id
29
BAB 4
Deskripsi Proyek
Penulis mengambil lokasi penelitian sebagai studi kasus yaitu Tiga Proyek
Pembangunan Kantor Kelurahan Kota Surakarta, Data administrasi diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Penelitian ini mengacu pada analisis dan evaluasi sisa material pada pelaksanaan
proyek konstruksi. Untuk mendukung penelitian agar sistematis dan akurat maka
dibutuhkan data teknis yang berkaitan langsung dalam proyek tersebut. Data yang
diperlukan diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Analisis Data
Perhitungan Kebutuhan Material Pembangunan Kantor Kelurahan
Gilingan
1) Pekerjaan Kolom Lantai 1
Hasil Perhitungan Pekerjaan Kolom dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Perhitungan Pekerjaan Kolom Lantai 1 Kantor Kelurahan Gilingan
Gambar Kolom Bill of Quantity
Detail Kolom K1 Berat Jenis = 6.165 kg/m3
Tulangan Utama Bawah Sloof K1
Diameter 16mm = 0,016 m
Panjang = 2,15 m
Jumlah = 10 batang
Volume = 3,14/4 x 0,0162 x 2,15 x 10 = 0,0043
m3
Berat = 0,0043 x 6.165 = 26,5095 kg
Jumlah Kolom 16 buah = 26,5095 x 16
= 424,152 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 32
Detail Kolom K2
Tulangan Utama Bawah Sloof K2
Diameter 16mm = 0,016 m
Panjang = 4,5 m
Jumlah = 8 batang
Volume = 3,14/4 x 0,0162 x 2,15 x 8 = 0,0034
m3
Berat = 0,0034 x 6.165 = 20,961 kg
Jumlah Kolom 2 buah = 20,961 x 2 = 41,992 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 33
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 34
Sengkang Kolom K3
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,5 m
Dimensi kolom = 20cm x 30 cm
Jumlah = 2 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
20 cm – 3cm = 17 cm
30 cm – 3 cm = 27 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 17+27 ) = 88 cm
= 88 + 10 ( samb. Pengikat ) = 98 cm
Panjang Sengkang per unit = 98 cm = 0,98 m
Jumlah Sengkang = 4,5 m / 0,2 m =
22,5 ~ 23 unit
Total panjang Sengkang = 23 x 0,98 m = 22,54 m
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 35
= 332,91 kg
Sengkang Kolom KP
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,5 m
Dimensi kolom = 12cm x 12 cm
Jumlah = 2 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
12 cm – 3cm = 9 cm
12 cm – 3 cm = 9 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 9 + 9 ) = 36 cm
= 36 + 10 ( samb. Pengikat ) = 46 cm
Panjang Sengkang per unit = 46 cm = 0,46 m
Jumlah Sengkang = 4,5 m / 0,2 m =
22,5 ~ 23 unit
Total panjang Sengkang = 23 x 0,46 m = 10,58 m
Total dalam ( Kg ) = 10,58 m x 0,617 kg/m
= 6,5278 kg
Jumlah Kolom 27 buah = 6,5278 x 27
= 176,2506 kg
Kebutuhan beton Lantai 1 Kebutuhan beton Kolom K1 bawah Sloof
Volume = 30 x 40 x 2,15 x 16 = 4,128 m3
Kebutuhan beton Kolom K1 atas Sloof
Volume = 30 x 40 x 4,5 x 16 = 8,64 m3
Kebutuhan beton Kolom K2 bawah Sloof
Volume = 30 x 30 x 2,15 x 2 = 0,387 m3
Kebutuhan beton Kolom K2 atas Sloof
Volume = 30 x 30 x 4,5 x 2 = 0,81 m3
Kebutuhan beton Kolom K3
Volume = 20 x 30 x 4,5 x 2 = 0,54 m3
Kebutuhan beton Kolom KP
Volume = 12 x 12 x 4,5 x 27 = 1,7496 m3
Total volume = 4,128 + 8,64 + 0,387 + 0,81 +
0,54 + 1,7496 = 16,2546 m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Sengkang Kolom K1
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,5 m
Dimensi kolom = 30cm x 40 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
30 cm – 3cm = 27 cm
40 cm – 3 cm = 37 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 37+27 ) = 128 cm
= 128 + 10 ( samb. Pengikat ) = 138 cm
Panjang Sengkang per unit = 138 cm = 1,38 m
Jumlah Sengkang = 5,4 m / 0,2 m = 27 unit
Total panjang Sengkang = 27 x 1,38 m = 37,26 m
Total dalam ( Kg ) = 37,26 m x 0,617 kg/m
= 22,9894 kg
Jumlah kolom 16 = 22,9894 x 16 = 367,8307 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 37
Sengkang Kolom K4
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 6 m
Dimensi kolom = 10 cm x 70 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
10 cm – 3cm = 7 cm
70 cm – 3 cm = 67 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 7+67 )/2 = 74 cm
= 74 + 10 ( samb. Pengikat ) = 84 cm
Panjang Sengkang per unit = 84 cm = 0,84 m
Jumlah Sengkang = 6 m / 0,2 m = 30 unit
Total panjang Sengkang = 30 x 0,84 m = 25,2 m
Total dalam ( Kg ) = 25,2 m x 0,617 kg/m
= 15,5484 kg
Jumlah kolom 33 = 15,5484 x 33 = 513,0972 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 38
Sengkang Kolom KP
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,1 m
Dimensi kolom = 12cm x 12 cm
Jumlah = 2 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
12 cm – 3cm = 9 cm
12 cm – 3 cm = 9 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 9 + 9 ) = 36 cm
= 36 + 10 ( samb. Pengikat ) = 46 cm
Panjang Sengkang per unit = 46 cm = 0,46 m
Jumlah Sengkang = 4,1 m / 0,2 m =
20,5 ~ 21 unit
Total panjang Sengkang = 21 x 0,46 m = 9,66 m
Total dalam ( Kg ) = 9,66 m x 0,617 kg/m
= 5,9602 kg
Jumlah Kolom 23 buah = 5,9602 x 23
= 137,0846 kg
Kebutuhan beton Lantai 2 Kebutuhan beton Kolom K1
Volume = 30 x 40 x 4,5 x 16 = 8,64 m3
Kebutuhan beton Kolom K4
Volume = 10 x 70 x 6 x 33 = 13,86 m3
Kebutuhan beton Kolom K5
Volume = 15 x 30 x 5,4 x 17 = 4.131 m3
Kebutuhan beton Kolom KP
Volume = 12 x 12 x 4,1 x 23 = 1,3580 m3
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 39
Hasil Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 Kantor Kelurahan
Gilingan
Gambar Sketsa Plesteran Bill of Quantity
Plesteran dan Pas.batu bata Luas pasangan batu bata : 567,9 m2
Jumlah batu bata = 567,9 x 70
= 39.753 buah batu bata
Plesteran Kolom
Kolom K1 lantai 1
= 0,0369 m3 x 22 buah = 0,8118 m3
Kolom KP lantai 1
= 0,01476 m3 x 12 buah = 0,1771 m3
Kolom K1 lantai 2
= 0,0378 m3 x 19 buah = 0,0,7182 m3
Kolom KP lantai 2
= 0,0512 m3 x 12 buah = 0,1814 m3
Total Plesteran Kolom
= 1,8885 m3
Plesteran Dinding
= 1135,8 m x 0,03 = 34,074 m3
Pasir
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 40
Sengkang Kolom K1
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,1 m
Dimensi kolom = 30cm x 30 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
30 cm – 3cm = 27 cm
30 cm – 3 cm = 27 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 27+27 ) = 108 cm
= 108 + 10 ( samb. Pengikat ) = 118 cm
Panjang Sengkang per unit = 118 cm = 1,18
m
Jumlah Sengkang = 4,1 m / 0,15 m = 27,3
= 28 unit
Total panjang Sengkang = 28 x 1,18 m =
33,04 m
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 41
Sengkang Kolom KP
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,1 m
Dimensi kolom = 12cm x 12 cm
Jumlah = 2 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
12 cm – 3cm = 9 cm
12 cm – 3 cm = 9 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 9 + 9 ) = 36 cm
= 36 + 10 ( samb. Pengikat ) = 46 cm
Panjang Sengkang per unit = 46 cm
= 0,46 m
Jumlah Sengkang = 4,1 m / 0,2 m
= 20,5 ~ 21 unit
Total panjang Sengkang = 21 x 0,46 m
= 9,66 m
Total dalam ( Kg ) = 9,66 m x 0,617 kg/m
= 5,9602 kg
Jumlah Kolom 22 buah = 5,9602 x 22
= 131,1244 kg
Kebutuhan beton Lantai 1 Kebutuhan beton Kolom K1
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 42
Volume = 30 x 30 x 6,35 x 19
= 10,8585 m3
Kebutuhan beton Kolom KP
Volume = 12 x 12 x 4,1 x 22 = 1,2988 m3
Total Kebutuhan Beton Lantai 1
= 10,8585 + 1,2988 = 12,1573 m
Sengkang Kolom K1
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,1 m
Dimensi kolom = 30cm x 30 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
30 cm – 3cm = 27 cm
30 cm – 3 cm = 27 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 27+27 ) = 108 cm
= 108 + 10 ( samb. Pengikat ) = 118 cm
Panjang Sengkang per unit = 118 cm = 1,18
m
Jumlah Sengkang = 4,1 m / 0,15 m = 27,3
=
28 unit
Total panjang Sengkang = 28 x 1,18 m
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 43
= 33,04 m
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Lanjutan
Hasil Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 Kantor Kelurahan
Jagalan
Gambar Sketsa Plesteran Bill of Quantity
Plesteran dan Pas.batu bata Luas pasangan batu bata : 579,16 m2
Jumlah batu bata = 579,16 x 70
= 40.542 buah batu bata
Plesteran Kolom
Kolom K1 lantai 1
= 0,1476 m3 x 19 buah = 2,804 m3
Kolom KP lantai 1
= 0,5904 m3 x 22 buah = 1,298 m3
Kolom K1 lantai 2
= 0,1512 m3 x 19 buah = 2,8728 m3
Kolom KP lantai 2
= 0,060 m3 x 22 buah = 1,3305 m3
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 45
Plesteran Dinding
= 1158,32 m x 0,03 = 34,7496 m2
Pasir
= 0,714 x 43,0549 = 30,7411 m2
Kapur
= 0,214 x 43,0549 = 9,2137 m2
Semen
= 0,0714 x 43,0549 = 3,0741 m2
Sengkang Kolom K1
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 6,05 m
Dimensi kolom = 30cm x 30 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
30 cm – 3cm = 27 cm
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 46
30 cm – 3 cm = 27 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 27+27 ) = 108 cm
= 108 + 10 ( samb. Pengikat ) = 118 cm
Panjang Sengkang per unit = 118 cm = 1,18 m
Jumlah Sengkang = 6,05 m / 0,15 m = 40,3 = 41 unit
Total panjang Sengkang = 41 x 1,18 m = 48,38 m
Total dalam ( Kg ) = 48,38 m x 0,617 kg/m
= 29,8505 kg
Jumlah kolom 22 = 29,8505 x 22 = 656,711 kg
Detail Kolom KP Tulangan Utama Kolom KP
Diameter 12mm = 0,012 m
Panjang = 4,1 m
Jumlah = 4 batang
Volume = 3,14/4 x 0,0122 x 4,1 x 4 = 0,00185 m3
Berat = 0,00185 x 6.165 = 11,4052 kg
Jumlah Kolom 12 buah = 11,4052 x 12
= 136,8624 kg
Sengkang Atas Kolom KP
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 4,1 m
Dimensi kolom = 12cm x 12 cm
Jumlah = 2 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
12 cm – 3cm = 9 cm
12 cm – 3 cm = 9 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 9 + 9 ) = 36 cm
= 36 + 10 ( samb. Pengikat ) = 46 cm
Panjang Sengkang per unit = 46 cm = 0,46 m
Jumlah Sengkang = 4,1 m / 0,2 m =
20,5 ~ 21 unit
Total panjang Sengkang = 21 x 0,46 m = 9,66 m
Total dalam ( Kg ) = 9,66 m x 0,617 kg/m
= 5,9602 kg
Jumlah Kolom 12 buah = 5,9602 x 12
= 71,5224 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan
47
Sengkang Kolom K1
Diameter = 10 mm = 0,010 m
Panjang kolom = 6,05 m
Dimensi kolom = 30cm x 30 cm
Jumlah = 10 batang
Dimensi Besi dari Kolom =
30 cm – 3cm = 27 cm
30 cm – 3 cm = 27 cm
Keliling Sengkang = 2 ( 27+27 ) = 108 cm
= 108 + 10 ( samb. Pengikat ) = 118 cm
Panjang Sengkang per unit = 118 cm = 1,18
m
Jumlah Sengkang = 4,2 m / 0,15 m = 28 unit
Total panjang Sengkang = 28 x 1,18 m =
33,04 m
Total dalam ( Kg ) = 33,04 m x 0,617 kg/m
= 20,3857 kg
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan
48
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Hasil Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Perhitungan Pekerjaan Tembok Lantai 1 dan 2 Kantor Kelurahan
Kauman
Gambar Sketsa Plesteran Bill of Quantity
Plesteran dan Pas.batu bata Luas pasangan batu bata : 734,18 m2
Jumlah batu bata = 734,18 x 70
= 51.393 buah batu bata
Plesteran Dinding
= 1468,36 m x 0,03 = 44,0508 m3
Plesteran Kolom
Kolom K1 lantai 1
= 0,1476 m3 x 22 buah = 3,2472 m3
Kolom KP lantai 1
= 0,059 m3 x 12 buah = 0,708 m3
Kolom K1 lantai 2
= 0,1512 m3 x 19 buah = 2,872 m3
Kolom KP lantai 2
= 0,060 m3 x 12 buah = 0,725 m3
Total Plesteran Kolom
= 7,553 m3
Dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lanjutan 50
Semen
= 0,0714 x 51,6038 = 3,6845 m3
= . , X 100%
. . ,
= 5,893 %
Kuantitas sisa material untuk ketujuh jenis material yang diteliti diperoleh dari
hasil pengamatan lapangan dan perhitungan. Analisa kuantitas sisa material hasil
pengamatan lapangan diperoleh dari volume material siap pakai di lapangan
dikurangi dengan volume material desain berdasarkan gambar rencana dan bill of
quantity (BQ), kemudian dikurangi sisa stok material di lapangan. Hasil analisa
kuantitatif masing- masing proyek ini dapat dilihat pada Tabel 4.10, 4.11, 4.12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Persentase
Jenis Stok Material Yang Sisa Biaya Sisa
Biaya Sisa
Material Material Terpakai Material Material
Material
40000
Batu Bata 39753 buah 247 buah Rp. 123.500,- 5,893 %
buah
Tulangan
2660 kg 2574,5767 kg 85,4233 kg Rp. 726.098,- 34,651 %
D 16
Tulangan
1819 kg 1796,7881 kg 22,2119 kg Rp. 188.802,- 9,010 %
D 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Material Persentase
Jenis Stok Sisa Biaya Sisa
Yang Biaya Sisa
Material Material Material Material
Terpakai Material
41000
Batu Bata 40.542 buah 458 buah Rp. 229.000,- 11,043 %
buah
Tulangan
1615 kg 1546,182 kg 68,818 kg Rp. 584.953,- 28,209 %
D 16
Tulangan
775 kg 764,0776 kg 10,9224 kg Rp. 92.858,- 4,478 %
D 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
Material Persentase
Jenis Stok Sisa Biaya Sisa
Yang Biaya Sisa
Material Material Material Material
Terpakai Material
51.700
Batu Bata 51.393 buah 307 buah Rp. 176.525,- 6,817 %
buah
Tulangan
1710 kg 1679,9625 kg 30,0375 kg Rp. 255.318,- 9,856 %
D 16
Tulangan
535 kg 501.8288 kg 33,1712 kg Rp. 281.955,- 10,888 %
D 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
hasil perkalian antara skala tingkat konsekuensi [C] dengan skala tingkat
frekuensi [F].. Setelah mengetahui standar tingkat resiko, tingkat
konsekuensi dan tingkat frekuensi maka dilakukan analisa perhitungan tingkat
risiko, yaitu pada Tabel 4.13
Tabel 4.13 Tabel Top Event
Kolom 1:
Top event, pengelompokkan Jenis sisa material berdasarkan kejadian .
Kolom 2:
Konsekuensi dihitung berdasarkan dari besarnya biaya sisa material terbesar
yang dihitung.
Total biaya sisa material per masing-masing proyek adalah:
Kelurahan Jagalan : Rp. 2.262.683,-
Kelurahan Gilingan : Rp. 2.095.440,-
Kelurahan Kauman : Rp. 2.589.450,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Kolom 3 :
Skala dari konsekuensi dapat dilihat dari besarnya biaya sisa material pada kolom
2. Skala tingkat konsekuensi berdasarkan biaya sisa material terbesar, yaitu
proyek Kelurahan Kauman senilai Rp. 2.589.450,- (dibulatkan Rp. 3.000.000,-).
Sehingga skala tingkat konsekuensi yang didapat adalah :
Low : < Rp. 200.000,- (1)
Minor : Rp. 200.000,- s/d Rp. 400.000,- (2)
Modearte : Rp. 400.000,- s/d Rp. 600.000,- (3)
Major : Rp. 600.000,- s/d Rp. 800.000,- (4)
Critical : > Rp. 800.000,- (5)
Kolom 4:
Jumlah frekuensi dapat dilihat dari banyaknya jumlah orang yang melakukan sisa
material yang terjadi dalam kurun waktu 1 tahun dari jumlah pekerja tersebut.
Misalnya, sisa material batu bata ada 20 kejadian dari 100 pekerja per tahun.
= 20 / 200
= 0.1 pertahun
Kolom 5:
Skala dari frekuensi dapat dilihat dari jumlah frekuensi kejadian per tahun pada
kolom 4. Skala tingkat frekuensi berdasarkan jumlah kejadian per orang per
tahunnya yaitu :
Almost certain : 1 kejadian / 100 orang = 0,01 (5)
Likely : 1 kejadian / 1000 orang = 0,001 (4)
Possible : 1 kejadian / 10000 oang = 0,0001 (3)
Unlikely : 1 kejadian / 100000 orang = 0,00001 (2)
Rare : 1 kejadian / 1000000 orang = 0,000001 (1)
Kolom 6
Tingkat resiko didasarkan pada perkalian tingkat konsekuensi dengan tingkat
frekuensi seperti Tabel 4.14 berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Di bawah ini adalah matrik resiko 2D antara skala frekuensi (kolom) dan skala
konsekuensi (baris) terhadap tingkat resiko ( T ) seperti Tabel 4.15 beikut
Tabel 4.15 Tabel Matrik resiko 2D
Konsekuensi
1 2 3 4 5
Tidak Minor Moderate Major Bencana
Signifikan besar
5
Sering
sekali
4 T6,T7 T8
Frekuensi
Sering
3 T1 T2,T5
Sedang
2 T3 T4
Jarang
1
Sangat
jarang
Legenda :
: Ekstrim/Signifikan
: Resiko Tinggi
: Resiko Sedang
: Resiko Rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Dari hasil analisa skala tingkat resiko, maka sisa material Besi Ø10
merupakan penyebab sisa material yang termasuk katagori dengan tingkat
resiko signifikan dengan nilai tingkat resiko 16. Sedangkan sisa material
Besi D16, Besi D12 termasuk katagori dengan tingkat resiko tinggi dan
Batu bata, kapur, pasir, kerikil, semen termasuk kategori kejadian sisa
material dengan nilai tingkat resiko menengah kebawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
Sisa Material
1 2
Kurang Tidak
teliti sesuai
hitung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Kurang pengawasan
Tidak
bekerja
Tekanan
Kurang pengalaman
Kurang
Jumlah Produksi
Petugas
Kurang Waktu
Pengeta bekerja
huan belum lama
Kurang
Kurang Instruksi jumlah
Pengeta tidak petugas
huan jelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
a a
b b
Sisa
Material
a
a
b
c b
Keterangan :
1. Desain
a) Adanya perubahan disain dari pengembang disebabkan perencanaan yang
kurang sempurna dan adanya perubahan disain dari pembeli
b) Informasi gambar yang kurang/ tidak jelas menyebabkan kontraktor salah
dalam pengadaan material
c) Gambar kerja yang sulit dipahami
2. Pengadaan material
a) Tidak sesuai spesifikasi karena ketidaktelitian / kecerobohan
b) Pemesanan material melebihi kebutuhan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
3. Penanganan material
a) Meletakkan material tidak pada tempat semestinya menyebabkan
material tersebut berkurang Contoh : Pasir terkena hujan menyebabkan
pasir tersebut hilang atau bersatu dengan tanah
b) Ketidak-telitian memeriksa material dari supplier menyebabkan material
yang diterima ada yang rusak/cacat
4. Pelaksanaan
a) Pekerja yang kurang berpengalaman atau ceroboh yang menyebabkan
material tercecer pada saat Pemasangan batu bata, Plesteran dan
Pengecoran beton
b) Pemotongan material tidak sesuai rencana yang menyebabkan material
terbuang sia – sia
Pembahasan
Penetapan jenis material yang akan diteliti berdasarkan metode Fault Tree
Analysis pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan Kota Surakarta
dimana diperoleh 7 jenis sisa material untuk Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Kelurahan Kota Surakarta adalah pasir, batu bata, besi beton, kapur,
kerikil dan semen. Dari hasil tersebut yang paling banyak mengalami sisa
material dari segi totalnya adalah Proyek Kelurahan kauman dengan biaya
sebesar Rp. 2.589.450,- . Serta sisa material paling dominan pada ketiga
proyek yang mengalami sisa material adalah Besi. Pada Proyek Gilingan paling
besar adalah Besi D16 sebesar Rp 726.098,- , Proyek Jagalan Besi D16 Rp.
584.953,- ,Proyek Kauman Besi Ø 10 sebesar Rp. 602.785,- dan menurut skala
resiko sisa material Besi D 16, D12 dan Ø 10 termasuk tingkat resiko besar
dikarenakan pada saat pengadaan material dan pekerjaan pemasangan besi tidak
dilakukan dengan teliti atau pemotongan besi yang tidak sesuai rencana yang
menyebabkan sisa material berlebih. Sisa material dengan resiko Menengah ke
bawah adalah sisa Batu bata, Semen, Kerikil, Kapur, Pasir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Berikut ini Gambar 4.5 merupakan Gambar barchart Besarnya Biaya Sisa
material Berdasarkan Penelitian
2500000
2000000
Rupiah
1500000
1000000
500000
0
Kelurahan Gilingan kelurahan Jagalan Kelurahan Kauman
Lokasi
Total biaya sisa material yang paling besar terdapat pada proyek Kelurahan
Kauman yaitu sebesar Rp. 2.589.450,- dari perhitungan sisa material yang
yang diteliti dikalikan dengan Harga satuan proyek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
2. Besi
a) Digunakan pada pekerjaan pembesian selanjutnya
b) Dibuat sebagai penunjang pekerjaan lainnya
c) Kebanyakan besi tersisa dengan panjang kecil dibuat ring balok,
dudukan sloop dll
d) Dikirim ke Proyek lain yang masih satu kontraktor
Material besi ini termasuk material “good waste”dan “bad waste”yang artinya
dapat digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya dan ada yang dibuang karena
ukuran yang tidak sesuai lagi dengan keperluan. Sisa material besi beton termasuk
direct waste karena secara fisik sisa dari material ini terlihat dan mempengaruhi
lingkungan. Namun pada proyek besar pengolahan pembesian dilakukan lebih
profesional dengan tujuan efisiensi pemakaian, contonhya dengan alat pengolah
besi beton yaitu stirup bender.
Berikut ini Gambar 4.7 merupakan Gambar sisa material pasir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
3. Semen
a) Digunakan kembali menjadi adonan beton
b) Digunakan untuk pekerjaan plesteran
Semen, pasir, dan batu pecah selalu dipakai bersamaan baik dalam bentuk
campuran beton maupun dalam bentuk campuran mortar, namun sisa material
pasir menunjukkan kuantitas sisa material yang jauh lebih besar dari pada semen
dan batu pecah, hal ini disebabkan karena kuantitas sisa material pasir juga terjadi
karena tercecer, terbawa air hujan, dan bercampur dengan tanah.
Berikut ini Gambar 4.8 merupakan Gambar sisa material pasir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
commit to user