Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN ALOKASI AIR DAS PAGUYAMAN, DAS DULUPI

URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR Air merupakan sumber daya yang harus kita kelola dengan baik dengan cara
BELAKANG menggunakan air sesuai dengan kebutuhannya agar kelestariannya terjaga.
Namun dengan adanya kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
terjadi kesenjangan antara ketersediaan dengan permintaan air akibat
banyaknya perubahan lingkungan, dimana ketersediaan air terasa semakin
berkurang, sementara kebutuhan terhadap air dan sumberdaya air semakin
meningkat. Tingginya kesenjangan antara membawa dampak konflik atas
pemanfaatan sumber daya tersebut. Konflik yang terjadi antara lain konflik antara
kepentingan (kelompok, pengguna,daerah), antara wilayah, dan antar generasi.
Faktor penyebab terjadinya kesenjangan diatas, antara lain:
• Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan semakin
bertambahnya kebutuhan air untuk air minum dan aktivitas sehari-hari;
• Pertumbuhan aktivitas ekonomi yang menyebabkan kerusakan
lingkungan;
• Rusaknya kondisi wilayah sungai khususnya daerah tangkapan air (hulu)
sebagai akibat aktivitas manusia menyebabkan berkurangnya suplai air.
Pengelolaan yang tidak benar, seperti belum adanya atau tidak dilaksanakannya
peraturan-peraturan mengenai pemanfaatan air, dan sebagainya. Permasalahan
sumber daya air pada saat ini semakin kompleks, dan hampir terjadi pada seluruh
DAS (Daerah Aliran Sungai) di Wilayah Sungai (WS) di seluruh Wilayah
Indonesia. Kelebihan air pada musim penghujan, kurangnya tampungan air, dan
rusaknya daerah tangkapan air, sehingga kurangnya kemampuan dalam
menyimpan air, sehingga air terbuang percuma ke laut. Padahal pada musim
kemarau kekurangan air sering terjadi sehingga menimbulkan banyak sawah
tidak mendapatkan air. Secara siklus hidrologi kuantitas jumlah hujan yang terjadi
dalam satu tahun adalah tetap (bila tidak terjadi peningkatan jumlah hujan karena
efek pemanasan global) akan tetapi intensitas, durasi dan penyebarannya saja
yang berbeda. Permasalahan lain adalah mengenai kualitas air, dimana
pencemaran air banyak terjadi diakibatkan oleh buangan limbah domestik,
industri, perkotaan, pertanian dan lain sebagainya.

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 1


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan berupa pengalokasian air dimana
pengaturan air merupakan salah satu tugas pokok Balai Wilayah Sungai, yang
merupakan pelaksana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai yang menjadi
wewenang dan tanggung jawab Pemerintah (Pusat).

2. MAKSUD DAN MAKSUD


TUJUAN Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan rencana alokasi air yang
paling optimal pada Daerah Aliran Sungai, yang ditinjau dari sisi teknis
(ketersediaan dan kebutuhan air saat ini dan masa depan), ekonomi, sosial
budaya dan lingkungan.
TUJUAN
1. Mengetahui ketersediaan air DAS Paguyaman, DAS Dulupi saat ini.
2. Mengetahui kebutuhan air DAS Paguyaman, DAS Dulupi saat ini, 5 tahun,
10 tahun dan 20 tahun yang akan datang.
3. Mengetahui neraca air DAS Paguyaman, DAS Dulupi saat ini 5 tahun, 10
tahun dan 20 tahun yang akan datang.
4. Menentukan alokasi air yang optimal untuk saat ini dari beberapa
alternatif alokasi air.
5. Menentukan alokasi air yang optimal untuk 5 tahun,10 tahun dan
20 tahun yang akan datang dari beberapa alternatif alokasi air.
6. Merekomendasikan tindaklanjut dari alternatif alokasi air yang
optimal untuk 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun yang akan datang.
7. Menyusun manual untuk memperbaharui (update) data dan informasi yang
terkait dengan alokasi air (ketersediaan dan kebutuhan air)

3. SASARAN SASARAN YANG HENDAK DICAPAI ADALAH :


Sasaran dari studi ini adalah tersusunnya dokumen pedoman rencana alokasi
air DAS Paguyaman, DAS Dulupi untuk saat ini, 5 tahun, 10 Tahun dan 20
Tahun kedepan

4. LOKASI Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten


PEKERJAAN Boalemo (DAS Paguyaman, DAS Dulupi).

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 2


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
5. SUMBER a. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2021;
PENDANAAN b. Total Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan adalah sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah)
termasuk PPN.

6. NAMA DAN Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Operasi dan Pemeliharaan SDA I
ORGANISASI Satuan Kerja : Operasi dan Pemeliharaan SDA Sulawesi II
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

7. DATA DASAR Adapun data-data yang diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan sebagai
berikut :
a. UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan
1. Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, dikuasai oleh Negara. Yang dimaksud dengan:
• Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari
sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di bawah
permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang
terdapat di laut;
• Sumber-sumber Air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air,
baik yang terdapat di atas, maupun di bawah permukaan tanah baik
yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia (Pasal 3
ayat 1).
2. Kepada pemerintah untuk:
• Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-
sumber air;
• Menyusun mengesahkan, dan atau memberi izin berdasarkan
perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata
pengairan;
• Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan,
penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air;
• Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan air,
dan atau sumber-sumber air( Pasal 3 ayat 2).

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 3


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
3. Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan serta Pembangunan
Pengairandisusun atas dasar perencanaan dan perencanaan teknis
yang ditujukan untuk kepentingan umum ( Pasal 8 ayat 1)
4. Hasil perencanaan dan perencanaan teknis yang berupa rencana-
rencana teknis tata pengaturan air dan tata pengairan serta
pembangunan pengairan disusun untuk keperluan rakyat di segala
bidang dengan memperhatikan urutan prioritas (Pasal 8 ayat 2) Yang
dimaksud dengan keperluan Rakyat di segala bidang berdasarkan
prioritasnya antaralain meliputi:
• Air minum; Rumah tangga; Pertahanan dan Keamanan Nasional;
Peribadatan; Usaha perkotaan, misalnya: pencegahan kebakaran,
penggelontoran, menyiram tanaman dan lain sebagainya
• Pertanian, pertanian rakyat dan usaha pertanian lainnya; Peternakan;
Perkebunan; Perikanan
• Ketenagaan; Industri; Pertambangan; Lalu-lintas air; Rekreasi.
5. Pengusahaan air dan atau sumber-sumber air yang ditujukan untuk
meningkatkan kemanfaatannya bagi kesejahteraan Rakyat pada
dasarnya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah (Pasal
11).
6. Segala pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Tata Pengaturan Air dan Pembangunan Pengairan diatur lebih lanjut
oleh Pemerintah(Pasal 14 ayat 1).
7. Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari adanya bangunan-
bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih lanjut maupun untuk
keperluan sendiri dapat diikut sertakan menanggung pembiayaan
sebagai pengganti jasa pengelolaan.
8. Yang dimaksud dengan masyarakat (termasuk Badan Hukum, Badan
Sosial, dan perorangan) pada ayat ini adalah pihak yang melakukan
kegiatan-kegiatan yang tidak bertujuan atau tidak bersifat mencari
keuntungan (Pasal 14 ayat 2).
9. Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang mendapat
manfaat dari adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk
diusahakan lebih lanjut maupun untuk keperluan sendiri, wajib ikut

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 4


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
menanggung pembiayaan dalam bentuk iuran yang diberikan kepada
Pemerintah.
Yang dimaksud dengan Badan Hukum, Badan Sosial dan atau
perorangan pada ayat ini adalah pihak-pihak yang berusaha mencari
keuntungan dari pemanfaatan air dan atau sumber-sumber air, antara
lain seperti usaha-usaha perkebunan, perindustrian, pertambangan
(Pasal 14 ayat 3 ).
b. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Pasal 3 dan Pasal 4 ayat (1), pengelolaan air dan/atau sumber-sumber air
didasarkan pada kesatuan wilayah tata pengairan yang ditetapkan
berdasarkan wilayah sungai.
c. Konsepsi Rencana Alokasi Air Sesuai UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren dan urusan pemerintahan umum (Pasal 9 ayat
1)
2. Urusan Pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang
dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/ Kota (Pasal 9 ayat 3).
3. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat
dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/ Kota tercantum dalam
Lampiran yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-
Undang ini ( Pasal 15 ayat 1).
d. Permen PUPR No 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai. Pasal 4 dan sesuai dengan Lampiran C no 1a UU no 23 tahun 2014
tentang Matrix Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara
Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/Kota
• Ayat 3, Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis
nasional menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri.
• Ayat 4, Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
Kabupaten/ Kota menjadi wewenang dan tanggung jawab Gubernur.

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 5


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
• Ayat 5, Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
berada dalam satu wilayah Kabupaten/Kota menjadi wewenang dan
tanggung jawab Bupati/Walikota.
• Pasal 8: Penetapan wilayah sungai dirinci dalam tabel yang
tercantum dalam Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini
e. Permen PUPR No 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan Pasal3
• Ayat (1): Eksploitasi dan pemeliharaan sumber air dan bangunan
pengairan meliputi:
1. pemeliharaan sumber air; dan
2. operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.
• Ayat (2) Pemeliharaan sumber air merupakan kegiatan untuk
merawat sumber air dan prasarana sumber daya air yang ditujukan
untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber
daya air.
• Ayat (3) Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air
merupakan kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan
air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana
sumber daya air.
Pasal6
• Ayat (1) huruf a: Operasi Prasarana Sumber Daya Air yang terdiri atas
kegiatan pengaturan dan pengalokasian air dan sumber air
• Ayat (2): Operasi prasarana sumber daya air ditujukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air dan prasarana
sumber daya air.
Pasal7
• Ayat (1): Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air didasarkan atas rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air.
• Ayat (2): Rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air merupakan rencana untuk mengalokasikan sumber
daya yang tersedia sesuai dengan kondisi prasarana sumber daya air

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 6


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
dan perkembangan kebutuhan pengguna sumber daya air selama 1
(satu) tahun.
• Ayat (3): Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air disusun oleh pengelola sumber daya air
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
• Ayat (4): Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air ditetapkan oleh Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 9:
• Ayat (1): Dalam mengalokasikan air dan sumber air untuk kegiatan
operasi prasarana sumber daya air harus dilakukan berdasarkan
prinsip:
1. mengutamakan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi
yang sudah ada;
2. menjaga kelangsungan alokasi air untuk pemakai air lain yang
sudah ada;
3. memperhatikan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari bagi penduduk yang berdomisili di dekat sumber air
dan/atau sekitar jaringan pembawa air.
• Ayat (2): Pemakai air lain merupakan pemakai air selain untuk
kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada.
Pasal10:
• Ayat (1): Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
digunakan sebagai dasar penetapan urutan prioritas alokasi sumber
daya air pada setiap wilayah sungai.
• Ayat (2): Prioritas utama alokasi sumber daya air ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk memenuhi
kebutuhan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada.
• Ayat (3): Dalam hal ketersediaan sumber daya air tidak mencukupi
untuk memenuhi prioritas utama, maka untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari lebih diutamakan.

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 7


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
• Ayat (4): Prioritas alokasi sumber daya air untuk kebutuhan lain pada
setiap wilayah sungai ditetapkan berdasarkan hasil penetapan zona
pemanfaatan sumber air, peruntukan air, dan kebutuhan air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
Pasal 12
• Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air disusun berdasarkan
urutan prioritas alokasi sumber daya air.
• Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air disusun pada setiap
wilayah sungai
• Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air terdiri atas rencana
alokasi sumber daya air tahunan dan rencana alokasi sumber daya
air rinci.
Pasal 13:
• Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air tahunan disusun
berdasarkan ketersediaan air pada musim kemarau dan musim
hujan.
• Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air tahunan ditetapkan oleh
Menteri, Gubernur atau Bupati/ Walikota sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan pertimbangan dari
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.
• Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air tahunan yang telah
ditetapkan dapat diubah apabila terjadi:
1. perubahan ketersediaan air yang diakibatkan oleh peristiwa
alam; atau
2. perubahan kondisi lingkungan hidup dan/atau kerusakan
jaringan sumber air yang tidak terduga.
• Ayat (4): Perubahan rencana alokasi sumber daya air tahunan
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/ Walikota sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan
pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
• Ayat (5): Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai yang bersangkutan tidak atau belum terbentuk,

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 8


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
pertimbangan diberikan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber
daya air provinsi atau Kabupaten/Kota sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
Pasal 14:
• Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air rinci merupakan rencana
operasional dari rencana alokasi sumber daya air tahunan pada
setiap sumber air yang menggambarkan besaran volume, lokasi, dan
waktu untuk memenuhi kebutuhan air dalam periode yang ditetapkan
sesuai dengan kondisi setempat.
• Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air rinci pada setiap sumber
air ditetapkan dengan periode antara lain 7 (tujuh) harian, 10
(sepuluh) harian, atau 15 (lima belas) harian.
• Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air rinci diselenggarakan oleh
pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.
• Ayat (4): Pengelola sumber daya air dapat melakukan pengurangan,
penambahan, atau penggiliran alokasi sumber daya
air dalam hal rencana alokasi sumber daya air rinci tidak dapat
dilaksanakan karena:
1. berkurangnya ketersediaan air yang disebabkan peristiwa alam;
2. kerusakan jaringan sumber air dan prasarana sumber daya air
yang tidak terduga;
3. hal lain di luar pengelolaan sumber daya air berdasarkan
perintah dari Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
• Ayat (5): Peristiwa alam antara lain akibat terjadinya musim kemarau
panjang akibat adanya anomali iklim.
• Ayat (6): Kerusakan jaringan sumber air yang tidak terduga antara
lain terjadinya tanah longsor yang menutup jaringan sumber air dan
prasarana sumber daya air serta tanggul jebol atau rusak.
• Ayat (7): Hal lain di luar pengelolaan sumber daya air antara lain
adanya keperluan mendadak untuk menanggulangi wabah penyakit,
penanggulangan kebakaran, atau evakuasi korban kecelakaan pada
sumber air dan pada prasarana sumber daya air.

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 9


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Pasal 18:
• Ayat (1): Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dapat melakukan
kerja sama dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air.
• Ayat (2): Kerja sama merupakan pembagian peran dan tanggung
jawab antara Pemerintah Pusat dan/atau pemerintah daerah.
• Ayat (4): Sumber dana untuk pembiayaan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air dapat berasal dari:
1. anggaran Pemerintah Pusat;
2. anggaran swasta; dan/atau
3. hasil penerimaan iuran eksploitasi dan pemeliharaan bangunan
pengairan.
• Ayat (5): Anggaran Pemerintah Pusat diperuntukkan untuk
pembiayaan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
• Ayat (6): Anggaran swasta merupakan anggaran keikutsertaan
swasta dalam pembiayaan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air.
• Ayat (7): Hasil penerimaan Iuran eksploitasi dan pemeliharaan
bangunan pengairan selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut
biaya jasa pengelolaan sumber daya air merupakan dana yang
dipungut dari pengguna sebagai pemegang izin penggunaan sumber
daya air atau pemegang izin pengusahaan sumber daya air yang
wajib membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air terhadap
penggunaan atau pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.
f. Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015, tentang Iuran eksploitasi dan
pemeliharaan bangunan pengairan
Pasal 5
• Ayat (1): Jenis kegiatan usaha yang dikenakan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air meliputi penggunaan sumber daya air
untuk kegiatan usaha:
1. industri;
2. air minum;
3. pembangkit listrik tenaga air; dan

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 10


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
4. pertanian termasuk perkebunan dan perikanan.
• Ayat (2) Kegiatan usaha pertanian yang dikenakan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air meliputi kegiatan pertanian termasuk
perkebunan dan perikanan yang cara penggunaan airnya lebih dari 2
(dua) l/dt/KK dan dilakukan diluar sistem irigasi yang sudah ada.
g. Permen Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang penggunaan sumber
daya air
Pasal 43
Keberlanjutan fungsi sumber air diwujudkan oleh pengelola sumber daya
air dengan mengamankan fungsi utama sumber air, diantaranya adalah
menjaga tempat hidup biota air dengan cara mengalokasikan pengaliran
air agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan biota air.
h. Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal: Petunjuk
Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air

8. STANDAR Standar dan pedoman yang digunakan tidak terbatas serta menggunakan standar
TEKNIS dan pedoman lain yang terkait dan berlaku, serta konsultan wajib memiliki acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

9. REFERENSI 1. Undang-undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;


HUKUM 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041)
6. Peraturan Presiden Nomor 123 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana
alokasi Khusus Fisik;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
10/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan
Tata Pengairan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Nomor 15
Tahun 2015 tentang Organisasi dan tata kerja kementerian pekerjaan umum
dan perumahan rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Operasi dan Pemeliharaan SDA I 11
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 21/PRT/M/2017 tentang Petunjuk Operasional
Penyelenggaraan dan Alokasi Khusus Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
11. Surat Edaran No 05/SE/D/2016 tantang Pedoman Penyelanggaraan
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sarana Sungai Serta Pemeliharaan
Sungai;
12. Surat Edaran Menteri Nomor 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan
Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
13. Pedoman dan Standar Minimal Tahun 2020 Tentang Biaya Langsung
Personil dan Biaya Langsung Non Personil Untuk Kegiatan Jasa
Konsultansi (INKINDO).

10. LINGKUP Lingkup pekerjaan konsultan merupakan layanan jasa konsultansi dengan
PEKERJAAN klasifikasi Perencanaan Rekayasa, subklasifikasi Jasa Desain Rekayasa
untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air (RE103).
Tahap I Pengumpulan Data Meliputi kegiatan :
1. Laporan studi yang pernah dilakukan terkait dengan alokasi air, rencana
pembangunan sarpras sumber daya air, bendung, bendungan, upaya
pengendalian banjir, dan pola pengelolaan sumber daya air dll.
2. Data skema untuk keperluan alokasi air
3. Data ketersediaan dan kebutuhan air untuk keperluan alokasi air

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 12


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
4. Tataguna lahan DAS (daerah perkotaan, permukiman,
pertanian/sawah/irigasi, dan lain-lain) yang terdapat dalam RTRW
Kabupaten/Kota.
5. Data sosial, ekonomi dan lingkungan DAS.
6. Data penggunaan air untuk berbagai penggunaan (irigasi dan non irigasi)
yang memuat informasi :
§ nama pengguna,
§ nama sungai,
§ koordinat titik pengambilan,
§ lokasi (desa/kecamatan/kabupaten),
§ debit pengambilan (berdasarkan izin dan aktualnya),
§ nomor izin pengambilan dan masa berlakunya termasuk untuk
kebutuhan pemeliharaan lingkungan,
§ yang dirangkum dalam formulir A-01.

Tahap II Survei dan Analisa Data Meliputi kegiatan :


1. Survei inventarisasi data sumber daya air di DAS meliputi : sumber air,
sungai, bendung, jaringan irigasi dan jaringan pengambilan lainnya.
(Disertai foto dan koordinatnya)
2. Melakukan survey kondisi dan inventarisasi bangunan ukur untuk keperluan
alokasi air. (Disertai foto dan koordinatnya)
3. Validasi data dengan melakukan pengecekan kembali akurasi, legalitas dan
kelengkapan data.
4. Pemilahan jenis penggunaan air (irigasi dan non irigasi), waktu dan jumlah
pemanfaatan air serta mengelompokannya ke dalam setiap daerah layanan.
5. Penghitungan kebutuhan air (irigasi dan non irigasi) pada setiap tempat
pengambilan dalam daerah layanan pada kurun waktu tertentu.
6. Penghitungan ketersediaan air pada tempat - tempat pengambilan dalam
daerah layanan yang didasarkan pada debit andalan tertentu dengan tingkat
resiko yang telah disepakati pada kurun waktu tertentu.
7. Menyusun Neraca Air dan rencana Alokasi Air
8. Membuat model alokasi air tahunan dan alokasi rinci yang terintegrasi
9. Menyusun SOP Alokasi air

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 13


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
10. Membuat usulan perbaikan dan pembangunan bangunan ukur untuk
keperluan alokasi air.

11. KELUARAN Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah :


1. Program Mutu;
2. Laporan Pendahuluan;
3. Laporan Interim;
4. Draf laporan Akhir;
5. Laporan Akhir;
6. Laporan Mingguan;
7. Laporan Bulanan;
8. Laporan RAAT
9. Laporan RAAR;
10. Laporan Ringkasan;
11. Flashdisk 128Gb (copy seluruh laporan beserta data pendukung).

12. PERALATAN Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan
MATERIAL, dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
PERSONIL DAN a) Laporan dan Data
FASILITAS DARI Penyedia jasa dapat meminjam buku-buku laporan studi terdahulu yang
PEJABAT PEMBUAT berkaitan dengan pekerjaan ini pada BWS Sulawesi II Gorontalo maupun
KOMITMEN pada instansi terkait.
b) Staf Pengawas/Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping (counterpart) dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konsultansi.
c) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa adalah ruang pertemuan berikut audio sistem dan layar
(screen) untuk presentasi (apabila tersedia).

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 14


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
13. PERALATAN DAN Penyedia jasa harus menyediakan kantor yang berlokasi di Provinsi Gorontalo.
MATERIAL DARI Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
PENYEDIA JASA yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
KONSULTANSI

14. LINGKUP Melaksanakan seluruh kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
KEWENANGAN (KAK) ini dan apabila terdapat kekurangan dalam KAK ini maka penyedia
PENYEDIA JASA diwajibkan melengkapi sesuai standar perencanaan yang berlaku.

15. JANGKA WAKTU Pekerjaan ini memerlukan waktu pelaksanaan selama 4 (Empat) bulan atau 120
PENYELESAIAN (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender, terhitung sejak SPMK.
KEGIATAN

16. KEBUTUHAN Posisi Kualifikasi Perkiraan


jumlah
PERSONEL MINIMAL
Tenaga Ahli Pendidikan Keahlian Pengalaman orang/bulan
Team Minimal Pasca Bidang pengalaman 1 Orang /4
Leader/ Ahli sarjana (S2) Perencanaan SDA kerja Bulan
Teknik Teknik Sipil/ atau lainnya dan profesional
Sumber Teknik memiliki Seritikat minimal 2 (dua)
Daya Air Pengairan Keahlian (SKA) tahun sesuai
(S2) minimal sebagai dengan lingkup
Ahli Muda dengan pekerjaan dan
Klasifikasi/Sub posisi yang
Klasifikasi, Sipil / diusulkan.
Ahli Sumber Daya
Air yang
dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi
Profesi atau yang
dikeluarkan oleh
LPJK
Ahli Hidrologi Minimal Sarjana Bidang Memiliki 1 Orang /2
(S1) Teknik Sipil Perencanaan SDA pengalaman Bulan
/ Teknik atau lainnya dan kerja
Pengairan memiliki Seritikat profesional
Keahlian (SKA) minimal 2 (dua)
minimal sebagai tahun sesuai
Ahli Muda dengan dengan lingkup
Klasifikasi / Sub pekerjaan dan
Klasifikasi, Sipil / posisi yang
Ahli Teknik Sumber diusulkan.
Daya Air yang
dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi
Profesi atau yang
dikeluarkan oleh
LPJK

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 15


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Ahli GIS Minimal Sarjana Bidang Memiliki 1 Orang /1
(S1) Teknik Perencanaan SDA pengalaman Bulan
Geodesi atau lainnya dan kerja
memiliki Seritikat profesional
Keahlian (SKA) minimal 2 (dua)
minimal sebagai tahun sesuai
Ahli Muda dengan dengan lingkup
Klasifikasi / Sub pekerjaan dan
Klasifikasi, Teknik posisi yang
Geodesi yang diusulkan.
dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi
Profesi atau yang
dikeluarkan oleh
LPJK
Perkiraan
Tenaga Jumlah
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Pendukung Orang
/Bln
Tenaga Minimal Lulusan 1 Orang / 2
Pembantu SMA/SMK atau Bulan
untuk Survei yang sederajat
Topografi
Office Boy Minimal Lulusan 1 Orang / 4
SMA/SMK atau Bulan
yang sederajat

17. TUGAS POKOK 1. Team Leader / Ahli Teknik Sumber Daya Air
DAN FUNGSI Memiliki tugas dan tanggung jawab atas seluruh manajemen pekerjaan
PERSONIL pengawasan konstruksi termasuk penyusunan laporan kemajuan
pekerjaan secara teratur sebagai Ketua Tim Konsultan, tapi tidak terbatas
untuk:

- Mewakili Tim Konsultan dan bertanggung jawab penuh terhadap jasa


layanan perencanaan konstruksi berdasarkan Kontrak Pelaksanaan
Jasa Konsultan;
- Melaksanakan koordinasi dengan PPK dan aparat pemerintah
setempat dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan;
- Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan
oleh tenaga ahli dan staf Tim Konsultan;
- Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli;
- Memeriksa ulang keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
- Mengarahkan seluruh anggota tim dalam menyiapkan laporan yang
disyaratkan dalam kontrak;

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 16


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
- Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan;
- Menyiapkan dan menyampaikan semua laporan yang disyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja.
2. Ahli Hidrologi

Uraian tugas dan tanggungjawab tenaga ahli minimal sebagai berikut;


- Melakukan kajian studi - studi terdahulu yang berkaitan dengan
pekerjaan ini;
- Melakukan survei lapangan, pengumpulan data hidrologi dan hidrolika;
- Merencanakan dan menghitung bangunan bangunan pelengkap;
- Membantu Ketua Tim menyusun pelaporan;
- Melakukan Koordinasi pekerjaan dengan Ketua Tim dalam
pelaksanaan semua kegiatan sesuai tahapan pekerjaan seperti yang
tertuang dalam KAK;
- Melakukan Analisis gerusan pada hidrologi beserta
merekomendasikannya;
- Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pekerjaannnya;
- Bertanggung jawab pada Ketua Tim.
3. Ahli GIS
Uraian tugas dan tanggungjawab tenaga ahli minimal sebagai berikut;
- Menkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
penyusdunan informasi geografis;
- Menyiapkan informasi geografis;
- Meyiapkan program jerja GIS;
- Kopordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan
direksi pekerjaan;
- Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengerahkan team dalam penggambaran.

LAPORAN
18. LAPORAN Konsultan diwajibkan untuk menerapkan penjaminan mutu dan pengendalian
PROGRAM MUTU mutu dengan ketentuan yang berlaku dan harus menyusun program mutu
konsultasi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Program Mutu disusun oleh penyedia jasa konsultansi konstruksi setelah
menerima SPMK;

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 17


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
- Penyedia jasa pekerjaan konsultansi berkewajiban untuk
mempresentasikan dan menyerahkan Program Mutu sebagai penjamin
mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan
pelaksanaan kontrak, kemudian dibahas dan disetujui oleh PPK;
- Program Mutu yang telah disetujui digunakan sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan konsultansi konstruksi;
- Penyedia jasa berkewajiban untuk memuktahirkan program mutu jika terjadi
adendum kontrak dan/atau peristiwa kompensasi.
Laporan program mutu diserahkan dalam bentuk buku sebanyak 5 (lima) rangkap.

19. LAPORAN Laporan Pendahuluan minimal memuat :


PENDAHULUAN a. Kondisi umum wilayah studi dari data sekunder
b. Kondisi Rona Awal hasil tinjauan awal di lapangan dari pengamatan visual,
minimal berisi :
- Keterlibatan Personil, Peralatan, Bahan dan Material dalam Survey
pendahuluan;
- Aksesibiltas atau keterjangkauan lokasi pekerjaan dari Ibukota
provinsi,;
- Kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi pekerjaan;
- Kondisi topografi atau morfologi;
- Tutupan lahan (vegetasi) dan/atau penggunaan lahan eksisting;
- Permasalahan dan keluhan masyarakat;
- Ada/tidak keserasian antara data sekunder dengan data hasil tinjauan
rona Awal;
- Kesesuaian Lokasi Pekerjaan dengan Tata Ruang.
c. Metode pelaksanaan, rencana kerja, jawdal rencana kegiatan dan sasaran
target pelaksanaan.
d. Kesimpulan saran, dan rekomendasi atau kendala-kendala yang ditemui di
lapangan maupun kemudahan-kemudahan yang ditemui di lapangan untuk
mempermudah penyelesaian pekerjaan.
e. Berita acara, foto-foto kegiatan survey pendahuluan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 1 (Satu) Bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 18


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
20. LAPORAN Laporan mingguan minimal memuat :
MINGGUAN a. Kemajuan pekerjaan minggu sebelumnnya
b. Permasalahan yang dihadapi
c. Rencana kegiatan minggu berikutnya
d. Lampiran-lampiran lain yang dibutuhkan seperti absensi personil
Laporan ini diserahkan setiap minggu sebanyak 3 (tiga) buku selambat-lambatnya
pada hari pertama minggu berikutnya.
21. LAPORAN Laporan Bulanan minimal memuat :
BULANAN a. Kemajuan pekerjaan bulan sebelumnnya
b. Permasalahan yang dihadapi
c. Rencana kegiatan bulan berikutnya
d. Lampiran-lampiran lain yang dibutuhkan seperti absensi personil
Laporan ini diserahkan setiap bulan sebanyak 5 (lima) buku selambat-lambatnya
pada minggu pertama bulan berikutnya.

