DATA TEKNIS
PEKERJAAN
REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN 1
TAHUN
ANGGARAN
2023
LOKASI:
UraianPendahuluan
1. Latar Belakang Berdasarkan arahan Presiden RI pemanfaatan Belanja Barang direalokasikan
untuk belanja-belanja yang lebih prioritas, yang diantaranya adalah percepatan
prasarana infrastruktur pendidikan dimana sebelumnya kegiatan tersebut
dibawah kewenangan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pembangunan Prasarana infrastruktur akan diimplementasikan dan
dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada
TA. 2023 (SYC) Dukungan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tersebut melingkupi Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah Negeri
serta Madrasah yang rusak berat dan rusak sedang. Total alokasi yang
disediakan untuk prasarana infrastruktur pendidikan bersumber dari alokasi
anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat TA. 2023
(SYC). Kegiatan Pembangunan/Renovasi Prasarana infrastruktur Pendidikan
ini adalah terbangunnya kembali sekolah, madrasah di wilayah 3T (terdepan,
terluar, tertinggal) dan desa berkembang dalam rangka percepatan
pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan yang terhenti, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pembangunan/renovasi prasarana infrastruktur Satuan Pendidikan dapat
dilaksanakan secara efektif, diterima dan bermanfaat bagi masyarakat dengan
terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi, verifikasi lapangan, penyiapan
pengorganisasian, penyiapan desain, pelaksanaan konstruksi dan paska
konstruksi. Untuk mewujudkan pendekatan tersebut, maka diperlukan Panduan
Pembangunan Prasarana Infrastruktur Satuan Pendidikan.
Pada Tahun Anggaran 2023 (SYC) melalui sumber dana APBN akan
dilaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi
Kalimantan Selatan 1. Untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan
sesuai perencanaan dan spesifikasi teknis.
Lokasi pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi
Kalimantan Selatan 1 berada di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
dan sekolah yang akan direhabilitasi dan renovasi adalah SMPN 3 Banjarbaru.
Latar belakang kegiatan tersebut adalah menindaklanjuti Surat Walikota
Banjarbaru kepada Kementrian PUPR yang menyebutkan bahwa sekolah
tersebut terdampak kebakaran. Bangunan yang terdampak kebakaran adalah
1 massa bangunan yaitu Ruang Tata Usaha, Ruang Kepala Sekolah, Ruang
Guru/BK, Koperasi dan 2 Ruang Kelas. Setelah melakukan identifikasi
menyeluruh terhadap sekolah tersebut ternyata pada massa bangunan lainnya
juga terdapat kerusakan dengan tingkat kerusakan kecil sampai dengan sedang
yaitu kerusakan pada Plafond, Atap, Dinding dan Lantai. Atas dasar tersebut
maka dilakukan kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah
Provinsi Kalimantan Selatan 1 untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Lokasi Pekerjaan
4. Standar Teknis a. SNI 1727-2020 tentang Beban Minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur lain
b. SNI 1726-2019 tentang Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung
c. SNI 2052-2017 tentang Baja tulangan beton
d. SNI 2847-2019 tentang Persyaratan beton structural bangunan gedung
e. SNI 7656-2012 tentang Tata cara pemilihan campuran beton untuk beton
normal, beton berat dan beton massa.
f. SNI 8153-2015 tentang Sistem plumbing pada bangunan gedung
g. SNI 8399-2017 tentang Profil baja ringan.
h. SK SNI 03-1994-03, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan
plesteran
i. SNI 03-2410-1991/ SK SNI T-11-1990-F, Tata cara pengecatan dinding
tembok dengan cat emulsi
j. SNI 03-2835-1992/ SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga
satuan persiapan dan tanah untuk bangunan sederhana
k. SNI 03-2i836-1992/ SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga
satuan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana
l. SNI 1726: 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
m. SNI 1729: 2020 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
5. Kriteria Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa Pelaksana
Konstruksi harus memperhatikan persyaratan–persyaratan sebagai berikut:
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi harus dilakukan secara
benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas
dari setiap bagian pekerjaan.
3) Persyaratan Fungsional
a. Pelaksanaan Konstruksi yang berkaitan dengan waktu, mutu dan biaya
pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi.
b. Memastikan terpenuhinya semua persyaratan pembangunan gedung dan
fungsional sekolah;
4) Persyaratan Prosedural
a. Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku yang
mengacu kepada Peraturan dan UU yang berlaku;
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain namun tidak terbatas pada:
- SNI 1726: 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
- SNI 1729: 2020 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
- SNI 2847: 2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan gedung.
- SNI 1727: 2020 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan gedung
dan Struktur Lain.
- SNI SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi
dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
- SNI-2837-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- SNI-6897-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- SNI-2839-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-
langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- SNI-7394-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- SNI-7395-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup
lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- SNI 04-7018-2004 Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga.
- SNI-03-3989-2000 Sprinkler Otomatik.
- SNI 16-7063-2004 Sistem Pasokan Daya darurat.
- SNI 03-7065-2005 Tata cara perencanaan Plumbing.
- SNI 8153:2015 Sistem plumbing pada bangunan gedung.
- SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya Listrik darurat menggunakan
energi tersimpan (SPDDT).
- RSNI T-15-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan
saniter.
- SNI 03-3989- 2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
- SNI 03-6386-2000 Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung Dalam
Bangunan Gedung dan Perumahan.
- SNI 04-0225-2020 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2020).
- SNI 03-2410-2002 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat
Emulsi.
- SNI 03-3436-1994 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap
Untuk Bangunan dan Gedung.
- Standar teknis dan standar profesi terkait lainnya.
Ruang Lingkup
13. Lingkup 1. Klasifikasi pekerjaan konstruksi termasuk kategori sederhana, dengan
Pekerjaan jenis pekerjaan meliputi:
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP
- Pekerjaan Landscape/Hardscape
2. Pembongkaran
2.1. Pembongkaran bangunan rusak berat harus dilakukan penghapusan
asset milik Pemerintah Daerah dan proses pembongkaran sampai
pelelangan hasil bongkaran dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
3. Pekerjaan Pondasi
3.1. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pekerjaan pondasi batu gunung ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Contoh Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/Penyedia
Jasa harus memberikan contoh-contoh material : batu
gunung, pasir untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor/Penyedia Jasa ke site.
c. Kontraktor/Penyedia Jasa diwajibkan membuat tempat
penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di
Bangsal Konsultan Pengawas.
3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan
tertutup, kering, tidak lembab dan bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini,
bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
c. Kontraktor/Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap
kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
4. Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka
selama minimum 3 hari setelah pelaksanaan pekerjaan,
pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak
dibebani.
b. Kontraktor/Penyedia Jasa diwajibkan melindungi pekerjaan
tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-
pekerjaan lainnya.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor/Penyedia Jasa
diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Jasa.
5. Bahan/Produk
a. Semen Portland
a) Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri
dari satu jenis merk dagang atau atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
b) Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
tidak untuk digunakan.
b. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya.
c. Batu Gunung
a) Batu gunung yang digunakan
adalah batu pecah, tidak berpori, keras, tidak mudah
pecah dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta
tidak bulat.
b) Ukuran batu gunung max. 20 cm.
d. Air
Air yang digunakan harus:
a) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak,
benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara
visual dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan;
b) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih
dari 2 gram/liter;
c) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan
merusak campuran adukan (asam-asam, zat organik,
dan lain-lain);
4. Pekerjaan Beton
4.1. Umum
Semua pekerjaan beton harus berdasarkan SNI terkait pekerjaan
beton yang sudah disebutkan pada standar yang digunakan.
Kontraktor/Penyedia Jasa harus mempelajari terlebih dahulu metoda
kerja dari pekerjaan beton ini, dengan mengacu pada peraturan
tersebut, serta spesifikasi ini.
Kegagalan pekerjaan beton yang terjadi akibat menyimpang dari
spesifikasi ini harus diperbaiki, dan seluruh biayanya menjadi
tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Jasa.
Secara umum, elevasi dari permukaan lantai beton adalah 5 cm di
bawah elevasi arsitektur, kecuali pada basin, sum pit, dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang tidak menggunakan finishing arsitektur, elevasi
struktur adalah sama dengan elevasi arsitektur. Perbedaan elevasi
pada daerah toilet, hanya perbedaan finishing. Berikut adalah
ketentuan umumnya :
1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan
syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan
dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain
dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton
harus sesuai dengan referensi di bawah ini :
a) SNI 03 2834:2000 Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal.
b) SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.
c) SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung.
d) SNI 03 2834:2000 Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal.
2. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan ini dengan
ketetapan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis
ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas, semua pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia
Jasa sendiri.
3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-
bahan tersebut dan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek /site
dalam waktu 3 x 24 jam.
6. Pekerjaan Bekisting
5.1 Umum
1. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen,
dimaksudkan untuk membentuk struktur-sturktur beton dengan
segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan
bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun
pengecorannya.
2. Perancah termasuk segala jenis unsur-unsurnya seperti pengaku,
balok, pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi sementara yang
diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
3. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Kontraktor,
untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam
keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta
beban-beban kejut dan getaran. Kesemuanya ini harus
direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang
sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan
maupun pembongkarannya.
4. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang
dan balok kantilever, lendutan yang diijinkan adalah 1/300
bentang.
5. Bracing-bracing harus dipasang untuk menghindari pergerakan
horizontal, transversal maupun longitudinal yang terjadi.
6. Gambar-gambar yang menunjukkan detail dari acuan maupun
perancah, perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun
perancah harus diajukan oleh Penyedia Jasa untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
5.2 Bekisting yang Digunakan
1. Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm.
Atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran,
apabila akan digukana kembali acuan harus bersih, acuan yang
sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak diperkenankan dipakai
kembali.
3. Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar
Kontraktor membuat panel-panel bekisting yang standar untuk
acuan bagian konstruksi yang tipikal.
5.3 Pelaksanaan Pekerjaan
1. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang
tepinya. Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan kelurusannya dan
kekuatannya selama pengecoran mapun pemadatan beton
dilakukan.
2. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan
terhadap kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan
harus diperbaiki apabila ternyata perancah mengalami settlement.
3. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal
horizontal maupun diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah
dan bracing diagonal harus dua sisi, baik horizontal maupun
vertikal. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan
bracing harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan
tersebut.
4. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur
yang harus berada di dalam beton tersebut sudah ditempatkan
secara benar, termasuk pengaturan selimut betonnya.
5. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat
pengecoran beton akan dimulai. Apabila ternyata ada bagian
perancah atau acuan yang berubah posisi, perancah maupun
acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilaksanakan.
5.4 Waktu untuk Melepas Bekisting
1. Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya
dapat dipastikan tidak mengakibatkan kerusakan beton, dan
acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari beton.
2. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca,
metoda pemeliharaan beton, kekuatan beton type dari struktur dan
beban rencana. Dalam segala hal, waktu untuk melepas acuan
dan perancah tidak kurang dari yang disyaratkan.
3. Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui
sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.
Waktu Pembongkaran Bekisting
No. Unsur Struktur Waktu
6.3. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan atap
genteng metal.
2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK/Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi pekerja :
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode
yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki
skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK/ Konsultan
Pengawas, dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja
tanpa atau kurang skill-nya.
6.4. Submittals (Pengiriman)
1. Kontraktor/Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan dan
sistem pemasangan yang lengkap dengan teknikal spesifikasi dan
label dari pabrik pembuat.
2. Mengirimkan schedule pemasangan yang dikoordinasikan dengan
bagian-bagian terkait lain pada area yang sama untuk disetujui
MK/Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas.
3. Profil Material:
a. Rangka Atap, profil yang digunakan untuk rangka atap
adalah profil lip-channel.
b. C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm),
berat 1,29 Kg/M’
c. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm),
berat 0,97 Kg/M’
d. Reng (batten), Profil yang digunakan untuk reng adalah
profil top hat ( U terbalik).
e. TS. 41.055 (tinggi 41 mm dan tebal 0,55 mm), berat 0,66
Kg/M’.
f. Talang jurai dalam (valley gutter).
g. Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam
dengan ketebalan dasar baja 0.45 dan telah dibentuk
menjadi talang lembah.
7.3. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan atap
genteng metal.
2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK/Pengawas dan
Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi pekerja:
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode
yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki
skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK/ Konsultan
Pengawas, dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja
tanpa atau kurang skill-nya.
7.6. Garansi
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna
bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari Kontraktor/Penyedia
Jasa/installer yang tepat, baik dan sesuai dengan yang disebutkan
dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
F. Syarat Penerimaan
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memberikan :
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan
warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari
Kontraktor/Penyedia Jasa / installer yang tepat, baik dan
sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar
perencanaan.
8. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
8.1. Pekerjaan Dinding
8.1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai
gambar.
2. Dinding toilet, dinding pembatas ruangan dan lain-lain.
3. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material
mengikuti jenis material eksisting sesuai gambar.
8.1.2. Bahan
1. Material
a. Batu bata yang digunakan adalah jenis bata ringan
b. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memberikan contoh pada
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi Pemberi
Tugas untuk dimintakan persetujuannya.
c. Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak
memenuhi syarat oleh Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi/Pemberi Tugas, maka Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas berhak
menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor/Penyedia
Jasa wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi
pembangunan dan menggantikan yang baru (yang
disetujui).
2. Produk/Merek batu bata: Tabel Spesifikasi Material.
3. Semen atau Semen Instant
a. Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih
tinggi dari permukaan tanah disekitarnya. Penyimpanan
semen tidak boleh lebih dari 1 bulan untuk menghindari agar
semen tidak membatu.
b. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata
semennya sudah lembab dan menunjukkan gejala
membatu, maka semen tersebut tidak boleh dipergunakan
dan harus segera dikeluarkan dari lokasi pembangunan.
c. Supplier/Pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan
hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
8.2.2. Bahan
1. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang
a. Persyaratan Teknis
1) Agregat untuk Plesteran
- Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran agregat untuk plesteran
harus memenuhi:
• Agregat halus alami hasil disintegrasi batu
alam;
• Agregat halus hasil olahan diproses khusus
sehingga bentuk dan ukuran sesuai Tabel
persyaratan Gradasi Agregat Alam untuk
Plesteran Lapisan Kamprot dan Badan;
• Agregat yang berbutir bulat dan berukuran
seragam tidak boleh digunakan.
- Unsur Perusak
Untuk perusak yang terkandung dalam agregat
harus dibatasi sebagai berikut:
• Partikel yang mudah pecah maksimum 1.0%;
• Tidak mengandung zat organik;
• Partikel ringan yang terapung pada cairan
dengan berat jenis 2.0 maksimum 0.5 %;
• Kadar lumpur maksimum 5 %;
• Bebas dari kotoran yang dapat merusak
warna.
- Sifat fisik
Sifat fisik agregat untuk plesteran harus
memenuhi:
o Gradasi agregat untuk lapisan pertama dan
lapisan kedua mengikuti ketentuan tabel di
bawah ini:
Tabel Gradasi Agregat Alam untuk Plesteran Lapisan
Kamprot dan Badan
Persen Lolos
Saringan
Maksimum Minimum
No. 4 (4.76 mm) 100 ----
No. 8 (2.36 mm) 90 100
No. 16 (1.18 mm) 60 90
No. 30 (600 um) 35 70
No. 50 (300 um) 10 30
No. 100 (150 um) 0 5
No. 200 (75 um) 0 3
No. 8 (2.36
95 100 90 100
mm)
No. 16 (1.18
40 95 25 60
mm)
No. 30 (600
5 55 5 35
um)
No. 50 (300
2 25 2 25
um)
No. 100
0 15 0 10
(150 um)
No. 4 (4.76
100 100
mm)
No. 8 (2.36
99-100 95-100
mm)
No. 16 (1.18
70-100 70-100
mm)
No. 30 (600
40-75 40-75
um)
No. 50 (300
10-35 20-40
um)
No. 100 (150
2-15 10-25
um)
No. 200 (75
0 0-10
um)
5. Naad Plesteran
a. Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
b. Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
c. Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal
maupun vertikal, dan kedalamannya harus sama.
d. Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai
ukuran naad) dan tali untuk mengukur kelurusan
horizontal/vertikal agar rapi.
9. Penutup Lantai (Keramik untuk Lantai dan Dinding, Guiding Block dan
Warning Block)
9.1. Ketentuan Umum
Ukuran dan jenis keramik yang digunakan:
- Keramik ukuran 40 x 40 cm polish untuk ruangan
- Keramik ukuran 40 x 40 cm unpolish untuk selasar dan toilet
- Keramik ukuran 20 x 25 cm untuk dinding kamar mandi
Sebelum pekerjaan finishing lantai dan dinding dilakukan, maka :
1. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib mengadakan penelitian terhadap
kemiringan lantai agar sesuai gambar rencana.
2. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-
daerah toilet, dan tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih
rendah dari permukaan tanah dan plat atap beton.
3. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh
pekerjaan plafond dan dinding-dinding selesai dikerjakan, kecuali
pemasangan panel akustik.
4. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari MK/Konsultan Pengawas, Pemberi
Tugas dan Perencana.
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor/Penyedia Jasa diwajibkan
untuk mengajukan gambar kerja pelaksanaan.
9.3. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:
a. SII 00023-73 Ceramic Tile
b. ASTM C 1028.84
c. ASTM C 241
2. Quality Assurance
Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK/Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi Pekerja
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode
yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki
skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Manajemen
Konstruksi, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan
tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
D. Toleransi Pemasangan
Level toleransi dan toleransi kerataan:
1. Proyeksi terhadap tinggi antara 2 ubin adalah 0,5 mm.
2. Kerataan dan kelurusan vertikal pada 2 meter tepi lurus adalah
4mm.
3. Lebar naad : 2,6 mm atau 2 tepi ubin.
E. Proteksi dan Pembersihan
1. Bersihkan permukaan sedapat mungkin setelah penyelesaian
grouting.
2. Bersihkan grouting yang tidak rapi dengan acid atau bahan kimia
sesuai petunjuk dari pembuatnya/manufaktur.
3. Bersihkan semua permukaan keramik/homogeneous tile dengan
air bersih sebelum dan sesudah pemakaian bahan kimia. Jangan
biarkan acid atau chemical cleaner memasuki floor drain.
Gosoklah permukaan seluruh keramik/homogeneous tile dengan
kain yang lembut.
4. Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik,
ngelotok, retak atau keramik/homogeneous tile tergores.
5. Tutup ruangan terhadap lalu-lintas dan pekerjaan-pekerjaan lain
selama pemasangan, setidak-tidaknya 3 (tiga) hari setelah
pekerjaan selesai.
6. Bila terjadi dimana terdapat lalu-lintas atau pekerjaan lain,
pemasangan keramik dilindungi dengan lapisan plywood.
F. Syarat Pemeliharaan dan Perlindungan
1. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memperbaiki pekerjaan yang
rusak/cacat, dan memeliharanya sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh MK/Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Jasa.
2. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib mengadakan perlindungan dan
pengamanan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
3. Sesudah pekerjaan keramik permukaan tile harus dijaga
terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan
benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-
noda dan sebagainya.
4. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor/Penyedia Jasa harus
memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula,
sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh
MK/Pengawas. Biaya perbaikan ditanggung oleh
Kontraktor/Penyedia Jasa.
G. Syarat Penerimaan
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memberikan:
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan
keramik.
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memberi garansi 10 tahun
terhadap kualitas dan hasil pekerjaan, ketepatan dan kebenaran
metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik pembuat.
10. SMKK
Sesuai Permen PUPR Nomor 10/PRT/M/2021, Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian
dari sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
Peralatan Utama
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Concrete Mixer ≥ 0,35 M3 1 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
2 Dump Truck 4-6 m3 1 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
3 Pick Up ≥ 1 M3 1 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
4 Concrete Vibrator ≥ 8000 rpm 1 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
5 Generator Set ≥ 10 Kva 1 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
Peralatan Pendukung
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Scafolding - 100 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
2 Cutter besi beton 2 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
3 Bender besi beton 2 Unit Milik/Sewa
Beli/Sewa
2. Agar Pelaksanaan pekerjaan tepat mutu dan tepat biaya yang ditangani
kontraktor pelaksana harus memiliki kemampuan menjamin mutu
bahan utama untuk pelaksanaan pekerjaan,yaitu:
18. Lingkup 1. Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi dapat dan perlu mengambil
Kewenangan langkah-langkah untuk melindungi lingkungan (baik di atau di luar Lapangan)
Penyedia Jasa dan membatasi kerusakan dan gangguan terhadap orang-orang dan tanah
milik yang diakibatkan oleh polusi, suara dan akibat lain dari pekerjaan yang
dilakukan.
2. Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi harus menjamin bahwa emisi,
buangan di permukaan dan limpahan dari aktivitas pembangunan gedung,
tidak melebihi nilai yang ditetapkan dalam Spesifikasi atau ditentukan
sebelumnya oleh Perundangan yang berlaku.
3. Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi harus bertanggung jawab
menjauhkan orang-orang yang tidak berwenang dari Lapangan, dan;
4. Orang-orang yang diberi wewenang harus dibatasi pada Personil Penyedia
Jasa Pelaksanaan Konstruksi dan Personil Pengguna Jasa; dan orang-
orang lain yang diberitahukan kepada Penyedia Jasa Pelaksanaan
Konstruksi, oleh Pengguna Jasa, sebagai personil Penyedia Jasa
Pelaksanaan Konstruksi lain yang dipekerjakan Pengguna Jasa di
Lapangan, kecuali apabila ditentukan lain dalam Persyaratan Khusus.
19. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Konstruksi ini akan lakukan dalam waktu
Penyelesaian 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak terbitnya SPMK.
Pekerjaan
Laporan
22. Pelaporan 1. Sesuai Permen PUPR Nomor 10/PRT/M/2021, tentang pedoman system
Kegiatan manajemen keselamatan konstruksi, maka Penyedia Jasa diwajibkan
membuat laporan:
a. Laporan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
Komponen RMPK berisi:
- Struktur Organisasi Penyedia Jasa;
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis;
- Tahapan pekerjaan;
- Rencana Kerja Pelaksanaan (Method Statement)
- Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/ RPP (Inspection dan test
Plan/ ITP)
- Pengendalian Sub-Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
Pemasok;
Laporan RMPK dibuat 5 rangkap (lima) dan diserahkan paling lambat 2
(dua) minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari
Pengguna Jasa.
b. Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Komponen RKK berisi:
- Cover Dokumen;
- Halaman Pengesahan;
- Halaman daftar isi;
- Halaman RKK
Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen
risiko serta penjelasan rencana tindakan sesuai table jenis pekerjaan
dan identifikasi bahayanya di bawah ini:
Berdasarkan identifikasi bahaya pada tabel diatas yang telah oleh PPK,
didapatkan pekerjaan yang paling beresiko adalah Pekerjaan Rangka Atap
dan Penutup Atap. Maka Resiko Keselamatan Konstruksi Pekerjaan ini
dikategorikan resiko kecil.
Laporan RKK dibuat 5 rangkap (lima) dan diserahkan paling lambat 2 (dua)
minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah MulaiKerja dari Pengguna
Jasa.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan diserahkan paling lambat tanggal 5 (lima) setiap bulannya
sebanyak 5 (lima) eksemplar (1 asli, 4 fotocopy) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan diplotkan
juga pada Kurva-S.
b. Isi laporan ini merupakan gabungan dari kemajuan pekerjaan mingguan
yang sudah dicapai dalam bulan yang bersangkutan
c. Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut:
- Uraian Pekerjaan
- Lingkup Pekerjaan
- Program Kerja
- Personil Penyedia Jasa
- Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan bulan yang
bersangkutan
- Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan dananya
- Kendala-kendala yang mungkin terjadi dilapangan yang dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan dan solusi penyelesaiannya
- Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk dilaporkan
- Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan.
3. Laporan harian
laporan Harian, berisi keterangan tentang :
• Tenaga Kerja
• Bahan-bahan yang datang, diterima dan ditolak
• Alat-alat
• Pekerjaan yang diselenggarakan
• waktu pekerjaan dan cuaca
Hal-hal Lain
23. ProduksiDalam Semua kegiatan jasa konstruksi berdasarkan data teknis ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 data teknis dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
24. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut dan harus
Pengumpulan selalu berkoordinasi dengan Quality engineer dan Supervision engineer.
Data Lapangan Tugas dan kewajibannya adalah mencangkup, tapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan Quality Engineer
untuk mengawasi kuantitas dari pada konstruksi dan memastikan bahwa
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak, spesifikasi,
gambar-gambar kerja yang disahkan oleh Supervision Engineer.
b. Membuat catatan harian tentang aktifitas kontraktor atau engineernya dan
atau pelaksana lapangan dengan format laporan standard dan
memberitahukan kepada kontraktor secara tertulis apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan dalam pelaksanaan
konstruksi.
c. Membantu Quality Engineer untuk melakukan pengawasan dan
pemantauan ketat atas pengaturan personil dan peralatan laboratorium
kontraktor serta tertulis apabila kualitas mutu dari pekerjaan lapangan tidak
tercapai.
d. Mengawasi hasil mutu pekerjaan lapangan agar sesuai dengan Job Mix
yang diisyaratkan.
e. Menginspeksi dan menguji cara terhadap metode pengujian yang dilakukan
oleh kontraktor untuk memastikan kesesuaian dengan kontrak.
f. Membuat laporan harian untuk semua kegiatan pemeriksaan mutu dan
bahan serta pekerjaan dan memberikan laporan setiap permasalahan yang
timbul sehubungan dengan pengendalian mutu.
g. Mencatat semua data hasil tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan
terperinci.
25. Penutup a. Penyedia Jasa harus Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih
berlaku dengan subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Pendidikan
b. Laporan Keuangan Tahun Terakhir
c. Penyedia Jasa sudah melunasi kewajiban Pajak TahunTerakhir
Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan
ini dari Panitia Pengadaan, Penyedian Jasa agar segera membuat Dokumen
Penawaran sesuai dengan arahan dari data teknis ini dan mempelajari Gambar
Kerja, BOQ dan SpesifikasiTeknis, dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan
dengan ketentuan sebagaimana terlampir dalam data teknis ini.