18/PKL/D3-KG/2019
Disusun Oleh :
(1117030021)
ZAHRA PANGASTUTI
(1117030030)
Pembimbing :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kehendak-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang
dilaksanakan di The Pakubuwono Menteng – Jakarta Pusat, selama 5 minggu (26
Agustus 2019 – 04 Oktober 2019).
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, kami banyak mengalami banyak
kesulitan, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Namun, berkat dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya laporan kerja praktik ini dapat
diselesaikan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua beserta keluarga kami yang selalu memberikan dukungan moral
baik dalam hal materi maupun doa.
2. Bapak Agung Budi Broto, S.T., M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta.
3. Bapak Ir.Drs.R.Agus Murdiyoto,MSi. sebagai Dosen Pembimbing Praktik
Kerja Lapangan yang selalu membimbing dan memberi masukan dalam
menyusun laporan ini.
4. Bapak Ir.Mozes Tuanakotta selaku Associate Director yang telah menerima
kami untuk melakukan praktik kerja lapangan di proyek The Pakubuwono
Menteng.
ii
5. Bapak Richard Tan selaku Project Manager yang telah menerima kami
untuk melakukan praktik kerja lapangan di proyek The Pakubuwono
Menteng.
6. Bapak Robin selaku Site Engineer dan juga sebagai pembimbing kami di
proyek The Pakubuwono Menteng.
7. Bapak Adrian selaku Quality Assurance Manager dan juga sebagai
pembimbing kami di proyek The Pakubuwono Menteng.
8. Serta seluruh staff karyawan PT. Total Bangun Persada Tbk yang telah
banyak membantu dan memberikan masukan selama Praktik Kerja
Lapangan berlangsung.
9. Teman-teman Paktik Kerja Lapangan yang membantu dalam segala hal.
10. Dan teman-teman Gedung 3 2017 yang telah membantu dalam segala hal.
Kami menyadari bahwa laporan kerja sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
Harap kami, mudah-mudahan laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
v
2.9.3. Tahap Pelaksanaan ............................................................. 23
2.9.4. Tahap Pengawasan ............................................................. 24
vi
4.2.2.1.5. Pekerjaan Pelepasan Bekisting .......................................... 69
4.2.2.2. Core Wall dan Shear Wall ................................................. 70
4.2.2.2.1. Pekerjaan Pembesian .......................................................... 71
4.2.2.2.2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting ...................................... 72
4.2.2.2.3. Pekerjaan Pengecoran ........................................................ 74
4.2.2.2.4. Pekerjaan Pelepasan Bekisting dan Curing ..................... 76
4.3. Tugas Selama Praktik ......................................................... 77
4.3.1. Melalukan Mapping Progress ............................................ 77
4.3.2. Melakukan Monitoring NCR Struktur ............................. 78
4.3.3. Melalukan NDT UPV pada Kolom Lantai 12 .................. 80
4.4. Studi Kasus .......................................................................... 83
4.4.1. Core Wall Bunting .............................................................. 83
4.4.2. Balok Retak ......................................................................... 83
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9 Penghargaan Annual Report Award dari Bursa Efek Indonesia
viii
Gambar 3.1 Tampak Depan Apartemen The Pakubuwono Menteng
ix
Gambar 4.21 Pemasangan Tulangan Core Wall
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 13 KURVA S
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah kegiatan yang menjadi salah satu
syarat kelulusan dalam menempuh jenjang pendidikan Diploma III (D-III)
Jurusan Teknik Sipil bidang studi konstruksi bangunan gedung yang dilakukan
pada akhir semester IV hingga awal semester V selama 8 minggu di sebuah
proyek perusahaan jasa konstruksi. Pada kerja praktik ini, mahasiswa
ditugaskan pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung. Mahasiswa akan
dibimbing oleh para pelaku proyek professional melalui penjelasan, pembagian
tugas, diskusi, dan melalui pengamatan langsung di lapangan. Mahasiswa
Teknik Sipil kemudian diharapkan dapat membandingkan perencanaan yang
dibuat dengan pelaksanaannya di lapangan, melihat dan mengalami secara
langsung permasalahan-permasalahan yang terjadi selama masa konstruksi
suatu struktur bangunan sipil, dan mengetahui cara-cara atau solusi-solusi
praktis yang dapat digunakan selama konstruksi berlangsung.
Banyaknya pengalaman yang bisa didapat oleh mahasiswa selama Praktik
Kerja Lapangan atau Job Training, diharapkan tuntutan kebutuhan akan dunia
konstruksi lulusan Politeknik yang terampil dan cerdas bisa tercapai. Serta
terjalin hubungan yang erat antara perusahaan jasa kosntruksi dengan lembaga
pendidikan tinggi khususnya Politeknik Negeri Jakarta.
1
Tanggal : 26 Agustus 2019 – 05 Oktober 2019
Waktu : Senin – Sabtu, Pukul 08.30 – 17.30
2
1. Memperoleh pengetahuan di lapangan yang digunakan sebagai
perbandingan antara teori yang didapat di bangku perkuliahan
dengan kenyataan di lapangan.
2. Mengetahui bagaimana suatu perusahaan layanan jasa
pelaksanaan konstruksi itu berdiri dan siapa saja pihak yang
terlibat didalamnya.
3. Mengetahui jenis-jenis dokumen yang ada pada suatu proyek
konstruksi.
4. Mengetahui struktur organisasi baik dalam perusahaan jasa
konstruksi maupun proyek konstruksi.
5. Mengetahui pembagian tugas (job description) semua personal
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
6. Memahami metode pelaksanaan proyek konstruksi.
7. Mengamati dan menjalankan tugas yang diberikan di proyek
konstruksi.
8. Mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada di
proyek.
9. Membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata tulis
penulisan ilmiah.
1.2.2. Manfaat
Berikut adalah manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa :
1. Memberikan mahasiswa informasi yang bermanfaat mengenai
ilmu yang berhubungan dengan konstruksi gedung.
2. Dapat menambah pengalaman di lapangan secara langsung.
3. Menjadi mahasiswa yang berpotensi kompetitif yang siap
memasuki era dunia kerja.
3
1. Memperoleh masukan – masukan baru dari lembaga pendidikan,
melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL.
2. Menjalin hubungan baik dengan Politeknik Negeri Jakarta.
3. Memperluas jejaring komunikasi antara Politeknik Negeri Jakarta
dengan industry konstruksi.
4
yang terlibat dalam proyek ini. Waktu kerja praktik yang dilakukan adalah 2
(dua) bulan. Dalam waktu 2 (dua) bulan tersebut rasanya sulit bagi penulis
untuk menguasai semua kegiatan yang dilakukan pada proyek yang besar ini.
Oleh karena itu, dalam laporan kerja praktik ini diperlukan batasan. Batasan
yang disajikan dalam laporan ini adalah memfokuskan pada pekerjaan struktur
dan arsitektur yang terdiri dari :
5
Menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan proyek, gambaran umum
proyek, struktur organisasi proyek, serta proses persiapan dan pelaksanaan
Proyek The Pakubuwono Menteng.
BAB IV : Kegiatan Yang Diamati
Melaporkan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang diamati pada Proyek The
Pakubuwono Menteng selama Praktik Kerja Lapangan.
BAB V : Penutup
Berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari tujuan Praktik Kerja
Lapangan dan saran kepada Praktikan yang selanjutnya akan melaksanakan
kerja praktik.
6
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
7
bangunan dan manajemen proyek di industri konstruksi Indonesia, seiring
dengan keahlian di bidang konstruksi gedung-gedung tinggi yang selalu
dibutuhkan.
TOTAL memiliki pengalaman dan kompetensi yang terpercaya dalam
bidang jasa konstruksi selama lebih dari 40 tahun. TOTAL secara
berkesinambungan melahirkan konsep diferensiasi serta transformasi yang
berkualitas dan menjunjung inovasi sebagai landasan kerja. Tekad TOTAL
untuk menjadi perusahaan jasa konstruksi kelas dunia diwujudkan dengan
melakukan improvement dan inovasi, baik di pusat maupun di proyek, dari segi
waktu, kualitas, proses kerja, dan waste management sehingga mampu
menjawab tantangan serta dinamika bisnis di masa mendatang.
Prinsip Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan
elemen penting dalam mewujudkan perusahaan yang sustainable serta searah
dengan visi dan misi perusahaan. Manajemen telah membentuk pihak-pihak
pendukung sebagai unit kerja untuk mengendalikan, mengawal, dan
bertanggung jawab atas implementasi GCG sekaligus sebagai mitra kerja dari
komite-komite di bawah Dewan Komisaris.
Pemahaman tentang tata kelola Perusahaan atau Good Corporate
Governance (GCG) memiliki peran penting untuk memastikan serta menjamin
pelaksanaan manajemen yang dijalankan dengan baik sehingga dapat
mengembangkan Perusahaan untuk meraih kesuksesan. Implementasi GCG
merupakan upaya optimalisasi Perusahaan untuk memberi nilai lebih kepada
pelanggan, masyarakat, juga para pemangku kepentingan, selain menjadikan
Perusahaan yang memiliki tingkat korporasi yang tinggi. GCG diperlukan untuk
menunjang Perusahaan agar kuat dan sustainable. GCG juga berimplikasi pada
sistem strukturisasi di Perusahaan yang kokoh dan rapih.
Corporate Governance (CG) berawal dari usulan untuk menyempurnakan
peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ (sekarang Bursa Efek Indonesia)
tahun 1998, yang mewajibkan seluruh Perusahaan untuk mengangkat Komite
Audit dan Komisaris Independen serta memberikan peran aktif Sekretaris
Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi.
8
Pemerintah Indonesia mendirikan Komite Nasional tentang Kebijakan
Governance (KNKG) dengan surat Keputusan Menteri Negara Koordinator
Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000.
KNKCG bertugas merumuskan dan membuat rekomendasi kebijakan nasional
mengenai GCG, mempelopori, dan memantau perbaikan dan inovasi dalam
bidang corporate governance di Indonesia. Salah satu usahanya adalah
menerbitkan pedoman GCG Indonesia.
Penerapan GCG dalam Perusahaan sangat penting guna mengelola seluruh
struktur dan sistem dengan baik. Pengimplementasian GCG akan berdampak
positif pada Perusahaan, seperti efisiensi, kompetitif, sustainable growth,
optimum value serta high return. Penerapan GCG akan meningkatkan
keyakinan investor terhadap Perusahaan dan menambah daya tarik Perusahaan
sebagai target investasi. Di TOTAL, GCG menjadi sebuah sistem yang dapat
mengarahkan serta memonitor Perusahaan guna peningkatan kemakmuran
bisnis yang accountable. Secara fungsional, penerapan GCG memberikan hak
dan tanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas Perusahaan.
Hal ini menciptakan keseimbangan eksternal dan internal karena proses kontrol
yang efektif di keduanya.
Di masa mendatang, TOTAL berharap untuk menjadikan GCG sebagai
corporate culture guna meminimalisir seluruh aspek yang merugikan dalam
Perusahaan.
9
4. Tahun 1986
Pelopor penggunaan metal scaffolding untuk Konstruksi Bangunan.
5. Tahun 1987
Renovasi Grand Hotel Preanger Jl. Asia Afrika, Bandung
6. Tahun 1990
Dibangunnya Pembangunan Gedung TOTAL
7. Tahun 1993
Pelopor penggunaan struktur composite steel untuk gedung
bertingkat, membangun hotel resort pertama di Bintan pertama
kalinya, gedung tertinggi di Jakarta, dan
Terminal ferry pertama dengan standar internasional
8. Tahun 1994
Pelopor penggunaan prosedur “slip form for core wall”
9. Tahun 2000
Membangun pusat grosir terbesar
10. Tahun 2002
Meraih ISO 9001:2000
11. Tahun 2003
Meraih Penghargaan Superbrand 2003/2004
12. Tahun 2006
Mendapatkan penghargaan sebagai Kontraktor Terbaik dari
Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), dan
Mendapat Akreditas OHSAS
13. Tahun 2009
Menerima Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,
Menerima OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety
Assessment Series,
Menerima SMK3:1996 Occupational Health Management System,
Menerima ISO 14001:2004, dan
Mendapatkan Penghargaan Kontraktor Terbaik untuk K3 Kabupaten
Kutai Timur.
14. Tahun 2010
10
Mendapatkan Pengharagaan dari Asosiasi Kontraktor Indonesia
(AKI) sebagai Pelopor Kontraktor Gedung Komersial 2010.
Pemenang Konstruksi Indonesia 2010, yang diselenggarakan oleh
Kementrian Pekerja Umum, untuk kinerja Konstruksi Proyek
Kategori Gedung Bertingkat.
Mendapatkan Penghargaan dari Asosiasi Kontraktor Indonesia
(AKI) sebagai Kontraktor Terbaik untuk Kualitas Konstruksi
Bangunan 2010.
Pemenang Indocement Award 2010 untuk kategori Kinerja
Keselamatan Terbaik, Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Sistem
Manajemen Mutu diakreditasi oleh SGS.
Sertifikasi Kesehatan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan
OHSAS 18001:2007 diakreditasi oleh SGS.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Audit, disertifikasi oleh
Sucofindo.
15. Tahun 2011
Legalisasi DPLH (Document of Environmental Management) untuk
kantor pusat dan TOTAL Building oleh Badan Pengelola
Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.
2.3. Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan PT. Total Bangun Persada Tbk
Visi PT. Total Bangun Persada Tbk adalah sebagai berikut :
1. Total Bangun Persada–perusahaan konstruksi bangunan gedung terbesar,
terdepan dan kekuatan utama dalam industri konstruksi Indonesia.
2. Perusahaan konstruksi bangunan gedung utama dan terpandang di Asia
Tenggara.
3. Kami ingin dikenal sebagai organisasi konstruksi yang berintegritas,
terpandang, adil dalam berbisnis (fair dealing), berkualitas, keselamatan,
bangga dan prima.
4. Perusahaan yang berkomitmen untuk kepuasan pelanggan dengan
menghasilkan kualitas kerja dalam lingkungan yang risikonya terkendali,
serta memberikan pelayanan prima.
11
5. Perusahaan yang segenap karyawannya bangga bekerja di dalam industri
konstruksi, dimana mereka dapat tumbuh dan berkinerja yang terbaik, dan
secara terus-menerus berupaya untuk mencapai keprimaan.
Misi PT. Total Bangun Persada Tbk adalah Bangga & Prima dalam
Konstruksi.
12
usaha dan kebijakan yang dibuat. Untuk mencapai hal tersebut di atas, TOTAL
melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Proyek tender yang lazim dilakukan perusahaan jasa konstruksi dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Menerima pekerjaan Design and build beberapa proyek, terutama proyek
dari pelanggan berulang yang menginginkan koordinasi TOTAL secara
terpadu dalam hal waktu, biaya, dan mutu.
3. Target Cost Project: membantu owner dalam mencapai target cost suatu
proyek sesuai dengan budget mereka, antara lain dengan cara: Value
Engineering.
4. Membangun proyek khusus dengan tingkat keahlian disertai mutu dan
presisi yang tinggi, antara lain bangunan industri, fasilitas rumah sakit
khusus, dimana peralatan medisnya mengandung unsur radioaktif.
13
2.6. Keunggulan PT Total Bangun Persada Tbk
Keahlian dan keunggulan TOTAL terletak pada pemenuhan standar
internasional yang didukung oleh beberapa faktor, meliputi:
Perusahaan memiliki catatan kerja atas layanan yang unggul
terhadap pelanggan baik sebelum, saat proses, dan setelah
penyelesaian proyek.
Perusahaan dikenal akan konsistensi dalam memenuhi ekspektasi
kualitas dan keselamatan kerja dalam setiap kegiatan operasi, serta
penyelesaian dan penyerahan proyek yang selalu tepat waktu.
Kelebihan TOTAL didukung oleh kerangka kerja yang dikhususkan untuk
menyediakan layanan berkualitas, melalui sumber daya manusia, peralatan, dan
sistem. Manusia TOTAL diberi pendidikan secara intensif agar memiliki pola
pikir yang sejalan dengan perusahaan, yaitu orientasi terhadap kepentingan
pelanggan. Berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan
kemampuan teknis dilakukan guna menciptakan sumber daya yang mampu
menjawab dinamika jasa konstruksi.
Kegiatan usaha TOTAL dalam bisnis jasa konstruksi, khususnya dalam
perencanaan proyek gedung, selalu menekankan pada aspek-aspek terbaik,
inovatif, serta ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari konsep green construction
serta pengembangan ide dari kegiatan Innovation Days yang menjadi
karakteristik dari kinerja TOTAL.
Dari sisi perencanaan dan pengembangan proyek, TOTAL memiliki
sejumlah aspek terbaik yang dapat terlihat dari proses pengelolaan manajemen
yakni, pengelolaan, pengalokasian, dan penjadwalan sumber daya m-TOTAL
dalam proyek guna mencapai sasaran yang dituju yaitu biaya, waktu dan mutu
proyek gedung.
Setelah proyek gedung selesai, TOTAL memiliki komitmen untuk tetap
menjaga hubungan harmonis dengan pelanggan. Oleh karena itu, sebagai wujud
dari prioritas terhadap pelanggan, TOTAL memberikan service atas gedung
yang selesai dibangun, selama gedung tersebut murni hasil kinerja dari PT Total
Bangun Persada Tbk. Hal ini merupakan upaya TOTAL untuk memprioritaskan
pelanggan sebagai mitra kerja yang harus mendapatkan pelayanan terbaik.
14
TOTAL melaksanakan bisnis jasa konstruksi dengan berfokus pada Layanan
Kontraktor Utama (Main Contractor) dan Layanan Rancang dan Bangun
(Design and Build).
15
Gambar 2.5 Pemenang Konstruksi Indonesia Award 2010
16
Gambar 2.8 Penghargaan Oleh Kementrian Pekerjaan Umum 2013
Gambar 2.9 Penghargaan Annual Report Award dari Bursa Efek Indonesia
17
2.8. Proyek yang Telah Dibangun
Berikut ini adalah proyek - proyek yang telah dibangun oleh PT. Total
Bangun Persada Tbk :
Klien : Pemerintah
Kabupaten Berau
Dinas Perhubungan
Komunikasi dan
Informatika Kegiatan
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas Bandara
2. Menara Tendean
Lokasi : Jakarta, DKI Jakarta
Klien : PT. Singa Propertindo Haryono
Tahun : 2018-2019
18
3. Hotel Mercure BSD City Tangerang
Lokasi : BSD City, Tangerang
Klien : PT. Serpong Regency Hotel
Tahun : 2018-2019
19
7. The Proposed Anchor Mall and Lagoi Bay
Lokasi : Lagoi, Bintan
Klien : Buana
Megawisatatama
Tahun : 2010-2011
9. The Smith
Lokasi : Alam Sutera, Tangerang
Klien : PT. Triniti Dinamik
Tahun : 2018-2020
20
10. The Pakubuwono Menteng
Lokasi : Jakarta, DKI Jakarta
Tahun : 2018-2021
21
Pada tahap perencanaan, konsultan yang dibutuhkan antara lain
adalah konsultan perencana struktur, Arsitektur, dan Mechanical Electical
(ME), yang ditugaskan untuk mengimplementasikan ide dari owner menjadi
gambar lengkap sebagai dasar pelaksanaan. Selain konsultan perencana,
pada tahap ini owner akan membutuhkan Quantity Surveyor (QS) untuk
membantu menentukan nilai pagu yang digunakan sebagai standar untuk
memilih kontraktor utama dalam pelelangan.
22
Penyedia jasa/kontraktor dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan
konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa pengawasan
konstruksi atau penyedia jasa manajemen konstruksi. Pelaksanaan
konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3). Hal ini berguna agar tercapainya sebuah perencanaan sesuai dengan
biaya, mutu, waktu dan safety. Pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
konstruksi dilakukan berdasarkan hasil perencanaan teknik. Pada pekerjaan
konstruksi yang termasuk dalam tahap pelaksanaan antara lain pekerjaan
struktur, arsitektur (finishing), dan Mechanical Electircal Plumbing (MEP)
yang akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya.
23
BAB III
PENGENALAN PROYEK
24
Gambar 3.1 Tampak depan apartemen The Pakubuwono Menteng
25
f) Tinggi Lantai ke Lantai : 3.7 m
g) Jenis Pondasi : Bor Pile dan Secant Pile
h) Ukuran Bor Pile : Tipe A, B, dan C = Ø 1,5 m
Tipe D = Ø 0,8 m
i) Jumlah Bor Pile : 176 titik
j) Struktur Bangunan : Beton bertulang
k) Mutu Bahan
Beton
o Bor Pile : f’c 40 MPa
o Pile Cap : f’c 27,5 MPa
o Secant Pile : f’c 25 MPa
o Shear Wall, Core Wall dan Kolom :
- fc’55 MPa untuk lantai
basement 3 sampai lantai 10
- fc’50 MPa untuk lantai 11
sampai lantai 20
- fc’ 40 MPa untuk lantai 21
sampai lantai 30 dan kolom
podium lantai basement 3
sampai lantai GF
- fc’ 30 MPa untuk lantai 31
sampai Top Roof
o Balok dan Pelat Lantai:
- fc’ 40 MPa untuk Lantai
basement 2 sampai lantai 20 dan
lantai basement 2 sampai lantai
Ground Floor
- fc’ 30 MPa untuk lantai 21
sampai lantai 30
- fc’ 25 MPa untuk lantai 31
sampai Top Roof
o Tangga : f’c 25 MPa
26
Besi Tulangan Ulir
o Mutu Besi : fy 420 MPa dan fy 520 MPa
l) Slump Test
Bor Pile : 14 ± 2 cm
Shear Wall : 17 ± 2 cm
Core Wall : 17 ± 2 cm
Kolom : 17 ± 2 cm
Balok dan Pelat : 13 + 3 - 1 cm
m) Mulai Pelaksanaan : 15 Maret 2018
n) Selesai Pelaksanaan : 31 Januari 2021
27
3. Mencapai efisiensi dan efektifitas penyelesaian suatu pekerjaan
28
perencanaan dan gambar yang tepat dan benar serta dapat dikerjakan di
lapangan. Apabila gambar konsultan tidak bisa dilaksanakan, kontraktor
mempunyai hak untuk mengubah gambar, namun tanpa mengurangi
persyaratan – persyaratan dan angka – angka yang dikelurakan oleh
konsultan. Sedangkan owner dan manajemen konstruksi bekerja sama untuk
pengontrolan di lapangan.
29
j. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian
dengan kontraktor.
k. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak
kontraktor.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan
hokum yang dipilih oleh pemilik proyek atau kontraktor pelaksana
untuk melakukan perencanaan. Selain itu konsultan atau perencana
merencanakan proyek secara detail sesuai dengan spesialisasi
pekerjaannya. Pada proyek The Pakubuwono Menteng ada beberapa
pihak yang menjadi konsultan perencana. Berikut adalah penjelasan
lebih jauh mengenai wewenang dan tugas konsultan perencana.
a. Konsultan Arsitektur
Konsultan arsitektur adalah pihak atau badan professional yang
menerjemahkan tampilan, tata ruang dan fungsi, dan bentuk
bangunan keinginan pemilik proyek kedalam suatu desain yang
nantinya akan dibangun menjadi bangunan sesungguhnya.
Konsultan arsitektur untuk proyek The Pakubuwono Menteng
adalah PT. Airmas Asri. Dalam mendesain sebuah bangunan,
konsultan arsitektur harus memperhatikan pula bagaimana aspek
teknis yang berhubungan dengan struktur bangunan dan bagian
mechanical electrical dan plumbing. Konsultan arsitektur dalam
mendesain juga harus dapat memahami apakah desain bangunan
itu memang dapat diwujudkan atau tidak.
Konsultan arsitektur memiliki tugas sebagai berikut :
1) Membuat gambar atau desain dan dimensi bangunan secara
lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas, dan penempatannya.
2) Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada
bangunan proyek.
3) Membuat gambar – gambar rencana dan syarat – syarat teknis
secara administrasi untuk pelaksanan proyek.
30
4) Membuat perencanaan dan gambar – gambar ulang atau revision
bila diperlukan.
5) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang
dibuatnya apabila sewaktu – waktu terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan.
Konsultan arsitektur memiliki wewenang sebagai berikut :
1) Merubah desain yang sudah ada dengan persetujuan
pemilik/owner.
2) Mengawasi pelaksanaan kegiatan finishing di lapangan.
b. Konsultan Struktur
Konsultan struktur adalah orang atau badan professional
yang bertugas dalam merencanakan desain bangunan dari segi
kekuatan struktur dan perhitungannya. Konsultan struktur
merencanakan elemen – elemen struktur yang menompang semua
bagian yang ada pada desain arsitek, dan merencanakan kekuatan
lain seperti sistem ketahanan gempa, ketahanan terhadap angina,
hingga perencanaan pondasi. Konsultan struktur untuk proyek The
Pakubuwono Menteng adalah DAVY SUKAMTA & PARTNERS.
Konsultan struktur memberikan landasan baku kepada pihak
pelaksana berkenaan dengan kekuatan dan posisi elemen – elemen
struktur dan detail teknik pelaksanaannya.
Konsultan struktur bertanggung jawab penuh terhadap
perkuatan suatu bangunan sampai sebatas gambar perencanaan.
Angka – angka yang tertera pada gambar konsultan perencana tidak
bisa dikurangi, namun berdasarkan pengalaman yang didapat
penulis di lapangan, pihak pelaksana (kontraktor utama) dapat
mengubah angka – angka kekuatan maupun posisi elemen struktur
pada gambar rencana dengan syarat angka – angka yang dirubah
tidak mengurangi kekuatan atau kekakuan struktur yang sudah
direncanakan. Perubahan – perubahan ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu karena pertimbangan pelaksanaan di lapangan,
31
atau karena posisi elemen struktur tadi bersinggungan dengan
keperluan mechanical electrical, plumbing (MEP) atau desain
arsitektural. Namun demikian, konsultan struktu harus kembali
memeriksa perubahan – perubahan ini agar tidak mengurangi
perkuatan struktur yang dari awal sudah direncanakan.
Konsultan struktur memiliki tugas sebagai berikut :
1) Merencakan perkuatan dan posisi elemen – elemen struktur
sesuai dengan kebutuhan bangunan dan arsitektural, dan harus
memenuhi persyaratan – persyaratan dan peraturan – peraturan
yang ada.
2) Merencanakan perkuatan struktur berdasarkan semua beban
yang bekerja.
3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan selama proyek
berlangsung.
4) Memberikan laporan atau analisis perkuatan struktur yang ada
kepada owner.
5) Mendampingi pihak pelaksanaan selama merubah kekuatan
atau posisi.
32
proyek ini konsultan MEP adalah PT. Sigmatech Tatakarsa, yang
bertugas memastikan segala peralatan utilitas gedung dapat
berfungsi dan memenuhi kebutuhan pengguna gedung dengan
baik, dan memenuhi standar keamanan yang ada.
Selain rancangan dari konsultan arsitek, rancangan
konsultan ME menjadi pertimbangan yang mendasar dari sebuah
desain struktur. Konsultan struktur dalam mendesain perkuatan
struktur gedung harus memperhitungkan pembebanan dan posisi
peralatan MEP yang umumnya sangat spesifik dan berat. Beberapa
elemen struktur tambahan bahkan harus dibangun demi memenuhi
kebutuhan MEP. Bahkan menurut pengalaman yang dialami
penulis selama Kerja Praktek, perubahan – perubahan perkuatan
atau posisi elemen struktur yang di ajukan pihak pelaksana
seringkali disebabkan untuk memenuhi kebutuhan MEP.
33
d. Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi pada pembangunan
berfungsi sebagai mediator dan wakil dari pemberi tugas atau
pemilik kegiatan dalam menjalankan dan berkomunikasi dengan
para pelaksana kegiatan yang lain. Keberadaannya sangat
diperlukan mengingat pemilik tidak sepenuhnya memiliki sumber
daya manusia yang kompeten maupun waktu yang cukup untuk
mengelola, mengendalikan dan mengawasi kegiatan persiapan
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan. Pada proyek
The Pakubuwono Menteng konsultan manajemen konstruksinya
adalah PT. Monstera CM.
34
10) Menyusun pembuatan rencana mutu dan K3 proyek termasuk
jadwal serta metode kerja.
11) Menyusun jadwal mingguan/bulanan.
12) Menjamin tersedianya tenaga kerja, shop drawing, dana
pembiayaan upah pelaksanaan pekerjaan, dan keselamatan
kerja.
13) Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada
pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada di konstrak
untuk mempercepat schedule.
3. Kontraktor Utama
Kontraktor Utama adalah orang atau badan yang menjalankan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang diberikan oleh pemilik dan telah
direncanakan oleh pihak konsultan secara detail dan jelas dengan segala
ketentuan dan syaratnya, sesuai dengan biaya yang telah disepakati
dengan pihak pemilik. Kontraktor harus bisa bertanggung jawab atas
segala pekerjaan yang ada di proyek kepada pihak pemilik. Pada proyek
The Pakubuwono Menteng yang berperan sebagai kontraktor utama
adalah PT. Total Bangun Persada. Struktur organisasi PT. Total Bangun
Persada untuk proyek The Pakubuwono Menteng dapat dilihat pada
lampiran.
35
2) Membuat gambar – gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3) Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan
lingkungan sekitar.
4) Membuat laporan hasil pekerjaan baik harian, mingguan, maupun
bulanan.
5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikan sesuai ketetapan yang berlaku.
6) Berhak menerima pembayaran.
Pelaksanaan suatu proyek dapat berjalan lancar dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan bila dibuat suatu pembagian tugas yang
jelas antara bagian – bagian institusi dalam proyek. Berikut adalah
penjelasan tentang tugas dan wewenang dari pihak kontraktor:
36
4) Menjamin terselenggaranya pelaporan berkala guna tindakan
evaluasi sehingga proses operasi tetap terkendali hingga proyek
berakhir.
5) Melaksanakan proses klaim atau pekerjaan tambah kurang
berikut administrasinya secara rapi sebagai bukti klaim dan
melaporkan kepusat.
6) Memutuskan sendiri tanpa lapor, seperti pengaturan sumber
daya intern proyek, pemilihan mandor dan upah borong.
7) Memutuskan kemudian lapor, seperti: perubahan metode
pelaksanaan kerja, rekruitmen karyawan proyek setingkat
pelaksana serta mutasi atau promosi, dan menentukan volume
tagihan dalam berita acara.
8) Mengatur, melaksanakan dan mengontrol kegiatan operasional
pelaksanaan proyek.
b. Construction Manager
Construction Manager memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1) Menguasai dokumen kontrak (konseptual) dan berkerja sama
dengan pihak Contract Administration Manager.
2) Menyusun pembuatan Rencana Mutu Proyek termasuk jadwal
serta metode kerja, bersama-sama dengan QC dan Site Manager
pada awal proyek.
3) Memimpin kegiatan pelaksanaan proyek sesuai persyaratan
mutu, waktu dan biaya yang telah disepakati.
4) Mengidentifikasi dan menyelesaiakan masalah yang timbul
selama proses kegiatan konstruksi di proyek dibawah koordinasi
Project Manager.
5) Memantau proses kegiatan proyek dilapangan dan segera
mengambil langkah koreksi bila terjadi penyimpangan.
6) Menjamin keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja
selama pelaksanaan proyek.
37
c. Site Manager
Tugas dan tanggung jawab:
1) Melaksanakan rapat koordinasi operasional secara berkala
dengan pihak – pihak yang terkait.
2) Mengkoordinir dan menjamin terselenggaranya rencana kerja
harian oleh para pelaksana atas dasar rencana kerja mingguan.
3) Menjamin hasil kerja yang mendasarkan pada rencana mutu,
waktu, biaya, dan keselamatan kerja yang ditetapkan.
4) Bertanggung jawab atas hasil inspeksi baik material maupun
proses atau hasil kerja.
5) Memutuskan langsung tindakan operasional lapangan yang
harus segera ditindak lanjuti selama tidak menyimpang dari
target atau spek yang ditetapkan.
38
5) Menjamin bahwa dokumen – dokumen sistem mutu dipahami
dan diterapkan oleh semua aparat proyek terkait.
6) Mengkoordinir dan melaksanakan inspeksi hasil kerja berikut
proses dan inspeksi material.
7) Melaporkan hasil penerapan sistem mutu, serta menjamin
laporan sesuai ketentuan prosedur.
8) Mengambil keputusan tentang solusi atas permasalahan –
permasalahan penerapan sistem mutu dan melaporkannya ke
Project Manager.
e. Staff Engineering
Tugas dan tanggung jawab:
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengendalian dokumen
dan rekaman mutu, baik menyangkut gambar kerja, spek,
schedule, dan lain – lain hasil kerja yang harus dikendalikan.
2) Bersama SM mempersiapkan rencana kerja bulanan (item
pekerjaan, progress, man power, material dan alat) atas dasar
Master Schedule revisi terakhir yang telah diajukan atau
mendapat approval owner.
3) Mempersiapkan shop drawing atas acuan construction drawing
yang sesuai dan mendistribusikannya secara terkendali.
4) Mempersiapkan dan menyampaikan laporan bulanan proyek
kepada Project Manager.
5) Mengatur mekanisme kerja operasional di unit kerja yang
dipimpin.
6) Memutuskan langsung pembuatan rencana teknis yang harus
segera di tindak lanjuti dan segera melaporkan ke Project
Manager jika rencana dalam keadaan kritis.
7) Menilai dan menyampaikan usulan pengembangan training
karyawan di bawah koordinasinya, atau sebaliknya dapat
memberikan peringatan atau sangsi terhadap karyawan yang
39
tidak mengindahkan instruksi apabila selalu berbuat
menyimpang.
f. Drafter
Drafter memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan engineer
proyek.
2) Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan
atau owner terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil,
arsitek, landscape, dll) untuk diterapkan dalam pembuatan shop
drawing.
3) Menyampaikan shop drawing yang telah dibuat ke Chief
Engineering untuk diperiksa dan untuk kepentingan approval
oleh owner dan waktu proses approval agar tercatat dengan
jelas.
4) Memeriksa kelengkapan dan sistem gambar dengan standar yang
telah ditetapkan.
5) Menyusun dan menyiapkan dokumen As Built Drawing hingga
final dan mengendalikannya.
6) Bertanggung jawab melaksanakan pengendalian dokumen
khususnya menyangkut penerimaan gambar maupun penerbitan
gambar setelah approval sesuai acuan prosedur pengendalian
dokumen dan data.
7) Memelihara semua gambar-gambar yang menjadi arsip di proyek.
8) Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek.
9) Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan
langsung atau yang lebih tinggi.
10) Melaksanakan K3 dan memelihara kebersihan dan kerapihan
area kerja.
g. Quantity Surveyor.
40
Quantity Surveyor bertugas menghitung volume dan
kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun
infrastruktur.
Quantity Surveyor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Merencanakan program kerja meliputi tagihan, progres proyek,
pekerjaan tambah atau kurang, evaluasi anggaran, opname
Mandor atau Subkontraktor, volume pekerjaan, dan final account
kepada Owner atau Subkontraktor.
2) Melakukan koordinasi dengan Site Manager atau Project
Manager terkait dengan kebutuhan material.
3) Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan
progres klaim proyek.
4) Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan
evaluasi proyek.
5) Melakukan koordinasi Subkontraktor terkait dengan volume dan
progres pekerjaannya.
6) Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk
pembuatan Rencana Anggaran Proyek.
7) Menyiapkan SPK untuk Mandor berdasarkan kuantitas yang
sudah dihitung dari approved shop drawing dan BBS.
8) Memberikan informasi upah Mandor kepada Site Manager atau
Project Manager berdasarkan prosedur dan ketentuan yang
berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname Mandor.
9) Menghitung prestasi volume kerja Subkontraktor dan Mandor dari
pencapaian progres pelaksanaan di lapangan.
10) Menghitung pekerjaan tambah dan kurang atau variation order
di lapangan sebelum disetujui oleh Project Manager dan
diajukan ke Owner.
11) Membuat progres pekerjaan yang akan ditagihkan kepada
Owner dan membuat laporan kepada Project Manager.
41
h. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab:
1) Koordinasi tentang pelaksanaan shop drawing khususnya
menyangkut aktivitas pengukuran sesuai acuan setting out yang
ditetapkan.
2) Membuat acuan – acuan untuk memudahkan kegiatan
pelaksanaan.
3) Memperjelas acuan – acuan marking sehingga tidak ada
keraguan dalam ukuran.
4) Meyakinkan kebenaran acuan – acuan marking pada pelaksana
di lapangan.
j. Manager Safety.
Manager Safety memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1) Membuat perencanaan kegiatan kesehatan dan keselamatan
kerja.
2) Mengatur kegiatan operasional kesehatan dan keselamatan
kerja.
3) Melaksanakan kegiatan operasional kesehatan dan keselamatan
kerja.
4) Mengontrol pelaksananaan operasional kesehatan dan
keselamatan kerja.
42
k. Safety Supervisor.
Safety Supervisor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Memastikan prosedur K3 telah dilaksanakan dan melaporkan jika
ada ketidaksesuaian atau pelanggaran.
2) Melaksanakan kegiatan K3L dengan mengisi Form Kegitan
Harian dan Form Hasil Inspeksi K3 untuk dilaporkan kepada
Manager Safety.
3) Membuat laporan K3 per bulan dan mengirimkan ke Chief Safety
maksimal tanggal 5 setiap bulan.
4) Dengan bantuan safety team memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan kepada korban kecelakaan, bila perlu segera
dikirim ke rumah sakit.
5) Membuat berita acara kecelakaan.
6) Bekerjasama dengan team proyek melaksanakan kegiatan
keselamatan kerja, kebersihan lingkungan dan keamanan proyek
sesuai prosedur K3.
43
m. Project Administration Staff.
Tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut :
1) Membuat perencanaan kegiatan operasional administrasi di
proyek.
2) Mengatur pelaksanaan kegiatan operasional administrasi di
proyek.
3) Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
4) Mengontrol pelaksanaan kegiatan operasional administrasi di
proyek.
44
4. Subkontraktor
Subkontraktor adalah seseorang atau perencana yang
ditunjuk baik oleh kontraktor maupun konsultan untuk membantu
dalam pelaksanaan, baik menyediakan bahan maupun pelaksanaan
pekerjaan. Subkontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan schedule / jadwal yang diberikan dan berkewajiban
untuk membuat laporan pada setiap pekerjaan yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan evaluasi kontraktor utama dalam rapat
direksi. Pada proyek ini pemberi tugas telah menunjuk:
a. PT. PP.
b. PT. Labora.
Adapun tugas dan tanggung jawab subkontraktor adalah :
1. Jam Kerja
45
Jam kerja hari Senin s/d Sabtu (kecuali jam kerja di lapangan, masuk setiap
hari).
a. Senin – Jumat
Masuk kerja : 08.00 WIB
Pulang kerja : 20.00 WIB
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB dan 18.00 - 19.00 WIB
b. Sabtu
Masuk kerja : 08.00 WIB
Pulang kerja : 14.00 WIB
Istirahat : 12.00 - 12.30 WIB
2. Jam Lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih bahkan
bisa sampai 24 jam setelah jam 20.00 WIB dapat diperhitungkan sebagai
jam lembur. Karyawan yang bekerja hingga jam lembur, akan
mendapatkan uang makan. Besarnya uang tersebut per jam diberikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Absensi
46
Setiap karyawan wajib melakukan absensi faceprint dengan lengkap
(Absen masuk dan Absen pulang).
47
d) Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan arsitektur atau finishing merupakan pekerjaan yang paling
lama pelaksanaannya. Pekerjaan arsitektur meliputi:
1) Pekerjaan dinding bata ringan dan kolom praktis.
2) Pekerjaan plester dinding.
3) Pekerjaan acian.
4) Pekerjaan rangka plafond.
5) Pekerjaan pemasangan plafond.
6) Pekerjaan pemasangan kusen.
7) Pekerjaan pemasangan dan grouting keramik.
8) Pekerjaan pengecatan.
9) Pekerjaan waterproofing.
10) Pekerjaan screed lantai.
11) Pekerjaan tanggulan dan janggutan.
3.5. Kurva S
Kurva S adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara persentase
pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Kurva
ini digunakan untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu,
dengan membandingkan bobot persen rencana dengan bobot persen realisasi di
lapangan, sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak
mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan.
Kurva S Proyek The Pakubuwono Terlampir.
48
BAB IV
49
d. Pekerjaan plesteran dan acian dimulai dari pekerjaan pembersihan lahan,
hingga pelaksanaan plesteran dan acian dilakukan.
50
Tabel Ukuran Standar Hebel
Cara pengerjaan pemasangan bata ringan sebagai berikut:
1. Marking
Marking dilakukan untuk memberikan tanda pada lokasi
yang akan dipasang pasangan bata ringan. Dengan membuat
basic finishing dan garis pinjaman pada lantai dan kolom.
Pinjaman dibuat untuk mengecek kesesuaian pemasangan
dan mengetahui angka toleransi kesalahan maksimal.
51
dipasang setiap 600 mm atau setara tiga hebel ke atas. Setelah
dipasang stek, pasang tulangan tanggulan dan kolom praktis.
3. Pasang Rockwool
Rockwool adalah serat mineral ringan yang terbuat dari
bahan dasar bebatuan, yang dirancang sebagai bahan
peredam suara, isolasi terhadap panas, dan dapat juga
digunakan sebagai media tanam hidroponik. Bahan yang satu
ini termasuk salah satu jenis bahan konstruksi yang bisa
dibilang multifungsi.
Rockwool dipasang pada bagian paling atas dinding. Sebagai
pembatas antara dinding dengan struktur utama, supaya pada
saat terjadi gempa rockwool dapat menahan getaran dari
struktur atas sehingga dinding tidak terjadi keretakan.
4. Bekisting Tanggulan
Pemasangan bekisting tanggulan dilakukan apabila
pemasangan tulangan tanggulan sudah dilakukan. Bekisting
yang digunakan adalah bekisting kayu sederhana.
5. Cor Tanggulan
Untuk pengecoran tanggulan digunakan Decon Beton Instan
DCS175 sebagai bahan material utama.
6. Buka Bekisting Tanggulan
Bekisting tanggulan akan dilepaskan setelah cor tanggulan
berumur 24 jam.
7. Pasang Dinding
Pasangan dinding menggunakan bata ringan jenis hebel.
Dengan ukuran dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan. Bahan adukan utama pasangan bata ringan adalah
MU-382. Dengan siar-siar adukan setebal 3 mm.
52
Gambar 4.2 Proses Pekerjaan Pasangan Dinding
8. Cek verticality
Cek verticality dilakukan dengan membuat pinjaman 1000
pada kolom terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran.
Cek verticality dilakukan setiap dinding naik 1200 mm atau
setara dengan enam hebel ke atas.
9. Cor kolom praktis
Cor kolom praktis sejajar dengan tinggi dinding. Pengecoran
dilakukan setiap tinggi dinding 1200 mm.
10. Ulangi kegiatan nomor 7-9, secara bertahap sampai
mencapai tinggi yang diinginkan.
11. Pemasangan Zinc Sheet
Zinc Sheet pada awalnya dirancang untuk aplikasi industri
seperti atap, perlindungan katoda, ukiran, peredam suara dan
aplikasi ilmiah. Saat ini bahan serba guna ini dapat dilihat
dengan beragam penampilan berbeda dan ditemukan dalam
aplikasi perumahan bergengsi, termasuk penutup atap,
penghitung dekorasi, area memasak dapur, penutup kompor,
panel pelindung panas, tutup wastafel dan lemari, serta pelat
tendangan dan cetakan.
Pemasangan zinc sheet dilakukan untuk menutupi bagian
paling atas pada dinding yaitu rockwool.
53
Gambar 4.3 Proses Pemasangan Zincsheet
12. Cutter dan Pasang Conduit
Pembobokan untuk conduit dikerjakan apabila marking
mekanikal telah dilakukan. Setelahnya baru dipasang pipa-
pipa conduit sesuai dengan penempatannya masing-masing.
Kemudian dipelester rata dengan pasangan dinding.
13. Pemasangan Stick Wall Gypsum
Pemasangan stick wall gypsum dikerjakan setelah
pemarkingan dilakukan. Digunakan stick wall gypsum agar
saluran mekanikal di luar dinding dapat tertutup.
54
untuk gypsum impactstop memiliki tebal 19 mm dengan
penutup gypsum berwarna putih, berfungsi untuk menutupi
bagian luar dinding kamar tidur dan ruang tamu karena
memiliki kelebihan kedap suara.
55
Helm pengaman
Unting-unting/ lot
Kotak tempat adukan
Drum air
Sendok semen & roskam
Alat penampung adonan yang jatuh
Jidar alumunium
4.2.1.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
1. Umur pasangan minimal 1 hari (24 jam) dan dinding beton
minimal 14 hari.
2. Bersihkan area plesteran dan permukaan dindingnya dari
kotoran
3. Pada dinding beton, permukaannya terlebih dahulu diciping
atau dapat juga dikamprot lalu dibiarkan selama 24 jam sampai
kering.
4. Markinglah bidang yang akan diplester menggunakan benang
arah vertical dengan jarak antar benang 1 m.
5. Setelah itu buat kepalaan menggunakan pipa pvc diameter 10
mm sebagai as. Kepalaan dibuat setelah as berumur 24 jam.
Kepalaan diratakan dengan menggunakan jidar.
56
Gambar 4.7 Pekerjaan Kepalaan
6. Setelah kepalaan berumur 24 jam pekerjaan plesteran dapat
dilakukan. Adukan untuk pekerjaan plesteran menggunakan
MU-302.
57
4.2.1.3.2. Bahan yang Digunakan :
MU-202
Air
58
g. Gosok dengan arah gosokan searah
h. Cek kerataan permukaan dengan jidar/waterpass
i. Tambahkan pada area yang cekung
j. Kurangi pada area-area yang berlebih
59
penyambungan pada besi-besi yang tersedia agar meminimalisir
besi-besi sisa yang terbuang yang akan merugikan kontraktor.
Pembuatan BBS terlebih dahulu harus memperhatikan shop
drawing atau gambar kerja yang memuat gambar-gambar
penyambungan dan diameter tulangan yang direncanakan.
Pemotongan dan pembengkokan dilakukan oleh tukang
menggunakan alat bar bending dan bar cutter.
Selanjutnya, merangkai tulangan-tulangan yang telah dipotong dan
dibengkokkan tersebut menjadi satu rangkaian tulangan kolom.
Perlu diperhatikan diameter tulangan, jumlah tulangan, dan jarak
tulangan utama. Tulangan sengkang, dan tulangan sepihak diikat
kencang menggunakan kawat bendrat dengan sistem silang dan
telah sesuai dengan shop drawing. Untuk mempercepat proses
pabrikasi, proyek ini menggunakan 3 tempat pabrikasi yang
masing-masing terdapat alat bar bending dan bar cutter.
60
kawat bendrat pada daerah overlap tersebut. Kemudian disanggah
dengan besi agar tidak menekuk, dan dipasangkan beton decking
sebagai tebal selimut beton.
Pengerjaan selanjutnya adalah pemasangan sepatu kolom.
Pemasangan sepatu kolom terletak pada setiap sudut kolom dan
dilas pada tulangan kolom. Fungsi dari sepatu kolom untuk
menyanggah bekisting agar pemasangannya sesuai pada marking
dan bekisting tidak bergerak-gerak saat pengecoran.
61
Gambar 4.14 Hasil Pemasangan Tulangan
4.2.2.1.3. Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Sebelum dilakukan pemasangan bekisting, perlu dipastikan
diameter tulangan, banyaknya tulangan, dan jarak tulangan dari
tulangan utama, sengkang, dan sepihak sesuai dengan gambar
perencanaan. Selanjutnya pembersihan area kolom dengan
menggunakan air compressor agar bersih dari sisa-sisa kawat
bendrat, serpihan kayu dan debu.
Selanjutnya permukaan bekisting alumunium diberikan minyak
bekisting (mould oil) sebagai pelapis agar pada saat
pembongkaran bekisting mudah dibuka dan beton tidak menempel
pada permukaan bekisting. Sehingga pada saat bekisting dilepas
permukaan beton tetap terjaga kehalusannya. Kemudian,
bekisting alumunium dipasang pada kolom yang telah siap.
Dengan memasang bekisting perpanel sesuai dengan kode yang
ada dan jangan lupa untuk masukkan flat tie pada antar panel.
Kemudian pasang round pin dan wedge pin untuk pengunci antar
panel. Dan pasang sabuk kolom agar posisi bekisting kolom tidak
melendut saat dilakukan pengecoran.
Untuk memastikan pemasangan bekisting kolom sudah benar,
maka dilakukan verticality check. Dilakukan dengan memasang
unting-unting, shoring jack, dan u head jack di semua sisi kolom.
Unting-unting merupakan alat bantu verticality yang
menggunakan sebuah besi tulangan pada sisi bagian atas
62
bekisting, dilengkapi benang yang digantungi dengan pemberat
kecil seperti beton decking. Kemudian dilakukan pengukuran
jarak dari benang ke muka kolom pada bagian atas dan bawah.
Jarak atas menjadi tolak ukur, dimana untuk bagian bawah
diizinkan penyimpangan maksimum dan minimum sebesar 2 mm.
Jika melebihi 2 mm maka dapat diatur kelurusannya dengan
menggunakan shoring jack dan u head jack.
63
penganbilan sampel untuk uji kuat tekan. Pengambilan sampel uji
slump dianggap memenuhi apabila hasil uji slump berada pada
batas 16 ± 2 cm. Pengambilan sampel uji slump dilakukan 1 kali
setiap truck mixer.
64
dituangkan dari truck mixer ke concrete bucket dengan volume 7
m3 dan diangkat menggunakan tower crane untuk dicor pada area
kolom yang diinginkan. Untuk mengendalikan dan mengontrol
volume beton yang masuk pada kolom, ditugaskan seorang
operator pada concrete bucket yang tugasnya mengatur lubang,
bukan untuk menuangkan beton pada area kolom. Pada bagian
bawah concrete bucket terdapat selang untuk menyalurkan beton
ke area kolom. Untuk mencegah terjadinya segregasi, perlu
diperhatikan bahwa tinggi jatuh maksimum dari ujung selang
adalah sejauh 1.5 m untuk menghindari tercerai berainya agregat
kasar dengan mortar.
65
Gambar 4.19 Pekerjaan Pengecoran Kolom
66
4.2.2.2. Core Wall dan Shear Wall
Pada proyek pembangunan apartemen The Pakubuwono Menteng
ini memiliki lima shear wall dan dua core wall. Shear wall dan core
wall ini menahan dua tipe gaya yaitu, gaya geser dan gaya angkat.
Hubungan pada struktur ini dapat memindahkan gaya horizontal shear
wall dan core wall. Pemindahan ini menimbulkan gaya-gaya geser
disepanjang tinggi dinding antar puncak dan bawah penghubung
dinding. Adanya gaya angkat pada struktur ini karena gaya arah
horizontal terjadi pada puncak dinding, gaya angkat ini mencoba salah
satu ujung dinding dan menekan pada ujung bagian lainnya.
Dua fungsi utama dari shear wall dan core wall adalah sebagai
kekuatan dan sebagai pengaku. Shear wall dan core wall diharapkan
mampu menahan segala beban seperti beban geser, lateral, dan
sebagainya. Sedangkan fungsi shear wall dan core wall sebagai
pengaku adalah menahan goyangan-goyangan yang terjadi pada
bangunan akibat gempa bumi, sehingga semua elemen struktur
mempunyai tingkat kekakuan yang sama. Jika ada salah satu elemen
struktur yang tidak kaku maka akan terjadi tingkat kerusakan pada
seluruh bangunan. Berikut ini metode konstruksi shear wall dan core
wall pada proyek The Pakubuwono Menteng.
4.2.2.2.1. Pekerjaan Pembesian
Proses pekerjaan pembesian corewall dan shearwall sama halnya
dengan proses pembesian kolom yaitu mengacu pada Bar Bending
Schedule (BBS) dan shop drawing. Sama halnya pula dengan
kolom yang perlu diperhatikan yaitu diameter tulangan, jumlah
tulangan, jarak tulangan dari tulangan utama, sengkang, dan
sepihak. Yang membedakannya, corewall dan shearwall hanya
memiliki dimensi lebih panjang daripada kolom. Hal-hal teknik
perangkaian besi kurang lebih sama dengan pembuatan kolom.
Selanjutnya setelah pabrikasi selesai, rangkaian tulangan corewall
dan shearwall diikat dengan pengait tower crane dan diangkat
menuju area corewall dan shearwall tersebut akan disambungkan
67
pada daerah overlap. Setelah itu, ikat dengan kawat bendrat pada
daerah stek corewall dan shearwall yang terdapat sebelumnya dan
disanggah dengan besi agar tidak menekuk.
68
4.2.2.2.2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Sama halnya seperti pemasangan bekisting kolom, pembersihan
area corewall dan shearwall menggunakan air compressor agar
bersih dari sisa-sisa kawat bendrat dan debu. Permukaan bekisting
alumunium dilapisi dengan minyak bekisting (mould oil).
Kemudian, bekisting alumunium dipasang pada tulangan corewall
dan shearwall yang telah siap. Dengan memasang bekisting
perpanel sesuai dengan kode yang ada dan jangan lupa untuk
masukkan flat tie pada antar panel. Lakukan pemasangan round
pin dan wedge pin untuk pengunci antar panel.
69
pertemuan bekisting ke marking, sehingga harus menggunakan
alat theodolite.
70
2 sampel untuk uji tekan hari ke-7
2 sampel untuk uji tekan hari ke-14
2 sampel untuk uji tekan hari ke-28
2 sampel untuk cadangan
Setelah proses uji slump beton dan pengambilan sampel untuk uji
kuat tekan beton selesai dilaksanakan, beton yang telah siap
dituangkan dari truck mixer ke concrete bucket dengan volume 7
m3 dan diangkat menggunakan tower crane untuk dicor pada area
corewall dan shearwall. Untuk mengendalikan dan mengontrol
volume beton yang masuk pada corewall dan shearwall,
ditugaskan beberapa pekerja di area corewall dan shearwall yang
tugasnya untuk mengarahkan selang ke area corewall dan
shearwall. Untuk mencegah terjadinya segregasi, perlu
diperhatikan bahwa tinggi jatuh maksimum dari ujung selang
adalah sejauh 1.5 m untuk menghindari tercerai berainya agregat
kasar dengan mortar.
71
Gambar 4.26 Pekerjaan Pengecoran Core Wall
72
kuas. Namun pada saat pelepasaan bekisting terdapat bekas
lubang yang disebabkan oleh penggunaan flat tie, sehingga harus
di lapisi lagi dengan semen untuk memperhalus permukaan
corewall dan shearwall.
Selain mengamati pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada
proyek The Pakubuwono Menteng, Penulis juga diberikan beberapa tugas selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini. Tugas-tugas yang diberikan diantaranya
melakukan mapping, melakukan monitoring NCR struktur, serta melakukan NDT
UPV pada kolom lantai 12. Selain itu, selanjutnya akan dibahas mengenai studi
kasus atau permasalahan yang terjadi di proyek The Pakubuwono Menteng.
73
Gambar 4.29 Hasil Laporan Mapping Progress
74
melakukan perbaikan dan mengingatkan pekerja agar tidak melakukan
kembali kesalahan tersebut.
75
UPV Test, yaitu pengujian kerapatan, kepadatan, dan homogenitas mutu
beton.
Metode pelaksanaan:
1. Persiapan Lokasi Uji
Penentuan lokasi uji didasarkan dengan kondisi beton dengan
permukaan yang relatif bagus diantara lainnya. Setelah itu ratakan
permukaan titik uji (flattening) dan memberi tanda lokasi uji dengan
benang sipat (marking)
76
Gambar 4.33 Marking
2. Persiapan Alat
Menyetel alat UPV Pundit sesuai keperluan kemudian dikalibrasi sesuai
ketentuan pada benda uji kalibrasi (oles permukaan benda uji dengan
Gel Ultrasonik).
3. Pengujian
Tahap pengambilan pulse velocity dengan alat pundit. Untuk pengujian
menggunakan metode direct transmission, karena memiliki hasil yang
paling akurat namun keterbatasan pengambilannya di lapangan.
Sebelum melakukan pengujian diwajibkan mengoleskan ultrasonic gel
pada beton yang akan diuji.
77
Gambar 4.35 Pengujian NDT UPV
Setelah mendapatkan nilai pada alat UPV Pundit, kita dapat melihat
nilai kecepatan gelombang dan dapat mengklasifikasikan kualitas beton
tersebut. Apabila kualitas beton kurang baik maka beton harus di bobok
dan di cor ulang.
78
Gambar 4.37 Core Wall Bunting yang Telah Dibobok
4.4.2. Balok Retak
Kesalahan yang tidak boleh dianggap remeh pada struktur adalah
adanya retak rambut pada balok. Balok merupakan struktur horizontal
yang menopang pelat. Jika mutu beton saat pengecoran tidak sesuai
dengan perencanaan bisa menyebabkan retak atau crack pada tengah
bentang balok dan pelat beton. Hal ini bisa berbahaya jika tenyata lebar
retak dan panjang retaknya besar. Solusi yang tepat untuk memperbaiki
adalah identifikasi telebih dahulu jenis retaknya dan injek dengan semen
khusus.
79
Gambar 4.39 Setelah Dilakukan Perbaikan
80
BAB V
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Kurang lebih 8 minggu kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Total Bangun Persada Tbk. pada proyek The Pakubuwono Menteng.
Selama melaksanakan kegiatan praktik kami mengambil beberapa kesimpulan:
1. PT. Total Bangun Persada Tbk. didirikan pada 4 September 1970, dengan
nama awal Tjahja Rimba Kentjana dan resmi mengganti nama pada tahun
1981. Pada tahun 1986, Total mempelopori penggunaan perancah besi dan
struktur baja untuk konstruksi gedung di Indonesia.
2. Proyek The Pakubuwono Menteng mempunyai struktur organisasi yang
terdiri dari Pemilik, Manajemen Konstruksi, Kontraktor Utama, Konsultan
Arsitek, Konsultan Struktur, Konsultan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing,
Konsultan Interior, Konsultan Lansekap, Quantity Surveyor, dan Sub
Kontraktor.
3. Metode pekerjaan yang ada di lapangan. Metode pekerjaan dilakukan agar
pekerjaan yang dilakukan tercapai sesuai harapan. Metode pekerjaan ini
meliputi pekerjaan arsitektur dan pekerjaan struktur. Pekerjaan arsitektur
adalah pekerjaan yang dilakukan setelah pekerjaan struktur selesai.
Pekerjaan struktur meliputi pembesian, bekisting, dan pengecoran.
4. Pekerjaan di lapangan tidak selamanya sesuai dengan harapan, banyak
kasus-kasus yang terjadi. Kasus yang terjadi di lapangan dapat diperbaiki
dengan cara yang berbeda-beda contohnya beton yang keropos dapat
diperbaiki dengan grouting.
81
6.2. Saran
Berdasarkan pengamatan di lapangan yang kami lakukan di Proyek The
Pakubuwono Menteng, maka kami menyarankan:
1. Sebagai tempat mahasiswa menggali dasar-dasar dan mempelajari sesuatu
tentang dunia konstruksi, kampus diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan ikut membuka wawasan teknologi atau metode baru dalam
dunia konstruksi untuk disampaikan kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa lebih ter-update dengan hal-hal baru dalam dunia konstruksi.
Dan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan agar ditambah waktu
pelaksanaannya agar mahasiswa lebih lama untuk memahami masalah-
masalah yang terjadi di lapangan.
2. Proyek atau Industri konstruksi sebagai tempat melaksanakan praktik kerja
lapangan agar lebih terbuka kepada mahasiswa terhadap masalah-masalah
yang terdapat di lapangan, agar mahasiswa lebih mudah menganalisa dan
mengetahui permasalahan tersebut demi tercapainya segala tujuan yang ada
pada praktik kerja lapangan ini.
82
Daftar Pustaka
http://informasihargabahanbangunan.blogspot.com/2013/05/perbedaan-bata-
ringan-aac-dan-clc-celcon.html
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Proyek …………. hal 41 Formwork
Rachmadina, Yola., dan Apriliansyah, Cintya Triayu. 2018. Laporan Praktik Kerja
Lapangan Proyek Pembangunan Green Sedayu Apartement. Depok: Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.
https://indonusa-conblock.com/keunggulan-hebel-beton-ringan-aerasi/
http://www.hebelpanel.com/2013/02/perbandingan-bata-merah-dan-bata-
ringan.html
http://batadindinghebel.blogspot.com/2015/03/efek-hebel-aac-terhadap-interior-
rumah.html
http://www.ndt-indonesia.com/mengenal-ndt-non-destructive-test-135
https://www.kompasiana.com/sakkabumi/58eefc8c5693736b0728806a/bahan-
kebutuhan-industri-dengan-bermacam-fungsi-rockwool
https://www.belmontmetals.com/product-category/zinc-sheet-for-countertop/
http://ikons.id/Tips/7%20kesalahan%20umum.html
http://www.totalbp.com/index/id
83