Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KARYA TUIS ILMIA

MATA KULIAH ARSITEKTUR POST MODERN

MATERI SUB TEMA ARSITEKTUR SEBAGAI DUNIA PROFESI

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH

Ir. PILIPUS JERAMAN, MT

DISUSUN OLEH

FREDIWANTO TENA BOLO (22120075)


A. Spirit utama dari kehadiran arsitektur modern adalah untuk mengakhiri dominasi
seni (estetika) dalam menghadirkan karya arsitektur yang berkembang sejak masa
arsitektur klasik Yunani dan Romawi hingga arsitektur Barok dan Rokoko. Dampak
dari semangat ini, maka muncul kemudian dotkrin yang mengedepankan prinsip anti
sejarah (putusnya hubungan dengan arsitektur pra modern) dan anti ornamen.
Buktikan bahwa antara doktrin anti sejarah dan anti ornamen tersebut dengan
praktek arsitek dalam berarsitektur, khususnya pada masa arsitektur modern eklektik
dan awal modern cenderung kontradiktif. Lengkapi jawaban saudara dengan
sketsa/gambar yang relevan dengan analisis saudara.

dengan praktek arsitek dalam berarsitektur, khususnya pada masa arsitektur

modern eklektik dan awal modern cenderung kontradiktif.

Maksud dari anti ornamen dalam arsitektur modern eklektik dan awal modern

yaitu ornamen-ornamennya berbeda dari bangunan tradisional yang

menggunakan banyak ornamen, motif dan dekorasi, justru arsitektur modern

menggunakan sedikit ornamen saja. Arsitektur ini menganggap bahwa

ornamen bukan bagian yang penting dalam desain modernis. Buka berarti

anti ornamen tapi masih menggunakan ornamen hanya saja ornamen yang

digunakan tidak sebanyak ornamen yang ada pada bangunan tradisional.

Gambar 1
Gambar 1 merupakan contoh bangunan arsitektur dengan gaya eklektik.

Arsitektur modern perkembangannya dimulai dengan eklektik.

Gambar 2 merupakan contoh arsitektur modern

Sama seperti arsitektur eklektik arsitektur modern juga tidak terlalu banyak

ornamen atau nyaris tidak terdapat ornamen dalam kedua jenis arsitektur

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1 dan gambar 2, dimana tidak

ditemukan adanya ornamen dalam kedua bangunan tersebut. Keduanya

kelihatan polos tanpa ornamen. Berbeda dengan dengan arsitektur-arsitektur

lainnya yang berkembang sejak masa arsitektur klasik Yunani dan Romawi

hingga arsitektur Barok dan Rokoko dimana ditemukan banyaknya ornamen

pada bangunan arsitektur tersebut. Salah satu contohnya arsitektur Yunani ornamen

pada bangunan arsitektur tersebut. Salah satu contohnya arsitektur Yunani


Gambar 3 Gambar 4

Seperti yang terlihat pada gambar 3 dan 4, arsitektur Yunani menggunakan

ornamen untuk memperindah bangunan. Gambar diatas merupakan contoh

ornamen yang terdapat pada pilar bangunan arsitektur Yunani.Kedua gambar diatas
yang membedakan arsitektur eklektik dan awal modern

dengan arsitektur lainnya (disini saya mengambil contoh arsitektur Yunani).

Pada gambar 5 tidak terdapat ornamen yang menandakan bahwa bangunan Gambar
5 dan gambar 6

ini merupakan contoh bangunan arsitektur eklektik dan awal modern berbeda
dengan gambar 6 yang terdapat banyak ornamen pada pilar bangunan yang

mendahkan bahwa bangunan ini bukan termasuk arsitektur eklektik dan awal

modern.Maksud dari anti sejarah dari arsitektur modern eklektik dan awal modern

yaitu Arsitektur modern merupakan Hasil pemikiran baru mengenai pandangan

hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan pada bangunan.

Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam
pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan

hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi

dan segala bentuk pranatanya. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan

estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Gambar 7. Contoh arsitektur modern

Arsitektur modern mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus

segala macam ornamen. Dimana bangunan yang dihasilkan merupakan hasil

pemikiran arsitek yang mendesain tanpa adanya aturan atau syarat yang

harus dipenuhi dalam membuat bangunan tersebut.


Berbeda dengan arsitektur sebelumnya yaitu arsitektur klasik Yunani dan

Romawi hingga arsitektur Barok dan Rokoko dimana bangunan yang

dihasilkan memiliki makna yang berkaitan dengan sejarah yang dimana

memiliki artinya masing-masing.

Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur

Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke

dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama

memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan

pantas menurut selera dan status sosio-ekonomi mereka.

Gambar 8. Contoh arsitektur eklektik

Gambar 8 merupakan contoh bangunan arsitektur eklektik. Yang dimana

bangunannya banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux-Arts, khususnya dalam

pengambilan unsure-unsur Renaisans dan Barok. Terlihat pada ornamen dan

bentuk dekorasi yang bermodel klasik Barok hampir memenuhi semua bagian

bangunan. Arsiteknya memadukan unsur-unsur Renaisans dan Barok untuk

memperindah bangunan tanpa adanya aturan sejarah yang mengikat.


Seorang arsitek bebas memadukan unsur-unsur yang ada.

Pada dasarnya arsitektur awal modern dan arsitektur modern eklektik bebas

menentukan gaya desain seperti apa yang dihasilkan tanpa adanya aturan

sejarah yang mengikat. Bedahnya bangunan arsitektur awal modern lebih

mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam

ornamen sehingga bangunan yang dihasilkan terlihat polos tanpa adanya

ornamen. Sedangkan arsitektur modern eklektik memadukan unsur-unsur

atau gaya ke dalam bentuk tersendiri dimana pada arsitektur modern eklektik

masih menggunakan ornamen-ornamen pada bangunan yang dihasilkan.

B. Berikan argumentasi saudara mengenai latar belakang yang menjadi faktor


pendorong munculnya arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dan arsitektur Neo
Klasik, Lengkapi penjelasan saudara dengan ilustrasi yang relevan.

 latar belakang yang menjadi faktor pendorong munculnya arsitektur Kolonial


Belanda di Indonesia adalah masuknya penjajahan di Indonesia yaitu colonial
belanda dengan di ikuti pembangunan seperti benteng, tempat tinggal, tempat
ibadah dan infastruktur lainnya, arsitektur colonial belalnda di pengaruhi oleh
dua budaya yaitu budaya timur dan budaya barat, pada masa penjajahan di
Indonesia itulah colonial belanda mengembangkan arsitekturnya dari barat yang
di pengaruhi oleh arsitektur yunani dan romawi

Gambar di ataas merupakn bangunan peninggalan colonial belanda di Jakarta.


 latar belakang yang menjadi faktor pendorong munculnya arsitektur neo klasik
adalah gaya arsitektur yang di hasilkan oleh gerakan neo klasik yang di mulai
pada abad pertengahan abad 18. Gaya ini mengadopsi gaya dari arsitektur klasik
kuno, prinsip-prinsip vitruvian, dan karya arsitektur italia andrea palladio. Di
eropa tengadan timur, gaya ini biasanya di sebut sebagai klasisisme (dalam
bahasa jerman klassizismus). Neo klasik muncul sebagai keinginan untuk kembali
merasakan (kemurnian) dari seni romawi dan yunani kuno, dengan persepsi
yang lebih jelas dan ideal.
Arsitektur neo klasik merupakan reaksi terhadat gaya arsitektur rococo dan
baroque. Banyaknya penemuan dari peninggalan arsitektur yunani dan romawi
juga memicu munculnya gaya arsitektur neo klasik.

Gambar di atas merupakan arsitektur neo klasik.


C. Buktikan bahwa baik arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia maupun arsitektur Neo
Klasik merupakan kelanjutan dari arsitektur Klasik Yunani dan Romawi. Argumentasi
pembuktian saudara harus dapat menjelaskan pengubahan yang dilakukan oleh
ketiga arsitektur tersebut terhadap arsitektur Yunani dan Romawi. Lengkapi pula
argumentasi saudara dengan sketsa/gambar yang menjelaskan karakter ketiga
arsitektur tersebut, baik yang serupa maupun yang berbeda dengan arsitektur
Yunani dan Romawi.

Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma
arsitektur klasik, yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun silam. Pada
masa inilah timbul dan berkembang bentuk arsitektur mengikuti pola pikir eklektik,
menyebar keseluruh dunia bersamaan dengan penjelajahan dan penaklukan orang
Eropa keseluruh dunia dalam masa Kolonial dan Pascakolonial. Eklektik artinya
memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran
memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri.

Berdasarkan arti katanya maka Eklektisme dalam arsitektur sudah ada sejak lama
misalnya pada zaman Renaissance di mana elemen-elemen Romawi (kolom,
ornamen, dan lain-lain) digabung dan ditambah dengan unsur-unsur, kaidah dan
bentuk baru. Demikian juga arsitektur Romawi telah mengambil unsur-unsur Yunani
digabung dan dikembangkan menjadi bentuk Baru. Eklektisme terlihat sebagai gejala
pencampuran budaya sebagai akibat letak geografis.
Arsitektur Post-Renaissance berlangsung dari abad XVI hingga XIX, dimana mulai
terjadi pencampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada sebelumnya seperti:
Yunani, Romawi, Mediaeval, Romanesque, Gotik (Gothic). Gejala ini menandai
adanya perubahan besar dalam arsitektur, yang tadinya selama berabad-abad
didominasi oleh gaya klasik murni. Pencampuran terjadi selain karena perubahan
dalam kebudayaan, pola pikir juga karena telah lebih banyak pilihan bentuk,
sehingga masa itu sering disebut sebagai zaman Neo-Klasik. Periode ini terjadi pada
abad XVIII dan XIX. Lalu kecenderungan ini berkelanjutan pada zaman Eklektisme
akhir abad XIX dan awal abad XX.

Neo Klasik berkembang meluas di beberapa Negara, dan beradaptasi dengan letak
geografis serta kebudayaan setempat. Gaya arsitektur yang berkembang pada
periode Neo Klasik itu sendiri, yaitu :

Empire Style (Perancis)

Regency Style (Inggris)

 Colonial Style (Amerika)

 Federal Style(Amerika)

 Gothic Revival Style (Inggris & Amerika)


Sejarah dunia memasuki masa kolonialisme yaitu pada abad XVII. Bersamaan
dengan datangnya orang-orang Belanda dan penerapan politik kolonial maka
budaya modern termasuk arsitektur mulai berkembang di Indonesia. Masa
kolonialisme di Indonesia juga dimulai dari abad XVII hingga pertengahan abad
XX, tepatnya tahun 1945 atau tahun Proklamasi Kemerdekaan.

Pada abad XVIII di mana kedudukan Belanda di Indonesia dapat dikatakan sudah
mantap, pembangunan gedung-gedung masih cenderung berciri Eropa, sedikit
atau tanpa memasukkan unsur budaya setempat dan aspek tropis. Arsitektur
modern di Indonesia pada abad XIX juga diwarnai oleh kebangkitan kembali gaya
klasik Dalam masa ini arsitektur Neo Klasik dan Eklektisme banyak diterapkan
terutama untuk bangunan penting bagi orang-orang Belanda seperti misalnya
gereja.

Gaya arsitektur ini lebih memperhatikan konteks iklim dan lingkungan, hal ini sangat
dipengaruhi oleh pemikiran mengenai bangunan kolonial Belanda di Indonesia.
Yang dikemukakan oleh H.P. Berlage. Dengan ciri umum serambi muka
menggunakan kolom klasik dengan mahkota / gavel yang ditopangnya, denah
simetris dengan ruang utama berada di tengah, dinding tebal berkesan masif dan
kokoh, konstruksi atap perisai / pelana, jumlah lantai 1 hingga 2 lantai, dan
penggunaan lahan yang luas dengan bangunan sebagai fokusnya. Selama abad
19, gaya arsitektur ini juga berkembang pada rumah-rumah orang Belanda yang
disebut Landhuis / Indische Woonhuis, yang kemudian gaya tersebut berkembang
menjadi tipe setiap rumah tinggal di Hindia Belanda pada masa itu.

Ciri-ciri Khas Gaya Neo Klasik Pada Elemen-elemen Interior Bangunan Menurut buku
“The Element Of Style” , penjelasan mengenai ciriciri khas gaya Neo Klasik pada
elemen-elemen interior bangunan di Eropa, dapat dilihat dari gambar-gambar
berikut ini :

1. Lantai

Pola lantai dengan material marmer dengan plester yang diberi warna. (Regency
Style.1801-1803)
2. Dinding

3. Langit-langit ( ceiling )
4. Jendela

5. Pintu

6. Tangga

Anda mungkin juga menyukai