BAB III
P ERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)
Seperti yang telah disebutkan didepan bahwa Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB)
Prapatan di Kelurahan Telagasari Kecamatan Balikpapan Selatan pada saat ini
merupakan bagian dari daerah pelayanan distribusi IPA Kampung Damai.
Dengan melihat tersedianya potensi sumber air baku yang berasal dari sumur bor
yang belum digunakan didaerah tersebut dan untuk mengurangi beban distribusi IPA
Kampung Damai, direncanakan dibuat sistim penyediaan air bersih Prapatan yang
mempunyai sistim pengolahan sendiri. Kapasitas distribusi yang semula sebesar ± 13
liter/detik akan ditingkatkan menjadi 50 liter/detik untuk melayani daerah pelayanan
Prapatan dan sekitarnya.
Rencana lokasi yang akan digunakan berada di sebidang tanah Pemerintah Kota
Balikpapan di Jalan Prapatan Dalam RT.43 Kelurahan Telaga Sari Kecamatan
Balikpapan Selatan.
Sistem penyediaan air bersih Prapatan yang direncanakan secara umum mempunyai
komponen pokok sebagai berikut :
Rekaman hasil uji kualitas air yang dilakukan di laboratorium air PDAM Kota
Balikpapan dan laboratorium Sucofindo dapat dilihat pada Lampiran 1.
baru yang akan dibuat tidak memerlukan pipa transmisi karena berada di satu
lokasi dengan IPA.
Pipa transmisi dari sumur bor eksisting ke instalasi pengolahan air (IPA)
direncanakan menggunakan pipa PVC klas S 12,5 Rubber Ring yang dipasang
pada sisi jalan Prapatan Dalam berdampingan dengan pipa distribusi eksisting
maupun pipa distribusi baru yang akan dipasang.
Pompa yang digunakan adalah pompa submersible yang telah terpasang di
sumur bor eksisting.
Pipa transmisi dari sumur bor baru yang relatif pendek karena sumur bor baru
(SB.02 Prapatan) dibuat di lokasi yang sama dengan instalasi pengolahan pipa
(IPA), direncanakan menggunakan pipa galvanis iron (GI).
Pada Gambar 3.1 halaman berikut ini dapat dilihat gambar Siteplan Lahan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan.
III - 2
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 3
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Dari hasil analisis laboratorium terhadap air baku sumur bor eksisting diketahui
bahwa kekeruhan air baku cukup rendah antara 0,56 – 2,00 NTU, derajat
keasaman pH rendah (berkisar 5,14 – 5,18) dengan CO2 bebas tinggi berkisar
75,24 mg/l dan kandungan zat organik sebagai KmnO4 sebesar 7,90 mg/l serta
kandungan Fe yang diperkirakan berupa Fe organik cukup rendah dengan
kandungan 0,17 – 0,24 mg/l.
Karena pada saat perencanaan ini dilakukan ada 2 (dua) kualitas air baku yang
belum diketahui karena sumur bor belum dibuat, maka perencanaan didasarkan
pada kualitas air baku yang telah diketahui dengan asumsi bahwa kualitas air
baku yang berasal dari sumur bor kedua dan sumur bor ketiga tidak jauh
berbeda dengan kualitas air sumur bor eksisting.
Proses pengolahan air yang dibutuhkan untuk menghasilkan air olahan yang
memenuhi standar kualitas air minum sesuai dengan standar yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan, KepMenKes No. 907/MENKES/SK/VII/2002, dan
dengan mengantisipasi terjadinya fluktuasi perubahan kualitas maupun kuantitas
air baku diwaktu mendatang, adalah proses pengolahan yang terdiri dari proses
aerasi, proses koagulasi - flokulasi, flotasi dan filtrasi.
Proses aerasi ditujukan untuk mengoksidasi besi (Fe) dan mangan (Mn) dan
mereduksi karbon dioksida (CO2) agresif direncanakan menggunakan cooling
tower yang dilengkapi dengan tangki reaksi.
Selama proses flokulasi, antar partikel suspensi maupun koloidal akan saling
berikatan membentuk gumpalan-gumpalan (flok) yang cukup besar dan stabil,
dimana selanjutnya flok tersebut dipisahkan dari air melalui proses flotasi.
Proses flotasi adalah proses pemisahan flok-flok partikel yang terkandung dalam
air yang telah terbentuk dalam proses flokulasi. Pada proses flotasi dilakukan
proses pengikatan flok dengan gelembung udara sehingga flok yang terbentuk
dapat diapungkan ke permukaan air untuk kemudian dipisahkan dan dibuang
secara mekanis menggunakan skimmer.
Sedangkan proses filtrasi ditujukan untuk menyaring sisa partikel terapung dan
bahan-bahan flokulen yang tidak terpisahkan secara sempurna dalam proses
flotasi sebelumnya. Proses penyaringan menggunakan saringan pasir cepat
bertekanan atau pressure filter.
5. Reservoir Distribusi
6. Sistim Distribusi
Kondisi daerah pelayanan yang berbukit dan posisi reservoir distribusi pada
ketinggian dibawah elevasi daerah pelayanan tertinggi, tidak memungkinkan
menerapkan sistim distribusi dengan aliran gravitasi, maka sistim distribusi
direncanakan menggunakan tekanan pompa dengan pompa distribusi jenis
centrifugal pump.
III - 5
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
7. Sarana Penunjang
o Ruang Operator,
o Ruang Laboratorium,
o Ruang Pompa Pembubuh Bahan Kimia,
o Gudang Bahan Kimia,
o Ruang Pompa Distribusi,
o Generator Set
o Dinding Penahan Tanah
o Jalan Masuk, Pagar Keliling dan Pintu Pagar
o Lampu Penerangan Luar
Semua ruang dan gudang bahan kimia direncanakan dalam satu bangunan
ruang operator dan ruang pompa berlantai dua, kecuali generator set
ditempatkan terpisah diluar bangunan.
Kriteria perencanaan dalam perencanaan teknis ini diambil dari kriteria yang umum
digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih.
Pada halaman berikut ini, Tabel 3.1 menyajikan kriteria jenis pengolahan yang
diperlukan dalam perencanaan IPA, Tabel 3.2 menyajikan kriteria yang digunakan
dalam perencanaan SPAB Prapatan dan Tabel 3.3 menyajikan standar kualitas air
minum berdasarkan Kepmenkes No.907/2002.
III - 6
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 7
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
5 Faktor Pengaliran:
8 Waktu pengoperasian
(Jam operasi) :
Jika jam operasi produksi <
- Waktu Produksi 24 jam/hari
24 jam volume reservoir
- Waktu Distribusi 24 jam/hari akan lebih besar
III - 8
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
STANDAR AIR
NO PARAMETER SATUAN MINUM, MAKSIMUM TEKNIK PENGUJIAN
DIPERBOLEHKAN
FISIKA
1. Bau - tidak berbau Organoleptik
2. Rasa - tdk berasa, normal Organoleptik
3. Warna Pt-Co 15 Spektrofotometri
4. Total Padatan Terlarut (TDS) mg/l 1000 Gravimetri
5. Kekeruhan NTU 5 Spektrofotometri
o
6. Suhu C Suhu udara ± 3oC Termometer
KIMIA
7. Besi (Fe) mg/l 0.3 AAS
8. Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l 500 Titrimetri
9. Klorida (Cl) mg/l 250 Argentometri
10. Mangan (Mn) mg/l 0.1 AAS
11. pH - 6.5 - 8.5 pH meter
12. Seng (Zn) mg/l 5 AAS
13. Sulfat (SO4) mg/l 250 Spektrofotometri
14. Tembaga (Cu) mg/l 1 AAS
15. Klorin (Cl2) mg/l 5 Titrimetri
16. Amonium (NH4) mg/l 0.15 Spektrofotometri (Nesler)
KIMIA ANORGANIK
17. Arsen (As) mg/l 0.01 AAS
18. Fluorida (F) mg/l 1.5 Spektrofotometri
19. Kromium Heksavalen (Cr6+) mg/l 0.05 AAS
20. Kadnium (Cd) mg/l 0.003 AAS
21. Nitrat (NO3) mg/l 50 Spektrofotometri (Brusin)
22. Nitrit (NO2) mg/l 3 Spektrofotometri (NED)
23. Sianida (CN) mg/l 0.07 Destilasi
24. Timbal (Pb) mg/l 0.01 AAS
25. Raksa (Hg) mg/l 0.001 AAS
MIKROBIOLOGI
24. E. Coli APM/100ml negatif MPN
25. Total Bakteri Koliform APM/100ml negatif MPN
III - 9
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, unit pengolahan merupakan bagian
terpenting dan bertujuan pokok untuk memperoleh air yang memenuhi standar kualitas
air minum sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
Mengingat sumber air baku yang diketahui kualitasnya hanya satu dari tiga kualitas air
baku yang akan digunakan dan air baku pada umumnya mengalami fluktuasi serta
mengalami perubahan kualitas maupun kuantitas, pengolahan air Prapatan direncana
dengan sistim pengolahan lengkap.
Dari hasil analisis laboratorium (Laboratorium air PDAM dan Sucofindo) terhadap air
baku yang berasal dari sumur bor eksisting diketahui terdapat beberapa parameter
yang tidak memenuhi standar air minum yaitu derajat keasaman (pH), CO2, besi (Fe)
dan zat organik (sebagai KmnO4).
Beberapa parameter yang terdeteksi menonjol dan perlu mendapat perhatian karena
nilai kandungannya berpengaruh terhadap proses pengolahan maupun kesehatan
adalah :
Pada umumnya kualitas air sungai dan airtanah di wilayah Balikpapan memiliki
derajat keasaman (pH) relatif rendah. Gejala ini kemungkinan diakibatkan oleh
III - 10
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
banyaknya rawa dan daerah gambut yang secara umum banyak terdapat
didaerah Kalimantan. Seperti kualitas air sumur bor eksisting Prapatan, kualitas
airtanah dibeberapa daerah di wilayah Balikpapan juga menunjukkan nilai derajat
keasaman (pH) yang rendah.
Untuk menaikkan atau mengatur derajat keasaman (pH) air perlu dilakukan
pembubuhan larutan kapur ataupun pembubuhan larutan soda ash.
CO2 sangat mudah larut dalam air (kelarutannya sangat tinggi). Tingginya
kandungan CO2 agresif dalam air dapat menyebabkan derajat keasaman pH
menjadi rendah, menyebabkan korosi dan dapat mengganggu proses pelunakan
air.
3. Besi (Fe)
Secara umum airtanah di Kota Balikpapan dan sekitarnya mengandung unsur Fe
yang relatif tinggi. Dari beberapa referensi diketahui bahwa kandungan besi (Fe)
di daerah yang banyak terdapat rawa dan merupakan daerah gambut (seperti di
sebagian besar wilayah Kalimantan), jenis kandungan Fe pada umumnya
merupakan “Fe organik” dan cenderung memiliki kandungan warna yang tinggi.
Kandungan besi (Fe) air baku sumur eksisting diketahui cukup rendah dengan
kandungan antara 0,17 – 0,24 mg/l, tetapi nilai ini mendekati batas standar
maksimum diperbolehkan sebesar 0,30 mg/l. Dua kualitas air baku lainnya yang
akan digunakan belum diketahui.
Hasil analisis laboratorium terhadap air baku yang berasal dari sumur bor eksisting
Prapatan dapat dilihat pada Lampiran 1.
III - 11
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Seperti telah disebutkan dimuka bahwa beberapa parameter kualitas air baku dari
sumur bor eksisting Prapatan kurang memenuhi syarat untuk air minum. Parameter
tersebut antara lain: derajat keasaman pH rendah (berkisar 5,14 – 5,18), kekeruhan
yang rendah (berkisar 0,56 – 2,0 NTU), CO2 bebas tinggi (berkisar 75,24 mg/l),
kandungan besi organik mendekati batas standar maksimum diperbolehkan berkisar
0,17 – 0,24 mg/l dan kandungan zat organik sebagai KmnO4 sebesar 7,90 mg/l.
Sedangkan dua air baku lainnya yang akan dipergunakan belum dapat diketahui
kualitasnya.
Untuk mengolah kualitas air tersebut dengan mengantisipasi kualitas air baku dari
sumur-sumur yang akan dibuat serta kemungkinan adanya perubahan kualitas air
baku diwaktu mendatang, direncanakan menggunakan proses pengolahan lengkap
yang terdiri dari proses aerasi, koagulasi, flokulasi, flotasi dan filtrasi (saringan pasir
cepat).
Pada air baku dengan kekeruhan sangat rendah (< 25 NTU), pemisahan flok yang
terbentuk (dari partikel suspensi maupun koloidal yang saling berikatan) melalui
proses sedimentasi biasa dianggap tidak efektif karena akan memerlukan dosis
koagulan yang tinggi dan memerlukan ruang pengendapan yang lebih luas dibanding
proses pemisahan flok dengan flotasi, oleh karena itu proses flotasi dipilih dalam
perencanaan ini.
Proses flotasi atau pemisahan flok dengan cara mengapungkan flok yang terbentuk
merupakan salah satu proses yang dianggap lebih tepat untuk melakukan pemisahan
flok dari air pada air baku dengan kekeruhan yang sangat rendah.
Unit-unit proses yang direncanakan untuk sistim pengolahan di Instalasi Pengolah Air
(IPA) Prapatan terdiri dari :
1. Proses Aerasi
Proses aerasi ini dimaksudkan melakukan kontak antara air baku dengan udara
bebas sebanyak mungkin dan bertujuan untuk :
x Mereduksi kandungan karbon dioksida (CO2) dalam air dan menurunkan sifat
korosivitas air;
x Mengoksidasi besi (Fe) dan mangan (Mn) sehingga kandungan besi (Fe) dan
mangan (Mn) tereduksi;
x Menambah kandungan oksigen terlarut dalam air sehingga menambah rasa air
lebih segar dan membuat kondisi aerobik pada sistim distribusi.
Mengingat luas lahan yang tersedia, proses aerasi direncanakan dengan sistim
aerasi mekanis menggunakan coolling tower yaitu dengan sistim aliran udara
secara berlawanan dengan arah air. Udara dialirkan dari bawah keatas dengan
bantuan kipas motor elektrik sedangkan air mengalir dari atas kebawah melalui
III - 12
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
springkler dan kisi kisi pemecah butir-butir air. Sistim ini sering pula digunakan
untuk menurunkan temperatur air.
Aerasi dengan sistim ini dianggap efektif diterapkan karena mempunyai peralatan
yang kompak dengan diameter ± 2,75 meter dan efisiensi ± 70 %.
Proses flokulasi adalah proses dimana partikel suspensi maupun koloidal akan
saling berikatan membentuk gumpalan (flok) yang lebih besar. Partikel-partikel
suspensi maupun koloidal yang telah membentuk gumpalan (flok) hasil koagulasi
serta proses flokulasi dapat dipisahkan dari air melalui proses flotasi.
III - 13
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Pengaturan derajat keasaman (pH) air yang diperlukan dalam proses koagulasi
flokulasi digunakan soda ash dengan dosis pembubuhan berkisar antara 10 mg/l
sampai dengan 30 mg/l, tergantung dari sifat air baku.
3. Proses Flotasi
Proses flotasi adalah proses pemisahan flok-flok partikel yang terkandung dalam
air yang telah terbentuk dalam proses flokulasi. Prinsip proses pemisahan partikel
padat yang terkandung dalam air adalah dengan membentuk flok-flok kecil dan
kuat dari partikel padat suspensi maupun koloidal penyebab kekeruhan air,
kemudian pada flok-flok tersebut dilakukan pengikatan flok dengan gelembung
udara sehingga membentuk flok dengan berat jenis lebih rendah dari air.
Padatan tersuspensi dan pengotor air lainnya yang telah membentuk aglomerat
dengan gelembung udara akan cenderung berada di bagian permukaan air dalam
ruang flotasi sedangkan air bersih akan berada di bagian bawah ruang flotasi.
Pengapungan flok akan efektif apabila flok-flok yang terbentuk adalah flok-flok
kecil, stabil dan ringan sehingga setelah saling berikatan dengan gelembung
udara akan mudah terangkat dan mengapung di permukaan air. Proses ini
biasanya berlangsung di ruang flotasi selama 5 – 10 menit.
Proses ini memerlukan unit pelarut udara kedalam air sehingga air yang
dihasilkan dalam kondisi jenuh udara. Unit ini berupa unit pompa saturasi, yang
harus dapat menghasilkan air jenuh udara dengan gelembung udara yang sangat
kecil berukuran 10 – 100 µm.
Unit proses flokulasi dan flotasi merupakan dua proses yang direncana terjadi
dalam satu unit tangki flokulasi – flotasi, dengan membuat sekat-sekat ruang di
dalam tangki memungkinkan masing-masing proses berlangsung sesuai dengan
rencana. Tangki flokulasi – flotasi direncana terdiri dari 3 (tiga) unit atau modul
dengan kapasitas olahan rata-rata sebesar 3 x 16,7 liter/detik
4. Proses Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk menyaring sisa-sisa partikel terapung dan bahan-bahan
flokulen yang tidak terpisahkan secara sempurna pada proses sebelumnya dan
terkandung dalam effluen proses flotasi.
III - 14
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Pressure filter berjumlah 3 unit filter dengan kapasitas total 50 liter/detik dengan
laju filtrasi sebesar 5,0 – 12,5 meter/jam dilengkapi dengan pompa filter kapasitas
50 liter/detik head 20 – 25 meter berjumlah 2 (dua) unit dengan pengoperasian
satu unit operasi satu unit standby.
Pada halaman berikut dapat dilihat Skematik Diagram Instalasi Pengolahan Air di
Prapatan yang disajikan pada Gambar 3.2.
Untuk kesempurnaan proses dan menghindari rusaknya flok yang telah terbentuk
karena pengaruh panas matahari dan air hujan, tangki flokulasi-flotasi dilengkapi
dengan atap polycarbonite.
Tiap unit bangunan pengolah berdiri diatas pondasi konstruksi beton bertulang.
Pondasi tiap unit bangunan pengolah diperhitungkan terhadap daya dukung dan sifat
tanah setempat. Berdasarkan perhitungan struktur pondasi disimpulkan perlu adanya
perbaikan daya dukung tanah berupa penambahan tiang pancang kayu ulin ukuran 10
x 10 x 400 cm dibawah struktur pondasi.
Hasil analisis tanah setempat dapat dilihat pada Lampiran 2 dan perhitungan struktur
pondasi dilampirkan pada Lampiran 3.
Rencana tata letak (site plan) bangunan di lokasi Instalasi Pengolahan Air Prapatan
dan gambar potongannya dapat dilihat pada Gambar 3.3 sampai dengan Gambar 3.6.
III - 15
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 16
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Pembuatan larutan bahan kimia dan pompa dosering ditempatkan dalam satu
ruang pembubuh bahan kimia yang terletak diatas gudang bahan kimia. Setiap
jenis bahan kimia disediakan dua tangki, yaitu tangki untuk pengadukan bahan
kimia yang dilengkapi dengan agitator dan tangki larutan bahan kimia yang siap
untuk pembubuhan. Larutan bahan kimia dipompakan ke titik pembubuhan
melalui pipa PVC diameter 1”.
Kebutuhan bahan kimia yang diperlukan tergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah, dari kualitas air baku yang sudah diketahui dan dengan prediksi
kualitas air baku lainnya, diperhitungkan asumsi kebutuhan bahan kimia pada :
o Pembubuhan Kaporit
- Debit pengolahan : 50 – 55 liter/detik
- Dosis kaporit : 3 mg/l
- Periode pelarutan : 8 jam sekali
- Kebutuhan kaporit : 4,75 kg tiap 8 jam
- Pembubuhan kaporit : 0,031 liter/menit
III - 17
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 18
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 19
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 20
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 21
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Seperti telah disebutkan dimuka bahwa oleh karena keterbatasan lahan volume
reservoir distribusi diperhitungkan hanya sebesar 15% terhadap debit harian
maksimum (600 m³), untuk mendekati ideal direkomendasi mefungsikan reservoir
eksisting kapasitas 300 m³ di Prapatan sebagai reservoir buffer. Sehingga kapasitas
total reservoir bertambah menjadi 900 m³ atau sebesar 20 % debit harian maksimum.
Dengan kapasitas yang sama, biaya pengadaan atau pembuatan reservoir panel FRP
jauh lebih murah dibandingkan dengan reservoir silinder konstruksi plat baja,
sebanding dengan daya tahan atau umur desainnya. Keuntungan menggunakan
reservoir panel FRP adalah konstruksi yang lebih ringan, biaya pembuatan yang lebih
kecil dan waktu pembuatan yang lebih cepat.
Reservoir tangki silinder berukuran diameter 10,00 meter tinggi 4,80 meter direncana
menggunakan plat baja grade B tebal 10 mm untuk plat dasar/lantai, plat dinding
maupun plat atap reservoir. Seluruh sambungan antar plat dibuat dilapangan dengan
sambungan las listrik.
Gambar denah dan potongan reservoir tangki silinder dalam format gambar A3 dapat
dilihat pada Gambar 3.8 dan perhitungan struktur reservoir tangki silinder dan
pondasinya dilampirkan pada Lampiran 3.
III - 22
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 23
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 24
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Mengingat sistim jaringan distribusi yang sudah ada (eksisting) dalam kondisi
masih baik, pada perencanaan ini, sistim jaringan distribusi menggunakan
jaringan distribusi yang sudah ada dan dengan daerah pelayanan yang sama
dengan daerah pelayanan eksisting.
III - 25
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Dari hasil perhitungan hidrolis jaringan pipa distribusi diketahui bahwa untuk
mencapai tekanan 10 meter kolom air di titik terjauh ataupun titik tertinggi dalam
daerah pelayanan diperlukan tekanan pompa (head pompa) sebesar 30 meter.
Oleh karenanya sistim distribusi air direncanakan menggunakan sistim pompa
dimana air dari reservoir distribusi dipompakan ke daerah pelayanan.
Pada halaman berikut Denah Dan Potongan Ruang Operator Dan Ruang
Pompa Distribusi diperlihatkan pada Gambar 3.10 dan gambar Hasil
Perhitungan Hidrolis Jaringan Distribusi diperlihatkan pada Gambar 3.11.
Sedangkan Gambar 3.12 menyajikan gambar Diagram Skematik Distribusi
III - 26
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 27
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 28
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 29
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 30
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Batas-batas lahan instalasi yang berupa tebing tanah dengan ketinggian maupun
kedalaman 1,00 meter sampai dengan 2,80 meter memerlukan proteksi terhadap
kemungkinan longsor berupa dinding penahan tanah.
Dinding penahan tanah dengan konstruksi beton direncana dibuat di sisi utara, timur
dan selatan lahan yang berupa tebing, dinding direncana dengan konstruksi beton
adalah untuk menyiasati lahan yang sempit. Dengan menggunakan struktur beton,
konstruksi dinding penahan tanah akan lebih ramping dibandingkan apabila
menggunakan konstruksi pasangan batu.
Karena lahan yang sempit dan kondisi lahan bertebing, satu sisi dinding bangunan
ruang operator dan ruang pompa lantai bawah (satu sisi ruang pompa distribusi dan
gudang bahan kimia) berfungsi sebagai dinding penahan tanah dengan konstruksi
beton bertulang.
Pada halaman berikut, Gambar 3.13 memperlihatkan Denah Dan Potongan Dinding
Penahan Tanah, jalan masuk dan saluran di lokasi instalasi pengolah air (IPA)
Prapatan
III - 31
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
III - 32
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Sumber daya listrik utama direncanakan menggunakan daya listrik PLN dengan
disediakan satu unit generator set tipe silent (soundproof) sebagai cadangan (backup)
sumber daya listrik pada saat listrik PLN padam. Kebutuhan biaya pemasangan
sambungan listrik tipe industri untuk keperluan ini tidak diperhitungkan dalam
prakiraan biaya pekerjaan, karena akan diajukan tersendiri ke PLN Kota Balikpapan
oleh PDAM.
Kebutuhan daya listrik meliputi kebutuhan listrik untuk operasi motor elektrik dan
pompa pada instalasi pengolahan air, pompa distribusi, kebutuhan penerangan dan
AC dalam ruangan serta kebutuhan penerangan luar di area instalasi.
Kapasitas daya generator set yang diperlukan untuk pengoperasian sistim instalasi
pengolahan air (IPA) dan pompa sumur bor direncanakan sebesar 250 kVA.
III - 33
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Hubungan Langganan, sistim distribusi
Prapatan saat ini melayani daerah pelayanan Prapatan Dalam dengan jumlah ± 787
sambungan langganan yang dilayani melalui reservoir eksisting.
Sedangkan daerah pelayanan Prapatan lain yang mencakup Jalan Prapatan dan Jalan
Serobong terdapat ± 933 sambungan langganan yang dilayani dari pipa distribusi IPA
Kampung Damai tanpa melalui reservoir, sehingga total sambungan langganan di
daerah Prapatan sebanyak ± 1.720 sambungan langganan.
Dari Tabel 3.5 diketahui bahwa dengan kapasitas produksi instalasi pengolahan air
(IPA) sebesar 50 liter/detik akan mampu melayani ± 3.300 sambungan langganan,
dengan demikian untuk melayani seluruh sambungan langganan eksisting sebanyak
1.720 sambungan langganan, masih mempunyai kapasitas lebih yang memungkinkan
untuk mengembangkan sambungan langganan sebanyak 1.580 sambungan
langganan.
III - 34
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Prakiraan biaya pekerjaan (engineering estimate) yang tersebut dibawah ini terdiri dua
alternatif jenis reservoir dimana :
x Alternatif 1, menggunakan 2 (dua) unit reservoir panel FRP kap. 300 m3;
x Alternatif 2, menggunakan 2 (dua) unit reservoir tangki silinder kap.300 m3.
Harga satuan upah dan bahan yang dipergunakan diambil dari berbagai sumber,
antara lain Keputusan Walikota Balikpapan tentang Penetapan Standarisasi Harga
Barang dan Jasa tahun 2007, Standarisasi Harga PDAM Balikpapan tahun 2005,
Jurnal Harga Bahan Bangunan Konstruksi Dan Interior Edisi XXVI tahun 2007, harga
pasar maupun data harga supplier.
Karena pengajuan sumber daya listrik ke PLN setempat akan diajukan tersendiri oleh
PDAM, dalam perhitungan prakiraan biaya pekerjaan ini tidak termasuk biaya
pemasangan daya listrik PLN.
III - 35
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan
Laporan Akhir DED IPA Prapatan
Total estimasi biaya pekerjaan Instalasi Pengolah Air (IPA) Prapatan dan sarana
penunjangnya sebesar Rp. 7.273.118.993,- (sebelum ditambahkan PPN) atau
sebesar Rp. 8.000.430.000,- setelah ditambahkan PPN 10%.
Total estimasi biaya pekerjaan Instalasi Pengolah Air (IPA) Prapatan dan sarana
penunjangnya sebesar Rp. 8.063.632.054,- (sebelum ditambahkan PPN) atau
sebesar Rp. 8.869.995.000,- setelah ditambahkan PPN 10%.
III - 36
Detail Engineering Design (DED) Dan Supervisi
Sumur Bor Dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Prapatan