Anda di halaman 1dari 84

CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.1 PENDAHULUAN
E.1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat langsung, dalam mewujudkan
jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar perkotaan dan di kawasan perkotaan
yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani
pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional dan memfasilitasi agar kapasitas
Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan yang berkelanjutan
dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai.

Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Barat, bermaksud untuk menangani pekerjaan jalan dan jembatan di
Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi
(kontraktor).

Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia pada Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kalimantan Barat dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, maka P2JN Provnsi Kalimantan Barat akan menunjuk Core
Team Konsultan Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan untuk
memberikan bantuan teknis pada P2JN Provinsi Kalimantan Barat.

E.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Maksud Pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi Core Team ini adalah untuk :
a. Membantu Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN)
Provinsi Kalimantan Barat didalam melakukan koordinasi dan pembinaan teknis
terhadap kegiatan perencanaan dan pengawasan teknis (field team) pekerjaan
konstruksi di lapangan.
b. yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi (kontraktor),
c. Membantu memberikan saran dan masukan teknis terhadap permasalahan yang
sering dihadapi oleh tim pengawas teknis dan perencana teknis di lapangan dalam
menerapkan desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya.
d. Membantu melakukan/menyelesaikan review design, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.
e. Membantu mengkaji terhadap desain yang telah tersedia terhadap kelayakan untuk
dilaksanakan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 1


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

f. Membantu menyiapkan program usulan rencana penanganan Tahun Anggaran 2022


termasuk dokumen pelaksanaan (gambar rencana, engineer estimate dan dokumen
lelang).
g. Membantu pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan tugas dan kegiatan Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat

Sasaran :
Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang
memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu, dan
dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu) serta desain yang memenuhi syarat
untuk diterapkan pelaksanaannya serta tersedianya usulan program tahun berikutnya
yang sesuai dengan kebutuhan.

E.1.3 LOKASI KEGIATAN DAN SUMBER PENDANAAN


Kegiatan pekerjaan Core Team ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan lokasi tempat tugas Penyedia jasa ini adalah di Provinsi
Kalimantan Barat.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia anggaran dengan nilai HPS sebesar Rp.
7.485.435.000 (Tujuh milyar empat ratus delapan puluh lima juta empat ratus tiga
puluh lima ribu rupiah), termasuk PPN 10% dan sumber dana APBN Tahun Anggaran
2022, dengan jangka waktu pelaksanaan selama 11 (sebelas) bulan.

Berdasarkan pengetahuan tentang kondisi kegiatan dan pemahaman terhadap tujuan


utama pekerjaan yang akan dilakukan yaitu pekerjaan Core Team Perencanan dan
Pengawasan Jalan Nasional di Propinsi Kalimantan Barat, maka Penyedia Jasa
Konsultansi akan mengembangkan suatu pendekatan masalah dan metodologi untuk
membantu Tim Konsultan Supervisi dalam melaksanakan tugas – tugas pengawasan
teknis di lapangan secara sistimatis tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya sesuai
dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

E.2. PENDEKATAN MASALAH


Pendekatan masalah untuk menangani Pekerjaan Jasa Konsultansi Paket Pekerjaan :
Core Team Perencanan dan Pengawasan Jalan Nasional, Penyedia Jasa Konsultansi
nantinya dalam melakukan kegiatan pengawasan pekerjaan pada ruas jalan yang
dimaksud akan dilaksanakan secara komperhensif, mengingat ruas jalan tersebut
merupakan akses penting dalam menunjang perekonomian.

Pendekatan penanganannya dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :


• Manajerial dan
• Teknis Operasional

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 2


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.2.1 PENANGANAN MANAJERIAL ANTARA LAIN :


 Penyedia Jasa Konsultansi akan menyiapkan Tim Konsultan Supervisi yang terdiri dari
personil-personil dengan kualifikasi memenuhi kriteria yang disebutkan dalam KAK
dan mempunyai komitmen kuat terhadap profesionalisme dalam bekerja dan
berdedikasi tinggi.
 Penyedia Jasa Konsultansi akan melengkapi dan memberikan dukungan fasilitas guna
menunjang pelaksanaan pengawasan, sehingga diharapkan operasional pengawasan
dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir kontrak pekerjaan.
 Penyedia Jasa Konsultansi akan mendorong dan mendukung Tim Supervisi agar
terlaksananya koordinasi dan hubungan yang harmonis baik terhadap Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu (SNVT) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Barat selaku pemberi kerja.
 Tim Supervisi akan memenuhi layanan sebagaimana yang tertuang di dalam kontrak
dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
 Tim Supervisi akan melakukan koordinasi dan hubungan yang harmonis baik
terhadap PPK Pelaksanaan fisik selaku Pengguna Jasa Pelaksanaan dan Penyedia Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Kontraktor) serta Instansi terkait lainnya.
 Ketua Tim akan mengkoordinasikan anggota timnya untuk menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah
ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi.

E.2.2 PENANGANAN SECARA TEKNIS OPERASIONAL ANTARA LAIN MENCAKUP


 Penanganan harus secara komperhensif menyeluruh dan simultan untuk semua
segmen yang memerlukan penanganan pemeliharaan ataupun pembangunan.
 Pada segmen yang mengalami rusak berat perlu penanganan dengan rekonstruksi
total ataupun penanganan rising di atas konstruksi eksisting.
 Seluruh sistem penanganan, pekerjaan dalam konteks pengawasan tertuang dalam
Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konsultan.
 Dengan mempertimbangkan kondisi existing dengan lebar 2 x 7,00 m dengan median
1,00 m dengan bahu 1,00 – 2,00 m untuk ruas luar kota dan tanpa bahu jalan lagsung
trotoar untuk dalam kota.
 Pada Segmen – segmen jalan dengan tingkat kerusakannya tidak berat hanya
merupakan retak-ratak biasa (hair crack dan crocodile craks) bisa dilakukan dengan
patching atau dikupas terlebih dahulu dengan Cold Milling Machine.
 Pengendalian Administrasi Proyek termasuk diantaranya : Pengecekan terhadap
Jaminan-jaminan dan Asuransi, RMK Kontraktor, Pre Construction Meeting (PCM),
Jadwal Mobilisasi dan Jadwal Pelaksanaan, Rekayasa Lapangan dan Justifikasi Teknis,
Contract Change Order (CCO) atau Addendum Kontrak, Request for Works termasuk
metode pelaksanaan, Shop Drawing, Saw Couse Meeting (SCM)( jika ada), As Built
Drawing, Surat-menyurat, Risalah Rapat, Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan, Berita Acara Porvisional Hand Over (PHO) dan Berita Acara Final Hand Over
(FHO), dll.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 3
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Pengendalian pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian


pekerjaan konstruksi termasuk diantaranya : Pengendalian SMK3, Mobilisasi,
pelaksanaan konstruksi, pekerjaan perawatan, finishing dll.
 Pengendalian Kuantitas dan Biaya termasuk diantaranya : pengendalian kuantitas
hasil rekayasa lapangan atau usulan perubahan, penyelesaian claim, pengecekan
pembayaran bulanan / Monthly Certificate (MC) dan pengecekan pembayaran akhir /
Final Account.
 Pengendalian mutu yang ketat mulai dari pemeriksaan material di lokasi Quarry
sampai pada produksi di Stone Crusher dan pembuatan Job Mix Design (JMD) hingga
Job Mix Formula (JMF), produksi hotmix di AMP atau produksi beton di batching
plant readymix sampai dengan penghamparan di lapangan, serta perawatan paska
konstruksi.
 Pengendalian Waktu termasuk diantaranya : monitoring dan evaluasi rutin Jadwal
Pelaksanaan, prediksi kebutuhan waktu pelaksanaan berdasarkan kondisi dan
metodologi yang digunakan, koreksi dan rekomendasi terhadap pola kerja yang
kurang efektif dan efisien, dll.
 Perlunya menerapkan “Early Warning System” (EWS) yaitu perangkat untuk
mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan-kegagalan,
kekurangan, kesalahan, ketidak optimalan dan penyimpangan-penyimpangan dalam
penyelenggaraan prasarana baik dalam kualitas, fungsi maupun manfaat prasarana
yang bersangkutan. “EWS” ini mencakup tahap sangat awal (studi) sampai dengan
tahap akhir.
 Perlu adanya totalitas sistem mutu konstruksi yang sekarang sedang dikembangkan
oleh Pusat Penilaian Mutu Konstruksi (BAPEKIN).
 Oleh karena lalu lintas pada perkotaan sangatlah tinggi pada siang hari, maka
pelaksanaan pelapisan ulang perkerasan jalan agar diupayakan optimal pada malam
hari, untuk ruas jalan luar kota dapat dilaksanakan pada siang hari.
 Lapisan struktur perkerasan yang digunakan tergantung dari program penanganan,
type perkerasan dan tingkat kerusakannya, diantaranya sbb. :

1. Perkerasan Fleksibel (Flexible Pavement)


 Lapis Pondasi Bawah Agregat Base Klas B
 Lapis Pondasi Atas Agregat Base Klas A
 Lapis Pondasi AC-Base Course
 Lapis AC-Binder Course Levelling (Jika diperlukan perataan eksisting)
 Lapis AC-Binder Course
 Lapis AC-Binder Course Levelling (Jika diperlukan perataan eksisting)
 Lapis AC-WC Wearing Course
 Pekerjaan Bahu Jalan Aggregat

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 4


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


 Lapis Pondasi Bawah Agregat Base Klas B
 Lapis Pondasi Atas Agregat Base Klas A
 Lean Concrete
 Perkerasan Beton
 Lapis AC-WC Wearing Course (Jika diperlukan)
 Pekerjaan Bahu Jalan Aggregat

E.3. METODOLOGI
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jasa yang akan disediakan Konsultan Pekerjaan
Jasa Konsultansi Pekerjaan Core Team Perencanan dan Pengawasan Jalan Nasional,
terdiri dari beberapa tahapan:
1. Membantu melakukan Review Design atas persetujuan Satuan Kerja NVT
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kalimantan Barat cq.
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Membantu dalam pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan
3. Memeriksa dengan benar pengukuran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
dengan baik dan benar /lengkap , teliti dan sempurna serta memeriksa gambar
kerja (Shop Drawing) dan gambar terlaksana/terpasang (As built drawing).
4. Menjamin bahwa semua laporan kemajuan pekerjaan (progress report) diserahkan
tepat waktu, pada setiap tanggal 1 (satu) bulan berikutnya dibuat secara benar dan
memuat semua catatan kemajuan pekerjaan serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan lapangan, baik mengenai permasalahan yang timbul dan
rekomendasinya.
5. Bekerjasama dengan unsur-unsur yang terkait di lapangan dalam hal - hal teknis
pekerjaan, di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah
Kalimantan Barat.

E.3.1. MEMBANTU DALAM PENINJAUAN ULANG DESAIN


Setelah mempelajari gambar kerja, Spesifikasi Umum, Spesifikasi Khusus (bila ada),
Syarat Syarat Umum Kontrak dan Dokumen Kontrak lainnya, Konsultan Pengawas Teknis
akan membuat beberapa catatan dan koreksi - koreksi yang diperlukan sehubungan
dengan adanya kekurangan atau penambahan dari gambar – gambar dokumen –
dokumen lainnya.

Catatan ini, bersama sama dengan hasil Rekayasa Lapangan, akan digunakan untuk
mengkaji dan menghitung ulang kebutuhan akhir kuantitas pekerjaan.

E.3.1.1 REVIEW DESIGN PEKERJAAN


Metodologi umum yang diusulkan Konsultan sebagai berikut :
1. Persiapan

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 5


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan yang mencakup kegiatan


pemantapan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja pengumpulan data
sekunder dari instansi pemerintah maupun swasta yang terkait, pengumpulan buku
laporan studi terkait dan data-data, literatur-literatur serta survai/observasi
lapangan bila diperlukan.

Dalam observasi lapangan, Konsultan Pengawas Teknis bersama-sama dengan tim


Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau Kontraktor
akan mengadakan peninjauan ke lapangan (Field Engineering) secara bersama-sama
untuk mengidentifikasi kondisi lokasi pekerjaan dan membandingkannya dengan
data-data sekunder serta gambar rencana yang sudah ada dalam dokumen kontrak
fisik (Original Contract). Kegiatan ini akan dimanfaatkan pula untuk Konsultansi dan
diskusi menyeluruh dan terpadu dengan pihak Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
(SNVT) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dan
Pejabat Pembuat Komitmen serta Core Team dan institusi terkait di lingkungan
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Kalimantan Barat, untuk
mendapatkan persetujuan, sehingga usulan yang diajukan dapat menjawab
permasalahan dan kebutuhan yang ada. Sedangkan waktu yang diperlukan (sesuai
ketentuan Lampiran 1.1.A. dari Spesifikasi Umum) adalah sampai akhir masa
Mobilisasi (2 bulan).

Untuk pelaksanaan observasi lapangan ini Konsultan Pengawas Teknis akan


membentuk Tim yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam proses pelaksanaan
pekerjaan phisik. Untuk mencatat data - data yang diperlukan, seperti :

 Data kondisi jalan dan kondisi bangunan existing yang ada di lokasi sekitar
pekerjaan.
 Data lokasi rencana trase jalan dan jembatan yang berada di daerah sekitarnya
 Data lain yang diperlukan untuk box culvert, gorong - gorong dan bangunan
pelengkap lainnya, (Patok Hm, Km, patok pengarah dan guide sign dll )
 Data banjir dan curah hujan yang terjadi tahun lalu s/d 5 tahun terakhir
 Bahan-bahan setempat yang tersedia yang dapat menentukan jenis konstruksi
yang paling tepat digunakan.
 Data kronologi perkerasan existing, untuk menghitung ITP (Index Tebal
Perkerasan) existing jalan.
 Data mengenai informasi harga satuan upah, bahan dan alat.
 Data CBR tanah dasar yang akan dipakai sebagai sub grade.
 Data lain yang diperlukan serta usulan dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi dan
Instansi terkait lainnya.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 6


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Selama survai pendahuluan, Konsultan Supervisi bersama-sama dengan staf


Pejabat Pembuat Komitmen dan Kontraktor akan memeriksa semua data-data yang
diperlukan tersebut di lapangan, memberi koreksi seperlunya serta mengambil
keputusan bersama apa yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan konstruksi
nanti.

Adapun tugas dari tim survai pendahuluan ini antara lain :


o Mencatat kerusakan jalan lama (existing) dan mendata semua bangunan
existing yang akan terkena pekerjaan jalan dan jembatan.
o Menentukan tipe konstruksi jalan (pelebaran) yang paling baik untuk lokasi
tersebut berhubungan dengan material dan kondisi tanah dasar.
o Menentukan beberapa jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan
pemeliharaan jembatan sesuai dengan gambar rencana.
o Mencatat informasi banjir serta curah hujan yang terjadi minimum selama 5
tahun terakhir.
o Memberikan pengarahan kepada Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau
kontraktor dalam melakukan “ Test Pit “ terhadap jaringan utilitas bawah tanah
yang akan terkena bangunan konstruksi pelebaran jalan (pipa PDAM, Telkom,
Gas, PLN, dll).
o Memberikan pengarahan kepada Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau
kontraktor dalam melakukan “Test Pit“ pada daerah bahu jalan yang akan
dilebarkan, untuk menghitung CBR tanah dasar (sub grade)
o Membuat foto dokumentasi lapangan pada setiap lokasi penting dan kondisi
existing (0 %) pada setiap jarak 100 meter.
o Data lain yang diperlukan.

Pengumpulan data sekunder meliputi data yang berkaitan dengan kebijaksanaan


(policy), strategi, dan program pembangunan lingkup nasional, regional maupun
sektoral; kondisi sosial – ekonomi wilayah; serta data kondisi pelayanan transportasi
dan lalu - lintasnya.

Data tersebut meliputi, namun tidak terbatas pada :


 Desain awal (gambar rencana)
 Data Inventarisasi jalan existing.
 Data-data lalu lintas (LHR)
 Data tata guna lahan
 Standar desain yang diperlukan untuk jalan dan jembatan
 Data CBR tanah Dasar
 Data hasil survey BMS dan IRMS
 Data hasil survey Kondisi Jalan (Roughness)
 Data lain yang diperlukan (mis. Benklemen beam survey)

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 7


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Tinjauan Ulang Desain


Tahapan-tahapan dalam tinjauan ulang desain adalah sebagai berikut :

 Melaksanakan penyelidikan/penelitian terhadap kondisi eksisting jalan.


