1
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
Intake Kanan
Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan pengambilan (Qi) adalah 2,38 m3/dt. Commented [ma1]: Qa x 60%)
Dengan adanya kantong lumpur debit rencana pengambilan ditambah 20%, sehingga debit rencana
pengambilan menjadi:
V =m 2.g.z
1 =0,8 2.9,81.z
Z =0,08 m
Dengan kecepatan pengambilan rencana 1 m/dt, kehilangan tinggi energi yang diperlukan menjadi
0,08 m.
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,2 m diatas muka kantong dalam keadaan penuh,
guna mencegah pengendapan partikel sedimen di dasar pengambilan itu sendiri.
Dengan menggunakan ukuran pintu yang ada dipasaran (Lihat Tabel xx), maka dimensi pintu dan
bukaannya dapat diketahui sebagai berikut:
Intake Kiri
Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan pengambilan (Qi) adalah 1,59 m3/dt. Commented [ma2]: (Qa x 40%)
Dengan adanya kantong lumpur debit rencana pengambilan ditambah 20%, sehingga debit rencana
pengambilan menjadi:
V =m 2.g.z
1 =0,8 2.9,81.z
Z =0,08 m
Dengan kecepatan pengambilan rencana 1 m/dt, kehilangan tinggi energi yang diperlukan menjadi
0,08 m.
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,2 m diatas muka kantong dalam keadaan penuh,
guna mencegah pengendapan partikel sedimen di dasar pengambilan itu sendiri.
Dengan menggunakan ukuran pintu yang ada dipasaran (Lihat Tabel xx), maka dimensi pintu dan
bukaannya dapat diketahui sebagai berikut:
Berdasarkan KP-02 (1986), dari pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan
pembilas yang dibangun. Dinyatakan bahwa, lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari total
pengambilan termasuk pilar-pilarnya.
Pembilas kanan
Sehingga lebar bersih bangunan pembilas ( Bsc ) adalah 0.6 x lebar total pengambilan.
Dan untuk pemisah antara pembilas dengan bendung dipakai pilar dengan lebar 2,3 m.
Pembilas kiri
Berdasarkan KP-02 (1986), dari pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan
pembilas yang dibangun. Dinyatakan bahwa, lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari total
pengambilan termasuk pilar-pilarnya.
Pembilas kiri
Sehingga lebar bersih bangunan pembilas ( Bsc ) adalah 0.6 x lebar total pengambilan.
Dan untuk pemisah antara pembilas dengan bendung dipakai pilar dengan lebar 1,8 m.
Qb = Cd.2/3. 2 .g .be.H11,5
3
dimana: Qb = debit banjir (Q100= 1340,74m3/dt)
Cd = koefisisen debit C0.C1.C2. Harga-harga koefisien C0 , C1, C2 dapat
ditentukan dari grafik.
Be = lebar efektif
H1 = tinggi energi hulu
Lebar efektif bendung: Be = B – 2.H1(n.Kp+Ka)
Dimana : B = Lebar antar abutmen bendung
n = jumlah pilar, (tidak ada pilar, n = 1)
Kp = Koefisien kontraksi pilar = 0.1
Ka = Koefisien kontraksi pengkal bendung = 0.01
Asumsi Awal,
Jari-jari ( r ) mercu bendung = a.H1; a = 0,3 – 0,7 untuk bendung pasangan batu
a = 0,1 – 0,7 untuk bendung beton
digunakan asumsi a = 0,3dan H1 = 1,5m didapatkanasumsijari-jari mercu bendung; r = 1,95
m dan diketahui tinggi bendung (p) = 2,92 m. Maka nilai-nilai C0, C1 dan C2 diketahui
berturut-turut dengan menggunakan Grafik pada Gambar 1, Gamabr 2 dan Gambar 3.
Gambar 1 Koefisien Co untuk bendung mercu bulat sebagai fungsi dari nilai banding H1/r
Dari tabel hasil hitungan, dapat digambarkan Grafik Rating Curve seperti yang terlihat pada
Gambar xxx.
3
H (m)
2 y = 0.0807x0.4998
1
0
0 100 200 300 400
Q (m3/det)
H1 = 0,0391Q0,5974
Karena bendungnya terbuat dari pasangan batu kali, besar tekanan harus kurang dari -1,00m
dengan H1/r=2,91/0,87=3,34.
Dengan menggunakan grafik hubungan tekanan yang bekerja pada bendung seperti yang
terlihat pada Gambar xx berikut.
2.Kolam Olak
2
q100 9,932
Kedalaman kritis (Q100)→ hc = 3 = 3 = 2,15 m
9,81 9,81
sesuai KP-02 apabila tidak ada data pasti mengenai degradasi maka dapat diasumsi akan
terjadi degradasi di hilir sebesar 2,5 m, sehingga :
elevasi m.a. dihilir = elev.mercu +h2 - degradasi
= 130,83 m – 127,08 m
= 3,75 m
Jari – jari bak minimum yang diijinkan (Rmin) dapat dibaca dari gambar 3.22
H 3,75 R min
1,74 1,55
hc 2,15 hc
Batas muka air hilir minimum (Tmin) diberikan pada gambar 3.23
H 3,75 T min
1,74 1,89
hc 2,15 hc
Tmin = 1,89 x .hc