Anda di halaman 1dari 9

Nama : DAVID CAHYO FERIANTO

Nim : 30201800038
Kelas : Sipil A

Tugas Resume PSDA

Air dan sumber-sumber air adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, “Air merupakan zat yang paling
esensial dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan” dan “Kita semua tidak dapat hidup tanpa air”,
karena pentingnya air dalam kehidupan di bumi ini maka diamanatkan kepada manusia untuk :
Menjaga air dan sumber-sumber air dari segala bentuk perbuatan yang menimbulkan kerusakan.
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDA) adalah proses yang ditujukan untuk meningkatkan
pengembangan dan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait secara terkoordinasi demi
tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial yang maksimum dengan cara yang adil dan secara
mutlak mempertahankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
1. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air secara terpadu berbasis wilayah
sungai

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,


memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, penyalagunaan
sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air secara terpadu berbasis wilayah
sungai meliputi :
 Ada 2 Wilayah :
1) Berbasis Wilayah Administrasi  Wewenang pemerintah dalam menetapkan
kebijakan, pola dan rencana PSDA.
 Kebijakan Nasional
 Kebijakan Provinsi
 Kebijakan Kabupaten/Kota
2) Berbasis Wilayah Hidrologis  Ketentuan umum penyusunan pola dan rencana
PSDA.
 Pola PSDA :
 Disusun secara terpadu di setiap Wilayah Sungai.
 Time horizon : 20 tahun.
 Dapat ditinjau dan dievaluasi minimal 5 tahun.
 Prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah, keseimbangan
antara upaya konservasi dan pendayagunaan Sumber Daya Air.
 Melibatkan peran masyarakat dan dunia uasaha.
 Mempunyai kekuatan hukum / ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
 Rencana :
 Disusun secara terpadu di setiap Wilayah Sungai.
 Time horizon : 20 tahun.
 Dapat ditinjau dan dievaluasi minimal 5 tahun.
 Keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan
Sumber Daya Air.Melibatkan TKPSDA WS.
 Berdasarkan skenario dan strategi yang dipilih dari Pola PSDA.
 Mempertimbangkan penggunaan dan ketersediaan air tanah.
 Pengumuman secara terbuka sebelum ditetapkan.
 Mempunyai kekuatan hukum / ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
 Program
 Kegiatan

 Tinjauan DAS / Gabungan DAS


Mempunyai kriteria :
 Tercukupinya hak setiap orang untuk mendapatkan air.
 Efisiensi PSDA.
 Efektivitas pengelolaan PSDA.
 Wilayah Sungai :
1) Wilayah Sungai Lintas Negara
2) Wilayah Sungai Lintas Provinsi
3) Wilayah Sungai Lintas Kabupaten
4) Wilayah Sungai Dalam Satu Kabupaten / Kota
 Wilayah Sungai Mempunyai Kriteria :
 Potensi SDA pada WS ≥ 20 % potensi SDA pada Provinsi.
 Besarnya dampak terhadap pembangunan nasional.
 Banyaknya sektor dan jumlah penduduk dalam Wilayah Sungai.
 Daya rusak air  kerugian ekonomi ≥ 1 % PDRB Provinsi.
Dari kriteria di atas didapatkan hasil Wilayah Sungai Strategis Nasional.
2. Tugas & wewenang Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan
Desa

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor I7 Tahun 2019


Tentang Sumber Daya Air :
 Tugas & Wewenang Pemerintah Pusat
 Tugas :
1) Menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional.
2) Menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional.
3) Melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional.
4) Mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional.
5) Menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis nasional.
 Wewenang :
1) Menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional.
2) Menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional.
3) Menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional.
4) Menetapkan zona konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah di
Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan
Wilayah Sungai strategis nasional.

 Tugas & Wewenang Pemerintah Provinsi


 Tugas :
1) Menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten / kota.
2) Menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten / kota.
3) Melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten / kota.
4) Mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten / kota.
5) Menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air
pada Wilayah Sungai lintas kabupaten / kota.
 Wewenang :
1) Menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten / kota.
2) Menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai lintas kabupaten / kota.
3) Menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten / kota.
4) Menetapkan zona konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah di
Wilayah Sungai lintas kabupaten / kota.

