Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul DASAR-DASAR ENVI MET UNTUK MEMODELKAN
IKLIM MIKRO KAWASAN ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
pilihan Rekayasa Arsitetur Permukiman. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang dasar-dasar envi_met bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dwi Rinnarsury, ST, M. eng, selaku dosen mata kuliah
pilihan Rekayasa Arsitektur Permukiman yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 9 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. IKLIM MIKRO KAWASAN


1.1. Pengertian Iklim Mikro.
1.2. Pentingnya Ikrim Mikro dalam Perencanaan Kawasan
1.3. Envi_Met sebagai salah satu alat untuk Memodelkan Iklim Mikro Kawasan

BAB II. ASPEK IKLIM MIKRO KAWASAN


2.1. Radiasi Matahari
2.2. Kelembaban
2.3. Angin
2.4. Temperatur

BAB III. ASPEK DESAIN KAWASAN


3.1. Tipe Lansekap Kawasan
3.2. Material Tutupan Kawasan
3.3. Lokasi Void
3.4. Garis Cakrawala (Skyline)

BAB IV. MODELING IKLIM MIKRO KAWASAN


4.1. Kegunaan Envi-met
4.2. Persiapan Data
4.3. Fitur-fitur Envi-Met
4.4. Modeling Kawasan
4.5. Modeling Kelembaban
4.6. Modeling Angin
4.7. Modeling Temperatur

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

IKLIM MIKRO KAWASAN

1.1. Definisi Iklim Mikro


Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim
ini penting artinya bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan, karena kondisi udara pada skala
mikro ini yang akan berkontak langsung dengan (dan mempengaruhi secara langsung) makhluk-
makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup tanggap terhadap dinamika atau perubahan- perubahan dari
unsur-unsur iklim disekitarnya. Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan
metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya, keberadaan makhluk hidup
tersebut (terutama tumbuhan) akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro disekitarnya. Antara
makhluk hidup dan udara disekitarnya akan terjadi saling pengaruh atau interaksi satu sama lain
(Lakitan, 2002:53).
Kajian iklim dapat secara global dan dapat pula pada skala menengah atau kecil. Iklim mikro
seperti yang diungkapkan oleh Geiger didefinisikan sebagai iklim dalam ruang kecil (Geiger, dalam
Utomo, 2009: 2).
Unsur-unsur iklim seperti suhu, kelembaban, angin, dan curah hujan pada suatu wilayah seluas
beberapa kilometer persegi dapat berbeda sangat nyata dengan unsur-unsur iklim pada wilayah
sekitarnya, misalnya kondisi unsur-unsur iklim di pusat perkotaan akan berbeda dengan daerah
pinggiran kota atau pedesaan disekitarnya (Lakitan, 2002:47).
Studi tentang ciri-ciri tipikal iklim pada lapisan atmosfer bawah (<2 meter di atas permukaan
tanah) disebut sebagai iklim mikro (micro climate) seperti iklim kota dan iklim hutan (Haurwitz dan
Austin, dalam Utomo, 2009:2).
Iklim mikro oleh Geiger didefinisikan sebagai iklim dalam ruang kecil atau iklim dekat permukaan
tanah (Miller dan Gates, dalam Utomo, 2009: 2).

1.2. Iklim Mikro Dalam Perencanaan Kawasan


Iklim Mikro dalam perencanaan Kawasan perlu di perhatikan di karenakan iklim dalam beberapa
perkotaan memiliki perbedaan. Iklim mikro dalam perencanaan Kawasan perlu memperhatikan factor lain
seperti factor alami dan factor

1.3. Envi_Met sebagai salah satu alat untuk Memodelkan Iklim Mikro Kawasan
BAB II

ASPEK IKLIM MIKRO KAWASAN

2.1 Radiasi Matahari

Radiasi matahari adalah energi panas radiative yang di hasilkan oleh benda langit berpijar yang
dinamakan matahari. Matahari sebagai benda radiator panas,memancarkan cahaya dan panas
maupun gelombang sinar UV (ultra violet) yang menyebabkan warna kuning coklat karena
terbakar panas sinar matahari. Cahaya ,panas dan cahaya UV adalah hanya bagian dari deretan
besar energi yang dinamakan radiasi elektromagnetik,atau radiasi.

Radiasi matahari yang mengenai suatu benda dapat dipisahkan menurut: radiasi langsung ,radiasi
tak langsung dan radiasi global . Radiasi langsung adalah radiasi yang tak terhalangi dan
langsung menerpa suatu bidang,sedangkan radiasi tak langsung adalah radiasi yang diterima
permukaan setelah gelombang radiasi tersebut melewati proses pementulan- pemantulan dan difusi dari
awan /langit.

Proses penyinaran matahari ke bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi penyinaran
matahari terhadap bumi berpengaruh dalam menentukan jumlah dan waktu radiasi pancaran sinar
matahari itu sendiri, yaitu sebagai berikut ini:

 Waktu dan posisi lokasi bumi terhadap matahari

Radiasi matahari berdasarkan waktu tergantung pada letak garis lintang bumi terhadap matahari dan
kondisi atmosfer. Sedangkan berdasarkan posisinya, sinar matahari tergantung pada posisi matahari
sendiri pada bumi apakah terletak di atas garis ekuator atau khatulistiwa atau jauh dari posisi garis
khatulistiwa di bumi.

Saat posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa maka intensitas radiasi matahari akan semakin
kuat, dan sebaliknya, jika berada jauh dari garis khatulistiwa maka intensitasnya akan semakin berkurang.
Hal ini menyebabkan perbedaan iklim dan musim di beberapa daerah di permukaan bumi. Selain itu, hal
ini menyebabkan adanya perubahan siang dan malam di bumi.

 Jarak antara matahari dan bumi

Jarak bumi ke matahari adalah sekitar 1,495 x 10 11 m dengan sudut kemiringan matahari sekitar 32
derajat. Selama proses revolusi, bumi memiliki sudut kemiringan sekitar 23,5 derajat dengan lintasannya
yang berbentuk elips. Hal ini menyebabkan pergantian musim dan siang malam.
 Durasi hari dan sudut datang radiasi matahari

Durasi hari ini berdasarkan pada perbedaaan tempat berdasarkan garis lintang yang menyebabkan periode
penerimaan sinar matahari. Sedangkan sudut datang radiasi sinar matahari menentukan banyak sedikitnya
radiasi matahari yang diterima bumi. Semakin luas permukaan horizontal suatu area yang mendapat
radiasi sinar matahari maka semakin besar sudut datang radiasi matahari, dan semakin besar sudut datang
radiasi sinar matahari maka semakin sempit lapisan atmosfer yang dilalui.

 Pengaruh lapisan atmosfer bumi

Saat datangnya radiasi sinar matahari ke lapisan atmosfer, radiasi matahari akan terpengaruh oleh
beberapa gas aerosol (yang terbentuk dari proses pembakaran, reaksi gas fasa, disperse partikel padat dan
reaksi kimia, dispersi lautan, hembusan gas dari gunung berapi) serta kondisi awan yang ada pada lapisan
tersebut. Sehingga, radiasi matahari ada yang dipantulkan kembali ke luar angkasa dan ada lagi yang
diserap ke permukaan bumi.

Penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2005-2007 menyimpulkan bahwa peningkatan
persentasi lama penyinaran matahari dan penyusutan intensitas radiasi matahari disebabkan oleh
efek rumah kaca yang diakibatkan oleh semakin banyaknya gas-gas polutan, serta semakin
berkurangnya ruang hijau yang berganti dengan pemukiman dan industri (Yuliatmaja, 2009). Gas-gas
polutan dan debu yang mengisi atmosfer dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kekeruhan
atmosfer (turbiditas) yang akan menahan laju sinar matahari untuk mencapai permukaan bumi
melalui proses penghamburan cahaya dan penyerapan. Berkurangnya lama penyinaran matahari harian,
ataupun pengurangan jumlah penyinaran dalam satu tahun dapat mengindikasikan peningkatan
jumlah polutan di udara.

Manfaat cahaya matahari adalah sebagai energi yang terbarukan untuk mengatasi krisis energi
khususnya minyak bumi. Potensi energi matahari di Indonesia adalah sangat besar yaitu sekitar 4,8
KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp.
Roadmap yang disusun oleh pemerintah menyebutkan bahwa hingga tahun 2025 kapasitas pembangkit
listrik tenaga matahari adalah sebesar 0,87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun.

2.2 Kelembaban

Kelembaban adalah jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara. Iklim laut ditandai
dengan kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental ditandai dengan kelembaban rendah.Angka
kelembaban diukur dengan dua pendekatan yakni kelembaban udara mutlak atau rasional dengan
satuan kg (uap air) /kg udara-kering atau (uap air) / udara kering. Kemudian ada lagi sebutan
kelembaban relative dengan satuan persen (%), yakni kandungan uap air dalam udara yang bersuhu
dan tekanan tertentu. (Sangkertadi, 2013:37)

. Selain suhu udara terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kelembapan, yaitu tekanan
udara, radiasi matahari, ketinggian suatu tempat, pergerakan udara (angin), serta kerapatan udara.
Kelembaban udara pada suatu area juga sangat dipengaruhi oleh adanya permukaan air, pada area yang
terdapat permukaan air berupa sungai, danau dan lain-lain saat terjadi penguapan, uap air bergabung
dengan udara di atas permukaan air sehingga udara mengandung uap air, penguapan yang terjadi dapat
menjadikan area di sekitar permukaan air lebih lembab.

Indonesia terletak pada posisi 6o LU sampai 11o LS dikelompokkan kedalam karakter, iklim tropis
lembab, dengan intensitas radiasi matahari yang tinggi, temperatur udara yang relatif tinggi, kelembaban
udara dan curah hujan yang tinggi, dan keadaan langit yang senantiasa berawan (Lippsmeier,
1994). Keadaan demikian selalu terjadi hamper sepanjang tahun dan berpengaruh pada
lingkungan mikro. Menurut Satwiko, 2004 untuk mengendalikan laju peningkatan temperatur
ada 3 (tiga) hal yang bisa diperhatikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas radiasi
matahari, dan sudut jatuh matahari.

2.3 Angin

Perpindahan udara dari lokasi bertekanan tinggi ke lokasi bertekanan rendah dinamakan angin.
Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Yang menjadi parameter utama
untuk mengevaluasi angin adalah angka kecepatan dan arahnya.Arah angin yang dimaksud adalah
arah datangnya angin. Dikatakan sebagai angin Barat apabila berasal dari arah barat, dikatakan angin
darat, apabila berasal dari daratan menuju lautan,sebaliknya dikatakan angin laut apabila berasal dari
arah lautan yang menuju daratan. (Sangkertadi, 2013).

Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya angin:

 Gradien barometris adalah angka yang menunjukkan tekanan udara. Makin besar gradien
barometris, makin cepat angin bertiup.
 Letak tempat Angin di daerah sekitar khatulistiwa seperti Indoensia bergerak lebih cepat
dibanding angin di kutub.
 Ketinggian tempat, semakin tinggi suatu tempat, maka semakin cepat angin bertiup. Ini
disebabkan pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan tanah, angin tak
begitu cepat sebaba terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda-benda lainnya.
 Waktu, angin di siang hari bergerak lebih cepat dari pada angin malam. Ini karena suhu udara di
siang hari lebih panas dibanding malam hari.

Keadaan nyaman untuk kecepatan udara berkisar antara 20 hingga 60 kaki/menit (fpm) kurang
lebih 0.6 mph – 2 mph (Lechner 2007). Laju udara ruangan yaitu 0.15 sampai 0.25 m/s
(MENKES 1998; Sangkertadi 2012).

2.4 Temperatur

Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Secara
fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan
molekulnya, makin tinggi suhunya. Suhu dapat pula didefinisikan sebagai tingkat panas suatu
benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu
rendah (Tjasjono, 1999:13).

Pada umumnya suhu di bagi menjadi tiga bagian yaitu suhu udara, suhu resultan dan suhu
radiatif. Suhu udara merupakan suatu sifat kalor yang di bawa aliran angin dan di tambah
kelembaban yang dapat mempengaruhinya. Suhu resultan adalah gabungan dari suhu udara dan
suhu radiatif. Sedangkan suhu radiatif merupakan sifat panas yang di akibatkan pertukaran kalor
secara radiasi anatar lingkungan dan pengukurannya. Alat untuk mengukur suhu udara dinamakan
thermometer.

Temperatur udara antara suatu daerah dengan daerah lainnya sangat berbeda. Perbedaaan ini
disebabkan adanya beberapa faktor, seperti sudut datang sinar matahari, ketinggian suatu tempat,
arah angin, arus laut, awan, dan lamanya penyinaran.Satuan yang umumnya digunakan untuk
temperatur udara adalah Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin.

Adapun batas-batas kenyamanan akibat faktor temperatur udara untuk daerah khatulistiwa adalah
19°C TE (batas bawah) - 26°C TE (batas atas)(Lippsmeier, 1997). Pada temperatur 26°C TE
umumnya manusia sudah mulai berkeringat. Pada temperatur 26°C TE – 30°C TE daya tahan dan
kemampuan kerja manusia mulai menurun. Temperatur lingkungan mulai cukup sulit diterima
dirasakan pada suhu 33,5°C TE– 35,5 °C TE, dan pada suhu 35°C TE – 36°C TE kondisi
lingkungan tidak dapat ditolerir lagi. Kondisi udara yang tidak nyaman cenderung akan
menurunkan tingkat produktifitas seperti halnya terlalu dingin atau terlalu panas, sedangkan
produktifitas kerja manusia dapat meningkat pada kondisi suhu (termis) yang nyaman. (Talarosha,
2005).
BAB III

ASPEK DESAIN KAWASAN

3.1 Tipe Lansekap Kawasan

1. Rural Road:

Penentuan prioritas pembangunan jalan desa, saat ini masih menggunakan penilaian kondisi lapangan.
Pemrograman dilakukan melalui RPJMDes dan RKPDes yang belum menggambarkan tingkat
aksesibiltas suatu desa dengan jelas. Metode lain adalah menggunakan Juknis Perencanaan Jalan
Kabupaten yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Juknis ini menetapkan prioritas
perencanaan berdasarkan LHR dan perhitungan nilai manfaat-biaya (NPV/km). Metode tersebut
menghasilkan perhitungan yang cenderung memprioritaskan jalan yang memiliki tingkat kondisi
kerusakan yang parah atau LHR yang tinggi. Disamping itu, terdapat area yang lebih membutuhkan
pembangunan jalan terkait dengan aksesibiltas penduduknya, seperti akses ke pusat pendidikan,
kesehatan, perdagangan ataupun pertanian.

2. Residential Road:

Jlan yang umumnya digunakan untuk lalu lintas lokal di dalam pemukiman. tidak diklasifikasikan - Jalan
tidak diklasifikasikan biasanya membentuk bentuk terendah dari jaringan jaringan interkoneksi (di bawah
jalan raya = jalan tersier). Jalan yang melayani interkoneksi permukiman kecil.

3. Residential Street:

Standar desain jalan perumahan dapat mengontrol pergerakan lalu lintas dan membantu menetapkan pola
lalu lintas yang diinginkan. Kecepatan pengendara berkendara dipengaruhi oleh konfigurasi jalan. Desain
jalan perumahan adalah kecepatan rendah, lalu lintas rendah, dan fasilitas perjalanan pendek. Lalu lintas
truk harus dibatasi hanya pada kendaraan yang menyediakan layanan perumahan seperti pengambilan
sampah, pengiriman minyak pemanas, van yang bergerak, dll. Semua desain harus cukup fleksibel untuk
mengakomodasi kebutuhan.

4. Commercial Street:

Jalan padat di kota dan terletak di jantung kota di kawasan CBD.


5. Avenue dan Boulevard

Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Biasanya
jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

a) Digunakan untuk kendaraan bermotor

b) Digunakan oleh masyarakat umum

c) Dibiayai oleh perusahaan negara

d) Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Di sini harus diingat bahwa tidak semua jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor itu jalan raya.
Contohnya lintasan-lintasan di daerah perkebunan. Di Malaysia jalan raya yang sah haruslah diumumkan
oleh pihak berkuasa.

3.2 Material Tutupan Kawasan

1. Kekasaran permukaan

Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil, yang
selanjutnya disebut nilai kekasaran (Ra). Nilai kekasaran rata-rata aritmetik telah diklasifikasikan oleh
ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, dari mulai N1 sampai dengan N12.

2. Heat capacity material

Kapasitas kalor atau kapasitas panas (biasanya dilambangkan dengan kapital C, sering dengan subskripsi)
adalah besaran terukur yang menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhusuatu zat (benda) sebesar jumlah tertentu (misalnya 10C).

3. Heat conductivity material

Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas.
Konduktivitas termal adalah sifat bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu
satuan luas jika gradien suhunya satu. Bahan yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi
dinamakan konduktor, sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator.
Konduktivitas termal berubah dengan suhu, tetapi dalam banyak soal perekayasaan perubahannya cukup
kecil untuk diabaikan. Nilai angka konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat kalor mengalir
dalam bahan tertentu. Makin cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi
konduktivitas termal bergantung pada suhu. Pada pengukuran konduktivitas termal mekanisme
perpindahannya dengan cara konduksi.

4. Albedo

Merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar Matahari yang tiba di
permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang
(outgoing longwave radiation).

5. Emvisitas

Emisivitas adalah rasio energi yang diradiasikan oleh material tertentu dengan energi yang diradiasikan
oleh benda hitam(black body) pada temperatur yang sama. Ini adalah ukuran dari kemampuan suatu
benda untuk meradiasikan energi yang diserapnya. Benda hitam sempurna memiliki emisivitas sama
dengan 1 (ε=1) sementara objek sesungguhnya memiliki emisivitas kurang dari satu. Emisivitas adalah
satuan yang tidak berdimensi.

Pada umumnya, semakin kasar dan hitam benda tersebut, emisivitas meningkat mendekati 1. Semakin
reflektif suatu benda, maka benda tersebut memiliki emisivitas mendekati 0. Perak yang disemir dengan
sangat baik, memiliki emisivitas 0,02.

6. Dimensi tutupan vegertasi (perdu dan pohon)

Pengelolaan tutupan vegetasi meliputi:

1) Mempertahankan tutupan hutan secara total wilayah, dan

2) Kondisi tutupan vegetasi pada ekosistem lintas kabupaten/kota seperti Daerah Aliran Sungai, danau,
gambut.

3.3 Lokasi Void

1. Orientasi terhadap jalan/lorongangin

Orientasi bangunan berupa orientasi berdasarkan view-view unggulan pada lokasi,

dan pengolahan fasad berdasarkan tanggapan dari lingkungan sekitar yang telah terbentuk. Orientasi
bangunan terhadap matahari, angin dan pemandangan merupakan
pertimbangan mendasar. Dalam banyak keadaan, kita ingin berlindung dari teriknya sinar

matahari dari arah barat dan memperoleh sinar matahari dari arah timur. Pemanfaatan angin sejuk akan
mengurangi atau meniadakan kebutuhan penyejukan hawa buatan.

2. Kepadatan bangunan

Merupakan salah satu aspek dalam upaya pengendalian perkembangan tata ruang dan tata bangunan serta
tata lingkungan yang memperhatikan keserasian, fungsional, estetis serta ekologis dalam pemanfaatan
ruang lahan.

3. Pembentukan panas kawasan

Proses pengerjaan panas merupakan proses pembentukan yang dilakukan pada daerah di atas temperatur
rekristalisasi (temperature tinggi).

4. Lokasi terkait timbulnya panas

Matahari di langit adalah fungsi dari kedua waktu dan lokasi geografis dari pengamatan bumi permukaan.

5. Central vs menyebar

Central vs menyebar merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang
sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

3.4 Garis Cakrawala (Skyline)

1. Panjang fasade bangunan

Panjang fasade bangunan merupakan wajah suatu bangunan atau lebih dikenal dengan nama tampak.
Suatu wajah dapat memberikan suatu karakter, kesan, keunikan dan keindahan dari pemilik wajah. Jika
dikaitkan suatu bangunan berarti bangunan tersebut adalah pemilik wajahnya. Suatu bangunan gedung
akan memiliki 4 fasade yaitu fasade depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri. Fasade tersebut
didesain oleh arsitek agar bangunan memiliki karakter, kesan, keunikan dan keindahan yang berbeda
dengan bangunan lainnya. 

2. Tinggi bangunan

Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi dari bangunan tersebut.

3. Model massa bangunan


Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu site,yang ditata berdasarkan zona
dan tuntutan lain yang menunjang Tata letak massa bangunan ini disamping berdasarkan zonasi, juga
harus dibuat berdasarkan alur sirkulasi yang saling terkait. Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari
massa berbentuk bangunan dan vegetasi; kedua – duanya baik secara individual maupun kelompok
menjadi unsur pembentuk ruang out door.

4. Sky View Factor (SFV)

Perbandingan antara luas bagian permukaan bumi yang tak tertutup oleh bayangan atau terbuka terhadap
langit dengan luas bagian yang tertutup oleh bayangan (Zhang et al, 2012).
BAB IV

MODELING IKLIM MIKRO KAWASAN

1. Kegunaan Envi-met

Perangkat lunak ENVI-met menciptakan kondisi kehidupan yang berkelanjutan dalam lingkungan yang
terus berubah. Dengan alat interaktif ENVI-met, kita dapat menyelami segala aspek kompleks iklim
mikro dan menganalisis bagaimana kinerja desain. Kegunaan ENVI dirancang untuk berbagai kebutuhan
spesifik yang menggunakan data penginderaan jauh dari satelit dan pesawat terbang. ENVI menyediakan
data visualisasi yang menyuluruh dan analisa untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya
dalam suatu lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif untuk digunakan.

2. Persiapan Data

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data.
Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk
mengefektifkan waktu dan pekerjaan.

3. Fitur-fitur Envi-Met

ENVI (The Environment For Visualizing Images) merupakan suatu sistem pengolahan citra digital
penginderaan jauh yang revolusioner dibuat oleh Research System, Inc (RSI). Sekarang ENVI terbaru
versi 4.8 memberikan fitur dan fungsionalitas lebih mempermudah alur kerja dan mengurangi waktu
untuk pengolahan citra digital penginderaan jauh dan analisis. ENVI 4.8 berintegrasi dengan GIS yang
dapat mempermudah menyadap informasi terkini dari citra digital penginderaan jauh dengan memberikan
alat analisis citra digital penginderaan jauh secara langsung dari lingkungan ArcGIS. Fungsi terbaru
ENVI dapat menampilkan data LIDAR dan dapat secara langsung menggabungkan data penginderaan
jauh lain dengan data LIDAR.

4. Modeling Kawasan

Model suatu kawasan adalah area yang memiliki ruang terbuka yang luas atau berupa lahan dimana
terdapat beberapa unit atau massa bangunan di dalamnya. Contoh yang termasuk modeling kawasan
adalah kompleks perumahan atau real estate, lompleks villa, hotel, apartemen, mall, mix use
building/development, dan lain-lain.

5. Modeling Kelembaban

Kelembapan atau kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik ataukelembaban relatif. Alat untuk
mengukur kelembaban disebut higrometer. ... Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan
dengan perubahan suhu.

6. Modeling Angin

Angin adalah pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Pembentukan arah angin terjadi karena perbedaan tekanan udara di dua tempat berbeda. Aliran angin
berasal dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi menuju ke tempat yang bertekanan udara rendah.
Terjadinya angin dipengaruhi oleh rotasi bumi bersamaan dengan proses pemanasan suatu wilayah oleh
matahari. Angin diberi nama berdasarkan asal datangnya, seperti angin darat, angin lembah, dan angin
gunung. Kekuatan angin dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan di kehidupan manusia. Penduduk yang
tinggal di pesisir pantaimemanfaatkan angin ketika akan pergi melaut dengan kapal layar.[3] Angin juga
berguna untuk menerbangkan mainan layang-layang. Warga negara Belanda memanfaatkan angin untuk
menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga angin. Proses terjadinya angin tidak lepas dari hubungan
antara tekanan udara dan suhu. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang memuai menjadi lebih
ringan dan tekanan udara turun karena kepadatan udara berkurang. Udara dingin kemudian mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tersebut. Aliran naik udara panas dan turun udara dingin ini dinamakan
konveksi. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan knot. Sedangkan arah mata anginterbagi menjadi
delapan yaitu utara, selatan, barat, timur, tenggara, barat laut, timur laut, dan barat daya.

7. Modeling Temperatur

Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Temperatur menunjukkan derajat
panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda
masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Alat uji temperatur atau
alat ukur temperatur tentunya berfungsi alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu tempat,
lingkungan maupun ruangan baik di indoor maupun outdoor. Produk seperti microlite dan picolite dapat
membantu anda memonitoring suhu di berbagai macam industri.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai