Memenuhi kontrak kerja antara PPK Pengendalian Banjir dan Perbaikan Sungai
Bangka Belitung dengan PT Hegar Daya mengenai pelaksanaan pekerjaan Survey
Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka
Tengah, Propinsi Bangka Belitung, berikut ini kami sampaikan Laporan Interim.
Laporan Draft Final ini akan disajkan dalam 5 Bab yang terdiri dari :
Pendahuluan
Gambaran Umum Lokasi
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Alternatif Penanganan
Demikian Laporan Interim ini kami buat dan laporkan, semoga dapat memenuhi
tujuan dan kebutuhan yang diharapkan.
Ketua Tim
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah i
Daftar Isi
Halaman:
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan 1-2
1.3 Lokasi Pekerjaan 1-2
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan 1-3
1.4.1 Tahap Persiapan 1-3
1.4.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan 1-4
1.4.3 Tahap Pekerjaan Analisa 1-9
1.4.4 Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan Teknis Dan
Laporan (Pekerjaan Studio/Kantor) 1-10
1.5 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 1-10
1.6 Biaya Pelaksanaan 1-10
1.7 Sistematika Pembahasan 1-10
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah ii
3.3 Survei Topografi 3-3
3.4 Survei Hidrometri 3-8
3.4.1 Pengukuran Batimetri 3-8
3.4.2 Pengukuran Pasang Surut 3-13
3.4.3 Pengukuran Arus 3-19
3.4.4 Pengambilan Contoh Sedimen 3-20
3.5 Analisis Permasalahan 3-21
3.5.1 Umum 3-21
3.5.2 Permasalahan di Sungai Penyak 3-23
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah iii
5.1.3 Penanganan Pengendalian Banjir Non-struktur dan
Struktur 5-3
5.1.4 Langkah Penyusunan Pola Pengendalian Banjir Sungai
Prioritas 5-4
5.1.5 Analisa dan Evaluasi 5-5
5.1.6 Pemilihan Alternatif 5-6
5.1.7 Pemilihan Alternatif 5-6
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah iv
Daftar Gambar
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah v
Gambar 4.13 Skema saluran drainase rencana di Desa Penyak 4-18
Gambar 4.14 Jenis Aliran Permukaan (a), bebas pada saluran terbuka
(b). bebas pada saluran tertutup (c). dan aliran tertekan
atau dalam pipa. 4-20
Gambar 4.15 Bentuk-bentuk potongan melintang saluran terbuka 4-21
Gambar 4.16 Tipikal penampang saluran drainasi di Desa Penyak 4-21
Gambar 4.17 Profil Aliran Subkritis 4-25
Gambar 4.18 Profil Aliran Kritis 4-25
Gambar 4.19 Profil Aliran Kritis 4-25
Gambar 4.20 Empat jenis keadaan aliran pada saluran terbuka 4-27
Gambar 4.21 Persamaan momentum dan kontinuitas. 4-29
Gambar 4.22 Skema jaringan saluran Drainase. 4-31
Gambar 4.23 Tipikal potongan melintang saluran drainase. 4-32
Gambar 4.24 Profil elevasi muka air di saluran.untuk perioda ulang 2 th 4-32
Gambar 4.25 Profil elevasi muka air di saluran.untuk perioda ulang 5 th 4-33
Gambar 4.26 Profil elevasi muka air di saluran.untuk perioda ulang 10 th 4-33
Gambar 4.27 Elevasi muka air di saluran 4-34
Gambar 4.28 Elevasi muka air di saluran 4-34
Gambar 4.29 Elevasi muka air di saluran 4-35
Gambar 4.30 Elevasi muka air di saluran 4-35
Gambar 4.31 Grafik kecepatan aliran di saluran 4-36
Gambar 4.32 Rating Curve 4-36
Gambar 4.33 Kedalaman aliran di saluran 4-37
Gambar 4.34 Bagan alir perhitungan dan peramalan perilaku pasang
surut laut 4-38
Gambar 4.35 Perbandingan data pasang surut pengukuran dengan hasil
penaksiran. 4-40
Gambar 4.36 Harga probabilitas dan prosentase elevasi-elevasi acuan. 4-41
Gambar 4.37 Windrose lokasi Penyak. 4-43
Gambar 4.38 Fetch lokasi Penyak. 4-44
Gambar 4.39 Waverose lokasi Penyak. 4-45
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah vi
Daftar Tabel
Tabel 4.1 Curah Hujan Maksimum Harian Stasiun Pangkal Pinang Tahun
1998-2009. 4-2
Tabel 4.2 Resume Analisis Frekwensi Curah Hujan Maksimum Harian 4-5
Tabel 4.3 Resume Uji Kecocokan Distribusi 4-6
Tabel 4.4 Derajat curah hujan dan intensitas curah hujan 4-7
Tabel 4.5 Intensitas Hujan dalam dengan Distribusi Gumbel 4-9
Tabel 4.6 Intensitas Hujan dengan berbagai perioda ulang. 4-10
Tabel 4.7 Perhitungan harga suku untuk persamaan Talbot 4-10
Tabel 4.8 Perhitungan harga suku untuk persamaan Sherman 4-11
Tabel 4.9 Perhitungan harga suku untuk persamaan Ishiguro 4-11
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah vii
Tabel 4.10 Perbandingan Kecocokan rumus-rumus intensitas hujan 4-12
Tabel 4.11 Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc) dan Intensitas Hujan (I) 16
Tabel 4.12 Hasil perhitungan Debit (Qr) dengan Rumus Metoda Rasional
USSCS 4-16
Tabel 4.13 Harga koefisien kekasaran Manning, n 4-19
Tabel 4.14 Besarnya Tinggi Jagaan Berdasarkan Besarnya Debit Aliran. 4-20
Tabel 4.15 Pemilihan Tipikal Penampang Saluran 4-22
Tabel 4.16 Hasil perhitungan Debit dengan Rumus Manning 4-23
Tabel 4.17 Kecepatan aliran yang diizinkan berdasarkan jenis bahan
saluran. 4-27
Tabel 4.18 Data Hasil Pengamatan Pasang Surut di Penyak 4-39
Tabel 4.19 Komponen Pasang Surut Sesuai Hasil Pengamatan. 4-40
Tabel 4.20 Harga Elevasi-elevasi Acuan di Lokasi Pekerjaan (cm) 4-42
Tabel 4.21 Kecepatan aning untuk berbagai perioda ulang 4-43
Tabel 4.22 Panjang Fetch lokasi Penyak 4-44
Tabel 4.23 Periode Ulang Gelombang 4-45
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah viii
Laporan Draft Final
Pekerjaan:
Bab 1
Pendahuluan
Bab 1
Pendahuluan
Permasalahan saat ini adalah adanya genangan banjir yang terjadi sepanjang
Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah sehingga berakibat pada produktivitas
lahan, panen mengalami kegagalan dan rusaknya infrastruktur sehingga
menghambat laju pembangunan. Kejadian banjir ini hampir terjadi setiap tahun
dan genangan yang terjadi umumnya berkisar antara 0,5-1,00 meter tersebar di
sepanjang aliran Sungai Penyak.
Laporan Draft Final SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-1
Bab 1 Pendahuluan
Untuk itulah maka Pemerintah memandang sangat mendesak untuk dikaji lebih
jauh mengenai penyebab banjir, paramater-parameter alam yang menjadi
penyebab banjir melalui “Survey Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir
Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung”.
Mengingat banjir dan longsoran tebing sungai dan pengendapan yang sangat aktif
dari Sungai Penyak menyebabkan terjadinya banjir, keadaan ini sudah rutin terjadi
maka perlu diadakan penanganan banjir secara khusus dengan cara melakukan
Survey Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten
Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung sehingga genangan terhadap lahan-lahan
disekitarnya dapat dihilangkan/diminimalkan.
Hasil selengkapnya dari pekerjaan ini ditujukan untuk memberikan gambaran yang
jelas dan dapat dijadikan pedoman untuk mempersiapkan dan melaksanakan
langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Daerah kajian meliputi aliran sungai Penyak khususnya di daerah genangan banjir
sepanjang segmen Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah. Daerah kajian
dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dari ibukota propinsi Bangka Belitung
dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-2
Bab 1 Pendahuluan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 550.000.000
(Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN dibiayai APBN Tahun Anggaran
2010.
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 180 hari atau 6 ( enam ) bulan
Pada dasarnya lingkup kegiatan dan urutan tahapan pekerjaan Survey Investigasi
dan Desain Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah,
Propinsi Bangka Belitung, secara umum terbagi (empat) tahapan, yaitu :
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan (Survey)
Tahap Pengolahan dan Analisa
Tahap Penyusunan Disain Rinci (Detail Design)
Tahap Penggambaran
A. Pengumpulan Data
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-3
Bab 1 Pendahuluan
Data informasi lapangan dari instansi yang terkait antara lain : dari Bagian
Proyek Pembinaan dan Perencanaan , Proyek Pengendalian Banjir dan Perbaikan
Sungai Bangka Belitung, serta Bappeda Kabupaten Bangka Tengah.
Setelah mengkaji data dan melakukan diskusi, maka konsultan membuat rencana
kerja, baik untuk lapangan maupun untuk pekerjaan di kantor. Rencana kerja ini
terdiri dari :
Metoda penanganan proyek.
Struktur organisasi serta personalia untuk penanganan proyek
Rencana tata kala penugasan personalia serta peralatan yang nyata digunakan.
Pembuatan laporan persiapan ke lapangan dan rencana kerja survey lapangan.
Setelah rencana kerja lapangan tersebut disepakati bersama dengan Direksi dan
Tim supervisi, maka disusun rencana keberangkatan, termasuk pengajuan biaya
lapangan dari tim kerja konsultan ke Direksi Konsultan, pengumpulan tenaga kerja
lapangan dan pemberian penjelasan tentang metoda kerja lapangan dengan syarat-
syaratnya, serta melakukan pengecekan peralatan, baik di kantor maupun di
lapangan.
A. Orientasi Lapangan
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-4
Bab 1 Pendahuluan
Informasi tentang keadaan iklim, kondisi banjir dan genangan yang terjadi dan
sebagainya dari penduduk yang terlanda bahaya banjir sebagai informasi
tambahan.
Laporan kepada pejabat pemerintah setempat tentang akan adanya rencana
survey, serta menjelaskan maksud dan tujuan pekerjaan tersebut.
Pada garis besarnya lingkup pekerjaan survey topografi adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Lapangan
3. Inventarisasi dan Pemasangan Benchmark (BM) baru
4. Pengukuran kerangka dasar horizontal dan vertikal, situasi, penampang
memanjang dan melintang
5. Pekerjaan perhitungan dan penggambaran
6. Perhitungan draft di lapangan – perhitungan definitif
7. Penggambaran situasi detail skala 1 : 5.000 dengan interval kontur 0,25 m
8. Penggambaran penampang memanjang skala panjang 1 : 2.000 dan skala
tinggi 1 : 100 dilengkapi gambar situasi skala 1 : 5.000
9. Penggambaran penampang melintang skala panjang 1 : 100 dan skala tinggi
1 : 100
10. Penggambaran situasi tapak lokasi kritis digambar pada skala 1 : 2.000
11. Pekerjaan pembuatan Laporan.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-5
Bab 1 Pendahuluan
Pemasangan pada tempat yang aman dari gangguan dan mudah dicari
kembali bila diperlukan. Direncanakan dipasang 10 buah BM.
Pemasangan pada tanah yang stabil.
Pengumpulan data iklim dari station terdekat yang meliputi data curah hujan,
suhu udara, kelembaban nisbi udara, penyinaran matahari, kecepatan dan arah
angin, radiasi, Eto-Penman, dengan waktu pengambilan data lebih dari 10 tahun
untuk curah hujan dan 5 tahun untuk data iklim
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-6
Bab 1 Pendahuluan
Pra Survey yang terdiri dari team inti yang bertujuan untuk :
Mengenal kondisi serta situasi daerah survey dan sekelilingnya.
Pengamatan Pendahuluan kondisi hidrologi dan faktor sekelilingnya bagi
team survey.
a. Orientasi Lapangan
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-7
Bab 1 Pendahuluan
b. Pekerjaan Lapangan
Untuk mempercepat pelaksanaan survey dibagi atas beberapa tim yang bekerja
dilapangan secara simultan.
Jumlah titik dan penyebaran lapangan disesuaikan dengan kondisi tanah setempat
berdasarkan hasil diskusi dengan Direksi pada Orientasi Lapangan dan pengamatan
visual tanah dilokasi
c. Penyelidikan di Laboratorium
Semua penyelidikan dilaboratorium dilakukanb menurut prosedur ASTM dengan
berbagaimodipikasiyang disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-8
Bab 1 Pendahuluan
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-9
Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
Menyajikan latar belakang, tujuan dan maksud pekerjaan, lokasi
pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan sistematika pembahasan
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-10
Bab 1 Pendahuluan
Bab 7 Kesimpulan
Menyajikan beberapa kesimpulan akhir yang bisa diambil pada pekerjaan
pengendalian banjir yang mencakup alternatif penanganan yang diambi
dan biaya pembangunannya.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 1-11
Laporan Draft Final
Pekerjaan:
Studi Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir
Sungai Penyak, Kabupaten Bangka Tengah
Bab 2
Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Bab 2
Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Kabupaten Bangka Tengah merupakan bagian dari Provinsi Bangka Belitung yang
terbagi menjadi 6 kecamatan. Ibukota Kabupaten Bangka Tengah adalah Koba
yang berjarak 56 km dari Pangkalpingang sebagai ibukota provinsi Bangka
Belitung.
Timah menjadi jantung pemacu ekonomi daerah ini. Industri yang dimotori
perusahaan pemurnian timah milik PT Koba Tin menjadi penyangga utama
terhadap total kegiatan ekonomi. Industri-industri lainnya yang berskala kecil
misalnya industri gula aren dan karosesi mobil di kabupaten ini masih minim
jumlahnya. Umumnya, industri-industri kecil ini berada di Kecamatan Pangkalan
Baru yang berada di dekat Kota Pangkalpinang. Setelah industri, kegiatan tambang
yang sebagian besar merupakan penambangan timah menjadi kontributor kedua
terbesar terhadap kegiatan ekonomi daerah ini. Meski timah menjadi andalan,
pemerintah kabupaten berusaha menyiapkan alternatif bila penambangan dan
peleburan timah tidak bisa diandalkan lagi. Salah satunya adalah usaha
perkebunan. Tanaman lada bisa ditemukan di seluruh kecamatan yang ada di
Bangka Tengah. Jenis tanaman lain adalah kelapa sawit yang dikembangkan
menjadi perkebunan dengan sistem plasma inti sehingga ikut menguntungkan
warga sekitar. Hanya saja karena di daerah ini belum ada pengolahan sawit, tandan
buah segar sawit di bawa ke wilayah tetangga di Kabupaten Bangka Barat. Hal ini
menunjukkan bahwa peluang dibukanya industri pengolahan kelapa sawit masih
terbuka lebar.
Laporan Interem SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-1
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Selain pertanian, garis pantai sepanjang 195 kilometer dan pulau kecil sebanyak 12
buah di tepi timur dan barat kabupaten menyimpan peluang besar. Diperkirakan
terdapat potensi tangkap di Laut Cina Selatan sebesar 1,2 juta ton pertahun.
Komoditas yang mendatangkan untung besar adalah ikan kerapu. Ikan-ikan ini
dikirim ke Pangkal Pinang, lalu diekspor ke negara-negara lain.
Kabupaten Bangka Tengah berhadapan dengan dua perairan berbeda di sisi barat
dan timur. Di bagian barat daratan kabupaten ini berbatasan langsung dengan
Selat Bangka, sedangkan di timur menghadap Laut Natuna. Oleh karena itu,
tidaklah aneh pula jika kabupaten ini memiliki sejumlah lokasi pantai yang
menawan sehingga masih menyimpan potensi yang sangat besar bagi para
investor.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 2028,13 km2. Wilayah Kabupaten Bangka
Tengah memiliki 16 pulau-pulau kecil dengan panjang garis pantai ± 195 km.
Secara geografis terletak pada 2o11’–2o46’ LS dan 105o48’–106o51’ BT.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-2
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Rincian dari keenam kecamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel C.2 di bawah ini.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-3
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Berikut di bawah ini rincian desa-desa dan kelurahan dari keenam kecamatan di
Kabupaten Bangka Tengah.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-4
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
4 LAMPUR 41.33
5 SARANG MANDI 57.88
6 KERANTAI 26.78
7 KEMINGKING 71.24
8 MUNGGU 20.43
9 KERETAK 55.85
10 KARAKAS 37.77
11 ROMODHON 60.00
Total 564.81
Sumber : Kabupaten Bangka Tengah Dalam Angka 2008
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-5
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tengah terletak di Pulau Bangka dengan luas
lebih kurang 2.156,77 Km2 atau 215.677 Ha. Secara administratif wilayah
Kabupaten Bangka Tengah berbatas-an langsung dengan daratan wilayah
kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan
wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan.
A. Keadaan Iklim
Kabupaten Bangka Tengah beriklim Tropis Type A dengan variasi curah hujan
antara 72,2 hingga 410,2 mm tiap bulan untuk tahun 2005, dengan curah hujan
terendah pada bulan Februari. Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka Tengah
berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pangkalpinang menunjuk-kan variasi
antara 25,70 Celcius hingga 27,70 Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi
antara 78 hingga 87 persen pada tahun 2005. Sementara intensitas penyinaran
matahari pada tahun 2005 rata-rata bervariasi antara 19,0 hingga 57,3 persen dan
tekanan udara antara 1008,9 hingga 1011,4 mb.
B. Keadaan Tanah
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-6
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
C. Hidrologi
D. Fauna
Di kawasan hutan terdapat binatang liar seperti: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung,
Babi, Tringgiling, Napuh, Musang, Murai, Tekukur, Pipit, Kalong, Elang, Ayam
Hutan, dan tidak terdapat binatang buas seperti Gajah, Harimau dan lain-lain
sebagainya.
E. Flora
Data terakhir hasil registrasi penduduk Kabupaten Bangka Tengah pada tahun
2005 menunjukan jumlah penduduk mencapai 132.123 jiwa. Tersebar di
Kecamatan Koba sebanyak 45.936 jiwa (34,77%), Kecamatan Pangkalan Baru
sebanyak 42.703 jiwa (32,32%), Kecamatan Sungai Selan sebanyak 24.563 jiwa
(18,59%), dan Kecamatan Simpang Katis 18.921 jiwa (14,32%).
Berdasarkan data yang tersedia pada tahun 2005, jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan di Kabupaten Bangka Tengah relatif sama banyak yakni, penduduk laki-
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-7
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
laki sebanyak 68.717 jiwa atau sekitar 52,00% dari seluruh penduduk dan
penduduk perempuan sebanyak 63.406 jiwa atau 48,00% dari seluruh penduduk
atau berbeda hanya 4,00%.
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamindi
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-8
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamindi
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006
2.1.6 Perekonimian
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ada, kehidupan ekonomi
daerah ini sangat ditopang sektor industri 38,78 persen, sektor pertanian 15,10
persen dan pertambangan 26,03 persen. Hampir 41 persen potensi ekonomi di
daerah ini dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
Sumbangan terbesar terhadap PDRB yang ada adalah industri pengolahan dan sub-
sektor perkebunan. Sumbangan sektor industri pengolahan paling dominan adalah
pengolahan biji timah yang hasilnya mencapai 2.990.640 ton. Konsentrasi
pengolahan biji timah terutama di Kecamatan Koba dan Pangkalan Baru.
2.1.7 Pertanian
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-9
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Lestari dan PT Bumi Bangka Lestari. Daerah ini kurang subur untuk tanaman padi,
jagung, ketela, ubi jalar, kedelai, sayuran dan buah-buahan.
2.1.8 Perkebunan
Pada tahun anggaran 2006 telah dilaksanakan kegiatan pengadaan bibit karet
kepada 458 KK dengan jumlah bibit 470 batang. Selain itu, telah disebarkan bibit
kelapa sawit siap tanam kepada 549 KK sebanyak 143.000 batang. Untuk
memaksimalkan hasil itu telah dilakukan pelatihan, penyuluhan, pembinaan dan
pendampingan kepada petani karet, lada dan kelapa sawit di Kecamatan Koba,
Namang, Lubuk, Pangkalan Barru, Sungai Salam, dan Simpang Katis.
