Arsitektur organik adalah suatu filosofi arsitektur yang mempromosikan keselarasan antara
tempat tinggal manusia dan dunia alam. Harmoni tersebut dicapai dengan menerapkan desain
yang sesuai dan terintegrasi dengan sebuah situs, sehingga bangunan, perabotan, dan
lingkungan menghasilkan sebuah komposisi yang terpadu dan saling berkesinambungan.
Organic Architecture
“The solution of every problem is contained within itself. Its plan, form and
character are determined by the nature of the site, the nature of the materials used,
the nature of the system using them, the nature of the life concerned and the
purpose of the building itself.”
Frank Lloyd Wright (1867-1959)
Arsitektur Organik adalah sebuah pendekatan perancangan arsitektur yang
diaplikasikan sebagian atau keseluruhan pada bangunan, yang konsepnya berakar
pada bentuk-bentuk atau prinsip-prinsip alam. Arsitektur Organik memperhatikan
lingkungan dan harmoni dengan tapaknya. Pelopor-pelopor arsitektur organik
antara lain Frank Lloyd Wright, Antonio Gaudi, dan Rudolf Steiner,
menggambarkan inspirasi prinsip-prinsip organic dengan caranya masing-masing
yang sering kali kesan organic yang dimunculkan mengantarkan pada bentuk-
bentuk bebas dan ekspresif.
1. Building as nature, bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan
inspirasi dari arsitektur organik.
3. Form Follows Flow, Arsitektur organik harus mengikuti aliran energi alam
sekitarnya secara dinamis. Alam dalam hal ini dapat berupa kekuatan struktural,
angin, panas dan arus air, energi bumi, dan medan magnet.
5. Of the hill, idealnya dalam suatu bangunan organik akan terlihat tumbuh dan
terlihat unik dalam sebuah lokasi. Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan
menjadi tantangan bagi arsitektur organik untuk memberikan solusi tak terduga
dan imajinatif.
6. Of the materials, bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang
dipilih. Arsitektur organik selalu memiliki material baru dan terkadang
menggunakan material yang tidak biasa di tempat yang tidak biasa.
Merujuk pada konsep arsitektur organik yang terinspirasi atau dekat dengan alam,
bangunan ini didirikan langsung di atas air terjun yang curam pada sebuah
pedesaan. Frank Lloyd Wright menggunakan air dinamis dalam bentuk air terjun
yang membuat bangunan tersebut seolah melayang dengan dominasi material
alam.
Bagian bangunan yang terkesan melayang dan menjorok ke air terjun adalah ruang
keluarga. Air terjun tersebut menjadikan musik alami yang dapat terdengar
diseluruh ruangan rumah.
Batuan alam digunakan pada interior bangunan seperti lantai dan dinding,
sedangkan kayu digunakan untuk perabot seperti kursi dan meja. Falling Water
mengikuti bagaimana kondisi alam, dimana struktur bangunan dirancang
disesuaikan dengan keadaan tapak.
Building as nature, bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi dari
arsitektur organik.Bentuk-bentuk organism dan struktur suatu organism dapat menjadi konsep
dan gagasan yang tidak ada akhirnya dalam desain arsitektur organik.
Continous present, suatu karakteristik khusus dari desain arsitektur organik adalah bahwa
arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang terus berlanjut, dimana tidak pernah
berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis yang selalu berkembang mengikuti zaman namun
tetap membawa unsur keaslian dan kesegaran dalam sebuah desain.
Form Follows Flow, bentuk bangunan sebaiknya diciptakan mengikuti aliran energi alam.
Arsitektur organik harus menyesuaikan dengan alam sekitarnya secara dinamis dan bukan
melawan alam. Alam dalam hal ini dapat berupa kekuatan struktural, angin, panas dan arus air,
energii bumi, danmedan magnet, seperti halnya tubuh manusia yang sulit dipisahkan dari pikiran
dan jiwa.
Of the people, desain organik menempatkan penekanan khusus pada pengembangan suatu
hubungan yang kreatif dan sensitive dengan para pemakai bangunan. Perancangan bentuk dan
struktur bangunan, didesain berdasarkan kebutuhan pemakai bangunan. Perancangan untuk
kenyamanan pemakai bangunan juga sangat penting.
Of the hill, Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa hubungan suatu bangunan dengan lokasinya
akan lebih baik jika dinyatakan dengan ‘of the hill’. dibandingkan dengan ‘on the hill’. Idealnya
dalam suatu bangunan organik akan terlihat tumbuh dan terlihat unik dalam sebuah lokasi.
Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjadi tantangan bagi arsitektur organik untuk
memberikan solusi tak terduga dan imajinatif. Dalam lingkup perkotaan, konteks bangunan yang
sering dibangun adalah desain orthogonal dan konvensional. Desain bangunan tersebut cocok di
perkotaan namun tidak cocok untuk daerah yang masih alami. Dalam hal ini untuk desain
arsitektur organik, dalam lokasi manapun, arsitektur organic mengurangi dampak manusia pada
lingkungan alam sekitar.
Of the materials, bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang dipilih. Material
tradisional dari bumi seperti jerami dan kayu digunakan dalam bangunan organik. Arsitektur
organik selalu memiliki material baru dan terkadang menggunakan material yang tidak biasa di
tempat yang tidak biasa. Tetapi, kini kebutuhan akan material digunakan dengan baik dimana
tidak merusak ekologi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien. Hampir semua
arsitektur organik menggunakan material tersebut untuk menggambarkan jiwa dan kualitas
bangunan mereka.
Youthful and unexpected, arsitektur organik biasanya memiliki karakter yang sangat individu.
Terkadang arsitektur organik seperti organisasi inkonvensional, profokatif, dan bahkan anti-
kekuasaan. Arsitektur organik dapat terlihat muda, menarik, dan mengandung keceriaan anak-
anak. Desain tersebut kadang-kadang dibuat dengan penuh aksen dan member kejutan yang
tidak terduga.
Living music, arsitektur organik mengandung unsur musik modern, dimana mengandung
keselarasan irama, dari segi struktur dan proporsi bangunan yang tidak simetris. Arsitektur
organik selalu futuristik dan modern.
Istilah “arsitektur organik” itu sendiri diciptakan oleh arsitek Frank Lloyd Wright (1867-1959)
pada sebuah artikel di Architectural Record, agustus 1914 untuk menjelaskan filosofi dari gaya
arsitekturnya.
Frank Lloyd berkata, bahwasanya dia bukanlah arsitek pertama yang meenggunakan gaya
organik, namun dia ingin menjelaskan dirinya sebagai salah satu arsitek dengan gaya arsiektur
organik.
Pada arsitektur organik bentuk bangunan dan tapak adalah satu hal yang terpadu. Sehingga
harus selaras Antara tapak dan bangunan. Meskipun begitu, banyak juga bangunan bergaya organik
yang kontras dengan tapaknya (seperti Falling Water).
1.) Bangunan yang memiliki hubungan dengan tapak, tapak menjadi titik focus utama, bukan
bangunannya (juga lingkungan). Bangunan mengikuti bentuk tapak seolah-olah bangunan tumbuh
seperti pohon di tapak tersebut.
2.) Bahan bangunan digunakan dengan cara yang sederhana sehingga menonjolkan karakter dan
mengoptimalisasikan warna, tekstur, dan kekuatan bangunan. Bahan bangunan tidak dibuat
menyerupai bahan bangunan yang lainnya. Bagaimana bahan bangunan satu dengan yang lainnya
disatukan menjadi ciri arsitekturnya. Wujud asli bangunan tersebut menjadi ekspresi. Dan tidak
banyak menggunakan varian bahan bangunan.
3.) Bangunan memiliki efek melindungi, dan membuat pengguna tetap merasa terlindung, dan tidak
terekpos.
4.) Ruangan tidak tergabung dalam sebuah kotak, namun terpisah baik secara horizontal maupun
vertical mengikuti bentuk dan kontur tapak.
6.) Bentuk dari bangunan menggambarkan alam, baik bentuk, warna, pola, tekstur, proporsi, ritme, dan
lain-lain. Arsitektur organic tidak meniru bulat-bulat bentuk alamiah, namun membuat sebuah
bangunan yang peduli terhadap hubungannya dengan alam.
7.) Tidak semua bangunan memiliki ornament, namun apabila ada ornament, ornament tersebut
berkaitan dengan alam.
8.) Perabot banyak yang diciptakan khusus untuk bangunan tersebut karena perabot merupakan bagian
dari desain itu sendiri
Contoh desain
Rumah rancangan Frank Lloyd Wright dinamakan falling water karena gemericik air tidak
pernah berhenti menjadi bagian dari pemasukan unsur alam ke dalam ruang-ruang sebagai musik
alam. Rumah ini menerapkan konsep menyatu dengan alam yang sangat efektif, pada awalnya
rumah ini untuk peristirahatan pribadu tetapi kemudian hingga saat ini dibuka untuk umum. Rumah
ini menjorok dan melayang di atas air terjun bernama Bear Run.
Unsur vertikal dibenuk oleh dinding-dinding dilapis oleh pecahan batu karang, menyatu
dengan lingkungan yang juga terdiri dari tebing karang, menjadi tumpuan dari bidang-dibang datar
melayang.
Unsur struktur organik terlihat jelas pada konstruksi menara ini, terdiri dari inti atau core yang
menjadi struktur utama di tengah badan, juga menjadi tempat saluran-saluran mekanikal, elektrikal,
dan elevator. Bagian ini identik dengan batang pohon, yang selain menjadi penyangga menjadi
penyuplai bahan-bahan dari tanah ke seluruh bagian.
Tidak hanya mengidentikkan bangunan sebagai orgnisme hidup, pada prinsipnya konsep
organisme Wright adalah bahwa bangunan sama dengan mesin, yaitu untuk kegiatan tertentu.
Wright menghindari sudut 90° sehingga menggunakan sudut-sudut runcing dan tumpul.
3.) Johnson Wax Building, Wisconsin (1936-1939)
Oleh Frank Lloyd Wright
Karya Wright yang lainnya yang mendapat inspirasi dari alam adalah Johnson Wax Building,
di Racine Wisconsin. Sama seperti Price Tower pada menara dalam kompleks Johnson ini struktur
utama terdapat dalam core yang didalamnya terdapat saluran mekanikal elektrikal, termasuk
elevator.
Struktur utama pada bangunan ini menyebabkan bangunan ini bebas dari kolom-kolom.
Sehingga bangunan ini terlihat ringan, karena dinding dari kaca memperlihatkan struktur tanpa
kolom.
Bagian horizonal dari bangunan ini terdiri dari dua lantai dan terdiri hanya
dari mezzanine. Bagian ini mendapa inspirasi dari cendawan sehingga disebut sebgai Struktur
Cendawan, ruangan tidak lagi membutuhkan balok.
Kesimpulan
Dari gambaran-gambaran diatas, arsitektur organik yang dipopulerkan oleh Frank Lloyd
Wright adalah arsitektur yang terinspirasi dari alam, dan tapak menjadi elemen penting dalam
mendesain bangunan, karena bangunan seolah-oleh tumbuh di tapak.
Arsitektur Organik
Arsitektur Organik itu memusatkan perhatian pada hubungan antara bagian-bagian bangunan dan
lingkungannya.
Ahli teori David Pearson mengusulkan daftar aturan organis perancangan arsitektur organik,
yang dikenal sebagai Piagam Gaia untuk Arsitektur dan Desain Organik. Isi aturannya yaitu:
Fallingwater adalah rumah yang didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935
di barat daya pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh. Berusaha menghadirkan
sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam.Pemilihan lahan dan bahan
bangunan secara apik menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar. Bahan
bangunan (finishing) diambil dari quarry di sekitar lokasi dengan eksplotasi yang bijak. Pemilihan
struktur yang didominasi sistem cantilever (overhang) berbahan utama beton bertulang secara
sepintas tampak biasa saja, namun kalau dilihat lebih detail menunjukkan bahwa Falling Water
dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail.
Awalnya bangunan ini adalah rumah peristirahatan yang digunakan Edgar Kaufmann dan
keluarganya pada waktu liburan tiba. Edgar yang sangat mengagumi kehidupan alam
akhirnya meminta bantuan kepada Frank Lloyd Wright untuk membuat sebuah rumah diatas
sebuah sungai yang memiliki air terjun kecil.
Kekaguman Wright pada arsitektur jepang memberinya inspirasi untuk membuat rumah ini,
seperti proyek-proyek beliau yang lainnya. seperti pada arsitektur Jepang, Beliau ingin
membuat harmoni antara manusia dengan alam, dan integrasinya pada rumah dengan air
terjun itu sukses ia lakukan.
Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada tahun 1991,
American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling Water adalah “The Best all-time
work American architecture”. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya
sebagai “Place of a Lifetime”.
Location : Mill Run , Pennsylvania
Sang Arsitek
Frank Lloyd Wright(1867-1959), dikenal karena keberadaannya sebagai arsitek yang mendunia
akibat
pengaruhnya yang sangat besar terhadap ranah arsitektur dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat
dari
keberadaan karyanya yang hampir tersebar di 37 negara/ lokasi, diantaranya di Irak, Jepang,
Kanada,
Mesir, Inggris selain di Amerika sendiri tentunya. Fallingwater yang didesain tahun 1936-lah
menjadi
suatu desain yang paling populer karena mempunyai relevansi yang jelas dan sangat terasa
dengan
konsep arsitektur organiknya. Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang keluarga
yang
menjorok dan melayang di puncak air terjun. Suara gemercik air yang berasal dari aliran air
sungai di
bukit Bear Run senantiasa jadi musik alami yang terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan
yang
kemudian terkenal dengan nama "Falling Water" itu dianggap sebagai adikarya Wright.
Frank Lloyd Wright, adalah sang arsitek fenomenal yang telah menghadirkan karya spektakuler
rumah
peristirahatan bagi keluarga Edgar J. Kaufmann, pemilik sebuah Department Store dari
Pittsburg, pada
tahun 1935-1939. Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga
Kaufmann Jr.
diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk dijadikan museum sebagai
penghargaan
atas karya arsitektur F.L. Wright.Hampir enam juta orang telah mengunjungi rumah tersebut
pada Januari
2008. Meskipun lokasinya terpencil di Pennsylvania (2 jam berkendara dari Pittsburgh), tercatat
lebih dari
120.000 pengunjung setiap tahun
Pada dasarnya arsitektur organik juga merupakan desain literal dari setiap
elemen bangunan: Dari jendela, ke lantai, hingga elemen kursi yang
dimaksudkan untuk mengisi ruang. Semuanya berhubungan satu sama lain,
mencerminkan sistem simbiotik alam.
Salah satu arsitek pelopornya yaitu Frank Lloyd Wright. Wright sejak awal
perancangan, dipandang sebagai media dari berbagai intensitas kegiatan,
mempunyai karakter psikologis, nilai dan bertujuan mengangkat harkat
aktivitas manusia.