Anda di halaman 1dari 11

PRETEST PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kegiatan Terkait di Samarinda: Tinjauan


atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 dan Aksi Konservasi

Dosen Pengampu :

Dheka Sahara Pratiwi, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Talitha Diva Aurora


2211102443041

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2024
1. Apa yang menjadi latar belakang utama pembentukan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2019?
Jawab :
Hadirnya Undang-Undang Sumber Daya Air yang baru yakni UU No. 17
Tahun 2019 diharapkan mampu menghilangkan privatisasi dan memenuhi
kebutuhan masyarakat atas air sebagai pemenuhan tujuan Negara, meskipun
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air mencabut
dan tidak memberlakukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan, namun masih terdapat banyak kekurangan dan belum dapat
mengatur secara menyeluruh mengenai pengelolaan sumber daya air sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat [1].

Pada perkembangannya, Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan


keberlakuan secara keseluruhan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air (SDA) karena tidak memenuhi enam prinsip dasar
pembatasan pengelolaan sumber daya air. [2] Keenam prinsip pengelolaan
dasar sumber daya air yang dilanggar dalam UU SDA No 7/2001 menurut
versi Mahkamah Konstitusi adalah, pertama, setiap pengusahaan air tidak
boleh mengganggu dan meniadakan hak rakyat. Kedua, negara harus
memenuhi hak rakyat atas air sebagai salah satu hak asasi manusia. Ketiga,
pengelolaan air pun harus mengingat kelestarian lingkungan. Keempat,
sebagai cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak, air harus dalam pengawasan dan pengendalian oleh negara secara
mutlak. Kelima, hak pengelolaan air mutlak milik negara, maka prioritas utama
yang diberikan pengusahaan atas air adalah BUMN atau BUMD. Keenam,
apabila semua pembatasan tersebut terpenuhi dan masih ada ketersediaan
air, pemerintah masih dimungkinkan memberi izin kepada swasta untuk
melakukan pengusahaan atas air dengan syarat-syarat tertentu.

2. Lembaga apa saja yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air yang
disebutkan di dalam UU No. 17 Tahun 2019. Sebutkan dan jelaskan peran-
peran Lembaga tersebut berdasarkan nomor pasal nya!
Jawab :

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Pusat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) bertugas [1]:
a. menyusun kebijakan nasional Sumber Daya Air;
b. menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
d. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional;
f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah
Sungai strategis nasional;
g. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan Air Minum lintas
daerah provinsi dan Sistem Penyediaan Air Minum untuk kepentingan
strategis nasional;
h. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari masyarakat pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional;
i. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagai satu kesatuan
sistem pada daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat;
j. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas negara,
Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
k. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota;
l. mengembangkan teknologi di bidang Sumber Daya Air;
m. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya Air Pemerintah Daerah provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
n. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
pengembangan dan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum lintas
daerah provinsi;
o. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi
kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota; dan
p. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air.

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah


provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 bertugas:
a. menyusun kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air provinsi berdasarkan
kebijakan nasional Sumber Daya Air dengan memperhatikan kepentingan
provinsi sekitarnya;
b. menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota;
d. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai
tersebut;
e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas kabupaten/kota;
g. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari masyarakat pada Wilayah Sungai
lintas kabupaten/kota;
h. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagai satu kesatuan
sistem pada daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah provinsi;
i. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan Air Minum lintas
daerah kabupaten/kota;
j. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
kabupaten/kota;
k. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
l. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarkabupaten dan/atau antarkota
dalam Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
m. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya Air Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 bertugas:
a. menyusun kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air kabupaten/kota
berdasarkan kebijakan nasional Sumber Daya Air dan kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya Air provinsi dengan memperhatikan
kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
b. menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota;
c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota;
d. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagai satu kesatuan
sistem pada daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota;
e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai dalam satu
kabupaten/kota;
f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota;
g. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari masyarakat pada Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota;
h. mengupayakan penyediaan air untuk pemenuhan pertanian rakyat,
kegiatan bukan usaha, dan/atau kegiatan usaha pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota;
i. memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air bagi masyarakat
di wilayah kabupaten/kota;
j. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/kota, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai
tersebut;
k. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan Air Minum di daerah
kabupaten/kota;
l. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dalam satu
kabupaten/kota;
m. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air kepada pemerintah desa; dan
n. memfasilitasi penyelesaian sengketa dalam satu kabupaten/kota dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air.

Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain memiliki tugas meliputi:
a. membantu Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam
mengelola Sumber Daya Air di wilayah desa berdasarkan asas
kemanfaatan umum dan dengan memperhatikan kepentingan desa lain;
b. mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat desa dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air di wilayahnya;
c. ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban
pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
d. membantu Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air bagi warga desa.

3. Menurut saudara apa yang dimaksud dengan hilirisasi pengelolaan sumber


daya air?
Jawab :

Hilirisasi dalam pengelolaan sumber daya air adalah upaya untuk


meningkatkan nilai tambah dan efisiensi dalam pemanfaatan air melalui
berbagai kegiatan pengolahan dan pemanfaatan lebih lanjut. Ini mencakup
pengolahan air limbah menjadi air bersih, pemanfaatan energi hidro,
pengembangan sistem irigasi pertanian yang efisien, dan pengembangan
pariwisata berbasis air yang berkelanjutan. Pendekatan hilirisasi bertujuan
untuk memaksimalkan manfaat dari sumber daya air, menciptakan
keberlanjutan dalam pengelolaan, dan memberikan dampak positif lebih
besar bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pendekatan ini, diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, mengurangi limbah, dan
menciptakan nilai tambah yang signifikan dalam pengelolaan sumber daya air
[3].

4. Apa perbedaan antara paradigma lama dan paradigma baru dalam


pengelolaan sumber daya air?
Jawab :

Paradigma lama dalam pengelolaan sumber daya air mencerminkan


kurangnya kesadaran akan pentingnya pendekatan yang holistik dan
berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya air, yang memperhatikan
aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang. Lebih
banyak fokus diberikan pada pertumbuhan ekonomi semata, tanpa
memperhitungkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Sebagai hasilnya, kebijakan dan tindakan yang diambil cenderung tidak
efektif dalam menangani masalah. Sedangkan paradigma baru dalam
pengelolaan sumber daya air lebih mendekatkan pada pendekatan yang lebih
holistik, berkelanjutan, dan berfokus pada keadilan sosial dalam pengelolaan
sumber daya air [4]. Pendekatan ini menempatkan pentingnya
memperlakukan sumber daya air sebagai bagian dari ekosistem yang
kompleks, yang memerlukan pendekatan terpadu yang mempertimbangkan
aspek-aspek ekologi, sosial, ekonomi, dan budaya dalam pengelolaannya.
Dengan memperhatikan keberlanjutan dan keadilan sosial, pendekatan baru
ini bertujuan untuk menciptakan pengelolaan sumber daya air yang lebih
inklusif, berkeadilan, dan memberikan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat.

5. Apa contoh kegiatan yang terkait dengan konservasi sumber daya air yang
pernah dilakukan di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda, dan siapa
pelakunya? Ceritakan dengan disertai gambar! (sebutkan referensi/sumber
nya)
Jawab :

Contoh kegiatan konservasi sumber daya air di Samarinda adalah proyek


perbaikan saluran drainase di beberapa titik rawan banjir. Kepala Dinas PUPR
Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjadi salah satu pelaku utama dalam
proyek ini. Desy menyampaikan bahwa proyek tersebut terus berprogres,
dengan peningkatan saluran drainase di beberapa lokasi, seperti di Jalan
Pasundan, Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu. Proyek ini bertujuan
untuk mengatasi genangan air yang sering terjadi akibat sumbatan pada
saluran drainase yang ukurannya terlalu kecil. Meskipun proyek ini mendapat
kendala dari sebagian warga yang menganggap proyek tersebut melibatkan
tanah mereka, Desy memastikan bahwa pengerjaan proyek dilakukan tanpa
mengambil tanah milik masyarakat.

Dranaise Di Kawasan Jalan Pasundan (Dok Istimewa)


Pemerintah Kota Samarinda juga terlibat dalam kegiatan ini dengan
memberikan dukungan dan pesan kepada masyarakat agar tidak
menghambat proyek pemerintah. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk
mengentaskan banjir di kawasan tersebut, mengingat kondisi drainase yang
sudah tidak memadai untuk menampung aliran air hujan yang semakin
bertambah seiring dengan pembukaan lahan untuk pemukiman. Revitalisasi
saluran drainase menjadi langkah yang diambil untuk menuntaskan sumbatan
yang terjadi selama ini dan meminimalisir risiko banjir di masa mendatang [5].

Melalui proyek ini, terlihat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat


dalam menjaga dan mengelola sumber daya air di kota Samarinda. Meskipun
masih terdapat hambatan dan kendala, langkah-langkah konservasi seperti ini
diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dalam menghadapi
masalah banjir dan menjaga ketersediaan air di kota tersebut.

6. Apa contoh kegiatan yang terkait dengan daya guna air yang pernah
dilakukan di daerah tempat anda tinggal dan siapa pelakunya? Ceritakan
dengan disertai gambar! (sebutkan referensi/sumber nya)
Jawab :

Salah satu contoh kegiatan yang terkait dengan daya guna air yang pernah
dilakukan di daerah tempat tinggal saya adalah serah terima pengelolaan
booster di Perumahan Bumi Alam Indah (Korem) oleh Pemerintah Kota
Samarinda dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta
Kencana Samarinda. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 30 November 2023.
Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana, Nor Wahid Hasyim, menjelaskan
bahwa ada sekitar 830 kepala keluarga yang mendaftar untuk menerima
layanan air bersih dari Perumdam. Pemasangan sambungan air tersebut
diresmikan dengan harga Rp2.750 juta per rumah tanpa memandang kondisi
pipa di depan rumah.
Warga yang ingin mendaftarkan sambungan air ke Perumdam harus
menyelesaikan urusan dengan pihak sebelumnya. Sumber air berasal dari IPA
Gunung Lingai, dan dipastikan mencukupi untuk warga di sana. Wali Kota
Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan apresiasi atas penyediaan air bersih
oleh Perumdam, yang telah memenuhi kebutuhan air bersih di Perumahan
Bumi Alam Indah setelah puluhan tahun tidak menikmati layanan tersebut.
Selama ini, air yang digunakan oleh warga di daerah tersebut berasal dari
pihak ketiga dan memiliki kualitas yang tidak layak, bahkan untuk kebutuhan
mencuci dan mandi. Hal ini membuat masyarakat harus membayar anggaran
sebesar Rp60 ribu hingga Rp70 ribu setiap bulannya [6]. Dengan demikian,
kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan
air bersih bagi penduduk di daerah tersebut.

IPA Gunung Lingai (KoranKaltim)

7. Sebutkan contoh kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian daya rusak


air di tempat tinggal anda, dan siapa saja pelakunya? Ceritakan dengan
disertai gambar! (Sebutkan referensi/sumbernya)
Jawab :

Sejumlah kegiatan terkait dengan pengelolaan sumber daya air di daerah


tempat tinggal saya dilaksanakan oleh berbagai pihak. Unit Pengelola
Bendungan Lempake Samarinda di bawah kepemimpinan Teguh Indartono
bertanggung jawab atas pengaturan aliran air dari bendungan ini untuk
berbagai keperluan, seperti irigasi pertanian, distribusi air baku bagi warga,
dan pengendalian banjir. Selain itu, Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air Wilayah Sungai (TKPSDA) Wilayah Sungai Mahakam melakukan
kunjungan ke Bendungan Lempake untuk merencanakan konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air, dengan dukungan Balai Wilayah Sungai
Kalimantan IV Samarinda sebagai fasilitator kegiatan terkait pengelolaan
sumber daya air di wilayah Sungai Mahakam.
Pengelolaan Bendungan Lempake dijabarkan menjadi beberapa zona,
termasuk zona khusus yang tidak dapat diakses oleh masyarakat umum, zona
inti yang mendukung proses biogeofisik perairan pada bendungan, zona budi
daya untuk kegiatan pertanian dan perikanan, serta zona pemukiman yang
dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan sosial, ekonomi, dan budaya.
Melalui fungsi-fungsi ini, Bendungan Lempake tidak hanya berperan sebagai
sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga sebagai pengatur aliran
untuk mengurangi risiko banjir di beberapa kecamatan di Samarinda [7].
Kegiatan pengelolaan sumber daya air tersebut penting dalam menjaga
keseimbangan ekologi dan ketersediaan air bagi masyarakat. Dengan
pengaturan yang efisien dan berkelanjutan, diharapkan sumber daya air dapat
dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Bendungan Lempake Samarinda (ANTARA / M Ghofar)


Daftar Pustaka

[1] Pemerintah Pusat, Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang


Sumber Daya Air, Lembaga Negara RI Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan
Lembaran RI Nomor 6405, Jakarta, Sekretariat Negara, 2019.

[2] Pemerintah Pusat, Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air, Lembaga Negara RI Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan
Lembaran RI Nomor 4377, Jakarta, sekretariat Negara, 2004.

[3] DPUPKP Kabupaten Kulon Progo, Pengelolaan Sumber Daya Air, 2021.

[4] J. Nugroho, Pergeseran Paradigma Hukum Pengelolaan Sumber Daya Air


dan Pengaruhnya Terhadap Pengakuan Kelembagaan Lokal Berdasarkan
Prinsip Keadilan (Perspektif Sejarah Hukum), Jurnal transparansi Hukum,
vol. 3 No. 1, 2020.

[5] R. Multianatha, Pemkot Samarinda Tanggulangi Banjir Dengan Proyek


Drainase, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, 2023.

[6] A. Rofiah, Warga di Perumahan Bumi Alam Indah Lempake Kini Nikmati Air
Bersih dari Perumdam Tirta Kencana, KoranKaltim, 2023.

[7] M.Ghofar, Jangkauan irigasi Bendungan Lempake Samarinda mencapai


714,56 ha, ANTARA Kantor Berita Indonesia, 2023.

Anda mungkin juga menyukai