Anda di halaman 1dari 49

DOKUMEN USULAN TEKNIS

Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

1
Pemahaman Terhadap KAK
A.1 Umum
Secara garis besar, isi dari Kerangka Acuan kerja yang ada telah memberikan informasi dan data-
data mengenai pekerjaan pada proyek ini. Dengan demikian Konsultan dapat menyusun program
kerja yang dituangkan dalam proposal. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Jadwal Pelaksanaan
Sebagaimana ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja konsultan dapat menyelesaikan semua
kegiatan perencanaan dalam waktu selama atau 2,5 (dua koma lima) bulan. Konsultan akan
memanfaatkan waktu tersebut untuk survey dan pengumpulan data, verifikasi data dan
koordinasi dengan instansi terkait agar didapatkan hasil perencanaan yang akurat.

2. Jalur Koordinasi
Konsultan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan semua instansi daerah yang terkait.
Selanjutnya pada pelaksanaan Konsultan akan menghubungi pemilik proyek dan instansi terkait
untuk mendapatkan jalur koordinasi yang seharusnya dijalankan.

3. Kondisi alam
Kondisi alam di Kota Sabang sangat bervariatif karena faktor alam seperti kondisi topografi,
kondisi tanah dan hidrologi. Kondisi topografi yang cukup dominan adalah kawasan pegunungan.
Kondisi geografis yang ada sangat bervariatif, sehingga para perencana harus memahami betul
kondisi daerah setempat sebelum melakukan perencanaan.

Hal yang perlu dicermati adalah bervariasinya kondisi sumber daya manusia dan alam yang akan
digunakan dalam Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru. Mengingat
rencana pemekaran Kecamatan baru di Kota Sabang sehingga untuk mewujudkan Pembangunan
Ibukota Kecamatan baru tersebut perlu dibuat suatu Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan melalui Pekerjaan Penyusunan Kajian Lingkungan Ibukota.

Dalam Pekerjaan Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru ini perlu
diarahkan secara baik dan benar secara menyeluruh sebagaimana yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak, sehingga mampu menghasilkan kualitas pekerjaan yang memadai dan layak
diterima. Konsultan Perencana akan memprioritaskan tenaga profesional sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta berpengalaman yang memadai dibidangnya.

Diharapkan Proposal Teknis ini dapat menterjemahkan arahan-arahan yang telah diberikan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

GAMBAR
SISTEMATIKA PEKERJAAN

KRITISI MASUKAN PEMILIHAN ALAT

PEMAHAMAN TANGGAPAN
APRESIASI & METODOLOGI
TERHADAP TERHADAP
INOVASI PEKERJAAN
PEKERJAAN PEKERJAAN

• LATAR BELAKANG PEKERJAAN TUJUAN PEKERJAAN


• MAKSUD & TUJUAN PEKERJAAN
• SASARAN & OUTPUT PEKERJAAN Sasaran Pekerjaan
• MANFAAT PEKERJAAN
• RUANG LINGKUP PEKERJAAN Output Pekerjaan
• METODE PELAKSANAAN
• PELIBATAN TENAGA AHLI Lingkup Pekerjaan Pekerjaan

Pemahaman terhadap Kerangaka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pemahaman penyedia jasa
(konsultan) dalam menyikapi kerangka - kerangka kerja pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan oleh pemberi kerja. Selain itu, penyedia jasa juga akan menguraikan pemahamannya
terhadap materi pekerjaan yang akan dihadapi dan pemahaman penyedia jasa terhadap
wilayah pekerjaan. Pemahaman terhadap KAK ini merupakan pemahaman awal penyedia
jasa dalam rangkaian kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan. Pemahaman terhadap materi
pekerjaan menggambarkan sejauh mana penyedia jasa menguasai materi dan literatur
pekerjaan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

2
Tanggapan dan Saran Terhadap
KAK

B.1 UMUM
Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Kegiatan Penyusunan Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru yang ada sudah memenuhi alur kerja yang sistematis
dan pada hakikatnya merupakan patokan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di
dalamnya telah dijelaskan secara rinci. Oleh karena itu, pihak Konsultan akan mengikuti
semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat – syarat tersebut mulai dari
tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan
apabila pihak kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /kesepahaman dari setiap
aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara kedua belah pihak dalam hal ini pihak
Dinas PUPR Kota Sabang dan Konsultan, sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan –
pertanyaan yang menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.

Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi
pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja yang
ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja.

B.2 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Pengembangan pembangunan yang berbasis wisata di Kota Sabang merupakan salah satu
program yang sedang digiatkan oleh Pemerintah Kota Sabang. Adapun salah satu bentuk
pengembangan pembangunan yang mendukung kegiatan Pariwisata adalah dengan
membangun gedung yang akan menjadi pusat kegiatan dan keramaian baik berupa
kegiatan lokal maupun internasional yaitu Ibukota Kecamatan Baru. Untuk mewujudkan
Pembangunan Ibukota Kecamatan Baru yang ramah lingkungan, maka berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Untuk mewujudkan Pembangunan Ibukota Kecamatan Baru tersebut perlu dibuat suatu
Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan melalui Pekerjaan Penyusunan Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru.

Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dipahami bahwa maksud Kajian Lingkungan
Ibukota Kecamatan Baru yang disebutkan dalam KAK adalah tersusunya Dokumen Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan baru yang sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan
yang berlaku.

Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja (KAK) yang tercantum
dalam Dokumen Seleksi Umum Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru yang
dikeluarkan oleh Dinas PUPR Kota Sabang. maka Kami sebagai penyedia jasa telah
memahami dan benar-benar mengerti.

B.3 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP MAKSUD,


TUJUAN DAN SASARAN
Dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konsultan dapat memahami bahwa melalui Penyusunan
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
pembangunan Ibukota Kecamatan Baru yang akan dilaksanakan memenuhi Ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku tentang Lingkungan Hidup

Sedangkan menurut pemahaman Kosnultan tujuan penyusunan Kajian Lingkungan


Ibukota Kecamatan Baru ini untuk menghasilkan Dokumen Lingkungan beserta Laporan
Pendukungnya, yang sesuai dengan azas, kriteria, proses, keluaran, waktu pelaksanaan,
standar dan peraturan yang berlaku, dan memberikan jasa nasehat kepada Pengguna
Anggaran sebagai bagian dalam pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Kajian Lingkungan
Ibukota Kecamatan Baru. Dan untuk memenuhi tujuan pekerjaan tersebut konsultan akan
melibatkan Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam bidangnya dalam Penyusunan
Dokumen Kajian Lingkungan sehingga dapat menghasilkan suatu hasil kajian yang
memenuhi standar-standar dan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Dengan maksud dan tujuan yang sudah dapat dipahami oleh konsultan diharapkan
sasaran pekerjaan tercapai yaitu diperolehnya Dokumen Lingkungan yang sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku.

Gambar A.3. Hubungan Tujuan dengan Sasaran Pekerjaan

SASARAN 1
SASARAN 2 OUTPUT 1
SASARAN 3 OUTPUT 2 TUJUAN
SASARAN 4 OUTPUT n
SASARAN n
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

B.3 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN


Berdasarkan penjelasan KAK, lokasi perencanaan masih sangat umum yaitu di Kota
Sabang, Namun pemahaman konsultan terhadap lokasi pekerjaan merujuk data Revisi
RTRW Kota Sabang sudah cukup jelas dan sudah dapat teridentifikasi dalam peta dan
telah ditentukan deliniasinya. Berdasarkan Revisi RTRW Kota Sabang, lokasi kegiatan jasa
konsultansi ini dilaksanakan di Kota Sabang tepatnya Kecamatan baru yaitu Kecamatan
Suka Makmue.

Lokasi Kecamatan Baru


(Suka Makmue)
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

B.4 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LINGKUP


KEGIATAN
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Lingkup Kegiatan yang dijelaskan masih sangat umum
namun berdasarkan pengalaman, konsultan akan mencoba menjelaskan lingkup kegiatan
yang menjadi acuan dalam melaksanakan Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan
Ibukota Kecamatan Baru ini.

Secara umum Lingkup Pekerjaan Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Ibukota


Kecamatan Baru ini meliputi :

1) Lingkup Wilayah

Kajian Lingkungan meliputi wilayah Kecamatan Ibukota Baru yaitu Kecamatan Suka
Makmue yang menurut Sumber Ananlisis RTRW Kota Sabang Tahun 2020 memiliki Luas
Wilayah 6.903,82 Ha terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Iboih, Batee Shok, Paya Seunara, Paya,
Keuneukai dan Beurawang.

2) Lingkup Substansi

Pekerjaan ini adalah melakukan penyusunan Kajian Lingkungan dengan metode dan
pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap kebijakan, rencana dan
program yang tertuang dalam Revisi RTRW Kota Sabang 2012 – 2032, dengan lingkup
pengkajian sebagai berikut :

- Identifikasi isu-isu dan permasalahan lingkungan hidup strategis yang berdamapk


penting dan diperkirakan akan saling berpengaruh terhadap kebijakan, rencana dan
program yang akan dilakukan;
- Melakukan kajian terhadap pengaruh kebijakan, rencana dan program terhadap
kondisi lingkungan hidup di wilayah Kecamatan baru;
- Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan program untuk
pemenuhan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
- Rekomendasi perbaikan pengambilan keputusan kebijakan, rencana dan program yang
memenuhi prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan.

B.5 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KELUARAN


Pelaksanaan pekerjaan Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru ini akan dilaksanakan
berdasarkan pendekatan dan metodologi yang terarah sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan mengikuti ketentuan yang telah
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup serta dengan
menempatkan personil yang professional dan berpengalaman dibidangnya dengan
sasaran akhir berupa keluaran produk pekerjaan antara lain :
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

a. Laporan hasil survey terhadap lokasi perencanaan;


b. Laporan Analisis Data dan Laporan lainnya;
c. Laporan Foto Kegiatan;
d. Dokumen Draft dan Dokumen Final Kajian Lingkungan Hidup.

B.6 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PENGERAHAN


TENAGA AHLI
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), terdapat tenaga ahli dan tenaga pendukung
yang terlibat dalam kegiatan ini sesuai dengan keahlian serta tugas dan tanggung jawab
masing-masing personil. Kami sebagai konsultan akan menugaskan tenaga ahli sesuai
dengan kebutuhan KAK dan termasuk personil yang berpengalaman dibidangnya,
sehingga dapat menghasilkan produk perencanaan yang optimal. Untuk menunjang
kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan tugas dan tanggung jawab tenaga ahli akan diuraikan
pada bagian Lampiran Komposisi Tim dan Penugasan (Job Description).

Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli dan jumlah personil yang tercantum
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup sesuai dan memadai, dan sebagai jaminan
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan optimal Tenaga ahli yang akan diusulkan oleh
konsultan untuk menangani Pekerjaan Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan sejenis sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang dikehendaki di
dalam dokumen pengadaan jasa konsultan seperti tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK).

Sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Tenaga ahli Konsultan
yang dipekerjakan untuk jasa konsultansi ini harus memiliki kemampuan yang tinggi
dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas pekerjaan. Setiap tenaga
ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman professional dan
pendidikan yang sesuai seperti yang ditunjukkan di bawah ini :

A. Tenaga Ahli
1. Team Leader / Ahli Lingkungan

Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S2 Teknik Lingkungan lulusan Perguruan


Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki
pengalaman kerja dengan referensi Menyusun Dokumen Lingkungan selama 5
tahun Memiliki Sertifikasi Ahli Teknik Lingkungan Madya.

Team Leader /Ahli Lingkungan, mempunyai tugas:

• Melakukan Koordinasi dalam pengumpulan data lapangan dengan tim survey


• Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat setempat dimana pelaksanaan
pekerjaan di lakukan mengenai maksud dan tujuan pelaksanaan pekerjaan
• Melakukan Koordinasi dengan tim survey dalam hal perencanaan
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Melakukan monitoring dalam hal pengumpulan data lapangan.


• Melakukan Koordinasi dengan tim (tenaga ahli) dalam hal pelaksanaan
perhitungan / pengolahan data dan analisa kajian untuk masing-masing item
pekerjaan.
• Melakukan Koordinasi dan konsultasi dengan direksi ( Proyek ) dalam hal
metoda dan teknis hasil perencanaan.
• Memberikan masukan dan saran kepada Direksi mengenai perhitungan dan
analisa tentang hasil perencanaan melalui presentasi dan konsultasi .
• Memimpin rapat bulanan mengenai kemajuan pekerjaan dengan tim ( tenaga
ahli ) dan direksi pekerjaan.

2. Ahli Sanitasi

Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan lulusan Perguruan


Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki
pengalaman kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki
Sertifikasi Ahli Teknik Sanitasi dan Limbah Madya.

Ahli Sanitasi, mempunyai tugas

• Mengumpulkan dan mempelajari data-data dasar daerah perencanaan.


• Mengumpulkan dan mempelajari dokumen rencana tata ruang daerah
perencanaan.
• Mengumpulkan dan mempelajari dokumen perencanaan dan kegiatan yang
telah dilaksanakan terkait sanitasi lingkungan di daerah perencanaan.
• Mendapatkan dan membuat peta-peta daerah perencanaan yang diperlukan
• Melakukan survei lapangan.
• Membuat laporan hasil kerja.

3. Ahli Geoteknik
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi Ahli
Geoteknik Madya.

Ahli Geoteknik, mempunyai tugas :


• Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi Pekerjaan, serta pihak
intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
• Melakukan evaluasi kondisi geologi permukaan dan bawah permukaan baik hasil
survey lapangan maupun hasil uji laboratorium;
• Menghitung stabilitas konstruksi yang direncanakan, diantaranya kekuatan
struktur pondasi, daya dukung pondasi, stabilitas pondasi terhadap guling dan
geser, dll;
• Menyusun laporan hasil perencanaan;
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader terhadap penyelesaian kajian


geologi/geoteknik dan mekanika tanah di lokasi pekerjaan.

4. Ahli Planologi
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Planologi lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi
Perencanaan Wilayah dan Kota Madya.

Ahli Planologi, mempunyai tugas :


• Melaksanakan pengumpulan data sekunder dan primer (tata ruang wil dan tata
guna lahan, dll)
• Melakukan analisis keruangan berdasarkan tata ruang yang ada
• Ikut terlibat dalam melakukan tabulasi dan kompilasi data sesuai bidang
keahlian
• Menjalankan fungsi dari keahlian dalam meng-implementasikan pada
perencanaan
• Ikut terlibat dalam melakukan presentase secara internal dan eksternal
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader.

5. Ahli Geodesi
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Geodesi lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi Geodesi
Madya.

Ahli Geodesi, mempunyai tugas :


• Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan topografi dan
bathimetri serta mengumpulkan data primer.
• Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.
• Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan direksi pekerjaan.
• Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta
mengarahkan team dalam penggambaran.
• Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
• Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi..

6. Ahli GIS
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Penginderaan Jauh lulusan Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki
pengalaman kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi
GIS.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Ahli GIS, Mempunyai tugas :


• Menyusun rencana kerja, malakukan kajian tentang peta, membuat peta dan
menyusun laporan
• Menganalisis data Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk mengidentifikasi
hubungan spasial atau menampilkan hasil analisis, dengan menggunakan peta,
grafik, atau data tabel
• Memasukkan data ke dalam database Sistem Informasi Geografis (GIS),
menggunakan teknik seperti koordinat geometri, entri keyboard dari data tabel,
digitalisasi manual peta, pemindaian atau konversi otomatis ke vektor, atau
konversi sumber data digital

Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Ahli dibantu oleh Tenaga Subprofesional dan
Tenaga Pendukung, yaitu :
1. Asisten Ahli
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal Minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur
lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi. Berpengalaman dalam dibidangnya 3 (tiga) tahun dan bertugas
membantu Team Leader dan Tenaga Ahli dalam pekerjaan.

2. Surveyor Lokal
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal SMA Sederajat dan berpengalaman
dalam pengukungan.

B.7 TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN


PEKERJAAN
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 2,5 (dua koma lima) bulan terhitung Sejak Surat
Perintah Mulai Kerja. Terkait dengan output penyusunan Kajian Lingkungan Ibukota
Kecamatan Baru, waktu yang tersedia cukup memadai, tapi perlu kiranya diantisipasi
keterbatasan waktu ini dengan melakukan persiapan tim yang maksimal di awal
pekerjaan, antara lain dengan mendiskusikan dan merinci lebih jauh rencana-rencana
kegiatan secara mendetil yang perlu dilakukan baik oleh tim konsultan dan tenaga ahlinya
serta tim teknis agar tahapan dan sasaran (key-target) untuk tiap tahapan dapat terjadwal
dengan baik dan realistis.

Walau demikian, dalam Usulan Teknis ini, konsultan telah menyertakan suatu jadwal
pekerjaan yang paling mendekati dengan kondisi riil yang telah diantisipasi berdasarkan
pengalaman pekerjaan-pekerjaan sejenis sebelumnya. Beberapa tahapan bahkan dapat
dilakukan secara paralel dengan tahapan lainnya, sehingga akan mempersingkat waktu
pelaksanaannya, dan tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan
lainnya. Efektifitas jadwal dapat diukur melalui pencapaian sejumlah key-target yang telah
ditetapkan sebagai suatu sasaran antara (milestones).
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

B.8 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP SISTEM


PELAPORAN
Keluaran yang dihasilkan selama proses pekerjaan Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan
Baru berdasarkan tahapan pelaksanaan dan sesuai dengan penjelasan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) antara lain :

1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan yang antara lain memuat:
a. Latar belakang masalah, maksud dan tujuan kegiatan;
b. Ruang lingkup pekerjaan;
c. Metode/cara pendekatan yang dilakukan;
d. Teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis.
e. Pentahapan pekerjaan dan jadwal rencana kerja;
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan;
g. Dokumentasi foto-foto kegiatan awal dan foto-foto kondisi eksisting lapangan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 20 (dua puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

2. Laporan Bulanan
Laporan periodik sekurang-kurangnya memuat Laporan hasil perkembangan kegiatan
yang telah dilaksanakan. Termasuk di dalamnya Laporan hasil pengujian Kualitas Air,
Udara dan Kebisingan, Iklim, Hidrologi, Kualitas Tanah, Tata Ruang, Flora dan Fauna,
Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat setempat.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (lima) hari kerja sejak berakhirnya
kegiatan pada bulan yang dilaporkan sebanyak 5 (lima) buku laporan setiap bulannya.

3. Draft Laporan Akhir


Draft Laporan Akhir merupakan penyempurnaan dari Keseluruhan Laporan yang
dibutuhkan.
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan.

4. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan keseluruhan Laporan yang dibutuhkan, termasuk (dibuat
secara terpisah) Dokumen Lingkungan yang dibutuhkan.
Sudah harus diserahkan selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan.

5. Soft Copy (CD)


Berisikan soft copy seluruh data-data kegiatan yang di serahkan diserahkan selambat-
lambatnya sebelum dilakukan serah terima pekerjaan Sebanyak 5 (lima) keping.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

B.10 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERALATAN DAN


MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh pengguna jasa seperti hasil studi
terdahulu dan/atau fotografi (bila ada) akan sangat membatu sebagai referensi data awal
dalam pelaksanaan pekerjaan. Serta dengan adanya pengawas atau pendamping yang
disediakan akan sangat membantu dalam pengendendalian pekerjaan dan koordinasi
dengan pihak Pengguna Jasa.

Guna menunjang kelancaran tugas-tugas Team Supervisi, selain Fasilitas penunjang yang
disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa yang tercantum dalam dokumen
kontrak, konsultan akan memback-up peralatan apabila dibutuhkan sehingga pekerjaan
ini dapat berjalan dengan efektif, baik operasional lapangan maupun kantor adapun jenis
Peralatan Penunjang namun tidak terbatas adalah sebagai berikut Sebagaimana tertera
dalam Tabel B.10.1 :
Tabel B.10.1
Data Peralatan Penunjang

NO URAIAN PERALATAN PENUNJANG STATUS


1 Theodolit Milik
2 Waterpass Milik
3 Roll Meter Milik
4 Kompas Milik
5 Komputer, Printer, Scaner dan Meja Komputer Milik
6 Felling Kabinet Milik
7 Photo Digital Milik
8 Alat Ukur Besi / Stehimat Milik
9 Kenderaan Roda 4 (Mobil) Milik
10 Kenderaan Roda 2 Milik
11 Drone Milik
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Alat Ukur / Theodolit, Waterpass

Untuk mengukur polygon, sifat datar, sudut maupun beda tinggi serta pengolahan
data hasil pengukuran di lapangan untuk mendapatkan sudut maupun Elevasi Rencana
yang akan diterapkan di lapangan kita mengunakan Alat Ukur / Theodolit, waterpass
dengan status kepemilikan adalah milik.

• Roll Meter

Sebagai alat penunjang yang akan digunakan pada pekerjaan pengawasan adalah alat
ukur Roll Meter Untuk mengukur dimensi suatu bidang seperti panjang, tinggi,
maupun lebar suatu objek yang akan diterapkan di lapangan dengan status
kepemilikan adalah milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Komputer, Printer, Scaner dan Meja Komputer

Untuk Menunjang Kegiatan Pekerjaan Pengawasan kami Konsultan Supervisi


Menyediakan Fasilitas Komputer, Printer, scaner dan Perangkat lainya agar dalam
pembuatan laporan-laporan dapat berjalan efektif, efesien dn memudahkan proses
Administari Pekerjaan Pengawasan. adapun peralatan Komputer, Printer, dan Scaner
ini dengan status kepemilikan milik Perusahaan.

• Felling Kabinet

Untuk Pengumulan Data-data dan pengarsipan agar memudahkan pencarian File yang
telah dijadikan produk kami menyiapkan satu Felling Kabinet untuk Menunjang
Kegiatan Pengarsipan, dengan status kepemilikan adalah milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Photo Digital

Dalam pengambilan Photo-photo visual terhadap pekrjaan yang telah dilakukan oleh
Rekanan Kontraktor kami mengunakan Photo Digital merk Cannon untuk
memudahkan proses rekaman kegiatan pekerjaan Konstruksi oleh Rekanan Kontraktor,
dengan status kepemilikan adalah milik

• Alat Ukur Besi / Stehimat

Agar memudahkan dalam pengecekan besaran Diameter besi tulangan yang digunakan
dilapangan kami memilik alat ukur besi / Stehmat, dengan status kepemilikan adalah
milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Kenderaan Roda 4 (Mobil) & Kendaraan Roda 2

Transportasi yang digunakan oleh Team Leader beserta tenaga Profesional Staff
adalah Kendaraan Roda Empat dan Sub Profesional Staff mengunakan kendaraan Roda
dua Agar memudahkan dalam mengakses semua kegiatan baik dilapangan/Proyek
dengan status kepemilikan adalah milik.

• Drone

Drone merupakan kebutuhan lapangan dalam mendapatkan gambaran visual dari


udara, seiring dengan perkembangan teknologi kebutuhan pemakaian drone sudah
menjadi keharusan dalam memudahkan pekerjaan pengawas baik mendapatkan
gambaran visual dari udara maupun pemetaan koordinat melalui citra satelit yang
dapat dilakukan menggunakan drone, peralatan tersebut dapat disediakan oleh
konsultan dengan status kepemilikan milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

3
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

C.1 PENDEKATAN SISTEM PERENCANAAN

Dari pemahaman konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK dan
di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalam
menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk
akhir berupa gambar desain dan laporan sesuai dengan tujuan dan sasaran dari KAK.
Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu
panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam
suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam
diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau
awal dari kegiatan berikutnyaBerdasarkan pemikiran ini, maka muncul paradigma baru
dalam perencanaan yang disebut dengan “system paradigm”. Dalam paradigma sistem ini
dikemukakan bahwa suatu sistem merupakan seperangkat bagian-bagian yang saling
terkait, setiap bagian bisa dilihat pula sebagai suatu sistem, dan keseluruhan sistem juga
merupakan satu bagian saja dari sistem yang lebih luas (lihat Gambar-B.1).

Gambar-C.1 Paradigma Sistem Dalam Perencanaan


DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

C.1. PENDEKATAN STUDI


Defenisi
Ada dua definisi Kajian Lingkungan yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang menekankan
pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan keberlanjutan
(sustainability-driven). Pada definisi pertama, Kajian Lingkungan berfungsi untuk
menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau program
pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan pada keberlanjutan pembangunan
dan pengelolaan sumber daya.

Definisi Kajian Lingkungan untuk Indonesia kemudian dirumuskan sebagai proses


sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin
diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam, pengambilan keputusan yang
bersifat strategis [SEA is a systematic process for evaluating the environmental effect of,
and for ensuring the integration of sustainability principles into, strategic decision-
making].

Peran Kajian Lingkungan dalam Perencanaan Tata Ruang


Kajian Lingkungan adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun,
mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program
[KRP]. Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada
mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan
tata ruang, maka manfaat Kajian Lingkungan bersifat khusus bagi masing-masing hirarki
rencana tata ruang wilayah [RTRW]. Kajian Lingkungan bisa menentukan substansi RTRW,
bias memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai
instrument metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan
(suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-
fungsi diatas.
Penerapan Kajian Lingkungan dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya, strategis dan partisipatif,
kerjasama lintas batas wilayah administrasi, serta memperkuat pendekatan kesatuan
ekosistem dalam satuan wilayah (kerap juga disebut “bio-region” dan/atau “bio-geo-
region”).
Sifat pengaruh Kajian Lingkungan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu Kajian
Lingkungan yang bersifat instrumental, transformatif, dan substantif. Tipologi ini
membantu membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis Kajian Lingkungan
terhadap berbagai ragam RTRW, termasuk bentuk aplikasinya, baik dari sudut langkah-
langkah prosedural maupun teknik dan metodologinya.

Penerapan Kajian Lingkungan pada Kebijakan Tata Ruang di Daerah


Penerapan Kajian Lingkungan dan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah upaya untuk mencapai tujuan-tujuan diatas yang didasarkan
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

atas kondisi dan kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu, implementasi perangkat-
perangkat ini tidak akan berangkat sebagai sebuah beban tambahan.
Seluruh tata laksana yang diharapkan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah akan
diupayakan untuk mengakomodasikan berbagai keterbatasan, fleksibel, dan tetap
mengedepankan efisiensi dan efektivitas kerja. Pada intinya, perangkat-perangkat ini
tidak dimaksudkan untuk mengulang pekerjaan yang serupa, menghambat proses
perencanaan yang sudah berjalan, dan memperpanjang birokrasi.
Kondisi-kondisi yang dibutuhkan di daerah, seperti penyiapan organisasi dan
kelembagaan, jaringan kerja, peningkatan kapasitas, sampai dengan kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah pendanaan akan selalu kami pertimbangkan, bahkan
disiapkan untuk dapat dibuat keputusan-keputusannya. Adalah tugas kami untuk selalu
memberikan pedoman bagi Pengguna Jasa.
Hasil yang akan dicapai pasti berdampak langsung pada penentuan arah kebijakan
lingkungan hidup, sumberdaya alam, dan pemanfaatan ruang di tingkat Pemerintah.
Diharapkan pula inspirasi akan terbentuk dan kemudian mewarnai arah kebijakan
pembangunan di tingkat daerah.
Dengan bersama-sama merumuskan langkah dan strategi yang pragmatic untuk dapat
secara langsung menyempurnakan persepsi dan sistem bekerja kita dalam melaksanakan
pembangunan berkelanjutan, diharapkan akan tersebar semangat pencapaian target
kesejahteraan masyarakat yang tidak mengorbankan lingkungan hidup di kalangan para
talon legislatif yang sedang bersiap menghadapi pemilihan umum maupun kalangan
masyarakat secara umum.

Pendekatan Kajian Lingkungan


Pendekatan Kajian Lingkungan dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja
dan metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat)
model pendekatan Kajian Lingkungan untuk penataan ruang, yaitu :
1) Kajian Lingkungan dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe) Kajian Lingkungan dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu
mendasarkan telaah pada efek dan dampak yang ditimbulkan RTRW terhadap lingkungan
hidup. Perbedaannya adalah pada ruang lingkup dan tekanan analisis telaahannya pada
tiap hirarhi KRP RTRW.
2) Kajian Lingkungan sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal) Kajian Lingkungan ditempatkan sebagai environmental
appraisal untuk memastikan KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup,
sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang
aspek lingkungan hidup.
3) Kajian Lingkungan sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal) Kajian Lingkungan diterapkan sebagai bagian dari uji
KRP untuk menjamin keberlanjutan secara holistik, sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepentingan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Dalam
prakteknya, Kajian Lingkungan kemudian lebih ditempatkan sebagai bagian dari kajian
yang lebih luas yang menilai atau menganalisis dampak sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup secara terpadu.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

4) Kajian Lingkungan sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumber daya Alam


(Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan Berkelanjutan
Sumberdaya (Sustainable Resource Management) Kajian Lingkungan diaplikasikan dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan, dan a) dilaksanakan sebagai bagian yang tidak
terlepas dari hirarki system perencanaan penggunaan lahan dan sumberdaya alam, atau
b) sebagai bagian dari strategi spesifik pengelolaan sumberdaya alam. Model a)
menekankan pertimbangan – pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari
substansi RTRW, sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW sebagai acuan
aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan sumberdaya alam.

Aplikasi-aplikasi pendekatan di atas dapat diterapkan dalam bentuk kombinasi, sesuai


dengan : hirarki dan jenis RTRW yang akan dihasilkan/ditelaah, lingkup isu mengenai
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menjadi fokus, konteks kerangka hukum
RTRW yang dihasilkan/ditelaah, kapasitas institusi dan sumberdaya manusia aparatur
pemerintah selaku pelaksana dan pengguna KAJIAN LINGKUNGAN, serta tingkat kemauan
politis atas manfaat Kajian Lingkungan terhadap RTRW.

Tabel 1. Contoh Pengaruh Kajian Lingkungan dalam RTRW


Tipe RTRW Pengaruh Kajian Tujuan Kajian Lingkungan dalam Penataan
Lingkungan Ruang
RTRW berskala luas, memuat Instrumental • Mengidentifikasi pengaruh atau konsekuensi
kebijakan dasar dan norma dari Rencana Tata Ruang Wilayah terhadap
acuan bagi daerah (mis: RTRW lingkungan hidup sebagai upaya untuk
Nasional atau Pulau mendukung proses pengambilan keputusan.
• Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
ke dalam substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah
RTRW yang memuat substansi Transformatif • Memperbaiki mutu dan proses formulasi
khusus wilayah tetentu, harus substansi RTRW
memadukan kepentingan antar • Memfasilitasi proses pengambilan keputusan
wilayah dan stakeholder, dalam proses perencanaan agar dapat
termasuk masyarakat. menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup,
(mis : RTRW Propinsi atau dengan tujuan social dan ekonomi
Kawasan tertentu setingkat
Nasional atau Propinsi
RTRW dengan cakupan luas Substantif • Meminimalisasi potensial dampak penting
terkecil, berisi arahan negative yang akan timbul sebagai akibat dari
operasional/programatik, usulan substansi RTRW (tingkat keberlanjutan
sangat diwarnai kekhasan substansi RTRW rendah)
situasi lokal dan aspirasi • Melakukan langkah-langkah perlindungan
masyarakat setempat. lingkungan yang tangguh (tingkat
(mis : RTRW Kabupatn/Kota keberlanjutan substansi RTRW moderat)
Kawasan tertentu atau Rencana • Memelihara potensi sumberdaya alam dan
Detail Tata Ruang daya dukung air, udara, tanah dan ekosistem
(tingkat keberlanjutan substansi RTRW
meoderat sampai tinggi)
Sumber : Sadler (2005:20) dengan modifikasi
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

C.2. Metodelogi Kegiatan


Kerangka kerja Kajian Lingkungan
Integrasi pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam proses penyusunan dan
pengambilan keputusan (pembangunan) secara luas dikenal sebagai cara efektif untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam pengelolaan lingkungan, Kajian
Lingkungan merupakan alat/instrumen yang digunakan untuk mengintegrasikan secara
terstruktur aspek-aspek Lingkungan Hidup ke dalam proses pengambilan keputusan-
keputusan stratejik (KRP). Perlu dikemukakan kembali mengapa Kajian Lingkungan
dianggap strategis? Pertama, karena sasaran kajian Kajian Lingkungan adalah KRP yang
akan memberikan implikasi luas terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Selain itu,
studi Kajian Lingkungan fokus pada KRP yang merupakan komponen-komponen stratejik
dalam suatu proses pengambilan keputusan.
Kerangka kerja Kajian Lingkungan bervariasi, tapi secara umum, terdiri dan mencakup
komponen – komponen tersebut pada Gambar 3.1. Elaborasi kerangka kerja dan
metodologi Kajian Lingkungan yang umum digunakan adalah seperti tersebut dalam
Gambar 2.1.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Analisis masalah, kelembagaan,


stakeholder, analisis jaringan kerja
kebijakan termasuk aspirasi publik

1. Penapisan
SIG/data dasar dan Apakah diperlukan studi KLS;
sasaran-sasaran LH menentukan konteks dan data
2. Pelingkupan Lokakarya skenario
dasar, Konteks Kelembagaan; Isu-
Ruang Lingkup KLS; studi kebijakan
isu permasalahan LH; Keterkaitan
data dasar. Isu-isu
KRP dengan persoalan LH; tujuan
keberlanjutan
dan fokus KLS
pembangunan; Sasaran KLS
dan sasaran KRP
Indikator, aliran dampak
LH, analisis manfaat dan
resiko LH 3. Alternatif KRP
4. Analisi Lingkungan Tujuan/Sasaran KRP,
(Evaluasi dan Valuasi Identifikasi dan perbandingan Model sistem-sistem
Dampak KRP) alternatif KRP, analisis KRP dan teknik-ekonomik
Interpretasi data; Evaluasi alternatifnya; KRP lain yang
dan prakiraan dampak KRP; relevan; analisis sistem
Fokus dampak; tidak
langsung, kumulatif, dan
sinergistik;
Analisis; multi-kriteria,
ketidakpastian dan 5. Alternatif KRP dan
pembobotan; mitigasi Pengambilan Keputusan
dampak Hasil, proses dan mekanisme Analisis multi-kriteria,
pengambilan keputusan; survei publik, valuasi
Keterlibatan publik dan ekonomi
Stakeholder lain ; Argumentasi
Efetivitasi biaya, analisis pengambilan keputusan
manfaat biaya
6. Rencana Pemantauan
dan Pengelolaan KRP
Implementasi mitigasi
dampak; monev untuk
perbaikan KRP; Tindaklanjut
pengelolaan d ampak KRP
melalui pembentukan
Sistem Pengelolaan LH
Adaptif

Gambar 3.1 Kerangka Kerja dan Metodologi Kajian Lingkungan (adaptasi dari Therival and
Brown,1999, ODPM, 2003 Nilsson et al, 2005; Dalal-Clayton dan Sadler, 2005

Perlu dikemukakan di sini bahwa tidak ada standar baku prosedur/metodologi


pelaksanaan Kajian Lingkungan. Masing-masing negara/pelaksana melakukan Kajian
Lingkungan dengan menggunakan metodologi yang dikehendaki.
Namun demikian, KLHS adalah kajian lingkungan yang diimplementasikan pada tingkat
KRP. Dengan demikian, kerangka kerja pelaksanaan Kajian Lingkungan dapat bervariasi,
tapi umumnya mempunyai urutan kerja seperti tersebut dalam Gambar 3.1.
Meskipun Kajian Lingkungan dapat diimplementasikan untuk berbagai macam KRP (antara
lain, pembangunan sektoral, regional, dan daerah aliran sungai), dalam panduan ini
implementasi KLHS adalah untuk perencanaan tata ruang.

Implementasi Kajian Lingkungan dalam Perencanaan Tata Ruang


Panduan diarahkan untuk menunjukkan pada tahapan mana implementasi Kajian
Lingkungan terhadap proses penyusunan rencana tata ruang seharusnya dilakukan. Untuk
itu, diperlukan informasi yang menunjukkan keterkaitan antara tahapan proses
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

penyusunan rencana tata ruang dan tahapan prosedur Kajian Lingkungan seperti tampak
dalam Tabel 3.1. menjadi acuan implementasi Kajian Lingkungan dalam perencanaan tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota.

Tabel 3.1 Matriks keterkaitan antara tahapan proses penyusunan RTRWP (Kep. Men.
Kimpraswil No. 327) dengan tahapan/prosedur Kajian Lingkungan.

Prosedur KL

Analisis dan Valuasi


Evaluasi Situasi

Alternatif KRP

Pengelolaan
Pelingkupan

Lingkungan

Keputusan
Alternatif
Tahap

Rencana
Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

Tahap 6
Penyusunan
RTRWP
Tahap 1
√ o o o o o
Persiapan
Tahap 2
√ √ o o o o
Review RTRW
Tahap 3
o √ o o o o
Pengumpulan Data
Tahap 4
o o √ √ o o
Analisis
Tahap 5
o o o o √ o
Konsepsi Rencana
Tahap 6
o o o o o √
Diskusi Terbuka
Tahap 7
o o o o o o
Pengesahan

Perencanaan tata ruang terkait dengan penyusunan struktur dan pola ruangnya. Oleh
karena itu, perlu kajian tentang persoalan dan analisis dari sisi tata ruang untuk
internalisasi konsep Kajian Lingkungan. Aspek infrastruktur merupakan kunci dari
penyusunan struktur dan pola pemanfaatan ruang di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi mapun
kabupaten/kota berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327 Tahun 2002. Dalam
pedoman tersebut dikemukakan tujuh tahapan proses penyusunan RTRW
Kabupaten/Kota dimulai dengan persiapan yang meliputi penyusunan TOR hingga
pemberitahuan kepada publik tentang rencana penyusunan RTRWP.
Langkah berikutnya adalah melakukan review terhadap RTRW sebelumnya sebagai
pertimbangan untuk perbaikan RTRW berikutnya. Kegiatan review ini diikuti dengan
pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan suatu RTRW. Selanjutnya dilakukan
analisis terhadap sembilan aspek dari mulai analisis kebijakan dan strategi pengembangan
kabupaten hingga analisis kelembagaan. Langkah penting selanjutnya adalah melakukan
konseptualisasi rencana (tata ruang) setelah merumuskan tujuan perencanaan. Kegiatan
ini meliputi delapan langkah dari mulai arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang
hingga arahan kebijakan tata guna tanah, air, udara dan sumberdaya lainnya. Dua langkah
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

penyusunan tata ruang terakhir adalah diskusi terbuka dihadapan seluruh pemangku
kepentingan dan pengesahan oleh DPRD Kabupate/Kota.
Dari keseluruhan langkah-langkah penyusunan RTRW tersebut di atas, meskipun telah
dipertimbangkan pentingnya aspek keterpaduan dalam proses penyusunan rencana tata
ruang dan aspek Lingkungan Hidup, namun demikian tidak dijelaskan bagaimana analisis
keterpaduan (utamanya antar sektor dan antar wilayah) dan pertimbangan kepentingan
lingkungan hidup seharusnya dilakukan dalam proses penyusunan rencana tata ruang.
Dengan demikian, pertimbangan kepentingan lingkungan hidup belum sepenuhnya
terakomodir dalam RTRW.

Mempertimbangkan bahwa perencanaan tata ruang di Indonesia ada yang belum dibuat
(untuk wilayah pengembangan baru) dan akan selalu direvisi (minimal sekali dalam lima
tahun), maka dalam panduan ini disiapkan dua pilihan cara melakukan implementasi
Kajian Lingkungan dalam perencanaan tata ruang.

Implementasi Kajian Lingkungan pada Proses Penyusunan RTRWP


Implementasi Kajian Lingkungan untuk mengintegrasikan kepentingan LH dalam proses
penyusunanrencana tata ruang tidak dilakukan pada setiap tahapan proses penyusunan
rencana tata ruang sebagaimana diatur oleh Kep. Men. Kimpraswil No. 327/2002,
melainkan pada tahapan yang dianggap strategis, yaitu salah satu atau kombinasi dari tiga
tahapan proses penyusunan RTRWP berikut (Gambar 3.2):
1. dilaksanakan pada tahap Review RTRWP;
2. dilaksanakan pada tahap Analisis penyusunan RTRWP;
3. dilaksanakan pada tahap Konsepsi Rencana penyusunan RTRWP.

Dalam Gambar 3.2 ditunjukkan implementasi Kajian Lingkungan terhadap proses


penyusunan rencana tata ruang untuk masing-masing tahapan. Misalnya, langkah 1 dan 2
dalam prosedur pelaksanaan Kajian Lingkungan seperti tersebut dalam Gambar 3.1
diimplementasikan pada proses review RTRWP Demikian pula, langkah 3 dan 4 dalam
prosedur KLHS diimplementasikan pada Tahap 4 proses penyusunan rencana tata ruang.
Dengan demikian, keseluruhan tahapan prosedur Kajian Lingkungan dapat
diimplementasikan berdasarkan tahapan yang relevan dari keseluruhan proses
penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Tahap 1 Persiapan

KLS 1,2
Tahap 2 Review RTRWP

Tidak Apakah Review RTRW sudah Ya


mengakomodir kepentingan
lingkungan ?

Tahap 3 Pengumpulan Data

KLHS 3,4
Tahap 4 Analisis

Tidak Apakah Tahap Analisis sudah Ya


mengakomodir kepentingan
lingkungan ?

KLHS 6
Tahap 5 Konsepsi Rencana

Tidak Apakah Tahap Konsepsi Rencana Ya


sudah mengakomodir kepentingan
lingkungan ?

Tahap 6 Diskusi Terbuka

Tahap 7 Pengesahan

Gambar 3.2 Implementasi Kajian Lingkungan pada tahap proses penyusunan RTRWP. KLHS 1,2
adalah tahap 1 dan 2 dalam prosedur pelaksanaan Kajian Lingkungan tersebut dalam Gambar 3.1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Implementasi KLHS pada Evaluasi Laporan RTRWP

Pilihan implementasi Kajian Lingkungan lainnya adalah Kajian Lingkungan dilaksanakan


pada tahap Evaluasi Laporan RTRWP. Dalam hal ini, penerapan Kajian Lingkungan dapat
dilakukan pada salah satu atau ketiga pembahasan laporan RTRWP yang sedang dievaluasi
sebagai berikut (Gambar 3.3) :

1. dilaksanakan pada pembahasan Laporan Pendahuluan, yang dilakukan setelah tahap


persiapan dan tahap review RTRW.
2. dilaksanakan pada pembahasan laporan Buku Data dan Analisis, yang dilakukan
setelah tahap pengumpulan data dan tahap analisis;
3. dilaksanakan pada pembahasan laporan Buku Rencana, yang dilakukan setelah tahap
konsepsi rencana.

Dalam hal ini, apabila implementasi Kajian Lingkungan dilakukan pada ketiga tahap proses
penyusunan dan/atau dilakukan pada ketiga tahap evaluasi laporan RTRWP tersebut di
atas, maka pelaksanaan Kajian Lingkungan masuk dalam katagori standar maksimal.
Apabila implementasi Kajian Lingkungan hanya dilaksanakan pada salah satu dari ketiga
tahap proses penyusunan dan/atau dilakukan pada salah satu dari ketiga tahap evaluasi
laporan RTRWP, maka masuk dalam katagori standar minimal. Namun demikian, untuk
pilihan standar minimal implementasi Kajian Lingkungan seharusnya dilaksanakan pada
tahap Analisis (Gambar 3.2) dan/atau pada pembahasan laporan Buku Data dan Analisis
(Gambar 3.3). Karena pada kedua tahap tersebut seharusnya dilakukan analisis integrasi
kepentingan Lingkungan Hidup dalam proses penyusunan rencana tata ruang. Kedua
katagori tersebut merupakan pilihan, tergantung pada kebutuhan dan prioritas
pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Tahap 1 : Persiapan RTRW


→Kegiatan Persiapan Teknis

Tahap 2 : Review RTRWP

Laporan Pendahuluan KLHS 1,2

Tahap 3 : Pengumpulan Data/Informasi


→Penyusunan Peta/Data SDA

Tahap 4 : Analisis
→Analisis SDA

Laporan Buku Data & Analisis KLHS 3&4

Tahap 5 : Konsepsi Rencana


→Arahan Struktur dan Pola Pemanfaatan
Ruang

Laporan Buku Rencana KLHS 5

Tahap 6 : Diskusi Terbuka

Tahap 7 : Pengesahan

Gambar 3.3 Implementasi Kajian Lingkungan pada tahap evaluasi Laporan RTRWP. KLHS 1,2
adalah tahap 1 dan 2 dalam prosedur pelaksanaan Kajian Lingkungan tersebut dalam Gambar 3.1

Penapisan
Kegiatan penapisan menentukan perlu atau tidaknya dilakukan Kajian Lingkungan
terhadap sebuah konsep/muatan rencana tata ruang. Langkah ini diperlukan atas alasan-
alasan :
1) memfokuskan telaah pada KRP yang memiliki nilai strategik,
2) memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan memberikan konsekuensi
penting pada kondisi lingkungan hidup, dan
3) memberikan gambaran umum metodologi pendekatan yang akan digunakan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Karena penyusunan RTRW wajib dilakukan maka tahap penapisan tidak diperlukan,
sementara penyusunan RTR dengan tingkat kerincian Kawasan bisa ditapis terlebih dulu
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah rancangan RTR berpotensi mendorong timbulnya percepatan kerusakan
sumber daya alam (hutan, tanah, air atau pesisir) dan pencemaran lingkungan yang
kini tengah berlangsung di suatu wilayah atau DAS? dan/atau
2. Apakah rancangan RTR berpotensi meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor,
atau kekeringan di wilayah-wilayah yang saat ini tengah mengalami krisis ekologi?
dan/atau
3. Apakah rancangan RTR berpotensi menurunkan mutu air dan udara termasuk
ketersediaan air bersih yang dibutuhkan oleh suatu wilayah yang berpenduduk padat?
dan/atau
4. Apakah rancangan RTR akan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk golongan
miskin sebagai akibat adanya pembatasan baru atas akses dan kontrol terhadap
sumber-sumber alam yang semula dapat mereka akses? dan/atau
5. Apakah rancangan RTR berpotensi mengancam keberlanjutan penghidupan (livelihood
sustainability) suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu di masa
mendatang?
Jawaban positif bagi salah satu pertanyaan diatas sudah cukup untuk memberikan alasan
bahwa rancangan RTR tersebut memiliki potensi efek penting dan perlu dipertimbangkan
untuk dilengkapi dengan Kajian Lingkungan.

Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk mengidentifikasi isu-isu
penting atau konsekuensi lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan rencana
KRP RTR Wilayah dan Kawasan.
Berkat adanya pelingkupan ini, pokok bahasan dokumen Kajian Lingkungan akan lebih
difokuskan pada isu-isu atau konsekuensi lingkungan dimaksud.

Telaah dan Analisis Teknis


Telaah dan analisis teknis adalah proses identifikasi, deskripsi, dan evaluasi mengenai
konsekuensi dan efek lingkungan akibat diterapkannya RTRW; serta pengujian efektivitas
RTRW dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Telaah dan analisis teknis
mencakup :
a) pemilihan dan penerapan metoda, serta teknik analisis yang sesuai dan terkini,
b) penentuan dan penerapan aras rinci (level of detail) analisis agar sesuai dengan
kebutuhan rekomendasi, dan
c) sistematisasi proses pertimbangan seluruh informasi, kepentingan dan aspirasiyang
dijaring.

Jenis-jenis kerangka telaah yang lazim dibutuhkan, antara lain:


• Telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan,
• Telaah hubungan Kmbal balik kegiatan manusia dan fungsi ekosistem.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan
bencana lingkungan.
• Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayaK.

Pengembangan Alternatif
Alternatif yang dikembangkan dapat mencakup :
1) substansi pokok/dasar RTRW (misalnya: pilihan struktur dan pola ruang),
2) program atau kegiatan penerapan muatan RTRW (misalnya: pilihan intensitas
pemanfaatan ruang), dan/atau
3) kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan efek lingkungan hidup (misalnya:
penerapan kode bangunan yang hemat energi).

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan untuk memilih alternatif terbaik yang bisa dilaksanakan
yang dipercaya dapat mewujudkan tujuan penataan ruang dalam kurun waktu yang
ditetapkan. Alternatif terpilih tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
keadilan sosial akan tetapi juga dapat menjamin terpeliharanya fungsi lingkungan secara
terus menerus. Berbagai metodologi yang lazim diterapkan dalam pengambilan
keputusan, antara lain: compatibility [internal dan eksternal] appraisal, benefit-cost ratio,
analisis skenario dan multikriteria, analisis risiko, survai opini untuk
menentukan prioritas, dll.

Pemantauan dan Tindak Lanjut


Sesuai dengan kebutuhannya, kegiatan pemantauan dan tindak lanjut dapat diatur
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Pada dasarnya efektivitas penerapan
rekomendasi Kajian Lingkungan berkaitan langsung dengan efektivitas RTRW bagi wilayah
rencananya, sehingga tata laksananya bias mengikuti aturan pemantauan efektivitas
RTRW.

Partisipasi dan Konsultasi Masyarakat


Seluruh rangkaian Kajian Lingkungan bersifat partisipatif. Semua komponen kegiatan
diwarnai berbagai bentuk partisipasi dan konsultasi masyarakat. Namun demikian, tingkat
keterlibatan atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi tergantung pada aras (level of
detail) RTRW, peraturan perundangan yang mengatur keterlibatan masyarakat, serta
komitmen dan keterbukaan dari pimpinan organisasi pemerintahan baik di tingkat pusat
maupun daerah.
Secara umum boleh dikatakan bila Kajian Lingkungan diaplikasikan pada tingkat nasional
atau provinsi, maka keterlibatan atau partisipasi masyarakat harus lebih luas dan intens
dibanding Kajian Lingkungan pada tingkat kabupaten atau kota.
Bila KLHS diaplikasikan untuk tingkat kabupaten, kota, atau kawasan, maka proses
pelibatan masyarakat atau konsultasi publik harus dilakukan sedini mungkin dan efektif.
Hal ini disebabkan cakupan muatan RTRW yang bersifat operasional memiliki ragam
penerapan yang variatif dan bersinggungan langsung dengan kegiatan masyarakat.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Secara spesifik, harus ada ketersediaan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk
menelaah, memberikan masukan, dan mendapatkan tanggapan dalam proses Kajian
Lingkungan. Kegiatan ini juga mensyaratkan adanya tata laksana penyaluran aspirasi
masyarakat, termasuk pada tahap pengambilan keputusan.

Internalisasi Kajian Lingkungan dalam Proses Penyusunan RTRW


Komponen-komponen kerja Kajian Lingkungan dilaksanakan dengan memperhatikan
proses formal yang berjalan. Kombinasi berbagai alternatif pelaksanaannya sangat
ditentukan oleh kekhususan proses pengambilan keputusan yang sedang terjadi pada
masing-masing RTRW.
Dalam kasus dimana proses perencanaan RTRW belum terbentuk atau dilaksanakan,
seluruh komponen kerja Kajian Lingkungan bisa dijadikan bagian yang tak terpisahkan dari
langkah-langkah pekerjaan penyusunan RTRW. Pada situasi dimana Kajian Lingkungan
hadir sebagai kebutuhan untuk mendukung proses pengambilan keputusan di tahap akhir
proses perencanaan, proses kerjanya bisa terpisah (stand alone). Banyak kondisi dimana
kombinasi antara kedua hal diatas akan terjadi, misalnya pengintegrasian beberapa
komponen kerja di tahap-tahap tertentu dan memisahkannya pada tahap yang lain. Dapat
pula terjadi situasi dimana tidak semua komponen kerja perlu dilaksanakan atas alasan-
alasan tertentu tanpa mengurangi nilai penting dari pelaksanaan Kajian Lingkungan itu
sendiri.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Gambar 2 Kerangka Kerja KLHS untuk Revisi RTRW


(mengadopsi pendekatan EIA Maiframe)

Penapisan (1)
Perlu-tidaknya KLHS; penentuan
Konteks dan Data Dasar; Konteks
Data dasar dan sasaran- Kelembagaan; Isu Masalah LH;
sasaran aspek Keterkaitan RTRW dengan
lingkungan hidup persoalan LH; Tujuan dan Fokus
KLHS
Pelingkupan (2)
Ruang Linkup KLHS, Data Dasar, Isu
Keberlanjutan, Sasaran KLHS, dan
Sasaran RTRW

Alternatif (4) Model dan Tata


Indikator telaah; Tujuan dan Sasaran; Identifikasi Laksana
kerangka telaah; teknik dan Perbandingan Alternatif; Keterlibatan
dan model Analisis Alternatif Masyarakat

Telaah dan Analisis (3)


Interpretasi Data; Pemilihan
Metoda; Evaluasi dan Prakiraan
Dampak; Sistematisasi proses
bekerja dan berfikir

Pengambilan Keputusan (5)


Model dan teknik Hasil, Proses dan Mekanisme
ekonomi; model Pengambilan Keputusan;
pengambilan keputusan Argumentasi Pengambilan
Keputusan

Tindak Lanjut (6)


Implementasi Mitigasi Dampak;
Pemantauan dan Evaluasi

Keterangan :
Proses Alternatif

Kerangka kerja diatas bisa dilakukan paralel atau semi terintegrasi terhadap proses revisi
RTRW, misalnya dengan melakukan langkah-langkah (1) dan (2) pada tahap persiapan
revisi RTRW, langkah (3) dan (4) pada tahap pengumpulan data dan analisis RTRW, dan
langkah (5) dan (6) pada proses konsepsi muatan RTRW hasil revisi.
Namun bisa pula dilakukan proses KLHS terpisah saat draft dokumen hasil revisi RTRW
sudah siap untuk ditelaah.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Gambar 3. Kerangka Kerja untuk Penyusunan RTRW Baru


(Mengadopsi Pendekatan Integrated Assessment/Sustainability Appraisal)

Pelingkupan (1)
Identifikasi Masalah dan Penetapan
Tujuan yang hendak dicapai

Alternatif (2)
Pengembangan alternatif muatan
RTRW untuk mencapai tujuan

Telaah (3)
Analisis dampak sosial, ekonomi
dan lingkungan hidup dari muatan
RTRW; pembandingan manfaat dan
kerugian dari setiap alternatif
muatan RTRW

Tindak Lanjut (4)


Integrasi langkah-langkah
pemantauan dan evaluasi

Keterangan :

Proses Alternatif

Kerangka Kerja diatas dilakukan integrasi dengan proses penyusunan RTRW. Sebagai contoh,
Langkah (1) dilakukan pada tahap persiapan, langkah (2) dan (3) dilakukan selama proses analisis
dan penyusunan konsep RTRW, dan langkah (4) masuk pada penjabaran program dan kegiatan
dalam RTRW.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

4
APRESIASI DAN INOVASI

D.1 APRESIASI TERHADAP ASPEK-ASPEK

Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain tugas-tugas utama konsultan seperti yang
telah diuraikan dalam KAK, akan selalu memperhatikan beberapa aspek penting lainnya
aspek-aspek tersebut antara lain :
1. Aspek Keselamatan Kerja
2. Aspek Lingkungan
3. Aspek Administrasi
4. Aspek Ekonomis
5. Aspek Kelancaran dan keselamatan
6. Aspek Sosial Budaya

Uraian dari aspek-aspek tersebut adalah :


1. Aspek Keselamatan Kerja
Konsultan Perencana akan memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-Undang
Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut akan diadopsi oleh pelaksana
pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan
pekerjaan, mulai dan tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah
penyerahan pekerjaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, konsultan juga akan menerapkan Protokol Pencegahan
COVID 19 yang merupakan protokol keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan
publik dan keselamatan lingkungan dalam setiap tahapan penyelenggaraan pekerjaan,
yang bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah
wabah COVID 19 yang terjadi akhir-akhir ini.

2. Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan di lapangan, Konsultan akan melakukan kajian
terhadap lingkungan sekitar proyek untuk menjaga lingkungan akan mengacu pada
dokumen-dokumen yang ada dan tidak menimbulkan dampak negatif akan tetapi
dapat menimbulkan dampak positif.

3. Aspek Administrasi
Konsultan Perencana akan memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku
dalam bentuk surat menyurat, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh dokumen pekerjaan mulai dan


pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima, dan pemeliharaan akan
didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu,
atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang
laporan proyek.

4. Aspek Ekonomis
Konsultan Perencana akan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang
digunakan akan secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas
pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung akan diperhitungkan
dengan seksama sesuai jadwal terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan
dengan sewa. Pengadaan bahan/material akan diupayakan efektif sesuai pekerjaan
yang dijadwalkan

5. Aspek Kelancaran dan Keselamatan


Konsultan Perencana akan menjamin kelancaran dan keselamatan selama pelaksanaan
pekerjaan. Untuk mewujudkan hal ini Konsultan akan memastikan adanya manual
pengelolaan selama pekerjaan dan n pekerjaan berkewajiban untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai manual pengelolaan lalu lintas, melakukan audit keselamatan jalan,
melakukan kaji ulang terhadap manual rencana pengelolaan lalu lintas, dan
melaksanakan rekomendasi perbaikan sesuai hasil audit keselamatan jalan.

6. Aspek Sosial dan Budaya


Konsultan Perencana berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya
masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti
gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau
lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin
dihindarkan dan gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.

D.2. GAGASAN BARU (INOVASI)


Mencermati lingkup pekerjaan, target sasaran seperti dinyatakan pada KAK Konsultan
Pengadaan Jasa Konsultan Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru, dan target output
yang diusulkan Konsultan, maka dalam pengembangan pendekatan dan metodologi yang
disusun dalam usulan teknis ini ditunjang oleh 1 inovasi dalam analisis data, yakni :
penjaminan mutu pengendalian berbasis manajemen resiko sebagaimana telah
dinyatakan pada bab terdahulu. Secara detail dapat dideskripsikan seperti berikut ini.

Ditinjau dari aspek pembangunan Infrastruktur Ibukota Kecamatan dalam melaksanakan


perancangan beberapa faktor harus depertahan kan untuk mewujudkan Lingkungan
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Ecopolis Humanis. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan antara lain sebagai berikut:

1. Environment atau Ecology


Merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan lingkungan,
dengan mempertimbangkan fungsi ekosistem lingkungan, dengan meningkatkan daya
dukung ekologi (penataan lanscape dan penghijauan) untuk menjaga kualitas
lingkungan.

2. Energy Conservation
Energi tidak dapat dilepaskan dari upaya pengembangan lingkungan. Energi tersebut
berupa energi untuk pencahayaan, catu daya listrik, energi berupa air, maupun bentuk
energi yang harus dikeluarkan dari tenaga manusia. Perencanaan lingkungan
pertimbangan utamanya adalah efisiensi energi, sehingga energi yang dibutuhkan
relatif efisien dari pembangunan sampai dengan pengoperasian.

3. Ethic Of Development (Etika Membangun)


Merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan lingkungan yang ecopolis humanis
yaitu adanya etika membangun dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.
Etika tersebut terutama dalam memperhatikan aspek regulasi maupun dalam
mematuhi rambu-rambu pengelolaan dampak lingkungan ada. Kata kunci yang harus
diperhatikan adalah bahwa lingkungan yang akan dibangun, telah terdapat kehidupan.
Dihindarkan adanya perubahan kehidupan yang akan mengancam keberlanjutan
pembangunan.

4. Estetika atau Keindahan


Merupakan komponen lain yang harus diperhatikan berupa keselarasan dalam
pembangunan gedung dengan ciri arsitektur lingkungan yang telah ada. Keindahan
menjadi dominan dalam pembangunan gedung ini karena, bangunan tersebut berada
di lingkungan pendidikan yang membutuhkan ketenangan, dan keindahan. Keindahan
harus menjadi misi utama agar dapat diterima oleh semua kalangan pemangku
kepentingan.

5. Enjoyment (Kenikmatan dan Kenyamanan)


Merupakan komponan integrasi dari seluruh komponan adalah adanya kenyamanan
untuk berada pada lingkungan politeknik yang akan dikembangkan. Kenyamanan
dapat dibentuk dari faktor lingkungan abiotik, biotik dan culturre. Keserasian
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

hubungan antara lingkungan abiotik, biotik dan culture tersebut menyebabkan


terbentuknya harmoni kehidupan.

Hal-hal yang penting dalam keberhasilan suatu proyek adalah sebagai berikut :
Pencapaian sasaran manfaat bukan hanya fungsional.
Keberhasilan proyek ini harus dilihat dari keberhasilannya dalam mencapai sasaran
manfaat bukan hanya fungsional, sehingga program tepat sasaran dan dapat
berlanjut (self finance).
Pelaksanaan terstruktur
Penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dilakukan secara
komprehensif dan terstruktur.
Penyiapan proyek yang matang
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek banyak ditentukan pada tahapan
penyiapannya. Oleh karena itu konsultan akan mempersiapkan perencanaan secara
cermat dengan memperhatikan jadwal implementasi yang telah ditetapkan
Kendali Kualitas dan Biaya yang ketat.
Pihak konsultan melakukan pengendalian kualitas dan manajemen biaya tanpa
mengorbankan kualitas pekerjaan.

D.2.1 Penempatan Tenaga Profesional


Terkait dengan kebutuhan personil, pada Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan secara
spesifik komposisi tenaga ahli dari tim konsultan. Setelah mengkaji rincian kebutuhan
layanan keahlian dengan pemahaman kami terhadap proyek serta pengalaman pada
proyek sejenis diberikan apresiasi bahwa jenis profesi dan jumlah tenaga ahli yang
dibutuhkan akan disediakan oleh konsultan termasuk jika ada kemungkinan
pergantian/penambahan tenaga ahli dalam hal ini tenaga ahli mekanikal elektrikal.

D.2.2 Perancangan Jadwal Penugasan Secara Efektif


Guna memberikan layanan yang maksimal konsultan juga akan merancang jadwal
penugasan dan pengalokasian tugas dan tanggung jawab pada tiap-tiap tenaga ahli.
Konsultan memperkirakan mobilisasi pekerjaan ini dapat dilakukan sesegera mungkin. Hal
ini yang akan menjadi kritis dalam peningkatan kegiatan kosnultan adalah ketepatan
waktu dalam mobilisasi tenaga ahli dan tenaga penunjang. Untuk mempersiapkan jadwal
penugasan maka dilakukan kajian terhadap rencana kerja yang dikembangkan konsultan
dan selanjutnya dapat dialokasikan tugas kelompok dan tugas masing-masing tenaga ahli.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

D.2.3 Penggunaan Aplikasi Web


Pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi akan dimanfaatkan dalam berkoordinasi
baik secara “interim” konsultan maupun dengan pihak Pengguna Jasa melalui berbagai
aplikasi Media Social seperti WhatsApp Group yang telah umum digunakan dalam
memperlancar kegiatan dalam hal koordinasi baik permasalahan dilapangan maupun
pelaporan kemajuan pekerjaan lapangan, serta akan mengaplikasikan Aplikasi Web /
Blogspot Perusahaan dalam sharing laporan terkait kemajuan pekerjaan dilapangan
maupun permasalahan dilapangan.

D.2.4 Upaya Pencegahan Covid-19


Mengikuti perkembangan terkini situasi keamanan kesehatan kerja terkait fenomena
COVID-19, dalam melakukan baik koordinasi / rapat maupun presentasi kemajuan
pekerjaan, jika disetujui konsultan akan menggunakan aplikasi seperti ZOOM,
GoToMeeting, dan sejenisnya untuk penyelenggaraan rapat online terkait pelaksanaan
pekerjaan sehingga koordinasi selama pekerjaan dapat berjalan dengan baik.

D.2.5 Jalur Koordinasi


Konsultan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan semua instansi daerah yang
terkait. Selanjutnya pada pelaksanaan Konsultan akan menghubungi pemilik proyek dan
instansi terkait untuk mendapatkan jalur koordinasi yang seharusnya dijalankan.
Hal yang perlu dicermati adalah bervariasinya kondisi sumber daya manusia dan alam
yang akan digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana. Walaupun apa yang
tertuang dalam standar spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang bersifat Nasional pada umumnya dapat dipenuhi dengan baik untuk daerah yang
telah berkembang. Adalah suatu hal yang sulit untuk menerapkan sepenuhnya spesifikasi
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di wilayah yang terpencil.
Dalam Pekerjaan ini perlu diarahkan secara baik dan benar secara menyeluruh
sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Kontrak, sehingga mampu menghasilkan
kualitas pekerjaan yang memadai dan layak diterima. Konsultan akan memprioritaskan
tenaga profesional sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta
berpengalaman yang memadai dibidangnya.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

5
RENCANA KERJA

E.1. PROGRAM KERJA


Berangkat dari uraian pendekatan dan metodologi sebelumnya, berikut ini dapat
dikemukakan uraian program kerja yang terkait dengan uraian jenis kegiatan, tahapan
waktu pelaksanaan dan target keluarannya.

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dijelaskan garis besar tahapan pekerjaan. Usulan
teknis ini akan menjabarkan tahapan pekerjaan meliputi :

1) Mobilisasi dan Demobilisasi Personil;


• Mobilisasi Personil dan Peralatan
• Administrasi dan Koordinasi
• Pemahaman Metodelogi dan peraturan atau kebijakan terkait
2) Tahapan Survey yang akan dilakukan;
Tahapan Survey ini meliputi ;
• Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan
• Pengumpulan Data dan Penyusunan Informasi
• Identifikasi Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
• Perumusan Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
• Pengumpulan dan Analisis data Udara, Iklim, Hidrologi, Kualitas Air, Tanah, Tata
Ruang, Flora dan Fauna, Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan
Masyarakat setempat;
3) Tahapan Sosialisasi yang akan dilakukan;
Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari dokumentasi Tahapan
Sosialisasi. Kegiatan pengumpulan data dan informasi melibatkan masyarakat secara
aktif dalam bentuk:
• Permintaan data dan informasi perorangan dan/atau kewilayahan yang
diketahui/dimiliki oleh masyarakat;
• Permintaan masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana penataan ruang; dan
• Penjaringan informasi terkait potensi dan masalah penataan ruang.
4) Tahap Pengolahan dan Analisis Data;
Kegiatan pengolahan dan analisis data sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Analisis kebijakan spasial dan sektoral.
2. Analisis kedudukan dan peran kota dalam wilayah Kecamatan Baru
3. Analisis fisik wilayah, sekurang-kurangnya meliputi :
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

o Karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah, dan


sebagainya);
o Potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, dan bencana alam
geologi, dan bencana alam lainnya);
o Potensi sumber daya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi, dan air
tanah); dan
o Pemampuan lahan dan kesesuaian lahan yang harus mempertimbangkan
penggunaan lahan eksisting
4. Analisis sosial kependudukan
5. Analisis ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:
6. Analisis prasarana dan sarana wilayah antara lain transportasi, telekomunikasi,
energi, sumber daya air, pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga.
7. Analisis kesesuaian kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah.
8. Analisis sistem pusat-pusat permukiman.
9. Analisis lingkungan hidup dalam kajian lingkungan hidup strategis.
5) Rapat-rapat dan Ekspose;
Setiap pelaporan yang menjadi Keluaran dari Pekerjaan ini akan dilakukan Diskusi dan
Ekspose minimal pada pada Tahap Laporan Pendahuluan dan Tahap Laporan Akhir.
6) Tahap Penyusunan Laporan Akhir (Dokumen Lingkungan) dan Pengurusan Izin
Lingkungan;
7) Laporan-laporan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

E.2. JADWAL PELAKSANAAN

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3


NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TAHAPAN KONSEPSI PERANCANGAN

1 PEKERJAAN PERSIAPAN

2 PRA CONSTRUCTION METTING (PCM)

3 PENYUSUNAN RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

4 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PERSONIL

5 PENGAMATAN DAN SURVEY AWAL

6 PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN

7 EKSPOSE DAN PRESENTASI -1

TAHAPAN PRA RANCANGAN

1 SURVEY DETAIL (PRIMER DAN SEKUNDER)

2 SOSIALISASI

3 TABULASI DAN KOMPILASI DATA

4 ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

5 PENYUSUNAN DOKUMEN PRA PERANCANGAN

TAHAPAN PENGEMBANGAN RANCANGAN

1 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

2 DOKUMEN PENGEMBANGAN KAJIAN

TAHAPAN RANCANGAN DETAIL

1 DOKUMEN KAJIAN DETAIL (LAPORAN AKHIR

2 - Hasil Kajian Lingkungan

3 - Dokumen Rekomendasi Pengurusan Izin Lingkungan


DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Bab

6
STRUKTUR ORGANISASI DAN
JADWAL PENUGASAN
F.1. STRUKTUR ORGANISASI TIM
Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. Dengan adanya struktur
organisasi ini, diatur pembagian tugas dan wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan
wewenang diperjelas pada bagian lampiran usulan tekinis ini dan setiap bagian memiliki
pekerjaan dan tanggung jawab masing - masing serta memiliki keterkaitan satu dengan lainnya
sebagai suatu tim.

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, personil yang terlibat akan selalu melakukan koordinasi
secara berkalan dengan pemberi tugas terhadap kemajuan pekerjaan,masukan/saran serta
arahan terhadap perencanaan.

Untuk mendukung keberhasilan pekerjaan, kami sebagai konsultan perencanaan menyusun


organisasi pelaksanaan dalam suatu bagan seperti disajikan pada gambar berikut ini.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Struktur Organisasi
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

TEAM LEADER
MARZULASMI, ST. M.Ling

AHLI SANITASI AHLI GEOTEKNIK AHLI PLANOLOGI AHLI GEODESI AHLI GIS
RIZKY PUTRANTO, ST M. FARID IQBAL, ST FARIZAL, ST OCTAVIAN UNTUNG, ST AFRIANI HASTUTI, S.Si

CAD/CAM OPERATOR ADMINISTRASI SURVEYOR ASISTEN AHLI


To Be Name To Be Name To Be Name To Be Name
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

F.2. KOMPOSISI TIM

Tenaga Ahli (Personil Inti)

Tenaga Ahli Tenaga


Ahli Lingkup Jmh Orang
Nama Personil Tetap/Tidak Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Keahlian Bulan
Tetap Asing

Tenaga Tetap Lokal Ahli Teknik Team Leader • Melakukan Koordinasi dalam pengumpulan (1x2,5) OB
Lingkungan data lapangan dengan tim survey
Madya • Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
setempat dimana pelaksanaan pekerjaan di
lakukan mengenai maksud dan tujuan
pelaksanaan pekerjaan
• Melakukan Koordinasi dengan tim survey
dalam hal perencanaan
MARZULASMI, ST. M.Ling • Melakukan monitoring dalam hal
pengumpulan data lapangan.
• Melakukan Koordinasi dengan tim (tenaga
ahli) dalam hal pelaksanaan perhitungan /
pengolahan data dan analisa kajian untuk
masing-masing item pekerjaan.
• Melakukan Koordinasi dan konsultasi dengan
direksi ( Proyek ) dalam hal metoda dan teknis
hasil perencanaan.
• Memberikan masukan dan saran kepada
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Direksi mengenai perhitungan dan analisa


tentang hasil perencanaan melalui presentasi
dan konsultasi .
• Memimpin rapat bulanan mengenai
kemajuan pekerjaan dengan tim ( tenaga ahli
) dan direksi pekerjaan.

Tenaga Tetap Lokal Ahli Teknik Ahli Sanitasi • Mengumpulkan dan mempelajari data-data (1x2,5) OB
Sanitasi dan dasar daerah perencanaan.
Limbah Madya • Mengumpulkan dan mempelajari dokumen
rencana tata ruang daerah perencanaan.
• Mengumpulkan dan mempelajari dokumen
perencanaan dan kegiatan yang telah
RIZKY PUTRANTO, ST
dilaksanakan terkait sanitasi lingkungan di
daerah perencanaan.
• Mendapatkan dan membuat peta-peta
daerah perencanaan yang diperlukan
• Melakukan survei lapangan.
• Membuat laporan hasil kerja.

Tenaga Tetap Lokal Ahli Geoteknik Ahli Geoteknik • Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, (1x2,25) OB
Madya Direksi Pekerjaan, serta pihak
intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
M. FARID IQBAL, ST • Melakukan evaluasi kondisi geologi
permukaan dan bawah permukaan baik hasil
survey lapangan maupun hasil uji
laboratorium;
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

• Menghitung stabilitas konstruksi yang


direncanakan, diantaranya kekuatan struktur
pondasi, daya dukung pondasi, stabilitas
pondasi terhadap guling dan geser, dll;
• Menyusun laporan hasil perencanaan;
• Bertanggung jawab langsung kepada Team
Leader terhadap penyelesaian kajian
geologi/geoteknik dan mekanika tanah di
lokasi pekerjaan.

Tenaga Tetap Lokal Ahli Ahli Planologi • Melaksanakan pengumpulan data sekunder (1x2,25) OB
Perencanaan dan primer (tata ruang wil dan tata guna
Wilayah dan lahan, dll)
Kota Madya • Melakukan analisis keruangan berdasarkan
tata ruang yang ada
• Ikut terlibat dalam melakukan tabulasi dan
kompilasi data sesuai bidang keahlian
FARIZAL, ST • Menjalankan fungsi dari keahlian dalam
meng-implementasikan pada perencanaan
• Ikut terlibat dalam melakukan presentase
secara internal dan eksternal
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya
dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bertanggung jawab langsung kepada Team
Leader.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

Tenaga Tetap Lokal Ahli Geodesi Ahli Geodesi • Mengkoordinir kegiatan team dalam (1x0,5) OB
melaksanakan pekerjaan topografi dan
Madya
bathimetri serta mengumpulkan data primer.
• Menyiapkan program kerja dan mengarahkan
team topografi dalam pelaksanaan kegiatan
lapangan.
• Koordinasi dalam penentuan referensi yang
OCTAVIAN UNTUNG, ST digunakan dengan direksi pekerjaan.
• Memeriksa data lapangan dan membantu
melakukan analisis data serta mengarahkan
team dalam penggambaran.
• Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi
pengukuran.
• Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan
topografi.

Tenaga Tetap Lokal Ahli GIS Ahli GIS • Menyusun rencana kerja, malakukan kajian (1x0,5) OB
tentang peta, membuat peta dan menyusun
laporan
• Menganalisis data Sistem Informasi Geografis
(GIS) untuk mengidentifikasi hubungan spasial
AFRIANI HASTUTI, S.Si atau menampilkan hasil analisis, dengan
menggunakan peta, grafik, atau data table
• Memasukkan data ke dalam database Sistem
Informasi Geografis (GIS), menggunakan
teknik seperti koordinat geometri, entri
keyboard dari data tabel, digitalisasi manual
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

peta, pemindaian atau konversi otomatis ke


vektor, atau konversi sumber data digital

Tenaga Subprofessional/Pendukung :

To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil Asisten Ahli Membantu tenaga ahli dalam menyusun (1x1,0) OB
Tetap Dokumen Kajian Lingkungan

To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil CAD/ CAM Membantu tenaga ahli dalam (1x1,0) OB
Tetap Operator pembuatan gambar pra rencana
bangunan, gambar perencanaan
bangunan, serta gambar for
construction yang diserahkan kepada
owner/pemilik proyek untuk dijadikan
pedoman dalam menghitung rencana
anggaran biaya bangunan serta
pelaksanaan pembangunan.
To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil Surveyor Membantu tenaga ahli dalam pengukuran (1x0,25) OB
Tetap yang dijadikan dasar pembuatan gambar
pra rencana bangunan, gambar
perencanaan bangunan, serta gambar for
construction yang diserahkan kepada
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

owner/pemilik proyek untuk dijadikan


pedoman dalam menghitung rencana
anggaran biaya bangunan serta
pelaksanaan pembangunan.
To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil Administrasi Menyusun jadwal rapat-rapat tim (1x1,75) OB
Tetap supervisi dengan proyek dan kontraktor
Melengkapi dan mengarsip bukti-bukti
pengeluaran nyata (ad cost) konsultan
dalam bentuk invoice sebagai
lampiran terminj.
Menyusun pembukuan keuangan
konsultan secara tertib.
Melakukan pengarsipan surat-menyurat
konsultan baik surat masuk maupun surat
keluar secara tertib.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru

F.3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

BULAN -I BULAN -II BULAN -III


NO JABATAN/POSISI PERSONIL MINGGU KE ORANG BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NASIONAL
1 Team Leader 1 x 2,5 OB

2 Ahli Sanitasi 1 x 2,5 OB

3 Ahli Geoteknik 1 x 2,25 OB

4 Ahli Planologi 1 x 2,25 OB

5 Ahli Geodesi 1 x 0,5 OB

6 Ahli GIS 1 x 0,5 OB

7 Asi sten Tenaga Ahli 1 x 1,0 OB

8 CAD Operator 1 x 1,0 OB

9 Surveyor 1 x 0,25 OB

10 Administrator 1 x 1,75 OB

TOTAL 14,5 OB
ASING

TIDAK ADA

Masukan Penuh Waktu


Masukan Paruh Waktu

Anda mungkin juga menyukai