Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tahun 2008, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, yang mengatur proses
penyusunan dan penetapan pola pengelolaan sumber daya air secara umum. Pada pasal 23, disebutkan
bahwa pedoman teknis dan tata cara penyusunan pola pengelolaan sumber daya air diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pada tahun 2009, Menteri Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air yang didalamnya mengatur mengenai tata cara penyusunan pola pengelolaan sumber
daya air wilayah sungai dan teknis penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
Wilayah Sungai Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum nomor 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai,
sebagai Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota. Dengan berdasarkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, maka pada tahun 2007 telah disusun
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung, namun teknis
penyusunannya belum mengacu pada ketentuan penyusunan pola pengelolaan sumber daya air yang
terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air serta
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
1
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis dan Tatacara
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
Berdasarkan pertimbangan latar belakang tersebut di atas, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah
Sungai Sumatera VIII, sebagai unit pelaksana teknis yang membidangi sumber daya air wilayah sungai,
seperti yang disebutkan dalam pasal 21, ayat 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, pada tahun anggaran 2010 ini merencanakan untuk
melaksanakan Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pulau Bangka dan
Pulau Belitung.
Tujuan dari pekerjaannya ini adalah tersusunnya rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sesuai dengan ketentuan penyusunan pola
pengelolaan sumber daya air yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang
Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
Lingkup dan uraian pekerjaan untuk Penyempurnaan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai
Pulau Bangka dan Pulau Belitung ini, adalah sbb:
1. Mempersiapkan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan Daftar Simak yang berfungsi
sebagai Prosedur pelaksanaan pekerjaan dan alat pengendali Progres pekerjaan.
2. Melakukan inventarisasi dan pengumpulan data-data Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dengan
Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai bersangkutan.
3. Melakukan kajian pustaka terhadap semua hasil studi terdahulu yang pernah dilakukan
dan terkait dengan pekerjaan ini, khususnya laporan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Wilayah Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung tahun 2007.
4. Melakukan tinjauan terhadap Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri, Peraturan Pemerintah Daerah serta Kebijakan Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dengan
Pengelolaan Sumber Daya Air
5. Melakukan identifikasi permasalahan pengelolaan sumber daya air.
6. Melakukan identifikasi potensi yang dapat dikembangkan dan terkait pengelolaan
sumber daya air.
7. Melakukan identifikasi terhadap isu strategis nasional maupun lokal.
8. Menyusun, menyebarkan kuestioner seluruh pemangku kepentingan (stake holder)
dalam pengelolaan sumber daya air tentang harapan, keinginannya dalam pengelolaan sumber daya
air di Daerah Aliran Sungai yang berada di Wilayah Sungai bersangkutan.
9. Melakukan analisis GIS (geografis information system) dengan perangkat lunak
(software) ARCGIS atau yang sejenis terhadap batas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di
Wilayah Sungai.
10. Analisis potensi erosi lahan dan angkutan sedimen sungai.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
2
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
11. Analisis ketersediaan air Wilayah Sungai (WS), dalam jangka 5 tahun, 10 tahun dan 20
tahun yang akan datang dengan perangkat lunak (software) HYMOS atau yang sejenis.
12. Analisis kebutuhan air dalam jangka 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun yang akan datang.
13. Analisis alokasi air per distrik yang didasarkan pada ketersediaan debit andalan untuk
setiap DAS di Wilayah Sungai bersangkutan dengan perangkat lunak (software) RIBASIM atau
yang sejenis.
14. Menyusun neraca air dalam jangka 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun yang akan datang
dengan disertai upaya-upaya untuk penyelesaian masalah yang terindentifikasi.
15. Melakukan analisis debit banjir yang akan terjadi dalam jangka 5 tahun, 10 tahun dan 20
tahun yang akan datang dengan perangkat lunak (software) SOBEK atau yang sejenis.
16. Melakukan analisis trend peningkatan pencemaran air sungai, dalam jangka 5 tahun, 10
tahun dan 20 tahun yang akan datang.
17. Melakukan tinjauan terhadap ketersediaan dan kelengkapan data klimatologi.
18. Melakukan tinjauan terhadap kuantitas dan peran organisasi masyarakat serta dunia usaha yang
terkait dengan pengelolaan SDA.
19. Melakukan analisis kondisi ekonomi daerah di Wilayah Sungai bersangkutan.
20. Menyusun skenario kondisi Wilayah Sungai.
21. Menyusun alternatif strategi pengelolaan sumber daya air.
22. Menyusun konsep kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air.
23. Melakukan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM).
24. Menyusun rancangan pola pengelolaan sumber daya air.
25. Membuat peta-peta tematik skala 1:250.000.
1.1. LOKASI
Lokasi kegiatan Penyempurnaan Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Pulau Bangka dan Pulau
Belitung di Provinsi Bangka Belitung.
1.2. MANFAAT
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai berisi program komprehensif dan strategi
pengembangan sumber daya air untuk jangka pendek dan jangka panjang.
6. Tersusunya Rancangan pola pengelolaan suatu Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk termasuk
dokumen persiapan legalisasi rancangan pola pengelolaan sumber daya air sebagai kerangka
dasar dalarn merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
4
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH SUNGAI
BATURUSA CERUCUK
17 S. Nibung 14.881.400
Total Luas DAS 186.201.389 Total Luas DAS 74.483.308
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
5
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Wilayah Sungai Baturusa merupakan satuan wilayah sungai yang berada di Pulau Bangka.
Wilayah sungai ini secara topografi sungai yang memiliki banyak sungai yang langsung mengalir ke laut,
dan secara administrasi berada di 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota. Sungai-sungai tersebut berada
di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka, Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang. Pulau
Bangka sebenarnya memiliki paling tidak 44 sungai besar dan kecil yang tersebar di seluruh pulau.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
6
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Adapun sungai utama di Pulau Bangka khususnya Kota Pangkalpinang adalah Sungai Baturusa dan
sungai Selindung. Wilayah Sungai Baturusa sungai-sungainya bermuara ke 4 (empat) arah yaitu :
Arah Barat ke Selat Bangka
Arah Utara ke Laut Natuna
Arah Timur ke Laut Natuna dan Selat Gelasa
Ke arah Selatan Laut Jawa
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
7
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Wilayah Sungai Cerucuk secara administrasi berada di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten
Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Kondisi topografi Pulau Belitung pada umumnya bergelombang
membentuk pola aliran sungai di daerah ini menjadi sentrifugal, dimana sungai-sungai yang ada berhulu
di daerah pegunungan dan mengalir ke daerah pantai. Sedangkan daerah aliran sungai mempunyai pola
aliran sungainya berbentuk seperti pohon. Sungai-sungai yang ada di pulau belitung tersebar di seluruh
wilayah pulau dengan panjang sungai berkisar antara 10 sampai 60 km.
Di daerah hilir Pulau Belitung (daerah pantai) terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) utama
yakni: di sebelah utara terdapat DAS Buding; di sebelah selatan terdapat DAS Pala dan Kembiri; dan di
sebelah barat terdapat DAS Brang dan DAS Cerucuk.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
8
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Wilayah Sungai Cerucuk yang berada di Pulau Belitung, sungai-sungainya mengalir ke 4 (empat) arah
yaitu :
Arah Barat ke Selat Gelasa
Arah Utara ke Laut Natuna
Arah Timur ke Laut Natuna
Ke arah Selatan Laut Jawa
2.2. TOPOGRAFI
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
9
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Kondisi Topografi daerah Kepulauan Bangka Belitung umumnya relatif datar, bergelombang
berbukit-bukit. Permukaan tanah pegunungan relatif rendah (sebagian besar berada pada ketinggian 100 -
500 meter diatas permukaan laut) digunakan untuk usaha perkebunan dan penambangan timah mencapai
± 1.167.039 Ha.
2.3. GEOLOGI
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi bahwa keadaan tanah
Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai pH atau reaksi rendah yang asam rata-rata
dibawah 5, akan tetapi memliki kandungan aluminium sangat tinggi. Didalamnya mengandung banyak
mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain.
Jenis tanah Wilayah Sungai Baturusa-Cerucuk yaitu :
Tanah Podsolik dan Litosol
Tanah Podsolik
Tanah Alluvial ,hedromotif dan Clay Humus serta Regosol
Sumber : BPS, Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Dalam Angka 2007
2.4. KLIMATOLOGI
Keadaan musim di Wilayah Sungai Baturusa-Cerucuk terdiri dari dua musim yakni musim
kemarau dan musim hujan. Berdasarkan data curah hujan tahun 1983 sampai dengan tahun 2004
menunjukan bahwa musim penghujan terjadi antara bulan Oktober s.d bulan April, dan musim kemarau
terjadi antara bulan Mei s.d bulan September. Pada musim kemarau pada setiap bulanya masih terdapat
hujan, intensitasnya tidak menunjukan kejadian yang ekstrim.
Curah hujan di WS. Cerucuk dan WS Baturusa umumnya termasuk wilayah daerah basah, karena
mempunyai curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun, daerah ini meliputi Wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Laut Natuna, dan bagian Selatan berbatasan dengan laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan
Selat Bangka dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Karimata. Karena Wilayah Sungai Baturusa dan
Cerucuk mempunyai ketinggian umumnya dibawah 600 meter dari permukaan laut dan berada disekitar
daerah khatulistiwa, maka daerah ini beriklim tropis.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
10
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Penggunaan lahan di Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk dibedakan menjadi : lahan sawah, lahan
untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ ladang/huma, padang rumput,
tambak/kolam/empang, lahan untuk tanaman kayu-kayuan rakyat, hutan negara, perkebunan, lahan yang
sementara tidak diusahakan, rawa yang tidak ditanami dan lain sebagainya. Jenis perkebunan rakyat di
Wilayah Sungai Baturusa-Cerucuk seperti : kelapa, kopi, Kelapa sawit, lada, Karet, cengkeh, jambu mete,
Nilam, coklat, Rincian penggunaan tanah tersebut yang berada di DAS yang terdapat di Wilayah Sungai
Baturusa Cerucuk dilihat pada Tabel 2.3. dan Gambar Peta 2.3.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
11
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Sumber : BPS, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Dalam Angka 2009
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
12
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman bagi berbagai perencana pembangunan di
daerah. Dengan demikian perencanaan pembangunan di daerah harus mengacu pada arahan pemanfaatan
ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW. Dalam RTRW Propinsi dibahas tentang tujuan pemanfaatan
ruang wilayah Propinsi, pola dan struktur ruang wilayah, arahan pengelolaan kawasan lindung, kawasan
budidaya, dan kawasan andalan.
Sesuai arahan RTRW Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka Kota Pangkalpinang diarahkan atau
difungsikan sebagai :
1. Kawasan Lindung dan Budidaya
2. Kawasan Andalan (kawasan darat), sektor unggulan meliputi :
Pertanian Tanaman Pangan
Perkebunan
Pariwisata
Industri
3. Kawasan Laut
4. Pusat Kegiatan Wilayah
5. Arah Pengembangan Pelabuhan Laut
6. Arah Pengembangan Bandar Udara
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
13
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
2.7. KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk yang tinggal di Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk pada tahun 2008 berjumlah
± 1,122,526 Jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk Wilayah Sungaui WS Baturusa Cerucuk dari tahun
2006 – 2008 seperti terlihat pada Tabel 2.4.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
14
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
15
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laju inflasi merupakan salah satu indikator yang dapat dihasilkan dari perhitungan PDRB
menurut harga berlaku dan konstan. Laju inflasi menggambarkan adanya kenaikan harga-harga secara
agregat. Laju inflasi yang terlalu tinggi dapat menunjukkan adanya ketidakstabilan perekonomian.
Tabel 2.7. PDRB Prov Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Rp.)
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
16
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB. 3
INVENTARISASI DAN
PENGUMPULAN DATA SDA
Wilayah Sungai Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, sebagai
Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota. Dengan berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, maka pada tahun 2007 telah disusun
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pulau Bangka dan Pulau Belitung, namun teknis
penyusunannya belum mengacu pada ketentuan penyusunan pola pengelolaan sumber daya air yang
terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air serta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis dan Tatacara
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
Pada tahun 2008, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, yang mengatur proses
penyusunan dan penetapan pola pengelolaan sumber daya air secara umum. Pada pasal 23, disebutkan
bahwa pedoman teknis dan tata cara penyusunan pola pengelolaan sumber daya air diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pada tahun 2009, Menteri Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air yang didalamnya mengatur mengenai tata cara penyusunan pola pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai dan teknis penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
17
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Landasan pokok yang digunakan dalam penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai adalah; Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Undang-Undang Sumber Daya Air) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (PP Pengelolaan Sumber Daya Air).
Isi dari pasal-pasal dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut yang terkait dengan
penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air diuraikan sebagai berikut :
Pasal 1, nomor 8 : Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
1) Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan
disusun pola pengelolaan sumber daya air.
2) Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan
wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah
3) Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya.
Pasal 1, ayat 8 Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pasal 3, Lingkup pengaturan pengelolaan sumber daya air dalam peraturan pemerintah ini meliputi:
a. proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumber daya
air;
b. pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air, operasi dan pemeliharaan sumber daya
air; dan
c. konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya
rusak air.
Pasal 4, (1) Pengelolaan sumber daya air diselenggarakan dengan berlandaskan pada:
a. kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
18
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Penjelasan : Kebijakan pengelolaan sumber daya air memuat visi, tujuan, dan prinsip
pengelolaan sumber daya air.
Pasal 5
Kebijakan pengelolaan sumber daya air mencakup aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, pengendalian daya rusak air, dan sistem informasi sumber daya air yang disusun
dengan memperhatikan kondisi wilayah masing-masing.
Penjelasan : Kebijakan pengelolaan sumber daya air meliputi kebijakan pengelolaan air permukaan,
air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Yang dimaksud dengan “kondisi wilayah
masing-masing”, misalnya, kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, demografis, dan
sosial budaya.
Pasal 14
(1) Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan berdasarkan rancangan pola pengelolaan
sumber daya air.
(2) Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kerangka dasar
dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air
permukaan dan air tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi sumber daya air dan
pendayagunaan sumber daya air.
Pasal 15
(1) Rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai disusun sebagai
berikut:
a. rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota
disusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat
kabupaten/kota yang bersangkutan;
b. rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota
disusun dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat
kabupaten/kota yang bersangkutan;
c. rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi disusun
dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi yang
bersangkutan;
d. rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas negara dan wilayah
sungai strategis nasional disusun dengan memperhatikan kebijakan nasional sumber daya
air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi dan/atau
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
19
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
(1) Rancangan pola pengelolaan sumber daya air mengacu pada data dan/atau informasi mengenai:
a. penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah yang bersangkutan;
b. kebutuhan sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang bersangkutan;
d. sifat alamiah dan karakteristik sumber daya air dalam satu kesatuan sistem hidrologis;
e. aktivitas manusia yang berdampak terhadap kondisi sumber daya air; dan
f. kepentingan generasi masa kini dan mendatang serta kepentingan lingkungan hidup.
(2) Rancangan pola pengelolaan sumber daya air disusun untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun.
Pasal 16, Rancangan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 memuat:
a. tujuan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan;
b. dasar pertimbangan yang digunakan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air;
Penjelasan :
Dasar yang digunakan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air, antara lain
mencakup analisis kondisi yang ada, asumsi, standar, dan kriteria. Asumsi, standar, dan
kriteria tersebut perlu ditetapkan secara jelas sehingga analisis dan perhitungan yang
dilakukan mempunyai dasar yang jelas. Kejelasan tersebut diperlukan dalam penyusunan
skenario, strategi, dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.
Penjelasan :
Skenario kondisi wilayah sungai merupakan asumsi tentang kondisi pada masa yang akan
datang yang mungkin terjadi, misalnya, kondisi perekonomian, perubahan iklim, atau
perubahan politik.
d. alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk setiap skenario sebagaimana
dimaksud pada huruf c; dan
Penjelasan :
Strategi pengelolaan sumber daya air merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
pengelolaan sumber daya air untuk mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air sesuai
dengan skenario kondisi wilayah sungai.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
20
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Penjelasan :Yang dimaksud dengan “kebijakan operasional” adalah arahan pokok untuk
melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya air yang telah ditentukan, misalnya,
arahan pokok yang harus dituangkan dalam substansi peraturan perundang-undangan yang
harus disusun sebagai instrumen untuk:
b) mendukung upaya konservasi sumber daya air, antara lain, baku mutu air limbah yang
boleh dibuang ke perairan umum.
Pasal 21
Rancangan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai strategis nasional dirumuskan oleh
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai strategis nasional.
Unit pelaksana teknis yang membidangi sumber daya air wilayah sungai strategis nasional membantu
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai strategis nasional dalam
penyusunan rancangan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penyusunan rancangan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan melalui konsultasi publik dengan instansi teknis dan unsur masyarakat terkait.
Rancangan pola pengelolaan sumber daya air yang telah dirumuskan oleh wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) disampaikan oleh unit pelaksana teknis yang membidangi sumber daya air kepada Menteri untuk
ditetapkan menjadi pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai strategis nasional.
Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai strategis nasional
tidak atau belum terbentuk, setelah melalui konsultasi publik dengan instansi teknis dan unsur
masyarakat terkait, rancangan pola pengelolaan sumber daya air dibahas oleh Menteri bersama:
b. gubernur dengan melibatkan bupati/walikota yang bersangkutan untuk wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.
Racangan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (5), disampaikan
kepada Menteri untuk ditetapkan menjadi pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai strategis
nasional.
Pasal 22
(1) Pola pengelolaan sumber daya air yang sudah ditetapkan dapat ditinjau dan dievaluasi paling
singkat setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Hasil peninjauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pertimbangan
bagi penyempurnaan pola pengelolaan sumber daya air.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
22
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 3.3. Tabel Luas Daerah dan Rata-rata Penduduk Menurut Kab/Kota
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2008 di Provinsi Bangka Belitung tercatat 494.655 jiwa, jumlah
pencari kerja 31.421 jiwa dan tingkat penganggurannya mencapai 5,99 %. Prosentase lapangan usaha
yang dominan di Provinsi Bangka Belitung bergerak dalam bidang pertanian yaitu mencapai 33,23 % atau
163,788 jiwa, lapangan usaha berikutnya dalam bidang pertambangan dan penggalian yaitu mencapai
21,93 % atau 108.087 jiwa. Jumlah ketenagakerjaan di Provinsi Bangka Belitung yang termasuk dalam
WS Baturusa Cerucuk seperti pada tabel 4.4. berikut.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
24
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
25
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 3.7. Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan per Kab/Kota Provinsi Bangka Belitung
Luas kawasan hutan di Provinsi Bangka Belitung terdiri dari 3 kawasan hutan yaitu : kawasan
hutan prodiksi dengan luas area 428.181 Ha, kawasan hutan lindung dengan luas area 195.740,
serta kawasa hutan konserbasi dengan luas area yang sempit yaitu 33.589 Ha, seperti terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.8. Luas Hutan di Prov Bangka Belitng 2008
Tabel 3.9. Penyebaran Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Industri Kecil &
Menengah
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
27
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
pertokoan dan industri dan sebagainya. Persebaran jumlah pelanggan trsebut dapat dilihat di tabel 4.10.
berikut ini.
Tabel 3.10. Jumlah Pelanggan Air Minum menurut Kategori Pelanggan dan Kab/Kota
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
28
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 3.11. PDRB Provinsi Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
29
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
30
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
31
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
32
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
3.5. KLIMATOLOGI
Data Klimatologi berupa data kedaan cuaca di Provinsi Bangka Belitung yang di ambil dari
Badan meteorologi dan geofisika stasiun klimatologi Pangkalpinang yang terdapat di Bandar Udara
Depati Amir. Data klimatologi ini meliputi kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan angin rata-rata,
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
33
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
arah angin, suhu udara dan penyinaran matahari. Dari data klimatologi tersebut diperoleh kelembaban
udara rata-rata 81 %, curah hujan rata-rata 177,1 mm, jumlah hari hujan rata-rata mencapai 18 hari,
tekanan udara 1.009,3 Mbs, kecepatan angin rata-rata 3,6 Knot, suhu udara minimum mencapai 23, 6 °C
sedangkan untuk suhu udara maksimum 30,9 °C sehingga suhu udara rata-rata diperoleh 26,4 °C, serta
untuk penyinaran matahari rata-rata 49,2. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
35
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
36
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
37
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
38
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
39
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
40
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
41
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Di WS baturusa terdapat daeah endemi bencana yakni 800 ha di Kabupaten Bangka Selatan dan 64 ha di
Kabupaten Bangka Barat mengalami Banjir serta 226 ha di kabupaten bangka Barat Mengalami
Kekeringan.
3.8.2. Sarana, Prasarana, Infrastruktur kelembagaan Perairan di WS Cerucuk (Pulau Belitung)
Pada saat ini bangunan air penting yang ada di WS Cerucuk (Pulau Belitung) adalah:
- 5, unit embung yang tidak berfungsi dengan cakupan luas lahan 425,00 ha terletak di Kabupaten
Belitung Timur. Tidak berfungsinya embung ini disebabkan letak embung lebih rendah dari
permukaan sawah.
- 2, unit checkdam tidak berfungsi dengan cakupan luas 543,00 ha terletak di Kabupaten Belitung
Timur. Tidak berfungsinya checkdam ini disebabkan karena belum adanya saluran tersier.
Kondisi irigasi di pulau di Pulau Belitung dapat dilihat pada Tabel 3.24.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
42
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
4.10
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
43
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
44
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB. 4
IDENTIFIKASI POTENSI
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
45
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Kolong Air Asem, Kolong Bubus Darat-Bkt Ketok, Kolong Riding Panjang-gn Muda
Kolong Bukit Mang Kadir, Kolong Kebun Kapitan, Kolong Simpang Air Jukung,
Kolong Air Baung, Kolong Bukit Tani, Kolong Air Tara Riau
Bangka
3 Selatan Kolong Bahar, Kolong Yamin, Kolong Bikang, Kolong Rindik, Kolong Tembayang,
Kolong Mulya, Kolong Tanjung Ketapang, Kolong Kandi, Kolong Lelai, Kolong Toboali,
Kolong Air Gegas, Kulur, Kolong Puput, Kolong Gedung, Kolong Air Risi
Bangka
4 Tengah Kolong Koba, Kolong Celuak, Kolong Kretak, Kolong Kerantai, Kolong Puput,
Kolong Bedeng Lumpur, Kolong Teru, Kolong Simpang Katis, Kolong Beruas,
Kolong Kerantai, Kolong Kulur, Kolong Perlang
5 Bangka Barat Kolong Jebus, Kolong Mentok, Kolong Kelapa, Kolong Ketap, Kolong Telak, Kolong Puput
Kolong Kapit, Kolong Klabat, Kolong Telak, Kolong Pers Cupat, Kolong Air Beringin,
Kolong Pers Air Gentang, Kolong Sungai Buluh, Kolong Yumbak Patar, Kolong Palawa
Kolong Mayang, Kolong Jalan ke Desa Rambutan, Kolong Tanjung, Kolong Air Belo
Kolong Belo Laut, Kolong Arah ke Rambat, Kolong Air Limau, Kolong Tempilang Utara
Kolong Tempilang Timur, Kolong Tempilang Barat
6 Belitung Kolong Serkuk, Kolong Dukong
Belitung
7 Timur Kolong Manggar, Kolong Kelapa Kampit, Kolong Gantung
Sumber : PU SDA Prov. Kepulauan Bangka Belitung
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
46
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB. 5
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
5.1Konservasi SDA
5.2.1 Identifikasi terhadap konservasi sumber daya air
Identifikasi terhadap konservasi sumber daya air,khususnya terhadap ;
a. Tingkat kekritisan Daerah Aliran Sungai, meliputi ; prosentasi tutupan lahan terhadap luas Daerah
aliran Sungai (DAS), angka erosi dan sedimentasi lahan dan angka sedimentasi sungai, rasio debit
maksimum dan minimum,
b. Tutupan vegetasi pada daerah sempadan sumber air, badan air, tepi/tebing sungai, tepi/tebing
muara dan pesisir pantai yang terkait dengan ekosistem hidrologis daerah aliran sungai stempat,
c. Erosi dan penggerusan garis pantai pada wilayah sungai setempat.
d. Aset-aset untuk kepentingan konservasi SDA serta pelaksanaan operasi dan pemeliharaannya.
5.2Pendayagunaan SDA
5.2.1 Identifikasi terhadap pendayagunaan sumber daya air
Identifikasi terhadap pendayagunaan sumber daya air, khususnya terhadap :
a. Ketersediaan air permukaan dan air tanah, Ketersediaan air permukaan dalam 5, 10, 15, 20 th
yang akan datang.
b. Jaringan dan bangunan irigasi yang ada, meliputi luas daerah irigasi, neraca air irigasi, potensi
lahan yang dapat dikembangkan, meliputi :
Bangunan air irigasi yang ada di WS Baturusa (Pulau Bangka) adalah berupa:
- 2, unit waduk yang tidak berfungsi terletak di Kabupaten Bangka selatan,
- 3, unit embung yang masih berfungsi dengan cakupan luas 30,00 ha terletak di Kabupaten
Bangka Selatan,
- 2, unit embung tidak berfungsi dengan cakupan luas 20,00 ha terletak di Kabupaten Bangka
Selatan. Tidak berfungsinya embung ini disebabkan adanya pertambangan.
- 2, unit checkdam masih berfungsi dengan cakupan luas 500,00 ha terletak di Kabupaten
Bangka Selatan,
- 3, unit checkdam tidak berfungsi dengan cakupan luas 510,00 ha terletak di Kabupaten
Bangka Selatan. Penyebab tidak berfungsinya checkdam ini adalah adanya pertambangan
sekitar 10 ha dan 500,00 ha lainnya tidak digunakan.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
47
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
- 4 unit checkdam yang masih berfungsi dan 4 unit checkdam tidak berfungsi terletak di
Kabupaten Bangka.
Bangunan air Irigasi yang ada di WS Cerucuk (Pulau Belitung) adalah berupa :
- 5, unit embung yang tidak berfungsi dengan cakupan luas lahan 425,00 ha terletak di
Kabupaten Belitung Timur. Tidak berfungsinya embung ini disebabkan letak embung lebih
rendah dari permukaan sawah.
- 2, unit checkdam tidak berfungsi dengan cakupan luas 543,00 ha terletak di Kabupaten
Belitung Timur. Tidak berfungsinya checkdam ini disebabkan karena belum adanya saluran
tersier.
c. Sumber-sumber air untuk air baku dan kemampuan pelayanan air bersih,
Sumber persediaan air baku di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah dari air
sungai, air tanah, mata air dan kolong-kolong bekas galian tambang.
d. Jumlah penggunaan air permukaan dan air tanah beserta komposisi penggunanya (meliputi
Domestic, Municipal, Industri, Irigasi), meliputi :
Tabel 4.2. Data Jumlah Pelanggan PDAM
e. Lokasi daerah yang mengalami defisit air dan daerah yang surplus air,
f. Neraca air per DAS/water distrik.
g. Aset-aset untuk kepentingan pendayagunaan SDA serta pelaksanaan operasi dan
pemeliharaannya.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
48
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
5.5Peran Masyarakat
5.5.1 Identifikasi terhadap Peran Masyarakat
Identifikasi terhadap peran masyarakat, khususnya terhadap :
a. Keberadaan & jumlah organisasi pengguna air.
b. Kemandirian organisasi (kemampuan swadaya).
c. Keberadaan & jumlah usaha yang sangat tergantung keberdaan air, peran dunia usaha tersebut
terhadap pengelolaan SDA.
d. Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi landasan hukum dari keberadaan
lembaga, jumlah kelembagaan yang terkait pengelolaan SDA, pelaksanaan kegiatan sesuai
tupoksi, duplikasi kegiatan, frekuensi koordinasi, koordinasi pada tingkat penyusunan kegiatan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
49
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB. 6
IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS
5. Kabupaten Belitung
Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan di Kabupaten Belitung, yaitu;
- Potensi tambang timah masih menjadi tumpuan ekonomi sebagian masyarakat: kegiatan
diarahkan pada pengelolalan dan penataan (optimalisasi) tambang timah rakyat sebagai salah satu
potensi ekonomi.
- Lahan di Kabupaten Belitung timur sesuai untuk pengembangan kegiatan agrobisnis dalam skala
besar; kegiatan diarahkan pada pengembangan agropolitan.
- Wilayah perairan Belitung timur memiliki luas yang sangat memadai untuk pengembangan
budidaya kelautan secara intensif, terutama untuk pariwisata dan perikanan; kegiatan diarahkan
pada pengembangan budaya kelautan.
- Adanya kendala untuk pengembangan sektor lain selain kegiatan pertambangan, dimana saat ini
sektor yang sudah dikembangkan yaitu pariwisata, perkebunan dan perikanan.
- Kurangnya SDM yang berkualitas dan penyediaan lapangan pekerjaan.
- Perlu perbaikan kualitas lingkungan yang mendukung kehidupan yang berkualitas.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
51
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
7. Kota Pangkalpinang
Identifikasi Potensi dan permasalahan pembangunan di Kota pangkalpinang;
- Potensi fisik seperti kondisi morfologi yang relatif datar;
- Potensi perekonomian seperti peningkatan aktivitas perdagangan, aktivitas industri dan potensi
perikanan yang masih besar
- Permasalahan fisik seperti berada di cekungan yang rawan banjir, kolong-kolong yang belum
termanfaatkan secara tepat, Kondisi air tanah kurang baik, dan Letak sumber air cukup jauh.
- Masalah sumber air baku tidak mencukupi, terbatasnya pasokan energi listrik, sistem dan
prasarana transportasi kurang memadai.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
52
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 4.3 Ringkasan Identifikasi Permasalahan Strategis dan Rencana Pengembangan Kawasan
Prov. / Kota /
Permasalahan dan Rencana Pengembangan Kawasan
Kab
Provinsi Kep. Konsep pengembangan tata ruang Provinsi yang humanis
Babel
Kabupaten Pengembangan Industri Perikanan Terpadu (Perda No. 11/2002) Oct 17, 2002 :
Bangka Kec. Belinyu, Teluk Kelabat 7.500 Ha
Pengembangan Industri Jelitik Sungai Liat (Perda No. 3/2005) May 9, 2005 :
Kec. Sungai Liat 263,26 Ha
Pengembangan Agrowisata di Kec. Pemali, Desa Simpur
Pengembangan Kawasan Industri di Dusun Mudel, Desa Air Anyir, Kec.
Merawang
Kabupaten Pengembangan Kawasan Pelabuhan Terpadu (pelabuhan untuk penumpang &
Bangka Barat barang & kilang minyak)
Pengembangan Kawasan industri terpadu : access jalan Tj Ular - Air Limau
Tapal batas wilayah laut (dengan Prov. Kepulauan Riau) ; koordinat yang
belum jelas
Lahan KP 23,5% di Kab. Bangka Barat, seharusnya segera dikembalikan ke
daerah & dibuatkan Site Plan nya
Pelestarian Kawasan Cagar budaya (World Heritage - UNESCO)
Kawasan konservasi 3.800s Ha existing - Renc Teluk Kelabat
Potensi wisata kelautan & pulau kecil : Tj. Kalian - Resort, Public space -
Wisata
Wisata budaya, air panas (udang) – outbond
Pengembangan jalan dan jembatan (peningkatan status jalan << LHR existing)
- mendukung pengembangan kawasan; Simpang Ibul - Tanjung Hulu - Tj
Budak (Blenyu) - penyeberangan/jembatan kapal: pengembangan poros
ekonomi
Pengembangan kota baru - Muntok Baru
Infrastruktur: air bersih (pemanfaatan kolong) - sepadan kolong untuk
konservasi
BTS - tata ruang udara, dibangun tanpa rekomendasi dari Bappeda
Penetapan kawasan hutan ; koordinat yang jelas - peninjauan kembali kawasan
lindung; lahan kritis 115.000 Ha (90 Ha sangat kritis)
Kabupaten Pengembangan Bandara Min 400 Ha (500 Ha) (Angkasa Pura) Runway,
Bangka terminal, cargo etc
Tengah KP Timah: Kec. Pangkalan Baru akan dilepaskan
KP Kobatin: hingga 2013 - Kolong 7.5 Ha yang tersisa, sebagian telah
direklamasi : Waterfront city
Pengembangan Agropolitan : Kec. Pangkalan Baru (2 desa)/Kec. Sungai Selai
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
53
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
54
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
BAB. 7
ANALISIS KONDISI AWAL
7.1. Konservasi Sumber Daya Air
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
55
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
56
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
57
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
58
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Dari tabel 5.2 diatas ditunjukkan bahwa luasan hutan rawa mencapai 5,50 % dan hutan rimba
mencapai18,55 %. Luasan tutupan lahan yang paling mendominasi di WS baturusa Cerucuk yaitu tutupan
lahan belukar yang mencapai 44,24 %, sedangkan sisanya adalah merupakan lahan campuran, yaitu
permukiman dan lain-lain. Hutan yang berada di kepulauan Bangka Belitung selain berada di sempadan
sungai juga terdapat di sempadan pantai mengelilingi kepulauan Bangka Belitung. Hutan yang berada di
Sempadan sungai merupakan Hutan tropis dengan jenis vegetasi yang mendominasi kawsan hutan dari
famili Dipterocarpaceae dan Non Dipterocarpaceae. Sedangkan Hutan yang mengelilingi sepadan pantai
adalah hutan Mangrove (Bakau).
Keanekaragaman jenis populasi Hutan mangrove umumnya rendah namun kepadatan populasi masing-
masing jenis umumnya tinggi. Hal ini disebabkan sebagai daerah peralihan antara laut dan daratan, hutan
mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang sangat ekstrim. Pasang surut air laut menyebabkan
terjadinya perubahan beberapa faktor lingkungan yang besar terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu
hanya beberapa jenis tumbuhan yang dapat mentoleransi lingkungan yang ekstrim. Jenis Avicennia
merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi pada kisaran salainitas yang sangat besar. Jenis
Bruguiera sp biasanya tumbuh pada slinitas maksimum 25%. Sedangkan jenis ceriop tagal, Rhyzophora
stylosa dan Rhyzophora mucronata mampu hidup pada salinitas yang relatif tinggi.
Hasil utama hutan produksi di pulau Bangka adalah kayu bulat (batangan), kayu junjung (untuk
perkebunan lada), dan kayu olahan dalam bentuk papan. Masyarakat sekitar hutan pada umumnya
berpendapatan kurang mencukupi /rendah, untuk meningkatkan pendapatannya di luar pekerjaan utama
biasanya masyarakat masuk ke dalam kawasan hutan untuk mencari berbagai hasil hutan berupa kayu dan
non kayu. Hasil hutan non kayu merupakan jenis yang banyak dicari penduduk dari hutan. Hasil hutan
non kayu yang dominan di kawasan hutan WS Baturusa Cerucuk adalah kulit manis.
Pada kawasan hutan mangrove, masyarakat setempat pada umumnya memanfaatkan hutan mangrove
untuk kehidupan sehari-hari mereka misalnya mengambil kayunya untuk kayu bakar, kayu bangunan,
arang maupun makanan ternak. Selain itu masyarakat juga kerap mengambil hasil ikan, udang dan
kerang-kerangan dari ekosistem mangrove. Selain itu juga ada sebagian kecil masyarakat yang
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
59
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
memamfaatkan muara sungai untuk Tambak. Tambak terdapat terutama di sungai besar di utara Kota
Pangkal Pinang. Tambak tersebut berdampingan dengan kawasan mangrove berkerapatan lebat dan
terletak di belakang kawasan mangrove, tambak tersebut sudah memenuhi persyaratan tambak yang
berwawasan lingkungan.
Untuk mengetahui laju erosi pada wilayah sungai maka dalam perhitungan analisisnya digunakan
hitungan pada masing-masing sub das yang masuk dalam wilayah tersebut. Berikut ini contoh tabel
hitungan erosifitas untuk sub das Berok yang berada di Kabupaten Bangka Tengah.
1 Air bara - datar ( 0 - 3%) 1,553.90 914.06 0.02123 0.361 Erosi sangat kecil
- landai/berombak (3 - 8 %)
- miring/berbukit (15 - 30%)
2 Manggis - datar ( 0 - 3%) 28,370.52 16,688.54 0.39932 6.788 Erosi sangat kecil
- landai/berombak (3 - 8 %)
- agak miring/bergelombang (8 - 15%)
- miring/berbukit (15 - 30%)
3 Air risi landai/berombak (3 - 8 %) 18,860.27 11,094.28 0.34863 5.927 Erosi sangat kecil
4 Menyerut datar ( 0 - 3%) 1,424.42 837.90 0.09864 1.677 Erosi sangat kecil
Berdasarkan nilai tersebut maka secara umum Sub DAS Berok masuk dalam katagori lahan dengan laju
erosi yang sangat kecil.
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
60
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
61
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 5.3. Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan di Pulau Bangka Tahun 2010
Jumlah
Kepadatan Ketersediaan Air
Luas Daerah (m²) Penduduk Kebutuhan Air (m 3/th) Imbangan Air Kond
No. Kabupaten Kecamatan Penduduk (m 3/th)
(jiwa) 2 Imbanga
(jiwa/km )
LD JP AT KA IA 2010= KA/AT *100 %
1. Bangka Barat Kec. Jebus 730.110.000 37.345 51 155.604.694 26.580.304 17 Baik
Kec. Kelapa 601.170.000 25.438 42 128.124.356 18.105.497 14 Baik
Kec. Pembantu Simpang Teritip 626.470.000 23.952 38 133.516.419 17.047.836 13 Baik
Kec. Mentok 469.000.000 36.657 78 99.955.625 26.090.620 26 Baik
Kec. Pembantu Tempilang 398.860.000 20.608 52 85.007.038 14.667.744 17 Baik
Total 2.825.610.000 144.000 602.208.131 102.492.000 17 Baik
2. Bangka Kec. Belinyu 546.500.000 40.618 74 116.472.813 28.909.862 25 Baik
Kec. Pembantu Riausilip 523.680.000 21.270 41 111.609.300 15.138.923 14 Baik
Kec. Pembantu Bakam 488.100.000 15.034 31 104.026.313 10.700.450 10 Baik
Kec. Pembantu Pemali 127.870.000 21.551 169 27.252.294 15.338.924 56 Baik
Kec. Merawang 164.400.000 22.920 139 35.037.750 16.313.310 47 Baik
Kec. Sungailiat 146.380.000 68.587 469 31.197.238 48.816.797 156 Buru
Kec. Puding Besar 383.290.000 15.942 42 81.688.681 11.346.719 14 Baik
Kec. Mendobarat 570.460.000 38.240 67 121.579.288 27.217.320 22 Baik
Total 2.950.680.000 244.162 628.863.675 173.782.304 28 Baik
3. Bangka Tengah Kec. Sungai Selan 564.810.000 27.581 49 120.375.131 19.630.777 16 Baik
Kec. Pembantu Sp. Katis 223.750.000 20.212 90 47.686.719 14.385.891 30 Baik
Kec. Pangkalan Baru 101.450.000 30.121 297 21.621.531 21.438.622 99 Kriti
Total 890.010.000 77.914 189.683.381 55.455.290 29 Baik
4. Pangkalpinang Kec. Bukit Intan 36.540.000 37.442 1.025 7.787.588 26.649.344 342 Buru
Kec. Pangkal Balam 35.560.000 38.003 1.069 7.578.725 27.048.635 357 Buru
Kec. Rangkui 7.870.000 39.778 5.054 1.677.294 28.311.992 1.688 Buru
Kec. Taman Sari 1.330.000 12.027 9.043 283.456 8.560.217 3.020 Buru
Total 81.300.000 127.250 17.327.063 90.570.188 523 Buru
5. Bangka Selatan Kec. Payung 372.950.000 18.192 49 79.484.969 12.948.156 16 Baik
Kec. Pembantu Simpang Rimba 362.300.000 20.325 56 77.215.188 14.466.319 19 Baik
Kec. Pembantu Airgegas 853.640.000 35.241 41 181.932.025 25.082.782 14 Baik
Kec. Toboali 1.460.340.000 53.279 36 311.234.963 37.921.328 12 Baik
Kec. Lepar Pongok 261.980.000 12.374 47 55.834.488 8.807.195 16 Baik
Total 3.311.210.000 139.411 705.701.631 99.225.779 14 Baik
Tabel 5.4. Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan di Pulau Belitung Tahun 2010
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
62
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Jumlah
Kepadatan Ketersediaan Air Kebutuhan Air
Luas Daerah (m²) Penduduk Imbangan Air Kondi
No. Kabupaten Kecamatan Penduduk (m 3/th) (m 3/th)
(jiwa) Imbanga
(jiwa/km 2)
LD JP AT KA IA 2010= KA/AT *100 %
1. B elitung K ec. B adau 458.200.000 12.142 26 134.023.500 8.642.069 6 Baik
K ec. Membalong 909.550.000 22.829 25 266.043.375 16.248.541 6 Baik
K ec. S elat Nasik 133.500.000 7.158 54 39.048.750 5.094.707 13 Baik
K ec. S ijuk 413.992.000 26.479 64 121.092.660 18.846.428 16 Baik
K ec. T anjung P andan 378.448.000 91.211 241 110.696.040 64.919.429 59 Baik
Total 2.293.690.000 159.819 670.904.325 113.751.173 17 Baik
2. B elitung T imur K ec. Dendang 605.500.000 16.093 27 177.108.750 11.454.193 6 Baik
K ec. G antung 937.000.000 27.282 29 274.072.500 19.417.964 7 Baik
K ec. K elapa K ampit 587.410.000 17.956 31 171.817.425 12.780.183 7 Baik
K ec. Manggar 377.000.000 42.990 114 110.272.500 30.598.133 28 Baik
Total 2.506.910.000 104.321 733.271.175 74.250.472 10 Baik
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
63
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 5.5. Kebutuhan Air Industri di Tiap Kecamatan di Pulau Bangka Tahun 2010
Kebutuhan
Jumlah Air
No. Kota/Kabupaten Kecamatan
Penduduk Industri
(jiwa) (m³/tahun)
1 Bangka Barat Kec. Jebus 37.345 136.309
Kec. Kelapa 25.438 92.849
Kec. Pemb Simpang
Teritip 23.952 87.425
Kec. Mentok 36.657 133.798
Kec. Pemb Tempilang 20.608 75.219
Total 144.000 525.600
2 Bangka Kec. Belinyu 40.618 148.256
Kec. Pemb Riausilip 21.270 77.636
Kec. Pemb Bakam 15.034 54.874
Kec. Pemb Pemali 21.551 78.661
Kec. Merawang 22.920 83.658
Kec. Sungailiat 68.587 250.343
Kec. Puding Besar 15.942 58.188
Kec. Mendobarat 38.240 139.576
Total 244.162 891.192
3 Bangka Tengah Kec. Sungai Selan 27.581 100.671
Kec. Pemb Simpang
Katis 20.212 733.774
Kec. Pangkalan Baru 30.121 109.942
Total 77.914 944.387
4 Pangkalpinang Kec. Bukit Intan 37.442 136.663
Kec. Pangkal Balam 38.003 138.711
Kec. Rangkui 39.778 145.190
Kec. Taman Sari 12.027 43.899
Total 127.250 464.463
5 Bangka Selatan Kec. Payung 18.192 66.401
Kec. Pemb Simpang
Rimba 20.325 74.186
Kec. Pemb Airgegas 35.241 128.630
Kec Toboali 53.279 194.468
Kec. Lepar Pongok 12.374 45.165
Total 139.411 508.850
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
64
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Tabel 5.6. Kebutuhan Air Industri di Tiap Kecamatan di Pulau Belitung 2010
Kebutuhan
Jumlah Air
No. Kota/Kabupaten Kecamatan
Penduduk Industri
(jiwa) (m³/tahun)
1 Belitung Kec. Badau 12.142 44.318
Kec. Membalong 22.829 83.326
Kec. Selat Nasik 7.158 26.127
Kec. Sijuk 26.479 96.648
Kec. Tanjung Pandan 91.211 332.920
Total 159.819 583.339
2 Belitung Timur Kec. Dendang 16.093 58.739
Kec. Gantung 27.282 99.579
Kec. Kelapa Kampit 17.956 65.539
Kec. Manggar 42.990 156.914
Total 104.321 380.771
hujan untuk saat ini masing menggunakan data dari stasiun curah hujan Tanjungpinang dan stasiun curah
hujan Buluhtumbang, karena pada stasiun tersebut bisa didapat data yang lebih lama/lebih banyak.
Sedangkan untuk stasiun-stasiun pengamatan curah hujan yang terdapat di kabupaten-kabupaten, data
yang dihasilkan baru sedikit yang masuk, dikarenakan untuk pembuatan stasiun pengamatan curah hujan
tersebut baru di bangun pada beberapa tahun ini.
Data kualitas air sungai di wilayah study yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (BLHD)
dirasa belum memadai, hal ini didasarkan karena data yang ada hanya data kualitas air Sungai Baturusa
yang baru dipantau kualitas airnya.
Jumlah Sarana Penyediaan dan Penggunaan Air Bersih yang dikelola Oleh PDAM Tirta
Bangka Tahun 2001
Jangkauan Pelayanan (unit)
Kapasitas Nama Sumber Jenis
No Lokasi RT Industr Kanto Fasos Lain
(L/det) Air Pengolahan
i r -lain
1 Sungailiat 40 Merawang Lengkap 4.2 - 94 34 24
2 Kenanga 40 Kolong PLN (WTP) 27 - - - -
3 Mentok 40 Kolom Dam I Pasir Lambat - - - - -
4 Belinyu 3 & II - - - - 5 -
5 Toboali 20 Kolong Lengkap 111 - - 76 21
6 Parit Tiga 20 Kenanga (WTP) 1.9 - - 33 10
7 Jebus 20 Sungai Puput Lengkap 66 - - 35 5
8 Simpang 5 Pasir Merah (WTP) 1.1 - - 22 7
9 Katis 3 Kolong Tujuh Lengkap 83 - - 6 -
10 Baturusa 10 Sekar Bering (WTP) 1.1 - 1 10 -
11 Koba 10 Parit Lima Lengkap 66 - 4 16 2
12 Kelapa 10 Kolong PLN (WTP) 392 - - - -
Kolong Lengkap 73
Nibung (WTP) 451
Lulak Lengkap 309
Canggong (WTP) 101
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
66
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Lengkap
(WTP)
Lengkap
(WTP)
Lengkap
(WTP)
Jumlah 220 9.9 0 99 237 69
79
Sumber: PDAM Tirta Bangka
BAB. 8
KONSEP PERUMUSAN TUJUAN PSDA
WILAYAH SUNGAI BATURUSA CERUCUK
8.1. Konservasi SDA
a. Perlu ada pengaturan tataguna lahan yang dalam RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten Kota
yang didasarkan keseimbangan upaya konservasi SDA dan pendayagunaan SDA.
b. Perlu ada upaya pemulihan DAS kritis menjadi DAS yang dapat mewujudkan kemanfaatan
sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c. Mengusahakan tutupan hutan pada DAS-DAS atau Sub DAS-Sub DAS pada WS Baturusa
Cerucuk memenuhi ketentuan prosentase yang terdapat dalam UU Kehutanan dan UU Tata
Ruang.
d. Mengupayakan daerah-daerah Non CAT (tidak memiliki cadangan air tanah) untuk dijadikan
daerah tutupan hutan, berupa hutan lindung atau suaka alam.
e. Tetap mengupayakan pemeliharan hutan, rehabiltasi hutan dan lahan pada DAS-DAS atau Sub
DAS yang berada di WS Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
67
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
68
Kementerian Pekerjaan Umum
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyempurnaan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Baturusa Cerucuk
Laporan Antara
PT Tatareka Paradya - Yogyakarta
69