Mutu Beton ,
K-300 = 24.9 Mpa ,untuk Kolom dan Balok
* Beban Angin
Untuk jenis atap segitiga dengan kemiringan < 65o , maka :
Koefisien Angin tekan,C1 = 0.02.a - 0.4 = 0.26
Koefisien Angin hisap,C2 = -0.4
B. Beban
Kombinasi
GempaPembebanan
(Digunakan Wilayah Gempa II)
- 0,9 D + 1,3 W
- 0,9 D - 1,3 W
- 1,2 D + 0,5 L + 1 E
- 0,9 D + 1,0 E
- 1,0 D
- 1,0 D - 1,0 L
1.2. ANALISIS STRUKTUR
Untuk perencanaan tulangan kolom dan balok, nilai - nilai luas tulangan (As) yang diperlukan dalam
perencanaan dapat dilihat dari hasil output luas tulangan balok dan kolom yang merupakan hasil
desain dari program SAP. 2000.V.14
Untuk perhitungan penulangan kolom dapat dilihat pada hasil output yang diberikan oleh
SAP. 2000.V.14, dan dapat dilihat pada Tabel Berikut
Dimana :
- K1 30X50 → 30 X 50 cm2
Catatan:
-* → Menggunakan Tulangan Geser Tunggal (2 Vertikal)
- ** → Menggunakan Tulangan Geser Rangka (3 Vertikal)
- *** → Menggunakan Tulangan Geser Rangka (4 Vertikal)
3. PERENCANAAN RANGKA ATAP
3.1. PEMILIHAN DAN DESAIN PROFIL BAJA YANG DIGUNAKAN
SECTION h b tf tw A Ix Iy Wx Wy ix iy G
NO LOKASI BATANG
Unit cm cm cm cm cm2 cm4 cm4 cm3 cm3 cm cm kg/m'
1 Balok
a. BALOK 1 WF 300,150,6.5,9 30.00 15.00 0.90 0.65 46.80 7210.00 508.00 481.00 67.70 12.40 3.29 36.70
d. BALOK 2 WF 200,100,5.5,8 20.00 10.00 0.80 0.55 27.16 1840.00 134.00 184.00 26.80 8.24 2.22 21.30
d. BALOK 2 WF 150,75,5.5,8 15.00 7.50 0.70 0.50 17.85 666.00 49.50 88.80 13.20 6.11 1.66 14.00
2 Kolom
a. KOLOM WF 300,150,6.5,9 30.00 15.00 0.90 0.65 46.80 7210.00 508.00 481.00 67.70 12.40 3.29 36.70
C. SECTION PROPERTY
G = E / [ 2 * (1 + u) ] = 76923.077 MPa
h = ht - t = 122.70 mm
3 3 3 4
J = 2 * 1/3 * b * t + 1/3 * (ht - 2 * t) * t + 2/3 * ( a - t ) * t = 1118.55 mm
6
Iw = Iy * h2 / 4 = 7.753E+08 mm
X1 = p / Sx * √ [ E * G * J * A / 2 ] = 10087.49 MPa
2 2 2
X2 = 4 * [ Sx / (G * J) ] * Iw / Iy = 0.00098 mm /N
Zx = 1 / 4 * ht * t2 + a * t * ( ht - a ) + t * ( b - 2 * t ) * ( ht - t ) = 20630 mm3
Zy = ht*t*(c - t / 2) + 2*a*t*(b - c - t / 2) + t * (c - t) 2 + t * (b - t - c)2 = 12706 mm3
Beban hidup akibat beban air hujan diperhitungkan setara dengan beban genangan air
setebal 1 inc = 25 mm. qhujan = 0.025 * 10 = 0.25 kN/m2
Jarak antara gording, s= 1 m
Beban air hujan, qhujan * s * 103 = 250 N/m
Beban hidup merata akibat air hujan, QLL = 250 N/m
Beban hidup terpusat akibat beban pekerja, PLL = 1000 N
3. BEBAN TERFAKTOR
8. TAHANAN GESER
B I
f f
Vu
L
J
1. DATA TUMPUAN
t L/6= 83.33 mm
e >L/6 (OK)
f cu
h = ht - tf = 291 mm
et Y/3 et = f + h / 2 = 346 mm
Pu + Pt
Y ec = f - h / 2 = 54.5 mm
Pt
L
B I
f f
L
J
Diameter baut, d= 25 mm
Tebal plat tumpu, t= 15 mm
p
Tegangan tarik putus plat, fu = 370 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 333000 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 249750 N
1. DATA SAMBUNGAN
r rx = 124 mm
h1 ry = 32.9 mm
Sx = 481000 mm3
bf Sy = 67700 mm
3
1.1. BAUT
d 1
a/2 Tu 2
a
a x
h
a
a
a/2 h-x
b b' 3
b
Tegangan tarik, ft = 0.75 * fu = 618.75 MPa
Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 787.94 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f1 - r2 * fuv
618.75 < 787.94 AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f2
618.75 < 621.00 AMAN (OK)
3.5 SAMBUNGAN BALOK B2 - KOLOM K1
1. DATA SAMBUNGAN
r rx = 82.4 mm
h1 ry = 22.2 mm
mm3
bf Sx =
Sy =
184000
mm
3
26800
1.1. BAUT
d 1
a/2 Tu 2
a
a x
h
a
a
a/2 h-x
b b' 3
b
Tegangan tarik, ft = 0.75 * fu = 618.75 MPa
Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 805.06 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f1 - r2 * fuv
618.75 < 805.06 AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f2
618.75 < 621.00 AMAN (OK)
3.6 SAMBUNGAN BALOK B2 - KOLOM K1
1. DATA SAMBUNGAN
h1 ry = 16.6 mm
Sx = 88800 mm3
bf Sy = 13200 mm3
1.1. BAUT
d 1
a/2 Tu 2
a
a x
h
a
a
a/2 h-x
b b' 3
b
Tegangan tarik, ft = 0.75 * fu = 618.75 MPa
Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 796.09 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f1 - r2 * fuv
618.75 < 796.09 AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft f2
618.75 < 621.00 AMAN (OK)
PERSAMAAN
PERSAMAAN
PERSAMAAN DAYA
DAYA DUKUNG
DAYA PONDASI
DUKUNG ((BEARING
(BEARING
DUKUNG BEARING CAPACITY
CAPACITY
CAPACITY )) DAN
DAN PENURUNAN
PENURUNAN
) DAN PENURUNAN
4. PERENCANAAN
((SETTLEMENT
SETTLEMENT
(SETTLEMENT ) ))
4.1. KRITERIA DESAIN
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan pondasi
pondasi jembatan
pondasi jembatan jembatan harus
harus memenuhi
harus memenuhi memenuhi 22 (dua)
(dua)
2 (dua) syarat syarat
syarat
yaitu : yaitu
yaitu ::
Daya
Daya
dukung dukung
Dayatanah
dukung tanah
tanah
dasar dasar
dasar
harus harus
harus
lebih lebih
daribesar
lebih
besar besar dari
dari tegangan
tegangan tegangan yang
yang terjadi
yang terjadi terjadi
pada
pada
pada dasar dasar
dasar pondasi.
pondasi. pondasi.
Penurunan
Penurunan
Penurunan yang
yang terjadi terjadi
yangharus
terjadi harus
harus
lebih lebih
darikecil
lebih
kecil kecil dari
dari penurunan
penurunan penurunan yang
yang dapat
yang dapat dapat
diijinkan. diijinkan.
diijinkan.
Pondasi
Pondasi jembatan
Pondasi jembatan jembatan direncanakan
direncanakan
direncanakan dapat
dapat menggunakan
menggunakan
dapat menggunakan pondasi dangkal
dangkal maupun
pondasi maupun
pondasi dangkal maupun
pondasi
pondasi
pondasi dalam dandalam
dalam dan
dan disesuaikan
disesuaikan
disesuaikan dengan
dengan
dengan kondisi kondisi
kondisi
lapisan lapisan
lapisan
tanah tanah
tanah
bawah bawah
bawah permukaan
permukaan
permukaan
dan
dan memenuhi
dan memenuhimemenuhi kriteria
kriteria
kriteria seperti seperti
seperti dijelaskan
dijelaskan di atas. di
dijelaskan di atas.
atas.
Perhitungan
Perhitungan
Perhitungan daya dukung
daya pondasi
daya dukung pondasi
dukung dapat
pondasi dapat
dapat menggunakan
beberapa beberapa
menggunakan
menggunakan beberapa persamaan
persamaan
persamaan
daya
daya
daya dukung dukung
dukung
yang yang
yang diturunkan
diturunkanditurunkan oleh
oleh Mayerhoft,
Terzhagi, Terzhagi,
Mayerhoft,
oleh Mayerhoft, Terzhagi,
Vesic Vesic
Vesic dll.
dll. Persamaan
dll. Persamaan Persamaan
yang yang
yang
diturunkan
diturunkan
diturunkan dibawah
diambilini
dibawah
dibawah ini diambil
inidari
diambil dari texbook
texbook karangan
darikarangan
texbook karangan Braja M
M Das
(Principle
Braja
Braja M Das Principle
Principle of
Das ((of of
Foundation
Foundation
Foundation Engineering
Engineering
Engineering )) dan
dan karangan
) dan karangan karangan (Liu-Evett
Liu-Evett ((Soil
Soil &Foundation).
&Foundation).
Soil &Foundation).
Liu-Evett
a. pondasi
a. dangkal
a. pondasi shallow((shallow
pondasi dangkal
(dangkal shallow foundation)
foundation)
foundation)
Persamaan
Persamaan
Persamaan daya
daya
daya dukung dukung pondasi
dukungdangkal
pondasi dangkal
dangkal diturunkan
pondasiditurunkan
diturunkan dengan
dengan anggapan
dengan anggapan bahwa : bahwa
anggapan bahwa ::
Untuk
Untuk tanah
Untuk tanah
tanah
pasir pasir dengan
dengan kerapatan
pasir kerapatan
dengan kerapatan relatif
relatif dense
relatif dense
dense
dan dan
dan
tanah tanah
tanah lempung
lempung lempung
dengan stiff akan stiff
dengan konsistensi
konsistensi
dengan konsistensi stiff akan terjadi
“General
akan
terjadi ““General
” Failure
General
terjadiFailure Failure””
Untuk
Untuk tanah
Untuk tanah
tanah
pasir pasir dengan
dengan kerapatan
pasir kerapatan
dengan kerapatan relatif medium
relatif dense
relatif medium medium dense
dense
dan dan
dan tanah
tanah tanah
lempung
lempung
lempung dengan dengan
dengan konsistensi
konsistensi medium stiff
konsistensi akan stiff
medium
medium stiff akan terjadi
“Local
akan
terjadi ““Local
Failure
terjadi ” Failure
Local Failure””
Untuk
Untuk tanah
Untuk tanah berbutir
tanah dengan
berbutir dengan
dengan kerapatan
berbutirkerapatan relatif loose
kerapatan danloose
relatif
relatif tanahdan
loose dan tanah
tanah lempung
lempung lempung
soft akan soft
konsistesikonsistesi
konsistesi soft akan terjadi ““Punching
terjadi
“Punching
akan
terjadi Punching
Shear Shear
” Failure
Shear
Failure Failure””
Mekanisme
Mekanisme
Mekanisme keruntuhan
keruntuhan
keruntuhan yang
yang diturunkan
yang diturunkanditurunkan Terzaghi
Terzaghi
Terzaghi untuk untuk
untuk menentukan
menentukanmenentukan daya
daya dukung
daya dukung dukung
batas
batas
batas tanah padatanah
tanah pada
pondasi pondasi
padayang
pondasi yang
yang
terletak terletak
terletak
pada pada
pada kedalaman
kedalaman Df, sepertiDf,
kedalaman Df, seperti
seperti
pada pada
pada gambar.
gambar. gambar.
Massa
Massa tanah ABJtanah
Massa (zoneABJ
tanah ABJ (zone
(zone I)
I) adalah I) adalah
adalah
zona zona
zona
elastis. elastis.
elastis.
Kedua Kedua
Kedua
garis garis
BJAJ
garis
AJ dan AJ dan
dan BJ
BJ membentuk
membentukmembentuk
sudut
sudut Ф
sudut Ф dengan dengan
Фarah
dengan arah
arah horizontal.
horizontal.
horizontal. Zona
Zona
Zona II (AJE II
II (AJE
dan (AJE dan
BJD) dan BJD)
BJD)
adalah adalah
adalah
zona zona
zona
geser geser
geser radial,
radial, radial,
dan zona dan zona
zona III
danadalah
III III adalah
pasifzona
adalah
zona zona pasif menurut
menurut Rankine.
pasifRankine.
menurut Rankine.
Garis-garis keruntuhaaan JD dan JE merupakan busur spiral logaritma, dan DF
dan EG adalah garis-garis lurus AE,BD, EG dan DF membentuk sudut 45-Ф/2
dengan arah horizontal.
q q’u qu
Load
per
unit
area
q q’u qu
Load
per
unit
area
Settlement
Local
Shear General
failure Shear
failure
B
Original
q surface
of soil
u
B
Original
q surface
of soil
u
Df
f
f f f f
c c
d
Pp Pp
B = 2b
qn
A B
Ø Ø
N
Ø Ø
Faktor bentuk
BNq
Fcs = 1+ De Beer (1970)
LNc
B
Fqs = 1+ tan f
L
Fci,Fqi,Fγi = faktor kemiringan beban
Faktor bentuk
BNq
Fcs = 1+ De Beer (1970)
LNc
B
Fqs = 1+ tan f
L
B
Fγs = 1-0.4
L
dengan
L = panjang pondasi dan L > B
Faktor kedalaman
Keadaan (a) untuk Df / B ≤ 1 Hansen (1970)
Df
Fcd = 1+0.4
B
Df
Fqd = 1+ 2tan f (1-sin f ) 2
B
Fγd = 1
Keadaan (b) untuk Df / B > 1
Df
Fcd = 1+ 0.4tan 1 ( )
B
Df
Fqd = 1+ 2tan f (1-sin f ) 2 tan 1 ( )
B
Fγd = 1
dengan
β = sudut kemiringan beban
Pengaruh Muka Air Tanah
Persamaan daya dukung di atas diturunkan dengan anggapan bahwa, muka air
tanah berada jauh di bawah footing, sehingga bilamana pengaruh muka air tanah
diperhitungkan , maka persamaan di atas akan disesuaikan sebagai berikut :
MAT
Df
kondisi I
Persamaan daya dukung di atas diturunkan dengan anggapan bahwa, muka air
tanah berada jauh di bawah footing, sehingga bilamana pengaruh muka air tanah
diperhitungkan , maka persamaan di atas akan disesuaikan sebagai berikut :
MAT
Df
kondisi I
B
d
kondisi II
Kondisi I, jika muka air tanah berada pada elevasi dimana 0 ≤ D 1 ≤ D f , maka
Kondisi II, jika muka air tanah berada pada elevasi dimana 0 ≤ d ≤B, maka faktor
q dalam persamaan bearing capacity akan menjadi :
q = γ Df = (effective surcharge)
Kondisi III, jika muka air tanah berada pada elevasi dimana d > B, maka
pengaruh air tanah diabaikan.
q net q all γD f
S
q net 19,16NFd untuk B ≤ 1,22 m
25,4
2
3,28B 1 S
q net 11,98N Fd untuk B > 1,22 m
3,28B 25,4
qc
q net untuk B ≤ 1,22 m
15
2
qc 3,28B 1
q net untuk B > 1,22 m
25 3,28B
2
3,28B 1 S
q net 11,98N Fd untuk B > 1,22 m
3,28B 25,4
qc
q net untuk B ≤ 1,22 m
15
2
qc 3,28B 1
q net untuk B > 1,22 m
25 3,28B
dengan
qall = daya dukung yang diijinkan (KN/m 2 )
Fd = faktor kedalaman = (1 +0.33 Df/B) ≤ 1.33
B = lebar pondasi atau D = diameter (m)
S = penurunan yang diijinkan (mm)
N = nilai SPT hasil koreksi
qc = nilai sondir
Se
Bq 0
Es
1 μ s2 α av (flexible foundation)
Se
Bq 0
Es
1 μ s2 α r (rigid foundation)
dengan
q0 = tegangan dibawah pondasi akibat beban
B = lebar pondasi
L = panjang pondasi
α = faktor yang tergantung B/L (Braja M Das hal.157)
μs = poison ratio
Es = modulus elastisitas
B = lebar pondasi
Cs H c p CH p Δpav
Se log c c c log ο dengan p0 < pc < P0 + Δpav
1 eο pο 1 eo po
dengan
p0 = rata-rata tegangan pada lempung sebelum konstruksi pondasi.
pav = rata-rata penambahan tegangan pada lapisan lempung.
pc = tegangan pra konsolidasi
e0 = angka pori awal lapisan lempung
Cc = compression index
Cs = swelling index
Hc = tebal lapisan lempung
Qp A p cN*c q' N*q 0,3γ, b N*γ
dengan
Nc*,Nq*,N * = faktor daya dukung
Qp A p cN*c q' N*q
Kapasitas beban netto yang dapat dipikul pondasi sumuran :
Qp ( net ) A p cN*c q' N*q 1
Untuk sumuran di atas tanah pasir (granullar soil) dimana c = 0, sehingga
persamaan menjadi :
Qp (net) A p q' N*q 1
Untuk sumuran diatas tanah lempung jenuh Ф = 0 sehingga persamaan menjadi :
Q p (net) A p cN*c
Qp A p cN*c q' N*q 0,3γ, b N*γ
dengan
Nc*,Nq*,N * = faktor daya dukung
q’ = tekanan efektif pada ujung tiang
Db = diameter tiang
Ap = luas ujung tiang
Dalam banyak pemakaian koefisien yang mengandung faktor Nγ* dapat diabaikan
sehingga persamaan di atas menjadi :
Qp A p cN*c q' N*q
Kapasitas beban netto yang dapat dipikul pondasi tiang :
Qp ( net ) A p cN*c q' N*q 1
Untuk tiang di atas tanah pasir (granullar soil) dimana c = 0, sehingga persamaan
menjadi :
Qp (net) A p q' N*q 1
Q p (net) A p cN*c
Daya dukung batas yang didukung oleh gesekan (shaft) dihitung dengan
persamaan :
Untuk pondasi tiang di atas tanah pasir (granullar soil), maka Qs dihitung sebagai
hasil perkalian antara keliling tiang, luas diagram tekanan tanah efektif dan
koefisien gesekan :
Qs πDApv Ktanδ
dimana diagram pv adalah diagram tekanan tanah efektif pada dinding tiang dan
Dc biasanya diambil sebesar 10 D - 20 D.
dengan
πD = keliling tiang
Apv = luas diagram tekanan tanah – keadalaman
K = koefisien tekanan tanah lateral
tan d = koef. gesekan antara pasir dan tiang
Pv =
z Dc
Pv =
z Dc
kedalaman (z)
Max pv =
Dc
Untuk pondasi tiang di atas lempung (clay), maka Qs dihitung sebagai hasil
perkalian antara faktor adhesi (α), kohesi (c) dan luas penampang tiang :
1
Qs πD 2 αc
4
dengan
1
πD 2 = luas penampang tiang
4
α = faktor adhesi tanah
C = kohesi tanah
Qu Qp Qs
Q u A p q d li f i
dengan
Qu = daya dukung tiang
dihitung dengan persamaan (“Teknik Pondasi” oleh : Suyono & Kazuto) :
Qu Qp Qs
Q u A p q d li f i
dengan
Qu = daya dukung tiang
qd = daya dukung ujung tiang (fungsi dari nilai N – SPT)
Ap = luas ujung tiang
li = tebal lapisan tanah yang memberi gesekan pada dinding tiang
fi = gaya gesek pada dinding tiang
dengan
S = Penurunan total tiang
S1 = Penurunan akibat bahan tiang
S2 = Penurunan akibat beban pada ujung tiang (pile point)
S3 = Penurunan akibat gaya gesekan pada dinding (pile shaft)
Dengan menganggap bahan tiang adalah elastis, maka deformasi dari bahan tiang
dapat dihitung dengan persamaan :
S1
Q wp ξQ ws L
APEp
dengan
Qwp = beban kerja ujung tiang pada beban kerja
Qws = beban yang dipikul oleh dinding tiang (skin friction)
Ap = luas ujung tiang
L = panjang tiang
Ep = modulus elastisitas tiang
Penurunan tiang akibat beban terpusat pada ujung tiang (pile point) dapat
dihitung dengan persamaan :
S2
q wp D
Es
1 μ I
2
s wp
Ep = modulus elastisitas tiang
Penurunan tiang akibat beban terpusat pada ujung tiang (pile point) dapat
dihitung dengan persamaan :
S2
q wp D
Es
1 μ I
2
s wp
dengan
qwp = beban kerja ujung tiang per satuan luas Q wp/Ap
D = diameter tiang
Iwp = faktor pengaruh (diambil =αr)
Penurunan akibat gaya gesek sepanjang dinding tiang dihitung dengan rumus :
Q D
S3 ws
1 μ s2 I ws
pL E s
dengan
p = keliling tiang
L = panjang penanaman tiang
Iws = fakror pengaruh
Persamaan Penurunan Konsolidasi
Persamaan penurunan seperti pada persamaan untuk pondasi dangkal dengan
memperhatikan bekerjanya beban (qo seperti pada gambar) dan dapat dihitung
dengan persamaan :
2/3
D
D
Normally consolidation
Cc H c p Δpav
Se log ο
1 eο pο
Over Consolidation
CSH c p Δpav
Se log ο dengan p0 + Δpav < pc
1 eο pο
Cs H c pc Cc H c pο Δpav
Normally consolidation
Cc H c p Δpav
Se log ο
1 eο pο
Over Consolidation
CSH c p Δpav
Se log ο dengan p0 + Δpav < pc
1 eο pο
Cs H c p CH p Δpav
Se log c c c log ο dengan p0 < pc < P0 + Δpav
1 eο pο 1 eo po
dengan
p0 = rata-rata tegangan pada lempung sebelum konstruksi pondasi.
pav = rata-rata penambahan tegangan pada lapisan lempung.
pc = tegangan pra konsolidasi
e0 = angka pori awal lapisan lempung
Cc = compression index
Cs = swelling index
Hc = tebal lapisan lempung
Eg 1 θ
n 1m m 1n
90mn
dengan
Eg = efisiensi kelompok tiang
θ = arc tan d/s (derajat)
n = jumlah tiang dalam satu baris
m = jumlah baris tiang
d = diameter tiang
s = jarak tiang pusat ke pusat
4.2. PERENCANAAN PONDASI KOLOM K1
DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 1.15 m
=
3
Berat volume tanah, 18.00 kN/m
Sudut gesek dalam, f= 35.00
Kohesi, c= 20.00 kPa
N (SPT) N= 60.00
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 1.50 m
Lebar fondasi arah y, By = 1.50 m
Tebal fondasi, h= 0.30 m
Lebar kolom arah x, bx = 0.30 m
Lebar kolom arah y, by = 0.50 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, fc' = 24.90 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 320 MPa
Berat beton bertulang, c = 24 kN/m3
2
c = kohesi tanah (kN/m ) c= 20.00
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 1.15 m
= berat volume tanah (kN/m ) 3
= 18.00 kN/m3
B = lebar fondasi (m) B = By = 1.50 m
L = panjang fondasi (m) L = By = 1.50 m
Sudut gesek dalam, f= 35.00
f = f / 180 * p = 0.61086524 rad
a = e(3*p / 4 - f/2)*tan f = 4.20367407
Kp = 3 * tan [ 45 + 1/2*( f + 33) ] =
2
79.3993081
Faktor kapasitas dukung tanah menurut Terzaghi :
Nc = 1/ tan f * [ a2 / (2 * cos2 (45 + f/2) - 1 ] = 57.754
Nq = a / [ (2 * cos (45 + f/2) ] = Nc * tan f + 1 =
2 2
41.440
N = 1/2 * tan f * [ Kp / cos f - 1 ] =
2
41.077
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi :
qu = c*Nc*(1+0.3*B/L) + Df**Nq + 0.5*B*N*(1-0.2*B/L) = 2384.05 kN/m2
2
Kapasitas dukung tanah, qa = qu / 3 = 794.68 kN/m
3. TULANGAN SUSUT