Anda di halaman 1dari 172

IPA SITANALA KAPASITAS

2X500 LITER/DETIK DAN


RESERVOIR KAPASITAS
2X7000 M3 BESERTA
BANGUNAN PENUNJANG
LAINNYA

TAHUN 2020
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1.1. PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama
dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan
menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi
untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

1.2. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-
gambar rencana terlampir.

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form
rencana anggaran biaya).

1.4. PERIJINAN
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari
instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan
harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas
kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi
segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

1.5. PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan
darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia
barang/jasa. Jika diperlukan jembatan-jembatan darurat, maka penyedia
barang/jasa harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50 meter dari kayu
yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau dengan perencanaan
yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana
tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau
tidak dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan
semula atau seperti yang disyaratkan oleh direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua


air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan
sementara, yang ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak
lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa
buangan akan dibuang.

1.6. PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN


Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi
kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain
dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi.
Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur
serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk
menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.

1.7. GAMBAR-GAMBAR KERJA


Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan,
perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia barang/jasa harus
mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau
menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan
dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap
gambar rencana akan ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis
kepada penyedia barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa
harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3
(tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan
gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan
gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar
kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

1.8. UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari
para ahli untuk menetapkan mana yang benar.

1.9. PERALATAN
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai,
penyedia barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat
pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat
penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi, penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari
lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

1.10. PENYEDIAAN MATERIAL


Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali
ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan
harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak.
Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja,
kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini
harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut
pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
penyedia barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.

1.11. CONTOH CONTOH MATERIAL


Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan


untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta
petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-
kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh
direksi.

1.12. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi
terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

1.13. PEMATOKAN
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan
kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini
seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut
bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut
sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia
barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur
serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan
untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri
oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang
baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan
dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan
tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia
barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar
tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk diproduksi.
Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada direksi dalam
kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan
pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

1.14. RAMBU-RAMBU
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus
cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, penyedia barang/jasa
harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu
dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah
termasuk di dalam penawaran penyedia barang/jasa.

1.15. PROGRAM KERJA


Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu
tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai
bagian pekerjaan.
b Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian
lain ke lapangan.
c Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian
pekerjaan dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan
termasuk pengujiannya.
d Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh
penyedia barang/jasa.
e Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta
penugasannya.
f Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai
pada pelaksanaan pekerjaan.
g Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.

1.16. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis
selengkapnya apabila direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal
mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai
pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, penyedia barang/jasa tidak
dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada
direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS

1.17. RAPAT-RAPAT
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-
pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan
pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat
bagi penyedia barang/jasa.

1.18. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase
pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

1.19. PENYELESAIAN PEKERJAAN


Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil
pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia
barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan
hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

1.20. LAPORAN-LAPORAN
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang menggambarkan
kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi
yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai
menjelang akhir minggu (untuk laooran mingguan) dan menjelang
akhir bulan (untuk laporan bulanan)
b. Pada laporan mingguan juga disertakan : jumlah personil yang
bertugas selama minggu tersebut, material dan barang-barang serta
peralatan yang disediakan dan kondisi cuaca.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM I-6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

1. STANDARD SPESIFIKASI
Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan
gedung.
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan
beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk
beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles

1
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A


SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi
dengan drainase
SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka
dengan alat ukur tipe baling-banling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium
sulfat
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik
pembebanan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-6154-1999 Kawat boronjong.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.

2
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland
untuk pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi mor
tar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang

2 PEKERJAAN TANAH

2.1 Umum

Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian

3
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak bangunan


pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.

2.2 Pembersihan Tempat Pekerjaan

Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 km
pada kedua ujung dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap
pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi
bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus
dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20
cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas
permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang
pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di
bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan
mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam
segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan
dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan
pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di
tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada
Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.3 Galian Tanah

2.3.1 Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
a. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
b. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang

4
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan
kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul
kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

2.3.2 Klasifikasi Galian


Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda,
dan sebagainya
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut
direksi perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat
khusus lainnya.
d. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih
dari 20 cm dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik
pada penggalian pondasi.

2.3.3 Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai
mengerjakan pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya
dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum diganggu. Penyedia barang/jasa
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk
inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air.
Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk
diganggu tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada
gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai
ukuran yang cukup, agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan
dimensi yang sesuai dengan gambar rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari
lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin
ditemui dalam galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa
harus memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk
melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi
sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian
tersebut. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi
dengan spesi (injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-
lapisan yang tipis harus dibuang.

2.3.4 Coffer Dam


Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan
coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus

5
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi
untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan
dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat
yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas coffer dam harus
direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi
untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat
untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat
dan atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam
dan menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan
dilakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan memberitahukan kepada
penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48
jam kurang, maksudnya untuk melakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan
selalu bertindak sesuai dengan perturan-peraturan Pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian sehingga sesuai
dengan petunjuk Direksi.

2.3.5 Genangan Air di Dalam Galian


Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar
lubang galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang
keluar dari mata air. Kalau lubang galian digenangi air, maka Penyedia barang/jasa
harus mengeluarkan dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat
parit-parit pembuang. Bila terjadi keadaan dimana menurut pandangan Direksi
adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena
sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin
diperlukan suatu lantai pondasi beton seal dengan dimensi cukup, agar
penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana
layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup
menjadi keras.

6
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.3.6 Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian


Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu
oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan
segera memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap
untuk mengetes secara tepat kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan
tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal
terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

2.4 Urugan Tanah


2.4.1 Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun
dengan urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil
yang telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah
halaman di sekitarnya.

2.4.2 Penggunaan material Bekas Galian


Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang
akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan
sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan
penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

2.4.3 Urugan Tanah


Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara
horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan
kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan
finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

7
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.4.4 Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti
pada pengurugan dengan tanah timbunan.

2.4.5 Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu
merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-
bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukan.

2.4.6 Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3
dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi
yang melewati titik terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang
horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa
yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah
bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh
Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena
sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat
diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

2.5 PEKERJAAN BETON


2.5.1 Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan
air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan,
jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan

8
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan
tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila
dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi
ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk
finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang
dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk
dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu
Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif
lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

2.5.2 Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
”Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standar yang
relevan atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai
untuk pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh
memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya dengan contoh
tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia barang/jasa.

2.5.3 Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan
harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan pada
Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan,
jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari
pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa
dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.

9
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif
bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh
pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk
melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen
dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di
tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang
tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas
air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika diangkut ke lapangan dengan
lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak
tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.

2.5.4 Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No.
852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus
mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa gradasi serta
pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai
dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.

10
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.5 Unsur-Unsur Tambahan / Additif


Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia
barang/jasa harus memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat
penting dan jika dipakai aditif ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan
secara terinci.

2.5.6 Adukan Percobaan


Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur
28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak boleh ada yang
lebih rendah dari 11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan,
sebelum memulai pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design)
penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan mengecoran bagian
manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. Direksi
berwenang untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil
pengujian pada tenggang waktu tertentu dari beton yang di cor dalam
pekerjaan penyedia barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya
dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus
beton dari tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai
pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan pengecoran sebelum Direksi
menyetujui rencana campuran.

2.5.7. Kelas Beton

Tabel A2.7-1 Kelas Beton


Mutu Beton Ukuran Agregat Maks.(mm) Rasio Air/Semen Kadar semen
Maks. (terhadap min. (kg/m3
berat) dari
campuran)
K-350 37 0,45 315
25 0,45 335
19 0,45 365
K-300 37 0,45 300
25 0,45 320
19 0,45 350

11
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

K-250 37 0,50 290


25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai


kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan
ketentuan bahwa yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan
baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas
tertentu lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk
memperbaiki perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk
mencapai kekuatan rencana.

Tabel A2.7-2 Mutu Beton


Mutu Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP[mm]
Beton
Benda uji kubus Benda Uji silinder digetarkan Tidak
15x15x15 cm3 15x30 cm digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 250 350 210 290 20-50 50-100
K300 215 300 180 250 20-50 50-100
K250 180 250 150 210 20-50 50-100
K225 150 225 125 190 20-50 50-100
K175 115 175 95 145 20-50 50-100
K125 80 125 70 105 20-50 50-100

2.5.8 Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat
juga mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi
syarat percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari lapangan oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan
(kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan
dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi
sekurang-kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan
Direksi. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

12
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.9 Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di lapangan


Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton
yang seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan.
Untuk ini Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta
menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk
mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta
peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang
diuraikan di sini atau menurut petunjuk direksi.

2.5.10 Penolakan Beton


Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai
standar yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang
permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari
Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.

2.5.11 Pengukuran Bahan-Bahan Beton


Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air
yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan
± 1 %. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi
sebelum beton di cor.

2.5.12 Pengadukan Beton


Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang
kontinyu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh
Direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa,
tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.

2.5.13 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi
memeriksa dan menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya
dimana beton akan di cor.
Isi pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan
beton harus diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak
dorong, metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat

13
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan
untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton
harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila
pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada
umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga
agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu
operasi menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis
dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian
manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika
sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak
akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu
dan kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

2.5.14 Pemadatan Beton


Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi
dan sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang merata ketika
bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan
frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan
percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar
semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi akibat vibrasi yang
berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan
menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator ynag dipakai di
dalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia
barang/jasa harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan
untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

2.5.15 Lantai Kerja


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
yang sudah dipadatkan sebelum tulangan beton ditempatkan.

14
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.16 Spesi Semen (Semen Mortar)


Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat
halus yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan
campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus
diaduk pada satu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan
dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu
lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah
mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

2.5.17 Perlindungan dan Pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus
dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah
pengecoran. Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-
kurangnya setebal 5 cm, atau dengan karung-karung goni basah ataupun dari
pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi
pengerasan.
Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton baru selesai tidak diberi
beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang
timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus
diperbaiki oleh penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

2.5.18 Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi
bertekstur kasar sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus
diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutupi keretakan dan
mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.

2.5.19 Siar-Siar Konstruksi


Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika
perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai
pengecoran beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi.
Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya,
tanpa memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan
sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan
siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing
atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah
terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus
dengan pasir (Sand Blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan
tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan
dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada
gambar atau spesifikasi.

15
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.20 Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh
Direksi. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui
dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat
dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang
agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer)
yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang
ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari
permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat
pengikat atau pengantara yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting
dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan
mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai
ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama
sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan
persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus
diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan dinding
harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan
sebelum beton dicorkan.

2.5.21 Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat,
debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara
tulangan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan
sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.

2.5.21.1.Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan
bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British
Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan
tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40 .0
kg/cm².

2.5.21.2 Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki
dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.

16
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.21.3 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar
tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan
harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 : 1969 atau yang setara
yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua tempat. Baja
harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.

2.5.21.4 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton
atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan
kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-
ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin. Block-
block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus
dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang
pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi
untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu
pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang
kepermukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

2.5.22 Beton Ready Mix.


Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan
harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard
No. 1926, 1962, Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk
mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk
pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan beton secara
berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak
dipenuhi, Direksi akan menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan
penyedia barang/jasa mengganti pemasok.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan –
saringan standard dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur
campuran yang sudah direncanakan.

17
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bila mana diperlukan.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-
catatan mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus
diserahkan kepada Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus
harus terus dicatat dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara
periodik untuk menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan
pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
a. Waktu kedatangan lori
b. Waktu registrasi lori dan nama depot
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa
gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum.
e. Posisi dimana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari
pengiriman tersebut
g. Slump (atau faktur kompaksi)

Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.

2.5.23 Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)


Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat
dalam batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat
dengan toleransi – 0.3 cm sampai + 0.3 cm.

2.5.24 Toleransi dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar
tidak boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian
struktur harus dalam batas 0.1 % akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

2.5.25 Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak.


Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan
dengan memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus
disetujui oleh Direksi. Posisi kolom yang dapat selama pengerasan spesi dijaga
dengan penopang-penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok
atau pelat pondasi.
18
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan


spesi, tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak
untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.
2.5.26 Pemberian Lapisan Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan
master cron, non metalic florr Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti
pentunjuk dari pabrikan.

2.5.27 Kemiringan Plat Lantai


Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung
dari tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian
bawah dari plat lantai ini baik miring maupun yang horizontal.

2.5.28 Cacat pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak
yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut;
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang
diperlihatkan pada gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus
diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus
yang sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang
benar dengan memakai kikir.

2.5.29 Percobaan Bekisting untuk Finishing


Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus melakukan
percobaan finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan dilakukan pada
balok pondasi dan kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana
disebutkan dalam spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah rencana
campuran beton dan/atau rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan
lagi sampai dihasilkan standar beton muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi
dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

2.5.30 Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada penyedia barang/jasa.

19
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.5.31 Pengujian Struktur-Struktur Hidrolis


2.5.31.1`Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi
sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati dan
tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air, penurunan maksimum yang
diijinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.

2.5.31.2 Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, penyedia
barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah
perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan
pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika:
a. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan
yaitu 1 cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan
sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.

2.6 Bahan-bahan
2.6.1 Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

2.6.2 Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida,
akibat adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal
atau lariutan teh yang sedang kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih
natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang
mengandung lebih dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada
pengujian tidak boleh menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.

20
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan


pembanding yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal
tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
h. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

2.6.3 Batu Alam


Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu
belah atau batu karang dan batu alam tempel asalkan harus memenuhi syarat-
syarat sebagi berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-
tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning
muda dan tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis
kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya
harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Batu alam tempel digunakan sebagai hiasan dinding harus
bertekstur baik, keras dan berukuran sama.

2.6.4 Bata Merah


Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan
dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.

2.6.5 Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton

2.6.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi

21
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.6.7 Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
2.7 Adukan
2.7.1 Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan
tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna
adukan yang merata.

2.7.2 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
Tabel A4.3.2-1 Komposisi Adukan
Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

2.8 Blok-blok beton


2.8.1 Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah
lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui
batas dan disetujui oleh direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu
dari blok-blok tersebut.

2.8.2 Campuran adukan


Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm²
pada umur 40 hari.

2.8.3 Perawatan blok-blok beton


Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat
untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.

22
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.8.4 Tembok-tembok ventilasi


Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam
dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Direksi.

2.9 Pasangan bata merah


2.9.1 Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di
atas bidang lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi,
toilet, tempat mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150
cm di atas bidang lantai jika tidak dilakukan dengan cara lain untuk selebihnya
dipakai mortar tipe m1.

2.9.2 Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah
harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara
mortar dan bata merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan
diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan yang lainnya.
Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang baik, ataupun
dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan melaksanakan
pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.

2.9.3 Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara
mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

2.10 Pasangan Batu


2.10.1 Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

2.10.2 Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan
reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai
campuran M2.

2.11 PEKERJAAN PERKERASAN JALAN MASUK


2.11.1 Spesifikasi Teknik

23
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai/mengikuti peraturan pelaksanaan


pembangunan jalan raya tahun 1972.
Pekerjaan ini meliputi :

1. Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian atau
permukaan tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
2. Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Lebar dan tebal seperti yang
disebutkan dalam gambar rencana.
3. Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Lebar dan tebal seperti yang
disebutkan dalam gambar rencana.
4. Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Lebar dan tebal seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
Bahan-bahan harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan.

2.11.2 Lapis Pondasi Bawah


Material yang digunakan harus mengikuti persyaratan lapis pondasi bawah,
seperti yang tertera dalam gambar rencana atau yang telah ditentukan oleh
Direksi/Pengawas. Untuk material lapis pondasi bawah dapat digunakan sirtu
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Prosentase
ASTM Standard Sieves Berat
Yang
Lewat
3” 100
1½ ” 60 - 90
¾“ 46 - 78
3/8 “ 40 - 70
No. 4 24 - 56
No. 8 13 - 45
No. 30 6 - 36
No. 40 2 - 22
No. 200 2 - 18
- Pasir equivalent (AASHTO T-76) Min. 25
Kehilangan berat akibat abrasi dari partikel Max 40
- yang tertinggi pada ayakan ASTM No. 12
(AASHTO T–96)
- Liquid limit max 25 %
- Plasticity limit max 17 %

24
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

- Plasticity index max 6%


- CBR minimum 20 %

2.11.3 Lapis Pondasi


Semua lapisan agregat untuk lapis pondasi harus terdiri bahan-bahan yang
bersih, kuat, bersudut tajam, tidak banyak tercampur dengan bentuk-bentuk
pipih atau memanjang dan dalam batas tertentu tidak banyak mengandung
batu-batu yang lunak, yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang
mudah membusuk.
Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan pondasi hendak terdiri dari hasil
pemecahan kerikil atau batu.
Untuk bahan kerikil sebelumnya harus diayak terlebih dahulu sehingga agregat
hasil dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50 % berat terdiri dari partikel
yang mempunyai sekurang-kurang satu bidang pecahan.

Agregat lapis pondasi harus mengikuti persyaratan dibawah ini :


- Kekerasan (Toughes ASTM D3) min 6%
- Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfate (AASHTO max 10%
T-104)
- Kehilangan berat dengan percobaan magnesium sulfate max 12%
Soundness test (AASHTO T-104)
- Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran (AASHTO max 40%
T-96)
- Partikel-partikel tipis, memanjang prosentase berat (partikel lebih max 5%
besar dari 1” dengan ketebalan kurang dari 1/5 panjang
- Bagian-bagian batu yang lunak (ASTM C-235) max 5%
- Gumpalan-gumpalan lengkung (AASHTO T-12) max 0,25%
lapis pondasi terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang mengikuti
persyaratan dibawah ini :

ASTM Standard Prosentase Berat Butir Yang Lewat


Sieves Saringan
2½“ 100
2“ 90 – 100
1½“ 35 – 70
1“ 0 – 15
½“ 0-5

Material campuran untuk lapis pondasi ini harus terdiri dari material alam yang
diayak halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup.

Material campuran harus bersih dari bahan-bahan organik, kotoran-kotoran,


gumpalan lempung atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus
memenuhi persyaratan gradasi dibawah ini :

25
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

ASTM Standard Sieves Prosentase Berat Butir Yang Lewat


3/8 “ 100
No. 4 85 – 100
No. 100 10 – 30
Plasticity Index (AASHTO T-91) Max. 6
Kadar Lempung (AASHTO T-176) Min. 30

2.11.4 Lapis Permukaan


Lapis permukaan terdiri dari material penutup dan lapis penetrasi yang
dikehendaki.

Material penutup dianjurkan dari abu batu atau pasir yang bersih atau dari
bahan lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
Material aspal harus dari macam yang sama dengan gambar yang disebutkan
pada gambar pelaksanaan dan memenuhi persyaratan dibawah ini:
- Medium curing cut back aspalic AASHTO M-82
- Rapid Curing Cut Back Aspal AASHTO M-81

Grades (temperatur pelaksanaan dalam derajat celsius) seperti dibawah ini :


- Medium curing cut back aspalic
- MC – 0 (21 – 60 derajat)
- MC (80 – 121 derajat)
- Rapid curing cut back aspal
- RC – 2 (80 – 100 derajat)

2.11.5 Lapis Penetrasi


Lapisan penetrasi terdiri dari bahan batu pecah dan aspal.

- Batu pecah yang digunakan harus dari macam yang keras, bersudut/berbidang
yang tajam, bersih dari kotoran, lempung material lain yang tidak dikehendaki.
Bahan batu pecah tersebut dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1. Batu pokok (fraksi I ukuran 3 – 5 cm)
2. Batu kunci (fraksi II ukuran 2 – 3 cm dan1 – 2 cm)
3. Batu Split / penutup (fraksi III ukuran 0,5 - 1 cm)

- Aspal yang digunakan adalah aspal dengan angka penetrasi 60 – 70. Bahan
aspal dari tipe lain hanya boleh dipakai setelah ada ijin dari Direksi/Pengawas.

26
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.11.6 Pelaksanaan

2.11.6.1 Tanah Dasar


Tanah dasar dari tanah asli/galian dipadatkan minimum 100 % dari kepadatan
kering maksimum menurut AASHTO T – 99 sampai dengan kedalaman 30 cm
dibawah permukaan tanah dasar jadi.

2.11.6.2 Lapis Pondasi Bawah


Tebal lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm setelah jadi. Bila lebih dari satu lapis,
tiap lapisan yang terdahulu harus sudah dipadatkan secukupnya sebelum
penempatan lapisan selanjutnya. Penempatan material akan dimulai dari
tempat yang ditunjuk oleh (Direksi/Pengawas).
Alat-alat yang digunakan hendaknya dari tipe yang dapat memberikan hasil
yang menyatu.

Segera setelah dilakukan penebaran material dan perataan, tiap lapis segera
dipadatkan pada lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas roda karet atau
alat pemadat lain yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Tempat-tempat yang
tidak dapat dijangkau oleh mesin gilas, harus dipadatkan dengan alat-alat
tangan yang tepat (tammper,compactor).
Material lapis pondasi bawah harus dipadatkan hingga mencapai paling tidak
100 % dari kepadatan kering maksimum yang dipadatkan pada pemeriksaan
AASHTO T – 99. kepadatan tersebut harus dicapai pada seluruh tebal
pekerjaan, untuk memeriksa tebal lapis pondasi bawah yang dihamparkan agar
dapat mencapai tebal dan kepadatan yang diisyaratkan.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengujian dan pengisian kembali
akan dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh Direksi/Pengawas.
Semua biaya untuk keperluan pengujian kepadatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.11.6.3 Lapis Pondasi


Pada pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi, maka permukaan lapis pondasi
tersebut harus sudah sempurna dikerjakan, dibentuk sesuai dengan gambar
rencana dan dibersihkan dari segala kotoran dan bahan-bahan yang tidak
terpakai.
Semua syarat dan cara yang disebutkan pada artikel lapis pondasi bawah
harus diiikuti, serta tebal lapisan tidak boleh lebih dari 10 cm setelah jadi.

2.11.6.4 Lapis Permukaan


a. Cuaca
Pelaksanaan pelapisan permukaan harus dilaksanakan dalam keadaan
cuaca baik yaitu pada temperatur 27 0 C serta tidak berkabut dan hujan.
b. Peralatan

27
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sesuai untuk dapat


melaksanakan pekerjaan dengan baik termasuk mesin gilas, alat-alat sapu,
Pembuangan debu, spinkler, alat-alat pengangkut serta alat-alat untuk
memanaskan aspal.
c. Membersihkan Permukaan Lapis Pondasi
Sebelum dilaksanakan penghamparan aspal, permukaan lapis pondasi harus
dibersihkan dari debu, kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas dan bahan-
bahan yang rapuh dengan sikat kawat, sapu lidi, sapu ijuk dan alat-alat
mesin peniup debu/kompresor.
Bila permukaan lapis pondasi dalam keadaan sangat kering dan berdebu,
maka harus disiram dengan air menggunakan spinkler untuk menurunkan
debu dari permukaan.
Hamparan aspal dilakukan bila permukaan lapis sudah dalam keadaan
lembab.
d. Penghamparan Aspal dan Material Penutup
Penetapan tentang banyaknya aspal yang harus dihamparkan permeter
persegi menurut gambar rencana dan spesifikasi dari Bina Marga. Ditempat-
tempat dimana oleh Direksi/Pengawas dipandang perlu, harus ditambah
sesuai dengan petunjuknya.

Untuk memeriksa jumlah aspal yang telah dihamparkan, dapat dilakukan


sebagai berikut :
- Kertas karton 50 x 50 cm yang telah ditimbang diletakkan pada pemukaan base
course dan dihamparkan dengan aspal sesuai dengan prosedur pelaksanaan,
setelah selesai karton tersebut ditimbang lagi. Selisih berat dibagi luas karton
merupakan jumlah aspal persatuan, jumlah sebenarnya yang telah
dihamparkan.
Sebelum aspal menyerap masuk kedalam lapis pondasi (belum mengering)
atau apabila Direksi/Pengawas berpendapat aspal tersebut masih akan nempel
pada roda-roda lalu-lintas, maka jalan tersebut belum boleh dibuka untuk
umum.
Apabila akan digunakan untuk lalu-lintas, paling tidak harus 6jam terhitung dari
saat penghamparan dan sesudah dihampar dengan material penutup (bloter
material, pasir kasar, abu batu, dan sebagainya) baru lalu lintas diijinkan untuk
dilewati.
Bila satu jalur telah selesai dihampar dengan aspal dan akan dihampar dengan
material penutup setebal 3 cm maka harus disisakan lapisan aspal pada jalur
tersebut selebar 20 cm untuk tidak dihamparkan dengan material penutup.
Hal ini diperlukan agar terjadi keadaan saling menutup (over lapping) bila jalur
sebelahnya dilaksanakan. Kontraktor harus melindungi dan menjaga hasil
pekerjaan yang telah jadi, selama kurang lebih lima hari sebelum memberikan
lapisan lain (surfacing)
Bagian-bagian yang tampak aspalnya atau kurang penghamparan bloter
materialnya harus segera ditambahkan sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.

28
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

e. Lapisan Aspal Penetrasi


Sebelum agregat mulai ditebarkan, permukaan base harus dibersihkan, dan
lubang-lubang ditutup dengan bahan dan cara yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Untuk permukaan yang tidak beraspal harus terlebih dahulu
disiram dengan priem coat MP/RC sebanyak 0,5 – 1 kg/m2 atau dengan aspal
60 – 70 aspal yang dipanaskan hingga 100 – 200 0 C dicampur dengan 20 %
minyak tanah. Penebaran Agregat (batu pokok) dilakukan dengan
menggunakan grader/manual yang bentuknya menurut ketebalan yang
diisyaratkan dan disetujui Direksi/Pengawas. Segera setelah ditebarkan,
lapisan digilas agar batu menjadi satu kesatuan.
Penggilasan dilakukan tidak sampai menjadi padat betul.
Aspal 60 – 70 disiramkan diatas lapisan batu pokok tadi pada temperatur 120 –
170 0 C, jumlah aspal yang disiramkan disesuaikan dengan ketentuan (1 kg
aspal /m2 tiap tebal 1 cm lapisan aspal penetrasi).
Segera setelah aspal disiramkan, diusahakan agar temperatur masih diatas
1000 C, batu kunci ditebarkan secukupnya dan digilas sampai padat. Sambil
melakukan penggilasan, batu kunci ditebarkan pada tempat – tempat yang
perlu agar ruang kosong diantaranya dapat terisi. Sebelum dilakukan
penyiraman yang kedua, permukaan harus bersih dari kotoran-kotoran, batu-
batu lepas, dan bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki. Penyiraman
kedua dilakukan pada temperatur aspal sekitar 1200C dengan jumlah 1 ½
kg/m2 (seal coat) baru kemudian diatasnya ditebarkan batu split dan digilas lagi
sehingga padat. Batu split merupakan lapisan penutup setebal kira-kira 1 m.
Setelah penyelesaian terakhir, jalan dapat dilalui lalu-lintas kendaraan.

2.12 Konstruksi Jalan


2.12.1 Gelar Sirtu
- Setelah peil dasar badan jalan dan kepadatan tanah mmenuhi ketentuan
dan dapat dibuktikan dengan sertifikat dari laboratorium, maka atas ijin
tertulis dari Direksi/Pengawas sirtu dapat digelar.
- Bahan sirtu yang dipakai harus berkualitas baik pada sertifikat laboratorium.
- Penggelaran dan pamadatan sirtu dapat dilaksanakan sekaligus, apabila
ketebalan sirtu kurang dari 30 cm, dan pemadatan dilakukan dengan mesin
giling yang berkapasitas 8 – 10 ton.
- Ketebalan sirtu setelah padat, tebal harus sesuai dengan gambar rencana,
baik kerataan maupun kemiringan (ada sertifikat laboratorium)
- Persyaratan gradasi dan mutu bahan sirtu sesuai dengan RKS Umum.

2.12.2 Gelar Macadam


- Setelah peil dan ketebalan sirtu sesuai dengan rencana, atas ijin tertulis
dari Direksi/Pengawas Lapisan Macadam dapat digelar.
- Macadam yang dipakai harus berkualitas baik sesuai dengan RKS Umum
(ada sertifikat laboratorium).
- Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas yang berkapasitas 8 – 10 ton,
sehingga mendapatkan permukaan yang rata dan stabil.

29
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

- Ketebalan lapisan macadam setelah dipadatkan harus sesuai dengan peil


rencana dalam gambar rencana.

2.12.3 Sosot Berat/Penyiraman Permukaan dengan Aspal


- Menggunakan aspal panas 60/70 sebanyak 2,3 kg/m2.
- Sebelum batu pecah untuk lapisan sosot berat digelar, bidang jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas dan kotoran lainnya
kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,3 kg/m2 yang
disebar hingga rata betul.
- Gelar split diameter ½ “ yang tebalnya sebelum dipadatkan tidak boleh lebih
dari 1 – 2 cm, harus rata tidak boleh ada bagian-bagian yang lebih berisi
dari yang lain.
- Pemadatan selanjutnya dilaksanakan dengan mesin gilas seberat 6-8 ton
sehingga batu-batu tidak dapat bergerak lagi, dan harus dijaga jangan
sampai batu-batu menjadi hancur (verqruizen) kemudian diberi lapisan
aspal panas 60/70 sebanyak 1 kg/m2 yang sebarkan sehingga rata betul.
0
- Aspal harus cukup cair (160 C) supaya dapat masuk ke dalam lubang
diantara batu-batu.
- Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20 meter dari
tempat pengecoran.
- Setelah sebaran aspal panas merata, lapisan ini ditaburi/ditutup dengan
abu batu sebanyak 0,005 m3/m2 kemudian di gilas hingga rata betul dengan
mesin gilas dengan berkapasitas 6 – 8 ton.

2.12.4 Sosot Ringan/Tack Coating


- Menggunakan aspal panas 60/70 sebanyak 0,7 – 1 kg/m2.
- Bidang jalan harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran.
- Jika bidang jalan dari beton, maka harus cukup umur betonnya.
- Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak lebih dari 20 m dari tempat
pengecoran.
- Setelah sebaran aspal panas merata, lapisan ini ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,005 m3/m2.

2.12.5 Penetrasi tebal 3 cm dan 5 cm padat


- Menggunakan aspal sebanyak 2,7 kg/m2 untuk penetrasi tebal 3 cm padat
dan 7 kg/m2 untuk penetrasi dengan tebal 5 cm padat.
- Sebelum batu pecah untuk lapisan penetrasi digelar, bidang jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran
lainnya, untuk kemudian lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 3 kg/m2 yang
disosotkan hingga rata betul.
- Pemadatan selanjutnya harus dilakukan dengan mesin gilas seberat 8 – 12
ton sehingga batu-batu tidak dapat bergerak lagi, harus dijaga jangan
sampai batu menjadi hancur (verqruizen).

30
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

- Kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,5 kg/m2 untuk
penetrasi dengan tebal 3 cm padat dan 2,5 kg/m2 untuk penetrasi 5 cm
padat yang disebar hingga rata betul.
- Selanjutnya untuk penetrasi 5 cm padat digelar batu pecah dengan dia. 
1-2 cm yang tebal sebelum dipadatkan tidak boleh lebih dari 3 – 4 cm,
harus rata dan tidak boleh ada bagian-bagian yang lebih berisi dari yang
lain. Pemadatan selanjutnya dilakukan dengan mesin gilas seberat 8-12 ton
sehingga batu-batu tidak bergerak lagi, harus dijaga jangan sampai batu
menjadi hancur (verqruizen). Untuk kemudian diberi lapisan aspal panas
60/70 sebanyak 1,5 kg/m2 yang disosostkan hingga rata betul. Aspal harus
cukup cair (1600 C) supaya dapat masuk ke dalam lubang-lubang diantara
batu-batu. Tempat pemasakan jalan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20
m dari tempat pengecoran.
- Setelah tebar rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan sehingga rata betul dan tidak
boleh lebih 20 m dari tempat pengecoran.
- Setelah tebar rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan hingga rata betul dengan
mesin gilas seberat 8 – 12 ton.

2.12.6 Pekerjaan Hotmix


- Dalam pembuatan aspal beton, pemborong sebelumnya diwajibkan untuk
memberi keterangan-keterangan kepada Direksi/Pengawas mengenai
macam dan kondisi dari alat-alat pembuat aspal beton yang akan
digunakan.
- Jumlah bahan yang tersedia disekitar alat pembuatan aspal beton/Aspal
Mixing Plant (AMP) harus cukup untuk produksi sedikit 3 (tiga) hari.
- Pemanasan baru tidak boleh lebih dari 1750 C dan tidak boleh kurang dari
dari 1400C,. Dan pemanas aspal tidak melebihi titik nyala dan tidak kurang
dari 1400C.
- Hasil produksi dari Aspal Mixing Plant/AMP harus diperiksakan oleh
pemborong untuk tiap 100 ton dan paling sedikitnya 2 (dua) kali sehari yaitu
pada adukan ketiga pagi hari dan adukan ketiga sebelum berhenti,
pemeriksaan ini harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
a. Stabilitas marshal
b. Flow
c. Vold in mix
d. Extrasi
e. Gradasi
- Kelalaian pemborong untuk memeriksa Aspal Mixing Plant (AMP) secara
teratur dan terus menerus sehingga pekerjaan selesai, dapat
mengakibatkan ditolaknya pekerjaan dengan segala akibat ditanggung oleh
pemborong.
- Diatas lapisan konstruksi-konstruksi jalan yang akan dilapisi dengan lapisan
hotmix harus diberi lapisan pelengket terlebih dahulu dari aspal emulsi
sebanyak 0,70 kg/m2 untuk Teac Coating kecuali ditentukan lain. Lapisan

31
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

pelengket ini harus dipasang dengan mesin penyemprot dan harus merata
hingga menutupi seluruh lapisan bawahnya. Diatas lapisan lengket yang
belum sempurna dan baik, tidak boleh digelar (menguap bahan
tambahannya, air dan lain-lain) dengan lapisan hotmix.
- Pengangkutan aspal beton sebelum digelar harus ditutupi dengan terpal.
Aspal beton yang digelar/dipasang dijalan tidak boleh kurang dari 1400 C
kepanasannya. Aspal beton yang kurang dari 1400 C atau lebih, dan
berakhir 1200 C.
- Aspal beton harus digelar mesin penggelar (finisher) yang diperlengkapi
dengan alat pengatur ketebalan yang bekerja baik. Datangnya hotmix dari
Aspal Mixing Plant (AMP) harus diatur sedemikian rupa hingga tidak terjadi
kekosongan dalam mesin penggetar.
- Segera setelah aspal beton dicampur permukaan harus diperiksa lagi
bentuk dan ketebalan, bilamana perlu harus segera diperbaiki ukuran
pemadatan dilakukan sebagai berikut :
 Penggilingan pertama dengan mesin gilas 2 atau 3, berat 8 ton dengan 2
atau 4 lintas kecepatan 3 atau 4 km, sehingga pengelasan tidak
menyebabkan lendutan atau bergelombang, dengan temperatur aspal
beton antara 1400 C atau lebih, berakhir 1200 C.
 Penggilingan kedua dengan pneumatic tyred roiler 10-20 ton dengan
tekanan ban 70-80 psi, dengan kecepatan 5-10 km/jam dan temperatur
aspal beton antara 1100 C berakhir 900 C (100 C) dengan 12 lintasan atau
tekanan ban 90 psi, dengan minimal 8 lintasan.
 Penggilasan ketiga (terakhir) dengan mesin gilas minimum 14 ton dan
temperatur minimum 600 C, dengan kecepatan 5 atau 8 km/jam sampai
alur-alur bekas roda pemadat hilang/rata.

- Pemadatan harus dimulai dari tepi berangsur-angsur ketengah (overlap)


kecuali pada tikungan dengan miring dimana pemadatan dilakukan dari
bagian yang rendah menuju bagian-bagian yang tinggi. Pemadatan
dilakukan searah dengan as jalan dan jarak roda saling menutup pada lebar
yang cukup (overlapping + 60). Untuk mencegah lekatnya bahan aspal
dengan roda mesin gilas, maka roda selalu dibasahi dengan air
secukupnya.
- Pada waktu pemukaan aspal beton digilas, pemborong harus membentuk
pinggiran gelaran (kedua tepi batas gelar) sedemikian hingga tampak lurus
dan rapih. Penghamparan harus sejauh mungkin diusahakan agar
berlangsung kontinue dan tidak nampak sambungan. Mesin gilas hanya
boleh melintas garis akhir penghamparan dengan seijin Direksi/Pengawas.
Bila sambungan harus diadakan hendaknya diperhatikan agar dicapai
pelekatan yang sempurna pada seluruh tebalnya. Penempatan adukan baru
terhadap lapisan yang telah digilas, hendaknya diperhatikan bahwa bidang
kontrak harus vertikal (lapisan lam dipotong tegak terlebih dahulu). Leburan
aspal harus diberikan kepada bidang vertikal tersebut untuk menambah
pelekatan.
- Peil control lapisan hotmix dilaksanakan pada setiap profil melintang dan
memanjang. Diambil minimal 3 (tiga) titik pada untuk melintang. Hasil yang
didapat :

32
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

- Peil keretakan lapisan hotmix (toleransi  1 cm)


- Panjang, lebar dan luas lapisan hotmix
- Tabel lapisan hotmix
- Lapisan aspal beton bisa dibuka untuk lalu lintas dengan kecepatan rendah
setelah selesai pemadatan dan temperatur sudah dibawah titik lembek
aspal digunakan ( 2 jam) dan dibuka penuh untuk lalu lintas sebanyak 4
jam.

2.12.7 Pekerjaan Jalan Interblock/Paving Block.


- Setelah lapisan tanah dasar dipadatkan, digelar lapisan pasir dan sekaligus
diratakan dan dipadatkan.
- Ketebalan setelah dipadatkan harus sesuai dengan gambar gambar
rencana. Pasir harus bersih tidak mengandung garam-garam atau bahan
kimia lainnya yang dapat merusak atau membuat cacat.
- Pemasangan interblock selesai, segera dilakukan pemadatan tahap
pertama. Alat pemadat, Vibratory Plate Compactor luas dasar  30 cm2,
gaya centry fugal  1,20 ton.
- Bagian-bagian interblock yang pecah segera diganti saat itu juga.
- Tiga atau empat kali lintasan dianggap cukup untuk memadatkan blok
sampai peil rencana dan merangsang naiknya sebagian lapisan pasir ke
celah-celah interblock. Permukaan interblock setelah dipadatkan harus rata
dan tidak turun lagi.
- Pemotongan interblock harus dipotong menggunakan mesin potong
interblock.
- Setelah pemadatan pertama selesai, celah-celah antara interblock diisi
pasir pengisi celah dengan abu batu. Bahan pengisi harus bersih, tidak
mengandung garan-garam atau bahan kimia lainnya yang dapat merusak
atau membuat cacat. Pasir pengisi harus dalam keadaan kering agar tidak
sulit masuk ke dalam celah-celah.
- Setelah celah diisi pasir pengisi, lalu dipadatkan lagi dengan alat pemadat
dengan stemper kodok sesuai dengan kepadatan dan kerataan yang
disyaratkan. Sedangkan untuk yang terdapat celah akibat kekuarangan abu
batu harus segera diisi sehingga menghasilkan interblock yang sempurna
dan memenuhi syarat.

2.12.8 Pekerjaan Jalan Beton


- Pekerjaan jalan beton harus sesuai dengan peruntukan jalan dan berat
kendaraan yang lewat termasuk Lalulintas Harian Rata-rata (LHR).
- Pekerjaan jalan beton dimulai dengan penggalian tanah atau pengurugan
yang elevasinya disesuaikan dengan rencana ditambah dengan ketinggian
akibat penyusutan dari pemadatan.
- Setelah penggalian atau pengurugan dilanjutkan dengan pemadatan yang
menggunakan mesin gilas 6 s/d 12 ton tergantung type dan jenis jalan yang
akan dikerjakan sehingga didapat kapadatan yang disyaratkan baik

33
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

berdasarkan lapangan dan hasil tes laboratorium. Sesuai dengan standar


jalan yang dibuat oleh Bina Marga.
- Setelah padat yang sesuai dengan hasil test lapangan serta laboratorium
dan dinyatakan memenuhi syarat oleh Direksi/Pengawas, maka dapat
dilanjutkan dengan melakukan pekerjaan lantai kerja dengan campuran 1 :
4 sebagai dasar untuk dudukan lantai beton.
- Pelaksanakan pengecoran untuk lantai beton dapat dilaksanakan setelah
lantai kerja kering betul minimun 4 hari dan semua permukaan bersih dari
sampah – sampah, debu,solar,oli dan sampai lainnya yang akan merusak
kekuatan konstruksi dan disetujui tertulis oleh Direksi/Pengawas.
- Konstruksi untuk jalan dan atau jalan Lingkungan dibuat dari Beton dengan
mutu K 225 di cor langsung diatas lapisan lantai kerja.
- Lapisan beton merupakan plat beton yang menerus, lapisan merupakan
empat persegi panjang dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
Lapisan yang satu dengan yang lainnya dibuat alur yang lebarnya tidak
lebih dari yang lebarnya 1,5 cm.
- Setelah selesai pengecoran harus dilakukan perawatan dengan menjaga
kelembaban agar tidak terjadi pengeringan yang mendadak,
penyiraman/Curing beton setelah pengecoran 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran..
- Celah 1.5 cm harus diisi oleh campuran aspal dengan pasir dengan
perbandingan 3 aspal dan 1 pasir.

2.13 PEKERJAAN LAIN – LAIN

2.13.1 Pemasangan Kaca

2.13.1.1 Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai
tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca
yang akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca
tersebut serta kepada kedua sisi permukaannya.
Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka
kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut
diterima dalam keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.

2.13.1.2 Pemasangan kaca Pada Rangka Logam ( Alumunium )


Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan
mengurangi ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya kemudian baru disisipkan
dan dipasang pada rangka dengan tambahan list atau Sealant sehingga kaca
terpasang dengan kuat.

34
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.13.1.3 Pembersihan dan Perbaikan


Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau
diperbaiki kalau retak, pecah, cacad dan lainnya.

2.13.1.4 Pemasangan Kusen, daun pintu/jendela Alumunium


Material
Material yang harus dipakai adalah produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai
tebal 1 – 1,5 mm yang bermutu tinggi dari supplier dan disetujui seperti yang
ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan
baik dan tidak rusak pada tempatnya.

2.14 Pengecatan
2.14.1 Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau sejenisnya
yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi
daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu
serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum
dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.

2.14.2 Ketentuan Khusus


Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk
finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan bagi
jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air
hot deep galvanishing, cat-cat yang dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah
luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.

2.14.3 Daftar Bahan


Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan
semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi,
semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.

2.14.4 Pemilihan Warna


Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia
barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.

2.14.5 Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari
kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan
terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil
35
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang
lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan
dengan permukaan di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang
disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis.
Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan
harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24
jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua
cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan
sedangkan bagian yang retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari
jenis yang sesuai. Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian
yang pecah tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak
menampakkan bekas.

2.14.6 Pengecatan Akhir


Pengecatan akhir harus terdiri dari:
a. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan
yang mengkilat.
b. Kayu (divernis)
Dua lapis pernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan
yang mengkilat.
c. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari ”Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan ”upox hardener” dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing
tebalnya 40 microns.
d. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat
emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah
luar.

2.15 Kayu Dengan Natural Finishing


Kayu dengan natural finising harus rata, halus dan digosok dengan amril sehingga
tidak ada cacat yang dapat merusak sifat asli dari kayu tersebut. Pada akhrinya
lapisan terakhir diberikan untuk menutupi permukaannya. Semua bahan yang
dipakai harus dengan persetujuan dengan Direksi.

2.16 Tanda - tanda


Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk
mengerjakan pekerjaan sebagai berikut :

36
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

a. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada
kedua sisi dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci

2.17 Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan

2.18 Tenaga Kerja


Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca,
pengecatan dsb. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang mengawasi selama
pekerjaan berlangsung.

2.19 Persediaan Bahan Untuk Pekerjaan


Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka Penyedia barang/jasa harus
menyediakan sejumlah bahan yang tergantung dari warna setiap bahan yang akan
digunakan apabila ada perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama jangka waktu
perawatan. Jumlah dari bahan tersebut sangat tergantung dari kuantitas setiap jenis
pekerjaan dan akan ditentukan kemudian.

2.20 Perpipaan/Plumbing
2.20.1 Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat
pada gambar rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan
pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem
bekerja sesuai dengan rencana.

2.20.2 Material
Pipa-pipa Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus
dari jenis yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan kemudian)

2.20.3 Pipa-pipa PVC


Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui
serta dari Acuan Normatif yang berlaku (ditentukan kemudian)
2.21 Material-material Pelengkap
Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan
gambar. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan tersebut
harus dari jenis dan merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan tersebut harus
dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan kuat dikerjakan oleh
tenaga-tenaga yang ahli.

37
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.22 Penyesuaian dengan Peraturan yang ada


Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang. Atau kalau tidak ada harus dibuat oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dibawah pengawasan seorang insinyur.

2.23 Klem dan Pendukung


Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari
2,5 m untuk yang berdiameter lebih besar 100 mm dan 2 m untuk yang berdiameter
80 mm dan lebih kecil.

2.24 Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
seperti tersebut dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara
dan lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang
yang terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus
didukung secara merata dan material yang langsung berhubungan
dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan-bahan
yang merusak pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama
untuk menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran
pembuangan air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari
sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup
selama jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau
lumpur yang akan masuk kedalam pipa.
f. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan
akhir.

2.25 Test Pelayanan Sistem Air Bersih


Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan hidrolis 7
kg/cm² atau dua kali tekanan yang nantinya akan bekerja. Air harus diberikan pada
sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara terus menerus selama 1
jam. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun peralatan/pelengkap lain yang
ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari Direksi. Sesudah
selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk
mematikan kuman-kuman diberi chlor yang ditentukan oleh Direksi.

38
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

2.26 Sistem Drainase


2.26.1 Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada
gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga memungkinkan
pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena ruang geraknya
mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50 cm pada sisi-sisi
parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya, jika diperlukan
untuk menjaga penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka harus
ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi.
Pada saat pelaksanaan tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah
timbunan harus dijaga agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat
merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya
dukung yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya.
Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.

2.26.2 Pipa PVC untuk Drainase


Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana maka harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh
pabrik pembuatnya.

2.26.3 Pipa Beton/Buis Beton


Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana.
Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya
tajam dan tidak rusak.
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan
tanpa cacat berupa lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan dengan
mortar dengan perbandingan campuran 1 pc : 3 psr

2.26.4 Letak Pipa Drainase


Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat
pekerjaan. Pipa-pipa yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus
dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan merupakan garis lurus dan dengan
kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana. Perhatian khusus harus
diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang direncanakan dengan
menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

2.26.5 Penimbunan Parit


Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang
lebih 30 mm di atas harus dari material yang terpilih. Pemadatan harus

39
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak
merusak pipa.

2.26.6 Test Sistem Drainase


Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu untuk
menguji apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus
menunjukkan hasil yang baik dan tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti
kurang berfungsinya seluruh sistem dengan baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi
maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar dan diperbaharui dengan kerja
dan atas biaya Penyedia barang/jasa.

2.26.7 Pembetulan Jalan, Lantai dan sebagainya.


Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangan nya
berakhir bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus
dikembalikan seperti semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan sebagainya
harus diperbaiki seperti sedia kala, dan segala biaya yang dikeluarkan akibat
kerusakan tersebut menjadi tanggungan Penyedia barang/jasa.

2.27 Pagar dan Pintu Halaman.


Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga
disamping berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah
halaman.

2.28 Pengujian Bangunan – Bangunan Hidraulik


2.28.1 Umum
Pengujian bangunan hidraulik untuk membuktikan kekedapan air dari pipa beton
dilakukan terhadap reservoar air bersih, bab pengendapan, bak flokulasi dan filter-
filter.

2.28.2 Cara Pengujian


Setelah selesai, semua diding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga
setiap kebocoran diding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama pengujian
harus diisi dengan air bersih dan ditahan sekurang-kurang selama 48 jam.
Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama waktu tersebut di atas,
menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir yang tidak kelihatan
diperbolehkan. Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
a. Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
b. Bangunan pengolahan : kurang dari 1 cm
Jika kebocoran melampaui nilai-nilai di atas, penyedia barang/jasa diharuskan
memperbaikinya dengan biaya sendiri.
2.28.3 Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor 8h
harus diulangi.

40
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG

Pengujian tidak perlu diulang, jika :


a. Tidak ditemukan lagi kebocoran
b. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor
14b
c. Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
d. Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat
pengujian
e. Menghentikan kebocoran.

2.28.4 Masa Pemeliharaan


Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang ditentukan
dalam kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang
kurang baik, pengurugan amblas, bahan yang jelek atau hal-hal lain yang sesuai
dengan catatan dari Direksi. Setelah semua kekurangan dan kerusakan ini
diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan baik oleh Direksi, maka
setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan sekali lagi diserahkan oleh
Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan secara tertulis dalam bentuk suatu
Berita Acara Penyerahan Kedua.
Bila Penyedia barang/jasa dalam masa tersebut atas teguran/pemberitahuan
Direksi tidak melaksanakan perbaikan/pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk
memutuskan/memotong jaminan pemeliharaan atau menyuruh pihak ketiga untuk
melakukan pekerjaan itu atas tanggungan Penyedia barang/jasa (pihak kedua).

41
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

BAB III.

SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

A. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

3.1. Valve

3.1.1 Umum
 Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
 Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
 Nama pemilik proyek
 Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
 Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
 Tekanan kerja
 Diameter nominal
 Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
 Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel
tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari
sambungan ulir.
 Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure
tight joint are made in the thread”
 Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
 Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti
yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang
diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan
desain atas permintaan Pengguna Barang.
 Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja
minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai
dengan standard ISO 2531.
 Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.
 Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk
mencegah masuknya benda-benda asing.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk


penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi
flange dengan imbuhan 10%.
 Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam
keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata
dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.
 Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa
Pengadaanharus menyertakan besarnya maksimum torque yang
dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
 Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface
box dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus
dilapisi dengan non toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan
lain yang sama dan disetujui oleh Direktur Pengawas.
 Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum
digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di
pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns (16
mils). Material yang berkontak dengan air harus harus dari jenis non
toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh dgiunakan.
 Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6
(enam) set untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam
bahasa Indonesia.
 Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik
yang menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan
yang diminta dalam spesifikasi ini.

3.1.2. Gate Valve


 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising
Stem”.
 Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other
Liquids” (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan
kerja
 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk
sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface
boxlstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
 Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension
spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah
digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan
pipa PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan
tanah.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
 Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai
diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
 Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve.
Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang
sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute
(rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua)
buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di
atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan
tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.

 Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.


 Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.

 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban
lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box
tersebut dan diberi cetakan “………………………….." pada bagian
atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan
masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat.

 Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).

3.1.3. Katup Udara (Air Release Valve)


 Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal
sebagai berikut :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
e. aman terhadap vakum.
 Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve
lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai
dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
 Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.


 Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
 Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja
dan tidak menunjukkan gejala kebocoran.
 Juga tidak terjadi keboooran bila tekanan minimum 0,1 bar.
 Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu
(butterfly valve) dengan spesifikasi sbb:
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron
dengan rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme
operasional yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated
Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut
90o dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran
valve harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan
sesuai dengan standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan
dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara
manual harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air
atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan berpindah dari
tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan
(bila tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat
h. membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang
lama.
i. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron (ASTM
536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini
yang tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air Valve


(mm) Tipe Air Valve (mm)

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal

350 dan lebih besar Tipe dengan dua


Orifice atau kombinasi 75 mm dan lebih besar

1. Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian
secara otomatis yang akan mengeluarkan udara yang
terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.
2. Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :
a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan
atmosfer, dan menampung banyak udara selama operasi
pengurasan saluran pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat
air dalam kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve
selama operasi pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan
udara tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada
kondisi aliran air penuh dalam pipa.

3.1.4. Ball Valve


Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil
disebut ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi.
Valve ini dikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0
kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe
non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan
bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa
menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon
penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah
diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal.
Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi.

3.1.5. Plug Valve


Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas
harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari
gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated
bearing dari stainless steel atau perunggu.

Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple


Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing
gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.1.6. Check Valve


 Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve / KIep Tabok dengan sambungan flange.
 Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
 Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
 Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.
 Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
 Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
 Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan, dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang
mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
 Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal
atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus
mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas
diameter nominal pipa dan ujung flange.

3.1.7. Gate Valve Perunggu (Bronze)


 Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B
2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98 Mpa
(10.0 kg/cm2). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung
berulir (sekrup).
 Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang
terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve
memiliki solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
 Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada
JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang
tidak kurang dari 196 N/mm 2 (20 kg/m 2 ). Piringan terbuat dari
perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang
mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang
mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA

3.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima
tekanan kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali
ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan
cara uji.
 SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
 SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung
bagian luar
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan
dari besi yang kelabu.
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang
kelabu, penyambung.
 SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
 SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
 SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang
modular untukjaringan pipa bertekanan,
bagian 2.
 SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum,
Persyaratan servis untuk sambungan las.
 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin
mutu struktur las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan
dalam penilaian perusahaan yang
menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
 SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
 SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan
berulir.
 SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian
dalam dan luar pada pelapisan air dari baja
 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan
dengan las tumpu.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 7


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe


 ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are
Made on The Threads
 ISO 1459 Metalic croating – Protection Against
Corrosion by Hot Dip Galvanzing Guilding
Principles
 ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating
on Fabricated Ferrous Products
Requirments
 ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght
Carbon Steel Plates, Shapes and Bars
 ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled
Structural Quality
 AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for
Steel Water Pipelines Enamel and Tape Hot
Applied
 AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and
Coating for Steel Water Pipe 4 Inches and
Larger Shop Applied.
 AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior
and Exterior Steel Water Pipe.
 JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
 JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

3.2.2. Pipa Baja Dan Fitting

3.2.2.1. Material Dan Fabrikasi


Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 8


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan


minimum tidak kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi
standard berikut :
 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 ASTM A 283, Grade D
 ASTM A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP
 JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-
0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan
dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa
dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh
dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.

3.2.2.2. Dimensi Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum
dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA

Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding


(mm) (mm) Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 9


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2.2.3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain
dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle
penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan
standar berikut ini :
 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai
dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.

3.2.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)


3.2.3.1. Proteksi Bagian Luar
3.2.3.1.1. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah
harus dilapisi coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double
asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2
dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah sebagai
berikut ;
 Primer : Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
 Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA
C203.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
a) Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas
b) Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan
kering 2,4 mm +/- 0,8 mm.
c) Bonded asbestos felt
d) Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
e) Bonded asbestos felt; dan
f) Satu lapisan water resistant whitewash
Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau
lebih dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas
persetujuan Enggineer tetapi segala sistem proteksi yang menggunakan
polyethylene tape tidak diperkenankan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 10


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2.3.1.2. Pemasangan Di Atas Tanah


Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan
terpapar di luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan
lapisan primer dan lapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan
berikut ini :
 Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
 Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan
lapisan kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
oleh Steel Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di
atas, Primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead
Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive
Paint, Class 1 atau sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.

3.2.4.3. Sistem Lapisan Epoxy Atau Coal Tar Epoxy


Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan
AWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari
sebagai berikut :
a. Sistem pelapisan dengan epoxy

i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang
tidak mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan
pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh
kurang dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.

3.2.5. Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa


3.2.5.1. Ujung Rata / Datar

Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm,


Lining yang sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa
dan permukaan luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat
dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan pada bagian
7.3.1. Proteksi Bagian Luar.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 11


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal)
pada ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi
katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam
dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan
ketebalan 5 mm.

3.2.5.2. Ujung Bevel


Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di
bawah ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)
80 - 350 100 80 3±1

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan


pada sub bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.

3.2.5.3. Ujung Flange


Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy
seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.

3.2.5.4. Coating Dan Lining Untuk Pipa-Pipa Khusus Dan Fitting


Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting
khusus berikut ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating dan Lining) ;
 Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly
 Short Piece digunakan untuk valve assembly
 Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
 Blank Flange

3.2.5.5. Lapisan Pelindung Sambungan

3.2.5.5.1. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi
terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di
lapangan dan tertanam di dalam tanah., dan harus diselubungi oleh
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal)
sesuai deengan spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity.
Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk menutup
permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance)
20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 12


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

bahan tersebut.

3.2.5.5.2. Selubung Atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeve


Or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan
luar dan dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan
lapisan dalam butyl rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan
lapisan minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai
berikut :

Diameter Pipa Ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan


(mm) Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm) (mm)
< = 350 0.6 0.6
400 0.9 0.6

450 1.2 0.6

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisandalam adalah sebagai berikut :


 Karakteristik Fisik Lapisan Luar
 Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
 Kekuatan Tarik :
- circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
 Elongasi :
- circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
 Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
 Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
 Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
 Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2) : 40
- circumferential (Min.,N/mm2) : 8

Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan


yang diterapkan
 Pada 200 derajad celcius untuk 20 menit.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 13


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Kriteria Fisik Lapisan Dalam


 Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
 Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
 Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
 Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)
Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang
diterapkan.
Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-
shrink flame. Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan
nozzle, bak sebelum pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty
hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur tekanan dan lain
sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan pengatur tekanan
gas harus juga disediakan.

3.2.5.6. Pengecatan Tanda (Marking)


Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas
pada bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin
seperti berikut ini atau dari mutu yang setara.
P.T. Dimet Indonesia VYGARD 260
ICI ICI SUPER
P.T. ICI Paint Indonesia STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT BODELAC 9000
P.T. Nippon Paint Indonesia ALKYD RESIN

3.2.5.7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrosion Protection


Tape)
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan
korosi dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang
menyerap dengan kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi
organik, serta pengawet organik. Bahan ini harus didesain untuk
perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat adhesif,
insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti
mikroorganisme,dll.
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus
dilindungi dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita
pembungkus harus berupa PVC adhesif atau material lain yang disetujui
oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama
dengan pelindung korosi petrolatum.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 14


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2.5.8. Sambungan Fleksible Dan Kopling


3.2.5.8.1. Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja
maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.

3.2.5.8.2. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
 AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
 JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
 JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
• JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service

3.2.6. Sambungan Fleksibel Mekanikal


Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau
kombinasi gaya-gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear
deflection, distorsi dan gaya-gaya lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type
CL-A yang diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara
dan disetujui.

3.2.6.1. Persyaratan Desain


Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi
kondisi operasi sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover)
dengan berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :

Diameter Panjang Maksimum Minimum Ekspansi yang Minimum Kontraksi


Nominal Peletakan diizinkan Yang diizinkan
(mm) (mm) (mm) (mm)

300 to 400 1600 230 80

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 15


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2.6.2. Bahan-Bahan Dan Konstruksinya


Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2
(dua) ring karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua
ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka
penguat serta ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus
difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang mempunyai batas
keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101
Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS
G 5502 class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring
karet harus dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh
digunakan.

3.2.6.3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain,
harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip
pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan
sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan
dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem
coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3

3.2.7. Sleeve Coupling


3.2.7.1. Umum

Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut


untuk ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket,
2 (dua) end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya
harus didesain dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai
dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.

3.2.7.2. Bahan-Bahan Dan Konstruksinya


a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting
yang digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau
malleable cast iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih
tinggi dari
persyaratan dibawah ini.

 Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 16


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

DIN 17100 RST 36

 Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12

 Malleable Cast Iron


ASTM A 47 Grade 32510 or 35018 .
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t

Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Diameter Nominal Panjang Minimum Center Sleeve


(mm) (mm)

12.5 - 50 89

65 - 250 102

300 - 450 127

b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene
rubber (SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan
stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene
propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.

c. End Rings / Ring Ujung


End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau
besi tuang (malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih
tinggi dari standar berikut :
 Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 17


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 Ductile Iron dan Malleable Cast Iron

Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada


bagian sebelumnya 7.5.2.a. Center Sleeve.
d. Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi
atau lebih tinggi dari persyaratan dari JIS G B101 Class 2.

3.2.8. Lapisan Coating


a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hot fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan
lapisan kering sebesar 150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir
dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut, sehingga
ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.

b. Sarana di atas tanah


Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada
bagian luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan
bagian dalamnya sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3.
Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat
dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian
7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.

3.2.9. Special Sleeve Couplings


3.2.9.1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung
polos dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter
nominalnya seperti diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center
sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk
pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :

Diameter Nominal Range Diameter Luar (mm)


(mm) Dan Toleransinya (°I°)
Min - max

50 6 0 . 2 ±1 . 0 - 63 . 0+ 0 .6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 18


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.2.9.2. Konstruksi Dan Bahan


Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang
yang bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB
340 atau BS 6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh
Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang
memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR)
yang di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353
atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene
monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi
dengan special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai
ketebalan kering lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut
harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah
special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 70 mikron.

3.2.10. Flange Insulasi


Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa
yang bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan
alat untuk menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang
berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang
dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan
insulasi tidak boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah
pekt'rjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi
dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi
petrolatum dengan kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua
Flange insula

3.3. PENGADAAN PIPA POLIETILENA DAN PERLENGKAPANNYA

3.3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 19


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa


Polietilena
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena
untuk air minum
 ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply
spesifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination
of carbon black content by calcinations
pyrolysis – Test method and basic
spesification
 ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of
polyetilene for us in gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of
carbon black dispersion in polyolefin pipes,
fittings and compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination
of tensile properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of
fluids – resistance to internal pressure – Test
Method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass –
flow rate (MFR) and melt volume flow rate
(MVR) of thermoplastics
 ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion
– part 1 : determination methods
 ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall
thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
 ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics
pipe and fittings material
 JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water
supply

3.3.2. Spesifikasi Teknis

3.3.2.1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N. Kelas N :

a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn +


1) mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 20


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm

Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan
peralatan untuk penggulungan ulang

3.3.2.2. Panjang Pipa

Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05
m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.

3.3.3 Sifat Mekanik

3.3.3.1. Ketahanan Hidrostatik

Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan


sebagaimana tabel dibawah ini
KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA
TEGANGAN UJI (Mpa)
JENIS BAHAN
1000 jam pada
100 jam pada 200C 165 jam1) pada 800C
800C

PE 100 12.4 5.5 5.0

PE 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan

Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah
merupakan kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata
gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada
tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan
minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 21


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATAN SUHU 80oC


KEBUTUHAN UJI ULANG
PE 80 PE 100

Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan


MPa Minimum (jam) MPa Minimum (jam)
4.6 165 5.5 165

4.5 219 5.4 233

4.4 283 5.3 332

4.3 394 5.2 476

4.2 533 5.1 688

4.1 727 5.0 1000

4.0 1000

3.3.3.2. Kuat Tarik


Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus
400 %, bila diuji pada suhu 200C

3.3.4. Sifat Fisik

3.3.4.1. Stabilitas Panas


Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya
diambil dari permukaan sebelah dalam pipa

3.3.4.2. Nilai Perubahan Arah Panjang


Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

3.3.5. Dimensi Pipa

3.3.5.1. Ketebalan Pipa


Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005
tentang pipa polietilena untuk air minum

3.3.5.2. Bahan Baku Pipa


Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus
merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air
minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut
dibuktikan dengan Certificate Badan Independen BODYCOTE

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 22


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.3.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu
dengan menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau
dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
dengan SDR 13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint
direkomendasikan untuk pipa dengan diameter 20 – 110 mm.
Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.

3.3.7. Pengujian Pipa


Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-
1991 tentang metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum
dan SNI 06-4821-1998 tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena
untuk air minum.

3.3.8. Penandaan Pipa


Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 23


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

B. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

3.4. UMUM
3.4.1 Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan


pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan
spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.

3.4.1.1 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya

Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan
oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama
pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada
penyelesaian pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi
harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor.

Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.

Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara


dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.

Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki
hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas
dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi
kompensasi kepada pemilik.

3.5 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)

3.5.1.1 Umum

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas


dan peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa


walaupun bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.

Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih
dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang
memadai menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan
penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari
kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa
pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir harus diperiksa terlebih dahulu
dengan menggunakan peralatan survei.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 24
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah
dipasang harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi
pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam
galian dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya
dengan menggunakan ”coupling”.

Jika kontraktor mengusulkan menggunakan ”Heat – shinkable sleeves” untuk


lapisan pelindung sambungan daripada ”Heat – shinkable sleeves”, ”sleeves”
tersebut perlu dipasang pada pipa sebelum diletakkan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk
”Heat – shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.

3.5.1.2 Pemasangan Pipa

3.5.1.2.1 Penurunan Pipa ke Dalam Galian

Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus


disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan
pekerjaan. Semua pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati
kedalam galian, satu persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”,
derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai,
dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan,
lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam
(Lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.

Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.

3.5.1.3 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan


kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.

Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan
oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.

3.5.1.4 Pembersihan pipa dan ”Fitting”

Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 25
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.

3.5.1.5 Perletakan Pipa

Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk


kedalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan
dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian
yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.

Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai.

3.5.1.6 Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.

Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong agar dapat
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada kontraktor dari pemberi tugas.

3.5.2 Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan

3.5.2.2 Umum

Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang


ditentukan. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada
standar ataupun pedoman (code) sebagai berikut :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 26


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association


(WSP)
(b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas.
Pengelasan yang diminta oleh Pemberi Tugas harus diuji dengan cara
pengujian yang dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN” DALAM 9.2.4 atau cara yang diterima oleh
Direksi.

Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap


sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.

3.5.2.3 Juru Las (Welder)

Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang


diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh badan berwenang.

3.5.2.4 Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan
3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar
bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated
rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam
JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

3.5.2.5 Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang
sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi,
alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa
dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dari pada permukaan dalam
(interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 27


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut
tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi.

3.5.2.6 Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,
harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.

Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan


keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa
perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang


berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.

3.5.3 Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan.

3.5.3.2 Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan pemnembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung
jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5
(lima) copy kepada Direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 28


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.5.3.3 Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara cermat.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan
Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
 Adanya lubang (pit) dipermukaan
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm
dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
 Adanya tumpang tindih (overlap)
 Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement


(mm) (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

 Butiran yan tidak merata (unven beads), dan


 Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3.5.3.4 Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur
pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan
oleh perusahaan pemeriksa yang independen

3.6 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA ”POLYETHYLINE”

3.6.1 Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa ’POLYETHYLINE”
disingkat dengan nama ”PE” termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum
spesifikasi pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan
”Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari
Direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 29


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.6.2 Pemasangan Pipa

3.6.3 Penurunan Pipa Kedalam Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Pemberi Tugas
harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan kelancaran
pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam
galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru
diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas.
Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu,
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau
peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan
pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan
tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke
dalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, ”Fitting”, ”Valve” atau perlengkapan lain dalam
penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada
Pemberi Tugas. Pemberi Tugas harus menetapkan perbaikan atau penolakan
bahan yang rusak tersebut.

3.6.4 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.


Pipa, ”Valve” dan ”Fitting” harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan
pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum,
selama atau sesudah pemasangan pada kedududkan akhir, pipa harus
diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan
Pemberi Tugas.

3.6.5 Penyambungan Pipa

Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut :

a. Sambungan mekanis
- Mechanical-join : sambungan plastik, injection (20 mm - 63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
b. Welding (heat fusion)
Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
a. Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh


kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan Direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 30


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.6.6 Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis


Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.

3.6.7 Penyambungan Pipa dengan Welding (Heat fusion)

- Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudia plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan
tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang
menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat
dibuka.

- Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit
bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah
ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
- Saddle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan
cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk
beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat
yang biasanya sudah ada pada sambungannya.

3.6.8 Penyambungan dengan Electro Welding

Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang


harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh
produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan
disambung harus dibersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan
sambungan yang akan dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung
kedalam sambungan yang tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis
akan berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol,
material dari dalam akan keluar dari lubang indikator pada sambungan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 31


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.7 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA CAST IRON

3.7.1 PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE

3.7.1.1 Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan
fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

3.7.1.2 Pemasangan Pipa

3.7.1.2.1 Penurunan Pipa Ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan
dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian,
satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan
mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar
(protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut
sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

3.7.1.2.2 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada diatas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting
yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

3.7.1.3 Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.

3.7.1.4 Perletakan Pipa


Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 32


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.

3.7.1.5 Pemotongan Pipa


Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada kontraktor dari direksi.

3.7.2 Penyambungan Pipa Galvanized


Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung
pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang
serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai
kencang betul.

3.7.3 Penyambungan Dengan Pengelasan

3.7.3.1 Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini :
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association
(WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 33


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap


sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan

3.7.3.2 Juru Las (welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh bada berwenang.

3.7.3.3 Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan
3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar
bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated
rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam
JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

3.7.3.4 Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang
sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi,
alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa
dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam
(interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double
welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut
tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi.

3.7.3.5 Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 34


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,


harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa
perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.

3.7.4 Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan.

3.7.4.1 Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung
jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5
(lima) copy kepada Direksi.

3.7.4.2 Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan
Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
 Adanya luabang (pit) dipermukaan
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih

 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm


dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
 Adanya tumpang tindih (overlap)
 Adanya penguatan berlebihan

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 35


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement


(mm) (mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

 Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


 Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3.7.4.3 Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur
pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan
oleh perusahaan pemeriksa yang independen

3.8 LAPISAN PELINDUNG LUAR (PROTECTIVE COATING) DAN LAPISAN


PELINDUNG DALAM (LINING)

3.8.1 Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting"
termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila
tidak ditentukan akan dipilih oleh Direksi.

3.8.2 Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"

3.8.2.1 Pipa Baja yang Terekspos


Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi
tiga lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama
dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan
lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut
harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan
tersebut harus dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan keying, 35
microns.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 36


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

 Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kerin«,


25 microns.
 Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint.
Class 2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau
yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika mungkin haruslah produk dari pabrik
yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik.
Produk tersebut haruslah produk terdaftar.

Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana


ditentukan untuk pipa dan "fitting", yang mana mereka terpisah.

3.8.2.2 Pipa Baja yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan ada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek
terdiri dari :
1) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan dengan
pengelasan)
2) "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve
Coupling°), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk sambungan expansi)
(expansion joints).
Spesifikasi ini mencakup hanya hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak
dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.

(a) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet"


Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus
dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".

Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.


Kontraktor harus melakukan pekerjaan pemasangan, di bawah petunjuk
instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok
bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor oleh Pemilik, dan semua
biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi beban Kontraktor.

1) "Head-Shrinkable Sleeve" :

Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada
kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah
sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve"
tersebut harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas
pengelasan.

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 37
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

memadai, dan setiap permukaan pipa akan ditutup dengan "sleeve"


harus dihaluskan terlebih dahulu.

Pemanasan Pendahuluan Pada Pipa


Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
"wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah
sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".

Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"


Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang
disetujui oleh Direksi. mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara yang
berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara
perlahan dan pastil. Pengerutan akan berlanjut secara merata,
sampai sifat adhesive "sleeve" timbul.

2) "Head- Shrinkable Sheet"

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Penanganan komponen terdahulu (a) dan i) "Head-Shrinkable
Sleeve". Kata "Sleeve" harus dibaca "sheet",

Pemanasan Pendahuluan Pipa


Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu
dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.

Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di


lapangan harus lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet"
itu sendiri harus lebih dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"


Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus
dikerutkan dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada
diantara -sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara
perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari
"sheet".

(b) Pelapisan"Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"


"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik dilindungi dengan bahan
khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-
hati jangan sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan
pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada
permukaan lapisan pelindung "sleeve coupliiig" harus diberi lapisan
kembali sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy°' atau pelapisan "coal tar
epoxy'', tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh
Kontraktor.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 38
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan


pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.

1) Pelapisan "Epoxy"
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.

2) Pelapisan "Coal Tar Epoxy"


- Satu (1) lapisan "epoxy primer',
- Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"

(c) Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"


Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung
korosi "petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah
pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
tersebut besarnya dengan data pengalaman instruktur yang akan
ditugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebui, harus dilanjutkan ke
bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum"
harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus
disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup
dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (filler) sampai
permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus
produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang
cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm
permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya
dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas
biaya Kontraktor sendiri.

3.9 PEMBUATAN PERLINTASAN PIPA

3.9.1 Jembatan Pipa

a. Bahan yang digunakan :


- Pipa dan accesories
- Beton
b. Spesifikasi Teknis :
- Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
- Beton, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor : SK
SNI S – 36 – 1990 - 03

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 39


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA

3.9.2 Syphon

a. Bahan yang digunakan :


- Pipa dan accesories
- Beton selubung
b. Spesifikasi Teknis :
- Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
- Beton selubung, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air
Nomor : SK SNI S – 36 – 1990 – 03
-
3.9.3 Perlintasan Jalan

a. Bahan yang digunakan :


- Pipa dan accesories
- Beton selubung
b. Spesifikasi Teknis :
- Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
- Beton selubung, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air
Nomor : SK SNI S – 36 – 1990 - 03

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 40


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

BAB IV.

SPESIFIKASI TEKNIS UNIT PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR

4.1 UMUM.
4.1.1 Ruang Lingkup
Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit paket
instalasi pengolahan air (IPA), material, pabrikasi dan pemasangan pekerjaan
konstruksi.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
a. Merencanakan secara rinci proses pengolahan & konstruksi lengkap
sesuai kebutuhan terkait kuantitas dan kualitas air baku yang
datanya telah disediakan oleh pengguna barang/jasa.
b. Kapasitas IPA paket yang ditawarkan maksimum 50 l/det, bila lebih
besar dari 50 l/det. Maka ditawarkan secara modular.
c. Pemenang lelang harus memeriksa dan menganalisis ulang kualitas
air baku
d. Pengadaan unit paket IPA yang terdiri dari bahan-bahan yang
dilindungi dengan anti karat dan perlengkapan-perlengkapannya.
e. Disarankan untuk mengasuransikan unit paket IPA selama
transportasi dari pabrik ke lokasi proyek
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit paket IPA,
peralatan listrik (kabel-kabel), valve dan lain-lain.
g Trial run dan commisioning sampai dengan hasil produksi
memenuhi standar kualitas air minum yang termasuk di dalamnya
pemeriksaan hasil kualitas air baku dan air olahan di laboratorium
selama masa uji coba.
h. Jaminan (guarantee) bahwa unit paket IPA ini mampu mengolah air
baku menjadi air minum yang memenuhi standar kualitas air minum
sesuai Permenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang
Kualitas Air Minum.

4.1.2 Acuan Normatif

SNI 06-0112-1987, Pipa polister serat gelas untuk saluran air bertekanan dan
saluran air buangan
SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan.
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat canai
panas hasil reroling.
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan sistem las
atau baut .
SNl 07-2225-1991, Pipa baja saluran air.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

SNI 05-0141.2-1996, Unjuk kerja pompa sentrifugal


SNI 04-0225-2000, Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000).
SNI 06-0084-2002, Pipa PVC untuk saluran air minum.
RSNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket instalasi pengolahan air (!PA).
SNI 19-6775-2002, Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket IPA
Kapasitas 5 lpd Ke atas
RSNI 1906773-2004 sbg revisi SNI 19-6773-2002, Spesifikasi Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air Konstruksi Baja

4.1.3 Tenaga Ahli


Tenaga ahli yang terlibat dalam paket pekerjaan ini haruslah tenaga ahli ahli Teknik
Lingkungan/ Teknik Sipil/ Teknik Elektro/ Teknik Kimia/ Teknik Mesin

4.1.4 Sertifikasi Inspeksi Teknis


IPA Paket harus memiliki sertifikat Inspeksi Teknis yang dikeluarkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, atau lembaga yang
terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional)

4.1.5 Dokumen Gambar


Peserta pelelangan harus melampirkan gambar beserta brosur asli dari pabrik
dalam dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi
teknis dari unit paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ditawarkan.

4.1.6 Keselamatan kerja


Penyedia barang/jasa harus menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja
maupun masyarakat sekeliling workshop dan lokasi pemasangan, mengikuti
peraturan keselamatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, antara lain:
a. Lokasi pemasangan harus diberi pagar/jaring untuk mencegah
benda-benda jatuh yang bisa menyebabkan jatuhnya korban.
b. Dibuat jeruji sementara di tempat yang berisiko tinggi orang dapat
jatuh.
c. Menjaga keamanan hal-hal yang berhubungan dengan listrik.

4.1.7 Rencana Kerja / Time Schedule


Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan rencana kerja (time schedule) untuk disetujui direksi. Penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan mengubah rencana kerja tanpa persetujuan
pengguna barang/jasa.
Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule, maka pengguna
barang/jasa dapat menginstruksikan kepada penyedia barang/jasa untuk meninjau
kembali jadwal yang ada.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.1.8 Gambar Pelaksanaan / Shop Drawing


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan shop drawing kepada direksi. Shop drawing harus dapat memberikan
informasi yang lengkap mengenai komponen-komponen yang ada dalam
suatu instalasi, meliputi lokasi, tipe, ukuran-ukuran baut dan pekerjaan
pengelasan, yang seluruhnya harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa sesuai
dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Shop drawing harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dan dalam
pelaksanaan pekerjaannya dibuat secara efektif dan ekonomis. Simbol-
simbol pengelasan yang digunakan pada shop drawing harus sesuai dengan ISO
2553.
Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa
harus mengajukan shop drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau ditandai oleh pengguna
barang/jasa.
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa, harus segera
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan pengguna
barang/jasa dan harus segera diserahkan kembali.
Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam
shop drawing.

4.1.9 Lokasi Instalasi


Penyedia barang/jasa harus memeriksa rute transportasi dari workshop ke lokasi
pemasangan dan melaporkan kepada pengguna barang/jasa unit-unit apa saja
yang membutuhkan perubahan ukuran dan juga unit-unit yang akan dimodifikasi
jika ada. Penyedia barang/jasa dapat memanfaatkan fasilitas listrik dan air yang ada
di lokasi dan untuk semua ini penyedia barang/jasa harus membayar kepada pihak
PDAM atau pihak yang terkait dan apabila tidak ada fasilitas tersebut maka
Penyedia barang/jasa harus sudah memperhitungkan dan membiayai sendiri
semua pengeluaran tersebut. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia barang/jasa
harus membenahi semua perlengkapannya dan lokasi proyek harus sudah bersih
dan siap untuk digunakan sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.

4.2 KRITERIA UMUM UNIT PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)


Secara garis besar Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus memenuhi
beberapa kriteria secara umum sebagai berikut :
a. Perlu diperhatikan kekuatan, umur dan kesesuaian jenis material
bahan Instalasi pengolah Air di lapangan terhadap kualitas air baku
dan atau lokasi daerah.
b. Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) harus memiliki kapasitas
Q ....... l/det (sesuai kebutuhan)
c. Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) harus mampu mengolah
air baku dari sumber air dengan kualitas air baku yang ada
(Pengguna barang/jasa melampirkan hasil uji laboratorium atas
kualitas air baku yang mewakili musim hujan dan kemarau).
Pemilihan lokas air baku harus mempunyai kualitas sesuai
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2000.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

d. Kualitas air hasil pengolahan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air


(IPA) harus dapat memenuhi standar kualitas air minum Indonesia
sesuai Permenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang
Kualitas Air Minum.
e. Harus dipasang di atas tanah yang stabil, bila kondisi tidak
memungkinkan wajip diberi pondasi khusus sesuai kebutuhan untuk
menopang bangunan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA)
f. Harus dioperasikan secara mudah, tidak memerlukan penanganan
operasi oleh tenaga ahli dengan ketrampilan khusus / pendidikan
khusus yang tinggi.
g. Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus terdiri dari unit
untuk pengolahan koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi,
terbuat dari bahan-bahan yang dilindungi anti karat, mudah
dipasang, mudah untuk dikontrol dan mudah pemeliharaannya.
h. Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air
i. Tidak memerlukan areal yang terlalu luas dan mudah dipindah-
pindahkan. Perletakan unit-unit tersebut harus disetujui oleh
pengguna barang/jasa untuk dapat disesuaikan dengan
perencanaan pada tahap-tahap berikutnya.
j. Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang
memerlukan energi listrik sesedikit mungkin sehingga biaya operasi
tidak mahal (hemat energi).
k. Zat-zat kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus
mudah didapatkan di pasaran dalam negeri dan harganya relatif
murah.
l. Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah
dalam pengadaan/ pemakaian bahan-bahan bangunan produksi
dalam negeri, kecuali beberapa bagian yang memang belum dapat
diproduksi dalam negeri.
m. Perlengkapan-perlengkapan tersebut hendaknya sesuai dengan
standarisasi yang ada sehingga mudah diperluas atau diperbaiki,
suku cadang diusahakan untuk mudah didapatkan dipasaran
dalam negeri.
n. Untuk memberikan hasil yang sebaik-baiknya, maka harus ada
jaminan/garansi dari Pabrikan, bahwa Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air (IPA) tersebut berjalan dengan baik dengan kualitas
pengolahan air sesuai dengan yang diharapkan, minimal 2 (dua)
tahun sejak Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut
dioperasikan.
o. Untuk sumber air baku dari air gambut, IPA yang ditawarkan harus
mampu mengolah air gambut menjadi air minum
p. Filter tidak menggunakan tekanan dengan pompa.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.3 PROSES PENGOLAHAN


Bangunan-bangunan/ unit-unit pengolahan yang ada dalam Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air (IPA) tersebut minimum memiliki 2 unit/kompartemen dalam satu
paket (agar terjamin kontinuitas pengaliran pada saat ada perbaikan pada salah
satu unit) yang antara lain terdiri dari:
Tabel D-3 Proses Pengolahan
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
1) Unit pengambil air baku 1) Air Permukaan, Air Tanah
2) Pengukur aliran Air 2) Ambang tajam, turbin,
elektromagnetik dan ultrasonik.
3) Pembubuh Larutan Kimia 3) Pompa dosing
4) Mixer 4) Mekanis, hidrolis, in line dan
kompresor;
5) Koagulasi 5) Hidrolis, mekanis dan dynamic
mixer;
6) Flokulasi 6) Hidrolis, mekanis dan dynamic
mixer; sludge blanket
7) Sedimentasi/ klarifikasi 7) Gravitasi, floating, sludge blanket
8) Filtrasi 8) Saringan pasir cepat media
tunggal atau ganda,
9) Reverse Osmosis 9) Membran
10) Desinfeksi 10) Pompa dosing

2 Komponen Penunjang (pilihan)


1) Penampung 1) Reservoar

4.3.1 Air Baku


Air baku harus memiliki kualitas sebagai berikut:
a. Kekeruhan lebih kecil dari 600 NTU atau 400 mg/L.
b. Dalam hal kandungan kekeruhan melebihi dari 600 NTU maka ke
dalam paket pekerjaan perlu dilengkapi pengolahan pendahuluan
(prasedimentasi)
c. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt
Co dan warna sementara mengikutu kekeruhan air baku
d. BOD, maksimum 2 mg/L, SNI 06-2503-1991 Metode Pengujian
Kadar Kebutuhan Oksigen Biokimia dalam air
e. COD, maksimum 10 mg/L, SNI 06-2504-1991 Metode Pengujian
Kadar Kebutuhan Oksigen dalam air dengan alat Reflux tertutup
f. Total Disolved Solid (TDS), maksimum 400 mg/L, SNI 06-2413-2002
Metode Pengujian Kadar padatan dalam air
g. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai
Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2000 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
h. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna,
besi dan atau bahan organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi
kekeruhan rendah (< 50 NTU) maka digunakan IPA sistem DAF
(Dissolved Air Flotation) atau sistem lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.3.2 Unit Koagulasi (Pengaduk Cepat)

4.3.2.1. Fungsi
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku, membentuk
partikel koloid yang disebut flok.

4..3.2.2 Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat dapat terdiri atas :
a. Type Hidrolis
1. Dalam Pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai
sumber energi untuk pengadukan.
2. Static Mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa
untuk mempercepat proses pengadukan. Prinsip kerja peralatan ini
adalah memecah dan memutar aliran sehingga gradien kecepatan
menjadi lebih besar.
3. Terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan
air.
b. Type Mekanis
Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri atas : impeller, turbin, impeller
paddle dan impeller propeller.

4.3.2.3 Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan
SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP
dengan diameter yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang
dibuat.
b. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5 - 20 m.
c. Ukuran untuk Static Mixer disesuaikan dengan diameter pipa
transmisi serta kriteria untuk gradien kecepatan.
d. Untuk terjunan air, tinggi terjunan sekurang-kurangnya 50 cm untuk
mendapatkan gradien kecepatan yang memenuhi persyaratan.
e. Untuk tipe mekanis kebutuhan daya untuk motor penggerak harus
diperhitungkan agar dapat diperoleh nilai gradien kecepatan yang
disyaratkan.

4.3.2.4 Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang
digunakan (misalnya : alum 5-7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan
G > 750/det., GTd 10 4 -10 5 , sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata
cara perencanaan paket unit IPA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

c. Waktu detensi 1 – 3 detik, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata


cara perencanaan paket unit IPA
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold Nre > 10.000,
sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit
IPA
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan
teknologi IPA paket yang ditawarkan namun mampu menghasilkan
kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a

4.3.2.5 Kekuatan Struktur


Pelat harus dapat menahan tekanan kerja nominal 10 g/cm2.

4.3.3 Unit Flokulasi (Pengaduk Lambat)

4.3.3.1 Fungsi
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil
setelah pembubuhan koagulan dan pengadukan pada proses koagulasi sehingga
terbentuk flok yang mudah mengendap.

4.3.3.2 Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det
sampai 20/det. Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa pembuang
Lumpur.

4.3.3.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator) harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit pengolahan dan waktu retensi
selama 40-20 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA
Bila menggunakan sistem sludge blanket dimana unit flokulasi dan sedimentasi
menjadi satu maka penurunan nilai gradien kecepatan berkurang secara gradual
dari 70 /det sampa 20/det dengan aliran dari down flow menjadi up flow.

4.3.3.4 Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali. Faktor yang
sangat berpengaruh adalah :
a. Waktu kontak (td) : 40 - 20 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
b. Gradien Kecepatan (G) : 80 – 20/det, sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 7


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.3.3.5 Struktur Bangunan


Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi beton
bertulang K-225. Untuk jenis tanah lembek (P tanah < 5) maka pondasi dibuat di
atas cerucuk /minipile/pile sesuai perhitungan pondasi.

4.3.3.6 Pekerjaan Mekanikal


Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan Lumpur harus terbuat
dari pipa baja yang sudah di las dari pabrik sehingga dijamin tidak bocor. Untuk
diameter > 40 mm, peralatan pipa harus tahan terhadap tekanan kerja maksimal
12 bar.

4.3.4 Unit Sedimentasi (Pengendapan)

4.3.4.1 Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi sehingga mudah
dibuang.

4.3.4.2 Bentuk
Bak sedimentasi terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan sand blasting dan
epoxy
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:
a) Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPAnya.
b) Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan dinding
yang sama untuk kapasitas IPA 1 L/detik - 50 L/detik.

Bentuk pengendap pada unit sedimentasi ada 2 (dua) macam yatu:


a) Bentuk Pelat
Tinggi tegak pelat pengendapan disesuaikan dengan kapasitas IPA dan bentuk
dinding rata/ corrugated, sesuai Tabel 5-7. Lebar pelat disesuaikan dengan lebar
bak pengendap, jarak antar pelat dan kemiringan sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.

Tabel D3.4.2 Tinggi bebas di unit Sedimentasi dan kapasitas IPA


Tinggi bebas di unit
Kapasitas IPA
No Sedimentasi
( L/detik)
(Cm)
1 1 15
2 5 20
3 10 20
4 20 25
5 50 30

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 8


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Tabel D3.4.2.1 Tinggi tegak pelat pengendap dan kapasitas IPA

Tinggi tegak pelat pengendap Tinggi tegak pelat


Kapasitas dinding rata pengendapan dinding
No IPA (Cm) corrugated
( L/detik) Bentuk Bentuk Bulat/Konus (Cm)
Kotak
1 1 60 150 – 200 80
2 5 80 240 – 300 80
3 10 80 350 – 400 80
4 20 90 450 - 500 80
5 50 100 540 – 600 80

b) Bentuk tabung pengendap (Tube Settler)


Selain bentuk pelat, pada unit sedimentasi dapat juga digunakan tube settler
dengan ketentuan lebar tube disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar
pelat dan kemiringan sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA.
Bentuk tube settler yang digunakan: segi-enam, segi-delapan dan NRe < 500.
Diameter tube setller tergantung pada besarnya kapasitas IPA seperti pada Tabel
berikut,

Tabel D3.4.2.2 Diameter Tube Settler dan kapasitas IPA


Kapasitas IPA Diameter Tube Setller
No
( L/detik) cm
1 1 – 10 2,50
2 20 3,0
3 50 3,50

4.3.4.3 Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus sesuai
dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan
paket unit IPA.
Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban permukaan yang
berkisar antara 2,5-6 m 3/m 2/jam, dengan jarak antar pelat 2,5 – 5 cm. sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA

4.3.4.4 Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran harus
dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali dan dapat
mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat berpengaruh (sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA ) adalah :
a. Beban permukaan 1 - 4 m/m2/jam
b. Waktu detensi (td) > 25 menit
c. Kecepatan hidrolis < 0,0075 m/det
d. Nilai Reynolds < 500
e. Nilai Froude > 10-5

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 9


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

f. Beban pelimpah 6,2– 11,5 m3/jam


Apabila menggunakan sistem sludge blanket hopper bottom faktor yang
mempengaruhi adalah sebagai berikut :
a. Beban permukaan 48 – 72 m/hari
b. Waktu detensi (td) 40 – 80 menit
c. Kecepatan hidrolis < 0,0075 m/det

4.3.5 Unit Filtrasi (Penyaringan)


Terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan sand blasting dan epoxy, dengan
ketebalan sesuai tabel 5-6. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan saringan
pasir campuran (mixed media) ataupun saringan yang terdiri dari single layer
media. Jenis pengaliran cepat (high rate filtration) dengan menggunakan
mixed media antrasit dan pasir maka kriteria disainnya adalah:
Tabel D3.5.1 Media Filter
DUAL MEDIA SINGLE MEDIA

 An trasit
 Ketebalan lapisan (400 - 500 ) mm

 Ukuran efektif (1,2-1,8) mm

 Koefesien keseragaman < 1,5


 Pasir Silika  Pasir Silika
 Ketebalan lapisan (300 - 600) mm  Ketebalan lapisan (0,5 - 0,75) m

 Ukuran efektif (0,3 - 0,7) mm  Ukuran efektif (0,4 - 1,0) mm


 Koefesien keseragaman < 1,2-1,4  Koefesien keseragaman < 1,5

Media pasir untuk filter menggunakan media pasir sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA.
Ketebalan media penyangga (kerikil) adalah (5 - 20) cm (sesuai dengan SNI 19-
6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):.
a. Diameter kerikil = ( 2 - 65 ) mm
b. Kecepatan filtrasi = ( 6-11) m/jam
c. Kecepatan pencucian filter = (36-50) m/jam
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash maupun
dengan sistem gravitasi saling mencuci (inter filter backwash) dengan persyaratan
umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving head sebesar 3 ft s/d 15 ft
(0,91 m s/d 4,57 m).
Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur
dengan mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran/ flow
meter yang sudah termasuk dalam pekerjaan ini.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 10


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.3.6 Sludge Drying Bed (Pengering Lumpur)


4.3.6.1 Definisi
Sludge adalah lumpur yang merupakan hasil sisa proses dalam IPA Paket
yang bisa berasal dari proses sedimentasi maupun filtrasi

D3.6.2 Kriteria Perencanaan Unit Sludge Drying Bed


Kriteria Nilai
BED
Jumlah bed minimum 2
Ukuran sel (bed) P = 6 - 30 m; L = 6 m
Ketebalan lapisan lumpur 20 – 30 cm
Kecepatan alir lumpur dalam > 0,75 m/det
pipa
Jenis pipa pengalir lumpur Pipa besi / plastik
Peletakan pipa pengalir Minimum 17” diatas permukaan
Jarak unit dari permukiman > 100 m
Perlengkapan tambahan - Bak pembagi aliran
- Splash plates (untuk meratakan lumpur)
KERIKIL
Kedalaman Total 6”
Pemasangan diatas pipa underdrain paling atas
Peletakkan 2 atau lebih lapisan
Ukuran Top 3” dari partikel kerikil 1/8” – ¼”
Kualitas Dinilai dengan baik untuk tingkat permukaan
PASIR
Tebal lapisan pasir 20 -30 cm
Ukuran partikel 0,8 – 1,6 mm
UC Pasir < 4,0
ES Pasir 0,3 – 0,75 mm
Jenis pasir Pasir kasar yang bersih dan sudah dicuci
Kualitas Dinilai dengan baik untuk tingkat permukaan
UNDERDRAIN
Kemiringan pipa perforasi 1%
Jarak antara pipa perforasi 2,5 – 6 m
Pemasangan Dengan sambungan terbuka
Bahan - Bahan dengan kekuatan yang cukup
- Bahan tahan karat
Kekuatan Dapat menahan kerikil

4.3.7 Baku Mutu Air Minum


Baku mutu dari air yang dihasilkan harus memenuhi kualitas sesuai dengan
Permenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air Minum, dengan
parameter inti sebagai berikut:

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 11


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

a. Tidak berbau
b. Tidak berasa
c. Warna 15 PtCo
d. Kekeruhan maksimum 5 NTU
e. pH 6,5 – 8,5

Secara umum kriteria perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut:


TABEL D3.7.1 Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Untuk Air Non Gambut
SNI 19-6774-2002
No URAIAN
Satuan Nilai
1 KOAGULASI (Pengaduk Cepat)
a. Tipe/jenis Statik Mixer/hidrolis
b. Waktu Pengadukan detik 1-5
b. Nilai Gradien detik-1 >750
c. Kecepatan m/detik 2,4-4
2 FLOKULASI (Pengaduk Lambat)
a. Tipe/jenis Hidrolis/mekanis
b. Waktu pengadukan menit 15-40
c. Nilai Gradien detik-1 100-20
3 SEDIMENTASI (Bak Pengendap)
a. Tipe/jenis Aliran horisontal & vertikal
b. Beban permukaan m/jam 2,5-6
Alur Pengendapan
a. Kemiringan tube settler O 45-60
b. diameter tube settler cm 2,5-5
c. Waktu Detensi menit >25
d. Bilangan Froude <500
e. Bilangan Reynolds >105
f. Kedalaman zona (sedimentasi) m 22,3-3
Pelimpah
a. Tipe/jenis Gutter
b. Pengurasan lumpur Hidrostatik
4 FILTRASI
a. Tipe/jenis Gravitasi/bertekanan
b. Kecepatan filtrasi (aliran) m/jam 6-11
c. Sistem Pencucian Backwash (tanpa blower)
d. Kecepatan pencucian m/jam 36-50 m/jam
Media Pasir

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 12


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

tebal cm 30-60
ES mm 0,3-0,7
UC mm 1,2-1,4
Media Kerikil
tebal cm 20-30
Sumber: SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA

TABEL D3.7.2 Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Non Gambut Untuk
Sistem Sludge Blanket
No URAIAN Satuan Nilai
1 KOAGULASI (Pengaduk Cepat)
Tipe/jenis Hidrolis
Waktu pengadukan Detik 1-5
Nilai Gradien Detik ˉ¹ > 600
Kecepatan m/detik 2,4 – 4
2 FLOKULASI (Pengaduk Lambat)
Tipe/jenis Hidrolis
Waktu pengadukan Menit 15-40
Nilai Gradien Detik ˉ¹ 70-20
Menurun secara gradual)
3 SEDIMENTASI (Bak Pengendap)
Tipe/jenis Sludge Blanket
Beban permukaan m3/m2/jam 2,5 – 6
Alur Pengendapan
Tipe/Jenis Hopper Bottom
Kemiringan Hooper derajat 60
Diameter Hopper Bawah m Sesuai kapasitas IPA
Diameter Hopper Atas m Sesuai kapasitas IPA
Waktu Detensi menit > 25
Bilangan Froude menit < 500
Bilangan Reynolds > 10
Kedalaman zona (sedimentasi) m 3–5
Pelimpah
Tipe.jenis Gutter
Pengurasan lumpur Hidrolis
4 FILTRASI
Tipe/jenis Gravitasi
Kecepatan filtrasi (aliran) m3/m2/jam 5–8
Sistem Pencucian Self Backwash

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 13


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Kecepatan pencucian m3/m2/jam 15 – 24


Media Pasir
Tebal cm 30 – 65
ES mm 0,3 – 0,7
UC mm 1,2 – 1,4
Media Kerikil
Tebal cm 15 – 30

4.4 BAHAN DAN PERALATAN

4.4.1 Pelat baja


Pelat Baja harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Pelat baja Mild Steel SS-400/ASTM 36, harus dibersihkan dengan
pasir bertekanan sesuai ketentuan yang berlaku
b) Pelat baja harus diberi pelapisan, Pelapisan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
(1) Pelapisan bagian dalam
Pelapisan ini menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air
minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100
mikron.
(2) Pelapisan bagian luar
a). Pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan
ketebalan 50 mikron,
b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan
ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.

Ketebalan dari pelat baja dapat dilihat pada tabel D4.1.1.


Tabel D4.1.1 Tebal pelat IPA Baja dinding rata, corrugated dan kapasitas IPA
Ketebalan pelat IPA dinding Ketebalan pelat IPA
rata dinding corrugated
Kapasitas IPA (mm) (mm)
No
(L/detik) Bentuk Bentuk Bulat/
Kotak Konus
1 1 4 4 5
2 5 6 6 5
3 10 6 6 5
4 20 8 6 5
5 50 minimal 10 8 5

4.4.2 Fibreglass Reinforce Plastic (FRP)


Pelat Fibreglass harus memenuhi ketentuan berikut :
Menggunakan bahan dan material sebagai berikut (acuan komposisi
bahan yang diuji laboratorium terakreditasi harap dilampirkan):

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 14


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

1. Material Utama
a) Polyester Resin Unsaturated Tipe ORTHO dan ISO (atau setara)
b) Chopped Strand Mat
c) Roving Cross Mat
2. Material Pendukung
a) Pasta pigment/warna
b) Filler
c) Katalisator
d) Cobalt

Ketebalan dari dinding unit paket IPA adalah sebagai berikut:


Tabel D4.2.1 Tebal pelat IPA Fibreglass
Kapasitas IPA Ketebalan pelat dinding IPA
No
(L/detik) (mm)
1 2,5 5-8
2 5 5-8
3 10 5-12

4.4.3 Pelat pengendap


Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan
(defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 .

4.4.4 Perpipaan dan perlengkapan


Perpipaan dan Perlengkapan vang digunakan :
a) Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk
saluran air minum, SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk
saluran air buangan di daiam dan diluar bangunan;
b) Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di
finished print;
c) Katup terdiri dari :
(1) Butterfly valve
Butterfly valve harus digunakan untuk mengatur debit.
Untuk ukuran butterfly valve > Ф 100 mm, harus menggunakan 2 piringan
(flens).
(2) Gate valve
Gate valve sebagai isolating valve, harus memenuhi ketentuan :
Dilengkapi cincin penutup (seal) anti bocor.
(3) Check valve

4.4.5 Tangki pembubuh dan pengaduk


Tangki pembubuh dan pengaduk dari fiberglass atau sejenisnya yang tahan
terhadap larutan kimia. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 15


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.4.6 Peralatan pelengkap


a) Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan
SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
(1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible, centrifugal
dan yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
(2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan
jarak dari pompa terhadap muka air terendah (net positif suction
head).
(3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller
tunggal (single stage);
(4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
(5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan
sebagai berikut itu :
a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3
phase, 50 Hz; atau sesuai daya PLN
b) Pole : 2 atau 4 pole;
c) Putaran maksimal 2900 rpm.;
d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan
(ambient temperatur ) 50º C, khusus untuk pompa submerbsible
ambient temperatur maksimum 22oC.
(6) Bahan pompa air baku terdiri dari :
a) Casing terbuat dari cast iron;
b) Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome
steel, cast iron special dan bronze;
c) As pompa ( shaft) terbuat dari stainless steel;
(7) Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
a) Satu set pressure gauge, 0,50 -5kg/cm2;
b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
1. Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan
pipa discharge flexible lengkap dengan fitting untuk
sambungan ke pipa tranmisi air baku;
2. Tipe 2, pompa air baku dilengkapi dengan sistem
guinding bar dan pipa GIP untuk discharge lengkap
dengan fitting dan bend 90º medium untuk sambungan
ke pipa tranmisi air baku;
c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang
sesuai dengan uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila
memerlukan penyambungan dalam air , harus diberi isolasi
khusus.
b) Pompa Air Minum
Pompa Air Minum dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan SNI 19-
6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
(1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis centrifugal
horizontal/vertical ;
(2) Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari
besi tuang (cast iron ) dan kipas dari kuningan atau baja tahan
karat/stainless steel;

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 16


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

(3) Ball bearing memakai bahan pelumasnya dari gemuk;


(4) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3
phase, 60 Hz;
(5) Pole : 2 atau 4 pole;
(6) COS phi : 0,80
(7) Putaran maksimal 1500 rpm atau 2900 untuk head tinggi.;
(8) Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan temperatur
ambien 50º C.
(9) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta.
c) Perlengkapan pompa Air Minum (sesuai dengan SNI 19-6774-2002,
tata cara perencanaan paket unit IPA):
(1) Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi
dengan three way valve/tee;
(2) Float level control valve dan pressure switch;
(3) Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk
pipa discharge;
(4) Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan
support kabel;
(5) Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
(6) Brosur/ buku mengenai:
Petunjuk operasi dan pemeliharaan;
Kurva Kinerja.
d) Pompa pembubuh, yaitu (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata
cara perencanaan paket unit IPA) :
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Stroke dapat diatur;
(2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus
sesuai dengan bahan kimia yang dipompakan;
(3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban
penuh;
(4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.

e) Alat Ukur Aliran (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara


perencanaan paket unit IPA):
IPA dilengkapi dengan alat ukur aliran (flow meter)
(1) Flow meter inlet tipe magnetic untuk mengukur debit masuk
(2) Flow meter outlet untuk mengukur debit olahan pada daerah
inlet.
f) Bordes, tangga dan Jalan Inspeksi
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan
inspeksi untuk operasi dan pemeliharaan. Kriteria – kriteria yang harus
dipenuhi untuk bordes, tangga dan jalan inspeksi adalah :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 17


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Unit IPA harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
keperluan inspeksi maupun pemeliharaan atau perbaikan
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan
barang sekurang-kurangnya 300 kg
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan railing tangga
yang dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80 cm
Beda tinggi antar anak tangga 20 cm
Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30 cm
Kemiringan tangga maksimal 45o
Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered
plate), dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3 mm dan dilapisi dengan
pelindung anti karat
g) Atap
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan atap untuk menghindari
sinar matahari sehingga mengurangi efisiensi proses pengolahan. Kriteria –
kriteria yang harus dipenuhi untuk atap di unit instalasi adalah :
Unit IPA yang harus dilengkapi dengan atap adalah Unit flokulator, unit
pengendap dan unit filtrasi
Rangka untuk atap terbuat dari baja yang dilindungi anti karat
Lebar atap disesuaikan dengan Konstruksi IPA sehingga tidak terkena
matahari secara langsung
Tinggi atap disesuai dengan kebutuhan untuk operasi dan pemeliharaan IPA
Atap terbuat dari asbes

4.4.7 Diesel Generator Set.


Diesel generator set terdiri dari (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA) :
a) Mesin penggerak dan generator yaitu :
(1) Mesin diesel, pendingin air (radiator) atau udara;
(2) Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat
power supply dari batere 12 - 24 Volt;
(3) Putaran nominal 1500 rpm, baik dengan atau tanpa beban;

4.5. Struktur
Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu
belah sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana IPA akan
diletakan;
b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang
mutu dan cara uji pipa baja las spiral;

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 18


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

c) Sambungan antara profil dengan profil menggunakan sistem las


atau baut sesuai dengan SNI 07-2295-1988;
d) Dinding baja harus diperkuat dengan baja siku sesuai dengan SNI
07-070-1987 tentang baja siku sama kaki bertepi bulat, canai panas
hasil rerolling, mutu dan cara uji yang sesuai dengan desain
pabrikan IPA.

Penggunaan pelat baja dimasing masing unit proses seperti tertera pada tabel
berikut ini :
Tabel D5-1 Penggunaan pelat baja di unit proses IPA

Ukuran
Bagian
Pengaduk Pengaduk Pengendapa Penyaringa
cepat lambat n n
Jenis GIP Kelas Tebal baja minimal 5 Tebal baja Tebal baja
pipa SII 0161-81 mm minimal 5 mm minimal 5 mm.
Struktur Panjang pipa Kelas baja Mild Steel Kelas baja Mild Kelas baja
setelah pem- SS.400 Steel SS.400 Mild Steel
bubuhan > 6 m SS.400

4.6. KINERJA
Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan air
yang diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku.

4.7. PABRIKASI

4.7.1 Umum
Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit
seperti pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh
pengguna barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan.

4.7.2 Persyaratan Umum Workshop


a. Memiliki bangunan standard workshop dengan fasilitas minimal:
Gantry, dilengkapi dengan crane minimal berkekuatan 5 ton
Mesin potong besi
Mesin las listrik
Genset
Mesin untuk fabrikasi peralatan IPA lainnya
Tukang las yang berpengalaman
Tukang pipa yang berpengalaman
b. Fasilitas untuk sand blasting
c. Fasilitas pengecatan dengan sistem semprot

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 19


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.7.3 Persyaratan Pekerjaan di Lapangan


a. Harus tersedia fasilitas sand blasting
b. Harus tersedia fasilitas pengecatan dengan sistem semprot
c. Tersedia mesin las dengan genset
d. Jika sand blasting tidak tersedia maka lempengan plat harus di sand
blasting di workshop, dan setelah di sambung di lapangan, maka
semua sambungan harus di wire brush lalu dilindungi dengan anti
karat

4.7.4 Identifikasi
Untuk tujuan penandaan pada waktu pabrikasi, setiap bagian ditandai dengan
tanda yang berbeda dan dapat tahan lama diusahakan tidak merusak material.

4.7.5 Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan gergaji, gunting besar, croping atau alat pemotong
dengan mesin atau manual.
Alat pemotong manual digunakan apabila tidak mungkin digunakan alat pemotong
mesin.
Notthing adalah untuk memulai membuat lubang yang ukurannya lebih kecil dari
kebutuhan, sesudah itu Lubang tersebut disempurnakan sesuai kebutuhan
dengan dikikir atau digerinda.
Tepi-tepi potongan harus mempunyai profit yang benar dan bebas dari takik dan
bebas dari gerigi, jika perlu dibaut.

4 . 7. 6 Pembuatan Lubang
Pembuatan lubang untuk alat pengunci atau penjepit harus dibor. Pembuatan
lubang hanya dapat dilakukan pada sambungan (joint) struktur yang kedua dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Slotted holes dapat dibuat dengan membuat lubang langsung atau dengan
mengebor dua buah lubang dan disempurnakan dengan pemotongan. Semua
lubang untuk lubang kunci atau penjepit harus dibuat tempat pasangannya
yang sesuai sehingga kunci atau penjepit dapat dimasukkan dengan baik pada
sudut yang tepat.
Jika setiap elemen setelah dibor, akan diberi galvanis maka ukuran lubangnya
diperbesar 0,1 mm.

4.7.6.1 Pengeboran
Bagian kasar harus disingkirkan dari lubang sebelum pemasangan kecuali dimana
lubang yang dibor langsung melalui bagian yang sudah diklem, serta bagian ini
tidak dapat dipisahkan lagi setelah dibor.

4.7.6.2 Ukuran Sebenarnya


Jika lubang langsung dibuat dalam ukuran yang sebenarnya, semua kondisi di
bawah ini harus dipenuhi :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 20


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

a. Lubang harus bebas dari bagian yang kasar untuk mencegah


berubahnya posisi bagian yang padat ketika diketatkan.
b. Diameter material yang akan dimasukkan ke dalam lubang tidak
boleh Lebih besar dari diameter lubang.

4.7.6.3 Ukuran Lubang


Untuk baut dengan diameter tidak lebih dari 24 mm, diameter lubang tidak boleh
lebih 2 mm daripada diameter baut, diameter lubang tidak boleh lebih 3 mm dari
diameter baut, kecuali untuk baseplate baja dan dispesifikasikan oleh pengguna
barang/jasa.

4.7.6.4 Perakitan
Semua komponen harus dipasang menurut spesifikasi yang ditentukan sehingga
komponen tidak akan berlekuk, terpelintir atau kerusakan lainnya dan
harus disediakan jarak tertentu jika diperlukan.
Penyimpangan pada waktu meluruskan lubang diusahakan tidak membesarkan
lubang atau mengubah logam.
Jika penyimpangan terjadi tidak dapat digunakan kembali kecuali proses
pembesaran lubang disetujui oleh pengguna barang/jasa.

4.7.7 Pengelasan
Pengelasan struktur/ kerangka baja harus sesuai dengan BS 5135 kecuali proses
lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Selain proses pemancaran Logam, semua proses untuk pekerjaan pengelasan
kerangka baja hanya dapat dilakukan dengan persetujuan pengguna
barang/jasa. Pengelasan harus dilakukan secara merata ke seluruh bagian untuk
memperkecil korosi. Pengelasan yang terputus-putus harus dihindari.
Pengelas yang melaksanakan kegiatan pengelasan harus mempunyai sertifikat

4.7.7.1 Pelaksanaan Pengelasan


Kondisi yang baik untuk pekerjaan pengelasan adalah sebagai berikut :
a. Permukaan yang akan disambungkan/ digabungkan harus
mempunyai bentuk yang cocok untuk dilas (jarak di antara ujung
yang akan disambung, sudut pemotongan yang akan disambung,
dan lain-lain harus benar.
b. Posisi tukang las dalam melakukan pengelasan harus benar,
sebagai contoh harus disediakan tangga untuk berpijak jika
diperlukan.
c. Pengelasan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca yang buruk
(permukaan yang akan disambung dan tongkat untuk mengelas
harus kering).
d. Cat dan kotoran lainnya yang dapat mengganggu proses pengelasan
harus disingkirkan sebelum pengelasan dilakukan.
Material yang akan disambung harus mempunyai sifat yang mudah untuk dilas.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 21


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Filter logam pada tongkat untuk mengelas harus menghasilkan tenaga yang kuat,
waktu yang cukup lama dan pengaruh yang kuat kurang lebih sama atau lebih
besar dari kualitas baja yang akan disambung.
Sambungan harus kedap air meskipun tanpa proteksi terhadap korosi.
Pengelasan yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga tekanan dan
perubahan bentuk pada saat penyempurnaan bentuk dapat diminimalkan.
Permukaan baja yang akan dilas harus halus dan percikan hasil pengelasan harus
disingkirkan dengan jalan digerinda atau cara lainnya. Semua ujung-ujung
yang tajam harus ditumpulkan.

4. 7. 7. 2 Rencana Pengelasan
Dalam rencana pengelasan harus terdapat detil tentang pelaksanaan dan urutan
pekerjaan pengelasan dan metoda pemeriksaan dan dokumentasinya.
Rencana pengelasan ini sudah harus diserahkan kepada pengguna barang/jasa
sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat pekerjaan dilaksanakan, Penyedia
barang/jasa harus mengawasinya dan menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
Pengelasan yang tidak sesuai dengan persyaratan harus diperbaiki dan
pemeriksaan harus diperketat sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
Pengguna barang/jasa dapat setiap waktu mengunjungi workshop untuk
memeriksa pekerjaan.

4.7.7.3 Pemeriksaan dan Pengujian Pekerjaan Pengelasan


Pemeriksaan oleh pengguna barang/jasa meliputi :
1. Material yang dikirim harus sesuai dengan sertifikasi pabrik dan
material tersebut harus dapat dilas.
2. Katoda untuk mengelas.
3. Celah, ujung-ujung yang dipotong adalah yang akan disambungkan
sesuai dengan tipe pengelasan yang digunakan.
4. Ujung-ujung yang akan disambungkan harus bersih.
5. Hasil las harus waterproof (kedap air).

Bagian-bagian yang akan disambung harus digambarkan secara lengkap bersama-


sama.
Pelat-pelat baja diperlukan untuk menjamin bahwa total jarak yang tersisa
antara permukaan yang berdekatan tidak lebih dari 2 mm. Panjang baut minimal 1
galur diatas mur setelah dirapatkan. Baut, mur dan washer harus digalvanis.
Galur pada mur harus dipotong setelah digalvanis dan diberi oli untuk menghindari
karat.
Washer dipasang di bawah mur pada permukaan yang miring, washer harus
mempunyai bentuk khusus untuk mengimbangi kemiringan.
Galur pada sekrup yang masuk ke dalam lubang tidak boleh lebih dari bagian dari
ketebatan baja yang disekrup.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 22


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Umumnya untuk memperkuat sambungan agar baut tidak mudah lepas


ditambahkan baut-baut kecil di sekitarnya. Jika ada kemungkinan mur dapat lepas
maka mur perlu dikunci.
Baut dan lain-lain harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mudah rusak dan
berkarat.

4 . 7 . 8 Pencegahan Terhadap Korosi


Semua lembaran atau potongan baja yang akan dipakai harus diberi lapisan
pelindung setetah disemprot dengan pasir (sandblasting) atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Semua perlindungan dan proteksi ini dilaksanakan dalam kondisi workshop diawasi
oleh pengguna barang/jasa.
Penerapan dilapangan hanya dapat dilakukan pada tempat yang telah dilakukan
pengelasan.
Untuk interior tangki baja, cat yang digunakan harus bersifat non-toksik,
tidak menimbulkan rasa atau bau, warna atau kekeruhan terhadap air,
tidak membantu pertumbuhan mikroorganisme dan harus dapat digunakan
sebagai container/ tempat untuk menyimpan air bersih.
Untuk melindungi interior (bagian dalam) tangki baja dari air dan bahan-bahan
kimia, diberi cat epoxy 250-300 micron .
Lapisan terakhir pada permukaan luar diberi warna biru seperti umumnya
digunakan oleh PDAM. Lapisan akhir pada permukaan dalam diberi warna agak
terang.
Semua cat untuk pelapis harus disediakan dari pabrik yang sama. Penyedia
barang/jasa sebelumnya harus menyiapkan program pencegahan terhadap
korosi yang disetujui oleh pengguna barang/jasa, yang memberikan informasi
rinci tentang :
a. Spesifikasi cat (data, sheet, keenceran, interval lapisan dan warna)
b. Prosedur pekerjaan/ pembersihan/ penghilang gemuk dari
permukaan dan pengelasan sebelum di sandblasting (disemprot
pasir), kekasaran dan metoda pelapisan.
c. Pemeriksaan.
d. Petunjuk kepada pengguna barang/jasa tentang pemeliharaan dan
perbaikan, upaya pencegahan korosi.
e. Petunjuk dari pabrik untuk pemasangan sistem proteksi di lapangan.

Untuk bagian yang tidak dapat diberi proteksi setelah disambungkan maka proteksi
diberikan sebelum bagian tersebut disambungkan.
Kecuali sistem pencegahan khusus dilakukan untuk mencegah korosi semua
bagian-bagian yang berlubang harus ditutup untuk mencegah masuknya air
yang menyebabkan keLembaban didalam lubang tersebut.
Jika pada komponen-komponen yang telah dilas dilakukan usaha-usaha
pencegahan seperti pengecatan, pelapisan logam atau usaha-usaha lainnya yang
dapat merusak bagian yang dilas, maka usaha-usaha pencegahan ini tidak boleh
dilakukan. Alternatif usaha lainnya dapat dilakukan dengan persetujuan dari
pengguna barang/jasa.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 23


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Bagian yang dilas dan permukaan yang saling berdekatan tidak boleh dicat
sebelum adanya pemeriksaan dan persetujuan.
Pembersihan dilakukan dengan digosok/ diamplas (sandblasting). Semua oli dan
gemuk harus dihilangkan dengan cara dicuci dengan white spirit, nafta atau uap air.
Semua kerak dan lapisan karat yang keras dihilangkan dengan cara dikerik,
digerinda atau dengan pemanasan.
Bahan yang digunakan untuk menggosok harus sesuai dengan BS 2451, atau
bahan lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa dengan ukuran yang
sesuai bebas dari bagian-bagian yang tajam, kelembaban dan oli.
Setelah proses pembersihan terhadap bagian-bagian kasar, pelapisan dan
perbaikan permukaan yang cacat dengan di-blasting harus dikerik dan
permukaan dasar diubah sampai pada keadaan yang diinginkan. Semua sisa
pengamplasan/ penggosokan dibuang.

4. 7. 8. 1 Aplikasi Lapisan Pelindung


Dalam jangka waktu 4 jam setelah di sandblasting dan setelah disetujui oleh
pengguna barang/jasa, Penyedia barang/jasa harus mulai melakukan
aplikasi terhadap sistem pelapisan yang disetujui.
Material yang digunakan untuk sistem pelapisan harus disimpan pada tempat
yang sesuai rekomendasi dari pabrik. Pemasok atau penyedia barang/jasa
tidak diijinkan mencampuradukan bahan-bahan pelapisan yang bermacam-
macam tersebut. Bahan-bahan pelapis ini harus dijaga kondisinya agar
mutunya tetap sama sebelum digunakan.
Cara membuat Lapisan pelindung untuk permukaan yang dapat dipengaruhi oleh
kondensasi atau pengembunan atau apabila temperatur ambien dapat
menyebabkan baja melepuh atau berkeru, maka harus mengikuti
rekomendasi dari pabrik cat.
Penyedia barang/jasa harus memperhatikan interval maksimum dan minimum
lapisan pelindung yang direkomendasikan oleh pabrik cat. Cara membuat lapisan
pelindung adalah disikat atau disemprot. Pengecatan dengan menggunakan
roller (gelinding) tidak diperbolehkan.
Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa tempat yang akan dilapisi harus
mempunyai ventilasi yang baik. Semua alat, sikat dan peralatan lainnya
harus dijaga bersih sebelum dan selama proses pelapisan dilakukan.
Setelah pekerjaan pelapisan selesai, permukaan harus tampak halus dan bebas
dari bagian-bagian yang kasar, lubang dan cacat-cacat lainnya.
Bahan-bahan pelapis yang rusak selama pengangkutan atau pembangunan harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan prosedur dari pabrik
cat dan disetujui oleh pengguna barang/jasa.

4.7.8.2 Hot Dip Galvanized Coating ( Galvanizing )untuk pipa underdrain


Pekerjaan pembuatan baja, pipa dan sambungan pada peralatan underdrain harus
digalvanisasi dan dilakukan di workshop.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rencana penyediaan komponen-
komponen yang hanya digalvanisasi. Rencana ini harus disetujui oleh pengguna
barang/jasa sebelum proses pelapisan dilakukan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 24


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Proses galvanisasi menurut ketentuan dari BS 729 dengan tebal minimum lapisan
sebesar 85 micron atau 610 g/m2. setiap penyimpangan harus diralat oleh
Penyedia barang/jasa sebelum pemasangan dilaksanakan.

4.8 PEMASANGAN

4.8.1 Pengiriman, Penyimpanan dan Pemeliharaan


Komponen-komponen penting harus ditangani dan ditumpukkan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kerusakan permanen pada komponen, artinya
kerusakan harus diminimalkan.
Selama berlangsungnya pemasangan juga dilindungi dari timbulnya kerusakan-
kerusakan.
Pemeliharaan khusus agar ujung-ujung yang bebas tetap keras/ kaku, mencegah
kerusakan permanen dan mampu melindungi mesin-mesin. Semua baut, mur,
washer, sekrup dan pelat-pelat kecil dan benda-benda harus dipak dengan
baik dan mudah diindentifikasikan.

4. 8. 2 Pemasangan Kerangka / Konstruksi Baja


Hanya tenaga kerja yang terampil dan dapat diandalkan, peralatan dan atat-alat
yang aman yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan. Pelaksanaan
pekerjaan baja harus direncanakan dan dijalankan dalam kondisi yang dapat
menjamin keselamatan setiap waktu.
Selama pemasangan kerangka, baja-baja harus dibaut atau dikencangkan dengan
baik untuk menjamin agar mampu menahan semua beban yang ada selama
pemasangan, termasuk beban pemasangan instalasi dan pengoperasian.
Penahan/ penguat atau pengekang sementara tetap dibiarkan pada posisinya
sampai kondisi tertentu hingga aman untuk dilepaskan.
Semua sambungan untuk penguat, baut, dan lain-lain yang bersifat sementara
pada waktu digunakan tidak boleh memperlemah struktur permanen atau
mempengaruhi kemampuan pelayanannya.

4. 8. 3 Site Welding (Tempat Pengelasan)


Pengelasan, perencana pengelasan, tukang las dan pemeriksaan dilokasi instalasi
sesuai dengan Syarat-syarat Pengelasan.

4.9 LAIN-LAIN

4.9.1 Trial Run dan Comimisioning


Penawar diharuskan untuk menawarkan biaya untuk trial run termasuk training
untuk operator, supervisor dan bahan kimia yang digunakan untuk masa 120 jam
(5 hari).

4. 9. 2 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan
pertama, dimana penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 25


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau
kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.

4 . 9 . 3 Garansi ( Jaminan )
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
kepada Pengguna barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu
mengolah air baku menjadi air bersih seperti syarat yang diketuarkan oleh
Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan
performance test pada trial run (pemeriksaan di laboratorium).
Selain itu harus ditakukan mutu kualitas air bersih yang dihasilkan oleh pihak ketiga
yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua
hasil harus disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada
persetujuan tertulis atas performance test tersebut.

4. 9. 4 Petunjuk Operasional dan Pemeliharaan


Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat
dengan rincian, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar yang
mudah dipahami.Buku ini terdiri dari:
Buku manual masing-masing peralatan (dari pabrikan)
Buku Manual Sistem IPA
Buku Petunjuk Mengatasi Masalah (Trouble Shooting)
Buku Petunjuk Perawatan

4.9.5 Spesifikasi teknis tambahan


Untuk keperluan pengawasan kualitas dibuat perpipaan langsung ke laboraturium,
yaitu pipa air baku, pipa air olahan, dan pipa air olahan + chlor.
Alat ukur air baku mengikuti SNI 03-2819-1992 : Metode pengukuran debit sungai
dan saluran terbuka dengan alat ukur tipe baling-baling.

4.10 PEKERJAAN BAJA

4.10.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis
SS 400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh
sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan,
pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan
dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian
yang berlaku.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 26


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.10.2 Pabrikasi

4.10.2.1 Pemeriksaan dan Sebagainya


Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan
dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat
karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia barang/jasa
harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa harus
menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

4.10.2.2 Pola (mal) pengukuran dan sebagainya


Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa, semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari
pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25˚
(normal)

4.10.2.3 Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya
sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau
perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan
terlihat rapat seluruhnya.

4.10.2.4 Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari
pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut
ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh
mesin atau gerinda. Bila digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang
merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan
diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan
gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat
seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1
mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik
sambungan.

4.10.2.5 Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda


Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali seperti
apa yang disebut di atas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk
dibuang maksimal 3 mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat
yang mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 27


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.10.2.6 Memotong dengan Las Pemotong


Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus
bersih serta lurus untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak
diperkenankan menggunakan las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat
digerinda yang bergerak searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.

4.10.2.7 Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las


Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las di bawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan
pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia barang/jasa
harus menyerahkan kepada Direksi mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang
hendak dipakai dan setelah mendapat persetujuan maka cara tersebut tidak akan
mengubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebih lanjut. Detil-detil khusus yang
menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis dan ukuran
elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut. Harus diajukan oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat
persetujuan dari Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat
dilakukan. Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik
yang digunakan pada las listrik harus yang seperti tidak akan dibuatnya
penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Plat dan potongan yang
hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat dan lainnya yang
dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan
dasar , berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

4.10.2.8 Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan
semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan
baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian
diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa
batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah
mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat
dilepas bila perlu.

4.10.2.9 Menuang dan Menempa


Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain.
Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi harus diberi tahu
sehingga ia dapat melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak
diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari
lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan tempaan harus disempurnakan
dengan mesin hubungan diselesaikan dan dicocokkan dengan menggunakan
mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi
dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton
tidak cukup baik, maka harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya untuk
pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia barang/jasa.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 28


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.11 Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir

4.11.1 Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya


Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut
cincin baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di
lapangan sebanyak 10 % dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur
dan cincin baut. pada saat pengiriman, kepada Direksi. Penyedia barang/jasa
menyerahkan montase (kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling
dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta letaknya dimana
akan dipakai pada pekerjaan.
a. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum
dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat,
konsentris dengan batangnya dan berhubungan langsung dengan permukaan
batang. Setiap paku keling harus cukup panjang membentuk kepala dengan
ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.
b. Baut, Mur dan Cincin Baut (selain dari baja keras)
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat
konsentris dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal
(kecuali jika jenis kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut
haruslah lurus dan baik. Bila dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter
yang tertera dalam gambar rencana haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai
dengan ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang cincin baut
adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut stall haruslah baut hitam yang
1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana digunakan. Baut baja keras. Mur
dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana dan
harus memenuhi Acuan Normatif.

4.11.2 Pengangkutan dan Penanganan


Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara
yang telah disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan, kalau
dipakai pihak ketiga dalam pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan dan
bertanggung jawab untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi
disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera
setelah menerima penyerahan pekerjaan baja, pihak ketiga akan segera
menyampaikan secara tertulis kepada Direksi setiap kerusakan atau cacat tanpa
ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus memperbaiki setiap kerusakan,
kehilangan serta yang terjadi di luar dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.

4.11.3 Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan
baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum
cara, alat dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi.
Semua bagian harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift
yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling
atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 29


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

seperti diisyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat
merusak atau menganggu material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada
pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan
pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar
harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas harus
dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 %
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang
diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu
kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift
diangkat (disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel
drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila
dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan
semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada
Direksi atau biaya Penyedia barang/jasa.
c. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai
dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal
minimal yang akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
d. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku
keling. Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya
dan tidak akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift
dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan.
Dianjurkan paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari
tipe yang telah di setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk
kepala dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara
menggosokkannya pada permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada
dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan
serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. Semua paku keling yang
longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang
cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus
dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali kepala
paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.

4.11.4 Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir


a. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian
serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50% dari lubang
harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat
minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada
”Paralel Drift untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut
yang diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap
keluar.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 30


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum sambungan


diperiksa dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut
tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5
derajat, memakai cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu,
baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaanawal pekerjaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan.
b. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang
digerakan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukan
bila tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.

4.11.5 Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah
Galvanisasi celup panas.

4.11.6 Plat Baja yang Digalvanisir


a. Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran air hujan,
bubungan dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukan pada
gambar harus dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah
ditentukan, tebalnya lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai
dengan tabel berikut :
Tabel D.3.6-1 Pelat Baja Digalvanisir
BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng (gr/m2)

22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380

b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang
menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak
boleh ada lekukan, kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada
patrian yang tercecer atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani
atau dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya
tertera dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½
timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 31


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.11.7 Pengecatan Baja


a. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan cat lapangan terdiri dari :
(1) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan
oleh Direksi, karena telah rusak pada saat pengangkutan dan
pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh
Direksi.
(2) Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di
cat di semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu
(3) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand
blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih
dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang
melengket padanya. Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus
disaksikan langsung oleh wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus
segera ditutup dengan cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum
terjadi oksidasi.
c. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi.
Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada
cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak
boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka
permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapu
dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut,
sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi
air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 32


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS IPA

4.12 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

4.12.1 U m u m
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia
barang/jasa harus meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti
pasangan batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter
sekurang-kurangnya 5,0 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka
lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni
berselang 1,5 m dan diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan
tembok atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi
tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IV - 33


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PENGADAAN & PEMASANGAN POMPA AIR BERSIH

5.1 PENGADAAN POMPA

5.1.1 PENDAHULUAN

5.1.1.1 Pompa Air Bersih Air Baku (Centrifugal end suction)

5.1.1.1.1 Umum

Penawar harus menyediakan dan mensuplai "pompa air bersih" dalam keadaan berjalan
sempurna sesuai dengan gambar dan perlengkapannya. Didalam penawaran, penawar harus
menyertakan paling sedikit hal-hal berikut ini :

a. Gambar secara keseluruhan/lengkap, tampak, suku cadang dan daftar material, buatan
mana dan jenis-jenisnya.
b. Karakteristik pompa selengkapnya, meliputi :
- Kurva Q - H
- Kurva efisiensi
- Kurva NPSH yang diminta/diperlukan
- Kurva NPSH yang tersedia

c. Penjelasan mengenai patokan penawar untuk menentukan NPSH yang diperlukan.


d. Diagram yang menunjukkan operasi paralel pompa.
e. Karakteristik motor listrik yaitu :
- Diagram Torsi - putaran
- Diagram Daya - putaran
- Diagram arus listrik - putaran
- Efisiensi motor - Power factor (Cos Phi)

f. GD2 terperinci untuk impeller, kopling dan rotor motor listrik.


g. Rencana pelumasan dan perawatan.
h. Suatu uraian tentang prosedur bongkar pasang, termasuk daftar alat-alat kerja khusus
berikut perlengkapan pembantunya.
i. Uraian prosedur untuk penanganan dan instalasi termasuk daftar alat kerja khusus dan
perlengkapan pembantunya.
j. Daftar suku cadang yang dianjurkan, nama dan alamat lengkap suplier suku cadang yang
terdekat.
k. Daftar sertifikat pengujian jenis barang-barang utama yang diberikan oleh badan penguji
di negeri asal.
l. Semua mesin-mesin yang disuplai harus dalam bentuk kesatuan dan tidak terpisahkan.
m. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan Dukungan atau melakukan Kemitraan
dengan Pabrikan Valve atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Surat Pernyataan
Dukungan Pabrikan atau ATPM harus bermaterai cukup.
n. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan dalam dokumen penawaran data teknis

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik.


o. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan Brosur atau Katalog Asli

5.1.1.2 Pompa Air Bersih dan Air Baku (pompa distribusi centrifugal end suction)

5.1.1.2.1. Pompa Air Bersih & Air Baku

5.1.1.2.1.1 Pompa

a. Penggunaan : Air bersih dan Air Baku temperatur air maksimum 40 C.
b. Kap. dan head : sesuai dengan BOQ.
c. Pemasangan : Horizontal centrifugal end suction
d. Jenis pompa : Single Impeller
e. Batas kec. putar : Tidak lebih dari 2900 rpm, semua benda yang diputar harus
balans dinamis dan balans hidrolik.
f. Efisiensi : Harus tinggi (lebih besar dari 70 %) dan luas, pada kondisi
kerja yang diminta.

5.1.1.2.1.2 Motor

a. Jenis : Motor listrik AC, tiga phasa Induction motor.


b. Tingkat proteksi : IP 55.
c. Tingkat isolasi : F.
d. Tegangan : 380 Volt / 3 phase / 50 HZ.
e. Power Factor : lebih dari 0.85
f. Efisiensi : Tidak kurang dari 85 %, kecuali ditetapkan lain
g. Putaran poros : Tidak lebih dari 2900 rpm
h. Sistem start : Variable Speed Drive (VSD) untuk pompa distribusi Star Delta
Starting untuk pompa Distribusi

5.1.1.2.1.3 Material

a. Rumah Impeller : Besi cor mutu tinggi


b. Impeller : Bronze
c. Poros pompa : Baja tahan karat (Stainless Steel)
d. Seal Poros : Mekanikal seal (karbon keramik) atau Gland Packing.
e. Motor Casing : Besi cor mutu tinggi.

5.1.1.2.2 Rekomendasi Suku Cadang

Pompa air bersih dan air baku (centrifugal end suction)

a. Satu unit impeller.


b. Mechanical seal.
c. Gasket.
d. O Ring.

5.1.1.2.3 Pemeriksaan dan Tes

5.1.1.2.3.1 Umum

Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di lapangan/di


lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli Kontraktor harus
bertanggung jawab tentang tes di lokasi, dan harus dapat memperlihatkan kefungsian masing-
masing peralatan pada Direksi/Tenaga Ahli. Direksi/Tenaga Ahli harus diperbolehkan untuk
memeriksa semua peralatan/mesin-mesin pada saat dites. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-2
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

alat ukur yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga
Ahli. Jika selama tes di lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor harus mengganti komponen
yang cacat tersebut dan mengetes ulang. Kontraktor harus menyerahkan hasil tes di pabrik
maupun di lokasi kepada Direksi/Tenaga Ahli.

Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang dipakai pada
pengetesan (di lokasi) maupun biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau disediakan
oleh Kontraktor.

5.1.1.2.3.2 Tes Pompa dan Motor Listrik

Semua pompa harus di tes sesuai dengan ISO 3555 (pompa sentrifugal) meliputi kondisi
berikut ini :

a. Semua pompa digerakkan oleh motor listrik.


b. Prosedur tes harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga Ahli.
c. Semua pompa harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu :
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus meliputi :
- Kapasitas aliran air
- Head
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap
- NPSH.
e. Semua motor listrik harus dites dengan merger tester sebelum dikirim, sedangkan
prosedur pengetesan motor listrik dilakukan di pabrik. Kontraktor harus melakukan tes
tentang tahanan isolasi motor pada masing-masing phasanya dengan arde (IEC 34).

5.1.1.2.3.3 Tes Pompa dan Motor Listrik di Lokasi

a. Tes tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan arde (IEC
34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh dibawah harga tahanan isolasi pada saat
dites di pabrik maka Kontraktor harus memperbaiki motor tersebut dengan cara
pengeringan yang biasa dipakai.

b. Pengetesan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros pompa dengan sumbu poros
motor, dan setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun getaran dan
juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan, dan pemanasan lokal pada "motor
winding".

5.1.1.3 Pompa Submersible dan perlengkapannya

A. Pompa Benam Air Baku (Raw Water submersible)

 Pompa
a. Penggunaan : Air bersih dan temperatur air maksimum 40 C.
air kotor pada kekeruhan di atas 5000 NTU dan temperature
air maksimum 40oC.
b. Kap. dan head : sesuai dengan BOQ.
c. Pemasangan : Vertikal untuk air kotor
d. Jenis pompa : Pompa benam satu tingkat, bebas penyumbatan, bentuk
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-3
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

impeller centrifugal terbuka/semi terbuka dan sudu gerak


tunggal atau ganda.
e. Batas kec. putar : Tidak lebih dari 2900 rpm, semua benda yang diputar harus
balans dinamis dan balans hidrolik.
f. Efisiensi : Harus tinggi (lebih besar dari 55 %) dan luas, pada kondisi
kerja yang diminta.

 Motor
a. Jenis : Motor listrik AC, tiga phasa squirrel cage motor dan dapat
berfungsi baik terbenam di dalam air.
b. Tingkat proteksi : IP 68 untuk pompa submersible, IP 55 untuk motor pompa
end suction. (IEC 34-5/144).
c. Tingkat isolasi : F (IEC, pulb 85).
d. Tegangan : 380 Volt / 3 phase / 50 HZ.
e. Power Factor : lebih dari 0,8
f. Efisiensi : Tidak kurang dari 80 %, kecuali ditetapkan lain
g. Putaran poros : Tidak lebih dari 2900 rpm
h. Konstruksi : Ballans dinamis pada rotor motor, system pendingin air.
i. Kondisi Kerja : Terhenti-henti ((intermittent S2)
h. Sistem start : Star-Delta (Y) atau menggunakan Auto Transformer untuk
daya motor di atas 5,5 kw dan Direct On Line untuk motor
dibawah 5,5 kw. Khusus pompa distribusi menggunakan Panel
Variable Speed Drive (VSD).

 Material
a. Rumah Impeller : Besi cor mutu tinggi
b. Impeller : Bronze
c. Poros pompa : Baja tahan karat
d. Seal Poros : Mekanikal seal (karbon keramik)
e. Motor Casing : Besi cor mutu tinggi.
f. Kabel Listrik : Neoprene (NSHov) atau NYYHY untuk kabel submersible

B. Pompa Penguras (Drainase)

Dipasang di ruang pompa positif suction bawah tanah


System Star : Direct On Line
System operasi : Floating Switch
Tegangan : 220 – 24 V / 50 Hz
Kapasitas : 2 l/d
Head : 7 meter
Daya : 0,75 kw

5.1.1.4 Pemasangan dan Uji Jalan

Kontraktor harus menyediakan genset dan lain-lain untuk menguji peralatan setelah pemasangan
selesai. Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa pompa dan peralatannya berfungsi
dengan baik.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

5.2 PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA

5.2.1 UMUM

5.2.1.1 Persyaratan Khusus Pemasangan Pompa


Pemborong harus bertanggungjawab dan menyelesaikan semua pekerjaan pemasangan, pengujian
dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya seperti ketentuan-ketentuan berikut ini.
Semua biaya termasuk untuk pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lainnya yang
diperlukan dalam pemasangan pompa distribusi harus sudah termasuk dalam harga kontrak.

5.2.2 JENIS POMPA CENTRIFUGAL END SUCTION


5.2.2.1 Penempatan Pompa
Penempatan pompa jenis sentrifugal harus memperhatikan 3 (tiga) hal, yaitu letak pompa
terhadap permukaan zat cair yang diisap, faktor lingkungan dan penempatan instrumentasi,
seperti berikut ini :

a. Letak Pompa terhadap Permukaan Zat Cair


Pompa harus diletakkan sedemikian dengan tadah isap. Posisinya harus sedemikian rupa
sehingga tidak memerlukan terlalu banyak belokan pada pipa isap. Dengan tindakan ini
kerugian head pada isap dapat dikurangi sehingga kesulitan yang dapat timbul pada waktu
operasi dapat diperkecil.

b. Faktor Lingkungan
Penempatan pompa harus dijamin terlindung terhadap terik matahari, angin dan hujan. Untuk
pembongkaran dan pemasangan kembali perlu disediakan ruangan yang cukup luas. Jika
beberapa pompa yang akan dipasang di dalam satu ruangan, harus diberi ruangan antara yang
cukup antara pompa yang satu dengan yang lainnya.

c. Pemempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga mudah dilihat
dan dibaca oleh operator.

Pondasi (Scope Pekerjaan Sipil)


Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan pondasi untuk tumpuan pompa jenis
sentrifugal adalah :
a. Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya, disamping
harus menahan beratnya sendiri. Untuk itu berat atau massa pondasi itu sendiri harus
memenuhi persyaratan berikut ;
 Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3
(tiga) kali berat mesin.
 Untuk pompa yang dikopel langsung motor bakar torak, berat pondasi harus lebih dari 5
(lima) kali berat mesin.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

b. Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi perlu disediakan celah sebesar
10 – 30 mm antara bidang atas dan bidang dasar landasan. Hal ini dimasksud untuk dapat
menyetel kedataran landasan. Setelah landasan disetel datar pada pondasi kemudian celah diisi
dengan aduk (grout) atau mortar.

c. Lain-lain
Pada waktu membuat pondasi, harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar untuk
baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dilakukan dengan mudah pada waktu
pemasangan. Pompa baru boleh dipasang pada pondasi setelah beton mengeras sepenuhnya.

5.2.2.2 Urutan Pemasangan

Pemasangan pompa harus dilakukan dalam urutan yang baik sebagai berikut :

a. Perletakan Mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada pondasi sedemikian rupa hingga sumbu
poros kedua mesin tersebut dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna. Untuk dapat
menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal berbentuk baji dari baja. Tiap pasang baji
terdiri dari dua baji, baji atas dan baji bawah. Tiap pasang baji ini diganjal dibawah dasar
landasan mesin diantara lubang-lubang jangkar pada pondasi, jangkar dimasukkan kedalam
lubang-lubang jangkar tersebut, selanjutnya ganjal-ganjal tersebut diatur tingginya (dengan
menggeser baji-baji atas) sehingga sumbu poros-poros mesin menjadi datar dan segaris.
Setelah itu aduk (grout) atau mortar dicor kedalam lubang pondasi. Pelurusan terakhir harus
dilakukan setelah aduk (grout) atau mortar benar-benar mengeras (kira-kira 2 minggu
kemudian).

b. Pelurusan (centering) dan Penetapan


Pompa dan penggeraknya pada umumnya sudah diluruskan diatas satu landasan oleh pabrik
pembuatnya. Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan setelah
dipasang di tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak mempunyai kekakuan
yang tinggi sehingga masih mungkin terjadi deformasi elastis. Selain itu perlu diingat bahwa
pelurusan di pabrik umumnya dilakukan di atas bidang yang sangat rata, berbeda dengan
permukaan yang ada di tempat pemasangan di lapangan. Jika baut-baut jangkat
dikencangkan pada permukaan beton yang benar-benar rata di lapangan, maka landasan
akan mengalami perubahan bentuk, sehingga sumbu poros dan motor penggerak menjadi
tidak lurus kembali. Pemakaian ganjal-ganjal dari baji mempunyai tujuan untuk mendapatkan
kerataan bidang dasar landasan pada waktu pemasangan di atas permukaan pondasi beton
yang tidak berurutan.

Pelurusan sumbu poros, dilakukan sebagai berikut. Kopling diputar, kemudian celah antara
kedua permukaan kopling diukur dengan feeler. Selain itu diperiksa juga kelurusan
permukaan keliling pasangan kopling. Kemudian mur-mur baut jangkar dikencangkan sedikit,
selanjutnya baji-baji dipukul secara hati-hati hingga semuanya menyentuh dasar landasan.
Jika setelah diperiksa kembali tidak menyimpang dari yang ditetapkan maka baut-baut
jangkar dapat dikencangkan sampai teguh. Sekali lagi kelurusan dapat diperiksa dan jika
semua masih dalam keadaan baik, maka celah antara dasar landasan dan pondasi diisi
dengan aduk (grout) atau mortar. Dengan demikian baji akan menyatu dengan pondasi yang
merupakan struktur yang menyatu pula dengan landasan.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-6
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA

5.2.2.3 Pemeriksaan Kelurusan


Setelah pompa terpasang dan dioperasikan, pemeriksaan kelurusan masih perlu dikerjakan secara
periodik. Hal ini diperlukan karena kelurusan dapat berubah oleh berbagai hal sebagai berikut :
 Perubahan bentuk (distorsi) rumah pompa karena pemuaian dan pengerutan pipa-pipa.
 Perubahan bentuk struktur bangunan dan tanah.

Ketidaklurusan yang terjadi pada pompa sebagai akibat dari hal-hal diatas dalam jangka panjang
akan menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar pada mesin.
Karena itu kelurusan harus diperiksa dan dikoreksi dalam jangka waktu tertentu. Adapun caranya
adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Kelurusan
Pemeriksaan kelurusan dilakukan dengan menggunakan mistar pelurus (centering gauge)
sepanjang kurang lebih 150 mm. Sisi mistar diimpit dengan keliling kedua pasang kopling,
kemudian celah antara sisi mistar dan keliling luar kopling diukur dengan feeler. Dari
pengukuran ini dapat diketahui apakah poros cukup lurus atau tidak dengan feeler.

Jika di lapangan tidak tersedia mistar pelurus, dapat digunakan penggaris dari baja yang
benar-benar lurus, sebagai pengganti feeler, jika alat ini tidak ada, dapat digunakan kertas
surat kabar (tiap lembar kertas ini tebalnya kurang lebih 0,1 mm), yang dimasukkan pada
celah untuk menaksir jaraknya.

Selain itu poros diputar dengan tangan pada koplingnya. Biasanya jika poros dapat berputar
dengan halus dan ringan, tidak ada masalah yang serius. Jika ada penyimpangan yang terllau
besar pada kelurusan, akan ada bagian pompa yang bergerak dan pompa tidak dapat
berputar dengan ringan dan harus.

b. Koreksi Kelurusan
Jika kelurusan berubah karena perubahan pada mekanika tanah atau yang lainnya setelah
aduk (grout) atau mortar mengeras, koreksi dengan baji tidak mungkin lagi dilakukan, karena
itu koreksi harus dikerjakan dengan menyesuaikan letak kaki motor di atas landasan. Caranya
ialah dengan menambah atau mengurangi plat pengganjal (shin) pada celah di bawah kaki
motor hingga persyaratan tercapai. Dalam hal ini letak dowel (baut pas, untuk mencegah
motor bergeser) yang ada di kaki motor harus dipindahkan di dekatnya dengan membuat
lubang yang diring. Lubang dowel yang lama tidak boleh digunakan karena posisi yang baru
dari kaki motor sudah bergeser terhadap landasan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-7


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN INSTRUMEN

6.1 PENDAHULUAN

6.1. SISTEM LISTRIK DAN INSTRUMENTASI

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam spesifikasi teknis ini meliputi pensuplaian


seluruh perlengkapan dan material dan pengadaan seluruh peralatan, tenaga
kerja, perlengkapan dan pelaksanaan seluruh operasi dan servis yang
menyangkut disain, konstruksi, pengujian, penyerahan dan pemeliharaan
system instrumentasi dan listrik yang merupakan bagian dari system
pengadaan air bersih seperti diuraikan, yang semuanya harus sesuai dengan
spesifikasi teknis ini dan dengan gambar serta persyaratan dan kondisi kontrak.

Untuk proyek ini Kontraktor harus membuat perencanaan sbb :


a. Kontraktor harus membuat perencanaan pengadaan dan pemasangan
panel pompa distribusi, Low Voltage Main Distribusi Panel (LVMDP), panel
penerangan dan panel Variable Speed Drive (VSD).
b. Kontraktor harus membuat perencanaan semua switchgear (alat-alat
penghubung dan pembagi), TM (Tegangan Menengah), Transformator,
kabel. PLN akan mensuplai daya sebesar KVA serta menghubungkan
dengan system TM.
c. Power House

Pekerjaan yang dimaksud pada dasarnya akan meliputi hal-hal berikut ini
(tetapi sama sekali tidak terbatas pada) :

a. Suplai Tenaga Utama


o Sistem HV termasuk alat-alat penghubung dan pembagi, transformator
dan kabel jika diperlukan.
b. Alat penghubung dan pembagi dengan distribusi 380 V serta kabel-kabel
termasuk motor control centres (MCC/Pusat Pengontrol Motor)
c. System pengikatan dan hubungan ke tanah
d. System pengontrol dan instrumentasi
e. Pipa-pipa PVC kosong, penampung kabel (cable Trays)
f. Disain, testing, penyerahan dan pemeliharaan

6.1.2 Peraturan dan Ketentuan yang Berlaku dalam perencanaan :

Seluruh instalasi harus memenuhi persyaratan-persyaratan dalam peraturan


berikut ini :
a. Seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh dinas PLN setempat
b. Semua standard, peraturan dan ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan
oleh PUIL, IEC, DIN atau yang setara

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

Seluruh material dan peralatan harus memenuhi persyaratan-persyaratan


berikut :
a. Semua peraturan yang dikeluarkan oleh PLN
b. Standard yang dikeluarkan oleh International Electrical Commission (IEC),
DIN atau yang setara
c. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977)

Kontraktor harus mendapatkan informasi seluas-luasnya guna memenuhi


persyaratan di atas. Bilamana terdapat ketidak sesuaian/pertentangan antara
satu pedoman dengan pedoman lainnya yang tersebut diatas, maka keputusan
Direksi/Tenaga Ahli mengenai pedoman mana yang harus diterapkan akan
menjadi ketentuan akhir.

6.1.3 Gambar perencanaan

Spesifikasi ini harus dibaca bersamaan dengan gambar yang ditetapkan.


Rencana (lay-out) system elektris seperti ditunjukkan pada gambar pada
umumnya bersifat diagramatis sedangkan lokasi-lokasi peralatan bersifat
mendekati/lebih kurang. Kontraktor harus selalu membuat pencatatan kabel
dan gambar guna memberikan detail-detail yang persis dari rencana seluruh
kabel bawah tanah termasuk penampang-penampang lokasi relative semua
kabel. Pencatatan dan gambar ini dalam bentuk asli dan satu copy harus
diserahkan kepada Direksi/Tenaga Ahli untuk memperoleh persetujuannya dan
setelah disetujui menjadi milik Direksi.

Kontraktor harus membuat semua diagram garis tunggal yang diperlukan,


gambar rencana letak peralatan, diagram-diagram elementer, diagram-diagram
penyambungan satu sama lain (interconnection), gambar rencana letak kabel
control dan gambar rencana letak panel pengontrol yang berhubungan dengan
system instrumentasi elektrik.

Pada saat menyerahkan penawaran, kontraktor harus menyertakan diagram-


diagram garis tunggal, gambar rencana letak peralatan, dan daftar material
untuk bagian pekerjaan ini secara lengkap. Daftar tersebut harus mencatumkan
pabrikan dan merek tiap kelas material.
Gambar dasar diperlukan untuk :
a. Pusat-pusat control motor dan alat pembagi dan penghubung TR
b. Panel-panel pengontrol

Gambar perencanaan harus memberikan informasi yang memadai untuk


mengevaluasi cocok tidaknya material yang diusulkan, apakah memenuhi
spesifikasi ini atau tidak dan harus meliputi :
a. Tampak muka, samping, belakang dan atas
b. Lokasi jalan masuk conduit dan pelat-pelat akses
c. Data komponen
d. Diagram hubungan, diagram terminal, diagram hubungan elektrik intern,
ukuran konduktor, dll
e. Data peralata Brosure dan Gambar

Data katalog harus diserahkan guna melengkapi daftar peralatan bersama


dengan penawaran dan gambar kerja. Potongan-potongan catalog, bulletin,
brosur-brosur dan lainnya yang sejenisnya atau photo copy dari halaman-
halaman yang terpakai harus diserahkan .

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

6.1.4 Peralatan dan Material

Semua peralatan dan material harus merupakan produk baru yang belum
pernah dipakai dan berasal dari produsen yang terkenal dan berpengalaman.
Item-item yang serupa dalam proyek ini harus berasal dari produsen yang
sama. Semua peralatan dan material harus bermutu industry dan mematuhi
standard konstruksi, mempunyai disain dan berasal dari produsen yang mapan
serta mampu menjalankan fungsinya tanpa timbul kesulitan untuk waktu yang
lama.

Semua peralatan dan material sesuai Bill Of Quantity (BOQ) harus sudah
menjalani pengujian jenis dari lembaga penguji yang berwenang di Negara
asal. Surat bukti lulus pengujian harus diserahkan kepada Direksi/Tenaga Ahli
untuk disetujui.

6.1.5 Label dan Penandaan Peralatan pada panel instrument

Setiap panel instrument distribusi harus dilengkapi dengan daftar sirkuit. Untuk
tiap sirkuit harus diperlihatkan penandaan dan nomor dari alat-alat yang
memakai arus listrik pada sirkuit dan ukuran serta jenis sekering.

Setiap sakelar jarak jauh yang berada diluar pandangan sirkuit yang
dikontrolnya harus mempunyai sebuah label terpasang yang menyatakan
fungsi persisnya serta nomor sirkuit.

Semua label harus dibuat dari “Traffolyte” yang dilaminasi atau yang sejenis,
penulisan harus memakai huruf berwarna hitam di atas latar putih. Detil-detil
pensil pada daftar kertas tidak akan diperbolehkan.

6.1.6 Perencanaan Suplai Tenaga Listrik dari Sistem Jaringan Power House

Bilamana tenaga listrik akan disuplai oleh Power House (PH), maka Kontraktor
akan mensuplai dan memasang saluran pengisi sebesar kebutuhan yang
direncanakan bersama dengan sekering-sekering yang sesuai. Dalam hal ini
perencanaan harus sesuai dengan kondisi jalur TM yang tersedia pada lokasi
booster pump.

6.1.7 Perkabelan

6.1.7.1 Pengaturan Fasa

Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa system elektris PH dan


selanjutnya mempertahankan pengaturan fasa tersebut.

6.1.7.2 Sambungan dan Hubungan


Kontraktor harus memperkerjakan tenaga yang ahli dalam penyambungan
kabel,
bilamana dibuat sambungan solder, maka solder harus mempunyai titik leleh
180oC atau lebih, jika tidak harus dipakai sambungan kerut (crimped
connection). Semua sambungan harus kabel dan pemotongan kabel harus
dilaksanakan sesudah terlebih dulu dipasang gelang penekan (gland) kabel
yang sesuai.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

6.1.7.3 Ujung-ujung Kable

Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk


menghindari pengaruh udara lembab sampai dibuat hubungan yang permanen.

6.1.7.4 Glands (Gelang Penekan)

Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi dengan kompresi terpisah
pada sarung dalam, perisai dan sarung luar, tahan cuaca dan tidak tembus air.
Ban pengikat ke tanah merupakan bagian kabel harus dikaitkan ke tanah. Bila
kabel mempunyai sarung PVC luar maka gelang penekan harus diberi
selubung PVC.

6.1.7.5 Penandaan Kabel

Semua inti pengontrol, kabel alarm dan sinyal harus ditandai dengan gelang
bernomor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat yang menunjukkan
nomor-nomor sirkuit.

Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-masing yang dicap
pada label kuningan dan dipasang pada kabel ditiap ujung gelang penekan
(gland).

6.1.7.6 Kabel-kabel di Atas Tanah

Kabel-kabel di atas tanah harus didukung secukupnya pada piring kabel dari
baja yang digalvanisasi dengan celup panas dan tertutup PVC. Untuk mengunci
kabel harus dipakai paku metal atau plastic pada interval tertentu dengan arah
horizontal atau vertical seperti dianjurkan dalam standar.

Pada waktu pemasangan kontraktor harus menjaga agar semua tutup plastic
tidak menjadi rusak. Bila kabel hanya satu jalur maka dapat diikat langsung
pada baja pendukung. Jika banyak jalur kabel maka kabel harus
dikelompokkan dengan rapih dan bila diperlukan pada tekukan harus dipakai
penjepit tambahan.

6.1.7.7 Pipa Kabel (Cable Duct)

Semua kabel harus dipasang dan ditarik melalui pipanya dengan tangan,
metoda mekanis tidak diperkenankan pada pemasangan dan penarikan.

Semua kabel harus dipasang dan ditempatkan dengan cara yang rapi dan
teratur. Persilangan sedapat mungkin dihindari.

Setelah kabel selesai dipasang, ujung-ujung pipa yang terbuka harus disegel
untuk mencegah air atau cairan lain dengan cara menyumbatnya dengan kayu
yang keras dan “Densoplast” bila pipanya kosong, bila pipa sudah terisi kabel,
maka penyumbat harus dari kain tebal dan “Densoplast”. Pipa berjenis serat
bitumen tidak boleh dipakai.

6.1.7.8 Proteksi Kabel

Kabel-kabel yang keluar dari saluran dan melewati beton menuju ke alat
penghubung dan pembagi serta peralatan elektris lainnya harus didukung
secukupnya dan dilindungi oleh selongsong timah atau baja yang harus

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

disediakan oleh kontraktor. Selongsong tersebut harus ditanam dalam beton


dan disegel untuk mencegah masuknya benda cair.

6.1.7.9 Hubungan

Pada sambungan yang memakai hubungan tipe ulir, kontraktor harus


memasang sepatu kabel (crimped on spade lug) yang sesuai dengan ujung
kabel, blok-blok terminal harus diberi pen kabel berkerut yang sesuai.

6.1.8 Sistem Elektrik Distribusi 380 V

Kontraktor harus merencanakan & mensuply sistem distribusi dan suplai tenaga
listrik 380 V selengkapnya, termasuk perkabelan yang diperlukan dengan
kualifikasi sebagai berikut :

a. Desain seperti pada gambar meliputi peralatan utama dan alat-alat lain
untuk stasiun pompa air.

Kontraktor harus melengkapi desain dan selanjutnya menyertakan dalam


penawaran pensuplaian, instalasi dan hubungan alat-alat lainnya yang
diperlukan. Kontraktor selanjutnya harus menyatakan bahwa beban yang
diijinkan yang tertera pada motor dan alat-alat sama dengan gambar. Jika
tidak maka ukuran-ukuran kabel harus dipilih sesuai dengan criteria berikut :
- Kapasitas pengaliran arus dalam kabel harus ditetapkan sesuai table-
tabel dari produsen tetapi setelah menerapkan factor penurunan beban
yang diijinkan (derating factor) seperti diberikan dalam table, pemilihan
harus berdasarkan temperature lingkungan sebesar 40oC dan tahanan
tanah termis 200.
- Kapasitas kabel di atas tersebut harus sama atau lebih besar dari beban
yang diijinkan disekering proteksi kabel atau setting dari relai arus lebih.
- Penurunan voltase pada kabel dihitung dari terminal sekunder
transformator ke terminal motor atau alat tidak boleh melampaui 2%.
Penurunan voltase ke alat penerangan tidak boleh melampaui 5%.

b. Semua pusat pengontrol motor harus diberi ruang cadangan + 10%

6.1.9 Sistem Kontrol, Indikasi dan Instrumentas


6.1.9.1 Umum

Bagian spesifikasi teknis ini menguraikan persyaratan umum dan fungsional


untuk pengontrol motor pompa, berbagai indikasi system dan instrumen-
instrumen. Lingkupnya mencakup (tapi tidak terbatas pada) hal-hal berikut :
- Indikasi dan pengontrol motor pompa
- Panel pengontrol pada rumah generator
- Perpipaan dan tabung instrumen lainnya

6.1.9.2 Indikasi, Pengontrol Motor Pompa dan Tangki Tekan

a. Pompa air bersih pada pompa Booster harus dilengkapi dengan :

- Pada bagian yang relevan dari pusat pengontrol motor untuk setiap
pompa terdiri : satu tombol tekan start berwarna hijau, tombol tekan stop
berwarna merah dan indikasi on/off dengan nyala hijau (on), nyala
merah (off) dan suatu indicator digital pencatat jam operasi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

- Pada setiap pompa : sebuah tombol tekan warna merah yang harus
bisa dikunci dalam posisi “stop”.
- Semua pompa secara otomatis harus dapat dihentikan pada saat
permukaan air di dalam reservoir rendah. Situasi ini akan ditandai
dengan alarm yang dapat dilihat dan didengar pada pusat pengontrol
motor. Tombol untuk mematikan bunyi alarm juga harus disediakan.
- Pompa harus dapat berfungsi untuk memompa air pada dua bagian
reservoir dan juga dapat berfungsi untuk memompa air pada salah satu
bagian reservoir tersebut.

b. Khusus pompa air bersih (distribusi), harus dapat bekerja otomatis sesuai
dengan setting pressure digital pada tangki tekan (Pressure Tank). Control
ini dihubungkan ke panel control pompa Variable Speed Drive (VSD).

6.1.9.3 Pengontrol dan Indikator Lain

Kontraktor harus menyediakan semua pengontrol dan indicator yang


ditetapkan, diperlukan untuk memudahkan pemeriksaan terhadap status
operasi berbagai pompa dan peralatan yang berhubungan dengan tekanan
distribusi. Dalam merencanakan fasilitas ini kontraktor harus memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut :
a. Motor-motor yang memakai peralatan start dilokasi lain daripada pompa,
harus dilengkapi dengan tombol tekan stop pada pompa tersebut.
b. Motor-motor yang dapat dihidupkan (start) ditempat lain daripada pompa
harus dilengkapi dengan tombol tekan stop yang dapat dikunci pada
pompa tersebut.
c. Lokasi berbagai posisi pengontrol motor harus dipilih sehingga
memudahkan operasi rutin setiap hari.

6.1.9.4 Panel-panel Indikasi

Hal-hal berikut ini harus disediakan :


a. Pada MCC (Pusat Pengontrol Motor) untuk pompa air bersih, harus
disediakan sebuah alarm yang dapat didengar dan dilihat untuk
menunjukkan tinggi muka air bersih dalam reservoir.
Semua alarm yang mengeluarkan bunyi harus dilengkapi dengan tombol untuk
mematikannya, sedangkan lampu indicator merah harus tetap menyala sampai
kondisi gangguan diperbaiki. Lampu merah indicator tersebut harus merupakan
lampu putar yang dipasang di atas MCC yang bersangkutan.

6.1.10 Alat Penghubung dan Pembagi Bervoltase Rendah (LVS) dan Variable
Speed Drive (VSD)

a. Umum
LVS harus terdiri dari cabinet multi-tiered yang sepenuhnya tertutup logam
yang berisi pemutus arus pengisi utama, dan bilamana dapat diterapkan,
unit starter motor dan sakelar sekering LVS harus mencakup hal-hal berikut:
- Tiap –tiap ruang (kompartemen) harus dapat ditarik atau dengan pintu
depan untuk tiap unit, kecuali untuk unit sakelar sekering dengan beban
yang diijinkan.
- Kenaikan temperature alat tidak boleh melampaui standard yang
ditetapkan, dengan menghitung tingkat proteksi yang disyaratkan,
kondisi kerja dan beban peralatan yang diijinkan.
- Tiap unit harus sepenuhnya mati pada penarikan atau pembukaan pintu
depan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

b. Sistem Busbar
System ini harus meliputi :
- System busbar utama yang terdiri dari 3 fasa + 1 netral dengan arus
nominal yang diijinkan sekurang-kurangnya sama dengan total arus
pengisi normal dari PLN yang dihubungkan padanya, atau bila memakai
genset, arus total dari generator yang beroperasi parallel. Busbar harus
mempunyai dimensi sedemikian rupa guna menahan secara thermis
selama 1 detik arus sirkuit pendek simetris dengan nilai sekurang-
kurangnya sama dengan yang dijumpai pada terminal suplai PLN arus
sirkuit pendek stasioner dari genset.
Secara dinamis busbar harus menahan arus puncak sebesar 1,6 x 2 x
arus sirkuit pendek simetris yang diharapkan. Ruang-ruang busbar
harus sedemikian sehingga jalan lengkung segera dihentikan oleh
penghalang yang mengisolir.
- Busbar sekunder harus 3 fasa + netral, dengan beban arus nominal
yang diijinkan cocok untuk unit terbesar. Beban arus sirkuit pendek yang
diijinkan harus berdasarkan kapasitas sekering terbesar yang
membatasi arus.

c. Pemutus Arus Udara Masuk (Air Circuit Breaker ACB)


Masing-masing harus memenuhi persyaratan berikut :
- Sakelar harus dari tipe “load break”
- Beban maksimum yang diijinkan minimum harus sama dengan sekering
yang sebelumnya.
- Harus disediakan satu volt meter dengan sakelar pemilih 7 posisi

d. Variable Speed Drive (VSD)


Harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
- Tiap unit harus dilengkapi dengan saklar pengisolir beban dan sekering.
Kontraktor harus memastikan agar beban sekering maksimum yang
diijinkan sama dengan rekomendasi produsen yaitu beban maksimum
yang diijinkan pada plat nama motor.
- Pressure transmitter sebagai alat pengendali atau sensor dari digital
yang diteruskan ke program logic control (PLC).
- Pressure transmitter harus di pasang pada pressure tank, dengan tujuan
agar tekanan yang bervariasi dapat bekerja secara perlahan dan dapat
di baca dengan pressure digital yang datanya diteruskan ke program
logic control (PLC).
- Inverter merupakan alat yang disebut Variable Speed Drive dengan
keunggulan sbb :
 Mempunyai starting yang halus dan arus listrik lebih kecil dari arus
nominal motor dibanding dengan sistem start delta atau direct on
line (DOL).
 Akselerasi/deselarasi dapat dikontrol dan dimonitor secara digital.
 Kecepatan putaran dapat diset kapan saja atau diset untuk
dikendalikan oleh pressure digital melalui PLC, sehingga
pengoperasian dapat secara automatis.
 Hemat energi, karena energi dengan meningkatkan performasi
kosumsi listrik seperlunya dan kenyamanan dalam penggunaan.
 Mencegah terjadinya Water Hammer di pipa transmisi dan distribusi.
 Merpertahankan tekanan pada sistem jaringan secara automatis
walaupun pada jam puncak.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 7


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

 PLC harus sesuai dengan data Input/Output yang diinginkan dan


harus dengan program computer.
 Dalam penggunaan VSD Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli
programer sistem Program Logic Control (PLC) baik dalam setting
program maupun test commissioning.

6.2 PENGUJIAN SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRIK

6.2.1 Umum

Kontraktor bertanggung jawab atas pengujian, kalibrasi dan penyerahan


pekerjaan yang diuraikan berikut ini. Pekerjaan yang tidak lolos pengujian
karena tidak memuaskan Direksi/Tenaga Ahli harus diperbaiki dan diuji kembali
atas biaya kontraktor.

Pengujian harus dilaksanakan sambil pekerjaan instalasi berlangsung sesuai


dengan kebiasaan yang berlaku. Semua peralatan pengujian untuk
melaksanakan pengujian dan kalibrasi harus disediakan oleh kontraktor.

6.2.2 Pusat Kontrol Motor

Pengujian tahanan isolasi harus dilakukan dengan memakai 500 voltmegger,


tahanan minimum yang dapat diterima sebesar 10 mega ohms.
Beban arus maksimum yang diijinkan pada sambungan sekering harus di-cek

6.2.3 Motor-motor

Semua motor listrik harus diuji dilokasi (tes pabrik, pompa berikut motor listrik).

6.3 SPESIFIKASI PANEL VARIABLE SPEED DRIVE (VSD)

Variabel Speed Drive dimaksudkan untuk pengoperasian dengan pengaturan


putaran motor secara flexible dan automatic. System ini menggunakan alat
berteknologi tinggi yang disebut Inverter dimana alat tersebut bisa mengatur
putaran motor baik secara manual maupun automatic melalui pengaturan
frequency mulai dari 0Hz-50Hz

System Variable Speed Drive (VSD) ini memiliki beberapa keuntungan,


disamping pemakaian jumlah pompa lebih sedikit biaya investasi untuk pompa
akan lebih murah, juga biaya operasional untuk daya listrik dapat ditekan
sampai dengan 30%, dan disamping itu dapat membuat umur teknis pompa
(life time) lebih panjang. Secara rinci keuntungan-keuntungan yang dapat
dicapai dengan menggunakan Variable Speed adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai system starting yang halus dan arus star lebih kecil dari arus
nominal motor disbanding dengan system star delta starter atau system
direct on line.
2. Akselerasi dapat dikontrol dan dimonitor secara gital.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 8


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

3. Kecepatan putaran dapat diset/diatur kapan saja atau diset untuk


dikendalikan oleh pressure digital melalui PLC (Programmable Logic
Control) sehingga pengoperasian secara otomatis
4. Hemat energy, karena energy dengan meningkatkan performasi konsumsi
listrik seperlunya dan kenyamanan dalam penggunakan.

Pengujian VSD harus sesuai dengan program pendistribusian air ke konsumen


dan harus deprogram sesuai kebutuhan, dalam program tersebut kontraktor harus
menyediakan tenaga ahli programmer computer yang sudah berpengalaman
dalam mengaplikasi system tersebut.

Variable Speed Drive (VSD harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :

- Tiap unit harus dilengkapi dengan saklar pengisolir beban dan sekering.
Kontraktor harus memastikan agar beban sekering maksimum yang diijinkan
sama dengan rekomendasi produsen yaitu beban maksimum yang diijinkan
pada plat nama motor.
- Pressure transmitter sebagai alat pengendali atau sensor dari digital yang
diteruskan ke Program Logic Control (PLC).
- Pressure transmitter harus dipasang pada pressure tank, dengan tujuan agar
tekanan yang bervariasi dapat bekerja secara perlahan dan dapat dibaca
dengan pressure digital yang datanya diteruskan ke Program Logic Control
(PLC).
- Inverter merupakan alat yang disebut Variable Speed Drive dengan keunggulan
sebagai berikut :
o Mempunyai starting yang halus dan arus listrik lebih kecil dari arus nominal
motor disbanding dengan system start delta atau direct on line (DOL).
o Aksessories dapat dikontrol dan dimonitor secara digital.
o Kecepatan putaran dapat diset kapan saja atau diset untuk dikendalikan
oleh pressure digital melalui PLC, sehingga pengoperasian dapat secara
automatis.
o Hemat energy, karena energy dengan meningkatkan performasi kosumsi
listrik seperlunya dan kenyamanan dalam penggunaan.
o Mencegah terjadinya Water Hammer di pipa transmisi dan distribusi.
o Mempertahankan tekanan pada system jaringan secara automatis
walaupun pada jam puncak.
o PLC harus sesuai dengan data input/output yang diinginkan dan harus
dengan program computer.
o Untuk non distribusi tidak perlu menggunakan Panel Variable Speed Drive
(VSD), karena cenderung pemakaiannya konstan, estimasi ini berdasarkan
realita analisa dilapangan dan perhitungan. Dalam estimasi ini diasumsikan
rata-rata efisiensi 40%.
o Target tekanan dapat terpenuhi dengan baik
o Pemakaian daya listrik cukup ringan
o Usia peralatan operasional harus lebih awet
- Dalam penggunaan VSD Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli
programmer system Program Logic Control (PLC) baik dalam setting program
maupun test commissioning.

 Pengoperasian dengan system MANUAL


System ini inverter hanya berfungsi sebagai soft star dan soft stop

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 9


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

 Pengoperasian dengan Sistem VSD


System ini inverter akan dilambangkan dengan alat sensor analog 0-10 V
DC pada mesin pompa menggunakan pressure sensor. Dimana mesin
pompa air akan bekerja sesuai dengan besaran tekanan yang dikeluarkan
oleh pressure sensor pada pipa header. Apabila tekanan ini pada pipa
rendah maka putaran motor akan diperbesar. Tetapi apabila tekanan pipa
menjadi tinggi maka putaran motor akan diperkecil dan stop pada limit
maximal tekanan (sesuai setting maximal)

Pada system Variable Speed Drive memiliki keuntungan besar antara lain :
HEMAT ENERGI dan banyak menghilangkan WATER HAMMER.

6.4 SPESIFIKASI PANEL DIRECT ON LINE (DOL)

Pengoperasian Electro Motor menggunakan Magnetic Contractor dan Thermis


Over Load relay dilambangkan dengan tombol tekan ON untuk START dan tombol
tekan OFF untuk STOP. Untuk pengoperasian secara automatic perlu
penambahan Selector Switch Manual/Auto dan dilambangkan dengan alat sensor
misalnya WLC (Water Level Control) untuk mesin pompa air.

6.5 SPESIFIKASI PANEL START / DELTA STARTER

System start/delta dimaksudkan untuk mengurangi arus star pada system Direct
On Line (DOL). Arus start bisa mencapai 3x atau lebih dari arus nominal motor.
Dengan menggunakan system start/delta arus nominal bisa dikurangi hingga
mencapai 1,5x dari arus nominal motor.

System ini menggunakan : 3 buah magnetic contractor, thermis overload relay, 1


buah time relay (timer). Alat-alat tersebut dilambangkan dengan tombol tekan ON
yang berfungsi sebagai start dan tombol tekan OFF untuk STOP.

Pada saat start motor akan dihubungkan system bintang (star) maka electro motor
masing-masing komponen akan mendapat tegangan sebesar 220V sehingga arus
motor akan menjadi lebih kecil dari nominal walaupun tegangan line sebesar 380
V 3 Phase. Beberapa saat kemudian setelah waktu starting cukup akan
dipindahkan ke system delta yang diatur oleh time relay (timer).

Pada system delta masing-masing komponen motor akan mendapat tegangan


sebesar tegangan line yaitu 380 V 3 Phase maka motor akan berputar secara
penuh untuk mengoperasikan secara automatic. Perlu ditambahkan selector switch
MAM/Auto dan dilambangkan dengan alat sensor misalnya

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 10


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

6.6 Pekerjaan Instalasi Listrik

6.6.1 Lingkup Pekerjaan


Kalau ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan material
peralatan serta tenaga untuk keperluan pemasangannya

6.6.2 Ketentuan dan Standar


Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau diperlukan akan
dibuat secara khusus pada buku ini, semua pemasangan dari instalasi listrik harus
memenuhi syarat sebagai berikut;
a. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara
b. Standar-standar lain yang bisa digunakan dan dapat dipertanggung
jawabkan.

6.6.3 Kabel – Kabel


a. Umum
Semua tipe kabel, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan
yang diperuntukan, penyimpangan harus memenuhi standar-standar yang
ada.
b. Sambungan Kabel
Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika
perlu tenaga spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan
tersebut.
Penyedia barang/jasa harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-
tenaga tersebut. Jika sambungan dengan solder yang dipakai, maka harus
dengan panas minimal 185°Celcius yang dipakai untuk menghasilkan
hubungan yang baik. Semua hubungan tersebut kemudian dilindungi dengan
memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan keperluan tersebut.

6.6.4 Ujung-ujung Kabel


Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara tertentu agar air
jangan sampai masuk sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.

6.6.5 Kabel-Kabel di dalam Tanah


Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman minimal 60 cm
lapisan sebelah atas. Semua kabel harus diletakan sedapat mungkin pada lapisan
yang sama. Sebelum kabel-kabel diletakan, bagian bawah dari parit harus diratakan
dan ditutup dengan lapisan pasir padat dengan tebal 7,5 cm kemudian ditutup dengan
tebal lapisan yang sama setelah kabel-kabel diletakan.

6.6.6 Saluran/Pipa Kabel


Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana kalau tidak
ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan diameter minimal 100
mm dengan tebal 2.2 mm atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kalau saluran
kabel dibuat dari pipa PVC maka di sekeliling pipa tersebut harus diisi dengan pasir
halus tumbuk sampai 15 cm di bawah atau disekeliling pipa. Semua kabel harus
dipasang dan ditarik melewati saluran dengan tangan. Semua pemasangan kabel
harus rapi dan dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan persilangan sedapat
mungkin dihindari.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 11


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

6.6.7 Perlindungan Kabel


Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi
dengan timang atau baja yang disediakan sendiri oleh Penyedia barang/jasa. Cara
pemasangannya harus ada persetujuan dari Direksi.

6.6.8 Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan menyiapkan
gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout seluruh kabel ditambah
potongan melintang dan lokasi kabel. Catatan-catatan asli dibuat satu copynya serta
gambar-gambarnya diajukan Direksi untuk disetujui.

6.6.9 Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur


Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus mendapatkan
pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan penopang dan
sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup masuk bawah tanah
yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus cocok terhadap pipa pada posisi
mendatar. Sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus. Kecuali bila arah pipa
tidak mendatar.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus dan kotak luar, Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah
melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.

6.6.10 Pemasangan Lampu-lampu Penerangan.


Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode yang ada.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan
seperti pada gambar rencana baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan
sebagainya. Bila ada kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan
terhadap apa yang ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan
Direksi untuk menetapkannya.

6.6.11 Panel Listrik


a. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukan
dalm gambar
b. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
c. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya
berdiri sendiri dan untuk panel penerangan tebenam di dalam tembok,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
d. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah
atas panel kecuali stop kontak lantai.
e. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
f. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya disesuaikan
dengan ukuran kabel.

6.7 Perpipaan Penyediaan Air Minum


Pekerjaan perpipaan yang merupakan bagian dari proses penyediaan air minum
termasuk sebagian dari pekerjaan sipil ini, seperti pipa-pipa dinding, pipa-pipa di bawah
pondasi dan sebagainya. Semua proses perpipaan dan pemasangannya harus sesuai
dengan spesifikasi.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 12


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

6.7.1. Pemasangan Pipa di Dalam Tanah


Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana, dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan
keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang
bila menurut anggapan Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa
dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan ke dalam saluran secara hati-
hati, batang demi batang dengan memakai derek, tambang atau peralatan lain yang
sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Material sama
sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke dalam saluran.

6.8 Pengkabelan dan metode instalasi


Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, memenuhi ketentuan
(sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
a) Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel
berisolasi PVC;
b) Shaft terbuat dari baja
c) Perlengkapan Listrik :
(1) Main Swicth Gear (ECI)
Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel
genset diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger,
dialirkan ke panel EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan
dalam dan sekaligus untuk panel penggerak pompa air bersih.
Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under
voltage, under frequency, theonal dan single phasing. Resisting dilakukan
dengan manual. Panel free standing.box yang berisi bus bar.
(2) Panel Pompa Air Baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake dan berisi antara lain :
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/Off swicth
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20 watt heater
(3) Grounding masing-masing panel
(4) Penerangan di dalam Ruangan
Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting fixture
disediakan lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak, receptacle
dan normal standard accessories.
(5) Penerangan di luar ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih
serta intake harus disediakan lamou luar dengan tiang lampu, masing-masing
tiang dibuat dari steel pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan
terhadap pengaruh panas dan hujan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 13


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

(6) Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam
air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung sendiri ukuran kabel
yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih
dahulu dari petugas proyek.

6.9 Pembumian (Grounding)


Pembumian terdiri dari(sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA) :
a) Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
b) Tahanan tanah tidak boleh dari 5 Ohm;
c) Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.

6.10 Lemari hubung bagi


Lemari hubung bagi memenuhi ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan SNI 19-
6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA) :
a) Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa
penopang, dengan penghantar bagi daya jenis penampang persegi
empat (bush bar);
b) Jumlah phase: 3 (tiga) phase, 4 (empat) kabel;
c) Frekuensi : 50 Hz;
d) Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama: 600 V AC; dan
untuk Voltage penghantar kontrol :250 V AC;
e) Voltage kerja untuk penghantar utama : 380 V AC; dan untuk penghantar
kontrol :220 V AC dan 100 V DC;
f) Pabrikasi, dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat PLN;
g) Tebal pelat baja, 2,0 mm untuk dinding dan 3,0 mm untuk pintu;
h) Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman
arus yang tidak kurang dari arus nominal penghantar masuk tersebut
dan minimal 10 A;
i) Sakelar masuk pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi tanda
pengenal khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar
lain;
j) Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana
mensuplai 3 buah atau lebih MDP : atau 3 atau iebih motor-motor yang
dayanya lebih dari1,5 KW : atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-
kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari I6 A;
atau mempunyai arus nominal 100 A atau lebih;
k) Pada sisi penghantar masuk, dipasang pengaman lebur sebelum
sakelar;
l) Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
m) Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus
diperhitungkan agar tidak terjadi panas yang berlebihan;

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 14


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PANEL & KABEL POWER

n) Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar,


tetapi tidak termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan
polaritas atau phase berbeda atau sama, harus mempunyai jarak
minimal 5 cm;
o) MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
p) Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan
harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala
apa yang ditunjukan;
q) Penghantar rel
r) Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan
sebagai penghantar listrik;
s) Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan
tidak akan menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C
menurut Table 6.6-1, Tabel pembebanan penghantar yang
diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000, SNI 04-0225-2000;
t) Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar
magnit dan kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang
sesuai dengan penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna
yang memudahkan operator untuk melayaninya.
(1) Perangkat kendali
a) Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
b) Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus
motor macet;
c) Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor
serta kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga
tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
d) Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115%
dari jumlah arus beban penuh;
(2) Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk
pemeriksaan kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk
dilengkapi dengan pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff,
kepekatan Iarutan, timbangan dan peralatan gelas.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VI - 15


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN GENERATOR SET

3. GENERATOR SET DIESEL

3.1 Lingkup
- Syarat-syarat ini mengenai pembuatan, pengujian di pabrik, penyerahan,
pengangkutan sampai dengan pemasangan dan uji jalan dan uji pemakaian atas
generator set (genset) bermesin diesel 3 fase, 4 kawat AC 220/380 volt, 50 Hz, 1500
rpm.

- Kontraktor harus melengkapi genset dengan pelumas perlengkapan standar, tenaga


kerja, alat kerja, alat tangki penyimpanan, tangki bahan bakar harian, baut angker,
bantalan karet, rangkaian kabel, panel kendali yang melekat atau terpisah ke genset,
dan segala sesuatu yang diperlukan untuk uji coba. Panel kendali terdapat output
circuit breaker.
- Pemasangan genset harus mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia, bila ada
dan memenuhi syarat-syarat teknis.
- Kontraktor atau sub Kontraktor pemasangan harus mempunyai sertifikat untuk
keperluan yang sesuai yang diterbitkan oleh PLN.

3.2 Persyaratan Dasar


- Syarat-syarat ini dimaksudkan harus standar, perancang dan pembangunan diarahkan
untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Peralatan yang diadakan mengikuti syarat-
syarat ini harus sesuai dengan teknik-teknik perancangan dan keahlian standar yang
tinggi.
- Perancangan, pembuatan dan pengujian untuk kerja peralatan yang diadakan harus
mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia, bila ada dan memenuhi syarat-syarat
teknis.
- Peralatan genset yang dimaksud harus sama sekali baru dan dari mutu yang terbaik,
dirangkai, dirakit dan diuji pabrik. Diutamakan dibuat di Indonesia, sehingga suku
cadang mudah didapat di Indonesia.
- Kemampuan genset diesel harus meliputi :
 Daya utama : Untuk dapat memberikan aliran listrik secara terus menerus.
 Daya cadangan : Untuk membentuk listrik secara terus menerus selama adanya
pemutusan daya.

3.3 Kondisi Lapangan Tempat Genset Akan Dipakai


Genset diesel akan dipasang didalam ruangan (rumah genset) pada ketinggian,
kelembaban dan suhu sesuai di lapangan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

3.4 Syarat-syarat Mesin Penggerak


- Mesin penggerak dengan kekuatan yang cukup untuk menggerakkan gensetharus
berbahan bakar solar dengan pengudaraan alami (dibawah 50 KVA), memakai
turbocharger (diatas 50 KVA), empat tak, berpendingin air, radiator menyatu, berkipas
dan bersaluran udara. Saringan udara dari jenis basah. Pelumasan dengan tekanan
penuh dibangkitkan oleh suatu oli gir. Mesin penggerak harus mempunyai pompa
bahan bakar dan saringan oli yang komponennya dapat dilepas. Kecepatan mesin
penggerak harus dapat diatur dari suatu pengatur mekanik atau hidroulik untuk
menjaga frekwensi alternator tidak menyimpang lebih dari 3 Hz dari keadaan tanpa
beban ke badan penuh.
- Mesin penggerak harus dihidupkan dengan motor stater DC 24 atau 12 volt secara
manual, dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui tekanan oli rendah, suhu mesin
tinggi, atau putaran mesin terlalu tinggi. Dalam keadaan demikian mesin akan
memberikan peringatan (warning) berupa bunyi alarm, yang pada selanjutnya mesin
akan secara otomatis berhenti, kecuali ditentukan lain.
- Mesin penggerak harus dilengkapi dengan knalpot yang meredamkan suara tabung
knalpot yang luwes dan terisolasi, elbow, fitting, perpipaan, saluran udara dan
tutupnya.
- Peserta pelelangan harus melengkapi data pemakaian bahan untuk beban 100%,
75%, 50%, dan 25%.

3.5 Syarat – Syarat Generator


- Generator harus berbantalan ganda, AC, jenis medan magnit berputar (tanpa sikat),
konstruksi tahan tetesan, dihubungkan ke mesin dengan cara pengopelan langsung,
exciter tidak memiliki, memakai penyearah arus 3 fase dari diosilikon, yang menempel
pada poros. Diukur untuk arus maksimum pada saat dihidupkan.
- Generator harus mampu memberikan pasokan daya secara menerus pada 220/380
volt, 3 fase, 4 kawat, faktor daya 0,8 50 Hz.
Lebih disukai generator yang mempunyai 12 mata penyambungan (127/220 volt,
220/380 volt). Pengisolasian harus sanggup panas yang ditimbulkan. Pengaturan
tegangan listrik dilakukan secara otomatis dan manual yang menempel pada generators.
Secara otomatis dan manual yang menempel pada generators. Secara otomatis adalah
dengan mempergunakan piranti elektronika yang mampu mengatur tegangan keatas (ke
bawah) sebesar 5 % dari tegangan yang ditentukan.

3.6 Panel Kendali

Panel kendali harus dilengkapi dengan peralatan pengukuran dan pengaturan mesin
penggerak dan keluaran generator.
Pada panel ini paling tidak terdapat :
A. Paranti pengendali mesin penggerak (buatan pabrik) terdiri dari :
- Satu switch untuk menjalankan dan mematikan mesin
- Satu alat ukur tekanan oli
- Satu alat ukur suhu pendingin
- Satu buah charge rate ammeter, satu set sistem pengendali mesin secara
elektronik

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

- Satu set relay untuk mematikan mesin bila suhu pendingin sangat tinggi, tekanan
oli sangat rendah

B. Piranti pengendali keluaran generator (buatan pabrik) terdiri dari :


- Satu set alat untuk menarik perhatian dilengkapi dengan bel alarm dan lampu
- Satu buah tombol untuk mematikan generator secara otomatis
- Satu buah voltmeter AC dilengkapi dengan change over switch
- Satu buah frekwensi meter
- Satu buah running time meter
- Satu buah circuit breaker dalam wadah untuk 14 KA simetri pada 380 volt
- Satu set rakitan output busbar connection
- Satu buah AC ammeter dengan ammeter sekeringnya
- Satu buah trafo arus
- Satu buah trafo tegangan dan sekeringnya
- Satu buah lot dan peralatan lainnya yang perlu
Hal diatas merupakan ketentuan pokok kecuali ditentukan lain.

4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
4.1 Umum
- Pekerjaan elektrikal meliputi perancangan, pengadaan, pemasangan dan uji
pemakaian sistem elektrikal.
- Semua peralatan harus disediakan untuk menerima daya listrik 380 volt, 3 fase, 50 Hz
dan lampu-lampu pada 220 volt, 1 fase 50 Hz.
- Semua bahan, peralatan dan cara pemasangan harus mengikuti PUIL Indonesia
Indonesia dan standart Internasional lainnya terbitan terakhir, kecuali ditentukan lain.
- Semua barang untuk elektrikal harus sama sekali baru, merupakan hasil dari pabrik
terkenal, selama dan setelah pemasangan semua barang harus cukup terlindung dari
cuaca sehingga mengurangi kemungkinan cacat dan rusak.
- Gambar dan pemasangan harus mengikuti ketentuan PLN sehingga instalasi siap
disambung ke jaringan PLN tanpa syarat lagi dari PLN, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.

4.2 Semua peralatan akan dipasang dan harus dapat berjalan dengan baik pada
kondisi sebagai berikut :
- Ketinggian kurang dari 1000 m diatas permukaan laut.
- Suhu maksimum sekitar 40 C.
- Kelembaban nisbi rata-rata 85 %

4.3 Kontraktor harus menyampaikan informasi berikut ini kepada pemilik


sebanyak 3 kopi :
- Gambar kerja untuk :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

 Motor control center


 Switch board
 Apparement electrical equipment
- Gambar kerja untuk :
 Pabrik pembuat
 Jenis dan mutu bahan
 Dimensi
 Diagram kabel

4.4 Motor Control Center dan Switch Board


Semua motor control dan switch board harus sesuai untuk sistem daya 380/220 volt, 3
fase, 4kawa. Diagram satu garis tampak digambar.

4.4.1 Motor Control Center


- Motor Control Center harus tertutup secara keseluruhan dapat dibuka dari depan,
ukuran tinggi dan lebar masing-masing sekitar 2300 mm dan 550 mm, dapat dimasuki
dari depan atau bawah, beroperasi pada suhu sekitar dibawah 40 C.
- Suatu saluran dibawah harus dibuat untuk merangkaikan dengan peralatan lain.
- Motor control center tersebut harus mempunyai jalan untuk kabel diarah vertikal
maupun horizontal pada dan atapnya.
- Jalan tersebut harus diisolasi dari bus horizontal dan siap dibuka.
- Busnya dari tembaga dan diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrik. Bus
horizontal utama harus berkekuatan 300 A dan yang vertikal 150 A. Bus netral dan
bus bumi harus dari tembaga dengan kapasitas separuhnya.
- Bagian vertikal harus dibuat mill steel setebal 2 mm minimum dan dilengkapi satu
pintu untuk satu bagian vertikal.
- Trafo harus dipasang untuk kegunaan pengukuran.
- Semua meter harus ditempel pada pintunya sendiri. Satu set hand change – over
switch harus diadakan untuk mencegah paralel running dari sumber daya generator
set diesel pada keadaan normal.
- Pintu dengan hand menempel dimuka, kecuali LP breaker. Bila breaker pada posisi ON
atas pintu secara mekanis terkunci untuk mencegah pintu terbuka.
- Tombol pijit, lampu indikator dan meter telah dirakit di pabrik lengkap dengan kabel-
kabelnya.
- Lubang ventilasi diadakan atas permintaan dan lebih disukai yang jenis gril. Lubang
itu dari bagian dalam harus diberi saringan untuk mencegah masuknya serangga, ular
dan tikus.

4.4.2 Switch Board


- Low voltage Self Supporting metal-clad switch board. Struktur switch board dibuat
dari plat mill steel dilas kepada besi siku 50 x 50 x 5 dan dasar besi kanal 100 x 50.
Pintu depan dibuat dari plat setebal 3 mm. Switch board jenis terbuka (outdoor type)
harus diberi pelindung yang kedap air yang pintu-pintunya diberi gasket.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

- Low voltage wall mounted


Low voltage wall mounted switch board dibuat dengan memakai plat baja.
Switch board harus dirakit di pabrik switch board yang dihubungkan ke suatu
pelayanan 4 kabel harus mempunyai bus netral yang terisolasi.
- Lubang ventilasi diadakan jika diminta dan disukai yang jenis grill dan mempunyai
saringan dari bagian dalam.
- Semua switch board harus mempunyai handle dan dapat dikunci.
- Bus harus dari tembaga diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrikal. Kekuatan
bus utama minimum 300 A. Bus netral dan bus bumi juga dari tembaga dengan
kapasitas separuhnya. Semua breaker, motor starter, meter, lampu indikator, tombol
pijit, alat kontrol harus dirakit di pabrik lengkap denan kabel-kabelnya.

4.4.3 Name plate


Name plate harus dilaminasi dengan plastik, hurufnya putih terukir pada dasar hitam.

4.4.4 Fused Disconnect Switch


Fused Disconnect Switch harus dapat dikunci, bila dikehendaki pada posisi ON atau OFF,
bagian kontak tersebut dari campuran logam perak. Klip sekering dengan bagian kontrak
bertekanan tinggi. Switch ini harus mempunyai 3 katup dan mempunyai kekuatan 600 V,
AC.
Fused Disconnect Switch harus dilengkapi dengan pembatas arus, sekering kapasitas
tinggi jenis katrij, kekuatan tidak kurang dari 100.000 A RMS simetrik pada 50 Hz dan
tegangan penuh. Switch harus juga dilengkapi dengan jepitan yang dirancang khusus
sehingga memberi kemungkinan untuk penambahan sekering. Informasi unjuk kerja
sekering harus juga disampaikan.

4.4.5 Moulded Circuit Breaker


- Moulded Circuit Breaker (no fuse breaker NFB) harus dirancang untuk besar arus dan
kombinasi katub sesuai dengan kapasitas dan kondisi yang dilayani.
- Semua MCCB yang dilayani tegangan 380/220 V pada panel MCC dan LP mempunyai
tingkat pemutusan lebih rendah dari yang tertera di gambar.
- Setiap katup pada circuit breaker harus mempunyai sebuah thermal-magnetic trip
element.

4.4.6 Bus Bar


Bus bar harus dari tembaga konduktivitas tinggi, disangga dengan kaku. Bus bar dan
tembaga penyambung diantaranya disertai terminal masuk circuit breaker utama, harus
mampu menahan fault sebesar lebih dari 14 KA.
Semua sambungan pada busbar harus memakai baut tahan karat, ring pegas, sekerup
dan pasak sekerup.

4.4.7 Motor Starter Contactor


Contactor harus dari jenis triple pole air break dan harus mengikuti standart NEMA, untuk
motor lebih dari 3,7 KW starter harus dari jenis closed transitional start-delta dan dapat
melakukan operasi starter motor induksi dan harus dilengkapi dengan :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

- Contactor jenis air breaker dipasang dengan memakai chute, magnetik blow out dan
main contact tembaga.
- Closed transitional star delta starter harus dirancang untuk menahan arus transien
yang timbul disaat pergantian dari koneksi start delta. Pada saat pergantian koneksi
suatu tahanan dimasukkan ke motor winding.
- Timing relay, bila diminta harus dioperasikan secara elektro magnetik. Suatu
mekanika untuk memperlamban arus eddy juga harus diberikan.
- Continously rated operating coil (220 volt)
- Auxiliary contact untuk kontrol otomatis jarak jauh
- Suatu relay thermal overload dengan piranti open phase (2 E relay) harus diadakan
untuk tiap motor.
- Ammeter jenis moving iron menempel di pintu panel dan dioperasikan oleh suatu trafo
arus dan dapat diatur.
- Pilot lamp, tombol pijit berpencar dan selector harus diadakan dan masing-masing
diberi plat petunjuk.
- Selector switch untuk pengoperasian Hand/OFF/AUTO atau LOKAL/OFF/REMOTE.

4.4.8 Kapasitor
Semua kapasitor harus dari jenis yang biasa dipakai untuk industri 400 V, 3 fase, 50 Hz.
Mereka juga dilengkapi dengan discharge resistor sehingga tegangan residu dapat
diturunkan menjadi maksimum 50 volt dalam waktu 1 menit setelah pengosongan sirkit,
rakitan kapasitor harus dipasang untuk setiap nomor.

4.4.9 Instrumen
Untuk mengoperasikan pompa air bersih dilakukan dengan cara :
- Semua instrumen hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per ataupun
jepitan/kancingan.
- Semua ampermeter yang terpasang untuk elektro motor hendaknya mempunyai skala
khusus dan pembacaan 8 kali beban maksimum dari motor, kepekaan yang diperlukan
1,5 atau lebih.
- Semua volt meter hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per ataupun
jepitan/kancingan, volt meter harus dilindungi dengan HBC fusus.
- Semua peralatan indikator hendaknya diberikan tanda garis merah untuk
menunjukkan posisi maksimum ataupun beban normal.

4.4.10 Instalasi Panel (Panel Wiring)


- Kabel-kabel untuk instalasi panel hendaknya isolasinya terbuat dari PVC atau sejenis
thermo plastic yang mempunyai daya tahan 600 V listrik dan cocok untuk suhu
kerjanya. Penampang kabel konduktor minimum 2 mm.
- Semua ujung-ujung kabel harus diberikan nomor sesuai sirkitnya yang cocok dengan
diagram panelnya dan hendaknya dibuat dengan warna-warna yang berbeda-beda
atau kabel yang berbeda-beda.
- Harus diperhatikan pengamanan dari kabel yang melintas dari panel satu ke panel
yang lain, harus tidak terjadi kerusakan pada panel kabel tersebut.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

4.4.11 Pengoperasian
Untuk pengoperasian pompa air benam dengan cara :
ON  dengan cara manual (tangan)
OFF  dengan cara pressure switch
 dengan cara muka air rendah/habis pada reservoir sumur dalam sebagai
pengaman.
Untuk menghidupkan / mematikan pompa sumur dalam dilayani dengan cara manual,
tetapi pada posisi muka air rendah, pompa akan mati dengan sendirinya.

4.5 Metode Instalasi / Wiring

4.5.1 Isolator Cable and Wiring


- Semua kabel/kawat harus memnuhi persyaratan yang diperlukan sesuai standart yang
berlaku di Indonesia.
- Semua konduktor harus terbuat dari tembaga sampai dengan diameter 2,5 mm dan
untuk lebih besar harus merupakan untaian kawat.
- Semua kabel / kawat harus diperhatikan dengan pedoman sebagai berikut :
 Klas 600 V dengan isolasi PVC yang diberi pelindung kawat baja dan diberi sarung
PVC berwarna hitam NYRGBY untuk kabel yang langsung dikubur dalam tanah.
 Klas 600 V dengan isolasi PVC yang diberi sarung PVC jenis NYY dipakai untuk
kabel-kabel tenaga yang lewat got kabel atau dalam pipa PVC.
 Klas 600 V dengan isolasi PVC berisi kawat yang fleksibel jenis NYAF digunakan
pada lampu-lampu, kontrol sistem dan dilewatkan pada saluran got kabel atau
pipa PVC.

Kode-kode kabel harus menggunakan warna pada isolasinya. Warna hitam untuk fase A,
merah = B, biru = C, putih = netral dan hijau = ground.

4.5.2 Pelindung Kabel


Pelindung kabel harus terdiri dari satu kawat baja yang galvanisan arah lilitan lurus
berlawanan dengan arah lilitan intinya.

4.5.3 Terminal Kabel


Kabel-kabel ke arah peralatan harus melalui terminal yang cukup kokoh sehingga tidak
mempengaruhi peralatan dalam perancangan dan cara-cara perakitan terminal harus
dikonsultasikan dengan Direksi.

4.5.4 Penyambungan Kabel


Untuk penyambungan pada isolasi PVC, pembungkus/pelindung dan sarung kabel
dimana diperlukan harus diperhatikan oleh engineer. Hal ini dimaksudkan untuk
sambungan yang memakai mesin cor.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-7


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

Dalam penyambungan inti kabel disesuaikan warnanya. Didalam body sambungan kabel
maka pelindungnya harus dibentuk sebaik-baiknya dan seefisien mungkin.

4.5.5 Panjang Kabel


Semua kabel harus dipasang tanpa sambungan. Pembelokkan yang tajam harus dicegah
dan radius tidak kurang dari 12 kali diameter kabel.

4.5.6 Kabel Dalam Got Pra Cetak


Semua kabel harus dimasukkan dalam got beton pra cetak yang dilengkapi tutup dimana
dalam got tersebut diberikan nomor kabel dan lainnya. Kabel harus diatur rapih sehingga
memungkinkan untuk mengadakan pemasangan / perbaikan kabel lain tanpa
mengganggu kabel lainnya.

4.5.7 Pemasangan Kabel Langsung Dalam Tanah


- Bila diperlukan pemasangan kabel dalam tanah harus kedalaman pemasangan tidak
kurang dari 0,6 m dibawah permukaan tanah dan dimasukkan ke dalam got kabel
yang lebarnya mencukupi. Sebelum got diletakkan diberikan pasir urug setebal 15 cm
dan diratakan sehingga harus dalam perletakkan kabel baik.
- Pada waktu pemasangan got harus diisi pasir halus dan diurug lagi dengan pasir yang
sama tebalnya 10 cm dan diratakan.
- Setelah diurug segera dipasang brick stone diatasnya sebagai pengaman dan tak
kurang dari 20 cm lebar dan 5 cm tebal.
- Setelah pemasangan tutup pengaman got diurug lagi sedalam 25-30 cm, dipadatkan
dan diratakan.
- Bila kabel ditanam bersama-sama harus diberi jarak minimum 2 kali diameternya.
- Bila kabel tenaga bertegangan 600 V melintas jalan maka harus dilindungi dengan
saluran kabel dari baja dan dikubur dengan kedalaman 0,6 m, atau lebih bila dibawah
jalan aspal.

4.5.8 Kabel Yang Menuju Bangunan


Kabel tenaga yang masuk menuju bangunan melalui tanah harus diselubungi pipa PVC
dan dipasang mulai jarak 3 m sebelum dinding bangunan serta diberi seal sebaiknya
setelah penarikan kabel.

4.6 Saluran Kabel


a. Saluran PVC
Jika tidak ditentukan macam lain maka semua saluran kabel harus kaku/kokoh untuk
semua jenis non metal.
b. Saluran logam
Untuk saluran yang terbuat dari logam agar dibentuk spiral dari gulungan plat tipis
yang dilapisi galvanised dengan baik sehingga dapat saling berkait.

4.7 Grounding

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-8


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

Semua saluran metal, panel, travo, generator pelindung kabel dan peralatan lain
hendaknya dihubungkan dengan tanah sebaik-baiknya. Hubungan dapat dengan las
exothermic bila terlindung, dan bila diluar dengan sistem baut.
Semua peralatan grounding harus dengan sistem clamp yang baik.

4.8 Testing dan Persiapan-persiapannya


Kontraktor harus melengkapi semua perlengkapannya, peralatan dan lain-lain. Untuk
mengadakan testing dan untuk memulainya adalah :
1. Pengetesan tekanan isolasi pada semua alat listrik
2. Test pengoperasian semua circuit/jaringan
3. Pemeriksaan arah putaran semua motor dan diesel
4. Mencatat indikasi peralatan dalam keadaan sistem tak bekerja
5. Pengukuran tekanan pertahankan grounding
6. Mulai

5. PEMASANGAN GENSET
5.1. UMUM
Pemborong harus bertanggungjawab dan menyelesaikan semua pekerjaan pemasangan,
pengujian dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya seperti ketentuan-ketentuan berikut
ini.
Semua biaya termasuk untuk pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lainnya yang
diperlukan dalam pemasangan pompa dan genset harus sudah termasuk dalam harga
kontrak.

4.2.1 Penempatan Genset


Penempatan genset harus memperhatikan beberapa hal, yaitu letak genset, faktor
lingkungan, penempatan instrumentasi dan tingkat keamanan seperti berikut :

a. Letak Genset
Pemasangan genset dan pompa dapat dipasang pada satu ruangan yang sama atau
terpisah. Bila genset dan pompa diletakkan dalam satu ruangan maka dibutuhkan
ruangan yang cukup luas dan sirkulasi udara harus baik dengan jalan membuat
ventilasi yang cukup banyak.

b. Faktor Lingkungan
Penempatan genset harus dijamin terlindung dari terik matahari, angin dan hujan.

c. Penempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga
mudah dilihat dan dibaca oleh operator.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-9


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS I PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GENERATOR SET

d. Tingkat Keamanan
Faktor ini harus juga diperhatikan sehingga ruangan/bangunan perlu dilengkapi
dengan alat pemadam kebakaran.

4.2.2 Pondasi
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemasangan genset, pada dasarnya sama
dengan persyaratan pemasangan pompa. Pondasi harus sepenuhnya menyerap getaran
genset dan dapat menahan beratnya sendiri. Pondasi itu sendiri lebih dari 5 (lima) kali
berat mesin.

4.2.3 Pemasangan
Genset yang terdiri dari motor bakar diesel dan generator yang harus diletakkan pada
pondasi sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin tersebut dapat menjadi
segaris dan mendatar sempurna.
Genset pada umumnya sudah diluruskan diatas suatu landasan oleh pabrik pembuatnya.
Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan setelah dipasang di
tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak mempunyai kekakuan yang tinggi.
Peletakan, pelurusan, penetapan dan pemeriksaan kelurusan pada genset dapat
mengacu pada pemasangan pompa karena pada dasarnya pelaksanaan kerjanya sama.
Pemasangan knalpot harus diperhatikan agar kebisingan dapat dikurangi dan sisa hasil
pembakaran dapat dibuang ke luar ruangan dengan jalan membuat saluran yang
mengarah ke udara bebas.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VII-10


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN HIDROSTATIS & DESINFEKSI

BAB VIII.

PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

8.1 UMUM

Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan


khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa
dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa
tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan
dengan tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-
blok penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang
diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh
Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan
pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air,
harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di
dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya
harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk penguatan akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya.

8.2 UJI TEKAN


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian
pipa baru yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali
tekanan kerja pada saat pengujian.

8.2.1 Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi
selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VIII - 1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN HIDROSTATIS & DESINFEKSI

5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang


diijinkan untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk
pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua
arah melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan
bagian yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik
untuk gate valves atau katup buterfly.

8.2.2 Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-
lahan dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari
jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur
pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa.
Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada
tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

8.2.3 Pelepasan Udara


Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya
dari katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik
tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas
sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air.
Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan
dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau
tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

8.2.4 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang
rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti
dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
pemilik.

8.3 UJI KEBOCORAN


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

8.3.1 Definisi Kebocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam
pipa yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk
menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan
sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan
air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VIII - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN HIDROSTATIS & DESINFEKSI

8.3.2 Kebocoran yang diijinkan

Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari


yang ditentukan dalam persamaan berikut :

SD P
L
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
Dalam satuan metrik :

SD P
Lm 
2816

Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil,
dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi

Kebocoran yang diijinkan dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel


dibawah ini :

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM VIII - 3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN HIDROSTATIS & DESINFEKSI

Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa * gph †
Diamater Pipa (Inch)

Tekanan uji rata-rata Diamater Pipa (Inch)


psi (bar) 3 4 6 8 10 12

450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91


400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90

 Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter,


kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari
setiap pipa.
† Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

8.3.2.2 Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran


sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan.

8.3.2.3 Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

8.3.3 Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang
diijinkan. Bila pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih
besar dari pada yang disyaratkan pada butir 10.3.3., kontraktor akan
menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya sampai
kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri.
8.3.3.1 Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


VI - 4
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN HIDROSTATIS & DESINFEKSI

8.4 PENGGELONTORAN PIPA


Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava
Kontraktor dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang
terpasang dengan Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi.

Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang


pembuang (drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah
hilir. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh
Direksi.

Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki


apabila ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana
diperintahkan Direksi, walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas
disetujui oleh Direksi.

8.5 DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan
selesai oleh Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan
ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus
didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air
bersih yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter
sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt
hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan
memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung
jawab Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh
Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau
pengambilan sesuai kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan
contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian
dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


VI - 5
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

BAB IX
COMMISIONING

9.1 PERSYARATAN-PERSYARATAN
Unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a Unit paket IPA sesuai dengan perencanaan
b. Dilengkapi dengan spesifikasi teknis dan gambar terbangun.
c. Disiapkan format-format yang akan dijadikan acuan untuk buku harian.
d. Tersedia air baku yang memenuhi ketentuan kuantitas dan kualitas
e. Adanya penanggung jawab pengoperasian unit IPA
f. Penyedia barang/jasa menyiapkan kebutuhan bahan kimia dan produksi
selama pelaksanaan commisioning selama 5 hari kalender.

9.2 KETENTUAN-KETENTUAN

9.2.1 Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b. Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7
hari sebelum pelaksanaan trial run dan commisioning.
c. Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku dialirkan
terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan. Pembuatan bak pengendap
pendahuluan menjadi tanggung jawab penyedia jasa yang dimasukan dalam
penawaran.
d. Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian
dihentikan.

9.2.2 Teknisi
9.2.2.1 Teknisi Pengoperasian
Teknisi pengoperasian memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan
operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
b. Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi analis/SLTA

9.2.2.2 Teknisi Pemeliharaan


Teknisi pemeliharaan paket unit IPA minimal 1 orang dengan kualifikasi STM/SLTA

9.2.2.3 Teknisi dari penyedia barang/jasa dibiayai oleh penyedia barang /jasa

9.2.2.4 Waktu Kerja


Apabila pengoperasian paket unit IPA selama 24 jam, waktu kerja teknisi dibagi
dalam 3 shift

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 1


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

9.2.3 Pengawas
Pengawas lapangan akan disediakan dari Departemen Pekerjaan Umum untuk
mengawasi selama 3 hari terakhir dari proses commisioning.

9.2.4 Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan butir a sampai c harus sesuai dengan kapasitas IPA yang dioperasikan
dan harus disediakan oleh pemborong.
a. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan:
1. kekeruhan
2. pH
3. sisa chlor
4. warna
5. jar test
6. tabung imhoff
7. kepekatan larutan
8. timbangan
9. peralatan gelas
b. Peralatan bengkel
1. kunci pas
2. ring
3. tang
4. obeng
5. sney
6. tracker
c. Peralatan mekanik listrik
1. phase meter
2. tang
3. ampere
4. avometer
5. toolkit listrik
6. meger
7. tachometer
8. tang clamp
9. tang long nose
10. tang pemotong
d. perlengkapan untuk pembersihan dan pencucian
1. kain lap
2. ember
3. sabun
4. sapu
5. sikat
e. alat keselamatan kerja
1. masker
2. sarung tangan plastik
3. sepatu boot

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

9.2.5 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. bahan kimia koagulan, netralisasi, desinfektan dan bahan kimia untuk
pemeriksaan kualitas air
b. bahan bakar dan pelumas
c. suku cadang
d. butir a sampai c harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

9.3 UJI COBA KINERJA MASING-MASING PERALATAN (TRIAL TEST)

9.3.1 Pompa Intake, Pompa Backwash & Pompa Distribusi


9.3.1.1 Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
9.3.1.2 Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
9.3.1.3 Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-1, 6-2 & 6-3
9.3.1.4 Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya.

9.3.2 Pompa Dosing


9.3.2.1 Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
9.3.2.2 Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
9.3.2.3 Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-4a, 6-4b & 6-4c masing-masing untuk
koagulan, kapur tohor dan kaporit.
9.3.2.4 Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya

9.3.3 Motor Pengaduk


9.3.3.1 Siapkan brosur Motor Pengaduk sesuai penawaran
9.3.3.2 Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
9.3.3.3 Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-5
9.3.3.4 Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya

9.4 UJI COBA OPERASIONAL IPA (TRIAL RUN)

9.4.1 Persiapan Pengoperasian


Persiapan pengoperasian dilakukan sebagai berikut:
a pemeriksaan penyadap air baku
1. periksa skala penunjuk tinggi muka air baku dan catat dalam buku harian
2. periksa saringan penyadap
3. periksa pompa air baku

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 3


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

b. tenaga pembangkit:
1. menggunakan diesel generator periksa dan pastikan hal-hal sebagai
berikut: :
(a) kencangkan semua sekrup dan baut
(b) jumlah bahan bakar solar tangki harian
(c) jumlah minyak pelumas cukup setiap kali akan menjalanken
mesin, dan setiap 10 jam operasi apabila kurang tambahkan
dan catat penambahannya dan jam operasinya
(d) oli dalam governor dan dalam saringan udara cukup sesuai
dengan ketentuan untuk mesin yang menggunakan oli dalam
governor dan saringan udara
(e) Air radiator penuh
(f) tidak ada benda-benda yang merintangi aliran udara, unuk
mesin dengan pendingin udara
(g) baterai kondisinya baik
(h) hubungan listrik dari baterai ke motor stater dalam kondisi baik
(i) mesin tidak dibebani
(j) V-belt tegangannya cukup.
2. menggunakan sumber listrik dari PLN periksa dan pastikan hal-hal
sebagai berikut:
(a) tegangan listrik sesuai ketentuan yang berlaku
(b) arus listrik sesuai dengan keperluan
(c) kedudukan sakelar utamanya pada posisi ”off”
c. periksa dan pastikan panel listrik sebagai berikut
1. kedudukan dari sakelar, semuanya harus pada posisi ”off”
2. sambungan kabel dalam kondisi baik
3. Pembumian yang baik
d. pompa air baku
1. periksa dan pastikan pompa sentrifugal sebagai berikut:
(a) kebersihan saringan pipa hisap dan katup
(b) pipa hisap selalu berisi air dan tidak ada udara
(c) poros pompa dapat berputar bebas
(d) dudukan pompa harus datar
(e) keadaan tumpuan putar pompa harus bersih dan dilumasi
(f) penekan paking tidak terlalu kencang
(g) sakelar otomatis harus bekerja baik
2 periksa dan pastikan pompa submerbsibel sebagai berikut:
(a) keberihan saringan pompa
(b) tinggi muka air di atas pompa minimal 1,0 meter
(c) sakelar otomati masih bekerja baik
e. penentuan dan pembubuhan dosis bahan kimia sebagai berikut:
1. tentukan dosis koagulan dengan percobaan jar test
2. tentukan dosis penggunaan kapur atau soda ash
3. tentukan dosis penggunaan desinfektan
4. Hitung kebutuhan masing-masing larutan

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 4


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

5. periksa tangki pengaduk bahan kimia, pompa pembubuh dan


perlengkapannya
6. Cara-cara penentuan dosis bahan kimia sesuai dengan ketentuan SKSNI
No T-16-1993-03 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket IPA.

9.4.2 Pelaksanaan Pengoperasian


Pelaksanaan pengoperasian dilakukan sebagai berikut::
a. hidupkan mesin diesel sesuai petunjuk kerja yang berlaku atau kontakan
handle sakelar utama apabila menggunakan tenaga PLN
b. pastikan tegangan , frekuensi, arus listrik, sesuaikan ketentuan
c. geser sakelar utama pada posisi ”ON”
d. hidupkan pompa air baku satu per satu
e. hidupkan pompa pembubuh bahan kimia satu per satu
f. atur debit air baku
g. periksa pembubuhan dengan mengukur pH air dan amati flok yang terbentuk
pada unit pengaduk lambat, bila pH air tidak sesuai dengan hasil dari Jar test
dan pembentukan flok tidak optimal sesuaikan kembali dosis pembubuhan.
h. apabila terjadi pengendapan pada unit pengaduk lambat maka buang lumpur
yang dilakukan melalui pipa penguras.
i. lakukan pencucian media saringan antara 18-24 jam operasi
j. apabila terjadi busa pada unit IPA lakukan pembuangan.

9.4.3 Pencatatan Data Monitoring


Selama pengoperasian IPA dilakukan pencatatan kualitas air meliputi kekeruhan,
warna dan pH serta tambahan sisa khlor pada reservoir. Selama pengoperasian
juga dicatat dosis pembubuhan sesuai kualitas air yang terjadi setiap satu jam.
Data pengamatan dicatat dalam format tabel 6-6 dan dibuat grafiknya seperti pada
Gambar 6-1.

9.4.4 Commisioning Test dan Berita Acara Uji Coba


Pada hari terakhir dari masa uji coba , dihadirkan semua pihak terkait untuk
mengawasi operasional dari IPA. Hasil pengamatan dibuatkan berita acaranya.

9.5 CARA PEMELIHARAAN

9.5.1 Pemeliharaan fasilitas penyadap


Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatan-
kegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan terhadap
fasilitas sarana penyadap, pompa submersibel, pompa sentrifugal, panel pompa
dan pipa serta perlengkapannya

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 5


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
COMMISSIONING

9.5.2 Pemeliharaan tenaga pembangkit


Pemeliharaan tenaga pembangkit dan perlengkapannya dilakukan selama masa
commisioning disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik
kegiatan-kegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan
terhadap fasilitas genset (mesin diesel dan alternator), panel, tangki bahan bakar,
pompa bahan bakar, dan saluran.

9.5.3 Pemeliharaan unit paket IPA


Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatan-
kegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan , dan tahunan terhadap
fasilitas sarana pencampur kimia, pompa pembubuh kimia, pipa pengaduk,
pengaduk lambat, pengendapan, penyaringan, bak penampung air minum dan
pompa back wash.

9.5.4 Pelatihan Operator


Selama masa uji coba dan commisioning, dilakukan pelatihan kepada operator.

9.5.5 Pelayanan Purna Jual


Pelayanan purna jual dilakukan oleh penyedia barang/jasa selama minimal 1( satu)
tahun

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM IX - 6


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

BAB X
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

PASAL - 1 SPESIFIKASI DAN SYARAT UMUM SCADA

a. Vendor harus memiliki kompetensi dan berpengalaman membangun sistem SCADA


sejenis pada beberapa perusahaan dan telah beroperasi minimum tiga tahun dengan
baik;
b. Khusus untuk Command Center, vendor harus memiliki kompetensi dan pernah
membangun NCC / IRCC / RCC / IDCC / DCC minimal sebanyak tiga control center;
c. Memiliki surat keterangan kepuasan (satisfication) dari pengguna sistem SCADA;
d. Memiliki SDM lokal dengan kompetensi di bidang SCADA, EMS, DMS, atau
telekomunikasi yang ditunjukan dalam bentuk Curriculum Vitae atau sertifikasi dari
Lembaga yang diakui;
e. Memiliki jaminan purna jual yang memadai sesuai jangka waktu operasional sistem
SCADA yang dibangun.
f. Tampilan SCADA (human machine interface) adalah data real time, sehingga
mempermudah dalam evaluasi dan pemberian rekomendasi
g. Mampu dikembangkan untuk fungsi yang lebih advance
h. Dapat dikontrol melalui android app dan web base yang dioptimaliasi untuk handphone
i. Dapat menambahkan otorisasi User yang digunakan untuk mengubah atau menambah
tipe user maupun mengubah akses permission
j. Sistem yang terbangun dapat dilihat (tanpa hak control) dan memberikan notifikasi jika
terdapat perubahan kepada owner pekerjaan (KemenPUPR atau yang mewakili) selama
10 tahun setelah pekerjaan selesai
k. Dapat melakukan evaluasi peralatan yang membutuhkan overhoul berdasarkan input
sensor maupun jam kerja.
l. Mempercepat pemulihan (recovery) gangguan dan meningkatkan kualitas pelayanan
pendistribusian air.
m. Mengoptimalkan manajemen operasi jaringan distribusi
n. Mengantisipasi terjadinya gangguan sistem yang meluas dengan memanfaatkan analisa
dari parameter operasi;
o. Mengoptimalkan biaya investasi untuk pengembangan jaringan;
p. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan;
q. Menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan;
r. Mencegah biaya sosial akibat lama dan jumlah padam aliran air;
s. Meningkatkan citra perusahaan;
t. Sebagai data center untuk data operasi dan kinerja unit produksi dan distribusi .
u. Unit Air Baku
 Dapat memberikan input kondisi fisik dan kimia dari air baku secara real time
 Dapat mengontrol operasional pompa intake secara aman dan efisien sesuai input
dari sistem keseluruhan.
a. Unit Pengolahan
- Dapat melakukan pengontrolan terhadap pembubuhan bahan kima (pre treatment
dan koagulasi) secara real time, sesuai kondisi air baku.
- Dapat melakukan self cleaning pada unit-unit pengolahan (Flokulasi, Sedimentasi,
Filtrasi) dengan dasar parameter yang terukur
- Dapat melakukan pengontrolan otomatis pembubuhan bahan kimia (klorinasi)
berdasarkan input kualitas air baku di jaringan distribusi.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 1
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

b. Unit Distribusi
- Dapat memberikan informasi real time tekanan, kekeruhan, sisa khlor dan debit aliran
pada jaringan pipa distribusi
- Dapat memberikan informasi real time level air pada reservoar dan kualitas kekeruhan
- Dapat memberikan rekomendasi alarm untuk penanggulangan Air Tak Berekening
(ATR) atau Non Revenue Water (NRW)
- pengontrolan terhadap penggunaan energi listrik dapat dilakukan real time sehingga
menghemat biaya produksi.
c. Perangkat Keras yang digunakan harus:
- memenuhi aspek interkonektivitas dan kompatibilitas dengan sistem yang digunakan;
- memperoleh sertifikat kelaikan dari Menteri;
- mempunyai layanan dukungan teknis, pemeliharaan, dan purnajual dari penjual atau
penyedia;
- memiliki referensi pendukung dari pengguna lainnya bahwa Perangkat Keras tersebut
berfungsi sesuai dengan spesifikasinya;
- memiliki jaminan ketersediaan suku cadang paling sedikit 5 (lima) tahun;
- memiliki jaminan kejelasan tentang kondisi kebaruan (maksimal 1 tahun sebelumnya)
dan memiliki kompabilitas konektor di masa mendatang;
- memiliki jaminan bebas dari cacat produk

PASAL - 2 SPESIFIKASI DAN SYARAT KHUSUS

a. SCADA Monitoring dan Kontrol (Pengadaan dan Pemasangan Topkapi SCADA)


- Engineering / Programming
• 512 variable
• Modbus Communication Driver
• Support Datalogger
• Development License
- Display Monitoring
• Video Wall Super Narrow Bezel LED Display 55'' - Ruang Kontrol
• Industrial Panel, Continuos Work for 24 hours Display FHD Signal
• Resolution 1920 x 1080P Super narrow bezel
• Better Colour Quality 3D Noise Cancellation
• Built in Matrix
• Display Whole Screen, Individual Show , Splicing Two Times
- Personal Computer Buildip
• 2 x Intel Xeon-S 4114 10-Core (2.20GHz 13.75MB)
• 32GB (2 x 16GB) PC4-2666V-R DDR4 2666MHz RDIMM
• Smart Array P408i-a SR
• 2 x 800W
• 8 x Hot Plug 2.5in
• Small Form Factor
• HDD 32 TB, multi port grafik card
- UPS 10 kVA On-line Double Conversion
• 230 V, 3 phase, power management software, extended runtime
• Battery Type: Maintenance-free sealed Lead-Acid battery with suspended
• electrolyte : leakproof
• Surge Energy Rating
• Output Frequency (sync to mains) : 50/60Hz +/- 3 Hz
• Waveform Type : Sine wave

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 2


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

• Output Connections: (1) Hard Wire 3-wire (H N + G); (6) IEC 320 C13; (4) IEC 320
C19; (3) IEC Jumpers
• Networking, termasuk Switch hub, kabel
b. Panel Kontrol
- Main Panel Kontrol (Master)
• Panel uk. 3000mm x 1200 mm x 600 mm
• Schneider PLC M340 series
• CPU with Ethernet, serial RS485 Modbus
• Modul digital 96 DI 24 VDC
• Modul digital 96 DO 24 VDC
• Analog 24 AI 4 AO channel 4'-20mA
• Speed drive 2
- Remote Panel Flokulasi Sedimentasi
• Panel uk. 800 x 600 x 210 mm, termasuk switch manual mode, emergency dan wiring
aksesories
- Remote Panel Filter
• Panel desk uk. 800 x 600 x 210 mm, termasuk touchscreen HMI, emergency dan
wiring aksesories
• Pemasangan dan Development (termasuk commisioning, training)

c. Monitoring Device
- Liquid Tx
 Water Level Transmitter Sensor & Electronics
• Sensor element : 316L stainless steel, flush mounted
• Available ranges : 0 to 3', 0-15', 0-30', 0-60', 0-120', 0-250', and 0-500'
• Accuracy : Total Error Band ±0.1%, 16 bit digital error
correction
• Overpressure : Not to exceed 2x full scale range
• Operating Temp : 14 to 176°F ( -10 to 80°C)
• Temp. compensation : Digital over entire operating range
• Output : 4-20 mA, 2-wire loop powered
• Supply Voltage : 10 to 28 VDC
• Load Resistance (Ω) : mA: < (supply - 8V) / 0.02A
 Water Level Transmitter
• Wetted Materials : 316L stainless steel, polyamide, fluorocarbon
• Dimensions : 0.825" (21mm) diameter x 3-3/4" (95mm) long
• Cable : Hytrel-jacketed, vented & shielded
• Temperature Range : -22 to 185°F ( -30 to 85°C)
• Diameter : 0.23" (5.8mm)
• Length : Standard 25 feet (up to 1,000 feet total)

- Turbidity
• Range : 0 - 1000 NTU
• Measurement Principle: Nephelometry (90 degrees)
• Accuracy : 2% of reading or ± 0.02 below 40 NTU, 5% of reading above 40
NTU
• Resolution : 0.0001 Selectable
• Response Time : Adjustable (5 to 500 seconds) (0 - 1000 NTU)
• Input Pressure : 1 - 200 psi (built in regulator set at 15 psi)
• Standard Outputs : 4-20 mA Galvanic Isolated or RS-485
• Light Source : White Light - 7 year life, Infrared Light (850nm LED)
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 3
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

- 10 year life
• User Alarms : 2 High/Low Alarms
• Alarm Contacts : Form C 250 VAC 2A
• Display : Multiline Custom Backlight LCD
• Built in Diagnostics : Yes
• Storage Temperature : -4°F to 140°F (-20°C to 60°C)
• Operating Temp : 32°F to 122°F (0°C to 50°C)
• Wetted Surfacesq : Nylon, Borosilicate Glass, Silicon, Polypropylene, Stainless Steel
• Enclosure : Designed to meet NEMA 4X, IP66
• Outdoor Installation : 32°F to 122°F (0°C to 50°C))
• Certifications : USEPA, ISO 7027, CE Approved, ETL Listed to UL 3111-1 and
ETL Certified to CSA 22.2 No. 1010-1-92

- pH Transmitter
 Spesifications:
• Measuring range : 0-14 pH
• Accuracy : 0.02 pH, 1 mV
• Resolution : 0.02 pH, 1 mV
• Stability: : 0.02 pH / 24
• pH Standard Calibration: 4.00 / 6.86 / 9.18
• Temperature Compensation : 0-100C, Manual input setting
• Output : 4-20mA, Max. Load Resistance 300 Ohm, Contact Relay Alarm
Output Max. 3A 250V Normally Open (NO)
• Power supply : 220 VAC
• Dimensions : 96 x 96 x 110 mm
• Hole Size : 92 x 92 mm
• Panel Mounting Type : Yes
 PH Electrode Sensor:
• Measuring Range : 0-14pH
• Temperature : 0-55 Degree C
• Process Connection : 1 Inch Thread
• Cable length : 5.5M

- Room Temp Sensor With Transmitter


• Accuracy :0.2%F.S
• Input : Thermal Resistance:Pt100
• length probe : 5cm
• Thread diameter : M20 * 1.5
• Input measurement : 0-100 Degree Celcius
• Output : DC 4-20mA
• Supply voltage : 24VDC ± 10%
• Ambient temperature : -20 ~ 85C
• Ambient Humidity :5-95%RH
• Protection tube material : 1Cr18Ni9Ti

- Conductivity Monitoring
 Transmitter Spesifications:
• Ranges of measurement : 0~18 M Ω · cm or 0~19.99uS/cm, 0~999.9uS/cm,
0~9999uS/cm, 0~100mS/cm,0~10000ppm
• Accuracy : ±0.5 F.S / ±0.2℃
• Linearity : ±0.1% of range
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 4
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

• Repeatability : ±0.1% of range


• Temperature compensation type : Auto / manual 0℃to 100℃
• Alarm Output : Two relays outputs (250V/10A),full range with hysteresis
adjustable
• Current output : DC 4~20mA,Opto-isolated outputs,( 750Ω Max. 3
load)
• Ambient Operating temperature : -10~+55℃
• Humidity : ≤95%
• Power supply : AC110 ~220V,50~60Hz

 Conductivity Sensor Specification


• Measurement Media : Pure wate
• Cell Constant : K=0.01
• Measurement : 0~18MΩ.cm or 0~19.99uS/cm
• Range : 0 to 80°C
• Accuracy : ±1% F.S
: ±0.2°C
• Temperature Sensor: PT100
• Operating Temperature : 0 to 80°C
• and Pressure : 0.6MPa
• Thread Size : 3/4"NPT
• and Quantity : 1 or 2
• Cables length : 5M
• and Maximum : 50M
• Protection Degree : IP68

- Alkalinity Monitoring
• Accuracy : Better than ± 5 % of reading or ± 1 mg/L whichever is greater
• Analog Outputs : Two 4-20 mA outputs suitable for recorders or PID control,
Output span programmable over any portion of the 1 to 500 mg/L
range (130 Vac isolation from earth ground)
• Calibration Interval : 60 minutes
• Cycle Time : 8 minutes
• Data Communications Distance : Maximum node-to-node distance is 400 (1312').
Maximum total wire length is 500 m (1640')
• Dimensions (H x W x D) : 522 mm x 627 mm x 526 mm
• Drain : Gravity, air break or vent recommended
• Drain Fitting : 1/4" OD NPT barbed hose fitting
• Inlet : Sample filter: 3/4" NPT male or female
• Mounting : Wall, bench and panel
• Parameter : Alkalinity
• Power Requirements (Hz) : 50/60 Hz
• Power Requirements (Voltage) : 90 - 240 V AC
• Range : 1 - 1000 mg/L total alkalinity as CaCO3 5 - 1000 mg/L CaCO3
as phenolphthalein alkalinity
• Relay Output : Two SPDT relays with contacts rated for 5A resistive load at
230 Vac.
• Additional relays available through optional Signal Output Module.
• Repeatability : Better than 3 % of reading or ± 0.6 mg/L, whichever is greater
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 5
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

• Response Time : Less than 10 minutes for 90% response to setup change at
instrument sample fitting
• Sample Flow Rate : 20 - 1000 mL/min
• Sample Interval : Optionally capable of analyzing up to three sample streams
• Sample Pressure : 0.03 - 6.9 bar
• Sample Temperature : 5 - 50 °C (41 - 122 °F)

- Water Flow Meter


• Accuracy : 0.5%
• Operating Range : 0.3-10m/s
• Flange Connection : AnsiB16.5
• Lining : PTFE
• Min conductivity : 10µs/cm
• Flange Material : Mild steel
• Coil Housing : Mild steel
• Electrodes : SS316L/Hastelloy-c
• Measuring Tube : SS304
• Meter Enclosure : Cast Aluminum
• Empty Pipe Detection : Yes
• Outputs : Isolated 4-20ma,pulse
• Communication : RS-232
• Power Supply : 220V Ac 50Hz/110V AC 60Hz

- Sludge Sedimentation Drainage


• body type : straight through casting ball valve
• Nominal diameter : DN25~DN300
• nominal pressure : PN1.6 2.5 4.0 6.4MPa
• connect type : JB79-59 RF flange connect JB79-59 ect RF Flange
• body material : cast steel,stainless steel
• packing : V type PTFE graphite
• spool material : stainless steel Carbon steel platinum plating ect.
• eakage : less than Rated Capacity 10-8

- Streaming Current Monitor (SCM)


• Ranges : ± 10 SCU (Streaming Current Units)
• Accuracy : ± 1% of full scale
• Repeatability : 1%
• Resolution : 0.01 ICu (SCU)
• Response Time : 1 second
• Operating Temperature : 0 – 50°C
• Wetted surfaces : HDPE, PTFE, Stainless Steel, Neoprene, ABS
• Ingress protection : IP65 – acc. to EN 60529 / DIN VDE 0470-1
• Supply Voltage : 100 – 240 VAC ± 10% 50/60 Hz

- Free/Total Residual Chlorine Online Monitoring (post, pre)


• Highly intelligent : Industrial online residual chlorine analyzer dopts industry leading
overall design concept of the core components to ensure high
quality import instruments.
• Current output : Adopting isolation technology, strong anti- jamming capability,
measurement parameters select able, high and low alarm settings.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 6
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

• High and low alarm : hardware isolation, each channel can be arbitrarily chosen
measurement parameters, can be preset hyst eresis.
• Temperature compensation : 0 ~ 50 °C Automatic Temperature Compensation
• Waterproof and dustproof : good sealing instrument.
• Menu : Easy operation menu
• Multi-screen display : There are three kinds of instrument display, userFriendly display
for the different require ements. There are three kinds of
instrument display, userFriendly display for the different
requirements.
Chlorine calibration: provide chlorine zero and slope calibration,
clear menu design.
Chlorine calibration: provide chlorine zero and slope calibration,
clear menu design.
• Measuring range : Chlorine: 0 ~ 20.00mg / L, Resolution: 0.01mg / L
• Temperature : 0 ~ 99.9 °C, 0.1 °C resolution
• Accuracy : Chlorine: better than ± 1% or ± 0.01mg /L.
• Temperature : better than ± 0.5 °C (0 ~ 50.0 °C).
• Minmum detection : 0.01mg /L
• Repeatability Chlorine : ± 0.01mg / L
• Stability Chlorine : ± 0.01 (mg / L) / 24h
• Galvanically isolated output : 4 ~ 20 mA (load <750 Ω) Current Output
• Output current error : ≤ ± 1% FS
• High and low alarm : AC220V, 5A, each channel can be selected independently
• Working environment : Temperature 0 ~ 60 °C, Relative humidity <85%
• Installation : Opening type, panel mounted.
• Dimensions : 96 (L) × 96 (W) × 118 (D) mm

d. Central Management System


• BAS Server Station
HPE : Server HPE ProLiant ML350 G10 Xeon-S 4114 32GB 1.2TB SAS
877622-371 - HPE ProLiant ML350 Gen10 Rack-Mount, 2 x Intel
Xeon-S 4114 10-Core (2.20GHz 13.75MB), 32GB (2 x 16GB)
PC4-2666V-R DDR4 2666MHz RDIMM, 8 x Hot Plug 2.5in, Small
Form Factor Smart Carrier Smart Array P408i-a SR, 2 x 800W

• BAS Software : Hybrid DCS System Server Single License, Connexium managed
Switch 2TX/2FX-Multi Mode, Connexium managed Switch
6TX/2FX-Multi Mode

• Report Printer : A4, 5760 x 1440 dpi, Black/White 27 ppm Print, Color 15 ppm
Print, 600 x 1200 dpi Scan, Black/White 5 sec Copy, Color 10 sec
Copy, Tray 1# 50, USB

• Uninterruptible Power Supply


APC : 10/100 BaseT Connection, Connect the device to a network using
a 10 or 100 BaseT connection, Battery failure notification, Provides
early-warning fault analysis on batteries enabling timely preventive
maintenance, Green mode, Patent-pending operating mode that
bypasses unused electrical components in good power conditions
to achieve very high operating efficiency without sacrificing any
protection, LCD graphics display, Text and mimic diagrams that
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 7
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)

display modes of operation, system parameters and alarms.


Output power capacity 10.0 KWatts / 10.0 kVA, Max Configurable
Power (Watts) 10.0 KWatts / 10.0 kVA, Nominal Output Voltage
230V, Output Voltage Distortion Less than 2%, Output Frequency
(sync to mains) 50/60Hz +/- 3 Hz, Other Output Voltages 220, 240,
Load Crest Factor 3 : 1, Nominal Input Voltage 230V , 400V 3PH,
Input frequency 40 - 70 Hz (auto sensing), Input Connections Hard
Wire 3 wire (1PH+N+G), Hard Wire 5-wire (3PH + N + G), Input
voltage range for main operations 160 - 275V, Input voltage
adjustable range for mains operation 100 - 275 (half load), 173 -
476 (half load)V, Other Input Voltages 220, 240, 380, 415
• Switch Hub : SF90D-08, 8-Port 10/100 Desktop Switch

• Display Monitoring : VIDEO WALL TOYANI XHD55D-UNB 55 INCH BEZEL 3.5mm -


Industrial Panel , continuos work for 24 hours, Display FHD signal
, resolution 1920 x 1080P, Supper narrow bezel , better colour
quality, 3D Noise cancellation, Built in Matrix , No need external
equipment, Display whole screen, individual show, splicing two
times

• Work Station
: Processor: Intel Core i7-8700T, RAM: 16GB, HDD: 1TB, SSD:
256GB, VGA: NVIDIA GeForce GTX 1050 4GB, Konektivitas: Wifi
+ Bluetooth + LAN, Ukuran layar: 27 Inch FHD TouchScreen,
Sistem Operasi: Windows 10 Home

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 8


TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

Anda mungkin juga menyukai