Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

SUPERVISI OPTIMALISASI IPLT COT ABEUK

TAHUN ANGGARAN 2023

BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH ACEH SATUAN


KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
PROVINSI ACEH
KERANGKA ACUAN KERJA
SUPERVISI OPTIMALISASI IPLT
COT ABEUK

I. LATAR BELAKANG
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakan salah satu sumber
penyebaran penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan
infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces). Seperti
halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan lalat dan hewan-hewan
lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja(faeces) yang mengandung kuman-
kuman dapat menularkan kuman-kumanitu lewat makanan yang dihinggapinya,
dan manusia lalu memakan makanan tersebut sehingga berakibat sakit.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus,
disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita),
schistosomiasis, dan sebagainya. Maka Pemerintah merasa perlu melakukan
Optimalisasi pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Cot Abeuk.

IPLT Cot Abeuk terletak di Gampong Cot Abeuk Kecamatan Sukajaya Kota
Sabang. IPLT ini dibangun pada Tahun 2013 dengan kapasitas 12 m3/hari
sehubungan dengan tidak bekerjanya IPLT Cot Abeuk secara optimal dilakukan
kegiatan Optimalisasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan keberadaan IPLT
Cot Abeuk sehingga bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya
dan masyarakat disekitarnya. Selain operasional IPLT yang kurang optimal
teknologi pengolahan yang digunakan juga sudah tidak dapat memproses limbah
tinja dengan optimal, sehingga dilakukan perubahan proses pengolahan yang
awalnya menggunakan tangki inhoff menjadi solid separation chamber (SSC).

Pada kegiatan ini memiliki rencana optimalisasi IPLT Cot Abeuk, sebagai berikut;
Pembuatan unit pengolahan SSC, Perbaikan dan Penyesuaian Kolam Anaerobik
dan Wetland, Pembuatan Ramp Truck dan Tower Air.
Perubahan teknologi pada IPLT ini berupa tangki inhoff menjadi SSC yang
berfungsi sebagai pengolahan primer dan penyesuaian kolam untuk digunakan
sebagai wetland untuk pengolahan tersier.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah terkendalinya pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sehingga pekerjaan selesai tepat waktu. Sedangkan tujuan
adalah agar adanya penyehatan lingkungan permukiman serta terjaganya
kualitas dan kuantitas pekerjaan dengan baik sesuai dengan kontrak.

III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah berfungsinya dengan baik Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) ini, dan dapat memberi nilai tambah bagi
lingkungan dan ekonomi khususnya untuk masyarakat Kota Sabang.

IV. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;


2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
7. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia No.
12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 19/PRT/M/2017
tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun
2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
14. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18 Tahun
2021 tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan
untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
15. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun
2022 tentang Susunan Tenaga Ahli Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
16. Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor 12.1/KPTS/Dk/2022 tentang
Penetapan Jabatan Kerja dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting serta Jenjang
Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi;dan
17. Pedoman Standar Minimal Tahun 2023 Inkindo Remunerasi/Biaya Personil (Billing
Rate) dan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk Badan Usaha Jasa Konsultansi.

V. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi Satuan Kerja
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Aceh pada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Aceh.
VI. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup tugas dari pelaksanaan ini antara lain:
a. Mempelajari dokumen tender dan kontrak.
b. Membantu mengarahkan pekerjaan dilapangan.
c. Melaksanakan pengawasan pekerjaan dilapangan.
d. Melakukan teguran terhadap penyimpangan baik lisan maupun tulisan
terhadap kontraktor.
e. Menyusun laporan dua mingguan.
f. Menyusun laporan bulanan.
g. Berkoordinasi dengan pihak PPK terhadap laporan dan perubahan
dilapangan.
h. Membantu mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

VII. LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan berada di Gampong Cot Abeuk Kecamatan Sukajaya Kota
Sabang.

VII. PEMBIAYAAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini dibiayai dengan sumber dana APBN murni Tahun Anggaran
2023 melalui DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Aceh dengan pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah) dan harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp. 199.995.000,-
(Seratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima
Ribu Rupiah )dengan waktu penyelesaian pekerjaan selama 120 (Seratus
Dua Puluh) hari kalender sejak diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Kerja
(SPMK).

VIII. PRODUK KEGIATAN


Produk yang dihasilkan berupa laporan-laporan, meliputi :
1. Laporan dua mingguan yang berisi :
- Laporan kemajuan pekerjaan selama dua minggu yang diserahkan tiap
dua pertengahan bulan dan akhir bulan.
- Laporan dua mingguan diserahkan sebanyak 3 eksemplar untuk masing-
masing laporan.
- Laporan berisikan item pekerjaan yang dikerjakan pada dua minggu
terakhir.

2. Laporan bulanan yang berisi :


- Laporan kemajuan pekerjaan selama satu bulan yang diserahkan tiap
awal bulan periode bulan berikutnya.
- Laporan bulanan diserahkan sebanyak 3 eksemplar untuk masing-
masing laporan.
- Gambar Pelaksanaan dan perubahan gambar serta biaya bila terjadi
addendum kontrak atau CCO.
- Kurva S yang memuat rencana pelaksanaan pekerjaan dan realisasi
pekerjaan di lapangan.
- Permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan beserta solusi
atau alternatif pemecahan masalah.
- Foto-foto pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta surat - menyurat
yang terjadi selama 1 (satu) bulan terakhir.

3. Laporan Program Mutu

- Laporan memuat jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan


pekerjaan secara lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing -
masing pekerjaan serta personil-personil pendukung Konsultan yang telah
disetujui aktif di lapangan.
- Laporan Program Mutu diserahkan sebanyak 3 eksemplar
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja
sejak SPMK diterbitkan.
- Laporan disajikan dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
- Laporan hardcopy (kertas HVS ukuran A4) prinsipnya berisi hal-hal
pokok, sesuai ketentuan dari PPK Sanitasi.
- Laporan softcopy prinsipnya dibuat selengkap mungkin, dalam bentuk file
words dan JPG dan dikemas dalam external hard disk.
- Laporan Program Mutu Konsultan memuat sekurang-kurangnya :
a. Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Organisasi kerja Penyedia;
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadwal penugasan personel inti dan personel pendukung;
e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
f. Prosedur instruksi kerja; dan
g. Pelaksana kerja.
- Laporan Program Mutu diperiksa oleh Team Leader selanjutnya disetujui
oleh PPK Sanitasi
- Laporan disajikan dalam bentuk hardcopy sebanyak 3 eksemplar dan
softcopy. Laporan hardcopy (kertas HVS ukuran A4) prinsipnya berisi hal-
hal pokok, sesuai ketentuan dari PPK Sanitasi. Laporan softcopy
prinsipnya dibuat selengkap mungkin, dalam bentuk file words dan JPG
dan dikemas dalam flash disk.

4. Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi Pengawasan

- Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi Pengawasan berisi rekaman


pengawasan konsultan terhadap kegiatan Keselamatan Konstruksi yang
dilakukan penyedia pada setiap bulannya.
- Laporan Program Mutu diserahkan sebanyak 3 eksemplar

5. Album Foto Pelaksanaan


- Foto dokumentasi seluruh item pekerjaan dari awal pelaksanaan
sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan dimulai dari 0%, 25%,
50%, 75%, dan 100%.

IX. TENAGA AHLI


Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan beberapa tenaga ahli yaitu:

a. Team Leader, berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil dari


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi sesuai persyaratan yang berlaku dengan pengalaman minimal
5 (lima) tahun dan pernah menangani pekerjaan dibidang sanitasi
khususnya air limbah, memiliki sertifikat Bidang Keahlian Manajemen
Konstruksi Madya.

b. Health Safety Environment, berpendidikan minimal S1 Teknik dari


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi sesuai persyaratan yang berlaku dengan pengalaman minimal
1 (satu) tahun dan memiliki sertifikat Keahlian Ahli K3 Konstruksi Muda.

Konsultan juga didukung oleh tenaga pendukung untuk mendukung para


tenaga ahli, antara lain:
a. Inspektor, berpendidikan minimal D3 Teknik Sipil dengan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun dan pernah menangani pekerjaan dibidang
sanitasi khususnya air limbah.

X. TUGAS DAN KEWAJIBAN TENAGA AHLI PENGAWASAN KONSTRUKSI

Dalam hal ini Team Leader bertanggung jawab terhadap seluruh tugas
supervision Enggineer (SE), Quality Enggineer dan Quantity Enggineer

a. Tugas dan Kewajiban Team Leader terdiri atas :


1) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara

benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta

gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan

konstruksi yang tepat / cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai

macam kegiatan pekerjaan ;

2) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak

pekerjaan dan material ;

3) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan (Progress

Schedule) yang telah disetujui ;


4) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua

pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila

kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku

Spesifikasi umum dan hal itu benar-benar mempengaruhi terhadap

jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka

Team Leader juga bertindak sebagai Supervision Engineer membuat

rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar

keterlambatan tersebut ;

5) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap

pekerjaan yang telah selesai ;

6) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan

pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang

akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan

sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak ;

7) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah

pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap

bukti pembayaran bulanan pelaksana ;

8) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang

benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan ;

9) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya

Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan agar

semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan

Pertama Pekerjaan (PHO) ;

10) Memeriksa dengan teliti seksama setiap gambar-gambar kerja dan

analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh


Pelaksana sebelum pelaksanaan ;

11) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada

semua lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK

terhadap hasil inspeksi lapangan ;

12) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan

keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait

dengan usulan pembayaran yang diajukan Pelaksana ;

13) Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan

fisik dan keuangan proyek yang dibawah wewenangnya dan

menyerahkan kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada

waktunya ;

14) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian,

laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran

pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan

pemenuhan tingkat layanan jalan dan lainnya ;

15) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan,

material dan peralatan yang ditempatkan dilapangan apakah sesuai

dengan gambar dan spesifikasi;

16) Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan

dan penempatan peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta

memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai,

peralatan laboratorium yang ada sudah siap dioperasikan;

17) Melaksanakan pengawasan dari hari kehari atas semua pekerjaan


pengujian yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam
rangka pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya, dan
memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada PPK Sanitasi
tentang kekurangan - kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur
pengujian yang dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada
material atau mutu pekerjaannya;
18) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada PPK Sanitasi rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang
bersangkutan;
19) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian dilapangan yang dilakukan
oleh pelaksana tidak kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi;
20) Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek
sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi;
21) Menyerahkan kepada PPK Sanitasi laporan bulanan mengenai semua
hasil pengujian yang diperoleh selama bulan sebelumnya, laporan
tersebut berisikan semua data laboratorium serta pengujian di lapangan
berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada;
22) Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian
hasil pekerjaan dan criteria penerimaan pekerjaan;
23) Melakukan monitoring pekerjaan di lapangan terkait dengan

pemenuhan mutu pekerjaan;

24) Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan

mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis;

25) Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika


ada) dan tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan
ketidaksesuaian; dan
26) Memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana mengenai

metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

27) Melakukan verifikasi dan persetujuan terhadap pengajuan Justifikasi

Teknis apabila terjadi perubahan (tambah/kurang) pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai