Prategang
Hukum Bernoulli dan Navier
Hukum Bernoulli
Hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume dan energi potensial per satuan
volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
5
KONSEP DASAR BETON PRATEGANG
Konsep ketiga, Sistem prategang untuk
mencapai perimbangan beban. Konsep ini
terutama menggunakan prategang sebagai
suatu usaha untuk membuat seimbang gaya-
gaya pada sebuah batang.
Penerapan dari konsep ini menganggap beton
diambil sebagai benda bebas dan menggantikan
tendon dengan gaya-gaya yang bekerja pada
beton sepanjang beton
6
LENDUTAN
Menurut Gilbert (1990), untuk suatu balok sederhana seperti pada gambar di bawah ini,
besarnya sudut dan lendutan dapat ditentukan dengan persamaan:
7
LENDUTAN
Sedangkan untuk balok kantilever, besarnya sudut dan lendutan dapat
ditentukan dengan persamaan:
8
LENDUTAN
Untuk penampang yang tidak retak, perhitungan lendutan didasarkan pada inersia penuh
Ig. Kelengkungan pada suatu penampang dapat diestimasi sebesar:
e = eksentrisitas
M = momen yang bekerja pada penampang
Setelah terjadi keretakan, inersia penampang berkurang. Harga inersia penampang
bukan Ig lagi, tetapi menjadi Ie, seperti yang ditentukan SNI 2002:
9
LENDUTAN
10
LENDUTAN KE ATAS (CAMBER)
Struktur beton prategang, disamping harus mempunyai kekuatan yang cukup,
juga harus mempunyai syarat kemampuan layan pada beban kerja. Lendutan dari
komponen struktur harus dikontrol dengan alasan sebagai berikut:
1. Adanya gaya prategang membuat struktur melengkung ke atas. Lengkungan ke
atas (camber) yang besar bisa menyebabkan kegagalan suatu komponen struktur.
2. Pada struktur jembatan, lendutan ke bawah yang besar akan mengurangi
kenyamanan berkendara.
3. Lendutan yang besar bisa merusak finishing, partisi atau bagian bangunan lain
pada struktur gedung.
Beberapa hal yang mempengaruhi defleksi pada struktur beton prategang adalah
beban mati, beban hidup, gaya prategang, profil kabel, modulus elastisitas beton,
susut, rangkak, relaksasi dari baja, panjang bentang dan sifat dari tumpuan. Lendutan
jangka pendek lebih banyak ditentukan oleh rasio antara momen lentur dan kekakuan
dari penampang. Berikut ini adalah beberapa rumus untuk menentukan camber dari
struktur beton prategang dengan profil kabel tertentu (Raju,1986).
11
LENDUTAN KE ATAS (CAMBER)
12
13
LENDUTAN KE ATAS (CAMBER)
14
Profil tendon dan rumus Camber (Raju,
1986)
LENDUTAN KE ATAS (CAMBER)
15
LENDUTAN KE ATAS (CAMBER)
16
Profil tendon dan rumus Camber (Raju,
1986)
LENDUTAN KE BAWAH
Sedangkan lendutan ke bawah akibat beban merata bisa ditentukan dengan persamaan
berikut:
17
LENDUTAN KE BAWAH
Untuk balok sederhana dengan beban terpusat P di tengah bentang, lendutannya
ditentukan oleh persamaan berikut:
SNI 2002 tidak secara khusus memberi batasan lendutan pada struktur beton prategang,
tetapi lendutan untuk struktur secara umum ditentukan, BS 8110 membatasi camber pada
saat transfer tidak melebihi 1/300 atau 1/250 (tanpa finishing) dan terkecil dari 1/350
atau 20mm (dengan finishing).
18
Contoh Soal
19
Solution
20
Solution
21
Momen Retak
Momen Retak
Momen retak adalah besarnya momen yang ada pada saat terjadinya
keretakan pertama kali pada penampang. Pada saat pemberian tekanan, fiber
terluar dari penampang biasanya mengalami tekanan. Dengan bertambahnya
beban, fiber ini sedikit demi sedikit mengalami tegangan tarik. Karena beton
tidak mempunyai kekuatan tarik maka keretakan akan terjadi pada daerah
tersebut. Keretakan tersebut terjadi jika tegangan tarik mendekati harga
modulus keruntuhan beton. Menurut kode Indonesia SNI 2002 dan kode
Amerika Serikat ACI 318-1983, modulus keruntuhan beton ditentukan sebesar
fr = 0,7 √fc’. Sedangkan lebar retak sangat tergantung pada derajat lekatan
antara beton dan baja. 22
THANKS!
23