2.1.9 Perikanan
Sementara untuk sub sektor perikanan daerah ini potensial karena dikelilingi laut
yang memiliki sumberdaya perikanan laut potensial. Hasil produksi perikanan
mencapai 15.551 ton meliputi ikan darat, ikan payau dan ikan laut, dengan nilai
mencapai Rp 32,896 milyar. Hasil perikanan terkonsentrasi di Kecamatan
Pangkalan Baru, Sungai selam, Lubuk, Koba, dan Simpang Katis.
Dengan demikian, untuk klaster daerah ini di luar tambang timah, hasil perkebunan
lada, karet, kelapa sawit dan perikanan laut layak dipertahankan. Selain itu,
potensi wisata laut dan bahari juga sangat menjanjikan. Termasuk industri olahan
hasil perkebunan, perikanan laut dan industri pengolahan biji timah. Semua itu,
potensial untuk menambah pundi-pundi keuangan daerah.
Pos dan komunikasi merupakan kegiatan pelayanan lalu lintas berita, uang dan
barang serta merupakan jaringan yang penting di setiap daerah. Bidang ini
mempunyai jangkauan terhadap perkembangan kehidupan manusia dan menjadi
faktor yang mempengaruhi proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-10
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
tepat, ini semua berkaitan dengan kegiatan pos dan komunikasi yang akan semakin
meningkat seiring dengan makin meningkatnya kemajuan ekonomi dan taraf
kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2005 jumlah surat biasa yang dikirim dan diterima relatif meningkat
dibandingkan tahun 2004. Tahun 2004 jumlah surat yang dikirim hanya sebanyak
3.900 pucuk yang seluruhnya merupakan surat dalam negeri. Sedangkan surat
biasa yang diterima sebanyak 1.532 pucuk yang berasal dari dalam negeri. Pada
tahun 2005 jumlah surat yang dikirim sebanyak 6.073 pucuk yang terdiri dari 6.072
pucuk surat berasal dari dalam negeri dan 1 pucuk surat berasal dari luar negeri.
Sedangkan surat biasa yang diterima sebanyak 2.879 pucuk yang berasal dari
dalam negeri.
Demikian pula halnya dengan surat kilat dan terdaftar/tercatat, jumlah surat pos
kilat yang dikirim dan diterima pada tahun 2005 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2005 jumlah surat yang dikirim sebanyak
7.773 pucuk yang terdiri dari 2.981 pucuk surat kilat biasa dan 4.792 pucuk surat
kilat khusus. Surat yang diterima sebanyak 11.118 pucuk yang terdiri dari 6.907
pucuk surat kilat biasa dan 4.211 pucuk surat kilat khusus. Pada tahun 2004
jumlah surat yang dikirim sebanyak 5.640 pucuk yang terdiri dari 1.506 pucuk
surat kilat biasa dan 4.134pucuk surat kilat khusus. Surat yang diterima sebanyak
1.032 pucuk yang terdiri dari 268 pucuk surat kilat biasa dan 764 pucuk surat kilat
khusus.
Pada tahun 2005 jumlah pengiriman paket pos sebanyak 2.496 yang seluruhnya
paket pos dalam negeri, adapun jumlah paket pos yang diterima sebanyak 1.774
paket pos yang seluruhnya juga dari dalam negeri.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-11
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Pada awal berdirinya, Kabupaten Bangka Tengah memiliki luas daerah lebih kurang
2.156,77 Km2 atau 215.677 Ha dengan wilayah administrasi 4 kecamatan, 1
kelurahan, 39 desa dan 74 dusun. Untuk kepentingan akselerasi pembangunan
daerah, pada tahun 2006 beberapa wilayah administrasi mengalami peningkatan
status sehingga wilayah administrasi menjadi 6 kecamatan, 7 kelurahan, 50 desa
dan 70 dusun. Data terakhir hasil registrasi penduduk Kabupaten Bangka Tengah
pada tahun 2005 menunjukan jumlah penduduk mencapai 132.123 jiwa. Tersebar
di Kecamatan Koba sebanyak 45.936 jiwa (34,77%), Kecamatan Pangkalan Baru
sebanyak 42.703 jiwa (32,32%), Kecamatan Sungai Selan sebanyak 24.563 jiwa
(18,59%), dan Kecamatan Simpang Katis 18.921 jiwa (14,32%).Berdasarkan data
yang tersedia pada tahun 2005, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di
Kabupaten Bangka Tengah relatif sama banyak yakni, penduduk laki-laki sebanyak
68.717 jiwa atau sekitar 52,00% dari seluruh penduduk dan penduduk perempuan
sebanyak 63.406 jiwa atau 48,00% dari seluruh penduduk atau berbeda hanya
4,00%.Kabupaten Bangka Tengah memiliki tingkat kepadatan penduduk, 61 orang
per km2 pada tahun 2005
1. Pelantikan pejabat Bupati Bangka Tengah Drs. H. Abu Hanifah pada tanggal 24
Mei 2003 oleh Mendagri RI yang diangkat dengan SK No.131.28-250 tahun 2003
tentang Pengangkatan Pejabat Bupati Bangka Tengah Prov. Kep. Bangka-
Belitung tanggal 21 Mei 2003.
2. Pelantikan PJ Bupati pada tanggal 1 Pebruari 2005 atas nama Drs. Iskandar
Zulkarnaen berdasarkan SK Mendagri No. 131.29-3 Tahun 2005 tanggal 6
Januari 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Bupati Bangka
Tengah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
3. Pelantikan Drs. H. Abu Hanifah sebagai Bupati dan H. Erzaldi Rosman Djohan
SE.MM, srbagai Wakil Bupati Bangka Tengah periode 2005-2010 berdasarkan SK
Mendagri No. 131.29-498 tahun 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati
dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Bangka Tengah, hasil pilkada tahun 2005.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-12
Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
kantor Camat, kantor Kepala Desa. Disamping itu terus menerus secara bertahap
melengkapi peralatan kantor dan sarana lain yang diperlukan. Pengadaan/
pembiayaan prasarana di Bagi pemerintahan lainnya, kantor Camat, kantor Kepala
Desa dilanjutkan tahun-tahun mendatang.
Diusia yang sangat muda, Kabupaten Bangka Tengah terus berkembang menjadi
daerah penting di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten
Bangka. Dengan wilayahnya yang strategis dan bentang alam yang bervariatif,
Bangka Tengah terus berpacu dengan waktu untuk menjadi poros utama
pembangunan daerah di propinsi ini.
Laporan Interim SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 2-13
Laporan Draft Final
Pekerjaan:
Studi Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir
Sungai Penyak, Kabupaten Bangka Tengah
Bab 3
Pengumpulan Data
Bab 3
Pengumpulan Data
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-1
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
M ULAI
P ER S IA P A N IN S T A N S I T ER K A IT
S T U D I P EN D A H U L U A N
- S urvai P endahuluan
- P engum pulan D ata & Laporan Terdahulu
K o n se p L a p o ra n P e n d a h u lu a n
R evis i
D is k us i
Tidak
Ya
F IN A L L A P O R A N P EN D A H U L U A N
S U R V EY L A P A N G A N
A N A L IS A & EV A L U A S I
K o n se p L a p o ra n K e m a ju a n
R evis i
D is k us i
Tidak
Ya
F IN A L L A P O R A N K EM A JU A N
P EN YU S U N A N P R IO R IT A S P EM B A N G U N A N
- P rogram P em bangunan
P ras arana & S arana P engendali B anjir
- S trategi P em bangunan
P ras arana & S arana P engendali B anjir
- P rioritas P em bangunan
P ras arana & S arana P engendali B anjir
R EK O M EN D A S I S T U D I
L a p o ra n A kh ir S e m e n ta ra
R evis i
D is k us i
Tidak
Ya
F IN A L L A P O R A N A K H IR
- Laporan U tam a
- Laporan P rioritas P em bangunan
P ras arana & S arana P engendali B anjir
S EL ES A I
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-2
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Dalam pekerjaan ini, semua data dikumpulkan di lapangan melalui suatu survei
pekerjaan yang berlangsung beberapa lama. Dalam kegiatan ini dibagi menjadi tiga
jenis pekerjaan yaitu: survei topografi, survei hidrometri, dan survei mekanika
tanah. Survei mekanika tabah belum dilaksanakan, karena menunggu hasil diskusi
dengan pemilik pekerjaan untuk menentukan titik penyelidikan. Di bawah ini akan
diuraikan mengenai survei topografi dan survei hidrometri yang telah dilaksanakan,
berikut hasilnya.
Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan tanah yang
berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada di areal lokasi
pekerjaan beserta areal sekitarnya. Areal survei seluas 1,5 hektar, kurang dari
ketentuan KAK karena pemilik tanah belum mengijinkan dilakukan pengukuran
sebelum adanya kepastian pembelian lahan. Hasilnya kemudian akan dipetakan
dengan skala dan interval kontur tertentu.
A. Peralatan Survei
Peralatan yang dipergunakan dalam survei topografi antara lain meliputi:
i. Wild T-0 Theodolit (2 buah)
ii. Wild Nak.1 Waterpass (1 buah)
iii. Rambu ukur (4 set)
iv. Pita ukur 50 m (2 buah)
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-3
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Penentuan sudut jurusan awal (azimuth awal) dengan menggunakan GPS (global
positioning system).
Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark (BM)
dibantu dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama,
yaitu untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
Pengukuran sudut dilakukan dengan pembacaan double seri, dimana besar sudut
yang akan dipakai adalah harga rata-rata dari pembacaan tersebut. Azimut awal
akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan terhadap azimut
magnetis.
i. Pengukuran Jarak
Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.1.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-4
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
d1
d2
A 1
d3
2
Jarak AB = d1 + d2 + d3 B
Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak maka sebagai koreksi dilakukan juga
pengukuran jarak optis pada saat pembacaan rambu ukur dengan theodolit.
Sudut jurusan sisi-sisi polygon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat
ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan dihitung
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik polygon.
Penjelasan pengukuran sudut jurusan diilustrasikan pada Gambar 3.2.
= Sudut mendatar
AB = Bacaan skala horisontal ke target patok B
AC = Bacaan skala horisontal ke target patok C
Pembacaan sudut jurusan polygon dilakukan dalam posisi teropong biasa (B) dan
luar biasa (LB) dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Jarak antara titik-titik polygon adalah 100 m.
Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 50 meter.
Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).
Selisih sudut antara dua pembacaan 5” (lima detik).
Ketelitian jarak linier (Kl) ditentukan dengan rumus berikut.
2 2
fx fy
KI 1 : 5 . 000
d
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-5
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
AB
B
AC
A
C
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur polygon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu
pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi
dilakukan double stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titik-
titik kerangka pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-6
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Slag 2
Slag 1 b2 m21
b1 m1
Bidang Referensi
D
D
T 8 D mm
Penentuan situasi dilakukan untuk mengambil data rinci lapangan, baik obyek alam
maupun bangunan-bangunan, jembatan, jalan dan sebagainya. Obyek-obyek yang
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-7
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-8
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang melakukan sounding dari titik
awal sampai ke titik akhir dari kawasan survei. Jarak antar jalur sounding yang
digunakan adalah 100 m. Pada bagian kelokan sungai dan lokasi-lokasi kajian
tertentu, jalur sounding dibuat dengan jarak 50m. Untuk tiap jalur sounding
dilakukan pengambilan data kedalaman perairan setiap jarak 25 m. Titik awal dan
akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian di-input ke dalam alat
pengukur yang dilengkapi dengan fasilitas GPS, untuk dijadikan acuan lintasan
perahu sepanjang jalur sounding. Contoh jalur sounding pada kawasan pengukuran
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
P e n g u k u ra n
P e n g ik a ta n K e B M
R am bu
W a te rp a s G P S (B a s e )
R am bu
Pasut
BM
25 m
Ja
lu r
Pe D G P S (D iffe re n tia l G P S )
ng
uk
u ra
50 m n S
ou
nd
in g
P o s is i F ix
75 m
100 m
G P S (R o v e r)
S o u n d in g
B. Peralatan Survei
i. Echo Sounder GPSMap dan perlengkapannya. Alat ini mempunyai fasilitas GPS
(Global Positioning System) yang akan memberikan posisi alat pada kerangka
horisontal dengan bantuan satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi dalam
kerangka horisontal dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan. Selain
fasilitas GPS, alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur kedalaman
perairan dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan ke dasar
perairan. Gambar alat ini disajikan pada Gambar 3.5, sedangkan penempatan
alat ini dan perlengkapannya pada perahu dapat dilihat di Gambar 3.6.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-9
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
ii. Notebook. Satu unit portable computer diperlukan untuk menyimpan data yang
di-download dari alat GPSMap setiap 300 kali pencatatan data.
iii. Perahu. Perahu digunakan untuk membawa surveyor dan alat-alat pengukuran
menyusuri jalur-jalur sounding yang telah ditentukan. Dalam operasinya,
perahu tersebut harus memiliki beberapa kriteria, antara lain:
iv. Perahu harus cukup luas dan nyaman untuk para surveyor dalam melakukan
kegiatan pengukuran dan downloading data dari alat ke komputer, dan lebih
baik tertutup dan bebas dari getaran mesin.
v. Perahu harus stabil dan mudah bermanuver pada kecepatan rendah.
vi. Kapasitas bahan bakar harus sesuai dengan panjang jalur sounding.
vii. Papan duga. Papanduga digunakan pada kegiatan pengamatan fluktuasi muka
air di laut.
viii. Peralatan keselamatan. Peralatan keselamatan yang diperlukan selama
kegiatan survei dilakukan antara lain life jacket.
Gambar 3.6 Reader alat GPSMap yang digunakan dalam survei batimetri.
SATELIT
READER
ANTENA ANTENA
TRANDUSER TRANDUSER
DASAR LAUT
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-10
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Data yang tercatat pada alat GPSMap adalah jarak antara tranducer alat ke dasar
perairan. Tranducer tersebut diletakkan di bagian belakang kapal, di bawah
permukaan air yang terpengaruh oleh pasang surut. Oleh sebab itu diperlukan
suatu koreksi kedalaman terhadap jarak tranducer ke permukaan air dan koreksi
kedalaman terhadap pasang surut.
PAPAN DUGA
T A M P A K S A M P IN G
READER
ANTENA
P e rm u k a a n A ir L a u t
A
EMA
TRANDUSER
0 .0 0
D ASAR LAU T
Keterangan gambar:
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-11
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Dari definisi-definisi di atas maka elevasi dasar saluran dihitung dari nol
papan duga adalah (ED):
ED Z A EMA
Hasil dari koreksi pertama (koreksi terhadap jarak tranducer ke muka air
dan terhadap pasang surut) menghasilkan elevasi dasar perairan terhadap
nol papan duga. Elevasi ini kemudian diikatkan kepada elevasi LLWL yang
dihitung pada pengolahan data pasang surut.
ED LWS ED ELWS
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-12
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Langkah pengolahan data pasang surut adalah dengan mencari harga elevasi-
elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah pekerjaan. Untuk mencari harga
elevasi-elevasi tersebut, digunakan hasil pengukuran pasang surut lapangan yang
telah dilaksanakan di Muara Sungai.
Analisa pasang surut dilakukan untuk menentukan elevasi muka air rencana dan
mengetahui tipe pasang surut yang terjadi serta meramalkan fluktuasi muka air
laut. Urutan analisa pasang surut adalah sebagai berikut :
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-13
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
P eriod e
K om p on en S im b ol K eteran gan
(jam )
M atahari-bulan K1 23.9346
U tam a bulan O1 25.8194 P asang S urut D iurnal
U tam a m atahari P1 24.0658
Dari pengukuran pasang surut di atas, dilakukan pula peramalan pasang surut
untuk menentukan elevasi-elevasi acuan pasang surut yang menjadi ciri daerah
tersebut. Dari elevasi acuan pasang surut yang ada maka ditetapkan nilai LWS
sebagai elevasi nol acuan. Pengolahan data pasang surut dilakukan dengan alur
sebagaimana disajikan pada Gambar 3.10. Perhitungan konstanta pasang surut
dilakukan dengan menggunakan metode Admiralty. Hasil pencataan diambil dengan
interval 1 jam sebagai input untuk Admiralty dan konstanta pasang surut.
Data Pasut
Admiralty
Komponen Pasang
Surut Jenis Pasang Surut
Gambar 3.9 Bagan alir perhitungan dan peramalan perilaku pasang surut.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-14
Tabel 3.3 Data Pasang Surut di Penyak.
Waktu ( jam )
Tanggal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
26-Jul-10 200 210 200 190 180 160 140 120 90 80 70 70 70 80 90 100 120 130 140 150 160 170 180 200
27-Jul-10 210 220 220 210 200 180 160 140 110 90 70 70 70 70 80 90 90 100 120 130 150 160 180 190
28-Jul-10 210 230 230 230 220 200 180 160 130 110 90 70 70 70 70 70 80 80 100 110 130 140 160 180
29-Jul-10 200 220 240 240 230 210 200 170 150 130 110 90 80 80 70 70 70 70 80 90 100 120 140 170
30-Jul-10 190 210 230 230 230 220 210 190 170 150 130 110 100 90 90 80 70 70 70 80 90 100 120 150
31-Jul-10 170 190 210 220 230 220 210 190 180 160 150 140 120 110 100 100 90 80 70 70 80 90 110 130
Bab 3
1-Aug-10 150 170 190 210 210 210 200 190 180 170 160 150 140 130 130 120 100 90 80 80 80 90 100 110
2-Aug-10 130 150 170 180 190 190 190 180 180 170 170 160 160 150 140 140 130 110 100 90 90 90 100 110
3-Aug-10 120 140 150 160 170 170 170 170 160 160 160 160 160 160 160 150 150 130 120 110 110 110 110 110
4-Aug-10 120 130 140 150 150 150 150 140 140 150 150 150 160 160 170 160 160 150 140 140 130 130 130 130
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah
5-Aug-10 130 130 140 140 140 130 120 120 120 120 130 140 150 150 160 170 170 160 160 150 150 150 150 150
6-Aug-10 150 150 140 140 130 120 110 100 100 100 110 120 130 140 150 160 170 170 170 170 170 170 170 180
7-Aug-10 170 170 160 150 140 120 100 90 80 80 90 100 110 120 130 140 160 160 170 170 170 180 190 200
8-Aug-10 200 190 180 170 150 130 110 90 70 70 70 80 90 100 110 130 140 150 160 170 170 190 200 210
9-Aug-10 220 220 210 190 170 150 120 100 80 60 60 60 70 80 90 110 120 130 140 150 170 180 200 220
3-15
Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Catatan :
Hasil Penaksiran
Perbandingan Hasil Pengamatan dan Penaksiran
270 MSL = 136.5 cm
Hasil Pengamatan
230
190
150
Bab 3
70
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah
30
26-July-10 29-July-10 01-August-10 04-August-10 07-August-10 10-August-10
Waktu
Gambar 3.10 Hasil perbandingan data pengukuran dan peramalan pasang surut.
3-16
Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
dimana:
A : amplitudo,
g : beda fase,
M2 : komponen utama bulan (semi diurnal),
S2 : komponen utama matahari (semi diurnal),
N2 : komponen eliptis bulan,
K2 : komponen bulan,
K1 : komponen bulan,
O1 : komponen utama bulan (diurnal),
P1 : komponen utama matahari (semi diurnal),
M4 : komponen utama bulan (kuarter diurnal), dan
MS4 : komponen utama matahari-bulan.
Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya dilakukan
penentuan jenis pasang surut menurut rumus berikut :
K1 O1
NF
M2 S2
Dengan konstanta di atas, dilakukan pula peramalan pasang surut untuk masa 20
tahun sejak tanggal pengamatan. Hasil peramalan ini dibaca untuk menentukan
elevasi-elevasi acuan pasang surut yang menjadi ciri daerah tersebut sebagaimana
disajikan pada Tabel 4.3.
Dimana tipe pasut untuk setiap nilai F seperti pada Tabel 3.5.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-17
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
F < 0,25 Pasang Harian Ganda (Semidiurnal) Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2
kali air surut dengan ketinggian yang
hampir sama dan terjadi berurutan secara
teratur. Periode pasang surut rata-rata
adalah 12 jam 24 menit
0,25 < F < Campuran, condong ke Semi Diurnal Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2
1,5 kali air surut dengan ketinggian dan periode
yang berbeda.
1,5 < F < 3,0 Campuran, condong ke Diurnal Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2
kali air surut dengan ketinggian yang
berbeda. Kadang-kadang terjadi 2 kali air
pasang dalam 1 hari dengan perbedaan
yang besar pada tinggi dan waktu.
F > 3,0 Pasang Harian Tunggal (Diurnal) Dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1
kali air surut. Periode pasang surut adalah
24 jam 50 menit
Keterangan :
HHWL : Highest High Water Level
MHWS : Mean High Water Spring
MHWL : Mean High Water Level
MSL : Mean Sea Level
MLWL : Mean Low Water Level
MLWS : Mean Low Water Spring
LLWL : Lowest Low Water Level
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-18
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
(V 0.2 V 0.8 )
V V 0.6 x 0.5
2
dimana:
V : kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal (m/detik)
V0.2 : kecepatan pada titik 0.2 d (m/detik)
V0.6 : kecepatan pada titik 0.6 d (m/detik)
V0.8 : kecepatan pada titik 0.8 d (m/detik)
handset
perahu muka air sungai/saluran
d
currentmeter
pemberat
dasar sungai/saluran
Hasil pengukuran kecepatan aliran disajikan pada Tabel 3.7 berikut ini.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-19
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Hasil survei sedimen layang telah diteliti dalam laboratorium, untuk mendapatkan
konsentrasi sedimen pada tiap-tiap lokasi. Hasil analisa sedimen layang dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Sedimen Layang
Lokasi Salinitas (%o)
(mg/l)
Penyak.1 105 13,5
Penyak.2 132 17,5
Penyak.2 2.562 0 18 71 11 0
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-20
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
3.5.1 Umum
Secara umum masalah banjir merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia.
Sebab-sebab terjadinya masalah banjir ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu terjadi
secara alami dan terjadi akibat tindakan manusia.
Masalah banjir yang terjadi secara alami dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
Iklim.
Iklim tropis Indonesia ditandai oleh 2 musim, yaitu musim hujan dari Oktober
sampai dengan Maret dan musim kemarau dari April sampai September. Hujan
lebat di musim hujan menyebabkan masalah-masalah yang cukup berarti di
Indonesia. Kondisi ini diperburuk dengan tingginya kepadatan penduduk di
daerah genangan banjir.
Pengaruh morfologi.
Kondisi morfologi setiap sungai umumnya berbeda-beda. Di pulau Bangka
Tengah pada umumnya kemiringan dasar sungai lebih landai, dengan sungai
yang relative pendek.
Sedimendasi di sungai.
Pengendapan sedimen di muara sungai akan memperpanjang delta sungai,
mengurangi kemiringan memanjang sungai, mengurangi kapasitas angkut
sungai, dan memperbesar resiko banjir.
Pengurangan kapasitas aliran pada sungai dapat disebabkan oleh erosi. Erosi
yang berlebihan terjadi karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya
pengolahan tanah. Erosi ini menyebabkan sedimentasi di sungai-sungai, dimana
hasil erosi diendapkan pada bagian hilir sungai. Sedimentasi di sungai ini
menyebabkan peninggian (agradasi) dasar sungai dan meningkatkan resiko
banjir. Kapasitas daerah pengaliran sungai untuk menahan air dengan infiltrasi
tergantung pada kondisi fisik daerah pengaliran sungai, khususnya tanaman
penutup. Penebangan hutan mengurangi infiltrasi yang dapat meningkatkan
aliran permukaan.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-21
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
suatu daerah mempunyai drainase dataran banjir yang kurang memadai, maka
daerah tersebut akan menjadi langganan banjir di musim hujan.
Kawasan kumuh.
Perumahan kumuh sepanjang alur sungai dapat menjadi penghambat aliran.
Masalah kawasan kumuh ini dikenal sebagai penyebab penting terhadap
masalah banjir daerah perkotaan.
Sampah.
Pembuangan sampah, kotoran dan reruntuhan yang dihasilkan dari penimbunan
sembarangan dari material ke dalam alur-alur drainase akan meninggikan
elevasi banjir, karena menghalangi aliran dan drainase.
Drainase lahan.
Drainase lahan untuk pengembangan daerah pertanian di daerah dataran banjir
dakan mengurangi sebagian besar daerah tersebut sehingga dapat
menyebabkan banjir dengan kapasitas besar di dalam sistem sungai tersebut.
Bangunan di sungai.
Jembatan dan bangunan pada sungai dapat meningkatkan elevasi banjir karena
efek pembendungan pada penyempitan dan halangan.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-22
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
Genangan yang terjadi lebih dikarenakan air hujan yang tidak dapat mengalir ke
sungai. Walaupun elevasi Sungai Penyak lebih tinggi dari pemukiman yang
tergenang, luapan sungai ini tidak sampai ke pemukiman. Jarak pemukiman
dengan Sungai Penyak ± 2,5 km.
Saluran drainase eksisting sudah banyak yang tersumbat baik oleh tumbuhan dan
tanah maupun oleh tumpukan sampah. Perlu dilakukan pembenahan sistem
drainase dengan arah aliran ke laut di Timur Laut.
ARAH
ALIRAN LOKASI
GENANGAN
ARAH
ALIRAN
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-23
Bab 3 Pengumpulan Data dan Analisis Permasalahan
ARAH PEMBUANGAN
YANG MEMUNGKINKAN
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 3-24
Laporan Draft Final
Pekerjaan:
Studi Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir
Sungai Penyak, Kabupaten Bangka Tengah
Bab 4
Pengolahan dan Analisis Data
Bab 4
Pengolahan dan Analisis Data
Survey Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir Sungai Penyak di
Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung
Bab ini menguraikan metode pengolahan dan analisis data atas data yang telah
dikumpulkan. Uraian mengenai kegiatan pengumpulan data telah diberikan pada
bab sebelumnya.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-1
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Tabel 4.1 Curah Hujan Maksimum Harian Stasiun Pangkal Pinang Tahun
1998-2009.
No. Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Max
1 1998 67.7 68.1 33.6 101 28.6 44.8 78.9 40.4 52.7 77.8 48.9 37.4 101
2 1999 55.6 30.9 51 37.4 36.7 33.5 36 90.4 84.5 56.6 45.4 90.7 90.7
3 2000 73.1 78.9 23 92.2 96.4 25.2 25 28.9 12.8 34.7 65.3 50.3 96.4
4 2001 83.4 27.2 35.6 77.9 53.9 42 99 66 27.2 42.6 40 41.5 99
5 2002 63.1 48 40 75.6 9.8 33.3 31.4 21.3 12 14.4 55.8 26.2 75.6
6 2003 42.8 93.6 50.4 67.1 20.4 26 71.9 21.2 23.5 86.6 38 90.4 93.6
7 2004 37.5 52.1 44 40 48 20.1 30.5 2.4 1 54.7 43.9 52 54.7
8 2005 68.5 34 61.5 49.8 40 38.5 41 55.7 122 43.4 54.4 84 122
9 2006 58.7 80 38.8 60.7 49.5 27 35.7 16.5 26.4 16.5 18.5 75.7 80
10 2007 149 47.8 45.8 52.2 66.8 44.2 56 25.4 29.2 59.9 55 46.7 149
11 2008 107 39.3 47.5 49.7 30.6 29.8 40.6 39.8 47 32.4 63.2 39 107
12 2009 36.2 10.8 64.4 39.6 92 35.6 27.3 22 10 35 27.4 53.6 92
Max. Bulanan 149 93.6 64.4 101 96.4 44.8 99 90.4 122 86.6 65.3 90.7
Sumber: Stasiun Meteorologi Pangkalpinang
160
140
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
20
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Gambar 4.1 Grafik batang curah hujan maksimum harian Stasiun Pangkal
Pinang.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-2
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Distribusi
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
0% 25% 50% 75% 100%
Probabilitas Weibull
Gambar 4.2 Grafik analisis frekuensi curah hujan untuk distribusi Normal.
Distribusi
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
0% 25% 50% 75% 100%
Probabilitas Weibull
Gambar 4.3 Grafik analisis frekuensi hujan untuk distribusi Log Normal.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-3
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Distribusi
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
0% 25% 50% 75% 100%
Probabilitas Weibull
Distribusi
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
0% 25% 50% 75% 100%
Probabilitas Weibull
Gambar 4.5 Grafik analisis frekuensi hujan untuk distribusi Log Pearson.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-4
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Distribusi
120
Curah Hujan (mm)
100
80
60
40
0% 25% 50% 75% 100%
Probabilitas Weibull
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-5
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Harga D Stasiun
MetodeDistribusi Kesimpulan
Pangkalpinang
Jika dilihat dari hasil uji kecocokan harga D untuk semua distribusi lebih besar dari Do
yang disyaratkan oleh karena itu maka diambil harga D yang terkecil. Harga D yang
terkecil dimiliki oleh distribusi dengan metoda Gumbel, yaitu 10,12%.
Dari hasil-hasil tersebut bisa ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Curah hujan masimum metoda Gumbel memberikan nilai hasil uji kecocokan distribusi
terkecil diantara metoda lainnya, hal ini berarti bahwa metoda gumbel ini memberikan
pola distribusi yang paling cocok antara data asli dan data perkiraan.
Curah hujan masimum yang akan dipakai pada proses selanjutnya adalah curah hujan
masimum terpilih dari metoda Gumbel.
200
Tinggi Curah Hujan (mm)
Tr 200
150
Tr 100
Tr 50
Tr 25
100 Tr 10
Tr 5
Tr 2
50
0
Normal Log Normal Pearson Log Pearson Gumbel
Metode Distribusi
Gambar 4.7 Curah hujan harian maksimum untuk perioda ulang tertentu
dengan berbagai distribusi.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-6
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat
umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periade ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
Hubungan antara intensitas, durasi hujan, dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan
dalam kurva Intensitas-Durasi-Frekuensl (IDF = Intensity-Duration-Frequency
Curve).
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-7
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Untuk membentuk IDF diperlukan data hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 10
menit, 30 menit, 60 menit, dan jam-jaman. Terdapat 3 Formula yang bisa
digunakan untuk membentuk kurva IDF, yaitu:
1. Talbot, rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dan tetapan a dan
b ditentukan dengan harga-harga yang terukur
a
I
t b
dimana :
I = Intensitas Hujan (mm/jam)
t = durasi hujan (jam)
a dan b =konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS.
2 2
I t I I t I
a 2
N I I I
2
I I t N I t
b 2
N I I I
2. Sherman, rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang
lamanya lebih dari 2 jam.
a
I n
t
I = Intensitas Hujan (mm/jam).
t = lamanya hujan (jam)
n = konstanta
2
log I log t log t log I log t
log a 2
N log t log t log t
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-8
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Dimana :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = durasi hujan (jam)
d = curah hujan (mm)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-9
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
No t I I.t I2 I2.t
1 5 170 850 28920 144602
2 10 107 1072 11481 114811
3 15 82 1225 6673 100099
4 30 52 1548 2662 79846
5 45 39 1772 1551 69785
6 60 32 1936 1041 62442
7 120 20 2444 415 49792
8 180 16 2810 244 43861
9 360 10 3560 98 35212
10 720 6 4464 38 27677
534 21681 53123 728128
3103
I
t 17
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-10
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-11
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Yang memiliki rata-rata deviasi terkecil adalah hasil Formula Sherman maka
seterusnya rumus tersebut yang akan digunakan untuk mencari dan memplot
grafik IDF.
300
250 Tr2
Tr5
Tr10
Intensitas Hujan (mm/jam)
200
Tr25
Tr50
Tr100
Tr200
150
100
50
0
0 120 240 360 480 600 720
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-12
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
400
350
Tr2
Tr5
300
Tr10
Intensitas Hujan (mm/jam)
Tr25
250
Tr50
Tr100
200 Tr200
150
100
50
0
0 120 240 360 480 600 720
Durasi Hujan (menit)
150
Tr2
Tr5
Tr10
Intensitas Hujan (mm/jam)
100 Tr25
Tr200
Tr50
Tr100
50
0
0 120 240 360 480 600 720
Durasi Hujan (menit)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-13
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Qr 0 , 002778 .C . I . A
Dimana :
Qr = Debit Rencana (m3/detik)
C = Koefisien aliran permukaan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas Daerah Tangkapan hujan (Ha)
Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi
mempunyai intesitas seragam dan merata di seluruh daerah tangkapan selama
hujan berlangsung.
Koefisien aliran permukaan berbeda-beda tergantung dari tipe lahan yang
ditunjukan pada Tabel 4.11.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-14
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
250
200
100
50
0
0 120 240 360 480 600 720
Durasi Hujan (menit)
Gambar 4.11 Grafik IDF hasil Formula Sherman untuk perioda ulang Tr5.
Di lokasi studi Desa Penyak akan direncanakan 4 titik inlet dan 12 segmen saluran
utama yaitu,
1. Inlet O1
2. Inlet O2
3. Inlet C1
4. Inlet C2
5. Saluran O1 - A1
6. Saluran O2 - A2
7. Saluran A2 - B1
8. Saluran A3 - B2
9. Saluran A1 - D1
10. Saluran A4 - D3
11. Saluran C1 - D1
12. Saluran C2 - D2
13. Saluran D3 - E2
14. Saluran D2 - E1
15. Saluran E2 - F2
16. Saluran E1 - F1
Berikut di bawah ini tabel perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc) yang
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-15
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Tabel 4.11 Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc) dan Intensitas Hujan (I)
Tabel 4.12 Hasil perhitungan Debit (Qr) dengan Rumus Metoda Rasional
USSCS
Saluran C A (Ha) I Qr
O1 0.2 2.55 60 0.085
O2 0.2 5.48 60 0.183
O1 - A1 0.2 5.48 95 0.374
O2 - A2 0.2 4.96 95 0.444
A2 - B1 0.2 3.00 80 0.578
A3 - B2 0.2 2.20 80 0.098
A1 - D1 0.2 5.59 56 0.548
A4 - D3 0.2 2.80 56 0.087
C1 0.2 2.72 95 0.144
C2 0.2 2.67 95 0.141
C1 - D1 0.2 3.45 80 0.297
C2 - D2 0.2 4.16 80 0.326
D3 - E2 0.2 3.22 56 1.032
D2 - E1 0.2 6.59 56 0.531
E2 - F2 0.2 1.21 95 0.595
E1 - F1 0.2 0.41 95 1.054
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-16
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Sg
O -A
Sg
O -A
tm r
b rt
A
Sg
A -D
Sg
tm r
A -D
b rt
Sg
A -D
tm
r
Sg
A -D
b rt
Sg
D-
E
tm
r
Sg
F
D-
br t E
C -D br
Sg t
tm r
C -D
tm r
Sg
E -F
b rt
E -F
Sg
Sg
C
E
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-17
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-18
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Harga n
No. Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Minimum Normal Maximum
1 Beton
Gorong-gorong Iurus dan bebas dari kotoran 0,010 0,011 0,013
Gorong-gorong dengan lengkungan dan sedikit 0,011 0,013 0,014
kotoran/gangguan
Beton dipoles 0,011 0,012 0,014
Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,013 0,015 0,017
2 Tanah, lurus dan seragam
Bersih baru 0,016 0,018 0,020
Bersih telah melapuk 0,018 0,022 0,025
Berkerikil 0,022 0,025 0,030
Berumput pendek, sedikit tanaman pengganggu 0,022 0,027 0,033
3 Saluran alam
Bersih Iurus 0,025 0,030 0,033
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,080
Dataran banjir berumput pendek - tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,070
Sumber : Open Channel Hydraulics oleh Ven Te Chow
Dimana :
Aw = Luas Penampang Basah
B = Lebar Saluran Bagian Atas.
m = Kemiringan lereng saluran
y = Elevasi muka air
y’ = Elevasi muka air setelah ditambah freeboard.
Suatu sistem pembawa bisa terdiri saluran tertutup saluran tertutup (closed
conduits) atau terbuka bagian (open channels). Sungai, saluran irigasi, selokan,
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-19
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Gambar 4.14 Jenis Aliran Permukaan (a), bebas pada saluran terbuka (b). bebas
pada saluran tertutup (c). dan aliran tertekan atau dalam pipa.
Untuk saluran drainase pada lokasi pekerjaan ini dipilih saluran terbuka dengan
bentuk penampang trapesium dan persegi.
Zat cair yang mengalir pada saluran terbuka mempunyai bidang kontak hanya pada
dinding dan dasar saluran. Saluran terbuka dapat berupa:
Saluran alamiah atau buatan, yang terdiri dari:
Galian tanah dengan atau tanpa lapisan penahan
Terbuat dari pipa, beton, batu, bata, atau material lain,
Dapat berbentuk persegi, segitiga, trapesium, lingkaran, tapal kuda, atau
tidak beraturan.
Bentuk-bentuk saluran terbuka, baik saluran buatan maupun alamiah, yang dapat
kita jumpai diperlihatkan pada Gambar 4.13.
Besarnya tinggi bisa diambil dari berbagai kriteria. Sebagian teknisi menghitung
dari persentase tinggi muka air. Untuk mencari besarnya tinggi jagaan pada
saluran drainase diambil acuan pada besarnya debit yang terjadi disaluran. Harga-
harga tinggi jagaan berdasarkan debit saluran bisa dilihat pada Tabel dibawah ini.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-20
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Potongan melintang saluran drainase untuk Desa Penyak adalah sebagai berikut
Potongan Tipe 1
0 .5 0
Potongan Tipe 2
0 .7 0
Potongan Tipe 3
1 .0 0
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-21
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Inlet Tipe
O1 Tipe 1
O2 Tipe 1
O1 - A1 Tipe 1
O2 - A2 Tipe 1
A2 - B1 Tipe 2
A3 - B2 Tipe 2
A1 - D1 Tipe 3
A4 - D3 Tipe 3
C1 Tipe 1
C2 Tipe 1
C1 - D1 Tipe 1
C2 - D2 Tipe 1
D3 - E2 Tipe 3
D2 - E1 Tipe 3
E2 - F2 Tipe 3
E1 - F1 Tipe 3
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-22
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
y+fb Qmanning
Segmen n i B (m) b(m) y (m)
(m)
m Aw Asal Pw R (m) Vmanning Fr
(m3/det)
Qr
O1 0.020 0.002 1.50 1.00 0.139 0.50 0.50 0.18 0.88 1.81 0.10 0.477 0.41 0.085 0.085
O2 0.020 0.002 1.50 1.00 0.241 0.50 0.50 0.30 0.88 2.04 0.15 0.618 0.40 0.183 0.183
O1 - A1 0.020 0.002 1.50 1.00 0.433 0.50 0.50 0.49 0.88 2.47 0.20 0.762 0.37 0.374 0.374
O2 - A2 0.020 0.008 1.50 1.00 0.280 0.50 0.50 0.34 0.88 2.13 0.16 1.314 0.79 0.444 0.444
A2 - B1 0.020 0.002 1.50 0.80 0.689 0.70 0.50 0.69 1.30 3.04 0.23 0.834 0.32 0.578 0.578
A3 - B2 0.020 0.002 1.50 0.80 0.153 0.70 0.50 0.20 1.30 1.84 0.11 0.501 0.41 0.098 0.098
A1 - D1 0.020 0.002 1.50 0.50 0.644 1.00 0.50 0.66 2.00 2.94 0.23 0.828 0.33 0.548 0.548
A4 - D3 0.020 0.002 1.50 0.50 0.142 1.00 0.50 0.18 2.00 1.82 0.10 0.481 0.41 0.087 0.087
C1 0.020 0.002 1.50 1.00 0.201 0.50 0.50 0.25 0.88 1.95 0.13 0.571 0.41 0.144 0.144
C2 0.020 0.002 1.50 1.00 0.199 0.50 0.50 0.25 0.88 1.94 0.13 0.567 0.41 0.141 0.141
C1 - D1 0.020 0.002 1.50 1.00 0.354 0.50 0.50 0.41 0.88 2.29 0.18 0.716 0.38 0.297 0.297
C2 - D2 0.020 0.002 1.50 1.00 0.383 0.50 0.50 0.44 0.88 2.36 0.19 0.735 0.38 0.326 0.326
D3 - E2 0.020 0.005 1.50 0.50 0.828 1.00 0.50 0.78 2.00 3.35 0.23 1.332 0.47 1.032 1.032
D2 - E1 0.020 0.002 1.50 0.50 0.620 1.00 0.50 0.64 2.00 2.89 0.22 0.823 0.33 0.531 0.531
E2 - F2 0.020 0.002 1.50 0.50 0.716 1.00 0.50 0.71 2.00 3.10 0.23 0.837 0.32 0.595 0.595
E1 - F1 0.020 0.005 1.50 0.50 0.861 1.00 0.50 0.79 2.00 3.42 0.23 1.332 0.46 1.054 1.054
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-23
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Keadaan aliran pada saluran terbuka bisa dipengaruhi kecepatan aliran dan gaya
gravitasi. Gravitasi dapat dibangkitkan dengan merubah kedalaman. Jika kecepatan
aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis, maka alirannya disebut subkritis,
sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar daripada kecepatan kritis, maka
alirannya disebut superkritis.
Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah perbandingan
antara kecepatan dan gaya gravitasi, yang dinyatakan dengan bilangan Froude
(Fr). Bilangan Froude untuk saluran berbentuk persegi didefinisikan sebagai :
V
Fr
g.y
Dimana:
V = Kecepatan Aliran
g = Percepatan Grafitasi
y = Kedalaman aliran
Berdasarkan bilangan Froude, aliran dapat dibagi kedalam 3 jenis aliran, yaitu:
Aliran subkritis Bilangan Froude < 1.
Aliran Kritis Bilangan Froude = 1.
Superkritis Bilangan Froude > 1.
Dan berikut ini adalah profil aliran subkritis dan juga aliran kritis pada saluran.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-24
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-25
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan aliran (meter/detik)
L = Panjang karakteristik (m)
= Kekentalan kinematik (m2/det)
Jenis aliran menurut Angka Reynold :
Aliran laminar memiliki angka Reynold antara 0 sampai dengan 500.
Aliran peralihan memiliki antara 500 dengan 2000.
Aliran turbulen memiliki angka Reynold lebih besar dari 2000.
Jika dipadukan dengan keadaan jenis aliran berdasarkan pengaruh kecepatan dan
gravitasinya, maka akan dikenal 4 jenis keadaan aliran:
1. Aliran Laminar -Subkritis
2. Aliran Laminar -Superkritis
3. Aliran Turbulen-Subkritis
4. Aliran Turbulen -Superkritis
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-26
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
Untuk saluran terbuka jenis aliran yang biasa terjadi adalah aliran turbulen. Aliran
laminer sangat jarang terjadi di saluran terbuka, walaupun ada hanya terjadi pada
saluran yang sangat dangkal dengan kecepatan yang sangat rendah.
Aliran yang perpaduan antara jenis subkritis dengan turbulen (Turbulen-Subkritis).
Tabel 4.17 Kecepatan aliran yang diizinkan berdasarkan jenis bahan saluran.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-27
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
4.3.1 Umum
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik dari suatu masalah rekayasa air, baik
berupa masalah mekanika fluida, hidrolika ataupun hidrologi diperlukan suatu
model pendekatan yang dapat mewakili permasalahan yang sedang dihadapi
semirip mungkin. Model pendekatan ini dapat berupa model numerik/matematik
atau model fisik.
Pada pekerjaan ini digunakan model numerik untuk menyelesaikan permasalahan
hidrolik. Model matematik yang digunakan adalah model yang dikenal dengan HEC-
RAS. Meski hasil outputnya tidak seakurat jika dibandingkan dengan menggunakan
model fisik tetapi model matematik memiliki keunggulan dalam hal penghematan
waktu, biaya dan tenaga.
Q H Qv gQQ 2
gA 2
b w co s
t x x C AR
Persamaan kontinuitas untuk aliran tak-langgeng:
Q H
B 0
x t
Hubungan Q, v, dan A adalah sebagai berikut:
Q v A
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-28
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
1 2
B
x
datum
dimana :
t = waktu
x = jarak yang diukur pada as saluran
H(x,t) = elevasi permukaan air
v(x,t) = kecepatan rata-rata aliran air
Q(x,t) = debit
R(x,H) = jari-jari hidraulik
A(x,H) = luas aliran
b(x,H) = lebar aliran
B(x,H) = lebar tampungan aliran
g = percepatan grafitasi
C(x,H) = koefisien De Chezy
w(t) = kecepatan angin
(t) = sudut arah angin terhadap utara
(t) = sudut arah aliran terhadap utara
(x) = koefisien konfersi angin
= faktor koreksi kecepatan untuk aliran tidak seragam
A 2
2
v y, z dydz
Q
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-29
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Data-data yang di dapat dari kondisi fisik di Sungai Penyak, Desa Penyak,
Kabupaten Bangka Tengah:
Sistem aliran berupa saluran dengan kedalaman 0,5 -1,0 m
Saluran tidak terpengaruh oleh pasang surut.
Panjang Total Saluran Rencana = 6.400 m.
Rata-rata lebar saluran = 1,5 m.
Daerah Tangkapan Hujan = ± 50,0 Ha
Kemiringan talud = 2.0
Kemiringan saluran = 0,001 - 0,005
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk menjalankan program Hec-
Ras diperlukan data-data input sebagai berikut ini:
Skema Jaringan Saluran.
Penampang Melintang Saluran.
Debit Aliran dan Kondisi Batas.
Data-data Bangunan Air.
Program HEC-RAS digunakan untuk mendapatkan perilaku hidrolis aliran tak
langgeng. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi dengan program
HEC-RAS akan diuraikan berikut ini.
1. Skema Jaringan Saluran
Pada HEC-RAS, data untuk skema jaringan sungai atau saluran dimasukan
melalui modul Geometric Data. Pada modul ini kita memasukan sistem jaringan
dari saluran dimana kita bisa memasukan anak sungai atau saluran lain yang
masuk.
Skema Jaringan dapat dilihat pada Gambar 4.22 di bawah ini.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-30
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-31
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
G ro u nd
6 .5 B an k Sta
6 .0
E lev at ion (m )
5 .5
5 .0
4 .5
4 .0
0 .0 0 .5 1 .0 1 .5 2 .0 2 .5
S ta ti on (m)
ROB
8
E le v at io n (m )
5
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-32
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
ROB
8
E le v at io n (m )
5
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
ROB
8
E le v at io n (m )
5
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-33
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
EG T r10
6.5 WS T r10
EG T r5
WS T r5
6.0
EG T r2
E le v at io n (m )
WS T r2
Crit T r5
Crit T r2
5.0
Ground
Bank Sta
4.5
4.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Station (m)
EG T r10
9.3 WS T r10
EG T r5
WS T r5
9.2
EG T r2
E le v at io n (m )
WS T r2
9.1 Ground
Bank Sta
9.0
8.9
8.8
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Station (m)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-34
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
EG T r10
WS T r10
6.8
EG T r5
WS T r5
EG T r2
6.6
E le v at io n (m )
WS T r2
Ground
Bank Sta
6.4
6.2
6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Station (m)
EG T r10
9.2 WS T r10
EG T r5
WS T r5
9.0
EG T r2
E le v at io n (m )
WS T r2
8.8 Ground
Bank Sta
8.6
8.4
8.2
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Station (m)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-35
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
1.0
0.5
0.0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Legend
9.05
W.S. Elev
9.00
(m )
8.95
W . S. E le v
8.90
8.85
8.80
8.75
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Q T otal (m 3/s)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-36
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
D
0.6 2 Hydr Depth R T r10
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-37
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Pengolahan data pasang surut dengan alur sebagaimana disajikan oleh Gambar
4.21. Perhitungan konstanta pasang surut dilakukan dengan menggunakan metode
Least Square. Hasil pencataan diambil dengan interval 1 jam sebagai input untuk
Least Square dan konstanta pasang surut. Dengan konstanta pasang surut yang
ada pada proses sebelumnya dilakukan penentuan jenis pasang surut menurut
rumus berikut :
K1 O1
NF
M2 S2
Data Pasut
Admiralty
Gambar 4.34 Bagan alir perhitungan dan peramalan perilaku pasang surut laut
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-38
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Waktu ( jam )
Tanggal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
26-Jul-10 200 210 200 190 180 160 140 120 90 80 70 70 70 80 90 100 120 130 140 150 160 170 180 200
27-Jul-10 210 220 220 210 200 180 160 140 110 90 70 70 70 70 80 90 90 100 120 130 150 160 180 190
28-Jul-10 210 230 230 230 220 200 180 160 130 110 90 70 70 70 70 70 80 80 100 110 130 140 160 180
29-Jul-10 200 220 240 240 230 210 200 170 150 130 110 90 80 80 70 70 70 70 80 90 100 120 140 170
30-Jul-10 190 210 230 230 230 220 210 190 170 150 130 110 100 90 90 80 70 70 70 80 90 100 120 150
31-Jul-10 170 190 210 220 230 220 210 190 180 160 150 140 120 110 100 100 90 80 70 70 80 90 110 130
1-Aug-10 150 170 190 210 210 210 200 190 180 170 160 150 140 130 130 120 100 90 80 80 80 90 100 110
2-Aug-10 130 150 170 180 190 190 190 180 180 170 170 160 160 150 140 140 130 110 100 90 90 90 100 110
3-Aug-10 120 140 150 160 170 170 170 170 160 160 160 160 160 160 160 150 150 130 120 110 110 110 110 110
4-Aug-10 120 130 140 150 150 150 150 140 140 150 150 150 160 160 170 160 160 150 140 140 130 130 130 130
5-Aug-10 130 130 140 140 140 130 120 120 120 120 130 140 150 150 160 170 170 160 160 150 150 150 150 150
6-Aug-10 150 150 140 140 130 120 110 100 100 100 110 120 130 140 150 160 170 170 170 170 170 170 170 180
7-Aug-10 170 170 160 150 140 120 100 90 80 80 90 100 110 120 130 140 160 160 170 170 170 180 190 200
8-Aug-10 200 190 180 170 150 130 110 90 70 70 70 80 90 100 110 130 140 150 160 170 170 190 200 210
9-Aug-10 220 220 210 190 170 150 120 100 80 60 60 60 70 80 90 110 120 130 140 150 170 180 200 220
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-39
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Hasil Penaksiran
Perbandingan Hasil Pengamatan dan Penaksiran
270 MSL = 136.5 cm
Hasil Pengamatan
230
190
Elevasi Muka Air (cm)
150
110
70
30
26-July-10 29-July-10 01-August-10 04-August-10 07-August-10 10-August-10
Waktu
Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk mencari
harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang surut dari
hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-40
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Dimana :
A : amplitudo
g : beda fase
M2 : komponen utama bulan (semi diurnal)
S2 : komponen utama matahari (semi diurnal)
N2 : komponen eliptis bulan
K2 : komponen bulan
K1 : komponen bulan
O1 : komponen utama bulan (diurnal)
P1 : komponen utama matahari (semi diurnal)
M4 : komponen utama bulan (kuarter diurnal)
MS4 : komponen utama matahari-bulan
Dengan konstanta di atas, dilakukan pula peramalan pasang surut untuk masa 20
tahun sejak tanggal pengamatan. Hasil peramalan ini dibaca untuk menentukan
elevasi-elevasi acuan pasang surut yang menjadi ciri daerah tersebut sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.3.
Dari elevasi acuan pasang surut yang ada maka ditetapkan nilai MLWS sebagai
elevasi nol acuan. Disamping itu dari peramalan untuk masa 20 tahun ke depan
akan didapatkan nilai probabilitas dan prosentase dari masing-masing elevasi acuan
di bawah. Harga probabilitas dan prosentase dapat dilihat pada Gambar 3.14.
1.5
HWS = 1.13
MHWL = 0.51
0.5
Elevasi Muka Air (m)
MSL = 0
0.0
MLWL = -0.47
-0.5
MLWS = -1.12
-1.0
LWS = -1.43
-1.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Prosentase Probabilitas (%)
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-41
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-42
Bab 3 Pelaksanaan dan Pengolahan Data Survei
Dari hasil pengolahan data angin diperoleh windrose, waverose dan periode ulang
gelombang sebagai berikut.
D is trib u s i K e c e p a ta n d a n A ra h A n g in Ja m -ja m a n
2 0 0 0 -2 0 0 9
L o k a s i: P e n y a k
BL U TL
12%
9%
6%
3%
0%
B T
BD S TG
T id a k B e ra n g in = 4 8 .3 5 % T id a k T e rc a ta t = 0 .0 0 %
Je n is to n g k a t m e n u n ju k k a n k e c e p a ta n a n g in d a la m k n o t.
P a n ja n g to n g k a t m e n u n ju k k a n p e rs e n ta s e k e ja d ia n .
LAPORAN DRAFT FINAL SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-43
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-44
Bab 4 Pengolahan dan Analisis Data
D is trib u s i T in g g i d a n A ra h G e lo m b a n g d i L e p a s P a n ta i P e n y a k
D ira m a l B e rd a s a rk a n D a ta A n g in Ja m -ja m a n d i P a n g k a lp in a n g
T o ta l 2 0 0 0 -2 0 0 9
BL U TL
12%
9%
6%
3%
0%
B T
BD S TG
C a lm = 6 9 .2 5 % T id a k T e rc a ta t = 0 .0 0 %
Je n is to n g k a t m e n u n ju k k a n tin g g i g e lo m b a n g d a la m m e te r.
P a n ja n g to n g k a t m e n u n ju k k a n p e rs e n ta s e k e ja d ia n .
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 4-45
Laporan Draft Final
Pekerjaan:
Studi Investigasi dan Desain Pengendalian Banjir
Sungai Penyak, Kabupaten Bangka Tengah
Bab 5
Alternatif Penanganan
Bab 5
Alternatif Penanganan
Pengendalian banjir termasuk bagian dari daya rusak air dalam pasal 51 UU No.7
tahun 2004, tentang SDA. Kegiatan - kegiatan pengendalian mencakup kegiatan
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. UU lebih mengutamakan kegiatan
pencegahan melalui perencanaan pengendalian banjir yang disusun terpadu dan
menyeluruh dalam pola pengelolaan Sumber Daya Air. Maka dalam studi ini
konsultan akan menjabarkan bentuk-bentuk kegiatan pengendalian banjir yang
mencakup keperluan pencegahan, penanggulan dan pemulihan banjir.
Sejalan dengan tujuan studi adalah Conference 12th of Rhine Ministers, Januari 22,
1998 di Rotterdam, Belanda. Perinsip Pencegahan Banjir secara umum adalah:
1. Air adalah bagian dari “natural ecology” atau “ecologycal circle” yang harus
diperhitungkan dalam penyusunan tata ruang, land use dll.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-1
Bab 5 Alternatif Penanganan
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-2
Bab 5 Alternatif Penanganan
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-3
Bab 5 Alternatif Penanganan
Nonstruktur / Nonfisik
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-4
Bab 5 Alternatif Penanganan
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-5
Bab 5 Alternatif Penanganan
Pemilihan alternatif penanganan mengacu pada UU No.7 tahun 2004, tentang SDA
yaitu berupaya membuat keseimbangan hulu dan hilir sungai, serta pertimbangan
non teknis seperti budaya masyarakat yang selama ini telah hormonis dengan alam
tempat tinggalnya. Hanya kemungkinan ada hal-hal yang menyimpang dari tingkah
laku masyarakat memanfaakan alam yang perlu dibetulkan seperti membakar
hutan untuk peladangan, berkebun dilereng yang terjal, perlu disosialisasikan
tentang dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh kebiasaanya selama ini.
Pemilihan alternatif penanganan mengacu pada UU No.7 tahun 2004, tentang SDA
yaitu berupaya membuat keseimbangan hulu dan hilir sungai, serta pertimbangan
non teknis seperti budaya masyarakat yang selama ini telah hormonis dengan alam
tempat tinggalnya. Hanya kemungkinan ada hal-hal yang menyimpang dari tingkah
laku masyarakat memanfaakan alam yang perlu dibetulkan seperti membakar
hutan untuk peladangan, berkebun dilereng yang terjal, perlu disosialisasikan
tentang dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh kebiasaanya selama ini.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-6
Bab 5 Alternatif Penanganan
Pembuatan sodetan biasanya memakan biaya yang sangat besar selain itu akan
mempengaruhi morfologi sungai apalagi bila perencanaannya tidak sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
Apabila dilakukan sodetan terhadap Sungai Penyak maka total panjang trase
sodetan sekitar 2.000 m. Biaya pengerukan dengan alat berat berkisar Rp
200.000/m3. Dengan dimensi yang paling minimal yaitu lebar saluran 20 m,
kedalaman 2 m dan kemiringan saluran 1:1 maka akan memakan biasa sampai
sekitar 12 Milyar Rupiah.
B. Alternatif-2 : Tanggul
Salah satu upaya paling sederhana untuk menghindari terjadinya banjir akibat
luapan air sungai pada suatu daerah adalah dengan menaikkan tinggi tebing sungai
alami/eksisting yang akan memperbesar kapasitas pengaliran. Hal ini dapat
dilakukan dengan membangun tanggul di sepanjang kedua sisi sungai.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-7
Bab 5 Alternatif Penanganan
Biaya konstruksi tanggul pasangan batu berkisar antara 300 ribu - 400 ribu per m3.
Dengan tinggi tanggul 2 m maka akan didapat harga permeter lari sekitar 600-800
ribu. Tanggul sepanjang 2000 m akan memakan biaya sekitar 1,3 Milyar Rupiah.
Penyebab banjir yang paling umum terjadi di suatu pemukiman terutama perkotaan
adalah tidak berfungsinya saluran drainase yang ada. Hal tersebut bisa disebabkan:
1. Tertutupnya saluran karena tebing saluran runtuh
2. Berkurangnya daya tampung saluran karena timbunan sedimen
3. Berkurangnya daya tampung saluran karena timbunan sampah
4. Kemiringan saluran yang tidak memadai.
5. Curah Hujan yang melebihi kapasitas saluran
Dari ketiga alternative di atas maka akan dibuat criteria pemilihan alternative untuk
memperoleh yang paling efektif. Kriteria pemilihannya adalah sebagai berikut.
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-8
Tabel 5.1 Kriteria Pemilihan Alternatif
Jenis Alternatif
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
No. Aspek yang Ditinjau Bobot
Pembangunan Sodetan Tanggul Pasangan Batu 2000 m Pembangunan Sistem Drainase
1 Biaya Pelaksanaan 30 Total panjang trase sodetan sekitra 2.000 m. Biaya Biaya konstruksi tanggul pasangan batu berkisar Biaya Pembangunan Sistem Saluran Drainase
pengerukan dengan alat berat berkisar Rp antara 300 ribu - 400 ribu per m3. Dengan tinggi pada suatu pemukiman seluas 300 Ha adalah
200.000/m3. Dengan dimensi yang paling minimal tanggul 2 m maka akan didapat harga permeter sekitar 7 Milyar Rupiah
yaitu lebar saluran 20 m, kedalaman 2 m dan lari sekitar 600-800 ribu. Tanggul sepanjang 2000
kemiringan saluran 1:1 maka akan memakan biasa m akan memakan biaya sekitar 1,3 Milyar Rupiah.
sampai sekitar 12 Milyar Rupiah.
2 Kemudahan Pelaksanaan 20 Pelaksanaan akan lebih sulit karena harus terlebih Secara konstruksi akan lebih mudah Secara konstruksi adalah paling mudah untuk
dahulu memindahkan penduduk yang terlewati oleh dilaksanakan, hanya elevasi muka air di Sungai dilaksanakan
trase saluran sodetan tersebut Penyak akan memberikan sedikit kendala
3 Aspek Sosial 20 Dilihat dari aspek sosial akan cukup berat Tidak akan menimbulkan efek terhadap aspek Tidak akan menimbulkan efek terhadap aspek
konsekuensinya karena pemindahan bukan hanya sosial sosial
memindahkan tanah dan rumah saja tetapi harus
diperhatikan aspek keberlanjutannya
4 Kemampuan menahan sedimentasi dan banjir 20 Sedimentasi dan banjir akan teratasi atau paling Sedimentasi dan banjir akan terus terjadi di lokasi Banjir di pemukiman akan teratasi karena volume
tidak pada musim-musim basah akan tereduksi karena bangunan yang dikonstruksi bukan air hujan dan aliran air masuk dari Sungai Penyak
dengan angka yang cukup signifikan bertujuan untuk menahan sedimentasi dan banjir akan langsund dialirkan langsung ke laut
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah
Bab 5
5 Operasi dan Pemeliharaan 10 Saluran harus dipelihara terhadap sedimentasi Pemeliharaan meliputi perbaikan tanggul yang Hanya akan ada kegiatan pemeliharaan terhadap
rusak saluran
JUMLAH 100
*) Skala Bobot:
3 : Sangat Penting
2 : Penting
1 : Cukup Penting
5-9
Alternatif Penanganan
Tabel 5.2 Hasil Penilaian Pemilihan Alternatif
2 Kemudahan Pelaksanaan 20 1 20 2 40 3 60
3 Aspek Sosial 20 1 20 3 60 3 60
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah
5 Operasi dan Pemeliharaan 10 3 30 2 20 2 20
Bab 5
*) Skala Nilai:
3 : Sangat Baik
2 : Baik
1 : Kurang
5-10
Alternatif Penanganan
Bab 5 Alternatif Penanganan
LAPORAN INTERIM SID Pengendalian Banjir Sungai Penyak di Kabupaten Bangka Tengah 5-11