Adapun sisanya
(60%) diupayakan melalui pendanaan APBD provinsi, APBN dan CSR.

3.3. Strategi Pencapaian 2015 – 2019


Untuk mencapai arah kebijakan, maka strategi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
b. Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaran SPAM
c. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan
d. Peningkatan penyediaan air baku secara berkelanjutan
e. Membuka ruang partisipasi seluas-luasnya untuk peningkatan kualitas SDM
f. Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat
g. Belajar dari pengalaman sukses AMPL.

19
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

4. PROGRAM DAN KEGIATAN

4.1. Program dan kegiatan bidang Air Minum 2015 – 2019


Table 4-1 Program dan Kegiatan di Bidang Air Minum 2015 -2019

No Kode Program Kegiatan SKPD Pelaksana


Diseminasi Informasi Nasional 1. Penyebaran informasi melalui Humas
media massa seperti majalah,
radio, dan televisi.
2. Media baru seperti website Dishubkominfoparbud
(media online)
3. Media tradisional seperti Dishubkominfoparbud
pertunjukan rakyat randai,
salung, rabab dan pituah adat.
4. Media interpersonal seperti Dishubkominfoprbud
sarasehan, diskusi, dan
lokakarya.
5. Media luar ruangan seperti Humas
bulletin, leaflet, booklet,
brosur, spanduk dan baliho.
6. SMS Pengaduan Masyarakat Dishubkominfoparbud

Pengembangan dan pemberdayaan Pembentukan Kelompok Informasi Dishubkominfoparbud


Kelompok Informasi Masyarakat Masyarakat (KIM) di masing-
(KIM) masing Kecamatan dan Nagari
Program pengembangan kinerja Penyediaan Sarana Air Minum dan
pengelolaan air minum dan air Sanitasi Berbasis Masyarakat PU CK
limbah (PAMSIMAS II)
Program penyediaan dan Pembuatan sumur bor submersible,
PU CK
pengelolaan air baku MCK, Intake dan biaya administrasi
Pengadaan pipa distribusi,
Program penyediaan dan pemasangan listrik IPA,
PU CK
pengelolaan air bersih pemasangan PLB Boster dan biaya
administrasi
Kegiatan penyelenggaraan
Pengawasan kualitas air minum Dinkes
penyehatan lingkungan
Proteksi sumber air minum Dinkes
Kegiatan Sosialisasi Kebijakan
Pengawasan kualitas air minum Dinkes
Lingkungan sehat
Proteksi sumber air minum Dinkes
Program Lingkungan Sehat
Pengawasan kualitas air minum Dinkes
Perumahan
Penyediaan Water Test Kit
Dinkes
Puskesmas
Program peningkatan keberdayaan
BPML2NPPKB
masyarakat perdesaan
Program penambahan Sambungan
PU CK
Rumah (SR)
Program penambahan kapasitas
Program Sarana dan Prasarana Air PU CK
produksi
Minum (SPAM)
Program penurunan kebocoran air PU CK
Optimalisasi SPAM (untuk instalasi
PU CK
yang rusak)

20
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

4.2. Program dan kegiatan bidang Sanitasi 2015 – 2019

Table 4-2 Program dan Kegiatan di Bidang Sanitasi 2015 -2019

No Kode Program Kegiatan SKPD Pelaksana


Diseminasi Informasi 1. Penyebaran informasi melalui media Humas
Nasional massa seperti majalah, radio, dan
televisi.
2. Media baru seperti website (media Dishubkominfoparbud
online)
3. Media tradisional seperti pertunjukan Dishubkominfoparbud
rakyat randai, salung, rabab dan
pituah adat.
4. Media interpersonal seperti sarasehan, Dishubkominfoparbud
diskusi, dan lokakarya.
5. Media luar ruangan seperti bulletin, Humas
leaflet, booklet, brosur, spanduk dan
baliho.
6. SMS Pengaduan Masyarakat Dishubkominfoparbud
Pengembangan dan Pembentukan Kelompok Informasi Dishubkominfoparbud
pemberdayaan Kelompok Masyarakat (KIM) di masing-masing
Informasi Masyarakat (KIM) Kecamatan dan Nagari
Program lingkungan sehat Kegiatan PAMSIMAS Dinkes
perumahan Pengadaan mal cetakan kloset Dinkes
Kegiatan pengembangan sistem
Dinkes
Komunikasi, Informasi dan edukasi
Kegiatan pengembangan promosi
Dinkes
Program promosi Kesehatan kesehatan
dan Pemberdayaan Kegiatan pengembangan hidup bersih dan
Dinkes
Masyarakat sehat
Kegiatan peningkatan peran serta
masyarakat dalam PHBS (penyuluhan, Dinkes
pemicuan dan wirausaha sanitasi)
Kegiatan PAMSIMAS (Pelatihan Tim
Program Lingkungan Sehat
STBM, Pelatihan Wusan, Pemicuan dan Dinkes
Perumahan
Kampanye Sanitasi)
Kegiatan Penyelenggaraan PPSP Dinkes
Program Pengembangan
Pengadaan Soft Dispenser Dinkes
Lingkungan Sehat
Pembangunan Sarana CTPS Dinkes
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan
BLH
Bidang lingkungan Hidup
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
BLH
Program Pengendalian Strategis (KLHS)
pencemaran dan Perusakan Koordinasi pengelolaan
BLH
Lingkungan Hidup Prokasih/Superkasih
Koordinasi Penilaian kota Sehat (Adipura) BLH
Inventarisasi kasus Pengaduan perusakan
BLH
dan Pencemaran Lingkungan Hidup
Pengembangan Kinerja Sosialisasi Kebijakan pengelolaan
BLH
Pengelolaan Persampahan persampahan
Pemeriksaan Kualitas Tanah BLH
Inventarisasi emisi gas rumah kaca BLH
Peningkatan Pengendalian Pengujian Kadar Polusi limbah Cair BLH
Polusi Pengujian Kualitas Udara Cerobong dri
Sumber tidak bergerak dan udara ambient BLH
di kota Baturaja

21
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

5. KEBUTUHAN INVESTASI

5.1. Perkiraan Kebutuhan Investasi


Perkiraan kebutuhan investasi pelayanan AMPL daerah bertujuan untuk mengetahui perkiraan
investasi yang akan diperlukan dalam rangka pencapaian target RPJMN 2019.
. Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mempersiapkan strategi
pendanaan dan pilihan program/kegiatan yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai kinerja yang
ditargetkan.
Angka hasil perkiraan investasi merupakan gambaran biaya yang diperlukan daerah sebagai
pertimbangkan dalam peningkatan alokasi anggaran APBD untuk AMPL dan pertimbangan dalam
perumusan program dan kegiatan yang diusulkan untuk didanai APBD provinsi dan APBN, juga dunia
usaha/perbankan, dan masyarakat.
Upaya pencapaian target kinerja AMPL Kabupaten Dharmasraya sampai dengan tahun 2019
sebagaimana disebutkan diatas perlu didukung dengan komitmen penuh dari berbagai pihak yang
terkait, baik dari segi sumber daya manusia maupun pendanaan. Sehubungan dengan itu, diperlukan
perhitungan kebutuhan investasi yang matang guna menyiapkan strategi investasi dan pendanaan
program AMPL. Sebagai acuan awal, perkiraan kebutuhan investasi dalam rangka pencapaian target
kinerja AMPL Kabupaten Dharmasraya tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tambahan akses sampai dengan 2019 dihitung berdasarkan target kabupaten/kota, baik pada air
minum dan sanitasi. Berdasarkan tambahan akses tersebut, investasi air minum dihitung dengan
menggunakan pendekatan kelembagaan, pendekatan pemberdayaan masyarakat, dan kombinasi antara
pendekatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat.Penerapan pendekatan penghitungan investasi
air minum didasarkan pada hasil pemetaan atas besar tambahan akses yang dapat dipenuhi dengan
pendekatan kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, dan kombinasi keduanya.

Table 5-1 Analisis Kebutuhan Investasi Pelayanan Air Minum

Proyeksi Tambahan Biaya Kebutuhan


Kondisi Tahun
Indikator Kondisi Tahun cakupan investasi per investasi s/d
2015
2019 pelayanan orang (Rp.) 2019
Jumlah penduduk 216,905 246,972 30,067
- Perkotaan 91,100 103,728 12,628
- Perdesaan 125,805 143,244 17,439
Jumlah penduduk yang
dilayani 146,519 224,745 78,225
- Perkotaan 76,747 117,721 40,974 1,000,000 40,974,355,832
- Perdesaan 69,773 107,023 37,251 340,000 12,665,284,467
Cakupan penduduk yang
dilayani -
- Perkotaan -
- Perdesaan -
Berbasis Lembaga dan
Masyarakat
A. UPTD SPAM
B. Berbasis Masyarakat
TOTAL KEBUTUHAN 53,639,640,299

22
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Investasi sanitasi dihitung dengan menggunakan pendekatan berbasis masyarakat, baik di


perkotaan maupun di perdesaan.

Table 5-2 Analisis Kebutuhan Investasi Pelayanan Sanitasi

Proyeksi Tambahan Biaya


Kondisi Tahun Kebutuhan
Indikator Kondisi Tahun cakupan investasi per
2014 investasi s/d 2019
2019 pelayanan orang (Rp.)
Jumlah penduduk 216,905 246,972 30,067
- Perkotaan 91,100 103,728 12,628
- Perdesaan 125,805 143,244 17,439
Jumlah penduduk yang
dilayani 107,780 209,926 102,146 250,000 25,536,526,375
- Perkotaan 50,344 109,959 59,615
- Perdesaan 57,436 99,967 42,531
Cakupan penduduk yang
dilayani -
- Perkotaan -
- Perdesaan -
TOTAL KEBUTUHAN 25,536,526,375

Berdasarkan capaian kinerja AMPL Kabupaten Dharmasraya sampai dengan tahun 2013, target
pencapaian bidang air minum dan sanitasi, pada akhir 2019 diharapkan mampu mencapai kondisi 100%
penduduk memiliki akses air minum layak dan 100% penduduk memiliki akses sanitasi layak. Untuk
mencapai kondisi tersebut, diperkirakan kebutuhan investasi selama 2015-2019 untuk air minum adalah
Rp. 53.639.640.299,- dan untuk sanitasi adalah Rp. 25.536.526.375,- Dengan demikian kebutuhan
investasi air minum dan sanitasi selama 2015-2019 mencapai Rp. 79.176.166.674,-. atau Rp.
15.835.233.334,- per tahun.
Dengan rata-rata realisasi APBD untuk AMPL di Kabupaten Dharmasraya per tahun, maka hasil
perhitungan investasi air minum dan sanitasi Kabupaten Dharmasraya menunjukkan perlunya:
(1) anggaran AMPL difokuskan ke perdesaan,
(2) meningkatkan alokasi APBD untuk AMPL melalui refocusing program tahunan, dan
(3) menggalang kerjasama pendanaan dengan dunia usaha untuk investasi AMPL di perkotaan.

23
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Table 5-3 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Tahun 2009 - 2013
Tahun Rata2
SKPD
2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan
PU-CK Rp. 2.971.191.410 Rp. 4.708.953.700 Rp. 6.682.932.300 Rp. - Rp 6.583.234.476 1,08
Investasi Rp. 2.701.083.100 Rp 4.280.867.000 Rp. 6.075.393.000 Rp 5.984.758.596
operasional/pemeliharaan
(OM) Rp. 270.108.310 Rp 428.086.700 Rp. 607.539.300 Rp. 598.475.860
KLH 0 0 0 Rp 570.204.250 Rp. 698.111.700 0,06
Investasi Rp 518.367.500 Rp. 634.647.000
operasional/pemeliharaan
(OM) Rp 51.836.750 Rp. 63.464.700
Kimtaru
Investasi
operasional/pemeliharaan
(OM)
Rp Rp Rp Rp. 0,46
Dinkes 233.442.853 399.207.655 519.968.570 Rp - 444.931.768
Investasi Rp 212.220.775 Rp 362.916.050 Rp . 472.698.700 Rp. 404.483.425
operasional/pemeliharaan
(OM) Rp 21.222.078 Rp 36.291.605 Rp. 47.269.870 Rp. 40.448.343
Bappeda 0 0 Rp. 40.425.550 Rp 56.641.200 0 0,10
Rp
Investasi 36.750.500 Rp 51.492.000
operasional/pemeliharaan
(OM) 3.675.050 Rp 5.149.200
Belanja Sanitasi
(1+2+3+…n) Rp. 3.204.634.263 Rp 5.108.161.355 Rp. 7.243.326.420 Rp 626.845.450 Rp 7.726.277.923 1,14
Pendanaan investasi
sanitasi Total
(1a+2a+3a+…na) Rp. 2.913.303.875 Rp 4.643.783.050 Rp. 6.584.842.200 Rp. 569.859.500 Rp. 7.023.889.021
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+…nb) Rp. 291.330.388 Rp . 464.378.305 Rp. 658.484.220 Rp 56.985.950 Rp. 702.388.902
Belanja Langsung Rp.236.970.589.450 Rp.263.985.360.226 Rp.297.312.141.955 Rp.260.855.295.809 Rp.311.449.826.027 0,196
Proporsi Belanja
Sanitasi – Belanja
Langsung(8/11) 0,014 0,019 0,024 0,002 0,025 0,311
Proporsi Investasi
Sanitasi – Total Belanja
Sanitasi (9/8) 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91
Proporsi OM Sanitasi –
Total Belanja Sanitasi
(10/8) 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Sumber : Penjabaran APBD 2009 - 2013

Table 5-4 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 - 2013

Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
Total Belanja Sanitasi
1
Kabupaten Dharmasraya 3.204.634.263 5.108.161.355 7.243.326.420 626.845.450 7.726.277.923 4.781.849.082
2 Jumlah Penduduk 180.915 186.354 191.422 197.599 199.256
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 15.633,17 24.259,40 33.324,27 2.859,94 34.957,42
Sumber : Jabaran APBD 2009 - 2013

24
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

5.2. Rencana Pembiayaan


Table 5-5 Rencana Pembiayaan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kode Program/Kegiatan Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Awal 2015 2016 2017 2018 2019 Kondisi Kinerja Akhir Sumber Dana Pengelola
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

Total Rencana Investasi

25
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

6. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL 2015-2019 pada dasarnya dilakukan
oleh semua pelaku atau pemangku kepentingan (stakeholders) Kabupaten Dharmasraya Pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan RAD AMPL 2015-2019 Kabupaten Dharmasraya pada lembaga pemerintah
daerah dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan program dan mengukur hasil program terhadap pencapaian target AMPL
2019. Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL 2015-2019 Kabupaten Dharmasraya
juga menerima masukan hasil pemantauan dan evaluasi independen oleh lembaga-lembaga non
pemerintah seperti LSM, perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi, dan media massa.
Hasil pemantauan dan evaluasi, baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah maupun lembaga
non pemerintah diverifikasi dan dikonsolidasikan oleh Tim Penyusun RAD AMPL Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2015 – 2019 untuk kemudian dilaporkan kepada Bupati Dharmasraya melalui
Kepala Bappeda.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL 2015-2019 Kabupaten Dharmasraya
di tingkat lokal atau komunitas sepenuhnya merupakan prakarsa dan kegiatan masyarakat sendiri. Untuk
itu dapat diberikan pendampingan dan/atau advokasi oleh Pokja AMPL/Tim Teknis Kabupaten
Dharmasraya maupun oleh LSM yang memiliki kompetensi dalam evaluasi kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan khususnya yang terkait dengan target RPJMN 2019..
Tujuan pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan RAD AMPL adalah untuk memberikan
informasi tentang:
1) Tingkat pencapaian target kinerja program dan kegiatan RAD AMPL berdasarkan hasil
pelaksanaan tahun per tahun sampai dengan 2019.
2) Rekomendasi langkah tindak lanjut pada RKPD tahun berikutnya
3) Perbaikan/penyesuaian yang diperlukan terhadap program/kegiatan RAD AMPL untuk tahun
pelaksanaan berikutnya

6.1. Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi


Mekanisme pemantauan dan evaluasi RAD AMPL mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun
2010. Mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap RAD AMPL dilaksanakan sebagai berikut :
A. Materi Pemantauan dan Evaluasi
1) Tingkat pencapaian target kinerja program pada tahun pelaksanaan dan kumulatif sampai
dengan tahun pelaksanaan;
2) Tingkat penggunaan anggaran program pada tahun pelaksanaan dan kumulatif sampai
dengan tahun pelaksanaan.

