Anda di halaman 1dari 46

MESJID RAYA PROVINSI SUMATRA BARAT

Desain Ethnic Karya Pemenang Utama


Sayembara ,




ARSITEK





1. RIZAL MUSLIMIN
2.MUH. YULIANSYAH
3. ROPIK ADNAN
4. IRVAN P. DARWIS ( BANDUNG )


PEMENANG SAYEMBARA , 20 SEPTEMBER 2006.

Pemerintah Propinsi Sumatera Barat ingin mewujudkan land mark selain yang ada di Sumbar
yaitu Jam Gadang di Kota Bukittinggi,
maka dalam satu-dua tahun ke depan akan ada land mark baru bernama Mahligai Minang.

Ini adalah hasil karya arsitektur pemenang sayembara yang diikuti 323 arsitek dari sejumlah
negara.
Biaya untuk pembangunan masjid ini kurang lebih 500 milyar
Kapasitas masjid dapat menampung jamaah kurang lebih 5000 orang .
PERMASALAHAN
Padang sebagai
ibukota Provinsi
Sumatra Barat
memang sudah
sepatutnya
mempunyai
masjid yang
representatif
dengan fasilitas-
fasilitas yang
memadai.



PERTIMBANGAN PERANCANGAN
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
tampilan arsitektur kompleks Masjid Raya
Sumatra Barat di Padang.
1. situasi tapak,ruang perkotaan dan wilayah
2. pertimbangan dana
3. Program Ruang
IMPLEMINTASI GUGUS KLUSTER NABAWI


DALAM RANCANGAN MESJID INI
KEHADIRAN IMAN DIBIDANI
MELALUI STIMULASI-STIMULASI
DARI SISI EKSTERNAL SEBAGAI
MEDIATOR ANTARA MANUSIA
DENGAN TUHANNYA, MANUSIA
DENGAN SESAMANYA, DAN
MANUSIA DENGAN BUDAYANYA
UNTUK MENUJU SUATU KONDISI
KEIMANAN YANG DIHARAPKAN.
PETA DESAIN
Satu keuntungan yang sangat vital pada konteks Sumatra barat
dan dioptimalkan dalam rancangan ini adalah nilai budaya
masyarakat Minangkabau dimana islam, adat dan ilmu
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan ; adat basandi
syara , syara basandi kitabullah.

MELALUI NILAI-NILAI BUDAYA
MINANGKABAU DAN KEISLAMAN
TERSEBUT , MASJID INI DIHARAPKAN
DAPAT MENSTIMULASI JAMAAHNYA
MELALUI EMPAT FASE
KENYAMANAN FISIK
meminimalkan ketidaknyamanan thermal
dan akustik dengan penanaman rumput dan
pepohonan di sekitar area-area pintu masuk
di sisi bangunan untuk menyejukkan udara.

MENYIASATI IKLIM PANTAI
Kolam ditempatkan disisi
samping masjid untuk
menyejukan udara yang
masuk kedalam masjid.
Langit-langit yang tinggi
membantu mengalirkan
udara panas keatas dan
membuangnya keluar
sehingga suhu pada area
ketinggian manusia bisa
cukup nyaman tanpa
harus menggunakan AC.
KETERLIBATAN EMOSIONAL
saat kenyamanan fisik tercapai, jamaah
menjafi semakin mudah mengapresiasi
keterlibatan dirinya dan arsitektur masjid
secara lebih utuh dengan membangun
koneksi emosional dengan sejarah islam,
hubungan antar manusia dengan tuhannya
dan keragaman budaya minangkabau. Hajar
aswad : building Islamic spirit local society
connection.

MEMBANGUN KERANGKA ITELEKTUAL
kerangka berpikir
diharapkan tercapainya
dengan upaya member
nilai guna pada setiap
elemen untuk
menyampaikan pesan
dan nilai-nilai
keefektifan dan
keefesienan dalam
filosofi islam dapat
tersampaikan.

, KECERDASAN SPIRITUAL
pada akhirnya, dengan stimulan-stimulan
fungsional dan simbolik tersebut yang diharapkan
tertinggal dibenak jamaah bukan lagi bentuk
maupun arsitektur mesjidnya melainkan nilai-nilai
islam yang terpatri didalam adat istiadat
minangkabau secara logis. Islam, budaya, dan
logika memang tak terpisahkan dalam kerangka
Minangkabau, tigo tali sapilin ( kesatuan alim
ulama, adat istiadat < ninik mamak >, dam ilmu
pengetahuan < cadiak pandai > )

DI DALAM DUNIA ARSITEKTUR TERDAPAT
BEBERAPA POTENSI LANGGAM. DIANTARANYA :

Langgam berpotensi untuk menunjukkan identitas
lokalitas atau regionalitas sesuatu arsitektur.
Langgam berpotensi untuk menunjukkan
periodisasi dari kesejarahan arsitektur.
Langgam berpotensi untuk menjadi faktor
pengajeg dari upaya pengubahan tampilan
arsitektur.
Langgam berpotensi sebagai sumber gagasan atau
tema dalam melakukan penghadiran dan
pengaturan arsitektur.
FAKTOR POTENSI LANGGAM YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASJID
RAYA SUMBAR, YAITU :

1. LANGGAM BERPOTENSI UNTUK MENUNJUKKAN IDENTITAS
LOKALITAS ATAU REGIONALITAS SUATU ARSITEKTUR.


2. LANGGAM BERPOTENSI UNTUK MENJADI FAKTOR PENGAJEG
UPAYA PENGUBAHAN TAMPILAN ARSITEKTUR .
Potensi Langgam pada Masjid Raya,
Sumatera Barat
KONSEP PERANCANGAN
Masjid Raya Mahligai Minang ini mengadopsi faktor potensi
langgam yang telah disebutkan di atas. Dimana Langgam
berpotensi untuk menunjukkan identitas lokalitas atau
regionalitas suatu arsitektur, yang terlihat pada penggunaan
bentuk atap rumah gadang sebagai ikon Minangkabau yang
dioptimalkan bentuknya sangat berpotensi secara fleksibel
dan tidak hanya sebagai tempelan semata, mengingat pula
Masjid Minang ini berlokasi di Padang ( Ibukota Prov.
SUMBAR ) dimana di kota Padang ini juga memiliki rumah
gadang sebagai ikon rumah adatnya. Selain bentuk atap
rumah gadang, pakaian adat minang juga menjadi inspirasi
arsitektur Masjid ini.
SIMBOLIS INTELEKTUAL DAN PERMESATU
Kain menjadi inspirasi
bentuk atap masjid agar
masyarakat
Minangkabau yang
terdiri dari beberapa
suku / nagari senantiasa
mempertahankan
persatuan diantara
sesama mereka dengan
kecerdasan dan
kebujaksanaan.
SIMBOLISASI HABLUMMINALLAH DAN HABLUMMINANNAS
Bentuk masjid
menyimbolkan
perpotongan
antara persatuan
hubungan vertikal
manusia dengan
sesamanya baik
yang dirantau
maupun yang di
daerah asal.
. Habluminallah- habluminannas : building god-
human connection. Bentuk lengkung masjid yang
membuka kearah langit, laut dan gunung
menyimbolkan kesatuan hubungan vertical manusia
dengan tuhannya, dan manusia dengan sesamanya,
baik yang ditanah rantau maupun mereka yang di
tanah minang. Alam takabang : building nature
culture connection .

usaha untuk mengadopsi prinsip-prinsip multi distance
experience pada alam terlihat mulai dari desain fasad
dimana symbol hadir satu demi satu dalam jarak pandang
yang berbeda-beda. Dari jauh imaji yang terlihat adalah
silhouette bagongjong rumah gadang
, ketika kita mendekat terlihat mitif songket dengan tema
pucuak rabuang yang menyimbolkan keteladanan bamboo
sebagai tanaman yang berguna sejak muda hingga tuanya.
Lebih dekat lagi terlihat kaligrafi ayat suci al-quran. Symbol-
simbol ini diharap kan menghasilkan sense of belonging (
rasa memiliki ) antar jamaah dengan masjidnya sehingga
upaya memakmurkan masjid relative lebih kondusif.
BELAJAR PADA ALAM TAKAMBANG
Alam takambang adalah guru
artinya dapat dipelajari,
dipedomani, diatur, dan
dimanfaatkan serta dalam
batas-batas tertentu
dikendalikan.
Pakaian adat minang serta
tradisi penghormatan
terhadap ibu dan bentuk
arsitektur rumah Gadang
merupakan implementasi
hasil berpikir tersebut yang
juga menjadi inspirasi
arsitektur masjid ini.
Keresahan psikologis masyarakat terhadap
bahaya tsunami yang mengancam kota
padang, diredakan dengan mengangkat
ruang sholat, dan fungsi utama pendukung
lain 7 meter di atasnpermukaan tanah
sehingga lantai utama kompleks masjid ini
dapat dipergunakan sebagai tempat
evakuasi.

Memberikan kenyamanan
thermal , langit-langit yang
tinggi dapat membuang
udara panas yang keluar
dan memasukkan udara
dari tanaman dan kolam ke
dalam bangunan.
DAUR ULANG AIR HUJAN
Air hujan yang telah
trekumpul pada atap
disaring ( f ), lalu
disalurkan melalui
talang yang
tertumpu pada
stuktur. Air yang
terkumpul
digunakan untuk
wudhu dan
perawatan masjid.
SOUND SYSTEM ALAMI

Permukaan plafoond di
interior diposisikan
mengikuti gelombang
suara dari imam / khotib
ketika berkotbah
maupun memimpin
sholat. Dengan
demikian peralatan
elektronik untuk sound
system bisa
diminimalkan.
KEJUJURAN STRUKTUR
Bentuk masjid juga
merupakan konsekuensi
logis dari kebutuhan
strukturnya. Untuk
menaungi ruang sepanjang
50 meter diperlukan sistem
struktur bentang lebar yang
memadai. Bentuk dari
sistem struktur tersebut
terintegrasi dengan makna-
makna simbolik yang ingin
diceritakan dari arsitektur
masjid ini.
Kejujuran sturuktur
Masjid raya padang ini menggunkan struktur
bentang lebar yang berbentuk busur.
Masjid Minang yang berlokasi di Padang ini, selain berhasil
memunculkan identitas lokalitas atau regionalitas arsitektur
di kota Padang, SUMBAR, ternyata juga telah berhasil
berpotensi untuk menjadi faktor pengajeg upaya
pengubahan tampilan arsitektur ( tampilan baru dari
sebuah masjid di kota Padang ). Kubah (dome) yang
dewasa ini identik dengan arsitektur masjid di Indonesia
sengaja tidak dijadikan elemen atap sebagai upaya
meluruskan persepsi sejarah masjid yang umumnya
melekat di benak masyarakat bahwa elemen kubah
pada dasarnya tidak hanya digunakan di masjid tetapi
juga banyak dipakai pada gereja-gereja di Rusia dan Eropa
Timur bahkan di Vatikan dan juga untuk bangunan lainya.
Sebaliknya sejarah masuknya Islam di Indonesia tidak
ditandai dengan menjamurnya bangunan berkubah di
kerajaan-kerajaan pra-Islam, melainkan melalui asimilasi
budaya lokal dengan nilai-nilai universal Islam yang
hasilnya dapat terlihat pada banyaknya bangunan
masjid yang didominasi oleh bentuk arsitektur lokal (
Masjid Demak, Masjid Kanoman di Cirebon, Masjid Raya
Kudus dan lain sebagainya ).
Terpilihnya rancangan ini menunjukkan sudah
berkembangnya wawasan internasional masyarakat Minang
mengenai pengetahuan arsitektur Masjid yang tidak melulu
terjebak dalam bentuk-bentuk yang seolah-olah
mentimurtengahkan dunia dengan arsitektur Arab, tetapi
lebih mencoba berorientasi pada penerjemahan kreatif
tentang nilai-nilai dasar Islam itu sendiri dengan adat-
istiadat mereka.


Transformasi bentuk gonjong yang
menghadirkan bentuk silhouette ( outline )
rumah gadang, tidak hanya merupakan
refleksi logis kebutuhan fungsinya, tetapi
juga menandakan zamannya tersendiri di era
sekarang ini.
METODE RASIONAL
Pendekatan yang sistematis
Melebarkan pencarian solusi
Mengembangkan team work
Mengekstralisir apa yang ada dipikiran dan
memformulasikan prosesnya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
DI SUSUN OLEH

Anda mungkin juga menyukai