Anda di halaman 1dari 3

extending sensibilities through design

PENDAHULUAN SELASAR
Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan SUNARYO
sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung. Arsitektur tidak terlepas dari art space
keadaan masyarakat yang menciptakannya maupun keadaan lingkungan yang
mempengaruhinya. Sehingga lazimnya arsitektur tumbuh mencerminkan masyarakat
dan lingkungan pembentuknya.
Kajian kritik arsitektur menjadi topik yang selalu hangat untuk
DESKRIPSI OBJEK
diperbincangkan seiring dengan perkembangan arsitektur hingga saat ini. Kritikus Location : Lereng Bukit Dago Owner : Sunaryo
arsitektur mencakup kaum profesi maupun amatir yang secara teratur memberikan Project Area :1000m2 from 5000m2 Time Project :1993-1997
pendapat atau menginterpretasikan melalui pengamatan terhadap suatu karya
SE arsitektur. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi suatu karya arsitektur ditinjau dari
sudut pandang kritikus sesuai dengan metode-metode kritik yang telah dirumuskan.
LASAR Dalam pembahasan ini saya selaku penulis akan mengkaji salah satu karya
SUNAR arsitek Dr. Ir. Baskoro Tedjo, MSEB yaitu Selasar Sunaryo berdasarkan metode kritik
YO normatif. Berikut ulasannya, semoga bermanfaat.-fdyhrb

-BASKORO TEDJO-
Pria kelahiran semarang, 30 november Bangunan ini merupakan ruang seni Semua jenis kegiatan di SSAS,
unik yang menawarkan kegiatan seni dan mencakup program anak-anak, konser musik,
1956 ini menyelesaikan pendidikan sarjana arsitektur budaya kepada seluruh masyarakat. pementasan tetaer, pemutaran film, pembacaan
di Program Studi Arsitektur ITB, master of science Rancangannya mencakup massa utama dan massa karya sastra, ceramah dan berbagai aktivitas
sekunder. Massa utama berfungsi sebagai area lainnya, didukung dengan berbagai fasilitas
pada bidang Environment & Behavior di Politechnic pameran, dan massa sekunder untuk pameran diantaranya ‘Pustaka Selasar’ sebagai pusat
University of New York dan mendapatkan gelar Ph.D temporer, selain itu masih ada fungsi-fungsi lain data, penelitian dan dokumentasi untuk seni
sebagai penunjang. rupa di Indonesia, terbuka dan dapat diakses
di Department of Architecture, Osaka University.
Istilah 'selasar' yang berarti 'beranda', oleh masyarakat umum, ‘Venue Rental’ seperti
Pada Program Studi Sarjana Arsitektur ITB menjadi mencerminkan konsep desain, yaitu ruang ‘Ampitheater’, ‘Bambu House’, ‘Bale Handap’
penanggung-jawab kuliah Desain Visual dan Prilaku terbuka yang menyambut semua orang. dan yang biasanya digunakan sebagai ruang
dapat memberikan pengalaman seni dalam diskusi, pertunjukan dan pemutaran film, ‘Kopi
Lingkungan. Pada Program Studi Magister Arsitektur
setting unik. Karya seni dalam koleksi tersebut Selasar’ sebagai servis makanan dan minuman
menjadi pengampu Studio Perancangan Arsitektur mencerminkan berbagai tema dan tren Seni bagi pengunjung serta ‘Cinderamata’ Selasar
dan pembimbing serta penguji tesis desain dan juga Indonesia. Koleksi Permanen mencakup karya meliputi toko galeri dan saham berbagai
seniman senior Indonesia dan karya seniman eksklusif reproduksi seni, kartu, poster pameran
tesis riset.
kontemporer dan baru. dan kerajinan.
Topik-topik riset yang diminati tentang perancangan arsitektur, pendekatan prilaku Sebagai pusat kebudayaan, SSAS Sejak selesai dibangun pada 1997,
pada perancangan dan arsitektur monumental. Selain mengajar di kampus, juga (Selasar Sunaryo Art Space) SSAS mendapat respon tinggi dari masyarakat
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang Bandung. Bahkan juga dari luar kota dan warga
aktif di praktek profesi. Terkenal di kalangan praktisi, akademisi dan mahasiswa berhubungan dengan disiplin-disiplin seni lain mancanegara. Tidak hanya itu. Gedung ini juga
arsitektur di Indonesia karena mendapatkan penghargaan IAI (IAI Award 2002, seperti desain, kriya, seni pertunjukan, sastra, meraih IAI Award 2002 untuk kategori
Selasar Sunaryo Art Space), memenangkan sayembara-sayembara bergengsi arsitektur, dan lain sebagainya. Selain bangunan publik dan budaya. Sempat pula
memajang koleksi permanen, SSAS juga menjadi nominator Aga Khan Award 2005 –
tingkat nasional dan sering diundang sebagai pengisi kuliah tamu dan pembicara menyelenggarakan pameran-pameran tunggal
dalam seminar-seminar arsitektur.
ajang penghargaan international karya arsitek.
atau bersama yang menampilkan karya-karya
para seniman muda dan senior, dari Indonesia
maupun mancanegara.
KRITIK NORMATIF
K ritik normatif ini mempunyai standar
nilai berupa; doktrin,sistem,tipe atau ukuran.
doktrin bisa jadi sebgai pujian atau TENTANG PENULIS
sebaliknya,sedangkan sistem bisa menyangkut
lebih luas pemaknaannya karena ada saling
sangkut paut antara komponen yang satu dengan
PEMBAHASAN

S
komponen yang lain.
elasar Sunaryo merupakan suatu produk arsitektur

F
yang pantas diapresiasi, sebagai desain yang dibuat
dengan mewadahi karakter sang pemilik dan
penyesuaian kondisi alam yang konsisten mempertahankan adiyah Rafida Balqis, lahir di Lumajang, 15
kealamiannya menjadi karakter tersendiri bagi karya ini. Desember 1997. Memiliki nama panggilan
Ruang-ruang yang dibuat geometris, dan tatanan lansekap Fada dan hobi menulis serta menggambar sejak
diselaraskan dengan alam setempat. Ada tanaman bambu, usia sekolah dasar. Penulis telah menempuh
air dan terasering sawah yang menjadi gagasan bentuk
KAJIAN amphitheater. Hal ini tentunya memberikan pengalaman seni pendidikan formal di SD Muhammadiyah 1 Jember,
KRITIK tersendiri terhadap ciptaan ruang-ruang yang unik. SMP Muhammadiyah 1 Jember, MAN Lumajang, dan
Dr. Ir. Baskoro Tedjo, MSEB. adalah salah satu saat ini tengah menempuh pendidikan S1 Teknik
ARSI arsitek senior Indonesia yang peka terhadap isu lingkungan, Arsitektur di UIN Malang. Anda dapat mengunjungi
dan berusaha mewujudkan eko-arsitektur dalam karya- blog-nya di fadiyahrbalqis.blogspot.com /
TEKTUR karyanya. Eko-desain dalam kerangka berpikir dipandang
@fadiyahrbalqis. Terimakasih!
sebagai desain yang responsif terhadap semua perilaku dan
fenomena alam. Dalam salah satu karyanya yaitu SSAS ini
memiliki fokus terapan eko-interior pada aspek organisasi
ruang, pemilihan material, sistem pencahayaan, sistem
penghawaan, sanitasi air, emisi elektromagnetik, dan
manajemen sampah Di SSAS yang secara pendekatan
ekologis telah dikonsep dan menjadi fokus sejak awal.
Berikut 8 aspek penilaian eko-desain dalam eko-arsitektur dan ekointerior pada SSAS:
Pertama, dalam hal organisasi ruang, orientasi terhadap arah edar matahari sebagai sisi penentu ruang dan
pengelompokan ruang. Kedua, Pemilihan material alam pada lantai, dinding, plafon dan perabot yang
diaplikasikan tanpa detail. Ketiga, siang hari memanfaatkan cahaya alami dan malam hari tidak ada
penggunaan lampu kecuali ada event khusus. Keempat, siang dan malam hari total menggunakan
penghawaan alami. Kelima, sumber air menggunakan sumur bor dan menyediakan 9 sumur resapan bagi
ketersediaan air secara mandiri. Keenam, site hijau dan konsep bangunan terbuka, penyediaan ventilasi udara
yang cukup, serta lokasi jauh dari sumber polusi. Ketujuh, penggunaan finishing dan bahan pembersih yang
aman bagi lingkungan. Kedelapan, menggunakan pengaman listrik ground dan sudah ada upaya efisiensi
energi. Kesembilan, efisiensi pemakaian kertas, pemilahan jenis sampah, pengolahan sampah basah menjadi
kompos. Dan yang terakhir, walaupun tingkat kelembaban udara di SSAS menjadi permasalahan karena
menimbulkan resiko jamur pada karya seni yang disimpan. Hal ini teratasi dengan sirkulasi udara ruangan
yang baik dibantu dengan penggunaan alat dehumidifier.

Anda mungkin juga menyukai