Anda di halaman 1dari 30

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEDUNG SEWA PERKANTORAN


PERUSAHAAN START-UP DI BIDANG INDUSTRI
KREATIF JALAN ADISUCIPTO KOTA PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan diploma IV
Program Studi DIV Perencanaan Perumahan dan Permukiman

Disusun Oleh:

NABILLAH ISWARA
NIM. 4201412074

M. WAHYU HERSYA
NIM. 4201412030

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Kota Pontianak memiliki luas wilayah keseluruhan mencapai 107,82 KM2, yang dibagi

menjadi enam kecamatan dan 29 keluruhan. Jumlah penduduk ibu kota provinsi ini setiap

tahunnya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, salah satu penyebab

pertumbuhan penduduk ini adalah tingginya animo masyarakat khususnya masyarakat

kabupaten/kota yang berada di wilayah Kalbar untuk datang mencari pekerjaan di Kota

Pontianak. Jumlah penduduk Kota Pontianak pada tahun 2012 berdasarkan data dari dinaas

kependudukan pencatatan sipil Kota Pontianak berjumlah sebanyak 669.340 Jiwa.

Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh biro pusat statistik Kota Pontianak,

kondisi perekonomian Kota Pontianak mengalami pentingkatan yang cukup signifikan dalam

beberapa tahun terakhir ini. Produk domestic Regional Bruto (PDRB) 2008 berdasarkan harga

konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp. 5.968.286,55 juta dan pada tahun 2009 meningkat

menjadi Rp. 6.282.408,54 juta degan peningkatan rata-rata sebesar 5,26 persen per tahun 2010

PDRB Konstan tahun 2000 sebesar Rp.6.621.193,74 juta dengan peningkatan rata-rata sebesar

5,39 persen. Tahun 2011 PDRD Kota Pontianak berdasarkan harga konstan tahun 2000 adalah

7.010.720 juta.

Kota Pontianak Kalimantan Barat, merupakan pusat segala kegiatan aktivitas

baik bidang ekonomi, perdagangan, jasa dan industri. Sehingga hal tersebut sangat

berpotensi untuk para pemilik perusahan Strart-Up terutama pada bidang Industri

Kreatif untuk mengembangkan usaha meraka lebih luas dan besar, agar mendapatkan

pencapaian tertinggi dari sebuah perusahaan dalam ranah pasar.Akhir-akhir ini prospek
bisnis khususnya bidang industri kreatif di Kota Pontianak mulai sangat menjanjikan,

hal ini ditunjukan dengan peningkatan pada perusahaan industri kreatif yang tercatat di

usaha mikro kecil pada badan pusat statistic (BPS) di Kota Pontianak.

Pesatnya pertumbuhan Industri Kreatif di Kota Pontianak bisa menjadi

pedoman bergeraknya perekonomian masyarakat dan menambah pendapatan

pemerintah Kota Pontianak.Apa itu Industri Kreatif, Industri Kreatif dapat diartikan

sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan

pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri

Budaya (terutama di Eropa) atau juga Ekonomi Kreatif. Kementerian Perdagangan

Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari

pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi

daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Menurut Howkins, dalam bukunya The Creative Economy: How People Make

Money pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Ekonomi Kreatif terdiri

dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan.desain, fashion, film, musik, seni

pertunjukkan, penerbitan, Penelitian dan Pengembangan, perangkat lunak, mainan dan

permainan, Televisi dan Radio, dan Permainan Video. Industri kreatif dipandang

semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian, berbagai

pihak berpendapat bahwa “kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama”

dan bahwa “industri abad kedua puluh satu akan tergantung pada produksi pengetahuan

melalui kreativitas dan inovasi”


Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan perencanaan

gedung sewa perkantoran perusahaan Start-Up dibidang industri kreatif, dengan

memaksimalkan pemanfaatan lahan yang dapat menyediakan ruang terbuka hijau

(RTH). Seperti halnya pada Undang Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang

penataan ruang mensyaratkan ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30

persen dari luas wilayah kota, ini membawa konsekuensi setiap lahan yang kita tempati,

idealnya minimal 70 persen digunakan untuk bangunan dan 30 persen untuk lahan

hijau.

Kantor (dari bahasa Belanda kantoor, sendirinya dari bahasa Perancis comptoir)

adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang

dijalankan secara rutin.Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil

maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor dapat dibangun hampir di lokasi manapun

dan dalam bangunan apapun, tetapi sejumlah persyaratan modern untuk perkantoran

membuat hal ini lebih pelik.Persyaratan-persyaratan ini dapat berlandaskan hukum

(misalnya, tingkat penerangan harus memadai) atau teknis (misalnya, persyaratan

untuk network komputer). Di samping itu, persyaratan lain seperti keamanan dan

fleksibilitas tataruang (layout), mengakibatkan pembuatan bangunan-bangunan khusus

yang hanya atau terutama dikhususkan untuk perkantoran. Suatu "gedung perkantoran"

(office building, juga disebut office block atau "business center" merupakan suatu

bentuk bangunan komersial dengan ruang-ruang yang khusus didesain untuk

perkantoran. Banyak gedung kantor juga mempunyai fasilitas dapur dan kamar staf, di

mana para pekerja dapat makan atau beristirahat sejenak. Banyak ruang kantor
sekarang juga merupakan ruang serviced office, yang berarti para penghuninya dapat

berbagi ruangan dan fasilitas.

2.2. Permasalahan

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas, dapat disimpulakan Bagaimana

merencanakan Gedung Sewa Perkantoran Perusahaan Start-Up dibidang Industri

Kreatif 6 lantai. Selain itu, terdapat permaslahan lain diantaranya :

1. Belum terdapatnya gedung sewa perkantoran yang representatif

2. Adanya penyalah gunaan Rumah tinggal sebagai tempat usaha

3. Melambungnya Harga lahan untuk tempat usaha bagi perusahaan Start-Up Yang

akan berkembang

2.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada perencanaan Gedung Sewa Perkantoran Perusahaan Start-Up

dibidang Industri Kreatif 6 lantai ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Gedung Sewa Perkantoran dengan Ruang Terbuka Hijau

2. Perencanaan Struktur utama yang meliputi Pondasi, Pembalokan, Kolom Struktur,

Pelat lantai dan atap dak, transportasi vertikal lift, dan tangga antar lantai dengan

Structure Analysis Program(SAP 2000)

3. Perencanaan Detail Engineering Design (DED) 2D AutoCad

4. Desain Perencanaan 3D SketchUp


2.4. Tujuan

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini dikelompokan menjadi dua yaitu:

3.6.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan D-IV Program Studi

Perencanaan Perumahan dan Permukiman Politeknik Negeri Pontianak

3.6.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan Tugas Akhir ini adalah, mahasiswa dapat:

1. Dapat merencanakan gedung perkantoran sewa sesuai dengan aturan yang

tentukan.

2. Merencanakan gedung bertingkat dengan ketetapan Ruang Terbuka Hijau yang

berlaku.

3. Menghitung struktur yang meliputi Pondasi, Pembalokan, Kolom Struktur, Pelat

lantai dan atap dak, transportasi vertikal lift, dan tangga antar lantai.

4. Membuat Detail Engineering Design (DED) 2D dengan ketentuan sesuai dengan

perhitungan Struktur

5. Mendesain tampilan output 3d


2.5. Manfaat

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan untuk pembaca

2. Memberikan saran serta masukan bagi pemerintah Kota Pontianak

3. Dapat memajukan kota Pontianak dari segi industry kreatif

4. Meningkatkan pendapatan daerah dengan berpartisipasi sebagai pengusaha

5. Penghematan lahan untuk mencukupi kebutuhan RTH kota

6. Menjadikan Pontianak lebih tertata dengan baik sesuai dengan pola ruang RTRW

serta mengurangi penyalah gunaan rumah tinggal sebagai tempat usaha

7. Tersedianya sebuah kantor sewa bagi pengusaha pemula untuk tidak harus

membeli sebuah lahan kosong sebagai kantor dengan harga yang jauh melambung

tinggi

2.6. Sistematis Penulisan

Pada pembahasan Tugas Akhir ini, akan melampirkan beberapa sistematika penulisan

sesuai dengan ketentuan yang ada,yaitu:

BAB I PENDAHULUAN, berisikan Latar Belakang, Permasalahan, Batasan Masalah, Tujuan,

Manfaat, dan Sistematika Penulisan.

BAB II DASAR TEORI, berisikan tentang landasan teori umum, kemampuan layan,fisiensi,

keamanan, kekakuan, stabilitas dari struktur, beban pada struktur meliputi beban mati, beban

hidup.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisikan kondisi eksisting dan analisa tapak, data

peningkatan pemilik usaha industri kreatif, metodelogi alat dan bahan penunjang perencanaan,

tata cara penelitian dan tata cara analisis.


BAB IV KONSEP DAN PERENCANAAN, data analisis

BAB V HASIL PERENCANAAN, berisikan gambar kerja dari hasil perencanaan

BAB VI PENUTUP, berisikan kesimpulan, saran.


2.7. Diagram Alir

Mulai

Identifikasi Masalah

Pengajuan Judul

Studi Pustaka

Observasi Lapangan

Perumusan Masalah dan Kebutuhan Data

Tidak
Penentuan Lokasi

Ya

Pengumpulan Data

Data Primer Data Skunder


Data Langsung/lapangan yaitu: Data Langsung/lapangan yaitu:
-Kondisi Eksisting -Data Instansi Terkait -SNI 03-2847 2002
-RTRW Kota Pontianak -PPPURG 1987
-Pengamatan Lahanan

Data Cukup?
Tidak
Ya

Analisa Data

Perencanaan Teknis

A B

(DED) Perencanaan
Detail Engineering Design Analisa Struktur
Perubahan Perubahan
Design Dimensi

Evaluasi Design? Evaluasi Struktur?

A B

Output Produk Rancangan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
A B

(DED) Perencanaan
Detail Engineering Design Analisa Struktur

Arsitektural

Site Plan & Blok Plan


Denah
Denah Layout furniture
Tampak
Potongan
Denah PJV & Detail
Rencana Plafoon

Pendetailan Elemen Struktur


Struktur  Bagian bawah
Denah Pondasi &Detail Pondasi
Denah Pembalokan & Detail
Rencana Atap & Detail
 Bagian atas
Rencana Lantai
Sloof
Kolom
Lantai
Balok
MEP Ring balok
Penulangan
Mekanikal-Elektrikal Mutu
Plumbing
Alat Pemadam Kebakaran
Penangkal Petir
Sistem Keamanan

Axonometry & Perspektif

3D

Perubahan Perubahan
Design Dimensi

Evaluasi Design? Evaluasi Struktur?

A B

Output Produk Rancangan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Landasan Teori Umum

Dalam mendesain suatu struktur sebelumnya harus ditetapkan komponen-

komponen yang akan digunakan sebagai ukuran maupun yang dapat menentukan

apakah gedung tersebut sesuai atau layak dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Dalam perencanaan yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah perencanaan

dengan menggunakan struktur beton bertulang. Beton bertulang adalah bahan

bangunan yang digunakan seluruh dunia. Beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah

tulangan tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa

prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja

bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. Alasan digunakan beton

bertulang sebagai bahan baku utama dalam perencanaan struktur adalah karena lebih

efisien (murah), mudah dibentuk, mempunyai ketahanan terhadap api yang tinggi,

mempunyai kekakuan yang tinggi, mudah dalam perawatannya dan relatif murah,

dan material dalam pembuatannnya mudah didapatkan. Namun, ada kekurangan dari

material beton itu sendiri dibandingkan dengan material bangunan lainnya, antara lain

mempunyai daya kekuatan tarik yang rendah, membutuhkan bekisting dan penumpu

sementara selama proses konstruksi, rasio kekuatan terhadap berat yang rendah dan

stabilitas volumenya relatif rendah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencanaan

desain suatu struktur diantaranya :


2.1.1. Kemampuan Layan

Dalam perencanaan, struktur yang di desain tersebut harus dapat menahan

beban tanpa kelebihan tegangan pada material dan mempunyai deformasi yang

masih dalam batas-batas yang diijinkan. Pemilihan ukuran dan elemen yang dipilih

merupakan penentu utama dalam menahan kemampuan layan tersebut.

2.1.2. Efisiensi

Prinsip utama perencanaan desain struktur dalam bidang konstruksi

adalah bagaimana mendesain bangunan yang kuat dan aman namun dengan biaya

yang relatif ekonomis.

2.1.3. Konstruksi

Tinjauan konstruksi sering dipengaruhi pilihan struktural dimana

penggunaan elemen-elemen struktural akan efisien apabila material yang digunakan

mudah didapat dan dibuat.

Desain struktural harus mencakup :

1. Keamanan

Struktur yang didesain harus aman dan kuat. Pada Struktur akan mencakup beban-

beban yang bekerja padanya desain. Yaitu beban mati (berat sendiri), beban hidup

(manusia, angin, dll)

3. Kekakuan

Dalam perencanaan suatu gedung perlu diperhitungkan kekakuannya agar didapat

struktur yang kaku dan dapat memperkuat struktur.Kekakuan merupakan syarat mutlak

yang harus sangat dipikirkan oleh perencana dalam merencanakan suatu bangunan
struktur. Karena suatu struktur tidak akan dapat diterima jika bangunan tersebut tidak

kaku walaupun sangat kuat.

Beberapa jenis perkakuan dari suatu gedung adalah :

a. Dinding pendukung sejajar (parallel bearing wall)

Perkakukan ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang dipratekan oleh berat sendiri,

sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Dinding sejajar ini terutama digunakan

untuk bangunan apartemen yang tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan sistem

mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.

b. Inti dan dinding pendukung kulit luar (core and facade bearing wall)

Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti, hal ini

memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung pada kemampuan bentangan dari

struktur lantai.Intinya adalah membuat sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah

kekakuan bangunan.

c. Pelat rata (flat slab)

Sistem bidang horizontal terdiri dari pelat lantai dengan tebal yang rata dan ditumpu pada

kolom.

d. Rangka kaku (rigid frame)

Sambungan kaku yang digunakan antara susunan unsur linear atau membentuk bidang vertikal

dan horizontal.Pengaturan bidang vertikal terdiri dari balok dan kolom, pada grid horizontal

terdiri dari balok dan gelagar.Dengan keterpaduan dari semuanya menjadi penentu

pertimbangan rancangan.
e. Rangka kaku dan inti (rigid frame and corewall)

Rangka kaku bereaksi terhadap bidang lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.

Perilaku demikian berakibat ayunan lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian

tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan

sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka mengalami fungsi untuk menambah

kekakuan dan menyerap bidang geser pada bangunan tersebut. Sistem ini memuat sistem

mekanis dan transportasi vertikal. Pada kondisi struktur dengan lantai banyak, efektifitas

struktur inti (corewall) hanya dapat terjadi 80% hingga 90% dari jumlah lantai yang ada,

sehingga pada lantai atas atau 20% dari lantai keseluruhan akan tidak berfungsi secara nilai

kekakuan terhadap struktur bangunan, bahkan ada kemungkinan akan menambah bidang geser

pada lantai tersebut.

4. Stabilitas

Faktor stabilitas harus diperhatikan dalam mendesain struktur.Stabilitras diperlukan

untuk dapat menghitung momen-momen yang bekerja pada struktur.Stabilitas juga

harus diperhatikan agar mencegah bangunan mengalami guling. Momen-momen yang

bekerja pada struktur adalah momen geser dan momen uplift.

2.1.4. Beban Struktur

Dalam perencanaan desain struktur, perlu memperkirakan secara mendalam

mengenai beban-beban yang bekerja pada struktur serta besarnya beban-beban yang

bekerja pada struktur tersebut.Perencanaan bangunan konstruksi pada umumnya

berdasarkan pada keadaan batas atau ultimit.


1. Beban Mati

Beban mati merupakan berat struktur gedung itu sendiri, yang memiliki besar

yang kostan dan terdapat pada satu posisi tertentu.Berat sendiri struktur bangunan

beton bertulang adalah pelat, balok, kolom, dinding, tangga, langit-langit, dan saliran

air.Semua metode untuk menghitung beban mati adalah untuk menghitung elemen

didasarkan atas peninjauan berat suatu material yang terlibat berdasarkan volume

elemen tersebut.Struktur luar dari desain menggunakan elemen kaca sebagai

pembentuk dari struktur bangunan.Pembebanan elemen kaca harus diperhatikan,

mengingat desain berbentuk oval yang mempunyai perhitungan lebih detail akibat

kelengkungan dari struktur.

2. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban yang letaknya dapat berubah atau berpindah, beban

tersebut dapat ada ataupun tidak ada.Beban hidup pada perencana struktur adalah

beban orang, barang-barang, beban angin, ataupun mesin-mesin yang sedang bekerja

pada struktur.Walaupun beban hidup ini dapat ada atau tidak, beban hidup harus tetap

menjadi perhatian dala perancanaan karena beban tersebut bekerja perlahan- lahan

dalam struktur.
2.2. Studi literatur

Berikut ini beberapa contoh bangunan gedung sewa perkantoran yang menjadi

referensi penulis :

1. Graha ESSI

Gambar 2.2.1 Gedung sewa Graha ESSI

Gedung Graha ESSI ini terletak dekat dengan daerah wisata Taman Mini Indonesia Indah,

akses 5 menit dari pintu tol ceger Taman Mini, Serta dilintasi jalur LRT Serta 5 menit dari

terminal kampung rambutan.Gedung 5 lantai yang disertai basement untuk parkir ini

menawarkan lokasi yang strategis di JL.RAYA CEGER NO.5 TMII JAKARTA TIMUR,

memudahkan untuk akses keluar masuk kantor.


Gambar 2.2.2 Gedung sewa Graha ESSI

Gedung ini menyediakan basement yang cukup luas untuk tempat parkir dan

fasilitas kebugaran beserta cafetaria untuk karyawan dengan pemandangan yang menarik dari

lantai teratas gedung

Gambar 2.2.3Gedung sewa Graha ESSI


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data Laju Pertumbuhan

Tabel 3.1.1 Laju Pertumbuhan Perusahaan yang Baru Berdiri

Dilihat dari data lajunya pertumbuhan Perusahaan yang baru berdiri menurut badan

hukum di Kota Pontianak dari instansi terkait yang meningkat dengan sangat signifikan ini,

semakin menguatkan data penulis untuk merencanakan sebuah Gedung Sewa Perkantoran

Perusahaan Start-Up Bidang Industri Kreatif seperti judul Tugas Akhir (TA) yang penulis

ajukan.

Sebelum melakukan perencanaan ada perlunya melakukan beberapa macam

pengamatan kondisi eksisting untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari lokasi

yang akan dibangun sesuai perencanaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam

pengamatan meliputi:
3.2. Data Lokasi

Dengan mengacu pada peta pola ruang menurut RTRW di wilayah kota Pontianak.

Lokasi perencanaan gedung sewa perkantoran bertempat pada Jl. Adi Sucipto Kota Pontianak

Kalimantan Barat.

Gambar 3.2.1 Rencana Pola Ruang

3.3. Tautan Wilayah

Perencanaan Gedung Sewa Perkantoran Perusahaan Start-Up dibidang Industri

Kreatif 6 lantai berlokasi Jl. Adi Sucipto Kota Pontianak Kalimantan Barat.Lokasi ini

secara geografis memiliki tautan wilayah sebagai berikut:


Gambar 3.3.1 Tautan Wilayah

Sebelah Utara : DISPENDA KALIMANTAN BARAT

Sebelah Selatan : PURA GIRIPATI MULAWARMAN

Sebelah Timur : RSUD Dr. SOEDARSO

Sebelah Barat : TEPIAN SUI. KAPUAS

3.4. Analisa Tapak

Analisa tapak merupakan analisis yang digunakan dalam suatu perancangan

kota non fisik dan digunakan untuk merumuskan program ruang berdasarkan

karakteristik aktivitas pengguna dan aktivitas ruang. Analisa tapak terdiri dari:
3.4.1. Kondisi Iklim

Gambar 3.4.1 Kondisi Iklim

a. Potensi

Angin dapat berhembus dari berbagai arah dikarenakan masih banyak lahan kosong

disekitaran tapak serta masih adanya jarak antar bangunan disekitar tapak.

b. Kendala
Asap dan debu dari jalan berpotensi masuk kedalam tapak melalui hembusan

angin.

c. Solusi
Memberikan buffer berupa pagar alami seperti pohon sebagai pembatas

dipinggir terluar tapak.


3.4.2. Orientasi Matahari

Gambar 3.4.2 Orentasi Matahari

a. Potensi

Sisi terpendek mendapatkan sinar matahari terbanyak serta pengolahan sinar

matahari sebagai sumber pencahayaan.

b. Kendala
Sisi barat merupakan sisi terpendek dan terkena sinar matahari sore yang

cukup panas serta penghawaan sisi barat bangunan harus mendapatkan

perhatian khusus.

c. Solusi
Sisi bangunan sebelah barat diolah sedemikian rupa agar dapat menetralisir

panas matahari serta penggunaan material kaca sebagai pemasuk cahaya

alami.
3.4.3. Kebisingan

Gambar 3.4.3 Kebisingan

a. Potensi
Arah barat berpotensi sebagai penghasil kebisingan tertinggi dikerenakan

terdapat akses jalan utama di Jl. Adi Sucipto itu sendiri

b. Kendala
Vegetasi yang ada di sekitar saat ini dinilai belum mampu membuffer

kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang berlangsung dari arah

selatan.

c. Solusi
Memberikan buffer berupa vegetasi di pinggir terluar tapak.
3.4.4. Sirkulasi Kendaraan

Gambar 3.4.4 Sirkulasi Kendaraan

a. Potensi
Arah barat berpotensi sebagai penghasil kebisingan tertinggi dikerenakan

terdapat akses jalan utama di Jl. Adi Sucipto itu sendiri

b. Kendala
Kemungkinan kemacetan yang diakibatkan oleh orang yang akan pergi ke

kantor pada pagi hari dan pada sore hari saat jam pulang kantor.

c. Solusi
Membedakan gate masuk dan keluar.
3.4.5. Drainase

Gambar 3.4.5 Drainase


a. Potensi
Tapak relatif datar serta sudah terdapat sistem drainase yang memadai di

sekitar tapak.

3.5. METODOLOGI

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode

kuantitatif. Penggunaan metode kuantitatif dalam penelitian dalam penelitian ini dikarenakan

penulis ingin mendapatkan informasi yamg mendetail dan akurat mengenai objek yang akan

direncanakan.

Menurut Sugiono (14:2015) adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive.Metode kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian pada populasi yang luas,
permasalahan yang sudah jelas, teramati, terukur dan peneliti bermaksud untuk menguji

hipotesis.

3.6. ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan yang dimaksud adalah alat dan bahan penunjang yang digunakan

untuk mempermudah penulisan tugas akhir (TA). Berikut alat dan bahan yang digunakan:

3.6.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa aplikasi atau program yang

dianggap oleh penulis dapat mempermudah proses penelitian. Alat-alat tersebut meliputi:

1. Microsoft Word

Sesuai dengan fungsinya, program Microsoft Word pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk menulis semua hal yang berhubungan dengan pengolahan kata dalam penulisan

Tugas Akhir.

2. Microsoft Power Point

Sesuai dengan fungsinya, program Microsoft Power Point pada perencanaan ini digunakan

sebagai media untuk menyampaikan semua hal pada kesempatan seminar proposal yang

berhubungan dengan perencanaan dalam penulisan Tugas Akhir

3. Microsoft Excel

Sesuai dengan fungsinya, program Microsoft Excel pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk membuat tabel, perhitungan, dan menyajikan data dalam bentuk angka yang

berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir


4. Adobe Reader

Sesuai dengan fungsinya, program Adobe Reader pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk membaca referensi yang sudah kita telusuri dari internet tentu berhubungan

dengan penulisan Tugas Akhir

5. Autodesk AutoCAD

Sesuai dengan fungsinya, program AutoCAD pada perencanaan ini digunakan sebagai media

untuk meilustrasikan konsep dan perencanaan hingga detail perencanaan dalam bentuk 2

dimensi (2D) dalam penulisan Tugas Akhir

6. SketchUp Pro

Sesuai dengan fungsinya, program SketchUp Pro pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk meilustrasikan konsep dan perencanaan dalam bentuk 3 dimensi (3D) dalam

penulisan Tugas Akhir

7. SAP 2000

Sesuai dengan fungsinya, program SAP 2000 pada perencanaan ini digunakan sebagai media

untuk mentukan dimensi, kekuatan mutu, hingga penulangan yang tepat dalam sebuah

perhitungan yang sesuai dalam penulisan Tugas Akhir

8. CorelDraw

Sesuai dengan fungsinya, program CorelDraw pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk memberi kesan konsep dan perencanaan yang menarik dalam bentuk

advertaising (iklan) seperti, Banner, Flayer, Brosure dll.

9. Adobe Photoshop

Sesuai dengan fungsinya, program Adobe Photoshop pada perencanaan ini digunakan sebagai

media untuk memberi kesan nyata konsep dan perencanaan yang sudah menjadi dalam

bentuk advertaising dengan pengetahuan seni fotografi.


3.6.2. Bahan

1. Data laju pertumbuhan UMKM di bidang industry kreatif

Data laju pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menjadi patokan penulis

untuk melakukan perencanaan sebuah gedung sewa perkantoran.

2. Data observasi lapangan

Data observasi lapangan yang digunakan penulis untuk menilai kondisi eksisting hingga

analisa dampak lingkungan.

3.7. TATA CARA PENELITIAN

Untuk mendapatkan informasi yang luas serta akurat dengan metodologi penelitian

kuantitatif ini, penulisan melakukan beberapa hal untuk memperoleh pencapaian yang

diharapkan dalam mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian. Hal-hal

tersebut seperti:

3.7.1. Observasi

Memperoleh informasi yang di inginkan dengan cara melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap suatu objek penelitian. Observasi dilakukan dengan

turun langsung kelapangan seperti saat melakukan survei terhadap lokasi yang akan dijadikan

sebagai lokasi perencanaan

3.7.2. Pengumpulan Data Skunder

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi dengan data

skunder, sumber data penelitian yang diperoleh oleh penulis secara tidak langsung, yaitu

dengan mendatangi dinas/instansi terkait untuk memperoleh data yang diinginkan seperti
kantor badan pusat statistic kota Pontianak untuk mendapatkan laju pertumbuhan perusahaan

dan sebagainya.

3.7.3. Studi Kepustaka

Memperoleh data melalui landasan teoritis/studi pustaka yang berhubungan dengan

perencanaa. Melalui studi pustaka, penulis mengumpulkan informasi yang diperlukan dengan

mencari berbagai literature yang terkait dengan perencanaan.

3.7.4. Penelusuran Internet

Tidak hanya melalui pengamatan, pengumpulan data skunder dan studi

kepustakaanm untuk memperoleh informasi yang diinginkan serta keakuratan dari informasi

tersebut, penulis juga melakukan penelusuran media internet.

3.8. TATA CARA ANALISIS

Tata cara analisis yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah dengan

mengkaji data-data yang telah dikumpulkan. Pengkajian data-data tersebut dapat mengunakan:

1. Rumus

2. Peraturan perundangan-udangan maupun Permen yang terkait dengan

perencanaan.

3. SNI yang berhubungan dengan pembahasan

4. Dan sebagainya.

Dari analisa tersebut, akan diperoleh hasil akhir (output) berupa desain bangunan

gedung sewa perkantoran perusahaan bidang industry kreatif.


DAFTAR PUSTAKA

BPS Kota Pontianak. 2016. Jumlah Perusahaan yang Baru Berdiri Menurut Bentuk Badan

Hukum di Kota Pontianak tahun 2011-2015. Badan Pusat Statistik. Pontianak.

Walikota Pontianak. 2013. Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 2 Tahun 2013 tentang RTRW

Kota Pontianak Tahun 2013-2033. Kawasan Peruntukan Industri dan Pergudangan Pasal

55 Ayat 1. Pontianak.

Republik Indonesia. 1987. Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33

Standar Konstruksi Bangunan Indonesia. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk

Rumah dan Gedung. Menteri Pekerjaan Umum. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung, Desember 2002. Bandung.

Soemarno, Bryane. 2012. Mendesain Ruang Kantor Part 2.

https://chooseandbuild.wordpress.com/2012/10/12/mendesain-ruang-kantor-part-2.

Diakses Pada 25 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai