Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEJARAH 17 APRIL 2020

6 ALIRAN ARSITEKTUR POSTMODERN


CYNTHIA/ 315190067/ KELAS C

1. MACAM MACAM ALIRAN ARSITEKTUR POSTMODERN MENURUT


CHARLES JENCKS

Dalam bukunya yang berjudul Evolutionary Tree, Charles Jencks menuliskan setidaknya ada
6 aliran arsitektur postmodern, yaitu : Historicism, Straight Revivalism, Neo Vernacular,
Contextualism (Urbanist & Ad Hoc), Metaphor and Metaphysics, dan Postmodern Space.
Berikut penjelasan 3 dari 6 aliran tersebut :

a. Aliran Historicism

Sesuai namanya yaitu historicism/history/sejarah, aliran ini tercipta karena kerinduan


yang dalam terhadap gaya arsitektur klasik. Ciri bangunannya yaitu dihiasi
dengan berbagai dekorasi elemen klasik yang digabungkan dengan gaya
modern. Elemen tersebut dapat berupa kolom bercorak ionic, doric, dan corinthian,
yang dibuat dengan gaya serta teknologi yang lebih modern serta mempertimbangkan
unsur sejarah terhadap proporsi, bentuk, warna, maupun bahan yang digunakan.

Contoh bangunan :

Louvre Museum/ Ieoh Ming Pei

Mengambil nilai sejarah dari bentuk piramida di Mesir. Piramida Mesir menggunakan bahan
material batu yang berat masif dan tertutup. Sementara bangunan ini memiliki penyelesaian
yang berbeda yaitu menggunakan kaca dan rangka baja.
Pacific Tower/ Kisho Kurokawa

Mengambil nilai sejarah Jepang yang terinspirasi dari Chu Mon yaitu gerbang simbolik dari
pintu masuk ruang minum teh di negara Jepang. Dalam bangunan ini yang ditonjolkan adalah
bentuk yang bermakna, daripada hanya memikirkan efisiensi fungsi dari bentuk tersebut.

b. Aliran Metaphor dan Metaphysics


Gaya ini berusaha menggunakan ungkapan/kiasan bentuk yang diwujudkan dalam
bangunan menggunakan gaya gaya yang lebih ekspresif dengan harapan akan
menimbulkan suatu tanggapan dari orang yang menikmati,mengamati, atau memakai
karyanya. Gaya ini memungkinkan kita melihat karya arsitektur dari sudut pandang
yang lain, sehingga kita memiliki interpretasi/pengertian sendiri tentang karya
tersebut.

Contoh bangunan :

EX Plaza Indonesia/ Budiman Hendropurnomo


(Metafora Abstrak)
Menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan
menjadi gubahan massa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil,
kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.

Sheepdog Building/ New Zealand


(Metafora Konkrit)
Bangunan ini sangat menyerupai kepala seekor anjing, dapat kita lihat bentuk
bangunannya dari luar. Seperti bentuk muka, hidung, telinga, lidah, mulut, dll, sangat
menyerupai dengan bentuk kepala anjing yang sebenarnya.

c. Aliran Contextualism
Mengacu/menyesuaikan pada kondisi lingkungan di sekitarnya, mengikuti gaya
bangunan sekitar dan menghindari kekacauan design dalam komplek tersebut.

Contoh bangunan :

Victorian House/San Fransisco


Butterfield House/ New York

2. ICONIC DAN IRONIC BUILDING

Menurut Charles Jencks, Iconic building adalah bangunan yang memiliki daya tahan,
mencerminkan dominasi kekuatan, bahkan dapat mengalahkan sebuah monumen. Bangunan
yang ikonik mempengaruhi bagaimana rasa/suasana sebuah kota. Design yang ikonik
biasanya unik dan memiliki nilai simbolik atau sejarahnya sendiri. Sedangkan Ironic building
dalam perkembangan postmodern memiliki ciri adanya self critical sehingga memungkinkan
bangunan tersebut untuk berubah seiring perkembangan waktu. Contoh yang nyata yaitu pada
Piazza d’Italia karya Charles Moore. Dalam karyanya, Moore mengutip elemen-elemen
kebangkitan Italia dan Antiquity Romawi dengan sedikit twist. Ironi muncul ketika pilar-pilar
dalam karyanya ditutupi dengan baja.

3. ALIRAN POSTMODERN YANG PALING DISUKAI

Aliran Postmodern yang paling saya sukai yaitu Metaphor architecture. Dalam Metafora
konkrit, mungkin pengamat/pengguna karya dapat langsung mengetahui dengan jelas bentuk
dari bangunan. Misalnya, Lotus Temple karya Fariborz Sahba yang bentuknya seperti bunga
teratai. Pengamat dapat langsung tahu bahwa bangunan itu mirip teratai. Tetapi berbeda
dengan Metafora abstrak yang berasal dari ide, gagasan, ataupun bentuk, serta Metafora
kompleks yang merupakan gabungan beberapa bentuk.

Gaya metafora ini dapat membuat pengamat/pengguna berimajinasi sendiri terlebih dahulu,
memiliki persepsi sendiri tentang bagaimana mereka melihat bangunan tersebut, sehingga
setiap orang pasti memiliki sudut pandang atau tanggapan yang berbeda-beda dan unik dari
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai