Anda di halaman 1dari 32

SPESIFIKASI

PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI DI CIKAWUNG (TAHAP II)


TAHUN ANGGARAN 2024

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITANDUY
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR CITANDUY
Jl. Prof. Dr. Ir. H. Sutami No. 1 Kota Banjar Jawa Barat 46331 Telp. (0265) 741686 Fax. (0265) 741302
I. SPESIFIKASI UMUM
1.1. Umum
Sebagai usaha Pemerintah untuk meningkatkan swasembada pangan terutama beras,
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan serangkaian usaha secara terus menerus pada
sektor pertanian dalam mendukung pemantapan ketahanan pangan nasional, yang berupa
pembangunan di bidang pengairan sebagai upaya menunjang peningkatan produksi
pangan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, Pasal 41, Ayat (2), tentang Sumber
Daya Air, diterangkan bahwa Kriteria pembagian tanggung jawab pengelolaan irigasi
selain didasarkan pada keberadaan jaringan irigasi tersebut terhadap wilayah
administrasi, tingkat kewenangannya sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi (DI) dengan luas kurang dari 1.000 Ha (DI Kecil) dan berada dalam
satu Kabupaten / Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten / Kota.
b. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 s.d. 3.000 Ha (DI Sedang) atau daerah
irigasi kecil yang bersifat lintas Kabupaten / Kota menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Tengah.
c. Daerah Irigasi (DI) dengan luas lebih dari 3.000 Ha (DI Besar) atau daerah irigasi
sedang yang bersifat lintas provinsi, strategis nasional dan lintas negara menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah.
Berpijak pada UU No. 7 Tahun 2004 tersebut di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
melalui BBWS Citanduy berupaya melaksanakan kegiatan pembangunan Sub DAS
Cikawung dengan luas 699,70 km2 merupakan salah satu sub DAS di Wilayah Sungai
Citanduy. Di bagian hulu sungai direncanakan pembangunan Bendung termasuk daerah
irigasinya dengan luas area ± 1.500 Ha, area yang dimaksud adalah Daerah Irigasi
Cileumeuh I dan letak Bendung di Sungai Cikawung ± 500 m dari jembatan jalan raya
Majenang – Jogyakarta ke hulu.

1.2. Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan ini terletak di wilayah administrasi yaitu Kabupaten Cilacap.
1.3. Standar
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
c. Bila ada pasal-pasal yang tidak diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
maka dipakai Standar sesuai Spesifikasi Teknik.

1.4. Struktur Organisasi Pelaksanaan Konstruksi

▪ Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat


yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
▪ Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/
anggaran belanja daerah;
▪ Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan.
Direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh
orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
▪ Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk / ditetapkan oleh PPK yang
bertugas mengawasi pelaksanaaan pekerjaan
▪ Penyedia Jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa;

1.5. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung (Tahap II) yaitu
240 (dua ratus empat puluh) hari kalender dihitung dari tanggal pelaksanaan yang
tertuang dalam SPMK.

1.6. Program Pelaksanaan dan Laporan


a. Program Pelaksanaan
Membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat teknis dengan
menggunakan Program Kerja/Bagan Waktu Pelaksanaan. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
1). Mulai tanggal paling awal
2). Mulai tanggal paling akhir
3). Waktu yang diperlukan
4). Waktu float/pengadaan
5). Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
1) Laporan Harian.
a) Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan penyedia jasa wajib membuat buku harian. Buku harian diisi oleh
penyedia jasa dan diketahui oleh direksi teknis, mencatat seluruh rencana dan
realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
b) Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan disetujui oleh direksi
teknis.
c) Laporan harian berisi :
▪ Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
▪ Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
▪ Jenis, kapasitas, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
▪ Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
▪ Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
▪ Rencana Progress harian berikutnya;
▪ Catatan lain yang dianggap perlu.
d) Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab terjadinya
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena kerusakan
peralatan, penyediaan personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan
keadaan cuaca buruk.
e) Laporan harian dibuat sekurang-kurangya dibuat dalam 3 (tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan kedua untuk direksi teknis.
2) Laporan mingguan
a) Laporan mingguan merupakan rangkuman dan akumulasi volume laporan harian
dan berisi hasil laporan kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang
dianggap perlu.
b) Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan disetujui direksi
teknis.
c) Laporan mingguan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3(tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan kedua untuk direksi teknis.
3) Laporan bulanan
a) Laporan bulanan merupakan rangkuman dan akumulasi laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
b) Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi teknis dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
c) Laporan bulanan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan kedua untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan ketiga untuk direksi teknis.
4) Laporan direksi teknis
a) Direksi teknis wajib membuat laporan bulanan yang akan digunakan sebagai
dasar pembayaran, meliputi :
− Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
− Hasil kualitas pekerjaan;
− Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan;
− Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan;
− Laporan lain yang dianggap perlu.
b) Laporan direksi teknis dibuat sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
− Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
− Tindasan pertama Kepala Satuan Kerja;
c) Minggu pertama setiap bulan penyedia jasa harus menyerahkan salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi Teknis, dan
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
▪ Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
▪ Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
▪ Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaian.
▪ Daftar tenaga buruh setempat.
▪ Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
▪ Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan
tetap.
1.7. Pembayaran Pekerjaan
Pengajuan penarikan pembayaran pekerjaan (termijn) boleh dilakukan bila secara
teknis pekerjaan tersebut sudah selesai dan memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi.
Pengajuan penarikan pembayaran (termijn) harus dilengkapi dengan data pendukung
berupa data gambar, perhitungan volume (back up) dan foto dokumentasi yang disetujui
oleh Direksi.
II. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
Penyedia jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek pada lokasi pekerjaan
pada tempat yang telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Papan nama
tersebut harus bertuliskan informasi yang jelas mengenai nama proyek, Pemberi
tugas, pelaksana, jangka wak tu pelaksanaan, nomor kontrak dan keterangan -
keterangan lain yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Biaya pembuatan
papan nama proyek menjadi tanggung jawab penyedia jasa

2. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan


Peralatan Minimum yang wajib disediakan / didatangkan oleh penyedia jasa untuk dapat
tercapainya pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan mobilisasi peralatan dan personil yang akan
dipakai dan ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi / demobilisasi peralatan dan personil adalah biaya yang dibutuhkan untuk
mendatangkan maupun mengembalikan alat-alat ke dan atau dari lokasi pekerjaan.
Jumla Kepemilikan
No Jenis Kapasitas
h /status
Milik Sendiri / Sewa Beli
1 Excavator Standar 0,8 – 0,9 m3 3
/ Sewa
Milik Sendiri / Sewa Beli
2 Concrete Mixer 0,3 - 0,5 m3 3
/ Sewa
c. Peralatan yang digunakan harus didukung dengan Surat Dukungan Alat atau Invoice
Pembelian Alat.
d. Pemindahan keluar segala peralatan maupun pengalaman personil yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini dari lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi.
e. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk setiap alat
dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
1) 50% (Lima puluh persen) pada awal pekerjaan, dan
2) 50% (Lima puluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item yang lain
mencapai progres 100% (seratus persen).
f. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 50% (Lima puluh persen)
apabila peralatan dan personil yang sesuai dengan proposal teknik atau yang disetujui
untuk diganti telah berada dilapangan dan dalam kondisi dapat dioperasikan dan siap
untuk melakukan kegiatan konstruksi.
g. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 100% (seratus persen)
apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya, semua fasilitas, instalasi dan peralatan yang
bukan menjadi bagian yang bukan permanen dari bangunan telah dipindahkan, dan
lapangan disekitar pekerjaan telah dibersihkan dari kotoran, material-material yang tidak
dipergunakan dan alat-alat bantu sementara.

3. Manajemen Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan standart dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan konstruksi tersebut harus
sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian
berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton serta campuran spesi yang merupakan bagian
terbesar dari pekerjaan konstruksi.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
beton bertulang untuk mengetahui hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan mutu yang
dipersyaratkan.

4. Penyediaan Kantor Lapangan / Barak Kerja


a. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan berikut
perlengkapannya antara lain meja tulis, kursi, papan tempel untuk menempatkan gambar-
gambar dan grafik-grafik pelaksanaan pekerjaan serta data-data lainnya, disediakan juga
buku Direksi, buku tamu dan buku monitoring cuaca, material dan tenaga kerja.
b. Semua biaya penyediaan kantor lapangan / barak kerja menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

5. Pengukuran, Mutual Check dan Uitzet


a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu Penyedia Jasa / Pelaksana
harus mengadakan pengukuran yang disaksikan oleh Direksi Teknis dan Panitia Peneliti
Kontrak pada kondisi 0% sebagai data untuk pembuatan Gambar Pelaksanaan (Mutual
Check 0%). Data-data tersebut harus ditandatangani bersama oleh Penyedia Jasa, Direksi
dan Panitia Peneliti Pelaksana Kontrak.
b. Gambar pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan harus ditandatangani oleh
Direksi Teknis dan mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala
Bidang terkait, kriteria gambar harus mengikuti SNI.
c. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti tercantum pada
gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi.
d. Penyedia Jasa harus membuat patok-patok sementara dari kayu usuk atau bambu
sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak 50 m dan 100 m pada lokasi bangunan,
dengan dicat warna merah serta diberi nomor patok. Patok-patok ini dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang.
e. Penyedia Jasa harus membuat profil-profil sesuai dengan ukuran penampang melintang
dan memanjang seperti dalam gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi.
Profil-profil dipasang sesuai dengan jarak patok dan diberi elevasi puncak rencana,
sambungan-sambungan dipaku kuat-kuat dan dipancang ke dalam tanah.
f. Penyedia Jasa harus menjaga titik uitzet dan profil-profil tersebut sampai pekerjaan
selesai, dimana titik uitzet dan profil-profil ini sebagai titik bantu didalam pelaksanaan
pekerjaan baik oleh Direksi Teknis maupun oleh Tim Pemeriksa dan Penerima
Pekerjaan. Apabila patok titik uitzet atau profil-profil tersebut hilang atau rusak, maka
Penyedia Jasa harus segera mengganti patok atau profil baru dengan persetujuan
Direksi atas biaya Penyedia Jasa.
g. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa dengan disaksikan
Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksana Kontrak mengadakan pengukuran 100%
(Mutual Check 100%) untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan atau
pembuatan Gambar Purnabangun (As-built Drawing) yang digunakan sebagai dasar
perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan, dengan ketentuan bahwa perhitungan
volume berdasarkan garis rencana yang telah ditetapkan :
o Bilamana dalam pelaksanaan terjadi kurang dari rencana yang telah ditetapkan,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sampai garis rencana.
o Bilamana didalam pelaksanaan terjadi melebihi garis rencana yang telah
ditetapkan, maka volume dihitung berdasarkan garis rencana.
h. Data-data pengukuran 100% tersebut harus ditandatangani bersama oleh Penyedia Jasa,
Direksi dan Panitia Peneliti Kontrak.
i. Gambar pelaksanaan dan purna bangun disiapkan oleh Penyedia Jasa dan harus
ditandatangani oleh Direksi dan mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
j. Gambar pelaksanaan akan diperiksa di lapangan oleh Direksi, apabila ditemukan hal-hal
yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan maka harus segera diperbaiki
kembali/dilaksanakan.
k. Penyedia Jasa harus menyerahkan :
o Data ukur MC 0% dan MC 100%.
o Gambar hasil pengukuran MC 0% (Gambar Pelaksanaan) dibuat rangkap 3 (tiga)
cetakan dan rangkap 1 (satu) negatif ukuran A3.
o Gambar hasil pengukuran MC 100% (Gambar Purnabangun) dibuat rangkap 3 (tiga)
cetakan dan rangkap 1 (satu) negatif ukuran A3.
o Hasil perhitungan bersama volume pekerjaan kondisi 0% dan 100%.
o Dokumentasi pelaksanaan kegiatan kondisi 0%, 50% dan 100% dbuat rangkap 3(tiga)
dalam bentuk album.
o Laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat rangkap 3 (tiga) dan dijilid.
l. Semua Biaya Uitzet/Pengukuran ditanggung oleh Penyedia Jasa (termasuk dalam biaya
umum dan keuntungan)

6. Pembersihan Lapangan / Medan Kerja


Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, diminta untuk membersihkan semua
daerah yang akan ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan. Pembersihan
meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu. Bahan-
bahan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain yang
disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan
dalam spesifikasi ini yang dibersihkan, sedangkan pohon-pohon yang tidak mengganggu
tetap dibiarkan ditempat. Biaya pembersihan lapangan harus sudah termasuk dalam biaya
umum dan keuntungan (tanggung jawab penyedia jasa)

7. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah lokasi kegiatan. Penyedia
Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan
dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
penggunaan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang
ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan
jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan
harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu koordinasi sebaik-baiknya dengan Instansi
Pemerintah setempat dan Badan Swasta. Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap kondisi jalan masuk
selama pelaksanaan pekerjaan dan harus dikembalikan kepada kondisi semula setelah
pekerjaan selesai. Semua biaya pemeliharaan jalan masuk ke daerah kerja harus sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

III. PEKERJAAN SALURAN DAN BANGUNAN IRIGASI


1. Galian Tanah Excavator
a. Lingkup Pekerjaan
Normalisasi Saluran Pembuang ini mencakup pekerjaan galian di Saluran Pembuang
menggunakan Alat Excavator Standar dengan Peralatan yang digunakan harus didukung
dengan Surat Ijin Layak Operasi, dan Operator Alat berat harus didukung dengan Surat
Ijin Operator.
Galian Normalisasi dimaksudkan untuk mengeruk sedimen yang menumpuk dalam
saluran. Adapun jenis tanah yang digali adalah tanah lanau berpasir dengan kedalaman
gali rata-rata sesuai dengan gambar rencana dengan kondisi gali sedang.
b. Pelaksanaan
1) Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin dijumpai sesuai
dengan spesifikasi dan harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang tertera
dalam gambar rencana.
2) Hasil galian tanah dibuang ke atas tanggul dan dirapihkan. Bila suatu galian sudah
diselesaikan, Direksi harus diberi tahu sehingga ia akan melakukan pemeriksaan
dengan resmi.
3) Pekerjaan stripping, membuang top soil yang jelek, agar timbunan tidak mengalami
penurunan
4) Pekerjaan timbunan, menimbun lokasi-lokasi sepanjag saluran yang rendah dengan
tanah hasil galian atau dari borrow area
5) Pekerjaan galian, menggali lokasi-lokasi sepanjang saluran yang terlalu tinggi dan
tanah hasil galian dibuang ke lokasi timbunan atau disposal area
6) Pekerjaan galian saluran, menggali dan membentuk saluran irigasi, setelah pekerjaan
gali dan timbunmencapai rata datar meja
7) Pekerjaan trimming slope, menggali atau menambah tepian tanggul timbunan agar
mencapai desain elevasi
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang tergali,
dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2. Galian Tanah Manual


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian tanah manual meliputi pekerjaan galian pada saluran.
b. Pelaksanaan
1) Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin dijumpai
sesuai dengan spesifikasi dan harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran
yang tertera dalam gambar rencana.
2) Bila suatu galian sudah diselesaikan, dibuang dengan jarak < 1.000 m dan
dirapikan, Direksi harus diberi tahu sehingga akan melakukan pemeriksaan dengan
resmi. Tidak ada galian yang sudah diisi atau ditutup dengan pasangan sebelum
diperiksa oleh Direksi.
3) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tanah timbunan
pada bekas galian, harus diletakan ditempat-tempat penimbunan sementara.
4) Semua material yang tidak memenuhi syarat dan kelebihan material-material yang
berasal dari daerah penggalian, harus dibuang < 1.000 m ke tempat-tempat yang
telah ditunjuk.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang tergali,
dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

3. Timbunan tanah dipadatkan


a. Lingkup Pekerjaan
Timbunan tanah dipadatkan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan.
b. Pelaksanaan
1) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian,
dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan.

2) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi empat
jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir di atas
Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).

3) Timbunan Pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung


tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di daerah
galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau
pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena
keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya di mana kekuatan
timbunan adalah faktor yang kritis.

c. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang tergali,
dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

4. Pasangan Batu
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud Pekerjaan Pasangan Batu yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan dan pengangkutan/langsiran bahan, pemasangan batu kali serta
pemasangan weep hole sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus diterapkan pada semua pekerjaan
pasangan batu, kecuali bila dirubah secara khusus dengan proses sesuai peraturan
yang berlaku.
b. Bahan/Material dan Peralatan
1) Batu yang dipergunakan adalah batu belah warna abu-abu kehitaman yang keras,
padat dan kekar ukuran antara 15 – 20 cm dan atau dengan berat antara 7 – 15 kg
yang diambil atau didatangkan dari tempat-tempat yang telah disetujui.
2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi.
3) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran harus air bersih yang
bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran-kotoran
lain.
4) Peralatan yang digunakan yaitu molen (concrete mixer).
c. Pelaksanaan
1) Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu (Mortar tipe N, fc’ = 5,2 MPa (setara
1 PC : 4 PP)), spesi yang digunakan adalah campuran perbandingan berat 1 : 4
yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 4 bagian pasir serta air secukupnya,
sehingga dapat menghasilkan campuran adukan yang padat dan siap untuk
dipergunakan.
2) Cara mencampur mortar dan alat yang digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir harus
sesuai dengan yang ditetapkan.
3) Pada saat mencampur dengan menggunakan concrete mixer/molen, pada waktu
penyampuran tidak boleh kurang dari 2 (dua) menit setelah air dimasukkan.
Mortar yang telah berumur lebih dari 30 (tiga puluh) menit tidak boleh dipakai
dan harus dibuang.
4) Pasangan batu harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
5) Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus diusahakan dibuat rata dan
bersih dari ceceran adukan, harus menyatukan batu belah yang dipasang dengan
paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi. Pekerjaan ini harus
naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu
pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Tinggi pasangan batu maksimum
1.50 m perhari untuk menghindari keruntuhan.
6) Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari rata-rata 10 mm.
7) Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 2” (50 mm) dan paling tidak 1 (satu) buah untuk setiap 2 (dua) m2
permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan
saringan yang bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ujung
pipa ditutup dengan ijuk.
8) Dalam membangun pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi serta merawat pekerjaan yang telah
selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti
yang ditentukan untuk beton.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

5. Bekisting
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan dan pembongkaran bekisting yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan,
pemasangan bekisting dan pembongkaran sesuai dengan spesifikasi ini dan
mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
Perancah terbuat dari kayu tahunan / kayu klas II dengan kualitas baik dan bekisting
dari multiflex 12 mm.
c. Pelaksanaan
1) Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa seperti pemasangan
bekisting untuk dinding sehingga jika ada sambungan horizontal tidak menerus
sampai seluruh permukaan bekisting dan pada waktu membuka bekisting tidak
terjadi kerusakan pada betonnya.
2) Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
3) Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai
cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan
disangganya dengan aman.
4) Bekisting dibongkar setelah beton berumur 7 (tujuh) hari dan terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
5) Bahan yang digunakan pada pembuatan bekisting dipakai berulang, hingga 3
(tiga) kali.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

6. Beton fc’ 20 MPa


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Beton meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan bahan/material dan
peralatan yang diperlukan, penyediaan pengangkutan/langisran bahan dan
pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan Beton, penyampuran adukan mortar
dan perawatan.
2) Pekerjaan beton harus di buat sesuai bentuk dan ukuran yang ditetapkan pada
gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus memenuhi
syarat SNI 2049-90-A dengan type 1. Semen yang digunakan ini juga harus
sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/IN/M/2020 Tahun 2020 tentang Penggunaan Semen Non Ordinary
Portland Cement pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahaan Rakyat. Penyedia jasa harus meyediakan sarana penyiapan
semen dengan baik.
2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik,tajam,keras, tidak mengandung lumpur dan tanah liat. Khusus pasir untuk
beton harus memenuhi syarat SNI 8321:2016 dan tempat pengambilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi.
3) Batu split ukuran ½ cm yang dipergunakan harus tajam, keras, tidak
mengandung kropos dan tanah liat. Bersih dari debu serta memenuhi persyaratan
bergradasi dari ukuran nominal yang dipersyaratkan kelas beton yang di
kehendaki dalam syarat- syarat SNI 8321:2016 dan tempat pengambilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
4) Air yang digunakan untuk mengaduk campuran beton, harus air bersih yang
bebas dari lumpur, bahan organic,asam,kandungan garam dan kotoran-kotoran
lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pelaksanaan
1) Material diangkat dan dimasukkan alat.
2) Hasil beton kemudian dilangsir dengan jarak langsir berkisar ± 350 m, diangkut
dengan menggunakan alat bantu berupa kendaraan roda tiga atau gerobak
dorong dengan lebar maksimal kendaraan 1,5 m.
3) Lokasi pengecoran diharuskan bersih dari kandungan organik maupun tanah
hasil lapukan.
4) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan serta
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang
telah disetujui Direksi.
5) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang
menyerap harus disiram dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang
baru dicor tidak akan diserap.
6) Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk.
7) Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar pengangkatannya
ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
8) Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan
cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada usaha
usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan.
10) Beton yang sudah dicor harus terus-menerus dibasahi dengan air paling sedikit
selama (empat belas) hari. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi.
d. Pengujian Beton
1) Penyedia jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang disyaratkan.
2) Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, penyedia jasa harus
melaksankan ”Slump Test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump test
harus dilaksankan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali diperintahkan lain,
persyaratan teknis untuk slump adalah (100 ± 25) mm. Pengambilan contoh
beton setiap 40 m3 sebelum pengecoran.
3) Trial mix dan job mix desain dari bahan batu dan kandungan air harus dilakukan
sesuai prosedur standar. Khususnya benda uji silinder yang dibentuk dalam
cetakan tidak kurang dari 150 mm. Paling sedikit 6 benda uji di buat dari masing-
masing pengecoran untuk diuji, 2 uji sesudah umur beton 7 hari, 2 silinder
sesudah umur beton 14 hari dan 2 silinder sesudah 28 hari.
e. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

7. Beton fc’ 10 MPa


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Beton meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan bahan/material
dan peralatan yang diperlukan, penyediaan pengangkutan/langisran bahan
dan pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan Beton, penyampuran adukan
mortar dan perawatan.
2) Pekerjaan beton harus di buat sesuai bentuk dan ukuran yang ditetapkan pada
gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus memenuhi
syarat SNI 2049-90-A dengan type 1. Semen yang digunakan ini juga harus
sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/IN/M/2020 Tahun 2020 tentang Penggunaan Semen Non Ordinary
Portland Cement pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahaan Rakyat. Penyedia jasa harus meyediakan sarana penyiapan
semen dengan baik.
2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik,tajam,keras, tidak mengandung lumpur dan tanah liat. Khusus pasir untuk
beton harus memenuhi syarat SNI 8321:2016 dan tempat pengambilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi.
3) Batu split ukuran ½ cm yang dipergunakan harus tajam, keras, tidak
mengandung kropos dan tanah liat. Bersih dari debu serta memenuhi persyaratan
bergradasi dari ukuran nominal yang dipersyaratkan kelas beton yang
dikehendaki dalam syarat- syarat SNI 8321:2016 dan tempat pengambilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
4) Air yang digunakan untuk mengaduk campuran beton, harus air bersih yang
bebas dari lumpur, bahan organic,asam,kandungan garam dan kotoran-kotoran
lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pelaksanaan
1) Material diangkat dan dimasukkan alat.
2) Hasil beton kemudian dilangsir dengan jarak langsir berkisar ± 350 m, diangkut
dengan menggunakan alat bantu berupa kendaraan roda tiga atau gerobak
dorong dengan lebar maksimal kendaraan 1,5 m.
3) Lokasi pengecoran diharuskan bersih dari kandungan organik maupun tanah
hasil lapukan.
4) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan serta
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang
telah disetujui Direksi.
5) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang
menyerap harus disiram dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang
baru dicor tidak akan diserap.
6) Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk.
7) Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar pengangkatannya
ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
8) Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan
cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada usaha
usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan.
10) Beton yang sudah dicor harus terus-menerus dibasahi dengan air paling sedikit
selama (empat belas) hari. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi.
d. Pengujian Beton
1) Penyedia jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang disyaratkan.
2) Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, penyedia jasa harus
melaksankan ”Slump Test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump test
harus dilaksankan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali diperintahkan lain,
persyaratan teknis untuk slump adalah (100 ± 25) mm. Pengambilan contoh
beton setiap 40 m3 sebelum pengecoran.
3) Trial mix dan job mix desain dari bahan batu dan kandungan air harus dilakukan
sesuai prosedur standar. Khususnya benda uji silinder yang dibentuk dalam
cetakan tidak kurang dari 150 mm. Paling sedikit 6 benda uji di buat dari masing-
masing pengecoran untuk diuji, 2 uji sesudah umur beton 7 hari, 2 silinder
sesudah umur beton 14 hari dan 2 silinder sesudah 28 hari.
e. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

8. Wiremesh
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan wiremesh yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan dan
pemasangan beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Wiremesh.
Setiap jenis wiremesh yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja, dan
mengutamakan produksi dalam negeri. Pada umumnya setiap pabrik baja
mempunyai standard mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku. Mutu
besi beton yang dipakai disesuaikan dengan gambar rencana. Diameter
Wiremesh yang dipergunakan yaitu diameter 6. Toleransi diameter baja
tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI 07-2052-2002. Apabila
Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan pengadaan sesuai ketentuan,
maka Direksi dapat mendapat menolak, dan harus diganti sesuai dengan
ketentuan yang ada.
2) Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm.
3) Langsiran
Perhitungan harga bahan dan material harus termasuk biaya langsiran dengan
jarak angkut ±350 meter.
c. Pelaksanaan
1) Wiremesh hendaknya bersih, bebas dari kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas,
gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Wiremesh hendaknya disimpan ditempat terlindung, diberi tumpuan
agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena
cuaca.
2) Wiremesh diusahakan terpasang dalam kondisi utuh perlembar dibengkonan
sesuai dengan penampang saluran dan disarankan meminimalisir pemotongan
wiremesh. Wiremesh tidak diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua
kalinya. Pemanasan besi tulangan tidak diizinkan.
3) Penempatan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan (decking).
Wiremesh tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk
langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian besi nanti langsung
berhubungan dengan udara luar.
4) Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentuan dalam
gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 1 buah lubang anyaman
wiremesh.
d. Lokasi Pengangkutan Wiremesh
Wiremesh disimpan di stockpile dan diangkut menuju lokasi sejauh ±0.45 km.
Gambaran lokasi pengangkutan adalah sebagai berikut.
Bendung Cikawung

e. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

1. Pembesian
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan Besi Tulangan Polos yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan dan
pemasangan besi beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Besi tulangan.
Setiap jenis besi beton / tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang
terkenal dapat dan mengutamakan produksi dalam negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja sesuai
dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakasi menurut gambar rencana. Mutu
besi beton yang dipergunakan :
Besi Beton Polos : U 24 = ( σa = 2400 kg/cm2)
Dengan ketentuan diameter sesuai dengan penggunaan
Dowel : ϕ16 mm
Dudukan dowel : tulangan utama ϕ10
: tulangan sengkang ϕ8
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI 07-2052-
2002.
Apabila Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan pengadaan sesuai
ketentuan, maka Direksi dapat mendapat menolak, dan harus diganti sesuai dengan
ketentuan yang ada.
c. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
d. Pelaksanaan
1) Besi beton hendaknya bersih, bebas dari kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas, gemuk,
minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang menempel. Besi
tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh
tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca.
2) Besi-besi tulangan dipotong, dibengkonan atau diluruskan secara hati-hati dan tidak
diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya. Pemanasan besi tulangan
tidak diijinkan.
3) Penempatan besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan. Tulangan tidak boleh
didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk langsung pada acuan yang akan
menyebabkan bagian besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar.
4) Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan maksimum
dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak semuanya/sebagian besar terjadi
disuatu tempat. Bila tidak ditentuan dalam gambar rencana, maka sambungan
overlapping diambil 40 kali diameter besi bersangkutan
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

9. Plesteran
a. Lingkup Pekerjaan.
1) Pekerjaan Plesteran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan dan
pengangkutan/langsiran bahan, pencampuran adukan mortar dan pengerjaannya,
Plesteran dan Siaran perlu perawatan (Curring).
2) Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan/Material dan Peralatan
1) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi.
2) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus air
bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan
kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengam-bilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pelaksanaan
1) Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plesteran (Plesteran 1SP : 3PP tebal
15mm), perbandingan campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen
Portland (PC) dan 3 bagian pasir serta air secukupnya.
2) Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
3) Pekerjaan Plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan siaran semua
bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup dengan
adukan, permukaan harus dibersihkan dengan memakai kawat dan dibasahi.
4) Sebelum diplester atau disiar semua permukaan harus dibersihkan dulu dari
segala macam kotoran.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU AIR SORONG BAJA
A. Pabrikasi
a. Lakukan survey lapangan untuk pengukuran pintu - pintu, kemudian buatkan sket gambar
sesuai ukuran yang ada di lapangan.
b. Buatkan desain pintu (bila diperlukan), penggambaran sesuai hasil pengukuran lapangan
dan diajukan ke direksi untuk mendapatkan persetujuan.
c. Lakukan pengadaan material sesuai data dari gambar yang sudah disetujui.
d. Check material yang sudah diadakan oleh direksi pekerjaan sebelum melakukan pekerjaan
pabrikasi, karena itu sangat penting bila mana dikemudian hari ada penyimpangan atau
tidak kesesuaian material yang diadakan.
e. Lakukan pabrikasi / buat pintu sesuai dengan gambar yang sudah disetujui.
f. Check semua barang yang sudah dipabrikasi jangan sampai ada penyimpangan atau
tidak sesuai dengan gambar.
g. Lakukan sand blasting / Brasing yang bertujuan untuk membersihkan dan
menghilangkan krak atau karat yang menempel pada material besi.
h. Lakukan pengecatan dasar atau anti karat sesuai dengan spesifikasi cat dan ketebalan
cat yang diinginkan, kecuali material jadi, karet dan material yang dimachining.
i. Tempatkan hasil pengecatan dasar di tempat yang teduh sampai benar - benar kering.
j. Lakukan pengecatan finish sesuai dengan spesifikasi cat dan ketebalan cat yang
diinginkan kecuali material jadi, karet dan material yang di machining.
k. Tempatkan hasil pengecatan finish di tempat yang teduh sampai benar - benar kering.
l. Stel daun pintu, mekanik dan komponen lainnya pada rel atau para-assembling sebelum
dilakukan pengiriman sampai semua komponen pintu terpasang dan tidak ada yang
terlewat atau kekurangan pada waktu pengiriman, kemudian tes naik turun sampai
berfungsi dengan baik.
m. Setelah hasil akhir pra assembling lakukan paking kalau diperlukan untuk selanjutnya
dikirim ke site.
n. Lakukan pengiriman sesuai dengan jadwal pelaksanaan dilapangan.
B. Pemasangan
a. Siapkan semua kebutuhan barang atau pintu di dekat lokasi yang akan dikerjakan
b. Siapkan semua peralatan untuk memasang pintu seperti mobil crane, Treport / box gawang,
chain block, lever block dan peralatan lainnya yang mendukung untuk pekerjaan
pemasangan pintu.
c. Siapkan 1 unit pintu untuk dipasang.
d. Siapkan mobil crane, treport atau box gawang di sponeng pintu yang di atasnya sudah
dipasang chain block sesuai dengan kebutuhan pintu.
e. Pasang 1 unit pintu yang sudah di assembling kemudian seting dan kasih suport supaya
pada waktu pengecoran tidak ada perubahan atau pergeseran.
f. Lakukan pemasangan bekisting pada dinding rel sesuai dengan rel yang terpasang.
g. Lakukan pengecoran landasan sampai pull dan tunggu sampai kering sebelum pengecoran
rel.
h. Lakukan pengecoran rel sampai pull ke lantai atas / lantai pelayan dan tunggu sampai
kering.
i. Kalau pengecoran sudah kering kemudian buka dan lepas support yang masih mengikat
pada rel atau landasan.
j. Lakukan kembali pengukuran dan check semua pada landasan dan rel yang sudah
terpasang, jangan sampai terjadi penyimpangan yang membuat pintu tidak berfungsi atau
macet.
k. Bongkar Chain Block pada treport atau box gawang.
l. Bongkar Treport / Box gawang dari posisi sponeng pintu
m. Test naik turun pintu dengan mengunakan pemutar manual sampai posisi pintu pull naik
dan turun, supaya pada waktu operasi pintu nantinya tidak mengalami hambatan atau akibat
pengaruh dari pengecoran.
n. Check semua karet pada pintu apakah sudah pada posisi yang benar atau sudah rapat, dan
bila mana masih ada yang kurang kompresi lakukan pengencangan baut dan pres
semaksimal mungkin
o. Lakukan pengecatan ulang bila mana ada cat yang terkelupas atau terkena gesekan.
p. Bongkar perlahan stoplog / kisdam yang terpasang di sponeng stoplog, secara perlahan
sampai tidak ada stoplog atau kisdam yang menghalangi aliran air ke pintu
q. Test kebocoran pada pintu yang sudah terpasang, dengan cara angkat perlahan pintu
setinggi 50 cm kemudian turunkan kembali sampai bawah atau menyentuh landasan
sampai benar - benar rapat.
r. Lakukan terus menerus secara bertahap hingga pintu benar - benar tidak bocor dan lancar.
IV. PENETAPAN RISIKO DAN IDENTIFIKASI BAHAYA.
Berdasarkan Permen PUPR 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung (Tahap II)
dengan nilai HPS Rp9.620.000.000,00 (sembilan milyar enam ratus dua puluh juta rupiah)
dan jangka waktu pelaksanaan 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender memiliki risiko
”kecil”.
Sedangkan identifikasi risiko terhadap item pekerjaan utama, dapat dilihat dalam tabel
dibawah:

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1. Beton fc’ 20 MPa Tertimpa material


V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Spesifikasi dan Standar Alat Pelindung Diri dan Alat Pelindung Kerja

No. Satuan Standar Keterangan


1. Helm SNI ISO 3873 Melindungi kepala dari benturan,
Keselamatan kejatuhan benda-benda dari atas,
dll.
2. Pelindung Wajah SNI 4849 / SNI 4850 / Melindungi mata dari partikel-
ANSI Z87.1 / ANSI partikel gram/benda-benda yang
Z.87.1 sangat halus
3. Pelindung Mata Produk dalam proses Melindungi mata dari paparan
SNI sementara sinar ultraviolet, dari debu, dll
merujuk kepada ISO
4851/ ISO 4852/ ANSI
Z87.1 & CE
4. Kacamata Produk dalam proses Melindungi mata dari radiasi
Pelindung SNI sementara bahan / zat kimia, terpapar zat
merujuk kepada ISO kimia.
6161 / ANSI Z87.1
Standard
Produk dalam proses Gas Welding & Cutting Goggle
SNI sementara
merujuk
ISO 4850 / EN166 /
EN169 / EN175 / ANSI
Z87

2. Rapat Pembahasan
a. Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction meeting)
Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre-Construction Meeting (PCM) harus
sudah dimulai maksimal 7 (tujuh) hari setelah terbitnya SPMK dan sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, dilakukan Pembahasan :
1) Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi (RMPK)
2) Penyusunan Struktur organisasi proyek, Pendelegasian kewenangan, Alur
komunikasi dan persetujuan, Mekanisme pengawasan, Jadwal pelaksanaan,
Mobilisasi, Metode pelaksanaan, Pembahasan Dokumen SMKK, Rencana
pemeriksaan lapangan bersama, Informasi yang dibutuhkan, Dukungan fasilitas dan
lain-lain.
b. Pembahasan Progres Pekerjaan
1) Pembahasan Progres Pekerjaan dilakukan pada minggu pertama setiap bulan dan
dibuatkan berita acara.
2) Sebelum Pembahasan progress pekerjaan Penyedia jasa harus sudah menyerahkan
laporan kemajuan bulanan yang disetujui oleh direksi.

3. Pelaporan
a. Penyedia jasa harus sudah menyerahkan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebelum pelaksanaan
pemeriksaan bersama (mutual check).
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima setiap bulan Penyedia Jasa menyerahkan salinan laporan kemajuan
bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi, dan menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1) Persentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan maupun persentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
2) Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun persentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
3) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaian.
4) Daftar tenaga buruh setempat.
5) Daftar perlengkapan peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
6) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap.
c. Laporan Akhir Kegiatan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Akhir Kegiatan setelah kegiatan
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Laporan ini berupa
rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan – perubahan
penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam rangkap lima dan
diserahkan pada saat serah terima pekerjaan.
d. Laporan Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi kegiatan
selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap lima dan diserahkan
selambat – lambatnya lima hari setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan.
Rapat Berkala
Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan
secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh Konsultan atau Direksi
Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan yang langsung berkaitan dengan
pekerjaan.Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak
yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat berkala
yang akan diadakan oleh Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
4. Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres pekerjaan pada
lokasi yang ditentukan. Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada tiap lokasi yang
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pelaksanaan (0 %), keadaan dalam tahap
pelaksanaan konstruksi (50 %) dan keadaan dalam penyelesaian (100 %). Foto-foto pada
tiap lokasi harus diambil dengan arah tertentu dengan latar belakang yang mudah dipakai
sebagai acuan dari lokasi tersebut. Foto-foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan
berupa foto digital, diletakkan dalam album sebanyak 3 (tiga) set. Semua file laporan dan
gambar - gambar pelaksanaan maupun As built drawing gambar cetakan A3. disimpan
dalam bentuk digital dalam penyimpanan external sebanyak 1 (satu) buah.
VI. P E N U T U P
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Di luar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain
dengan memperhatikan sense of engineering dan perlu mendapat persetujuan sesuai aturan
dan prosedur yang berlaku. Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan,
Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus minta
penjelasan dari Direksi Pekerjaan.

Banjar, Januari 2024


PPK Irigasi dan Rawa II
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Citanduy

Insan Prasasti, ST., MT.


NIP. 198402072010121003

Anda mungkin juga menyukai