Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2721-8686 (online)

http://siar.ums.ac.id/

IDENTIFIKASI FUNGSI LANDMARK DAN CITYWALK SEPANJANG


JALAN LAWU KARANGANYAR
Ichwanda Yudita Hanif ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Latar belakang penelitian ini adalah mengidentifikasi fungsi landmark dan
Universitas Muhammadiyah Surakarta citywalk pada pusat kota sebagai upaya mewujudkan identitas kota
starpaintcreation@gmail.com untuk membangun citra kota. Sebuah kota bisa dikatakan berkesan dari
segi pandang pengunjung dari luar kota dengan memenuhi kriteria. untuk
Qomarun
mengetahui kriteria seberapa besar pengaruh landmark di pusat kota
Program Studi Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap pembentukan citra kota dilakukan penelitian berlokasi
qomarun@ums.ac.id sepanjang jalan lawu karanganyar, mulai dari simpang empat papahan
sampai simpang lima terminal tegal gede. Langkah-langkah penelitian
untuk mengetahui seberapa besar fungsi landmark terhadap identitas
dan membangun citra kota dilakukan penelitian melalui kuisioner dan
wawancara dengan mencari narasumber yang sedang beraktifitas di
sepanjang jalan lawu. kesimpulan dari penelitian ini mengidentifikasi
seberapa besar kekuatan landmark dan citywalk di sepanjang jalan lawu
karanganyar dapat berfungsi dengan baik sebagai identitas kota dan
penanda suatu tempat.
KEYWORDS:
Landmark, Citywalk, Citra Kota

PENDAHULUAN dan daya Tarik pendatang?


Latar Belakang b. Apakah citywalk dan landmark di karanganyar
Landmark merupakan sebuah simbol visual kota memiliki identitas khas yang menunjang
yang mengidentitifikasikan suatu kota kearifan lokal?
berdasarkan bentuk visual tertentu yang Tujuan
berpengaruh alasanya mempunyai suatu yang a. Mengetahui komparasi yang menyebabkan
khas dan tidak dimiliki daerah lain, Landmark daya tarik pendatang yang lebih mengenal
merupakan hal yang menonjol yang dapat dilihat nama kota kecamatannya daripada
dan dikenal sebagai penunjuk suatu tempat, dan kabupatennya.
citywalk merupakan jalur pedestrian bagi pejalan b. Mengetahui seberapa besar pengaruh
kaki, citywalk menjadi struktur pendukung landmark yang sudah ada saat ini terhadap
landmark sebagai simbol visual yang khas dan identitas kota
mudah diingat oleh pengguna jalan. KAJIAN PUSTAKA
Peneliti bertujuan ingin mengetahui Landmark
seberapa besar pengaruh fungsi landmark dan Landmark merupakan elemen penting dari
citywalk di sepanjang jalan lawu karanganyar bentuk kota karena mengorientasikan diri di
terhadap pembentukan citra kota, melihat dalam kota dan membantu orang mengenali
kondisi sekarang ini orang luar lebih tertarik dan suatu daerah, landmark sebagai petunjuk atau
lebih mengenal kota kecamatan seperti penanda dalam suatu kota yang memudahkan
Tawangmangu, karena tawangmangu memiliki orang mencari jalan untuk menuju tempat yang
potensi alam yang mengagumkan serta memiliki akan di datanginnya.
banyak landmark yang ikonik, landmark di Menurut Kevin Lynchm (1992), suatu
tawangmangu dari tempat-tempat wisata yang landmark harus memenuhi sebagai berikut:
ikonik, dari hal tersebut banyak orang lebih a. Kemenonjolan
tertarik ke Tawangmangu. Bangunan dapat dikatakan sebagai landmark
Rumusan Masalah apabila memiliki bentuk yang berbeda dengan
a. Apakah citywalk dan landmark sepanjang kondisi sekitar sehingga mudah diingat oleh
jalan lawu karanganyar dapat menjadi simbol pengamat.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 346


