Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM

FISIKA BANGUNAN
PENCAHAYAAN ALAMI, PENCAHAYAAN BUATAN

DAN PENGHAWAAN BUATAN

OLEH :

DOSEN : : MARIA HENDRIK, ST.MT

MAHASISWA :

1. ADHY CHANDRA NENO (1706090080)


2. ESTRIN A. PANDIE (1706090122 )
3. ARIVAN M. PALLA ( 1706090072)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN ARSITKETUR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan tujuan pratikum


Mengetahui pengaruh persentase Window-Wall Ratio dan atribut sirip pada bukaan
terhadap masuknya cahya alami dalam ruangan.

1.2 Pencahayaan alami


Pencahayaan alami dapat juga diartikan sebagi cahaya yang masuk kedalam ruangan
pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk kedalam ruangan melalui
bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu dengan menggunakan “shading”. Shading
dimaksud sebagai penyaring cahaya yang masuk kedalam ruangan sehingga menghasilkan
kualitas pencahayaan pada ruangan yang diinginkan.
Di dalam arsitektur pemanfaatan pencahayaan alami selalu menjadi bagian penting
yang selalu diperhitungkan dalam perancangan. Pencahayaan alami mampu menciptakan
ruangan secara visual. Menurut Lechner perancang yang peka selalu menyadari bahwa apa
yang kita lihat merupakan konsekuensi baik dari kualitas rancangan maupun kualitas cahaya
yang jatuh ke atasnya.
Pencahayaan alami pada ruangan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan ruang akan
cahaya, dan untuk segi estetika. Pencahayaan alami yang diterapkan pada bangunan memiliki
banyak manfaat, baik dari segi visual maupun penghematan pemakaian energi. Selain
berdampak pada performa bangunan, pencahayaan alami dapat mempengaruhi produktivitas
dan kesehatan manusia misalnya, membantu memproduksi vitamin D, menekan kolestrol,
mengurangi resiko kanker, meningkatkan sirkulasi darah, dan banyak manfaat lainnya.
Kualitas ruang yang tidak sesuai dengan fungsi ruangan berakibat pada tidak berjalan
dengan baik kegiatan yang ada. Ruang dengan cahaya yang sedikit menyebabkan ruang
tersebut menjadi gelap dan dingin. Pencahayaan yang terlalu terang akan meyebabkan silau
dan kurang baik bagi mata. Kenyamanan berada pada suatu ruangan dapat diciptakan dari
kualitas pencahayaan dalam ruangan tersebut. Untuk memperoleh kenyamanan visual dalam
ruangan,pencahayaan dapat dirancang untuk menonjolkan obyek, atau menambah daya tarik
khusus dari sudut-sudut ruang.
Isu yang berkembang tentang pembahasan pencahayaan alami menyatakan bahwa
kualitas pencahayaan alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk
melalui jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Semakin luas bukaan maka akan semakin
banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Kualitas pencahayaan alami yang baik juga
pengaruhi oleh letak bukaan terhadap arah datangnya sinar matahari.
Pencahayaan alami merupakan energi yang murah dan mudah didapat, maka dari itu
diperlukan pemahaman mengenai pencahayaan alami terutama dalam bidang arsitektur
bangunan. Kebutuhan cahaya dalam ruangan merupakan kebutuhan mutlak manusia yang
menghuninya. Apabila cahaya alami yang gratis ini tidak dimaksimalkan dimasukkan dalam
bangunan maka yang terjadi adalah penggunaan cahaya buatan yang berlebih. Tentunya
cahaya buatan menyedot energi listrik yang pasti akan lebih boros. Dengan pentingnya cahaya
alami tersebut maka dari itu perlu adanya percobaan mengenai pencahayaan alami bagi suatu
bangunan. Dalam hal ini bangunan akan diibaratkan berupa maket, dan mempunyai berbagai
tipe lubang sehingga dengan tipe lubang yang berbeda dapat dihasilkan pencahayaan alami
yang berbeda dalam ruangan. Dengan begitu diharapkan dapat paham, berbagai macam
bentuk bukaan yang cocok untuk memaksimalkan cahaya alami yang masuk dan untuk
perkembangan desain dapat diminimalisir ruangan-ruangan yang pada siang hari butuh
penerangan buatan.
1.3 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