 Tugas & Wewenang Pemerintah Kabupaten


 Tugas :
1) Menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten / kota.
2) Menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten / kota.
3) Mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten / kota.
4) Menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten / kota.
 Wewenang :
1) Menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten / kota dengan memperhatikan kepentingan
kabupaten / kota sekitarnya.
2) Menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai dalam satu kabupaten / kota dengan memperhatikan
kepentingan kabupaten / kota sekitarnya.
3) Menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten / kota.
4) Membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten / kota.

 Tugas & Wewenang Pemerintah Desa


 Tugas :
1) Membantu Pemerintah Pusat dan / atau Pemerintah Daerah dalam
mengelola Sumber Daya Air di wilayah desa berdasarkan asas
kemanfaatan umum dan dengan memperhatikan kepentingan desa lain.
2) Membantu Pemerintah Daerah kabupaten / kota dalam memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehati – hati atas air bagi warga desa.
3) Mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat desa dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya.
4) Ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas dan ketertiban
pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Pengendalian banjr

Banjir adalah meluapnya suatu aliran air yang berlebihan ke daratan dan
merendam daratan. Penyebabnya seperti hujan yang deras, air pasang tinggi, salju
yang mencair, gelombang tinggi yang tidak biasa, keruntuhan bendungan, dll.
Oleh karena itu, perlu diadakan pengendalian banjir. Pengendalian banjir
meliputi aktivitas :
 Mengenali besarnya debit banjir.
 Mengisolasi daerah genangan banjir.
 Mengurangi tinggi elevasi air banjir.
 Pemindahan aliran (Kanal banjir).
 Manajemen lingkungan sungai.

Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasi / daerah pengendaliannya dapat


dikelompokkan menjadi :
1) Bagian Hulu :
Dengan membangun dam dan pengendali banjir yang dapat
memperlambat waktu datangnya banjir dan menurunkan besarnya debit
banjir, pembuatan waduk lapangan dapat merubah pola hidrograf banjir dan
penghijauan di Daerah Aliran Sungai.
2) Bagian Hilir :
Dengan melakukan perbaikan alur sungai dan tanggul, sudetan pada
alur yang kritis, pembuatan alur pengendali banjir (Flood Way), pemanfaatan
daerah genangan untuk Retarding Basin, dll.

Menurut teknis pengendaliannya dapat dikelompokkan menjadi :


1) Pengendalian banjir secara teknis (Metode Struktur).
2) Pengendalian banjir secara non teknis (Metode Non – Struktur).
4. Perencanaan embung

Embung atau cekungan penampung (Retention Basin) adalah cekungan yang


digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan yang disimpan
oleh kolam embung dan untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait
(Sungai, Danau).
 Kegunaan Embung :
1) Menjaga kualitas air tanah.
2) Mencegah banjir.
3) Estetika.
4) Pengairan.
5) Dll.

Bangunan atau konstruksi embung dan bangunan pelengkapnya terdiri dari


beberapa bagian :
1) Tubuh Embung  Menutup lembah atau cekungan sehingga air dapat tertahan.
2) Kolam Embung atau Tampungan  Menampung air hujan.
3) Alat Sadap atau Bangunan Pengeluaran  Mengeluarkan air kolam bila
diperlukan.
4) Pelimpah  Mengalirkan banjir dari kolam tampungan ke lembah di hilir
untuk mengamankan terjadinya limpasan.
5) Jaringam Distribusi berupa rangkaian pipa  Membawa air dari kolam ke
tandon di daerah hilir embung secara gravitasi dan bertekanan.

 Tahapan Perencanaan Embung :


1) Penentuan lokasi dan tempat embung.
2) Pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik embung.
3) Penentuan tata letak.
4) Analisis hidrologi.
5) Penentuan tipe dan tubuh embung.
6) Desain bangunan dan jaringan distribusi.
 Kriteria Umum Tubuh Embung :
1) Aman terhadap kegagalan struktur.
2) Aman terhadap kegagalan hidraulik.
3) Aman terhadap rembesan dan bocoran.
 Kriteria Umum Tubuh Embung :
1) Tubuh Embung Urugan Tanah
2) Tubuh Embung Urugan Batu

 Pertimbangan Dalam Perencanaan :


1) Topografi
2) Geologi
3) Hidrologi
4) Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai