Anda di halaman 1dari 357

Kata pengantar

Laporan akhir ini berisikan tentang program-program pengembangan SPAM di


Kabupaten Pasaman beserta rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam Penyusunan
RISPAM Kabupaten Pasaman. Pekerjaan ini merupakan kerja sama antara Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pasaman, PDAM Unit
Kabupaten Pasaman Konsultan Perencana CV. MULTI MITRA SERASI
Konsultan sangat mengharapkan masukan dari semua pihak, guna tercapainya hasil
yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan dari pekerjaan ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman
atas kepercayaan yang diberikan pada konsultan serta semua pihak yang telah membantu
kelancaran dalam penyusunan laporan akhir.

Penyusun,

CV. MULTI MITRA SERASI


Daftar Isi

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iv
Daftar Gambar ....................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1-1

1.2 Maksud dan Tujuan 1-2

1.3 Sasaran 1-3

1.4 Dasar Hukum Penyusunan 1-3

1.5 Ruang Lingkup Materi dan Wilayah 1-4

1.6 Sistematika Pembahasan 1-8

BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH

2.1 Kondisi Fisik Daerah 2-1

2.1.1. Geografis 2-1

2.1.2. Topografi dan Morfologi 2-7

2.1.3. Jenis Tanah 2 - 10

2.1.4. Klimatologi 2 - 13

2.1.5 Hidrologi 2 - 13

2.2 Sarana dan prasarana 2 - 18


2.2.1 Perumahan 2 - 18

2.2.2 Jalan 2 - 19

2.3 Keadaan Sosial dan Perekonomian 2 - 21

2.3.1 Peran Kelembagaan Adat 2 - 23

2.3.2 Perekonomian 2 - 23

2.4 Kependudukan 2 - 27

BAB 3 KONDISI EKSISTING SPAM

3.1 Umum 3-1

3.2 Sistem Perpipaan PDAM 3-1

3.3 Sistem Perpipaan Non PDAM 3 - 67

3.3.1 Pamsimas 3 - 67

3.3.2 Kegiatan Dana DAK 3 - 81

3.4 Sistem Non Perpipaan 3 - 82

3.5 Permasalahan Perpipaan 3 - 83

3.5.1 SPAM Perpipaan PDAM 3 - 83

3.5.2 SPAM Perpipaan Non PDAM 3 - 84

3.5.3 SPAM Non Perpipaan 3 - 84

3.6 Survey Sosial Ekonomi 3 - 85

3.6.1 Umum 3 - 85

3.6.2 Status Sosial 3 - 86

3.6.3 Karakteristik Sumber Air Minum 3 - 90

3.6.4 Keinginan dan Kemampuan untuk Memperoleh 3 - 93


Pelayanan Air Minum

3.6.5 Tingkat Pelayanan 3 - 94


BAB 4 KONDISI EKSISTING SPAM

4.1 Standar Kebutuhan Air 4-1

4.1.1. Domestik 4-2

4.1.2. Non Domestik 4-3

4.1.3. Kebutuhan Maksimum (Qmaks) 4-3

4.1.4. Kebutuhan Puncak (Qpeak) 4-4

4.1.5. Kehilangan Air 4-4

4.2 Kriteria Perencanaan 4-5

4.2.1 Unit Air Baku 4-5

4.2.2 Unit Transmisi 4 - 12

4.2.3 Unit Produksi 4 - 16

4.2.4 Unit Distribusi 4 - 17

4.2.5 Unit Pelayanan 4 - 25

4.3 Periode Perencanaan 4 - 26

4.4 Kriteria Daerah Pelayanan 4 - 29

BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

5.1 Arah Perkembangan Kota 5-1

5.2 Rencana Daerah Layanan 5-8

5.3 Proyeksi Penduduk 5-8

5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum 5 - 11

5.4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tigo 5 - 11


Nagari

5.4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Simpati 5 - 12

5.4.3 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bonjol 5 - 13

5.4.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk 5 - 14


Sikaping

5.4.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Panti 5 - 15


5.4.6 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang 5 - 16
Gelugur

5.4.7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Dua Koto 5 - 17

5.4.8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao 5 - 18


Selatan

5.4.9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao 5 - 19

5.4.10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Utara 5 - 20

5.4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat 5 - 21


Tunggul

5.4.12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat 5 - 22


Tunggul Selatan

BAB 6 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

6.1 Umum 6-1

6.1.1 Air Hujan 6-1

6.1.2 Air Permukaan 6-2

6.1.3 Air Tanah 6-4

6.1.4 Mata Air 6-5

6.2 Alternatif Sumber Air Baku 6-5

6.2.1 Kecamatan Tigo Nagari 6-6

6.2.2 Kecamatan Simpati 6 - 11

6.2.3 Kecamatan Bonjol 6 - 14

6.2.4 Kecamatan Lubuk Sikaping 6 - 17

6.2.5 Kecamatan Panti 6 - 22

6.2.6 Kecamatan Padang Gelugur 6 - 26

6.2.7 Kecamatan Dua Koto 6 - 27

6.2.8 Kecamatan Rao Selatan 6 - 29

6.2.9 Kecamatan Rao 6 - 32


6.2.10 Kecamatan Rao Utara 6 - 33

6.2.11 Kecamatan Mapat Tunggul 6 - 36

6.2.12 Kecamatan Mapat Tunggul Selatan 6 - 38

6.3 Alternatif Sumber Air Baku Tanah 6 - 43

6.3.1 Kecamatan Rao 6 - 44

6.3.2 Kecamatan Padang Gelugur 6 - 45

6.3.3 Kecamatan Rao Selatan 6 - 50

6.3.4 Kecamatan Mapat Tunggul 6 - 53

6.4 Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku 6 - 59

6.5 Rekomendasi Perlindungan Sumber Air Baku 6 - 61

BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

7.1 Kebijakan Strategi Penataan Ruang Wialayah Kabupaten 7-1


Pasaman

7.2 Rencana Sistem Pelayanan 7-6

7.2.1 Rencana Sistem Pelayanan Perpipaan 7-6

7.2.2 Rencana Sistem Pelayanan Perpipaan Non PDAM 7-7

7.2.3 Rencana Sistem Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan 7-7

7.3 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 14

7.3.1 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM 7 - 14

7.3.2 Rencana Pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan 7 - 23


Non PDAM

7.3.3 Rencana Pengembangan SPAM Bukan Jaringan 7 - 25


Perpiaan

7.4 Kapasitas Sistem 7 - 26

7.4.1 Sistem Jaringan Perpipaan 7 - 26

7.4.2 Kapasitas Sistem Bukan Jaringan Perpipaan 7 - 43

7.5 Perkiraan Kebutuhan Biaya 7 - 43


7.5.1 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan 7 - 43

7.5.2 Rencana Anggaran Biaya SPAM Non Perpipaan 7 - 54

BAB 8 RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI

8.1 Kebutuhan Investasi, Sumber dan Pola Pendanaan 8-1

8.1.1 Kebutuhan Investasi 8-1

8.1.2 Sumber dan Pola Pendanaan 8 - 10

8.2 Dasar Penentuan Asusmsi Keuangan 8 - 15

8.2.1 Asusmsi Proyeksi Keuangan Pengembangan SPAM 8 - 16


Kabupaten Pasaman

8.3 Analisis Kelayakan Keuangan 8 - 17

BAB 9 RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI

9.1 Lembaga Penyelenggara 9-1

9.2 Struktur Organisasi 9-4

9.2.1 Analisa Kelembagaan PDAM 9-8

9.2.2 Analisa Kelembagaan Non-PDAM 9-8

9.3 Kebutuhan SDM 9-9

9.3.1 Analisa SDM PDAM 9-9

9.3.2 Analisa SDM Non PDAM 9 - 10

9.4 Rencana Pengembangan SDM 9 - 10

9.4.1 Pengembangan SDM Non PDAM 9 - 10

9.4.2 Pengembangan SDM PDAM 9 - 10


Daftar Tabel

Tabel 2.1 Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong di 2-2
Kabupaten Pasaman Tahun 2013

Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Lereng di Daerah Kabupaten Pasaman 2-7

Tabel 2.3 Klasifikasi Morfologi Lahan di Daerah Kabupaten Pasaman 2-7

Tabel 2.4 Jenis Tanah beserta Luas Penyebarannya di Kabupaten Pasaman 2 - 10

Tabel 2.5 Rata-rata Curah Hujan Kabupaten Pasaman Tahun 2009-2013 2 - 13

Tabel 2.6 Potensi Sungai Per Kecamatan di Kabupaten Pasaman 2 - 14

Tabel 2.7 Perhitungan Jumlah Perumahan dan Luas Lahan yang Dibutuhkan 2 - 18
di Kabupaten Pasaman pada Tahun 2035

Tabel 2.8 Kondisi Jalan Negara, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten 2 - 19

Tabel 2.9 Jumlah Fasilitas Penunjang Kegiatan Perkotaan Tiap Kecamatan di 2 - 20


Kabupaten Pasaman Tahun 2009

Tabel 2.10 Produk Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pasaman Atas Dasar 2 - 25
Harga Berlaku (ADHB) Dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Tahun 2008-2012 2 - 26

Tabel 2.12 Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman 2 - 28

Tabel 2.13 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008 - 2 - 28


2013

Tabel 2.14 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2015-2035 2 - 29

Tabel 2.15 Sambungan non-Aktif Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2 - 30


2010-2014

Tabel 3.1 Daerah Pelayanan Perpipaan 3-2

Tabel 3.2 Pelayanan Air Minum Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 3-5
2010-2014
Tabel 3.3 Sambungan Aktif Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010- 3-5
2014

Tabel 3.4 Sambungan non-Aktif Perpipaan Kabupaten Pasamann Tahun 3-5


2010-2014

Tabel 3.5 Sambungan Baru, Sambungan Kembali, Pemutusan Langganan 3-5


Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2014

Tabel 3.6 Gambaran Sumber Air dan Unit Pengolahan Perpipaan Kabupaten 3-6
Pasaman

Tabel 3.7 Kapasitas Produksi dan Sumber Air Perpipaan Kabupaten 3-8
Pasaman Tahun 2014

Tabel 3.8 Sumber Batang Landu 3 - 10

Tabel 3.9 IPA Batang Landu 3 - 12

Tabel 3.10 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batang Landu 3 - 13

Tabel 3.11 Sumber Toboh 3 - 14

Tabel 3.12 IPA Toboh 3 - 15

Tabel 3.13 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Toboh 3 - 16

Tabel 3.14 Sumber Tanjung Bunga 3 - 17

Tabel 3.15 IPA Tanjung Bunga 3 - 18

Tabel 3.16 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Tanjung Bunga 3 - 19

Tabel 3.17 Sumber Batang Musus 3 - 20

Tabel 3.18 IPA Batang Musus 3 - 21

Tabel 3.19 Sumber Air Muruh 3 - 22

Tabel 3.20 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Air Muruh 3 - 23

Tabel 3.21 Sumber Bulakan 3 - 25

Tabel 3.22 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Bulakan 3 - 26

Tabel 3.23 Sumber Kepala Bandar 3 - 27

Tabel 3.24 IPA Kepala Bandar 3 - 28

Tabel 3.25 Sumber Pigariang 3 - 30

Tabel 3.26 IPA Pigariang 3 - 31


Tabel 3.27 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Pigariang 3 - 32

Tabel 3.28 Sumber Jambak 3 - 34

Tabel 3.29 IPA Jambak 3 - 35

Tabel 3.30 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Jambak 3 - 36

Tabel 3.31 Sumber Sungai Landai 3 - 37

Tabel 3.32 IPA Sungai Landai 3 - 38

Tabel 3.33 Sumber Piudang 3 - 40

Tabel 3.34 IPA Piudang 3 - 41

Tabel 3.35 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Piudang 3 - 42

Tabel 3.36 Sumber Batang Petok 3 - 44

Tabel 3.37 IPA Batang Petok 3 - 45

Tabel 3.38 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batang Petok 3 - 46

Tabel 3.39 Sumber Batu Hampa 3 - 47

Tabel 3.40 IPA Batu Hampa 3 - 48

Tabel 3.41 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batu Hampa 3 - 49

Tabel 3.42 Sumber Ulu Sontang 3 - 51

Tabel 3.43 IPA Ulu Sontang 3 - 52

Tabel 3.44 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Ulu Sontang 3 - 53

Tabel 3.45 Sumber Mudiak Tampang 3 - 54

Tabel 3.46 IPA Mudiak Tampang 3 - 55

Tabel 3.47 Sumber Anak Air Jilatang 3 - 57

Tabel 3.48 IPA Air Jilatang 3 - 58

Tabel 3.49 Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Mudiak Tampang 3 - 59

Tabel 3.50 Panjang Pipa Distribusi, Transmisi dan Tersier di Kabupaten 3 - 60


Pasaman

Tabel 3.51 Produksi Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2013 3 - 64

Tabel 3.52 Distribusi Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2013 3 - 64


Tabel 3.53 Air Terjual Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2013 3 - 65

Tabel 3.54 Produksi, Distribusi dan Terjual Perpipaan Kabupaten Pasaman 3 - 65

Tabel 3.55 Tingkat Kehilangan Air Perpipaan Kabupaten Pasaman 3 - 65

Tabel 3.56 Data Teknis SPAM Program PAMSIMAS I dan II Kabupaten 3 - 72


Pasaman

Tabel 3.57 Rekapitulasi Data Teknis SPAM Program PAMSIMAS I dan II 3 - 79


Kabupaten Pasaman

Tabel 3.58 Sumber Pelayanan dari Bantuan Teknis 3 - 81

Tabel 3.59 Sumber Air Minum Non Perpipaan Penduduk Kabupaten Pasaman 3 - 82
Tahun 2013

Tabel 3.60 Sistem Penyediaan Air Minum Penduduk Kabupaten Pasaman 3 - 83


Tahun 2014

Tabel 3.61 Kategori Wilayah 3 - 85

Tabel 3.62 Penentuan Jumlah Sampel untuk Setiap Kategori Wilayah 3 - 85

Tabel 3.63 Persentase Tingkat Pendidikan 3 - 86

Tabel 3.64 Persentase Pendapatan 3 - 87

Tabel 3.65 Jenis Pekerjaan 3 - 88

Tabel 3.66 Kondisi Tempat Tinggal 3 - 89

Tabel 3.67 Sumber Air Untuk Minum dan Memasak 3 - 90

Tabel 3.68 Sumber Air untuk Mandi, Mencuci dan lain-lain 3 - 91

Tabel 3.69 Kepuasan Terhadap Sumber Air yang Digunakan 3 - 92

Tabel 3.70 Minat memperoleh Sambungan 3 - 93

Tabel 3.71 Alasan Tidak Memanfaatkan Pelayanan PAM/PDAM melalui 3 - 94


Sambungan Rumah

Tabel 3.72 Jenis Sambungan yang Dipakai 3 - 94

Tabel 4.1 Kriteria Penghitungan Jumlah Kebutuhan Domestik 4-2

Tabel 4.2 Kriteria Dasar Perencanaan Faktor Kebutuhan Maksimum 4-3

Tabel 4.3 Kriteria Dasar Penentuan Faktor Jam Puncak 4-4

Tabel 4.4 Kriteria Dasar Penghitungan Kebocoran 4-5


Tabel 4.5 Kriteria Pipa Transmisi 4 - 14

Tabel 4.6 Besar Debit dan Jumlah Pompa 4 - 15

Tabel 4.7 Ketentuan Teknis Pipa Transmisi 4 - 15

Tabel 4.8 Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi 4 - 17

Tabel 4.9 Kriteria Pipa Distribusi 4 - 19

Tabel 4.10 Kriteria Dimensi Pipa Distribusi Berdasarkan Cakupan Sistem 4 - 21

Tabel 4.11 Kriteria Utama Penyusunan RISPAM 4 - 27

Tabel 4.12 Kategori Wilayah 4 - 27

Tabel 5.1 Rencana Pembagian Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman 5-6

Tabel 5.2 Proyeksi Penduduk Tahun 2014-2035 5-8

Tabel 5.3 Proyeksi Penduduk Perkecamatan Kabupaten Pasaman 5 - 10

Tabel 5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tigo Nagari 5 - 11

Tabel 5.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamtan Simpati 5 - 12

Tabel 5.6 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bonjol 5 - 13

Tabel 5.7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Sikaping 5 - 14

Tabel 5.8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Panti 5 - 15

Tabel 5.9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Gelugur 5 - 16

Tabel 5.10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Dua Koto 5 - 17

Tabel 5.11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Selatan 5 - 18

Tabel 5.12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao 5 - 19

Tabel 5.13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Utara 5 - 20

Tabel 5.14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul 5 - 21

Tabel 5.15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul 5 - 22


Selatan

Tabel 5.16 Kebutuhan Air Minum Domestik dan Non Domestik Kabupaten 5 - 24
Pasaman Tahun 2015-2035

Tabel 5.17 Perbandingan Kapasitas Terpasang dan Kebutuhan Air Minum 5 - 27


Tabel 6.1 Data Sumber Potensi Sumber Air Baku Alternatif Kabupaten 6 - 41
Pasaman

Tabel 6.2 Hasil Ananlisa dan Data Lokasi ABT Kecamatan Padang Gelugur 6 - 46

Tabel 6.3 Matrik Tingkat Potensi Air Tanah untuk Air Minum 6 - 53

Tabel 6.4 Hasil Analisa dan Data Lokasi ABT Kecamatan Mapat Tunggul 6 - 57

Tabel 6.5 Data Sumber Potensi Sumber Air Baku Alternatif Kabupaten 6 - 61
Pasaman

Tabel 7.1 Rencana Daerah Pelayanan Perpipaan dengan Sistem Zonasi 7 - 10

Tabel 7.2 Rencana Program Pengembangan Tahap I (2015 - 2020) 7 - 16

Tabel 7.3 Rencana Program Pengembangan Tahap II (2021 - 2025) 7 - 19

Tabel 7.4 Rencana Program Pengembangan Tahap III (2026 - 2035) 7 - 21

Tabel 7.5 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan Non-PDAM 7 - 24

Tabel 7.6 Rencana Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) 7 - 25

Tabel 7.7 Kapasitas Terpasang PDAM Kabupaten Pasaman 2014 7 - 26

Tabel 7.8 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 1 7 - 27

Tabel 7.9 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 2 7 - 29

Tabel 7.10 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 3 7 - 31

Tabel 7.11 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 4 7 - 33

Tabel 7.12 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 5 7 - 35

Tabel 7.13 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 6 7 - 37

Tabel 7.14 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 7 7 - 39

Tabel 7.15 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 8 7 - 41

Tabel 7.16 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 1 7 - 44

Tabel 7.17 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 2 7 - 45

Tabel 7.18 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 3 7 - 46

Tabel 7.19 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 4 7 - 47

Tabel 7.20 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 5 7 - 49

Tabel 7.21 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 6 7 - 50


Tabel 7.22 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 7 7 - 51

Tabel 7.23 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 8 7 - 52

Tabel 7.24 Rencana Anggaran Biaya SPAM Non Perpipaan 7 - 54

Tabel 8.1 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 1 8-2

Tabel 8.2 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 2 8-3

Tabel 8.3 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 3 8-4

Tabel 8.4 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 4 8-5

Tabel 8.5 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 5 8-6

Tabel 8.6 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 6 8-7

Tabel 8.7 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 7 8-8

Tabel 8.8 Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 8 8-9

Tabel 9.1 Acuan Pemilihan Lembaga Penyelenggara SPAM 9-2

Tabel 9.2 Perbandingan PDAM, UPTD dab BLUD 9-2

Tabel 9.3 Rencana Pengembangan SDM PDAM 9 - 11


Daftar Gambar

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Pasaman 2-4

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Pasaman 2-5

Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman 2-6

Gambar 2.4 Peta Topografi 2-8

Gambar 2.5 Peta Geologi Kabupaten Pasaman 2-9

Gambar 2.6 Peta Jenis Tanah Kabupaten Pasaman 2 - 11

Gambar 2.7 Peta DAS dan Hidrologi Kabupaten Pasaman 2 - 17

Gambar 2.8 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2013 2 - 32

Gambar 2.9 Peta Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman 2 - 33


Tahun 2035

Gambar 3.1 Peta Penyebaran Wilayah Pelayanan PDAM Kabupaten 3 - 4


Pasaman

Gambar 3.2 Peta Sebaran Sumber Air Pelayanan PDAM Kabupaten 3 - 9


Pasaman

Gambar 3.3 Peta Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Pasaman 3 - 63

Gambar 3.4 Peta Sebaran Pelayanan Perpipaan Non PDAM Kabupaten 3 - 80


Pasaman

Gambar 3.5 Persentase Tingkat Pendidikan Kabupaten Pasaman Tahun 3 - 86


2014

Gambar 3.6 Tingkat Pendapatan Keluarga di Kabupaten Pasaman Tahun 3 - 88


2014

Gambar 3.7 Jenis Pekerjaan di Kabupaten Pasaman Tahun 2014 3 - 89

Gambar 3.8 Kondisi Bangunan di Kabupaten Pasaman Tahun 2014 3 - 90

Gambar 3.9 Sumber Air untuk Diminum/Dimasak di Kabupaten Pasaman 3 - 92


Tahun 2014
Gambar 3.10 Sumber Air untuk Mandi, Mencuci dan Lain-lain di Kabupaten 3 - 93
Pasaman Tahun 2014

Gambar 3.11 Kepuasan terhadap Sumber Air di Kabupaten Pasaman Tahun 3 - 94


2014

Gambar 3.12 Minat Memperoleh Sambungan Pipa di Kabupaten Pasaman 3 - 95


Tahun 2014

Gambar 3.13 Alasan Tidak Memanfaatkan Pelayanan PDAM di Kabupaten 3 - 95


Pasaman Tahun 2014

Gambar 3.14 Jenis Sambungan yang dipakai di Kabupaten Pasaman Tahun 3 - 96


2014

Gambar 5.1 Rencana Pembagian Struktur Ruang Kabupaten Pasaman 5-7

Gambar 5.2 Peta Proyeksi Kebutuhan air per Kecamatan Kabupaten 5 - 25


Pasaman

Gambar 5.3 Grafik Kebutuhan Air Minum Domestik dan Non Domestik 5 - 26
Kabupaten Pasaman Tahun 2015 - 2035

Gambar 5.4 Perbandingan Kapasitas Terpasang dan Kebutuhan Air 5 - 27


Minum

Gambar 6.1 Peta Sebaran Potensi Sumber Air Kabupaten Pasaman 6 - 42

Gambar 6.2 Peta Potensi Air Tanah untuk Pengembangan Air Minum 6 - 58
Kabupaten Pasaman

Gambar 7.1 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman 7-5

Gambar 7.2 Peta Rencanan Wilayah Pelayanan SPAM Kabupaten 7 - 8


Pasaman

Gambar 7.3 Peta Rencana Zonasi Pengembangan SPAM Kabupaten 7 - 13


Pasaman

Gambar 7.4 Peta Rencana Pengembangan IPA Tahap I 7 - 18

Gambar 7.5 Peta Rencana Pengembangan IPA Tahap II 7 - 20

Gambar 7.6 Peta Rencana Pengembangan IPA Tahap III 7 - 22

Gambar 7.7 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 1 7 - 28

Gambar 7.8 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 2 7 - 30

Gambar 7.9 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 3 7 - 32

Gambar 7.10 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 4 7 - 34


Gambar 7.11 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 5 7 - 36

Gambar 7.12 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 6 7 - 38

Gambar 7.13 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 7 7 - 40

Gambar 7.14 Peta Rencana Pengembangan SPAM Zona 8 7 - 42

Gambar 8.1 Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum 8 - 11

Gambar 9.1 Struktur Organisasi SPAM dengan bentuk UPTD 9-4

Gambar 9.2 Struktur Organisasi dengan Bentuk BLU 9-5

Gambar 9.3 Struktur Organisasi dengan Bentuk BUMD/ PDAM 9-7

Gambar 9.4 Alternatif Susunan Pengurus untuk IKK 9-8

Gambar 9.5 Alternatif Susunan Pengurus untuk BLU 9-9


Bab

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Untuk itu, sejalan dengan pentingnya peranan dan fungsi dari
air minum perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air minum (SPAM)
sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya air dan pengolahan sanitasi
sebagai salah satu bentuk perlindungan dan pelestarian sumber daya air
Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran serta masyarakat, dan
hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air
minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007
Tentang Penyelengaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
pada Pasal 5 ayat (1) telah disebutkan bahwa Rencana Induk
pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20) yang
merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan
air minum pada satu perioda yang dibagi dalam beberapa tahapan dan
memuat komponen utama sistem berserta dimensi-dimensinya.
Sebagai salah satu produk perencanaan, rencana teknis merupakan suatu
turunan yang lingkungannya lebih sempit, tapi memiliki kedalaman yang
lebih rinci dari perencanaan produk-produk yang lebih makro, seperti

Hal. 1–1
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Rencana Induk Pengembangan Pembangunan Jaringan Air Minum dan


Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Pasaman.
Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pelayanan
kabupaten/kota kepada masyarakat dilaksanakan dalam berbagai bidang,
termasuk diantaranya adalah pelayanan air minum. Namun demikian,
Pemerintah Pusat bertanggung jawab untuk turut menjamin
penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas, sehingga dapat
dicapai tujuan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air, yaitu:
a. Terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan harga terjangkau,
b. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan
penyedia jasa pelayanan, serta
c. Meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Tersedianya perencanaan jangka panjang yang merupakan paduan
pelaksanaan program secara berkelanjutan akan memilki peran strategis
dalam dalam mendukung upaya tercapainya target pelayanan air minum
sehingga:
a. Secara terstruktur dapat mendukung pencapaian target Indeks
Pembagunan Manusia (IPM) pada tingkat lokal, regional dan nasional;
b. Dalam penyediaan air untuk masyarakat dapat terlaksana secara
terpadu dan terarah;
c. Mendukung pencapaian target pelayanan air minum pada tingkat
global sesuai komitmen Millenium Development Goals (MDG’s) tahun
2015.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah menyiapkan Rencana Induk SPAM
Kabupaten Pasaman, dengan mencakup :

Hal. 1–2
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada wilayah studi.


2. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target
pelayanan SPAM di Kabupaten Pasaman.
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Rencana Induk SPAM (RISPAM)
Kabupaten Pasaman dalam periode tahun 2015-2035.

1.3 SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan
yang memadai.
2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan air minum.
3. Meningkatkankemampuanmanajemendankelembagaanpenyelenggara
an SPAM dengan prinsip good and corporate governance.
4. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem
penyediaan air minum.
5. Menegakkan hukum dan menyiapkan peraturan perundangan untuk
meningkatkan penyelenggaraan SPAM.
6. Menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas secara
berkelanjutan.
7. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha berperan aktif dalam
penyelenggaraan SPAM.

1.4 DASAR HUKUM PENYUSUNAN


Dasar hukum dan landasan hukum dalam penyusunan memorandum
program ini mengacu kepada:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;

Hal. 1–3
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI. Nomor 47 Tahun 1999 Tentang


Pengembangan Kinerja PDAM di Indonesia;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang
Penyelengaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
7. Keputusan Menteri OTODA 8/2000 dan PERDA 9/2005 Tentang SOTK
8. SNI 03-6859-2002 Tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air;
9. SNI 03-2414-1991 Tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka;
10. SNI 06-2412-1991 Tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air;

1.5 RUANG LINGKUP MATERI DAN WILAYAH


Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Minum
Kabupaten Pasaman adalah :
1. Lingkup secara umum
Meliputi kajian kepustakaan, survei data primer dan sekunder, yang
meliputi aspek teknis, geografi dan sosial-ekonomi masyarakat ,
pemantauan kuantitas dan kualitas potensi air baku, diskusi dan
pembahasan, analisis dan penyusunan dokumen
2. Lingkup Wilayah Studi
Meliputi wilayah dalam batas-batas administrasi Kabupaten Pasaman.
3. Lingkup Materi meliputi:
a. Rencana umum
 Evaluasi kondisi wilayah, yang bertujuan untuk mengetahui
karakter, fungsi strategis dan konteks regional dan nasional
Kabupaten Pasaman.
 Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan

Hal. 1–4
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem


penyediaan air minum eksisting.
b. Rencana jaringan
Perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi. Sistem
distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak,
baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan
jaringan perpipaan. Semua jaringan (eksisting dan rencana)
dipetakan dalam format GIS dengan kedalaman kajian skala 1 :
25.000
c. Program dan kegiatan pengembangan
Dalam penyusunan rencana induk meliputi identifikasi
permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air dan identifkasi air baku.
d. Kriteria dan standar pelayanan,
Mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam
perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data
hasil survei maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar
pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan
yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang
dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
e. Rencana sumber dan alokasi air baku.
Skala prioritas penggunaan sumber air baku yang ada.
Kebutuhan sumber dan kapasitas air baku ditentukan
berdasarkan kebutuhan air yang dijadikan dasar perencanaan
SPAM. Data yang tersedia pada dokumen perencanaan
sebelumnya disempurnakan, berapa yang belum terdata
sebelumnya, berapa yang sudah dikembangkan/dibangun, berapa
lagi yang belum dikembangkan. Semua data tersebut dipetakan
secara Geographic Information System (GIS) dengan kedalaman
peta skala 1 : 25.000.

Hal. 1–5
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

f. Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS)


Sanitasi,
Meliputi : identifikasi potensi pencemar air baku; identifikasi area
perlindungan air baku; proses pengolahan buangan dari IPAL.
Keterpaduan dengan PS sanitasi adalah bahwa penyelenggaraan
pengembangan SPAM dan PS sanitasi memperhatikan keterkaitan
satu dengan yang lainnya dalam setiap tahapan penyelenggaraan,
terutama dalam upaya perlindungan terhadap baku mutu sumber
air baku.
g. Rencana pembiayaan dan pola investasi;
Menjelaskan indikasi besaran biaya tingkat awal, sumber
dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup
seluruh komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi,
pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.
h. Rencana pengembangan kelembagaan;
Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan
penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang
pendidikannya mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Lingkup Teknis meliputi:
a. Periode perencanaan adalah 20 tahun
b. Detail dari kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
 Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui
karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional
kota/kawasan yang bersangkutan.
 Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota
berbatasan dalam menerjemahkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten menjadi rencana induk pengembangan SPAM .
 Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan
menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem

Hal. 1–6
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

penyediaan air minum eksisting.


 Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik
untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan
perpipaan.
 Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan
pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air
 Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan
diaplikasikan, yang meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan,
cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan
ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
 Menyusun rencana kebutuhan air minum
 Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku,
kebutuhan kapasitas air baku (disesuaikan dengan rencana
kebutuhan air minum), dan menyusun rencana alokasi air baku
yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
 Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi
area perlindungan air baku, dan menentukan jenis proses
pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) di
sekitar sumber air baku potensial.
 Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk
jangka pendek (2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan
jangka panjang (20 tahun) di wilayah studi baik untuk kawasan
perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan
pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan
SDM, rekayasa awal sistem, rekomendasi langkah-langkah
penguasaan dan pengamanan sumber air baku, serta rencana
tindak lanjut studi kelayakan.
 Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang
berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan,
dan pola pembiayaan bagi pengembangan SPAM.

Hal. 1–7
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan


penyelenggara SPAM dan rencana berjalannya
penyelenggaraan SPAM tersebut.
 Melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholders terkait
untuk mendukung subtansi dokumen RI-SPAM yang sedang
disusun

1.6 SISTEMATIKAPENULISAN
Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Pasaman
terdiri dari :
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud, tujuan, sasaran kegiatan, lingkup
kegitan/pekerjaan yang meliputi lingkup materi dan wilayah, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Menjelaskan mengenai gambaran kondisi fisik Kabupaten Pasaman
yang meliputi: letak dan topografi, hidrologi, klimatologi, tata guna
lahan, geologi dan jenis tanah, dan lain-lain
BAB 3 KONDISI EKSISTING AIR MINUM
Menguraikan tentang kondisi eksisting prasarana dan sarana air
minum Kabupaten Pasaman baik yang dikelola PDAM Kabupaten
Pasaman atau masyarakat dan berisi hasil survey data-data sosial dan
ekonomi yang bertujuan untuk melihat kemampuan penduduk dalam
berlangganan air minum dan minat masyarakat terhadap pelayanan air
minum.
BAB 4 STANDAR KRITERIA PERENCANAAN
Standar kriteria perencanaan menguraikan tentang kebutuhan air
melupiti kebutuhan domestik, kebutuhan non domestik, kriteria
perencanaan meliputi unit air baku, unit transmisi, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, periode perencanaan, dan kriteria daerah

Hal. 1–8
PENDAHULUAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

layanan.
BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Berisi tentang arah perkembangan kota dan rencana pemanfaatan
ruang, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk, dan
proyeksi kebutuhan air.
BAB 6 POTENSI AIR BAKU
Berisi tentang potensi air yang terdapat di wilayah studi meliputi
potensi air permukaan baik air sungai, mata air, air danau, embung
ataupun air waduk, potensi air tanah dan sumber air lain yang terdapat
di wilayah studi.
BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Bab ini menguraikan garis besar rencana pengembangan SPAM
Kabupaten Pasaman. Perencanaan meliputi rencana pengembangan
SPAM yang akan dilakukan di Kabupaten Pasaman.

BAB 8 RENCANA PENDANAAN/INVESTASI


Bab ini menguraikan garis besar rencana pendanaan atau investasi
pada pengembangan SPAM di Kabupaten Pasaman.
BAB 9 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Bab ini menguraikan garis besar rencana pengembangan kelembagaan
untuk pengelolaan SPAM di Kabupaten Pasaman.

Hal. 1–9
Bab

KONDISI UMUM DAERAH

2.1 Kondisi Fisik Daerah


2.1.1 Geografis
Wilayah perencanaan yaitu Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari
19 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas
wilayah 4.447,63 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dan 37 Nagari. Secara
geografis dilintasi khatulistiwa dan berada pada 0055' Lintang Utara sampai
dengan 00006' Lintang Selatan dan 99045' Bujur Timur sampai dengan
100021' Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.912
meter di atas permukaan laut.
Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Pasaman adalah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Mandailing Natal
(Propinsi Sumatera Utara) dan Kabupaten Padang
Lawas (Propinsi Sumatera Utara).
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Agam
(Propinsi Sumatera Barat)
3. Sebelah Timur : Kabupaten 50 Kota
(Propinsi Sumatera Barat) dan Kabupaten
Rokan Hulu (Propinsi Riau).
4. Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman Barat
(Propinsi Sumatera Barat).
Secara administrasi, Kabupaten Pasaman terbagi dalam 12 kecamatan, 37
Nagari dan 225 Jorong. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
Hal. 2–1
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Kecamatan Mapat Tunggul dan kecamatan paling kecil luas wilayahnya


adalah Kecamatan Simpang Alahan Mati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1
Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong
di Kabupaten Pasaman Tahun 2013
Ibukota Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan 2
Kecamatan (Km ) (%) Nagari Jorong
1 Tigo Nagari Ladang Panjang 218,94 4,92 3 12
2 Simpang Alahan Mati Simpang 39.,64 8,94 2 8
3 Bonjol Bonjol 78,39 1,76 4 39
4 Lubuk Sikaping Lubuk Sikaping 390,37 8,78 6 32
5 Panti Panti 406,30 9,14 1 7
6 Padang Gelugur Tapus 239,92 5,39 1 4
7 Dua Koto Simpang Tigo Andilan 180,22 4,05 2 20
8 Rao Selatan Lansad Kadap 266,10 5,98 3 14
9 Rao Rao 681,96 15,33 2 18
10 Rao Utara Koto Rajo 531,44 11,95 3 24
11 Mapat Tunggul Guo 381,90 8,59 3 15
12 Mapat Tunggul Selatan Silayang 674,45 15,16 2 11
Jumlah 4.447,63 100,00 37 225
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2014

Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Pasaman termasuk Afdeling


Agam, yang terdiri atas 4 (empat) onder afdeling, yaitu :
1. Agam Tuo;
2. Maninjau;
3. Lubuk Sikaping;
4. Ophir.
Onder Afdeling Lubuk Sikaping terdiri dari Distrik Lubuk Sikaping dan Distrik
Rao. Onder Afdeling Ophir terdiri dari distrik Talu dan Distrik Air Bangis.
Sesudah kemerdekaan Onder Afdeling Agam Tuo dan Maninjau digabung
menjadi Kabupaten Agam dan Onder Afdeling Lubuk Sikaping dan Ophir
dijadikan satu susunan pemerintahan menjadi Kabupaten Pasaman dengan
dibagi menjadi 3 Kewedanaan yaitu : 1. Kewedanaan Lubuk Sikaping; 2.
Kewedanaan Talu; 3. Kewedanaan Air Bangis dengan pusat pemerintahan

Hal. 2–2
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Kabupaten Pasaman di Talu. Pada Agustus 1947 ibu kota Kabupaten


Pasaman dipindahkan ke Lubuk Sikaping.
Untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam percepatan pelayanan
pemerintahan, maka wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten
Pasaman dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah pemerintahan kabupaten
yaitu Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat yang ditetapkan
dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Mengacu pada jejak rekam sejarah, DPRD Kabupaten Pasaman
mengeluarkan Keputusan Nomor 11 /KPTS /DPRD/PAS/ 1992 tanggal 22
Februari 1992 dilanjutkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pasaman
Nomor 188.45/81/BUPAS/1992 tanggal 26 Februari 1992 yang menetapkan
hari jadi Kabupaten Pasaman pada tanggal 8 Oktober 1945.
Salah satu keuntungan strategis dari posisi lokasi Kabupaten Pasaman
adalah bahwa kabupaten ini tepat dilewati oleh Garis Lintang 0 000’00” atau
garis khatulistiwa. Kota yang dilewati adalah Bonjol dan kemudian di
kawasan ini didirikan tugu khatulistiwa.Keuntungan posisi ini tentunya
harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kegiatan pariwisata
yang spesifik dengan potensi lokasinya itu.

Hal. 2–3
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.1.2 Topografi dan Morfologi


Berdasarkan hasil interpretasi pada topografi, skala 1 : 50 menunjukkan
bahwa kondisi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Pasaman
dikelompokkan atas 5 kelas kemiringan lahan yaitu 0 – 2 % (di atas), 2 - %
(agak landai), 5 – 8 % (landai), 8 – 15 % (agak curam), 15 – 40 % (curam)
dan > 40 % (sangat curam). Distribusi kemiringan lahan disajikan pada
Tabel 2.2 dan Peta topografi pada Gambar 2.4.
Tabel 2.2
Klarifikasi Kelas Lereng di Daerah Kabupaten Pasaman
Luas
No. Klasifikasi Kelas Lereng (%) Kondisi Lereng
Ha %
1. 0–2 Datar 35.304 7,91
2. 2–5 Agak landai 11.580 0,20
3. 5–8 Landai 11.758 2,36
4. 8 – 15 Agak curam 56.155 2,61
5. 15 – 40 Curam 329.966 12,61
6. > 40 Sangat curam 35.304 74,31
Total 444.763 100,00
Sumber : Hasil Interprentasi Peta Topografi, Skala 1 : 50.000 Jantop TNI-AD (1982)

Secara morfologis, daerah Kabupaten Pasaman dikelompokkan atas 5 kelas


morfologi lahan yaitu, datar, dataran berombak sampai bergelombang,
bukit/ perbukitan dan gunung/ pegunungan. Distribusi klasifikasi morfologi
lahan disajikan pada Tabel 2.3 dan Peta geologi lahan pada Gambar 2.5.

Tabel 2.3
Klasifikasi Morfologi Lahan di Daerah Kabupaten Pasaman
Luas
No Morfologi Lahan Lereng
Ha %
1. Datar 0–2 35.304 7,91
2. Berombak 2- 8 11.580 2,57
3. Bergelombang 8 – 15 11.758 2,61
Gunung/ pegunungan dan bukit/
4. 15 – 40 56.155 12,61
perbukitan
Gunung/ pegunungan dan bukit/
5. >40 329.966 74,31
perbukitan
Total 444.763 100,00
Sumber : Hasil Interprentasi Peta Topografi, Skala 1 : 50.000 Jantop TNI-AD (1982)

Hal. 2–7
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.1.3 Jenis Tanah


Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Pasaman adalah jenis
Litosol dari bahan Alluvial batuan beku pegunungan Vulkanik, Podsolik
Merah Kuning, Latosol dan Litosol dari batuan beku endapan metamorf
pada pegunungan patahan rendah, dan Podzolik Coklat dari bahan Alluvial
pada pegunungan patahan yang tinggi. Jenis tanah yang relatif luas di
Kabupaten Pasaman adalah jenis Litosol dan Jenis Podzolik Merah Kuning,
yaitu masing-masing 106.619 Ha atau 27,01% dan 103.988 atau 26,34%
dari luas wilayah.
Jenis tanah Latosol dari batuan Tuffa Vulcanis terdapat memanjang mulai
dari Bonjol, Dua Koto sampai pada perbatasan Sumatra Utara. Pada
kawasan Lereng Barat pegunungan Folded/patahan di sebelah Timur Lubuk
Sikaping dan Panti terdapat tanah Podzolik Coklat dan bahan endapan pada
daerah patahan yang terjadi pada pengangkatan yang tinggi. Sedangkan
pada lereng gunung terdapat jenis Andosol dari batuan beku yang tersebar
di daerah Kecamatan Tigo Nagari.
Di sepanjang pegunungan perbatasan dengan Kabupaten 50 Kota terdapat
jenis tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol dengan bahan induk
batuan beku metamorf dan diduga termasuk batuan Pliosin dan Oligosin.
Penyebaran dan luas tiap jenis tanah di Kabupaten Pasaman dapat dilihat
pada Tabel 2.4. dan Gambar 2.6
Tabel 2.4
Jenis Tanah Beserta Luas Penyebarannya
Di Kabupaten Pasaman
Luas
No Jenis Tanah 2
(Km .) (%)
Tanah Andosol dari batuan beku pada pegunungan
1 263,09 6,66
Vulkanik
Tanah Podzolik Coklat dari batuan Alluvial pada
2 712,09 18,04
pegungan patahan yang tinggi
Tanah Podzolik Merah Kuning dan Latosol dari bahan
3 32,09 0,81
batuan pada pegunungan Vulkanik
4 Tanah Alluvial dari bahan Alluvium 309,60 7,84

Hal. 2–10
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 2.4


Luas
No Jenis Tanah 2
(Km .) (%)
Kompleks tanah Organosol & Glei Humus dari bahan
5 165,98 4,20
Alluvial pada pegunungan yang tinggi
6 Tanah Litosol dan Regosol dari batuan beku 326,62 8,27
Tanah Litosol dari bahan Alluvial batuan beku
7 1066,19 27,01
pegunungan Vulkanik
Komplek tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol dan
8 Litosol dari batuan beku endapan metamorf pada 1039,88 26,34
pegununungan patahan rendah
9 Tanah Andosol dari batuan beku 32,09 0,81
Jumlah 3.947,63 100,00
Sumber : RTRW Kab. Pasaman tahun 2009

Jenis tanah yang terluas di Kabupaten Pasaman sebagaimana yang


dijelaskan di atas, terdapat di sebagian besar di Kecamatan Tigo Nagari
yang memiliki penggunaan tanah yang cukup intensif sebagai sawah,
pertanian lahan kering dan perkebunan. Sementara tanah Alluvial dari
bahan Alluvial disepanjang lembah antara Lubuk Sikaping dan Rao
dibudidayakan secara intensif berupa sawah yang didukung oleh irigasi
teknis, jenis tanah ini cukup luas yaitu sebesar 30.960 Ha atau 7,84% dari
luasan wilayah.

Hal. 2–11
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.1.4 Klimatologi
Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2009 naik
dibandingkan tahun 2013. Pada tabel 2.5 tercatat bahwa rata-rata curah
hujan tahun 2013 adalah 406,58 mm/bulan sedangkan pada tahun
sebelumnya 8,85 bulan. Pada tabel 2.5 dapat dilihat rata-rata hari hujan
tiap tahunnya. Catatan pada tahun 2013 melakukan pencatatan di stasiun
Lubuk Sikaping saja dan jika dilihat bulan-bulan yang frekuensi hari hujan
terbanyak adalah pada bulan November 2013 yakni berkisar 30 hari.
Tabel 2.5
Rata-rata Curah Hujan Kabupaten Pasaman Tahun 2009 - 2013
Stasiun
Tahun Lubuk
Bonjol Rao Tigo Nagari Rata-rata
Sikaping
2009 56,92 - 20,58 43,25 41,76
2010 12,19 8 5,53 12,06 8,85
2011 18,05 15 12,45 29,11 14,12
2012 18,05 15 12,45 29,11 14,12
2013 - 406,58 - - 406,58
Sumber: Pasaman Dalam Angka, tahun 2014
2.1.5 Hidrologi
Kabupaten Pasaman memiliki sungai besar maupun sungai kecil yang
tersebar di setiap kecamatan. Sungai besar yang penting adalah Batang
Sumpur, Batang Masang, Batang Pasaman, Batang Sontang, Batang Asik,
Batang Bindalik, Batang Alahan Panjang, Batang Tibawan, dan Batang
Kampar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan yang paling banyak sungainya
(51 sungai) dan Kecamatan Bonjol (29 sungai). Sungai-sungai yang terdapat
di Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai besar
yang mengalir ke wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota.
Penyebaran sungai disajikan pada Tabel 2.5 dan Gambar 2.7. Morfologi
wilayah Kabupaten Pasaman yang berbukit menyebabkan banyak sungai
yang aliran airnya relatif deras yang dapat dimanfaatkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Air (mikro hidro), maupun sebagai tenaga
penggerak lainnya.

Hal. 2–13
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 2.6
Potensi Sungai Per Kecamatan Di Kabupaten Pasaman
No KECAMATAN SUNGAI
1 Tigo Nagari
1. Air Paku Tunggak 15. Bt. Kumpulan 29. Bt Kinandam Dareh 43. Bt. Sukun
2. Bt. Kuriman 16. Air Silang 30. Air Manis-Manisan 44. Bt. Barameh
3. A. Prm. Cigak Pth 17. Air Kilangan 31. Air Paraman 45. Air Paraman
4. A. Prm. Cigak Sira 18. Bt. Paraman 32. Air Palancah 46. Bt. Talo
5. Paraman Cigak 19. Bt. Likek Mati 33. Air Garingging 47. Air pagadih
6. Sungai Limau 20. Air Lundang 34. Bt. Malampah 48. Air Tantang
7. Bt. Air Angek 21. Bt. Lingkek 35. Air Pandaringan 49. Air Sibonsan
8. Air. Takih 22. Air Malang 36. Air Pandaluran 50. Air Bambu
9. Air. Jarak 23. Air Landu 37. Air Batu Hitam 51. Bt. Masang
10. Anak Air Baco 24. Air Caruik 38. Bt. Lindai
11. Bt. Lapo 25. Bt. Bangan 39. Air Bt. Karuik
12. Anak Air Lapo 26. Bt. Paraman 40. Air Ketahanan
13. Bt. Landu 27. Paraman Sirih 41. Bt. Ungka
14. Bt. Maluah 28. Air Pantau 42. Bt. Fatimah
2 Bonjol
1.Bt. Marumuk 8.Bt. Rambutan 15. A. Dareh 22. A. Tapa Gadang
2.Bt. Manggani 9.Bt. Sikaciak 16. A. Biso 23. A. Tapa Hitam
3.Air Talang 10. Bt. Musus 17. A. Kijang 24. A. Angek
4.A. Mumpak Kaciak 11. S. Landai 18. Bt. Ligi Kaciak 25. A. Panoao
5.A. Mumpak Gdg 12. Bt. Alahan Pjg 19. A. Putiah 26. Bt. Ambacang
6.A. Tandikek 13. Air Abu 20. A. Tawar 27. Bt. Ligi Gadang
7.Bt. Bubus 14. Bt. Laring 21. Bt. Air Talang 28. Bt. Timaran
29. A. Pamicikan

Hal. 1–14
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 2.6


No KECAMATAN SUNGAI
3 Simpang Alahan Mati
1. Bt. Alahan Panjang 7. Bt. Limau Karetan 13. Bt. Langkuih 19. Bt. Kasok
2. A. Baling 8. Anak Air Duku 14. A. Pinang 20. Bt. Bindalik
3. A. Simpang 9. Bt. Simpai 15. Bt. Kularian 21. Bt. Manggia
4. Bt. Sunai 10. A. Paku 16. Air Bt. Baririk 22. A. Talanggukan
5. Bt. Marambung 11. Air. Bula’an 17. Bt. Kinandan 23. A. Ateh Batu
6. Bt. Lasi 12. Bt. Sariak 18. Bindalik Gadang 24. Bindalik Kaciak
4 Lubuk Sikaping
1. Bt. Sumpur 8. Bt. Astum 15. Bt. Sopan 22. Bt. Pamenan
2. Bt. Anang 9. Bt. Dalik 16. A. Tabek 23. Sungai Durian
3. Bt. Pakau 10. Bt. Paraman Dareh 17. Bt. Tikalak 24. A. Kapa Gadang
4. Bt. Silasung 11. Bt. Pamikin 18. Bt. Marumuk 25. Bt. Pangariang
5. Bt. Paninggalan 12. Bt. Mapun 19. Bt. Pegang 26. Bt. Sibangka
6. Bt. Mareh 13. Bt. Mapun Sani 20. Bt. Panjagoan
7. A. Betung 14. A. Lunak 21. A. Mundek
5 Dua Koto
1. Bt. Pasaman 3. Bt. Andilan 5. Bt Tuhur
2. Bt. Barilas 4. Bt. Ranai 6. Bt. Bahanon
6 Panti
1. Bt. Panti 6. Bt. Mapun 11. Air Mati 16. Bt. Piagan
2. Bt. Petak 7. Air Rambah 12. Air Kajai 17. Sungai Sorik
3. Air Salo 8. Bt. Lundur 13. Air Padang
4. Air Sanik 9. Air Lambak 14. Bt. Kuamang
5. Bt. Pagadis 10. Air Panjang 15. Bt.Tambangan
7 Padang Gelugur 1. Bt. Sontang 2. Bt. Rambah

Hal. 1–15
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 2.6


No KECAMATAN SUNGAI
8 Rao
1. Bt. Lubuah 5. Air Parais 9. Bt. Cubadak 13. Bt. Duit
2. Air Sulang Aling 6. Bt. Sibinail 10. Bt. Simisuh 14. Air Sirah
3. Bt. Asik 7. Air Kapesong 11. Bt. Pakayo 15. Air Pariangan
4. Air Pandak 8. Air Sogar 12. Air Dareh 16. Air Dingin
9 Rao Utara 1. Air Rogas 3. Bt. Mengkais 5. Air Kubu Tuo
2. Bt. Sibungkur 4. Air Mogo
10 Rao Selatan 1. Air Sontang 5. Batang Sumpur 9. Bt. Beringinn
2. Bt. Tingkarang 6. Sungai Nyiur 10. Timbuli
3. Air Simarakon 7. Air Suah 11. Air Ruang
4. Air Kapunan 8. Batang Abam
11 Mapat Tunggul 1. Sungai Deras 3. Air Sialang 5. Air Gagak
2. Bt. Sumpur 4. Bt. Tibawan
12 Mapat Tunggul Selatan 1. Sungai Lolo 4. Bt. Silayang 7. Sungai Toar
2. Sungai Guntung 5. Bt. Pangian 8 Bt. Sopan
3. Bt. Kampar 6. Air Matondak
Sumber : Pasaman Dalam Angka, tahun 2014

Hal. 1–16
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.2 Sarana dan Prasarana


2.2.1 Perumahan
Berdasarkan dari hasil perhitungan proyeksi penduduk sampai tahun 2035
dengan asumsi setiap 5 (lima) jiwa adalah satu kepala keluarga yang berarti
satu rumah, maka dapat dihitung jumlah perumahan dan kebutuhan lahan
untuk tahun 2035 mendatang. Dengan mengikuti proporsi perbandingan
rumah dengan persil besar, sedang dan kecil yang lebih dikenal dengan
pola 1:3:6. Untuk persil rumah besar dengan ukuran minimal 500 M 2, persil
rumah sedang 300 m2, dan persil rumah kecil 200 M2, maka didapatkan
hasil sebagaimana dijelaskan pada Tabel 2.7
Tabel 2.7
Perhitungan jumlah perumahan dan luas lahan yang dibutuhkan
di Kabupaten Pasaman Pada tahun 2035
Tipe Pola Perumahan 1:3:6
No Kecamatan Besar (500 m ) Sedang (300 m2)
2
Kecil (200 m2)
unit Ha unit Ha unit Ha
2 Tigo Nagari 927 46,34 2781 83,42 5561 111,22
3 Simpang Alahan Mati 421 21.03 1262 37.86 2524 50.48
1 Bonjol 947 47,35 2841 85,23 5682 113,64
4 Lubuk Sikaping 1653 82.64 4958 148.75 9916 198.33
6 Panti 1382 69.12 4147 124.42 8295 165.90
7 Padang Gelugur 849 42.43 2546 76.38 5092 101.84
5 Dua Koto 965 48.23 2894 86.82 5788 115.75
10 Rao Selatan 825 41.26 2476 74.28 4952 99.04
8 Rao 862 43.12 2587 77.62 5175 103.49
9 Rao Utara 388 19.41 1165 34.94 2329 46.58
11 Mapat Tunggul 339 16.97 1018 30.55 2037 40.73
12 Mapat Tunggul Selatan 339 16.94 1016 30.49 2033 40.65
Kabupaten Pasaman 9897 494,85 29691 1484,56 59382 2969,11
Total Kebutuhan Lahan
4.948,52
Perumahan Seluruhnya (Ha)
Sumber: Hasil Analisis, tahun 2014

Hal. 2–18
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.2.2 Jalan
Sarana dan prasarana wilayah sangat berperan penting dalam konstelasi
pembangunan wilayah. Selain sebagai penunjang usaha pengembangan
dan pembangunan wilayah, keberadaan sarana dan prasarana wilayah juga
dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu wilayah.
Dalam tabel-tabel berikut dapat dilihat keberadaan beberapa sarana dan
prasarana wilayah yang ada di Kabupaten Pasaman.
Tabel 2.8
Kondisi Jalan Negara, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten
Negara (km) Provinsi (km) Kabupaten (km)
No Tahun
Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak
1 2009 37,18 46,80 46,80 60,00 42,60 40,73 326,18 37,50 668,50
2 2010 31,00 59,64 7,00 16,99 100,50 25,83 249,66 58,60 557,28
3 2011 31,00 59,64 7,00 16,99 100,50 25,83 249,66 58,60 557,28
4 2012 31,00 59,64 7,00 16,99 100,50 25,83 249,66 58,60 557,28
5 2013 31,01 59,63 7,01 16,99 100,50 25,83 249,66 34,58 538,35
Sumber : Laporan Kompilasi Data, 2014

Hal. 2–19
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 2.9
Jumlah Fasilitas Penunjang Kegiatan di Kabupaten Pasaman Tahun 2013
Pddk Jumlah Fasilitas Penunjang Kegiatan Perkotaan
No Kecamatan
(Jiwa) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1. Tigo Nagari 24.708 4 20 3 1 - 7 - 43 157 12 - - 4.204 2 5 1 - - - 71 - - 774
2. Bonjol 25.245 6 25 3 5 - 4 - 70 65 15 - 4 38.089 3 5 2 - - - 48 5 1 2.562
3. Simpati 11.214 2 10 2 1 - 5 - 24 52 5 - 892 8.905 2 3 - - - - 92 - - 841
4. Lubuk Sikaping 44.059 9 35 5 4 2 16 1 216 159 25 - - 118.086 2 21 2 1 10 634 379 15 3 7.617
5. Dua Koto 25.715 11 29 5 4 - 9 - 63 144 2 - 8.484 3.401 - 4 1 - - - 472 4 - 1.682
6. Panti 36.854 3 28 3 4 - 8 - 48 134 7 - - 3.864 3 5 1 1 4 50 66 6 - 3.478
7. Padang Gelugur 22.623 5 17 2 4 - 4 - 41 110 3 - 1.900 3.169 1 3 1 - - 100 48 - 1 2.366
8. Rao 22.991 5 19 3 2 - 3 - 47 79 3 - 383 73.008 1 7 2 1 2 - 25 10 - 2.159
9. Rao Utara 10.348 2 14 2 1 - 2 - 29 48 9 - 4.711 - 3 - - - - - 9 - - 378
10. Rao Selatan 22.001 4 19 2 4 - 6 - 42 89 5 - - - 2 5 - - - - 54 - - 2.777
11. Mapat Tunggul 9.049 1 14 5 1 - 7 - 32 24 4 - - - 3 1 - - - - 8 - - 341
12. Mapat Tunggul Selatan 9.031 1 13 4 1 - 5 - 19 38 1 - - - - - - - - - 38 - - 115
Jumlah 26.3838 53 243 39 32 2 76 1 674 1.099 91 0 16.374 252.726 22 59 10 3 16 784 1.310 40 5 25.090
Sumber : Laporan Kompilasi Data, 2014
Keterangan : 1. STK 11. Jumlah Wartel 21. Rumah makan
2. SD 12. Sambungan listrik 22. Jumlah bank
3. SLTP 13. Pelanggan PDAM 23. Tenaga kerja non pertanian
4. SLTA 14. Pasar & pasar pekan
5. Perguruan Tinggi 15. Jumlah koperasi
6. Fasilitas Kesehatan 16. Pos
7. RSU 17. Terminal
8. Tenaga Kesehatan 18. Hotel
9. Peribadatan 19. Jumlah pelanggan telepon
10. Karang Taruna & Organisasi Sosial 20. Jumlah industri

Hal. 2–20
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.3 Keadaan Sosial Budaya dan Perekonomian


Budaya di lingkungan masyarakat Minangkabau terkait erat dengan
persoalan adat, karena adat di Minangkabau merupakan bagian dari Budaya
Minangkabau itu sendiri. Adat Minangkabau adalah ketentuan/aturan
dalam hidup bermasyarakat di Minangkabau yang diciptakan oleh
leluhurnya yaitu Datuk Prapatih Nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan.
Ajaran adat membedakan secara tajam antara manusia dan hewan di dalam
tingkah laku dan perbuatan yang didasarkan kepada ajaran-ajaran berbudi
baik dan bermoral mulia sesama manusia dan alam lingkungannya.
Ketentuan adat yang telah menjadi jargon, yaitu berupa petatah:
”Sawah baagiah bapamatang,
ladang dibari bamintalak,
nan babeso tapuang jo sadah,
nan babikah minyak jo aia”
Artinya adat itu mengatur tata kehidupan masyarakat, baik secara
perorangan maupun secara bersama tentang tingkah laku dan perbuatan
dalam pergaulan berdasarkan budi pekerti yang baik dan mulia.
Adat di Minangkabau selalu sejalan dengan ajaran Islam yang dikenal
dengan ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Artinya, setiap
aturan adat di Minangkabau tidak pernah keluar dari aturan yang diajarkan
oleh ajaran Islam. ”Adat mamakai, Syarak mangato”, artinya apapun
aturan yang dipakai selalu terkontrol oleh apa yang tercantum dalam
Syarak yang berlandaskan Kitabullah (Alqur’an).
Dalam kaitannya dengan penataan ruang di daerah minangkabau, Nagari
sebagai suatu kesatuan masyarakat merupakan komunitas yang memiliki
batas-batas hukum (adat), tatanan sosial khusus, perangkat dan simbol-
simbol adat, serta hak-hak pemilikan dan penguasaan atas sumberdaya
alam yang dimilikinya. Karena itu di minangkabau, Nagari memiliki syarat-
syarat (Hanafi, 1996) :
 Basasok bajarami; mempunyai daerah dan batas tertentu

Hal. 2–21
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Bapandam bapakuburan; mempunyai jalan dan tepian untuk mandi


 Barumah tanggo; rumah tangga tempat berdiam
 Bakoroang bakampung; mempunyai tali persahabatan antar kampung
 Basawah baladang; mempunyai persawahan dan perladangan
 Babalai bamusajiek; memiliki balai ruang tempat melaksanakan hukum.
Selain dari syarat-syarat tersebut, Nagari di Minangkabau mempunyai
jenjang (hirarki) yang termanifestasikan dalam bentuk satuan-satuan
permukiman; Taratak, Jorong, Koto dan Nagari, yang saat ini
terlembagakan dalam bentuk Jorong dan Nagari.
Kajian Budaya yang ingin dibicarakan dalam kaitannya dengan Masterplan
Air Minum adalah persoalan peran kelembagaan adat dalam pembangunan
masyarakat dan tanah ulayat. Hal ini penting mengingat masih kuatnya
masyarakat dalam memegang ketentuan-ketentuan adatnya, sehingga
perlu disinergiskan dengan tuntutan pembangunan yang mengarah kepada
arus globalisasi yang tidak dapat kita hindari.
Berdasarkan ras keturunan dan kesukuan, masyarakat di wilayah
Kabupaten Pasaman terdiri dari 3 (tiga) keturunan ras yaitu; Minangkabau,
Mandailing dan Melayu. Dalam hal kebudayaan, terutama yang terkait
dengan prilaku kehidupan sehari-hari, ketiga ras keturunan tersebut sudah
menyatu secara utuh dalam suatu jalinan kebudayaan Minangkabau.
Dalam artian, Suku Mandailing dan Melayu sudah mengintegrasikan diri
dalam suatu pola kehidupan Minangkabau. Namun demikian terdapat
keunikan, terutama dalam hal bahasa yang digunakan. Secara umum
bahasa yang digunakan adalah Bahasa Minangkabau cukup dominan,
namun demikian Suku Mandailing dan Melayu masih cukup kuat dalam
menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing apabila dalam
lingkungan komunitas mereka.

Hal. 2–22
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2.3.1 Peran Kelembagaan Adat


Di Sumatera Barat pada umumnya, khususnya di Kabupaten Pasaman,
adat tidak hanya sebatas memberikan ketentuan/aturan normatif
semata, akan tetapi juga terlembagakan dalam bentuk suatu institusi
yang disebut Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau (LKAM). Sebagai
suatu institusi di dalam masyarakat, peran LKAM harus diberdayakan,
terutama yang menyangkut implementasi program dan proyek yang
berkenaan dengan masyarakat pada tingkat akar rumput (grass root).
Pemberdayaan lembaga adat ini dalam pelaksanaanya sesuai dengan
prinsip perencanaan pembangunan yang sedang diupayakan
penerapannya (implementasi) di negara kita, yaitu bersifat partisipatif.
Dalam konteks ini, peran kelembagaan adat ditempatkan sebagai
stakeholders yang mempunyai kepentingan agar kegiatan/kebijakan
dapat berjalan dengan baik. Selain dari itu, kelembagaan adat dipandang
sebagai suatu komunitas yang terkonsepsikan secara struktur-fungsional
sebagai berikut:
 Komunitas merupakan sekelompok pelaku dalam suatu teritorial
terbatas yang merupakan dasar bagi mereka untuk bekerja bersama
dalam kegiatan sehari-hari
 Komunitas merupakan sub-bagian dari suatu struktur sistem sosial
 Komunitas merupakan suatu institusi nilai dan norma yang mengatur
perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan kebersamaan sehari-
hari.
 Komunitas merupakan ikatan interaksi sosial yang berdimensi waktu.

2.3.2 Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan perekomian suatu kota/kabupaten, dimana tingkat LPE
yang tinggi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berdampak
terhadap tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Hal. 2–23
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Berdasarkan angka sementara, pada tahun 2012 perekonomian Pasaman


naik sebesar 0,03 persen dari 6,13 persen di tahun 2013 menjadi 6,16
persen. Dalam pembentukan PDRB Pasaman, sektor yang mengalami
pertumbuhan positif adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang
mengalami pertumbuhan negatif diantaranya sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta
sektor pengangkutan dan komunikasi. PDRB per kapita berdasarkan atas
dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk.
PDRB per kapita Kabupaten Pasaman tahun 2012 adalah 4.264.173,21
rupiah (angka sementara) dan tahun 2013 sebesar 4.864.882,92 rupiah.

Hal. 2–24
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 2.10
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pasaman Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

1. Pertanian 1.550.586,58 1.766.150,94 2.025.827,60 2.306.965,19 2.637.319,74

2. Pertambangan dan Penggalian 62.618,71 67.178,02 71.533,99 76.255,25 81.529,93

3. Industri Pengolahan 126.703,36 138.331,71 151.043,19 165.792,95 182.641,71

4. Listrik, Gas dan Air Minum 12.556,64 13.856,25 14.888,76 15.902,28 17.789,55

5. Bangunan 92.915,87 92.915,87 122.095,35 141.266,69 163.100,81


Perdagangan, Hotel dan
6. 333.266,25 379.632,12 434.942,56 498.848,84 571.170,12
Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi 113.961,70 129.118,90 146.470,21 166.126,45 190.539,24

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 106.554,45 117.706,24 128.620,22 140.709,59 155.945,99

9. Jasa-Jasa 489.959,21 565.470,76 646.130,72 752.305,97 864.845,83

PDRB 2.889.122,77 3.283.408,83 3.741.572,60 4.264.173,21 4.864.882,92


Sumber : Pasaman Dalam Angka tahun 2014

Hal. 2–25
Jika dilihat dari perkembangan PDRB Kabupaten Pasaman menurut
lapangan usaha tahun 2013 terlihat bahwa ada sektor Pertanian
merupakan penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan PDRB
Kabupaten Pasaman dengan total 2.637.319,74. Penyumbang kedua
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Pasaman yakni sektor jasa-jasa
dengan total 864.845,83, disusul sektor perdagangan hotel dan restoran
dengan total 571.170,12.
Salah satu indikator yang menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian
kabupaten/kota adalah laju pertumbuhan PDRB. Selain tiga sektor yang
memberikan kontribusi tertinggi yakni sektor pertanian, jasa-jasa, dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor-sektor lain juga
menunjukan peningkatan, diantaranya yakni sektor pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, bangunan, pengangkutan dan
komunikasi serta keuangan, persewaan dan jasa. Untuk mengetahui lebih
jelas laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.11
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Tahun 2008-2012
Tahun
Lapangan Usaha
2008 2010 2012
Pertanian 6,02 5,99 6,26
Pertambangan / penggalian 4,01 4,25 3,95
Industri pengolahan 5,06 5,61 5,06
Listrik, gas & air 4,42 6,26 6,31
Bangunan 5,45 5,14 4,90
Perdagangan, hotel & restoran 6,71 6,83 6,95
Pengangkutan & komunikasi 6,30 6,92 6,79
Keuangan, persewaan, & jasa 4,22 4,38 4,33
Jasa-jasa 4,25 4,77 4,97
PDRB 5,61 5,77 5,92
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2014
Laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pasaman sebesar 5,92 %.
Rendahnya laju pertumbuhan Kabupaten Pasaman ini bukan berarti
perekonomian Kabupaten Pasaman menurun akan tetapi sudah
menunjukkan kemajuan bagi pertumbuhan perekonomiannnya

Hal. 2–26
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

dibuktikan dari sektor-sektor yang banyak memberikan kontribusi serta


laju pertumbuhannya yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan,
serta Kabupaten Pasaman juga memiliki keunggulan baik dari segi
pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan pariwisata. Hal inilah
yang nantinya dapat meningkatkan laju pertumbuhan Kabupaten
Pasaman supaya tidak tertinggal dengan Kota/Kabupaten di Propinsi
Sumatera Barat.

2.4 Kependudukan
Penduduk merupakan modal dasar dalam setiap proses pembangunan di
suatu negara karena penduduk adalah subjek sekaligus objek bagi upaya
pembangunan yang dilaksanakan. Oleh sebab itu dalam proses
penyusunan perencanaan pembangunan, faktor penduduk menjadi dasar
yang memiliki peran penting. Di Indonesia sensus penduduk diadakan
satu kali lima tahun termasuk di Kabupaten Pasaman, sehingga data
kependudukan belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan
penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten Pasaman. Dalam
kurun waktu 5 tahun antara 2008-2013 jumlah penduduk Kabupaten
Pasaman mengalami perkembangan rata-rata sebesar 1,84 % yang
sebelumnya yaitu pada tahun 2008 tercatat sebanyak 260.987 jiwa.

Hal. 2–27
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 2.12
Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Tigo Nagari 25.776 25.991 23.184 23.430 23.710 24.708
2 Simpang Alahan Mati 9.906 10.006 10.580 10.743 10.871 11.214
3 Bonjol 23.617 23.891 22.997 23.805 24.089 25.245
4 Lubuk Sikaping 45.179 45.726 43.746 45.041 45.579 44.059
5 Panti 33.649 34.014 35.412 36.151 36.583 36.854
6 Padang Gelugur 21.717 21.961 21.341 21.838 22.099 22.623
7 DuaKoto 28.278 28.583 24.602 24.763 25.059 25.715
8 Rao Selatan 23.823 24.056 21.600 22.247 22.513 22.001
9 Rao 23.225 23.458 22.168 22.565 22.835 22.991
10 Rao Utara 10.192 10.312 10.293 10.386 10.510 10.348
11 Mapat Tunggul 8.495 8.579 8.846 9.103 9.212 9.049
12 Mapat Tunggul Selatan 7.130 7.203 8.530 8.834 8.941 9.031
Jumlah 260.987 263.780 253.299 258.906 262.001 263.838
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 2.13
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008 - 2013
Laju Pertumbuhan
Tahun Jumlah Penduduk
Penduduk (%)
2008 260.987 0.90
2009 263.780 1.06
2010 253.299 -4.14
2011 258.906 2.17
2012 262.001 1.18
2013 263.838 2,90
Rata-rata laju Pertumbuhan 2,06
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2014

Hasil registrasi penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2013 berjumlah


sekitar 263.838 jiwa, dimana jumlah penduduk tersebut terdiri dari
130.508 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 133.330 jiwa penduduk
perempuan. Pada data di atas tampak bahwa dari 12 kecamatan yang
ada di Kabupaten Pasaman, kecamatan yang memiliki jumlah penduduk
besar adalah Kecamatan Lubuk Sikaping dan Kecamatan Panti. Kedua
wilayah tersebut saat ini telah berkembang menjadi daerah pemukiman
diantaranya berupa kompleks perumahan, baik yang sudah ditempati

Hal. 2–28
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

maupun yang sedang dibangun. Sedangkan kecamatan yang memiliki


jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Mapat Tunggul Selatan
dengan jumlah penduduk 9,031 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk
Kabupaten Pasaman sampai 20 tahun kedepan (tahun perencanaan)
berdasarkan dari data-data di atas seperti terlihat pada Tabel 2.14 di
bawah ini.
Tabel 2.14
Proyeksi Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2015-2035
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035
1 Tigo Nagari 26,162 30,182 34,819 40,170 46,342
2 Simpang Alahan Mati 11,874 13,698 15,803 18,231 21,033
3 Bonjol 26,730 30,838 35,576 41,043 47,349
4 Lubuk Sikaping 46,651 53,820 62,090 71,630 82,637
5 Panti 39,023 45,019 51,936 59,916 69,123
6 Padang Gelugur 23,954 27,635 31,881 36,780 42,432
7 DuaKoto 27,228 31,412 36,239 41,807 48,231
8 Rao Selatan 23,296 26,875 31,005 35,769 41,265
9 Rao 24,344 28,084 32,400 37,378 43,122
10 Rao Utara 10,957 12,640 14,583 16,824 19,409
11 Mapat Tunggul 9,581 11,054 12,752 14,712 16,972
12 Mapat Tunggul Selatan 9,562 11,032 12,727 14,682 16,938
Jumlah 279.362 322.289 371.811 428.942 494.852
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Berdasarkan data proyeksi jumlah penduduk di atas, jumlah penduduk di


Kabupaten Pasaman sampai pada tahun perencanaan 2035 mengalami
peningkatan menjadi 494.852 jiwa. Kecamatan yang jumlah penduduk
tertinggi terdapat pada Kecamatan Lubuk Sikaping pada tahun 2035
memiki jumlah penduduk 82,637 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
paling kecil berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan berada
pada Kecamatan Mapat Tunggul Selatan yakni 16,938 jiwa.

Hal. 2–29
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Dari data kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2013,


diketahui bahwa kecamatan di wilayah Kabupaten Pasaman yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Lubuk Sikaping.
Kecamatan Lubuk Sikaping merupakan pusat kota dan kegiatan
perekonomian, sehingga penduduk cenderung terkonsentrasi di wilayah
ini.
Setelah dilakukan analisis terhadap tingkat kepadatan penduduk di
Kabupaten Pasaman hingga tahun perencanaan 2035 melalui proyeksi
kepadatan penduduk, diketahui tingkat kepadatan penduduk Kabupaten
Pasaman sebagai berikut :
Tabel 2.15
Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2013-2035

Penduduk Penduduk Luas Kepadatan Penduduk


No. Kecamatan 2013 2035 Daerah 2013 2035
(Jiwa) (Jiwa) (Km2) (Jiwa/km ) (Jiwa/km2)
2

1 Tigo Nagari 24,708 46,342 218,94 70 131


2 Simpang Alahan Mati 11,214 21,033 39.,64 161 302
3 Bonjol 25,245 47,349 78,39 130 244
4 Lubuk Sikaping 44,059 82,637 390,37 127 238
5 Panti 36,854 69,123 406,30 173 325
6 Padang Gelugur 22,623 42,432 239,92 141 265
7 Dua Koto 25,715 48,231 180,22 71 134
8 Rao Selatan 22,001 41,265 266,10 65 122
9 Rao 22,991 43,122 681,96 97 183
10 Rao Utara 10,348 19,409 531,44 17 32
11 Mapat Tunggul 9,049 16,972 381,90 15 28
12 Mapat Tunggul Selatan 9,031 16,938 674,45 19 36
Jumlah 263,838 494,852 4.447,63 4.447,63 170
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2014& Hasil Perhitungan

Penduduk di Kabupaten Pasaman terus mengalami peningkatan tiap


tahunnya. Hingga pada akhir tahun perencanaan 2035, tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Pasaman berkisar 170 jiwa/km2 dan masih
tergolong dalam kategori kepadatan penduduk rendah. Berdasarkan hasil
proyeksi diketahui Kecamatan Lubuk Sikaping memiliki tingkat kepadatan

Hal. 2–30
KONDISI UMUM DAERAH
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

penduduk tertinggi dengan total 238 jiwa/km2. Sedangkan untuk


kecamatan tingkat kepadatan rendah terdapat pada Kecamatan Mapat
Tunggul Selatan dengan total 19 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya
kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman pada tahun 2013 dan tahun
2035 dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan Gambar 2.10

Hal. 2–31
Bab

KONDISI PENYEDIAAN
AIR MINUM EKSISTING

3.1 Umum
Pada bab ini akan di uraikan mengenai kondisi eksisting Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) di Kabupaten Pasaman yang meliputi SPAM perpipaan
dan nonperpipaan. Sampai tahun 2014 terkait dengan sistem unit
perpipaan Kabupaten Pasaman dikelola oleh PDAM Kabupaten Pasaman.
Perpipaan komunal/ perpipaan pedesaan dikelola oleh masyarakat yaitu
Pamsimas, PNPM dan program pemberdayaan lainnya. Sedangkan non-
perpipaan dikelola secara individu oleh masyarakat berupa sumur bor,
sumur gali terlindungi dan mata air terlindungi. SPAM Kabupaten Pasaman
pada tahun 2014 persentase pelayanan Perpipaan PDAM sebesar 26,86 %
dengan 70.858 jiwa terlayani, Perpipaan Non-PDAM sebesar 18,28 %
dengan 48.225 jiwa, Non-perpipaan Individu sebesar 14,40 % dengan
37.985 jiwa.

3.2 Sistem Perpipaan PDAM


A. Daerah Pelayanan dan Tingkat Pelayanan
Cakupan daerah pelayanan Perpipaan Kabupaten Pasaman di bagi 10
(sepuluh) daerah pelayanan, pembagian daerah pelayanan ini berdasarkan
kecamatan atau daerah pelayanan yang lebih dekat dengan sumber atau
unit perpipaan Kabupaten Pasaman. Kebutuhan air minum perpipaan
Kabupaten Pasaman, saat ini di suplai dari 18 unit IPA. Adapun daerah-
daerah yang dilayani oleh IPA dan mata air dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3. 1
Daerah Pelayanan Perpipaan
Unit Lokasi
No Nama Unit Jenis Sumber Daerah Pelayanan
Pelayanan Sumber
Jorong Parik
Sumber Lubang,
Air Nagari Ladang
1 Tigo Nagari Batang Nagari
Permukaan Panjang, Binjai
Landu Ladang
Panjang
Jorong Spg
Sumber Nagari Simpang,
2 Simpati Tigo, Nagari Mata Air
Toboh Alahan Mati
Simpang
Jorong Tj.
Sumber
Bungo Nagari Ganggo Hilir,
3 Bonjol Tanjung Mata Air
Nagari Ganggo Mudik
Bunga
Bonjol
Sumber
Jorong Air Nagari Ganggo Hilir,
4 Batang
Musus Permukaan Ganggo Mudik
Musus
Jorong Kp
Sumber Air Melayu, Nagari Limo Koto, Koto
Mata Air
Muruh Nagari Limo Kaciak
Koto
5 Kumpulan Jorong Bt.
Badinding
Sumber
Selatan, Mata Air Nagari Limo Koto
Batu Balah
Nagari Limo
Koto
Jorong IV
Nagari Tanjung
Sumber Benteng,
Mata Air Beringin, Durian Tinggi
Bulakan Nagari Tj.
Pauh
Beringin
Jorong Kp
Sumber
Lubuk Nan VI, Air Nagari Air Manggis
6 Kepala
Sikaping Nagari Air Permukaan Pauh
Bandar
Manggih
Jorong IV
Sumber Benteng, Air Nagari Tanjung
Pigariang Nagari Tj. Permukaan Beringin
Beringin
Jorong
Sumber Caniago, Air
Nagari Jambak
Jambak Nagari Permukaan
Jambak

Hal. 3–2
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.1

Unit Lokasi
No Nama Unit Jenis Sumber Daerah Pelayanan
Pelayanan Sumber
Jorong IV
Perumnas Aro
Sumber Benteng, Air
Permai, Nagari
PiudangNagari Tj. Permukaan
Tanjung Beringin
Beringin
Jorong VI
Sumber Batuang Nagari Tanjung
Air
Sungai Baririk, Beringin, Durian
Permukaan
Landai Nagari Tj. Tinggi Pauh
Beringin
Jorong
Sumber
Petok Air
7 Petok Batang Nagari Panti Selatan
Nagari Permukaan
Petok
Panti
Jorong
Sumber
Murni, Air Nagari Panti, Tanjung
8 Panti Batu
Nagari Permukaan Aro
Hampar
Panti
Jorong
Sumber Tanah
Air
9 Cubadak Paraman Putih, Nagari Cubadak
Permukaan
Kakar Nagari
Cubadak
Jorong
Sumber
Petok, Air Nagari Sontang,
10 Sontang Ulu
Nagari Permukaan Tapus, Tanjung Aro
Sontang
Panti
Jorong
Nagari Taruang-
Sumber Pacuan,
Air taruang, Lansek
Anak Air Nagari
Permukaan Kodok, Kauman,
Jilatang Tarung-
Lubuak Layang
Tarung
11 Rao
Jorong
Nagari Taruang-
Sumber Pacuan,
Air taruang, Lansek
Mudik Nagari
Permukaan Kodok, Kauman,
Tampang Tarung-
Lubuak Layang
Tarung
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

Jumlah penduduk yang mencapai 262.001 jiwa pada akhir Agustus dilayani
oleh 10 unit kerja, dengan 18 unit IPA. Cakupan pelayanan sampai saat ini
masih rendah dimana pada tahun 2014 mencapai cakupan layanan rata-
rata 48% dengan rincian sebagaimana diberikan pada Tabel 3.2, Tabel 3.3,
Tabel 3.4, Tabel 3.5, berikut:

Hal. 3–3
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.2
Pelayanan Air Minum Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2014
Jumlah Jumlah
Jumlah
Penduduk Penduduk Persentase
No Tahun Penduduk
Daerah Terlayani (%)
(jiwa)
Pelayanan (jiwa) (jiwa)
1 2010 263.780 93.403 57.558 61,6
2 2011 255.186 99.882 58.728 58,8
3 2012 258.906 125.014 55.506 44
4 2013 262.001 140.418 63.598 45
5 2014 263.838 147.248 70.858 48
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
Tabel 3.3
Sambungan Aktif Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2014
No Bulan Total Sambungan Aktif
3. 2010 9.593
4. 2011 9.788
5. 2012 10.055
6. 2013 10.383
7. 2014 11.606
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
Tabel 3.4
Sambungan non-Aktif Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2014
NO Bulan Total Sambungan Non Aktif
3. 2010 609
4. 2011 573
5. 2012 1.082
6. 2013 1.243
7. 2014 899
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
Tabel 3.5
Sambungan Baru, Sambungan Kembali, Pemutusan Langganan Perpipaan
Kabupaten Pasaman Tahun 2014
Sambungan Sambungan Pemutusan
No Bulan
Baru Kembali Langganan
3. 2010 - 80 14
4. 2011 - 45 9
5. 2012 52 49 13
6. 2013 50 51 16
7. 2014 89 57 12
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014

Hal. 3–5
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

B. Garis Besar Sistem


Perpipaan Kabupaten Pasaman terdiri dari 18 unit, dengan lokasi sumber
sebanyak 18 unit, sedangkan jenis sumber air yang digunakan terdiri dari:
a. Air Permukaan;
b. Mata Air.
Sumber air permukaan dilakukan proses pengolahan air yaitu dengan
sistem pengolahan lengkap dan pengolahan tidak lengkap, pengolahan
lengkap pada IPA Sumber Sungai Landai, Sumber Batang Musus, Sumber
Ulu Sontang, Anak Air Jilatang, Sumber Mudiak Tampang dan Sumber
Batang Landu dan IPA lainnya mengunakan pengolahan tidak lengkap yaitu
prasedimentasi, Saringan Pasir Lambat, dan desinfeksi, desinfektan dengan
menggunakan bahan kimia alumunium sulfat dan soda ash, dilakukan
dengan pembubuhan.
Gambaran unit produksi secara lebih lengkap disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Gambaran Sumber Air dan Unit Pengolahan Perpipaan
Kabupaten Pasaman
Kapasitas Reservoir
Nama Jenis
No Nama IPA Terpasang Pengolahan
Unit Sumber Unit m3
(l/detik)
Sumber
Tigo Air Pengolahan
1 Batang 20 1 300
Nagari Permukaan Lengkap (IPA)
Landu
Sumber Pengolahan
2 Simpati Mata Air 5 1 200
Toboh Sederhana
Sumber
Pengolahan
Tanjung Mata Air 10 1 150
Sederhana
Bunga
3 Bonjol
Sumber
Air Pengolahan
Batang 50 1 300
Permukaan Lengkap (IPA)
Musus
Sumber Air
Mata Air 15 1 200 Broncaptering
Muruh
4 Kumpulan
Sumber
Mata Air 2,5 - - Broncaptering
Batu Balah
Lubuk Sumber
5 Mata Air 20 - - Broncaptering
Sikaping Bulakan

Hal. 3–6
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.6

Kapasitas Reservoir
Nama Jenis
No Nama IPA Terpasang Pengolahan
Unit Sumber Unit m3
(l/detik)
Sumber
Air Pengolahan
Kepala 20 1 300
Permukaan Sederhana
Bandar
Sumber Air Pengolahan
5 1 50
Pigarlang Permukaan Sederhana
Sumber Air Pengolahan
1,5 1 30
Jambak Permukaan Sederhana
Sumber Air Pengolahan
5 1 10
Piudang Permukaan Sederhana
Sumber
Air Pengolahan
Sungai 60 1 300
Permukaan Lengkap
Landai
Sumber
Air Pengolahan
6 Petok Batang 10 1 20
Permukaan Sederhana
Petok
Sumber
Air Pengolahan
7 Panti Batu 10 1 10
Permukaan Sederhana
Hampar
Sumber
Air Pengolahan
8 Cubadak Paraman 5 - -
Permukaan Sederhana
Kakar
Sumber Ulu Air Pengolahan
9 Sontang 10 1 200
Sontang Permukaan Lengkap (IPA)
Sumber
Air Pengolahan
Anak Air 60 1 300
Permukaan Lengkap
Jilatang
10 Rao
Sumber
Air Pengolahan
Mudiak 20 1 250
Permukaan Lengkap
Tampang
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014
Untuk lebih jelasnya gambaran fasilitas produksi air bersih Unit PDAM
Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada Tabel 3.7

Hal. 3–7
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.7
Kapasitas Produksi dan Sumber Air Perpipaan
Kabupaten Pasaman Tahun 2014
Kapasitas Terpasang Kapasitas Produksi
No. Kecamatan
(l/det) Efektif (ldet)
1 Tigo Nagari 20 2,02
2 Simpati 5 4,95
3 Bonjol 60 10,39
4 Kumpulan 17,5 7,57
5 Lubuk Sikaping 111,5 65,98
6 Petok 10 1,89
7 Panti 10 14,11
8 Cubadak 5 1,88
9 Sontang 10 1,66
10 Rao 70 19,98
Total 309 130,42
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
Air yang diproduksi ditampung dalam beberapa reservoir. Jumlah unit
reservoir Perpipaan Kabupaten Pasaman adalah 15 unit dengan total
volume/kapasitas reservoir adalah 2.620 m 3. Total kapasitas terpasang
fasilitas produksi untuk melayani air minum pada 10 unit pelayanan yang
ada dalam Kabupaten Pasaman pada tahun 2014 sebesar 309 l/dtkt
dengan kapasitas efektif 130,42 l/dtk.

Hal. 3–8
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

C. Aspek Teknik SPAM Perpipaan Kabupaten Pasaman


1. Unit Tigo Nagari
 Sumber Batang Landu
 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang memiliki debit sebesar 1200 l/dtk ini berasal
dari air permukaan yang terletak di Jorong Parik Lubang.
 Unit Produksi
IPA Sumber Batang Landu yang didirikan pada tahun 2011 ini
memiliki pengolahan IPA lengkap pada unit produksinya. IPA ini
memiliki kapasitas terpasang sebesar 20 l/dtk.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Intake digunakan untuk menyadap air dari sumber Batang Landu.
Air tersebut akan dialirkan ke reservoar dengan sistem gravitasi
dengan pipa transmisi berdiameter 200 mm. Air ini akan
didistribusikan ke daerah pelayanan Nagari Ladang Panjang
dengan menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa
bervariasi dari DN 25 – 150
Tabel 3.8
Sumber Batang Landu
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Ladang Panjang
Jorong : Parik Lubang
Nama Sumber : Batang Landu
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0622120 Jarak dari jalan raya : 3500 m
Selatan (Y) : 0002051 Jarak dari rumah terdekat : 350 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 20 m
Tinggi Lokal : 605

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 1200 ltr/dtk Intake
Sistem : Pompa
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2011

Hal. 3–10
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–11
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.9
IPA Batang Landu
LOKASI IPA :
Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Ladang Panjang
Jorong : Parik Lubang
Nama IPA : Batang Landu
Jenis IPA : IPA Lengkap
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0622176 Jarak dari jalan raya : 3200 m
Selatan (Y) : 0002071 Jarak dari rumah terdekat : 50 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 100 m
Tinggi Lokal : 582

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 20 ltr/dtk IPA Lengkap
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2011
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–12
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.10
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batang Landu

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

2. Unit Simpati
 Sumber Toboh
 Sumber dan Intake
Sumber air baku ini memiliki intake yang dibangun pada tahun
1991. Sumber Toboh ini merupakan sumber air baku yang berasal
dari mata air yang terletak di Jorong Simpang. Debit Sumber
Toboh yaitu 5 l/dtk.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA Toboh hanya menggunakan pengolahan
menggunakan desinfeksi sehingga pengolahan yang digunakan
adalah pengolahan tidak lengkap. Kapasitas terpasang IPA Sumber

Hal. 3–13
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Toboh ini adalah sebesar 5 L/dt dan produksi sebesar 5 L/lt


dengan kapasitas reservoar 200 m3.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Toboh disadap dengan
menggunakan broundcaptering lalu dialirkan ke reservoar dengan
sistem gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang
berdiameter 100 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah
pelayanan Nagari Panti, Tanjung Aro dengan menggunakan pipa
yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 100.
Tabel 3.11
Sumber Toboh
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Simpati
Nagari : Simpang
Jorong : Simpang
Nama Sumber : Toboh
Jenis Sumber : Broundcaptering
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 062792 Jarak dari jalan raya : 120 m
Selatan (Y) : 0001030 Jarak dari rumah terdekat : 50 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 50 m
Tinggi Lokal : 436 m

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 5 l/dtk Broundcaptering
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Cukup Baik
Pembuatan : 1991
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–14
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.12
IPA Toboh
LOKASI IPA :
Kecamatan : Simpati
Nagari : Simpang
Jorong : Simpang
Nama IPA : Toboh
Jenis IPA : Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 062792 Jarak dari jalan raya : 120 m
Selatan (Y) : 0001030 Jarak dari rumah terdekat : 20 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 20 m
Tinggi Lokal : 436 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 5 l/dtk Reservoar : 200 m
Sistem : Gravitasi Panjang :5 m
Kondisi : Cukup Baik lebar :5m
Pembuatan : 1991 Tinggi :5m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–15
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.13
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Toboh

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

3. Unit Bonjol
 Sumber Tanjung Bunga
 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang digunakan Sumber Tanjung Bunga adalah
mata air yang terletak di Jorong Tanjuang Bungo. Debit Sumber
Tanjung Bunga yaitu 10 l/dtk. Broundcaptering Sumber Tanjung
Bunga ini dibangun pada tahun 1989 dengan mengunakan dana
APBD.
 Unit Produksi
Pengolahan yang digunakan pada unit produksi IPA sumber
Tanjung Bunga adalah pengolahan tidak lengkap yaitu hanya

Hal. 3–16
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

berupa desifenksi. IPA ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 10


l/dtk dan kapasitas reservoar sebesar 150 m3.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Tanjung Bunga disadap dengan
menggunakan broandcaptering lalu dialirkan ke reservoar dengan
sistem gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang
berdiameter 150 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah
pelayanan Nagari Ganggo Hilir, Ganggo Mudik dengan
menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari
DN 25 – 150
Tabel 3.14
Sumber Tanjung Bunga
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Bonjol
Nagari : Ganggo Mudiak
Jorong : Tanjuang Bungo
Nama Sumber : Tanjung Bunga
Jenis Sumber : Mata Air
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0637863 Jarak dari jalan raya : 2500 m
Selatan (Y) : 9998261 Jarak dari rumah terdekat : 2600 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 2700 m
Tinggi Lokal : 397

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 10 ltr/dtk Broncaptering
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Kurang Baik
Pembuatan : 1989
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–17
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.15
IPA Tanjung Bunga
LOKASI IPA :
Kecamatan : Bonjol
Nagari : Ganggo Mudiak
Jorong : Tanjuang Bungo
Nama IPA : Tanjung Bunga
Jenis IPA : Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0637741 Jarak dari jalan raya : 1500 m
Selatan (Y) : 9998137 Jarak dari rumah terdekat : 100 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 200 m
Tinggi Lokal : 347

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 10 ltr/dtk Reservoar : 150 m3
Sistem : Gravitasi Panjang :5 m
Kondisi : Cukup Baik lebar :5m
Pembuatan : 1989 Tinggi :3m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–18
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.16
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Tanjung Bunga

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

 Sumber Musus
 Sumber dan Intake
Sumber Musus ini berasal dari air permukaan Batang Musus
dengan debit sebesar 200 l/dtk. Pembangunana intake dilakukan
pada tahun 2013.
 Unit Produksi
IPA sumber Musus ini memiliki pengolahan IPA lengkap pada unit
produksinya dan debit terpasang sebesar 50 l/dtk.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Penyadapan air permukaan Sumber Musus ini dilakukan dengan
menggunakan intake kemudiaan dialirkan ke reservoar dengan
sistem gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang

Hal. 3–19
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

berdiameter 250 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah


pelayanan Nagari Ganggo Hilir, Ganggo Mudik dengan
menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari
DN 25 – 250
Tabel 3.17
Sumber Batang Musus
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Bonjol
Nagari : Ganggo Hilia
Jorong : Musus
Nama Sumber : Batang Musus
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0635945 Jarak dari jalan raya : 6000 m
Selatan (Y) : 9996642 Jarak dari rumah terdekat : 800 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 2000 m
Tinggi Lokal : 315

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 200 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2013
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–20
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.18
IPA Batang Musus
LOKASI IPA :
Kecamatan : Bonjol
Nagari : Ganggo Hilia
Jorong : Padang Laweh
Nama IPA : Batang Musus
Jenis IPA : IPA Lengkap
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0635846 Jarak dari jalan raya : 30 m
Selatan (Y) : 9996433 Jarak dari rumah terdekat : 20 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 30 m
Tinggi Lokal : 264 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 50 ltr/dtk IPA Lengkap
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2013
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–21
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4. Unit Kumpulan
 Sumber Air Muruh
 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang digunakan Sumber Air Muruh adalah mata
air yang terletak di Jorong Kampung Melayu. Debit Sumber Air
Muruh yaitu 15 l/dtk. Broandcapetering sumber Air Muruh ini
dibangun pada tahun 1991 dengan mengunakan dana APBD.
 Unit Produksi
IPA sumber Air Muruh ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 15
L/dtk. Unit produksi IPA sumber Air Muruh menggunakan
pengolahan tidak lengkap yaitu desifenksi.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Penyadapan sumber Air Muruh ini menggunakan broandcaptering
yang kemudian akan dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Limo Koto, Koto Kaciak dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 150
Tabel 3.19
Sumber Air Muruh
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Bonjol
Nagari : Limo Koto
Jorong : Kampung Melayu
Nama Sumber : Air Muruh
Jenis Sumber : Mata Air
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0635239 Jarak dari jalan raya : 2000 m
Selatan (Y) : 9993202 Jarak dari rumah terdekat : 1000 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 1000 m
Tinggi Lokal : 251 m

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 15 ltr/dtk Broncaptering
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Kurang Baik
Pembuatan : 1991

Hal. 3–22
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Tabel 3.20
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Air Muruh

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

Hal. 3–23
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

5. Unit Lubuk Sikaping


 Sumber Bulakan
 Sumber Broncaptering
Sumber air baku yang digunakan Sumber Bulakan adalah mata air
yang berasal dari mata air Bulakan yang terletak di Jorong IV
Benteng. Sumber Bulakan memiliki debit air sekitar 20 l/dtk
Broundcaptering Sumber Bulakan dibangun pada tahun 1980
dengan mengunakan dana APBD, bahan bangunan
broundcaptering adalah beton.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA sumber Bulakan menggunakan pengolahan
tidak lengkap, yaitu hanya pengolahan desinfeksi. Dengan
kapasitas terpasang sebesar 20 l/dtk
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Bulakan disadap dengan
menggunakan brondcaptering lalu dialirkan ke reservoar dengan
sistem gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang
berdiameter 300 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah
pelayanan Nagari Tanjung Beringin, Durian Tinggi, Pauh dengan
menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari
DN 25 – 300.

Hal. 3–24
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.21
Sumber Bulakan
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Beringin
Jorong : IV Benteng
Nama Sumber : Sumber Bulakan
Jenis Sumber : Mata Air
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0631752 Jarak dari jalan raya : 1000 m
Selatan (Y) : 11483 Jarak dari rumah terdekat : 50 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 10 m
Tinggi Lokal : 57 m
DATA SUMBER AIR
Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 20 ltr/dtk Broncaptering : 500 m3
Sistem : Gravitasi Panjang : 40 m
Kondisi : Baik lebar : 20 m
Pembuatan : 1980 Tinggi : 1,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER AIR :

Hal. 3–25
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.22
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Bulakan

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

 Sumber Kepala Bandar


 Sumber dan Intake
Suber air baku ini merupakan air permukaan yang berasal dari
mata air Kepala Bandar yang terletak di Jorong Kp. Nan VI. Intake
Sumber Kepala Bandar dibangun pada tahun 1997 Sumber
Bulakan memiliki debit air sekitar 20 L/det.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA sumber Kepala Bandar menggunakan
pengolahan tidak lengkap, yaitu pengolahan prasedimentasi,
filtrasi dan desinfeksi. Pengolahan pada IPA Sumber Kepala
Bandar ini memiliki 3 bak prasedimentasi dengan kapasitas filtrasi
60 m3 dan kapasitas reservoar sebesar 300 m3. Dengan kapasitas
terpasang sebesar 20 l/dtk.

Hal. 3–26
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi


Sumber air baku dari Sumber Kepala Bandar disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
200 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Air Manggis, Pauh dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 200.
Tabel 3.23
Sumber Kepala Bandar
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Air Manggih
Jorong : Kp Nan VI.
Nama Sumber : Kepala Bandar
Jenis Sumber : Air Permukaan, Mata Air
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0629809 Jarak dari jalan raya : 2200 m
Selatan (Y) : 0019411 Jarak dari rumah terdekat : 400 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 400 m
Tinggi Lokal : 617 m
DATA SUMBER AIR
Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 20 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Cukup Baik
Pembuatan : 1997
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–27
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.24
IPA Kepala Bandar
LOKASI IPA :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Air Manggih
Jorong : Kp Nan VI.
Nama IPA : Kepala Bandar
Jenis IPA : Prasedimentasi - Filtrasi – Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0629649 Jarak dari jalan raya : 2000 m
Selatan (Y) : 0019366 Jarak dari rumah terdekat : 200 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 200 m
Tinggi Lokal : 526 m
DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3 3
Kapasitas : 20 ltr/dtk Prasedimentasi : 3 bak Filtrasi : 60 m Reservoar : 300 m
Sistem : Gravitasi Panjang : 10 m Panjang : 5 m panjang : 10 m
Kondisi : Cukup Baik lebar : 10 m Lebar : 5 m lebar : 3m
Pembuatan : 1997 Tinggi : 2,5 m Tinggi : 3 m tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

 Sumber Pigariang
 Sumber dan Intake
Sumber Pigariang terletak di Nagari Tanjung Beringin. Sumber Air
Baku yang digunakan Sumber Pigariang adalah air permukaan
yang berasal dari sumber Pigariang. Sumber Pigariang ini memiliki

Hal. 3–28
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

debit sebesar 200 l/dtk. Intake pada sumber ini dibangun pada
tahun 1998.
 Unit Produksi
Pengolahan yang digunakan pada unit produksi IPA sumber
Pigariang merupakan pengolahan tidak lengkap, yang berupa
pengolahan prasedimentasi dan desinfeksi. Pengolahan pada IPA
Pigariang ini memiliki 3 bak prasedimentasi dengan kapasitas
reservoar sebesar 50 m3 dan kapasitas terpasang sebesar 5 l/dtk
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Pigariang disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
150 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Tanjung Beringin dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 150.

Hal. 3–29
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.25
Sumber Pigariang
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Beringin
Jorong : IV Benteng
Nama Sumber : Pigariang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0634355 Jarak dari jalan raya : 1500 m
Selatan (Y) : 0011432 Jarak dari rumah terdekat : 50 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 200 m
Tinggi Lokal : 567 m
DATA SUMBER AIR
Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 200 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Cukup Baik
Pembuatan : 1998
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–30
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.26
IPA Pigariang
LOKASI IPA :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Beringin
Jorong : IV Benteng
Nama IPA : Pigariang
Jenis IPA : Prasedimentasi – Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0633962 Jarak dari jalan raya : 20 m
Selatan (Y) : 0011343 Jarak dari rumah terdekat : 20 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 20 m
Tinggi Lokal : 551
DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 5 ltr/dtk Prasedimentasi : 3 bak Reservoar : 50 m
Sistem : Gravitasi Panjang :2 m panjang : 4
Kondisi : Kurang Baik lebar :5m lebar :5m
Pembuatan : 1997 Tinggi : 1,5 m tinggi :3m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–31
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.27
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Pigariang

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

 Sumber Jambak
 Sumber dan Intake
Sumber Jambak merupakan air permukaan yang berasal dari mata
air Jambak. Sumber Jambak disadap melalui intake yang dibangun
pada tahun 2001. Sumber Jambak ini memiliki debit sebesar 5
l/dtk.
 Unit Produksi
Pengolahan yang digunakan pada unit produksi IPA sumber
Jambak adalah pengolahan tidak lengkap. Pengolahan yang
digunakan berupa pengolahan desinfeksi dengan kapasitas
terpasang sebesar 1,5 l/dtk

Hal. 3–32
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi


Sumber air baku dari Sumber Jambak disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
100 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Jambak dengan menggunakan pipa yang berdiameter
nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 100.

Hal. 3–33
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.28
Sumber Jambak
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Jambak
Jorong : Caniago
Nama Sumber : Jambak
Jenis Sumber : Air Permukaa
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0628097 Jarak dari jalan raya : 3500 m
Selatan (Y) : 0013427 Jarak dari rumah terdekat : 400 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 400 m
Tinggi Lokal : 528 m
DATA SUMBER AIR
Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 5 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Kurang Baik
Pembuatan : 2001
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–34
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.29
IPA Jambak
LOKASI IPA :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Jambak
Jorong : Caniago
Nama IPA : Jambak
Jenis IPA : Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0628097 Jarak dari jalan raya : 3500 m
Selatan (Y) : 0013427 Jarak dari rumah terdekat : 400
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 400 m
Tinggi Lokal : 528 m
DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 1,5 ltr/dtk Reservoar : 30 m
Sistem : Gravitasi Panjang :6 m
Kondisi : Kurang Baik lebar :3m
Pembuatan : 2001 Tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–35
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.30
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Jambak
Hasil
*) Kadar **)) Kadar
No Parameter Unit Pemeriksaan
Maksimum Maksimum
1 2
A. FISIKA
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau TB B
2 Jumlah Zat Terlarut
mg/L 1500 500 52,1 57,5
(TDS)
3 Kekeruhan NTU 25 5 0,93 0,53
4 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa TR R
5 Suhu °C ± 3° Temp Udara ± 3° Temp Udara 22,6 2,5
6 Warna TCU 50 15 2,5 7,5

B. KIMIA ANORGANIK
1 Arsen (As) mg/L 0,1 0,01
2 Besi (Fe) mg/L 1 0,3 0,02 0,01
3 Fluorida (F) mg/L 1,5 1,5
4 Kesadahan (CACO3) mg/L 500 500 54 48
5 Klorida mg/L 600 250
6 Kromium (VI) mg/L 0,05 0,05
7 Mangan (Mn) mg/L 0,5 0,4 0,01 <0,01
8 Nitrat sebagai N (NO3-N) mg/L 10 50 3,16 2,73
9 Nitrit sebagai N ( NO2-N) mg/L 1,0 3,0 0,01 0,01
10 pH - 6,5 - 9 6,5 - 8,5 8,7 9,0
11 Seng (Zn) mg/L - 3,0
12 Sianida (CN-) mg/L 0,07 0,07
13 Sulfat (SO4-) mg/L 400 250 0,01 0,01
14 Chlorine mg/L - 5,0 - 3,9

C. KIMIA ORGANIK
1 Detergen mg/L 0,2 0,2
2 Zat Organik (KMnO4) mg/L 10 10 1,87 3,75

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

 Sumber Sungai Landai


 Sumber dan Intake
Sumber Sungai Landai ini berasal dari Sungai Landai yang
merupakan air permukaan. Debit yang dimiliki Sumber Sungai
Landai adalah sebesar 400 l/dtk. Intake pada sumber ini dibangun
pada tahun 2014.
 Unit Produksi
Pengolahan pada unit produksi IPA sumber Sungai Landai
menggunakan pengolahan IPA lengkap. IPA Sungai Landai ini
memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 L/dt dan bunker dengan
kapasitas 60 l/dtk.

Hal. 3–36
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi


Penyadapan sumber air baku dari Sungai Landai dilakukan dengan
menggunakan intake. Air baku yang disadap menggunakan intake
akan dialirkan ke reservoar dengan sistem gravitasi dengan
menggunakan pipa transmisi yang berdiameter 250 mm. Dari
reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan Nagari Tanjung
Beringin, Durian Tinggi, Pauh dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 250.
Tabel 3.31
Sumber Sungai Landai
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Baringin
Jorong : VI Bantuang Baririk
Nama Sumber : Sungai Landai
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0628715 Jarak dari jalan raya : 2800 m
Selatan (Y) : 0011236 Jarak dari rumah terdekat : 2500 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 2500 m
Tinggi Lokal : 620

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 400 ltr/dtk Intake
Sistem : Pompa
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2014
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–37
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.32
IPA Sungai Landai
LOKASI IPA :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Baringin
Jorong : VI Bantuang Baririk
Nama IPA : Sungai Landai
Jenis IPA : IPA Lengkap
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0628654 Jarak dari jalan raya : 20 m
Selatan (Y) : 0011154 Jarak dari rumah terdekat : 20 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 20 m
Tinggi Lokal : 632
DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 60 ltr/dtk Bunker : 60 L/dtk Reservoar : 300 m
Sistem : Gravitasi panjang : 10 m diameter : 10 m
Kondisi : Baik lebar :5m tinggi : 3,5 m
Pembuatan : 2014 tinggi :3m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–38
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Sumber Piudang
 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang terletak di Nagari Tanjung Beringin ini
adalah sumber air baku yang merupakan air permukaan yang
berasal dari mata air Piudang. Debit yang dimiliki Sumber Piudang
adalah sebesar 20 l/dtk. Intake pada sumber ini dibangun pada
tahun 2009.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA sumber Piudang menggunakan pengolahan
tidak lengkap yaitu prasedimentasi dan desifenksi. IPA ini memiliki
kapasitas terpasang sebesar 5 l/dtk. Sementara itu kapasitas
prasedimentasinya sebesar 5 l/dtk dan kapasitas reservoar
sebesar 10 m3.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Piudang disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
75 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Perumnas Aro Permai, Nagari Tanjung Beringin dengan
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 75.

Hal. 3–39
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.33
Sumber Piudang
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Baringin
Jorong : IV Benteng
Nama Sumber : Piudang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0631436 Jarak dari jalan raya : 1600 m
Selatan (Y) : 0010546 Jarak dari rumah terdekat : 400 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 500 m
Tinggi Lokal : 534
DATA SUMBER AIR
Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 20 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2009
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–40
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.34
IPA Piudang
LOKASI IPA :
Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Baringin
Jorong : IV benteng
Nama IPA : Piudang
Jenis IPA : Prasedimentasi - Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0631454 Jarak dari jalan raya : 1600 m
Selatan (Y) : 0010565 Jarak dari rumah terdekat : 400 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 500 m
Tinggi Lokal : 521

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 5 ltr/dtk Prasedimentasi : 5 L/dtk Reservoar : 10 m
Sistem : Gravitasi Panjang :1 m panjang : 2 m
Kondisi : Baik lebar :2m lebar :3m
Pembuatan : 2009 Tinggi : 2,5 m tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–41
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.22
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Piudang

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

Hal. 3–42
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6. Unit Petok
 Sumber Batang Petok
 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang digunakan Sumber Batang Petok adalah air
permukaan yang terletak di Jorong Petok. Debit Sumber Batang
Petok yaitu 10 l/dtk. Broandcaptering pada Sumber Batang Petok
ini dibangun pada tahun 2003.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA sumber Batang Petok menggunakan pengolahan
tidak lengkap yaitu prasedimentasi dan desifenksi. IPA ini memiliki
kapasitas terpasang sebesar 10 l/dtk.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Batang Petok disadap dengan
menggunakan broundcaptering lalu dialirkan ke reservoar dengan
sistem gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang
berdiameter 150 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah
pelayanan Nagari Panti Selatan dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 150

Hal. 3–43
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.36
Sumber Batang Petok
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Panti
Nagari : Panti Selatan
Jorong : Petok
Nama Sumber : Batang Petok
Jenis Sumber : Mata Air
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0616437 Jarak dari jalan raya : 2200 m
Selatan (Y) : 0031239 Jarak dari rumah terdekat : 900 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 1100 m
Tinggi Lokal : 862

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 10 l/dtk Broandcaptering
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Kurang Baik
Pembuatan : 2003
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–44
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.37
IPA Batang Petok
LOKASI IPA :
Kecamatan : Panti
Nagari : Panti Selatan
Jorong : Petok
Nama IPA : Batang Petok
Jenis IPA : Broandcaptering - Prasedimentasi – Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0616437 Jarak dari jalan raya : 2200 m
Selatan (Y) : 0031239 Jarak dari rumah terdekat : 900 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 1100 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 10 l/dtk Prasedimentasi : 10 l/dtk Reservoar : 20 m
Sistem : Gravitasi panjang : 10 m panjang :4m
Kondisi : Cukup Baik lebar :4m lebar :5m
Pembuatan : 2013 tinggi : 2,5 m tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–45
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.38
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batang Petok

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

7. Unit Panti
 Sumber Batu Hampa
 Sumber dan Intake
Sumber air baku Batu Hampa ini memiliki debit sumber sebesar 50
l/dtk. Sumber air baku yang digunakan Sumber Batu Hampa
adalah air permukaan yang terletak di Jorong Batu Hampa. Intake
sumber Batu Hampa dibangun pada tahun 1993 dengan
mengunakan dana APBD.
 Unit Produksi
Pengolahan pada unit produksi IPA sumber Batu Hampa ini hanya
menggunakan pengolahan tidak lengkap yaitu prasedimentasi,

Hal. 3–46
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

filtrasi dan desifenksi dengan kapasitas terpasang sebesar 10 l/dtk


dan kapasitas reservoar IPA ini sebesar 10 m 3.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Batu Hampa disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
150 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Panti, Tanjung Aro dengan menggunakan pipa yang
berdiameter nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 150
Tabel 3.39
Sumber Batu Hampa
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Panti
Nagari : Panti
Jorong : Batu Hampa
Nama Sumber : Batu Hampa
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0613848 Jarak dari jalan raya : 6100 m
Selatan (Y) : 0038769 Jarak dari rumah terdekat : 1120 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 5100 m
Tinggi Lokal : 571 m

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 50 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Cukup Baik
Pembuatan : 1993
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–47
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.40
IPA Batu Hampa
LOKASI IPA :
Kecamatan : Panti
Nagari : Panti
Jorong : Batu Hampa
Nama IPA : Batu Hampa
Jenis IPA : Prasedimentasi - Filtrasi - Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0613848 Jarak dari jalan raya : 5000 m
Selatan (Y) : 0038769 Jarak dari rumah terdekat : 20 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 4000 m
Tinggi Lokal : 571 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
3
Kapasitas : 10 ltr/dtk Reservoar : 10 m
Sistem : Gravitasi Panjang :4 m
Kondisi : Cukup Baik lebar :3m
Pembuatan : 2013 Tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–48
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.41
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Batu Hampa

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

Hal. 3–49
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

8. Unit Cubadak
 Sumber Paraman Kakar
 Sumber dan Intake
Sumber Paraman Kakar yang memiliki debit sebesar 35 l/dtk ini
merupakan sumber air baku yang berasal dari air permukaan yang
terletak di Jorong Tanah Putih.
 Unit Produksi
Pengolahan yang digunakan pada unit produksi IPA sumber
Paraman Kakar adalah pengolahan sederhana. IPA ini memiliki
kapasitas terpasang sebesar 5 l/dtk.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Paraman Kakar disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
100 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Cubadak dengan menggunakan pipa yang berdiameter
nominal pipa bervariasi dari DN 25 – 100.
9. Unit Sontang
 Sumber Ulu Sontang
 Sumber dan Intake
Air permukaan yang terletak di Jorong Ulu Sontang merupakan
sumber air baku yang digunakan Sumber Ulu Sontang. Sumber ini
memiliki debit sebesar 800 l/dtk. Intake sumber Ulu Sontang
dibangun pada tahun 2006.
 Unit Produksi
Pengolahan yang digunakan pada unit produksi IPA sumber Ulu
Sontang adalah pengolahan IPA lengkap. IPA ini memiliki kapasitas
terpasang sebesar 10 l/dtk. IPA dari sumber Ulu Sontang ini
terletak pada Jorong Ulu Sontang juga.

Hal. 3–50
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi


Penyadapan sumber r air baku dari Sumber Ulu Sontang dilakukan
dengan menggunakan intake yang lalu dialirkan ke reservoar
dengan sistem gravitasi dan menggunakan pipa transmisi
berdiameter 150 mm. Air akan didistribusikan ke daerah
pelayanan Nagari Sontang, Tapus, Tanjung Aro dengan
menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari
DN 25 – 150.

Tabel 3.42
Sumber Ulu Sontang
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Padang Gelugur
Nagari : Persiapan Sontang
Jorong : Ulu Sontang
Nama Sumber : Ulu Sontang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0612974 Jarak dari jalan raya : 4100 m
Selatan (Y) : 0047752 Jarak dari rumah terdekat : 1600 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 1850 m
Tinggi Lokal : 395

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 800 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2006
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–51
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.43
IPA Ulu Sontang
LOKASI IPA :
Kecamatan : Padang Gelugur
Nagari : Persiapan Sontang
Jorong : Ulu Sontang
Nama IPA : Ulu Sontang
Jenis IPA : IPA Lengkap
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0612885 Jarak dari jalan raya : 3050 m
Selatan (Y) : 0047660 Jarak dari rumah terdekat : 500 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 750 m
Tinggi Lokal : 346 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 10 ltr/dtk IPA Lengkap
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2006
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–52
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.44
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Ulu Sontang

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014


10. Unit Rao
 Sumber Mudiak Tampang
 Sumber dan Intake
Sumber Mudiak Tampang memiliki Intake yang dibangun pada
tahun 2014. Sumber air baku ini berasal dari air permukaan yang
terletak di Jorong Pacuan Nagari. Debit Sumber Mudiak Tamapang
yaitu 20 L/dtk.
 Unit Produksi
IPA Sumber Mudiak Tampang ini memiliki pengolahan IPA lengkap
pada unit produksinya dan IPA yang dibangun pada tahun 2014
memiliki kapasitas terpasang sebesar 20 l/dtk.

Hal. 3–53
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi


Penyadapan sumber air baku pada Sumber Mudiak Tampang
dilakukan menggunakan intake yang akan dialirkan ke reservoar
dengan sistem gravitasi dengan pipa transmisi berdiameter 150
mm. Air akan didistribusikan ke daerah pelayanan Nagari Taruang-
taruang, Lansek Kodok, Kauman, Lubuak Layang dengan
menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa bervariasi dari
DN 25 – 250.
Tabel 3.45
Sumber Mudiak Tampang
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Rao
Nagari : Taruang-taruang
Jorong : Pacuan Nagari
Nama Sumber : Mudiak Tampang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0611299 Jarak dari jalan raya : 3200 m
Selatan (Y) : 0060319 Jarak dari rumah terdekat : 1000 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 50 m
Tinggi Lokal : 363 m

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 20 l/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Cukup Baik
Pembuatan :
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–54
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.46
IPA Mudiak Tampang
LOKASI IPA :
Kecamatan : Rao
Nagari : Taruang-taruang
Jorong : Pacuan Nagari
Nama IPA : Mudiak Tampang
Jenis IPA : IPA Lengkap
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0611076 Jarak dari jalan raya : 3200 m
Selatan (Y) : 0060273 Jarak dari rumah terdekat : 1000 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 20 m
Tinggi Lokal : 468 m

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 20 l/dtk IPA Lengkap
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2014
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–55
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Sumber Anak Air Jilatang


 Sumber dan Intake
Sumber air baku yang digunakan Sumber Anak Air Jilatang adalah
air permukaan yang terletak di Jorong Pacuan Nagari. Debit
Sumber Anak Air Jilatang yaitu 500 L/dtk. Intake sumber Anak Air
Jilatang dibangun pada tahun 2014 dengan mengunakan dana
APBD.
 Unit Produksi
Unit produksi IPA sumber Anak Air Jilatang menggunakan
pengolahan IPA lengkap. IPA ini memiliki kapasitas terpasang
sebesar 60 l/dtk. IPA dari sumber Anak Air Jilatang ini terletak
pada Jorong Pacuan Nagari.
 Unit Tansmisi dan Unit Distribusi
Sumber air baku dari Sumber Anak Air Jilatang disadap dengan
menggunakan intake lalu dialirkan ke reservoar dengan sistem
gravitasi dengan menggunakan pipa transmisi yang berdiameter
250 mm. Dari reservoar air didistribusikan ke daerah pelayanan
Nagari Taruang-taruang, Lansek Kodok, Kauman, Lubuak Layang
dengan menggunakan pipa yang berdiameter nominal pipa
bervariasi dari DN 25 – 250

Hal. 3–56
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.47
Sumber Anak Air Jilatang
LOKASI SUMBER AIR :
Kecamatan : Rao
Nagari : Taruang-taruang
Jorong : Pacuan Nagari
Nama Sumber : Anak Air Jilatang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0611076 Jarak dari jalan raya : 47500 m
Selatan (Y) : 0060273 Jarak dari rumah terdekat : 3500 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung terdekat : 2500 m
Tinggi Lokal : 571 m

DATA SUMBER AIR


Sumber Air Bangunan Sumber
Debit : 500 ltr/dtk Intake
Sistem : Gravitasi
Kondisi : Baik
Pembuatan : 2014
SKETSA LOKASI DAN FOTO SUMBER

Hal. 3–57
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.48
IPA Air Jilatang
LOKASI IPA :
Kecamatan : Rao
Nagari : Taruang-taruang
Jorong : Pacuan Nagari
Nama IPA : Air Jilatang
Jenis IPA : Intake- Prasedimentasi - Bak Pengendap –
Reservoar
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Lokasi
Timur (X) : 0611299 Jarak dari jalan raya : 3200 m
Selatan (Y) : 0060319 Jarak dari rumah : 1000 m
Zone UTM : 47 Jarak dari jalan lingkung : 50 m
Tinggi : 363 m
Lokal

DATA IPA
IPA Bangunan IPA
Kapasitas : 60 ltr/dtk Prasedimentasi : 6 bak Pengendap : 3 bak Reservoar : 8 bak
Sistem : Gravitasi Panjang : 20 m panjang : 20 m panjang : 10 m
Kondisi : Cukup Baik lebar :8m lebar :8m lebar : 10 m
Pembuatan : Tinggi : 1,5 m tinggi : 1,5 m Tinggi : 2,5 m
SKETSA LOKASI DAN FOTO IPA

Hal. 3–58
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.49
Hasil Uji Air Baku dan Air Distribusi Mudiak Tampang

Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman 2014

D. Sistem Tansmisi dan Distribusi


Sistem pengaliran pada sistem transmisi/distribusi dengan cara gravitasi.
Sumber air yang berasal dari mata air dan air permukaan dan dialirkan
secara gravitasi pada sistem distribusi. Pipa transmisi pada sistem SPAM
Kabupaten Pasaman berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumber/bangunan intake ke IPA atau langsung ke IPA, lalu baru di alirkan
lagi ke reservoar distribusi untuk pendistribusian air ke pelanggan
digunakan pipa distribusi.
Data panjang dan jenis pipa distribusi, transmisi dan tersier untuk masing-
masing unit pelayanan diberikan pada Tabel 3.50 dan Gambar 3.3 Peta
Jariangan Pipa berikut:

Hal. 3–59
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.50
Panjang Pipa Distribusi, Transmisi, dan Tersier di Kabupaten Pasaman
Pipa Transmisi Pipa Distribusi
No Nama Unit
Jenis D L (m) Jenis D L(m)
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 5.666
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
1 Tigo Nagari GI 200 - PVC 150 -
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 500 PVC 100 -
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 60
GI 100 - GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
2 Simpati GI 200 - PVC 150 -
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 200 PVC 100 1.500
GI 150 - GI 100 560
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
3 Bonjol GI 200 - PVC 150 1.204
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 - PVC 100 2.709
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 500 GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
4 Kumpulan GI 200 - PVC 150 -
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 200 PVC 100 3.500
GI 150 - GI 100 2.560
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 3.500 GI 75 -

Hal. 3–60
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.50

Pipa Transmisi Pipa Distribusi


No Nama Unit
Jenis D L (m) Jenis D L(m)
DCIP 250 1.200 HDPE 200 -
5 Lubuk Sikaping
ACP 250 1.764 PVC 250 1.124
ACP 200 500 PVC 200 3.527
DCIP 200 - GI 250 45
PVC 200 - GI 200 -
GI 200 1.980 PVC 150 600
ACP 150 894 GI 150 -
PVC 150 400 PVC 100 -
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 - GI 75 96
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 36 GI 200 -
6 Petok GI 200 - PVC 150 570
ACP 150 - GI 150 48
PVC 150 - PVC 100 -
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 - GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
7 Panti GI 200 - PVC 150 7.934
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 852 PVC 100 -
GI 150 72 GI 100 4.560
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 - GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
8 Cubadak GI 200 - PVC 150 -
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 - PVC 100 2.328
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 2.317
GI 100 2300 GI 75 -

Hal. 3–61
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.50

Pipa Transmisi Pipa Distribusi


No Nama Unit
Jenis D L (m) Jenis D L(m)
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
9 Sontang
ACP 200 - PVC 200 -
DCIP 200 - GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
GI 200 500 PVC 150 1.500
ACP 150 - GI 150 300-
PVC 150 - PVC 100 700
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 2.274
GI 100 - GI 75 -
DCIP 250 - HDPE 200 -
ACP 250 - PVC 250 -
ACP 200 2.900 PVC 200 -
DCIP 200 240 GI 250 -
PVC 200 - GI 200 -
10 Rao GI 200 - PVC 150 2.328
ACP 150 - GI 150 -
PVC 150 - PVC 100 371
GI 150 - GI 100 -
PVC 100 - PVC 75 -
GI 100 - GI 75 -
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014

Hal. 3–62
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

E. Produksi, Distribusi, dan Air Terjual


Jumlah unit yang ada di Perpipaan Kabuten Pasaman terdiri dari sepuluh
unit dengan beberapa sumber air baku, yaitu Mata Air (MA) dan Air Sungai
(SP/SG), yang mempunyai kualitas air yang berbeda. Untuk mengontrol
kualitas air yang diproduksi Perpipaan telah menjalin kerjasama dengan
Dinas Kesehatan dalam pemeriksaan kualitas air, sedangkan untuk
kuantitas dan kontinuitas terhadap pelanggan belum dapat menyeluruh
melayani pelanggan secara kontinu, sehingga tidak dapat berfungsi terus-
menerus dan masih banyak pelanggan yang water meter-nya rusak,
sehingga berpengaruh pada kontuinitas air ke pelanggan.
Penerapan meter air kepada pelanggan bekerjasama dengan Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dalam hal penagihan rekening sehingga lebih efisien dan
memberi kemudahan dari segi pembayaran kepada konsumen maupun
dalam hal pengaduan pelanggan.
Berikut adalah data pelayanan Perpipaan SPAM Kabupaten Pasaman,
produksi, distribusi dan air terjual.
Tabel 3.51
Produksi Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2013
NO Tahun Total Produksi
1 2010 3.004.798
2 2011 3.042.500
3 2012 3.043.328
4 2013 3.301.625
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014

Tabel 3.52
Distribusi Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2013
NO Tahun Total distribusi
1 2010 3.004.798
2 2011 3.042.500
3 2012 3.043.328
4 2013 3.235.593
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014

Hal. 3–64
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.53
Air Terjual Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2013
NO Tahun Total Terjual
1. 2010 2.403.838
2. 2011 2.434.000
3. 2012 2.434.662
4. 2013 2.478.219
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
Tabel 3.54
Produksi, Distribusi, dan Terjual Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun
2010 - 2013
NO Tahun Total Produksi Total distribusi Total Terjual
1 2010 3.004.798 3.004.798 2.403.838
2 2011 3.042.500 3.042.500 2.434.000
3 2012 3.043.328 3.043.328 2.434.662
4 2013 3.301.625 3.235.593 2.478.219
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014
F. Tingkat Kehilangan Air
Produksi air bersih, air yang didistribusikan PDAM Kabupaten Pasaman dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Persentase kehilangan air pada
PDAM Unit Kabupaten Pasaman cukup besar sekitar 25% pada tahun 2013.
Penurunan jumlah kehilangan air ini dikarenakan dengan berfungsinya
water meter induk dan perbaikan-perbaikan pada sistim jaringan pipa yang
mengalami kebocoran.
Jaringan pipa sebagian besar sudah tua, dibangun pada 1980 sampai
dengan awal 1990. Jaringan yang sudah tua tersebut menyebabkan
terjadinya kebocoran air. Kehilangan air juga disebabkan oleh tidak
berfungsi dengan baiknya water meter, masih banyak yang rusak dan loss.
Tabel 3.55
Tingkat Kehilangan Air Perpipaan Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2013
NO Tahun Jumlah Air yang Hilang
1. 2010 600.960
2. 2011 608.500
3. 2012 608.661
4. 2013 825.406
Sumber : PDAM Kabupaten Pasaman, 2014

Hal. 3–65
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

G. Struktur Organisasi dan SDM


Aspek Umum dan Administrasi
PDAM Kabupaten Pasaman dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Pasaman Nomor 6 Tahun 1989 yang telah disempurnakan
dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perusaan
Daerah Air Minum Kabupaten Pasaman yang sebelumnya berbentuk
Badan Pengelola Air Minum (BPAM) dialih statuskan menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pasaman pada
Tahun 1990.
Struktur organisasi PDAM Kabupaten Pasaman ditetapkan dengan
Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Pasaman Nomor 6 Tahun 1989
tentang Struktur Organisasi Perusaan Daerah Air Minum Kabupaten
Pasaman yang terdiri dari Dewan Pengawas dan Direksi.
Susunan Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Pasaman ditetapkan
dengan surat Keputusan Bupati Nomor 188.45.169.Bup-Pas/2012
tentang Pengangkatan Dewan Pengawas masa jabatan 2012-2015
dengan susunan berikut:
Ketua : Drs. Syamsurizal dari unsur pemerintah
Anggota : Rismainaldi dari unsur pelanggan
Anggota : Drs. H. Deswar Hardani,MM dari unsur perorangan
Direksi ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor
188.45/964/BUP-PAS/2012 tanggal 23 November 2012 yang telah
disesuaikan dengan maksud Permendagri Nomor 2 Tahun 2007 tentang
organisasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum dengan
mengangkat Yutriane Yushir, SE.Akt.MM sebagai Direktur.
Untuk mendukung aktifitas perusahaan saat ini didukung oleh
sumberdaya manusia sebanayak 72 orang dengan susunan sebagai
berikut:
Direksi
Direktur = 1 orang

Hal. 3–66
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Bagian Umum dan Keuangan


Keuangan = 12 orang
Umum = 21 orang
Bagian Pelayanan Langganan
Rekening = 6 orang
Hub. Langg/ Penagihan = 12 orang
Bagian Teknik
Produksi/ sumber = 7 orang
Transmisi = 11 orang
Perencanaan = 2 orang

3.3 Sistim Perpipaan Non PDAM


3.3.1 Pamsimas
A. Sejarah Pamsimas
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai
Millenium Development Goals (MDG’s), yaitu menurunnya jumlah
penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar
sebesar 50 % pada tahun 2015. Berdasarkan UU Nomor 32/2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33/2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka
pemerintah daerah bertanggungjawab penuh untuk memberikan
pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing,
termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-
daerah dengan wilayah pedesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif
tinggi dan mempunyai kapasitas fisikal rendah, pada umumnya
kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga memerlukan dukungan
finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada masyarakat, baik untuk
investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-

Hal. 3–67
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya
manusia.
Program WSLIC-3/PAMSIMAS merupakan salah satu program dan aksi
nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk
meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare
dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan.
Ruang lingkup kegiatan Program WSLIC-III/PAMSIMAS mencakup lima
komponen proyek yaitu :
a. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
b. Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi;
c. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum;
d. Insentif untuk Desa / Kelurahan dan Kabupaten / Kota; dan
e. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.

B. Tujuan Sasaran Program Pamsimas


Tujuan program Pamsimas adalah untuk meningkatkan akses layanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin pedesaan khususnya
masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota (peri-
urban). Secara lebih rinci program Pamsimas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat;
b. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan
sanitasi yang berkelanjutan;
c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal
(pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan
layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;
d. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang
pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat;

Hal. 3–68
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sasaran program ini adalah kelompok miskin di pedesaan dan pinggiran


kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi
dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi.

C. Komponen Program Pamsimas


Komponen kegiatan program Pamsimas terdiri atas lima kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
 Dukungan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kegiatan advokasi
bagi pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan) dan masyarakat untuk meningkatkan layanan air
minum dan sanitasi, termasuk upaya peningkatan alokasi anggaran
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, dan
mendorong munculnya inovasi kesinambungan pengelolaan dan
operasional layanan pasca konstruksi dalam jangka panjang;
 Pengembangan program pelatihan bagi Fasilitator Masyarakat dalam
melakukan pendampingan dalam pembuatan Rencana Kerja
Masyarakat (RKM) di tingkat masyarakat; mengembangkan program
pelatihan (kesehatan, community development / social inclusion, dan
teknis penyediaan air minum dan sanitasi) di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota untuk mendukung proses CDD (community driven
development) dan pendampingan Fasilitator Masyarakat; dan
pengarusutamaan (mainstreaming) pendekatan CDD untuk
pengembangan pemberian layanan air minum dan sanitasi; serta
penguatan manajemen program kepada unit manajemen dan
pelaksana proyek, tim koordinasi proyek, tim evaluasi RKM (Rencana
Kerja Masyarakat); pengembangan pedoman/petunjuk, manual dan
pelatihan untuk penguatan manajemen proyek dan peran pemerintah
(provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan) dalam
pengelolaan dan operasional pasca konstruksi.

Hal. 3–69
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

b. Peningkatan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan Layanan


Sanitasi.
 Dukungan pelaksanaan program STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat);
 Program marketing sanitasi (menciptakan permintaan dan
menguatkan pasar lokal dalam merespon permintaan improved
sanitation), promosi perilaku hidup bersih dan sehat;
 Peningkatan sanitasi dan kesehatan di sekolah;
 Promosi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta monitoring
target pemberian layanan air minum dan sanitasi MDGs
kabupaten/kota.
c. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
Penyiapan dan implementasi pembangunan sarana air minum dan
sanitasi umum di masyarakat dan sekolah, terdiri dari pembangunan
sarana air minum untuk wilayah pedesaan atau sarana sanitasi komunal
untuk wilayah peri-urban, dan sarana sanitasi sekolah.
d. Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota;
Insentif terhadap inovasi dalam pengarusutamaan dan
perluasan/replikasi program Pamsimas oleh desa/kelurahan dan
kabupaten/kota dengan orientasi pengembangan kegiatan ekonomi
produktif berbasis air. Kriteria kompetisi antar masyarakat
desa/kelurahan meliputi pencapaian open defecation free (ODF),
pencapaian sanitasi total dengan 100% rumah tangga mengadposi cuci
tangan dengan sabun, penggunaan sanitasi dan praktik perilaku hidup
besih dan sehat lainnya, sarana air minum dan sanitasi yang telah
dibangun bermanfaat 100% bagi rumah tangga lemah/miskin di
masyarakat; kesetaraan partisipasi antara perempuan dan laki-laki, kaya
dan miskin, kepuasan pengguna terhadap layanan sarana air minum dan
sanitasi, dan kecukupan lebih dari 100% biaya O&M dari tarif pengguna,
memiliki program promosi sanitasi dan kesehatan sekolah yang

Hal. 3–70
Kondisi penyediaan air minum eksisting
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

melibatkan orang tua wali murid, masyarakat, dan pemangku


kepentingan lainnya. Untuk kriteria kompetisi antar kabupaten/kota di
tambah intensitas dan ekstensitas replikasi Pamsimas di wilayahnya
e. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.
 Central Management Advisory Consultant - CMAC (Konsultan Advisori
Manajemen Pusat);
 Provincial and District Management Consultants – PMAC (Konsultan
Advisori Manajemen Provinsi dan Kabupaten/kota);
 Individual Consultant (Konsultan Kabupaten/kota, dan Tim Fasilitasi
Masyarakat);
 Independent Impact Evaluation Consultant (Konsultan Independen
Evaluasi Dampak).
D. Teknis
Sumber air baku yang digunakan adalah mata air dan air permukaan
dengan sistem perpipaan gravitasi, dengan sistem pelayanan secara Hidran
Umum (HU) dan sambungan rumah (SR). Pembangunan dilaksanakan oleh
berbagai pihak, yaitu pemerintah (melalui pendanaan APBN, APBD) dan
Masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat nama-nama kelurahan dan
persentasi pelayanan tiap desa dapat dilihat pada Tabel 3.56.

Hal. 3–71
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.56

Data Teknis SPAM Program PAMSIMAS I dan II Kabupaten Pasaman


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Tahun 2008 9 Lokasi 2008 51 8 43 554 58 5,114 1,178
Jr. Bungo Tanjuang
1 Tigo Nagari 2008 3.09 0.72 2.37 7 191 32
Nagari Malampah
Jr. Padang Kubu
2 Tigo Nagari 2008 9.93 1.05 8.88 65 6 1,268 234
Nagari Binjai
Pasar Ladang
3 Tigo Nagari Panjang Nagari 2008 13.49 1.32 12.17 207 9 1,362 303
Ladang Panjang
Jr. Batu Kambiang
4 Mapat unggul Selatan Kec. Mapat 2008 4.38 0.67 3.71 35 7 336 71
Tunggul Selatan
Matundak Kec.
5 Mapat unggul Selatan Mapat Tunggul 2008 2.31 0.40 1.91 30 9 679 162
Selatan
Muaro Sungai Lolo
6 Mapat unggul Selatan Kec. Mapat 2008 4.02 1.33 2.69 - -
Tunggul Selatan
Botuang Busuak
7 Mapat unggul Kec. Mapat 2008 4.95 0.85 4.10 67 5 365 133
Tunggul
Guo Siayuang Kec.
8 Mapat unggul 2008 4.45 0.45 4.00 30 6 206 52
Mapat Tunggul
Muara Tais Kec.
9 Mapat unggul 2008 4.38 1.26 3.12 120 9 707 191
Mapat Tunggul
Tahun 2009 14 Lokasi 2009 118 11 107 731 92 7,658 1,792
Kp. Padang Nagari
1 Lubuk Sikaping 2009 6.96 1.05 5.91 45 7 650 150
Air Manggis

Hal. 3–72
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Kp. Padang Laweh
2 Lubuk Sikaping 2009 6.09 1.08 5.01 53 11 540 108
Nagari Sundatar
Sentosa Kec.
3 Padang Gelugur 2009 3.39 0.51 2.88 53 8 718 174
Padang Gelugur
Jr. Tanah Putih
4 Dua Koto 2009 5.07 0.47 4.60 19 8 322 67
Nagari Cubadak
Pagaran Nagari
5 Dua Koto 2009 5.07 1.20 3.87 65 8 706 117
Cubadak
Air Dingin Nagari
6 Dua Koto 2009 30.00 0.87 29.13 16 6 478 121
Simpang Tonang
Kp. Maroken Kec.
7 Rao 2009 7.28 1.12 6.16 198 3 1,414 330
Rao
Pintuai Kec. Mapat
8 Mapat Tunggul Selatan 2009 3.87 0.60 3.27 17 5 392 98
Tunggul Selatan
Sungai Lolo Kec.
9 Mapat Tunggul Selatan Mapat Tunggul 2009 27.00 1.08 25.92 53 7 718 174
Selatan
Tombang Kec.
10 Mapat Tunggul Selatan Mapat Tunggul 2009 3.06 0.50 2.56 31 7 391 95
Selatan
Hulu Layang Kec.
11 Mapat Tunggul Selatan Mapat Tunggul 2009 2.80 1.34 1.46 28 6 461 121
Selatan
Sungai Belut Kec.
12 Mapat Tunggul 2009 2.88 0.44 2.44 68 6 223 72
Mapat Tunggul
Kubu Baru Kec.
13 Mapat Tunggul 2009 9.93 0.64 9.29 65 5 378 95
Mapat Tunggul
Soma Kec. Mapat
14 Mapat Tunggul 2009 5.07 0.47 4.60 20 5 267 70
Tunggul

Hal. 3–73
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Tahun 2010 12 Lokasi 2010 438 7 431 731 71 10,794 2,465
Jr. Rumah Nan XXX
1 Lubuk Sikaping 2010 48.52 1.49 47.03 180 11 2,353 629
Nagari Air Manggis
Jr. Lembah Bukit
2 Lubuk Sikaping 2010 231.36 0.42 230.94 63 8 285 63
Nagari Sundatar
Labuah Luruih
3 Tigo Nagari 2010 2.76 1.28 1.48 24 4 413 69
Nagari Malampah
Saparampek
4 Tigo Nagari Nagari Ladang 2010 7.04 1.28 5.76 100 10 1,067 242
Panajang
Resetlement
5 Tigo Nagari 2010 1.96 0.34 1.62 17 12 206 41
Nagari Malampah
Kp. Durian Taleh
6 Tigo Nagari Nagari Ladang 2010 - 488 115
Panjang
Kp. Padang Kudu
7 Tigo Nagari 2010 30.01 1.10 28.91 160 12 772 175
Nagari Binjai
Sontang Nagari
8 Panti 2010 111.00 0.72 110.28 102 7 418 111
Panti Timur
Kati Mahar Nagari
9 Panti 2010 - 849 195
Panti Timur
Simp. III Air Hangat
10 Padang Gelugur Kec. Padang 2010 - 3,253 676
Gelugur
Kp. Guguang Kec.
11 Padang Gelugur 2010 - 231 48
Padang Gelugur
Muaro Mago Kec.
12 Rao Utara 2010 5.30 0.77 4.53 85 7 459 101
Rao Utara

Hal. 3–74
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Tahun 2011 13 Lokasi 2011 142 12 130 321 72 6,552 1,419
Mapun Nag.
1 Lubuk Sikaping 2011 31.12 1.34 29.78 - 473 115
Sundatar
Jr. Bukit Lintang
2 Tigo Nagari 2011 25.33 0.82 24.51 5 8 440 98
Nagari Malampah
Kp. Ladang Rimbo
3 Tigo Nagari 2011 2.57 0.74 1.83 3 7 229 83
Nagari Malampah
Durian Bangko
4 Tigo Nagari Nagari Ladang 2011 3.59 0.85 2.74 759 102
Panjang
Padang Ranjau
5 Tigo Nagari 2011 8.77 0.88 7.89 44 8 632 114
Nagari Binjai
Jr. Garagah Nagari
6 Simpati 2011 9.52 1.41 8.11 17 13 940 182
Simpati (Rep)
Jr. Kp. Caniago
7 Bonjol Nagari Ganggo 2011 4.13 1.12 3.01 140 8 950 242
Mudiak
Jr. Padang Tabiang
8 Bonjol 2011 3.14 0.82 2.32 15 287 67
Nagari Koto Kaciak
Kp. Sumur Kec.
9 Padang Geugur 2011 3.61 0.70 2.91 159 35
Padang Gelugur
Kp. Sumur Padang
10 Padang Geugur Kec. Padang 2011 - 267 56
Gelugur
Kp. Banjar Luas
11 Dua Koto 2011 0.70 0.50 0.20 52 11 373 87
Nagari Cubadak
Kp. Mangkumang
12 Dua Koto Datar Nagari 2011 12.22 0.69 11.53 10 7 323 58
Cubadak
Jr. Rambahan Kec.
13 Rao Selatan 2011 37.22 1.82 35.40 35 10 720 180
Rao Selatan

Hal. 3–75
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Tahun 2012 14 Lokasi 2012 178 10 168 969 23 7,107 1,752
Jr. Sungai
1 Lubuk Sikaping Pandahan Nagari 2012 28.06 1.36 26.70 150 6 1,367 358
(Rep)
Kp. Bateh Nagari
2 Lubuk Sikaping Tanjung Beringin 2012 6.22 0.80 5.42 151 - 441 151
(Rep)
Jr. Parit Lubang
3 Tigo Nagari Nagari Ladang 2012 - 1 38 7
Panjang
Kp. Pauh Nagari
4 Simpang Alahan Mati 2012 6.10 0.88 5.22 20 4 635 127
Simpati
Jr. Kp. Hangus
5 Bonjol 2012 7.33 1.09 6.24 30 714 175
Nagari Koto Kaciak
Jr. Tanjuang Alai
6 Bonjol Nagari Ganggo 2012 - - - 430 96
Hilia
Kp. Mudik Air
7 Panti 2012 6.08 0.80 5.28 97 286 76
Nagari Panti Timur
Padang
8 Panti Galanggang Nagari 2012 12.88 0.91 11.97 150 4 720 191
Panti
Lanai Mudik
9 Dua Koto 2012 13.27 0.99 12.28 100 4 450 94
Nagari Cubadak
Batang Tuhur
10 Dua Koto 2012 77.21 0.92 76.29 - -
Nagari Cubadak
Jr. Sungai Raya
11 Rao 2012 - - 279 64
Kec. Rao
Jr. Polongan II Kec.
12 Rao 2012 9.08 0.96 8.12 134 768 191
Rao

Hal. 3–76
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56


*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Jr. Batang
Mapat Tunggul Silayang Kec.
13 2012 5.02 0.68 4.34 50 2 432 86
Selatan Mapat Tunggul
Selatan
Benai Kec.
14 Mapat Tunggul 2012 7.04 0.93 6.11 87 2 547 136
Mapat Tunggul
Tahun 2013 12 Lokasi 2013 159 15 144 465 19 11,030 2,206
Mapun Nag.
1 Lubuk Sikaping 2013 17.22 1.20 16.02 65 - 676 135
Sundatar
Jorong
Tarantang
2 Tigo Nagari 2013 4.20 0.86 3.34 88 504 101
Tunggang Nagari
Binjai
Jorong Lambak
3 Panti Nagari Persiapan 2013 77.31 1.10 76.21 552 110
Panti Timur
Kubu Lansek
Jorong Makmur
4 Padang Gelugur 2013 - 565 113
Nagari Padang
Gelugur
Jorong Hulu
5 Dua Koto Pasaman Nagari 2013 14.22 1.60 12.62 27 884 177
Cubadak
Jorong Sepakat
6 Dua Koto Nagari Simpang 2013 7.19 1.21 5.98 - 7 805 161
Tonang
Jorong Lubuk
Aro Nagari
7 Rao 2013 2.11 1.50 0.61 1,315 263
Padang
Mentinggi

Hal. 3–77
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 3.56

*Desa Lokasi Tahun KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani


No KECAMATAN
PAMSIMAS Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
Jorong I dan II
8 Rao Utara Languang Nagari 2013 12.22 1.50 10.72 1,093 219
Languang
Jorong VII
Gunung
9 Rao Utara 2013 9.12 1.06 8.06 5 802 160
Manahan Nagari
Koto Nopan
Jorong Batang
Mapat Tunggul
10 Silayang Nagari 2013 6.14 2.67 3.47 150 2,253 451
Selatan
Silayang
Jorong Lubuak
11 Mapat Tunggul Gadang Nagari 2013 6.13 1.07 5.06 7 856 171
Lubuak Gadang
Jorong Kp.
12 Mapat Tunggul Tangah Nagari 2013 3.11 1.50 1.61 135 725 145
Muara Tais
Sumber : PAMSIMAS 2014

Hal. 3–78
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.57
Rekapitulasi Data Teknis SPAM Program PAMSIMAS I dan II Kabupaten Pasaman
*Desa KAPASITAS ( l/dtk) SR-KU (Unit) Penduduk Terlayani
KABUPATEN/KOTA Tahun
Lokasi
/KECAMATAN Kegiatan Terpasang Terpakai Idle S.R K.U Jiwa KK
PAMSIMAS
KABUPATEN
9 Lokasi 2008 51 8 43 554 58 5,114 1,178
PASAMAN
14 Lokasi 2009 118 11 107 731 92 7,658 1,792
12 Lokasi 2010 438 7 431 731 71 10,794 2,465
13 Lokasi 2011 142 12 130 321 72 6,552 1,419
14 Lokasi 2012 178 10 168 969 23 7,107 1,752
12 Lokasi 2013 159 15 144 465 19 11,030 2,206
Total 1086 63 1023 3771 335 48,255 10,812
Sumber : PAMSIMAS 2014

Hal. 3–79
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3.3.2 Kegiatan Dana DAK


Tabel 3.58
Sumber Pelayanan dari Bantuan Teknis
Pelayanan
No Lokasi Sistim Jenis Sumber Tahun
KK Jiwa
Jorong Tanjung Mas
Air
1 Nagari Simpang Tonang - - 2010
Permukaan
Kecamtan Dua Koto
Jorong Mudiak Simpang
Air
2 Nagari Simpang Kecamtan - - 2010
Permukaan
Simpati
Jorong Petok Nagari Panti Air
3 2010
Kecamatan Panti Permukaan
Nagari Lubuak Layang Air
4 220 1.100 2011
Kecamatan Rao Selatan Permukaan
Nagari Koto Rajo Air
5 235 1.175 2011
Kecamatan Rao Utara Permukaan
Jorong Parik Gadang
Air
6 Nagari Koto Kaciak 399 1.995 2012
Permukaan
Kecamatan Bonjol
Muaro Bangun Jorong
Selamat Nagari Padang Air
7 305 1.525 2012
Gelugur Kecamatan Permukaan
Padang Gelugur
Jorong Sumpadang Baru
Air
8 Nagari Padang Mentinggi 108 540 2012
Permukaan
Kecamatan Rao
Lanai Hilir Jorong Bandar
Padang Pembangunan Air
9 186 930 2013
Nag. Cubadak Kec Dua Permukaan
Koto
Jorong Batu Hampar Air
10 132 660 2013
Nagari Koto Kaciak Permukaan
Kp. Air Manjuruk Jorong II
Panggian Nag Muaro Sei. Air
11 65 325 2013
Lolo Kec. Mapat Tunggul Permukaan
Selatan
Jorong Lungguak Batu
Air
12 Nagari Koto Kaciak 180 900 2013
Permukaan
Kecamatan Bonjol
Sumber : Dinas PU Kabupaten Pasaman

Hal. 3–81
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3.4 Sistem Non Perpipaan


Selain SPAM sistem perpipaan juga ada SPAM non Perpipaan komunal yang
difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat dalam
pengelolaannya. SPAM non perpipaan komunal ini berupa sumur gali,
sumur bor, penampung air hujan (PAH) dan perlindungan mata air (PMA).
Tingkat pelayanan untuk SPAM non Perpipaan individu adalah sebesar
14,47%dari total penduduk Kabupaten Pasaman. SPAM sistem non
Perpipaan individu ini berupa sumur gali, sungai dan mata air yang tidak
terlindungi, dimana pengelolaannya langsung oleh individu.
Sistem air minum non perpipaan di Kabupaten Pasaman dikelola sendiri
(secara individual) oleh penduduk Kabupaten Pasaman. Sumber air minum
non perpipaan terdiri dari air dalam kemasan, pompa, sumur terlindungi,
mata air terlindungi, mata air tak terlindungi, air sungai, air hujan dan
lainnya. Berdasarkan data Dinas kesehatan tahun 2013, penduduk yang
menggunakan air minum non perpipaan di Kabupaten Pasaman sebanyak
7597 KK. Untuk lebih jelasnya pelayanan air minum non perpipaan di
Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada Tabel 3.59.
Tabel 3.59
Sumber Air Minum Non Perpipaan Penduduk
Kabupaten Pasaman Tahun 2013

Sumur Sumur Gali


Sumur Mata Air
No Kecamatan Gali Perpipaan Dengan Pompa
Bor Air Hujan
Terbuka Tangan
1 Padang Gelugur 1463 2 1 0 0 0
2 Mapat Tunggul 16 0 0 0 0 0
3 Lubuk Sikaping 100 502 2755 1081 0 0
4 Rao Utara 352 0 0 0 0 0
5 Bonjol 30 0 0 44 14 1
6 Rao 929 0 0 0 0 0
7 Panti 303 1 3 0 0 0
Total 3193 505 2759 1125 14 1
Sumber: Dinas Kesehatan, 2014

Kondisi eksisting SPAM Kabupaten Pasaman secara umum meliputi SPAM


perpipaan dan nonperpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh PDAM
Kabupaten Pasaman, dan secara perpipaan komunal/ perpipaan pedesaan
Hal. 3–82
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

dikelola oleh masyarakat yaitu PAMSIMAS. Sedangkan nonperpipaan


dikelola secara individu oleh masyarakat berupa sumur bor, sumur gali
terlindungi dan mata air terlindungi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 3.60.
Tabel 3.60
Sistem Penyediaan Air Minum Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2014
Kondisi EksistingTahun 2014
Sistem Pelayanan
Tingkat Pelayanan (%) Jumlah Penduduk Terlayani (Jiwa)
Perpipaan PDAM 26,86 70.858
Perpipaan Non-PDAM 18,28 48.225
Nonperpipaan Individu 14,40 37.985
Sumber: Hasil & Analisa Konsultan, 2014

3.5 Permasalahan Perpipaan


3.5.1 SPAM Perpipaan PDAM
Permasalahan yang dihadapi perpipaan Kabupaten Pasaman pada saat
sekarang yaitu:
a. Penduduk Kabupaten Pasaman yang terlayani oleh perpipaan
SPAMKabupaten Pasaman pada tahun 2014 yaitu sebesar 26,86 % atau
telah melayani sebanyak 70.858 jiwa dari penduduk lebih kurang
263.838 jiwa;
b. Angka kehilangan air yang tinggi yaitu  25 % pada tahun 2013. Hal ini
diakibatkan oleh jalur pipa distribusi sudah banyak tertimbun sedalam
lebih kurang 1,5 m di bawah aspal karena pelebaran jalan sehingga
menyulitkan dalam perawatan dan perbaikan kebocoran, dan
banyaknya jaringan pipa yang sudah tua dan keropos, korosif,
watermeter rusak, sehingga rawan bocor;
c. Produksi air perpipaan Kabupaten Pasaman belum semuanya optimal.
d. Jembatan pipa keropos dimakan usia pembangunan sehingga butuh
renovasi;
e. Gate Valve pada jalur distribusi banyak tertimbun di bawah permukaan
jalan sehingga sudah tidak biasa mengatur tekanan jalur distribusi.

Hal. 3–83
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

f. Jumlah pegawai yang masih kurang berjumlah 72 pegawai yang


melayani 70.858 jiwa dengan rasio karyawan terhadap pelanggan 1 :
1016, menurut Standar Pelayanan Air Minum yang dikeluarkan
Departemen Kimpraswil perbandingan karyawan dengan pelanggan
seharusnya 1 : 83-100.

3.5.2 SPAM Perpipaan Non PDAM


Permasalahan yang muncul dari SPAM perpipaan non-PDAM yang
dibangun dari program Pamsimas dan Dana DAK yaitu:
a. Sumber air baku ada yang kering dan ada yang mengalami penurunan
kuantitas;
b. Kurangnya kepedulian dari masyarakat dalam merawat dan memelihara
fasilitas air minum yang telah ada;
c. Tidak ada dana untuk operasional dan pemeliharaan.

3.5.3 SPAM Non Perpipaan


Permasalahan pada SPAM non perpipaan non PDAM tidak terlalu
signifikan. Hal ini dikarenakan perawatan terhadap fasilitas yang berupa
sumur gali, dan PAH. Pada umumnya daerah yang mengalami rawan air
menggunakan sumber air non-perpipaan. Namun kualitas sumber air masih
diragukan persyaratan kesehatan.
Permasalahan yang ditemui seperti debit air cenderung semakin menurun
apalagi pada musim kemarau. Untuk pemeliharannya tidak sesulit atau
serumit pada SPAM perpipaan, sehingga jika terjadi kendala
penanganannya masih dapat ditangani masyarakat pemakai. Peningkatan
sarana SPAM perpipaan non-PDAM dan SPAM non-perpipaan, masih
sangat tergantung dari bantuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Hal. 3–84
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3.6 Survey Sosial Ekonomi


3.6.1 Umum
Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat, kemampuan dan
kemauan masyarakat untuk mengikuti program sistem penyediaan air
minum telah dilakukan survey sosial ekonomi. Di bawah ini disampaikan
hasil survey sosial ekonomi khususnya yang menerangkan keadaan atau
status sosial ekonomi responden dan minat untuk mengikuti program.
Survey sosial ekonomi ini dilakukan dengan menyebarkan kuisoner dan
tanya jawab. Jumlah kuisoner yang disebarkan didasarkan kepada kategori
wilayah studi RISPAM.
Tabel 3.61
Kategori Wilayah

No. Kategori Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah (Buah)

1 Kota >1.000.000 >200.000


2 Metropolitan 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000
3 Kota Besar 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000
4 Kota Sedang 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000
5 Kota Kecil Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007
Tabel 3.62
Penentuan Jumlah Sampel untuk Setiap Kategori Wilayah
Kategori Jumlah Tingkat Tingkat % Sampel vs
No.
Wilayah Sampel Kepercayaan Kesalahan Populasi
1 Kota Metro 2.000 95% 2% 1
2 Kota Besar 1.000 95% 3% 1
3 Kota Sedang 400 95% 5% 2
4 Kota Kecil 200 95% 6% 5 – 10
5 Desa 100 95% 9% 5 – 20
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Berdasarkan kategori wilayah di atas maka Kabupaten Pasaman dengan


jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah sebesar 263.838 jiwa (Pasaman
Dalam Angka 2014) termasuk dalam Kota Besar. Jadi jumlah sampel yang
harus dijalankan adalah 1.000 sampel dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hal. 3–85
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3.6.2 Status Sosial


A. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Hasil Survey
Berdasarkan data primer (hasil survey) menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat di wilayah Kabupaten Pasaman pada umumnya
sudah cukup baik.

Tabel 3.63
Persentase Tingkat Pendidikan
Tk Pendidikan Jumlah %
SD 497 50
SMP 188 19
SMA 198 20
PT 117 12
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.5 Persentase Tingkat Pendidikan


Kabupaten Pasaman Tahun 2014

Hal. 3–86
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

B. Tingkat Pendapatan
Secara umum, pendapatan penduduk di wilayah studi cukup bervariasi.
Persentase pendapatan penduduk di wilayah studi dilihat pada Tabel 3.64
Tabel 3.64
Persentase Pendapatan

Penghasilan Keluarga (Rupiah) Jumlah %


100.000 - 200.000 4 0
200.000 - 300.000 10 1
400.000 - 500.000 55 6
600.000 - 700.000 74 8
800.000 - 900.000 114 12
900.000 - 1.000.000 147 15
1.100.000 - 1.200.000 242 25
1.200.000 - 1.400.000 33 3
1.400.000 - 1.500.000 54 6
1.500.000 - 1.700.000 88 9
1.700.000 - 1.900.000 1 0
1.900.000 - 2.000.000 12 1
Penghasilan Keluarga (Rupiah) Jumlah %
Di atas 2.000.000 146 15
Total 980 26
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.6 Tingkat Pendapatan Keluarga di Kabupaten Pasaman


Tahun 2014
Hal. 3–87
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

C. Jenis Pekerjaan
Sedangkan data hasil survey mengenai jenis pekerjaan masyarakat di daerah
studi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.65
Jenis Pekerjaan.
Pekerjaan Jumlah %
Pegawai Negeri 101 10
Pegawai Swasta 74 7
Pedagang Kecil 111 11
Pedagang Besar 11 1
Nelayan - -
Buruh Nelayan - -
Buruh Tani 41 4
Petani Pemilik 613 61
Pensiunan 3 0
Lain-lain 46 5
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.7 Jenis Pekerjaan di Kabupaten Pasaman Tahun 2014

Hal. 3–88
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

D. Kondisi Tempat Tinggal


Adapun kriteria kondisi rumah/tempat tinggal dibagi dalam golongan
sebagai berikut : Permanen dengan kriteria bangunan tembok semua/ kayu
(bagus); Semi permanen dengan kriteria bangunan sebagian bawah tembok
dan sebagian atas kayu dan Non permanen dengan kriteria bangunan semua
kayu (tidak bagus) dan lantai hanya tanah/semen. Berikut adalah data
mengenai kondisi tempat tinggal pada daerah lokasi survey :
Tabel 3.66
Kondisi Tempat Tinggal
Kondisi Bangunan Jumlah %
Permanen 812 81
Semi Permanen 181 18
Darurat 7 1
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.8 Kondisi Bangunan di Kabupaten Pasaman Tahun 2014

Hal. 3–89
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Berdasarkan data hasil survey di atas menunjukkan bahwa rata-rata kondisi


tempat tinggal masyarakat di wilayah perencanaan menunjukkan cukup
baiknya kondisi perumahan di wilayah studi, faktor tersebut didominasi oleh
rumah dengan status permanen yaitu sekitar 81% dan semi permanen
sebanyak 18% sedangkan sisanya dengan kondisi rumah non
permanen/darurat adalah sebanyak 1%. Sedangkan untuk sumber
penerangan pada umumnya masyarakat di daerah studi sudah berlangganan
listrik dari PLN.

3.6.3 Karakteristik Sumber Air Minum


Berdasarkan hasil survey, air sumur merupakan sumber air yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk minum dan
memasak.
Tabel 3.67
Sumber Air Untuk Minum dan Memasak
Sumber Jumlah %
Sumur 380 38
Air Hujan 5 1
Sungai/Kali 46 5
PDAM 364 36
Depot/Isi Ulang 73 7
Pamsimas 69 7
Mata Air 57 6
PAM 6 1
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Hal. 3–90
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gambar 3.9 Sumber Air untuk Diminum/ Dimasak di Kabupaten Pasaman


Tahun 2014

Tabel 3.68
Sumber Air untuk Mandi, Mencuci dan lain-lain

Sumber Jumlah %
Sumur 371 37
Air Hujan - -
Sungai/Kali 128 13
PDAM 362 36
Depot/Isi Ulang - -
Pamsimas 97 10
Mata Air 30 3
PAM 12 1
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Hal. 3–91
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gambar 3.10 Sumber Air untuk Mandi, Mencuci dan Lain-lain di Kabupaten
Pasaman Tahun 2014
Berdasarkan hasil survey terhadap kepuasan terhadap sumber air yang
digunakan, sebesar 45% yang sudah puas dan mudah memperoleh air dari
sumbernya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.69
Tabel 3.69
Kepuasan Terhadap Sumber Air Yang Digunakan

Jumlah Anggota Jumlah %


Sudah dan mudah memperolehnya 451 45
Sudah tetapi sulit memperolehnya 361 36
Belum 188 19
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.11 Kepuasan terhadap Sumber Air di Kabupaten Pasaman


Tahun 2014

Hal. 3–92
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3.6.4 Keinginan dan Kemampuan Untuk Memperoleh Pelayanan Air Minum


Berdasarkan hasil survey, tabel-tabel di bawah ini memperlihatkan
keinginan masyarakat dalam memperoleh pelayanan PAM khususnya
PDAM serta alasan dari responden jika mereka tidak berminat.
Tabel 3.70
Minat Memperoleh Sambungan Pipa
Keinginan memperoleh sambungan PAM Jumlah %
Ya 590 59
Tidak 410 41
Total 1,000 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.12 Minat Memperoleh Sambungan Pipa di Kabupaten Pasaman


Tahun 2014

Hal. 3–93
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 3.71
Alasan Tidak Memanfaatkan Pelayanan PAM/PDAM
melalui Sambungan Rumah
Jawaban Jumlah %
Biaya terlalu mahal 44 55
Kualitas air tidak baik 5 6
Kuantitas air tidak stabil 13 16
Ketiga-tiganya 18 23
Total 80 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Gambar 3.13 Alasan Tidak Memanfaatkan Pelayanan PDAM di Kab. Pasaman


Tahun 2014

3.6.5 Tingkat Pelayanan


Berdasarkan hasil survey, tingkat pelayanan air minum umumnya dilayani
melalui sambungan rumah.
Tabel 3.72
Jenis Sambungan yang dipakai
Jenis Sambungan yang dipakai Jumlah %
Sambungan Rumah 564 100
Sambungan Halaman - -
Kran Umum - -
Terminal Air - -
Total 564 100
Sumber : Hasil Survei & Analisis Konsultan, Tahun 2014

Hal. 3–94
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gambar 3.14 Jenis Sambungan yang dipakai di Kabupaten Pasaman Tahun 2014

Hal. 3–95
Bab

Standar / Kriteria
perencanaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang


Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Rencana Induk Pengembangan SPAM
adalah suatu rencana jangka panjang (15-20) tahun yang merupakan bagian atau
tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpiaan dan bukan jaringan
perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang
dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta
dimensi-dimensinya. RISPAM dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Rencana Induk Pengembangan SPAM di dalam satu wilayah adminstrasi


Kabupaten/Kota.
2. Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten/Kota.
3. Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

4.1 STANDAR KEBUTUHAN AIR


Standar konsumsi pemakaian air dibagi menjadi dua kategori yaitu
konsumsi domestik dan konsumsi non-domestik. Keterangan konsumsi
tersebut sebagai berikut :
1. Konsumsi domestik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah
tangga.
2. Konsumsi non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri, perkantoran, perniagaan dan
kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah.

Hal. 4–1
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.1.1 Domestik
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 18 Tahun 2007, standar tingkat
konsumsi dan pemakaian air rumah tangga sesuai dengan kategori kota
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kriteria Penghitungan Jumlah Kebutuhan Domestik
Kategori Sistem Air Minum
Uraian Satuan
Metro K. Besar K. Sedang K. Kecil IKK Pedesaan
Jumlah Penduduk Ribu 500-
>1.000 100-500 20-100 3-20 <3
Jiwa 1.000
Konsumsi
- SR L/org/hr 190 170 150 130 100 -
- HU L/org/hr 60 60 60 60 30 30
Rasio SR:HU Jiwa 90:10 90:10 90:10 90:10 80:20 0:100
Jumlah Org
- SR Jiwa 6 6 5 5 5 0
- HU Jiwa 100 100 100 100 50 50
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan terhadap


beberapa wilayah yang telah terlayani, disimpulkan untuk menghitung
jumlah kebutuhan air penduduk di Kabupaten Pasaman menggunakan
standar Ibu Kota Sedangdengan jumlah kebutuhan air minum penduduk
sebesar 150 L/orang/hari. Selain pelayanan dengan menggunakan
Sambungan Rumah (SR), pelayanan air minum direncanakan juga akan
menggunakan sistem Hidran Umum (HU).
Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun
perencanaan. Kebutuhan air minum untuk domestik dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini.

Kebutuhan air = % pelayanan x a x b


Dimana :
a = Jumlah pemakaian air (L/org/hari)
b = Jumlah penduduk daerah pelayanan (Jiwa)

Hal. 4–2
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.1.2 Non Domestik


Kebutuhan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri dari
kegiatan komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan
kebutuhan air non domestik didasarkan pada faktor jumlah penduduk
pendukung dan jumlah unit fasilitas yang dimaksud. Fasilitas perkotaan
tersebut antara lain adalah fasilitas umum, industri dan komersil.
Perhitungan kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pasaman berkisar
15-20%.
Kebutuhan Non Domestik = 15%-20% x Kebutuhan Domestik

4.1.3 Kebutuhan Maksimum (Qmaks)


Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari sangat bervariasi dan terdapat
satu hari dimana pemakaian air akan lebih besar jika dibandingkan hari-hari
yang lainnya. Kegunaan penghitungan kebutuhan air pada kebutuhan
maksimum digunakan untuk perencanaan pembangunan jaringan
pemipaan transmisi dan instalasi pengolahan air.
Tabel 4.2
Kriteria dasar Penentuan Faktor Kebutuhan Maksimum
Kategori Sistem Air Minum
Uraian Sat. K. K. K.
Metro IKK Pedesaan
Besar Sedang Kecil
Faktor Jam
2 2 1,5 1,5 1,2 1,2
Puncak
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Berdasarkan standar kriteria di atas diketahui tingkat kebutuhan air


maksimum adalah sebesar 1,5 kali jumlah kebutuhan air rata-rata
penduduk.
Kebutuhan Maksimum (Qmaks) = 1,5 x Kebutuhan Rata-rata (Qavg)

Hal. 4–3
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.1.4 Kebutuhan Puncak (Qpeak)


Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada
jam tersebut mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya
dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota dimana
semakin besar jumlah penduduknya semakin beranekaragam aktivitas
penduduknya.Dengan bertambahnya aktivitas penduduk, maka fluktuasi
pemakaian air semakin kecil. Faktor kebutuhan jam puncak ini digunakan
untuk menghitung besarnya dimensi pemipaan distribusi.
Tabel 4.3
Kriteria Dasar Penentuan Faktor Jam Puncak
Kategori Sistem Air Minum
Uraian Sat. K. K.
Metro K. Kecil IKK Pedesaan
Besar Sedang
Faktor
Jam 1,5 1,5 1,75 1,75 2 2
Puncak
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007
Berdasarkan analisis mengenai jenis wilayah pada pengembangan SPAM
Kabupaten Pasaman yaitu menggunakan standar SPAM Kota Kecil, maka fp
yang akan digunakan adalah sebesar 1,75 kali jumlah kebutuhan rata-rata
harian (Qavg).
Kebutuhan Puncak (Qpeak) = 1,75 x Kebutuhan Rata-rata (Qavg)

4.1.5 Kehilangan Air


Dalam suatu sistem penyediaan air minum biasanya tidak seluruh air yang
diproduksi sampai pada konsumen, biasanya terjadi kebocoran sepanjang
saluran pipa yang biasanya disebut kehilangan air. Kehilangan air
merupakan selisih antara produksi air dengan jumlah air yang tercatat pada
meter air pelanggan. Kehilangan air dapat dipisahkan menjadi :
1. Kehilangan air teknis
Kehilangan air yang diakibatkan faktor-faktor penggunaan air untuk
operasional dan pemeliharaan unit proses sistem produksi (berkisar ±

Hal. 4–4
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

5%) serta kerusakan pada komponen fisik sistem distribusi dan


pelayanan (pada pipa dan aksesoris) serta kebocoran dan luapan pada
tangki reservoar.
2. Kehilangan air non teknis
Kehilangan air non teknis diakibatkan adanya faktor kesalahan
adminstratif dan keuangan seperti kesalahan dalam pembacaan
meteran air, penyambungan liar dan lain-lain.

Tabel 4.4
Kriteria Dasar Penghitungan Kebocoran
Kategori Sistem Air Minum
Uraian Satuan K. K.
Metro K. Besar IKK Pedesaan
Sedang Kecil
% dari
Tingat
keb. Air 20 20 20 20 20 20
kebocoran
total
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Berdasarkan kriteria awal yang ditentukan untuk menghitung jumlah


kebutuhan air di Kabupaten Pasaman yaitu menggunakan standar Kota
Kecil, maka standar untuk menghitung tingkat kebocoran adalah 20% dari
total jumlah kebutuhan air domestik dan non domestik. Dibandingkan
dengan kondisi eksisting kebocoran yaitu sebesar 25% disimpulkan perlu
adanya upaya untuk menekan tingkat kebocoran.

4.2 KRITERIA PERENCANAAN


4.2.1 Unit Air Baku
Penentuan jumlah kebutuhan air untuk bangunan penangkap air baku
berdasarkan :
a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama
periode perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik.
b. Identifikasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T-01-2003 butir
5.2 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

Hal. 4–5
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003


butir 5.2 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
d. Perhitungan kebutuhanair domestik dan nondomestik berdasarkan
perhitungan butir a, b dan c
e. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15% dengan komponen utama
penyebab kehilangan atau kebocoran air sebagai berikut:
 Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk
 Kebocoran dan luapan pada tangki reservoar
 Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan
Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening
diminiminalkan hingga mendekati nol.Kebutuhan air baku rata-rata
dihitung berdasarkan jumlah perhitungan kebutuhan air domestik, non
domestik dan air tak berekening. Rencana alokasi air baku dihitung 1,2 kali
dari kebutuhan air baku rata-rata.
Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan,
sistem pengadaan, dan/atau sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit
air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.
Berikut ini merupakan ketentuan teknis dalam mendesain unit air baku.
1. Air Baku
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi:
mata air, air tanah, air permukaan dan air hujan

2. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pengambilan Air Baku :


a. Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai : mata air, debit,
kualitas air, pemanfaatan.
b. Perhitungan debit sumber air baku
I. Pengukuran debit mata air, menggunakan:
- Pengukuran debit dengan pelimpah.
Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat ukur Thomson
berbentuk V dengan sudut celah 30º, 45º, 60º, 90º.
Hal. 4–6
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Alat ukur Thomson sudut celah 90º dengan rumus:


Q = 1,417. H 3/2
dimana:
Q = debit aliran (m³/detik)
H = tinggi muka air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)
- Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur
lamanya (t) air mengisi penampungan air yang mempunyai
volume tertentu:
Volume penampunga n
Debit air (Q )  ( L / det ik )
t
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam
penampangan yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka
waktu tertentu maka dapat dihitung :
HxA
Debit (Q)  (l / det)
t
II. Potensi Air Tanah
a. Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui
survei terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi
air tanah dangkal di desa tersebut.
b. Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi
data dari instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air
dan kuantitas serta konstruksinya.
c. Geolistrik
III. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:
a. Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai
dilakukan dengan mengukur luas potongan melintang
penampang basah sungai dan kecepatan rata-rata alirannya,
dengan rumus:
Q  A .V

Hal. 4–7
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

V  C . R.S

dimana:
Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope
157,6
C  koefisien Chezy 
m
1
R
Dimana :
m = koefisien Bazin

Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan


informasi yang dapat diperoleh dari penduduk. Data-data
yang diperlukan meliputi debit aliran, pemanfaatan sungai,
tinggi muka air minimum dan tinggi muka air maksimum.
b. Perhitungan debit air danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan
pengukuran langsung. Cara ini dilakukan dengan pengamatan
atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1
tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan
mengalikan perbedaan tinggi air maksimum dan minimum
dengan luas muka air danau.
Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal
bila dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup
lama.Data-data di atas dapat diperoleh dari penduduk
setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi (muka air
terendah).
c. Perhitungan debit embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat
dilakukan pada saat musim penghujan, yaitu dengan

Hal. 4–8
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

mengukur luas penampang basah sungai/parit yang bermuara


di embung dan dikalikan dengan kecepatan aliran. Sedangkan
volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume
cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat
dibuat pada saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu
dari hasil pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung
debit (hubungan antara tinggi air dan volume).

3. Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan


pengambilan:
a. Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap
polusi yang disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia
dan mahkluk hidup lain);
b. Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan
dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam
(terhadap longsor dan lain-lain);
c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air
sungai, terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan
gaya angkat air (up-lift);
d. Penempatan bangunan pengambilan diusahakan dapat
menggunakan sistem gravitasi dalam pengoperasiannya;
e. Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan
kebutuhan maksimum harian;
f. Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan
fluktuasi ketinggian muka air;
g. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan
karakteristik sumber air baku;
h. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur
pakai (lifetime) minimal 25 tahun;

Hal. 4–9
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

i. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan


menggunakan material lokal atau disesuaikan dengan kondisi
daerah sekitar.

4. Tipe Bangunan Pengambilan Air Baku


a. Sumber air baku mata air
Bangunan pengambilan air baku untuk mata air secara umum
dibedakan menjadi bangunan penangkap dan bangunan pengumpul
atau sumuran:
1) Bangunan penangkap
a) Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah
pemunculan mata air cenderung arah horisontal dimana muka
air semula tidak berubah, mata air yang muncul dari kaki
perbukitan; apabila keluaran mata air melebar maka
bangunan pengambilan perlu dilengkapi dengan konstruksi
sayap yang membentang di outlet mata air.
b) Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk
konsumen air bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan
atau pertanian, dan lain-lain), peluap (overflow), penguras
(drain), bangunan pengukur debit, konstruksi penahan erosi,
lubang periksa (manhole), saluran drainase keliling, pipa
ventilasi.
2) Bangunan pengumpul atau sumuran
a) Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah
pemunculan mata air cenderung arah vertikal, mata air yang
muncul pada daerah datar dan membentuk tampungan,
apabila outlet mata air pada suatu tempat maka digunakan
tipe sumuran, apabila outlet mata air pada beberapa tempat
dan tidak berjatuhan maka digunakan bangunan pengumpul
atau dinding keliling.

Hal. 4–10
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

b) Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk


konsumen air bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan
atau pertanian, dan lain-lain), peluap (overflow), penguras
(drain), bangunan pengukur debit, konstruksi penahan erosi,
lubang periksaan (manhole), saluran drainase keliling, pipa
ventilasi.
b. Sumber Air Baku Air Tanah
Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi
sumur dangkal dan sumur dalam
1. Sumur dangkal
a. Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum
kebutuhan air di daerah perencanaan kecil, potensi sumur
dangkal dapat mencukupi kebutuhan air bersih di daerah
perencanaan (dalam kondisi akhir musim kemarau/kondisi
kritis).
b. Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur
gali, meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi
dengan air permukaan tiang beton, ember/pompa tangan.
Sedangkan perlengkapan sumur dangkal dengan sistem sumur
pompa tangan (SPT) meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa
selubung, saringan, sok reducer.
2. Sumur dalam
a. Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum
kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar; di daerah
perencanaan potensi sumur dalam dapat mencukupi kebutuhan
air minum daerah perencanaan sedangkan kapasitas air dangkal
tidak memenuhi.
b. Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa
tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur
pompa benam (submersible pump) meliputi pipa buta, pipa

Hal. 4–11
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

jambang, saringan, pipa observasi, pascker socket/reducer, dop


socket, tutup sumur, batu kerikil.
c. Sumber air baku air permukaan
Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan
menjadi :
1. Bangunan Penyadap intake bebas
 Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap bebas adalah
fluktuasi muka air tidak terlalu besar, ketebalan air cukup
untuk dapat masuk inlet.
 Kelengkapan bangunan pada bangunan penyadap bebas
adalah saringan sampah, inlet, bangunan pengendap,
bangunan sumur.
2. Bangunan penyadap intake dengan bendung
 Pertimbangan pemilihan bangunan pendapa intake dengan
bendung adalah ketebalan air tidak cukup untuk intake bebas.
 Kelengkapan bangunan penyadap intake dengan bendung
adalah saringan sampah, inlet, bangunan sumur, bendung dan
pintu bilas.
3. Saluran resapan (Infiltration Galleries)
 Pertimbangan pemilihan saluran resapan adalah ketebalan air
sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk lumur sedikit, kondisi
tanah dasar cukup poros, aliran air bawah tanah cukup untuk
dimanfaatkan, muka air tanah terletak maskimum 2 meter dari
dasar sungai.
 Kelengkapan sungai pada saluran resapan media infiltrasi, pipa
pengumpul berlubang, sumuran.

4.2.2 Unit Transmisi


Perencanaan teknis unit transmisi mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju

Hal. 4–12
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

reservoar/jaringan distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem


transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit produksi menuju reservoar).
Beberapa hal yang mempengaruhi jarak antara unit air baku dengan unit
produksi adalah :
 Karena transmisi distribusi debit aliran untuk kebutuhan jam puncak,
sedangkan pipa transmisi air baku kebutuhan maksimum harian.
 Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa di
bawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran sesuai harapan.
 Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan
pipa pada bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal
maupun belokan arah horizontal untuk menahan gaya yang
ditimbulkan akibat tekanan internal dalam pipa dan energi kinetik dari
aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan pipa maupun
kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan.
Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu
mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran
tertutup dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air
secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau
berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semula.
Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif
besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm
perlu dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.
Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air
minum adalah :
1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang
terakumulasi dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik
tertentu dimana akumulasi udara dalam pipa akan terjadi.
2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi
tekanan berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.

Hal. 4–13
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras


akumulasi lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya
dipasang pada titik-titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.
4. Katup ventilasi udara (Air Valve) perlu disediakan pada titik-titik
tertentu guna menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika
berlangsung tekanan negatif atau kondisi vakum udara.

Tabel 4.5
Kriteria Pipa Transmisi

No. Uraian Notasi Kriteria


1 Debit Perencanaan Q maks Kebutuhan air hari maksimum Q
maks = Fmask x Q rata-rata
2 Faktor Harian Maksimum Fmaks 1,1 – 1,5
3 Jenis Saluran - Pipa atau saluran terbuka1
4 Kecepatan Aliran Air Dalam
Pipa
a. Kecepatan Minimum V min 0,3 - 0,6 m/s
b. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC Vmaks 3 – 4,5 m/s
- Pipa DCIP V maks 6 m/s
5 Tekanan Air dalam Pipa
a. Tekanan Minimum H min 1 atm
b. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC H maks 6-8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa
6 Kecapatan saluran terbuka
a. Kecepatan Minimum
b. Kecepatan Maksimum V min 0,6 m/s
V maks 1,5 m/s
7 Kemiringan Saluran Terbuka S 0,5 – 1
8 Tinggi Bebas Saluran Hw 15 cm (minimum)
Terbuka
9 Kemiringan Tebing Tehadap - 450 (untuk bentuk trapesium)
Dasar Saluran
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Debit pompa transmisi air minum ke reservoar ditentukan bardasarkan


debit hari maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.

Hal. 4–14
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 4.6
Besar Debit dan Jumlah Pompa
Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit
Sampai 2.800 1 (1) 2
2.500 – 10.000 2 (1) 3
Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Tabel 4.7
Ketentuan Teknis Pipa Transmisi
Perencanaan Jalur Pipa
Penentuan Dimensi Pipa Bahan Pipa (SNI)
Transmisi
1. Jalur pipa sependek 1. Pipa harus 1. Spesifikasi pipa PVC
mungkin; direncanakan untuk mengikuti standar SNI
2. Menghindari jalur yang mengalirkan debit 03-6419-2000 tentang
mengakibatkan maksimum harian; Spesifikasi Pipa PVC
konstruksi sulit dan 2. Kehilangan tekanan bertekanan
mahal; dalam pipa tidak berdiameter 110-315
3. Tinggi hidrolis pipa lebih air 30% dari mm untuk Air Bersih
minimum 5 m di atas total tekanan statis dan SK SNI S-20-1990-
pipa, sehingga cukup (head statis) pada 2003 tentang
menjamin operasi air sistem transmisi Spesifikasi Pipa PVC
valve; dengan pemompaan. untuk Air Minum.
4. Menghindari Untuk sistem 2. SNI 06-4829-2005
perbedaan elevasi yang gravitasi, kehilangan tentang Pipa
terlalu besar sehingga tekanan maksimum 5 Polietilena Untuk Air
tidak ada perbedaan m/1000 m atau Minum;
kelas pipa. sesuai dengan 3. Standar BS 1387-67
spesifikasi teknis pipa untuk pipa baja kelas
medium.
4. Fabrikasi pipa baja
harus sesuai dengan
AWWA C 200 atau SNI-
07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G
3452 dan JIS G 3457.
5. Standar untuk pipa
ductile menggunakan
standar dari ISO 2531
dan BS 4772.

Hal. 4–15
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.2.3 Unit Produksi


Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan
perencanaan teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang
akan diolah (kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan
sebagai acuan dalam penetapan proses pengolahan air dikaitkan dengan
sasaran standar kualitas air minum (output).
Rangkaian proses pengolahan air umumnya : satuan operasi dan satuan
proses yaitu untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi,
material terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi.
Unit produksi dapat terdiri dari :
 Unit koagulasi
 Unit flokulasi
 Unit sedimentasi
 Unit filtrasi
 Unit netralisasi
 Unit desinfeksi
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut
ini:
 SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan
pasir lambat;
 SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan
Air Sistem Konvensional Dengan Struktur Baja;
 SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.

Hal. 4–16
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 4.8
Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

Survei dan Pengkajian Perhitungan Gambar


1. Penyelidikan tanah Perhitungan mengacu 1. gambar jaringan pipa
2. Survei dan pengkajian pada tata cara transmisi
lokasi ipa perancangan teknis unit 2. gambar lokasi/tata
3. Survei dan pengkajian produksi letak IPA
topografi 3. gambar lokasi
4. Survei dan pengkajian reservoar
ketersediaan bahan 4. gambar detail
konstruksi konstruksi
5. Survei dan pengkajian • pipa transmisi
ketersediaan peralatan • reservoar
elektro • IPA
6. Survei dan pengkajian
sumber daya energi

4.2.4 Unit Distribusi


Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang
besarnya berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan
dari IPA dapat ditampung dalam reservoar air yang berfungsi untuk
menjaga kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai
penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan
kebutuhan air untuk keperluan instalasi.Reservoar air dibangun baik
dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.
Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end
distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade
system). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi,
lokasi reservoar, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan
jalan dimana pipa akan dipasang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-
out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:
 Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan
topografi wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;

Hal. 4–17
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi


wilayah pelayanan;
 Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi
seluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika
semua wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem
perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air, atau
penambahan pompa penguat (booster pump);
 Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau
lebih dari 40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone
sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum.
Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup
pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan
tekanan dapat digunakan pompa penguat.
Ketentuan untuk Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi adalah :
a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula :
Q = VxA
A = 0,785 D2
Dimana :
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa
bertekanan tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau
pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–
12,5), atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau standar
internasional setara.

Hal. 4–18
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai
dengan zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan
dilayani, penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.

Tabel 4.9
Kriteria Pipa Distribusi

No. Uraian Notasi Kriteria


1 Debit Perencanaan Q maks Kebutuhan air hari maksimum Q
maks = Fmask x Q rata-rata
2 Faktor Harian Maksimum Fmaks 1,15 - 3
3 Jenis Saluran - Pipa
4 Kecepatan Aliran Air Dalam
Pipa
c. Kecepatan Minimum V min 0,3 - 0,6 m/s
d. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC
- Pipa DCIP Vmaks 3 – 4,5 m/s
V maks 6 m/s
5 Tekanan Air dalam Pipa
c. Tekanan Minimum H min 0,5 - 1 atm (titik terjauh)
d. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC H maks 6 - 8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa
Sumber : Permen PU No.mor18 Tahun 2007

Persyaratan untuk Pipa Distribusi adalah :


1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan
berdasarkan pertimbangan:
 Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak
saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-
jalan yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar
atau tertutup, cocok untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen
jarang
 Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih
denah (lay-out) pipa berbentuk cabang
Hal. 4–19
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan


 Tata guna lahan wilayah pelayanan
2. Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu
area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi
oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai,
lembah, atau perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari
40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat
terkonsentrasi atau batas administrasi. Pembentukan zona
distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan
minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona
distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan yang terdiri dari
beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama) dilengkapi dengan
sebuah meter induk.
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu
rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam
suatu wilayah pelayanan SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur
pipa yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian
pipa yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan
distribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air
minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam
sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi
pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan

Hal. 4–20
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar


dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk
bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.

3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang
tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa
yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara
pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili tersebut harus
memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991 tentang
Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau
standar lain yang berlaku.

4. Diameter Pipa Distribusi


Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada
jam puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat
terjadi kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk
kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-
masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum
300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada
jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan
dapat digunakan tabel di bawah ini.
Tabel 4.10
Kriteria Dimensi Pipa Distribusi Berdasarkan Cakupan Sistem
Cakupan Pipa Pipa Pipa Pipa
Sistem DistUtama DistPembawa DistPembagi Pelayanan
Sistem
≥ 100 mm 75 – 100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan
Sistem
≥ 150 mm 100 – 150 mm 75 – 100 mm 50 – 75 mm
Perkotaan
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Hal. 4–21
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan
metoda hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat
loop harus dianalisis dengan bantuan program komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan
rumus Hazen Williams :
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54
Debit aliran dihitung dengan rumus:
Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54
Dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah= kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)
Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi :
a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam
pipa, dipasang pada:
 lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
 setiap percabangan;
 pipa outlet pompa;
 pipa penguras atau wash out

Hal. 4–22
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah
Katup Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
b. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur
pipa, ujung jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal
jembatan
c. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di
jembatan pipa dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah
aliran, pada jalur lurus setiap jarak tertentu.
d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran
maksimum tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung
perkantoran kran komersil.
e. Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang
pada jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk
menghilangkan tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang
dapat mengakibatkan pipa pecah.
f. Jembatan Pipa
a) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang sungai/saluran atau sejenis, di atas permukaan
tanah/sungai.
b) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan
menggunakan pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash
out.
d) Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4
bentang dari titik masuk jembatan pipa.

Hal. 4–23
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

g. Syphon
 Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yang menyeberang di bawah dasar sungai/saluran.
 Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan
menggunakan pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
 Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring
terhadap pipa transmisi atau pipa distribusi membentuk
sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan sebagai
pondasi.
 Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar
sungai/saluran harus diberi pelindung.
h. Manhole
1. Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan
distribusi.
2. Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air,
pemasangan katup, dan sebagainya.
i. Thrust Block
1. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan
perlengkapan pipa seperti bend, tee, Katup (valve) yang
berdiameter lebih besar dari 40 mm.
2. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan
pipa dipasang yaitu pada:
 Belokan pipa.
 Persimpangan/percabangan pipa.
 Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
 Perletakan valve/katup.
3. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

Hal. 4–24
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.2.5 Unit Pelayanan


Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal
air, hidran kebakaran dan meter air.
1. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter
air. Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
 mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
 untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
 bagian penyadapan pipa;
 meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
 katup pembuka/penutup aliran air;
 pipa dan perlengkapannya.
2. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan
pemasangan meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai
gambar rencana. KU menggunakan pipa pelayanan dengan diameter
¾”–1” dan meteran air berukuran ¾”. Panjang pipa pelayanan sampai
meteran air disesuaikan dengan situasi di lapangan/pelanggan.
Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan
pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga
meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan
pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai
berikut:
 lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah.
 saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran
air kotor/selokan terdekat yang ada.

Hal. 4–25
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”.


3. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang
disediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan
pemadam kebakaran atau pengurasan pipa.Unit hidran kebakaran (fire
hydrant) pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau
tergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan
bangunannya.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
 Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran
kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi
air.
 Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran.
Dengan menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran
ini tidak berisi air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama,
yaitu:
 Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran
kebakaran
 Badan hidran
 Kepala hidran
 Katup hidran

4.3 PERIODE PERENCANAAN


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
bahwa rencana induk pengembangan SPAM harus direncanakan untuk
periode 15-20 tahun. Hal tersebut disusun berdasarkan kriteria jenis kota
yang dibagi menjadi kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota
kecil.

Hal. 4–26
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 4.11
Kriteria Utama Penyusunan RISPAM
Jenis Kota
No Kriteria Teknis
Metro Besar Sedang Kecil
1 Jenis Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -
Perencanaan
2 Horison 20 thn 15-20 thn 15-20 thn 15-20 thn
Perencanaan
3 SumberAir Baku Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
4 Pelaksana Penyediaa Penyediaa Penyediaa Penyediaa
jasa/ jasa/ jasa/ jasa/
Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara
/ Pemda / Pemda / Pemda / Pemda
5 Peninjauan Per 5 thn Per 5 thn Per 5 thn Per 5 thn
Ulang
6 Penanggungjaw Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara
ab / Pemda / Pemda / Pemda / Pemda
7 Sumber - Hibah LN - Hibah LN - Hibah LN - Pinjaman LN
Pendanaan - Pinjaman LN - Pinjaman LN - Pinjaman LN - APBD
- Pinjaman - Pinjaman DN - Pinjaman DN
DN - APBD - APBD
- APBD - PDAM - PDAM
- PDAM - Swasta - Swasta
- Swasta
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
Pembagian jenis klasifikasi wilayah ditentukan berdasarkan data jumlah
penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Pasaman
pada tahun 2013, diketahui jumlah penduduk kabupaten tersebut adalah
sebesar 263.838 jiwa. Dengan total jumlah penduduk tersebut, wilayah
Kabupaten Pasaman tergolong ke dalam kategori wilayah Kota Sedang
dengan range jumlah penduduk berkisar 100.000 – 500.000 jiwa.
Tabel 4.12
Kategori Wilayah
No. Kategori Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah (Buah)

1 Metro >1.000.000 >200.000


2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000
3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 2.000 – 20.000
5 IKK 3.000 – 20.000 600 – 2.000
6 Pedesaan <3.000 <600
Sumber : Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

Hal. 4–27
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Dalam menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten


Pasaman, ditentukan bahwa periode pelayanan yang akan digunakan
adalah selama 20 tahun. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, setiap
lima tahunnya akan dilakukan evaluasi dokumen RISPAM yang disusun. Hal
tersebut dikarenakan adanya perkembangan wilayah yang kadang tidak
sesuai dengan rencana pengembangan wilayah yang disusun serta
menindaklanjuti adanya revisi dokumen RTRW. Berikut ini adalah rencana
pentahapan pelayanan air minum di Kabupaten Pasaman.
1. Jangka Pendek
Tahap pelayanan air minum jangka pendek dilakukan selama 5 tahun
pertama (2015-2020). Untuk periode pentahapan pertama ini upaya
yang dilakukan adalah meningkatkan persentase pelayanan pada lokasi
pelayanan eksisting mencapai 60%, mengurangi tingkat kebocoran dari
25% menjadi kurang dari 20% dan pembangunan sistem baru.
2. Jangka Menengah
Tahap pelayanan air minum jangka menengah dilakukan dalam jangka
waktu 5 tahun yang dimulai dari tahun 2020 – 2025. Pada periode ini
direncakan peningkatan persentase pelayanan pada lokasi eksisting
yang telah terlayani seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
dimasing-masing wilayah. Selain itu, beberapa kecamatan yang belum
terlayani air bersih oleh PDAM direncanakan segera akan
mendapatkan bantuan air minum sebagai jaminan bahwa setiap
penduduk di wilayah adminstrasi Kabupaten Pasaman dapat
memperoleh hak mereka yaitu kemudahan terhadap akses air minum.
3. Jangka Panjang
Tahap pengembangan pelayanan jangka panjang dilakukan dari tahun
2025-2035 selama 10 tahun. Pada tahap ini upaya yang dilakukan
berupa peningkatan persentase pelayanan seiring dengan
penambahan jumlah penduduk.

Hal. 4–28
STANDAR /KRITERIA PERENCANAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

4.4 KRITERIA DAERAH LAYANAN


Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaanan
pengembangan SPAM untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam
jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air
minum, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan, tersedianya air
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai. Sasaran
pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam
perencanaan induk kota. Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang
optimum, maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan
kebutuhan air minum adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity
2. Pengurangan air tak berekening (ATR)
3. Pembangunan baru (Peningkatan produksi dan perluasan sistem)
Kriteria daerah pelayanan mengacu kepada dokumen RTRW dengan
memperhatikan daerah yang potensial akan berkembang, daerah dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, daerah strategis (lokasi wisata,
industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah
(MBR), daerah rawan air. Selain itu, pemilihan daerah pelayanan sebaiknya
juga mengacu pada kebijakan pemerintah Kabupaten Pasaman dalam
penyelenggaraan penyediaan air minum. Untuk wilayah dengan sistem
jaringan bukan pemipaan yang tidak terlindungi sebaiknya dapat dirubah
menjadi sistem jaringan bukan pemipaan yang terlindungi atau bahkan
menjadi sistem pemipaan.

Hal. 4–29
Bab

PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

5.1 ARAH PERKEMBANGAN KOTA


Rencana struktur ruang wilayah merupakan rencana pengaturan pusat-
pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana untuk
mendukung perkembangan kegiatan sosial ekonomi. Pusat-pusat
permukiman tersebut membentuk pusat kegiatan secara fungsional saling
berhubungan satu sama lain. Pengembangan struktur ruang wilayah
Kabupaten Pasaman pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan
perkembangan seluruh bagian wilayah sesuai dengan fungsi dan peranan
masing-masing bagian wilayah.
Konsep struktur ruang yang sesuai dikembangkan di Kabupaten Pasaman
adalah konsep sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi
mempunyai arti bahwa pusat utama pengembangannya diarahkan untuk
pelayanan pemerintahan dan pusat-pusat lain (sub pusat) dapat secara
bebas berinteraksi dengan wilayah lain baik secara inter maupun intra
wilayah sepanjang hal tersebut didukung oleh prasarana dan sarana
wilayah yang memadai. Namun demikian prasarana dan sarana wilayah
tersebut dapat disediakan dan ditingkatkan untuk menunjang
pengembangan sub pusat utama, dengan koordinasi pusat utama.
Sedangkan konsep desentralisasi berarti bahwa setiap wilayah kecamatan
dapat melakukan interaksi langsung dengan wilayah kecamatan lain baik
inter maupun intra wilayah, dengan tetap memperhatikan kelengkapan
prasarana dan sarana wilayah dalam menunjang reaksi tersebut. Konsep ini

Hal. 5–1
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

lebih memberikan kebebasan kepada setiap wilayah kecamatan sebagai


pusat pertumbuhan untuk berinteraksi dengan wilayah lain.
Dengan memperhatikan kondisi wilayah Kabupaten Pasaman saat ini dan
kecenderungannya, maka penerapan kedua konsep tersebut lebih sesuai
untuk memberikan kesempatan berkembangnya seluruh bagian wilayah
Kabupaten Pasaman.
Berdasarkan konsep tersebut maka rencana pengembangan struktur ruang
wilayah Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut :
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Terkait dengan sistem kota secara makro, Kota Lubuk Sikaping sebagai
Ibukota Kecamatan Lubuk Sikaping ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal (PKL). Kota Lubuk Sikaping sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
berperan sebagai pusat wilayah (Regional Center) di wilayah
Kabupaten Pasaman, terutama dalam proses transformasi dan
pengembangan ekonomi wilayah serta struktur ruang. Pusat kegiatan
lokal Kota Lubuk Sikaping berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat
perdagangan, pusat permukiman perkotaan, pusat pelayanan jasa dan
berperan sebagai barometer perkembangan seluruh wilayah
kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman. Kota Lubuk
Sikaping juga merupakan salah satu faktor pembentuk sistem
perkotaan, sistem permukiman perkotaan dan sistem pusat pelayanan.
Wilayah Kota Lubuk Sikaping beserta segala macam kepentingan dan
kegiatannya termasuk pusat kegiatan lokal. Hal ini berdasarkan pada
pertimbangan Kota Lubuk Sikaping sebagai Ibukota Kabupaten
Pasaman.
2. Pusat Kegiatan Lokal di Promosikan (PKLp)
Pusat Kegiatan Lokal di Promosikan (PKLp) yaitu Kawasan Kota Panti
sebagai Ibukota Kecamatan Panti, Kota Rao (Ibukota Kecamatan Rao)
dan Kumpulan (Kecamatan Bonjol) termasuk ke dalam sistem
perkotaan Kabupaten Pasaman. Ketiga wilayah kecamatan tersebut

Hal. 5–2
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

direncanakan sebagai pembentuk struktur ruang Pusat Kegiatan Lokal


di Promosikan (PKLp) dikarenakan mempunyai fungsi sebagai kegiatan
pemasaran bagi daerah perdesaan, terutama bagi daerah belakang
(hinterland) yang menjadi daerah pelayanannya. Kota – kota pada
Pusat Kegiatan Lokal di Promosikan (PKLp) ini secara keruangan/spasial
memungkinkan memberi pengaruh lebih luas dari wilayah
kecamatannya sendiri. Terkait dengan penetapan kecamatan-
kecamatan tersebut sebagai Pusat Kegiatan Lokal di Promosikan
(PKLp), keberadaannya dalam sistem pengembangan adalah :
1) Kecamatan Rao, telah efektif memberikan pelayanan yang
jangkauannya melebihi wilayah administrasi. Kota Rao juga
menjadi strategis karena didukung pula oleh jalan kolektor primer
yang merupakan lanjutan dari jalan lintas yang menghubungkan
Kota Bukittinggi – Kabupaten Pasaman – Kabupaten Mandailing
Natal. Kota Rao di masa yang akan datang menjadi strategis
karena didukung rencana pengembangan jaringan jalan menuju
Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
Fungsi dan peranan yang demikian besar serta prospek
pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan ini, maka selayaknya
Kota Rao dipromosikan sebagai PKL baru di Kabupaten Pasaman
(PKLp) dimana fungsi utamanya adalah untuk pelayanan kegiatan
ekonomi.
2) Kecamatan Panti, telah efektif memberikan pelayanan yang
jangkauannya melebihi wilayah administrasi. Kota Panti menjadi
strategis di wilayah Kabupaten Pasaman, karena didukung oleh
jalan arteri primer, yaitu jalan lintas yang menghubungkan Kota
Bukittinggi – Kabupaten Pasaman – Kabupaten Pasaman Barat –
Kabupaten Mandailing Natal (Propinsi Sumatera Utara). Kota Panti
juga didukung oleh adanya persimpangan jalan menuju Kota Talu
Kabupaten Pasaman Barat.

Hal. 5–3
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3) Kecamatan Bonjol, ditetapkan sebagai PKLp karena mempunyai


aksesibilitas yang relatif lebih baik bila dibandingkan dengan
pusat-pusat permukiman lainnya. Penetapan Kumpulan
(Kecamatan Bonjol) ini dimasudkan agar orientasi pelayanan yang
selama ini cenderung keluar wilayah (Bukittinggi) dapat dikurangi,
selain itu peningkatan kawasan sebagai pusat kegiatan pariwisata
Kabupaten Pasaman akan memberikan peran fungsional yang
lebih besar. Keberadaan Kumpulan (Bonjol) saat ini belum
memberikan pelayanan secara efektif sehingga kawasan ini akan
dikembangkan secara signifikan agar lebih efektif. Karena itu
diperlukan kebijakan khusus agar dapat berfungsi sebagai PKLp.
Kebijakan khusus yang terkait dengan penetapannya sebagai PKLp
adalah berkenaan dengan investasi publik (Social Overhead
Capital/SOC) yang memungkinkan berkembangnya kegiatan
investasi yang bersifat produktif (Directly Productive
Activities/DPA).
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Ibukota Kecamatan di Kabupaten Pasaman sebai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) yaitu Padang Gelugur (Ibukota Kecamatan Padang
Gelugur), Alahan Mati (Ibukota Kecamatan Simpang Alahan Mati),
Ladang Panjang (Ibukota Kecamatan III Nagari), Simpang Tonang
(Ibukota Kecamatan II Koto), Silayang (Ibukota Kecamatan Mapat
Tunggul Selatan), Lansat Kadap (Ibukota Kecamatan Rao Selatan) dan
Koto Rajo (Ibukota Kecamatan Rao Utara). Keseluruhan wilayah yang
termasuk dalam PPK hampir memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai
pusat permukiman perdesaan dan sebagai pembentuk wilayah
kabupaten dari lingkup terkecil.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Dilihat dari prasarana dan sarana yang dimiliki maka sub pusat
pengembangan wilayah yang termasuk Pusat Pelayanan Lingkungan

Hal. 5–4
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

(PPL) yaitu Lubuk Gadang (Ibukota Kecamatan Mapat Tunggul).


Kecamatan Mapat Tunggul merupakan wilayah pada hakikatnya belum
mampu melayani wilayah yang lebih luas.
Rencana struktur ruang ini juga meliputi sistem-sistem perwilayahan
Kabupaten Pasaman sebagai faktor pembentuk struktur ruang wilayah
Kabupaten Pasaman, yaitu sistem perkotaan dan perdesaan, sistem
pusat permukiman, sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem
prasarana wilayah.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan struktur ruang
di wilayah Kabupaten Pasaman ini disajikan pada Gambar 5.1
Selanjutnya pada Tabel 5.1 di bawah ini menunjukan fungsi dan
fasilitas pendukung masing-masing pusat pelayanan di wilayah
Kabupaten Pasaman.

Hal. 5–5
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 5.1
Rencana Pembagian Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman
Satuan Wilayah
Kecamatan PeranKawasan
Pembangunan
Pusat Kegiatan Lubuk Sikaping ◙ Pusat Pemerintahan.
Lokal ◙ Pengembangan perumahan kepadatan
( PKL ) sedang.
◙ Pengembangan pendidikan terpadu.
◙ Perdagangan dan jasa skala sub
regional
◙ Kesehatan
◙ Perhubungan
◙ Pertanian
◙ Perikanan darat
Pusat Kegiatan - Rao ◙ Perdagangan dan jasa skala sub
Lokal - Panti regional
dipromosikan - Bonjol ◙ Pusat pelayanan sosial
( PKLp ) ◙ Pusat pelayanan tersier jasa
pemerintahan
◙ Pertanian
◙ Peternakan
◙ Permukiman
◙ Perkebunan
◙ Permukiman skala sedang dan besar
dengan kepadatan sedang.
◙ Pertambangan
◙ Pariwisata
Pusat Pelayanan - II Koto ◙ Perdagangan dan jasa skala sub
Kawasan - III Nagari regional
( PPK ) - Padang Gelugur ◙ Pusat pelayanan sosial
- SimpangAlahanMati ◙ Pusat pelayanan tersier jasa
- MapatTunggul Selatan pemerintahan
- Rao Selatan ◙ Pengembangan industri skala regional
- Rao Utara ◙ Pertanian
◙ Peternakan
◙ Permukiman
◙ Perkebunan
◙ Permukiman skala sedang dan besar
dengan kepadatan sedang.
◙ Pertambangan
◙ Pariwisata
Pusat Pelayanan - MapatTunggul ◙ Permukiman kepadatan rendah
Lingkungan ◙ Pariwisata
( PPL) ◙ Pertanian
◙ Peternakan
◙ Perikanan
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman 2010-2030

Hal. 5–6
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

5.2 RENCANA DAERAH PELAYANAN


Dalam pengembangan sistem penyediaan air minum Kabupaten Pasaman
yang seoptimal mungkin sesuai dengan perkembangan yang ada. PDAM
Kabupaten Pasaman telah mempunyai 10 unit pelayanan yang tersebar di 8
kecamatan dan rencana tingkat pelayanan mencakup ke 12 Kecamatan.
5.3 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Pasaman menurut Pasaman dalam Angka,
penduduk pada tahun 2013 adalah 263.838 orang. Untuk memproyeksikan
jumlah penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2014 – 2035 digunakan angka
pertumbuhan rata-rata penduduk tahunan di Kabupaten Pasaman yaitu
2,9 %,. Untuk lebih jelasnya proyeksi penduduk di Kabupaten Pasaman
dapat dilihat pada Tabel 5.2
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Pasaman
tersebut digunakan data tahun dasar terakhir, yaitu tahun 2008.
Selanjutnya, dilakukan proyeksi penduduk dalam kurun waktu per lima
tahunan dengan menggunakan rumus yang ada di atas. Metode proyeksi
yang dipakai adalah metode proyeksi penduduk seperti metode Aritmatika,
Geometri, Logaritma dan Eksponensial, maka dari hasil perhitungan
terpilih Metode Eksponensial yang mempunyai nilai r yang mendekati 1
dan nilai S yang terkecil. Dalam penyusunan Rencana Induk Penyediaan Air
Minum (RISPAM) Kabupaten Pasaman digunakan laju pertumbuhan
penduduk Pasaman sebesar 2,9 % berdasarkan laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Pasaman.
Tabel 5.2
Proyeksi Penduduk Tahun 2014 - 2035
No. Tahun Jumlah Penduduk
1 2008 260,987
2 2009 263,780
3 2010 253,299
4 2011 258,906
5 2012 262,001
6 2013 263,838
7 2014 271,489

Hal. 5–8
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.2


No. Tahun Jumlah Penduduk
8 2015 279,362
9 2016 287,464
10 2017 295,800
11 2018 304,379
12 2019 313,206
13 2020 322,289
14 2021 331,635
15 2022 341,252
16 2023 351,149
17 2024 361,332
18 2025 371,811
19 2026 382,593
20 2027 393,688
21 2028 405,105
22 2029 416,853
23 2030 428,942
24 2031 441,381
25 2032 454,182
26 2033 467,353
27 2034 480,906
28 2035 494,852
Sumber :Perhitungan & Analisa Konsultan 2014

Hal. 5–9
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 5.3 Proyeksi Penduduk PerKecamatan Kabupaten Pasaman

Hal. 5–10
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

5.4 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM


Proyeksi kebutuhan air minum dilakukan untuk masing-masing kecamatan
yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Pada tabel tersebut bisa
dilihat adanya peningkatan kebutuhan air minum tiap-tiap kecamatan
karena dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk dalam kurun waktu
2015 sampai dengan 2035.

5.4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tigo Nagari


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Tigo Nagari selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 26.162 jiwa dengan kebutuhan air rata-
rata 20,02 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 86,89 l/det
pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 46.342 jiwa
Tabel 5.4
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tigo Nagari
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kec. Jiwa 26,162 30,182 34,819 40,170 46,342
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 11,864 19,618 26,115 32,136 41,708
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 7,118 13,733 20,892 28,922 41,708
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,424 2,747 4,178 5,784 8,342
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 10.71 19.07 29.02 40.17 57.93
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 4,745.60 5,885.40 5,223.00 3,213.60 -
* Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 1.65 2.04 1.81 1.12 -
6 Total Domestik Lt/det 12.36 21.12 30.83 41.29 57.93
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.47 4.22 6.17 8.26 11.59
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 14.83 25.34 37.00 49.54 69.51
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 5.19 10.86 12.33 12.39 17.38
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 20.02 36.20 49.33 61.93 86.89

Hal. 5–11
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.4


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 24.02 43.44 59.19 74.31 104.27
m3/hr 2,075.62 3,753.30 5,114.36 6,420.69 9,008.93
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 30.03 54.30 73.99 92.89 130.34
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014
5.4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Simpati
Kebutuhan air penduduk Kecamatan Simpati selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 11.874 jiwa dengan kebutuhan air total
9,09 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 39,44
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 21.033 jiwa.
Tabel 5.6
Proyeksi Kebutuhan Air MinumKecamatanSimpati
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 11,874 13,698 15,803 18,231 21,033
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 5,385 8,904 11,852 14,585 18,930
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 3,231 6,233 9,482 13,127 18,930
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 646 1,247 1,896 2,625 3,786
* Pemakaian Air 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/org/hr
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 4.86 8.66 13.17 18.23 26.29
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 2,154.00 2,671.20 2,370.40 1,458.50 -
Pemakaian Air 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/org/hr
Lt/det 0.75 0.93 0.82 0.51 -
6 Total Domestik Lt/det 5.61 9.58 13.99 18.74 26.29
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 1.12 1.92 2.80 3.75 5.26
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 6.73 11.50 16.79 22.49 31.55
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 2.36 4.93 5.60 5.62 7.89

Hal. 5–12
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.6


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 9.09 16.43 22.39 28.11 39.44
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 10.90 19.72 26.87 33.73 47.33
m3/hr 942.16 1,703.51 2,321.19 2,914.19 4,088.88
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 13.63 24.65 33.58 42.16 59.16
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014
5.4.3 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bonjol
Kebutuhan air penduduk Kecamatan Bonjol selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 26.730 jiwa dengan kebutuhan air rata-
rata 20,46 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 88,78
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 47,349 jiwa.
Tabel 5.5
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bonjol
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kec. Jiwa 26,730 30,838 35,576 41,043 47,349
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 12,122 20,045 26,682 32,834 42,614
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 7,273 14,032 21,346 29,551 42,614
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,455 2,806 4,269 5,910 8,523
* Pemakaian Air 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/org/hr
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 10.94 19.49 29.65 41.04 59.19
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 4,848.80 6,013.50 5,336.40 3,283.40 -
Pemakaian Air 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/org/hr
Lt/det 1.68 2.09 1.85 1.14 -
6 Total Domestik Lt/det 12.63 21.58 31.50 42.18 59.19
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.53 4.32 6.30 8.44 11.84
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 15.15 25.89 37.80 50.62 71.02
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00

Hal. 5–13
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.2


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
Lt/det 5.30 11.10 12.60 12.65 17.76
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 20.46 36.99 50.40 63.27 88.78
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 24.55 44.39 60.48 75.93 106.54
m3/hr 2,120.81 3,835.02 5,225.50 6,560.32 9,204.62
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 30.68 55.48 75.60 94.91 133.17
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Sikaping


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Lubuk Sikaping selalu meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal
tahun proyeksi, jumlah penduduk hanya 46.651 jiwa dengan kebutuhan air
total 35,70 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 154,94
liter/detik pada tahun 2018 dengan jumlah penduduk 82.637 jiwa.
Tabel 5.7
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Sikaping
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 46,651 53,820 62,090 71,630 82,637
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 21,156 34,983 46,567 57,304 74,373
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 12,694 24,488 37,254 51,574 74,373
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 2,539 4,898 7,451 10,315 14,875
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 19.10 34.01 51.74 71.63 103.30
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 8,462.40 10,494.90 9,313.40 5,730.40 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 2.94 3.64 3.23 1.99 -
6 Total Domestik Lt/det 22.04 37.66 54.98 73.62 103.30
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 4.41 7.53 11.00 14.72 20.66
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 26.45 45.19 65.97 88.34 123.96
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00

Hal. 5–14
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.7


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
Lt/det 9.26 19.37 21.99 22.09 30.99
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 35.70 64.55 87.96 110.43 154.94
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 42.84 77.46 105.55 132.52 185.93
m3/hr 3,701.55 6,692.72 9,119.77 11,449.43 16,064.57
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 53.55 96.83 131.94 165.65 232.42
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Panti


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Panti selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 39,023 jiwa dengan kebutuhan air total
29,86 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 129,61
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 69.123 jiwa
Tabel 5.9
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Panti
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 39,023 45,019 51,936 59,916 69,123
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 17,697 29,262 38,952 47,933 62,211
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 10,618 20,483 31,162 43,140 62,211
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 2,124 4,097 6,232 8,628 12,442
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 15.98 28.45 43.28 59.92 86.40
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 7,078.80 8,778.60 7,790.40 4,793.30 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 2.46 3.05 2.71 1.66 -
6 Total Domestik Lt/det 18.43 31.50 45.99 61.58 86.40
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 3.69 6.30 9.20 12.32 17.28

Hal. 5–15
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.9


KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 22.12 37.80 55.18 73.90 103.69
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 7.74 16.20 18.39 18.47 25.92
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 29.86 53.99 73.58 92.37 129.61
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 35.84 64.79 88.29 110.85 155.53
m3/hr 3,096.22 5,598.14 7,628.45 9,577.08 13,437.58
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 44.79 80.99 110.37 138.56 194.41
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.6 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Gelugur


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Padang Gelugur selalu meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal
tahun proyeksi, jumlah penduduk hanya 23.954 jiwa dengan kebutuhan
air total 18,33 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 79,56
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 42.432 jiwa.
Tabel 5.10
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Gelugur

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 23,954 27,635 31,881 36,780 42,432
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 10,863 17,963 23,911 29,424 38,188
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 6,518 12,574 19,129 26,482 38,188
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,304 2,515 3,826 5,296 7,638
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 9.81 17.46 26.57 36.78 53.04
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 4,345.20 5,388.90 4,782.20 2,942.40 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 1.51 1.87 1.66 1.02 -
6 Total Domestik Lt/det 11.32 19.34 28.23 37.80 53.04
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.26 3.87 5.65 7.56 10.61

Hal. 5–16
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.10


KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 13.58 23.20 33.87 45.36 63.65
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 4.75 9.94 11.29 11.34 15.91
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 18.33 33.15 45.17 56.70 79.56
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 22.00 39.77 54.20 68.04 95.47
m3/hr 1,900.64 3,436.55 4,682.78 5,879.00 8,248.61
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 27.50 49.72 67.75 85.06 119.34
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Dua Koto


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Dua Koto selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 27.228 jiwa dengan kebutuhan air total
20,84 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 90,43
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 48.231 jiwa.

Tabel 5.8
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Dua Koto
Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 27,228 31,412 36,239 41,807 48,231
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 12,348 20,418 27,179 33,446 43,408
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 7,409 14,293 21,743 30,101 43,408
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,482 2,859 4,349 6,020 8,682
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 11.15 19.85 30.20 41.81 60.29
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 4,939.20 6,125.40 5,435.80 3,344.60 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 1.72 2.13 1.89 1.16 -
6 Total Domestik Lt/det 12.86 21.98 32.09 42.97 60.29
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.57 4.40 6.42 8.59 12.06
KEBUTUHAN AIR

Hal. 5–17
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.7


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 15.44 26.37 38.50 51.56 72.35
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 5.40 11.30 12.83 12.89 18.09
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 20.84 37.68 51.34 64.45 90.43
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 25.01 45.21 61.61 77.34 108.52
m3/hr 2,160.46 3,906.35 5,322.69 6,682.42 9,376.13
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 31.26 56.52 77.01 96.68 135.65
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Selatan


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Rao Selatan selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 23.296 jiwa dengan kebutuhan air total
17,83 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 77,37
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 41.265 jiwa.

Tabel 5.13
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Selatan

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
Jumlah Penduduk
1 Jiwa 23,296 26,875 31,005 35,769 41,265
Kota
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 10,565 17,469 23,253 28,615 37,138
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 6,339 12,228 18,602 25,754 37,138
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,268 2,446 3,720 5,151 7,428
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 9.54 16.98 25.84 35.77 51.58
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 4,226.00 5,240.70 4,650.60 2,861.50 -

Hal. 5–18
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.13


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 1.47 1.82 1.61 0.99 -
6 Total Domestik Lt/det 11.01 18.80 27.45 36.76 51.58
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.20 3.76 5.49 7.35 10.32
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 13.21 22.56 32.94 44.12 61.90
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 4.62 9.67 10.98 11.03 15.47
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 17.83 32.23 43.92 55.14 77.37
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 21.39 38.68 52.71 66.17 92.85
m3/hr 1,848.45 3,342.00 4,553.78 5,717.39 8,021.81
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 26.74 48.35 65.88 82.72 116.06
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Rao selalu meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun proyeksi,
jumlah penduduk hanya 24.344 jiwa dengan kebutuhan air total 18,63
liter/detik.Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 80,85 liter/detik pada
tahun 2035 dengan jumlah penduduk 43.122 jiwa.

Tabel 5.11
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Kota Jiwa 24,344 28,084 32,400 37,378 43,122
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 11,040 18,255 24,300 29,903 38,810
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 6,624 12,779 19,440 26,913 38,810
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 1,325 2,556 3,888 5,383 7,762
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 9.97 17.75 27.00 37.38 53.90
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -

Hal. 5–19
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sambungan Tabel 5.11


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
jiwa 4,416.00 5,476.50 4,860.00 2,990.30 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 1.53 1.90 1.69 1.04 -
6 Total Domestik Lt/det 11.50 19.65 28.69 38.42 53.90
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 2.30 3.93 5.74 7.68 10.78
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 13.80 23.58 34.43 46.10 64.68
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 4.83 10.11 11.48 11.53 16.17
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 18.63 33.69 45.90 57.63 80.85
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 22.36 40.42 55.08 69.15 97.03
m3/hr 1,931.56 3,492.57 4,758.91 5,974.68 8,382.96
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 27.95 50.53 68.85 86.44 121.28
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Utara


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Rao Utara selalu meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal tahun
proyeksi, jumlah penduduk hanya 10,957 jiwa dengan kebutuhan air total
8,38 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 36,39 liter/detik
pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk19.409 jiwa
Tabel 5.12
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Rao Utara

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
Jumlah Penduduk
1 Jiwa 10,957 12,640 14,583 16,824 19,409
Kota
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 4,969 8,216 10,937 13,459 17,468
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 2,981 5,751 8,750 12,113 17,468
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 596 1,150 1,750 2,423 3,494
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00

Hal. 5–20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sambungan Tabel 5.12


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
Lt/det 4.49 7.99 12.15 16.82 24.26
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 1,987.60 2,464.80 2,187.40 1,345.90 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 0.69 0.86 0.76 0.47 -
6 Total Domestik Lt/det 5.18 8.84 12.91 17.29 24.26
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 1.04 1.77 2.58 3.46 4.85
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 6.21 10.61 15.49 20.75 29.11
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 2.17 4.55 5.16 5.19 7.28
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 8.38 15.16 20.66 25.94 36.39
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 10.06 18.19 24.79 31.12 43.67
m3/hr 869.28 1,571.79 2,141.99 2,689.09 3,773.09
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 12.58 22.74 30.99 38.90 54.59
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Mapat Tunggul selalu meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun. Pada awal
tahun proyeksi, jumlah penduduk hanya 9.581 jiwa dengan kebutuhan air
total 7.33 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat hingga 31,82
liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk 16.972 jiwa
Tabel 5.14
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
Jumlah Penduduk
1 Jiwa 9,581 11,054 12,752 14,712 16,972
Kota
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 4,345 7,185 9,564 11,769 15,275
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 2,607 5,030 7,651 10,592 15,275
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 521 1,006 1,530 2,118 3,055
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00

Hal. 5–21
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sambungan Tabel 5.13


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 3.92 6.99 10.63 14.71 21.22
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 1,738.00 2,155.50 1,912.80 1,176.90 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 0.60 0.75 0.66 0.41 -
6 Total Domestik Lt/det 4.53 7.73 11.29 15.12 21.22
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 0.91 1.55 2.26 3.02 4.24
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 5.43 9.28 13.55 18.14 25.46
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 1.90 3.98 4.52 4.54 6.36
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 7.33 13.26 18.06 22.68 31.82
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 8.80 15.91 21.68 27.22 38.19
m3/hr 760.20 1,374.72 1,872.97 2,351.42 3,299.40
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 11.00 19.89 27.10 34.02 47.73
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

5.4.12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul Selatan


Kebutuhan air penduduk Kecamatan Mapat Tunggul Selatan selalu
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap 5 tahun.
Pada awal tahun proyeksi, jumlah penduduk hanya 9.562 jiwa dengan
kebutuhan air total 7,32 liter/detik. Kebutuhan air tersebut meningkat
hingga 31,76 liter/detik pada tahun 2035 dengan jumlah penduduk
16.938 jiwa.

Tabel 5.15
ProyeksiKebutuhan Air Minum Kecamatan Mapat Tunggul Selatan

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
A Kependudukan
Jumlah Penduduk
1 Jiwa 9,562 11,032 12,727 14,682 16,938
Kota
2 Pelayanan penduduk % 45 65 75 80 90
3 Penduduk Terlayani Jiwa 4,337 7,171 9,545 11,746 15,245

Hal. 5–22
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 5.15


Tahun
No Uraian Satuan
2015 2020 2025 2030 2035
KEBUTUHAN DOMESTIK
4 Pelayanan SR % 60 70 80 90 100
jiwa 2,602 5,020 7,636 10,571 15,245
jiwa/sb 5 5 5 5 5
Jlh SR 520 1,004 1,527 2,114 3,049
* Pemakaian Air Lt/org/hr 130.00 120.00 120.00 120.00 120.00
Lt/sb/hr 650.00 600.00 600.00 600.00 600.00
Lt/det 3.92 6.97 10.61 14.68 21.17
5 Pelayanan KU / HU % 40.00 30.00 20.00 10.00 -
jiwa 1,734.80 2,151.30 1,909.00 1,174.60 -
Pemakaian Air Lt/org/hr 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
Lt/det 0.60 0.75 0.66 0.41 -
6 Total Domestik Lt/det 4.52 7.72 11.27 15.09 21.17
KEBUTUHAN NON DOMESTIK
7 Total Non Domestik % 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Lt/det 0.90 1.54 2.25 3.02 4.23
KEBUTUHAN AIR
8 Total Kebutuhan Air Lt/det 5.42 9.26 13.52 18.11 25.41
9 Kehilangan Air % 35.00 30.00 25.00 20.00 20.00
Lt/det 1.90 3.97 4.51 4.53 6.35
10 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 7.32 13.23 18.03 22.63 31.76
- Harian Puncak Faktor 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Lt/det 8.78 15.88 21.64 27.16 38.11
m3/hr 758.75 1,371.99 1,869.29 2,346.76 3,292.92
- Jam Puncak Faktor 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Lt/det 10.98 19.85 27.04 33.95 47.64
Sumber :Analisa & Perhitungan Konsultan 2014

Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kabupaten Pasaman menunjukkan bahwa


adanya peningkatan kebutuhan air minum tiap-tiap kecamatan karena
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk dalam kurun waktu 2015
sampai dengan 2035. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dan
grafik di bawah ini

Hal. 5–23
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 5.16
Kebutuhan Air Minum Domestik dan Non Domestik Kabupaten Pasaman Tahun
2015 - 2035

Kebutuhan Air Bersih (l/dt)


No Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035
1 Tigo Nagari 30.03 54.30 73.99 92.89 130.34
3 Simpang Alahan Mati 13.63 24.65 33.58 42.16 59.16
2 Bonjol 30.68 55.48 75.60 94.91 133.17
4 Lubuk Sikaping 53.55 96.83 131.94 165.65 232.42
6 Panti 44.79 80.99 110.37 138.56 194.41
7 Padang Gelugur 27.50 49.72 67.75 85.06 119.34
5 Dua Koto 31.26 56.52 77.01 96.68 135.65
10 Rao Selatan 26.74 48.35 65.88 82.72 116.06
8 Rao 27.95 50.53 68.85 86.44 121.28
9 Rao Utara 12.58 22.74 30.99 38.90 54.59
11 Mapat Tunggul 11.00 19.89 27.10 34.02 47.73
12 Mapat Tunggul Selatan 10.98 19.85 27.04 33.95 47.64
Total 320.68 579.84 790.10 991.93 1,391.78

Hal. 5–24
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gambar 5.3
Grafik Kebutuhan Air Minum Domestik dan Non Domestik Kabuaten Pasaman Tahun 2015 – 2035

Hal. 5–26
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 5.17
Perbandingan Kapasitas Terpasang dan Kebutuhan Air Minum
Kebutuhan Air Minum (l/dt)
No Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035
1 Kapasitas Terpasang 309.00 409.00 609.00 809.00 1,109.00
2 Kebutuhan Air Minum 320.68 579.84 790.10 991.93 1,391.78
3 Kekurangan/KelebihanKapasitas (11.68) (170.84) (181.10) (182.93) (282.78)
4 Penambahan Kapasitas 100.00 200.00 200.00 300.00 300.00
5 Total Kapasitas 409.00 609.00 809.00 1,109.00 1,409.00

Gambar 5.3
Perbandingan Kapasitas Terpasang dan Kebutuhan Air Minum

Hal. 5–27
Bab

POTENSI AIR BAKU

6.1 UMUM
Terdapat beberapa sumber air yang dapat digunakan dalam suatu sistem
PAM. Sumber-sumber tersebut antara lain:
a. Air Hujan
b. Air Permukaan; sungai, danau, waduk
c. Air tanah
Masing-masing sumber air tersebut mempunyai kualitas dan kuantitas
yang berbeda. Pemilihan sumber yang akan digunakan bergantung pada
sumber air berbeda. Pemilihan sumber yang akan digunakan bergantung
pada sumber air yang ada (terdekat), kuantitas yang dibutuhkan , juga
kontinuitas dari sumber tersebut. Adapun pemilihan yang akan digunakan
akan mempengaruhi perencanaan sistem sumber air minum tersebut
(intake dan pengolahan).

6.1.1 Air hujan


Pada hakikatnya air hujan memilki kuantitas yang baik, namun hal ini
akan tergantung pada kualitas atmosfer disuatu wilayah. Air hujan yang
jatuh (presipitasi) akan melewati lapisan atmosfer sebelum sampai
kebumi atau daratan. Proses jatuhnya air ini kemudian akan melarutkan
kandungan pencemar di udara, seperti CO2, SO2, CO, NOx, dll. Jadi, jika
kualitas atmosfer baik maka kuatitas air hujan juaga akan baik, dan begitu
pula sebaliknya.
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Secara kuantitas, dan kapasitas air hujan akan tergantung pada tinggi
curah hujan dan sistem penangkap yang direncanakan. Sedangkan
kontinuitasnya sangat dipengaruhi oleh pola iklim setempat dan regional.

Air hujan jarang digunakan untuk suplai air bersih suatu komunitas, hanya
digunakan untuk lingkup yang kecil. Air hujan digunakan seperti di daerah
padang pasir atau daerah yang sangat sulit air. Air hujan umumnya
dikumpulkan dari atap dan disimpan dalam bak yang cukup baik, namun
mempunyai pH yang rendah dan tidak mengandung mineral. Dari segi
bakteriologis relatif lebih bersih tergantung wadah penampungan.

6.1.2 Air Permukaan


Air permukaan adalah hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mengalami pengotoran selama
pengaliranya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,
kotoran industri kota dan lain sebagainya. Air permukaan terbagi atas:
1. Sungai
2. Danau atau waduk
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
sumber daya air). Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai,
saluran irigasi, waduk, kolam dan danau. Ditinjau dari sisi kualitas, air
permukaan kualitasnya tergantung pada sumber air dan aktivitas
pencemar yang ada di sekitarnya dan harus diolah terlebih dahulu
sebelum digunakan. Faktor-faktor yang menjadi sumber pencemar air
permukaan adalah faktor alam dan faktor manusia baik sengaja maupun
tidak sengaja. Sumber pencemar yang disebabkan oleh faktor alam
adalah sebagai berikut:

 Iklim, musim hujan meningkatkan kekeruhan air, pertumbuhan


mikroba, warna, logam dan kontaminan lainnya. Pada musim

Hal. 6–2
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

kemarau, pertumbuhan alga meningkat dan kandungan mineral


menurun;
 Topografi, vegetasi, dan geologi mempengaruhi kualitas dari air
permukaan;
 Penebangan hutan, dapat berpotensi menimbulkan erosi dan dapat
meningkatkan pengendapan, kekeruhan, dan nutrien;
 Instrusi air laut, menyebabkan kualitas air permukaan menjadi
menurun akibat masuknya air laut ke air permukaan.
Sedangkan sumber pencemar yang disebabkan oleh manusia adalah
dapat berupa buangan industri, buangan berbahaya, aktivitas pertanian
dan lain-lain yang dibuang ke badan air permukaan sehingga dapat
menyebabkan masuknya kontaminan berupa virus, nutrien yang tidak
diinginkan, parasit dan zat-zat kimia kontaminan lainnya. Tetapi pada
umumnya air permukaan merupakan sumber air yang banyak
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air minum.
Bangunan penangkap atau penyadap air permukaan ini dikenal dengan
intake (Letterman, 1999).

Air permukaan merupakan air yang berasal dari sungai, danau, dan laut,
zat yang ada pada air permukaan tergantung batas atau lapisan air
(watershed). Pada air permukaan ditemukan kotoran seperti tanah liat,
mineral organik alga, bakteri, dan protozoa, dalam bentuk suspensi dan
koloid. Gas terlarut seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, metan,
hidrogen sulfida. Mungkin juga mengandung material organik, amoniak,
asam, organik, klorida, nitrat dan nitrit.

Air permukaan sampai sekarang masih menjadi alternatif yang paling


mungkin untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Kapasitasnya yang
cukup besar mampu menjamin kuantitas air yang dibutuhkan serta
kontinuitas alirannya. Walaupun secara kualitas sumber air ini masih jauh
di bawah kualitas air tanah, namun upaya untuk meminimalkan tingkat

Hal. 6–3
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

pencemaran pada badan air permukaan, masih layak untuk dikaji secara
mendalam, sehingga investasi pada instalasi pengolahan dapat ditekan.

6.1.3 Air Tanah


Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 tentang sumber daya air). Menurut letak dan kondisi aliran,
secara umum air tanah dapat dibedakan menjadi dua (2) kelompok yaitu
(PERMEN PU Nomor 18, 2007):

 Air Tanah Bebas (Air Tanah Dangkal)


Air tanah bebas atau air tanah dangkal adalah air tanah yang
terdapat di dalam suatu lapisan pembawa air (akuifer) yang di bagian
atasnya tidak tertutupi oleh lapisan kedap air (impermeable). Tipe air
tanah bebas atau dangkal ini seperti pada sumur-sumur gali
penduduk.

 Air Tanah Tertekan (Air Tanah Dalam)


Air tanah tertekan atau air tanah dalam adalah air tanah yang
terdapat di dalam suatu lapisan pembawa air (akuifer) yang
terkurung, baik pada bagian atas maupun bagian bawahnya oleh
lapisan kedap air (impermeable). Tipe air tanah tertekan ini
umumnya dimanfaatkan dengan cara membuat bangunan konstruksi
sumur dalam.

Sumber utama dari air tanah adalah proses presipitasi, dimana air akan
menembus tanah atau masuk dari air permukaan dan terjadi proses
perkolasi dari celah-celah tanah yang akan membentuk air tanah. Air
tanah pada umumnya jernih dan memiliki kualitas air yang baik dan bebas
dari bakteri dan pencemar kimia. Biasanya sumber kontaminan dari air
tanah adalah air lindi dari waste disposal, limbah pertanian, intrusi air
laut dan lain-lain (Linsley, 1992). Upaya untuk mendapatkan air tanah

Hal. 6–4
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ditempuh dengan cara membuat lubang vertikal pada tanah/batuan di


daerah yang mempunyai potensi ketersediaan air tanah. Usaha untuk
mendapatkan air tanah tersebut dapat dilakukan dengan teknologi
sederhana (menggali tanah hingga ditemukan air tanah sesuai dengan
kebutuhan), teknologi menengah (melubangi tanah/batuan dengan
bantuan peralatan mekanik ringan hingga mencapai kedalaman yang
dikehendaki agar didapatkan air), dengan teknologi tinggi (melubangi
tanah/batuan dengan bantuan peralatan mekanik berat hingga mencapai
kedalaman sesuai yang dikehendaki agar didapatkan air dalam jumlah
yang maksimal, selanjutnya dilakukan pengujian logging, uji pemompaan
(pumping test), konstruksi dan pembersihan sumur, sehingga air yang
didapatkan akan maksimal dengan kualitas yang cukup baik) (PerMen PU
Nomor 18, 2007).

6.1.4 Mata air


Mata air adalah air tanah yang muncul di permukaan pada jalur rembesan
karena suatu lapisan kedap air yang mengalasi pehantar tersingkap di
permukaan (Wilson, 1993). Bangunan penangkap mata air adalah
bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air terhadap
pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung yang
sering disebut brouncaptering (petunjuk praktis pembangunan
penangkap mata air).

6.2 ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU PERMUKAAN


Kriteria utama untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku dalam
Penyusunan Masterplan Air Minum adalah informasi mengenai :

 Jarak dan beda tinggi sumber air dari daerah pelayanan


 Debit optimum
 Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini
Berdasarkan kondisi karakteristik wilayah Kabupaten Pasaman, terdapat
cukup banyak sumber air baku potensial yang dapat dimanfaatkan untuk

Hal. 6–5
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

kebutuhan Air Minum. Namun perlu dilakukan kajian dan tinjauan di


lapangan yang disesuaikan dengan pertimbangkan aspek ekonomi dan
kehandalan sumber. Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor
penentu penyediaan Air Minum.
Berdasarkan tinjauan dan analisa kondisi di lapangan diperoleh beberapa
alternatif sumber Air Minum, dan sebagian telah dimanfaatkan oleh PDAM,
Pamsimas dan Masyarakat sebagai sumber air untuk kebutuhan Air
Minum.

6.2.1 Kecamatan Tigo Nagari


A. Sumber Air Batang Landu
Sumber Air Baku Batang Landu merupakan sumber air yang berasal dari Air
Permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar
731 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Tigo Nagari. Daerah pelayanan
Sumber Batang Landu ini adalah Nagari Ladang Panjang. Sumber ini
memiliki potensi cukup baik sebagai alternatif sumber dengan sistem
gravitasi.
 Kualitas Air
Berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air Sumber air Batang Landu cukup baik
dan memenuhi syarat untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Ladang Panjang
Nama Sumber : Batang Landu
Jenis Sumber : Air Permukaan

Hal. 6–6
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)


Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0616189 Debit Sungai : 731 L/dtk
Selatan (Y) : 9998763 Elevasi : 452 m
Zone UTM : 47 S Daerah Pelayanan : Ladang Panjang

B. Sumber Air Tarantang Tunggang


Sumber Air Tarangtang Tunggang adalah sumber air baku yang dinilai cukup
potensial sebagai alternatif sumber air baku untuk air minum. Sumber Air
Tarantang Tunggang ini berasal dari air permukaan.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata Sumber Air Tarantang Tunggang ini adalah sebesar 280
liter/det. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber Tarantang Tunggang yang dinilai cukup baik sebagai alternatif
sumber air baku dengan menggunakan sistem gravitasi ini berada di
wilayah Kecamatan Tigo Nagari dengan daerah pelayanannya adalah
Nagari Binjai.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Binjai
Nama Sumber : Tarantang Tunggang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0622990 Debit Sungai : 280 L/dtk
Selatan (Y) : 9995537 Elevasi : 482 m
Zone UTM : 47 S Daerah Pelayanan : Binjai

Hal. 6–7
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

C. Sumber Air Talo


Sumber Air Talo merupakan sumber air yang berasal dari Air Permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit (Qrata-rata) sebesar 333 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Tigo Nagari. Daerah pelayanan
Sumber Air Talo ini adalah Nagari Binjai. Sumber ini cukup baik sebagai
alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber Air Talo apabila dibandingkan dengan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air maka
sumber air ini dinilai cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Binjai
Nama Sumber : Air Talo
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0624736 Debit Sungai : 334 L/dtk
Selatan (Y) : 9993906 Elevasi : 433 m
Zone UTM : 47 S Daerah Pelayanan : Binjai
GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–8
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

D. Sumber Air Batang Maringging


Sumber Air Baku Batang Maringging yang merupakan air permukaan ini
dinilai cukup memenuhi persyaratan sebagai alternatif sumber air baku
untuk air minum.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Batang Maringging ini adalah sebesar 1.275
liter/det. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber Batang Maringging berada di wilayah Kecamatan Tigo Nagari.
Sumber ini dinilai cukup memenuhi syarat sebagai alternatif sumber
dengan menggunakan sistem gravitasi. Daerah pelayanan Sumber Batang
Maringging adalah daerah kenagarian Malampah.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Malampah
Nama Sumber : Batang Maringging
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0621604 Debit Sungai : 1.275 L/dtk
Selatan (Y) : 0003062 Elevasi : 467 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Malampah

Hal. 6–9
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

E. Sumber Air Batang Bandar Ujung Karang


Sumber Air Baku Bandar Ujung Karang merupakan sumber air yang berasal
dari air permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar
703 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Tigo Nagari. Daerah pelayanan
Sumber Bandar Ujung Karang ini adalah Nagari Malampah. Sumber ini
cukup baik sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber Air Batang Bandar Ujung Karang ini apabila ditinjau berdasarkan
PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dinilai memiliki kualitas yang cukup baik
dan memenuhi syarat untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Tigo Nagari
Nagari : Malampah
Nama Sumber : Bandar Ujung Karang
Jenis Sumber : Air Permukaan

Hal. 6–10
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)


Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0619277 Debit Sungai : 703 L/dtk
Selatan (Y) : 0006620 Elevasi : 589 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Malampah

6.2.2 Kecamatan Simpati


A. Sumber Air Batang Timaran
Sumber Air Batang Timaran merupakan sumber air alternatif yang cukup
memiliki kehandalan bila ditinjau dari kriteria Alternatif Sumber Air Baku
untuk kebutuhan Air Minum. Sumber Batang Timaran merupakan sumber
yang berasal dari air permukaan.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata Sumber Air Batang Timaran yang diukur dengan
menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal) adalah sebesar 312 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Simpati. Daerah pelayanan Sumber
Batang Timaran ini adalah Nagari Alahan Mati.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Simpati
Nagari : Alahan Mati
Nama Sumber : Batang Timaran
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0628878 Debit Sungai : 312 L/dtk
Selatan (Y) : 9997224 Elevasi : 420 m
Zone UTM : 47 S Daerah Pelayanan : Alahan Mati

Hal. 6–11
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Air Mudiak Simpang


Sumber Air Mudiak Simpang dinilai cukup memenuhi kriteria sebagai
Alternatif Sumber Air Baku untuk Air Minum.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 334
liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Simpati. Daerah pelayanan Sumber
Batang Timaran ini adalah Nagari Simpang. Sumber ini cukup baik sebagai
alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber Mudiak Simpang ditinjau berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dinilai
sumber air ini cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan bagi
kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Simpati
Nagari : Simpang
Nama Sumber : Mudiak Simpang
Jenis Sumber : Air Permukaan

Hal. 6–12
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)


Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0627687 Debit Sungai : 334 L/dtk
Selatan (Y) : 0003283 Elevasi : 471 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Simpang

C. Sumber Kampuang Kadok


Sumber Kampuang Kadok merupakan sumber air alternatif yang cukup
memiliki kehandalan bila ditinjau dari kriteria Alternatif Sumber Air Baku
untuk kebutuhan Air Minum.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit pada Sumber Kampuang Kadok dilakukan dengan
menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal). Dari hasil pengukuran
tersebut diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 902 liter/det.
 Lokasi
Sumber Kampuang Kadok ini dinilai cukup baik apabila menggunakan
sistem gravitasi. Sumber air yang berada di wilayah Kecamatan Simpati ini
melayani daerah Nagari Simpang.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Simpati
Nagari : Simpang
Nama Sumber : Kampuang Kadok
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0630046 Debit Sungai : 902 L/dtk
Selatan (Y) : 9999814 Elevasi : 451 m
Zone UTM : 47 S Daerah Pelayanan : Simpang

Hal. 6–13
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

6.2.3 Kecamatan Bonjol


A. Sumber Air Sungai Tanang
Sumber Sungai Tanang dinilai sebagai sumber yang potensial sebagai
alternatif sumber air baku untuk air minum.
 Lokasi
Sumber berada yang berada di wilayah Kecamatan Bonjol akan melayani
daerah Nagari Koto Kaciak. Sumber Sungai Tanang ini cukup baik sebagai
alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Bonjol
Nagari : Koto Kaciak
Nama Sumber : Sungai Tanang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 6330486 Debit Sungai : 254 L/dtk
Selatan (Y) : 0012545 Elevasi : 326 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Koto Kaciak

Hal. 6–14
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Batang Air Sei. Hitam


Sumber Batang Air Sei. Hitam merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan
 Evaluasi Debit
Sumber Batang Air Sei. Hitam memiliki debit rata-rata sebesar 145
liter/det dari hasil pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan
sekat Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber Batang Air Sei. Hitam dinilai cukup baik sebagai sumber air
alternatif dengan sistem gravitasi. Sumber air ini berada di wilayah
Kecamatan Bonjol dengan daerah pelayanan pada wilayah Nagari Bonjol.
 Kualitas Air
Apabila dibandingkan dengan PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air sumber air
Sei. Hitam dinilai cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan bagi
kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Bonjol
Nagari : Limo Koto
Nama Sumber : Batang Air Sei Hitam
Jenis Sumber : Air Permukaan

Hal. 6–15
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)


Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0634883 Debit Sungai : 162 L/dtk
Selatan (Y) : 0000616 Elevasi : 284 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Limo Koto

C. Sumber Air Batang Silasuang


Sumber Air Batang Silasuang merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan, dan berpotensial menjadi sumber air minum.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata: (Qrata-rata) sebesar
932 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Bonjol. Daerah pelayanan Sumber
Batang Silasuang ini adalah Nagari Ganggo Mudiak. Sumber ini cukup baik
sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Bonjol
Nagari : Ganggo Mudiak
Nama Sumber : Batang Silasuang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0635976 Debit Sungai : 932 L/dtk
Selatan (Y) : 0004309 Elevasi : 321 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Ganggo Mudik

Hal. 6–16
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

6.2.4 Kecamatan Lubuk Sikaping


A. Sumber Air Batang Pakau
Sumber Batang Pakau merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan dan merupakan Alternatif Sumber air baku yang cukup memiliki
kehandalan bila ditinjau dari kriteria Alternatif Sumber Air Baku untuk
kebutuhan Air Minum.

 Evaluasi Debit
Debit rata-rata yang didapat dari Sumber Batang Pakau ini adalah sebesar
655 liter/det. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber Batang Pakau ini berlokasi di Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan
Lubuk Sikaping dengan elevasi 520 dpl. Daerah pelayanan Sumber Batang
Pakau ini meliputi Nagari Tanjung Beringin cukup baik sebagai alternatif
sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Kualitas Air yang diperoleh sumber air ini cukup baik dan memenuhi
syarat untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.

Hal. 6–17
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Tanjung Beringin
Nama Sumber : Sumber Batang Pakau
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 6330486 Debit Sungai : 655 L/dtk
Selatan (Y) : 0012545 Elevasi : 520 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Tanjung Beringin
GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Anak Aia Batuang


Sumber Anak Aia Batuang dianggap dapat menjadi alternatif untuk sumber
air baku. Sumber Anak Aia Batuang ini dinilai cukup memenuhi kriteria
Alternatif Sumber Air Baku untuk Kebutuhan Air Minum. Sumber Anak Aia
Batuang ini merupakan air permukaan.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar
219 liter/det.
 Lokasi
Sumber Anak Aia Batuang ini melayani daerah di wilayah Nagari Jambak.
Sumber Anak Aia Batuang berada pada elevasi 471 dpl sehingga cukup
baik sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.

Hal. 6–18
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Jambak
Nama Sumber : Anak Aia Batuang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 628374 Debit Sungai : 219 L/dtk
Selatan (Y) : 0012463 Elevasi : 471 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Jambak

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

C. Sumber Air Batang Panyaguan Gadang


Sumber Air Batang Panyaguan Gadang merupakan sumber air yang berasal
dari air permukaan
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata yang didapatkan dari pengukuran debit dengan
menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal) adalah sebesar 315 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Lubuk Sikaping. Daerah pelayanan
dari sumber ini adalah Nagari Sundatar. Sumber Batang Panyaguan

Hal. 6–19
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gadang dinilai cukup baik sebagai alternatif sumber dengan sistem


gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Sundatar
Nama Sumber : Batang Panyaguan Gadang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 621438 Debit Sungai : 315 L/dtk
Selatan (Y) : 0026678 Elevasi : 571 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Sundatar, Panti Selatan, Panti

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

D. Sumber Air Batang Pamenan


Sumber Air Batang Pamenan ini dinilai cukup memenuhi kriteria sebagai
alternatif sumber air baku untuk air minum. Sumber Air Batang Pamenan
merupakan sumber air yang berasal dari air permukaan.

Hal. 6–20
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 848
liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Lubuk Sikaping dengan elevasi 532
dpl sehingga dinilai cukup baik untuk alternatif sumber dengan
menggunakan sistem gravitasi. Daerah pelayanan sumber ini adalah
Nagari Sundatar.
 Kualitas Air
Sumber air ini apabila ditinjau berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
merupakan sumber air yang cukup baik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Lubuk Sikaping
Nagari : Sundatar
Nama Sumber : Batang Pamenan
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 627154 Debit Sungai : 548 L/dtk
Selatan (Y) : 0021730 Elevasi : 532 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Air Manggis, Sundatar

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–21
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.2.5 Kecamatan Panti


A. Sumber Air Batang Mudiak Aia Tambangan
Sumber air Batang Mudiak Aia Tambangan dinilai sebagai sumber air yang
potensial sebagai alternatif sumber air baku untuk air minum. Sumber air
Batang Mudiak Aia Tambangan merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Batang Mudiak Aia Tambangan ini diperoleh
dari pengukuran dengan menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal),
dimana debit yang didapatkan adalah sebesar 356 liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Panti dengan elevasi 324 dpl.
Daerah pelayanan Sumber Batang Mudiak Aia Tambangan ini adalah
Nagari Panti. Berdasarkan elevasi sumber air ini cukup baik apabila
menggunakan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut secara fisik cukup baik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Panti
Nagari : Panti
Nama Sumber : Batang Mudiak Aia Tambangan
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0623754 Debit Sungai : 356 L/dtk
Selatan (Y) : 0033118 Elevasi : 324 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Panti

Hal. 6–22
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Air Batang Lundar


Sumber Air Batang Lundar merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 432
liter/det.
 Lokasi
Sumber Air Batang Lundar ini melayani wilayah kenagarian Panti. Sumber
alternatif yang berada pada elevasi 282 dpl ini dinilai cukup baik apabila
menggunakan apabila menggunakan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber Batang Lundar apabila ditinjau berdasarkan PP Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
sumber ini dinilai memenuhi syarat digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Panti
Nagari : Panti
Nama Sumber : Batang Lundar
Jenis Sumber : Air Permukaan

Hal. 6–23
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)


Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 624475 Debit Sungai : 432 L/dtk
Selatan (Y) : 0042333 Elevasi : 282 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Panti

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

C. Sumber Air Batang Kuamang


Sumber Batang Kuamang merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan. Sumber ini dinilai cukup potensial apabila dimanfaatkan sebagai
sumber air baku untuk air minum.
 Evaluasi Debit
Sumber air Batang Kuamang ini memiliki debit rata-rata sebesar 175
liter/det. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Panti. Daerah pelayanan Sumber
Batang Kuamang ini adalah Nagari Panti. Sumber ini cukup baik sebagai
alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Hal. 6–24
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Panti
Nagari : Panti
Nama Sumber : Batang Kuamang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 623145 Debit Sungai : 175 L/dtk
Selatan (Y) : 0046138 Elevasi : 278 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Panti

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

D. Sumber Air Batang Petok


Sumber Batang Petok merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 847
liter/det.
 Lokasi
Sumber Batang Petok berada di wilayah Kecamatan Panti dengan elevasi
448 dpl maka sumber ini cukup baik apabila menggunakan sistem
gravitasi. Daerah pelayanan Sumber Batang Petok ini adalah Nagari Panti.

Hal. 6–25
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Kualitas Air
Sumber Batang Petok ini dinilai sudah memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Panti
Nagari : Panti Selatan
Nama Sumber : Batang Petok
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0616360 Debit Sungai : 847 L/dtk
Selatan (Y) : 0031242 Elevasi : 448 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Panti

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

6.2.6 Kecamatan Padang Gelugur


A. Sumber Air Batu Gadang
Sumber Air Batu Gadang yang berasal dari air permukaan direkomendasikan
untuk memenuhi kebutuhan Air Minum
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit Sumber Air Batu Gadang dilakukan dengan
menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal). Dari pengukuran yang
dilakukan diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 464 liter/det.

Hal. 6–26
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Lokasi
Sumber Air Batu Gadang yang terletak di Kecamatan Padang Gelugur ini
melayani daerah kenagariaan Tapus. Sumber berada di wilayah
Kecamatan Padang Gelugur dengan elevasi 464 dpl sehingga sumber air
ini dinilai cukup baik sebagai sumber air alternatif yang menggunakan
sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Padang Gelugur
Nagari : Tapus
Nama Sumber : Batu Gadang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0619107 Debit Sungai : 464 L/dtk
Selatan (Y) : 0049069 Elevasi : 378 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Tapus

6.2.7 Kecamatan Dua Koto


A. Sumber Air Simp. Kalam
Sumber Air Simp Kalam yang berasal dari air permukaan direkomendasikan
untuk memenuhi kebutuhan Air Minum
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata Sumber air Simp. Kalam ini adalah 197 liter/det.
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal).

Hal. 6–27
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Dua Koto. Daerah pelayanan
Sumber A. Simp Kala mini adalah Nagari Simp III Andilan. Sumber ini
cukup baik sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Dua Koto
Nagari : Simpang Tonang
Nama Sumber : A. Simp. Kalam
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 066860 Debit Sungai : 197 L/dtk
Selatan (Y) : 004168 Elevasi : 827 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Simp. III Andilan

B. Sumber Air Aek Buli-buli


Sumber Air Aek Buli-Buli merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 485
liter/det.
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Dua Koto dengan elevasi 389 dpl.
Daerah pelayanan Sumber Aek Buli-buli ini adalah Nagari Cubadak.
Sumber ini cukup baik sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.

Hal. 6–28
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Kualitas Air
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
sumber air Aek Buli-buli dinilai cukup baik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Dua Koto
Nagari : Cubadak
Nama Sumber : Aek Buli-buli
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) : 0602501 Debit Sungai : 485 L/dtk
Selatan (Y) : 0036721 Elevasi : 887 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Cubadak

6.2.8 Kecamatan Rao Selatan


A. Sumber Aia Muara Pegang
Sumber air Aia Muara Pegang ini merupakan air permukaan yang dinilai
cukup berpotensi sebagai alternatif sumber air baku untuk air minum.
 Lokasi
Sumber yang berada pada elevasi 212 dpl ini terletak di wilayah
Kecamatan Rao Selatan. Sumber ini dinilai cukup baik apabila
menggunakan sistem gravitasi.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Aia Muara Pegang ini adalah sebesar 382
liter/det.Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Kualitas Air
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,

Hal. 6–29
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sumber Aia Muara Pegang ini cukup baik secara fisik dan memenuhi
syarat untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Rao Selatan
Nagari : Langsat Kadap
Nama Sumber : Aia Muara Pegang
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0620092 Debit Sungai : 382 L/dtk
Selatan (Y) 0056196 Elevasi : 212 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Rao Selatan

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Aia Pontanen


Sumber air ini merupakan sumber air yang direkomendasikan sebagai
alternative sumber air baku. Sumber Air Aia Pontanen merupakan sumber
air yang berasal dari air permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 410
liter/det.

Hal. 6–30
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Lokasi
Sumber Aia Pontenan berada di wilayah Kecamatan Rao Selatan. Sumber
air Koto Panjang yang berada pada elevasi 242 dpl ini dapat dijadikan
sebagai alternatif sumber yang menggunakan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Rao Selatan
Nagari : Tanjung Betung
Nama Sumber : Aia Pontenan
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0620305 Debit Sungai : 410 L/dtk
Selatan (Y) 0054776 Elevasi : 242 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Rao Selatan

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–31
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.2.9 Kecamatan Rao


A. Sumber Air Sungai Muruh
Sumber air Sungai Muruh yang berasal dari air permukaan ini dapat
direkomendasikan sebagai alternatif sumber air baku untuk air minum.
Sumber ini dinilai cukup potensial apabila dijadikan sumber air baku.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 80
liter/det.
 Lokasi
Sumber air Sungai Muruh yang berada pada elevasi 349 dpl ini dapat
dijadikan sebagai alternatif sumber yang menggunakan sistem gravitasi.
Daerah pelayanan Sumber Sungai Muruh ini adalah Nagari Taruang-
taruang.

 Kualitas Air
Sumber Sungai Muruh ini apabila dibandingkan dengan PP Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air maka sumber air ini dapat dikatakan cukup baik secara
fisik dan memenuhi syarat untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

B. Sumber Air Koto Panjang


Sumber Air Koto Panjang merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 424
liter/det.
 Lokasi
Sumber air Koto Panjang yang berada pada elevasi 460 dpl ini dapat
dijadikan sebagai alternatif sumber yang menggunakan sistem gravitasi.

Hal. 6–32
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Daerah pelayanan Sumber Koto Panjang ini adalah Nagari Muaro


Cubadak.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

C. Sumber Air Kapalo Duik Beringin


Sumber Kapalo Duik Beringin merupakan sumber air yang dinilai cukup baik
apabila dijadikan sumber alternatif air baku untuk air minym. Sumber air ini
merupakan sumber air baku yang berasal dari air permukaan.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata yang dimiliki oleh sumber air Kapalo Duik Beringin ini
adalah sebesar 104 liter/det. Pengukuran debit dilakukan dengan
menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal).
 Lokasi
Sumber berada di wilayah Kecamatan Rao. Daerah pelayanan Sumber
Kapalo Duik Beringin ini adalah Nagari Cubadak. Sumber ini cukup baik
sebagai alternatif sumber dengan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber Kapalo Duik Beringin ini cukup baik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

6.2.10 Kecamatan Rao Utara


A. Sumber Air Sibinaia
Sumber air Sibinaia ini merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan. Sumber ini dapat menjadi rekomendasi yang baik untuk
dijadikan sumber air baku untuk air minum
 Lokasi

Hal. 6–33
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Sumber Sibinaia dapat dijadikan sumber yang menggunakan sistem


gravitasi dikarenakan sumber ini berada pada elevasi 250 dpl. Sumber
Sibinaia terletak di kenagarian Langung Sepakat.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Sibinaia dicari dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal). Hasil pengukuran debit rata-rata yang didapat
adalah sebesar 768 liter/det
 Kualitas Air
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
Sumber Sibinaia ini cukup baik secara fisik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Rao Utara
Nagari : Langung Sepakat
Nama Sumber : Sibinaia
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0613578 Debit Sungai : 768 L/dtk
Selatan (Y) 0063262 Elevasi : 250 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Rao Utara

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–34
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

B. Sumber Air Batang Pirais


Sumber air Batang Pirais ini merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan.
 Lokasi
Sumber Pirais berada di kenagarian Languang, Kecamatan Rao Utara.
Sumber ini berada pada elevasi 287 dpl.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan menggunakan sekat Cipoletti (Trapesiodal)
dimana debit rata-rata yang didapat adalah sebesar 572 liter/det
 Kualitas Air
Sumber Batang Pirais ini memiliki kualitas yang cukup baik dan memenuhi
persyaratan sebagai air minum menurut PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Rao Utara
Nagari : Languang
Nama Sumber : Batang Pirais
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0628808 Debit Sungai : 572 L/dtk
Selatan (Y) 0063162 Elevasi : 287 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Rao Utara

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–35
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.2.11 Kecamatan Mapat Tunggul


A. Sumber Air Kapalo Banda
Sumber air Kapalo Banda ini merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan.
 Lokasi
Sumber Kapalo Banda dapat dijadikan sumber yang menggunakan sistem
gravitasi dikarenakan sumber ini berada pada elevasi 208 dpl. Sumber
Kapalo Banda terletak di kenagarian Lubuk Gadang, Kecamatan Mapat
Tunggul.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Kapalo Banda ini adalah sebesar 489
liter/det.Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).
 Kualitas Air
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
Sumber Kapalo Banda ini cukup baik secara fisik dan memenuhi syarat
untuk digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Mapat Tunggul
Nagari : Lubuk Gadang
Nama Sumber : Kapalo Banda
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0628816 Debit Sungai : 489 L/dtk
Selatan (Y) 0063167 Elevasi : 208 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Mapat Tunggul

Hal. 6–36
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Air Solosah Tolagaen


Sumber air Solosah Tolagaen ini merupakan sumber air yang berasal dari air
permukaan.
 Lokasi
Sumber Solosah Tolagaen berada di kenagarian Muara Tais, Kecamatan
Mapat Tunggul. Sumber ini berada pada elevasi 117 dpl, sehingga sumber
Pirais dapat dijadikan sumber air dengan alternatif sistem gravitasi.
 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal) dimana debit rata-rata yang didapat adalah sebesar 315
liter/det.
 Kualitas Air
Sumber Solosah Tolagaen ini memiliki kualitas yang cukup baik dan juga
memenuhi persyaratan sebagai air minum menurut PP Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Hal. 6–37
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Mapat Tunggul
Nagari : Muara Tais
Nama Sumber : Solosah Tolagaen
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0618834 Debit Sungai : 315 L/dtk
Selatan (Y) 0057888 Elevasi : 177 m
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Mapat Tunggul

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

6.2.12 Kecamatan Mapat Tunggul Selatan


A. Sumber Air Aia Guo
Sumber air Aia Guo ini merupakan air permukaan yang dinilai cukup
berpotensi sebagai alternatif sumber air baku untuk air minum.
 Lokasi
Sumber yang berada pada elevasi 505 dpl ini terletak di wilayah
Kecamatan Mapat Tunggul Selatan. Sumber ini dinilai cukup baik apabila
menggunakan system gravitasi.
 Evaluasi Debit
Debit rata-rata sumber air Aia Guo ini adalah sebesar 360
liter/det.Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat
Cipoletti (Trapesiodal).

Hal. 6–38
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Kualitas Air
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
Sumber Aia Guo ini cukup baik secara fisik dan memenuhi syarat untuk
digunakan bagi kebutuhan Air Minum.

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Mapat Tunggul Selatan
Nagari : Muara Sungai Lolo
Nama Sumber : Aia Guo
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0639672 Debit Sungai : 360 L/dtk
Selatan (Y) 0045626 Elevasi : 505 m
Mapat Tungul
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Selatan

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

B. Sumber Air Aia Unsonik


Sumber air ini merupakan sumber air yang direkomendasikan sebagai
alternative sumber air baku. Sumber Air Unsonik merupakan sumber air
yang berasal dari air permukaan

Hal. 6–39
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Evaluasi Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan sekat Cipoletti
(Trapesiodal), dimana diperoleh Debit Rata- Rata:(Qrata-rata) sebesar 456
liter/det.
 Lokasi
Sumber Aia Unsonik berada di wilayah Kecamatan Mapat Tunggul
Selatan. Sumber air Aia Unsonik yang berada pada elevasi 371 dpl
dijadikan sebagai alternatif sumber yang menggunakan sistem gravitasi.
 Kualitas Air
Sumber air tersebut cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan
bagi kebutuhan Air Minum berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

LOKASI SUMBER AIR :


Kecamatan : Mapat Tunggul Selatan
Nagari : Silayang
Nama Sumber : Aia Unsonik
Jenis Sumber : Air Permukaan
KOORDINAT PENGAMATAN (Datum : WGS 1984)
Koordinat Nasional (UTM) Sumber
Timur (X) 0639674 Debit Sungai : 456 L/dtk
Selatan (Y) 0045642 Elevasi : 371 m
Mapat Tunggul
Zone UTM : 47 Daerah Pelayanan : Selatan

GAMBAR PENAMPANG SUNGAI DAN FOTO

Hal. 6–40
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 6.1
Data Sumber Potensi Sumber Air Baku Alternatif Kabupaten Pasaman

No Sumber Air Baku Kualitas


Lokasi Sumber Debit Sistim Lokasi Air
Lokasi Sumber (l/det) Pengaliran
1 Tigo Nagari Batang Landu 731 Gravitasi Ladang Panjang Baik
Tarantang Tunggang 280 Gravitasi Binjai Baik
Air Talo 333 Gravitasi Binjai Baik
Batang Maringging 1.275 Gravitasi Malampah Baik
Bandar Ujung Karang 703 Gravitasi Malampah Baik
2 Simpati Batang Timaran 312 Gravitasi Alahan Mati Baik
Mudiak Simpang 334 Gravitasi Simpang Baik
Kampung Kadok 902 Gravitasi Simpang Baik
3 Bonjol Sungai Tanang 254 Gravitasi Koto Kaciak Baik
Sei. Hitam 145 Gravitasi Bonjol Baik
Batang Silasuang 932 Gravitasi Ganggo Mudiak Baik
4 Kecamatan Sumber Batang Pakau 655 Gravitasi Tanjung Beringin Baik
Lubuk Sikaping Anak Aia Batuang 219 Gravitasi Jambak Baik
Batang Panyaguan Gadang 315 Gravitasi Sundatar Baik
Batang Pamenan 548 Gravitasi Sundatar Baik
5 Panti Batang Mudiak Aia 356 Gravitasi Bahagia Panti Baik
Tambangan
Batang Lundar 432 Gravitasi Lundar Baik
Batang Kuamang 175 Gravitasi Kuamang Baik
Batang petok 847 Gravitasi Petok Baik
6 Padang Batu Gadang 464 Gravitasi Tapus Baik
Gelugur
7 Dua Koto Simp Kalam 197 Gravitasi Simp. III Andilan Baik
Aek Buli-Buli 485 Gravitasi Cubadak Baik
8 Rao Selatan Aia Muara Pegang 382 Gravitasi Langsat Kadap Baik
Aia Pontanen 410 Gravitasi Tanjung Betung Baik
9 Rao Sungai Muruh 80 Gravitasi Tarung- Tarung Baik
Koto Panjang 424 Gravitasi Muaro Cubadak Baik
Kapalo Duik Beringin 104 Gravitasi Tanjung Beringin Baik
10 Rao Utara Sibinaia 768 Gravitasi Lamgguang Sepakat Baik
Batang Pirais 572 Gravitasi Langguang Baik
11 Mapat Tunggul Kapalo Banda 489 Gravitasi Lubuak Gadang Baik
Solosah Tolagaen 315 Gravitasi Muara Tais Baik
12 Mapat Tunggul Aia Guo 360 Gravitasi Muara Sungai Lolo Baik
Selatan Aia Unsonik 456 Gravitasi Silayang Baik

Hal. 6–41
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.3 ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU TANAH


Adanya air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain curah
hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan
yang terdapat di bawahnya serta marfologi dengan kedalaman yang
bervariasi tergantung dari topografi dan keadaan tanah/batuan sebagai
lapisan penyimpanannya.

6.3.1 Kecamatan Rao


Dari hasil pengamatan yang dilakukan tinggi muka air tanah dan sifat fisik
air sangat bervariasi. Tinggi muka air tanah mulai dari yang terendah 50-
150 cm.

Secara umum sifat fisik air tanah (sumur gali) jernih/bening sampai agak
keruh dan tidak berbau dan tidak berasa. Sifat fisik sumur gali sangat
dipengaruhi oleh konstruksi sumur gali yang dibuat, dimana kondisi
litologi yang sama, konstruksi sumur gali yang menggunakan cor beton
(polongan) akan lebih baik kualitasnya dibanding yang tidak
menggunakan cor beton (polongan) karena adanya pengaruh air resapan
permukaan.

Berdasarkan kondisi geologi dan keterdapatan air tanah kecamatan Rao,


maka tatanan hidrogeologi daerah kecamatan Rao dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) produktifitas akifer, yaitu: akifer produktif tinggi; akifer
produktif sedang; akifer produktif rendah.

Akifer produktif tinggi

Menempati bagian utara hingga selatan, litologi wilayah ini batuan pasir
kerikil dan lanau dan endapan koluvial. Lapisan-lapisan pembawa air
(akifer) diwilayah ini adalah pasir dan kerikil – kerakal dan batuan tufa,
mempunyai keterusan (permeabilitas) tinggi. Kualitas air tanah bebas
maupun air tanah dalam umumnya baik dan muka air tanah bebas berada
pada kedalaman 1-5 meter.

Hal. 6–43
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Wilayah yang menempati akifer ini meliputi daerah Tingkarang, Tampang,


Tarung-Tarung, Pacuan Padang Mentinggi, Simisoh Lubuk Aro, dan Sungai
Raya.

Akifer produktif sedang

Menempati daerah bagian utara wilayah penelitian (Muaro Sipongi) dan


bagian selatan, sebagian kecil. Wilyah ini ditempati oleh litologi kerikil
dan kerakal serta batuan tufaan dengan keterusan sedang. Lapisan-
lapisan pembawa air (akifer) terutama pasir, kerikil dan berangkal dengan
keterusan umumnya sedang. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya
lebih dari tiga meter di bawah muka tanah setempat.

Akifer produktif rendah

Menempati bagian barat wilayah penelitian pada daerah Cubadak serta


perbatasan dengan kabupaten Madina, wilayah ini secara litologi disusun
daerah ini berupa aliran batuan yang tidak teruraikan terutama aneka
terobosan granitik dengan sedikit granodiorit dan diorit.

Lapisan-lapisan pembawa air (akifer) wilayah ini mempunyai keterusan


(permeability) yang pada umumnya rendah. Muka air tanah umumnya
dalam hingga sangat dalam terutama dimusim kemarau. Mata air yang
keluar diwilyah ini berdebit kurang dari 2 liter/ detik dan kualitas airnya
umumnya baik.

Kualitas air

Untuk mengetahui kualitas air tanah pada penelitian ini dilakukan analisa
laboratorium pada sampel ini yang di ambil pada sumur masyarakat
Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman.

Dari hasil analisa laboratorium terdapat contoh air tersebut diperoleh


kualitas air sebagai berikut:

Hal. 6–44
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Suhu air pada sumber-sumber air sebesar 26,2 C dan 26,4 C

Derajat kesamaan (pH) dengan nilai 7,46

Kekuatan dengan nilai rata-rata 9,0 NTU

Daya hantar listrik (DHL) 0,93 mS/cm

Padatan terlarut 88,6 mg/L

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa sifat fisika dan kimia


contoh air dari kedua mata air tersebut di atas secara umum memenuhi
mutu kualitas air bersih dengan mengacu kepada kualitas air minum dan
air bersih menurut PP RI Nomor 82 tanggal 14 Desember 2001.

6.3.2 Kecamatan Padang Gelugur


Berdasarkan perbedaan kontras harga tahanan jenis, maka dapat
diketahui korelasi antara harga tahanan jenis dengan litologi daerah
setempat untuk masing-masing titik duga geolistrik sebagai berikut:

Perbedaan kontras harga tahanan jenis terhadap litologi setempat:

Hal. 6–45
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 6.2. Hasil Analisa Dan Data Lokasi ABT Kecamatan Padang Gelugur
Hasil penafsiran
Titik Kedalaman Tahanan Litologi Hidrologi Tebal
duga (meter) Jenis (Ohm m) (meter)
PG- 01 0,00-0,74 30,01 Tanah penutup - 0,74
0,74-2,30 14,40 Tanah penutup - 1,56
2,30-6,00 32,40 Lempung pasiran - 3,70
6,00-12,00 13,47 Lempung pasiran - 6,00
12,00-20,00 50,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 8,00
20,00-108,00 30,44 Lempung pasiran - 88,00
108,00- 65,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer -

PG- 02 0,00-0,60 20,00 Tanah penutup - 0,60


0,60-1,45 30,00 Tanah penutup - 0,85
1,45-4,00 47,45 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 2,55
4,00-8,50 11,75 Lempung pasiran - 4,50
8,50-18,00 62,50 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 9,50
18,00,92,00 42,55 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 74,00
92,00- 92,80 Batu pasir Diduga akuifer -

PG-03 0,00-0,50 100,00 Tanah penutup - 0,50


0,50-1,25 83,30 Tanah penutup - 0,75
1,25-6,00 63,40 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 4,75
6,00-11,00 11,29 Lempung pasiran - 5,00
11,00-33,00 130,00 Batu pasir Diduga akuifer 22,00
33,00- 15,60 Lempung pasiran - -
PG-04 0,00-0,50 530,00 Tanah penutup - 0,50
0,50-1,00 70,00 Tanah penutup - 0,50
1,00-4,00 29,00 Lempung pasiran - 3,00
4,00-6,00 27,00 Lempung pasiran - 2,00
6,00-17,00 90,00 Batu pasir Diduga akuifer 11,00
17,00- 31,00 Batu pasir lempungan - -
PG-05 0,00-1,40 125,00 Tanah penutup - 1,40
1,40-9,00 140,00 Batu pasir Diduga akuifer 7,60
9,00-14,00 60,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 5,00
14,00-90,00 26,00 Lempung pasiran - 76,00
90,00- 11,00 Lempung pasiran - -
PG-06 0,00-1,10 80,00 Tanah penutup - 1,10
1,10-6,00 16,00 Lempung pasiran - 4,90
6,00-12,00 80,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 6,00
12,00-90,00 20,00 Lempung pasiran - 78,00
90,00 18,00 Lempung pasiran - 0,75
PG-07 0,00-0,75 207,00 Tanah penutup - 0,75
0,75-3,40 17,00 Lempung pasiran - 2,65
3,40-10,00 126,00 Batu pasir Diduga akuifer 6,60
10,00-60,00 23,30 Lempung pasiran - 50,00
60,00 57,50 Batu pasir lempungan Diduga akuifer -

PG-08 0,00-1,00 75,00 Tanah penutup - 1,00


1,00-14,00 20,00 Lempung pasiran - 13,00
14,00-62,40 30,00 Lempung pasiran - 48,00
62,00- 140,00 Batu pasir Diduga akuifer -

Hal. 6–46
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 6.1

Hasil penafsiran
Titik Kedalaman Tahanan Litologi Hidrologi Tebal
duga (meter) Jenis (Ohm m) (meter)
PG-09 0,00-0,50 135,00 Tanah penutup - 0,50
0,50-6,20 19,50 Lempung pasiran - 5,70
6,20-18,20 9,10 Lempung pasiran - 12,00
18,20-46,00 65,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 27,00
46,00- 6,00 Lempung pasiran - -
PG-10 0,00-1,00 64,00 Tanah penutup - 1,00
1,00-19,50 21,00 Lempung pasiran - 18,50
19,20-53,00 16,00 Lempung pasiran - 33,50
53,00 149,00 Batu pasir Diduga akuifer -
PG-11 0,00-1,00 54,50 Tanah penutup - 1,00
1,00-28,00 51,30 Batu pasir lempungan - 18,50
28,00-68,50 12,10 Lempung pasiran - 40,50
68,50- 248,00 Batu pasir Diduga akuifer -
PG-12 0,00-4,00 69,20 Tanah penutup - 0,75
4,00-16,00 31,70 Lempung pasiran - 3,25
16,00-38,00 69,30 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 12,00
38,00 35,00 Lempung pasiran - 22,00
9,75 Lempung pasiran - -
PG-13 0,00-0,70 79,36 Tanah penutup - 0,70
0,70-4,00 18,00 Lempung pasiran - 3,30
4,00-11,50 30,00 Lempung pasiran - 7,50
11,50-28,00 13,52 Lempung pasiran - 17,00
28,00- 10,58 Lempung pasiran - -

PG-14 0,00-1,00 313,50 Tanah penutup - 1,00


1,00-3,50 45,00 Batu pasir lempungan Diduga akuifer 2,50
3,50-12,00 89,00 Batu pasir Diduga akuifer 8,50
12,00-31,00 13,45 Lempung pasiran - 19,00
31,00- 20,00 Lempung pasiran - -

Berdasarkan hasil analisis terhadap data pendugaan geolistrik (VES)


dan analisis terhadap kondisi hidrogeologi serta geologi yang
mengontrol daerah setempat, maka untuk daerah Kecamatan Padang
Gelugur, Kabupaten Pasaman diinterprestasikan sebagai berikut :

Penampang A-A’
Penampang pendugaan geolistrik A-B, merupakan penampang
geolistrik yang melewati titik-titik PG-01, PG-02, dan PG-03.
Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing titik duga geolistrik,

Hal. 6–47
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

maka penampang geolistrik A-A’, dapat diinterprestasikan terdapat 4


(empat) lapisan yaitu :

LAPISAN RESITIF (LAPISAN I) : Lapisan ini mempunyai nilai


tahanan jenis antara 14,40 – 100,00 Ohm meter dengan ketebalan
lapisan diperkirakan antara 1,25 – 2,30 meter. Lapisan ini
diinterprestasikan sebagai lapisan tanah penutup (top soil).

LAPISAN RESITIF LAPISAN II : Lapisan ini mempunyai nilai


tahanan jenis antara 11,50 - 47, 45 Ohm meter dengan ketebalan
lapisan diperkiran antara 7,05 - 9,70 meter. Lapisan ini
diinterprestasikan sebagai lapisan Lempungan pasiran.

LAPISAN SANGAT RESITIF (LAPISAN III) : Lapisan ini mempunyai nilai


tahanan jenis antara 42,00-63,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan antara 4,75 - 83,0 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai lapisan batu pasir lempungan.

LAPISAN RESITIF (LAPISAN IV) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 6,50 - 130,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan antara
22,00 meter – tak terhingga. Lapisan ini diinterprestasikan sebagai
lapisan batu pasir.

Penampang B – B’

Penampang pendugaan geolistrik B – B’ melalui titik-titik duga


geolistrik PG-04, PG-05, PG-06, PG-07, PG-09, PG-10.

Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing titik duga geolistrik,


maka pada penampang geolistrik B – B’, dapat diinterprestasikan 4
(empat) lapisan yaitu :

LAPISAN RESITIF (LAPISAN I) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 64,00 – 530,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan

Hal. 6–48
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

diperkirakan antara 1,45 – 2,65 meter. Lapisan ini diinterprestasikan


sebagai tanah penutup (top soil).

LAPISAN RESITIF (LAPISAN II) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 9,10 – 29,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan antara 2,65- 3,65 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai lapisan Lempung pasiran.

LAPISAN RESITIF (LAPISAN III) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 60,00 – 149,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan antara 6,20 – 27,80 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai lapisan batu pasir lempungan.

LAPISAN SANGAT RESITIF (LAPISAN IV) : Lapisan ini mempunyai nilai


tahanan jenis antara 6,00 – 26,00 Ohm meter dengan ketebalan
lapisan diperkirakan lebih dari 50,00 meter. Lapisan ini
diinterprestasikan sebagai lapisan Lempung pasiran.

Penampang C – C’

Penampang pendugaan geolistrik C – C’ melalui titik-titik duga


geolistrik PG-11, PG-12, dan PG-13.

Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing titik duga geolistrik,


maka pada penampang geolistrik C - C’, dapat diinterprestasikan
tedapat 4 (empat) lapisan yaitu :

LAPISAN RESITIF (LAPISAN I) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 54,50 – 79,36 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan antara 1,70 – 2,75 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai tanah penutup (top soil).

LAPISAN RESITIF (LAPISAN II) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 18,00 – 31,00 Ohm meter dengan ketebalan lapisan

Hal. 6–49
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

diperkirakan antara 2,75- 7,50 meter. Lapisan ini diinterprestasikan


sebagai lapisan Lempung pasiran.

LAPISAN RESITIF (LAPISAN III) : Lapisan ini mempunyai nilai tahanan


jenis antara 35,00 - 63,30 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan antara 27,00- 34,00 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai lapisan batu pasir lempungan.

LAPISAN SANGAT RESITIF (LAPISAN IV) : Lapisan ini mempunyai nilai


tahanan jenis antara 9,75- 13,52 Ohm meter dengan ketebalan lapisan
diperkirakan lebih dari 40,50 meter. Lapisan ini diinterprestasikan
sebagai lapisan Lempung pasiran.

REKOMENDASI

Dari hasil analisis terhadap 3 (tiga) penampang geolistrik tersebut di


atas berdasarkan nilai tahanan jenis yang dimilkinya dapat dilihat
bahwa kondisi batuan penyusun daerah ini yang berpotensi dapat
bertindak sebagai akuifer (lapisan pembawa air), adalah pada lapisan
batu pasir lempungan dan lapisan batu pasir apabila akan dilakukan
pengeboran air tanah, maka pengeboran dapat diarahkan pada titik
pendugaan geolistrik PG-02 dan PG-07 dengan kedalaman pemboran
sampai 125 meter.

6.3.3 Kecamatan Rao Selatan


Adanya air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain curah
hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan
batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi dengan kedalaman
yang bervariasi tergantung dari bentuk topografi dan keadaan
tanah/batuan sebagai lapisan penyimpannya.

Hal. 6–50
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Dari hasil pengamatan yang dilakukan tinggi muka air tanah dan sifat
fisik air tanah sangat bervariasi. Tinggi muka air tanah berkisar dari 50-
150 cm.

Secara umum sifat fisik air tanah (sumur gali) jernih/bening sampai agak
keruh dan tidak berbau dan tidak berasa. Sifat fisik sumur gali sangat
dipengaruhi oleh konstruksi sumur gali yang dibuat, dimana kondisi
litologi yang sama, konstruksi sumur gali yang menggunakan cor beton
(polongan) akan lebih baik kualitasnya dibanding yang tidak
menggunakan cor beton (polongan) karena adanya pengaruh air
resapan permukaan.

Berdasarkan kondisi geologi dan keterdapatan air tanah kecamatan Rao


Selatan, maka tatanan hidrogeologi daerah kecamatan Rao selatan
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) produktifitas akifer, yaitu: akifer
produktif tinggi; akifer produktif sedang; akifer produktif rendah.

Akifer produktif tinggi

Menempati bagian utara hingga selatan, wilayah ini litologi batuan pasir
kerikil dan lanau dan endapan koluvial. Lapisan-lapisan pembawa air
(akifer) diwilyah ini adalah pasir, kerikil dan batuan tufa, mempunyai
keterusan (permeabilitas) tinggi. Mutu (kualitas) air tanah bebas
maupun air tanah dalam umumnya baik dan muka air tanah bebas
berada pada kedalaman 1-5 meter.

Wilayah yang menempati akifer ini meliputi daerah Tanjung Betung,


Beringin Tabat, Lansek Kodok Pancah, Curantiang dan Lubuk Layang.

Akifer produktif sedang

Menempatii wilayah barat daya daerah penelitian (pinggang Bukit


Sitombol) dan bagian timur laut sebagian kecil (daerah Lasung Batu).
Daerah ini ditempati oleh litologi kerikil dan kerakal serta batuan tufaan
dengan keterusan sedang. Lapisan-lapisan pembawa air (akifer)

Hal. 6–51
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

terutama pasir, kerikil dan berangkal dengan keterusan umumnya


sedang. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya lebih dari 3 (tiga)
meter di bawah muka tanah setempat.

Akifer produktif rendah

Menempati bagian wilayah timur daerah penelitian, wilayah ini secara


litologi disusun oleh batuan yang tak teruraikan yang terdiri dari lahar,
fanglomerat dan endapan-endapan kolovium lainnya.

Lapisan-lapisan pembawa air (akifer) wilayah ini mempunyai keterusan


(permeability) yang pada umumnya rendah. Maka air tanah dalam
umumnya hingga sangat dalam terutama dimusim kemarau. Mata air
yang keluar diwilayah ini berdebit kurang dari 2 liter/detik dan kualitas
airnya umumnya sangat baik.

Kualitas air

Untuk mengetahui kualitas air tanah pada penelitian ini dilakukan


analisa laboratorium pada sampel ini yang di ambil pada sumur
masyarakat Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman.

Dari hasil analisa laboratorium terdapat contoh air tersebut diperoleh


kualitas air sebagai berikut:

Suhu air pada sumber-sumber air sebesar 30,8 C


Derajat kesamaan (pH) dengan nilai 6,4
Kekuatan dengan nilai rata-rata 10,0 NTU
Daya hantar listrik (DHL) 0,33 mS/cm
Padatan terlarut 74,9 mg/L

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa sifat fisika dan kimia


contoh air dari kedua mata air tersebut di atas secara umum memenuhi
mutu kualitas air bersih dengan mengacu kepada kualitas air minum dan
air bersih menurut PP RI Nomor 82 tanggal 14 Desember 2001.

Hal. 6–52
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.3.4 Kecamatan Mapat Tunggul


Menurut standarisasi indonesia (SNI Nomor 13-7121-2005) tentang
penyelidikan potensi air tanah skala 1:100.000 atau lebih besar, kriteria
potensi air tanah dalam cekungan air tanah ditentukan berdasarkan
hubungan kuantitas dan kualitas air tanah untuk keperluan air minum,
dalam hal ini kuantitas air tanah tercemin dari kemungkinan debit
optimum (Qopt) yang dapat dihasilkan oleh suatu akuifer atau volume air
yang dapat dikeluarkan dalam setiap satuan waktu tertentu tanpa
menimbulkan kerusakan yang berarti (liter/detik), sedangkan batas
kualitas air tanah ditetapkan dengan mengacu pada baku mutu yang
tercantum dalam Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, dimana potensi air tanah dapat dinyatakan
nihil apabila kualitas air tanah tidak memenuhi sandar yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002. Adapun parameter penentu kualitas air tanah
untuk air minum yang ditetapkan SNI tersebut adalah Cl, NO 3, SO4, Ph dan
TDS.

Tabel 6.3. Matrik Tingkat Potensi Air Tanah Untuk Air Minum

Kualitas*
Baik Jelek
(Memenuhi syarat) (Tidak memenuhi syarat)
Kuantitas*
Besar
Tinggi
(Qopt > 10 liter/detik)
Sedang
Sedang Nihil
(Qopt = 2-10 liter/detik)
Kecil
Rendah
(Qopt < 2 liter/detik)
*Kepmen Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002

Dari hasil penelitian terdahulu yakni pemetaan hidrogeologi yang


dilakukan Badan Geologi Bandung, maka secara tatanan hidrogeologi
daerah Kecamatan Mapat Tunggul dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

Hal. 6–53
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

produktivitas akifer, yaitu: akifer produktif kecil; dan akifer daerah langka
air tanah.

Akifer Produktif kecil

Akifer produktif kecil menempati sebagian besar bagian tengah wilayah


penelitian (Sebagian Besar Wilayah Kenagarian Muara Tais) dan seluruh
wilayah Nagari Pintu Padang. Wilayah ini ditempati oleh litologi kerikil
dan kerakal serta batuan tufan dengan keterusan sedang. Lapisan –
lapisan pembawa air (akifer) terutama pasir, kerikil dan kerangkal dengan
keterusan umumnya sedang.

Daerah Langka Air Tanah

Menempati bagian utara wilayah penelitian atau sebagian kecil wilayah


utara kenagarian Muara Tais sampai perbatasan Muara Tais sampai
perbatasan Muaro Sipongi. Kabupaten Madina, Provinsi Sumatera Utara
dan bagian selatan wilayah penelitian sampai perbatasan dengan
Kecamatan Mapat Tunggul Selatan atau bagian selatan Kenagarian
Lubuak Gadang, wilayah ini secara litologi disusun berupa aliran batuan
yang tak teruraikan terutama aneka terobosan granitik dengan sedikit
granodiorit dan diorit.

Dari peta geologi Sumatera Barat Lembar Lubuk Sikaping, satuan batuan
daerah pendataan air tanah dikelompokkan menjadi 6 satuan statigrafi,
namun lapisan akuifer atau lapisan batuan jenuh air bawah permukaaan
tanah yang dapat menyimpan air dan meneruskan air kemungkinan
terdapat di wilayah dengan satuan statigrafi sebagai berikut: satuan
aluvium (Qh) hanya terdapat disebagian kecil daerah perbatasan dengan
Mapat Tunggul Selatan, satuan Formasi Batu Lava/Lahar (Tmvsg) meliput
sebagian besar wilayah tengah kenagarian Muara Tais. Sedangkan
Formasi Talisa (Tmt) memanjang di bagian tengah kenagarian Lubuak
Gadang dan sebagian kecil Muara Tais kemungkinan juga dapat mengaliri
air tanah rekahan batuan tersbut.

Hal. 6–54
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Berdasarkan data dan informasi penelitian badan geologi sebelumnya


(peta geologi, Peta Sebaran CAT dan Peta Hindrogeologi), menunjukan
bahwa potensi air tanah di Kecamatan Mapat Tunggul terdapat di bagian
tengah wilayah ini meskipun akuifernya kecil sedangkan bagian utara dan
selatan potensinya langka air tanah.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian, pengukuran dan interprestasi


data-data lapangan dapat dihasilkan sebagai berikut:

Di daerah penelitian hanya ada dua lokasi sumur gali yang terdapat di
Jorong Rumbai dan Jorong Muara Tais, Nagari Muara Tais, sementara
sumur bor dan mata air tidak diperoleh datanya di lapangan, lokasi sumur
gali ini termasuk dalam wilayah akifer produktif kecil, sementara di
daerah lain tidak ditemukan sama sekali data air tanah yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Adapun data air tanah di wilayah ini berkisar antara 1,2-4,4 cm,
sedangkan kedalaman sumurnya antara 5-8 meter. Kekeruhan
menggabarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam air, hasil pengukuran kekeruhan yang dilakukan di lapangan
terhadap kedua sumur tersebut adalah 340 NTU untuk sampel SG 1-MT
dan 78 NTU untuk sampel SG 2-MT secara umum sifat fisik air tanah
(sumur gali ) jernih/tidak berbau dan tidak berasa, dari hasil analisa fisika
dilapangan memenuhi standar yang ditetapkan KEMENKES Nomor 907,
2002. Sifat fisik sumur gali sangat dipengaruhi oleh kontruksi sumur gali
yang dibuat, diman kondisi litologi yang sama, konstruksi sumur gali yang
menggunakan cor beton (polongan) karena adanya pengaruh air serapan
permukaan.

Komposisi kimia air tanah disuatu daerah secara alami merupakan hasil
kombinasi dari komposisi air yang meresap menjadi air tanah dan
bereaksi dengan mineral penyusun batuan. Komposisi air tanah dapat

Hal. 6–55
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

juga dipengaruhi oleh lingkungan setempat, misalnya aktifitas penduduk


yang mengakibatkan pencemaran.

pH menunjukan intensitas keasaman dari suatu larutan yang disebabkan


oleh ion hidrogen dan ion alkalinya. Dalam suasana netral (pH=7) jumlah
ion hidrogen sama dengan ion hidroksil, apabila terdapat kelebihan ion
hidrogen maka air bersifat asam (pH<7) dan jika kekurangan ion hidrogen
maka air mengandung alkali atau bersifat basa(pH>) jadi kadar hidrogen
adalah sebagai petunjuk mengenai sifat air (Lehr ET.Al, 1980).
Persyaratan nilai pH untuk air minum berdasarkan KEPMENKES Nomor
907, 2002 adalah antara 6,50- 8,5, sedangkan hasil pengukuran yang
dilakukan dilapangan terhadap dua sampel adalah 5 untuk sample SG1-
MT dan 6,5 untuk sample SG2-MT, hal ini menunjukan sample dengan
kode SG1-MT tidak memenuhi syarat sehingga potensinya nihil.

Hal. 6–56
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 6.4. Hasil Analisa Dan Data Lokasi ABT Kecamatan Mapat Tunggul

KODE
KETERANAGAN
SAMPEL
No PARAMETER SAT.
SG1-
SG2-MT Lokasi Sampel Koordinat
MT
1 Muka Air Tanah m 4,4 1,2 SG1-MT Rumah pak 000 40’
(MAT) Asri Jrg. 07.2”
Rumbai Nag. Elevasi:
Muara Tais 134 mdpl
2 Kedalaman Sumur m 8 5

3 Derajat Keasaman - 5 6,5 SG2-MT Rumah 000 41’


(pH) Yusnimar Jrg. 54.3”
Rumbai Nag. 1000 10’
Muara Tais 34.7”
Elevasi:
145mdpl
4 Daya Hantar Listrik mS/cm 0,48 0,129
5 Kekeruhan NTU 340 78
6 Oksigen Terlarut mg/l 7,25 7,7
7 Temperatur (Suhu) 0C 26,6 26,2
8 Salinitas % Ttd Ttd
9 Warna - Bening Bening

Pemanfaatan air tanah

Air tanah dalam di Kecamatan Mapat Tunggul belum ada dimanfaatkan


oleh masyarakat, sedangkan air tanah dangkal pemanfaatannya sangat
minim sekali hanya ada dua buah sumur gali di Jorong Rumbai dan
Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari akan air, masyarakat Mapat


Tunggul memanfaatkan air permukaan yang bersumber dari hulu
sungai. Air sungai ini disalurkan sampai kemasyarakat menggunakan
pipa yang dibangun melalui program Pemerintah Pusat PAMSIMAS.

Hal. 6–57
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

6.4 USULAN PERIZINAN PENGAMBILAN AIR BAKU


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 49 tahun 1990
tentang Tata Cara dan Persyaratan Izin Penggunaan Air dan atau Sumber
Air menjelaskan bahwa setiap penggunaan air dan/atau sumber air untuk
keperluan-keperluan tertentu wajib memperoleh izin (SIPA) terlebih
dahulu dari pihak yang berwenang.

Dirjen Pengairan menetapkan pedoman umum mengenai persyaratan


teknis yang minimal harus diberikan pada setiap penerbitan surat izin
penggunaan air dan/atau sumber air. Penggunaan air dan/atau sumber
air dengan izin dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah, Badan Hukum,
Badan Sosial atau perorangan. Wewenang Gubernur dalam pemberian
izin penggunaan air dan/atau sumber air diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Daerah.

Surat Izin penggunaan air dan/atau sumber air diberikan untuk jangka
waktu sesuai dengan pertimbangan keperluannya, dan dapat dimintakan
perpanjangannya oleh pemegang izin. Segala biaya yang ditimbulkan
sebagai akibat proses pemberian izin tersebut di atas dibebankan kepada
pemohon izin yang pengaturannya ditetapkan lebih lanjut oleh pihak yang
berwenang.

Pemegang Izin berhak menggunakan air dan/atau sumber air sesuai


dengan izin yang diberikan. Pemegang Izin berkewajiban membayar iuran
untuk penggunaan air dan/atau sumber air yang bersifat komersil.
Pemegang Izin juga dilarang memindahtangankan izin kepada pihak lain
tanpa persetujuan pemberi izin. Serta dilarang menjual izin kepada pihak
lain kecuali ditentukan dalam surat izin.

Pelaksanaan pengawasan terhadap peraturan ini dilakukan oleh Kepala


Kanwil Departemen Pekerjaan Umum sepanjang menyangkut
penggunaan air dan/atau sumber air yang menjadi wewenang Menteri
dan Kepala Dinas PU Daerah Tingkat I Bidang Pengairan/Kepala Sub Dinas
Hal. 6–59
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Pengairan Daerah Tingkat I sepanjang menyangkut izin penggunaan air


dan/atau sumber air yang menjadi wewenang Gubernur.

Kegiatan yang diwajibkan untuk memperoleh izin dalam hal penggunaan


air dan atau sumber air adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan air bersih/air minum
2. Usaha perkotaan dan kawasan permukiman
3. Penyediaan air irigasi untuk pertanian
4. Peternakan
5. Perkebunan
6. Perikanan
7. Industri
8. Pertambangan
9. Ketenagaan
10. Pengapungan
11. Perendaman
12. Lalu lintas air
13. Rekreasi
14. Pembuangan air limbah
15. Pembangunan, perubahan atau pembongkaran segala bangunan
yang dilakukan pada di atas dan di bawah sumber air.

Tata cara dan persyaratan permohonan izin sudah diatur dalam Peraturan
Menteri PU Nomor 49 tahun 1990 ini, dan tata caranya adalah melalui
dua tahap berikut ini:
a. Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air diajukan secara
tertulis kepada pihak yang berwenang dengan mengisi formulir
permohonan serta melampirkan persyaratan yang akan ditetapkan
lebih lanjut oleh Direktur Jendral.

Hal. 6–60
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

b. Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air harus diajukan
selambatlambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal dimulainya
penggunaan air dan atau sumber air.

Permohonan izin dapat ditujukan kepada Kepala Daerah


(Bupati/Gubernur) dengan mengisi formulir permohonan izin penggunaan
dan atau sumber air. Data yang harus diisi dalam formulir adalah identitas
pemohon izin, data lokasi pemanfaatan air, serta syarat-syarat antara
lain:
1. Fotocopy KTP pemohon
2. Proposal yang memuat:
 Rekomendasi dari Dinas Tata Ruang Daerah
 Rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum daerah
 Rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup daerah
 Rekomendasi dari bagian adm. SDA Setda
3. Pas photo berwarna ukuran 3 x 4 (2 lembar)

Selain melakukan permohonan tertulis kepada pihak berwenang,


permohonan izin penggunaan sumber daya air dapat dilakukan secara
online melalui situs Direktorat Jendral Sumber Daya Air PU.
6.5 Rekomendasi Perlindungan Sumber Air Baku
Dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber air baku untuk
penyediaan air bersih, tentunya akan menimbulkan dampak pada
keadaaan lingkungan. Sumber air baku dapat berupa mata air dan air
permukaan.
Dalam sumber mata air berkaitan erat dengan dampak dari penurunan luas
hutan dan pengelolaan yang tidak memperdulikan kaidah-kaidah
konservasi. Selain itu penurunan kualitas sumber mata air juga dapat
terjadi dari timbulan sampah dan cemaran limbah.
Strategi dan kebijakan yang direkomendasikan untuk perlindungan sumber
mata air adalah sebagai berikut:

Hal. 6–61
POTENSI AIR BAKU
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Kebijakan:
 Melakukan penghijauan; monitoring dan evaluasi rehabilitasi lahan
dan hutan
 Mengeluarkan PERDA sesuai fungsi kawasan
 Penyediaan saran dan prasarana sampah rumah tangga,
pembangunan sistem IPAL
Strategi:
 Rehabilitasi lahan: sangat kritis,kritis dan agak kritis
 Penerapan penggunaan lahan sesuai RTRW
 Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi

Sedangkan dalam pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran,


rekomendasi kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
Kebijakan:
 Memantau kualitas air secara rutin.
 Memberi penyuluhan kepada masyarakat berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan.
 Mengembangkan instalasi pengolah limbah cair secara komunal.
 Mengembangkan sistem perizinan pembuangan limbah.
 Memberi penyuluhan kepada masyarakat dan industri tentang
pembuangan limbah cair.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka membangun
kontrol sosial terhadap pencemaran lingkungan.
Strategi:
 Melaksanakan program pengendalian dan penanganan limbah
hingga mencapai seluruh wilayah sungai
 Menerapkan program pengendalian kualitas air melalui instrumen
ekonomi pada sektor industri; domestik; penyumbang pencemar.
 Melaksanakan kegiatan prokasih secara periodik dari hulu sampai
hilir.

Hal. 6–62
Bab

RENCANA
PENGEMBANGAN SPAM

7.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN


PASAMAN
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud, maka kebijakan yang
akan dilaksanakan, meliputi :
a. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan;
b. Menciptakan keseimbangan antar wilayah dan menyerasikan
perkembangan antar wilayah dan antar sektor melalui penataan ruang
yang serasi, selaras dan seimbang serta berkelanjutan;
c. Mendorong terbentuknya aksesibilitas jaringan transportasi dalam
rangka menunjang perkembangan wilayah;
d. Pengembangan kawasan strategis;
e. Mendukung kebijakan penataan ruang propinsi sumatera barat dalam
penetapan dan peningkatan kota lubuk sikaping menjadi pusat
kegiatan lokal (pkl) yang melayani kegiatan skala kabupaten/ kota atau
beberapa kecamatan.

Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Pasaman yang ditempuh


dalam rangka mendukung kebijakan penataan ruang tersebut, mencakup:
a. Menciptakan keseimbangan antar wilayah dan menyerasikan
perkembangan antar wilayah dan antar sektor melalui penataan
ruang yang serasi, selaras dan seimbang serta berkelanjutan, melalui:
1. Mempertahankan fungsi kawasan lindung;
Hal. 7–1
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2. Melarang melakukan kegiatan budidaya pada kawasan lindung;


3. Menjaga keseimbangan dan kelestarian kehidupan hayati dan
konservasi air, tanah dan udara;
4. Mempertahankan luas kawasan berfungsi lindung untuk mencapai
sekurang-kurangnya 30% dari luas DAS.
b. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan,
melalui :
1. Mengarahkan lokasi kegiatan budidaya melalui mekanisme
perijinan dan penerapan pola insentif dan disentif;
2. Pengembangan kegiatan budidaya sesuai dengan kapasitas daya
dukung dan daya tampung lingkungan;
3. Melarang kegiatan budidaya pada kawasan lindung;
4. Pengembangan kawasan pertanian lahan basah beririgasi teknis
dengan memperluas daerah irigasi;
5. Pengembangan kawasan agropolitan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat dan mengurangi kesenjangan wilayah;
6. Melakukan sosialisasi pengembangan kawasan permukiman yang
berada pada daerah rawan bencana alam;
7. Mengembangkan dan mempertahankan kawasan budidaya
pertanian tanaman pangan minimal untuk mencukupi kebutuhan
pangan penduduk Kabupaten Pasaman dengan mempertahankan
sawah irigasi teknis;
8. Pengembangan kawasan budidaya perkotaan yang didasarkan
pada kemampuan lahan dan kesesuaian lahan bagi pembangunan
fisik perkotaan;
9. Pengembangan kawasan permukiman diarahkan ke pusat-pusat
permukiman yang telah ada, baik permukiman perkotaan maupun
permukiman perdesaan;
10. Pengembangan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan
lahan basah diarahkan pada wilayah yang memiliki kesesuaian

Hal. 7–2
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

lahan optimal serta dukungan pengembangan prasarana


pengairan;
11. Pengembangan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan
lahan kering diarahkan pada wilayah yang memiliki kesesuaian
lahan optimal untuk tanaman palawija, hortikultura atau tanaman
pangan lainnya;
12. Pengembangan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk
pengembangan tanaman perkebunan atau tanaman tahunan, dan
diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja, peningkatan
pemanfaatan pertanian, dan pemeliharaan lingkungan hidup baik
berupa perkebunan rakyat maupun perkebunan besar;
13. Pengembangan kawasan budidaya peternakan diarahkan pada
pusat-pusat permukiman yang telah ada;
14. Pengembangan kawasan budidaya perikanan diarahkan untuk
meningkatkan produksi perikanan melalui upaya ekstensifikasi dan
diversifikasi produk perikanan darat;
15. Pengembangan kawasan pertambangan diarahkan untuk
pemanfaatan potensi bahan galian yang ramah lingkungan;
16. Pengembangan kawasan industri diarahkan pada kawasan yang
mempunyai prospek pengembangan secara fisik maupun
ekonomi, efisiensi dalam penyediaan prasarana, dan terpadu
dengan pengembangan sektor lain;
17. Pengembangan kawasan pariwisata diutamakan pada wisata alam
dan wisata budaya.

c. Mendorong terbentuknya aksesibiltas jaringan transportasi dalam


rangka menunjang perkembangan wilayah, meliputi :
1. Mewujudkan dan meningkatkan hubungan lintas tengah Sumatera
melalui pengembangan jaringan jalan arteri primer dan kolektor
primer;

Hal. 7–3
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2. Mendorong peningkatan akses kecamatan-kecamatan di


Kabupaten pasaman yang belum berkembang melalui
pembangunan/ pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder.
d. pengembangan kawasan strategis, meliputi :
1. Penyediaan prasarana dan sarana penunjang kawasan strategis;
2. Menyusun program pembangunan kawasan strategis;
3. Menyusun rencana detail tata ruang kawasan startegis;
4. Meningkatkan aksesibilitas kawasan strategis dengan kawasan
cepat tumbuh, dan kawasan yang didorong pertumbuhannya.
e. Mendukung kebijakan penataan ruang Propinsi Sumatera Barat dalam
penetapan dan peningkatan Kota Lubuk Sikaping menjadi Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) yang melayani kegiatan skala kabupaten/ kota
atau beberapa kecamatan, melalui :
1. Pengembangan fungsi Kota Lubuk Sikaping sesuai dengan potensi
wilayah;
2. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat
kegiatan;
3. Peningkatan prasarana transportasi dalam rangka untuk
menunjang pengembangan ekonomi daerah.

Hal. 7–4
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.2 RENCANA SISTEM PELAYANAN


Rencana sistem pelayanan untuk SPAM Kabupaten Pasaman dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu sistem pelayanan perpipaan PDAM, sistem
pelayanan perpipaan Non PDAM dan sistem pelayanan non perpipaan.
Sistem pelayanan perpipaan PDAM direncanakan untuk wilayah yang saat
sekarang sudah terlayani oleh sistem PDAM dan seluruh ibukota
kecamatan yang berada di sekitar wilayah ibukota kecamatan. Sistem
pelayanan perpipaan Non PDAM direncanakan untuk wilayah-wilayah
yang berada jauh dari lokasi ibukota kecamatan dan sudah memiliki
sistem penyediaan air minum atau belum memiliki sistem penyediaan air
minum tetapi memiliki sumber air baku. Sedangkan sistem pelayanan non
perpipaan direncanakan untuk desa-desa yang berada jauh dari lokasi
ibukota kecamatan serta tidak memiliki sumber air baku.

7.2.1 Rencana Sistem Pelayanan SPAM Perpipaan


Perkembangan Kabupaten Pasaman memberikan implikasi yang sangat
besar terhadap kebutuhan produksi tambahan yang diperlukan. Dengan
demikian, kebijakan dan strategi pengembangan sistem utilitas air bersih
dan air minum dilakukan dengan:
1. Penambahan tingkat cakupan pelayanan SPAM menjadi 90% cakupan
pelayanan yang dapat menjangkau semua wilayah Kabupaten
Pasaman sampai dengan tahun 2035.
a. Penambahan sambungan rumah tangga.
b. Pelayanan 24 jam
2. Mempertahankan keseimbangan kebutuhan air bersih antara
kapasitas dan volume air bersih dengan jumlah pelanggan SPAM.
Dilakukan dengan strategi menambah kapasitas dan volume sistem
tandon (reservoir) sebagai sistem distribusi ke pelanggan SPAM.
3. Penambahan sumber air menjadi salah satu kebijakan dan strategi
pengembangan sistem utilitas air bersih.
a. Mengadakan survey sumber air alternatif.

Hal. 7–6
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

b. Pengurusan ijin pengambilan sumber air baku


4. Pembagian wilayah pelayanan dengan 8 zona yaitu :
a. zona I; Kecamatan Tigo Nagari
b. zona II; Kecamatan Simpati, Bonjol
c. zona III ; Kecamatan Lubuk Sikaping
d. zona IV ; Kecamatan Panti, Padang Gelugur, Rao Selatan, Rao
e. zona V; Kecamatan Dua Koto
f. zona VI ; Rao Utara
g. zona VII ; Mapat Tunggul
h. zona VII ; Mapat Tunggul Selatan
5. Program penurunan kebocoran

7.2.2 Rencana Sistem Pelayanan Perpipaan Non PDAM


Sistem pelayanan perpipaan non PDAM merupakan sistem penyediaan air
minum perdesaan dimana sistem ini umumnya dibangun melalui swadaya
masyarakat, bantuan pemerintah daerah dan melalui program
pemberdayaan masyarakat.
Sebagian besar memanfaatkan mata air atau air permukaan yang ada
disekitar desa kemudian dibuat bangunan penangkap air sederhana
selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke wilayah.

7.2.3 Rencana Sistem Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan


Tujuan utama pengembangan sistem pelayanan non perpipaan di
Kabupaten Pasaman dimaksudkan untuk meningkatkan persentase akses
penduduk terhadap air minum. Sistem non perpipaan yang direncanakan
berupa sumur dangkal (sumur bor/sumur gali) baik individual maupun
komunal. Sistem ini diperuntukan bagi daerah yang tidak dapat
terjangkau oleh sistem perpipaan, akan tetapi daerah ini memiliki air
tanah relatif bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Hal. 7–7
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 7.1
Rencana Daerah Pelayanan Perpipaan Dengan Sistem Zonasi
Daerah Pelayanan
Zona Kecamatan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Eksisting
(2015 – 2020) (2021 – 2025) (2026 – 2035)
I Kec.Tigo Nagari Ladang Panjang )* Ladang panjang)* Kampung kajai)* Kampung kajai)*
Nagari saparampek)* Ladang panjang)* Ladang panjang)*
Parit batu)* Nagari saparampek)* Nagari saparampek)*
Parit lubang)* Parit batu)* Parit batu)*
Binjai)* Parit lubang)* Parit lubang)*
Padang sawah)* Binjai)* Binjai)*
Tarantang tunggang)* Padang sawah)* Padang kubu)*
Bungo tanjung)* Tarantang tunggang)* Padang sawah)*
Bungo tanjung)* Tarantang tunggang)*
Siparayo)* Bukit lintang)*
Bungo tanjung)*
Kampung tabek)*
Siparayo)*
II Kec. Simpati Alahan Mati )* Sawah laweh)* Mudik simpang)* Mudik simpang)*
Simpang )* Simpang hilir)* Sawah laweh)* Sawah laweh)*
Simpang tigo)* Simpang hilir)* Simpang hilir)*
Bukit melintang)* Simpang tigo)* Simpang tigo)*
Pasar alahan mati)* Bukit melintang)* Bukit melintang)*
Pasar alahan mati)* Guguak salareh aia)*
Pasar alahan mati)*
Pinang batupang )*
Kec. Bonjol Ganggo Mudiak )* Ganggo Mudiak )* Ganggo Mudiak )* Ganggo Mudiak )*
Ganggo Hilia )* Ganggo Hilia )* Ganggo Hilia )* Ganggo Hilia )*
Koto Kaciak )* Koto Kaciak )* Koto Kaciak )* Koto Kaciak )*
Limo Koto )* Limo Koto )* Limo Koto )* Limo Koto )*

Hal. 7–10
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 7.1


Daerah Pelayanan
Zona Kecamatan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Eksisting
(2015 – 2020) (2021 – 2025) (2026 – 2035)
III Kec. Lubuk Sikaping Tanjung Beringin )* Tanjung Beringin )* Tanjung Beringin )* Tanjung Beringin )*
Jambak )* Jambak )* Jambak )* Jambak )*
Durian Tinggi )* Durian Tinggi )* Durian Tinggi )* Durian Tinggi )*
Pauh )* Pauh )* Pauh )* Pauh )*
Air Manggis )* Air Manggis )* Air Manggis )* Air Manggis )*
Sundatar )* Sundatar )* Sundatar )* Sundatar )*
IV Kec. Panti Panti )* Ampang gadang)* Ampang gadang)* Ampang gadang)*
Bahagia panti)* Bahagia panti)* Bahagia panti)*
Petok)* Kuamang)* Kuamang)*
Sentosa)* Petok)* Lundar)*
Rambah lanai)* Sentosa)* Murni)*
Rambah lanai)* Petok)*
Sentosa)*
Rambah lanai)*
Sontang)*
Kec. Padang Gelugur Bahagia )* Bahagia )* Bahagia )* Bahagia )*
Makmur )* Makmur )* Makmur )* Makmur )*
Sentosa )* Sentosa )* Sentosa )* Sentosa )*
Selamat )* Selamat )* Selamat )* Selamat )*

Kec. Rao Taruang - taruang )* Padang Mantinggi )* Padang Mantinggi )* Padang Mantinggi )*
Taruang - taruang )* Taruang - taruang )* Taruang - taruang )*
Kec. Rao Selatan Lansek Kodok )* Lansek Kodok )* Lansek Kodok )* Lansek Kodok )*
Tanjung Betung )* Tanjung Betung )* Tanjung Betung )* Tanjung Betung )*
Lubuak Layuang )* Lubuak Layuang )* Lubuak Layuang )*
V Kec. Dua Koto Simpang Tonang )* Cubadak )* Cubadak )* Cubadak )*
Simpang Tonang )* Simpang Tonang )* Simpang Tonang )*

Hal. 7–11
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 7.1


Daerah Pelayanan
Zona Kecamatan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Eksisting
(2015 – 2020) (2021 – 2025) (2026 – 2035)
VI Kec. Rao Utara Languang )* Languang )* Languang )*
Koto Nopan )* Koto Rajo )* Koto Rajo )*
Koto Nopan )* Koto Nopan )*
VII Kec. Mapat Tunggul Lubuak Gadang )* Lubuak Gadang )* Lubuak Gadang )* Lubuak Gadang )*
Pintu Gadang )* Muara Tais )* Pintu Gadang )* Pintu Gadang )*
Muara Tais )* Muara Tais )* Muara Tais )*
VIII Kec. Mapat Tunggul Muaro Sungai Lolo )* Silayang )* Muaro Sungai Lolo )* Muaro Sungai Lolo )*
Selatan Silayang )* Silayang )* Silayang )*

Hal. 7–12
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Rencana daerah pelayanan SPAM Kabupaten Pasaman untuk setiap tahapan


perencanaan dijelaskan lebih detail pada uraian berikut:
a. Tahap 1 (2015 – 2020)
Untuk Tahun 2015 
- Rencana tingkat pelayanan untuk jaringan perpipaan SPAM = 45 % dari
Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman.
- Rencana Jumlah Penduduk terlayani = 76.020 Jiwa
- Target SR Domestik = 15.204 SR
Untuk Tahun 2016 – 2020
- Rencana tingkat pelayanan untuk jaringan perpipaan SPAM = 65 % dari
Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman.
- Rencana Jumlah Penduduk terlayani = 146.655 Jiwa
- Target Jumlah SR sampai dengan 2020 = 29.331 SR

b. Tahap 2 (2021 – 2025)


- Rencana tingkat pelayanan untuk jaringan perpipaan SPAM = 75 % dari
Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman.
- Rencana Jumlah Penduduk terlayani = 223.080 Jiwa
- Target Jumlah SR sampai dengan tahun 2025 = 44.616 SR

c. Tahap 3 (2026 – 2035)


- Rencana tingkat pelayanan untuk jaringan perpipaan SPAM = 90% dari
Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman.
- Rencana Jumlah Penduduk terlayani = 445.380 Jiwa
- Target Jumlah SR sampai dengan tahun 2035 = 89.076 SR

Hal. 7–13
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.3 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM


Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten
Pasaman meliputi semua sistem yaitu Jaringan Perpipaan dan Bukan
Jaringan Perpipaan. Jaringan Perpipaan dibagi lagi menjadi Jaringan
Perpipaan PDAM dan Jaringan Perpipaan Non PDAM. Selengkapnya dapat
dilihat pada sub bab berikut:

7.3.1 Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM


Guna menunjang pengembangan daerah layanan dan meningkatkan
keandalan sistim jaringan perpipaan PDAM Kabupaten Pasaman,
pengembangan perlu diarahkan pada dua upaya:
1. Upaya yang bersifat ekstensif, dalam arti bahwa potensi penambahan
pelanggan baru dari wilayah layanan baru perlu didukung dengan
pengadaan Sumber, IPA, sistim jaringan pipa transmisi dan distribusi
baru.
2. Upaya yang bersifat intensif, dalam arti bahwa potensi pelanggan
lama dan penambahan pelanggan baru dari wilayah layanan lama
perlu didukung dengan perbaikan sistim jaringan pipa distribusi yang
efisien dengan tingkat kebocoran dan kualitas tekanan yang lebih
baik.
Baik upaya ekstensif maupun intensif tersebut perlu diikuti dengan
peletakan dasar manajemen tekanan dan perbaikan sistim monitoring
kehilangan air. Selanjutnya agar upaya pengembangan dapat
menyesuaikan dengan kondisi cashflow PDAM Kabupaten Pasaman, perlu
disusun prioritas atau tahapan dalam pelaksanaan baik upaya yang
bersifat ekstensif maupun intensif.
Prioritas didasarkan pada pertimbangan:
1. Peningkatan pendapatan dari penambahan pelanggan baru pada
pengembangan jaringan baru

Hal. 7–14
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2. Upaya pengurangan kehilangan air dengan manajemen tekanan dan


perbaikan sistim monitoring kehilangan air.

Rencana pengembangan SPAM Kabupaten Pasaman sampai tahun 2035


dapat dijabarkan dalam 3 tahapan yaitu:
1. Tahapan I (Tahun 2015 – 2020)
Pada tahapan ini tepatnya pada tahun 2015 ada target MDG’s yang
harus dicapai seperti yang tertuang dalam Kebijakan dan Strategi
Pengembangan SPAM Nasional (JAKSTRANAS) Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No 20 Tahun 2006 bahwa cakupan air minum
nasional adalah 80% penduduk terakses air minum aman.
Secara garis besar program dibagi dalam tiga program pokok, yaitu:
 Program pokok bidang teknik produksi dan distribusi
 Progam pokok bidang pelayanan pelanggan
 Program pokok bidang keuangan dan umum

Hal. 7–15
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 7.2
Rencana Program Pengembangan Tahap I (2015 – 2020)

Program Kegiatan
1. Bidang Teknik
a. Pengembangan Sarana Produksi - Pembuatan IPA ;
a. IPA Air Talo 20 l/dt
b. IPA Batang Maringging 30 l/dt
c. IPA Sungai Hitam 10 l/dt
d. IPA Batang Petok 40 l/dt
e. IPA Aia Muaro Pegang 30 l/dt
f. IPA Aia Simpang Kalam 20 l/dt
g. IPA Sibinaia 20 l/dt
h. IPA Kapalo Banda 20 l/dt
i. IPA Aia Guo 20 l/dt
- Perlindungan pada sumber mata air
- Perbaikan broncaptering untuk
mencegah overflow sumber
- Perlindungan sumber yang ada
- Pemasangan meter air produksi
b. Pengembangan Sarana Distribusi - Pemeliharaan distribusi
- Perbaikan jaringan perpipaan
- Pemasangan meter air distibusi
- Pengurangan kebocoran
c. Pembentukan Zona - Pembentukan dan pengaturan zona
pelayanan
- Menyiapkan rencana untuk 8 Zona
pengembangan SPAM, yaitu:
a. Zona I ; Kecamatan Tigo Nagari
b. Zona II ; Kecamatan Simpati,
Bonjol
c. Zona III ; Kecamatan Lubuk
Sikaping
d. Zona IV ; Kecamatan Panti,
Padang Gelugur, Rao, Rao Selatan
e. Zona V ; Kecamatan Dua Koto
f. Zona VII ; Rao Utara
g. Zona VII ; Mapat Tunggul
h. Zona VII ; Mapat Tunggul Selatan
- Membuat basis data atau inventarisir
perpipaan yang ada sebelum dan
sesudah zona

Hal. 7–16
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 7.2


Program Kegiatan
2. Bidang Pelayanan Pelanggan
a. Peningkatan SIM - Membuat data base pelanggan
yang terkomputerisasi
- Inventarisir data pelanggan
eksisting
- Penambahan fasilitas komputer
b. Penambahan Pelanggan - Survey kepuasan pelanggan
- Promosi pada perumahan-
perumahan
- Sosialisasi air bersih pada
masyarakat
c. Pengembangan Wilayah - Pemetaan pada wilayah pelayanan
Pelayanan eksisting
- Membuat digitasi rencana wilayah
pelayanan
d. Perbaikan Sistem Pelayanan - Perbaikan sarana kantor untuk
Sambungan Baru pelayanan calon pelanggan
- Sistematis pelayanan calon
pelanggan yang lebih efektif dan
efisien
- Penambahan petugas survey
lapangan
- Kemudahan pendaftaran baru
dengan mobilisasi ke calon
pelanggan
-
3. - Bidang Keuangan dan Umum
a. Pengelolaan Aset, Dokumen dan - Inventarisir harta bergerak dan
SDM tidak bergerak
- Database aset secara
komputerisasi
b. Keuangan - Restrukturasi Utang Piutang
- Peningkatan Efektifitas Penagihan
c. Pendidikan dan Pelatihan SDM - Mengirimkan staf untuk mengikuti
diklat
- Mengadakan kerjasama keahlian
dengan PDAM lain atau dengan
pihak ketiga

Hal. 7–17
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

2. Tahapan II 2021 – 2025


Pada tahap jangka menengah ini diharapkan adanya pengkajian lebih
lanjut dan evaluasi dari pelaksanaan program jangka pendek. Adapun
program-program yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.3
Rencana Program Pengembangan Tahap 2 (2021 – 2025)
Program Kegiatan
1. Bidang Teknik
a Pengelolaan Sumber - Pembuatan IPA ;
a. Tarantang Tunggang 20 l/dt
b. Batang Timaran 20 l/dt
c. Batang Pakau 20 l/dt
d. Batang Mudiak Aia Tambangan 60 l/dt
e. Sungai Muruh 10 l/dt
f. Aia Pontanen 30 l/dt
g. Batang Pirais 20 l/dt
- Perlindungan pada sumber air
b Produksi - Evaluasi dan Uprating pada pengolahan IPA yang
ada
- Pemeliharaan broncaptering
c Distribusi - Pengembangan perpipaan air bersih (PAB),
Manajemen NRW (Non Revenue Water)
2. Bidang Pelayanan Pelanggan - Penambahan pelanggan SR
- Penyesuaian tarif dan evaluasi golongan
- Kegiatan promosi pelanggan
3. Bidang Keuangan dan Umum - Pelunasan utang
- Penagihan piutang
- Peningkatan SDM
- Evaluasi struktur organisasi

Hal. 7–19
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

3. Tahapan III 2026 - 2035


Pada tahap jangka panjang ini diharapkan adanya pengkajian lebih
lanjut dan evaluasi dari pelaksanaan program jangka menengah.
Tabel 7.4
Rencana Program Pengembangan Tahap 3 (2026 – 2035)
Program Kegiatan
1. Bidang Teknik
a Pengelolaan Sumber - Pembuatan IPA ;
a. Batang Maringging 20 l/dt
b. Bandar Ujung Karang 30 l/dt
c. Batang Silasuang 30 l/dt
d. Mudiak Simpang 20 l/dt
e. Anak Aia Batuang 20 l/dt
f. Batang Payaguan Gadang 20 l/dt
g. Batang Pamenan 20 l/dt
h. Batang Lundar 40 l/dt
i. Batang Petok 40 l/dt
j. Batu Gadang 20 l/dt
k. Koto Panjang 50 l/dt
l. Aia Muaro Pegang 20 l/dt
m. Aek Buli Buli 20 l/dt
n. Sibinaia 20 l/dt
o. Solosah Tolagaen 20 l/dt
p. Aia Unsonik 20 l/dt
- Perlindungan pada sumber air
b Produksi - Evaluasi dan Uprating pada pengolahan IPA yang
ada
- Pemeliharaan broncaptering
c Distribusi - Pemeliharaan distribusi
- Perbaikan jaringan perpipaan
- Pemasangan meter air distibusi
- Pengurangan kebocoran Manajemen NRW (Non
Revenue Water)
2. Bidang Pelayanan Pelanggan - Penambahan pelanggan SR
- Penyesuaian tarif dan evaluasi golongan
- Kegiatan promosi pelanggan
3. Bidang Keuangan dan Umum - Pelunasan utang
- Penagihan piutang
- Peningkatan SDM

Hal. 7–21
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Hal yang perlu diperhatikan dalam rencana pengembangan dan


pengelolaan air baku ini adalah:
a. Ijin pemanfaatan air permukaaan sebagai air baku air minum
b. Rencana lokasi bangunan IPA
c. Rencana lokasi bangunan Reservoair Utama

Saat ini zonasi pelayanan untuk air bersih di Kabupaten Pasaman bisa
dikatakan tidak ada. Untuk jaringan perpipaan air minum yang dikelola
oleh PDAM sendiri sistemnya masih campur aduk dan terkoneksi hanya
dengan sistim pengaturan valve.
Oleh karena itu, zonasi pelayanan SPAM sangat perlu untuk
diperhitungkan secara benar agar pelayanan dapat dilakukan secara
merata. Direncanakan bahwa Kabupaten Pasaman akan dibagi menjadi 8
zona utama pelayanan air minum sesuai dengan kondisi geografis.

7.3.2 Rencana Pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM


Jaringan Perpipaan Non PDAM saat ini adalah bantuan perpipaan yang
dikelola oleh Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Pasaman. Dari data yang
ada sampai dengan tahun 2014 ada 12 Kecamatan yang mendapat
bantuan SPAM baik berupa konstruksi jaringan air bersih maupun
pelayanan SPAM seperti pembuatan sumur dalam.
Program bantuan Pemerintah seperti PAMSIMAS juga masuk ke
Kabupaten Pasaman. Program-program Kegiatan Air Bersih telah banyak
dilakukan dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Untuk kegiatan
Air Bersih yang termasuk dalam kategori jaringan perpipaan non PDAM
adalah kegiatan pipanisasi/perpipaan dan IPAS (Instalasi Pengolahan Air
Sederhana) serta Jaringan Instalasi Air Bersih. Kegiatan PAMSIMAS ini
menurut data dari PAMSIMAS dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2014 sebagian besar telah mencakup seluruh daerah pelayanan SPAM
pedesaan kecamatan yang ada di kabupaten.

Hal. 7–23
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 7.5
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan Non-PDAM
Pemilik Tahapan Rencana Daerah Pelayanan
Program
Dinas PU Tahap 1 (2015 – 2020) - Kec. Dua Koto
Cipta Karya - Kec. Rao Utara
Kabupaten - Kec. Bonjol
Pasaman - Kec. Mapat Tunggul
Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk daerah-daerah
di kecamatan tersebut yang tidak terjangkau perpipaan
PDAM.
Sanimas - Kec. Dua Koto
- Kec. Rao Utara
- Kec. Bonjol
- Kec. Mapat Tunggul
Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk perumahan di
kecamatan tersebut yang masuk kategori RSH dan
kawasan MBR
Dinas PU Tahap 2 (2021 – 2025) - Kec. Mapat Tunggul Selatan
Cipta Karya - Kec. Rao
Kabupaten - Kec. Tigo Nagari
Pasaman Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk daerah-daerah
di kecamatan tersebut yang tidak terjangkau perpipaan
PDAM.
Sanimas - Kec. Mapat Tunggul Selatan
- Kec. Rao
- Kec. Tigo Nagari
Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk perumahan di
kecamatan tersebut yang masuk kategori RSH dan
kawasan MBR
Dinas PU Tahap 3 (2026 – 2035) - Kec. Panti
Cipta Karya - Kec. Rao Selatan
Kabupaten - Kec. Bonjol
Pasaman Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk daerah-daerah
di kecamatan tersebut yang tidak terjangkau perpipaan
PDAM.
Sanimas - Kec. Aertembaga
Kegiatan:
Pembangunan jaringan perpipaan untuk perumahan di
kecamatan tersebut yang masuk kategori RSH dan
kawasan MBR
Sumber: Analisa Konsultan, 2014

Hal. 7–24
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.3.3 Rencana Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan


Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) bisa
dilakukan oleh beberapa pihak terkait. Seperti yang telah dilakukan oleh
Dinas PU Cipta Karya dengan program bantuan air bersih selain jaringan
perpipaan, juga memberikan bantuan BJP yaitu dengan pembangunan
Sumur Dalam / Sumur Bor.
Tabel 7.6
Rencana Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
Tahapan Rencana Daerah Pelayanan Program
Tahap 1 - Kec. Mapat Tunggul - Pembuatan bak penampung
(2015 – 2020) - Kec. Mapat Tunggul Selatan - Pembuatan Hidran Umum
Sasaran:
Daerah rawan air di kecamatan tersebut
Tahap 2 - Kec. Rao Utara - Pembuatan bak penampung
(2016 – 2025) - Kec. Rao - Pembuatan Hidran Umum
Sasaran: - Pembuatan Sumur Bor/ Gali
Daerah rawan air di kecamatan tersebut
Tahap 3 - Kec. Dua Koto - Pembuatan bak penampung
(2026 – 2035) - Kec. Tigo Nagari - Pembuatan Hidran Umum
- Kec. Simpati - Pembuatan Sumur Bor/ Gali
- Kec. Bonjol
Sasaran:
Daerah rawan air di kecamatan tersebut
Sumber: Analisa Konsultan, 2014

Hal. 7–25
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.4 KAPASITAS SISTEM


7.4.1 Sistem Jaringan Perpipaan
Kapasitas sistem eksisting yang ada dan pengembangannya yang dikelola
oleh PDAM Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut:
Tabel 7.7
Kapasitas Terpasang PDAM Kabupaten Pasaman 2014

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Daerah Pelayanan Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
1 Zona 1 Tigo Nagari 20.00 30.03 54.30 73.99 130.34
2 Zona 2 Bonjol 82.50 44.31 80.13 109.18 192.33
Simpang Alahan Mati
3 Zona 3 Lubuk Sikaping 111.50 53.55 96.83 131.94 232.42
4 Zona 4 Panti 110.00 131.49 237.75 323.97 570.68
Padang Gelugur
Rao
Rao Selatan
5 Zona 5 Duo Koto 5.00 12.58 22.74 30.99 54.59
6 Zona 6 Rao Utara - 26.74 48.35 65.88 116.06
7 Zona 7 Mapat Tunggul - 11.00 19.89 27.10 47.73
8 Zona 8 Mapat Tunggul Selatan - 10.98 19.85 27.04 47.64
Total 329.00 320.68 579.84 790.10 1,391.78

Dengan perhitungan kebutuhan air yang telah dilakukan untuk tiap


tahapan, jika dilihat secara keseluruhan, idle capacity hanya dapat
digunakan sampai dengan tahun 2015 dimana kebutuhan air rata-rata
Kabupaten Pasaman mencapai 320,68 Liter/detik. Maka diperlukan
perencanaan RISPAM untuk 20 tahun untuk persiapan alternatif air baku.
Untuk rencana kapasitas sistem dengan zonasi akan memanfaatkan
sistem yang ada dan rencana penambahan sumber air baku. Untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Hal. 7–26
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 1
Tabel 7.8
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 1

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
1 Zona 1 20.00 24.02 43.44 59.19 104.27
- Kapasitas Eksisting 20.00 20.00 50.00 70.00
- Penambahan Kapasitas (4.02) (23.44) (9.19) (34.27)
- Pengembangan Kapasitas 30.00 20.00 50.00
- Total Kapasitas 20.00 50.00 70.00 120.00
- Potensi Sumber Air
Batang Landu 731.00
Tarantang Tunggang 280.00 20
Air Talo 333.00 20
Batang Maringging 1,275.00 10 20
Bandar Ujung Karang 703.00 30
Total Penambahan
- 30.00 20.00 50.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 4,000 3,000 5,000
DN 200 - 75
Distribusi 2,136 4,121 6,267 12,513
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 1,424 2,747 4,178 8,342
Total Panjang Pipa 2,136.00 8,121 9,267 17,513

Hal. 7–27
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 2
Tabel 7.9
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 2

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
2 Zona 2 82.50 35.45 64.10 87.35 153.86
- Kapasitas Eksisting 82.50 82.50 92.50 112.50
- Penambahan Kapasitas 47.05 18.40 5.15 (41.36)
- Pengembangan Kapasitas - 10.00 20.00 50.00
- Total Kapasitas 82.50 92.50 112.50 162.50
- Potensi Sumber Air
Sungai Tanang 254.00
Sungai Hitam 145.00 10
Batang Silasuang 932.00 30
Batang Timaran 312.00 20
Mudiak Simpang 334.00 20
Batang Kadok 905.00
Total Penambahan
- 10.00 20.00 50.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 2,000 2,500 5,000
DN 200 - 75
Distribusi 3,152 6,080 9,248 18,464
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 2,101 4,053 6,165 12,309
Total Panjang Pipa 3,152 8,080 11,748 23,464

Hal. 7–29
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 3
Tabel 7.10
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 3

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
3 Zona 3 111.50 42.84 77.46 105.55 185.93
- Kapasitas Eksisting 111.50 111.50 111.50 131.50
- Penambahan Kapasitas 68.66 34.04 5.95 (54.43)
- Pengembangan Kapasitas - - 20.00 60.00
- Total Kapasitas 111.50 111.50 131.50 191.50
- Potensi Sumber Air
Batang Pakau 655.00 20
Anak Aia Batuang 219.00 20
Batang Payaguan Gadang 315.00 20
Batang Pamenan 548.00 20
Total Penambahan
- - 20.00 60.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 2,500 7,500
DN 200 - 75
Distribusi 3,809 7,347 11,177 22,313
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 2,539 4,898 7,451 14,875
Total Panjang Pipa 3,809 7,347 13,677 29,813

Hal. 7–31
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 4
Tabel 7.11
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 4

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
4 Zona 4 110.00 105.20 190.20 259.18 456.54
- Kapasitas Eksisting 110.00 110.00 190.00 250.00
- Penambahan Kapasitas 4.80 (80.20) (69.18) (206.54)
- Pengembangan Kapasitas 80.00 60.00 200.00
- Total Kapasitas 110.00 190.00 250.00 450.00
- Potensi Sumber Air
Batang Mudiak Aia
356.00 60
Tambangan
Batang Lundar 432.00 20 40
Batang Kuamang 175.00
Batang Petok 847.00 40 40
Batu Gadang 464.00 20
Sungai Muruh 80.00 10
Koto Panjang 424.00 50
Kapalo Duik Beringin 104.00
Aia Muaro Pegang 30 20
Aia Pontanen 30
Total Penambahan Sumber 20.00 70.00 100.00 170.00
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 1,500 6,000 7,500 12,000
DN 200 - 75
Distribusi 9,032 17,421 26,499 52,905
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 6,021 11,614 17,666 35,270
Total Panjang Pipa 10,532 23,421 33,999 64,905

Hal. 7–33
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 5
Tabel 7.12
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 5

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
5 Zona 5 5.00 10.06 18.19 24.79 43.67
- Kapasitas Eksisting 5.00 5.00 25.00 25.00
- Penambahan Kapasitas (5.06) (13.19) 0.21 (18.67)
- Pengembangan Kapasitas 20.00 20.00
- Total Kapasitas 5.00 25.00 25.00 45.00
- Potensi Sumber Air
Aia Simpang Kalam 197.00 20
Aek Buli Buli 485.00 20
Total Penambahan
- 20.00 - 20.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 3,000 1,500
DN 200 - 75
Distribusi 2,223 4,289 6,524 13,023
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 1,482 2,859 4,349 8,682
Total Panjang Pipa 2,223 7,289 6,524 14,523

Hal. 7–35
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 6
Tabel 7.13
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 6

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
6 Zona 6 - 21.39 38.68 52.71 92.85
- Kapasitas Eksisting - - 30.00 50.00
- Penambahan Kapasitas (21.39) (38.68) (22.71) (42.85)
- Pengembangan Kapasitas 30.00 20.00 40.00
- Total Kapasitas - 30.00 50.00 90.00
- Potensi Sumber Air
Sibinaia 20 40
Batang Pirais 20
Total Penambahan
- 20.00 20.00 40.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 2,000 1,500 2,000
DN 200 - 75
Distribusi 894 1,725 2,625 5,241
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 596 1,150 1,750 3,494
Total Panjang Pipa 894 3,725 4,125 7,241

Hal. 7–37
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 7
Tabel 7.14
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 7

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
7 Zona 7 - 8.80 15.91 21.68 38.19
- Kapasitas Eksisting - - 25.00 25.00
- Penambahan Kapasitas (8.80) (15.91) 3.32 (13.19)
- Pengembangan Kapasitas 25.00 20.00
- Total Kapasitas - 25.00 25.00 45.00
- Potensi Sumber Air
Kapalo Banda 20
Solasah Tolagaen 20
Total Penambahan
- 20.00 - 20.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 3,000 2,000
DN 200 - 75
Distribusi 782 1,509 2,295 4,583
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 521 1,006 1,530 3,055
Total Panjang Pipa 782 4,509 2,295 6,583

Hal. 7–39
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 8
Tabel 7.15
Rencana Pengembangan SPAM Perpipaan PDAM Zona 8

Kapasitas Total Kebutuhan Air Bersih / Zona (l/dt)


No Zona Terpasang Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
2015
(l/dtk) 2020 2025 2035
8 Zona 8 - 8.78 15.88 21.64 38.11
- Kapasitas Eksisting - - 20.00 20.00
- Penambahan Kapasitas (8.78) (15.88) (1.64) (18.11)
- Pengembangan Kapasitas 20.00 20.00
- Total Kapasitas - 20.00 20.00 40.00
- Potensi Sumber Air
Aia Guo 20
Aia Unsonik 20
Total Penambahan
- 20.00 - 20.00
Sumber
- Perpipaan
Transmisi DN 250 mm 2,500 2,000
DN 200 - 75
Distribusi 780 1,506 2,291 4,574
mm
Sambungan Rumah (SR) Buah 520 1,004 1,527 3,049
Total Panjang Pipa 780 4,006 2,291 6,574

Hal. 7–41
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.4.2 Kapasitas Sistem Bukan Jaringan Perpipaan

Untuk pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) kapasitas sistim yang


ada adalah potensi air baku yang tersebar di seluruh Kabupaten Pasaman,
baik itu sumber mata air, sumber air permukaan maupun sumber air
bawah tanah.

7.5 PERKIRAAN KEBUTUHAN BIAYA


Perkiraan kebutuhan biaya merupakan rencana anggaran biaya yang
dihitung berdasarkan pekerjaan yang akan dilakukan dalam rencana
pengembangan SPAM seperti yang tertuang pada sub bab sebelumnya.
Kebutuhan biaya pada pengembangan SPAM meliputi Rencana Anggaran
Biaya untuk jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan.

7.5.1 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan


Untuk jaringan perpipaan dalam pengembangan SPAM dibagi menjadi
dua, yaitu jaringan perpipaan PDAM dan jaringan perpipaan Non PDAM.
Selama ini untuk jaringan perpipaan non PDAM berada dibawah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Pasaman dengan menggunakan sumber
dana dari DAK untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
bentuk penyediaan sarana prasarana air minum. Diharapkan program ini
terus berlanjut dengan sasaran 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Pasaman dan diprioritaskan wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan
perpipaan PDAM.
Untuk Rencana Anggaran Biaya jaringan perpipaan PDAM akan
didasarkan pada zona-zona yang terbentuk. Untuk selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel berikut:

Hal. 7–43
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 1
Tabel 7.16
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 1
Tahap (Rp.)
No Zona 1 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Tarantang Tunggang 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Air Talo 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Batang Maringging 30 l/dt - 3,000,000,000 - 6,000,000,000
IPA Bandar Ujung Karang 30 l/dt - - - 9,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Tarantang Tunggang 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Air Talo 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Batang Maringging 900 m3 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Bandar Ujung Karang 900 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 12,000 m - 5,000,000,000 3,750,000,000 6,250,000,000
- Pipa Distribusi 25,037 m 534,000,000 1,030,125,000 1,566,750,000 3,128,250,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 16,691 SR 2,136,000,000 4,120,500,000 6,267,000,000 12,513,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls - 100,000,000 150,000,000 200,000,000
Total Biaya 2,670,000,000 21,050,625,000 18,633,750,000 38,891,250,000

Hal. 7–44
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 2
Tabel 7.17
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 2

Tahap (Rp.)
No Zona 2 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Sungai Hitam 10 l/dt - 3,000,000,000 - -
IPA Batang Silasuang 30 l/dt - - - 9,000,000,000
IPA Batang Timaran 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Mudiak Simpang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Sungai Hitam 300 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Batang Silasuang 900 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Timaran 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Mudiak Simpang 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 9,500 m - 2,500,000,000 3,125,000,000 6,250,000,000
- Pipa Distribusi 36,942 m 787,875,000 1,519,875,000 2,311,875,000 4,615,875,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 24,628 SR 3,151,500,000 6,079,500,000 9,247,500,000 18,463,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls - 100,000,000 150,000,000 200,000,000
Total Biaya 3,939,375,000 14,099,375,000 21,734,375,000 46,329,375,000

Hal. 7–45
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 3
Tabel 7.18
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 3
Tahap (Rp.)
No Zona 3 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Batang Pakau 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Anak Aia Batuang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Batang Payaguan Gadang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Batang Pamenan 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Batang Pakau 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Anak Aia Batuang 600 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Payaguan Gadang 600 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Pamenan 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 10,000 m - - 3,125,000,000 9,375,000,000
- Pipa Distribusi 44,645 m 952,125,000 1,836,750,000 2,794,125,000 5,578,125,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 29,763 SR 3,808,500,000 7,347,000,000 11,176,500,000 22,312,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 4,860,625,000 9,333,750,000 24,195,625,000 58,215,625,000

Hal. 7–46
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 4
Tabel 7.19
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 4

Tahap (Rp.)
No Zona 4 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Batang Mudiak Aia Tambangan 60 l/dt - - 18,000,000,000 -
IPA Batang Lundar 60 l/dt 6,000,000,000 - - 12,000,000,000
IPA Batang Kuamang - l/dt - - - -
IPA Batang Petok 80 l/dt - 12,000,000,000 - 12,000,000,000
IPA Batu Gadang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Sungai Muruh 10 l/dt - - 3,000,000,000 -
IPA Koto Panjang 50 l/dt - - - 15,000,000,000
IPA Kapalo Duik Beringin - l/dt - - - -
IPA Aia Muaro Peganga 50 l/dt - 9,000,000,000 - 6,000,000,000
IPA Aia Pontanen 30 l/dt - - 9,000,000,000 -
2 Unit Produksi
Reservoar Batang Mudiak Aia Tambangan 1,800 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Batang Lundar 1,800 m3 900,000,000 - - 900,000,000
Reservoar Batang Kuamang - m4 - - - -
Reservoar Batang Petok 2,400 m5 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Batu Gadang 600 m6 - - - 900,000,000
Reservoar Sungai Muruh 300 m7 - - 900,000,000 -
Reservoar Koto Panjang 1,500 m8 - - - 900,000,000
Reservoar Kapalo Duik Beringin - m9 - - - -
Reservoar Aia Muaro Pegang 1,500 m10 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Aia Pontanen 900 m11 - - 900,000,000 -
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 27,000 m 1,875,000,000 7,500,000,000 9,375,000,000 15,000,000,000
- Pipa Distribusi 105,857 m 2,257,875,000 4,355,250,000 6,624,750,000 13,226,250,000

Hal. 7–47
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 7.17

Tahap (Rp.)
No Zona 4 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 70,571 SR 9,031,500,000 17,421,000,000 26,499,000,000 52,905,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 20,164,375,000 52,226,250,000 75,398,750,000 136,881,250,000

Hal. 7–48
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 5
Tabel 7.20
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 5

Tahap (Rp.)
No Zona 5 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Aia Simpang Kalam 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Aek Buli Buli 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Aia Simpang Kalam 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Aek Buli Buli 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 4,500 m - 3,750,000,000 - 1,875,000,000
- Pipa Distribusi 26,058 m 555,750,000 1,072,125,000 1,630,875,000 3,255,750,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 17,372 SR 2,223,000,000 4,288,500,000 6,523,500,000 13,023,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 2,878,750,000 16,160,625,000 8,354,375,000 25,303,750,000

Hal. 7–49
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 6
Tabel 7.21
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 6

Tahap (Rp.)
No Zona 6 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Sibinaia 60 l/dt - 6,000,000,000 - 12,000,000,000
IPA Batang Pirais 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
2 Unit Produksi
Reservoar Sibinaia 1,800 m3 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Batang Piraes 600 m3 - - 900,000,000 -
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 5,500 m - 2,500,000,000 1,875,000,000 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 10,485 m 223,500,000 431,250,000 656,250,000 1,310,250,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,990 SR 894,000,000 1,725,000,000 2,625,000,000 5,241,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,217,500,000 11,706,250,000 12,256,250,000 22,201,250,000

Hal. 7–50
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 7
Tabel 7.22
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 7

Tahap (Rp.)
No Zona 7 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Kapalo Banda 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Solosah Tolagaen 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Kapalo Banda 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Solosah Tolagaen 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 5,000 m - 3,750,000,000 - 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 9,168 m 195,375,000 377,250,000 573,750,000 1,145,625,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,112 SR 781,500,000 1,509,000,000 2,295,000,000 4,582,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,076,875,000 12,686,250,000 3,068,750,000 15,378,125,000

Hal. 7–51
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

ZONA 8
Tabel 7.23
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan PDAM Zona 8

Tahap (Rp.)
No Zona 7 Kapasitas Satuan I II III
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035)
1 Unit Air Baku
IPA Aia Guo 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Aia Unsoni 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Aia Guo 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Aia Unsonik 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 4,500 m - 3,125,000,000 - 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 9,150 m 195,000,000 376,500,000 572,625,000 1,143,375,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,100 SR 780,000,000 1,506,000,000 2,290,500,000 4,573,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,075,000,000 12,057,500,000 3,063,125,000 15,366,875,000

Hal. 7–52
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

7.5.2 Rencana Anggaran Biaya SPAM Non Perpipaan


Untuk rencana anggaran biaya bukan jaringan perpipaan yang diperlukan
adalah penyediaan prasaranan untuk mengumpulkan sumber mata air
yaitu broncaptering dan hidran umum untuk mata air bawah tanah.
Berikut adalah anggaran biaya untuk jaringan non perpipaan:

Tabel 7.24
Rencana Anggaran Biaya SPAM Non Perpipaan
Tahun (Rp. 000.000,-)
No Uraian
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Kecamatan Mapat Tunggul
a. Nagari Muara Tais
Broncaptering 120
Pembuatan Booster Pump 5Ltr/detik 380
Reservoar 50 M3 150
Pengadaan dan Pemas. 5 Unit HU
fibreglass, 3 m3 60
2. Kecamatan Mapat Tunggul
a. Nagari Silayang
Broncaptering 120
Pembuatan Booster Pump 5Ltr/detik 380
Reservoar 50 M3 150
Pengadaan dan Pemas. 5 Unit HU
fibreglass, 3 m3 60
3. Kecamatan Rao
a. Nagari Padang Mantinggi
Broncaptering 120
Pembuatan Booster Pump 5Ltr/detik 380
Reservoar 50 M3 150
Pengadaan dan Pemas. 5 Unit HU
fibreglass, 3 m3 60
4. Kecamatan Rao Utara
a. Nagari Koto Nopan
Broncaptering 120
Reservoar 50 M3 150
Pengadaan dan Pemas. 6 Unit HU
fibreglass, 3 m3 72
5. Kecamatan Duo Koto
a. Nagari Cubadak
Sumur Dalam 60 M dan Perlengkapannya 96

Hal. 7–54
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tahun (Rp. 000.000,-)


No Uraian
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rumah Genset 140
Reservoar 50 M3 150
Pengadaan dan Pemas. 5 Unit HU
fibreglass, 3 m3 60
6. Kecamatan Tigo Nagari
a. Nagari Cubadak
Broncaptering 120
Pengadaan dan Pemas. 6 Unit HU
fibreglass, 3 m3 72
7. Kecamatan Simpati
a. Nagari Simpang
Broncaptering 120
Pengadaan dan Pemas. 4 Unit HU
fibreglass, 3 m3 48
8. Kecamatan Bonjol
a. Nagari Koto Kaciak
Broncaptering 120
Pengadaan dan Pemas. 4 Unit HU
fibreglass, 3 m3 48
Sumber: Analisa dan Perhitungan Konsultan, 2014

Hal. 7–55
Bab

Rencana
pendanaan/investasi

8.1 KEBUTUHAN INVESTASI, SUMBER DAN POLA PENDANAAN


8.1.1 Kebutuhan Investasi
Besaran biaya/ investasi yang dibutuhkan dituangkan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pengembangan SPAM sesuai dengan rencana
pengembangan teknis pada Bab 7.
Dari RAB tersebut di atas dengan pembagian pendanaan untuk unit air
baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelanggan. Berikut adalah
Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Kabupaten Pasaman:

Hal. 8–1
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.1
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 1

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 1 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Tarantang Tunggang 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Air Talo 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Batang Maringging 30 l/dt - 3,000,000,000 - 6,000,000,000
IPA Bandar Ujung Karang 30 l/dt - - - 9,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Tarantang Tunggang 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Air Talo 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Batang Maringging 900 m3 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Bandar Ujung Karang 900 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 12,000 m - 5,000,000,000 3,750,000,000 6,250,000,000
- Pipa Distribusi 25,037 m 534,000,000 1,030,125,000 1,566,750,000 3,128,250,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 16,691 SR 2,136,000,000 4,120,500,000 6,267,000,000 12,513,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls - 100,000,000 150,000,000 200,000,000
Total Biaya 2,670,000,000 21,050,625,000 18,633,750,000 38,891,250,000

Hal. 8–2
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8. 2
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 2

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 2 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Sungai Hitam 10 l/dt - 3,000,000,000 - -
IPA Batang Silasuang 30 l/dt - - - 9,000,000,000
IPA Batang Timaran 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Mudiak Simpang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Sungai Hitam 300 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Batang Silasuang 900 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Timaran 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Mudiak Simpang 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 9,500 m - 2,500,000,000 3,125,000,000 6,250,000,000
- Pipa Distribusi 36,942 m 787,875,000 1,519,875,000 2,311,875,000 4,615,875,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 24,628 SR 3,151,500,000 6,079,500,000 9,247,500,000 18,463,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls - 100,000,000 150,000,000 200,000,000
Total Biaya 3,939,375,000 14,099,375,000 21,734,375,000 46,329,375,000

Hal. 8–3
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.3
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 3

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 3 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Batang Pakau 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
IPA Anak Aia Batuang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Batang Payaguan Gadang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Batang Pamenan 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Batang Pakau 600 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Anak Aia Batuang 600 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Payaguan Gadang 600 m3 - - - 900,000,000
Reservoar Batang Pamenan 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 10,000 m - - 3,125,000,000 9,375,000,000
- Pipa Distribusi 44,645 m 952,125,000 1,836,750,000 2,794,125,000 5,578,125,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 29,763 SR 3,808,500,000 7,347,000,000 11,176,500,000 22,312,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 4,860,625,000 9,333,750,000 24,195,625,000 58,215,625,000

Hal. 8–4
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.4
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 4

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 4 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Batang Mudiak Aia Tambangan 60 l/dt - - 18,000,000,000 -
IPA Batang Lundar 60 l/dt 6,000,000,000 - - 12,000,000,000
IPA Batang Kuamang - l/dt - - - -
IPA Batang Petok 80 l/dt - 12,000,000,000 - 12,000,000,000
IPA Batu Gadang 20 l/dt - - - 6,000,000,000
IPA Sungai Muruh 10 l/dt - - 3,000,000,000 -
IPA Koto Panjang 50 l/dt - - - 15,000,000,000
IPA Kapalo Duik Beringin - l/dt - - - -
IPA Aia Muaro Peganga 50 l/dt - 9,000,000,000 - 6,000,000,000
IPA Aia Pontanen 30 l/dt - - 9,000,000,000 -
2 Unit Produksi
Reservoar Batang Mudiak Aia Tambangan 1,800 m3 - - 900,000,000 -
Reservoar Batang Lundar 1,800 m3 900,000,000 - - 900,000,000
Reservoar Batang Kuamang - m4 - - - -
Reservoar Batang Petok 2,400 m5 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Batu Gadang 600 m6 - - - 900,000,000
Reservoar Sungai Muruh 300 m7 - - 900,000,000 -
Reservoar Koto Panjang 1,500 m8 - - - 900,000,000
Reservoar Kapalo Duik Beringin - m9 - - - -
Reservoar Aia Muaro Pegang 1,500 m10 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Aia Pontanen 900 m11 - - 900,000,000 -
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 27,000 m 1,875,000,000 7,500,000,000 9,375,000,000 15,000,000,000
- Pipa Distribusi 105,857 m 2,257,875,000 4,355,250,000 6,624,750,000 13,226,250,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 70,571 SR 9,031,500,000 17,421,000,000 26,499,000,000 52,905,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 20,164,375,000 52,226,250,000 75,398,750,000 136,881,250,000
Hal. 8–5
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.5
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 5

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 5 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Aia Simpang Kalam 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Aek Buli Buli 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Aia Simpang Kalam 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Aek Buli Buli 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 4,500 m - 3,750,000,000 - 1,875,000,000
- Pipa Distribusi 26,058 m 555,750,000 1,072,125,000 1,630,875,000 3,255,750,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 17,372 SR 2,223,000,000 4,288,500,000 6,523,500,000 13,023,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 2,878,750,000 16,160,625,000 8,354,375,000 25,303,750,000

Hal. 8–6
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 9.3
Rencana Pengembangan SDM PDAM
Anggaran (Rp.000) Sumber Biaya
No Isu/kondisi eksisting Permasalahan Sasaran Program Tahun ke
1 2 3 4 5
1 Data-data teknis / gambar Belum ada SDM yang Digitasi data-data Pelaksanaan program xx PDAM
jaringan dan gambar teknik menguasai program- teknis sehingga dapat pelatihan
lainnya belum ada dalam program untuk gambar digunakan sebagai pegawai dengan
format digital. teknik dan analisa database lembaga pendidikan
khusus (in-house
training)
2 Rasio pegawai saat ini Kelebihan pegawai pada Penyusunan dan Tes penempatan x PDAM
adalah 1:72 bagian-bagian tertentu penataan pegawai bagian oleh bagian x
sesuai dengan personalia dan
fungsinya yang tepat sosialisasi

3 Efektifitas kerja pegawai di Data baca meter yang tidak Digitasi pembacaan Pembacaan meter xx PDAM
lapangan tepat waktu meter untuk efektifitas secara digtasi dan
pegawai online

Hal. 1–11
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.6
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 6

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 6 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Sibinaia 60 l/dt - 6,000,000,000 - 12,000,000,000
IPA Batang Pirais 20 l/dt - - 6,000,000,000 -
2 Unit Produksi
Reservoar Sibinaia 1,800 m3 - 900,000,000 - 900,000,000
Reservoar Batang Pirais 600 m3 - - 900,000,000 -
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 5,500 m - 2,500,000,000 1,875,000,000 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 10,485 m 223,500,000 431,250,000 656,250,000 1,310,250,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,990 SR 894,000,000 1,725,000,000 2,625,000,000 5,241,000,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,217,500,000 11,706,250,000 12,256,250,000 22,201,250,000

Hal. 8–7
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.7
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 7

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 7 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Kapalo Banda 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Solosah Tolagaen 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Kapalo Banda 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Solosah Tolagaen 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 5,000 m - 3,750,000,000 - 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 9,168 m 195,375,000 377,250,000 573,750,000 1,145,625,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,112 SR 781,500,000 1,509,000,000 2,295,000,000 4,582,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,076,875,000 12,686,250,000 3,068,750,000 15,378,125,000

Hal. 8–8
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 8.8
Rencana Anggaran Biaya SPAM Perpipaan Zona 8

Tahap (Rp.) Sumber Dana


No Zona 7 Kapasitas Satuan I II III APDN APBN APBD APBD
2015
(2016 - 2020) (2021 - 2025) (2026 - 2035) SDA CK I II
1 Unit Air Baku
IPA Aia Guo 20 l/dt - 6,000,000,000 - -
IPA Aia Unsonik 20 l/dt - - - 6,000,000,000
2 Unit Produksi
Reservoar Aia Guo 600 m3 - 900,000,000 - -
Reservoar Aia Unsonik 600 m3 - - - 900,000,000
3 Transmisi & Distribusi
- Pipa Transmisi 4,500 m - 3,125,000,000 - 2,500,000,000
- Pipa Distribusi 9,150 m 195,000,000 376,500,000 572,625,000 1,143,375,000
4 Unit Pelayanan
Sambungan Rumah (SR) 6,100 SR 780,000,000 1,506,000,000 2,290,500,000 4,573,500,000
Operasional & Pemeliharaan 1 ls 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000
Total Biaya 1,075,000,000 12,057,500,000 3,063,125,000 15,366,875,000

Hal. 8–9
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

8.1.2 Sumber Dan Pola Pendanaan


Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya
termasuk sumber pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kabupaten,
PDAM, Swasta, Perbankan, APBD Provinsi, dan APBN.
Pola investasi dapat dibagi ke dalam pola investasi:
- jangka pendek/mendesak (5 tahun awal perencanaan),
- jangka menengah (5 s/d 10 tahun perencanaan) dan
- jangka panjang (10 s/d 15 atau 20 tahun perencanaan).

Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam:


- Pengembangan SPAM di unit air baku sumber pendanaannya dari
APBN SDA
- Pengembangan SPAM di unit Produksi sumber pendanaannya dari
APBN CK
- Pengembangan SPAM di unit Distribusi sumber pendanaannya dari
APBD I, APBD II dan atau Swadaya
- Pengembangan infrastruktur SPAM dapat bersumber dari swasta
dengan pola kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan
dalam Perpres Nomor 67 Tahun 2005

Hal. 8–10
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Gambar 8.1 Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum

Hal. 8–11
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Rekomendasi Sumber Pendanaan:


Untuk sumber pendanaan SPAM Kabupaten Pasaman dapat mengacu
pada sistem pendanaan seperti bagan di atas, dimana selain pendanaan
dari Pemerinta pusat, diharapkan ada pendanaan dari pemerintah
Kabupaten Pasaman sendiri maupun provinsi untuk unit air baku, unit
produksi dan unit transmisi.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pembiayaan
pengembangan SPAM meliputi pembiayaan untuk membangun,
memperluas serta meningkatkan sistem fisik (teknik) dan sistem non fisik.
Untuk sumber pembiayaan pengembangan SPAM dapat berasal dari:
a. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
Jika Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan
SPAM, Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan sampai
dengan pemenuhan standar pelayanan minimal yang dibutuhkan secara
bertahap.
Bantuan Pemerintah yang dimaksud pada Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 2005 ayat (2) diutamakan untuk kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah dan miskin pada wilayah di luar jangkauan
pelayanan BUMD.
b. BUMN atau BUMD
Untuk daerah yang sudah terjangkau pelayanan BUMD, bantuan
pendanaan Pemerintah hanya dapat diberikan untuk memenuhi standar
pelayanan minimal.
Tata cara penyaluran bantuan pendanaan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c. Koperasi
Dalam hal pembiayaan pengembangan SPAM dilakukan oleh koperasi
dan badan usaha swasta, maka Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah:

Hal. 8–12
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

- Dapat menyusun prastudi kelayakan


- Memberikan kemudahan perizinan
- Memberikan konsultasi dan fasilitasi
- Memfasilitasi ketersediaan air baku
d. Badan Usaha Swasta
e. Dana Masyarakat
f. Sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Investasi yang dibutuhkan dalam pengembangan SPAM cukup besar. Biaya


tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber, seperti dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, pihak ketiga/swasta atau kerja sama antara
Pemprov dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, atau kerjasama dengan
pihak swasta.
Beberapa model pengelolaan air bisa diterapkan. Namun penerapannya
sangat bergantung dari kesepakatan para stakeholder (pemangku
kepentingan) yang akan membiayai pengembangan dan pembangunan
SPAM tersebut. Pendanaan dapat saja ditanggung sepenuhnya/sebagian
oleh Pemerintah Provinsi, atau ada pihak ketiga/swasta yang akan ikut
mendanai proyek pengembangan SPAM.
 Model Swastanisasi
Swastanisasi Penuh
Model swastanisasi Penuh dapat diterapkan bila semua biaya
pembangunan serta pengelolaan sepenuhnya dikuasai dan dilaksanakan
oleh swasta. Namun pengelolaan seperti ini harus mempunyai jangka
waktu tertentu yang berkisar antara 25-50 tahun. Swasta diberikan hak
untuk memungut biaya atas jasa yang diberikan, namun hak atas tanah,
air dan aset lainnya tetap dikuasai oleh Negara setelah jangka waktu
konsesi berakhir. Penguasaan selamanya oleh pihak swasta sulit
dilakukan, karena dengan alasan dan bertentangan dengan UUD 45
pasal 33 ayat 3, yang menyatakan bahwa bumi, air, tanah dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan

Hal. 8–13
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Badan usaha swasta yang


mendapatkan hak berdasarkan pelelangan, mengadakan perjanjian
dalam penyelenggaraan SPAM dengan Pemerintah Provinsi sesuai
kewenangannya. Perjanjian penyelenggaraan SPAM paling kurang
memuat ketentuan sebagai berikut:
 ruang lingkup penyelenggaraan;
 standar teknis (kualitas, kuantitas dan tekanan air);
 tarif awal dan formula perhitungan tarif;
 jangka waktu penyelenggaraan; dan
 hak dan kewajiban para pihak yang mengadakan perjanjian
Pedoman tentang tata cara pelelangan dan penyusunan perjanjian
penyelenggaraan SPAM dan tata cara penyerahan asset, diatur lebih
lanjut oleh pemerintah.
 Model Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Kemitraan atau KPS ini bisa dilakukan apabila investasi yang ditanamkan
untuk pembangunan SPAM ditanggung bersama. Dalam hal ini kedua
pihak bisa membuat perjanjian atau kesepakatan yang dituangkan
dalam perjanjian kerjasama, dimana tanggung jawab dan kepemilikan
sarana, prasarana, fasilitas lainnya serta penyediaan pelayanan
ditanggung bersama. Dalam kerjasama ini yang perlu diperhatikan
adalah kepemilikan saham, karena akan sangat berpengaruh terhadap
posisi masing-masing pihak dalam mengambil suatu kebijakan
perusahaan. Kerjasama seperti ini bertujuan untuk memadukan
keunggulan dan kemampuan sumberdaya masing-masing pihak. Swasta
biasanya unggul dalam hal permodalan, teknologi dan kemampuan
manajemen, sehingga pengelolaan lebih efisien. Sedangkan dari pihak
Pemerintah Provinsi mempunyai kelebihan dalam hal kewenangan dan
jaminan kepercayaan masyarakat. Pemerintah Provinsi dan swasta
harus bekerja sama dari tahap awal, mulai dari pembentukan lembaga
sampai pada pembangunan proyek. Semuanya harus berkontribusi

Hal. 8–14
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

mulai dari pembiayaan studi kelayakan proyek sampai mempersiapkan


investasi pada perusahaan baru ketika telah terbentuk.
 Model Kontrak Kerja
Pengelolaan seperti ini bisa dilakukan bila Pemerintah Provinsi tidak
berniat melaksanakan pengelolaan SPAM. Sehingga sebagian atau
seluruh dari kegiatan ini diberikan kepada swasta dengan sistem kontrak
kerja (bisa berupa kontrak pelayanan, operasi dan perawatan). Swasta
diberikan wewenang dan tanggungjawab oleh Pemerintah Provinsi
untuk melakukan kegiatan pelayanan, dengan prasarana serta fasilitas
yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi dengan standar pelayanan,
harga dan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian
kontrak kerja.

Rekomendasi Pola Pembiayaan:


Untuk pola pembiayaan pengembangan SPAM Kabupaten Pasaman
selain dapat dilakukan dengan dana sendiri maupun dana dari
pemerintah Daerah, pembiayaan juga dapat dilakukan dengan
kerjasama dengan pihak swasta yaitu untuk kegiatan penurunan
kebocoran, kegiatan pelatihan program digitalisasi jaringan dan
traning atau pelatihan kepegawaian.

8.2 DASAR PENENTUAN ASUMSI KEUANGAN


Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan seperti: tingkat inflasi, jangka waktu
proyeksi, tingkat suku bunga deposito , tingkat inflasi, kebijakan kenaikan
tarif (yang diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan,
loan disbursement, dan kebijakan lainnya.

8.2.1 Asumsi Proyeksi Keuangan Pengembangan SPAM Kabupaten Pasaman


 Kenaikan jumlah pelanggan sebanyak 3.694 per tahun.
 Kenaikan tarif air dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Hal. 8–15
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

 Pendapatan air diperhitungkan dengan memperhatikan rata-rata


pemakaian masing-masing kelompok pelanggan, jumlah pelanggan dan
tarif masing-masing kelompok.
 biaya pengolahan air diperhitungkan dengan memperhatikan biaya
tahun sebelumnya, volume produksi air dan inflasi.
 Biaya retribusi air bawah tanah dan kontribusi untuk pemerintah
daerah pemilik sumber air baku diperhitungkan dengan
memperhatikan volume air yang diproduksi dan kenaikan tarif per
meter kubik sesuai ketentuan yang berlaku (untuk ABT)
 Biaya listrik diperhitungkan dengan memperhatikan biaya tahun lalu,
pertambahan volume produksi dan inflasi. Biaya pemeliharaan
diperhitungkan dengan memperhatikan kenaikan biaya bahan dan
upah serta upaya efisiensi perusahaan. Setiap tahun biaya tersebut
meningkat 5% per tahun.
 Biaya umum dan administrasi rata-rata meningkat masing-masing
sebesar 5%
 Biaya penghapusan piutang diproyeksikan sebesar 0,5% per tahun dari
jumlah pendapatan penjualan air tahun berjalan.
 Biaya penyusutan diperhitungkan dengan metode saldo menurun
(double declining methode) dan dengan tarif sesuai dengan ketentuan
perpajakan. Biaya penyusutan dihitung setahun penuh sesuai tahun
perolehan meskipun pemakaiannya tidak penuh setahun.

Hal. 8–16
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

8.3 ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN


Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan
keuangan/finansial untuk investasi pengembangan RI SPAM jangka
pendek/mendesak, yaitu dengan menghitung PayBack Periode (PB),
Internal Rate Of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio
(BCR) dan Sensitivity Analysis.
- Economic Internal Rate of Return (EIRR)
Untuk menghitung besarnya EIRR, maka digunakan komponen biaya
(Cost) dan manfaat (Benefit) pada cash flow yang diperhitungkan
terhadap umur ekonomi proyek. Berdasarkan cash flow tersebut,
kemudian komponen biaya dan manfaat dihitung untuk nilai sekarang
dengan menggunakan rumus-rumus yang dikemukakan dimuka. Net
benefit diperoleh dengan mengurangkan nilai sekarang dari pada manfaat
dan biaya.

EIRR diperoleh dengan melakukan coba-coba discount rate sehingga


didapatkan Net Present Value-nya mendekati atau sama dengan nol atau
nilai Present Value manfaat mendekati atau sama dengan nilai present
value biaya.
- Net Present Value (NPV)
Berdasarkan komponen biaya dan manfaat (cash flow), selanjutnya bila
diambil suatu tingkat suku bunga atau discount rate/interest rate sebesar
10 %, 14 %, 15 %, 16 %, dan 17 % dalam perhitungan, maka dapat
dihitung nilai sekarang atau present value-nya.
- Benefit Cost Ratio (BCR)
Sama halnya dengan perhitungan Net Present Value, maka perhitungan
BCR ini dihitung terhadap suatu tingkat bunga atau discount rate 10 %, 14
%, 15 %, 16 %, dan 17 %. Nilai BCR diperoleh dengan membandingkan
Present Value Benefit dengan Present Value Cost.
- Net Benefit - Investment Ratio (N/K Ratio)

Hal. 8–17
RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

N/K Ratio dihitung dengan membandingkan nilai Net Benefit dengan


Present Value Investment. Present Value Net Benefit dihitung dari Present
Value Cash Flow Benefit yang mempunyai nilai positif, sedangkan Present
Value Investment diperoleh dengan menghitung Present Value Cash Flow
yang mempunyai tanda negatif.
- Project Payback Periode Analysis
Analisis Payback Period dilakukan untuk dapat mengetahui lamanya
periode waktu yang diperlukan untuk dapat menutupi kembali
pengeluaran investasi yang telah ditanamkan.
- Analisis Sensivitas
Penentuan nilai-nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi,
harga dan lain-lain masih merupakan estimasi, maka terdapat
kemungkinan bahwa keadaan yang sebenarnya akan terjadi tidak sama
dengan nilai-nilai estimasi tersebut.

Investasi disebut layak untuk diimplementasikan apabila : PB < nilai


ekonomis; NPV bernilai positif; IRR > diskon faktor/Bank Indonesia Rate
dan BCR > 1. Analisis kelayakan keuangan ini dihitung untuk program-
program mendesak (1-2 tahun).
Program-program yang telah ditetapkan perlu dievaluasi kelayakannya dari
sisi keuangan agar bisa diperhitungkan bahwa secara finansial program-
program tersebut akan mampu dilaksanakan oleh perusahaan. Kelayakan
pelaksanaan program diperhitungkan dengan memasukkan anggaran
masing-masing program dalam simulasi proyeksi keuangan.

Hal. 8–18
Bab

RENCANA PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN

9.1 LEMBAGA PENYELENGGARA


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005, menyebutkan bentuk
alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM dapat berupa:
a. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM),
b. BUMN (Badan Usaha Milik Negara),
c. BUS (Badan Usaha Milik Swasta),
d. Koperasi,
e. BLU (Badan Layanan Umum),
f. KSM (kelompok Swadaya Masyarakat).

Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 01/SE/DJCK/2008,bagi SPAM IKK


yang dibangun di daerah yang mempunyai PDAM sehat, maka
pengelolaannya diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun
di daerah dengan PDAM kurang sehat/sakit dan daerah pemekaran yang
belum terbentuk PDAM maka diperlukan alternatif lembaga
penyelenggara.

Alternatif pemilihan lembaga penyelenggaraan SPAM , mengacu pada jenis


barang layanan, dan kondisi sebagai berikut:

Hal. 9–1
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

Tabel 9.1
Acuan Pemilihan Lembaga Penyelenggara SPAM

Jenis Barang Layanan Kondisi Penyelenggara


Public Goods Apabila pengelolaan SPAM IKK belum optimal Unit Pelaksana Teknis
dan atau kondisi sosial ekonomi masyarakat tidak Dinas (UPTD)
mampu membiayai operasional sistem .
Quasi Public Goods Apabila sistem sudah dimanfaatkan namun Badan Layanan Umum
sebagian biaya operasional masih harus ditunjang Daerah (BLUD)
pemerintah dan sudah memenuhi persyaratan
Teknis, Substantif dan Administratif
Private Goods, Apabila sistem sudah/akan dimanfaatkan dan PDAM
kondisi sosial masyarakat secara rata-rata
mampu untuk membiayai operasional
Sumber: Buletin Cipta Karya-04/Tahun VII/2010

Untuk penyelenggara berbentuk koperasi atau badan usaha swasta,


berdasarkan PP Nomor 16 tahun 2005 dapat berperan serta dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM pada daerah, wilayah atau kawasan
yang belum terjangkau pelayanan UPTD, BLUD, dan BUMD/BUMN.
Tabel 9.2
Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD

No. PDAM UPTD BLUD


1 Aset dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan
2 Orientasi keuntungan Tanpa mengutamakan mencari Tanpa mengutamakan mencari
keuntungan (pendapatan = keuntungan (pendapatan =
belanja) belanja)
3 Tidak dapat melakukan Tidak dapat melakukan diversifikasi Dapat melakukan diversifikasi
diversifikasi
4 Dikelola oleh perusahaan Dikelola unit kerja instansi Dikelola unit kerja instansi
daerah pemerintah pemerintah
5 Pendapatan disetor ke Pendapatan disetor ke kas umum Pendapatan disetor ke rekening
rekening kas PDAM daerah kas BLUD
6 Penerimaan dapat Penerimaan tidak dapat digunakan Penerimaan dapat digunakan
digunakan langsung langsung langsung
7 APBN/APBD bukan APBN/APBD bukan merupakan APBN/APBD merupakan
merupakan pendapatan pendapatan pendapatan
8 Belanja sesuai dengan Belanja tidak boleh melampaui Flexibitas budget (ambang batas
anggaran anggaran ditetapkan dalam RBA)
9 Boleh melakukan utang/ Tdk boleh melakukan utang/ Boleh melakukan utang/ piutang
piutang piutang
Hal. 9–2
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

Lanjutan Tabel 9.2

No. PDAM UPTD BLUD


10 Pinjaman JP dgn persetujuan Tidak boleh melakukan pinjaman Pinjaman JP dgn persetujuan
KDH jangka panjang KDH
11 Investasi JP dgn persetujuan Tidak boleh melakukan investasi Investasi JP dgn persetujuan KDH
KDH
12 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan kerjasama Boleh melakukan kerjasama
13 Pengadaan barang sesuai Pengadaan barang sesuai dengan Utk pendapatan Non
aturan perusahaan Kepres 54/2010 APBD/APBN dpt tdk dgn Kepres
54/2010
14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS dan Non PNS
15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan pengawas Dimungkinkan ada dewan
pengawas
16 Aturan penggajian sesuai Aturan penggajian PNS Remunerasi disesuaikan dgn
dgn peraturan di tanggung jawab dan
perusahaan profesionalisme
17 Lap. Keuangan.: Standar Laporan keuangan Standar SAP ((Neraca, LRA dan CALK)
Akuntansi Keuangan/SAK Akuntansi Pemerintah/SAP SAK (laporan operasional,
(lap. operasional, neraca, (Neraca, Laporan Realisasi neraca, laporan arus kas, CALK
Cash flow, Catatan Atas Anggaran/LRA & CALK) dan lampiran kinerja)
Laporan Keuangan/ CALK &
lampiran kinerja)
18 Otonom, pengelolaan Pengelolaan keuangan dilakukan Semi otonom dalam pengelolaan
keuangan dilakuka oleh oleh Pemda keuangan (Pemda mengontrol
perusahaan output BLUD)
19 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan kerjasama Boleh melakukan kerjasama
20 Perusahaan KDH bertanggungjawab terhadap KDH bertanggungjawab
bertanggungjawab terhadap pelayanan yang diberikan terhadap pelayanan yang
pelayanan yang diberikan diberikan
Sumber: Permen PU No. 18 / Tahun 2007

Lembaga Penyelengara untuk pengelolaaan air Minum di Kabupaten


Pasaman adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Pasaman. PDAM Kabupaten Pasaman dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Pasaman No 6 Tahun 1989 yang telah disempurnakan
dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perusahan Daerah
Air Minum Kabupaten Pasaman yang sebelumnya berbentuk Badan
Pengelola Air Minum (BPAM) dialih statuskan menjadi Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Pasaman pada Tahun 1990.

Hal. 9–3
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

Rekomendasi bentuk penyelenggara untuk pengembangan SPAM:


Untuk pengembangan SPAM akan dibentuk IKK di setiap zona yang
direncanakan dibentuk. IKK disini berada di bawah PDAM yang berfungi
untuk membantu pengawasan dan pelaksanaan di setiap zona.

9.2 STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi harus dapat menggambarkan aktivitas utama dalam
sistem pengelolaan, pola kerja yang jelas dan mempunyai fungsi
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dengan
menguraikan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
 UPTD
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang
diselenggarakan oleh UPTD adalah:

Gambar 9.1 Struktur Organisasi SPAM dengan bentuk UPTD

 BLUD
Pengelola BLU-SPAM, terdiri dari :
 Kepala
 Bagian Keuangan
Hal. 9–4
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

 Bagian Operasional
 Bagian Pemeriksa Intern
 Pengawas BLU-SPAM adalah Dewan Pengawas (dalam
pelaksanaan pembinaan teknis dan keuangan dapat dibentuk
dewan pengawas dengan keputusan Bupati atas usulan kepala
Dinas Ke-PU-an).
 Pembina Teknis BLU-SPAM adalah Kepala Dinas PU atau
Kimpraswil Provinsi/Kab/Kota
 Pembina Keuangan BLU-SPAM adalah Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD)

Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang


diselenggarakan oleh BLUD adalah:

Gambar 9.2 Struktur Organisasi dengan bentuk BLU

Hal. 9–5
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

 BUMD/PDAM
Pengelola SPAM dengan bentuk penyelenggara BUMD/PDAM , terdiri
dari :
 Jika pelanggan kurang dari 30.000, Direksi berjumlah 1 orang dan
pengawas maksimal 3 orang.
 Jika pelanggan diantara 30.000 sampai dengan 100.000, direksi
maksimal 3 orang dan pengawas maksimal 5 orang
 Jika pelanggan lebih dari 100.000 ribu direksi maksimal 4 orang dan
pengawas maksimal 5 orang.

Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang


diselenggarakan oleh PDAM dengan pelanggan diantara 30.000 sampai
dengan 100.000 adalah:

Hal. 9–6
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

BUPATI

DEWAN
PENGAWAS

DIREKTUR

UTAMA

STAF AHLI DIR.ADM DAN KEU. DIR.TEKNIK STAF AHLI

BIDANG BIDANG

ADM. & KEU TEKNIK


LITBANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN SPI
KEUANGAN HUB.LANGG PRODUKSI
UMUM TRANS. & DIST PERENC. TEKNIK

SUB BAGIAN SUB BAGIAN BIDANG


BIDANG SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN PERENCANAAN
PERENCANAAN PEMBACA METER ADMINISTRASI DAN PERW MESIN & PENGEMBANGAN TEKNIK ADM &
KEUANGAN PERUNDANG INSTALASI JAR.PIPA Trans & KEUANGAN
ADM &
UNDANGAN Distr
KEUANGAN
DISTIBUSI SUB BAGIAN BIDANG
BIDANG SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN EVALUASI DAN
AKUNTANSI PELAYANAN SUB BAGIAN PENGAWASAN TEKNIK
TEKNIK LANGGANAN UNIT DISTRIBUSI & TEKNIK
GUDANG PERAWATAN
SUB BAGIAN IPA BELUSUNG
BIDANG
PERPIPAAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
PDE KAS DAN HUBUNGAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN
PENAGIHAN MASYARAKAT UNIT METER DAN
PEMUTUSAN
SUB BAGIAN IPA WARIBANG
SUB BAGIAN
RUMAH TANGGA
DAN PERBEKALAN PENGELOLAAN
SUMUR PROD

SUB BAGIAN

LABORATORIUM

Gambar 9.3 Struktur Organisasi dengan bentuk BUMD/PDAM

Hal. 9–7
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

9.2.1 Analisa Kelembagaan PDAM


Menurut jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2014 yang masih berada
dibawah 20.000 pelanggan, disarankan jumlah direksi adalah 1 orang
dengan jumlah pengawas adalah 3 orang. Untuk PDAM Kabupaten
Pasaman hal ini sudah sesuai dimana struktur organisasi saat ini adalah 1
Direktur dibantu dengan 2 Manajer dan Dewan Pengawas yang
beranggotakan 3 orang.
Dengan adanya rencana pembentukan zona-zona pelayanan maka pada
setiap zona direncanakan untuk dibentuk pengurus Zona yang terdiri dari
Koordinator IKK yang membawahi Pelaksana Urusan Teknis dan Pelaksana
Urusan Pelayanan/Langganan. Struktur organisasinya dapat dilihat pada
bagan berikut:

Koordinator
IKK

Pelaksana Urusan Pelaksana Urusan


Teknis Pelayanan/Langganan

Gambar 9.4 Alternatif Susunan Pengurus Untuk IKK

9.2.2 Analisa Kelembagaan Non-PDAM


Untuk pelayanan air bersih yang merupakan bantuan dan dikelola langsung
oleh masyarakat, belum semuanya ada struktur organisasi kelembagaan
pengelola. Pengelola bantuan menjadi satu dengan kepengurusan di
daerah setempat seperti Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau
Lembaga Kelompok Masyarakat Desa (LKMD).

Hal. 9–8
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

Rencana kelembagaan untuk Non-PDAM dapat berupa BLU (Badan


Layanan Umum) sederhana yang terdiri dari Ketua BLU dan dibantu oleh
Bagian Teknis Operasional dan Bagian Umum (Keuangan dan Langganan).
Struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan berikut:

Ketua
BLU

Bagian Teknis Bagian Umum (Keuangan


Operasional & Langganan)

Gambar 9.5 Alternatif Susunan Pengurus Untuk BLU

9.3 KEBUTUHAN SDM


SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik
lingkungan, teknik mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai
dengan kebutuhan). Penempatan SDM harus disesuaikan antara latar
belakang pendidikan/pengalaman dengan job deskripsi dari struktur
organisasi yang dibentuk. Sebagai referensi untuk menghitung jumlah
pegawai yang dibutuhkan adalah dengan menghitung rasio 8 per 1000
pelanggan atau 1 pegawai melayani 125 sambungan rumah (SR).

9.3.1 Analisa SDM PDAM


Jumlah pegawai PDAM Kabupaten sampai dengan tahun 2014 adalah 72
orang. Dengan jumlah pelanggan aktif sebanyak 11.606 SR maka rasio yang
ada saat ini adalah 1 : 203 SR atau 1 pegawai melayani 203 SR. Melihat
kondisi ini masih belum diperlukan penambahan pegawai baru. Namun,
setelah adanya pembentukan IKK maka dipertimbangkan adanya penataan
pegawai.
Hal. 9–9
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) Kab. Pasaman

9.3.2 Analisa SDM Non PDAM


Masyarakat pengelola bantuan non PDAM saat ini belum banyak dibekali
pengetahuan dan ketrampilan mengenai perpipaan atau penanganan
msalah dalam penyediaan air Minum. Untuk SDM pengelola juga perlu
memperhatikan jumlah masyarakat yang dilayani. Setidaknya 1 (satu)
pengelola dapat melayani 100 KK dalam pelayanannya. Jika lebih dari 100
KK bisa ditambahkan SDM untuk bagian pelayanan.

9.4 RENCANA PENGEMBANGAN SDM


9.4.1 Pengembangan SDM Non PDAM
Pada kondisi saat ini jaringan perpipaan non PDAM yang merupakan
bantuan dari Dinas PU Cipta Karya dikelola langsung oleh masyarakat.
Untuk rencana pengembangan SDM Non PDAM dapat dilakukan dengan
pelaksanaan program sebagai berikut:
- Pelatihan perpipaan
- Pelatihan Kepengurusan SPAM
- Pelatihan Administrasi dan Keuangan

9.4.2 Pengembangan SDM PDAM


Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang
mendukung keberhasilan organisasi dimasa depan. Rencana
pengembangan sumber daya manusia yangdirumuskan diharapkan akan
mendukung strategi pengembangan pelayananpelanggan di beberapa
wilayah operasional.
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknis,
kelembagaan dan keuangan yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan/pelatihan.
Rencana pengembangan SDM penyelenggara SPAM (PDAM) adalah
sebagai berikut:

Hal. 9–10
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kab. Pasaman

Tabel 9.3
Rencana Pengembangan SDM PDAM
Anggaran (Rp.000) Sumber Biaya
No Isu/kondisi eksisting Permasalahan Sasaran Program Tahun ke
1 2 3 4 5
1 Data-data teknis / gambar Belum ada SDM yang Digitasi data-data Pelaksanaan program xx PDAM
jaringan dan gambar teknik menguasai program- teknis sehingga dapat pelatihan
lainnya belum ada dalam program untuk gambar digunakan sebagai pegawai dengan
format digital. teknik dan analisa database lembaga pendidikan
khusus (in-house
training)
2 Rasio pegawai saat ini Kelebihan pegawai pada Penyusunan dan Tes penempatan x PDAM
adalah 1:72 bagian-bagian tertentu penataan pegawai bagian oleh bagian x
sesuai dengan personalia dan
fungsinya yang tepat sosialisasi

3 Efektifitas kerja pegawai di Data baca meter yang tidak Digitasi pembacaan Pembacaan meter xx PDAM
lapangan tepat waktu meter untuk efektifitas secara digtasi dan
pegawai online

Hal. 9–11

Anda mungkin juga menyukai