Anda di halaman 1dari 27

1.B.

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

1. Tanggapan dan Saran terhadap Kerangka Acuan Kerja.


1.a. Tanggapan dan Saran terhadap Kerangka Acuan Kerja.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Polewali Mandar, akan
mengadakan kegiatan Konsultan Perencanaan DAK 2017. Oleh karena itu Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Polewali Mandar mengeluarkan KAK
Perencanaan, yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
Konsultan Perencanaan DAK 2017.

Adapun tanggapan dan saran kami sebagai peserta pemilihan terhadap KAK
tersebut adalah sebagai berikut :
Isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Konsultan Perencanaan DAK 2017,

sudah sangat baik dan telah menjelaskan secara detail lingkup kegiatan yang
akan dilaksanakan. Hal ini sangat membantu bagi konsultan perencana untuk
melaksanakan tugasnya dan menyesuaikan hasil perencanaan dengan
keinginan pemilik kegiatan.

1.b. Tanggapan dan Saran terhadap Personil dan Fasilitas


Pendukung Kerangka Acuan Kerja.
Penyediaan fasilitas serta dukungan oleh PPK dirasakan sangat perlu,
demi kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut. Adapun dukungan yang dirasa
sangat perlu adalah dukungan administrasi dan kerjasama dalam hal
pengambilan data awal dan hal-hal yang dianggap dan mendukung kelancaran
proses desain yang diinginkan.

2. Uraian Pendekatan Teknis dan Metodologi, Program Kerja, serta


Organisasi dan Personil.
2.a. Pendekatan Teknis dan Metodologi.
Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan, maka sarana dan prasarana
gedung sekolah yang memenuhi standar kelayakan. Oleh karna itu gedung
sekolah yang telah rusak / tidak layak dijadikan tempat belajar perlu direhab
sesuai standar gedung sekolah. Tugas utama konsultan perencana adalah
merencanakan bangunan gedung yang diinginkan oleh pemilik kegiatan,
dengan memperhatikan fungsi utama dari gedung yang akan dibangun. Dalam
proses perencanaan, Konsultan perencana akan melaksanaan koordinasi secara
kontinyu dengan pemilik kegiatan untuk mendapatkan desain rancangan
bangunan yang diinginkan. Perencanaan pembangunan gedung yang akan
dilaksanakan adalah Konsultan Perencanaan DAK 2017.
Sebelum dilaksanakannya proses perencanaan, Konsultan Perencana
terlebih dahulu melakukan koordinasi awal kepada pemilik kegiatan guna
mendapatkan data-data yang dianggap perlu dan menunjang untuk tercapainya
tujuan perencanaan.
Sesuai kajian permasalahan diatas maka untuk penanganan Kegiatan
Konsultan Perencanaan DAK 2017, dijabarkan dalam rincian sebagai berikut :
Pemahaman dan Permasalahan
Dari uraian tersebut tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi
masalah merupakan pendekatan yang harus dilakukan karena hasil dari
kegiatan tersebut akan digunakan sebagai titik tolak pendekatan penanganan
pelaksanaannya. Identifikasi permasalahan tersebut dilakukan pada
komponen-komponen sebagai berikut :
Tahapan Kegiatan
Lingkup Wilayah
Lingkup Penugasan
Bidang Pembangunan yang ditangani
Untuk lebih jelasnya keterkaitan masing-masing komponen tersebut dapat
dilihat pada diagram dibawah ini :

Tahapan Kegiatan

Lingkup Wilayah Implementasi


Perencanaan melalui
Identifikasi Tahapan Kegiatan pendekatan dan
metodologi yang
sesuai
Lingkup Penugasan

Bidang Pembangunan

Gbr. 6.1 Identifikasi Permasalahan


Adapun pembahasan yang lebih rinci dari kerangka identifikasi diatas adalah
sebagai berikut :
Tahap Kegiatan
Tahap pelaksanaan yang ada meliputi : tahap persiapan, pendataan aspek-
aspek yang terkait, penganalisaan terhadap aspek-aspek yang berpengaruh
dalam penyusunan. Dari tahapan tersebut pada setiap tahapannya
memiliki karakteristik yang dapat dijabarkan seperti pad diagram dibawah
ini :

TAHAP UNSUR-UNSUR SIGNIFIKAN OUTPUT YANG


KEGIATAN DIHARAPKAN
Kendala Waktu
Persiapan Bentuk Perpaduan
Tepat Waktu

Tepat Mutu
Survey dan Investigasi
Pendataan Pemasangan terhadap Tepat Biaya
aspek terkait :
Analisis Tata Ruang Tepat
Aksesibilitas Administrasi
Kelestarian
lingkungan

Identifikasi
Gbr. 6.2 Analisis Aspek Teknis
Pelaksanaan Kegiatan

Lingkup Wilayah Kerja


Pemahaman terhadap wilayah kerja penugasan akan sangat membantu
terutama dalam penanganan pekerjaan yang berkaitan dengan
karakteristik fisik daerah maupun karakteristik sosial ekonomi dan budaya
masing-masing daerah.
Lingkup Penugasan
Yang dimaksud dengan lingkup penugasan disini adalah konsentrasi jenis
tugas yang harus dilakukan konsultan termasuk hal-hal harus diperhatikan
(unsur-unsur spesifik) dalam lingkup penugasan tersebut, hal ini erat sekali
kaitannya dengan mekasnisme pendekatan dan penanganan kegiatan yang
akan dilaksanakan sehingga berhasil guna dan tepat pada sasaran yang
dimaksud.
Proses Pelaksanaan
Setelah mengkaji dan memahami permasalahan yang akan dihadapi,
konsultan mencoba menyusun pemahaman-pemahaman tersebut dalam
bagian alir yang menunjukkan proses pelaksanaan yang ditangani, baik
meliputi proses input-out put pada setiap tahap kegiatan maupun rincian
mekanisme pelaksanaannya.
Secara garis besarnya, proses pelaksanaan secara makro mencakup
kegiatan yang bersifat konsep yang kemudian diimplementasikan kedalam
langkah konkret.
Perumusan Tujuan dan Sasaran (GOAL) pada tahap awal perlu
dirumuskan tujuan dan sasaran perencanaan secara umum dan
bersifat kualitatif, yaitu bberupa idealisme yang sudah disesuaikan
dengan kondisi wilayah perencanaan secara umum, input (masukan)
dalam perumusan tujuan dan sasaran tersebut adalah berupa sinthesa
awal dan masalah yang berkembang diwilayah perencanaan tersebut.

Identifikasi Potensi dan Kendala


Pada tahap ini sudah dilakukan sesuai rinci sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dimana harus memperhatikan elemen-elemen
perencanaan, sehingga secara teoritis dapat potensi-potensi yang ada
serta kendala-kendala yang terjadi diwilayah Perencanaan dan wilayah
sekitarnya input perumusan potensi dan kendala tersebut adalah
berupa data-data fisik, potensi dan kondisi wilayah.

Analisis Pengembangan
Proses analisis ini berdasarkan 2 (dua) hal pokok, yaitu data-data yang
sudah dirumuskan dalam potensi dan kendala, serta kebijakan-
kebijakan umum yang ada, baik yang berupa kebijakan spesial,
peraturan perundang-undangan serta kebijakan sektoral. Secara
materil, analisis ini menyangkut beberapa hal, yaitu antara lain :
Analisis fisik wilayah yang terkait dengan potensi kawasan
perencanaan
Analsis standar teknis penggunaan ruang-ruang hasil akhir dari
analisa ini berupa rumusan kesimpulan sementara (sinthesa)
peluang dan masalah, menyangkut masalah yang terkait dengan
pembuatan perencanaan;
Perumusan Konsep dan Strategi Pengembangan
Dari hasil analisis diatas, maka selanjutnya dirumuskan konsep-konsep
dan strategi pengembangan substansi sinthesis dari proses analisis
teraebut diatas.

Desain Perencanaan
Hasil akhir dari seluruh proses tersebut adalah berupa design teknis
pembuatan Perencanaan dan beberapa kelengkapan teknis lainnya
sesuai Kerangka Acuan Kerja. Dalam implementasinya hasil design
tersebut selalu direview / feed back dengan rumusan tujuan dan
sasaran, apakah selaras atau tidak sebagaimana alur fikir pendekatan
tersebut.

Metodologi Penanganan Pekerjaan


Yang akan membantu memperjelas semua proses yang terkait dapat
diakomodasikan secara sinergis dan konprehensif dengan distribusi bobot yang
dapat diidentifikasi. Teknik ini merupakan prosedur standar untuk
melaksanakan pekerjaan sebagai berikut : Metodologi penyelesaian pekerjaan
dilakukan dengan 3 (tiga) tahap perencanaan yaitu : input, proses dan out put,
pada sisi yang lain metodologi yang patut dan layak untuk diaplikasikan
kedalam proses Konsultan Perencanaan DAK 2017, ini merupakan suatu
keterkaitan atau sinergitas yang berkesinambungan dari sisi tim teknis dan dari
sisi konsultan perencana. Substansi yang dikerjakan oleh konsultan perencana
dalam hubungannya dengan kontrol dan monitoring secara berkala, dalam garis
besarnya dapat dilihat seperti skema dibawah ini, dimana konsultan perencana
harus dapat atau mampu bekerja sebagai suatu bentuk kemitraan dalam suatu
tim proyek dibawah naungan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

KONSULTAN
PERENCANA
PRA ARCH STRUK ME TOTAL
DESIGN DESIGN DESIGN DESIGN COST

PERSIAPAN DESAIGN

DATA REVIEW ARC REVIEW REVIEW REVIEW


DESIGN STRUCT M E DESIGN TOTAL COST
DESIGN

Gambar. 6.3. Diagram Proses Perencanaan dan Sistem Kontrol dan monitoring secara simultan

Dalam menjalankan proses penanganan pekerjaan Konsultan Perencanaan DAK


2017, pada prinsipnya harus menjalankan metodologi secara obyektif melalui
suatu rencana kerja yang benar-benar mendukungnya. Sehingga untuk
memenuhi kepentingan tersebut diperlukan konsistensi metodologi dengan
kerja kerja. Adapun cara untuk mendapatkan konsistensi metodologi dengan
rencana kerja dapat dicapai melalui alur sebagai berikut :
a. Alur Internal Manajemen
Peran aktif dari team leader konsultan perencana
Team leader konsultan perencana harus mampu menjadi sebagai
leader dan sekaligus manager
Sikap konsekuen dan konsisten dari anggota tim terhadap komitmen
proyek.

b. Alur Eksternal Manajemen


Sikap konsisten dari PPK dan Tim Teknis
Sikap konsisten dari konsultan manajemen konstruksi
c. Alur Substansi
Aplikasi pendekatan sesitem secara benar
Korelasi antara work breakdown structur (WBS) dengan data analisa
Proses Perencanaan
Proses perencanaan dimulai dari studi awal, mengenai hal-hal yang telah
dirumuskan dalam Kerangka Acuan Kerja yang kemudian dijabarkan dalam yang
statemen yang berisi pemahaman atau pengertian, fungsi bangunan, maksud
dan tujuan perencanaan serta batasan-batasan yang ditentukan, setelah
dicapai suatu statemen, maka dimulai pengumpulann data-data primer dan
sekunder.
Dari data-data yang diperoleh dilakukan analisis mdengenai hal-hal yang
menyangkut persyaratan teknis lain dan standar-standar yang kemudian
dilakukan dengan analisis kontekstual hingga dicapai suatu design awal.
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan-tahapan proses perencanaan yang
dilakukan akan dijelaskan berikut ini :
1. BENTUK LAHAN / TAPAK (SITE)
Lokasi untuk pembangunan berada pada lahan yang berkontur sehingga
memerlukan suatu desain system cut and fill untuk mendapatkan dasar
bangunan yang datar, sehingga nantinya dapat menghasilkan design
struktur yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. JARINGAN UTILITAS LINGKUNGAN
Jaringan utilitas pada kawasan lokasi pembangunan gedung sudah
memadai tinggal disempurnakan penggunaannya.
3. KONDISI PENCAPAIAN/AKSES KELOKASI LAHAN
Perihal pencapaian/akses kelokasi cukup mudah karena berada diporos
jalan raya.
4. KONDISI ANTAR MASSA GEDUNG
Perhitungan secara matang tentang jarak antar massa gedung sehingga
tidak menimbulkan kepadatan massa yang berlebihan dan dapat
mengakibatkan kesemrautan tata letak antar gedung.

5. KONDISI IKLIM
Kondisi iklim setempat tidak jauh dengan kondisi iklim kawasan secara
lebih luas yaitu terkait iklim kering (kemarau) pada bulan-bulan april
agustus dan iklim basah (hujan) pada bulan september maret, sedangkan
cuaca tercatat pada periode-periode tahun-tahun terakhir cukup baik dan
cerah, tetapi pda perancangan perlu diingat, bahwa didaerah tropis kadang
terjadi pergeseran pergerakan lintasan matahari 6 (enam) bulan,

6. KEBUTUHAN RUANG DAN TATA RUANG


Tata ruang dirancang dengan memperhatikan fungsi ruang dan tingkat
privacy ruang yang secara gradual tersusun berdasarkan sifat pelayanan
untuk umum (public area) dan untuk keperluan sendiri (dalam kantor/semi
public), untuk keperluan sendiri dan untuk keperluan umum.
Tata ruang dirancang secara efisien dengan menggunakan pola ukuran
proporsi ruang yang efektif untuk bangunan utama dan bisa lebih dari
proporsi tersebut untuk bangunan pelayanan atau pelengkap. Tata ruang
dipertimbangkan terhadap aksesibilitas manusia dan barang/kendaraan
baik pribadi maupun umum yang ingin bongkar muat.
Tata ruang juga dipertimbangkan terhadap kenyamanan alami, sehingga
perlu pertimbangan terhadap lintasan matahari, arah angin dominan dan
terhadap sumber-sumber polusi (udara, suara, dll) tata ruang juga
dipertimbangkan terhadap keamanan, baik keamanan bangunan terhadap
kebakaran dan terhadap keamanan pencurian.
7. KENYAMANAN RUANG SECARA ALAMI
Didalam perancangan bangunan yang tidak secara penuh dikondisikan
secara buatan atau sebagian dikondisikan secara buatan dan sebagian
lainnya dirancang secara alami. Kenyamanan alami biasanya selain
pemikiran terhadap dimensi tebal tipisnya bangunan. Lay out bangunan,
proporsi panjang terhadap lebar bangunan, juga dipertimbangkan secara
matang perlindungan bangunan terhadap sinar matahari langsung.
Perencanaan emperan/tirisan (overstek) lebar harus memperhitungkan
secara cermat terhadap lintasan matahari akan memberikan perlindungan
terhadap panas matahari yang masuk kedalama ruang sehingga dapat
menghemat energi dari aspek penggunaan AC dan Lampu pada waktu
siang hari
8. STRUKTUR BANGUNAN
Didalam perencanaan bangunan, baik untuk bertingkat ataupun tidak
bertingkat, pemikiran terhadap penggunaan struktur adalah salah satu
pokok permasalahan yang harus diperhitungkan secara matang. Aspek-
aspek yang berpengaruh terhadap perencanaan struktur bangunan adalah
kekuatan struktur yang sering dinyatakan dengan kekuatan tekan atau tarik
(Bahan Baja atau Beton Bertulang) disamping itu juga dipertimbangkan
terhadap aspek efektifitas, efisiensi dan ekonomis dalam perancangan dan
penggunaan bahan material.
Pemikiran terhadap struktur bangunan menjadi lebih urgen manakala kita
meninjau distribusi biaya pembangunan terhadap biaya struktur bangunan
yang sekitar 20-35% sehingga pemilihan sistem struktur tepat berpengaruh
terhadap pengiritan biaya pembangunan.
Sub struktur utama dan super struktur utama bangunan digunakan
konstruksi mbeton bertulang dengan K.300, sedang struktur tidak utama
san beton-beton bertulang praktir digunakan K.225, baja yang digunakan
direncanakan menggunakan mutu baja U22 U32, untuk tulangan pada
balok, kolom dan struktur utama lain menggunakan baja tulangan ulir
sedang yang non struktur menggunakan mutu baja polos keduanya dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI/SII)
9. TATA TAMPAK BANGUNAN (EXTERIOR)
Tata tampak bangunan berfungsi sebagai rupa bangunan, sehingga
perencanaan kualitas bangunan menjadi sangat strategis, tampak
bangunan akan menjadi lebih baik, setidaknya tergantung oleh beberapa
aspek, yaitu :
Aspek bentuk rangka bangunan (frame work) ; suatu bangunan secara
kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah trerlihat sejak
rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi, rangka bangunan
juga mengekspresikan yang sederhana ataupun bervariasi, rangka
bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan kelihatan ringan
atau berat. Untuk Teaching Industry, struktur utamanya dengan
konstruksi beton bertulang, struktur beton bertulang selain
mengekspresikan kekokohan bangunan juga mengekspresikan
kerampingan bangunan
Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan, pengisi bangunan
bisa dibuat rata dalam ataupun rata luaratau kombinasi, atau bahkan
sama sekali dinding pengisi dibuat menutupi secara total ruang
bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah dinding-dinding yang
dipermainkan, sebaliknya dinding pengisi struktur bisa disembunyikan
dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah
tampak penonjolan rangka bangunan.
Aspek penyelesaian akhir (finishing) : Penyelesaian akhir tampak
bangunan dicapai dengan warna dinding dan material perindahan
lainnya.
Aspek bentuk bangunan : Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan
bisa mengekspresikan bangunan modern, banyak variasinya, secara
umum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan sistem
struktur dan pemelihan ,material.
10. TATA TAMPAK DALAM BANGUNAN
Tata tampak dalam bangunan (interior) lebih banyak mengekspresikan
simple desain dan modernisasi, sehingga pengguna akan merasa nyaman
berada didalam gedung.
11. TATA RUANG LUAR (LANDSCAPE)
Tata ruang luar dari suatu bangunan memiliki arti sangat banyak, yaitu
selain sebagai ruang pengikat antar massa bangunan yang ada, juga
sebagai penghawaan juga sebagai perluasan ruang dalam bangunan,
dengan beberapa fungsi tersebut maka detail desain dari tata ruang luar
perlu difikirkan dari rupa dan pemilihan materialnya, permainan soft
materialnya dan hard material adalah elemen tetap dalam pemahaman
penataan ruang luar. Juga pemilihan jenis tanaman hias, tanaman perdu
dan tanaman pelindung adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari kiat
penataan ruang luar.
12. AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR HUJAN
Kebutuhan air bersih untuk suatu kawasan / kompleks bangunan yang
cukup luas, selain dari jaringan PDAM (jika ada) juga dari sumur dalam, hal
ini dimaksudkan apabila air bersih dari PDAM tidak mencukupi atau terjadi
kekurangan pasokan. Untuk perencanaan pembangunan gedung asrama
sumber air dari PDAM rencananya hanya digunakan untuk air minum saja
sedangkan untuk kebutuhan air bersih lainnya diupayakan menggunakan
sumber air dari sumur dalam yang akan ditampung pada tempat
penampungan air (jika ada).
Ada beberapa cara untuk pembuangan air kotor yaitu dengan sumur
pengendap sekaligus peresapan yang cocok diterapkan pada daerah
dimana kondisi air tanahnya cukup dalam sedang sistem pembuangan
dengan septick tank dan perespannya cocok diterapkan didaerah dimana
kondisi air tanahnya cukup dangkal.
Untuk perencanaan gedung asrama sistem pembuangan air kotornya
adalah menggunakan sistem membuang bebas sementara pembuangan
lainnya menggunakan septick tank dan peresapan. Sistem pembuangan air
hujan untuk daerah luar dan kondisi relatif datar memerlukan kecermatan
perencanaan drainase, selain dimensi saluran pembuangan air hujan, juga
kemiringannya minimal 2%, untuk sistem drainase menggunakan
13. PERENCANAAN SITE DEVELOPMENT
a) Dasar pekerjaan
Site plan yang dibuat adalah merupakan rencana pengalokasian dan
daya guna bagi fasilitas yang akan ditempatkan didalam lahan.
b) Kebijakan yang dipakai sebagai Acuan
Peraturan-peraturan pembangunan
Pemeliharaan
Pengembangan
Pembiayaan
Strategi dan kebijakan dalam Dokumen Fesibility Study
14. PEKERJAAN PERANCANGAN BANGUNAN
a) Dasar pekerjaan
Merupakan kelanjutan dari pekerjaan perencanaan site plan, bertitik
tolak pada pola tata letak, komposisi massa dan ruang, pola sirkulasi
yang telah ditentukan dalam site
b) Prinsip-prinsip Pekerjaan
Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal dari
site plan dan berakhir dengan desain pra rancangan melalui tahap-
tahap berikut :
Konsep dasar perancangan termasuk didalamnya konsep struktur,
konsep bentuk bangunan, konsep sistem mekanikal/sanitasi/
elektrikal, konsep pemakaian bahan bangunan, konsep perhitungan
biaya.
Desain denah-denah bangunan
Desain tampak-tampak bangunan
Desain potongan-potongan bangunan
c) Perancangan Bangunan
Dasar pekerjaan
Merupakan kelanjutan dari pekerjaan perencanaan site dan
perancangan bangunan, dimana telah ditentukan :
Pola tata letak, komposisi massa dan ruang
Pemilihan jenis fasilitas ruang dan peralatan
Kapasitas ruang
Pola struktur
Thema arsitektur dimana hal-hal tersebut merupakan titik
tolak dalam perancangan bangunan dan dilengkapi dengan
masukan-masukan baru yang lebih detail
Prinsi-prinsip Perancangan Bangunan
Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal
dari site plan dan berakhir dengan gambar kerja lengkap
Secara lengkap pekerjaan akan dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan sebagi berikut :
(a) Konsep dasar perancangan
(b) Pra-rancangan bangunan
(c) Perancangan gambar kerja
(d) Perhitungan teknis
(e) Perhitungan pembiayaan
(f) Penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat

Perancangan bangunan dilakukan secara lengkap dan mendetail


meliputi :
(a) Arsitektur
(b) Struktur dan Konstruksi
(c) Sistem pengadaan dan distribusi tenaga listrik
(d) Sistem pengadaan dan pengadaan air bersih
(e) Sistem pembuangan air kotor dan drainase
(f) Sistem penerangan buatan
(g) Sistem pengamanan terhadap petir dan kebakaran
(h) Pola sirkulasi didalam dan diluar bangunan
Penyusunan Dokumen Perencanaan
Penyusunan dokumen Perencanaan selama proses penyusunan
dokumen perencanaan, team konsultan perencana harus secara
rutin melaklukan konsultasi atau asistensi yang intensip dengan
pihak pengguna Jasa atau team teknis yang mewakilinya. Pada
tahap asistensi dapat diajukan draft-draft detail desain maupun
perhitungan-perhitungan teknis sebagai media pengambilan
keputusan yang dibutuhkan. Adapun penyusunan perencanaan
terdiri dari minimal :
(a) Gambar Perencanaan minimal memuat :
Gambar eksisting yang didapat dari hasil pengukuran
Eksisting dengan skala kecil menyesuaikan media yang
digunakan, misalnya skala 1 : 500.
Gambar site plan skala 1 : 400
Situasi skala 1 : 400
Gambar-gambar hasil perencanaan untuk bangunan
gedung dengan skala dan format gambar yang jelas,
meliputi :
Gambar-gambar denah, tampak, potongan eksisting,
denah lainnya (arsitektur, struktur dan ME)
Gambar-gambar denah tampak, potongan dan
rencana-rencana denah lainnya
Gambar-gambar detail
Gambar-gambar diagram dan detail hasil perencanaan ME
antar bangunan dan yang bersifat khusus.
Pekerjaan system elektrikal utama terdiri dari :
Pengadaan daya dari PLN (jika diperlukan)
Pengadaan dan pemasangan penangkal petir
Pengadaan dan pemasangan sistem grounding untuk
gedung dan peralatan elektronik
Sistem telekomunikasi telepon
Gambar-gambar detail struktur dan arsitektur
System distribusi instalasi air bersih
System pengkondisian ruang
System ME lainnya
(b) Rencana Anggaran Biaya (RAB) :
Melakukan review sesuai gambar perencanaan atas item
pekerjaan berikut perhitungan, volume pekerjaan, analisa
harga satuan pekerjaan hingga perhitungan biaya pelaksanaan
yang terformat dalam bentuk Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dan Bill Of Quantity (BQ). Selain itu juga memberikan masukan
kepada Pihak Pengelola Kegiatan dalam Menentukan prioritas
pembangunan berdasarkan dana yang tersedia. Data-data
harga bahan material dan upah harus mengacu pada sumber
resmi dari pemerintah setempat dan diperkuat dengan survey
pasar.
(c) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Melakukan review Rencana Kerja Dan Syarat serta spesifikasi
teknis sesuai dengan hasil perencanaan yang berisi :
Peraturan Umum
Penyusunan Kontrak
Persyaratan pelaksanaan teknis dan bahan (spesifikasi
teknis)
Daftar resume Spesifikasi teknis Bahan dan Material
Bill of Quantity (BQ)
(d) Metode Pengendalian Perancangan
Pada garis besarnya, konsultan perencana pada tahap
perancangan ini akan melaksanakan tugasnya melalui 2 (dua)
jalan yaitu :
1. Pekerjaan Pengelolaan tahap Perencanaan
Pekerjaan ini dilakukan pada tahap-tahap :
Tahap program
Tahap Perencanaan
Tahap Pelelangan
Sinkronisasi pekerjaan pengelolaan tahap perancangan ini
dilakukan melalui Rapat Intern Konsultan Perencana
2. Pembahasan bersama-sama dengan Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana dilakukan melalui :
Rapat koordinasi yang membahas masalah program
(perumusan kebutuhan jadwal waktu dan dana),
penyusunan rencana (teknis perencanaan), jadwal
waktu dan anggaran biaya serta masalah proses
pelelangan.
Rapat pembahasan perancangan sasaran proyek,
teknologis, spesifikasi teknis, teknis penggambaran
dan kelengkapan dokumen

APRESIASI DAN INOVASI


Sesuai dengan maksud dimana proyek ini dilaksanakan dalam rangka
menghasilkan suatu keluaran berupa konsep perencanaan yang merupakan
bangunan gedung khusus, maka pengadaan sarana dan prasarana pendukung
terlaksananya kegiatan merupakan hal yang mendesak untuk segera
dipersiapkan
Sesuai dengan KAK, maka konsultan perencana mempunyai apresiasi inovasi
sebagai berikut :
Apresiasi terhadap mekanisme kerja konsultan perencana dengan instansi
terkait :

1. Mekanisme kerja antara Konsultan Perencana dengan Pegguna Jasa


Mekanisme kerja antara konsultan perencana dengan pengguna jasa
seyogyanya dituangkan kedalam format yang jelas sehingga masing-masing
dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Sebelum konsultan
perencana melaksanakan tugasnya pihak pengguna jasa telah memberikan
arahan berupa standar-standar pelaporan serta format-format yang akan
digunakan dalam melaksanakan kerjanya berupa konsultasi mengenai hasil
dari dokumen perencanaan dan dokumen lelang

2. Mekanisme Kerja Antara Konsultan Perencana dengan Pelaksana


Konsultan perencana selaku pelaksana pekerjaan perencanaan yang
nantinya menyusun dokumen-dokumen perencanaan yang selanjutnya
sebagai dasar pelaksanaan pembangunan bagi pelaksana fisik. Mekanisme
kerjanya berupa konsultasi mengenai hasil dari dokumen perencanaan dan
dokumen lelang.
3. Mekanisme Kerja Antara Konsultan Perencana dengan Konsultan Pengawas
Agar apa yang telah direncanakan sesuai dengan pelaksanaan dilapangan
maka perlu adanya hubungan berupa koordinasi antara konsultan
perencana dan konsultan pengawas. Kalupun terjadi perubahan-perubahan
lapangan sebagai akibat pengkondisian diharapkan sekecil mungkin.

2.b. Program Kerja.

Untuk merealisasikan Kegiatan Konsultan Perencanaan DAK 2017, terbagi


menjadi beberapa tahapan kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Tahapan kegiatan tersebut menggambarkan urutan kegiatan penyusunan
sekaligus sebagai dasar dalam penyusunan jadwal kegiatan.
Jadwal penyusunan disamping disesuaikan dengan tahapan kegiatan, juga
harus memperhitungkan alokasi waktu yang ada secara keseluruhan, sehingga
diharapkan porsi waktu masing-masing kegiatan cukup untuk memberikan hasil
kegiatan yang optimal. Dismping itu dengan adanya rencana kerja serta jadwal
kegiatan maka proses penyusunan menjadi terarah dan tepat sasaran, tepat
waktu serta dengan kualitas yang optimal

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN :


Persiapan
1. Persiapan dan koordinasi internal tim perencana dan penyusunan daftar
rencana program kerja
2. Melakukan koordinasi eksternal dengan Pihak Pengguna Jasa yang diwakili
oleh tim Teknis yang telah ditetapkan

Survey, Inventarisasi Data dan Studi Banding


Pada tahap untuk memulai pekerjaan diperlukan adanya data-data teknis
primer dan sekunder.
1. Data primer yang dibutuhkan :
a. Data ukur terhadap site (Site Exixsting) yang diperoleh melalui survey
pemetaan (geodetic) lengkap yang memuat posisi batas site dan situasi
lingkungan sekitar, posisi bangunan yang telah ada didalam site
existing, peil elevasi tanah (contour) yang dapat termuat posisi dan
elevasinya secara jelas.
b. Data penyelidikan Tanah (Geodetic), melalui metode Sondir dan
Booring u ntuk mengetahu daya dukung dan struktur tanah.
c. Data Penyelidikan Air Bawah Tanah dan Geologi (Geolistrik) untuk
mengetahui alur air bawah tanah maupun sifat pergerakan tanah /
patahan.
d. Data dan Informasi Iklim (Klimatologi), melalui instansi berwenang
ataupun pengukuran secara lokal.
e. Data dan Informasi tingkat kebisingan, melalui pengukuran kebisingan
secara lokal.
f. Inventarisasi data pada existing meliputi bangunan gedung lama (bila
ada), instalasi ME maupun infrastruktur yang telah ada meliputi
volume dan kapasitas. Hal ini menjadi pedoman bagi titik mula (0 %)
bagi kelanjutan proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi selanjutnya.
g. Inventarisasi data terhadap tuntutan dan kebutuhan aktual yang
berkembang (dari sisi tat ruang/bangunan, teknologi peralatan ME,
infrastruktur, perilaku pengguna, prosedur kerja) yang dapat
disinergikan dengan perencanaan/desai terdahulu.
h. Data kebutuhan, kriteria, kenyamanan ruang maupun perilaku
pengguna yang didapat dari survey dan wawancara maupun
pengamatan.

b. Data Sekunder yang dibutuhkan :


a. Standar-standar teknis yang berkaitan dengan bangunan gedung
standar Peraturan Bangunan Gedung Negara maupun standar-standar
lain yang berkaitan bangunan gedung yang telah diakui.
b. Data-data teknis yang telah ad sebelumnya.
c. Peraturan-peraturan Tata Ruang dan Bangunan dari Pemerintah
setempat.
d. Data-data pendukung dari instansi terkait lainnya
c. Studi Literatur / Perbandingan :
Untuk dapat menuntun menuju gambaran Konsultan Perencanaan DAK
2017secara maksimal sesuai persyaratan, standar serta kebutuhan yang
mencukup sesuai kriteria, maka dibutuhkan studi perbandingan beberapa
gedung yang mempunyai fasilitas yang minimal setara dengan yang akan
direncanakan.
Studi tersebut dapat secara literatur maupun peninjauan langsung (bila
memungkinkan) diarahkan untuk mengamati system penataan gedung
dengan penekanan pengamatan pada :
a. Organisasi Ruang, Konsep, Desain, Tata Ruang Arsitektur
b. Desain interior dan eksterior bangunan
c. Sistem struktur yang baik dan sesuai dengan karakteristik tata ruang
dan fungsi gedung
d. Sistem dan desain ME
e. Sistem dan manajemen pengelolaan dan operasinal gedung
f. Sistem perawatan
g. Pengalaman dan proses pembangunan gedung/obyek yang ditinjau.

Adapun obyek yang layak ditinjau dalam rangka studi banding tersebut
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Jenis bangunan adalah Gedung RPH atau sejenis yang memberikan
pelayanan khusus untuk pemantauan cuaca.
b. Luasan dan jumlah lantai minimal sama dengan yang akan
direncanakan.
c. Mempunyai sistem instalasi ME yang memenuhi syarat dan standar
yang berlaku.
d. Tata Ruang dan Arsitektur bangunan serta sistem struktur bangunan
yang baik dan memenuhi syarat dan standar yang berlaku.
e. Mempunyai fasilitas dan kelengkapan sistem equipment yang
memadai dan sesuai persyaratan dan staandar yang berlaku

Penyusunan Konsep Rencana Teknis


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Inventarisasi masalah yang berkaitan
b. Pengolahan data dari beberapa masukan baik dari pihak menejemen atau
pihak lainnya
c. Menyusun program yang dibutuhkan
d. Membuat sketsa gagasan dalam skala kecil yang secara makro tidak
menyimpang jauh dari konsep awal
e. Konsultasi kepada owner / user dan instansi terkait atas gagasan awal
f. Membuat estimasi anggaran biaya atas konsep awal tersebut, sehingga
akan memberikan hasil yang terpadu antara desain rencana anggaran biaya
g. Menyusun buku perhitungan struktur berisi hasil perhitungan yang menjadi
acuan dalam perencanaan struktur yang akan digunakan.

Penyusunan Pra Rencana


Dalam kegiatan ini, dilakukan :
a. Membuat gambar situasi berdasarkan hasil pengukuran lapangan
b. Membuat gambar denah, tampak, potongan sebagai pengembangan dari
konsep rencana teknis
c. Membuat rencana finishing dari setiap unsur bangunan (lantai, dinding,
plafond, dll)

Penyusunan Dokumen DED


Kegiatan ini adalah kegiatan akhir dari proses perencanaan, yang berupa
pembuatan gambar-gambar kerja dan spesifikasi teknik. Dalam prosesnya
antara lain adalah pembuatan detail-detail konstruksi bangunan Gedung
maupun analisa dan perhitungan serta pemilihan material Mekanikal Elektrikal.
Kesmua analisa dan perhitungan tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk
Gambar Kerja maupun layout Sistem Instalasi dan disertai dengan Spesifikasi
Teknik. Dalam melakukan Gambar, pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk
studio yang ditangani bersama antara para tenaga ahli bersangkutan dan para
tenaga pendukung (khususnya Drafter/Op. Acad) gambar kerja yang harus
dibut adalah harus sesuai KAK, minimal meliputi :
1. Gambar Perencanaan minimal memuat
a) Gambar existing yang didapat dati hasil pengukuran Existing dengan
skala 1 : 500 (menyesuaikan luasan obyek)
b) Gambar Site Plan, skala 1 : 500
c) Situasi skala 1 : 500
d) Gambar-gambar hasil perencanaan untuk bangunan gedung dengan
skala dan firmat gambar yang jelas meliputi :
Gambar-gambar Denah, Tampak, Potongan, denah-denah lainnya
(Arsitektur, Struktur, ME standar dalam gedung) yang merupakan
bagian-bagian yang akan dilaksanakan
Gambar-gambar denah, tampak, potongan rencana, dan denah-
denah rencana lainnya (Arsitektur, Struktur, ME standar dalam
gedung) yang bagian yang harus dilaksanakannya selanjutnya
Gambar-gambar detail (Arsitektur. Struktur, ME) dan potongan
prinsip bangunan yang jelas
e) Gambar-gambar/skema/diagram/bagian dan detail hasil Perencanaan
Mekanikal Elektrikal (ME) antar bangunan dan yang bersifat khusus
(non standar) didalam dan diluar gedung dalam skala yang jelas (sesuai
standar) gambar pelaksanaan terdiri dari gambar/diagram bagian
sistem jaringan, detail-detail dan data notasi teknis lainnya. Gambar
tersebut meliputi sub pekerjaan :
Pekerjaan sistem Elektrikal Utama, terdiri atas :
1) Penyambungan Daya Listrik
2) Pekerjaan lampu penerangan
3) Sistem Penangkal Petir
4) Sistem telekomunikasil/telepon
5) Sistem instalasi Distribusi Air Bersih
6) Sistem Pengkondisian Udara (AC)
7) Sistem ME lainnya yang dibutuhkan
8) Gambar-gambar/ skema/ diagram/ bagian dan detail
perencanaan Perancangan Interior untuk ruang-ruang yang
memerlukan penataan
Dokumen gambar perencanaan tersebut dalammformat digital (minimal)
program AutoCad, dicetak pada kertas uk. A3 dan digandakan. Dokumen
tersebut beserta DVD file berisi gambar dalam program Autocad dan
diserahkan Pengguna Anggaran.,

Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Melakukan Review sesuai Gambar Perencanaan hasil perencanaan agtas item
pekerjaan berikut perhitungan biaya pelaksanaan yang terformat dalam bentuk
RAB dan Bill Of Quantity (BQ), selain itu juga memberikan masukan kepada
pihak pengelola kegiatan dalam menentukan prioritas pembangunan
berdasarkan DIPA dokumen RAB diserahkan mminimal 3 (tiga) rangkap

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Melakukan Review Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan syarat-syarat
serta spesifikasi teknis sesuai dengan hasil Perencanaan, yang berisi
Peraturan Umum
Penyusunan Kontrak
Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan Bahan
Daftar Resume Spesifikasi teknis Bahan dan Material
Bill Of Qiuantity (BQ)
Dokumen Perencanaan dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dan diserahkan ke
Pengguna Anggaran

Melaksanakan Kegiatan Pelelangan


Dalam hal ini Konsultan berkewajiban membantu Panitia Lelang dalam
memberikan Penjelasan secara teknis kepada calon Kontraktor, serta membuat
Berita Acara Aanwijzing berikut lampiran perubahannya.

Melaksanakan Kegiatan Pengawasan Berkala


Selain ditunjuk pemenang untuk melaksanakan pekerjaan fisik, maka kegiatan
pelaksanaan pembangunan gedung dimulai.
Pada kegiatan ini pengawasan pekejaana Pembangunan yang secara rutin
setiap hari akan ditunjuk Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi oleh
pihak PPK, akan tetapi sebagai konsultan Perencana, maka secara berkala akan
melakukan pengawasan dan evaluasi sehingga hasil akhir dari pembangunan
gedung ini dapat selesai sesai rencana awal

Rencana Kerja
Perumusan dan penetapan tahapan Konsultan Perencanaan DAK
2017disamping ketentuan-ketentuan yang ada, juga dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait seperti alokasi waktu, kebutuhan
data, juga dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang seperti
alokasi waktu, kebutuhan data, kedalaman pembahasan dan organisasi
pelaksana.
Secara garis besar rencana kegiatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut
a. Persiapan dan Koordinasi
Tim pada tahapan ini dilakukan pembahasan seluruh langka kegiatan yang
akan dilakukan dalam menangani kegiatan dari awal hingga akhir. Dalam
tahap ini sekaligus diarahkan tugas-tugas dan schedulle dari masing-masing
personil (team work). Disamping itu juga disiapkan berbagai bahan
referensi, dasar-dasar hukum dan pedoman penyusunannserta data-data
lain yang akan digunakan dalam penyusunan. Pada tahapan ini juga
dilakukan persiapan survey yaitu tahap kegiatan dalam rangka
mempersiapkan survey lapangan dan survei
Persiapan survey merupakan pekerjaan studio antara lain
Inventaris jenis-jenis dan sumbernya
Mempersiapkan peta dasar
Mempersiapkan form isian
Inventarisir dan mempersiapkan peralatan survey dan alat-alat ukur dll
b. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan yang akan disusun memuat beberapa pembahasan
antara lain :
1. Pemahaman terhadap pekrejaan
2. Metodologi pelaksanaan
3. Mobilisasi tenaga
4. Rencana Kerja
Setelah tersusun maka dilakukan pembahasan dengan team teknis dari
dinas terkait dan diserahkan kepada Pengguna Jasa selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sejak SPMK.
c. Orientasi Pendahuluan, Survey Instansionall, Lapangan serta inventarisasi
dan kompilasi data
Tahapan ini dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan anggota
Team dalam proses pelaksanaan kegiatan kepada Pengguna Anggaran dan
meninjau lokasi kegiatan sekaligus mencari beberapa data yang diperlukan.
Beberapa kegiatan yang teralokasikan anatara lain :
1. Kegiatan Pengumpulan Data, baik data primer yang didapat langsung
dilapangan, maupun data sekunder yang diproduksi dari instansi atau
hasil wawancara dengan nara sumber.
2. Kegiatan survey penyilidikan tanah untuk mengetahui data-data tanah
sebagai dasar untuk perhitungan struktur bangunan.
3. Kegiatan inventarisasi ini diawali dengan memilah-milah data dan
disusun sesuai kebutuhan masing-masing personil personil kemudian
data yang sudah lengkap dari hasil survey langsung disusun sesuai
dengan sistem pelaporannya.
4. Setelah data tersusun dan tersaji sesuai dengan materi masing-masing
kemudian dilanjutkan dengan tahap analisa dan rancangan alternatif
proses ini akan berlanjut sejauh mana beberapa data yang didapatkan
perlu adanya konfirmasi secara mendetail pada proses dan tahapan
selanjutnya.
d. Tahapan Pra Rencana Teknis
Pada Tahapan ini akan dihasilkan beberap hasil design antara lain :
1. Gambar-gambar Prarencana
- Lay Out Plan
- Site Plan
- Tampak
- Potongan
- Denah Gedung dengan skala 1:250
2. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat.
3. Perkiraan rencana anggaran biaya I
Pada tahapan ini akan didapat hasil konsultansi perencana kepada Tim
Teknis Terkait, setelah itu materi yang akan menjadi kesepakatan akan
ditindak lanjuti dalam proses pengembangan rencana
e. Tahapan Pengembangan Perencanaan
Pada tahapan ini akan dihasilkan produk berupa :
1. Gambar rencana.
- Denah
- Tampak
- Potongan
Dengan skala 1 : 100

2. Rencana system dalam bangunan yang terdiri dari :


- Rencana pondasi
- Rencana lantai
- Rencana Plafond
- Rencana atap
- Rencana instalasi listrik
- Rencana instalasi air bersih
- Rencana instalasi air kotor
- Penangkal petir
3. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
4. Rencana anggaran biaya II
f. Tahapan Pembuatan Rencana Detail
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam proses perencanaan. Pada
tahapan ini menghasilkan produk
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
3. Bill of Quantity (BoQ)
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Produk ini akan dikumpulkan dalam satu dokumen dan akan akan menjadi
Laporan Akhir pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan akan diserahkan
kepada PPK paling lambat 45 hari sejak SPMK.

2.c. Organisasi dan Personil.


TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB
Seperti terhitung dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) kebutuhan tenaga ahli
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Project Manager / Team Leader
2. Ahli Arsitektur
3. Ahli Struktur
4. Ahli ME
5. Ahli Estimator
6. Ass. Ahli Arsitektur
7. Ass. Ahli Struktur
8. Ass. Ahli ME
9. Ass. Ahli Estimator
10. Tenaga Pendukung :
a. Draftman
b. Surveyor
c. Op. Komputer / Administrasi

URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB


Project Manager/Team Leader 1 (satu) orang
Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai. Selain sebagai Ketua Tim juga bertugas sebagai tenaga ahli
arsitektur/sipil yang bertanggung jawab dibidang tersebut. Yang bersangkutan
disyaratkan harus seorang berijazah S1 Arsitektur/Sipil lulusan universitas
negeri atau yang telah disamakan/terakreditasi dan punya pengalaman
dibidangnya selama kurun waktu minimal 9 tahun.
Adapun uraian lebih detail tugas ketua tim adalah sebagai berikut :
Bertanggung jawab secara umum atas perencanaan dan desain bangunan.
Melakukan koordinasi secara eksternal dengan instansi terkait.
Melakukan koordinasi secara internal dengan tim perencana.
Memberikan bantuan dan masukan secara teknis maupun administrasi
kepada Pihak Proyek maupun unsur-unsur yang terkait.
Menyusun rencana kerja keseluruhan tim perencana.
Melakukan supervisi terhadap kinerja produksi sejak dari tahap survey
lapangan, tahap pengukuran, tahap penyajian, Pra-rencana, tahap
pembuatan gambar kerja, RKS, RAB Bill Of Quantity, Quality Control, tahap
penyerahan karya perencanaan, hingga tahap pelaksanaan di lapangan.

Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli Arsitektur bertanggung jawab kepada team leader/ketua team
dengan tugas sebagai tenaga ahli Arsitektur yang membantu Ahli Utama Arsitek
melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab dibidang arsitektur bangunan
gedung. Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sarjana Teknik Minimal Starata 1
(S1) Jurusan teknik Arsitektur, lulusan Universitas Negeri atau yang telah
disamakan/akreditasi berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan arsitektur
sub bidang bangunan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, dengan rincian tugas
sebagai berikut :
Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan tenaga ahli
utama arsitek dan mengarahkan aplikasi detailnya kepada asisten tenaga
ahli arsitektur dibawahnya yang terlibat dalam perencanaan
Memberikan masukan secara teknis kepada tenaga ahli dibawahnya dan
tenaga ahli utama/ahli lainnya yang terlibat terhadap item-item
perencanaan, interpretasi data yang masuk, analisa data, mengkaji
permasalahan yang ada, menyusun hasil luaran konsep rencana
Bertanggung jawab secara umum atas aplikasi design teknis dan
pengembangan perencanaan, serta fasilitas-fasilitas lain secara
keseluruhan sesuai dengan lingkup tugas perencana
Melakukan kinerja produksi sejak dari tahap survey lapangan, survey
instansional, tahap konsep rencana, tahap pembuatan laporan, tahap
pembuatan gambar

Tenaga Ahli Struktur


Tenaga ahli sipil bertanggung jawab kepada team leader/ketua team dengan
tugas sebagai tenaga ahli struktur yang melaksanakan pekerjaan dan
bertnaggung jawab dibidang struktur bangunan gedung. Tenaga Ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Teknik minimal Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil.
Lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan dibidang Struktur sub bidang bangunan gedung
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dengan rincian tugas sebagai berikut :
Bertanggung jawab kepada team leader.
Melakukan detail perhitungan dan analisa sistem struktur dibantu asisten
ahli sipil.
Mengkoordinasi proses perencanaan gambar detail pekerjaan struktur.
Mengkoordinasi dalam menyusun RKS dan Spesifikasi Teknis masalah
struktur.
Melaksanakan tahap kegiatan penelitian dokumen lelang bidang struktur.
Melakukan pengawasan secara berkala konprehensif kegiatan tahap
pelaksanaan konstruksi fisik, membuat laporan sesuai kontrak.

Tenaga Ahli Mekanikal / Elektrikal


Tenaga Ahli ME bertanggung jawab kepada team leader / ketua team dengan
tugas sebagai tenaga ahli teknik mekanikal termasuk plumbing yang
melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan
dibidang Mekanikal bangunan gedung Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah
Sarjana Teknik minimal S1 Jurusan Teknik Elektro lulusan Universitas Negeri
atau yang disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan Bidang
Mekanikal sub bidang bangunan gedung sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun,
dengan tugas sebagai berikut :
Secara umum bertanggung jawab terhadap team leader ataas perencanaan
jaringan elektrikal bangunan, jaringan mekanikal bangunan dan lingkungan
(infrastruktur).
Membantu merencanakan dan merancang detail jaringan mekanikal dan
peralatan mekanikal, transportasi vertikal, plumbing, fire hydrant dan
splinker, pompa-pompa dan jaringan yang lainnya.
Membuat spesifikasi dan memeriksa RAB bidang mekanikal membuat
perhitungan beban mesin dan laporan perhitungan.
Berkoordinasi internal dengan tenaga ahli lain dalam perencanaan jaringan
elektrikal bangunan dan infrastruktur.
Merencanakan dan merancang bagian detail sistem jaringan listrik dan
panel, trafo, dan penangkal petir.
Membuat spesifikasi dan menyusun RAB bidang elektrikal.
Membuat perhitungan beban listrik, laporan perhitungan.
Memeriksa kebenaran penerapan gambar desain (DED).
Melakukan survey secara berkala terhadap penerapan pelaksanaan di
lapangan, dan memeriksa hasil uji test dilapangan

Tenaga Ahli Estimator


Tenaga Ahli Estimator bertanggung jawab kepada team leader / ketua team
dengan tugas sebagai tenaga ahli bidang estimasi biaya termasuk perhitungan
volume untuk pelaksanaan konstruksi, tenaga ahli yang disyaratkan adalah
Sarjana Teknik minimal S1 Jurusan Teknik Arsitek/Sipil lulusan Universitas
Negeri atau yang disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
Bidang Estimasi sub bidang bangunan gedung sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun, dengan tugas sebagai berikut :
Secara umum bertanggung jawab terhadap team leader atas perencanaan
Membuat secara detail perhitungan RAB Perencanaan Gedung secara teliti
dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan,
Membuat Rangkuman RAB secara global terhadap seluruh item kegiatan
Mengecek kembali RAB yang telah dibuat sebelum dilempar ke publik
untuk dilelangkan.
Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang bertanggung jawab kepada team leader/ketua tim dan
tenaga Ahli sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai