BETON 3
KEHILANGAN PRATEGANG
Di dalam rangkaian tahap perencanaan, analisis kehilangan gaya prategang sangat
penting. Secara umum, kehilangan prategang (loss of prestressed) dinyatakan
sebagai prategang efektif pada beton yang mengalami pengurangan secara
berangsur-angsur sejak dari tahap transfer yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
Pada perencanaan awal, gaya efektif ditentukan lebih dahulu dengan
memperkirakan kehilangan prategang total. Pada sistem post-tensioning,
digunakan perkiraan sebesar 15% - 25%.
Berdasarkan waktu terjadinya, kehilangan prategang dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
Kehilangan prategang secara umum dipengaruhi oleh
• Mutu beton
• Jenis baja prategang
• Lintasan tendon
• Gaya prategang awal
• Keadaan lingkungan
• Bentuk tampang balok
KEHILANGAN PRATEGANG
KEHILANGAN PRATEGANG
KEHILANGAN PRATEGANG
KEHILANGAN PRATEGANG
KEHILANGAN PRATEGANG
Kehilangan Prategang Akibat Perpendekan Elastis
Beton(Deformasi Elastis)
Kehilangan Prategang Akibat Perpendekan Elastis Beton(Deformasi
Elastis)
Kehilangan Prategang Akibat Relaksasi Tegangan Pada Baja
Kehilangan Prategang Akibat Relaksasi Tegangan pada Baja
Relaksasi adalah berkurangnya tegangan tarik akibat regangan yang konstan seperti
pada Gambar 3.14. Gaya prategang pada baja prategang dengan perpanjangan yang konstan
dan dijaga tetap pada suatu selang waktu akan berkurang secara perlahan-lahan seperti terlihat
pada Gambar 3.15. Besarnya pengurangan tergantung pada lamanya waktu dan perbandingan
fpi/fpy.
Gambar 3.15 Kurva relaksasi baja untuk kawat dan strand stress-relieved (Lin, 2000).
Kehilangan Prategang Akibat Relaksasi Tegangan Pada Baja
Kehilangan Prategang Akibat Relaksasi Tegangan Pada Baja
Tabel 3.3 Nilai-nilai C (Lin, 2000)
Stress-relieved bar
Stress-relieved
fpi/fpu Or Low-relaxation
Strand or wire
Strand or wire
0,80 1,28
0,79 1,22
0,78 1,16
0,77 1,11
0,76 1,05
0,75 1,45 1,00
0,74 1,36 0,95
0,73 1,27 0,90
0,72 1,18 0,85
0,71 1,09 0,80
0,70 1,00 0,75
0,69 0,94 0,70
0,68 0,89 0,66
0,67 0,83 0,61
0,66 0,78 0,57
0,65 0,73 0,53
0,64 0,68 0,49
0,63 0,63 0,45
0,62 0,58 0,41
0,61 0,53 0,37
0,60 0,49 0,33
Kehilangan Prategang Akibat Relaksasi Tegangan Pada Baja
Tabel 3.4 Nilai Ksh untuk komponen struktur pascatarik (Lin, 2000)
Jangka waktu setelah
perawatan basa sampai pada 1 3 5 7 10 20 30 60
pelaksanaan prategang (hari)
Ksh 0,92 0,85 0,80 0,77 0,73 0,64 0,58 0,45
Kehilangan Prategang Akibat Gesekan Tendon Dengan Duct
Kehilangan Prategang Akibat Gesekan Tendon Dengan Duct
Kehilangan Prategang Akibat Gesekan
Kehilangan prategang akibat gesekan hanya terjadi pada sistem post-tensioning yang
timbul akibat adanya gesekan antara tendon dengan selubung dan antara kawat untaian dalam
satu tendon. Kehilangan prategang ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pengaruh panjang
dan kelengkungan. Pengaruh panjang adalah jumlah gesekan yang akan dijumpai jika tendon
lurus. Tetapi dalam praktek tendon tidak dapat lurus sepenuhnya dan gesekan tetap ada di
antara tendon dan bahan sekelilingnya. Gesekan ini disebabkan oleh adanya perubahan sudut
teoritik dan perubahan sudut tak terduga (Wobbling effect). Gesekan ini mengakibatkan
kehilangan tegangan yang semakin bertambah menurut jaraknya.
Gambar 3.17 Variasi tegangan pada tendon akibat gaya gesekan (Lin, 2000)
Kehilangan Prategang Akibat Gesekan Tendon Dengan Duct
Menurut Lin (2000), tendon prategang sepanjang dx yang titik beratnya mengikuti busur
lingkaran dengan jari-jari R seperti pada Gambar 3.18 (b), perubahan sudut tendon akibat
lengkungan sepanjang dx adalah
dx
dα (3.42)
R
Untuk elemen yang kecil sepanjang dx, tegangan pada tendon dapat diambil tetap dan sama
dengan P, maka komponen tegak lurus dari tekanan yang dihasilkan oleh tegangan P yang
membentuk sudut dα adalah
P dx
N P dα (3.43)
R
Jumlah kehilangan gaya prategang akibat gesekan dP sekeliling dx dinyatakan dengan
tekanan dikalikan dengan koefisien gesekan µ, jadi
μ P dx
dP μN μ P dα (3.44)
R
dP
μ dα (3.45)
P
Tabel 3.5 Nilai-nilai Koefisien Wobble (K) dan Koefisien Kelengkungan (µ) (Lin, 2000)
Kehilangan Prategang Akibat Slip/Tarik Pada Tendon
Kehilangan Prategang Akibat Selip/Tarik Masuk pada Tendon (draw-in)
Kehilangan prategang ini timbul karena penguncian baji pada angker hidup pada
sistem pascatarik (post-tensioning system). Apabila kabel ditarik dan dongkrak dilepaskan
untuk mentransfer prategang beton, pasak-pasak gesekan yang dipasang untuk memegang
kawat-kawat dapat menggelincir pada jarak yang pendek sebelum kawat-kawat tersebut
menempatkan diri secara kokoh di antara pasak-pasak tadi. Besarnya penggelinciran
tergantung pada tipe pasak dan tegangan pada kawat. Misalnya pada sistem VSL, tendon
kembali sebesar 6 mm segera setelah draw-in. karena adanya gesekan tendon, maka pengaruh
tarik masuk ini terjadi hanya sepanjang x dari angker hidup.
Diagram gaya miring pada daerah angker hidup sampai berjarak x, disebabkan oleh
adanya gesekan antara tendon dengan selubung tendon.
set A ps E ps
x as (3.51)
p