- Alat
1. Cutter/gunting
2. Alat pengukur/mistar
3. Pensil
- Bahan
1. Perekat/lem
2. Karton alas

1.1.2 DATA PENGAMATAN


Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2018, dengan kecepatan angin ± 8,8
km/jam dari arah tenggara, dengan index UV sebesar 3. Keterangan cuaca paa tanggal
tersebut adalah panas dengan suhu 28ºC, tekanan udara 1010,9 mb.
No Waktu Pembayangan Kuat terang cahaya (lux) Ket.
. (fc) 50% 10%
1. 08:30-09:30 8,8 107, 104, 111 107, 104, 111
118, 116, 125 118, 116, 125
104, 93, 209 104, 93, 209
2 9:30-10.30 8,8 207,201,143 54,76,43
345,329,250 54,60,43
431,557,421 43,252,29
3. 10:30-11.30 8,8 246,325,256 96,87,40
289,356,241 73,103,40
526784,541 40,286,44
4. 11:30-12.30 15,8 245,335,250 47,104,46
316,394,319 76,114,56
579,416,604 45,358,46
5. 12.30-13.30 39,1 168,327,170 34,128,54
313,334,252 54,90,61
580,415,559 51,320,72
6. 13.30-14.30 3,6 200, 203, 205 46, 44, 45
208, 200, 180 47, 40, 38
167, 174, 175 37, 38, 39
7. 14.30-15.30 3,9 39, 37, 34 179, 179, 163
37, 39, 46 163, 195, 177
37, 44, 44 181, 174, 170
8. 15.30-16.30 4,3 44, 44, 39 177, 170, 103
39, 39, 39 143, 156, 151
37, 32, 70 151, 179, 176
9. 16.30-17.00 6,0 11, 11, 16 65, 62, 60
16, 11, 11 60, 62, 62
11, 11, 9 62, 60, 53

1.5 PENCAHAYAAN BUATAN DAN PENGHAWAAN DALAM


ARSITEKTUR

 Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami, secara umum cahaya tersebut
bersal dari hassil karya manusia berupa lampu yang berfungsi
menyinari ruangan sebagai pengganti sinar matahari tidak masuk
dalam ruangan.
 Pencahayaan buatan menurut arah pencahayaan
1. Pencahayaan ke bawah ( downlight )
Pencahayaan datang dari atas ke bawah atau merata.
2. Pencahayaan ke atas ( uplight )
Pencahayaan datang dari bawah ke atas.
3. Pencahayaan dari belakang ( backlight )
Arah pencahayaan berasal dari belakang obyek untuk memberi
aksentuasi pada obyek.
4. Pencahayaan dari samping ( sidelight )
Arah cahaya datang dari samping sehingga memberikan
penekanan pada elemen interior tertentu.
5. Pencahayaan dari depan ( frontlight )
Arah cahaya datang dari depan obyek.

 Pencahayaan buatan menurut cakupan cahaya


1. Pencahayaan umum ( general lighting )
Pencahayaan merata pada ruangan & di maksudkan untuk
memberi kesan merata agar tidak terlalu gelap.
2. Pencahayaan dilokalisasi ( localized lighting )
Jenis pencahayaan dilokalisasi secara tidak seragam yang di
fokuskan pada area kerja. Efesiensi cukup tinggi karena area non
kerja tidak mendapat cahaya yang sama dengan area kerja.
3. Pencahayaan ambien ( ambient lighting )
Pencahayaan tidak langsung yang di pantulkan plafon & dinding,
lampu dapat digantung pada dinding atau menyatu dengan
perabot.
4. Pencahayaan setempat ( Task lighting )
Jenis pencahayaan yang hanya terdapat pada tempat & area
sekelilingnya yang terkena cahaya.
5. Pencahayaan aksen ( accent lighting )
Jenis pencahayaan yang digunakan pada obyek tertentu.
6. Pencahayaan decoratif ( decorative lighting )
Pencahayaan dengan lampu sebagai object untuk di lihat.

 Pencahaayn buatan menurut pencahayaan arsitektur


1. Pencahayaan cove
Pencahayaan tidak langsung dari fixture yang terpasang menerus
pada dinding.
2. Pencahayaan coffer
Jenis pencahayaan pada kantung (coffer) plafon lampu diletakkan
pada kantung kecil berbentuk persegi.
3. Pencahayaan luminous – ceiling
Sumber cahaya seragam dengan memakai elemen penyebar yang
digantung dibawah ruang lampu secara seragam.
4. Pencahayaan valance ( bracket )
Jenis pencahayaan pada bidang atas dan bawah pelindung
dinding.
5. Pencahayaan cornice ( soffit )
Dinding yang kena cahaya hanya dari atas & plafon yang tidak
terkena cahaya akan terlihat gelap.
 Penghawaan dalam arsitektur
1. Pengahawaan alami
Penghawaan alami dapat diartikan menjadi beberapa pengertian antara
lain, pegerakan udara masuk ke dalam dan keluar dari ruangan tertutup,
pertukaran udara, perputaran udara secara bebas dan merupakan proses
untuk memacu udara segar kedalam bangunan gedung dalam jumlah yang
sesuai kebutuhan.penhawaan alami terjadi karena perbedaan tekanan di
luar suatu bangunan atau gedung yang disebabkan oleh angin karena
adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik
di dalam saluran ventilasi. Sirkulasi udara yang baik merupakan kunci
untuk mendapatkan rumah yang tak pengap dan tak panas. Artinya, rumah
harus memiliki bidang yang ada lubangnya. Arah bukaan hendanya
menyilang terhadap ruangan.
2. Pengahwaan buatan
ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan
buatan (air conditioning).Penghawaan buatan di sini memiliki
pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan
beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.Agar didapatkan suatu
sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya
beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk
menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara
tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran
panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran
panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan
elektronik atau mesin).Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam
desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus
menyertakan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan
sistem penghawaannya.
2. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin
3. Langit-langit/plafon dibuat relatif rendah untuk memperkecil volume
ruang.
4. Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu
bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan
keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan
kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan
di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi
cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar.
Dalam keadaan dingin, ia harus memberi cukup panas untuk
menggantikan panas yang hilang. Kenyamanan termal langsung
berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu membuang
panas yang berlebihan. Dalam keadaan normal pemindahan panas ini
terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian tubuh
manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus
bekerja untuk mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara
timbulnya panas dan pembuangan panas yang dihasilkan. Mekanisme-
mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang
normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut.
Bila laju kehilangan panas terlalu lambat, kita berkeringat. Keringat
tersebut menambah laju kehilangan panas karena penguapan.
1.6 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kondisi cuaca di kota kupang
kesimpulan yang didapatkan yaitu sebagai berikut:

a. Keseluruhan hasil penelitian pada mkaet skala 1;20 ini menunjukkan bahwa

cahaya alami rata-rata hanya dapat menerangi sebanyak 20% pada area

yang terhalang, dan maksimal 40% pada area yang tidak terhalang, sesuai

standar pencahayaan. Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang lebih

optimal, dapat dicapai dengan cara memaksimalkan cahaya alami yang

masuk ke dalam ruang perpustakaan tergantung dari perubahan yang

dilakukan. . Penambahan intensitas yang didapatkan rata-rata

hanya sekitar 20-50 Lux saja. Usaha yang dilakukan untuk memantulkan

cahaya langit dengan menambahkan bidang pemantul di dekat bukaan juga

kurang efektif.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai