Anda di halaman 1dari 327

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR KP. 430 TAHUN 2015


TENTANG
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019

JAKARTA
TAHUN 2015
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3747);

7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

9. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian


Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang


Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun 2005-2025;

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113);

13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
(Renstra K/L) Tahun 2015-2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 2019.
KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan


Tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2015-
2019 yang merupakan dokumen perencanaan nasional
untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 memuat sasaran, arah
kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator
kinerja utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan
sesuai tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan untuk membangun sektor
transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019, yang disusun dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019.

Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan


dalam perencanaan pembangunan perhubungan dan dilaksanakan oleh seluruh
jajaran perhubungan baik tingkat Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang
dokumen Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019 dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Renstra atau dokumen rencana masing-masing Unit Kerja Eselon I dan Unit
Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran
Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan setiap tahunnya sampai
dengan tahun 2019.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Dengan
memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, pada
kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam
menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran
pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan.

Jakarta, September 2015


MENTERI PERHUBUNGAN

IGNASIUS JONAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 i


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 -1-
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1-1


1.1 KONDISI UMUM ................................................................................ 1-1
1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2010-2014 ................................................................. 1-3
1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2010-2014 ................................................................. 1-10
1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014 ...................................... 1-19
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................................................ 1-21
1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS ...................................................... 1-21
1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ............................................ 1-29

BAB 2 VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN KEMENTERIAN


PERHUBUNGAN ....................................................................................... 2-1
2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN ................................................................... 2-1
2.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) ......................... 2-1
2.3 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL .............................................. 2-2
2.4 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ......... 2-5

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA


KELEMBAGAAN................................... 3-1
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL .................................... 3-1
3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL
UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ......... 3-1
3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM
MASSAL PERKOTAAN ............................................................ 3-8
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ... 3-10
3.2.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN .......................................... 3-11
3.2.2 PELAYANAN TRANSPORTASI .................................................. 3-14
3.2.3 KAPASITAS TRANSPORTASI .................................................. 3-22

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 i


3.3 KERANGKA REGULASI ........................................................................ 3-26
3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN
JALAN .................................................................................... 3-27
3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN ................. 3-27
3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT .......... 3-28
3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA ....... 3-30
3.3.5 KERANGKA REGULASI BIDANG TRANSPORTASI
ANTARMODA/MULTIMODA .................................................. 3-31
3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TRANSPORTASI ........................................ 3-31
3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI . 3-32
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN ............................................................... 3-32
3.4.1 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI
KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ........................................ 3-33
3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL
PERKOTAAN ........................................................................... 3-37
3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI
JABODETABEK (BPTJ) ............................................................. 3-40

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................... 4-1


4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-
2019 .................................................................................................. 4-1
4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI................. 4-1
4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI .................................................. 4-4
4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI .................................................... 4-9
4.2 KERANGKA PENDANAAN ................................................................... 4-22
4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ............................ 4-22
4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF ................................................... 4-23
4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ................. 4-24
4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA
APBN, APBD DAN KPS ............................................................ 4-25
4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR 4-26
PERHUBUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA
PENDANAAN BUMN/SWASTA................................................
4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM ...................................................... 4-26
4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 ................................................................. 4-27
4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 ................................................................. 4-30
4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 TERKAIT KAWASAN RAWAN BENCANA,
WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, MITIGASI IKLIM,
PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS),

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ii


DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) ......................... 4-44

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 5-1

LAMPIRAN I. PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI


DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
2015-2019

LAMPIRAN II.
LAMPIRAN A. INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ...............................
LAMPIRAN B. KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 ..........................................................
LAMPIRAN C1. TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ......
LAMPIRAN C2. TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN
DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2015-2019 ......................................................................
LAMPIRAN D. KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019 DALAM RPJMN TAHUN 2015-2019..

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pada Renstra Kementerian
Perhubungan Tahun 2010-2014 .......................................................... 1-6
Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014 ............ 1-11
Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 2010-
2014 ..................................................................................................... 1-12
Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014 .............. 1-14
Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014 ........... 1-16
Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2010-
2014 ........................................................................................... 1-16
Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan ........................... 1-17
Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia di Kementerian Perhubungan
Tahun 2010-2014 ................................................................................ 1-17
Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 2010-
2014 ..................................................................................................... 1-18
Tabel 1.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun
2010-2014 ........................................................................................... 1-19
Tabel 1.11 Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi ............................. 1-22
Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 ................................ 2-2
Tabel 4.1 Rumusan Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan Tahun
2015-2019 ........................................................................................... 4-16
Tabel 4.2 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-
2019 ..................................................................................................... 4-22
Tabel 4.3 Rincian Pendanaan Untuk Tiap Unit Kerja Eselon I Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 .......................................................... 4-27

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan


Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014 .............................. 1-20
Gambar 1.2 Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015 ........................... 1-23
Gambar 1.3 Distribusi Pergerakan Peti Kemas Dunia ......................................... 1-25
Gambar 1.4 Distribusi Pergerakan Peti Kemas Indonesia .................................. 1-25
Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ............................... 2-7
Gambar 3.1 Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Perhubungan 3-35
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan 3-36
Gambar 3.3 Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional ................................. 3-37
Gambar 3.4 Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema
Penempatan Pada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019 .............. 3-38
Gambar 3.5 Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen
Perkeretaapian di Daerah ............................................................... 3-39
Gambar 3.6 Struktur Organisasi BPTJ ................................................................. 3-42

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 v


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 vi
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 -1-
BAB 1.
PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian


Perhubungan Tahun 2015-2019 disusun sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, yang mengamanatkan bahwa setiap
Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
yang selanjutnya disebut Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), yang
merupakan dokumen perencanaan kementerian/
lembaga untuk periode 5 tahun. Renstra memuat
sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsi kementerian/lembaga yang disusun dengan
berpedomanan pada RPJM Nasional dan bersifat
indikatif.
Periode perencanaan jangka menengah tahun 2015-2019 saat ini masuk dalam
tahapan ke-3 dari rangkaian perencanaan jangka panjang 2005-2025. Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan disusun dengan memperhatikan amanat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang
ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 dan
menjadi rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
setiap unit kerja Eselon I serta menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja
tahunan bidang transportasi.
Dalam penyusunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019
mengacu dan berpedoman pada peraturan perundangan antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 I-1


4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/
Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019.
Transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
mobilitas penumpang yang berkembang sangat dinamis, disamping berperan dalam
mendorong dan menunjang segala aspek kehidupan baik dalam pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pembangunan
transportasi pada hakekatnya untuk mendukung tercapainya pembangunan
nasional menuju terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana diamanahkan dalam Undang Undang Dasar 1945.
Pembangunan bidang transportasi menjadi bagian upaya mewujudkan Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
sebagaimana visi Presiden ke-7 (tujuh) Republik Indonesia. Perencanaan
pembangunan bidang transportasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, daya saing nasional, serta meningkatkan kapasitas distribusi
barang dan komoditas antar wilayah.
Mencermati dinamika perkembangan yang terjadi, maka perencanaan
pembangunan infrastruktur transportasi ke depan tetap memperhatikan lingkungan
strategis yang terjadi, baik pada skala lokal, nasional maupun global. Tantangan
pembangunan infrastruktur transportasi dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah
bagaimana mewujudkan konektivitas nasional dalam upaya peningkatan kelancaran
akses kepada masyarakat pengguna jasa transportasi termasuk pendistribusian
barang sampai ke pelosok nusantara, sebagai upaya untuk mendorong pemerataan
pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi yang merata serta mewujudkan
pembangunan sektor unggulan, antara lain kemaritiman, kelautan, pariwisata dan
industri.
Indonesia yang memiliki keunggulan dan karakteristik baik dari segi wilayah maupun
jumlah penduduk, dimana diperkirakan sesuai data dari Badan Pusat Statistik
jumlah penduduk pada tahun 2019 akan mencapai sekitar 268 juta jiwa, dan lebih
dari 60% tinggal di perkotaan. Sedangkan sesuai data yang ada diperkirakan lebih
dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, dimana Pulau Jawa masih
menyumbangkan kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar dibandingkan pulau-
pulau lainnya. Upaya untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 I-2


Jawa dalam kerangka pemerataan pembangunan harus didorong melalui dukungan
pembangunan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi yang
merata, proses perencanaan pembangunan transportasi untuk lima tahun ke depan
mempertimbangkan hasil evaluasi capaian pembangunan sebelumnya, kondisi
sekarang, sasaran maupun target yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi
terhadap pencapaian target RPJMN dan Renstra sampai dengan tahun 2014, perlu
digarisbawahi bahwa secara umum target output bisa tercapai, namun secara
outcome masih perlu mendapat perhatian apakah dapat memberikan dampak yang
besar kepada masyarakat maupun terhadap aspek keberlanjutan pembangunan.

1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-


2014

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan


transportasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, dalam Renstra
Kementerian Perhubungan 2010-2014 telah disusun Indikator Kinerja Utama/IKU
untuk mengukur tingkat keberhasilan dari sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini
hasil capaian kinerja dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2010-
2014:
1. Pada sasaran Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana
dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan
capaian indikator kinerja utama, meliputi :
a. Jumlah kejadian kecelakaan transportasi nasional yang disebabkan oleh
faktor yang terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai
dengan tahun 2014 terdapat kecelakaan sebesar 4.390 kejadian/tahun;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 I-3


b. Jumlah gangguan keamanan pada sektor transportasi oleh faktor yang
terkait dengan kewenangan Kementerian Perhubungan sampai dengan
tahun 2014 terdapat 4 kejadian/tahun;
c. Rata-rata persentase pencapaian On-Time Performance (OTP) sektor
transportasi (selain Transportasi Darat) sampai dengan tahun 2014 tercapai
63,01%;
d. Jumlah sarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan tahun
2014 tercapai 13.434 unit;
e. Jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi sampai dengan
tahun 2014 tercapai 355 unit;
2. Pada sasaran Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan
konektivitas antar wilayah dengan indikator kinerja utama yang menjadi
ukuran kinerja pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014,
yaitu Jumlah lintas pelayanan angkutan perintis dan subsidi dengan capaian
sampai dengan tahun 2014 sebesar 712 lintas;
3. Pada sasaran Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi
untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi dengan beberapa indikator kinerja utama Kementerian
Perhubungan yang menjadi ukuran kinerja, meliputi :
a. Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
dengan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 sebesar 3,6%;
b. Total produksi angkutan penumpang dengan capaian kinerja sampai dengan
tahun 2014 sebesar 1.107.480.320 penumpang/tahun;
c. Total produksi angkutan barang dengan capaian kinerja sampai dengan
tahun 2014 sebesar 511.806.011 ton/tahun;
4. Pada sasaran Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat
dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi dengan indikator
kinerja utama Jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui
Kerjasama Pemerintah Swasta dengan realisasi sampai dengan tahun 2014
sejumlah 1 proyek;
5. Pada sasaran Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi
kelembagaan dan reformasi regulasi dengan beberapa indikator kinerja
utama, meliputi :
a. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan
reformasi regulasi dengan capaian Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
pada tahun 2014 sebesar B;
b. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan
predikat pada tahun 2014 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 I-4


c. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan
BMN dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebesar 147,4 Trilliun;
d. Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki
sertifikat dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 76.961
Orang;
e. Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan dengan capaian
sampai dengan Tahun 2014 sebanyak 1.938 orang;
f. Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Perkeretaapian, Laut, Udara
dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap
tahun yang sesuai standar kompetensi/kelulusan dengan capaian sampai
dengan tahun 2014 sebanyak 298.594 orang;
g. Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang
ditetapkan dengan capaian sampai dengan tahun 2014 sebanyak 621
peraturan;
6. Pada sasaran Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim
dengan beberapa indikator kinerja utama, meliputi :
a. Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional
dengan realisasi pada tahun 2014 sebesar 4.229.390 juta liter/tahun;
b. Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional pada tahun 2014
sebesar 252.134 juta ton/tahun;
c. Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana
transportasi dengan realisasi pada tahun 2014 sejumlah 3.906 lokasi (unit);
d. Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah
lingkungan dengan realisasi pada tahun 2014 sebanyak 90 lokasi;
Hasil capaian indikator kinerja sasaran pada Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2010-2014 sebagaimana tabel berikut ini.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 I-5


Tabel 1.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014

Sasaran
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Kementerian Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
Perhubungan
1 Meningkatnya 1) Jumlah kejadian kecelakaan kejadian/ 5.356 5.488 5.359 4.965 4.390
keselamatan, transportasi nasional yang tahun
keamanan dan disebabkan oleh faktor yang
pelayanan sarana terkait dengan kewenangan
dan prasarana Kementerian Perhubungan
transportasi sesuai
Standar Pelayanan 2) Jumlah gangguan keamanan kejadian/ 10 9 6 7 4
Minimal (SPM) pada sektor transportasi oleh tahun
faktor yang terkait dengan
kewenangan Kementerian
Perhubungan

3) Rata-rata Prosentase % 54,84 56,66 72,24 66,98 63,01


pencapaian On-Time
Performance (OTP) sektor
transportasi (selain
Transportasi Darat)

4) Jumlah sarana transportasi unit 2.129 9.324 13.619 13.127 13.434


yang sudah tersertifikasi

5) Jumlah prasarana unit 0 25 13 345 355


transportasi yang sudah
tersertifikasi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1-6


Sasaran
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Kementerian Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
Perhubungan
2 Meningkatnya 6) Jumlah lintas pelayanan lintas 494 561 583 639 712
aksesibilitas angkutan perintis dan subsidi
masyarakat
terhadap pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi guna
mendorong
pengemb.
konektivitas antar
wilayah

3 Meningkatnya 7) Kontribusi sektor transportasi % - - 1.15 1.17 3.6


kapasitas sarana terhadap pertumbuhan
dan prasarana ekonomi nasional
transportasi untuk
mengurangi backlog 8) Total produksi angkutan penumpang/ 760.685.901 774.134.177 830.785.753 1.038.054.913 1.107.480.320
dan bottleneck penumpang tahun
kapasitas 9) Total produksi angkutan ton/tahun 329.819.146 337.758.783 374.726.641 461.146.776 511.806.011
infrastruktur barang
transportasi
4 Meningkatkan 10) Jumlah infrastruktur Jumlah - - 3 2 1
peran Pemda, transportasi yang siap proyek yang
BUMN, swasta, dan ditawarkan melalui siap
masyarakat dalam Kerjasama Pemerintah ditawarkan
penyediaan Swasta melalui
infrastruktur sektor skema KPS
transportasi
sebagai upaya

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1-7


Sasaran
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Kementerian Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
Perhubungan
meningkatkan
efisiensi dalam
penyelenggaraan
transportasi
5 Peningkatan kualitas 11) Nilai AKIP Kementerian nilai CC CC B B B
SDM dan Perhubungan
melanjutkan 12) Opini BPK atas laporan Opini WDP WDP WDP WDP WTP
restrukturisasi keuangan Kementerian
kelembagaan dan Perhubungan
reformasi regulasi 13) Nilai aset negara yang Rp Triliun 77,9 137,7 162,7 147,4 147,4
berhasil diinventarisasi sesuai
kaidah pengelolaan BMN
14) Jumlah SDM operator Orang 50.499 50.649 58.175 60.046 76.961
prasarana dan sarana
transportasi yang telah
memiliki sertifikat
15) Jumlah SDM fungsional teknis Orang 558 1.099 3.637 6.181 1.938
Kementerian Perhubungan
16) Jumlah lulusan diklat SDM Orang 142.386 140.246 162.364 201.838 298.594
Transportasi Darat, Laut,
Udara, Perkeretaapian dan
Aparatur yang prima,
profesional dan beretika yang
dihasilkan setiap tahun yang
sesuai standar kompetensi/
kelulusan
17) Jumlah peraturan perundang- Peraturan 95 74 65 200 621
undangan di sektor
transportasi yang ditetapkan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1-8


Sasaran
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Kementerian Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
Perhubungan
6 Meningkatkan 18) Jumlah konsumsi energi tak juta - 3.379.507 3.758.484 4.201.000 4.229.390
pengembangan terbarukan dari sektor liter/tahun
teknologi transportasi nasional
transportasi yang
efisien dan ramah 19) Jumlah emisi gas buang dari juta ton/th - - 88.691 94.500 252.134
lingkungan sebagai sektor transportasi nasional
antisipasi terhadap 20) Jumlah penerapan teknologi lokasi (unit) 333 1076 2.946 2.564 3.906
perubahan iklim ramah lingkungan pada
sarana dan prasarana
transportasi
21) Jumlah lokasi simpul lokasi 18 19 53 48 90
transportasi yang telah
menerapkan konsep ramah
lingkungan
Sumber: LAKIP Kementerian Perhubungan, Tahun 2010-2014

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1-9


Di dalam pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan Tahun 2010-
2014 terdapat beberapa permasalahan terkait sistem pengumpulan data kinerja yang
terpadu dan kontiniu, belum tersedianya data secara lengkap, karakteristik kinerja pada
masing-masing Direktorat Jenderal (darat, perkeretaapian, laut, dan udara) yang berbeda
sehingga menjadi faktor kesulitan tersendiri dalam mengukur kinerja pada level
kementerian. Terdapat persepsi indikator kinerja yang belum seragam sehingga berdampak
pada data yang disediakan mengikuti persepsi yang berkembang. Dalam pola penyusunan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 belum memperhatikan
ketersediaan data (baseline) dan belum disusun tata cara perhitungan pencapaian indikator
dalam bentuk formula atau meta indikator.
Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, perlu penguatan sistem manajemen kinerja di
Kementerian Perhubungan, terutama yang berkaitan dengan (1) sistem pengukuran,
pengumpulan, dan pelaporan data kinerja melalui penetapan metode dan prosedurnya; (2)
pemanfaatan data kinerja sebagai alat evaluasi kemajuan pelaksanaan pembangunan
bidang perhubungan; serta (3) penilaian publik terhadap capaian kinerja, sehingga kebijakan
yang ditempuh lebih adaptive dalam merespon keinginan publik.

1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014


Capaian pembangunan perhubungan selama tahun 2010-2014 yang merupakan penjabaran
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, meliputi pembangunan
sarana dan prasarana transportasi darat, perkeretaapian, transportasi laut, transportasi
udara, pengembangan sumber daya manusia, penyusunan peraturan perundang-undangan
dan ketatalaksanaan, dengan hasil capaian sebagai berikut :

1.1.2.1 Capaian Pembangunan Sarana dan Prasarana


A. Transportasi Darat
Dalam rangka peningkatan keselamatan,
pelayanan dan peningkatan kapasitas serta
aksesibilitas transportasi darat telah dilakukan
kegiatan pembangunan rambu lalu lintas,
marka jalan, guard rail di jalan nasional,
kampanye keselamatan jalan dalam rangka
mendukung Dekade Aksi Keselamatan Jalan
sesuai program Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035,
pembangunan terminal bus, pengembangan
transportasi massal berbasis bus melalui pengembangan Bus Rapid Transit di kota-kota
besar, pembangunan/rehabilitasi dermaga sungai, danau dan penyeberangan, dengan
capaian pembangunan transportasi darat selama tahun 2010-2014, meliputi penyelesaian
pembangunan terminal sebanyak 15 lokasi, rehabilitasi pada 8 terminal, penyelesaian
pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) sebanyak 4 unit, penyelesaian
pembangunan jembatan timbang sebanyak 8 unit, penyelesaian rehabilitasi jembatan
timbang 4 unit, pembangunan dermaga penyeberangan 70 dermaga (selesai), 162 dermaga
lanjutan dan pembangunan baru sebayak 62 dermaga penyeberangan, pembangunan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 10


prasarana dermaga sungai sebanyak 44 dermaga (selesai), pembangunan 20 dermaga
lanjutan dan pembangunan 36 dermaga sungai baru, penyelesaian pembangunan prasarana
dermaga danau di 9 lokasi, lanjutan pembangunan dermaga di 2 lokasi dan 10
pembangunan dermaga danau baru, pembangunan kapal penyeberangan sebanyak 57
kapal, pembangunan kapal perintis sebanyak 39 kapal, penyediaan sarana bantu navigasi
pelayaran sebanyak 99 unit. Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat
sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun 2010-2014

Pencapaian Per Tahun


No Kegiatan Satuan Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014

1 Pembangunan Terminal terminal 2 1 6 2 4 15


yang selesai
2 Peningkatan/Rehabilitasi terminal 1 2 2 2 1 8
Terminal yang selesai
3 Pembangunan Area unit 1 0 1 2 - 4
Traffic Control System
(ATCS) yang sudah
terselesaikan
4 Pembangunan jembatan unit 0 3 2 3 0 8
timbang yang selesai
5 Peningkatan/Rehabilitasi unit 0 0 2 0 2 4
jembatan timbang yang
selesai
6 Pembangunan Bus Rapid unit 40 21 0 30 258 349
Transit (BRT)
7 Pembangunan dermaga dermaga 15 14 9 14 18 70
penyeberangan (selesai)
- Lanjutan dermaga 35 37 20 37 33 162
- Baru dermaga 8 15 19 10 10 62

8 Pembangunan dermaga dermaga 8 3 6 13 14 44


sungai (selesai)
- Lanjutan dermaga 7 2 6 5 - 20

- Baru dermaga 1 12 10 7 6 36
9 Pembangunan dermaga dermaga 1 3 0 5 0 9
danau (selesai)
- Lanjutan dermaga 1 - - 1 - 2
- Baru dermaga - 2 3 3 2 10
10 Pembangunan Kapal kapal 14 9 17 8 9 57
penyeberangan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 11


Pencapaian Per Tahun
No Kegiatan Satuan Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014

11 Pembangunan kapal kapal 6 6 17 4 6 39


perintis
12 Penyediaan sarana bantu unit 4 28 23 26 18 99
navigasi pelayaran
13 Pelayanan angkutan bus
Trayek 142 157 169 185 205 -
perintis
14 Pelayanan angkutan
Lintas 91 117 135 169 178 -
perintis SDP
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2015

B. Transportasi Perkeretaapian
Dalam rangka meningkatkan keselamatan,
keamanan, pelayanan dan peningkatan
kapasitas perketaapian selama tahun 2010-
2014 telah dilakukan pembangunan
perkeretaapian antara lain meliputi
pembangunan jalur KA baru termasuk
pembangunan jalur ganda sepanjang 922
Kmsp, panjang jalur kereta api yang
ditingkatkan kondisinya/keandalannya
termasuk reaktivasi sepanjang 923 Kmsp,
peningkatan/rehabilitasi jalur kereta api guna meningkatkan kondisi/keandalannya
sepanjang 73 Kmsp, pengadaan rel sepanjang 1.296 Kmsp, pengadaan wesel sejumlah 645
unit, jembatan KA yang ditingkatkan/direhabilitasi dan dibangun pada sebanyak 501 unit,
peningkatan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 206 paket,
peningkatan/pembangunan pelistrikan sejumlah 50 paket, pembangunan/rehabilitasi
bangunan operasional/stasiun sebanyak 80 paket, pengadaan peralatan/fasilitas prasarana
perkeretaapian sebanyak 38 paket, peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang
sebanyak 17 unit, pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian sejumlah 59
paket, kereta ekonomi yang dibangun sebanyak 82 unit, pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE,
KRL, Tram, Railbus, Sarana Kerja sebanyak 107 unit dan modifikasi sarana kereta api
sebanyak 49 unit pelayanan angkutan KA perintis sebanyak 1 lintas. Rincian pembangunan
perekeretaapian setiap tahunnya sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun 2010-2014

Pencapaian Per Tahun


No Kegiatan Satuan Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014

1 Panjang km jalur KA baru Km'sp 81 135 103 497 106 922


yang dibangun termasuk
jalur ganda

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 12


Pencapaian Per Tahun
No Kegiatan Satuan Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014

2 Panjang km jalur KA yang Km'sp 297 140 79 75 332 923


ditingkatkan kondisinya/
keandalannya termasuk
reaktivasi
3 Panjang km jalur KA yang Km'sp 11 4 20 - 38 73
direhabilitasi
4 Jumlah km'sp pengadaan rel Km'sp 168 100 550 155 323 1.296
5 Jumlah unit pengadaan wesel Unit 163 20 232 420 10 645
6 Jumlah unit jembatan KA Unit 89 70 140 123 79 501
yang ditingkatkan/
direhabilitasi dan dibangun
7 Jumlah paket pekerjaan Paket 27 26 69 65 19 206
peningkatan persinyalan dan
telekomunikasi
8 Jumlah paket pekerjaan Paket 10 9 14 13 4 50
peningkatan/pembangunan
pelistrikan
9 Jumlah paket Paket 11 12 9 10 38 80
pembangunan/rehabilitasi
bangunan
operasional/stasiun
10 Jumlah paket pengadaan Paket 10 7 8 5 8 38
peralatan/fasilitas
prasarana perkeretaapian
11 Jumlah unit peningkatan Unit 5 4 4 - 4 17
fasilitas pintu perlintasan
sebidang
12 Jumlah paket pengadaan Paket 1 21 25 10 2 59
peralatan/fasilitas
keselamatan perkeretaapian
13 Jumlah paket pengadaan Paket 1 6 17 6 5 35
peralatan/fasilitas sarana
perkeretaapian
14 Jumlah kereta ekonomi yang Unit 16 11 55 - - 82
dibangun
15 Jumlah unit pengadaan Unit 3 61 20 11 12 107
lokomotif, KRDI, KRDE, KRL,
Tram, Railbus, sarana kerja
16 Jumlah unit modifikasi sarana Unit - 33 - 3 - 36
KA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 13


Pencapaian Per Tahun
No Kegiatan Satuan Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014

17 Pelayanan angkutan perintis Lintas - - - - 1 1


Sumber : Ditjen Perkeretaapian, 2015

C. Transportasi Laut
Capaian pembangunan transportasi laut
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu
bidang angkutan laut, bidang kepelabuhan,
bidang keselamatan dan keamanan pelayaran,
dengan capaian pembangunan selama tahun
2010-2014 sebagai berikut :
1. Pembangunan kapal perintis sebanyak 54
Kapal dalam rangka meningkatkan
aksesibilitas khususnya di Kawasan Timur
Indonesia (KTI).
2. Pembangunan/Pengembangan fasilitas pelabuhan laut sebanyak 289 paket meliputi
pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan pada sisi perairan dan sisi daratan
serta pemeliharaan alur pelayaran untuk meningkatkan kapasitas pelayanan transportasi
laut dalam rangka mendukung pertumbuhan kawasan.
3. Pembangunan bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilakukan untuk memenuhi
tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka
peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi: Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) sebanyak 2.269 unit, menara suar sebanyak 282 unit, rambu suar
sebanyak 1.339 unit, tanda siang sebanyak 135 unit, anak pelampung sebanyak 38 unit,
pelampung suar sebanyak 415 unit, stasiun vessel traffic services (VTS) sebanyak 34
unit, kapal patroli KPLP sebanyak 315 unit, dan pelayanan angkutan laut perintis untuk
84 trayek.
Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut tahun 2010-2014,
sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun 2010-2014

Pencapaian
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Pembangunan kapal perintis unit 23 25 32 36 64

2 Pembangunan fasilitas pelabuhan paket 156 262 386 379 289


laut

3 Pembangunan Sarana Bantu unit 2.069 2.124 2.142 2.188 2.269


Navigasi Pelayaran (SBNP)
4 Pembangunan menara suar unit 277 278 279 281 282

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 14


Pencapaian
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
5 Pembangunan rambu suar unit 1.263 1.284 1.313 1.332 1.399
6 Tanda siang (Day Mark) unit 125 149 138 140 135
7 Anak pelampung (Unlighted Buoy) unit 49 50 40 36 38
8 Pembangunan pelampung suar unit 355 363 372 399 415
9 Pembangunan stasiun Vessel unit 8 10 15 33 34
Traffic Services (VTS)
10 Pembangunan kapal patroli KPLP unit 195 233 261 292 315

11 Pelayanan angkutan laut perintis trayek 60 67 80 80 84


Sumber : Ditjen Perhubungan Laut, 2015

D. Transportasi Udara
Capaian pembangunan transportasi udara selama tahun 2010-2014 antara lain meliputi :
1. Pengembangan/rehabilitasi prasarana bandar
udara antara lain perpanjangan landas pacu,
perluasan apron, pelebaran taxiway,
pelapisan/peningkatan daya dukung landas
pacu, apron, taxiway, pengadaan dan
pemasangan peralatan bantu pendaratan,
pemenuhan catu daya bandar udara,
pemagaran area bandar udara pada tahun 2010
sebanyak 80 bandar udara, sedangkan tahun
2014 sebanyak 140 bandar udara;
2. Untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatan perekonomian daerah
selama tahun 2010-2014 telah dibangun 28 bandar udara baru;
3. Untuk memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan navigasi penerbangan telah
dibangun dan direhabilitasi fasilitas navigasi penerbangan antara lain meliputi peralatan
ILS, DVOR, DME, Radar, NDB sebanyak 365 paket pada tahun 2010, sedangkan pada
tahun 2013 sebanyak 409 paket fasilitas navigasi dibangun dan direhabilitasi;
4. Untuk meningkatkan keamanan penerbangan, selama tahun 2010-2014 telah dilakukan
pengadaan dan pemasangan peralatan keamanan penerbangan antara lain peralatan
X-Ray Cabin, X-Ray Bagasi dan X-Ray Cargo serta peralatan CCTV sebanyak 102 paket
pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 224 paket;
5. Dalam rangka memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan peralatan penanggulangan
dan pertolongan pada kecelakaan penerbangan, dilakukan melalui pengadaan dan
rehabilitasi kendaraan PKP-PK sebanyak 24 paket pada tahun 2010 sedangkan pada
tahun 2014 sebanyak 88 paket;
6. Pelayanan angkutan udara perintis tahun 2010 sebanyak 118 rute dan tahun 2014
sebanyak 164 rute.
Rincian capaian kegiatan pembangunan transportasi udara sebagaimana tabel berikut:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 15


Tabel 1.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun 2010-2014

Pencapaian
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Bandara dikembangkan/direhabilitasi Bandara 80 148 146 140 140
2 Bandara baru yang dibangun Bandara 14 5 3 4 2
3 Fasilitas Navigasi yang dibangun dan Paket 365 385 388 409 0
direhabilitasi
4 Fasilitas Keamanan yang dibangun Paket
102 180 112 622 224
dan direhabilitasi
5 Fasilitas Pelayanan darurat (PK-PPK) Paket 24 7 7 95 88
6 Pelayanan angkutan perintis Rute 118 130 130 138 164
Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, 2015
Keterangan : Fasilitas navigasi yang dibangun dan direhabilitasi adalah termasuk fasilitas penunjang navigasi
penerbangan.
Khusus untuk :
1. Fasilitas navigasi tahun 2011 dan fasilitas keamanan tahun 2011 serta
2. Fasilitas PKP-PK, data dari tahun 2010-2011
berasal dari Memorandum Menteri Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2010-2014

1.1.2.2 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


Dalam kurun waktu 2010-2014 Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan berbagai
peraturan perundang-undangan yang berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden
dan Peraturan/Keputusan Menteri sebagai amanat dari 4 (empat) Undang-undang di bidang
transportasi, yaitu UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran, UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan UU Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan dan Keputusan Menteri
Perhubungan yang disusun dalam rangka kebutuhan organisasi dan menunjang operasional
kegiatan Kementerian Perhubungan. Rincian capaian penyusunan peraturan perundang-
undangan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2010-2014

Pencapaian
Capaian Jumlah
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah peraturan perundang-
undangan di sektor transportasi yang
ditetapkan, dalam bentuk:
1. Peraturan Pemerintah 3 4 5 2 4 18
2. Peraturan Presiden - - 1 - - 1
3. Peraturan Menteri Perhubungan 86 78 49 74 25 312
4. Keputusan Menteri Perhubungan 525 1.030 1.097 1.389 709 4.750
Sumber : Biro Hukum dan KSLN, 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 16


1.1.2.3 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan ditujukan untuk mewujudkan struktur
organisasi yang terbebas dari tumpang tindih pelaksanaan tugas, fungsi maupun
kewenangan di dalam organisasi maupun antar instansi pemerintah, serta terwujudnya
organisasi pemerintah yang berorientasi pada hasil atau outcome secara efektif dan efisien.
Hasil capaian penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan berupa penerbitan Peraturan
Menteri Perhubungan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

No Tahun Jumlah Penataan (Berupa Permenhub)


1 2010 6
2 2011 8
3 2012 7
4 2013 5
5 2014 7
Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2015

1.1.2.4 Capaian Kinerja Pengembangan Sumberdaya Manusia


Jumlah pegawai Kementerian Perhubungan pada tahun 2014 sebanyak 29.994 orang,
dengan komposisi pegawai terdiri dari Sekretariat Jenderal sebanyak 876 orang, Inspektorat
Jenderal sebanyak 263 orang, Ditjen Perhubungan Darat sebanyak 736 orang, Ditjen
Perkeretaapian sebanyak 574 orang, Ditjen Perhubungan Laut sebanyak 15.745 orang,
Ditjen Perhubungan Udara sebanyak 8.622 orang, Badan Pengembangan SDM Perhubungan
sebanyak 2.928 orang, dan Badan Litbang sebanyak 250 orang.

Tabel 1.8 Komposisi Sumberdaya Manusia Kementerian Perhubungan 2010-2014

Jumlah SDM (orang)


No Unit Kerja
2010 2011 2012 2013 2014
1 Sekretariat Jenderal 1.045 983 941 897 876
2 Inspektorat Jenderal 284 276 271 261 263
3 Ditjen Perhubungan Darat 713 668 645 649 736
4 Ditjen Perkeretaapian 582 577 565 574 574
5 Ditjen Perhubungan Laut 18.520 17.375 16.856 15.782 15.745
6 Ditjen Perhubungan Udara 9.329 8.945 8.687 8.437 8.622
7 BPSDM Perhubungan 3.170 3.059 2.993 2.917 2.928
8 Badan Litbang Perhubungan 292 276 276 249 250
Jumlah 33.935 32.159 31.234 29.766 29.994
Sumber : BPSDMP, 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 17


Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM
transportasi, meningkatnya kualitas dan
kuantitas SDM serta tenaga pendidik selama
tahun 2010-2014 telah dilakukan kegiatan
pendidikan dan pelatihan berupa diklat
pembentukan, diklat penjenjangan dan diklat
ketrampilan khusus kepada peserta diklat
yang berasal dari masyarakat maupun
aparatur perhubungan, dengan capaian
kinerja sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014

Jumlah Peserta
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014
1 SDM Perhubungan Darat 3.236 5.023 6.702 6.999 4.027
a. Pendidikan Pembentukan 839 1.023 1.247 1.324 1.324
b. Pendidikan Penjenjangan 56 39 41 17 17
c. Pelatihan Teknis (Short Course) 2.060 3.378 5.181 5.166 2.686
d. Pelatihan Lainnya 281 583 233 492 0
2 SDM Perhubungan Laut 135.350 130.001 153.604 188.532 94.100
a. Pendidikan Pembentukan 4.784 6.953 8.978 9.202 7.918
b. Pelatihan Penjenjangan 14.517 17.595 20.169 20.484 3.912
c. Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut 115.030 104.168 122.797 154.759 82.270
(PKKP)/Pelatihan Teknis (Short
Course)
d. Pelatihan Lainnya 1.019 1.285 1.660 4.087 0
3 SDM Perhubungan Udara 3.696 5.491 7.705 10.601 4.133
a. Pendidikan Pembentukan 1.667 2.338 2.602 2.699 1.707
b. Pendidikan Penjenjangan 229 288 200 118 0
c. Pelatihan Teknis (Short Course) 1.526 2.497 4.514 6.235 2.426
d. Pelatihan Lainnya 274 368 389 1.549 0
4 PPSDM Aparatur Perhubungan dan 5.888 8.779 7.782 8.858 6.461
Sekretariat Badan Pengembangan SDM
Perhubungan
a. Pelatihan Prajabatan 2.570 4.774 0 91 737
b. Pelatihan Struktural/Kepemimpinan 205 336 476 488 320
c. Pelatihan Fungsional 20 40 156 145 210
d. Pelatihan Teknis Manajerial 379 479 2.495 2.709 1.439

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 18


Jumlah Peserta
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014
e. Pelatihan Lainnya 140 0 0 0 0
f. Rintisan Gelar S2/S3 111 300 298 323 323
g. Pelatihan Pengembangan dan
2.463 2.850 4.357 5.102 3.432
Peningkatan Kapasitas SDM
Jumlah 148.170 149.294 175.793 214.990 108.721
Sumber : BPSDMP, 2015

1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014


Alokasi anggaran Kementerian Perhubungan selama tahun 2010-2014 terus mengalami
peningkatan. Namun dari alokasi anggaran yang ada, realisasi penyerapan anggaran masih
relatif kecil. Berdasarkan evaluasi terhadap realisasi keuangan Kementerian Perhubungan
pada tahun anggaran 2010-2014 dapat diidentifikasi target dan capaian keuangan yang
menunjukkan angka fluktuatif, dimana terjadi beberapa perubahan fluktuatif dari masing-
masing direktorat. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan


Tahun 2010-2014

Pagu Alokasi Anggaran (Dalam Juta Rupiah)


No Unit Kerja
2010 2011 2012 2013 2014
1 Sekretariat 322.940,2 408.031,6 462.851,5 1.019.145,2 1.450.724,7
Jenderal
2 Inspektorat 71.001,7 67.721,2 69.099,0 85.751,7 79.618,8
Jenderal
3 Ditjen 1.838.442,6 2.095.941,0 2.859.805,2 3.013.165,2 3.619.419,9
Perhubungan
Darat
4 Ditjen 3.916.862,3 4.727.369,1 9.252.127,7 9.372.585,7 11.907.537,4
Perkeretaapian
5 Ditjen 4.623.016,0 7.758.927,5 11.562.984,5 11.622.244,9 9.619.922,8
Perhubungan
Laut
6 Ditjen 4.462.999,9 5.360.813,8 6.898.259,8 7.568.474,1 7.505.786,1
Perhubungan
Udara
7 BPSDM 2.572.463,3 2.753.427,8 2.611.975,2 3.023.619,9 2.867.346,8
Perhubungan
8 Badan Litbang 87.828,6 136.568,9 194.878,7 221.298,0 205.717,7
Perhubungan
Jumlah 17.895.554,9 23.318.055,9 33.899.548,2 35.926.284,7 37.256.101,2

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 19


Dalam melaksanakan pembangunan sektor transportasi, tidak seluruh anggaran yang
dialokasikan dapat terserap, yang berakibat hilangnya manfaat belanja. Rata rata
penyerapan anggaran rendah di awal tahun, karena unit kerja berhati-hati ketika melakukan
pengeluaran anggarannya, sehingga terkesan lambat dan tidak optimal dalam
memanfaatkan waktu. Selain itu, adanya pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian
Keuangan juga mengakibatkan penundaan penyerapan anggaran, dimana hal ini menjadi
bahan evaluasi oleh Kementerian Perhubungan. Besarnya prosentase penyerapan anggaran
Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 seperti gambar berikut:

Gambar 1.1 Prosentase Capaian Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan


Menurut Unit Kerja Eselon I Tahun 2010-2014

Fluktuasi realisasi capaian keuangan tahun 2010-2014 tersebut menunjukkan bahwa


terdapat beberapa target capaian keuangan yang masih di bawah 80% sampai dengan akhir
tahun 2014, yaitu pada Unit Kerja Ditjen Perkeretaapian sebesar 53,26% dan Badan Litbang
Perhubungan sebesar 79,34%. Sedangkan unit kerja yang melakukan penyerapan anggaran
terbesar pada tahun 2014 adalah Ditjen Perhubungan Udara sebesar 91,14%.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 20


1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN

1.2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS

1.2.1.1 Lingkungan Strategis Global


A. Transformasi Perekonomian Global
Transformasi perekonomian global ditandai dengan adanya pergeseran pendulum
perekonomian dunia (global shifting) ke Asia. Asian Development Bank1 memproyeksi atas
skema peralihan perekonomian dunia ke Asia, dimana pada tahun 2050 perekonomian Asia
diproyeksikan akan bangkit mencapai 52% dari perekonomian dunia dan Indonesia bersama
lima Negara Asia lainnya akan menyumbang sekitar 91% (China, India, Singapura, Thailand,
Korea, dan Jepang) dari perekonomian Asia pada tahun 2010-2050. Kebangkitan ekonomi
Asia ini membawa dua konsekuensi bagi Indonesia. Di satu sisi akan terjadi persaingan yang
sangat ketat di antara bangsa-bangsa di Asia untuk memperebutkan sumberdaya ekonomi.
Di sisi lain membuka peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk segera tampil berada
di barisan depan dari negara-negara maju dan modern Asia dengan proyeksi pendapatan
per kapita jauh di atas USD 14.000.
Aspek ekonomi dalam mendukung transportasi nasional perlu menjadi perhatian terlebih
sejarah Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang menenggelamkan perekonomian
nasional tahun 1997. Ekonomi mengalami kontraksi sampai dengan minus 14% dan
mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi sektor-sektor ekonomi dan infrastruktur.
Pada tahun 1999 sampai 2003 ekonomi mulai tumbuh positif walaupun lebih banyak
ditopang oleh konsumsi dibanding investasi dan ekspor. Bahkan pada tahun 2003 ekonomi
hampir sepenuhnya ditopang oleh konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun
masyarakat .
Sejak 2004 ekonomi terus tumbuh pada kisaran sekitar 5%-6,3%, juga kebanyakan masih
ditopang oleh konsumsi dan investasi belanja barang dan modal pemerintah. Ekonomi
menurun ke angka sekitar 4,5% di tahun 2008-2009 akibat krisis global, namun meningkat
kembali ke kisaran 6,3% sejak 2010 sampai semester pertama 2013. Di semester kedua
2013, ekonomi mengalami penurunan ke skala 5,5-5,9% akibat menurunnya nilai mata uang
rupiah terhadap dolar (Rp.12.700 per US dolar di penghujung tahun 2013) dan defisit
transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan sejalan dengan
menguatnya tekanan inflasi, melebarnya defisit neraca berjalan, dan depresiasi rupiah.
Pertumbuhan produksi domestik bruto (PDB) turun menjadi 5,9% pada periode Januari-Juni.
Pertumbuhan investasi melemah, sedangkan konsumsi swasta tetap kuat. Meskipun laju
pertumbuhan ekonomi melambat, Indonesia tetap mampu menciptakan 1,2 juta lapangan
pekerjaan baru, dan jumlah ini lebih banyak dari jumlah angkatan kerja baru. Inflasi
melonjak menjadi 8,8% year-on-year Tahun 2014, setelah pemerintah menaikkan harga
bahan bakar pada bulan Juni untuk mengurangi biaya subsidi. Harga beberapa bahan pokok
juga meningkat, yang diakibatkan oleh pembatasan impor. Pasar ekspor yang lemah dan
menurunnya harga komoditas ekspor memangkas nilai ekspor menjadi 5,2% pada tengah
tahun pertama. Sebagai akibatnya, necara berjalan mengalami defisit sebesar $15,7 milyar,
atau 3,5% dari PDB.

1
Asian Development Bank (ADB). Asian Development Outlook 2013 Update.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 21


B. Daya Saing Global
Adanya pergeseran perekonomian dunia membawa konsekuensi bagi adanya persaingan
ketat dalam memperebutkan hegemoni ekonomi dunia, semua itu mengarah pada perlunya
peningkatan daya saing Indonesia dalam kancah global. Sebagaimana diketahui bahwa
World Economic Forum (WEF) dalam Global Competitiveness Report edisi 2014-2015,
menempatkan Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia pada peringkat 34 dunia dari
144 negara (di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, Darussalam, dan Thailand) dengan skor
4,6 (skala 7). Salah satu penyebab belum maksimalnya daya saing Indonesia adalah kualitas
infrastruktur, dimana WEF memberikan skor 4,2 (skala 7) di peringkat 72 dari 144 negara.
Tabel 1.10 berikut memperlihatkan peringkat kualitas infrastruktur Indonesia, termasuk
transportasi dari tahun 2010 sampai 2014. Dalam tabel terlihat bahwa Indonesia mengalami
fluktuasi peringkat kualitas infrastruktur yang bersaing dengan negara lain. Pada tahun 2010
Indonesia berada pada peringkat 90 dari 139 negara, meningkat menjadi peringkat 82 dari
142 negara pada tahun 2011 dengan nilai 3,9 (skala 7). Sedangkan pada tahun 2012 hingga
tahun 2014 kualitas infrastruktur Indonesia secara keseluruhan mengalami peningkatan,
yaitu nilai 3,7 (skala 7) dengan peringkat ke-92 dari 144 negara di tahun 2012, menjadi nilai
4,0 (skala 7) dengan peringkat ke-82 dari 148 negara di tahun 2013, dan meningkat lagi pada
tahun 2014 menjadi nilai 4,2 (skala 7) dengan peringkat ke-72 dari 144 negara.

Tabel 1.11 Daya Saing Global Pada Infrastruktur Transportasi

2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015


Indikator
Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/ Peringkat/
Infrastruktur Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
139 negara 142 negara 144 negara 148 negara 144 negara
Kualitas
Infrastruktur NA 90 3,9 82 3,7 92 4,0 82 4,2 72
keseluruhan
Kualitas Jalan NA 84 3,5 83 3,4 90 3,7 78 3,9 72
Kualitas
Infrastruktur NA 56 3,1 52 3,2 51 3,5 44 3,7 41
Kereta Api
Kualitas
Infrastruktur NA 96 3,6 103 3,6 104 3,9 89 4,0 77
Pelabuhan
Kualitas
Infrastruktur
NA 69 4,4 80 4,2 89 4,5 68 4,5 64
transportasi
udara
Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2010-2014

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 22


Gambar 1.2 Global Competitiveness Index Tahun 2014-2015
Sumber : The Global Competitiveness Report, WEF 2014-2015

Sepanjang tahun 2014 ini pun infrastruktur Indonesia masih tetap memegang posisi sebagai
salah satu dari lima faktor besar yang menghambat investasi dan bisnis ekonomi.
Mengingat infrastruktur masuk dalam salah satu pilar yang utama dalam peningkatan daya
saing global, sehingga diperlukan perubahan besar dalam membangun infrastruktur
Indonesia ke depan, khususnya dalam Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019.
C. Kerjasama Ekonomi Global dan Regional
Pertimbangan terhadap lingkungan strategis global dalam hal ini dilakukan terkait dengan
perkembangan ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud kesepakatan negara-
negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk Free Trade Area (FTA) dan
berlokasi di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan
misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan
negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara
ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Economic Community, dapat
menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional.
Sebagai anggota WTO, Indonesia saat ini sudah menghadapi tekanan persaingan yang
sedemikain ketat untuk berbagai jenis produk yang sudah dikurangi/ dihilangkan hambatan
perdagangannya. Selanjutnya, APEC juga telah mensyaratkan bahwa di antara negara
anggota pada tahun 2020 sudah tercipta pasar bebas. Dalam waktu dekat di akhir tahun
2015, seluruh anggota AEC (Asean Economi Community) akan memberlakukan liberalisasi
perdagangan diantara negara ASEAN.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 23


1.2.1.2 Lingkungan Strategis Nasional
A. Kependudukan dan Urbanisasi
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia setelah
China, India, dan Amerika Serikat dengan pertumbuhan sebesar 1,21% per tahun.
Sementara itu proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memberikan
fakta bahwa jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 miliar jiwa pada 31 Oktober 2011
dan akan mencapai 8 miliar jiwa pada pertengahan tahun 2024 (10 tahun mendatang).
Pada akhir tahun 2013, penduduk Indonesia menurut versi PBB ini sudah mencapai 251,4
juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat cukup signifikan dalam
beberapa tahun belakangan ini, dua dekade setelah program keluarga berencana di Masa
Orde Baru berhasil menekan pertumbuhan ini. Namun setelah Orde reformasi program
tersebut mulai tidak efektif ditujukkan dengan angka pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi yaitu sekitar 1,21%, sejak tahun 2000-an.
Proyeksi jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2035 yang disusun BPS-
Bappenas-UNFPA memperkirakan bahwa penduduk Indonesia tumbuh secara konsisten
mencapai 271 juta di 2020, 285 juta di 2025, 297 juta di tahun 2030, dan 306 juta di tahun
2035. Implikasi dari jumlah penduduk yang makin membesar ini terhadap transportasi
sangat luar biasa besar dan kompleks. Pergerakan antar pulau, antar provinsi, antar
kabupaten, bahkan antar desa serta pergerakan antar wilayah menjadi beban besar bagi
sistem dan jaringan transportasi yang saat ini sudah sangat jenuh dan rapuh menahan
beban ekonomi yang ada.
B. Kesenjangan Antar Wilayah
Selama ini masih terjadi kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur
Indonesia (KBI-KTI). Salah satu penyebabnya adalah karena wilayah di timur Indonesia masih
sangat kurang akan pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi. Kawasan Barat
Indonesia-Jawa, Sumatera, dan Bali telah menyumbang sekitar 82% dari PDB nasional
sedangkan Kawasan Timur Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam, laut, hutan,
dan mineral, hanya menyumbang sekitar 18%. Pulau Jawa saja menyumbang sekitar 58,8%
dari PDB nasional.
Kesenjangan wilayah ini disebabkan antara lain (1) belum meratanya pembangunan
infrastruktur di wilayah Timur, (2) tingkat pendidikan yang masih rendah dibandingkan
dengan wilayah Barat, (3) rata-rata pendapatan perkapita yang masih rendah, (4) masih
banyak wilayah-wilayah di Timur Indonesia yang belum tersedia fasilitas infrastruktur yang
memadai; (5) belum memadainya peran infrastruktur dalam mengurangi kesenjangan
wilayah Barat dan Timur, (6) belum optimalnya konektivitas baik di dalam koridor ekonomi
utama maupun aksesibilitas ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perdalaman; serta (7)
belum meratanya distribusi pelayanan infrastruktur dasar di wilayah timur.
C. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diatur dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2009, dimana
salah satu tujuannya untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang
bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 24


kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional. Pada Pasal 13 Undang-undang
ini menegaskan bahwa pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di
dalam KEK dapat berasal dari pemerintah/pemerintah daerah, swasta, KPS, atau sumber
pendanaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.2.1.3 Lingkungan Strategis Transportasi


A. Transportasi dan Perdagangan Dunia (Global Sea Borne-Trade)
Untuk jangka waktu yang sangat lama kedepan,
perdagangan dunia melalui laut masih akan
mendominasi pergerakan barang antar negara
dan antar benua. Sementara itu, peningkatan
perdagangan dunia melalui laut dari tahun 1980
sampai tahun 2012 dan tumbuh sebesar 4%
dengan total volume menyentuh rekor 8,7
miliar ton. Ekspansi ini didorong oleh
pertumbuhan yang cepat dalam volume dry
cargo (5,6 %) yang digerakkan oleh peti kemas
Gambar 1.3 Distribusi Pergerakan dan perdagangan besar, yang tumbuh sebesar
Peti Kemas Dunia 8,6 persen (dalam ton) dan 5,4 persen, masing-
masing tahun 2011 dan 2012.
Arus perdagangan internasional dengan
menggunakan peti kemas utamanya
dipicu oleh arus perdagangan dari
Amerika Serikat dan Eropa dan oleh
permintaan impor berkelanjutan untuk
bahan mentah di negara berkembang
besar lainnya, terutama Cina dan India.
Arus barang curah kering utamanya
ditopang oleh pertumbuhan
perdagangan bijih besi (6%), yang
melayani permintaan impor yang kuat di
China, yang membutuhkan sekitar dua Gambar 1.4 Distribusi Pergerakan Peti Kemas
pertiga dari volume perdagangan bijih Indonesia (Pelindo I, 2012)
besi global pada 2011. Volume perdagangan tanker (minyak mentah, produk minyak olahan,
dan cair minyak bumi dan gas) tetap berada hampir rata, tumbuh dengan kurang dari 1
persen akibat turunnya volume minyak mentah. Bersama-sama, perdagangan produk
minyak olahan dan gas tumbuh sebesar 5,1 persen, terutama karena ledakan terbaru di
perdagangan gas alam cair (LNG).
Kontribusi negara-negara berkembang (new emerging economies) terhadap perdagangan
lewat laut dunia juga meningkat. Pada tahun 2011, total 60 persen dari volume
perdagangan lewat laut dunia berasal dari negara-negara berkembang. Negara-negara
berkembang sekarang pemain utama dunia baik sebagai eksportir dan importir, suatu
pergeseran yang luar biasa dari pola sebelumnya. Transportasi Indonesia, khususnya
pelabuhan dan akses transportasi darat ke pelabuhan, harus mengantisipasi
berkembangnya perdagangan inter-nasional ini. Indonesia harus melakukan upaya besar
untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam perdagangan global menggunakan peti kemas.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 25
B. Transportasi Terkait Aksi Mitigasi Perubahan Iklim
Pertimbangan lebih lanjut adalah pada pelaksanaan program lintas bidang perubahan iklim
pada kurun RPJMN 2010-2014 telah berhasil menyelesaikan: (i) Penyusunan Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang diterbitkan dalam bentuk
Perpres No. 61/2011, dan diikuti dengan penyusunan dan penerbitan 33 Peraturan Gubenur
tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dan Pelaksanaan
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) dari pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK; (ii)
penyusunan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 2013 tentang Pengukuran,
Pelaporan dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim/Monitoring Reporting dan Verifikasi
(MRV) dan pembentukan Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional (SIGN) Center untuk
inventarisasi GRK sesuai Perpres No. 71/2011 tentang Inventarisasi GRK; (iii) Tersusunnya
Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim (RANAPI). Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia dalam
menghadapi permasalahan perubahan iklim yang disampaikan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di depan para pemimpin negara pada pertemuan G-
20 di Pittsburgh, Amerika Serikat, 25 September 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26%
pada tahun 2020 dari tingkat BAU dengan usaha sendiri dan mencapai 41% apabila
mendapat dukungan internasional.
Sesuai dengan hasil perhitungan dari Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan
Hidup dapat disampaikan bahwa sektor transportasi pada Tahun 2012 akan memberikan
sumbangan sekitar 60%-70% emisi gas rumah kaca nasional. Hal ini artinya masalah
transportasi menjadi salah satu komponen serius yang perlu ditangani ke depan, mengingat
kontribusi transportasi cukup besar dalam memberikan pengaruh terhadap terjadinya
masalah-masalah perubahan iklim global.
C. Konektivitas Transportasi Nasional
Peraturan Presiden No. 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik
Nasional memberi dasar hukum dan landasan substansi bagi Renstra Kemenhub 2015-2019
untuk menindaklanjutinya dalam program strategis membangun konektivitas nasional ini.
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) menggariskan tersedianya jaringan
infrastruktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga
terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local
connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity), dan konektivitas global
(global connectivity) yang terintegrasi dengan transportasi laut sebagai tulang punggungnya.
Perwujudan dari kebijakan tersebut adalah terbentuknya jaringan transportasi antar pulau
dan nasional dengan membangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat kuat
interkoneksi antara pedesaan, kawasan-kawasan industri, perkotaan dan antar pulau, serta
infrastruktur dan jaringan transportasi global yang menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi utama (national gate way) ke pelabuhan Hub internasional baik di
wilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia serta antara Pelabuhan Hub
International di Indonesia dengan Hub Port International di berbagai negara yang tersebar
pada lima benua.
Sebagaimana diinginkan dalam agenda pembangunan nasional, seperti MP3EI (Perpres No.
32 Tahun 2011) dan Sislognas (Perpres No. 26 Tahun 2012) bahwa dalam 10 tahun ke depan
diharapkan sudah terwujud konektivitas transportasi nasional yang efisien dan handal yang

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 26


menjangkau seluruh titik NKRI melalui terintegrasinya jaringan transportasi
intermoda/multimoda.
Penguatan konektivitas nasional menjadi salah satu bagian dari lingkungan strategis
Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antarwilayah
yang didorong dengan adanya peningkatan kualitas infrastruktur pendukung konektivitas
nasional dalam rangka meningkatkan kelancaran distribusi barang dan informasi.
Keseimbangan pembangunan antarwilayah saat ini kondisinya belum memadai terutama di
wilayah Indonesia bagian Timur yang berdampak pada tingginya biaya transportasi dan
biaya logistik, sehingga mengurangi daya saing produk dan gerak ekonomi. Hal tersebut
diakibatkan oleh belum memadainya jaringan infrastruktur transportasi yang terintegrasi
dan menghubungkan lapisan wilayah serta masih terbatasnya infrastruktur broadband
termasuk belum terhubungnya seluruh wilayah dalam jaringan backbone serat optik
nasional terutama wilayah timur Indonesia.
D. Biaya Logistik Nasional
Pada Tahun 2014, World Bank merilis data bahwa LPI (Logistics Performance Index)
Indonesia berada pada rangking 53 dunia, dengan skor 3,08. Sedangkan perkiraan total
biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi, yakni di atas 25% dari PDB, dengan komposisi
12,04% untuk biaya transportasi, 9,47% untuk biaya persediaan (inventory), dan 4,52%
untuk biaya administrasi. Data tersebut menunjukkan bahwa biaya logistik di Indonesia
masih relatif tinggi, bahkan jika dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura
(8%), Malaysia (13%), dan Thailand (20%). Pengembangan moda transportasi sangat penting
khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja transportasi untuk meningkatkan nilai LPI
Indonesia ke depan, serta usaha untuk memberikan nilai biaya logistik yang lebih rendah
sebagai salah satu upaya memberikan jaminan kemudahan dalam sistem distribusi
komoditas.
E. Pengembangan Teknologi Transportasi Melalui ITS
Tinjauan lingkungan strategis dalam kaitannya dengan aspek transportasi juga
mempertimbangkan pada beberapa hal diantaranya Intelligent Transport System (ITS).
Intelligent Transport System (ITS) atau Sistem Transportasi Cerdas adalah suatu sistem
pengendalian lalu lintas yang dilakukan melalui teknologi informasi dimana pengumpulan
data-data langsung dari lapangan selanjutnya diolah sedemikian rupa, sehingga hasil dari
pengolahan yang dilakukan tersebut kemudian dikembalikan kepada pengguna jalan dalam
bentuk informasi-informasi melalui papan informasi atau dalam bentuk digital map dan lain
sebagainya. Pengembangan ITS di beberapa negara pada dasarnya adalah untuk
mengurangi kemacetan lalu lintas dan memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi
pengguna jalan. Terdapat banyak teknologi dan konfigurasi sistem ITS. Oleh karena itu,
pilihan terhadap teknologi jika akan menerapkan ITS harus dapat memenuhi beberapa hal,
antara lain: dapat direncanakan dengan logis, dapat dilakukan integrasi sistem terbuka
(open system), mempunyai karakteristik yang sesuai dengan kondisi lalu lintas maupun
kondisi lingkungan, mempunyai tingkat kinerja yang sesuai dengan kebutuhan, mudah untuk
dioperasikan dan dikelola, mudah untuk dilakukan perawatan, mudah untuk dikembangkan,
dan sesuai dengan keinginan pengguna.
Intelligent Transport System (ITS) adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika,
komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih
informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 27
tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga
dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk:
Mendapatkan informasi;
Mempermudah transaksi;
Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi;
Mengurangi kemacetan atau antrian;
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan;
Mengurangi polusi lingkungan;
Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.
Penerapan ITS telah dilakukan di negara-negara maju seperti: Amerika Serikat, Jepang,
Kanada, Korea Selatan, dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan
ITS dalam skala terbatas, misalnya sistem pengumpulan tol secara elektronis dan sistem
informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem
pengumpulan tol adalah Malaysia dan Filipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju
dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi, dan
kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung
dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan industri yang terkait antara lain
industri otomotif, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan, dan
jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi.
F. Isu Gender dan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Transportasi
Penyusunan Renstra sebagai dasar untuk menyusun rencana pembangunan yang
demokratis dan berkeadilan di bidang transportasi penting untuk mengintegrasikan aspek
gender dan aspek sosial inklusif lainnya. Perencanaan pembangunan di bidang transportasi
perlu mendorong terciptanya peran yang setara antara laki-laki dan perempuan dan
kelompok masyarakat lain yang berkebutuhan khusus sehingga aspirasi, kebutuhan dan
kepentingan mereka dalam bidang transportasi dapat terakomodir dengan baik.
Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga berarti
mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang atau kelompok
masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan
perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia, penyandang cacat, perempuan
khususnya perempuan hamil dan balita. Penyediaan layanan dan sarana tersebut
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan,
keamanan dan keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi perempuan,
anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan sarana transportasi seyogyanya
dapat diakses secara aman oleh mereka termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan
kekerasan seksual.
G. Angkutan Umum Massal
Indonesia merupakan negara besar dengan berbagai kompleksitas permasalahan
didalamnya, tak terkecuali masalah transportasi jalan. Infrastruktur dan sistem yang
terbatas menimbulkan permasalahan-permasalan yang perlu ditangani secara serius.
Berbagai permasalahan transportasi jalan saat ini, antara lain:
1. Tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan penggunaan ruang
jalan tidak efektif dan efisien sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas;
2. Belum memadainya kualitas pelayanan angkutan umum;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 28


3. Peningkatan pencemaran udara sebagai akibat meluasnya kemacetan lalu lintas;
4. Rendahnya disiplin berlalu lintas.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah telah membuat 5 Pilar
Kebijakan, yaitu:
1. Peningkatan Peran Angkutan Umum (Prioritas);
2. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL);
3. Penurunan Polusi Udara dan Suara;
4. Transportastion Demand Management (TDM);
5. Pengembangan Non Motorized Transport (NMT).
Sebagai salah satu bentuk dari implementasi 5 pilar tersebut adalah penerapan sistem
Angkutan Umum Massal. Melihat kondisi Indonesia saat ini yang memiliki 11 kota
metropolitan dan 15 kota besar serta berbagai kompleksitas permasalahan di dalamnya,
dipandang perlu untuk mengiplementasikan sistem angkutan umum massal karena sistem
ini merupakan sistem yang memprioritaskan angkutan umum sebagai alat transportasi
utama serta integrasi dan konektivitas sebagai penunjang utamanya. Sistem ini juga dapat
menekan angka jumlah kendaraan pribadi serta jumlah kejadian kecelakaan di jalan raya.

1.2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI

1.2.2.1 Potensi Sektor Transportasi


1. Indonesia merupakan salah satu pasar potensial dengan jumlah penduduk terbesar
nomor 4 di dunia, dimana jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat yang pada
akhirnya menciptakan pertumbuhan permintaan transportasi (transport demand).
Penduduk yang besar dengan daya beli yang terus meningkat adalah pasar yang
potensial, sementara itu jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa.
Potensi penduduk yang besar, serta sumberdaya yang besar memberikan pengaruh
positif pada semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
banyak dipengaruhi oleh semakin berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa, serta
aktivitas komersial maupun industri yang membutuhkan jasa layanan transportasi.
Lebih lanjut seiring dengan semakin meningkatnya pangsa pasar transportasi, maka
pertumbuhan perjalanan akan linier dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
aktivitas transportasi ke depan dan akan memberikan pengaruh terhadap semakin
meningkatnya aktivitas masyarakat. Aktivitas masyarakat tersebut dapat diwujudkan
pada peningkatan aktivitas dalam distribusi komoditas dan distribusi penumpang. Hal
ini tentunya juga akan memberikan dukungan pada peningkatan pendapatan nasional
maupun regional.
2. Pengembangan antarmoda/multimoda yang terintegrasi didukung dengan konektivitas
transportasi antara lain dengan pengembangan pelabuhan, bandar udara, terminal-
terminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, angkutan SDP, angkutan kereta api, dan Bus
Rapid Transit
Transportasi multimoda berkaitan erat dengan Sistem Logistik Nasional (Perpres
26/2012) yang mensyaratkan konektivitas untuk mewujudkan konsep koridor ekonomi.
Oleh karena itu, regulasi yang terkait dengan pengembangan transportasi multimoda

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 29


(PP Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda, Permenhub Nomor KM
15/2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Permenhub Nomor
PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda) perlu
ditindaklanjuti dan dilaksanakan secara konsisten dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda menetapkan 25 pelabuhan utama, 7
pelabuhan khusus untuk batubara dan CPO, 9 kota-kota besar, dan 183 wilayah
belakang (hinterland) untuk logistik atau angkutan antarmoda/multimoda. Sedangkan
Permenhub Nomor PM 8/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
Multimoda mengatur sisi bisnis dari transportasi sebagai penjelasan operasional dari PP
8/2011. Kebijakan yang digariskan dalam Permenhub Nomor KM 15/2010 dan juga
Permenhub Nomor KP.414/2013 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
mensyaratkan perlunya integrasi pelabuhan dengan akses jalan atau kereta api. Untuk
itu, akses langsung jaringan jalan atau kereta api ke pelabuhan (terutama pelabuhan
utama) harus diwujudkan dan dioperasionalkan.
3. Tersedianya jaringan prasarana KA yang dapat mendukung sistem logistik nasional serta
angkutan penumpang massal perkotaan dan antar kota
Potensi transportasi perkeretaapian dengan tersedianya prasarana kereta api (panjang
jalan kereta api) sejumlah 4.861,10 m dan sarana kereta api berupa lokomotif sejumlah
486 unit, KRD/KRL sejumlah 920 unit, kereta sejumlah 1.716 unit, serta gerbong
sejumlah 6.249 unit. Potensi pasar angkutan untuk kereta api sangatlah besar
khususnya terkait dengan keunggulan angkutan KA dibandingkan moda lain seperti
kapasitas angkut, ketepatan waktu, dan biaya angkut yang lebih murah. Angkutan
kereta api mendukung pengembangan multimoda yang terintegrasi dengan
pengembangan transportasi umum lainnya khususnya pada kawasan perkotaan dan
antar kota, baik pelabuhan (transportasi laut), bandar udara (transportasi udara), serta
terminal-terminal bus AKDP/AKAP, angkutan feeder, dan bus rapid transit (transportasi
jalan).
4. Wilayah Indonesia sangat strategis karena dilewati oleh satu Sea Lane of
Communication (SLoC)
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah dengan
panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870 km. Lokasi geografisnya juga
sangat strategis (memiliki akses langsung ke pasarterbesar di dunia) karena Indonesia
dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur
ini menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global. Lebih lanjut
Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam) wilayah LME yang mempunyai
potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar.
Melihat kondisi geografis dan demografis sebagaimana dikemukakan di atas, maka
sistem transportasi Indonesia tidak dapat mengandalkan hanya satu jenis moda
transportasi saja, melainkan membutuhkan sistem transportasi intermoda (darat, laut
dan udara) maupun intramoda secara terintegrasi dalam pola transportasi multimoda.
Pada saat ini, secara umum dapat dikatakan, bahwa sektor transportasi belum mampu
menyatukan seluruh wilayah Indonesia dalam satu kesatuan pembangunan. Hal ini
terlihat dari belum meratanya pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Tidak
meratanya pembangunan di daerah-daerah ini berimplikasi pada ketahanan nasional
yang juga belum merata.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 30


5. Pelabuhan utama nasional yang beroperasi memiliki kemampuan pengelolaan angkutan
barang untuk ekspor dan impor dalam volume yang besar
Pelabuhan utama nasional yang beroperasi saat ini memiliki kemampuan pengelolaan
angkutan barang untuk ekspor dan impor dengan sistem kontainer. Dari seluruh
pelabuhan utama di Indonesia yang terbesar adalah Tanjung Priok. Peningkatan fasilitas
pelabuhan dan manajemen kepelabuhan akan meningkatkan trend lalu lintas komoditas
antar pulau dan antar wilayah. Pada tahun 2009, tercatat pelabuhan di seluruh
Indonesia secara total menangani 968,4 juta ton muatan yang terdiri atas 560,4 juta ton
muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah batubara), 176,1 juta ton
muatan curah cair (86 persennya adalah minyak tanah atau produk minyak tanah dan
minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2 muatan peti kemas.
Sedangkan perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total
volume muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan
ekspor sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara
impor sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih
tinggi karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada
tahun yang 2009. Pertumbuhan lalu lintas barang melalui pelabuhan Indonesia dalam
kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 juga menunjukkan angka
yang tinggi yaitu rata-rata 11,0 %.
6. Dilewati oleh 2 jalur penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional
Kenaikan volume angkutan udara dalam 20-30 tahun belakangan ini terus mengalami
peningkatan. Hal ini didorong oleh kemajuan e-commerce, perkembangan global supply
chain, dan upaya untuk menurunkan biaya inventory yang mahal serta memperpendek
order cycle time. Walaupun volume barang yang diangkut melalui angkutan udara ini
masih relatif kecil, namun nilai barang yang diangkut terus meningkat dari tahun ke
tahun, baik untuk pengiriman dalam negeri maupunluar negeri. Lebih lanjut potensi
yang dimiliki oleh Indonesia saat ini adalah dilewatinya Indonesia oleh 2 jalur
penerbangan (Major Air Traffic Flow) Internasional yang memberikan peluang dalam
pengembangan pangsa pasar transportasi udara ke depan khususnya terkait dengan
open sky tahun 2015.

1.2.2.2 Permasalahan Transportasi


Transportasi merupakan salah satu roda pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang
punggung dari proses distribusi orang maupun barang serta berperan sebagai pembuka
keterisolasian wilayah. Ketersediaan infrastruktur transportasi merupakan salah satu aspek
dalam meningkatkan daya saing produk nasional sehingga harus didukung dengan sumber
daya manusia yang profesional, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan kondisi
sosial masyarakat. Di masa mendatang Kementerian Perhubungan berupaya untuk dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat atas kualitas transportasi baik dari aspek
keselamatan, keamanan, pelayanan dan ketersediaan kapasitas. Permasalahan transportasi
yang dihadapi saat ini sangat beragam sehingga perlu dipengaruhi dari berbagai aspek untuk
menyelesaikannya. Aspek-aspek tersebut diantaranya :
A. Aspek Keselamatan dan Keamanan Transportasi
1. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi
secara terintegrasi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 31


Saat ini fungsi lembaga keselamatan moda transportasi ditangani oleh masing-masing
unit kerja moda transportasi, padahal keselamatan transportasi saling berkaitan antar
moda transportasi, dan juga terkait dengan unit K/L lain karena keselamatan
transportasi bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan.
Termasuk pada tahap pencegahan kecelakaan maupun setelah terjadinya kecelakaan,
misalnya pendataan kecelakaan yang terjadi.
2. Minimnya kesadaran dan peran serta masyarakat akan keselamatan dan keamanan
transportasi;
Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip dasar dalam
penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan, angkutan sungai, angkutan
danau, angkutan penyeberangan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Jumlah
kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan merupakan yang paling tinggi bila
dibandingkan moda lainnya. Masih tingginya jumlah dan fatalitas kecelakaan ini akibat
kurangnya disiplin pengguna jalan dan rendahnya tingkat kelaikan armada. Masih
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan penerbangan yang terlihat dari
masih diaktifkannya peralatan elektronik dan komunikasi serta masih terdapatnya
barang-barang yang tidak diperbolehkan dibawa saat menggunakan jasa penerbangan.
Masih ditemukannya masyarakat yang merusak fasilitas bandar udara antara lain
fasilitas lampu pendaratan, pagar bandar udara akibat kurang sosialisai akan pentingnya
peralatan bandar udara. Sedangkan tingkat kesadaran masyarakat dalam keselamatan
pelayaran ditunjukan pada masih terdapatnya masyarakat yang merusak fasilitas
navigasi pelayaran. Sedangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan
perkeretaapian terlihat dari pemanfaatan jalur kereta api untuk berjualan dan
mendirikan bangunan pada daerah larangan.
3. Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum dalam pemenuhan standar
keselamatan dan keamanan transportasi.
Pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi
dianggap belum optimal banyak disebabkan karena keterbatasan personil dan lebih
pada aspek keterbatasan kapasitas sumberdaya manusia. Apabila dilihat dari aspek
penegakan hukum dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi,
saat ini masih tingginya tingkat toleransi aparatur dalam memberikan sanksi terhadap
pelanggaran yang terjadi. Sebagai contoh pengguna alat elektronik di dalam pesawat
tentunya perlu ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
demikian juga pelaku pelanggaran terhadap lalu lintas di jalan, maupun pengguna jasa
layanan transportasi laut, dan perkeretaapian.
4. Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi
meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana keselamatan dan keamanan
transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi.
Saat ini tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan
keamanan transportasi masih kurang, dimana masih terdapat daerah rawan kecelakaan
yang belum dipasang pagar pengaman jalan, masih belum optimalnya tingkat
kecukupan dan keandalan sarana bantu navigasi pelayaran, serta masih terdapatnya
kinerja yang kurang pada peralatan navigasi udara. Hal ini menjadi permasalahan yang
harus ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam
penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam rangka meningkatkan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 32
rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan
tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran,
dan penerbangan dalam menuju target zero accident.
5. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Transportasi sesuai kompetensi standar
keselamatan dan keamanan transportasi.
Saat ini kualitas SDM pelaku transportasi masih rendah dan kualitas SDM yang ada
belum sesuai dengan perkembangan teknologi transportasi. Untuk mengatasi
permasalahan ini diperlukan peningkatan peran pemerintah dalam rangka
pengembangan SDM Transportasi, pembangunan dan peningkatan sarana dan
prasarana diklat serta pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta
pengembangan metode pembelajaran.
6. Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan
Fatalitas korban kecelakaan khususnya pada lalu lintas jalan disebabkan oleh
peningkatan pertumbuhan kendaraan setiap tahun. Hal ini memberikan pengaruh
terhadap semakin meningkatnya kepadatan lalu lintas khususnya pada kawasan
perkotaan. Dominasi pengguna sepeda motor di jalan menjadi salah satu bagian
penyumbang permasalahan lalu lintas di ruas jalan khususnya kemacetan dan
kesemerawutan lalu lintas jalan yang berdampak pada meningkatnya angka kecelakaan
lalu lintas karena banyak diantaranya terjadi karena ketidaktertiban terhadap aturan
maupun rambu, serta marka lalu lintas. Dominasi kecelakaan lalu lintas pada sepeda
motor adalah paling tinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
7. Belum terintegrasinya data kecelakaan yang dapat digunakan untuk peningkatan
keselamatan jalan
Data menjadi bagian penting dalam memberikan informasi dan menjadi bahan analisis
kaitannya dengan pencegahan dan penanganan masalah keselamatan jalan. Namun
ketersediaan data keselamatan jalan saat ini masih belum memberikan informasi yang
komprehensif, serta belum menjadi bahan evaluasi maupun pertimbangan secara
optimal dalam perencanaan dan pembangunan transportasi. Integrasi data kecelakaan
dengan data-data sub sektor transportasi menjadi bagian penting didalam usaha
meningkatkan keselamatan jalan.
8. Belum optimalnya penanganan perlintasan sebidang jalur KA dengan jalan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
Dalam UU 23/2009 tentang Perkeretaapian mengatur bahwa perlintasan sebidang jalur
KA tidak diizinkan. Namun pada kenyataannya telah terbangun jalur KA yang sebidang
dengan jalan sebelum terbitnya UU tersebut, sehingga penanganan perlintasan
sebidang sebagai jalur kereta api di beberapa wilayah menemui berbagai macam
kendala, khususnya terkait dengan masalah pendanaan/penganggaran. Persilangan
sebidang pada ruas jalan tidak hanya melewati ruas jalan nasional, melainkan juga
melewati ruas jalan berstatus sebagai jalan provinsi, jalan kota maupun Kabupaten,
sehingga pendanaan dalam penanganannya (misalnya pembangunan flyover/
underpass) menjadi kewenangan masing-masing wilayah sesuai dengan kewenangan
ruas jalan tersebut. Namun perlu dipahami bahwa persilangan sebidang ruas jalan
dengan jalur kereta api pada beberapa lokasi menimbulkan permasalahan signifikan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 33


terkait dengan tundaan lalu lintas sampai dengan menimbulkan permasalahan
kemacetan lalu lintas pada ruas jalan.
B. Aspek Pelayanan
1. Belum optimalnya skema multi operator dalam penyelenggaraan transportasi
Permasalahan mendasar yang dihadapi sektor transportasi selama ini terutama adalah
masih kurang memadainya sarana dan prasarana transportasi jika dibandingkan dengan
permintaan akan pelayanan jasa transportasi. Penyediaan, kepemilikan, pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi selama ini masih didominasi oleh
Pemerintah dan BUMN. Peran swasta dalam skema penyelenggaraan transportasi
sampai saat ini masih perlu peningkatan, karena masih minimnya minat swasta sebagai
operator dalam penyelenggaraan transportasi. Hal ini menyebabkan kurangnya
kompetisi dalam penyediaan pelayanan transportasi oleh operator.
2. Kurang optimalnya pelaksanaan perlindungan lingkungan yang diakibatkan
penyelenggaraan transportasi
Kaitannya perlindungan lingkungan terhadap penyelenggaraan transportasi adalah
peningkatan emisi gas buang kendaraan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor,
serta peningkatan volume limbah B3 dari sisa oli kendaraan. Perlindungan lingkungan
terkait dengan penyelenggaraan transportasi saat ini dapat dikatakan belum optimal,
mengingat peningkatan emisi gas buang kendaraan tidak diiringi dengan usaha
mereduksi pengaruh emisi gas buang, misalnya melalui pengembangan Ruang Terbuka
Hijau, mekanisme punishment untuk kendaraan yang tidak lolos uji emisi maupun
penyediaan lokasi pengolahan limbah B3 yang dapat mengakomodir limbah
pembuangan oli bekas tersebut.
3. Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis fosil dalam penyelenggaraan
transportasi
Masalah lain yang dihadapi sektor transportasi adalah besarnya jumlah penggunaan
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi transportasi. Data menunjukkan
bahwa pada tahun 2004 hampir separuh (48 persen) konsumsi BBM nasional digunakan
oleh sektor transportasi. Penggunaan BBM untuk pengoperasian kendaraan/angkutan
saat ini menjadi beban berat bagi pemerintah. Dengan semakin menipisnya cadangan
minyak bumi dan meningkatnya harga BBM di pasar dunia, penggunaan energi
alternatif/bahan bakar non BBM yang ramah lingkungan untuk pengoperasian
kendaraan/angkutan saat ini merupakan suatu keharusan. Selain mempunyai
keuntungan ekonomis penggunaan energi alternatif non BBM juga dapat mengurangi
dampak pencemaran lingkungan. Tingginya penggunaan bahan bakar minyak berbasis
fosil memunculkan permasalahan lebih lanjut kaitannya dengan pencemaran
lingkungan dari emisi gas buang kendaraan yang berkorelasi dengan masalah
lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan pencemar lain, seperti
nitrogen oksida, sulfur dioksida, senyawa organik berbau, dan logam berat.
4. Belum optimalnya pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang terintegrasi
Tidak bisa dipungkiri bahwa ongkos transportasi publik di Indonesia masih mahal, yang
disebabkan oleh belum terwujudnya integrasi antar moda transportasi secara
menyeluruh yang dapat mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga. Saat ini sudah

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 34


terdapat beberapa moda transportasi yang terkoneksi dengan moda lainnya, seperti
Bus Damri yang menghubungkan antara Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Stasiun
Gambir, serta beberapa lokasi terminal bus di wilayah Jakarta, demikian juga dengan
Bus Rapid Transit (BRT) yang dikembangkan di beberapa kota di Indonesia, sudah
terkoneksi dengan Bandar Udara, Stasiun, maupun Terminal Bus Reguler. Konektivitas
antar dan intermodal tersebut masih terkendala dengan belum terbentuknya sistem
feeder dari bus-bus regular yang beroperasi pada ruas-ruas jalan, sehingga beberapa
diantaranya masih tercampur.
5. Belum optimalnya pemenuhan standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi masih banyak yang belum memenuhi
standar pelayanan, yang tercermin dari kondisi kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana transportasi yang ada. Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan dan
kondisi angkutan umum sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu
sangat maksimal, yaitu : aman (safety and secure), nyaman (bersih, tidak pengap, dan
tidak berdesakan), tarif terjangkau (tarif yang pantas), tepat waktu (on schedule),
bahkan door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan), dan memiliki fasilitas
penunjang yang memadai (misalnya jumlah toilet di simpul transportasi yang cukup).
Namun, secara faktual kondisi pelayanan sarana dan prasarana transportasi masih
belum memenuhi harapan masyarakat tersebut.
6. Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan angkutan keperintisan
Keperintisan merupakan jalan pembuka terisolasinya suatu daerah untuk
menghubungkan daerah satu dengan yang lain atau dari daerah minus ke daerah maju
maupun berkembang. Guna menjaga kesinambungan pelayanan keperintisan, maka
perlu adanya pengaturan sarana dan cadangannya apabila terjadi kerusakan atau
pelaksanaan pemeliharaan tahunan. Permasalahan penyelenggaraan angkutan perintis
yang paling menonjol adalah waktu pelayanan. Untuk transportasi laut, lama pelayaran
(round voyage) kapal perintis berkisar 10 sampai dengan 22 hari karena keterbatasan
jumlah sarana angkutan laut perintis. Pelayanan keperintisan udara juga memiliki
permasalahan yang sama, dimana pelayanan flight perintis tidak tersedia setiap hari,
bahkan ada beberapa flight perintis yang akhirnya ditiadakan karena tidak ada
maskapai yang melayani. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan sarana yang
dimiliki oleh operator dalam penyelenggaraan pelayanan keperintisan.
7. Rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum perkotaan dan tingginya penggunaan
kendaraan pribadi
Tingginya penggunaan kendaraan pribadi sebagai bagian dari dampak peningkatan
pertumbuhan penduduk, serta belum optimalnya penyediaan sarana transportasi
dalam melayani kebutuhan penduduk. Kebutuhan masyarakat akan moda transportasi
yang cukup, aman, nyaman, dan handal masih belum terpenuhi sehingga masih memilih
untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selain lebih aman dan nyaman, menggunakan
kendaraan pribadi dianggap dapat menempuh perjalanan lebih cepat dibandingkan
menggunakan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan pribadi juga menimbulkan
kerentanan kaitannya dengan keamanan dan keselamatan transportasi, salah satunya
sepeda motor yang menjadi bagian moda transportasi pribadi dengan pelayanan
nyaman, fleksibel, cepat, namun dari aspek keselamatan cukup rendah.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 35


8. Pengaturan slot time penerbangan yang masih menumpuk pada jam-jam sibuk di
bandara tertentu.
Kondisi pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia sangat berbeda dengan
kondisi dari negara lain yang telah melakukan koordinasi slot time dengan baik. Di
beberapa negara di dunia, slot time di suatu bandar udara telah tersebar merata dan
tidak hanya menumpuk pada jam-jam sibuk pada rute-rute tertentu. Slot
time penerbangan di Indonesia belum teratur dan terencana dengan baik karena belum
berjalannya market intelegent yang sudah seharusnya dilakukan oleh operator
penerbangan nasional yang bertujuan untuk mengukur keberlangsungan rute-rute
penerbangan baik yang baru akan masuk ke dalam airline business plan maupun yang
telah dioperasikan oleh operator penerbangan tersebut. Permasalahan utama yang
terjadi pada pengalokasian slot time penerbangan di Indonesia dapat disebabkan
terlebih dahulu oleh permasalahan yang terjadi pada komponen yang berkaitan dengan
slot time di bandar udara, diantaranya adalah: i) Airside, yaitu terbatasnya
kapasitas runway, taxiway dan apron/parking stand; ii) Landside, yaitu terbatasnya
kapasitas terminal khususnya pada check-in counter, ruang tunggu
penumpang, conveyer belt serta pengaturan ruang Imigrasi, Bea Cukai, Badan Karantina
Hewan dan Tumbuhan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (bandar udara); iii) Operator
penerbangan, yaitu yang berkaitan dengan pengajuan slot time pada jam-jam sibuk
dan slot time di luar jam operasi bandar udara; iv) Tenaga kerja, yaitu permasalahan
pada keterbatasan jumlah Petugas Pemandu Lalu Lintas Udara atau Air Traffic
Controller dan Petugas Pengawas Pergerakan Lalu Lintas di area Apron atau Apron
Movement Controller; dan v) Sistem, yaitu yang menyangkut pengaturan ruang udara
atau Air Traffic Flow Management, Central Operating Terminal dan Coordinated Airport
System serta proses penerbitan rekomendasi slot time yang belum terkoordinasi baik
oleh petugas di bandar udara pada masing-masing unit.
9. Terbatasnya kualitas, kuantitas, standar kompetensi SDM Transportasi dan tenaga
pendidik transportasi
Meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi menimbulkan konsekuensi akan
pemenuhan sumber daya manusia transportasi yang berdaya saing. Pemenuhan akan
sumber daya manusia transportasi (regulator dan operator) yang berdaya saing
menemui beberapa hambatan antara lain adalah kurangnya standar kompetensi SDM
transportasi, terbatasnya ketersediaan kesempatan sekolah dan diklat transportasi,
keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga pendidik transportasi.
Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dalam penyelenggaraan transportasi
menyebabkan sumber daya manusia transportasi perlu ditingkatkan agar tetap memiliki
daya saing.
10. Masih rendahnya tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan masih kurangnya kualitas
dan kuantitas tenaga auditor internal serta belum menggunakan teknologi informasi
secara optimal;
Terkait dengan rendahnya tindak lanjut hasil audit lebih banyak disebabkan karena
permasalahan sumberdaya manusia, serta komplektisitas kasus yang terjadi. Kuantitas
dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum sesuai kebutuhan, kompetensi
tenaga auditor yang belum merata, Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan
internal belum tersusun dengan baik, Sistem Informasi Pengawasan (SIP) yang belum

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 36


dimanfaatkan secara maksimal, dan kurangnya kesadaran objek audit untuk
menindaklanjuti hasil audit menjadi beberapa permasalahan terkait dengan
sumberdaya manusia tenaga auditor internal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut
tindaklanjut rekomendasi hasil audit perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat
hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan reformasi birokrasi.
11. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM Peneliti sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan, dan belum optimalnya kolaborasi penelitian dengan universitas dan
lembaga penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta ujicoba sektor
transportasi;
Dari sisi sumber daya manusia (SDM) kecenderungan formasi rekrutmen SDM yang
ditetapkan untuk Badan Litbang Perhubungan masih dalam jumlah yang sangat
terbatas, sedangkan jumlah SDM Badan Litbang Perhubungan selama lima tahun
terakhir mengalami stagnasi yang akan berakibat fatal pada keberlanjutan Badan
Litbang Perhubungan kedepan apabila tidak ada rekrutmen pegawai baru khususnya
untuk tenaga peneliti akan berakibat pada terbatasnya pelaksanaan kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan. Dari komposisi jenjang peneliti di
tahun 2014, tercatat peneliti pertama mendominasi sebesar 40%, selanjutnya peneliti
madya 34%, peneliti muda 24% dan peneliti utama 2%. Kondisi ini berbanding lurus
dengan tingkat pendidikan Sarjana/S1 yang mendominasi SDM Badan Litbang
Perhubungan, yakni sebesar 37%. Sementara itu untuk tingkat pendidikan Magister/S2
sebanyak 32% dan tingkat pendidikan Doktoral/S3 sebesar 4%. Tingkat pendidikan S1
dan jenjang peneliti pertama yang mendominasi cukup menunjukkan kondisi sumber
daya manusia Badan Litbang Perhubungan saat ini masih membutuhkan dukungan
peningkatan kompetensi secara sistematis yang besar.
Lebih lanjut terkait dengan kolaborasi penelitian dengan universitas dan lembaga
penelitian dalam pengembangan riset transportasi serta uji coba sektor transportasi
masih belum optimal. Dalam hal ini optimalisasi pada prinsipnya akan mampu
memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan konsep, strategi, serta
perumusan perencanaan, dan kebijakan pembangunan transportasi ke depan.
12. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan
Reformasi birokrasi menjadi grand design nasional yang ingin dicapai dari tahun 2010
2025. Agenda nasional ini tertuang di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 81 Tahun 2010 yang diterjemahkan oleh Kementerian Perhubungan ke dalam
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 38 Tahun 2011 tentang roadmap reformasi
birokrasi 2010 2014 di lingkungan kementerian perhubungan. Upaya ini dilakukan
untuk mendukung tata kelola yang baik (good governance).
Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan tentunya lebih pada kinerja organisasi, tata laksana, peraturan
perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, sistem pengawasan,
akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, serta mindset maupun cultural set aparatur.
Permasalahan tersebut tentunya
Upaya mewujudkan optimalisasi reformasi birokrasi diarahkan pada upaya mewujudkan
organisasi yang : i) tepat fungsi dan tepat ukuran, ii) sistem, proses dan prosedur kerja

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 37


yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance, iii)
regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif, iv) SDM aparatur yang
berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera, v)
meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN, vi) meningkatnya
kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi, vii) pelayanan prima sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat, serta viii) birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.
C. Aspek Kapasitas Transportasi
1. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi
Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi dalam hal ini sangat terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana transportasi. Keterbatasan dalam penyediaan sarana transportasi
menyebabkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi, sedangkan
keterbatasan dalam penyediaan prasarana transportasi menyebabkan wilayah akan
sulit diakses, sehingga menyebabkan sistem distribusi barang dan penumpang menjadi
terhambat. Kurangnya tingkat kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan
prasarana transportasi banyak direpresentasikan tidak hanya pada aspek kuantitas,
melainkan juga terkait dengan kualitas (kemudahan, keamanan, serta kenyamanan)
dalam menggunakan sarana dan prasarana transportasi.
2. Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi
Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi, seperti pengembangan transfer point (transfer
moda), lokasi park and ride, maupun terminal dan stasiun feeder akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kinerja transportasi. Fasilitas penunjang akan
membantu pengguna dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan pemanfaatan
sarana dan prasarana transportasi. Selain itu, fasilitas penunjang seperti jalan akses
pada simpul transportasi masih ada beberapa yang belum terbangun, sehingga
memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun Kementerian PU.
3. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan bidang perhubungan
Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan dampak signifikan terhadap
penataan dan pengaturan sistem transportasi di Indonesia. Beberapa konsep
pengembangan teknologi melalui Intelligent Transport System (ITS) akan memberikan
kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang dihadapi saat ini
bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak serta merta karena masalah
teknologi, melainkan lebih pada masalah sosial dan ekonomi.
4. Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
dipengaruhi oleh faktor komitmen pemerintah dalam memberikan road map, penataan
transportasi, serta kepastian investasi yang akan dilakukan oleh swasta dan
pertimbangan ekonomi. Pola pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
terkait dengan prosedur dan komitmen pembangunan maupun sharing sampai saat ini

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 38


masih memerlukan perbaikan terkait dengan usaha mewujudkan kemudahan prosedur
KPS dan kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia.
Di dalam kerangka perencanaan pembangunan nasional yang tertuang di RPJMN Tahun
2015-2019 Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP)
menjadi salah satu alternatif dalam pembiayaan infrastruktur yang melibatkan peran
badan usaha. Permasalahan dalam penyediaan infrastruktur melalui skema KPS atau
PPP adalah (1) Masih kurangnya informasi mengenai proyek baik dari sisi detail teknis
maupun informasi keuangan serta analisis terhadap berbagai macam risiko dan jaminan
pemerintah untuk pengelolaan resiko tersebut; (2) Masih sulitnya penerapan peraturan
terkait dengan KPS oleh para Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK); (3) Masalah
pengadaan lahan yang terkadang belum terlihat di awal pengusulan proyek; (4)
Kapasitas aparatur dan kelembagaan dalam melaksanakan KPS masih belum sesuai
kebutuhan; (5) Belum optimalnya dokumen perencanaan proyek KPS bidang
infrastruktur mengakibatkan pilihan strategi pelaksanaan proyek yang kurang memihak
pada KPS sehingga proyek infrastruktur yang menarik bagi pihak swasta dilaksanakan
melalui pembiayaan APBN/APBD, sedangkan proyek infrastruktur yang tidak menarik
justru ditawarkan kepada pihak swasta.
5. Masih minimnya peralihan transportasi barang yang selama ini didominasi moda jalan
Pemilihan moda jalan banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman ekspedisi
dikarenakan beberapa kelebihannya, salah satunya adalah tidak terikat oleh waktu
dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman telah tercapai.
Namun tingginya beban jalan pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan jalan,
kemacetan, serta dampak lain seperti meningkatnya polusi udara, inefisiensi
penggunaan BBM dan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Masih
minimnya peralihan moda transportasi barang yang didominasi moda jalan menjadikan
peran transportasi lainnya kurang optimal. Khususnya transportasi laut dan udara.
Transportasi laut dan udara lebih banyak mendominasi pengangkutan
komoditas/barang pada wilayah lain di luar Pulau Jawa atau wilayah terpencil. Namun
optimalisasi pola pengangkutan dalam mewujudkan konektivitas nasional belum
terwujud dengan baik, sehingga optimalisasi pengembangan angkutan non darat sangat
dibutuhkan ke depan khususnya dalam sistem distribusi barang dan komoditas.
6. Belum optimalnya dukungan hasil penelitian untuk menunjang kebutuhan sektor
transportasi
Peningkatan kinerja penelitian/pengkajian transportasi membutuhkan peran aktif dari
setiap sub-sektor khususnya untuk merumuskan kebutuhan penelitian/pengkajian
sehingga hasil penelitian/kajian memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi. Namun dalam
pelaksanaannya hasil penelitian yang dilakukan belum optimal untuk menunjang
kebutuhan sektor transportasi, yang disebabkan banyak kegiatan penelitian/kajian
masih bersifat sektoral dan belum memberikan nuansa lintas sektor. Hal ini
menyebabkan penanganan permasalahan transportasi yang pada prinsipnya
membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mewujudkan peran transportasi yang
maju, handal, dan produktif menjadi kurang optimal.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 39


7. Angkutan Barang/Logistik masih didominasi moda jalan
Angkutan barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan. Kondisi
tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatnya
kerusakan jalan. Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi
jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan
akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang. Hingga saat ini,
sekitar 80% pergerakan transportasi di Pulau Jawa masih didominasi oleh transportasi
jalan. Para pelaku usaha lebih memilih penggunaan truk daripada kereta api karena
alasan handling, jadwal, aksesibilitas, dan sebagainya. Pengurangan beban jalan dapat
dialihkan dan diseimbangkan dengan moda transportasi lainnya seperti kereta api dan
transportasi laut yang memiliki kapasitas daya angkut lebih besar dan waktu perjalanan
yang relatif cepat, bebas pungutan liar dan keamanan serta keselamatan barang lebih
terjaga.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 1 - 40


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 -1-
BAB 2.
VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA
SASARAN

2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN


Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019
yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur. Adapun visi pembangunan Tahun 2015-2019 adalah :

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,


Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong

Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi


Pembangunan, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

2.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA)


Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas
program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik,
serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-1


1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

2.3 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL


Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut
dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor
transportasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019

NO SASARAN INDIKATOR

Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan


1. Meningkatnya kapasitas sarana a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per
dan prasarana transportasi dan koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam
keterpaduan sistem transportasi per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km
multimoda dan antarmoda untuk pada lintas-lintas utama;
mengurangi backlog maupun b) Meningkatnya jumlah penumpang yang
bottleneck kapasitas prasarana diangkut maskapai penerbangan nasional
transportasi dan sarana dengan membangun 15 bandara baru;
transportasi antarmoda dan
c) Pengembangan 9 bandara untuk
antarpulau sesuai dengan sistem
pelayanan kargo udara;
transportasi nasional dan cetak
biru transportasi multimoda d) Peningkatan On-time Performance
Penerbangan menjadi 95%;
e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi
penerbangan dan pelayaran;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-2


NO SASARAN INDIKATOR
f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan
untuk mendukung tol laut yang terdiri 5
pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder;
g) Pembangunan dan pengembangan 163
Pelabuhan non komersial sebagai sub
feeder tol laut;
h) Dwelling time pelabuhan;
i) Pembangunan 50 kapal perintis dan
terlayaninya 193 lintas angkutan laut
perintis;
j) Meningkatnya jumlah barang dan
penumpang yang dapat diangkut oleh
kereta api melalui pembangunan jalur KA
minimal sepanjang 3.258 kilometer;
k) Terhubungkannya seluruh lintas
penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan
Selatan serta poros poros
penghubungnya melalui pembangunan/
pengembangan 65 pelabuhan
penyeberangan dan pengadaan 50 unit
kapal penyeberangan;
l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan
danau melalui pembangunan dermaga
sungai dan danau di 120 lokasi.
2. Meningkatnya kinerja pelayanan a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut
dan industri transportasi nasional armada pelayaran niaga nasional melalui
untuk mendukung konektivitas penguatan regulasi hingga 20% dan
nasional, Sistem Logistik Nasional memberikan kemudahan swasta dalam
(Sislognas) dan konektivitas global penyediaan armada kapal;
b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran
niaga nasional yang berumur <25 tahun
hingga 50% serta meningkatnya peran
armada pelayaran rakyat;
c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea
Shipping yang terintegrasi dengan moda
lainnya;
d) Meningkatnya peran serta sektor swasta
dalam pembangunan transportasi melalui
KPS atau investasi langsung;
e) Terpisahkannya fungsi operator dan
regulator serta pemberdayaan dan
peningkatan daya saing BUMN
transportasi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-3


NO SASARAN INDIKATOR
f) Meningkatnya SDM transportasi yang
bersertifikat menjadi 2 kali lipat
dibandingkan kondisi baseline;
g) Terhubungkannya konektivitas nasional
dengan konektivitas global melalui
penyelenggaraan pelayanan transportasi
lintas batas negara;
h) Termanfaatkannya hasil industri
transportasi nasional.
3. Meningkatnya tingkat keselamatan a) Menurunnya angka fatalitas korban
dan keamanan penyelenggaraan kecelakaan transportasi jalan hingga 50
pelayanan transportasi persen dari kondisi baseline;
b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi
udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi
kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle;
c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan
transportasi laut menjadi kurang dari 50
kejadian/tahun;
d) Menurunnya rasio angka kecelakaan
kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1
juta-km perjalanan kereta api;
e) Tersedianya informasi dan sistem data
tingkat keselamatan infrastruktur jalan
nasional dan provinsi yang mutakhir setiap
tahunnya.
4. Menurunnya emisi gas rumah kaca Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-
(RAN-GRK) di sektor transportasi GRK) sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk
subsektor transportasi darat, 15,945 juta
ton CO2e untuk subsektor transportasi
udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk
subsektor transportasi perkeretaapian
hingga tahun 2020 melalui penyediaan
sarana dan prasarana transportasi yang
ramah lingkungan dan responsif terhadap
perubahan iklim/cuaca ekstrim.
5. Tersedianya layanan transportasi a) Meningkatnya sistem jaringan dan
serta komunikasi dan informatika pelayanan transportasi perdesaan;
di perdesaan, perbatasan negara,
pulau terluar, dan wilayah non b) Terselenggaranya pelayanan transportasi
komersial lainnya perintis secara terpadu.

Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan


6. Meningkatnya pelayanan angkutan a) Modal share (pangsa pasar) angkutan
umum massal perkotaan umum perkotaan di kota megapolitan/
metropolitan/besar minimal 32 %;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-4


NO SASARAN INDIKATOR
b) Jumlah kota yang menerapkan sistem
angkutan massal berbasis jalan dan/atau
kereta api minimal 34 kota.

7. Meningkatkan kinerja lalu lintas Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan


jalan Perkotaan nasional di kota-kota metropolitan/besar
menjadi minimal 20 km/jam.
8. Meningkatkan aplikasi teknologi a) Penerapan pengaturan persimpangan
informasi dan skema sistem dengan menggunakan teknologi informasi
manajemen transportasi Perkotaan (ATCS) di seluruh ibukota propinsi;

b) Penerapan ATCS di kota yang telah


menerapkan system angkutan massal
perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota
sedang/besar yang berada di jalur logistik
nasional, serta Automatic Train Protection
(ATP) pada jaringan kereta api perkotaan;

c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas


di kota-kota besar/metropolitan.

2.4 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN
Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan
tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek
yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas
transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk
mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai
tambah.
- Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman,
selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara
terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;
- Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien,
terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang
berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;
- Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu
mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional
(national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi,
lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara
berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-5


Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat
diuraikan sebagai berikut :
A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi :
1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi;
2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi;
B. Pelayanan Transportasi
Aspek pelayanan transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan
kebutuhan;
3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan;
4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam
mewujudkan good governance;
5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan;
6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi;
7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean
governance;
C. Kapasitas Transportasi
Aspek kapasitas transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda;
2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang;
3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan,
terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia;
4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan;
5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen
transportasi perkotaan.
Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya
sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini
tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman
bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran
pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-6


dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran
pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-
2019 sebagaimana pada diagram berikut ini.

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan


Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan


sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan
transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis
dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan
agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga
sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9
agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam
bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan
bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama
5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan
sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi
penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis
pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan
aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-7


membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan
pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih
komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun
perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi
bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan
pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 2-8


BAB 3.
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL


Sejalan dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, maka pembangunan nasional
2015-2019 diarahkan untuk mencapai sasaran utama, yang salah satu sasaran
pembangunan sektor unggulan adalah aspek maritim dan kelautan yang memuat
upaya membangun konektivitas nasional.
Salah satu program Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yaitu meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dijabarkan kembali
kedalam agenda pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan
transportasi nasional, diantaranya adalah membangun konektivitas nasional untuk
mencapai keseimbangan pembangunan dan membangun transportasi massal
perkotaan.

3.1.1 ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK


MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN
Infrastruktur penunjang
konektivitas nasional baik
berupa jaringan transportasi
dan jaringan telekomunikasi,
perlu diintegrasikan dengan
pelayanan sarana intermoda
transportasi yang terhubung
secara efisien dan efektif,
termasuk mendorong
pembangunan konektivitas
antarwilayah, sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan
ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang
mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik,
sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak
ekonomi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-1


Kebijakan strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional adalah:
1. Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda;
2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri
nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global;
3. Menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan
transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan;
4. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk
mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus,
Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor
ekonomi;
5. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan
mempertimbangkan daya dukung lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim maupun peningkatan keselamatan dan kualitas kondisi
lingkungan;
6. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan
transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan
transportasi;
7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pengembangan sumber daya
manusia.

3.1.1.1 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA


Ketergantungan terhadap transportasi jalan yang terlalu tinggi mengakibatkan
inefisiensi karena alternatif moda kurang tersedia, baik pada kondisi normal
maupun ketika terjadi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu, beban
anggaran negara sangat tinggi untuk pemeliharaan jalan. Ketergantungan terhadap
moda transportasi jalan harus dikurangi dengan mengembangkan sistem
transportasi multimoda. Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan
sistem transportasi multimoda dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
1. Pembentukan badan atau regulator yang independen dan netral untuk regulasi,
investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda serta pembinaan
terhadap bertumbuh kembangnya Badan Usaha Angkutan Multimoda;
2. Membangun jaringan pelayanan dalam penyusunan rute-rute pelayanan dari
berbagai moda transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan dan
tidak hanya didominasi oleh salah-satu moda saja, melainkan harus disusun
secara terintegrasi dengan prasarana jalan, Darat (Angkutan Jalan, Sungai,
Danau dan Penyeberangan), Laut, Udara, Kereta Api, dan koridor ekonomi
maupun konsep pengembangan wilayahnya;
3. Membangun jaringan prasarana yang terdiri dari dari simpul dan ruang lalu
lintas. Simpul berfungsi sebagai ruang yang dipergunakan untuk keperluan
menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang,

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-2


serta perpindahan intra dan antar moda. Ruang lalu lintas berfungsi sebagai
ruang gerak untuk sarana transportasi, namun khusus untuk ruang lalu lintas
transportasi jalan, disamping untuk lalu-lintas sarana transportasi juga memiliki
fungsi lain yaitu untuk lalu lintas orang dan hewan;
4. Pembangunan terminal terpadu (terintegrasi) serta pelayanan fasilitas alih moda
untuk pelayanan perpindahan penumpang dan barang secara cepat dan
nyaman;
5. Pembangunan akses kereta api menuju ke pelabuhan dan bandara
internasional, diantaranya pada Bandara Soekarno-Hatta, Minangkabau,
Kualanamu, Hang Nadim, Juanda, Kertajati, Kulon Progo, Syamsudin Noor, dan
Pelabuhan Kuala Tanjung, Belawan, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Tanjung Emas, Teluk Lamong dan Penyeberangan Merak Bakauheni.

3.1.1.2 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN TRANSPORTASI YANG MENDORONG


PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL UNTUK MENDUKUNG SISTEM LOGISTIK
NASIONAL DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DALAM KERANGKA
MENDUKUNG KERJASAMA REGIONAL DAN GLOBAL
Pengembangan pasar dan industri transportasi nasional mempunyai dua aspek,
yakni aspek industri jasa konstruksi nasional (termasuk pengembang, konsultan,
kontraktor, jasa keuangan, jasa penasehat ahli) dan industri sarana dan alat-alat
transportasi serta dengan pengembangan industri perangkat keras yakni alat-alat
angkut atau sarana transportasi. Konektivitas nasional terdiri atas 4 (empat)
komponen, yaitu Sislognas, Sistranas, pengembangan wilayah (RPJMN dan RTRWN)
dan Information Communication Technology (ICT). Keempat komponen tersebut
harus diintegrasikan untuk mendukung perpindahan komoditas baik barang, jasa
maupun informasi secara efektif dan efisien, melalui integrasi simpul dan jaringan
transportasi inter-moda, komunikasi dan informasi serta logistik, serta penguatan
konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dan juga
keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar arus
perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan
mancanegara, yang dapat dilakukan melalui strategi:
1. Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional
melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang
ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea
shipping/coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan
moda kereta api dan jalan raya, terutama untuk mengurangi beban (share)
angkutan jalan Sumatera-Jawa (Pelabuhan Paciran/Tanjung Perak, Pelabuhan
Kendal/Tanjung Emas dan Pelabuhan Marunda/Tanjung Priok di Pulau Jawa
serta Pelabuhan Panjang/Sumur di Pulau Sumatera).
2. Pengembangan dan pengendalian jaringan lalu lintas angkutan jalan yang
terintegrasi inter, intra dan antar moda dan pengembangan wilayah yang
meliputi simpul transportasi jalan, jaringan pelayanan angkutan jalan yang
efisien dan mampu mendukung pergerakan penumpang dan barang;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-3


3. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi diantaranya:
a. Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta untuk melayani 87 juta
penumpang per-tahun.
b. Pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung dan Bitung.
c. Penyelesaian jalur kereta api Trans Sumatera, pembangunan kereta api
Trans Kalimantan, Sulawesi dan Papua, serta peningkatan kapasitas jalur
eksisting menjadi jalur ganda di Sumatera dan Jawa terutama di lintas
selatan Jawa.
d. Pembangunan fasilitas dry port di Kawasan Pertumbungan Ekonomi yang
tinggi (Kendal dan Paciran).
4. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEAN
dalam kerangka penguatan konektivitas nasional dengan tetap
mempertahankan ketahanan dan daya saing perekonomian nasional;
5. Penyediaan armada transportasi nasional melalui pemberdayaan industri
transportasi dalam negeri yang meliputi pengembangan pesawat udara (N-219),
armada serta industri galangan kapal nasional, lokomotif, kereta penumpang,
KRL, serta bus;
6. Pembangunan Jalur Ro-Ro Dumai-Malaka, Ro-Ro Belawan-Penang, dan Ro-Ro
Bitung-Sangihe-General Santos, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan
pelabuhan Bitung;
7. Menghubungkan seluruh lintas penyeberangan, termasuk jalur lintas Sabuk
Utara, Tengah, dan Selatan serta poros penghubung, terutama lintas utama
penyeberangan Merak Bakauheni;
8. Membangun terminal barang angkutan jalan dalam rangka mendukung
Sislognas;
9. Membangun/Merevitalisasi terminal penumpang angkutan jalan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan pelayanan penumpang angkutan jalan;
10. Penyediaan alat penimbangan kendaraan bermotor (Jembatan Timbang) dalam
rangka meningkatkan pengawasan muatan lebih;
11. Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan
nasional menjadi 162 juta/penumpang/tahun dengan membangun 15 bandara
baru di Kertajati, Letung, Tambelan, Tebelian, Muara Teweh, Samarinda Baru,
Maratua, Buntu Kunik, Morowali, Miangas, Siau, Namniwel, Kabir Patar, Werur,
Koroy Batu, dan pengembangan dan rehabilitasi Bandara lama tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua;
12. Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara di Kualanamu,
Soekarno-Hatta, Juanda, Syamsuddin Noor, Sepinggan, Hassanuddin,
Samratulanggi, Frans Kaisepo, Sentani.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-4


3.1.1.3 MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI
NASIONAL DENGAN TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI LOKAL DAN
KEWILAYAHAN
Wilayah Indonesia yang cukup luas, letak Indonesia yang cukup strategis, serta
kondisi geografis yang cukup unik dibandingkan dengan negara-negara lainnya,
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar jika dilihat dari sisi luas
wilayah dan jumlah penduduk. Sebagai negara kepulauan yang dibatasi lautan,
menjadikan pembangunan transportasi di Indonesia adalah suatu tantangan.
Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyediakan layanan
transportasi yang murah, tepat waktu, dan mampu diakses oleh semua kalangan.
Tantangan inilah yang harus dijawab dalam rangka melakukan upaya keseimbangan
antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang
berorientasi lokal dan kewilayahan. Kebijakan Utama Konektivitas Nasional
dirumuskan untuk menjawab keseimbangan transportasi yang berorientasi
nasional, regional, dan lokal, dimana konektivitas ini menghubungkan transportasi
nasional, regional, lokal, serta wilayah-wilayah yang memiliki komoditas unggulan di
masing-masing pulau. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan
kewilayahan adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan infrastruktur transportasi yang lebih terintegrasi melalui pendanaan
DAK Bidang Transportasi, seperti infrastruktur yang menjadi kewenangan
Provinsi, Kab/Kota meliputi fasilitas perlengkapan jalan yang disesuaikan dengan
kinerja jaringan jalan;alat PKB, RASS, media sosialisasi keselamatan dan
transportasi perkotaan;
2. Menciptakan pembagian peran moda transportasi yang lebih berimbang dengan
mendorong pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih
progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke
moda kereta api serta moda angkutan laut;
3. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan
transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit
kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api,
pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan danau, kapal perintis,
bus, bus air dan kereta ekonomi di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau
terluar;
4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan
integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan Public Service
Obligation (PSO) diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, sungai, danau,
penyeberangan, udara, dan perkeretaapian;
5. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah
perbatasan dan wilayah-wilayah terluar;
6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan
dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-5


nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan wilayah dan wilayah yang
mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata;
7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan angkutan laut melalui
pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan terutama pada daerah -
daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan bencana dan daerah belum
berkembang serta wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata;
8. Pembangunan kapal perintis untuk meningkatkan aksesibilitas dan pelayanan
angkutan laut perintis.

3.1.1.4 MEMBANGUN SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI YANG


TERINTEGRASI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PADA KORIDOR EKONOMI,
KAWASAN INDUSTRI KHUSUS, KOMPLEKS INDUSTRI, DAN PUSAT-PUSAT
PERTUMBUHAN LAINNYA DI WILAYAH NON-KORIDOR EKONOMI
Pembangunan infrastruktur diarahkan pada proyek-proyek strategis yang
mendukung pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan
kawasan strategis lainnya. Untuk mendukung pengembangan kawasan industri,
dirumuskan kebijakan antara lain:
1. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan
Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung,
Makassar, Banjarmasin, Kupang, Halmahera, dan pelabuhan lainnya;
2. Pembangunan jalur kereta api antara Manado Bitung, Sei Mangke Bandar
Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso Tanjung Priok, DDT Elektrifikasi Manggarai
Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar KeretaApi, dan lainnya;
3. Pengembangan bandara-bandara di sekitar kawasan industri maupun kawasan
ekonomi khusus dan kawasan strategis lainnya, antara lain: Bandara Mutiara
Palu, Eltari Kupang, Halu Oleo Kendari, Sam Ratulangi Manado, Bandara
Syamsuddin Noor-Banjarmasin, dan bandara lainnya.

3.1.1.5 MENGEMBANGKAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI YANG


RAMAH LINGKUNGAN DAN MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN MELALUI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
MAUPUN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KUALITAS KONDISI
LINGKUNGAN
Kemampuan melakukan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim
merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta keandalan
sistem transportasi. Perencanaan disertai pelaksanaan mitigasi dan adaptasi di
sektor transportasi kedepan didasarkan pada pengelolaan potensi dan sumberdaya
alam, peningkatan kapasitas individu serta organisasi yang tepat, serta didukung
dengan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan dan tahan
terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar tercipta sistem
transportasi yang andal dan berkelanjutan. Strategi sektor transportasi yang andal
dan berkelanjutan mendukung konektivitas nasional adalah sebagai berikut:
a. Penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-6


b. Pembangunan prasarana transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan
iklim/cuaca ekstrim;
c. Penyediaan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan;
d. Peningkatan kapasitas SDM transportasi yang responsif terhadap perubahan
iklim/cuaca ekstrim;
e. Peningkatan peralatan transportasi yang responsive terhadap perubahan
iklim/cuaca ekstrim.

3.1.1.6 MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM


PENYELENGARAAN PELAYANAN TRANSPORTASI SERTA PERTOLONGAN
DAN PENYELAMATAN KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI
Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan
pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman
pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan
transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan
penerbangan dalam menuju target zero accident. Di sisi lain, perubahan mental
dalam berdisiplin berlalu-lintas, ketaatan terhadap peraturan, serta penguatan
terhadap kemampuan kelembagaan untuk pendidikan dan pencegahan maupun
pertolongan serta penyelamatan korban kecelakaan transportasi juga diperlukan
dalam rangka untuk meningkatan respon terhadap terjadinya kecelakaan
transportasi dan upaya pertolongan dan penyelematan jiwa manusia. Khusus untuk
transportasi jalan, dalam rangka penanganan keselamatan jalan secara
komprehensif pada tahun 2011 telah disusun suatu perencanaan jangka panjang
yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan bersifat lintas
sektoral, yaitu berupa Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-
2035 dan diperkuat melalui Inpres No 4 Tahun 2013 Program Dekade Aksi
Keselamatan Tahun 2011-2020. Strategi yang dijalankan untuk menjalankan
kebijakan di atas antara lain melalui :
1. Pemenuhan fasilitas perlengkapan jalan, implementasi Rute Aman Selamat
Sekolah (RASS), Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan/Daerah Rawan Kecelakaan,
sarana bantu navigasi pelayaran maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan
penerbangan sesuai standar pelayanan minimal dan standar keselamatan
transportasi internasional;
2. Meningkatkan kelaikan kendaraan bermotor melalui uji tipe dan uji berkala;
3. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang
berkeselamatan sejak usia dini;
4. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan
Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat
nasional maupun daerah;
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan SDM dan perlengkapan Search
and Rescue (SAR).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-7


3.1.1.7 MENINGKATKAN KAPASITAS DAN KUALITAS LEMBAGA PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan layanan transportasi untuk
memenuhi mobilitas ekonomi yang menuntut pelayanan cepat, efisien, dan andal.
Maka, diperlukan manajemen SDM yang memiliki kompetensi tinggi, meliputi SDM
regulator, operator, dan SDM industri yang saat ini masih terbatas. Beberapa
strategi yang dilakukan antara lain:
1. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka
pengembaangan SDM transportasi yang mengantisipasi perkembangan budaya,
IPTEK, dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional maupun terkait
dengan standar internasional;
2. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi
bagi Lembaga pendidikan Swasta;
3. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat;
4. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan
metode pembelajaran.

3.1.2 ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM MASSAL


PERKOTAAN
Pembangunan perkotaan Indonesia
kedepan diarahkan pada peningkatan
peran perkotaan sebagai basis
pembangunan dan kehidupan yang layak
huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing,
dan berkelanjutan, sesuai dengan karakter
potensi dan budaya lokal. Arah kebijakan
pembangunan perkotaan pada berfokus
pada pengembangan kota sebagai suatu
kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota
sebagai pendorong pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat
tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Walaupun demikian,
pembangunan perkotaan ke depan akan lebih difokuskan pada pelaksanaan
pengendalian pembangunan kota-kota besar dan metropolitan serta percepatan
pembangunan kota-kota menengah dan kecil.
Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal
perkotaan, pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi
seperti BRT dan MRT diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam
melayani kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan
transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan berkeadaban.
Arah kebijakan dan strategi yang disusun lima tahun kedepan adalah :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-8


1. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan
orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda
terpadu;
2. Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan
memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan;
3. Meningkatkan integrasi kelembagaan transportasi perkotaan.

3.1.2.1 MENGEMBANGKAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL YANG MODERN


DAN MAJU DENGAN ORIENTASI KEPADA BUS MAUPUN REL SERTA
DILENGKAPI DENGAN FASILITAS ALIH MODA TERPADU
Seluruh sistem transportasi massal memerlukan interchange (tempat berganti
kendaraan) dengan elemen-elemen sistem transportasi umum lain, dan integrasi
dengan moda-moda sistem transportasi lain seperti mengendarai mobil, berjalan
kaki dan bersepeda. Untuk mengembangkan sistem angkutan umum massal yang
modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan
fasilitas alih moda terpadu, beberapa strategi yang dilakukan mencakup:
1. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel antara lain MRT di wilayah
Jabodetabek, dan jalur lingkar layang KA Jabodetabek, serta LRT/monorail/Tram
di Surabaya, Bandung, dan Palembang;
2. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan: Batam, Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan
Makassar;
3. Pengembangan BRT di 34 kota besar beserta fasilitas pendukungnya antara lain
Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor,
Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar,
Gorontalo, dan Ambon;
4. Penyediaan dana subsidi/PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan
umum massal perkotaan.

3.1.2.2 MENGEMBANGKAN MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG


BERIMBANG DENGAN MEMPERHATIKAN INTERAKSI ANTARA
TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN
Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula
dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini
akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Beberapa
strategi yang dilakukan untuk mengembangkan manajemen transportasi perkotaan
yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna
lahan, antara lain:
1. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan Pembangunan Berorientasi
Angkutan Transit Oriented Demand/TOD dan pengembangan fasilitas Non
Motorized;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3-9


2. Penyediaan fasilitas pendukung untuk alih moda seperti Park and Ride;
3. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan sistem APILL
terkoordinasi (ATCS) dan Virtual Mobility;
4. Penguatan mekanisme implementasi sistem transportasi perkotaan dan
penurunan kemacetan transportasi perkotaan melalui Manajemen Permintaan
Transportasi dengan pendekatan Push and Pull.

3.1.2.3 MENINGKATKAN INTEGRASI KELEMBAGAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN


Kelembagaan yang lemah merupakan suatu sumber permasalahan yang menjadi
sorotan dalam sistem transportasi perkotaan di Indonesia (World Bank, 2006).
Kelembagaan dalam sektor transportasi kurang berfungsi dengan baik karena
kurang terorganisir, akibat tumpang tindih, pertentangan kepentingan, serta
penegakan hukum yang lemah.
Namun, di beberapa kota di Indonesia, Pemerintah Daerah sebagai regulator secara
efektif mulai meningkatkan efektifitas kewenangannya melalui sistem organisasi
efektif yang mampu melakukan pengendalian sistem transportasi perkotaannya.
Untuk itu, Pemerintah Pusat memiliki tanggung jawab untuk mensinergikan dan
mengintegrasikan kelembagaan transportasi perkotaan melalui strategi percepatan
pembentukan kelembagaan pengelolaan transportasi perkotaan yang memiliki
kewenangan kuat dalam mengintegrasikan dan mengawal dari konsep, strategi,
kebijakan, perencanaan, program, implementasi, manajemen, dan pembiayaan
sistem transportasi perkotaan di kota-kota megapolitan lainnya.

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dalam
pembangunan sektor transportasi merujuk pada arah kebijakan pembangunan
transportasi nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan dan strategi tersebut
juga disinergikan dengan arah kebijakan pembangunan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kementerian Perhubungan 2005-2025 yang
menjadi salah satu alur logis perencanaan pembangunan sektor transportasi
berkelanjutan.
Dalam menjabarkan sasaran nasional, Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-
2019 menerjemahkan beberapa sasaran menjadi
beberapa bagian yang saling berkorelasi, dimana
interkoneksi tersebut juga akan sejalan dengan
sasaran pembangunan pada Unit Kerja Eselon I.
Pemikiran di atas sebagai dasar pertimbangan
penyusunan strategi dilakukan sebagai bagian dari

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 10


perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan di Kementerian Perhubungan
yang berkorelasi pada sasaran Kementerian Perhubungan yang telah disusun
sebelumnya. Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-
2019 dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan,
pelayanan, serta kapasitas transportasi.

3.2.1 Keselamatan dan Keamanan


Keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi
ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta
menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi
jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Tingkat keselamatan dan keamanan
transportasi diwujudkan melalui dua sasaran yaitu menurunnya angka kecelakaan
transportasi, dan menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
transportasi.
1. Sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi dengan arah kebijakan
meningkatkan keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi, melalui
strategi :
a. Penguatan kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi
Keselamatan transportasi merupakan tanggung jawab berbagai pihak, baik
pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator. Saat
ini fungsi pengawasan dan pembinaan keselamatan transportasi telah
dilakukan pemerintah melalui kegiatan dan program peningkatan
keselamatan, diharapkan fungsi pengawas keselamatan juga dilakukan di
dunia usaha melalui pembentukan unit khusus yang menangani fungsi
pengawas keselamatan.
b. Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha di bidang
keselamatan transportasi
Keselamatan transportasi merupakan keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan transportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi
dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana beserta
penunjangnya. Upaya peningkatan keselamatan transportasi telah dan akan
terus dilakukan pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana
keselamatan serta sosialisasi keselamatan kepada masyarakat dan badan
usaha. Peran serta masyarakat dan badan usaha dalam peningkatan
keselamatan transportasi diwujudkan dalam peningkatan kepatuhan untuk
mematuhi standar operasi dan prosedur penggunaan dan penyediaan
sarana transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara.
c. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang
berkeselamatan sejak usia dini
Pendidikan keselamatan transportasi secara dini dengan menfokuskan pada
penanaman pengetahuan tentang tata cara transportasi yang
berkeselamatan (transfer of knowledge) dan menanamkan nilai-nilai
(transform of values) etika dan budaya tertib dan membangun perilaku pada

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 11


generasi muda. Pribadi yang beretika mempunyai kecerdasan sosial yang
tinggi dan kepekaan dalam bertansportasi, selain itu, juga akan mengerti
pentingnya penggunaan peralatan dan prasarana keselamatan serta
peraturan keselamatan.
d. Peningkatan/pembaharuan regulasi terkini sesuai dengan standar
keselamatan
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan teknologi keselamatan
transportasi diperlukan pembaharuan regulasi keselamatan yang mencakup
norma, standar, prosedur dan kriteria.
e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan
transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi;
Upaya peningkatan keselamatan transportasi selain pengurangan tingkat
kecelakaan yang disebabkan kesalahan manusia (human error) dilakukan
juga strategi melalui pemenuhan kuantitas dan tingkat kehandalan sarana
dan prasarana keselamatan transportasi darat, perkeretaapian, laut dan
udara.
f. Pemenuhan standar keselamatan transportasi berupa perlengkapan
keselamatan transportasi jalan dan perkeretaapian maupun perlengkapan
navigasi pelayaran dan penerbangan
Selain upaya pemenuhan kualitas dan kuantitas keselamatan transportasi,
penurunan tingkat kecelakaan juga dilakukan melalui strategi ketentuan
pemenuhan standar keselamatan pada sarana dan prasarana transportasi
sesuai standar nasional dan internasional.
g. Peningkatan efektivitas pengendalian, pengaturan dan pengawasan
terhadap pemenuhan standar keselamatan transportasi;
Dalam upaya pemenuhan standar keselamatan transportasi dilakukan
melalui pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random
check yang meliputi standar keselamatan bidang prasarana, sarana, tata
cara pengangutan serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka
pengawasan dan pengendalian terhadap peraturan standar keselamatan.
h. Peningkatan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana transportasi melalui
program pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas
pendukung lainnya
Pengujian kehandalan/kelaikan sarana prasarana transportasi dilakukan
secara berkala untuk menjamin tingkat kehandalan dan kecukupan
peralatan keselamatan yang diikuti melalui penerbitan sertifikasi sarana dan
prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya.
i. Peningkatan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan
Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat
nasional maupun daerah

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 12


RUNK adalah rencana keselamatan jalan jangka panjang yang diilhami oleh
semangat Decade of Action for Road Safety 2011-2020 Perserikatan Bangsa
Bangsa yang dideklarasikan pada Maret 2010. Untuk itu maka 10 tahun
pertama dari RUNK telah ditetapkan menjadi Dekade Aksi Keselamatan Jalan
2011-2020 dengan Instruksi Presiden No. 4/2013 tertanggal 11 April 2013.
Dalam Inpres tersebut, disebutkan 5 Pilar Program Dekade Aksi Keselamatan
Jalan yang meliputi:
1) Manajemen keselamatan jalan, dikoordinasikan oleh Menteri
PPN/Kepala Bappenas. Tanggung jawabnya adalah mendorong
terselenggaranya koordinasi antar pemangku kepentingan dan
terciptanya kemitraan sektoral.
2) Jalan yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Menteri Pekerjaan
Umum.
3) Kendaraan yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Menteri
Perhubungan.
4) Perilaku pengguna yang berkeselamatan, dikoordinasikan oleh Kepala
Kepolisian RI.
5) Penanganan pra dan pasca kecelakaan, dikoordinasikan oleh Menteri
Kesehatan.
Gerakan penurunan jumlah dan kualitas kecelakaan lalu-lintas di jalan
melalui Decade of Action memiliki potensi mencapai sukses jika didorong
oleh seluruh komponen masyarakat, industri, jalan dan transportasi secara
terpadu.
j. Koordinasi peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang antara jalur
kereta api dengan jalan
Perlintasan sebidang merupakan faktor kritis dalam penyelenggaraan kereta
api mengingat banyaknya kejadian kecelakaan yang diterjadi di lokasi
perlintasan. Berdasarkan pada amanat UU 23/2007, setiap
perlintasan/perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak
sebidang. Pengecualian untuk pembangunan perlintasan tidak sebidang
hanya dapat dilakukan dengan tetap menjamin keselamatan dan kelancaran
perjalanan kereta api dan lalu lintas jalan dengan mengikuti ketentuan yang
diatur pada Permenhub No. 36/2011, sehingga diperlukan koordinasi
dengan Pemerintah Daerah maupun operator perkeretaapian dalam
penanganan perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan.

2. Sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan


transportasi, melalui strategi antara lain :
a. Peningkatan efektivitas pengawasan terhadap pemenuhan standar
keamanan transportasi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 13


Dalam upaya pemenuhan standar keamanan transportasi dilakukan melalui
pemeriksaan atau audit secara berkala dan pelaksanaan random check yang
meliputi standar keamanan bidang prasarana, sarana, tata cara pengangutan
serta sumber daya manusia transportasi dalam rangka pengawasan dan
pengendalian terhadap peraturan standar keamanan, serta pemberian
sanksi kepada aparatur pemerintah atau operator sarana/prasarana
transportasi yang lalai dalam melaksanakan tugas.
b. Pemenuhan standar keamanan transportasi berupa perlengkapan keamanan
transportasi
Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
transportasi yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan
hukum, langkah untuk mewujudkan keamanan transportasi melalui
pemenuhan peralatan keamanan yang berupa alat pemidai barang-barang
berbahaya dan alat pemidai jarak jauh dengan sistem terkoordinasi.
c. Pencegahan terhadap penyusupan barang-barang yang mengancam
keamanan penumpang
Pelaksanaan pencegahan terhadap penyusupan barang yang mengancam
keamanan penumpang selain dilakukan melalui pemenuhan peralatan
keamanan juga didukung dengan kualitas SDM yang tersertifikasi dan diaudit
secara berkala oleh aparatur pengawas keamanan transportasi.
d. Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan
melawan hukum di sektor transportasi (pencurian, vandalisme,
perompakan, pembajakan, teroris, dll)

3.2.2 Pelayanan Transportasi


Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi ditetapkan 7 sasaran, yaitu : (1)
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2)
Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan
kebutuhan, (3) Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, (4)
Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good
governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi
kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK)
dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi,
dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance. Masing-masing sasaran tersebut ditempuh melalui upaya strategi
sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi,
dengan arah kebijakan meningkatkan kinerja pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, melalui strategi antara lain :
a. Peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi serta penataan
jaringan/rute

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 14


Kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi dilakukan melalui
rehabilitasi, pembangunan dan pengembangan prasarana perhubungan
meliputi pembangunan terminal bus type A, pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan laut, bandar udara dan jaringan jalan kereta api, sedangkan
kondisi sarana transportasi terus didorong untuk ditingkatkan
kehandalannya antara lain peremajaan angkutan kota yang berbasis
angkutan massal, peremajaan sarana kereta api, pembatasan usia kapal.
Dalam rangka mewujudkan kinerja pelayanan juga dilakukan penataan rute
pada angkutan laut untuk menjamin kepastian muatan dan kontinuitas
angkutan laut antara wilayah barat Indonesia menuju wilayah timur
Indonesia.
b. Penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana
transportasi
Standar pelayanan merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi oleh
penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
yang dilengkapi dengan tolok ukur sebagai acuan penilaian kualitas yang
merupakan kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
terukur.
c. Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana
transportasi, termasuk penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa
berkebutuhan khusus dan fasilitas yang responsif gender
Penyediaan layanan dan sarana transportasi yang berperspektif gender juga
berarti mempertimbangkan dan mengakomodir permasalahan orang-orang
atau kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus. Termasuk dalam hal
ini adalah kebijakan perlindungan dan layanan transportasi bagi lansia,
penyandang cacat, perempuan khususnya perempuan hamil dan balita.
Penyediaan layanan dan sarana tersebut mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu aspek aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan
keterjangkauan. Aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi
perempuan, anak-anak, lansia bahkan penyandang cacat. Layanan dan
sarana transportasi seyogyanya dapat diakses secara aman oleh mereka
termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan kekerasan seksual.
d. Konsistensi penerapan reward dan punishment terhadap ketepatan
pelayanan
Pelayanan jasa transportasi selain mengutamakan keamanan dan
keselamatan layanan, juga dituntut untuk tepat waktu dalam layanan yang
dijanjikan. Untuk meningkatkan layanan transportasi diupayakan melalui
penerapan sanksi berupa kewajiban yang harus dipenuhi setiap waktu
keterlambatan dan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang memenuhi
standar pelayanan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 15


2. Sasaran terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai
dengan kebutuhan, dengan arah kebijakan memenuhi sdm transportasi dalam
jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan, ditempuh melalui strategi
antara lain :
a. Menyusun Man Power Planning SDM transpotasi
Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam
jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui
perencanaan tenaga kerja untuk mendapat tenaga kerja ahli yang
kompeten di masa yang akan datang.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh
tentang jumlah dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia
Perhubungan baik sumber daya manusia aparatur maupun non aparatur
(masyarakat) yang akan digunakan sebagai data utama dalam
penyelenggaraan berbagai program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
guna menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia
Perhubungan sesuai dengan kebutuhan.
b. Menyusun Training Needs Analysis (TNA) SDM transportasi
Dalam rangka mencukupi sumber daya manusia (SDM) transportasi dalam
jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dicapai melalui Training
Needs Analysis (TNA) SDM transportasi agar pelaksanaan pelatihan dapat
tepat sasaran, bukan hanya pelatihan yang sifatnya hanya untuk
menggugurkan kewajiban ataupun instruksi yang kurang mendasar.
Diklat transportasi yang selama ini dilaksanakan masih belum sepenuhnya
terkoordinasi dengan subsektor khususnya dalam menggali kebutuhan SDM
baik kompetensi maupun kuantitas yang dibutuhkan, sehingga
penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan masih belum efektif, efesien dan
tepat sasaran. Untuk kedepannya BPSDMP mengharapkan program diklat
menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan man power
planning SDM Pererhubungan, untuk itulah dibutuhkan penyusunan
Training Needs Analysis (TNA).
c. Mengembangkan kapasitas diklat SDM transportasi
Dalam upaya pengembangan kapasitas diklat dilakukan peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana diklat melalui perbaikan,
pembangunan, modernisasi dan optimalisasi sarana dan prasarana diklat.
Perbaikan dan/atau pembangunan prasarana di lingkungan Badan
Pengembangan SDM Perhubungan dapat dilakukan secara sistematis,
terencana, terukur dan berkelanjutan, dengan indikator terpenuhinya
standar sarana prasarana sesuai konvensi nasional dan internasional.
Strategi pembangunan sarana dan prasarana diklat dilakukan berdasarkan
pertimbangan akan pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan di wilayah NKRI baik untuk diklat transportasi darat, laut, udara
dan perkeretaapian. Selain pembangunan kampus baru juga dilakukan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 16


pembangunan berupa pengembangan kampus di lingkungan UPT Badan
Pengembangan SDM Perhubungan guna meningkatkan kapasitas dalam
pencapaian target pemenuhan kebutuhan SDM Transportasi. Untuk
menunjang terselenggaranya diklat tersebut, BPSDM Perhubungan
melakukan pengadaan, peningkatan dan rehabilitasi sarana diklat seperti
alat praktek, simulator dan sarana penunjang lainnya yang berbasis IT
khususnya elektronika seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Tenaga pengajar dan metode diklat merupakan faktor penting lainnya
dalam rangka pengembangan kapasitas diklat SDM Transportasi. Tenaga
pengajar di lingkungan BPSDM Perhubungan yang terdiri dari Dosen,
Widyaiswara dan Instruktur perlu dilakukan upgrading skill dan kompetensi
secara berkala guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan isu-isu transportasi dunia sehingga kualitas lulusan yang dihasilkan
sesuai dengan harapan dan perkembangan dunia transportasi.
Selain itu, update metode diklat, baik kurikulum dan silabus perlu dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi transportasi.
d. Menata regulasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi.
Bentuk, struktur, sistem dan organisasi harus senantiasa menyesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Salah satu upaya
penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi
Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan
Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan SDM transportasi
e. Meningkatkan tata kelola diklat dan kualitas lulusan.
Badan Pengembangan SDM Perhubungan merupakan suatu organisasi yang
bersifat dinamis, sehingga diperlukan upaya yang senantiasa
memperhatikan dan menganalisis dinamika lingkungan strategis yang ada,
baik isu strategis nasional dan isu strategis internasional.
Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi
yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan
penyiapan regulasi. Restrukturisasi kelembagaan mencakup peningkatan
status lembaga pendidikan serta pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU) di seluruh UPT Badan Pengembangan SDM
Perhubungan, peningkatan Balai Pendidikan dan Pelatihan menjadi
Pendidikan Tinggi (Politeknik/Akademi), dan Eselonisasi atau
penyempurnaan eselon (peningkatan eselon) untuk beberapa Unit
Pelaksana Teknis (UPT), penyempurnaan organisasi Sekolah Tinggi menjadi
Institut dan juga harus terbuka terhadap organisasi multimoda transportasi
dalam rangka ikut mendukung sistem logistik nasional serta pembentukan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 17


unit dalam organisasi yang secara khusus menangani dan mengelola kinerja
pegawai BPSDM Perhubungan.
f. Meningkatkan penyerapan lulusan diklat transportasi.
Peningkatan penyerapan lulusan diklat dapat dilakukan dengan melakukan
inventarisasi data lulusan diklat transportasi melalui penyusunan database
lulusan diklat di lingkungan BPSDM Perhubungan, serta upaya promosi dan
sosialisasi secara optimal dalam skala yang lebih luas. Komitmen bersama
dan kerjasama dengan stakeholder, baik dalam skala nasional maupun
internasional perlu dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan
penyerapan lulusan diklat transportasi.
3. Sasaran meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, dengan
arah kebijakan meningkatkan kualitas penelitian transportasi, melalui strategi
antara lain :
a. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga
fungsional pendukung.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional
pendukung sehingga penelitian yang dihasilkan kedepannya dapat
berkualitas sehingga mampu menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan
di lingkungan Kementerian Perhubungan.
b. Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan
pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil
penelitian.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa
penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian.
c. Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk
merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi.
Peningkatan kualitas penelitian dapat dicapai dengan meningkatkan
kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan
kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi.
d. Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan
Litbang Perhubungan.
Penguatan peran penelitian dan pengembangan Perhubungan perlu
ditingkatkan melalui penyempurnaan regulasi dan kelembagaan sehingga
dapat berperan aktif dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor
perhubungan di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 18


4. Sasaran meningkatnya kinerja capaian dalam mewujudkan good governance,
dengan arah kebijakan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja,
melalui strategi antara lain :
a. Penuntasan agenda reformasi birokrasi melalui penataan kelembagaan
(organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia).
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penuntasan agenda reformasi birokrasi dengan penataan kelambagaan
baik dari sisi organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusianya.
b. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan
Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat
diakses publik.
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan
Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat
diakses publik.
c. Penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik
secara mudah.
Peningkatan kinerja dalam mewujudkan good governance dengan
penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik
secara mudah. Kemudahan informasi terhadap layanan transportasi
sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan
transportasi yang berkualitas.
d. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi.
Penyederhanaan perijinan sektor transportasi dijadikan sebagai langkah
dalam perbaikan pelayanan publik di sektor transportasi. Penyederhanaan
ini ditujukan agar tercapai pelayanan publik yang efisien, transparan, cepat,
akuntabel, dan dapat memberikan kepastian hukum, serta sebagai usaha
untuk meningkatkan dunia investasi transportasi di Indonesia.
e. Penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance melalui
penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan
pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
tata hubungna kerja yang efektif dan efisien.
f. Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi
penerapan kebijakan.
Peningkatan kinerja capaian dalam mewujudkan good governance dengan
membuka ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam menyusun dan
mengawasi penerapan kebijakan di sektor transportasi, sehingga setiap
kebijakan dapat secara nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 19


5. Sasaran meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan
bidang perhubungan, dengan arah kebijakan meningkatkan kuantitas dan
kualitas penetapan dan implementasi regulasi sektor transportasi, melalui
strategi antara lain :
a. Pemetaan arah / kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat
pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan pemetaan arah/kebutuhan kerangka
regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan
transportasi selama lima tahun kedepan.
b. Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian
peraturan perundang-undangan.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi lainnya
terkait penyelesaian peraturan perundang-undangan.
c. Percepatan penyusunan peraturan perundang-undangan sesuai amanah
undang-undang bidang transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan percepatan penyusunan peraturan perundang-
undangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi. Penyusunan
peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan amanah undang-
undang bidang transportasi perlu dipercepat agar dapat menjadi landasan
dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di
bidang transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan percepatan pelaksanaan penyederhanaan
dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi.
e. Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan yang
menghambat percepatan pembangunan transportasi.
Peningkatan penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan dengan melakukan evaluasi terhadap peraturan perundang-
undangan yang tumpang tindih dan menghambat percepatan
pembangunan transportasi. Peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih dapat diminimalisir untuk mempercepat pembangunan sektor
transportasi.
6. Sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dengan arah kebijakan
menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui strategi antara lain :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 20


a. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan
dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/ cuaca ekstrim.
Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi melalui
pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan
dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim. Prasarana dan
sarana transportasi yang ramah lingkungan dapat memberikan kontribusi
positif dalam mengurangi pemanasan global yang disumbangkan dari
sektor transportasi.
b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan.
Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis fossil fuel saat ini sangat tinggi,
sementara jumlah bahan bakar fossil fuel terus menipis. Dengan kondisi
tersebut pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan
di sektor transportasi harus dikedepankan.
c. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien.
Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien
dilakukan untuk mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang
disumbangkan dari sektor transportasi dan peningkatan teknologi ramah
lingkungan pada sektor transportasi.
d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/
massal.
Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan penerapan
teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi dengan mendorong
penggunaan angkutan umum/massal terutama bagi masyarakat pengguna
kendaraan pribadi.
7. Sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan
clean governance, dengan arah kebijakan pelaksanaan pengawasan intern yang
berintegritas, professional dan amanah, melalui strategi antara lain :
a. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality
assurance.
Dalam rangka mendorong terwujudnya clean governance serta memastikan
tujuan pembangunan transportasi dapat dicapai secara hemat, efisien,
efektif dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), maka
Inspektorat Jenderal telah mencanangkan perubahan paradigma yang
diarahkan kepada peningkatan peran Inspektorat Jenderal menjadi
Konsultan dan Katalisator yang lebih mengarah kepada penghantar bagi
suatu unit kerja untuk meningkatkan kualitas kinerjanya sesuai rencana dan
ketentuan yang berlaku serta lebih memberikan solusi atas masalah dan
hambatan yg dihadapi unit kerja tersebut dalam mencapai tujuan organisasi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 21


b. Peningkatan kualitas hasil pengawasan
Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance melalui peningkatan kualitas hasil pengawasan dari Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan.
c. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan
Peningkatan kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean
governance melalui peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pengawasan
di Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.

3.2.3 Kapasitas Transportasi


Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan
prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan
multimoda (2) Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3)
Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar,
terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, (4) Meningkatnya pelayanan
angkutan umum massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi
informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. Dalam mencapai
sasarana peningkatan kapasitas transportasi ditempuh melalui strategi pencapaian
sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda, dengan arah
kebijakan meningkatkan kapasitas, konektivitas/aksesibilitas antar wilayah dan
keterpaduan antarmoda/multimoda, melalui strategi antara lain :
a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana
transportasi.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya
melalui peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan
prasarana transportasi. Kualitas perencanaan akan sangat menentukan
kualitas pembangunan sektor transportasi selama lima tahun kedepan.
b. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan
outcomes.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda diwujudkan salah satunya
melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan
outcomes, sehingga pembangunan transportasi yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan dapat dirasakan langsung manfaat pembangunan
oleh masyarakat.
c. Mendorong pembangunan infrastruktur transportasi melalui kerjasama
Pemerintah dan badan usaha serta melalui pembiayaan swasta.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 22


Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi antarmoda dan multimoda melalui peningkatan
kerjasama pemerintah dan badan usaha serta peningkatan investasi swasta
dalam penyediaan infrastruktur transportasi nasional melalui penguatan
kelembagaan dan sistem perencanaan proyek-proyek yang akan
dikerjasamakan.
Kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur
transportasi antara lain : Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan
usaha pada sektor perkeretaapian sebanyak 6 proyek sampai pada tahun
2019; Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor
transportasi laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek;
Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap
ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek.
d. Pembangunan jaringan pelayanan yang terintegrasi antarmoda.
Dalam setiap peraturan perundang-undangan transportasi diamanahkan
untuk
menyusun tatanan dan rencana induk masing-masing moda, yaitu rencana
induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, tatanan perkeretaapian
nasional, tatanan kepelabuhanan nasional dan tatanan kebandarudaraan
nasional serta tersusunnya perencanaan umum jaringan jalan nasional dan
jalan tol. Salah satu faktor yang diamanahkan dalam penyusunan tatanan
dan rencana induk transportasi adalah keterpaduan intra dan antarmoda
transportasi.
Pada dasarnya transportasi antarmoda/multimoda adalah pembangunan
transportasi yang mempertimbangkan jenis dan karakteristik sistem
transportasi yang digunakan, dan mempertimbangkan sisi efisiensi,
efektivitas dan kemudahan sistem operasinya, sehingga mampu melahirkan
sistem transportasi yang berdaya saing tinggi. Upaya keterintegrasian ini
diwujudkan melalui antara lain ketersediaan angkutan kereta api di bandar
udara dan pelabuhan.
e. Penyiapan konsep dan implementasi angkutan laut dari barat ke timur
Indonesia.
Dalam rangka menjamin ketersediaan barang dengan harga yang terjangkau
diperlukan konsep untuk memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan
pada Indonesia bagian Timur yang dimaksudkan selain untuk
mengkoneksikan jalur pelayaran dari Barat ke Timur Indonesia juga akan
mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke
negara Asia bagian Timur. Pada prinsipnya, ketersediaan pelayanan
angkutan kapal dari barat ke timur Indonesia merupakan penataan trayek
tetap dan teratur yang harus didukung dengan pengembangan pelabuhan
agar dapat melayani kapal dengan ukuran besar, mengingat saat ini untuk
terminal-terminal domestik, ukuran kapal peti kemas yang bisa masuk tidak

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 23


lebih dari 2600 TEUs dan kebanyakan hanya mampu melayani kapal ukuran
800 atau 900 TEUs, dengan demikian akan mewujudkan efisiensi biaya
logistik nasional.
2. Sasaran meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, dengan
arah kebijakan meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana di daerah
rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur
Indonesia, melalui strategi antara lain :
a. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah
perbatasan dan wilayah-wilayah terluar
Jaringan transportasi ke depan akan diperluas dan dibangun lebih banyak
lagi untuk meningkatkan keseimbangan transportasi antara Jawa dan luar
Jawa dan meningkatkan aksesibilitas di daerah kawasan timur Indonesia,
daerah terpencil, dan pedesaan, kawasan perbatasan, serta daerah
tertinggal lainnya, melalui percepatan pembangunan infrastruktur
transportasi;
b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan dan rawan bencana;
Selain upaya penyediaan prasarana transportasi juga dilakukan peningkatan
kapasitas untuk meningkatkan konektivitas yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Selain untuk peningkatan
pertumbuhan ekonomi, prasarana transportasi juga diarahkan untuk
peningkatan aksesibilitas daerah rawan bencana melalui penyediaan bandar
udara yang dapat didarati pesawat Hercules dan pelabuhan untuk
kepentingan pasokan logistik di saat terjadi bencana alam.
c. Penyediaan sarana angkutan keperintisan
Guna merangsang pertumbuhan wilayah, Pemerintah berupaya untuk
membuka keterisolasian daerah terpencil dan pedalaman agar mempunyai
keterkaitan dengan daerah maju melalui penyediaan pelayanan angkutan
keperintisan darat, laut dan udara.
3. Sasaran Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dengan
arah kebijakan mengembangkan sistem angkutan umum massal dengan
orientasi kepada angkutan bus maupun rel dengan fasilitas alih moda terpadu,
melalui strategi antara lain :
a. Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan
komprehensif
Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan
komprehensif bertujuan untuk meningkatkan jumlah penduduk perkotaan
yang akan menggunakan sistem angkutan umum, meninggalkan kendaraan
pribadinya di rumah, dan menciptakan transportasi kota yang lebih efisien,
ramah lingkungan, dan berkeadaban. Kota akan bertahan secara lingkungan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 24


dan efisiensi energi kalau pergerakan ekonominya didukung oleh sistem
angkutan umum cepat masal yang didukung dengan jaringan pengumpan
(feeder services).
b. Pengembangan BRT
Penerapan angkutan umum massal perkotaan salah satunya dilakukan
melalui pengembangan Bus Rapid Transit/BRT. Penerapan sistem BRT perlu
terpadu dalam fisik/prasarana, pelayanan, serta dalam konteks transportasi
cerdas dengan memanfaatkan Information Technology. Transportasi antar
moda di perkotaan perlu dibangun dengan memperhatikan pengembangan
transportasi tidak bermotor dalam rangka menuju terwujudnya transportasi
perkotaan yang berkelanjutan, yang didukung komitmen yang kuat dari
Kepala Daerah dalam bentuk perencanaan, pendanaan dan kesiapan
pengoperasian.
c. Pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis rel
Selain pengembangan angkutan umum perkotaan dengan Bus Rapid Transit,
angkutan perkotaan dapat dilakukan melalui pembangunan angkutan massal
perkotaan berbasis rel.
d. Penyediaan dana subsidi/ PSO yang terarah untuk penyelenggaraan
angkutan umum massal perkotaan
Penerapan angkutan umum dengan BRT dan MRT dianggap tidak menarik
bagi kota-kota yang belum menerapkannya karena dipersepsikan
membebani anggaran. Oleh karena itu untuk mewujudkan penyelenggaraan
sistem angkutan umum yang handal dan berkelanjutan dibutuhkan antara
lain dukungan kebijakan secara nyata dari pemerintah di sektor anggaran
melalui penyediaan dana subisidi/PSO yang terarah.
4. Sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem
manajemen transportasi perkotaan, dengan arah kebijakan meningkatkan
aplikasi teknologi informasi dalam sistem manajemen perkotaan, melalui
strategi antara lain :
a. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan
Virtual Mobility
Penerapan Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan yang modern, mulai
dari skala mikro persimpangan dan ruas jalan dengan Manajemen Lalu Lintas
sampai kepada full-scale demand management seperti Electronic Road
Pricing. Dalam skala dan kondisi tertentu yang memungkinkan, penerapapan
Area Traffic Control System (ATCS) dapat dikembangkan secara efektif hanya
kalau ruas-ruas jalan tidak berada dalam keadaan jenuh (over-saturated).
Jaringan jalan dalam kedaan macet parah pada semua ruasnya akan tidak
efektif apabila diterapkan ATCS. Transportasi kota dengan 2 komponen
utama yakni jaringan jalan dan sIstem angkutan umum perlu dinaungi oleh
Sisem Manajemen Transportasi yang komprehensif dan sesuai dengan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 25


hierarki pergerakan, fasilitas ruang jalan, dan skala kepadatan/kemacetan
lalu lintas yang ada.
b. Penerapan sistem tiket elektonik yang terintegrasi
Intelligent Transport System/ITS pada prinsipnya adalah penerapan
teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk
membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman
dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar
untuk membuat system transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga
dapat membantu pemakai transportasi dan pengguna transportasi untuk
mendapatkan informasi, mempermudah transaksi, meningkatkan kapasitas
prasarana dan sarana transportasi, mengurangi kemacetan atau antrean,
meningkatkan keamanan dan kenyamanan, mengurangi polusi lingkungan,
mengefisiensikan pengelolaan transportasi.

3.3 KERANGKA REGULASI


Dari sisi regulasi, Kementerian Perhubungan
telah memiliki berbagai dasar hukum
pembangunan dan pengelolaan sektor
transportasi, yang ditandai dengan terbitnya
paket Undang-Undang sektor transportasi
beserta peraturan pelaksanaannya yang
telah mengamanatkan perubahan pola
kelembagaan penyelenggaraan transportasi
yang pada intinya pemisahan antara peran
regulator dan operator.
Selanjutnya akan dilakukan identifikasi peraturan-peraturan yang masih perlu
dijabarkan lagi turunannya, serta akan dilakukan langkah-langkah deregulasi untuk
berbagai peraturan yang merupakan produk yang sudah lama yang dinilai dapat
menghambat pelaksanaan tugas dan menciptakan ketidakpastian hukum di
masyarakat, untuk kemudian dilakukan reformasi jika dinilai sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi terkini, yang meliputi aspek keselamatan dan keamanan
transportasi, pelayanan, dan kapasitas transportasi.
Penyelesaian mandat-mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut, bukan
hanya berada pada Kementerian Perhubungan, namun juga melibatkan
stakeholders lainnya, khususnya BUMN terkait, Kementerian BUMN, Kementerian
Keuangan, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Oleh karenanya
sinergi dan komitmen dari seluruh stakeholders merupakan hal yang penting bagi
penyelesaian mandat Undang-Undang sektor transportasi tersebut. Dalam Tahun
2015-2019 ditargetkan dapat diselesaikan peraturan perundang-undangan di
lingkungan Kementerian Perhubungan sebanyak 220 peraturan, dengan rincian
antara lain sebagai berikut :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 26


a. 85 Peraturan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang terdiri dari 14
Peraturan Pemerintah, 70 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 1 Peraturan
Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden;
b. 28 Peraturan Menteri Perhubungan Bidang Perkeretaapian;
c. 63 Peraturan Bidang Pelayaran, yang terdiri dari 8 Peraturan Pemerintah dan
55 Peraturan Menteri Perhubungan;
d. 44 Peraturan Bidang Perhubungan Udara, yang terdiri dari 5 Peraturan
Pemerintah, 36 Peraturan Menteri Perhubungan, dan 3 Peraturan yang akan
disesuaikan dengan amanat dan kebutuhan.

3.3.1 KERANGKA REGULASI BIDANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN


Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan jalan
harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka
mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara. Sebagai
pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, terdapat beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Menteri yang perlu disusun baik terkait dengan penyelenggaraan angkutan orang
maupun barang di jalan, khususnya perumusan terkait :
1. Landasan pengembangan sistem
transportasi perkotaan melalui
penetapan PP/Perpres pembentukan
otoritas transportasi yang memiliki
kewenangan dalam penyelenggaraan
transportasi di wilayah perkotaan yang
melewati lintas batas kewenangan
Pemda;
2. Peran pemerintah pusat dalam penyelenggaraan transportasi perkotaan yang
diatur nantinya didalam Perpres/PP tersebut termasuk dalam PSO untuk
angkutan perkotaan, sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat dalam
pengembangan angkutan massal di kota-kota besar, yang secara finansial
pemda setempat belum mampu membiayai investasi maupun operasinya.

3.3.2 KERANGKA REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN


Kerangka regulasi bidang perkeretaapian yang dibutuhkan disusun dengan mengacu
pada UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan 2 (dua) Peraturan
Pemerintah pelaksanaannya, serta 58 (lima puluh delapan) Peraturan Menteri
Perhubungan sebagai pelaksanaannya, meliputi:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 27


1. Revisi PP Nomor 56 tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian
berupa penyederhanaan perizinan
untuk mendorong penyelenggaraan
sarana dan prasarana kereta api oleh
pihak swasta/BUMN/Pemda;
2. Revisi PP Nomor 72 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
untuk memberikan dasar legalitas
dalam pengadaan sarana kereta api ekonomi guna mendukung pelaksanaan
kewajiban pelayanan publik (PSO) bidang perkeretaapian;
3. Revisi Perpres Nomor 83 Tahun 2011 untuk penguatan fungsi dan kewenangan
kelembagaan sebagai landasan hukum bagi pemerintah dan badan usaha
lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di
wilayah perkotaan, seperti Jabodatebek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
Semarang dan wilayah perkotaan lainnya;
4. Penyediaan regulasi terkait dengan pelaksanaan PNBP bidang perkeretaaapian;
5. Penyempurnaan regulasi terkait standar spesifikasi teknis sarana dan prasarana
perkeretaapian sesuai jenis teknologi terkini;
6. Penyempurnaan regulasi sebagai upaya peningkatan keselamatan dan
keamanan transportasi perkeretaapian.

3.3.3 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN LAUT


Mewujudkan sistem transportasi laut
yang efektif dan efisien, serta
membantu terciptanya pola distribusi
nasional yang mantap dan dinamis
merupakan amanat dari Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran. Perwujudan ini
dilakukan melalui implementasi
pengaturan terhadap angkutan di
pengairan, kepelabuhan,
kenavigasian, keselamatan dan
kemananan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan
perlunya dilakukan ratifikasi maupun perumusan landasan hukum bagi pemerintah
dalam mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional melalui
penerbitan Pepres untuk Ratifikasi Arrest of Ship Convention 1999 untuk
melengkapi ratifikasi Maritime Liens and Mortgages 1993 yang telah dilakukan
dengan Perpres 44 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 28


Maritime Liens and Mortgages 1993 (Konvensi International tentang Piutang
Maritim dan Mortgages 1993).
Dalam rangka mendukung pemberdayaan Pelayaran Rakyat (Pelra) sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
dan Pengusahaan Angkutan Laut menyebutkan bahwa pelayaran rakyat adalah
usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik untuk
melaksanakan angkutan di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar
motor dan atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran
tertentu. Dengan karakteristik pelayaran rakyat yang menggunakan kapal
tradisional, trayek yang tidak tetap dan tidak teratur serta masih minimnya aspek
keselamatan dan keamanan maka diperlukan Perpres Pelayaran Rakyat yang akan
mengatur spesifikasi teknis, muatan, dan pembiayaan.
Sejalan dengan hal tersebut didalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 penerbitan Peraturan Presiden akan menjadi domain lintas sektor
khususnya sektor transportasi laut dan lintas lembaga mengingat terdapat
beberapa pemangku kebijakan yaitu Kementerian Perhubungan, Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
Kementerian Keuangan (Bea Cukai).

Selain regulasi tersebut, juga akan dilakukan perubahan dan penyusunan regulasi
yang disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional antara lain :
1. Menjamin dan memperkuat keterkaitan antara keselamatan, keamanan,
efisiensi dan ramah lingkungan transportasi laut, dalam rangka pengembangan
perdagangan global dan ekonomi dunia dan pencapaian tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs);
2. Mendorong pemenuhan ketentuan peraturan internasional dengan mengatur
pelayaran internasional dan dalam negeri dengan mempromosikan pelaksanaan
yang selaras dengan negara-negara anggota lainnya;
3. Menjamin keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan maritim dan
secara berkesinambungan akan melakukan peninjauan ulang peraturan untuk
memastikan kecukupan, efektivitas dan relevansi sarana dan prasarana yang
tersedia;
4. Ratifikasi atas konvensi internasional khususnya yang dikeluarkan IMO dan ILO
sesuai perkembangan amandemen;
5. Penguatan regulasi untuk penyelenggaraan investasi terkait persyaratan dan
bentuk kerjasama pemerintah & swasta dalam penyelenggaraan transportasi
laut;
6. Standarisasi dan spesifikasi teknis sarana dan prasarana transportasi laut;
7. Standarisasi dan spesifikasi teknik fasilitas bagi pengguna transportasi laut
berkebutuhan khusus.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 29


3.3.4 KERANGKA REGULASI BIDANG PERHUBUNGAN UDARA
Pembangunan transportasi udara
bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi pergerakan orang dan
barang, memperkecil kesenjangan
pelayanan angkutan udara antar
wilayah serta mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Transportasi udara memiliki
karakteristik khusus berupa
keunggulan kecepatan dibandingkan
moda transportasi lainnya. Namun transportasi udara merupakan sub sektor
transportasi yang sarat dengan aturan internasional. Interkoneksi antara
transportasi udara dengan moda transportasi lainnya perlu dijamin, termasuk
adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah Indonesia. Jaminan tersebut
diwujudkan melalui kerjasama yang baik antara lembaga Pemerintah sebagai
pemegang otoritas pengelola transportasi udara bersama operator bandara dan
perusahaan penerbangan serta pemenuhan standar keselamatan penerbangan
internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO (Internasional Civil Aviation
Organization). Untuk itu perlu dilaksanakan kebijakan nasional dalam
pengembangan transportasi udara sesuai dengan amanat dari Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dalam kerangka penyusunan Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait dengan pengaturan prosedur dan
operasi penerbangan, meliputi :
1. Penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, antara lain mengatur tentang : pelanggaran wilayah
kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas,
pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara
serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat
udara negara;
2. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, antara lain mengatur : tentang pendelegasian
kewenangan pembinaan kepada unit di bawah Menteri, mengatur tentang
lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi;
3. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, antara lain
mengatur tentang : standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas bandar
udara, serta standar kelaikan fasilitas, mengatur tentang rancangan teknik
terinci fasilitas pokok bandar udara dan pengesahan;
4. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 77 Tahun 2012 tentang
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia
(LPPNPI), antara lain mengatur tentang : penambahan penyertaan modal negara
yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya, mengatur tentang
penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan
dan sumber lainnya.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 30


3.3.5 KERANGKA REGULASI BIDANG TRANSPORTASI ANTARMODA/
MULTIMODA
Untuk mewujudkan penyelenggaraan angkutan antarmoda maka diperlukan
keterpaduan pelayanan guna mewujudkan
pelayanan one step service pada angkutan
penumpang dan barang. Sampai dengan saat ini
penanganan keterpaduan pelayanan angkutan
antarmoda/multimoda masih belum optimal
dikarenakan belum adanya satu unit organisasi
yang memiliki kewenangan tunggal terhadap
perencanaan dan pengelolaan transportasi
antarmoda/multimoda, sehingga diperlukan
pembentukan unit pengembangan transportasi
manajemen antarmoda/multimoda.

3.3.6 KERANGKA REGULASI BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TRANSPORTASI
Kebutuhan akan pelaksanaan kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan
transportasi yang semakin kompleks serta kebutuhan penyediaan kebijakan
transportasi kedepan membutuhkan peran Badan Litbang Perhubungan dengan
kewenangan yang lebih luas. Transformasi peran dan fungsi Badan Litbang
Perhubungan membutuhkan kelengkapan regulasi dan kelembagaan pendukung
sebagai penguatan peningkatan peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan
kedepannya. Terlebih lagi dengan adanya tuntutan hasil penelitian Badan Litbang
Perhubungan untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.

Upaya transformasi peran dan fungsi Badan Litbang Perhubungan akan dilakukan
secara bertahap mulai tahun 2015 yang ditandai dengan penetapan Perpres Nomor
40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan. Tugas pokok dan fungsi Badan
Litbang Perhubungan sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 40 Tahun 2015
pada Pasal 24 dan Pasal 25 adalah:

Tugas Pokok Badan Litbang Perhubungan:


Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan di Bidang Transportasi

Fungsi Badan Litbang Perhubungan:


1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang transportasi;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, harmonisasi dan kerjasama
penelitian dan pengembangan, dukungan teknis penelitian dan pengembangan
teknologi dan rekayasa serta pengkajian kebijakan di bidang transportasi;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan bidang transportasi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 31


4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan;
dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam rangka memenuhi amanat kebijakan penelitian nasional untuk


mengoptimalkan peran lembaga penelitian maka Badan Litbang Perhubungan
membutuhkan kerangka regulasi meliputi:
1. Penguatan peran, fungsi dan kewenangan Badan Litbang Perhubungan dalam
penyusunan perumusan kebijakan transportasi dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan
melalui revisi KM No 60 Tahun 2010 sebagai turunan dari Perpres Nomor 40
Tahun 2015.
2. Kedepannya Badan Litbang Perhubungan membutuhkan kerangka regulasi
untuk mendukung pelaksanaan operasional unit balai penelitian dan
pengembangan teknologi di bidang transportasi sebagaimana diamanatkan
dalam UU No. 18 Tahun 2002.

3.3.7 KERANGKA REGULASI BIDANG SDM TRANSPORTASI


Kerangka Regulasi Bidang SDM Transportasi antara lain adalah :
1. Penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan sebagai tindak lanjut Peraturan
Pemerintah No. 51 Tahun 2012 tentang SDM transportasi
2. Penyusunan standarisasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi
3. Penyusunan pedoman pembinaan diklat SDM transportasi yang
diselenggarakan oleh masyarakat
4. Penguatan peran Komite Nasional Pengawasan Mutu Diklat Transportasi
5. Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri Diklat SDM transportasi
6. Penyusunan Peraturan Menteri Diklti dan Ristek tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) untuk kompetensi SDM transportasi (Perpres Nomor
8 Tahun 2012 tentang KKNI)

3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN


Kelembagaan dalam sektor transportasi merupakan salah satu isu sentral, yakni
bagaimana suatu kelembagaan dapat merespons tanggung-jawab global
permasalahan transportasi. Fungsi regulator ke depan sesuai amanat Undang-
Undang sektor transportasi akan lebih mengarah pada stakeholders-management,
yakni mengelola potensi setiap pihak untuk semaksimal mungkin dimanfaatkan bagi

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 32


penyediaan layanan transportasi nasional yang handal,
berdaya saing, dan memberikan nilai tambah. Namun
mengelola stakeholders pada pasar yang terbuka
memberikan tantangan baru bagi Pemerintah yang
dibentuk, karena akan muncul lebih banyak konflik yang
harus dikelola dengan cara pandang yang jernih dan adil.
Untuk itu diperlukan sinergi program Kementerian
Perhubungan dengan sektor lain, juga penguatan
koordinasi antara Kementerian Perhubungan dengan Dinas
Perhubungan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Kerangka kelembagaan memuat konteks pencapaian pada 2 (dua) sub-prioritas
pembangunan, meliputi penguatan konektivitas nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi massal
perkotaan.

3.4.1 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI


KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN
Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan yang
dalam hal ini memiliki beberapa skema pengembangan dan revitalisasi
kelembagaan, sebagai berikut :
1. Amanat kebijakan nasional untuk melakukan :
a. Pembentukan otoritas transportasi yang memiliki kewenangan dalam
penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang melewati lintas
batas kewenangan Pemda;
b. Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Perhubungan Darat, meliputi :
Terminal Tipe A, BLU Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Balai
Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor;
c. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum
bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong
penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di wilayah Jabodetabek
khususnya melalui Revisi Perpres No 83 Tahun 2011 Tentang Penugasan
Kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan
prasarana dan sarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Jalur
Lingkar Jakarta- Bogor- Depok-Tangerang-Bekasi. PT. KAI (Persero) memiliki
dana yang terbatas sementara dana pemerintah tidak dapat membantu
karena bertentangan dengan Perpres ini;
d. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum
bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong
penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi laut melalui
pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Pelabuhan di wilayah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU
Pelayanan Navigasi Pelayaran, BLU Pelayanan Perkapalan dan Kepelautan
serta penguatan kelembagaan Penjagaan Laut dan Pantai;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 33


e. Sesuai dengan amanah UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang
mengatur pemisahan fungsi regulator dan operator bandar udara, dan
menjawab hasil temuan ICAO USOAP, dalam penyediaan pelayanan oleh
negara seperti penyediaan bandar udara, kalibrasi dan kesehatan
penerbangan dalam 5 (lima) tahun ke depan akan dipisahkan menjadi
pelaksanaan pelayanan oleh negara (State Operating Agency) dan pelaksana
pembuat aturan (State Regulatory Agency) tanpa mengabaikan aspek
keselamatan penerbangan. Pemisahan fungsi regulator dan operator bandar
udara saat ini masih dilakukan secara internal. Untuk pelaksana pembuat
aturan, telah terbentuk 10 (sepuluh) kantor otoritas bandar udara melalui
Permenhub Nomor PM.41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara. Dalam 5 (lima) tahun mendatang pelaksanaan
pelayanan oleh negara akan mulai dipisahkan dari pelaksana pembuat
aturan sebagaimana berikut :
1) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) di wilayah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua,
BLU Kelaikan Udara dan Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan
Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan;
2) Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan. sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP. 173
Tahun 2013 tentang Sertifikasi Penyelenggara Kalibrasi Fasilitas Navigasi
Penerbangan (advisory circular part 171-7) yang menyatakan bahwa
penyelenggara kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan adalah Pemerintah
dan/atau Badan Hukum Indonesia yang mendapatkan sertifikat untuk
menyelenggarakan kalibrasi fasilitas navigasi penerbangan. Oleh sebab itu
dimungkinkan penyelenggara bandar udara dilaksanakan oleh Badan
Hukum Indonesia;
3) Pembentukan Balai Teknik Bandar Udara
Rencana pembentukan Balai Teknik Bandar Udara akan digabungkan
dengan Balai Elektronika yang saat ini telah berubah menjadi Balai Teknik
Penerbangan (Permenhub Nomor KM.33 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Teknik Penerbangan);
4) Pembentukan Majelis Profesi Penerbangan;
5) Pembentukan Balai Sertifikasi Kelaikudaraan.

f. Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengembangan SDM Perhubungan,


meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makassar, PIP Semarang,
Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal;

g. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI
Curug Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali ,
API Madiun, BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 34


Curug Tangerang, BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh,
ATKP Makassar, BP2IP Tangerang, dan pembentukan BLU Pengelola Kapal
Latih;
h. Pembentukan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi, meliputi : Balai
Litbang Teknologi Keselamatan Penerbangan, Balai Litbang Teknologi
Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, dan Balai Litbang Teknologi
Perhubungan Laut;

Tugas dan fungsi Badan Litbang Perhubungan adalah memberikan rekomendasi


strategis dalam pengambilan langkah dan kebijakan di sektor transportasi. Saat
ini kegiatan penelitian Badan Litbang Perhubungan masih berorientasi pada
penelitian kebijakan (policy research).
Adanya tuntutan bahwa setiap program pembangunan dan pengambilan
kebijakan didukung oleh hasil penelitian maka tidak hanya cukup dengan policy
research semata. Perumusan kebijakan akan lebih efektif dan efisien apabila
didukung oleh engineering research. Dengan demikian, Badan Litbang
Perhubungan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 UU No 18/2002.
Pada Pasal 11 ayat 1 juga disebutkan bahwa salah satu sumber daya penelitian
dan pengembangan adalah adanya sarana dan prasarana sumber daya ilmu
pengetahuan dan teknologi baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Hal inilah
yang menjadi dasar kebutuhan pembangunan balai litbang perhubungan.
Direncanakan balai-balai tersebut akan menjadi unit eselon III di bawah
Puslitbang Perhubungan.
Tugas dan fungsi Balai Litbang Perhubungan adalah sebagai berikut:
1) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penelitian rekayasa teknologi sektor transportasi.
2) Dalam melaksanakan tugasnya Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana dan program Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi;
b) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi keselamatan sarana dan
prasarana;
c) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi fasilitas peralatan sarana dan
prasarana;
d) Pelaksanaan penelitian rekayasa teknologi di sektor transportasi;
e) Penyiapan rekomendasi guna penetapan kebijakan di bidang sarana dan
prasarana penerbangan;
f) Pelaksanaan kerjasama penelitian rekayasa teknologi keselamatan
penerbangan;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 35


g) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan
h) Pelaksanaan ketatausahaan, urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, umum, hukum, hubungan masyarakat, dan
kerumahtanggaan.
Adapun usulan konsep bagan organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Badan Penelitian dan
Pengembangan Perhubungan

Sekretariat Badan Penelitian


dan Pengembangan
Perhubungan

Pusat Penelitian dan Pusat Penelitian dan Pusat Penelitian dan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
Manajemen Transp. Perhubungan Udara Perhubungan Darat Perhubungan Laut
Multimoda dan KA

Balai Litbang dan Balai Litbang Balai Litbang


Teknologi Perhubungan Darat Perhubungan Laut
Keselamatan dan Perkeretaapian
Penerbangan

Gambar 3.1 Konsep Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan


Teknologi Perhubungan
Secara rinci konsep struktur organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Perhubungan adalah sebagai berikut:

Balai Penelitian dan


Pengembangan
Teknologi

Subbagian Tata Usaha

Seksi Penelitian dan Kelompok Jabatan Seksi Penelitian dan


Pengembangan Sarana Fungsional Pengembangan
Teknologi Prasarana Teknologi
Gambar 3.2 Konsep Struktur Organisasi Balai Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Perhubungan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 36


2. Sinergisasi program antara Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan
Udara, Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum dalam mengelola integrasi moda di pelabuhan dan bandara;
3. Sinergisasi program Pemerintah Daerah dan Pusat;
4. Perkuatan lembaga pengelola pengadaan sarana transportasi;
5. Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan, melalui:
a. Perkuatan kelembagaan Kementerian Perhubungan untuk berperan di kota
aglomerasi;
b. Pembentukan Lembaga Otoritas Transportasi.

3.4.2 PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN


1. Penguatan Kelembagaan Kementerian dan Pembentukan Badan Otoritas Baru
a. Pembentukan Unit Kerja Penyelengara Angkutan Kereta Api Perintis
Pembentukan unit kerja ini dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan
prasarana angkutan perintis khususnya kereta api dalam pembangunan
sarana dan prasarana serta mendukung operasional dan pemeliharaan
kereta api perintis. Kebutuhan kelembagaan yang dibangun adalah lembaga
pemerintah yang dikerjasamakan dengan swasta atau BUMN dengan pola
dan mekanisme Kerjasama Pemerintah-Swasta.
b. Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional
Penguatan koordinasi transportasi nasional dilakukan melalui
pengkoordinasian potensi, permasalahan, dan usulan program/ kegiatan
pusat (sektor transportasi dan lintas sektor), serta usulan program/ kegiatan
daerah (Provinsi dan Kabupaten/ Kota) dalam pembangunan transportasi.
Yang nantinya akan dilakukan pencermatan output/ target capaian
pembangunan transportasi baik di daerah (provinsi dan kabupaten), maupun
tingkat pusat (nasional). Hal ini bertujuan untuk memberikan konsistensi dan
keselarasan perencanaan pembangunan kaitannya dengan sharing anggaran
pusat (APBN) dalam bentuk dana dekonsentrasi, tugas pembantuan,
maupun dana alokasi khusus, serta sharing anggaran daerah (APBD Provinsi
maupun Kabupaten/Kota).
Penguatan koordinasi transportasi nasional juga dilakukan terkait dengan
peluncuran anggaran yang bersumber dari dana hibah maupun bantuan
internasional, serta kontribusi sektor swasta dalam pembangunan sektor
transportasi, yang nantinya akan disesuaikan dengan muatan substansi
perencanaan pembangunan yang disusun dan disepakati oleh Pemerintah
Pusat (Kementerian/Lembaga) dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 37


Gambar 3.3 Penguatan Koordinasi Transportasi Nasional

c. Pembentukan Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda


Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan one stop service pada
angkutan penumpang dan barang maka diperlukan pembentukan unit
pengembangan transportasi manajemen antarmoda/ multimoda.
Pembentukan unit kerja pengembangan angkutan multimoda dilakukan
berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut :
1) Bukan merupakan amanat langsung dari Undang-Undang sektor
transportasi, namun skema ini disusun untuk mengkoordinasi kebutuhan
pengembangan angkutan multimoda sesuai UU 23/2007, UU 17/2008,
UU 1/2009, UU 22/2009;
2) Dapat dikembangkan dalam 1 unit kerja di Kementerian Perhubungan
setingkat Eselon I atau Eselon II.
Pola koordinasi dan kebutuhan pengembangan kelembagaan angkutan
multimoda pada Kementerian Perhubungan pada unit kerja Eselon II dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 38


Gambar 3.4 Pengembangan Kelembagaan Multimoda dengan Skema
PenempatanPada Unit Kerja Eselon II Tahun 2015-2019

Unit Kerja Pengembangan Angkutan Multimoda nantinya akan mempunyai


tugas, sebagai berikut :
1) Mengkoordinasi kebutuhan perencanaan, pembangunan, dan
pengendalian transportasi multimoda;
2) Mengembangkan angkutan multimoda;
3) Mengatur kinerja pelayanan angkutan multimoda;
4) Mengatur pengalokasian sarana dan prasarana pengembangan angkutan
multimoda.
2. Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi Ditjen Perkeretaapian di Daerah
Seiring dengan perluasan penyediaan jaringan prasarana dan pelayanan
perkeretaapian di berbagai wilayah di Indonesia, maka tugas teknis dalam
pelaksanaan fungsi regulator maupun pembangunan perkeretaapian yang akan
dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian akan menjadi lebih luas dan kompleks.
Oleh karena itu, berbagai tugas tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan
oleh kelembagaan eksisting yang terkonsentrasi di Pusat. Untuk itu, perlu
dibentuk beberapa UPT di daerah untuk membantu pelaksanaan tugas teknis di
lapangan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 39


Gambar 3.5 Pembentukan Balai Dalam Mendukung Tupoksi
Ditjen Perkeretaapian di Daerah

3.4.3 PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK


(BPTJ)

3.4.3.1 LATAR BELAKANG


Pemerintah Pusat mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan
transportasi yang baik untuk masyarakat. Hal itu tertuang dalam undang-undang
transportasi yaitu Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Undang-undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Undang-undang No. 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
bahwa:
Transportasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah;
Pembinaan dan penyelenggaraan transportasi antar/lintas provinsi atau negara
dilakukan Pemerintah.
Di samping itu, dalam Undang-Undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah juga disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah
provinsi atau lintas negara menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Dengan dasar Undang-undang tersebut dan beranjak dari beberapa permasalahan
tersebut di atas maka pemerintah pusat wajib membentuk suatu lembaga atau unit

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 40


organisasi yang menyelenggarakan transportasi Jabodetabek untuk dapat
memberikan pelayanan transportasi umum yang handal, aman, nyaman, selamat,
dan terintegrasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan
transportasi, khususnya permasalahan lintas daerah dan lintas sektor.
Berangkat dari latar belakang di atas maka perlu dibentuk organisasi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Perhubungan,
yaitu Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek yang memiliki kewenangan
dan fungsi melakukan tugas lintas daerah provinsi dalam rangka mendukung
pembangunan nasional terutama kelancaran dan kemajuan transportasi di wilayah
Provinsi DKI Jakarta dan sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi Kota Depok,
Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi; serta sebagian
wilayah Provinsi Banten, meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan
Kabupaten Tangerang.
Tujuan Pembentukan Lembaga BPTJ (Badan Penyelenggara Transportasi
Jabodetabek), yaitu:
1. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasi penyusunan rencana umum dan
rencana program kegiatan Pemerintah Daerah dan Kementerian/ Lembaga
dalam rangka pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang
terintegrasi di wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi
Jabodetabek.
2. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana penyediaan
pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek.
3. Mengatur manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek.
4. Menyusun regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
transportasi yang terintegritasi di wilayah Jabodetabek.
5. Melakukan pengkajian penataan ruang yang berorientasi angkutan umum
massal.

3.4.3.2 VISI DAN MISI

Visi:
Terwujudnya peningkatan pelayanan, keterpaduan, konektivitas dan
mobilitas orang dan barang/ jasa transportasi di wilayah
Jabodetabek.

Misi:
1. Melaksanakan kebijakan koordinasi dan sinkronisasi dalam
rangka meningkatan pelayanan jasa transportasi di wilayah
Jabodetabek;
2. Melakukan fasilitasi teknis, pembiayaan dan atau manajemen

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 41


dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan, pengembangan sarana dan
prasarana penunjang angkutan umum, serta pelaksanaan manajemen
permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek;
3. Melakukan penyusunan rencana program, kebutuhan anggaran, regulasi dan
kebijakan serta rekomendasi penataan ruang dan kebijakan perizinan yang
berorientasi angkutan umum massal dan terintegrasi di wilayah Jabodetabek.

3.4.3.3 ORGANISASI BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK


(BPTJ)
1. Kedudukan
Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek merupakan unit organisasi
tersendiri setingkat Pejabat Tinggi Madya yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. BPTJ dipimpin oleh seorang
Kepala.
2. Tugas dan Fungsi
BPTJ mempunyai tugas pokok mengembangkan, mengelola, dan meningkatan
pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek dengan
menerapkan tata kelola organisasi yang baik. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana maksud diatas Badan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek
menyelenggarakan fungsi :
a. Koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program
kegiatan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek berdasarkan Rencana Induk Transportasi Perkotaan
Jabodetabek;
b. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka
pelaksanaan rencana umum dan rencana program kegiatan dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek;
c. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka peningkatan
penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek;
d. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka
pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang penyediaan
pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek;
e. Fasilitasi teknis, pembiayaan dan/atau manajemen dalam rangka pelaksanaan
manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jabodetabek;
f. Penyusunan rencana pelaksanaan, perencanaan kebutuhan anggaran, dan
pelaksanaan program kegiatan transportasi dalam Rencana Induk Transportasi
Jabodetabek yang tidak termasuk dalam rencana umum dan rencana program
kegiatan transportasi dari Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 42


g. Penyiapan usulan regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek;
h. Pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum
massal;
i. Pemberian perijinan angkutan umum yang melampaui batas propinsi di
wilayah Jabodetabek dan pemberian rekomendasi untuk angkutan terusan
(feeder service);
j. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan rencana umum
dan program pengembangan dan pelayanan transportasi yang terintegrasi di
wilayah Jabodetabek;
k. Melakukan koreksi dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Rencana
Induk Transportasi Jabodetabek yang dilakukan oleh instansi, operator dan
pihak lainnya;
l. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.

3.4.3.4 SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI


Susunan struktur organisasi BPTJ digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Gambar 3.6 Struktur Organisasi BPTJ

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 3 - 43


BAB 4.
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN

4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


Untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan transportasi
sebagai salah satu persyaratan
terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik,
dibutuhkan pengukuran
kinerja kegiatan untuk menilai
tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran
Kementerian Perhubungan.
Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian
yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan,
keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai
dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan
melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan
tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun
sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang
dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan
transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek
memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut:

4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI

Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian


Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan
transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-1


4.1.1.1 MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian
Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:
1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional :
a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan
baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km),
dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA
sepanjang 1225 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269
Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak
41 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang,
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 95 paket;
b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah
kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai
SK Dirjen Hubla Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 dengan baseline tahun 2014
sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan
transportasi laut menjadi sebesar 0,638;
c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline
tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui
pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan.
2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan
target capaian s/d 2019 sebanyak 141 dokumen :
a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014,
ditargetkan menjadi 19 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/
pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat
sampai pada tahun 2019;
b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014,
ditargetkan menjadi 2 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/
pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang
Perkeretaapian sampai pada tahun 2019;
c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan
menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan
transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka
kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedoman/standar terkait keselamatan
dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan
baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait;
d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan
ditargetkan sebanyak 62 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-2


pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara
sampai pada tahun 2019.
3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi :
a. Transportasi Darat berupa :
1) Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang
400.000 m2, ditargetkan menjadi 13.900.000 m2 sampai pada tahun 2019;
2) Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014
sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun
2019;
3) Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit,
ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019;
4) Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun
2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada
tahun 2019;
5) Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas
UPPKB) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan
menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019;
6) Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m, ditargetkan menjadi
370.500 m sampai pada tahun 2019;
7) Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai (LLASDP) dengan baseline tahun
2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan
rambu sungai sampai pada tahun 2019;
b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang
keamanan perkeretaapian berupa :
1) Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124
Unit sampai pada tahun 2019;
2) Perangkat Automatic Train Protection (ATP) ditargetkan menjadi 17 Unit
sampai pada tahun 2019;
c. Transportasi Laut mencakup:
1) Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit,
ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit;
2) Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014
sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit;
3) Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34
Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-3


4) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun
2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599
Unit;
5) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal negara kenavigasian dengan
baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019
sebanyak 105 Unit.
d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan dan PK-PPK melalui
pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan
baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun
2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan
bidang keamanan penerbangan;

4.1.1.2 MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM


PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada
pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian
tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadian/tahun, meliputi:
a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan
Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak
211 kejadian/tahun.
b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur
lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan
keamanan/tahun;
c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai
tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun.

4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI


Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan
mempunyai 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan
prasarana transportasi, (2) Meningkatnya kompetensi SDM transportasi,
meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, (3)
Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan
bidang transportasi, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam
mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas
rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-4


pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam
rangka mewujudkan clean governance.

4.1.2.1 MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA


TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019, yaitu :
1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan
target capaian s/d 2019 sebanyak 102 dokumen :
a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/
norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Darat
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 3 dokumen, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 24 dokumen;
b. Transportasi Perkeretaapian melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/
desain/norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang lalu lintas dan
angkutan kereta api (terkait SPM penyelenggaraan/pengoperasian Sarana
dan Prasarana Perkeretaapian yang senantiasa mengikuti tuntutan
masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan) yang ditargetkan
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 4 dokumen;
c. Transportasi Laut melalui penyusunan pedoman standar pelayanan sarana
dan prasarana transportasi laut dalam bentuk surat edaran dan surat
keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis
terkait, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 4 dokumen, dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 telah tersusun 34 dokumen pedoman dan standar
pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut;
d. Transportasi udara melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/
norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur bidang Perhubungan Udara
dengan baseline tahun 2014 sebanyak 10 dokumen, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 40 dokumen.

2. Kinerja Pelayanan transportasi di Unit Pelayanan Teknis Perhubungan Laut (UPT),


dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 73,33 persen :
a. Pencapaian waiting time (WT) melalui pengawasan operasional bongkar
muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 36,80%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian waiting time sebesar 70%;
b. Pencapaian approach time (AT) melalui pengawasan operasional bongkar
muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 43,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian approach time sebesar 70%;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-5


c. Pencapaian effective time (ET) melalui pengawasan operasional bongkar
muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline
pada tahun 2014 sebesar 69,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
pencapaian effective time mencapai 80%;

4.1.2.2 TERPENUHINYA SDM TRANSPORTASI DALAM JUMLAH DAN KOMPETENSI


SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kompetensi SDM transportasi,
meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga
pendidik transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja
Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu peningkatan jumlah lulusan sumber daya
manusia transportasi yang bersertifikat melalui terbangunnya Kampus Terpadu
SDM Transportasi (ATKP Makassar), Kampus Terpadu SDM Transportasi (PIP
Makassar), Kampus BP2TD di Bali, dan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di
Madiun. Melalui terbangunnya kampus-kampus tersebut, ditargetkan percapai
peningkatan jumlah SDM aparatur dan SDM lulusan diklat, meliputi:
a. Baseline SDM aparatur pada tahun 2014 sebesar 35.925 orang, ditargetkan
menjadi 108.493 orang sampai pada tahun 2019;
b. Baseline SDM lulusan diklat tahun 2014 sebesar 890.518 orang, ditargetkan
menjadi 2.238.159 orang sampai pada tahun 2019.

4.1.2.3 MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS PENELITIAN DALAM


MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam
mendukung pembangunan bidang transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa persentase
pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan dengan target
pada tahun 2019 sebesar 80 %, melalui : perencanaan transportasi dengan
menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti
penyusunan Rencana Induk (Terminal/Bandara/Pelabuhan/Stasiun) dan
Tatrawil/Tatralok, Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan
pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian
dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi
masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah, dan Penyusunan
NSPK dilakukan dalam memenuhi amanat/ turunan peraturan-perundangan.

4.1.2.4 MENINGKATNYA KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM


MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam
mewujudkan good governance, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu :

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-6


1. Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan baseline pada tahun 2014
mencapai 42% ( C ), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 100% (A)
melalui Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap
reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi;

2. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN
melalui penyusunan SIMAK BMN Tahunan dengan baseline pada tahun 2014
sebesar Rp. 162,6 Triliun, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar Rp.
721,5 Triliun;

3. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan target


mempertahankan opini BPK berupa WTP sampai pada tahun 2019 melalui
kegiatan strategis diantaranya :
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan berbasis akrual
yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami;
Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual;
Tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang
cepat dan tepat;
Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan;
Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
4. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan dengan baseline nilai AKIP B tahun 2014,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 memperoleh nilai AKIP AA, melalui
pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan;

5. Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan,


dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 100 persen :
a. Transportasi Darat melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai
ketentuan yang ditetapkan, yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019
mencapai 100 persen;
b. Transportasi Perkeretaapian: melalui penyederhanaan prosedur perizinan
bidang perkeretaapian sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 persen;
c. Transportasi Laut melalui penyederhanaan perizinan baik dalam bentuk
pengurangan waktu pengurusan perizinan maupun pengalihan dari manual
menjadi online, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun
2019;
d. Transportasi Udara melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai
ketentuan yang ditetapkan, dengan target sebesar 100 persen sampai
dengan tahun 2019;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-7


6. Keterbukaan informasi publik melalui pengembangan sistem basis data yang
dapat diakses oleh publik, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 95,2 KIP,
dengan target sampai pada tahun 2019 mencapai nilai 100 KIP.

4.1.2.5 MENINGKATNYA PENETAPAN DAN KUALITAS REGULASI DALAM


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIDANG PERHUBUNGAN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan bidang perhubungan, Kementerian Perhubungan
menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa jumlah
peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain
Keputusan Menteri) melalui perencanaan, persiapan, dan pembahasan rancangan
peraturan; pengesahan oleh Menhub; pengundangan oleh Menkumham;
penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui portal Kemenhub dan
kegiatan sosialisasi; dan evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi
teknis. Dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 100 peraturan, dan ditargetkan
sampai tahun 2019 sebanyak 300 peraturan.

4.1.2.6 MENURUNNYA EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) DAN


MENINGKATNYA PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA
SEKTOR TANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan
meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi,
Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-
2019, yaitu :
1. Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat
diturunkan, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar 18,962 Juta ton CO2e:
a. Transportasi Darat melalui kegiatan smart driving, pengadaan bus BRT,
pengadaan bus pemadu moda, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar
0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330
juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
b. Transportasi Perkeretaapian melalui pembangunan listrik aliran atas KA
sepanjang 300 Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,042 juta
ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127 juta ton
CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
c. Transportasi Laut melalui pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar
cell, efisiensi operasional bongkar muat di pelabuhan, dengan baseline tahun
2014 mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun
2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif);
d. Transportasi Udara melalui penggunaan pesawat yang lebih hemat bahan
bakar dan penerapan ecoairport, dengan baseline tahun 2014 sebesar 4,252

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-8


juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945 juta
ton CO2e (merupakan capaian angka kumulatif).

2. Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan, dengan


target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 16.305 lokasi/unit :
a. Transportasi Darat melalui :
1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor, dengan
ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13.000 unit;
2) Pembangunan SBNP, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit;
b. Transportasi Perkeretaapian melalui Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300
Km'sp, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan
ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5 lokasi/unit (merupakan
elektrifikasi);
c. Transportasi Laut melalui :
Pembangunan SBNP Sollar Cell, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak
2.269 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit;
d. Transportasi Udara melalui penerapan bandara dengan konsep Eco Airport
,dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebanyak 50 lokasi.

4.1.2.7 MENINGKATNYA KUALITAS KINERJA PENGAWASAN DALAM RANGKA


MEWUJUDKAN CLEAN GOVERNANCE
Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka
mewujudkan clean governance, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa :
1. Persentase rekomendasi hasil audit yang ditindaklanjuti melalui pelaksanaan
monitoring tindak lanjut hasil pengawasan, dengan baseline pada tahun 2014
sebesar 25,70%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 75%;
2. Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA melalui
pelaksanaan pelaksanaan diklat JFA bekerja sama dengan Instansi terkait,
dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 116 orang, dan ditargetkan sampai
pada tahun 2019 sebanyak 190 orang (merupakan capaian angka kumulatif).

4.1.3 KAPASITAS TRANSPORTASI


Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan
prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan
antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4-9


transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan
sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda, (2)
Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3) Meningkatnya
layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar,
dan wilayah non komersial lainnya, (4) Meningkatnya pelayanan angkutan umum
massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema
sistem manajemen transportasi perkotaan.

4.1.3.1 MENINGKATNYA KAPASITAS SARANA SARANA DAN PRASARANA


TRANSPORTASI DAN KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI
ANTARMODA/MULTIMODA
Untuk mencapai meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi
dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda/multimoda, Kementerian
perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa:
1. Peningkatan kapasitas prasarana, meliputi:
a. Jumlah pembangunan dan peningkatan/rehabilitasi terminal penumpang
tipe A, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 17 terminal dan ditargetkan
sampai pada tahun 2019 sebanyak 58 terminal;
b. Jumlah pembangunan dermaga sungai dan danau, dengan baseline tahun
2014 sebanyak 38 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019
sebanyak 131 dermaga;
c. Jumlah pembangunan/pengembangan dermaga penyeberangan untuk
menghubungkan seluruh lintas penyeberangan Sabuk Utara, Tengah, dan
Selatan serta poros poros penghubungnya, dengan baseline tahun 2014
sebanyak 210 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak
275 dermaga;
d. Panjang jalur kereta api yang pada baseline tahun 2014 sepanjang 5.434
Kmsp dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sepanjang 8.692 Kmsp
melalui pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 Km'sp;
e. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan
Laut non komersial sebagai sub feeder tol laut, ditargetkan sampai dengan
tahun 2019 sebanyak 100 Pelabuhan;
f. Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung Tol Laut
sampai pada tahun 2019 ditargetkan mencapai 13 rute;
g. Pembangunan/ pengembangan bandara berupa pengembangan bandara
eksisting pada tahun 2014 sebanyak 100 bandara hingga tahun 2019
sebanyak 100 bandara eksisting, pembangunan bandara baru yang pada
baseline tahun 2014 sebanyak 2 bandara dan target pada sampai tahun 2019
sebanyak 17 bandara baru.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 10


2. Peningkatan kapasitas sarana, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebesar
3.955 Bus/Unit/Kapal, meliputi:
a. Jumlah pengadaan bus BRT yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 303
bus dan ditargetkan sebanyak 3.473 bus sampai tahun 2019;
b. Jumlah pengadaan sarana kereta api untuk peningkatan kapasitas angkutan
oleh Pemerintah (APBN) yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 42 unit
dan ditargetkan menjadi sebanyak 204 unit sampai tahun 2019;
c. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian armada kapal negara angkutan
laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 54 kapal dan ditergetkan
sampai dengan tahun 2019 sebanyak 157 kapal;
d. Jumlah pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal penyeberangan yang
pada baseline tahun 2014 sebanyak 71 kapal dan ditargetkan menjadi 121
kapal sampai pada tahun 2019.

3. Terselenggaranya proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam


penyediaan infrastruktur transportasi, dengan target capaian s/d tahun 2019
sebanyak 19 Proyek, meliputi:
a. Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan lalu lintas dan angkutan
kereta api sebanyak 6 proyek sampai pada tahun 2019;
b. Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor
Transportasi Laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek;
c. Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap
ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek;

4.1.3.2 MENINGKATNYA LAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH RAWAN BENCANA,


PERBATASAN NEGARA, PULAU TERLUAR, DAN WILAYAH NON KOMERSIAL
LAINNYA
Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah
rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial
lainnya, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019 yaitu:

1. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis, dengan target capaian s/d tahun 2019
sebanyak 984 trayek/lintas/rute, melalui:
a. Kegiatan strategis angkutan jalan berupa subsidi operasional angkutan
perintis jalan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 205 trayek, dan
ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 257 trayek ;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 11


b. Kegiatan strategis angkutan penyeberangan berupa subsidi operasional
angkutan perintis penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 178
lintas, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 230 lintas;
c. Kegiatan strategis angkutan KA berupa penyelenggaraan subsidi angkutan
kereta api dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan
tahun 2019 menjadi 8 rute;
d. Kegiatan strategis angkutan laut berupa penyelenggaraan angkutan laut
perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 84 rute, dan ditargetkan
tahun 2019 menjadi 193 rute;
e. Kegiatan strategis angkutan udara berupa penyelenggaraan angkutan udara
perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 164 rute, dan ditargetkan
pada tahun 2019 menjadi 265 rute;

2. Jumlah lintasan/rute angkutan perintis menjadi komersial, dengan target capaian


s/d tahun 2019 sebanyak 56 trayek/lintas/rute, yaitu:
a. Angkutan penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 48 rute,
dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 50 rute;
b. Angkutan KA ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 2 rute;
c. Angkutan udara dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan
ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 4 rute.

4.1.3.3 MENINGKATNYA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN


Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum massal
perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
tahun 2015-2019, yaitu:
1. Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis
jalan dan kereta api, dengan target capaian s/d tahun 2019 sebanyak 47 lokasi,
melalui:
a. Transportasi darat melalui pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014
sebanyak 18 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 34
lokasi;
b. Transportasi perkeretaapian melalui pembangunan jalur ganda kereta api
termasuk listrik aliran atas KA dengan baseline tahun 2014 sebanyak 5 lokasi,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13 lokasi;
2. Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/
Metropolitan/ Besar melalui kegiatan pengadaan bus BRT dengan baseline tahun
2014 sebesar 2%, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 12%;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 12


4.1.3.4 MENINGKATNYA APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN SKEMA SISTEM
MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema
sistem manajemen transportasi perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan
Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:
1. Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan
teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi dengan baseline tahun
2014 sebanyak 20 lokasi, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 50 lokasi dengan
kegiatan strategis pengadaan dan pemasangan ATCS;

Rincian rumusan Indikator Kinerja Utama pada Rencana Strategis


Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 adalah seperti tabel 4.1 berikut:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 13


Tabel 4.1 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019

SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 CAPAIAN S/D
NO. KEMENTERIAN SATUAN 2015-2019
(OUTCOME) (BASELINE) 2019
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamanan


1 Menurunnya 1 Ratio kejadian kecelakaan
angka transportasi nasional
kecelakaan a. Transportasi Perkeretaapian Ratio kecelakaan/ 0,65 0,55 0,55
transportasi 1 juta km
b. Transportasi laut Ratio kejadian 1,080 0,638 0,638
kecelakaan/ 10.000
Freight
c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 6,56 2,45 2,45
juta fligth
2 Jumlah pedoman standar Dokumen 7 134 141
keselamatan
3 Jumlah sarana dan prasarana Meter2 400.000 13.500.000 13.900.000
keselamatan
m1 20.000 350.500 370.500
unit/ paket 7.181 65.704 72.884

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 16


2 Menurunnya 4 Jumlah gangguan keamanan pada Jumlah Kejadian / 16 221 221
Jumlah pelayanan jasa transportasi Tahun
Gangguan
Keamanan
dalam
Penyelenggaraan
Transportasi
II. Pelayanan
3 Meningkatnya 5 Jumlah pedoman standar pelayanan Dokumen 19 83 102
kinerja sarana dan prasarana transportasi
pelayanan
6 Kinerja Prasarana Transportasi (UPT) % 50,07 73,33 73,33
sarana dan
prasarana
transportasi
4 Terpenuhinya 7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Orang 926.443 1.420.209 2.346.652
SDM Transportasi Bersertifikat:
transportasi
dalam jumlah &
kompetensi
sesuai dengan
kebutuhan
5 Meningkatnya 8 Persentase pemanfaatan penelitian % n/a 80 80
kualitas yang dijadikan bahan rekomendasi
penelitian sesuai kebijakan
dengan
kebutuhan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 17


6 Meningkatnya 9 Penuntasan pelaksanaan reformasi Nilai RB 42 ( C ) 100 (A) 100 (A)
kinerja birokrasi
Kementerian
Perhubungan 10 Nilai aset negara yang berhasil % 162,6 558,9 721,5
dalam diinventarisasi sesuai kaidah
mewujudkan pengelolaan BMN
good 11 Opini BPK atas laporan keuangan Opini BPK WTP WTP WTP
governance Kementerian Perhubungan
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai AKIP B AA AA

13 Jumlah penyederhanaan perijinan di Prosentase (%) n/a 100 100


lingkungan Kementerian
Perhubungan
14 Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 95,2 100 100

7 Meningkatnya 15 Jumlah peraturan perundang- Peraturan 100 300 300


penetapan dan undangan di sektor transportasi yang
kualitas regulasi ditetapkan (selain keputusan
dalam menteri)
implementasi
kebijakan bidang
perhubungan

8 Menurunnya 16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari Juta ton CO2e 4,746 18,962 18,962
emisi gas rumah sektor transportasi nasional yang
kaca (RAN-GRK) dapat diturunkan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 18


dan
meningkatnya
penerapan
teknologi ramah
lingkungan pada 17 Jumlah prasarana yang telah Lokasi/Unit 2.313 13.992 16.305
sektor menerapkan konsep ramah
tansportasi lingkungan
9 Meningkatnya 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit % 25.70 75 75
kualitas kinerja yang ditindaklanjuti
pengawasan
dalam rangka
mewujudkan
clean
governance

19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal Orang 116 190 190


yang memiliki sertifikat JFA

III. Kapasitas Transportasi


10 Meningkatnya 20 Peningkatan kapasitas prasarana Terminal/Dermaga/ 367 414 681
layanan Bandara
transportasi di Km'sp 5.434 3.258 8.692
daerah rawan Rute n/a 13 13
bencana,
21 Peningkatan kapasitas sarana: Bus/Unit/Kapal 470 3.485 3.955
perbatasan,
terluar, terpencil

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 19


dan khususnya 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Proyek 2 17 19
wilayah timur Pemerintah Swasta dalam
Indonesia penyediaan infrastruktur
transportasi

11 Meningkatnya 25 Jumlah lintasan/ rute angkutan Trayek/ Lintas/ 632 984 984
layanan perintis Rute
transportasi di
daerah rawan
bencana, 26 Jumlah lintasan/ rute angkutan Trayek/ Lintas/ 49 55 56
perbatasan, perintis menjadi komersial Rute
terluar, terpencil
dan khususnya
wilayah timur
Indonesia

12 Meningkatnya 27 Jumlah wilayah perkotaan yang Lokasi 23 47 47


pelayanan menerapkan sistem angkutan massal
angkutan umum berbasis jalan dan kereta api
massal 28 Modal share (pangsa pasar) % 2 12 12
perkotaan angkutan umum perkotaan di Kota
Megapolitan/Metropolitan/ Besar
khusus BRT

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 20


13 Meningkatnya 29 Jumlah kota yang menerapkan Lokasi 20 50 50
aplikasi pengaturan persimpangan dengan
teknologi menggunakan teknologi informasi
informasi dan (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/
skema sistem kota besar/ kota metropolitan
manajemen
transportasi
perkotaan

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 21


4.2 KERANGKA PENDANAAN
Pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan
infrastruktur, yang memerlukan dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi
membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode yang panjang. Pemerintah dapat
meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5%
bahkan hingga 7% PDB. Pemerintah mempunyai kewajiban (Public
Sector Obligation) membangun infrastruktur dasar yang layak secara
ekonomi tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah
dan swasta (Public Private Partnership) diperlukan untuk mendukung
proyek-proyek yang layak secara ekonomi namun kurang layak secara
finansial.

4.2.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR


Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya
menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Skenario
peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas
antar wilayah di Indonesia, serta memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi
barang dan penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasi
meskipun pada beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan
dampak terhadap peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian
menjadi salah satu aspek yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian
negara akan sangat tergantung pada pengembangan infrastruktur.

Tabel 4.2 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019

Skenario Penuh Skenario Parsial Skenario Dasar


Sektor
(100%) (75%) (50%)
Jalan 1.274 851 637
Perkeretaapian 278 222 140
Transportasi Perkotaan 169 127 84
Transportasi Laut 563 424 282
Transportasi Darat 91 80 60
Transportasi Udara 182 165 100
Total 2.557 1.869 1.303
Sumber : Bappenas, 2014

Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam


peningkatan perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta. Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan lembaga-lembaga internasional maupun negara
lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan
bilateral antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan
komponen pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu
alternatif yang paling signifikan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara
dengan tidak mengesampingkan kebutuhan lainnya.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 22 -


Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas,
mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat
sumber pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan
infrastruktur. Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam memberikan
multiplier effect terhadap peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional maupun wilayah yang akan berdampak pada kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat. Beberapa kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara
lain seperti dibawah ini:

4.2.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF


Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi
terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang
didasarkan pendanaan APBN on Budget, DCM Off
Budget, dan Off Budget Private Financing.
Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam dua
strategi, yaitu: (1) PPP Konvensional dan (2)
Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara
ekonomi dan finansial dapat diserahkan
sepenuhnya kepada pembiayaan sektor swasta
(Private Financing Initiatives), termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited dan
tidak memerlukan lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM
harus ditingkatkan untuk mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan proses
dan prosedur PPP sesuai dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek
PPP berkaitan dengan pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar membutuhkan Equity
Financing, Debt Financing yang canggih, dan aliansi pendanaan global (konsorsium
perbankan, investment fund, bond, dan rekayasa finansial lainnya).
Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut:
1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek yang
dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBN/APBD; DAU, DAK,
dan Dana Daerah; Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor.
a. Contoh pemanfaatan dana APBN/APBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation
(PSO). Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh pemerintah pada
barang dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barang/jasa yang lebih murah.
Biasanya subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan proteksi terhadap
produk-produk dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam
mengakses fasilitas publik terhadap masyarakat yang marginal. Public Service
Obligation (PSO) merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
layanan publik kepada masyarakat untuk jasa non komersial, yang dilakukan melalui
BUMN atau swasta dan didukung oleh pemerintah melalui skema dukungan sistem
non-financial atau financial.
b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri
(PHLN), diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan
meningkatkan efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional.
Pemanfaatan PHLN seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan tetapi juga

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 23 -


sebagai sarana untuk bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk
memperkuat dan menyempurnakan sistem perencanaan, anggaran, pengadaan,
pemantauan dan evaluasi nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya
manusia. Sumber pendanaan melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra
pembangunan internasional, baik negara maupun lembaga/badan internasional.
2. Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS). Skema pendanaan Kerjasama Pemerintah dan
Swasta (KPS) bertujuan untuk pembangunan prasarana dasar yang tidak layak secara
finansial namun layak secara ekonomis dan telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana pembangunan
infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi (full cost recovery)
atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk government
support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan
hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana dasar.
3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited, special
purpose, dan pemanfaatan hak kompensasi.
a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen administrasi
di hadapan Tim Penilai;
b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap.
4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi:
a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur;
b. Penugasan BUMN (seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera
Highway) didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang
dijamin oleh pemerintah;
c. Private Finance Initiative (PFI) multi-year contract 15 - 30 tahun;
d. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment;
e. Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP);
f. Infrastruktur swasta (private infrastructure);
g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure).

4.2.3 KRITERIA SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR


Di dalam skema pembiayaan infrastruktur, khususnya transportasi, memerlukan beberapa
kriteria yang harus diperhatikan oleh Kementerian/Lembaga pengampu yang dalam hal ini
adalah Kementerian Perhubungan. Kriteria pembiayaan infrastruktur transportasi yang
disusun pada periode 2015-2019, meliputi :
1. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
murni oleh pemerintah baik dari aspek operasi, pemeliharaan dan konstruksi yang
diprioritaskan pada wilayah timur Indonesia, perdesaan, dan wilayah terdepan/
perbatasan;
2. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
swasta dan pemerintah khususnya dalam pembiayaan hybrid financing;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 24 -


3. Layak secara ekonomi dan marjinal finansial dengan skema pembiayaan dominan dari
swasta yang bekerja sama (sharing) dengan pemerintahdalam skema pembiayaan
infrastruktur. Skema pembiayaan ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah
Swasta (KPS) dengan dukungan pemerintah (VGF) atau creative financing lainnya, seperti
PFI, PBAS, Bank Infrastruktur, Bank Tanah, dan lain-lain;
4. Layak secara ekonomi dan finansial dengan skema pembiayaan swasta dan swastayang
bekerja sama melalui model Public Private Partnership (PPP) regular;
5. Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial dengan skema pembiayaan
murni oleh BUMN dan BUMN dengan prioritas pengembangan dan pembangunan
proyek pada wilayah barat Indonesia dan perkotaan. Skema operasional dan teknis
pelaksanaan pendanaan tersebut melalui penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4.2.4 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS
Skema pendanaan infrstruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui
pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan.
Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan,
sebagai berikut :
1. Penugasan BUMN (seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans
Sumatera Highway) didukung melalui modal pemerintah dan direct-lendingyang dijamin
oleh pemerintah;
2. Infrastruktur swasta (private infrastructure) untuk proyek-proyek yang memiliki
kelayakan ekonomi dan finansial baik;
3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure) khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil;
4. Bank khusus pendanaan infrastruktur (infrastructure bank) untuk mengelola project
development revolving funddan pengelolaan dana dari infrastructure bond maupun dana
dukungan pemerintah;
5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur (bank tanah).

Pendekatan Kebijakan
Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai
berikut:
1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan
proyek-proyek infrastruktur;
2. Private Finance Initiative (PFI) pembiayaan multi-yearcontractselama 15-30 tahun;
3. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment untuk menjamin
kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi;
4. Pengenaan tarif/biaya akses penggunaan infrastruktur seperti Electronic Road Pricing
(ERP);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 25 -


5. Asset Sale/Lease back penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontrak-
sewa jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di Kementerian
Perhubungan, untuk peningkatan layanan infrastruktur.

4.2.5 PROYEK PEMBANGUNAN STRATEGIS SEKTOR PERHUBUNGAN DENGAN


MENGGUNAKAN SKEMA PENDANAAN BUMN/SWASTA
Tingginya angka kebutuhan pembangunan infrastruktur perhubungan terkendala beberapa
dengan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor
transportasi, sehingga fokus pembangunan menggunakan APBN diarahkan untuk
pembangunan di luar pulau Jawa terutama Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan segmen
pembangunan infrastruktur komersial di Jawa dan Bali diarahkan dibiayai melalui peran
serta swasta dan BUMN.
Beberapa rencana proyek investasi swasta/BUMN strategis antara lain :
1. Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta-Halim;
2. Pembangunan High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung;
3. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek;
4. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta;
5. Pembangunan MRT East-West (Balaraja-Cikarang);
6. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung;
7. Pengembangan Pelabuhan Bitung;
8. Pembangunan New Makassar Port;
9. Pembangunan Cruise terminal Tanah Ampo.

4.2.6 BADAN LAYANAN UMUM


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendahaaan Negara, BLU
merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif
atas UPT Kemenhub, karena BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan
keuangannya dapat dijalankan lebih mandiri. Selain itu, ke depan BLU dapat mengajak
sejumlah tenaga ahli untuk bergabung agar pelayanan kepada konsumen meningkat.
Pendapatan yang diperoleh BLU Kementerian Perhubungan sehubungan dengan jasa
layanan yang diberikan (termasuk hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain)
merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Perhubungan.
Di lingkungan Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa bentuk layanan umum yang
dapat dikelola secara lebih efektif dan efisien melalui pola BLU ini, seperti:
a. BLU Perhubungan Darat, meliputi : Terminal Tipe A;
b. BLU Perhubungan Laut, meliputi : BLU Pelabuhan di wilayah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Navigasi Pelayaran,
BLU Perkapalan dan Kepelautan;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 26 -


c. BLU Perhubungan Udara, meliputi : BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaiakn Udara dan
Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU
Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;
d. BLU BPSDMP, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makasar, PIP
Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal;
e. Satker BPSDMP yang proses menjadi PK-BLU, meliputi : STTD Bekasi, STPI Curug
Tangerang, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BP2IP Sorong, BPPTD Bali, API Madiun,
BPPTD Palembang, BPP PNB Palembang, BPP PNB Jayapura, BP3 Curug Tangerang,
BPPTL Jakarta, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, ATKP Makasar, BP2IP
Tangerang.
Dalam pembentukan BLU di Kementerian Perhubungan, terdapat tahapan yang harus
dipenuhi, yaitu :
a. Penyelesaian pemenuhan syarat administrasi yang terdiri dari : pernyataan
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat bagi
masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum,
dan laporan audit terakhir atau penyataan bersedia untuk diaudit secara
independen;
b. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian
Keuangan;
c. Evaluasi terhadap persyaratan administrasi yang telah dipenuhi untuk diusulkan
kepada Menteri Keuangan;
d. Penilaian oleh Tim Kementerian Keuangan terhadap berkas yang telah diusulkan
oleh Kementerian Perhubungan;

4.2.7 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan
kebutuhan capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui
Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian
rasi Kementerian Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7 Miliar, sedangkan pada
tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp. 130.407,9 Miliar. Total Pendanaan Kementerian
Perhubungan yang direncanakan antara tahun 2015-2019 mencapai Rp. 538.714,7 Miliar.
Rincian pendanaan untuk tiap unit kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019

UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Total 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663


Direktorat
Jenderal RPJMN 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192
Perhubungan
Darat Dukungan
242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471
Manajemen

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 27 -


UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Total 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554


Direktorat
RPJMN 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241
Jenderal
Perkeretaapian Dukungan
116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313
Manajemen

Total 22.842,956 25.513,008 25.216,711 25.362,225 26.985,451 125.920,351


Direktorat
Jenderal RPJMN 18.169,557 19.721,907 18.556,945 17.703,494 18.177,910 92.329,813
Perhubungan
Laut Dukungan
4.673,399 5.791,101 6.659,766 7.658,731 8.807,541 33.590,538
Manajemen

Total 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020


Direktorat
Jenderal RPJMN 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360
Perhubungan
Udara Dukungan
2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660
Manajemen

Total 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133

Badan RPJMN 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459


Pengembangan Pusdiklat Aparatur
SDM 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347
Perhubungan
Perhubungan
Dukungan
231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327
Manajemen

Badan Litbang
228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715
Perhubungan

Inspektorat
100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282
Jenderal

Sekretariat
887,221 1.036,891 1.031,456 1.087,927 1.148,374 5.191,869
Jenderal

TOTAL PENDANAAN 64.954,005 102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587

Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan


pembagian pada beberapa sub sektor, yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total Pendanaan
sampai dengan Tahun 2019 yang dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,2 Miliar yang
digunakan untuk pelaksanaan Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan untuk Sekretariat Jenderal sejumlah Rp.
5.191,869 Miliar.
Rencana pendanaan di Kementerian Perhubungan tersebut direncanakan pula untuk
penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat sejumlah
Rp. 57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk pelaksanaan dan implementasi
kegiatan pengembangan dan pembinaan sistem transportasi perkotaan, manajemen dan
peningkatan keselamatan transportasi darat, pembangunan dan pengelolaan prasarana dan
fasilitas lalu lintas angkutan jalan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi ASDP
dan pengelolaan prasarana lalu lintas SDP serta dukungan manajemen dan teknis.
Pendanaan tersebut juga digunakan salah satunya adalah untuk memenuhi target quick
wins Kementerian Perhubungan khususnya untuk pelaksanaan kegiatan pada Direktorat
Jenderal Transportasi Darat dengan beberapa sasaran, meliputi terlaksananya penataan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 28 -
transportasi Jabodetabek (QW), terwujudnya konektivitas transportasi perkotaan di 28 Kota
termasuk aksesibilitas, sarana, dan prasarana (QW), terselenggaranya transportasi
perkotaan di 17 kota pengembangan BRT.
Di dalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada
pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka pendanaan yang
sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk
mendukung program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian
sejumlah Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan
bidang sarana perkeretaapian, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang lalu lintas
dan angkutan kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas
pendukung kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang keselamatan
perkeretaapian serta dukungan manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan
untuk membiayai target percepatan pembangunan perkeretaapian sampai dengan tahun
2019 dengan skema quick win, serta program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.
Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam
usaha untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan angka
total pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai
kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, bidang
penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang
Kenavigasian, dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan Manajemen dan Teknis
lainnya. Lebih lanjut kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan
dan penyelenggaraan transportasi laut tersebut juga digunakan dalam kerangka membiayai
percepatan pembangunan transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan
beberapa sasaran kegiatan meliputi meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada
pelayaran nasional, pemenuhan kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya
serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan
Keamanan Pelayaran.
Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar.
Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian kegiatan,
meliputi pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana keamanan
penerbangan, pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat
udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan, serta
dukungan manajemen dan teknis lainnya.
Pendanaan Kementerian Perhubungan di dalam pengembangan sumber daya transportasi
diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumberdaya
manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13
Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut digunakan untuk
pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan
sumber daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya manusia
perhubungan udara, pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut,
pendidikan perhubungan udara, serta digunakan pula untuk percepatan pembangunan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 29 -
program/kegiatan di Kementerian Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran,
meliputi terbangunnya kampus terpadu SDM transportasi, terbangunnya kampus BP2TD di
Bali, serta terbangunnya kampus baru akademi perkeretaapian di Madiun.
Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada
Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari
tahun 2015-2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya direncanakan
untuk membiayai beberapa program/kegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan
teknologi dan dukungan manajemen serta dukungan teknis.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan
upaya-upaya pembangunan transportasi yang secara komprehensif memperhatikan aspek
lintas sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan
pendekatan keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian penting mengingat aspek
keruangan atau kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik
aspek penataan ruang di Indonesia yang sangat mempengaruhi pola perkembangan jaringan
jalan, pertumbuhan aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan
transportasi. Tumbuhnya aktivitas bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya
proses distribusi barang dan komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra
cukup signifikan dipengaruhi oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan
kewilayahan, sehingga upaya penataan dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi
bagian penting didalam perencanaan transportasi.

4.2.8 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019


Dalam rangka mewujudkan sasaran dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-
2019, ditetapkan target Program Strategis Kementerian Perhubungan meliputi :
A. Perhubungan Darat
1. Pengadaan sarana BRT sebanyak 3.170
unit di 34 kota besar antara lain : Medan,
Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang,
Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang,
Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda,
Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan
Ambon;
2. Pengadaan sarana Bus Pemadu Moda
sebanyak 95 unit di 17 Kota, antara lain
Bengkulu, Palu, Kendari, Kupang, Jember, Bau-bau, Sumbawa Besar, Banda Aceh,
Nias, Pekanbaru, Batam, Tanjung Pinang, Padang, Malang, Bandung, Palembang,
Lampung;
3. Pengadaan sarana ATCS (Area Traffic Control System) sebanyak 77 unit yang
tersebar di 34 Provinsi;
4. Pengadaan Bus Angkutan Umum/Pelajar/ Mahasiswa sebanyak 290 unit yang
tersebar di 34 Provinsi;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 30 -


5. Pengadaan fasilitas perlengkapan jalan di wilayah perkotaan yang tersebar di 34
Provinsi;
6. Pembangunan prasarana fasilitas pendukung BRT sebanyak 340 halte yang tersebar
di 34 Provinsi;
7. Peningkatan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/ UPPKB yang
tersebar di 34 Provinsi;
8. Pemeliharaan/ Rehabilitasi Fasilitas Perlengkapan Jalan LLAJ sebanyak 218 paket
yang tersebar di 34 Provinsi;
9. Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor yang tersebar di 34 Provinsi;
10. Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB yang tersebar di 34 Provinsi;
11. Pengembangan Fasilitas Perlengkapan Jalan sebanyak 1.425 paket yang tersebar di
34 Provinsi;
12. Pembangunan Terminal Tipe A (Baru) yang tersebar di 34 Provinsi pada lokasi
Ponorogo (Jawa Timur), Padang (Sumbar), Aruk (Kalbar), Entikong (Kalbar), Motoain
(NTT), Motomasin (NTT), Wini (NTT), Skouw (Papua), Badau (Kalbar), Lamongan
(Jatim), Pondok Cabe (Banten), Magelang (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur),
Probolinggo (Jawa Timur), Lamandau (Kalimantan Tengah), Jombor (Yogyakarta),
Bobot Sari (Jawa Tengah), Singkawang (Kalbar), Daya (Makassar, Sulsel), Kendari
(Sulsel), Dumai (Riau), Entrop (Jayapura, Papua), Asahan (Sumut), Demak (Jawa
Tengah), Blitar (Jawa Timur), Kediri (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur),
Purwokerto (Jawa Tengah), Rajabasa (Lampung), Bekasi (Jawa Barat), Giilimanuk
(Bali), Amurang (Sulut), Tanjung Selor (Kalimantan Utara), Manokwari (Papua
Barat), Brebes (Jawa Tengah), Sofifi (Maluku Utara), Polewali (Sulawesi Barat),
Batam (Kepri), Musi Banyuasin (Sumsel), Kawarang (Jawa Barat) .

13. Rehabilitasi/ Peningkatan Pembangunan Terminal tersebar di 34 Provinsi;


14. Pengadaan Bus Perintis sebanyak 595 unit yang tersebar di 34 Provinsi;
15. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan dan Operasional Keperintisan
Angkutan Barang sebanyak 277 trayek tersebar di 34 Provinsi;
16. Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Dermaga Penyeberangan/Sungai/ Danau
Baru tersebar di 34 Provinsi, pada tahun
2015 sebanyak 13 lokasi di Raijua, Sabu
(NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio
(Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra):
Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua):
Salawati (Papua): Wasior (Papua Barat):
Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete
(Kepri); Pada tahun 2016 sebanyak 12 lokasi
di Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra): Kaimana (Papua Barat): Gunung
Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku):
Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat); Pada tahun 2017
sebanyak 14 lokasi di Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau):
Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Binongko (Sultra): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 31 -
(Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam
(Sumut): P Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut); Pada tahun 2018 sebanyak 12
lokasi di Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung
(Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra):
Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau); Pada tahun 2019 sebanyak 14
lokasi di Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga
(Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal
(Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara):
Mendanau, Babel;
17. Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru sampai Tahun 2019 di 50 lokasi
yaitu Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang -
Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga
Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur Sebuku; Wonreli Serwaru P.Moa; P.Raas
P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang -
Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana Kawah Pante; Teor Kesui; Wunlah -
Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang Natuna; Teluk Dalam
Gunung Sitoli Pulau-Pulau Batu; Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang P.
Sebuku; Gebe - Patani Weda; Marisa Wakai Parigi Montong; Geser - Kataloka;
Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi P.
Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong
Salawati; Sapudi Kangean; Dabo Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit);
Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan P.Padang; Patumbukan
P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang Fakfak; Dongkala - Bambaea;
Inanwatan - Fakfak; Tarempa Matak; P. Telo Teluk Dalam; Paciran
Garongkong; Waipirit Kamaru; Kaimana Pamako.
18. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP sebanyak 261 trayek yang tersebar
di 34 Provinsi;
19. Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat sebanyak
35 unit yang tersebar di 34 Provinsi.

B. Perkeretaapian
1. Pengadaan sarana KA untuk angkutan perintis, kereta ekonomi untuk angkutan
lebaran termasuk kereta kerja sebanyak 242 unit KA perintis diantaranya untuk
lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA
Riau-Jambi-Sumsel, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo,
Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Sukabumi - Cianjur - Padalarang,
Kertapati - Indralaya, Kalisat Panarukan, KA Sulawesi & KA Kalimantan;
2. Pengadaan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) sebanyak 77 unit untuk lintas Yogyakarta-
Solo, Perkotaan bandung, Perkotaan Surabaya dan Perkotaan Medan serta
pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA sebanyak 55 unit di Aceh, Sumut, Sumbar,
Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim,
Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar;
3. Subsidi angkutan kereta api sebanyak 11 paket, yang dibagi dalam dua peruntukan
diantaranya:

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 32 -


- Peruntukan untuk subsidi perintis
diantaranya untuk lintas Bireun-
Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung
Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi,
Purwasari Wonogiri, Mojokerto
Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur -
Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat
- Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan;
- Peruntukan untuk subsidi angkutan
motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta -
Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan
Sumatera Bagian Selatan;
4. Rehabilitasi dan peningkatan jalur KA sepanjang 1.249 Kmsp dengan lintas:
- Jawa-Bali : Tanah Abang - Merak, Duri
Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai -
Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara,
Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang,
Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek -
Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor -
Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang -
Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar -
Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo -
Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon -
Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal -
Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya,
Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang -
Kertosono, Bangil Banyuwangi;
- Sumatera : Prabumulih - Waytuba -
Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih -
Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang -
Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung -
Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan -
Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi
Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun Lhokseumawe;
5. Pembangunan jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi
sepanjang 3.258 Kmsp pada lintas:
- Jawa-Bali : Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda dan test track), Cilegon -
Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi
tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara -
Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas
perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam,
Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur
langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikarang - Pelabuhan Cilamaya
(tahap pertama), Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung -
Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 33 -
(reaktivasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk
jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebo, Cicalengka - Banjar - Kroya
(jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap
pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi
tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya
Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan
Tanjung Mas (reaktivasi), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang -
Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama),
Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara
Kulonprogo (tahap pertama), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Shortcut Solo
Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat -
Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo Madiun (jalur
ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya
(Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda),
Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama),
Bangil - Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai
Denpasar - Mengwi (tahap pertama);
- Sumatera: Bireun - Lhokseumawe,
Lhokseumawe - Langsa (tahap
pertama), Kuala Langsa - Langsa
Besitang, Medan - Bandar Khalifah
Araskabu Kualanamu (jalur ganda,
jalur KA layang), Bandar Tinggi -
Kuala Tanjung, Binjai - Besitang
(reaktivasi), Medan -
Gabion/Belawan, Sumut (elevated
track), Rantauprapat-Duri-Dumai,
Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama), Pekanbaru-Muaro, Duri
Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras,
Sumbar (reaktivasi), Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang
- Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro
(reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara
Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur
Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur
ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri
(perpanjangan), Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang -
Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti
Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama);
- Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung,
Parepare--Mamuju (tahap pertama), Makassar--Bulukumba--Watampone (tahap
pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama);
- Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan
Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya
- Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara
(tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama);
- Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama);
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 34 -
6. Pembangunan Kereta Api Ringan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas
transportasi di perkotaan antara lain :
- Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Jabodetabek dengan rute
Cibubur Cawang (10.5 Km), Bekasi Timur Cawang (17.9 Km), Cawang
Dukuh Atas (10.5 Km) ;
- Pembangunan Kereta Api Ringan Perkotaan Trase Sumatera Selatan dengan rute
untuk koridor 1 (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun
Angkaran 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung (17.5
Km)), rute untuk koridor 2 (Masjid Agung Jakabaring Sport City (7 Km))
7. Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated) Jabodetabek sepanjang 25 Kmsp
untuk lintas Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen Jatinegara Manggarai;
8. Rehabilitasi dan peningkatan jembatan/ underpass/flyover KA sebanyak 269 unit;
9. Pembangunan jembatan/underpass/flyover KA sebanyak 344 unit;
10. Pengadaan material rel dan wesel sebanyak 1.425 unit jalur KA sepanjang 4.330
Kmsp;
11. Rehabilitasi dan peningkatan stasiun/bangunan operasional KA untuk
meningkatkan keandalan sebanyak 38 unit;
12. Pembangunan stasiun/bangunan operasional KA sebanyak 82 unit;
13. Rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 41
paket;
14. Pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA sebanyak 71 paket;
15. Rehabilitasi dan peningkatan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) untuk
meningkatkan keandalannya sepanjang 228 Kmsp untuk lintas Tanah Abang
Rangkasbitung, Citayam Nambo, Jatinegara - Pondok jati - Senen -
Kampungbandan - Tanah Abang Manggarai, Jakarta Kota - Manggarai Bogor,
Jakarta Kota Tj. Priok, Duri Tangerang, Manggarai - Jatinegara - Bekasi
Cikarang;
16. Pembangunan listrik aliran atas KA (termasuk gardu listrik) sepanjang 299,7 Kmsp
pada lintas Medan - Araskabu - Kualanamu, Tanah Abang - Maja - Rangkasbitung
Merak, Jakarta Kota - Tj Priok/JICT, Citayam Nambo, Manggarai - Bekasi
Cikarang, Cikarang Cikampek, Padalarang - Bandung Cicalengka, Kutoarjo
Yogyakarta, Perkotaan Surabaya (tram);
17. Pembangunan elektrifikasi jalur KA antara Yogyakarta Solo sepanjang 59 Kmsp;
18. Pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 218 unit pada lintas:
- Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok,
Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara -
Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon,
Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang -
Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya -
Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Solo - Madiun, Cirebon - Brebes - Tegal -
Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya,

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 35 -


Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil
Banyuwangi.
- Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih -
Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus -
Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung -
Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan -
Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi
Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
19. Pengadaan dan penertiban lahan untuk kegiatan peningkatan/pembangunan
prasarana perkeretaapian sebanyak 158 paket;
20. Pengadaan/Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana sebanyak 137 paket;
21. Penyediaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95
paket tersebar di Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi,
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Gorontalo, Kaltim,
Kalsel, Kalteng, Kalbar.

C. Perhubungan Laut
Kegiatan Strategis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
1. Rencana penempatannya akan melayani jarigan angkutan laut perintis pada 193
lintas yang tersebar di seluruh 33 provinsi pada Pangkalan Pelabuhan Meulaboh,
Calang, Teluk Bayur, Bengkulu, Tj. Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotabaru,
Semarang, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang, Maumere, Bitung, Tahuna,
Pagimana, Kolonedale, Kendari, Tilamunta, Kwandang, Makassar, Mamuju, Ambon,
Tual, Saumlaki, Ternate, Babang, Sanana, Jayapura, Biak, Merauke, Manokwari,
Sorong.
2. Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka
Menunjang Tol Laut untuk Rute : R1 Waingapu-Sabu (Seba/Biu)-Rote-Lewoleba-
Maumere-Reo-Waingapu, R2 Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Manokwari, R3
Tuai-Fak Fak-Kaimana-Timika-Tual, R4 Babang-Tidore (Soasiu)-Tobelo-Gebe-Babang
R5 Kijang-Letung-Tarempa-selat-Lampa (Natuna)-Midai-Serasan (PP).
3. Pembangunan kapal perintis dilaksanakan sampai tahun 2017 sebanyak 103 unit
yang terdiri dari kapal Tipe 750 DWT, Tipe 500 DWT, Tipe 200 DWT, Tipe 2000 DWT,
Tipe 2000GT, Tipe 1200 GT, Tipe 750 DWT, Semi Container, Kapal Rede, Kapal
Barang Multipurpose dan Kapal Ternak dengan tahapan penyelesaian pada tahun
2015 sebanyak 3 unit, tahun 2016 sebanyak 30 unit dan tahun 2017 sebanyak 70
unit.
4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Laut
tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan
Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) / Pengadaan camera CCTV / Pemasangan
Upgrade Monitoring Tracking System / Pembangunan infrastruktur Multimedia
tracking / Pembangunan sistem informasi spasial kapal perintis / Penyelenggaran
mudik gratis sepeda motor / Monitoring angkutan lebaran, Natal dan Tahun Baru /

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 36 -


Monitoring pelabuhan singgah perintis dan center pangkalan perintis /
Pemberdayaan industri pelayaran rakyat.

Kegiatan Strategis di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan


5. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut non
komersial pada 100 lokasi pelabuhan setiap tahun pada Pelabuhan Anggrek,
Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu Panjang,
Batutua, Bau-Bau, Belang-Belang , Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko,
Bunta, Carocok Painan, Dabo Singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu,
Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi Reo, Kendal, Keramaian, Kolbano,
Kolonedale, Kuala Semboja, Labuhan Bajo, Labuhan Angina, Lakara, Larantuka,
Letung, Linau Bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri,
Meranti, Midai, Moor, Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu, Pulau Banyak, Pulau
Buano, Pulau Salura, Pacitan, Padang Tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan,
Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Patani, Pelaihari, Penajam Pasir,
Pomalaa, Pota Pulau Laut, Pulau Teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei
Nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi Speed Boat, Subi, Taddan, Tanah Ampo, Tanah Tidung,
Tanjung Api-Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung,
Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan
Siapa-Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar;
6. Pengerukan alur pelayaran/ kolam pelabuhan pada tahun 2015 sebanyak 13 lokasi
yaitu Pelabuhan Belawan, Muara Padang, Palembang, Tanjung Priok, Tg Emas,
Benoa, Lembar, Pontianak , Ketapang, Samarinda, Sampit, Kumai dan Lirang (Total
volume Pengerukan sebesar 9.250.000 m3); Tahun 2016 sebanyak 24 lokasi yaitu
Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg Balai Asahan, Pangkalan Dodek, Jambi Talang
Duku, Kuala Tungkang, Palembang, Bengkulu, Pangkal Balam, Tg Priok, Tg Emas,
Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete, Samarinda, Sampit,
Pulang Pisau, Kumai, Sanana dan Muara Sabak (Total volume Pengerukan sebesar
25.100.000 m3); Tahun 2017 sebanyak 32 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Tg
Berakit, Palembang, Pekanbaru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak,
Probolinggo, Benoa, Lembar, Pontianak, Ketapang, Kendawangan, Paloh,
Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Makassar, Karang Antu, Labuhan Banten,
Manado, Fakfak, Kuala Enok, Cirebon, Sadai/Toboali, Kendal, Panjang, Balikpapan,
Kupang, Ternate dan Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 21.100.000 m3);
Tahun 2018 sebanyak 33 lokasi yaitu Pelabuhan Belawan, Pangkalan Dodek, Muara
Padang, Jambi Talang Dukuh, Kuala Tungkal, Palembang, Begkulu, Pangkal Balam,
Tg Priok, Tg Emas, Juwana, Tegal, Batang, Tg Perak, Benoa, Pontianak, Sintete,
Samarinda, Kumai, Rembang, Brondong, Labuhan Lombok, Singkawang,
Mempawah, Tobelo, Kali Anget, Teluk Bayur, Tg Pandan, Cirebon, Sunda Kelapa,
Manggar, Brebes dan Balikpapan (Total volume Pengerukan sebesar 18.800.000
m3); Tahun 2019 sebanyak 26 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Langsa, Belawan, Tg
Balai Asahan, Palembang, Pekan Baru, Bengkulu, Tg Priok, Tg Emas, Tg Perak,
Pontianak, Ketapang, Samarinda, Sampit, Pulang Pisau, Tg Redep, Tahuna, Sanana,
Cirebon, Airbangis, Bima, Kendari, Tarakan, Balikpapan, Kupang, Ternate dan
Ambon (Total volume Pengerukan sebesar 20.650.000 m3);

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 37 -


7. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung pelabuhan dan pengerukan
tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan
Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Kapal Pandu / Kapal Tunda / Pengadaan
Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader /
Peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam rangka pelayanan publik / Fasilitas
pendukung operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan Sumur,
Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dan lain-lain).

Kegiatan Strategis di Bidang Perkapalan dan Kepelautan


8. Pembangunan Kapal Marine Inspector / RIB sebanyak 20 unit yang tersebar di 33
Provinsi;
9. Pembangunan / pengadaan fasilitas pendukung perkapalan dan kepelautan
tersebar di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan
Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan
Komputer Base Assessment;

Kegiatan Strategis di Bidang Kenavigasian


10. Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 41 kapal yang tersebar pada 33
Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang,
Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa,
Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual,
Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong;
11. Pembangunan Reverse Osmosis (RO) sebanyak 97 unit yang tersebar pada 33
Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang,
Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa,
Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual,
Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong;

12. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran


SBNP sebanyak 754 unit dan pemenuhan
tingkat kehandalan sebanyak 99%, yang
tersebar pada 33 Provinsi di Seruway, Kuala
Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo,
Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau
Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli,
Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong,
Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai,
Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu,
Pangkalan Brandan, P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel.
Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak, Teluk Tapang, Muara
Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung
Ayun, Tanjung Duku, Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung
Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak, Tanjung Kedadu,

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 38 -


Penyalai, Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung
Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran,
Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang
Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk.
Punggur, Krui, Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih,
Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat, Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung,
P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang
Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin,
Sampang/Taddan, Tanlok, Besuki, Jangkar, Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P.
Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan
Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo,
Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg.
Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Samuda,
Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala
Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap,
Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang, Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene,
Malunda, Palipi, Pamboang, Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong,
Kaluku, Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr.
Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa, Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr.
Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi, P.
Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel. Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka,
Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro, Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang,
Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa, Tg. Ngolopopo,
Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela,
Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel.
Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo, P. Adi, Senini,
Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa,
Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar, Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido,
Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai Asty, Tg. Kondo, Pel.
Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual;
13. Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran sebanyak 88 unit;
14. Pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) pada 35 lokasi yang tersebar pada 33
Provinsi di Belawan, Palembang, Jakarta, Surabaya Bitung, Kuala Tanjung,
Balikpapan, Sorong, Manokwari, Jayapura, Lhok Seumawe, Dumai, Makassar,
Sabang, Sibolga, Batu Ampar, Panjang, Bengkulu, Cilacap, Benoa, Lembar, Kupang,
Pontianak, Banjarmasin, Batulicin, Samarinda, Tarakan, Parepare, Kendari, Ambon,
Ternate, Jayapura, Merauke, Cirebon, Semarang.
15. Pembangunan Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) pada 144
lokasi yang tersebar pada 33 Provinsi di Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu,
Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Dabo
Sungkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana,
Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke, Pulau Tello, Lahewa,
Panipahan, Karimunjawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomalaa, Parigi,
Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batulicin, Samarinda, Poso, Toli Toli,
Manado, Ternate, Sanana, Tual, Biak, Ulee Lheule, Meulaboh, Tembilahan,
Tarempa, Pulau Sambu, Pulang Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gresik, Bawean,

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 39 -


Masalembo, Padang Bai, Kalabahi, Larantuka, Reo, Tanjung Redeb, Mamuju,
Banabungi, Palopo, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kuala Tanjung,
Lhok Seumawe, Sabang, Tapak Tuan, Batu Ampar, Tanjung Uban, Sei Kolak Kijang,
Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal balam, Panjang,Cirebon,
Bengkulu, Cigading/ Merak, ende, Maumere, Ketapang, Kotabaru, Balikpapan,
Kendari, Bau Bau, Tahuna, Ambon, Saumlaki, Bintuni, Jayapura, Agats, Sigli, Singkil,
Pekanbaru, Bagansiapiapi,Kuala Enok, Sikakap, Celukan Bawang, Raha,Donggala,
Kwandang, Ampena, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang,
Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fak Fak,
Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai.
16. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian dengan beberapa
kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance
System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem
Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane
VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk
SBNP / Rigid Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/
Water Treatment;

Kegiatan Strategis di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai


17. Pembanganan kapal patroli sebanyak 255 unit pada lokasi Kesyahbandaran
Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang,
KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-
Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP
Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke, KUPP Tanjung Tiram,
KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang,
KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan
Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai,
KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP Sangkulirang, KUPP Polewali,
KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara,
Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP
Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.
18. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Penjagaan laut dan Pantai dengan
beberapa kegiatan meliputi Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan Helikopter
/ Pengadaan Senjata / Amunisi / Peralatan Penanggulangan Pencemaran / Peralatan
SAR / GIRO Vertical / Rigid Inflatable Boat (RIB) / ECDIS dan Sistem Mobile
Survilance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan / Pengembangan Pangkalan
Penjagaan Laut dan Pantai.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 40 -


D. Perhubungan Udara
1. Peningkatan rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara sebanyak
265 rute, antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung
Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute),
Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute),
Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate
(4 Rute), Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute),
Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute),
Sumenep (5 Rute), Oksibil (7 Rute ) dimana lokasi akan ditetapkan untuk tahun
bersangkutan berdasarkan rapat evaluasi angkutan udara perintis;
2. Rehabilitasi dan pengembangan Bandara Udara termasuk perpanjangan, pelebaran
dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung
operasional pada 100 Bandar Udara sampai akhir periode perencanaan;
3. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar
Udara (perpanjangan, pelebaran dan
peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah)
untuk didarati B-737 Series pada lokasi
yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan
berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan
Nasional dan pelaksanaan Undang-
Undang lain diantaranya Bandar Udara
Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara
Tanjung Pandan, Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Binaka Gunung
Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara
Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar
Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara
Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur,
Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo;
4. Rehabilitasi dan pengembangan Bandar Udara (perpanjangan, pelebaran dan
peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati ATR-42 & ATR-72 pada
lokasi yang akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan
Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain diantaranya
Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Melak, Bandar
Udara Tanah Merah, Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Sarmi, Bandar Udara
Letung, Bandar Udara Tambelan, dan Bandar Udara Maratua;
5. Pengembangan 25 Bandar udara yang terdiri dari 7 (tujuh) Bandar udara di daerah
rawan bencana, yaitu Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar
Udara Gayo Lues, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko-muko, Bandar Udara
Bawean, dan Bandar Udara Sumenep, dan 18 bandar udara di daerah perbatasan,
yaitu Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Lasondre, Bandar
Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tj. Balai
Karimun, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir,
Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Ampung, Bandar Udara Long Bawan,
Bandar Udara Data Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar
Udara Moa, Bandar Udara Mopah-Merauke;

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 41 -


6. Pembangunan 15 Bandar Udara baru, dengan lokasi antara lain Bandar Udara
Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara
Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara
Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali,
Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar
Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu;
7. Pembangunan bandar udara baru di Kalimantan antara lain Bandar Udara Muara
Teweh, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Samarinda Baru;
8. Peningkatan fasilitas pelayanan darurat sebanyak 212 paket di lokasi Bandar udara
diantaranya Bandar Udara Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata,
Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo,
Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko,
Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun,
bandara Abdul Rachman Saleh, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara
Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara
Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau,
Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma
Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa, Bandara Soa
Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo,
Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran
Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh,
Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin
Inten II;
9. Peningkatan fasilitas keamanan penerbangan sebanyak 633 paket diantaranya di
Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-
Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin
Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-
Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-
Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-
Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat,
Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, Tambolaka-
Waikabubak, Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual,
Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-
Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj.
Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu,
Gewayantana-Larantuka,Tjilik Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj
Pandan;
10. Meningkatnya pemenuhan standar keselamatan transportasi udara :
- Jumlah Audit sebanyak 110 Audit di seluruh Bandar Udara di Indonesia;
- Jumlah Surveilance sebanyak 58 di seluruh Bandar Udara di Indonesia;
- Jumlah Inspection sebanyak 1.713 inspeksi di seluruh Bandar Udara di
Indonesia.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 42 -


E. BPSDM Perhubungan
1. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak 8.522
lulusan diklat Transportasi Darat yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama
tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
2. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak
135.808 lulusan diklat Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
3. Target lulusan Pengembangan Sumber daya manusia perhubungan sebanyak
17.374 lulusan diklat Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
4. Target lulusan Pendidikan perhubungan darat sebanyak 35.459 lulusan diklat
Transportasi Darat dan Perkeretaapian yang dihasilkan BPSDM Perhubungan
selama tahun 2015-2019 yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
5. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Laut sebanyak 1.114.918 lulusan diklat
Transportasi Laut yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019
yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
6. Target lulusan Pendidikan Perhubungan Udara sebanyak 35.559 lulusan diklat
Transportasi Udara yang dihasilkan BPSDM Perhubungan selama tahun 2015-2019
yang sesuai standar kompetensi/kelulusan;
7. Target Lulusan SDM transportasi melalui kampus terpadu SDM Transportasi
Makasar sebanyak 215.953 lulusan;
8. Target lulusan SDM transportasi darat (kampus BP2TD Bali) sebanyak 41.652
lulusan;
9. Target lulusan SDM transportasi Perkeretaapian (Kampus Baru Akademi
Perkeretaapian Madiun) sebanyak 86.776 lulusan.

Untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan dan target sasaran pembangunan infrastruktur


perhubungan, diperlukan kerangka pendanaan yang diterjemahkan tiap unit kerja, quick
win, dan kegiatan lanjutan untuk mendukung akselerasi pembangunan di Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019. Kerangka pendanaan pada Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Lampiran C. Disamping itu, disusun pula
matrik kegiatan strategis yang diterjemahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang menjadi target sasaran kewilayahan. Kegiatan
strategis tersebut didalam implementasi dan perencanaan setiap tahunnya disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi di Kementerian Perhubungan. Kegiatan Strategis
Kementerian Perhubungan tersebut dapat dilihat secara keseluruhan pada Lampiran D.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 43 -


4.2.9 KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 TERKAIT
KAWASAN RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR, KAWASAN
STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL, KAWASAN INDUSTRI, MITIGASI IKLIM,
PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SERTA
PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK
SOSIAL (P3A-KS), DAN JUGA STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK)

A. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN


RAWAN BENCANA, WILAYAH PERBATASAN, DAN TERLUAR

Pembangunan transportasi di kawasan rawan bencana, wilayah perbatasan dan terluar


adalah untuk memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas penduduk dalam
rangka mengurangi disparitas antar kawasan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan tersebut difokuskan pada :
a. Tersedianya prasarana
dan sarana transportasi
dengan kapasitas dan
kualitas pelayanan
memadai;
b. Terjangkaunya pelayanan
transportasi ke seluruh
wilayah perbatasan;
c. Terjaminnya keselamatan dan keamanan dalam pelayanan jasa transportasi;
d. Terwujudnya kerjasama luar negeri bidang perhubungan yang saling
menguntungkan serta dapat menarik investasi yang dapat memberikan nilai
tambah;
e. Meningkatnya aksebilitas angkutan udara di daerah terpencil, pulau-pulau kecil dan
kawasan perbatasan Negara.

B. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN


STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi pada destinasi pariwisata
diarahkan untuk mendorong daya tarik
daerah tujuan wisata sambil meningkatkan
kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di daerah tujuan wisata. Sejalan
dengan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Nasional (RIPPARNAS),
pembangunan destinasi pariwisata nasional
untuk 5 (lima) tahun ke depan diprioritaskan pada pengembangan 16 Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) maka pembangunan infrastruktur transportasi akan
diarahkan untuk mewujudkan konektivitas menuju ke kawasan tersebut.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 44 -


Pengembangan 16 KSPN diharapkan dapat meningkatkan target jumlah wisatawan
mancanegara dari 9 juta orang pada tahun 2014 menjadi 20 juta orang pada tahun 2019
dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebesar 250 juta orang pada tahun 2014
menjadi sebesar 275 juta orang pada tahun 2019. Oleh karenanya, pembangunan
infastruktur perhubungan didorong untuk meningkatkan aksesibilitas pada KSPN Danau
Toba, KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa-Kepulauan Seribu, KSPN Borobudur, KSPN Bromo-
Tengger-Semeru, KSPN Menjangan-Pemuteran, KSPN Kintamani-Kuta-Sanur-Nusa Dua,
KSPN Tanjung Puting, KSPN Rinjani, KSPN Komodo, KSPN Ende-Kelimutu, KSPN Toraja,
KSPN Bunaken, KSPN Wakatobi dan KSPN Raja Ampat melalui beberapa strategi yaitu :
a. Mempercepat realisasi peningkatan infrastruktur bandar udara & pelabuhan di
daerah tujuan wisata;
b. Mendorong perusahaan penerbangan & perusahaan pelayaran nasional
menyediakan pelayanan dari dan ke destinasi pariwisata ;
c. Meningkatkan kerjasama penerbangan secara bilateral dengan negara sumber
pasar wisatawan, melalui bandara yang telah dibuka untuk ASEAN Open Sky;
d. Mendorong pengembangan infrastruktur pelabuhan untuk berlabuh kapal pesiar &
menyederhanakan perijinan kunjungan kapal pesiar;
e. Meningkatkan angkutan wisata yang memenuhi standar keamanan dan
kenyamanan.
Sedangkan program kegiatan stategis yang akan dilaksanakan Kementerian
Perhubungan dalam rangka pembangunan destinasi pariwisata antara lain :
a. Peningkatan fasilitas Dermaga Simanindo, Dermaga Ajibata, Dermaga Tiga Ras,
Dermaga Muara dan Dermaga Danau Haranggaol untuk mendukung KSPN Toba;
b. Peningkatan fasilitas Dermaga Taman Nasional Tanjung Puting untuk mendukung
KSPN Tanjung Putting;
c. Pangembangan Bandara Matahora, Pelabuhan Wanci, dermaga penyeberangan
Tomia untuk mendukung KSPN Wakatobi;
d. Pengembangan Pelabuhan Labuhan Bajo & Bandara Komodo untuk mendukung
KSPN Komodo;

e. Pengembangan Pelabuhan Maumere, pengembangan Bandara Frans Seda dan


Bandara Ende untuk mendukung KSPN Ende-Kelimutu;
f. Pengembangan fasilitas Pelabuhan di Waisai dan Misool serta pengembangan
Bandara Domine Eduard Osok & Bandara Marinda untuk mendukung KSPN Raja
Ampat.

C. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN


INDUSTRI
Dalam rangka menciptakan pertumbuhan
inklusif dengan memaksimalkan potensi
ekonomi untuk dapat mendorong perbaikan
pemerataan dan pengurangan kesenjangan
maka pembangunan dititikberatkan pada
pembangunan sektor industri yang pada
karya. Pembangunan kawasan industri harus
terintegrasi dengan sistem dan jaringan
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 45 -
transportasi khususnya sektor perhubungan baik transportasi perkeretaapian, darat,
laut maupun udara untuk mempermudah distribusi barang dari industri menuju ke
konsumen secara lebih cepat sehingga biaya distribusi barang dapat ditekan seminimal
mungkin.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan kawasan industri yang terintegrasi,
pembangunan infrastruktur perhubungan didorong untuk mewujudkan integrasi dan
konektivitas kawasan industri menuju ke outlet pelabuhan, diantaranya
a. Pembangunan 14 kawasan industri baru diantaranya (i) Bintuni - Papua Barat; (ii)
Buli - Halmahera Timur-Maluku Utara; (iii) Bitung Sulawesi Utara, (iv) Palu -
Sulawesi Tengah; (v) Morowali - Sulawesi Tengah; (vi) Konawe Sulawesi Tenggara;
(vii) Bantaeng - Sulawesi Selatan; (viii) Batulicin - Kalimantan Selatan; (ix) Jorong -
Kalimantan Selatan; (x) Ketapang - Kalimantan Barat; (xi) Landak Kalimantan
Barat, (xii) Kuala Tanjung, Sumatera Utara, (xiii) Sei Mangke Sumatera Utara; dan
(xiv) Tanggamus, Lampung;
b. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), diantaranya KEK Bitung, KEK
Tanjung Lesung, KEK Sei Mangke, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Tanjung Api-Api,
KEK Maloy-Kalimantan Timur, KEK Morotai dsb;
c. Pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) di
Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun.

D. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT MITIGASI IKLIM


Dalam konteks perencanaan dan pembangunan transportasi pada Rencana Stratagis
Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 juga sangat memperhatikan aspek
lingkungan, khususnya terkait dengan aspek peningkatan emisi gas buang pada
kawasan-kawasan perkotaan dan peningkatan emisi gas rumah kaca akibat
meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia. Aspek lingkungan pada
prinsipnya menjadi bagian penting dalam perencanaan strategis pembangunan
transportasi di Indonesia yang memberikan dampak pada kesehatan, kenyamanan,
serta kualitas hidup masyarakat, sehingga didalam konteks perencanaan pembangunan
transportasi ke depan aspek Eco Building menjadi bagian penting untuk diwujudkan
melalui Rencana Strategis Kementerian Perhubungan.
Dukungan kementerian perhubungan terkait
mitigasi iklim dilakukan melalui:
a. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi yang ramah lingkungan dan tahan
terhadap dampak perubahan iklim/cuaca
ekstrim;
b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi
baru terbarukan;
c. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien;
d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/ massal.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 46 -


E. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT PENGARUSUTAMAAN GENDER
DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, SERTA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL (P3A-KS)
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu
prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan
operasional pembangunan dengan strategi yang
dilakukan secara rasional dan sistematis untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan nasional. Sesuai dengan Perpres
Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019,
prinsip pengarusutamaan gender diarahkan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan
di berbagai bidang pembangunan, di bidang politik
termasuk dalam proses pengambilan keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif, dan juga untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan
gender yang meliputi penyempurnaan peraturan dan pedoman, peningkatan kapasitas
SDM, penguatan mekanisme koordinasi, penyediaan dan pemutakhiran data terpilah,
pemantauan dan evaluasi. Hal ini juga ditegaskan dalam kebijakan sebelumnya yaitu
Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional yang mengamanahkan kepada seluruh Kementerian/Lembaga untuk
mengintegrasikan prinsip pengarusutamaan gender pada setiap tahapan pembangunan
mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Hal ini
juga merupakan salah satu upaya untuk mewadahi pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik
Sosial (P3A-KS) yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan.
Penyelenggaraan jasa transportasi merupakan bagian integral dari sendi kehidupan
masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak terpisahkan
dari prinsip pembangunan nasional secara utuh. Kementerian Perhubungan melalui
Undang-undang Transportasi (UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 121,
134 dan 239 dan UU No.23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal 54 dan 131)
secara substansi telah dan mendukung pelaksanaan pembangunan perhubungan yang
responsif gender dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
beragam.
Aspek kesetaraan gender dan difable priority menjadi
bagian penting dalam pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan, seperti pada penyediaan ruang
khusus untuk wanita, anak, dan penyandang cacat pada
moda transportasi, prioritas untuk naik terlebih dahulu
menggunakan moda transportasi bagi difable, wanita,
dan anak-anak sebagai wujud perlindungan pada
wanita, anak-anak, dan difable. Konteks pengembangan
transportasi berbasis gender dan difable priority
menjadi sangat penting, serta memberikan ruang positif

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 47 -


terhadap upaya menghargai dan menanamkan nilai-nilai dalam mewujudkan
pembangunan transportasi yang responsif terhadap gender dan kelompok difable.
Untuk mengakomodir beberapa hal tersebut diatas, dalam konsep pengembangan
transportasi pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang
memperhatikan terhadap tata ruang, lingkungan, gender, dan difable membutuhkan
skema koordinasi, perencanaan, sampai dengan implementasi (fisik maupun non fisik)
yang saat ini juga menjadi bagian dari target kinerja
pembangunan transportasi pada Kementerian
Perhubungan. Konsep pengembangan tersebut secara
implisit dan eksplisit juga sudah disusun didalam
kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan,
dimana sampai dengan tahun 2019 pembangunan
transportasi juga akan memberikan prioritas-prioritas
yang mengarah pada pembangunan infrastruktur
perhubungan berbasis tata ruang, lingkungan, gender,
dan kaum difable.
Berdasarkan Undang-undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial serta
Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3A-KS) telah diatur tentang penanganan
konflik sosial yang bertujuan antara lain menciptakan kehidupan masyarakat yang
aman, tenteram, damai dan sejahtera, memelihara keberlangsungan fungsi
pemerintahan, melindungi jiwa, harta benda, sarana dan prasarana umum dan
memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum,
yang disesuaikan dengan kapasitas dan tugas serta fungsi dari masing-masing
Kementerian/Lembaga.

F. DUKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TERKAIT STRATEGI NASIONAL


PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK)
Mendasari Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2006 tentang Pengesahan United Nations
Convention Againts Corruption,
2003(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4620), pada tanggal 23
Mei tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) yang merupakan dokumen yang
memuat visi, misi, sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan dan
pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun
2012-2014, serta peranti anti korupsi. K/L dan Pemda diwajibkan menyusun aksi PPK
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 48 -
setiap tahun sebagai penjabaran dan pelaksanaan Stranas PPK yang dituangkan ke
dalam Inpres. Terdapat 6 (enam) strategi pelaksanaan stranas PPK yaitu 1)
melaksanakan upaya-upaya pencegahan; 2) melaksanakan langkah-langkah strategis di
bidang penegakan hukum; 3) melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan
peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait
lain; 4) melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; 5)
meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan 6) meningkatkan
koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan
korupsi.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 49 -


BAB 5.
PENUTUP

Naskah Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan


Tahun 2015 - 2019 ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri Perhubungan Tentang
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015
2019, yang akan menjadi pedoman bagi Kementerian
Perhubungan dalam melaksanakan kebijakan dan program
Pemerintah di sektor transportasi.

Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 disusun


dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan nasional khususnya di sektor
transportasi serta untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan
perhubungan bagi seluruh unit kerja dan stakeholder sektor transportasi. Untuk itu
ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan secara bersama-
sama mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dengan sebaik-baiknya.
2. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 s.d 2019 dan menjadi acuan bagi
Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal
dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam menyusun
Rencana Kerja Tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
3. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan diharapkan menjadi acuan bagi
pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Tahun 2015 s.d. 2019 dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2015 s.d. 2019 khususnya sektor transportasi.
4. Kementerian Perhubungan berkewajiban menjaga konsistensi antara Renstra
Kemenhub dengan Rencana Kerja Direktorat Jenderal, Badan-Badan,
Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan
Kementerian Perhubungan.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 5-1


5. Dalam rangka menjaga efektivitas pelaksanaan Renstra Kementerian
Perhubungan 2015-2019, masing-masing Direktorat Jenderal, Badan-Badan,
Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan
Kementerian Perhubungan berkewajiban melaksanakan pemantauan dan
evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan Renstra dalam keterkaitannya dengan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf


1. Dikonsep Dandun Prakosa Kabag Rencana Biro Perencanaan
2. Diperiksa Sri Lestari Rahayu Kepala Biro Hukum dan KSLN
3. Diperiksa Dwi Budi Sutrisno Kepala Biro Perencanaan
3. Disetujui Sugihardjo Sekretaris Jenderal

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 5-1


PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
DALAM
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1


LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 2


LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 3


LOKASI PEMBANGUNAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 4


LOKASI PEMBANGUNAN BUS PEMADU MODA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 5


LOKASI SUBSIDI OPERASIONAL KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 6


LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN BARU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 7


SEBARAN PENEMPATAN KAPAL PENYEBERANGAN EKSISTING

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 8


LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA SUNGAI DAN DANAU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 9


LOKASI PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 10


LOKASI PSO ANGKUTAN PENYEBERANGAN PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 11


LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU
DI KAWASAN PERBATASAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 12


LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN
A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 13


B. PULAU JAWA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 14


C. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 15


D. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 16


E. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 17


LOKASI PROGRAM PENYELENGGARAAN KERETA API PERINTIS
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 18


LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 19


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 20
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 21
PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 22


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) TAHUN 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 23


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) TAHUN 2016

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 24


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) TAHUN 2017

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 25


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) TAHUN 2018

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 26


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) TAHUN 2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 27


PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
(SBNP) PADA PADA WILAYAH PERBATASAN
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 28


PEMBANGUNAN GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM
(GMDSS) PADA SETASIUN RADIO PANTAI (SROP) 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 29


PEMBANGUNAN VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS) TAHUN 2015 - 2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 30


RENCANA PENEMPATAN KAPAL KENAVIGASIAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 31


ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS I & II
TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 32


PEMBANGUNAN & ALOKASI KAPAL PATROLI
KELAS III, IV dan V TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 33


LOKASI 43 PELABUHAN PENDAFTARAN KAPAL

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 34


PETA PELABUHAN YANG MEMILIKI KODE REGISTER PENGUKURAN
DISELURUH INDONESIA POSISI JULI 2015

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 35


PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN
100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 36


LOKASI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN
TAHUN 2015-2019

A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 37


B. PULAU JAWA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 38


C. PULAU NUSA TENGGARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 39


D. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 40


E. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 41


F. PULAU KEP. MALUKU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 42


G. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 43


PENGERUKAN ALUR PELAYARAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 44


DUKUNGAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 45


RENCANA PENEMPATAN KAPAL PERINTIS 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 46


DUKUNGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS PADA
WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL

A. PULAU SUMATERA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 47


B. PULAU KALIMANTAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 48


C. PULAU NUSA TENGGARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 49


D. PULAU SULAWESI

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 50


E. PULAU KEP. MALUKU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 51


F. PULAU PAPUA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 52


LOKASI PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 53


LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 54


LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN
100 BANDARA EKSISTING

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 55


LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 56


LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA
UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA
(PERPANJANGAN RUNWAY)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 57


LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
UNTUK PENDARATAN MINIMAL SEJENIS ATR 42 DAN ATR 72
(PERPANJANGAN RUNWAY)

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 58


LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN
TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 59


LOKASI KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 60


LOKASI BANDAR UDARA
PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 61


LOKASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAMPUS BARU

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 62


Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 -1-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NO. KP. 430 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015
LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN A
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN B
KERANGKA REGULASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN C
TABEL PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN
DALAM
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN D
KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DALAM
RPJM NASIONAL TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN A

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN

SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 META INDIKATOR
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamanan


1 Menurunnya angka 1 Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional
kecelakaan a. Transportasi Perkeretaapian Ratio kecelakaan/ 1 0,65 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 [(Jumlah Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km)/(Total Kejadian
transportasi juta km Kecelakaan/1 Juta Km)]x100%
b. Transportasi laut Ratio kejadian 1,080 0,972 0,875 0,788 0,709 0,638 0,638 0,638 Rasio kejadian kecelakaan pada setiap 10.000 freight (Surat
kecelakaan/ 10.000 Persetujuan Berlayar yang diterbitkan)
Freight
c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 6,56 4,41 3,92 3,43 2,94 2,45 2,45 2,45 (Jumlah Kejadian Kecelakaan /1 Juta Flight)/(Total Kejadian
juta fligth Kecelakaan/1 Juta Flight)
2 Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 7 27 26 26 27 28 134 141 Jumlah dokumen yang disusun
3 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500
unit/ paket 6.576 6.277 13.322 15.446 15.641 15.608 65.705 72.281
2 Menurunnya 4 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Jumlah Kejadian / 16 332 299 270 244 221 221 221 Jumlah Kejadian Gangguan/Tahun
Jumlah Gangguan Tahun
Keamanan dalam
Penyelenggaraan
Transportasi

II. Pelayanan
3 Meningkatnya 5 Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana Dokumen 19 23 15 15 15 15 83 102 Jumlah dokumen yang disusun
kinerja pelayanan transportasi
sarana dan 6 Kinerja Prasarana Transportasi % 50,07 54,70 59,37 64,03 68,70 73,33 73,33 73,33 Transportasi Laut (Waiting Time, Approach Time, Effective Time )
prasarana
transportasi
4 Terpenuhinya SDM 7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat: Orang 926.443 266.844 284.304 284.623 289.688 294.750 1.420.209 2.346.652 Jumlah Lulusan SDM Transportasi
transportasi dalam
jumlah &
kompetensi sesuai
dengan kebutuhan

5 Meningkatnya 8 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan % n/a 70 75 75 80 80 80 80 (Jumlah Permanfaatan Penelitian/Jumlah Total Penelitian)x100%
kualitas penelitian rekomendasi kebijakan
sesuai dengan
kebutuhan

6 Meningkatnya 9 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi Nilai RB 42 ( C ) 71,8 (BB) 74 (BB) 77 (BB) 80 (A) 100 (A) 100 (A) 100 (A) Hasil penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kemenpan
kinerja RB
Kementerian
Perhubungan dalam 10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah Rp. Triliun 162,6 208,2 266,5 341,1 436,6 558,9 558,9 721,5 Nilai Aset Negara yang berhasil diinventarisasi
mewujudkan good pengelolaan BMN
governance 11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Rata-rata Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenhub tiap Unit
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai AKIP B A A A A AA AA AA Eselon
Nilai II
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada
(75) (77,5) (80) (82,5) (85,25) Sekretariat Jenderal
13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Prosentase (%) n/a 27,5 27,5 15 15 15 100 100 (Jumlah Jenis Perijinan yang disederhanakan/Total Jumlah
Perhubungan Perijinan)x100%
14 Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 95,2 96 97 98 99 100 100 100 Nilai Keterbukaan Informasi Publik

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 1 dari 3 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 META INDIKATOR
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

Meningkatnya
I. 7Keselamatan 15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi
dan Keamanan Peraturan 100 100 50 50 50 50 300 300 Jumlah Peraturan Diterbitkan
penetapan dan yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
kualitas regulasi
dalam
implementasi
kebijakan bidang
perhubungan

8 Menurunnya emisi 16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional Juta ton CO2e 4,746 2,708 5,303 8,349 11,777 18,962 18,962 18,962 Jumlah Emisi Gas Rumah Kaca yang dapat diturunkan dengan
gas rumah kaca yang dapat diturunkan pendekatan sebagai berikut : G = A.S.I.F
(RAN-GRK) dan
meningkatnya
G = Jumlah Emisi (Ton CO2)
penerapan
A = Tingkat Aktivitas Perjalanan (Ton-Km, Km-Kendaraan,
teknologi ramah
Penumpang-Km)
lingkungan pada
S = Struktur Moda (1/Ton-Km, 1/Km-Kendaraan, 1/Penumpang-
sektor tansportasi
Km)
I = Intensitas Bahan Bakar (Liter) ; F = Faktor Emisi (Ton Carbon)

17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah Lokasi/Unit 2.313 234 1.171 2.183 5.221 5.179 13.988 16.301 Jumlah Lokasi/ Unit yang menerapkan teknologi ramah
lingkungan lingkungan

9 Meningkatnya 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti % 25.70 25 30 40 55 75 75 75 (Jumlah Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti/Jumlah
kualitas kinerja Rekomendasi Hasil Audit)x100%
pengawasan dalam
rangka
mewujudkan clean
governance

19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat Orang 116 125 145 160 175 190 190 190 Jumlah Orang
JFA

III. Kapasitas Transportasi


10 Meningkatnya 20 Peningkatan kapasitas prasarana Terminal/Dermaga/ 367 436 209 273 247 255 414 541 Jumlah prasarana yang dibangun/ dikembangkan
layanan Bandara
transportasi di Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692
daerah rawan Rute n/a 5 7 9 11 13 13 13
bencana, 21 Peningkatan kapasitas sarana: Bus/Unit/Kapal 440 1.170 654 639 575 617 3.485 3.955 Jumlah sarana yang dibangun/ dikembangkan
perbatasan, terluar,
terpencil dan
khususnya wilayah 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Proyek 2 3 4 6 5 5 17 19 Jumlah Proyek KPS
timur Indonesia penyediaan infrastruktur transportasi

11 Meningkatnya 23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis Trayek/ Lintas/ Rute 632 736 798 863 923 984 984 984 Jumlah Rute Angkutan Perintis
layanan
transportasi di
daerah rawan
bencana, 24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial Trayek/ Lintas/ Rute 49 48 48 50 51 53 55 56 Jumlah Rute
perbatasan, terluar,
terpencil dan
khususnya wilayah
timur Indonesia

12 Meningkatnya 25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan Lokasi 23 26 30 33 37 42 42 42 Jumlah Lokasi
pelayanan angkutan massal berbasis jalan dan kereta api
umum massal
perkotaan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 2 dari 3 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 META INDIKATOR
12 Meningkatnya (OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN
pelayanan angkutan
umum massal
I. Keselamatan 26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di
dan Keamanan % 2 4 6 8 10 12 12 12 (Modal Share Angkutan Umum Perkotaan (Pangsa Pasar)
perkotaan Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT Tergunakan)/Jumlah Angkutan Umum) x 100%

13 Meningkatnya 27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan Lokasi 20 25 27 34 42 50 50 50 Jumlah lokasi yang menerapkan ATCS
aplikasi teknologi dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh
informasi dan ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
skema sistem
manajemen
transportasi
perkotaan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 3 dari 3 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN A1

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN

SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamanan


1 Menurunnya 1 Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional
angka a. Transportasi Perkeretaapian Ratio 0.65 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 Peningkatan/rehabilitasi jalur KA
kecelakaan kecelakaan/ 1 sepanjang 1225 Km'sp
transportasi juta km
Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA
sepanjang 269 Unit
Peningkatan/rehabilitasi persinyalan,
dan telekomunikasi KA sebanyak 41
Paket
Pelaksanaan Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara

Pembinaan bidang keselamatan


perkeretaapian sebanyak 22 Paket

Pengamanan perlintasan sebidang


Pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 95 paket
b. Transportasi laut Ratio kejadian 1,080 0,972 0,875 0,788 0,709 0,638 0,638 0,638 Pengawasan, Pemenuhan dan
kecelakaan/ Pemeliharaan Pada SBNP, GMDSS,
10.000 Freight VTS, Kapal Patroli, Kapal Kenavigasian
serta Alur Pelayaran

c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 6,56 4,41 3,92 3,43 2,94 2,45 2,45 2,45 Pengadaan fasilitas dan peralatan
juta fligth bidang keselamatan penerbangan
2 Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 7 27 26 26 27 28 134 141

a. Transportasi darat Dokumen 1 2 4 4 4 4 18 19 Penyusunan dokumen


Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perhubungan
Darat
b. Transportasi perkeretaapian Dokumen 1 1 - - - - 1 2 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perkeretaapian
c. Transportasi laut Dokumen 3 11 11 11 11 11 55 58 Penyusunan Pedoman dan Standar;
Penerbitan Surat Edaran dan SK
Dirjen

d. Transportasi udara Dokumen 2 13 11 11 12 13 60 62 Penyusunan dokumen


Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait
keselamatan bidang Perhubungan
Udara
3 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000
m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500
unit/Paket 6.576 6.277 13.322 15.446 15.641 15.608 65.705 72.281
a. Transportasi darat

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 1 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamanan 1) Jumlah Marka Jalan Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Marka Jalan Tepi
dan Tengah

2) Jumlah Rambu Lalu Lintas Unit 800 900 2.025 2.025 2.025 2.025 9.000 9.800 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Rambu Jalan

3) Jumlah APILL Unit 50 145 200 300 450 500 1.595 1.645 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas/ Traffic Light

4) Jumlah Alat Penerangan Jalan Umum Unit 2.500 3.000 10.500 10.500 10.500 10.500 45.000 47.500 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Penerangan
Jalan
5) Jumlah Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan Unit 0 2 1 15 20 30 68 68 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
(Fasilitas UPPKB) Perlengkapan Jalan : fasilitas UPPKB

6) Jumlah Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Jalan (guard rail ) Perlengkapan Jalan : Guard Rail

7) Jumlah SBNP dan Rambu Sungai Unit 130 1.646 29 2.039 2.078 2.036 7.828 7.958 Pembangunan SBNP dan Rambu
Sungai
- SBNP Unit 106 25 29 39 78 36 207 313
- Rambu Sungai Unit 1.722 1.143 0 2.000 2.000 2.000 7.143 8.865
b. Transportasi perkeretaapian Unit 29 23 71 90 109 126 112 141
1) Tingkat Ketersediaan fasilitas dan peralatan Unit 29 18 67 87 106 124 95 124 Pengadaan fasilitas dan peralatan
peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian bidang keamanan perkeretaapian

2) Tingkat Ketersediaan ATP Unit 0 5 4 3 3 2 17 17 Pengadaan perangkat Automatic


Train Protection (ATP)
c. Transportasi laut Unit 2.755 322 288 345 324 260 1.257 4.012
1) Jumlah Pembangunan SBNP Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023 Pembangunan SBNP
2) Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS Unit 73 23 23 55 26 16 143 216 Pembangunan GMDSS
3) Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS Unit 34 6 3 4 20 2 35 69 Pembangunan VTS
4) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Unit 315 77 105 124 115 83 284 599 Pembangunan kapal patroli
- Pembangunan Baru Kapal Patroli - 38 30 35 17 - 120
- Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - - 30 30 31 9 100
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli - 39 45 59 67 74 284
Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Unit 64 10 20 25 26 22 41 105 Pembangunan kapal kenavigasian
5) Kenavigasian
- Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian - 10 10 10 11 11 -
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian - - 5 5 - - -

- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara - - 5 10 15 11 41


Kenavigasian
d. Transportasi udara Paket 312 239 208 132 135 131 845 1.157 Pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keamanan penerbangan (Fas.
Keamanan dan PK-PPK)
-Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat Paket 88 53 44 42 37 36 212 300
-Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan Paket 224 186 164 90 98 95 633 857

2 Menurunnya 4 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa Jumlah Kejadian 16 332 299 270 244 221 221 221
Jumlah transportasi / Tahun
Gangguan
Keamanan a. Transportasi perkeretaapian (pelemparan batu) Jumlah Kejadian n/a 320 288 260 234 211 211 211 Kegiatan Sosialisasi Peningkatan
dalam / Tahun Keselamatan Perkeretaapian
Penyelenggaraan
Transportasi b. Transportasi laut Jumlah Kejadian 8 7 6 5 5 5 5 5 Pelaksanaan Patroli dan Pengawasan
/ Tahun Pada Jalur Lalu Lintas Pelayaran

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 2 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
2 Menurunnya
Jumlah
Gangguan
Keamanan
dalam
Penyelenggaraan
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. Transportasi
KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamananc. Transportasi udara Jumlah Kejadian 8 5 5 5 5 5 5 5 Pembangunan fasilitas keamanan
/ Tahun penerbangan

II. Pelayanan
3 Meningkatnya 5 Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana Dokumen 19 23 15 15 15 15 83 102
kinerja transportasi
pelayanan a. Transportasi darat Dokumen 3 5 4 4 4 4 21 24 Penyusunan dokumen
sarana dan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
prasarana Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
transportasi Perhubungan Darat

b. Transportasi perkeretaapian (penyempurnaan/revisi) Dokumen 2 2 - - - - 2 4 Penyusunan dokumen


Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
lalu lintas dan angkutan kereta api
(terkait SPM, penyelenggaraan PSO
dan KA Perintis)
c. Transportasi laut Dokumen 4 6 6 6 6 6 30 34 Penyusunan Pedoman dan Standar;
Penerbitan Surat Edaran dan SK
Dirjen
d. Transportasi udara Dokumen 10 10 5 5 5 5 30 40 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang
Perhubungan Udara
6 Kinerja Prasarana Transportasi
Transportasi Laut % 50,07 54,70 59,37 64,03 68,70 73,33 73,33 73,33
1) Pencapaian Waiting Time (WT) % 36,8 43,4 50,10 56,7 63,4 70 70 70 Pengawasan Operasional Bongkar
2) Pencapaian Approach Time (AT) % 43,7 48,9 54,2 59,5 64,8 70 70 70 Muat di Pelabuhan Berdasarkan
3) Pencapaian Effective Time (ET) % 69,7 71,8 73,8 75,9 77,9 80 80 80 Ketentuan Yang Ditetapkan
4 Terpenuhinya 7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat: Orang 926.443 266.844 284.304 284.623 289.688 294.750 1.420.209 2.346.652
SDM
transportasi
dalam jumlah a. SDM Aparatur Kemenhub (termasuk berasal Dishub) Orang 35.925 13.588 14.765 14.725 14.745 14.745 72.568 108.493 Terbangunnya Kampus Terpadu SDM
Transportasi (ATKP Makassar)

& kompetensi b. SDM yang berasal dari Masyarakat Orang 890.518 253.256 269.539 269.898 274.943 280.005 1.347.641 2.238.159 Terbangunnya Kampus Terpadu SDM
sesuai dengan Transportasi (PIP Makassar)
kebutuhan

Terbangunnya Kampus BP2TD di Bali


Terbangunnya Kampus Baru Akademi
Perkeretaapian di Madiun & Kampus
Lainnya
5 Meningkatnya 8 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan % n/a 70 75 75 80 80 80 80 Perencanaan transportasi dengan
kualitas rekomendasi kebijakan menyusun dokumen perencanaan
penelitian sesuai yang menjadi kebutuhan Ditjen,
dengan seperti penyusunan Rencana Induk
kebutuhan (Terminal/ Bandara/ Pelabuhan/
Stasiun) & Tatrawil/ Tatralok

Pengembangan klinik transportasi


dengan memberikan pelayanan
penelitian dan pengembangan
kepada daerah yang memerlukan
kajian dalam menyelesaikan
permasalahan transportasi di daerah,
sehingga dapat menjadi masukan
dalam perumusan kebijakan oleh
Pemerintah Daerah

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 3 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

I. Keselamatan dan Keamanan Penyusunan NSPK dilakukan dalam


memenuhi amanat/ turunan
peraturan-perundangan

6 Meningkatnya 9 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi Nilai RB 42 ( C ) 71,8 (BB) 74 (BB) 77 (BB) 80 (A) 100 (A) 100 (A) 100 (A) Pelaksanaan penilaian mandiri
kinerja reformasi birokrasi, penyusunan
Kementerian roadmap reformasi birokrasi, dan
Perhubungan sosialisasi pelaksanaan reformasi
dalam birokrasi
mewujudkan
10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah Rp. Triliun 162,6 208,2 266,5 341,1 436,6 558,9 558,9 721,5 Penyusunan Laporan SIMAK BMN
good
pengelolaan BMN Tahunan
governance
11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Perhubungan berbasis
akrual yang tepat waktu, relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami
Sosialisasi kegiatan akuntansi dan
sistem prosedur keuangan berbasis
akrual

tindak lanjut hasil pemeriksaan dari


aparat internal maupun eksternal
yang cepat dan tepat

Pembekalan pengelola anggaran di


lingkungan Kementerian
Perhubungan

Pengelolaan dan penatausahaan


BMN di lingkungan Kementerian
Perhubungan
12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai AKIP B A A A A AA AA AA Pelaksanaan e-performance di
(75) (77,5) (80) (82,5) (85,25) lingkungan Kementerian
Perhubungan
13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Prosentase (%) n/a 27,5 27,5 15 15 15 100 100
Kementerian Perhubungan
a. Transportasi darat Prosentase (%) n/a 50 50 0 0 0 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan

b. Transportasi perkeretaapian Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pembinaan penyelenggaraan


prasarana, sarana dan LLAKA
c. Transportasi laut Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
d. Transportasi udara Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
14 Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 95,2 96 97 98 99 100 100 100 Pengembangan sistem basis data
yang dapat diakses oleh publik

7 Meningkatnya 15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor Peraturan 100 100 50 50 50 50 300 300 Perencanaan, persiapan, dan
penetapan dan transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri) pembahasan rancangan peraturan;
kualitas regulasi Pengesahan oleh Menhub;
dalam Pengundangan oleh Menkumham;
implementasi Penyebarluasan peraturan yang telah
kebijakan bidang diundangkan melalui Portal
perhubungan Kemenhub dan kegiatan sosialisasi;
Evaluasi peraturan melalui uji petik
dan rapat koordinasi teknis.

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 4 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
(OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN

Menurunnya
I. 8Keselamatan 16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi
dan Keamanan Juta ton CO2e 4,746 2,708 5,303 8,349 11,777 18,962 18,962 18,962 Dengan penerapan teknologi ramah
emisi gas rumah nasional yang dapat diturunkan lingkungan maka akan semain besar
kaca (RAN-GRK) jumlah emisi GRK sektor transportasi
dan yang dapat diturunkan
meningkatnya a. Transportasi Darat Juta ton CO2e 0,172 0,39 0,68 0,94 1,18 1,33 1,33 1,33 Kegiatan Smart Driving, Pengadaan
penerapan Bus BRT, Pembangunan Trotoar /
teknologi ramah fasilitas integrasi moda dan jalur
lingkungan pada sepeda, Sistem APILL terkoordinasi,
sektor Andalalin
tansportasi.
b. Transportasi Perkeretaapian Juta ton CO2e 0,042 0,259 0,476 0,693 0,91 1,127 1,127 1,127 Pembangunan listrik aliran atas KA
sepanjang 300 Km'sp
c. Transportasi Laut Juta ton CO2e 0,28 0,336 0,392 0,448 0,504 0,56 0,56 0,56 Pengadaan SBNP Bertenaga Genset
menjadi Solar Cell, Efisiensi
Operasional Bongkar Muat di
Pelabuhan
d. Transportasi Udara Juta ton CO2e 4,252 1,723 3,755 6,268 9,183 15,945 15,945 15,945 Inisiatif modernisasi sarana pesawat
udara, inisiatif penggunaan bahan
bakar aviation biofuel dan biodiesel,
inisiatif efisiensi operasional pesawat
udara, inisiatif air traffic management
dan PBN, Inisiatif penggunaan energi
terbarukan dan eco-airport.

17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah Lokasi/Unit 2.401 236 1.171 2.183 5.221 5.179 13.990 16.391
lingkungan
a. Transportasi Darat unit 106 25 1.029 2.039 5.078 5.036 13.207 13.313
1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi unit 0 0 1.000 2.000 5.000 5.000 13.000 13.000 Pengadaan dan pemasangan
dengan sensor Penerangan Jalan Umum listrik yang
dilengkapi dengan sensor
2) SBNP Unit 106 25 29 39 78 36 207 313 Pembangunan SBNP
b. Transportasi Perkeretaapian Lokasi 1 0 0 2 1 1 4 5 Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo,
Bandung, Surabaya, Medan)
sepanjang 300 Km'sp - merupakan
elektrifikasi
c. Transportasi Laut Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023
SBNP Solar Cell Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023 Pengadaan SBNP yang menggunakan
teknologi solar cell

d. Transportasi Udara Lokasi 25 5 5 5 5 5 25 50 Penerapan bandara dengan konsep


eco-airport

9 Meningkatnya 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti % 25.70 25 30 40 55 75 75 75 Pelaksanaan Monitoring Tindak
kualitas kinerja Lanjut Hasil Pengawasan
pengawasan
dalam rangka 19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat Orang 116 125 145 160 175 190 190 190 Pelaksanaan Diklat JFA bekerja sama
mewujudkan JFA * dengan Instansi terkait
clean
governance
III. Kapasitas Transportasi

10 Meningkatnya 20 Peningkatan kapasitas prasarana: Terminal/Derma 227 436 209 273 247 255 414 541
layanan ga/ Bandara
transportasi di
daerah rawan Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil
dan
Lampiran A -khususnya
Indikator Kinerja Utama 5 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
wilayah timur
Indonesia
10 Meningkatnya
SASARAN
layanan INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. transportasi
KEMENTERIAN SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
di (OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN
daerah rawan
bencana, Rute n/a 5 7 9 11 13 13 13
I. Keselamatan dan Keamanan
perbatasan, a. Jumlah pembangunan/peningkatan Terminal Penumpang Terminal 17 1 7 7 12 14 41 58 Pembangunan dan Peningkatan /
terluar, terpencil Tipe A Rehab Terminal Penumpang
dan khususnya
b. Jumlah pembangunan/ pengembangan dermaga sungai Dermaga 46 14 0 37 19 23 93 139 Pembangunan dan Dermaga Sungai
wilayah timur
dan danau dan Danau
Indonesia
c. Jumlah pembangunan/ pengembangan Dermaga Dermaga 62 13 0 26 12 14 65 127 Pembangunan dan Dermaga
Penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas Penyeberangan
penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta
poros poros penghubungnya
d. Terbangunnya jalur kereta api Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692 Pembangunan jalur kereta api
e. Jumlah pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian dan Pelabuhan n/a 306 100 100 100 100 100 100 sepanjang 3.258
Pelaksanaan Km'sp
Pembangunan/
pengembangan Pelabuhan laut non komersial Lanjutan/ Penyelesaian Pelabuhan
Baru dan Pengembangan Pelabuhan
Existing tahun 2015 s/d 2019
sebanyak 500 kegiatan pada 100
lokasi pelabuhan
f. Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Terartur dalam Rute n/a 5 7 9 11 13 13 13 Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
mendukung Tol Laut untuk mendukung Tol Laut
g. Jumlah pembangunan/ pengembangan Bandar udara
1) Pengembangan Bandara Bandara 100 100 100 100 100 100 100 100 Pembangunan/ pengembangan
bandara eksisting, bandara baru dan
2) Pembangunan Bandara Baru Bandara 2 2 2 3 4 4 15 17 bandara kargo

21 Peningkatan kapasitas sarana: Bus/Unit/Kapal 440 1.170 654 639 575 617 3.485 3.955
a. Jumlah BRT Bus 303 1.050 530 530 530 530 3.170 3.473 Pengadaan Bus BRT
b. Jumlah sarana kereta api Unit 42 9 24 25 31 73 162 204 Pengadaan sarana KA angkutan
penumpang (APBN)
c. Jumlah Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal 54 103 100 70 - - 103 157 Pengawasan dan Berkoordinasi
Dengan Perusahaan Pelayaran
- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut - 100 - - - - -
Perintis
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut - - 70 - - - -
Perintis
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan - 3 30 70 - - 103
Laut Perintis
d. Jumlah kapal penyeberangan Kapal 41 8 - 14 14 14 50 91 Pengadaan Kapal Penyeberangan

22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta Proyek 2 3 4 6 5 5 17 19


dalam penyediaan infrastruktur transportasi
a. Transportasi Perkeretaapian Proyek n.a 0 1 2 2 1 6 6 Pembinaan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan LLAKA yaitu (6
lokasi proyek terdiri atas: LRT cibubur,
KA Batubara Kalteng, KA Batubara
Muara enim-P.Baai, KA Bandara
Soetta ExpressLine, Monorel
Palembang, Monorel Bandung)

b. Transportasi Laut Proyek 2 2 2 2 1 1 8 10 Meningkatkan Performance UPT Dan


Menawarkan Kepada Investor

c. Transportasi Udara Proyek n.a 1 1 2 2 3 3 3 Penyiapan dokumen terhadap


infrastruktur yang siap ditawarkan
kepada swasta

11 Meningkatnya 23 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis Trayek/ Lintas/ 632 736 798 863 923 984 984 984
layanan Rute
transportasi di a. Angkutan Jalan Trayek/ Lintas/ 205 217 227 237 247 257 257 257 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
daerah rawan Rute Jalan, Monitoring Keperintisan Jalan
bencana,
perbatasan,
terluar, terpencil
dan khususnya
wilayah timur
Indonesia
Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 6 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
11 Meningkatnya
layanan
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
NO. transportasi
KEMENTERIANdi SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS
daerah rawan (OUTCOME) (BASELINE)
PERHUBUNGAN
bencana,
perbatasan,
I. Keselamatan b. Angkutan Penyeberangan
dan Keamanan Trayek/ Lintas/ 178 210 225 240 250 261 261 261 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
terluar, terpencil Rute Penyeberangan, Monitoring
dan khususnya Keperintisan Penyeberangan
wilayah timur
Indonesia c. Angkutan Kereta Api Trayek/ Lintas/ 1 3 5 6 7 8 8 8 Penyelenggaraan subsidi angkutan
Rute kereta api
d. Angkutan Laut Trayek/ Lintas/ 84 89 113 140 167 193 193 193 Penyelenggaraan Angkutan Laut
Rute Perintis
e. Angkutan Udara Trayek/ Lintas/ 164 217 228 240 252 265 265 265 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
Rute Udara
24 Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial Trayek/ Lintas/ 49 48 48 50 51 53 55 56
Rute
a. Angkutan Penyeberangan Trayek/ Lintas/ 48 48 48 49 49 50 50 50 Monitoring Kinerja
Rute
b. Angkutan Kereta Api Trayek/ Lintas/ n/a 0 0 0 1 2 2 2 Monitoring Kinerja
Rute
c. Angkutan Udara Trayek/ Lintas/ 1 0 0 1 1 1 3 4 Monitoring Kinerja
Rute
12 Meningkatnya 25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem Lokasi 23 26 30 33 37 42 42 42
pelayanan angkutan massal berbasis jalan dan kereta api
angkutan umum
massal a. Transportasi Darat Lokasi 18 21 23 25 27 29 29 29 Pengadaan Bus BRT
perkotaan b. Transportasi Perkeretaapian Lokasi 5 5 7 8 10 13 13 13 Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo,
Bandung, Surabaya, Medan)
sepanjang 300 Km'sp
26 Modal share ( pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di % 2 4 6 8 10 12 12 12 Pengadaan Bus BRT
Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT

13 Meningkatnya 27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan Lokasi 20 25 27 34 42 50 50 50 Pengadaan dan Pemasangan ATCS di
aplikasi teknologi dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh Ibukota Provinsi/ Kota-Kota Besar/
informasi dan ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan Kota Kota Metropolitan
skema sistem
manajemen
transportasi
perkotaan

Lampiran A - Indikator Kinerja Utama 7 dari 7 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN B

KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET


NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN

BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


A Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Pemerintah Penyusunan Peraturan Pemerintah

1 Pengaturan Keselamatan LLAJ Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 150, mengenai angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dan trayek Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal172, mengenai pengawasan muatan angkutan barang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 185, mengenai pemberian subsidi penumpang angkutan umum Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 192, mengenai besarnya ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada penumpang RPP Ganti Rugi Kerugian Angkutan Jalan, Prioritas Tahun 2015 Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 193, mengenai besaran ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada pengirim barang PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 205, mengenai penetapan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dan kewajiban perusahaan angkutan umum membuat, RPP Keamanan dan Keselamatan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
melaksanakan, dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan serta persyaratan alat pemberi informasi keselamatan lalu lintas Menunggu keputusan 5 instansi pembina LLAJ mengenai leading sector RPP
tersebut
8 Pasal 209, mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 210, mengenai tata cara, persyaratan dan prosedur penanganan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
bermotor
10 Pasal 218, mengenai tata cara dan kriteria pengenaan sanksi administratif RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
11 Pasal 242, mengenai pemberian perlakuan khusus di bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada penyandang cacat, usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
orang sakit
12 Pasal 244 ayat (2), mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 252, mengenai sistem informasi dan komunikasi lalu Iintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 255, mengenai pengembangan sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
B Pasal Dalam PP No. 51 Tahun 2013 Tentang Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri

1 Pasal 6, mengenai tata cara, prosedur dan kerjasama penelitian pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 16, mengenai jalur dan jenjang diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 18 ayat (3), mengenai Persyaratan Pegawai Negeri yang menjadi peserta diklat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 20, mengenai seleksi calon peserta diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 23 mengenai meode diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 27, mengenai tata cara penugasan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 31 ayat (4), mengenai Pedoman pemberian ijazah dan sertifikat kompetensi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 38 ayat (2), mengenai tata cara pemberian perlindungan terhadap kesehatan kerja Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 50 ayat (3), mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 54, mengenai tata cara penyusunan sistem informasi manajemen penyelenggaraan Sumber Daya Manusia di bidang transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
C Pasal Dalam PP No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 11, mengenai persyaratan teknis rangka landasan RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 42, mengenai tata cara pemasangan komponen pendukung RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 62, mengenai tata cara penggandengan kendaraan bermotor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 72 ayat (3), mengenai kecepatan tertentu dan batas toleransi RPM tentang Persyaratan Laik Jalan Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 75 mengenai pengaturan persyaratan laik jalan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 79 mengenai pengaturan persyaratan teknis tambahan untuk sepeda motor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 93, mengenai kendaraan khusus bagi penyandang cacat RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 130, mengenai bentuk dan tata cara penerbitan sertifikat uji tipe RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 139, mengenai tata cara penerbitan sertifikat registrasi Uji Tipe dan Uji Sampel RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 141 ayat (3), mengenai tata letak, ukuran, bentuk, jenis, tipe, peralatan, perlengkapan, konstruksi, bahan, spesifikasi teknis, pembangunan, RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian fasilitas Uji Tipe Kendaraan Bermotor
11 Pasal 142 ayat (2), mengenai tipe, ukuran, bentuk, spesifikasi teknis, jumlah, kapasitas, teknologi yang digunakan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan Uji Tipe Kendaraan Bermotor
12 Pasal 151 mengenai Pengaturan tata cara pemeriksaan dan pengujian berkala Kendaraan Bermotor. RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjend. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 153 ayat (5), mengenai tata cara pengajuan keberatan RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 157, mengenai kartu uji dan tanda uji RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
15 Pasal 161 ayat (3), mengenai persyaratan teknis unit pelaksanaan Uji Berkala RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
16 Pasal 164 ayat (3), mengenai spesifikasi teknis peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor dan peralatan pendukungnya RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
17 Pasal 166 ayat (3), mengenai sistem informasi Uji Berkala Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
18 Pasal167 ayat (5), mengenai tata cara kalibrasi RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
19 Pasal 171, mengenai kriteria, persyaratan, dan tata cara pengangkatan penguji serta tanda kualifikasi teknis penguji RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
20 Pasal 172 ayat (7), Persyaratan teknis, klasifikasi, dan sertifikasi bengkel umum Diatur oleh Permen di Bidang industri Ditjen. Hubdat Kemenhub, 2019
Kemen. Perindustrian
21 Pasal 174 ayat (4), mengenai pemberian akreditasi dan penetapan bengkel umum menjadi unit pelaksana Uji Berkala RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
22 Pasal 182, mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 1 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN
D Pasal Dalam PP No. 80 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan penindakan Pelanggaran lalu lintasLALU
BIDANG dan LINTAS
Angkutan Penyusunan
DAN ANGKUTAN Peraturan Menteri
JALAN
Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 22 ayat (6), Mengenai Tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
penindakan pelanggaran LLAJ
2 Pasal 26 ayat (2), mengenai bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian belangko tilang oleh penyidik pegawai negeri sipil RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
penindakan pelanggaran LLAJ
E Pasal Dalam PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri

1 Pasal 16, mengenai tata cara penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan RPM tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Jaringan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 25, mengenai norma, standar, pedoman dan kriteria penetapan batas kecepatan RPM tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 44 ayat (3), mengenai persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan lampu penerangan jalan RPM tentang Alat Penerangan Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 57 mengenai tata cara penempatan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan perlengkapan jalan RPM tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
RPM tentang Alat Penerangan Jalan
RPM Alat Pengawasan dan Pengawaman Jalan
RPM tentang Fasilitas Untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat

RPM tentang Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang
berada di dalam dan di luar badan jalan.
5 Pasal 68, mengenai tata cara dan kriteria penetapan simpul dan lokasi terminal penumpang RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 72 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang untuk masing-masing tipe dan kelas Terminal. RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019

7 Pasal 88, mengenai tata cara, persyaratan tekhnis dan sumber daya manusia penyelenggaraan terminal penumpang RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 93 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang Terminal barang untuk umum. RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Barang untuk umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 99, mengenai tata cara persyaratan tekhnis penyelenggaraan terminal barang RPM tentang Terminal Barang Untuk Kepentingan Sendiri Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 111, mengenai persayaratan tekhnis fasilitas parkir di dalam dan di luar ruang milik jalan RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
11 Pasal 112, mengenai tata cara perizinan fasilitas parkir umum di luar ruang milik jalan serta sanksi administratif RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
12 Pasal 122, mengenai persyaratan tekhnis trotoar, lajur sepeda, tempat penyebrangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan RPM tentang Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
manusia usia lanjut
F Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Pembentukan Lembaga Peraturan Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden

1 Pasal 13 ayat (5), Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (diatur lebih lanjut dalam PP No 37 Tahun 2011 Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
Jalan)
G Pasal Dalam PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 48 ayat (4) mengenai Pengaturan kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur wajib Andalalin. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 50 ayat (3) mengenai Pengaturan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 75 mengenai Pengaturan tata cara pelaksanaan pembatasan ruang parkir. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
H Pasal Dalam PP No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 40 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Semua amanat PP 74 Tahun 2014 direncanakan akan disusun dalam tiga Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
Peraturan Menteri Perhubungan:
2 Pasal 46 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek. RPM tentang Penylenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
Umum
3 Pasal 47 mengenai Pengaturan Angkutan Massal RPM tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 54 mengenai Pengaturan Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. RPM tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019

5 Pasal 59 mengenai Pengaturan dokumen Angkutan orang dan/atau barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 77 mengenai Pengaturan pengawasan muatan Angkutan barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 80 mengenai Pengaturan persyaratan izin penyelenggaraan Angkutan orang dan/atau barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 85 mengenai Pengaturan izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 86 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan Angkutan orang tidak dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 87 mengenai Pengaturan persyaratan, tata cara pelelangan dan seleksi pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019

11 Pasal 88 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaraan Angkutan barang khusus. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
12 Pasal 98 mengenai Pengaturan perlakuan khusus kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 101 mengenai Pengaturan tarif Penumpang untuk Angkutan orang dalam Trayek kelas ekonomi. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 103 mengenai Pengaturan tata cara perhitungan tarif Penumpang untuk Angkutan tidak dalam Trayek menggunakan taksi. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
15 Pasal 107 mengenai Pengaturan penetapan Trayek tertentu. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
16 Pasal 118 mengenai Pengaturan industri jasa Angkutan umum. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
17 Pasal 119 mengenai Pengaturan sistem informasi manajemen perizinan Angkutan. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
18 Pasal 120 mengenai Pengaturan peran serta masyarakat. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
19 Pasal 122 mengenai Pengaturan kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
I Pasal Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 164 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan penyelenggaraan pelabuhan untuk melayani angkutan penyeberangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
J Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2009 Tentang Angkutan di Perairan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 55 mengenai Pengaturan tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 2 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN

BIDANG
BIDANG LALU PERKERETAAPIAN
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
A Pasal dalam PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Peraturan Menteri
1 Pasal 321 (6), mengenai persyaratan teknis. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
2 Pasal 329, mengenai izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
3 Pasal 337, mengenai izin operasi prasarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan prasarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
4 Pasal 349, mengenai tata cara penerbitan izin operasi sarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan sarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
B Pasal dalam PP No 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri

1 Pasal 20, mengenai Prinsip Lalu Lintas Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
2 Pasal 23, mengenai Kecepatan dan Frekuensi Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
3 Pasal 29, mengenai Tata Cara dan Standar Pembuatan Gapeka Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
4 Pasal 39, mengenai Pengaturan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
5 Pasal 47, mengenai Tata Cara Persiapan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
6 Pasal 50, mengenai Tata Cara Penempatan Lokomotif Dalam Rangakaian Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
7 Pasal 52, mengenai Tata Cara Pemeriksaan Jalur Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
8 Pasal 57, mengenai Tata Cara Hubungan Blok Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
9 Pasal 68, mengenai Tata Cara Pemberangkatan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
10 Pasal 74, mengenai Tata Cara Kereta Api Dalam Perjalanan dan Perjalanan Kereta Api di Jalur Bergigi Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
11 Pasal 77, mengenai Tata Cara Kereta Api Memasuki Stasiun Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
12 Pasal 79, mengenai Tata Cara Penerimaan Kedatangan Kereta Api Berhenti Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
13 Pasal 82, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dan Berjalan Langsung di Stasiun Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
14 Pasal 84, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dii Stasiun akhir Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
15 Pasal 88, mengenai Tata Cara Persilangan dan Penyusulan serta Penutupan dan Pembukaan Stasiun Operasi Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
16 Pasal 91, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti Luar Biasa Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
17 Pasal 96, mengenai Tata Cara Pembatalan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
18 Pasal 105, mengenai Tata Cara Penanganan Bagian Kereta Api yang terputus Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
19 Pasal 107, mengenai Tata Cara Penanganan Rinting Jalan Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
20 Pasal 109, mengenai Tata Cara langsiran Jalan Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
21 Pasal 119, Mengenai Tata Cara Pengaturan Awak Sarana Perkeretaapian Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
22 Pasal 132, mengenai Tata Cara Angkutan Orang Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
23 Pasal 167, mengenai tata cara pelaporan dan penanganan sanksi administratif pelanggaran angkutan kereta api Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
24 Pasal 173, Mengeenai tata cara pemberian santunan, pengobatan dan besarnya ganti kerugian terhadap penumpang dan pihak ketiga Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
BIDANG PELAYARAN
A Pasal dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang Mengamanatkan Pembuatan PP Penyusunan Peraturan Peraturan Pemerintah
1 Pasal 153, mengenai perjanjian kerja dan persyaratan fasilitas kesehatan penumpang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 171, mengenai tata cara dan prosedur mengenai sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 212, mengenai tata cara pelaksanaan keamanan dan ketertiban serta permintaan bantuan di pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 225, mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 255, mengenai fungsi, kewenangan dan tugas mahkamah pelayaran serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif. RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 278, mengenai kewenangan penjaga lautdan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 279, mengenai identitas penjaga laut dan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
8 Pasal 281, mengenai pembentukan serta organisasi dan tata kerja penjaga laut dan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 3 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN
B Pasal Dalam UU No. 17 Tahun 2008 yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN Peraturan Menteri
JALAN
1 Pasal 133, mengenai tata cara pengesahan gambar dan pengawasan pembangunan kapal, serta pemeriksaan dan sertifikasi keselamatan kapal RPM tentang Rancang Bangun Kapal Ditjen. Hubla Kemenhub 2019

2 Pasal 150, mengenai garis muat dan pemuatan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 216 (3), mengenai tata cara memperoleh persetujuan dan pelaporan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 223, mengenai tata cara penahanan kapal di pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 250, mengenai susunan organisasi dan tata kerja mahkamah pelayaran RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 272 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi pelayaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 275 ayat (2), mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
C Pasal Dalam PP 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang Mangamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 19, mengenai tata cara penetapan lokasi pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 29, mengenai tata cara Penetapan dan penilaian rencana induk Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 36, mengenai tata cara penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 67, mengenai tata cara penyediaan, pemeliharaan, standar, dan spesifikasi teknis penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, jaringan jalan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
dan tata cara penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di pelabuhan
5 Pasal 86, mengenai Tata cara pemberian izin pembangunann pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 93, mengenai tata cara pemberian izin pengembangan pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 104, mengenai Persyaratan,tata cara pemberian izin pengoperasian, penetapan peningkatan pengoperasian pelabuhan dan peningkatan kemampuan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
pengoperasian fasilitas pelabuhan
8 Pasal 109, mengenai tata cara penetapan lokasi, pemberian izin pembangunan dan pemberian izin operasi wilayah tertentu yang berfungsi sebagai Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
pelabuhan
9 Pasal 144 mengenai tata cara pemberian persetujuan pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
10 Pasal 161, mengenai tata cara pengolahan dan laporan serta penyusunan sistem informasi pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
11 Pasal 164, mengenai penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 4 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN
D Pasal Dalam PP No 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian Yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN Peraturan Menteri
JALAN
1 Pasal 37 mengenai penyelenggaraan sarana bantu navigasi-pelayaran dan tata cara penerbitan izin pengadaan sarana bantu navigasi pelayaran oleh badan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
usaha
2 Pasal 70 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran dan tata cara pemberian izin pengadaan telekomunikasi pelayaran oleh badan usaha Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019

3 Pasal 76 mengenai tata cara pemberian izin kuasa perhitungan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 84 mengenai tata cara penyiaran berita marabahaya, berita segera, berita keselamatan, dan siaran tanda waktu standar Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 130 mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan salvage dan atau pekerjaan bawah air, tata cara pemberian izin usaha salvage dan atau pekerjaan bawah Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
air, dan pendidikan dan pelatihan penyelam
E Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (jo. PP No 22 Tahun 2011) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 19 mengenai tata cara pengoperasian kapal pada trayek tetap dan teratur serta trayek tidak tetap dan tidak teratur angkutan laut dalam negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019

2 Pasal 28 mengenai tata cara penempatan kapal pada trayek angkutan laut luar negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 34 mengenai tata cara pelaporan rencana kedatangan kapal asing yang diageni oleh perusahaan nasional keagenan kapal atau perusahaan angkutan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
laut nasional
4 Pasal 38 mengenai tata cara penunjukan perwakilan perusahaan angkutan laut asing Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 42 tata cara pelaporan pengoperaian kapal oleh pelaksana kegiatan angkutan laut khusus dan tata cara penerbitan izin penggunaan angkutan laut Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
khusus mengangkut muatan atau barang umum
6 Pasal 44 mengenai tata cara penunjukan keagenan angkutan laut khusus Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 51 mengenai kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
8 Pasal 55, mengenai tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau di dalam negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
9 Pasal 60, mengenai tata cara penerbitan izin kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan umum Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
10 Pasal 69, mengenai tata cara pemberian persetujuan penempatan kapal pada lintas penyeberangan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
11 Pasal 98, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
12 Pasal 102 mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
13 Pasal 106, mengenai tata cara pemberian izin usaha dan izin trayek kapal angkutan sungai dan danau Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
14 Pasal 116, mengenai tata cara pemberian izin usaha bongkar muat barang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
15 Pasal 121, mengenai tata cara izin usaha jasa pengurusan transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
16 Pasal 125, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan perairan pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
17 Pasal 129, mengenai tata cara pemberian izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
18 Pasal 133, mengenai tata cara pemberian izin usaha tally mandiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
19 Pasal 138, mengenai tata cara pemberian izin usaha depo peti kemas Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
20 Pasal 143, mengenai tata cara pemberian, izin usaha pengelolaan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
21 Pasal 147, mengenai tata cara pemberian izin usaha perantara jual beli dan/atau sewa kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
22 Pasal 151, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan awak kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
23 Pasal 155, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
24 Pasal 160, mengenai tata cara pemberian izin usaha perawatan dan perbaikan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
25 Pasal 169, mengenai tata cara penerbitan izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
26 Pasal 190, tata cara pengangkutan dan penanganan di pelabuhan terhadap barang khusus dan barang berbahaya Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
27 Pasal 194, mengenai pengembangan dan pengadaan armada niaga nasional, fasilitas Pemerintah dalam pemberdayaan industri pelayaran nasional dan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
perkuatan industri perkapalan nasional.
28 Pasal 206 mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
F Pasal Dalam PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 17 ayat (4), mengenai persyaratan teknis fasilitas pencegahan pencemaran di pelabuhan termasuk di terminal khusus Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 32, mengenai tata cara penerbitan sertifikat dana jaminan ganti rugi pencemaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 33 ayat (4), mengenai tata cara penetapan lokasi pembuangan limbah dl perairan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 36, mengenai tata cara penyusunan sistem Informasl perlindungan lingkungan maritim Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
BIDANG PERHUBUNGAN UDARA
A Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang Mengamanatkan Pembuatan PP Penyusunan Peraturan Pemerintah
1 Pasal 9, mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Kemenhan 2019
udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara Negara. dengan Kemenhan

2 Pasal 12, mengenai pembinaan, lembaga, fungsi perumusan kebijakan dan fungsi pemberian pertimbangan di bidang penerbangan dan antariksa. Pemrakarsa Awal Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Dewan 2019
Indonesia dengan Dewan Penerbangan dan Antariksa
Penerbangan dan Nasional
Antariksa Nasional
3 Pasal 70, mengenai pesawat udara Negara. Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Kemenhan 2019
dengan Kemenhan

4 Pasal 260 ayat (4), mengenai tingkat kebisingan, pencemaran, serta pemantauan dan pengelolaan lingkungan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 5 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN UNIT TARGET
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI UNIT TERKAIT/ INSTITUSI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB PENYELESAIAN
5 Pasal 374, mengenai pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan. PemrakarsaJALAN
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN awal Kemenko Perekonomian Koordinasi Ditjen Hubud Kemenhub, Kemenko 2019
dengan Kemenko Bidang Bidang Perekonomian
Perekonomian

B Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 23, mengenai lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
2 Pasal 33, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
3 Pasal 66, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
4 Pasal 106, mengenai tarif angkutan udara perintis. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
5 Pasal 125, mengenai tata cara dan prosedur penetapan serta pemanfaatan jaringan dan rute penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
6 Pasal 168, mengenai jumlah ganti kerugian untuk setiap bagasi tercatat dan kargo. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
7 Pasal 172 ayat (4) Mengenai besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
8 Pasala 184 ayat (3) Mengenai perhitungan besaran ganti rugi, persyaratan, dan tata cara untuk memperoleh ganti kerugian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
9 Pasal 186 ayat (2), mengenai tanggung jawab pengangkut. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
10 Pasal 226 ayat (4), mengenai kegiatan pemerintah di Bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
11 Pasal 238, mengenai kegiatan pengusahaan di Bandar udara, serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif. RPM tentang Kepengusahaan Bandar Udara di Ditjen Perhubungan Udara Ditjen. Hubud Kemenhub 2019

12 Pasal 252, mengenai izin pembangunan dan pengoperasian Bandar udara khusus, serta perubahan status menjadi Bandar udara yang dapat melayani Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
kepentingan umum.
13 Pasal 255, mengenai tata cara dan prosedur pemberian izin pembangunan dan pengoprasian tempat pendaratan dan Iepas landas helikopter. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
14 Pasal 256 ayat (4), mengenai Bandar udara internasional. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
15 Pasal 268, mengenai tata cara dan prosedur penetapan tatanan ruang udara nasional dan jalur penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
16 Pasal 312 ayat (5), mengenai pengawasan keselamatan penerbangan, unit kerja dan lembaga penyelenggara pelayanan umum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
17 Pasal 322, mengenai budaya keselamatan penerbangan, tata cara, dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 321 ayat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
(3).
18 Pasal 343, mengenai tata cara dan prosedur pelaksanaan kemanan pengoperasian pesawat udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
19 Pasal 351, mengenai fasilitas keamanan penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
20 Pasal 379 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
21 Pasal 380 ayat (2), mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta besarnya denda administratif. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019

22 Pasal 381 ayat (5), mengenai penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
23 Pasal 392, mengenai sertifikat kompetensi dan Iisensi serta penyusunan program pelatihan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
24 Pasal 395 (2), mengenai peraturan hari kerja, pembatasan jam kerja, dan persyaratan jam istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
25 Pasal 398, mengenai peran serta masyarakat. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
C Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nemer 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandara Udara yang Peraturan Menteri
mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
1 Pasal 6 ayat (2), mengenai keadaan tertentu pemindahan penetapan lokasi Bandar Udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
2 Pasal 10 ayat (2), mengenai standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas Bandara Udara, serta standar kelaikan fasilitas. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
3 Pasal 17 ayat (3), mengenai rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar udara dan pengesahan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
4 Pasal 22 ayat (3)Mengenai tata cara prosedur pemberian izin mendirikan bangunan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
5 Pasal 25 ayat (4), mengenai bangunan Bandar udara dan persetujuan pengembangan Bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
6 Pasal 29 ayat (3), mengenai perjanjian kerjasama pembangunan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
7 Pasal 30 ayat (3), mengenai kerjasama pembangunan dan/atau pengembangan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
8 Pasal 46 ayat (3), mengenai tahapan, penerapan bandar udara ramah lingkungan dan penyampaian laporan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
D Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri.
1 Pasal 14 ayat (4), mengenai penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
2 Pasal 30, mengenai tugas direksi dalam melakukan pembatasan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan perum untuk kepentingan perum dan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
sesuai dengan maksud dan tujuan perum serta mewakili perum di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.

3 Pasal 106, mengenai penghapusan dan pemindahtanganan aset Perum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019

Lampiran B - Kerangka Regulasi 6 dari 6 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN C.1

TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

ALOKASI (Rp. Miliar) TOTAL ALOKASI


NO PROGRAM/ KEGIATAN 2015-2019
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 (Rp. Miliar)
A PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663

RPJMN 2015-2019 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192


1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan 2.040,903 3.073,700 3.505,100 3.828,161 4.380,320 16.828,184
2 Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat 57,760 316,550 408,410 529,840 687,260 1.999,820
3 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan 1.057,770 2.756,230 3.971,430 3.963,240 4.011,570 15.760,240
4 Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalu Lintas SDP 2.678,430 4.206,030 4.863,912 4.859,493 4.653,083 21.260,948
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat 242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471
B PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554

RPJMN 2015-2019 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241


1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 442,777 686,000 725,600 562,400 795,900 3.212,677
2 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 170,588 156,400 164,600 172,400 180,700 844,688
3 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api 17.773,695 38.415,400 44.992,100 62.182,300 64.310,400 227.673,895
4 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian 167,381 175,800 184,500 192,800 201,500 921,981
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian 116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313
C PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT 22.842,956 25.513,008 25.216,711 25.362,225 26.985,451 125.920,351

RPJMN 2015-2019 18.169,557 19.721,907 18.556,945 17.703,494 18.177,910 92.329,813


1 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 4.311,575 4.893,756 3.713,779 2.594,686 2.911,529 18.425,325
2 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan 7.377,269 7.423,024 7.470,651 7.520,242 7.571,895 37.363,082
3 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan 137,219 136,965 13,000 13,000 13,000 313,184
4 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian 3.073,839 3.172,717 3.247,880 3.448,167 3.525,917 16.468,520
5 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai 3.269,654 4.095,445 4.111,635 4.127,399 4.155,569 19.759,701
6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut 4.673,399 5.791,101 6.659,766 7.658,731 8.807,541 33.590,538
D PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020

RPJMN 2015-2019 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360


1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis 466,620 620,700 631,480 643,020 655,380 3.017,200
2 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara 8.278,292 14.075,608 13.562,820 13.078,432 12.855,650 61.850,802
3 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan 265,888 434,202 260,835 234,868 217,480 1.413,273
4 Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara 331,370 659,150 622,840 772,880 819,250 3.205,490
5 Program Pembinaan Navigasi Penerbangan 160,000 265,000 359,365 492,900 658,330 1.935,595
6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Udara 2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660
E PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133

RPJMN 2015-2019 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459


1 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat 233,780 165,040 176,143 328,507 609,937 1.513,408
2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut 395,680 1.007,595 893,331 1.042,916 1.368,574 4.708,096
3 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara 284,450 327,246 312,242 454,188 465,575 1.843,701
4 Pendidikan Perhubungan Darat 448,530 710,928 638,894 591,635 569,180 2.959,168
5 Pendidikan Perhubungan Laut 1.470,430 1.332,080 1.483,509 1.565,009 1.886,965 7.737,992
6 Pendidikan Perhubungan Udara 1.263,570 1.743,376 1.680,797 1.819,604 1.555,870 8.063,217
7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BPSDM Perhubungan 231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327
8 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347
9 Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW) 0,000 1.065,316 1.177,688 622,803 554,070 3.419,877

Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan 1 dari 2 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
ALOKASI (Rp. Miliar) TOTAL ALOKASI
NO PROGRAM/ KEGIATAN 2015-2019
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 (Rp. Miliar)

F BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715
1 Perencanaan Kebijakan Sistranas 7,551 7,928 8,325 8,699 9,091 41,593
2 Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda 23,207 35,612 36,295 12,101 13,112 120,327
3 Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian 29,099 33,609 35,141 36,859 38,722 173,430
4 Penelitian dan Pengembangan Laut 20,734 17,508 18,383 19,210 20,075 95,909
5 Penelitian dan Pengembangan Udara 21,482 23,056 24,209 25,298 26,037 120,083
6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 126,186 122,645 128,755 134,881 140,905 653,373
G INSPEKTORAT JENDERAL 100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282
1 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I 10,111 10,617 11,148 11,705 12,291 55,872
2 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 8,063 8,466 8,889 9,333 9,800 44,551
3 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III 6,727 7,063 7,416 7,787 8,176 37,169
4 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 6,968 7,317 7,683 8,067 8,470 38,506
5 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V 6,744 7,081 7,435 7,807 8,197 37,263
6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 61,699 64,787 68,019 71,421 75,996 341,921
H SEKRETARIAT JENDERAL 887,221 1.036,891 1.031,456 1.087,927 1.148,374 5.191,869

1 Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 30,421 30,500 32,030 33,600 35,250 161,801

2 Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian 39,685 41,669 43,752 45,940 48,537 219,583
Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian
3 39,795 41,785 43,874 46,069 48,372 219,895
Perhubungan
4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri 40,828 42,869 45,425 47,464 49,827 226,413
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian
5 540,066 567,069 595,422 625,294 656,454 2.984,305
Perhubungan
6 Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan 44,454 146,410 92,969 98,980 105,688 488,501
7 Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 57,650 67,241 73,965 81,362 89,498 369,716
8 Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi 33,204 34,864 36,607 38,538 40,360 183,573
9 Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 22,885 24,229 25,231 26,492 27,817 126,654
10 Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi 38,233 40,255 42,181 44,188 46,571 211,428

JUMLAH 64.954,005 102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587

Lampiran C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan 2 dari 2 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN C.2

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
A PROGRAM 6,077.110 10,620.239 13,031.644 13,481.219 14,053.450 57,263.663
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
DARAT

RPJMN TAHUN 2015- 5,834.863 10,352.510 12,748.852 13,180.734 13,732.233 55,849.192


2019

1 Pembinaan dan 2,040.903 3,073.700 3,505.100 3,828.161 4,380.320 16,828.184


Pengembangan
Sistem Transportasi
Perkotaan
Tersusunnya
Kebijakan
Transportasi
Perkotaan
Jumlah Dokumen 25.278 25 Jakarta (Kantor 29.110 25 Jakarta (Kantor 30.410 25 Jakarta (Kantor 32.931 25 Jakarta (Kantor 36.862 25 Jakarta (Kantor 154.591 125
Rencana Pusat) Pusat) Pusat) Pusat) Pusat)
Induk/Umum.
SID/DED Transportasi
Perkotaan (paket)

Jumlah Sistem 1.500 1 Jakarta (Kantor 0.500 1 Jakarta (Kantor 1.000 1 Jakarta (Kantor 1.000 1 Jakarta (Kantor 1.000 1 Jakarta (Kantor 5.000 5
Informasi Pusat) Pusat) Pusat) Pusat) Pusat)
Transportasi
Perkotaan (paket)
Jumlah Kegiatan 7.500 15 10 Provinsi 9.000 15 10 Provinsi 10.500 15 10 Provinsi 12.000 15 10 Provinsi 13.500 15 10 Provinsi 52.500 75
Monitoring dan
Evaluasi Transportasi
Perkotaan (paket)

Terwujudnya
Pelayanan
Transportasi
Perkotaan yang
Berkelanjutan
Jumlah BRT 1,680.000 1,050 20 Provinsi (antara 1,134.000 530 26 Provinsi (antara 1,247.400 530 32 Provinsi (antara 1,372.140 530 33 Provinsi 1,521.333 530 33 Provinsi (antara 6,954.873 3,170
(termasuk lain: Surabaya, lain: Palembang. lain: Samarinda, (antara lain: lain: Jayapura,
Jabodetabek) (unit) Bandung, Medan, Makassar. Batam. Serang, Manado, Banda Aceh,
Semarang, Bekasi, Pekanbaru. Bandar Banjarmasin, Yogyakarta, Palangkaraya,
Jabodetabek) Lampung. Pontianak, Kupang, Palu, Gorontalo, Pangkal
Padang. Denpasar, Balikpapan, Jambi, Ambon, Tarakan, Pinang, Ternate,
Jabodetabek) Mataram, Bengkulu, Sorong, Mamuju,
Jabodetabek) Jabodetabek) Jabodetabek)

Jumlah Bus Pemadu 9.375 15 4 Kota (Bengkulu, 13.750 20 3 Kota (Jember, 15.125 20 3 Kota (Banda 16.638 20 3 Kota (Batam, Tjg 18.301 20 3 Kota (Palembang, 73.189 95
Moda (unit) Palu, Kendari, Bau-bau, Sumbawa Aceh, Nias, Pinang, Padang) Tangerang, DKI Jkt)
Kupang) Besar) Pekanbaru)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 1 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Bus Angkutan 28.750 50 20 Provinsi 37.950 60 22 Provinsi 41.745 60 22 Provinsi 45.920 60 22 Provinsi 50.511 60 22 Provinsi 204.876 290
Umum/
Pelajar/Mahasiswa
(unit)
Jumlah ATCS (paket) 120.000 12 5 Provinsi/kota 165.000 15 7 Provinsi/kota 181.500 15 6 Provinsi/kota 226.270 17 6 Provinsi/kota 263.538 18 6 Provinsi/kota 956.308 77
besar/kota besar/kota besar/kota besar/kota besar/kota
metropolitan metropolitan metropolitan metropolitan metropolitan
Jumlah Fasilitas 20.000 2 2 Provinsi 110.000 10 10 Provinsi 121.000 10 10 Provinsi 133.100 10 10 Provinsi 146.410 10 10 Provinsi 530.510 42
Integrasi Moda
(paket)
Jumlah Paket 0.000 0 35.000 5 4 Provinsi 38.500 5 4 Provinsi 84.700 10 8 Provinsi 93.170 10 8 Provinsi 251.370 30
Penyelenggaraan
Transportasi Ramah
Lingkungan (Jalur
sepeda. Pedestrian)
(paket)
Jumlah Paket 1.500 2 Makassar, 4.000 5 Medan, Padang, 8.500 10 Yogyakarta, 10.700 15 Serang, Jakarta, 19.000 20 Denpasar, Medan, 43.700 52
Kegiatan Smart Pekanbaru Palembang, Surabaya, Pontianak, Padang,
Driving (kota) Bandung, Denpasar, Palangkaraya, Pekanbaru,
Semarang Balikpapan, Samarinda, Palembang,
Banjarmasin, Tarakan, Tanjung Bandung,
Banda Aceh, Jambi, Selor, Manado, Semarang,
Bengkulu, Pangkal Gorontalo, Palu, Yogyakarta,
Pinang, Bandar Kendari, Mamuju, Surabaya,
Lampung Mataram, Kupang, Balikpapan,
Ambon Banjarmasin,
Makassar,
Bengkulu, Bandar
Lampung, Pangkal
Pinang, Tanjung
Pinang, Jakarta,
Manado, Jambi,
Banda Aceh
Terselenggaranya
Transportasi
Perkotaan yang
Berkelanjutan
Jumlah Fasilitas 41.500 5 5 Provinsi 1,377.340 34 34 Provinsi 1,635.400 34 34 Provinsi 1,635.400 34 34 Provinsi 1,958.400 34 34 Provinsi 6,648.040 141
Perlengkapan Jalan di
Wilayah Perkotaan
(Provinsi)

Terlaksananya 0.000 0
penataan
transportasi
Jabodetabek (QW)

Terbentuknya 0.500 1 Jakarta (Kantor 0.600 1 Jakarta (Kantor 0.700 1 Jakarta (Kantor 0.800 1 Jakarta (Kantor 1.100 1 Jakarta (Kantor 3.700 5
Struktur Organisasi Pusat) Pusat) Pusat) Pusat) Pusat)
Jumlah Paket 1.000 1 Jabodetabek 1.250 1 Jabodetabek 1.500 1 Jabodetabek 1.750 1 Jabodetabek 2.000 1 Jabodetabek 7.500 5
perencanaan
Penyelenggaraan
Transportasi
Jabodetabek
Panjang Koridor 60.000 60 Jabodetabek 88.000 80 Jabodetabek 96.800 80 Jabodetabek 106.480 80 Jabodetabek 58.564 40 Jabodetabek 409.844 340
terbangun (km)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 2 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Paket Fasilitas 24.000 3 Jabodetabek 35.200 4 Jabodetabek 38.720 4 Jabodetabek 42.592 4 Jabodetabek 23.426 2 Jabodetabek 163.938 17
Pendukung BRT

Terwujudnya 0.000
Konektivitas
Transportasi
perkotaan di 28 Kota
(Aksesibilitas,
Sarana, Dan
Prasarana) (QW)
Jumlah Paket Pasilitas 20.000 40 4 Provinsi 33.000 60 6 Provinsi 36.300 60 6 Provinsi 53.240 80 8 Provinsi 73.205 100 8 Provinsi 215.745 340
Pendukung BRT
(Halte)*
Teselenggaranya 0.000
Transportasi
Perkotaan di 17 kota
pengembangan BRT
Jumlah kota yang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 52.500 7 100.000 10 152.500 17
mendapatkan subsidi
transportasi
perkotaan [DAK/PSO (
* masih memerlukan
kajian teknis terkait
skema pendanaan)]

2 Manajemen dan 57.760 316.550 408.410 529.840 687.260 1,999.820


Peningkatan
Keselamatan
Transportasi Darat
Tersusunnya
Kebijakan
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Dokumen 9.600 13 15.750 21 15.050 18 15.750 19 15.050 19 71.200 90
Kajian Teknis
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Monitoring 2.950 9 4.500 10 5.850 4 4.500 4 5.850 4 23.650 31
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Sistem 0.700 1 0.400 1 0.520 1 0.400 1 0.520 1 2.540 5
Informasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Bimbingan 5.350 11 9.950 19 12.940 22 5.000 10 7.000 14 40.240 76
Teknis Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat
Terwujudnya 0
keselamatan
transportasi
Jumlah Kemitraan 1.400 4 0.100 1 0.130 1 0.100 1 0.130 1 1.860 8
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Penerapan 0.000 0 5.250 3 5.250 3 5.250 3 15.250 5 31.000 14
Manajemen
Kecepatan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 3 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Penerapan 0.000 0 0.600 2 0.780 1 0.600 1 0.780 1 2.760 5
Sistem Manajemen
Keselamatan Bagi
Perusahaan Angkutan
Umum
Jumlah Regulasi 0.900 3 1.400 3 1.820 3 1.400 3 1.820 3 7.340 15
Keselamatan Jalan
Jumlah Penanganan 0.900 1 135.900 33 150.000 33 116.050 26 176.000 33 578.850 126
Lokasi Rawan
Kecelakaan (LRK)
Jumlah Audit dan 0.600 2 1.000 2 1.300 2 1.000 2 1.300 2 5.200 10
Inspeksi Prasarana
Transportasi Darat
Jumlah Bantuan 0.500 1 15.020 7 19.260 5 15.020 5 19.260 5 69.060 23
Teknis di Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Fasilitas 1.000 2 5.000 16 7.000 22 5.000 16 20.000 50 38.000 106
Prasarana Bidang
Keselamatan
Jumlah Peralatan 0.000 0 5.600 6 6.500 1 5.600 1 6.500 1 24.200 9
Pendukung
Keselamatan pada
Kendaraan
Jumlah Publisitas dan 22.310 20 47.400 12 51.620 11 109.040 15 110.000 20 340.370 78
Sosialisasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Materi 4.000 3 13.000 5 15.000 5 10.000 3 20.000 5 62.000 21
Sosialisasi
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Peningkatan 4.540 9 4.550 4 5.920 12 4.000 8 6.000 12 25.010 45
Kapasitas di Bidang
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah Penerapan 0.500 1 50.000 10 108.000 18 230.000 34 280.330 34 668.830 97
Rute Aman Selamat
Sekolah (RASS)
Administrasi Kegiatan 2.510 1.130 1.470 1.130 1.470 7.710

3 Pembangunan dan 1,057.770 2,756.230 3,971.430 3,963.240 4,011.570 15,760.240


Pengelolaan
Prasarana dan
Fasilitas Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Tersusunnya
Kebijakan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan

Penyusunan Sistem 33.300 31 12.600 26 16.100 15 16.100 10 12.600 10 90.700 92


Informasi
Transportasi Jalan
Monitoring dan 19.670 25 18.000 36 25.000 50 25.000 60 18.000 60 105.670 231
Evaluasi Transportasi
Jalan (paket)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 4 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Rencana 22.480 34 Kantor Pusat 59.500 85 Kantor Pusat 63.000 90 Kantor Pusat 63.000 100 Kantor Pusat 30.700 100 Kantor Pusat 238.680 409
Induk/Umum,
SID/DED Lalu Lintas
Angkutan Jalan
(paket)
Terwujudnya
keselamatan
transportasi darat
Jumlah Lokasi 10.000 2 200.000 1 300.000 15 300.000 20 300.000 30 1,110.000 68
Pembangunan UPPKB

Jumlah Paket 15.260 38 180.000 45 225.000 45 225.000 45 225.000 45 870.260 218


Pemeliharaan /
Rehabilitasi Fasilitas
Keselamatan LLAJ

Jumlah Paket 0.000 1 59.800 23 75.900 23 84.500 23 59.800 23 280.000 93


Implementasi
Teknologi dan
Informasi Lalu Lintas
Angkutan Jalan

Jumlah Lokasi 0.000 0 35.000 14 35.000 13 35.000 13 50.000 13 155.000 53


Pengembangan
Pengujian Kendaraan
Bermotor
Pembangunan Balai 0.000 0 107.300 1 110.180 1 110.180 1 110.220 1 437.880 4
Pengujian Laik Jalan
dan Sertifikasi
Kendaraan Bermotor
Pengadaan dan 2.700 2 153.000 34 170.000 34 170.000 34 253.000 34 748.700 138
Pemasangan Alat PKB

Terwujudnya Kinerja
Pelayanan LLAJ
(Simpul &
Konektivitas)
Jumlah Paket Fasilitas 521.090 234 989.030 230 1,310.000 262 1,310.000 349 1,210.000 350 5,340.120 1,425
Perlengkapan Jalan
LLAJ

Jumlah Lokasi 13.000 3 150.000 10 195.000 13 195.000 16 195.000 17 748.000 59


Peningkatan UPPKB
Jumlah Paket 28.170 27 104.000 52 128.000 64 90.000 71 90.000 76 440.170 290
Dukungan bidang
LLAJ

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 5 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Lokasi 107.240 2 Ponorogo (Jawa 350.000 7 Aruk (Kalbar), 525.000 7 Lamongan (Jatim), 525.000 12 Bobot Sari (Jawa 525.000 13 Rajabasa 2,032.240 41
Pembangunan Timur), Padang Entikong (Kalbar), Pondok Cabe Tengah), (Lampung), Bekasi
Terminal (Baru) (Sumbar) Motoain (NTT), (Banten), Singkawang (Jawa Barat),
Motomasin (NTT), Magelang (Jawa (Kalbar), Daya Giilimanuk (Bali),
Wini (NTT), Skouw Tengah), Jember (Makassar, Sulsel), Amurang (Sulut),
(Papua), Badau (Jawa Timur), Kendari (Sulsel), Tanjung Selor
(Kalbar) Probolinggo (Jawa Dumai (Riau), (Kalimantan Utara),
Timur), Lamandau Entrop (Jayapura, Manokwari (Papua
(Kalimantan Papua), Asahan Barat), Brebes
Tengah), Jombor (Sumut), Demak (Jawa Tengah),
(Yogyakarta) (Jawa Tengah), Sofifi (Maluku
Blitar (Jawa Timur), Utara), Polewali
Kediri (Jawa (Sulawesi Barat),
Timur), Batam (Kepri),
Banyuwangi (Jawa Musi Banyuasin
Timur), Purwokerto (Sumsel),
(Jawa Tengah) Kawarang (Jawa
Barat)

Jumlah Lokasi 154.390 7 140.000 7 580.000 29 580.000 36 580.000 40 2,034.390 119


Pehabilitasi /
Peningkatan
Pembangunan
Terminal (Paket)
Meningkatnya
Aksesibilitas
Transportasi Jalan
Jumlah Pengadaan 35.250 75 50.000 100 50.000 100 60.000 150 100.000 170 295.250 595
Bus Perintis
Subsidi Operasional 95.220 217 110.000 227 115.000 237 125.000 247 204.000 257 649.220 257
Keperintisan
Angkutan Jalan
(Trayek)
Jumlah Angkutan 0.000 0 14.000 40 17.500 50 17.500 60 17.500 75 66.500 225
Barang Perintis
Subsidi Operasional 0.000 0 24.000 28 30.750 28 31.960 28 30.750 28 117.460 112
Keperintisan
Angkutan Barang di
jalan
4 Pembangunan 2,678.430 4,206.030 4,863.912 4,859.493 4,653.083 21,260.948
Sarana dan
Prasarana
Transportasi ASDP
dan Pengelolaan
Prasarana Lalu Lintas
SDP
Terwujudnya
Konektivitas LLASDP
(Aksesibilitas,
Sarana, Dan
Prasarana)

Jumlah Paket 69.200 13 (1) 0.000 0 - 187.330 26 (2) 70.930 12 (3) 75.970 14 (4) 403.430 65
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan Baru
(1). Raijua, Sabu (NTT): Wairiang (NTT): Karatung/Kawio (Sulut): Kawaluso (Sulut): Bombana (Sultra): Pure (Sultra): Moti, (Malut): Waren (Papua): Salawati (Papua Barat): Wasior (Papua Barat): Tambelan (Kalbar): Penagi (Kepri): Sintete (Kepri)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 6 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(2). Sekadau (Kalbar): Numfor (Papua): Tanjung Medang (Riau): Saubeba (Papua): Geser (Maluku): Pagai Selatan (Sumbar): Kaledupa (Sultra): Sikabaluan (Sumbar): Sei Guntung (Riau): Boniton (Sulteng): P. Telo (Sumut): Teluk Dalam (Sumut): P. Sermata (Maluku): Makalehi (Sulut): Klademak (Papua Barat): Binongko (Sultra):
Kaimana (Papua Barat): Gunung Tabur (Kaltim): Adaut (Maluku): Jampea (Sulsel): Pasokan (Sulteng): Moa (Maluku): Leti (Maluku): Bakalang (NTT): Alai (Riau): Batanta (Papua Barat)

(3). Weda (Malut): Kaonda (Papua): Siladen (Sulut): Talise (Sulut): Letung (Kepri): Meranti Bunting (Riau): Agats (Papua): Maritaing (NTT): Raha (Sultra): Gangga (Sulsel): Tomia (Sultra): P Merbau (Riau)
(4). Tarempa (Kepri): Kuala Enok (Riau): Pulau Padang (Riau): Kabonga (Sulteng): Kadajoi (NTT): P. Pini (Sumut): Sinjai (Sulsel): Serasan (Kepri): Dakal (Riau): Tanah Bala (Sumut): Sekotong (NTB): Ketam Putih (Riau): P Bunyu (Kaltara): Mendanau, Babel
Jumlah Paket 47.080 14 (5) 0.000 0 118.940 27 (6) 48.500 13 (7) 54.850 16 (8) 269.370 70
Pembangunan
Dermaga Sungai Baru
(5). Sungai Kuala Enok (Riau); Sungai Kuala Indah (Jambi); Sungai Nilam Pari (Jambi); Sungai Rambe (Jambi); Sungai Karang Baru (Sumsel); Sungai Citanduy - Padaherang (Jabar); Sungai Citanduy Pahimbuan (Jateng); Sungai di Jawa Timur; Sungai Kasongan Baru (Kalteng); Sungai KTM Lamunte (Kalteng); Batudinding (Kaltim);
Sungai Batu Parigi (Sulbar); Sungai Salulebo (Sulbar); Sungai Mamberano (Papua)
(6). Labuan Amas Utara (KalSel), Paminggir (KalSel), Tanah Grogot (Kaltim), Long Hubung (Kaltim), Segah (Kaltara), Kelai (Kaltara), Malinau Selatan (Kaltara), Tayan Hilir (Kalbar), Belitang (Kalbar), Putusibau Utara (Kalbar), Sumber Barito (Kalteng), Permata Intan (Kalteng), Katingan Hulu (Kalteng), Kepenuhan (Riau), Bonai
Darussalam (Riau), Siak Kecil (Riau), Muara Tembesi (Jambi), Tebo (Jambi), Muara Telang (Sumsel), Mukti Jaya (Sumsel),Toratas (Papua), Jayapura (Papua), Akat (Papua), Kamora (Papua), Segun (Papua Barat), Maldan (Papua Barat),Yahadian (Papua Barat)
(7). Matraman (Kalsel), Sei Tabuk (Kalsel), Long Pahangai (Kaltim), Bongan (Kaltim), Tanjung Palas Barat (Kaltara), Ketungau Hilir (Kalbar), Damang Batu (Kalteng), Teratah Bulah (Riau), Tanjung (Jambi) Pauh (Jambi), Tanjung Lago (Sumsel), Sebalik (Sumsel), Uta (Papua)
(8). Aranio (Kalsel), Simpang Empat (Kalsel), Siluk Ngurai (Kaltim), Muara Lawa (Kaltim), Belitang Hulu (Kalbar), Nanga Mahap (Kalbar), Bapuju (Kalteng), Kanamit (Kalteng), Bangkinang (Riau), Lahang Tengah (Riau), Mendahara (Jambi), Desa Sungai Pasir (Sumsel), Sungai Lumpur (Sumsel), Wapoga (Papua), Uragi (Papua Barat),
Matemani Kais (Papua Barat)
Jumlah Paket 0.000 0 0.000 0 46.100 10 Danau Laut Tawar 22.380 6 Danau Laut Tawar 24.000 7 Danau Singkarak 92.480 23
Pembangunan ,Danau Toba ,Danau Toba ,Waduk Jatiluhur
Dermaga Danau Baru ,Waduk Jatiluhur ,Waduk Saguling ,Waduk Saguling
,Waduk Saguling ,Waduk Cirata ,Waduk Sermo
,Waduk Cirata ,Waduk Sermo ,Danau Towuti
,Waduk Sermo ,Waduk Sempor ,Danau Moat
,Danau Tondano ,Danau Paninai
,Waduk Cacaban
,Waduk Sempor
,Waduk Wadas
Lintang
Jumlah Paket 1,019.050 46 533.530 15 478.210 19 589.870 24 474.230 21 3,094.890 125
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Lanjutan
Jumlah Paket 47.000 6 88.040 7 275.910 31 252.050 29 231.580 29 894.580 102
Pembangunan
Dermaga Sungai
Lanjutan
Jumlah Paket 6.190 3 16.570 5 11.730 5 13.740 6 14.730 7 62.960 26
Pembangunan
Dermaga Danau
Lanjutan
Jumlah Paket 181.170 33 220.360 25 293.150 47 316.720 52 313.390 56 1,324.790 213
Rehabilitasi Dermaga
Penyeberangan
Jumlah Paket 95.580 16 86.320 9 169.670 25 172.320 26 127.880 21 651.770 97
Rehabilitasi Dermaga
Sungai
Jumlah Paket 25.130 9 35.860 8 9.520 3 3.100 1 5.690 2 79.300 23
Rehabilitasi Dermaga
Danau
Jumlah Unit 14.000 6 22.480 6 18.560 7 20.710 8 21.410 9 97.160 36
Pembangunan Bus Air

Jumlah Unit 116.340 8 (9) 0.000 0 317.902 14 (10) 117.203 14 (11) 98.713 14 (12) 650.158 50
Pembangunan Kapal
Penyeberangan
Perintis Baru
(9). Lintas: Kupang - Ndao, Saumlaki - Adaut - Letwurung, Tual - Air Nanang, Babang - Saketa, Kapal Motor Sungai untuk Mimika, Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur, Tiga Ras - Simanindo, Pulau Laut Timur - Sebuku
(10). Wonreli Serwaru P.Moa; P.Raas P. Sapeken; Tj.Pinang - Tambelan - Sintete; Natuna - Sintete; Tanjung Pinang - Matak; Pananaru - Melonguane; Pamana Kawah Pante; Teor Kesui; Wunlah - Gorom; P. Rangsang - P. Tebingtinggi; Tanjung Pinang Natuna; Teluk Dalam Gunung Sitoli Pulau-Pulau Batu;
Wahai/P.Seram - P.Obi; Tanjung Serdang P. Sebuku

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 7 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(11). Gebe - Patani Weda; Marisa Wakai Parigi Montong; Geser - Kataloka; Aranda - Babi; Fak Fak Kaimana; Babang - P. Mandioli; Sanana - Taliabu; P. Obi P. Bisa; Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan); Sorong Salawati; Sapudi Kangean; Dabo Lingga; Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit)

(12). Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit); Mengkapan P.Padang; Patumbukan P.Tanah Jampea; Babang - P. Kasiruta; Airnanang Fakfak; Dongkala - Bambaea; Inanwatan - Fakfak; Tarempa Matak; P. Telo Teluk Dalam; Paciran Garongkong; Waipirit Kamaru; Kaimana - Pamako

Jumlah Unit 118.100 6 183.750 8 40.000 1 217.220 14 107.690 16 666.760 45


Pembangunan Kapal
Penyeberangan
Perintis Lanjutan
Subsidi Operasional 429.340 210 563.210 225 675.850 240 777.230 250 893.820 261 3,339.450 261
Keperintisan
Angkutan SDP (Lintas)

Jumlah Unit 1.610 3 4.300 5 4.870 8 5.350 9 5.460 10 21.590 35


Pengadaan Kapal
Kerja / Speed Boat
Tersusunnya
Kebijakan Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
Rencana 95.770 32 1,011.500 70 715.760 70 698.950 70 642.200 70 3,164.180 312
Induk/Umum,
SID/DED Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)
Penyusunan Sistem 2.150 6 144.500 10 102.250 10 99.850 10 91.740 10 440.490 46
Informasi Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)
Monitoring dan 23.190 17 245.650 17 173.830 17 169.740 17 155.960 17 768.370 85
Evaluasi Lalu Lintas
Angkutan Sungai,
Danau dan
Penyeberangan
(paket)
Terwujudnya
Konektivitas LLASDP
(Prasarana) (QW)

Jumlah Paket 57.500 14 135.610 11 235.540 27 289.640 34 219.160 28 937.450 114


Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan Baru
(QW)
Jumlah Paket 100.640 26 306.100 11 157.530 8 211.510 11 282.680 16 1,058.460 72
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Lanjutan (QW)
Jumlah Paket 41.260 7 41.860 2 162.930 11 130.180 9 159.480 12 535.710 41
Pembangunan
Dermaga
Penyeberangan
Selesai (QW)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 8 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Paket 57.240 19 195.640 9 184.580 12 120.170 8 55.200 4 612.830 52
Peningkatan
Dermaga
Penyeberangan (QW)
Jumlah Paket 65.030 30 58.960 5 250.330 30 277.040 34 389.310 52 1,040.670 151
Rehabilitasi Dermaga
Penyeberangan (QW)

Terwujudnya
keselamatan
transportasi darat
Jumlah Unit 9.950 1,623 0 52.770 2,000 54.620 2,000 47.350 2,000 164.690 7,623
Pengadaan Rambu
Sungai Danau
Jumlah Unit 11.000 23 32.960 29 24.160 39 27.660 78 20.180 36 115.960 205
Pembangunan SBNP
Jumlah Kegiatan 44.910 5 201.910 14 102.060 10 99.660 10 91.570 10 540.110 49
Pengerukan Alur
ASDP
Jumlah Paket 0.000 0 76.920 5 54.430 5 53.150 5 48.840 5 233.340 20
Pembangunan Break
Water
5 Dukungan 242.247 267.729 282.792 300.485 321.217 1,414.471
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perhubungan Darat

B PROGRAM 18,670.667 39,558.846 46,200.814 63,253.295 65,641.932 233,325.554


PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
PERKERETAAPIAN

RPJMN TAHUN 2015- 18,554.441 39,433.600 46,066.800 63,109.900 65,488.500 232,653.241


2019

1 Kegiatan 442.777 686.000 725.600 562.400 795.900 3,212.677


Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Sarana
Perkeretaapian
Jumlah Paket 0.368 0.394 0.421 0.451 0.482 2.116 0.0
Kegiatan
Sosialisasi/Rakor/
Seminar/Workshop
Bidang Sarana
Perkeretaapian
Jumlah unit 346.504 38.0 (13) 389.592 48.0 (14) 324.570 20.0 (15) 436.820 51.0 (16) 422.970 85.0 (17) 1,920.456 242.0
pengadaan sarana KA
termasuk kereta kerja
(unit)
(13). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo
- Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo)
(14). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - (14). Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja
untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo)
(15). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk
ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 9 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(16). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran.
Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel
(17). Peruntukan untuk KA perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan & kereta ekonomi untuk angkutan KA lebaran. Kereta kerja untuk ditempatkan di Jawa
Tengah (Ngrombo), Sumut, Sumbar, Sumsel, Sulsel, Sulut, Kalsel
Jumlah unit 30.000 Yogyakarta Solo 45.000 8.0 Yogyakarta Solo 75.000 8.0
pengadaan sarana KA
(unit) pada (KRL)
sistem AC untuk
lintas Yogyakarta -
Solo
Jumlah unit 33.812 6.0 204.390 11.0 289.671 14.0 Aceh, Sumut, 54.576 9.0 Aceh, Sumut, 296.955 15.0 Aceh, Sumut, 879.403 55.0
pengadaan Sumbar, Sumsel, Sumbar, Sumsel, Sumbar, Sumsel,
fasilitas/peralatan Lampung, Riau, Lampung, Riau, Lampung, Riau,
sarana KA (unit) Jambi, Banten, DKI Jambi, Banten, DKI Jambi, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Jakarta, Jawa Jakarta, Jawa
Barat, DIY, Jateng, Barat, DIY, Jateng, Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel Jatim, Sulsel Jatim, Sulsel, Sulut,
Jumlah paket 28.434 3.0 30.424 4.0 32.554 4.0 34.833 4.0 37.271 4.0 Gorontalo, Kaltim, 163.515 19.0
perawatan/
pengoperasian sarana
dan fasilitas sarana
KA (paket)
Jumlah dokumen 11.764 11.0 7.773 9.0 8.317 9.0 8.899 9.0 9.522 9.0 46.276 47.0
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
Bidang Sarana
Perkeretaapian
(dokumen)
Jumlah paket 16.352 4.0 17.496 6.0 18.721 6.0 20.032 6.0 21.434 6.0 94.035 28.0
pembinaan
penyelenggaraan
sarana
Perkeretaapian
(paket)
Penyelenggaraan 5.543 1.0 5.931 1.0 6.346 1.0 6.790 1.0 7.266 1.0 31.876 5.0
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)
2 Kegiatan 170.588 156.400 164.600 172.400 180.700 844.688
Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api

Jumlah paket subsidi 61.836 3.0 (18) 69.036 2.0 (19) 69.736 2.0 (20) 70.536 2.0 (21) 71.436 2.0 (22) 342.581 11.0
angkutan kereta api
(paket) termasuk
subsidi angkutan KA
untuk mengangkut
motor pada masa
mudik lebaran

(18). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan
Sumatera Bagian Selatan.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 10 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(19). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk
lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.

(20). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk
lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.

(21). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor
diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.

(22). Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, KA Riau-Jambi, Purwasari Wonogiri, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, KA Sulawesi, KA Kalimantan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon -
Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan.

Jumlah paket fasilitas 0.0 3.275 1.0 6.550 2.0 6.550 2.0 6.550 2.0 22.925 7.0
dan peralatan bidang
lalu lintas dan
angkutan kereta api
(paket)

Jumlah dokumen 73.014 31.0 45.401 20.0 46.918 21.0 51.020 24.0 55.320 26.0 271.672 122.0
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang Lalu Lintas dan
Angkutan kereta
api(dokumen)
Jumlah paket 30.657 4.0 33.251 4.0 35.579 4.0 38.069 4.0 40.734 4.0 178.291 20.0
pembinaan
penyelenggaraan
bidang lalu lintas dan
angkutan kereta api
(paket)

Penyelenggaraan 5.081 1.0 5.437 1.0 5.817 1.0 6.224 1.0 6.660 1.0 29.220 5.0
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)

3 Kegiatan 17,773.695 38,415.400 44,992.100 62,182.300 64,310.400 227,673.895


Pembangunan dan
Pengelolaan
Prasarana dan
Fasilitas Pendukung
Kereta Api
Jumlah Km'sp jalur KA 554.578 170.78 (23) 605.896 196.07 (24) 772.938 246.16 (25) 1,198.397 279.00 (26) 1,518.243 333.80 (27) 4,650.052 1,225.8
yang direhabilitasi
dan tingkatkan
keandalannya (Km'sp)

(23). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jakarta Kota - Bogor, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Padang -
Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai, Bireun - Lhokseumawe.
(24). Jawa-Bali: Jakarta Tj. Priok, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Solo, Purwosari - Wonogiri, Semarang -
Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan,
Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi - Kisaran - Tanjung Balai.
(25). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 11 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(26). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
(27). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
Jumlah Km'sp jalur KA 8,928.460 186.99 (28) 23,937.950 409.65 (29) 28,883.080 716.73 (30) 46,557.980 896.60 (31) 50,658.049 1,022.30 (32) 158,965.519 3,232.3
yang dibangun
termasuk jalur ganda
dan reaktivasi (Km'sp)

(28). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen Jatinegara Manggarai, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Cibungur - Tanjungrasa, Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda
termasuk elektrifikasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Solo Madiun (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram)
Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi),Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur
ganda).
Sulawesi:
(29). Makassar
Jawa-Bali: Maja- Pare-Pare
Rangkasbitung (jalur ganda), Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian), Citayam - Nambo (jalur ganda), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang -
Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Solo Madiun (jalur ganda), Madiun -
Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo), Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Medan - Bandar Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi -
Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Rantauprapat-Duri-Dumai, Duri Pekanbaru, Duku - Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Pariaman - Naras, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Baturaja - Martapura (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda),
Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Cempaka - Tarahan (jalur ganda).
Sulawesi: Makassar - Pare-Pare
(30). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian),
Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Bogor - Sukabumi (jalur langsir/emplasemen), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Rancaekek - Tanjungsari (reaktivasi),
Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Kroya (jalur ganda), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos -
Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Kedungjati - Tuntang (reaktivasi), Semarang - Pelabuhan Tanjung Mas (reaktivasi), Kutoarjo - Purworejo (emplasemen), Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Solo Madiun
(jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama). Sumatera: Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Bandar
Khalifah Araskabu Kualanamu (jalur ganda, jalur KA layang), Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Binjai - Besitang (reaktivasi), Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut
Padang-Solok (tahap pertama), Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Prabumulih - Kertapati (jalur ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang
Sukamenti Tarahan (jalur ganda). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda

(31). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (Double double track termasuk elektrifikasi dan fasilitas perkeretaapian),
Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cibungur - Tanjungrasa, Cikampek - Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses
menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama), Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Maos - Cilacap (termasuk akses ke Pelabuhan), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang -
Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo Kota - Solo Jebres, Surabaya - Kalimas/Sidotopo (jalur ganda), Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk
Lamong, Solo Madiun (jalur ganda), Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi (tahap pertama) Sumatera:
Bireun - Lhokseumawe, Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi),
Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), Indralaya - Kampus Unsri (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan
Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung, Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare--Mamuju (tahap pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama) Kalimantan: Tanjung - Bandara
Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya - Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara (tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama) Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama),
Jayapura-Sarmi (tahap pertama)
(32). Jawa-Bali: Maja Rangkasbitung Merak (jalur ganda & test track), Cilegon - Anyer Kidul (reaktivasi), Rangkasbitung - Labuan - Saketi - Bayah (reaktivasi tahap pertama), Tonjong - Pelabuhan Bojonegara, Citayam - Nambo (jalur ganda), Parungpanjang Citayam, Nambo - Cikarang - Kalibaru (tahap pertama), Cikampek -
Padalarang (jalur ganda), Padalarang - Bandung - Cicalengka (jalur ganda termasuk elektrifikasi), Tanjungsari Kertajati, Cirebon - Kadipaten (reaktivasi termasuk jalur KA baru), Akses menuju Pelabuhan Cirebon, Cicalengka - Banjar - Kroya (jalur ganda tahap pertama), Banjar - Pangandaran - Cijulang (reaktivasi tahap pertama),
Purwokerto - Wonosobo (reaktivasi tahap pertama), Kroya Kutoarjo (jalur ganda), Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (jalur KA layang), Solo - Semarang (jalur ganda tahap pertama), Yogyakarta - Magelang (reaktivasi tahap pertama), akses menuju KA Bandara Kulonprogo (tahap pertama), Shortcut Solo
Kota - Solo Jebres, Jombang - Babat - Tuban (reaktivasi), Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong, Madiun - Mojokerto - Wonokromo (jalur ganda), Perkotaan Surabaya (Reaktivasi tram Kalimas Wonokromo, akses menuju Bandara Juanda), Tulangan Gununggangsir, Kalisat - Panarukan (reaktivasi tahap pertama), Bangil -
Banyuwangi (jalur ganda tahap pertama), Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi (tahap pertama) Sumatera: Lhokseumawe - Langsa (tahap pertama), Kuala Langsa - Langsa Besitang, Medan - Gabion/Belawan, Sumut (elevated track), Rantauprapat-Duri-Dumai, Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap pertama),
Pekanbaru-Muaro, Duri Pekanbaru, Naras - Sungai Limau, Sumbar (reaktivasi), Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh, Sumbar (reaktivasi), Muaro Kalaban - Muaro (reaktivasi), Shortcut Padang-Solok (tahap pertama), Batu Ampar - Bandara Hang Nadim, Pekanbaru Jambi, Jambi Palembang, Muara Enim Lahat (Jalur
Ganda), Simpang - Tanjung Api-Api (perpanjangan), KA Perkotaan Palembang, Rejosari - Tarahan (tahap pertama), Tanjung Karang - Pelabuhan Panjang (reaktivasi), Cempaka - Tanjung Karang Sukamenti Tarahan (jalur ganda), Tarahan/KM3 - Bakauheni (tahap pertama). Sulawesi: Makassar - Pare-Pare, Manado Bitung,
Isimu- Gorontalo--Bitung, Parepare-Mamuju (tahap pertama), Makassar-Bulukumba-Watampone (tahap pertama), Mamuju Palu Isimu (tahap pertama) Kalimantan: Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Balikpapan Samarinda, Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapan (tahap pertama), Palangkaraya -
Banjarmasin (tahap pertama), Palangkaraya Pontianak Batas Negara (tahap pertama), Samarinda Tanjung Redep Batas Negara (tahap pertama) Papua: Sorong - Manokwari (tahap pertama), Jayapura-Sarmi (tahap pertama)

Jumlah Km'sp jalur 1,908.000 Manggarai - Tanah 3,339.000 7.70 Manggarai - Tanah 2,862.000 3.40 Manggarai - Tanah 732.000 14.30 Manggarai - Tanah 8,841.000 25.4
lingkar KA layang Abang - Ps. Senen Abang - Ps. Senen Abang - Ps. Senen Abang - Ps. Senen
yang dibangun Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara
(Km'sp) di Manggarai Manggarai Manggarai Manggarai
Jabodetabek (2015-
2019)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 12 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Pembangunan Kereta 5.530 Jabodetabek 6,270.000 12.00 Sumatera Selatan 12,540.000 24.00 Sumatera Selatan 2,090.000 5.70 Sumatera Selatan 0.000 20,905.530 Pendanaan
Ringan Perkotaan (Bandara SMB II (Bandara SMB II (Bandara SMB II On Top
(km) Kolonel H. Burlian Kolonel H. Burlian Kolonel H. Burlian
Demang Lebar Demang Lebar Demang Lebar
Daun Angkatan Daun Angkatan Daun Angkatan
45 Kapten A. 45 Kapten A. 45 Kapten A.
Rivai Jln. Rivai Jln. Rivai Jln.
Jenderal Sudirman Jenderal Sudirman Jenderal Sudirman
Masjid Agung - Masjid Agung - Masjid Agung -
Jakabaring Sport), Jakabaring Sport), Jakabaring Sport),
Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek
(Cibubur-Cawang) (Cibubur-Cawang, (Cibubur-Cawang,
Cawang-Dukuh Cawang-Dukuh
Atas, Cawang- Atas, Cawang-
Bekasi Timur) Bekasi Timur)
Jumlah unit 349.016 44.00 384.349 50.00 440.791 57.00 460.000 58.00 520.000 60.00 2,154.156 269.0
jembatan/underpass/
flyover KA yang
direhabilitasi dan
tingkatkan
keandalannya (unit)
Jumlah unit 856.552 66.00 929.631 68.00 1,073.495 68.00 1,142.295 70.00 1,198.108 72.00 5,200.082 344.0
jembatan/underpass/
flyover KA yang
dibangun (unit)
Jumlah Km'sp 1,711.067 2,030.00 1,303.990 350.00 761.877 550.00 1,015.274 700.00 1,015.274 700.00 5,807.481 4,330.0
pengadaan material
rel (Km'sp)
Jumlah unit 55.000 600.00 82.614 125.00 121.302 200.00 161.602 250.00 161.602 250.00 582.120 1,425.0
pengadaan material
wesel (unit)
Jumlah unit 37.964 6.00 47.019 6.00 51.146 7.00 55.315 9.00 56.000 10.00 247.443 38.0
stasiun/bangunan
operasional KA yang
direhabilitasi dan
tingkatkan
keandalannya (unit)
Jumlah unit 122.663 15.00 128.928 15.00 145.974 17.00 155.173 17.00 160.000 18.00 712.738 82.0
stasiun/bangunan
operasional KA yang
dibangun (unit)
Jumlah paket 269.011 7.00 353.687 7.00 844.631 8.00 866.879 8.00 875.329 11.00 3,209.537 41.0
rehabilitasi dan
peningkatan
persinyalan dan
telekomunikasi KA
(paket)
Jumlah paket 433.141 12.00 446.635 13.00 457.426 14.00 465.428 16.00 600.000 16.00 2,402.631 71.0
pembangunan
persinyalan dan
telekomunikasi KA
(paket)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 13 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Km'sp listrik 106.355 33.90 Jakarta Kota - 61.251 44.90 Jatinegara - 105.000 45.00 Tanah Abang 105.000 45.00 Tanah Abang 133.439 58.95 Tanah Abang 511.045 227.8
aliran atas KA yang Manggarai Bogor Pondok jati - Senen Rangkasbitung, Rangkasbitung, Rangkasbitung,
direhabilitasi dan - Kampungbandan - Citayam Nambo, Citayam Nambo, Citayam Nambo,
tingkatkan Tanah Abang Jatinegara - Jatinegara - Jatinegara -
keandalannya (Km'sp) Manggarai, Duri Pondok jati - Senen Pondok jati - Senen Pondok jati - Senen
termasuk gardu listrik Tangerang, - Kampungbandan - - Kampungbandan - - Kampungbandan -
Manggarai - Tanah Abang Tanah Abang Tanah Abang
Jatinegara - Bekasi Manggarai, Jakarta Manggarai, Jakarta Manggarai, Jakarta
Cikarang Kota - Manggarai Kota - Manggarai Kota - Manggarai
Bogor, Jakarta Kota Bogor, Jakarta Kota Bogor, Jakarta Kota
Tj. Priok, Duri Tj. Priok, Duri Tj. Priok, Duri
Tangerang, Tangerang, Tangerang,
Manggarai - Manggarai - Manggarai -
Jatinegara - Bekasi Jatinegara - Bekasi Jatinegara - Bekasi
Cikarang Cikarang Cikarang

Jumlah Km'sp listrik 291.282 17.35 Tanah Abang - 1,357.781 24.30 Tanah Abang - 1,880.000 32.00 Tanah Abang - 1,105.760 32.00 Medan - Araskabu - 800.000 40.00 Medan - Araskabu - 5,434.824 145.7
aliran atas KA yang Maja - Maja - Maja - Kualanamu, Kualanamu,
dibangun (Km'sp) Rangkasbitung, Rangkasbitung Rangkasbitung, Rangkasbitung Rangkasbitung
termasuk gardu listrik Manggarai - Bekasi Merak, Manggarai - Manggarai - Bekasi Merak, Jakarta Merak, Jakarta
Cikarang, Bekasi Cikarang, Cikarang, Kota - Tj Priok/JICT, Kota - Tj Priok/JICT,
Kutoarjo Padalarang - Padalarang - Citayam Nambo, Citayam Nambo,
Yogyakarta, Bandung Bandung Manggarai - Bekasi Cikarang
Perkotaan Cicalengka, Cicalengka, Cikarang, Cikampek,
Surabaya (tram) Perkotaan Perkotaan Padalarang - Padalarang -
Surabaya (tram) Surabaya (tram) Bandung Bandung
Cicalengka, Cicalengka,
Kutoarjo Kutoarjo
Yogyakarta, Yogyakarta
Perkotaan
Surabaya (tram)

Jumlah Km'sp listrik 643.593 Yogyakarta Solo 346.550 59.00 Yogyakarta Solo 990.143 59.0
aliran atas KA yang
dibangun (Km'sp)
pada jalur KA antara
Yogyakarta Solo
(2015-2017)
Jumlah paket 16.938 1.00 Jateng 52.500 3.00 Sumut, Sumbar, 35.000 3.00 Aceh, Lampung, 19.976 3.00 Jambi, Sulut, Kalsel 29.277 2.00 Gorontalo, Kaltim, 153.691 12.0
peningkatan/ Sumsel, DKI Riau, Banten, DIY, Kalteng, Kalbar
pembangunan Jakarta, Jawa Sulsel
Bangunan Khusus Barat, Jateng, Jatim
(paket)
Jumlah paket 35.445 5.00 303.343 11.00 305.320 13.00 315.000 15.00 315.000 15.00 1,274.109 59.0
pemagaran prasarana
dan fasilitas
prasarana
perkeretaapian
(paket)
Jumlah unit 50.634 34.00 (33) 69.718 44.00 (34) 90.000 45.00 (35) 94.500 45.00 (36) 110.000 50.00 (37) 414.852 218.0
pengamanan
perlintasan sebidang
(unit)
(33). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Semarang - Solo, Bojonegoro - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tarahan, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang -
Pariaman, Medan - Araskabu - Kualanamu.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 14 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(34). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal -
Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi. Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung -
Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan - Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai.
(35). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar,
(36). Jawa-Bali: TanahTebingtinggi Kisaran
Abang - Merak, - Tanjung
Duri Balai,Jakarta
Tangerang, Kisaran- Tj.
Rantauprapat, Bireun- Tanah
Priok, Manggarai - Lhokseumawe.
Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
(37). Jawa-Bali: Tanah Abang - Merak, Duri Tangerang, Jakarta Tj. Priok, Manggarai - Tanah Abang - Ps. Senen - Jatinegara, Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang, Jakarta Kota - Bogor, Jatinegara - Cikampek - Cirebon, Cikampek - Padalarang, Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Padalarang - Bandung - Cicalengka,
Cicalengka - Banjar - Kroya, Cirebon - Kroya, Kroya - Kutoarjo - Yogyakarta - Solo, Semarang - Solo, Solo - Madiun, Purwosari - Wonogiri, Cirebon - Brebes - Tegal - Pekalongan - Semarang, Tegal - Prupuk, Semarang - Bojonegoro - Surabaya, Madiun - Surabaya, Surabaya - Bangil - Malang - Kertosono, Bangil Banyuwangi.
Sumatera: Prabumulih - Waytuba - Tanjungkarang - Tarahan, Prabumulih - Kertapati, Prabumulih - Lubuklinggau, Padang - Bukitputus - Indarung/Telukbayur, Padang - Pariaman, Pariaman - Lubuk Alung - Padangpanjang - Solok - Sawahlunto, Medan - Araskabu - Kualanamu, Medan - Binjai - Besitang, Medan - Belawan, Medan -
Tebingtinggi - Siantar, Tebingtinggi Kisaran - Tanjung Balai, Kisaran - Rantauprapat, Bireun - Lhokseumawe.
Jumlah paket 1,297.785 34.00 2,864.515 30.00 2,094.445 31.00 2,127.610 31.00 1,600.000 32.00 9,984.355 158.0
pengadaan dan
penertiban lahan
(paket)
Jumlah paket 6.000 17.00 8.020 17.00 10.000 18.00 11.500 19.00 12.300 20.00 47.820 91.0
Perawatan
Peralatan/Fasilitas
Prasarana (paket)
Jumah Paket 616.205 20.00 99.743 14.00 126.134 7.00 43.861 3.00 54.134 2.00 940.078 46.0
Pengadaan MTT
(Multi Tie Tamper
Machine), Profile
Ballast regulator,
Track Laying
Machine, Flash Butt
Welding & Peralatan
Prasarana Lainnya

Pelaksanaan 1,712.351 1.00 1,712.351 1.0


Perawatan dan
Pengoperasian
Prasarana
Perkeretaapian Milik
Negara/ IMO (tahun)

Pelaksanaan 2,500.350 1.00 2,750.385 1.00 3,025.424 1.00 3,327.966 1.00 11,604.124 4.0
Perawatan dan
Pengoperasian
Prasarana
Perkeretaapian Milik
Negara (tahun)
Jumlah dokumen 265.535 84.00 257.394 89.00 275.411 90.00 294.690 90.00 315.318 90.00 1,408.348 443.0
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang prasarana
perkeretaapian
(dokumen)
Jumlah paket 17.624 4.00 20.392 4.00 24.471 4.00 29.365 4.00 35.238 4.00 127.089 20.0
pembinaan
penyelenggaraan
prasarana
Perkeretaapian
(paket)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 15 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Penyelenggaraan 40.087 1.00 48.105 1.00 57.725 1.00 69.271 1.00 83.125 1.00 298.312 5.0
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)
4 Kegiatan 167.381 175.800 184.500 192.800 201.500 921.981
Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang
Keselamatan
Perkeretaapian
Jumlah paket 3.000 3.00 3.210 3.00 3.435 3.00 3.675 3.00 3.932 3.00 17.252 15.0
Kegiatan
Sosialisasi/Rakor/Sem
inar/Workshop
Bidang Keselamatan
Perkeretaapian
(paket)
Jumlah paket fasilitas 59.879 18.00 Aceh, Sumut, 63.597 20.00 Aceh, Sumut, 64.443 20.00 Aceh, Sumut, 64.339 19.00 Aceh, Sumut, 64.047 18.00 Riau, Jambi, Sulsel, 316.305 95.0
dan peralatan bidang Sumbar, Sumsel, Sumbar, Sumsel, Sumbar, Sumsel, Sumbar, Sumsel, Sulut, Gorontalo,
keselamatan Lampung, Banten, Lampung, Banten, Lampung, Banten, Lampung, Riau, Kaltim, Kalsel,
perkeretaapian DKI Jakarta, Jawa DKI Jakarta, Jawa DKI Jakarta, Jawa Banten, DKI Kalteng, Kalbar
(paket) Barat, DIY, Jateng, Barat, DIY, Jateng, Barat, DIY, Jateng, Jakarta, Jawa
Jatim Jatim Jatim, Sulsel Barat, DIY, Jateng,
Jatim, Sulsel
Jumlah dokumen 64.467 7.00 66.155 9.00 70.786 9.00 75.741 9.00 81.042 9.00 358.190 43.0
Studi/Kajian/Desain/
Norma/Standar/
Pedoman/
Kriteria/Prosedur
bidang keselamatan
perkeretaapian
(dokumen)
Jumlah paket 36.721 6.00 39.291 4.00 42.042 4.00 44.985 4.00 48.134 4.00 211.173 22.0
pembinaan
penyelenggaraan
bidang keselamatan
perkeretaapian
(paket)
Penyelenggaraan 3.315 1.00 3.547 1.00 3.795 1.00 4.060 1.00 4.345 1.00 19.061 5.0
administrasi dan
layanan perkantoran
(tahun)
5 Dukungan 116.227 125.246 134.014 143.395 153.432 672.313
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perkeretaapian
C PROGRAM 22,842.956 25,513.008 25,216.711 25,362.225 26,985.451 125,920.351
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI LAUT

RPJMN TAHUN 2015- 18,169.557 19,721.907 18,556.945 17,703.494 18,177.910 92,329.813


2019

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 16 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
1 Kegiatan 4,311.575 4,893.756 3,713.779 2,594.686 2,911.529 18,425.325
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Laut

Jumlah Pelayanan 671.561 89 Trayek (38) 766.529 113 Trayek (39) 949.682 140 Trayek (40) 1,132.835 167 Trayek (41) 1,309.205 193 Trayek (42) 4,829.813
Rute Angkutan Laut
Perintis
(38). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(39). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(40). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(41). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(42). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
Jumlah Rute 325.000 1 Paket Tersebar pada lima 333.125 1 Paket Tersebar pada lima 341.453 1 Paket Tersebar pada lima 349.989 1 Paket Tersebar pada lima 358.739 1 Paket Tersebar pada lima 1,708.307
Angkutan Laut Tetap pangkalan yaitu : pangkalan yaitu : pangkalan yaitu : pangkalan yaitu : pangkalan yaitu :
Dan Teratur untuk Waingapu, Waingapu, Waingapu, Waingapu, Waingapu,
MendukungTol Laut Manokwari, Tual, Manokwari, Tual, Manokwari, Tual, Manokwari, Tual, Manokwari, Tual,
Babang dan Kijang Babang dan Kijang Babang dan Kijang Babang dan Kijang Babang dan Kijang

Jumlah Pembangunan 2,526.082 100 unit (43) 2,946.000 - (44) 1,455.807 - (45) 6,927.889
baru kapal negara
angkutan laut perintis

Lanjutan - 70 unit - - - -
pembangunan kapal
negara angkutan laut
perintis
Penyelesaian 3 unit 30 unit 70 unit - - -
pembangunan kapal
negara angkutan laut
perintis

(43). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(44). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
(45). Tersebar pada 33 Provinsi dengan pangkalan laut Meulaboh, Calang, Teluk Bayur (2), Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pinang, Kijang, Sintete, Sunda Kelapa, Kotaburu, Semarang (2), Surabaya (2), Tanjung Wangi, Bima (3), Kupang (4), Maumere (2), Bitung (2), Tahuna (2), Pagimana, Kolonedale, Kendari (2), Tilamuta (2),
Kwandang, Makassar (2), Mamuju, Ambon(7), Tual (4), Saumlaki (4) Ternate (4), Babang, Sanana (2), Jayapura (5), Biak (3), Merauke (7), Manokwari (4) Sorong (6)
Jumlah 788.932 Tersebar di 33 848.102 Tersebar di 33 966.836 Tersebar di 33 1,111.862 Tersebar di 33 1,243.585 Tersebar di 33 4,959.317
pembangunan/ Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi
pengadaan fasilitas
pendukung Lalu lintas
dan Angkutan Laut
:(46)
(46). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) milik Ditjen Hubla / Pengadaan camera CCTV/ Pemasangan Upgrade Monitoring Tracking Sistem / Pembangunan Infrastruktur Multimedia Tracking / Pembangunan Sistem Informasi Spasial Kapal Perintis / Penyelenggaran Mudik Gratis Sepeda Motor / Monitoring
Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru / Monitoring Pelabuhan Singgah Perintis dan Center Pangkalan Perintis / Pemberdayaan Industri Pelayaran Rakyat)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 17 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
2 Kegiatan 7,377.269 7,423.024 7,470.651 7,520.242 7,571.895 37,363.082
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Pelabuhan dan
Pengerukan
Jumlah Lokasi 6,119.638 306 lokasi (47) 6,125.758 100 lokasi (48) 6,131.884 100 lokasi (49) 6,138.016 100 lokasi (50) 6,144.154 100 lokasi (51) 30,659.449
Pembangunan dan
Pengembangan
Pelabuhan Non
Komersial
(47). Pelabuhan Sigli, Sabang, Meulaboh, Tapak Tuan, Singkil, P. Banyak, Sinabang, Sibigo, Labuhan Angin, Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Lahewa, Sirombu, P. Tello, Leidong, Parlimbungan Ketek, Sei Berombang, Barus, Tg. Sarang Elang, Pekanbaru, Tanjung Buton, Bagan Siapi-api, Tanjung Samak, Meranti - Selat Panjang,
Kuala Gaung, Panipahan, Batu Panjang, Sungai Guntung, Dumai, Dompak, Mocoh, Malarko, Pulau Sambu, Letung, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan, Dabo Singkep, Tanjung Berakit , Carocok Painan, Tiram, Teluk Bayur, Bungus, Air Bangis, Pariaman, Tiku, Tarusan, Pasapuat, Talang Dukuh, Nipah Panjang, Ujung Jabung,
Kuala Mendahara, Tanjung Api-api, Tanjung Pandan, Pulau Baai, Linau Bintuhan, Sibesi, Sebalang, Batu Balai, Tg. Priok, Marunda, Sunda Kelapa, Banten, Karangantu, Cituis, Kronjo, Labuhan, Panimbang, Bayah, Karangsong, Indramayu, Pamanukan, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Kendal, Tegal, Cilacap, Batang, Jepara, Juwana,
Rembang, Brebes, Pekalongan, Keramaian, Taddan, Branta, Bawean, Pacitan, Sapudi, Telaga Biru, Tanah Ampo, Benoa, Padang Bai, Celukan Bawang, Nusa Lembongan, Nusa Penida, Benete, Pamenang Tanjung, Nunbaunsabu, Maritaing, Baing, Seba, Raijua, P. Salura, Waikelo, Kendidi Reo, Pota, Marapokot, Maurole,
Atapupu, Batutua, Papela, Ba'a, Kolbano, Larantuka, Terong, Wulandoni, Bari, Labuhan Bajo, Ketapang, Sambas, padang Tikar, paloh,Sukadana, Kuala Pembuang, Teluk Segintung, Pegatan, Mendawai, Parenggean, Sampit, Pulang Pisau, Bahaur, Batanjung, Marabatuan, Matasiri, Pelaihari, Sebuku, Palaran, Samarinda,
Penajam Pasir, Maloy, Tanjung Redep, Tanah Grogot, Kuala Semboja, Tarakan,Sungai Nyamuk, Tanah Tidung, Manado, Kawio, Matutuang, Kawaluso, Petta, Tamako, Lipang, Bukide, Kahakitang, Kalama, Tahuna, Ngalipaeng, Marore, Lirung, Melonguane, Mangarang, Karatung, Rainis, Miangas, Makalehi, Pehe, Ulu Siau,
Biaro, Sawang, Buhias, Labuhan Uki, Amurang, Gorontalo , Anggrek, Tilamuta, Moutong, Parigi, Kolonedale, Bungku Luwuk, Teluk Malala, Ogoamas, Mantangisi, Una-una, Pagimana, Leok, Palele, Banggai, Bungkutoko, Kendari, Ereke, Maligano, Bau-bau, Pasarwajo, Boepinang, Batu Atas, Wanci, Lasalimu, Kolaka,
Watunohu, Dawi-dawi, Molawe, Lakara, Makassar, Paotere, Awerange, Garongkong, Jampea, Kayuadi, Munte, Belopa, Bulukumba, Jeneponto, Pattiro Bajo, Tuju-Tuju, Cappa Ujung, Sinjai, Biringkasi, Sabutung, Sapuka, Sailus, Kalukalukuang, Maccini Baji, Selayar, Benteng, Bajoe, Siwa, Majene (Banggae), Palipi ,
Popoongan, P. Ambo, Belang-belang, Polewali, Tanjung Silopo, Yos Sudarso, Ambon, Gudang Arang, Tulehu,Tuhaha, Tutu Kembong, Kroing, Saumlaki, Larat, P. Buano, Taniwel, Dawelor, Wonreli, Mahaleta, Namlea, Amahai, Kobror, Marlasi, Dobo, Gorom, Teor, Fogi, Namrole, Ambalau, Tual, Loleojaya, Tifure, Manu
Gamunu, Mangga Dua, Bicoli, Tapaleo, Daruba, Tikong, Dama, Tobelo, Dorume, Galela, Bisui, Koititi, Indari , Yaba, Babang, Labuha, Sofifi, Laiwui, Wayaloar, Jojame, Banemo, Depapre, Merauke, Serui, Sarmi, Biak, Nabire, Agats, Mumugu, Waren, Bade, Asiki, Moor, Arar, Manokwari, Kaimana, Saonek, Sausapor,
Kokas, Teminabuan, Korido, Oransbari Wasior.

(48). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(49). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(50). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
(51). Pelabuhan : Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu panjang, Batutua, Bau bau, Belang belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok painan, Dabo singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala semboja, Labuhan bajo, Labuhan angin, Lakara, Larantuka, Letung, Linau bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor
Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu,Pulau banyak, Pulau buano, Pulau salura, Pacitan, Padang tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan, ketek, Patani, Pelaihari, Penajam pasir, Pomalaa, Pota, Pulau laut, Pulau teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi speed boat,
Subi, Taddan, Tanah ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapi Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
Jumlah 516.580 Tersebar di 33 519.163 Tersebar di 33 521.759 Tersebar di 33 524.367 Tersebar di 33 526.989 Tersebar di 33 2,608.858
Pembangunan/Penga Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi
daan Fasilitas
Pendukung
Pelabuhan dan
Pengerukan : (52)
(52). (Pengadaan Reach Stacker / Pengadaan Forklift / Pengadaan Prasarana Pemanduan / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan Fasilitas Pelabuhan dalam Rangka Pelayanan Publik / Fasilitas Pendukung Operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan
Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dll))
3 Kegiatan 137.219 136.965 13.000 13.000 13.000 313.184
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Perkapalan dan
Kepelautan
Pembangunan Kapal - - 13.000 5 Unit 13.000 5 Unit 13.000 5 Unit 13.000 5 Unit 52.000
Marine Surveyor

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 18 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah 137.219 3Paket 123.965 2 Paket 261.184
Pembangunan/Penga
daan Fasilitas
Pendukung
Perkapalan dan
Kepelautan
(Pengadaan Enginee
Room Simulator /
Pengadaan Full
Mission Bridge
Simulator /
Pengadaan Komputer
Base Assessment)

4 Kegiatan 3,073.839 3,172.717 3,247.880 3,448.167 3,525.917 16,468.520


Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Kenavigasian
Jumlah Pembangunan 142.911 16 Unit (53) 148.627 17 Unit (54) 154.573 18 Unit (55) 160.755 18 Unit (56) 167.186 19 Unit (57) 774.052
Sistem
Telekomunikasi
Pelayaran

Jumlah Pembangunan 807.500 10 Unit 807.500 10 Unit 807.500 10 Unit 934.000 11 Unit 934.000 11 Unit 4,290.500
baru kapal negara
Kenavigasian

Lanjutan 5 Unit 5 Unit


pembangunan kapal
negara Kenavigasian

Penyelesaian 5 Unit 10 Unit 15 Unit 11 Unit


pembangunan kapal
negara Kenavigasian

(53). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(54). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(55). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(56). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
(57). Tersebar pada 33 Provinsi di 25 Distrik Naviagasi Sabang, Sibolga, Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Kendari, Bitung, Makassar, Kendari, Tual, Ambon, Jayapura, Merauke, Sorong
Jumlah Pembangunan 6.550 5 Unit Disnav Sibolga, 32.730 25 Unit 32.730 25 Unit 28.800 22 Unit 26.190 20 Unit 127.000
Reverse Osmosis (RO)

Jumlah Pembangunan 451.290 206 Unit (58) 469.342 137 Unit (59) 488.115 137 Unit (60) 507.640 137 Unit (61) 527.945 137 Unit (62) 2,444.332
Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran
(SBNP)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 19 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(58).Tersebar di 33 Provinsi. Bukit Ujung Babang Sinabang Kab. Simeulue, Pulau Buro Kota Banda Aceh, Tambun Tulang, Kab Asahan Tg. Leidong, Kab. Labuhan Batu Tembilahan, Kab. Indragiri hilir, Karang Singa Kab. Bintan, Karang Berakit Kab. Bintan, Pelabuhan Tg. Berakit Kab. Bintan, pangkil Kota Tanjung Pinang, lobam Kab.
Bintan, Pelabuhan muara saibi Kab. Kep Mentawai, Palembang, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pencongan Pekalongan, Laut Hijau Pemalang, Tanjung Lorok Pacitan, Gunung Batur Kab Gunung Kidul, Sadeng Kab Gunung Kidul, Sindang Barang Kab. Cianjur, Disnav Cilacap, Sempu Kab. Malang, Castur Kota Surabaya, Pulau
Paserang Kab. Sumbawa Barat, TG. Bungkulan Kab. Buleleng. Pel. Lembar Kab. Lombok Barat, Pel. Badas Kab. Sumbawa, TG. Mobulu Kab. Badung, Sedihing Kab. Klungkung, Buleleng Kab. Buleleng, Waingapu Kab. Nagekeo, Pulau Mangudu Kab. Sumba timur, Pulau Dana Kab. Kupang, Wajok Hili Kab. Pontianak, Muara
Kendawangan Kab Ketapang dan Kab. Hulu, Karang Ontario Kab. Ketapang, Muara Kubu Kab. Kubu Raya, Muara Ketapanng Kab. Ketapang Gosungan Berau Kab. Berau, Kr. Besar Kab. Bulungan, P. Bunyu Kab. Bulungan, Pelabuhan Mantuil Kota Banjarmasin, Pelabuhan Jembatan Rumpiang Kota banjarmasin, Gosong Muara Sungai
Serapat Alur Barito Kab Bariton Kuala , Pulau Alalak Berangas Sungai Barito Kab. Barito Kuala, Ujung Panti Sungai Barito Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin, Gosong Ujung Selatan Pulau Bakut Alur Barito Kota Banjarmasin, Pulau Tampaan Selat Laut Kab. Kotabaru, Kab. Kota Waringin Timur, Kab. Kota Waringin Timur, Tg.Ulu
Kabupaten Kutai Kartanegara Kab. Kertanegara, pelabuhan marisa Kab. Pohuwotu, tg.malangi Kab. Pohuwotu, Pulau Magenti Kab. Muna, Pulau Sagori Kab. Bombana, Sikeli Hijau Kab. Bombana, Bero Masidi Kab. Muna, Mamuju dan Dam Paotere Kota Palopo, Kota Makassar Kab. Pare-pare Plabuhan Romang-Kisar Kab.Maluku
Barat Daya, Pelabuhan Damer-Moa Kab.Maluku Barat Daya, Plabuhan Kaiwatu-Kisar Kab.Maluku Barat Daya, Kab. Buru, Kab. Pulau Morotai, Pel. Dawai Kab. Yapen Waropen, Pel. Miosnum Kab. Biak Numfor, Disnav Merauke, Muara SG Maro Kab. Merauke, Muara SG Digul Kab. Boven Digul, P. Habe Aman Kab. Boven Digul, Selat
Muli Kab. Merauke, Sungai Atsy Kab. Asmat, Sungai Digul Kab. Boven Digul, Pelabuhan Arar dan Selat Sele Kab. Sorong, Kab Raja Ampat, Pulau Tinggi Kab. Simeulue, matang Kab. Bintan, kentar, Kab. Lingga, Cikoneng dan Lengkuas, Kab. Serang, Bawean, Kab Gresik, Masalembo, Kab. Sumenep, TG. Motamasin, Kab. Belu, Kab. Alor
dan Kupang, P. Pengiki , Kab. Pontianak, P. Sebatik, Kab. Nunukan, Gorontalo, Kota Gorontalo, Pelabuhan Lakor - Kisar Kab. Maluku Barat Daya, Pelabuhan Malahayati, Kab. Aceh Besar, Disnav Semarang, Tg. Padang Tikar, Pel. Sedau Singkawang, Kota Singkawang, Gosong Niger (Perbatasan Malaysia), Kab. Sambas, Disnav Sorong,
P.Wuring dan P. Treweng, Kab. Sikka, P. Sintete, Kab. Sambas, P. Pulau Tam, Kota Tual, Pulau Tayando, Kota Tual, Seira - Saumlaki, Kab. Maluku Tanggara Barat, Marsella Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Romang Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, P.Damar Moa, Kab. Maluku Barat Daya, Pel. Tobelo, Bemo, Wayabula, Bobong,
Galela, Tikong, Daruba, Dame, Kab. Halmahera Utara, Pel. Seku, Leksula, Sanana dan Tulehu, Kab Maluku Tengah Tanjung Kumbis, Kab. Merauke, Kelapa Lima, Kab. Merauke P. Banamepe, Kab. Merauke.

(59). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Mangki, Kr. Biawak, Kr. Gatui , Sinabang, P. Batu Berlayar, P. Ina, Malahayati, Meulingge, Calang, Lhok Kruet, Tg. Pertandang, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Pangkalan Susu, Pulau Kampai, Tanjung Pura, Pantai Cermin, Barus, Amboina, Kr.Karang, Kr.Lago, Kr.Tonga,
P.Jawyawi, Uj. Tanjung, P. Simangke, Pel. Sikakap, Gosong Laut, Uj. Batu Berlayar, Pel. Tiram, Tjg. Sigep, Mr. Air Haji, P. Simasin, Tg. Simansih, Tg. Sakaladat, Tg. Toyolawa, P.Timau, Tg. Cakang, P. Ritan, Batu Berlayar, Kr.Jackson, P., Batuberlayar, Batu Besar, Batulicin, P. Buton, P. Hantu, P. Kelong, Tg. Batu, Gs.Mumbul, P. Babi
Karimun, Gandir, Utara P.Tengah, Bengkalis, Sungai Pakning, Kuala Enok, Tembilahan, Selat Panjang, Bagan Siapi-api, Ayermasin, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Kuala Tungkal, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Selat Nando, Tg. Terentang, Talang Duku, Tg. Bangka, Tg. Api, Karimata, Tg. Satai, Sukadana, Kendawangan,
Ketapang,Paloh/Sakura, Singkawang, Pontianak, Sanding, Seblat, Bayangan Air, Kr. Kerbau, Indramayu, Cirebon, P.Selanga, Tg. Selokan, Tg.Karawang, Ujung Walor,Kertapati, Pulau Long, Cikalong, Batu Gajah, Batu Tunggur, Tg. Gedeh, Kr. Pabayang, Tg. Guhakolak, Tg. Pemalang, Alur Pel. Juwana, P. Karimunjawa, Batang, Jepara,
Kendal, Pekalongan, Pemalang, Gosong Pasir, Payangan, Pasosongan, Batu Putih, Kamal, Sapulu,Telaga Biru, Banyu Wangi/Boom, Paciran, Branta, P. Menjangan, Tg. Amat, Tg Beranti, Tg. Palonan, Benoa, Sanur, Gilimanuk, Padang Bai, Nusa Lembongan, P. Raja, Pel. Lewoleba, Alur Pelab. Balauring, Balauring, Barat daya Pade, Pel.
Waingapau, Pel. Waewole, Pel. Pemana, Pel. Wuring, Tg. Dewa, P. Alalak, Uj. Panti, P. Bakut, P. Datu, Banitan 1, Banitan 2, Gosong Pasir, Ma. Peking, Tg.Buasin, Tg.Keris, P. Sebatik, Tg.Sadau, Nunukan, Sungai Nyamuk, Tg. Bayurr, Balikpapan, Kampung Baru, Talisayan, Tanjung Redep, Lhok Tuan, Tanjung Laut, Tanjung Selor,
Sagara, Tg. Keramat, Karang Boliogut, Tg. Laimpangi, Dam Paotere, Kr. Melintang, Kr. P.P. Takabonerate, Kr. Taka Rangkap, Kr. Ug. Pepe, Kr.Laubang, Tg. Goram, Banabungi, Lasalimu, Lawele, Siompu, Ereke, Labuhan Belanda, Kendari, Bungkutoko, Langara, P. Bentenan, Batu tengah Labuhan Uki, Molibagu, Torosik, Kotabunan,
Wori, Tilamuta, Wongosari, Gorontalo, Banda Besar, Batusambo, Pel. Tobelo, Bemo, P. Kaburuang, Tg. Gorua, P. Daram, P. Tumbutumbu, P. Panjang, P. Momfafa, Fuilu,, P.Sagin, P.Wayam, P. Anus, Kr.Jaunan, P. Ayawi, P.Isomanai, P.Mengge, P.Miosindi, P. Pombo, Alur Pel. Kelapa Lima, Tg. Yamursba, Tg. Wasio, Sungai Torasi,
Sungai Torasi, Pel. Elat, Alur Pel. Kasui, P. Inggar, Kr. Saribatsir, P. Anggarmasa
(60). Tersebar di 33 Provinsi. Uj. Pesanga, P.Lakon, P.Rubiah, Tg. Sabin, Tg.Ketaping, Uj.Lampuyang, Uj.Meuduroe, Sussoh, Lhok Pawoh, Tapaktuan, Sei. Berombang, Ujung Peusangan, P. Paru Buso, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Tanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung Pangkalan Dodek, Perupuk, Tanjung Tiram, P. Salaut Besar, Kr.Kasi,
Tg.Ikhunene, Tg.Lambaru, Tg.Siginigini, Tg.Toyolawa, Ug. Batu Panjang, Ug.Teduihu, Uj. Talukasai, Mr. Surantiah, Pel. Muara Surantiah, Pel. Muara Sabi, Tg. Sero, Tg. Betumonga Pasapuat, Siuban, Tua Pejat, Subelen, Labuhan Bajau, Sinakak, Nunbing, P. Pelampong, Karang Singa, Kr.Nginang, P.Selanga P.Tokong Kemudi, Pel.
Letung, Pel. Letung, Pel. Midai, Pel. Midai, Pel. Midai, P. Ti, Tg. Sekodi, P. Rupat, Tg. Kedabu Pel. Meranti, Selat Rupat, Bandul, Melibur, Batu Panjang, Tanjung Medang, Kuala Gaung, Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Sabak Ma. Kuala Tungkal, Ma.Ka. Berbak, Pel. Boom Baru, Sg. Musi, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang, Ma.
Kendawangan Ma. Kendawangan, Pel. Padangtikar, Pel. Penebangan, Air Hitam, Teluk Melano/Teluk Batang, Teluk Air, Tg. GedehTg. Losari Tg. Batu Kebutjung, Gs. Toborjantan, Kr. Gundul, Kr. Rakit Utara, Pel. Sadai, Tg. Kahoabi, Tg. Kooma, Malakoni/P. Enggano Bintuhan/Linau, Pulau Baai, Tg. Lokon, Tg. Ngeres Langu, Tg.
Tawulan, Kr. Wuni Wates, Alur Pel. Juwana, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pecnongan, P. Karimunjawa, P. Karimunjawa, Kr. Sverre, Kr. Wen-wen, Pel. Rembang, Tg. Sbkah Tg. Awar-awar, Tg. Bantenan, P.Sepekan, Pel. Kangean, Tanjung Bulu Pandan, Tanjung Wangi, Ketapang, Bawean, Gresik Marba, P. Paserang, Tg. Batu
Licin, Tg. Ungasan, Tg. Mebulu, P. satonda, Tg. Srae, Buleleng (Sangsit), Celukan Bawang P.Nusa Ende, Seraja Besar, Tg. Muna, Tg. Lai, Pel. Binanatu, Labuhan bajo, Mananga, Nangalill-Buteng, Tg. Selaka, P. Kaget P. Balukung 1, P. Balukung 2, P. Belandean, Pel. Mantuil, Pel. Jemb. Rumpiang, Gs. Muara Sg. Barito, Gosong Batu
Buaya Gosong Batu Buaya, Tg. Batu, Kr.Adat, Tanah Grogot, Teluk Adang, Tg. Jumalai, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Tg. Bodjo Pel. Palippi, Jampea, Bulukumba, Mamuju, KrvP.Saujung, P. Sainoa, Bungku Toko, Ge. Saponda Selatan, Gs. Selatan, Gs.Utara Kr. Barat Langara Bugis, Kr. Barat P. Maloan, Kr. Bokori, Kr. Dungi, Kr.
Generaal Pel, Kr. Langara Bugis, Kr. Lingoro, Kr. P. Basa P. Puludua,Tutuyan Jikoblanga, Boroko, Tg. Sidupa, Air Tembaga, Bitung, Bentung, Bukide, Kahakitang, Kalama, Kawaluso Kawio, Manuwui, P. Ambelau, Tg. Lelai, P. Fani, Lomiosu, Galela, Tobelo, Buli, Kobisadar, Wayabula dan Dame, Bobong P. Ayu, Tg. Namaripi, Tg. Sekar,
Tg.Dore, Tg.Dore, Tg.Monfafa, P. Evanas, Selat Sele, Selat Sele, Windesi, P. Miosnum,, P.Miospandi, P.Nutabari, P.Roon, P.Rurbas Beba, P.Wairandi, Pel. Bosnik, Tg. Wasanbari,Tg. Basari, Tg. Narwaku Tg. Kamdara, Tg. Kelapa, Tanah Merah, Muara Selat Muli, Sungai Asty, Sungai Asty, P. Nuhunayat, P. Er, Pel. Sofiani Larat P. Dawera
Dawelor
(61). Tersebar di 33 Provinsi. Sibadeh, Meukek, P. Banyak, P. Sarok, Singkil, Sei. Berombang, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik,, P.Wunge, Pel.Sibolga, Muara Siberut/Pokai, Muara Sikabaluan/Simailepet, Muara Padang, Air Bangis, Tg. Kemantan, Pl.Selanga, P.
Sekatung, Sel.Kijang, Sel.Kijang, Karang Berakit, Karang Singa, P. Senggakang, Karang Getting, Tg.Gabi, Pulau Bulan, Pulau Sambu, Belakang Padang, Sagulung, , Sijantung, Kuala Mandah, Kuala Raya, Concong Luar, Bekawan Luar, Sungai Buluh, Perigi Raja, Pulau Kijang, Sapat, Sungai Guntung, Rengat, P.tokong Kembang, Selat
Nando, Tg. Terentang, Tg.Buyut, Talang Duku, Kuala Tungkal, Muara Delli, Pangkal Duri, Sungai Jambat, Air Hitam Laut, Mempawah, Jaruju, Sambas, Sintete, Kelanis, Tg. Sedari, Muko-Muko, Tanjung Batu, Manggar, Dendang, Pulau, Buku Limau, Pulau Sekunyit, Pulau Ketapang, Pulau Batu, Pangkal Balam, Teluk Betung, Batu Balai,
Brebes, Cilacap, Jepara, Pati, Rembang, Rembang, Teluk Lamong, Brondong, LIS, Sendang Biru, Pacitan, Pasean, Pasuruan, Probolinggo/ Tg.Tembaga, Paiton, Panarukan, Tg. Lessek, Pegametan, Penuktukan, Labuhan Lalang, Labuan Amuk/Tanahampo, Labuhan Amed, Nusa Penida (Mentigi), Buyuk, Kusamba, Buleleng (Sangsit), Tg.
Boda, Tg. Mas, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Tg.Kumba, Gosong Batu Buaya, Sei Kahayan 6, P. Tangguk, P. Batimbul, Sei.Kahayan no.7, Sei.Mentaya(green), P. Kembang, Kumai, Pangkalan Bun, Sampit, Penajam Paser, Pulau Bunyu, Tg. Perupu,
Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Kuala Semboja, Sebulu, Kr.Tete, Kr. Tg.Tonrangang, Pel. Jinatu, Kalaotoa, Bonerate, P. Maharatiangana, P. Marasende, P. Sailus, P. Sambarjaga, P. Sapuoka, Pel. Macici Baji, P. Balang Lompo, Pel.Serayar, Polewali, Polewali, Tg. Appatana, Kayuadi, Tg. Salangketo, P. Anano, Kr. P. Randa, Kr. Pel.
Rahe, Kr. Pomalaa, Kr. Raha, Kr. Bintang Selatan, Kr. Rosa Marie, Kr. Runduma, Kr. Selat Masiri, Kr. Selatan, Kr. Selatan Kaledopa, Kr. Selatan Kapota, Kr. Teluk Lemobajo, Kr. Tg. Barat Laut Kaledupa, Kr. Timur (Oneete), P.Sago, Tg. Dominango, Lipang, Makalehi, Marore, Matutuang, Ngalipaeng, P. Damar, P. Nusalaut, P.Pombo
linggi, Sarangburung, Tikong, Namlea, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Makian, Tg. Ngoni, Tg. Papisoi, Tg. Saweba, Tg. Wesio, Selat Sele, Alur Pelayaran Raja Ampat, Tg.Nasaulang, Tg.Opmarai, Tg.Poweri, Tg.Saweba, Pel. Kabare, Tg.Wariai,
Tg.Wibain, Bomberai, Fak-fak, Karas, Kokas, Sagan, Selasi, Tg. Mandundi, Sorido, Sorido, Tg. Abwari, Tg. Mangguar, Tg. Riarwepam, Pel. Dawai, Sungai Kuk / cook, Gosong Tripon, Tg. Pohon Batu, Amarapia, P. Karang, Sungai Torasi, Sungai Belatar, Kr. Sametinke, Uj. Komoran, Uj. Salah, Pel. Mahleta, P. Sermata, Pel. Elat, Pel. Kur,
Alur Pel. Dobo, Pel. Ngolin, Pel . Yayaru, Pel. Tepa
(62). Tersebar di 33 Provinsi. Seruway, Kuala Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo, Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong, Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu,Pulau Kampai, Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu, Pangkalan Brandan,
P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel. Sikara-kara, Tg.Bai, Sasak Teluk Tapang, Muara Haji, Carocok Painan, Surantih, Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tanjung Ayun, Tanjung Duku Tanjung Geliga, Tanjung Lanjut, Tanjung Sebauk, Tanjung Siambang, Tanjung Unggat, Wisata Penyengat, Tanjung Samak Tanjung Kedadu, Penyalai,
Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung Buton, Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran, Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang Agung, Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai, Uj. Tk. Punggur Krui,
Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih, Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung, P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang Bawang, Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas, Glimandangin, Sampang/Taddan, Tanlok,
Besuki, Jangkar Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P. Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja, Tg. Tekurenan, Celukan Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo, Lembar, Tg. Muna, Tg. Kopondai P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg.
Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata Samuda, Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala Pembuang, Teluk Sigintung/Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin, Sesayap, Tarakan, Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene, Malunda, Palipi, Pamboang,
Sendana, Ambo, Belang-Belang, Budong-Budong, Kaluku Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga, Kr. Timur Batumarimpih, Kr. Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr. Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr .Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl., P. Sangurabangi P. Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel.
Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel. Mawasangka, Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro Buhias, P. Ruang, Pehe, Sawang, Tagulandang, Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan, Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa Tg. Ngolopopo, Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar Pel.Kroing, Pel.
Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Geser, Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo P. Adi, Senini, Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari, Bagusa, Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido, Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera, Sungai Asty, Sungai
Asty, Tg. Kondo Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 20 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Pembangunan VTS 197.000 6 Lokasi Belawan, 204.880 3 lokasi Samarinda, Sorong, 213.075 4 lokasi Lhokseumawe, 221.598 20 lokasi Sabang, Sibolga, 230.462 2 lokasi Cirebon , Semarang 1,067.016
Palembang, Manokwari, Dumai, Makassar, Batu Ampar,
Jakarta, Surabaya, Jawapura, Panjang, Bengkulu ,
Bitung, Kuala Cilacap, Benoa,
Tanjung Lembar, Kupang,
Pontianak,
Banjarmasin, Batu
Licin, Samarinda,
Tarakan, Pare Pare,
Kendari, Ambon,
Ternate, Jayapura,
Merauke

Pembangunan 289.000 23 lokasi (63) 300.560 23 lokasi (64) 312.582 55 lokasi (65) 325.086 26 lokasi (66) 338.089 17 lokasi (67) 1,565.317
GMDSS
(63). Sinabang, Kuala Langsa, Pangkalan Susu, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Selat Panjang, Rengat, Tg. Balai Karimun, Dabo Singkep, Air Bangis, Probolinggo, Gilimanuk, Waingapu, Sintete, Luwuk, Kaimana, Serui, Jakarta, Banjarmasin, Tarakan, Bitung, Sorong, Merauke
(64). Pulau Tello, Lahewa, Panipahan, Karimun Jawa, Rembang, Atapupu, Nunukan, Kolaka, Pomala, Parigi, Muntok, Kuala Tungkal, Sampit, Kumai, Batu Licin, Samarinda, Poso, Toli Toli, Manado, Ternate, Sanana, Tual ,Biak,
(65). Ulee Lheule, Meulabo, Tembilahan, Tarempa, Pulau Sambu, Pulau Pisau, Sunda Kelapa, Panarukan, Gersik, Bawean, Samalembo, Padang Bai, Kalaibai, Larantuka, Reo, Tanjung Redep, Mamuju, Banabungi, Palopo, Gorontal, Kolonedale, Banggai, Amamapare, Nabire, Bade, Kula Tanjung , Lhokseumawe, sabang, Tapak Tual,
tanjung Uban, Sei Kolak KIjang , Natuna, Teluk Bayur, Sipora, Palembang, Jambi, Pangkal Balam, Panjang, Cirebon , Bengkulu, Cigading/ Merak, Ende, Maumere, Ketapang, Kota Baru, Balikpapan , Kendari, Bau bau, Tahuna, Ambon , Saumlaki, Bintuni, Jayapura , Agats
(66). Sigli, Singkil, Pekan Baru, Bagan Siapa api, Kuala Enok, Sikakap, Celukang Bawang , Raha, Donggala, Kwandang, Ampana, Tobelo, Banda, Dobo, Sarmi, Belawan, Bengkalis, Semarang, Tegal, Cilacap, Surabaya, Kupang, Makassar, Pantoloan, Namlea, Fakfak,
(67). Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai, Pekalongan, Jepara, Juwana, Indramayu, Pasuruan, Badas, Ulu Siau, Amahai,
Jumlah 1,179.588 1,209.078 1,239.305 1,270.288 1,302.045 6,200.303
Pembangunan/
Pengadaan Fasilitas
Pendukung
Kenavigasian :

(68). ( Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk SBNP / Rigid
Inflatable Boat (RIB) / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/ Water Treatment)

5 Kegiatan 3,269.654 4,095.445 4,111.635 4,127.399 4,155.569 19,759.701


Pengelolaan dan
Penyelenggaraan di
Bidang
Penyelenggaraan
Penjagaan Laut dan
Pantai
Jumlah Pembangunan 2,623.797 38 unit (69) 3,380.893 30 unit (70) 3,389.937 35 unit (71) 3,398.485 17 unit (72) 3,407.416 - (73) 16,200.528
Baru Kapal Patroli

Lanjutan - 30 unit 30 unit 31 unit 9 unit


pembangunan kapal
patroli
Penyelesaian 37 unit 45 unit 59 unit 67 unit 74 unit
pembangunan kapal
patroli
(69). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

(70). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 21 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(71). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

(72). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

(73). Kesyahbandaran Belawan/ KUPP Kuala Tanjung, KSOP Teluk Bayur, PLP Tg. Uban, KSOP Palembang, KSOP Panjang, KSOP Pontianak, PLP Bitung, Kesyahbandaran Makassar, UPP Bau-Bau, KSOP Batam, PLP Tanjung Priok, KSOP Tanjung Emas, PLP Tanjung Mas, KSOP Benoa, KSOP Sorong, KSOP Ambon, PLP Tual, KSOP Merauke,
KUPP Tanjung Tiram, KUPP Pulau Kampai, KSOP Meulaboh, KUPP Pantai Cermin, KUPP Sei Barombang, KUPP Tg. Sarang Elang, KSOP Bagan Siapi-api, KUPP Kuala gaung, KSOP Pangkalan Bun, KSOP Pangkalan Balam, KSOP Tg. Pandan, KUPP Kendawangan, KSOP Kumai, KUPP Bengkirai/ Pinang, KUPP Tanah Grogot, KUPP
Sangkulirang, KUPP Polewali, KUPP Malili, KUPP Awerange, KUPP Bau-Bau, KUPP Ulugian, KUPP Amamapara, Kesyahbandaran Tg.Priok, KSOP Kalibaru, KSOP Juwana, KUPP Rembang, KUPP Ketapang, KUPP Nusa Penida, KSOP Bima, KSOP Tulehu, KUPP Bara Nusa.

Jumlah 645.857 714.552 721.697 728.914 748.153 3,559.173


Pembangunan/Penga
daan Fasilitas
Pendukung
Penjagaan Laut dan
Pantai: ( Perbaikan
dan Perawatan Kapal
/ Pengadaan
Helikopter /
Pengadaan Senjata /
Amunisi / Pengadaan
Penanggulangan
pencemaran /
Peralatan SAR / GIRO
Vertical / Rigid
Inflatable Boat (RIB) /
ECDIS dan Sistem
Mobile Survilance
Kapal Patroli/Mobil
Patroli Lapangan /
Pengembangan
Pangkalan

6 Dukungan 4,673.399 5,791.101 6,659.766 7,658.731 8,807.541 33,590.538


Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perhubungan Laut
D PROGRAM 11,745.870 18,376.110 17,820.380 17,620.360 17,748.300 83,311.020
PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
UDARA

RPJMN 9,502.163 16,054.661 15,437.333 15,222.091 15,206.084 71,422.332


1 Pelayanan Angkutan 466.620 (74) 620.700 (75) 631.480 (76) 643.020 (77) 655.380 (78) 3,017.200
Udara Perintis

Jumlah rute 217 228 240 252 265


pelayanan perintis
dan subsidi untuk
angkutan udara (rute)
265

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 22 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
(74) (75) (76) (77) (78)

TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah subsidi 6,677 6,677 6,677 6,677 6,677
angkutan BBM
(drum) 6,677
(74). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(75). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(76). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(77). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
(78). antara lain pada KPA : Nagan Raya (5 Rute), Takengon (7 Rute), Gunung Sitoli (8 Rute), Bengkulu (7 Rute), Singkep (10 Rute), Palangkaraya (6 Rute), Ketapang (5 Rute), Samarinda (5 Rute), Waingapu (9 Rute), Gorontalo (8 Rute), Tarakan (10 Rute), Masamba (12 Rute), Mamuju (5 Rute), Selayar (7 Rute), Ternate (4 Rute),
Langgur (9 Rute), Manokwari (9 Rute), Sorong (5 Rute), Jayapura (8 Rute), Merauke (19 rute), Nabire (8 Rute), Timika ( 22 Rute), Wamena (17 Rute), Sumenep ( 5 Rute), Oksibil (7 Rute )
2 Pembangunan, 8,278.292 14,075.608 13,562.820 13,078.432 12,855.650 61,850.802
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana Bandar
Udara
Jumlah Bandar Udara 3,321.325 100 (79) 9,481.253 100 (80) 11,448.820 100 (81) 12,806.432 100 (82) 12,855.650 100 (83)
yang direhabilitasi
dan dikembangkan
(antara lain
perpanjangan,
pelebaran dan
peningkatan
kekuatan, pekerjaan
tanah, rehab gedung
terminal, gedung
operasional, dll)
100
Jumlah Bandar Udara 1,271.842 8 1,007.923 13 15
yang direhabilitasi
dan dikembangkan
(perpanjangan,
pelebaran dan
peningkatan
kekuatan, pekerjaan
tanah) untuk didarati
B-737 Series

(79). Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar Udara Kasiguncu Poso, dan (Prioritas 8 bandar udara : Bandar Udara Rembele - Takengon, Bandar
Udara Tujo Una-una, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Komodo-Labohan Bajo, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra-Langgur, Bandar Udara Batlayeri Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo)
(80). Bandar Udara Rembele Takengon, Bandar Udara Tojo Una Una, dan (Prioritas 13 bandar udara : Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli, Bandar Udara DEO Sorong, Bandar Udara Hanandjoeddin, Bandar Udara Umbo Mehang Kunda Waingapu, Bandar Udara Beto Ambari Bau-bau, Bandar
Udara Kasiguncu Poso, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Bandar Udara Kuabang Kao, Bandar Udara Ibra Langgur, Bandar Udara Matilda Saumlaki, Bandar Udara Dekai Yahukimo)
(81). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
(82). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.
(83). Lokasi akan ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan pelaksanaan Undang-Undang lain terkait transportasi udara.

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 23 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah Bandar Udara 166.352 9 Bandar Udara 270.152 9 Bandar Udara Lokasi akan Lokasi akan Lokasi akan 9
yang direhabilitasi Teuku Cut Ali, Teuku Cut Ali, ditetapkan sesuai ditetapkan sesuai ditetapkan sesuai
dan dikembangkan Bandar Udara Bandar Udara kebutuhan kebutuhan kebutuhan
(perpanjangan, Bawean, Bandar Bawean, Bandar berdasarkan berdasarkan berdasarkan
pelebaran dan Udara Melak, Udara Melak, Tatanan Tatanan Tatanan
peningkatan Bandar Udara Bandar Udara Kebandarudaraan Kebandarudaraan Kebandarudaraan
kekuatan, pekerjaan Tanah Merah, Tanah Merah, Nasional dan Nasional dan Nasional dan
tanah) untuk didarati Bandar Udara Kepi, Bandar Udara Kepi, pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
ATR-42 & ATR-72 Bandar Udara Bandar Udara Undang-Undang Undang-Undang Undang-Undang
Sarmi , (Bandar Sarmi , (Bandar lain terkait lain terkait lain terkait
Udara Letung, Udara Letung, transportasi udara. transportasi udara. transportasi udara.
Bandar Udara Bandar Udara
Tambelan, dan Tambelan, dan
Bandar Udara Bandar Udara
Maratua Maratua
ditampung dalam ditampung dalam
alokasi bandar alokasi bandar
udara baru) udara baru)
Jumlah 240.743 8 (84) 760.280 26 (85) 283.000 5 (86) 272.000 5 (87) 26
pembangunan/penge
mbangan terminal
penumpang bandar
udara

(84). Bandar Udara Pangsuma - Putussibau, Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun, Bandar Udara Kuala Pembuang, Bandar Udara Muara Teweh Baru, Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya, Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Timika
(85). Bandar Udara Silampari,Bandar Udara Pangsuma - Putussibau,Bandar Udara H.Asan - Sampit,Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Kuala Pembuang,Bandar Udara Muara Teweh Baru,Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,Bandar Udara Melak,Bandar Udara Sultan Bantilan - Toli-Toli,Bandar Udara
Seko,Bandar Udara Bua,Bandar Udara Bone, Bandar Udara Aroepala-Selayar, Bandar Udara Umbu Mehang Kunda - Waingapu,Bandar Udara Frans Sales Lega - Ruteng,Bandar Udara Gewayantana - Larantuka,Bandar Udara Tardamu - Sabu,Bandar Udara Saumlaki,Bandar Udara Oesman Sadik - Labuha,Bandar Udara
Kambuaya,Bandar Udara Tanah Merah,Bandar Udara Illu,Bandar Udara Bokondini,Bandar Udara Wamena,Bandar Udara Timika,Bandar Udara Mopah-Merauke
(86). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke
(87). Bandar Udara Iskandar - Pangkalan Bun,Bandar Udara Bone,Bandar Udara Aroepala - Selayar,Bandar Udara Timika, Bandar Udara Mopah-Merauke
Jumlah Bandar Udara 2,288.030 25 (88) 980.000 25 (89) 730.000 25 (90) 25
yang Dikembangkan
di Daerah Perbatasan
dan Rawan Bencana*

(88), Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah

(89). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah

(90). Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko,
Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah

Jumlah pembangunan 949.350 15 (91) 1,376.000 15 (92) 956.000 15 (93) 15


bandar udara baru

(91). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu
(92). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu
(93). Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel,
Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 24 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Jumlah pembangunan 40.650 3 Bandar Udara 200.000 3 Bandar Udara 145.000 3 Bandar Udara 0.000 Lokasi akan 0.000 Lokasi akan 3
bandar udara baru** Muara Teweh, Muara Teweh, Muara Teweh, ditetapkan sesuai ditetapkan sesuai
Bandar Udara Bandar Udara Bandar Udara kebutuhan kebutuhan
Maratua, Bandar Maratua, Bandar Maratua, Bandar berdasarkan berdasarkan
Udara Samarinda Udara Samarinda Udara Samarinda Tatanan Tatanan
Baru Baru Baru Kebandarudaraan Kebandarudaraan
Nasional dan Nasional dan
pelaksanaan pelaksanaan
Undang-Undang Undang-Undang
lain terkait lain terkait
transportasi udara. transportasi udara.

3 Pembangunan, 265.888 434.202 260.835 234.868 217.480 1,413.273


Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana Keamanan
Penerbangan

Jumlah peningkatan 185.050 53 (94) 174.750 44 (95) 166.750 42 (96) 123.750 37 (97) 111.250 36 (98) 212
fasilitas pelayanan
darurat (paket)
(94). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(95). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(96). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(97). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
(98). Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Halueleo, Bandara Wunopito, Bandara Beringin, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, Bandara Dobo, Bandara Ketapang, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul,
bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Mathilda Batlayeri, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma, Bandara Stevanus Rumbewa,
Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Bandaneira, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara
Radin Inten II
Jumlah peningkatan 80.838 186 (99) 259.452 164 (100) 94.085 90 (101) 111.118 98 (102) 106.230 95 (103) 633
fasilitas keamanan
penerbangan (paket)

(99). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

(100). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 25 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
(101). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

(102). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

(103). Budairto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Haluoleo-Kendari, Djalaluddin-Gorontalo,Olilit-Saumlaki, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati-Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli
toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Wamena, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Melongguane, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Japura-Rengat, Cakrabuana-Cirebon, Brangbiji-Sumbawa besar, Komodo - Labuan Bajo, tambolaka-Waikabubak,
Sanggu-Buntok, Kuala Pembuang, Naha -Tahuna,Tual Baru-Tual, Utaron-Kaimana, Nunukan, Haliwen-Atambua, Pangsuma-Putusibau,Sentani-Jayapura, Hang Nadim-Batam, Juwata -Tarakan, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Gewayantana-Larantuka,Tjilik
Riwut- Palangkaraya, H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan

4 Pengawasan dan 331.370 659.150 622.840 772.880 819.250 3,205.490


Pembinaan Kelaikan
Udara dan
Pengoperasian
Pesawat Udara
Jumlah Surveillance 36.460 50 Sentani, Batam, 56.180 52 seluruh bandara di Indonesia 73.850 54 Cengkareng, Halim, 78.750 56 seluruh bandara di Indonesia 76.050 58 seluruh bandara di Indonesia 58
Halim, Cengkareng, Balikpapan,
Bandung, Kualanamu,
Yogyakarta, Curug, Surabaya,
Jayawijaya, Denpasar,
Balaraja Makasar, Sentani,
Tangerang, Pekanbaru, Batam,
Surabaya, Jogja, Solo,
Denpasar, Lombok, Bandung, Wamena
Jepang, Pekan
Baru, Pontianak

Jumlah Inspection 36.460 1,272 Cengkareng, Lippo 56.180 1,631 seluruh bandara di Indonesia 73.850 1,673 seluruh bandara di Indonesia 78.750 1,631 seluruh bandara di Indonesia 76.050 1,713 seluruh bandara di Indonesia 1,713
Karawaci, Halim
Perdanakusuma,
Balikpapan, Banda
Aceh, Lombok,
Surabaya,
Yogyakarta,
Makassar,
Kualanamo,
Palembang,
Denpasar,
Banjarmasin,
Batam

Jumlah Audit 16.530 70 seluruh bandara di 24.080 75 seluruh bandara di 31.650 80 seluruh bandara di 33.750 105 seluruh bandara di 32.590 110 seluruh bandara di
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia 110
Jumlah pengadaan 221.290 4 Jakarta 492.630 4 Jakarta 405.840 4 Jakarta 540.880 Jakarta 594.970 Jakarta 4
Pesawat Udara
Kalibrasi (Multiyears
contract)
Dukungan sertifikasi 5.000 1 Bandung 6.000 1 Bandung 6.000 1 Bandung 7.000 Bandung 7.000 Bandung 1
terhadap pesawat
industri nasional N-
219

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 26 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Alat uji kesehatan 15.630 5 24.080 7 Jakarta 31.650 9 Jakarta 33.750 Jakarta 32.590 Jakarta 12
10 12
5 Program pembinaan 160.000 265.000 359.365 492.900 658.330 1,935.595
Navigasi
Penerbangan

Pembinaan 70.400 1,096 115.480 1,488 146.975 1,481 187.394 1,756 239.388 2,438 2,438
(Pengaturan,
Pengendalian,
Pengawasan)
Penunjang tupoksi 89.600 149.520 212.390 305.506 418.942

6 Dukungan 2,243.700 2,321.450 2,383.040 2,398.260 2,542.210 11,888.660


Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya
E PROGRAM 4,401.610 4,401.610 6,712.099 6,741.825 6,819.239 7,507.361 32,182.133
PENGEMBANGAN
SDM PERHUBUNGAN

RPJMN 4,096.440 6,351.580 6,362.604 6,424.663 7,010.172 30,245.459


1 Pengembangan 233.780 165.040 176.143 328.507 609.937 1,513.408
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Darat

Pusat 233.780 165.040 176.143 328.507 609.937 1,513.408


Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

Sistem Informasi 1,349.950 2 Jakarta 931.000 2.000 Jakarta 837.900 2 Jakarta 2,094.750 5 Jakarta 4,256.000 9.225 Jakarta
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Dokumen Kurikulum, 38,770.100 32 Jakarta 26,738.000 11.000 Jakarta 24,064.200 10 Jakarta 60,160.000 25 Jakarta 123,328.000 50.738 Jakarta
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat
Pedoman Metode 35,264.000 14 Jakarta 24,320.000 10.000 Jakarta 21,888.000 9 Jakarta 54,420.000 23 Jakarta 111,561.000 46.125 Jakarta
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Lulusan Pelatihan 16,729.200 1,752 Jakarta 12,392.000 1,452 Jakarta 11,152.800 1,307 Jakarta 27,882.000 3,267 Jakarta 62,734.500 6,697 Jakarta
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Penyuluhan 9,398.700 20 Jakarta 6,962.000 18.000 Jakarta 6,265.800 16 Jakarta 15,351.210 41 Jakarta 31,777.005 83.025 Jakarta
Perhubungan Darat
Dokumen 7,542.000 6 Jakarta 5,102.000 5.000 Jakarta 4,591.800 5 Jakarta 11,249.910 11 Jakarta 23,174.815 23.063 Jakarta
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring, 8,136.450 41 Jakarta 6,027.000 41.000 Jakarta 5,424.300 37 Jakarta 13,289.535 92 Jakarta 28,838.291 189.113 Jakarta
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat
Laporan Pengelolaan 1,367.550 32 Jakarta 1,013.000 32.000 Jakarta 813.000 29 Jakarta 1,991.850 72 Jakarta 4,322.315 147.600 Jakarta
Kepegawaian Bidang
SDM Perhiubungan
Darat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 27 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Pengelolaan 1,096.200 12 Jakarta 812.000 12.000 Jakarta 730.800 11 Jakarta 1,790.460 27 Jakarta 3,706.252 55.350 Jakarta
Keuangan Bidang
SDM Pehrubungan
Darat

Laporan Kegiatan dan 10,179.000 8 Jakarta 7,540.000 8.000 Jakarta 6,540.000 7 Jakarta 16,023.000 18 Jakarta 32,847.150 36.900 Jakarta
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Kehumasan, 901.800 3 Jakarta 668.000 2.000 Jakarta 509.000 2 Jakarta 1,247.050 5 Jakarta 2,805.863 9.225 Jakarta
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Kerjasama 4,477.950 4 Jakarta 3,317.000 3.000 Jakarta 2,985.300 3 Jakarta 7,313.985 7 Jakarta 14,993.669 13.838 Jakarta
Laporan Penataan 1,231.200 1 Jakarta 912.000 1.000 Jakarta 721.000 1 Jakarta 1,766.450 2 Jakarta 3,621.223 4.613 Jakarta
Kelembagaan
Laporan Dukungan 1,425.600 14 Jakarta 1,056.000 12.000 Jakarta 750.000 11 Jakarta 1,837.500 27 Jakarta 3,766.875 55.350 Jakarta
Penyelenggaraan
Diklat
lulusan Diklat 4,560.300 1,752 Jakarta 3,378.000 1,182.000 Jakarta 3,040.200 1,064 Jakarta 7,448.490 2,660 Jakarta 15,269.405 5,451.975 Jakarta
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Darat
Layanan Perkantoran 35,386.000 12 Jakarta 27,220.000 12.000 Jakarta 24,498.000 12 Jakarta 55,120.500 12 Jakarta 114,099.435 12.000 Jakarta

Kendaraan Bermotor 1,253.200 2 Jakarta 964.000 2.000 Jakarta 867.600 2 Jakarta 2,125.620 5 Jakarta 4,782.645 9.225 Jakarta
Peralatan dan 5,869.500 3 Jakarta 4,515.000 3.000 Jakarta 3,850.000 3 Jakarta 9,432.500 7 Jakarta 24,052.875 13.838 Jakarta
Fasilitas Perkantoran

Gedung/Bangunan 48,841.000 21,971 Pontianak dan Madiun 31,173.000 Pontianak 56,613.000 Pontianak 37,962.200 Pontianak
Diklat Perhubungan
Darat
2 Pengembangan 395.680 1,007.595 893.331 1,042.916 1,368.574 4,708.096
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Laut
Pusat 245.307 790.475 568.814 481.564 506.929 2,593.089
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Sistem Informasi 0.707 2 0.630 3 0.860 3 0.250 2 0.971 3 3.419


Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum, 0.925 12 1.799 52 1.586 53 1.237 47 1.360 52 6.907
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan
Pedoman Metode 1.000 2 1.000 2 1.000 2 1.000 2 1.000 2 5.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 3.714 480 7.259 1,050 3.631 600 4.380 630 3.214 480 22.198
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.820 7 0.902 1 0.992 1 1.091 1 1.200 1 5.005
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 28 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 0.431 3 0.457 4 0.484 4 0.514 4 0.544 4 2.431
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 4.829 8 6.792 12 10.971 13 7.153 10 7.589 8 37.335


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 2.899 29 2.926 20 3.218 20 3.540 20 3.894 20 16.477
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan Pengelolaan 2.446 8 0.173 6 0.190 6 0.209 6 0.230 6 3.249
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 0.246 5 0.270 5 0.297 5 0.327 5 0.360 5 1.500


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 1.193 2 1.312 2 1.443 2 1.587 2 1.746 2 7.281


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Kehumasan, 0.072 1 0.079 1 0.087 1 0.095 1 0.105 1 0.437
keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi
Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Jaringan 0.132 1 0.145 1 0.160 1 0.176 1 0.193 1 0.806
Internet/Telekomunik
asi
Peralatan Diklat 20.240 2 204.167 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 224.406
Perhubungan Laut
Buku - Buku dan 0.470 50 0.517 50 0.569 50 0.626 50 0.689 50 2.872
Bahan Cetakan
Laporan Dukungan 0.000 0 0.000 1 0.000 1 0.000 1 0.000 1 0.000
Penyelenggaraan
Diklat Diklat
Lulusan 0.547 10 0.602 10 0.662 10 0.728 10 0.801 10 3.341
Pengembangan dan
Layanan Perkantoran 4.294 12 4.552 12 4.825 12 5.115 12 5.421 12 24.207
Kendaraan Bermotor 0.000 0 0.300 1 0.330 1 0.363 1 0.000 0 0.993
Peralatan dan 0.386 0 34.945 0 0.467 0 0.514 0 0.566 0 36.879
Fasilitas Perkantoran
Gedung/Bangunan 199.957 0 521.648 0 537.040 0 452.658 0 477.046 0 2,188.349
Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Balai Besar 109.022 118.720 169.442 326.404 494.102 1,217.690
Pendidikan,
Penyegaran dan
Peningkatan Ilmu
Pelayaran (BP3IP)
Layanan Perkantoran 23.385 12 25.676 12 28.197 12 30.969 12 34.019 12 142.247

Sistem Informasi 0.137 1 0.151 1 0.151 1 0.151 1 0.151 1 0.740


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 29 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Pedoman Metode 0.503 3 0.553 3 0.608 3 0.669 3 0.736 3 3.070
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 45.167 5,250 45.549 5,310 48.163 5,370 58.996 6,480 63.648 6,990 261.523
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 2.084 4,200 2.084 4,200 1.108 2,100 0.550 900 0.413 600 6.239
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 6.667 19,340 6.791 19,560 7.298 19,780 7.424 20,000 7.550 20,220 35.730
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil 0.418 7 0.460 7 0.506 7 0.557 7 0.613 7 2.554
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.556 13 0.611 13 0.673 13 0.740 13 0.814 13 3.393


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Monitoring, 0.554 13 0.609 13 0.670 13 0.737 13 0.810 13 3.380
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut
Laporan Pengelolaan 0.097 8 0.107 8 0.117 8 0.129 8 0.142 8 0.593
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 0.728 14 0.801 14 0.881 14 0.969 14 1.066 14 4.445


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Pengelolaan 0.866 4 0.951 4 1.045 4 1.149 4 1.262 4 5.273
dan Pembinaan
Bidang Umum SDM
Perhubungan Laut

Laporan Kerjasama 1.056 3 1.161 3 1.277 3 1.405 3 1.546 3 6.445


Peralatan Diklat 22.071 13 16.800 42 9.600 601 4.000 1 55.700 3 108.171
Perhubungan Laut
Laporan Dukungan 4.240 15 4.664 15 5.130 15 5.643 15 6.208 15 25.886
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.493 150 0.543 150 0.597 150 0.657 150 0.723 150 3.013
Pengembangan dan
Peningkatan SDM
Gedung/Bangunan 0.000 0 1.400 0 6.380 0 83.100 0 318.702 0 409.582
Lahan 0.000 0 9.808 1 57.039 1 128.558 100 0.000 100 195.405
Balai Pendidikan dan 41.351 98.400 155.076 234.948 367.543 897.318
Pelatihan
Transportasi Laut
(BP2TL)
Layanan Perkantoran 7.923 12 8.715 12 9.587 12 10.546 12 11.600 12 48.371

Sistem Informasi 0.350 1 0.250 1 0.250 1 0.250 1 0.250 1 1.350


Pengembangan SDM
Perhubungan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 30 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Dokumen Kurikulum, 0.450 2 0.495 2 0.545 2 0.599 2 0.659 2 2.747
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut
Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 29.809 1,350 32.790 1,350 36.069 1,350 39.676 1,350 43.643 1,350 181.987
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil 0.200 1 0.200 1 0.220 1 0.242 1 0.266 1 1.128
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.429 5 0.515 5 0.566 5 0.623 5 0.685 5 2.818


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.352 5 0.423 5 0.465 5 0.512 5 0.563 5 2.314
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 0.424 7 0.508 7 0.559 7 0.615 7 0.677 7 2.783


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 0.374 5 0.449 5 0.494 5 0.543 5 0.597 5 2.457


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan Dan 0.430 3 0.516 3 0.568 3 0.624 3 0.687 3 2.824


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Gedung/Bangunan 0.000 1,267 23.424 1,260 42.362 1,603 48.479 1,622 74.453 1,110 188.719
Peralatan Diklat 0.000 28.784 0 61.928 0 130.629 0 231.692 0 453.032
Perhubungan Laut
Laporan Dukungan 0.610 47 1.331 47 1.464 47 1.611 47 1.772 47 6.787
Penyelenggaraan
Diklat
Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Kendaraan Bermotor 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


3 Pengembangan 284.450 327.246 312.242 454.188 465.575 1,843.701
Sumber Daya
Manusia
Perhubungan Udara

Pusat 123.422 111.551 123.221 186.910 171.006 716.110


Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

Layanan Perkantoran 12.915 12 Banten 11.844 12 Banten 12.456 12 Banten 13.701 12 Banten 15.072 12 Banten 65.988

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 31 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Sistem Informasi 6.079 2 Banten 8.289 1 Banten 0.671 2 Banten 0.738 2 Banten 0.812 2 Banten 16.590
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

Dokumen Kurikulum, 13.407 37 Tangerang, Jambi, Palembang 10.926 36 Tangerang, Banten 9.428 18 Tangerang, Banten 11.345 21 Tangerang, Banten 13.593 20 Tangerang, Banten 58.699
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara
Pedoman Metode 6.188 8 Banten 7.031 8 Banten 7.882 8 Banten 21.100
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 1.000 1 Banten 1.000 1 Banten 1.000 1 Banten 3.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0.000
Pembentukan
Lulusan SDM
Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0.000
Penjenjangan SDM
Lulusan Pelatihan 44.984 450 Belanda, Banten 39.501 366 Banten 32.616 337 Banten 32.648 327 Banten 37.093 337 Banten 186.842
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan 2.663 10 Kupang, Jayapura,banjarmasin, Semarang
2.766 10 Banten 4.351 3 Banten 4.894 3 Banten 5.642 3 Banten 20.317
Perhubungan Udara

Laporan Hasil 18.023 20 Banten, Makassar, surabaya, medan


19.863 24 Banten 19.038 13 Banten 24.135 13 Banten 21.973 13 Banten 103.032
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

Dokumen 4.847 10 banten 1.133 7 Banten 1.012 6 Banten 1.164 6 Banten 1.338 6 Banten 9.494
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring, 3.234 9 banten, jyp, plb, makasar, medan1.440
, banyuwangi,
8 Banten 0.895 6 Banten 0.940 6 Banten 0.987 6 Banten 7.497
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara
Laporan Pengelolaan 0.518 8 banten 0.546 7 Banten 0.670 8 Banten 0.737 8 Banten 0.811 8 Banten 3.282
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Laporan Pengelolaan 0.518 6 banten 1.007 7 Banten 0.481 6 Banten 0.529 6 Banten 0.582 6 Banten 3.118
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Laporan Kegiatan dan 1.491 1 banten 1.083 1 Banten 1.596 1 Banten 1.676 1 Banten 1.760 1 Banten 7.606
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 2.586 5 bali, banten 4.363 8 Banten 2.610 2 Banten 2.740 2 Banten 2.877 2 Banten 15.177
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 32 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Laporan Kerjasama 3.694 4 banten 2.822 3 Banten 19.400 4 Banten 19.597 4 Banten 20.153 4 Banten 65.667
Laporan Penataan 1.440 2 Banten 1.728 2 Banten 2.074 2 Banten 5.242
Kelembagaan
Gedung/Bangunan 0.190 120 banten 50.000 10,000 Banten 30.000 5,000 Banten 80.190
Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000
Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000
Peralatan Diklat 3.952 1 Banten 6.000 1 Banten 0.000 0 Banten 9.952
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Kantor 0.329 96 Banten 1.059 60 Banten 1.165 60 Banten 1.281 60 Banten 3.834
Kendaraan Bermotor 0.563 1 Banten 0.366 1 Banten 0.403 1 Banten 0.443 1 Banten 1.775
Perangkat Pengolah 0.684 92 Banten 0.686 76 Banten 0 Banten 0.000 0 Banten 0.000 0 Banten 1.370
Data dan Komunikasi

Buku-Buku dan Bahan 0.100 25 Banten 0.100 25 Banten 0.067 50 Banten 0.073 50 Banten 0.081 50 Banten 0.420
Cetakan
Laporan Dukungan 6.586 7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.259
jayapura, banyuwangi
6 Medan,Plb, surabaya, Makassar,3.491
jayapura, banyuwangi
7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,4.190
jayapura, banyuwangi
7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,5.028
jayapura, banyuwangi
7 Medan,Plb, surabaya, Makassar,
23.553
jayapura, banyuwangi
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.339 50 jawa barat 0.595 90 bali 0.433 50 malang 0.476 50 malang 0.523 50 malang 2.366
Pengembangan
Balai Pendidikandan
dan 54.147 65.848 61.407 69.355 133.031 383.787
Pelatihan
Penerbangan (BPP
Pnb) Palembang
Layanan Perkantoran 9.995 12 Palembang 10.497 12 Palembang 11.542 12 Palembang 12.691 12 Palembang 13.955 12 Palembang 58.679

Sistem Informasi 0.525 1 Palembang 0.358 1 Palembang 0.394 1 Palembang 0.019 1 Palembang 0.021 1 Palembang 1.317
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Dokumen Kurikulum, 0.000 0 0.000 0 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara
Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan 13.664 1,114 Palembang 16.674 1,020 Palembang 23.260 1,340 Palembang 27.033 1,360 Palembang 27.605 1,380 Palembang 108.237
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Udara

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 33 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 0.086 1 Palembang 1.234 2 Palembang 0.174 1 Palembang 0.183 1 Palembang 0.194 1 Palembang 1.871
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

Dokumen 1.670 7 Palembang 0.199 5 Palembang 0.218 5 Palembang 0.240 5 Palembang 0.264 5 Palembang 2.592
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring, 0.071 4 Palembang 0.093 4 Palembang 0.102 4 Palembang 0.113 4 Palembang 0.124 4 Palembang 0.503
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara
Laporan Pengelolaan 0.426 8 Palembang 0.442 8 Palembang 0.486 8 Palembang 0.535 8 Palembang 0.588 8 Palembang 2.477
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Laporan Pengelolaan 0.103 6 Palembang 0.131 6 Palembang 0.145 6 Palembang 0.159 6 Palembang 0.175 6 Palembang 0.713
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Laporan Kegiatan dan 0.449 33 Palembang 0.548 33 Palembang 0.602 33 Palembang 0.663 33 Palembang 0.729 33 Palembang 2.991
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.000 0 0.000 0 0.000
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000
Laporan Penataan 0.000 0 0.000 0 0.000
Kelembagaan
Gedung/Bangunan 16.939 4,203 Palembang 10.446 4,211 Palembang 22.617 4,020 Palembang 26.315 2,294 Palembang 5.299 790 Palembang 81.616
Jaringan 2.011 1 Palembang 1.011 1 Palembang 0.000 0 3.021
Lahan 20.027 40,000 Palembang 0.000 0 0.000 0 20.027
Peralatan Diklat 9.199 191 Palembang 1.266 1 Palembang 0.515 1 Palembang 0.000 0 82.016 1 Palembang 92.995
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Kantor 0.400 75 Palembang 1.136 150 Palembang 1.111 50 Palembang 0.000 0 1.811 180 Palembang 4.459
Kendaraan Bermotor 0.400 1 Palembang 0.000 0 0.000 0 0.400
Perangkat Pengolah 0.389 17 Palembang 0.000 0 0.000 0 0.389
Data dan Komunikasi

Buku-Buku dan Bahan 0.150 200 Palembang 0.150 200 Palembang 0.000 0 0.300
Cetakan
Laporan Dukungan 0.030 1 Palembang 0.037 1 Palembang 0.040 1 Palembang 0.044 1 Palembang 0.049 1 Palembang 0.200
Penyelenggaraan
Diklat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 34 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Lulusan Diklat 0.200 50 Palembang 0.200 50 Palembang 0.200 50 Palembang 0.200 50 Palembang 0.200 50 Palembang 1.000
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Udara

Balai Pendidikan dan 38.535 45.129 73.072 58.329 124.226 339.291


Pelatihan
Penerbangan (BPP
Pnb) Jayapura
Layanan Perkantoran 9.046 Jayapura 10.052 Jayapura 7.915 12 Jayapura 8.917 12 Jayapura 9.585 12 Jayapura 45.515

Sistem Informasi 0.108 Jayapura 0.204 1 Jayapura 0.052 1 Jayapura 0.056 1 Jayapura 0.061 1 Jayapura 0.481
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Dokumen Kurikulum, 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara

Pedoman Metode 0.000


Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan 13.987 1,120 Jayapura 16.592 1,100 Jayapura 20.605 1,140 Jayapura 30.107 1,300 Jayapura 33.118 1,520 Jayapura 114.410
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan 0.000
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.061 Jayapura 0.195 2 Jayapura 0.082 1 Jayapura 0.090 1 Jayapura 0.099 1 Jayapura 0.526
Penilaian
DokumenPemenuhan 0.411 Jayapura 1.225 6 Jayapura 0.446 6 Jayapura 0.490 6 Jayapura 0.490 6 Jayapura 3.063
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring, 0.153 4 Jayapura 0.143 4 Jayapura 0.317 3 Jayapura 0.348 3 Jayapura 0.411 3 Jayapura 1.372
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara
Laporan Pengelolaan 0.445 9 Jayapura 0.448 9 Jayapura 0.529 9 Jayapura 0.571 9 Jayapura 0.618 9 Jayapura 2.612
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Pengelolaan 0.282 6 Jayapura 0.294 6 Jayapura 0.235 5 Jayapura 0.296 6 Jayapura 0.418 6 Jayapura 1.525
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 35 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Kegiatan dan 0.382 1 Jayapura 0.482 0.280 1 Jayapura 0.308 1 Jayapura 0.339 1 Jayapura 1.792
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.029 1 Jayapura 0.028 0.144 1 Jayapura 0.182 1 Jayapura 0.222 2 Jayapura 0.606
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.082 1 Jayapura 0.082


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

Laporan Kerjasama 0.018 1 Jayapura 0.051 0.090 1 Jayapura 0.099 1 Jayapura 0.257
Laporan Penataan 0.029 1 Jayapura 0.051 0.000 0 Jayapura 0.000 0 Jayapura 0.080
Kelembagaan
Gedung/Bangunan 4.953 940 Jayapura 9.057 10,490 Jayapura 31.530 2,600 Jayapura 8.350 1,016 Jayapura 3.700 3,000 Jayapura 57.590
Jaringan 1.082 92 Jayapura 1.082
Lahan 1.804 8,000 Jayapura 1.804
Peralatan Diklat 6.205 628 Jayapura 3.749 106 Jayapura 10.705 277 Jayapura 7.500 1 Jayapura 74.699 49 Jayapura 102.858
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan 0.000

Peralatan Kantor 0.215 20 Jayapura 0.215


Kendaraan Bermotor 0.246 0.246
Perangkat Pengolah 0.343 37 Jayapura 0.496 30 Jayapura 0.839
Data dan Komunikasi

Buku-Buku dan Bahan 0.162 100 Jayapura 0.200 100 Jayapura 0.362
Cetakan
Laporan Dukungan 0.177 3 Jayapura 0.199 2 Jayapura 0.151 1 Jayapura 0.115 1 Jayapura 0.166 2 Jayapura 0.807
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.102 48 Jayapura 0.536 53 Jayapura 0.530 62 Jayapura 1.168
Pengembangan
Balai Pendidikandan
dan 68.346 104.717 54.542 139.540 37.313 404.458
Pelatihan
Penerbangan (BP3)
Curug
Layanan Perkantoran 7.910 12 Banten 12 Banten 11.542 12 Banten 13.960 12 Banten 13.955 12 Banten 57.863
10.497
Sistem Informasi 0.358 1 Banten 0.394 1 0.433 1 Banten 0.021 1 Banten 1.205
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Dokumen Kurikulum, 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Udara
Pedoman Metode 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 36 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Lulusan Pendidikan 0.000
Pembentukan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pendidikan 0.000
Penjenjangan SDM
Perhubungan Udara
Lulusan Pelatihan 4.591 450 Banten 15.178 795 14.124 775 Banten 18.831 760 Banten 10.236 560 Banten 62.960
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Penyuluhan 0.000
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.165 1 0.174 1 Banten 0.183 1 Banten 0.194 1 Banten 0.716
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Udara

Dokumen 0.186 5 Banten 0.199 5 0.242 5 Banten 0.240 5 Banten 0.264 5 Banten 1.131
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Udara
Laporan Monitoring, 0.122 4 Banten 0.093 4 0.102 4 Banten 0.113 4 Banten 0.124 4 Banten 0.553
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Udara

Laporan Pengelolaan 0.375 8 Banten 0.442 8 0.486 8 Banten 0.535 8 Banten 0.588 8 Banten 2.426
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Udara

Laporan Pengelolaan 0.210 5 Banten 0.131 6 0.145 6 Banten 0.159 6 Banten 0.175 6 Banten 0.820
Keuangan
Laporan Bidang dan
Kegiatan 0.517 1 Banten 0.548 33 0.602 33 Banten 0.663 33 Banten 0.729 33 Banten 3.059
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Udara
Laporan Hasil 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.000
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Udara
Laporan Kerjasama 0.000
Laporan Penataan 0.000
Kelembagaan
Gedung/Bangunan 46.154 5,772 Banten 60.000 23,365 5.969 45,000 Banten 64.212 44,120 Banten 176.335
Jaringan 1.470 1 1.470
Lahan 0.000
Peralatan Diklat 4.992 5 Banten 17.516 308 Banten 9.016 1 Banten 31.523
Perhubungan Udara
Peralatan Penyuluhan 0.000

Peralatan Kantor 5.807 5,636 Banten 14.886 770 14.971 700 20.545 1,000 Banten 1.811 180 Banten 58.022
Kendaraan Bermotor 1.157 3 Banten 0.400 1 0.600 1 1.800 4 Banten 3.957

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 37 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Perangkat Pengolah 1.098 23 Banten 1.098
Data dan Komunikasi

Buku-Buku dan Bahan 0.150 200 0.150 200 Banten 0.300


Cetakan
Laporan Dukungan 0.000
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.219 57 Banten 0.200 50 0.200 50 Banten 0.200 50 Banten 0.200 50 Banten 1.019
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan Udara
4 Pendidikan 448.530 710.928 638.894 591.635 569.180 2,959.168
Perhubungan Darat

Sekolah Tinggi 90.089 163.500 146.209 121.494 117.971 639.262


Transportasi Darat
(STTD)
90,088.500 163,500.000 146,209.221 121,494.014 117,970.688
90,088.541 163,500.075 146,209.288 121,494.070 117,970.742
Sistem Informasi 727.527 1.000 Bekasi 1,320.375 0.894 bekasi 1,180.740 1 bekasi 981.148 0.664 bekasi 952.694 0.645 bekasi
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Pedoman Metode 262.758 2.000 Bekasi 476.875 1.788 bekasi 426.444 2 bekasi 354.358 1.329 bekasi 344.081 1.290 bekasi
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Laporan Hasil 409.806 20.000 Bekasi 743.750 17.885 bekasi 665.095 16 bekasi 552.668 13.290 bekasi 536.640 12.905 bekasi
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Lulusan Pendidikan 17,335.287 792.000 Bekasi 31,461.500 708.243 bekasi 28,134.321 633 bekasi 23,378.495 526.283 bekasi 22,700.519 511.021 bekasi
Pembentukan SDM
Perhubungan
Lulusan Pelatihan 1,126.244 336.000 Bekasi 2,044.000 300.467 bekasi 1,827.839 269 bekasi 1,518.861 223.272 bekasi 1,474.814 216.797 bekasi
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Hasil 125.835 2.000 Bekasi 228.375 1.788 bekasi 204.223 2 bekasi 169.702 1.329 bekasi 164.780 1.290 bekasi
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Darat

Dokumen 217.438 5.000 Bekasi 394.625 4.471 bekasi 352.892 4 bekasi 293.239 3.322 bekasi 284.735 3.226 bekasi
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring, 145.120 5.000 Bekasi 263.375 4.471 bekasi 235.522 4 bekasi 195.709 3.322 bekasi 190.034 3.226 bekasi
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat

Laporan Pengelolaan 142.709 7.000 Bekasi 259.000 6.260 bekasi 231.610 6 bekasi 192.458 4.651 bekasi 186.877 4.517 bekasi
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 38 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Pengelolaan 277.222 8.000 Bekasi 503.125 7.154 bekasi 449.918 6 bekasi 373.863 5.316 bekasi 363.021 5.162 bekasi
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Laporan Kegiatan dan 749.222 7.000 Bekasi 1,359.750 6.260 bekasi 1,215.951 6 bekasi 1,010.407 4.651 bekasi 981.105 4.517 bekasi
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil 86.783 1.000 Bekasi 157.500 0.894 bekasi 140.844 1 bekasi 117.036 0.664 bekasi 113.641 0.645 bekasi
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 418.002 7.000 Bekasi 758.625 6.260 bekasi 678.397 6 bekasi 563.721 4.651 bekasi 547.373 4.517 bekasi
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi

Jaringan 1,620.904 2.000 Bekasi 2,941.750 1.788 bekasi 2,630.648 2 bekasi 2,185.963 1.329 bekasi 2,122.570 1.290 bekasi
Peralatan Diklat 12,746.959 9.000 Bekasi 23,134.228 8.048 bekasi 20,687.690 7 bekasi 17,190.643 5.980 bekasi 16,692.115 5.807 bekasi
Perhubungan Darat
Buku-Buku dan Bahan 94.497 750.000 Bekasi 171.500 670.685 bekasi 153.363 600 bekasi 127.439 498.374 bekasi 123.743 483.921 bekasi
Cetakan
Laporan Dukungan 3,145.384 10.000 Bekasi 5,708.500 8.942 bekasi 5,104.803 8 bekasi 4,241.887 6.645 bekasi 4,118.873 6.452 bekasi
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 750.187 476.000 Bekasi 1,361.500 425.661 bekasi 1,217.516 381 bekasi 1,011.707 316.301 bekasi 982.368 307.129 bekasi
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran 15,518.389 12.000 Bekasi 28,164.045 12.000 bekasi 25,185.585 12 bekasi 20,928.213 12.000 bekasi 20,321.295 12.000 bekasi

Peralatan dan 1,422.124 700.000 Bekasi 2,580.988 625.972 bekasi 2,308.038 560 bekasi 1,917.887 465.149 bekasi 1,862.268 451.660 bekasi
Fasilitas Perkantoran

Gedung/ Bangunan 32,766.146 8,610.000 Bekasi 59,466.690 bekasi 53,177.849 bekasi 44,188.666 bekasi 42,907.194 bekasi
Politeknik 94.501 135.001 121.501 103.276 101.211 555.490
Keselamatan
Transportasi Jalan
(PKTJ) Tegal
SISTEM INFORMASI 774.900 1 Tegal 1,107.000 0.900 tegal 996.300 1 tegal 846.855 0.689 tegal 829.926 0.675 tegal
PENGEMBANGAN IT
KAMPUS
LAPORAN HASIL 468.300 40 Tegal 669.000 36.000 tegal 602.100 32 tegal 511.785 27.540 tegal 501.554 26.989 tegal
PENELITIAN
PENGEMBANGAN
SDM PHB DARAT
LULUSAN 23,664.900 654 Tegal 33,807.000 588.600 tegal 30,426.300 530 tegal 25,862.355 450.279 tegal 25,345.367 441.278 tegal
PENDIDIKAN
PEMBENTUKAN SDM
PERHUBUNGAN
DARAT

LULUSAN PELATIHAN 22,577.800 2,675 Tegal 32,254.000 2,407.500 tegal 29,028.600 2,167 tegal 24,674.310 1,841.738 tegal 24,181.071 1,804.921 tegal
SDM PERHUBUNGAN
DARAT

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 39 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
LAPORAN HASIL 946.400 13 Tegal 1,352.000 11.700 tegal 1,216.800 11 tegal 1,034.280 8.951 tegal 1,013.605 8.772 tegal
PENILAIAN
PEMENUHAN
STANDAR MUTU
DIKLAT
PERHUBUNGAN
DARAT
DOKUMEN 203.000 5 Tegal 290.000 4.500 tegal 261.000 4 tegal 221.850 3.443 tegal 217.415 3.374 tegal
PERENCANAAN
BIDANG SDM
PERHUBUNGAN
DARAT
MONITORING / 463.400 16 Tegal 662.000 14.400 tegal 595.800 13 tegal 506.430 11.016 tegal 496.306 10.796 tegal
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PROGRAM /
KEGIATAN
LAPORAN 153.300 7 Tegal 219.000 6.300 tegal 197.100 6 tegal 167.535 4.820 tegal 164.186 4.723 tegal
PENGELOLAAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG SDM
PERHUBUNGAN
DARAT
LAPORAN 275.800 7 Tegal 394.000 6.300 tegal 354.600 6 tegal 301.410 4.820 tegal 295.385 4.723 tegal
PENGELOLAAN
KEUANGAN BIDANG
SDM PERHUBUNGAN
DARAT

LAPORAN KEGIATAN 240.100 2 Tegal 343.000 1.800 tegal 308.700 2 tegal 262.395 1.377 tegal 257.150 1.349 tegal
DAN PEMBINAAN
BIDANG UMUM SDM
PERHUBUNGAN
DARAT

LAPORAN HASIL 385.700 12 Tegal 551.000 10.800 tegal 495.900 10 tegal 421.515 8.262 tegal 413.089 8.097 tegal
PENGABDIAN
MASYARAKAT
LAPORAN 193.200 1 Tegal 276.000 0.900 tegal 248.400 1 tegal 211.140 0.689 tegal 206.919 0.675 tegal
KEHUMASAN,
KEPROTOKOLAN,
PUBLIKASI DAN
PROMOSI
LAPORAN 185.500 16 Tegal 265.000 14.400 tegal 238.500 13 tegal 202.725 11.016 tegal 198.673 10.796 tegal
KERJASAMA
PERALATAN DIKLAT 5,781.300 18 Tegal 8,259.000 16.200 tegal 7,433.100 15 tegal 6,318.135 12.393 tegal 6,191.835 12.145 tegal
PERHUBUNGAN
DARAT
BUKU-BUKU DAN 742.000 202 Tegal 1,060.000 181.800 tegal 954.000 164 tegal 810.900 139.077 tegal 794.690 136.297 tegal
BAHAN CETAKAN
LAPORAN 1,603.000 7 Tegal 2,290.000 6.300 tegal 2,061.000 6 tegal 1,751.850 4.820 tegal 1,716.831 4.723 tegal
DUKUNGAN
PENYELENGGARAAN
DIKLAT
LULUSAN DIKLAT 1,206.800 495 Tegal 1,724.000 445.500 tegal 1,551.600 401 tegal 1,318.860 340.808 tegal 1,292.496 333.995 tegal
PENGEMBANGAN
DAN PENINGKATAN
KAPASITAS SDM
PERHUBUNGAN
LAYANAN 11,512.900 12 Tegal 16,447.000 12.000 tegal 14,802.300 12 tegal 12,581.955 12.000 tegal 12,330.442 12.000 tegal
PERKANTORAN

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 40 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
PERALATAN KANTOR 9,249.800 51 Tegal 13,214.000 45.900 tegal 11,892.600 41 tegal 10,108.710 35.114 tegal 9,906.637 34.412 tegal

GEDUNG / 13,872.600 26,739 Tegal 19,818.000 tegal 17,836.200 tegal 15,160.770 tegal 14,857.706 tegal
BANGUNAN
Balai Pendidikan dan 54.059 60.740 54.666 49.199 48.215 266.879
Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Palembang
Laporan Hasil 487.720 10 Palembang 548.000 9 palembang 493.200 8 palembang 443.880 7 palembang 435.002 7 palembang
Penelitian
Pengembangan SDM
LULUSAN 10,488.650 239 Palembang 11,785.000 215 palembang 10,606.500 194 palembang 9,545.850 174 palembang 9,354.933 171 palembang
PENDIDIKAN
PEMBENTUKAN SDM
LULUSAN PELATIHAN 2,129.770 360 Palembang 2,393.000 324 palembang 2,153.700 292 palembang 1,938.330 262 palembang 1,899.563 257 palembang
SDM PERHUBUNGAN
DARAT
LAPORAN 1,255.790 4 Palembang 1,411.000 4 palembang 1,269.900 3 palembang 1,142.910 3 palembang 1,120.052 3 palembang
PENYULUHAN
PERHUBUNGAN
LAPORAN HASIL 576.720 2 Palembang 648.000 2 palembang 583.200 2 palembang 524.880 1 palembang 514.382 1 palembang
PENILAIAN
PEMENUHAN
DOKUMEN 1,426.670 7 Palembang 1,603.000 6 palembang 1,442.700 6 palembang 1,298.430 5 palembang 1,272.461 5 palembang
PERENCANAAAN
BIDANG SDM
LAPORAN 289.250 10 Palembang 325.000 9 palembang 292.500 8 palembang 263.250 7 palembang 257.985 7 palembang
MONITORING,
ANALISA DAN
LAPORAN 1,067.110 6 Palembang 1,199.000 5 palembang 1,079.100 5 palembang 971.190 4 palembang 951.766 4 palembang
PENGELOLAAN
KEPEGAWAIAN
LAPORAN 275.900 5 Palembang 310.000 5 palembang 279.000 4 palembang 251.100 4 palembang 246.078 4 palembang
PENGELOLAAN
KEUANGAN BIDANG
LAPORAN KEGIATAN 273.230 2 Palembang 307.000 2 palembang 276.300 2 palembang 248.670 1 palembang 243.697 1 palembang
DAN PEMBINAAN
BIDANG UMUM SDM
LAPORAN 1,426.670 22 Palembang 1,603.000 20 palembang 1,442.700 18 palembang 1,298.430 16 palembang 1,272.461 16 palembang
KEHUMASAN,
KEPROTOKOLAN,
JARINGAN 658.600 1 Palembang 740.000 1 palembang 666.000 1 palembang 599.400 1 palembang 587.412 1 palembang
PERALATAN DIKLAT 6,831.640 362 Palembang 7,676.000 326 palembang 6,908.400 293 palembang 6,217.560 264 palembang 6,093.209 259 palembang
PERHUBUNGAN
DARAT
KENDARAAN 323.070 1 Palembang 363.000 1 palembang 326.700 1 palembang 294.030 1 palembang 288.149 1 palembang

BUKU BUKU DAN 213.600 1 Palembang 240.000 1 palembang 216.000 1 palembang 194.400 1 palembang 190.512 1 palembang
BAHAN CETAKAN
LAPORAN 245.640 1 Palembang 276.000 1 palembang 248.400 1 palembang 223.560 1 palembang 219.089 1 palembang
DUKUNGAN
PENYELENGGARAAN
LULUSAN DIKLAT 947.850 95 Palembang 1,065.000 86 palembang 958.500 77 palembang 862.650 69 palembang 845.397 68 palembang
PENGEMBANGAN
DAN PENINGKATAN
LAYANAN 10,712.930 12 Palembang 12,037.000 12 palembang 10,833.300 12 palembang 9,749.970 12 palembang 9,554.971 12 palembang
PERKANTORAN

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 41 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
PERALATAN DAN 2,719.840 137 Palembang 3,056.000 123 palembang 2,750.400 111 palembang 2,475.360 100 palembang 2,425.853 98 palembang
FASILITAS KANTOR

GEDUNG/BANGUNAN 11,707.950 4,204 Palembang 13,155.000 palembang 11,839.500 palembang 10,655.550 palembang 10,442.439 palembang

Balai Pendidikan dan 106.634 163.963 147.567 132.810 126.170 677.143


Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Bali

Jaringan 713.439 3 Bali 1,097.000 3 bali 987.300 2 bali 888.570 2 bali 844.142 2 bali
Peralatan Diklat 1,333.878 15 Bali 2,051.000 14 bali 1,845.900 12 bali 1,661.310 11 bali 1,578.245 10 bali
Perhubungan
Buku-buku Dan 65.036 1,000 Bali 100.000 900 bali 90.000 810 bali 81.000 729 bali 76.950 693 bali
Bahan Cetakan
Kendaraan Bermotor 880.581 2 Bali 1,354.000 2 bali 1,218.600 2 bali 1,096.740 1 bali 1,041.903 1 bali
Peralatan dan Fasilias 5,252.917 65 Bali 8,077.000 59 bali 7,269.300 53 bali 6,542.370 47 bali 6,215.252 45 bali
Perkantoran
Gedung/Bangunan 72,621.241 6,607 Bali 111,664.000 5,946 bali 100,497.600 5,352 bali 90,447.840 4,817 bali 85,925.448 4,576 bali
Lulusan Pendidikan 4,078.376 60 Bali 6,271.000 54 bali 5,643.900 49 bali 5,079.510 44 bali 4,825.535 42 bali
Pembentukan SDM
Perhubungan
Lulusan Darat
Pendidikan 8,364.216 1,104 Bali 12,861.000 994 bali 11,574.900 894 bali 10,417.410 805 bali 9,896.540 765 bali
Pelatihan SDM
Perhubungan Darat
Dokumen 334.933 6 Bali 515.000 5 bali 463.500 5 bali 417.150 4 bali 396.293 4 bali
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Monitoring, 85.847 4 Bali 132.000 4 bali 118.800 3 bali 106.920 3 bali 101.574 3 bali
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan Pengelolaan 393.465 7 Bali 605.000 6 bali 544.500 6 bali 490.050 5 bali 465.548 5 bali
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Pengelolaan 239.981 6 Bali 369.000 5 bali 332.100 5 bali 298.890 4 bali 283.946 4 bali
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Laporan Kegiatan Dan 536.543 1 Bali 825.000 1 bali 742.500 1 bali 668.250 1 bali 634.838 1 bali
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil 202.260 2 Bali 311.000 2 bali 279.900 2 bali 251.910 1 bali 239.315 1 bali
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 660.761 3 Bali 1,016.000 3 bali 914.400 2 bali 822.960 2 bali 781.812 2 bali
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Dukungan 802.538 4 Bali 1,234.000 4 bali 1,110.600 3 bali 999.540 3 bali 949.563 3 bali
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 723.845 248 Bali 1,113.000 223 1,001.700 201 901.530 181 856.454 172
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Gedung/Bangunan 899.441 Bali 1,383.000 0 1,244.700 0 1,120.230 0 1,064.219 0

Layanan Perkantoran 8,444.762 12 Bali 12,984.850 12 11,686.365 12 10,517.729 12 9,991.842 12

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 42 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Akademi 103.248 187.724 168.952 152.056 144.454 756.434
Perkeretaapian
Indonesia (API)
Madiun
Sistem Informasi 63.250 1 Madiun 115.000 1 madiun 103.500 1 madiun 93.150 1 madiun 88.493 1 madiun
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat

Dokumen Kurikulum, 2,918.850 8 Madiun 5,307.000 7 madiun 4,776.300 6 madiun 4,298.670 6 madiun 4,083.737 6 madiun
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat

Pedoman Metode 275.000 3 Madiun 500.000 3 madiun 450.000 2 madiun 405.000 2 madiun 384.750 2 madiun
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Laporan Hasil 901.450 14 Madiun 1,639.000 13 madiun 1,475.100 11 madiun 1,327.590 10 madiun 1,261.211 10 madiun
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Lulusan Pendidikan 17,328.850 311 Madiun 31,507.000 280 madiun 28,356.300 252 madiun 25,520.670 227 madiun 24,244.637 215 madiun
Pembentukan SDM
Perhubungan
Lulusan Pelatihan 5,270.650 600 Madiun 9,583.000 540 madiun 8,624.700 486 madiun 7,762.230 437 madiun 7,374.119 416 madiun
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Hasil 563.200 4 Madiun 1,024.000 4 madiun 921.600 3 madiun 829.440 3 madiun 787.968 3 madiun
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Darat

Dokumen 596.750 7 Madiun 1,085.000 6 madiun 976.500 6 madiun 878.850 5 madiun 834.908 5 madiun
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring, 130.350 5 Madiun 237.000 5 madiun 213.300 4 madiun 191.970 4 madiun 182.372 3 madiun
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat
Laporan Pengelolaan 224.950 9 Madiun 409.000 8 madiun 368.100 7 madiun 331.290 7 madiun 314.726 6 madiun
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Pengelolaan 237.600 7 Madiun 432.000 6 madiun 388.800 6 madiun 349.920 5 madiun 332.424 5 madiun
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Laporan Kegiatan dan 1,208.900 5 Madiun 2,198.000 5 madiun 1,978.200 4 madiun 1,780.380 4 madiun 1,691.361 3 madiun
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat
Laporan Hasil 338.800 5 Madiun 616.000 5 madiun 554.400 4 madiun 498.960 4 madiun 474.012 3 madiun
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 572.000 6 Madiun 1,040.000 5 madiun 936.000 5 madiun 842.400 4 madiun 800.280 4 madiun
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 43 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Kerjasama 202.950 6 Madiun 369.000 5 madiun 332.100 5 madiun 298.890 4 madiun 283.946 4 madiun
Peralatan Diklat 13,763.200 108 Madiun 25,024.000 97 madiun 22,521.600 87 madiun 20,269.440 79 madiun 19,255.968 75 madiun

Buku-Buku dan Bahan 581.900 1,274 Madiun 1,058.000 1,147 madiun 952.200 1,032 madiun 856.980 929 madiun 814.131 882 madiun
Cetakan
Laporan Dukungan 1,140.150 4 Madiun 2,073.000 4 madiun 1,865.700 3 madiun 1,679.130 3 madiun 1,595.174 3 madiun
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 1,284.800 292 Madiun 2,336.000 263 madiun 2,102.400 237 madiun 1,892.160 213 madiun 1,797.552 202 madiun
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran 5,622.650 12 Madiun 10,223.000 12 madiun 9,200.700 12 madiun 8,280.630 12 madiun 7,866.599 12 madiun

Kendaraan Bermotor 1,546.050 4 Madiun 2,811.000 4 madiun 2,529.900 3 madiun 2,276.910 3 madiun 2,163.065 3 madiun

Peralatan Dan 7,616.400 13 Madiun 13,848.000 12 madiun 12,463.200 11 madiun 11,216.880 9 madiun 10,656.036 9 madiun
Fasilitas Perkantoran

Gedung/Bangunan 40,859.500 15,308 Madiun 74,290.000 madiun 66,861.000 madiun 60,174.900 madiun 57,166.155 madiun
Diklat Perhubungan
Diklat
Balai Pendidikan dan 0.000 0.000 0.000 32.800 31.160 63.959
Pelatihan
Transportasi Darat
(BP2TD) Pontianak
Sistem Informasi 63 1 mempawah 60 1 mempawah
Pengembangan SDM
Perhubungan Darat
Dokumen Kurikulum, 3,009 15 mempawah 2,859 14 mempawah
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Darat
Pedoman Metode 275 2 mempawah 261 2 mempawah
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Darat
Lulusan Pelatihan 4,271 600 mempawah 4,057 570 mempawah
SDM Perhubungan
Darat
Laporan Monitoring, 130 2 mempawah 124 2 mempawah
Analisa, dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Darat

Laporan Pengelolaan 225 6 mempawah 214 6 mempawah


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Laporan Pengelolaan 238 6 mempawah 226 6 mempawah


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Darat

Laporan Kegiatan dan 709 3 mempawah 674 3 mempawah


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Darat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 44 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 339 2 mempawah 322 2 mempawah
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 572 4 mempawah 543 4 mempawah
Keprotokolan,
Publikasi, dan
Promosi

Peralatan Diklat 9,763 90 mempawah 9,275 86 mempawah


Buku-Buku dan Bahan 582 500 mempawah 553 475 mempawah
Cetakan
Laporan Dukungan 1,140 4 mempawah 1,083 4 mempawah
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 1,109 50 mempawah 1,054 48 mempawah
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Layanan Perkantoran 5,023 12 mempawah 4,772 12 mempawah

Kendaraan Bermotor 736 2 mempawah 699 2 mempawah


Peralatan Dan 4,616 9 mempawah 4,385 9 mempawah
Fasilitas Perkantoran

5 Pendidikan 1,470.430 1,332.080 1,483.509 1,565.009 1,886.965 7,737.992


Perhubungan Laut
Sekolah Tinggi Ilmu 272.817 268.956 273.558 294.756 367.341 1,477.428
Pelayaran (STIP)
Layanan Perkantoran 64.022 12 76.293 12 83.922 12 92.314 12 101.546 12 418.098

Sistem Informasi 0.288 3 0.340 3 0.674 4 0.411 3 0.453 3 2.166


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Dokumen Kurikulum, 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut
Pedoman Metode 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.456 20 2.572 40 3.000 40 3.300 40 3.630 40 12.958
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 55.582 2,670 49.525 1,620 47.983 1,620 47.983 1,620 47.983 1,620 249.058
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 13.026 1,200 10.589 700 12.878 900 12.878 900 12.878 900 62.249
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Lulusan Pendidikan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Penyetaraan SDM
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 45 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Lulusan Pendidikan 11.338 15,000 2.706 2,850 3.933 3,850 3.933 3,850 3.933 3,850 25.843
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 1.481 600 0.846 350 1.390 600 1.390 600 1.390 600 6.498
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Pengukuhan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 16.727 32,651 17.520 32,717 13.988 31,586 14.314 32,378 15.014 33,516 77.562
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.147 1 0.427 2 0.494 2 0.544 2 0.598 2 2.210
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.328 5 0.853 6 0.324 5 0.357 5 1.006 6 2.869


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.382 11 0.865 11 0.866 11 0.953 11 1.048 11 4.115
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut
Laporan Pengelolaan 0.209 14 0.206 14 0.227 14 0.249 14 0.274 14 1.165
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 0.724 11 1.149 11 1.264 11 1.391 11 1.530 11 6.058


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 0.521 1 0.398 1 0.438 1 0.482 1 0.530 1 2.368


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.151 2 0.231 4 0.365 4 0.402 4 0.442 4 1.592
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.194 3 0.208 3 0.208 3 0.228 3 0.251 3 1.089
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Laporan Kerjasama 0.088 2 0.576 2 0.634 2 0.697 2 0.767 2 2.762
Laporan Penataan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Kelembagaan
Bangunan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Jaringan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Lahan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 46 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Peralatan Diklat 64.456 21 86.098 198 71.999 289 46.522 33 103.488 4,740 372.563
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Peralatan Kantor 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000


Kendaraan 0.000 0 2.688 3 3.278 4 2.000 4 0.000 0 7.966
Buku-buku dan Bahan 0.200 125 0.200 125 0.220 125 0.242 125 0.266 125 1.128
Cetakan
Laporan Dukungan 12.952 7 11.679 4 12.855 4 14.141 4 15.479 8 67.106
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.068 15 0.728 83 0.120 33 0.058 30 0.000 0 0.974
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Kendaraan Bermotor 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Perangkat Pengolah 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Data dan Komunikasi

Peralatan dan 3.745 40 2.259 132 1.007 602 0.060 15 0.087 20 7.158
Fasilitas Perkantoran

Gedung/Bangunan 25.731 4,684 0.000 0 11.490 1,600 49.906 13,736 54.748 30,700 141.875
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Politeknik Ilmu 203.724 204.258 222.128 155.780 243.594 1,029.484
Pelayaran (PIP)
Semarang
Layanan Perkantoran 26.118 12 28.118 12 30.118 12 32.118 12 34.118 12 150.590

Sistem Informasi 0.651 2 3.161 2 0.672 2 3.184 2 0.695 2 8.363


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Dokumen Kurikulum, 0.555 6 0.555 6 0.565 6 0.565 6 0.565 6 2.805
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut
Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.585 20 0.585 22 0.635 24 0.667 24 0.699 24 3.171
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 27.719 2,075 27.719 2,075 27.466 2,075 28.466 1,985 29.466 1,985 140.836
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 9.782 900 9.782 900 9.782 900 9.782 900 9.782 900 48.908
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 6.197 7,920 6.197 7,920 6.197 7,920 6.197 7,920 6.197 7,920 30.983
Pemutahiran SDM
Perhubungan
Lulusan Pendidikan 6.143 24,570 6.143 24,570 6.143 24,570 6.143 24,570 6.143 24,570 30.713
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 47 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Lulusan Pelatihan 21.596 31,165 24.596 31,265 24.596 31,265 21.124 31,265 21.124 31,265 113.035
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut

Laporan Hasil 0.785 23 0.795 23 0.604 20 0.639 20 0.675 20 3.497


Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.329 6 0.345 6 0.363 6 0.381 6 0.400 6 1.818


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.122 5 0.128 5 0.138 5 0.144 5 0.154 5 0.685
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 0.216 9 0.238 9 0.261 9 0.287 9 0.316 9 1.319


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 2.370 22 2.607 22 2.868 22 3.154 22 3.470 22 14.469


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 0.775 1 0.853 1 0.938 1 1.032 1 1.135 1 4.731


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.145 3 0.160 3 0.175 3 0.193 3 0.212 3 0.885
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 2.075 14 2.283 14 2.511 14 2.762 15 3.038 15 12.668
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Laporan Penataan 0.077 1 0.083 1 0.088 1 0.095 1 0.010 1 0.353
Kelembagaan
Gedung/Bangunan 66.063 8,088 60.309 10,576 80.844 13,064 20.828 6,000 32.040 4,671 260.084
Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Peralatan Diklat 18.921 505 14.570 535 14.870 540 7.670 785 71.170 760 127.201
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan dan 1.530 740 1.530 740 1.530 740 1.530 740 1.530 740 7.650
Fasilitas Perkantoran

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 48 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Kendaraan Bermotor 1.498 2 3.400 2 0.000 0 0.000 0 0.000 0 4.898

Buku-Buku dan Bahan 0.078 900 0.083 900 0.089 900 0.095 900 0.102 900 0.448
Cetakan
Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Data dan Komunikasi

Laporan Dukungan 8.476 19 9.037 19 9.624 19 7.599 19 19.350 19 54.087


Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.919 140 0.984 140 1.053 140 1.126 140 1.205 140 5.287
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan

Politeknik Ilmu 368.839 72.224 180.473 457.201 324.009 1,402.746


Pelayaran (PIP)
Makassar

Layanan Perkantoran 22.649 12 23.129 12 23.625 12 24.138 12 24.670 12 118.211

Sistem Informasi 0.220 2 0.231 2 0.242 2 0.254 2 0.267 2 1.215


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Dokumen Kurikulum, 0.874 5 0.917 5 0.961 5 1.009 5 1.058 5 4.818


Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 1.266 14 1.328 14 1.493 15 1.567 15 1.646 15 7.301
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 12.318 1,579 13.147 1,680 35.258 1,854 36.838 2,012 38.494 2,187 136.055
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 19.392 704 14.342 774 21.338 852 22.384 936 23.481 1,030 100.937
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.860 750 0.902 750 0.947 750 0.993 750 1.042 750 4.744
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.509 100 0.534 100 0.561 100 0.588 100 0.617 100 2.809
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 6.356 14,150 6.238 14,300 7.167 14,500 7.884 14,700 8.672 15,000 36.316
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 49 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 1.883 7 1.175 7 2.072 7 2.176 7 2.285 7 9.591
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.486 4 0.510 4 0.535 4 0.562 4 0.590 4 2.682


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.250 5 0.262 5 0.276 5 0.289 5 0.304 5 1.381
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 0.142 5 0.149 5 0.156 5 0.164 5 0.172 5 0.783


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 2.698 17 1.833 17 2.975 17 3.123 17 3.279 17 13.908


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 1.177 3 0.736 3 1.298 3 1.363 3 1.431 3 6.006


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.522 3 0.548 3 0.576 3 0.605 3 0.635 3 2.886
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.404 2 0.424 2 0.446 2 0.468 2 0.491 2 2.233
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Penataan 0.363 3 0.381 3 0.400 3 0.420 3 0.441 3 2.004


Kelembagaan
Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Gedung/Bangunan 286.804 43,486 0.000 0 0.000 0 338.911 180,289 111.881 1,000 737.595
Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000 2 0.000 0 0.000 0 0.000
Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Peralatan Diklat 0.300 3 0.000 6 71.754 27 4.628 28 91.621 32 168.303
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Perangkat Pengolah 0.187 15 0.197 15 0.207 15 0.217 15 0.228 15 1.036


Data dan Komunikasi

Peralatan dan 0.384 30 0.404 40 0.424 50 0.445 60 0.467 70 2.124


Fasilitas Perkantoran

Kendaraan Bermotor 2.153 2 0.316 1 0.395 1 0.415 1 2.062 1 5.340

Buku-Buku dan Bahan 0.301 425 0.235 450 0.374 450 0.417 450 0.464 450 1.790
Cetakan
Laporan Dukungan 4.545 6 2.395 6 5.010 6 5.261 6 5.524 6 22.735
Penyelenggaraan
Diklat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 50 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Lulusan Diklat 1.796 450 1.890 450 1.985 450 2.084 450 2.188 450 9.943
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
0.000
Politeknik Pelayaran 207.300 143.162 167.830 178.394 222.357 919.042
(PP) Surabaya

Layanan Perkantoran 35.105 12 35.105 12 35.105 12 35.105 12 51.397 12 191.817

Sistem Informasi 2.011 6 2.111 6 2.433 6 2.676 6 2.944 6 12.176


Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum, 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.675 12 0.709 12 0.780 12 0.858 12 0.943 12 3.964
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 41.241 510 41.241 510 45.365 510 49.902 510 54.892 510 232.642
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 12.399 1,950 12.399 2,140 13.639 2,355 15.003 2,590 16.504 2,850 69.945
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 2.045 1,450 2.045 1,580 2.250 1,740 2.250 1,910 2.475 2,100 11.064
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 21.970 23,073 21.970 25,181 24.167 27,918 24.167 30,710 26.584 33,783 118.858
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut

Laporan Hasil 1.355 3 1.422 3 1.565 3 1.565 3 1.721 3 7.627


Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.483 6 0.483 6 0.532 6 0.532 6 0.585 6 2.615


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.123 3 0.129 3 0.142 3 0.142 3 0.156 3 0.692
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 1.324 6 1.390 6 1.529 6 1.529 6 1.682 6 7.452


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 51 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Pengelolaan 0.571 7 0.599 7 0.659 7 0.659 7 0.725 7 3.214
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 0.399 2 0.419 2 0.461 2 0.461 2 0.507 2 2.247


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan 1.388 1 1.457 1 1.603 1 1.603 1 1.763 1 7.815
Kehumasan,Keprotok
olan, Publikasi dan
Promosi
Laporan Kerjasama 0.071 1 0.075 1 0.082 1 0.082 1 0.090 1 0.400
Laporan Penataan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Kelembagaan
Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Diklat 28.294 80 5.387 90 5.926 99 5.926 109 26.518 120 72.051
Perhubungan Laut
Kendaraan Bermotor 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Buku-Buku dan Bahan 0.200 200 0.210 220 0.231 242 0.231 266 0.254 293 1.126
Cetakan
Laporan Dukungan 0.182 1 0.201 1 0.221 1 0.243 1 0.267 1 1.113
Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 1.969 150 2.068 165 2.275 182 2.502 200 2.752 220 11.567
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Data dan Komunikasi

Peralatan dan 12.551 500 6.276 550 6.903 605 7.594 666 8.353 732 41.677
Fasilitas Perkantoran

0.000
Balai Pendidikan dan 108.970 133.400 126.715 88.182 137.109 594.376
Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Tangerang

Layanan Perkantoran 12.181 12 12.390 12 12.607 12 13.237 12 13.899 12 64.315

Sistem Informasi 2.185 1 2.292 1 2.404 1 2.524 1 2.650 1 12.055


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Dokumen Kurikulum, 0.157 20 0.165 20 0.173 20 0.182 20 0.191 20 0.868


Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 52 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 19.367 870 20.316 1,020 21.312 1,020 22.378 1,200 23.496 1,380 106.870
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 2.390 3,510 2.507 4,620 2.630 4,620 2.761 4,620 2.899 6,180 13.186
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut

Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Dokumen 1.526 4 1.600 4 1.679 4 1.763 4 1.851 4 8.418
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.312 5 0.327 5 0.343 5 0.360 5 0.378 5 1.720
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 0.125 6 0.131 6 0.138 6 0.145 6 0.152 6 0.691


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Pengelolaan 0.193 4 0.202 4 0.212 4 0.223 4 0.234 4 1.063


Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut

Laporan Kegiatan dan 0.223 2 0.234 2 0.245 2 0.258 2 0.270 2 1.230


Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 53 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Laporan Penataan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Kelembagaan

Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Gedung/Bangunan 24.000 4,840 27.200 6,072 15.500 3,340 1.800 400 14.100 18,613 82.600

Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Diklat 31.740 20 51.125 20 53.630 20 25.835 20 59.127 20 221.456


Perhubungan Laut

Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan dan 1.843 28 1.933 28 2.028 28 2.130 28 2.236 28 10.170


Fasilitas Perkantoran

Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Data dan Komunikasi

Kendaraan Bermotor 0.550 2 0.275 1 0.500 1 0.800 1 1.500 1 3.625

Buku-buku dan Bahan 0.220 50 0.231 50 0.243 50 0.255 50 0.267 50 1.216


Cetakan

Laporan Dukungan 10.594 8 11.113 8 11.658 8 12.241 8 12.853 8 58.459


Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 1.365 298 1.358 342 1.415 308 1.293 322 1.005 203 6.434
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
0.000
Balai Pendidikan dan 116.918 90.631 92.361 69.043 108.731 477.684
Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Barombong
Layanan Perkantoran 13.503 12 15.738 12 18.419 12 21.636 12 25.497 12 94.794

Sistem Informasi 0.305 1 0.364 1 0.434 1 0.519 1 0.621 1 2.242


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Dokumen Kurikulum, 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 54 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 29.792 480 32.213 480 38.619 600 40.032 720 51.875 720 192.530
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penyetaraan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penyegaran
(Refreshing) SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengukuhan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 1.187 1,680 1.187 1,680 1.217 1,740 1.232 1,800 1.232 1,800 6.055
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut

Laporan Hasil 0.100 1 0.120 1 0.140 1 0.160 1 0.180 1 0.700


Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Dokumen 1.972 7 0.172 5 0.172 5 0.172 5 0.172 5 2.660
Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.143 4 0.143 4 0.143 4 0.143 4 0.143 4 0.716
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut

Laporan Pengelolaan 0.143 6 0.143 6 0.143 6 0.143 6 0.143 6 0.713


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Pengelolaan 0.186 5 0.186 5 0.186 5 0.186 5 0.186 5 0.930
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Kegiatan dan 0.647 2 0.647 2 0.647 2 0.647 2 0.647 2 3.236
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengabdian
Masyarakat

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 55 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Kehumasan, 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Laporan Penataan 0.148 1 0.148 1 0.148 1 0.148 1 0.148 1 0.739


Kelembagaan

Jaringan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Lahan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Diklat 10.162 295 10.656 295 11.349 295 0.000 295 14.591 295 46.757
Perhubungan Laut

Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Buku-buku dan Bahan 0.130 50 0.155 50 0.184 50 0.220 50 0.262 50 0.952


Cetakan

Laporan Dukungan 0.389 2 0.417 2 0.451 2 0.492 2 0.540 2 2.289


Penyelenggaraan
Diklat
Lulusan Diklat 0.759 280 0.819 280 0.891 280 0.977 280 1.081 280 4.526
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Kendaraan Bermotor 0.882 2 0.000 0 0.000 0 0.000 0 1.081 3 1.962
Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Data dan Komunikasi

Peralatan dan 4.604 252 2.992 252 2.285 252 2.337 252 2.399 252 14.617
Fasilitas Perkantoran

Gedung/Bangunan 51.867 0 24.533 0 16.933 0 0.000 0 7.933 0 101.266

0.000
Balai Pendidikan dan 103.313 148.646 131.899 107.708 149.309 640.875
Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Sorong
Layanan Perkantoran 8.150 12 8.965 12 9.862 12 10.848 12 11.933 12 49.759

Sistem Informasi 1.625 2 0.078 2 1.085 3 0.143 3 0.155 3 3.086


Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Dokumen Kurikulum, 0.400 2 0.440 2 0.484 2 0.532 2 0.586 2 2.442


Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan Laut

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 56 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Pedoman Metode 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut

Lulusan Pendidikan 31.483 600 34.631 600 38.094 600 41.903 600 46.094 600 192.204
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 6.155 120 6.771 120 7.448 120 14.337 180 15.770 180 50.480
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 1.041 360 1.145 360 1.259 360 1.385 360 1.523 360 6.353
Pemutahiran SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 2.069 840 2.276 840 4.007 960 4.470 1,020 5.357 1,080 18.179
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan Laut
Laporan Hasil 0.194 1 0.213 1 0.234 1 0.258 1 0.283 1 1.182
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 0.266 5 0.292 5 0.322 5 0.354 5 0.389 5 1.623


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Monitoring, 0.245 5 0.270 5 0.297 5 0.327 5 0.359 5 1.498
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan Laut
Laporan Pengelolaan 0.193 7 0.213 7 0.234 7 0.257 7 0.283 7 1.180
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Pengelolaan 0.253 4 0.278 4 0.306 4 0.336 4 0.370 4 1.543
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Kegiatan dan 0.581 2 0.640 2 0.704 2 0.774 2 0.851 2 3.550
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan Laut
Laporan Kehumasan, 0.517 1 0.569 1 0.626 1 0.688 1 0.757 1 3.157
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Dukungan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Penyelenggaraan
Diklat
Laporan Penataan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Kelembagaan
Laporan Kerjasama 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 57 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Peralatan Diklat 32.694 15 0.000 0 43.200 3 4.024 1 6.450 2 86.368
Perhubungan Laut
Peralatan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Buku-Buku dan Bahan 0.217 280 0.239 285 0.263 290 0.289 295 0.318 300 1.328
Cetakan
Kendaraan Bermotor 0.000 0 1.200 3 0.000 0 0.000 0 4.000 2 5.200

Peralatan dan 0.667 100 0.733 110 0.807 121 0.887 133 0.976 146 4.070
Fasilitas Perkantoran
Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Data dan Komunikasi
Lulusan Diklat 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Gedung/Bangunan 15.713 14 89.694 26 15.069 8 12.895 14 45.254 12 178.625

Jaringan 0.000 0 0.000 0 7.600 1 0.000 0 7.600 2 15.200

Lahan 0.850 1 0.000 0 0.000 0 13.000 1 0.000 0 13.850

Balai Pendidikan dan 88.548 132.634 149.469 125.101 169.746 665.500


Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP)
Malahayati Aceh
Besar
Sistem Informasi 0.288 2 0.253 2 0.458 3 0.264 2 0.270 2 1.533
Pengembangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 14.903 457 19.560 637 21.120 640 23.760 720 23.760 720 103.103
Pembentukan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pendidikan 2.329 150 7.567 270 5.412 360 8.192 420 11.036 540 34.536
Penjenjangan SDM
Perhubungan Laut
Lulusan Pelatihan 15.087 5,100 7.149 5,970 8.635 6,510 9.417 7,110 10.263 7,770 50.551
SDM Perhubungan
Laut
Laporan Hasil 0.386 2 0.568 5 0.760 6 0.506 4 0.557 4 2.777
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan Laut

Dokumen 1.854 6 2.039 7 2.243 7 2.467 7 2.714 7 11.318


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan
KONSULTASI DETAIL 1.500 2 1.650 2 1.815 2 1.997 2 2.196 2 9.158
ENGINEERING
DESAIGN (DED)

Laporan Monitoring, 0.257 4 0.283 4 0.311 4 0.342 4 0.377 4 1.570


Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Laporan Pengelolaan 0.304 7 0.334 7 0.367 7 0.404 7 0.445 7 1.854
Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 58 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Pengelolaan 0.339 6 0.373 6 0.410 6 0.451 6 0.496 6 2.070
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Kegiatan dan 0.889 2 0.978 2 1.076 2 1.183 2 1.302 2 5.428
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Laporan Kehumasan, 1.148 2 1.263 2 1.390 2 1.528 2 1.681 2 7.011
Keprotokolan,
Publikasi dan
Peralatan Promosi
Diklat 8.458 371 11.317 916 52.750 3 17.806 26 60.550 26 150.880
Perhubungan Laut
Buku-buku dan Bahan 0.290 302 0.319 386 0.351 425 0.386 467 0.425 513 1.770
Cetakan
Lulusan Diklat 1.119 40 1.231 270 1.354 280 1.489 290 1.638 300 6.831
Pengembangan dan
Peningkatan
Layanan Perkantoran 13.200 12 15.626 12 18.625 12 22.356 12 0.000 12 69.808

Kendaraan Bermotor 1.133 2 0.000 0.000 0.000 0.000 1.133


Peralatan dan 3.045 1,186 1.606 64 1.183 250 0.955 131 0.000 217 6.788
Fasilitas Perkantoran
Gedung dan 22.695 17,123 62.170 214,372 33.025 124,460 33.593 9,200 0.000 31,500 151.482
Bangunan
0.000
7 Dukungan 231.070 258.999 262.562 268.207 274.489 1,295.327
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya
Sekretariat Badan 231.070 258.999 262.562 268.207 274.489 1,295.327
Pengembangan SDM
Layanan Perkantoran 28.791 12 19.556 12 21.512 12 23.663 12 26.029 12 119.551

Sistem Informasi 5.999 7 6.514 6 7.166 6 7.882 6 8.671 6 36.232


Pengembangan SDM
Perhubungan
Dokumen Kurikulum, 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Perhubungan
Pedoman Metode 0.000 6.817 3 7.151 3 7.330 3 7.513 4 28.811
Pelaksanaan Diklat
Perhubungan
Laporan Hasil 0.000 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penelitian
Pengembangan SDM
Perhubungan
Lulusan Pendidikan 30.881 309 42.350 465 46.585 465 51.244 465 56.368 465 227.427
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Perhubungan
Laporan Penerimaan 4.471 1 4.095 1 4.504 1 4.955 1 5.450 1 23.475
Calon Taruna

Lulusan Pelatihan 47.405 8,936 45.853 6,498 50.438 6,498 55.482 6,498 61.030 6,498 260.209
Pengembangan dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Laporan Penyuluhan 0.813 2 1.179 3 1.297 3 1.427 3 1.570 3 6.286
Perhubungan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 59 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Perhubungan

Dokumen 5.947 18 7.327 19 8.059 19 8.865 19 9.752 19 39.950


Perencanaan Bidang
SDM Perhubungan

Laporan Monitoring, 3.754 15 4.483 15 4.931 15 5.424 15 5.967 15 24.558


Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM
Perhubungan

Laporan Pengelolaan 10.826 16 10.333 15 11.366 15 12.503 15 13.753 15 58.781


Kepegawaian Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Pengelolaan 12.490 52 15.435 55 16.978 55 18.676 55 20.544 55 84.124
Keuangan Bidang
SDM Perhubungan
Laporan Kegiatan dan 10.681 12 12.204 11 13.424 11 14.767 11 16.244 11 67.320
Pembinaan Bidang
Umum SDM
Perhubungan
Laporan Kehumasan, 20.425 10 16.034 28 17.637 28 19.401 28 21.341 28 94.839
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 3.718 4 1.491 4 1.640 4 1.804 4 1.984 4 10.635


Hukum
Pengembangan SDM
Perhubungan
Laporan Kerjasama 2.366 3 2.534 3 2.787 3 3.066 3 3.373 3 14.126
Laporan Penataan 4.590 5 3.680 4 4.048 4 4.452 4 4.898 4 21.667
Kelembagaan
Bangunan 25.760 5,760 30.177 4,600 39.057 4,000 22.888 3,000 5.188 2,002 123.070
Jaringan 0.000 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Lahan 0.000 4.294 15,000 0.000 0 0.000 0 0.000 0 4.294
Peralatan Diklat 4.022 45 13.613 2 0.000 0 0.000 0 0.000 0 17.636
Peralatan Penyuluhan 0.000 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

Peralatan Kantor 6.373 1,659 9.756 100 2.577 100 2.835 100 3.119 100 24.660
Perangkat Pengolah 0.773 37 0.387 50 0.426 50 0.469 50 0.515 50 2.570
Data dan Komunikasi

Kendaraan 0.940 2 0.840 2 0.924 2 1.016 2 1.118 2 4.837


Buku-Buku dan Bahan 0.044 100 0.048 100 0.053 100 0.059 100 0.064 100 0.269
Cetakan
0.000
8 Pengembangan SDM 74.100 101.519 116.659 126.369 222.699 641.347
Aparatur
Perhubungan
Pusat 74.100 101.519 116.659 126.369 222.699 641.347
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 60 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Sistem Informasi 0.577 1 Jawa Barat 0.034 1 Jawa Barat 0.041 1 Jawa Barat 0.051 1 Jawa Barat 0.064 1 Jawa Barat 0.766
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan
Dokumen Kurikulum, 0.600 2 Jawa Barat 1.399 9 Jawa Barat 1.786 10 Jawa Barat 2.445 11 Jawa Barat 3.056 11 Jawa Barat 9.286
Silabus dan Bahan
Ajar/Modul Diklat
Aparatur
Perhubungan

Lulusan Diklat Teknis 26.410 3,580 Jawa Barat 31.597 3,980 Jawa Barat 40.378 4,140 Jawa Barat 55.104 4,528 Jawa Barat 74.112 4,878 Jawa Barat 227.601
Manajerial
Lulusan Diklat 2.151 150 Jawa Barat 2.911 225 Jawa Barat 4.175 245 Jawa Barat 5.906 280 Jawa Barat 8.515 310 Jawa Barat 23.659
fungsional
Lulusan Diklat 3.388 809 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 3.388
Prajabatan
Laporan Penyuluhan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Perhubungan
Laporan Hasil 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Penilaian Pemenuhan
Standar Mutu Diklat
Aparatur Phb

Dokumen 0.443 5 Jawa Barat 0.661 5 Jawa Barat 0.793 5 Jawa Barat 0.991 5 Jawa Barat 1.239 5 Jawa Barat 4.126
Perencanaan Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan
Laporan Monitoring, 0.308 7 Jawa Barat 0.487 8 Jawa Barat 0.584 8 Jawa Barat 0.730 8 Jawa Barat 0.912 8 Jawa Barat 3.020
Analisa dan Evaluasi
Bidang SDM Aparatur
Perhubungan

Laporan Pengelolaan 1.845 10 Jawa Barat 1.989 11 Jawa Barat 2.386 11 Jawa Barat 2.983 11 Jawa Barat 3.729 11 Jawa Barat 12.932
Kepegawaian Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan
Laporan Pengelolaan 0.203 4 Jawa Barat 0.229 4 Jawa Barat 0.274 4 Jawa Barat 0.343 4 Jawa Barat 0.429 4 Jawa Barat 1.478
Keuangan Bidang
SDM Aparatur
Perhubungan
Laporan Pengelolaan 1.174 3 Jawa Barat 1.203 3 Jawa Barat 1.444 3 Jawa Barat 1.805 3 Jawa Barat 2.256 3 Jawa Barat 7.882
dan Pembinaan
Bidang Umum SDM
Aparatur
Perhubungan
Laporan Hasil 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000 0 Jawa Barat 0.000
Pengabdian
Masyarakat
Laporan Kehumasan, 0.165 3 Jawa Barat 0.233 3 Jawa Barat 0.279 3 Jawa Barat 0.349 3 Jawa Barat 0.437 3 Jawa Barat 1.463
Keprotokolan,
Publikasi dan Promosi

Laporan Bidang 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Hukum
Pengembangan SDM
Aparatur
Perhubungan
Laporan Kerjasama 0.176 1 Jawa Barat 0.167 1 Jawa Barat 0.200 1 Jawa Barat 0.251 1 Jawa Barat 0.313 1 Jawa Barat 1.107

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 61 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Laporan Penataan 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Kelembagaan
Jaringan 0.000 0.129 1,650 0.000 0.000 0.000 0.129
Lahan 0.000 0.000 0.000 6.000 3,000 0.000 6.000
Peralatan Diklat 1.963 138 Jawa Barat 1.977 644 Jawa Barat 2.763 750 Jawa Barat 3.914 850 Jawa Barat 5.324 925 Jawa Barat 15.941
Aparatur
Perhubungan
Peralatan Penyuluhan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Peralatan dan 3.339 402 Jawa Barat 0.408 10 Jawa Barat 1.500 10 Jawa Barat 0.645 10 Jawa Barat 0.806 10 Jawa Barat 6.698
Fasilitas Perkantoran

Kendaraan 2.587 4 Jawa Barat 2.398 9 Jawa Barat 2.200 4 Jawa Barat 0.000 Jawa Barat 2.833 2 Jawa Barat 10.018
Buku-Buku dan Bahan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Cetakan
Layanan Perkantoran 18.655 12 Jawa Barat 20.226 12 Jawa Barat 24.271 12 Jawa Barat 30.339 12 Jawa Barat 37.924 12 Jawa Barat 131.416

Perangkat Pengolah 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000


Data dan Komunikasi

Gedung/Bangunan 2.179 2,590 Jawa Barat 29.256 8,121 Jawa Barat 23.797 10,850 Jawa Barat 0.852 880 Jawa Barat 63.673 8,970 Jawa Barat 119.757

9 Terwujudnya 0.000 1,065.316 1,177.688 622.803 554.070 3,419.877


peningkatan kinerja
pelayanan
transportasi (QW)
Terbangunnya 272.936 315.141 352.732 504.570 1,445.379
Kampus Terpadu
SDM Transportasi
Terbangunnya 320.035 470.893 55.079 0.000 846.007
Kampus PIP Makassar

Terbangunnya 85.000 85.000 55.680 49.500 275.180


Kampus ATKP
Makassar
Terbangunnya 237.344 156.654 6.000 0.000 399.999
Kampus BP2TD di Bali

Terbangunnya 150.000 150.000 153.313 0.000 453.313


Kampus Baru
Akademi
Perkeretaapian di
Madiun

F BADAN PENELITIAN 228.259 377 240.359 330 251.107 332 237.048 339 247.941 339 1,204.715
DAN
PENGEMBANGAN
PERHUBUNGAN
A Penelitian dan 102.073 226 117.714 201 122.352 203 102.168 210 107.036 210
Pengembangan
Perhubungan
1 Penelitian dan 23.207 41 35.612 32 36.295 32 12.101 36 13.112 36 120.327
Pengembangan
Manajemen
Transportasi
Multimoda

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 62 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
- Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan
2.034 10 2.770 10 2.860 10 2.951 10 3.047 10 13.661
Monitoring Kegiatan
(laporan)

- Jumlah Penelitian
dan Pengembangan
21.174 31 32.843 22 33.435 22 9.150 26 10.065 26 106.666
Transportasi (laporan)

2 Penelitian dan 29.099 33.609 35.141 36.859 38.722 173.430


Pengembangan
Darat dan
Perkeretaapian
Jumlah Penyusunan
Laporan Program,
Evaluasi dan 2.959 13 5.083 13 5.330 13 5.558 13 5.856 13 13 24.786
Monitoring Kegiatan
(laporan)
Jumlah Penelitian dan
Pengembangan 26.140 66 28.527 60 29.811 62 31.301 62 32.866 62 148.644
Transportasi (laporan)
3 Penelitian dan 20.734 17.508 18.383 19.210 20.075 95.909
Pengembangan Laut

Jumlah Penyusunan 1.514 8 1.590 8 1.669 8 1.745 8 1.823 8 8.341


Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)
-Jumlah Penelitian 19.219 36 15.918 28 16.713 28 17.466 29 18.251 29 87.567
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

4 Penelitian dan 21.482 23.056 24.209 25.298 26.037 120.083


Pengembangan
Udara
-Jumlah Penyusunan 2.205 10 2.315 10 2.431 10 2.540 10 2.654 10 12.144
Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)
-Jumlah Penelitian 19.278 40 20.741 38 21.779 38 22.759 40 23.383 40 107.939
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

5 Perencanaan 7.551 7.928 8.325 8.699 9.091 41.593


Kebijakan Sistranas

-Jumlah Penyusunan 2.845 7 2.987 7 3.136 7 3.277 7 3.425 7 15.670


Laporan Program,
Evaluasi dan
Monitoring Kegiatan
(laporan)
-Jumlah Penelitian 4.706 5 4.941 5 5.188 5 5.422 5 5.666 5 25.923
dan Pengembangan
Transportasi (laporan)

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 63 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
B DUKUNGAN 126.186 151 122.645 129 128.755 129 134.881 129 140.905 129 653.373
MANAJEMEN DAN
DUKUNGA TEKNIS
LAINNYA
1 Peningkatan Akses ke 104.791 102 99.778 82 104.799 82 109.957 82 114.864 82 534.188
Sumber Informasi
IPTEK Transportasi
Penyusunan Updating 10.895 17 4.290 14 4.485 14 4.860 14 5.073 14 29.602
Data dan Informasi
(laporan)
Peningkatan 11.375 1 12.005 1 12.691 1 13.240 1 13.813 1 63.124
Kapasitas Pegawai
(paket)
Penyelenggaraan 9.699 58 10.612 41 11.135 41 11.643 41 12.176 41 55.265
Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) dan
Pengelolaan Barang
Milik Negara (BMN)
(laporan)
Tata Kelola 1.878 8 2.412 8 2.506 8 2.616 8 2.712 8 12.124
Kepegawaian
(laporan)
Layanan Perkantoran 44.887 12 48.206 12 50.770 12 53.320 12 56.010 12 253.193
(bulan)
Pengadaan Sarana 22.420 5 18.434 5 19.203 5 20.089 5 20.702 5 100.847
dan Prasarana
Litbang (unit)
Gedung / Bangunan 3.636 1 3.818 1 4.009 1 4.190 1 4.378 1 20.032
(paket)
2 Peningkatan 21.396 49 22.867 47 23.957 47 24.924 47 26.041 47 119.185
Informasi dan
Publikasi Hasil Litbang

Dukungan Publikasi 13.544 5 14.765 5 15.475 5 16.051 5 16.760 5 76.595


Litbang (paket)
Penyelenggaraan 7.852 44 8.102 42 8.481 42 8.873 42 9.282 42 42.591
Workshop/ Seminar/
FGD/ Rakor (laporan)

G INSPEKTORAT 100.311 105.330 110.590 116.120 122.930 555.282


JENDERAL

1 Pelaksanaan 10.111 10.617 11.148 11.705 12.291 55.872


Pengawasan Oleh
Inspektorat I

2 Pelaksanaan 8.063 8.466 8.889 9.333 9.800 44.551


Pengawasan Oleh
Inspektorat II

3 Pelaksanaan 6.727 7.063 7.416 7.787 8.176 37.169


Pengawasan Oleh
Inspektorat III

4 Pelaksanaan 6.968 7.317 7.683 8.067 8.470 38.506


Pengawasan Oleh
Inspektorat IV

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 64 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
5 Pelaksanaan 6.744 7.081 7.435 7.807 8.197 37.263
Pengawasan Oleh
Inspektorat V

6 Dukungan 61.699 64.787 68.019 71.421 75.996 341.921


Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Inspektorat
Jenderal

H SEKRETARIAT 887.221 1,036.891 1,031.456 1,087.927 1,148.374 5,191.869


JENDERAL
1 Penyusunan 30.421 30.500 32.030 33.600 35.250 161.801
Dokumen Rencana,
Program, Evaluasi
serta Penetapan
Kebijakan Pentarifan
di Sektor
Perhubungan

2 Pembinaan dan 39.685 41.669 43.752 45.940 48.537 219.583


Pengelolaan
Kepegawaian

3 Pembinaan dan 39.795 41.785 43.874 46.069 48.372 219.895


Pengelolaan
Administrasi
Keuangan dan
Perlengkapan /
Barang Milik Negara
di Lingkungan
Kemenhub

4 Pembinaan dan 40.828 42.869 45.425 47.464 49.827 226.413


Koordinasi
Penyusunan Produk
dan Pelayanan
Hukum serta Kerja
Sama Luar Negeri

5 Pembinaan 540.066 567.069 595.422 625.294 656.454 2,984.305


Administrasi dan
Pengelolaan
Pelayanan
Penunjang
Pelaksanaan Tugas
Biro Umum Setjen
Kemenhub

6 Pengelolaan Data 44.454 146.410 92.969 98.980 105.688 488.501


dan Informasi
Perhubungan

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 65 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL INDIKASI
PROGRAM /
INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI INDIKASI ANGGARAN TARGET
NO KEGIATAN
ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI ANGGARAN TARGET LOKASI 2015-2019 2015-2019
STRATEGIS
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
7 Pengelolaan 57.650 67.241 73.965 81.362 89.498 369.716
Komunikasi Publik
dan Pemberian
Informasi di Bidang
Perhubungan

8 Pemanfaatan Kajian 33.204 34.864 36.607 38.538 40.360 183.573


Kemitraan Pelayanan
Jasa Transportasi

9 Penegakan Hukum di 22.885 24.229 25.231 26.492 27.817 126.654


Bidang Keselamatan
Pelayaran

10 Pelayanan 38.233 40.255 42.181 44.188 46.571 211.428


Pemeriksaan
Lanjutan Kecelakaan
Moda Transportasi

JUMLAH 64,954.005 102,162.883 110,404.527 127,977.434 133,455.739 538,954.587

Lampiran C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 66 dari 66 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
LAMPIRAN D

KEGIATAN STRATEGIS KEMENHUB DALAM RPJM NASIONAL TAHUN 2015-2019

NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

I. PROVINSI ACEH
PERHUBUNGAN DARAT
1 Revitalisasi Kawasan Terminal di Banda Aceh (Keudah dan Peunayong)
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meulaboh*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sinabang
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Banyak
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Banda Aceh - Lhokseumawe
2 Pembangunan Jalur KA Banda Lhokseumawe - Langsa - Besitang
3 Pembangunan Jalur KA antara Bireun - Lhokseumawe
4 Pembangunan Jalur KA antara Sigli - Bireun (tahap 1)
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan dan Perluasan Pelabuhan Krueng Geukuh
2 Pengembangan Pelabuhan Sabang
3 Pembangunan Pelabuhan Malahayati Banda Aceh*
4 Pembangunan Pelabuhan Susuh di Teluk Surin Aceh Barat Daya
5 Pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa
6 Pengembangan Pelabuhan Singkil
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda
2 Pengembangan Bandara Maimun Saleh, Sabang
3 Peningkatan Bandara Lasikin
4 Peningkatan Bandara Gayo Lues
5 Peningkatan Bandara Rambele
6 Peningkatan Bandara Cut Nyak Dhien
7 Peningkatan Bandara T.Cut Ali
II. PROVINSI SUMATERA UTARA
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Medan
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gn. Sitoli*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Telo*
3 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tanah Masa*
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tanah Bala*
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Pini*
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Karang Baru*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
2 Pembangunan Jalur KA dari spoor simpang menuju KEK Sei Mangkei
3 Reaktivasi Jalur KA antara Binjai - Besitang
4 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Medan - Araskabu (termasuk elevated track dan elektrifikasi)
5 Pembangunan Jalur KA menuju Gabion
6 Pembangunan Jalur KA antara Rantau Prapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan - Sibolga (tahap 1)
7 Pembangunan KA perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo
8 Pembangunan angkutan massal berbasis KA (monorel) dan berbasis BRT di kawasan perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo
9 Peningkatan Jalur KA reguler menghubungkan Aceh - Sumut - Riau
10 Pembangunan KA dari KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung - Pelabuhan Belawan
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan Paket I dan Paket II (700 m)
2 Pengembangan Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung (terminal curah cair, terminal peti kemas)
3 Pengembangan Pelabuhan Pulau Tello
4 Pengembangan Pelabuhan Parlimbungan Ketek
5 Pengembangan Pelabuhan Sirombu
6 Pembangunan Pelabuhan Penumpang /kargo terminal kargo sibolga
7 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal labuhan angin
8 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina teluk nibung
9 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Bagan Asahan
10 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina Gunung Sitoli
11 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Pulau Batu

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 1 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Kualanamu
2 Pengembangan Bandara Dr.Ferdinand Lumban Tobing (Kab.Tapanuli Tengah)
3 Pengembangan Bandara Binaka (Kota Gunung Sitoli)
4 Pengembangan Bandara Silangit (Kab.Tapanuli Utara)
5 Pengembangan Bandara Sibisa (Kab.Toba Samosir)
6 Pengembangan Bandara Silambo dan Lasondre (Kab.Nias Selatan)
III. PROVINSI SUMATERA BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Padang*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tua Pejat
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikakap
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Danau Ombilin*
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pagai Selatan*
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Padang
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh
2 Pembangunan Jalur KA Shortcut Padang - Solok
3 Pembangunan Jalur KA antara Duku Bandara Internasional Minangkabau
4 Reaktivasi Jalur KA antara Pariaman - Naras
5 Reaktivasi Jalur KA antara Muaro Kalaban - Muaro
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Cerocok Painan
2 Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang*
3 Pengembangan Pelabuhan Tiram
4 Pengembangan Pelabuhan Pasapuat
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Minangkabau
2 Pengembangan Bandara Rokot
IV. PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Batam*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tj. Pinang
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tambelan*
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Selat Lampah
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lingga
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban - Matak *
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penarik (P. Lingga) Lintas Dabo Penarik*
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penagi (P. Bunguran) Lintas Natuna - Sintete (Kalbar) *
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebangka*
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung*
10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Batu Ampar - Bandara Hang Nadim*
2 Pembangunan Jalur KA Tanjung Uncang - Batam Center*
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Dompak
2 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut
3 Pengembangan Pelabuhan Pulau Subi
4 Pengembangan Pelabuhan Letung
5 Pengembangan Pelabuhan Kabil ( Tanjung Sauh)*
6 Pengembangan Pelabuhan Malarko
7 Pengembangan Pelabuhan kontainer Batu Ampar Batam
8 Pembangunan Pelabuhan Subang Mas
9 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mocoh
10 Pembangunan Pelabuhan Punggur Kabil
11 Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang
12 Pengembangan Pelabuhan Midai
13 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut
14 Pengembangan Pelabuhan Serasan
15 Pengembangan Pelabuhan Dabo Singkep
16 Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan Sekupang
17 Pengembangan dan pembangunan Balai Diklat Perhubungan Di Jalur Trans Barelang

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 2 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Letung Anambas
2 Pembangunan Bandara Tambelan
3 Pemotongan Bukit Bandara Raja Haji Fisabillah
4 Pengembangan bandara Dabo
V. PROVINSI RIAU
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pekanbaru*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketam Putih Kab. Bengkalis*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dangkal Kab. Kep. Meranti
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meranti Bunting Kab. Kep. Meranti*
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Sepiring Kec. Batang Tuaka
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Desa Pecah Buyung, Kec. Rangsang Barat Pecah Buyung
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Seberang Kec. Keritang
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kuala Enok Kec. Tanah Merah Kab. Indragiri Hilir *
8 Pembangunan Dermaga di Muko Muko Danau Maninjau Kab. Agam
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Paninggahan Danau Singkarak Kab. Solok
10 Pengembangan Angkutan Penyeberangan Dumai - Tanjung Bruas
11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dakal*
12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Padang*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Duri Pekanbaru (tahap I)
2 Pembangunan Jalur KA Rantauprapat- Duri Dumai
3 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro
4 Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok
5 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru - Buatan- Tanjung Buton
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Dumai*
2 Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru
3 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton
4 Pembangunan Pelabuhan Kuala Enok
5 Pembangunan Pelabuhan Batu Panjang
6 Pembangunan Pelabuhan Meranti
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II
2 Pengembangan Bandara Japura
VI. PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Palembang*
ASDP
1 Pembangunan Dermaga Kapal Cepat Pel. Tanjung Api Api
2 Pembangunan Dermaga Sungai di Karang Baru Kab. Banyuasin*
3 Pembangunan Dermaga Bus Air 16 Ilir di Kota Palembang
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA ruas Prabumulih - Simpang - Tanjung Api-Api
2 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura - Baturaja
3 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tanjung Enim Prabumulih
4 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih - Simpang
5 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Cempaka - Tulungbuyut - Negeriagung
6 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Muaraenim Lahat
7 Pembangunan Jalur KA antara Simpang-Tanjung Api-Api (swasta)
8 Pembangunan Jalur KA antara Tanjung Enim - Kota Padang (Sumsel, Bengkulu) tahap 1 (swasta)
9 Pembangunan jalur kereta api stadion Jakabaring menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Pemprov Sumsel (pemda)
10 Pembangunan Jalur Kereta Api Tanjung Enim Tanjung Api-api
11 Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi - Kertapati/Palembang
12 Pembangunan Monorel Sumatera Selatan
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan di Palembang (South Sumatra Coal Terminal)
2 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api
3 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Terminal di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
2 Pengembangan Bandara Silampari Lubuk Linggau

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 3 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

VII. PROVINSI JAMBI


PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Jambi*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penumpang Tanah Tumbuh
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kuala Tungkai*
3 Pembangunan Halte Sungai lokasi Kuala Indah
4 Pembangunan Halte Sungai lokasi Teluk Nilau Parit
5 Pembangunan Halte Sungai lokasi Sungai Rambe
6 Pembangunan Dermaga Bus Air lokasi Kota Jambi
7 Pembangunan Halte Sungai lokasi Pasir Panjang
8 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Raden
9 Pembangunan Halte Sungai lokasi Olak Kemang
10 Pembangunan Halte Sungai lokasi Kampung Tengah
11 Pembangunan Halte Sungai lokasi Arab Melayu
12 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tatuk Yaman
13 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Johor
14 Pembangunan Halte Sungai lokasi Candi Ma. Jambi
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi-Kertapati/Palembang
2 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro
3 Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung
2 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanah Pilih Kota Jambi
3 Pengembangan Pelabuhan Kuala Tungkal
4 Pengembangan Pelabuhan Mendahara
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara dan Panjang Runway Depati Parbo Kabupaten Krinci
2 Pengembangan Bandara Sultan Thaha
3 Pengembangan Bandara Muaro Bungo
VIII. PROVINSI BENGKULU
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Air Putih
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bado
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kahyapu*
PERKERETAAPIAN
1 Pengembangan KA Bengkulu-Lubuk Linggau
2 Pembangunan KA Pulau Baai Muara Enim
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
2 Pengembangan Pelabuhan Linau/Bintuhan
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno
2 Pembangunan Bandara Enggano
IX. PROVINSI LAMPUNG
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandar Lampung*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kp. Balak
2 DED Pembangunan Dermaga KTM Rawapitu Tulang Bawang
3 Pengadaan Alat Komunikasi
4 Pengadaan Genset 10.000 KVA
5 Pengadaan dan Pemasangan LPJU Solar Cell
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 7
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 4
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Rejosari - Tarahan
2 Pembangunan/reaktivasi Jalur KA menuju Pelabuhan Panjang Lampung
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Panjang*
2 Pembangunan Pelabuhan Sebalang
3 Pembangunan Pelabuhan Pulau Sebesi
4 Pembangunan Pelabuhan Batu Balai
5 Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Mesuji sebagai pintu masuk kawasan industrial yang terkoneksi tol laut

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 4 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Radin Inten II
2 Pengembangan Bandara Pakon Serai
X. PROVINSI BANGKA BELITUNG
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lepar
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mendanau
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tjg. Ru
4 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar
5 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Pulau Liat
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Samudera Tj. Berikat - Bangka Tengah
2 Pengembangan Pelabuhan Muntok - Pelabuhan Tj. Berikat (P. Bangka Ruas Tj. Batu - Manggar (P. Belitung)
3 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan* (menjadi entry point masuknya yacht)
4 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Batu
5 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Gudang
6 Pengembangan Pelabuhan Pangkal Sadai
7 Pengembangan Pelabuhan Balam
8 Pengembangan Pelabuhan Manggar
9 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Ular
10 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kelian
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara H.A.S Hananjoeddin
2 Pengembangan Bandara Depati Amir
XI. PROVINSI DKI JAKARTA
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan BRT Transjakarta*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated loopline ) Jabodetabek
2 Pembangunan MRT North-South antara Kampung Bandan Lebak Bulus
3 Pembangunan MRT East-West
4 Pembangunan Jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Peti Kemas JICT/KOJA
5 Monorail Jakarta koridor green line (circular & extention line ) oleh Pemda DKI Jakarta
6 Pembangunan Jalur KA antara Batu Ceper - Bandara Soetta
7 Pembangunan Jalur KA Bandara Soekarno Hatta -Halim
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Dermaga Kali Baru Utara (Tahap 1) - New Priok*
2 Pengembangan Terminal Multipurpose di area Reklamasi Ancol Timur
XII. PROVINSI JAWA BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandung*
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bogor*
3 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bekasi*
4 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Depok*
5 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Cimahi*
6 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tasikmalaya*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari - Sumedang - Kertajati - Kadipaten - Cirebon
2 Pembangunan Jalur KA Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang
3 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi)
4 Pembangunan Jalur KA baru lingkar luar Jabodetabek antara Parungpanjang - Citayam
5 Pembangunan double-double track (DDT) antara Manggarai Jatinegara Bekasi - Cikarang
6 Lanjutan pembangunan shortcut antara Cibungur - Tanjung Rasa
7 Pembangunan Jalur KA antara Cangkring - Pelabuhan Cirebon
8 Elektrifikasi rel ganda KA Cikarang - Cikampek
9 Reaktivasi Jalur KA antara Rancaekek - Tanjung Sari
10 Pembangunan Jalur KA baru antara Tanjung Sari - Kertajati
11 Reaktivasi Jalur KA antara Cirebon - Kadipaten dan pembangunan Jalur KA baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati
12 Reaktivasi Jalur KA antara Banjar Kroya
13 Reaktivasi Jalur KA antara Banjar - Pangandaran - Cijulang
14 Pembangunan monorail Bandung Raya (Pemprov Jabar, KPS)
15 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Jalur KA Cisomang - Cikadongdong
16 Pembangunan Jalur KA ganda Jalur Cikadongdong - Padalarang
17 Pembangunan Jalur KA ganda KA Parungpanjang - Tenjo
18 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Purwakarta - Ciganea

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 5 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

19 Pembangunan Jalur KA Elektrifikasi Citayam - Nambo


20 Pembangunan Jalur KA Shortcut Jalur KA Cibungur - Tanjungrasa
21 Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan - Pelabuhan Cirebon
22 Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari
23 Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage
24 Light Rail Transit (LRT) Kota Bandung
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Pemanukan
2 Pembangunan Pelabuhan Laut Regional di Jawa Barat Selatan
3 Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon
4 Pembangunan Pelabuhan Laut di Indramayu untuk mendukung pariwisata ke Pulau Biawak
5 Pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya di Kab. Bekasi
6 Pengembangan Pelabuhan Pangandaran
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Kertajati*
2 Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Kab. Pangandaran
3 Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon
4 Pembangunan Airstrip Pangandaran
XIII. PROVINSI JAWA TENGAH
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Semarang*
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surakarta*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Nyamuk - Karimunjawa Kab. Jepara
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Purwokerto - Kroya
2 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan JawaKroya - Kutoarjo
3 Reaktivasi Jalur KA antara Kedungjati - Tuntang
4 Reaktivasi Jalur KA antara Yogyakarta - Magelang
5 Pembangunan Jalur KA layang antara Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (perkotaan Semarang) termasuk flyover Kaligawe
6 Reaktivasi Jalur KA antara Semarang Gudang - Pelabuhan Tanjung Mas
7 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Semarang
8 Reaktivasi Jalur KA antara Purwokerto - Wonosobo
9 Pembangunan LRT dalam Kota Semarang termasuk akses ke bandara
10 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Paron
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Pelabuhan Wonogiri di Kecamatan Paranggupito
2 Pengembangan Pelabuhan Kendal
3 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas
4 Pembangunan Pelabuhan Cilacap*
5 Pengembangan Pelabuhan Batang
6 Pengembangan Pelabuhan Jepara
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang
XIV. PROVINSI DI YOGYAKARTA
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Yogyakarta
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA Perkotaan Yogyakarta (tahap 1) termasuk akses ke Bandara baru Yogyakarta
2 Elektrifikasi Jalur KA Kutoarjo - Yogya - Solo
3 Jalur KA menuju Bandara Kulonprogo
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara International Kulon Progo
XV. PROVINSI JAWA TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surabaya
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Malang
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketapang 3
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Solo - Paron Madiun Mojokerto - Wonokromo
2 Pembangunan Jalur KA antara Tulangan - Gununggangsir
3 Pembangunan Tram Surabaya
4 Pembangunan Monorail Surabaya
5 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Surabaya - Kalimas/Tanjung Perak

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 6 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

6 Pembangunan Jalur KA antara Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong


7 Reaktivasi Jalur KA antara Jombang - Babat - Tuban
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak*
2 Pengembangan Pelabuhan Probolinggo
3 Pengembangan Pelabuhan Branta
4 Pengembangan Pelabuhan Lamongan
5 Pembangunan Terminal Multi Purpose Teluk Lamong Tahap I
6 Pengembangan Pelabuhan Keramaian
7 Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang
8 Pengembangan Pelabuhan Telaga Biru
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Sumenep
2 Pengembangan Bandara Blimbingsari Bannyuwangi
3 Pengembangan Bandara Noto Hadinegoro Jember
4 Pembangunan Bandara P. Bawean Gresik
5 Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Djuanda
XVI. PROVINSI BANTEN
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang*
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang Selatan*
3 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Serang*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 7
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 4
PERKERETAAPIAN
1 Revitalisasi Jaringan KA Rangkasbitung-Saketi-Malimping-Bayah
2 Revitalisasi Jaringan KA Saketi-Labuhan
3 Pembangunan Jalur Ganda KA dan elektrifikasi antara Maja - Rangkasbitung - Merak
4 Pembangunan Jalur KA antara Tonjong - Pelabuhan Bojonegara
5 Reaktivasi Jalur KA antara Rangkasbitung - Labuan
6 Reaktivasi Jalur KA antara Cilegon - Anyer Kidul
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Pelabuhan Petikemas Bojonegara
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Terminal 3 dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta
2 Pembangunan Bandara Banten Selatan
XVII. PROVINSI BALI
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Denpasar*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Singaraja
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gilimanuk 3
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Padang Bai 4
4 Pembangunan Dermaga di Danau Beratan
5 Pembangunan tanggul pengamanan Dermaga Pelabuhan Gunaksa
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan KA Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengerukan alur di Pelabuhan Benoa
2 Pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang di Kab Buleleng
3 Pengembangan Pelabuhan pariwisata/cruise Tanah ampo
4 Pembangunan Pelabuhan Toya Pakeh Nusa Penida
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Bali Utara
XVIII. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Kayangan
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Pototano
3 Pembangunan Talud di Pelabuhan Penyeberangan Kayangan
4 Pembangunan Dermaga II Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lembar 4
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pototano 2
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kayangan 2

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 7 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Faspel Bima
2 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Lombok*
3 Pengembangan Pelabuhan Lembar
4 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan
5 Pengembangan Pelabuhan Badas
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Sultan Salahuddin Bima
2 Pengembangan Bandara Internasional Lombok*
XIX. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Kupang*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Hansisi
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakalang
3 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kajadoi
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wairiang (P. Lembata)
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maritaing*
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waikelo*
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pamana*
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante*
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo
2 Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca
3 Pengembangan Dermaga pariwisata di Ende
4 Pembangunan Dermaga pariwisata di Maumere
5 Pengembangan Faspel Laut Marapokot
6 Penanganan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Komodo untuk mendukung Pariwisata
7 Pembangunan Pelabuhan Tenau Kupang*
8 Pengembangan Pelabuhan Maritaing
9 Pengembangan Pelabuhan Baing
10 Pengembangan Pelabuhan P.Salura
11 Pengembangan Pelabuhan Kendidi/Reo
12 Pengembangan Pelabuhan Pota
13 Pengembangan Pelabuhan Maurole
14 Pengembangan Pelabuhan Atapupu
15 Pengembangan Pelabuhan Batutua
16 Pengembangan Pelabuhan Larantuka
17 Pengembangan Pelabuhan Terong
18 Pengembangan Pelabuhan Wulandoni
19 Pengembangan Pelabuhan Bari
20 Pengembangan Pelabuhan Ippi
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Komodo
2 Rehabilitasi Bandara El Tari Kupang
XX. PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete*
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian*
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang)
2 Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing*
3 Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Supadio
2 Pembangunan Bandara Singkawang
3 Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 8 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

XXI. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok
2 Pembangunan Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir
3 Pengadaan Bus Air
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA : Kudangan Nanga Bulik Kumai
2 Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Kuala Kurun Rabambang Tumbang Samba Sampit- Kuala Pembuang Teluk Segintung
3 Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba Rantau Pulut -Nanga
4 Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun Rambambang palangkaraya Pulang Pisau Batanjung (Kuala Kapuas)
5 Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Bangkuang / Mangkatip - Batanjung
6 Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
2 Pengembangan Pangkalan Bun
3 Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
4 Pengembangan Pelabuhan Bagendang*
5 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau
6 Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan
7 Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
2 Pembangunan Bandara Muara Teweh
XXII. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan KA Tanjung - Paringin - Rantau - Martapura - Bandara Syamsoedin Noor - Banjarmasin
2 Pembangunan Jalur kereta api : Banjarmasin - Pelaihari - Batu Licin - Sengayam - Tanah Grogot
3 Pembangunan Jalur KA Tanjung - Balikpapan
4 Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
2 Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
3 Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan
4 Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin*
5 Pengembangan Pelabuhan Marabatuan
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam
2 Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
XXIII. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda*
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA antara Balikpapan - Samarinda
2 Pembangunan Jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta)
3 Pembangunan Jalur KA antara Murung Raya Kutai Barat Paser Penajam Paser Utara Balikpapan (swasta)
4 Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
2 Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang*
3 Pelabuhan Kuala Samboja
4 Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau)
5 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser
6 Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot
7 Pengembangan Pelabuhan Samarinda
8 Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 9 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Tana Paser
2 Pengembangan Bandara Bontang
3 Pengembangan Bandara Samarinda Baru
4 Pengembangan Bandara Datah Dawai
5 Pembangunan Bandara Perintis Long Apari
XXIV. PROVINSI KALIMANTAN UTARA
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik
3 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan
4 Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Nunukan
2 Pengembangan Pelabuhan Tarakan
3 Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor
4 Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka
5 Pengembangan Pelabuhan Malundung
6 Pengembangan Pelabuhan Sebatik
7 Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning
8 Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan
2 Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan
3 Pembangunan Bandara Maratua
4 Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan
5 Pembangunan Bandar Udara Sebatik
XXV. PROVINSI SULAWESI UTARA
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Manado
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Melonguane
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marampit
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas*
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Likupang*
5 Kapal Penyeberangan Danau Tondano
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawakuso
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Talise
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Manado Tua*
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Siladen
10 Pembangunan Terminal/Shelter Bis Air Pesisir Pantai Manado dan Sungai Tondano
11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas
12 Penyeberangan RoRo ASEAN Bitung - General Santos
13 Pembangunan Kapal Penyeberangan 1000 GT
14 Pembangunan Kapal Penyeberangan 750 GT
15 Pembangunan Kapal Penyeberangan 200 GT
16 Pembangunan Kapal Pembersih Alur Pelayaran
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA antara Manado - Bitung *
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan (UPP) Tahuna
2 Pengembangan Pelabuhan Lirung
3 Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Internasional Bitung)*
4 Pembangunan infrastruktur penunjang eksport hasil perikanan Bitung
5 Pengembangan Pelabuhan Manado
6 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Tahuna
7 Pengembangan Pelabuhan Petta
8 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Melangoane
9 Pengembangan Pelabuhan Miangas
10 Pengembangan Pelabuhan Buhias
11 Pengembangan Pelabuhan Pehe
12 Pengembangan Pelabuhan Ruang
13 Pengembangan Pelabuhan Amurang
14 Pengembangan Pelabuhan Bangka
15 Pengembangan Pelabuhan Montehage

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 10 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

16 Pengembangan Pelabuhan Gangga


17 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Labuan Uki
18 Pengembangan Pelabuhan Kawio
19 Pengembangan Pelabuhan Marore
20 Pengembangan Pelabuhan Matutuang
21 Pengembangan Pelabuhan Kawaluso
22 Pengembangan Pelabuhan Tamako
23 Pengembangan Pelabuhan Lipang
24 Pengembangan Pelabuhan Bukide
25 Pengembangan Pelabuhan Kahakitang
26 Pengembangan Pelabuhan Kalama
27 Pengembangan Pelabuhan Ngalipaeng
28 Pengembangan Pelabuhan Mangarang
29 Pengembangan Pelabuhan Karatung
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Samratulangi
2 Pembangunan Bandara Sitaro
3 Pembangunan Bandara Miangas*
4 Pengembangan Bandar Udara Melonguane
5 Pengembangan Bandar Udara Naha Tahuna
XXVI. PROVINSI GORONTALO
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Gorontalo*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marisa
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wakai
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA antara Isimu - Kota Gorontalo - Taludaa -Molibagu - Tutuyan - Belang - Kema - Bitung
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Anggrek
2 Pengembangan Pelabuhan Kwandang
3 Pengembangan Pelabuhan Tilamuta
4 Pengembangan Pelabuhan Gorontalo
5 Pengembangan Pelabuhan Bumbulan
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Jalaludin
2 Pembangunan Bandara Pohuwato*
XXVII. PROVINSI SULAWESI BARAT
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan II Pel. Penyeb. Mamuju
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Parigi
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Salulebo
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Belang-belang, Sulawesi Barat
2 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Tanjung Silopo Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat
3 Pengembangan Pelabuhan Majene
4 Pengembangan Pelabuhan Poopongan
5 Pengembangan Pelabuhan Ambo
6 Pengembangan Pelabuhan Tutu Kembong
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Tampa Padang
2 Pengembangan Bandara Sumarorong
XXVIII. PROVINSI SULAWESI TENGAH
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amalengo
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuan
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga*
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan
10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Banggai*

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 11 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Pantoloan
2 Pengembangan Pelabuhan Poso
3 Pengembangan Pelabuhan Toli - toli
4 Pengembangan Pelabuhan Moutong Parigi
5 Pengembangan Pelabuhan Kolonadale
6 Pengembangan Pelabuhan Teluk Malala
7 Pengembangan Pelabuhan Ogoamas
8 Pengembangan Pelabuhan Leok
9 Pengembangan Pelabuhan Matagisi
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Ampana di Kabupaten Tojo Una-una*
2 Pengembangan Bandar Udara Syukuran Aminudin Amir-Luwuk
3 Pengembangan Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu
4 Pembangunan Bandara Morowali*
XXIX. PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Makassar*
2 Pembangunan kampus Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di Makassar
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Garongkong
2 Pengembangan Pel. Penyeberangan Sinjai Lintas Konawe
3 Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Bajoe
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gangga*
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Jampea*
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maros*
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pare-Pare*
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ujung Lero*
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bangsalae Siwa*
10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bira*
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Jalur KA antara Makassar - Pare-Pare
2 Pembangunan Jalur KA Pare - Pare Mamuju - Isimu
3 Pembangunan KA Perkotaan Mamminasata (tahap 1)*
4 Pembangunan Jalur KA Makassar - Bulukumba - Watampone
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Pelabuhan Pare-pare
2 Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)*
3 Pengembangan Pelabuhan Garongkong
4 Pengembangan Pelabuhan Munte
5 Pengembangan Pelabuhan Jeneponto
6 Pengembangan Pelabuhan Sabutung
7 Pengembangan Pelabuhan Sapuka
8 Pengembangan Pelabuhan Sailus
9 Pengembangan Pelabuhan Kalukalukuang
10 Pengembangan Pelabuhan Benteng
11 Pengembangan Pelabuhan Bajoe
12 Pengembangan Pelabuhan Pattirobajo
13 Pengembangan Pelabuhan Sinjai
14 Pengembangan Pelabuhan Paotere
15 Pembangunan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran di Makassar
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar*
2 Pembangunan kampus Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) di Makassar
3 Bandara Buntu Kunik
XXX. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lero pada Lintas Lero - Kambonga
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 12 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

9 Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Kolaka


10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Binongko*
11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaledupa*
12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raha*
13 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikeli (Tanjung Phising)*
14 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bombana*
15 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wanci*
16 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amolengu*
17 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuhan*
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Lawele
2 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Bungkutoko
3 Pengembangan Pelabuhan Bau - Bau
4 Pengembangan Pelabuhan Raha
5 Pengembangan Pelabuhan Kendari
6 Pengembangan Pelabuhan Kolaka
7 Pengembangan Pelabuhan Watunohu
8 Pengembangan Pelabuhan Wanci
9 Pengembangan Pelabuhan Banabungi
10 Pengembangan Pelabuhan Ereke
11 Pengembangan Pelabuhan Pomalaa
12 Pengembangan Pelabuhan Rante
13 Pengembangan Pelabuhan Olo-oloho
14 Pengembangan Pelabuhan Lapuko
15 Pengembangan Pelabuhan Kaledupa
16 Pengembangan Faspel Bungkutoko
17 Pengembangan Pelabuhan Malingano
18 Pengembangan Pelabuhan Banabungi - Pasar Wajo
19 Pengembangan Pelabuhan Dawi-Dawi
20 Pengembangan Pelabuhan Molawe
21 Pengembangan Pelabuhan Langara
22 Pengembangan Pelabuhan Boepinang
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Matahora
2 Pengembangan Bandara Haluoleo
3 Pengembangan Bandara Sangia Nibandera
4 Pengembangan Bandara Sugi Manaru
5 Pengembangan dan Peningkatan Bandara Beto ambari
XXXI. PROVINSI MALUKU
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRTKota Ambon*
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wonreli
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sewaru
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Moa
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lakor
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Sermata
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tepa
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sanana
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Bara
9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tual
10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Adaut
11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Geser
12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teor *
13 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kesui*
14 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wunlah*
15 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gorom*
16 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kur (Kota Tual) untuk membuka keterisolasian
17 Pelabuhan Penyeberangan Lamerang (Kab. Kepulauan Aru)
18 Pembangunan Ferry Jenis RoRo 500 DWT (5 unit)

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 13 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN LAUT
1 Pembangunan Dermaga Kapal di Waisamu
2 Pembangunan Pelabuhan Areate
3 Pembangunan Dermaga Laut di Makariki
4 Pelabuhan Container di Passo
5 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Ambon*
6 Pelabuhan Ilath (Kab. Buru)
7 Pelabuhan Loki (Kab. Seram Bagian Barat)
8 Pelabuhan Pelita Jaya (Kab. Seram Bagian Barat)
9 Pelabuhan Tifu (Kab. Buru Selatan)
10 Pelabuhan Wamsisi (Kab. Buru Selatan)
11 Pelabuhan Kur (Kota Tual)
12 Pelabuhan Taniwel (Kab. Maluku Tengah)
13 Pelabuhan Fogi (Kab. Buru Selatan)
14 Pelabuhan Tual (Kota Tual)
15 Pelabuhan Dobo (Kab. Kepulauan Aru)
16 Pelabuhan Dawelor (Kab. Maluku Barat Daya)
17 Pelabuhan Mahaleta (Kab. Maluku Barat Daya)
18 Pelabuhan Yos Sudarso (Kota Ambon)
19 Pelabuhan Tulehu (Kab. Maluku Tengah)
20 Pelabuhan Amahai (Kab. Maluku Tengah)
21 Pelabuhan Saparua (Kan. Maluku Tengah)
22 Pelabuhan Tual (Kota Tual)
23 Pelabuhan Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat)
24 Rehab/Pengembangan Pelabuhan Larat (Kab. Maluku Tenggara Barat)
25 Pelabuhan Wonreli (Kab. Maluku Barat Daya)
26 Pembangunan kapal barang dan penumpang 7 unit
27 Pengembangan Pelabuhan Namrole
28 Pengembangan Pelabuhan Larat
29 Pengembangan Pelabuhan P.Buano
30 Pengembangan Pelabuhan Namlea
31 Pengembangan Pelabuhan Marlasi
32 Pengembangan Pelabuhan Kobror
33 Pengembangan Pelabuhan Teor
34 Pengembangan Pelabuhan Kroing
PERHUBUNGAN UDARA
1 Perpanjangan Runway Bandara di Tual
2 Pengembangan Bandar Udara Amahai*
3 Pembangunan Bandara Namniwel*
4 Pembangunan Bandara Moa*
5 Pengembangan Bandara Sultan Babullah
6 Pengembangan Bandara Tepa (Kab. Maluku Barat Daya) untuk membuka keterisolasian
7 Pengembangan Bandara Pattimura (Kota Ambon)
8 Pengembangan Bandara Dobo (Kab. Kepulauan Aru)
9 Pengembangan Bandara Namrole (Kab Buru)
XXXII. PROVINSI MALUKU UTARA
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mangole
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Obi
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wahai
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Makian
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sofifi
6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Soasio
7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Weda *
8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Moti
9 Pengembangan Sisi Darat Dermaga Penyeberangan Bastiong
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa
2 Pengembangan Pelabuhan Subaim
3 Pengembangan Pelabuhan Malbufa
4 Pengembangan Pelabuhan Tikong
5 Pengembangan Pelabuhan Wayaluar-Obi
6 Pengembangan Pelabuhan Saketa
7 Pengembangan Pelabuhan Bosua
8 Pembangunan Pelabuhan Khusus di Tanjung Buli

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 14 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

9 Pengembangan Pelabuhan Tobelo


10 Pengembangan Pelabuhan Matui-Jailolo
11 Pengembangan Pelabuhan Labuha/Babang
12 Pengembangan Pelabuhan Laut Falabisahaya
13 Pengembangan Pelabuhan Loleojaya
14 Pengembangan Pelabuhan Tifure
15 Pengembangan Pelabuhan Manu/Gamumu
16 Pengembangan Pelabuhan Bicoli
17 Pengembangan Pelabuhan Tapaleo
18 Pengembangan Pelabuhan Daruba
19 Pengembangan Pelabuhan Damao
20 Pengembangan Pelabuhan Dorume
21 Pengembangan Pelabuhan Galela
22 Pengembangan Pelabuhan Bisui
23 Pengembangan Pelabuhan Kotiti
24 Pengembangan Pelabuhan Indari
25 Pengembangan Pelabuhan Yaba
26 Pengembangan Pelabuhan Banemo
27 Pengembangan Pelabuhan Laiwui
28 Pengembangan Pelabuhan Wayabula
29 Pengembangan Pelabuhan Gebe
30 Pembangunan Dermaga General Cargo 100 meter - Pelabuhan Sofifi
31 Pembangunan Pelabuhan Ternate*
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Sultan Babullah Ternate
2 Pembangunan Bandara Pitu Morotai
3 Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha
XXXIII. PROVINSI PAPUA
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waren*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaonda Kab. Kep. Yapen *
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Numfor Kab. Kab. Biak Numfor *
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Timika
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Agats
6 Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Memberamo
7 Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Mappi
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan akses kereta api mulai dari Timika ke Pegunungan Tengah
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Jayapura*
2 Pengembangan Pelabuhan Pomako
3 Pengembangan Pelabuhan Serui
4 Pembangunan Pelabuhan Bade
5 Pembangunan Dermaga Terminal Penumpang dan Peti Kemas Pelabuhan Depapre
6 Pengembangan Pelabuhan Nabire
7 Pengembangan Pelabuhan Agats
8 Pengembangan Pelabuhan Amamapare
9 Pengembangan Pelabuhan Sarmi
10 Pengembangan Pelabuhan Waren
11 Penanganan kapasitas kargo Pelabuhan Laut Timika
12 Pembangunan terminal agribisnis, pergudangan, dan pelabuhan ekspor di Serapuh dan Wogikel
13 Pengembangan Pelabuhan Merauke*
14 Pengembangan Pelabuhan Asmat
15 Pembangunan Dermaga Tanah Merah
16 Pembangunan Dermaga Keppi
17 Pengembangan Pelabuhan Mumugu
18 Pengembangan Pelabuhan Asiki
19 Pengembangan Pelabuhan Moor
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Taria*
2 Pembangunan Bandara Keenyam*
3 Pembangunan Bandara Aboy*
4 Pembangunan Bandara Koroway Batu*
5 Pengembangan Bandara Sentani
6 Perpanjangan Bandara Mopah Merauke

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 15 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

7 Pembangunan Bandara Elelim


8 Pembangunan Bandara Kiworok
9 Pembangunan Bandara Sinak Baru
10 Pembangunan Bandara Nabire Baru
11 Pengembangan Bandara Sentani
12 Pengembangan Bandara Frans Kaisiepo Biak
13 Pengembangan Bandara Wamena
XXXIV. PROVINSI PAPUA BARAT
ASDP
1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raja Ampat*
2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaimana
3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Fak-Fak*
4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Arar
5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waigeo
6 Pengembangan Dermaga Folley (Pulau Missol)
PERKERETAAPIAN
1 Pembangunan Kereta Api Sorong - Manokwari
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Kaimana
2 Pembangunan Pelabuhan Seget
3 Pengembangan Pelabuhan Owi
4 Pengembangan Pelabuhan Teminabuan
5 Pengembangan Pelabuhan Saunek
6 Pengembangan Pelabuhan Kokas
7 Pembangunan Faspel Laut Arar
8 Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong*
9 Pengembangan Pelabuhan Fak Fak
10 Pembangunan Pelabuhan Biak
11 Pembangunan Pelabuhan Saukorem
12 Pelabuhan Abun di Kabupaten Tambraw
13 Pelabuhan Bomberai di Kabupaten Fakfak
14 Pelabuhan Maruni di Kabupaten Manokwari
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok
2 Pengembangan Bandara Bintuni
3 Pembangunan Bandara Segun
4 Pembangunan Bandara Werur
5 Pengambangan Bandara Rendani
6 Bandara Segun di Kabupaten Sorong
7 Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak

Lampiran D - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional 2015-2019 16 dari 16 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Anda mungkin juga menyukai