22. LAPORAN Laporan Interim minimal memuat :


INTERIM a. Kondisi Umum wilayah studi sesuai dengan kondisi detail lokasi pekerjaan
yang lebih spesifik dari hasil survey lebih lanjut yang telah dilakukan
b. Keterlibatan personil, peralatan, bahan dan material sampai proses interim
c. Isu dan permasalahan di lapangan
d. Menyajikan data-data hasil survey lapangan
e. Menyajikan hasil analisa data lapangan
f. Prosedur tindak lanjut hasil analisa data hingga diperoleh output pekerjaan
berupa desain teknis pekerjaan
f. Alternatif mencakup layout desain, biaya hingga metodologi pelaksanaan di
lapangan secara umum
g. Kesimpulan saran, dan rekomendasi atau kendala-kendala yang ditemui di
lapangan maupun kemudahan-kemudahan yang ditemui di lapangan untuk
mempermudah penyelesaian pekerjaan
h. Berita acara, foto-foto kegiatan survey
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir periode pertengahan
pekerjaan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan.

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 19


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
23. DRAFT LAPORAN Draft Laporan Akhir berisi seluruh hasil kegiatan studi dan didiskusikan sebelum
AKHIR masa kontrak berakhir. Draft laporan akhir diserahkan sebanyak 5 (Lima)
rangkap.

24. LAPORAN AKHIR Laporan Akhir diserahkan setelah diadakan perbaikan sesuai hasil diskusi Draft
Laporan Akhir. Laporan diserahkan sebanyak 5 (Lima) rangkap pada akhir masa
kontrak.

25. LAPORAN Adapun keluaran laporan-laporan penunjang yang dihasilkan dari pelaksanaan
PENUNJANG pekerjaan ini secara rinci tercantum dibawah ini yaitu :
a. Laporan Penunjang, masing-masing terdiri dari :
1. Laporan RAAT = 5 Rangkap
2. Laporan RAAR = 5 Rangkap
3. Laporan Ringkasan = 10 Rangkap
b. Flashdisk (128 Gb) yang berisi copy seluruh laporan dan gambar.

26. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
DALAM NEGERI wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK ini dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

27. PERSYARATAN KSO dapat dilakukan antar pelaku usaha yang memiliki usaha berkualifikasi
KERJA SAMA menengah dengan usaha berkualifikasi 1 (satu) tingkat di bawahnya; Kualifikasi
leadfirm KSO harus setara atau lebih tinggi dari anggota KSO atau mengacu
kepada Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2020 Tentang Standar dan
Pedoman Jasa Konstruksi melalui penyedia.

28. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


PENGUMPULAN a) Data lapangan didapatkan secara legal dari pihak yang berwenang;
DATA LAPANGAN b) Seluruh data lapangan, peta, dan gambar yang digunakan dalam
pekerjaan ini, harus diserahkan sesuai jadwal pelaksanaan.

29. ALIH Jika diperlukan, Penyedia jasa konsultansi dapat menyelenggarakan


PENGETAHUAN pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel
satuan kerja BWS Sulawesi II Gorontalo serta dapat mendampingi Balai

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 20


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo, Khususnya Satuan Kerja Operasi dan
Pemeliharaan SDA Sulawesi II dalam berdiskusi dan menetapkan hasil Alokasi
Air pada pembahasan di Sekretariat TKPSDA dan TIM Pusat.

30. DISKUSI 1. Program Mutu


LAPORAN 2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara/Interim
4. Konsep Laporan Akhir
5. Pertemuan Konsultasi Masyarakat

Hal-hal lain yang tidak disebutkan dalam KAK ini perlu dilaksanakan sesuai dengan SNI/SK-SNI yang berkaitan
serta berpedoman pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Ditjen SDA dan Persyaratan teknis yang umum berlaku
di Indonesia saat ini, namun dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.

Gorontalo, Januari 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA I

Reynaldo Jeffry Polie, ST.MT


NIP 198011192010011002

Operasi dan Pemeliharaan SDA I 21

Anda mungkin juga menyukai