Anda di halaman 1dari 19

MASJID AL IRSYAD

Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa


Barat
MUHAMMAD GUNAWAN SATRIADI
201945500182
R2-B

METODE PERANCANG ARSITEKTUR

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MASJID AL-IRSYAD
PROFIL RIDWAN KAMIL
Setelah lulus S2 dari University of California, Berkeley, Ridwan Kamil melanjutkan pekerjaan
profesional sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Sebelumnya Ridwan Kamil
memulai karier bekerjanya di Amerika sesaat setelah lulus S1, akan tetapi hanya berkisar
empat bulan ia pun berhenti kerja karena terkena dampak krisis moneter yang melanda
Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum
akhirnya mendapat beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S2 di
Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perancanaan Kota
Berkeley. Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua
tahun kemudian mendirikan Urbane, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan
perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal 
PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta
Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA
(Singapura).
KARYA-KARYA RIDWAN KAMIL
MASJID AL-IRSYAD
Proses Perancangan
KONSEP Minimalis
Masjid Minimalis Berbentuk Kubus Di Bandung
Yang membuat masjid ini terkesan begitu unik adalah bentuknya yang lain dari
masjid pada umumnya. Tentu saja demikian karena masjid ini berbentuk kubus.
Tentu saja karena di sebut kubus, masjid tersebut tidak memiliki kubah. Inilah
yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri.
Sedangkan dari bentuk ini, masjid Al Irsyad di Bandung memiliki 3 buah pintu
yakni masing-masing berada di sebelah utara, selatan dan timur. Dengan
ukurannya yang cukup luas, 3 pintu ini di buat berbentuk sama untuk
memudahkan akses keluar masuk para jama’ah. Nah, meski memiliki ukuran
yang cukup luas, tentu saja bentuk kubus yang ada membuatnya tetap terlihat
sebagai bangunan minimalis di Bandung.
MASJID AL-IRSYAD
Proses Perancangan
BERTEMA Unik dan Futuristik
Sederhana namun tetap elegan. Unik dan terkesan futuristik. Begitulah gambaran
masjid yang satu ini. Masjid yang memiliki nilai seni dan filofosi tinggi. Bahkan
namanya fenomenal sampai ke mancanegara. Masjid Al Irsyad namanya. Masjid
ini jadi kebanggaan masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk bangunan Kubah
di Arab Saudi. Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur
dinding masjid. Bangunannya unik, megah, dan kokoh.
DATA LOKASI MASJID AL-IRSYAD
Lokasi penelitian adalah sebuah bangunan masjid yang terletak di daerah
Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Indonesia berada pada iklim tropis
dimana masalah utama yang dominan adalah panas, dengan suhu rata-
rata per tahun pada wilayah ini tidak kurang dari 20 Co (Lippsmeier,
1994). Iklim tropis Indonesia berada di zona (panas lembab), warm-
humid climate yang memiliki kelembaban relatif (RH) yang sangat
tinggi serta curah hujan yang cukup besar. Sedangkan untuk kota
Bandung, meskipun terletak di iklim tropis Indonesia, tetapi iklim
kota ini dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk
dengan temperatur rata-rata 23,5 C, hal ini disebabkan karena kota
Bandung o berada pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut
(Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat). Masjid Al Irsyad berada
di wilayah Kota Mandiri Padalarang Kabupaten Bandung Barat, masjid
ini berdiri di atas lahan seluas 1100 m . Masjid ini dapat menampung ±
1500 jamaah.
Proses Perancangan
IDE GAGASAN

Mengenai bentuk masjid yang seperti kubus besar, Emil


mengaku terinspirasi bentuk Kabah di Masjidil Haram, Mekkah,
Arab Saudi.
Arah kiblat Masjid Al Irsyad diciptakan dengan konsep terbuka
langsung menghadap ke pemandangan alam.
Bagi orang yang memperhatikan pola lubang di dindingnya,
akan tampak terbaca lafaz Arab bertuliskan Laailaha Ilallah
Muhammad Rasulullah, yang berarti tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah.
Itulah yang menjadi salah satu ciri khas tempat ibadah tersebut,
sekaligus disebut sebagai kaligrafi berukuran raksasa.
Proses Perancangan
Denah Masjid
Denah dasar bangunan Masjid Al Irsyad ini berbentuk bujur
sangkar berukuran 28,47 x 28,5 m dengan pintu masuk di
sisi utara dan timurnya. Pada area sirkulasi di sekitar
bangunan utama mengambil konsep filosofi dari kegiatan
mengelilingi Ka'bah, atau yang biasa disebut tawaf.
Proses Perancangan
Organisasi Ruang
Proses Perancangan

Pada interior, tampak 99 lampu, simbol Asmaul Husna (99 nama-nama


Allah). Masing-masing tulisan pada lampu tersebut dapat dibaca jelas,
dimulai dari sebelah kanan depan hingga nama-Nya yang ke-99 yang
terdapat di sebelah kiri belakang ruangan masjid. Hal ini bukan semata-
mata mempercantik interior, melainkan juga – terutama – mengingatkan
pengunjung kepada sifat-sifat Allah yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta.
Proses Perancangan
Mihrab masjid ini memiliki bentuk dan gubahan yang berbeda
dibandingkan dengan mihrab masjid pada umumnya. Mihrab ini
tidak menggunakan arabesque sebagai elemen untuk
mengekspresikan Tauhid, namun dirancang dengan lebih sederhana
namun sarat akan makna, yang tetap berprinsip kepada
ekspresi Qurani, yaitu tauhid.

Ruangan tempat imam shalat ini tampak didesain bukan hanya untuk
memperlihatkan orang yang hadir di ruangan ini terhadap pemandangan (view)
alam yang indah, akan tetapi juga – bersamaan itu – kepada ciptaan Allah
Yang Maha Besar. Dengan kata lain, ruangan mihrab dirancang sebagai tempat
menghadap Allah. Sebab, mihrab ini merupakan ruangan tanpa dinding dan
benar-benar terbuka, sehingga tidak menghalangi pandangan mata orang yang
ada di dalamnya ke arah gunung dan langit di sekitar Masjid Al-Irsyad.
Proses Perancangan
Sirkulasi Ruang

Pada sisi bangunan terdapat Bentuk sirkulasi ruang yaitu terbuka


sistem sirkulasi bangunan pada kedua sisi, yang membentuk jalur
sebagai elemen-elemen positif setapak berkolom yang menambah nilai
estetika dari bangunan itu
Proses Perancangan
Masyarakat  Indonesia  87,18%
PENCAHAYAAN Hasil  analisa menunjukkan  bahwa
beragama Islam, beribadah di secara keseluruhan dari 5 waktu shalat,
masjid pada waktu Subuh, Zuhur, mayoritas responden umat setuju
Asar, Maghrib, dan Isya. Di Jawa bahwa pencahayaan dalam ruang dapat
Barat  dengan  persentase umat memberikan pengaruh terhadap
islam  tertinggi  di  Pulau  Jawa,  pembentukan persepsi visual atau kesan
terdapat  masjid  yang  memiliki  akan kehadiran Allah  saat  shalat di 
konsep  ruang  dan  pencahayaan  ruang Masjid Al-irsyad.  Text.
yang mengkondisikan umat dalam
merasakan kehadiran Allah, yaitu Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencahayaan
Masjid Al-Irsyad, Bandung. alami dan buatan terhadap pembentukan persepsi visual akan
kehadiran Allah dan perbedaannya pada 5 waktu shalat umat di
ruang masjid tersebut. Peneliti berharap dari penelitian ini dapat
memaksimalkan perancangan bangunan religius umat Islam  di 
Proses Perancangan
Analisa Udara
Pada desain masjid ini angin akan banyak masuk ke dalam a
rea masjid karna letaknya terletak juga di pinggir jalan raya.
Dengan begitu dibuat rongga rongga ventilasi agar udara t
etap masuk ke dalam area masjid.
Pada area depan masjid ditanami pepohonan
Dinding bata yang disusun itu juga membuat angin dengan mudahnya agar udara udara kotor dapat difilter oleh v
masuk ke dalam masjid, sehingga terasa begitu sejuk dan nyaman. Hal egetasi yang dibuat
ini membantu mengurangi penggunaan AC atau alat-alat penghawaan
buatan lainnya yang merupakan ciri dari bangunan yang ramah
lingkungan/memerhatikan lingkungan.
Proses Perancangan
Analisa Lingkungan

Sementara itu pada sisi barat atau bagian kiblat terdapat bukaan yang lebar
pada bagian tengahnya. Untuk menghadirkan nuansa sejuk dan alami
dibuatlah kolam kecil di sana dengan sebuah batu berbentuk bola
berukuran besar yang berada di atasnya.

Banyak pepohonan dan luasnya hamparan taman hijau di sekitar masjid.


Masjid dikelilingi oleh area hijau yang memberi kesan sejuk, aman,
tentram, dan khusyuk yang menjadi pokok utama sebuah bangunan religi.
INTERIOR
EXTERIOR
Kesimpulan

Bangunan masjid ini memiliki seni dan filosofi yang lumayan tinggi. Selain mengangkat konsep yang ramah
lingkungan, tempat ini terinspirasi dari konsep tawaf mengelilingi masjid dan bentuk kubah seperti di Mekah.
Adapun kalimat syahadat raksasa dipamerkan dalam bebatuan hitam pada eksteriornya.

Pemilihan dan peletakan batu-batu hitam di dinding masjid ini bertujuan sebagai sirkulasi udara dan sinar
matahari yang masuk. Pada malam hari cahaya dari dalam masjid akan keluar melalui celah batu sehingga
membentuk siluet berbentuk syahadat.

Anda mungkin juga menyukai