CAST IN SITU DAN PRECAST PLAT LANTAI (Studi Kasus Proyek Pembangunan
Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi syarat kelulusan gelar Sarjana Teknik Sipil Strata 1
(S-1)
Disusun oleh :
Rivaldo Wijaya
41120120134
Pembimbing :
Irriene Indah Susanti, ST, MT
FAKULTAS TEKNIK
2022
ABSTRAK
IN SITU DAN PRECAST PLAT LANTAI (Studi Kasus : Proyek Hermina Cibitung) Nama :
Rivaldo Wijaya. NIM : 41120120134. Pembimbing : Irriene Indah Susanti, ST, MT.2022.
menjadi salah satu Rumah Sakit Umum terbesar di wilayah Kabupaten Bekasi yang memiliki
berbagai layanan serta fasilitas unggulan terbaik sesuai standar RS Hermina. Rumah Sakit
Hermina Metland Cibitung berdiri diatas luas lahan 14.472m2 dengan luas bangunan 6.496m2
Dengan total bangunan 4 lantai, metode pekerjaan pelat lantai yang digunakan adalah metode
cast in situ atau konvensional. Tujuan tugas akhir ini adalah melakukan komparasi pada sebuah
proyek dengan menggunakan kedua metode pelat lantai konvensional dan pracetak agar efisien
Kata kunci : Pelat lantai, Cast In Situ, Precast, Analisis Biaya, Analisis Waktu.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan
DAN PRECAST PLAT LANTAI”. Penyusunan laporan penelitian ini untuk memenuhi
syarat kelulusan gelar sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S-1) Fakultas Teknik Program Studi
Teknik Sipil Universitas Mercu Buana, dan sekaligus sebagai dasar evaluasi berdasarkan hasil
kegiatan perkuliahan yang telah dijalani serta sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan
bagi penulis. Penulisan laporan ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan laporan ini, yaitu
kepada :
1. Ibu Irrene Indah Susanti, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
kontribusi bimbingan, arahan, dan masukan dalam pelaksanaan dan penulisan laporan
Tugas Akhir.
2. Bapak Ir. Arif Rahadian. selaku Project Manager Proyek Pembangunan RS Hermina
3. Dosen & staff Jurusan Teknik Sipil yang telah mengizinkan menggunakan segala jenis
akses aplikasi serta jurnal sebagai pendukung perhitungan dalam menyusun Penelitian
ini.
4. Orang Tua serta Keluarga yang senantiasa selalu mendoakan dan memberikan
Buncit.
iii
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat baik bagi saya sendiri
maupun pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
2.1.3 Penilaian dalam Memilih Beton Konvensional dan Beton Pracetak (tabahin 1 paragraf)
................................................................................................................................................ 9
v
2.2 Sambungan Pracetak ...................................................................................................... 12
vi
3.4.2 Data Sekunder ............................................................................................................... 6
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Unsur Beton (1999, Sidharta) .................................................................................. 1
Tabel 2. 2 Studi Referensi ....................................................................................................... 30
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 3 Anchor overlap dimentions (Sumber : PCI Design Handbook 7th Edition) ...... 13
Gambar 2. 4 Sambungan Basah (In-Situ Concrete Joint) ..................................................... 14
Gambar 2. 5 Sambungan dengan Las ..................................................................................... 15
Gambar 2. 6 Posisi titik angkat pelat (4 buah titik angkat) (Sumber : PCI Design Handbook
6th Edition) ............................................................................................................................... 16
Gambar 2. 7 Ilustrasi Kerangka Berfikir ................................................................................ 29
ix
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung berdiri diatas luas lahan
merupakan anggota Hermina Hospitals ke-42, menjadi salah satu Rumah Sakit Umum
terbesar di wilayah Kabupaten Bekasi yang memiliki berbagai layanan serta fasilitas
unggulan terbaik sesuai standar RS Hermina. Dengan total bangunan 4 lantai, metode
pekerjaan pelat lantai yang digunakan adalah metode cast insitu atau konvensional.
Tujuan tugas akhir ini adalah melakukan komparasi pada sebuah proyek dengan
menggunakan kedua metode pelat lantai konvensional dan pracetak agar efisien dalam
Dalam sebuah proyek konstruksi terdapat 2 metode dalam pelaksanaan pengecoran pelat
lantai, yaitu metode konvensional cast in situ (cor ditempat) dan metode precast atau
pracetak. Keunggulan metode pracetak terletak pada mutu yang terjamin, pembangunan
yang cepat, dan rapi serta ramah lingkungan. Selain itu penggunaan metode pracetak
upah pekerja, dan dapat mengurangi durasi pelaksanaan proyek (Ervianto, 2006).
I-1
Bab I Pendahuluan
sewa alat berat untuk pemasangan atau lifting plat, beton pracetak juga membutuhkan
material khusus yang digunakan untuk sambungan, serta biaya mobilisaasi beton pracetak
ke lapangan area konstruksi (Yogi dan Kartini, 2010). Penulis akan menganalisi
perbandingan biaya dan waktu metode pelaksanaan cast in situ dan precast plat lantai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari penulisan ini yaitu
sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar anggaran biaya apabila pekerjaan plat lantai menggunakan metode
I-2
Bab I Pendahuluan
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
precast yaitu berupa biaya langsung dan tidak langsung metode tersebut.
2. Menghitung durasi pelaksanaan proyek dengan metode precast untuk plat lantai.
3. Menghitung perbandingan biaya dan waktu dari metode cast in situ dan precast
1. Manfaat Akademis Hasil tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Tugas akhir ini diharapkan dapat menambah ilmu serta wawasan khususnya
pada bidang manajemen konstruksi dan dapat menjadi salah satu masukan
I-3
Bab I Pendahuluan
b. Bagi Akademis
Diharapkan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan literatur mahasiswa Teknik
civitas akademik.
c. Bagi Pembaca
Tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca yang
akan melakukan penelitian baik yang berhubungan dengan topik penelitian ini
maupun tidak.
Adapun pembatasan dan ruang ringkup pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Data yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu pada pekerjaan plat lantai pada
c. Analisis biaya pada RAB mengacu pada Peraturan Menteri PU No.1 Tahun 2022
dan Analisa Harga Satuan bidang Pekerjaan Umum & PCI untuk precast.
I-4
Bab I Pendahuluan
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang penyusunan tugas akhir, identifikasi
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian tugas akhir, manfaat penyusunan tugas
akhir, ruang lingkup permasalahan, dan sistematika penulisan.
Pada bab ini berisi tentang uraian yang disajikan berdasarkan tinjauan dasar teori secara
singkat, kerangka berfikir, referensi, maupun literatur tentang penelitian terkait.
Pada bab ini berisi mengenai tahapan penyusunan tugas akhir mulai dari metode
penelitian, tempat, dan waktu penelitian, populasi dan instrument penelitian, serta jadwal
penelitian.
Pada bab ini berisikan hasil pengolahan data atau pembahasan/perancangan dan
analisisinya. Analisis yang dilakukan harus sesuai dengan metode atau kerangka kerja
pada BAB III.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang
diberikan guna penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
I-5
Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton merupakan bahan campuran anatara semen, agregat halus, agregat kasar, serta air
ditetapkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan beton segar yang mudah dikerjakan
(memiliki workability yang tinggi), memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras
dan cukup ekonomis (1999, Sidharta). Secara umum proporsi komposisi unsur
1. Semen 7% - 15%
4. Udara 1% - 8%
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
Sedangkan beton bertulan didefinisikan sebagai beton yang mempunyai tulangan dan
bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Kekutana beton bergantung dari berbagai faktor,
sesuai dengan unsur beton, temperatur, kelembaban dan kondisi dari lingkungan.
Beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah gw
bangunan (Ervianto, 2006). Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa menahan beban
semua pekerjaan pembetonan dilakukan secara manual dengan merangkai tulangan pada
upah pekerja yang cukup banyak. Berikut contoh gambar pelat lantai konvensional .
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut (Ervianto, 2006) keunggulan dari beton konvensional adalah sebagai
berikut:
penuh).
mengeras.
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Tahap pembuatan bekisting untuk balok dan plat dilakukan terlebih
4. Tahap pengecoran. Semua bahan beton harus diaduk secara merata dan
Beton Precast atau pracetak adalah Seluruh atau sebagian dari elemen struktur yang
dicetak pada satu tempat tertentu baik yang berada dilingkungan proyek maupun jauh dari
proyek (pabrik) yang kemudian akan dipasang pada strukturnya. Proses beton Precast
dilakukan di pabrik biasanya dengan melalui produksi masal secara berulang dengan
bentuk dan ukuran sesuai dengan pemesanan. Harga beton Precast cenderung mahal
karena harga cetakannya yang terbuat dari plat baja yang biasanya dapat digunakan + 80
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
Sistem beton pracetak dapat diartikan sebagai suatu proses produksi elemen struktur /
arsitektural bangunan pada suatu tempat / lokasi yang berbeda dengan tempat / lokasi di
mana elemen struktur / arsitektural tersebut akan digunakan. Teknologi pracetak ini dapat
diterapkan pada berbagai jenis material, yang salah satunya adalah material beton. Beton
pracetak sebenarnya tidak berbeda dengan beton yang sering dijumpai dalam bangunan
dihasilkan dari proses produksi dimana lokasi pembuatannya berbeda dengan lokasi di
mana elemen akan digunakan. Lawan dari pracetak adalah beton cor di tempat atau
tersebut akan ditempatkan. Tahapan Pelaksanaan Sistem Precast Pada pelaksanaan sistem
1. Tahap pengiriman.
Yang harus diperhatikan dalam tahap pengangkutan beton Precast dari pabrik sampai ke
1. Lama waktu yang dibutuhkan untuk ke lokasi proyek. (Lokasi pabrik di Curug
Tangerang)
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
3. Menyesuaikan daya tampung lokasi proyek dengan volume beton Precast yang
dibutuhkan.
Ada beberapa tipe Precast Concrete yang sering digunakan saat ini, yaitu sebagai berikut:
Penggunaan produk Precast concrete sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai
disini. Dengan digunakan Precast maka pemakaian bekisting dan perancah akan
berkurang drastis sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk
Precast untuk lantai adalah adalah Precast hollow core slab. Sistem Precast hollow core
slab menggunakan system pre-tensioning dimana kabel prategang ditarik terlebih dahulu
pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran.
Oleh karena itu pembuatan produk Precast ini harus ditempat fabrikasi khusus yang
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
Adanya lobang dibagian tengah pelat secara efektif mengurangi berat sendirinya tanpa
mengurangi kapasitas lenturnya. Jadi Precast ini relatif ringan dibanding solid slab bahkan
Keberadaan lobang pada slab tersebut sangat berguna jika diaplikasikan pada bangunan
tinggi karena mengurangi bobotnya lantai. Bayangkan saja, untuk solid slab, tebal 120
mm saja maka beratnya adalah sekitar 288 kg/m2 hampir sama dengan berat beban hidup
rencana untuk kantor yaitu 300 kg/m2 . Padahal kontribusi kekuatan pelat hanya untuk
mendukung pembebanan tetap saja (DL + LL). Bahkan karena beratnya tersebut akan
Jadi jika berat lantai berkurang maka beban gempa rencananya juga kurang. Dengan
demikian penggunaan lantai Precast yang ringan juga mengurangi resiko bahaya gempa.
Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produk Precast concrete yang dapat
dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu kekuatan
dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu penampakan luar
(keindahan). Oleh karena itu, arsitek yang berorientasi maju pasti akan memikirkan
dengan digunakannya Precast, maka semua komponen yang seharusnya dikerjakan di atas
bangunan sehingga susah dijangkau arsitek untuk diawasi maka dapat dilakukan di bawah
sehingga si arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas produk yang akan dipasangnya.
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
Kecuali itu, umumnya produk Precast adalah untuk komponen-komponen yang berulang
(repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya industri pada umumnya, dibuat satu dulu
sebagai contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya dengan kualitas yang sama.
Untuk produk Precast, yang sangat berperan adalah teknologi yang digunakannya. Siapa
yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang harus bagus tetapi juga perlu
pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang diperuntukkan untuk keindahan, yang
terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas lebih sulit dibanding produk Precast yang
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, misalnya: ketahanan terhadap cuaca (tidak retak,
keramik lepas atau berubah warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi karet sealant,
seperti yang terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga detail yang benar dari
takikantakikan yang dibuat agar air yang menimpanya selama bertahun-tahun tidak
meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail sambungan dengan bangunan
utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi bangunan yang timbul ketika ada gempa
dll-nya tanpa mengalami degradasi kinerja dan lainnya. Oleh karena itulah perusahaan
Transportasi jalan raya sangat cocok untuk skala pembangunan dengan site yang luas dan
sangat tergantung pada persyaratan legal Negara setempat khususnya dalam persyaratan:
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
Desain yang dibuat harus mempertimbangkan keadaan ini. Apabila komponen tidak
Panjang maximum unit Precast yang diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30
m. Untuk objek yang panjang dan beban yang lebih besar dapat menggunakan dua gerobak
Transportasi angkutan yang rendah biasanya untuk panel dinding dan lantai memiliki
kemampuan angkut 250 ton. Untuk objek angkut panel dinding dan lantai sangat cocok
Dalam pemilihan beton konvensional dan pabrikasi kita perlu mempunyai suatu
penilaian. Ada 4 (empat) landasan dasar penilaian yang menyebabkan sistem pracetak
b. Efisiensi bekisting
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan kondisi demikian dibutuhkan analisis lanjutan untuk menentukan mana yang
lebih baik digunakan dalam situasi diatas. Menurut (Elly dan Supartono, 2000), struktur
ditempat, yaitu :
suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya proyek. Struktur elemen
lapangan.
2. Pengunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik merupakan Salah
cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa digunakan berulang-ulang,
mutu material yang dihasilkan pada umumnya sangat baik karena dilaksanakan
3. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dengan
seperti : warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan
rancangan. Dengan sistem elemen pracetak, selain cepat dalam segi pelaksanaan,
juga tidak membutuhkan lahan proyek yang terlalu luas serta lahan proyek lebih
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut (Elly dan Supartono, 2000), struktur elemen pracetak memiliki beberapa
2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen
yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam
pemasangan di lapangan.
3. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat
antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe produknya.
Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi dapat sampai di atas
1000 km.
5. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling
dan erection.
6. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan besar,
7. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan pada
beton pracetak.
8. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard).
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam PCI design hanbook “Precast and Prestressed Conrete 7th edition”, Sambungan
beton pracetak harus memenuhi berbagai desain dan kriteria kinerja, dan tidak semua
koneksi diperlukan untuk memenuhi kriteria yang sama. Kriteria ini meliputi:
akan dikenakan selama masa pakainya, termasuk yang disebabkan oleh tekanan
korosif, elemen baja harus: cukup tertutup oleh beton, dicat, dilapisi epoksi, atau
galvanis. Baja tahan karat juga dapat digunakan secara agresif lingkungan atau di
4. Tahan api, koneksi yang dapat membahayakan stabilitas struktur jika dilemahkan
oleh api, harus dilindungi pada tingkat yang sama seperti yang dipersyaratkan
Cara penyambungan yang dapat dilakukan dibedakan menjadi dua yaitu sambungan
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
pracetak : kolom dengan kolom, kolom dengan balok, plat dengan balok. Metode
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Pre-Packed Aggregate
Cara penyambungan jenis ini adalah dengan menempatkan aggregate pada bagian yang
akan disambung dan kemudian dilakukan injeksi air semen pada bagian tersebut dengan
pompa hidrolis.
Alat sambung kering dalam menyatukan komponen beton pracetak menggunakan plat
baja yang ditanamkan dalam beton dan ditempatkan pada ujung-ujung yang akan
disatukan. Fungsi dari plat baja ini adalah meneruskan gaya-gaya sehingga plat baja ini
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
pengangkatan sehingga perlu perencanaan terhadap tulangan angkat untuk pelat dengan
tujuan untuk menghindari tegangan yang disebabkan oleh fleksibilitas dari truk
menyeimbangkan elemen pracetak pada saat pengangkatan.Jenis titik angkat pada pelat
II-15
Bab II Tinjauan Pustaka
Mx ditahan oleh penampang dengan lebar yang terkecil dan 15t atau b/2 dan My
Momen (pendekatan) :
Mx ditahan oleh penampang dengan lebar yang terkecil dan 15t atau b/4 dan My
II-16
Bab II Tinjauan Pustaka
sudut.
sudut
disimpan
II-17
Bab II Tinjauan Pustaka
sudut.
sudut.
beton overtopping.
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry)
yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi
permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka.
Biaya proyek terdiri dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect
cost). Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen
permanen hasil akhir proyek. Sedangkan biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk
manajemen, supervise, dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian
proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi diperlukan dalam
rangka proses pembangunan proyek. Jadi total biaya proyek adalah jumlah biaya
langsung ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu
Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin
lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang diperlukan.
dilapangan. Dalam surveinya Henry Pascal Magaline (2014) tentang biaya Overhead
II-19
Bab II Tinjauan Pustaka
diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Dengan penjadwalan proyek ini dapat
daya disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan saat itu agar biaya proyek tetap terkendali.
Salah satu metode penjadwalan adalah menggunakan kurva-s. Secara sederhana, kurva-s
dapat disrtikan sebagai sebuah jadwal pelaksaan yang disajikan dalam bentuk tabel dan
pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot pekerjaan adalah nilai
pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.
(Luthan & Syafriandi, 2006). Adapun fungsi kurva S adalah sebagai berikut:
Penjadwalan atau scheduling adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan dengan
penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat
II-20
Bab II Tinjauan Pustaka
detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek (Ervianto,
2003). Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu
dan sumber daya proyek. Pertimbangan penggunaan metode metode tersebut didasarkan
atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. 1. Barchart
atau bagan balok Barchart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom
arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari
sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh
langkah sebagai berikut: 1. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan
pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan. 2. Urutan pekerjaan, dari
daftar item kegiatan tersebut di atas, disusun urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan
secara bersamaan. 3. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari
seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir.
Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk
proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai
persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan
rencana. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan
proyek. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa
perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi nilai
anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah
untuk menghitungnya.
II-21
Bab II Tinjauan Pustaka
Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan seperti menurut Santoso, Budi
(2009) adalah suatu aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools),
kebutuhan proyek. Manajemen proyek bertujuan untuk mencapai suatu proyek atau
Menurut Djojowirono, (1991) Penyimpangan yang terjadi dari salah satu hasil
pengawasan dapat berakibat hasil pembangunan tidak sesuai dengan persyaratan yang
b. Pengawasan terhadap biaya Pengawasan terhadap biaya yang tidak boleh melebihin
II-22
Bab II Tinjauan Pustaka
Manajemen biaya proyek adalah suatu proses atau kegiatan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa proyek akan diselesaikan sesuai anggaran yang telah disetujui (Purba,
menyelesaikan proyek. Hasil dari proses estimasi biaya adalam perkiraan biaya
Pustaka II-5
proyek termasuk biaya langsung dan tidak langsung. Dasar dari pengendalian biaya
ini adalah cost base line, dimana pengendali dapat merencanakan biaya untuk
periode tertentu sesuai dengan waktu dan pekerjaan pada base line.
Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan, alat, dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
II-23
Bab II Tinjauan Pustaka
Komponen Rencana Anggaran Biaya adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dibebankan langsung ke obyek biaya atau produk,
sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat atau sukar dibebankan
secara langsung ke obyek produk. Tahapan melakukan rencana anggaran biaya antara
lain:
a. Memelajari gambar rencana detail dan dokumen rencana kerja dan syarat-syarat
atau RKS
b. Menyusun uraian pekerjaan dan atau bahan material yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
biaya.
Dalam pasal 1 peraturan menteri PUPR disebutkan, Analisis Harga Satuan Pekerjaan
yang selanjutnya disingkat AHSP adalah perhitungan kebutuhan biaya Tenaga Kerja,
bahan, dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan untuk satu jenis pekerjaan tertentu.
teknis dan jenis infrastruktur yang akan dibangun. AHSP terdiri atas:
II-24
Bab II Tinjauan Pustaka
AHSP bidang umum ini menetapkan langkah-langkah menghitung Harga Satuan Dasar
(HSD) tenaga kerja, HSD bahan dan HSD peralatan, yang selanjutnya menghitung Harga
Satuan Pekerjaan (HSP) sebagai bagian dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dapat
digunakan pula untuk menganalisis Harga Perkiraan Perancang (HPP) untuk penanganan
Semua perhitungan pada AHSP bidang umum ini digunakan untuk penanganan pekerjaan
kinerja bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu pada sektor Sumber Daya
Air, Bina Marga, Cipta Karya dan Perumahan. Pekerjaan dapat dilakukan secara mekanis,
semi mekanis dan/atau manual. Pekerjaan yang dilaksanakan secara manual, tersedia
tabel koefisien bahan dan koefisien upah. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan secara
mekanis dan semi mekanis penetapan koefisien dilakukan melalui proses analisis
produktivitas.
AHSP Sumber Daya Air (SDA) sangat tergantung dari kebutuhan mutu yang disesuaikan
dengan spesifikasi teknis pekerjaan, metode kerja, kondisi lokasi pekerjaan dan berbagai
aspek lainnya seperti Keselamatan Konstruksi serta dampak lingkungan yang harus
dicapai. Spesifikasi teknis kegiatan SDA telah disusun dalam 14 (empat belas) volume
yaitu berdasarkan jenis-jenis bangunan air serta kerangka acuan untuk kegiatan studi.
II-25
Bab II Tinjauan Pustaka
AHSP SDA ini merupakan acuan untuk menghitung harga satuan pekerjaan (HSP) yang
menganalisis biaya upah tenaga kerja dan/atau harga bahan-bahan bangunan ataupun
peralatan sebagai koefisien kebutuhan penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan
Kegiatan pekerjaan fisik di Direktorat Jenderal Bina Marga, atau di dinas-dinas daerah
terkait dengan pekerjaan Bina Marga pada umumnya mengikuti spesifikasi teknik untuk
dokumen kontrak pekerjaan, yaitu Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus. Spesifikasi
tersebut sebagai dasar untuk menyusun Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP).
Lingkup pekerjaan konstruksi bangunan gedung terdiri atas level tertinggi atau level 1
hingga level terkecil yang disebut Task. Deskripsi lingkup pekerjaan konstruksi disebut
Struktur Rincian Kerja atau Work Breakdown Structure (WBS). Lingkup pekerjaan Cipta
Karya (khususnya bangunan gedung) mengikuti ketentuan dalam Tabel 16. Lampiran
bagian IV Permen PUPR tahun 2022. Dalam hal Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) peraturan menteri dilaksanakan oleh penyedia, penggunaaan
a. perancangan;
b. perencanaan pengadaan;
c. persiapan pengadaan;
II-26
Bab II Tinjauan Pustaka
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan (material), upah
kerja, dan perlatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja dan harga
sewa atau beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi
(Mokolensang, Arsjad, Malingkas, 2021) Bab II Tinjauan Pustaka II-6 Harga satuan
pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan tidak langsung. Komponen biaya langsung yaitu
upah, material, dan alat, sedangkan komponen biaya tidak langsung yaitu biaya
Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja Komponen tenaga kerja berupa upah yang digunakan
dalam mata pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang memengaruhi
harga satuan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja.
Untuk menghitung harga satuan dasar tenaga kerja dimulai dengan pengukuran
sebagai orang-jam (OJ) atau orang hari (OH) yang diperlukan untuk menghasilkan satu
satuan kuantitas pekerjaan tertentu. Langkah perhitungan HSD Tenaga Kerja menurut
a. Tentukan jenis keterampilan tenaga kerja, missal pekerja (P), tukan (Tx), mandor
b. Kumpulkan data upah yang sesuai dengan peraturan daerah (Gurbernur, Walikota,
Bupati) setempat, data upah hasil survey di lokasi yang berdekatan dan berlaku
d. Tentukan jumalh hari efektif bekerja selama satu bulan (24 – 26 hari) dan jumlah
f. Rata-ratakan seluruh biaya upah per jam sebagai upah rata-rata per jam;
g. Nilai rata-rata biaya upah minimum harus sama atau di atas Upah Minimum
Harga Satuan Dasar Bahan/Material Harga satuan bahan merupakan HSD bahan jadi atau
HSD bahan olahan, bukan HSD bahan baku. HSD bahan merupakan harga franco di
tempat pekerjaan yang dapat dilihat dari SK Bupati/Walikota setempat maupun hasil
survey. Harga Satuan Dasar Alat Bab II Tinjauan Pustaka II-7 Harga satuan dasar alat
meliputi biaya pasti per jam dan biaya operasi per jam. Analisis HSD alat memerlukan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
Variabel bebas atau variabel independen (Variabel X) adalah variabel yang akan
mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel terikat atau variabel dependen
II-28
Bab II Tinjauan Pustaka
II-29
Bab II Tinjauan Pustaka
Studi referensi yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut, tercantum pada Tabel 2.2.
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Konstruksi precast
Membandingkan Biaya
1,4% lebih mahal
dan waktu dari
A Comparative International dari metod
e-ISSN: konstruksi
Study On Precast Research Journal ekonvensional dan
P.Karthigai 2395-0056 menggunakna metode
1 2018 Construction And of Engineering and dapat diselesaikan
Priya1,M.Neamitha2 p-ISSN: precast dan
Conventional Technology dengan presentase
2395-0072 konvensional. Untuk
Construction (IRJET) 15,17% lebih cepat
menentukan jenis
dari penjadwalan
konstruksi.
konvensional.
II-30
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Analisa
Perbandingan Membandingkan Kesimpulan yang
Metode pelaksanaan proyek didapat metode
Pelaksanaan Cast Pembangunan gedung pracetak membuat
in Situ dengan (2018), Institut laboratorium Teknik biaya naik sebesar
Wijaya Surya
2 2018 Precast Pada Teknologi Sepuluh Industri dengan metode 3,1 % dan
Limenta
Proyek Perbaikan November yang diterapkan (cast in pengurangan waktu
Gedung situ) dengan metode sebesar 40 % dari
Laboratorium precast terhadap biaya metode cor
Teknik Industri dan waktu ditempat.
ITS
II-31
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
II-32
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Analsis Menjelaskan
Perbandingan perbandingan
Efisiensi Waktu perhitungan material,
dan Biaya Antara biaya dan Presentase
Ogi Wijaksono, Metode waktu termasuk jumlah deviasi harga per m2
Julistyana P-ISSN : Konvensional Universitas pekerja jika terhadap precast full
4 2018
Tistogondo, Tony 2407 - 1846 Slab, Precast Half Narotama Surabaya diaplikasikan slab dari
Hartono Bagio Slab dan Precast menggunakan metode precast half slab
Ful slab pada struktur adalah 3% dan dari
Proyek Bangunan precast full slab, precast slab
Hotel Bertingkat di half slab dan slab konvensional adalah
Surabaya konvensional. 11%.
II-33
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Analisis
Perbandingan
Sistem Pelat
Mengetahui
Konvensional Dan Hasil pengurangan
perbandingan durasi
Precast Half Slab waktu pelaksanaan
waktu pelaksanaan
MARGIONO, Ditinjau Dari Segi Universitas Mercu pekerjaan adalah 44
5 2018 pekerjaan antara metode
TEGAR Biaya dan waktu Buana. hari kalender, atau
pelat konvensional
Studi Kasus sekitar 18%
dengan metode precast
Proyek terhadap waktu total
half slab.
Springwood pelaksanaan
Residence pekerjaan pelat
Tangerang, Banten konvensional.
II-34
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
II-35
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Analissi
Tugas akhir ini
Perbandingan
menganalisis
Biaya Mutu Dan
perbandingan antara
Waktu Atara
Program Studi kedua metode tersebut
Jurnal Metode Precast Metode precast lebih
Simon Refor, Azaria Teknik Sipil, dalam aspek biaya,
Artesis. Dan Cast In Situ mahal dibandingkan
7 Andreas, Nuryani 2022 Fakultas Teknik, mutu dan waktu, dan
Vol.2 (1): Pada Pekerjaan dengan metode cast
Tinumbia Universitas memberikan
46-53 Saluan ( Studi in situ. Dengan
Pancasila, Jakarta rekomendasi dalam
Kasus Proyek metode precast
menentukan metode
Rumah Susun pekerjaan saluran
yang akan digunakan
Ujung Menteng, dapat dikerjakan 60
pada proyek tersebut
Jakarta Timur ) hari lebih cepat
dibandingkan
metode cast in situ
II-36
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Mengetahui seberapa
Analisa besar efisiensi waktu Selisih persentase
Perbandingan konstruksi yang waktu antara sistem
Waktu Dan Biaya dapat diperoleh dalam konstruksi full
Journal
Pada Konstruksi penerapan sistem precast dengan
Muhamad Fahmi , JOSCE Program Studi
Full Precast Dan konstruksi Full Precast sistem konstruksi
Euis Amilia Vol.04 Teknik Sipil,
8 2022 Konstruksi jika dibandingkan konvensional dan
, Bambang No.01 Universitas Banten
Konvensional dengan sistem sistem full precast
Hariyanto Februari Jaya
(Studi Kasus konstruksi lebih cepat
2022
Rumah Tinggal Konvensional. 57,57 %.Selisih
Dua Lantai Jakarta mengetahui seberapa persentase biaya
Timur) besar efektifitas biaya lebih hemat 5,55%.
konstruksi.
II-37
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Menghitung dan
menganalisis total biaya Hasil perhitungan
Perbandingan yang dibutuhkan biaya pelaksanaan
Biaya Pelaksanaan Konstruksi untuk jenis pekerjaan elemen struktur
NovatusSenduk,
JTST,4 Pekerjaan Beton Bangunan Gedung, kolom, balok, dan pelat balok, kolom, dan
Debby Willar,
9 (2),2022,58- 2022 Pracetakdan Teknik Sipil, pada struktur bangunan pelat
Donny Taju, Sheila
67 Konvensional pada Politeknik Negeri gedung jika menunjukkan bahwa
Amiman
Proyek Rumah Manado menggunakan biaya beton pracetak
Susun beton metode pracetak lebih murah dari
dan atau metode beton konvensional.
konvensional.
II-38
Bab II Tinjauan Pustaka
Nomor
Peneliti Tahun Judul Penerbit Tujuan Penelitian
No Jurnal Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil
Analisa perhitungan AHSP,
Perbandingan penggunaan metode
Pelaksanaan precast full slab
Struktur Pelat Membandingkan lebih efisien
Lantai Metode efisiensi dari segi dikarenkan dapat
Konvensional manajemen waktu dan menghemat
Jurnal Fakultas Teknik
Tiurma Elita Saragi Boundeck dan biaya pengecoran pelat biaya 10,62%
Teknik Sipil Universitas HKBP
10 , Nefa Kartianus 2022 Precast Full Slab lantai metode dibandingkan
Vol. 1, No. Nommensen
Zalukhu ditinjau Dari Segi konvensional, metode dengan metode
2, Mei 2022 Medan
Waktu Dan Biaya boundeck dan konvensional dan
pada Proyek metode pelat precast full Penggunaan metode
Pembangunan slab boundeck dapat
Gedung GBKP menghemat waktu
Tanah Merah pengerjaan sebesar
Binjai 62,86%
II-39
Bab III Metode Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Tahapan yang dilakukan pada penyelesaian tugas akhir dapat dilihat pada
III-1
Bab III Metode Penelitian
Berdasarkan alur diatas, berikut adalah penjelasan untuk masing masing tahapan dalam
1. Mulai
Kegiatan penelitian dan penyusunan tugas akhir yaitu dimana didapatkan suatu ide penelitian
yang diperoleh serta aktif mencari informasi mengenai metode, waktu, dan biaya pelaksanaan.
2. Identifikasi Masalah
a. Pada awal tahun 2020 dimana proyek konstruksi RS Hermina Metland Cibitung
selesai lebih cepat dengan harapan dapat ikut membantu menangani akibat dari
3. Studi Literatur
yang akan dibahas, juga sebagai bahan tambahan yang diperlukan penulis yang selanjutnya
III-2
Bab III Metode Penelitian
4. Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh informasi bagi penulis untuk keperluan
penelitian dengan tujuan mengumpulkan data-data yang diperlukan dan sesuai dengan
penelitian.
Pada tahap ini didapatkan perbandingan biaya dan waktu dari metode pelaksanaan pekerjaan
plat lantai dengan beton cast in situ dan beton precast. Tahap ini juga sekaligus menjadi output
dari Tugas Akhir ini. Sehingga dapat ditarik kesimpulan metode mana yang paling efektif dan
Dari hasil analisis yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan dan saran yang dapat
digunakan bagi pelaksana proyek dalam hal waktu maupun biaya yang lebih baik untuk
diaplikasikan.
7. Selesai
Merupakan kegiatan akhir dari penyusunan dimana penulis sudah mendapatkan informasi
secara menyeluruh dari beberapa kesimpulan dan saran yang didapatkan terkair penulisan tugas
III-3
Bab III Metode Penelitian
Pada penelitian ini yang akan digunakan sebagai objek penelitian adalah biaya dan waktu
pelaksanaan pekerjaan plat lantai RS Hermina Metland Cibitung dengan menggunakan metode
Penelitian dilakukan pada proyek konstruksi RS Hermina Metland Cibitung yang berlokasi di
Perumahan Metland Cibitung, Desa Telaga murni, Kec. Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi,
III-4
Bab III Metode Penelitian
Proyek ini berdiri diatas luas lahan 14.472m2 dengan luas bangunan 6.496 m2, RS Hermina
Metland Cibitung yang merupakan anggota Hermina Hospitals ke-42, merupakan salah satu
Rumah Sakit Umum terbesar di wilayah Kabupaten Bekasi yang memiliki berbagai layanan
serta fasilitas unggulan terbaik sesuai standar RS Hermina. Dengan bangunan 4 lantai serta 100
Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data memiliki peran penting
karena data mendukung dalam proses penelitian sehingga hasil penelitian dapat sesuai
yang diharapkan.
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari suatu obyek, dan kejadian atau hasil pengujian (benda). Penelitian
III-5
Bab III Metode Penelitian
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan atau tersedia untuk peneliti dari
pihak lain. Ketersediaan data sekunder sangat bergantung pada keputusan peneliti untuk
1. Membuat Uraian Pekerjaan Pelat lantai Cast In Situ dan Pelat Lantai Precast.
Dalam tahap ini dilakukan penjabaran uraian pekerjaan yang terdapat dalam metode
Pekerjaan pelat lantai baik cast in situ dan precast . Tahapan ini akan memudahkan
2. Membuat Daftar Harga Satuan untuk metode pekerjaan Pelat lantai Cast In Situ dan
Pelat Lantai Precast. Daftar harga yang ditentukan adalah daftar harga material dan
upah. Daftar harga satuan bahan berisi seluruh jenis material yang akan digunakan
dalam pekerjaan pelat lantai dimana harga yang dimasukan adalah harge terbaru.
3. Menghitung Volume untuk metode pekerjaan Pelat lantai Cast In Situ dan Pelat Lantai
kebutuhan material, pekerja, dan alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
III-6
Bab III Metode Penelitian
4. Membuat Analisa Harga Satuan untuk metode pekerjaan Pelat lantai Cast In Situ dan
Pelat Lantai Precast. Analisa Harga Satuan (AHS) dibuat untuk mengetahui berapa
besar biaya yang dikeluarkan dalam satu satuan pekerjaan. Cara melakukan perhitungan
AHS adalah dengan mengalikan koefisien dengan harga satuan yang tercantum dalam
5. Membuat Rencana Anggaran Biaya untuk metode Pekerjaan Pelat lantai Cast In Situ
dan Pelat Lantai Precast. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan tahap terakhir
pada perhitungan biaya pekerjaan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) berisi hasil
pengalian harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan sehingga didapatkan biaya
III-7
Bab III Metode Penelitian
Jumlah
Harga Satuan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Rp)
(Rp)
Vol. Sat.
1 Pekerjaan Bekesting m2
2 Pekerjaan Pembesian kg
Pekerjaan
3 m3
Pengecoran
Sub Total A
1 Pekerjaan Bekesting m2
2 Pekerjaan Pembesian kg
Pekerjaan
3 m3
Pengecoran
Sub Total B
III-8
Bab III Metode Penelitian
5. Analisis Waktu
Analisis waktu pekerjaan dilakukan menggunakan barchart. Barchart adalah bagan balok
Untuk membuktikan apakah hasil penelitian ini efektif apabila diaplikasikan dilapangan,
penulis membutuhkan validasi dari pakar di bidang teknik sipil. Melalu tahapan validasi pakar
diharpkan dapat meminimalisir kesalahan baik dalam perhitungan maupun dalam penulisan.
Tentu saja validasi ini dilakukan oleh pihak yang ahli dan sudah berpengalaman di bidang
teknik sipil. Adapun jumlah pakar yang diusulkan ada 3 pihak, dengan kriteria sebagai berikut
berstatus jabatan project manager atau sederajat atau lebih tinggi, memiliki
berstatus jabatan site manager atau sederajat atau lebih tinggi, memiliki pengalaman
3. Dosen
Bekerja pada bidang Teknik Sipil, riwayat pendidikan terakhir minimal S1, berstatus
jabatan dosen atau sederajat atau lebih tinggi, memiliki pengalaman kerja selama 5
III-9
Bab III Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun Ajaran 2021 – 2022. Time Schedule
III-10