E.1 PENDAHULUAN
E.1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat langsung, dalam mewujudkan
jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar perkotaan dan di kawasan perkotaan
yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani
pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional dan memfasilitasi agar kapasitas
Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan yang berkelanjutan
dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai.
Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Barat, bermaksud untuk menangani pekerjaan jalan dan jembatan di
Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi
(kontraktor).
Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia pada Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kalimantan Barat dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, maka P2JN Provnsi Kalimantan Barat akan menunjuk Core
Team Konsultan Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan untuk
memberikan bantuan teknis pada P2JN Provinsi Kalimantan Barat.
Sasaran :
Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang
memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu, dan
dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu) serta desain yang memenuhi syarat
untuk diterapkan pelaksanaannya serta tersedianya usulan program tahun berikutnya
yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia anggaran dengan nilai HPS sebesar Rp.
7.485.435.000 (Tujuh milyar empat ratus delapan puluh lima juta empat ratus tiga
puluh lima ribu rupiah), termasuk PPN 10% dan sumber dana APBN Tahun Anggaran
2022, dengan jangka waktu pelaksanaan selama 11 (sebelas) bulan.
E.3. METODOLOGI
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jasa yang akan disediakan Konsultan Pekerjaan
Jasa Konsultansi Pekerjaan Core Team Perencanan dan Pengawasan Jalan Nasional,
terdiri dari beberapa tahapan:
1. Membantu melakukan Review Design atas persetujuan Satuan Kerja NVT
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kalimantan Barat cq.
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Membantu dalam pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan
3. Memeriksa dengan benar pengukuran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
dengan baik dan benar /lengkap , teliti dan sempurna serta memeriksa gambar
kerja (Shop Drawing) dan gambar terlaksana/terpasang (As built drawing).
4. Menjamin bahwa semua laporan kemajuan pekerjaan (progress report) diserahkan
tepat waktu, pada setiap tanggal 1 (satu) bulan berikutnya dibuat secara benar dan
memuat semua catatan kemajuan pekerjaan serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan lapangan, baik mengenai permasalahan yang timbul dan
rekomendasinya.
5. Bekerjasama dengan unsur-unsur yang terkait di lapangan dalam hal - hal teknis
pekerjaan, di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah
Kalimantan Barat.
Catatan ini, bersama sama dengan hasil Rekayasa Lapangan, akan digunakan untuk
mengkaji dan menghitung ulang kebutuhan akhir kuantitas pekerjaan.
Data kondisi jalan dan kondisi bangunan existing yang ada di lokasi sekitar
pekerjaan.
Data lokasi rencana trase jalan dan jembatan yang berada di daerah sekitarnya
Data lain yang diperlukan untuk box culvert, gorong - gorong dan bangunan
pelengkap lainnya, (Patok Hm, Km, patok pengarah dan guide sign dll )
Data banjir dan curah hujan yang terjadi tahun lalu s/d 5 tahun terakhir
Bahan-bahan setempat yang tersedia yang dapat menentukan jenis konstruksi
yang paling tepat digunakan.
Data kronologi perkerasan existing, untuk menghitung ITP (Index Tebal
Perkerasan) existing jalan.
Data mengenai informasi harga satuan upah, bahan dan alat.
Data CBR tanah dasar yang akan dipakai sebagai sub grade.
Data lain yang diperlukan serta usulan dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi dan
Instansi terkait lainnya.
Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran seperti
yang diberikan dalam gambar.
Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 meter.
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah
dasar.
Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti
lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah
dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan)
Selama pemeriksaan arus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu
diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.
Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas
Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir.
Tanah dasar Exsisting dengan nilai CBR < 6% maka perlu Improve/ditingkatkan
dengan material yang nilai CBR nya > 6%
• Mobilisasi
• Pekerjaan Drainase
• Pekerjaan Tanah
• Pekerjaan Bahu Jalan
• Pekerjaan Granular
• Pekerjaan Aspal
• Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
• Pekerjaan Harian
5. Tahap Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan laporan Review Design dan menyerahkan laporan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, meliputi :
Data asli sesuai dengan data waktu lelang.
Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.
Catatan As built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
• Copy dari penawaran Kontraktor, termasuk harga satuan dan detail analisa
harga satuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka diperlukan konsep dasar pengawasan,
sekurang–kurangnya ada tiga hal yaitu :
Ketiga hal tersebut, secara integrasi akan menjadi konsep dasar di dalam pelayanan jasa
Konsultan Supervisi, sehingga akan mendukung suksesnya penyelesaian pekerjaan.
* Lingkup Pengujian :
- Dimensi
- Kualitas
* Struktur Pengujian :
- Jenis pemeriksaan
- Metode pemeriksaan
- Frekwensi Pemeriksaan
- Spesifikasi
- Toleransi hasil pekerjaan
Tabel dibawah ini menunjukkan jenis bahan yang diuji dan sistem pengujiannya
2b. Material/bahan Timbunan tanah, sub Kepadatan lapangan diban-dingkan Perlu dilakukan proof rolling.
campuran terpasang grade, sub base dengan kepadatan labora torium);
sand cone
Beton Perlu dicheck print out
- Kuat tekan camuran dari batching plant
- Kuat lentur sudah sesuaikah dengan job
- Hammer test mix formula ?
3. Material/bahan Tiang pancang beton - Kuat tekan (beton) Untuk produk pabrik dapat dila
produk jadi buatan - Bending moment (contoh acak) kukan beberapa kendali mutu
pabrik yaitu:
1. Uji material
bahan penyusun
(bila mungkin)
2. Uji produk jadi.
3. Mill certificate/
inpection sertificate.
Aspal Ductility, solubility CCl4, flash point, Catat pabrik pembuat dan
penetrasi, kadar lilin dan lain-lain. Suplier bahan.
- Tarik
Wire Strand Disertai Mill sertificate
Portland Cement - Kehalusan (F.M)
- Berat Jenis Disertai Mill sertificate
1. Beton Uji kuat tekan/uji kuat lentur, Setiap 100 m3, 8 pasang contoh pengujian
slump untuk 7 dan 28 hari atau + truck mixer 1
contoh.
Slump setiap trcuk mixer
Tambahan pengujian dilaksa-nakan sesuai
keperluan.
2. Hot mix 1 set pengujian Setiap produksi harian, sesuai jenis bahan, dan
- Wearing Course - kepadatan lab. atau setiap 250 ton produksi 1 set pengujian.
- Binder Course - Ekstraksi
- ATB - Gradasi
- Marshall
Setiap jarak 200 m
Pengujian Bila perlu (dari test pit)
- Kepadatan dan ketebalan
- Ekstraksi, gradasi
Hal ini harus ditempuh dengan langkah – langkah yang terencana baik dan efektif serta
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kontraktor.
Gambar E.3
PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU
PERSIAPAN
Jenis Material
Lokasi Sumber
Kuantitas
Dan lain-lain
PERMOHONAN
PEMERIKSAA PENGAMBILAN
TERHADAP JADWAL DAN PENGUJIAN
MATERIAL
PENGAMBILA
CONTOH MATERIAL
YA Jumlah Contoh Material
Metoda
Pengemasa
Material
Dan lain-lain
PENGUJIAN
Spesifikasi Teknis
Metoda Pengujian
Dan lain-lain
PEMERIKSAAN PERMOHONA
DAN EVALUASI PERSETUJUAN
PENGAMBILAN CONTOH
DAN PENGUJIAN ULANG
PPK LAPORAN PERSETUJUAN TIDAK
CONTOH
Ganti Sumber Material
Ganti Contoh Material
MATERIAL DAPAT
YA DIGUNAKAN UNTUK
KONSTRUKSI
Setiap tahapan dalam konstruksi akan selalu mengacu kepada aspek pengendalian
waktu, biaya dan mutu serta evaluasi untuk mendapatkan hasil yang memenuhi
persyaratan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Gambar E.4
BAGAN ALIR PENGENDALIAN BIAYA
Gambar E.5
BAGAN ALIR KERANGKA KERJA KONSULTAN SUPERVISI
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, akan ada beberapa aktivitas antara lain :
• Pemasangan pagar, rambu (kerja) lalu lintas untuk pengaman dan kerapian
pekerjaan pada kedua sisi jalan dan syarat manajemen lalu lintas
• Pekerjaan perkerasan jalan
• Pengecoran beton
• Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi pekerjaan
• Pekerjaan Struktur Jembatan
• Pekerjaan bangunan pelengkap jalan
Semua kegiatan tersebut diatas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan
kerja bagi pemakai jalan maupun bagi para pekerjan di jalan. Oleh sebab itu
penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit
mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan di bagian luar yang
sudah diperkeras atau trotoar eksisting dapat dibongkar dan bisa dipakai sebagai jalur
lalu lintas khusus untuk kendaraan umum sebagai jalan sementara (detour) dan
alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong
disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
pekerjaan. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut diatas adalah cara
pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan
wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada serta menyebabkan polusi (debu).
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
• Pelayanan umum
• Keselamatan kerja
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektivitas Sistim Informasi
Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama
pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalulintas, dapat dilakukan dengan
pemasangan rambu-rambu jalan sementara dan penempatan petugas
(flagman), dengan bendera merah selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
a. Disiplin Kerja
• Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.
Ketidakseimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan. Bekerja
pada pekerjaan jalan dilokasi jalan lama yang tetap harus dibuka untuk umum baik
pada tahapan perencanaan maupun tahap pelaksanaan konstruksinya menanggung
resiko tinggi pada terjadinya kemacetan dan kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi.
Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan
pekerjaan yang cukup tinggi dan ketat baik untuk perlindungan terhadap orang yang
terlibat di dalam pekerjaan maupun pada masyarakat umum pengguna jalan yang
lewat pada lokasi pekerjaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
• Faktor perambuan darurat
• Sistim transportasi (traffic management) pada lokasi pekerjaan.
• Atribut pada tenaga kerja (Alat Pelindung Diri)
• Astek, dll
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani
dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari pada semua
eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai.
Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Perambuan Darurat/Kerja
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan
pun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa
aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada
daerah perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-hitam” dan pada setiap jarak tertentu diberi
tanda “Spot Light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu slang yang dipasang
disepanjang pagar pembatas sebagai pengganti spot light.
Berikut ini akan diuraikan beberapa pertimbangan umum dan aktivitas serta
upaya yang dilakukan terkait dengan pengendalian lalulintas selama konstruksi.
1. Umum
Pertimbangan Lalulintas
Data lalulintas adalah informasi utama dalam perencanaan pengaturan
lalulintas untuk setiap tahap pelaksanaan konstruksi. Data lalu lintas yang
dibutuhkan meliputi (paling sedikit) :
• Karateristik lalulintas (arah arus lalulintas)
• Volume lalulintas untuk setiap jenis kendaraan
• Volume lalulintas dipersimpangan (disetiap jalannya)
• Tipe kendaraan yang melewati proyek
• Rute dan jadwal bus kota dan
• Rambu dan marka jalan yang ada
Berikutnya, selain tentang jaringan listrik, air bersih dan telepon, informasi
tentang sistim air buangan (kotor/limbah) saluran drainase dan fasilitas lain
disepanjang jalan yang akan mempengaruhi pelaksanaan konstruksi harus
dipelajari dengan seksama.
Pemasangan Peralatan
Item berikut ini akan diatur berdasarkan peraturan lalulintas yang
berlaku :
Disamping itu, jika sistim drainase yang ada, saluran disisi jalan dan
fasilitas drinase lainnya terganggu atau rusak selama masa konstruksi,
semua sistim dan fasilitas ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi atau Kontraktor sesuai dengan standard dan
kebutuhan instansi pemerintah yang berwenang.
4. Penerapan (Pelaksanaan)
Rencana Pengaturan Lalulintas
Pelaksanaan konstruksi dalam sub koridor ruas jalan yang akan dibangun
harus diteliti secara menyeluruh untuk kemudian menyusun rencana
pengaturan lalulintas yang dibutuhkan.
Rencana pengaturan lalu lintas harus sedemikian rupa sehingga masih layak
untuk dilaksanakan dan memberi dampak yang baik terhadap lalulintas,
selama pengembangan ruas jalan yang ada.
• DLLAJR
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 26
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
• PEMDA setempat
• Staf Pejabat Pembuat Komitmen
• Kepolisian
• Konsultan Supervisi dan
• Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau Kontraktor
Kantor pusat Konsultan secara terus menerus akan mengawasi tim yang ditugaskan di
lapangan dengan menugaskan secara khusus seorang penghubung (contact person)
yang dapat dihubungi oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu (SNVT) Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat, serta pihak terkait
lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu penanganan masalah khusus, baik teknis
maupun administrasi yang tidak termasuk dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), namun
hal–hal tersebut perlu ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan kegiatan
pekerjaan ini.
Pemasangan patok center line dengan interval jarak tertentu (misal 25 meter).
Pemasangan patok PI (tiap titik lengkungan).
Pemasangan patok TC, CT (pengembangan dari patok PI).
Pemasangan patok–patok yang berkaitan dengan kelengkungan jalan.
Kunci untuk pematokan diatas harus tersedianya titik referensi (bench mark) yang baik
dan akurat serta berada pada tempat yang aman. Penentuan titik referensi (bench
mark) ialah dengan cara pengikatan (pengukuran polygon) dengan titik referensi yang
sudah ada, dengan hasil akhir merupakan angka koordinat. Penempatan titik referensi
(bench mark) biasanya di luar DMJ atau dekat DMJ (Daerah Milik Jalan), untuk menjaga
keamanan pada saat dilaksanakan pekerjaan fisik.
Hasil survai center line dan profil akan diberikan pada gambar rencana. Terutama akan
disajikan traverse point dan reference point, informasi pematokan centerline dan
informasi elemen lengkungan.
Dalam pemasangan rambu dan tanda – tanda lalu lintas ini yang harus diperhatikan
adalah :
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 29
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
o Jenis dan material termasuk konstruksi rambu harus baik, awet dan lengkap sesuai
gambar standar.
o Titik lokasi rambu harus sesuai rencana dan petunjuk Konsultan dan tidak boleh
dipindahkan atau dirubah tanpa ijin Konsultan, termasuk lampu–lampu putar (rotary
lamp).
o Seluruh rambu harus terpasang dengan baik selama 24 jam terus menerus
(Konsultan harus cepat memberi intruksi, jika ada rambu hilang, dll).
o Penempatan dan keberadaaan flagman (orang pemegang bendera peringatan) harus
tetap ada setiap saat terutama pada saat kegiatan berlangsung dan keluar masuk
peralatan (Dump Truck, alat berat, dll).
1. Subgrade Preparation :
Pekerjaan ini di dahului dengan pembongkaran bahu jalan serta badan jalan
yang dibutuhkan untuk pelebaran. Dilanjutkan dengan perataan dan pemadatan
subgrade sesuai dengan kepadatan yang disyaratkan. Alat yang digunakan
adalah bulldozer, loader, dump truck, motor grader serta compactor. Jenis
Compactor atau pneumatic tyre roller disesuaikan dengan jenis tanahnya.
2. Base Course :
Sehubungan dengan terbatasnya ruang kerja serta untuk lebih homogennya lagi
sifat campuran agregat yang dihasilkan, pencampuran agregat subbase
dilakukan sebelum bahan diangkut ke lokasi pekerjaan. Pencampuran agregat ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gradasi sesuai yang disyaratkan.
Pengangkutan, penghamparan dan pemadatan subbase ini memerlukan
peralatan–peratalan : loader, dump truck, motor grader dan vibro compactor.
3. Pekerjaan Aspal :
Harus cukup stabil untuk tidak berubah bentukakibat dari beban yang
didukungnya, yang ditunjang oleh gradasi,tekstur, bentuk butir aggregat,nilai
penetrasi dan titik lembek aspal,serta kadar aspal campuran.
Harus cukup fleksibel untuk tidak terjadi retak akibat dari beban yang
didukungnya, yang dipengaruhi oleh gradasi aggregat, penetrasi dan titik
lembek aspal, dan kadar aspal dalam campuran.
Harus tahan lama sehingga tidak mengalami kerusakan yang sesuai dengan
umur rencana, Hal ini dipengaruhi oleh tebal film aspal pada aggregat yang
kemudian akan mempengaruhi VMA dan VIM.
Harus kedap air sehingga lapis beraspal dapat melindungi lapis dibawahnya
dari pengaruh air. Kekedapan terhadap air dipengaruhi gradasi aggregat
yang akan menghasilkan VMA dan VIM yang cukup,tebal film aspal pada
aggregat serta kadar aspal dalam campuran.
Harus mempunyai ketahanan terhadap gesersehingga aman untuk dilewati
lalu lintasyang melewatinya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk butir
serta tekstur dari aggregat serta ketahanan aus dari aggregat.
Harus mudah untuk dikerjakan yang dipengaruhi oleh gradasi aggregat,
temperatur pencampuran, dan kandungan bahan pengisi (semen sebagai
filler).
Tahapan yang pertama untuk pembuatan Job Mix Design (JMD) adalah
membuat proporsi campuran dari Stoke Pile yang gunanya untuk menentukan
bukaan Cold Bin dari hasil Marshall Propertis yang gunanya supaya suplay
material dari Cold Bin mencukupi kebutuhan agregate di Hot Bin dan tidak
terdapat material yang terbuang (Over Flow dan Over Size) sehingga Gradasi
Agregate masih terjaga sesuai dgn spesipikasi yang diinginkan. Tahap yang kedua
adalah menentukan proporsi/komposisi Hot Bin gunanya untuk menentukan
KADAR ASPAL yang Optimum sesuai dengan hasil Marshall Properties.
Tahapan yang ketiga adalah melakukan Trial Mix Di AMP (Asphalt Mixing Plant)
yang gunanya untuk memeriksa serta mengecek dari kondisi alat AMP dan
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 31
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
CP (WT + Tt)
Jumlah Dump Truck = ----- x --------- +1
CT 60
efek penetrasi sangat diperlukan, sedangkan tack coat disebarkan diatas lapisan
aspal sebelum penghamparan aspal diatasnya atau diantara lapisan aspal.
- Komposisi aggregate tetap dicek dari cold bin maupun hot bin.
- Berat tiap fraksi aggregate, aspal dan filler dicek pada panel timbangan.
- Temperatur diaryer untuk aggregat dan temperatur aspal serta temperatur
campuran diawasi pada saat di AMP maupun sesudah di atas truk.
- Saat material diatas truk, kemudian ditimbang. Di cek temperaturenya, dan
diambil samplenya untuk marshall test harian dan extraction.
- Setelah Hot mix sudah dihampar maka perlu di cek kepadatannya, dengan
pengambilan benda uji inti ( Core drill)
5. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang meliputi :
a. Seluruh pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur
komposit.
b. Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan dilaksanakan seperti
bekisting termasuk juga galian pondasi.
c. Penyiapan dan pemeliharaan pondasi pemompaan air untuk galian pondasi,
pengukuran dan pembersihan lokasi bekas pekerjaan.
Agar diperoleh mutu beton yang seragam untuk suatu elemen konstruksi
maka perlu diupayakan sebagai berikut :
- Menyamakan masing – masing jenis bahan – bahan yang dipakai.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 34
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Kegiatan awal :
- Penelitian rencana kerja Kontraktor (Schedule) spesifikasi umum dan
spesifikasi khusus ( bila ada) yang dipakai, rancangan campuran (job
mix design) dan gambar kerja (shop drawing )
- Toleransi yang diijinkan untuk pengukuran disesuaikan dengan berita
acara rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting).
- Cek kalibrasi alat, kesiapan peralatan dan bahan.
Gambar E.6
BAGAN ALIR PEKERJAAN PERKERASAN / PAVEMENT
TIDAK
YA
TIDAK
YA
Persiapan Pengecoran :
- Pengecekan kelurusan dan kerataan permukaan.
- Penggalian pada pekerjaan pondasi atau drainase, lokasi, ukuran
bentuk dan persiapan permukaan.
- Bekisting, perancah (scaffolding), disesuaikan dengan rencana
pekerjaan beton mengenai kekuatannya.
- Pemasangan tulangan, seperti ukuran diameter, panjang,
pembengkokan, angkur pinggir dan ujung, jumlah batang, tulangan
minimum, pemotongan serta cara pengikatan dengan kawat, dudukan
dan pengatur jarak maupun kebersihan (tidak ada kawat lepas).
- Pengecekan kesiapan :
- Peralatan tetap di lapangan atau batching plant mengenai siap pakai,
kebersihan, kalibrasi, kondisi dan kecepatan operasi.
- Peralatan bergerak seperti truck mixer, dan dump truck mengenai
jumlah dan siap pakai.
- Tenaga Kerja.
- Perlindungan lokasi terhadap hujan, cuaca panas atau dingin.
Pemeliharaan beton :
- Perlindungan terhadap kerusakan, seperti benturan, beban
berlebihan dan cacat permukaan.
- Pengembalian atau pelepasan bekisting atau scaffolding setelah
beton cukup umur (28 hari) dan kuat tekan karateristik beton sudah
tercapai, kecuali untuk beton yang menggunakan additive, pelepasan
bekisting bisa lebih cepat sesuai spesifikasi bahan additive yang
ditambahkan pada adukan beton, pelepasan bekisting atau,
- Perawatan beton, sampai umur 28 hari permukaan beton diusahakan
senantiasa basah atau lembab.
Pengujian beton :
- Pengujian kekuatan tekan beton.
- Pengujian beton setelah jadi konstruksi misal pengeboran (core drill).
- Hammer Test (penekanan dengan palu/rebound deflection).
Sama seperti semua pekerjaan yang lain pekerjaan beton juga mengikuti
prosedur yang sudah ditentukan, yaitu :
1. Kontraktor mengajukan request pekerjaan 24 jam sebelum
pekerjaan dimulai.
2. Selama waktu tersebut Konsultan pengawas teknis mengevaluasi
semua kesiapan administrasi teknis
Konsultan pengawas teknik merekomendasikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dapat dimulainya pelaksanaan
pekerjaan atau belum bisa dilaksanakan pekerjaan tersebut.
3. Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan
verifikasi pekerjaan beton.
Jadwal pelaksanaan
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaan sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen beserta Konsultan pengawas teknik haruslah betul-betul
memahami jadwal kerja Kontraktor , dengan titik berat masalah pada :
- Skala prioritas yang ada pada schedule pelaksanaan.
- Pekerjaan major (utama)
- Sumber daya (manusia, peralatan dan material)
• Detour untuk pekerjaan (jika diperlukan)
• Jalan
- Waktu pelaksanaan dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan
rencana kerja (net work planning).
- Rencana dan metode kerja.
Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah pada :
- Survai sumber material (quarry), meliputi:
Banyaknya material, yaitu mengenai jumlah dan jarak ke lokasi.
Kualitas material, yaitu mengenai pengujian atau system test
material yang akan dipakai.
• Penetapan base camp untuk lokasi :
o AMP (Asphalt Mixing Plant)
o Stone Crusher
o Batching Plant.
o Laboratorium, kantor (office) Kontraktor .
- Pengukuran ulang (field engineering/ rekayasa lapangan).
- Pematokan lapangan (Setting out), pekerjaan ini perlu dibahas dan
ditetapkan bersama-sama karena hasil dari penentuan profil-profil
melintang yang didapat merupakan/dasar pehitungan kuantitas
selanjutnya.
Hasil kesepakatan rapat dicatat serta dibuatkan Berita Acara serta ditanda
tangani bersama ketiga unsur : Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan
pengawas teknik dan Kontraktor.
• Mobilisasi Kontraktor
Pekerjaan mobilisasi kontraktor dapat dikategorikan menjadi 2
bagian yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil, alat dan
material secara keseluruhan, termasuk penetapan struktur
organisasi Kontraktor.
• Mobilisasi awal
Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk
mempersiapkan:
- Pengkajian ulang terhadap desain
- Pengukuran awal.
- Mempersiapkan program detail dan gambar kerja yang
akan dilaksanakan pada masa konstruksi.
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani
uji coba dan running well.
• Mobilisasi Keseluruhan
Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material, semua
pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya.
Dalam kaitan ini, Konsultan Supervisi akan memeriksa dan
menyetujui daftar material, peralatan yang akan didatangkan,
fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan,
menyiapkan titik data survai, cek pemasangan patok center
line dan review design.
Program Kerja
Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana Penyedia Jasa
harus menguraikan jadwal (schedulle) kerja menjadi bagian–bagian,
antara lain :
Gambar E.8
BAGAN ALIR PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
YA
TIDAK
Pengujian Awal
Pengujian awal adalah suatu kegiatan pengujian awal bahan mentah
hasil alam sebelum dipergunakan sebagai material untuk
pembangunan suatu kegiatan. Hal ini diperlukan agar supaya material
yang akan dipergunakan nanti dapat dipertanggung jawabkan,
mengenai: kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain–lain sesuai
syarat–syarat yang tercantum dalam persyaratan teknik, atau
spesifikasi
Gambar E.9
BAGAN ALIR PENGAJUAN SUMBER MATERIAL (QUARRY) DAN PENGUJIAN AWAL
TIDAK
YA
Supaya maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal
menunjang pelaksanaan pekerjaan , maka :
• Pada saat, mengajukan gambar denah base camp Penyedia Jasa
diminta, supaya :
Lokasi dekat dengan Pekerjaan.
Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam
satu lokasi base camp.
Jalan keluar base camp cukup baik.
Keamanan lingkungan terjamin.
Agak jauh dari permukiman menghindari polusi udara dan suara.
Memiliki tingkat kesejukan ruang kerja yang memadai.
Gambar E.10
BAGAN ALIR PENYIAPAN BASE CAMP DAN FASILITASNYA
Tidak
Ya
2. Tahap Konstruksi
2.1. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang disiapkan kontraktor
diperiksa oleh Konsultan Supervisi , dan mendapat persetujuan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dilaksanakan di lapangan pembuatannya merujuk
kepada gambar perencanaan (Original Design). Dalam pembuatan gambar
kerja (shop drawing) maka kontraktor harus memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
• Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.
• Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang
dibuat.
• Penomoran gambar kerja (Shop Drawing harus teratur dan berurutan).
• Tampilan gambar kerja (Shop Drawing) antara lain :
- Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum.
- Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik.
- Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan sedetail
mungkin.
Pengujian Bahan
Pengujian bahan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) macam yaitu
pengujian bahan olahan dan bahan jadi.
Yang dimaksud pengujian bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujian
terhadap :
Bahan olahan, yaitu bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam
dengan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan
konstruksi jalan.
- Produksi pabrik
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 50
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Semen
Bahan olahan untuk pekerjaan aspal antara lain :
- Berasal dari hasil alam.
Batu pecah atau aggregat
Abu batu
Pasir
- Produksi pabrik
Aspal
Bagan Alir prosedur pengajuan Shop Drawing dapat dilihat pada Gambar
E.11 di bawah ini.
PERSIAPAN
Pekerjaan Survey
Spesifikasi Teknik
Pengalihan Traffic
Dan lain - lain
DIPERIKSA 5 COPY
STRUCTURE DITOLAK
DISETUJUI
RESIDENT ENGINEER
1 COPY
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN GAMBAR KERJA
CHIEF INSPECTOR DI
LAPANGAN
PELAKSANAAN
Bahan jadi yaitu bahan hasil olahan tersebut setelah jadi suatu konstruksi di
lapangan.
Bahan jadi tersebut di lapangan dapat berupa :
- Beton untuk konstruksi jembatan atau perkerasan kaku (rigid
pavement).
- Hot mix sebagai konstruksi jalan atau perkerasan elastis (flexible
pavement).
- Aspal
Penetrasi yang benar (AASHTO T-49-68).
Titik nyala yang benar (AASHTO T-48-74) (ASTM D-92-52).
Ductulity yang baik (AASHTO T-53-74) (ASTM D-36-70).
Tidak berair
Tidak mengalami kontaminasi.
Bahan jadi :
- Pemeliharaan :
Pada masa pemeliharaan (curring time).
Sampai umur rencana.
- Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi
teknik (ASTM C-39-72).
- Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan
melakukan core drill setelah 12 jam penghamparan, sesuai
syarat–syarat dan spesifikasi teknik untuk pekerjaan aspal.
Bagan Alir Pengujian mutu pekerjaan dapat dilihat pada Gambar E.12 berikut ini :
PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN KONSULTAN KONTRAKTOR
PERSIAPAN
Jenis Material
Lokasi Sumber Material
Kuantitas
Dan lain -lain
PE RMOHONAN
PEMERIKSAAN PENGAMBILAN CONTOH
TERHADAP JADWAL DANNPENGUJIAN
MATERIAL
PEJABAT PEMBUAT
LAPORAN PERSETUJUAN TIDA
KOMITMEN
PENGAMBILAN
CONTOH MATERIAL
YA Jumlah Contoh Material
Metoda Pengambilan
Pengemasan
Dan lain -lain
PENGUJIAN
Spesifikasi Te knis
Metoda Pengujian
Dan lain -lain
PEMERIKSAAN PERMOHONAN
DAN EVALUASI PERSETUJUAN
PENGAMBILAN CONTOH
PEJABAT PEMBUAT DAN PENGUJIAN ULANG
LAPOR A PERSETUJUAN TIDA
KOMITMEN Ganti Sumber Material
Ganti Contoh Material
MATERIAL DAPAT
YA
DIGUNAKAN UNTUK
KONSTRUKSI
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas Teknis akan memeriksa (as built
drawing) dan mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan
rekomendasi untuk persetujuan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
GAMBAR E.13
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 58
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1. Penyerahan Lapangan
Setelah penandatanganan kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat
Perintah Kerja Kontraktor akan segera menerima penyerahan area lapangan secara
keseluruhan dari Pejabat Pembuat Komitmen untuk memulai melakukan
pekerjaannya.
2. Kewenangan Engineer
Kewenangan yang didelegasikan oleh Pengguna Jasa dalam hal ini adalah PPK
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi Banten kepada Engineer
secara umum telah didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak.
Penunjukan dan kewenangan Engineer akan dinyatakan secara tertulis oleh Pejabat
Pembuat Komitmen agar supaya pihak–pihak yang terlibat di dalam Lapangan
memahami dan saling mengetahui hal–hal yang harus menjadi tanggung
jawab/kewenangan Site Engineer beserta Tim konsultan.
E. 4 PROGRAM KERJA
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien pada proyek ini, maka
disusunlah rencana/program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan dimana secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara benar, dalam pengertian memenuhi
standar pelaksanaan yang ditetapkan yaitu Spesifikasi Umum dan Khusus (jika ada).
2. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam batasan jumlah Kontrak yang
disepakati.
4. Agar pelaksanaan pekerjaan tercatat secara memadai, dalam pengertian bahwa
selama masa pelaksanaan harus dijaga agar catatan-catatan (record) yang
diperlukan selalu dibuat seperti hasil pengukuran kemajuan pekerjaan, berbagai
jenis laporan, dan lain-lain.
Sesuai dengan Kerangka Acuan dan penjelasan dari pihak Pemberi Tugas maka aktivitas
pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan dan mobilisasi
b. Tahap survai dan investigasi lapangan
c. Tahap pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi
d. Tahap serah terima pekerjaan
e. Tahap aktivitas pasca konstruksi (Pemeliharaan)
Uraian secara detail dari tahapan-tahapan aktivitas Program kerja tersebut telah
dijelaskan pada E.3 Metodologi.
Selanjutnya Konsultan menyusun suatu rencana kerja berdasarkan pada Bagan Alir
Rencana Kerja Konsultan Supervisi tersebut di bawah ini. (Gambar E.14)
GAMBAR E.14
BAGAN ALIR RENCANA KERJA KONSULTAN SUPERVISI
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PERMEN 02/80 PEM KES KERJA UU NO. 3/92 JAMSOSTEK SE 01/97 NAB KIMIA
PERMEN 01/81 WAJIB LAPOR PERMEN 02/90 PEND FAS HP&KK KEPMEN 51/99 NAB FISIKA
PAK PERMEN 06/96 SMK3 KEPMEN 187/99 BB3
PERMEN 03/82 PEL KES KERJA
Daftar Peraturan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Tujuan dan Sasaran :
Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam
keadaan selamat dan sehat
Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
Agar proses produksi dapat berjalan lancer tanpa hambatan apapun
Ruang lingkup :
Tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air, di udara
Dengan unsur :
Dilakukan usaha
Ada tenaga kerja yang bekerja
Ada sumber bahaya
Sumber bahaya
Alat pengaman dan APD
Cara dan sikap kerja yang aman
Mempekerjakan tenaga kerja setelah paham;
Pembinaan K3
Memenuhi dan mentaati syarat K3
Lapora kecelakaan
Memasang UUKK dan poster
Menyediakan APD
Membentuk P2K3
Menerapkan SMK3
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 74 dikatakan bahwa dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak
pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral
anak
Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
system manajemen perusahaan.
Pasal 203 butir (1) Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan
Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 204 butir (1) Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan
dan menyempurnakan system manajemen keselamatan dengan berpedoman
pada rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5 Sasaran K3 : Program K3 :
a. Tidak ada kecelakaan kerja a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan
yang berdampak korban jiwa sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk,
(zero fatal Accident) Poster, Pagar pengaman, Jaring Pengaman dsb)
b. Tingkat penerapan elemen secara konsisten
SMK3 minimal 80 % b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi
c. Semua pekerja wajib dan cara kerja berbahaya
memakai APD yg sesuai Memastikan semua pekerja untuk mematuhi
bahaya dan resiko peaturan yang telah ditetapkan
pekerjaannya masing-masing
Organisasi K3 :
Penangunggjawab K3
( Site Engineer)
E.6 PELAPORAN
Dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan teknik ini Konsultan harus menyiapkan
beberapa jenis Laporan Pekerjaan sesuai dengan yang ada dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).
Beberapa jenis Pelaporan yang harus dibuat oleh Konsultan Pengawasan Teknik
Pekerjaan Jasa Konsultansi antara lain :
masalah khusus yang dihadapi di lapangan atau atas permintaan khusus dari
Pengguna Jasa untuk tujuan kajian atau analisa atas masalah-masalah tertentu
termasuk melakukan pengawasan sementara pada pekerjaan yang belum
memobilisasi konsultan pengawas. Laporanlaporan tersebut dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap/buku.
1. Team Leader
Ketua Tim adalah pemimpin tim (Team Leader) konsultan atau Direksi Teknis
yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa. Team Leader sekurang-kurangnya seorang Sarjana
Teknik Sipil (S1) dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara.
Tugas-tugas Team Leader akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini :
minimal 5 (lima) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi di bidang jalan. Tugas Ahli Teknik Jalan antara lain:
a. Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta evaluasi atas
analisa data lapangan terkait;
b. Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar jalan dan
jembatan;
c. Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jalan raya yang akan
diterapkan yang berkaitan dengan rekayasa lalulintas, geometrik jalan serta
drainase jalan;
d. Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul yang berkaitan
dengan rekayasa lalu lintas, geometrik jalan serta drainase jalan serta
menyiapkan konsep penanganannya;
e. Membantu menyiapkan petunjuk dan arahan teknis rekayasa lalu lintas,
geometrik jalan serta drainase jalan pada konsultan perencana dan pengawas
lapangan;
f. Melaksanakan perencanaan teknis jalan dan jembatan jika diperlukan.
Tugas-tugas Ahli Teknik Jembatan akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal yang tersebut di bawah ini :
5. Ahli Geoteknik
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Perencanaan di Bidang Jalan/Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK dengan
kualifikasi minimal Ahli Muda. Ahli Geoteknik disyaratkan minimal seorang
Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Sipil/Geoteknik/Geologi lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi/disamakan, untuk perguruan tinggi swasta yang belum
diakreditasi/disamakan harus telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi/diakui, dan berpengalaman dalam bidang
perencanaan/pengawasan jalan dan jembatan selama minimal 5 (Lima) tahun
setelah lulus, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
di bidang jalan dan jembatan.
6. Ahli Geodesi
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Geodesi Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil/Geodesi Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan
dan atau pengawasan pekerjaan sejenis sesuai bidang keahlian yang disyaratkan
minimal 5 (Lima) tahun, diutamakan perencanaan jalan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Ketua Tim (Team Leader) dan
melakukan persiapan desain, survei pendahuluan, survei topografi, perencanaan
teknis.
7. Ahli Lingkungan
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Teknik Lingkungan Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi
(LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan/Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
8. Ahli K3 Konstruksi
Diutamanakan mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) K3 Konstruksi Muda yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S.1)
semua jurusan lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan perencanaan dan atau pengawasan pekerjaan sejenis sesuai bidang
keahlian yang disyaratkan minimal 3 (tiga) tahun, diutamakan perencanaan
jalan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Ketua Tim (Team Leader)
dalam membuat konsep keamanan dan keselamatan kerja berkaitan dengan
resiko yang akan ditimbulkan dari pekerjaan jalan dan jembatan.
Koordinasi ini sangat penting bagi Konsultan agar semua pekerjaan dapat berjalan
sesuai rencana. Dengan demikian diharapkan hambatan yang terjadi dapat segera
diselesaikan, sehingga penyelesaian pekerjaan tidak akan melewati waktu yang telah
ditentukan. Keterpaduan dan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam
proyek ini akan menentukan keberhasilan pekerjaan.
Hubungan kerja intern tim Konsultan disampaikan dalam suatu Bagan Organisasi
yang ditampilkan pada Gambar E.15 berikut ini.
Ketua TIM
Pengawasan / Ketua
TIM Perencanaan
Tenaga Ahli :
1. Ahli Jalan Raya 1
2. Ahli Jalan Raya 2
3. Ahli Jembatan 1
4. Ahli Jembatan 2
5. Ahli Geoteknik 1
6. Ahli Geoteknik 2
7. Ahli Kuantitas dan
Biaya
8. Ahli K3 Konstruksi
9. Ahli Lingkungan Tenaga Ahli Staf Pendukung :
Pendukung : 1. Operator Komputer
1. Ass Ahli Jalan raya 1 2. Office Boy
2. Ass Ahli Jalan Raya 2
3. Ass Ahli Jalan Raya 3
4. Ass Ahli Jembatan 1
5. Ass Ahli Jembatan 2
6. Ass Ahli Jembatan 3
7. Ass Ahli Geoteknik 1
8. Ass Ahli Geoteknik 2
9. Ass Ahli Kuantitas Da
Biaya
Beberapa jenis fasilitas pendukung yang disediakan oleh Pengguna Anggaran (PA)
kepada Team Konsultan antara lain :
1. Fasilitas Transportasi
2. Fasilitas Komunikasi
3. Fasilitas Dokumentasi dan Pelaporan
4. Perlengkapan dan alat yang diperlukan dan pemakaian/pelaksanaan oleh Pihak
Ketiga seperti Test Laboratorium.