Anda di halaman 1dari 34

Pertemuan – 2

Struktur Beton Bertulang-1


• Konsep Perancangan
• Sifat Mekanis Beton dan Tulangan Baja
• Prinsip dasar penempatan tulangan
pada elemen struktur
• Jenis-jenis Keruntuhan.

Elia Anggarini, M.T.


KONSEP PERANCANGAN

• Pada umumnya tiap negara memiliki peraturan masing -


masing.
• Di Amerika Serikat, peraturan desain yang lebih spesifik
untuk struktur beton bertulang diatur dalam Building
Code Requirements for Structural Concrete (ACI
318M-11).
• Di Indonesia sendiri peraturan desain struktur beton
diatur dalam SNI 2847:2019 Persyaratan Beton
Struktural Untuk Banqunan Gedunq, yang disusun dengan
mengacu pada peraturan ACI 2014
• Konsep perencanaan yang dianut oleh ACI maupun SNI
adalah berbasis kekuatan, atau yang lebih sering
dikenal sebagai metode LRFD (Load and Resistance
Factor Design)
• Dengan menggunakan konsep ini, maka persyaratan
dasar yang harus dipenuhi dalam desain adalah:

Kuat Rencana (Mr)  Kuat Perlu (Mu)


.Mn  .Q
KONSEP PERANCANGAN

BEBAN
BERFAKTOR

2847-2019
KAPASITAS
ULTIMIT
PENAMPANG
KONSEP PERANCANGAN
KUAT NOMINAL, KUAT RENCANA dan KUAT PERLU
• Kuat Nominal adalah kekuatan suatu
komponen struktur penampang yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan asumsi metode
perencanaan sebelum dikalikan dengan faktor
reduksi kekuatan yang sesuai.
Kuat Nominal berupa Mn, Vn, Tn dan Pn.

• Kuat Rencana adalah kekuatan suatu


komponen struktur atau penampang yang
diperoleh dari hasil perkalian antara kuat
nominal dengan faktor reduksi kekuatan yang
sesuai.
Kuat Rencana berupa Mr, Vr, Tr dan Pr.

• Kuat Perlu adalah kekuatan gaya luar yang


bekerja pada struktur akibat beban berfaktor.
Kuat Perlu berupa Mu, Vu, Tu dan Pu.
PROVISI KEAMANAN STRUKTUR

1. Faktor reduksi kekuatan

FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ()

NO SNI
JENIS KEKUATAN
. 2847 SNI ACI 318- Usul
2019 91 83 Mac.G
(P.21)
(1) (2) (3) (3) (4) (5)

1 Lentur murni 0,90 0,80 0,90 0,85

Aksial tarik, aksial


2 0,90 0,80 0,90 0,70
tarik dan lentur
Aksial tekan, aksial
tekan dan lentur
3 a.dgn tulangan spiral 0,75 0,70 0,75 0,70
b.dgn tulangan 0,70 0,65 0,70 0,65
sengkang
4 Geser dan torsi 0,75 0,60 0,85 0,70

5 Tumpuan pada beton 0,65 0,70 0,70 0,60


PROVISI KEAMANAN STRUKTUR

2. Faktor kemungkinan pelampauan


beban (SNI 1727:2019)
U = 1.4D
U = 1.2D + 1.6L + 0.5(A atau R)
U = 1.2D + 1.6(L atau R) + (L atau 0.5W)
U = 1.2D + W + L + 0.5(A atau R)
U = 1.2D + E + L
U = 0.9D + W
U = 0.9D + E

Keterangan:
U = beban ultimit
D = beban mati
L = beban hidup
A = beban hidup atap
R = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
BEBAN MATI
1. Unit massa dari bahan bangunan yang
sering dijumpai dalam perancangan
adalah sebagai berikut :

Baja = 7850 kg/m3


Beton tak bertulang = 2200 kg/m3
Beton bertulang = 2400 kg/m3
Kayu = 1000 kg/m3
Kaca = 2500 kg/m3
Pasir = 1800 kg/m3
Tanah = 2000 kg/m3
Air = 1000 kg/m3

2. Berat mati komponen gedung yang sering


dijumpai dalam perancangan adalah sbb :

Pengantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang


maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m :7 Kg/m2
Adukan dari semen : 21 Kg/m2
Adukan dari kapur, tras atau semen merah : 17 Kg/m2
Dinding batu bata (satu batu : 450 Kg/m2
Dinding batu bata (setengah batu) : 250 Kg/m2
Aspal, termasuk bahan mineral penambah, per-cm tebal : 14 Kg/m2
Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m2
bidang atap : 50 Kg/m2
Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso per m2 bidang atap : 40 Kg/m2
Penutup atap seng gelombang(BWG 24) tanpa gording : 10 Kg/m2
Beban hidup (LL) untuk berbagai jenis Gedung dan komponen
struktur

Lantai dan tangga rumah tingga : 200 Kg/m2

Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang tidak


penting yang bukan untuk toko atau ruang kerja : 150 Kg/m2

Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, restoran, hotel dan asrama : 250 Kg/m2

Lantai ruang olah raga, balkon dalam dari ruang-ruang pertemuan


seperti gereja, mesjid, ruang konser, ruang pertunjukan, ruang rapat,
bioskop, dan panggung penonton dengan tempat duduk tetap : 400 Kg/m2

Tangga, bordes tangga : 300 Kg/m2

Lantai ruang dansa, dan panggung penonton tempat berdiri atau


dengan tempat duduk tidak tetap : 500 Kg/m2

Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar : 300 Kg/m2

Beban Angin

Tekanan tiup angin minimum : 25 Kg/m2

Tekanan tiup angin minimum


dilaut dan tepi laut sampai
sejauh 5 km dari pantai : 40 Kg/m2

Untuk daerah dekat laut, dan daerah-daerah lain tertentu,


dimana kecepatan angin (m/detik) memungkinkan 2
V
tekanan angin yang lebih besar : p = 16 (Kg/m2)
Alasan Perlunya Faktor Keamanan

1. Variabilitas Ketahanan/Kekuatan
a. Variabilitas kekuatan beton & baja
tulangan
b. Dimensi aktual  dimensi rencana
c. Simplifikasi asumsi

2. Variabilitas Pembebanan

3. Konsekuensi Keruntuhan
a. Korban jiwa
b. Kerugian material, waktu, ......
c. Biaya pembongkaran dan
pembangunan kembali
SIFAT MATERIAL BETON DAN
BAJA
merupakan gabungan antara:
BETON
yang memiliki kekuatan tekan >>


tetapi kekuatan tarik <<


TULANGAN BAJA
Lemah terhadap Tekan
Kuat terhadap tarik
Kombinasi BETON & BAJA TULANGAN
dapat bekerja dengan baik karena:

lekatan yang kuat antara baja tulangan


dengan beton yang menyelimutinya
mencegah terjadinya “slip”

beton memiliki impermeabilitas tinggi


melindungi baja tulangan dari karat

Koefisien muai akibat temperatur hampir


sama antara beton & baja → perbedaan
tegangan akibat temperatur dapat diabaikan
 1.2 x 10 -5 /C
SIFAT MEKANIK BETON
JANGKA PENDEK
•Kuat Tekan (f’c)
•Kuat Tarik (fsp)
•Kuat Lentur (fr)
•Modulus Elastisitas (E)

JANGKA PANJANG
•Susut, berkurangnya volume elemen beton
•Rangkak, penambahan regangan terhadap waktu
akibat adanya beban yang bekerja.

TES BETON SEGAR : Pengujian Slump, untuk


mengetahui workability beton segar sebelum diterima
dan diaplikasikan dalam pekerjaan pengecoran.
Benda Uji Kokoh tekan beton

Silinder
15 x 30 cm
(0.83) fc’ = 15, 20, 25,
30, 35, …
(MPa)

Kubus
15 x 15 x 15 cm
(1.0)
K 175, 225, 300,
…..
bk’ ( kg/cm2)

( )
fc ' = 0,85 0,0981  'bk
fc ' = 0,83 σ'bk

K 225 : bk’ = 225 kg/cm2


fc’ = 18,33 MPa
Korelasi benda uji kubus
(150 mm x 150 mm x 150 mm)
thd benda uji silinder (150 mm x 300 mm)

Benda Uji Kubus Benda Uji Silinder


(150 mm x 150 mm x 150 mm) (150 mm x 300 mm)
(MPa) (MPa)

15 12
20 16
25 20
30 25
35 30
40 35
45 40
50 45
55 50
Modulus Elastis Beton

fc’

Modulus Tangen Awal


Stress, fc

Modulus Sekan

Strain, 
Kurva Stress-Strain Beton
❑ Nilainya juga tergantung pada umur beton;
❑ Modulus Tangen Awal valid hanya utk awal
pembebanan
❑ Biasanya yang dianggap cukup mewakili adalah
Modulus Sekan untuk (25 s/d 50%) x fc ;
❑ SNI-2847-20xx menentukan untuk beton
normal:
Ec = 4700fc (MPa)
HOMEGENITAS BETON
TULANGAN BAJA
• Tulangan baja, yang biasanya berupa batang baja bulat,
diletakkan di dalam beton, khususnya di daerah tarik,
untuk memikul gaya tarik yang timbul dari beban
eksternal yang bekerja pada struktur beton.
• Tulangan memanjang yang diletakkan dalam beton, dan
berfungsi memikul gaya tarik ataupun tekan yang terjadi,
dinamakan sebagai tulangan utama.
• Pada elemen pelat, terkadang diberikan tulangan dalam
arah tegak lurus tulangan utama yang disebut sebagai
tulangan sekunder, atau tulangan pembagi.
• Pada elemen balok, terdapat tulangan dalam arah
melintang dari tulangan utama, yang berfungsi untuk
memikul gaya geser, tulangan disebut dengan tulangan
geser atau tulangan sengkang
BAJA TULANGAN
Jenis Notasi
BjTP 280 
Baja tulangan polos 5  16 = balok, kolom
dengan fy = 280 Mpa 10 - 200 =pelat
BjTD 420 D
Baja tulangan 5 D 16 = balok, kolom
deform D13 - 150 = pelat
dengan fy = 420 Mpa

Dalam praktek mungkin masih dijumpai istilah :


U 28  fy = 280 MPa = 2800 kg/cm2)
SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

Jenis Baja Diameter Luas Tegangan Kuat


Tulangan nominal nominal Leleh, fy tarik, fu
(mm) (mm2) (MPa) (MPa)

BjTP-28 6 6 28.30
8 8 50.30
 10 10 78.50
 12 12 113.00 Minimum Minimum
 16 16 201.00 280 390
 19 19 284.00
 22 22 230.00
 25 25 491.00

BjTD-42 D 10 10 78.50
D 13 13 133.00
D 16 16 201.00
D 19 19 284.00 Minimum Minimum
D 22 22 380.00 420 570
D 25 25 491.00
D 29 29 661.00
D 32 32 804.00

Es = 2,1  10 6 kg / cm 2
BALOK LENTUR
Beban

Balok

M+

Retak pada daerah tarik

M+

Tulangan Tarik
GAYA DALAM BALOK
1
tekan

1 tarik
1-1
Retak

Bidang Momen (+)

2
tarik

2 2-2 tekan
Retak

Bidang Momen (-)


JENIS-JENIS KERUNTUHAN

Keruntuhan Tarik (Ductile)


Pada keruntuhan jenis ini, tulangan leleh sebelum beton hancur
(yaitu mencapai regangan batas tekannya). Keruntuhan jenis ini
terjadi pada penampang dengan rasio tulangan yang kecil. Balok
yang mengalami keruntuhan ini disebut “underreinforced”.

Keruntuhan Tekan (Brittle/Getas)


Pada kondisi ini, beton hancur sebelum tulangan leleh.
Keruntuhan seperti ini terjadi pada penampang dengan rasio
tulangan yang besar. Balok yang mengalami keruntuhan ini
disebut “overreinforced”

Keruntuhan Seimbang (Balance)


Pada kondisi ini, beton hancur dan besi tulangan leleh terjadi
secara bersamaan. Balok seperti ini mempunyai tulangan yang
seimbang.
JENIS-JENIS KERUNTUHAN
JENIS-JENIS KERUNTUHAN
Bentuk Keruntuhan pada Balok

Elia Anggarini, 2017


Permodelan Elemen Hingga 3D Balok Beton Mutu Tinggi Dengan Pengekangan
KOLOM BETON
BALOK BETON
PELAT BETON
FONDASI BETON
PENGECORAN BETON
?????
????
???
TUGAS 1

Buatlah laporan analisis keruntuhan yang terjadi


pada balok struktur pada Gedung sekitar anda!
Kerjakan secara individu dan lengkapi dengan
dokumentasi.

Kumpulkan pada google classroom.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai