TAHUN 2020
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama
dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan
menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi
untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
1.4. PERIJINAN
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari
instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan
harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas
kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi
segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
1.8. UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari
para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
1.9. PERALATAN
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai,
penyedia barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat
pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat
penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi, penyedia
barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari
lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
1.13. PEMATOKAN
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan
kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini
seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut
bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut
sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia
barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur
serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan
untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri
oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang
baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan
dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan
tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia
barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar
tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk diproduksi.
Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada direksi dalam
kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan
pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.
1.14. RAMBU-RAMBU
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan
rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus
cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, penyedia barang/jasa
harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu
dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah
termasuk di dalam penawaran penyedia barang/jasa.
1.17. RAPAT-RAPAT
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-
pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan
pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat
bagi penyedia barang/jasa.
1.20. LAPORAN-LAPORAN
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang menggambarkan
kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi
yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai
menjelang akhir minggu (untuk laooran mingguan) dan menjelang
akhir bulan (untuk laporan bulanan)
b. Pada laporan mingguan juga disertakan : jumlah personil yang
bertugas selama minggu tersebut, material dan barang-barang serta
peralatan yang disediakan dan kondisi cuaca.
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL
1. STANDARD SPESIFIKASI
Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan
gedung.
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan
beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk
beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles
1
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland
untuk pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi mor
tar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang
2 PEKERJAAN TANAH
2.1 Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian
3
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 km
pada kedua ujung dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap
pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi
bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus
dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20
cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas
permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang
pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di
bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan
mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam
segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan
dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan
pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di
tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada
Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2.3.1 Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
a. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
b. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
4
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan
kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul
kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
5
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi
untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan
dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat
yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas coffer dam harus
direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi
untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat
untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat
dan atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam
dan menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan
dilakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan memberitahukan kepada
penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48
jam kurang, maksudnya untuk melakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan
selalu bertindak sesuai dengan perturan-peraturan Pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian sehingga sesuai
dengan petunjuk Direksi.
6
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
7
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.4.5 Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu
merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-
bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukan.
8
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan
tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila
dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi
ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk
finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang
dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk
dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu
Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif
lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
2.5.3 Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan
harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan pada
Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan,
jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari
pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa
dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
9
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif
bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh
pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk
melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen
dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di
tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang
tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas
air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika diangkut ke lapangan dengan
lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak
tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
2.5.4 Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No.
852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus
mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa gradasi serta
pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai
dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
10
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
11
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
12
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
13
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan
untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton
harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila
pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada
umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga
agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu
operasi menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis
dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian
manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika
sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak
akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu
dan kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
14
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
15
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.5.20 Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh
Direksi. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui
dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat
dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang
agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer)
yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang
ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari
permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat
pengikat atau pengantara yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting
dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan
mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai
ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama
sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan
persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus
diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan dinding
harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan
sebelum beton dicorkan.
2.5.21 Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat,
debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara
tulangan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan
sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
2.5.21.1.Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan
bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British
Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan
tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40 .0
kg/cm².
2.5.21.2 Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki
dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
16
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.5.21.3 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar
tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan
harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 : 1969 atau yang setara
yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua tempat. Baja
harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.
2.5.21.4 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton
atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan
kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-
ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin. Block-
block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus
dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang
pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi
untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu
pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang
kepermukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
17
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bila mana diperlukan.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-
catatan mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus
diserahkan kepada Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus
harus terus dicatat dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara
periodik untuk menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan
pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
a. Waktu kedatangan lori
b. Waktu registrasi lori dan nama depot
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa
gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum.
e. Posisi dimana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari
pengiriman tersebut
g. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.
2.5.30 Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada penyedia barang/jasa.
19
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.5.31.2 Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, penyedia
barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah
perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan
pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika:
a. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan
yaitu 1 cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan
sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.
2.6 Bahan-bahan
2.6.1 Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
2.6.2 Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida,
akibat adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal
atau lariutan teh yang sedang kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih
natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang
mengandung lebih dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada
pengujian tidak boleh menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
20
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.6.5 Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton
2.6.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi
21
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.6.7 Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
2.7 Adukan
2.7.1 Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan
tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna
adukan yang merata.
2.7.2 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
Tabel A4.3.2-1 Komposisi Adukan
Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
22
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.9.2 Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah
harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara
mortar dan bata merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan
diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan yang lainnya.
Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang baik, ataupun
dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan melaksanakan
pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.
2.9.3 Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara
mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
2.10.2 Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan
reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai
campuran M2.
23
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
1. Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian atau
permukaan tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
2. Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Lebar dan tebal seperti yang
disebutkan dalam gambar rencana.
3. Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Lebar dan tebal seperti yang
disebutkan dalam gambar rencana.
4. Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Lebar dan tebal seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
Bahan-bahan harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan.
24
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Material campuran untuk lapis pondasi ini harus terdiri dari material alam yang
diayak halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup.
25
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
Material penutup dianjurkan dari abu batu atau pasir yang bersih atau dari
bahan lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
Material aspal harus dari macam yang sama dengan gambar yang disebutkan
pada gambar pelaksanaan dan memenuhi persyaratan dibawah ini:
- Medium curing cut back aspalic AASHTO M-82
- Rapid Curing Cut Back Aspal AASHTO M-81
- Batu pecah yang digunakan harus dari macam yang keras, bersudut/berbidang
yang tajam, bersih dari kotoran, lempung material lain yang tidak dikehendaki.
Bahan batu pecah tersebut dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1. Batu pokok (fraksi I ukuran 3 – 5 cm)
2. Batu kunci (fraksi II ukuran 2 – 3 cm dan1 – 2 cm)
3. Batu Split / penutup (fraksi III ukuran 0,5 - 1 cm)
- Aspal yang digunakan adalah aspal dengan angka penetrasi 60 – 70. Bahan
aspal dari tipe lain hanya boleh dipakai setelah ada ijin dari Direksi/Pengawas.
26
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.11.6 Pelaksanaan
Segera setelah dilakukan penebaran material dan perataan, tiap lapis segera
dipadatkan pada lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas roda karet atau
alat pemadat lain yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Tempat-tempat yang
tidak dapat dijangkau oleh mesin gilas, harus dipadatkan dengan alat-alat
tangan yang tepat (tammper,compactor).
Material lapis pondasi bawah harus dipadatkan hingga mencapai paling tidak
100 % dari kepadatan kering maksimum yang dipadatkan pada pemeriksaan
AASHTO T – 99. kepadatan tersebut harus dicapai pada seluruh tebal
pekerjaan, untuk memeriksa tebal lapis pondasi bawah yang dihamparkan agar
dapat mencapai tebal dan kepadatan yang diisyaratkan.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengujian dan pengisian kembali
akan dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh Direksi/Pengawas.
Semua biaya untuk keperluan pengujian kepadatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
27
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
28
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
29
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
30
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
- Kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,5 kg/m2 untuk
penetrasi dengan tebal 3 cm padat dan 2,5 kg/m2 untuk penetrasi 5 cm
padat yang disebar hingga rata betul.
- Selanjutnya untuk penetrasi 5 cm padat digelar batu pecah dengan dia.
1-2 cm yang tebal sebelum dipadatkan tidak boleh lebih dari 3 – 4 cm,
harus rata dan tidak boleh ada bagian-bagian yang lebih berisi dari yang
lain. Pemadatan selanjutnya dilakukan dengan mesin gilas seberat 8-12 ton
sehingga batu-batu tidak bergerak lagi, harus dijaga jangan sampai batu
menjadi hancur (verqruizen). Untuk kemudian diberi lapisan aspal panas
60/70 sebanyak 1,5 kg/m2 yang disosostkan hingga rata betul. Aspal harus
cukup cair (1600 C) supaya dapat masuk ke dalam lubang-lubang diantara
batu-batu. Tempat pemasakan jalan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20
m dari tempat pengecoran.
- Setelah tebar rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan sehingga rata betul dan tidak
boleh lebih 20 m dari tempat pengecoran.
- Setelah tebar rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan hingga rata betul dengan
mesin gilas seberat 8 – 12 ton.
31
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
pelengket ini harus dipasang dengan mesin penyemprot dan harus merata
hingga menutupi seluruh lapisan bawahnya. Diatas lapisan lengket yang
belum sempurna dan baik, tidak boleh digelar (menguap bahan
tambahannya, air dan lain-lain) dengan lapisan hotmix.
- Pengangkutan aspal beton sebelum digelar harus ditutupi dengan terpal.
Aspal beton yang digelar/dipasang dijalan tidak boleh kurang dari 1400 C
kepanasannya. Aspal beton yang kurang dari 1400 C atau lebih, dan
berakhir 1200 C.
- Aspal beton harus digelar mesin penggelar (finisher) yang diperlengkapi
dengan alat pengatur ketebalan yang bekerja baik. Datangnya hotmix dari
Aspal Mixing Plant (AMP) harus diatur sedemikian rupa hingga tidak terjadi
kekosongan dalam mesin penggetar.
- Segera setelah aspal beton dicampur permukaan harus diperiksa lagi
bentuk dan ketebalan, bilamana perlu harus segera diperbaiki ukuran
pemadatan dilakukan sebagai berikut :
Penggilingan pertama dengan mesin gilas 2 atau 3, berat 8 ton dengan 2
atau 4 lintas kecepatan 3 atau 4 km, sehingga pengelasan tidak
menyebabkan lendutan atau bergelombang, dengan temperatur aspal
beton antara 1400 C atau lebih, berakhir 1200 C.
Penggilingan kedua dengan pneumatic tyred roiler 10-20 ton dengan
tekanan ban 70-80 psi, dengan kecepatan 5-10 km/jam dan temperatur
aspal beton antara 1100 C berakhir 900 C (100 C) dengan 12 lintasan atau
tekanan ban 90 psi, dengan minimal 8 lintasan.
Penggilasan ketiga (terakhir) dengan mesin gilas minimum 14 ton dan
temperatur minimum 600 C, dengan kecepatan 5 atau 8 km/jam sampai
alur-alur bekas roda pemadat hilang/rata.
32
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
33
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.13.1.1 Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai
tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca
yang akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca
tersebut serta kepada kedua sisi permukaannya.
Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka
kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut
diterima dalam keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.
34
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.14 Pengecatan
2.14.1 Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau sejenisnya
yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi
daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu
serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum
dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.
2.14.5 Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari
kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan
terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil
35
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang
lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan
dengan permukaan di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang
disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis.
Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan
harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24
jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua
cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan
sedangkan bagian yang retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari
jenis yang sesuai. Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian
yang pecah tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak
menampakkan bekas.
36
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
a. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada
kedua sisi dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci
2.17 Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
2.20 Perpipaan/Plumbing
2.20.1 Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat
pada gambar rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan
pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem
bekerja sesuai dengan rencana.
2.20.2 Material
Pipa-pipa Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus
dari jenis yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan kemudian)
37
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
2.24 Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
seperti tersebut dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara
dan lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang
yang terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus
didukung secara merata dan material yang langsung berhubungan
dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan-bahan
yang merusak pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama
untuk menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran
pembuangan air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari
sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup
selama jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau
lumpur yang akan masuk kedalam pipa.
f. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan
akhir.
38
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
39
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak
merusak pipa.
40
PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
41
PEERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA
BAB III.
3.1. Valve
3.1.1 Umum
Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel
tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari
sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure
tight joint are made in the thread”
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti
yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang
diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan
desain atas permintaan Pengguna Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja
minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai
dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk
mencegah masuknya benda-benda asing.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai
diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve.
Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang
sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute
(rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua)
buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di
atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan
tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban
lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box
tersebut dan diberi cetakan “………………………….." pada bagian
atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan
masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal
3.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima
tekanan kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali
ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan
cara uji.
SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung
bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan
dari besi yang kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang
kelabu, penyambung.
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang
modular untukjaringan pipa bertekanan,
bagian 2.
SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum,
Persyaratan servis untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin
mutu struktur las.
SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan
dalam penilaian perusahaan yang
menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan
berulir.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian
dalam dan luar pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan
dengan las tumpu.
3.2.2.3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain
dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle
penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan
standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai
dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang
tidak mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan
pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh
kurang dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal)
pada ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi
katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam
dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan
ketebalan 5 mm.
3.2.5.5.1. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi
terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di
lapangan dan tertanam di dalam tanah., dan harus diselubungi oleh
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal)
sesuai deengan spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity.
Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk menutup
permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance)
20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume
bahan tersebut.
3.2.5.8.2. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
• JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
3.2.6.3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain,
harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip
pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan
sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan
dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem
coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
12.5 - 50 89
65 - 250 102
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene
rubber (SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan
stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene
propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
50 6 0 . 2 ±1 . 0 - 63 . 0+ 0 .6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7
3.3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
3.3.2.1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N. Kelas N :
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan
peralatan untuk penggulungan ulang
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05
m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah
merupakan kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata
gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada
tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan
minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah
4.0 1000
3.3.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu
dengan menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau
dengan Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
dengan SDR 13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint
direkomendasikan untuk pipa dengan diameter 20 – 110 mm.
Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.
3.4. UMUM
3.4.1 Lingkup Pekerjaan
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan
oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama
pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada
penyelesaian pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi
harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki
hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas
dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi
kompensasi kepada pemilik.
3.5.1.1 Umum
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih
dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang
memadai menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan
penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari
kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa
pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir harus diperiksa terlebih dahulu
dengan menggunakan peralatan survei.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 24
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah
dipasang harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi
pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam
galian dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya
dengan menggunakan ”coupling”.
Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan
oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM III - 25
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA
KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG DOKUMEN LELANG & RKS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN PIPA
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan
dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian
yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai.
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong agar dapat
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada kontraktor dari pemberi tugas.
3.5.2.2 Umum
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas.
Pengelasan yang diminta oleh Pemberi Tugas harus diuji dengan cara
pengujian yang dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN” DALAM 9.2.4 atau cara yang diterima oleh
Direksi.
welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut
tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi.
3.5.2.6 Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,
harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
3.5.3.2 Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan pemnembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung
jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5
(lima) copy kepada Direksi.
3.6.1 Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa ’POLYETHYLINE”
disingkat dengan nama ”PE” termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum
spesifikasi pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan
”Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari
Direksi.
a. Sambungan mekanis
- Mechanical-join : sambungan plastik, injection (20 mm - 63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
b. Welding (heat fusion)
Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
a. Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
- Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudia plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan
tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang
menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat
dibuka.
- Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit
bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah
ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
- Saddle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan
cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk
beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat
yang biasanya sudah ada pada sambungannya.
3.7.1.1 Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan
fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.
3.7.3.1 Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini :
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association
(WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
3.7.3.5 Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
3.7.4.1 Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung
jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5
(lima) copy kepada Direksi.
3.8.1 Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting"
termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila
tidak ditentukan akan dipilih oleh Direksi.
1) "Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada
kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah
sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve"
tersebut harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas
pengelasan.
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
1) Pelapisan "Epoxy"
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
3.9.2 Syphon
BAB IV.
4.1 UMUM.
4.1.1 Ruang Lingkup
Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit paket
instalasi pengolahan air (IPA), material, pabrikasi dan pemasangan pekerjaan
konstruksi.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
a. Merencanakan secara rinci proses pengolahan & konstruksi lengkap
sesuai kebutuhan terkait kuantitas dan kualitas air baku yang
datanya telah disediakan oleh pengguna barang/jasa.
b. Kapasitas IPA paket yang ditawarkan maksimum 50 l/det, bila lebih
besar dari 50 l/det. Maka ditawarkan secara modular.
c. Pemenang lelang harus memeriksa dan menganalisis ulang kualitas
air baku
d. Pengadaan unit paket IPA yang terdiri dari bahan-bahan yang
dilindungi dengan anti karat dan perlengkapan-perlengkapannya.
e. Disarankan untuk mengasuransikan unit paket IPA selama
transportasi dari pabrik ke lokasi proyek
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit paket IPA,
peralatan listrik (kabel-kabel), valve dan lain-lain.
g Trial run dan commisioning sampai dengan hasil produksi
memenuhi standar kualitas air minum yang termasuk di dalamnya
pemeriksaan hasil kualitas air baku dan air olahan di laboratorium
selama masa uji coba.
h. Jaminan (guarantee) bahwa unit paket IPA ini mampu mengolah air
baku menjadi air minum yang memenuhi standar kualitas air minum
sesuai Permenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang
Kualitas Air Minum.
SNI 06-0112-1987, Pipa polister serat gelas untuk saluran air bertekanan dan
saluran air buangan
SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan.
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat canai
panas hasil reroling.
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan sistem las
atau baut .
SNl 07-2225-1991, Pipa baja saluran air.
4.3.2.1. Fungsi
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku, membentuk
partikel koloid yang disebut flok.
4..3.2.2 Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat dapat terdiri atas :
a. Type Hidrolis
1. Dalam Pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai
sumber energi untuk pengadukan.
2. Static Mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa
untuk mempercepat proses pengadukan. Prinsip kerja peralatan ini
adalah memecah dan memutar aliran sehingga gradien kecepatan
menjadi lebih besar.
3. Terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan
air.
b. Type Mekanis
Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri atas : impeller, turbin, impeller
paddle dan impeller propeller.
4.3.2.3 Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan
SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP
dengan diameter yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang
dibuat.
b. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5 - 20 m.
c. Ukuran untuk Static Mixer disesuaikan dengan diameter pipa
transmisi serta kriteria untuk gradien kecepatan.
d. Untuk terjunan air, tinggi terjunan sekurang-kurangnya 50 cm untuk
mendapatkan gradien kecepatan yang memenuhi persyaratan.
e. Untuk tipe mekanis kebutuhan daya untuk motor penggerak harus
diperhitungkan agar dapat diperoleh nilai gradien kecepatan yang
disyaratkan.
4.3.2.4 Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang
digunakan (misalnya : alum 5-7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan
G > 750/det., GTd 10 4 -10 5 , sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata
cara perencanaan paket unit IPA
4.3.3.1 Fungsi
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil
setelah pembubuhan koagulan dan pengadukan pada proses koagulasi sehingga
terbentuk flok yang mudah mengendap.
4.3.3.2 Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det
sampai 20/det. Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa pembuang
Lumpur.
4.3.3.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator) harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit pengolahan dan waktu retensi
selama 40-20 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA
Bila menggunakan sistem sludge blanket dimana unit flokulasi dan sedimentasi
menjadi satu maka penurunan nilai gradien kecepatan berkurang secara gradual
dari 70 /det sampa 20/det dengan aliran dari down flow menjadi up flow.
4.3.3.4 Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali. Faktor yang
sangat berpengaruh adalah :
a. Waktu kontak (td) : 40 - 20 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
b. Gradien Kecepatan (G) : 80 – 20/det, sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
4.3.4.1 Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi sehingga mudah
dibuang.
4.3.4.2 Bentuk
Bak sedimentasi terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan sand blasting dan
epoxy
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:
a) Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPAnya.
b) Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan dinding
yang sama untuk kapasitas IPA 1 L/detik - 50 L/detik.
4.3.4.3 Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus sesuai
dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan
paket unit IPA.
Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban permukaan yang
berkisar antara 2,5-6 m 3/m 2/jam, dengan jarak antar pelat 2,5 – 5 cm. sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
4.3.4.4 Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran harus
dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali dan dapat
mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat berpengaruh (sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA ) adalah :
a. Beban permukaan 1 - 4 m/m2/jam
b. Waktu detensi (td) > 25 menit
c. Kecepatan hidrolis < 0,0075 m/det
d. Nilai Reynolds < 500
e. Nilai Froude > 10-5
An trasit
Ketebalan lapisan (400 - 500 ) mm
Media pasir untuk filter menggunakan media pasir sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA.
Ketebalan media penyangga (kerikil) adalah (5 - 20) cm (sesuai dengan SNI 19-
6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):.
a. Diameter kerikil = ( 2 - 65 ) mm
b. Kecepatan filtrasi = ( 6-11) m/jam
c. Kecepatan pencucian filter = (36-50) m/jam
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash maupun
dengan sistem gravitasi saling mencuci (inter filter backwash) dengan persyaratan
umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving head sebesar 3 ft s/d 15 ft
(0,91 m s/d 4,57 m).
Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur
dengan mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran/ flow
meter yang sudah termasuk dalam pekerjaan ini.
a. Tidak berbau
b. Tidak berasa
c. Warna 15 PtCo
d. Kekeruhan maksimum 5 NTU
e. pH 6,5 – 8,5
tebal cm 30-60
ES mm 0,3-0,7
UC mm 1,2-1,4
Media Kerikil
tebal cm 20-30
Sumber: SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
TABEL D3.7.2 Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Non Gambut Untuk
Sistem Sludge Blanket
No URAIAN Satuan Nilai
1 KOAGULASI (Pengaduk Cepat)
Tipe/jenis Hidrolis
Waktu pengadukan Detik 1-5
Nilai Gradien Detik ˉ¹ > 600
Kecepatan m/detik 2,4 – 4
2 FLOKULASI (Pengaduk Lambat)
Tipe/jenis Hidrolis
Waktu pengadukan Menit 15-40
Nilai Gradien Detik ˉ¹ 70-20
Menurun secara gradual)
3 SEDIMENTASI (Bak Pengendap)
Tipe/jenis Sludge Blanket
Beban permukaan m3/m2/jam 2,5 – 6
Alur Pengendapan
Tipe/Jenis Hopper Bottom
Kemiringan Hooper derajat 60
Diameter Hopper Bawah m Sesuai kapasitas IPA
Diameter Hopper Atas m Sesuai kapasitas IPA
Waktu Detensi menit > 25
Bilangan Froude menit < 500
Bilangan Reynolds > 10
Kedalaman zona (sedimentasi) m 3–5
Pelimpah
Tipe.jenis Gutter
Pengurasan lumpur Hidrolis
4 FILTRASI
Tipe/jenis Gravitasi
Kecepatan filtrasi (aliran) m3/m2/jam 5–8
Sistem Pencucian Self Backwash
1. Material Utama
a) Polyester Resin Unsaturated Tipe ORTHO dan ISO (atau setara)
b) Chopped Strand Mat
c) Roving Cross Mat
2. Material Pendukung
a) Pasta pigment/warna
b) Filler
c) Katalisator
d) Cobalt
Unit IPA harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
keperluan inspeksi maupun pemeliharaan atau perbaikan
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan
barang sekurang-kurangnya 300 kg
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan railing tangga
yang dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80 cm
Beda tinggi antar anak tangga 20 cm
Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30 cm
Kemiringan tangga maksimal 45o
Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered
plate), dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3 mm dan dilapisi dengan
pelindung anti karat
g) Atap
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan atap untuk menghindari
sinar matahari sehingga mengurangi efisiensi proses pengolahan. Kriteria –
kriteria yang harus dipenuhi untuk atap di unit instalasi adalah :
Unit IPA yang harus dilengkapi dengan atap adalah Unit flokulator, unit
pengendap dan unit filtrasi
Rangka untuk atap terbuat dari baja yang dilindungi anti karat
Lebar atap disesuaikan dengan Konstruksi IPA sehingga tidak terkena
matahari secara langsung
Tinggi atap disesuai dengan kebutuhan untuk operasi dan pemeliharaan IPA
Atap terbuat dari asbes
4.5. Struktur
Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu
belah sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana IPA akan
diletakan;
b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang
mutu dan cara uji pipa baja las spiral;
Penggunaan pelat baja dimasing masing unit proses seperti tertera pada tabel
berikut ini :
Tabel D5-1 Penggunaan pelat baja di unit proses IPA
Ukuran
Bagian
Pengaduk Pengaduk Pengendapa Penyaringa
cepat lambat n n
Jenis GIP Kelas Tebal baja minimal 5 Tebal baja Tebal baja
pipa SII 0161-81 mm minimal 5 mm minimal 5 mm.
Struktur Panjang pipa Kelas baja Mild Steel Kelas baja Mild Kelas baja
setelah pem- SS.400 Steel SS.400 Mild Steel
bubuhan > 6 m SS.400
4.6. KINERJA
Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan air
yang diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku.
4.7. PABRIKASI
4.7.1 Umum
Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit
seperti pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh
pengguna barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan.
4.7.4 Identifikasi
Untuk tujuan penandaan pada waktu pabrikasi, setiap bagian ditandai dengan
tanda yang berbeda dan dapat tahan lama diusahakan tidak merusak material.
4.7.5 Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan gergaji, gunting besar, croping atau alat pemotong
dengan mesin atau manual.
Alat pemotong manual digunakan apabila tidak mungkin digunakan alat pemotong
mesin.
Notthing adalah untuk memulai membuat lubang yang ukurannya lebih kecil dari
kebutuhan, sesudah itu Lubang tersebut disempurnakan sesuai kebutuhan
dengan dikikir atau digerinda.
Tepi-tepi potongan harus mempunyai profit yang benar dan bebas dari takik dan
bebas dari gerigi, jika perlu dibaut.
4 . 7. 6 Pembuatan Lubang
Pembuatan lubang untuk alat pengunci atau penjepit harus dibor. Pembuatan
lubang hanya dapat dilakukan pada sambungan (joint) struktur yang kedua dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Slotted holes dapat dibuat dengan membuat lubang langsung atau dengan
mengebor dua buah lubang dan disempurnakan dengan pemotongan. Semua
lubang untuk lubang kunci atau penjepit harus dibuat tempat pasangannya
yang sesuai sehingga kunci atau penjepit dapat dimasukkan dengan baik pada
sudut yang tepat.
Jika setiap elemen setelah dibor, akan diberi galvanis maka ukuran lubangnya
diperbesar 0,1 mm.
4.7.6.1 Pengeboran
Bagian kasar harus disingkirkan dari lubang sebelum pemasangan kecuali dimana
lubang yang dibor langsung melalui bagian yang sudah diklem, serta bagian ini
tidak dapat dipisahkan lagi setelah dibor.
4.7.6.4 Perakitan
Semua komponen harus dipasang menurut spesifikasi yang ditentukan sehingga
komponen tidak akan berlekuk, terpelintir atau kerusakan lainnya dan
harus disediakan jarak tertentu jika diperlukan.
Penyimpangan pada waktu meluruskan lubang diusahakan tidak membesarkan
lubang atau mengubah logam.
Jika penyimpangan terjadi tidak dapat digunakan kembali kecuali proses
pembesaran lubang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
4.7.7 Pengelasan
Pengelasan struktur/ kerangka baja harus sesuai dengan BS 5135 kecuali proses
lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Selain proses pemancaran Logam, semua proses untuk pekerjaan pengelasan
kerangka baja hanya dapat dilakukan dengan persetujuan pengguna
barang/jasa. Pengelasan harus dilakukan secara merata ke seluruh bagian untuk
memperkecil korosi. Pengelasan yang terputus-putus harus dihindari.
Pengelas yang melaksanakan kegiatan pengelasan harus mempunyai sertifikat
Filter logam pada tongkat untuk mengelas harus menghasilkan tenaga yang kuat,
waktu yang cukup lama dan pengaruh yang kuat kurang lebih sama atau lebih
besar dari kualitas baja yang akan disambung.
Sambungan harus kedap air meskipun tanpa proteksi terhadap korosi.
Pengelasan yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga tekanan dan
perubahan bentuk pada saat penyempurnaan bentuk dapat diminimalkan.
Permukaan baja yang akan dilas harus halus dan percikan hasil pengelasan harus
disingkirkan dengan jalan digerinda atau cara lainnya. Semua ujung-ujung
yang tajam harus ditumpulkan.
4. 7. 7. 2 Rencana Pengelasan
Dalam rencana pengelasan harus terdapat detil tentang pelaksanaan dan urutan
pekerjaan pengelasan dan metoda pemeriksaan dan dokumentasinya.
Rencana pengelasan ini sudah harus diserahkan kepada pengguna barang/jasa
sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat pekerjaan dilaksanakan, Penyedia
barang/jasa harus mengawasinya dan menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
Pengelasan yang tidak sesuai dengan persyaratan harus diperbaiki dan
pemeriksaan harus diperketat sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
Pengguna barang/jasa dapat setiap waktu mengunjungi workshop untuk
memeriksa pekerjaan.
Untuk bagian yang tidak dapat diberi proteksi setelah disambungkan maka proteksi
diberikan sebelum bagian tersebut disambungkan.
Kecuali sistem pencegahan khusus dilakukan untuk mencegah korosi semua
bagian-bagian yang berlubang harus ditutup untuk mencegah masuknya air
yang menyebabkan keLembaban didalam lubang tersebut.
Jika pada komponen-komponen yang telah dilas dilakukan usaha-usaha
pencegahan seperti pengecatan, pelapisan logam atau usaha-usaha lainnya yang
dapat merusak bagian yang dilas, maka usaha-usaha pencegahan ini tidak boleh
dilakukan. Alternatif usaha lainnya dapat dilakukan dengan persetujuan dari
pengguna barang/jasa.
Bagian yang dilas dan permukaan yang saling berdekatan tidak boleh dicat
sebelum adanya pemeriksaan dan persetujuan.
Pembersihan dilakukan dengan digosok/ diamplas (sandblasting). Semua oli dan
gemuk harus dihilangkan dengan cara dicuci dengan white spirit, nafta atau uap air.
Semua kerak dan lapisan karat yang keras dihilangkan dengan cara dikerik,
digerinda atau dengan pemanasan.
Bahan yang digunakan untuk menggosok harus sesuai dengan BS 2451, atau
bahan lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa dengan ukuran yang
sesuai bebas dari bagian-bagian yang tajam, kelembaban dan oli.
Setelah proses pembersihan terhadap bagian-bagian kasar, pelapisan dan
perbaikan permukaan yang cacat dengan di-blasting harus dikerik dan
permukaan dasar diubah sampai pada keadaan yang diinginkan. Semua sisa
pengamplasan/ penggosokan dibuang.
Proses galvanisasi menurut ketentuan dari BS 729 dengan tebal minimum lapisan
sebesar 85 micron atau 610 g/m2. setiap penyimpangan harus diralat oleh
Penyedia barang/jasa sebelum pemasangan dilaksanakan.
4.8 PEMASANGAN
4.9 LAIN-LAIN
4. 9. 2 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan
pertama, dimana penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau
kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.
4 . 9 . 3 Garansi ( Jaminan )
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
kepada Pengguna barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu
mengolah air baku menjadi air bersih seperti syarat yang diketuarkan oleh
Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan
performance test pada trial run (pemeriksaan di laboratorium).
Selain itu harus ditakukan mutu kualitas air bersih yang dihasilkan oleh pihak ketiga
yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua
hasil harus disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada
persetujuan tertulis atas performance test tersebut.
4.10.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis
SS 400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh
sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan,
pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan
dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian
yang berlaku.
4.10.2 Pabrikasi
4.10.2.3 Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya
sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau
perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan
terlihat rapat seluruhnya.
4.10.2.4 Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari
pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut
ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh
mesin atau gerinda. Bila digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang
merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan
diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan
gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat
seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1
mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik
sambungan.
4.10.2.8 Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan
semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan
baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian
diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa
batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah
mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat
dilepas bila perlu.
4.11.3 Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan
baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum
cara, alat dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi.
Semua bagian harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift
yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling
atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat
seperti diisyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat
merusak atau menganggu material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada
pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan
pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar
harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas harus
dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 %
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang
diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu
kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift
diangkat (disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel
drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila
dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan
semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada
Direksi atau biaya Penyedia barang/jasa.
c. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai
dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal
minimal yang akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
d. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku
keling. Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya
dan tidak akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift
dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan.
Dianjurkan paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari
tipe yang telah di setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk
kepala dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara
menggosokkannya pada permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada
dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan
serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. Semua paku keling yang
longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang
cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus
dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali kepala
paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
4.11.5 Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah
Galvanisasi celup panas.
22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380
b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang
menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak
boleh ada lekukan, kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada
patrian yang tercecer atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani
atau dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya
tertera dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½
timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.
4.12.1 U m u m
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia
barang/jasa harus meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti
pasangan batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter
sekurang-kurangnya 5,0 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka
lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni
berselang 1,5 m dan diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan
tembok atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi
tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PENGADAAN & PEMASANGAN POMPA AIR BERSIH
5.1.1 PENDAHULUAN
5.1.1.1.1 Umum
Penawar harus menyediakan dan mensuplai "pompa air bersih" dalam keadaan berjalan
sempurna sesuai dengan gambar dan perlengkapannya. Didalam penawaran, penawar harus
menyertakan paling sedikit hal-hal berikut ini :
a. Gambar secara keseluruhan/lengkap, tampak, suku cadang dan daftar material, buatan
mana dan jenis-jenisnya.
b. Karakteristik pompa selengkapnya, meliputi :
- Kurva Q - H
- Kurva efisiensi
- Kurva NPSH yang diminta/diperlukan
- Kurva NPSH yang tersedia
5.1.1.2 Pompa Air Bersih dan Air Baku (pompa distribusi centrifugal end suction)
5.1.1.2.1.1 Pompa
a. Penggunaan : Air bersih dan Air Baku temperatur air maksimum 40 C.
b. Kap. dan head : sesuai dengan BOQ.
c. Pemasangan : Horizontal centrifugal end suction
d. Jenis pompa : Single Impeller
e. Batas kec. putar : Tidak lebih dari 2900 rpm, semua benda yang diputar harus
balans dinamis dan balans hidrolik.
f. Efisiensi : Harus tinggi (lebih besar dari 70 %) dan luas, pada kondisi
kerja yang diminta.
5.1.1.2.1.2 Motor
5.1.1.2.1.3 Material
5.1.1.2.3.1 Umum
alat ukur yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga
Ahli. Jika selama tes di lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor harus mengganti komponen
yang cacat tersebut dan mengetes ulang. Kontraktor harus menyerahkan hasil tes di pabrik
maupun di lokasi kepada Direksi/Tenaga Ahli.
Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang dipakai pada
pengetesan (di lokasi) maupun biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau disediakan
oleh Kontraktor.
Semua pompa harus di tes sesuai dengan ISO 3555 (pompa sentrifugal) meliputi kondisi
berikut ini :
a. Tes tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan arde (IEC
34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh dibawah harga tahanan isolasi pada saat
dites di pabrik maka Kontraktor harus memperbaiki motor tersebut dengan cara
pengeringan yang biasa dipakai.
b. Pengetesan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros pompa dengan sumbu poros
motor, dan setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun getaran dan
juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan, dan pemanasan lokal pada "motor
winding".
Pompa
a. Penggunaan : Air bersih dan temperatur air maksimum 40 C.
air kotor pada kekeruhan di atas 5000 NTU dan temperature
air maksimum 40oC.
b. Kap. dan head : sesuai dengan BOQ.
c. Pemasangan : Vertikal untuk air kotor
d. Jenis pompa : Pompa benam satu tingkat, bebas penyumbatan, bentuk
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-3
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA
Motor
a. Jenis : Motor listrik AC, tiga phasa squirrel cage motor dan dapat
berfungsi baik terbenam di dalam air.
b. Tingkat proteksi : IP 68 untuk pompa submersible, IP 55 untuk motor pompa
end suction. (IEC 34-5/144).
c. Tingkat isolasi : F (IEC, pulb 85).
d. Tegangan : 380 Volt / 3 phase / 50 HZ.
e. Power Factor : lebih dari 0,8
f. Efisiensi : Tidak kurang dari 80 %, kecuali ditetapkan lain
g. Putaran poros : Tidak lebih dari 2900 rpm
h. Konstruksi : Ballans dinamis pada rotor motor, system pendingin air.
i. Kondisi Kerja : Terhenti-henti ((intermittent S2)
h. Sistem start : Star-Delta (Y) atau menggunakan Auto Transformer untuk
daya motor di atas 5,5 kw dan Direct On Line untuk motor
dibawah 5,5 kw. Khusus pompa distribusi menggunakan Panel
Variable Speed Drive (VSD).
Material
a. Rumah Impeller : Besi cor mutu tinggi
b. Impeller : Bronze
c. Poros pompa : Baja tahan karat
d. Seal Poros : Mekanikal seal (karbon keramik)
e. Motor Casing : Besi cor mutu tinggi.
f. Kabel Listrik : Neoprene (NSHov) atau NYYHY untuk kabel submersible
Kontraktor harus menyediakan genset dan lain-lain untuk menguji peralatan setelah pemasangan
selesai. Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa pompa dan peralatannya berfungsi
dengan baik.
5.2.1 UMUM
b. Faktor Lingkungan
Penempatan pompa harus dijamin terlindung terhadap terik matahari, angin dan hujan. Untuk
pembongkaran dan pemasangan kembali perlu disediakan ruangan yang cukup luas. Jika
beberapa pompa yang akan dipasang di dalam satu ruangan, harus diberi ruangan antara yang
cukup antara pompa yang satu dengan yang lainnya.
c. Pemempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga mudah dilihat
dan dibaca oleh operator.
b. Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi perlu disediakan celah sebesar
10 – 30 mm antara bidang atas dan bidang dasar landasan. Hal ini dimasksud untuk dapat
menyetel kedataran landasan. Setelah landasan disetel datar pada pondasi kemudian celah diisi
dengan aduk (grout) atau mortar.
c. Lain-lain
Pada waktu membuat pondasi, harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar untuk
baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dilakukan dengan mudah pada waktu
pemasangan. Pompa baru boleh dipasang pada pondasi setelah beton mengeras sepenuhnya.
Pemasangan pompa harus dilakukan dalam urutan yang baik sebagai berikut :
a. Perletakan Mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada pondasi sedemikian rupa hingga sumbu
poros kedua mesin tersebut dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna. Untuk dapat
menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal berbentuk baji dari baja. Tiap pasang baji
terdiri dari dua baji, baji atas dan baji bawah. Tiap pasang baji ini diganjal dibawah dasar
landasan mesin diantara lubang-lubang jangkar pada pondasi, jangkar dimasukkan kedalam
lubang-lubang jangkar tersebut, selanjutnya ganjal-ganjal tersebut diatur tingginya (dengan
menggeser baji-baji atas) sehingga sumbu poros-poros mesin menjadi datar dan segaris.
Setelah itu aduk (grout) atau mortar dicor kedalam lubang pondasi. Pelurusan terakhir harus
dilakukan setelah aduk (grout) atau mortar benar-benar mengeras (kira-kira 2 minggu
kemudian).
Pelurusan sumbu poros, dilakukan sebagai berikut. Kopling diputar, kemudian celah antara
kedua permukaan kopling diukur dengan feeler. Selain itu diperiksa juga kelurusan
permukaan keliling pasangan kopling. Kemudian mur-mur baut jangkar dikencangkan sedikit,
selanjutnya baji-baji dipukul secara hati-hati hingga semuanya menyentuh dasar landasan.
Jika setelah diperiksa kembali tidak menyimpang dari yang ditetapkan maka baut-baut
jangkar dapat dikencangkan sampai teguh. Sekali lagi kelurusan dapat diperiksa dan jika
semua masih dalam keadaan baik, maka celah antara dasar landasan dan pondasi diisi
dengan aduk (grout) atau mortar. Dengan demikian baji akan menyatu dengan pondasi yang
merupakan struktur yang menyatu pula dengan landasan.
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM V-6
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
SPESIFIKASIKASI TEKNIS PENGADAAN POMPA
Ketidaklurusan yang terjadi pada pompa sebagai akibat dari hal-hal diatas dalam jangka panjang
akan menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar pada mesin.
Karena itu kelurusan harus diperiksa dan dikoreksi dalam jangka waktu tertentu. Adapun caranya
adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Kelurusan
Pemeriksaan kelurusan dilakukan dengan menggunakan mistar pelurus (centering gauge)
sepanjang kurang lebih 150 mm. Sisi mistar diimpit dengan keliling kedua pasang kopling,
kemudian celah antara sisi mistar dan keliling luar kopling diukur dengan feeler. Dari
pengukuran ini dapat diketahui apakah poros cukup lurus atau tidak dengan feeler.
Jika di lapangan tidak tersedia mistar pelurus, dapat digunakan penggaris dari baja yang
benar-benar lurus, sebagai pengganti feeler, jika alat ini tidak ada, dapat digunakan kertas
surat kabar (tiap lembar kertas ini tebalnya kurang lebih 0,1 mm), yang dimasukkan pada
celah untuk menaksir jaraknya.
Selain itu poros diputar dengan tangan pada koplingnya. Biasanya jika poros dapat berputar
dengan halus dan ringan, tidak ada masalah yang serius. Jika ada penyimpangan yang terllau
besar pada kelurusan, akan ada bagian pompa yang bergerak dan pompa tidak dapat
berputar dengan ringan dan harus.
b. Koreksi Kelurusan
Jika kelurusan berubah karena perubahan pada mekanika tanah atau yang lainnya setelah
aduk (grout) atau mortar mengeras, koreksi dengan baji tidak mungkin lagi dilakukan, karena
itu koreksi harus dikerjakan dengan menyesuaikan letak kaki motor di atas landasan. Caranya
ialah dengan menambah atau mengurangi plat pengganjal (shin) pada celah di bawah kaki
motor hingga persyaratan tercapai. Dalam hal ini letak dowel (baut pas, untuk mencegah
motor bergeser) yang ada di kaki motor harus dipindahkan di dekatnya dengan membuat
lubang yang diring. Lubang dowel yang lama tidak boleh digunakan karena posisi yang baru
dari kaki motor sudah bergeser terhadap landasan.
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN INSTRUMEN
6.1 PENDAHULUAN
Pekerjaan yang dimaksud pada dasarnya akan meliputi hal-hal berikut ini
(tetapi sama sekali tidak terbatas pada) :
Semua peralatan dan material harus merupakan produk baru yang belum
pernah dipakai dan berasal dari produsen yang terkenal dan berpengalaman.
Item-item yang serupa dalam proyek ini harus berasal dari produsen yang
sama. Semua peralatan dan material harus bermutu industry dan mematuhi
standard konstruksi, mempunyai disain dan berasal dari produsen yang mapan
serta mampu menjalankan fungsinya tanpa timbul kesulitan untuk waktu yang
lama.
Semua peralatan dan material sesuai Bill Of Quantity (BOQ) harus sudah
menjalani pengujian jenis dari lembaga penguji yang berwenang di Negara
asal. Surat bukti lulus pengujian harus diserahkan kepada Direksi/Tenaga Ahli
untuk disetujui.
Setiap panel instrument distribusi harus dilengkapi dengan daftar sirkuit. Untuk
tiap sirkuit harus diperlihatkan penandaan dan nomor dari alat-alat yang
memakai arus listrik pada sirkuit dan ukuran serta jenis sekering.
Setiap sakelar jarak jauh yang berada diluar pandangan sirkuit yang
dikontrolnya harus mempunyai sebuah label terpasang yang menyatakan
fungsi persisnya serta nomor sirkuit.
Semua label harus dibuat dari “Traffolyte” yang dilaminasi atau yang sejenis,
penulisan harus memakai huruf berwarna hitam di atas latar putih. Detil-detil
pensil pada daftar kertas tidak akan diperbolehkan.
6.1.6 Perencanaan Suplai Tenaga Listrik dari Sistem Jaringan Power House
Bilamana tenaga listrik akan disuplai oleh Power House (PH), maka Kontraktor
akan mensuplai dan memasang saluran pengisi sebesar kebutuhan yang
direncanakan bersama dengan sekering-sekering yang sesuai. Dalam hal ini
perencanaan harus sesuai dengan kondisi jalur TM yang tersedia pada lokasi
booster pump.
6.1.7 Perkabelan
Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi dengan kompresi terpisah
pada sarung dalam, perisai dan sarung luar, tahan cuaca dan tidak tembus air.
Ban pengikat ke tanah merupakan bagian kabel harus dikaitkan ke tanah. Bila
kabel mempunyai sarung PVC luar maka gelang penekan harus diberi
selubung PVC.
Semua inti pengontrol, kabel alarm dan sinyal harus ditandai dengan gelang
bernomor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat yang menunjukkan
nomor-nomor sirkuit.
Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-masing yang dicap
pada label kuningan dan dipasang pada kabel ditiap ujung gelang penekan
(gland).
Kabel-kabel di atas tanah harus didukung secukupnya pada piring kabel dari
baja yang digalvanisasi dengan celup panas dan tertutup PVC. Untuk mengunci
kabel harus dipakai paku metal atau plastic pada interval tertentu dengan arah
horizontal atau vertical seperti dianjurkan dalam standar.
Pada waktu pemasangan kontraktor harus menjaga agar semua tutup plastic
tidak menjadi rusak. Bila kabel hanya satu jalur maka dapat diikat langsung
pada baja pendukung. Jika banyak jalur kabel maka kabel harus
dikelompokkan dengan rapih dan bila diperlukan pada tekukan harus dipakai
penjepit tambahan.
Semua kabel harus dipasang dan ditarik melalui pipanya dengan tangan,
metoda mekanis tidak diperkenankan pada pemasangan dan penarikan.
Semua kabel harus dipasang dan ditempatkan dengan cara yang rapi dan
teratur. Persilangan sedapat mungkin dihindari.
Setelah kabel selesai dipasang, ujung-ujung pipa yang terbuka harus disegel
untuk mencegah air atau cairan lain dengan cara menyumbatnya dengan kayu
yang keras dan “Densoplast” bila pipanya kosong, bila pipa sudah terisi kabel,
maka penyumbat harus dari kain tebal dan “Densoplast”. Pipa berjenis serat
bitumen tidak boleh dipakai.
Kabel-kabel yang keluar dari saluran dan melewati beton menuju ke alat
penghubung dan pembagi serta peralatan elektris lainnya harus didukung
secukupnya dan dilindungi oleh selongsong timah atau baja yang harus
6.1.7.9 Hubungan
Kontraktor harus merencanakan & mensuply sistem distribusi dan suplai tenaga
listrik 380 V selengkapnya, termasuk perkabelan yang diperlukan dengan
kualifikasi sebagai berikut :
a. Desain seperti pada gambar meliputi peralatan utama dan alat-alat lain
untuk stasiun pompa air.
- Pada bagian yang relevan dari pusat pengontrol motor untuk setiap
pompa terdiri : satu tombol tekan start berwarna hijau, tombol tekan stop
berwarna merah dan indikasi on/off dengan nyala hijau (on), nyala
merah (off) dan suatu indicator digital pencatat jam operasi.
- Pada setiap pompa : sebuah tombol tekan warna merah yang harus
bisa dikunci dalam posisi “stop”.
- Semua pompa secara otomatis harus dapat dihentikan pada saat
permukaan air di dalam reservoir rendah. Situasi ini akan ditandai
dengan alarm yang dapat dilihat dan didengar pada pusat pengontrol
motor. Tombol untuk mematikan bunyi alarm juga harus disediakan.
- Pompa harus dapat berfungsi untuk memompa air pada dua bagian
reservoir dan juga dapat berfungsi untuk memompa air pada salah satu
bagian reservoir tersebut.
b. Khusus pompa air bersih (distribusi), harus dapat bekerja otomatis sesuai
dengan setting pressure digital pada tangki tekan (Pressure Tank). Control
ini dihubungkan ke panel control pompa Variable Speed Drive (VSD).
6.1.10 Alat Penghubung dan Pembagi Bervoltase Rendah (LVS) dan Variable
Speed Drive (VSD)
a. Umum
LVS harus terdiri dari cabinet multi-tiered yang sepenuhnya tertutup logam
yang berisi pemutus arus pengisi utama, dan bilamana dapat diterapkan,
unit starter motor dan sakelar sekering LVS harus mencakup hal-hal berikut:
- Tiap –tiap ruang (kompartemen) harus dapat ditarik atau dengan pintu
depan untuk tiap unit, kecuali untuk unit sakelar sekering dengan beban
yang diijinkan.
- Kenaikan temperature alat tidak boleh melampaui standard yang
ditetapkan, dengan menghitung tingkat proteksi yang disyaratkan,
kondisi kerja dan beban peralatan yang diijinkan.
- Tiap unit harus sepenuhnya mati pada penarikan atau pembukaan pintu
depan.
b. Sistem Busbar
System ini harus meliputi :
- System busbar utama yang terdiri dari 3 fasa + 1 netral dengan arus
nominal yang diijinkan sekurang-kurangnya sama dengan total arus
pengisi normal dari PLN yang dihubungkan padanya, atau bila memakai
genset, arus total dari generator yang beroperasi parallel. Busbar harus
mempunyai dimensi sedemikian rupa guna menahan secara thermis
selama 1 detik arus sirkuit pendek simetris dengan nilai sekurang-
kurangnya sama dengan yang dijumpai pada terminal suplai PLN arus
sirkuit pendek stasioner dari genset.
Secara dinamis busbar harus menahan arus puncak sebesar 1,6 x 2 x
arus sirkuit pendek simetris yang diharapkan. Ruang-ruang busbar
harus sedemikian sehingga jalan lengkung segera dihentikan oleh
penghalang yang mengisolir.
- Busbar sekunder harus 3 fasa + netral, dengan beban arus nominal
yang diijinkan cocok untuk unit terbesar. Beban arus sirkuit pendek yang
diijinkan harus berdasarkan kapasitas sekering terbesar yang
membatasi arus.
6.2.1 Umum
6.2.3 Motor-motor
Semua motor listrik harus diuji dilokasi (tes pabrik, pompa berikut motor listrik).
1. Mempunyai system starting yang halus dan arus star lebih kecil dari arus
nominal motor disbanding dengan system star delta starter atau system
direct on line.
2. Akselerasi dapat dikontrol dan dimonitor secara gital.
- Tiap unit harus dilengkapi dengan saklar pengisolir beban dan sekering.
Kontraktor harus memastikan agar beban sekering maksimum yang diijinkan
sama dengan rekomendasi produsen yaitu beban maksimum yang diijinkan
pada plat nama motor.
- Pressure transmitter sebagai alat pengendali atau sensor dari digital yang
diteruskan ke Program Logic Control (PLC).
- Pressure transmitter harus dipasang pada pressure tank, dengan tujuan agar
tekanan yang bervariasi dapat bekerja secara perlahan dan dapat dibaca
dengan pressure digital yang datanya diteruskan ke Program Logic Control
(PLC).
- Inverter merupakan alat yang disebut Variable Speed Drive dengan keunggulan
sebagai berikut :
o Mempunyai starting yang halus dan arus listrik lebih kecil dari arus nominal
motor disbanding dengan system start delta atau direct on line (DOL).
o Aksessories dapat dikontrol dan dimonitor secara digital.
o Kecepatan putaran dapat diset kapan saja atau diset untuk dikendalikan
oleh pressure digital melalui PLC, sehingga pengoperasian dapat secara
automatis.
o Hemat energy, karena energy dengan meningkatkan performasi kosumsi
listrik seperlunya dan kenyamanan dalam penggunaan.
o Mencegah terjadinya Water Hammer di pipa transmisi dan distribusi.
o Mempertahankan tekanan pada system jaringan secara automatis
walaupun pada jam puncak.
o PLC harus sesuai dengan data input/output yang diinginkan dan harus
dengan program computer.
o Untuk non distribusi tidak perlu menggunakan Panel Variable Speed Drive
(VSD), karena cenderung pemakaiannya konstan, estimasi ini berdasarkan
realita analisa dilapangan dan perhitungan. Dalam estimasi ini diasumsikan
rata-rata efisiensi 40%.
o Target tekanan dapat terpenuhi dengan baik
o Pemakaian daya listrik cukup ringan
o Usia peralatan operasional harus lebih awet
- Dalam penggunaan VSD Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli
programmer system Program Logic Control (PLC) baik dalam setting program
maupun test commissioning.
Pada system Variable Speed Drive memiliki keuntungan besar antara lain :
HEMAT ENERGI dan banyak menghilangkan WATER HAMMER.
System start/delta dimaksudkan untuk mengurangi arus star pada system Direct
On Line (DOL). Arus start bisa mencapai 3x atau lebih dari arus nominal motor.
Dengan menggunakan system start/delta arus nominal bisa dikurangi hingga
mencapai 1,5x dari arus nominal motor.
Pada saat start motor akan dihubungkan system bintang (star) maka electro motor
masing-masing komponen akan mendapat tegangan sebesar 220V sehingga arus
motor akan menjadi lebih kecil dari nominal walaupun tegangan line sebesar 380
V 3 Phase. Beberapa saat kemudian setelah waktu starting cukup akan
dipindahkan ke system delta yang diatur oleh time relay (timer).
6.6.8 Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan menyiapkan
gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout seluruh kabel ditambah
potongan melintang dan lokasi kabel. Catatan-catatan asli dibuat satu copynya serta
gambar-gambarnya diajukan Direksi untuk disetujui.
(6) Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam
air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung sendiri ukuran kabel
yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih
dahulu dari petugas proyek.
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN GENERATOR SET
3.1 Lingkup
- Syarat-syarat ini mengenai pembuatan, pengujian di pabrik, penyerahan,
pengangkutan sampai dengan pemasangan dan uji jalan dan uji pemakaian atas
generator set (genset) bermesin diesel 3 fase, 4 kawat AC 220/380 volt, 50 Hz, 1500
rpm.
Panel kendali harus dilengkapi dengan peralatan pengukuran dan pengaturan mesin
penggerak dan keluaran generator.
Pada panel ini paling tidak terdapat :
A. Paranti pengendali mesin penggerak (buatan pabrik) terdiri dari :
- Satu switch untuk menjalankan dan mematikan mesin
- Satu alat ukur tekanan oli
- Satu alat ukur suhu pendingin
- Satu buah charge rate ammeter, satu set sistem pengendali mesin secara
elektronik
- Satu set relay untuk mematikan mesin bila suhu pendingin sangat tinggi, tekanan
oli sangat rendah
4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
4.1 Umum
- Pekerjaan elektrikal meliputi perancangan, pengadaan, pemasangan dan uji
pemakaian sistem elektrikal.
- Semua peralatan harus disediakan untuk menerima daya listrik 380 volt, 3 fase, 50 Hz
dan lampu-lampu pada 220 volt, 1 fase 50 Hz.
- Semua bahan, peralatan dan cara pemasangan harus mengikuti PUIL Indonesia
Indonesia dan standart Internasional lainnya terbitan terakhir, kecuali ditentukan lain.
- Semua barang untuk elektrikal harus sama sekali baru, merupakan hasil dari pabrik
terkenal, selama dan setelah pemasangan semua barang harus cukup terlindung dari
cuaca sehingga mengurangi kemungkinan cacat dan rusak.
- Gambar dan pemasangan harus mengikuti ketentuan PLN sehingga instalasi siap
disambung ke jaringan PLN tanpa syarat lagi dari PLN, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
4.2 Semua peralatan akan dipasang dan harus dapat berjalan dengan baik pada
kondisi sebagai berikut :
- Ketinggian kurang dari 1000 m diatas permukaan laut.
- Suhu maksimum sekitar 40 C.
- Kelembaban nisbi rata-rata 85 %
- Contactor jenis air breaker dipasang dengan memakai chute, magnetik blow out dan
main contact tembaga.
- Closed transitional star delta starter harus dirancang untuk menahan arus transien
yang timbul disaat pergantian dari koneksi start delta. Pada saat pergantian koneksi
suatu tahanan dimasukkan ke motor winding.
- Timing relay, bila diminta harus dioperasikan secara elektro magnetik. Suatu
mekanika untuk memperlamban arus eddy juga harus diberikan.
- Continously rated operating coil (220 volt)
- Auxiliary contact untuk kontrol otomatis jarak jauh
- Suatu relay thermal overload dengan piranti open phase (2 E relay) harus diadakan
untuk tiap motor.
- Ammeter jenis moving iron menempel di pintu panel dan dioperasikan oleh suatu trafo
arus dan dapat diatur.
- Pilot lamp, tombol pijit berpencar dan selector harus diadakan dan masing-masing
diberi plat petunjuk.
- Selector switch untuk pengoperasian Hand/OFF/AUTO atau LOKAL/OFF/REMOTE.
4.4.8 Kapasitor
Semua kapasitor harus dari jenis yang biasa dipakai untuk industri 400 V, 3 fase, 50 Hz.
Mereka juga dilengkapi dengan discharge resistor sehingga tegangan residu dapat
diturunkan menjadi maksimum 50 volt dalam waktu 1 menit setelah pengosongan sirkit,
rakitan kapasitor harus dipasang untuk setiap nomor.
4.4.9 Instrumen
Untuk mengoperasikan pompa air bersih dilakukan dengan cara :
- Semua instrumen hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per ataupun
jepitan/kancingan.
- Semua ampermeter yang terpasang untuk elektro motor hendaknya mempunyai skala
khusus dan pembacaan 8 kali beban maksimum dari motor, kepekaan yang diperlukan
1,5 atau lebih.
- Semua volt meter hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per ataupun
jepitan/kancingan, volt meter harus dilindungi dengan HBC fusus.
- Semua peralatan indikator hendaknya diberikan tanda garis merah untuk
menunjukkan posisi maksimum ataupun beban normal.
4.4.11 Pengoperasian
Untuk pengoperasian pompa air benam dengan cara :
ON dengan cara manual (tangan)
OFF dengan cara pressure switch
dengan cara muka air rendah/habis pada reservoir sumur dalam sebagai
pengaman.
Untuk menghidupkan / mematikan pompa sumur dalam dilayani dengan cara manual,
tetapi pada posisi muka air rendah, pompa akan mati dengan sendirinya.
Kode-kode kabel harus menggunakan warna pada isolasinya. Warna hitam untuk fase A,
merah = B, biru = C, putih = netral dan hijau = ground.
Dalam penyambungan inti kabel disesuaikan warnanya. Didalam body sambungan kabel
maka pelindungnya harus dibentuk sebaik-baiknya dan seefisien mungkin.
4.7 Grounding
Semua saluran metal, panel, travo, generator pelindung kabel dan peralatan lain
hendaknya dihubungkan dengan tanah sebaik-baiknya. Hubungan dapat dengan las
exothermic bila terlindung, dan bila diluar dengan sistem baut.
Semua peralatan grounding harus dengan sistem clamp yang baik.
5. PEMASANGAN GENSET
5.1. UMUM
Pemborong harus bertanggungjawab dan menyelesaikan semua pekerjaan pemasangan,
pengujian dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya seperti ketentuan-ketentuan berikut
ini.
Semua biaya termasuk untuk pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lainnya yang
diperlukan dalam pemasangan pompa dan genset harus sudah termasuk dalam harga
kontrak.
a. Letak Genset
Pemasangan genset dan pompa dapat dipasang pada satu ruangan yang sama atau
terpisah. Bila genset dan pompa diletakkan dalam satu ruangan maka dibutuhkan
ruangan yang cukup luas dan sirkulasi udara harus baik dengan jalan membuat
ventilasi yang cukup banyak.
b. Faktor Lingkungan
Penempatan genset harus dijamin terlindung dari terik matahari, angin dan hujan.
c. Penempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga
mudah dilihat dan dibaca oleh operator.
d. Tingkat Keamanan
Faktor ini harus juga diperhatikan sehingga ruangan/bangunan perlu dilengkapi
dengan alat pemadam kebakaran.
4.2.2 Pondasi
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemasangan genset, pada dasarnya sama
dengan persyaratan pemasangan pompa. Pondasi harus sepenuhnya menyerap getaran
genset dan dapat menahan beratnya sendiri. Pondasi itu sendiri lebih dari 5 (lima) kali
berat mesin.
4.2.3 Pemasangan
Genset yang terdiri dari motor bakar diesel dan generator yang harus diletakkan pada
pondasi sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin tersebut dapat menjadi
segaris dan mendatar sempurna.
Genset pada umumnya sudah diluruskan diatas suatu landasan oleh pabrik pembuatnya.
Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan setelah dipasang di
tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak mempunyai kekakuan yang tinggi.
Peletakan, pelurusan, penetapan dan pemeriksaan kelurusan pada genset dapat
mengacu pada pemasangan pompa karena pada dasarnya pelaksanaan kerjanya sama.
Pemasangan knalpot harus diperhatikan agar kebisingan dapat dikurangi dan sisa hasil
pembakaran dapat dibuang ke luar ruangan dengan jalan membuat saluran yang
mengarah ke udara bebas.
BAB VIII.
8.1 UMUM
8.2.4 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang
rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti
dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
pemilik.
SD P
L
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil,
dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa * gph †
Diamater Pipa (Inch)
8.3.2.3 Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
8.5 DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan
selesai oleh Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan
ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus
didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air
bersih yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter
sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt
hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan
memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung
jawab Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh
Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau
pengambilan sesuai kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan
contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian
dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
BAB IX
COMMISIONING
9.1 PERSYARATAN-PERSYARATAN
Unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a Unit paket IPA sesuai dengan perencanaan
b. Dilengkapi dengan spesifikasi teknis dan gambar terbangun.
c. Disiapkan format-format yang akan dijadikan acuan untuk buku harian.
d. Tersedia air baku yang memenuhi ketentuan kuantitas dan kualitas
e. Adanya penanggung jawab pengoperasian unit IPA
f. Penyedia barang/jasa menyiapkan kebutuhan bahan kimia dan produksi
selama pelaksanaan commisioning selama 5 hari kalender.
9.2 KETENTUAN-KETENTUAN
9.2.1 Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b. Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7
hari sebelum pelaksanaan trial run dan commisioning.
c. Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku dialirkan
terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan. Pembuatan bak pengendap
pendahuluan menjadi tanggung jawab penyedia jasa yang dimasukan dalam
penawaran.
d. Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian
dihentikan.
9.2.2 Teknisi
9.2.2.1 Teknisi Pengoperasian
Teknisi pengoperasian memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan
operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
b. Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi analis/SLTA
9.2.2.3 Teknisi dari penyedia barang/jasa dibiayai oleh penyedia barang /jasa
9.2.3 Pengawas
Pengawas lapangan akan disediakan dari Departemen Pekerjaan Umum untuk
mengawasi selama 3 hari terakhir dari proses commisioning.
9.2.5 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. bahan kimia koagulan, netralisasi, desinfektan dan bahan kimia untuk
pemeriksaan kualitas air
b. bahan bakar dan pelumas
c. suku cadang
d. butir a sampai c harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
b. tenaga pembangkit:
1. menggunakan diesel generator periksa dan pastikan hal-hal sebagai
berikut: :
(a) kencangkan semua sekrup dan baut
(b) jumlah bahan bakar solar tangki harian
(c) jumlah minyak pelumas cukup setiap kali akan menjalanken
mesin, dan setiap 10 jam operasi apabila kurang tambahkan
dan catat penambahannya dan jam operasinya
(d) oli dalam governor dan dalam saringan udara cukup sesuai
dengan ketentuan untuk mesin yang menggunakan oli dalam
governor dan saringan udara
(e) Air radiator penuh
(f) tidak ada benda-benda yang merintangi aliran udara, unuk
mesin dengan pendingin udara
(g) baterai kondisinya baik
(h) hubungan listrik dari baterai ke motor stater dalam kondisi baik
(i) mesin tidak dibebani
(j) V-belt tegangannya cukup.
2. menggunakan sumber listrik dari PLN periksa dan pastikan hal-hal
sebagai berikut:
(a) tegangan listrik sesuai ketentuan yang berlaku
(b) arus listrik sesuai dengan keperluan
(c) kedudukan sakelar utamanya pada posisi ”off”
c. periksa dan pastikan panel listrik sebagai berikut
1. kedudukan dari sakelar, semuanya harus pada posisi ”off”
2. sambungan kabel dalam kondisi baik
3. Pembumian yang baik
d. pompa air baku
1. periksa dan pastikan pompa sentrifugal sebagai berikut:
(a) kebersihan saringan pipa hisap dan katup
(b) pipa hisap selalu berisi air dan tidak ada udara
(c) poros pompa dapat berputar bebas
(d) dudukan pompa harus datar
(e) keadaan tumpuan putar pompa harus bersih dan dilumasi
(f) penekan paking tidak terlalu kencang
(g) sakelar otomatis harus bekerja baik
2 periksa dan pastikan pompa submerbsibel sebagai berikut:
(a) keberihan saringan pompa
(b) tinggi muka air di atas pompa minimal 1,0 meter
(c) sakelar otomati masih bekerja baik
e. penentuan dan pembubuhan dosis bahan kimia sebagai berikut:
1. tentukan dosis koagulan dengan percobaan jar test
2. tentukan dosis penggunaan kapur atau soda ash
3. tentukan dosis penggunaan desinfektan
4. Hitung kebutuhan masing-masing larutan
BAB X
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)
b. Unit Distribusi
- Dapat memberikan informasi real time tekanan, kekeruhan, sisa khlor dan debit aliran
pada jaringan pipa distribusi
- Dapat memberikan informasi real time level air pada reservoar dan kualitas kekeruhan
- Dapat memberikan rekomendasi alarm untuk penanggulangan Air Tak Berekening
(ATR) atau Non Revenue Water (NRW)
- pengontrolan terhadap penggunaan energi listrik dapat dilakukan real time sehingga
menghemat biaya produksi.
c. Perangkat Keras yang digunakan harus:
- memenuhi aspek interkonektivitas dan kompatibilitas dengan sistem yang digunakan;
- memperoleh sertifikat kelaikan dari Menteri;
- mempunyai layanan dukungan teknis, pemeliharaan, dan purnajual dari penjual atau
penyedia;
- memiliki referensi pendukung dari pengguna lainnya bahwa Perangkat Keras tersebut
berfungsi sesuai dengan spesifikasinya;
- memiliki jaminan ketersediaan suku cadang paling sedikit 5 (lima) tahun;
- memiliki jaminan kejelasan tentang kondisi kebaruan (maksimal 1 tahun sebelumnya)
dan memiliki kompabilitas konektor di masa mendatang;
- memiliki jaminan bebas dari cacat produk
• Output Connections: (1) Hard Wire 3-wire (H N + G); (6) IEC 320 C13; (4) IEC 320
C19; (3) IEC Jumpers
• Networking, termasuk Switch hub, kabel
b. Panel Kontrol
- Main Panel Kontrol (Master)
• Panel uk. 3000mm x 1200 mm x 600 mm
• Schneider PLC M340 series
• CPU with Ethernet, serial RS485 Modbus
• Modul digital 96 DI 24 VDC
• Modul digital 96 DO 24 VDC
• Analog 24 AI 4 AO channel 4'-20mA
• Speed drive 2
- Remote Panel Flokulasi Sedimentasi
• Panel uk. 800 x 600 x 210 mm, termasuk switch manual mode, emergency dan wiring
aksesories
- Remote Panel Filter
• Panel desk uk. 800 x 600 x 210 mm, termasuk touchscreen HMI, emergency dan
wiring aksesories
• Pemasangan dan Development (termasuk commisioning, training)
c. Monitoring Device
- Liquid Tx
Water Level Transmitter Sensor & Electronics
• Sensor element : 316L stainless steel, flush mounted
• Available ranges : 0 to 3', 0-15', 0-30', 0-60', 0-120', 0-250', and 0-500'
• Accuracy : Total Error Band ±0.1%, 16 bit digital error
correction
• Overpressure : Not to exceed 2x full scale range
• Operating Temp : 14 to 176°F ( -10 to 80°C)
• Temp. compensation : Digital over entire operating range
• Output : 4-20 mA, 2-wire loop powered
• Supply Voltage : 10 to 28 VDC
• Load Resistance (Ω) : mA: < (supply - 8V) / 0.02A
Water Level Transmitter
• Wetted Materials : 316L stainless steel, polyamide, fluorocarbon
• Dimensions : 0.825" (21mm) diameter x 3-3/4" (95mm) long
• Cable : Hytrel-jacketed, vented & shielded
• Temperature Range : -22 to 185°F ( -30 to 85°C)
• Diameter : 0.23" (5.8mm)
• Length : Standard 25 feet (up to 1,000 feet total)
- Turbidity
• Range : 0 - 1000 NTU
• Measurement Principle: Nephelometry (90 degrees)
• Accuracy : 2% of reading or ± 0.02 below 40 NTU, 5% of reading above 40
NTU
• Resolution : 0.0001 Selectable
• Response Time : Adjustable (5 to 500 seconds) (0 - 1000 NTU)
• Input Pressure : 1 - 200 psi (built in regulator set at 15 psi)
• Standard Outputs : 4-20 mA Galvanic Isolated or RS-485
• Light Source : White Light - 7 year life, Infrared Light (850nm LED)
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 3
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)
- 10 year life
• User Alarms : 2 High/Low Alarms
• Alarm Contacts : Form C 250 VAC 2A
• Display : Multiline Custom Backlight LCD
• Built in Diagnostics : Yes
• Storage Temperature : -4°F to 140°F (-20°C to 60°C)
• Operating Temp : 32°F to 122°F (0°C to 50°C)
• Wetted Surfacesq : Nylon, Borosilicate Glass, Silicon, Polypropylene, Stainless Steel
• Enclosure : Designed to meet NEMA 4X, IP66
• Outdoor Installation : 32°F to 122°F (0°C to 50°C))
• Certifications : USEPA, ISO 7027, CE Approved, ETL Listed to UL 3111-1 and
ETL Certified to CSA 22.2 No. 1010-1-92
- pH Transmitter
Spesifications:
• Measuring range : 0-14 pH
• Accuracy : 0.02 pH, 1 mV
• Resolution : 0.02 pH, 1 mV
• Stability: : 0.02 pH / 24
• pH Standard Calibration: 4.00 / 6.86 / 9.18
• Temperature Compensation : 0-100C, Manual input setting
• Output : 4-20mA, Max. Load Resistance 300 Ohm, Contact Relay Alarm
Output Max. 3A 250V Normally Open (NO)
• Power supply : 220 VAC
• Dimensions : 96 x 96 x 110 mm
• Hole Size : 92 x 92 mm
• Panel Mounting Type : Yes
PH Electrode Sensor:
• Measuring Range : 0-14pH
• Temperature : 0-55 Degree C
• Process Connection : 1 Inch Thread
• Cable length : 5.5M
- Conductivity Monitoring
Transmitter Spesifications:
• Ranges of measurement : 0~18 M Ω · cm or 0~19.99uS/cm, 0~999.9uS/cm,
0~9999uS/cm, 0~100mS/cm,0~10000ppm
• Accuracy : ±0.5 F.S / ±0.2℃
• Linearity : ±0.1% of range
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 4
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)
- Alkalinity Monitoring
• Accuracy : Better than ± 5 % of reading or ± 1 mg/L whichever is greater
• Analog Outputs : Two 4-20 mA outputs suitable for recorders or PID control,
Output span programmable over any portion of the 1 to 500 mg/L
range (130 Vac isolation from earth ground)
• Calibration Interval : 60 minutes
• Cycle Time : 8 minutes
• Data Communications Distance : Maximum node-to-node distance is 400 (1312').
Maximum total wire length is 500 m (1640')
• Dimensions (H x W x D) : 522 mm x 627 mm x 526 mm
• Drain : Gravity, air break or vent recommended
• Drain Fitting : 1/4" OD NPT barbed hose fitting
• Inlet : Sample filter: 3/4" NPT male or female
• Mounting : Wall, bench and panel
• Parameter : Alkalinity
• Power Requirements (Hz) : 50/60 Hz
• Power Requirements (Voltage) : 90 - 240 V AC
• Range : 1 - 1000 mg/L total alkalinity as CaCO3 5 - 1000 mg/L CaCO3
as phenolphthalein alkalinity
• Relay Output : Two SPDT relays with contacts rated for 5A resistive load at
230 Vac.
• Additional relays available through optional Signal Output Module.
• Repeatability : Better than 3 % of reading or ± 0.6 mg/L, whichever is greater
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM X - 5
TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN IPA SINTANALA KAP. 500 L/DET KOTA TANGERANG
PEKERJAAN OTOMATISASI (SCADA)
• Response Time : Less than 10 minutes for 90% response to setup change at
instrument sample fitting
• Sample Flow Rate : 20 - 1000 mL/min
• Sample Interval : Optionally capable of analyzing up to three sample streams
• Sample Pressure : 0.03 - 6.9 bar
• Sample Temperature : 5 - 50 °C (41 - 122 °F)
• High and low alarm : hardware isolation, each channel can be arbitrarily chosen
measurement parameters, can be preset hyst eresis.
• Temperature compensation : 0 ~ 50 °C Automatic Temperature Compensation
• Waterproof and dustproof : good sealing instrument.
• Menu : Easy operation menu
• Multi-screen display : There are three kinds of instrument display, userFriendly display
for the different require ements. There are three kinds of
instrument display, userFriendly display for the different
requirements.
Chlorine calibration: provide chlorine zero and slope calibration,
clear menu design.
Chlorine calibration: provide chlorine zero and slope calibration,
clear menu design.
• Measuring range : Chlorine: 0 ~ 20.00mg / L, Resolution: 0.01mg / L
• Temperature : 0 ~ 99.9 °C, 0.1 °C resolution
• Accuracy : Chlorine: better than ± 1% or ± 0.01mg /L.
• Temperature : better than ± 0.5 °C (0 ~ 50.0 °C).
• Minmum detection : 0.01mg /L
• Repeatability Chlorine : ± 0.01mg / L
• Stability Chlorine : ± 0.01 (mg / L) / 24h
• Galvanically isolated output : 4 ~ 20 mA (load <750 Ω) Current Output
• Output current error : ≤ ± 1% FS
• High and low alarm : AC220V, 5A, each channel can be selected independently
• Working environment : Temperature 0 ~ 60 °C, Relative humidity <85%
• Installation : Opening type, panel mounted.
• Dimensions : 96 (L) × 96 (W) × 118 (D) mm
• BAS Software : Hybrid DCS System Server Single License, Connexium managed
Switch 2TX/2FX-Multi Mode, Connexium managed Switch
6TX/2FX-Multi Mode
• Report Printer : A4, 5760 x 1440 dpi, Black/White 27 ppm Print, Color 15 ppm
Print, 600 x 1200 dpi Scan, Black/White 5 sec Copy, Color 10 sec
Copy, Tray 1# 50, USB
• Work Station
: Processor: Intel Core i7-8700T, RAM: 16GB, HDD: 1TB, SSD:
256GB, VGA: NVIDIA GeForce GTX 1050 4GB, Konektivitas: Wifi
+ Bluetooth + LAN, Ukuran layar: 27 Inch FHD TouchScreen,
Sistem Operasi: Windows 10 Home