Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA WANA, LAMPUNG TIMUR.

A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5, Rifdah Widya Rolanda6

KAJIAN PERUBAHAN ARSITEKTUR keep up with the times when building these
VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA residential houses. The method used in this
WANA, LAMPUNG TIMUR. study is the Qualitative Method, by conducting
Studi Kasus : Rumah Bpk. Sahroni. direct surveys in the village and also by
conducting interviews with local residents, so
as to produce any results that influence
A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri
changes in the typology of house buildings in
F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5,
Wana Village.
Rifdah Widya Rolanda6
Keywords: Vernacular Architecture, Building
Typology, Wana Village.
Jurusan Teknologi Infrastruktur dan
Kewilayahan, Fakultas Teknik
PENDAHULUAN
ABSTRAK. Desa Wana merupakan salah satu
desa yang masih memiliki keaslian budaya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang
adat istiadat yang ada di Indonesia. Pada terdiri dari gugusan kepulauan, karena itu
umumnya desa yang masih memiliki adat Indonesia memiliki banyak ragam budaya.
terdapat ciri khas dan aturan tersendir, salah Pada setiap pulaunya memiliki bergam suku,
satunya adalah pada arsitektur bangunan desa bangsa, dan ras sehingga kebudayaan dan
tersebut. Bangunan tersebut biasannya adat istiadatnya pada setiap pulaunya
didirikan dengan menyesuaikan iklim, biasanya tercermin pada bangunan yang
lingkungan, budaya sosial, kepercayaan, serta terdapat di daerah tersebut. Bentuk dasar
ilmu pengetahuan dan teknolgi yang ada. bangunan pada suatu kampung dapat
Berdasarkan aspek diatas maka Desa Wana dipengaruhi pedoman yang terlahir dari pola
dapat dikategorikan sebagai Desa Vernakular. pikir masyarakat di daerah tersebut. Hal ini
Hal tersebut dapat dilihat pada tipologi yang sejalan dengan maksud dari Arsitektur
ada pada bangunan di desa tersebut Vernakular. Vernakular, berasal dari kata
khususnya pada bangunan rumah. Akan tetapi vernacullus yang mana artinya domestik, asli,
saat ini tipologi rumah di Desa Wana sudah pribumi. Sedangkan arsitektur vernakular
banyak berubah dari aslinnya, hal ini Menurut James Howell (1688) arsitektur yang
dikarenakan para warga mengikuti terbentuk secara berangsur dengan sangat
perkembangan zaman saat membangun lama dan turun temurun.
rumah hunian tersebut. Metode yang Pada zaman sekarang bangunan-bangunan
digunakan pada penelitian ini adalah Metode pada kampung adat sudah banyak berubah
Kualitatif, dengan melakukan survey secara karena mengikuti zaman. Hal ini merupakan
langsung di desa tersebut dan juga dengan dampak dari globalisasi sehingga membawa
melakukan wawancara kepada warga sekitar, perubahan pada bangunan-bangunannya.
sehingga menghasilkan hal apa saja yang Perubahan ini juga terjadi akibat adanya
mempengaruhi perubahan tipologi pada dorongan dari perubahan kondisi lingkungan,
bangunan rumah di Desa Wana. cara hidup, dan perilaku masyarakat setempat.

Kata kunci: Arsitektur Vernakular, Tipologi Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini
Bangunan, Desa Wana. akan mengkaji terkait perubahan tipologi
bangunan dan perkembangan tipologi
ABSTRACT. Wana Village is one of the bangunan yang terjadi di sebuah desa
villages that still has the authenticity of culture Vernakular yang terletak di Lampung Timur,
and customs in Indonesia. In general, villages yaitu desa Wana.
that still have customs have their own
characteristics and rules, one of which is the Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mencari
architecture of the village's buildings. These factor yang bisa mempengaruhi perubahan
buildings are usually built according to the pada bangunan-bangunan yang ada di desa
climate, environment, social culture, beliefs, as Wana.
well as existing science and technology.
Based on the above aspects, Wana Village METODE PENELITIAN
can be categorized as a Vernacular Village.
This can be seen in the typology that exists in Pada penelitian ini metode yang digunakan
the buildings in the village, especially in house adalah metode deskriptif kulitatif.
buildings. However, currently the typology of Pengumpulan data dilakukan dengan
houses in Wana Village has changed a lot melakukan survey dan wawancara kelapangan
from the original, this is because the residents untuk menganilisis dan memaparkan tipologi
dan perkembangan tipologi bangunan, serta
KAJIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA WANA, LAMPUNG TIMUR.
A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5, Rifdah Widya Rolanda6

melakukan observasi baik dari kajian-kajian perubahan apa saja yang terjadi pada suatu
online atau penelitian terdahulu yang bisa objek dan juga dapat mencirikan apa saja
dikatakan valid untuk digunakan sebagai yang berubah pada objek bangunan tersebut.
sumber data dari penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KAJIAN PUSTAKA
Secara administratif Desa Wana masuk
Vernukular kedalam wilayah Kecamatan Melinting,
Kabupaten Lampung Timur. Desa Wana pada
Vernakular merupakan istilah yang seringkali awalnnya memiliki nama Desa Berduri dan
digunakan dekonstruksi yang menggunakan berubah menjadi Desa Wana pada tahun
sumberdaya dari lingkungan sekitar yang 1893. Di des aini terdapat 17 dusun dan 59 RT
tersedia serta dengan memsukan unsur dengan jumlah penduduk kurang lebih 10.000
budaya atau tradisi. Keunikan yang terdapat jiwa.
bangunan vernacular bisa terjhadi karena
metode saat membangun diwariskan secara
bergenerasi dari segi pengetahuan ataupun
metodennya yang dihasilkan dari Trial and
Error (Gutierrez : 2004). Sedangkan menurut
(Rapoport : 1969) arsitektur vernacular
memiliki karakteristik diantaranya sebagai
berikut : 1. Tidak adanya prinsif dan teori yang
mendukung pada bangunan tersebut, 2.
Beradaptasi dengan lingkungan sekitar, 3.
Dibangun dengan menyesuaikan keadaan
masyarakat dalam segi ekonomi maupun
teknologi, 4. Bangunan merupakan hasil
peresentasi dari budaya setempat, 5. Terbuka Gambar 1. Peta Desa Wana
terhadap sumber daya alam yang ada (Sumber: Google)
disektirnya dan juga meruopakan hasil dari
Trial and Error sehingga dapat bertahan.

Aspek-aspek vernacular merupakan elemen


dasar yang dijadikan sebagai acuan untuk
mengkaji sebuah karya arsitektur verakular.
Menurut (James Howell : 1688) terdapat 7
aspek vernacular dalam mengkaji suatu
bangunan vernacular diantaranya yaitu aspek
iklim, aspek hukum adat, aspek lingkungan,
aspek kepercayaan, aspek ilmu pengetahuan Gambar 2.Jumlah Penduduk Desa Wana
dan teknologi, serta aspek hubungan social (sumber : (lampungtimurkab.go.id))
masyarakat.
Tipologi Bangunan
Tipologi
Desa Wana memiliki sejarah yang cukup
Menurut (Raphael Moneo dalam Periplus : Panjang sehingga dapat berbentuk desa
1999) tipologi merupakan suatu metoda yang tersebut. Desa ini awal mulanya bersal dari
digunakan sebagai alat untuk menganalisis sekelompok orang yang memiliki pemimpin
suatu objek. Dengan tipologi sebagai yaitu Pangeran Iro Kusumo. Sekelompok
metodannya, dapat di analisa perubahan- orang tersebut menetap dan semakin
perubahan yang terjadi pada suatu objek berkembang di wilayah yang bernama Bumi
arsitektural. Hal tersebut menyangkut dengan Agung atau sekarang tepatnya berada di
sifat dasar dan proses perubahan tipologi yang Dusun 15 sehingga berubah nama menjadi
terdapat suatu bangunan dari aslinya sampai Desa Wano yang berarti hutan yang dibuka.
ke bentuk yang sekarang serta apa fungsi dari Sampai saat ini Desa Wana memiliki 27 kepala
objek arsitektur tersebut. Dengan metoda desa. Di Desa Wana sendiri memiliki
tipologi kita dapat mengklasifikasi tipe suatu bangunan adat yaitu rumah panggung yang
bahasan sehingga dapat menetapkan tipe dan dimana awal mulanya kebanyakan dibangun di
menempatkan ke dalam suatu klasifikasi. desa Bumi Agung sejak tahun 1818. Terdapat
Selain itu juga tipologi dapat menrangkan rumah adat yang masih berdiri di desa Wana
KAJIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA WANA, LAMPUNG TIMUR.
A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5, Rifdah Widya Rolanda6

yang dimana rumah adat tersebut sudah


berdiri sejak tahun 1911.

Bangunan rumah yang berada di desa Wana


memiliki ciri khas yaitu salah satunya adalah
berbentuk rumah panggung yang berbentuk
Persegi Panjang. Bangunannya memiliki
ukuran yang relative besar dan dihuni keluarga
besar. Rumah panggung ini dibagi menjadi
tipe rumah panggung umum dan tipe rumah
panggung mewah. Rumah panggung yang
umum menggunakan pola yang biasa
digunakan oleh penduduk, tidak menggunakan
ornament, dan cenderung focus pada fungsi
bangunan daripada keindahan. Rumah Gambar 4. Fasad Rumah Desa Wana
panggung tipe mewah terdapat ornamen baik
pada eksterior maupun interior. Biasanya Tipologi yang ada pada rumah adat Desa
rumah mewah memiliki dua buah tangga Wana dipengaruhi beberapa aspek vernacular
masuk yaitu pada kanan dan kiri bagian depan yaitu : a) Iklim pada daerah Desa Wana yang
rumah. Bahkan, tangga kanan dan kiri merupakan iklim tropis mempangurhi bentuk
dibedakan berdasarkan jenis penggunanya. atap yang digunakan yaitu atap miring. Selain
Pada umumnya, rumah adat di Desa Wana untuk mempermudah aliran iar hujan, atap ini
memiliki layout rumah yang hampir sama, yaitu juga berfungsi unruk mereduksi panas yang
pada lantai satu terdapat ruang penyimpanan masuk pada ruangan sehingga ruangan akan
dan gudang. Serta pada lantai dua terdapat sejuk pada saat siang hari dan hangat pada
beranda, ruang tamu, kamar, dan ruang malam hari, b) Di Desa Wana memiliki budaya
keluarga. Mayoritas rumah panggung di Desa gotong royong saat membangun rumah,
Wana menggunakan material kayu sebagai sehingga mempengaruhi bentuk rumah yang
struktur utama dan struktur atap. Selain itu seragam serta menggunakan material kayu
juga penggunaan material kayu digunakan yang sama serta gubahan masa yang mirip, c)
sebagai penyekat atau dinding pada rumah Lingkungan sekitar daerah Desa Wana
tersebut. Atap rumah menggunakan bentuk merupakan Hutan sehingga hanya
atap perisai, dengan penutup atap memungkinkan membangun rumah bergaya
menggunakan genting. panggung untuk menghindari binatang liar
disekitarnnya dan merupakan salah satu
upaya merespon terhadap iklim yang
cenderung lembab di Desa wana ini. Selain itu
pada bagian dasar lantai rumah panggung
tersebut hanya digunakan sebagai tempat
penyimpanan hasil panen saja, d) Saat
membangun rumah warga memakai jasa
sekelompok tenaga kerja yang sudah ahli
dalam membangun rumah panggung dimana
arsiteknya biasa menggunakan material kayu
Ingas. Sang ahli pembuat rumah memilih kayu
berdasar perhitungan bulan purnama. Karena
para ahli memiliki ilmu yang sama
menghasilkan tipologi yang mirip, e) Hubungan
social Desa Wana cukup kental. Hal tersebut
menyebabkan pada ruang tengah atau ruang
Gambar 3. Salah satu fasad Rumah Desa Wana tamu memiliki luasan yang cukup besar agar
dapat menampung banyak orang, dimana
ruang tersebut sering digunakan tempat
berkumpul.
KAJIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA WANA, LAMPUNG TIMUR.
A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5, Rifdah Widya Rolanda6

pada lantai dasar sudah banyak dialih


fungsikan menjadi fungsi ruang lain, serta
penggunan material yang sudah bukan kayu
lagi.

Perkembangan tipologi pada bangunan rumah


di Desa Wana dipengaruhi oleh beberapa
aspek, diantarannya : a) Budaya luar yang
Gambar 5. Tampak dan Detail Rumah memberi pengaruh pada desa Wana. Karena
hal tersebut perumahan yang ada di desa
Perubahan Elemen Arsitektur terbut sudah tidak seragam lagi mulai dari
bentuk, material, dan juga ada yang tidak
Seiring perubahan zaman, Desa Wana sendiri bergaya panggung lagi yang mna dapat dilihat
tidak dapat mempertahankan nilai budaya dan pada tipologi bangunannya, b) Aspek
adat istiadatnya, penduduk Desa Wana lingkungan juga merupakan salah satu
perlahan melakukan perubahan pada rumah penyebab terjadinya perkembangan tipologi
mereka. Dimulai dari penduduk yang bangunan rumah tersebut. Seperti rumah yang
merenovasi rumah karena material kayu yang sudah tidak berada dikawasan hutan lagi
dipakai banyak yang sudah keropos dengan sehingga warga dapat memanfaatkan ruang
tujuan agar rumah ini lebih kokoh dan aman bawah secara maksimal. Selain material kayu
untuk dihuni. yang sekarang suda susah untuk didapat juga
mempengaruhi penggunaan material pada
Seiring perubahan zaman, Desa Wana sendiri bangunan rumah tersebut, c) Aspek Teknik
tidak dapat mempertahankan nilai budaya dan juga mempengaruhi perubahan tipologi pada
adat istiadatnya, penduduk Desa Wana bangunan rumah. Para ahli yang membangun
perlahan melakukan perubahan pada rumah rumah panggung sudah digantikan oleh profesi
mereka. Dimulai dari penduduk yang yang serupa dengan ilmu yang lebih mengikuti
merenovasi rumah dengan material yang zaman, d) hukum adat merupakan salah satu
berbeda hingga pengalih fungsian ruang yang aspek yang mempengaruhi perubahan tipologi
sudah ada. tersebut. Globalisasi dan kemajuan teknolgi
yang berkembang pesat saat ini mengurang
Karena pengaruh dari berkembangnnya jaman nilai adat yang ada pada Desa Wana dan juga
menghasilkan nila-nilai baru pada bangunan hukum adat yang ada di desa tersebut tidak
rumah di desa tersebut. Dapat dilihat dari terlalu tegas. Hal tersebut menyebabkan para
penggunaan material kaca pada bagian warga lebih memilih mengikut perkembangan
jendela rumah. Selain itu banyak juga zaman pada bangunan rumahnnya karena
masyarakat yang sudah meninggalkan terkait kebutuhan dan kenyamanan ruang
material kayu dan berpindah pada material yang bertambah.
semen beton pada bangunan rumahnnya. Hal
tersebut dilakukan karena material kayu ingas
yang dipakai sudah keropos dan susah untuk
mendapatkannnya lagi di lingkungan Desa
tersebut. Kemudain material pada tutupan
atapnya juga terdapat perubahan dan
penambahan material yang sebelumnya hanya
mengunakan genting kemudian dipadukan
dengan material asbes dan seng.

Selain dari material yang berubah, terdapat


juga penambahan fungsi ruang yang baru
seperti pada bagian lantai satu yang
sebelumnya sebagai ruang….dialih fungsikan
menjadi ruang……perubahan ini didasari oleh Gambar 6. Detail Ruang dan Material
kebutuhan pemilik yang semakin bertambah
seiring dengan perkembangan pola aktifitas.
KESIMPULAN
Sudah banyak budaya dari bangunan rumah
tersebut yang ditinggalkan seperti Desa Wana merupakan desa yang masih
berubahnnya rumah panggung menjadi rumah meiliki arsitektur vernakular pada bangunan
betingkat yang megah, ruang penyimpanan huniannya. Akan tetapi dengan seiring
KAJIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH DI DESA WANA, LAMPUNG TIMUR.
A.Mahendra1, Asrizal Mawardi2, Gina Putri F3, M.Adid Alwi4, Moza Zoelvashl A.M5, Rifdah Widya Rolanda6

berkembangnnya zaman keaslian dari


arsitektur vernakular pada bangunan
rumahnya semakin berkurang. Hal tersebut
dikarenakan pengaruh dari beberapa aspek
seperti lingkungan alam yang sudah berubah
dan material dari alam yang susah untuk
ditemukan, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sudah semakin canggih, serta aspek
budaya dan sosial yang sudah tercampur
dengan luar desa tersebut. Maka dari
besarnya pengaruh aspek-aspek tersebut
bangunan yang terdapat pada Desa Wana
sudah banyak yang tidak memiliki keaslian
bangunan terdahulu bahkan banyak bangunan
rumah tanpa unsur Arsitektur Vernakular lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Guttirez, Jorge. 2004. “Notes On the Seismic


Adequacy of Vernacular Buildings”. 13th
World Conference on Earthquake
Engineering. Vancouver. B.C. Canada
August 1-6. Paper No. 5011.

Papanek, Victor. 1995. The Green Imperative


Ecology and Ethics in Design and
Architecture. Thames and Hudson,
London

Periplus : 1999. Balinese Architecture. PT Wira


Mandala Pustaka, Jakarta

Rapoport, A. 1969. House, Form and Culture.


London: Prentice-Hall International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai