Anda di halaman 1dari 17

MODUL 9

PEMBEBANAN LATERAL
&
TAHANAN TARIK TIANG
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 i

DAFTAR ISI
Bab 1 Pengantar....................................................................................................1
1.1. Umum..................................................................................................1
1.2. Tujuan Instruksional Umum................................................................1
1.3. Tujuan Instruksional Khusus..............................................................1
Bab 2 Tiang Vertikal Dibebani Lateral................................................................1
2.1. Tanah-tanah Granular.........................................................................1
2.2. Tanah Kohesif.....................................................................................6
2.3. Contoh Soal 1......................................................................................8
2.3.1. Penyelesaian.................................................................................8
Bab 3 Tahanan Tarik Tiang..................................................................................9
3.1. Contoh Soal 2....................................................................................14
3.1.1. Penyelesaian...............................................................................14
3.2. Contoh Soal 3....................................................................................14
3.2.1. Penyelesaian...............................................................................14

i
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 1

Bab 1 Pengantar

1.1. Umum

Disamping adanya pembebanan vertikal, pondasi tiang juga harus dipertimbangkan


terhadap pembebanan lateral, terutama apabila beban-beban lateral cukup signifikan
akan dialami oleh pondasi selama umur bangunan. Beban-beban lateral dapat berasal
dari beban angin atau terutama akibat beban gempa.

Tahanan tarik tiang adalah tahanan yang dikembangkan oleh tiang pada kondisi-kondisi
terdapat gaya apung (uplift).

1.2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa mampu menghitung daya


dukung tiang terhadap beban lateral dan tahanan tarik.

1.3. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat memenuhi hal-hal berikut.

1. Mahasiswa memahami konsep gaya lateral yang bekerja pada tiang.

2. Mahasiswa mampu menghitung beban lateral untuk menguji kemampuan tiang


terhadap beban lateral.

3. Mahasiswa mampu menghitung besarnya tahanan tarik yang bekerja pada tiang.

Bab 2 Tiang Vertikal Dibebani Lateral

2.1. Tanah-tanah Granular

Sebuah penyelesaian umum untuk menentukan momen dan perpindahan tiang vertikal
yang dibebani lateral dan momen pada permukaan tanah telah diberikan oleh Matlock
dan Reese (1960). Pertimbangkanlah sebuah tiang dengan panjang L yang menderita

gaya lateral Qg dan momen Mg pada permukaan tanah (yaitu pada z=0), seperti
ditunjukkan pada Gambar 1(a). Gambar 1(b) memperlihatkan sifat umum bentuk lendutan
tiang dan tahanan tanah akibat pemakaian gaya dan momen.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 2

Gambar 1 (a) Tiang dibebani lateral; (b) tahanan tanah pada tiang akibat beban lateral;
(c) aturan tanda untuk perpindahan, kemiringan, momen, geser, dan reaksi tanah

Merujuk pada model sederhana dari Winkler, suatu medium elastik (dalam hal ini tanah)
dapat digantikan oleh sederetan pegas elastik tak terhingga banyaknya yang tidak saling
bersentuhan. Dengan asumsi ini, dapat ditulis bahwa

Modulus reaksi tanah untuk tanah granular pada kedalaman z dapat dinyatakan sebagai

dimana
nh = konstanta modulus reaksi tanah horizontal

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 3

Dengan mengacu pada Gambar 1(b) dan menggunakan teori balok di atas pondasi
elastik (beams on an elastic foundation) dapat ditulis bahwa

Berdasar pada model Winkler

Tanda pada persamaan ini adalah negatif karena reaksi tanah adalah berlawanan dengan
arah lendutan tiang.

Dengan mengombinasikan Pers. (1) dan (2)

Penyelesaian untuk persamaan ini dinyatakan sebagai berikut:


Lendutan tiang pada kedalaman tertentu [ xz ( z) ] :

Kemiringan tiang pada kedalaman tertentu [ θz ( z) ] :

Momen tiang pada kedalaman tertentu [ M z ( z) ] :

Gaya geser tiang pada kedalaman tertentu [Vz ( z) ] :

Reaksi tanah pada kedalaman tertentu [ pz′ ( z) ] :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 4

dimana Ax, Bx, Aθ, Bθ, Am, B m, Av, B v, A p′, B p′ adalah koefisien dan

Kalau panjang tiang, L ≥ 5T , maka tiang dipertimbangkan sebagai tiang panjang. Untuk
L ≤ 2T , tiang dikatakan sebagai tiang kaku. Tabel 1 memberi nilai-nilai koefisien untuk
tiang panjang ( L ≥ 5T ) seperti pada Pers. (5) sampai (9). Pada kolom pertama tabel ini, Z
adalah kedalaman tunadimensi, atau

Aturan tanda positif untuk [ xz ( z) ] , [ θz ( z) ] , [ M z ( z) ] , [Vz ( z) ] , [ pz′ ( z) ] di dalam Tabel 1

mengacu pada Gambar 1(c). Pada Gambar 2 diperlihatkan juga variasi Ax, Bx, Am, Bm

untuk berbagai nilai L / T = Zmax . Gambar-gambar ini memperlihatkan bahwa apabila L/T
lebih besar dari sekitar 5, koefisien tidak lagi berubah. Hal ini benar hanya bagi tiang
panjang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 5

Gambar 2 Variasi Ax , Bx, Am, Bm dengan Z (Reese, 1960)

Tabel 1 Koefisien untuk tiang panjang, k z = nh Z

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 6

Untuk menghitung panjang karakteristik T tiang, perlu diasumsikan lebih dahulu nilai nh

dengan tepat. Beberapa nilai representatif nh dapat digunakan dari Tabel 2.

Tabel 2 Nilai representatif nh

2.2. Tanah Kohesif

Penyelesaian yang mirip Pers. (5) sampai (9) diberikan oleh Davisson dan Gill (1963)
untuk tiang yang tertanam pada tanah lempung. Merujuk pada penyelesaian ini

dimana Ax′ , Bx′ , Am


′ , Bm
′ adalah koefisien-koefisien, dan

Nilai-nilai koefisien A dan B diberikan pada Gambar 3. Pada gambar ini,

Untuk menggunakan Pers. (12) dan (13), haruslah diketahui panjang karakteristik R
terlebih dahulu. Ini dapat dihitung dari Pers. (14) dimana koefisien reaksi tanah telah
diketahui. Untuk pasir, koefisien reaksi tanah telah diberikan pada Pers. (2) yang adalah
linier dengan kedalaman. Namun, untuk tanah kohesif koefisien ini diasumsikan kira-kira

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 7

konstan dengan kedalaman. Vesic (1961) telah mengajukan persamaan berikut untuk
menghitung k.

Gambar 3 Variasi Ax′ , Bx′ , Am


′ , Bm
′ dengan Z (Davisson and Gill, 1960)

Modulus Young lempung, Es dapat diperoleh dari uji konsolidasi tanah di laboratorium
sebagai,

dimana mv = koefisien kompressibilitas volume,

Nilai µs dapat diasumsikan bervariasi diantara 0.3-0.4.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 8

2.3. Contoh Soal 1

Pertimbangkanlah sebuah tiang-H (HP 250 x 0.834) dengan panjang 25 m disorongkan

keseluruhannya ke dalam tanah pasir. Asumsikan nh = 12000 kN/m3 . Perpindahan yang

diijinkan pada kepala tiang adalah 8 mm. Tentukanlah beban lateral ijin, Qg . Anggaplah

Mg adalah nol.

2.3.1. Penyelesaian
Dari Tabel 1 pada Modul IV untuk tiang HP 250 x 0.834,

Dari Pers. (11)

L/T = 25/1,16 = 21,25 > 5 , sehingga ini adalah tiang panjang. Karena Mg = 0 , Pers. (6)

akan mengambil bentuk

Sehingga

Diketahui xz (z) = 8 mm = 0.008 m. Pada z = 0, Ax = 2.435 (lihat Tabel 1). Jadi

Nilai Qg = 53,59 kN ditentukan berdasarkan hanya pada kondisi perpindahan dibatasi.

Namun nilai Qg berdasarkan kapasitas momen tiang perlu juga ditentukan. Untuk itu

mengacu pada Pers. (8) dengan Mg = 0 ,

Berdasarkan Tabel 1, nilai maksimum untuk Am pada setiap kedalaman adalah 0,772.
Maka momen ijin maksimum yang dapat dipikul tiang menjadi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 9

Ambillah σall = 125000 kN/m2 . Dari Tabel 1 pada Modul IV, Ip = 123,5 × 10−6 m4 dan

d1= 0,254 m , sehingga,

Dengan demikian

Nilai Qg = 135,2 kN kN lebih besar dari 53.59 kN. Maka akan digunakan kriteria lendutan,

sehingga Qg = 53,59 kN .

Ini hanyalah pendekatan pertama. Keabsahan asumsi nh = 12000 kN/m3 bisa diperiksa

kembali dengan menggunakan Qg = 53,59 kN .

Bab 3 Tahanan Tarik Tiang


Pada bagian awal bab ini sudah disinggung bahwa terdapat kemungkinan adanya kondisi
konstruksi dimana tiang menderita gaya angkat (uplift forces). Tahanan batas tiang akibat
pembebanan semacam ini belum banyak diselidiki hingga sekarang ini. Tahanan batas
kotor tiang yang menderita gaya angkat dapat ditulis sebagai (lihat Gambar 4)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 10

Gambar 4 Kapasitas angkat tiang

Kapasitas angkat batas bersih tiang yang tertanam pada lempung jenuh telah dipelajari
oleh Das dan Seeley (1982). Merujuk pada studi mereka,

Untuk tiang beton cor di tempat

dan

Dengan cara yang sama untuk tiang pipa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 11

Apabila tiang tertanam pada tanah granular (c = 0), kapasitas angkat batas bersih dapat
dinyatakan sebagai (Das dan Seeley, 1975)

Gesekan kulit satuan selama uplift biasanya bervariasi seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 5(a). Meningkat secara linier hingga mencapai kedalaman z = Lcr ; selebihnya
akan menjadi konstan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 12

Gambar 5 (a) Sifat variasi fu ; (b) koefisien uplift ku ; (c) variasi δ/ φ dan (L/D)cr dengan
kepadatan relatif pasir

Untuk z ≤ Lcr

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 13

Variasi koefisien uplift dengan sudut gesek tanah φ diberikan pada Gambar 5(b).

Berdasarkan pengalaman, nilai-nilai Lcr dan δ bergantung pada kerapatan relatif tanah.
Gambar 5(c) memperlihatkan sifat variasi ini dengan kerapatan relatif tanah. Untuk
perhitungan kapasitas batas uplift bersih, prosedur berikut ini dapat digunakan.

(1) Menentukan kerapatan relatif tanah dan gunakan Gambar 5(c) untuk memperoleh

nilai Lcr .

(2) Jika panjang tiang L kurang atau sama dengan Lcr

Pada tanah kering, σv′ = γ × z (dimana γ = berat isi tanah) . Sehingga

Nilai K u dan δ dapat diperoleh dari Gambar 5(b) dan (c).

(3) Untuk kasus dimana L > Lcr

Pada tanah kering, persamaan di atas berubah menjadi bentuk sederhana berikut
ini

Nilai-nilai K u dan δ dapat ditentukan dari Gambar 5(b) dan (c).

Untuk menghitung kapasitas uplift ijin bersih, gunakanlah faktor keamanan sebesar 2-3.
Maka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 14

3.1. Contoh Soal 2

Untuk tiang pipa seperti diberikan pada Contoh Soal 5 Modul 5, tentukanlah kapsitas uplift
batas bersih.

3.1.1. Penyelesaian
Akan digunakan Pers. (22) untuk soal ini. Oleh karena lapisan bagian atas dan bawah

adalah lempung dengan c u > 27 kN/m2 , nilai α′ untuk kedua lapisan adalah 0.2. Maka

3.2. Contoh Soal 3

Dengan mengacu pada Contoh Soal 1 pada Modul 5. Untuk tiang beton, tentukanlah
kapasitas tarik batas bersih. Asumsikan kerapatan relatif tanah adalah 60%.

3.2.1. Penyelesaian
Dari Gambar 5(c), untuk kerapatan relatif 60%, (L/D)cr ≈ 12.7 . Jadi

Karena L= 12 m > Lcr , Pers. (32) akan digunakan

Dari Gambar 5(b), untuk φ = 35 o , K u = 1,9 . Dengan cara yang sama, dari Gambar 5(c),

untuk kerapatan relatif 60%, δ/ φ ≈ 0,97 . Jadi, $ δ = 0,97 × 35 o = 33,95o . Dengan


mensubtitusikan nilai-nilai ini ke persamaan di atas diperoleh

Referensi
[1]. Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design, 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York,
1988.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II
Pembebanan Lateral & Tahanan Tarik Tiang-Modul 9 15

[2]. Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering, PWS Publishers, Boston, 1984.

[3]. Meyerhof, G.G.: Bearing capacity and settlement of pile foundations, Journal of the
Geotechnical Engineering Divisions, ASCE, Vol. 102, No. GT3, pp. 197-228,

[4]. Teng, W.C.: Foundation Design, Prentice-Hall, New Jersey, 1962.

[5]. Tomlinson, M.J.: Pile Design and Construction Practice, A Viewpoint Publication,
Cement and Concrete Association, 1977.

[6]. Tschebotarioff, G.P.: Foundation, Retaining and Earth Structures, 2nd ed., Mc-Graw-
Hill, New York, 1973.

[7]. Vesic, A.S.: Experiment with instrumented pile groups in sand, American Society for
Testing and Materials; Special Technical Publication, No. 444, pp. 177-222, 1969.

[8]. Vesic, A.S.: Test on instrumented piles-Ogeechee River site, Journal of the Soil
Mechanics and Foundations Divisions, ASCE, Vol. 96, No. SM2, pp. 561-584, 1970.

[9]. Vesic, A.S.: Design of Pile Foundations, National Cooperative Highway Research
Program Synthesis of Practice No. 42, Transportation Research Board, Washington,
D.C., 1977.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT
MEKANIKA TANAH II

Anda mungkin juga menyukai