Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

STUDI INVENTARISASI DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN (AKNOP) BANGUNAN SUNGAI DALAM RANGKA
PEMETAAN DAN PENGATURAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BANGUNAN SUNGAI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2023
1. URAIAN PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sungai sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri
oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
ke laut secara alamiah, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Wilayah Sungai
adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran
sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua
ribu) kilometer persegi.

Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya


sangat dibutuhkan manusia, baik di bidang ekonomi, sosial maupun budaya. Sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, bahwa pengaturan
sumber daya air bertujuan untuk :
 memberikan perlindungan dan menjamin pemenuhan hak rakyat atas air;
 menjamin keberlanjutan ketersediaan air dan sumber air agar memberikan manfaat
secara adil bagi masyarakat;
 menjamin pelestarian fungsi air dan sumber air untuk menunjang keberlanjutan
pembangunan;
 menjamin terciptanya kepastian hukum bagi terlaksananya partisipasi masyarakat
dalam pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya air mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan;
 menjamin perlindungan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat adat
dalam upaya konservasi air dan sumber air; dan
 mengendalikan daya rusak air secara menyeluruh yang mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan.

Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami keberadaannya bersifat dinamis
mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal batas wilayah administrasi.
Keberadaan air mengikuti siklus hidrologi yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada
suatu daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktu dan
setiap wilayah. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air mengakibatkan perubahan fungsi
lingkungan yang berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air dan meningkatnya
daya rusak air. Dalam mengatasi perubahan tersebut diperlukan pengelolaan sumber daya air
yang utuh dari hulu sampai ke hilir dengan basis wilayah sungai tanpa dipengaruhi oleh
batas-batas wilayah administrasi yang dilaluinya.

Untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan, diperlukan


pembiayaan pengelolaan sumber daya air yang dapat berasal dari anggaran pemerintah,
anggaran swasta, dan/atau hasil penerimaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air
(BJPSDA). BJPSDA bukan merupakan pembayaran atas harga air, melainkan merupakan
penggantian sebagian biaya yang yang diperlukan untuk pengelolaan sumber daya air.
Kewajiban untuk menanggung BPJSDA tidak berlaku bagi pengguna air untuk kebutuhan
pokok sehari-hari dan untuk kepentingan sosial serta keselamatan umum. Karena
keterbatasan kemampuan petani pemakai air, penggunaan air untuk keperluan pertanian
rakyat dibebaskan dari kewajiban membiayai jasa pengelolaan sumber daya air dengan tidak
menghilangkan kewajibannya untuk menanggung biaya pengembangan, operasi, dan
pemeliharaan sistem irigasi tersier. Pembebanan BJPSDA dimaksudkan sebagai instrumen
agar masyarakat berhemat dalam penggunaan air serta menumbuhkan peran serta
masyarakat dalam menjaga dan memelihara sumber daya air ataupun prasarana sumber
daya air.

Tanpa dilakukan pemeliharaan yang memadai, baik terdadap prasarana sungai maupun
sungainya sendiri tentu akan cepat mengalami degradasi fisik dan fungsi sungai sehingga
efektivitas operasi prasarana sungai akan terganggu, bahkan tindakan operatif pemenuhan
kebutuhan air dan pengendalian aliran air menjadi tidak optimal ataupun dapat terhenti.
Karena itu, operasi dan pemeliharaan sungai merupakan kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan. Pemeliharaan terhadap sungai dan prasarana sungai sangat diperlukan dalam
mempertahankan fungsi sungai dan prasarana sungai agar tetap terjaga dan mengurangi
biaya dalam melakukan perbaikan sungai dan prasarana sungai. Dalam merencanakan
pemeliharaan harus didukung dengan data yang akurat, supaya pemeliharaan yang dilakukan
tepat sasaran. Data mengenai kondisi fisik prasarana sungai dan kondisi fisik sungai sangat
diperlukan dalam merencanakan kegiatan pemeliharaan. Dengan mengetahui kondisi fisik
prasarana sungai dan kondisi fisik sungai akan dapat ditentukan skala prioritas dalam
melakukan pemeliharaan prasarana sungai dan sungai, sehingga fungsi layanan prasarana
sungai dan sungai tetap terjaga.

1.2. Maksud dan Tujuan

4.1.1. Maksud

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan inventarisasi bangunan sungai
dan identifikasi kebutuhan nyata untuk operasi dan pemeliharaan bangunan sungai
untuk mempermudah pemetaan rencana aksi dalam pengoperasian dan
pemeliharaan sungai.

