Anda di halaman 1dari 97

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT. NUSVEY merupakan satu perusahaan yang bergerak dalam bidang


pelayanan Konsultansi Teknik, Manajemen Proyek dan Supervisi pada bidang-
bidang Teknik Sipil, Arsitektur, Planologi, Sanitasi, Geodesi, Pertanian,
Geoteknik & Mekanika Tanah, Telekomunikasi, Elektrikal, Mekanikal.

PT. NUSVEY didirikan pada tahun 1971 oleh tenaga-tenaga profesional Indonesia. Pada
awalnya PT. NUSVEY lebih dominan melayani pekerjaan pengukuran/pemetaan (Teknik
Geodesi), kemudian pada tahun 1974 dengan diperkuat lagi oleh beberapa tenaga ahli
dalam bidangnya, PT. NUSVEY dapat ikut aktif melayani kebutuhan dibidang Teknik Sipil,
Teknik Arsitektur, Teknik Pertanian.

Pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan pada PT. NUSVEY , selain yang dibiayai oleh
Pemerintah Indonesia (APBN, APBD), juga dari swasta nasional maupun dari bantuan
negara sahabat/badan lainnya antara lain International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), Asian Development Bank (ADB) dan Overseas Economic Cooperation
Fund (OECF).

Sampai saat ini, didukung oleh 207 orang yang terdiri dari 65 tenaga ahli (Sarjana/Sarjana
Muda) dan 142 tenaga teknik menengah dan administrasi.
BIDANG PELAYANAN

PT. NUSVEY memberikan pelayanan dibidang-bidang seperti tersebut di bawah ini :

• Bidang Konsultansi Teknik dan Studi Kelayakan


• Bidang Pengukuran dan Pemetaan,
• Bidang Perencanaan Teknis,
• Bidang Manajemen Proyek,
• Bidang Supervisi.

KERJASAMA

Perusahaan asing yang pernah bekerjasama dengan PT. NUSVEY menangani proyek,
adalah :

• Euroconsult, Belanda
• Mitsui Consultant Ltd. Jepang
• Arga Indoc, Jerman Barat
• Pacific Consultant International (PCI), Jepang
• Nippon Koei, Jepang
• China Engineering Consultant, Inc. Taiwan
• ND. Lea & Associates Ltd. Canada
• STUP Consultants Ltd. India
• WSP International, Inggris
• DAINICHI Cons., Jepang
• KEI KATAHIRA Eng. Cons., Jepang

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Bagan Struktur Organisasi Perusahan PT. NUSVEY akan disampaikan seperti

Gambar 1.1 di bawah ini :


PT. Nusvey adalah Konsultan Swasta yang telah lama berpengalaman pada
pekerjaan bidang Prasarana Transportasi, berbagai kontrak jasa Konsultan pada proyek-
proyek yang dibiayai dengan sumber dana dari Pemerintah Indonesia, swasta maupun
pinjaman luar negeri.

Dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Jalan PT. Nusvey consult didukung


oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman dalam bidangnya, serta didukung oleh tenaga
penunjang yang telah berpengalaman.

Pengalaman perusahaan PT. Nusvey dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun


terakhir dalam melakukan pekerjaan di bidang Prasarana Transportasi, dapat dilihat pada
Lampiran 1 dalam Proposal Teknis ini.
Untuk uraian Pengalaman kerja sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat
pada lampiran 2 dalam proposal Teknis ini.
4 .1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

Konsultan secara seksama telah mempelajari Dokumen Lelang serta Kerangka


Acuan Kerja (KAK) untuk Pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi Jalan
Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian
Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs.

Pada prinsipnya dokumen tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai


tujuan proyek, ruang lingkup dan keluaran (output) yang diinginkan dari jasa konsultansi
ini. Namun, untuk mempertajam pekerjaan tersebut serta dengan pertimbangan efisiensi,
Konsultan akan memberikan beberapa komentar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
tersebut.

Hal penting yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan PW - 03 Pengawasan


Teknik Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu -
Mentewe dan Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs adalah perlunya suatu
jaminan mutu bahwa pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi persyaratan spesifikasi
dan persyaratan konstruksi jalan dan jembatan. Dengan demikian manfaat jalan tersebut
dapat dirasakan oleh masyarakat banyak sesuai dengan peruntukannya dan umur
rencana jalan dan jembatan tersebut.
Untuk itu, diperlukan Kontraktor dan Konsultan yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut, serta dalam perusahaan mereka telah melakukan
prosedur jaminan mutu untuk setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Untuk itu, dimasa
mendatang mungkin Kontraktor dan Konsultan yang telah mempunyai sertifikat ISO
9001-2000 lebih diutamakan dalam melakukan pekerjaan ini.

Dalam bab ini Konsultan mencoba menjelaskan secara singkat pengertian


jaminan mutu (quality assurance).

4 .1 .1 PEMAHAMAN TERHADAP QUALITY ASSURANCE


(JAMINAN MUTU)

Jaminan mutu (“Quality Assurance”) adalah prosedur dimana kualitas suatu


produk atau pelayanan dijamin melalui program-program pemeriksaan dan persetujuan
yang membentuk sebuah kerangka kerja dengan mempertimbangkan semua aspek yang
berhubungan dari proses awal sampai dengan produk akhir.

Pengendalian mutu (“Quality Control”) bukan “Quality Assurance”, tetapi merupakan


bagian dari “Quality Assurance”, yang melaksanakan proses pengujian contoh material
dan mutu akhir dari suatu bagian produk agar semua sesuai dengan kualifikasi.

“Quality Assurance” akan memberikan tahapan-tahapan pekerjaan yang harus


dilakukan sebelum pekerjaan selanjutnya dilakukan. Dengan kata lain sebuah tahapan
pekerjaan yang berkaitan tidak dapat dilanjutkan sebelum tahapan pekerjaan
sebelumnya mendapat persetujuan (approval) dari Engineer (Konsultan Pengawas atau
Pelaksana Kegiatan Fisik Proyek).

“Quality Assurance” yang harus ditetapkan di proyek akan merupakan sebuah


kerangka kerja pada setiap jenis pekerjaan dimana matrik pembagian tugas antara
Konsultan dan Kontraktor harus jelas.
4 .1 .2 MANFAAT QUALITY ASSURANCE

Manfat dari “Quality Assurance” adalah untuk memastikan bahwa semua


pekerjaan yang akan, sedang dan yang selesai dilaksanakan telah memenuhi standart
yang dibutuhkan atau melebihi persyaratan spesifikasi. Untuk mendapatkan hasil seperti
prosedur pengendalian mutu yang detail harus diketahui oleh Kontraktor, Konsultan dan
Pelaksana Kegiatan Fisik. “Quality Assurance” yang efektif adalah merupakan kunci
kesuksesan suatu proyek.

Akibat tidak tercapainya standar spesifikasi minimal, biasanya akan terlihat dari umur
pemakaian perkerasan jalan atau struktur yang lebih kecil dari umur rencana. Situasi ini
akan menyebabkan kerugian ekonomi bagi pemakai jalan khususnya dan rakyat
Indonesia umumnya. Oleh karena itu, “Quality Assurance” merupakan bagian yang
sangat penting dalam suatu proyek.

4 .1 .3 TANGGUNG JAWAB KONSULTAN

Tanggung jawab utama konsultan adalah mengawasi dan mengontrol kualitas


pekerjaan yang dilaksanakan. Konsultan akan benar-benar menjalankan tanggung jawab
ini, agar kualitas yang dihasilkan pada proyek dapat memenuhi sfesifikasi. Supervision
Engineer bertanggung jawab langsung kepada Pelaksana Kegiatan Fisik untuk
memastikan bahwa semua persyaratan kontrol mutu yang dibutuhkan telah dilaksanakan.
Quantity Engineer dan Quality Engineer bertanggung jawab kepada Pelaksana
Kegiatan Fisik dan Supervision Engineer untuk menyiapkan langkah–langkah detail
untuk kontrol mutu dan memonitor pelaksanaan “Quality Assurance” untuk setiap jenis
pekerjaan.

Sistem pengendalian mutu akan berjalan dengan efektif apabila semua pihak yang
terlibat dalam proyek (terutama personil Konsultan Pengawas) benar-benar mengerti
tanggung jawab mereka dan mengikuti prosedur detail yang telah ditetapkan.
4 .1 .4 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Tanggung Jawab Kontraktor adalah menyediakan materialdan melaksanakan
pekerjaansesuai dengan Spesifikasi standar. Adalah merupakan tanggung jawab
Kontraktor apabila Dokumen Kontrak (atau ada permintaan tertulis dari Pelaksana
Kegiatan Fisik) untuk menyiapkan semua material atau tanaga kerja yang memenuhi
atau melebihi persyaratan spesifikasi. Kontraktor berkewajiban untuk menghasilkan mutu
pekerjaan melebihi persyaratan spesifikasi dibawah petunjuk dan pengawasan dari
Konsultan dan Pelaksana Kegiatan Fisik.

Hasil pengetesan yang memenuhi spesifikasi hanya akan didapat kontraktor tersebut :
 Menggunakan material yang sesuai spesifikasi

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan


 Mempunyai pengalaman yang cukup
 Mempunyai personil yang berkualifikasi dalam menggunakan laboratorium
 Menggunakan peralatan laboratorium yang baik.

4 .1 .5 PROSES UMUM QUALITY ASSURANCE

”Quality Assurance” adalah proses terus menerus yang meliputi monitoring


yang sungguh-sungguh dari semua kegiatan penting sampai pekerjaan selesai,
termasuk :
 Menyelesaikan material alam yang digunakan
 Perencanaan pencampuran material (Job Mix Formula) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi
 Material yang diproduksi harus sesuai dengan Job Mix Formula yang telah disetujui
 Pelaksanaan pekerjaan mengunakan cara-cara yang sesuai dan menggunakan
material yang telah disetujui

”Quality Assurance” yang konsisten hanya dapat dicapai oleh suatu kombinasi antara
pengamatan yang hati-hati terhadap tahap kritis suatu pekerjaan dan pengetesan yang
rutin dari contoh yang mewakili suatu pekerjaan, untuk mengevaluasi apakah pekerjaan
tersebut memenuhi persyaratan.
4 .1 .6 HASIL QUALITY ASSURANCE
”Quality Assurance” berfungsi tidak hanya menyiapkan data dari hasil
pengetesan saja melainkan juga memberikan langkah-langkah perbaiakan yang harus
diambil apabila pekerjan yang dihasilkan dibawah standar. Masalah yang makin akan
terjadi akan diidentifikasi secepatnya dan segera mencari langkah pencegahan, apabila
Kontraktor, Konsultan dan Pelaksana Kegiatan Fisik mendapatkan hasil mutu yang
dibawah standar.

Informasi hasil ”Quality Assurance” juga diperlukan sebagai bahan dokumentasi


pendukung untuk penagihan Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate) yang diajukan oleh
Kontraktor umumnya, konfirmasi data ”Quality Assurance” suatu pekerjaan apakah
memenuhi spesifikasi adalah hal penting, sebelum bagian pekerjaan tersebut dapat
dibayar oleh Pelaksana Kegiatan Fisik.

4 .2 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL /


FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

4 .2 .1 TENAGA AHLI, TENAGA TEKNISI & TENAGA PENUNJANG

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan secara jelas jenis dan
jumlah Tenaga Ahli, Tenaga Teknisi, dan Tenaga Penunjang, yang dibutuhkan dalam
pekerjaan Pengawasan ini. Konsultan berpendapat bahwa personil yang akan ditugaskan
sudah mencukupi kebutuhan tenaga lapangan.

Dari kualifikasi yang disebutkan dalam KAK, Konsultan akan menyeleksi secara ketat
tenaga–tenaga yang akan ditempatkan dalam penugasan di lapangan dan Konsultan
menjamin akan menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas dan benar–benar
professional dibidangnya.

Khusus untuk tenaga pendukung office administrasi, Konsultan akan menyediakan


tenaga yang sudah berpengalaman dan menguasai dengan baik mengenal komputer.
4 .2 .2 PERALATAN

Dalam Kerangka Acuan Tugas (KAK) peralatan kantor yang disediakan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan ini sudah cukup jelas. Konsultan akan
menyediakan peralatan tambahan yang diperlukan pekerjaan ini, walaupun secara
kontraktual tidak tersedia.
5 .1 UMUM

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) PW - 03 Pengawasan Teknik


Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan
Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs, maka uraian dan penjelasan kegiatan
yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan dengan suatu langkah-langkah
pendekatan permasalahan dan aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan
pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud.
Pendekatan dan metodologi layanan jasa konsultan tersebut telah disimpulkan
dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan
personil, tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut :
 Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas,
konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk melakukan
langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang baik.
 Melaksanakan pengawasan untuk mengendalikan biaya proyek dan berusaha dalam
hal efesiensi penggunaan biaya proyek.
 Selain melakukan Monitoring Kemajuan Pekerjaan, juga akan senantiasa membuat
Metode Pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan untuk
mendapatkan penghematan waktu.
 Senantiasa berorientasi pada Pelaksanaan Program Pengawasan Kendali Mutu
secara Efektif.
 Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan Pihak Kontraktor dan
memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan pendayagunaan struktur
organisasi.

Pekerjaan pengawasan akan bekerja sama dengan petugas representatif Bagian


Proyek Pelaksanaan Phisik di lapangan segera setelah kontrak pelaksanaan
ditandatangani. Pengawasan akan dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Mutu Pekerjaan

Mutu pekerjaan akan dikendalikan yaitu memberi pengarahan, pemeriksaan


pekerjaan, pemeriksaan shop drawing, memeriksa material atau produk-produk yang
akan digunakan dan melakukan evaluasi pengukuran dan pengujian terhadap hasil-
hasil pekerjaan.
2. Biaya Konstruksi

Pembayaran pekerjaan konstruksi akan diperiksa penuh untuk dievaluasi kewajaran


biayanya dengan melakukan pengukuran volume / memeriksa item-item pekerjaan
yang sesuai dengan yang tertera di kontrak. Pembayaran tersebut dilakukan setelah
penerbitan sertifikat pembayaran. Item-pekerjaan akan dicheck jumlahnya dan
penambahan material (jika ada) dengan pemeriksaan lapangan.
Perubahan-perubahan akan diperiksa dengan teliti, harus cukup beralasan dan
memenuhi spesifikasi serta kondisi lapangan.

3. Waktu Pelaksanaan.
Waktu pelaksanaan secara rutin akan dikontrol agar waktu pelaksanaan dapat
berjalan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Pengendalian dilakukan
dengan mengevaluasi dan mengesahkan methoda kerja dan jadwal pelaksanaan,
memeriksa kemajuan dari setiap item pekerjaan, memeriksa construction plan dan
peralatan serta memeriksa tenaga-tenaga yang dimobilisasi.
4. Keselamatan dan kelestarian Lingkungan.
Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan memeriksa metoda kerja
yang dipakai dan memeriksa kondisi kerja actual.
Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan bangunan-bangunan
seperti debu, tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi peralatan dan mesin guna
mengurangi kebisingan dan getaran-getaran.

.
5 .2 PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP JASA KONSULTANSI

Secara umum Lingkup Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut :

1. MEMBANTU DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU


Konsultan akan bertindak sebagai Wakil Pelaksana Kegiatan (Engineer’s
Representative) dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan/proyek dan menjamin
bahwa semua hasil pekerjaan itu sesuai dan memenuhi syarat pelaksanan teknis,
spesifikasi teknis dari dokumen kontrak.

Uraian detail pekerjaan pengawasan sebagai berikut :


a. Melaksanakan pengawasan harian terhadap pekerjaan/proyek sehingga dengan
demikian dapat menjamin kebenaran material yang dipakai dan prosedur
pelaksanaan sesuai Dokumen Kontrak dan peraturan – peraturan Bina Marga.
b. Memberikan instruksi/penjelasan secara tertulis kepada kontraktor dengan cara
yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dikehendaki
sehingga dengan demikian dapat diperoleh hasil pelaksanaan / mutu yang lebih
baik.

c. Memeriksa semua bahan/material yang ditetapkan dilapangan/proyek betul - betul


memenuhi persyaratan spesifikasi sesuai dengan testing material yang
dilaksanakan dengan benar.
d. Memeriksa semua gambar-gambar (Shop Drawing, Detail Drawing dan As Built
drawings) dengan teliti dan disetujui bila memenuhi kontrak dokumen.
e. Memeriksa dan memberikan instruksi tertulis kepada Kontraktor untuk
memperbaiki senua kerusakan-kerusakan/kekurangan pekerjaan, yang tidak
memenuhi persyaratan spesifikasi
f. Ikut serta dalam inspeksi pemeriksaan akhir proyek sebelum pelaksanaan Take
Over Kontraktor.

2. MEMBANTU DALAM REVIEW DESIGN


a. Mengkoordinir pengambilan data lapangan secara akurat yang dilakukan oleh
kantrktor guna Review Design untuk perubahan–perubahan yang
direkomondasikan / diperlukan.
b. Menyelenggarakan Review Design terhadap Design yang ada sesuai dengan
perubahan – perubahan yang direkomendasikan / diperlukan.
c. Menyiapkan perkiraan biaya dan addendum serta perubahan tender dokumen
sehubungan dengan benar, teliti dan sempurna.

3. MEMERIKSA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH BAHWA PENGUKURAN VOLUME


PEKERJAAN DILAKSANAKAN DENGAN BENAR, TELITI DAN SEMPURNA.

4. MENJAMIN BAHWA SEMUA LAPORAN (REPORT) YANG DISERAHKAN TEPAT


PADA WAKTUNYA DAN DIBUAT SECARA ATURAN YANG BENAR, TELITI DAN
MEMBUAT SEMUA CATATAN KEMAJUAN SERTA HAL-HAL LAIN YANG
BERKAITAN DENGAN PROYEK.
a. Menyiapkan/menyerahkan laporan bulanan tepat waktunya, teliti dan
menunjukkan secara fisik dan finansial kemajuan proyek.
b. Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap setiap kesulitan-kesulitan
yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan kondisi
proyek dalam waktu mendatang atau lain-lain sebab yang perkirakan dapat
menyulitkan/ terhadap hal-hal yang dikuatirkan tersebut diatas.
c. Melaporkan secara lengkap dan menulis serta saran pemecahannya terhadap
hal-hal yang akan menyebebkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
d. Selalu membuat catatan harian tentang pekerjaan yang telah selesai, bahan-
bahan/ material yang telah dipakai, tenaga kerja dilapangan, keterlambatan
peralatan, keadaan cuaca dan peristiwa-peristiwa lainya.
e. Membuat file yang baik sehubungan dengan korespondensi/surat menyurat
dengan pihak Kontaktor, Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan ProvinsiKalimantan Selatan, Pelaksana Kegiatan Fisik dan lain-lainnya.
f. Membuat catatan-catatan dan mem-file-nya secara baik terhadap hasil pekerjaan,
hasil test material, sertifikat pembayaran (payment certificates). Pengukuran
volume pekerjaan di lapangan, back up perhitungan dan As Bult Drawings.
g. Melaksanakan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat laporan tentang
kekurangan – kekurangan / kerusakan hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dalam suatu daftar.
h. Menyiapkan laporan penyelesaian pekerjaan untuk Bina Marga yang membuat
masalah yang dihadapi selama pekerjaan dan penyelesaiannya serta lampiran-
lampiran meliputi file change order, file as bult drawing dan file hasil test.
5. BEKERJASAMA DENGAN STAF PROYEK/BINA MARGA DALAM HAL-HAL YANG
MENYANGKUT MASALAH-MASALAH TEKNIS.
a. Mengesahkan bersama-sama dengan staf proyek terhadap Monthly Progress,
Payment Certifites dan Final Payment Certifites.
b. Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan pelaksanaan dimasa datang dengan
memberikan gamabaran/sketsa dan perhitungan untuk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh pemimpin.
c. Membuat usulan penyelesaian atas klaim kontraktor, penyelesaian pertikaian,
perpanjangan waktu kontrak atau hal-hal lainnya.
d. Menyiapkan Change Order, sesuai dengan petunjuk dari atas, mengusulkan
usulan perubahan rencana/design, spesifikasi dan menyiapkan harga satuan
yang baru untuk negosiasi disertai dengan bahan – bahan pendukungnya.
e. Memeriksa seluruh jenis pekerjaan atau bahan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan kontrak, seperti: kantor, bengkel (workshop), gudang,
peralatan dan lainnya.

5 .3 PEMAHAMAN TERHADAP ASPEK PENGAWASAN


Pada dasarnya pekerjaan membutuhkan keterpaduan pengendalian yang tinggi.
Pengendalian membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus agar tujuan dan sasaran
proyek yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keahlian dan kemampuan ini perlu didukung
oleh suatu metode menajemen yang dapat mengendaliakan perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi fisik, dengan menggunakan manajemen yang benar.

Pelaksanaan metode pekerjaan yang baik akan menghasilkan proyek yang sesuai
dengan persyaratan spesifikasi, yaitu :

1. Tepat Waktu, sesuai jadual


2. Tepat Biaya, Sesuai anggaran
3. Tepat Mutu, Sesuai dengan spesifikasi
4. Tertib Administrasi.
Tugas Konsultan supervisi secara garis besarnya akan meliputi :
1. Pengendalian Teknis
2. Pengendalian atas proses koordinasi terkait
3. Pengendalian administrasi proyek
4. Evaluasi rencana proyek
5. Kontrol sistematik terhadap kegiatan lapangan

Lingkup Pengendalian yang akan dilakukan oleh konsultan supervisi terhadap


pelaksanaan pekerjaan melipiti :

1. Aspek mutu hasil pekerjaan


2. Aspek kuantitas pekerjaan
3. Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
4. Aspek biaya keseluruhan kegiatan

Semua aspek tersebut harus merujuk pada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum
dalam dokumen kontrak/spesifikasi.

5.3.1 PENGENDALIAN MASALAH MUTU

Selama masa pelaksanaan, Konsultan akan senantiasa memberikan


pengawasan, arahan, bimbingan dan instansi yang diperlukan kepada kontraktor guna
menjamin bahwa semua pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik dan tepat kualitas.

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan


antara lain adalah :
 Peralatan laboratorium
 Penyimpanan bahan / material
 Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi proyek
 Pengujian material yang akan digunakan
 Penyiapan Job Mix Formula campuran
 Pengukian rutin di laboratorium selama massa pelaksanaan
 Tes lapangan
 Administrasi dan formulir-formulir

Pelaksanaan Kendali Mutu/Quality Control dilakukan oleh Team Supervisi


yang dikoordinir oleh Supervision Engineer dan dibantu oleh Quality Engineer, untuk
menjamin bahwa mutu dari material yang dipakai oleh Kontraktor memenuhi persyaratan
spesifikasi.

Lingkup pekerjaan Quality Control termasuk pada hal-hal sebagai berikut :


1. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari Supervision Engineer, senantiasa
memberikan informasi kepada Supervision Engineer serta Kepala Pelaksana
Kegiatan fisik tentang kendali mutu.
2. Melakukan supervisi terhadap penyusunan organisasi dan tata letak dari laboratorium
di lapangan milik kontraktor, membantu mobilisasi pengujian, serta menjamin bahwa
semua keperluan laboratorium sudah sudah siap bila pekerjaan konstruksi dimulai
dan memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi.
3. Melakukan supervisi terhadap pemasangan Asphalt Mixing Plant (AMP) dan
menjamin semua peralatan yang dipakai sudah memenuhi syarat.
4. Melaksanakan supervisi kegiatan dari semua pekerjaan yang harus dilakukan oleh
Kontraktor untuk kendali mutu dari material/bahan ataupun tenaga teknis
laboratorium serta segera memberikan laporan tertulis kepada Supervision
Engineer/Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi
Kalimantan Selatan/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik bila ditemukan adanya
penyimpangan dalam pengujian atau kekurangan baik untuk material/bahan ataupun
tenaga.
5. Menganalisa semua data pengujian kendali mutu dan usulan formula campuran yang
diajukan kontraktor untuk material hotmix, dan merumuskan serta mengirimkan
kepada Supervision Engineer rekomendasi tertulis untuk dapat menerima atau
menolak bahan/material, proses pelaksanaan maupun formula untuk campuran yang
dipergunakan untuk dikerjakan.
6. Evaluasi terhadap ketetapan prosedur pekerjaan pengujian yang dilaksanakan oleh
kontraktor, pemilihan sumber material, pengawasan mutu bahan atau kualitas tenaga
dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pada paket kontrak tersebut.
7. Memeriksa dan meringkas semua data tentang kendali mutu serta memberi usulan
dalam menerima atau menolak usulan kontraktor tentang campuran material hotmix,
dan bahan-bahan yang digunakan.
8. Membantu tugas-tugas laboratorium, khususnya dalam penyiapan laporan kendali
mutu yang harus dikirim kepada Kepala Pelaksana Kegiatan Fisik.
9. Bekerja sama dengan pengguna jasa mempersiapkan petunjuk dan latihan semua
personil lapangan dalam menentukan metode desain campuran hotmix, dan
menjamin bahwa formulir baku untuk pengujian di laboratorium telah digunakan
denga baik sesuai dengan buku 4 dari Dokumen Kontrak pekerjaan fisik guna catatan
mengenai pengujian desain campuran.
10. Menyiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan (investigation)
termasuk pengambilan sampel dan soil test, bila diperlukan, dan mengkoordinasikan
semua kegiatan Team Supervisi Lapangan dalam melaksanakan rencana kerja di
lapangan.
11. Mengirim ke Supervision Engineer sebelum tanggal 14 setiap bulan ringkasan hasil
pengujian kendali mutu bulanan yang diperoleh dari bulan sebelumnya, untuk dikirim
kepada Kepala Satuan Kerja Fisik. Laporan harus berisi semua data ringkasan
pengujian laboratorium.

5.3.2 PENGENDALIAN MASALAH KUANTITAS

Dalam Pengawasan Kuantitas (Quantity Control), Konsultan akan mengecek


bahan-bahan/campuran (atau setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang
dipindahkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor. Konsultan akan memproses bahan-
bahan/ campuran berdasarkan atas :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas tolerasi pembayaran
 Metode perhitungan

 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun evaluasi dan
persyaratan lainya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan dengan teliti, agara
volume pekejaan adalah benar diukur dan disertifikasi oleh konsultan dan mendapat
persetujuan Pelaksana kegiatan.
5.3.3 PENGENDALIAN MASALAH WAKTU
Dalam suatu proyek pengendalian waktu sangat penting dilakukan, Jumlah
tenaga kerja, peralatan yang digunakan, Jumlah jam kerja dan metode pelaksanaan
adalah hal-hal yang erat kaitannya dengan waktu penyelesaian pekerjaan.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara
optimal, maka konsultan akan memahami secara sungguh-sungguh “Network
Planning” yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis
(“Critical Path Method/CPM”). Pengendalian schedule pelaksanaan pekerjaan lainnya
dapat mengunakan “barchart/S-Curve” yang biasa, dan jug dapat menggunakan
“Vector Diagram”

5.3.4 PENGENDALIAN MASALAH BIAYA


Pengendalian biaya dilakukan selama masa pelaksanaan proyek, sehingga
tidak terjadi pekerjaan belum selesai tetapi biaya kontraknya telah habis. Hal ini bisa
terjadi kalau sering terjadi peerjaan tambah, diaman ada satu lebih item pekerjaan yang
memerlukan penambahan volume sehingga banyak menyerap biaya yang diambil dari
tim pekerjaan lainnya, dan pada saat item pekerjaan yang volumenya sudah dikurangi
dikerjakan, volume item pekerjaan tersebut tidak mencukupi.

Pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, penyelenggaraan pengawasan akan diterapkan


dalam langkah-langkah kegiatan yang merupakan suatu proses manajemen, yang secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua aktivitas pokok, yaitu :
 Aktivitas perencanaan program
 Aktivitas pengendalian dan pengawasan

Secara lebih detail ke dua aktivitas pokok tersebut diuraikan berikut ini :
1. AKTIVITAS PERENCANAAN PROGRAM
Yang termasuk dalam kegiatan Aktivitas Perencanaan Program adalah :
MENYUSUN PROGRAM KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA
MENYELURUH UNTUK TIAP-TIAP KELOMPOK PEKERJAAN, terdiri atas :
 Program pencapaian sasaran fisik proyek

 Program pengendalian dan penggunaan bahan


 Program penggunaan peralatan
 Program penyediaan dan penggunaan dana
 Program penyediaan dan penggunaan sumber daya manusia
2. AKTIVITAS PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
a. Mengendalikan Jalannya Pelaksanaan Pekerjaan

 Pengawasan menyeluruh secara berkala atas jalannya pelaksanaan


pekerjaan di lapangan serta menyusun laporannya
 Penilaian prestasi kemajuan pekerjaan
 Menetapkan koreksi teknis atas penyimpangan dan hambatan-hambatan
yang mungkin terjadi terhadap kualitas bahan, peralatan dan hasil
pelaksanaan pekerjaan
 Tinjauan analisa (bila perlu) terhadap program-program kerja yang telah
disusun.
 Menyelenggarakan koordinasi aktif antara berbagai penyelenggara
pekerjaan di lapangan
 Memberi petunjuk kepada pelaksanaan pekerjaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan.
 Pengawasan terhadap ketepatan waktu, biaya, pelaksanaan pekerjaan,
kuantitas dan kuantitas pekerjaan.
 Mencatat dan meneliti semua pekerjaan tambah dan atau kurang yang
terjadi,termasuk juga meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan
atau kurang yang diajukan.
 Membantu Pelaksana Kegiatan Fisik dalam mengelola dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan

b. Mengadakan Pengawasan Pelaksanaan Sehari-hari di Lapangan


1. PENGAWASAN PERSIAPAN PELAKSANAAN

 Pengawasan terhadap dokumen-dokumen pelaksanaan


 Pengawasan terhadap kesesuaian peraturan dan proses perizinan
 Proses pengadaan asuransi dan jaminan-jaminan
 Persiapan jaminan keamanan kerja
 Menyusun jadual pelaksanaan secara rinci dan prosedur kerja yang
akan diterapkan dilapangan
2. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Pengawasan terhadap semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan
diproyek tersebut
 Pengawasan terhadap bahan yang digunakan
 Pengawasan terhadap prosedur pelaksanaan
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan hasil kerja yang akan,
sedang, dan telah dilaksanakan

3. PENILAIAN HASIL / MUTU


 Penilaian mutu fisik
 Percobaan-percobaan dan hasil test/uji dari item-item pekerjaan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi
 Indentifikasi penyimpangan beserta koreksinya

4. PENGENDALIAN BIAYA
 Melakukan pengawasan biaya pembangunan

 Mencatat perkembangan harga-harga


 Mencatat biaya yang sudah dikeluarkan
 Mengevaluasi biaya pekerjaan tambah / kurang

5. PENGENDALIAN WAKTU
 Penyusunan, penilaian dan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
dengan waktu pelaksanaan dalam kontrak
 Mengevaluasi S – Curve Kontraktor
 Mengevaluasi sisi pekerjaan dan sisi waktu pelaksanaan, serta
menganalisa apakah proyek akan dapat selesai tapat waktunya

c. Mengadakan Rapat-rapat Pelaksanaan

 Rapat koordinasi, yang dilakukan bersama Pelaksana Kegiatan Fisik,


Kontraktor, Konsultan dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Rapat ini
membahas masalah-masalah yang selama masa pelaksanaan.
 Rapat ini dilakukan secara berkala, tiap minggu, tiap 2 minggu atau tiap
bulan, tergantung kesepakatan dan persetujuan dari Pelaksana Kegiatan
Fisik.
 Rapat lapangan, yang dilakukan bersama Kontraktor + staf, staf dari
Pimbagpro di lapangan, Konsultan Pengawas + staf. Rapat ini dilakukan
secara berkala di lapangan.
 Rapat Intern Konsultan Pengawas, yang dilakukan secara rutin dengan
melibatkan semua personil konsultan yang ada di lapangan. Tujuan rapat
ini adalah untuk melakukan koordinasi diantara tenaga pengawas
lapangan di dalam pelaksanaan fungsi pengawasan.

d. Menyusun, Membuat dan Menyampaikan Laporan-laporan

 Laporan Pendahuluan
 Laporan Bulanan
 Laporan K3
 Laporan Mutu
 Laporan Triwulan
 Laporan Akhir

e. Melakukan Penilaian Atas Hasil Akhir Pelaksanaan Pekerjaan dan


Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Untuk Keperluan Pembayaran
Angsuran

f. Meneliti “As Built Drawing” untuk Keseluruhan Bagian Pekerjaan yang


Dibuat oleh Kontraktor dan Menyetujui Sebelum Diserahkan ke
Pelaksana Kegiatan Fisik Sebagai Persyaratan Serah Terima Pekerjaan
(PHO)

5 .4 PENDEKATAN UMUM

Pendekatan umum dalam melakukan layanan jasa konsultan ini didasari pada
Pendekatan 4-K, yaitu :

 Kepastian kualitas yang dihasilkan


 Kepastian kemampuan staf yang ditugaskan
 Kepastian pemanfaatan biaya proyek
 Kepastian pencapaian tujuan proyek
Gabungan dari Pendekatan 4-K ini akan dilaksanakan selama pelaksanaan tiap-tiap
proyek fisik, sehingga keberhasilan proyek akan tercapai .

5.4.1 JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Definisi :

Quality Control : adalah proses pengetesan dan pengawasan material


untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat dalam dokumen kontrak.
Quality Assurance : adalah program dan prosedur yang dilakukan oleh
konsultan dalam melakukan program pengetesan dan
pengawasan material dan mengikuti program dan
prosedur tersebut dalam melakukan pengetesan.

Dengan demikian, Quality Assurance adalah suatu sistem yang akan menjamin
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan mutu yang disyaratkan dalam spesifikasi.

Program Quality Assurance terdiri dari komponen-komponen (lihat Gambar 5.1 dan
Gambar 5.2) :
 Suatu sistem kontrol untuk memastikan bahwa personil Quality Control konsultan
mengetahui tentang semua pelaksanaan pekerjaan fisik sebelum pekerjaan tersebut
dimulai.
 Mempunyai catatan/laporan tertulis mengenai semua tes dan pengawasan yang telah
dilakukan.
 Membuat instruksi tertulis kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan.
 Melakukan control yang ketat dan baik terhadap semua material yang dibawa dan
dipergunakan di lapangan.
 Suatu sistem kontrol untuk memastikan bahwa semua prosedur pelaksanaan sudah
benar dan berdasarkan spesifikasi.
Gambar 5.1

SISTEM MUTU
PROSEDUR PERMOHONAN KERJA

Kontraktor mengajukan
permohonan kerja secara
tertulis

Permohonan Kerja
dikembalikan ke
Inspector mengecek
Kontrkator untuk
permohonan kerja dengan
memperbaiki
ceklist
persyaratan

YA Permohonan Kerja sesuai TIDAK


dengan persyaratan???

Kontraktor mulai kerja

Gambar 5.2

PROSEDUR INSTRUKSI LAPANGAN

Masalah dicatat inspector

Kontraktor Inspector membuat instruksi


lapangan nstruction

QC Engineer Site Engineer

Rapat
SE membuat surat pengutan ke
Kontraktor dengan PPK
Fisik
5.4.2 PENINGKATAN KEMAMPUAN STAF LOKAL

Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab konsultan untuk meningkatkan


kemampuan staf konsultan yang ditugaskan di lapangan dan staf lokal yang menjadi
mitra kerja konsultan di lapangan. Dalam proyek ini, melakukan pelatihan, kursus singkat
diskusi, seminar, membuat petunjuk tertulis atau pelatihan di proyek (on-job traning),
merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan kemampuan staf lokal, yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu pekerjaan.

Konsultan akan melakukan semua kemampuan yang dipunyai Tenaga Ahli nya
untuk memfasilitasi pelaksanaan alih kemampuan (transfer of knowledge) ini.

5.4.3 BIAYA YANG EKONOMIS

Pengalaman menunjukkan bahwa beberapa pekerjaan fisik yang pernah


dilakukan kadang-kadang over-design, yang mengakibatkan terjadi pemborosan biaya
dan waktu. Dalam proyek ini, konsultan akan mencoba melakukan pengontrolan dan
pengecekan terhadap design yang ada, sehingga bila memungkinkan melakukan review
design terhadap design yang dianggap terlalu boros, sehingga akan menghasilkan
konstruksi yang efisien. Namun efisiensi yang dilakukan tidak mempengaruhi konstruksi
baik segi kekuatan, mutu dan pemanfaatan.

5.4.4 PENCAPAIAN TUJUAN PROYEK

Konsultan telah berpengalaman dalam pekerjaan yang sejenis. Dalam proyek


ini konsultan akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan dan Jembatan ProvinsiKalimantan Selatan, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. Konsultan akan berusahan agar dapat
tercapai tujuan proyek, yaitu menghasilkan pekerjaan yang bermutu baik dan bermanfaat
bagi masyarakat banyak.
5 .5 PENDEKATAN MASALAH

Pendekatan masalah dalam rangka layanan Konsultan Pengawas dapat didekati


dari dua aspek meliputi :
a. Aspek Manajemen
b. Aspek Teknik

Aspek Manajemen mencakup 5 prinsip :


 Manajemen Biaya
 Manajemen Waktu
 Manajemen Mutu

 Manajemen Sistem Informasi


 Manajemen Kontrak

Aspek Teknismencakup :
 Penyusunan standar prosedur dan tahapan kerja (standard operating procedure dan
guidelines)
 Standar spesifikasi dan kualitas (spesifikasi teknis, sertifikasi)
 Kriteria dan indikator penilaian hasil pekerjaan
 Perencanaan yang sistematis dan mudah dilaksanakan
 Supervisi (prosedur, checklist)
 Monitoring dan evaluasi (periode, indikator, kurva s, metode evaluasi)
 Sistem informasi dan pelaporan yang efektif (rapat, koordinsi, jenis pelaporan, waktu)

Secara menyeluruh kegiatan Konsultan Pengawas adalah sebagai berikut :


(1) Lingkup Pekerjaan :

Tugas Konsultan Pengawas adalah menjalankan tugas pengawasan teknik secara


baik dan benar sesuai pendelegasian seluruh pekerjaan fisik teknik maupun
administrasi dan harus mengacu kepada dokumen kontrak.

(2) Tugas Pokok Konsultan Pengawas meliputi :


 Manajemen kegiatan pelaksanaan pekerjaan
 Pembatasan jumlah tenaga staf

 Masalah teknis yang berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan tol


 Kemampuan kontraktor
 Jaminan mutu
 Alih teknologi

(3) Kegiatan Utama layanan pengawasan meliputi :


 Pada tahap pra pelaksanaan :
- Pekerjaan persiapan
- Pengkajian kembali perencanaan
- Memberi arahan kepada kontraktor selama masa mobilisasi
 Manajemen Proyek :
- Pembahasan rencana kerja kontraktor
- Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
- Koordinasi dan rapat-rapat
- Laporan bulanan / triwulan
- Tuntutan (claim)
- Penyelesaian perselisihan
 Pengawasan Teknik
- Pemeriksaan gambar kerja
- Pengawasan pengukuran
- Pengujian material
- Pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan
- Arahan cara penggunaan / pemeliharaan peralatan
 Manajemen Pengawasan Keselamatan Lalu Lintas
- Manajemen pengawasan keselamatan
- Manajemen Lalu lintas
 Pengawasan Kemajuan Fisik
- Rencana dan jadual kegiatan pekerjaan
- Pengawasan kemajuan

 Pengawasan Pembiayaan :
- Tagihan Kontraktor
- Pengkajian kembali pembiayaan
- Analisa harga dan upah baru
 Pengawasan / pemeriksaan akhir dan pembayaran
- Pemeriksaan akhir
- Pelunasan pembayaran
 Pengawasan / pemeriksaan dokumen akhir
- Pemeriksaan dan persetujuan Gambar terlaksana (As built drawing)
- Pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan.

(4) Tanggung jawab Konsultan Pengawas, meliputi :

 Melaksanakan pengawasan proyek sesuai dengan prinsip dan kebijakan


Pelaksana Kegiatan Fisik.
 Membantu Pelaksana Kegiatan Fisik dalam pengawasan pekerjaan proyek
sesuai dengan :
- Perencanaan
- Spesifikasi Teknik
- Dokumen Kontrak

(5) Sesuai dengan kewenangan yang diberikan dari Pelaksana Kegiatan Fisik,
Konsultan Pengawas dapat melaksanakan :

 Wewenang dalam masalah teknis atau administrasi sesuai dengan dokumen


kontrak seperti menolak atau menyetujui suatu pekerjaan dll.
 Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak tercantum
dalam dokumen kontrak.

(6) Pendekatan dan Metodologi kerja :


 Sistem komunikasi

 Pengkajian ulang terhadap desain


 Memeriksa dan menyetujui untuk pekerjaan kontraktor
 Pengawasan mutu
 Alih teknologi
(7) Rencana Kerja untuk mencapai :
 Keberhasilan Jaminan mutu pekerjaan
 Tepat waktu

 Biaya yang memadai

Bagan Alir proses kegiatan Konsultan Pengawas dapat dilihat pada Gambar 5.3.
GAMBAR 5.3
Bagan Alir Kegiatan Konsultan Pengawas
TAHAP KEGIATAN
NO KEGIATAN STRUKTURAL KEGIATAN SUPERVISI CATATAN
KEGIATAN KONTRAKTOR

Menyiapkan izin pelaksanaan


I PRA KONTRAK pekerjaan, izin penggunaan
Anggaran.
I.1 Proses Persiapan
Membentuk Panitia Lelang.
Pelelangan Memintakan Dokumen Lelang
kepada pihak yang berwenang
menerbitkan
Membentuk organisasi proyek.
Menyerahkan perhitungan
Owner Estimate untuk disahkan

I.2 Proses Persiapan


Menetapkan Pemenang
Lelang/mengusulkan calon
pemenang lelang kepada pejabat
yang berwenang.
Menerbitkan Surat Penunjukkan
Pelelangan

I.3 Proses Persiapan


Pelaksanaan Menyampaikan Draft Kontrak kepada
Badan Pemberi Pinjaman untuk Mempelajari Draft kontrak. Mempelajari Draft kontrak. Net Work
memperoleh persetujuan Menyiapkan Jaminan Menyiapkan Jaminan
Meminta kepada Kontraktor untuk Pelaksanaan. Pelaksanaan. Planning
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan Menandatangani Kontrak. Menandatangani Kontrak.
dalam tenggang waktu yang telah Menyiapkan Program Menyiapkan Program
ditetapkan. Lapangan Lapangan
Bar chart
Menyiapkan naskah Perjanjian Manning schedule
Kontrak dan Dokumen Pelelangannya Material schedule
Menandatangani Kontrak. Equipment
Menerbitkan Notice to Procoed. schedule
Menyelenggarakan penyerahan Metode
lapangan. pelaksanaan
Menyerahkan Dokumen Kontrak Cash flow
Kepada Pimpinan Proyek. mingguan

A B C
NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN STRUKTURAL KEGIATAN SUPERVISI KEGIATAN KONTRAKTOR CATATAN

A B C

II PELAKSANAAN
KONTRAK Melengkapi Dok Kontrak
II.1 Proses Persiapan Menyelenggarakan Pre Construction
Menandatangani Berita Menerima & menandatangani
Pelaksanaan Acara Pre Construction
Meeting. Berita Acara Serah Terima
Meeting.
Menyetujui Jadwal Pelaksanaan yang Mengkaji Usulan Rencana Lapangan.
diajukan oleh kontraktor. Kerja & Jadwal mobilisasi Menandatangani Berita Acara
Menerbitkan surat Pendelegasian yang diajukan oleh Pre Construction Meeting.
tugas kepada Konsultan Pengawas. kontraktor. Membuat Rencana Kerja dan
Menandatangani Jadwal Jadwal Mobilisasi
Pelaksanaan yang diajukan
oleh kontraktor

Memobilisasi Personil dan


II.2 Proses Mobilisasi Memantau kemajuan mobilisasi alat
Peralatan dan instalasinya
sesuai rencana kerja.
dan Pengkajian & turuntangan yang diperlukan Memberikan masukan
Pembuatan Base Camp/kantor
Ulang Desain untuk memantau pemenuhan kepada PPK Fisik tentang
proyek, laboraturium &
fasilitas yang harus disediakan oleh perkembangan kemajuan
peralatan.
kontraktor. mobilisasi kontraktor.
Memberikan masukan untuk
Mengajukan usulan Review Desain Mempersiapkan Technical
Revieu Desain dengan
berdasarkan hasil pengkajian ulang Justification untuk
melakukan survey lapangan.
lapangan kepada pihak yang pendukung usulan Review
Menyiapkan job mix formula.
berwenang Desain.
Mengajukan test quary.
Mengawasi Survey
Trial test
Lapangan
Running test

II.3 Proses Kegiatan Memberikan masukan


Lapangan Memantau kemajuan pelaksanaan secara berkala tentang Melaksanakan pekerjaan sesuai
Laporan Kemajuan
dikaitkan dengan rencana melalui perkembangan spesifikasi teknik.
pelaksanaan
pertemuan. pelaksanaan berikut Melakukan tes-tes hasil
mobilisasi
Memeriksa suatu hasil pekerjaan permasalahan yang ada pekerjaan.
kontraktor
kontraktor dan alternative pemecahan Mengukur kuantitas hasil
Technical
pekerjaan
Justification

D E F
NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN STRUKTURAL KEGIATAN SUPERVISI KEGIATAN KONTRAKTOR CATATAN

D E F

Melakukan penyesuaian pelaksanaan Memberikan masukan secara Mengajukan request dilampiri


dengan kondisi lapangan untuk berkala tentang dengan gambar kerja setiap
selanjutnya dituangkan kedalam perkembangan pelaksanaan akan melaksanakan suatu Laporan berkala
CCO/Adendum. berikut permasalahan yang pekerjaan. (mingguan s/d
Menyetujui gambar kerja yang ada dan alternative Mengajukan perpanjangan bulanan)
diajukan oleh kontraktor. pemecahannya. waktu bila perlu. Laporan hasil
Menyetujui usulan perpanjangan Melakukan pengujian Memperbaiki/rekonstruksi pengujian
waktu yang diajukan oleh terhadap hasil pekerjaan setiap pekerjaan yang tidak mutu.
kontraktor. kontraktor. diterima. Menandatangan
Menyerenggarakan Rapat Memberian persetujuan Menyelenggarakan rapat i Surat
Pembuktian (Show Cause Meeting) untuk tahapan pelaksanaan lapangan. Permintaann
untuk selanjutnya. Koordinasi dengan Pengawasan untuk memulai
Memberikan masukan ke PPK lapangan dan pimpro. suatu pekerjaan
Fisik tentang penyesuaian Meng-Update schedule secara yang diajukan
yang diperlukan. berkal. oleh kontraktor
Memeriksa dan melakukan Melakukan system kearsipan Teknical
koreksi yang diperlukan (Filling sytem) Justification
terhadap gambar yang tentang
diajukan oleh kontraktor. penyesuaian
Memberikan rekomendasi yang diperlukan
kepada PPK Fisik tentang konsep Cco
perpanjangan waktu yang kontrak
layak diberikan. Tandatangan
sebagai bukti
telah diperiksa

G H I
NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN STRUKTURAL KEGIATAN SUPERVISI KEGIATAN KONTRAKTOR CATATAN

G H I

Memberikan masukan
Mengusulkan penyelesaian masalah Technical
kepada Pimpro tentang
melalui Three Parties Agreement Justification tentang
alternative pemecahan
(TPA) atau pemutusan kontrak perpanjangan
masalahnya.
terhadap pihak yang berwenang. waktu.
Memberikan masukan
Laporan yang berisi
kepada PPK Fisik tentang
kajian alternative
alternative tindakan yang
penyelesaian.
sebaiknya dilakukan.

II.4 Proses Memeriksa kebenaran MC


Pembayaran Melakukan opname bersama. dan data pendukungnya Mengajukan Pembayaran
Menyetujui sertifikasi bulanan yang diajukan oleh bulanan (MC) beserta data-
Prestasi (Monthly Certificate/MC) yang kontraktor. data pendukungnya. Tanda tangan pada
Pekerjaan diajukan oleh kontraktor Melakukan opname Melakukan opname bersama MC yang sudah
bersama diperiksa

Mengajukan tertulis untuk PHO


III PENYERAHAN Memberikan rekomendasi
Memberikan laporan kepada Pemilik kepada Konsultan apabila lebih
PEKERJAAN kepada PPK Fisik bahwa
Proyek/pemberi Tugas,bahwa proyek kurang 97%.
usulan yang diajukan oleh
III.1 Penyerahan sudah dapat dilaksanakan PHO kontraktor sudah
Menyampaikan nama wakil
Pertama (PHO) memenuhi syarat dalam PHO
Memperbaiki pekerjaan yang Laporan
tidak sesuai pemeriksaan
lapangan sekaligus
dengan perkiraan
tanggal pekerjaan
yang akan dapat
selesai 100 %

J K L
NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN STRUKTURAL KEGIATAN SUPERVISI KEGIATAN KONTRAKTOR CATATAN

J K L

III PENYERAHAN Membentuk panitia PHO.


PEKERJAAN Menerbitkan BA Penyerahan Pertama Membantu panitia PHO Memperbaiki kerusakan-
menyediakan data kerusakan yang ada. Laporan harian.
III.1 Penyerahan (PHO).
Pengukuran hasil
Memintakan panitia PHO untuk pendukung yang diperlukan Menandatangani Berita
Pertama (PHO) Acara FHO pengujian dan
melakukan penelitian teknis dan
ssurat menyurat
administrasi terhadap pekerjaan
selama pelaksanaan
yang akan diserahkan.
proyek.
Panitia PHO menerbitkan Surat
Data tambahan
Pernyataan /BA hasil penelitian
yang diminta oleh
pekerjaan diterima untuk pertama
panitia
kali di dapat

III.2 Penyerahan
Kedua (FHO) Menyampaikan Draft Kontrak kepada
Badan Pemberi Pinjaman untuk
memperoleh persetujuan
Meminta kepada Kontraktor untuk
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
dalam tengga waktu yang telah Membantu panitia PHO Memperbaiki kerusakan-
ditetapkan. (bagi konsultan pengawas kerusakan.
Menyiapkan naskah Perjanjian yang masih ditugaskan s/d Menandatangani Berita Menandatangani
Kontrak dan Dokumen Pelelangannya FHO) Acara FHO Berita Acara FHO
Menandatangani Kontrak.
Menerbitkan Notice to Proceed.
Menyelenggarakan penyerahan
lapangan.
Menyerahkan Dokumen Kontrak
Kepada PPK Fisik.
5 .6 METODOLOGI PENGAWASAN TEKNIK

Seperti telah diuraikan di atas (pendekatan masalah) mengenai proses


pelaksanaan pengawasan teknik oleh Konsultan mulai dari tahapan persiapan sampai
dengan tahapan penyerahan pekerjaan dari Kontraktor kepada Pelaksana Kegiatan Fisik,
metode pelaksanaan pengawasan teknik dilakukan dengan cara :
1. Prosedur yang sudah baku dari setiap tahapan pekerjaan yang sudah dikuasai oleh
anggota team Konsultan Pengawas.
2. Format-format pengendalian untuk setiap tahapan pekerjaan.

3. Laporan-laporan (berkala, kemajuan, hasil pengujian).


4. Dokumen permintaan (request)

Sesuai tahapan pelaksanaan pengawasan berikut diuraikan metode pelaksanaan


pengawasan teknik :

5.6.1 TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN

1. RAPAT PRA PELAKSANAAN (PRE CONSTRUCTION MEETING)


Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting = PCM) adalah rapat/pertemuan
awal yang diadakan atas prakarsa/undangan dari Pelaksana Kegiatan Fisik yang
dihadiri oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor, sub Kontraktor (bila ada), Pejabat
pembuat komitmen, serta instansi yang terkait lainnya.
Rapat PCM ini bertujuan untuk menyamakan pengertian / bahasa atau pemahaman
mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Hal-hal yang dibahas pada rapat ini meliputi :

a. Jadual Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan Jadual Pelaksanaan, Konsultan Pengawas bersama
dengan Pelaksana Fisik Kegiatan haruslah bisa memahami mengoreksi jadual kerja
yang diajukan kontraktor, berupa :
 Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan

- Pekerjaan Major (utama)


- Sumber Daya (manusia, peralatan, material, keuangan, dll)
 Daftar untuk pekerjaan jalan dan jembatan
- Jenis pekerjaan
- Volume pekerjaan
 Waktu pelaksanaan
Dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan rencana kerja (Net Work Planning)

 Rencana dan metoda kerja


Rencana dan metoda kerja haruslah yang dapat dilaksanakan di lapangan dan
peralatan yang dibutuhkan tersedia.

b. Mobilisasi
Untuk pekerjaan Mobilisasi, titik berat masalah pada :
 Survey sumber material (quarry) meliputi :
- Banyaknya material

- Kualitas material

 Penetapan base campuntuk lokasi :


- AMP (Asphalt Mixing Plant)

- Stone Crusher
- Batching Plant
- Laboratorium, jembatan timbang (Truck Scale) dan lokasi pengecekan
(Check Point).
- Penyiapan kantor (office) kontraktor, konsultan pengawas teknik dan
Pelaksana Kegiatan Fisik.

 Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering)


Pemetaan lapangan (setting out), pekerjaan ini perlu dibahas dan ditetapkan
bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang yang didapat
merupakan dasar perhitungan kuantitas selanjutnya.

c. Pemasangan Peralatan Konstruksi


Pemasangan alat atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi keberhasilan
pekerjaan di suatu proyek, sehingga perlu pembahasan di rapat awal. Kontraktor
mengajukan peralatan konstruksi yang dipakai/siap dipakai dan minta persetujuan
dari Pelaksana Kegiatan Fisik.perlu ditekankan kepada kontraktor bahwa semua
peralatan konstruksi (sesuai dalam penawaran), selama masa konstruksi selalu
siap/tersedia di lapangan dan tidak boleh dipindah ke lain tempat/proyek. Apabila
ada penggantian peralatan konstruksi, harus ada persetujuan dari Pelaksana
Kegiatan Fisik.

d. Tata cara Pengukuran Volume Pekerjaan (Opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu antara
Pelaksana Kegiatan Fisik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, sehingga dalam
penentuan kemajuan progress pekerjaan tidak terjadi salah pengertian.

Tata pengukuran volume pekerjaan ini meliputi antara lain :


 Cara atau metoda perhitungan volume
 Batasan daerah pekerjaan (construction limit)
 Dasar pembayaran
Bagan Alir Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) dapat dilihat pada
Gambar 5.4, sedangkanBagan Alir Sistem Perhitungan Volume dapat dilihat pada
Gambar 5.5.

Gambar 5.4
RAPAT PRA PELAKSANAAN (PRE CONSTRUCTION MEETING)

MULAI

PENETAPAN PEMENANG DAN


PENYERAHAN LAPANGAN

PEMBERI TUGAS MELAKSANAKAN


WAWANCARA DAN MEMERINTAHKAN
MOBILISASI AWAL KEPADA KONSULTAN
PENGAWAS TEKNIK DAN KONTRAKTOR
(HARAP LIHAT MOBILISASI AWAL)

KONSULTAN MENGKAJI PEMBERI TUGAS KONTRAKTOR


ULANG KONTRAKNYA MENYIAPKAN MENYIAPKAN PROGRAM
KONTRAKTOR DAN UNDANGAN RAPAT PRA KERJA NETWORK
MENYIAPKAN PELAKSANAAN (PRE PLANNING / BAR CHART
PERANGKAT LUNAK CONSTRUCTION DAN METODA KERJA
PENGAWASAN MEETING)

PEMBERI TUGAS MENETAPKAN :


 DIMULAINYA PEKERJAAN KONSTRUKSI
 MENETAPKAN HARI RAPAT KOORDINASI MINGGUAN DAN BULANAN
 MENETAPKAN SISTEM PERHITUNGAN VOLUME
 MENETAPKAN BATAS-BATAS KONSTRUKSI (CONSTRUCTION LIMIT)
 MENETAPKAN ATURAN-ATURAN DAN STANDARD POKOK YANG
DIBERLAKUKAN DI PROYEK MISALNYA MANUAL ATAU FORMULIR-
FORMULIR

AKHIR
GAMBAR 5.5

SISTEM PERHITUNGAN VOLUME

MULAI

PENETAPAN PEMENANG DAN


PENYERAHAN LAPANGAN

TIDAK ADA TIDAK


KETENTUAN
YANG SERAGAM ?

VOLUME
YA (PANJANG) * (LEBAR) * (TINGGI)
MISALNYA CUT / FILL

DIUKUR X, Y, Z
PERMUKAAN ASLI
ADA SATU DAN SESUDAH
YA
KESERAGAMAN ? DIKERJAKAN

KESAMAAN (TINGGI) MAKA


VOLUME = DIHITUNG PER-LUAS
TIDAK MISALNYA HRS / ATB
DIUKUR X, Y SAJA
PERMUKAAN ASLI
DAN SETELAH
ADA 2 (DUA) DIPERIKSA TINGGINYA
YA
KESERAGAMAN ? TERLEBIH DAHULU

KESAMAAN (TINGGI) * (PANJANG) MAKA


TIDAK VOLUME = DIHITUNG PER-PANJANG
MISALNYA SALURAN / PIPA / KANSTIN

DIUKUR X SAJA,
SETELAH DIPERIKSA
ADA 3 (TIGA) LUASNYA TERLEBIH
YA
KESERAGAMAN ? DAHULU

KESAMAAN
(TINGGI) * (PANJANG) * LEBAR MAKA
TIDAK VOLUME = DIHITUNG PER-BUAH
MISALNYA MAN-HOLE / LAMPU / DLL

DIUKUR PER-BUAH,
SETELAH DIPERIKSA
KONDISINYA TERLEBIH
DAHULU

AKHIR
2. PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Penyusunan Program Kerja adalah suatu proses, dimana kontraktor menguraikan


jadual (schedule) kerja menjadi bagian-bagian, antara lain meliputi :
a. Jadual Tenaga Kerja (Man Power Schedule)
b. Jadual Peralatan (Equipment Schedule)
c. Jadual Material (Material Schedule)
d. Pengalokasian Dana (Cash Flow)
e. Semua item diatas dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja.

Tujuan penyusunan progam kerja ini adalah untuk mempermudah pengelolaan proyek
dengan suatu sistem yang teratur dan memberikan Sistem Informasi Manajemen (MIS)
secara jelas dan tepat guna sehingga :
 Penyiapan dana, kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga
setiap minggu dapat disiapkan kontraktor secara terencana.
 Program ini senantiasa selalu di update setiap minggu sesuai dengan kenyataan
lapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan metoda lintasan kritis (CPM).
 Jenis pekerjaan / kegiatan apa saja yang berada pada lintasan kritis diprioritas kan
untuk dikerjakan.
 Penanganan / jalan keluar yang dilakukan dengan melaksanakan kerja ekstra atau
lembur pada lintasan kritis.

Bagan Alir Penyusunan Program Kerja dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

MULAI

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
RENCANA KERJANYA KEPADA
KONSULTAN PENGAWAS
TEKNIK DAN PPK
UP DATING

BUAT JARINGAN
RENCANA KERJA METODA KERJA
(NETWORK PLANNING)
DAN AKIBATNYA TERHADAP
CATAT SEMUA PERUBAHAN

DIAGRAM BATANG
(BAR CHART)
PERUBAHAN BIAYA

STORE JADWAL KERJA


DATA (WORK SCHEDULE)

MATERIAL MANNING EQUIPMENT


SCHEDULE SCHEDULE SCHEDULE

BACK-UP
DATA

PENGALOKASIAN DANA
(CASH FLOW)
PROGRAM

LAKSANAKAN PEKERJAAN
REVISI

A LAPANGAN

DATA PROGRAM LAPANGAN


 WORK SCHEDULE
 MATERIAL SCHEDULE
 MANNING SCHEDULE
YA ADA  EQUIPMENT SCHEDULE
PERUBAHAN ?  CASH-FLOW
 PROGRAM REPORT
TIDAK
PROGRESS
REPORT

LANJUTKAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN

A SIMPAN DATA DI SISTEM


A
DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)

TAGIHAN BUAT
MONTHLY CERTIFICATE

PROGRESS
REPORT

AKHIR
5.6.2 TAHAP MOBILISASI DAN PENGKAJIAN ULANG DESAIN

Pada tahap Mobilisasi, hal-hal yang akan dilakukan dan dikoordinasikan oleh
Konsultan Pengawas antara lain :
 Memeriksa mobilisasi peralatan sesuai kebutuhan.
 Memeriksa semua kualitas bahan yang akan digunakan untuk konstruksi.
 Memeriksa dan memberikan saran atas manajemen alat berat, termasuk saran akan
kapasitas alat minimum yang bisa digunakan, jumlah alat, jenis alat dan penempatan alat.
 Memeriksa dan memberikan saran akan penempatan base camp, AMP, stone crusher,
dan alat berat lainnya, sedemikian sehingga mendapatkan jarak tempuh yang paling
menguntungkan.
 Memeriksa dan memberikan saran atas detail rencana kerja yang diajukan kontraktor,
meliputi antara lin :
- Metoda konstruksi yang akan digunakan
- Gambar rencana (shop drawing)
- Penentuan/perhitungan volume pekerjaan utama (critical work time)
- Personil kontraktor di lapangan
- Time schedule, Bar Chart, “S” Curve, CMP, dan sebagainya.
 Bersama-sama kontraktor membuat dan memeriksa formula campuran pekerjaan (job
mix formula) untuk pekerjaan timbunan tanah (bila ada), lapis pondasi agregat, ATB,
AC/HRS, Beton, dan pekerjaan lainnya.

Pengkajian ulang terhadap desain (Review Design) adalah perubahan yang


dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lapangan pada saat
akan dikerjakan, hal ini bisa disebabkan, antara lain :
1. Desain proyek dibuat lebih awal, kondisi sudah berbeda pada waktu penyerahan
lapangan.
2. Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak direncanakan.

Tujuannya adalah :

1. Dana tersedia bisa terserap dan terealisasikan secara optimal di lapangan.


2. Mencapai rencana proyek sesuai dengan maksud dan tujuan.
3. Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Bagan Alir Pengkajian Ulang Terhadap Design (Review Design) dapat dilihat pada
Gambar 5.7.