b. Kekontrasan a. Kondisi fisik, meliputi:
- kondisi bentuk, warna, paving
- Lebar/keluasan
- Dimensi (Lebar yang cukup bagi pengguna
Bangunan dapat berfungsi baik apabila
fisik normal, Lebar yang cukup bagi
memiliki kekontrasan bentuk dari bentuk fisik-
pengguna difabel, Elevasi/ Ketinggian
fisik sekitar akan semakin menguatkan fungsi
undakan dan Sudut miring Ramp (bila ada)
sebagai landmark.
b. Hardscape, meliputi:
- Letak dan dimensi bentuk bangku dan meja
- Letak dan bentuk dimensi telephon umum
c. Kejamakan - Jam taman
c. Softscape, meliputi:
- Letak, jenis dan dimensi tanaman
- Pola tata guna tanah
Bangunan dapat berfungsi sebagai landmark
apabila memiliki kejamaakan karena mewakili - Jalur hijau
suatu jenis khusu bangunan. d. Kenyamanan, meliputi:
- Kelancaran
- Arus pejalan kaki
- Peneduh
d. Kelangkaan e. Kualitas Lingkungan, meliputi:
- Drainase
- Travel Experience
Bangunan hanya memiliki satu jenis dan tidak - Suasana tematik
ditemukan di tempat lain dengan gaya atau Elemen Pembentuk Citra Kota
corak yang sama atau menyerupai dapat Suatu kota dapat dinilai dengan baik ketika
difungsikan sebagai landmark. kota memiliki aspek kuat yang dapat menjadi
branding suatu kota adalah citra kota, salah satu
aspek pembentuk citra kota dapat terbangun
dengan baik hinga dapat memiliki gambaran khas
e. Memperkuat kawasan sekitar yang melekat pada kota, gambaran tersebut
dapat mempresentasikan identitas kota dengan
menggambil dari karakteristik kota, ciri khas kota,
nilai history kota, maupun potensi yang dapat
Bangunan-bangunan yang fungsinya
diunggulkan suatu kota.
berhubungan dengan lingkungan sekitar dapat
Citra kota dipengaruhi dari berbagai aspek
berfungsi sebagai landmark.
fisik kota tersebut, ada 5 elemen pembentuk citra
kota secara fisik menurut Kevin Lynch, dalam
bukunya menjelaskan bahwa elemen pembentuk
Citywalk citra kota berasal dari Path (jalur), edge (tepian),
district (kawasan), nodes (simpul), dan landmark
(penanda). Kelima elemen tersebut akan terasa
lebih kuat ketika karakteristik kota dapat di
Secara harfiah kata City walk dibagi menjadi aplikasikan kedalam aspek fisik pembentuk citra
2 kata yaitu city dan walk. City berarti kota kota.
sedangkan walk berarti jalur jadi bisa
diartinyakan dengan jalur untuk pejalan kaki yang
berada didalam kota. City walk merupakan
pedestrian dengan sarana pembelajaraan yang
lengkap, serta dikelola oleh suatu pengembang
usaha, sehingga dapat bertahan dan Gambar 1. Elemen Pembentuk Citra Kota
(sumber: http://arsibook.blogspot.com/)
berkembang. (Astarie, 2004).Elemen dasar jalur
pedestrian

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 347


METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Jenis Penelitian
Penelitian jenis ini adalah penelitian diskritif
kuantitatif, dimana metode ini digunakan untuk Gambaran
menggambarkan, menjelaskan, atau meringkas Umum
berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau
berbagai variable penelitian menurut kejadian
dengan hasil yang didapatkan dari akumulasi
perhitungan persentase tingkat kepuasan
masyakarakat yang beraktifitas di sekitar jalan
lawu dan pengalaman masyakarat luar kota yang
pernah mengunjungi kabupaten karanganyar
melewati jalan lawu melalui wawancara dan Gambar 2. Lokasi Jalan Lawu
kuisioner. (sumber: https://www.google.com/maps/)
Metode Penelitian
Penulis mencari data dengan mengumpulkan
penilaian dari masyarakat di lapangan, standar Lokasi penelitian ini berada di jalan utama
pembangunan monumen atau bangunan dengan kota, kecamatan karanganyar kabupaten
mengusung identitas lokal sebagai landmark karanganyar yakni Jalan Lawu, jalan yang
kota, standar pembangunan citywalk untuk skala menghubungkan antara kota solo dengan
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional, dan kabupaten magetan di jawa timur melintasi
mencocokkan ketentuan berdasar KemenPUPR. gunung lawu. Jalan lawu karanganyar
Kemudian, seluruh data akan dijelaskan membentang sepanjang 5,4 km mulai dari
menggunakan diskripsi yang mudah dipahami persimpangan papahan hingga sipang lima
dan dimengerti oleh pembaca. Sehingga metode terminal tegal gede. Berikut fasilitas yang ada di
kuantitatif dapat memberikan umpan balik bagi sepanjang jalan lawu dan beberapa landmark
penulis maupun pembaca. uatamanya
Pada metode penlitian ini adapula tabel
pengukuran untuk menilai ruang publik, tabel ini
berisikan sekor dan nilai point yang diperoleh a. Jalan Lawu
dalam setiap objek penelitian.
Berikut tabel pengukuran untuk menilai
ruang publik:
Tabel 1. Tabel Pengukuran
Sekor Point Deskripsi
0% - 24% 0 Kurang
25% - 50 Cukup
Gambar 3. Jalan Lawu
74%
(sumber: Dokumen Pribadi)
75% - 100 Baik
100%
Dari hasil persentase yang di peroleh dari
hasil penelitian maka dibagi menjadi 3 point yaitu b. Pedestrian Jalan Lawu
sekor 0% - 24% memperoleh 0 point, sekor 25% -
74% memperoleh 50 point, dan 75% - 100%
memperoleh 100 point.
Lokasi Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi fungsi landmark dan
penggunaan citywalk di sepanjang jalan lawu
karanganyar, melakukan penelitian yang
menyangkut elemen citywalk atau trotoar di
sepanjang jalan lawu dan melakukan pengamatan Gambar 4. Pedestrian Jalan Lawu
(sumber: Dokumen Pribadi)
di lokasi yang menjadi landmark kota saat ini.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 348


c. Alun-alun g. Masjid Agung Karanganyar
Karanganyar Data Pengamatan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Metode penelitian kuantitatif. Dimana data-
datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat
dihitung dengan memperhatikan pengumpulan
dan analisis data dalam bentuk numerik. Jumlah
orang yang beraktifitas di sepanjang jalan lawu
setiap harinya berbeda-beda peneliti untuk
Gambar 5. Alun-alun Karanganyar mencari data dengan narasumber di sepanjang
(sumber: Dokumen Pribadi)
jalan lawu tergantung jumlah orang yang sedang
d. Taman beraktifitas saat itu, membutuhkan waktu
Pancasila beberapa hari ini mengumpulkan data secara
maksimal.
Pemilihan narasumber juga di tentukan,
syarat narasumber yang di minta data yakni
pernah berkunjung ke karanganyar dan tentunya
warga sekitar jalan lawu maupun warga
karanganyar dari daerah kecamatan lain.
Gambar 6. Taman Pancasila Karanganyar Kuisioner
(sumber: Dokumen Pribadi) Selain dari tabel pengamatan, peneliti juga
e. Taman Air Mancur melakukan survey dengan menggunakan media
Menari online berupa kuisioner dari Google Form yang
dibagikan kepada masyarakat yang beraktifitas
dan pernah berkunjung di salah satu object
landmark di sepanjang jalan lawu maupun
masyarakat yang tinggal di sekitar jalan lawu.
Berikut hasil kuisioner yang telah di bagikan:

Tabel 2. Hasil Kuisioner


Gambar 7. Taman Air Mancur Menari
(sumber: Dokumen Pribadi)
Mengenal Jalan lawu Tentang jalan lawu

f. Monumen Gerakan Sayang ibu

Kenyamanan di
Sudut yang menarik
pedestrian

Gambar 8. Monumen GSI


(sumber: Dokumen Pribadi)

