PENYUSUNAN
RENCANA INDUK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
( RISPAM )
Kabupaten Dharmasraya
LAPORAN
AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan ini memuat keseluruhan rangkaian kegiatan yang telah dilakukan dan
telah dibahas dalam beberapa kali pertemuan dengan Tim Teknis dan pihak terkait
lainnya. Diharapkan laporan ini menjadi salah-satu langkah untuk mewujudkan
penanggulangan kemiskinan daerah kota menjadi lebih baik.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Tim Teknis dan semua pihak yang
telah membantu proses pelaksanaan kegiatan Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum Kabupaten Dharmasraya ini.
Tim Penyusun,
Tim Penyusun,
Laporan Akhir i
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
DAFTAR TABEL...................................................................................................... VI
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. X
Laporan Akhir v
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir v
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir v
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Tabel II.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Nagari dan Jorong di Kabupaten .
Dharmasraya ...................................................................................... II-2
Tabel II-2 Tingkat Kelerengan Lahan Kabupaten Dharmasraya .......................... II-2
Tabel II-3 Kondisi Geologi Kabupaten Dharmasraya .......................................... II-6
Tabel II-4 Jumlah dan Nama-Nama Sungai di Kabupaten Dharmasraya ............ II-9
Tabel II-5 Jumlah Embung Di Kabupaten Dharmasraya ..................................... II-11
Tabel II-6 Jumlah Curah Hujan Di wilayah Kabupaten Dharnasraya
Dari Tahun 2009-2013 ........................................................................ II-13
Tabel II-7 Jumlah Hari Hujan Di Wilayah Kabupaten Dharmasraya Dari Tahun
2009-2013 .......................................................................................... II-14
Tabel II-8 Besarnya Timbunan Sampah Berdasarkan Sumbernya ...................... II-20
Tabel II-9 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase ................................. II-23
Tabel II-10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase ................................. II-24
Tabel II-11 Daerah Irigasi di Kabupaten Dharmasraya ......................................... II-26
Tabel II-12 Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Dharmasraya tahun 2013 ... II-29
Tabel II-13 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013 .. II-30
Tabel II-14 Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013 II-31
Tabel II-15 Panjang Jalan Menurut Status di Kabupaten Dharmasraya ................ II-32
Tabel II-16 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Dharmasraya II-33
Tabel II-17 Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Golongan Tarif di
Kabupaten Dharmasraya .................................................................... II-36
Tabel II-18 Lokasi dan Kapasitas Rumah Kabel .................................................. II-39
Tabel II-19 PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2009-2013..................................... II-46.
Tabel II-20 Mata PEncaharian Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013.. II-47
Tabel II-21 Data Penyakit Yang Sering Timbul di Kabupaten Dharmasraya.......... II-51
Laporan Akhir ix
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir ix
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir ix
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir ix
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir xi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akhir xi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1
PENDAHULUAN
Bab 2
PROFIL WILAYAH
KABUPATEN DHARMASRAYA
Bab 3
KONDISI EKSISTING SPAM
Bab 4
STANDARISASI / KRITERIA
PERENCANAAN SPAM
Bab 5
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM
Bab 6
POTENSI AIR BAKU
Bab 7
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Bab 8
RENCANA PENDANAAN / INVESTASI
Bab 9
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan
keberlanjutan kehidupan manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia
dalam kualitas dan kuantitas yang memadai. Penyediaan air minum sangat
berhubungan dengan jumlah air baku yang tersedia yang untuk selanjutnya diolah
menjadi air minum dan didistribusikan kepada masyarakat.
Kondisi geografis, topografis dan geologis serta aspek sumber daya manusia
yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia berpengaruh terhadap penyediaan air
baku. Tingkat pelayanan air minum yang berbeda juga akan berdampak pada
penyelenggaran SPAM yang berbeda pula untuk masing-masing wilayah. Disamping
itu permasalahan tumpang tindih program pengembangan sarana dan prasarana air
minum yang terjadi di masa lampau perlu diselesaikan secara tersistem dan
terintegrasi.
Berdasarkan kondisi diatas dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna
menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan
kondisi daerah. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) merupakan
jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. RISPAM dapat
menjadi dasar tersusunnya program pengembangan sistem penyediaan air minum
wilayah yang berkelanjutan dan terarah.
Sejalan dengan perannya sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan
dalam kaitannya dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air, pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan
setingkat peraturan pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada
pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna layanan air
minum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Wewenang dan tanggung jawab pemerintah
dalam penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
meliputi :
a. Maksud
b. Tujuan
c. Sasaran
1.1.3 Otorisasi
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
15. Perda Kabupaten Dharmasraya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Dharmasraya Tahun 2012-2032.
2. Rencana jaringan
Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan dalam
perencanaan yang sudah umum digunakan. Standar pelayanan ditentukan sejak
awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis
pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
Berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan dan pola
pembiayaan, perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen
pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak pembebasan tanah dan
perizinan.
Bab I Pendahuluan
Berisikan hal-hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan, maksud
tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, keluaran/output pekerjaan, landasan
hukum serta sistimatika penyajian laporan.
Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai kebijakan, struktur dan pola
pemanfaatan ruang wilayah, renacana sistem pelayanan, rencana
pengembangan SPAM dan Kapasitas sistem dan perkiraan kebutuhan
biaya.
Tabel II-1
Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Nagari dan Jorong
di Kabupaten Dharmasraya
Luas Jumlah
No Kecamatan
(Km²) Nagari Jorong
1 Sungai Rumbai 51,06 4 24
2 Koto Besar 560.57 7 32
3 Asam Jujuhan 485,41 5 22
4 Koto Baru 221,20 4 26
5 Koto Salak 121,45 5 27
6 Tiumang 134,43 4 17
7 Padang Laweh 60,62 4 17
8 Sitiung 124,57 4 22
9 Timpeh 323,01 5 21
10 Pulau Punjung 443,16 6 31
11 IX Koto 500,50 4 21
Kab. Dharmasraya 3025,99 52 260
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Gambar 2.1
Gambar 2.2
2.1.3 Geologi
Tabel II-3
Kondisi Geologi Kabupaten Dharmasraya
Batuan Lava tua dan muda yang menutupi 45% daerah Dharmasraya,
berumur kwarter.
Batuan Gunung Api muda yang terdiri dari breksi pasir, lahar dan tufa dengan
kelulusan yang sangat beragam, menutupi 33%, berumur Pleistocen.
Batuan Sedimen dan Aluvial (undak-undak) yang terdiri dari kerikil, kerakal
serta pasir, menutupi 20% daerah Dharmasraya.
b. Struktur Geologi
Gambar 2.3
A. Hidrologi
Tabel II-4
Jumlah dan Nama-nama Sungai
di Kabupaten Dharmasraya
Tabel II-5
Jumlah Embung di Kabupaten Dharmasraya
Volume
No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Kecamatan Luas (Ha)
(I)
1 Embung Bukit Kubu Pulau Punjung 15 1800
2 Embung Sei. Lamak Pulau Punjung
3 Embung Calau Sawah Tabek Pulau Punjung
4 Embung Sungai Kamang Pulau Punjung 44 135000
5 Embung Bawah Koto Pulau Punjung 17 6500
6 Embung Sei.Talang/Mudik Singgolan IX Koto 35 4080
7 Embung Lubuk Tunggal IX Koto
8 Lubuk Banio IX Koto 15 2700
9 Embung Ranah Timpeh 85
10 Embung Kamang Mani (Timpeh) Timpeh 75 2700
11 Embung Sijawi-Jawi Sitiung 112 10000
12 Rawang Tingkuluk Tingga Sitiung 52
13 Sungai Jernih (Kodrat Kurnia Koto Salak) Sungai Rumbai 25 2800
Jumlah 475 165580
Sumber ; RTRW Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011-2031
Gambar 2.4
B. Klimatologi
Tabel II-6
Jumlah Curah Hujan
Di Wilayah Kabupaten Dharmasraya Dari tahun 2009-2013
Curah Hujan (Milimeter)
No. Bulan
Th.2009 Th.2010 Th.2011 Th.2012 Th.2013
1 Januari 119 191 159 55 60
2 Pebruari 77 187 131 183 134
3 Maret 208 290 183 84 124
4 April 208 131 235 165 131
5 Mei 88 40 61 106 76
6 Juni 55 116 162 30 56
7 Juli 64 327 57 102 102
8 Agustus 89 346 103 36 17
9 September 152 166 60 119 98
10 Oktober 52 110 225 98 98
11 Nopember 183 164 235 121 147
12 Desember 271 83 365 154 231
Rata-rata/Bulan 130,50 179,25 164,67 104,42 106,17
Jumlah Setahun 1.566 2.151 1.976 1.253 1.274
Sumber : Kabuoaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Tabel II-7
Jumlah Hari Hujan
Di Wilayah Kabupaten Dharmasraya Dari Tahun 2009-2013
Hari Hujan
No. Bulan
Th.2009 Th.2010 Th.2011 Th.2012 Th.2013
1 Januari 9 8 17 5 7
2 Pebruari 7 16 12 12 11
3 Maret 14 17 15 10 10
4 April 18 17 13 12 8
5 Mei 6 8 7 11 8
6 Juni 8 11 13 5 7
7 Juli 3 16 7 12 14
8 Agustus 9 19 7 6 5
9 September 9 15 7 10 14
10 Oktober 6 9 17 12 12
11 Nopember 16 13 19 14 18
12 Desember 22 10 20 18 15
Jumlah 127 159 154 127 129
Rata-rata 10,58 13,25 12,83 10,58 10,75
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
C. Hidrogeologi
Berdasarkan Peta Hidrogeologi, Peta Geologi dan Peta Pola Aliran Sungai
Kabupaten Dhamasraya, kondisi hidrogeologi wilayah Kabupaten Dharmasraya
terdiri dari :
a) Akifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir (Aquifers in which flow is
intergranular)
air tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 25 liter/detik. Debit
sumur diperkirakan mencapai 5 liter/detik.
b) Akifer dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar Butir (aquifers in which
flow is both through fissures and interstices)
c) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan Saluran (aquifers in which
flow is through fissures, fractures and channels)
d) Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah Langka
(aquifers fissured or porous of poor productivity and regions without exploitable
groundwater).
Gambar 2.5
Peta Hidrogeologi Kabupaten Dharmasraya
Sumber air limbah rumah tangga umumnya berasal dari kamar mandi, tempat
cuci, dapur dan toilet/kakus. Pengolahan air imbah, sangat berkaitan dengan
karakteristik air limbah, dimana jika dilihat dari sumbernya terdapat 2 (dua) jenis air
limbah, yaitu:
a. Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet/kakus (black water).
b. Air limbah rumah tangga non kakus (grey water).
Menurut SLHD 2013, tahun 2006 hingga tahun 2013 terdapat 17 unit sarana
MCK ++, dengan rincian keberadaannya di masing-masing kecamatan sebagai
berikut. Di Kecamatan Sungai Rumbai, Kecamatan Sitiung dan Kecamatan Pulau
Punjung masing-masing terdapat 3 unit fasilitas MCK ++, di Kecamatan Koto Besar,
Kecamatan Koto Baru dan Kecamatan Tiumang masing-masing terdapat 2 unit
fasilitas MCK++, sedangkan di Kecamatan Koto Salak dan Timpeh juga terdapat
fasilitas MCK++ masing-masing sebanyak 1 unit.
2.2.2 Persampahan
a) Daerah Pelayanan.
Daerah pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Dharmasraya tersebar
pada 6 lokasi, yang terdiri dari 4 lokasi pasar dan 2 pusat keramaian, yaitu
pasar Sungai Rumbai, pasar Koto Baru, pasar Sungai Dareh, pasar Pulau
Punjung, areal RM. Umega dan sekitarnya, serta daerah pemukiman di Sitiung.
Sedangkan untuk daerah-daerah lain baik itu areal domestik maupun non
domestik belum ada kegiatan pengelolaan sampah yang terpadu.
Misalnya untuk pasar Koto Baru pengumpulan dilakukan dua kali seminggu
yaitu pada hari Senin dan Kamis, pasar Sungai Rumbai dilakukan pada hari
Sabtu dan Senin.
e) Pengangkutan
Pengangkutan sampah ke TPA menggunakan armada angkut berupa dumptruk
dan pick up. Sampah dari pasar sungai rumbai diangkut dengan dumptruk,
sedangkan pasar Koto Baru mengangkut sampahnya dengan menggunakan
kendaraan pick up.
Sistem Pengaturan
Belum ada peraturan daerah ataupun ketentuan hukum lainnya yang
mengatur tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Dharmasraya. Dan
sejauh ini belum ada rencana tentang pengelolaan persampahan oleh
Laporan Akhir II-21
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Permasalahan Persampahan
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Dharmasraya masih mengalami
kendala terutama dalam peningkatan pelayanan pengelolaan persampahan
baik peningkatan jenis dan waktu maupun cakupan wilayah
pelayanan.Adapun permasalahan utama dalam pengelolaan persampahan
Kabupaten Dharmasraya adalah :
2.2.3 Drainase
Tabel II-9
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase
2012 8867,63
2014 14250,86
Tabel II-10
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase
Tempat
Grey Selokan Selokan
Cuci Sungai/Danau Tidak ada
Water Terbuka Terbuka
Tangan
2.2.4 Irigasi
Bendungan dan Daerah Irigasi Batanghari yang dibangun mulai tahun 1997
dan selesai tahun 2008 direncanakan dengan kapasitas untuk mampu mengairi
seluas 18.836 Ha lahan persawahan. Luas area daerah irigasi yang telah beroperasi
seluas 5.782 Ha. Daerah Irigasi Batanghari terdapat di Kecamatan Pulau Punjung,
Sitiung, Koto Baru, dan Koto Salak.
Selain itu terdapat Daerah Irigasi yang dikelola kabupaten seluas 2.411 Ha
yang tersebar disemua kecamatan. Masih terdapat potensi pengembangan area
irigasi menjadi 3.178 Ha.
Tabel II-11
Daerah Irigasi di Kabupaten Dharmasraya
A. Sarana Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan berarti kualitas sumber daya
manusianya akan semakin meningkat yang pada gilirannya akan memberikan
kontribusi positif terhadap pembangunan di segala bidang.
Tabel II-12
Jumlah Sarana Pendidikan
Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013
Sarana Pendidikan Negeri dan Swasta
No. Kecamatan (Unit)
TK SD SLTP SLTA
1 Sungai Rumbai 12 10 2 2
2 Koto Besar 13 15 3 1
3 Asam Jujuhan 3 17 1 -
4 Koto Baru 17 16 4 3
5 Koto Salak 13 12 2 -
6 Tiumang 13 12 1 -
7 Padang Laweh 6 4 1 -
8 Sitiung 15 20 3 1
9 Timpeh 10 11 4 1
10 Pulau Punjung 21 24 7 4
11 IX Koto 13 13 3 -
Total 136 146 31 12
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Dharmasraya dikelola oleh
pemerintah dan swasta. Sarana yang ada seperti rumah sakit, puskesmas,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, dan lain-lain. Lebih
lengkapnya jumlah sarana kesehatan Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada
Tabel II.13.
Tabel II-13
Jumlah Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013
Sarana Kesehatan (unit)
No. Kecamatan
RSU Puskesmas Puskeling Pustu
1 Sungai Rumbai - 1 2 4
2 Koto Besar - 1 1 3
3 Asam Jujuhan - 1 1 2
4 Koto Baru - 1 2 11
5 Koto Salak - 1 1 3
6 Tiumang - - - -
7 Padang Laweh - 1 1 2
8 Sitiung - 2 2 4
9 Timpeh - 1 1 6
10 Pulau Punjung 1 2 2 5
11 IX Koto 1 1 3
Total 1 12 14 43
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Tabel II-14
Jumlah Sarana Peribadatan
Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013
Sarana Peribadatan (Unit)
No. Kecamatan
Mesjid Mushola
1 Sungai Rumbai 10 53
2 Koto Besar 20 64
3 Asam Jujuhan 6 10
4 Koto Baru 23 54
5 Koto Salak 23 26
6 Tiumang 15 26
7 Padang Laweh 8 8
8 Sitiung 23 57
9 Timpeh 32 25
10 Pulau Punjung 17 48
11 IX Koto 12 30
Total 189 401
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Dharmasraya masih harus menambah jalan maupun mengaspal jalan yang masih
kerikil dan jalan tanah demi kelancaran transportasi dan ekonomi masyarakat karena
peningkatan pembangunan jalan masih belum begitu signifikan.
Masalah yang dihadapi dari tahun ke tahun adalah memperbaiki jalan. Pada
tahun 2013 jalan yang rusak sepanjang 168.05 Km atau 14.24 persen dari total
panjang jalan dimana jalan yang rusak berat mencapai 8,32 persen. Dari seluruh
panjang jalan yang rusak tampaknya sebagian besar di alami oleh jalan kabupaten
hingga mencapai 156,91 km, sedangkan jalan negara dan propinsi mengalami
kerusakan sepanjang 6,06 km dan 35,0 km.
Tabel II-15
Panjang Jalan Menurut Status
Di Kabupaten Dharmasraya
Status Jalan (Km)
No. Kecamatan
Negara Provinsi Kabupaten Jumlah
1 Sungai Rumbai 7,30 8,10 68,70 84,10
2 Koto Besar - 20,20 130,10 150,30
3 Asam Jujuhan - - 96,00 96,00
4 Koto Baru 15,00 26,20 103,61 144,81
5 Koto Salak - - 62,50 62,50
6 Tiumang - - 78,50 78,50
7 Padang Laweh - - 46,16 46,16
8 Sitiung 13,00 29,00 79,45 121,45
9 Timpeh - - 113,00 113,00
10 Pulau Punjung 25,32 - 135,90 161,22
11 IX Koto - - 121,90 121,80
Total 60,62 83,5 1.035,75 1.179,84
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Tabel II-16
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan
Di Kabupaten Dharmasraya
Jenis Permukaan Jalan
No. Kecamatan Jumlah
Aspal Kerikil Tanah
1 Sungai Rumbai 45,10 35,00 4,00 84,10
2 Koto Besar 30,00 52,30 68,00 150,30
3 Asam Jujuhan 3,00 89,00 4,00 96,00
4 Koto Baru 68,01 48,90 27,90 144,81
5 Koto Salak 33,70 28,80 0,00 62,50
6 Tiumang 14,20 47,60 16,70 78,50
7 Padang Laweh 10,90 31,26 4,00 46,16
8 Sitiung 87,75 25,10 8,60 121,45
9 Timpeh 20,60 82,90 9,50 113,00
10 Pulau Punjung 96,07 46,10 19,05 161,22
11 IX Koto 37,70 84,10 0,00 121,80
Total 447,03 571,06 161,75 1.179,84
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Gambar 2.7
TDL Listrik dibagi dalam beberapa golongan tarif yang disesuaikan dengan
kemampuan pelanggan seperti;
Gol S adalah untuk Badan Sosial
Gol R adalah untuk Rumah tangga
Gol B adalah untuk Bisnis
Gol I adalah untuk Industri
Gol P adalah untuk Perkantoran
Gol P-3 untuk penerangan jalan umum.
Tabel II-17
Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Golongan Tarif
Di Kabupaten Dharmasraya
Golongan Tarif
No. Kecamatan Jumlah
S-1 S-2 S-3 R-1 R-2 R-3 B-1 B-2 I-1 I-2 I-3 P-1 P-3 L
3 Asam Jujuhan - - - - - - - - - - - - - - -
6 Tiumang - - - - - - - - - - - - - - -
7 Padang Laweh - - - - - - - - - - - - - - -
8 Sitiung - - - - - - - - - - - - - - -
9 Timpeh - - - - - - - - - - - - - - -
10 Pulau Punjung - - - - - - - - - - - - - - -
11 IX Koto - - - - - - - - - - - - - - -
Gambar 2.8
Jaringan Telepon yang ada saat ini di Kabupaten Dharmasraya dikelola oleh
PT. Telkom. terdapat 3 unit kantor Telkom yaitu Kantor Telkom Sungai Dareh,
Kantor Telkom Gunung Medan dan Kantor Telkom Koto Baru. Kapasitas
terpasangnya saat ini masih belum banyak terpakai. Jumlah Pelanggan Telepon di
Kabupaten Dharmasraya masih sedikit, karena belum seluruh kecamatan mendapat
pelayanan jaringan telepon. Sarana Telekomunikasi lainnya di Kabupaten
Dharmasraya berupa warung telekomunikasi (wartel) dan jaringan telepon seluler.
Saat ini sudah ada jaringan telepon kabel yang dikelola oleh PT. Telkom dan
jaringan telepon cellular di Kabupaten Dharmasraya. Karena sudah ada
lembaga/institusi yang berwenang dalam pengelolaannya, maka sistem jaringan
telepon yang dibuat didasarkan pada konsep ruang pengembangan yang
direncanakan. Karena pada dasarnya kebutuhan akan jaringan telepon ini lebih
didasarkan atas perkembangan atau permintaan konsumen dan berkaitan dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.
Saat ini terdapat jaringan transmisi Primer berupa jaringan fiber optik
sepanjang jalur Lintas Sumatera. Stasiun Telepon Otomat terdapat di Sungai Dareh,
Sitiung, Gunung Medan, Koto Baru, dan Sungai Rumbai. Saat ini terdapat rumah
kabel sebanyak 6 unit. Untuk lebih jelasnya lokasi dan kapasitas rumah kabel dapat
dilihat pada Tabel II-18.
Tabel II-18.
Lokasi Dan Kapasitas Rumah Kabel
.
1. Gerbang tenggara Provinsi Sumatera Barat dengan penyediaan fasilitas rest area
dilengkapi dengan fasilitas informasi tentang Sumatera Barat seperti taman
miniatur Sumatera Barat.
2. Pasar komoditi hasil pertanian dari kecamatan sekitar, Kabupaten Kerinci, dan
kawasan perbatasan Kabupaten Solok Selatan.
Kawasan strategis Sungai Rumbai untuk mendukung fungsi tersebut perlu dilengkapi
dengan sarana prasarana pendukung seperti:
1. Pengembangan pasar dan terminal tipe C.
2. Pengembangan jalan lingkar dari jalan Lintas Sumatera menuju pusat-pusat
perdagangan dan terminal dan meningkatkan jalan lainnya.
3. Pengembangan jaringan air bersih.
A. Kawasan Industri
Kawasan wisata air Sungai Batanghari dan kawasan budaya yang terdapat di
Siguntur, Padang Laweh dan Koto Besar dikembangkan sebagai produk
wisata Kabupaten Dharmasraya yang memadukan wisata alam dengan
wisata budaya. Wisata air dirancang pada ruas sungai Batanghari
menghubungkan Bendungan Batu Bakawik – Sungai Dareh - Siguntur. Pada
masing-masing simpul transportasi tersebut dibangun dermaga wisata untuk
melayani moda transportasi air.
Wisata air dipadukan dengan wisata budaya pada kawasan cagar budaya di
Siguntur. Akses menuju kawasan cagar budaya di Siguntur dapat dicapai
dengan pembangunan jembatan (gantung) melintas Sungai Batanghari dari
Siguntur ke kawasan cagar budaya dan penyeberangan melalui ponton di
Pisang Barabuih. Kawasan Pasar Lama Pulau Punjung dengan taman dan
2.3.1 PDRB
Tabel II-19
PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2009 –2013
A. Kehidupan Masyarakat
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok orang Dharmasraya adalah bertani di sawah dan
ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, karet, kelapa sawit, coklat dan
lain-lain. Sebagian besar orang Sitiung hidup dari pertanian ladang, terutama
pertanian karet. Di samping itu penduduk beternak sapi, kerbau, sapi, dan
kambing, untuk dijual. Mata pencaharian utama orang Pulau Punjung adalah
bersawah, berkebun, dan berladang, pegawai pemerintahan serta mencari
ikan bagi penduduk yang tinggal di daerah Sugai Batang Hari. Di samping itu
ada yang melakukan kegiatan berdagang secara tetap (baniago), salah
satunya dengan cara menjajakan barang dagangan dari kampung ke
kampung (penggaleh). Matapencaharian pada masyarakat Pulau Punjung
yang dominan adalah pegawai pemerintahan. Matapencaharian utama orang
Koto Baru adalah berkebun, terutama kelapa sawit, disamping itu ada juga
yang berdagang, pegawai pemerintahan, dan jadi buruh.
2. Sistem Kekerabatan
Dalam sistem kekerabatan, tidak jauh berbeda dengan sistem kekerabatan di
Minangkabau yaitu menghitung garis keturunan ditarik menurut garis ibu
(matrilineal). Seseorang yang lahir dalam satu keluarga akan masuk dalam
kelompok kerabat ibunya, bukan kelompok kerabat ayahnya. Seorang ayah
berada di luar kelompok kerabat istri dan anak-anaknya. Menurut adat,
seorang perempuan tidak meninggalkan rumah keluarganya setelah menikah.
Peranan seorang laki-laki, dalam hal ini seorang suami, tidak jelas batasnya
dalam kelompok kekerabatan. Pertama, karena sistem kekerabatan
berdasarkan prinsip matrilineal yang mana peranan ayah dalam rumah tangga
amat kecil, sebaliknya saudara laki-laki ibu yang lebih banyak berperan.
Suami dalam lingkungan rumah istrinya disebut sumando, sedangkan dalam
lingkungan rumah ibunya dia disebut tungganai, yaitu orang yang
bertanggung jawab atas saudara perempuan beserta anak¬anaknya. Kedua,
karena keluarga intinya sendiri tinggal dengan keluarga senior dari pihak
istrinya yang bersama-sama tinggal di rumah gadang (rumah komunal). Pada
orang suku Jawa garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal atau
menurut garis keturunan laki-laki.
Perbedaan kelas sosial yang tajam dalam masyarakat boleh dikatakan tidak
ada. Hanya tampak sedikit pada tingkat kepemimpinan, karena selain
penghulu andiko (penghulu utama) di kenal pemimpin adat lainnya yang
disebut tungku tigo sajarangan (tungku tiga sejerangan), terdiri dari ninik
¬mamak (orang tua-tua bijaksana), cadiak pandai (orang pintar), dan alim
ulama. Pada masa sekarang sistem kepemimpinan adat seperti itu sudah
terdesak oleh sistem pemerintahan nasional.
B. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kesatuan hidup setempat berupa sebuah yang disebut nagari terdiri atas
dua wilayah, yaitu tempat pemukiman utama dan pusat desa, serta taratak yang
merupakan daerah ladang dan hutan. Pada masa lalu setiap nagari mempunyai
otonomi sendiri, dan secara demokratis dipilih seorang kapolo nagari atau wali
nagari. Setiap nagari terdiri dari beberapa buah jorong yang biasanya dihuni oleh
suku tertentu. Secara fisik dalam sebuah nagari harus memiliki mesjid, surau,
balai adat, pasar, jalan jorong, dan lapangan. Mesjid, balai adat, dan pasar
biasanya terletak di tengah-tengah jorong,sedangkan surau terdapat pada tiap-
Laporan Akhir II-49
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
tiap suku yang ada pada jorong tersebut. Nagari juga merupakan jorong dengan
beberapa rumah gadang tempat sebagian besar penduduk bermukim. Pada
masyarakat maniangkabau Dharmasraya yang cenderung egaliter dan
demokratis, secara kasar ada pelapisan sosial yang hanya berlaku digambarkan
melalui istilah-istilah kemanakan tali pariuk, kamanakan tali budi, dan kamanakan
bawah lutuik. Golongan yang pertama merupakan keturunan langsung dari
keluarga pendatang pertama pada suatu wilayah, yang disebut urang asa (orang
asal). Golongan selanjutnya merupakan keturunan dari keluarga yang datang
kemudian. Sedangkan golongan yang terakhir merupakan keturunan orang-orang
yang menghamba pada urang asa.
C. Religi
Agama Islam merupakan pedoman hidup yang utama di samping istiadat. Orang
Minangkabau memiliki prinsip adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah,
yang artinya "adat didasarkan pada syariat/hukum agama dan syariat bersumber
pada Al-Qur`an". Adat berfungsi untuk mengukuhkan ajaran agama Islam.
Meskipun hampir seluruh orang Minangkabau memeluk agama Islam dengan
taat, kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja, sebaliknya beberapa unsur
kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaan
Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak
kebudayaan Islam-Aceh yang khas. namun sisa-sisa kepercayaan lama yang
animistis dan dinamistis masih bisa dijumpai di beberapa tempat.
D. Bahasa
Bahasa Dharmasraya terdiri dari beberapa dialek, antara lain dialek ampang
kuranji yang yang hampir sama dengan bahasa jambi, dialek pulau punjung
bahasa standar dharmasraya, koto padang, serta silago.
E. Kesenian
Tabel II-21
Data Penyakit yang Sering Timbul di Kabupaten Dharmasraya
NO KECAMATAN PUSKESMAS HIV Diare Difteri Pertusis DBD
Tabel II-22
Persentase Kasus Penderita Diare
DIARE
DIARE DITANGANI
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERKIRAAAN KASUS L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IX Koto Silago 3,925 3,849 7,774 166 163 329 122 73 226 139 348 106
2 Pulau Punjung Sialang 5,650 5,217 10,867 239 221 460 186 78 333 151 519 113
Sungai Dareh 14,684 13,721 28,405 621 580 1,202 190 31 382 66 572 48
3 Sitiung Gunung Medan 5,463 5,343 10,806 231 226 457 147 64 284 126 431 94
Sitiung I 6,785 6,558 13,343 287 277 564 218 76 488 176 706 125
4 Timpeh Timpeh 7,241 6,827 14,068 306 289 595 106 35 225 78 331 56
5 Padang Laweh Padang Laweh 3,193 2,853 6,046 135 121 256 75 56 138 114 213 83
6 Koto Baru Koto Baru 15,558 14,864 30,422 658 629 1,287 432 66 775 123 1,207 94
7 Koto Salak Sitiung II 7,951 7,727 15,678 336 327 663 152 45 315 96 467 70
8 Koto Besar Koto Besar 12,312 11,514 23,826 521 487 1,008 129 25 233 48 362 36
9 Sungai Rumbai Sungai Rumbai 10,397 9,492 19,889 440 402 841 146 33 306 76 452 54
10 Asam Jujuhan Sungai Limau 6,696 5,670 12,366 283 240 523 148 52 251 105 399 76
11 Tiumang - 5,865 5,493 11,358 248 232 480 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KABUPATEN) 105,720 99,128 204,848 4,472 4,193 8,665 2,051 45.9 3,956 94.3 6,007 69.3
2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan local (PKL) dalam lingkup
pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi sebagai kawasan
strategis gerbang timur Provinsi Sumatera Barat.
3. Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang berfungsi melayani satu atau lebih
kecamatan atau bagian wilayah kabupaten yaitu kawasan : Koto Baru, Sitiung,
dan Padang Laweh sebagai PPK Promosi.
Tabel II-23
Rencana Pusat Kegiatan Di Wilayah Kabupaten Dharmasraya
Rencana Pusat
No Lokasi Kawasan Fungsi
Kegiatan
Pusat Pelayanan
5 • Sungai Limau • Pusat kegiatan sosial kecamatan
Lingkungan (PPL)
1) Lahan Pertanian
Luas lahan pertanian di Kabupaten Dharmasraya seluas 3.968 Ha (1,31%) dari
luas wilayah. Lahan pertanian yang dominan di Kabupaten Dharmasraya yaitu
perkebunan sawit dan karet. Lahan pertanian tanaman pangan terdiri atas lahan
sawah beririgasi teknis dan sawah tadah hujan serta pertanian tanaman pangan
lahan kering.
2) Hutan
Luas lahan hutan di Kabupaten Dharmasraya 171.244 Ha (56,59%) dari luas
wilayah. hutan primer seluas 7.290 Ha dan hutan sekunder (yang umumnya
bercampur dengan kebun rakyat) seluas 157.839 Ha, dan hutan tanaman seluas
6115 Ha.
3) Permukiman
Luas kawasan permukiman 7.552 Ha (2,50%) dari luas wilayah. Kawasan
permukiman dominan berkembang di arah timur dan tenggara, meliputi
Kecamatan Koto Salak, Koto Besar, Tiumang, Koto Baru, Sitiung, Padang
Laweh, dan Timpeh. Llihat pada tabel II-24 dan Gambar 2.9.
Tabel II-24
Penggunaan Lahan Kabupaten Dharmasraya
Luas eksisting
No. Pemanfaatan Lahan
(Ha) (%)
1 Hutan 171,244 56,59
Hutan Vegetasi Primer 7,290 2,41
Hutan Vegetasi Sekunder 157,839 52,16
hutan Tanaman 6,115 2,02
2 Permukiman 7,552 2,50
3 Perkebunan 89,647 29,63
4 Persawahan 9,652 3,19
5 Pertanian Lahan Kering 3,968 1,31
6 Semak/Belukar 18,950 6,26
7 Perairan Darat 1,586 0,52
Luas Total 302,599 100,00
Gambar 2.9
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Dharmasraya
2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam lingkup
pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi sebagai kawasan
strategis gerbang timur Provinsi Sumatera Barat.
3. Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang berfungsi melayani satu atau lebih
kecamatan atau bagian wilayah kabupaten yaitu kawasan: Koto Baru; Sitiung;
dan Padang Laweh sebagai PPK promosi.
1) Jaringan Jalan
- Pengembangan Ruas Jalan Lingkar Utara Kabupaten Dharmasraya.
Pengembangan jalur lingkar utara dengan fungsi kolektor primer dengan
tiga titik keluar menuju kawasan timur Pulau Sumatera. Ruas jalan yang
dikembangkan sebagai akses regional menuju koridor timur Pulau
Sumatera tersebut yaitu ruas jalan yang menghubungkan Sungai Rumbai
– Ampalu – Sungai Langkok - Padang Laweh – Timpeh - Kamang Baru.
Pengembangan ruas jalan lingkar selatan dengan fungsi lokal primer yang
menghubungkan: Sungai Rumbai – Koto Besar - Bukit Gadiang – Aur Jaya
- Bukit Mindawa) – Sungai Dareh.
2) Pembangunan Jembatan
3) Terminal
2. Terminal tipe C di Kota Sungai Rumbai yang berfungsi sebagai PKL. Kota
Sungai Rumbai merupakan kawasan strategis sebagai gerbang tenggara
Provinsi Sumbar sehingga dapat diarahkan berfungsi sebagai etalase
Sumbar. Selain itu Kota Sungai Rumbai juga berkembang. Sebagai kota
perdagangan dan jasa melayani wilayah bagian selatan Kabupaten
Dharmasraya dan kabupaten perbatasan sekitar. Kota Sungai Rumbai
dengan demikian membutuhkan pengembangan terminal tipe C sebagai
pusat perbelanjaan dan pusat distribusi hasil pertanian dari wilayah sekitar
perbatasan.
Rencana Sumbar untuk pengembangan jaringan rel kereta api salah satunya
adalah pembangunan jalur Sawahlunto - Muaro – Teluk Kuantan/Pekanbaru
dan Muaro - Muaro Bungo yang merupakan bagian dari rencana
pembangunan jaringan Kereta Api Trans Sumatera (Connecting Trans
Sumatera Railway).
Rencana jaringan rel kereta api ini mendukung pemasaran hasil pertanian
perkebunan dan pertambangan khususnya batu bara dari Kabupaten
Dharmasraya menuju outlet Pelabuhan Teluk Bayur atau Koridor Timur
Sumatera. Untuk itu dibutuhkan jaringan jalan sebagai feeder dari rel kereta
api dari pusat produksi hasil perkebunan dan tambang.
5) Bandara Udara
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi yang dapat ditempuh dari Pulau Punjung
dalam waktu tempuh 1,5 jam.
Pengembangan sentra budidaya perikanan dengan didukung oleh Balai Benih Ikan
di Koto Baru dan Bornstock Center di Pulau Punjung.
Tabel II-25
Perubahan Tata Guna Dan Peruntukan Lahan Tahun 2011-2030
2.6 Kependudukan
2.6.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun terus
bertambah. Berdasarkan data BPS tercatat sampai dengan tahun 2013, jumlah
peduduk sebanyak 210.689 Jiwa terdiri dari laki-laki 108.939 jiwa dan perempuam
101.750 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2013
mencapai 70 Jiwa/Km², Pada Tabel II-26 dapat dilihat jumlah dan kepadatan
penduduk Kabupaten Dharmasraya.
Tabel II-26
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013
Luas Jumlah Kepadatan
No. Kecamatan
(Km²) Penduduk (Jiwa) (jiwa/Km²)
1 Sungai Rumbai 51,06 20.735 406
2 Koto Besar 560.57 24.216 43
3 Asam Jujuhan 485,41 13.218 27
4 Koto Baru 221,20 31.114 141
5 Koto Salak 121,45 15.924 131
6 Tiumang 134,43 11.457 85
7 Padang Laweh 60,62 6.351 105
8 Sitiung 124,57 24.618 198
9 Timpeh 323,01 14.318 44
10 Pulau Punjung 443,16 40.780 92
11 IX Koto 500,50 7.958 16
Total 3.025,99 210.689 70
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Tabel II-27
Penyebaran Penduduk Kabupaten Dharmasraya
Jumlah
Kecamatan
No. Penduduk (Jiwa)
1 Sungai Rumbai 20.735
2 Koto Besar 24.216
3 Asam Jujuhan 13.218
4 Koto Baru 31.114
5 Koto Salak 15.924
6 Tiumang 11.457
7 Padang Laweh 6.351
8 Sitiung 24.618
9 Timpeh 14.318
10 Pulau Punjung 40.780
11 IX Koto 7.958
Total 210.689
Sumber : Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2014
Tabel II-28
Realisasi Keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2010-2014
Tahun 2010 2011
No. Uraian
Pagu Anggaran Realisasi % Pagu Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 93,632,950,399.00 73,496,291,362.00 78.49 120,670,121,100.00 108,030,839,907.00 89.53
a Pendapatan Hibah 5,283,214,000.00 - - - - -
b Dana Darurat - - - - - -
c Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya 15,365,127,000.00 16,162,451,460.00 105.19 30,193,046,340.00 27,330,301,147.00 90.52
d Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 71,568,078,313.00 57,245,639,902.00 79.99 88,499,354,760.00 78,722,818,760.00 88.95
e Bantuan Keuangan dari Propinsi 1,416,531,086.00 88,200,000.00 6.23 1,977,720,000.00 1,977,720,000.00 100.00
TOTAL PENDAPATAN 456,417,241,518.00 432,488,449,351.95 94.76 528,272,300,495.00 505,671,150,962.70 95.72
Tingkat pelayanan air minum UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya saat ini
baru sekitar 0,84 % atau sebanyak 1.841 jiwa yang terlayani dari jumlah penduduk
218.213 jiwa (tahun 2015), sisanya mendapat pelayanan air minum yang dikelola
secara individu maupun oleh masyarakat sendiri misalnya dengan PAMSIMAS.
Cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan yang dikelola oleh UPT
SPAM Kabupaten Dharmasraya sangat terbatas, hanya kawasan Pulau Punjung,
Sitiung dan Silago, kawasan Ibukota Kecamatan yang lainnya belum dapat dilayani,
hal ini disebabkan oleh kondisi sistem unit produksi dan distribusi yang ada masih
terbatas kapasitas maupun kuantitasnya. Untuk kawasan ibukota kecamatan yang
belum dilayani sistem perpipaan dari UPT SPAM tersebut, maka pelayanan air
minum melalui PAMSIMAS dikelola oleh LKM-LKM di Kabupaten Dharmasraya.
Sistem penyediaan air minum jaringan perpipaan (JP) meliputi unit air baku,
unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Lebih jelasnya
pada gambar 3.1 diperlihatkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan
perpipaan (JP) .
Gambar 3.1
Skematik SPAM Jaringan Perpipaan (JP)
Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia
air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan,
alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau
bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Sumber air baku yang digunakan oleh UPT SPAM Dharmasraya untuk
melayani kebutuhan air minum penduduk di Kabupaten Dharmasraya saat ini
berasal dari sumber air permukaan yaitu dari Sungai/Batang Mimpi, Batang Hari, dan
Batang Momong.
Tabel III-1
Kapasitas Sumber dan Kapasitas Terpasang Sumber Air Baku
Kapasitas Intake
Unit Jam
No Sumber Air Baku Sumber Terpasang Dibangun
Pelayanan Operasi
(M³/dt) (L/dt) (Tahun) (Jam)
1 Batang Mimpi Sungai Dareh 2,27 20 2006 12
Jumlah 437,49 65
a) Sungai/Batang Mimpi
Batang mimpi merupakan salah satu sungai yang berada di Kecamatan Pulau
Punjung, saat ini digunakan sebagai sumber air baku untuk IPA/WTP unit
pelayanan Sungai Dareh. Kapasitas sumber air baku Batang Mimpi mempunyai
debit maksimum sebesar 2,27 M³/dtk. Bangunan penyadap air baku yang
digunakan yaitu intake dengan kapasitas terpasang sebesar 20 l/dt, dibangun
pada tahun 2006 melalui dana APBN.
Penyaluran air baku dari bangunan intake ke IPA/WTP unit pelayanan Sungai
Dareh menggunakan 1 unit pompa jenis submersibel, disalurkan dengan
menggunakan pipa transmisi sepanjang 326 meter, diameter pipa 150 mm, dan
jenis pipa GI.
Sungai Batang Hari saat ini digunakan sebagai sumber air baku untuk IPA/WTP
unit pelayanan Sitiung. Kapasitas sumber air baku Sungai Batang Hari
mempunyai debit maksimum sebesar 410,98 M³/dtk dan debit minimum 124,69
M3/dtk. Bangunan penyadap air baku yang digunakan yaitu intake dengan
kapasitas terpasang sebesar 20 l/dt, dibangun pada tahun 2007.
Penyaluran air baku dari bangunan intake ke IPA/WTP unit pelayanan Sitiung
yaitu menggunakan 1 unit pompa transmisi jenis submersibel, disalurkan dengan
menggunakan pipa transmisi sepanjang 77 meter, diameter pipa 150 mm, dan
jenis pipa GI.
Sumber air baku untuk IPA/WTP unit pelayanan Sungai Duo diambil dari saluran
irigasi Batang Hari. Kapasitas sumber air baku saluran irigasi Batang Hari
mempunyai debit maksimum sebesar 9,82 M³/dtk. Bangunan penyadap air baku
yang digunakan yaitu intake dengan kapasitas terpasang sebesar 20 l/dt,
dibangun pada tahun 2012.
Penyaluran air baku dari bangunan intake ke IPA/WTP unit pelayanan sungai
Duo yaitu menggunakan 1 unit pompa transmisi jenis submersibel, disalurkan
dengan menggunakan pipa transmisi sepanjang 10 meter, diameter pipa 200
mm, dan jenis pipa GI.
d) Sungai/Batang Katun
Penyaluran air baku dari bangunan intake ke IPA/WTP unit pelayanan Silago
menggunakan sistem gravitasi, pipa transmisi yang digunakan untuk
menyalurkan air baku tersebut panjangnya mencapai 3.007 meter, diameter pipa
100 mm, dan jenis pipa GI DN100 dan PVC DN100.
Tabel III-2
Kondisi Jaringan Pipa Transmisi Unit Air Baku
Jenis dan Diameter Menghubungkan
Panjang
No. Sumber Air Baku Pipa Tahun
Dari Ke
(Meter)
Intake IPA/WTP
1 Batang Mimpi Galvanis 150 mm 326 2006
Bt.Mimpi Bt.Mimpi
Intake IPA/WTP
2 Batang Hari Galvanis 150 mm 77 2007
Bt.Hari Bt.Hari
Saluran Irigasi Batang Intake
3 Galvanis 200 mm IPA/WTP 5 2014
Hari Bt.Hari
Intake
IPA/WTP
4 Batang Katun Galvanis 100 mm Batang 3.007 2010
Silago
Katun
Sumber : Dinas PU Kabupaten Dharmasraya 2015
Tabel III-3
Data Teknis Unit Produksi UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya
Sistem Sumber Tahun Kondisi
No Unit Produksi
Pengolahan Air Baku Pembangunan Umum
1 WTP Batang Mimpi IPA Lengkap Sungai/Batang Mimpi 2006 Berfungsi
2 WTP Sitiung IPA Lengkap Sungai/Batang Hari 2007 Berfungsi
Belum
3 WTP Sungai Duo IPA Lengkap Saluran Irigasi Bt.Hari 2014
Berfungsi
4 WTP Silago IPA Lengkap Sungai/Batang Katun 2010 Berfungsi
Sumber : UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya 2015
c. Reservoar Sungai Duo, dibangun pada tahun 2014 dengan dana APBN
mempunyai kapasitas terbangun 200 M³, terbuat dari plat baja. Penyaluran air
dari reservoar ke pelanggan dengan sistem pompanisasi yaitu dengan
menggunakan 3 unit pompa jenis sentrifugal. Jaringan pipa distribusi
menggunakan jenis pipa PVC dengan diameter 250 mm, 200 mm, 150 mm, 100
mm.. Daerah yang mendapat pelayanan distribusi dari reservoar ini yaitu daerah
Sungai Duo dan sekitarnya.
d. Reservoar Silago, dibangun pada tahun 2010 dengan dana APBN mempunyai
kapasitas terbangun 55 M³, jenis ground dengan dimensi bangunan 6 x 6,5 x 2
meter. Penyaluran air dari reservoar ke pelanggan dengan sistem gravitasi.
Jaringan pipa distribusi menggunakan jenis pipa HDPE dan PVC dengan
diameter 100 mm, dan 75 mm. Daerah yang mendapat pelayanan distribusi dari
reservoar ini yaitu daerah Silago dan sekitarnya.
Tabel III-4
Data Unit Distribusi UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya
Kapasitas Tahun Sistem
No. Nama Reservoar 3 WMI Daerah Pelayanan
(M ) Dibangun Penyaluran
Nagari Sikabau dan
1 Batang Mimpi 100 2006 Ada Pompanisasi
Nagari Sungai Dareh
2 Sitiung 200 2007 Ada Pompanisasi Nagari Sitiung
3 Sungai Duo 200 2014 Ada Pompanisasi Nagari Sungai Duo
4 Silago 55 2010 Tidak Ada Gravitasi Nagari Silago
Total 555
Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.
Tabel III-5
Jumlah Pelanggan Sambungan Rumah (SR)
UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015
Jumlah SR (Unit)
No. Unit Pelayanan Keterangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pulau Punjung 170 190 208 219 233 239
2 Sitiung 64 115 142 153 158 167
3 Sungai Duo - - - - - - Belum operasional
4 Silago - - 6 6 15 16
Jumlah 234 305 350 378 406 422
Sumber : Dinas PU Kabupaten Dharmasraya 2015
Tabel III-6
Tingkat Pelayanan UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya
Jumlah Jumlah Tingkat
No. Unit Pelayanan Penduduk SR Pelayanan Ket.
(jiwa) (Unit) (%)
1 Pulau Punjung 40.780 239 2,93
2 Sitiung 24.618 167 3,39
3 Sungai Duo 6.461 - - Tdk aktif
4 Silago 1.670 16 4,79
Jumlah 73.529 422 2,87
Sumber : Dinas PU Kabupaten Dharmasraya 2015
Kondisi saat ini sumur gali ataupun sumber air lain yang dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk air minum secara kualitas dan kuantitas sangat tergantung oleh
musim. Pada musim kemarau banyak sumur yang kering dan masyarakat susah
mendapatkan sumber air bersih. Begitu juga dengan kualitas secara fisik dan kimia,
sumur gali pada umumnya kurang bagus terutama di Nagari Tiumang, Sialang
Gaung di Kecamatan Koto Baru, Nagari Sitiung dan Siguntur di Kecamatan Sitiung
serta Nagari Silago di Kecamatan IX Koto. Data jaringan non perpipaan didapat dari
dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Dharmasraya ditunjukkan jumlah jaringan non
perpipaan di Kabupaten Dharmasraya pada tabel III-7 dibawah ini.
SPAM IKK Sitiung dibangun pada tahun 2007, sumber air baku berasal dari
Batang Hari. IKK Sitiung dibagi 2 unit pelayanan yaitu unit pelayanan Sitiung (WTP
Sitiung) dan unit pelayanan Sungai Duo (WTP Sungai Duo). Kapasitas terpasang
pada unit WTP Sitiung adalah 20 l/dtk, dan pada unit WTP Sungai Duo sebesar 20
l/dtk. Daerah pelayanan unit WTP Sitiung melayani Nagari Sitiung sedangkan Unit
WTP Sungai Duo melayani Nagari Sungai Duo. Jumlah sambungan rumah pada unit
pelayanan Sitiung sebanyak 167 unit, sedangkan pada unit Sungai Duo belum
beroperasi.
SPAM IKK IX Koto dibangun pada tahun 2010, sumber air baku dari Sungai
Momong. Kapasitas terpasang 5 l/dtk, daerah pelayanan IKK IX Koto meliputi Nagari
Silago. Jumlah sambungan rumah saat ini sebanyak 16 unit. Untuk Lebih jelasnya
kondisi eksisting SPAM IKK Pulau Punjung dan IKK Sitiung di tampilkan pada tabel
III-8 dibawah ini.
Pada saat ini SPAM Perdesaan dengan sistem jaringan perpipaan (JP) non UPT
SPAM di Kabupaten Dharmasraya dilayani dengan program PAMSIMAS yang
pengelolaannya oleh nagari. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel III-9 di
tampilkan kondisi SPAM eksisting perdesaan di Kabupaten Dharmasraya tahun
2015.
Tabel III-7
Kondisi Eksisting SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015
Tabel III-8
Kondisi Eksisting SPAM IKK Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015
SPAM Tk.
Jumlah
Nama SPAM Unit Air Baku Unit Produksi Unit Pelayanan Pelaya
No. Penduduk
IKK nan
(Jiwa) Kapasitas Kapasitas Jumlah SR Penduduk
jenis jenis (%)
(M³/dt) (lt/det) (Unit) Terlayani
1 IKK P. Punjung 40.780 Sungai 2,27 IPA/WTP 20 239 1.195 2,93
2 IKK Sitiung 24.618 Sungai 410,98 IPA/WTP 20 167 835 3,39
3 IKK Sungai Duo 6.461 Sungai 9,82 IPA/WTP 20 - - -
4 IKK IX Koto 1.670 Sungai 0,0065 IPA/WTP 5 16 80 4,79
Jumlah 73.529 423,10 65 422 2.110 11,11
Tabel III-9
Kondisi Eksisting SPAM Pedesaan
Di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015
Tugas pokok UPT SPAM adalah memberikan pelayanan dibidang air bersih untuk
masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Struktur organisasi UPT SPAM Kabupaten
Dharmasraya terdiri 1 orang kepala UPT SPAM membawahi 2 kepala urusan teknis
dan kepala urusan administrasi, dan kelompok jabatan fungsional. Masing-masing
kepala urusan teknis dan administrasi membawahi beberapa staf yang terdiri dari
staf perencaaan teknis, staf produksi, staf transmisi dan distribusi, staf bagian umum,
staf keuangan, staf akuntansi. Struktur organisasi UPT SPAM Kabupaten
Dharmasraya lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Gambar 3.2
Struktur Organisasi UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya
3.2.2 Pengaturan
Pengelolaan SPAM diatur oleh PP-16 thn 2005, pasal 33 dan 34, Kegiatan
pengelolaan SPAM meliputi :
Gambar 3.3
3.2.3 Keuangan
1) Struktur hutang
Struktur hutang meliputi penilaian terhadap indikator-indikator antara lain :
- Ratio Hutang jangka panjang terhadap equity
- Debt Coverage Ratio
- Porsi pembayaran bunga terhadap pendapatan operasi
2) Efisiensi
Efisiensi meliputi penilaian terhadap indikator-indikator sebagai berikut :
- Pendapatan operasional per M³ air terjual (dalam rupiah);
- Pengeluaran operasional per M³ air terjual (dalam rupiah);
- Perputaran piutang/tagihan (dalam hari)
- Work Ratio
- Jumlah Karyawan per 1000 pelanggan (10 : 1000)
- Kebocoran air;
- Current ratio/likuiditas
3) Keuntungan
Keuntungan meliputi penilaian terhadap indikator-indikator sebagai berikut :
- Keuntungan penjualan
- Pengembalian Aktiva
Kondisi eksisting aspek keuangan UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya saat ini
berdasarkan data yang diperoleh meliputi air terjual, pendapatan air, efisiensi
pendapatan terhadap penerimaan air, perkiraan kebocoran, biaya UPT SPAM per
tahun dan biaya produksi UPT SPAM. Untuk lebih jelasnya data-data aspek
keuangan UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III-10
Jumlah Air Terjual Pertahun
Tabel III-11
Jumlah Pendapatan Air
Pendapatan (Rp) Jumlah
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pulau Punjung 64,004,800 94,202,100 127,870,000 122,960,800 117,158,700 286,076,900
2 Sitiung 4,870,600 22,748,200 43,665,950 71,248,650 91,119,300 233,652,700
Jumlah 68,875,400 116,950,300 171,535,950 194,209,450 208,278,000 519,729,600
Sumber : Dinas PU Kab. Dharmasraya, 2015
Tabel III-12
Data Penerimaan (Setoran Ke Kas Daerah)
PENERIMAAN (Rp) JUMLAH
NO URAIAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pulau Punjung
- Penerimaan Air 45,924,400 86,092,800 114,237,800 106,286,500 94,321,500 81,640,700 446,863,000
- Penerimaan Non Air 15,330,000 28,215,000 30,320,000 13,219,000 7,550,000 3,250,000 94,634,000
Jumlah 61,254,400 114,307,800 144,557,800 119,505,500 101,871,500 84,890,700 541,497,000
2 Sitiung
- Penerimaan Air 3,020,100 21,994,600 43,667,800 65,441,600 86,788,190 84,512,650 220,912,290
- Penerimaan Non Air 18,200,000 - 21,250,000 16,150,000 9,350,000 4,250,000 64,950,000
Jumlah 21,220,100 21,994,600 64,917,800 81,591,600 96,138,190 88,762,650 285,862,290
Jumlah 1 Dan 2 82,474,500 136,302,400 209,475,600 201,097,100 198,009,690 173,653,350 827,359,290
Tabel III-13
Persentase Efisiensi Pendapatan Air Terjual Terhadap Penerimaan Air
EFISIENSI (%) Rata-Rata
NO URAIAN
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pulau Punjung 71,75 91,39 89,34 86,44 80,51 70
Rata-rata 67 94 95 89 88
a) Sumber air baku pada umumnya berada pada elevasi yang lebih rendah dari
daerah pelayanan, sehingga sistem transmisi dan distribusi menggunakan
sistem pompa. Hal ini menyebabkan tingginya biaya operasional dan
pemeliharaan;
d) Tingkat kehilangan air sebesar 27%, disebabkan oleh faktor teknis seperti
adanya kerusakan pada jaringan pipa distribusi disamping itu kehilangan air
disebabkan oleh faktor non teknis seperti water meter pelanggan tidak akurat
dan tidak berfungsi sehingga pemakaian air tidak tercatat dengan benar.
e) Terdapatnya sisa kapasitas (idle capacity) yang cukup besar karena belum
optimalnya sistem yang telah ada saat ini.
g) Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia pengelola air minum, baik
dari segi teknis dan nonteknis. Keterampilan karyawan baik secara teknis
maupun administrasi keuangan yang masih memerlukan peningkatan yang
intensif.
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
33 Suka Maju 516 147 103
Total Nagari 2.939 804 255 8 247 - - 1 -
34 Tuo 599 142 53 2 8 50
35 Pasir Mayang 487 120 20 5 60
7 Bonjol
36 Sungai Likian 1.161 390 5 300 3 7
37 Baru 503 221 60 4
Total Nagari 2.750 873 138 311 3 15 - 110
38 Abai Siat 852 242 96 2
39 Bukit Aman 796 262 232 10
40 Ranah Baru 905 252 104
8 Abai Siat
2 Koto Besar 41 Ranah Pasar 923 225 50 10
42 Padang Bungur Barat 629 225 187 1
43 Padang Bungur Timur 270 153 179
Total Nagari 3.523 1.117 752 21 - - - -
44 Koto Diateh 544 138 20 1 178
45 Koto Dibawuah 321 89 32 1
9 Koto Besar
46 Koto Besar 197 50
47 Pakan Jum'at 116 27 12 2 10
Total Nagari 1.178 304 64 2 - 180 - 10 -
48 Bukit Gading 557 164 100 3
49 Bukit Makmur 608 195 134
10 Koto Laweh 50 Koto Tangah 702 219 10 1 178
51 Koto Panjang 567 160 17
52 Durian Gadang 421 137 93
Total Nagari 2.855 875 354 4 178 - - - -
53 Sungai Jerinjing 968 260 159 20 27
54 Sungai Nabuan 1.339 399 392 7 1
11 Koto Ranah
55 Tj. Paku Alam 1.302 375 248
56 Taratak Baru 922 281 30
Total Nagari 4.531 1.315 799 37 20 - - 28 -
Total Kecamatan 22.019 6.436 2.653 437 448 195 - 351 -
57 Lubuk Besar
58 Mangun Jaya
12 Lubuk Besar
59 Koto Ubi
60 Sungai Betung
Total Nagari - - - - - - - - -
61 Batu Kangkung
62 Lubuk Beringin
Alahan Nan
13 63 Lubuk Baru
Tigo
64 Sungai papo
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
65 Bukit Sembilan
Total Nagari - - - - - - - - -
66 Sungai Limau 331 93 10 40 2
67 Pincuran Tujuh 306 73 73
3 Asam Jujuhan 14 Sungai Limau 68 Koto Tuo 270 63 5 41
69 Tembulun 293 82 82
70 Sungai Kayu Aro 278 78 2 71
Total Nagari 1.478 389 15 - 156 - - 155 -
71 Sinamar 608 164 148
72 Sinamar Barat 485 158 37
15 Sinamar
73 Sinamar Timur 255 73 15
74 Sungai Berawan 409 99 172
Total Nagari 1.757 494 372 - - - - - -
75 Tanjung Alam 201 53 45 5
76 Muaro Simatap 121 40 17 1
16 Tanjung Alam
77 Aur Kuning 205 58 47 5
78 Ranah Lamo 124 43 40 2
Total Nagari 651 194 149 - - - - 13 -
Total Kecamatan 3.886 1.077 536 - 156 - - 168 -
79 Pasa Banda 1.386 412 91 40 152
Ampang 80 Koto Diateh 755 219 57 20 136
17
Kuranji 81 Lubuk Agam 1.125 324 66 40 162
82 Koto Gadang 988 268 33 17 193
Total Nagari 4.254 1.223 247 117 - - - 643 -
83 Seberang Piruko Timur - -
84 Seberang Piruko Barat 2.886 962
18 Koto Baru 85 Pasar Koto Baru - -
86 Sungai Betung - -
87 Koto Baru 2.531 1.147 500 201 115
Total Nagari 5.417 2.109 500 201 - - - 115 -
88 Sialanggaung 613 184 159 -
89 Tarantang 788 206 160 9 5
90 Padang Bintungan I 589 168 143 6
91 Padang Bintungan II 537 144 105 24
4 Koto Baru
92 Padang Bintungan III 731 212 172 9
19 Sialanggaung 93 Padang Bintungan IV 446 134 104 16
94 Padang Bintungan V 531 155 130 7
95 Padang Bintungan VI 686 201 174 -
96 Pasar 504 134 99 13
97 Pandaleh 747 199 167 - 8
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
98 Simpang Empat Belas 801 233 188 5
Total Nagari 6.973 1.970 1.601 89 5 - - 8 -
99 Koto Padang 936 294 105 40 3
100 Aur Jaya I 559 161 50 - 10
101 Aur Jaya II 641 155 143 - 1 2
20 Koto Padang
102 Aur Jaya III 728 202 100 - 44
103 Pinang Gadang 1.652 448 311 - 2
104 Koto Lintas 70 2 4
Total Nagari 4.516 1.260 779 42 54 4 - 8 -
Total Kecamatan 21.160 6.562 3.127 449 59 4 - 774
105 Padang Tengah I 829 239 -
106 Padang Tengah II 743 232 60
21 Padukuan 107 Padang Tengah III 523 156 43
108 Koto Padukuan 781 235 199 2 5 10
109 Padang Rampak 571 155 150 2
Total Nagari 3.447 1.017 452 4 5 10 - - -
110 Pulau Mainan 348 87 60 2 10
111 Limau Sundai 256 63 54
112 Kulukup 603 170 160 9 1
22 Pulau Mainan 113 Lubuk Lesung 716 217 206 11
114 Jati Salam 739 203 164 25
115 Lembur 446 128 33
116 Sungai Pauh 699 190 186 4
Total Nagari 3.807 1.058 863 51 - 10 - 1 -
117 Simalidu 523 145 117 5
118 Kampung Baru Simalidu 403 235 25 1
119 Kampung Tengah 583 188 151 1
23 Simalidu
5 Koto Salak 120 Setia Budi 474 145 111 3
121 Tanjung Harapan 378 101 88 2
122 Kampung Harapan 346 103 93
Total Nagari 2.707 917 585 6 - 5 - 1 -
123 Koto Koto Salak 609 208 130 5
124 Padang Tarok 646 192 176
125 Kampung Baru 753 230 207
24 Koto Salak 126 Lubuk Harto 474 131 123
127 Rumah Padang 383 119 65 7
128 Sungai Lancar 70 67 3
129 Pekan Senayan 330 85 57
Total Nagari 3.195 1.035 825 10 5 - - - -
130 Koto Ampalu
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
131 Pasar Lama
25 Ampalu 132 Pasar Baru 832 261 161 80 3
133 Mekar Sari 351 97 82 3
134 Pintu Agung 290 78 32
Total Nagari 1.473 436 275 83 - - - 3 -
Total Kecamatan 14.629 4.463 3.000 154 10 25 - 5 -
134 Koto Beringin I 418 131 130 1
135 Koto Beringin II 398 123 120 3
26 Koto Beringin
136 Harapan Mulya I
137 Harapan Mulya II 459 136 121 1
Total Nagari 1.275 390 371 5 - - - - -
138 Sipangkur I 260 67 41 1
139 Sipangkur II 231 62 44 3
27 Sipangkur
140 Lagan Jaya I 1.285 335 282 20 2
141 Lagan Jaya II 801 227 183 39 3
Total Nagari 2.577 691 550 63 2 - - 3 -
6 Tiumang 142 Banjar Makmur 510 161 59 3
143 Sungai Langkok 416 120 114 6
Sungai
28 144 Koto Hilalang I 942 277 91 5
Langkok
145 Koto Hilalang II 647 196 177 7
146 Karya Harapan 380 111 84 8
Total Nagari 2.895 865 525 29 - - - - -
147 Tiumang 471 139 74 3
148 Sungai Kalang I 1.266 353 324 2
29 Tiumang
149 Sungai Kalang II 1.697 501 427 16
150 Bukit Harapan 759 211 146 2
Total Nagari 4.193 1.204 971 23 - - - - -
Total Kecamatan 10.940 3.150 2.417 120 2 - - 3 -
151 Batu Rijal 257 31 19 8 6
152 Sungai Atang 435 128 91 9
30 Batu Rijal 153 Aur Kuning 296 87 37 1 30
154 Moyo Luhur 434 123 67 8
155 Moro Bangun 368 102 8
Total Nagari 1.790 471 222 26 - 6 - 30 -
156 Muaro Sopan 1.226 310 128 3 1 6
157 Rimbo Aia Dingin
31 Muaro Sopan
158 Batu Takau
159 Sungai Sakai
7 Padang Laweh Total Nagari 1.226 310 128 3 1 6 - - -
160 Padang Laweh 216 70 30 3 20
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
161 Batang Tabek 150 46 40
32 Padang Laweh
162 Koto Lamo 225 61 50 2
163 Titian Akau 213 60 50 3
Total Nagari 804 237 170 5 - 20 - 3 -
164 Sopan Jaya 491 121 47 15 35 20
165 Kayu Aro 296 86 38 12
33 Sopan Jaya
166 Bumi Raya 709 176 8 5 3
167 Jati Makmur 295 72 44 44
Total Nagari 1.791 455 137 49 30 - - 35 20
Total Kecamatan 5.611 1.473 657 83 31 32 - 68 20
168 Sitiung 2.306 605 150 30 11 4
169 Pulai 850 238 3 2 167
170 Piruko Utara 901 296 203 9
34 Sitiung
171 Piruko Selatan 1.129 358 258 9 1
172 Padang Sidondang 1.821 476 205 217
173 Lawai 390 107 88 2 1
Total Nagari 7.397 2.080 907 50 2 11 - 390 -
174 Taratak 1.272 3.013 306
175 Siguntur I 1.056 263 151 2 4 1 2
176 Siguntur II 941 244 70 6
35 Siguntur
177 Koto Tuo 1.088 275 6 1 2
178 Sungai Lansek 563 139 18 99
179 Siluluk 428 107 9
8 Sitiung
Total Nagari 5.348 4.041 545 8 10 11 - 103 -
180 Koto 1.165 311 206 73
181 Bungo Tanjuang 1.395 265 47 130
Gunung
36 182 Palo Tabek 1.537 216 15 13 217
Medan
183 Gantiang 1.190 289 116 87
184 Lubuk Aur 827 225 208 15
Total Nagari 6.114 1.306 592 100 - - - 435 -
185 Sungai Duo 1.413 630 481 24 71 3 1
186 Koto Agung Kanan 1.792 506 292 28 2
37 Sungai Duo 187 Koto Agung Kiri 1.792 448 362 26 60
188 Koto Daulat 453 137 75 1 4 2
189 Taluak Sikai 1.129 313 263 20
Total Nagari 6.579 2.034 1.473 99 75 5 - 63 -
Total Kecamatan 25.438 9.461 3.517 257 87 27 - 991 -
190 Panyubarangan 282 75 11 36
191 Sukajadi 217 64
Panyubaranga
38 192 Trimulya I 715 221 152 6 46
n
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
n
193 Trimulya II 810 236 157 8 24 24
194 Trimulya III 710 218 161 3 18 18
Total Nagari 2.734 814 481 17 - - - 124 42
195 Pinang Makmur 1.198 342 39 27
196 Pinang Jaya 1.125 348 113 1 4
39 Tabek
197 Tabek Jaya 456 121 54 2 90
198 Tabek Maju 550 140 24 2 101
Total Nagari 3.329 951 230 32 - 4 - 191 -
199 Sungai Bulian 291 75 40 3 1
200 Koto Tangah 158 37 22
9 Timpeh 40 Timpeh
201 Koto Hilir 238 61 31 6
202 Sungai Pinang 175 44 33 2
Total Nagari 862 217 126 11 - 1 - - -
203 Saiyo 1.306 356 55 2 19 3 159
204 Sakato 1.527 397 109 4 14 203
41 Taratak Tinggi
205 Marga Makmur 1.426 406 94 9
206 Marga Jaya 793 198 42 1 3 1
Total Nagari 5.052 1.357 300 7 36 3 - 372 -
207 Bukit Tujuh 590 154
208 Bukit Subur 2.037 189 158
42 Ranah Palabi
209 Bangun Argo 229 66 39 7 2 21 21
210 Bukit Jaya 396 109 103 1
Total Nagari 3.252 518 300 8 - 2 - 21 21
Total Kecamatan 15.229 3.857 1.437 75 36 10 - 708 63
211 Pulau Punjung 1.749 445 302 117 10 15
IV Koto Pulau 212 Pasar Pulau Punjung 1.229 375 100 10 20 50 1
43
Punjung 213 Kubang Panjang 3.680 520 421 111
214 Simpang Pogang 1.035 346 80 70 1
Total Nagari 7.693 1.686 903 308 31 65 - 1 63
215 Sungai Sangkir 1.549 415 287 8 4
216 Sungai Kilangan 1.492 543 275 1
44 Sungai Dareh 217 Koto Gadang 1.726 410 308 11
218 Padang Candi 1.224 312 245 30 232
219 Ranah 646 160 37 1 84
Total Nagari 6.637 1.840 1.152 51 - - - 320 -
220 Koto Tebing Tinggi 1.014 266 196 7 1
221 Batang Tabek
45 Tebing Tinggi 222 Ranah Lintas 1.020 525 6 2
223 Sido mulyo 546 149 134 5
224 Padang sari 476 151 93
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
Total Nagari 3.056 1.091 423 18 - - 2 1 -
225 Sungai Kambut Dua 267 69 41 28
10 Pulau Punjung 226 Muaro Momong 900 215 150 10 20 10
Sungai 227 Koto Lamo 2.528 642 246 53 260
46
Kambut 228 Sungai Nili 910 384 250 149 5 12 2
229 Muaro Mau 417 138 60 30
230 Lambau 1.610 405 47 38 255
Total Nagari 6.632 1.853 794 250 25 80 - 517 -
231 Kampung Surau 2.490 786 215 30
Gunung 232 Lubuk Bulang
47
Selasih 233 Sungai Belit 405 97 61 15
234 Sialang 732 151 20 45 50
Total Nagari 3.627 1.034 296 30 45 50 - 15 -
235 Koto Sikabau 460 187 131 1
236 Kampung Baru 1.132 294 189 255
237 Bukit Mindawa 1.243 285
48 Sikabau 238 Parik Tarajak 1.097 275 222 1
239 Bukit Barangan 1.292 343 311 4
240 Tabek Pematang 500 125 104 3
241 Tanjung Salilok 1.596 465 504
Total Nagari 7.320 1.974 1.461 264 - - - - -
Total Kecamatan 34.965 9.478 5.029 921 101 195 2 854 63
242 Banai 749 190 10 2 2
243 Lubuk Labu 286 58 4
244 Padang Hilalang 341 86 2 72
49 Banai
245 Mudik Lago 570 148 6 20 110
246 Buga 372 98 2 24 20 8
247 Lubuk Pauh 411 206 10 10 10 3
Total Nagari 2.729 786 30 2 56 216 - 11 -
248 Siraho 107 31 29
249 Sungai Kapur 312 85 2 84
50 Lubuk Karak 250 Koto Lamo 260 64 64
251 Sumanik 212 48 4 44
252 Lubuk Karak 205 52 5 47
11 Sembilan Koto Total Nagari 1.096 280 11 - - 224 44 - -
253 Ampang Kuranji 348 85
254 Silago 422 108 7 1 1
51 Silago 255 Ranah Kayu Kalek 327 270 5 5 4 1
256 Lubuk Benuang 225 56
257 Bukit Kubangan 227 57 3 39
3 - 11
Sarana Air Minum
Jumlah
Jumlah KK
No. Kecamatan Nagari Jorong Penduduk Sumur Sumur Mata Mobil Depot
(Jiwa) Sungai PAH
(Jiwa) Gali Bor Air Tanki Air
Total Nagari 1.549 576 15 - 5 44 - 2 -
258 Durian Simpai
259 Koto Baru 498 120 100 1 6 1
Koto Nan IV
52 260 Pulau Anjolai 532 132 85 18 2
Dibawuah
261 Lubuk Man Sagu
262 Silombik 240 64 16 44
Total Nagari 1.270 316 201 1 24 2 - 45 -
Total Kecamatan 6.644 1.958 257 3 85 486 44 58 -
TOTAL KAB 178.387 53.164 25.980 2.946 1.042 975 46 4.598 196
3 - 11
Bulan : April 2015
Tabel III-9 Kondisi Eksisting SPAM Perdesaan (Perpipaan) Kondisi s/d Bulan April 2015
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
1 2 3 4 5 6 7 8 11 13
1 Beringin Sakti 2008 375 1.501 √ Intake / Bendungan 3 3 - 210 46 - 1.050 69,95 7149 12,3 0,97 0,97
Bak Sedimen 1 1 -
Bak Reservoar 2 2 -
Kran Umum 6 4 2
Pipa Transmisi 265
Pipa Distribusi 41.116
2 Marga Makmur 2008 175 641 √ Intake 1 - 1 0 0 0 0 - 5.622 8,47 0,00 0,00 Intake rusak
(Dl Marga Jaya) Reservoar 1 - 1
Kran Umum 7 - 7
Pipa Transmisi 1800
Pipa Distribusi 600
3 Timpeh Kampung 2008 207 763 √ Bendungan 1 1 - 66 - 66 485 63,56 3321 5,7 5,7 0,4490741
Reservoar 1 1 -
Kran Umum 3 3 -
Pipa Transmisi
Pipa Distribusi
5 Pinang Makmur 2009 393 1.388 √ Bendungan / intake 1 1 - 189 3 192 864 62,25 2.265 9,2 9,2 0,8
Bak Saringan 1 1 -
Bak Reservoar 1 1 -
Kran Umum 2 1 1
6 Marga Makmur 2009 412 1.396 √ Intake 1 1 - 245 15 260 1.170 83,81 9.169 11 11,1 1,08
Bak Reservoar 2 2 -
Kran Umum 3 3 -
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi menara
10 Aur Jaya 3 2009 194 696 √ Sumur Gali 4 4 - 50 42 92 414 59,48 1.878 1 1 0,38
Menara 3 3 -
Kran Umum 4 4 -
12 Padang Sari 2010 231 803 √ Intake 2 2 - 100 10 110 495 62 2.972 3 0 0
Bak Saringan 1 1 -
Proposal untk
Reservoar 1 1 -
pompa
Kran Umum 3 3 -
17 Aur Jaya 2 2010 151 633 √ Sumur Gali 3 1 2 7 7 14 63 10 3.278 1 1,01 0,0583333
Menara 3 1 2
Kran Umum 3 1 2
18 Koto Hilalang (Replikasi) 2010 273 949 √ Brounchaptering 1 1 - 180 44 224 1.008 106 5.500 6,78 6,78 0,9333333
Menara 1 1 -
Kran Umum 3 3 -
19 Batas Minang 2010 206 833 √ Sumur Bor 4 4 - - 15 15 68 8 3.078 1 1,01 0,0625
Menara 4 4 -
Kran Umum 2 2 -
20 Ranah Minang 2010 204 889 √ Sumur Bor 4 4 - 107 20 127 572 64 3.446 1,02 1,02 0,5291667
Menara 4 4 -
Kran Umum 2 2 -
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
21 Cahaya Koto 2010 79 316 √ Sumur Bor 2 2 - 72 - 72 324 103 2.946 1,04 0 0
Menara 2 2 -
Kran Umum 2 2 -
27 Pinang Jaya 2011 219 876 √ Intake 2 2 - 280 40 320 1.440 164,38 5.307 6,7 6,7 1,3333333
126 564 Bak Reservoar 2 2 -
Totl 345 1440 Kra Umum 3 3 -
28 Tabek Jaya 2011 130 549 √ Intake 1 1 - 110 15 125 562,5 102,46 4.798 1,13 0,72 0,72
Bak Reservoar 1 1 -
Kran Umum 1 1 -
29 Koto Bakti 2011 206 540 √ Sumur Bor 2 2 - 22 0 22 88 16,30 2.900 1,56 0 0,0814815
Menara 8 m 2 2 -
Kran Umum 2 2 -
30 Koto Mulia 2011 246 957 √ Sumur Bor 3 - 3 52 0 52 260 27,17 3.278 1 0 0
Menara 8 m 2 - 2 Terkendala di
Menara 4 m 1 - 1 PLN
Kran Umum 3 3
31 Tabek Maju 2011 135 550 √ Brouncaptering 1 - 1 45 20 65 292,5 53,18 4.885 3,17 3,17 0,2708333
Reservoar 1 - 1
Kran Umum 3 - 3
32 Koto Ranah 2011 298 1.284 √ Sumur Bor 3 3 - 116 25 141 634,5 49,42 3.202 2 1,64 0,5875
Menara 7 m 3 3 -
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
Kran Umum 3 2 1
33 Koto Mudik 2011 218 903 √ Sumur Bor 3 - 3 73 30 103 463,5 51,33 3.421 1,66 1,66 0,4291667
Menara 7 m 3 - 3
Kran Umum 3 - 3
34 Khasanah 2011 144 617 √ Sumur Bor 2 - 2 30 0 30 150 24,31 3.772 1,3 1,3 0,1388889
Menara 8 m 2 - 2
Kran Umum 4 - 4
38 Tri Mulya III 2012 655 √ Intake 1 1 - 23 0 23 103,5 15,80 1.862 1,66 0 1,07
Bak Reservoar 1 1 -
Kran umum 5 5 -
39 Saiyo 2012 1.339 √ Intake 2 2 - 116 17 133 532 39,73 5.307 6,7 6,7 2,26
Bak Reservoar 2 2 -
Kra Umum 2 2 -
42 Lagan Jaya I 2012 1.211 √ Sumur Bor 3 - 3 30 30 60 270 22,30 3.278 1 1,43 0,97
Menara 8 m 2 - 2
Menara 4 m 1 - 1
Kran Umum 3 3
43 Bukit Harapan 2012 903 √ Brouncaptering 1 - 1 30 20 50 225 24,92 4.885 3,17 3,17 0,83
Reservoar 1 - 1
Kran Umum 3 - 3
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
44 Jati Salam 2012 337 √ Sumur Bor 3 3 - 90 20 110 450 133,53 3.202 2 2 0,42
Menara 7 m 3 3 -
Kran Umum 3 2 1
45 Padang Tangah I 2012 525 √ Sumur Bor 3 - 3 115 0 115 575 109,52 3.421 1,66 0 0,00
Menara 7 m 3 - 3 Terkendala di
Kran Umum 3 - 3 PLN
46 Tawakal 2012 681 √ Sumur Bor 3 - 3 97 30 115 575 84,43 3.421 1,66 0,53240741 0,53
Menara 7 m 3 - 3
Kran Umum 3 - 3
47 Guguak Tinggi 2013 163 563 √ Sumur bor 1 14 0 14 75 13,32 2.182 2 2 0,07
Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
48 Koto Agung 2013 214 817 √ Sumur bor 1 10 10 50 2.100 1,2 0,05
Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
49 Suka Maju 2013 144 970 √ Sumur bor 1 √ 35 0 35 175 18,04 1.694 1,2 1,2 0,16
Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
51 Sungai Baye 2013 280 917 √ Sumur bor 2 √ 25 0 25 125 13,63 1.400 1,2 1,2 0,12
Menara air 2
Rumah pompa 2
Pompa 2
Kran umum 2
52 Sungai Kemuning 2013 202 802 √ Sumur bor 1 √ 52 0 52 260 32,42 1.572 1,2 1,2 0,24
Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
53 Tanah Abang 2013 248 1136 Sumur bor 1 √ 30 150
Menara air 1 1
Rumah pompa 1 1
Pompa 1 1
Kran umum 2 2
54 Balai Tangah 2013 270 1147 √ Sumur bor 1 √ 40 0 40 200 17,44 2.149 1,2 1,2 0,19
Menara air 1 1
Rumah pompa 1 1
Pompa 1 1
Kran umum 2 2
55 Tiumang 2013 270 1147 √ Sumur bor 1 √ 35 0 35 175 15,26 1.676 1,2 1,2 0,16
Menara air 1 1
Rumah pompa 1 1
Pompa 1 1
Kran umum 2 2
56 Koto Hilalang II 2013 194 625 √ Sumur bor 1 √ 70 0 70 350 56,00 3.387 1 1 0,32
Menara air 1 1
Rumah pompa 1 1
Pompa 1 1
Kran umum 2 2
57 Padang Tangah III 2013 167 539 √ Sumur bor 1 √ 100 0 100 500 92,76 2971 1 1 0,46
Menara air 1 `
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
58 Pintu Agung 2013 73 245 √ Bronchaptering 1 √ 40 0 40 200 81,63 1.892 1,5 1,5 0,19
(Replikasi) Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
59 Sopan Jaya 2013 119 494 √ Bronchaptering 1 √ 40 40 80 400 80,97 5.394 2,5 2,5 0,37
(Replikas) Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
60 Banjar Makmur 2013 145 485 √ Bronchaptering 1 √ 79 10 89 445 91,75 2.910 2,5 2,5 0,41
(Replikasi) Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
61 Bumi Raya 2013 111 388 √ Bronchaptering 1 √ 39 10 49 245 63,14 2.082 2,5 2,5 0,23
Menara air 1
Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
62 Kambang Baru 2014 293 1044 Sumur bor 1 47 0 47 235 22,51 1.010 1,5 1,5 0,00
(Sungai Rumbai) Menara air 1
(APBD) Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 2
63 Kampung Baru 2014 296 1044 Sumur bor 1 13 0 13 65 6,23 1.010 1,5 1,5 0,00
(Sungai Rumbai) Menara air 1
(APBD) Rumah pompa 1
Pompa 1
Kran umum 1
64 Sungai Pinang 2014 28 116 √ Intake 1 √ 28 0 28 116 100,00 3.374 2,5 2,5 0,00
(Timpeh) Reservoir 1
(APBD) Kran umum 2
3 - 13
Pemanfaat
Jumlah Penduduk BPSPAMS Kondisi Kapasitas(Lt/dt)
Jaringan
No Nama Lokasi Thn Sarana yang dibangun Jumlah (bh) Kapasitas Keterangan
Tidak SR (Unit) KU (KK) KK Jiwa % (m)
KK Jiwa Aktif Tidak Berfungsi Tersedia yg Terpakai
Berfungsi
berfungsi
69 Laras Minang 2014 163 589 Sumur Bor 1 1 63 0 63 315
Menara air 1 1
Rumah pompa 1 1
Pompa 1 1
Kran umum 2 2
3 - 13
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Ketentuan Teknis
1) Air Baku
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air, air
tanah, air permukaan dan air hujan
Q = 1,417. H 3/2
dimana:
Q = debit aliran (m³/detik)
H = tinggi muka air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)
Volume penampunga n
Debit air (Q ) ( L / det ik )
t
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan
yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka
dapat dihitung :
HxA
Debit (Q) ( L / det ik )
t
Q A .V
V C . R.S
dimana:
Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope
157,6
C koefisien Chezy
m
1
R
m = koefisien Bazin
1. Bangunan penangkap
a. Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan
mata air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak
berubah, mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran
mata air melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi
dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air.
1. Sumur dangkal
a. Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum
kebutuhan air di daerah perencanaan kecil; potensi sumur dangkal
dapat mencukupi kebutuhan air bersih di daerah perencanaan (dalam
kondisi akhir musim kemarau/kondisi kritis).
b. Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali,
meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi dengan air
permukaan tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan
perlengkapan sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan
(SPT) meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok
reducer.
2. Sumur dalam
a. Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum kebutuhan
air di daerah perencanaan cukup besar; di daerah perencanaan
potensi sumur dalam dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah
perencanaan sedangkan kapasitas air dangkal tidak memenuhi.
b. Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa tegak
(pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur pompa
benam (submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang, saringan,
pipa observasi, pascker socket/reducer, dop socket, tutup sumur, batu
kerikil.
c. Sumber air baku air permukaan
2. Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau
beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air
permukaan (sungai), apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-
sungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama dari aliran
sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami.
3. Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana
walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh
pada bahan pipa (korosi). Proses untukmenghilangkannya harus dilakukan
sedekat mungkin ke lokasi sumber.
4. Sumur dangkal/dalam, kualitas air tanah secara bakteriologi lebih aman daripada
air permukaan.
Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yang baik
untuk air minum, maka mutu air baku tersebut harus sesuai dengan standar kualitas
mutu air, apabila ternyata mutu air tersebut telah diperiksa tidak memenuhi standar
yang ada, maka unsur-unsur didalam air tersebut harus diolah terlebih dahulu
sebelum digunakan sebagai air minum, karena jika tidak diolah akan membahayakan
kesehatan manusia dan akan mempengaruhi peralatan-peralatan untuk
mendistribusikan air.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu
diperoleh dari air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah atau
air buangan. Saat ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasal dari air
tanah dan air permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatif murah jika
dibandingkan dengan pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik
seperti kekeruhan, warna, bau dan sebagainya dibatasi atas dasar estetika. Sedang
parameter kimia, biologis dan radioaktif dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh
karena itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan parameter-
parameter standar kualitas air minum.Parameter – parameter kualitas air tersebut
seperti berikut:
1. Syarat fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur
yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur tersebut
dalam standar kualitas.
a. Suhu
Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20 C – 26 C). Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalam air dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air. Atas dasar
itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air minum yang
berguna untuk:
- Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat.
- Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yang
mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin.
- Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
b. Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.
Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,
yaitu warna sejati dan warna semu.Warna sejati disebabkan oleh koloida-
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air ini
diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbau dan berasa
ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis, sehingga hal
ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain yang kurang
terjamin kesehatannya.
d. Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan
yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur dan
kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini antara lain yaitu: tanah
liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi
lainnya.
2. Syarat kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan bersifat
racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga dan lain-
lain. Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimia yang
diantaranya yaitu:
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah dan
pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah tanah
lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal
dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi pembentukan batuan
kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan karena air
mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah yang berlebihan. Air sadah
tidak enak diminum selain itu dapat mengurangi efektifitas kerja sabun dan
deterjen.
Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam (misalnya
minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol sellulose, gula, pati
dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagai persenyawaan dan buah-
buahan yang dihasilkan dari proses-proses dalam pabrik), dari fermentasi
(misalnya alkohol acetone, glyserol, antibiotik, asama-asam dan sejenisnya
yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik).
Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumah tangga,
pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,
keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya
(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penyimpangan
terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak sedap dan dapat
menyebabkan sakit perut.
d. Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada
unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-
merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat membentuk
endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
e. Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat menimbulkan
noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan bau dan rasa
pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf : insomnia, kemidian lemah
pada kaki dan otot muka seerti beku sehingga tampak seperti topeng, bila
terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-refleksi, clonus
pada platella dan tumir, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
f. Fluorida (F)
Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.
Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu rendah
(dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada anak-anak atau
dental caries.
g. Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan kerusakan pada
hati.
h. Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-persenyawaan
arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead arsenate, calcium
arsenate).Persenyawaan arsen merupakan salah satu racun sistemik yang
paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh. Arsen dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.
i. Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah racun.
Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melalui
makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yang ditimbulkan
akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalam tubuh manusia yang
akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalam tubuh. Konsentrasi
standar yang diperbolehkan untuk air minum oleh Depkes RI adalah 0,1 mg/lt.
j. Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak mampu
mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi CN dalam air
minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak membahayakan.
m. Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam air bersih dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat.Sulfat dalam air bersih umumnya berasal
dari buangan-buangan industri.
n. Chlorida
Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin jika air
tersebut diminum.Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-tiba dalam air
menandakan masuknya air kotor (sewage).
3. Syarat radioaktif
Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada
lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia.Zat-
zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan biologis
atau terlarut dalam air.Oleh karena itu keberadaannya dalam air minum perlu
dibatasi.Dalam standar kualitas dari Depkes RI telah ditetapkan bahwa kandungan
sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dan kandungan sinar beta maksimal adalah
10-8 mc/ml.
4. Syarat mikrobiologi
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah
karena dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air
minum harus terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali serta
bakteri golongan coli sampai melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1
coli atau 100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan
tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air diantaranya yaitu:
a. Bakteri typhsum
b. Vibrio colerae
c. Bakteri dysentriae
d. Entamoeba hystolotica
e. Bakteri enteritis
Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif
besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu
dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.
4.1.2.1 Perlengkapan Penting Dan Pokok Dalam Sistem Transmisi Air Baku Air
Minum
Berikut adalah uraian tentang perlengkapan pokok dalam sistem transmisi air
baku air minum yaitu :
Debit pompa transmisi air minum ke reservoar ditentukan bardasarkan debit hari
maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.
Tabel IV-2
Besar Debit dan Jumlah Pompa
Debit (M³/hari) Jumlah Pompa Total Unit
Sampai 2800 1 (1) 2
2500 s/d 10000 2 (1) 3
Lebih dari 90000 Lebih dari 3 (1) lebih dari 4
Tabel IV-3
Ketentuan Teknis Pipa Transmisi
Perencanaan jalur pipa
Penentuan dimensi pipa Bahan Pipa(SNI)
transmisi
1. Jalur pipa sependek mungkin; 1. Pipa harus direncanakan 1. Spesifikasi pipa PVC
untuk mengalirkan debit mengikuti standar SNI 03-
2. Menghindari jalur yang maksimum harian; 6419-2000 tentang
mengakibatkan konstruksi sulit Spesifikasi Pipa PVC
dan mahal; 2. Kehilangan tekanan dalam bertekanan berdiameter 110-
pipa tidak lebih air 30% dari 315 mm untuk Air Bersih dan
3. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m total tekanan statis (head
diatas pipa, sehingga cukup SK SNI S-20-1990-2003
statis) pada sistem transmisi tentang Spesifikasi Pipa PVC
menjamin operasi air valve; dengan pemompaan. Untuk untuk Air Minum.
4. Menghindari perbedaan elevasi sistem gravitasi, kehilangan
yang terlalu besar sehingga tidak tekanan maksimum 5 m/1000 2. SNI 06-4829-2005 tentang
ada perbedaan kelas pipa. m atau sesuai dengan Pipa Polietilena Untuk Air
spesifikasi teknis pipa Minum;
3. Standar BS 1387-67 untuk
pipa baja kelas medium.
4. Fabrikasi pipa baja harus
sesuai dengan AWWA C 200
atau SNI-07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G 3452
dan JIS G 3457.
5. Standar untuk pipa ductile
menggunakan standar dari
ISO 2531 dan BS 4772.
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
a. SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
b. SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja;
c. SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Tabel IV-4
Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi
Survei Dan Pengkajian Perhitungan Gambar
1. penyelidikan tanah Perhitungan mengacu 1. gambar jaringan pipa
2. survei dan pengkajian lokasi pada tata cara transmisi
IPA perancangan teknis unit 2. gambar lokasi/tata letak IPA
3. survei dan pengkajian produksi 3. gambar lokasi reservoar
topografi 4. gambar detail konstruksi
4. survei dan pengkajian • pipa transmisi
ketersediaan bahan • reservoar
konstruksi • IPA
5. survei dan pengkajian
ketersediaan peralatan elektro
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
- SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir
lambat;
- SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air
Sistem Konvensional Dengan Struktur Baja;
- SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Dimana
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Tabel IV-5
Kriteria Pipa Distribusi
No. Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q Puncak Kebutuhan air jam puncak
Q peak = F peak X Q rata-
rata
2 Faktor jam puncak F puncak 1,15 - 3
Kecepatan aliran air dalam
3
pipa
a. Kecepatan minimum V min 0,3 - 0,6 m/det
b. Kecepatan maksimum
Pipa PVC atau ACP V.max 3,0 - 4,5 m/det
Pipa baja atau DCP V.max 6,0 m/det
4 Tekanan air dalm pipa
a) tekanan minimum h min (0,5-1,0) alm, pada titik
jangkauan pelayanan
terjauh
b) Tekanan maksimum
- Pipa PVC atau ACP h max 6 - 8 atm
- Pipa baja atau DCIP h max 10 atm
- Pipa PE 100 h max 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 h max 9,0 Mpa
(d) Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
(e) Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi
pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
(f) Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang
membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk
beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama
biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia.
Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk
menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat
mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991
tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau
standar lain yang berlaku.
Sistem
≥ 100 mm 75 - 100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan
Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda hardy-
cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis
dengan bantuan program komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen
Williams :
Hf = 10,66 x Q1,85 x D4,87 x L
Dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)
a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:
- lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
- setiap percabangan;
- pipa outlet pompa;
- pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterfly Valve).
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan
d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum tidak
boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil
f. Jembatan Pipa
- Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
- Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa
baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
- Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
- Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik
masuk jembatan pipa.
g. Syphon
- Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
di bawah dasar sungai/saluran.
- Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau
pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
- Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok
beton penahan sebagai pondasi.
Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal air,
hidran kebakaran dan meter air
1) Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi
utama dari sambungan rumah adalah:
- mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
- untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
2) Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan.
3) Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan
untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran
atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya
dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi
daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
- Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran
kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.
- Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan
menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi
air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
- Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
- Badan hidran
- Kepala hidran
- Katup hidran
1. Kebocoran/kehilangan air
Kebocoran atau kehilanganair diperkirakan sebesar 20% dari kapasitas produksi.
Kebocoran tersebut meliputi pemakaian air di instalasi, kehilangan pada unit
transmisi, kehilangan pada reservoar dan kebocoran pada jaringan distribusi.
direncanakan untuk menampung kapasitas produksi dari sumber mata air yang
dikaitkan dengan besarnya proyeksi kebutuhan air.
Dimana :
- Kecepatan aliran dalam pipa direncanakan minimum 0,3 m/dt dan maksimum
3,0 m/dt. Sisa tekanan minimum yang dikehendaki pada jaringan pipa induk
pada titik kritis minimal 10 m kolom air atau 1 atm.
- Daerah pelayanan dibagi menjadi blok-blok pelayanan dan kebutuhan air tiap
blok disesuaikan dengan kebutuhan air bagi penduduk dan aktifitas yang
berada dalam blok tersebut.
- Kelas pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan tekanan air
yang melalui pipa tersebut.
- Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan
- Pemakaian air (L/o/h)
Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun
- Ketersediaan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial
ekonomi dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan
atau masyarakat
Dimana:
a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)
- Kawasan industri
- Kawasan pariwisata
- Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.
2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam lingkup
pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi sebagai kawasan
strategis gerbang timur Provinsi Sumatera Barat.
3. Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang berfungsi melayani satu atau lebih
kecamatan atau bagian wilayah kabupaten yaitu kawasan: Koto Baru; Sitiung;
dan Padang Laweh sebagai PPK promosi.
Tabel V-1
Rencana Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Dharmasraya
Berikut ini ada beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk
memprediksi laju pertumbuhan penduduk:
1. Metode Aritmatik
Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya digunakan apabila laju
pertumbuhan populasi penduduk relatif konstan setiap tahun. Kondisi ini dapat
terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi
kota rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu pesat. Secara matematis,
metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Metode regresi linear (least Square) dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu sebagai berikut:
Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat ditentukan
dengan persamaan lain, yaitu:
4. Metode Eksponensial
5. Metode Logaritmik
dimana :
r² = Faktor korelasi
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
r < 0, Kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif dan memiliki
hubungan berbanding terbalik satu sama lain.
r > 0, Kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan positif yang
berbanding lurus satu sama lain.
Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah metode yang memiliki nilai
faktor korelasi paling besar (paling mendekati 1) dan nilai standar deviasi paling
kecil.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air minum bagi penduduk yang akan
dilayani, maka perlu dihitung terlebih dahulu proyeksi jumlah penduduk hingga akhir
tahun perencanaan. Dalam Perencanaan SPAM Kabupaten Dharmasraya ini
direncanakan untuk memenuhi Program pemerintah yaitu “Milenium Development
Gold” di mana target yang harus dicapai pada sistem penyediaan air minum pada
tahun 2015 adalah 80% penduduk harus dapat terlayani oleh sistim penyediaan air
minum. Dalam perhitungan proyeksi jumlah penduduk, diperlukan data – data jumlah
penduduk pada tahun – tahun sebelumnya.
Tabel V-2
Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2008 s/d Tahun 2014
Pertumbuhan Penduduk
No Tahun Jumlah Penduduk
Jiwa %
1 2008 180,915
TabelV-3
Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk
Kabupaten Dharmasraya
Penduduk Jiwa
No Tahun Ke XY X²
( Y)
2008 1 180,915 180,915 1
2009 2 186,354 372,708 4
2010 3 191,422 574,266 9
2011 4 197,599 790,396 16
2012 5 202,601 1,013,005 25
2013 6 213,935 1,283,610 36
2014 7 218,213 1,527,491 49
1,391,039 5,742,391 140
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel V-4
Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya
Tahun Jumlah Penduduk Hasil Perhitungan Mundur
(X) (Y) Arithmatik Geometrik Least Square
2008 180,915 180,915 182,750 179,623
2009 186,354 187,131 188,232 185,989
2010 191,422 193,348 193,879 192,354
2011 197,599 199,564 199,696 198,720
2012 202,601 205,780 205,687 205,085
2013 213,935 211,997 211,857 211,451
2014 218,213 218,213 218,213 217,816
Jumlah 1,391,039
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel V-5
Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Arithmatik
Tahun Ke Jumlah Penduduk
Tahun (Yi - Y Mean) (Yi - Y Mean)^2
(X) (Y) (Yi)
Tabel V-6
Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Geometrik
Tahun Ke Jumlah Penduduk
Tahun (Yi - Y Mean) (Yi - Y Mean)^2
(X) (Y) (Yi)
Tabel V-7
Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Least Square
Tahun Ke Jumlah Penduduk
Tahun (Yi - Y Mean) (Yi - Y Mean)^2
(X) (Y) (Yi)
2008 1 180.915 179,623 -95591 9,137,611,969
2009 2 186.354 185,989 -93044 8,657,159,352
2010 3 191.422 192,354 -90497 8,189,681,153
2011 4 197.599 198,720 -87950 7,735,177,371
2012 5 202.601 205,085 -85403 7,293,648,008
2013 6 213.935 211,451 -82856 6,865,093,063
2014 7 218.213 217,816 -80309 6,449,512,536
Jumlah 28 1.391.039 - 54,327,883,452
Y Mean 198.720 -
Standar
- 88.097
Deviasi
Tabel V-8
Proyeksi Penduduk Kabupaten Dharmasraya Dirinci Perkecamatan
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
1 Sungai Rumbai 21,983 22,731 23,479 24,226 24,974 25,722 26,470 27,218 27,966 28,713 29,461 30,209 30,957 31,705 32,453 33,200 33,948 34,696 35,444 36,192 36,940
2 Asam jujuhan 14,113 14,739 15,365 15,990 16,616 17,242 17,868 18,494 19,120 19,745 20,371 20,997 21,623 22,249 22,875 23,500 24,126 24,752 25,378 26,004 26,630
3 IX Koto 8,317 8,478 8,640 8,802 8,963 9,125 9,287 9,448 9,610 9,772 9,933 10,095 10,257 10,418 10,580 10,742 10,903 11,065 11,227 11,388 11,550
4 Koto Baru 30,598 31,077 31,555 32,033 32,512 32,990 33,468 33,947 34,425 34,903 35,382 35,860 36,338 36,817 37,295 37,773 38,252 38,730 39,208 39,687 40,165
5 Koto Besar 24,967 25,383 25,800 26,217 26,633 27,050 27,467 27,883 28,300 28,717 29,133 29,550 29,967 30,383 30,800 31,217 31,633 32,050 32,467 32,883 33,300
6 Koto Salak 16,485 16,767 17,048 17,329 17,611 17,892 18,173 18,455 18,736 19,017 19,299 19,580 19,861 20,143 20,424 20,705 20,987 21,268 21,549 21,831 22,112
7 Padang Laweh 7,374 7,769 8,165 8,561 8,956 9,352 9,748 10,143 10,539 10,935 11,330 11,726 12,122 12,517 12,913 13,309 13,704 14,100 14,496 14,891 15,287
8 Pulau Punjung 44,530 45,580 46,629 47,678 48,728 49,777 50,826 51,876 52,925 53,974 55,024 56,073 57,122 58,172 59,221 60,270 61,320 62,369 63,418 64,468 65,517
9 Sitiung 25,400 25,860 26,321 26,781 27,242 27,702 28,163 28,623 29,084 29,544 30,005 30,465 30,926 31,386 31,847 32,307 32,768 33,228 33,689 34,149 34,610
10 Timpeh 14,677 14,917 15,158 15,399 15,639 15,880 16,121 16,361 16,602 16,843 17,083 17,324 17,565 17,805 18,046 18,287 18,527 18,768 19,009 19,249 19,490
11 Tiumang 12,530 12,817 13,104 13,391 13,678 13,965 14,252 14,539 14,826 15,113 15,400 15,687 15,974 16,261 16,548 16,835 17,122 17,409 17,696 17,983 18,270
Jumlah 222,988 228,134 233,280 238,425 243,571 248,717 253,863 259,009 264,155 269,300 274,446 279,592 284,738 289,884 295,030 298,375 305,321 310,467 315,613 320,759 325,905
Sumber : Hasil Perhitugan
Tabel V-9
Standar kebutuhan Air Minum
Kategori Kota berdasarkan Jumlah
Penduduk
No Uraian Satuan
Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan
100.000-500.000 20.000-100.000 3.000-20.000
1 Konsumsi Unit Samb. Rumah liter/org/h 100-150 100-130 90-100
2 Konsumsi Unit Hidran Umum liter/org/h 30 30 30
3 Konsumsi Unit Non Domestik % 25-30 20-25 10-20
terhadap Konsumsi Domestik
4 Kehilangan Air % 15 – 20 15 – 20 15 – 20
5 Faktor hari maksimum 1,1 - 1,25 1,1 - 1,25 1,1 – 1,25
6 Faktor jam puncak 1,5 - 2,0 1,5 - 2,0 1,5 – 2,0
7 Jumlah jiwa per SR Jiwa 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU Jiwa 100 – 200 100 – 200 100 – 200
9 Jam operasi Jam 24 24 24
10 SR/KU % 80 – 20 70 – 30 70 – 30
Sumber : Kimpraswil, 2003
Gambar 5.2
Grafik Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015 – 2025
Gambar 5.3
Grafik Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kabupaten Dharmasraya Tahun 2026 – 2035
Dari hasil perhitungan kebutuhan air minum sistem perpipaan UPT SPAM
Kabupaten Dharmasraya sebagaimana di tampilkan pada tabel V-9 tersebut, maka
dapat disimpulkan pada akhir tahun perencanaan 2035 diproyeksikan kebutuhan air
rata-rata sebesar 706 lt/det, kebutuhan air maksimum sebesar 812 lt/dt. Rekapitulasi
kebutuhan air minum Kabupaten Dharmasraya lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
V-10.
Gambar 5.4 Grafik Perbandingan Kapasitas Produksi dan Kebutuhan Air Maksimum Kabupaten Dharmasraya
Potensi air permukaan diperoleh dari Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
areal tangkapan air hujan dan pengaliran air permukaan berlangsung. Karakteristik
DAS sangat berpengaruh terhadap aliran permukaan. Laju dan Volume air
permukaan akan makin bertambah dengan bertambahnya luas DAS. Apabila aliran
permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari DAS, melainkan sebagai laju
dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang dengan bertambahnya luas
DAS. Semua ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik
terjauh sampai ke titik kontrol atau sering disebut dengan waktu konsentrasi, dan
juga penyebaran dan intensitas hujannya.
Selain luas DAS, bentuk DAS juga berpengaruh terhadap aliran permukaan.
Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran yang lebih
kecil dibandingkan dengan DAS berbentuk melebar atau melingkar. Hal ini terjadi
karena waktu konsentrasi untuk DAS memanjang lebih lama dari pada DAS melebar.
Dengan kata lain akibat hujan di hulu belum memberikan kontribusi pada titik kontrol,
ketika aliran di hilir sudah habis atau mengecil. Sehingga laju aliran secara
keseluruhan mengecil. Untuk Kabupaten Dhamasyraya bentuk DAS termasuk
berbentuk daun, adalah DAS Batang Hari dan DAS Batang siat, yang termasuk ke
dalam Satuan Wilayah Sungai (SWS), Batang Hari Hulu yang mengalir ke arah
bagian Timur. Pada Tabel VI-1 menampilkan sungai-sungai yang mengalir di
Kabupaten Dharmasraya dan pada tabel VI-2 disajikan daftar sampel hasil pengujian
air sungai pada semester 1 tahun 2015 yang dilakukan oleh BLH Kabupaten
Dharmasraya.
Tabel VI-1
Sungai-Sungai Yang Mengalir Di Kabupaten Dharmasraya
Lebar Lebar Debit Debit
Panjang Kedalaman
No Nama Sungai Permukaan Dasar Maks Min
(km) (m)
(m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kecamatan Pulau Punjung
1 Batang Hari* 747 125 110 3,5 410,98 124,69
2 Sungai Pauh 9 8 6 1 6 0,95
3 Batang Piruko* 45 22 19 2,3 13,2 8,66
4 Batang Mimpi 20 24 22 2,5 9,47 3,58
5 Batang Pangian* 59 30 27 1,1 26,68 8,52
6 Batang Neli 8 7 6 1 1,88 0,88
7 Batang Lolo 15 10 9 1,2 1,75 1,02
8 Sungai Balit 3 3 2 0,7 0,8 0,51
9 Sei. Patapahan 5 4 3 0,5 0,55 0,42
10 Batang Asahan 6 5 3 0,5 0,4 0,15
11 Sungai Kamang 7 6 5 0,5 0,2 0,1
12 Batang Tandun 12 7 5 0,7 0,6 0,3
13 Sungai Lamak 6 3 2 0,5 0,3 0,2
14 Batang Palangko 10 9 8 1 5,84 2,64
15 Batang Nyunyo 7 9 7 0,8 2 2,5
Kecamatan IX Koto
16 Batang Muaro Momong* 51 36 34 1,35 16,91 6,95
17 Batang Siraho 18 6 4 1 1,03 0,78
18 Batang Silago 12 10 9 1,5 3,55 1,2
19 Batang Banai 5 3,5 3 0,5 1,32 0,54
20 Batang Sabilah 7 10 9 1 0,52 0,18
21 Batang Salilik 8 8 7 0,75 0,35 0,14
22 Batang Rambah 9 7 5 0,7 0,51 0,24
23 Batang Bakur 12 10 8 0,9 0,64 0,3
24 Batang Bugah 15 11 10 1 2,21 0,87
25 Batang Sipotar 28 9 7 1,6 3,42 1,15
26 Batang Singolan 12 10 8 0,8 5,22 2,13
27 Sungai Tonang 10 10 9 0,7 1,03 0,45
28 Batang Labo 25 15 14 1,3 2,2 0,98
29 Batang Tosin 8 11 10 1 2 1,05
30 Batang Sigunggung 6 8 6 1 4,85 1,2
31 Batang Silogu 4 3 2 0,35 1,02 0,35
32 Sungai Tarok 5 6 5 0,4 2,18 1,01
33 Sungai Keru 15 9 8 1 1,5 0,84
34 Batang Olek 10 5 4 0,5 1,84 0,74
35 Sungai Talang 8 6 4 0,5 0,33 0,12
36 Batang Pakani 9 5 4 0,45 0,25 0,08
Kecamatan Sitiung
37 Sei. Lubuk Agung 4 3 2 0,65 0,3 0,14
38 Sei. Udang 9 6 5 0,6 0,22 0,07
39 Sei. Tolu 12 6 5 0,7 0,56 0,11
40 Sei. Durian 3 3 2 0,35 0,16 0,05
41 Sei. Sarik 7 8 7 0,8 0,61 0,18
42 Sei. Kuko 10 10 8 1,2 1,94 0,85
43 Sei. Murai 5 4,5 4 0,4 0,27 0,05
Tabel VI-2
Daftar Pengujian Sampel Air Sungai Semester I Th. 2015 Kab. Dharmasraya
Tabel VI-3 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Mimpi (IKK Pulau Punjung)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 7.4 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 2.2 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 0.6 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 <0,02 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <'0,03 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 23.5 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.04 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 2.2 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.029 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 6.89 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 2.92 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 19.1 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Timbal (Pb) mg/L 0.003 <0,003 0.03 SNI : 06-6989.8-2004
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-4 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Hari (IKK Pulau Punjung)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 105 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 45 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 7.3 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.04 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 70.6 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.36 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 1.6 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.118 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 7.08 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 8.65 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 25.5 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Air Raksa µg/L 0.389 0.80 2 SNI : 06-2462-1991
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-5 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Silago (IKK IX Koto)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 8.0 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 2.5 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 4.8 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.05 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <'0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 43.0 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,006 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 1.9 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 <0,1 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 <0,006 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 6.82 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 1.35 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 7.5 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Timbal (Pb) mg/L 0.003 <0,003 0.03 SNI : 06-6989.8-2004
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-6 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Pangian (IKK Koto Besar)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 12.8 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna skala TCU 0.5 21 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 9.5 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 <0,02 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 23.5 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.04 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 1.8 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.04 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 6.92 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 2.34 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 14.1 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Air Raksa µg/L 0.389 <0,389 2 SNI : 06-2462-1991
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-7 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Sungai Betung (IKK Sungai Rumbai)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 428.0 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 98 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 1.31 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.68 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 35.3 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.46 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 1.4 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.13 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 7.04 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 36.8 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 18.8 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Timbal (Pb) mg/L 0.003 <0,003 0.03 SNI : 06-6989.8-2004
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-8 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Siat (IKK Koto Baru)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 176.0 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 77 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 0.56 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.04 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 59.8 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.03 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 1.1 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.14 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 9.55 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 10.7 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 13.4 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Timbal (Pb) mg/L 0.003 <0,003 0.03 SNI : 06-6989.8-2004
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
Tabel VI-9 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Saluran Irigasi Bt. Hari (IKK Sitiung/
WTP S.Duo)
L. Baku
No Parameter Satuan MDL Spesifikasi Metode
4674 Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 91.3 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 23 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 1.68 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.01 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 70.6 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.04 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 0.7 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.11 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 7.55 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 7.69 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 9.38 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Air Raksa µg/L 0.389 <0,389 2 SNI : 06-2462-1991
Tabel VI-10 Hasil Uji Kualitas Sumber Air Baku Batang Hari (IKK Sitiung/WTP Sitiung)
Baku
No Parameter Satuan MDL L. 4674 Spesifikasi Metode
Mutu
1 Kekeruhan Skala NTU 0.02 91.3 (-) SNI : 06-6989.(1)25-2005
2 Warna Skala TCU 0.5 23 (-) SNI : 06-6989.(1)24-2005
3 Besi (Fe) √ mg/L 0.003 <0,003 (-) WI-M-K 1BLK-SB
4 Chlorida (Cl) √ mg/L 0.131 1.68 (-) SNI : 06-6989.19-2009
5 Fluorida (F) mg/L 0.02 0.01 1.5 SNI : 06-6989.(1)29-2005
6 Kadmium (Cd) mg/L 0.003 <0,003 0.1 SNI : 06-6989.16-2004
7 Kesadahan mg/L 2.0 70.6 (-) SNI : 06-6989.12-2005
8 Kromium (Cr) mg/L 0.002 <0,002 0.5 SNI : 06-6989.17-2004
9 Mangan (Mn) mg/L 0.026 0.04 (-) SNI : 06-6989.5-2004
10 Nitrat (NO3) mg/L 0.1 0.7 10 SNI : 06-2480-1991
11 Nitrit (NO2) √ mg/L 0.006 0.11 0.06 SNI : 06-6989.9-2004
12 pH - 0.1 7.55 6,5-9,0 SNI : 06-6989.11-2004
13 seng (Zn) mg/L 0.01 <'0,010 0.05 SNI : 06-6989.7-2004
14 Sulfat (SO4) √ mg/L 0.26 7.69 (-) SNI : 06-6989.20-2004
15 Zat Organik sbg KmnO4 √ mg/L 0.1 9.38 (-) SNI : 06-6989.22-2004
16 Air Raksa µg/L 0.389 <0,389 2 SNI : 06-2462-1991
Sumber : Hasil Uji Lab Dinas Kesehatan Prov.Sumbar, 28 Oktober 2015
2 MPN Coli Tinja /100mL 16,000 5,400 330 700 1000 APHA.4.221.E
Kode Sampel :
L4671 : Badan Air (Air Sungai) Batang Pangian – IKK IX Koto Besar
L4672 : Badan Air (Air Sungai) Batang Hari – IKK Pulau Punjung
L4673 : Badan Air (Air Sungai) Batang Silago – IKK IX Koto
L4674 : Badan Air (Air Sungai) Batang Mimpi – IKK Pulau Punjung
Kondisi kualitas air sumber air baku sebagaimana disajikan pada Tabel VI.3-VI.11,
bila merujuk dengan Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, menunjukkan bahwa dari 16 parameter baik fisik,
kimia, mikrobiologi bahwa sebanyak 6 parameter yaitu parameter fisik (kekeruhan
dan warna), parameter kimia (zat organik, Air Raksa) serta parameter mikrobiologi
(E. Coli dan Total Bakteri Coliform) yang melebihi Baku Mutu Permenkes dimaksud
sedangkan lainnya dalam kondisi di bawah Baku Mutu. Ketiga parameter
(kekeruhan, warna dan zat organik) sebagaimana disajikan pada gambar 6.1 s/d
gambar 6.5 di bawah ini.
250
200
150
100
50
0
A B C D E F G H
Kekeruhan 7.4 8 105 12.8 428 176 91.3 408
Baku Mutu 5 5 5 5 5 5 5 5
Gambar 6.2. Parameter Fisika Warna Sumber Air Baku, Oktober 2015
120
100
80
TCU
60
40
20
0
A B C D E F G H
Warna 2.2 2.5 45 21 98 77 23 57
Baku Mutu (TCU) 15 15 15 15 15 15 15 15
25
20
mg/L
15
10
0
A B C D E F G H
Zat organik (KMnO4) 19.1 7.5 25.5 14.1 18.8 13.4 9.39 7.35
Baku Mutu (mg/L) 10 10 10 10 10 10 10 10
0.4
0.3
0.2
0.1
0
A B C D E F G H
Air Raksa 0.8 0.389 0.389 0.389 0.389
Baku Mutu 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
Begitu juga dengan parameter Mikrobiologi yaitu (E. Coli dan Total Bakteri Coliform)
di air sungai Batang Pangian IKK Koto Besar, Batang Hari Pulau Punjung, Batang
Air Silago IKK IX Koto dan Batang Mimpi IKK Pulau Punjung melebihi Baku Mutu
sebagaimana dalam Permenkes tersebut (BM=0), juga melebihi BM sebagaimana
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sebagaimana Gambar
VI.5 di bawah ini.
Gambar 6.5 parameter MPN Total Coliform dan MPN E. Coli Sumber
20000
Air Baku, Oktober 2015
jumlah/100 ml
15000
10000
5000
0
A B C D
MPN Total Coliform 16000 5400 0 16000
MPN E. Coli 16000 5400 330 700
Baku Mutu 100 100 100 100
Begitu juga dengan kesadahan air, walaupun di bawah BM akan tepai perlu
mendapat perhatian. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang
tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan dalam
satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan
sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun tidak dapat
membentuk busa, tetapi malah membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun)
yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan sifat surfaktan
dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah sabun tersebut). Komponen
utama dari sampah tersebut adalah kalsium stearat, yang muncul dari stearat
natrium, komponen utama dari sabun:
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk
mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan
harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium
karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar
panas. Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan oleh
dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu
walaupun tanpa adanya ion tersebut. Penumpukan endapan ini dapat
mengakibatkan terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan
mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan dan
memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam sistem bertekanan,
panas berlebih ini dapat menyebabkan kegagalan ketel uap. Kerusakan yang
disebabkan oleh endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung pada bentuk
kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
Indikasi keruhnya air Sungai Batanghari, sebuah fakta bahwa air Sungai
Batanghari memang keruh, ini sebuah pembuktian terbalik tentang pengelolaan DAS
Batanghari yang belum baik, jika kita simak sesungguhnya bukan hanya persoalan
“Jamban Keluarga/limbah domestik” namun keruhnya air tersebut sebagai sebuah
indikasi sudah terjadi persoalan pengelolaan DAS tersebut, terutama terjadinya erosi
dan abrasi, polusi dari limbah yang berbahaya di sekitar DAS bahkan didalam
Sungai tersebut.
Akibat dari pembangunan di DAS Batanghari yang tidak dikelola dengan azas
keletasrian dan berkesenimbungan, sehingga terjadi bukan hanya “keruh” atau
polusi bahkan akan menimbulkan perubahan alur dan arah arus Batang Hari ini
mengakibatkan air sungai dengan cepat naik pada saat musim hujan datang,
sebaliknya cepat surut saat musim kemarau. Hal ini juga diperburuk dengan
meningkatnya populasi penduduk terutama pada daerah transmigrasi sedikit
banyaknya akan membebani wilah DAS Batang Hari itu sendiri.
Kondisi DAS Batanghari saat ini, terdapat luasnya lahan kritis, peramabahan,
illegal logging, luasnya lahan mono kultur banjir (perkebunan Kelapa Sawit),
kebakaran hutan, PETI, Penambangan Galian C, pendangkalan sungai serta
berbagai akibat dari kerusakan catchmen area dari DAS Batanghari, yang
menimbulkan bahwa kekeringan dan banjir, kebakaran hutan dan asap serta
dampak lingkungan lainnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penurunan
nilai penting dan nilai fungsi DAS Batanghari sebagai suatu kesatuan “ecobioregion
management”.
DAS Batang Hari juga telah diklasifikasi sebagai satu dari 22 DAS dengan
kategori sangat kritis (super critical). DAS ini merupakan DAS terbesar kedua di
Sumatera dengan jumlah luas daerah tangkapan air (water catchment area) 4,9 juta
hektar dan secara administratif meliputi propinsi Sumatera Barat dan Jambi.
Saat ini DAS ini mengalami kondisi yang sangat kritis dengan banyak PETI
dan beberapa bentuk kegiatan illegal lainnya yang berlangsung di beberapa daerah
hulu dan hilir yang sangat mengancam akan kelestarian ekosistem DAS tersebut,
bahkan telah memunculkan pencemaran air yang cukup berbahaya bagi mahluk
hidup bahkan manusia yang mengkonsumsi air dari DAS tersebut. Tingkat
pencemaran air DAS tersebut akan mengancam perekonmian para Nelayan dengan
hasil tangkapan yang semakin sedikit.
Upaya kearah pengeolaan DAS Batanghari yang terletak di Prop Jambi dan
sebagaian di Prop Sumatera Barat, merupakan langkah yang seharusnya dilakukan
oleh Pemerintah Prop Jambi, bahkan seluruh Pemerintahan di Pulau Sumatera
adalah mengevaluasi dan melakukan tindakan nyata dalam mengembalikan
kenyamanan DAS Batanghari yang semakin terus memburuk dan cepatnya
kerusakan hutan dataran rendah sampai dataran tinggi merupakan ancaman umum
terhadap keanekaragaman hayati DAS Batanghari yang nampak nyata. Sebenarnya
para pemimpin politik dan eksekutif hendak berbuat nyata dan bertindak logis,
dengan kondisi yang sudah terjadi saat ini, dimana masyarakat yang berada Wilayah
Propinsi Jambi terutama sepanjang DAS Batanghari mengalami bencana, karena
faktor lingkungan dan daya lenting lingkungan yang sudah tidak mampu lagi,
kenyataannya, para pemimpin saat ini justru kurang peduli dengan aspek
lingkungan, bencana yang menimpa justru ingin diciptakan dengan membuat
kebijaksanaan yang cenderung tidak berfihak pada lingkungan yang akan
memperbesar bencana yang akan timbul dimasa yang akan datang.
Diantara formasi batuan tersebut yang berpotensi sebagai akuifer atau lapisan
air bawah tanah adalah:
1. Igneous Rocks atau batuan beku, antara lain batuan plutonik (granit) yang kaya
akan kuarsa cenderung memiliki celah (fissures) yang banyak. Akbat pelapukan
kimia menghasilkan pasiralluvial yang permeable di permukaanya. Dan jika
mineral Kuarsa sedikit dan pelapukan kimia terjadi maka mineral lempung
menutupi hamper semua permukaan yang permeable Batuan Vulkanik yang
mengandung banyak rekahan berasal dari magma yang mencair.
2. Metamorphic Rocks adalah batuan metamorf biasanya permeable sepanjang
fissure yang terbuka terbentuk oleh pelapukan dikedalaman tertentu. Kuarsa
yang mengandung asam seperti granit, gneiss rentan terhadap pelapukan
3. Consolidated Sediment menurut sifat hidrogeologinya, ada beberapa macam
batuan sedimen, tetapi membentuk akuifer yang penting diantaranya batuan
karbonat yang mempunyai jenis rekahan dan memiliki berbagai permeabilitas, .
Batuan karbonat (batugamping dandolomites) adalah akuifer yang sangat baik
karena biasanya karrs mengalami karsiifikasi. Karbondioksida larut dalam airbatu,
Akuifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir ( Aquifers in which flow is
intergranular) merupakan akuifer produktif dengan penyebaran luas
(extensive, productive aquifers) terdiri dari pasir, dengan keterusan
sedang..mempunyai kedudukan muka air tanah bebas. Umumnya dekat
permukaan sampai 5 meter dari muka air tanah tersebut. Debit mata air
umumnya kurang dari 50 liter/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 10
liter/detik .Dapat juga berupa akuifer setempat, dengan produktivitas sedang
(locally,moderately producive aquifers). Akuifer terdiri dari pasir lempungan,
tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah. Kedudukan muka air tanah
bebas umumnya dekat permukaan, kurang dari 10 meter dari muka tanah
setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 10 liter/detik. Debit sumur
diperkirakan kurang dari 5 liter/detik.
Namun demikian dikarenakan Pola Penggunaan Sumber Daya pada BWS terkait
belum tersedia, maka untuk mendukung perencanaan pemanfaatan sumber air
konsultan akan melakukan kajian berdasarkan debit andalan dan neraca air hanya
pada sumber air yang mempunyai data debit yang lengkap dan terukur. Sedangkan
untuk sungai yang mempunyai data debit yang tidak lengkap di jadikan sebagai
alternatif sumber air baku.
Debit Andalan adalah suatu nilai debit yang dapat diandalkan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan air yang dijadikan sebagai dasar dalam menetapkan besarnya
debit rencana untuk mendukung perencanaan pengembagngan dan pengelolaan
sumber daya air. Debit andalan diartikan pula sebagai minimum (terkecil) sungai
yang masih dimungkinkan untuk keamanan operasional suatu pengambilan
air/bangunan air.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera Barat,
kedua sungai tersebut, selain mempunyai debit yang besar, pengelolaan data
debitnya tercatat dengan baik. karena pencatatan debit sudah menggunakan alat
duga air otomatis (AWLR). Data debit sungai Batang Hari yang tercatat dari pos
duga air Sungai Dareh dari tahun 2004 sampai tahun 2014 (tabel VI-3) adalah
sebagai berikut:
Tabel VI-13
Debit Harian Maksimum dan Minimum
Debit Debit rata- Debit
No Tahun Maksimum rata Minimum
3 3 3
(m /s) (m /s) (m /s)
1 2005 130,43 97,23 64,02
2 2006 - - -
3 2007 - - -
4 2008 - - -
5 2009 738,17 386,10 34,02
6 2010 744,21 403,57 62,92
7 2011 784,16 424,87 65,58
8 2012 842,59 455,45 68,30
9 2013 1864,64 970,02 75,40
10 2014 413,99 269,14 124,29
Sumber: BWS Sumbar 2015
Data debit Batang Siat yang tercatat dari pos duga air Koto Baru dari tahun
2004 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel VI-14
Debit Harian Maksimum dan Minimum
Debit Debit rata- Debit
No Tahun Maksimum rata Minimum
(m3/s) (m3/s) (m3/s)
1 2005 91,55 45,93 0,30
2 2006 - - -
3 2007 46,37 23,74 1,11
4 2008 - - -
5 2009 166,78 84,63 2,48
6 2010 66,18 33,17 0,16
7 2011 44,42 23,03 1,64
8 2012 92,49 46,51 0,52
9 2013 278,04 143,10 8,15
10 2014 38,67 22,14 5,61
Sumber: BWS Sumbar 2015
Berdasarkan metode Basic Year diperoleh debit andalan untuk Batang Hari dan
Batang Siat sebagai berikut:
Tabel VI-15
Debit Andalan Batang Hari
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit
3
104,4 100,9 97,5 75,4 50,6 49,4 45,0 42,9 34,0 35,1 87,6 94,1
(m /s)
Sumber : Hasil Analisis 2015
Tabel VI-16
Debit Andalan Batang Siat
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit
3
2,64 3,94 3,95 2,48 3,44 5,56 9,84 5,06 4,59 4,48 11,94 9,28
(m /s)
Sumber : Hasil Analisis 2015
6.5 Perizinan
6.5.1 Perizinan Pengambilan Air Tanah
Izin Pengambilan Air Tanah adalah izin untuk mengambil air tanah untuk
keperluan industri, pertambangan, usaha di bidang perkebunan, perikanan,
eternakan, air minum, penelitian ilmiah dan usaha jasa lainnya. Hingga saat
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya belum mempunyai Perda Perijinan
Pengambilan Air Permukaan Dan Air Tanah Di Wilayah Kabupaten Dharmasraya.
Oleh karena itu dimasa mendatang perlu disusun perda tentang perijian
pengambilan air tanah dan air permukaan. Undang undang dan peraturan yang
dapat dijadikan acuan dalam penyusunan perda perijinan sumber daya air, secara
ringkas adalah sebagai berikut:
- Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat
dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air.
- Pola pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah.
Pasal 95 (Perizinan)
Perizinan dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan untuk kegiatan :
a. pelaksanaan konstruksi pada sumber air;
Yang dimaksud dengan “konstruksi pada sumber air” adalah konstruksi yang
berada pada sumber air termasuk pada sempadan sumber air, misalnya,
konstruksi jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringan kabel listrik/telepon.
b. penggunaan sumber daya air untuk tujuan tertentu;
c. modifikasi cuaca
c) keperluan irigasi pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
dan/atau
d) kegiatan usaha yang menggunakan sumber daya air.
2. Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
sumber daya air permukaan wajib mendapat izin dari
bupati/walikota untuk penggunaan sumber daya air pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten/kota;
gubernur untuk penggunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota; atau
menteri untuk penggunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis
nasional.
Perizinan air tanah ditetapkan untuk 2 kegiatan, yaitu pemakaian air tanah
dan pengusahaan air tanah. Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah diberikan untuk setiap titik sumur produksi. Untuk memperoleh izin pemakaian
air tanah atau izin pengusahaan air tanah, pemohon wajib mengajukan permohonan
secara tertulis kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada Menteri dan
gubernur. Sekilas mengenai izin dapat di lihat pada gambar 6.2 dibawah ini.
Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah hanya dapat
diterbitkan oleh bupati/walikota dengan ketentuan (PP. No.43/2008, Pasal 68, Ayat
(1):
1. Pada setiap CAT lintas provinsi dan lintas negara setelah memperoleh
rekomendasi teknis dari Menteri.
2. Pada setiap CAT lintas kabupaten/kota setelah memperoleh rekomendasi
teknis dari gubernur.
3. Pada setiap CAT dalam wilayah kabupaten/kota berdasarkan zona konservasi air
tanah dan/atau zona pemanfaatan air tanah.
Rekomendasi teknis untuk penerbitan izin pemakaian air tanah atau izin
pengusahaan air tanah berisi:
1. lokasi dan kedalaman pengeboran atau penggalian air tanah,
2. jenis dan kedalaman akuifer yang disadap,
3. debit pengambilan air tanah,
4. kualitas air tanah,
5. peruntukan penggunaan air tanah.
kegiatan pengambilan air tanah dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 2 liter per detik,
wajib melakukan eksplorasi air tanah terlebih dahulu. Hasil eksplorasi air tanah
digunakan sebagai dasar perencanaan:
1. Kedalaman pengeboran atau penggalian;
2. Penempatan saringan pada pekerjaan konstruksi;
3. Debit dan kualitas air tanah yang akan dimanfaatkan.
Pemegang izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah hanya
dapat melakukan pengeboran atau penggalian di lokasi yang telah ditetapkan, dan
hanya dapat dilakukan oleh instansi pemerintah, perorangan atau badan usaha yang
memenuhi kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran atau penggalian
air tanah. Kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran atau penggalian air
tanah dapat diperoleh melalui:
1. sertifikasi instalasi bor air tanah; dan
2. sertifikasi keterampilan juru pengeboran air tanah.
Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah hanya berlaku
selama 3 tahun, namun izin tersebut dapat diperpanjang. Perpanjangan izin hanya
dapat diberikan oleh bupati/walikota, setelah memperoleh rekomendasi teknis, dan
selama air tanah masih tersedia dan dapat diambil tanpa menyebabkan kerusakan
kondisi dan lingkungan air tanah.
Masa berlakunya izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah selama 3 tahun, setelah habis masa berlakunya dapat dilakukan
perpanjangan. Namun sebelum masa berlakunya habis, izin tersebut juga bisa
dicabut apabila tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan di dalam izin dan tidak
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan serta tidak mampu
memperbaiki kinerjanya sesuai batas waktu yang diberikan setelah ada peringatan
tertulis dari pemberi izin. Berakhirnya izin pemakaian air tanah atau izin
pengusahaan air tanah tidak membebaskan kewajiban pemegang izin untuk
memenuhi kewajiban yang belum terpenuhi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah juga dapat dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui
perubahan ketersediaan air tanah pada CAT. Ketentuan mengenai evaluasi izin
diatur oleh bupati/walikota. Setelah kegiatan pengeboran atau penggalian air
tanah selesai dilakukan, bupati/walikota wajib melakukan evaluasi terhadap
debit dan kualitas air tanah yang dihasilkan guna menetapkan kembali sumur
produksi mana yang akan dipakai atau diusahakan lagi, sebagaimana yang
tercantum dalam izin.
D. Evaluasi
Hak setiap pemegang izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah adalah untuk memperoleh hak guna pakai atau hak guna usaha air dari
pemanfaatan air tanah .
2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam lingkup
pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi sebagai kawasan
strategis gerbang timur Provinsi Sumatera Barat.
3. Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang berfungsi melayani satu atau lebih
kecamatan atau bagian wilayah kabupaten yaitu kawasan: Koto Baru; Sitiung;
dan Padang Laweh sebagai PPK promosi.
Tabel VII-1
Rencana Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Dharmasraya
- Potesi air baku, dalam sistim distrusi air minum potensi atau kapasitas air baku
juga berpengaruh terhadap luas kawasan zonasi.
Dalam hal pengaliran, terdapat tiga pilihan sistem pengaliran distribusi air minum,
yang penggunaannya disesuaikan dengan kondisi eksisting sumber air baku dan
wilayah pengguna/konsumen, yaitu;
1. Sistem Pengaliran Gravitasi
2. Sistem Pemompaan
3. Sistem Kombinasi
Gambar 7.3 Peta Rencana Sistem Pelayanan Air Minum Kabupaten Dharmasraya
a. Peningkatan kapasitas SPAM IKK Pulau Punjung dengan sumber air baku
Batang Mimpi dari kapasitas 20 l/det menjadi sebesar 40 lt/det.
b. Peningkatan kapasitas SPAM IKK Sitiung dengan sumber air baku Batang
Hari dari kapasitas 20 l/det menjadi sebesar 40 lt/det.
c. Rehab dan peningatan kapasitas SPAM IKK Koto Baru menjadi 40 lt/det
untuk melayani kawasan Koto Baru.
d. Rehab dan peningkatan kapasitas SPAM IKK Koto Besar menjadi 40 lt/det
untuk melayani kawasan Koto Besar.
e. Rehab dan peningkatan kapasitas SPAM IKK IX Koto menjadi 20 l/det untuk
melayani kawasan Silago.
Gambar 7.4
Skema Pentahapan Pengembangan SPAM Kabupaten Dharmasraya
3. Untuk memenuhi kebutuhan kapasitas sistem sebesar 1.059 l/det pada akhir
tahun perencanaan 2035 harus sudah tersedia air baku tambahan
direncanakan dari Batang Momong sebesar 20 l/det dan dari Batang Pangian
sebesar 20 l/det. Dengan demikian pada akhir perencanaan tahun 2035 ada
penambahan kapasitas air baku sebesar 120 l/det (IPA/WTP Batang Mimpi
dan Batang Hari) dari Batang Momong dan Batang Pangian sebesar 40 l/det.
Pada awalnya, istilah yang digunakan adalah Unaccounted for Water (UFW).
Istilah Unaccounted for Water (UFW) pada masa lalu telah dipakai secara luas.
Secara sederhana UFW juga diartikan sebagai Kehilangan Air. Tidak ada yang
mendefinisikan UFW secara detil sehingga pemahaman pelaku air minum mengenai
UFW menjadi sangat luas dan beragam. Istilah UFW kemudian digantikan oleh NRW
yaitu Non-Revenue Water atau dapat di Bahasa Indonesiakan sebagai Kehilangan
Air. Pengindonesiaan ini dipilih karena definisi dari Kehilangan Air (Water Losses)
adalah selisih antara jumlah air yang dipasok kedalam jaringan perpipaan air dan
jumlah air yang dikonsumsi.
Kehilangan air = Jumlah Air Yang Dipasok – Jumlah Air Yang Dikonsumsi
Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan air = ________________________ X
100 %
Jumlah Air yang Dipasok
B. Kebocoran Air
Kehilangan air atau NRW berbeda dengan Kebocoran Air (Water Leakage).
Pengertian kebocoran air dapat dikatakan lebih sempit dari kehilangan air. Dari
referensi (text book ) penulis sering menjumpai istilah water leakage, yang diartikan
kebocoran air dan biasanya istilah water leakage sering diilustrasikan dengan
gambar pipa bocor. Oleh sebab itu water leakage atau kebocoran air lebih tepat
digunakan untuk kehilangan air secara fisik/teknis saja. Mengikuti pemahaman
internasional, maka terdapat dua jenis kehilangan air, yaitu:
1) Kehilangan air pada sistim distribusi, termasuk di dalamnya kebocoran pipa, joint,
fitting, kebocoran pada tangki dan reservoir, air yang melipah keluar dari
reservoir, dan open-drain atau sistem blow-offs yang tidak memadai. Kehilangan
ini disebut sebagai real losses (Thornton, dkk, 2008,5) atau disebut sebagai
kehilangan teknis. Kehilangan teknis difahami sebagai kehilangan air secara fisik
dari sistem yang bertekanan, sampai dengan titik meter air pelanggan. Volume
kehilangan tahunan berdasarkan semua tipe kebocoran, pipa pecah dan
limpasan tergantung pada frekuensi, debit, dan rata-rata lamanya kebocoran
individu. Dengan catatan, meskipun kehilangan air secara fisik yang terjadi
setelah meter air pelanggan adalah tidak termasuk dalam perhitungan
Kehilangan Air Teknis, namun tetap berarti, sehingga perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kebutuhan air.
bahwa pencatatan pada meter air produksi yang lebih rendah dari yang
sebenarnya, dan pencatatan pada meter air pelanggan yang lebih tinggi dari
yang sebenarnya, menyebabkan perhitungan kehilangan air lebih rendah dari
yang sebenarnya. Sebaliknya pencatatan pada meter air produksi yang lebih
tinggi dari yang sebenarnya, dan pencatatan pada meter air pelanggan yang
lebih rendah dari yang sebenarnya, menyebabkan perhitungan kehilangan air
lebih tinggi dari yang sebenarnya.
Dengan demikian kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara volume
yang masuk ke dalam sistem dan konsumsi resmi dengan volume air yang
ditagihkan kepada pelanggan. Kehilangan air harus benar-benar dipertimbangkan
sebagai bagian dari volume total untuk semua sistem, atau untuk sebagian sistem
seperti pipa induk air baku, transmisi dan distribusi. Pada setiap kasus, komponen
perhitungan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Mengacu pada dua jenis
kehilangan air tersebut di atas, real losses disebut sebagai kehilangan teknis atau
technical losses atau NRW teknis, sementara apparent losses disebut sebagai
kehilangan komersial atau commercial losses atau NRW komersial. NRW
merupakan leveraging factor tertinggi di dalam penyelenggaraan pelayanan air,
karena memberikan kontribu si secara komprehensif. Mulai dari kontribusi kepada
pelanggan, kepada pendapatan usaha, kepada konservasi lingkungan, hingga
penerimaan publik, dan akhirnya m emberikan sebuah kinerja dari pelayanan
penyediaan air yang aman dan terjamin. Tantangan kedepan adalah kesediaan
meletakkan NRW sebagai isu utama dalam kinerja pelayanan air PAM di Indonesia.
Berdasarkan asumsi teori economic stock con trol (Fan tozzi dan Lam bert, 2005),
maka frekuensi tindakan pengendalian kebocoran yang ekonomis dicapai bila biaya
tindakan secara penuh (termasuk perbaikan sama besar dengan harga air yang
hilang sebelum tindakan. Untuk itu perlu dikaji sejauh mana level kebocoran yang
ingin dicapai masih cukup layak secara ekonomi. Target kebocoran dapat ditetapkan
berdasarkan economic level of leakage, yang merupakan nilai terendah dari total
biaya kehilangan air (biaya produksi air yang hilang) dan biaya pengendalian
kebocoran secara aktif (ALC). Tingkat kebocoran yang ekonomis.
Dari deskripsi singkat di atas, pembangunan sistem zona dan sub zona (District
Meter Area DMA) dan improvement kondisi yang telah di bangun, merupakan satu
diantara upaya penting dalam menurunkan kehilangan air di PDAM Kota Bukittinggi.
Secara menyeluruh, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan secara berurut
disajikan dibawah ini.
a. Membuat peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi: letal,
dimensi, jenis, tahun pemasangan, dan aksesoris yang terpasang
b. Menjaga meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik
Dalam upaya mengurangi kehilangan air secara non fisik maka harus
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tingkat bunga (kupon) persen per tahun; (lebih tinggi tingkat bunga acuan)
tempo pembayaran hanya membayar bunga saja, agar apabila terjadi penurunan
jumlah kas, tidak membuat posisikas menjadi negatif.
Tabel VIII-1
Rencana Program Pengembangan SPAM Kabupaten Dharmasraya
Proyeksi keuangan juga digunakan untuk melihat suatu nilai investasi dari
proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang
dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan, dengan melihat indikasi biaya dan
pola investasi yang dihitung dalam bentuk nilai sekaran (present value) dan harus
dikonversikan menjadi nilai masa datan (future value), berdasarkan metode analisis
financial, serta sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Dalam perhitungan proyeksi keuangan diperlukan
asumsi-asumsi yang akan berpengaruh langsung maupun tidak terhadap hasil
perhitungan/analisis. Kelayakan suatu proyek/investasi yang juga diperlukan sebagai
gambaran dari dampak pengguna sejumlah investasi. Dimana dengan melihat nilai
IRR (Internal Rate Return) dan NPV (Net Present Value) yang dibandingkan dengan
Discount Factor (DF) atau tingkat bunga acuan antar bank.
1. Porsi pinjaman yang paling mungkin ditawarkan adalah 70% pada unit produksi
dan 75% pada unit distribusi
2. Jangka waktu pinjaman tidak melebihi jangka waktu perencanaan Rencana Induk
SPAM
6. Masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan adalah tahun ke-3 (tiga) atau
tahun ke-5 (lima)
Laporan Akhir VIII-6
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
7. Tingka suku bunga adalah 7% lebih tinggi dari tingkat bunga acuan
9. Kenaikan harga air curah mengikuti penyesuaian kenaikan tariff yaitu 20% setiap
2 tahun, yang dimulai pada tahun 2016
10. Harga Pokok Produksi (HPP) tahun ke-1 antara Rp 1.100,- sampai dengan Rp
3.500,-
11. Tingkat penyesuaian harga pokok produksi (HPP) setiap 2 (dua) tahun
diperhitungkan sebesar 10%-20%
12. Harga air diperoleh per periode pentahapan yaitu per 5 (lima) tahunan
masih di atas nilai bunga Bank Indonesia (BI Rate) senilai 7,5% pada bulan
November 2015. Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) diperoleh
nilai yang positif, yang menyatakan bahwa investasi tersebut layak untuk
diimplementasikan. Namun, hasil perhitungan BCR diperoleh hasil di bawah nilai 1,
hasil yang ideal sebaiknya di atas nilai 1. Hasil perhitungan BC ratio dinilai wajar
sebesar 0,725, karena Program Pengembangan SPAM Kabupaten Dharmasraya
merupakan program jangka panjang yang bersifat gradual, dalam hal ini manfaat nya
tidak dapat segera dinikmati dalam umur proyek. Pertimbangan selanjutnya adalah
Kabupaten Dharmasraya merupakan kabupaten yang baru dikembangkan sehingga
infrastruktur masih membutuhkan banyak investasi jangka panjang yang manfaatnya
baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Pada bagian selanjutnya pada laporan
ini menyajikan tabel-tabel yang menunjukkan hasil perhitungan tersebut.
8.3.2. Internal Rate of Returns pada Skenario Pembiayaan Dibiayai oleh APBN dan APBD
8.3.3. Net Present Value pada Skenario Pembiayaan Dibiayai oleh APBN dan APBD
8.3.4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) sensitivity analysis pada Skenario Pembiayaan Dibiayai oleh APBN dan APBD
Tabel VIII-5 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) sensitivity analysis
Tahun
Tahun Investasi HPP Total Cost Benefit DF 6,5% PV Cost PV Benefit
ke-
2016 1 78.696.533.500 7.194.412.800 85.890.946.300 24.423.755.520 0,93897 80.648.775.869 22.933.103.775
2017 2 78.696.533.500 8.582.837.760 87.279.371.260 29.138.179.584 0,88166 76.950.667.866 25.689.946.513
2018 3 78.696.533.500 10.025.294.400 88.721.827.900 34.036.311.360 0,82785 73.448.284.650 28.176.929.448
2019 4 78.696.533.500 11.521.887.840 90.218.421.340 39.118.508.256 0,77732 70.128.862.132 30.407.719.749
2020 5 78.696.533.500 13.072.565.520 91.769.099.020 44.383.823.568 0,72988 66.980.506.759 32.394.902.274
2021 6 50.757.293.050 13.343.039.280 64.100.332.330 45.303.434.352 0,68533 43.930.144.772 31.047.989.260
2022 7 50.757.293.050 13.613.513.040 64.370.806.090 46.223.045.136 0,64351 41.423.013.773 29.744.816.814
2023 8 50.757.293.050 13.883.986.800 64.641.279.850 47.142.655.920 0,60423 39.058.277.294 28.485.062.975
2024 9 50.757.293.050 14.154.408.000 64.911.701.050 48.062.088.000 0,56735 36.827.863.115 27.268.180.763
2025 10 50.757.293.050 14.424.881.760 65.182.174.810 48.981.698.784 0,53273 34.724.241.573 26.093.826.206
2026 11 13.670.000.000 14.695.355.520 28.365.355.520 49.901.309.568 0,50021 14.188.698.021 24.961.245.834
2027 12 13.670.000.000 14.965.829.280 28.635.829.280 50.820.920.352 0,46968 13.449.758.034 23.869.714.934
2028 13 13.670.000.000 15.236.303.040 28.906.303.040 51.740.531.136 0,44102 12.748.164.246 22.818.441.645
2029 14 13.670.000.000 15.506.776.800 29.176.776.800 52.660.141.920 0,41410 12.082.110.524 21.806.577.857
2030 15 13.670.000.000 15.777.198.000 29.447.198.000 53.579.574.000 0,38883 11.449.851.653 20.833.159.540
2031 16 10.550.000.000 16.047.671.760 26.597.671.760 54.499.184.784 0,36510 9.710.685.698 19.897.397.751
2032 17 10.550.000.000 16.318.145.520 26.868.145.520 55.418.795.568 0,34281 9.210.736.530 18.998.256.668
2033 18 10.550.000.000 16.588.619.280 27.138.619.280 56.338.406.352 0,32189 8.735.641.615 18.134.751.881
2034 19 10.550.000.000 16.859.093.040 27.409.093.040 57.258.017.136 0,30224 8.284.229.416 17.305.882.730
2035 20 10.550.000.000 17.129.566.800 27.679.566.800 58.177.627.920 0,28380 7.855.378.820 16.510.637.953
B UNIT PRODUKSI
1 Pembangunan IPA+ Reservoar Batang Mimpi Kapasitas 40 l/dt Paket 1 2.122.000.000 2.122.000.000 √ APBN
2 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi DN 250 mm HDPE dari IPA/WTP
Batang Mimpi ke Reservoar Meter 326 774.150 252.372.900 √ APBN
3 Pembangunan IPA+ Reservoar Batang Hari Kapasitas 40 l/dt Paket 1 2.120.000.000 2.120.000.000 √ APBN
Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi DN 250 mm HDPE dari IPA/WTP
Batang Hari ke Reservoar Sitiung Meter 77 774.150 59.609.550 APBN
√
4 Pembangunan IPA+Reservoar Batang Momong Kapasitas 150 l/det Paket 1 2.120.000.000 2.120.000.000 √ APBN
5 Pengadaan dan Pemasangan pipa transmisi Dn 250mm HPPE dari IPA/WTP
Batang Momong ke Reservoar Silago meter 3.007 774.150 2.327.869.050 √ APBN
6 Pembangunan IPA+Reservoar Batang Pangian kapasitas 100 l/det Paket 1 2.120.000.000 2.120.000.000 √ APBN
7 Rehab dan peningkatan kapasitas IPA/WTP Koto Baru Paket 1 2.120.000.000 2.120.000.000 √ APBN
8 Rehab dan peningkatan kapasitas IPA/WTP Koto Besar Paket 1 2.120.000.000 2.120.000.000 √ APBN
9 Pengadaan Genset dan pemasangan untuk IKK Koto Besar Unit 2 50.000.000 100.000.000 √ APBN
10 Pengadaan alat-alat laboratorium dan penyusunan SOP pemeriksaan kualitas air
Paket 1 20.000.000 20.000.000 √ APBN
C UNIT DISTRIBUSI
1 Penggantian pipa distribusi utama DN 200mm PVC-200 mm - HDPE di IPA/WTP
Koto Besar Meter 5.831 450.000 2.623.950.000 √ APBN
VIII - 5
Harga Satuan Jumlah Harga Tahun Anggaran Sumber
No. Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp.) (Rp. ) 2016-2020 2021-2025 2026-2030 2031-2035 Pendanaan
D UNIT PELAYANAN
1 Penggantian water meter pelanggan yang rusak Unit 400 400.000 160.000.000 √ √ APBD
Pengembangan SPAM BJP paket 20 1.000.000.000 20.000.000.000 √ √ APBD
3 Survey Kepuasan Pelanggan Paket 10 50.000.000 500.000.000 √ √ √ √ APBD
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Pelayanan 500.000.000
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA OPTIMALISASI DAN REHABILITASI 44.530.957.500
VIII - 5
Harga Satuan Jumlah Harga Tahun Anggaran Sumber
No. Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp.) (Rp. ) 2016-2020 2021-2025 2026-2030 2031-2035 Pendanaan
s. Pelatihan unit distribusi Paket 1 20.000.000 20.000.000 √ APBD
t. Pelatihan unit produksi Paket 1 20.000.000 20.000.000 √ APBD
u. Pelatihan pegawai administrasi dan keuangan Paket 1 20.000.000 20.000.000 √ APBD
2,4 Monitoring dan Evaluasi
a. Monev RISPAM Paket 4 2.500.000.000 10.000.000.000 √ √ √ √ APBD
b. Monev SPAM Paket 11 50.000.000 550.000.000 √ √ √ √ APBD
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA NON TEKNIS 28.455.000.000
TOTAL BIAYA 72.985.957.500
VIII - 5
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
Pelayanan air minum bagi masyarakat perlu pengelolaan yang baik, oleh
sebab itu perlu dibentuk kelembagaan atau institusi yang akan bertanggung jawab
atas pengoperasian dan pemeliharaan sistem pelayanan. Tanggung jawab atas
pengoperasian dan pemeliharaan berarti akan menjamin terjadinya air minum
melalui sistem perpipaan yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitas.
a. BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah bentuk perusahaan yang dibentuk
dan dimiliki oleh pemerintah pusat yang diatur lebih lanjut dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. BUMD (Badan Usaha Milih Daerah) adalah bentuk perusahaan yang dibentuk
dan dimiliki oleh pemerintah daerah (provinsi, kabupaten atau kota)
berdasarkan Peraturan Daerah dan mengacu pada Surat Keputusan Bersama
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1984 atau perubahannya, dan Menteri
e. Pengelolaan air minum dalam skala tertentu dapat dilakukan oleh masyarakat
secara individu atau berkelompok. Pengelolaan air minum secara
berkelompok harus mempunyai ijin pengelolaan serta berbadan hukum.
Semua bentuk kelembagaan tersebut diatas harus mempunyai ijin usaha khusus
bidang air minum, atau atas ijin khusus sesuai peraturan daerah setempat.
B. Jenis Kelembagaan
Kelembagaan pengelolaan air minum, berdasarkan aspek yuridis formal
pembentukannya dapat berupa:
a. Perusahaan Negara (PN)
b. Perusahaan Daerah (PD)
c. Perseroaan Daerah (Perseroda)
d. Perseroaan Terbatas (PT)
e. Koperasi Air Minum (KOPAM)
f. Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
g. Kelompok Masyarakat seperti Himpunan Kelompok Pemakai Air Masyarakat
(HIPAM), Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus), Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM), atau Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
C. Pembentukan Kelembagaan
Kelembagaan pengelola harus disiapkan dan dibentuk sebelum SPAM selesai
dibangun agar SPAM dapat langsung beroperasi. Kelembagaan pengelolaan air
minum dapat berdiri sendiri atau bekerjasama antar lembaga-lembaga terkait.
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008, bagi SPAM IKK yang
dibangun di kabupaten yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya
diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten dengan
PDAM kurang sehat/sakit dan daerah kabupaten pemekaran yang belum terbentuk
PDAM maka diperlukan alternatif lembaga penyelenggara.
Gambar 9.1
Alur Pikir Pembangunan Dan Pengelolaan Air Minum
BUMD /
BLUD merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau unit kerja
SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah. BLUD dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari
keuntungan. Dan dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas. Selain itu sumber pendanaan BLUD bisa
diperoleh dari beberapa sumber seperti dari APBN/APBD, hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain, dan pendapatan lain yang sah. Tahapan
pembangunan dan pengelolaan dapat dilihat pada gambar 9.2.
Gambar 9.2.
Tahap Pembangunan dan Pengelolaan SPAM dengan Pengelola BLUD
Kementeria Pemerintah
Pemerinta APBN
n Keuangan
h
Biaya Pengembanga
Tanah Pendapatan hasil n
penjualan air
Konsultan
BLUD
Kab/Kota
Gambar 9.3.
Tahap Pembangunan dan Pengelolaan SPAM Dengan Pengelola BUMD
APBN
Kementerian
Pemda Pemda
Keuangan
Pendanaan
Penyerahan aset
Bagi hasil
Konstruksi Biaya Operasional oleh
(Dinas PU) Kontraktor BUMD. Operasional
Biaya
Biaya Biaya
Biaya
Pendapatan hasil
Tanah
penjualan air curah Pengembangan
Konsultan PDAM
Kab/Kota
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah bentuk usaha yang modalnya
baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang
didirikan atas dasar Peraturan Daerah (Perda). PDAM didirikan dengan
tujuan untuk melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan
pembangunan ekonomi nasional pada umumnya.
Kelebihan :
Berbentuk perusahaan daerah yang berdiri sendiri
Dapat menjalankan manajemen Operational&Maintenance (O&M) dan
perancangan pengembangan usaha sendiri (Corporate Plan)
Pegawai dipilih sesuai dengan kualifikasi (Professional Recruitment)
Dapat menentukan besaran tarif sesuai dengan klasifikasi pelanggan (tarif
standar pelayanan maksimum)
Melakukan pengelolaan keuangan sendiri
Kelemahan :
Merupakan organisasi besar yang membutuhkan banyak karyawan
Bertanggung jawab menyediakan biaya Operational&Maintenance (O&M)
sendiri
Pelaksanaan Operational&Maintenance (O&M) dan perencanaan
pengembangan harus didasarkan atas persetujuan Kepala Daerah
3. UPTD SPAM
UPTD SPAM adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas di bawah struktur dinas
PU. Proses penunjukkan UPTD SPAM sebagai pengelola SPAM IKK
Kabupaten dilakukan melalui SK Bupati. Apabila pada struktur organisasi
dinas PU belum terdapat UPTD SPAM maka harus dibuat Perda Perubahan
Struktur Organisasi dinas PU.
Proses penetapan organisasi dan tata kerja UPTD disusun oleh Pemerintah
Daerah melalui Peraturan Bupati. Setelah organisasi dan tata kerja UPTD
SPAM terbentuk maka selanjutnya Kepala Dinas PU menetapkan Tugas
Pokok Fungsi (Tupoksi) dan Rincian Tugas UPTD SPAM melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum.
Dari alternatif model dan bentuk kelembagaan, yang akan dipilih untuk
mengelola air minum di suatu Kawasan baik Kabupaten maupun Kota memiliki
kelebihan dan kekurangan. Sehingga keputusan yang akan menentukan ada di
pihak Pemerintah. Beberapa kelebihan dan kekurangan dapat dilihat pada tabel IX-2
di bawah ini.
Tabel IX-2
Kelebihan dan Kekurangan PDAM, UPTD, BLUD
No. PDAM UPTD BLUD
1 Aset dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan
Tanpa mengutamakan mencari Tanpa mengutamakan mencari
2 Orientasi keuntungan
keuntungan (pendapatan = belanja) keuntungan (pendapatan = belanja)
Tidak dapat melakukan
3 Tidak dapat melakukan diversifikasi Dapat melakukan diversifikasi
diversifikasi
Dikelola unit kerja instansi Dikelola unit kerja instansi
4 Dikelola oleh perusahaan daerah
pemerintah pemerintah
Pendapatan disetor ke rekening Pendapatan disetor ke kas umum Pendapatan disetor ke rekening
5
kas PDAM daerah kas BLUD
Penerimaan dapat digunakan Penerimaan tidak dapat digunakan Penerimaan dapat digunakan
6
langsung langsung langsung
APBN/APBD bukan merupakan APBN/APBD bukan merupakan APBN/APBD merupakan
7
pendapatan pendapatan pendapatan
Belanja tidak boleh melampaui Flexibitas budget (ambang batas
8 Belanja sesuai dengan anggaran
anggaran ditetapkan dalam RBA)
9 Boleh melakukan utang/ piutang Tdk boleh melakukan utang/ piutang Boleh melakukan utang/ piutang
Pinjaman JP dgn persetujuan Tidak boleh melakukan pinjaman
10 Pinjaman JP dgn persetujuan KDH
KDH jangka panjang
Investasi JP dgn persetujuan
11 Tidak boleh melakukan investasi Investasi JP dgn persetujuan KDH
KDH
12 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan kerjasama Boleh melakukan kerjasama
Pengadaan barang sesuai aturan Pengadaan barang sesuai dengan Utk pendapatan Non APBD/APBN
13
perusahaan Kepres 54/2010 dpt tdk dgn Kepres 54/2010
14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS dan Non PNS
Dimungkinkan ada dewan
15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan pengawas
pengawas
Remunerasi disesuaikan dgn
Aturan penggajian sesuai dgn
16 Aturan penggajian PNS tanggung jawab dan
peraturan di perusahaan
profesionalisme
Lap. Keuangan.: Standar SAP ((Neraca, LRA dan CALK)
Akuntansi Keuangan/SAK (lap. Laporan keuangan Standar
operasional, neraca, Cash flow, Akuntansi Pemerintah/SAP SAK (laporan operasional, neraca,
17
Catatan Atas Laporan (Neraca, Laporan Realisasi laporan arus kas, CALK dan
Keuangan/ CALK & lampiran Anggaran/LRA & CALK) lampiran kinerja)
kinerja)
Semi otonom dalam pengelolaan
Otonom, pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan dilakukan
18 keuangan (Pemda mengontrol
dilakuka oleh perusahaan oleh Pemda
output BLUD)
19 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan kerjasama Boleh melakukan kerjasama
Perusahaan bertanggungjawab
KDH bertanggungjawab terhadap KDH bertanggungjawab terhadap
20 terhadap pelayanan yang
pelayanan yang diberikan pelayanan yang diberikan
diberikan
Sumber : Juknis Penyusunan RISPAM 2013
B. Model Swastanisasi
1. Swastanisasi Penuh
Model swastanisasi Penuh dapat diterapkan bila semua biaya pembangunan
serta pengelolaan sepenuhnya dikuasai dan dilaksanakan oleh swasta.
Namun pengelolaan seperti ini harus mempunyai jangka waktu tertentu yang
berkisar antara 25-50 tahun. Swasta diberikan hak untuk memungut biaya
atas jasa yang diberikan, namun hak atas tanah, air dan aset lainnya tetap
dikuasai oleh Negara setelah jangka waktu konsesi berakhir. Penguasaan
selamanya oleh pihak swasta sulit dilakukan, karena dengan alasan dan
bertentangan dengan UUD 45 pasal 33 ayat 3, yang menyatakan bahwa
bumi, air, tanah dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Pemerintah Provinsi dan swasta harus bekerja sama dari tahap awal, mulai
dari pembentukan lembaga sampai pada pembangunan proyek. Semuanya
harus berkontribusi mulai dari pembiayaan studi kelayakan proyek sampai
mempersiapkan investasi pada perusahaan baru ketika telah terbentuk.
Gambar 9.4
Struktur Organisasi UPT SPAM Kabupaten Dharmasraya
Gambar 9.5
Usulan Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Dharmasraya
BUPATI
DHARMASRAYA
BADAN PENGAWAS
DIREKTUR
A. Jumlah Karyawan
Sejalan dengan dibentuknya kelembagaan pengelola SPAM Kabupaten
Dharmasraya, maka kebutuhan akan SDM harus disiapkan dengan beberapa
persyaratan dan kualifikasi sesuai dengan kebutuhan dari organisasi yang baru
dibentuk. (dilihat di Tabel IX.3).
Tabel IX.3
Kebutuhan Karyawan Divisi SPAM Kabupaten Dharmasraya
Jabatan Jumlah Pendidikan Minimum
Manager:
General Manager 1 S1 Teknik Lingkungan
Manager Teknik 1 S1 Teknik Lingkungan
Manager Keuangan 1 S1 Ekonomi
Bagian Perencanaan Teknik
Kepala Bagian 1 S1 Teknik Lingkungan
Staf (engineer) 1 D3 Teknik Lingkungan
Staf (teknisi) 2 SMK Mesin/Elektro
Bagian Sistem
Kepala Bagian 1 S1 Teknik Lingkungan
Kasub bag IPA 1 S1 Teknik Lingkungan
Staf (engineer) 2 D3 Teknik Lingkungan
Staf (teknisi) 12 SMK Mesin
Kasub bag Jaringan 1 S1 Teknik Lingkungan
Staf (teknisi) 7 SMK Mesin
Bagian Penelitian & Laboratorium
Kepala Bagian 1 S1 Teknik Lingkungan/Kimia
Staf (engineer) 1 D3 Teknik Lingkungan/Kimia
Staf (teknisi) 2 Sekolah Analis Kimia
Bagian administrasi:
Kepala bagian 1 S1 Hukum/Sosial/Ekonomi
Staf 1 D3 Hukum/Sosial/Ekonomi
B. Kualifikasi
1. Persyaratan Umum
Semua calon karyawan harus mempunyai kualifikasi umum sebagai berikut:
- Warga Negara Indonesia
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Sehat jasmani dan rohani
- Bertempat tinggal di dalam wilayah administrasi
- Mempunyai integritas dan dedikasi yang tinggi
2. General Manager
a) Uraian tugas:
- Menyusun rencana kerja perusahaan;
b) Persyaratan khusus:
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang air minum/bersih minimal 10 tahun dan menguasai dibidang
teknik, ekonomi, keuangan, hukum dan kelembagaan;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan /Sipil;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
3. Manager Teknik
a) Uraian tugas:
- Merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan
serta perbaikan yang meliputi IPA, sistem jaringan perpipaan serta fasilitas
penunjang lainnya;
- Merencanakan dan mengendalikan kegiatan perencanaan teknik yang
meliputi IPA, sistem jaringan perpipaan serta fasilitas penunjang lainnya;
- Merencanakan dan mengendalikan kualitas air baik yang masuk ke IPA
maupun yang keluar dari IPA sehingga menjadi air minum yang layak/bisa
langsung di minum;
- Merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan dan peralatan teknik
serta pemanfaatannya;
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh General Manager.
b) Persyaratan khusus:
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum/air bersih minimal 7 tahun;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
4. Kabag Perencanaan
a) Uraian tugas:
- Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penelitian, evaluasi serta
rencana pengembangan pelayanan yang meliputi PDAM yang akan
dilayani, pengembangan intake & air baku, IPA, sistem jaringan perpipaan
beserta fasilitas penunjang lainnya;
- Merencanakan, mengelola serta mengembangkan sistem informasi
jaringan perpipaan;
- Membuat standarisasi yang meliputi mutu air minum, peralatan,
penggunaan bahan kimia, listrik, dan alat teknik lainnya;
- Membuat sistem pemantauan dan pengendalian terhadap air minum yang
diproduksi dan didistribusikan ke PDAM;
- Melakukan pengedalian terhadap mutu bahan, peralatan serta bangunan
lainnya;
- Melakukan survey rencana pengembangan dan membuat gambar rencana
beserta perhitungan biaya;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Teknik.
b) Persyaratan khusus:
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum/air bersih khususnya dibidang perencanaan
minimal 5 tahun untuk Kepala Bagian dan 2 tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala
Bagian, dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
c) Uraian tugas:
- Menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan
intake di sumber air baku, IPA dan Jaringan perpipaan wilayah Sistem Unit
I atau sistem Unit II;
Laporan Akhir IX-15
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Dharmasraya
d) Persyaratan khusus:
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaan
IPA dan jaringan air minum/air bersih, minimal 5 tahun untuk Kepala
Bagian dan 2 tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala
Bagian, dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan intake
dan sumber air baku;
- Melaksanakan pengendalian operasi dan pemeliharaan serta perbaikan
intake dan air baku serta IPA;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Kepala BagianSistem
b) Persyaratan khusus :
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaan
IPA, minimal 3 tahun untuk Kepala Sub bag dan 1 tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala Sub
bag, dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan
jaringan pipa air minum;
- Melaksanakan pengendalian operasi dan pemeliharaan serta perbaikan
jaringan air minum;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Kepala.
b) Persyaratan khusus :
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaan
jaringan pipa air minum/bersih, minimal 3 tahun untuk Kepala Sub bag
dan 1 tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala Sub
bag, dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Melaksanakan kegiatan penelitian dan pemeriksaan secara berkala
terhadap kwalitas air baku dan kuaalitas air minum;
- Membuat panduan/petunjuk terhadap sistem pembubuhan bahan kimia
dalam proses pengolahan air minum;
- Melaksanakan kegiatan penelitian dan pemeriksaan terhadap bahan kimia
yang akan dipakai dalam proses pengolahan air minum;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Direktur Teknik.
b) Persyaratan khusus :
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang laboratorium khususnya dibidang air minum/bersih, minimal 5
tahun untuk Kepala Seksi dan 2 tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan/Kimia Analis untuk
Kepala Bagian dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
9. Manager Keuangan
a) Uraian tugas:
- Merencanakan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,
keuangan, dan kepegawaian;
- Merencanakan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan perlengkapan
kantor dan barang milik perusahaan;
- Merencanakan dan mengendalikan anggaran sesuai dengan program dan
rencana kerja perusahaan;
- Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran perusahaan;
- Melakukan penilaian dan persetujuan samua pembelian untuk keperluan
operasional perusahaan;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada General Manager;
b) Persyaratan khusus :
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
minimal 7 tahun dibidang Administrasi dan keuangan air minum;
- Berpendidikan minimal S1 Ekonomi bidang Accounting/Management;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Menyiapkan kebutuhan perlengkapan kantor dan kerumahtanggaan
perusahaan;
- Melaksanakan administrasi inventarisasi barang milik perusahaan,
perbaikan dan pemeliharaannya;
- Melaksanakan administrasi surat menyurat yang meliputi pengetikan,
penggandaan serta memeriksa, menyortir, menyimpan, dan
mendistribusikan surat yang masuk dan keluar;
- Mengawasi dan mengkoordinir Sekretaris General Manager;
- Melaksanakan tata usaha kepegawaian dan usaha pembinaan pegawai;
b) Persyaratan khusus
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang Administrasi, minimal 5 tahun untuk kepala bagian dan 2 tahun
untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 hukum/soSial untuk Kepala Bagian dan D3
untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Melaksanakan pengendalikan anggaran sesuai dengan program dan
rencana kerja yang meliputi penerimaan dan pengeluaran;
- Melaksanakan tugas administrasi keuangan dan pengelolaan keuangan
yang meliputi pembukuan semua transaksi keuangan, penyusunan
laporan keuangan secara berkala, mengadakan perkiraan dan analisa
terhadap penerimaan dan pengeluaran kas;
- Menyimpan dan mengamankan uang serta surat-surat berharga milik
perusahaan;
- Melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan lainnnya;
- Melaksanakan hak-hak dan kewajiban perusahaan ;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Keuangan.
b) Persyaratan khusus:
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang Keuangan air minum minimal 5 tahun untuk kepala bagian dan 2
tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 ekonomi bidang Accounting atau perusahaan
untuk Kepala Bagian dan D3 untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
a) Uraian tugas:
- Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang hukum baik
kedalam maupun keluar perusahaan;
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan khususnya pada masyarakat di
sekitar sumber air baku Sistem Unit I atau Sistem Unit II;
- Ikut membantu melaksanakan negosiasi dan kontrak penjualan air minum
ke PDAM;
- Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Keuangan.
b) Persyaratan khusus :
- Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang sosial dan ekonomi, minimal 5 tahun untuk Kepala Bagian dan 2
tahun untuk staf;
- Berpendidikan minimal S1 sosial/komunikasi untuk Kepala Bagian dan D3
untuk staf;
- Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk perusahaan .
Lembaga pengeloaan SPAM bukan oleh PDAM pada umumnya dilakukan oleh
koperasi air minum dan Bumdes (badan usaha milik desa).
UU NO. 7
TH. 2004
Psl. 40
PP. 16
TH. 2005
Psl. 58, ayat (1) - (5) Pembiayaan Koperasi Tata Cara Pnyaluran Bantuan Pendanaan
P e n g e s a h a n a k t a p e n d ir ia n k o p e r a s i
S O S IA L I S A S I d ib e r ik a n o le h p e ja b a t b e r w e n a n g D iu m u m k a n d a l a m
P U S A T
K onse p ( M e n t e r i) ( P P N o . 4 t a h u n 1 9 9 4 , t e n t a n g b e r it a a c a r a R I m e la lu i
P en gem bang an t a t a c a r a p e n g e s a h a n a k t a p e n d ir ia n k e m e n t e r ia n K o p e r a s i
K O P A M d a la m d a n p e r u b a h a n A D K o p e r a s i) da n U K M
P e n y e le n g g a r a a n (P ro s e d u rn y a s a m a )
SPAM
S K P e n g e s a h a n A k ta
KAB UPATE N / KO TA
p e n d ir ia n k o p e r a s i
S O S IA L I S A S I k e p a d a M e n te ri
P enge cekan
P e n y e le n g g a r a a n (te m b u s a n )
M e n e lit i M a t e r i L a p a n g a n te r h a d a p :
SP A M dan
A n g g a ra n D a s a r 1 . D o m is ili
P R O P IN S I
M e m b e r ik a n S u r a t
S o s ia lis a s i d a n T a n d a T e r im a B ila p e r m in t a a n
P e n y u lu h a n
u la n g d it o la k k ir im
P en gem bang an
k e m b a li k e p a d a
KO PAM
k u a s a p e n d ir i, p a lin g
M e n g a ju k a n la m a 7 h a r i s e ja k
- P erm oh ona n t a n g g a l d it e r im a K ir im k e m b a li P e n g e s a h a n A k ta
D I S K U S I : K e l. P e n g e s a h a n A k ta kepad a ku asa P e n d ir ia n k o p e r a s i
M a s y a ra k a t & P e n d ir ia n K o p e r a s i P e n c a ta ta n
p e n d ir i, p a lin g la m a p r o p in s i/ k a b / k o t a
Ko perasi - L a m p ir a n D o k u m e n d ib u k u d a f t a r
3 b u la n s e ja k p a lin g l a m a 3 b u la n
R apat R en cana - S u r a t K u a s a P e n d ir i u m um
M e n g a ju k a n t a n g g a l d it e r im a s e ja k t a n g g a l d i
M ASYAR AKAT
P em b entukan - A k t a P e n d ir ia n K o p e r a s i
p e n g e s a h a n k e m b a li t e r im a
K o p a m ( D ih a d ir i
a k t e p e n d ir ia n p a lin g SK
P e ja b a t T e r k a it )
la m a 1 b u la n P en gesah an
a k t a p e n d ir ia n
M em e nuhi k o p e r a s i u n tu k
D I S K U S I : K e l. P e rs y a r a ta n d a n p e r t in g g a la n
M a s y a ra k a t & M e n y e t u ju i ( t id a k
Ko perasi P e m b e n tu k a n b e r m e t e r a i)
R apat R en cana
P em b entukan
P e r b a ik a n
K o p a m ( D ih a d ir i B e r it a A c a r a S K P eng esah an
k e le n g k a p a n d a n
P e ja b a t T e r k a it ) R a p a t A n g g o t a P e n d ir i A k t a P e n d ir ia n
m a te ri a k ta
P e rn y a ta a n K e p R a p a t K o p e ra s i k e p a d a
p e n d ir ia n
A n g g o ta k u a s a p e n d ir i
P e n d ir ia n K o p e r a s i (b e rm a t e ra i )
( D ib u a t O le h N o t a r is )
3. Aspek hukum
Dasar hukum pembentukan lembaga pengelola yaitu:
− Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1987 tentang
penyerahan sebagai urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum
kepada daerah;
− Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan
Umum No. 3 tahun 1987 tentang prosedur pengusulan pengadaan proyek
air minum, pengelolaan sementara dan penyerahan pengelola.
5. Aspek Teknis
Aspek teknis mencakup:
a. Solusi teknis yang diterapkan
b. Bentuk pelayanan, berupa hidran umum atau sambungan rumah
Sarana air minum yang sudah dan akan terbangun akan dipelihara dengan
baik karena rasa turut memiliki dari pihak masyarakat;
a. Menimbulkan kesadaran berorganisasi dan bermasyarakat;
b. Memberikan wawasan dan cakrawala baru pada masyarakat;
c. Menanamkan nilai-nilai hidup sehat pada tiap keluarga.
3 Sistem Informasi Manajemen Para staf bagian teknik dan staf bagian Administrasi
terpadu
4 GIS Para Staf Bagian Perencanaan Teknik, Bagian Sistem Unit I,
Bagian Sistem Unit II, Bagian Hubungan Langganan
5 Keuangan Staf Bagian Adminisrasi dan Keuangan
III Studi Banding
1 Ke PDAM yang lebih maju
Sumber: Hasil Analisa konsultan tahun 2015