Anda di halaman 1dari 7

Beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang ditanam di

dalam beton. Sifat utama beton adalah sangat kuat di dalam menahan beban tekan tetapi lemah di dalam
menahan gaya tarik. Baja tulangan di dalam beton berfungsi menahan gaya tarik yang bekerja dan sebagian
gaya tekan. Baja tulangan dan beton dapat bekerjasama apabila lekatan antara baja dan beton dapat
berinteraksi dengan baik tanpa adanya retak / hancur pada beton, atau leleh baja.
Kekuatan beton tergantung dari beberapa faktor antara lain : proporsi campuran, kondisi temperatur dan
kelembaban tempat dimana beton akan mengeras.

PRINSIP DASAR STRUKTUR BETON BERTULANG

Pada struktur balok tanpa tulangan, momen yang timbul akubat beban luar pada dasarnya ditahan oleh
kopel tarik dan tekan. Balok dapat runtuh secara tiba-tiba jika retak terbentuk pada zona tarik penampang,
mengingat beton lemah terhadap tarik. Pada struktur beton bertulang, baja tulangan ditanam kedalam beton
guna mengambil alih kerja tarik yang terjadi pada beton yang seluruhnya akan ditumpukan pada tulangan
baja.
Gambar 1.

Kuat tekan beton

20 – 30 MPa. Untuk beton prategang, kuat tekannya 35 – 42 MPa.


Kuat tarik beton sangat kecil, yaitu 10 – 15 % f’c.

Modulus elastisitas beton didefinisikan sebagai kemiringan garis singgung dari kondisi tegangan nol ke
kondisi tegangan 0,45 f’c pada kurva tegangan-regangan beton.

Hubungan tegangan regangan beton

Beton merupakan material komposit yang terbuat dari agregat halus dan kasar yang saling terikat secara
kimiawi oleh semen. Bahan dasar beton yang terdiri dari pasta semen dan agregat memiliki sifat tegangan-
regangan yang linier dan getas dalam menerima gaya tekan.

Perilaku beton pada saat diberi beban tekan uniaksial

Pada saat beban tekan mencapai 30 - 40% fc’, perilaku tegangan-regangan masih linier, retak sudah
terbentuk, akan tetapi masih stabil dan tidak berubah.
Pada saat beban tekan melebihi 30 – 40% fc’, retak lekatan mulai terbentuk, mulai terjadi deviasi
hubungan tegangan-regangan dari kondisi linier.

MATERIAL BAJA

Beton kuat di dalam menahan tekan tetapi lemah di dalam menahan tarik. Oleh karena itu untuk menahan
gaya tarik, diperlukan suatu baja tulangan. Jenis baja tulangan untuk beton adalah :
Besi/baja, terdiri dari a.
Baja tulangan polos. Tegangan leleh minimum pada baja tulangan polos biasanya sebesar 240 MPa.
Diameter tulangan polos di pasaran umumnya adalah Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16.
b.
Baja tulangan deform . Tegangan leleh minimum pada baja tulangan deform biasanya sebesar 400MPa.
Diameter tulangan deform di pasaran umumnya adalah ØD10, ØD13, ØD16, ØD19, ØD22 ØD25, ØD28,
ØD32, ØD36.

MPa.
Kekuatan leleh, fy. Mutu baja yang digunakan biasanya dinyatakan dengan kuat lelehnya. Kuat
leleh/tegangan leleh baja pada umumnya adalah fy = 240 MPa, fy =

300 MPa dan fy = 400 Mpa

Kekuatan batas, fu.


Gambar 1.5 Kurva tegangan regangan baja.

Kelebihan dari beton bertulang dibandingkan dengan material lain adalah

Bahan-bahannya mudah didapat.


Harganya lebih murah.

Perawatan lebih murah

Lebih tahan terhadap api/suhu tinggi.


Mempunyai kekuatan tekan tinggi.

Kekuatan tariknya rendah.


Membutuhkan acuan perancah selama pekerjaan berlangsung.
Stabilitas volumenya relatif rendah .
Beton adalah material yang kuat di dalam menahan gaya tekan tetapi lemah di dalam menahan gaya tarik.
Oleh karena itu beton akan mengalami retak bahkan runtuh apabila gaya tarik yang bekerja melebihi
kekuatan tariknya.

Metode Tegangan Kerja

Struktur didesain sedemikian rupa hingga tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.

Beberapa kendala yang dihadapi pada metode tegangan kerja adalah

Karena pembatasan yang dilakukan pada tegangan total di bawah beban kerja, maka sulit untuk
memperhitungkan perbedaan tingkat ketidakpastian di dalam variasi pembebanan. Misal, pada beban mati
umunya dapat diperkirakan lebih tepat dibandingkan dengan beban hidup, beban gempa dan beban-beban
lainnya.
Rangkak dan susut yang berpengaruh terhadap beton dan merupakan fungsi waktu tidak mudah
diperhitungkan dengan cara perhitungan tegangan yang elastis.

Metode Kuat Ultimit

Struktur didesain sedemikian rupa terhadap beban terfaktor sehingga unsur tersebut memiliki kuat rencana
lebih besar dari kuat perlu.

M u  M n

Pada konsep ini ada beberapa kondisi batas yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Kondisi batas ultimit yang
disebabkan oleh : hilangnya keseimbangan lokal maupun global, hilangnya ketahanan geser dan lentur
elemen-elemen struktur, keruntuhan progesiv yang diakibatkan oleh adanya keruntuhan local maupun
global, pembentukan sendi plastis, ketidakstabilan struktur dan fatique.
b. Kondisi batas kemampuan layanan yang menyangkut berkurangnya fungsi struktur, berupa : defleksi
berlebihan, lebar retak berlebihan vibrasi/getaran yang mengganggu.

BEBAN TERFAKTOR DAN KUAT PERLU

SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.2.2 menyatakan bahwa agar struktur dan komponennya memenuhi syarat
kekuatan, maka beban untuk perhitungan harus memenuhi syarat kombinasi pembebanan, yaitu : a.
Struktur yang memikul beban mati dan beban hidup maka beban untuk perencanaannya adalah : U = 1,2
DL + 1,6 LL.
b.
1,3 W. Dari kedua nilai tersebut diambil nilai yang terbesar tetapi tidak boleh lebih kecil dari 1,2 DL + 1,6
LL.
c.

KUAT RENCANA

Kuat rencana suatu struktur dihitung berdasarkan kuat nominalnya dikalikan dengan faktor reduksi
kekuatan .

Faktor reduksi kekuatan ditentukan sebagai berikut

Penampang terkendali tarik = 0.9.


Jika regangan netto dari serat tekan terluar 𝜀𝑡 0.005 pada saat serat tekan terluar beton mencapai batas
regangannya 0.003.
Penampang terkendali tekan = 0.
Jika regangan netto pada baja dari serat tekan terluar 𝜀𝑡 < 0.005 pada saat serat tekan terluar beton
mencapai batas regangannya 0.003.

Untuk penampang dimana regangan tarik netto pada baja dari serat tekan terluar

Jelaskan apa yang dimaksud dengan lentur.


Jelaskan pengaruh jenis material terhadap lentur.

Apa saja yang dapat mempengaruhi suatu elemen berdeformasi?

Jelaskan apa yang dimaksud analisis orde satu dan analisis orde dua.

TEORI DASAR BALOK PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

Beban-beban luar yang bekerja pada struktur akan menyebabkan lentur dan deformasi pada elemen
struktur. Lentur yang terjadi pada balok merupakan akibat adanya regangan yang timbul akibat beban luar.
Apabila beban luar yang bekerja terus bertambah, maka balok akan mengalami deformasi dan regangan
tambahan yang mengakibatkan retak lentur di sepanjang bentang balok.

Regangan pada baja dan beton di sekitarnya sama sebelum terjadi retak pada beton atau leleh pada baja.
Untuk perhitungan kekuatan lentur penampang, kuat tarik beton diabaikan.
Beton diasumsikan runtuh pada saat mencapai regangan batas tekan.
Adapun jenis-jenis keruntuhan yang dapat terjadi pada balok beton bertulang adalah sebagai berikut

Keruntuhan seimbang . Balok dengan kondisi keruntuhan seperti bersifat getas.

ANALISIS KUAT MOMEN NOMINAL PADA BALOK TULANGAN

TUNGGAL.

Dua persyaratan untuk seluruh analisis lentur dan desain balok dan kolom beton bertulang

Kompatibilitas tegangan dan regangan. Tegangan pada titik mana pun dalam member harus sesuai dengan
regangan pada titik tersebut.
Keseimbangan.

Di atas sumbu netral, model blok tegangan dari Gambar 2.4 digunakan untuk menggantikan distribusi
tegangan beton yang sebenarnya. Koefisien b dikalikan dengan kedalaman ke sumbu netral, c, untuk
mendapatkan kedalaman blok tegangan, a. Beton dianggap tidak memiliki tegangan, sehingga tidak ada
distribusi tegangan beton di bawah sumbu netral.
Pada tingkat baja, tegangan, f1, diasumsikan sama dengan tegangan leleh baja, fys. Ini sesuai dengan
asumsi bahwa regangan baja melebihi regangan leleh dan bahwa tegangan baja tetap konstan setelah leleh
terjadi.

Untuk menghindari terjadinya keruntuhan getas pada elemen lentur, SNI 2847:2013 lampiran B.10.

3 membatasi rasio tulangan 𝜌 0.


𝑀𝑛 = 𝑓𝑦 𝐴𝑠 = 0.

Hitung kapasitas momen nominal Mn untuk penampang beton bertulang jika kuat tekan beton fc’ 22 MPa,
kuat leleh baja 370 MPa, tulangan terpasang adalah 3D25.

DESAIN BALOK PERSEGI TULANGAN TUNGGAL

𝑀𝑢 = 1.2 𝑀𝐷𝑙 + 1.6 𝑀𝐿𝑙

Penentuan dimensi penampang ditetapkan berdasarkan

Persyaratan defleksi tabel 9.5a SNI beton 2847:2013 memberikan tinggi penampang minimum balok atau
pelat.
Persyaratan selimut beton SNI 2847:2013 pasal 7.
Persyaratan spasi tulangan SNI 2847:2013 pasal 7.
; ɸ = 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 0.

ɸ𝑀𝑛 𝑀𝑢 masih memenuhi.

Contoh perhitungan Desain Balok Tulangan Tunggal

Suatu balok direncanakan memikul beban hidup merata sebesar 27 kN/m dan beban mati merata tambahan
sebesar 18 kN/m untuk bentang balok sepanjang 11.5 meter.
Balok tersebut ditumpu pada dua perletakan sederhana.
Solusi

Perkirakan dimensi awal balok.

= 0.718 𝑚 = 718 𝑚𝑚 ~ 750 𝑚𝑚.

Hitung beban terfaktor pada balok

𝐷𝐿 = 0.75𝑚 𝑥 0.375𝑚 𝑥 24 𝑚3 = 6.75 𝑘𝑁/𝑚

𝑊𝑢 = 1.2 + 1.6 𝐿𝐿 = 1.2 + 1.6 = 72.9 𝑘𝑁/𝑚

Hitung momen ultimit akibat beban terfaktor

𝑊𝑢 𝐿2 = 72.9 2 = 1205.128 𝑘𝑁. 𝑚


; ɸ = 0.
Gunakan rasio tulangan antara 1% - 4%Pada contoh digunakan 𝜌 = 1% = 0.

Hitung kecukupan dimensi awal

Dengan trial error, diperoleh d=820 , b= 410 pada estimasi awal tinggi balok = 750mm, sehingga nilai
tersebut belum memenuhi dimensi aman untuk desain tulangan tunggal.

Hitung kembali Wu dan Mu dengan dimensi baru

✓ 𝐷𝐿 = 0.85𝑚 𝑥 0.425𝑚 𝑥 24 𝑚3 = 8.67 𝑘𝑁/𝑚

Sehingga

𝑊 𝐿2 = 8 75.2 2 = 1243.15 𝑘𝑁. 𝑚

Tentukan jumlah As yang diperlukan

𝑗𝑑 = 0.875𝑑 = 0.875 𝑥 = 0.875𝑥=

𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0.75 𝜌𝑏 = 0.75 𝑥 0.027 = 0.0208 ≈ 2.08%1.4 1.4


𝝆𝒎𝒊𝒏 < 𝝆 < 𝝆𝒎𝒂𝒙 = 𝟎. 𝟑𝟕% < 𝟏. 𝟒% < 𝟐. 𝟎𝟖%10. Tentukan dimensi tulangan terpasang
𝐴𝑠 = 5333.
Ambil pilihan yang paling ekonomis dan mudah dilaksanakan.

8 meter. Balok tersebut ditumpu pada dua perletakan sederhana. Desainlah dimensi balok dan luas tulangan
yang cukup menahan beban bila digunakan beton fc’ 25 MPa, baja fy 370 MPa dan tebal selimut beton
40mm.
Suatu jembatan penyebrangan sungai sederhana tertumpu pada suatu abutment dengan bentang sungai 11m
dan lebar jembatan 2m. Akan dibuat 2 balok utama sebagai penumpu badan jembatan dengan jarak 1.5m.
Adapun jembatan direncanakan memikul beban hidup merata sebesar 18 kN/m.

BALOK DENGAN TULANGAN TARIK DAN TEKAN


Balok secara umum dirancang untuk memiliki tulangan tarik dan tulangan tekan. Ini disebut sebagai
bagian yang diperkuat ganda. Dua kasus di mana tulangan kompresi sering digunakan adalah daerah lentur
negatif dari balok kontinu dan daerah tengah-tengah balok bentang panjang atau berat di mana defleksi
perlu dikontrol.

Mengubah keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik. Pada saat 𝝆 > 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒂𝒏𝒄𝒆 , penambahan As pada
daerah tekan memungkinkan tulangan tarik leleh sebelum beton hancur.

Pengaruh Tulangan Tarik dan Tekan pada Balok

Dalam analisis balok tulangan ganda , balok terdiri dari seluruh tulangan tekan dan sejumlah beton
terhadap sejumlah tulangan tarik sehingga Cs+Cc=Ts.

Analisis Momen Nominal

Pada analisis balok dengan tulangan rangkap, tulangan tekan dinyatakan sebagai As’, dan regangan
tulangan tekan ԑ’. Distribusi regangan linier diasumsikan seperti pada gambar 3.3.
Bagian diasumsikan under-reinforced, sehingga regangan pada tulangan diasumsikan lebih besar dari
regangan leleh. Besarnya regangan tidak diketahui, sehingga kedalaman sumbu netral c juga tidak
diketahui, serta regangan pada tulangan tekan tidak diketahui.

Kondisi tulangan tekan belum leleh

Jika tulangan tekan leleh, maka analisis kapasitas momen penampang akan lebih mudah dibandingkan
tulangan tekan tidak leleh.

Kasus 1 : Tulangan tekan leleh

Balok terdiri atas daerah tekan beton, tulangan tekan, dan tulangan tarik.
Gambar 3.
Jika 𝜀′𝑠 𝜀𝑦 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓 ′ 𝑐 = 𝑓𝑦 .
+ 𝐸𝑠 0.

Coba jelaskan dengan bahasamu sendiri kondisi dimana tulangan tekan telah leleh.

LENTUR PADA BALOK T

Pada pekerjaan konstruksi, balok utama harus dicor monolit bersama pelat lantai sehingga menghasilkan
pengecoran yang monolit. Pada dasarnya balok akan berperilaku sebagai balok T pada saat menahan
momen positif dan berperilaku seperti balok biasa pada saat menahan momen negatif.

Lebar efektif sayap

Jika garis netral berada pada sayap , maka dilakukan analisis seperti balok persegi biasa, namun bila garis
netral berada dibawah pelat sayap atau paada badan penampang, maka analisis dilakukan dengan analisis
balok T.

Untuk balok L, lebar sayap efektif tidak boleh melebihi : panjang bentang balok.
6 kali tebal pelat.

Analisis Momen Nominal Balok T Taertarik

Untuk kasus balok T yang terjadi pada zona tekan akibat momen positif, analisis dapat dilakukan dengan
memperhitungkan secara terpisah kontribusi sayap dan badan penampang dalam menahan momen.
: 𝐶𝑐𝑓 = 0.

Suatu balok sederhana bila diberi beban merata akan menghasilkan gaya-gaya momen, geser, dan normal.
Untuk dapat memikul beban, maka balok harus didesain mampu menahan seluruh gaya yang ada . Desain
terhadap lentur dilakukan untuk menghitung ukuran penampang serta jumlah tulangan longitudinal,
kemudian desain terhadap geser dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan geser.
Percobaan-percobaan yang telah dipublikasikan menunjukkan bahwa sifat keruntuhan akibat gaya geser
pada suatu elemen struktur beton bertulang adalah getas , tidak daktail, dan keruntuhannya terjadi secara
tiba-tiba tanpa ada peringatan.

Retak vertikal yang diakibatkan oleh tegangan lentur terjadi pada tepi bawah balok dimana nilai tegangan
lentur terbesar.

Perilaku Balok Tanpa Tulangan Geser

Tahanan total balok terhadap geser bila tidak menggunakan tulangan geser.

Rasio tulangan longitudinal, 𝜌𝑤 = 𝑏𝑑𝑠 , untuk kondisi 0.0075 𝜌𝑤 0.0025, maka

Rasio a/d mempengaruhi nilai 𝑉𝑑, dimana a adalah shear span

2, bentang geser tinggi, perlu perhitungan detail.


> 2, pengaruh geser kecil.
Penambahan tinggi balok menurunkan tegangan geser saat terbentuknya retak miring.

Perilaku Balok dengan Tulangan Geser

Komponen penahan gaya geser harus lebih besar daripada gaya geser yang diaplikasikan.
Sebelum terjadinya retak lentur, semua gaya geser dipikul oleh beton yang belum retak.

Antara kondisi terjadinya retak lentur dan retak miring, gaya geser luar dipikul oleh

𝑉𝑐𝑧 , 𝑉𝑎𝑦 , 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑑 . Akibat dari bertambahnya kondisi tekan, sengkang yang memotong bidang retak
tekan akan leleh, dan 𝑉𝑠 akan menjadi konstan. Semua komponen gaya dalam penahan geser bersifat
brittle kecuali 𝑉𝑠 , akibatnya sangat sulit memperhitungkan kontribusi

Anda mungkin juga menyukai