Anda di halaman 1dari 23

HUNIAN PROFESI: BIDAN

DOSEN KOORDINATOR
TITO HARIPRADIANTO, ST. MT.

DOSEN PENANGGUNG JAWAB


IR. SIGMAWAN TRI PAMUNGKAS, MT.

ASISTEN DOSEN
FARHAN ARIF MUHAMAD (185060500111016)

KELAS G KELOMPOK 2
Almira Firdania Isna Johanda 195060501111018
Azaria Widya Irianti 195060500111036
Infaroyya Al Karimah Muhamad 195060500111058
Fadia Arinta Rahimasari 195060507111027
Pradipa Aisyah Tri Syakina 195060501111050
daftar isi
Judul............................................................... i

Daftar isi.......................................................... ii

Persyaratan Ruang Praktik Bidan..................................... 1

A. Objek A : Rumah Praktik Bidan Emy Wahyurini


Identitas Bangunan Objek A................................... 3
Identifikasi aspek fungsi, pelaku, dan aktivitas............. 4
Identifikasi aspek ruang..................................... 5
Identifikasi aspek tapak..................................... 6
Identifikasi aspek bagunan................................... 7
Kesimpulan Objek A........................................... 11

B. Objek B : AK26 House


Identitas Bangunan Objek B................................... 12
Identifikasi aspek fungsi, pelaku, dan aktivitas............. 13
Identifikasi aspek ruang..................................... 14
Identifikasi aspek tapak..................................... 15
Identifikasi aspek bagunan................................... 16
Kesimpulan Objek B........................................... 18

Kesimpulan Akhir.................................................... 19

Daftar Pustaka...................................................... 20

ii | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


PERSYARATAN RUANG PRAKTIK BIDAN berdasarkan
PERATURAN MENKES NO.28 THN.2017
Ruang Tunggu Ruang Periksa
1. Ruangan bersih dan nyaman 1. Ukuran minimal 3×2 m2
2. D i l e n g k a p i d e n g a n b a n g k u 2. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak
tunggu tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata,
3. T e r s e d i a m e d i a i n f o r m a s i tidak licin.
kesehatan 3. Ruangan bersih dan tidak berdebu
Ruang Tindakan 4. Dilengkapi tempat tidur untuk pemeriksaan dengan
1. Ukuran minimal 3 x 4 m2 untuk ukuran sesuai standar, meja dan kursi
1 (satu) tempat tidur 5. Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air
persalinan dengan ukuran mengalir dan tersedia sabun atau antiseptic
sesuai standar 6. Tersedia media informasi kesehatan ibu dan anak.
2. Dinding dan lantai terbuat
dari bahan yang tidak tembus
air dan mudah dibersihkan,
keras, rata, tidak licin
3. A k s e s k e l u a r m a s u k p a s i e n
lebar minimal 90 cm
4. R u a n g a n b e r s i h d a n t i d a k
berdebu
5. Tersedia meja resusitasi untuk
neonatal dan set resusitasi.
6. Tersedia tempat untuk mencuci
tangan dengan air mengalir dan Ruang Tindakan
tersedia sabun atau antiseptik (Sumber: http://www.rsucitrahusada.co.id)

1 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


Ruang Nifas
1. Ukuran minimal 2×3 m untuk 1
tempat tidur
2. Jumlah tempat tidur maksimal 5
(lima) tempat tidur disesuaikan
dengan luas ruangan.
3. Dinding dan lantai terbuat dari
bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata,
tidak licin.
4. Akses keluar masuk pasien lebar
Ruang Nifas
minimal 90 cm. (Sumber: praktek-mandiri-bidan-shifa-fauziah.business.site)
5. R u a n g a n b e r s i h d a n t i d a k
berdebu. Ruang Pemrosesan Barang Limbah
6. Tersedia tempat untuk mencuci 1. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak
tangan dengan air mengalir dan tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak
tersedia sabun atau antiseptik. licin.
2. Tersedia wastafel khusus pencucian alat dengan air
Mandi/WC
1. Dinding dan lantai terbuat dari mengalir
bahan yang tidak tembus air dan 3. Tersedia alat dan tempat pemrosesan alat sesuai
mudah dibersihkan, keras, rata, standar.
tidak licin. 4. Untuk pengelolaan limbah padat tersedia tempat sampah
2. Pintu terbuka keluar, lebar
tertutup yang terpisah untuk limbah medis dan limbah
daun pintu minimal 90 cm, mudah
domestik, dilapisi kantong plastik. Limbah medis yang
dibuka dan ditutup.
3. D i l e n g k a p i d e n g a n p e g a n g a n infeksius hanya boleh disimpan maksimal 48 jam.
rambat (handrail), kloset 5. Untuk pengelolaan limbah cair diperlukan septic
diutamakan kloset duduk. tank yang kedap air terpisah dari limbah rumah
4. Tersedia shower/gayung tangga

2 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


Identias Bangunan
OBJEK A : Rumah Praktik Bidan Emy

Nama objek : Rumah Praktik Bidan


Emy Wahyurini
Lokasi : Desa Cokrokembang,
Ngadirojo Pacitan
Jawa Timur
Arsitek : Dewi Irawati PJ, MT

3 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK fungsi, pelaku,
dan aktivitas

1. Fungsi 3. Aktifitas
a

• Sebagai tempat berteduh Aktifitas dalam ruang hunian:


dan berlindung dari • istirahat/tidur
gangguan alam dan iklim. • Berkumpul dengan keluarga Karena memiliki
• makan perbedaan fungsi,
• Sebagai tempat pelayanan • memasak pelaku, dan
kesehatan(klinik • menonton tv
persalinan) aktivitas di dalam
• bermain
objek rumah ini maka
• mandi
2. Pelaku arsitek bangunan ini
• berkebun
• berolahraga memisah nya menjadi
Pelaku dalam ruang hunian: • membersihkan rumah 2 massa bangunan
• ayah • menerima tamu dll. sehingga pemilik
• ibu rumah tetap
• anak Aktifitas dalam klinik: mendapatkan privasi
• asisten rumah tangga • bimbingan atau pelayanan rumah huniannya dan
• tamu kesehatan
tetap bisa melayani
• memberikan asuhan kebidanan
Pelaku dalam klinik: pasien dengan
• pemeriksaan
• bidan • memberikan resep maksimal.
• pegawai medis • memberikan obat
• pasien(anak-anak, • persalinan
remaja, dewasa) • perawatan.

4 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK ruang

Terlihat bahwa bangunan objek A memiliki beberapa ruang penting yang memenuhi
standarisasi tempat praktik bidan, yaitu Laboratorium, Ruang Tunggu, Ruang Periksa,
Toilet, Gudang, dan Tempat Parkir. Namun dalam objek bangunan ini terdapat pula
fasilitas tambahan untuk pasien nya yaitu Ruang Inap, Musholla, Gazebo, dan Baby Shop.

Dapur kecil berdimensi 2 x 2 meter simple minimalis digunakan untuk menyediakan


kebutuhan pengunjung inap di Rumah Bersalin tersebut. Bangunan ini juga memiliki
bentuk atap yang dilebihkan yang berfungsi sebagai pembayang matahari agar tidak
langsung masuk ke ruang dalam. Selain itu, penambahan pohon di bagian depan klinik
berfungsi untuk pembayang agar matahari tidak langsung masuk ke ruang kamar inap.

5 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK tapak

Situasi tapak dari atas


(Sumber: http://konsultanarsitek.net/)

Hunian objek A terletak di pinggir halaman dan dibangun di atas


lahan berukuran 136 meter persegi. Dengan kondisi permukaan tanah
yang rata. Pada tapak diberi vegetasi untuk menambah keindahan
serta mengurangi kebisingan dan menutupi bagian yang tampak dari
luar untuk kebutuhan privasi penggunanya.

6 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN
A. Pencahayaan
Secara teknis, pencahayaan dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: pencahayaan buatan
dan pencahayaan alami. Sehingga dasar yang dijadikan konsep perencanaan pencahayaan pada
umumnya adalah :

1) Untuk mendukung visual task dan kegiatan pengguna bangunan.


2) Untuk mendukung fungsi keamanan.
3) Untuk menciptakan Iingkungan yang sesuai dan menyenangkan.

Dua faktor utama di dalam konsep perencanaan pencahayaan adalah tingkat kekuatan
penyinaran (quantity) dan pengontrolan silau (quality).

Pada obyek A ini, area-area penting yang


membutuhkan pencahayaan cukup tinggi seperti
ruang tunggu pasien, ruang periksa persalinan,
dan laboratorium direncanakan berada pada
bagian fasad bangunan, sehingga memperoleh
pencahayaan yang cukup dari bukaan-bukaan yang
ada.

Pencahayaan yang memadai pada area ini


dapat meningkatkan rasa aman. Intensitas cahaya
yang tinggi diberikan pada area-area yang
aktivitasnya membutuhkan konsentrasi dan
memiliki resiko bahaya yang lebih dibanding
ruangan lainnya. Seperti pada laboratorium,
ruang pemeriksaan, dan ruang persalinan yang
memiliki fungsi sebagai ruang tindakan dan
operasi.

7 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN
B. Penghawaan

Konsep pengolahan dan pengendalian udara


(penghawaan) pada ruang terdiri dari 3 hal,
yaitu:

1) Pengendalian kalor/panas dan suhu. Suhu


nyaman bagi pengguna yaitu berkisar 25º-26º
C.
2) Pengendalian kelembaban udara. Kelembaban
udara yang nyaman bagi tubuh adalah sekitar
40-70%.
3) Pengendalian pertukaran udara. Kesegaran
udara dalam ruang serta kesehatannya diukur
dengan besarnya kadar zat asam (CO2) tidak
melebihi 0.1- 0.5%.

Pada obyek A, ruang-ruang tertentu seperti ruang persalinan, pemeriksaan, dan


laboratorium, perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat kegiatan yang terjadi di
ruang-ruang tersebut. Ruangan yang sekiranya tidak bisa memanfaatkan penghawaan alami
diharuskan memiliki penghawaan buatan. Seperti ruang periksa dan bersalin, karena posisinya
yang berada di antara ruang tunggu, dan ruang inap, menyebabkan ruangan tersebut tidak
memiliki bukaan.

Kamar inap yang juga berada di ujung bangunan diharuskan untuk menggunakan penghawaan
buatan, karena apabila tidak frekuensi pertukaran udara akan sangat rendah dan membuat tidak
nyaman pengguna. Area lain seperti ruang tunggu pasien bisa memanfaatkan penghawaan alami
karena posisinya yang berada di bagian fasad bangunan dan memungkinkan untuk memiliki bukaan.

8 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN

Pemanfaatan plafon yang tinggi


pada obyek ini, juga dapat membantu
dalam pengendalian panas. Udara
panas yang masuk, dapat naik dan
keluar melalui atap bangunan,
sehingga tidak akan mengurangi
kenyamanan ruang.

Dikarenakan penggunaan
penghawaan buatan yang cukup banyak
pada obyek A, maka pemeliharaan dan
pengecekannya harus terus dijaga
agar tetap menghasilkan udara yang
berkualitas. Tempat buangan udara
juga harus diperhatikan agar tidak
mengganggu kenyamanan dan Kesehatan
pasien.

9 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN

C. Pengendalian Kebisingan

Konsep pengendalian Konsep yang dapat Pada obyek A, ruangan


kebisingan ditujukan digunakan untuk mengatasi yang harus diperhatikan
u n t u k m e n g a t a s i masalah kebisingan adalah pengendalian kebisingannya
kebisingan dari dalam sebagi berikut: adalah ruang periksa
bangunan (interior a persalinan, dan ruang inap.
noise/impact noise) dan ü Mengolah tata letak dan Ruangan tersebut sudah cukup
dari luar bangunan. perencanaan interior, aman dari kebisingan luar,
Pemerintah melalui pemilihan material karena tidak terlalu dekat
P e r m e n k e s t e l a h bangunan serta finishing dari jalan yang merupakan
dinding sedemikian rupa. sumber kebisingan utama.
menetapkan tingkat
ü Perencanaan tata massa Tempat parkir yang berada di
kebisingan yang diijinkan
bangunan. belakang klinik juga tidak
untuk sebuah pelayanan ü Penggunaan material
kesehatan seperti rumah menjadi pengganggu, karena
seperti karpet, baik antara ruang periksa
sakit yaitu antara 35 dB pada lantai maupun
sampai 45 dB, sehingga persalinan dengan tempat
dinding.
penyelesaian pengendalian parker terdapat Gudang yang
ü Penggunaan ceiling yang
kebisingan diupayakan menjadi pembatas.
tepat juga dapat
melalui elemen interior mereduksi kebisingan
Dinding ruangan yang
seperti dinding atau terutama dari lantai ke digunakan pada klinik
partisi. Di mana untuk lantai. diharuskan pula memiliki
Klinik paling tidak harus ü Kebisingan juga dapat ketebalan yang memadai, agar
dapat meredam bunyi dihindari dengan tidak suara dari suatu ruangan
dengan frekuensi 40 dB – menggunakan bahan-bahan tidak menggangu ruangan yang
45 dB (Sinha, 1985). logam pada furniture. lain.

10 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


kesimpulan
OBJEK BANGUNAN A
Aspek Fungsi , Pelaku, Aktivitas :
Fungsi pada bangunan klinik adalah sebagai tempat pelayanan kesehatan yang dapat
membantu masyarakat terutama dalam bidang persalinan. Pelaku yang ada dalam klinik adalah
pasien, bidan, tamu, dan asisten kesehatan. Aktivitas yang ada dalam bangunan klinik
adalah bimbingan atau pelayanan kesehatan, pemberian asuhan kebidanan, pemeriksaan,
pemberian resep dan obat, persalinan, dan juga perawatan.

Aspek Ruang :
Kebutuhan ruang yang ada dalam bangunan klinik sudah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan tentang standarisasi ruang praktek persalinan sehingga arsitek yang ingin
merancang ruang klinik/ rumah bidan harus memperhatikan ukuran-ukuran yang sesuai dan
persyaratan standar minimal kelayakkan ruang.

Aspek Tapak :
Tapak pada bangunan klinik diberikan vegetasi untuk menambah keindahan serta
mengurangi kebisingan dan juga untuk menjaga privasi dari pengguna di dalamnya dengan
cara menutupi bagian dalam dari hunian yang dapat terlihat dari luar.

Aspek Bangunan:
Persyaratan bangunan klinik adalah mendapatkan cukup pencahayaan, sehingga
dapat menumbuhkan perasaan nyaman para pasien. Penghawaan di beberapa ruang
memerlukan bantuan dari penghawaan buatan/pendingin, karena lokasinya yang
tidak dekat dengan bukaan jendela. Ruangan yang memerlukan tingkat kebisingan
rendah seperti ruang inap dan ruang periksa sudah berada pada lokasi yang
sesuai, yaitu tidak dekat dengan sumber kebisingan.

11 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


Identias Bangunan
OBJEK B : AK26 HOUSE

Fasad depan
(Sumber: https://www.archify.com/)

Nama objek : AK26 House


Lokasi : Pondok bambu, DKI Jakarta
Arsitek : Ramadhona & Kusneri

12 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK fungsi, pelaku,
dan aktivitas

1. Fungsi
a
Fungsi ruang hunian merupakan
tempat dimana orang mempunyai 3. Aktifitas
profesi tertentu atau sebagian
keluarga untuk tinggal berteduh Aktifitas dalam ruang
berlindung dari seluruh gangguan hunian mempunyai tahapan
alam dan iklim serta mendukung aktifitas yang ada pada rumah
dalam beraktifitas dan saling seperti istirahat/tidur,
berinteraksi dan sebagai pemenuh berkumpul dengan keluarga,
kebutuhan manusia. makan, memasak, menonton tv,
bermain, mandi, berkebun,
berolahraga, membersihkan rumah,
2. Pelaku menerima tamu, dan beraktifitas
lainnya.
Pelaku dalam ruang hunian ada
penghuni rumah yang terdiri dari
ayah, ibu, anak, asisten rumah
tangga, dan juga tamu.

13 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK ruang

Interior Ruang Dapur dan Keluarga


Ruang di bagian dalam bangunan ini memiliki konsep ruang yang terbuka dengan taman dan
terkesan luas karena tidak ada pembatas antara ruang dapur dengan ruang keluarga. Hal ini dapat
menjadi bukti bahwa dengan desain ruang yang tepat ruang yang memiliki perbedaan fungsi dapat
disatukan dan memberi kelas lebih luas. Peletakkan taman di dekat dapur merupakan cara terbaik
untuk mendapatkan cahaya alami dan mengeluarkan bau yang dihasilkan dari kegiatan memasak.

Beranda Belakang
Objek ini juga memiliki beranda yang dapat difungsikan sebagai ruang santai, berkumpul, dan
berteduh. Ruang ini di desain memiliki atap yang tembus pandang namun tetap dapat melindungi
ruang di bawahnya dari hujan. Di atap tersebut juga diberikan tanaman sebagai penyaring cahaya
yang masuk agar tidak terlalu terik namun tetap dapat memenuhi kebutuhan cahaya aktifitas
ruangan tersebut.

Potongan bangunan, Taman, Denah, dan Detail.


Selain tanggap terhadap iklim, rumah ini juga memiliki fasilitas ruang yang sesuai dengan
standarisasi rumah tinggal hunian. Dengan memperhatikan fungsi ruang dan pola sirkulasi bangunan,
arsitek ini kemudian menyusun peletakkan ruang sehingga penghuni di dalam nya dapat melakukan
aktivitasnya dengan nyaman.

14 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK tapak

Potongan bangunan, Taman, Denah, dan Detail.


(Sumber: https://www.archify.com/)

Nama objek : AK26 House


Lokasi : Pondok bambu, DKI Jakarta
Arsitek : Ramadhona & Kusneri

Pada objek B merupakan salah satu hunian yang tanggap terhadap iklim
tropis. Bangunan tersebut terletak di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Bangunan tersebut dibangun di atas lahan seluas 150 meter persegi. Tapak
mendapatkan terkena sinar langsung dari matahari ketika di pagi hari, sehingga
pada bangunan diberi perpanjangan atap untuk mengurangi panas matahari saat di
pagi hari. Dan juga, pada tapak diberi vegetasi untuk mengontrol terhadap
erosi pada tapak dan juga untuk mengurangi kebisingan karena tapak berada di
pinggir jalan.

15 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN

A. Pencahayaan

Pemanfaatan iklim tropis dapat terlihat


pada obyek B yaitu pemanfaatan cahaya matahari
dengan sangat baik. Dapat dilihat dari
banyaknya bukaan yang ada serta adanya
skylight yang berada pada bagian atas tangga,
sehingga dapat menjadi sumber pencahayaan pada
siang hari dan mengurangi pemakaian listrik.

Pencahayaan alami tangga


(Sumber: https://www.archify.com/) Pencahayaan alami dapur
(Sumber: https://www.archify.com/)

16 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


IDENTIFIKASI ASPEK BANGUNAN

B. Penghawaan

Penghawaan pada obyek B


direncanakan dengan cukup baik.
Keberadaan bukaan pada ruangan
yang menjadi pusat aktivitas
seperti dapur, ruang makan, dan
ruang keluarga menjadikan rumah
lebih nyaman dan sehat,
dikarenakan frekuensi pertukaran
udara yang tinggi dan kelembaban
udara terjamin.
Taman di samping dapur
(Sumber: https://www.archify.com/)

C. Pengendalian Kebisingan

Denah rumah yang memanjang ke


belakang dengan posisi ruang
utama pada bagian belakang,
menjadikan rumah terhindar dari
kebisingan yang berasal dari
jalanan. Adanya tanaman pada
halaman depan rumah juga berperan
untuk meredam suara yang ada.
Beranda
(Sumber: https://www.archify.com/)
17 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan
kesimpulan
OBJEK BANGUNAN B

Aspek Fungsi , Pelaku, Aktivitas :


Fungsi bangunan rumah hunian adalah sebagai tempat untuk berteduh dan berlindung dari
seluruh gangguan alam agar dapat melakukan aktivitasnya. Aktifitas yang ada dalam rumah
hunian adalah istirahat/tidur, berkumpul dengan keluarga, makan, memasak, menonton tv,
bermain, mandi, berkebun, berolahraga, membersihkan rumah, menerima tamu, dan
beraktifitas lainnya dilakukan oleh pelaku yaitu, ayah, ibu, anak, dan asisten rumah
tangga.

Aspek Ruang :
Ruang yang ada di dalam bangunan hunian rumah tinggal harus dapat menampung segala
aktivitas yang ada di dalamnya senyaman mungkin. Selain memperhatikan aktivitas, arsitek
juga harus memperhatikan kondisi Iklim di sekitar bangunan tersebut agar dapat merancang
ruang yang tanggap iklim sehingga pengguna di dalam nya dapat melakukan aktivitas dengan
bebas.

Aspek Tapak :
Tapak di bangunan hunian rumah tinggal berada di pinggir jalan sehingga dapat
menimbulkan kebisingan. Hal ini dapat diataasi dengan menambahkan vegetasi pada bagian
tersebut untuk mengurangi kebising serta mengontrol erosi pada tapak.

Aspek Bangunan:
Salah satu aspek bangunan hunian adalah adanya ketersediaan listrik. Namun
selain menggunakan listrik, pencahayaan pada rumah hunian ini juga memanfaatkan
cahaya matahari, khususnya pada siang hari, dapat dilihat dari adanya bukaan dan
skylight. Bukaan yang ada pada ruangan utama juga bermanfaat sebagai jalan
pertukaran udara, sehingga kelembabannya terjamin. Posisi ruang utama yang berada
di bagian belakang rumah dapat mengurangi kebisingan dari jalanan yang berada di
depan rumah.

18 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


kesimpulan
akhir

Bangunan hunian rumah tinggal untuk penghuni yang


berprofesi sebagai bidan memiliki banyak persyaratan yang
harus dipenuhi agar bidan tersebut mendapatkan perizinan
untuk melakukan praktek kerja di rumahnya. Persyaratan
bangunan klinik untuk rumah tinggal sudah di atur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. Selain memenuhi persyaratan yang ada,
bangunan hunian rumah tinggal juga harus memiliki desain
yang sesuai dengan aktifitas dan pelaku yang ada dalam
bangunan tersebut sehingga memberikan kenyamanan penghuninya,
serta tanggap terhadap iklim di sekitarnya sehingga baik
bidan maupun keluarganya dapat melakukan aktivitas di dalam
nya dengan nyaman. Pada akhirnya dalam mendesain Hunian
Profesi Bidan diperlukan studi literatur yang mendalam dan
kreatifitas yang untuk menghasilkan bangunan yang layak
pakai untuk praktek bersalin, memberikan kenyamanan tempat
tinggal terhadap penghuninya, serta tanggap terhadap iklim
di sekitarnya.

19 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


daftar pustaka

_______. 2020. AK26 House. https://www.archify.com/id/project/ak26-house/ (diakses 22


September 2020, pukul 11.00 WIB)

_______. 2016. Desain Rumah Bersalin Minimalis Bidan Emy. http://konsultanarsitek.net/desain-


rumah-bersalin-minimalis-ibu-emy/ (diakses 22 September 2020, pukul 12.20 WIB)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2017


tentang IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Rahman, Fasi Ur._____. Standard Size of Rooms in Residential Building and their Locations.
https://theconstructor.org/building/size-room-location-building/13269/ (diakses 22 September
2020, pukul 12.27 WIB)

Suratsetja, Irawan. 2007. FUNGSI, RUANG, BENTUK DAN EKSPRESI DALAM ARSITEKTUR.
FPTK UPI.

20 | Studi Literatur Rumah Hunian: Bidan


Tahun Ajaran 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai