Anda di halaman 1dari 67

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

A1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-
gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam
konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut.
Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain
dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

A2. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana
terlampir.

A3. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).

A4. Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-
surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung
jawab penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum
diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan
perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi
untuk mencari jalan keluarnya.

A5. Pekerjaan-Pekerjaan Sementara


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan darurat dan
sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia barang/jasa. Jika diperlukan
jembatan-jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa harus merencanakannya dengan lebar
minimal 3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau dengan
perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana
tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau tidak dipergunakan
lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang ditimbulkan dimana
saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas
dan sisa buangan akan dibuang.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 126


A6. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa,
termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi
pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperluan
tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan
pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-
kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan
untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.

A7. Gambar-Gambar Kerja


Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/jasa dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah
gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan
patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila
ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia
barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau
menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi
teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap,
termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terkahir.
Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara
gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.

A8. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah
gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka penyedia
barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang
benar.

A9. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia barang/jasa harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih
dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi.
Tanpa persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan
peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 127


kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi menganggap
pekerjaan dapat dimulai.

A10. Penyediaan Material


Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen
kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa harus mengusahakan
transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus
memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan
sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang
akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama produsen material dan
peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi.
Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk
pekerjaan lainnya.

A11. Contoh Contoh Material


Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh harus menggambarkan secara
nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur atau
terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran penyedia barang/jasa
harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari jenis
atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk
material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai
kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

A12. Perlindungan Terhadap Cuaca


Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu
harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena
pengaruh cuaca.

A13. Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan
direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus memberitahukan

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 128


kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib menyediakan alat-alat
ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk
melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh penyedia
barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia barang/jasa. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi.
Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga)
rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali
gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar
memungkinkan untuk diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan
kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

A14. Rambu-rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan rambu-rambu
untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas
padat, penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus
sudah termasuk di dalam penawaran penyedia barang/jasa.

A15. Program Kerja


Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran penjelasan.

A16. Pemberitahuan Untuk memulai Pekerjaan


Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila
direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan
untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan
apapun, penyedia barang/jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum
memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 129


persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi
langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

A17. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah
rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.

A18. Prestasi Kemajuan Pekerjaan


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini dihitung
dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak
keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam kontrak.

A19. Penyelesaian Pekerjaan


Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh
direksi.

A20. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat
sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.

B. SPESIFIKASI UNTUK PEKERJAAN SIPIL


Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 130


SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat kasar
untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi dengan drainase
SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar
dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur
tipe baling-banling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum
dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.
200 (0,0075 mm)
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-6154-1999 Kawat boronjong.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 131


SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan
bahan dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk
pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang

B1. PEKERJAAN TANAH

B1.1 Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu oleh
tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang
ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera menyampaikan kepada Direksi
secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus
menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.

B1.2 Pembersihan Tempat Pekerjaan


Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas pekerjaan untuk
seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 km pada kedua ujung dari
bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang
diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di
dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran
kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan
persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan rindang
dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus
dijaga betul dari kerusakan atas biaya Penyedia barang/jasa.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 132


Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli
dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama
dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak
terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran hasil
penebangan, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-
milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan
selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di
tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan
bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

B1.3 Galian Tanah

B1.3.1 Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
a. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
b. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar waterpass. Kalau ternyata akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia
barang/jasa boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

B1.3.2 Klasifikasi Galian


Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
d. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.

B1.3.3 Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah yang belum diganggu. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air.
Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu
tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar
penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh dianggap
bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 133


dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu
besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang.
Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan hal ini, dan
tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan
lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua
retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi), serta
semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

B1.3.4 Coffer Dam


Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan cofferdam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Cofferdam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar pondasi
yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas cofferdam harus direncanakan cukup untuk penempatan
perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Cofferdam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk melindungi
beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain dari
coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa ijin
khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya menyingkirkan pohon-
pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari
pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Penyedia barang/jasa akan memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang
berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam kurang, maksudnya untuk melakukan
pembakaran, Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan perturan-peraturan
Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan
bahan-bahan sisa sedemikian sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

B1.3.5 Genangan Air di Dalam Galian


Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air. Kalau
lubang galian digenangi air, maka Penyedia barang/jasa harus mengeluarkan dengan jalan
memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi keadaan
dimana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat
sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka
mungkin diperlukan suatu lantai pondasi beton seal dengan dimensi cukup, agar penempatan
besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer dam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam proses
pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup menjadi keras.

B1.3.6 Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 134


Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh
pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara
tepat kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu
lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

B1.4 Urugan Tanah

B1.4.1 Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.

B1.4.2 Penggunaan material Bekas Galian


Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-
pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan
sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya keras
dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis
material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

B1.4.3 Urugan Tanah


Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi dengan air
untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan
yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan
sebagainya.

B1.5 Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.
B1.6 Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,
bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

B1.7 Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang diukur dalam
keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari tanah yang

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 135


dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi bidang-
bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang dasar
pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan
dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri,
yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah muka air tanah
konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara dimana
material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata
pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum
dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

B2. PEKERJAAN BETON

B2.1 Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat
di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus
berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi
jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen
akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara
agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan Normatif
Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan Normatif yang dapat
diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan asal sudah
disetujui oleh direksi sebagai setara.

B2.2 Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan ”Peraturan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standar yang relevan atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh memesan bahan
tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 136


pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang
sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia barang/jasa.

B2.3 Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-
2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus dikirim ke
lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah
disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan pada Direksi, satu
faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen
yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa
semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal
atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila dianggap
perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun
sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar
kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus
30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika diangkut ke
lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain
yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-semen harus
disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih
dahulu.

B2.4 Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah
agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm sampai 5
mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif
dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 137


Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang
disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan atau
dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna
menjaga kesinambungan kerja.

B2.5 Unsur-Unsur Tambahan / Additif


Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada dasarnya untuk
mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia barang/jasa harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditif
ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.

B2.6 Adukan Percobaan


Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 11/3
kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan, detil
lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana
campuran (mix design) penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan mengecoran
bagian manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. Direksi
berwenang untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil pengujian
pada tenggang waktu tertentu dari beton yang di cor dalam pekerjaan penyedia
barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap
kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia barang/jasa harus
menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa
gradasi dan perhitungan rencana campuran. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan
pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.

B2.7 Kelas Beton

Tabel 5-1 Kelas Beton


Mutu Ukuran Rasio Air/Semen Maks. Kadar semen min.
Beton Agregat Maks. (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
(mm)
K-350 37 0,45 315
25 0,45 335
19 0,45 365
K-300 37 0,45 300

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 138


25 0,45 320
19 0,45 350
K-250 37 0,50 290
25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang dipakai
bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu lebih
menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.

Tabel 5-2 Mutu Beton


Mutu Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP[mm]
Beton Benda uji kubus 15x15x15 Benda Uji silinder 15x30 digetarkan Tidak
cm3 cm digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 250 350 210 290 20-50 50-100
K300 215 300 180 250 20-50 50-100
K250 180 250 150 210 20-50 50-100
K225 150 225 125 190 20-50 50-100
K175 115 175 95 145 20-50 50-100
K125 80 125 70 105 20-50 50-100

B2.8 Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat percobaan
slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan oleh
penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur
perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-kurangnya
1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

B2.9 Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di lapangan


Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam
yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini Penyedia
barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat penimbang yang
akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk
mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk direksi.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 139


B2.10 Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-
kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus menyingkirkan beton yang ditolak
tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian
Direksi sudah memuaskan.

B2.11 Pengukuran Bahan-Bahan Beton


Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang boleh
diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume terpisah dengan
alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %. Pengukuran volume dapat
diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang ditambahkan
serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum beton di cor.

B2.12 Pengadukan Beton


Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor, pengadukan
harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta mempunyai
kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi untuk
mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel
terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air
yang berlebihan.

B2.13 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya dimana beton akan di cor.
Isi pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong,
metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari Direksi
dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-alat yang
dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah
dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan dipadatkan
dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada umumnya beton tidak
boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian pekerjaan tertentu
memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga
mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi menerus
atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun sekurang-
kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari Direksi. Semua
beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika
dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan
malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 140


sistem penerimaan yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan.

B2.14 Pemadatan Beton


Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan oleh
tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang
lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69
pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi
tanpa timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus pada
beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator ynag dipakai di dalam suatu pengecoran
harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan sekurang-
kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

B2.15 Lantai Kerja


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali jika ditetapkan
lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah sebelum tulangan beton
ditempatkan.

B2.16 Spesi Semen (Semen Mortar)


Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensinya plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu
atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras
atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi
yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

B2.17 Perlindungan dan Pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga tetap
lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan diberikan
menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan kantong-kantong
goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum
terjadi pengerasan.
Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton baru selesai tidak diberi beban yang
intansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan
yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh penyedia barang/jasa atas
biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

B2.18 Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi berstektur kasar sebelum pengerasan
pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk
menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton
yang terbuka.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 141


B2.19 Siar-Siar Konstruksi
Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor guna melewati
penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka
dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau vertikal dan
jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada permukaan yang terbuka
untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada
beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikatan
seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk
memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana
ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.

B2.20 Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi. Penyedia
barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka waktu yang
cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup
jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan
mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik,
semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat baja untuk di
dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari pengikat atau
pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari
permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat
atau pengantara yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka dengan spesi
semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis yang ditolak
oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu
permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom dan
balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan
dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum
beton dicorkan.

B2.21 Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihak karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

B2.21.1 Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard No.
785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi harus
BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 142


untuk baja ulir yang bertegangan tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertengan tinggi harus
minimal 40 .0 kg/cm².

B2.21.2 Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari muka
tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

B2.21.3 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara
tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
British Standard 4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat
dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan,
tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak
boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan sebuah
per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang ditekuk.

B2.21.4 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus
ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam
menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan
diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama
beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya
harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang
sedang di cor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat
yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari
Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan
dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk
sengkang kepermukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

B2.22 Beton Ready Mix.


Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926, 1962,
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta
pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi
ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan penyedia
barang/jasa mengganti pemasok.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan –saringan
standard dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan.
Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton ready

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 143


mix bila mana diperlukan.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada Direksi
setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen
pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air agregat dan
jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan penambahan
air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf oleh pencatat waktu yang bertanggung
jawab di tempat pengadukan.
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
a. Waktu kedatangan lori
b. Waktu registrasi lori dan nama depot
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
e. Posisi dimana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
g. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam waktu 1
jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.

B2.23 Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)


Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam batas-
batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara lain
pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi – 0.3 cm sampai + 0.3 cm.

B2.24 Toleransi dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur maksimum 0.3
cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh melebihi 0.1 cm
dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas 0.1 % akumulasi
toleransi tidak diperbolehkan.

B2.25 Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak.


Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada kolom.
Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan memakai blok-
blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi. Posisi kolom yang
dapat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang yang didesain dengan baik
dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi
tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak untuk menolak kolom
yang mengalami kerusakan.

B2.26 Pemberian Lapisan Permukaan


Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan master cron, non
metalic florr Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti pentunjuk dari pabrikan.

B2.27 Kemiringan Plat Lantai


Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung dari tebal
pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian bawah dari plat lantai ini
baik miring maupun yang horizontal.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 144


B2.28 Cacat pada Beton
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang ternyata
memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut;
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi dengan
spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama seperti beton
yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir.

B2.29 Percobaan Bekisting untuk Finishing


Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus melakukan percobaan
finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan kepala
tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan dalam
spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton dan/atau
rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton
muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

B2.30 Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan
pada penyedia barang/jasa.

B2.31 Pengujian Struktur-Struktur Hidrolis

B2.31.1 Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya kebocoran pada
dinding dapat diketahui dengan jelas.
Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi sekurang-
kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat
adanya penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1
(satu) cm.

B2.31.2 Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, penyedia barang/jasa harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika:
a. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1 cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan sumber air
dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 145


B3. PEKERJAAN BAJA

B3.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS 400/ASTM
36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus
memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan
pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan
untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.

B3.2 Pabrikasi

B3.2.1 Pemeriksaan dan Sebagainya


Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk
setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau
disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak
memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia barang/jasa
harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa harus
menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.

B3.2.2 Pola (mal) pengukuran dan sebagainya


Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan
harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa, semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada
gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25˚ (normal)

B3.2.3 Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.

B3.2.4 Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan
batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung
dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat
seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm dan tidak
untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.

B3.2.5 Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda


Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali seperti apa yang
disebut di atas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3
mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm
dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 146


B3.2.6 Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus
untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan las
pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan arah las
pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.

B3.2.7 Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las


Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang kayu di bawah pengawasan langsung seorang
yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk
pekerjaan semacam itu. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan kepada Direksi
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah mendapat
persetujuan maka cara tersebut tidak akan mengubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebih
lanjut. Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis
dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut. Harus diajukan oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat persetujuan dari
Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat dilakukan. Ukuran elektrode,
arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada las listrik harus yang
seperti tidak akan dibuatnya penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Plat dan
potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat dan lainnya yang
dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar ,
berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

B3.2.8 Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu
lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.

B3.2.9 Menuang dan Menempa


Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain. Segera
setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi harus diberi tahu sehingga ia dapat
melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan
hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan
tempaan harus disempurnakan dengan mesin hubungan diselesaikan dan dicocokkan dengan
menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi dalam
penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik, maka
harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko
Penyedia barang/jasa.

B3.3 Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir

B3.3.1 Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya


Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin baut
dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 %
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat pengiriman,
kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase (kalau diperlukan pihak ke 3) dua

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 147


copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta letaknya
dimana akan dipakai pada pekerjaan.

a. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum
dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris
dengan batangnya dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku
keling harus cukup panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta
cukup untuk lubang.

b. Baut, Mur dan Cincin Baut (selain dari baja keras)


Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera dalam gambar rencana
haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang
tak berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut.
Baut stall haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana
digunakan. Baut baja keras. Mur dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera
pada gambar rencana dan harus memenuhi Acuan Normatif.

B3.3.2 Pengangkutan dan Penanganan


Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan, kalau dipakai pihak ketiga dalam
pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan dan bertanggung jawab untuk setiap
kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan untuk
menerima pekerjaan baja. Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan baja, pihak ketiga
akan segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi setiap kerusakan atau cacat tanpa
ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan
serta yang terjadi di luar dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.

B3.3.3 Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las
seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai mempunyai
diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut, dan digunakan
untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di bawah ini.
Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan
drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas
harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 %
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi
dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok
dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel drift

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 148


untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila
dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua
stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atau biaya
Penyedia barang/jasa.
c. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
d. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang
lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling
dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di setujui.
Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar
dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada permukaan
sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh
pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama masih panas.
Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan
kepala yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus
dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali kepala paku
keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada
tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.

B3.3.4 Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir


a. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta
plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50% dari lubang harus diisi
dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang
diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel Drift untuk
Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah di
bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap
keluar.
Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum sambungan diperiksa
dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh
menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat, memakai
cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu, baut menonjol melalui
mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaanawal pekerjaan dapat seterusnya
digunakan pada sambungan.
b. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukan bila
tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.

B3.3.5 Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah Galvanisasi celup
panas.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 149


B3.3.6 Plat Baja yang Digalvanisir
a. Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran air hujan, bubungan
dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukan pada gambar harus
dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan, tebalnya
lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 5-3 Pelat Baja Digalvanisir
BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng (gr/m2)
22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380
b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan,
kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau
berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½ timah
putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.

B3.3.7 Pengecatan Baja


a. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan cat lapangan terdiri dari :
(1) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di
bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada
saat pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang
diperintahkan oleh Direksi.
(2) Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di semua bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu
(3) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blasting
atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket
padanya. Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan
langsung oleh wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup
dengan cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
c. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi.
Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada cuaca
lain yang jelek.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 150


Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh
lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan
baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di atas. Cat (termasuk
penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapu dengan kuat pada permukaan
baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat
menampung air, atau dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

B4. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

B4.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada
kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus meminta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan
lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase tersebut harus
ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dan diletakkan sedikit di atas peil
pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.

B4.2 Bahan-bahan

B4.2.1 Semen Portland


Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan secara
umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-8

B4.2.2 Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10 %
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 %
alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukan sifat
reaktif terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada
pengujian 7 hari.
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
h. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 151


B4.2.3 Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah atau
batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam,
biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang
tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang
merata.

B4.2.4 Bata Merah


Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan
produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang merata tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate
30 kg/cm²
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian Portland
Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama
tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung
basah.

B4.2.5 Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton

B4.2.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi

B4.2.7 Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan lain-
lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau seperti yang disyaratkan pada saat
rapat penjelasan.

B4.3 Adukan

B4.3.1 Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata dan
keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan
(dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang merata.

B.4.3.2 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian
dan syarat-syarat ini.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 152


Tabel 5-4 Komposisi Adukan
Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

B4.4 Blok-blok beton

B4.4.1 Tipe dari blok-blok


Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka
tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh
direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukan tanda-tanda retak ataupun
cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

B4.4.2 Campuran adukan


Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian portland
cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm² pada umur 40
hari.

B4.4.3 Perawatan blok-blok beton


Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk jangka
waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung
basah.

B4.4.4 Tembok-tembok ventilasi


Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi tersebut
harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik garis
lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Direksi.

B4.5 Pasangan bata merah

B4.6.1 Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas bidang
lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet, tempat
mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150 cm di atas bidang lantai
jika tidak dilakukan dengan cara lain untuk selebihnya dipakai mortar tipe m1.

B4.52 Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar rencana juga
mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah harus dibasahi dulu dengan
air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata merah. Pasangan bata
merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu
dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang baik,
ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan melaksanakan

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 153


pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.

B4.5.3. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara mortar plesteran
dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

B4.6 Pasangan Batu

B4.6.1 Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukuran
yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan dari batu-batu
tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

B4.6.2 Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat dipakai
campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir ataupun
bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai campuran M2.

B5. PEKERJAAN LAIN – LAIN

B5.1 Pemasangan Kaca

B5.1.1 Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai tebal 3 mm
atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang akan dipasang mati
ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca tersebut serta kepada kedua sisi
permukaannya.
Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka kayu halus yang
bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan baik
dan tidak mengeras pada tempatnya.

B5.1.2 Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu


Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan, dipaku dan dicat
satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih dari
ukuran sebenarnya dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai sekrup yang
sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali dengan memakai
dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.

B5.1.3 Pemasangan rangka Pada Rangka Logam


Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan mengurangi ukuran
bersih 1 mm pada keempat sisinya kemudian baru disisipkan dan dipasang pada rangka.

B5.1.4 Pembersihan dan Perbaikan


Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau diperbaiki
kalau retak, pecah, cacad dan lainnya.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 154


B5.2 Pengecatan

B5.2.1 Material, Ketentuan Umum


Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau sejenisnya yang
disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh pabrik
pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang
akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul
baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu
pada saat dipakai.

B5.2.2 Ketentuan Khusus


Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk finishing digunakan dari jenis
synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari
alkyd resin.

B5.2.3 Daftar Bahan


Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua material yang akan
digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui
oleh Direksi.

B5.2.4 Pemilihan Warna


Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan supplier.

B5.3.5 Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan
peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan
dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu
dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai
halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua
lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan dari
pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang disetujui, tebal dari setiap
pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut
diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan pengecatan
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-cacat harus
diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak
ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian
memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 155


B5.2.6 Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
a. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
b. Kayu (divernis)
Dua lapis pernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
c. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari ”Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan ”upox hardener” dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing tebalnya
40 microns.
d. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat emulsion
untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.

B5.3 Kayu Dengan Natural Finishing


Kayu dengan natural finising harus rata, halus dan digosok dengan amril sehingga tidak ada
cacat yang dapat merusak sifat asli dari kayu tersebut. Pada akhrinya lapisan terakhir diberikan
untuk menutupi permukaannya. Semua bahan yang dipakai harus dengan persetujuan dengan
Direksi.

B5.4 Tanda - tanda


Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada kedua sisi dari pintu-
pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci

B5.5 Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan

B5.6 Tenaga Kerja


Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca, pengecatan dsb.
Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.

B5.7 Persediaan Bahan Untuk Pekerjaan


Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka Penyedia barang/jasa harus menyediakan sejumlah
bahan yang tergantung dari warna setiap bahan yang akan digunakan apabila ada perbaikan-
perbaikan yang diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari bahan tersebut sangat
tergantung dari kuantitas setiap jenis pekerjaan dan akan ditentukan kemudian.

B5.8 Perpipaan/Plumbing

B5.8.1 Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar
rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 156


b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem bekerja sesuai dengan
rencana.

B5.8.2 Material
Pipa-pipa Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenisyang
disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan kemudian)

B5.8.3 Pipa-pipa PVC


Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta dari
Acuan Normatif yang berlaku (ditentukan kemudian)

B5.8.4 Material-material Pelengkap


Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan gambar. Kalau
tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan tersebut harus dari jenis dan merek
yang disetujui. Semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan
sambungan yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.

B5.8.5 Penyesuaian dengan Peraturan yang ada


Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Acuan
Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Atau kalau
tidak ada harus dibuat oleh tenaga ahli yang berpengalaman dibawah pengawasan seorang
insinyur.

B5.8.6 Klem dan Pendukung


Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5 m untuk
yang berdiameter lebih besar 100 mm dan 2 m untuk yang berdiameter 80 mm dan lebih kecil.

B5.8.7 Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut
dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata
dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari
batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk menjamin
lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan juga
untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama jangka waktu
pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk kedalam
pipa.
f. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja dengan baik harus
dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.

B5.8.8 Test Pelayanan Sistem Air Bersih


Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan hidrolis 7 kg/cm² atau dua

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 157


kali tekanan yang nantinya akan bekerja. Air harus diberikan pada sistem tersebut dengan
pompa tekan dan diberikan secara terus menerus selama 1 jam. Tidak boleh ada pipa-pipa
potongan ataupun peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada
persetujuan dari Direksi. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai
maka untuk mematikan kuman-kuman diberi chlor yang ditentukan oleh Direksi.

B5.9 Sistem Drainase

B5.9.1 Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis lurus
dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada gambar rencana. Parit tersebut harus
mempunyai lebar sehingga memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik karena ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50
cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya, jika
diperlukan untuk menjaga penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka harus
ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat
pelaksanaan tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga
agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah
dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban
yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu
lancarnya pekejaan.

B5.9.2 Pipa PVC untuk Drainase


Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana maka
harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh pabrik pembuatnya.

B5.9.3 Pipa Beton/Buis Beton


Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana. Bentuk pipa
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak rusak.
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat berupa
lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan dengan mortar dengan
perbandingan campuran 1 pc : 3 psr

B5.9.4 Letak Pipa Drainase


Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan. Pipa-pipa
yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan
merupakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.
Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang
direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

B5.9.5 Penimbunan Parit


Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan.
Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30 mm di atas harus
dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus
dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 158


B5.9.6 Test Sistem Drainase
Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu untuk menguji apakah
seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil yang baik dan
tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya seluruh sistem dengan
baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia barang/jasa.

B5.9.7 Pembetulan Jalan, Lantan dan sebagainya.


Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangan nya berakhir bagian
bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus dikembalikan seperti semula.
Kerusakan akibat pemasangan pipa dan sebagainya harus diperbaiki seperti sedia kala, dan
segala biaya yang dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi tanggungan Penyedia
barang/jasa.

B5.10 Pagar dan Pintu Halaman.


Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga disamping berfungsi sebagai
pelindung halaman juga untuk memperindah halaman.

B5.11 Pekerjaan Instalasi Listrik

B5.11.1 Lingkup Pekerjaan


Kalau ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan material peralatan
serta tenaga untuk keperluan pemasangannya

B5.11.2 Ketentuan dan Standar


Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau diperlukan akan dibuat
secara khusus pada buku ini, semua pemasangan dari instalasi listrik harus memenuhi syarat
sebagai berikut;
a. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara
b. Standar-standar lain yang bisa digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan.

B5.11.3 Kabel – Kabel


a. Umum
Semua tipe kabel, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan yang
diperuntukan, penyimpangan harus memenuhi standar-standar yang ada.
b. Sambungan Kabel
Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika perlu
tenaga spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan tersebut.
Penyedia barang/jasa harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-tenaga
tersebut. Jika sambungan dengan solder yang dipakai, maka harus dengan panas minimal
185°Celcius yang dipakai untuk menghasilkan hubungan yang baik. Semua hubungan
tersebut kemudian dilindungi dengan memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan
keperluan tersebut.

B5.11.4 Ujung-ujung Kabel


Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara tertentu agar air jangan
sampai masuk sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 159


B5.11.5 Kabel-Kabel di dalam Tanah
Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman minimal 60 cm lapisan
sebelah atas. Semua kabel harus diletakan sedapat mungkin pada lapisan yang sama. Sebelum
kabel-kabel diletakan, bagian bawah dari parit harus diratakan dan ditutup dengan lapisan
pasir padat dengan tebal 7,5 cm kemudian ditutup dengan tebal lapisan yang sama setelah
kabel-kabel diletakan.

B5.11.6 Saluran/Pipa Kabel


Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana kalau tidak ditentukan pada
gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan diameter minimal 100 mm dengan tebal 2.2
mm atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kalau saluran kabel dibuat dari pipa PVC maka di
sekeliling pipa tersebut harus diisi dengan pasir halus tumbuk sampai 15 cm di bawah atau
disekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan ditarik melewati saluran dengan tangan.
Semua pemasangan kabel harus rapi dan dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan
persilangan sedapat mungkin dihindari.

B5.11.7 Perlindungan Kabel


Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi dengan
timang atau baja yang disediakan sendiri oleh Penyedia barang/jasa. Cara pemasangannya
harus ada persetujuan dari Direksi.

B5.11.8 Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan menyiapkan gambar-
gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout seluruh kabel ditambah potongan
melintang dan lokasi kabel. Catatan-catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambarnya
diajukan Direksi untuk disetujui.

B5.11.9 Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur


Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus mendapatkan
pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan penopang dan sambungan
seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi
yang dapat ditempa, harus cocok terhadap pipa pada posisi mendatar. Sedangkan porosnya
ditempatkan secara tegak lurus. Kecuali bila arah pipa tidak mendatar.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus dan kotak luar, Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui
lubang pembukaan atau lubang kontrol.

B5.11.10 Pemasangan Lampu-lampu Penerangan.


Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode yang ada. Penyedia barang/jasa
harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan seperti pada gambar rencana
baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila ada kekurangan
mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap apa yang ditunjukkan pada
gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

B5.12 Pemasangan Pipa di Dalam Tanah


Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar rencana,
dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling yang merata
dan kuat bagi bagian bawah setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan
Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 160


Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti
untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa
dan alat bantu harus diturunkan ke dalam saluran secara hati-hati, batang demi batang dengan
memakai derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada
cat atau lapisan pelindung. Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke
dalam saluran.

B5.13 Panel Listrik


a. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukan dalm gambar
b. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
c. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya berdiri sendiri dan
untuk panel penerangan tebenam di dalam tembok, kecuali dinyatakan lain dalam
gambar.
d. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah atas panel
kecuali stop kontak lantai.
e. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
f. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya disesuaikan dengan ukuran
kabel.

B5.14 Perpipaan Penyediaan Air Minum


Pekerjaan perpipaan yang merupakan bagian dari proses penyediaan air minum termasuk
sebagian dari pekerjaan sipil ini, seperti pipa-pipa dinding, pipa-pipa di bawah pondasi dan
sebagainya. Semua proses perpipaan dan pemasangannya harus sesuai dengan spesifikasi.

B5.15 Pengujian Bangunan – Bangunan Hidraulik

B5.15.1 Umum
Pengujian bangunan hidraulik untuk membuktikan kekedapan air dari pipa beton dilakukan
terhadap reservoar air bersih, bab pengendapan, bak flokulasi dan filter-filter.

B5.15.2 Cara Pengujian


Setelah selesai, semua diding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga setiap kebocoran
diding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama pengujian harus diisi dengan air bersih
dan ditahan sekurang-kurang selama 48 jam. Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama
waktu tersebut di atas, menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir yang tidak
kelihatan diperbolehkan. Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
a. Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
b. Bangunan pengolahan : kurang dari 1 cm
Jika kebocoran melampaui nilai-nilai di atas, penyedia barang/jasa diharuskan memperbaikinya
dengan biaya sendiri.

B5.15.3 Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi kebocoran.
Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor 8h harus diulangi.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
a. Tidak ditemukan lagi kebocoran
b. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor 14b
c. Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
d. Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat pengujian

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 161


e. Menghentikan kebocoran.

B5.16 Masa Pemeliharaan


Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang ditentukan dalam
kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang kurang baik, pengurugan
amblas, bahan yang jelek atau hal-hal lain yang sesuai dengan catatan dari Direksi. Setelah semua
kekurangan dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan baik oleh
Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan sekali lagi diserahkan
oleh Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan secara tertulis dalam bentuk suatu Berita
Acara Penyerahan Kedua.
Bila Penyedia barang/jasa dalam masa tersebut atas teguran/pemberitahuan Direksi tidak
melaksanakan perbaikan/pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk memutuskan/memotong
jaminan pemeliharaan atau menyuruh pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan itu atas
tanggungan Penyedia barang/jasa (pihak kedua).

C. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU

C1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan rencana
kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan
tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

C2. Acuan Normatif


Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus memenuhi
syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.

C3. Kayu

C3.1 Mutu Kayu


Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus kayu
dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu
seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses
pengeringan udara mininum 3 bulan.

C3.2 Kadar air


Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil atau sama dengan
15%, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar harus lebih kecil atau sama dengan 20%.
Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan,
maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

C4. Macam-macam kayu


Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan pada
saat rapat penjelasan.

C5. Penyimpanan kayu


Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 162


dari 7,5 cm dari batang yang berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di
bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan
dari bentuk kayu.
Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak
horizontal 2,5 cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila
kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan
harus diganti oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.

C6. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-
penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang
harus disesuaikan seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.

C7. Permukaaan kayu yang terbuka


Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya pada
pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika
tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus
dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.

C8. Penyusutan kayu


Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa
sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak
mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan
secara terus menerus.

C9. Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung,sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar rencana. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk
pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang
konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

C10. Pengawetan dan pengecetan kayu


Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua
sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesaian
pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-sambungan.
Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki selama atau segera setelah hujan atau
selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap
penggunaan minyak pada bagian yang sama.
Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan
sebagainya bisa dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Setelah lapisan menie
maka harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang
disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 163


pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau selama
permukaan kayu atau besi masih basah.
Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.

SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA

A. SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA

I. UMUM

1. RuangLingkup
Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk Pengadaan Pipa DCIP
(Pipa Besi Cor Ulet), BajaLasSpiral, PVC atau HDPE,Pekerjaan yang harus dilaksanakan
adalah:Pengadaan Pipa DCIP, Baja Las Spiral, PVC atau HDPE dan Perlengkapan Perpipaan,
disarankan kontraktor untuk mengasuransikan seluruh pekerjaan tersebut diatas dari pabrik
ke lokasi proyek. Kontraktor harus menyerahkan test sertifikat pipa DCIP, Baja Las Spiral, PVC
atau HDPE ke pemberi tugas.
Kriteria perencanaan yang harus diikuti oleh kontraktor, terkait dengan sistim perpipaan
yaitu sebagai berikut:
a. Diameter nominal pipa transmisi air baku berdasarkan 1,1 kali kapasitas nominal IPAM
dan sistim hydrolis perpipaanairbakunya.
b. Diameter nominal pipa distribusi utama dihitung berdasarkan 1,75 kali kapasitas nominal
IPAM dan sistim hydrolis perpipaan distribusi utama dimana delivery head pada lokasi
distribusi yang paling kritis minimum 10 mka.

2. Dokumen Gambar

Peserta pemilihan harus melampirkan gambar beserta brosur asli dari pabrik dalam
dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis dari DCIP, Baja
Las Spiral, PVC atau HDPE dan Perlengkapan Perpipaan yang ditawarkan.

3. Keselamatan Kerja
Kontraktor harus menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja maupun masyarakat
disekeliling workshop dan lokasi pemasangan, mengikuti peraturan keselamatan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, antaralain Lokasi pemasangan harus diberi pagar/jaring untuk
mencegah benda-benda jatuh yang bisa menyebabkan jatuhnya korban, dibuat jeruji
sementara ditempat yang beresiko tinggi orang dapat jatuh dan menjaga keamanan hal-hal
yang berhubungan dengan listrik dan keamanan lalulintas.

4. Rencana Kerja /Time Schedule


Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, kontraktor harus menyerahkan
rencana kerja (time schedule) untuk disetujui direksi. Kontraktor tidak diperbolehkan
merubah rencana kerja tanpa persetujuan pemberi tugas. Jika kemajuan pekerjaan tidak
sesuai dengan time schedule, maka pemberi tugas dapat menginstruksikan kepada
kontraktor untuk meninjau kembali jadwal yang ada.

5. Gambar Pelaksanaan /Shop Drawing


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada direksi. Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 164


komponen-komponen yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi, type, ukuran-ukuran
baut dll, yang seluruhnya harus disediakan oleh kontraktor sesuai dengan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.Shop drawing harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dan
dalam pelaksanaan pekerjaannya dibuat secara efektif dan ekonomis.
Selama waktu yang ditentukan didalam time schedule, kontraktor harus mengajukan shop
drawing untuk disetujui oleh pemberi tugas.
Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau ditandai oleh pemberi tugas.
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pemberi tugas, harus segera diperbaiki oleh
kontraktor sesuai dengan keinginan pemberi tugas dan harus segera diserahkan kembali.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam shop drawing.

6. Lokasi Instalasi
Kontraktor harus memeriksa rute transportasi dari pabrik pipa ke lokasi gudang pipa
sementara yang akan ditentukan oleh pemberi tugas.Kontraktor dapat memanfaatkan
fasilitas listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk semua ini kontraktor harus membayar
kepada pihak PDAM atau pihak yang terkait dan apabila tidak ada fasilitas tersebut maka
kontraktor harus sudah memperhitungkan dan membiayai sendiri semua pengeluaran
tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus membenahi semua perlengkapannya dan lokasi
proyek harus sudah bersih dan siap untuk digunakan sesuai dengan keinginan pemberi
tugas.

II. PIPA BESI COR ULET ( DCIP)

Secara garis besar Pipa Besi Cor Ulet ( DCIP ) yang harus diadakan oleh kontraktor yaitu sesuai
standar ISO — 2531 Class K12 (Ductile Iron Pipes,Fittings and accessories for Pressure Pipelines)
atau sesuai standar internasional yang setara dan atau lebih baik yaitu sebagai berikut:

1. Tes tekanan hydrostatis yaitu sebagai berikut:


Tes tekanan hydrostatis untuk diameter nominal (DN) 350 s/d 600 mm sebesar 40 bar untuk
pipa dan 16 bar untuk fittings. Tes tekanan hydrostatis untuk diameter nominal (DN) 700 s/d
1000 mm sebesar 32 bar untuk pipa dan 10 bar untuk fittings. Tes tekanan hydrostatis untuk
diameter nominal ( DN ) 1100 s/d 1200mm sebesar 25 bar untuk pipa dan 10 bar untuk
fittings. Tes tekanan hydrostatis pada pipa dilaksanakan sebelum bagian dalam pipa dilapisi
semen mortar minimum selama 10 detik.

2. Type sambungan:
Type sambungan yaitu mechanical joint lengkap dengan rubber ring,stuffing box, baut, mur
dan ring.

3. Toleransi:
Toleransi dimensi tebal dinding pipa dihitung berdasarkan formula sebagai berikut: +- (1.3 +
0.001DN) mm dan untuk toleransi tebal dinding fitting dihitung berdasarkan formula +- (2.3
+0.001 DN).

4. Lapisan Dalam:
Lapisan dalam pipa yaitu cement mortar dengan ketentuan sebagai berikut : Diameter
nominal ( DN ) 350 s/d 600 mmtebal cement mortar nominal 5 mm dan untuk diameter
nominal ( DN ) 700 s/d 1200mm tebal cement mortar nominal 6 mm.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 165


5. Coating:
Coating bagian luar pipa tar epoxy dengan tebal minimum 70 micron.

6. Tebal Dinding Pipa:


Tebal dinding pipa untuk pipa ND 700 mm klas = 9 minimum 10,8 mm, sedangkan untuk klas
=12 minimum 14,4 mm.
Untuk diameter pipa lainnya tebal dinding disesuaikan dengan standar klas pipa yang
diperlukan.

III. PIPA BAJA LAS SPIRAL


1. Pabrikasi,matrial dan pengetesan pipa baja las spiral di pabrik sesuai dengan standar SII
2527-90 atau AWWA C-200 atau standar internasional yang setara / lebih baik.
2. Tebal dinding pipa baja las spiral untuk ND 150 mm s/dND 500 mm yaitu 6.35 mm, ND 600
s/d700 mm yaitu 7,14 mm , ND 800 s/d 900 mm yaitu 8,74 mm dan ND 1000 s/d 1100 mm
yaitu10,31 mm.
3. Sistim joint menggunakan steel sleeve dengan tebal sama dengan pipa atau lebih tebal
panjang sleeve 155 mm s/d 260 mm, dengan clearance tidak melebihi 3 mm.
4. Flangejoint sesuai dengan standar ISO 2084 PN 10.
5. Fiting pipa baja sesuai dengan standar AWWA C-208.
6. Coating pipa baja menggunakan coal tar enamel sesuai dengan standar AWWA C-203,
sedangkan lining menggunakan cement mortar sesuai dengan standar AWWA C-205. Tebal
lining cement mortar untuk ND 150 mm s/d 250 mm yaitu 6 mm, ND 300 mm s/d 550 mm
yaitu 8 mm, ND 600mm s/d 900mm yaitu 10mm dan lebih dan ND 900 yaitu 13mm.
7. Pengetesan hydrostatis dipabrik dilakukan sebelum di lining.
8. Marking di pipa meliputi Standarisasi, diameter nominal,nama pabrikan dan tahun
pembuatan.

IV. PVC
Pipa PVC harus sesuai dengan standar SII 0344-82, untuk ND 63 mm atau lebih besar
digunakan S 12,5 dan ND lebih kecil dengan 63 mm digunakan S 10 dalam hal ini disesuaikan
dengan perhitungan sistim hydrolis,sedangkan panjang per batang 6 ( enam ) meter dengan
tipe sambungan menggunakan ring karet dan disupply secara integral dimana pada ujung
pipa dibevel dengan kemiringan 15 derajat. Fiting pipa PVC dengan injection moulded sesuai
dengan standar ISO 264 dengan sambungan ring karet, atau standar lain yang dapat dipakai
ISO 3606, ISO 2035 dan ISO 2043,fiting yang tidak memakai PVC dapat digunakan besi car
ulet atau besi cor abu abu sesuai dengan standar ISO 2531 dan ISO /R 13. Untuk perbaikan
pipa bila terjadi kerusakan maka diperlukan Repair Socket.
Pelumas pada pemasangan pipa PVC dengan ring karet harus diadakan oleh kontraktor dan
bahan pelumas tidak beracun. Matrial ring karet yaitu karet sintetis atau styrene butadiene
atau yang lebih baik sehingga tahan terhadap serangan micro organisme. Pengetesan
dipabrik harus dilaksanakan sesuai dengan standar pipa yang disuplai dilakukan secara
random sampling/batch testing. Penandaan/marking pada pipa meliputi diameter, S seri,
tahun pembuatan dan nama pabrik pembuat pipa tersebut.

V. Pipa HDPE( High Density Polyethylene)


Material HDPE harus sesuai dengan standar ISO 4427 atau yang tahan terhadap bahan kimia
sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam standar ASTM D 3350-74 dalam hal ini pipa
HDPE dapat diaplikasikan pada cairan Alum Sulfat. Temperatur kerja Pipa HDPE yaitu 32
derajat Celcius. Dimensi pipa HDPE harus sesuai dengan standar ISO 4065 dan ISO 4427 dan
toleransi dimensi diameter luar sesuai dengan standar ISO 3607. Klas tekanan, 10 bar, 8 bar

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 166


dan 6,3 bar disesuaikan dengan perhitungan sistim hydrolis. Pengetesan dipabrik harus
dilaksanakan sesuai dengan standar pipa yang disuplai dilakukan secara random
sampling/batch testing. Penandaan /marking pada pipa meliputi diameter, klas tekanan,
tahun pembuatan dan nama pabrik pembuat pipa tersebut. (Setara dengan spesifikasi pipa
HDPE; PE 100 SDR 17 (PN 10) SNI 06 - 4829 – 2005)

VI. Pipa Galvanized


Pipa galvanized dirancang pada tekanan kerja minimum 10 kg/cm ( medium klas ), sesuai
dengan standar SII 0161 (Pipa Baja Lapis Seng) dengan toleransi dimensi diameter luar pipa
+- 1 % dan tebal dinding pipa +- 10 %. Sistim sambungan menggunakan socket berulir dan
disupply secara integral. Semua fiting yang disupply dengan klas tekanan minimum 10 bar.
(Setara dengan spesifikasi pipa GIP Medium SNI (SNI 07 - 0039 - 87, SNI BS 1387 - 85))

VII. Pipa Baja Tahan Karat


Pipa baja tahan karat harus sesuai dengan standar JIS G 3459 dengan schedule 20, dan untuk
bahan kimia alum dan polymer digunakan baja tahan karat grade 316 L. Sistim
penyambungan pipa baja tahan karat dengan car alas argon.

VIII. Dismantling Joint


Dismantling joint digunakan untuk menyambung dua bagian pipa yang berflange dilengkapi
ring karet,penjepit, baut, mur dan ring. Tekanan kerja minimum 10 bar.

IX. Flange Adaptor


Flange adaptor untuk menyambung dua bagian pipa dimana bagian yang satu berflange dan
bagianpipa Iainnya lurus (tanpa flange ataupun socket).Tekanan kerja minimum 10 bar.

X. Flange, flange gasket, baut dan mur


Dimensi flange harus sesuai dengan standar ISO 2084 dalam hal dimensi dan flange schedule
dalam ukuran metric, klas tekanan yaitu 10 bar ( PN 10 ), tebal pada bagian flange yang
bersentuhan dengan gasket yaitu 2 mm.
Gasket terbuat dari karet dengan tebal minimum 2 mm yang didalamnya terdapat serat kain
dapat juga dipakai karet sintetis.
Baut dan mur terbuat dari baja low carbon kekuatan tinggi sesuai dengan standar ASTM 307,
dan juga harus di hot dip galvanized.

XI. Katup (Valve)

1. Umum
Sebaiknya kontraktor harus mensupply katup satu merek pabrikan saja bila dimungkinkan.
Pada katup tercetak nama pabrik pembuat katup, diameter, klas tekanan dan juga arah
aliran air yang tertera pada bodi katup. Pengetesan tekanan hydrostatis katup yaitu 1,5 kali
tekanan nominalnya. Setiap katup harus dapat dioperasikan dengan mudah dan disupply
lengkap dengan dust protector, T — handle, dll bila diperlukan lengkap dengan gear box.
Katup dengan double flange dimana flange schedule harus sesuai dengan standar ISO 2084
PN 10. Pada setiap katup harus di cat dengan epoxy dengan ketebalan minimum 400 micron
pada kondisi kering. Pabrikan katup harus mempunyai sertifikat ISO 9001 dan mempunyai
pengalaman minimum 5 tahun dalam hal mendesain dan membuat katup.

2. Katup Kupu Kupu ( Butterfly Valve)


Katup kupu kupu sesuai dengan standar AWWA C — 504 atau standar internasional lainnya
yang setara atau lebih baik.Matrial bodi dan besi cor ulet disc dan poros terbuat dan baja

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 167


tahan karat (AISI 431).Katup harus dilengkapi dengan indicator posisi disc dan membuka
penuh sampai dengan menutup penuh lengkap dengan penguncinya, kelengkapan
tambahan meliputi gear box, extension spindle dan motor actuator dapat ditambahkan
khususnya dalam IPA bila diperlukan untuk keperluan automatisasi. Desain struktur katup
kupu-kupu yaitu double eksentrik.

3. Katup Searah( Check valve)


Katup searah dengan type tilting disc untuk antisipasi pukulan air bila pompa berhenti secara
tiba-tiba dan juga non slamming. Katup searah dapat dipasang secara horizontal atau
vertical, matrial bodi dan besi cor ulet dan poros dari baja tahan karat AISI 431.

4. Katup Gerbang( Gate valve)


Gate valve all Flange sesuai standar AWWA C- 500 dan dimensi flange schedule sesuai
standar ISO 2084, PN 10. Matrial body, bonet, flange yaitu ductile iron GGG 50, steam baja
tahan karat DIN X 20 Cr13 dan stem sealing NBR- EPDM O ring, coating epoxy resin, disupply
lengkap dengan baut, mur ring, gasket, dust protector streat cap dan tee handle.Untuk
diameter besar disuply integral dengan by pass valve dan juga untuk tekanan kerja PN 16
atau lebih tinggi juga dilengkapi dengan by pass valve untuk memudahkan operasi valve.
Dimensi by pass valve sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Gate valve all flangedengan klas
tekanan yang lebih besar misalnya PN 16,PN 25 atau PN 40 dalam hal ini hydrolik tes
pressure body 1,5 kali klas tekanan.

5. Katup Pelepas Udara(Air release valve)


Katup pelepas udara jenis Double air valve anti vacum dengan inlet flange integral dengan
isolating valve, matrial body yaitu ductile iron GGG 50, tekanan kerja minimum 10 bar.

6. Hidran kebakaran(Fire Hydrant)


Sistim perpipaan hidran kebakaran terdiri dari duck foot bend, gate valve dan hidran pilar
yang dilengkapi dengan nipple(sistim koneksi/sambungan secara cepat) untuk slang/ hose
pemadam kebakaran. Hidran pilar terbuat dari besi cor ulet untuk body dan bronse untuk
bagian dalam yang mudah berkarat. Hidran pilar harus dicat dengan warna merah tua.

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN PIPA

I. PENDAHULUAN

Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan kepada Kontraktor tentang
metodologi teknis secara umum maupun hal-hal nonteknis yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati oleh Kontraktor.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana “SISTEM PENYEDIAAN
AIR MINUM”. Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Kontraktor
tidak diperkenankan merubah lokasi / peletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Tenaga AhIi.
b. Seluruh Pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar, rapi dan cukup kuat
sesuai dengan sfesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi dan
produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam didalam tanah, maka dasar parit-parit pipa harus rata dan
bebas dari benda-benda keras seperti batu atau kerikil besar.
d. Kontraktor tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus menggunakan alat rakit
belokan (Bend/Elbow) pencabang (Tee) untuk maksud tersebut.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 168


e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara hidrostatis, untuk itu bagian
sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum
pengujian tekanan hydrostatis selesai. Pengujianini dinyatakan berhasil dengan memuaskan
apabila tidak terdapat tanda tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan-pekerjaan Khusus yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis ini dan gambar-
gambar rencana harus dikerjakan oleh Kontraktor dengan ketentuan dan Direksi / Tenaga Ahli
atau diatur dalam Spesifikasi Teknis Khusus secara terpisah.
1. Peralatan Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
minimalsebagai berikut:
a. Satu buah truk ukuran sedang untuk menangani pengangkutan perpipaan.
b. Alat pemotong pipa secara mekanis (Mechanically Operated Pipe Cutter) atau setara
yang dapatdipergunakan untuk pekerjaan pemotongan pipa.
c. Peralatan penyambung pipa seperti pada butir IV.2.2
d. Peralatan pengelasan yang memadai.
e. Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam parit-parit seperti dispesifikasikan pada butir
IV.3
f. Stamper Vibrator, untuk memadatkan urugan : sebuah, setiap lokasi.
g. Pompa Piston kapasitas minimum 2 m3/jam, minimal satu buah tiap lokasi, untuk
mengeringkan genangan air dalam parit pipa.
h. Kunci Torsi (Torque Spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan flens dengan
diameter nominal 150mm s/d 800mm.
i. Tamping Bars.
j. Peralatan survey Geodetic.
k. Peralatan pengujian tekanan hidrostatis seperti yang disyaratkan pada butir V.
Sebelum dimulai pekerjaan ini, semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
/Tenaga Ahli.
2. Gambar-gambar Kerja
Setelah satu bulan pengujian tekanan hidrostatis selesai seluruhnya dengan memuaskan,
kontraktor harus mengirimkan kepada Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua eksemplar foto
copy atau afruk dan aslinya /kalkir dan gambar-gambar kerja (As Built Drawings) yang
memperlihatkan jaringan perpipaan yang terpasang termasuk sambungan-sambungan
dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada). Semua gambar-gambar kerja perpipaan
dikaitkan dengan :
a. Ketinggian Asjalan, dan
b. Bangunan-bangunan sekitarnya.
Gambar-gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Tenaga Ahli.

II. PENGERJAAN TANAH

1. Umum
Kontraktor harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan
perlengkapannya.Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut harus
dibersihkan/ditebang denganpetunjuk Direksi/Tenaga Ahli.
Biaya ini telah diperhitungkan kontraktor dalam Kontrak dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
a) Jalur Pemasangan Pipa
Apabila parit-parit seharusnya memotong pagar, tembok, makam atau bangunan lain,
Kontraktor harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindarkan gangguan
pada batas jalur pemasangan pipa. Dalam hal ditentukan hambatan seperti diatas dalam

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 169


batas penggalian maka harus segera melaporkan kepada Direksi/Tenaga Ahli untuk
disetujui. Selanjutnya Kontraktor mengatur pemindahan dan perbaikan kembali dengan
pemiliknya dan membayar ganti rugi.
Pengukuran galian-galian parit, timbunan-timbunan kembali dan pemasangan pipa harus
dilaksanakan dengan cara “ukuran lari” yaitu sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan
permukaan tanah asli kecuali bila dikehendaki lain sesuai yang ditentukan dalam
Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengukuran panjang harus menurut garis tengah pipa.
Penggalian parit harus dilaksanakan dengan tepat dan cepat dan, terikat pada syarat-
syarat khusus didalam Kontrak, penimbunan galian dan peralatan permukaan harus
dimulai dan diselesaikan, bila secara wajar, pipa-pipa terpasang dan tersambung dan
telah diuji secara hidrolis.
b) Pemeriksaan dan Pengujian
DireksiTenaga Ahli dapat memerintahkan, untuk dibuatkan lubang-lubang percobaan
jauh sebelum penggalian parit-parit dimulai dengan kedalaman seperti yang
dikehendaki, untuk menentukan kejajaran parit-parit. Biaya ini dianggap telah termasuk
dalam harga kontrak. Jika dikehendaki oleh Direksi/Tenaga Ahli, kontraktor harus
mengadakan penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi Konstruksi didalam
tanah yang ada, atas biaya sendiri dan dibawah pengawasan pemberi tugas.
Dimana perlu Kontraktor harus melaksanakan penggalian dan penimbunan lanjutan,
guna keperluan bangunan-bangunan seperti bantalan-bantalan penahan, dan ruangan-
ruangan katup. Biaya tersendiri telah disediakan untuk penggalian-penggalian untuk
keperluan beberapa bangunan khusus.
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil, seperti
debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Direksi/Tenaga Ahli harus
disingkirkan, maka Kontraktor harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-
bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat Direksi / Tenaga Ahli diperlukan
pondasi khusus, seperti penggantian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai,
Kontraktor harus menyelesaikan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli. Pembayaran
tambahan akan disediakan untuk pekerjaan tambah yang disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
c) Kelancaran Pekerjaan
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak mengganggu pekerjaan,
dan tidak mengganggu jalan orang atau lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak
bangunan-bangunan umum atau bangunan-bangunan perorangan Iainnya. Jika perlu
dan diminta oleh Direksi/Tenaga Ahli, Kontraktor harus mengangkut bahan galian untuk
dibuang, sesuai dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli. Galian harus diberi penguatan jika
diperlukan, sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan
aman. Pengamanan permukaan jalan dan bangunan-bangunan lainnya harus dibuat
seperti yang ditunjukan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Kontraktor harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air yang baik,
sampai Direksi/Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh pekerjaan pada pokoknya telah
lengkap. Kontraktor harus menjamin, bahwa seluruh pekerjaan pada pokoknya telah
lengkap. Kontraktor harus menjamin, bahwa seluruh pekerjaan sedapat mungkin
dikerjakan dalam keadaan kering.
Daerah-daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuangan air yang baik, dan
bebas genangan air, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas kelancarannya dan
keselamatan pekerja setiap waktu, serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri
kerusakan pada pekerjaan, termasuk yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan
lain dengan persetujuan Direksi/Tenaga Ahli.

2. Galian Tanah
a. Klasifikasi Galian
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 170


kesulitannya untuk menentukan pembiayaannya sebagai berikut:
a) Galian tanah biasa.
b) Galian Jalan.
c) Galian tanah keras/cadas, merupakan tanah berbatu yang umumnya untuk
menggali, perlu menggunakan bar, dan atau bahan peledak atau alat khusus
lainnya.
d) Galian tanah yang selalu berair yang mana timbul masalah air tanah setelah
mencapai kedalaman galian Iebih dan 0,20 m dari permukaan air konstan.
Semua jenis galian ini harus telah diperhatikan dan diperhitungkan oleh Kontraktor
sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan Kontrak.
Apabila terdapat masalah dengan sulitnya pelaksanaan galian maka harus dilaporkan
kepada Direksi/Tenaga Ahli dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahannya untuk
disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli, Kontraktor tidak diperbolehkan memasang pipa
didalam parit, sebelum parit-parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Tenaga
Ahli.
b. Penggalian Parit-parit Pipa
Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit-parit pipa harus sesuai dengan gambar-gambar
rencana. Untuk itu patok-patok (Signt Rails) yang kuat harus dipasang dan dipelihara
oleh Kontraktor yang setiap percobaan arah dan kelandaian atau dimana saja yang
dianggap perlu dengan jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 m. Pada setiap
patok-patok (Rails) harus diberi tanda diameter dan kedalaman penggalian yang harus
dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit-parit
dekat instalasi yang telah ada harus dikerjakan dengan tangan.
Dalam hal pada parit terdapat pasangan batu, bongkah-bongkah atau rintangan lain,
maka Kontraktor harus menggali rintangan tersebut sampai 20 cm dibawah dasar parit
serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir
dan memadatkannya sampai ketinggian yang telah ditentukan.
Panjang parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa-pipa yang harus dipasang sesuai
gambar-gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakan pipa dan nenyambungkannya dengan
baik, dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukan
penyangga-penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.
Ruang penyambung harus dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.
Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.
c. Penguat Parit-parit
Bilamana perlu kontraktar harus memperkuat dinding parit-parit untuk mencegah
kelongsoran tanah diluar galian dan yang akan merusak bangunan didekatnya. Harga
kontrak dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan tersebut.
d. Sarana-sarana yang ada
Dimana penggalian-penggalian parit dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran
buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya, maka kontraktor bilamana perlu
harus mempergunakan penguat sementara atau gantungan, sedangkan dalam hal
saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya. Tergantung untuk
sementara waktu, harus diganti/diperbaiki, seperti semula.
Dimana menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan
dengan baik tanpa memotong saluran buangan, pipa, kabel dan lain sebagainya atau
memperkuat dengan beton untuk selama-lamanya, maka Direksi akan memerintah

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 171


Kontraktor untuk mengerjakannya. Meskipun telah mendapat informasi yang
bersangkutan dan Direksi atau Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk
meyakinkan diri dan pemeriksaan lapang yang dilakukan sendiri dan dari pejabat-pejabat
pengadaan resmi dan badan-badan umum resmi lainnya, mengenai letak kedudukan
semua sarana, pipa-pipa dan kabel-kabel baik yang dibawah maupun diatas permukaan
tanah, di lapangan atau didekatnya.
Pada persimpangan jalan, kontraktor hanus menggali parit dengan lebar seperti tertera
pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan-jalan disebabkan pelebaran
tambahan pada parit-parit dikerjakan atas biaya kontraktor.
Kontraktor harus menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang ditunjukan
untuk pemasangan pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk
disingkirkan untuk pemasangan katup-katup lubang kontrol (manhole) atau konstruksi
lainnya.
e. Bahan-bahan Galian
Kontraktor harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk menampung sementara
bahan-bahan galian yang diperlukan untuk menimbunkembali galian parit-parit,
termasuk pekerjaan-pekerjaan dua kali penimbunansementara bahan-bahan galian tidak
boleh mengganggu lalu lintas umum, kecuali kalau Direksi/Tenaga Ahli memberi
keputusan lain, bahan galian yang tidak diperlukan lagi atau tidak dapat digunakan
sebagai bahan timbunan atau keperluan lain di pekerjaan, menjadi milik kontraktor yang
berkewajiban penuh atas pengangkutan dan lapangan ketempat pembuangan akhir.
Setiap bagian dan dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang disyaratkan harus
mengganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang diisyaratkanoleh Direksi/Tenaga
Ahli.

3. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit-parit harus dilakukan sesuai gambar-gambar
rencana dan spesifikasinya serta disebutkan dalam “pekerjaan tanah”.
Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai ketebalan 30 cm, sebelum uji coba hidrolis
dilaksanakan, akan tetapi sambungan-sambungan harus tetap kelihatan. Penimbunan
kembali harus dilakukan secepat mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi/Tenaga
Ahli membuat keputusan lain.
Pada tanah-tanah landai, dimana timbunan kembali parit-parit akan dapat mengalami
pengikisan, maka atas permintaan Direksi/Tenaga AhIi rumput harus ditanam oleh
kontraktor, untuk mencegah tebal urugan diatas pipa menjadi kurang dari batas minimum.
Biaya untuk ini menjadi beban kontraktor.
a. Bahan-bahan Urugan
Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang
menurutDireksi/Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan urugan.
a) Bahan dan Galian Tanah
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun
gambar, kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi bahan-bahan
yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran
dan menurut petunjuk Direksi/Tenaga AhIi dapat dipakai sebagai bahan timbunan.
b) Bahan dariPasir dan Kerikil
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam, dengan
butiran dan halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran, debu-debu atau bahan-
bahan lain yang menurut Direksi/Tenaga Ahli dapat dianggap tidak
dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh melebihi
10% berat keseluruhannya.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 172


Jika penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukkan dalam gambar rencana,
dan jika menurut Direksi/Tenaga Ahli harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan,
kontraktor harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau kerikil harus sesuai
petunjuk Direksi/Tenaga Ahli sebagai suatu pekerjaan tambahan dan sebaliknya
sebagai suatu pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pekerjaan
kurangan.
b. Urugan di Bawah Pipa
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 15 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar
rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan
dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada
ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada keseluruhan
panjangnya dan buka ditahan oleh sambungan-sambungannya.
Setelah pipa-pipa dipasang didalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau kerikil halus
mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini harus
disebarkan merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan
perlengkapannya dan dipadatkan.
c. Urugan Diatas Pipa
Dan garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 30 cm diatas pipa,
galian harus ditimbun dengan pasir atau kerikil halus dan dipadatkan secara merata.
Kontrakton harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk
menghindarkan terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali yaitu harus dilakukan lapisan demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan
cara yang tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus dilakukan saling
berganti pada kedua sisi. Lapisan 15 cm yang pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh
digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus diperbaiki
kontraktor dengan biaya sendiri.
Dan kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk
mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas permukaan tanah, untuk
memberi peluang pengendapan. Direksi/Tenaga Ahli dapat memerintahkan kontraktor,
untuk menambah timbunan pada sebuah parit, dimana terjadi kesurutan dibawah
permukaan tanah yang bersangkutan.
d. Pengerasan Jalan dan Kaki Lima
Kontraktor setelah menimbun kembali parit-parit menurut persyaratan-persyaratan,
harus mengembalikan permukaan jalan dan kaki lima kedalam keadaan paling sedikit
sama dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap
termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan kembali parit-parit.
Penimbunan kembali harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Meskipun informasi-
informasi yang bersanngkutan telah diberikan oleh Pemberi Tugas atau Direksi/Tenaga
Ahli.
Kontraktor tetap berkewajiban memastikan tingkat pengerjaan ini berdasarkan
pemeriksaan lapangan yang diadakan sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan dapat dikerjakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum, akan tetapi atas biaya Kontraktor.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 173


III. KONSTRUKSI — KONSTRUKSI PENGAMAN

1. Umum
Konstruksi-konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang
secara umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja, persyaratan bahan dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk
pekerjaan sipil.
Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Semen
Semua semen yang digunakanharus semen portland biasa dengan mutu terbaik.
Bilamana diminta, pada setiap pengiriman semen ke pekerjaan Kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujian, yang menyatakan semen tersebut memenuhi syarat-
syarat yang bersangkutan. Semen harus disimpan dengan cara yang mencegah
kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain. Kerikil dan batu pecahan harus
didapat dan tempat yang telah disetujui dan harus keras dari lapisan-lapisan dan debu.
2. Pasir dan Kerikil /Batu Pecahan
Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun sedemikian
rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dan yang berukuran lain, dan tidak
tercampur dengan benda-benda lain.
Kerikil dan batu pecahan harus didapat dan sumber yang telah disetujui dan harus keras,
tahan lama, bersih, serta bebas dan lapisan yang menempel dan debu.
3. Beton
Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan
campuran 1:2:3. Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung
pada kerikil dan pecahan batu yang digunakan batu diubah-ubah, untuk mendapatkan
mutu campuran yang baik, yang dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan
terlalu banyak air.
4. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapi dan diperkuat yang mencukupi untuk
mengecor beton seperti tertera pada gambar.
Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk menjamin agar tidak terdapat
kebocoran beton basah pada cetakan. Cetakan tidak boleh dibongkar selama 24 jam
setelah pengecoran.
Permukaan beton yang horisontal dan terlihat harus diratakan sampai halus dengan
sendok baja, setelah pengerasan pertama terjadi.
5. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar-gambar dan harus
bersih dan bebas dari debu.
6. Bata merah
Bata merah bermutu harus digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi. Bilamana
diminta, Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh.
Bata merah harus dipasang rapi dan sambungan-sambungan harus sama ratadengan
permukaan. Penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen 3 bagian pasir.

2. Blok Bantalan Penahan (Thrust Block)


Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat-alat bantu lainnya harus
tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dan beton untuk mencegah pergeseran dan
pada peralatan-peralatan penyambungan.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 174


Ukuran-ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam gambar rencana.
Ujung-ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup-penutup yang disekrup atau
yang dilas pada pipa-pipa dan harus dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang
seperti tertera dalam gambar rencana.
Komposisi beton yang digunakan adalah 1:2:3 (Beton Jenis B1 sebagai minimum) atau
ditentukan lain oleh Direksi dan sesuai dengan gambar-gambar rencana.
Beton tersebut harus ditempatkan diantara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus
diangker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah dijangkau
untuk perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh tenaga ahli.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekan untuk mengisi kelebihan galian.
Bila diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan
pembayaran tambahan.

3. Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa
yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar-gambar rencana atau dan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli.

4. Ruang Katup
Ruang katup (Surface Valve Box dan Valve Chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti gambar-gambar rencana. Ruang katup tidak boleh
mengeluarkan/meneruskan tekanan dan atas terhadap katup dan harus terletak ditengah
dan melampaui bagian mur dan katup dengan tutup bak yang sesuai dengan permukaan
jalan/tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dan tenaga
ahli.
Kotak luar harus ditempatkan diatas pelat beton bertulang yang dituang langsung ditempat
sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Kotraktor dalam keadaan
biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi alas dan besi tuang disikat dengan sikat
kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang disetujui oleh
Direksi/Tenaga Ahli.
Kotak luar harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan
kepada katup. Kotak itu harus dipasang tegak lurus dan konsentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan dari
katup api menjurus ke jalan.
Hidran disetel pada sebuah tegel/pelat semen yang dipancangkan dengan cara menuangkan
± 20 liter beton (beton tpis) diatas tegel beton itu.
Setelah menyetel dan memancangkan hidran itu, bagian yang berada dibawah tanah harus
dilindungi dengan ter batubara atau sejenis sampai 5 cm diatas permukaan tanah. Bagian
yang tersisa harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling “STORZ”, tutup, rantai baja
anti karat dan kepala poros. Katup pembuang udara dan hidran kebakaran harus dipasang
ditempat-tempat seperti yang tertera dalam gambar rencana atau atas pengarahan dari
Tenaga Ahli.

5. Konstruksi Pengaman Khusus


Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka kontrktor harus meminta petunjuk
Direksi/Tenaga Ahli atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.
Sebelum pemasangan terhadap asesoris pipa/peralatan lainnya (katup, fire hidrant, dll),

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 175


kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga Ahli mengenai penempatan
posisinya terhadap keselamatan lalu-lintas pejalan kaki maupun kendaraan.

IV. PEKERJAAN PERPIPAAN

1. Umum
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata kerja yang
baik sertainstruksi dan produsen sedapat mungkin diterapkan.
Kontraktor harus menyediakan instrumen, alat-alat dan fasilitas yang dianggap memuaskan
olehTenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum dipasang. Jika terjadi
persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka Direksi/Tenaga Ahli akan
memutuskan pekerjaan yang mana yang akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang
mana yang lebih dulu dipasang. Unions harus disediakan dekat peralatan utama dan pada
jalur cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup untuk
mencegah gerakan, sebagaimana disediakan oleh Kontraktor, harus dipasang menurut
petunjuk gambar atau Tenaga Ahli Semua bagian untuk (flens) sambungan harus dibersihkan
sepenuhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan teliti. Baut-baut harus
dikencangkan bergantian pada ujung-ujung yang berlawanan dan diameter sambungan dan
dalam rotasi sekeliling pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik diperlukan gaya yang
berlebihan.
Sambungan-sambungan dengan flens harus dibaut dengan kencang dan penuh memakai
baut-baut mesin yang disediakan oleh Kontraktor. Paking harus dipakai pada semua
sambungan. Flens Geser (slip on) harus dilas ganda pada pipa dengan las yang
menghubungkan punggung flens dengan pipa dan dilas didalam flens pada ujung
pipa.Pengelasan bila diperlukan dan diinstruksikan, harus sesuai dengan bagian
“PENGELASAN” dalam spesifikasi ini.
Ketika Pipa sedang ditempatkan dalam salurannya, harus diperhatikan agar jangan sampai
ada benda asing yang masuk ke dalam pipa.
Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan
cara-cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus dicegah
seminimal mungkin. Bila pemotongan demikian memang diperlukan, maka harus dilakukan
dengan mesin pemotong dan metoda yang sesuai, dengan hasil potongan yang rata dan
tegak lurus as pipa. Pemotongan harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cata atau
lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat bantu (fittings) harus dilakukan hati-
hati. Pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar matahari langsung. Kerusakan apapun yang
dapat timbul, harus dicegah dan pipa jangan sampai diletakan diatas benda tajam. Pipa yang
sudah tergores atau cacat hingga lebih 10 % dan tebal dinding akan ditolak. Penumpukan
pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen, dengan memperhatikan
kondisi sekitar.
a. Pengadaan Perpipaan
Perpipaan harus diadakan baik oleh Direksi dan atau Kontraktor. Tingkat pengadaan oleh
kedua belah pihak ini dijelaskan pada lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kontraktor sedemikian rupa sehingga sistim perpipaan baik transmisi dan distribusi
dapat berfungsi dengan sempurna.
b. Penyimpanan dan Administrasi Perpipaan oleh Pemberi Tugas
Pada umumnya, pengangkutan perpipaan dan tempat penyimpanan dan administrasinya

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 176


menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas akan tetapi bilamana kontraktor diminta, untuk
mengangkut perpipaan dan gudang sentral Pemberi Tugas ke daerah pergudangan
Kontraktor/tempat pemasangan, maka suatu jumlah bulat telab dimasukan pada RAB.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat pada pipa-pipa ini yang terjadi
selama pengangkutan.
Kontraktor harus memberitahu Direksi/ Tenaga AhIi mengenai maksudnya memasang
tiap bagian dan saluran pipa paling lambat 2 hari sebelumnya. Sebelum menangani
perpipaan di daerah pergudangan Pemberi Tugas, Kontraktor harus rnemeniksanya dan
secara tertulis rnelaporkannya kepada Dineksi mengenai tiap kerusakan atau cacat pada
pipa-pipa tersebut. Tiap kerusakan atau cacat pada perpipaan yang tidak dilaporkan
akan diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya sendiri, dengan tidak mempersoalkan siapa
yang menyebabkan kerusakan atau cacat tersebut.
Perpipaan tidak diperbolehkan dipindah dan daerah pergudangan oleh kontraktor, akan
tetapi menurut cara-cara tersebut diatas dipasang pada saluran pipa, akan dianggap
hilang dan nilainya akan dipotong dan harga Kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang mencegah terjadinya keburukan,
kerusakan dan pencemaran.
Kontraktor harus membuat ketentuan-ketentuan di Iapangan untuk menerima dan
menimbun tiap perpipaan yang harus dipasang. Pipa-pipa harus diberi sandaran sebegitu
rupa, sehingga lenturan yang terlalu besar dapat dihindarkan. Tumpukan maksimum
adalah 5 pipa.
Kontraktor harus menyediakan penjaga pada semua lapangan termasuk daerah
pergudangan selama 24 jam/hari dan bertanggung jawab alas kehilangan barang-barang.
c. Penyediaan Perpipaan oleh Kontraktor
Semua perpipaan yang diadakan oleh kontraktor harus sesuai dengan kondisi lapangan
yang dirancang oleh kontraktor dan cocok dengan norma standar sistim perpipaan.
Semua perpipaan harus dirancangkan dengan tekanan kerja hydrostatis spesifikasi pipa
yang disuply sesuai dengan kondisi lapangan pada suhu 31 derajat celcius kecuali, bila
ditentukan lain.
Direksi dapat menghendaki diadakannya pengujian tekanan dengan biaya kontraktor
dan atau sertifikat - sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah Pergudangan
Pemberi Tugas, darimana penyimpanan dan administrasi akan sama dengan perpipaan
yang diadakan oleh pembeni tugas perpipaan dapat disimpan oleh kontraktor ditempat
penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.
d. Penyimpanan dan Administrasi Perpipaan oleh Kontraktor
Kontraktor harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua perpipaan
yang tidak boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan
penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya
kerusakan-kerusakan pada lapisan-lapisan semen atau pipa dalam keseluruhan. Pengait
dan lain-lain sama sekali tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung pipa.
Perpipaan tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang, akan
tetapi harus dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa-pipa atau alat-alat
penyambung. Sebelum pipa-pipa atau alat-alat penyambung dipasang harus dengan
teliti dibersihkan dan diperiksa mengenai kerusakan.
Tiap bagian lapisan yang rusak harus dibersihkan dan diperbaiki oleh kontraktor.
Kontraktor harus berhati-hati dalam menangani katup-katup, untuk menjamin agar tidak

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 177


terjadi kerusakan pada dudukan dan bagian-bagian yang bergerak, Katup-katup harus
dipasang dengan urutan kerja yang baik serta harus bebas dan kotoran dan rintangan-
rintangan terhadap mekanisme.
Kontraktor harus dengan biaya sendiri memperbaiki katup-katup, yang pada
pemasangan mengalami kerusakan. Bagian- bagian lapisan dasar aspal bituminus asli
yang rusak harus diperbaiki oleh Kontraktor. Setelah pemasangan semua katup-katup
akan dilapisi lagi dengansuatu lapisan aspalbituminus oleh Kontraktor. Setiap katup yang
ternyata tidak berfungsi setelah pemasangannya harus dilepaskan kembali dan
kegagalan itu harus diperbaiki atas beban kontraktor.

e. Pengangkutan Perpipaan ke Lapangan


Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa, dengan memperhitungkan keamanan
lalu lintas, pipa-pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan lebih dan 30 M di depan parit-
parit penggalian.

f. Benda-benda Asing di dalam Pipa-pipa


Setiap saat Kontraktor harus menjamin bahwa bagian dalam pipa-pipa selalu dalam
keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pompa-
pompa dan katup-katup yang disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi pipa
harus diperbaiki atas beban Kontraktor.

2. Pemasangan Pipa
Kontraktor tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaannya sebelum alat-alat bantunya yang
diperlukan sudah tersedia di lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang diadakan baik
oleh Pemberi Tugas maupun oleh Kontraktor).
Pipa-pipa harus dipasang sesuai dengan gambar-gambar rencana, kecuali bila oleh Direksi
diberi petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar-gambar rencana menunjukan tempat
yang biasa, sedangkan Direksi akan menunjukan tempat pipa yang tepat. Perhatian harus
diberikan dalam penanganan pipa-pipa dan alat-alat bantunya yang diserahkan kepada
Kontraktor.
Terlebih dahulu semua pipa-pipa dan peralatan-peralatan harus diteliti dan dibersihkan
dengan seksama, sebelum pemasangan dilaksanakan. Pipa-pipa yang berminyak, bergemuk
dan sebagainya, yang mungkin telah retak atau mengalami kerusakan Iainnya, khususnya
pada ujung-ujung pipa, tidak boleh dipergunakan.
Pipa-pipa dan peralatan-peralatan rakit yang rusak harus dikesampingkan, untuk diteliti
kembali apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang diambil oleh
Direksi/Tenaga Ahli. Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung
jawab Kontraktor dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dengan segala
uraian-uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa secara seksama sebelum dan setelah dipasang dan pipa yang
rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap kali pekerjaan pada hari itu berakhir, maka ujung-
ujung pipa yang terbuka untuk sementara waktu harus ditutup dengan blok-blok kayu,
penyekat-penyekat atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi/Tenaga AhIi.
Tiap-tiap pipa dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan
sedemikian rupa sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentris yang tertutup.
Selama pemasangan alat-alat bantu sementara sebagai penopang pipa-pipa pada kedudukan
yang benar harus dipergunakan dan perhatian harus dicurahkan agar kerusakan tidak terjadi
pada pipa-pipa, sedangkan semua alat-alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 178


bantalan penahan dan sebagainya), harus berada pada tempatnya yang teratur benar,
sebelum pemasangan dan pemindahan semua peralatan- peralatan sementara/bantu.
Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk pengosongan dan
pada sistem pipa pada titik terendah selalu terjamin.
Katup-katup, peralatan-peralatan rakit dan alat-alat bantu harus dipasang pada lokasi yang
tepat sesuai gambar-gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Tenaga Ahli.
Bila kerusakan tenjadi pada waktu pemasangan pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit,
katup-katup atau alat-alat bantu pipa selama pemasangan, halini harus dilaporkan kepada
Direksi yang akan mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa
yang bersangkutan yang rusak.
Pada ujung-ujung/akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti maka
harus dipasang cap/dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya kecuali ditentukan
lain oleh Direksi/Tenaga Ahli.
a. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong yang disetujui oleh Direksi /
Tenaga Ahil serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa-pipa yang telah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin
sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa-pipa
tersebut. Pipa-pipa yang berdiameter 150 mm dan lebih besar, harus dipotong dengan
mesin potong agar cocok dengan alat-alat penyambung.
Pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa-pipa dapat masuk dengan mudah ke dalam
alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir/digerinda tidak Iebih dari
setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut ±15
derajat terhadap as pipa. Umumnya pipa baja yang dikeluarkan dari pabrik telah
digerinda/dipinggul lebih dulu.
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan
dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya dan
ujungnya harus dibuat halus dan rata.
b. Penyambungan Pipa
Semua alat-alat rakit dan ujung-ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambung-sambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa-pipa dan peralatan-
peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-
flens atau di las dan lain-lain, sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan-peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang
dengan cara yang memenuhi syarat, sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan
dalam keseluruhan sistem pipa dan harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik
bersangkutan.
Defleksi pada sambungan-sambungan pipa AC tidak boleh melebihi 3 derajat. Setiap
Iengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak dan harus
dipasang menurut sudut yang diinginkan.
a) Sambungan “push-on-joint”
Istilah “bell end” atau “soket” pada pipa PVC yang digunakan disini harus dianggap
sebagai ujung-ujung dan pipa “push-on joint”.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan dan
pemasangan, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi,
Jika pipa diletakan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 179


dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dan
pipa yang bersudut.
Akhiran spigot dan pipa harus dimasukan ke dalam socket, dengan berhati-hati agar
tidak terjadi persentuhan dengan tanah.
Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dasar
socket, dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dan
minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk
sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukan ke
dalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dan
gasket atau pada akhiran dan pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari
persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Tidak
diperkenankan menggunakan menggunakan bahan yang tidak disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement, maka bagian yang akan disambung
harus dibersihkan dari debu, kotoran, dan air. Oleskan solvent cemen dengan sikat
yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam dan
fitting yang akan disambung.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat dengan bell
dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan
Direksi/Tenaga Ahli dan petunjuk-petunjuk dan pabrik harus diikuti. Adalah penting
untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat
sesudah sambungan diselesaikan.
b) Sambungan HDPE (“butt fusion welding”)
Sambungan pipa HDPE dilaksanakan diatas tanah dengan cara pengelasan (butt
fusion welding) oleh karena itu pipa harus ditumpu dengan kayu ( papan landasan )
selebar minimum 15 cm dengan ketebalan sesuai dengan kekuatan kayu
tersebut,lebar tumpuan dan berat pipa tiap 150cm.
Jenis peralatan yang diperlukan dalam pemasangan pipa HDPE minimum tetapi tidak
dibatasi meliputi (dalam hal ini jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan waktu penyelesaian pekerjaan): Genset dengan kapasitas
disesuaikan dengan mesin butt welding dIl, mesin butt fusion /welding (lengkap
dengan alat pemotong pipa,alat pemanas , pompa hydrolik dan pengatur waktu),
roda penyangga pipa, tanda pengelasan, kain pembersih, alat ukur sambungan,
thermometer digital dan thermometer udara, papan landasan/penyangga, penutup
lasan, pemotong pipa, spidol warna putih/kontras dengan warna pipa, stop watch,
tenda untuk pengelasan dan meteran 12 m.
Prosedur penyambungan pipa meliputi pemeriksaan jenis dan jumlah peralatan yang
diperlukan dalam penyambungan pipa HDPE tersebut diatas dan bahan habis pakai
yaitu bahan bakar untuk genset, minyak pelumas dll. Sambungkan pemanas pada
sumber listrik /genset selama kurang lebih 20 menit atau pada temperature yang
disarankan. Pastikan bahwa pipa dan fiting yang akan disambung mempunyai ukuran
diameter dan SDR/ klas tekanan yang sama.
Pipa ditempatkan pada klem/penjepit dan diluruskan dengan roller sedemikian rupa
sehingga ujung pipa tegak lurus dengan plat pemotong ( posisi senter/segaris) dan
kencangkan klam tersebut.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 180


Operasikan alat pemotong dan geser klam pipa perlahan lahan sedemikian rupa
sehingga terjadi pemotongan pipa yang kontinu dan rata. Angkat alat pemotong dan
bersihkan benda benda asing/sisapotongan pipa di pipa maupun alat pemotong
(perhatian bahwa ujung pipa tidak boleh tersentuh tangan, bila pemotongan tidak
rata/lurus ulangi proses pemotongan sesuai dengan prosedur diatas).
Tekanan tarik dari mesin hydrolik harus disesuaikan dengan gesekan yang terjadi
terkait dengan berat pipa/fiting yang sedang disambung. Tempatkan lempengan
pemanas ( lempengan pemanas harus dalam kondisi bersih dan dijaga
temperaturnya ) pada bagian permukaan pipa yang akan disambung dan selanjutnya
tekan dengan sistim hydrolik dengan tekanan sesuai dengan spesifikasi pipa dan jaga
tekanan hydrolik sampai permukaan pipa yang akan dilas mulai meleleh secara
merata dengan lelehan sekitar 1 s/d 6 mm disesuaikan dengan tebal pipa. Setelah
meleleh denga rata maka tekanan hydrolik diturunkan sampai nol, pipa tetap pada
klem ( tidak boleh bergeser) dan plat pemanas tetap berada pada posisinya. Setelah
pemanasan selesai buka klem dan pindahkan alat/plat pemanas kemudian rekatkan
ujung/permukaan pipa yang meleleh dengan tekanan hydrolik yang telah ditentukan
dan dijaga sampai waktu pendinginan selesai pada ambient temperature. Periksa
sambungan lasan secara visual.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam butt fusion pada pipa HDPE meliputi:
- Menyambung pipa dengan diameter dan tebal pipa yang sama.
- Peralatan harus dalam keadan bersih dan juga ujung pipa yang akan disambung
tidak boleh tersentuh benda asing dan juga sisa potongan tidak boleh tertinggal
dalam pipa.
- Menggunakan mesin mesin/peralatan untuk butt fusion yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat pipa, dalam hal ini pabrik yang mensuplai pipe HDPE harus
menyediakan peralat butt fusion secara lengkap termasuk operatornya yang
berpengalaman dalam butt fusion pipa HDPE.
- Ikuti prosedur pemasangan pipa HDPE dan tidak diperkenankan memindahkan
pipa yang telah disambung sebelum waktu pendinginan selesai.
- Parameter butt fusion HDPE — PE 100 yang digunakan yaitu: temperature plat
220 s/d 235 derajat Celsius, tekanan mesin hydrolik 175 kpa, waktu pendinginan
setelah pengelasan selesai yaitu untuk tebal pipa kurang dan 15 mm,maka
waktu pendinginan(dalam menit) dihitung berdasarkan formula 10 +0,5 x T dan
untuk tebal dinding pipa lebih besar /sama dengan 15 mm maka waktu
pendinginan(dlm menit) dihitung berdasarkan formula 1,5 x T, dimana Tadalah
tebal dinding rata - rata pipa dlm mm.
- Waktu pendinginan perlu ditambah 1 menit tiap kenaikan temperatur udara
ambient 1 derajat Celsius dimuiai dan temperature udara ambient 25 derajat
Celsius.
c) Sambungan Flens
Alat-alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan kepada pipa-
pipa dengan mempergunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila ada
petunjuk dengan cara lain yang tertera pada gambar-gambar rencana bersangkutan.
Semua sambungan-sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-
paking karet dan mur baut yang digalvansir secara celup panas (hot dippend). Cincin
yang diganvilsir secara celup panas harus dipasang diantara kepala baut dan mur
serta mur baut harus dikencangkan secara bersilang.
Selama pelaksanaannya harus diperhatikan, agar tidak merusak lapisan pelindung
pada alat-alat bantu dan peralatan-peralatan rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 181


pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh Kontraktor.
d) Sambungan Pipa Galvanis
Sambungan-sambungan antara pipa-pipa baja yang digalvinsir dan peralatan-
peralatan rakit dan baja yang digalvinsir terhadap pipa-pipa lain, harus dilaksanakan
dengan sistem penyekrupan.
Sebelum disambung, maka bagian ulir dan soket atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nenas
dan baru dimasukan secara hati-hati pada soket dan diputar sampai kencang betul.
e) Sambungan Las
Sambungan-sambungan las harus sesuai dengan aturan, yang diberikan dalam
persyaratan norma modern (persyaratan AWS atau AISC). Pengelasan harus
dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki ijasahatau sertifikat pengelasan
pipa.
Penyambungan las Argon harus dilaksanakan oleh kontraktor, khususnya pada pipa
baja yang bertekanan nominal 40 bar dengan demikian diperlukan tenaga ahli
pengelasan pipa yang telah mempunyal sertifikat. Penelitian dapat dilakukan apabila
direksi memerlukannya.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak
logam, karat, gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dan kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pada pengelasan-pengelasan ganda harus
dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu bertenaga mesin dengan
mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua kerak logam dan pengelasan
yang berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan dihilangkan,
sebelum pengelasan dilakukan.
Setelah pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas atau
rusak selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali oleh Kontraktor, termasuk
bagian yang dilas.
Tempat kerja harus terlindungi terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana diminta
Direksi/Tenaga Ahli, Kontraktor harus memberi penjelasan mengenai cara kerja yang
digunakan.
c. Penyambungan Pipa pada Jaringan Pipa Lama
Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus dikerjakan, tertera pada
gambar-gambar, untuk memperpendek gangguan pada pengadaan air, maka Kontraktor
harus menyelesaikan penyambungan secepat mungkin. Kontraktor harus mernberitahu
Direksi/Tenaga Ahli mengenai maksudnya, untuk mengerjakan penyambungan dan
harus membuat rencana kerja, termasuk jadwal waktu, bahan-bahan perlengkapan dan
tenaga kerja, paling lambat 3 hari sebelumnya. Bilamana menurut pandangan Direksi
Persiapan Pekerjaan oleh Kontraktor tidak mencukupi, maka Direksi/Tenaga Ahli tidak
akan mengizinkan pekerjaan itu dimulai.
Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan untuk
memperolehpenyambungan-penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang telah ada,
biaya ini dianggap sudah termasuk dalam harga Kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah ada,
harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu langganan dan
tidak terlalu lama menghentikan aliran. Daerah yang terganggu diusahakan sekecil

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 182


mungkin. Tidak ada satupun katup (valve) yang dan sistem yang telah ada, yang diubah-
ubah oleh Kontraktor untuk tujuan apapun juga. PAM setempat akan mengatur semua
valve jika diperlukan.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan aliran pipa
lama dengan menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian dibor dengan lapping
bor khusus.
d. Perlengkapan Sambungan dan Alat-alat Pengatur
Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan dan sebagainya
harus mendapatkan pengawasan dan perhatian yang sama terhadap kebersihan,
penopang-penopang dan sambungan seperti tersebut diatas mengenai perpipaan.
Katup- katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus
cocok terhadap pipa-pipa pada posisi mendatar, sedangkan porosnya ditempatkan
secara tegak lurus, kecuali bila arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan,
kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus, dan kotak luar. Mur dan katup harus dapat dioperasikan dengan mudah
melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.

3. Pemasangan Pipa di dalam Tanah


Pipa-pipa harus dipasang dengan lurus dan pada kedalaman yang tepat, sesuai dengan
gambar rencana, Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan
keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa-pipa tidak boleh
dipasang bila menurut anggapan Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Tiap-tiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat dan sedemikian rupa,
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentris yang
tertutup dan tidak merupakan ketidaklurusan mendadak terhadap garis jalur.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada
keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa, alat bantu dan katup
harus diturunkan kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang, dengan memakai
derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai, sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada cat atau lapisan pelindung Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau
dihempaskan kedalam saluran.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, katup atau asesori lain pada pemasangan, maka
tenaga ahli harus segera diberi tahu. Tenaga ahli harus menentukan perbaikan yang
diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa diangkat/diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol/derek, maka bagian
jerat baja yang melingkari pipa harus terbungkus (dengan karet dan sebagainya).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Kontraktor tidak boleh membiarkan
saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama ketika menunggu
pengujiaan pipa. Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan agar pipa tidak
terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah digali dan masih terbuka digenangi air,
pencegahan ini dapat meliputi pengurugan sebagian saluran dengan sambungan-sambungan
pipa tetap terbuka sambil menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi semen atau lapisan
epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau pengelasan.
Selanjutnya, Kontraktor harus mengisi kekosongan lapisan yang timbul setelah

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 183


penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau diisi kembali dengan suatu adukan
dan 4 semen : 3 Pasir : 2 kerikil atau adukan pengisi.
Sesudah pengelasan pipa baja, permukaan luar (Selongsong/sleeve) dari bagian-bagian pipa
yang berdekatan harus diratakan dan dibungkus dengan satu lapisan pita (inner Wrapp)
dengan 55% tumpukan (Overlap) dan diakhiri dengan satu apis pita (outer wrapp), Overlap
55%, dengan tepi P.E dengan yang hitam diatas atau dilapisi dengan coal tar enamel sesuai
dengan spesifikasi pipa yang disupply. Pembungkusan harus dikerjakan dalam kondisi kering
dan bersih dan bila diperlukan Kontraktor harus menyediakan atap/Tudung.
Pipa-pipa besi kenyal harus dibungkus dengan lembar polyethylene atau coal tar enamel.
Lembar tersebut harus dipotong hingga panjangnya ± 600 mm lebih dan bagian pipa.
Panjang potongan tersebut harus diatur hingga terdapat overlap 300 mm pada masing-
masing bagian pipa yang berdekatan, terus sehingga mencapai ujung pipa.
Lembar tersebut hanus dibungkuskan sekeliling pipa supaya secara melingkar menghasilkan
overlap diatas kwadran puncak pipa.
Tepi potongan lembar polyethlene harus diamankan pada jarak-jarak lebih kurang satu
meter dengan pita perekat dari tali plastik. Untuk menahan lembar atau pipa tidak boleh
dipakai alat logam apapun.
Baut, mur pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk sambungan
flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukan dengan cara membeni
offset secukupnya.

4. Pemasangan Pipa di Atas Tanah


Pipa harus dipasang menurut garis dari ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat
mungkin dengan pada dinding, atap, kolom atau setraus pile konstruksi beton bertulang dan
bagian struktural lainnya supaya hanya mengambil tempat seminimal mungkin dan semua
ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian sehingga tidak
menimbulkan tegangan atau regangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan
karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat-alat bantu yang sesuai. Pipa harus
sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika ditetapkan lain.
Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk menunjang pipa pada saat
dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
perlengkapan yang berdekatan. Sebelum penunjang dan sengkang sementara diangkat maka
pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan
pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau tumpuan yang
disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah diperhitungkan. Pipa
tidak boleh ditumpukan pada pipa lain, tanggan, anak tangga atau trotoir kecuali jika
disetujul oleh Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak
lebih dan 2 m dengan kerah pipa, kiem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada
titik yang lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku.
Tiap bagian pipa harus diletakkan dan semua sambungan (disemen, dilas, diskrup) dikerjakan
ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 184


diklem pada posisi akhirnya. Pengecatan dan pelapisan luar/dalam harus dikerjakan
sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai dengan spesifikasi ini.

5. Penyebrangan-penyebrangan Pipa
Penyebrangan-penyebrangan pipa pada sungai dan urug-urug, harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar-gambar rencana (Standar/Khusus). Bagi penyebrangan-penyebrangan sungai
dan urug-urug biaya-biaya pemasangan pipa-pipa selubung (bila diperlukan), pelat-pelat
pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian terhadap dinding-dinding
topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian-penggalian tambahan dan sebagainya
dianggap telah termasuk dalam harga Kontrak.
Bagi penyebrangan-penyebrangan sungai dan urug-urug perbaikan-perbaikan dan
penyesuaian terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, gambar-
gambar kerja harus diberikan/dilaporkan oleh Kontraktor.
Semua pipa-pipa pada penyebrangan-penyebrangan sungai dan bangunan-bangunan lain
harus dipasang dengan peralatan-penalatan yang layak, seperti penjepit-penjepit,
penggantung-penggantung dan penopang-penopang dan sebagainya sedemikian rupa,
sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-getaran kecil pada perpipaan harus didalam
batas-batas yang diijinkan dan tidak mengakibatkan kebocoran-keboconan. Tetapi
menopang pipa-pipa itu dengan mempergunakan pipa lain dan alat-alat bantu lain yang
tidak disebut dalam gambar rencana tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga AhIi
terlebih dahulu.
Dalam hal tidak adanya ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa dan
pekerjaan lain, maka Direksi/Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan mana yang akan
dipertimbangkan untukdidahulukan. Penyebrangan-penyebrangan pipa melalui fasilitas
umum harus dilaksanakan sesuai gambar-gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
diberikan oleh Direksi/Tenaga AhIi dan/atau oleh Departemen yang berkompeten.

6. Jembatan-jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas sekitarnya, kecuali
bila ditentukan lain, pemasangan katup udara sesuai dengan gambar- gambar rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan situasi setempat
sehingga memudahkan pengoperasiannya atau dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli.
Syarat-syarat pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil
(Spesifikasi Teknik Khusus).

V. PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN

1. TUJUAN
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan / menjamin
bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor dari
blok-blok penahan (permanent sanggup menahan tekanan sesuai rencana.

2. KETENTUAN PENGUJIAN PIPA


Panjang Bagian Pengujian
Panjang bagian pipa yang akan diuji tidak boleh lebih dari 500 m untuk daerah pemasangan
yang banyak air tanahnya dan bila air tanah tidak banyak maka bagian pipa yang di tes bisa
lebih panjang. Tekanan pada titik tertinggi tidak boleh kurang dari 0,8 kali tekanan pada titik
terendah.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 185


Persiapan Untuk Pengujian
Blok Bantalan Penahan
Pengujian pipa bias dimulai jika blok-blok bantalan penahan (permanent) telah dipasang dan
mutu beton telah memenuhi syarat yang ditetapkan (sudah berumur lebih dan 7
hari),sedangkan dimensi konstruksinya disesuaikan dengan diameter pipa dan tekanan tes.
Pengurugan Galian Sebelum Pengujian.
Perpipaan yang akan diuji harus sudah ditimbun seluruhnya.
Pengisian Air.
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisian maksimum
200 meter/jam dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dan bagian pipa yang diuji hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
udara yang terjebak dalam pipa.
Pentil udara harus dalam keadaan terbuka penuh selama pengisian air sampai udara betul-
betul habis.
Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari sumber
yang telah disetujui dan memenuhi syarat kualitas air bersih untuk perpipaan air bersih dan
untuk perpipaan air baku dapat digunakan air baku yang akan diproses.Biaya pengadaan air
adalah tanggungan Kontraktor.
Sambungan Pipa dengan Las
Sambungan harus berumur paling sedikit 24 jam sebelum tes dilaksanakan.

Perlengkapan Untuk Pengujian


Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian.
Perlengkapan harus berada dalam kondisi yang baik. Pompa yang digunakan harus dapat
menghasilkan tekanan yang diinginkan.
Tangki penampung air harus mempunyai ukuran /bentuk yang dapat mengukur volume
penambahan air yang diisyaratkan dalam pengujian.
Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran volume air sebesar ± 1 liter.
Alat pengukur tekanan yang telah dikalibrasi, harus dipasang pada titik terendah dan bagian
pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan 0,5 bar.

Urutan Pengujian
a. Pengujian Awal
Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapis semen harus didiamkan paling sedikit selama 24
jam, dengan tekanan statis sebesar tekanan kerjanya. Selama 6 jam terakhir dan periode
awal tadi, tekanan harus dinaikkan sesuai tekanan pengujian.
Jika terjadi penurunan volume air atau tidaknya pengujian awal hanya didasarkan pada
pengukuran penambahan volume.
Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air
sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan.
Kontraktor harus menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan
pelaksanaan pegujianawal.
Jika ada pergeseran, perpindahan atau kebocoran pipa harus dilakukan pengujian ulang.
b. Pengujian Tekanan
Besarnya tekanan pengujian yang disesuaikan dengan tekanan kerja, ama pengujian
ditentukan kemudian dan selama proses pengujian tidak diperbolehkan terjadi
kebocoran.
Formulir standar (“Berita Acara Pengujian Pipa”) harus digunakan untuk mencatat hasil
pengujian.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 186


Peringatan
Tidak diijinkan bekerja didalam galian dalam area /bagian pengujian, selama berlangsungnya
pengujian pipa.

Dasar Perhitungan Penambahan Volume Air


a. Pipa Baja
Perhitungan penambahan volume air untuk jenis pipa baja didasarkan pada:
q = 0,54 * 10-4*L * d * (1 - e(-h/4)4) * P
dimana :
q = Volume Air (liter)
L = Panjang Bagian Pengujian (m)
d = Internal Diameter (mm)
h = Lama Pengujian (jam)
P = Tekanan Uji (bar)
0,54 * 10-4 = Asumsi Konstanta, yang diambil berdasarkan:
- Daya Resap Air dari Materi Pipa
- Panjang Pipa Rata-rata
- Metoda Penyambungan
- Metoda Pengurugan

Penyelesaian Pengujian
Setelah “Berita Acara Pengujian Pipa” ditanda tangani bahwa diterima dengan berhasil,
Kontraktor masih bertanggung jawab untuk menyambung setiap tahapan pemasangan pipa
hingga seluruh system perpipaan selesai. Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai
penyelesaian pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan pengujian pengoperasian
perpipaan secara berurutan meliputi :
- Uji Aliran Statis :Secara bertahap tanpa ada penurunan tekanan dan tanda-tanda adanya
kebocoran selama 1 jam.
- Uji Aliran Dinamis:Secara keseluruhan perpipaan tanpa adanya tanda-tanda kebocoran
selama 48jam.
- Pengaturan peralatan operasi pada katup-katup dan instalasi sambungan pelayanan.
Masing-masing pengujian diatas diterima bila berhasil dengan baik dengan
ditandatanganinya “Berita Acara Pengujian Pengoperasian Jaringan Perpipaan”.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 187


BERITA ACARA PENGUJIAN PIPA

Lokasi Pengetesan :..............................................................................................................


Direksi :..............................................................................................................
Kontraktor :..............................................................................................................
Nomor :..............................................................................................................
Tanggal :..............................................................................................................

1. DATA PIPA
- Jenis Pipa :.......................................................................................................
- Diameter Pipa :................................................................................................mm
- Class Pipa :.......................................................................................................
- Tipe Sambungan :.......................................................................................................
- Cement Lining : Ada/Tidak Ada *)
- Lokasi Pipa :.......................................................................................................
- Panjang Pipa :...................................................................................................m

2. DATA PENGETESAN
- Elevasi Titik Pipe yang Paling Rendah :..................................................+MSL
- Elevasi titik Pipa yang Paling Atas :...............................................................+MSL
- Elevasi Manometer :..............................................................+MSL
- Lama Pengetesan Awal :............................................................ Jam
- Larna Pengetesan Utama :............................................................ Jam
- Tekanan Test :............................................................ Bar
- Toleransi Penurunan Tekanan :................................................................ Bar
- Toleransi Penurunan Volume Air :..................................................... Liter/100 m²

3. HASIL TEST UTAMA


WAKTU PENURUNAN VOLUME AIR
TEST TEKANAN
HARI JAM (LITER)

AwaI Test

Akhir Test

Lama
Jam
Pengetesan

4. CATATAN :........................................................................................................

5. HASIL TEST :.............................................................................................................

Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama untuk dipergunakan seperlunya.

Pihak Ke — II Pihak Ke — I

Supervisor Engineer Pelaksana

(CONTOH)

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 188


BERITA ACARA UJI PENGOPERASIANJARINGAN PERPIPAAN

LOKASI :
TANGGAL :
JENIS PENGUJIAN : ALIRAN STATIS / DINAMIS
JALUR PENGUJIAN : SELURUH SISTEM TRANSMISI / DISTRIBUSI
CARA OPERASI : GRAVITASI / PEMOMPAAN

1. DATA PIPA

NO. JENIS /ND KELAS PANJANG FUNGSI PIPA

1.
2.
3.
4.
5.

Total Pengujian Operasi

2. DATA PENGUJIAN

Elevasi Muka air Produksi /Sumber (Tekanan Pompa = Nol a) : .......... m


Lama Pengujian : .......... Jam
ELEVASI TEKANAN KETERANGAN
JALUR
NO UJI NOMOR (M) JARAK PENGAMATAN JUMLAH PENGAMATAN
COBA (MKA)
Manometer (M) SL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

3. CATATAN DAN REKOMENDASI

Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama.

(..................) (..................) (..................) (..................)

Mengetahui:

(..................) (..................)

(CONTOH)

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 189


PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI PERPIPAAN
Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil dan sebelum dilakukan
penyerahan pertama, Kontraktor harus membersihkan, membilas dan memberi desinfektan pada
jaringan pipa sebagaimana ditetapkan dibawah ni.
Bagian-bagian pipa harus dicuci dengan kecepatan tinggi dan dalam jangka waktu sedemikian
sehingga air yang keluar sudah bersih dan tidak mengandung sediment.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan, pada kecepatan yang lebih rendah, air ditambah
dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Kontraktor, dengan cara dipompakan
melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga, air yang
dikeluarkan mengandung sekurangnya 2 mg klorin/liter.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah perioda kontak selama 24 jam dan dalam
pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipe dengan cairan yang mengandung khlorin
diatas, Kontraktor harus mendapat persetujuan dan Tenaga AhIi untuk menggunakannya.

CARA PENGUKURAN HASIL KERJA DAN DASAR PEMBAYARAN


Jumlah yang akan dibayar, akan diperhitungkan berdasarkan item-item pekerjaan yang terdapat
didalam Daftar Kuantitas Harga. Pada prinsipnya perhitungan pengukuran volume pekerjaan tidak
terlepas dan kuantitas pekerjaan maupun kualitas pekerjaan tersebut, dengan mengacu kepada
Syarat Kontrak Pasal 56.Satuan yang akan dipakai sebagai dasar pengukuran pekerjaan adalah :
1. m = Meter Lari adalah jumlah panjang pekerjaan yang telah diselesaikan.
2. m = Meter Kubic, adalah jumlah volume pekerjaan yang telahdiselesaikan.
3. Unit = Unit, adalah jumlah satuan pekerjaan yang terpasang/telah selesai
Sesuai dengan lingkup pekerjaan.
4. LS = Lump sum, jumlah satuan pekerjaan yang dipresentasekan sesuai dengan tingkat /
tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan, sesuai dengan item yang terdapat
didalam Dafter Kuantitas Dan Harga.
Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dapat dibayar, akan
diukur menurut ketentuan diatas. Dengan melihat kepada semua ketentuan pembayaran dan
aturan pelaksanaan teknis maupun administrasi seperti yang diisyaratkan didalam dokumen
kontrak, maka pelaksanaan pengukuran hasil kerja tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk serta persetujuan Direksi/Tenaga Ahli.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa memperhitungkan cara dimana
material galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata
pembiayaan yang ada didalam Daftar Kuantitas Harga.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum
dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 190


PROYEK :..............................................................................................................

NAMA PERUSAHAAN :........................................................................................................

DAFTAR TENAGA AHLI / TENAGA

Susunan Daftar Karyawan / Staf Perusahaan yang Berijazah dan Mempunyai Pengalaman Kerja

Bagan Nama Usia Tahun Pendidikan Penjelasan Jabatan


Pengalaman (P)²)

Manajemen
Umum

Administrasi

Manajemen
Bidang Teknik

Tenaga
Lapangan

Lain-lainnya

1) Lampirkan ringkasan dan pengalaman kerja setiap karyawan /staf sesuai dengan format
dalam formulir 9.

2) Cantumkan hurup P, jika karyawan / staf yang bersangkutan ditunjuk untuk menangani
langsung proyek yang dimaksudkan dalam permohonan Prakualifikasi ini : hurup E, jika
ditunjuk untuk pekerjaan lain.

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 191


PROYEK :.......................................................................................................

NAMA PERUSAHAAN :.......................................................................................................

DAFTAR MESIN – MESIN DAN PERALATAN

Harap disebutkan peralatan utama dan/atau perlengkapan-perlengkapan yang dianggap perlu


oleh perusahaan guna pelaksanaan proyek ini dan sudah dimiliki oleh Perusahaan, atau bila
belum dimiliki, perusahaan sudah mempunyai perjanjian jangka panjang untuk menyewanya.
Harap disebutkan pula dimana peralatan / perlengkapan-perlengkapan siap untuk diperiksa.

Penjelasan Jumlah Yang Jumlah Yang Tahun Kemampuan Tempat


(Type, Model) diajukan dimiliki / Pembuatan Keandalan Penyimpanan
disewa
a. Alat –alat

b. Kendaraan

1). Tulislah jumlahnya dalam angka dan tandai dengan :


O = Dimiliki
L = Disewa

GAMBAR – GAMBAR

Dokumen Pemilihan Konstruksi 2013 192

Anda mungkin juga menyukai