4.1.2. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah :


1.2.2.1. Teridentifikasinya kinerja sungai beserta prasarananya.
1.2.2.2. Teridentifikasinya skala prioritas untuk operasi, pemeliharaan, dan
penanganan kerusakan prasarana sungai.
1.2.2.3. Teridentifikasinya biaya yang dibutuhkan untuk operasi dan
pemeliharaan sungai.
1.2.2.4. Teridentifikasinya BJPSDA sebagai potensi sumber pembiayaan alternatif
untuk operasi dan pemeliharaan sungai.

1.3. Sasaran

Tersusunnya langkah-langkah yang tepat berupa pemetaan rencana aksi (jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang) beserta kerangka pembiayaan oleh masing-masing
stakeholder terkait dalam pengaturan operasi dan pemeliharaan sungai, dengan
mengedepankan analisis situasi dan kondisi eksisting sungai, analisis daya dukung beserta
analisis daya tampung, analisis ketersediaan sumber daya, dan analisis SWOT secara
menyeluruh mencakup kondisi fisik dan kondisi non fisik.

1.4. Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dibebankan pada
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan - Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2023, Sub
Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Perencanaan Pembangunan
Daerah Bidang Infrastruktur, Kode Rekening 5.1.02.02.09.0012.

1.5. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Nama PPK : Kuntarti Sri Rejeki, S.Pi., M.Si.


Organisasi : Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Provinsi Jawa Timur.

2. DATA PENUNJANG

2.1. Data Dasar

2.1.1. Data hidrologi, data hidrometeorologi, dan data hidrogeologi pada masing-masing
wilayah sungai.
2.1.2. Data pengelolaan sungai, antara lain skema sungai, pengelolaan aset sungai,
laporan operasi dan pemeliharaan sungai.
2.1.3. Data wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada masing-masing wilayah
sungai.

2.2. Referensi

2.3.1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
2.3.2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2015
tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
2.3.3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18/PRT/M/2015
tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan.
2.3.4. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/390/KPTS/013/2013 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pekalen Sampean.
2.3.5. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/391/KPTS/013/2013 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung.
2.3.6. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/392/KPTS/013/2013 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Welang Rejoso.
2.3.7. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/393/KPTS/013/2013 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baru Bajulmati.
2.3.8. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/914/KPTS/013/2014 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Madura Bawean.

3. RUANG LINGKUP

3.1. Lingkup Kegiatan

3.1.1. Mengidentifikasi dan menganalisa setiap parameter (meliputi : Aspek Konservasi


Sumber Daya Air, Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air, Aspek Pengendalian
Daya Rusak Air, Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha, serta Aspek Sistem
Informasi Sumber Daya Air) pada 5 (lima) wilayah sungai kewenangan provinsi,
meliputi :
3.1.1.1. Wilayah Sungai Pekalen Sampean, meliputi 56 (lima puluh enam) Daerah
Aliran Sungai.
3.1.1.2. Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung, meliputi 47 (empat puluh tujuh)
Daerah Aliran Sungai.
3.1.1.3. Wilayah Sungai Welang Rejoso, meliputi 36 (tiga puluh enam) Daerah
Aliran Sungai.
3.1.1.4. Wilayah Sungai Baru Bajulmati, meliputi 60 (enam puluh) Daerah Aliran
Sungai.
3.1.1.5. Wilayah Sungai Madura Bawean, meliputi 173 (seratus tujuh puluh tiga)
Daerah Aliran Sungai.
3.1.2. Menterjemahkan hasil identifikasi dan hasil analisis menjadi pemetaan rencana aksi
(jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang) beserta kerangka
pembiayaan oleh masing-masing stakeholder terkait dalam pengaturan operasi dan
pemeliharaan sungai pada masing-masing wilayah sungai.

3.2. Keluaran

3.2.1. Laporan Pendahuluan.


3.2.2. Laporan Antara.
3.2.3. Draft Laporan Akhir.
3.2.4. Laporan Akhir.
3.2.5. Ringkasan Eksekutif.

3.3. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan adalah 150 (seratus lima puluh) hari kalender dari Surat
Perjanjian (Kontrak).

3.4. Kebutuhan Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung
3.4.1. Ketua Tim Ahli Teknik Pengairan, pendidikan Magister Teknik Pengairan atau
Magister Teknik Sipil Keairan, pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun.
3.4.2. Ahli Teknik Sipil atau Ahli Sumber Daya Air, pendidikan Magister Teknik Sipil atau
Magister Sumber Daya Air, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun.
3.4.3. Ahli Planologi atau Ahli Sistem Informasi Geografis, pendidikan Magister Teknik
Planologi, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun.
3.4.4. Asisten Ahli Teknik Pengairan, pendidikan Sarjana Teknik Pengairan atau Sarjana
Teknik Sipil, pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun.
3.4.5. Asisten Ahli Teknik Sipil, pendidikan Sarjana Teknik Sipil, pengalaman kerja minimal
1 (satu) tahun.
3.4.6. Asisten Ahli Planologi atau Asisten Ahli Sistem Informasi Geografis, pendidikan
Sarjana Teknik Planologi, pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun.
3.4.7. Surveyor, pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun.
3.4.8. CAD Drafter, pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun.
3.4.9. Tenaga Administrasi, pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun.

4. LAPORAN

4.1. Laporan Bulanan

4.1.1. Laporan Bulanan, memuat laporan rencana dan kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan setiap bulan termasuk kendala-kendala dan rencana tindak
penyelesaian dalam melaksanakan pekerjaan serta rencana dan pertanggung
jawaban penggunaan anggaran setiap bulan.
4.1.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan Laporan Bulan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kalender setiap bulannya.
4.1.3. Laporan Bulanan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4.2. Laporan Pendahuluan

4.2.1. Laporan Pendahuluan, memuat diskripsi latar belakang, maksud dan tujuan,
metodologi, perencanaan personil, jadwal rencana yang terinci, alat analisis yang
digunakan, studi kepustakaan/literatur dan survei lapangan yang akan dilaksanakan
dan dipresentasikan.
4.2.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan Laporan Pendahuluan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah ditandatangani kontrak Swakelola.
4.2.3. Laporan Pendahuluan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4.3. Laporan Antara

4.3.1. Laporan Antara, memuat diskripsi latar belakang, tinjauan teori, gambaran umum
wilayah perencanaan, hasil observasi lapangan dan pengumpulan data dan informasi
primer dan sekunder serta analisis rencana tindak penyusunan laporan.
4.3.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan Laporan Antara paling lambat 60 (enam puluh)
hari kalender setelah ditandatangani kontrak Swakelola.
4.3.3. Laporan Antara diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4.4. Draft Laporan Akhir

4.4.1. Draft Laporan Akhir, memuat diskripsi latar belakang, tinjauan teori, gambaran
umum wilayah perencanaan, hasil observasi lapangan dan pengumpulan data dan
informasi primer dan sekunder, hasil analisis pemetaan rencana aksi (jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang) beserta kerangka pembiayaan oleh
masing-masing stakeholder terkait dalam pengaturan operasi dan pemeliharaan
sungai pada masing-masing wilayah sungai secara menyeluruh dan terpadu.
4.4.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan Draft Laporan Akhir paling lambat 120 (seratus
dua puluh) hari kalender setelah ditandatangani kontrak Swakelola.
4.4.3. Draft Laporan Akhir diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4.5. Laporan Akhir


4.5.1. Laporan Akhir, memuat hasil perbaikan atas masukan, saran dan koreksi dari
pemberi pekerjaan serta peserta pembahasan Draft Laporan Akhir.
4.5.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan draft Laporan Akhir paling lambat 150 (seratus
lima puluh) hari kalender setelah ditandatangani kontrak Swakelola.
4.5.3. Laporan Akhir diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku.

4.6. Ringkasan Eksekutif

4.6.1. Ringkasan Eksekutif, memuat ringkasan yang berisi informasi singkat hasil kajian.
4.6.2. Waktu penyelesaian dan penyerahan Ringkasan Eksekutif paling lambat 150 (seratus
lima puluh) hari kalender setelah ditandatangani kontrak Swakelola.
4.6.3. Ringkasan Eksekutif diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku, dilengkapi dengan soft
file seluruh laporan yang disyaratkan yang tersimpan dalam External Solid Stated
Drive (SSD).

Surabaya, Januari 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan

Kuntarti Sri Rejeki, S.Pi, M.Si.


NIP. 19710916 199703 2 001

Anda mungkin juga menyukai