Jalur Pedestrian Tempat yang


berfungsi sebagai dikunjungi pertama
Gambar 9. Masjid Agung karangayar landmark kali
(sumber: Dokumen Pribadi)

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 349


pedestrian
5. Jalur Pedestrian 42% 50 C
berfungsi sebagai
landmark
6. Tempat yang dikunjungi 74,7% 100 B
pertama kali
7. Object yang berfungsi 58% 50 C
sebagai landmark
8. Landmark di jalan lawu 46% 50 C
Object yang Landmark di jalan dapat membangun
berfungsi sebagai lawu dapat 9. Kecamatan yang sering 46% 50 C
landmark membangun di kunjungi
10. Landmark di jalan lawu 40% 50 C
mengusung identitas
Total 650
Dari hasil penjumlahan sekor data persepsi
tentang fungsi landmark dan citywalk di
sepanjang jalan lawu mendapatkan perolehan
point 650.
Landmark di jalan Wawancara
Kecamatan yang
lawu mengusung Selain hasil survey melalui kuisioner online,
sering di kunjungi
identitas penulis juga melakukan wawancara dengan salah
satu narasumber yang sedang beraktifitas di
sekitar alun-alun karanganyar, penulis
menyimpulkan hasil wawancara berupa diskriptif
dan nilai point berupa sangat berpengaruh, baik,
cukup berpengaruh, dan tidak berpengaruh.
(sumber: https://docs.google.com/forms/) berikut hasil rangkuman wawancara dengan
Dari beberapa sekor diatas akan dihitung narasumber:
jumlah sekor kemudian dibagi jumlah responden 1. Jalan lawu memiliki karakteristik jalan yang
yaitu 100 responden, sehingga nanti akan di lurus dan lebar terkesan seperti jalan bebas
dapat sekor final dari Fungsi Landmark dan hambatan.
Citywalk sepanjang jalan lawu, kemudian akan di 2. Kekuragan dari jalan lawu yakni kurangnya
bandingan dengan standar SNI, hasil akhir dari suatu penanda baik berupa sculpture /
penelitian ini yakni seberapa besar fungsi boulevard / bangunan yang ikonik / gapura,
landmark dan citywalk di sepanjang jalan lawu. penanda tersebut dapat memudahkan untuk
Berikut penilaian sekor point: mengingat suatu tempat atau titik arah
Tabel 3. Nilai Point tujuan.
Sekor Point Deskripsi 3. Trotoar atau pedestrian di sepanjang jalan
0% - 24% 0 Kurang lawu sudah nyaman untuk pejalan kaki dan
25% - 50 Cukup difabel
74% 4. Pedestrian di sepanjang jalan lawu dalam
75% - 100 Baik estetika kurang menarik dan susah untuk
100% menjadi sebuah landmark
Dan berikut adalah penilaian mengenai 5. Kekurangan dari pedestrian di sepanjang
landmark dan citywalk sepanjang jalan lawu jalan lawu yakni penambahan ball, tempat
diambil dari suara terbanyak berdasarkan hasil sampah, tempat duduk, taman, dan
Tabel 4. Hasil Nilai Kuisioner sclapture sebagai penanda atau ciri khas
6. Landmark di sepanjang jalan lawu
kuisioner: karanganyar ada lebih dari 6 object namun
No. Object Pengamatan Sekor Point Deskripsi hanya ada 3 saja yang popular dan mudah
1. Mengenal Jalan lawu 98% 100 B
2. Tentang jalan lawu 34% 50 C
dimengerti orang luar, seperti Masjid Agung
3. Sudut yang menarik 59% 50 C Karangnayar, Alun-alun Karanganyar, Taman
4. Kenyamanan di 75% 100 B Pancasila.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 350


7. Orang-orang yang berasal dari luar daerah Street Furniture Citywalk
sering tertukar istilah dan tempat antara 1. Fasilitas difabel O
2. Bangku / tempat duduk O
alun-alun dengan taman Pancasila, ada yang
3. Lampu penerangan O
berpendapat bahwa alun-alunnya 4. Tempat sampah O
karanganyar yaitu taman Pancasila. 5. Taman O
8. Perbandingan landmark antara kota 6. Pohon / tanaman O
karanganyar dengan kecamatan 7. Bollard / bola-bola O
tawangmangu yakni lebih kental ikoniknya di 8. Tempat Sepada O
Total 500 400 0
tawangmangu dan mudah di ingat landmark
yang ada di tawangmangu sebab di Keterangan:
tawangmangu memiliki ciri khas tersendiri. Landmark Citywalk
M: Membangun T: Tersedia
9. Orang luar lebih mengenal tawangmangu
dari pada kota karanganyarnya sebab, di CM: Cukup Membangun CT: Cukup Tersedia
KM : Kurang Membangun TT: Tidak Tersedia
karanganyar tidak ada object yang di
unggulkan (menonjol) di sepanjang jalan
Dari hasil penilain berdasarkan wawancara
lawu yang seketika orang melintasi jalan
dengan narasumber maka dihasilkan nilai point
lawu seolah sedang melintasi jalan antar
yang di dapatkan, point yang di dapatkan di
provinsi, sedangkan di tawangmangu banyak
jumlah dengan hasil kuisioner kemudian dibagi
object yang dapat menjadi penanda.
dengan jumlah narasumber atau responden yakni
10. Perbandingan landmark di karanganyar
100 responden. Hasil kuisioner mendapatkan 650
dengan kota lain terdapat pada perletakan
point + hasil wawancara sebanyak 900 point,
atau lokasi object yang di unggulkan untuk
maka total yang di dapatkan 1550 di bagi jumlah
menjadi landmark, lokasi landmark yang
responden sebanyak 100, jadi jumlah nilai yang di
dibuat di karanganyar berada di pinggiran
dapatkan sebanyak 15,5
jalan atau posisinya terhalang oleh
Analisis yang digunakan peneliti yakni
bangunan-bangunan dengan skala lebih
melakukan perbandingan hasil, akan ada dua
besar dari pada landmarknya, sehingga tidak
hasil analisis antara hasil kuisioner atau
dapat dilihat dengan jelas dari berbagai
wawancara dengan standar SNI yang diterapkan.
sudut. sedangkan di kota lain landmarknya di
Dari hasil pengumpulan data melalui
bangun lebih menojol dengan skala lebih
wawancara dan kuisioner berdasarkan pilihan
besar dari pada bangunan di sekitarnya dan
responden yang menjadi sampel penelitian ini,
perletakan atau lokasinya dapat di lihat
penulis simpulkan untuk hasil penilaian dari
dengan jelas dari berbagai sudut jalan.
kuisioner diambil beberapa object saja yang
Hasil rangkuman penilaian wawancara dengan
sangat mendukung dan berpengaruh sebagai
narasumber tentang seberapa besar pengaruh
landmark kota, dan untuk citywalk penulis
landmark dan citywalk terhadap citra kota:
simpulkan dari hasil masukan dan saran
Nilai point:
Tabel 5. Nilai Point terbanyak berdasarkan survey deskriptif
kuantitatif melalui media online serta wawancara
Point Deskripsi secara langsung. Berikut penulis uraikan dalam
0 KM / TT bentuk tabel:
50 CM / CT Analisis berdasarkan standar menurut SE Menteri
100 M/T PUPR No. 02/SE/M/2018
Tabel 6. Hasil Wawancara Narasumber Nilai point:
No. Object Pengamatan M CM KM Tabel 7. Nilai Poin
Landmark Point Deskripsi
1. Masjid Agung Karanganyar O
0 K
2. Alun-alun Karanganyar O
3. Taman Air Mancur Menari O 50 C
4. Monumen Gerakan Sayang O 100 B
Ibu
5. Stadion 45 O Tabel 8. Standar Citywalk dan Prinsip Landmark
6. Taman Pancasila O No. Standar Non Standar Hasil
7. Taman Makam Pahlawan O Landmark
No. Object Pengamatan T CT TT 1 Alun- - Identitas - Pola ruang B

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 351


alun - Struktur, disekitar - Panjang 1,5 m
Karang pola berupa m - Bahan metal
anyar hubungan fasilitas publik - Bahan
- Makna dan pelayanan metal/beton
umum Total point 1000
2 Masjid - Identitas - Bergaya timr C Dari hasil jumlah point yang didaptkan
Agung - Struktur, tengah
Karang pola berdasarkann standar PUPR maka hasil di bagi
anyar hubungan 100 sama seperti perhitungan kuisioer, maka
- Makna 1000: 100 hasil yang di dapatkan sebanyak 10
3 Taman - Identitas - Identik B Hasil penelitian berdasarkan hasil kuisioner
Pancasi - Struktur, kepahlawanan
dan wawancara narasumber dengan standar SE
la pola - Patung
hubungan Garuda dan Menteri PUPR No. 02/SE/M/2018 apabila di buat
- Makna Bung Karno- dengan diagram batang maka menghasilkan
Hatta perbandingan seperti berikut :
Citywalk
1 Kenya - Lebar 2.00 - Lebar 2.00 m B
manan m - memiliki
/ Lebar - memiliki kemiringan 2%
kemiringan Objek penting dan citywalk di sepanjang
2%
jalan lawu menunjukan hasil lebih besar oleh
2 Fasilitas - Jalur - Jalur B
difabel pemandu pemandu
kepuasan pengguna yang artinya Landmark dan
- memiliki - memiliki Citywalk dapat berfungsi sebagai landmark
ruang ruang kosong dengan baik menurut kepuasan pengguna,
kosong 60 60 cm pada menurut standar objek dan citywalk di sepanjang
cm pada kanan dan kiri
lawu masih memiliki kekurangan dan kurang
kanan dan ubin
kiri ubin - penyusunan berfungsi sebagai landmark kota.
- ubin berupa
penyusunan garis lurus Pengembangan kedepan
ubin berupa
garis lurus Dalam perencanaan pembangunan kota
3 Bangku - Jarak 10 - Jarak 10 B untuk kedepannya, pemerintah kabupaten
atau meter meter Karanganyar berencana akan melebarkan jalan
tempat - Dimensi - Dimensi lawu mulai dari simpang empat polres hingga
duduk 40x150cm 40x150cm
simpang empat buksiwaluh / Taman Makam
- Bahan - Bahan metal
metal/beton Pahlawan, panjang ruas jalan lawu rencananya
4 Lampu - Jarak 10 - Jarak 10 B akan dilebarkan sepanjang 1 km, karena jalan di
penera meter meter pusat kota tersebut terlihat dua kali lebih sempit
ngan - Tinggi 4 - Tinggi 4 dibandingkan ruas dalam kota jalan lawu
meter meter
kecamatan tasikmadu hingga karanganyar yang
- Bahan - Bahan metal
metal/beton mempunyai lebar 6 meter. Selain pelebaran jalan
5 Tempat - Setiap 20 - Setiap 20 B pemerintah kabupaten berencana membangun 2
sampah meter meter tugu di sepanjang jalan lawu, yakni
- Bahan - Bahan metal pembangunan tugu parasamya tata nugraha
metal/beton
terletak di simpang empat polres, dan tugu jam di
6 Taman - Lebar 150 - Minim ruang C
cm terbuka hijau simpang empat jembatan buksiwaluh. Adapula
- Tanaman rencana pembangunan pusat budaya yakni
peneduh pembangunan gedung Teater Karanganyar
7 Pohon / - Tanaman - Pohon B terletak di komplek gedung wanita karanganyar.
tanama peneduh Trembesi
n - Pohon
Angsana KESIMPULAN DAN SARAN
8 Bollard - Diameter - Tidak ada K KESIMPULAN
atau 30 cm Hasil penelitian pada seberapa besar fungsi
bola- - Jarak max
bola 1,4 m landmark dan citywalk di sepanjang jalan lawu
9 Tempat - Lebar 45 - Lebar 45 cm B karanganyar terhadap pembentukan citra kota,
Sepada cm - Panjang 1,5 Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 352


beberapa landmark yang ada di sepanjang jalan Ival Tom Rees Budiman. (2018). Analisis Elemen-
lawu hanya ada 3 objek yang memiliki kekuatan elemen Pembentuk Citra Kota di Kawasan
landmark dan membangun citra kota, 3 perkotaan Tahuna Kabupaten Kepulauan
diantaranya yakni Alun-Alun Karanganyar, Masjid Sagihe. Fakultas Teknik Universitas Sam
Agung Karanganyar, dan Taman Pancasila dengan Ratulangi Manado.
hasil Membentuk Landmark Kota dan dapat Lynch, Kevin, 1960. The Image of The City. The
membangun citra kota, namum masih ada M.I.T. Press. Cambridge, Massachusetts.
beberapa hal yang perlu dibenahi terkait KemenPUPR, Permen PUPR, No. 03 Tahun 2014
Identitas, lokasi, dan fungsi. sedangkan objek tentang Pedoman Perencanaan,
lainnya belum mendukung sebagai landmark Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana
kota. Berdasarkan hasil perbandingan antara data dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di
kuisioner dan wawancara dengan narasumber Kawasan Perkotaan
dibandingkan dengan standar PUPR maka KemenPUPR. 2018. Panduan Rancang Kota
menghasilkan kepuasan pengguna objek penting Unituk Pengendalian Pemanfaatan Ruang
di jalan lawu lebih berfungsi sebagai landmark (2 JP).
kota, sedangkan menurut standar PUPR masih Kabupaten Karanganyar. (2018). Sarana
ada beberapa elemen atau objek yang di benahi Prasarana Kecamatan Karanganyar. Dipetik
agar dapat berfungsi sebagai landmark kota. Desember 25, 2020, dari Website
Kabupaten Karanganyar: http://SARANA
SARAN PRASARANA – KELURAHAN KARANGANYAR
Untuk Pemerintah (karanganyarkab.go.id)
Yulia Pratiwi. 2018. Jurnal Arsitektur, Bangunan,
Dari 7 object penting di sepanjang jalan lawu
& Lingkungan. Perbandingan Pola, Fungsi,
yang merupakan landmark di sepanjang jalan
dan Aksebilitas Alun-alun Kabupaten
lawu karanganyar hanya 3 object penting saja
Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan
yang dapat menjadi landmark dan membangun
Kabupaten Klaten, Universitas Islam
citra kota, selain itu citywalk sepanjang jalan lawu
Indonesia Yogyakarta.
sudah memenuhi kenyamanan pengguna.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus
Namun, ada beberapa hal yang perlu dibenahi
versi online/daring (dalam jaringan).
dan di perbaiki, untuk menciptakan identitas kota
http://arsibook.blogspot.com/2016/11/elemen-
sebaiknya lokasi landmark berada di sudut yang
pembentuk-citra-kota-menurut.html
strategis dan dapat diakses langsung oleh
(diakses 4 Desember 2020).
pengguna jalan, dan citywalk perlu penambahan
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/60709/mod
street furnuiture yang lebih meadai dan layak.
_resource/content/1/06.%20Panduan%20
oleh karena itu pemerintah daerah baiknya
Rancang%20Kota%20untuk%20Pengendali
kembali melakukan pengecekan dan evaluasi
an%20Pemanfaatan%20Ruang.pdf (diakses
kembali tentang landmark dan citywalk di
15 Januari 2021).
sepanjang jalan lawu karanganyar, karena jalan
lawu merupakan jalan utama yang di akses
banyak pengguna baik dari dalam kota maupun
luar kota.
Untuk Penulis
Bagi penulis supaya melihat terlebih dulu objek
yang akan diteliti sebelum menentukan judul
penelitian. Sehingga dalam proses penelitian
nantinya akan berjalan dengan maksimal dan
jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Melly Kawulusan., & Fela Warouw. (2017).
Perancangan Publik Landmark pada Ruang
Terbuka Publik. Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Sam Ratulangi Manado.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 353

Anda mungkin juga menyukai