 Membuat perhitungan kebutuhan semua kuantitas pekerjaan yang diperlukan
untuk menangani pekerjaan konstruksi.
 Apabila kebutuhan kuantitas hasil rekayasa lapangan berbeda dengan kuantitas
yang tersedia di dalam kontrak awal, harus dibuat beberapa alternatif
perhitungan, agar dapat ditentukan kebutuhan yang optimal untuk menangani
pekerjaan konstruksi.
 Menyusun perhitungan–perhitungan terhadap keamanan konstruksi bila
ditemukan hal-hal yang meragukan terhadap struktur/konstruksi jembatan dan
opritnya, atau Box-box yang akan diperlukan untuk dipasang.
 Membuat rekomendasi/Draft Justifikasi Teknik terhadap desain rencana yang
ada dalam dokumen kontrak.

3. Pengambilan Data CBR Tanah Dasar.


Disini diambil contoh uraian pengambilan data CBR tanah dasar. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar yang dilakukan pada
ruas-ruas jalan yang akan dilebarkan.

Sistem Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai


berikut :

 Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran seperti
yang diberikan dalam gambar.
 Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 meter.
 Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah
dasar.
 Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti
lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
 Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah
dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan)
 Selama pemeriksaan arus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu
diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.
 Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas
 Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir.
 Tanah dasar Exsisting dengan nilai CBR < 6% maka perlu Improve/ditingkatkan
dengan material yang nilai CBR nya > 6%

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 8


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

4. Tahap Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan pada pekerjaan ini sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dilakukan dengan menggunakan data yang
disederhanakan (Simplified Method) untuk pekerjaan peningkatan ataupun
pembanguanan jalan, yaitu cara pengumpulan data lapangan yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga sejak tahun 1983, Tata Cara
Survey Kondisi Jalan Kota No. 005/T/BNKT/1991, Tata Cara Pelaksanaan Survey
Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota No. 016/T/BNKT/1990, Tata Cara Survey
Pendahuluan Jembatan di daerah Perkotaan No. 004/T/BNKT/1991 dan Field Data
Collection Summary-nya, dll.

Proses pelaksanaan pekerjaan tahap Field Engineering ini sebagai berikut :


 Penyusunan konsep detail perencanaan untuk selanjutnya harus mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
 Pembuatan Justifikasi Teknik dilakukan setelah Draft Justifikasi Teknik tersebut
di atas telah mendapat persetujuan dari Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
(SNVT) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat
dengan mencantumkan koreksi koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
 Semua perencanaan akan mengikuti standar-standar perencanaan seperti telah
dijelaskan dalam bab sebelumnya.
 Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (oprit jembatan, bangunan
dinding penahan tanah dan lain-lain)
 Standar–standar rencana bangunan pelebaran jembatan-jembatan,ataupun
penggantian gorong-gorong melintang yang dibutuhkan.

Rujukan yang digunakan dalam perencanaan tersebut adalah :


Petunjuk Pengambilan data lapangan untuk program peningkatan jalan yang
diterbitkan oleh Sub Direktorat Perencanaan Teknik Jalan, Dit BIPRAN, DIt Jend. Bina
Marga.
 Optimising of Overlay Design in Indonesia, Cone, 1983.
 Literatur tentang overlay Design yang digunakan di lingkungan Dit. Bipran pada
bulan April 1987.
 Untuk design geometric pada daerah yang direlokasi ataupun jalan
mengikuti Buku Pedoman Bina Marga No.: 13/70 tentang Spesifikasi Standar
untuk perencanaan Geometrik pada jalan rural”.
 Pengumpulan data lapangan menggunakan cara yang telah disederhanakan
(Simplified design method) yaitu cara pengumpulan data lapangan yang telah
dikembangkan oleh Dit.Jend. Bina Marga sejak tahun 1983.
 Peraturan pemerintah tentang jalan no. 26 tahun1985 mengenai kelas jalan,
alinyemen dan lebar jalan

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E– 9


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Standar drainase jalan


 Penerangan jalan raya
 Peraturan Beton bertulang Indonesia, NI-2, 1971
 Pedoman perencanaan pembebanan jembatan jalan raya SKBI No. :
1.3.28.1987, UDC : 624.042.624.21.
 Perkerasan lentur Jalan Raya, Dir.jen Bina marga, november 1999
 Standar Bina Marga Bridge Management Sistim ‘92 (BMS-92), Direktorat
Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
 Spesifikasi Jembatan Jalan Raya AASHTO
 Spesifikasi JEPANG (JIS)
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan Raya. Standar
Nasional Indonesia SNI 03-2833-1992.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1990.
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SK SNI T–15 -
1991-03.

Setelah proses perencanaan dan penggambaran selesai, maka akan dikeluarkan


perhitungan volume (kwantitas) pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan yang
pada akhirnya dapat ditentukan perkiraan biaya total yang diperlukan dari beberapa
sisi pekerjaan yaitu :

• Mobilisasi
• Pekerjaan Drainase
• Pekerjaan Tanah
• Pekerjaan Bahu Jalan
• Pekerjaan Granular
• Pekerjaan Aspal
• Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
• Pekerjaan Harian

5. Tahap Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan laporan Review Design dan menyerahkan laporan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, meliputi :
 Data asli sesuai dengan data waktu lelang.
 Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.
 Catatan As built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
• Copy dari penawaran Kontraktor, termasuk harga satuan dan detail analisa
harga satuan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 10


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

• Diskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam desain apabila dipakai


anggapan yang lain dari standar Bina Marga.
• Gambar-gambar yang jelas menunjukkan desain asli dan desain yang diusulkan.
• Daftar jadwal yang baru (Reschedule)untuk kuantitas dari harga, sehubungan
dengan revisi desain atau Perintah Perubahan Kontrak (Contract Change
Order) yang diusulkan.
• Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan
desain (Review Design)
• Hal-Hal tersebut di atas masuk dalam dokumen Justifikasi Teknis

E.3.2. PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU


Tujuan adanya pengendalian mutu seperti disinggung terdahulu bahwa harus ada
jaminan seluruh persyaratan teknis dalam spesifikasi dapat terlaksana dengan baik.
Seluruh persyaratan teknis maupun norma dan peraturan–peraturan lainnya dapat
terlaksana apabila adanya suatu tim pengendali yang terorganisir dengan baik serta
mempunyai pengalaman dan keahlian yang memadai atau profesional, secara individu
maupun secara tim.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka diperlukan konsep dasar pengawasan,
sekurang–kurangnya ada tiga hal yaitu :

• Pekerjaan harus tepat mutu


• Pekerjaan harus tepat waktu dan
• Pekerjaan harus tepat biaya

Ketiga hal tersebut, secara integrasi akan menjadi konsep dasar di dalam pelayanan jasa
Konsultan Supervisi, sehingga akan mendukung suksesnya penyelesaian pekerjaan.

E.3.2.1 PENGENDALIAN MUTU


Untuk setiap jenis pekerjaan yang menyangkut mutu, Konsultan akan selalu mengawasi
sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi umum dan
spesifikasi khusus (bila ada) yang tercantum dalam dokumen kontrak. Untuk itu
Konsultan Pengawas akan menerapkan pola manajemen pengendalian mutu
sebagaimana dikenal di lingkungan Bina Marga dengan istilah “Pola 3-2-5”, yang artinya
bertahap 3 (tiga), berlingkup 2 (dua) dan berstruktur 5 (lima).

Pola tersebut dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut :


* Tahapan Pengujian :
- Pengujian bahan baku
- Pengujian bahan olahan
- Pengujian bahan jadi

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 11


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

* Lingkup Pengujian :
- Dimensi
- Kualitas
* Struktur Pengujian :
- Jenis pemeriksaan
- Metode pemeriksaan
- Frekwensi Pemeriksaan
- Spesifikasi
- Toleransi hasil pekerjaan

Tabel dibawah ini menunjukkan jenis bahan yang diuji dan sistem pengujiannya

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 12


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Tabel Kontrol Kualitas Bahan/Material Utama dilaksanakan sbb

KELOMPOK JENIS BAHAN MACAM


NO CATATAN
MATERIAL YANG DIUJI PENGUJIAN
1. Raw Material Tanah Index Properties : Material dari cutting / borrow
- Analisa butir area dan subgrade
- Plastisitas Index
- Sp. Gravity
- Kepadatan Lab.
- CBR Lab.

Aggregate - Abrasi (Los Angeles) Material dari Quarry.


halus/kasar - Keawetan (terhadap
Na2SO4)
- Lain-lain s.d.a (Vide : uji tanah)
2a. Bahan campuran Hot mix - Marshall test Dilaksanakan pada pem buatan
- Ekstraksi aspal job mix. Design dan Rutine
- Gradasi agregat ekstraksi Control.
- Suhu
- Bulk density

Beton - Kuat tekan Dilaksanakan pada pem buatan


- Kuat lentur job mix. Design dan Rutine
- Slump Control.
- Pori udara (apabila perlu)

2b. Material/bahan Timbunan tanah, sub Kepadatan lapangan diban-dingkan Perlu dilakukan proof rolling.
campuran terpasang grade, sub base dengan kepadatan labora torium);
sand cone
Beton Perlu dicheck print out
- Kuat tekan camuran dari batching plant
- Kuat lentur sudah sesuaikah dengan job
- Hammer test mix formula ?

3. Material/bahan Tiang pancang beton - Kuat tekan (beton) Untuk produk pabrik dapat dila
produk jadi buatan - Bending moment (contoh acak) kukan beberapa kendali mutu
pabrik yaitu:
1. Uji material
bahan penyusun
(bila mungkin)
2. Uji produk jadi.
3. Mill certificate/
inpection sertificate.

Pipa beton - Kuat tekan (beton) Disertai Mill sertificate


- Uji pembebanan (contoh acak)

Baja Tulangan - Tarik Disertai Mill sertificate


- Bending

Aspal Ductility, solubility CCl4, flash point, Catat pabrik pembuat dan
penetrasi, kadar lilin dan lain-lain. Suplier bahan.

- Tarik
Wire Strand Disertai Mill sertificate
Portland Cement - Kehalusan (F.M)
- Berat Jenis Disertai Mill sertificate

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 13


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Tabel Frekuensi/Kuantitas Pengujian


No. Kelompok Material Jenis bahan yang diuji Macam Pengujian

1. Beton Uji kuat tekan/uji kuat lentur,  Setiap 100 m3, 8 pasang contoh pengujian
slump untuk 7 dan 28 hari atau + truck mixer 1
contoh.
 Slump setiap trcuk mixer
 Tambahan pengujian dilaksa-nakan sesuai
keperluan.

2. Hot mix 1 set pengujian  Setiap produksi harian, sesuai jenis bahan, dan
- Wearing Course - kepadatan lab. atau setiap 250 ton produksi 1 set pengujian.
- Binder Course - Ekstraksi
- ATB - Gradasi
- Marshall
 Setiap jarak 200 m
Pengujian  Bila perlu (dari test pit)
- Kepadatan dan ketebalan
- Ekstraksi, gradasi

E.3.2.2 PENGENDALIAN WAKTU


Seluruh pekerjaan berjalan di dalam sekuen dan mengikuti jadwal waktu yang
ditetapkan di dalam program kerja Kontrak. Konsultan Supervisi akan mengendalikan
waktu dengan metode tertentu, sehingga kegiatan lapangan dapat diselesaikan sesuai
periode waktu kontrak. Metode pengendalian waktu yang lazim dijalankan yaitu dengan
Kurva “S”, Path Diagram Method (PDM) atau Crytical Path Method (CPM).
Jika dalam pelaksanaan di lapangan Kontraktor mengalami keterlambatan pencapaian
progres maka akan dilakukan ”Show Cause Meeting” (SCM) atau biasa disebut Rapat
Pembuktian dengan tingkatan yang berbeda untuk SCM tingkat Lapangan dengan
Pejabat Pembuat Komitmen, kemudian Tingkat Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Provinsi Kalimantan Barat, dan kemudian Tingkat Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional IV, Rapat pembuktian ini biasanya diikuti dengan langkah–langkah
percepatan pencapaian progres di lapangan dengan Test Case ke 1 s.d ke 3, dengan
target untuk mengejar keterlambatan progres yang dicapai sebelumnya misalnya
dengan cara menambahkan jam kerja dan peralatan kontraktor, dan perbaikan metoda
kerja dilapangan. Dan yang tak boleh ketinggalan, program Test Case tersebut di atas
harus didukung Cashflow yang baik dari perusahaan Kontraktor.

Hal ini harus ditempuh dengan langkah – langkah yang terencana baik dan efektif serta
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kontraktor.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 14


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.3
PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU

PEJABAT PEMBUAT KONSULTAN KONTRAKTOR


KOMITMEN

PERSIAPAN
 Jenis Material
 Lokasi Sumber
 Kuantitas
 Dan lain-lain

PERMOHONAN
PEMERIKSAA PENGAMBILAN
TERHADAP JADWAL DAN PENGUJIAN
MATERIAL

PPK LAPORAN PERSETUJUAN TIDAK

PENGAMBILA
CONTOH MATERIAL
YA  Jumlah Contoh Material
 Metoda
 Pengemasa
Material
 Dan lain-lain

PENGUJIAN
 Spesifikasi Teknis
 Metoda Pengujian
 Dan lain-lain

PEMERIKSAAN PERMOHONA
DAN EVALUASI PERSETUJUAN

PENGAMBILAN CONTOH
DAN PENGUJIAN ULANG
PPK LAPORAN PERSETUJUAN TIDAK
CONTOH
Ganti Sumber Material
 Ganti Contoh Material

MATERIAL DAPAT
YA DIGUNAKAN UNTUK
KONSTRUKSI

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 15


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.3.2.3 PENGENDALIAN BIAYA


Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan cara mengarahkan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi atau Kontraktor dalam mengoptimalkan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan
pendayagunaan peralatan sehingga diperoleh hasil yang optimal dan tepat waktu
dengan biaya konstruksi seefisien mungkin atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang
tercantum dalam kontrak. Salah satu cara untuk pengendalian biaya adalah dengan
melakukan kontrol terhadap Ketertiban dari Pengajuan Sertifikat Bulanan (MC) yang
berkaitan antara progres fisik dengan progres pembayaran dan kualitasnya.

E.3.3 KERANGKA KERJA PEKERJAAN SUPERVISI


Kerangka kerja pekerjaan supervisi akan meliputi pengawasan pelaksanaan pekerjaan
fisik dalam 3 (tiga) tahapan sebagai berikut :

 Tahap persiapan / mobilisasi


 Tahap konstruksi
 Tahap pemeliharan / serah terima

Setiap tahapan dalam konstruksi akan selalu mengacu kepada aspek pengendalian
waktu, biaya dan mutu serta evaluasi untuk mendapatkan hasil yang memenuhi
persyaratan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

E.3.4 KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Agar pelayanan jasa Konsultan supervisi menghasilkan kinerja yang baik dan dapat
berjalan dengan lancar, maka diperlukan adanya koordinasi yang baik dengan institusi
terkait, Kementerian Pekerjaan Umum, Puslitbang Jalan, Perguruan Tinggi dan instansi
terkait lainnya, dilingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV.

Kantor Konsultan Supervisi akan berkedudukan disekitar lokasi pekerjaan, sehingga


dalam pelayanan jasa Konsultan Supervisi dapat secara efektif melaksanakan tugas
pengawasan dan konsultasi serta asistensi dengan Pejabat Pembuat Komitmen.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 16


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.4
BAGAN ALIR PENGENDALIAN BIAYA

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 17


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.5
BAGAN ALIR KERANGKA KERJA KONSULTAN SUPERVISI

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 18


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.3.5 KESELAMATAN KERJA


Pengendalian keselamatan kerja yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan
kerja baik terhadap tenaga kerja maupun publik (umum) merupakan salah satu sasaran
dari Manajemen Konstruksi.

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, akan ada beberapa aktivitas antara lain :
• Pemasangan pagar, rambu (kerja) lalu lintas untuk pengaman dan kerapian
pekerjaan pada kedua sisi jalan dan syarat manajemen lalu lintas
• Pekerjaan perkerasan jalan
• Pengecoran beton
• Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi pekerjaan
• Pekerjaan Struktur Jembatan
• Pekerjaan bangunan pelengkap jalan

Semua kegiatan tersebut diatas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan
kerja bagi pemakai jalan maupun bagi para pekerjan di jalan. Oleh sebab itu
penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit
mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan di bagian luar yang
sudah diperkeras atau trotoar eksisting dapat dibongkar dan bisa dipakai sebagai jalur
lalu lintas khusus untuk kendaraan umum sebagai jalan sementara (detour) dan
alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong
disekitar lokasi pekerjaan tersebut.

Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
pekerjaan. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut diatas adalah cara
pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan
wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada serta menyebabkan polusi (debu).

Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
• Pelayanan umum
• Keselamatan kerja

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 19


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :

1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektivitas Sistim Informasi
Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama
pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.

Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :


• Melalui media cetak yang bersifat pengumuman
• Pembagian “Pamflet” atau selebaran

b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalulintas, dapat dilakukan dengan
pemasangan rambu-rambu jalan sementara dan penempatan petugas
(flagman), dengan bendera merah selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan Kerja
a. Disiplin Kerja
• Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.

b. Peniadaan Kecelakaan Fatal


• Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
• Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah pekerjaan (kiri dan kanan) dan diberi
lampu-lampu (rotator dan lampu slang yang dipasang disepanjang pagar
seng) agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalulintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi.


Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan
penyediaan prasarana lalulintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas
transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan
keadaan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 20


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Ketidakseimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan. Bekerja
pada pekerjaan jalan dilokasi jalan lama yang tetap harus dibuka untuk umum baik
pada tahapan perencanaan maupun tahap pelaksanaan konstruksinya menanggung
resiko tinggi pada terjadinya kemacetan dan kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi.
Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan
pekerjaan yang cukup tinggi dan ketat baik untuk perlindungan terhadap orang yang
terlibat di dalam pekerjaan maupun pada masyarakat umum pengguna jalan yang
lewat pada lokasi pekerjaan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
• Faktor perambuan darurat
• Sistim transportasi (traffic management) pada lokasi pekerjaan.
• Atribut pada tenaga kerja (Alat Pelindung Diri)
• Astek, dll

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani
dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari pada semua
eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai.

Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :

 Perambuan Darurat/Kerja
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan
pun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa
aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada
daerah perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya


rambu peringatan, rambu perintah dan rambu larangan serta rambu petunjuk,
juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta
jaraknya seperti ditunjukkan pada keperluan “rambu darurat/kerja”.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-hitam” dan pada setiap jarak tertentu diberi
tanda “Spot Light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu slang yang dipasang
disepanjang pagar pembatas sebagai pengganti spot light.

 Sistem Transportasi (traffic management) Pada Lokasi Pekerjaan


PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 21
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :


• Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute
perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalulintas, pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik. Dump
truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet ke belakang
namun harus masih tetap dalam area perambuan.
• Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi dengan
penutup bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak
tercecer dipermukaan jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin
bila sedikit saja kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
• Pembuatan drainase sementara yang cukup baik dan efektif sehingga air dan
lumpur yang ditimbulkan oleh dan selama pelaksanaan proyek dapat
disalurkan kesaluran eksisting dan tidak melimpas ke permukaan jalan lama.
• Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan
keselamatan dari peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta
bantuan pengawal dari pihak kepolisian.

 Atribut pada Tenaga Kerja


Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian
baju rompi refleksionis warna orange atau hijau mencolok yang harus selalu
dikenakan pada saat melaksanakan tugas dan perlengkapan lampu tongkat
pada petugas flagmen khususnya pada saat ada pekerjaan yang dilakukan pada
malam hari.

Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu


mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih
yang dipaksakan apalagi dijalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat
membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.

Astek (Asuransi Tenaga Kerja)


Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi
adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan
asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan astek.

Berikut ini akan diuraikan beberapa pertimbangan umum dan aktivitas serta
upaya yang dilakukan terkait dengan pengendalian lalulintas selama konstruksi.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 22


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1. Umum
Pertimbangan Lalulintas
Data lalulintas adalah informasi utama dalam perencanaan pengaturan
lalulintas untuk setiap tahap pelaksanaan konstruksi. Data lalu lintas yang
dibutuhkan meliputi (paling sedikit) :
• Karateristik lalulintas (arah arus lalulintas)
• Volume lalulintas untuk setiap jenis kendaraan
• Volume lalulintas dipersimpangan (disetiap jalannya)
• Tipe kendaraan yang melewati proyek
• Rute dan jadwal bus kota dan
• Rambu dan marka jalan yang ada

Pertimbangan Kondisi jalan yang ada


Survai dan studi yang harus dilakukan untuk mengetahui kondisi jalan yang
ada secara lebih detail meliputi :
• Lebar tiap lajur
• Klasifikasi dari lajur jalan
• Jumlah lajur
• Lokasi dan ukuran median

Pertimbangan Kondisi Utilitas Umum


Jaringan listrik, pipa air bersih dan telepon yang ada saat ini harus terlihat/
tercantum dalam gambar rencana baik pada gambar denah maupun profil
bangunan. Hal lain yang penting adalah data yang lebih detail tentang tipe,
ukuran, jumlah dan elevasi dari jaringan atau kabel harus diteliti bersama-
sama dengan instansi yang terkait secepat mungkin.

Berikutnya, selain tentang jaringan listrik, air bersih dan telepon, informasi
tentang sistim air buangan (kotor/limbah) saluran drainase dan fasilitas lain
disepanjang jalan yang akan mempengaruhi pelaksanaan konstruksi harus
dipelajari dengan seksama.

Semua penelitian dan survai tentang utilitas umum termasuk sistim


drainase dan fasilitas lain yang mempengaruhi konstruksi harus
dilaksanakan sebelum konstruksi dimulai. Dan di musyawarahkan dalam Pre
Construction Meeting (PCM).

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 23


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Kriteria Pengaturan Lalulintas


 Tujuan Pengaturan Lalulintas
Adalah tidak mungkin untuk menghilangkan gangguan pelaksanaan
konstruksi terhadap pemanfaat jalan dan penduduk yang tinggal
disekitar proyek, untuk pekerjaan yang terletak di daerah lalulintasnya.
Oleh karenanya segala usaha harus dilakukan untuk mengurangi
gangguan terhadap lalulintas di lokasi pekerjaan. Semua kegiatan
konstruksi harus direncanakan dan dijadwalkan secara baik dengan
bekerjasama dengan instansi yang berwenang dan instansi lain yang
terkait.

Semua bangunan sementara, pengaturan lalulintas dan perlengkapan-


nya (rambu lalulintas) serta fasilitas untuk keamanan pemakai jalan,
termasuk staff dan para pekerja Kontraktor didalam areal lokasi
pekerjaan, harus direncanakan, dibangun dan dipasang sesuai dengan
hukum, standar yang ada dan peraturan dari Direktorat Jendral Bina
Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

 Fasilitas untuk Pengaturan Lalulintas


Dalam mengadakan fasilitas konstruksi/pembangunan, dengan kata
lain, untuk mengatur lalulintas berikut ini peralatan kesemalatan dan
fasilitas/rambu-rambu yang akan digunakan dan dipasang di lokasi
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

 Klasifikasi Peralatan Pengaturan lalulintas


Peralatan berikut, namun tidak terbatas hanya ini, akan dipergunakan :
• Penghubung tetap
• Penghubung yang dapat dipindah
• Traffic Cones
• Rambu-rambu konstruksi (yang bersifat tetap)
• Rambu konstruksi yang dapat berpindah – pindah;
• Rambu-rambu peringatan & marka reflektor
• Lampu kedip (flashing light)
• Pagar (Fence) dan lampu pagar (lampu slang)
• Orang pemegang bendera (pengatur/flagmen) dan
• Papan (rambu) petunjuk

 Pemasangan Peralatan
Item berikut ini akan diatur berdasarkan peraturan lalulintas yang
berlaku :

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 24


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

• Lokasi dan batas pemasangan peralatan dan rambu-rambu


• Batas transisi untuk pengaturan lalu lintas
• Jarak antara cones dengan penghalang
• Pengaturan/pemasangan pagar dan lampu (rotator dan pagar)

 Pemasangan Rambu-rambu Darurat Pekerjaan


Agar lalulintas lebih teratur, maka perlu dipasang rambu-rambu
darurat pekerjaan dengan jarak-jarak yang sudah ditetapkan.
Penanganan dan Pengaturan Terhadap Jaringan Utilitas yang ada
Tiga langkah utama yang akan dilakukan dalam menangani jaringan
utilitas yang berada di lokasi pekerjaan adalah :

 Pemindahan Permanen (Tetap)


Pemindahan permanen dari jaringan utilitas akan dilakukan oleh
instansi yang bersangkutan (atau perumahan seperti PLN, PDAM dan
lain-lain) yang memiliki utilitas tersebut.

 Pemindahan Sementara Selama Masa Konstruksi


Pemindahan sementara selama masa konstruksi dan dikembalikan ke
tempat semula atau ke tempat yang baru setelah masa konstruksi
selesai akan dilakukan oleh instansi (perusahaan) yang memiliki utilitas
tersebut.

 Peralatan Pengaman Khusus akan diberikan kepada Jaringan Utilitas


Selama Masa Konstruksi
Untuk hal ini tidak diperlukan lahan atau tempat khusus untuk relokasi
baik untuk sementara maupun menetap, pengaman khusus untuk
menghindari kerusakan dari utilitas tersebut akan dilakukan oleh
Kontraktor

Disamping itu, jika sistim drainase yang ada, saluran disisi jalan dan
fasilitas drinase lainnya terganggu atau rusak selama masa konstruksi,
semua sistim dan fasilitas ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi atau Kontraktor sesuai dengan standard dan
kebutuhan instansi pemerintah yang berwenang.

3. Urutan Pelaksanaan Pengaturan Lalulintas


Rencana pengaturan lalulintas harus dibuat sesuai dengan tahapan dan
program pelaksanaan pembangunan. Pengaturan lalulintas akan meliputi,
walaupun tidak terbatas pada hal-hal berikut :

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 25


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

• Untuk pelaksanaan pembangunan, lokasi dan areal yang dibutuhkan


seminimum mungkin dengan cara pemasangan peralatan dan rambu-
rambu lalu lintas.
• Rencana penempatan peralatan dan rambu lalulintas untuk setiap
tahapan konstruksi
• Pengalihan lalulintas
• Ringkasan tentang rencana pengaturan lalulintas untuk setiap tahapan
konstruksi termasuk klasifikasi (tipe), jumlah dan dimensi dari
penghalang, traffic cones, rambu konstruksi, lampu kedip, marka dan
lain-lain.

4. Penerapan (Pelaksanaan)
Rencana Pengaturan Lalulintas
Pelaksanaan konstruksi dalam sub koridor ruas jalan yang akan dibangun
harus diteliti secara menyeluruh untuk kemudian menyusun rencana
pengaturan lalulintas yang dibutuhkan.
Rencana pengaturan lalu lintas harus sedemikian rupa sehingga masih layak
untuk dilaksanakan dan memberi dampak yang baik terhadap lalulintas,
selama pengembangan ruas jalan yang ada.

Pemberitahuan tentang Rencana Pengaturan Lalulintas


Bila rencana pengaturan lalulintas yang meliputi , pembatasan areal untuk
setiap tahapan, jalan sementara, alternatif pengalihan, batasan kecepatan
dan peralatan pemberitahuan dan peringatan lainnya telah dibuat dan
disetujui oleh instansi pemerintah yang berwenang, maka rencana tersebut
harus diumumkan baik melalui radio, atau media komunikasi lain yang
dapat diketahui oleh pengguna jalan, penduduk setempat dan pekerja
Kontraktor

Dengan pengumuman ini, setiap pengendara mobil, pejalan kaki, penduduk


disekitarnya dan juga pekerja kontraktor akan mengetahui dan mengerti
tentang rencana pengaturan lalu lintas ini, sehingga akan mengurangi
gangguan terhadap lalu lintas.

 Pembentukan Grup Koordinasi Lalulintas


Grup Koordinasi Pengaturan lalulintas (GKPL) harus memperhatikan
tentang Strategi Rencana Pengaturan Lalulintas untuk mengurangi
gangguan akibat pelaksanaan konstruksi paket dalam pekerjaan ini.
GKPL harus dibentuk dari perwakilan instansi-instansi seperti berikut
ini :

• DLLAJR
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 26
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

• PEMDA setempat
• Staf Pejabat Pembuat Komitmen
• Kepolisian
• Konsultan Supervisi dan
• Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau Kontraktor

Sebelum pelaksanaan konstruksi, rencana dan faktor utama dalam


pengaturan lalu lintas harus didiskusikan dan disetujui oleh GKPL.
Selama masa konstruksi GKPL harus mengadakan pertemuan secara
berkala atau saat lain yang dianggap penting untuk mendiskusikan dan
kesepakatan untuk setiap masalah pengaturan lalulintas.

Jika GKPL tidak dapat mengambil keputusan (kesepakatan), masalah ini


harus dibawa ke forum yang lebih tinggi agar pelaksanaan konstruksi
dapat berjalan dengan lancar.

 Pembentukan Grup Koordinasi Utilitas


Grup koordinasi utilitas (GKU) harus memperhatikan masalah relokasi
yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan konstruksi paket
proyek ini. GKU harus terdiri dari wakil-wakil pemerintah, wakil dari
perusahaan pengelola utilitas (PLN, PDAM, dll) Konsultan Supervisi
dan Kontraktor. Setiap persoalan utilitas harus didiskusikan, disetujui
dan diputuskan oleh semua anggota GKU.

 Kerjasama yang baik antar Bagian yang Terlibat


Hal yang harus diperhatikan, berhasil atau tidaknya pengaturan lalu
lintas ini bergantung pada kerjasama yang baik antara pengendara
kendaraan, pejalan kaki, penghuni setempat dan pekerja kontraktor
yang akan terkena langsung oleh rencana pengaturan lalu lintas.

Rencana pengaturan lalulintas harus disesuaikan dengan situasi


lapangan dari waktu ke waktu pada setiap tahap pelaksanaan
konstruksi. Perbaikan dari Rencana Pengaturan Lalulintas harus
disetujui dan disepakati oleh Konsultan dan GKPL.

Konsultan Supervisi harus memonitor dan mengontrol secara rutin


apakah peralatan pengatur lalulintas berserta rambu-rambunya benar-
benar dilakukan oleh Kontraktor.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 27


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.3.6 PENGUASAAN DAERAH KERJA


Agar pengendalian proyek menjadi efektif dan efisien, maka team Konsultan supervisi
harus mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi dalam hal penguasaan daerah kerja
dalam berbagai aspek antara lain :
o Wilayah administrasi pemerintahan dimana lokasi proyek berada.
o Kondisi medan/topografi.
o Lokasi quarry, jenis, kualitas dan jumlah deposit material yang ada.
o Lokasi stone crusher, concrete batching plant, asphalt mixing plant dan pabrikasi
material.

Penguasaan data–data tersebut akan sangat membantu dan memudahkan dalam


pengawasan.

E.3.7 DUKUNGAN KANTOR PUSAT KONSULTAN SUPERVISI


Untuk mencapai produk layanan jasa pengawasan teknik yang maksimal, maka
Konsultan supervisi akan membentuk tim yang solid dan terintegrasi serta didukung
oleh team tenaga ahli dari berbagai disiplin keahlian.

Kantor pusat Konsultan secara terus menerus akan mengawasi tim yang ditugaskan di
lapangan dengan menugaskan secara khusus seorang penghubung (contact person)
yang dapat dihubungi oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu (SNVT) Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat, serta pihak terkait
lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu penanganan masalah khusus, baik teknis
maupun administrasi yang tidak termasuk dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), namun
hal–hal tersebut perlu ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan kegiatan
pekerjaan ini.

E.3.8 PEMAHAMAN DASAR KONSTRUKSI


E.3.8.1 STAKING OUT
Tujuan Staking Out adalah pengembalian titik–titik (koordinat) dari desain/drawing
pada posisi yang sebenarnya di lapangan.Untuk pekerjaan Staking Out alinyemen
horizontal jalan, yang perlu diperhatikan dan penting harus dilaksanakan di lapangan
adalah :

 Pemasangan patok center line dengan interval jarak tertentu (misal 25 meter).
 Pemasangan patok PI (tiap titik lengkungan).
 Pemasangan patok TC, CT (pengembangan dari patok PI).
 Pemasangan patok–patok yang berkaitan dengan kelengkungan jalan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 28


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kunci untuk pematokan diatas harus tersedianya titik referensi (bench mark) yang baik
dan akurat serta berada pada tempat yang aman. Penentuan titik referensi (bench
mark) ialah dengan cara pengikatan (pengukuran polygon) dengan titik referensi yang
sudah ada, dengan hasil akhir merupakan angka koordinat. Penempatan titik referensi
(bench mark) biasanya di luar DMJ atau dekat DMJ (Daerah Milik Jalan), untuk menjaga
keamanan pada saat dilaksanakan pekerjaan fisik.

E.3.8.2 STAKING OUT ALINYEMEN HORIZONTAL


a. Peralatan yang digunakan :
o Theodolit/Total station
o Roll meter
o Patok
o Alat bantu lainnya.
b. Alinyemen horizontal lurus
Untuk alinyemen horizontal lurus biasanya interval patok center line adalah 25
meter.
c. Alinyemen horizontal belok / lengkung
Untuk alinyemen horizontal belok/lengkung interval patok center line adalah 12.5 m
atau lebih kecil.

E.3.8.3 STAKING OUT PI


Peralatan yang digunakan seperti staking out alinyemen horizontal. Hasil dari staking
out adalah titik PI, ditanam patok permanen, yang nantinya digunakan untuk setting
ulang bila titik center yang sudah dipasang hilang, atau pematokan ulang.

E.3.8.4 STAKING OUT CT, SC DAN SS


Peralatan yang digunakan seperti staking out alinyemen horizontal. Titik tersebut diatas
merupakan titik temu antara garis lurus dengan garis lengkung atau garis lengkung
dengan garis lengkung. Untuk titik–titik diatas biasanya juga dikontrol dari titik PI.

Hasil survai center line dan profil akan diberikan pada gambar rencana. Terutama akan
disajikan traverse point dan reference point, informasi pematokan centerline dan
informasi elemen lengkungan.

Pemasangan rambu – rambu lalu lintas


Dalam rangka traffic manajemen, kegiatan pemasangan rambu–rambu yang
dilaksanakan Kontraktor, harus diperiksa dan dipasang sesuai dengan peraturan dan
metode yang telah disepakati.

Dalam pemasangan rambu dan tanda – tanda lalu lintas ini yang harus diperhatikan
adalah :
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 29
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

o Jenis dan material termasuk konstruksi rambu harus baik, awet dan lengkap sesuai
gambar standar.
o Titik lokasi rambu harus sesuai rencana dan petunjuk Konsultan dan tidak boleh
dipindahkan atau dirubah tanpa ijin Konsultan, termasuk lampu–lampu putar (rotary
lamp).
o Seluruh rambu harus terpasang dengan baik selama 24 jam terus menerus
(Konsultan harus cepat memberi intruksi, jika ada rambu hilang, dll).
o Penempatan dan keberadaaan flagman (orang pemegang bendera peringatan) harus
tetap ada setiap saat terutama pada saat kegiatan berlangsung dan keluar masuk
peralatan (Dump Truck, alat berat, dll).

 Pekerjaan Perkerasan Jalan


Type perkerasan jalan yang digunakan untuk konstruksi diasumsikan adalah type
perkerasan lentur (flexible pavement) sama dengan konstruksi existing, dengan
susunan baku sebagai berikut (dari bawah) :
1. Subgrade Preparation
2. Base Course (Lapis Pondasi Aggregat Klas B dan Lapis Pondasi Aggregat Klas A.)
3. Asphalt Concrete Base ( AC Base)
4. Asphalt Concrete Binder Course (AC BC)
5. Asphalt Concrete Wearing Course (AC WC)
6. Perkerasan Rigid Pavement

1. Subgrade Preparation :
Pekerjaan ini di dahului dengan pembongkaran bahu jalan serta badan jalan
yang dibutuhkan untuk pelebaran. Dilanjutkan dengan perataan dan pemadatan
subgrade sesuai dengan kepadatan yang disyaratkan. Alat yang digunakan
adalah bulldozer, loader, dump truck, motor grader serta compactor. Jenis
Compactor atau pneumatic tyre roller disesuaikan dengan jenis tanahnya.

2. Base Course :
Sehubungan dengan terbatasnya ruang kerja serta untuk lebih homogennya lagi
sifat campuran agregat yang dihasilkan, pencampuran agregat subbase
dilakukan sebelum bahan diangkut ke lokasi pekerjaan. Pencampuran agregat ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gradasi sesuai yang disyaratkan.
Pengangkutan, penghamparan dan pemadatan subbase ini memerlukan
peralatan–peratalan : loader, dump truck, motor grader dan vibro compactor.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 30


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

3. Pekerjaan Aspal :

Lapisan Asphalt Concrete Base, AC Binder Course dan AC Wearing Course


adalah pekerjaan pengaspalan yang artinya bahan yang digunakan semuanya
merupakan agregat batu pecah yang dicampur aspal dalam keadaan panas (hot
mix), sebelum pelaksanaan pencampuran perlu disiapkan proporsi campuran
antara aspal dan material non aspal yang terdiri dari batu pecah (CA, FA, MA)
pasir, dan Filler(semen). Proses ini disebut Job Mix Design (JMD),di dalam
merencanakan campuran beraspal, secara garis besar harus memenuhi hal hal
sebagai berikut :

 Harus cukup stabil untuk tidak berubah bentukakibat dari beban yang
didukungnya, yang ditunjang oleh gradasi,tekstur, bentuk butir aggregat,nilai
penetrasi dan titik lembek aspal,serta kadar aspal campuran.
 Harus cukup fleksibel untuk tidak terjadi retak akibat dari beban yang
didukungnya, yang dipengaruhi oleh gradasi aggregat, penetrasi dan titik
lembek aspal, dan kadar aspal dalam campuran.
 Harus tahan lama sehingga tidak mengalami kerusakan yang sesuai dengan
umur rencana, Hal ini dipengaruhi oleh tebal film aspal pada aggregat yang
kemudian akan mempengaruhi VMA dan VIM.
 Harus kedap air sehingga lapis beraspal dapat melindungi lapis dibawahnya
dari pengaruh air. Kekedapan terhadap air dipengaruhi gradasi aggregat
yang akan menghasilkan VMA dan VIM yang cukup,tebal film aspal pada
aggregat serta kadar aspal dalam campuran.
 Harus mempunyai ketahanan terhadap gesersehingga aman untuk dilewati
lalu lintasyang melewatinya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk butir
serta tekstur dari aggregat serta ketahanan aus dari aggregat.
 Harus mudah untuk dikerjakan yang dipengaruhi oleh gradasi aggregat,
temperatur pencampuran, dan kandungan bahan pengisi (semen sebagai
filler).

Tahapan yang pertama untuk pembuatan Job Mix Design (JMD) adalah
membuat proporsi campuran dari Stoke Pile yang gunanya untuk menentukan
bukaan Cold Bin dari hasil Marshall Propertis yang gunanya supaya suplay
material dari Cold Bin mencukupi kebutuhan agregate di Hot Bin dan tidak
terdapat material yang terbuang (Over Flow dan Over Size) sehingga Gradasi
Agregate masih terjaga sesuai dgn spesipikasi yang diinginkan. Tahap yang kedua
adalah menentukan proporsi/komposisi Hot Bin gunanya untuk menentukan
KADAR ASPAL yang Optimum sesuai dengan hasil Marshall Properties.

Tahapan yang ketiga adalah melakukan Trial Mix Di AMP (Asphalt Mixing Plant)
yang gunanya untuk memeriksa serta mengecek dari kondisi alat AMP dan
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 31
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

kapasitas produksinya serta mengontrol/memeriksa kembali kadar Aspal


Optimum dari hasil proporsi Hot Bin serta memastikan/menerapkan terperatur
dari campuran Hot Mix dimana kalau memakai Aspal Modified/Polimer sesuai
dengan petunjuk dari Puslitbang Jalan Di Bandung Untuk Temperatur Campuran
dari Grafik Viscositas adalah 170 plus minus 20 Cst serta temperatur pemadatan
adalah 200 plus minus 30 Cst, dan menentukan Kepadatan Absholut di
Laboratorium sebagai pembanding kepadatan di lapangan pada saat Core Drill
yang harus sesuai dengan Spesifikasi yang diijinkan. Tahap yang ke empat adalah
melakukan/melaksanakan Trial Compaction di Lapangan Yang kegunaannya
untuk menentukan jumlah lintasan dari Alat pemadat yng dipakai dilapangan
untuk mencapai kepadatan yang sesuai dengan Kapadatan Absolut dari hasil
Trial Mixing, (nilai kepadatan yang dicapai minimum 98 % terhadap kepadatan
Absholut), Tandem Roler Untuk Break Down Roling/pemadatan awal kemudian
alat pemadat Tire Roller untuk Intermidate Rolling/pemadatan antara kemudian
alat pemadat untuk Finishing Rolling/pemadatan terahir, dari keempat tahapan
ini direkomendasikan manjadi Job Mix Formola (JMF). dimana pelaksanaan
pencampurannya dilakukan di base camp AMP (Asphalt Mixing Plant) dan
bahan diangkut ke lokasi pekerjaan tidak boleh terlalu jauh sehingga penurunan
temperatur material hotmix sebelum dipadatkan masih dalam batas yang
diijinkan. Jumlah dump truck untuk pengangkutan bahan harus cukup sehingga
tidak perlu ada alat yang berhenti saling menunggu antara AMP dengan
peralatan penghampar di lokasi pekerjaan. Jumlah dump truck yang dibutuhkan
dapat dihitung dengan rumus :

CP (WT + Tt)
Jumlah Dump Truck = ----- x --------- +1
CT 60

Dimana : CP = Kapasitas Plant, ton per jam


CT = Kapasitas Truck, Ton
WT = Cycle time loading, waiting & dumping (= 25 menit)
Tt = Waktu tempuh = jarak(km/kecepatan (km/jam)x 1,5

Peralatan penghampar dan pemadatan adalah asphalt finisher, steel tandem


roller dan pneumatic tyre roller. Selain itu perlu disediakan power broom dan
blower untuk membersihkan permukaan yang akan diaspal. Pelaksanaan lapisan
prime/tack coat dilakukan dengan asphalt sprayer/distributor. Pelaksanaan prime
coat dilakukan sebelum dilaksanakan pekerjaan pengaspalan diatas subbase
(granular subbase) untuk memberikan ikatan dengan lapisan aspal dalam hal ini
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 32
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

efek penetrasi sangat diperlukan, sedangkan tack coat disebarkan diatas lapisan
aspal sebelum penghamparan aspal diatasnya atau diantara lapisan aspal.

Perlu diperhatikan di dalam pekerjaan pengaspalan terutama pada lapisan


wearing course adalah kerataan permukaan serta kemiringan melintang yang
harus sama dengan permukaan aspal lama (lajur yang ada).
Pemeriksaan dengan menggunakan template atau stright edge pada interval
tertentu.

4. Pekerjaan Lapis Permukaan dengan AC–WC (Wearing Course)

Perkerasan lapis permukaan dibangun dengan maksud sebagai berikut :


 Membentuk lapisan aus yang kedap air, sehingga air hanya mengalir atau
lewat diatas permukaan jalan tersebut.
 Memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi kendaraan pengguna jalan
tersebut.
 Memikul dan menyebarkan beban lalu lintas kelapisan bawah.
 Membentuk lapisan tahan gelincir (skid resistance) antara roda dan
permukaan jalan.

Pada pekerjaan lapis permukaan yang sangat penting untuk diperhatikan:


 Waktu pelaksanaan, lokasi dan sket gambar memanjang dan melintang
(gambar kerja).
 Konstruksi pondasi base dan sub base dibawahnya sudah selesai dan dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitas.
 Bahan sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas Teknik misal:
- Aggregat kasar; pengujian gradasi, abrasi, kelekatan aspal dan
kebersihan, kepipihan aggregat dll.
- Aggregat halus, pengujian gradasi, sand equivalent dll
- Filler; pengujian kebersihan, gradasi,berat jenis dll.
- Aspal ; pengujian penetrasi,flash point,ductility ,softening point dll.
- Job Mix design serta Job Mix formula telah disetujui.

 Peralatan : AMP, Truck, Finisher, Asphalt, distributor, compressor dan alat


bantu lainnya.
 Percobaan pemadatan (trial compaction), sudah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas Teknik dan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai spesifikas
umum maupun spesifikasi khusus bila ada.
 Kalau ada perubahan bahan, dibuat rancangan campuran (job mix design)
baru dan diadakan percobaan pemadatan kembali. (trial compaction)
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 33
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Pengendalian mutu bahan untuk hotmix harus diuji secara rutin di


laboratorium, antara lain :

- Komposisi aggregate tetap dicek dari cold bin maupun hot bin.
- Berat tiap fraksi aggregate, aspal dan filler dicek pada panel timbangan.
- Temperatur diaryer untuk aggregat dan temperatur aspal serta temperatur
campuran diawasi pada saat di AMP maupun sesudah di atas truk.
- Saat material diatas truk, kemudian ditimbang. Di cek temperaturenya, dan
diambil samplenya untuk marshall test harian dan extraction.
- Setelah Hot mix sudah dihampar maka perlu di cek kepadatannya, dengan
pengambilan benda uji inti ( Core drill)

 Pengaturan dan pengawasan lalu lintas (traffic management).


 Sebelum melaksanakan pekerjaan pavement, Kontraktor harus melihat
prosedur sebagai berikut :
 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau Kontraktor mengajukan request 24
jam sebelum memulai pekerjaan
 Konsultan pengawas teknik dan staff Pejabat Pembuat Komitmen memeriksa
lapangan :
- Kesesuaian lokasi rencana pekerjaan dengan lapangan.
- Persiapan lokasi pekerjaan mengenai kebersihan, batas ketinggian (peil)
perkerasan.
 Hasil evaluasi secepatnya direkomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi.
 Kesiapan Penyedian Jasa mengenai peralatan, bahan dan tenaga.
 Pejabat Pembuat Komitmen menyetujui pelaksanaan setelah mendapat
rekomendasi Konsultan pengawas teknis.
 Semua hal–hal yang dilakukan terekam dan tercatat dengan baik sesuai arsip
(filling).
 Request ditutup oleh verifikasi pekerjaan pavement.

5. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang meliputi :
a. Seluruh pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur
komposit.
b. Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan dilaksanakan seperti
bekisting termasuk juga galian pondasi.
c. Penyiapan dan pemeliharaan pondasi pemompaan air untuk galian pondasi,
pengukuran dan pembersihan lokasi bekas pekerjaan.

Agar diperoleh mutu beton yang seragam untuk suatu elemen konstruksi
maka perlu diupayakan sebagai berikut :
- Menyamakan masing – masing jenis bahan – bahan yang dipakai.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 34
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

- Sistim dan prosedur dibuat sama.


- Menyamakan campuran dengan menggunakan rancangan campuran
(job mix design) yang sama pula.

Pada pelaksanaan pekerjaan beton perlu diperhatikan antara lain :

 Kegiatan awal :
- Penelitian rencana kerja Kontraktor (Schedule) spesifikasi umum dan
spesifikasi khusus ( bila ada) yang dipakai, rancangan campuran (job
mix design) dan gambar kerja (shop drawing )
- Toleransi yang diijinkan untuk pengukuran disesuaikan dengan berita
acara rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting).
- Cek kalibrasi alat, kesiapan peralatan dan bahan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 35


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.6
BAGAN ALIR PEKERJAAN PERKERASAN / PAVEMENT

TIDAK

YA

TIDAK

YA

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 36


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Persiapan Pengecoran :
- Pengecekan kelurusan dan kerataan permukaan.
- Penggalian pada pekerjaan pondasi atau drainase, lokasi, ukuran
bentuk dan persiapan permukaan.
- Bekisting, perancah (scaffolding), disesuaikan dengan rencana
pekerjaan beton mengenai kekuatannya.
- Pemasangan tulangan, seperti ukuran diameter, panjang,
pembengkokan, angkur pinggir dan ujung, jumlah batang, tulangan
minimum, pemotongan serta cara pengikatan dengan kawat, dudukan
dan pengatur jarak maupun kebersihan (tidak ada kawat lepas).
- Pengecekan kesiapan :
- Peralatan tetap di lapangan atau batching plant mengenai siap pakai,
kebersihan, kalibrasi, kondisi dan kecepatan operasi.
- Peralatan bergerak seperti truck mixer, dan dump truck mengenai
jumlah dan siap pakai.
- Tenaga Kerja.
- Perlindungan lokasi terhadap hujan, cuaca panas atau dingin.

 Saat Pengecoran beton :


- Kondisi kerja cuaca yaitu siang atau malam, penerangan untuk kerja
malam, penutup dan perlindungan apabila hujan.
- Alat pengaduk dimonitor terus hasil produksi beton dihasilkan.
- Mobilitas pengiriman perlu diperhatikan mengenai :
Waktu minimum, disebabkan truck mixer terlambat di batching
plant.
Waktu maksimum, mengakibatkan truck mixer antri di lokasi
pengecoran.
- Lalu lintas di lokasi pengecoran sendiri harus diatur sedemikian rupa,
sehingga pekerjaan pengecoran tidak mengalami hambatan.
- Pengendalian konsistensi, pengamatan waktu pengecoran dengan
pengujian slump, dan penyesuaian air atau bahan.
- Pengecoran beton harus seragam, pengecoran terus menerus,
perhatikan jarak ketinggian jatuh jangan sampai terjadi segregasi,
tidak ada aliran pasta semen setelah pengecoran.
- Pemadatan, harus merata dan menyeluruh.
- Penyelesaian pekerjaan, pekerjaan perapihan atau meratakan
permukaan beton setelah pengecoran.
- Jadwal pengujian beton.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 37


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Pemeliharaan beton :
- Perlindungan terhadap kerusakan, seperti benturan, beban
berlebihan dan cacat permukaan.
- Pengembalian atau pelepasan bekisting atau scaffolding setelah
beton cukup umur (28 hari) dan kuat tekan karateristik beton sudah
tercapai, kecuali untuk beton yang menggunakan additive, pelepasan
bekisting bisa lebih cepat sesuai spesifikasi bahan additive yang
ditambahkan pada adukan beton, pelepasan bekisting atau,
- Perawatan beton, sampai umur 28 hari permukaan beton diusahakan
senantiasa basah atau lembab.

 Pengujian beton :
- Pengujian kekuatan tekan beton.
- Pengujian beton setelah jadi konstruksi misal pengeboran (core drill).
- Hammer Test (penekanan dengan palu/rebound deflection).

 Catatan dan Pelaporan :


- Catatan mengenai bahan, perhitungan campuran, pengadukan,
pengecoran dan perawatan.
- Laporan, mengenai laporan harian, buku harian, didokumentasikan.
- Photo dokumentasi.

Sama seperti semua pekerjaan yang lain pekerjaan beton juga mengikuti
prosedur yang sudah ditentukan, yaitu :
1. Kontraktor mengajukan request pekerjaan 24 jam sebelum
pekerjaan dimulai.
2. Selama waktu tersebut Konsultan pengawas teknis mengevaluasi
semua kesiapan administrasi teknis
Konsultan pengawas teknik merekomendasikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dapat dimulainya pelaksanaan
pekerjaan atau belum bisa dilaksanakan pekerjaan tersebut.
3. Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan
verifikasi pekerjaan beton.

 Kontrol Kualitas (Quality Control)


Semua material bahan konstruksi harus dilakukan kontrol kualitas.
Kontrol kualitas dilaksanakan sebagai berikut :
1. Uji raw material alam, yaitu material bahan yang dipakai sebagai
bahan konstruksi seperti : batu, agregat halus, agregat kasar dan
lain – lain.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 38


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Uji bahan campuran, yaitu material konsruksi yang berupa


campuran dua atau lebih material sehingga dalam campuran itu
didapat sifat karateristik yang disyaratkan spesifikasi seperti hot
mix, beton dan lain–lain.
3. Uji material/bahan campuran yang terpasang/dihamparkan,
seperti uji kepadatan pada tanah, hot mix (density) dan beton
(kuat tekan karakteristik).
4. Uji material/bahan produk jadi buatan pabrik.

Pengujian untuk material/bahan utama idealnya harus ada fasilitas


laboratorium di lapangan yang memadai, sedangkan untuk material/
bahan yang sifatnya minor atau khusus dapat diujikan di laboratorium
independent terdekat.

E.3.9 PENGAWASAN PELAKSANAAN


1. Tahap Persiapan

A.1. Rapat Pra Pelaksanaan


Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah rapat/pertemuan
awal yang diadakan oleh prakarsa/undangan dari Pejabat Pembuat Komitmen
yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas Teknik dan Kontraktor.

Hal ini diperlukan untuk menyamakan pengertian/persepsi atau pemahaman


mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi umum maupun spesifikasi khusus
yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan supervisi akan memberikan masukan–masukan di dalam


pemahaman isi dari seluruh Dokumen Kontrak, dan merumuskan pokok–
pokok bahasan dalam rapat tersebut.

Pokok–pokok penting yang perlu dibahas :


Pemahaman dan penyamaan persepsi atas dokumen kontrak
Jadwal pelaksanaan
Mobilisasi
Pemasangan Peralatan konstruksi (installation)
Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname)
Lintas koordinasi dan komunikasi.

 Pemahaman dan penyamaan persepsi atas dokumen kontrak

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 39


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dalam hal ini harus disamakan interpretasi terhadap dokumen kontrak


antara Pejabat Pembuat Komitmen , Konsultan Supervisi dan Penyedia
Jasa Pelaksana Konstruksi atau Kontraktor menyangkut :
- Pekerjaan tambah/kurang dan Amandemen.
- Terminasi
- Asuransi
- Retensi, pajak, dll
- Test Case, bila terjadi SCM (Show Cause Meeting )
- SMM
- Spesifikasi Umum atau khusus
- Excalation,(bila ada),dll

 Jadwal pelaksanaan
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaan sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen beserta Konsultan pengawas teknik haruslah betul-betul
memahami jadwal kerja Kontraktor , dengan titik berat masalah pada :
- Skala prioritas yang ada pada schedule pelaksanaan.
- Pekerjaan major (utama)
- Sumber daya (manusia, peralatan dan material)
• Detour untuk pekerjaan (jika diperlukan)
• Jalan
- Waktu pelaksanaan dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan
rencana kerja (net work planning).
- Rencana dan metode kerja.

 Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah pada :
- Survai sumber material (quarry), meliputi:
Banyaknya material, yaitu mengenai jumlah dan jarak ke lokasi.
Kualitas material, yaitu mengenai pengujian atau system test
material yang akan dipakai.
• Penetapan base camp untuk lokasi :
o AMP (Asphalt Mixing Plant)
o Stone Crusher
o Batching Plant.
o Laboratorium, kantor (office) Kontraktor .
- Pengukuran ulang (field engineering/ rekayasa lapangan).
- Pematokan lapangan (Setting out), pekerjaan ini perlu dibahas dan
ditetapkan bersama-sama karena hasil dari penentuan profil-profil
melintang yang didapat merupakan/dasar pehitungan kuantitas
selanjutnya.

 Pemasangan Peralatan konstruksi (Installation)


PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 40
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pemasangan alat atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi


keberhasilan pekerjaan. Sehingga perlu pembahasan pada rapat awal,
dimana Peneyedia Jasa akan mengajukan peralatan konstruksi (sesuai
dalam penawaran), selama masa konstruksi selalu siap/tersedia di
lapangan dan tidak boleh dipindah ke lokasi lain. Apabila ada penggantian
peralatan konstruksi harus ada persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen.

 Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu
antara, Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan pengawas teknik dan
Kontraktor sehingga dalam penentuan kemajuan pekerjaan tidak terjadi
salah pengertian meliputi antara lain :

- Cara atau metoda perhitungan volume.


- Batasan daerah pekerjaan (Construction limit).
- Dasar pembayaran termasuk satuan pembayaran.

Hasil kesepakatan rapat dicatat serta dibuatkan Berita Acara serta ditanda
tangani bersama ketiga unsur : Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan
pengawas teknik dan Kontraktor.

 Lintas koordinasi dan komunikasi.


Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Supervisi dan Kontraktor
bersama–sama menetapkan perangkat komunikasi yang digunakan,
pusat informasi/komunikasi, operator yang bertanggung jawab .
• Mobilisasi Konsultan
Konsultan akan segera melaksanakan mobilisasi personilnya sesuai
dengan jadwal, segera setelah menerima Surat Perintah Kerja dari
Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua tenaga inti yang dimobilisasi akan dibekali bahan rujukan
berupa formulir–formulir pengawasan beserta manual pengawasan
yang umum digunakan di lingkungan pekerjaan termasuk disini
adalah penetapan struktur organisasi Konsultan Supervisi

• Mobilisasi Kontraktor
Pekerjaan mobilisasi kontraktor dapat dikategorikan menjadi 2
bagian yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil, alat dan
material secara keseluruhan, termasuk penetapan struktur
organisasi Kontraktor.

Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan


kontruksi yang paling awal untuk mempersiapkan semua sumber
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 41
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

daya baik manusia, peralatan maupun bahan. Dalam tahap


pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber daya tersebut
harus siap dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi
selanjutnya, sehingga tercapai suatu mutu, waktu dan kuantitas
sesuai yang diharapkan.

Proses kegiatan mobilisasi dalam suatu pekerjaan dapat diuraikan


dalam 2 bagian, yaitu :

1. Mobilisasi awal untuk pelayanan pengendalian mutu


pekerjaan.
2. Mobilisasi keselurahan (personil, peralatan dan bahan).

• Mobilisasi awal
Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk
mempersiapkan:
- Pengkajian ulang terhadap desain
- Pengukuran awal.
- Mempersiapkan program detail dan gambar kerja yang
akan dilaksanakan pada masa konstruksi.
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani
uji coba dan running well.

• Mobilisasi Keseluruhan
Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material, semua
pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya.
Dalam kaitan ini, Konsultan Supervisi akan memeriksa dan
menyetujui daftar material, peralatan yang akan didatangkan,
fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan,
menyiapkan titik data survai, cek pemasangan patok center
line dan review design.

 Program Kerja
Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana Penyedia Jasa
harus menguraikan jadwal (schedulle) kerja menjadi bagian–bagian,
antara lain :

Jaringan rencana kerja (net work planning), menjadi :


 Jadwal tenaga kerja (Man Power Schedule).
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 42
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Jadwal peralatan (Equipment Schedule).


 Jadwal material (Material Schedule).
 Rencana Pengalokasian Dana (Cash Flow).
 Jadwal rencana kerja dan pelaksanaan (Schedulle ).
Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja,
atau prosentasi kemajuan pekerjaan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 43


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.8
BAGAN ALIR PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

YA

TIDAK

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 44


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Penyusunan program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan


pekerjaan dengan suatu sistem yang teratur dan memberikan sistem
informasi manajemen (Management Information System/MIS), secara
jelas dan tepat guna.
 Untuk setiap minggu, sehingga Kontraktor dapat menyiapkan dana,
kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga
setiap minggu.
 Program ini harus diperbaharui (up date) setiap minggu sesuai
kenyataan lapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis (Critical Path
Method/CPM).
 Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas kritis
diprioritas untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1 hari saja, secara
keseluruhan pekerjaan ketinggalan 1 hari.
 Penanganan/jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja ekstra
atau lembur pada lintasan kritis.

Dalam kaitan ini, Konsultan Supervisi akan memeriksa program/jadwal


kerja yang diajukan oleh Kontraktor. Dan akan meninjau program kerja ini
dari berbagai aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan dapat atau tidak
dilaksanakan secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dalam waktu dan biaya seperti tercantum dalam kontrak, dan lain – lain.
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Peneyedia
Jasa.

 Sumber Material (Quarry) dan Pengujian Awal


 Sumber Material (Quarry)
Sumber material (Quarry) adalah suatu lokasi bahan mentah di
lapangan yang dipergunakan sebagai material pembangunan suatu
proyek.

Bahan mentah dapat berupa :


- Batu, batu kali atau gunung.
- Tanah
- Air
- Pasir.

Dengan ditentukannya sumber material (Quarry) pada suatu lokasi


tertentu, mempermudah :

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 45


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

- Dalam pelaksanaan pekerjaan, efesien waktu dan biaya.


- Mempermudah pemeriksaan material harian atau periodik.
- Perkiraan volume material.

Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi sumber material


(quarry), antara lain :
- Bahan mentah cukup banyak.
- Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan suara.
- Jarak angkut dekat dengan base camp.
- Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik.
- Sosialisasi ijin penambangan.
- Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.

 Pengujian Awal
Pengujian awal adalah suatu kegiatan pengujian awal bahan mentah
hasil alam sebelum dipergunakan sebagai material untuk
pembangunan suatu kegiatan. Hal ini diperlukan agar supaya material
yang akan dipergunakan nanti dapat dipertanggung jawabkan,
mengenai: kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain–lain sesuai
syarat–syarat yang tercantum dalam persyaratan teknik, atau
spesifikasi

Pemeriksaan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi sumber


material (quarry), yaitu antara lain :
- Batuan atau aggregat ; pengetesan atau kekuatan/keausan
dengan mesin Los Angeles.
- Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga
diketahui sepintas sifat–sifat tanah.
- Air adalah air yang bersih dari kotoran organic/kandungan
Lumpur dan sebagainya.
- Pasir, bersih dari kotoran lempung bahan organik dan
pemeriksaan gradasi.

Konsultan Supervisi akan mengevaluasi alternatif sumber material


yang diajukan oleh Kontraktor dengan mengestimasi kuantitas yang
ada dan pengambilan sample untuk dilakukan pengujian–pengujian.
Dari hasil–hasil pengujian tersebut Konsultan Supervisi akan
memberikan rekomendasi untuk pemakaian material atau tidak dari
sumber material tersebut.
Bagan alir pengajuan sumber material dan pengujian awal
diperlihatkan sebagaimana flowchart di bawah.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 46


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.9
BAGAN ALIR PENGAJUAN SUMBER MATERIAL (QUARRY) DAN PENGUJIAN AWAL

TIDAK

YA

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 47


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Base Camp dan Fasilitasnya


Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan
tempat semua kegiatan, penunjang pelaksanaan pekerjaan lapangan,
sedangkan fasilitas base camp, adalah semua fasilitas yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai dengan syarat–syarat
dan spesifikasi teknik yang berlaku.

Base Camp dan fasilitasnya, bertujuan untuk :


- Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di
lapangan.
- Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
- Sebagai tempat tinggal kantor, laboratorium lapangan dan lain–lain.

Supaya maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal
menunjang pelaksanaan pekerjaan , maka :
• Pada saat, mengajukan gambar denah base camp Penyedia Jasa
diminta, supaya :
 Lokasi dekat dengan Pekerjaan.
 Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam
satu lokasi base camp.
 Jalan keluar base camp cukup baik.
 Keamanan lingkungan terjamin.
 Agak jauh dari permukiman menghindari polusi udara dan suara.
 Memiliki tingkat kesejukan ruang kerja yang memadai.

Konsultan Pengawas Teknis akan memeriksa gambar denah base camp


yang diajukan oleh Kontraktor dan memeriksa langsung ke lokasi,
kemudian dievaluasi sesuai yang diminta dalam Dokumen Kontrak.

Dari hasil evaluasi,maka Konsultan supervisi akan memberikan


rekomendasi kepada Pejabat Pembuat komitmen untuk disetujui atau
tidaknya, terhadap pemakaian base camp tersebut.

Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat


dilihat pada syarat kontrak dan spesifikasi umum yang berlaku.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 48


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar E.10
BAGAN ALIR PENYIAPAN BASE CAMP DAN FASILITASNYA

Tidak

Ya

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 49


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Tahap Konstruksi
2.1. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang disiapkan kontraktor
diperiksa oleh Konsultan Supervisi , dan mendapat persetujuan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dilaksanakan di lapangan pembuatannya merujuk
kepada gambar perencanaan (Original Design). Dalam pembuatan gambar
kerja (shop drawing) maka kontraktor harus memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
• Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.
• Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang
dibuat.
• Penomoran gambar kerja (Shop Drawing harus teratur dan berurutan).
• Tampilan gambar kerja (Shop Drawing) antara lain :
- Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum.
- Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik.
- Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan sedetail
mungkin.

Konsultan Supervisi akan memeriksa secara cermat dan teliti terhadap


semua gambar kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh Kontraktor dan
memberikan koreksi–koreksi seperlunya sampai dapat diterima dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

 Pengujian Bahan
Pengujian bahan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) macam yaitu
pengujian bahan olahan dan bahan jadi.

Yang dimaksud pengujian bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujian
terhadap :

Bahan olahan, yaitu bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam
dengan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan
konstruksi jalan.

Bahan Olahan untuk pekerjaan beton antara lain :


- Berasal dari hasil alam.
Pasir
Batu pecah atau aggregat dan
Air

- Produksi pabrik
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 50
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Semen
Bahan olahan untuk pekerjaan aspal antara lain :
- Berasal dari hasil alam.
Batu pecah atau aggregat
Abu batu
Pasir
- Produksi pabrik
Aspal

Bagan Alir prosedur pengajuan Shop Drawing dapat dilihat pada Gambar
E.11 di bawah ini.

PROSEDUR PENGAJUAN GAMBAR KERJA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN

 Pekerjaan Survey
 Spesifikasi Teknik
 Pengalihan Traffic
 Dan lain - lain

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN GAMBAR KERJA

DIPERIKSA 5 COPY
STRUCTURE DITOLAK

DISETUJUI
RESIDENT ENGINEER

1 COPY
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN GAMBAR KERJA

CHIEF INSPECTOR DI
LAPANGAN

PELAKSANAAN

Bahan jadi yaitu bahan hasil olahan tersebut setelah jadi suatu konstruksi di
lapangan.
Bahan jadi tersebut di lapangan dapat berupa :
- Beton untuk konstruksi jembatan atau perkerasan kaku (rigid
pavement).
- Hot mix sebagai konstruksi jalan atau perkerasan elastis (flexible
pavement).

Maksud dilakukannya pengujian bahan adalah :


1. Untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan di Lapangan.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 51
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan atau


yang dikehendaki spesifikasi.
3. Mengefisienkan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan
karena kesalahan–kesalahan akibat mutu bahan yang tidak
sesuai dapat dihindari.

Semua material yang dipakai harus memenuhi spesifikasi teknik yang


berlaku seperti :
Bahan asal alam :
- Pasir, bersih dan bebas kotoran organic (AASHTO T-21-74)
(ASTM C40-66T).
- Batu pecah/agregat :
Bergradasi baik.
Mempunyai sudut pecah permukaan.
Bersih
Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96-
74) (ASTM C131-55).
- Air tidak mengandung Lumpur lebih dari 5%. PH antara (4,5 –
8,5) (AASHTO T-26-70).

Bahan hasil produksi pabrik :


- Semen :
Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan.
Cara penyimpanan
Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya.

- Aspal
Penetrasi yang benar (AASHTO T-49-68).
Titik nyala yang benar (AASHTO T-48-74) (ASTM D-92-52).
Ductulity yang baik (AASHTO T-53-74) (ASTM D-36-70).
Tidak berair
Tidak mengalami kontaminasi.

Pencampuran atau pengolahan :


- Perbandingan yang benar, sesuai rancangan Campuran Kerja(Job
Mix Design) maupun Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula )
yang sudah disetujui bersama.
- Temperatur yang tepat untuk pekerjaan aspal.

- Peralatan pencampuran (AMP/ batching plant) berjalan baik.


- Pengujian / pemeriksaan slump beton di lapangan dan batching
plant untuk pekerjaan beton.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 52
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

- Pengujian extraksi dan marshall test harian untuk pekerjaan


aspal.

Bahan jadi :
- Pemeliharaan :
Pada masa pemeliharaan (curring time).
Sampai umur rencana.
- Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi
teknik (ASTM C-39-72).
- Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan
melakukan core drill setelah 12 jam penghamparan, sesuai
syarat–syarat dan spesifikasi teknik untuk pekerjaan aspal.

Konsultan Pengawas akan memeriksa kesiapan Kontraktor


mengenai : peralatan test, material baik jumlahnya dan jenisnya
serta sumbernya, kemudian Konsultan Supervisi akan
menyetujui atau menolak pengujian, tergantung dari
kelengkapan yang sudah dipenuhi oleh Kontraktor

 Material di Lapangan (Material On Site)


Material di lapangan (material on site) adalah material atau bahan yang
akan dipergunakan sebagai bahan konstruksi yang ada di lapangan dan
sudah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen untuk dipakai sebagai bahan
konstruksi, contohnya :
o Semen
o Besi Tulangan
o Baja bangunan (profil)
o Aspal
o Aggregat / (batu pecah)

Maksud penyiapan material di lapangan adalah :


o Mempercepat pekerjaan kontraktor atau efisien waktu.
o Mempermudah pengawasan kendali mutu bahan.
o Persiapan stok material bahan mentah Penyedia Jasa untuk jangka
panjang.

Semua bahan yang digolongkan sebagai material di lapangan (material on


site) dapat ditagihkan dalam sertifikat bulanan, maka penyimpanan
material tersebut akan dicek oleh Konsultan Supervisi dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen mengenai :
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 53
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Keamanannya material di lapangan (material on site), lokasi diberi


pagar keliling dekat pos keamanan (satpam).
 Rapih, material disusun menurut ukurannya seperti beton, semen
diberi sekat – sekat dan disusun menurut tanggal kedatangan.
 Terjaga mutunya, mutu material tidak terpengaruh dengan
kelembaban udara seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai
diberi matras yang berongga sehingga memudahkan fork lift masuk.
 Tempat penyimpanan harus tertutup untuk menghindari pengaruh
cuaca, seperti hujan dan panas matahari terutama untuk material
semen dan besi beton.
 Penumpukan material seperti aggregat diberi pembatas sesuai ukuran
material supaya tidak tercampur satu sama lain.
 Perhitungan dan pencatatan volume saat kedatangan yang ditolak atau
yang tidak bisa dipakai lagi ditempatkan terpisah.
 Penumpukan besi tulangan harus dihidari dari tergenang air, oksidasi,
minyak dan kotoran lainnya.

Konsultan Supervisi akan memeriksa kontraktor mengenai : kebenaran


dari material yang dikirim, apakah sudah sesuai dengan persyaratan teknik.
Kalau tidak maka material tersebut akan ditolak dan sebaliknya apabila
sudah sesuai maka Konsultan Supervisi akan merekomendasikan untuk
diterima.

 Pemeriksaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
Pelaksana akan diperiksa dan diawasi serta diberi perhatian khusus oleh
Konsultan Pengawas Teknis/Supervisi untuk menghindari kesalahan yang
dapat mengakibatkan berbagai hal baik mutu, biaya dan waktu dari
pelaksanaan pekerjaan.

 Pemeriksaan Peralatan yang Dipakai


Peralatan yang akan dipakai, terutama alat untuk pekerjaan
perkerasan/aspal dan alat untuk pemancangan, harus dalam keadaan baik
menurut standar yang disyahkan oleh badan tertentu. Oleh karena itu,
setiap akan mulai suatu pekerjaan Konsultan Pengawas Teknis.Supervisi
akan memeriksa kondisi dan kesiapan dari peralatan yang akan dipakai.

 Kesiapan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai pekerjaan Konsultan Pengawas Teknis akan memeriksa
kesiapan dari seluruh unsur pelaksanaan, antara lain : material, buruh dan
peralatan. Setelah semuanya siap, maka pekerjaan bisa dimulai.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 54


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Pemeriksaan Mutu Pekerjaan


Pemeriksaan ini meliputi : pemeriksaan dimensi (tebal, lebar, panjang,
kedalaman, kemiringan, elevasi, jari-jari dan lain sebagainya). Pemeriksaan
mutu pelaksanaan untuk pekerjaan ini secara umum adalah sebagai
berikut:

Pemeriksaan terhadap batu pecah meliputi : berat jenis, kekerasan,


kepipihan, penyerapan, keausan, daya lekat, gradasinya, CBR dan lain
sebagainya harus diperiksa di laboratorium sesuai dengan spesifikasi
umum dan dokumen kontrak.

Untuk pekerjaan campuran asphalt perlu diperiksa terhadap


temperaturnya, kerataannya, kadar aspal, stabilitas ketebalannya dan
lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi umum ataupun spesifikasi
khusus bila ada dan gambar kerja (shop drawing).

Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap dimensi,


penulangan, kuat tekan, slump dan lain sebagainya sesuai spesifikasi
umum dan gambar kerja (shop drawing).

Berdasarkan permohonan untuk inspeksi dari kontraktor ,maka Konsultan


supervisi akan mengadakan pemeriksaan–pemeriksaan terhadap
konstruksi yang sudah selesai dilaksanakan.

 Gambar Terlaksana (As Built Drawing)


Yang dimaksud gambar terlaksana (As built Drawing) adalah gambar
terlaksana di lapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan di
lapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan
sesuai dengan tagihan kontraktor dalam sertifikat bulanan (Monthly
Certificate/ MC).

Dalam pembuatan gambar terlaksana (As Built Drawing) kontraktor harus


memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

 Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.

 Ukuran ketebalan garis alat gambar yang dipakai disesuaikan dengan


gambar yang dibuat.
 Pada gambar terlaksana (As built Drawing) disebutkan tanggal, bulan
dan tahun revisi gambar dari gambar kerja (Shop Drawing) yang
disesuaikan dengan Perintah Perubahan Kontrak (Contract Change
Order/CCO), dan Amandemen.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 55
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas dicantumkan.


 Ukuran konstruksi harus jelas.
 Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 56


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Bagan Alir Pengujian mutu pekerjaan dapat dilihat pada Gambar E.12 berikut ini :
PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU

PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN
 Jenis Material
 Lokasi Sumber Material
 Kuantitas
 Dan lain -lain

PE RMOHONAN
PEMERIKSAAN PENGAMBILAN CONTOH
TERHADAP JADWAL DANNPENGUJIAN
MATERIAL

PEJABAT PEMBUAT
LAPORAN PERSETUJUAN TIDA
KOMITMEN

PENGAMBILAN
CONTOH MATERIAL
YA  Jumlah Contoh Material
 Metoda Pengambilan
 Pengemasan
 Dan lain -lain

PENGUJIAN
 Spesifikasi Te knis
 Metoda Pengujian
 Dan lain -lain

PEMERIKSAAN PERMOHONAN
DAN EVALUASI PERSETUJUAN

PENGAMBILAN CONTOH
PEJABAT PEMBUAT DAN PENGUJIAN ULANG
LAPOR A PERSETUJUAN TIDA
KOMITMEN  Ganti Sumber Material
 Ganti Contoh Material

MATERIAL DAPAT
YA
DIGUNAKAN UNTUK
KONSTRUKSI

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 57


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas Teknis akan memeriksa (as built
drawing) dan mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan
rekomendasi untuk persetujuan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

3. Tahap Serah Terima


3.1. Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/PHO)
Serah terima awal (Provisional Hand Over/PHO) adalah suatu kegiatan serah
terima awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, dimana pekerjaan telah tercapai
seluruhnya 100 %.
Maksud pelaksanaan PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan
yang telah dikerjakan oleh Kontraktor dalam arti : sesuai kualitas, sesuai
kuantitas dan tepat waktu dengan segala konsekwensi yang tercantum dalam
kontrak. Dengan adanya penyerahan awal ini maka tahap pemeliharaan
dimulai.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut :


1. Rekomendasi Konsultan pengawas teknik bahwa kontraktor telah
menyelesaikan pekerjaan 100% dari seluruh nilai kontrak.
2. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi
kontrak.
3. Pembentukan Panitia Serah Terima yang anggotanya ditunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen.
4. Penyerahan Jaminan pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak
kontraktor kepada Pejabat Pembuat Komitmen
5. Seluruh data yang ada (misalnya : seluruh hasil testing material/hasil
pekerjaan, surat–menyurat/administrasi, formulir– formulir, data disket,
photo dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, back up data kwntitas
pekerjaan ,dll) sudah harus terarsip dengan dengan baik.
6. Yang perlu diperhatikan adalah unsur– unsur :
- Kelengkapan administrasi proyek.
- Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
- Sesuai dengan perencanaan.
- Pendataan daftar cacat dan kurang (defect and deficiencies list).
Kontraktor mengajukan request untuk PHO, kemudian Konsultan
Pengawas akan memeriksa dan merekomendasi apakah persyaratan
untuk PHO sudah dipenuhi atau belum antara lain pengecekan progress
pekerjaan. Kemudian Konsultan akan memberikan rekomendasi kepada
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya akan dibentuk Panitia
PHO.

GAMBAR E.13
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 58
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAGAN ALIR SERAH TERIMA AWAL (PROVISIONAL HAND OVER/PHO)

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 59


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

. Masa Jaminan Terhadap Kerusakan


Masa jaminan terhadap kerusakan adalah mulainya pemeliharaan hasil
pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal pekerjaan 100% berdasarkan
rekomendasi Konsultan pengawas teknik sampai dengan berakhirnya
kontrak pekerjaan ditambah 14 hari kalender .
Tujuan masa jaminan terhadap kerusakan adalah :
1. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki,
menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau
memuaskan tim panitia penilai serah terima pada waktu kunjungan ke
lapangan mengenai kualitas dan kuantitas pekerjaan.
2. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan
minor yang belum terselesaikan dan lain – lain.

Hal – hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masa jaminan


terhadap kerusakan adalah sebagai berikut :
• Kontraktor harus melaksanakan perbaikan pekerjaan yang telah
disepakati/disetujui.
• Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan :
- Syarat – syarat umum kontrak dan spesifikasi umum
- Catatan dari tim panitia penilai serah terima.
Lokasi
Kerusakan, ketidak sempurnaan
Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain.
- Lama perbaikan tidak boleh lebih dari masa pemeliharaan.

Panitia Penilai Serah Terima akan mengadakan pemeriksaan ulang ke


lapangan, atau Kunjungan ke II apakah perbaikan – perbaikan yang
sudah didaftar itu sudah dilaksanakan semua atau belum. Apakah bila
dianggap sudah selesai maka dibuat Berita Acara pemeriksa hasil
pekerjaan yang disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

 Serah Terima Akhir (Final Hand Over / FHO)


Serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serah
terima akhir lapangan dari kontraktor kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
setelah kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan
yang ada pada daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah
terima setelah kunjungan kedua di lapangan.

Maksud pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 60


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1. Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Kontraktor


dengan Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Pernyataan bahwa tanggung jawab Kontraktor dengan Pejabat Pembuat
Komitmen secara keseluruhan sudah selesai.
3. Hasil pekerjaan Kontraktor berupa fisik maupun administrasi secara
keseluruhan dapat diterima PPK, sudah bisa dipakai untuk umum.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :


 Rekomendasi dari Konsultan Pengawas teknik bahwa Kontraktor telah
menyelesaikan seluruh pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak dan telah memperbaiki/menyempurnakan semua kekurangan
yang diminta dalam daftar perbaikan serah terima awal waktu kegiatan
serah terima awal.
 Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi
kontrak.
 Pengembalian jaminan pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada
pihakKontraktor.
 Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat–menyurat/
administrasi, formulir–formulir, data disket, photo pelaksanaan
pekerjaan, dll) sudah terdokumentasikan dengan baik.
 Yang perlu ditekankan adalah unsur – unsur :
- Kelengkapan administrasi.
- Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi umum
atau persyaratan teknik.
- Kesesuaian dengan perencanaan.

E.3.10 PENGAWASAN ADMINISTRASI


Pengawasan administrasi yang merupakan bagian integral dari keseluruhan layanan
Konsultan Supervisi memuat mengenai proses–proses pekerjaan seperti : tindakan yang
berkaitan dengan kontrak antara PPK Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Propinsi DKI Jakarta dengan Konsultan, hubungan antara Kepala Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat cq.
Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dan Konsultan Pengawas, Asuransi dan Garansi,
Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO), Sertifikat Bulanan (MC), Request, Verifikasi dan lain
sebagainya.

1. Penyerahan Lapangan
Setelah penandatanganan kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat
Perintah Kerja Kontraktor akan segera menerima penyerahan area lapangan secara
keseluruhan dari Pejabat Pembuat Komitmen untuk memulai melakukan
pekerjaannya.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 61


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor perlu


diyakinkan bahwa area tersebut sudah memadai untuk dikerjakan dengan
mempertimbangkan “cost effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda
pertemuan mengenai penyerahan lapangan ini harus secara jelas menyatakan
tanggal terakhir penyerahan area berikutnya untuk dikerjakan oleh Kontraktor.

2. Kewenangan Engineer
Kewenangan yang didelegasikan oleh Pengguna Jasa dalam hal ini adalah PPK
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi Banten kepada Engineer
secara umum telah didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak.
Penunjukan dan kewenangan Engineer akan dinyatakan secara tertulis oleh Pejabat
Pembuat Komitmen agar supaya pihak–pihak yang terlibat di dalam Lapangan
memahami dan saling mengetahui hal–hal yang harus menjadi tanggung
jawab/kewenangan Site Engineer beserta Tim konsultan.

3. Asuransi dan Garansi


Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :
- Orang atau manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian
pada saat bekerja.
- Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan konstruksi
di luar kesalahan kontraktor.
- Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak
berlangsung.
Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup
beberapa masalah, antara lain :
- Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu proyek adalah untuk
memberikan rasa aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antara lain
Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik maupun Pengguna Jasa beserta staff
Pejabat Pembuat Komitmen dalam melaksanakan atau pengawasan pekerjaan
di lapangan.

Konsultan Pengawas akan memeriksa dan merekomendasikan kepada Pejabat


Pembuat Komitmen mengenai Polis dan batas lingkup asuransi dan garansi dari
Kontraktor.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 62


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E. 4 PROGRAM KERJA
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien pada proyek ini, maka
disusunlah rencana/program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan dimana secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara benar, dalam pengertian memenuhi
standar pelaksanaan yang ditetapkan yaitu Spesifikasi Umum dan Khusus (jika ada).
2. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam batasan jumlah Kontrak yang
disepakati.
4. Agar pelaksanaan pekerjaan tercatat secara memadai, dalam pengertian bahwa
selama masa pelaksanaan harus dijaga agar catatan-catatan (record) yang
diperlukan selalu dibuat seperti hasil pengukuran kemajuan pekerjaan, berbagai
jenis laporan, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan tugasnya Konsultan akan berpijak pada hakekat tugas


perencanaan dan pengawasan, dan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Tugas dan Kontrak serta pengalaman Konsultan sendiri
dalam menangani pekerjaan sejenis.

Sesuai dengan Kerangka Acuan dan penjelasan dari pihak Pemberi Tugas maka aktivitas
pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan dan mobilisasi
b. Tahap survai dan investigasi lapangan
c. Tahap pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi
d. Tahap serah terima pekerjaan
e. Tahap aktivitas pasca konstruksi (Pemeliharaan)

Uraian secara detail dari tahapan-tahapan aktivitas Program kerja tersebut telah
dijelaskan pada E.3 Metodologi.

Selanjutnya Konsultan menyusun suatu rencana kerja berdasarkan pada Bagan Alir
Rencana Kerja Konsultan Supervisi tersebut di bawah ini. (Gambar E.14)

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 63


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI GORONTALO

GAMBAR E.14
BAGAN ALIR RENCANA KERJA KONSULTAN SUPERVISI
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E. 5 PRA RENCANA KESELATAMAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (PRA RK3K)

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA-RK3K)
E.5.1 KEBIJAKAN K3
Pihak manajemen PT. Formasi Empat Selaras Konsultan diwakili oleh Direktur Utama mendukung
seluruh karyawan untuk bekerjasama memberikan sumbangan yang bermanfaat demi suksesnya
Program Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (SMK3LM).
Personil terkait akan ditentukan untuk menjadi Petugas SMK3LM, Petugas tersebut merupakan
penunjang untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah Keselamatan, Kesehatan Kerja,
Lingkungan dan Mutu pada karyawan di lapangan dan berinisiatif melakukan perbaikan yang
mereka anggap penting untuk fasilitas dan proses kerja. Petugas ini akan secara berkala akan
melakukan inspeksi dan memberi masukan kepada manajemen proyek. Tindakan yang diambil dan
tugas yang diemban akan dicatat dan dilaporkan ke top manajemen perusahaan dan salinannya
dikirim ke manajemen lapangan dan semua bagian terkait. Semua karyawan lapangan mengikuti
Tool Box Safety Meeting yang diadakan secara berkala dalam intensitas waktu yang tetap. Dalam
pertemuan ini karyawan diberitahu bahwa manajemen perusahaan memberikan perhatian lebih
dan khusus terhadap masalah Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu dan karyawan
didorong untuk berpartisipasi aktif serta melaporkan potensi-potensi bahaya. Masalah-masalah
yang tidak terselesaikan dalam pertemuan ini, dicatat dan diserahkan ke Bagian K3LM dan/atau ke
pihak top manajemen selanjutnya untuk ditindak lanjuti.Karyawan bersama-sama dengan atasan
langsung memiliki kesempatan untuk meninjau ulang rencana kegiatan kerja ataupun SMK3LM
pada saat pertemuan sebelum pekerjaan itu dilaksanakan. Dalam pertemuan tersebut potensi
bahaya dan masalah akan dibahas untuk menentukan system kerja yang aman dan tepat mutu.
Tujuan
Untuk memastikan proyek dalam pelaksanaannya selalu menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu sesuai dengan kebijakan perusahaan di dalam
perihal tersebut. Dan rencana K3 Kontrak ini juga dimaksdukan untuk menjelaskan implentasi
kerja aman secara umum yang akan diterapkan di lapangan / proyek nantinya.
Scope Aplikasi
Scope dari rencana SMK3LM ini dimaksudkan, agar pelaksanaan pekerjaan ini dapat :
- Memastikan dilaksanakan tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya
- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
- Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
- Menjamin proses produksi berjalan secara aman
- Meminimalkan dampak negatif pada lingkungan sekitar lokasi pekerjaan
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3LM di proyek ini adalah tidak terjadinya
kecelakaan kerja(zero accident), mutu akurat, waktu tepat dan biaya hemat.

PT. Formasi Empat Selaras Konsultan,


ttd,
Direktur Utama

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 65


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.5.2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya

HAK WARGA NEGARA ATAS


PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN
YANG LAYAK
HAK PERLINDUNGAN DI BIDANG K3
UUD 45 PASAL 27 (2)

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DI


BIDANG K3
UU NO. 1 TAHUN 1970

KESEJAHTERAAN KERJA MANAJEMEN LINGKUNGAN KERJA

PERMEN 02/80 PEM KES KERJA UU NO. 3/92 JAMSOSTEK SE 01/97 NAB KIMIA
PERMEN 01/81 WAJIB LAPOR PERMEN 02/90 PEND FAS HP&KK KEPMEN 51/99 NAB FISIKA
PAK PERMEN 06/96 SMK3 KEPMEN 187/99 BB3
PERMEN 03/82 PEL KES KERJA

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 66


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Daftar Peraturan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Tujuan dan Sasaran :
 Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam
keadaan selamat dan sehat
 Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
 Agar proses produksi dapat berjalan lancer tanpa hambatan apapun

Ruang lingkup :
 Tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air, di udara
 Dengan unsur :
 Dilakukan usaha
 Ada tenaga kerja yang bekerja
 Ada sumber bahaya

Kewajiban Pengurus dalam K3 :

 Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, kemampuan fisik tenaga


kerja baru;
 Pemeriksaan kesehatan berkala;
 Menunjukkan dan menjelaskan :

 Sumber bahaya
 Alat pengaman dan APD
 Cara dan sikap kerja yang aman
 Mempekerjakan tenaga kerja setelah paham;
 Pembinaan K3
 Memenuhi dan mentaati syarat K3
 Lapora kecelakaan
 Memasang UUKK dan poster
 Menyediakan APD
 Membentuk P2K3
 Menerapkan SMK3
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Pasal 74 dikatakan bahwa dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak
pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral
anak
 Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
 Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
system manajemen perusahaan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 67


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

c. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


Pasal 23 bagian keenam : Kesehatan Kerja ;
 Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal
 Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja
 Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
 Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan (3) ditetapkan dengan Perturan Pemerintah

d. Permenakertrans No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja


Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
 Pembinaan & pengawasan lingkungan kerja
 Pembinaan & pengawasan sanitair
 Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja
 Pencegahan terhadap penyakit umum & PAK (Penyakit Akibat Kerja)
 P3K
 Pelatihan Petugas P3K
 Perencanaan tempat kerja, APD, gizi & penyelenggaraan makanan di
tempat kerja
 Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
 Pembinaan terhadap tenaga kerja yang punya kelainan
 Laporan berkala

e. Keppres 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Akibat Kerja


 Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
 Terdapat 31 kelompok penyakit akibat kerja ;
 26 kelompok akibat faktor kimia
 4 kelompok akibat faktor fisik
 1 kelompok akibat faktor biologic
f. Kepmennakertrans No. 187 tahun 1999 tentang Rencana Tanggap Darurat (ERP)
Setiap instalasi berpotensi bahaya besar harus mempunyai Rencana Tanggap
Darurat (RTD), yang mencakup ;
 Penanggulangan kebakaran
 P3K, dekontaminasi, antidote dll
 (Medical Emergency Team) Dokter dan paramedic harus berperan aktif
dalam RTD

g. PP No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Propinsi sebagai daerah otonomi


Pasal 2 ayat 3 butir 9 b ;
Penetapan standar keselamatan kerja, kesehatan kerja, hygiene perusahaan,
lingkungan kerja dan ergonomi.

Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan khususnya perlindungan tenaga kerja :


PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 68
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

 Bimbingan pencegahan kecelakaan kerja


 Bimbingan kesehatan kerja
 Bimbingan pembentukan P2K3
 Pengawasan norma K3
 Pemeriksaan kecelakaan kerja
 Pemberdayaan pelaksanaan kegiatan Ahli K3
 Pemerdayaan pelaksanaan kegiatan Penanggung Jawab K3 (PJK3)

h. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi


Pasal 22 butir (2) l Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dan
jaminan sosial.
Pasal 23 butir (2) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kete
ntuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja,
perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat setempat untuk
menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

i. PerMen PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

j. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Pasal 93 butir (1) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk
mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas dalam rangka
menjamin Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.

Pasal 203 butir (1) Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan
Lalu lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 204 butir (1) Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan
dan menyempurnakan system manajemen keselamatan dengan berpedoman
pada rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 69


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SASARAN DAN PROGRAM SMK3LM - KONSTRUKSI


NO SASARAN K3LM PROGRAM K3LM
1 2 3
1 Menghilangkan resiko dan 1. Melakukan identifikasi potensial resiko dan
kecelakaan dan & sakit akibat penentuan pengendalian resiko (HIRADC,
kerja di proyek legislasi terkait, dsb.)

Indikator : 2. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 ke


seluruh dan alat pelindung diri bagi pekerja,
Incident Rate 0 pengguna jasa termasuk tamu
3. Melakukan sosialisasi, induksi, bimbingan fungsi
K3 keseluruh personil/proyek dan Mitra
Kerja/kontraktor/ Supplier termasuk tamu
4. Memberikan pelatihan K3 bagi seluruh personil
sesuai dengan jenis dan areal pekerjaan
5. Melaksanakan komunikasi dan konsultasi yang
berkaitan pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja baik internal maupun eksternal
6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja seminimum
mungkin untuk efektivitas dan efesiensi. Juga
melaksanakan pengendalian dokumen tersebut
7. Membuat dan memelihara prosedur yang
terdokumentasi yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
kebijakan dan tujuan K3
8. Menetapkan dan memelihara rencana dan
prosedur darurat serta melakukan pengujian
prosedur bila memungkinkan.
9. Memonitor dan mengevaluasi pencapaian
pemantauan dan pengukuran Kinerja K3
terhadap pengendalian operasi/resiko.
10. Membuat dan memelihara prosedur
penanganan, penyelidikan, tindakan dan
perbaikan termasuk konfirmasi tindakan
perbaikan sudah dilaksanakan dan pengelolaan
catatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 70


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SASARAN DAN PROGRAM SMK3LM - KONSTRUKSI


SASARAN K3LM PROGRAM K3LM
2 3
2 Mengurangi tingkat polusi/ 1. Melakukan identifikasi aspek dan evaluasi
pencemaran dampak proyek lingkungan (IAEL, Legislasi terkait, dsb.)
(dalam ambang batas) 2. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang SM
Indikator : Lingkungan (tempat sampah organik, non organik,
B3 tanaman hidup, batching plan, bak kontrol
Nilai Ambang Batas (NAB) limbah cair, dsb.)
3. Melakukan sosialisasi, induksi, bimbingan
fungsional SM lingkungan keseluruh
personil/proyek dan Mitra
Kerja/kontraktor/supplier termasuk tamu.
4. Memberikan pelatihan SM lingkungan bagi
seluruh personil proyek sesuai GAP
Analisis/mengusulkan pelatihan SM lingkungan ke
manajemen.
5. Melaksanakan komunikasi internal maupun
external yang berkaitan aspek-aspek lingkungan
dan SM lingkungan
6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja seminimum
mungkin untuk efektivitas dan efesiensi, juga
melaksanakan pengendalian dokumen tersebut.
7. Menetapkan, mengimplementasikan dan
memelihara prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan aspek lingkungan yang
signifikan yang diidentifikasi situasi konsistensi
dengan kebijakan dan tujuan.
8. Menetapkan, mengimplementasikan dan
memelihara prosedur untuk mengidentifikasikan
situasi darurat potensial yang berdampak
terhadap lingkungan dan bagaimana
menghadapinya.
9. Memonitor dan mengukur, pada dasar yang tepat
karakteristik kunci dari proses pelaksanaan
proyek yang dapat mempunyai dampak
lingkungan yang signifikan.
10.Menetapkan, mengimplementasikan dan
memelihara prosedur identifikasi, penyelidikan,
tindakan pencegahan dan perbaikan termasuk
catatan dan tinjauan efekttivitas dari tindakan
koreksi dan tindakan pencegahan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 71


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SASARAN DAN PROGRAM SMK3LM – KONSTRUKSI


SASARAN K3LM PROGRAM K3LM
2 3
3 Melaksanakan seluruh aktivitas 1. Mengidentifikasikan kebutuhan undang-undang,
proyek sesuai undang-undang peraturan serta persyaratan lainnya yang
dan persyaratan peraturan berkaitan dengan SM-K3LM proyek
lainnya 2. Menetapkan UU, Peraturan Pemerintahdan
Indikator : persyaratan yang terkait dengan pelaksanaan
Kesesuaian penerapan legislasi seluruh aktifitas pekerjaan, berdasarkan aspek
terkait sebersar 80 % mutu, lingkungan, potensi bahaya dan resiko
proses pelaksanaan
3. Mendistribusikan UU, Peraturan Pemerintah dan
Persyaratan yang terkait pelaksanaan aktifitas
pekerjaan kepada pihak-pihak terkait
4. Mengimplementasikan UU, Peraturan Pemerintah
dan Persyaratan yang terkait pelaksanaan seluruh
aktifitas pekerjaan dalam proses pelaksanaan
proyek
5. Memonitoring dan mengevaluasi implementasi
UU, Peraturan Pemerintah dan persyaratan yang
terkait pelaksanaan seluruh aktifitas pekerjaan
6. Melakukan perbaikan atas pemenuhan
implementasi UU, Peraturan Pemerintah dan
persyaratan yang terkait pelaksanaan seluruh
aktifitas pekerjaan

4 Mencapai kesesuaian terhadap 1. Menetapkan dan membuat metode kerja


persyaratan kontrak (biaya, mutu pengawasan proyek dan rencana improvement
& waktu) 2. Membuat analisa resiko pengawasan pekerjaan
Indikator : proyek
Kesesuaian 100 % 3. Menetapkan dan menyediakan sumber daya
sesuai kebutuhan pengawasan proyek
4. Melakukan sosialisasi, induksi, bimbingan
fungsional terkait mutu keseluruh pegawai dan
mitra kerja
5. Merencanakan dan pengembangkan proses yang
diperlukan untuk realisasi produk perencanaan
realisasi produk taat asas, dengan persyaratan
proses-proses lain dari sistem manajemen mutu
6. Melaksanakan kegiatan verifikasi, pembenaran,
pemantauan, inspeksi dan uji yang khas bagi
produk dan kriteria keberterimaan

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 72


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SASARAN DAN PROGRAM SMK3LM - KONSTRUKSI


SASARAN K3LM PROGRAM K3LM
2 3
7. Mendokumentasikan rekaman yang diperlukan
untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi
dan produk yang dihasilkan memenuhi
persyaratan.
8. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
pekerjaan dan kesesuaian produk pada
persyaratan yang ditetapkan
9. Melakukan perbaikan terus menerus atas
pemenuhan persyaratan kesulitan terhadap mutu
produk dalam kontrak

5 Sasaran K3 : Program K3 :
a. Tidak ada kecelakaan kerja a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan
yang berdampak korban jiwa sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk,
(zero fatal Accident) Poster, Pagar pengaman, Jaring Pengaman dsb)
b. Tingkat penerapan elemen secara konsisten
SMK3 minimal 80 % b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi
c. Semua pekerja wajib dan cara kerja berbahaya
memakai APD yg sesuai Memastikan semua pekerja untuk mematuhi
bahaya dan resiko peaturan yang telah ditetapkan
pekerjaannya masing-masing

Organisasi K3 :

Penangunggjawab K3
( Site Engineer)

Emergency / Kedaruratan P3K Kebakaran

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 73


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.6 PELAPORAN
Dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan teknik ini Konsultan harus menyiapkan
beberapa jenis Laporan Pekerjaan sesuai dengan yang ada dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).

Beberapa jenis Pelaporan yang harus dibuat oleh Konsultan Pengawasan Teknik
Pekerjaan Jasa Konsultansi antara lain :

1. Laporan Program Mutu Konsultansi Konstruksi dan RKK


2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Bulanan
4. Laporan Akhir
5. Laporan Teknis dan atau laporan khusus

E.6.1 LAPORAN PROGRAM MUTU KONSULTANSI KONSTRUKSI DAN RKK


Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya Jasa, Konsultan harus
menyerahkan 5 (Lima) rangkap/buku laporan pertama yang isinya melaporkan
mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap
dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta personil-personil
pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif dilapangan.

E.6.2 LAPORAN PENDAHULUAN


Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal SPMK, dan harus menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku. Untuk
setiap laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman terhadap lingkup layanan konsultansi selama masa kontrak:
b. Rencana kerja dan pengorganisasian pekerjaan;
c. Jadwal pelaksanaan dan penugasan tenaga ahli: dan
d. Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).

E.6.3 LAPORAN BULANAN


1. Pada setiap akhir bulan kalender kecuali pada saat harus membuat laporan
kemajuan bulanan, konsultan harus membuat kemajuan laporan bulanan
sebanyak 5 (Lima) rangkap/buku setiap paket pekerjaan fisik.
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan Kontraktor,
keadaan cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh kontraktor/konsultan bila
ada (menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan
rekomendasi atau saransaran bagaimana menanggulangi/menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Jadwal pengiriman laporan diatur sebagai berikut :

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 74


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

a. Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat setiap


tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Pengiriman dapat dilakukan melalui
Facsimile/Telepon atau email ditujukan kepada Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dan instansi
lainnya yang terkait.
b. Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan
berikutnya.
Cara pengiriman laporan adalah sebagai berikut : Untuk instansi-instansi di
Jakarta dikirim melalui Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Kalimantan Barat sedangkan untuk instansi terkait di Provinsi Kalimantan
Barat masing-masing dikirimkan secara langsung oleh Team Leader disertai tanda
terima.

E.6.4 LAPORAN AKHIR


Pada akhir masa layanan jasa, konsultan harus menyerahkan laporan akhir sebanyak
5 (Lima) rangkap. Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara
ringkas dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya pekerjaan
dan perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan
hasil pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang terlibat,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi tentang
cara pemeliharaan dikemudian hari, segala permasalahan yang kemungkinan besar
akan timbulpada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan dan saran-saran tentang
perbaikan yang perlu dilakukan pada pekerjaan berikutnya untuk pekerjaan yang
serupa/sejenis yang akan ditangani serta pembuatan desain yang belum tersedia
untuk Usulan Rencana Program Penanganan Tahun berikutnya. Untukmemudahkan
penjilidan dan Penggunaannya, laporan akhir ini dapat dibuat menjadi beberapa
buku yang terpisah.

Untuk Laporan Akhir (termasuk referensi) harus diserahkan kepada Pejabat


Pembuat Komitmen juga dalam bentuk hard copy dan soft copy dalam Compact Disc
(CD) terdiri dari 5 (lima) hard copy dan 1 (satu) Buah SSD 1 TB (Soft Copy) untuk
laporan akhir..

E.6.5 LAPORAN TEKNIS DAN ATAU LAPORAN KHUSUS


Laporan teknis/laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus
yang perlu dilaporkan atau atas permintaan Kasatker/PPK. Laporan teknis/laporan
khusus akan menguraikan berbagai masalah khusus baik dari segi teknik, kondisi
alam, maupun sosial yang sedang/akan dihadapi. Laporan ini disusun berdasarkan

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 75


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

masalah khusus yang dihadapi di lapangan atau atas permintaan khusus dari
Pengguna Jasa untuk tujuan kajian atau analisa atas masalah-masalah tertentu
termasuk melakukan pengawasan sementara pada pekerjaan yang belum
memobilisasi konsultan pengawas. Laporanlaporan tersebut dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap/buku.

E.7. ORGANISASI DAN PERSONIL


Didalam melaksanakan tugas–tugas pengawasan teknik ini Konsultan akan
menempatkan Tim Pengawas yang akan bertugas membantu Pejabat Pembuat
Komitmen dalam pengendalian pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh Kontraktor
Pelaksana dalam pemenuhan sasaran utama yaitu : tepat waktu, tepat mutu dan
tepat biaya.

E.7.1 UNSUR DAN JENIS TENAGA AHLI KONSULTAN


Sesuai dengan ketentuan yang ada didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) maka
untuk personil ” Field Team Konsultan ” yang akan dimobilisasi ke lapangan adalah
sebagai berikut :

E.7.2 DESKRIPSI PENUGASAN TENAGA AHLI (PROFESSIONAL STAFF)

1. Team Leader
Ketua Tim adalah pemimpin tim (Team Leader) konsultan atau Direksi Teknis
yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa. Team Leader sekurang-kurangnya seorang Sarjana
Teknik Sipil (S1) dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara.

Team Leader harus memiliki pengalaman sekurangkurangnya 7 (Tujuh) tahun


dalam bidang perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan
dan/atau jembatan sejak lulus dan memelikisertifikat tenaga ahli tingkat madya.

Tugas-tugas Team Leader akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini :

1. Menjamin terlaksananya segala syarat dari KAK yang berkaitan dengan


organisasi dan pelaksanaan pekerjaan selesai dengan baik sehingga
memuaskan Pengguna Jasa.
2. Membantu Kepala Satuan Kerja Perencanaan danPengawasan Jalan
Nasional Provinsi Kalimantan Barat dalam pengawasan kemajuan pekerjaan
dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 76
CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

3. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pejabatpejabat terkait yang


berhubungan dengan kepentingan pekerjaan dan dengan sepengetahuan
Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Barat.
4. Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kegiatan supervisi di lapangan
dalam membantu memberikan saran-saran/pemecahan terhadap masalah-
masalah yang timbul serta segera melaporkannya kepada Kepala Satuan
Kerja.
5. Memonitor progress pekerjaan yang dicapai dan menjaga agar semua
kebutuhan dana, laporan kemajuan pekerjaan dan data kontrol kualitas
terkirim secara benar dan tepat tanpa keterlambatan dari tim supervisi
lapangan.
6. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review design dan
Evaluasi Desain serta penyiapan addendumnya akibat Review Design
tersebut.
7. Melakukan kajian desain terhadap kelayakan untuk dilaksanakan.
8. Membuat Program Usulan Rencana Penanganan tahun berikutnya.
9. Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

2. Ahli Perencana Jalan


Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Teknik Jalan Muda yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga Ahli disyaratkan minimal seorang
Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan dan atau pengawasan jalan pada
pekerjaan sejenis sesuai bidang keahlian yang disyaratkan.

minimal 5 (lima) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi di bidang jalan. Tugas Ahli Teknik Jalan antara lain:
a. Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta evaluasi atas
analisa data lapangan terkait;
b. Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar jalan dan
jembatan;
c. Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jalan raya yang akan
diterapkan yang berkaitan dengan rekayasa lalulintas, geometrik jalan serta
drainase jalan;
d. Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul yang berkaitan
dengan rekayasa lalu lintas, geometrik jalan serta drainase jalan serta
menyiapkan konsep penanganannya;
e. Membantu menyiapkan petunjuk dan arahan teknis rekayasa lalu lintas,
geometrik jalan serta drainase jalan pada konsultan perencana dan pengawas
lapangan;
f. Melaksanakan perencanaan teknis jalan dan jembatan jika diperlukan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 77


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

3. Ahli Perencanaan Jembatan


Ahli Teknik Jembatan Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Teknik Jembatan
Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal
adalah Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan atau
pengawasan jembatan pada pekerjaan sejenis sesuai bidang keahlian yang
disyaratkan selama minimal 5 (lima) tahun, dimana tugas Ahli Jembatan adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta evaluasi atas
analisa data lapangan terkait;
b. Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar;
c. Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi dalam pembangunan
jembatan;
d. Membantu pengguna jasa melakukan perencanaan terhadap jembatan yang
tidak menjadi lingkup pekerjaan Penyedia Jasa lainnya;
e. Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul yang berkaitan
dengan penerapan kebijakan teknologi jembatan dan bangunan pelengkap jalan;
f. Membantu menyiapkan petunjuk dan arahan teknis mengenai jembatan dan
bangunan pelengkap jalan pada konsultan perencana dan pengawas lapangan;
g. Dan lain-lain sesuai instruksi dari Pengguna Jasa.

4. Ahli Pengawas Jalan Dan Jembatan


Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Teknik Jalan Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga Ahli disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi, dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan dan atau pengawasan jalan/jembatan pada pekerjaan sejenis
sesuai bidang keahlian yang disyaratkan minimal 5 (lima) tahun, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi di bidang jalan. Tugas
Ahli Pengawasan Jalan dan Jembatan Wilayah I, II, dan III antara lain:.

Tugas-tugas Ahli Teknik Jembatan akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal yang tersebut di bawah ini :

a. Membantu Satuan Kerja P2JN Provinsi Kalimantan Barat dalam pengawasan


dan monitoring pelaksanaan konstruksi baik dari segi kemajuan pekerjaan
maupun mutu;
b. Membantu Satuan Kerja P2JN Provinsi Kalimantan Barat dalam mengevaluasi
prosedur kerja baik internal konsultan maupun eksternal dengan unit unit
kerja terkait lainnya;

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 78


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

c. Membantu mendampingi Field Team (konsultan supervisi) dalam melakukan


fungsi pengawasan jalan dan jembatan;
d. Melakukan tugas-tugas pengendalian internal.

5. Ahli Geoteknik
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Perencanaan di Bidang Jalan/Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK dengan
kualifikasi minimal Ahli Muda. Ahli Geoteknik disyaratkan minimal seorang
Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Sipil/Geoteknik/Geologi lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi/disamakan, untuk perguruan tinggi swasta yang belum
diakreditasi/disamakan harus telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi/diakui, dan berpengalaman dalam bidang
perencanaan/pengawasan jalan dan jembatan selama minimal 5 (Lima) tahun
setelah lulus, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
di bidang jalan dan jembatan.

Tenaga ahli ini mempunyai tugas merencanakan dan melaksakan semua


kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-perhitungan
mekanika tanah, serta menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat diap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas di
sekitar badan jalan
dan/atau lereng jalan.

6. Ahli Geodesi
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Geodesi Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil/Geodesi Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan
dan atau pengawasan pekerjaan sejenis sesuai bidang keahlian yang disyaratkan
minimal 5 (Lima) tahun, diutamakan perencanaan jalan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Ketua Tim (Team Leader) dan
melakukan persiapan desain, survei pendahuluan, survei topografi, perencanaan
teknis.

7. Ahli Lingkungan
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Teknik Lingkungan Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi
(LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan/Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 79


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan


perencanaan dan atau. pengawasan pekerjaan sejenis sesuai bidang keahlian
yang disyaratkan minimal 3 (tiga) tahun, diutamakan perencanaan jalan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Ketua Tim (Team Leader)
dalam mengevaluasi dan memonitoring pelaksanaan kegaiatan baik perncanaan
maupun pelaksanaan serta melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data, analisis dan menyusun rekomendasi mengenai hal-hal yang
menyangkut aspek lingkungan akibat pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan.
Membantu menyiapkan dokumen lingkungan (maksimal UKL-UPL) jika di-
butuhkan.

8. Ahli K3 Konstruksi
Diutamanakan mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) K3 Konstruksi Muda yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S.1)
semua jurusan lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan perencanaan dan atau pengawasan pekerjaan sejenis sesuai bidang
keahlian yang disyaratkan minimal 3 (tiga) tahun, diutamakan perencanaan
jalan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Ketua Tim (Team Leader)
dalam membuat konsep keamanan dan keselamatan kerja berkaitan dengan
resiko yang akan ditimbulkan dari pekerjaan jalan dan jembatan.

E.7.3 TANGGUNG JAWAB ANTAR PERSONIL TENAGA AHLI


Didalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan teknik Tim Konsultan khususnya
para Staff inti (Tenaga Ahli) harus dapat berkoordinasi dengan baik dan kontinyu
sehingga pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik dapat memenuhi ketentuan
yang ada di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR).

E.8 ORGANISASI KERJA PROYEK


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan akan selalu melakukan koordinasi
secara periodik dengan pihak Pemberi Tugas. Dengan demikian kesatuan semua
aspek yang dilakukan Konsultan akan selalu terjaga, sehingga Pemberi Tugas dapat
mengetahui kemajuan pelaksanaan pekerjaan setiap saat.

Koordinasi ini sangat penting bagi Konsultan agar semua pekerjaan dapat berjalan
sesuai rencana. Dengan demikian diharapkan hambatan yang terjadi dapat segera
diselesaikan, sehingga penyelesaian pekerjaan tidak akan melewati waktu yang telah
ditentukan. Keterpaduan dan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam
proyek ini akan menentukan keberhasilan pekerjaan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 80


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.8.1 ORGANISASI KERJA TIM KONSULTAN


Pada organisasi kerja tim Konsultan PT. FORMASI EMPAT POLA SELARAS
KONSULTAN pada Pekerjaan Jasa Konsultansi Pekerjaan ini di bawah koordinasi
Direktur Utama. Sedangkan susunan organisasi Tim Pelaksana Konsultan lapangan
terdiri dari Proffessional Staff (Tenaga Ahli), Tenaga Teknisi (Sub Professional Staff)
dan Staff Lainnya (Staff Pendukung).

Hubungan kerja intern tim Konsultan disampaikan dalam suatu Bagan Organisasi
yang ditampilkan pada Gambar E.15 berikut ini.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 81


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Bagan Struktur Organisasi Core Team

Ketua TIM
Pengawasan / Ketua
TIM Perencanaan
Tenaga Ahli :
1. Ahli Jalan Raya 1
2. Ahli Jalan Raya 2
3. Ahli Jembatan 1
4. Ahli Jembatan 2
5. Ahli Geoteknik 1
6. Ahli Geoteknik 2
7. Ahli Kuantitas dan
Biaya
8. Ahli K3 Konstruksi
9. Ahli Lingkungan Tenaga Ahli Staf Pendukung :
Pendukung : 1. Operator Komputer
1. Ass Ahli Jalan raya 1 2. Office Boy
2. Ass Ahli Jalan Raya 2
3. Ass Ahli Jalan Raya 3
4. Ass Ahli Jembatan 1
5. Ass Ahli Jembatan 2
6. Ass Ahli Jembatan 3
7. Ass Ahli Geoteknik 1
8. Ass Ahli Geoteknik 2
9. Ass Ahli Kuantitas Da
Biaya

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 82


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.9. FASILITAS PENDUKUNG


Dalam melaksanakan pekerjaan tugas-tugas pengawasan teknik ini Konsultan akan
disediakan beberapa jenis fasilitas pendukung untuk menunjang kelancaran dan
efektifitas dari tugas-tugas pengawasannya sehingga dapat memenuhi harapan dan
persyaratan yang ada di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Beberapa jenis fasilitas pendukung yang disediakan oleh Pengguna Anggaran (PA)
kepada Team Konsultan antara lain :
1. Fasilitas Transportasi
2. Fasilitas Komunikasi
3. Fasilitas Dokumentasi dan Pelaporan
4. Perlengkapan dan alat yang diperlukan dan pemakaian/pelaksanaan oleh Pihak
Ketiga seperti Test Laboratorium.

E.9.1. FASILITAS TRANSPORTASI


Fasilitas transportasi yang disediakan oleh Konsultan di lapangan dengan cara sewa
terdiri dari :
1. Sewa Kendaraan Roda 4.
2. Sewa Kendaraan Roda 2.

E.9.2. FASILITAS SEWA KANTOR


Fasilitas kantor yang disediakan oleh Konsultan di lapangan terdiri terdiri dari sewa
kantor serta furniturenya.

E.9.3. FASILITAS PERUMAHAN


Fasilitas perumahan/akomodasi yang disediakan oleh Konsultan di lapangan dengan
cara sewa berupa sewa kamar/perumahan.

E.9.4. FASILITAS KOMUNIKASI


Fasilitas komunikasi yang disediakan oleh Konsultan di maksudkan untuk menunjang
komunikasi antar sesama anggauta Team Konsultan, Team Konsultan dengan
Kontraktor maupun dengan Direksi/Pengguna Anggaran (PA), yaitu berupa fasilitas
telepon.

E.9.5. FASILITAS KOMPUTER


Konsultan akan menyediakan Komputer lengkap dengan printer dan biaya operasional
dan perawatannya guna menunjang dalam pembuatan laporan dan penyiapan
administrasi proyek.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 83


CORE TEAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

E.9.6. BIAYA MOBILISASI DAN PERJALANAN DINAS


Pengguna Anggaran (PA) menyediakan biaya mobilisasi personil dan perjalanan dinas
selama pelaksanaan proyek dimana di dalamnya sudah termasuk biaya biaya
mobilisasi/demobilisasi, biaya perjalanan dinas dan biaya ke lapangan.

PT. Formasi Empat Pola Selaras Konsultan JO E – 84

Anda mungkin juga menyukai