Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MONUMEN NASIONAL DALAM MEMBENTUK CITRA

KOTA JAKARTA

Cynthia1, Faniatus Salma Fitria2, Nabella Khowili3, Mekar Sari Suteja4


1
Program Studi Sarjana Arsitektur Universitas Tarumanagara
Email: agathacynthia01@gmail.com
2
Program Studi Sarjana Arsitektur Universitas Tarumanagara
Email: salmafania80@gmail.com
3
Program Studi Sarjana Arsitektur Universitas Tarumanagara
Email: nabellakhowili@gmail.com
4
Dosen Program Studi Sarjana Arsitektur Universitas Tarumanagara
Email: mekars@untar.ac.id

ABSTRAK
Monumen Nasional atau yang sering disebut sebagai Monas, merupakan sebuah monumen bersejarah bagi Kota
Jakarta karena didirikan untuk memperingati momen kemerdekaan bangsa Indonesia. Proses pembangunannya yang
memakan waktu 14 tahun dan melewati berbagai macam tantangan, akhirnya membuahkan hasil dengan berdirinya
Monas di tanggal 12 Juli 1975. Lewat proses yang panjang, Monas semakin lama berkembang dan dikenal sebagai
landmark pembentuk citra Kota Jakarta. Monas tak hanya dikenal karena bentuknya yang istimewa, melainkan karena
Monas juga merupakan lambang perjuangan dan semangat bangsa yang berkobar-kobar. Citra kota merupakan salah
satu hal penting dalam pembentukan sebuah kota, yang berfungsi untuk memperkuat identitas dan wajah kota sehingga
kota lebih dikenal dan memiliki daya tarik tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen
pembentuk citra kota yang ada pada Monumen Nasional. Berdasarkan teori citra kota menurut Kevin Lynch (1960),
dalam bukunya Image of the City, terdapat lima elemen pembentuk citra kota yaitu path, edges, district, nodes, dan
landmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat elemen-elemen pembentuk citra Kota Jakarta pada Monas
yaitu dua jalur (paths), tiga tepian (edges), tiga kawasan (districts), satu macam titik simpul (node), dan lima penanda
(landmarks). Kelima elemen ini membentuk Monas menjadi satu kesatuan utuh yang berperan besar dan tak dapat
dipisahkan dari Kota Jakarta.

Kata kunci: Monumen Nasional; Citra Kota; Jakarta.

ABSTRACT
The National Monument or mostly referred to as Monas, is a historical monument for the city of Jakarta because it
was built to commemorate the moment of Indonesian independence. Construction process of the National Monument
took 14 years and various kinds of struggles, to finally paid off with the establishment of Monas on 12 July 1975.
Through this long process, Monas has grown and known as a landmark that shapes Jakarta’s city image. Monas is
not only known for its particular form, but because Monas is also a symbol of the national struggle and spirit. Image
of the City is one of the important things to establish a city, which works to strengthen the identity and face of the city
that can make a city better known and has its own charm. This research aims to determine the elements that create
an image of the city in the National Monument. Based on the city image theory by Kevin Lynch (1960), in his book
“Image of the City”, there are five elements that form a city image, namely paths, edges, districts, nodes, and
landmarks. The result from the research showed that there are elements that formed the image of Jakarta city in
Monas, which are two paths, three edges, three districts, one node, and five landmarks. These five elements form
Monas into a whole unity which plays a big role and cannot be separated from Jakarta.

Keywords: National Monument; Image of the City; Jakarta.


1. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Identitas kota Jakarta tak terlepas dari momen bersejarah bangsa Indonesia yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945, yaitu proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia (Sulistyo, 2019). Untuk
memperingati dan mengenang perlawanan serta perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih
kemerdekaannya, didirikanlah Monumen Nasional atau yang biasa disebut Monas
(Wahyuningtyas, 2011). Monas yang telah berdiri kokoh selama 59 tahun telah menjadi salah satu
landmark pembentuk citra kota Jakarta serta menjadi simbol berdirinya pemerintahan negara
Indonesia yang sepenuhnya lepas dari jajahan kolonial (Heston, Masitha, 2015).

Ide pembangunan Monas timbul setelah sembilan tahun kemerdekaan diproklamasikan


(Supriyadi, 2004). Desain akhir Monas merupakan hasil dari rencana arsitek asal Indonesia yaitu
Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono, serta hasil gotong royong dan sumbangan warga
Indonesia (Supriyadi, 2014). Monas pun selesai dibangun serta resmi dibuka pada tanggal 12 Juli
1975, dengan Angka 17, 9, dan 45 telah terpatri pada bangunan Monumen Nasional (Supriyadi,
2004). Lewat Pelataran Cawan berbentuk bujur sangkar yang berukuran 45 x 45 meter dengan
tinggi 17 meter, serta Ruang Museum Sejarah Nasional setinggi 8 meter, menjadi tanda bahwa
hari kemerdekaan adalah momen paling bersejarah bangsa Indonesia (Supriyadi, 2004). Tak hanya
itu, mahkota lidah api yang terdapat di puncak Tugu Monas serta dilapisi lembaran emas juga
menjadi lambang dari patriotisme serta perjuangan bangsa Indonesia yang menyala-nyala dan
tidak akan kunjung padam (Supriyadi, 2004).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan penelitian yaitu bagaimana proses
pembangunan dan perkembangan Monumen Nasional sehingga dapat membentuk citra kota
Jakarta?

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan memaparkan
sejarah pembangunan Monumen Nasional dari tahun 1945 sampai peresmian Monas pada tahun
1975. Disertakan penggunaan teori lima elemen pembentuk citra kota menurut Kevin Lynch dalam
buku Image of the City untuk menganalisa path, edge, district, nodes, dan landmark pada Kawasan
Monumen Nasional.

3. KAJIAN PUSTAKA

Citra Kota
Citra kota merupakan kesan dua arah antara pengamat terhadap suatu kota dikarenakan kota
tersebut memiliki ciri khas maupun bentuk-bentuk yang kuat di dalamnya (Lynch, 1960).
Pandangan dan pendapat masing-masing orang terhadap suatu kota berbeda-beda dan dapat juga
dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial, fungsi, sejarah kota, bahkan nama dari kota tersebut (Lynch,
1960:46). Menurut Kevin Lynch dalam bukunya Image of the City, terdapat lima elemen
pembentuk citra kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), district (kawasan), nodes
(simpul), dan landmark (penanda), yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1. Elemen-Elemen Pembentuk Citra Kota Menurut Kevin Lynch (1960)

No Elemen Penjelasan

1. Path/ jalur Path merupakan elemen paling dominan dan


tempat di mana orang-orang bisa bebas
bergerak (Lynch, 1960: 41). Path
mengarahkan orang untuk bergerak dari satu
tempat ke tempat tujuan mereka, sembari
dapat mengobservasi dan mengamati kota
tersebut (Lynch, 1960:54). Dengan path
yang jelas, tempat-tempat pada kota dapat
menjadi suatu kesatuan yang tertata dan
Gambar 1. Path saling berhubungan (Lynch, 1960:54).
Sumber Gambar: Buku Image of
The City

2. Edges/ tepian Edges merupakan pembatas dua area yang


menata serta mengorganisasi area tersebut
(Lynch, 1960: 41). Area-area disatukan dan
diberi garis tepi/ outline oleh edges yang
dapat berupa fisik seperti pantai, tembok,
pagar, dan sungai, ataupun edges non fisik
yang hanya dapat kita rasakan (Lynch,
1960:41).

Gambar 2. Edges
Sumber Gambar: Buku Image of
The City

3. District/ kawasan District adalah bagian suatu kota yang


dikelompokkan karena memiliki kesamaan
ciri khas, karakter, maupun identitas di
dalamnya (Lynch, 1960:41). District dapat
diidentifikasi karena adanya kesinambungan
di dalamnya, baik dari segi tekstur, material,
warna, bentuk, simbol, jenis bangunan,
kegunaan ruang, tingkat pemeliharaan
tempat, maupun aktivitas yang ada di
dalamnya (Lynch, 1960:67). Edges/ tepian
yang dapat dilihat secara fisik akan lebih
Gambar 3. District mudah membedakan setiap district,
Sumber Gambar: Buku Image of sedangkan edges non fisik membuat kita
The City terkadang sulit membedakan dua district
(Lynch, 1960: 69).
4. Nodes/ simpul Nodes merupakan titik dari sebuah tempat di
mana seseorang akan merasakan perbedaan
saat berada di tempat itu dan di luar dari
tempat tersebut, (Lynch, 1960:41). Nodes
dapat berupa persimpangan jalan atau
pertemuan dari path, tempat kendaraan
umum berhenti, maupun tempat
penyeberangan (Lynch, 1960:41).

Gambar 4. Nodes
Sumber Gambar: Buku Image of
The City

5. Landmark/ penanda Landmark adalah objek fisik yang dijadikan


sebagai petunjuk suatu tempat karena memiliki
keistimewaan karakteristik fisik (singularity),
dapat terlihat jelas, kontras dengan
lingkungannya, dan mudah diingat oleh orang
(Lynch, 1960:78). Elemen-elemen lokal dapat
menjadi landmark bila orang orang atau
pengamat di sekitarnya sudah akrab dengan
elemen tersebut (Lynch, 1960:83).

Gambar 5. Landmark
Sumber Gambar: Buku Image of
The City

Identitas Kota

Gambar 6. Monumen Nasional


Sumber Gambar: historia.id
Menurut Lynch, citra kota dapat dianalisis menjadi tiga komponen: identitas, struktur, dan makna
(Lynch, 1960:8). Identitas kota dapat berbentuk fisik dan non fisik serta butuh waktu yang lebih
lama untuk membentuknya ketimbang untuk membentuk citra kota (Suwarno, 1989). Identitas
kota menurut Lynch adalah mengenai sejauh mana seseorang dapat mengenali atau mengingat
tempat karena memiliki perbedaan dengan tempat yang lainnya, keunikan, kejelasan, atau
karakternya tersendiri (Lynch, 1960:8). Untuk dapat disebut identitas, haruslah ada hubungan dan
keterkaitan antara pengamat dengan objek-objek lainnya (Lynch, 1960:8). Sebuah objek harus
memiliki suatu arti atau hubungan bagi pengamatnya, baik secara praktikal atau spasial maupun
secara emosional (Lynch, 1960:8).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sejarah Pembangunan Monumen Nasional

Gambar 7. Sejarah Pembangunan Tugu Monas


Sumber Gambar: Olahan Penulis
(Sumber gambar: https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-3621265/pembangunan-monas-dari-
masa-ke-masa/3

Bangunan Monas ini lebih dari sekedar tugu, karena bangunan ini memiliki nilai seni sekaligus
filosofis dalam arsitekturnya. Bangunan dibagi menjadi beberapa bagian yang juga memiliki
sejarah tersendiri, yang terdiri dari:
1. Puncak Monumen
Terdapat lidah api yang terletak di puncak monumen setinggi 155 meter dari tanah, Lidah
api yang dilapisi 28 kg emas ini melambangkan semangat rakyat Indonesia yang menyala-
nyala dan tak akan kunjung padam
2. Ruang Kemerdekaan
Ruangan yang terdiri dari emas dan perunggu ini berfungsi untuk mengenang masa-masa
dan proses bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya
3. Museum Sejarah
Merupakan museum sejarah terlengkap skala nasional. Berisi perkembangan sejarah
Indonesia secara lengkap dan kronologis, dari masa prasejarah Indonesia hingga masa
pasca kemerdekaan orde baru, yang ditunjukkan dengan 51 diorama.
4. Relief Sejarah
Terletak di bagian luar monumen dan menceritakan sejarah Indonesia secara kronologis,
dimulai dari masa kerajaan Nusantara

(sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/04/monumen-nasional/ diakses 17/9/2020)

Elemen-Elemen Pembentuk Citra Kota Pada Monumen Nasional

Tabel 2. Elemen-Elemen Pembentuk Citra Kota pada Monumen Nasional

No Elemen Penjelasan Elemen Citra Kota pada


. Monas (Letak)

1. Path Monas memiliki - Jalan utama: Jalan Silang


jalur pejalan kaki Monas Barat Laut, Jalan
yang terlihat jelas, Silang Monas Tenggara,
dengan alur Jalan Silang Monas
mengitari tugu Timur Laut, dan Jalan
monas, sehingga Silang Merdeka Daya
pengunjung dapat Barat (terhubung
mengamati tugu langsung dengan jalan
monas dari segala protokol di sekitar
arah Taman Merdeka). Jalur-
jalur utama ini dengan
tegas menunjukkan alur
yang langsung menuju
dan sekaligus
memperlihatkan
pemandangan Tugu
Gambar 8. Peta Path pada Monas yang megah.
Monas - Jalur pejalan kaki: Jalan
Titian Indah, Jalan Tugu
Monas, dan Jalan
Sumber Gambar: Olahan Pelataran Merdeka
Penulis (cabang dari jalan utama)

2. Edges Monas dibatasi oleh - Taman Pandang Istana


pagar berbentuk berbatasan dengan Jalan
trapesium, pemisah Medan Merdeka Barat.
antara Kawasan - Taman Melayu Batavia
Monas dengan area berbatasan dengan Jalan
luar (Jalan Protokol Medan Merdeka Utara.
di sekitar Taman - Pohon sebagai edges
Merdeka dan Kota yang memisahkan area
Jakarta) taman dengan Lapangan
Merdeka

Gambar 9. Peta Edges pada


Monas
Sumber Gambar: Olahan
Penulis

3. District Kawasan Monas - Kawasan taman (taman


terdiri dari taman, Pandang Istana, taman
lapangan, serta Melayu Batavia, taman
Tugu Monas di Melayu Lampung,
tengahnya sehingga Dancing Fountain,
menonjol dan patung-patung.
berbeda dari - Kawasan Lapangan
lingkungan Merdeka (taman
perkotaan yang merdeka, lapangan
penuh dengan basket, futsal dan voli),
gedung tinggi dan - Kawasan Tugu Monas
jalan raya. (museum sejarah relief
nasional, Masing- sejarah, dan ruang
masing kawasan di kemerdekaan).
monas juga
menunjukkan
karakter serta
aktivitas
Gambar 10. Peta District pada pengunjung yang
Monas berbeda-beda.
Sumber Gambar: Olahan
Penulis
4. Nodes Ke empat pintu - Pintu gerbang,
gerbang utama yang terletak di empat sisi
terletak di Monas berbeda serta menjadi
menunjukan pejalan titik pertemuan antara
untuk menuju ke jalan utama (di dalam
arah dalam Monas Monas), dan jalan
raya.
- Keempat titik ini
memfokuskan pejalan
menuju ke tugu
Monas yang berada di
tengah kawasan
- Jalan untuk menuju
tugu monas ini
menggunakan sumbu
yang tegas. Sehingga
Gambar 8. Peta Nodes pada pengunjung dapat
Monas merasakan
ketegasannya dan
Sumber Gambar: Olahan fokus ke arah
Penulis pemandangan utama
yaitu tugu monas

5. Landmark Monumen Nasional - Di sisi Utara, terdapat


telah menjadi patung Diponegoro
landmark kota yang dibuat oleh
Jakarta yang terletak pemahat Italia,
di Gambir, Jakarta Cobertaldo, serta
Pusat, Indonesia. memperlihatkan sang
Dengan adanya pangeran sedang
Monumen Nasional, menunggang kuda
kita dapat dengan dengan dua kaki naik ke
mudah mengetahui atas, melambangkan
bahwa kita sedang penunggangnya
berada di Jakarta. Di meninggal saat perang.
dalam Monas Dan patung Chairil
sendiri, terdapat Anwar yang diresmikan
patung-patung yang pada tanggal 21 Maret
Gambar 8. Peta Landmark menjadi landmark 1986.
pada Monas kawasan taman - Di sisi Timur, terdapat
Monas. patung Kartini dengan
Sumber Gambar: Olahan tiga posisi, yaitu menari,
Penulis berjalan, dan mengasuh
anak.
- Di sisi Selatan, terdapat
patung IKADA untuk
memperingati peristiwa
Rapat IKADA tanggal
19 September 1945.
- Di sisi Barat terdapat
patung Mohammad
Husni Thamrin yang
diresmikan pada tanggal
11 Januari 1982.

Monumen Nasional dalam Membentuk Citra Kota Jakarta


Monumen Nasional berperan membentuk citra kota Jakarta bukan hanya karena elemen-elemen
yang terdapat di dalamnya, melainkan Monas juga merupakan cerminan dari Kota Jakarta itu
sendiri. Pertama-tama, adanya Monas didasarkan pada prakarsa atau inisiatif Presiden Soekarno
mendirikan Monumen untuk Indonesia yang baru merdeka kala itu (Sulistyo, 2020). Dengan
ambisinya membentuk Kota Jakarta, pembangunan Monas menjadi salah satu cara Soekarno untuk
melegitimasi kekuasaan atau rezimnya (Aryanti, 2007). Kedua, Monas menjadi cerminan dari
karakter masyarakat Kota Jakarta yang kuat. Hal ini terbukti dari berhasilnya pembangunan Monas
walaupun sempat terhenti karena adanya kekurangan biaya dan peristiwa pengkhianatan
G30S/PKI. Ketiga, Monumen Nasional memenuhi ciri-ciri dan syarat untuk menjadi sebuah
landmark karena memiliki bentuk yang istimewa, jelas, dan kontras terhadap lingkungannya. Hal
ini Monas sangat mudah diingat oleh orang-orang, teristimewa warga Jakarta, dan memiliki arti
sangat besar bagi Kota Jakarta, karena menyimpan sejarah bangsa yang begitu panjang.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Monas telah berdiri tegak selama 59 tahun dan menjadi lambang dari perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajah sehingga akhirnya mencapai kemerdekaan. Identitas Kota
Jakarta dapat dilihat melalui Monas yang mencerminkan sifat dan karakter Bangsa
Indonesia yang pantang menyerah dan memiliki semangat berkobar-kobar seperti lidah api
di puncak Tugu Monas. Sebagai landmark, Monumen Nasional memiliki elemen-elemen
yang dapat membentuk citra Kota Jakarta.
2. Elemen-elemen pembentuk citra kota yang terdapat di Monas terdiri dari, path atau jalur
yaitu jalur utama dan cabang-cabang dari jalur utama. Edges atau tepian terdiri dari
gerbang pembatas dan pohon di area taman. District atau kawasan terdiri dari kawasan
taman, kawasan Lapangan Merdeka, dan Kawasan Tugu Monas. Ketiga kawasan ini
merupakan kesatuan dari Kawasan Monas yang dapat dirasakan perbedaannya dengan
kawasan gedung-gedung tinggi di sekitarnya. Nodes atau simpul terdiri dari titik pertemuan
antara jalan raya dengan jalan di dalam Monas, yang ditandai dengan pintu gerbang utama.
Landmark atau penanda terdiri dari 5 patung yang menandai keempat sisi Monas.

Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement)


Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Samsu Hendra Siwi, M.Hum selaku dosen kelas
serta Ibu Mekar Sari Suteja S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing atas pengajaran dan
bimbingannya pada penulisan jurnal ini. Tulisan ini merupakan hasil pemikiran dan analisis
bersama mengenai elemen pembentuk citra Kota berdasarkan teori pada buku Image of The City
karya Kevin Lynch.

REFERENSI
Aryanti, T. (2007). Monumen Nasional and Sukarno’s Political Intention on Jakarta Historical
City. Jurnal Ruas Universitas Brawijaya.
Lynch, K. (1960). Image of the city. Massachusetts: MIT Press.
Masitha, A.I., Heston, Y.P. (2015). Rekognisi Bangunan dan Citra Kota. Yogyakarta: Badan
Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sulistyo, A. (2019). Warisan Perkotaan Menuju Identitas Kota indonesia: jakarta masa kolonial
hingga pasca-kolonial. IPLBI.
Sulistyo, A. (2020). Jakarta dari masa ke masa: kajian identitas kota melalui tinggalan cagar
budaya. (Vol. 23, No. 1). IPLBI.
Supriyadi, B. (2004). Tugu monumen nasional sebagai landmark kawasan silang monas. Jurnal
Jurusan Arsitektur Undip. (Vol. 1, No.2).
Wahyuningtyas, B.P. (2011). Monas sebagai wajah dewasa kota jakarta: analisis manajemen
reputasi dalam pengelolaan monas sebagai ikon negara. Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Komunikasi Universitas Bina Nusantara. (Vol.2, No.1).
Welianto, A. (2020, Januari 5). Sejarah Pembangunan Monas. September 21,
2020.https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/120000069/sejarah-pembangunan-
monas?page=all

Anda mungkin juga menyukai