B. Jadwal Pemantauan dan Evaluasi


1) Pemantauan pelaksanakan RAD AMPL dilakukan minimal 2 kali dalam setahun;
2) Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun pelaksanaan.

C. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi


1) Kepala SKPD kabupaten melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan RAD
AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masing-masing;

26
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

2) Kepala SKPD melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL)
menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala Bappeda selaku Ketua TKK;
3) Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah Daerah
melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL atas kinerja pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan daerah;
4) Tim Teknis Penyusun RAD AMPL menghimpun dan menganalisis laporan seluruh SKPD
pelaksana RAD AMPL dan masyarakat dan melaporkannya kepada Kepala Bappeda;
5) Kepala Bappeda Kabupaten melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pemantauan dan
evaluasi yang telah diolah Tim Teknis Penyusun RAD AMPL;
6) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi dan langkah-
langkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD;
7) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada Kepala
Bappeda;
8) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati.

D. Peran DPRD dalam Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL


1) Mengadakan pembahasan (misalnya melalui rapat kerja, rapat komisi) hasil pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan program AMPL;
2) Mendorong dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi RAD AMPL;
3) Memastikan adanya alokasi program dan anggaran untuk pengembangan kapasitas dan
kompetensi BPSPAMS dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi perdesaan.

27
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

6.2. Formulir Pemantauan dan Evaluasi

Table 6-1 Formulir Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL 2015-2019

Data
Sasaran Indika- Capaian pd Target Capaian Target RAD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Program/
No AMPL tor Awal Akhir Tahun SKPD
Kegiatan
209 Kinerja Perenca Perencanaan
naan 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

Rata-rata capaian kinerja (%)


Predikat kinerja
Faktor pendorong pencapaian kinerja:
Faktor penghambat:
Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya:

Catatan: K = kinerja; Rp = Anggaran


Format disusun sesuai format evaluasi Hasil RPJMD dalam Permendagri N0 54/2010

Pulau Punjung, 2015 Menyetujui


Kepala Bappeda Kabupaten Dharmasraya Bupati Dharmasraya

28
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

Petunjuk Pengisian:
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urutan pengisian
2. Kolom (2) diisi dengan sasaran AMPL 2019 sebagaimana tercantum dalam Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Kab/Kota s.d. 2019
3. Kolom (3) diisi dengan program yang dilaksanakan untuk setiap sasaran. Setiap program diikuti dengan kegiatannya
4. Kolom (4) diisi dengan indikator outcome program untuk baris program dan indikator output kegiatan untuk baris kegiatan
5. Kolom (5) diisi dengan data outcome program untuk baris program dan data output kegiatan untuk baris kegiatan sesuai data tahun terakhir yang digunakan pada
penyusunan RAD AMPL
6. Kolom (6) K diisi dengan target outcome program untuk baris program dan target output kegiatan untuk baris kegiatan sampai dengan 2019
7. Kolom (7) Rp diisi dengan perkiraan anggaran program untuk baris program dan perkiraan anggaran kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2015
8. Kolom (8) sampai dengan kolom (11) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (7)
Total target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) harus sama dengan target kinerja pada Kolom (6), demikian juga dengan target anggaran.
Penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) dapat berupa target kumulatif dimana target pada tahun terakhir harus sama dengan target pada kolom (6), demikian juga dengan target
anggaran. Jika penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd (11) dilakukan secara kumulatif, maka penghitungan realisasi capaian pada Kolom (12) sd (16) juga harus secara kumulatif.
9. Kolom (12) K diisi dengan realisasi outcome program untuk baris program dan realisasi output kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2015
10. Kolom (13) sampai dengan kolom (16) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (12)
11. Kolom (17) K diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) K dengan Kolom (7) K, dinyatakan dalam persentase
Kolom (17) Rp diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) Rp dengan Kolom (7) Rp, dinyatakan dalam persentase
12. Kolom (18) sampai dengan kolom (21) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (17)
13. Kolom (22) diisi dengan SKPD pelaksana/penanggung jawab kegiatan
14. Baris “Rata-rata capaian kinerja” diisikan dengan rata-rata rasio capaian seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun yang dievaluasi
15. Baris “Predikat kinerja” diisikan dengan predikat yang disepakati oleh daerah, misalnya sangat rendah jika rata-rata rasio kurang dari 30%, rendah jika rata-rata rasio
antara 30%-60%, cukup jika rata-rata rasio antara 60%-80%, dan tinggi jika rata-rata rasio lebih dari 80%.
16. Baris “Faktor pendorong pencapaian kinerja” diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai perlu dipertahankan agar kinerja dapat dipertahankan/ditingkatkan
17. Baris “Faktor penghambat” diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai harus diatasi/diminimalisir pada tahun pelaksanaan berikutnya
18. Baris “Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya” diisikan dengan rekomendasi tindak lanjut dalam bentuk kebijakan, prosedur pelaksanaan, program, kegiatan, atau
penambahan/ pengurangan anggaran program/kegiatan pada RKPD berikutnya

29
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

7. PENUTUP

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten
Dharmasraya dimaksudkan sebagai arah dan pedoman umum penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan AMPL selama kurun waktu lima tahun ke depan. Tujuan pembangunan AMPL yang
ditargetkan dapat dicapai di Tahun 2019 dapat dijadikan sebagai salah satu pemacu dan semangat untuk
dapat melakukan upaya yang lebih baik dalam mensejahterakan masyarakat. Penanggulangan
permasalahan air minum dan penyehatan lingkungan bukanlah masalah yang harus diselesaikan oleh
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya saja, namun oleh seluruh masyarakat Dharmasraya, termasuk
masyarakat yang menjadi sasaran pemerintah Kabupaten Dharmasraya mendukung dan melaksanakan
upaya pengembangan AMPL
Terkait dengan sosiokulural masyarakat, upaya pengembangan AMPL tidak akan berhasil apabila
tidak diimbangi dengan program penyadaran masyarakat (public awareness) yaitu sebuah upaya untuk
mengurangi atau bahkan menghapuskan mental dan budaya miskin dengan jalan mengingatkan,
meyakinkan dan memberikan semangat kepada masyarakat agar berusaha untuk bangkit dari
kemiskinan dengan melakukan kerja keras dan membiasakan diri untuk malu menerima bantuan sebagai
orang miskin.
Koordinasi diantara stakeholders perlu dioptimalkan, terutama dalam hal penentuan target dan
sasaran program kegiatan penanggulangan AMPL secara berjenjang dari tingkat Kabupaten,
Kecamatan, Desa sampai ke tingkat kelompok sasaran. Ini untuk menghindari terjadinya tumpang
tindih maupun terlewatnya sasaran pengembangan AMPL.
Percepatan Pencapaian RAD AMPL ini memerlukan dukungan dan peran serta seluruh pelaku
pembangunan dari kalangan pemerintah, DPRD, perguruan tinggi, organisasi dan lembaga swadaya
masyarakat, swasta dan lembaga internasional. Keterlibatan dan dukungan ini diharapkan terus berlanjut
sampai pada pelaksanaan rencana aksi program Percepatan Pencapaian Target RPJMN tahun 2019 dan
evaluasi pencapaian hasil. Keterlibatan seluruh pelaku pembangunan diharapkan akan mendorong
terbangunnya sebuah kesamaan cara pandang, kesepakatan dan sinergi dalam melakukan upaya
Percepatan Pencapaian RAD AMPL.
Dokumen Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target RAD AMPL ini merupakan
bahan acuan bagi seluruh pelaku pembangunan baik di lingkungan pemerintahan maupun masyarakat
dalam melakukan upaya Percepatan Pencapaian Target RAD AMPL. Dokumen RAD AMPL ini akan
berlaku sebagai acuan dalam melakukan upaya Percepatan Pencapaian Target RAD AMPL dalam
jangka pendek dan jangka menengah. Dokumen ini terbuka untuk dilakukan perubahan sesuai dengan
tuntutan perkembangan lingkungan. Dokumen RAD AMPL ini diharapkan akan mampu menjadi
pembawa arah bagi upaya Percepatan Pencapaian Target RAD AMPL dan penciptaan kesejahteraan
bagi warga masyarakat di Kabupaten Dharmasraya

30
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

31
RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD-AMPL) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2015-2019

LIST OF REFERENCES

32

Anda mungkin juga menyukai