d. Balok 18/40
Panjang = 5 meter, Volume = 0,180,45 = 0,36 m3
Kerena beton struktur gunakan setiap 1 m3 membutuhkan beton 200 kg
3. Pekerjaan Kolom Utama & Praktis
a. Kolom Praktis 15/15
Tinggi Kolom diambil rata-rata = 3,5 meter, jumlah kolom = 14 bh
Volume = 0,150,153,514 = 1,1 m3
Kerena beton nonstruktur gunakan setiap 1 m3 membutuhkan beton 150
kg
b. Kolom Utama 20/20
Tinggi Kolom = 3,5 + 0,55 = 4,05 m (0,55 dari 0,6-0,05 lihat gambar
fondasi)
Jumlah = 17 buah, Volume = 0,20,24,0517 = 2,75 m3
Kerena beton struktur gunakan setiap 1 m3 membutuhkan beton 200 kg
V. PEKERJAAN PASANGAN BATA
1. Pasangan Trasram 1:3
Pasangan Trasram adalah pasangan bata di atas sloof setinggi minimal 30
cm, yang berfungsi agar air tanah tidak naik ke dinding bata.
Panjang = (8,5+1,5+5+1,5+2+3+3+4+5+15+2+1,5+5,5+4+3+15
lebar pintu
= 79,50 (0,83)+(0,93)+(1,6) = 72,8 meter
Luas Pasangan Bata trasram = 72,8 x 0,3 = 21,84 m2
2. Pasangan Dinding Bata Kamar Mandi 1:3
Pasangan Bata kamar mandi menggunakan spesi campuran 1:3 Agar air
tidak merebes melalui dinding.
Kamar Mandi Pembantu
Panjang dinding = 1,5 x 4 = 6 m
juga untuk menentukan berapa tenaga dan biaya yang dibutuhkan tiap
minggunya, termasuk waktu pendatangan material sehingga pekerjaan
tersebut dapat di antisipasi keterlambatan material dan kekurangan
tenaga, dan juga sebaliknya tidak berlebihan material maupun tenaga
yang dapat menyebabkan harga dari bangunan tersebut menjadi tinggi.
Jadwal Pelaksanaan bermacam macam, pada contoh saya menggunakan
jadwal pelaksanaan model garis, atau batang.
1. Plesteran dinding 1 PC : 3 Pasir
Plesteran digunakan didaerah yang sering terkena air, yaitu plesteran
kamar mandi dan plesteran di trasram Luas Plesteran adalah luas
pasangan bata dikali dua.
Luas Pasangan Bata = 21,8 + 41,66 = 63,46 m2
XI.PEKERJAAN PLAFOND
a. Kamar Pembantu
Luas = 2,5 x 1,5 = 3,75 m2
b. WC dan Teras
Luas = 2,5 x 1,5 = 3,75 m2
XII. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Cat dinding =luas plesteran
Luas = 63,46 + 520,14 m2
b. Cat Plafond dan dak
Luas Plafon = 7,5 m2
Luas dak = 71 m2
Luas balok
Dimensi 15/30= (0,15+0,18+0,18) x panjang balok
(0,18 didapat dari tinggi balok tebal plat)
Luas dimensi 15/30 = (0,51) x 68 = 34,68m2
Dimensi 15/20=(0,15+0,08+0,08) x 12 = 3,72 m2
Dimensi 18/40 =(0,18+0,28+0,28) x 5= 3,7 m2
Luas total = 7,5 + 71 + 34,68 + 3,72 + 3,7 = 120,6 m2
c. Pekerjaan Pengecatan Kusen dan daun pintu
dihitung pendekatan
Kusen
Panjang total = 59,8 m
Lebar = (0,082)+(0,122) = 0,4 m
Luas = 59,8 x 0,4 = 23,92 m2
d. Pengecatan daun pintu dan jendela
luas = (5,67+3,2+3,36) x 2 = 24,46 m2
Contoh tabel membuat RAB Pembangunan (Rencana Anggaran Biaya)
Keterangan
Setiap item pekerjaan di buat bobot satuan %, dengan cara Jumlah harga
di item pekerjaan tersebut dibagi Grand total dikalikan 100, kalau
pembagian sempurna hasil penjumlahan % bobot adalah 100%, kemudian
tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tersebut, disini kami menggunakan contoh untuk menyelesaika
pekerjaan membutuhkan waktu 9 minggu, setiap 1 minggu di bagi 2
kolom, perlu diketahui kolom tersebut tidak mengikat, bisa dibuat kolom
bulanan terdiri dari 4 kolom mingguan, atau lainnya
Kemudian tentukan berapa lama waktu yang di butuhkan untuk
menyelesaikan item pekerjaan tersebut, contoh pekerjaan ring balk
diperkirakan waktu yg dibutuhkan adalah 3 minggu, sedangkan pada tabl
setiap 1 minggu di bagi 2 kolom, maka masing-masing kolom bobotnya
adalah 8,134% di bagi 6
Dan perlu juga diperhatikan saat memulai pekerjaan lihat pekerjaan
pendahulunya bisa tidak perkerjaan tersebut dimulai pada minggu yang
kita tentukan, seperti perkerjaan ringbalk dimulai setelah pekerjaan kolom
selesai dan pekerjaan bata sudah memasuki minggu kedua, dan selesai
setelah pekerjaan bata berakhir, karena posisi ringbalk berada diatas bata
Diposkan oleh Agus Riyanto di 11:10 0 komentar
Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat fondasi
Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm,
pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d
10 cm. cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3,
kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan.
2. Pasangan Fondasi
Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal) untuk
bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang
fondasi kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar
bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi 0,7 meter, lebar
atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka volumenya
adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara
perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi
jarang sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara
perhitungan isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis
pasangan bata, pasangan 1 bata atau bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30
cm sedangkan ukuran bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama
hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas
dari daun jendela,daun pintu,boven, satuan m2.
2. Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3. Acian
Sama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah
yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4. Sponengan atau tali air
Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar
kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan
plesteran disebut sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan
lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
justify;">
1. Pembuatan Kuda-Kuda
Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan
dimensi kayu yang dipakai.
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
2. Plesteran
3. Acian
4. Sponengan
5. Tali air
VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1. Pembuatan kusen pintu jendela
2. Pembuatan daun pintu
3. Pembuatan daun jendela
4. Pasang Kusen Pintu
5. Pasang Kusen Jendela
6. Pasang Daun Pintu
7. Pasang Daun Jendela
VII.Pekerjaan Rangka Atap
1. Pembuatan Kuda-kuda
2. Pembuatan Gording
3. Pembuatan Jurai
4. Pembuatan balok nok
5. Pasang kuda-kuda
6. Pasang gording
7. Pasang Balok Nok
8. Pasang Jurai
9. Pasang Papan suri
10. Pasang Usuk
11. Pasang alumunium poil
12. Pasang Reng
13. Pasang Genteng
14. Pasang Talang
Mengapa diperlukan kontraktor? Hal ini karena kadang kita tidak bisa
mengawasi atau membangun rumah sendirian, dimana kita harus menjadi
mandor, mengawasi pekerja, membeli material dan sebagainya. Anda ingin
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam proses kerja, misalnya seperti
borongan, borong upah, borongan per pekerjaan. Borongan yaitu semua
pekerjaan dalam membangun dilakukan oleh kontraktor, dalam hal ini
kontraktor akan mencari bahan-bahan material, mencari tukang, mencari
subkontraktor dan melakukan proses pembangunan hingga jadi.
Borong upah dilakukan bila material dicari dan diusahakan ada oleh pemilik
rumah sendiri, sehingga pekerjaan kontraktor hanya mengawasi pekerjaan,
mencari tukang dan sebagainya. Borongan per pekerjaan dilakukan bila Anda
mencari berbagai kontraktor atau sub kontraktor untuk berbagai pekerjaan,
mislnya pekerjaan atap sendiri, pekerjaan kusen sendiri, dan pekerjaan-per
pekerjaan dilakukan secara terpisah oleh kontraktor yang berbeda.
Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan kontraktor Anda tentang jenis kontrak
kerja yang Anda inginkan, sekaligus biarkan sang kontraktor menjelaskan
bagaimana biasanya pekerjaan dilakukannya. Dalam hal ini Anda bisa
menilai apakah Anda tetap menghendaki kontraktor tersebut menggarap
bangunan Anda.
Idealnya, arsitek harus diikutkan dalam proses pembangunan, sebagai
arsitek pengawas. Bila Arsitek Anda telah selesai dengan gambar bangunan
Anda, sebaiknya mintalah kesediaan untuk mengawasi proses pekerjaan dari
pembangunan tersebut. Namun bila arsiteknya tidak memungkinkan untuk
mengawasi, Anda bisa menggunakan jasa arsitek pengawas yang bisa
mengawasinya, dengan catatan arsitek pengawas tersebut bisa memahami
gambar kerja yang sudah ada. Bila arsitek pengawas tersebut juga belum
bisa didapatkan, Anda harus meyakinkan diri bila menggunakan kontraktor,
harus bisa membangun sesuai spesifikasi gambar dan rencana anggaran
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Biasanya kontraktor akan membuat
rencana anggaran biaya (RAB) dari versi kontraktor. Bila Anda memiliki RAB