Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, Pasal 41, Ayat (2), tentang Sumber
Daya Air, diterangkan bahwa Kriteria pembagian tanggung jawab pengelolaan irigasi
selain didasarkan pada keberadaan jaringan irigasi tersebut terhadap wilayah
administrasi, tingkat kewenangannya sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi (DI) dengan luas kurang dari 1.000 Ha (DI Kecil) dan berada dalam
satu Kabupaten / Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten / Kota.
b. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 s.d. 3.000 Ha (DI Sedang) atau daerah
irigasi kecil yang bersifat lintas Kabupaten / Kota menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Tengah.
c. Daerah Irigasi (DI) dengan luas lebih dari 3.000 Ha (DI Besar) atau daerah irigasi
sedang yang bersifat lintas provinsi, strategis nasional dan lintas negara menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah.
Berpijak pada UU No. 7 Tahun 2004 tersebut di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
melalui BBWS Citanduy berupaya melaksanakan kegiatan pembangunan Sub DAS
Cikawung dengan luas 699,70 km2 merupakan salah satu sub DAS di Wilayah Sungai
Citanduy. Di bagian hulu sungai direncanakan pembangunan Bendung termasuk daerah
irigasinya dengan luas area ± 1.500 Ha, area yang dimaksud adalah Daerah Irigasi
Cileumeuh I dan letak Bendung di Sungai Cikawung ± 500 m dari jembatan jalan raya
Majenang – Jogyakarta ke hulu.
3. Manajemen Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan standart dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan konstruksi tersebut harus
sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian
berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton serta campuran spesi yang merupakan bagian
terbesar dari pekerjaan konstruksi.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
beton bertulang untuk mengetahui hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan mutu yang
dipersyaratkan.
2) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi empat
jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir di atas
Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).
4. Pasangan Batu
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud Pekerjaan Pasangan Batu yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan dan pengangkutan/langsiran bahan, pemasangan batu kali serta
pemasangan weep hole sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus diterapkan pada semua pekerjaan
pasangan batu, kecuali bila dirubah secara khusus dengan proses sesuai peraturan
yang berlaku.
b. Bahan/Material dan Peralatan
1) Batu yang dipergunakan adalah batu belah warna abu-abu kehitaman yang keras,
padat dan kekar ukuran antara 15 – 20 cm dan atau dengan berat antara 7 – 15 kg
yang diambil atau didatangkan dari tempat-tempat yang telah disetujui.
2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi.
3) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran harus air bersih yang
bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran-kotoran
lain.
4) Peralatan yang digunakan yaitu molen (concrete mixer).
c. Pelaksanaan
1) Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu (Mortar tipe N, fc’ = 5,2 MPa (setara
1 PC : 4 PP)), spesi yang digunakan adalah campuran perbandingan berat 1 : 4
yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 4 bagian pasir serta air secukupnya,
sehingga dapat menghasilkan campuran adukan yang padat dan siap untuk
dipergunakan.
2) Cara mencampur mortar dan alat yang digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir harus
sesuai dengan yang ditetapkan.
3) Pada saat mencampur dengan menggunakan concrete mixer/molen, pada waktu
penyampuran tidak boleh kurang dari 2 (dua) menit setelah air dimasukkan.
Mortar yang telah berumur lebih dari 30 (tiga puluh) menit tidak boleh dipakai
dan harus dibuang.
4) Pasangan batu harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
5) Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus diusahakan dibuat rata dan
bersih dari ceceran adukan, harus menyatukan batu belah yang dipasang dengan
paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi. Pekerjaan ini harus
naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu
pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Tinggi pasangan batu maksimum
1.50 m perhari untuk menghindari keruntuhan.
6) Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari rata-rata 10 mm.
7) Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 2” (50 mm) dan paling tidak 1 (satu) buah untuk setiap 2 (dua) m2
permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan
saringan yang bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ujung
pipa ditutup dengan ijuk.
8) Dalam membangun pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi serta merawat pekerjaan yang telah
selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti
yang ditentukan untuk beton.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
5. Bekisting
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan dan pembongkaran bekisting yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan,
pemasangan bekisting dan pembongkaran sesuai dengan spesifikasi ini dan
mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
Perancah terbuat dari kayu tahunan / kayu klas II dengan kualitas baik dan bekisting
dari multiflex 12 mm.
c. Pelaksanaan
1) Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa seperti pemasangan
bekisting untuk dinding sehingga jika ada sambungan horizontal tidak menerus
sampai seluruh permukaan bekisting dan pada waktu membuka bekisting tidak
terjadi kerusakan pada betonnya.
2) Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
3) Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai
cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan
disangganya dengan aman.
4) Bekisting dibongkar setelah beton berumur 7 (tujuh) hari dan terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
5) Bahan yang digunakan pada pembuatan bekisting dipakai berulang, hingga 3
(tiga) kali.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
8. Wiremesh
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan wiremesh yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan dan
pemasangan beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Wiremesh.
Setiap jenis wiremesh yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja, dan
mengutamakan produksi dalam negeri. Pada umumnya setiap pabrik baja
mempunyai standard mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku. Mutu
besi beton yang dipakai disesuaikan dengan gambar rencana. Diameter
Wiremesh yang dipergunakan yaitu diameter 6. Toleransi diameter baja
tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI 07-2052-2002. Apabila
Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan pengadaan sesuai ketentuan,
maka Direksi dapat mendapat menolak, dan harus diganti sesuai dengan
ketentuan yang ada.
2) Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm.
3) Langsiran
Perhitungan harga bahan dan material harus termasuk biaya langsiran dengan
jarak angkut ±350 meter.
c. Pelaksanaan
1) Wiremesh hendaknya bersih, bebas dari kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas,
gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Wiremesh hendaknya disimpan ditempat terlindung, diberi tumpuan
agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena
cuaca.
2) Wiremesh diusahakan terpasang dalam kondisi utuh perlembar dibengkonan
sesuai dengan penampang saluran dan disarankan meminimalisir pemotongan
wiremesh. Wiremesh tidak diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua
kalinya. Pemanasan besi tulangan tidak diizinkan.
3) Penempatan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan (decking).
Wiremesh tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk
langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian besi nanti langsung
berhubungan dengan udara luar.
4) Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentuan dalam
gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 1 buah lubang anyaman
wiremesh.
d. Lokasi Pengangkutan Wiremesh
Wiremesh disimpan di stockpile dan diangkut menuju lokasi sejauh ±0.45 km.
Gambaran lokasi pengangkutan adalah sebagai berikut.
Bendung Cikawung
1. Pembesian
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan Besi Tulangan Polos yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan/langsiran bahan dan pengerjaan, pembuatan dan
pemasangan besi beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1) Besi tulangan.
Setiap jenis besi beton / tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang
terkenal dapat dan mengutamakan produksi dalam negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja sesuai
dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakasi menurut gambar rencana. Mutu
besi beton yang dipergunakan :
Besi Beton Polos : U 24 = ( σa = 2400 kg/cm2)
Dengan ketentuan diameter sesuai dengan penggunaan
Dowel : ϕ16 mm
Dudukan dowel : tulangan utama ϕ10
: tulangan sengkang ϕ8
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI 07-2052-
2002.
Apabila Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan pengadaan sesuai
ketentuan, maka Direksi dapat mendapat menolak, dan harus diganti sesuai dengan
ketentuan yang ada.
c. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
d. Pelaksanaan
1) Besi beton hendaknya bersih, bebas dari kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas, gemuk,
minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang menempel. Besi
tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh
tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca.
2) Besi-besi tulangan dipotong, dibengkonan atau diluruskan secara hati-hati dan tidak
diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya. Pemanasan besi tulangan
tidak diijinkan.
3) Penempatan besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan. Tulangan tidak boleh
didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk langsung pada acuan yang akan
menyebabkan bagian besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar.
4) Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan maksimum
dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak semuanya/sebagian besar terjadi
disuatu tempat. Bila tidak ditentuan dalam gambar rencana, maka sambungan
overlapping diambil 40 kali diameter besi bersangkutan
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
9. Plesteran
a. Lingkup Pekerjaan.
1) Pekerjaan Plesteran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan dan
pengangkutan/langsiran bahan, pencampuran adukan mortar dan pengerjaannya,
Plesteran dan Siaran perlu perawatan (Curring).
2) Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan/Material dan Peralatan
1) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi.
2) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus air
bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan
kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengam-bilannya
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pelaksanaan
1) Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plesteran (Plesteran 1SP : 3PP tebal
15mm), perbandingan campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen
Portland (PC) dan 3 bagian pasir serta air secukupnya.
2) Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
3) Pekerjaan Plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan siaran semua
bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup dengan
adukan, permukaan harus dibersihkan dengan memakai kawat dan dibasahi.
4) Sebelum diplester atau disiar semua permukaan harus dibersihkan dulu dari
segala macam kotoran.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan dilakukan atas volume pekerjaan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU AIR SORONG BAJA
A. Pabrikasi
a. Lakukan survey lapangan untuk pengukuran pintu - pintu, kemudian buatkan sket gambar
sesuai ukuran yang ada di lapangan.
b. Buatkan desain pintu (bila diperlukan), penggambaran sesuai hasil pengukuran lapangan
dan diajukan ke direksi untuk mendapatkan persetujuan.
c. Lakukan pengadaan material sesuai data dari gambar yang sudah disetujui.
d. Check material yang sudah diadakan oleh direksi pekerjaan sebelum melakukan pekerjaan
pabrikasi, karena itu sangat penting bila mana dikemudian hari ada penyimpangan atau
tidak kesesuaian material yang diadakan.
e. Lakukan pabrikasi / buat pintu sesuai dengan gambar yang sudah disetujui.
f. Check semua barang yang sudah dipabrikasi jangan sampai ada penyimpangan atau
tidak sesuai dengan gambar.
g. Lakukan sand blasting / Brasing yang bertujuan untuk membersihkan dan
menghilangkan krak atau karat yang menempel pada material besi.
h. Lakukan pengecatan dasar atau anti karat sesuai dengan spesifikasi cat dan ketebalan
cat yang diinginkan, kecuali material jadi, karet dan material yang dimachining.
i. Tempatkan hasil pengecatan dasar di tempat yang teduh sampai benar - benar kering.
j. Lakukan pengecatan finish sesuai dengan spesifikasi cat dan ketebalan cat yang
diinginkan kecuali material jadi, karet dan material yang di machining.
k. Tempatkan hasil pengecatan finish di tempat yang teduh sampai benar - benar kering.
l. Stel daun pintu, mekanik dan komponen lainnya pada rel atau para-assembling sebelum
dilakukan pengiriman sampai semua komponen pintu terpasang dan tidak ada yang
terlewat atau kekurangan pada waktu pengiriman, kemudian tes naik turun sampai
berfungsi dengan baik.
m. Setelah hasil akhir pra assembling lakukan paking kalau diperlukan untuk selanjutnya
dikirim ke site.
n. Lakukan pengiriman sesuai dengan jadwal pelaksanaan dilapangan.
B. Pemasangan
a. Siapkan semua kebutuhan barang atau pintu di dekat lokasi yang akan dikerjakan
b. Siapkan semua peralatan untuk memasang pintu seperti mobil crane, Treport / box gawang,
chain block, lever block dan peralatan lainnya yang mendukung untuk pekerjaan
pemasangan pintu.
c. Siapkan 1 unit pintu untuk dipasang.
d. Siapkan mobil crane, treport atau box gawang di sponeng pintu yang di atasnya sudah
dipasang chain block sesuai dengan kebutuhan pintu.
e. Pasang 1 unit pintu yang sudah di assembling kemudian seting dan kasih suport supaya
pada waktu pengecoran tidak ada perubahan atau pergeseran.
f. Lakukan pemasangan bekisting pada dinding rel sesuai dengan rel yang terpasang.
g. Lakukan pengecoran landasan sampai pull dan tunggu sampai kering sebelum pengecoran
rel.
h. Lakukan pengecoran rel sampai pull ke lantai atas / lantai pelayan dan tunggu sampai
kering.
i. Kalau pengecoran sudah kering kemudian buka dan lepas support yang masih mengikat
pada rel atau landasan.
j. Lakukan kembali pengukuran dan check semua pada landasan dan rel yang sudah
terpasang, jangan sampai terjadi penyimpangan yang membuat pintu tidak berfungsi atau
macet.
k. Bongkar Chain Block pada treport atau box gawang.
l. Bongkar Treport / Box gawang dari posisi sponeng pintu
m. Test naik turun pintu dengan mengunakan pemutar manual sampai posisi pintu pull naik
dan turun, supaya pada waktu operasi pintu nantinya tidak mengalami hambatan atau akibat
pengaruh dari pengecoran.
n. Check semua karet pada pintu apakah sudah pada posisi yang benar atau sudah rapat, dan
bila mana masih ada yang kurang kompresi lakukan pengencangan baut dan pres
semaksimal mungkin
o. Lakukan pengecatan ulang bila mana ada cat yang terkelupas atau terkena gesekan.
p. Bongkar perlahan stoplog / kisdam yang terpasang di sponeng stoplog, secara perlahan
sampai tidak ada stoplog atau kisdam yang menghalangi aliran air ke pintu
q. Test kebocoran pada pintu yang sudah terpasang, dengan cara angkat perlahan pintu
setinggi 50 cm kemudian turunkan kembali sampai bawah atau menyentuh landasan
sampai benar - benar rapat.
r. Lakukan terus menerus secara bertahap hingga pintu benar - benar tidak bocor dan lancar.
IV. PENETAPAN RISIKO DAN IDENTIFIKASI BAHAYA.
Berdasarkan Permen PUPR 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung (Tahap II)
dengan nilai HPS Rp9.620.000.000,00 (sembilan milyar enam ratus dua puluh juta rupiah)
dan jangka waktu pelaksanaan 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender memiliki risiko
”kecil”.
Sedangkan identifikasi risiko terhadap item pekerjaan utama, dapat dilihat dalam tabel
dibawah:
2. Rapat Pembahasan
a. Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction meeting)
Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre-Construction Meeting (PCM) harus
sudah dimulai maksimal 7 (tujuh) hari setelah terbitnya SPMK dan sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, dilakukan Pembahasan :
1) Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi (RMPK)
2) Penyusunan Struktur organisasi proyek, Pendelegasian kewenangan, Alur
komunikasi dan persetujuan, Mekanisme pengawasan, Jadwal pelaksanaan,
Mobilisasi, Metode pelaksanaan, Pembahasan Dokumen SMKK, Rencana
pemeriksaan lapangan bersama, Informasi yang dibutuhkan, Dukungan fasilitas dan
lain-lain.
b. Pembahasan Progres Pekerjaan
1) Pembahasan Progres Pekerjaan dilakukan pada minggu pertama setiap bulan dan
dibuatkan berita acara.
2) Sebelum Pembahasan progress pekerjaan Penyedia jasa harus sudah menyerahkan
laporan kemajuan bulanan yang disetujui oleh direksi.
3. Pelaporan
a. Penyedia jasa harus sudah menyerahkan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebelum pelaksanaan
pemeriksaan bersama (mutual check).
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima setiap bulan Penyedia Jasa menyerahkan salinan laporan kemajuan
bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi, dan menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1) Persentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan maupun persentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
2) Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun persentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
3) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaian.
4) Daftar tenaga buruh setempat.
5) Daftar perlengkapan peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
6) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap.
c. Laporan Akhir Kegiatan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Akhir Kegiatan setelah kegiatan
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Laporan ini berupa
rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan – perubahan
penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam rangkap lima dan
diserahkan pada saat serah terima pekerjaan.
d. Laporan Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi kegiatan
selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap lima dan diserahkan
selambat – lambatnya lima hari setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan.
Rapat Berkala
Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan
secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh Konsultan atau Direksi
Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan yang langsung berkaitan dengan
pekerjaan.Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak
yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat berkala
yang akan diadakan oleh Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
4. Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres pekerjaan pada
lokasi yang ditentukan. Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada tiap lokasi yang
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pelaksanaan (0 %), keadaan dalam tahap
pelaksanaan konstruksi (50 %) dan keadaan dalam penyelesaian (100 %). Foto-foto pada
tiap lokasi harus diambil dengan arah tertentu dengan latar belakang yang mudah dipakai
sebagai acuan dari lokasi tersebut. Foto-foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan
berupa foto digital, diletakkan dalam album sebanyak 3 (tiga) set. Semua file laporan dan
gambar - gambar pelaksanaan maupun As built drawing gambar cetakan A3. disimpan
dalam bentuk digital dalam penyimpanan external sebanyak 1 (satu) buah.
VI. P E N U T U P
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Di luar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain
dengan memperhatikan sense of engineering dan perlu mendapat persetujuan sesuai aturan
dan prosedur yang berlaku. Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan,
Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus minta
penjelasan dari Direksi Pekerjaan.