I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan lahirnya kebijakan otonomi yang dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di
mana Pemerintah Daerah Otonomi diberi kewenangan yang lebih luas dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, maka peran
penyelenggara Pemerintahan Daerah Otonomi dalam hal ini pemerintah
daerah semakin strategis. Dampaknya, pembangunan setiap Kabupaten di
Propinsi Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Barat semakin meningkat salah
satunya pada sektor infrastruktur, sarana dan prasarana.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Barat masih berupaya
meningkatkan kualitas infrastruktur di berbagai sektor, Sarana dan Prasarana
Aparatur salah satunya dalam hal ini peningkatan jalan lingkungan.
Peningkatan kualitas dan mutu pada sektor ini dirasa sangat perlu mengingat
Kabupaten Aceh Barat sedang meningkatkan pembangunan sarana dan
prasarana. Sehubungan dengan itu Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, melalui
Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2018 mengalokasikan dana
untuk Pengawasan Teknis Pembangunan/ Peningkatan Jalan Lingkungan
dalam kabupaten Aceh Barat.
Beranjak dari hal tersebut, untuk itu diperlukan pengawasan dalam
pelaksanaan Pengawasan Teknis Pembangunan/ Peningkatan Jalan
Lingkungan di Aceh Barat ini.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Pengawasan yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta di interpretasikan kedalam
pelaksanaan tugas Pengawasan.
Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Pengawas dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
Maksud dari kegiatan pengawasan ini adalah untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan/ Peningkatan Jalan Lingkungan,
yang dilaksanakan oleh Kontraktor terkait kualitas, volume, biaya dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Tujuan
Tujuan dari Pengawasan Teknis Pembangunan/ Peningkatan Jalan
Lingkungan ini adalah agar proses pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan benar sesuai spesifikasi dan biaya berdasarkan hasil
Pengawasan sehingga jalan dapat berfungsi dengan baik.
Hasil pengawasan dituangkan dalam bentuk laporan awal, laporan
akhir,laporan supervise, laporan dokumentasi (foto) kemajuan fisik,
laporan kemajuan pekerjaan secara tertulis yang dibuat disetiap
mingguan dan bulannya.
c. Sasaran
Sasaran dari Pengawasan Teknis ini adalah:
1. Untuk mewujudkan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang tercantum dalam kontrak kerja;
2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus selesai tepat waktu;
3. Pekerjaan yang dilakukan setelah selesai dapat difungsikan dengan
baik oleh masyarakat.
3. Pengguna Jasa
Nama dan organisasi pengguna jasa adalah :
a. Satuan Kerja : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Aceh Barat
b. Pengguna Aggaran : RIFLIZAR, SE
4. Sumber Pendanaan
Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan ini
adalah sebesar Rp. 159.000.000,- (Seratus Lima Puluh Sembilan Juta
Rupiah), yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Aceh Barat Tahun Anggaran
2018.
a. Pekerjaan Persiapan
1) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi/ metodologi
pelaksanaan pekerjaan supervisi.
2) Memeriksa Time Schedule, Bar Chart, S-Curve dan Net Work Planning
yang diajukan oleh Rekanan/ Kontraktor pelaksana untuk selanjutnya
diteruskan kepada Pengelola Kegiatan untuk mendapatkan persetujan.
c. Konsultasi
1) Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa/ Kuasa Pengguna Anggaran/
Pengendali Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
pembangunan.
2) Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya 2 (dua) kali setiap
bulannya, dengan Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat
Pembuat Komitmen/ Pelaksana Kegiatan/ Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan; Konsultan Perencana Teknis; Rekanan/ Kontraktor pelaksana;
dan Tim Teknis, dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat
risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan,
serta sudah diterima masing-masing pihak paling lambat satu minggu
kemudian.
3) Mengadakan rapat di luar jadwal rutin tersebut apabila dianggap perlu dan
karena ada permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan.
d. Pelaporan
1) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis
kepada Pengguna Jasa/Kuasa Pengguan Anggaran/ Pejabat Pembuat
Komitmen/ Pejabat Pelaksana Kegiatan atau Pengelola Kegiatan
mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan Rekanan/ Kontraktor pelaksana.
2) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata mengenai volume, prosentase
dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Rekanan/
Kontraktor pelaksana dan dibandingkan dengan jadwal yang telah
disetujui.
3) Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
4) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Rekanan/
Kontraktor pelaksana terutama yang mengakibatkan tambah atau
berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi
yang dibuat oleh Rekanan/ Kontraktor pelaksana (shop drawings).
5) Melaporkan semua kegiatan pengawasan dalam laporan bulanan dan
laporan akhir pekerjaan.
V. AZAS-AZAS PENGAWASAN
Selain kriteria umum diatas, Konsultan Pengawas harus memperhitungkan
azas-azas pengawasan antara lain sebagai berikut:
1. Fact Finding, bahwa pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang
bagaimana kontraktor menjalankan tugasnya.
2. Preventif, dalam arti bahwa pengawasan dilaksanakan untuk mencegah
timbulnya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan rencana.
3. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang, dalam arti bahwa pengawasan
hanya ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Pengawasan hanya merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi.
5. Pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan.
6. Pengawasan harus lebih bersifat membimbing.
VI. OBJEK PEKERJAAN PENGAWASAN
Pekerjaan Pengawasan:
17. Pengaspalan Hotmix Lorong Manggis Gp. Darat Kec. Johan Pahlawan
18. Pengaspalan Hotmix Jalan Kakuturi Gp. Lapang
19. Pembangunan Jalan Lingkungan Gp. Alue Lhee
20. Pembangunan Jalan Lingkungan Gp. Teulandan
VII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI DAN PENDUKUNG
Keterlibatan tenaga-tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam
pengawasan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan merupakan faktor
utama optimalnya pelaksanaan Kegiatan Pengawasan. Untuk itu dalam
melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas harus menyediakan tenaga-tenaga
yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup atau besar kegiatan
maupun tingkat kerumitan pekerjaan. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan
Pengawas harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi kebutuhan kegiatan,
yaitu minimal terdiri dari:
1. Site Engineer
Site Engineer Adalah seorang sarjana S1 Teknik Sipil pengalaman minimal
5 (lima) tahun dalam bidang pengawasan pembangunan/ peningkatan jalan
lingkungan mengetahui dengan baik proses pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan tersebut beserta permasalahannya, memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) bidang pengawasan Jalan.
Tugas dan tanggung jawab Site Engineer meliputi :
1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa menghasilkan pekerjaan seperti yang ditentukan;
2. Memahami isi dokumen kontrak dari kontraktor;
3. Memahami strategi pelaksanaan kontraktor;
4. Memahami strategi pelaksanaan fisik;
5. Menyetujui proses dan hasil opname pekerjaan apabila kontraktor
melakukanPenagihan;
6. Memberi saran dan masukan kepada pemborong/ kontraktor pekerjaan
mengenai pelaksanaan pembangunan Jalan Lingkungan;
7. Mengarahkan Pemborong/ Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan di
lapangan;
8. Menyusun laporan pengamatan periodik yang berisi;
a). Hasil konsolidasi laporan/ catatan-catatan dari pengawas;
b). Catatan-catatan apabila ada penyimpangan disertai bukti-bukti yang
memadai (foto hasil sampling/ copy hasil test material dari
laboratorium dll.);
c.) Rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan
pelaksanaan dimasa mendatang.
9. Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera/tepat waktu bila kemajuan pekerjaan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu benar-
benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan.
Dalam hal demikian, maka Site Engineer juga membuat rekomendasi
secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut;
10. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan
tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
11. Memberi rekomendasi kepada SKPD Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Aceh Barat menyangkut mutu dan
jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanan kontraktor;
12. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan SKPD
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Aceh
Barat pada setiap akan memerintahkan perubahan pekerjaan;
13. Mengawasi dan memeriksa permbuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/
Terpasang (as built drawing) dan mengupayakan agar semua gambar
tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO);
14. Memeriksa dengan teliti/ seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/ perihtungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang
dibuat oleh kontraktor sebelum pelaksanaan;
15. Menyusun/ memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian,
laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-
gambar dan lainnya;
16. Menyusun Laporan Bulanan dan Akhir.
2. Inspector
Inspector minimal berpendidikan minimal DIII atau Sederajat
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang pengawasan konstruksi.
Inspector juga harus berpengalaman dalam bidang teknik pengukuran
(surveying) dan mempunyai pengetahuan dalam bidang pengendalian mutu
dan teknologi bahan, serta memiliki Sertifikat Ketrampilan (SKP).
Inspector bertugas melakukan pengawasan yang terus menerus di lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan memberikan informasi atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak, semua hasil
pengamatan dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer.
3. Chief Inspector
Inspector minimal berpendidikan minimal DIII atau Sederajat
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang pengawasan konstruksi.
Inspector juga harus berpengalaman dalam bidang teknik pengukuran
(surveying) dan mempunyai pengetahuan dalam bidang pengendalian mutu
dan teknologi bahan, serta memiliki Sertifikat Ketrampilan (SKP).
Inspector bertugas melakukan pengawasan yang terus menerus di lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan memberikan informasi atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak, semua hasil
pengamatan dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer.
4. Administrasi / Keuangan
Administrasi/ Keuangan minimal berpendidikan minimal DIII atau Sederajat
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang Administrasi/ Keuangan.
Administrasi/ Keuangan bertugas melakukan Administrasi Keuangan Proyek
dan dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer.
IX. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan kegiatan ini dibuat untuk
menjadi acuan bagi semua pihak termasuk pihak pelaksana pekerjaan dalam
melaksanakan kegiatan Pengawasan Teknis Pembangunan/ Peningkatan Jalan
Lingkungan .