DOSEN KOORDINATOR
TITO HARIPRADIANTO, ST. MT.
ASISTEN DOSEN
FARHAN ARIF MUHAMAD (185060500111016)
KELAS G KELOMPOK 2
Almira Firdania Isna Johanda 195060501111018
Azaria Widya Irianti 195060500111036
Infaroyya Al Karimah Muhamad 195060500111058
Fadia Arinta Rahimasari 195060507111027
Pradipa Aisyah Tri Syakina 195060501111050
daftar isi
Judul............................................................... i
Daftar isi.......................................................... ii
Kesimpulan Akhir.................................................... 19
Daftar Pustaka...................................................... 20
1. Fungsi 3. Aktifitas
a
Terlihat bahwa bangunan objek A memiliki beberapa ruang penting yang memenuhi
standarisasi tempat praktik bidan, yaitu Laboratorium, Ruang Tunggu, Ruang Periksa,
Toilet, Gudang, dan Tempat Parkir. Namun dalam objek bangunan ini terdapat pula
fasilitas tambahan untuk pasien nya yaitu Ruang Inap, Musholla, Gazebo, dan Baby Shop.
Dua faktor utama di dalam konsep perencanaan pencahayaan adalah tingkat kekuatan
penyinaran (quantity) dan pengontrolan silau (quality).
Kamar inap yang juga berada di ujung bangunan diharuskan untuk menggunakan penghawaan
buatan, karena apabila tidak frekuensi pertukaran udara akan sangat rendah dan membuat tidak
nyaman pengguna. Area lain seperti ruang tunggu pasien bisa memanfaatkan penghawaan alami
karena posisinya yang berada di bagian fasad bangunan dan memungkinkan untuk memiliki bukaan.
Dikarenakan penggunaan
penghawaan buatan yang cukup banyak
pada obyek A, maka pemeliharaan dan
pengecekannya harus terus dijaga
agar tetap menghasilkan udara yang
berkualitas. Tempat buangan udara
juga harus diperhatikan agar tidak
mengganggu kenyamanan dan Kesehatan
pasien.
C. Pengendalian Kebisingan
Aspek Ruang :
Kebutuhan ruang yang ada dalam bangunan klinik sudah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan tentang standarisasi ruang praktek persalinan sehingga arsitek yang ingin
merancang ruang klinik/ rumah bidan harus memperhatikan ukuran-ukuran yang sesuai dan
persyaratan standar minimal kelayakkan ruang.
Aspek Tapak :
Tapak pada bangunan klinik diberikan vegetasi untuk menambah keindahan serta
mengurangi kebisingan dan juga untuk menjaga privasi dari pengguna di dalamnya dengan
cara menutupi bagian dalam dari hunian yang dapat terlihat dari luar.
Aspek Bangunan:
Persyaratan bangunan klinik adalah mendapatkan cukup pencahayaan, sehingga
dapat menumbuhkan perasaan nyaman para pasien. Penghawaan di beberapa ruang
memerlukan bantuan dari penghawaan buatan/pendingin, karena lokasinya yang
tidak dekat dengan bukaan jendela. Ruangan yang memerlukan tingkat kebisingan
rendah seperti ruang inap dan ruang periksa sudah berada pada lokasi yang
sesuai, yaitu tidak dekat dengan sumber kebisingan.
Fasad depan
(Sumber: https://www.archify.com/)
1. Fungsi
a
Fungsi ruang hunian merupakan
tempat dimana orang mempunyai 3. Aktifitas
profesi tertentu atau sebagian
keluarga untuk tinggal berteduh Aktifitas dalam ruang
berlindung dari seluruh gangguan hunian mempunyai tahapan
alam dan iklim serta mendukung aktifitas yang ada pada rumah
dalam beraktifitas dan saling seperti istirahat/tidur,
berinteraksi dan sebagai pemenuh berkumpul dengan keluarga,
kebutuhan manusia. makan, memasak, menonton tv,
bermain, mandi, berkebun,
berolahraga, membersihkan rumah,
2. Pelaku menerima tamu, dan beraktifitas
lainnya.
Pelaku dalam ruang hunian ada
penghuni rumah yang terdiri dari
ayah, ibu, anak, asisten rumah
tangga, dan juga tamu.
Beranda Belakang
Objek ini juga memiliki beranda yang dapat difungsikan sebagai ruang santai, berkumpul, dan
berteduh. Ruang ini di desain memiliki atap yang tembus pandang namun tetap dapat melindungi
ruang di bawahnya dari hujan. Di atap tersebut juga diberikan tanaman sebagai penyaring cahaya
yang masuk agar tidak terlalu terik namun tetap dapat memenuhi kebutuhan cahaya aktifitas
ruangan tersebut.
Pada objek B merupakan salah satu hunian yang tanggap terhadap iklim
tropis. Bangunan tersebut terletak di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Bangunan tersebut dibangun di atas lahan seluas 150 meter persegi. Tapak
mendapatkan terkena sinar langsung dari matahari ketika di pagi hari, sehingga
pada bangunan diberi perpanjangan atap untuk mengurangi panas matahari saat di
pagi hari. Dan juga, pada tapak diberi vegetasi untuk mengontrol terhadap
erosi pada tapak dan juga untuk mengurangi kebisingan karena tapak berada di
pinggir jalan.
A. Pencahayaan
B. Penghawaan
C. Pengendalian Kebisingan
Aspek Ruang :
Ruang yang ada di dalam bangunan hunian rumah tinggal harus dapat menampung segala
aktivitas yang ada di dalamnya senyaman mungkin. Selain memperhatikan aktivitas, arsitek
juga harus memperhatikan kondisi Iklim di sekitar bangunan tersebut agar dapat merancang
ruang yang tanggap iklim sehingga pengguna di dalam nya dapat melakukan aktivitas dengan
bebas.
Aspek Tapak :
Tapak di bangunan hunian rumah tinggal berada di pinggir jalan sehingga dapat
menimbulkan kebisingan. Hal ini dapat diataasi dengan menambahkan vegetasi pada bagian
tersebut untuk mengurangi kebising serta mengontrol erosi pada tapak.
Aspek Bangunan:
Salah satu aspek bangunan hunian adalah adanya ketersediaan listrik. Namun
selain menggunakan listrik, pencahayaan pada rumah hunian ini juga memanfaatkan
cahaya matahari, khususnya pada siang hari, dapat dilihat dari adanya bukaan dan
skylight. Bukaan yang ada pada ruangan utama juga bermanfaat sebagai jalan
pertukaran udara, sehingga kelembabannya terjamin. Posisi ruang utama yang berada
di bagian belakang rumah dapat mengurangi kebisingan dari jalanan yang berada di
depan rumah.
Rahman, Fasi Ur._____. Standard Size of Rooms in Residential Building and their Locations.
https://theconstructor.org/building/size-room-location-building/13269/ (diakses 22 September
2020, pukul 12.27 WIB)
Suratsetja, Irawan. 2007. FUNGSI, RUANG, BENTUK DAN EKSPRESI DALAM ARSITEKTUR.
FPTK UPI.