Anda di halaman 1dari 14

Lampiran 2.

1
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

1. INTAKE dan BANGUNAN PEMBILAS INTAKE


1.1 Hitungan Dimensi Intake

Intake Kanan

Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan pengambilan (Qi) adalah 3,99


m3/dt dan digunakan 50% pada intake kanan sehingga menjadi (Qi) = 1,995 m3/dt. Dengan
adanya kantong lumpur debit rencana pengambilan ditambah 20%, sehingga debit rencana
pengambilan menjadi:

Qrencana = 1,2 x 1,995 = 2,39 m3/dt.

Kecepatan pengambilan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

V =m √ 2. g. z
1,0 = 0,8 √ 2.9,81. z
Z = 0,08 m ≈ 0,08 m

Dengan kecepatan pengambilan rencana (v) = 1,0 m/dt, kehilangan tinggi energi
yang diperlukan menjadi 0,08 m.

Berikut (Gambar 3.7) diperlihatkan dua tipe pintu pengambilan.

Gambar 3.7 Potongan Memanjang Pintu Pengambilan


Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,2 m diatas muka kantong dalam
keadaan penuh, guna mencegah pengendapan partikel sedimen di dasar pengambilan itu
sendiri.

Dengan menggunakan ukuran pintu yang ada dipasaran (Lihat Tabel L2.1), maka
dimensi pintu dan bukaannya dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel L2.1 Dimensi Pintu Air


Ukuran daun pintu Tinggi
Jenis Pintu Bahan
Tinggi Lebar Tebal gawang
             
PINTU TARIK : 200 mm 200 mm 6 mm 1.100 mm Besi
    300 mm 300 mm 6 mm 1.100 mm Besi
    400 mm 300 mm 6 mm 1.100 mm Besi
             
PINTU ULIR : 400 mm 400 mm 6 mm 1.600 mm Besi
    500 mm 500 mm 6 mm 1.600 mm Besi
    600 mm 600 mm 8 mm 1.600 mm Besi
    700 mm 700 mm 8 mm 1.600 mm Besi
    800 mm 800 mm 8 mm 1.600 mm Besi
PINTU ULIR : 800 mm 1.000 mm 60 mm 2.500 mm Kayu jati
(1 Stangdrat) 900 mm 1.100 mm 60 mm 2.500 mm Kayu jati
    1.100 mm 1.200 mm 60 mm 2.750 mm Kayu jati
    1.000 mm 1.500 mm 60 mm 2.750 mm Kayu jati
             
PINTU ULIR : 1.100 mm 1.750 mm 80 mm 3.000 mm Kayu jati
(2 Stangdrat) 1.200 mm 1.800 mm 80 mm 3.000 mm Kayu jati
    1.400 mm 2.000 mm 80 mm 4.000 mm Kayu jati
    1.500 mm 2.500 mm 80 mm 4.000 mm Kayu jati
Sumber : SHBJ 2007 DI Yogyakarta

Dicoba menggunakan pintu ulir 2 stangdrat dengan;


Jenis pintu = Pintu Ulir 2 Stangdrat
Bahan = Kayu Jati
Jumlah pintu (n) =3
Lebar pintu (B) = 1,75 m
Tinggi Pintu (h) = 1,10 m

Maka dapat diketahui,


Lebar efektif (beff) = (Lebar pintu – 2 x Takikan) x n
= (1,75 – (2 x 0,10)) x 3
= 4,65 m
Dengan menggunakan persamaan Q = μ b a (2gZ)0.5, maka
Tinggi bukakan (a) = Q/ μ b (2gZ)0.5
= 2,39/(0,80 x 4,65 x (2 x 9,81 x 0,15) 0.5)
= 0,51 m < h = 1,10 m ok!
Sehingga digunakan :
jumlah pintu (n) = 3 pintu
lebar pintu (B) = 1,75 m
tinggi pintu (h) = 1,10 m

Karena sungai (diasumsikan) mengangkut material lanau, maka tinggi ambang


pengambilan (pintake) dipakai 0,50 m.

Intake Kiri

(Qi) adalah 3,99 m3/dt * 50% = 1,995 m3/dt


Qrencana = 1,2 x 1,995 = 2,39 m3/dt.

Kecepatan pengambilan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

V =m √ 2. g. z
1,0 = 0,8 √ 2.9,81. z
Z = 0,08 m ≈ 0,08 m

Dengan kecepatan pengambilan rencana 1,0 m/dt, kehilangan tinggi energi yang
diperlukan menjadi 0,08 m.

Dicoba menggunakan pintu ulir 2 stangdrat dengan;


Jenis pintu = Pintu Ulir 2 Stangdrat
Bahan = Kayu Jati
Jumlah pintu (n) =3
Lebar pintu (B) = 1,75 m
Tinggi Pintu (h) = 1,10 m

Maka dapat diketahui,


Lebar efektif (beff) = (Lebar daun pintu – 2 x Takikan) x n
= (1,75 – (2 x 0,10)) x 3
= 4,65 m
Dengan menggunakan persamaan Q = μ b a (2gZ)0.5, maka
Tinggi bukakan (a) = Q/ μ b (2gZ)0.5
= 2,39/(0,80 x 4,65 x (2 x 9,81 x 0,15) 0.5)
= 0,51 m < h = 1,10 m ok!
Sehingga digunakan :
jumlah pintu (n) = 3 pintu
lebar pintu (B) = 1,75 m
tinggi pintu (h) = 1,10 m

Karena sungai (diasumsikan) mengangkut material lanau, maka tinggi ambang


pengambilan (pintake) dipakai 0,50 m.

Lebar Pilar Terpakai

0,6 m → Lebar pintu < 1,5 m


0.8 m → 1.5 m - 2,0 m
1,0 m → Lebar pintu < 2,0 m
Lebar Pilar Terpakai : 0.8m

1.2 Hitungan Dimensi Bangunan Pembilas Intake

Berdasarkan KP-02 (1986), dari pengalaman yang diperoleh dari banyak bendung dan
pembilas yang dibangun. Dinyatakan bahwa, lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari total
pengambilan termasuk pilar-pilarnya.

Pembilas kanan

Sehingga lebar bersih bangunan pembilas ( Bsc ) adalah 0.6 x lebar total pengambilan.
Bsc = 0,6 . (np.Lp +npl(jumlah pilar).Lpl (lebar pilar))
Bsc = 0,6 . (3 x 1,75 + 2 x 0,80 ) = 4,11 m

Jumlah pintu yang digunakan :

Lpembilas < npitu pembilas + Lpintu pembilas


4,11 m < npitu pembilas + 1,75 m
npitu pembilas > 2,36
→ dibulatkan npitu pembilas = 3 pintu

Dan untuk pemisah antara pembilas dengan bendung dipakai pilar dengan lebar 0,80 m.

Pembilas kiri

Sehingga lebar bersih bangunan pembilas ( Bsc ) adalah 0.6 x lebar total pengambilan.
Bsc = 0,6 . (np.Lp +npl(jumlah pilar).Lpl (lebar pilar))
Bsc = 0,6 . (3 x 1,75 + 2 x 0,80 ) = 4,11 m
Jumlah pintu yang digunakan :
Lpembilas < npitu pembilas + Lpintu pembilas
4,11 m < npitu pembilas + 1,75 m
npitu pembilas > 2,36
→ dibulatkan npitu pembilas = 3 pintu
Dan untuk pemisah antara pembilas dengan bendung dipakai pilar dengan lebar 0,80 m.
Rekap data hasil perhitungan Intake :

Tabel 3.6 Dimensi Intake


Pengambilan
No Keterangan Simbol Satuan
Kanan Kiri
1 Debit Rencana Qn 1,99 1,99 m³/det
2 Debit Desain Q 2,39 2,39 m³/det
3 Koefisien   μ 0,80 0,80  
4 Lebar efektif bef 4,65 4,65 m
5 Kehilangan energi z 0,08 0,08 m
6 Tinggi bukaan a 1,03 1,03 m
7 jumlah pintu 3 3
8 jumlah stangdrat 2 2
9 lebar pintu 1,75 1,75 m
10 tinggi pintu 1,10 1,10 m
11 tebal pintu 0,08 0,08 m
12 tinggi gawangan 3,00 3,00 m
13 ambang hulu pintu pengambilan p 0,50 0,50 m
14 ambang hilir pintu pengambilan d 0,20 0,20 m

Tabel 3.7 Dimensi Pembilas Intake


Pengambilan
No Keterangan Simbol Satuan
Kanan Kiri
1 Lebar efektif Bsc 4,11 4,11 m
2 jumlah pintu n 3 3 Buah
3 jumlah stangdrat 2 2  
4 lebar pintu Lp 1,75 1,75 m
5 tinggi pintu Hp 1,10 1,10 m
6 tebal pintu Tp 0,08 0,08 m

2. BENDUNG

2.1 Hitungan Dimensi Mercu Bendung

Elevasi dasar sungai = 125 m


Elevasi muka air rencana di intake = elevasi dasar sungai + lantai dasar pembilas +

ambang intake (pintake) + tinggi bukaan intake (a)

= 125 + 0,2 + 0,5 + 0,51

= 126,21 m

Hitung elevasi mercu bendung:

1. Muka Air Rencana di Intake = 126,21 m


2. Kehilangan tinggi energi pada alat ukur (asumsi) = 0,20 m
3. Kehilangan tinggi energi pada pengambilan saluran primer = 0,10 m (zpengambilan)
4. Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 0,08 m (zintake)
5. Keamanan = 0,10 m+
Elevasi Mercu Bendung = 126,69 m

Bendung di rencanakan sebagai bendung pasangan batu dengan mercu bulat. Muka hulu
berkemiringan 1 : 0 dan kemiringan hilir 1 : 1.
Lebar Sungai = NIM/100 = 14649/100 = 146,49 m
Lebar antar abutment (B) = lebar sungai – (npembilas.Lpembilas + ∑Lpilar)ka+ki
= 146,49 – 2 x ((3 x 1,75 + (2 x 0,8))
= 132,79 m
Tinggi bendung dari dasar sungai (p) = elevasi mercu bendung – elevasi dasar sungai
= 126,69 – 125
= 1,69 m
Dari rumus debit bendung (KP-02,1986), muka air banjir rencana dapat ditentukan :
2
Qb = Cd x 2/3 x √ 3
.g
x Be x H11,5
dimana: Qb = debit banjir (Q100 = 372,43 m3/dt)
Cd = koefisisen debit C0.C1.C2. Harga-harga koefisien C0 , C1, C2 dapat
ditentukan dari grafik.
Be = lebar efektif
H1 = tinggi energi hulu

Lebar efektif bendung: Be = B – 2 x H1(n.Kp+Ka)


Be = 132,79 – 2 x H1 x (2 x 0,01+0,1)
= 132,79 – 0,24H1 m
Dimana : B = Lebar antar abutmen bendung
n = jumlah pilar, (n = 2)
Kp = Koefisien kontraksi pilar (Kp = 0,01 → Tabel 3.1)
Ka = Koefisien kontraksi pengkal bendung (Ka = 0,10 → Tabel 3.2)
Asumsi Awal,
Jari-jari ( r ) mercu bendung = a.H1; a = 0,3 – 0,7  untuk bendung pasangan batu
a = 0,1 – 0,7  untuk bendung beton
digunakan asumsi a = 0.5 dan H1 = 1,00 m didapatkan asumsi jari-jari mercu bendung; r =
0,50 m dan diketahui tinggi bendung (p) = 1,69 m.Maka nilai-nilai C0, C1 dan C2 diketahui
berturut-turut dengan menggunakan Grafik pada Gambar 1, Gamabr 2 dan Gambar 3.

Gambar L.1 Koefisien Co untuk bendung mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
Gambar L.2 Koefisien C1 sebagai nilai banding fungsi p/H1
Gambar L.3 Koefisien C2 sebagai nilai banding fungsi p/H1

Dengan menggunakan asumsi, rumus dan grafik di atas, grafik rating curve mercu bendung
dapat diketahui seperti yang terlihat pada Tabel 1 Berikut;

Tabel L2.2 Perhitungan Debit Di Atas Mercu Bendung


H1 H1/r Co p/H1 C1 C2 Cd be Qb
0.5 0.66 1.43 3.39 1.00 0.99 1.41 132.59 112.63
1 1.33 1.29 1.69 0.98 0.99 1.25 132.39 281.21
1.5 1.99 1.22 1.13 0.98 1.00 1.19 132.19 493.28
2 2.66 1.14 0.85 0.94 1.01 1.08 131.99 688.52
2.5 3.32 1.09 0.68 0.93 1.01 1.03 131.79 914.34
3 3.98 1.03 0.56 0.91 1.01 1.09 131.59 1270.01
3.5 4.65 0.98 0.48 0.87 1.02 1.12 131.39 1641.94
4 5.31 0.94 0.42 0.86 1.03 1.15 131.19 2056.67
Dari tabel hasil hitungan, dapat digambarkan Grafik Rating Curve seperti yang terlihat pada
Gambar L.4.

Gambar L.4 Rating Curve Bendung


Dengan melihat pada Rating Curve yang telah di buat, dapat diketahui ketinggian air yang
melintas di atas bendung pada tiap-tiap debit yang mengalir.

H = (0,21 + 0,0029*x) – (5,2942*10-7*x2) → x = Qb

dengan Qb = 372,43 m3/s

 H1 = (0,21 + 0,0029*372,43) – (5,2942x10-7*372,432) = 1,22 m


 maka digunakan H1 = 1,22 m
 jari-jari mercu (r) = a.H1 = 0,5 x 1,22 m = 0,61 m

Karena bendungnya terbuat dari pasangan batu kali, besar tekanan harus kurang dari -1,00m
dengan H1/r = 1,22/0,61 = 2
Dengan menggunakan grafik hubungan tekanan yang bekerja pada bendung seperti yang
terlihat pada Gambar L.5 berikut.
Lebar efektif bendung: Be = B – 2 x H1(n.Kp+Ka)
Be = 132,79 – 2 x H1 x (2 x 0,01+0,1)
= 132,79 – 0,24*1,22
= 132,45 m
Gambar L.5 Grafik

Besar tekanan adalah ρ/πg= 0,1 x 1,00 = 0,1 ( -1,0 < x = 0,9 < 1 )……. Ok!!

3. Kolam Olak

Karena banjir diperkirakan akan mengangkut batu – batu bongkah akan dipakai
peredam energi tipe bak (bucket type).

Untuk menentukan dimensi diperlukan data – data sebagai berikut:

Debit satuan (Q100) → q100 = Q100/Be = 372,43 / 132,45 = 2,8 m3/dt

q 2,8 2
Kedalaman kritis (Q100)→ hc = √
3
100
9 , 81
2

= √
3
9,81 = 0.93 m

Elevasi tinggi energi hulu = elev.mercu + H1

= + 126,69 + 1,22 = +127,91 m

Muka air di hilir bendung untuk fungsi peredaman menurut penelitian IHE menyimpulkan bahwa
pengaruh kedalaman tinggi air hilir terhadap bekerjanya bak sebagai peredam enegi, ditentukan oleh
perbandingan h2/h1 (Gambar L.6). Nilai h2/h1 lebih tinggi dari 2/3, maka aliran akan menyelam ke
dalam bak dan tidak ada efek peredaman yang bisa diharapkan.
Gambar L.6 Batas maksimum tinggi air hilir
h2/h1 < 2/3  h2 < 2.H1/3
h2 < 2.1,21/3
h2 < 0,806 m  dipakai h2 = 1,00 m

sesuai KP-02 apabila tidak ada data pasti mengenai degradasi maka dapat diasumsi akan
terjadi degradasi di hilir sebesar 2,5 m, sehingga :
elevasi m.a. dihilir = elev.mercu + h2 - degradasi

= +126,69 + 1,00 - 2,50 = +125,19 m

Elevasi tinggi energi hilir = elev.hilir + 0,1 m

= +125,19 + 0,1 m = +125,29 m

ΔH = elev.tinggi energi hulu – elev.tinggi energi hilir

= 127,91 m – 125,29 m

= 2,62 m

Jari – jari bak minimum yang diijinkan (Rmin) dapat dibaca dari gambar L.7
Gambar L.7 Jari-jari minimum bak

ΔH 2 ,62 R min
= =2 , 62→ =1 ,60
hc 1, 00 hc

Rmin = 1,60.hc= 1,60 x .0,911 = 1,45 → ambil R = 3,00 m

Batas muka air hilir minimum (Tmin) diberikan pada gambar L.8
Gambar L.8 Batas minimum tinggi air di hilir

ΔH 2 .62 T min
= =2 , 62→ =2 , 39
hc 1, 00 hc
Tmin = 2,39 x .hc
= 2,39 x 1,00 = 2,39 m dipakai 2,40 m.
Rekap data hasil perhitungan dimensi bendung :
Tabel 3.5 Dimensi Bendung
No Keterangan Simbol Desain Satuan
1 Debit banjir Qb 372,43 m³/det
2 Lebar sungai 146,49 m
3 Lebar bendung B 132,79 m
4 Lebar efektif bendung Be 132,45 m
5 tinggi mercu P 1,69 m
6 jari-jari mercu R 0,62 m
7 tinggi terjunan z 2,62 m
8 kedalaman kolam olak (dari dasar sungai) N 1,50 m
9 panjang kolam olak (¼ Kel. Lingakaran) Lj 2,35 m
10 kedalaman endsill 2,50 m
11 kedalaman pelindung hilir DR m
12 panjang pelindung hilir L m
13 kedalaman cut off dari lantai hulu m
14 tebal kolam olak bagian depan m
15 tebal kolam olak bagian belakang m
16 Panjang turap m
17 tinggi energi muka air diatas mercu H1 1,21 m
18 tinggi muka air diatas mercu h1 1,16 m
19 tinggi energi muka air di hilir bendung H2 1,00 m
20 tinggi muka air di hilir bendung Y2 0,90 m
21 tinggi tanggul hulu bendung dari muka air Hhulu 1,50 m
22 tinggi tanggul hilir bendung dari muka air Hhilir 1,50 m

Anda mungkin juga menyukai