Anda di halaman 1dari 7

Paper

Citra Kota
MATA KULIAH:

Disusun Oleh:

SITI JUNIASTRI DAMOGALAD

551419019

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
Abstrak

Citra kota dibentuk dari beberapa elemen bangunan sebagai ruang yang dibentuk untuk
mewadahi aktifitas warga kota dapat menjadi salah satu elemen pembentuk citra kota. bangunan-
bangunan yang memiliki nilai arsitektural tinggi seringkali diidentikkan dengan citra sebuah
kota. bangunan-bangunan yang memiliki nilai keberadaan yang tinggi dalam kurun waktu
tertentu dapat menjadi bangunan cagar budaya. citra kota merupakan gambaran dari sebuah kota
sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya Pemahaman seseorang tentang suatu kota akan
lebih mendalam daripada sekedar kesan visual.

Pendahuluan

Citra kota adalah kesan atau persepsi antara pengamat dengan lingkungannya. Kesan pengamat
terhadap lingkungannya tergantung dari kemampuan beradaptasi “pengamat” dalam menyeleksi,
mengorganisir sehingga lingkungan yang diamatinya akan memberikan perbedaan dan keterhubungan.
Persepsi atau perseive dapat diartikan sebagai pengamatan yang dilakukan secara langsung dikaitkan
dengan suatu makna. Persepsi setiap orang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
pengalaman yang dialami, sudut pengamatan, dan lain-lain.

Pemahaman seseorang tentang suatu kota akan lebih mendalam dari pada sekedar kesan
visual. Pada suatu kota terdapat banyak arti seperti keindahan, kenangan, pengalaman, harapan,
keramaian banyak orang, keragaman bangunan serta drama kehidupan dan kematian,
mempengaruhi setiap orang yang mendiami dan memahami suatu kota (Spreiregen, 1996).
Namun sebagai penilaian sepihak terhadap kualitas suatu kawasan terutama aspek citra/image
kawasan walaupun obyektif. Dari sebuah lingkungan, bagi setiap orang akan terbentuk gambaran
citra (image) dalam hubungan fisik antara satu lingkungan dengan yang lainnya. Citra itu sendiri
sebenarnya hanya menunjukan suatu “gambaran” (image) (Mangunwijaya, 1988). Menurut
Kevin Lynch (1960) terdapat lima kategori elemen yang digunakan orang untuk menyusun
kesadaran atas image kawasan yaitu: paths, edges, districts, nodes, dan landmarks. Citra
lingkungan perkotaan yang baik akan memberikan kesan aman secara emosional pada manusia
dan memungkinkan manusia untuk membangun hubungan yang selaras dengan lingkungan
perkotaannya. Pemaknaan terhadap berbagai objek dalam lingkungan perkotaan dilakukan
menurut berbagai dimensi simbolik, fungsional, emosional, historic, budaya, dan politik
(Sudrajat, 1984).

Legibility atau kemudahan yang dapat dipahami adalah satu pola yang koheren (Lynch,
1960). Suatu kota agar dapat dipahami dengan mudah citranya maka kota itu harus memiliki
karakter didalamnya, karena karakter kota diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang
identitas kota tersebut. Karakter yang spesifik dapat membentuk suatu identitas, karakter ini yang
dapat mengenalkan bentuk ruang suatu kota tersebut, yang secara garisbesar disebut sense of
place. Pemahaman tentang nilai ini merupakan pemahaman tentang keunikan dan kekhasan dari
kota secara khusus. Pemahaman tentang legibility ini selalu berkaitan dengan 3 komponen
didalamnya yaitu identitas, struktur, dan makna. Identitas merupakan objek-objek atau elemen
yang berada pada suatu kota yang dapat membedakan dengan kota lainnya. Struktur yaitu pola
hubungan yang saling berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk citra kota yang dapat
dipahami oleh pengamat. Maknamerupakan pemahaman dalam kedua komponen (identitas dan
struktur) berdasarkan dengan budaya, politik, kultur, sejarah, symbol, maupun keunikan (Lynch,
1960).

Pembahasan

Elemen Pembentuk Kota dalam The Image of the city (1960) pengetahuan yang terbentuk
mengenai kota. Berdasarkan teori Kevin Lynch 5 teori tersebut adalah:

1. Path
Path merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau
berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada
saat mengamati kota dan disepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya
tersusun dan dihubungkan.

Gambar 1: jalur pejalan kaki gambar 2 : jalur pejalan kaki gambar 3 : jalur pejalan
Sumber: google maps sumber : google maps kaki anak sekolah
Sumber: google maps
2. Edges
Merupakan batas dapat berubah suatu desain jalan sungai dan gunung edges memiliki
identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas Edge merupakan penghalang
walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk yang merupakan pengakhiran dari
sebuah district atau batasan sebuah district dengan yang lainnya.

gambar 1 : pembatas antara pintu masuk taman


sumber : google maps

gambar 2 : pembantas antara profinsi gorontalo dan Sulawesi utara


sumber : google maps

gambar 3 : pembatas antara kota gorontalo dan kota limboto


sumber : google maps

3. District
Merupakan suatu bagian kota atau wilayah mempunyai karakter atau aktivitas khusus
yang dapatdikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang
khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau awal kawasan
tersebut.
Gambar 1 : perumahan misfalah
Sumber : google maps

Gambar 2 : city mall gorontalo


Sumber : google maps

Gambar 3 : pasar central


Sumber : google maps

4. Nodes
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling
bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas,
stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar,
pasar, taman, square, tempat suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya.
Gambar 1 : center point
Sumber : google maps

Gambar 2 : lapangan taruna


Sumber : google maps

Gambar 3 : bundaran tugu saronde


Sumber : google maps

5. Landmark
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan yang menarik
perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik serta terdapat perbedaan
skala dalam lingkungannya.

Gambar 1 : patung langga


Sumber : google maps

Gambar 2 : patung nani wartabone


Sumber : google maps

Gambar 3 : patung BJ Habibie


Sumber : google maps
Kesimpulan

Pada hasil di atas dapat disimpulkan

 Paths (Area Penjalan Kaki) selain mementingkan kenyamanan para pejalan kaki
kita juga harus memperhatikan estetika yang harus di maksimalkan
 Edges (Batas) pada batasan-batasan juga harus mementingkan estetika karena
dapat berpengaruh positif pada penggunanya
 Districts (Wilayah, Kawasan) pada wilawah tertentu terdapat banya persamaan
bentuk namun tidak menggangu jika di pandang
 Nodes (Simpul) simpul yang terdapat pada setiap kota selalu memiliki ciri khas
tersendiri
 Landsmark (Tetenger, Tugu) tugu atau patung yang terdapat pada setiap kota
memiliki maksud yang sangat dalam dan terkadang memiliki kisah di balik itu.

Anda mungkin juga menyukai