Gambar 5.7
PENGKAJIAN ULANG TERHADAP DESAIN (REVIEW DESIGN)

MULAI

RAPAT PRA PELAKSANAAN


(PRE CONSTRUCTION MEETING)

KONTRAKTOR BERSAMA-SAMA KONSULTAN


PENGAWAS TEKNIK & STAFF PPK
MEMERIKSA KE LAPANGAN DAN GAMBAR
KERJA (ISSUED FOR CONSTRUCTION)
APAKAH ADA KETIDAKSESUAIAN

ADA TIDAK
KETIDAK-SESUAIAN ?

YA

ADA PERUBAHAN TIDAK


BIAYA ? SIAPKAN REVISI GAMBAR

YA

SIAPKAN REVISI GAMBAR

SIAPKAN COA
(CHANGE ORDER ACTIVATOR)
DAN REVISI GAMBAR

SIAPKAN PROSES CCO


(CONTRACT CHANGE ORDER)

DICATAT DI SISTEM
DIBUATKAN BERITA ACARA DOKUMENTASI ARSIP
PERUBAHAN GAMBAR (FILE)

AKHIR
5.6.3 TAHAP KEGIATAN LAPANGAN

Tujuan utama dari kegiatan pengawasan teknis adalah memastikan agar maksud
dari gambar rencana dapat dilaksanakan secara baik dan mengantisipasi penyesuaian di
lapangan secara awal untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam tahapan aktivitas konstruksi, konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan
terhadap pekerjaan kontraktor, aktivitas ini akan dilakukan oleh Tim Pengawas Lapangan
dan Pemberi Tugas.
Pihak konsultan supervisi harus pula memperhatikan perubahan kontrak sehingga dapat
dipahami bila terjadi perubahan pada perintah pekerjaan. Hal ini harus secepatnya
dilaporkan kepadaPemilik Proyek sehingga Pemilik Proyek dapat segera mengambil langkah
kebijakan.

Pada tahap konstruksi ini, konsultan akan melakukan pekerjaan, yang meliputi:

A. MENGANALISA MANAJEMEN LALU LINTAS YANG DIAJUKAN KONTRAKTOR

Hal yang perlu diperhatikan dan perlu pengawasan khusus pada tahap konstruksi,
adalah pengaturan arus lalu lintas selama konstruksi berlangsung. Karena
gangguan arus lalu lintas akan menyebabkan gangguan distribusi bahan kebutuhan
pokok, atau merusak/menurunkan mutu pekerjaan yang masih belum selesai
sepenuhnya.

Manajemen lalu-lintas yang diusulkan oleh kontraktor dan telah disetujui oleh
konsultan harus benar-benar dijalankan dan dievaluasi secara terus menerus sesuai
dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.

B. PEMERIKSAAN GAMBAR KERJA

Gambar kerja harus dengan teliti diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya dengan
gambar rencana, kebutuhan struktur, dan kuantitas serta spesifikasi yang, telah
ditentukan.
Pekerjaan yang bersangkutan tidak akan dapat dikerjakan, sampai gambar kerja
disetujui.

C. INSPEKSI HARIAN

Konsultan akan melakukan inspeksi harian untuk semua tahapan pelaksanaan


pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor agar sesuai dengan ketentuan dan kondisi
yang disyaratkan dalam kontrak.
D. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Pengendalian pekerjaan akan meliputi kualitas pekerjaan maupun kualitas


material yang digunakan agar sesuai dengan persyaratan dalam kontrak.

E. MONITOR PEKERJAAN
Konsultan akan memonitor secara terus menerus pekerjaan, untuk menjaga agar
pekerjaan kontraktor sesuai dengan jadwal yang telah disetujui. Apabila dari
monitoring dan evaluasi ditemukan adanya kesalahan atau ketidak-wajaran, maka
Konsultan wajib melaporkannya kepada Pemberi Tugas, dengan terlebih dulu
mengadakan diskusi Pejabat Pembuat Komitmen, Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Semua hasil
monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan kegiatan disusun dalam
laporan singkat pelaksanaan tahapan kegiatan dan menyampaikannya kepada P2JN
Provinsi Kalimantan Selatan..

F. MENGADAKAN RAPAT RUTIN

Konsultan mengadakan rapat rutin mingguan bersama Kontraktor dan kepala Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan
dan Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan fisik, yang membahas hal - hal sebagai
berikut :

 Kejadian khusus yang terjadi dalam satu minggu terakhir

 Progres pekerjaan kontraktor dalam satu minggu

 Antisipasi dan koreksi yang perlu dilakukan oleh Kontraktor untuk perbaikan
pekerjaan

 Semua pekerjaan yang di bayar ke kontraktor pada satu minggu terakhir

Rapat rutin mingguan diselenggarakan di kantor satuan kerja, sedangkan rapat rutin
bulanan sebagai rapat koordinasi yang harus dihadiri oleh pihak Direktorat Jenderal
Bina Marga.

G. SERAH TERIMA AWAL (PROVISIONAL HAND OVER /PHO)


Serah Terima Awal (Provisional Hand Over /PHO) adalah suatu kegiatan serah terima
awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor kepada Pelaksana
Kegiatan Fisik, dimana pekerjaan utama (major works) sudah mencapai 100%.
Tujuan dari serah terima awal (PHO) adalah memastikan bahwa seluruh pekerjaan
yang telah dikerjakan oleh Kontaktor dalam arti : sesuai kualitas, sesuai kuantitas dan
tepat waktu dengan segala konsekuensi yang tercantum dalam Kontrak. Dengan
adanya penyerahan awal ini maka tahap pemeliharaan dimulai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa Kontraktor telah menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan utama (major works) 100 % dan minimal telah menyelesaikan
97 % pekerjaan dari seluruh nilai kontrak.
b. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
c. Pembentukan Panitia Penilai Serah Terima yang anggotanya ditunjuk oleh P2JN
Provinsi Kalimantan Selatan.
d. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak Kontraktor
kepada Pelaksana Kegiatan Fisik.
e. Seluruh data yang ada (misalnya; seluruh hasil testing material / hasil pekerjaan,
surat-menyurat / administrasi, formulir-formulir, data diskete, foto pelaksanaan
pekerjaan, dll.) sudah harus terdokumentasi atau terarsip dengan baik.
f. Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
 Kelengkapan administrasi.
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
 Sesuai dengan perencanaan.

Prosedur pembuatan As Built Drawing :


a. Pekerjaan telah mencapai 100 % untuk pekerjaan-pekerjaan utama (major works)
dan 97 % dari seluruh nilai kontrak.
b. Kontraktor secara tertulis mengajukan request kepada Pelaksana Kegiatan Fisik
dan Konsultan Pengawas untuk acara Serah Terima Awal dan melampirkan nama-
nama wakil Kontraktor yang akan bertanggung-jawab nantinya kepada Panitia
Penilai Serah Terima.
c. Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan request tersebut kepada Pelaksana
Kegiatan Fisik, dalam tempo paling lama 10 hari.
d. Selama 10 hari tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh Konsultan Pengawas,
Pelaksana Kegiatan Fisik beserta Stafnya untuk meneliti dan memeriksa semua
hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor.
e. Konsultan membuat rekomendasi kepada Pelaksana Kegiatan Fisik tentang :
 Bahwa Kontraktor telah menyelesaikan 100% pekerjaan pekerjaan utama
(majorworks) dan minimal telah menyelesaikan 97 % dari seluruh nilai kontrak.
 Perkiraan tanggal, bulan dan tahun selesainya seluruh pekerjaan.
 Mengajukan kepada Pelaksana Kegiatan Fidsik agar segera melakukan
pembentukan Panitia Penilai Serah Terima.
f. Pelaksana Kegiatan Fisik menginformasikan kepada Kepala PPK Satuan kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan jembatan Provinsi Kalimantan Selatan
bahwa pekerjaan sudah dapat diserah terimakan dan meminta agar segera
dibentuk Panitia Penilai Serah Terima.
g. Panitia Penilai Serah Terima segera dibentuk oleh Kepala PPK Satuan kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan jembatan Provinsi Kalimantan Selatan,
yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur :
 Dirjen Bina Marga
 Dinas PU Provinsi
 Dinas PU Kabupaten/Kota dimana lokasi proyek berada

 Satuan Kerja PPK Satuan kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
jembatanProvinsiKalimantan Selatan
 Pemda setempat, jika dianggap perlu.
h. Panitia Penilai Serah Terima bertugas ke lapangan dan membuat daftar kerusakan
serta kekurangan dari pekerjaan. Demikian juga hasil pengujian material di
lapangan dan laboratorium harus dilampirkan pada acara Serah Terima. Untuk
perbaikan penyimpangan-penyimpangan maupun kerusakan - kerusakan, Panitia
Penilai Serah Terima hanya memberi ijin satu periode penundaan tidak lebih dari
30 hari sejak terakhir penyelesaian pelaksanaan pekerjaan atau perpanjangan
waktu.
i. Jika setelah periode penundaan tersebut Kontraktor telah memperbaiki semua
penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan sesuai dengan yang
terdaftar dengan baik dan benar serta diterima oleh Panitia Penilai Serah Terima
yang dilampirkan pada proses Serah Terima Awal maka Panitia Penilai Serah
Terima akan menerbitkan Berita Acara Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/
PHO).
Bagan Alir Prosedur Serah Terima Awal (PHO) seperti terlihat padaGambar 5.9
Gambar 5.9
Serah Terima Awal (Provisional Hand Over /PHO)

START

REQUEST KONTRAKTOR
UNTUK SERAH TERIMA
TUNDA

TIDAK
95% PEKERJAAN
MAJOR SELESAI?

YA

 SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG KONSULTAN PENGAWAS


TERSIMPAN DI SISTEM DOKUMENTASI TEKNIK MEMBERIKAN
BERKAS (FILE) REKOMENDASI KEPADA
 LAKUKAN PEMBERSIHAN DISELURUH SATUAN KERJA SNVT WIL
LAPANGAN PEKERJAAN YANG TELAH I/II SEJAK TANGGAL
SELESAI YANG
 SIM UNTUK VISUAL MONITORING DIREKOMENDASI
DIPERBAHARUI PELAKSANA KEGIATAN KAN KONSULTAN
 PERHITUNGAN BOBOT PRESTASI KERJA MELAPORKAN KEPADA PENGAWAS
DIPERBAIKI SATUAN KERJA SNVT WIL TEKNIS, MASA
 PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN I/II AKAN DILAKUKAN JAMINAN THD
SECARA KESELURUHAN PROSES SERAH TERIMA KERUSAKAN
 PERSIAPAN PEMBUATAN JAMINAN DIBERLAKUKAN
PEMELIHARAAN TERHADAP KERUSAKAN
DIBENTUK PANITIA
PENILAI SERAH TERIMA

A PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA KONTRAKTOR,


PANITIA PHO DAN KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK

DAFTAR
YA KETIDAKSE
ADA KETIDAK SESUAIAN/
PERBAIKI SUAIAN
KEKURANGAN?

TIDAK
JAMINAN DICATAT DAN
PEMELIHARAAN PEMERIKSAAN KEBENARAN DISIMPAN DI SISTEM
DISERAHKAN (VERIFIKASI) (NP-13) DOKUMENTASI
KEPADA BERKAS (FILE)
PEMBERI TUGAS

SELESAI
H. SERAH TERIMA AKHIR (FINAL HAND OVERI FHO)

Serah Terima Akhir (Final Hand OverI FHO) adalah suatu kegiatan serah terima akhir
lapangan dari Kontraktor kepada Pelaksana Kegiatan Fisik, setelah Kontractor
menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada daftar
perbaikan yang dibuat oleh Panitia Penilai Serah Terima setelah kunjungan kedua ke
lapangan.

Tujuannya antara lain:


a. Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Kontraktor dengan
Pelaksana Kegiatan Fisik.
b. Pernyataan bahwa tanggung-jawab Kontraktor dengan Pelaksana Kegiatan Fisik
secara keseluruhan sudah selesai.
c. Hasil pekerjaan Kontraktor berupa fisik maupun administrasi secara keseluruhan
dapat diterima oleh Pelaksana Kegiatan Fisik dan hasil pekerjaan tersebut sudah
biasa dipakai untuk umum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Rekomendasi dari Konsultan Pengawas bahwa Kontraktor telah menyelesaikan
seluruh pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak dan telah
memperbaiki/menyempurnakan semua kekurangan yang diminta dalam daftar
perbaikan serah terima awal waktu kegiatan serah terima awal.
b. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
c. Pengembalian Jaminan Pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada pihak Kontraktor.
d. Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-menyurat /
administrasi, formulir-formulir, data diskete, foto pelaksanaan pekerjaan, dll.) sudah
harus terdokumentasikan dengan baik.

Yang perlu ditekankan adalah unsur-unsur :


 Kelengkapan administrasi,
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
 Kesesuaian dengan perencanaan.
Prosedur pembuatan Serah Terima Akhir (FHO) :
a. Pelaksana Kegiatan Fisik mengundang kembali Panitia Penilai Serah Terima yang
ditunjuk Dirjen Bina Marga untuk melaksanakan proses Serah Terima Akhir proyek
jalan yang dikelolanya.
b. Panitia Penilai Serah Terima memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada
daftar perbaikan dan penyempurnaan seluruh pekerjaan fisik maupun administrasi.
Apakah sudah diperbaiki atau disempurnakan, apabila dianggap perlu atau
rneragukan pihak Panitia Penilai Serah Terima, maka Panitia Penilai Serah Terima
dapat melakukan pengecekan ulang dilapangan.
c. Apabila seluruh pekerjaan fisik dan administrasi yang terdapat dalam daftar
perbaikan tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi teknik dan Dokumen Kontrak
maka, Panitia Penilai Serah Terima akan membuat Berita Acara Serah Terima
Akhir (Final Hand Over /FHO).

Bagan Alir Serah Terima Akhir (FHO) seperti terlihat pada Gambar 5.10.
Gambar 5.10
SERAH TERIMA AKHIR (FINAL HAND OVER / FHO)

START

PROSES SERAH TERIMA


SELESAI PROSES MASA
PEMELIHARAAN SELESAI

KONTRAKTOR MENGAJUKAN REQUEST


SERAH TERIMA PEKERJAAN KEPADA TUNDA
PEMBERI TUGAS

PEKERJAAN TIDAK
SELURUHNYA
SELESAI?
YA

 SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK


TERSIMPAN DIARSIP (FILE) MEMBERIKAN REKOMENDASI
 LAKUKAN PEMBERSIHAN DISELURUH KEPADA PEMBERI TUGAS
LAPANGAN PEKERJAAN YANG TELAH
SELESAI
 SIM UNTUK PENGAMATAN PEMBERI TUGAS MELAPORKAN
GAMBARANPROYEK DIPERBAHARUI KEPADA DIREKSI / PUSAT AKAN
 PERHITUNGAN BOBOT PRESTASI KERJA DILAKUKAN PROSES SERAH TERIMA
DIPERBAIKI
 PERSIAPAN UNTUKPEMERIKSAAN
SECARAKESELURUHAN
 PERBAIKAN SUDAH DISELESAIKAN PANITIA SERAH TERIMA DIUNDANG
KEMBALI UNTUK SERAH TERIMA

PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA KONTRAKTOR, A


A
PANITIA SERAH TERIMA DAN KONSULTAN PENGAWAS
TEKNIK

DAFTAR
YA YA KETIDAK
ADA KETIDAK SESUAIAN/
PERBAIKI SESUAIAN
KEKURANGAN?

TIDAK
JAMINAN DICATAT DAN
PEMELIHARAAN PEMERIKSAAN DISIMPAN DI SISTEM
DISERAHKAN KEBENARAN(VERIFIKASI) DOKUMENTASI ARSIP
KEMBALIKEPADA (NP-13) (FILE)
KONTRAKTOR OLEH
PEMBERITUGAS
SELESAI
5.7 ALIH PENGETAHUAN (TRANSFER OF KNOWLEDGE)
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, dalam setiap kesempatan diharapkan
terjadi alih pengetahuan (transfer of knowledge) antara Konsultan, Kontraktor dan staf di
Lingkungan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen. Banyak kesempatan yang dilakukan
melalui aktivitas rutin yang dilakukan pada pelaksanaan pekerjaan. Namun pelaksanaan alih
pengetahuan dapat juga dilakukan melalui acara yang secara sengaja dijadualkan dan
dalam bentuk aktivitas resmi dalam suatu acara. Beberapa acara resmi yang dilakukan
sebagai sarana alih pengetahuan antara lain :
1. Rapat-rapat;
2. Pengetesan mutu pekerjaan;
3. Saran dan asistensi

Konsultan akan membentuk tim kerja dan berinteraksi dengan semua instansi untuk
menumbuhkan “rasa memiliki / sense of belonging” terhadap proyek yang dibangun dan
diawasi.

5 .8 RENCANA KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi Jalan


Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian
Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs di Propinsi Kalimantan Selatan, Konsultan telah
menyiapkan rencana kerja, sebagai berikut :

5.8.1 PERSIAPAN AWAL


Segera setelah Konsultan mengadakan mobilisasi, tim Konsultan segera
mengadakan persiapan awal, antara lain dan tidak terbatas pada :
 Menata / penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor dll
 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh tim Konsultan
 Mengadakan koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-pihak terkait

 Penyiapan format/form-form standar yang akan digunakan selama masa pekerjaan


 Pengumpulan data yang diperlukan (dokumen tender fisik, schedule, dan lain-lain)
 Studi / analisa data yang tersedia
 Field reconnaissance / site visit
 Mempelajari kembali design dan lingkup pekerjaan fisik
5.8.2 KOORDINASI DENGAN SATKER

Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan berkoordinasi dengan


Pejabat pembuat komitmen, Satuan kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
jembatan Propinsi Kalimantan Selatan, perlu dilakukan secara rutin dan dengan frekuensi
yang cukup.

5.8.3 KOORDINASI DENGAN UNSUR PROYEK

Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara


Konsultan, Kontraktor dan Pelaksana Kegiatan Fisik, disini bisa dievaluasi, dimonitor dan
dibahas hal-hal antara lain :

 Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan
 Manajemen / pengaturan / penempatan alat berat oleh Kontraktor
 Kemajuan pekerjaan
 Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Kontraktor dan atau sebaliknya
 Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya
 Rencana kerja Kontraktor untuk bulan berikutnya

Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan meeting khusus.

Project meeting antara Konsultan dan Kontraktor dilakukan secara periodik (mingguan),
untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.

5.8.4 KOORDINASI TIM KONSULTAN

Dalam melaksanakan tugas, tim Konsultan selain akan melaksanakan tugasnya


sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Supervision Engineer
dengan Tenaga Ahli dan personil lainnya di Field Team dengan stafnya, seperti antara lain
dan tidak terbatas pada :
a). Rapat bulanan antara Supervision Engineer, Inspection Engineer Jalan, Inspection
Engineer Jembatan, Quantity Engineer, Quality Engineerr dan Health Safety
Environment (HSE) dengan staff, membahas :
 Laporan bulanan
 Aktifitas yang sudah dan akan dilaksanakan
 Masalah lapangan dan pemecahannya
 Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan
b). Supervision Engineer beserta staf field team akan berada di lapangan setiap setiap
saat (day-to-day) selama pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Sedangkan dalam setiap bulan Supervision
Engineer akan berkoordinasi dengan PPK, Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Propinsi Kalimantan Selatan, serta Pelaksana Kegiatan
Fisik di Kalimantan Selatan selama 2 hari setiap bulannya, untuk mengadakan
evaluasi, analisis, koordinasi dikantor proyek.
c). Tenaga Teknisi (Inspector, Surveyor dan Lab. Technician) akan melaksanakan
inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan
fisik sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
d). Pertemuan-pertemuan khusus antara Supervision Engineer dengan tim konsultan
dilakukan dengan frekuensi yang cukup atau sesuai kebutuhan ( harian ) agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.

5.8.5 KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, Konsultan perlu


melakukan koordinasi dengan instansi dan Konsultan lain terkait yang berhubungan dengan
lingkup pekerjaan.

5.8.6 TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan


dan instruksi yang diperlukan kepada Kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya
dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas
Konsultan meliputi : melakukan sertifikasi atas pekerjaan jalan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor.
Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Supervisi (Masa Konstruksi)
adalah sebagai berikut :
a. Mengecek data titik survey di lapangan
b. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan didalam dokumen
kontrak.
c. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material yang
akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan
persyaratan.
d. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, mengevaluasi rencana kemajuan
pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode lain yang digunakan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disetujui.
e. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh
Kontraktor, penyesuaian design bila diperlukan, agar sesuai dengan kebutuhan
teknis/lapangan.
f. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang sudah
di test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk yang sudah
disetujui oleh Pemberi Tugas.
g. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan
rekomendasi pemecahan permasalahan.
h. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu Pemberi
Tugas pada saat negosiasi harga dan biaya konstruksi terhadap perubahan kontrak
tersebut ( bila ada).
i. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pemberi Tugas dalam
bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup pekerjaan
kontrak dan perubahan-perubahan lain di luar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
j. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pelaksana Kegiatan Fisik.
k. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Kontraktor di dalam semua
masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan terhadap survey
tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah lain yang berhubungan dengan
dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
l. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak, untuk
material dan peralatan yang digunakan di proyek. Semua material yang digunakan di
proyek termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.
m. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan mencatat
semua rapat / pertemuan dengan Kontraktor, Pelaksana Kegiatan Fisik dan Instansi
pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam
kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.
n. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, kondisi diluar normal dilapangan, peralatan
Kontraktor dan personil dilapangan serta peristiwa / kejadian yang bisa mengakibatkan
keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan
tersebut.
o. Memberikan bantuan advis kepada Pelaksana Kegiatan Fisik di dalam menyusun
kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
p. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir proyek seperti yang
dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
q. Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Sementara yang diperlukan dan menyiapkan Sertifikat Penerimaan
Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
r. Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita Serah Terima
Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Pemeriksaan Akhir (Certificate of Final
Acceptance).

Secara ringkas, semua aktifitas dilapangan dapat dirangkum seperti di bawah ini :
1. PEMATOKAN BERSAMA ( SETTING OUT )
Semua survey di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan
dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah petunjuk Konsultan.
Hasil survey tersebut akan dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi, kondisi yang
ada dan beberapa ketidaksesuaian antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang
ada akan dipergunakan oleh Konsultan untuk mereview design untuk keperluan proyek
( bila ada ).

2. PERSIAPAN LAPANGAN

Pada tahap persiapan di lapangan, tim pengawas akan mengawasi dan memeriksa
aktifitas-aktifitas konstruksi sebagaimana yang dijabarkan di bawah ini :
 Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk
konstruksi
 Penyiapan rancangan campuran pekerjaan ( job mix formula ) untuk aspal, beton
dan lain-lain
 Lokasi letak bahan-bahan
 Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja
 Jumlah dan kondisi semua peralatan
 Jumlah personil Kontraktor
 Jumlah dan kualitas bahan-bahan

 Kondisi cuaca
 Prosedur administrasi Kontraktor
 Form/formulir kerja
 Persiapan form-work
 Mengecek jadual Kontraktor
 Persiapan konstruksi

3. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan telah selesai dan diperiksa oleh
Konsultan dan Pelaksana Kegiatan Fisik maka Kontraktor akan diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan konstruksi.

Tim Konsultan akan mengecek langsung dalam hal-hal berikut ini :


 Metoda pekerjaan konstruksi
 Campuran-campuran bahan

 Pengecekan jadual
 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan
 Pengambilan contoh ( sampling )

Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Kontraktor mengajukan “Request” terlebih dahulu,


yang berisi antara lain :
 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

 Lokasi pekerjaan
 Peralatan yang akan digunakan
 Estimasi volume pekerjaan
 Material yang akan digunakan
 Rencana jam kerja
4. PENGAWASAN MUTU

Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama pengawasan kualitas
antara lain sebagai berikut :

Sebelum Kontraktor memulai aktifitas konstruksi, Kontraktor akan membuat suatu


permohonan secara tertulis kepada Konsultan untuk prosedur konstruksi dan
persetujuan pekerjaan dalam tahap yang logis.

Konsultan akan :

 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan


 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik
 Menginspeksi dan menyetujui metoda dan ketelitian pekerjaan konstruksi
 Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan
 Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang
diambil dari lokasi kerja
 Memeriksa/menginstruksikan test-test yang lain sesuai dengan spesifikasi

5. PENGAWASAN KUANTITAS

Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama pengawasan kuantitas
antara lain sebagai berikut :

Pengawasan kuantitas ( quantity control ) akan mengecek bahan-bahan yang


ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Kontraktor. Konsultan akan memproses
bahan-bahan dan produk fisiknya berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan ( work item )
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan
3. PELAPORAN
Laporan yang harus dibuat oleh konsultan adalah :
1. RMK
Program mutu Konsultan pengawas berkewajiban membuat RMK Pekerjaan
pengawasan, yang disajikan (dipaparkan) pada wakru dilakukan rapat PCM
(Rapat Pra Pelaksanaan Pekerjaan). RMK tersebut diuji (disinkronisasikan)
dengan RMK dari kontraktor dan RMP dari PPK sehingga menjadi suatu sistem
manajemen mutu yang baik dan sinergi dengan semua pihak yang terkait.
Rencana Mutu Kontrak ini diserahkan setelah rapat PCM dan harus dikaji ulang
secara berkala selama masa layanan sebanyak 3 (tiga) rangkap/buku

2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan memuat : jadwal rencana kerja, metodologi pengawasan,
tahapan pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara lengkap, jadwal personil
pendukung yang telah disetujui aktif di lapangan dan Rencana Mutu Kontrak
Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.

3. Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan
Kontraktor, keadaan cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh
kontraktor/konsultan bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau
keuangan) dan memberikan rekomendasi atau saran-saran
bagaimana menanggulangi/menyelesaikan permasalahan tersebut. Jadwal
pengiriman laporan diatur sebagai berikut :
a) Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat setiap
tanggal 7 (tujuh) pada bulan berikutnya. Pengiriman ditujukan
kepada Kepala Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan serta kepada PPK, Kepala Satker SKPD
Provinsi Kalimantan Selatan, Satker PJN Wilayah I Provinsi Kalimantan
Selatan dan instansi lainnya yang terkait.
b) Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 7 (tujuh)
pada bulan berikutnya dan disertai tanda terima dari PO (Project Officer)
paket yang bersangkutan.

Secara substansional Laporan Bulanan sekurang- kurangnya terdiri dari:


i. Visualisasi progress pekerjaan tiap bulan dengan. menggunakan
video udara;
ii. Surat pengantar;
iii. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan
keuangan dari proyek dan identifikasi permasalahan yang
berdampak pada kemajuan keluaran pekerjaan;
iv. Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK fisik, Penyedia, dan
Konsultan.
v. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan terkait dengan
kinerja hasil pekerjaan.
vi. Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan pada bulan
terkait.
vii. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
viii. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
ix. Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan keuangan
termasuk besarnya denda (jika ada).
x. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya setiap akhir bulan kalender
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.

4. Laporan Mutu
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari
semua hasil pengujian tersebut di atas, sedangkan data otentik/ bukti pengujian
pada formulir laboratorium/ lapangan cukup disertakan beberapa lembar yang
mewakili. Penyedia Jasa (Konsultan) harus menyerahkan 3 (tiga)
rangkap/buku.

5. Laporan Triwulan
Laporan Triwulan ini termasuk informasi status personil yang dimobilisasi,
kemajuan dari pekerjaan lapangan, variasi kontrak dan Change Order,
status klaim (jika ada), deskripsi singkat mengenai masalah teknis atau
masalah kontrak yang terjadi termasuk terjadinya kegagalan pemenuhan
tingkat layanan jalan dan informasi lain yang berkaitan dengan semua
jaringan jalan yang sedang berjalan di bawah pengawasannya termasuk
rekomendasi tindak lanjut penanganannya.

Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16 format:


a. Judul lembar
b. Surat Pengantar c. Daftar isi
c. Data Proyek e. Peta Lokasi
d. Data Mobilisasi
e. Organisasi Proyek.
f. Progress keluaran hasil pekerjaan.
g. Jadwal pekerjaan.
h. Status Change Order atau Addendum.
i. Ringkasan pembayaran (keuangan) termasuk denda (jika ada).
j. Status klaim Penyedia Jasa (jika ada)
k. Ringkasan hasil inspeksi lapangan dan pemenuhan tingkat layanan jalan.
l. Ringkasan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
m. Rekomendasi dan Tindak lanjut.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya Setiap akhir triwulan tahun


anggaran Ketua Tim / Supervision Engineer akan menyerahkan laporan
Triwulanan, terdiri dari kegiatan Penyedia Jasa selama tiga bulan yang telah
berjalan diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan

6. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat ringkasan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan
pengawasan konstruksi, rekomendasi kebutuhan pemeliharaan di
masa yang akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama
masa konstruksi pekerjaan jalan dan jembatan, permasalahan
potensial untuk konstruksi baru yang mungkin terjadi dan pemberian
solusinya (jika ada) untuk beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan
yang akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup tanggung
jawab Pengguna Jasa. Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan
dan tanggapan terhadap Gambar Terlaksana (As Built Drawing yang
dikerjakan oleh Penyedia.
Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir pengawasan
lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama periode pelayanan Direksi
Teknis. Satu bulan sebelum berakhirnya pelayanan sebuah draft Iaporan
akhir sudah harus diserahkan ke PPK fisik yang berisi penjelasan sebagai
berikut:
- Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan, dan pemenuhan
penyelesaiannya, dalam kerangka perbaikan kegiatan-kegiatan
pengawasan di lingkungan unit kerjanya.
- Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan dan ringkasan
keuangan.
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan, prosedur, dan
operasional dengan maksud memperbaiki kemampuan pengawasan
pada program pekerjaan di lingkungan unit kerjanya.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir tahun anggaran


diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan. Untuk softcopy laporan berupa
Harddisk Eksternal 2 TB sebanyak 1 (satu) unit tiap paket, softcopy diserahkan
ke P2JN setiap kali mengumpulkan laporan.

7. CATATAN-CATATAN TEKNIS
Catatan-catatan akan dikeluarkan dari waktu ke waktu, untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada Kontraktor guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode
kerja/construction method dan lain-lain.

Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang


hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

5 .9 ORGANISASI DAN PERSONIL

5.9.1 STRUKTUR ORGANISASI

Organisasi Pelaksanaan untuk pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik


Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan
Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs ,adalah seperti yang terlihat pada
Gambar 5.11.
Gambar 5.11 Struktur Organisasi

SUPERVISION ENGINEER

- Sekretaris/Opr Komp
- Supir

- Inspection Eng. Jl - Quality Engineer


- Inspection Eng. Jemb - Quantity Engineer
- Health Safety
Environment (HSE)

- Inspector Jalan 1
- Inspector Jalan 2
- Inspector Jembatan 1
- Inspector Jembatan 2
- Surveyor 1
- Surveyor Jembatan
- Lab Technician 1
- Lab Technician Jembatan

5 . 9. 2 KOMPOSISI TIM
Tenaga Ahli Konsultan yang akan ditugaskan telah diseleksi dan direncanakan
dengan seksama, agar memenuhi kebutuhan program dan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Kegiatan ini adalah melaksanakan pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik
Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan
Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs dalam melaksanakan pengawasan
pekerjaan konstruksi fisik langsung di lapangan.

Konsultan mengusulkan personil tenaga ahli yang dipilih bedasarkan kualifikasi yang
terbaik, pengalaman dalam proyek yang sama dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Di
dalam Kerangka Acuan Kerja, pilihan kriteria yang diusulkan untuk setiap usulan tim kerja
dengan mempertimbangkan sepenuhnya :

 Pendidikan dan latihan


 Pengalaman secara umum
 Pengalaman yang berhubungan dengan proyek dari setiap personil yang diusulkan.

Sesuai dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja, setelah mempelajari lokasi
proyek dan lingkup pekerjaan yang akan ditangani, Konsultan berkesimpulan Tenaga Ahli
yang akan dimobilisasi dalam proyek ini adalah :

5 . 9. 2 . 1 TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

Tenaga Ahli Konsultan yang akan ditugaskan memiliki latar belakang pengalaman
yang cukup dalam pekerjaan perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan dan
sudah terbiasa dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Khusus untuk Supervision Engineer diperlukan kualifikasi tambahan yaitu :


 Berpengalaman professional lebih lama dari pada tenaga ahli lainnya;
 Berpengalaman dalam berbagai disiplin ilmu-ilmu yang dicakup proyek;
 Berpengalaman dalam mengkoordinir dan membuat laporan untuk pekerjaan yang
sejenis;
 Pernah menjadi Ketua Tim dari satu atau dua proyek yang sejenis.

Tanggung jawab Tenaga Ahli dalam pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi


Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian
Jembatan Kusan Cs dan Alio Csini adalah :
e. Supervision Engineer

Tugas-tugas Supervision Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas


pada hal-hal yang tersebut di bawah ini:
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk
setiap pelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang di lakukan
Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat
dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan yang di perlukan,
termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
mendahului pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya.
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara
teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di lapangan
dimana pekerjaan kostruksi sedang di laksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya
di tuntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya
dinyatakansecaraumum.
3. Memastikan bahwa Pelaksana memahami dokumen Kontrak secara
benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-ganbar, dan Pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksiyang tepat/ cocok dengan keadaan lapangan untukberbagai
macam kegiatanpekerjaan.
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak
pekerjaan dan material.
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang
dicapai Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress
schedule) yang telah disetujui
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila
kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buka
Spesikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh terhadap jadual
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka
Supervision Engineer (SE) juga membuat rekomendasi secara tertulis
bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatantersebut.
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Quantity
Engineer.
8. Menjamin bahwa sebelum Pelaksana diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya, maka pekerjaanpekerjaan sebelumnya yang
akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji
dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
9. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutudan jumlah
pekerjaan yang telah selsesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
bukti pembayaran bulanan Pelaksana.
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsasketsa yang
benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan.
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun/Terpasang (as built drawing) dan megupayakan agar
semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
12. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/ perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan.
13. Melakukan Inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi pekerjaan dalam kontrakmembuat laporan kepada PPK
terhadap hasil inspeksi lapangan
14. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan
keluaran hasil pekerjaan serta memenuhi tingkat layanan jalan terkait
dengan usulan pembayaran yang diajukanPelaksana.
15. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan
fisik dan keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan
menyerahkan kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada
waktu; dan
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian,
laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan
pemenuhan tingkat layanan jalan dan lainnya.
f. Inspection Engineer
Tugas-tugas Inspection Engineer (IE)/Quantity Engineer akan meliputi,
namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut dibawah ini :
1. Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan
pelaksanaan di lapangan;
2. Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang
keamanan dan keselamatan kerja;
3. Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan/
Pelaksana;
4. Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan dinilai tidak
benar atau membahayakan Dalam segala hal, semua instruksi harus
dicatat dalam buku harian (log book) serta segera memberi tahu
kepada Supervision Engineer;
5. Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar Kemajuan
Pekerjaan); dan
6. Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh Pelaksana.

g. Quality Engineer
Tugas-tugas Quality Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut dibawah ini :
1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap
pekerjaan, material dan peralatan yang ditempatkan di lapangan
apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
2. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan
dan penempatan peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta
memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai,
peralatan laboratorium yang ada sudah siap dioperasikan;
3. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan
pengujian yang dikerjakan oleh pelaksana clan tenaga-tenaganya
dalam rangka pengendalian mutu material serta h secara tertulis
kepada Supervision Engineer (SE) tentang kekurangan-kekurangan
yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun
setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada Supervision Engineer rekomendasi secara
tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil pekerjaan
yang bersangkutan;
5. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan
oleh Pelaksana tida~1kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi;
6. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek
sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi;
7. Menyerahkan kepada Supervision Engineer (SE) laporan bulanan
mengenai/semua hasil pengujian yang diperoleh selama
bulansebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision Engineer
kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium
serta pengujian dilapangan berikut risalah/kesimpulan dari data
yangada;
8. Menyiapkan format laporan penjarninan mutu pekerjaan, pengujian
hasil pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan; 9. Melakukan
monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan mutu
pekerjaan;
10. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan
mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis;
11. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika
ada) dan tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan
ketidaksesuaian; dan
12. Memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana mengenai
metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).
asil pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera

h. Quantity Engineer
Tugas-tugas QuantityEngineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut dibawah ini:
1. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan;
2. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di
lapangan, serta selalu memberikan informasi ten tang rincian
pekerjaan kepada Supervisiori Engineer,
3. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
4. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision
Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama
dengan Quality Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di
lapangan dengan di laboratorium.;
5. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua
lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan =s= kepada Supervision Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen Kontrak;
6. Semua hasil pengarhatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
Superuisiori Engineer pada hariitu juga;
7. Secara terus" menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa
semua /hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan bukti
pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap pelaksana
sudah benar dan sesuai dengan ketentuandalam DokumenKontrak;
8. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risalah
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan
material,jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan,
kejadian• kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan
formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/
dikirim kepada Supervision Engineer dan PPKsetiap hari setelah selesai
kerja;
9. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap
semua pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan
mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan
pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut;
10. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) di lapangan;
11. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
12. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada Supervision Engineer sebagai bahan masukan yang
disampaikan kepada PPK;
13. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasilpekerjaan,
perhitungan bobot pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta
menjaminbahwa pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar dan
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak; dan
14. Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan
mutunya memenuhi syarat.

i. Health Safety Environment (HSE)


Tugas-tugas Health Safety Environment (HSE) Engineer akan meliputi,
namun tidak terbataspada hal-hal yang tersebut dibawah ini:
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi
di lingkungan kerja. Hal ini terrnasuk membuat tingkatan dampak dari
bahaya (impact) dan kernungkinan terjadinya bahaya
tersebut(probability);
2. Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan
untuk mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di lingkungan
kerja. Upay/korektif bertujuan untuk menanggulangi kecelakaan yang
terjadidilingkungan kerja;
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting
dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk
merancang prosedur baku dan memelihara borang atau catatan terkait
kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisa akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif
yang diambil.
5.10 PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA – PK3K)

1. RUANG LINGKUP RK3K


Pedoman pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini menguraikan
pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan dan jembatan, khusunya untuk pelaksanaan
Pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi -
Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian Jembatan Kusan Cs dan
Alio Cs.

Pedoman pelaksanaan K3 ini disusun dengan urutan pekerjaan sesuai dengan


spesifikasi umum pekerjaan pengawasan konstruksi jalan dan jembatan yaitu: umum,
pekerjaan drainase ,pekerjaan tanah, pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu jalan,
pekerjaan perkerasan berbutir, pekerjaan perkerasan aspal, pekerjaan struktur,
pekerjaan pengembalian kondisi, pekerjaan harian, pekerjaan pemeliharaan rutin dan
pekerjaan perlengkapan jalan dan utilitas.

2. PERENCANAAN
1) Istilah dan Definisi
 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dimanasisi individual pekerja hanya dipandang sebagai
subyek.
 Keselamatan Konstruksi
Keselamatan kerja di proyek konstruksi yang dilihat dari sisi individual
pekerja dan organisasi dimana pekerja tersebut bekerja.
 Rekayasa Keselamatan
Usaha pencegahan kecelakaan atau usaha peningkatan keselamatan kerja
dengan menggunakan rekayasa teknik.
 Manajemen Keselamatan
Usaha pencegahan kecelakaan atau usaha peningkatan keselamatan kerja
dengan sistem manajemen.
 Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan menimbulkan akibat kerugian personil
dan harta benda.
 Kecelakaan Kerja
Kejadian yang tidak dikehendaki, terjadi pada waktu melakukan pekerjaan
dan menimbulkan akibat kerugian personil, harta benda atau kedua-duanya.
2) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya

Identifikasi jenis PengendalianRisiko


No Jenis/TypePekerjaan
bahaya & Risiko K3 K3

1. Pengawasan, monitoring & Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


pengendalian mobilsasi Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
proyek Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

2 Pelaksanaan rekayasa Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


lapangan (field engineering) Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

3. Pengawasan Pengambilan Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


sample material untuk diuji di Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
labor Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

4. Pengawasan & monitoring Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


pembuatan Mix Design &Job Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
Mix Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

5. Pengawasan, monitoring Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


Kegiatan harian Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

6. Pemeriksaan, pengukuran Jenis Bahaya : Pengendalian Risiko K3 :


dan validasi seluruh item Tertabrak kendaraan membuat rambu-rambu/
pekerjaan Risiko: tanda peringatan
lukaberat/meninggal

3) Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya

Pedomanini
menggunakanacuandokumenyangtelahdipublikasikanbaiktingkatnasional
maupuninternasional yaitumeliputi :
 Undang-undangNo. 1tahun1970, tentangKeselamatan Kerja
 Undang-undangNo. 23tahun1992, tentangKesehatan
 Undang-undangNo. 18tahun1999, tentangJasa Konstruksi
 Undang-undangNo. 13tahun2003, tentangKetenagakerjaan
 Undang-undangNo. 38tahun2004, tentangJalan
 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006, tentang Jalan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/MEN/1980, tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan
Menteri Pekerjaan Umum No. Kep/104/Men/1986 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996, tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008, tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009, tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2010, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2010, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum.
 Pedoman pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
Konstruksi Jalan dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Bina Marga, No : 004/BM/2006, Desember 2006
 Prosedur Pengendalian Dokumen No.Dok : DJBM/SMM/PR/01; Rev.: 00;
 Prosedur Pengendalian Dokumen No.Dok : DJBM/SMM/PR/02; Rev.: 00;
 Prosedur Audit Internal No.Dok : DJBM/SMM/PR/03; Rev.: 00;
 Pentunjuk Pelaksanaan Tinjauan Manajemen No.Dok : DJBM/SMM/PP/01;
Rev.: 00;

4) Sasaran K3 dan Program K3


SasaranK3
1. Menumbuhkanrasaamandan nyamandalambekerja
2. Menghindari kecelakaan-kecelakaan yang diakibatkan oleh pekerjaan
yang dilakukan
3. Zero Accident
Program K3
1. KebijakanK3
2. Administratif dan Prosedur
3. Identifikasi Bahaya
4. Project Safety Review
5. Pembinaan dan Pelatihan
6. Safety Meeting dan Safety Committee
7. Safe Working Practices
8. Sistim Ijin Kerja
9. Safety Inspection
10. Equipment Inspection
11. Keselamatan Konsultan
12. Lalulintas Jalan
13. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran
14. Keadaan Darurat
15. Investigasi Kecelakaandan Pelaporan

OrganisasiK3

Penanggung Jawab K3

Emergency/kedaruratan P3K Kebakaran

4.1. OrganisasiKeselamatan dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan.Tenaga K3 tersebut harus
masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan
ketentuan sebagai berikut:
I. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh
(full–time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan
kesehatan kerja.

II. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan


mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi
dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit
Pembina K3.

III. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan
unit structural dari organisasi Penyedia Jasa yang dikelola oleh Pengurus
atau Penyedia Jasa.

IV. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama–sama


dengan panitia Pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik–
baiknya,dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.

V. Penyedia Jasa harus melakukan hal– hal sebagai berikut :

a. Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja


fasilitas–fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b. Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam proyek.
c. Mengambil langkah–langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.

VI. Jika2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan
dan kesehatan kerja.

4.2. Laporan Kecelakaan


Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian
yang terkait dengan K3, dimana:

1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus


dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistic yang akan menunjukkan hal–hal
sebagai berikut:
a. Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing – masing dan,
b. Menunjukkan gambaran kecelakaan– kecelakaan dan sebab–
sebabnya.

4.3. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan
harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh
pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan,alat–
alat komunikasi dan alat– alatlain serta jalur transportasi, dimana:
1) Tenagakerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama
kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan
pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secaraberkala,sesuai dengan resiko–resiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara
teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terja dikecelakaan atau penyakit yang tiba–tiba,
harus dilakukan oleh Dokter,Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat–alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara
dan lain – lain.
6) Alat–alat PPPK atau kotak obat–obatan harus terisi paling sedikit dengan
obat untuk kompres, perban, anti septik,plester, gunting dan perlengkapan
gigitan ular.
7) Alat–alat PPPK dan kotak obat–obatan harus tidak berisi benda–benda lain
selain alat– alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat – alat PPPK dan kotak obat – obatan harus berisi keterangan –
keterangan /instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat–obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan dibawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan ditempat–tempat yang menyebabkan adanya
resiko tenggelam atau keracunan, alat– alat penyelamatan harus selalu
tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan – persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau
mengalami kecelakaan kerumah sakit atau tempat berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan /ditempel ditempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat–obatan,alat–alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana
dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/ memanggil ambulans,
nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain– lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

4.4. Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan
pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan.

Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu
menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana ,sumber daya manusia
dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh
karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

5) Ketentuan Teknis
5.1. Aspek Lingkungan
Dalamr angka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan
dan jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak ada maka
perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

5.2. Tempat Kerja dan Peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut:

1) Pintu masuk dan keluar


a. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat– tempat
kerja.
b. Alat-alat /tempat-tempat tersebut harusdi perlihara dengan baik.

2) Lampu /penerangan
a. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-
alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di
seluruh tempat kerja, termasuk padagang– gang.
b. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu
mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.

3) Ventilasi
a. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar.
b. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara
yang dikotori oleh debu, gas– gas atau dari sebab – sebab lain,
harus dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas
yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri
untuk mencegah bahaya– bahaya tersebut di atas.

4) Kebersihan
a. Bahan –bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ketempat yang aman.
b. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
c. Peralatan dan benda–benda kecil tidak boleh dibiarkan karena
benda-benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya
membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk).
d. Sisa–sisa barang alat–alat dan sampah tidak boleh dibiarkan
bertumpuk ditempat kerja.
e. Tempat–tempat kerja dan gang–gang yang licin karena oli atau
sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau
sejenisnya.
f. Alat–alat yang mudah dipindah–pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan padatempat penyimpanan semula.

5.3. Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau
proyekdapat dilakukanpencegahansebagaiberikut:
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia:
a. Alat – alat pemadam kebakaran.
b. Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang – orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam
kebakaran harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu
oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa – pipa air, alat pemadam
kebakaran yang dapat dipindah – pindah ( portable ) dan jalan menuju
ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dandicapai
7) Sekurang kurangnya sebuah alatpemadam kebakaran
harustersedia di tempat – tempat sebagai berikut :
a. Di setiap gedung dimana barang – barang yang mudah terbakar
disimpan.
b. Di tempat – tempat yang terdapat alat–alat untuk mengelas.
c. Pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang
dibangun dimana terdapat barang–barang dan alat– alat yang
mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan :
a. Ditempat yang terdapat barang–barang/ benda–benda cairyang
mudah terbakar.
b. Di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c. Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d. Di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakanteknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisic hlorinatedhydrocarbon atau
karbon tetro klorida tidak boleh digunakan didalam ruangan atau
ditempat yang terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir,standpipe) dipasang
disuatu gedung,pipa tersebut harus :
a) Dipasang ditempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) Dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan
sebuah katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.

5.4. Alat pemanas ( heating appliances)


Penempatan bahan/material dan alat pemanas (heating appliance)
harus di tempat yang benar dan aman dari bahan-bahan yang mudah
terbakar sebagaimana berikut ini:
1) Alat pemanas seperti kompor arang hanya boleh digunakan ditempat
yang cukup ventilasi.
2) Alat-alat pemanas dengan api terbuka, tidak boleh
,ditempat kan didekat jalan keluar.
3) Alat-alat yang mudah mengakibatkan kebakaran tidak boleh
ditempatkan di lantai kayu atau bahan yang mudah terbakar.
4) Terpal, bahan kanvas dan bahan-bahan lainnya tidak boleh
ditempatkan didekat alat-alat pemanas yang menggunakan api,dan
harus diamankan supaya tidak terbakar.
5) Kompor arang tidak boleh menggunakan bahan bakar batu bara
yang mengandung bitumen.

5.5. Bahan – bahan yang mudah terbakar


Penempatan bahan–bahan yang mudah terbakar harus aman
sebagaimana dijelaskan berikut ini :

1) Bahan–bahan yang mudah terbakar seperti debu/ serbuk gergaji,lap


berminyak dan potongan kayu yang tidak terpakai tidak boleh tertimbun
atau terkumpul ditempat kerja.
2) Bahan – bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus
dijaga supaya tetap kering.
3) Pada bangunan, sisa – sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang
mempunyai alat penutup.
4) Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang
mudah terbakar.
5) Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut, dan
digunakan sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan.
6) Bahan bakar/ bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan
digedung atau sesuatu tempat,kecuali didalam kaleng atau alat yang
tahan api yang dibuat untuk maksud tersebut.
7) Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu– pintu.

5.6. Inspeksi dan pengawasan


Inspeksi dan pengawasan harus dilakukan secara teratur dan terus
menerus selama pekerjaan berlangsung ditempat-tempat dimana resiko
kebakaran besar, dimana:

1) Tempat-tempat dimanaresiko kebakaran terdapat misalnya tempat


yang dekat dengan alat pemanas, instalasi listrik dan penghantar
listrik tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar dan bahan
yang mudah terbakar, tempat pengelasan baik las listrik atau karbit.
2) Orang yang berwenang untuk mencegah bahaya kebakaran harus
selalu siap meskipun di luar jam kerja.

5.7. Perlengkapan dan peringatan


Perlengkapan dan peringatan utama yang harus ada dilokasi proyek atau
pekerjaan antara lain sebagai berikut :
1) Papan pengumuman, dipasang pada tempat – tempat yang menarik
perhatian; tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat
menemukan.
2) Alarm kebakaran, harus ditempatkan pada tempat terdekat.
3) Nomor telepon dan alat–alat Dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat
harus ada dan harus mudah dibaca.

5.8. Tempat – Tempat Kerja Yang Tinggi


Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-tempat kerja yang
tinggiadalahsebagai berikut:

1) Tempat kerja yang tingginya lebih dari 2m diatas lantai atau diatas
tanah, seluruh sisinya yang terbuka harus dilindungi dengan terali
pengaman dan pinggir pengaman.
2) Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi dengan jalan masuk dan
keluar, misalnya tangga.

5.9. Jika perlu, untuk menghin dari bahaya terhadap tenaga kerja pada tempat
yang tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat jatuh lebih dari
ketinggian 2m harus dilengkapi dengan jaring(jala ) perangkap; pelataran(
platform) atau dengan menggunakan ikat pinggang (sabukpengaman) yang
dipasang dengan kuat.

5.10. Pencegahan Terhadap Bahaya Jatuh Ke Dalam Air


Bila pekerja dalam keadaan bahaya jatuh kedalam air dan tenggelam,
mereka harus memakai peNusa Tenggara Barat/baju pengaman
dan/atau alat–alat lain yang sejenis ban peNusa Tenggara Barat
(mannedboatdanring buoys).

5.11. UtilitasUmum
Utilitas umum seperti jaringan listrik, pipa gas, air, telepon dan
lainnya yang akan terganggu terkait dengan rencana kontruksi jalan dan
jembatan sebelumnya harus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait
dan untuk kepastian tentang letak dan posisi utilitas tersebut, maka harus
dilakukan pemeriksaan, pengecekan serta peninjauan lapangan bersama
dengan instansi terkait tersebut.
5.12. Kebisingandan Getaran ( vibrasi )
Kebisingan dan getaran yang membahayakan bagi tenaga kerja harus
dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas. Jika kebisingan tidak dapat
di atasi maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung telinga (ear
protectors)

5.13. Menghindari Terhadap Orang Yang Tidak Berwenang


Orang yang tidak berwenang tidak diizinkan memasuki daerah konstruksi,
kecuali jika disertai oleh orang yang berwenang dan diperlengkapi dengan
alat pelindung diri. Di daerah konstruksi yang sedang dilaksanakan dan di
samping jalan raya harus dipagari

5.14. Perlengkapan Keselamatan Kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safetyhat,yangbergunauntukmelindungikepaladaribenturanbendakerass
elama melakukan supervisi di lapangan.
2) Safetyshoes,yangakanbergunauntukmenghindarkanterpelesetkarenalici
natau melindungikakidarikejatuhanbendakerasdansebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata
pada lokasi pekerjaanyangbanyakserbuk metalatauserbukmaterialkeras
lainnya.
4) Masker,diperlukanpadamedanyangberdebumeskipunruangantertutup
rapat, maskerini dianjurkantetapdipakai.
5) Sarungtangan,dibutuhkanpadawaktumengerjakanpekerjaanyangberhub
ungan denganbahanyangkeras, misalnya mengambil sample material.
6) Rompi Lapangan

Gambar : Alat Pelindung Diri ( APD )

Gambar : Rompi Lapangan


Pelaksanaan proyek dan tahapan awal jadual disiapkan untuk tiap-tiap
komponen. Jadual menunjukkan pelaksanaan khusus yang diperlukan untuk dikoordinasikan
dengan prasarana proyek lain dan untuk meminimalkan gangguan.

Konsultan akan menyiapkan metode pelaksanaan pekerjaan dan jadual pelaksanaan.


Selanjutnya dengan berdasarkan pada volume pekerjaan maka dibuat schedule
pelaksanaan dengan barchart untuk item pekerjaan utama sehingga dapat diketahui
perkiraan jangka waktu konstruksi yang dibutuhkan. Schedule pelaksanaan yang dibuat
disertai data pendukung mengenai jumlah dan kapasitas peralatan yang dipakai.

Seperti yang diminta dalam kerangka acuan kerja, konsultan menyusun jadual waktu
pelaksanaan pekerjaan (jadual kegiatan). Untuk menjamin ketepatan waktu penyelesaian
dan kelancaran tugas maka team konsultan akan selalu melakukan kerja sama antar staf
secara kontinyu, melakukan diskusi/konsultasi dengan Pengguna Jasa dan instansi terkait
lainnya. Dan berdasar identifikasi pekerjaan utama tersebut diatas, konsultan dapat
menyusun jadual waktu pelaksanaan tersebut.

Sesuai dengan ketentuan dalam KAK, jangka waktu pelaksanaan untuk


pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts.
Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs
adalah 11 (sebelas) bulan kalenderTahun Anggaran 2020, terhitung sejak dikeluarkannya
surat Perintah Mulai Kerja oleh Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional Provinsi Sumatera Barat.
Konsultan akan menyusun jadual pelaksanaan pekerjaan dengan benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam KAK. Untuk menjamin ketepatan waktu penyelesaian dan kelancaran
tugas, maka team konsultan akan selalu melakukan kerja sama antar staf konsultan secara
kontinyu, melakukan diskusi/ konsultasi dengan Pelaksana Kegiatan Fisik dan instansi lain
yang terkait. Berdasarkan identifikasi pekerjaan utama tersebut di atas, Konsultan dapat
menyusun jadual pelaksanaan pekerjaan.

Jadual Pelaksanaan Pekerjaan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3


Lampiran 3

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

No KEGIATAN BULAN KE KET

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII


I IMPLEMENTATION MANAGEMENT

1 Mobilisasi

2 Pre Construction Meeting

3 Koordinasi Konsultan, Kontraktor dan PPK

4 Koordinasi Tim Konsultan

5 Koordinasi dengan Instansi terkait

6 Koordinasi Prosedur Administrasi Proyek

7 Field Engineering

8 Review Design (bila ada)

9 Bantuan Teknis Management Proyek


II CONSTRUCTION SUPERVISION

1 Bantuan/mengarahkan aktivitas kontraktor

2 Pengendalian mutu, kuantitas, waktu & biaya

3 Pengendalian Lalu Lintas

4 Monitoring Progress Fisik dan Keuangan

5 Rapat – rapat lapangan

6 Pengukuran dan sertifikasi Pembayaran

7 Pemeriksanaan As Built Drawing

III PELAPORAN

 RMK

 Laporan Pendahuluan

 Laporan Bulanan

 Laporan K3

 Laporan Mutu

 Laporan Triwulan

 Laporan Akhir
Komposisi tim dan Penugasan Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan PW - 03
Pengawasan Teknik Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu
- Mentewe dan Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Csini dapat dilihat pada
Lampiran 4 Komposisi Tim dan Penugasan.
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

Tenaga Ahli
(Personil Inti)

Tenaga
Tenaga
Nama Ahli Lingkup Posisi Jumlah
Ahli Lokal/ Uraian Pekerjaan
Personil Tetap/Ti Keahlian Diusulkan Orang Bulan
Asing
dak Tetap
Ir. Puji Tidak Tenaga Ahli Teknik Supervision Memimpin dan mengkoordinir seluruh 11
Mulyanto, Tetap Lokal Jalan dan Engneer kegiatan anggota tim kerja dalam
Msi Jembatan pelaksanaan pekerjaan dampai
Utama, Ahli dengan pekerjaan dinyatakan selesai
K3
Konstruksi
Madya
Djunaedi Tidak Tenaga Ahli Teknik Inspection Melakukan Pengawasan dilapangan, 8
Hendro Tetap Lokal Jalan, Engineer melakukan pemeriksaan dan
Pramono Jembatan Jalan mengendalian kegiatan yang
dan K3 berhubungan dengan aspek desain,
Konstruksi pengukuran volume bahan dan
Madya pekerjaan sebagai dasar pembayaran
prestasi pekerjaan.
Agung Tidak Tenaga Ahli Teknik Inspection Melakukan Pengawasan dilapangan, 7
Irawan Tetap Lokal Jalan dan Engineer melakukan pemeriksaan dan
Jembatan Jembatan mengendalian kegiatan yang
Madya berhubungan dengan aspek desain,
pengukuran volume bahan dan
pekerjaan sebagai dasar pembayaran
prestasi pekerjaan.
Tenaga Ahli
(Personil Inti)

Tenaga
Tenaga
Nama Ahli Lingkup Posisi Jumlah
Ahli Lokal/ Uraian Pekerjaan
Personil Tetap/Ti Keahlian Diusulkan Orang Bulan
Asing
dak Tetap
Lutfi Karete Tidak Tenaga Ahli Teknik Quality Melakukan pengawasan semua 7
Tetap Lokal Jalan Engineer pekerjaan pengujian dan
Madya dan menganalisa semua data hasil
Jembatan pengujin, memeriksa semua
Muda material/bahan dan menyerahkan
laporannya ke Supervision Engineer

Harry Tidak Tenaga Ahli Teknik Quantity Melakukan pengawasan, memeriksa 6


Wahyudi Tetap Lokal Jalan Engineer semua hasil pengukuran, perhitungan
Madya kuantitas dan setifikat pembayaran.
Membantu Supervision Engineer
mengadakan pengukuran akhir
secara keseluruhan

Patria Tidak Tenaga Ahli Jalan, Health Memastikan bahwa aspek keamanaan 5
Niagara Tetap Lokal Jembatan Safety Kesehatan, Keselamatan dan
dan K3 Invironment Lingkungan sudah tersedia dan di
Konstruksi terapkan dalam pelaksanaan
Madya pekerjaan konstruksi
Tenaga Pendukung
(Personil Lainnya)

Tenaga Ahli Tenaga Ahli Jumlah


Nama Lingkup Posisi
Tetap/Tida Lokal/ Uraian Pekerjaan Orang
Personil Keahlian Diusulkan
k Tetap Asing Bulan
To be Tidak Tetap Tenaga Lokal Pengawas Inspector Mengawasi Kuantitas pekerjaan, 22
Name Kuantitas di Jalan memerikasa gambar kerja
Lapangan Kontraktor, memerikasa gambar
terlaksana
To be Tidak Tetap Tenaga Lokal Pengawas Inspector Mengawasi Kuantitas pekerjaan, 16
Name Kuantitas di Jembatan memerikasa gambar kerja
Lapangan Kontraktor, memerikasa gambar
terlaksana
To be Tidak Tetap Tenaga Lokal Pengawas Lab. Pengawasan terhadap semua 14,5
Name Kualitas Technician kegiatan mutu bahan dan pekerjaan,
dilapangan analisa semua pengujian mutu.
Tidak Tetap Pengawas Mengawasi survai lapangan , 12
To be
Tenaga Lokal Kegiatan Surveyor membatu dalam kegiatan
Name
dilapangan survey/penggukuran
Tidak Tetap Sekretaris/ Administrasi kantor dan Surat 11
To be
Tenaga Lokal Administrasi Operator menyurat, membantu pengetikan
Name
Komputer untuk laporan
Tidak Tetap 11
To be Bertanggung jawab untuk kelancaran
Tenaga Lokal Supir Supir
Name transportasi tenaga ahli
Dalam KAK telah dijelaskan jenis dan jumlah Tenaga Ahli yang diperlukan pada
pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts.
Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs ini.
Namun di dalam KAK tidak menyebutkan dengan jelas berapa jumlah MM masing-masing
tenaga ahli yang disediakan oleh Satuan KerjaPerencanaan dan Pengawasan Jalan dan
JembatanProvinsiKalimantan Selatan untuk pekerjaan ini..

Dengan melihat jumlah ruas jalan yang akan diawasi, waktu pelaksanaan yang
disediakan serta besarnya nilai pagu yang disediakan, Konsultan memperkirakan lama
penugasan dan jumlah MM untuk masing-masing tenaga ahli.

Jadual Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Teknisi dapat dilihat pada Lampiran 5.
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Bulan Ke Orang
No Nama Personil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan

I. Tenaga Ahli (Proffesional Staf)


1 Ir. Puji Mulyanto, Msi 11
2 Djunaedi Hendro Pramono 8
3 Agung Irawan 7
4 Lutfi Karete 7
5 Harri Wahyudi 6
6 Patria Niagara 5
Subtotal 44
II. Sub Profesional Staf
1 Inspector Jalan 1 11

2 Inspector Jalan 2 11
3 Inspector Jembatan 1 8
4 Inspector Jembatan 2 8
5 Surveyor 6
6 Surveyor Jembatan 6
7 Lab. Technician 7
8 Lab. Technician 2 7.5
Subtotal 64,5
Bulan Ke Orang
No Nama Personil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan

III. Suporting Staf


1 Sekretaris/Opr Komp 11

2 Supir 11
Sub Total 22
Total 130,5
Kualifikasi tenaga ahli untuk pelaksanaan pekerjaan PW - 03 Pengawasan Teknik
Preservasi Jalan Kandangan - Lumpangi - Bts. Kab. Tanah Bumbu - Mentewe dan
Penggantian Jembatan Kusan Cs dan Alio Cs yang akan kami sampaikan terdiri dari :

1. Daftar Riwayat Hidup Personil yang diusulkan


2. Surat Penyataan kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang diusulkan.

Anda mungkin juga menyukai