Bab
1
Pemahaman Terhadap KAK
A.1 Umum
Secara garis besar, isi dari Kerangka Acuan kerja yang ada telah memberikan informasi dan data-
data mengenai pekerjaan pada proyek ini. Dengan demikian Konsultan dapat menyusun program
kerja yang dituangkan dalam proposal. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Jadwal Pelaksanaan
Sebagaimana ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja konsultan dapat menyelesaikan semua
kegiatan perencanaan dalam waktu selama atau 2,5 (dua koma lima) bulan. Konsultan akan
memanfaatkan waktu tersebut untuk survey dan pengumpulan data, verifikasi data dan
koordinasi dengan instansi terkait agar didapatkan hasil perencanaan yang akurat.
2. Jalur Koordinasi
Konsultan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan semua instansi daerah yang terkait.
Selanjutnya pada pelaksanaan Konsultan akan menghubungi pemilik proyek dan instansi terkait
untuk mendapatkan jalur koordinasi yang seharusnya dijalankan.
3. Kondisi alam
Kondisi alam di Kota Sabang sangat bervariatif karena faktor alam seperti kondisi topografi,
kondisi tanah dan hidrologi. Kondisi topografi yang cukup dominan adalah kawasan pegunungan.
Kondisi geografis yang ada sangat bervariatif, sehingga para perencana harus memahami betul
kondisi daerah setempat sebelum melakukan perencanaan.
Hal yang perlu dicermati adalah bervariasinya kondisi sumber daya manusia dan alam yang akan
digunakan dalam Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru. Mengingat
rencana pemekaran Kecamatan baru di Kota Sabang sehingga untuk mewujudkan Pembangunan
Ibukota Kecamatan baru tersebut perlu dibuat suatu Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan melalui Pekerjaan Penyusunan Kajian Lingkungan Ibukota.
Dalam Pekerjaan Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru ini perlu
diarahkan secara baik dan benar secara menyeluruh sebagaimana yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak, sehingga mampu menghasilkan kualitas pekerjaan yang memadai dan layak
diterima. Konsultan Perencana akan memprioritaskan tenaga profesional sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta berpengalaman yang memadai dibidangnya.
Diharapkan Proposal Teknis ini dapat menterjemahkan arahan-arahan yang telah diberikan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
GAMBAR
SISTEMATIKA PEKERJAAN
PEMAHAMAN TANGGAPAN
APRESIASI & METODOLOGI
TERHADAP TERHADAP
INOVASI PEKERJAAN
PEKERJAAN PEKERJAAN
Pemahaman terhadap Kerangaka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pemahaman penyedia jasa
(konsultan) dalam menyikapi kerangka - kerangka kerja pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan oleh pemberi kerja. Selain itu, penyedia jasa juga akan menguraikan pemahamannya
terhadap materi pekerjaan yang akan dihadapi dan pemahaman penyedia jasa terhadap
wilayah pekerjaan. Pemahaman terhadap KAK ini merupakan pemahaman awal penyedia
jasa dalam rangkaian kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan. Pemahaman terhadap materi
pekerjaan menggambarkan sejauh mana penyedia jasa menguasai materi dan literatur
pekerjaan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Bab
2
Tanggapan dan Saran Terhadap
KAK
B.1 UMUM
Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Kegiatan Penyusunan Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru yang ada sudah memenuhi alur kerja yang sistematis
dan pada hakikatnya merupakan patokan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di
dalamnya telah dijelaskan secara rinci. Oleh karena itu, pihak Konsultan akan mengikuti
semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat – syarat tersebut mulai dari
tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan
apabila pihak kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /kesepahaman dari setiap
aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara kedua belah pihak dalam hal ini pihak
Dinas PUPR Kota Sabang dan Konsultan, sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan –
pertanyaan yang menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi
pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja yang
ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja.
Pengembangan pembangunan yang berbasis wisata di Kota Sabang merupakan salah satu
program yang sedang digiatkan oleh Pemerintah Kota Sabang. Adapun salah satu bentuk
pengembangan pembangunan yang mendukung kegiatan Pariwisata adalah dengan
membangun gedung yang akan menjadi pusat kegiatan dan keramaian baik berupa
kegiatan lokal maupun internasional yaitu Ibukota Kecamatan Baru. Untuk mewujudkan
Pembangunan Ibukota Kecamatan Baru yang ramah lingkungan, maka berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Untuk mewujudkan Pembangunan Ibukota Kecamatan Baru tersebut perlu dibuat suatu
Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan melalui Pekerjaan Penyusunan Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru.
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dipahami bahwa maksud Kajian Lingkungan
Ibukota Kecamatan Baru yang disebutkan dalam KAK adalah tersusunya Dokumen Kajian
Lingkungan Ibukota Kecamatan baru yang sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan
yang berlaku.
Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja (KAK) yang tercantum
dalam Dokumen Seleksi Umum Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru yang
dikeluarkan oleh Dinas PUPR Kota Sabang. maka Kami sebagai penyedia jasa telah
memahami dan benar-benar mengerti.
Dengan maksud dan tujuan yang sudah dapat dipahami oleh konsultan diharapkan
sasaran pekerjaan tercapai yaitu diperolehnya Dokumen Lingkungan yang sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku.
SASARAN 1
SASARAN 2 OUTPUT 1
SASARAN 3 OUTPUT 2 TUJUAN
SASARAN 4 OUTPUT n
SASARAN n
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
1) Lingkup Wilayah
Kajian Lingkungan meliputi wilayah Kecamatan Ibukota Baru yaitu Kecamatan Suka
Makmue yang menurut Sumber Ananlisis RTRW Kota Sabang Tahun 2020 memiliki Luas
Wilayah 6.903,82 Ha terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Iboih, Batee Shok, Paya Seunara, Paya,
Keuneukai dan Beurawang.
2) Lingkup Substansi
Pekerjaan ini adalah melakukan penyusunan Kajian Lingkungan dengan metode dan
pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap kebijakan, rencana dan
program yang tertuang dalam Revisi RTRW Kota Sabang 2012 – 2032, dengan lingkup
pengkajian sebagai berikut :
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli dan jumlah personil yang tercantum
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup sesuai dan memadai, dan sebagai jaminan
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan optimal Tenaga ahli yang akan diusulkan oleh
konsultan untuk menangani Pekerjaan Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan sejenis sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang dikehendaki di
dalam dokumen pengadaan jasa konsultan seperti tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
Sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Tenaga ahli Konsultan
yang dipekerjakan untuk jasa konsultansi ini harus memiliki kemampuan yang tinggi
dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas pekerjaan. Setiap tenaga
ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman professional dan
pendidikan yang sesuai seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
A. Tenaga Ahli
1. Team Leader / Ahli Lingkungan
2. Ahli Sanitasi
3. Ahli Geoteknik
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi Ahli
Geoteknik Madya.
4. Ahli Planologi
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Planologi lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi
Perencanaan Wilayah dan Kota Madya.
5. Ahli Geodesi
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Geodesi lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki pengalaman
kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi Geodesi
Madya.
6. Ahli GIS
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1 Penginderaan Jauh lulusan Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki
pengalaman kerja dibidangnya dengan referensi selama 5 tahun Memiliki Sertifikasi
GIS.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Ahli dibantu oleh Tenaga Subprofesional dan
Tenaga Pendukung, yaitu :
1. Asisten Ahli
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal Minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur
lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi. Berpengalaman dalam dibidangnya 3 (tiga) tahun dan bertugas
membantu Team Leader dan Tenaga Ahli dalam pekerjaan.
2. Surveyor Lokal
Mempunyai kualifikasi pendidikan minimal SMA Sederajat dan berpengalaman
dalam pengukungan.
Walau demikian, dalam Usulan Teknis ini, konsultan telah menyertakan suatu jadwal
pekerjaan yang paling mendekati dengan kondisi riil yang telah diantisipasi berdasarkan
pengalaman pekerjaan-pekerjaan sejenis sebelumnya. Beberapa tahapan bahkan dapat
dilakukan secara paralel dengan tahapan lainnya, sehingga akan mempersingkat waktu
pelaksanaannya, dan tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan
lainnya. Efektifitas jadwal dapat diukur melalui pencapaian sejumlah key-target yang telah
ditetapkan sebagai suatu sasaran antara (milestones).
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan yang antara lain memuat:
a. Latar belakang masalah, maksud dan tujuan kegiatan;
b. Ruang lingkup pekerjaan;
c. Metode/cara pendekatan yang dilakukan;
d. Teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis.
e. Pentahapan pekerjaan dan jadwal rencana kerja;
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan;
g. Dokumentasi foto-foto kegiatan awal dan foto-foto kondisi eksisting lapangan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 20 (dua puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
2. Laporan Bulanan
Laporan periodik sekurang-kurangnya memuat Laporan hasil perkembangan kegiatan
yang telah dilaksanakan. Termasuk di dalamnya Laporan hasil pengujian Kualitas Air,
Udara dan Kebisingan, Iklim, Hidrologi, Kualitas Tanah, Tata Ruang, Flora dan Fauna,
Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat setempat.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (lima) hari kerja sejak berakhirnya
kegiatan pada bulan yang dilaporkan sebanyak 5 (lima) buku laporan setiap bulannya.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan keseluruhan Laporan yang dibutuhkan, termasuk (dibuat
secara terpisah) Dokumen Lingkungan yang dibutuhkan.
Sudah harus diserahkan selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan.
Guna menunjang kelancaran tugas-tugas Team Supervisi, selain Fasilitas penunjang yang
disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa yang tercantum dalam dokumen
kontrak, konsultan akan memback-up peralatan apabila dibutuhkan sehingga pekerjaan
ini dapat berjalan dengan efektif, baik operasional lapangan maupun kantor adapun jenis
Peralatan Penunjang namun tidak terbatas adalah sebagai berikut Sebagaimana tertera
dalam Tabel B.10.1 :
Tabel B.10.1
Data Peralatan Penunjang
Untuk mengukur polygon, sifat datar, sudut maupun beda tinggi serta pengolahan
data hasil pengukuran di lapangan untuk mendapatkan sudut maupun Elevasi Rencana
yang akan diterapkan di lapangan kita mengunakan Alat Ukur / Theodolit, waterpass
dengan status kepemilikan adalah milik.
• Roll Meter
Sebagai alat penunjang yang akan digunakan pada pekerjaan pengawasan adalah alat
ukur Roll Meter Untuk mengukur dimensi suatu bidang seperti panjang, tinggi,
maupun lebar suatu objek yang akan diterapkan di lapangan dengan status
kepemilikan adalah milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
• Felling Kabinet
Untuk Pengumulan Data-data dan pengarsipan agar memudahkan pencarian File yang
telah dijadikan produk kami menyiapkan satu Felling Kabinet untuk Menunjang
Kegiatan Pengarsipan, dengan status kepemilikan adalah milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
• Photo Digital
Dalam pengambilan Photo-photo visual terhadap pekrjaan yang telah dilakukan oleh
Rekanan Kontraktor kami mengunakan Photo Digital merk Cannon untuk
memudahkan proses rekaman kegiatan pekerjaan Konstruksi oleh Rekanan Kontraktor,
dengan status kepemilikan adalah milik
Agar memudahkan dalam pengecekan besaran Diameter besi tulangan yang digunakan
dilapangan kami memilik alat ukur besi / Stehmat, dengan status kepemilikan adalah
milik.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Transportasi yang digunakan oleh Team Leader beserta tenaga Profesional Staff
adalah Kendaraan Roda Empat dan Sub Profesional Staff mengunakan kendaraan Roda
dua Agar memudahkan dalam mengakses semua kegiatan baik dilapangan/Proyek
dengan status kepemilikan adalah milik.
• Drone
Bab
3
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Dari pemahaman konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK dan
di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalam
menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk
akhir berupa gambar desain dan laporan sesuai dengan tujuan dan sasaran dari KAK.
Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu
panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam
suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam
diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau
awal dari kegiatan berikutnyaBerdasarkan pemikiran ini, maka muncul paradigma baru
dalam perencanaan yang disebut dengan “system paradigm”. Dalam paradigma sistem ini
dikemukakan bahwa suatu sistem merupakan seperangkat bagian-bagian yang saling
terkait, setiap bagian bisa dilihat pula sebagai suatu sistem, dan keseluruhan sistem juga
merupakan satu bagian saja dari sistem yang lebih luas (lihat Gambar-B.1).
atas kondisi dan kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu, implementasi perangkat-
perangkat ini tidak akan berangkat sebagai sebuah beban tambahan.
Seluruh tata laksana yang diharapkan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah akan
diupayakan untuk mengakomodasikan berbagai keterbatasan, fleksibel, dan tetap
mengedepankan efisiensi dan efektivitas kerja. Pada intinya, perangkat-perangkat ini
tidak dimaksudkan untuk mengulang pekerjaan yang serupa, menghambat proses
perencanaan yang sudah berjalan, dan memperpanjang birokrasi.
Kondisi-kondisi yang dibutuhkan di daerah, seperti penyiapan organisasi dan
kelembagaan, jaringan kerja, peningkatan kapasitas, sampai dengan kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah pendanaan akan selalu kami pertimbangkan, bahkan
disiapkan untuk dapat dibuat keputusan-keputusannya. Adalah tugas kami untuk selalu
memberikan pedoman bagi Pengguna Jasa.
Hasil yang akan dicapai pasti berdampak langsung pada penentuan arah kebijakan
lingkungan hidup, sumberdaya alam, dan pemanfaatan ruang di tingkat Pemerintah.
Diharapkan pula inspirasi akan terbentuk dan kemudian mewarnai arah kebijakan
pembangunan di tingkat daerah.
Dengan bersama-sama merumuskan langkah dan strategi yang pragmatic untuk dapat
secara langsung menyempurnakan persepsi dan sistem bekerja kita dalam melaksanakan
pembangunan berkelanjutan, diharapkan akan tersebar semangat pencapaian target
kesejahteraan masyarakat yang tidak mengorbankan lingkungan hidup di kalangan para
talon legislatif yang sedang bersiap menghadapi pemilihan umum maupun kalangan
masyarakat secara umum.
1. Penapisan
SIG/data dasar dan Apakah diperlukan studi KLS;
sasaran-sasaran LH menentukan konteks dan data
2. Pelingkupan Lokakarya skenario
dasar, Konteks Kelembagaan; Isu-
Ruang Lingkup KLS; studi kebijakan
isu permasalahan LH; Keterkaitan
data dasar. Isu-isu
KRP dengan persoalan LH; tujuan
keberlanjutan
dan fokus KLS
pembangunan; Sasaran KLS
dan sasaran KRP
Indikator, aliran dampak
LH, analisis manfaat dan
resiko LH 3. Alternatif KRP
4. Analisi Lingkungan Tujuan/Sasaran KRP,
(Evaluasi dan Valuasi Identifikasi dan perbandingan Model sistem-sistem
Dampak KRP) alternatif KRP, analisis KRP dan teknik-ekonomik
Interpretasi data; Evaluasi alternatifnya; KRP lain yang
dan prakiraan dampak KRP; relevan; analisis sistem
Fokus dampak; tidak
langsung, kumulatif, dan
sinergistik;
Analisis; multi-kriteria,
ketidakpastian dan 5. Alternatif KRP dan
pembobotan; mitigasi Pengambilan Keputusan
dampak Hasil, proses dan mekanisme Analisis multi-kriteria,
pengambilan keputusan; survei publik, valuasi
Keterlibatan publik dan ekonomi
Stakeholder lain ; Argumentasi
Efetivitasi biaya, analisis pengambilan keputusan
manfaat biaya
6. Rencana Pemantauan
dan Pengelolaan KRP
Implementasi mitigasi
dampak; monev untuk
perbaikan KRP; Tindaklanjut
pengelolaan d ampak KRP
melalui pembentukan
Sistem Pengelolaan LH
Adaptif
Gambar 3.1 Kerangka Kerja dan Metodologi Kajian Lingkungan (adaptasi dari Therival and
Brown,1999, ODPM, 2003 Nilsson et al, 2005; Dalal-Clayton dan Sadler, 2005
penyusunan rencana tata ruang dan tahapan prosedur Kajian Lingkungan seperti tampak
dalam Tabel 3.1. menjadi acuan implementasi Kajian Lingkungan dalam perencanaan tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota.
Tabel 3.1 Matriks keterkaitan antara tahapan proses penyusunan RTRWP (Kep. Men.
Kimpraswil No. 327) dengan tahapan/prosedur Kajian Lingkungan.
Prosedur KL
Alternatif KRP
Pengelolaan
Pelingkupan
Lingkungan
Keputusan
Alternatif
Tahap
Rencana
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Tahap 6
Penyusunan
RTRWP
Tahap 1
√ o o o o o
Persiapan
Tahap 2
√ √ o o o o
Review RTRW
Tahap 3
o √ o o o o
Pengumpulan Data
Tahap 4
o o √ √ o o
Analisis
Tahap 5
o o o o √ o
Konsepsi Rencana
Tahap 6
o o o o o √
Diskusi Terbuka
Tahap 7
o o o o o o
Pengesahan
Perencanaan tata ruang terkait dengan penyusunan struktur dan pola ruangnya. Oleh
karena itu, perlu kajian tentang persoalan dan analisis dari sisi tata ruang untuk
internalisasi konsep Kajian Lingkungan. Aspek infrastruktur merupakan kunci dari
penyusunan struktur dan pola pemanfaatan ruang di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi mapun
kabupaten/kota berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327 Tahun 2002. Dalam
pedoman tersebut dikemukakan tujuh tahapan proses penyusunan RTRW
Kabupaten/Kota dimulai dengan persiapan yang meliputi penyusunan TOR hingga
pemberitahuan kepada publik tentang rencana penyusunan RTRWP.
Langkah berikutnya adalah melakukan review terhadap RTRW sebelumnya sebagai
pertimbangan untuk perbaikan RTRW berikutnya. Kegiatan review ini diikuti dengan
pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan suatu RTRW. Selanjutnya dilakukan
analisis terhadap sembilan aspek dari mulai analisis kebijakan dan strategi pengembangan
kabupaten hingga analisis kelembagaan. Langkah penting selanjutnya adalah melakukan
konseptualisasi rencana (tata ruang) setelah merumuskan tujuan perencanaan. Kegiatan
ini meliputi delapan langkah dari mulai arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang
hingga arahan kebijakan tata guna tanah, air, udara dan sumberdaya lainnya. Dua langkah
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
penyusunan tata ruang terakhir adalah diskusi terbuka dihadapan seluruh pemangku
kepentingan dan pengesahan oleh DPRD Kabupate/Kota.
Dari keseluruhan langkah-langkah penyusunan RTRW tersebut di atas, meskipun telah
dipertimbangkan pentingnya aspek keterpaduan dalam proses penyusunan rencana tata
ruang dan aspek Lingkungan Hidup, namun demikian tidak dijelaskan bagaimana analisis
keterpaduan (utamanya antar sektor dan antar wilayah) dan pertimbangan kepentingan
lingkungan hidup seharusnya dilakukan dalam proses penyusunan rencana tata ruang.
Dengan demikian, pertimbangan kepentingan lingkungan hidup belum sepenuhnya
terakomodir dalam RTRW.
Mempertimbangkan bahwa perencanaan tata ruang di Indonesia ada yang belum dibuat
(untuk wilayah pengembangan baru) dan akan selalu direvisi (minimal sekali dalam lima
tahun), maka dalam panduan ini disiapkan dua pilihan cara melakukan implementasi
Kajian Lingkungan dalam perencanaan tata ruang.
Tahap 1 Persiapan
KLS 1,2
Tahap 2 Review RTRWP
KLHS 3,4
Tahap 4 Analisis
KLHS 6
Tahap 5 Konsepsi Rencana
Tahap 7 Pengesahan
Gambar 3.2 Implementasi Kajian Lingkungan pada tahap proses penyusunan RTRWP. KLHS 1,2
adalah tahap 1 dan 2 dalam prosedur pelaksanaan Kajian Lingkungan tersebut dalam Gambar 3.1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Dalam hal ini, apabila implementasi Kajian Lingkungan dilakukan pada ketiga tahap proses
penyusunan dan/atau dilakukan pada ketiga tahap evaluasi laporan RTRWP tersebut di
atas, maka pelaksanaan Kajian Lingkungan masuk dalam katagori standar maksimal.
Apabila implementasi Kajian Lingkungan hanya dilaksanakan pada salah satu dari ketiga
tahap proses penyusunan dan/atau dilakukan pada salah satu dari ketiga tahap evaluasi
laporan RTRWP, maka masuk dalam katagori standar minimal. Namun demikian, untuk
pilihan standar minimal implementasi Kajian Lingkungan seharusnya dilaksanakan pada
tahap Analisis (Gambar 3.2) dan/atau pada pembahasan laporan Buku Data dan Analisis
(Gambar 3.3). Karena pada kedua tahap tersebut seharusnya dilakukan analisis integrasi
kepentingan Lingkungan Hidup dalam proses penyusunan rencana tata ruang. Kedua
katagori tersebut merupakan pilihan, tergantung pada kebutuhan dan prioritas
pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Tahap 4 : Analisis
→Analisis SDA
Tahap 7 : Pengesahan
Gambar 3.3 Implementasi Kajian Lingkungan pada tahap evaluasi Laporan RTRWP. KLHS 1,2
adalah tahap 1 dan 2 dalam prosedur pelaksanaan Kajian Lingkungan tersebut dalam Gambar 3.1
Penapisan
Kegiatan penapisan menentukan perlu atau tidaknya dilakukan Kajian Lingkungan
terhadap sebuah konsep/muatan rencana tata ruang. Langkah ini diperlukan atas alasan-
alasan :
1) memfokuskan telaah pada KRP yang memiliki nilai strategik,
2) memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan memberikan konsekuensi
penting pada kondisi lingkungan hidup, dan
3) memberikan gambaran umum metodologi pendekatan yang akan digunakan.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Karena penyusunan RTRW wajib dilakukan maka tahap penapisan tidak diperlukan,
sementara penyusunan RTR dengan tingkat kerincian Kawasan bisa ditapis terlebih dulu
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah rancangan RTR berpotensi mendorong timbulnya percepatan kerusakan
sumber daya alam (hutan, tanah, air atau pesisir) dan pencemaran lingkungan yang
kini tengah berlangsung di suatu wilayah atau DAS? dan/atau
2. Apakah rancangan RTR berpotensi meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor,
atau kekeringan di wilayah-wilayah yang saat ini tengah mengalami krisis ekologi?
dan/atau
3. Apakah rancangan RTR berpotensi menurunkan mutu air dan udara termasuk
ketersediaan air bersih yang dibutuhkan oleh suatu wilayah yang berpenduduk padat?
dan/atau
4. Apakah rancangan RTR akan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk golongan
miskin sebagai akibat adanya pembatasan baru atas akses dan kontrol terhadap
sumber-sumber alam yang semula dapat mereka akses? dan/atau
5. Apakah rancangan RTR berpotensi mengancam keberlanjutan penghidupan (livelihood
sustainability) suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu di masa
mendatang?
Jawaban positif bagi salah satu pertanyaan diatas sudah cukup untuk memberikan alasan
bahwa rancangan RTR tersebut memiliki potensi efek penting dan perlu dipertimbangkan
untuk dilengkapi dengan Kajian Lingkungan.
Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk mengidentifikasi isu-isu
penting atau konsekuensi lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan rencana
KRP RTR Wilayah dan Kawasan.
Berkat adanya pelingkupan ini, pokok bahasan dokumen Kajian Lingkungan akan lebih
difokuskan pada isu-isu atau konsekuensi lingkungan dimaksud.
• Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan
bencana lingkungan.
• Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayaK.
Pengembangan Alternatif
Alternatif yang dikembangkan dapat mencakup :
1) substansi pokok/dasar RTRW (misalnya: pilihan struktur dan pola ruang),
2) program atau kegiatan penerapan muatan RTRW (misalnya: pilihan intensitas
pemanfaatan ruang), dan/atau
3) kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan efek lingkungan hidup (misalnya:
penerapan kode bangunan yang hemat energi).
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan untuk memilih alternatif terbaik yang bisa dilaksanakan
yang dipercaya dapat mewujudkan tujuan penataan ruang dalam kurun waktu yang
ditetapkan. Alternatif terpilih tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
keadilan sosial akan tetapi juga dapat menjamin terpeliharanya fungsi lingkungan secara
terus menerus. Berbagai metodologi yang lazim diterapkan dalam pengambilan
keputusan, antara lain: compatibility [internal dan eksternal] appraisal, benefit-cost ratio,
analisis skenario dan multikriteria, analisis risiko, survai opini untuk
menentukan prioritas, dll.
Secara spesifik, harus ada ketersediaan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk
menelaah, memberikan masukan, dan mendapatkan tanggapan dalam proses Kajian
Lingkungan. Kegiatan ini juga mensyaratkan adanya tata laksana penyaluran aspirasi
masyarakat, termasuk pada tahap pengambilan keputusan.
Penapisan (1)
Perlu-tidaknya KLHS; penentuan
Konteks dan Data Dasar; Konteks
Data dasar dan sasaran- Kelembagaan; Isu Masalah LH;
sasaran aspek Keterkaitan RTRW dengan
lingkungan hidup persoalan LH; Tujuan dan Fokus
KLHS
Pelingkupan (2)
Ruang Linkup KLHS, Data Dasar, Isu
Keberlanjutan, Sasaran KLHS, dan
Sasaran RTRW
Keterangan :
Proses Alternatif
Kerangka kerja diatas bisa dilakukan paralel atau semi terintegrasi terhadap proses revisi
RTRW, misalnya dengan melakukan langkah-langkah (1) dan (2) pada tahap persiapan
revisi RTRW, langkah (3) dan (4) pada tahap pengumpulan data dan analisis RTRW, dan
langkah (5) dan (6) pada proses konsepsi muatan RTRW hasil revisi.
Namun bisa pula dilakukan proses KLHS terpisah saat draft dokumen hasil revisi RTRW
sudah siap untuk ditelaah.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Pelingkupan (1)
Identifikasi Masalah dan Penetapan
Tujuan yang hendak dicapai
Alternatif (2)
Pengembangan alternatif muatan
RTRW untuk mencapai tujuan
Telaah (3)
Analisis dampak sosial, ekonomi
dan lingkungan hidup dari muatan
RTRW; pembandingan manfaat dan
kerugian dari setiap alternatif
muatan RTRW
Keterangan :
Proses Alternatif
Kerangka Kerja diatas dilakukan integrasi dengan proses penyusunan RTRW. Sebagai contoh,
Langkah (1) dilakukan pada tahap persiapan, langkah (2) dan (3) dilakukan selama proses analisis
dan penyusunan konsep RTRW, dan langkah (4) masuk pada penjabaran program dan kegiatan
dalam RTRW.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Bab
4
APRESIASI DAN INOVASI
Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain tugas-tugas utama konsultan seperti yang
telah diuraikan dalam KAK, akan selalu memperhatikan beberapa aspek penting lainnya
aspek-aspek tersebut antara lain :
1. Aspek Keselamatan Kerja
2. Aspek Lingkungan
3. Aspek Administrasi
4. Aspek Ekonomis
5. Aspek Kelancaran dan keselamatan
6. Aspek Sosial Budaya
2. Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan di lapangan, Konsultan akan melakukan kajian
terhadap lingkungan sekitar proyek untuk menjaga lingkungan akan mengacu pada
dokumen-dokumen yang ada dan tidak menimbulkan dampak negatif akan tetapi
dapat menimbulkan dampak positif.
3. Aspek Administrasi
Konsultan Perencana akan memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku
dalam bentuk surat menyurat, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
4. Aspek Ekonomis
Konsultan Perencana akan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang
digunakan akan secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas
pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung akan diperhitungkan
dengan seksama sesuai jadwal terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan
dengan sewa. Pengadaan bahan/material akan diupayakan efektif sesuai pekerjaan
yang dijadwalkan
Ecopolis Humanis. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan antara lain sebagai berikut:
2. Energy Conservation
Energi tidak dapat dilepaskan dari upaya pengembangan lingkungan. Energi tersebut
berupa energi untuk pencahayaan, catu daya listrik, energi berupa air, maupun bentuk
energi yang harus dikeluarkan dari tenaga manusia. Perencanaan lingkungan
pertimbangan utamanya adalah efisiensi energi, sehingga energi yang dibutuhkan
relatif efisien dari pembangunan sampai dengan pengoperasian.
Hal-hal yang penting dalam keberhasilan suatu proyek adalah sebagai berikut :
Pencapaian sasaran manfaat bukan hanya fungsional.
Keberhasilan proyek ini harus dilihat dari keberhasilannya dalam mencapai sasaran
manfaat bukan hanya fungsional, sehingga program tepat sasaran dan dapat
berlanjut (self finance).
Pelaksanaan terstruktur
Penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dilakukan secara
komprehensif dan terstruktur.
Penyiapan proyek yang matang
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek banyak ditentukan pada tahapan
penyiapannya. Oleh karena itu konsultan akan mempersiapkan perencanaan secara
cermat dengan memperhatikan jadwal implementasi yang telah ditetapkan
Kendali Kualitas dan Biaya yang ketat.
Pihak konsultan melakukan pengendalian kualitas dan manajemen biaya tanpa
mengorbankan kualitas pekerjaan.
Bab
5
RENCANA KERJA
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dijelaskan garis besar tahapan pekerjaan. Usulan
teknis ini akan menjabarkan tahapan pekerjaan meliputi :
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
2 SOSIALISASI
Bab
6
STRUKTUR ORGANISASI DAN
JADWAL PENUGASAN
F.1. STRUKTUR ORGANISASI TIM
Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. Dengan adanya struktur
organisasi ini, diatur pembagian tugas dan wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan
wewenang diperjelas pada bagian lampiran usulan tekinis ini dan setiap bagian memiliki
pekerjaan dan tanggung jawab masing - masing serta memiliki keterkaitan satu dengan lainnya
sebagai suatu tim.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, personil yang terlibat akan selalu melakukan koordinasi
secara berkalan dengan pemberi tugas terhadap kemajuan pekerjaan,masukan/saran serta
arahan terhadap perencanaan.
Struktur Organisasi
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
TEAM LEADER
MARZULASMI, ST. M.Ling
AHLI SANITASI AHLI GEOTEKNIK AHLI PLANOLOGI AHLI GEODESI AHLI GIS
RIZKY PUTRANTO, ST M. FARID IQBAL, ST FARIZAL, ST OCTAVIAN UNTUNG, ST AFRIANI HASTUTI, S.Si
Tenaga Tetap Lokal Ahli Teknik Team Leader • Melakukan Koordinasi dalam pengumpulan (1x2,5) OB
Lingkungan data lapangan dengan tim survey
Madya • Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
setempat dimana pelaksanaan pekerjaan di
lakukan mengenai maksud dan tujuan
pelaksanaan pekerjaan
• Melakukan Koordinasi dengan tim survey
dalam hal perencanaan
MARZULASMI, ST. M.Ling • Melakukan monitoring dalam hal
pengumpulan data lapangan.
• Melakukan Koordinasi dengan tim (tenaga
ahli) dalam hal pelaksanaan perhitungan /
pengolahan data dan analisa kajian untuk
masing-masing item pekerjaan.
• Melakukan Koordinasi dan konsultasi dengan
direksi ( Proyek ) dalam hal metoda dan teknis
hasil perencanaan.
• Memberikan masukan dan saran kepada
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Tenaga Tetap Lokal Ahli Teknik Ahli Sanitasi • Mengumpulkan dan mempelajari data-data (1x2,5) OB
Sanitasi dan dasar daerah perencanaan.
Limbah Madya • Mengumpulkan dan mempelajari dokumen
rencana tata ruang daerah perencanaan.
• Mengumpulkan dan mempelajari dokumen
perencanaan dan kegiatan yang telah
RIZKY PUTRANTO, ST
dilaksanakan terkait sanitasi lingkungan di
daerah perencanaan.
• Mendapatkan dan membuat peta-peta
daerah perencanaan yang diperlukan
• Melakukan survei lapangan.
• Membuat laporan hasil kerja.
Tenaga Tetap Lokal Ahli Geoteknik Ahli Geoteknik • Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, (1x2,25) OB
Madya Direksi Pekerjaan, serta pihak
intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
M. FARID IQBAL, ST • Melakukan evaluasi kondisi geologi
permukaan dan bawah permukaan baik hasil
survey lapangan maupun hasil uji
laboratorium;
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Tenaga Tetap Lokal Ahli Ahli Planologi • Melaksanakan pengumpulan data sekunder (1x2,25) OB
Perencanaan dan primer (tata ruang wil dan tata guna
Wilayah dan lahan, dll)
Kota Madya • Melakukan analisis keruangan berdasarkan
tata ruang yang ada
• Ikut terlibat dalam melakukan tabulasi dan
kompilasi data sesuai bidang keahlian
FARIZAL, ST • Menjalankan fungsi dari keahlian dalam
meng-implementasikan pada perencanaan
• Ikut terlibat dalam melakukan presentase
secara internal dan eksternal
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya
dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bertanggung jawab langsung kepada Team
Leader.
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Tenaga Tetap Lokal Ahli Geodesi Ahli Geodesi • Mengkoordinir kegiatan team dalam (1x0,5) OB
melaksanakan pekerjaan topografi dan
Madya
bathimetri serta mengumpulkan data primer.
• Menyiapkan program kerja dan mengarahkan
team topografi dalam pelaksanaan kegiatan
lapangan.
• Koordinasi dalam penentuan referensi yang
OCTAVIAN UNTUNG, ST digunakan dengan direksi pekerjaan.
• Memeriksa data lapangan dan membantu
melakukan analisis data serta mengarahkan
team dalam penggambaran.
• Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi
pengukuran.
• Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan
topografi.
Tenaga Tetap Lokal Ahli GIS Ahli GIS • Menyusun rencana kerja, malakukan kajian (1x0,5) OB
tentang peta, membuat peta dan menyusun
laporan
• Menganalisis data Sistem Informasi Geografis
(GIS) untuk mengidentifikasi hubungan spasial
AFRIANI HASTUTI, S.Si atau menampilkan hasil analisis, dengan
menggunakan peta, grafik, atau data table
• Memasukkan data ke dalam database Sistem
Informasi Geografis (GIS), menggunakan
teknik seperti koordinat geometri, entri
keyboard dari data tabel, digitalisasi manual
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
Tenaga Subprofessional/Pendukung :
To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil Asisten Ahli Membantu tenaga ahli dalam menyusun (1x1,0) OB
Tetap Dokumen Kajian Lingkungan
To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil CAD/ CAM Membantu tenaga ahli dalam (1x1,0) OB
Tetap Operator pembuatan gambar pra rencana
bangunan, gambar perencanaan
bangunan, serta gambar for
construction yang diserahkan kepada
owner/pemilik proyek untuk dijadikan
pedoman dalam menghitung rencana
anggaran biaya bangunan serta
pelaksanaan pembangunan.
To Be Name Tenaga Lokal T. Sipil Surveyor Membantu tenaga ahli dalam pengukuran (1x0,25) OB
Tetap yang dijadikan dasar pembuatan gambar
pra rencana bangunan, gambar
perencanaan bangunan, serta gambar for
construction yang diserahkan kepada
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kajian Lingkungan Ibukota Kecamatan Baru
9 Surveyor 1 x 0,25 OB
10 Administrator 1 x 1,75 OB
TOTAL 14,5 OB
ASING
TIDAK ADA